I. TUJUAN
TIU: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadam
kebakaran
TIK : Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian bahan
tradisional dan dapat memadamkan kebakaran dengan media tradisonal.
II. TEORI
Kebakaran merupakan suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan
mencaapi temperature kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen
sehingga menghasilkan panas, nyala api, karbon monoksida dan produk
lain. Proses pemdaman api atau menanggulangi bahaya kebakaran cara
tradisinonal yaitu proses pemadaman api dengan menggunakan alat
pemadam yang bersifat tradisional atau sederhana yang biasa digunakan
oleh masyarakat.
Alat pemadam api tradisinoal merupakan lata pemdam api bukan buatan
pabrik, bisasnya memanfaatkan benda/barang yang dapat digunakan sebagai
alat pemadam yang mudah dibawa, seperti karung goni sebagai selimut api
(fire blanket), handuk, pasir, lumpur dan sejenisnya pemukul, cambuk api,
ember yang diisi oleh air.
Prinsip tehnik pemadaman adalah dengan merusak keseimbangan
percampuran ketiga unsur penyebab kebakaran (bahan bakar, oksigen, gas,
panas) atau merusak/menghentikan proses pembakaran (memutus rantai
reaksinya).
1. Pasir
Kelebihan dari Pasir diantaranya
a. Sangat baik untuk kebakaran di lantai/tanah datar (posisinya)
b. Dapat dipakai untuk membendung tumpahan minyak
c. Dapat dipakai untuk pemadaman awal ( semua jenis kebakaran)
Cara Pemakaian:
Pasir/Tanah ditaburkan mulai dari tepi hingga seluruh permukaan yang terbakar
tertutup rata.
Cara Pemakaian:
Basahi karung goni dengan air kemudian tutup rata pada bagian yang terbakar, jika
satu karung goni tidak cukup tambahlah lagi
3
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Praktek 1
Surabaya Kesehatan Kerja
Pemadam Tradisional
Yang perlu diperhatikan sebelum pemadaman kebakaran:
4
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Praktek 1
Surabaya Kesehatan Kerja
Pemadam Tradisional
Teori segitiga api
Tetahedron of Fire
Teori hampir sama dengan teor segiiga api, hanya terdapat reaksi rantai.
5
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Praktek 1
Surabaya Kesehatan Kerja
Pemadam Tradisional
III. PERALATAN
1. Tong tempat pembakaran.
2. Karung goni
6
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Pemadaman tradisional
Surabaya Kesehatan Kerja
7
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Pemadaman tradisional
Surabaya Kesehatan Kerja
IX. PUSTAKA
https://noviakhurunin.wordpress.com/2012/03/27/teori-pemadaman-api-sistem-
pencegahan-penanggulangan-kebakaran/, dikases pada tanggal 23 Maret 2015
X. TUGAS PENDAHULUAN
Sebutkan media pemadam kebakaran tradisional yang anda ketahui dan
bagaimana cara pemadaman kebakarannya sertai dengan gambar ilustrasi.
8
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
APAR
Surabaya Kesehatan Kerja
PRAKTEK
I. Tujuan
TIU: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman
kebakaran
TIK: mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian APAR
dan dapat memadamkan kebakaran dengan APAR
II. TEORI
APAR adalah peralatan yang dirancang sebagai pertolongan pertama pada
awal terjadinya kebakaran Alat Pemadam Api ringan (berat max 16kg) yang
mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula
terjadinya kebakaran.
Kebakaran dapat ditanggulangi dengan 3 cara:
1. Cara pendinginan yaitu pendinginan pada bahan bakar yang terbakar
hingga berada dibawha titiknyalanya api.
2. Cara isolasi dengan menurunkan kadar oksigen sampai dibawah 12%
sehingga pembakaran tidak berlanjut
3. Cara penguraian, pisahkan bahan bakar. Misalnya gas atau bahan bakar
cair dapat dilakukan dengan menutup kerangan (valves) atau dengan
mengosongkan tangki bahan bakar.
