163.41.0004
Petugas SPBU memiliki risiko terpapar dengan bahan kimia yang berbahaya,
khususnya timbal dari bensin dan emisi gas kendaraan bermotor yang sedang menunggu
antrian pengisian bahan bakar ataupun kendaraan yang akan berangkat setelah selesai
mengisi bahan bakar, Lama kerja petugas SPBU mencerminkan waktu kontak atau paparan
antara petugas operator SPBU dengan sumber polutan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara lama kerja petugas SPBU yang bekerja >3 tahun dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah petugas SPBU di Pangkalan Bun. Desain penelitian yang
dilakukan adalah survei cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas
operator dari 3 SPBU di Pangkalan Bun berjumlah 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling. Data yang diperoleh diolah menngunakan
editing,coding,tabulating dengan uji statistika Chi Square pada taraf kesalahan 5%. Hasil
penelitian pada petugas SPBU yang bekerja 3-10 tahun berjumlah 12 responden dan lama
bekerja >10 berjumlah 24 responden. Dari 36 responden yang lama bekerja 3-10 tahun
memiliki kadar hemoglobin tidak normal berjumlah 4 responden, sedangkan yang lama
bekerja >10 tahun memiliki kadar hemoglobin tidak normal berjumlah 17 responden. Dari
Analisis data uji statistik chi square menunjukan p=0,037(p<0,05) yang berarti H1 diterima
dan H0 ditolak. Kesimpulan dari penelitian ada hubungan antara lama kerja >3 tahun
terhadap kadar hemoglobin pada petugas SPBU di Pangkalan Bun.
Kata Kunci: Hemoglobin, Lama Kerja, Petugas SPBU, Pangkalanbun
ABSTRACT
WORKING RELATIONSHIPS> 3 YEARS ON HEMOGLOBIN LEVELS (HB) IN
SPBU OFFICERS (GENERAL FUEL FILLING STATIONS) IN PANGKALAN BUN
(Study of Gas Station at Pangkalan Bun)
By: Siska Indah Sari
Gas station workers have the risk of being exposed to hazardous chemicals, especially lead
from gasoline and gas emissions of motor vehicles that are waiting for the fuel queue or
vehicles that will leave after completing fuel, the length of time the gas station staff reflects
the contact time or exposure between operators Gas station with pollutant sources. The
purpose of this study was to determine the relationship between the length of service of
SPBU officers who worked> 3 years with hemoglobin (Hb) levels in the blood of SPBU
officers at Pangkalan Bun. The research design carried out was a cross sectional survey. The
population in this study were all operator officers from 3 gas stations in Pangkalan Bun
totaling 40 people. Sampling is done by purposive sampling. The data obtained were
processed using editing, coding, tabulating with Chi Square statistical tests at an error level of
5%. The results of the study at SPBU officers who worked 3-10 years amounted to 12
respondents and the length of work> 10 amounted to 24 respondents. Of 36 respondents who
had worked for 3-10 years had abnormal hemoglobin levels of 4 respondents, while those
who had worked> 10 years had abnormal hemoglobin levels totaling 17 respondents. From
the analysis of chi square statistical test data showed p = 0.037 (p <0.05) which means that
H1 is accepted and H0 is rejected. The conclusion from the study there is a relationship
between the length of work> 3 years to hemoglobin levels in gas station staff at Pangkalan
Bun.
Keywords: Hemoglobin, Length of Work, Gas Station Officer, Pangkalanbun
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul KTI :Hubungan lama kerja >3 tahun terhadap kadar hemoglobin(Hb) pada
petugas SPBU (Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum) di Pangkalan
Bun
Nama Mahasiswa : Siska Indah Sari
NIM : 163.41.0004
Program Studi : D-III Analis Kesehatan
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pangkalan Bun,.................................
Mengetahui,
NIM : 163.41.0004
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul : “Hubungan lama kerja
>3 tahun terhadap kadar hemoglobin (Hb) pada petugas SPBU (Stasiun Pengisisan Bahan
Bakar Umum) di Pangkalan Bun” adalah bukan Karya Ilmiah orang lain baik sebagian
maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila tidak
benar saya bersedia mendapatkan sanksi.
Penulis dilahirkan di Pangkalan Bun pada tanggal 2 September 1998 dari ayah yang
bernama Saparudin dan Ibu yang bernama Gustini, penulis merupakan putri kedua dari 2
bersaudara.
