Anda di halaman 1dari 46

HUBUNGAN LAMA KERJA >3 TAHUN TERHADAP KADAR

HEMOGLOBIN (HB) PADA PETUGAS SPBU( STASIUN PENGISIAN


BAHAN BAKAR UMUM ) PANGKALAN BUN
(Studi Pada Petugas SPBU di Pangkalan Bun)

SISKA INDAH SARI

163.41.0004

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BORNEO CENDEKIA MEDIKA
PANGKALAN BUN
2019
HUBUNGAN LAMA KERJA >3 TAHUN TERHADAP KADAR
HEMOGLOBIN (HB) PADA PETUGAS SPBU( STASIUN PENGISIAN
BAHAN BAKAR UMUM ) PANGKALAN BUN
(Studi Pada Petugas SPBU di Pangkalan Bun)

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi Pada Program
Diploma III Analis Kesehatan

SISKA INDAH SARI


163.14.0004

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BORNEO CENDEKIA MEDIKA
PANGKALAN BUN
2019
INTISARI
HUBUNGAN LAMA KERJA >3 TAHUN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (HB)
PADA PETUGAS SPBU (STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM ) di
PANGKALAN BUN
(Studi Pada Petugas SPBU di Pangkalan Bun)
Oleh: Siska Indah Sari

Petugas SPBU memiliki risiko terpapar dengan bahan kimia yang berbahaya,
khususnya timbal dari bensin dan emisi gas kendaraan bermotor yang sedang menunggu
antrian pengisian bahan bakar ataupun kendaraan yang akan berangkat setelah selesai
mengisi bahan bakar, Lama kerja petugas SPBU mencerminkan waktu kontak atau paparan
antara petugas operator SPBU dengan sumber polutan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara lama kerja petugas SPBU yang bekerja >3 tahun dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah petugas SPBU di Pangkalan Bun. Desain penelitian yang
dilakukan adalah survei cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas
operator dari 3 SPBU di Pangkalan Bun berjumlah 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling. Data yang diperoleh diolah menngunakan
editing,coding,tabulating dengan uji statistika Chi Square pada taraf kesalahan 5%. Hasil
penelitian pada petugas SPBU yang bekerja 3-10 tahun berjumlah 12 responden dan lama
bekerja >10 berjumlah 24 responden. Dari 36 responden yang lama bekerja 3-10 tahun
memiliki kadar hemoglobin tidak normal berjumlah 4 responden, sedangkan yang lama
bekerja >10 tahun memiliki kadar hemoglobin tidak normal berjumlah 17 responden. Dari
Analisis data uji statistik chi square menunjukan p=0,037(p<0,05) yang berarti H1 diterima
dan H0 ditolak. Kesimpulan dari penelitian ada hubungan antara lama kerja >3 tahun
terhadap kadar hemoglobin pada petugas SPBU di Pangkalan Bun.
Kata Kunci: Hemoglobin, Lama Kerja, Petugas SPBU, Pangkalanbun
ABSTRACT
WORKING RELATIONSHIPS> 3 YEARS ON HEMOGLOBIN LEVELS (HB) IN
SPBU OFFICERS (GENERAL FUEL FILLING STATIONS) IN PANGKALAN BUN
(Study of Gas Station at Pangkalan Bun)
By: Siska Indah Sari

Gas station workers have the risk of being exposed to hazardous chemicals, especially lead
from gasoline and gas emissions of motor vehicles that are waiting for the fuel queue or
vehicles that will leave after completing fuel, the length of time the gas station staff reflects
the contact time or exposure between operators Gas station with pollutant sources. The
purpose of this study was to determine the relationship between the length of service of
SPBU officers who worked> 3 years with hemoglobin (Hb) levels in the blood of SPBU
officers at Pangkalan Bun. The research design carried out was a cross sectional survey. The
population in this study were all operator officers from 3 gas stations in Pangkalan Bun
totaling 40 people. Sampling is done by purposive sampling. The data obtained were
processed using editing, coding, tabulating with Chi Square statistical tests at an error level of
5%. The results of the study at SPBU officers who worked 3-10 years amounted to 12
respondents and the length of work> 10 amounted to 24 respondents. Of 36 respondents who
had worked for 3-10 years had abnormal hemoglobin levels of 4 respondents, while those
who had worked> 10 years had abnormal hemoglobin levels totaling 17 respondents. From
the analysis of chi square statistical test data showed p = 0.037 (p <0.05) which means that
H1 is accepted and H0 is rejected. The conclusion from the study there is a relationship
between the length of work> 3 years to hemoglobin levels in gas station staff at Pangkalan
Bun.
Keywords: Hemoglobin, Length of Work, Gas Station Officer, Pangkalanbun
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul KTI :Hubungan lama kerja >3 tahun terhadap kadar hemoglobin(Hb) pada
petugas SPBU (Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum) di Pangkalan
Bun
Nama Mahasiswa : Siska Indah Sari
NIM : 163.41.0004
Program Studi : D-III Analis Kesehatan

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Nur Aini Hidayah K., S.Si Riky, S.Si.,M.Si


NIDN : 1124011302 NIDN : 1115019004
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN LAMA KERJA >3 TAHUN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN(HB)
PADA PETUGAS SPBU (STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM) DI
PANGKALAN BUN
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Ahli Madya Analis Kesehatan
Disusun oleh
Siska Indah Sari
Komisi Penguji,
Penguji Utama
Nur Aini Hidayah Khasanah, S. Si., M.Si (……………)
NIDN:1124011302
Penguji Anggota
1. Riky, S.Si., M.Si (……………)
NIDN:1115019004
2. Febri Nur Ngazizah, S.Pd., M.Si (……………)
NIDN:1108029102

Pangkalan Bun,.................................

