Anda di halaman 1dari 62

PEMBELAJARAN HOT MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


Disampaikan Oleh: Sri Sulastri, S.Si, M.Pd
Widyaiswara LPMP DKI Jakarta

PELATIHAN DARING PPKPTKK JAKARTA TIMUR, 20 JULI 2020


Tujuan
Pembelajaran
Melalui menyimak, menalar, mengalami simulasi, dan
bertanya jawab, peserta diharapkan mampu:

01 Menjelaskan latar belakang


diperlukannya pembelajaran HOT melalui penerapan
model pembelajaran

02 Merincikan landasan hukum


dilakukannya pembelajaran HOT

03 Menjelaskan konsep pembelajaran HOT


sesuai dengan tuntutan implementasi model pembelajaran

04 Melakukan simulasi pembelajaran HOT


Pada model pembelajaran discovery learning

Dengan rasa ingin tahu, kritis, kreatif, komunikatif, dan berani mencoba.
PERKENALKANLAH…
Nama : Sri Sulastri
Jabatan : Widyaiswara
Instansi : LPMP DKI Jakarta
Pendidikan : S1 Kimia UI
S2 PEP UNJ
Pengalaman : Instruktur LPMP
Guru MTsN 10
Guru SMA Nusa Putra
Status : Menikah & dikaruniai 2 anak
Alamat : Jl. H. Saiyan No. 51
Tj. Barat Jakarta Selatan
Telepon : 0813 8459 3673
Email : ksrisulastri@yahoo.co.id
Motto : Bekerjalah penuh
semangat agar menjadi
orang yang bermanfaat
APAKAH PEMBELAJARAN HOT ITU?

Definisi keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah


proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi
(C4), membuat kesimpulan (C5), membangun
representasi (C6), menganalisis, dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang
paling dasar (Resnick, 1987)
40% 60%
APAKAH PEMBELAJARAN HOT ITU?

Keterampilan berpikir tingkat tinggi erat kaitannya


dengan keterampilan berpikir sesuai dengan ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu
kesatuan dalam proses belajar dan mengajar

(Transfer of Knowledge)
40% 60%
APAKAH PEMBELAJARAN HOT ITU?

John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis secara


esensial sebagai sebuah proses aktif, dimana seseorang
berpikir segala hal secara mendalam, mengajukan
berbagai pertanyaan, menemukan informasi yang relevan
daripada menunggu informasi secara pasif (Fisher, 2009).

(Critical and Creative Thinking)


40% 60%
APAKAH PEMBELAJARAN HOT ITU?

Keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai problem


solving diperlukan dalam proses pembelajaran, karena
pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan
pembelajaran berorientasi pada keterampilan tingkat
tinggi tidak dapat dipisahkan dari kombinasi keterampilan
berpikir dan keterampilan kreativitas untuk pemecahan
masalah.
40% 60%
BAGAIMANAKAH PEMBELAJARAN HOT DALAM
KURIKULUM 2013?

Sebagaimana amanat Permendikbud nomor 103


tahun 2014, pembelajaran HOT dalam kurikulum
2013 adalah diterapkannya pendekatan saintifik dan
diimplementasikannya model-model pembelajaran

40% 60%
BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA DIMENSI PENGETAHUAN, DIMENSI
PROSES BERPIKIR (TAKSONOMI), DAN MODEL PEMBELAJARAN?
PELATIHAN DARING PPKPTKK JAKARTA TIMUR, 20 JULI 2020

SIMULASI
DISCOVERY LEARNING
ADAKAH YANG TAHU?

Bagaimanakah implementasi pembelajaran HOT itu?


Apakah pembelajaran di kelas kita sudah HOT?
Mari kita amati tayangan 2 video berikut ini.
Menurut Anda apakah guru di video sudah
memberikan pembelajaran HOT? 40% 60%

1. MENSTIMULASI PESERTA
Pahami Pertanyaan Berikut ini
Untuk Dikerjakan Secara Individu

1. Berdasarkan pasal 2 ayat 8 Permendikbud


No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran
terdapat lima langkah dalam pendekatan saintifik.
Sebutkan lima langkah yang dimaksud yang
dimaksud. 40% 60%

2. Identifikasi Masalah
Pahami Pertanyaan Berikut ini
Untuk Dikerjakan Secara Individu

2. Pada Pasal 2 ayat (5) dalam Permendikbud


No. 103 Tahun 2014 tertera tentang
pengertian model pembelajaran. Jelaskan
pengertian model pembelajaran yang
dimaksud. 40% 60%