9
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
APAR
Surabaya Kesehatan Kerja
2. Busa
Ada 2 (dua) macam busa, busa kimia dan busa mekanik. Busa kimia dibuat dari
gelembung yang berisi antara lain zat arang dan karbondioksida, sedangkan busa
mekanik dibuat dari campuran zat arang udara.
Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu
menutupi, melemahkan dan mendinginkan.
1. Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang terbakar, sehingga
kontak dengan oksigen (udara) terputus
2. Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah terbakar
3. Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar sehingga
suhunya turun
APAR jenis ini dapat digunakan memadamkan api untuk class A dan B, namun
sangat efektif untuk pemadaman kebakaran class B. Sangat tidak dianjurkan untuk
dipakai pada pemadaman kebakaran class C. APAR ini dapat disimpan selama
maksimal 1 tahun . Untuk jenis kulit tertentu dapat menimbulkan efek gatal dan dapat
ditanggulangi dengan mencuci menggunakan air dan sabun
APAR jenis ini dapat disimpan selama 2 tahun. Pemadam kebakaran ini tidak
boleh digunakan dalam ruang sempit dan tertutup, karena bila terhirup akan
mempengaruhi sistem pernafasan, apabila ada sesorang yang terhirup maka tindakan
pertolongan pertama adalah dengan meminumkan susu panas pada korban.
Media pemadam api CO2 didalam tabung harus dalam keadaan fase cair
bertekanan tinggi. Prinsip kerja CO2 dalam memadamkan api ialah reaksi dengan
oxygen (O2) sehingga konsentrasinya di dalam udara berkurang dari 21% menjadi
sama dengan atau lebih kecil dari 14%, sehingga api akan padam. Hal ini disebut
pemadaman dengan cara menutup.
12
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
APAR
Surabaya Kesehatan Kerja
Untuk mencairkan gas CO2 terlebih dahuu suhunya harus diturunkan di bawah
titik kritis baru kemudian diberi tekanan tinggi. Media pemadam api CO2 tidak beracun
tetapi dapat membuat orang pingsan atau meninggal karena kekurangan oxygen. CO2
dapat juga dipergunakan sebagai alat pemadam otomatis. Salah satu kelemahan CO2
ialah bahwa media pemadam api tersebut tidak dapat mencegah terjadinya kebakaran
kembali setelah api padam (reignitasi). Hal ini disebabkan CO2 tersebut tidak dapat
mengikat oksigen (O2) secara terus menerus tetapi dalat mengikat O2 sebanding dengan
jumlah CO2 yang tersedia sedang supply oxygen di sekitar tempat kebakaran terus
berlangsung.
Pemadam api ini dapat digunakan memadamkan api untuk class A,B dan C dan
dapat disimpan selama 4-5 tahun dan sangat efektif untuk digunakan diruangan
tertutup dan sempit.
5. Halon
Pemadam kebakaran jenis halon ini dapat digunakan memadamkan api untuk
class A,B dan C. Gas halon ini berfungsi mendesak udara dan memutus hubungan
dengan benda dan panas. Umumnya beroperasi secara otomatis dengan adanya sensor
pada tabung pemadam.
Pemadam jenis api ini berbahaya karena mengandung gas chlor (COCl2) yang
beracun dan dampak karat pada benda logam yang terkena cairannya dan apabila
terdapat seseorang yang terhirup gas ini maka tindakan pertolongan adalah dengan
secepatnya membawa ke rumah sakit dengan fasilitas pertolongan keracunan gas chlor.
Jenis pemadam api ini dapat disimpan selama 4-6 tahun.
Bagian-bagian APAR
17
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
APAR
Surabaya Kesehatan Kerja
19
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
APAR
Surabaya Kesehatan Kerja
2. Foam Extinguisher
21
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
APAR
Surabaya Kesehatan Kerja
3. DCP extinguisher
4. Halon extinguisher
23
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
APAR
Surabaya Kesehatan Kerja
5. Purple-k extinguisher
24
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
APAR
Surabaya Kesehatan Kerja
Nb. Lihat gambar 6.8, gambar 6.10, Gambar 6.12, Gambar 6.14
25
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
APAR
Surabaya Kesehatan Kerja
PRAKTEK
BREATHING APPARATUS
I. TUJUAN
TIU: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori Pengunaan
Breathing Apparatus.
