PENYAKIT FILARIASIS
DISUSUN OLEH :
1. GITA TRISNA ANGGRAINI (P21002)
2. ADIMAS BAYU (P21009)
3. ADI PRIYA BAYU SHAKA (P21008)
4. AFIFAH FITRI ANISA AULIA (P21011)
5. BAGHIZAKHAUTAL (P21017)
6. BACHTIAR ADHI (P21018)
7. DEWI PUSPITASARI (P21023)
8. KHARISMA PUTRI SEVIA (P21033)
9. LAILA NUR RAHMAH (P21035)
10. MARDINA DEWI SITA (P21036)
11. NADYA AROQIMAH (P21039)
12. NAKA AYU SAJIWO (P21040)
13. SALSABILA AS SOFIYAH (P21052)
Surakarta , 25 Agustus
2022
2
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR……………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………3
BAB 1 Pendahuluan…………………………………………………………..4
a. Latar Belakang………………………………………………………..4
b. Rumusan Masalah…………………………………………………….5
c. Tujuan…………………………………………………………………5
BAB 2 Pembahasan………………….……………………………………….6
a. Pengertian Filariosis…………………………………………………6
b. Penanganan dan Pencegahan Filariasis ………………………………6
c. Faktor dan Resiko…………………………………………………….7
d. Gejala Filariosis………………………………………………………8
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………9
a. Kesimpulan …………………………………………………………..9
b. Saran …………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….10
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria
yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk diantaranya anopheles, Culex,
Mansonia, dan Aedes. Terdapat tiga jenis spesies cacing penyebab Filariasis yaitu
Wuchereria bancrofi, Brugia malayi, dan Brugia timori. Cacing tersebut hidup di
kelenjer dan saluran getah bening sehingga menyebabkan kerusakan pada sistem
limfatik yang dapat menimbulkan gejala akut dan kronis seperti pembesaran
abnormal bagian tubuh, menyebabkan rasa sakit, cacat, dan stigma sosial.Gelaja
akut berupa peradangan kelenjer dan saluran getah bening (adenplimfangitis)
terutama di daerah pangkal paha dan ketiak tetapi juga bisa pada bagian tubuh
lainnya.
54% kabupaten sedang melaksanakan POMP Filariasis dan 22% telah
selesai POMP Penyakir filariasis merupakan penyakit yang penyebarannya tidak
merata, melainkan terpusat atau terkonsentrasi pada beberapa titik wilayah
tertentu. Dataran pulau Sumatera serta sebagian wilayah Jawa dan Bali menjadi
kawasan langganan dari taharun ke tahun untuk terinfeksi penyakit filariasis .
Filariasis menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia terutama wilayah
Indonesia bagian timur yang memiliki prevalensi yang lebih tinggi.Dari tahun ke
tahun jumlah provinsi yang melaporkan kasus filariasis terus bertambah.
Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian dari penduduk Indonesia
tinggal di daerah endemis sehingga berisiko tertular Filariasis.Dari 241
kabupaten/kota endemis Filariasis sebanyak 5 Putaran. Namun, masih ada 18%
kabupaten/kota yang belum mulai melaksanakan dan 6% putus POMP Filariasis.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan, faktor resiko yang berhubungan
dengan kejadian filariasis diantaranya faktor lingkungan, perilaku, dan sosial
ekonomi. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan kejadian filariasis adalah
adanya genangan air, penempatan kandang ternak disekitar rumah, sawah, rawa-
rawa, keberadaan parit, adanya tanaman air, pendidikan dan penghasilan. Faktor
perilaku yang berkaitan adalah kebiasaan keluar malam, kebiasaan menggunakan
obat anti nyamuk, dan perilaku pencegahan.
4.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apakah pengertian dari penyakit Filariasis ?
B. Bagaimana cara penanganan penyakit Filariasis ?
C. Apakah faktor resiko penyakit Filariasis ?
D. Gejala dari penyakit Filariasis ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian filariasis di Kota Padang.
2. Mengetahui frekuensi faktor lingkungan (tempat prekembanganbiakan
nyamuk, temperatur udara, kelembaban udara, ketinggian dan sarana
kesehatan) dengan kejadian filariasis di Kota Padang.
3. Mengetahui kerentanan wilayah berdasarkan faktor risiko kejadian
filariasis di Kota Padang.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILARIASIS
Pengertian Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak
ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Filariasis adalah masalah
global, masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di India, Cina dan
Indonesia. Ketiga negara selama kurang lebih dua- pertiga dari total
jumlah penduduk dunia diperkirakan terinfeksi. Di daerah endemik, 10%
mungkin menderita filariasis. Di India, filariasis limfatik disebabkan oleh
Wuchereria bancrofti, vektor yang adalah nyamuk Culex quinquefasciatus
(C. fatigans). B. Pengelompokan Filariasis biasanya dikelompokkan
menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi
tempat bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan (bawah
jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous Brugia timori cavity).
Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
Dean dan Kosta, meneliti pada tahun 1942 menunjukkan, 10,8% pasien
ditemukan embrio cacing dari pemeriksaan darah pada 5.000 orang
tersebar di beberapa lingkungan di kota. Para penulis yang sama juga
menemukan bahwa Culex fatigans merupakan tempat utama Filariasis, dan
hampir semua nyamuk di rumah di beberapa lingkungan di mana
mengandung parasit microfilaremia, dan kemudian memeriksa 1014
spesimen, 11,6% terdapat W. Bancrofti. Daur hidup Wuchereria bancrofti.
C. Gejala klinis Gejala klinis filariasis disebabkan oleh cacing dewasa
pada sistem limfatik dan oleh reaksi hiperresponsif berupa occult filariasis.
Dalam perjalanan penyakit filariasis bermula dengan adenolimfangitis
akuta berulang dan berakhir dengan terjadinya obstruksi menahun dari
sistem limfatik.
B. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT FILARIASIS
Pengobatan yang dapat dijalani oleh pasien filariasis bertujuan untuk
mencegah infeksi bertambah buruk dan menghindari komplikasi filariasis.
Untuk mengurangi jumlah parasit dalam tubuh, pasien dapat mengonsumsi
obat cacing, seperti ivermectin, albendazole, atau diethylcarbamazine.
Setelah diberikan obat-obatan tersebut, cacing penyebab kaki gajah akan
mati. Pembengkakan kelenjar getah bening pun mereda dan aliran getah
bening kembali lancar.
A. KESIMPULAN
Filariasis merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh cacing
filaria yang di tukarkan melalui berbagai jenis nyamuk diantara nyamuk
Aedes. Ada beberapa faktor filariasis salah satunya paparan nyamuk
untuk yang lama dan di gigit berkali-kali serta memiliki gejala yang umum
dilihat adalah membesarnya tungkai bawah atau kaki.
B. SARAN
Perkembangan pada zaman saat ini semakin maju dan pada bidang
apapum itu dan kita sebagai calon tenaga medis dituntut untuk mengetahui
lebih banyak lagi tentang masalah masalah yang ada dalam
masyarakat ,bisa dicontohkan mengenai masalah Penyakit FILARIASIS.
Oleh sebab itu diharapkan para pembaca dapat memahami Penyakit
FILARIASI dan dapat menerapkan pola gaya hidup dengan baik dalam
berkelompok maupun individu dan terutama bagi tenaga medis yang selalu
berdekatan dengan pasien
9
DAFTAR PUSTAKA
https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/
infodatin-filariasis.pdf
http://repository.uki.ac.id/8088/2/BABI.pdf
http://scholar.unand.ac.id/36169/2/BAB%201.pdf
10