ANAK PRASEKOLAH
PENYEBAB KECEMASAN :
Dampak fisik :
LINGKUNGAN KELUARGA :
KECEMASAN ANAK AWAL 1. Jari tangan dingin
1. Pertengkaran keluarga
MASUK SEKOLAH 2. Detak jantung makin
2. Ketidak pedulian orangtua
cepat
3. Ketidaknyamanan berada
PENGUKURAN KECEMASAN 3. Berkeringat dingin
dirumah
SKALA KECEMASAN 4. Kepala pusing
LINGKUNGAN SOSIAL 1. Fisik : Gemetar, keringat, tangan 5. Nafsu makan
terasa dingin, , sulit berbicara, pusing, menurun
1. Ancaman bahaya lemas, 6. Tidur tidak nyenyak
2. Tidaknyaman 2. Behavioral : Perilaku menghindar
dilingkungan baru dan perilaku melekat Dampak mental :
3. Kelemahan fisik
3. Kognitif : Khawatir tentang
sesuatu dan sulit untuk berkonsentrasi 1. Ketakutan
4. Trauma social
2. Tidak dapat
5. Prilaku buruk Di modifikasi dengan skala likert yang memusatkan
6. Penolakan pada terdiri dari 4 pertanyaan perhatian
masyarakat ( SS,S,TS,STS). (Widyaastuti,2018) 3. Tidak tentram
Lingkungan tidak baik 4. Rasa takut
5. Emosi tidak stabil
1. Lingkungan keras PENATALAKSANAAN 6. Halusinasi
2. Jauh dari lingkungan
Terapi Bermain Yang Dapat
ramai
Dilakukan
3. Lingkungan kumuh
4. Lingkungan penjahat 1. Bliblioterapi
2. Storytelling
3. Menggambar
4. Musik
KETERANGAN : (Parker & Wampler, 2010).
= DITELITI = BERPENGARUH
Modifikasi skala Likert yang terdiri dari 4 (empat) kategori jawaban, pernyataan dengan
menggunakan skala Likert model empat pilihan jawaban, hal ini bertujuan untuk menghindari
jawaban netral. berikut adalah empat jawaban yang digunakan oleh peneliti :
Prosedur penskalaan dengan model Likert di dasari oleh dua asumsi yaitu :Setiap pernyataan
sikap yang disepakati sebagai pernyataan yang mendukung (Favorable) atau yang tidak
mendukung (unfavorable). Jawaban dari individu yang mempunyai sikap positif harus diberi
bobot yang lebih tinggi dari pada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai
sikap negatif.
Dalam penelitian ini pada anak prasekolah yang mengalami kecemasan akan dilakukan
intervensi berupa terapi bermain dengan metode storytelling , ini berguna untuk mengatasi
kecemasan pada anak usia prasekolah yang mengalami kecemasan agar anak usia prasekolah
tersebut tidak menjadi stress, sehingga dapat membantu proses pembelajaran anak di sekolah
Mendongeng dapat meningkatkan rasa percaya (trust), menjalin hubungan, dan menyampaikan
pengetahuan. Ide terapi mendongeng bukanlah konsep baru. Mendongeng sudah digunakan
pada proyek komunitas, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, koping terhadap
kesedihan, dan sebagainya (Parker & Wampler, 2010).
Penelitian menemukan adanya pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kekooperatifan pada
anak usia 3–5 tahun. Begitu pun dengan penelitian ini menyatakan bahwa terapi bermain
berdampak terhadap penurunan kecemasan Terapi ini dapat diaplikasikan pada rentang toddler
dan prasekolah. Banyak orang tua meyakini bahwa pentingnya kemampuan berbahasa di masa
depan , sehingga secara tidak langsung terapi mendongeng ini dapat mengembangkan
kemampuan berbahasanya. Selain itu pada tingkat perkembangan, sangat sulit bagi pemberi
pelayanan kesehatan untuk memberikan tindakan pada mereka . Pada usia toddler dan
prasekolah, mereka mulai tumbuh rasa untuk bersosialisasi, keingin tahuan yang tinggi, dan
memiliki selfcontroldan will power (Sue, 2010).
H1 : Ada pengaruh dari metode storytelling untuk mengurangi tingkat kecemasan anak
prasekolah pada saat awal masuk sekolah kelompok A di TK PUTERA BHAKTI KEDIRI