Mengetahui,

Ketua STIKes BCM Ketua Program Studi


D3 Analis Kesehatan

Dr.Ir. Luluk Sulistiyono, M.Si Febri Nur Ngazizah, S.pd., M.Si


NIK : 01.04.024 NIDN. 1108029102
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Siska Indah Sari

NIM : 163.41.0004

Program Studi : D-III Analis Kesehatan

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul : “Hubungan lama kerja
>3 tahun terhadap kadar hemoglobin (Hb) pada petugas SPBU (Stasiun Pengisisan Bahan
Bakar Umum) di Pangkalan Bun” adalah bukan Karya Ilmiah orang lain baik sebagian
maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila tidak
benar saya bersedia mendapatkan sanksi.

Pangkalan Bun, 09 September 2019


Saya yang menyatakan,

Siska Indah Sari


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pangkalan Bun pada tanggal 2 September 1998 dari ayah yang
bernama Saparudin dan Ibu yang bernama Gustini, penulis merupakan putri kedua dari 2
bersaudara.
Pada Tahun 2010 penulis lulus dari SDN 3 Madurejo, tahun 2013 penulis lulus dari
SMPN 2 Arut Selatan, tahun 2016 penulis lulus dari SMAN 2 Pangkalan Bun, tahun 2016
penulis melanjutkan mendaftar di STIKES Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun, dan
penulis lulus seleksi masuk STIKES Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun melalui jalur
PMDK. Penulis memilih program studi Diploma III Analis Kesehatan dari empat pilihan
program studi yang ada di Stikes BCM Pangkalan Bun.
Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pangkalan Bun, 09 September 2019

Siska Indah Sari


MOTTO

“Waktu bagaikan pedang. Jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik, maka ia yang akan
memanfaatkan kita”
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim, Assalamualaikum Wr,Wb

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini berhasil diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Judul dalam
penelitian ini adalah “Hubungan lama kerja >3 Tahun terhadap kadar hemoglobin (Hb) pada
petugas SPBU (Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum) diPangkalan Bun”.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam penelitian yang
dilakukkan peneliti untuk menyelesaikan program studi Diploma III Analis Kesehatan
STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan bun. Rasa hormat, terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta atas semua
bantuan moril maupun material, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doa
yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan dalam belajar yang penulis jalani selama
menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ilmiah ini.
Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang, dan penulis
banyak mendapatkan petunjuk serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Luluk Sulistyono, M.Si selaku Ketua Stikes Borneo Cendekia Medika Pangkalan
Bun
2. Rahaju Ningtyaas,S, Kp.,M.Kep selaku Wakil Ketua I Stikes Borneo Cendekia Medika
3. Rahaju Wiludjeng, S.E.,M.M selaku Wakil Ketua II Stikes Borneo Cendekia Medika
Pangkalan Bun
4. dr. Churairie Latief, M.Kes selaku Wakil Ketua III Stikes Borneo Cendekia Medika
Pangkalan Bun
5. Febri Nur Ngazizah,S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Analis Kesehatan dan selaku
penguji yang telah memberikan banyak masukan
6. Nur Aini Hidayah Khasanah S.Si.,M.Si selaku pembimbing utama
7. Riky, S.Si., M.Si selaku pembimbing anggota
8. Bapak/Ibu Dosen Pengajar STIKes Borneo Cendekia Medika khususnya Jurusan Analis
Kesehatan yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses
pendidikan hingga proses penulisan karya tulis ini
9. Teristimewa Ayahanda Saparudin dan Ibunda Tercinta Gustini yang selalu berdoa dan
memberikan semangat untuk penulis, serta seluruh keluarga besar saya yang tercinta yang
telah memberikan dukungan baik materi maupun non materi serta doa bagi peulis dalam
proses pendidikan sampai saat ini
10. Kepada seluruh Petugas Operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Kota Pangkalan
Bun yang bersedia menjadi responden
11. Kepada sahabat-sahabatku dan seluruh teman-teman seperjuangan Analis Kesehatan
Angkatan 01 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada pada
penulis, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan Karya Tulis Imliah ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Imliah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
pelitian selanjutnya. Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi
yang telah penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis Amin.