2. Identifikasi Masalah
Pahami Pertanyaan Berikut ini
Untuk Dikerjakan Secara Individu
3. Dalam model pembelajaran terdapat sintaks, yaitu
tahapan aktivitas guru dan peserta didik dalam
pembelajaran. Bagaimanakah sintaks dalam
model pembelajaran Discovery Learning?
(Sumber: http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-model-
pembelajaran-discovery-learning) 40% 60%

2. Identifikasi Masalah
Waktunya Mengerjakan Soal (5’)

1. Berdasarkan pasal 2 ayat 8 Permendikbud


No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran
terdapat lima langkah dalam pendekatan saintifik.
Sebutkan lima langkah yang dimaksud yang
dimaksud. 40% 60%

3 dan 4. Mengumpulkan Data dan mengolah Data


Waktunya mengerjakan Soal (3’)

2. Pada Pasal 2 ayat (5) dalam Permendikbud


No. 103 Tahun 2014 tertera tentang
pengertian model pembelajaran. Jelaskan
pengertian model pembelajaran yang
dimaksud. 40% 60%

3 dan 4. Mengumpulkan Data dan mengolah Data


Waktunya mengerjakan Soal (5’)

3. Dalam model pembelajaran terdapat


sintaks, yaitu tahapan aktivitas guru dan peserta
didik dalam pembelajaran. Bagaimanakah sintaks
dalam model pembelajaran Discovery Learning?
40% 60%

3 dan 4. Mengumpulkan Data dan mengolah Data


Saatnya Mengkoreksi Jawaban

1. Lima langkah
Pendekatan
Saintifik

40% 60%

5. Verifikasi
Saatnya Mengkoreksi Jawaban

2. Model pembelajaran merupakan


kerangka konseptual dan operasional
pembelajaran yang mempunyai nama, ciri,
urutan logis, pengaturan, dan budaya
40% 60%

5. Verifikasi
Saatnya Mengkoreksi Jawaban

3. Sintaks Discovery Learning:


1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
2) Problem statement (identifikasi masalah)
3) Data Collection (pengumpulan data)
4) Data Processing (pengolahan data)
5) Verification (pembuktian)
6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
40% 60%

5. Verifikasi
Saatnya Menyimak Penjelasan
Materi Model Pembelajaran

40% 60%

6. Generalisasi
Guru profesional tidak hanya menguasai
LATAR sejumlah materi pembelajaran, tetapi juga
terampil dalam menggunakan model-model
BELAKANG pembelajaran yang tepat

Guru harus dapat memilih model pembelajaran yang


tepat agar pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan peserta didik memiliki pengalaman belajar
C
dengan pendekatan saintifik.

Pada Permendikbud nomor 103 tahun 2014


D pembelajaran pada pendidian dasar dan
tentang
menengah, model pembelajaran yang
disarankan untuk guru lakukan adalah
discoery learning, project based learning,
problem based learning, dan inquiry learning
PENGERTIAN
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual dan operasion
al pembelajaran yang mempunyai n
ama, ciri, urutan logis, pengaturan,
dan budaya
(Permendikbud No. 103 Tahun 2014 pasal
2 ayat 5)
PENGERTIAN SINTAKS

1. Di dalam model pembelajaran terdapat karakteristik yang


dikenal dengan istilah sintaks.
2. Sintaks adalah tahapan aktivitas guru dan peserta
didik dalam pembelajaran.
3. Di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat
Welcome!!
rasional yang membedakan antara model
pembelajaran yang Insert
satuthedengan model pembelajaran
title of your subtitle Here

yang lain
KONSEP
DISCOVERY LEARNING

40% 60%
DEFINISI
Discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan problem bas
ed learning dan inquiry learning. Pada discovery learning lebih meneka
nkan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak di
ketahui. Masalah yang dihadapkan kepada peserta didik adalah semac
am masalah yang direkayasa oleh guru.

Pada inquiry learning, masalahnya bukan hasil rekayasa sehingga


peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilan
nya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu
melalui proses penelitian
40% 60%
Sedangkan problem based learning lebih memberi tekanan pada
kemampuan menyelesaikan masalah.
KONSEP
Discovery learning adalah model pembelajaran dimana materi yang akan
disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta
didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahuinya dengan
mengorganisasi (mengkonstruksi) sendiri pemahamannya.

Dalam discovery learning, peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai


aktivitas menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, dan menyimpulkan yang dapat
memungkinkan terjadinya generalisasi.

Peserta didik dikatakan memahami suatu konsep 40%


apabila
60%
mengetahui lima
unsur dari konsep itu, meliputi: (1) nama; (2) contoh-contohnya baik yang
positif maupun yang negatif; (3) karakteristik, baik yang pokok maupun
tidak; (4) rentangan karakteristik; dan (5) kaidah.
KELEBIHAN PENERAPAN
DISCOVERY LEARNING
1. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatk
an keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat
pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian,
ingatan dan transfer.
3. Menimbulkan rasa senang pada diri peserta didik, karena
tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
4. Metode ini memungkinkan peserta40%didik berkembang
60%

dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.