TIK: Mahasiawa mampu memahami tentang prosedur pemakaian Breathing
Apparatus dan dapat memkai Bretahing Apparatus
II. TEORI
SCBA (Self Conbtained Breathing Apparatus) adalah Breathing Apparatus
dimana suplai udara atau oksigen diperoleh dari cylinder atau tabung lain
yang merupakan bagian dari peralatan tersebut.
Bagian-bagian SCBA sebagai mana gambar 2.1 dan gambar 2.2 dibawah ini
A positive pressure of clean air is supplied to the wearer via a compressed airline.
FULL DURATION, the time the BA set is expected to last from the moment it is
started up until the cylinder is empty.
WORKING DURATION, the time a BA Set is expected to last from the time it is
started until the cylinder pressure is reached the acoustic warning whistle
SAFETY MARGIN, the time from the moment that the acoustic warning whistle is
sounds until the cylinder is exhausted.
( ) ( )
Waktu penggunaan =
40 liter / menit adalah kebutuhan udara rata – rata seseorang pada saat bekerja
berat.
Pemeriksaan SCBA
1. Pemeriksaan tekanan tinggi (tekanan tabung)
2. Pemeriksaan tekanan rendah
Pemeriksaan tekanan tinggi (tekanan tabung)
1. Buka valve utama pelan-pelan, dan periksa manometer. Apabila tekanannya
kurang dari 5/6 dari tekanan kerja, maka isi botol tidak boleh digunakan untuk
operasi.
2. Periksa jarum manometer, jika sudah menunjukkan angka maksimum tutup
kembali valve utama.
3. Perhatikan manometer, bila tekanannya turun lebih kuran 12 atam permenitnya,
berarti ada kebocoran pada system saluran. Perlu diperiksa kembali
4. Buka bypass pelan-pelan pada deman regulator dan perhatikan suling (warning
wishtle) akan berbunyi pada tekanan antara 40-50 atm.
III. PERALATAN:
1. Self Contain Breathing Apparatus
2. Stop Watch
33
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
SCBA
Surabaya Kesehatan Kerja
36
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
SCBA
Surabaya Kesehatan Kerja
39
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
SCBA
Surabaya Kesehatan Kerja
6. Periksa apakah seal/perapat sudah tepat dan memuaskan dan apakah peluit
sebagai peringatan tekanan udara bekerja dengan benar. Cara melakukan
tindakan: pegang petunjuk dengan tangan kiri dan letakkan tangan kanan anda
pada kerangan silinder, selanjtunya matikan silinder dengan memutar kerangan
searah dengan diri anda kemudian bernafasalah p[erlahan lahan. Peluit akan
berbunyi pada tekanan udara 45-50 bar terus menerus sampai angka petunjuk
tekanan pada angka nol dan bernafsalah sekali lagi. Bila seal/ perapat
memuaskan dan dalam kondisi baik, maka topeng akan melekat pada muka
anda.
7. Periksa system saluran pernafasan pada posisi positif, buka silinder dengan
penuh bersamaan dengan itu putar pengatur pernafsan keposisi positif
kemudian hembuskan pernafasan kedalam dan keluarsebanyak 3 kali/
bernafasalah dan dengarkan kebocoran, apabila tidak bocor serta tidak dapat
didngar “pekerjaan anda dapat dimulai”
8. Apabila anda belum mendapatkan udara segar, maka anda dapat meutar
kembali pengaturan saluran pernafasan keposisi negatif agar mendapatkan
udara udara segar dari slinder dan kembalikan keposisi positif saat anda akan
memulai pekerjaan.
9. Cara melepas kembali perangkat breathing apparatus. Putar kerangan pengatur
pernafasan keposisi tanda minus pada posisi stop. Pindahkan pelindung muka.
Face mask dengan melepas dari muka adna, lepaskan tali-tali kepala dengan
jari-jari dan ibu jari dari masing-masing buckle/gasper dari pangkal tali
kemudian ke ujung tali.
10. Tutup kerangan pengatur pada silinder, ambil penunjuk dengan tangan kiri.
Putar pengatur pernafasan dan posisi positif untuk memeriksa penunjuk tekanan
secara benar dan menjamin petunjuk padaa posisi stop kemudian kemalikan ke
posisi negative.
11. Lepaskan ikat pinggang dengan melepas pengunvi dan lepaskan seta ulir tali
pundak dengan jari dna ibu jari untuk menekan pengencang tali pundak keatas.
Selanjtunya lepas dan turunkan perangklat silinder kemudian taruhlah doilantai
dengan posisi terlentang.
Note: dalam melepas breathing apparatus berhatri hatilah agar tidak mebentur
muka anda.
42
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Hydrant
Surabaya Kesehatan Kerja
PRAKTIKUM
HYDRANT SYSTEM
I. TUJUAN
TIU: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman kemabakran
TIK: Mahasiswa nmampu memahami tentang prosedur pemakaian hydrant system dan
dapat memadamkan kebakaran dengna hydrant system.
II. TEORI
Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu system pemadam kebakaran yang
tetap yang menggunakan media pemadam api bertekanan yang dialirkan melalui pipa-
pipa dan selang kebakaran. System ini terdiri dari sitem persediaan air, pompa,
perpipaan, kopling outlet dan inloet serta selang dan nozzle. Dioperasikan oleh
beberapa orang (regu) dan dilengkapi dengan :
1. Pemancar
2. Selang yang dilengkapi kopling (couple)
3. Kunci Hydrant
4. Kepala Hydrant
5. Box Hydrant
Komponen-komponen Hydrant
1. Hydrant pilar
Bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yang terletak di luar bangunan yang
dapat dihubungkan dgn slang kebakaran
2. Hydrant box
Bagian peralatan dari sistem hydrant yang berisi kran, slang dan nozle.
3. Siamese connection
Bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yang terletak diluar bangunan dan
digunakan untuk mensuplai air dari mobil kebakaran.
4. Nozzle
Suatu alat pemancar yangg terletak pada bagian ujung dari slang yang
digunakan untuk pengaturan pengeluaran air.
5. Slang hydrant
Slang yang digunakan untuk mengalirkan air yang pada bagian ujungnya selalu
terpasang nozle secara tetap dihubungkan secara permanen dengan sumber air
bertekanan.
a. Hydrant gedung
Hydrant yang terletak didalam suatu bangunan/gedung dam system
serta peralatannya disediakan sera dipasang dalam banguna tersebut.
Hydrant Gedung dibagi menjadi :
1. Hydrant Luar
Hydrant Luar mempunyai spesifikasi sama dengan Hydrant Kota.
Hanya saja Hydrant Luar dilengkapi dengan Box Hydrant.
2. Hydrant Dalam
Spesifikasi :
Selang langsung terhubung dengan kran air yang berhubungan
dengan pompa hydrant
Ukuran selang 1½ inchi
Tekanan air maksimal 6,8 kg/cm2 dan minimal 4,4 kg/cm2
Debit air 380 liter/menit
b. Hydrant halaman
Hydrant yang terletak diluar bangunan, sedang instalasi peralatannya
disediakan serta dipasang dilingkungan bangunan tersebut.
c. Hydrant Kota
Hydrant yang disiapkan untuk mendapatkan supply air bagi mobil unit
pada lokasi yang terdekat dengan area kebakaran. Hydrant ini disiapkan
oleh pemda setempat atau pengelola kawasan
46
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Hydrant
Surabaya Kesehatan Kerja
Hydrant ini hanya boleh dioperasikan oleh orang yang berpengalaman atau regu
pemadam kebakaran. Dengan ukuran selang adalah 2½ inchi dengan tekanan
minimal adalah 4,4 kg/cm2 (65 psi) dan Debit air 1900 liter/menit.
1. Hydrant kelas I ialah suatu hydrant yg menggunakan ukuran slang 6,25 cm (2,5
inch)
2. Hydrant kelas II ialah suatu hydrant yg menggunakan ukuran slang 3,75 cm
(1,5 inch)
3. Hydrant kelas III ialah suatu hydrant yg menggunakan ukuran sistem gabungan
kelas I dan kelas II.
47
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
hydrant
Surabaya Kesehatan Kerja
48
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Hydrant
Surabaya Kesehatan Kerja
III. PERALATAN
Keterangan
1-orang pertama/komandan
2-orang kedua/mekanik
3-orang ketiga/nozzle man
4-orang ke empat/pembantu
56
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Hydrant
Surabaya Kesehatan Kerja
Keterangan
1-orang pertama/komandan
2-orang kedua/mekanik
3-orang ketiga/nozzle man
4-orang ke empat/pembantu
File : Disusun : Disetujui oleh : Kode Revisi : Page :
Hydrant Mohammad 15
Hakam, ST. MT
57
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Hydrant
Surabaya Kesehatan Kerja
58
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Hydrant
Surabaya Kesehatan Kerja
POSISI PEMADAMAN
1. Posisi memegang selang, pada saat muali memegamg noxxle bertekanan, kuda-
kuda dan cara memegang nozzle harus mantao
2. Membuka dna menutup nozzle, arah harus keatas dengan kuda-kuda baik
3. Sebelum merubah bentuk spray menjadi jet, perhatokan dahulu kuda-kudanya
(harus mantap)
4. Jika tidak kuat menahan tarikan selang (jet effect, jangamlah nozzle itu
dilepaskan, tetapi rendahkan badan (untuk megurangi tarikan tersebut)
5. Jika waktu memegang nozzle bertekana, ternyata tidak kuat dan jatuh, jatuhkan
bersama-sama nozzle tersebut (nozzle jangan dilepaskan)
Make Up (Penggulungan)
Sebelum membuka ikatan-ikatan kopling, tutup seluruh induk yang ada dipompa
(hydrant0 dna menghilangkan (release) tekanan yang ada dlaam selang dengan cara
membuka nozzle. Melepas koplng sewaktu selang masih bertekanan dapat
mengakibatkan selang lepas dna terputar dengan cepat dan akan melukai tangan kita.
1. Luruskan selang sehingga tidka terdapat lekukan dan buang air dalam selang
dari arah air kearah api
2. Gulung selang dari arah ke sumber air
3. Letakkan kopling dalam gulungan tunggal/ganda, kopling draad=laki-laki
didalam, betina disebelah luar. Dankopling instantaneous=betina didalam, laki-
laki disebelah luar; kopling storz& Hemaphrodite =sembarang
4. laki-laki disebelah luar; kopling storz& Hemaphrodite =sembarang
1. Dari pelaksaan kegiatan yang telah saudara lakukan baik pengemasan maupun
penggelaran selang mana yang paing mudah diaplikasikan dihubungkan dengan
kecepatan dalam penanggulangan kebakaran
2. Ambilah dokumentasi untuk masing-masing peran dari petugas pemadam
kebakaran dari masing-masing anggota yang terlibat sebagai bahan pelengkap
laporan saudara.
60
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Hydrant
Surabaya Kesehatan Kerja
VII. Pustaka
PRAKTEK
I. TUJUAN
II. TEORI
Pengertian
Fire Hose adalah selang tekanan tinggi yang membawa air atau tahan api lainnya
(seperti busa ) ke api untuk memadamkannya. Fire Hose terdiridari 2 jenis, yaitu Fire
Hose yang dipasang indoor dan Fire hose yang dipasang outdoor. Fire hose indoor
dipasang permanen pada pipa tegak atau pipa system bangunan sedangkan Fire hose
outdoor dipasang pada mobil pemadam kebakaran atau fire hydrant.
Kerusakan selang
Titik berat dari metode pembuatan selang adalah agar tanggung jawab kerusakan
selang dapat perhatian sepenuhnya. Hal ini penting bahwa semua fireman dapat
mengetahui cara memelihara selang dan bagaimana memenuhi panggilan bila terjadi
kebakaran. Kerusakan selang dapat dihindari dengan personil agar hati-hati dalam
menggunakan selang. Kemampuan yang tinggi dan banyaknya pengalaman diperlukan
perusahaan untuk mengji dan memelihara selang. Hal ini dapat memacu sikap hati-hati
dan menambah pengetahuna tentang selang.