Pada Tahun 2010 penulis lulus dari SDN 3 Madurejo, tahun 2013 penulis lulus dari
SMPN 2 Arut Selatan, tahun 2016 penulis lulus dari SMAN 2 Pangkalan Bun, tahun 2016
penulis melanjutkan mendaftar di STIKES Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun, dan
penulis lulus seleksi masuk STIKES Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun melalui jalur
PMDK. Penulis memilih program studi Diploma III Analis Kesehatan dari empat pilihan
program studi yang ada di Stikes BCM Pangkalan Bun.
Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
“Waktu bagaikan pedang. Jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik, maka ia yang akan
memanfaatkan kita”
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini berhasil diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Judul dalam
penelitian ini adalah “Hubungan lama kerja >3 Tahun terhadap kadar hemoglobin (Hb) pada
petugas SPBU (Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum) diPangkalan Bun”.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam penelitian yang
dilakukkan peneliti untuk menyelesaikan program studi Diploma III Analis Kesehatan
STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan bun. Rasa hormat, terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta atas semua
bantuan moril maupun material, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doa
yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan dalam belajar yang penulis jalani selama
menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ilmiah ini.
Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang, dan penulis
banyak mendapatkan petunjuk serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Luluk Sulistyono, M.Si selaku Ketua Stikes Borneo Cendekia Medika Pangkalan
Bun
2. Rahaju Ningtyaas,S, Kp.,M.Kep selaku Wakil Ketua I Stikes Borneo Cendekia Medika
3. Rahaju Wiludjeng, S.E.,M.M selaku Wakil Ketua II Stikes Borneo Cendekia Medika
Pangkalan Bun
4. dr. Churairie Latief, M.Kes selaku Wakil Ketua III Stikes Borneo Cendekia Medika
Pangkalan Bun
5. Febri Nur Ngazizah,S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Analis Kesehatan dan selaku
penguji yang telah memberikan banyak masukan
6. Nur Aini Hidayah Khasanah S.Si.,M.Si selaku pembimbing utama
7. Riky, S.Si., M.Si selaku pembimbing anggota
8. Bapak/Ibu Dosen Pengajar STIKes Borneo Cendekia Medika khususnya Jurusan Analis
Kesehatan yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses
pendidikan hingga proses penulisan karya tulis ini
9. Teristimewa Ayahanda Saparudin dan Ibunda Tercinta Gustini yang selalu berdoa dan
memberikan semangat untuk penulis, serta seluruh keluarga besar saya yang tercinta yang
telah memberikan dukungan baik materi maupun non materi serta doa bagi peulis dalam
proses pendidikan sampai saat ini
10. Kepada seluruh Petugas Operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Kota Pangkalan
Bun yang bersedia menjadi responden
11. Kepada sahabat-sahabatku dan seluruh teman-teman seperjuangan Analis Kesehatan
Angkatan 01 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada pada
penulis, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan Karya Tulis Imliah ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Imliah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
pelitian selanjutnya. Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi
yang telah penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis Amin.
PENDAHULUAN
Pencemaran atau polusi udara akibat pembuangan emisi gas yang dikeluarkan dari
knalpot kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Asap kendaraan
bermotor mengandung zat-zat kimia yang dapat mengganggu keseimbangan metabolisme
dalam tubuh manusia, antara lain karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan timbel
(Pb). Zat-zat yang keluar dari knalpot dalam bentuk gas, terbuang ke udara kemudian
bersenyawa dengan berbagai polutan sehingga konsentrasi udara terganggu dan terjadi
pencemaran udara yang mengganggu kesehatan manusia. Peningkatan jumlah kendaran dan
peningkatan bilangan oktan bensin menambah pencemaran timbal (pb) di udara (Malaka dan
Iryani., 2011)
Udara adalah faktor penting dalam kehidupan. Namun, sejalan dengan perkembangan
pembangunan fisik kota dan pusat industri, serta berkembangnya transportasi, menyebabkan
kualitas udara mengalami perubahan, dari yang bersih, sekarang kering dan kotor akibat
terjadinya pencemaran udara karena penggunaan kendaraan sebagai alat transportasi. Asap
kendaraan bermotor memiliki dampak terbesar polusi mencapai 60-70%, dibanding dengan
industri yang hanya berkisar 10-15%. Sedangkan, sisanya berasal dari rumah tangga,
pembakaran sampah, kebakaran hutan atau ladang dan lain-lain. Hal ini diakibatkan oleh
peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor yang bertambah banyak tiap tahunnya.
