Anda di halaman 1dari 5

PEREMPUAN BEBAS MEMILAH DAN MEMILIH

Di Negara kita selalu menegaskan bahwa kebebasan berpendapat merupakan hal terpenting
dan utama dalam menguraikan arti kebebasan bagi rakyat. Coba amati di setiap saluran
televisi dari yang dulu sampai sekarang ini. Banyak yang mencoba menyampaikan
pendapatnya dengan cara masing-masing. Bahkan di media sosial pun tak kalah sarat dengan
pendapat banyak orang yang dimana kebanyakan mengkritik sesuatu yang mereka rasa
kurang pas dengan diri mereka masing-masing.

Namun, ditulisan ini bukan membahas hal-hal diatas, yang mengenai media penyalur
pendapat. Tetapi ,tentang kebebasan perempuan dalam memilah dan memilih suatu hal yang
sesuai bagi dirinya maupun orang lain di sekitarnya. Dimana sang perempuan ini menjadi
subjek yang berperan dalam hal memutuskan sesuatu dengan kebijaksanaan mereka yang
khas sesuai jati diri mereka.

Setiap kali kita amati dari kisah zaman dahulu sampai sekarang baik yang fiktif maupun non-
fiktif, wanita sering kali di posisikan sebagai subjek yang lemah. Hanya melakukan sesuatu
hal dengan batas-batas yang tertentu. Hingga tak sedikit perempuan yang sering kali salah
dalam bertindak dan berpikir karena terlalu tertekan dengan suatu aturan yang dirasa
mengekang kebebasannya dalam memilah atau memilih suatu hal.

Kalau kita pernah pelajari sebuah amanat dari satu sinetron. Yang sekarang banyak
digandrungi dari beberapa kalangan. Ada beberapa perempuan yang rela tersakiti dari sebuah
pernikahan yang hubungannya tidak sehat. Kemudian mereka ingin memiliki menyudahi
sesuatu yang menyakiti tersebut,malah ada saja yang mencegah dengan dalih beberapa
perempuan tadi masa depannya akan lebih buruk jika menyudahi dengan rasa malu. Padahal
jika diperhatikan,perempuan itu bebas memilah dan memilih apa yang akan mereka hadapi di
masa depan nanti. Urusan takdir itu dibuat Yang Maha Kuasa. Bukan dari dalih orang-orang
yang menekan mereka untuk berdiam diri saja dengan rasa malu yang akan dilemparkan
nanti.

Jika membaca buku dari Emha Ainun Nadjib yang berjudul “Sedang Tuhan Pun Cemburu”
,ada satu sub judul “Look up atawa nDangak, look down atawa nDingkluk” yang sebenarnya
kalau diperhatikan seksama, membuat kita para perempuan menyadari bahwa kita juga bebas
dalam memilah dan memilih suatu hal. Seperti ini bacaannya “JANGANLAH ENGKAU
BERJALAN DI DEPANKU SEBAB AKU BUKAN PENGIKUTMU. JANGANLAH
PULA BERJALAN DI BELAKANGKU SEBAB ENGKAU BUKAN PENGIKUTKU.
MARILAH BERJALAN DI SISIKU,KITA MELANGKAH SEJAJAR DAN
BERSAMA…”. Di tulisan beliau tersebut, sangat jelas pesannya. Bahwa kita para perempuan
itu memiliki hak kesejajaran yang sama dan memiliki kebebasan dalam memilah dan
memilih.

Kemudian,membahas sedikit tentang hal yang sekarang banyak dibicarakan dengan istilah
“insecure” yang menorehkan rasa malu,takut,tidak percaya diri yang banyak melingkupi
kaum perempuan masa kini. Namun, satu hal yang terbesit dalam benak saya tentang masalah
“insecure”. Saya bertanya-tanya apa poin dari ”insecure” bagi seorang perempuan itu apa?
Apa masalahnya jika kita sebagai perempuan tak sama dengan perempuan lainnya. Baik dari
segi gaya hidup, pendidikan,pendapat atau stigma orang lain tentang kita dan lainnya.
Padahal kita sebagai perempuan ini memiliki kesempatan untuk bebas dalam memilah dan
memilih suatu hal yang baik buruknya bagi diri kita masing-masing. Karena apa yang mereka
dapat belum tentu sesuai dengan yang harus kita dapatkan nanti . dan apa yang kita inginkan
belum tentu apa yang kita butuhkan nanti. Jadi kesimpulannya, kita sebagai perempuan itu
jangan terlalu takut untuk memulai suatu hal yang menurut kita baik dan bijaksana untuk
sesama atau yang lainnya. Kita itu sebagai perempuan memiliki kuasa dalam mengendalikan
ke-khasan diri masing-masing dengan cara masing-masing. Kita perempuan yang bebas
memilah dan memilih.
DAFTAR PUSTAKA

Nadjib, Emha Ainun. 2015. Sedang Tuhan Pun Cemburu. Yogyakarta : Bentang Pustaka.

http://www.instagram.com//gitasav
BIODATA PENULIS

Nama : Zulia Muchofifah

Nama pena : Zulia Alya

Alamat : Dsn. Belud sarirejo Ds. Mojosari

kec. Mantup Kab.Lamongan

Hobi : Menulis puisi

KARTU IDENTITAS
BUKTI DAN SYARAT

Anda mungkin juga menyukai