Kerusakan selang
1. Abrasi (gesekan)
2. Mildew ( lapuk)
3. Shock ( kejutan)
4. Asam, minyak, pekumas dan bahan bakar
Abrasi (gesekan)
Orang harus selalu ingat cara meletakkan selang tanpa harus menyeretnya.
Pertanyaan mengenai abrasi adalah berkaitan dengan cara pembenahan selang. Banyak
cara untuk mengemas selang, anatar lain:
Adalah perlatan yang digunakan untuk menyambung antara dua buah selang atau
dengan peralatan lain. Secara garis besar dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Coupling
Alat yang digunakan untuk menyambung antara dua buah selang yang
mempunyai diameter sama, terbuat dari logam campuran antara kuningan,
aluminium dan magnesium.
File : Disusun : Disetujui oleh : Kode Revisi : Page :
Fire Hose Mohammad 2
Hakam, ST. MT
64
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
File : Disusun : Disetujui Kode Revisi : Page :
Negeri Teknik Keselamatan &
Fire Hose Fireoleh :
Hose 3
Surabaya Kesehatan Kerja
Jenis-jenis Coupling
Ditinjau dari bentuk dan standrnya maka coupling dibagi mnejadi2, yaitu:
a. Screw/ Ulir
b. Interlock
Instantenous
Machine
Storz
Hemaprodite
Symmetric
2. Adaptor
Adalah alat yang digunakan untuk menyambung antara dua buah selag yang berbeda
ukuran atau berbeda jenis coulingnya. Nama suatu adaptor didasarkan pada tata letak
coupling dan bahwa selang pemadam selalu digelar mulai dari sumber ke arah api.
3. Cabang (Breeching)
Pada sisten operasi pemadaman alat ini berfungsi untuk membuat percabangan baik
pada isapan pompa maupun discharge pompa. Ditinjau dari kegunaannya cabang
dibagi 2 yaitu:
a. Cabang pembagi
b. Cabang pengumpul
Selang pemadam kebakaran setelah digunakan tentunya akan basah bagian luar
maupun dalam. Hal ini jika tidak segera dikeringkan akan mengakibatkan selang
pemadam lengket dan berjamur. Pada kondisi tersebut, selang tidak dapat digunakan
karena air tersumbat. Hal ini akan berdampak negatif pada waktu tindakan karena
petugas harus membuat selang dapat mengalirkan air terlebih dahulu. bisa dengan
memberikan tekanan lebih pada selang. namun hal ini perlu diwaspadai karena bisa
berpotensi fire hose pecah saat diberi tekanan yang tidak mampu diantisipasi oleh
komponen selang pemadam.
1. Selang Kanvas
(Sumber: http://www.indonetwork.co.id/abadi_teknik18/5498682)
Selang pemadam api ini menggunakan bahan kanvas berkualitas tinggi agar tidak
mudah rusak dan bocor saat digunakan. Selang kanvas memiliki ketahanan air hingga
mencapai tekanan 13bar, sangat memungkinkan digunakan untuk hydrant pillar yang
secara umum hanya berada di tekanan 10 bar atau kurang. Selang pemadam api
kanvas juga sangat cocok untuk kondisi siklus cuaca yang tidak menentu seperti di
Indonesia. Ukuran panjang selang kanvas antara 20 – 30 meter dengan berbagai ukuran
1,5 2,5 dan 3 inch.
2. Selang Polyester
(Sumber: http://203.21.74.29/pdimage/63/3802663_elbrus-poly-copy22.gif)
Selang tipe polyester ini sering juga digunakan oleh petugas pemadam kebakaran
Indonesia. Dengan menggunakan bahan utama polyester staple dan polyester filaments
akan membuat selang ini tahan lama dan handal saat digunakan. Ketahanan dari selang
jenis polyester sama dengan selang kanvas yaitu mencapai tekanan 13bar. Selang
polyester dapat dipasang dengan coupling yang sesuai kebutuhan seperti machino,
instantaneous, dan storz coupling.
(sumber: Bromindo)
Selang pemadam api red rubber memiliki ciri unik yaitu berwarna merah cerah berbeda
dengan selang kanvas dan polyester yang berwarna putih. Material yang digunakan
untukmembuat selang red rubber adalah karet berkualitas tinggi sehingga cocok
digunakan untuk pemadam api dalam lingkungan proyek dalam sebuah perusahaan.
Ukuran umum dari selang pemadam api red rubber yaitu 1,5 2,5 3 dan 4 sementara
panjangnya 20 dan 30 m.
III. PERALATAN
68
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Fire Hose
Surabaya Kesehatan Kerja
5. Flaking (dilipat)
http://duniapemadamapi.indonetwork.co.id/3802663/selang-pemadam-kebakaran-fire-
hose-polyester.htm, diakses pada tanggal 5 April 2015
71
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Anemometer
Surabaya Kesehatan Kerja
PRAKTEK
ANEMOMETER
I. TUJUAN
TIU: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pencegahan
kebakaran
TIK: mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian
anemometer dan dapat menggunakan anemometer
II. Teori
Anemometer adalah peralatan yang dirancang untuk mengukur kecepatan,
aliran udara baik di dalam majupun diluar ruangan, jarak antara detector-
detektor asap tergantung pada pergerakan udara di dalam ruangan
(termasuk udara suplai dan sirukulasi ulang), yang ditunjukkan dalam menit
per pergantian udara atau perhantian udara perjam. Kecuali cara lain yang
dapat diterima oleh instansi yang berwenang, jarak antara harus sesai
dengan table 5.1 dan gambar 5.1
Tabel 5.1 Panduan Jarak antara Detektor Berdasarkan Luasan Ruangan
Menit/ Pergantian Pergantian Udara/jam Ft2/detector
Udara
1 60 125
2 30 250
3 20 375
4 15 500
5 12 625
6 10 750
7 8.6 875
8 7.5 900
9 6.7 900
10 6 900
73
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Anemometer
Surabaya Kesehatan Kerja
Fungsi Anemometer:
Tipe Anemometer
a. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok
Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang
berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros
vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin
bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung
kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran
rotor mengatur system akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin.
b. Anemometer tipe “cup counter”
Hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan.
Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke
pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari
kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan
akumulasi jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya.
Velocity Anemometers
a. Cup Anemometers
Anemometer ini terdiri atas tiga cup setengah lingkaran dan terpasang pada tiap ujung
gagang horizontal. Aliran udara melewati masing-masingcup dan memutar masing-
masing tiap gagang horizontal berdasarkan angin yang datang. Oleh karena itu,
menghitung putaran poros selama periode waktu yang ditetapkan akan menghasilkan
kecepatan angin rata-rata.
b. Windmill Anemometers
Bentuk lain dari anemometer adalah bentuk kincir angina tau baling-baling. Berbentuk
panjang vertikal. Dalam kasus di mana arah pergerakkan angin selalu sama, seperti
dalam poros ventilasi tambang dan bangunan misalnya, baling-baling angin, yang
dikenal sebagai meter air dapat memberikan hasil yang paling memuaskan.
c. Hot-wire Anemometers
Anemometers kawat panas menggunakan kawat yang sangat halus yang dipanaskan.
Udara mengalir melewati kawat memiliki efek pendinginan pada kawat. Hot-wire
Anemometer sangat halus, memiliki frekuensi-respon yang sangat tinggi dan resolusi
spasial baik dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya, dan dengan demikian
hampir secara universal digunakan untuk studi rinci arus turbulen.
Pada anemometer ini menggunakan sinar cahaya dari laser yang yang terbagi menjadi
dua balok, dengan satu disebarkan dari anemometer. Partikulat yang mengalir bersama
dengan molekul udara dekat tempat keluar balok mencerminkan, atau backscatter,
lampu kembali ke detektor, di mana ia diukur relatif terhadap sinar laser asli. Ketika
partikelpartikel berada dalam gerakan yang besar, mereka menghasilkan pergeseran
Doppler untuk mengukur kecepatan angin di sinar laser, yang digunakan untuk
menghitung kecepatan partikel udara di sekitar anemometer.
e. Sonic Anemometers
Menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk mengukur kecepatan angin.
Mengukur kecepatan angin berdasarkan jam terbangsonic pulses antara pasangan
transduser.
f. Acoustic Resonance Anemometers
Merupakan varian yang lebih baru dari sonic anemometer. Anemometers sonic
konvensional bergantung pada waktu pengukuran penerbangan, sensor resonansi
akustik menggunakan beresonansi akustik (ultrasonik).
g. Ping Pong Ball Anemometers
Dibuat berdasarkan bola ping-pong yang melekat pada string. Ketika angin bertiup,
ia menekan dan menggerakan bola, karena bola ping-pong yang sangat ringan, dapat
bergerak dengan mudah dengan angin yang kecil.
76
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Anemometer
Surabaya Kesehatan Kerja
III. PERALATAN
a. Anemometer
b. Meteran
IV. BAGIAN-BAGIAN ANEMOMETER
77
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Anemometer
Surabaya Kesehatan Kerja
V. PROSEDUR PENGUKURAN
a. Pengukuran Air Velocity
Pasang :Probe Plug” ke dalam “probe input terminal” (fig. 3-14)
Nyalakan alat dengan menekan “POWER OFF/ON Button”
Pilih mode Velocity dengan menekan “VEL/FLOW Button”
Pilih satuan temperature dengan menekan “C/F Cpnverstion
Button”
Pilih ukuran Air Velocity (mph, ft/min, knot, Km/h, m/h)
dengan menekan :Unit/Button”
Fungsi data Hold, selama prosedur pengukuran tekan “Data
Hold Button”
Merekam data (MAX, MIN) tekan “MAX/MIN Button” untuk
merekam nilai data MAZ dan MIN selama prosedur pengukuran.
b. Pengukuran Air Velocity
Pasang “Probe Plug” ke dalam “Probe Input Terminal” (Fig.3-
14)
Nyalakan alat dengan menekan “Power OFF/ON Button”
Pilih Mode Flow dengan meneakn “VEL/FLOW Button”
Pilih satuan Air Flow Unit (CMM/CFM) dengan menekan
“Unit/ Button”
Tekan “SAMPEL AREA Button” kearah pengukuran (m2,ft2)
akan tampak tanda
Mensetting SAMPEL AREA prosedurnya menggunakan empat
tombol “”UNIT/” dan “MAX/MIN”
VII. PUSTAKA
a. BSN 2000. SNI 03-3985-2000 Tentang TataCara Perencanaan,
Pemasangan dan Pengujian Sistem dan Alarm Kekbakaran untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
b. Anempometer, Manual Book.
79
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Integrated system
Surabaya Kesehatan Kerja
PRAKTEK
INTEGRATED SYSTEM
I. TUJUAN
TIU: mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman
kebakaran
TIK: mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemadaman kebakaran
integrated system
II. TEORI
Instalasi pemadam api Automatics Integrated System
Instalasi pemadaman kebakaran yang bekerja secara otomatis yang diaktifkan
oleh panel control yang didisain menjadi satu kesatuan dengan system deteksi
otomatis
Aplikasi system tersebut ada 2 metode yaitu
1. Total flooding system
System yang didisain bekerja serentak memancarkan media pemadam
melalui seluruh nozzle kedalam ruangan dengan konsentrasi tertentu
2. Local protection system
sistem pemadam yang didisain dengan mengarahkan pancaran pada objek
yang dilindungi
detektor: …….(1)
1. Smoke detector
Ionisasi detector
Optical detector
1.Radiasi detector
IR detector
UV detector
3. Deteksi panas
Alarm:…..(2)
Suara
Cahaya
TPM….(3)
80
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Anemometer
Surabaya Kesehatan Kerja
81
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Integrated system
Surabaya Kesehatan Kerja
82
Politeknik Automatic Fire Program Studi
Perkapalan Extingusher Laboratory
Negeri Teknik Keselamatan &
Integrated system
Surabaya Kesehatan Kerja
V. PUSTAKA
1. Materi Training K3 Bidang Kebakaran
2. Fire alarm control panel operating manual (2001) APPRON