LANJUTAN
5. Peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akal dan motivasinya.
6. Model pembelajaran ini dapat membantu peserta didik
memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
7. Berpusat pada peserta didik dan guru yang bersama
berperan aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
8. Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme
(keragu-raguan) karena mengarah40% pada 60%
kebenaran yang
final dan tertentu atau pasti.
LANJUTAN

9. Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide


lebih baik.
10. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer
kepada situasi proses belajar yang baru.
11. Mendorong peserta didik berfikir dan bekerja atas inisiatif
sendiri.
12. Mendorong peserta didik berfikir intuisi dan merumuskan
hipotesis sendiri. 40% 60%
13. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
14. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
LANJUTAN

15. Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta


didik menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya
16. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta
didik.
17. Kemungkinan peserta didik belajar dengan
memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
18. Dapat mengembangkan bakat dan 40% kecakapan
60%
individu.
Langkah-langkah Operasional Implementasi
Discovery Learning
Langkah Persiapan
• 1. Menentukan tujuan pembelajaran
• 2. Melakukan identifikasi karakteristik peserta
• didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar,
• dan sebagainya)
• 3. Memilih materi pelajaran
• 4. Menentukan topik-topik yang harus
• dipelajari peserta didik secara induktif (dari
• contoh-contoh generalisasi
LANJUTAN

5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,


ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.

6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,


dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai
ke simbolik.
40% 60%
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
40% 60%
SISTEM PENILAIAN

Penilaian dapat dilakukan


dengan menggunakan tes
maupun non tes

Penilaian yang digunakan


dapat berupa penilaian
pengetahuan,40% keterampilan,
60%

sikap, atau penilaian berupa


hasil kerja peserta didik.
KONSEP
PROBLEM BASED LEARNING

40% 60%
KONSEP
PROBLEM BASED LEARNING
Problem Based Learning (PBL) adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata
(real world) yang tidak terstruktur (ill-structured)
dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta
didik untuk mengembangkan keterampilan
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta
40% 60%
sekaligus membangun pengetahuan baru
TUJUAN
PROBLEM BASED LEARNING

Mengembangan kemampuan berpikir


kritis dan kemampuan pemecahan
masalah dan sekaligus mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk secara
aktif membangun pengetahuan sendiri
40% 60%
PRINSIP
PROBLEM BASED LEARNING

1. Menggunakan masalah nyata sebagai untuk


mengembangkan pengetahuan kemampuan
berpikir kritis dan memecahan masalah.
2. Masalah itu bersifat terbuka (open-ended problem)
3. Berpusat pada peserta didik (student-centered)
4. Kolaborasi antarpeserta didik40%sangat60%
diperlukan
CIRI-CIRI PBL
1. Merupakan aktivitas pembelajaran tidak hanya sekedar
mengharapkan peserta didik mendengarkan, mencatat,
kemudian menghapal materi pembelajaran, melainkan harus
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data,
dan akhirnya menyimpulkan.
2. Aktivitas pembelajaran harus diarahkan untuk menyelesaikan
masalah. PBL menempatkan masalah sebagai fokus
pembelajaran, tanpa masalah tidak mungkin terjadi proses
pembelajaran. 40% 60%

3. Pemecahan masalah dilakukan menggunakan pendekatan


berpikir ilmiah (deduktif-induktif; sistematik-empirik).
LANGKAH-LANGKAH PBL
Mengorientasikan peserta didik
TAHAP 1
terhadap masalah

Mengorganisasi peserta didik untuk


TAHAP 2
belajar
Membimbing penyelidikan
TAHAP 3 individual maupun kelompok

TAHAP 4 Mengembangkan dan menyajikan


hasil karya
40% 60%

TAHAP 5 Menganalisis dan mengevaluasi


proses pemecahan masalah
PENILAIAN PBL

Ditekankan penilaian
pemecahan masalah dalam bentuk
penilaian kinerja
40% 60%
KONSEP
PROJECT BASED LEARNING

40% 60%
KONSEP
PROJECT BASED LEARNING
Project Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Model pembelajaran ini dimulai dengan memunculkan


pertanyaan menuntun dan membimbing 40%
siswa
60%
dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasian berbagai subjek
(materi) dalam kurikulum.
Prinsip Project Based Learning
1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang
melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata.
2. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian
berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan
dalam pembelajaran.
3. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan
menghasilkan produk nyata.
4. Produk, laporan atau hasil karya tersebut selanjutnya
40% 60%
dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan
balik untuk perbaikan proyek berikutnya.
Manfaat Project Based Learning
1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam
pembelajaran
2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
pemecahan masalah.
3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan
masalah yang kompleks
4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan
peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk
menyelesaikan tugas. 40% 60%

