Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FILARIASIS (KAKI GAJAH)

DI SUSUN OLEH:

NAMA: PRISCILIA CANTIKA ONAS

NIM : 1901023

KELAS: KEPERAWATAN III A

POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

JURUSAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya
kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “filariasis”.
Dalam penyusunan makalah ini saya sudah berusaha menyajikan semaksimal
mungkin, namun saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, saya
mengharapkan masukan ataupuan saran dari Dosen serta teman-teman dalam
menyempurnakan penulisan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

2
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filariasis.........................................................................................................6
2.2 Etiologi Filariasis..............................................................................................................7
2.3 Tanda dan Gejala Filariasis..............................................................................................7
2.4 Pengobatan dan Pencegahan.............................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Filariasis ( penyakit kaki gajah ) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah
penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria ynag ditularkan
melalui gigitan  berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular filariasis hingga saat
ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anophele, Culex, Mansonia, Aedes, dan
Armigeres. Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan
organ kelamin.

Filariasis merupakan jenis penyakit reemerging disease, yaitu penyakit yang dulunya
sempat ada, kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Kasus penderita filariasis
khas ditemukan di wilayah dengan iklim sub tropis dan tropis ( Abercrombie et al, 1997)
seperti di Indonesia. Filariasis pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1877, setelah
itu tidak muncul da sekarang muncul kembali. Filariasis tersebar luas hampir di seluruh
Propinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu
tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai
lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui definisi filariasis
2. Untuk mengetahui etiologi
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala
4. Cara pengobatan dan pencegahan

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui bagaimana cara penularan filariasis hingga dapat menyebakan penyakit

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan karena
cacing filaria, yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta menyebabkan
gejala akut, kronis dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Secara klinis, penyakit ini
menunjukkan gejala akut dan kronis. Gejala akut berupa peradangan kelenjar dan saluran
getah bening (adenomalimfangitis) terutama di daerah pangkal paha dan ketiak tetapi dapat
pula di daerah lain. Peradangan ini disertai demam yang timbul berulang kali, dapat berlanjut
menjadi abses yang dapat pecah dan meninggalkan parut. Dapat terjadi limfedema dan
hidrokel yang berlanjut menjadi stadium kronis yang berupa elefantiasis yang menetap yang
sukar disembuhkan berupa pembesaran pada kaki (seperti kaki gajah) lengan, payudara, buah
zakar (scrotum) dan kelamin wanita (Depkes, 2006).

2.2 Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial yaitu Wuchereria Bancrofti,
Brugia Malayi dan Brugia Timori. Cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh
manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. Cacing ini dapat hidup dalam
kelenjargetah bening manusia selama 4 – 6 tahun dan dalam tubuh manusia cacing dewasa
betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama
malam hari (Depkes, 2006).

2.3 Tanda dan gejala


Tanda dan gejala menurut Depkes (2006) yaitu :
a. Gejala dan tanda klinis akut :
1) Demam berulang ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan timbul
lagi setelah bekerja berat.
2) Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak
(limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
3) Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari
pangkal ke arah ujung kaki atau lengan
4) Abses filaria terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar getah bening, dapat
pecah dan dapat mengeluarkan darah serta nanah.
5) Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat kelamin perempuan dan laki-laki
yang tampak kemerahan dan terasa panas.
b. Gejala dan tanda klinis kronis :
Pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, kantong buah
zakar, payudara dan alat kelamin dan lama kelamaan menjadi cacat menetap.

5
2.3 Pengobatan dan pencegahan Filariasis

 Pengobatan Filariasis

Cara mengobati filariasis (kaki gajah)

Orang dengan infeksi aktif di tubuhnya akan diberikan beberapa perawatan untuk membunuh
cacing dalam darah. Beberapa obat antiparasit yang biasanya diresepkan, yaitu:

1) Diethylcarbamazine (DEC)
2) Invermectin (Mectizan)
3) Albendazole (Albenza)
4) doxyxycline
beberapa jenis obat untuk membantu meredakan gejala lain yang muncul, yaitu:

1) Antihistamin, untuk meredakan berbagai reaksi alergi pada tubuh akibat kaki gajah
2) Analgesik, untuk menghilangkan rasa sakit akibat kaki gajah
3) Antibiotik, untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri akibat kaki gajah

 Pencegahan Filariasis

Langkah utama dalam untuk mencegah tertular filariasis adalah dengan menghindari gigitan
nyamuk sebisa mungkin. Hal ini sangat penting, terutama di negara-negara tropis, seperti
Indonesia. Untuk memaksimalisasi perlindungan terhadap gigitan nyamuk, kita dapat
mengambil langkah-langkah sederhana yang meliputi:

1) Mengenakan baju atau celana panjang.

2) Mengoleskan losion antinyamuk.

3) Tidur di dalam kelambu.

4) Membersihkan genangan air di sekitar lingkungan

Bagaimana cara mencegah filariasis (kaki gajah)

1) Cara terbaik mencegah filariasis adalah menghindari gigitan nyamuk sebisa mungkin.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara:
2) Menggunakan kelambu saat tidur
3) Menghindari bepergian ke area di mana kaki gajah sering terjadi
4) Menggunakan celana dan lengan panjang saat tidur atau berada di tempat yang
dipenuhi nyamuk
5) Menggunakan penangkal nyamuk, seperti krim oles, semprot, atau minyak esensial

6
6) Menggunakan baju berwarna terang karena nyamuk lebih tertarik pada warna-warna
gelap
7) Mengurangi pemakaian parfum atau losion yang terlalu harum karena bisa
mengundang nyamuk
8) Menutup sumber genangan di rumah
9) Menyimpan pot bunga atau wadah lain yang tidak digunakan secara terbalik
10) Menaruh tanaman penyangkal nyamuk di dalam atau sekitar rumah.

7
BAB III

PENUTUP

3.2 Kesimpulan

1.   Filariasis ( penyakit kaki gajah ) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah suatu
infeksi sistemik yang disebabkan oleh cacing filaria yang hidup dalam saluran limfe dan
kelenjar limfe manusia yang ditularkan oleh nyamuk.

2.   Gejala klinis berupa demam berulang 3-5 hari, pembengkakan kelenjar limfe, pembesaran
tungkai, buah dada, dan skrotum.

3.   Mekanisme penularan penyakit filariasis yaitu ketika nyamuk yang mengandung larva
infektif menggigit manusia, maka terjadi infeksi mikrofilaria. Tahap selanjutnya di dalam
tubuh manusia, larva memasuki sistem limfe dan tumbuh menjadi cacing dewasa. Kumpulan
cacing filaria dewasa ini menjadi penyebab penyumbatan pembuluh limfe. Akibatnya terjadi
pembengkakan kelenjar limfe, tungkai, dan alat kelamin.

4.   Penyebab terjadinya penyakit filarisisadalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah )


yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk

5.   Usaha-usaha penanganan penyakit filariasis sebagai tenaga kesehatan


lingkungan Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dan
melakukan 3M. Pengobatan menggunakan DEC dikombinasikan dengan Albendazol dan
Ivermektin selain dilakukan pemijatan dan pembedahan. Upaya rehabilitasi dapat dilakukan
dengan operasi.

3.2 Saran

Diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus filariasis karena
penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik sehingga akan menjadi
beban keluarga, masyarakat dan Negara. 

8
Daftar Pustaka

https://www.halodoc.com/artikel/filariasis-bisa-dicegah-lakukan-5-
https://repositry.ump.ac.id

Anda mungkin juga menyukai