Sebagian besar kendaraan bermotor tersebut menghasilkan emisi gas buang yang buruk,
dikarenakan perawatan mesin yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar
dengan kualitas kurang baik yang membuat hasil zat buang dari kendaraan bermotor tersebut
semakin mengandung banyak polutan yang berbahaya (Ismiyati et al., 2014).
Supaya proses pembakaran pada mesin kendaraan menjadi lebih halus dan cepat,
digunakan Pb sebagai bahan aditif pada bensin. Pb dalam bentuk tetraetiltimbal (Pb 2(C2H5)4)
pada bahan bakar berdampak merugikan bagi lingkungan sekitar termasuk manusia. Pada saat
pembakaran, Pb dilepas ke udara bersamaan dengan asap kendaraan. Senyawa yang
dilepaskan tersebut berdampak negatif bagi kesehatan. Keracunan timbal kronis sebelum
mencapai organ target adalah gangguan haemoglobin dan berakibat pada menurunnya kadar
haemoglobin. Gangguan anemia akan timbul bila kandungan Pb lebih dari 70 ug/dl atau
setara 0,7 ppm. Berkaitan dengan efek negatif Pb dalam bensin, maka sangatlah penting
untuk mendeteksi dan memperkirakan frekuensi kadar Pb dalam darah pekerja pengisi bahan
bakar umum (SPBU) yang melakukkan kontak langsung dengan bahan bakar (Windusari et
al., 2019).
Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan kelompok pekerja
yang memiliki risiko terpapar dengan bahan kimia yang berbahaya, khususnya timbal dari
bensin dan emisi gas kendaraan bermotor yang sedang menunggu antrian pengisian bahan
bakar ataupun kendaraan yang akan berangkat setelah selesai mengisi bensin. Posisi SPBU
yang berada dekat jalan raya memudahkan petugas terpapar dengan polutan timbal dari asap
kendaraan yang melaju di jalan raya (Almunjiat et al., 2016). Petugas SPBU adalah salah
satu populasi pekerja yang mempunyai tingkat resiko pejanan bahan kimia berbahaya
yang tinggi. Masa kerja mencerminkan waktu kontak atau paparan antara petugas operator
SPBU dengan sumber polutan, yaitu senyawa senyawa kimia berbahaya yang terkandung
pada bahan bakar (Asni dan Rolly, 2018).
Petugas SPBU yang bekerja dengan kerja yang tidak sesuai dengan standar
mengakibatkan ada beberapa perkerja yang suka mengalami keluhan pusing dan lesu setelah
bekerja. Petugas yang berkerja dengan kerja yang buruk dapat dimungkinkan berkaitan
dengan tidak menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri) misalnya tidak menggunakan masker
(Nizar, 2017).
Hasil penelitian Linda (2017) yang berjudul “Pengaruh lama kerja terhadap kadar
Hemoglobin pada petugas SPBU (Studi di SPBU kota Jombang)” sebanyak 23 responden
dengan lama kerja <3 tahun memiliki kadar hemoglobin tidak normal berjumlah 1 responden
sedangkan dengan lama kerja >3 tahun memiliki kadar hemoglobin tidak normal berjumlah
12 responden. Kadar pb dalam darah yang tinggi dapat mengganggu proses eritropoesis dan
adanya gangguan sintesis heme yang diakibatkan oleh akumulasi timbal akan semakin buruk
bila kecukupan zat besi tubuh tidak terpenuhi (Putri, 2014).
Berdasarkan uraian yang diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang
berjudul “Hubungan lama kerja >3 Tahun terhadap kadar Hb Pada petugas SPBU di
Pangkalan Bun”. karena petugas SPBU selalu terpapar timbal setiap harinya yang dihasilkan
oleh asap kendaraan yang mengisi bahan bakar umum.
1.Berapa kadar hemoglobin petugas SPBU dengan lama kerja >3 tahun?
2.Apakah ada hubungan antara lama kerja petugas SPBU yang bekerja >3 tahun dengan
kadar Hb dalam darah petugas SPBU di Pangkalan Bun?
2.1 Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein berupa pigmen merah pembawa oksigen yang kaya akan zat
besi, memiliki daya gabung terhadap oksigen untuk membentuk hemoglobin dalam sel darah
merah. Adanya fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke dalam jaringan
menggunakan Hb(Syaifuddin, 2011). Nama Hemoglobin di ambil dari kata heme dan globin.
heme adalah gugus prostetik yang terdiri dari atom besi, sedangkan globin adalah protein
yang dipecah menjadi asam amino. Hemoglobin terdapat di dalam sel-sel darah merah
merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh sel-sel tubuh. Setiap orang dengan kondisi normal memiliki kadar hemoglobin yaitu
15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah merah
per millimeter darah. Konsentrasi hemoglobin darah dapat diukur berdasarkan intensitas
warnanya dengan menggunakan fotometer dan dinyatakan dalam gram hemoglobin per
seratus millimeter darah (g/100 mL) atau gram per desiliter (g/dL) (Hiru, 2013).
Darah yang mengalir dalam tubuh memiliki fungsi sebagai sistem sirkulasi dan
berbagai fungsi yang penting.Fungsi utama dari darah, khususnya sel darah merah atau
eritrosit adalah digunakan untuk mengangkut hemoglobin dan seterusnya membawa oksigen
dari paru-paru ke jaringan. Selain mengangkut hemoglobin, darah juga mempunyai fungsi
lain. Hemoglobin dalam darah manusia merupakan dapur asam-basa (seperti juga pada
kebanyakan protein), sehingga hemoglobin bertanggung jawab untuk sebagian besar daya
transportasi di seluruh darah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi
terpenting dari sel darah merah adalah transpor O 2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan.
Suatu protein eritrosit, yaitu hemoglobin, memainkan peranan penting pada kedua proses
tersebut (Devie, 2015).
Jumlah Hb dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan
jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2009). Batas normal nilai Hb untuk
seseorang sukar ditentukan karena kadar Hb bervariasi diantara setiap suku bangsa. Kadar
hemoglobin normal akan berbeda pada setiap kelompok usia (Achadi, 2011). Hemoglobin
merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Kadar hemoglobin seseorang
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain: usia, jenis kelamin, penyakit sistemik dan pola
makan. Asupan zat gizi berperan dalam pembentukan sel darah merah. Terganggunya
pembentukan sel darah merah bisa disebabkan makanan yang dikonsumsi kurang
mengandung zat gizi penting seperti besi, asam folat, vitamin B12, protein, vitamin C dan zat
gizi penting lainnya (Matayane et al., 2014).
Tabel. Nilai Normal Hemoglobin (Kiswari, 2014).
Kelompok Nilai Normal Hb (gr/dl)
Laki-Laki 13,0-17,0
Perempuan 11,5-16,5
Struktur Hemoglobin terdiri dari empat rantai protein, dua rantai alfa dari 141 asam
amino dan dua rantai beta dari 146 asam amino, masing-masing dengan satu cincin heme
yang mengandung atom besi. Oksigen mengikat reversibel untuk atom besi ini dan diangkat
melalui darah. Setiap rantai protein mirip dengan struktur mioglobin, protein yang digunakan
untuk menyimpan oksigen dalam otot dan jaringan lain. Namun, empat rantai hemoglobin
memberikan beberapa keuntungan tambahan. Kedua protein globin memiliki struktur tersier
dan sekunder yang masing-masing sama memiliki 8 segmen heliks. Juga setiap rantai globin
terdiri dari 1 molekul Hemme yang terdiri dari cincin porfirin yang mengandung 4 molekul
pirol dihubungkan dengan ligan ion besi yang terikat di pusat (Matayane et al., 2014).
KERANGKA KONSEPTUAL
Petugas SPBU
Lama Kerja
Darah Kapiler
Pemeriksaan Hemoglobin
Kadar Hemoglobin
Tinggi / Rendah
: Diteliti
:Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang hubungan lama kerja terhadap kadar Hb pada petugas
SPBU (Sari, 2019)
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual penelitian :
Petugas SPBU adalah orang yang bertugas untuk melayani pengisian bahan bakar di
SPBU untuk setiap konsumen bahan bakar. Petugas SPBU dikategorikan berdasarkan lama
kerja yaitu > 3 tahun. Kadar hemoglobin adalah banyaknya molekul protein dalam sel darah
merah yang berfungsi mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Penelitian ini dilakukan
pengukuran dengan menggunakan metode Strip Tes Hemoglobin untuk mengukur kadar
hemoglobin petugas SPBU Kota Pangkalan bun. Pemeriksaan kadar hemoglobinpada petugas
SPBU berdasarkan lama kerja untuk mengetahui nilai hemoglobin normal dan tidak normal.