5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada


PjBL yang bersifat kelompok.
Kriteria Project Based Learning
Thomas (2000) menetapkan lima kriteria Pembela
jaran Berbasis Proyek.
1. keterpusatan (centrality)
2. berfokus pada pertanyaan atau masalah
3. investigasi konstruktif atau desain
4. otonomi pembelajar 40% 60%

5. Realistis
Karakteristik
Project Based Learning
Menekankan aktivitas pembelajaran siswa
1. Student centered (berpusat pada siswa )
- Menjadi : problem solver, decision maker, investigator,
documentaria
- Berperan sebagai pekerja sesuai dengan bidang ilmu
2. Long-term (Jangka panjang)
- Panjang waktu proses pembelajaran
40% yang
60% bervariasi
3. Terintegrasi dengan isu-isu nyata dan
Lanjutan..........

4. Mengembangkan keterampilan dunia nyata


Berbagai keterampilan yang diperoleh:
- Kemampuan bekerja dengan baik dengan orang lain
- Membuat keputusan bijaksana
- Mengambil inisiatif
- Memecahkan masalah yang komplek

40% 60%
5. Memungkinkan untuk berbagai gaya belajar
- Dapat diakses oleh semua pembelajar
Langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Proyek

40% 60%
Contoh Rubrik Penilaian Proyek

40% 60%
No Tahapan Skor
1 Perencanaan 1-5
 Menyiapkan alat
 Menyiapkan bahan
2 Pengumpulan data 1-10
 Mencatat hasil pengamatan
 Data sesuai dengan hasil pengamatan
3 Pengorganisasian data 1-5
 Mengelompokkan data berdasarkan jenis indikator buatan
4 Pengolahan data 1-5
 Menetapkan jenis indikator buatan
5 Penyajian data 1-10
 Membuat laporan tertulis
40% 60%

 Mempresentasikan hasil pengamatan


Jumlah skor 5-35
KONSEP
INQUIRY LEARNING

40% 60%
DEFINISI INQUIRY LEARNING

Inquiry merupakan perluasan dari discovery yang


digunakan lebih mendalam. Atau dengan atau lain, disc
overy merupakan bagian dari inquiry

Secara bahasa, inquiry merupakan pernyataan,


pemeriksaan, atau penyelidikan.40% 60%

Inquiry adalah suatu proses umum yang dilakukan


manusia untuk mencari atau memahami informasi
KONSEP INQUIRY LEARNING
Inquiry Learning merupakan serangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya.
Syarat timbulnya kegiatan Inquiry Learning adalah:
- Suasana terbuka yang mengundang
40%
siswa
60%
berdiskusi
- Pembelajaran berfokus pada hipotesis
- Penggunaan fakta sebagai eviden
Tujuan Inquiry Learning

Memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan disiplin


intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
rasa ingin tahunya

40% 60%
Peran Guru
Dalam Inquiry Learning
1. Motivator, memberi stimulasi agar siswa aktif
2. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar bila siswa mengalami
kesulitan
3. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat
4. Administrator, bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan kelas
5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang
diharapkan
40% 60%
6. Manager, pengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas
7. Rewarder, pemberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa
Kelebihan Inquiry Learning
1. Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada
diri siswa, sehingga siswa dapat memiliki konsep dasar
dan ide-ide yang lebih baik
2 Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri, berpikir objektif, jujur, dan terbuka
3. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri
4. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik
5. Situasi belajar mengajar menjadi menantang
40% 60%
6. Dapat mengembangkan kecakapan individu
7. Dapat memberikan waktu pada siswa seukupnya sehingga mereka dapat mengasi
milasi dan mengakomodasi informasi
Langkah-Langkah Inquiry Learning
Mengamati berbagai fenomena alam ya
TAHAP 1
ng akan memberikan pengalaman
belajar
TAHAP 2
Mengajukan pertanyaan tentang
fenomena yang dihadapi

TAHAP 3 Mengajukan dugaan atau kemungkinan


jawaban (hipotesis)
TAHAP 4 Mengumpulan data yang terkait dengan
dugaan 40% 60%

TAHAP 5 Merumusan kesimpulan berdasarkan


data yang diolah
Sistem Penilaian

Penilaian yang
digunakan dapat berupa
penilaian pengetahuan,
keterampilan, sikap,
atau penilaian berupa
portofolio peserta didik.
40% 60%
40% 60%
Terimakasih atas perhatiannya

HP: 0813 8459 3673


Email: ksrisulastri@yahoo.co.id
ksrisulastri@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai