Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.

9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

EVALUASI KEKUATAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN


BALOK KOMPOSIT BAJA MENGGUNAKAN FLOOR DECK
Sthefani Christina Xenalevina Sidara
Marthin. D. J. Sumajouw, Ronny Pandaleke
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: sthefanichxsidara@yahoo.com

ABSTRAK
Balok mempunyai karakteristik utama yaitu lentur. Dengan sifat tersebut, balok merupakan elemen
bangunan yang dapat diandalkan untuk menangani gaya geser dan momen lentur. Pada konstruksi
elemen balok pun dituntut untuk memiliki kekuatan yang besar, dengan desain penampang yang
efisien, pelaksanaan konstruksi yang praktis dan biaya konstruksi yang ekonomis. Pemilihan
penggunaan material konstruksi yang tepat pun diharuskan agar balok mampu untuk dapat menahan
besarnya beban yang diberikan. Penggunaan material beton bertulang dan balok komposit baja
banyak kita temui dilapangan. Pada konstruksi balok pun sering kita temukan penggunaan floor deck
yang dipasangkan diatas balok baja, maupun dikaitkan pada balok beton bertulang untuk menahan
struktur pelat lantai. Pada penelitian ini balok beton bertulang dan balok komposit baja baik yang
dipasangkan floor deck ataupun tidak dipasangkan floor deck diberikan beban yang sama besar dan
didesain memiliki kapasitas penampang yang sama atau tidak jauh berbeda. Sehingga hasil yang
didapat yaitu dimensi penampang balok beton bertulang akan lebih besar dibandingkan balok
komposit baja ditinjau dari tinggi dan lebar balok, menyebabkan inersia penampang balok beton
bertulang semakin besar sehingga lendutan yang terjadi pada balok beton bertulang semakin kecil,
dibandingkan dengan balok komposit baja yang memilik penamang yang lebih kecil. Namun
pekerjaan elemen balok menggunakan material baja komposit lebih efisien dibandingkan dengan
pekerjaan balok beton bertulang, ditinjau dari besarnya penampang yang dihasilkan, pekerjaan yang
lebih praktis dengan biaya yang lebih ekonomis. Dan penggunaan floor deck tidaklah berpengaruh
pada perhitungan kekuatan baja sehingga sering diabaikan, dan hanya berpengaruh pada lendutan
yang terjadi akibat inersia penampang yang tereduksi akibat penggunaan floordeck.
Kata Kunci : Balok, Balok Beton Bertulang, Balok Komposit Baja, Floor Deck.

PENDAHULUAN Balok mempunyai karakteristik utama yaitu


lentur. Dengan sifat tersebut, balok merupakan
Latar belakang elemen bangunan yang dapat diandalkan untuk
Keberhasilan dari suatu bangunan dapat menangani gaya geser dan momen lentur. Pada
diukur dengan baiknya konstruksi bangunan konstruksi elemen balok pun dituntut untuk
tersebut dan kokohnya struktur dari bangunan memiliki kekuatan yang besar, dengan desain
tersebut. Struktur dalam suatu bangunan penampang yang efisien, dan biaya konstruksi
merupakan tiang pusat kekuatan bangunan. yang ekonomis.
Dalam mendesain suatu konstruksi bangunan Pemilihan penggunaan material konstruksi
haruslah memenuhi syarat kuat, awet, indah, yang tepat pun diharuskan agar balok mampu
fungsional dan ekonomis. Saat ini perkembangan untuk dapat menahan besarnya beban yang
dunia teknologi semakin pesat dalam berbagai diberikan. Penggunaan material beton bertulang
bidang, salah satunya adalah bahan konstruksi. dan balok komposit baja banyak kita temui
Bahan konstruksi merupakan komponen utama dilapangan.
dalam membangun suatu struktur sehingga dapat Material konstruksi beton bertulang adalah
terpenuhinya rancangan struktur yang sesuai. suatu kombinasi antara beton yang memiliki
Pemilihan bahan konstruksi juga diperlukan kekuatan tekan yang tinggi dan baja tulangan
untuk mendapatkan struktur yang kuat dan yang bersedia menyediakan kuat tarik yang tidak
efisien. Ada beberapa material konstruksi dimiliki oleh beton. Ada beberapa keuntungan
bangunan yang sering digunakan pada kegiatan penggunaan beton bertulang antara lain: memilik
konstruksi yaitu diantaranya: kayu, beton, baja. kuat tekan yang relatif tinggi, ketahanan yang

579
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

tinggi terhadap air dan api, kokoh, tidak tidak lagi memerlukan pengerjaan bongkar
memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi, pasang bekisting pada pengerjaan pelat hingga
memiliki usia layan yang sangat panjang, dapat menghemat dari segi waktu dan biaya. Namun
dicetak dengan beragam bentuk, terdiri dari penggunaan floor deck ini sendiri biasanya
bahan-bahan lokal yang murah dan mudah dipasang pada elemen konstruksi pelat, sehingga
didapat, dan tidak harus memiliki keahlian buruh pengaruhnya terhadap balok sering
yang tinggi untuk membangun konstruksi beton dipertanyakan.
bertulang ini sendiri.
Namun penggunaan beton bertulang ini Rumusan Masalah
memiliki kekurangan yaitu, beton memiliki kuat Mengacu pada latar belakang diatas
tarik yang sangat rendah sehingga membutuhkan mengenai penggunaan material pada balok
penggunaan tulangan tarik, memerlukan seperti beton bertulang dan profil baja, maka
bekisting untuk menahan beton tetap pada akan di evaluasi kekuatan balok, besarnya
tempatnya sampai beton mengeras, rendahnya penampang yang diperlukan, lendutan yang
kekuatan per satuan berat dari beton sehingga terjadi, hingga biaya yang diperlukan dari balok
mengakibatkan beton bertulang menjadi berat, beton bertulang dan balok komposit baja jika
juga rendahnya kekuatan per satuan volume diberikan beban yang sama besar dan didesain
mengakibatkan beton berukuran relatif besar, dan memiliki kapasitas penampang yang sama atau
sifat beton bervariasi karena variasi proporsi tidak jauh berbeda. Juga mengevaluasi pengaruh
campuran dan adukannya. penggunaan floor deck terhadap balok.
Sedangkan material konstruksi baja adalah
penggunaan sebuah profil baja pada konstruksi Batasan Masalah
bangunan. Ada beberapa keuntungan yang bisa Agar masalah yang dibahas mengarah pada
didapat melalui penggunaan baja pada konstruksi tujuan dan juga keterbatasan literatur serta untuk
bangunan, antara lain memiliki kekuatan yang mempermudah analisa, maka perlu adanya
tinggi, sifat homogenitas, elastisitas, daktilitas, pembatasan masalah sebagai berikut.
awet, dan mudah dalam pemasangan dan 1. Hanya meninjau bagian balok anak struktur.
pengerjaan. Adapun kekurangan dari baja itu 2. Panjang bentang balok 9 m.
sendiri yaitu baja membutuhkan pemeliharaan 3. Diberikan Beban yang sama besarnya pada
khusus agar mutunya tidak berkurang. balok beton bertulang dan balok komposit
Konstruksi baja yang berhubungan langsung baja.
dengan udara atau air harus dicat secara periodik. 4. Desain Balok Beton Bertulang dan Balok
Baja akan mengalami penurunan mutu secara Komposit Baja memiliki kapasitas yang sama
drastis bahkan kerusakan langsung karena atau tidak jauh berbeda.
temperatur tinggi. Misalnya saat terjadi 5. Menggunakan baja BJ 37 dan Beton K-225
kebakaran. Baja juga memiliki kelemahan tekuk 6. Menggunakan Floor Deck Union W-1000
yang merupakan fungsi dari kelangsingan suatu BMT 1.00 mm
penampang. 7. Floor Deck dipasang pada elemen pelat
Namun dalam pembangunan suatu sruktur.
bangunan, komponen konstruksi baja masih
memerlukan komponen beton. Dalam kondisi ini Tujuan Penelitian
baja akan dikaitkan pada pelat lantai beton Tujuan penelitian ini adalah untuk
dengan menggunakan penghubung geser (shear mengevaluasi balok beton bertulang dan balok
connector) sehingga menghasilkan sebuah balok komposit baja jika diberikan beban yang sama
yang berfungsi komposit secara penuh (balok besarnya dan didesain memiliki kapasitas
komposit). penampang yang sama atau tidak jauh berbeda,
Pada perkembangan dibidang konstruksi ini maka dapat diketahui dimensi penampang yang
pun, penggunaan floor deck pada pelat lantai terjadi, kekuatan yang miliki, lendutan yang
sudah semakin sering terlihat. Floor Deck terjadi, dan harga dari balok beton bertulang dan
sendiri terbuat dari material baja ringan yang balok komposit baja. Juga mengevaluasi
diberi lapisan seng atau biasa disebut Galvanis. pengaruh dari floor deck yang dipasang pada
Floor Deck ini sendiri membuat proses pelat terhadap balok.
pengerjaan pada pelat lantai lebih mudah, karena

580
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

Manfaat Penelitian 𝑳
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah 𝒃𝒆 = atau 𝒃𝒆 = 𝟏𝟔𝒉𝒇 + 𝒃𝒘
dapat memberikan informasi mengenai: 𝟒
1. Kekuatan Balok Beton Bertulang dan Balok dimana: L = Panjang bentang balok
Komposit jika diberikan beban yang sama dan be = lebar efektif balok
desain kapasitas penampang yang sama atau hf = tinggi flens balok
tidak jauh berbeda bw = lebar web balok
2. Besarnya dimensi balok jika memakai beton
bertulang dan jika memakai baja komposit Untuk balok tunggal yang flensnya
3. Lendutan yang terjadi pada balok beton diperlukan hanya untuk menambah daerah tekan,
bertulang dan balok komposit baja tebal flens ini tidak boleh kurang dari ½ kali
4. Besarnya biaya yang akan dikeluarkan jika lebar badan balok, dan lebar efektif flens tidak
memakai balok beton bertulang dan jika lebih dari 4 kali lebar badan balok.
memakai balok komposit baja
𝟏
5. Kelebihan dan kekurangan penggunaan beton 𝒃𝒆 ≥ 𝟒𝒃𝒘 dan 𝒉𝒇 ≥ 𝒃
bertulang dan baja komposit pada balok. 𝟐 𝒘
6. Pengaruh pemasangan Floor Deck pada
elemen pelat lantai terhadap balok pada balok,
baik balok beton bertulang maupun balok
komposit baja.

LANDASAN TEORI Gambar 3. Tegangan regangan balok T

Balok Beton Bertulang Kuat Lentur Nominal


Pada balok segiempat, tegangan leleh Keseimbangan gaya C=T
didaerah tekan merata dalam arah melintang. Hitung gaya T dimana, 𝑻 = 𝑨𝒔 × 𝒇𝒚
Pada balok T dengan flens lebar dapat timbul Perhitungan luasan beton yang menerima tekan
tegangan tidak merata pada arah melintang (Ac) yang diberi tegangan sampai 0.85.fc’
karena terdapat deformasi geser pada arah 𝑪 = 𝑻 = 𝟎. 𝟖𝟓 𝒇𝒄′ 𝑨𝒄
tersebut (shear leg). 𝑻
𝑨𝒄 =
𝟎. 𝟖𝟓 × 𝒇𝒄′
Letak titik berat daerah tekan beton Ac.
Perhitungan Mn=T dikalikan dengan lengan
momen dari titik berat tulangan ke titik berat Ac.
𝒂
𝑴𝒏 = 𝑨𝒔 × 𝒇𝒚 (𝒅 − )
𝟐
dimana:
Mn = Momen Nominal
As = Luas Tulangan beton
Gambar 1. Tegangan pada balok Fy = Kuat tarik baja
d = jarak dari sisi terluar tekan beton hingga
Lebar Efektif titik berta tulangan beton
Pada perhitungan balok T besarnya lebar a = tinggi blok tekan beton
efektif balok beton bertulang dapat ditentukan
sebagai berikut: 𝑨𝒔 × 𝒇𝒚
𝒂=
𝟎. 𝟖𝟓 × 𝒇𝒄′ × 𝒃𝒆

Lendutan Pada Balok


Konstruksi beton harus dirancang
sedemikian rupa sehingga memiliki kekakuan
yang cukup, sehingga dapat menahan deformasi
Gambar 2. Lebar efektif balok T akibat beban yang besar tanpa menimbulkan

581
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

kerusakan pada elemen struktur maupun non gambar 2.4.5. Anda harus menghubungkan
struktur seperti dinding atau akan menimbulkan informasi yang diperlihatkan pada gambar ini
getaran yang membuat kepanikan. Lendutan dengan informasi dengan gambar 2.1.b. Tentang
secara umum merupakan fungsi dari momen perubahan perbandingan tegangan terhadap
inersia, beban, tinggi dan panjang elemen regangan pada tingkat tegangan yang berbeda-
struktur. Pada SNI 2847:2013 pasal 9.5.2.2 beda.
mengatakan bila lendutan harus dihitung, maka Untuk menggambarkan lebih jauh tentang
lendutan yang terjadi seketika sesudah tiga tahap perilaku balok, sebuah diagram
bekerjanya beban harus dihitung dengan metoda momen-kurvatur diperlihatkan pada gambar
atau formula standar untuk lendutan elastis, 2.4.6. Untuk diagram ini, θ adalah perubahan
dengan memperhitungkan pengaruh retak dan sudut balok dalam panjang tertentu yang
tulangan terhadap kekakuan komponen struktur. besarnya dihitung dengan rumus berikut dimana
ε adalah regangan pada serat balok yang berjarak
Tabel 1. Tabel min balok non prategang atau y dari sumbu netral balok:
pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung.

Bila nilai kekakuan tidak dihitung dengan


cara analisis yang lebih mendetail dan teliti,
maka besarnya lendutan seketika akibat
pembebanan harus dihitung dengan Gambar 4. Tahap Tegangan Ultimat
menggunakan nilai modulus elastisitas beton Ec,
sesuai dengan ketentuan pada 8.5.1 (untuk beton
normal ataupun beton ringan) dan dengan
momen inersia efektif, Ie , berikut, tapi tidak
lebih besar dari Ig.(SNI SNI 2847:2013 pasal
9.5.2.3)
𝑴𝒄𝒓 𝟑 𝑴𝒄𝒓 𝟑
𝑰𝒆 = ( ) 𝑰𝒈 + [𝟏 − ( ) ] 𝑰𝒄𝒓
𝑴𝒂 𝑴𝒂
dimana:
𝒇𝒓 𝑰𝒈
𝑴𝒄𝒓 =
𝒚𝒕
dan: Gambar 5. Diagram Momen Kurvatur untuk
balok beton bertulang yang mengalami tarik

Balok Komposit Baja


Tahap Keruntuhan Balok-Tegangan Ultimat Lebar Efektif
Ketika beban terus ditambah sampai Konsep lebar efektif sangat berguna dalam
tegangan tekannya lebih besar daripada setengah proses desain suatu komponen struktur
f’c, retak tarik akan merambat lebih ke atas, (komposit) terutama ketika proses desain harus
demikian pula sumbu netral, sehingga tegangan dilakukan terhadap suatu elemen yang
beton tidak berbentuk garis lurus lagi. Untuk mengalami distribusi tegangan yang tidak
pembicaraan awal ini, kita asumsikan bahwa seragam. Besarnya lebar efektif dari suatu
batang-batang tulangan leleh. Variasi tegangan komponen struktur komposit dapat ditentukan
yang terjadi adalah seperti yang diperlihatkan sebagai berikut :

582
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

1. Untuk balok-balok interior. Atau


𝐿 𝑑 𝑎
bE ≤ 4 T. d1 = As . fy. (2 + tf - 2 )
bE ≤ bo
2. Untuk balok-balok eksterior .
𝐿
bE ≤ 8
1
bE ≤ 2
bo

Gambar 7. Kuat lentur nominal distribusi


tegangan plastis

Jika dari hasil perhitungan


𝐴𝑠 .𝑓𝑦
Gambar 6. Lebar efektif balok komposit 𝑎= ′ ternyata a > ts’ maka asumsi
0,85.𝑓𝑐 .𝑏𝐸
harus diubah.
Kuat Lentur Nominal Hasil ini menyatakan bahwa pelat beton tidak
Kuat lentur nominal dari suatu komponen cukup kuat untuk mengimbangi gaya tarik
struktur komposit (untuk momen positif menurut yang timbul pada profil baja.
SNI 03-1729-2002 pasal 12.4.2.1 ditentukan
sebagai berikut : 2. Sumbu netral plastis jatuh pada profil baja.
ℎ 1680
a. Untuk ≤ Apabila kedalam balok tegangan, a, ternyata
𝑡𝑤 √𝑓𝑦
Mn kuat momen nominal yang dihitung melebihi tebal pelat beton, maka distribusi
berdasarkan distribusi tegangan plastis pada tegangan dapat ditunjukan seperti pada
penampang komposit gambar. Gaya tekan, Cc , yang bekerja pada
Øb = 0,85 beton sebesar :
𝐴𝑠 .𝑓𝑦 Cc = 0,85. f ‘c . bE. ts
b. Untuk ′
0,85.𝑓𝑐 .𝑏𝐸
Mn kuat momen nominal yang dihitung Dari keseimbangan gaya, diperoleh
berdasarkan superposisi tegangan-tegangan hubungan:
elastis yang memperhitungkan pengaruh T’ = Cc + Cs
tumpuan sementara (perancah)
Øb = 0,90 Besarnya T’ sekarang lebih kecil daripada As .
fy’ yaitu :
Kuat lentur nominal yang dihitung T’ = As. fy - Cs
berdasarkan distribusi tegangan plastis, dapat
dikategorikan menjadi dua kasus sebagai berikut: Sehingga diperoleh
1. Sumbu netral plastis jatuh pada pelat beton 𝐴𝑠 .𝑓𝑦−𝐶𝑐
Cs = 2
Dengan mengacu pada gambar kuat lentur
Atau dapat ditulis dalam bentuk :
nominal, maka gaya tekan C adalah : 𝐴𝑠 .𝑓𝑦−0,85.𝑓′ .𝑏 .𝑡
𝑐 𝐸 𝑠
C = 0,85. f’c . a. bE Cs = 2
Kuat lentur nominal diperoleh dengan rumus:
Gaya tarik T pada profil baja adalah sebesar : Mn = C2.d2’ + Cs.d2”
T = As. fy
Penghubung Geser
Dari keseimbangan gaya C = T, maka Gaya geser yang terjadi antara pelat beton dan
diperoleh : profil baja harus dipikul oleh sejumlah
𝐴𝑠 .𝑓𝑦
a = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏 penghubung geser, sehingga tidak terjadi slip
𝐸
pada masa layan. Adapun jenis-jenis alat
penghubung geser yang biasa digunakan adalah
Kuat lentur nominal dapat dihitung
Mn = C. d1 sebagai berikut :

583
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

Tabel 2. Tabel nilai Rg dan Rp

Penghubung Geser Tipe Headed Stud


Penghubung geser yang sering digunakan
adalah tipe headed stud. Rentang diamter stud
adalah 13 mm sampai 25 mm, dengan panjang
(h) dari 65 mm sampai 100 mm, meskipun
kadang-kadang digunakan stud yang lebih
Gambar 8. Jenis-jenis alat penghubung geser panjang. Beberapa peraturan, seperti Bristish
code, mensyaratkan kuat tarik ultimit stud tidak
kurang dari 450 MPa dan elongasi tidak kurang
Pentingnya penghubung geser (shear dari 15%, keuntungan menggunakan penghubung
connector) pada sistem balok komposit ini geser tipe stud adalah pengelasan cepat, sedikit
membuat perhitungan penghubung geser (shear menghalangi penulangan dan kekuatan dan
connector) juga penting. Angkur Steel Headed kekakuan yang sama terhadap pada segala arah.
Studed dapat dipakai sebagai penghubung geser
(shear connector). Penghubung geser yang
terlalu rapat akan menyebabkan keborosan dalam
pemakaian bahan, sementara jumlah penghubung
geser yang kurang akan menyebabkan balok
tidak bekerja dengan aksi komposit secara penuh,
namun hanya bekerja secara parsial.
Kekuatan geser nominal satu angkur steel
headed stud yang ditanam pada suatu pelat beton
solid atau pada suatu pelat komposit dengan dek
darus ditentukan sebagai berikut menurut SNI
1729:2015 Pasal 2.a berdasarkan rumus:

𝑄𝑛 = 0,5𝐴𝑠𝑎 √𝑓′𝑐 𝐸𝑐 ≤ 𝑅𝑔 𝑅𝑝 𝐴𝑠𝑎 𝐹𝑢 .


Gambar 9. Penghubung Geser Stud
dengan:
Asa adalah luas penampang angkur steel Floor Deck/Dek Baja Bergelombang
headed stud, mm2 Perkembangan struktur komposit dimulai
Ec adalah Modulus Elastisitas Beton dengan digunakannya dek baja bergelombang,
fu adalah kekuatan Tarik minimum yang yang selain berfungsi sebagai bekisting saat pelat
disyaratkan dari suatu angkur steel headed beton dicetak, juga berfungsi sebagai tulangan
stud, MPa positif bagi pelat beton. Penggunaan dek baja
hr adalah tinggi tusuk nominal, mm juga dapat dipertimbangkan sebagai dukungan
Wr adalah lebar rata-rata rusuk atau voute dalam arah lateral dari balok sebelum beton
beton mulai mengeras. Arah dari gelombang dek baja
Qn adalah kuat geser nominal untuk biasanya diletakkan tegak lurus balok
penghubung geser, N penopangnya.

584
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

Persyaratan dek baja gelombang dan


penghubung gesernya untuk digunakan dalam
komponen struktur komposit diatur dalam SNI
03-1929-2002 pasal 12.4.5.1. Dalam pasal ini
diisyaratkan:
1. Tinggi maksimum dek baja, hr ≤ 75 mm Gambar 11. Penampang Melintang Balok Baja
2. Lebar rata-rata minimum dari gelombang dek, yang terpasang Dek Baja Gelombang
wr >50mm, lebar ini tidak boleh lebih besar
dari lebar bersih minimum pada tepi atas dek
baja
3. Tebal pelat minimum diukur dari tepi atas dek
baja= 50mm
4. Diameter maksimum stud yang
dipakai=20mm, dan di las langsung pada
flens balok baja
Gambar 12. Penampang Melintang Balok Beton
5. Tinggi minimum stud diukur dari sisi dek baja
Bertulang yang terpasang Dek Baja Gelombang
paling atas=40mm

METODOLOGI PENELITIAN

Tahapan penelitian
Metode yang digunakan dalam penyelesaian
proposal ini adalah dengan cara analitis yang
difokuskan untuk perhitungan kekuatan balok
beton bertulang dan balok komposit baja, serta
Gambar 10. Penampang Melintang Dek Baja perhitungan lendutan yang terjadi akibat beban
Gelombang yang sama besarnya diberikan pada balok beton
bertulang dan balok komposit baja dan didesain
Jika gelombang pada dek baja dipasang tegak memiliki kapasitas penampang yang sama atau
lurus terhadap balok penopangnya, maka kuat tidak jauh berbeda dan, serta biaya yang
nominal penghubung geser jenis paku harus diperlukan untuk konstruksi tersebut, juga
direduksi dengan suatu factor, rs yang besarnya pengaruh dari floor deck terhadap balok beton
sebagai berikut: bertulang dan balok komposit baja.
𝟎. 𝟖𝟓 𝑾𝒓 𝑯𝒔 Analisis yang digunakan didasarkan pada
𝒓𝒔 = ( ) [ − 𝟏, 𝟎] Spesifikasi Untuk Gedung Baja Struktural
√𝑵𝒓 𝒉𝒓 𝒉𝒓
menurut SNI 1729:2015, Perencanaan Struktur
dengan: < 𝟏, 𝟎 Baja dengan Metode LRFD, Persyaratan Beton
rs = faktor reduksi Struktural Untuk Bangunan Gedung menurut
Nr = jumlah penghubung geser jenis paku pada SNI 2847:2013, dan Desain Beton Bertulang.
setiap gelombang pada potongan Metode penelitian ini dibagi didalam 3
melintang balok baja tahapan yaitu:
Hs = tinggi penghubung geser jenis paku ≤ 1. Tahapan Input berupa penyediaan data
(hr+75mm) pembebanan pada balok, penentuan jenis
hr = tinggi nominal gelombang dek baja floor deck yang akan dipakai.
wr = lebar efektif gelombang dek baja 2. Tahapan input data dan perhitungan data
Jarak antar penghubung geser tersebut manual menggunakan MS Excel.
dalam arah longitudinal tidak boleh lebih dari 3. Tahapan output yang berupa hasil desain
900mm dimensi penampang balok, perhitungan
kekuatan balok, lendutan yang terjadi dan
biaya yang diperlukan.

585
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

Diagram Alir Penelitian ANALISIS, HASIL DAN PEMBAHASAN


Mulai Hasil penelitian ini yang didapat dengan
perhitungan yang dikerjakan pada MS Excel.
Pengumpulan Data 2.5 m 2.5 m 2.5 m
(Denah bangunan, Jenis pembebanan
pada balok, digunakan Baja BJ37,
Beton K-225)
9m

Menentukan beban yang akan 18 m


bekerja pada balok
9m

Mendesain dimensi penampang


7.5 m
Gambar 14. Denah Bangunan
Balok Balok Balok Balok
Beton Beton Komp Kompos Pembebanan Balok Beton Bertulang dan Balok
Bertul Bertulan osit it Baja Komposit Baja dengan Floor Deck
ang g Baja terdapat Digunakan Floor Deck dengan tipe UNION
terdapat bondek Floor Deck W-1000
bondek dengan:
Wdek = 9.89 kg/m
Tebal = 1.00 mm
A = 1225.13 mm2/m
Analisis Struktur Ix = 602999.87 mm4/m
fy = 550 Mpa
Tinggi gelombang=50 mm

Kontrol Pembebanan Balok Beton Bertulang


kemampuan 1. Beban Mati:
Tidak balok, dan Pelat beton = 288 kg/m2
lendutan Mekanikal = 20 kg/m2
yang terjadi
Plafon = 28 kg/m2
Partisi = 100 kg/m2
Ya Total Beban Mati = 436 kg/m2

Output 2. Beban Hidup:


(Grafik Kapasitas Penampang, Lendutan) Beban Hidup = 287 kg/m2
(untuk bangunan Perpustakaan, SNI 1727-
2013 hal 26)
Hitung anggaran biaya pekerjaan balok
beton dan balok komposit baja Pembebanan Balok Beton Bertulang dengan
Floor Deck
1. Beban Mati:
Kesimpulan dan Saran Pelat beton = 288 kg/m2
Floor Deck = 9.89 kg/m2
Mekanikal = 20 kg/m2
Plafon = 28 kg/m2
Selesai
Partisi = 100 kg/m2
Gambar 13. Diagram Alir Penelitian Total Beban Mati = 445.89 kg/m2

586
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

Tabel 3. Hasil Desain Dimensi Penampang


2. Beban Hidup: Balok Balok
Beban Hidup = 287 kg/m2 Balok Beton
Beton Balok Komposit
(untuk bangunan Perpustakaan, SNI 1727- Bertulang Komposit Baja
Bertulang
dengan Baja dengan
2013 hal 26) Floor Deck Floor Deck
b h b h b h b h
Pembebanan Balok Komposit Baja 24 70 24 70 17.5 35 17.5 35
Beban Konstruksi: cm cm cm cm cm cm cm cm
1. Beban Mati:
Pelat beton =288 kg/m2 Kapasitas Penampang selama konstruksi
Bekisting =15 kg/m2 (sebelum beton mengeras)
Total Beban Mati =303 kg/m2 Tabel 4. Kapasitas Penampang selama konstruksi
2. Beban Hidup:
Beban Hidup =100 kg/m2 Balok kNm
Beton Bertulang 0
Beban Lantai: Beton Bertulang dengan Bondek 0
1. Beban Mati: Baja Komposit 201.840
Pelat beton =288 kg/m2
Mekanikal =20 kg/m2 Baja Komposit dengan Bondek 201.840
Plafon =28 kg/m2
Partisi =100 kg/m2 Kapasitas Penampang setelah konstruksi
Total Beban Mati =436 kg/m2 (setelah beton mengeras)
2. Beban Hidup: Tabel 5. Kapasitas Penampang setelah konstruksi
Beban Hidup =287 kg/m2
Balok kNm
(untuk bangunan Perpustakaan, SNI 1727-
2013 hal 26) Beton Bertulang 416.560
Beton Bertulang dengan Bondek 416.560
Pembebanan Balok Komposit Baja dengan Floor Baja Komposit 405.491
Deck
Baja Komposit dengan Bondek 405.491
Beban Konstruksi:
1. Beban Mati:
Pelat beton =288 kg/m2 Lendutan Selama Konstruksi
Bekisting =15 kg/m2 Tabel 6. Lendutan selama konstruksi
Total Beban Mati =303 kg/m2 Balok ∆ (mm)
2. Beban Hidup:
Beban Hidup =100 kg/m2 Beton Bertulang 0
Beton Bertulang dengan Bondek 0
Beban Floor Deck Baja Komposit 33.200
1. Beban Mati:
Baja Komposit dengan Bondek 32.799
Pelat beton =288 kg/m2
Mekanikal =20 kg/m2
Plafon =28 kg/m2 Lendutan Jangka Pendek tanpa Beban Hidup
Partisi =100 kg/m2 Tabel 7. Lendutan Jangka Pendek tanpa Beban
Total Beban Mati =436 kg/m2 Hidup
2. Beban Hidup: Balok ∆ (mm)
Beban Hidup =479 kg/m2 Beton Bertulang 2.599
(untuk bangunan Perpustakaan, SNI 1727-
2013 hal 26) Beton Bertulang dengan Bondek 3.344
Baja Komposit 27.606
Dari hasil perhitungan, desain dan analisis Baja Komposit dengan Bondek 28.407
didapatlah dimensi penampang:

587
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

Lendutan Jangka Pendek dengan Beban


Hidup
Tabel 8. Lendutan Jangka Pendek Beban Hidup
Balok ∆ (mm)
Beton Bertulang 5.400
Beton Bertulang dengan
5.805
Bondek
Baja Komposit 34.267
Baja Komposit dengan Bondek 35.116

Gambar 16. Grafik Kapasitas Penampang setelah


Lendutan Jangka Panjang tanpa Beban konstruksi
Hidup
Tabel 9. Lendutan Jangka Panjang tanpa Beban
Hidup
Balok ∆ (mm)
Beton Bertulang 5.199
Beton Bertulang dengan
Bondek 6.688
Baja Komposit 28.127
Baja Komposit dengan Bondek 29.025

Gambar 17. Grafik Lendutan selama konstruksi


Lendutan Jangka Panjang dengan Beban
Hidup
Tabel 10. Lendutan Jangka Panjang Beban Hidup
Balok ∆ (mm)
Beton Bertulang 8.630
Beton Bertulang dengan 9.968
Bondek
Baja Komposit 34.789
Baja Komposit dengan Bondek 35.735

Gambar 18. Grafik Lendutan Jangka Pendek

Gambar 15. Grafik Kapasitas Penampang selama


konstruksi Gambar 19. Lendutan Jangka Panjang Beban
Hidup

588
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

Harga Balok Beton dan Balok Baja Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bongkar Bekisting Beton/m2
Material
Alat Bantu 1.0000 ls @ Rp25,000 Rp25,000
Tabel 11. Harga Balok Beton dan Balok Baja Subtotal Rp25,000
Item Pekerjaan Volume Sat Harga Satuan Jumlah Harga
Menggunakan Balok Beton K-225
Upah
Cor Beton 1.764 m3 Rp962,390 Rp1,697,656
Pembesian 85.32 kg Rp12,575 Rp1,072,899 Pekerja 0.35 OH @ Rp100,000 Rp35,000
Pemasangan Bekisting Balok 15.12 m2 Rp214,900 Rp3,249,288 Tukang Kayu 0.35 OH @ Rp120,000 Rp42,000
Bongkar Bekisting Balok 15.12 m
2
Rp115,200 Rp1,741,824 Kepala Tukang 0.06 OH @ Rp140,000 Rp8,400
Total Rp7,761,667 Mandor 0.03 OH @ Rp160,000 Rp4,800
Subtotal Rp90,200
Menggunakan Balok Baja
Balok WF 350x175 330.000 kg Rp23,140.00 Rp7,636,200.00
Total Rp115,200
Dibulatkan Rp115,200
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Beton K 225/m3
Material
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Baja WF
Portland Cement 7.420 sak @ Rp65,000 Rp482,300
3
Material
Pasir Beton 0.499 m @ Rp210,000 Rp104,790 Baja WF 1.025 kg @ Rp12,000 Rp12,300
3
Kerikil 0.776 m @ Rp205,000 Rp159,080
Air 215 liter @ Rp5 Rp1,075 Upah
Subtotal Rp747,245 Pekerja 0.075 OH @ Rp100,000 Rp7,500
Upah Tukang Besi 0.02 OH @ Rp120,000 Rp2,400
Pekerja 1.650 OH @ Rp100,000 Rp165,000 Kepala Tukang 0.005 OH @ Rp140,000 Rp700
Tukang Batu 0.275 OH @ Rp120,000 Rp33,000 Mandor 0.00 OH @ Rp160,000 Rp240
Kepala Tukang 0.028 OH @ Rp140,000 Rp3,920 Subtotal Rp10,840
Mandor 0.083 OH @ Rp160,000 Rp13,280
Subtotal Rp215,200 Total Rp23,140
Dibulatkan Rp23,140
Total Rp962,445
Dibulatkan Rp962,390
Analisis Harga Satuan Pembesian Besi Tulangan/kg
Material
PENUTUP
Besi Beton 1.050 kg @ Rp8,800 Rp9,240
3
Kawat Ikat 0.025 m @ Rp15,000 Rp375 Kesimpulan
3
Alat Bantu 1.000 m @ Rp700 Rp700 Dari hasil perhitungan dan evaluasi dari
Subtotal Rp10,315
struktur balok, baik balok beton bertulang, balok
Upah beton bertulang dengan bondek, balok komposit
Pekerja 0.010 OH @ Rp100,000 Rp950 baja, dan balok komposit baja dengan bondek
Tukang Besi 0.0095 OH @ Rp120,000 Rp1,140
Kepala Tukang 0.0008 OH @ Rp140,000 Rp112
maka didapatkan kesimpulan:
Mandor 0.0004 OH @ Rp160,000 Rp64 1. Jika pada elemen balok mengunakan balok
Subtotal Rp2,266 komposit baja, maka elemen balok tersebut
tidak lagi membutuhkan bekisting untuk
Total Rp12,581
Dibulatkan Rp12,575 menahan beban yang berkerja pada balok
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bekisting Beton/m2 sebelum beton mengeras, karena profil baja
Material akan menggantikan bekisting untuk menahan
Multipleks 12 mm 0.1750 lbr @ Rp150,000 Rp26,250
3
beban yang bekerja selama konstruksi
Balok Kayu 8/12 0.0150 m @ Rp3,300,000 Rp49,500
Kaso Kayu 5/7
3
0.0075 m @ Rp2,200,000 Rp16,500
sebelum beton mengeras.
Paku 5-12 cm 0.5000 kg @ Rp15,000 Rp7,500 2. Dimensi penampang balok beton bertulang
Alat Bantu 1.0000 ls @ Rp25,000 Rp25,000 lebih besar dari profil WF baja yang
Subtotal Rp124,750 digunakan, ditinjau dari tinggi dan lebar
Upah penampang, jika diberikan beban yang sama
Pekerja 0.35 OH @ Rp100,000 Rp35,000 dan didesain penampang memiliki kapasitas
Tukang Kayu 0.35 OH @ Rp120,000 Rp42,000 yang hampir sama.
Kepala Tukang 0.06 OH @ Rp140,000 Rp8,400
Mandor 0.03 OH @ Rp160,000 Rp4,800 3. Lendutan yang terjadi pada beton bertulang
Subtotal Rp90,200 lebih kecil terjadi dibandingkan profil baja
WF, karena semakin tinggi penampang beton
Total Rp214,950
Dibulatkan Rp214,900
bertulang yang didesain semakin besar inersia
penampang, maka semakin kecil pula
lendutan yang akan terjadi.

589
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.9 November 2017 (579-590) ISSN: 2337-6732

4. Ditinjau dari segi biaya, balok beton bertulang penampang yang akan menahan beban
lebih mahal biaya pekerjaannya dibandingkan tersebut.
dengan pekerjaan pemasangan profil baja. 2. Dari segi biaya, disarankan untuk menghitung
5. Pemasangan profil baja pada balok lebih dahulu seberapa besar beban yang akan
praktis dibandingkan dengan pekerjaan balok dipikul, sehingga menghasilkan desain
beton bertulang. penampang yang lebih efektif, kemudian
6. Dengan adanya pemasangan floor deck diputuskan jenis material yang lebih
terhadap balok, maka akan mereduksi tebal ekonomis untuk digunakan.
flens dari balok T, dan mengurangi volume 3. Dan untuk penggunaan material beton
beton yang akan digunakan pada balok. bertulang pada elemen balok, sebaiknya
7. Lendutan yang terjadi akan semakin besar diperhitungkan kembali seberapa besar beban
pada elemen balok yang menggunakan floor yang akan berkerja pada balok, karena akan
deck. mempengaruhi besarnya dimensi balok
tersebut, dan berat dari balok tersebut.
Saran 4. Untuk penggunaan floor deck sebaiknya
1. Untuk pemilihan penggunaan material balok dihitung kembali lendutan yang akan terjadi
beton bertulang atau balok komposit baja pada balok, akibat dari reduksi flens yang
sebaiknya kembali diperhitungkan seberapa terjadi akibat pemasangan floor deck.
besar beban yang bekerja dan seberapa efektif

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2015. Spesifikasi Untuk Gedung Baja Struktural (SNI 1729:2015).
Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2014. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain (SNI 1727:2014). Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2014. Baja Tulangan Beton (SNI 2052:2014). Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI
2847:2013). Jakarta

Darma Edifrizal 2014 , STRUKTUR BAJA II, Pusat Pengembangan Bahan Ajar, UMB

McCormac, Jack. 2004. Desain Beton Bertulang. Jakarta: Erlangga

Nawy, Edward. 2010. Beton Bertulanng. Bandung: Refika Aditama

Pujianto As’at, 2011 Struktur Komposit dengan metode LRFD, Yogyakarta

Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD. Jakarta: Erlangga

Salmon, Charles G, Johnson, John E. dan Wira, Ir.,M.S.C.E. 1991. Struktur Baja Disain Dan
Perilaku. Jakarta: Penerbit Erlangga,Jilid dua edisi kedua

590

Anda mungkin juga menyukai