Pangkalan Bun, 09 September 2019

Siska Indah Sari


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
INTISARI ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ...................................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii
MOTTO ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5
2.1 Lama Kerja....................................................................................... 5
2.2 Hemoglobin...................................................................................... 6
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL.......................................................... 11
3.1 Kerangka Konseptual....................................................................... 11
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual..................................................... 12
3.3 Hipotesis........................................................................................... 12
BAB IV METODE PENELITIAN.................................................................. 13
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 13
4.2 Desain Penelitian.............................................................................. 13
4.3 Populasi Penelitian, Sampel dan Sampling...................................... 14
4.4 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel................................ 15
4.5 Instrumen Penelitian......................................................................... 15
4.6 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 17
4.7 Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data.................................. 17
4.8 Etika Penelitian................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan jenis kelamin pada petugas
SPBU di Pangkalan Bun (Sari, 2019) .............................................
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan umur pada petugas SPBU
di Pangkalan Bun (Sari, 2019) .......................................................
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan lama kerja pada petugas
SPBU di Pangkalan Bun (Sari, 2019)..............................................
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan kadar Hb pada petugas
SPBU di Pangkalan Bun (Sari, 2019)..............................................
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan lama kerja terhadap kadar
Hb Pada petugas SPBU di Pangkalan Bun (Sari, 2019) .................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual tengtang hubungan lama kerja
terhadap kadar Hb pada petugas SPBU ........................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent ........................................................................
Lampiran 2 Lembar Kuesioner .......................................................................
Lampiran 3 Lembar Wawancara dan Obeservasi ...........................................
Lampiran 4 Dokumentasi ................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pencemaran atau polusi udara akibat pembuangan emisi gas yang dikeluarkan dari
knalpot kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Asap kendaraan
bermotor mengandung zat-zat kimia yang dapat mengganggu keseimbangan metabolisme
dalam tubuh manusia, antara lain karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan timbel
(Pb). Zat-zat yang keluar dari knalpot dalam bentuk gas, terbuang ke udara kemudian
bersenyawa dengan berbagai polutan sehingga konsentrasi udara terganggu dan terjadi
pencemaran udara yang mengganggu kesehatan manusia. Peningkatan jumlah kendaran dan
peningkatan bilangan oktan bensin menambah pencemaran timbal (pb) di udara (Malaka dan
Iryani., 2011)
Udara adalah faktor penting dalam kehidupan. Namun, sejalan dengan perkembangan
pembangunan fisik kota dan pusat industri, serta berkembangnya transportasi, menyebabkan
kualitas udara mengalami perubahan, dari yang bersih, sekarang kering dan kotor akibat
terjadinya pencemaran udara karena penggunaan kendaraan sebagai alat transportasi. Asap
kendaraan bermotor memiliki dampak terbesar polusi mencapai 60-70%, dibanding dengan
industri yang hanya berkisar 10-15%. Sedangkan, sisanya berasal dari rumah tangga,
pembakaran sampah, kebakaran hutan atau ladang dan lain-lain. Hal ini diakibatkan oleh
peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor yang bertambah banyak tiap tahunnya.
Sebagian besar kendaraan bermotor tersebut menghasilkan emisi gas buang yang buruk,
dikarenakan perawatan mesin yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar
dengan kualitas kurang baik yang membuat hasil zat buang dari kendaraan bermotor tersebut
semakin mengandung banyak polutan yang berbahaya (Ismiyati et al., 2014).
Supaya proses pembakaran pada mesin kendaraan menjadi lebih halus dan cepat,
digunakan Pb sebagai bahan aditif pada bensin. Pb dalam bentuk tetraetiltimbal (Pb 2(C2H5)4)
pada bahan bakar berdampak merugikan bagi lingkungan sekitar termasuk manusia. Pada saat
pembakaran, Pb dilepas ke udara bersamaan dengan asap kendaraan. Senyawa yang
dilepaskan tersebut berdampak negatif bagi kesehatan. Keracunan timbal kronis sebelum
mencapai organ target adalah gangguan haemoglobin dan berakibat pada menurunnya kadar
haemoglobin. Gangguan anemia akan timbul bila kandungan Pb lebih dari 70 ug/dl atau
setara 0,7 ppm. Berkaitan dengan efek negatif Pb dalam bensin, maka sangatlah penting
untuk mendeteksi dan memperkirakan frekuensi kadar Pb dalam darah pekerja pengisi bahan
bakar umum (SPBU) yang melakukkan kontak langsung dengan bahan bakar (Windusari et
al., 2019).
Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan kelompok pekerja
yang memiliki risiko terpapar dengan bahan kimia yang berbahaya, khususnya timbal dari
bensin dan emisi gas kendaraan bermotor yang sedang menunggu antrian pengisian bahan
bakar ataupun kendaraan yang akan berangkat setelah selesai mengisi bensin. Posisi SPBU
yang berada dekat jalan raya memudahkan petugas terpapar dengan polutan timbal dari asap
kendaraan yang melaju di jalan raya (Almunjiat et al., 2016). Petugas SPBU adalah salah
satu populasi pekerja yang mempunyai tingkat resiko pejanan bahan kimia berbahaya
yang tinggi. Masa kerja mencerminkan waktu kontak atau paparan antara petugas operator
SPBU dengan sumber polutan, yaitu senyawa senyawa kimia berbahaya yang terkandung
pada bahan bakar (Asni dan Rolly, 2018).
Petugas SPBU yang bekerja dengan kerja yang tidak sesuai dengan standar
mengakibatkan ada beberapa perkerja yang suka mengalami keluhan pusing dan lesu setelah
bekerja. Petugas yang berkerja dengan kerja yang buruk dapat dimungkinkan berkaitan
dengan tidak menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri) misalnya tidak menggunakan masker
(Nizar, 2017).
Hasil penelitian Linda (2017) yang berjudul “Pengaruh lama kerja terhadap kadar
Hemoglobin pada petugas SPBU (Studi di SPBU kota Jombang)” sebanyak 23 responden
dengan lama kerja <3 tahun memiliki kadar hemoglobin tidak normal berjumlah 1 responden
sedangkan dengan lama kerja >3 tahun memiliki kadar hemoglobin tidak normal berjumlah
12 responden. Kadar pb dalam darah yang tinggi dapat mengganggu proses eritropoesis dan
adanya gangguan sintesis heme yang diakibatkan oleh akumulasi timbal akan semakin buruk
bila kecukupan zat besi tubuh tidak terpenuhi (Putri, 2014).
Berdasarkan uraian yang diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang
berjudul “Hubungan lama kerja >3 Tahun terhadap kadar Hb Pada petugas SPBU di
Pangkalan Bun”. karena petugas SPBU selalu terpapar timbal setiap harinya yang dihasilkan
oleh asap kendaraan yang mengisi bahan bakar umum.

1.2 Rumusan Masalah

1.Berapa kadar hemoglobin petugas SPBU dengan lama kerja >3 tahun?
2.Apakah ada hubungan antara lama kerja petugas SPBU yang bekerja >3 tahun dengan
kadar Hb dalam darah petugas SPBU di Pangkalan Bun?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kadar Hb pada petugas SPBU.