Dimana kadar hemoglobin normal pada laki-laki antara 13,0 -17,0 g/dl dan wanita 11,5-16,5
g/dl sedangkan hemoglobin tidak normal jika <13,5 g/dl dan >18,0 g/dl untuk laki-laki dan
<11,5 g/dl dan >16,5 untuk wanita (Kiswari, 2014).
3.3 Hipotesis
H1 : Ada hubungan lama kerja terhadap kadar hemoglobin pada petugas SPBU
H0: Tidak ada hubungan lama kerja terhadap kadar hemoglobin pada petugas SPBU
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
Data Hasil penelitian Hubungan lama kerja >3 Tahun terhadap kadar hemoglobin
pada petugas SPBU di Pangkalan Bun dapat disajikan pada data berikut:
35
30
25
20
Kadar Hb
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930313233343536
3-10 Tahun 8 4 12
>10 Tahum 7 17 24
Jumlah 15 21 36
6.1 Kesimpulan
1. Kadar hb petugas SPBU di Pangkalan Bun dengan Lama kerja >3 tahun ayaitu
normal 41,7% dan yang tidak normal persentase 58,3%
2. Terdapat hubungan lama kerja >3 tahun terhadap kadar hb pada petugas SPBU di
Pangakalan Bun. Semakin lama bekerja maka kadar hb yang didapatkan maka
semakin rendah.
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada petugas operator SPBU hendaknya menggunakan masker saat
bekerja, agar dapat mengurai paparan Pb yang berasal dari gas buang kendaraan
bermotor sehingga kadar hemoglobin tetap normal.
2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya menggunakan jumlah responden yang lebih
banyak serta mengambil sampel melalui darah vena dengan menggunakan alat
pemeriksaan metode hematologi analyzer , atau menggunakan alat pemeriksaan
metode sahli supays mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Asni dan Rolly. 2018. Komparasi Masa Kerja Terhadap Kadar Hematokrit Darah Operator
SPBU di Beberapa SPBU di Kota Kediri. Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari. 1
(2).
D’Hiru. 2013. Live Blood Analysis Setetes Darah Anda Dapat Mengungkapkan Status
Kesehatan dan Penyakit yang Mengancam Anda. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Evelyn, C. P. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Penerbit Gramedia. Jakarta
Ismiyati, Devi dan M. Deslida S. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik . 3 (01).
Malaka dan Iryani. 2011. Hubungan Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin
dan Hematokrit pada Petugas Pintu Tol Jagorawi. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. 1(6).
Matayane, Shanon G. 2014. Hubungan Antara Asupan Protein dan Zat Besi dengan Kadar
Hemoglobin Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2013. Karya
Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Nizar, F. 2017. Gambaran Praktek Kerja Aman Terhadap Paparan Benzena Pada Pekerja
SPBU Di Wilayah Ciputat Timur. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Penerbit
Salemba Medika. Jakarta.
Putri, W. 2014. Hubungan Kecukupan Asupan Zat Besi dan Kadar Timbal Darah dengan
Kadar Hemoglobin pada Anak Jalanan Usia Kurang dari 8 Tahun di Kawasan Pasar
Johar Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Suma’mur, P.K. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Penerbit Sagung Seto.
Jakarta.
Syaifuddin. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Status Hemoglobin Pada Anak
Sekolah Dasar Diwilayah Pesisir. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Windusari. 2019. Deteksi Frekuensi Distribusi Timbal Dalam Darah Pekerja Pengisi Bahan
Bakar: Studi Kasus SPBU di Plaju, Sumatera Selatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia. 16 (1).
Zarianis. 2006. Esensial Anatomi dan fisiologi Dalam Asuhan Maternitas. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Zulfikar. 2016. Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika Edisi Pertama.
Penerbit Gramedia. Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Keterangan
No Jenis Lama Kadar
No Umur
Responden Kelamin Kerja Hemoglobin Normal Tidak Normal
1. 01 L 35 th 10th 13,4 g/dl Normal
2. 02 L 42 th 14 th 13,7 g/dl Normal
3. 03 L 38 th 17 th 10,9 g/dl Tidak Normal
Lampiran 4
Persiapan Alat dan Bahan
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. Exact Sig. Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,00.
b. Computed only for a 2x2 table