2. Mengetahui hubungan antara lama kerja petugas SPBU yang bekerja >3 tahun dengan
kadar Hb dalam darah petugas SPBU di Pangkalan Bun

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian yang diperoleh nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi dan referensi bagi calon peneliti selanjutnya. Serta dapat memberikan pengetahuan
bagi petugas SPBU itu sendiri akan pentingnya untuk pengunaan APD (Alat Pelindung Diri)
didalam bekerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein berupa pigmen merah pembawa oksigen yang kaya akan zat
besi, memiliki daya gabung terhadap oksigen untuk membentuk hemoglobin dalam sel darah
merah. Adanya fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke dalam jaringan
menggunakan Hb(Syaifuddin, 2011). Nama Hemoglobin di ambil dari kata heme dan globin.
heme adalah gugus prostetik yang terdiri dari atom besi, sedangkan globin adalah protein
yang dipecah menjadi asam amino. Hemoglobin terdapat di dalam sel-sel darah merah
merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh sel-sel tubuh. Setiap orang dengan kondisi normal memiliki kadar hemoglobin yaitu
15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah merah
per millimeter darah. Konsentrasi hemoglobin darah dapat diukur berdasarkan intensitas
warnanya dengan menggunakan fotometer dan dinyatakan dalam gram hemoglobin per
seratus millimeter darah (g/100 mL) atau gram per desiliter (g/dL) (Hiru, 2013).

Darah yang mengalir dalam tubuh memiliki fungsi sebagai sistem sirkulasi dan
berbagai fungsi yang penting.Fungsi utama dari darah, khususnya sel darah merah atau
eritrosit adalah digunakan untuk mengangkut hemoglobin dan seterusnya membawa oksigen
dari paru-paru ke jaringan. Selain mengangkut hemoglobin, darah juga mempunyai fungsi
lain. Hemoglobin dalam darah manusia merupakan dapur asam-basa (seperti juga pada
kebanyakan protein), sehingga hemoglobin bertanggung jawab untuk sebagian besar daya
transportasi di seluruh darah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi
terpenting dari sel darah merah adalah transpor O 2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan.
Suatu protein eritrosit, yaitu hemoglobin, memainkan peranan penting pada kedua proses
tersebut (Devie, 2015).

Jumlah Hb dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan
jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2009). Batas normal nilai Hb untuk
seseorang sukar ditentukan karena kadar Hb bervariasi diantara setiap suku bangsa. Kadar
hemoglobin normal akan berbeda pada setiap kelompok usia (Achadi, 2011). Hemoglobin
merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Kadar hemoglobin seseorang
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain: usia, jenis kelamin, penyakit sistemik dan pola
makan. Asupan zat gizi berperan dalam pembentukan sel darah merah. Terganggunya
pembentukan sel darah merah bisa disebabkan makanan yang dikonsumsi kurang
mengandung zat gizi penting seperti besi, asam folat, vitamin B12, protein, vitamin C dan zat
gizi penting lainnya (Matayane et al., 2014).
Tabel. Nilai Normal Hemoglobin (Kiswari, 2014).
Kelompok Nilai Normal Hb (gr/dl)
Laki-Laki 13,0-17,0

Perempuan 11,5-16,5
Struktur Hemoglobin terdiri dari empat rantai protein, dua rantai alfa dari 141 asam
amino dan dua rantai beta dari 146 asam amino, masing-masing dengan satu cincin heme
yang mengandung atom besi. Oksigen mengikat reversibel untuk atom besi ini dan diangkat
melalui darah. Setiap rantai protein mirip dengan struktur mioglobin, protein yang digunakan
untuk menyimpan oksigen dalam otot dan jaringan lain. Namun, empat rantai hemoglobin
memberikan beberapa keuntungan tambahan. Kedua protein globin memiliki struktur tersier
dan sekunder yang masing-masing sama memiliki 8 segmen heliks. Juga setiap rantai globin
terdiri dari 1 molekul Hemme yang terdiri dari cincin porfirin yang mengandung 4 molekul
pirol dihubungkan dengan ligan ion besi yang terikat di pusat (Matayane et al., 2014).

Gambar 1. Struktur Hemoglobin (Kee dan Kee.,2004 )


Fungsi fisiologi utama hemoglobin (Hb) adalah mengatur pertukaran oksigen dengan
karbondioksida di dalam jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh
sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen
yaitu menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang
lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Sunita, 2001). Menurut Poedjiadi (2009)
secara umum fungsi hemoglobin antara lain:
1. Mengikat Oksigen. Protein dalam sel darah merah memiliki fungsi sebagai mengikat
oksigen yang akan disirkulasikan ke paru-paru.
2. Pertahanan Tubuh. Sirkulasi darah yang terus dipompa oleh jantung dapat
mempertahankan tubuh dari serangan virus, bahan kimia, maupun bakteri. Darah tersebut
nantinya akan disaring oleh fungsi ginjal dan dikeluarkan melalui urine sebagai hasil
toksin dari tubuh.
3. Menyuplai nutrisi. Selain mengangkut oksigen, darah juga akan menyuplai nutrisi ke
jaringan tubuh dan mengangkut zat sebagai hasil dari metabolisme.
Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin dalam darah menurut Zarianis (2006)
antara lain:
a. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan
menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin
yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensial dalam memproduksi
hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh untuk
dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom komponen lain pada sistem enzim
pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase dan peroksidase. Besi berperan dalam
sintesis hemoglobin sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan ± 0,004 %
berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin di dalam
hati, hemosiderin di dalam limpa dan sum-sum tulang.
b. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk
keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Hemoglobin, mioglobin,
sitokrom, serta enzim hem dan non hem adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah
antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk
fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Ferritin dan hemosiderin
adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sum-sum
tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan,
pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluara.
2.2 Lama Kerja Petugas SPBU
Waktu kerja bagi seseorang menentukan kesehatan yang bersangkutan, efisiensi,
efektivitas dan produktivitas kerjanya. Aspek terpenting dalam hal waktu kerja meliputi (1)
lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik, (2) hubungan antara waktu kerja dengan
istirahat, (3) waktu bekerja sehari menurut periode waktu yang meliputi pagi, siang, sore dan
malam hari (Suma’mur, 2014).
Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 6-10 jam. Sisanya
dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain.
Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak
disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya terlihat
penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang berkepanjangan timbul
kecenderungan untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan
serta ketidakpuasan (Suma’mur, 2014). Lama bekerja yang berpengaruh pada kadar
Hemoglobin pada pekerja menurut Handoko (2007) dikategorikan menjadi dua:
a.Lama kerja kategori < 3 tahun
b. Lama kerja kategori lama > 3 tahun
Jumlah kendaraan bermotor mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini
berimplikasi pada semakin banyaknya emisi kendaraan yang dilepaskan di udara. Emisi
kendaraan bermotor yang dihasilkan dari pembakaran mesin yang kurang sempurna
mengandung substansi berbahaya yang mampu merusak susunan genetik dalam tubuh
manusia seperti Timbal dan Polyaromatic Hydrocarbon. Substansi tersebut dinamakan
substansi genotoksik. Orang yang dalam pekerjaan sehari-hari selalu berhubungan dengan
asap kendaraan bermotor akan mendapatkan paparan emisi kendaraan jauh lebih banyak dari
orang yang tidak berhubungan dengan asap kendaraan dalam pekerjaannya. Emisi kendaraan
yang terhirup secara terus menerus dapat tertimbun dalam rongga hidung dan mulut orang
yang terpapar. Penimbunan substansi genotoksik dalam emisi kendaraan ini mampu merusak
susunan genetik sel tempatnya tertimbun dan menyebabkan kerusakan inti sel. Kerusakan inti
sel dapat bermanifestasi sebagai mikronukleus, yaitu inti sel kedua yang berukuran lebih
kecil dari inti sel sejati. Pengaruh emisi kendaraan terhadap frekuensi pembentukan
mikronukleus perlu diteliti karena dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan seperti
memicu terjadinya kanker terutama kanker rongga mulut (Mahardika, 2012).
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kerangka konsep yang akan menghubungkan secara


teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara variabel indipenden dengan variabel
dependen (Sugiyono, 2014).

Petugas SPBU

Lama Kerja

Darah Kapiler

Pemeriksaan Hemoglobin

Metode Metode Autometik


Metode Metode Strip Tes
Sahli (Hematologi
Cyanmenthemoglobin Hemoglobin
Analyzer)

Kadar Hemoglobin

Normal Tidak Normal

Tinggi / Rendah
: Diteliti

:Tidak Diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang hubungan lama kerja terhadap kadar Hb pada petugas
SPBU (Sari, 2019)
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual penelitian :
Petugas SPBU adalah orang yang bertugas untuk melayani pengisian bahan bakar di
SPBU untuk setiap konsumen bahan bakar. Petugas SPBU dikategorikan berdasarkan lama
kerja yaitu > 3 tahun. Kadar hemoglobin adalah banyaknya molekul protein dalam sel darah
merah yang berfungsi mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Penelitian ini dilakukan
pengukuran dengan menggunakan metode Strip Tes Hemoglobin untuk mengukur kadar
hemoglobin petugas SPBU Kota Pangkalan bun. Pemeriksaan kadar hemoglobinpada petugas
SPBU berdasarkan lama kerja untuk mengetahui nilai hemoglobin normal dan tidak normal.
Dimana kadar hemoglobin normal pada laki-laki antara 13,0 -17,0 g/dl dan wanita 11,5-16,5
g/dl sedangkan hemoglobin tidak normal jika <13,5 g/dl dan >18,0 g/dl untuk laki-laki dan
<11,5 g/dl dan >16,5 untuk wanita (Kiswari, 2014).
3.3 Hipotesis
H1 : Ada hubungan lama kerja terhadap kadar hemoglobin pada petugas SPBU
H0: Tidak ada hubungan lama kerja terhadap kadar hemoglobin pada petugas SPBU
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


4.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan proposal sampai dengan penyusunan
tugas akhir yaitu bulan September sampai November 2019.
4.1.2 Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SPBU Kota Pangkalan Bun dan pemeriksaan sampel
dilakukan di SPBU Kota Pangkalan Bun.
4.2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian. Desain
penelitian digunakan sebagai petunjuk dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian
untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab pertanyan penelitian (Nursalam, 2008). Desain
penelitian yang digunakan adalah rancangan survei cross sectional.
Rancangan survei cross sectional merupakan jenis penelitian yang menekan waktu
pengukuran/observasi data variabel bebas. Jumlah sampel yang digunakan untuk dilakukaan
pemeriksaan berjumlah 36 Rumus yang digunakan untuk menetukan besar sampel yang
diambil adalah rumus Slovin:
N
n= 2
1+ N . e
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e2 = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir (error tolerance)
n= 40
1+40.0.052
=36
Sehingga jumlah sampel yang harus diambil sebanyak 36 responden

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling


4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Nursalam,
2008). Populasi dalam penelitian ini adalah petugas operator SPBU Kota Pangkalan
Bun sebanyak 40 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi (Sutama, 2015). Sampel dalam penelitian ini adalah sampel darah kapiler
yang diambil pada petugas SPBU Kota Pangkalan Bun, yaitu sebanyak 36 orang
dengan perhitungan sampel menggunakan rumus slove.
4.3.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri
atau sifat – sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Saryono, 2010).
4.4 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
4.4.1 Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013). Adapun Variabel yang
digunakan peneliti adalah sebagai beriku:
1. Dalam penelitian ini variabel bebas, yaitu lama kerja dari petugas SPBU.
2. Dalam penelitian ini variabel terikat, yaitu kadar hemoglobin petugas SPBU.

4.5 Instrumen Penelitian


4.5.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data.
Instrumen yang akan digunakan harus valid yaitu instrumen yang benar-benar
mengukur apa yang harus diukur dan instrumen juga harus reliable artinya instrumen
yang memperoleh hasil ukur yang konsisten atau tetap (Notoadmojo, 2010). Pada
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah :
a. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: lancet, autoclik dan alat Eashy
Touch GHb
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : darah kapiler, alkohol swab
70% dan strip tes hemoglobin
4.5.2 Prosedur Penelitian
a. Prosedur pengambilan darah kapiler:
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan lanset pada alat autoklik
3. Mendesinfektan tempat yang akan ditusuk dengan alkohol swab 70% dan
membiarkan hingga kering
4. Merenggangkan kulit setempat dengan memijat mijat hingga darah terkumpul
di ujung jari
5. Menekan autoklik di atas jari yang akan di ambil darahnya
6. Setelah darah keluar, darah pertama dihapus menggunakan kapas kering
b. Prosedur pemeriksaan kadar hemoglobin:
1. Meneteskan darah selanjutnya yang keluar dari ujung jari ke ujung strip test
Hb dialat Eashy Touch GHb dan akan terdengar bunyi “beep”
2. Menunggu beberapa saat, hingga hasil keluar pada alat
3. Jika pemeriksaan telah selesai, dilepaskan strip pada alat.
4.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada objek dan proses pengumpulan
karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008). Pada
penelitian ini pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari
pembimbing dan izin penelitian dari lembaga pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun serta institusi terkait. Selanjutnya memberikan
surat persetujuan dari tempat penelitian ke responden, dan seterusnya sampai pengambilan
data ke pihak terkait dan melakukan pemeriksaan. Teknik pengumpulan data dengan semuua
pekerja yang ada di 3 SPBU terbesar di Pangkalanbun tanpa syarat pengambilan khusus.
4.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
4.7.1 Teknik pengolahan data
Data yang dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Coding adalah membuat atau pembuatan kode pada tiap-tiap data yang termasuk
kategori yang sama.
2. Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan.
3. Tabulating adalah membuat tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai
analisis yang dibutuhkan.
4.7.2 Analisa data
Analisa data merupakan proses pemilihan dari beberapa sumber maupun
permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2010).
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa korelasi bivariate
pearson.
Cara analisis data yang digunakan adalah analisis bivariate yang dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau kolerasi (Notoatmodjo, 2010).
Untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dimana
hasil pemeriksaan hubungan lama kerja terhadap kadar hemoglobin pada petugas
SPBU dianalisi menggunakan computer SPSS dengan menggunakan uji statistik Chi
Square. Nilai signifikan apabila nilai signifikan >0,05 (p>0.05) maka data dalam
distribusi normal.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan lama kerja terhadap
kadar hemoglobin pada petugas SPBU dikota Pangkalan Bun dengan pengambilan
keptusan sebagai berikut:
p<0,05 : H1 diterima artinya ada hubungan lama kerja terhadap kadar hemoglobin
pada petugas SPBU di kota Pangkalan Bun.
4.8 Etika Penelitian
Peneliti menggunakan rekomendasi dari pihak atas pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan dilakukan
penelitian dengan menetapkan masalah etika penelitia yang meliputi :
1. Informed concent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi dan disertai dengan judul penelitian dan manfaat penelitian,
apabila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan kehendaknya tetap
menghormati hak-hak subjek.
2. Anonim (tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur,
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Data Hasil penelitian Hubungan lama kerja >3 Tahun terhadap kadar hemoglobin
pada petugas SPBU di Pangkalan Bun dapat disajikan pada data berikut:

35

30

25

20
Kadar Hb

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930313233343536

Gambar 5.1 Grafik hubungan Lama Kerja Terhadap Hasil kadar Hb

Tabel 5.1 Lama Kerja Terhadap Kadar Hb

Lama Kerja Kadar hemoglobin


Normal Tidak normal Total

3-10 Tahun 8 4 12
>10 Tahum 7 17 24
Jumlah 15 21 36

Uji Statistik Chi Square p=0,037 (p<0,05)


Tabel 5.2 Hasil Pemeriskaan Kadar Hb
Kategori Umur Responden Lama Kerja Hasil Kadar Hb

3-10 Tahun R1 3 Tahun 13,9


R2 3 Tahun 13
R3 3 Tahun 14
R4 3 Tahun 14,2
R5 4 Tahun 14,2
R6 4 Tahun 12
R7 7 Tahun 10,6
R8 9 Tahun 12,5
R9 10 Tahun 13,4
R10 10 Tahun 12,3
R11 10 Tahun 12,1
R12 11 Tahun 14,7
>10 Tahun R13 11 Tahun 13,3
R14 11 Tahun 11,7
R15 12 Tahun 12,3
R16 12 Tahun 13,8
R17 12 Tahun 12,3
R18 12 Tahun 12,1
R19 13 Tahun 14,7
R20 13 Tahun 13,7
R21 14 Tahun 11,3
R22 15 Tahun 12,8
R23 15 Tahun 17,7
R24 17 Tahun 10,9
R25 17 Tahun 11
R26 20 Tahun 10,9
R27 20 Tahun 11
R28 20 Tahun 16,7
R29 23 Tahun 12,2
R30 26 Tahun 12,1
R31 26 Tahun 13
R32 26 Tahun 13
R33 27 Tahun 12
R34 27 Tahun 11,5
R35 28 Tahun 10,7
R36 29 Tahun 13
5.2 Pembahasan
Pengambilan sampling pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono,2013). Pertimbangan sampel yang dibuat sumber data diberikan oleh
peneliti yaitu syarat petugas SPBU lebih dari 3 tahun. Hal ini didasarkan dari penelitian
oleh penelitian Indahsari (2017) yang berjudul “Pengaruh lama kerja terhadap kadar
Hemoglobin pada petugas SPBU (Studi di SPBU kota Jombang)” sebanyak 23
responden dengan lama kerja <3 tahun memiliki kadar hemoglobin tidak normal
berjumlah 1 responden sedangkan dengan lama kerja >3 tahun memiliki kadar
hemoglobin tidak normal berjumlah 12 responden.
Pada penelitian untuk mengetahui hubungan lama kerja terhadap kadar Hb
digunakan uji statistik chi square test p=0,037 (p<0,05). Nilai ini menunjukan ada
hubungan yang signifikan antara lama bekerja petugas operator SPSBU terhadap kadar
Hb.
Adanya hubungan yang signifikan antara lama kerja petugas operator SPBU
terhadap kadar Hb dapat disebabkan adanya kandungan Pb pada bahan bakar atau dari
kendaraan yang mengisi bahan bakar, Pb tersebut dihirup oleh petugas SPBU karena dari
semua SPBU tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker. Menurut
Indahsari (2017) logam Pb yang terserap dalam darah berikatan dengan sel darah merah
(eritrosit) dan akan menghambat proses pembentukan hemoglobin. Timbal yang berasal
dari sisa pembakaran bahan bakar bermotor merupakan kontributor utama konsentrasi
timbal di udara. Masuknya timbal dalam tubuh akan mengakibatkan gangguan proses
sintesis hemoglobin. Pb yang terhirup masuk ke paru-paru akan berikatan dengan darah
paru-paru serta diedarkan ke seluruh jaringan organ tubuh, lebih dari 90% logam Pb yang
terserap dalam darah berikatan dengan sel darah merah (eritrosit) dan akan menghambat
proses pembentukan haemoglobin, sehingga seseorang yang mengabsorbsi Pb di udara,
kandungan Pb dalam darah akan meningkat dan kadar haemoglobin akan menurun.
Timbal yang masuk sampai dalam aliran darah akan bertahan dalam darah dengan
waktu paruh 25 hari. Di dalam darah timbal secara langsung mempengaruhi sistem
peredaran darah karena mempengaruhi sintesis hemoglobin dengan menghambat
berbagai enzim utama yang terlibat dalam proses sintesis heme. Timbal juga mengurangi
waktu hidup eritosit dengan meningkatkan kerapuhan pada membran sel darah. Pada
akhirnya kedua pengaruh ini menyebabkan anemia. Selain menyebabkan anemia, timbal
yang masuk dalam aliran darah juga dapat menyebabkan hipertensi. Ini dikarenakan,
timbal dapat menyebabkan meningkatnya produksi reactive oxygen species (ROS).
Paparan timbal kronis juga menyebabkan meningkatnya oxidative stress, yang
menyebabkan inflammasi dan mengganggu kerja nitric oxide (NO), yang akhirnya
memicu proses-proses yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah dan penyakit
kardiovaskuler (Flora et al., 2012).
Hasil kadar hemoglobin pada penelitian menunjukan Hb yang normal 13/17 g/dl
dengan frekuensi 15 responden 41,7% sedangkan yang tidak normal dengan frekuensi 21
responden 58,3%. Kadar Hb yang tidak normal tersebut pada sampel dengan usia >30
tahun. Menurut Rizkiawati (2012) pada umur >30 tahun terjadi perubahan pada darah
yaitu penurunan dari total body water sehingga volume darah menurun dan jumlah sel
darah merah sehingga kadar Hb menurun.
Sampel penelitian yang memiliki kadar terendah pada R35 dengan lama kerja 28
tahun kadar Hb 10,7 g/dl usia 54 tahun. Hasil Hb yang rendah dapat disebabkan karena
faktor usia, lama bekerja di SPBU 28 tahun sehingga terpapar nya Pb lebih lama/ lebih
banyak. Dari hasil quesioner juga diketahui R35 tidur yang diatas jam 11 malam.
Menurut Rompas et al (2013) Tidur di atas jam 12 malam artinya memangkas jatah
istirahat di siang hari. Akibatnya, saat berada di tempat kerja mengantuk dan
menurunkan produktivitas selama menyelesaikan tugas. Selain itu, mengantuk juga dapat
menurunkan kadar hemoglobin, oksigen yang diikat oleh hemoglobin yang membentuk
oksihemoglobin berkurang, sedangkan oksigen tersebut akan dibawa dari paru-paru ke
jaringan.
Nilai Hb yang rendah R35 juga disebabkan karena tidak melakukan sarapan dipagi
hari. Menurut Eltin (2016) kurangnya asupan nutrisi dalam tubuh misalnya makanan
yang mengandung zat besi, vitamin B12 yang dapat mengakibatkan meningkatnya resiko
seseorang untuk mengalami kekurangan darah karena nutrisi-nutrisi tersebut sangat
penting untuk membantu proses pembentukan sel darah merah dalam tubuh. Faktor
lainnya yaitu kurang berolahraga, menurut Arif (2017) pada saat berolahraga secara
otomatis pernafasan akan semakin cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen, seseorang
yang berolahraga tersebut menunjukkan bahwa kebugaran jasmaninya yang bagus
ditunjang dengan kadar hemoglobin. Ini dikarenakan kadar hemoglobin mampu
memberikan kebutuhan oksigen yang tinggi untuk diedarkan keseluruh tubuh,
mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh.
Kadar Hb yang tertinggi pada R23 dengan lama kerja 15 tahun kadar Hb 17,7 g/dl.
Kadar Hb ini melewati batas normal. Batas normal kadar Hb yaitu 17 g/dl. Berdasarkan
wawancara diketahui R23 mengkonsumsi obat-obatan. Menurut Sulatijah et al., (2015)
mengonsumsi obat-obatan secara berlebihan dapat memicu peningkatan kadar
hemoglobin pada tubuh, di antaranya adalah obat-obatan seperti steroid anabolik
atau erythropoietin.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Kadar hb petugas SPBU di Pangkalan Bun dengan Lama kerja >3 tahun ayaitu
normal 41,7% dan yang tidak normal persentase 58,3%
2. Terdapat hubungan lama kerja >3 tahun terhadap kadar hb pada petugas SPBU di
Pangakalan Bun. Semakin lama bekerja maka kadar hb yang didapatkan maka
semakin rendah.
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada petugas operator SPBU hendaknya menggunakan masker saat
bekerja, agar dapat mengurai paparan Pb yang berasal dari gas buang kendaraan
bermotor sehingga kadar hemoglobin tetap normal.
2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya menggunakan jumlah responden yang lebih
banyak serta mengambil sampel melalui darah vena dengan menggunakan alat
pemeriksaan metode hematologi analyzer , atau menggunakan alat pemeriksaan
metode sahli supays mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Asni dan Rolly. 2018. Komparasi Masa Kerja Terhadap Kadar Hematokrit Darah Operator
SPBU di Beberapa SPBU di Kota Kediri. Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari. 1
(2).

D’Hiru. 2013. Live Blood Analysis Setetes Darah Anda Dapat Mengungkapkan Status
Kesehatan dan Penyakit yang Mengancam Anda. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Evelyn, C. P. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Penerbit Gramedia. Jakarta

Handoko, T. 2007. Mengukur Kepuasan Kerja. Penerbit Airlangga. Jakarta.

Ismiyati, Devi dan M. Deslida S. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik . 3 (01).

Kiswari, R. 2014. Hematologi & Transfusi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Malaka dan Iryani. 2011. Hubungan Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin
dan Hematokrit pada Petugas Pintu Tol Jagorawi. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. 1(6).

Matayane, Shanon G. 2014. Hubungan Antara Asupan Protein dan Zat Besi dengan Kadar
Hemoglobin Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2013. Karya
Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Nizar, F. 2017. Gambaran Praktek Kerja Aman Terhadap Paparan Benzena Pada Pekerja
SPBU Di Wilayah Ciputat Timur. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Penerbit
Salemba Medika. Jakarta.

Putri, W. 2014. Hubungan Kecukupan Asupan Zat Besi dan Kadar Timbal Darah dengan
Kadar Hemoglobin pada Anak Jalanan Usia Kurang dari 8 Tahun di Kawasan Pasar
Johar Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Suma’mur, P.K. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Penerbit Sagung Seto.
Jakarta.

Syaifuddin. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Status Hemoglobin Pada Anak
Sekolah Dasar Diwilayah Pesisir. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Windusari. 2019. Deteksi Frekuensi Distribusi Timbal Dalam Darah Pekerja Pengisi Bahan
Bakar: Studi Kasus SPBU di Plaju, Sumatera Selatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia. 16 (1).

Zarianis. 2006. Esensial Anatomi dan fisiologi Dalam Asuhan Maternitas. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Zulfikar. 2016. Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika Edisi Pertama.
Penerbit Gramedia. Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

LEMBAR WAWANCARA DAN OBSERVASI

HUBUNGAN LAMA KERJA >3 TAHUN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA


PETUGAS SPBU

(Studi Pada Petugas SPBU di kota Pangkalan Bun)

Keterangan
No Jenis Lama Kadar
No Umur
Responden Kelamin Kerja Hemoglobin Normal Tidak Normal
1. 01 L 35 th 10th 13,4 g/dl Normal
2. 02 L 42 th 14 th 13,7 g/dl Normal
3. 03 L 38 th 17 th 10,9 g/dl Tidak Normal

4. 04 L 24 th 4 th 14,2 g/dl Normal


5. 05 L 39 th 17 th 11,0 g/dl Tidak Normal
6. 06 L 29 th 10 th 13,0 g/dl Normal
7. 07 L 28 th 10 th 12,3 g/dl Tidak Normal
8. 08 L 37 th 13 th 12,1 g/dl Tidak Normal
9. 09 L 23 th 3 th 13,9 g/dl Normal
10. 10 L 47 th 12 th 11,7 g/dl Tidak Normal
11. 11 L 38 th 14 th 11,3 g/dl Tidak Normal
12. 12 L 36 th 12 th 10,9 g/dl Tidak Normal
13. 13 L 41 th 13 th 14,7 g/dl Normal
14. 14 L 25 th 4 th 12,0 g/dl Tidak Normal
15. 15 L 33 th 11 th 12,3 g/dl Tidak Normal
16. 16 L 38 th 11 th 13,3 g/dl Normal
17. 17 L 54 th 28 th 10,7 g/dl Tidak Normal
18. 18 L 55 th 7 th 10,8 g/dl Tidak Normal
19. 19 L 46 th 27 th 12,0 g/dl Tidak Normal
20. 20 L 22 th 3 th 13,0 g/dl Normal
21. 21 L 36 th 10 th 14,2 g/dl Normal
22. 22 L 44 th 9th 12,8 g/dl Tidak Normal
23. 23 L 54 th 27 th 11,5 g/dl Tidak Normal
24. 24 L 24 th 3 th 14,0 g/dl Normal
25. 25 L 33 th 12 th 12,3 g/dl Tidak Normal
26. 26 L 38 th 15 th 17,7 g/dl Tidak Normal
27. 27 L 47 th 20 th 10,9 g/dl Tidak Normal
28. 28 L 45 th 20 th 11,0 g/dl Tidak Normal
29. 29 L 40 th 12 th 13,8 g/dl Normal
30. 30 L 45 th 26 th 12,1 g/dl Tidak Normal
31. 31 L 46 th 26 th 13,0 g/dl Normal
32. 32 L 51 th 12 th 12,3 g/dl Tidak Normal
33. 33 L 56 th 26 th 13,0 g/dl Normal
34. 34 L 42 th 20 th 16,7 g/dl Normal
35. 35 L 27 th 3 th 14,2 g/dl Normal
36. 36 L 44 th 23 th 12,2 g/dl Tidak Normal

Lampiran 4
Persiapan Alat dan Bahan

Melaakukan Pengambilan Darah Kapiler Responden Menggunakan Auto Click

Pengambilan Darah Kapiler Dan Melakukan Pemeriksaan Menggunakan Alat

Easy Touch GCHb


Pembacaan Hasil Hemoglobin Pada Petugas SPBU di Pangkalan Bun.
Lampiran 5

Chi-Square Tests

Exact
Asymp. Sig. Exact Sig. Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 4,629a 1 ,031


Continuity
3,214 1 ,073
Correctionb
Likelihood Ratio 4,651 1 ,031
Fisher's Exact Test ,071 ,037
Linear-by-Linear
4,500 1 ,034
Association
N of Valid Casesb 36

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,00.
b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai