Anda di halaman 1dari 23

Makalah

“ASUHAN KEPERAWATAN FILARIASIS”

Disusun oleh kelompok : III (Tiga)

Nama Kelompok:
Salma kilbaren Sarlin sapulette
Sarlina nundehu Wa Irma
Sehat huat Seylin Titirima
Siti hartini Rosalinda rumlus
Siti wahyuni Rusmawati rumodar
Stenly maitale Salha lessy
Sufruyati kilwouw Sukuria
Sulastri sudin Tomila waleuru
Vivian dompeipen Wa Astrid
Wati Rumagutawan Wisye Siwalette
Yolanda Kakisina Yubelina Unitly
Yulita Korkaha Asriani Yanti
Irfani unwakoly Nuryati Wailissa

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
TAHUN
2020/202
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Tinggi lagi maha menyayangi, segala
puji bagi-Nya yang telah emmebrikan kami kekuatan dan Hidayah sehingga makalah dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN FILARIASIS” dapat selesai dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.

KAIRATU, 22 Februari 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi klinis
D. Penatalaksanaan
E. Landasan Teori Keperawatan
F. Landasan Kasus
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada
individu keluarga masyarakat Sakit maupun sehat yang mencangkup seluruh siklus
kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan serta pemeliharaan kesehatan
dengan penekanan serta pemeliharaan kesehatan khususnya pada klien (Perry, Potter.
2005)
Filariasis merupakan penyakit menular (penyakit kaki gajah) yang disebabkan
oleh cacing filariayang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.penyakit ini bersifat
menahun, Dan bila tidak dapat pengobatan daapt menimbulakan cacat menetap berupa
pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin, baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya
penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang
lain sehinggamenjadi beban keluarga. Berdasarkan laporan dari hasil survey pada tahun
2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 puskesmas tersebar di 231 kabupaten
sebagai lokasi endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Hasil survay
laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata mikrofilaria rate (Mf Rate)
3,1%berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang
memepunyai resiko tinggi untuk ketularan karena nyamuk penularannya tersebar luas.
Untuk memberantas penyakit ini sampai tuntas. (chairufatah,alex.2009)
WHO sudah menetapkan kesepakatan global (The Global Goal of Elimination of
lympatic filariasis as a public Health Problem by the year 2020). Program eliminasi
dilaksanakan melalui pengobatan misal dengan DEC dan albendazol setahun sekali selama
5 tahun di lokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupun kronis
untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya. Indonesia akan melaksanakan
eliminasi penyakit gajah secara berthap dimulai pada tahun 2002 di 5 kabupaten
percontohan. Perluasan wilayah akan dilaksanakan 5 tahun.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah bagaimana
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan filariasis.

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dan melaksanakan Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Penyakit Filariasis.

b. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan penyakit filariasis.
b) Mahasiswa mampu menganalisa data sesuai dengan pengkajian pada pasien dengan
penyakit filariasis.
c) Mahasiswa mampu membuat diagnosa keperawatan pada pasien dengan penyakit
filariasis. d. Mahasiswa mampu membuat rencana Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan penyakit filariasis.
d) Mahasiswa mampu melakukan Implementasi Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
penyakit filariasis.
e) Mahasiswa mampu mengevaluasi intervensi keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien dengan penyakit filariasis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria
yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk pada kelenjar getah bening, Penyakit ini bersifat
menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap
berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
(Witagama,dedi.2009)

B. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia
Malayi, Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama
dalam kelenjar getah bening dan darah. infeksi cacing ini menyerang jaringan viscera, parasit ini
termasuk kedalam superfamili Filaroidea, family onchorcercidae.
Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4 - 6 tahun dan dalam tubuh
manusia cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar
dalam darah terutama malam hari.
Ciri-ciri cacing dewasa atau makrofilaria :
a.       Berbentuk silindris, halus seperti benang, putih dan hidup di dalam sisitem limfe.
b.      Ukuran 55 – 100 mm x 0,16 mm
c.       Cacing jantan lebih kecil: 55 mm x 0,09 mm
d.      Berkembang secara ovovivipar
Mikrofilaria :
a.       Merupakan larva dari makrofilaria sekali keluar jumlahnya puluhan ribu
b.      Mempunyai sarung. 200 – 600 X 8 um
Faktor yang mempengaruhi perkembangan makrofilaria:
a.       Lingkungan fisik : Iklim, Geografis, Air dan lainnnya,
b.      Lingkungan biologic : lingkungan Hayati yang mempengaruhi penularan; hutan, reservoir,
vector
c.       Lingkungan sosial ekonomi budaya : Pengetahuan, sikap dan perilaku, adat
d.      Istiadat, Kebiasaan dsb,
e.       Ekonomi: Cara Bertani, Mencari Rotan, Getah Dsb

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi gejala klinis filariasis disebabkan oleh cacing dewasa pada sistem limfatik
dengan konsekuensi limfangitis dan limfadenitis. Selain itu, juga oleh reaksi hipersensitivitas
dengan gejala klinis yang disebut occult filariasis. Dalam proses perjalanan penyakit, filariasis
bermula dengan limfangitis dan limfadenitis akut berulang dan berakhir dengan terjadinya
obstruksi menahun dari sistem limfatik. Perjalanan penyakit berbatas kurang jelas dari satu
stadium ke stadium berikutnya, tetapi bila diurutkan dari masa inkubasi dapat dibagi menjadi:
1. Masa prepaten
Merupakan masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya mikrofilaremia yang
memerlukan waktu kira-kira 3¬7 bulan. Hanya sebagian tdari penduduk di daerah endemik
yang menjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremik inipun tidak semua kemudian
menunjukkan gejala klinis. Terlihat bahwa kelompok ini termasuk kelompok yang asimtomatik
baik mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
2. Masa inkubasi
Merupakan masa antara masuknya larva infektif hingga munculnya gejala klinis yang biasanya
berkisar antara 8-16 bulan.
3. Gejala klinik akut
Gejala klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang disertai panas dan malaise.
Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat
mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
4. Gejala menahun
Gejala menahun terjadi 10-15 tahun setelah serangan akut pertama. Mikrofilaria jarang
ditemukan pada stadium ini, sedangkan limfadenitis masih dapat terjadi. Gejala kronis ini
menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu aktivitas penderita serta membebani
keluarganya.

5. Komplikasi
a. Cacat menetap pada bagian tubuh yang terkena
b. Elephantiasis tungkai
c.  Limfedema : Infeksi Wuchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum, penis,vulva vagina dan
payudara,
d. Hidrokel (40-50% kasus), adenolimfangitis pada saluran limfe testis berulang:
pecahnya tunika vaginalisHidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antaralapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam
rongga itu memang adadan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya.
e. Kiluria : kencing seperti susu karena bocornya atau pecahnya saluran limfe oleh cacing dewasa
yang menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran kemih

6. Pemeriksaan Diasnotik
a. Diagnosis Klinik
Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. Diagnosis klinik
penting dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun (Acute and Chronic
Disease Rate).
Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis filariasis
adalah gejala dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan gejala menahun.
b. Diagnosis Parasitologik
Diagnosis parasitologik ditegakkan dengan ditemukannya mikrofilaria pada pemeriksaan
darah kapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat dilakukan siang hari, 30 menit
setelah diberi DEC 100 mg. Dari mikrofilaria secara morfologis dapat ditentukan species
cacing filaria.
c. Radiodiagnosis
Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar limfe inguinal
penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dance sign).
Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang dilabel
dengan radioaktif akan menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik, sekalipun
pada penderita yang mikrofilaremia asimtomatik.
d. Diagnosis Immunologi
Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi, amikrofilaremia
dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi dan/atau antigen dengan
cara immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang diagnosis.
Adanya antibodi tidak menunjukkan korelasi positif dengan mikrofilaremia, tidak
membedakan infeksi dini dan infeksi lama. Deteksi antigen merupakan deteksi metabolit,
ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih mendekati diagnosis parasitologik.
Gib 13, antibodi monoklonal terhadap O. gibsoni menunjukkan korelasi yang cukup baik
dengan mikrofilaremia W. bancrofti di Papua New Guinea.

D. Penatalaksanaan
Dietilkarbamasin sitrat (DEC) merupakan obat filariasis yang ampuh, baik untuk
filariasis bancrofti maupun brugia, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini ampuh,
aman dan murah, tidak ada resistensi obat, tetapi memberikan reaksi samping sistemik dan lokal
yang bersifat sementara. Reaksi sistemik dengan atau tanpa demam, berupa sakit kepala, sakit
pada berbagai bagian tubuh, persendian, pusing, anoreksia, kelemahan, hematuria transien, alergi,
muntah dan serangan asma. Reaksi lokal dengan atau tanpa demam, berupa limfadenitis, abses,
ulserasi, limfedema transien, hidrokel, funikulitis dan epididimitis. Reaksi samping sistemik
terjadi beberapa jam setelah dosis pertama, hilang spontan setelah 2-5 hari dan lebih sering terjadi
pada penderita mikrofilaremik. Reaksi samping lokal terjadi beberapa hari setelah pemberian
dosis pertama, hilang spontan setelah beberapa hari sampai beberapa minggu dan sering
ditemukan pada penderita dengan gejala klinis. Reaksi sampingan ini dapat diatasi dengan obat
simtomatik.
 
E. Landasan Teori Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun. Cacing filariasis
menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif yang mengandung larva stadium III. Gejala
yang timbul berupa demam berulang-ulang 3-5 hari, demam ini dapat hilang pada saat istirahat
dan muncul lagi setelah bekerja berat.
 
b. Aktifitas / Istirahat
Gejala        : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.
Tanda        : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktivitas ( Perubahan TD,
frekuensi jantung)
 
c.  Sirkulasi
Tanda        : Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan pengisian kapiler.
 
d. Integritas dan Ego
Gejala        : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan, putus asa,
dan sebagainya.
Tanda        : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
 
e. Integumen
Tanda        : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.

f. Makanan / Cairan
Gejala        : Anoreksia, permeabilitas cairan
Tanda        : Turgor kulit buruk, edema.

g.  Hygiene
Gejala        : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda        : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
 
h. Neurosensoris
Gejala        : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan otot.
Tanda        : Ansietas, refleks tidak normal.
 
i. Nyeri / Kenyamanan
Gejala        : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
Tanda        : Bengkak, penurunan rentang gerak.
 
j. Keamanan
Gejala        : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun,
demamberulang,berkeringat malam.
Tanda        : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.
 
k. Seksualitas
Gejala        : Menurunnya libido
Tanda        : Pembengkakan daerah skrotalis
 
l. Interaksi Sosial
Gejala        : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.
Tanda        : Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.
 
m.  Pemeriksaan diagnostic
Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan ELISA dan rapid
test dengan teknik imunokromatografik assay. Jika pasien sudah terdeteksi kuat telah mengalami
filariasis limfatik, penggunaan USG Doppler diperlukan untuk mendeteksi pengerakan cacing
dewasa di tali sperma pria atau kelenjer mamae wanita.

2. Diaknosa keperawatan
a) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
b) Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
c) Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi
d) Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
e) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit
f) Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik

3. Intervensi
1). Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
No Intervensi
 
1. Berikan kompres pada daerah frontalis dan axial
Mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus, mengurangi panas tubuh yang
mengakibatkan darah vasokonstriksi sehingga pengeluaran panas secara konduksi.
2. Monitor vital sign, terutama suhu tubuh
Untuk mengetahui kemungkinan perubahan tanda-tanda vital.
3. Pantau suhu lingkungan dan modifikasi lingkungan sesuai kebutuhan, misalnya sediakan
selimut yang tipis
Dapat membantu dalam mempertahankan / menstabilkan suhu tubuh pasien.
4. Anjurkan kien untuk banyak minum air putih
Diharapkan keseimbangan cairan tubuh dapat terpenuhi.
5. Anjurkan klien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat jika panas tinggi
Dengan pakaian tipis dan menyerap keringat maka akan mengurangi penguapan.
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pengobatan (anti piretik).
Diharapkan dapat menurunkan panas dan mengurangi infeksi.
2). Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
No. Intervensi

1. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan / atur posisi), ajarkan teknik relaksasi.


Rasional : Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dapat meningkatkan 
koping.
2.Observasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi dan frekuensi nyeri).
Rasional : Menentukan intervensi selanjutnya dalam mengatasi nyeri
3.Anjurkan pasien untuk melaporkan dengan segera apabila ada nyeri
Rasional : Nyeri berat dapat menyebabkan syok dengan merangsang sistem syaraf simpatis,
mengakibatkan kerusakan lanjutan
4.Alihkan perhatian klien dari nyeri yang dialami
Rasional : Untuk Mengatasi nyeri
5.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pengobatan (obat anelgetik).
Diberikan untuk menghilangkan nyeri.

3). Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi


No Intervensi

1.Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya


Rasinal : Klien memperoleh informasi untuk  dapat melakukan pengobatan secara mandiri
2.Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki kesalahan
konsepsi/informasi
Klien dapat informasi yang benar dari perawat untuk dapat merasakan manfaat
penanganannya lebih baik
3.Nasehati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan
Rasional : Dengan terjaganya hygiene, tidak memperparah komplikasi yang timbul

4). Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
No Intervensi

1.Lakukan Retang Pergerakan Sendi (RPS)


Rasinal : Meningkatkan kekuatan otot dan mencegah kekakuan sendi
2.Tingkatkan tirah baring / duduk
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan enegi untuk penyembuhan
3.Berikan lingkungan yang tenang
Rasional : tirah baring lama dapat meningkatkan kemampuan
4.Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
Rasional : Menetapkan kemampuan / kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi
5.Observasi ukuran diameter pada tungkai kaki klien
Rasional : untuk mengetahui perubahan ukuran pada tungkai kaki klien

5). Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit
Intervensi

1.Ubah posisi tempat tidur dan kursi sesering mungkin


Rasional : Mengurangi resiko abrasi kulit dan penurunan tekanan yang dapat menyebabkan
kerusakan aliran darah seluler
2.Gunakan pelindungan kaki, bantalan busa atau air pada waktu berada di tempat tidur dan
pada waktu duduk dikursi
Rasional : Tingkatkan sirkulasi darah pada permukaan kulit untuk mengurangi panas atau
kelembaban
3.Periksa permukaan kulit kaki yang bengkak secara rutin
Rasional : Kerusakan kulit dapat terjadi dengan cepat pada daerah yang bereksiko yang
terinfeksi dan nekrotik
4.Anjurkan pasien untuk melakukan rentang gerak
Rasional : Meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan partisipasi pasien
5.Kolaborasi: Rujuk pada ahli kulit. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah terjadinya
decubitus
Rasional :Mungkin membutuhkan perawatan professional untuk masalah yang dialami

F. Landasan Kasus
Ibu S. Usia 39 tahun, agama Islam, alamat tinggal lorong Mawar no 30 Jambi, pekerjaan
Ibu Rumah Tangga. Masuk RS pada tanggal 13/03/2011, diruang perawatan penyakit dalam kelas
III/A. dengan keluhan demam berulang-ulang selama 4 hari, demam hilang bila istirahat dan
demam akan muncul kembali ketika bekerja berat. Klien selalu bertanya kepada perawat tentang
penyakit yang dideritanya.Klien tampak cemas.Klien juga mengatakan terasa panas dan sakit
menjalar dari pangkal kaki kearah ujung kaki dan klien mengatakan nyeri semakin terasa jika
kaki yang sakit dibawa bergerak. Klien mengatakan kakinya yang sakit tampak lebih besar dari
yang satunya. Saat pengkajian didapat klien masih mengeluh demam dan Wajah klien tampak
memerah, klien juga mengeluh terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki keujung
kaki, skala nyeri 7. Nyeri terasa berulang-ulang, nyeri tekan (+), non piting oedema (+), klien
tampak meringis ketika berjalan. data yang di dapat ukuran tungkai kaki klien 30cm.Dari
pemeriksaan TTV TD : 130/60 mmHg, RR : 24 x/i, N : 110 x/i, S : 38,5°C. Dari hasil
pemeriksaan darah diperoleh data Hb 10,8 gr/dl, Leukosit 9500/mm3;.Dari pemeriksaan darah
jari kaki ditemukan parasit mikrofilaria inti tubuh teratur, ujung ekor runcing dan tidak berinti
dan selubung tubuh transparan.

 Pengkajian
Unit : perawatan penyakit dalam             
Tanggal masuk : 13 maret 2011
 
Ruang /kamar : III / A
1.      Identitas klien
a.       Nama                      : Ibu S
b.      Umur                     : 39 tahun
c.       Jenis kelamin         : perempuan
d.      Agama                     : islam
e.       Suku/bangsa          : Indonesia
f.       Alamat                   : Lrg. Mawar
 
 
Penanggung Jawab
a.       Nama                             : Tn. A
b.      Alamat ruma                   :Lrg. Mawar
c.       Hubungan dengan klien : suami

2.      Data medik


Diagnosa Medik
Saat masuk          : Filariasis
Saat pengkajian  : Filariasis
 
3.      Alasan masuk rumah sakit
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan demam berulang-ulang selama 4 hari, demam
hilang bila istirahat dan demam akan muncul lagi ketika bekerja berat.
 
4.      Riwayat kesehatan saat ini : Klien merasakan nyeri, panas, dan sakit yang menjalar dari
pangkal kaki kearah ujung kaki dengan skala nyeri , nyeri terasa berulang-ulang
 
5.      Riwayat kesehatan masa lalu
1. penyakit yang pernah diderita        : tidak ada
2. pernah dirawat                                : tidak
3. pernah dioperasi                              : tidak
4. alergi terhadaap obat                       : tidak ada
 
6.      Riwayat kesehatan keluarga
1. Genogram                                       :tidak ada
2. Penyakit yang pernah diderita         : tidak ada
3. Kesehatan orang tua                       : baik
4. Saudara kandung                            : baik
5. Hubungan keluarga dengan klien   : baik
 
7.      Faktor resiko penyakit tertentu dalam keluarga (kanker, hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung, epilepsy, TBC) : tidak ada
 
8.      Kebiasaan Sehari-hari
1.      Nutrisi-Cairan
a.       Keadaan sejak sakit
a)      Nafsu makan                                             : baik
b)      Frekuensi makan                                       : 3x/sehari
c)       Jumlah makan yang masuk                       : satu piring
d)     Diet                                                            : tidak ada
e)       Ketaatan terhadap diet tertentu                : tidak ada
f)       Mual/enek                                                 : tidak ada
g)      Muntah                                                       : tidak ada
h)      Nyeri ulu hati                                            : tidak ada
i)        Jumlah minum/24 jam                              : 600 ml/24 jam
j)        Jenis minum                                              : susu formula, air putih
k)      Keluhan makan dan minum                      : tidak ada

2.      Eliminasi
a.       Keadaan sejak sakit
a)      Frekuensi BAB/24 jak            : 1x/24 jam
b)      Waktu BAB                           : pagi
c)      Warna feses                             : kuning
d)     Konsistensi                              : semi solid
e)      Bentuk feses                            : lunak
f)       Penggunaaan pencahar            : tidak ada
g)      Keluhan BAB                           : tidak ada
h)      Frekuensi BAK/24 jam           : 4-6x/24 jam
i)        Warna urine                            : kuning
j)        Volume urine                          : 200-300 ml
k)      Bau urine                                 : khas
l)        Melena                                    : tidak ada
m)    Konstipasi                                : tidak ada
n)      Kolostomi                                : tidak ada
o)      Sering menahan BAK             : tidak
p)      Keluhan BAK                          : tidak ada
 
3.       Tidur istirahat
a.       keadaan sejak sakit
1)      Tidur siang                                    : tidak ada
2)      Bila ya berapa jam                         : -
3)      Tidur malam                                 : 4 jam
4)      Kebisaan sebelum tidur                : minum susu
5)      Keluhan tidur                                 : sering terbangun(nyeri)
6)      Ekspresi wajah mengantuk           : ada
7)      Banyak menguap                          : ada
 
4.       Data Psikologis
1. Persepsi tentang penyakit   : tidak mengetahui penyakit
2. Suasana hati                         : sedih
3. Daya konsentrasi                  : kurang
4. Koping                                 : baik
5. Konsep diri                          : baik

6.      Data sosial


1. tempat tinggal                     : Lrg. mawar
2. hubungan dengan keluarga : baik
3. hubungan dengan klien        : baik
4. hubungan dengan perawat  : baik.
 
7.      Data spritual
1. Agama yang dianut                                      : islam
2. Apakah agama sangat penting                    : ya
3. Kegiatan keagamaan selama dirawat          : berdoa
4. Apakah berdoa untuk kesembuhan             : ya

8.      Pemeriksaan fisik


1.      Keadan sakit : klien tampak sakit pada kaki
Alasan : klien masih dapat berinteraksi dengan baik,hanya terkadang tampak meringis saat
nyeri pada kakinya kembali dirasakan.
2.      Tanda tanda vital : 130/60 mmhg
a.       Kesadaran
1)      Kualitatif : kompos mentis
2)      Kuantitatif : Glaslow coma scale
Respon motorik ( M )               : 6
Respon verbal ( V )                  : 5
Respon eyes ( E )                   : 4
Jumlah :                                 : 15
Kesimpulan                            : Composmentis
b.      Nadi
Frekuensi : 110 x/menit
Irama : Teratur
c.       Suhu :38,50C daerah Axila
 
3.      Kepala
a.       Bentuk kepala                   : simetris asimetris
b.      Cephalon hematome         : tidak ada
c.       Warna rambut                   : hitam
d.      Keadaan rambut               : baik
e.       Kulit kepala                      : kotor dan bau
f.       Lesi                                   : bersih ketombe
g.      Bengkak/benjolan             : tidak ada
h.      Nyeri/pusing                      : tidak ada
i.        Keluhan lain                      : tidak ada
 
4.      Mata/Penglihatan
a.       Ketajaman penglihatan     : baik
b.      Alis                                    : tebal dan lebat
c.       Simetris                             : ya
d.      Sclera                                : putih dan jernih kebiruan kuning/ikterik
e.       Pupil                                  : baik
f.       Konjungtiva                      : an anemis
g.      Bola mata                          : baik
h.      Gerakan bola mata            : baik
i.        Lapang pandang               : baik
j.        Kornea dan iris                  : baik
k.      Peradangan                       : tidak ada
l.        Keluhan penglihatan         : tidak ada
 
5.      Hidung/penciuman
a.       Ukuran                              : kecil
b.      Bentuk                              : mancung
c.       Kesimetrisan                     : simestris
d.      Warna                               : kemerahan
e.       Fungsi penciuman             : baik
f.       Perdarahan                        : tidak ada
 
6.      Telinga pendengaran
a.       Warna                               : merah muda
b.      Lesi                                   : tidak ada
c.       Cerumen                           : dalam batas normal
d.      Membran timpani : baik
e.       Fungsi pendengaran          : baik
f.       Nyeri                                 : tidak ada
 
7.      Pengecapan
a.       Warna lidah                      : merah muda
b.      Kelembapan lidah             : lembab
c.       Keadaan lidah                   : normal
d.      Caries                                : tidak ada
e.       Keadaan gusi                    : normal
f.       Fungsi pengunyah             : belum sempurna
g.      Fungsi mengecap              : normal
h.      Fungsi bicara                     : normal
i.        Bau mulut                         : normal
j.        Reflek menelan                 : baik
 
8.      Dada/pernafasan
a.       bentuk                               : simetris
b.      suara nafas                        : tidak ada bunyi tambahan
c.       perkusi dada                     : bronkovesikuler
d.      ekspansi paru                    : baik
e.       batuk                                 : tidak ada
f.       sputum                              : tidak ada
g.      nyeri dada                         : tidak ada
h.      pergerakan ronggga dada : retraksi
 
9.      kardiovaskuler
a.       Ukuran jantung                 : normal
b.      Bunyi jantung I                 : normal (lup)
c.       Bunyi jantung II               : normal (dup)
d.      Bunyi jantung tambahan  : tidak ada
e.       Nyeri dada                        : tidak ada
f.       Palpitasi                             : tidak ada
g.      Edema                               : tidak ada
h.      Jari-jari tabuh                    : tidak ada
 
10.  Abdomen/pencernaan
a.       bising usus                        : 10X/menit
b.      keadaan hepar                   : normal
c.       keadaan limfa                   : normal
d.      nyeri tekan                        : tidak ada
e.       benjolan-benjolan : tidak ada
f.       ascietas                              : tidak ada
 
11.  Muskuloskeletal
a.       Kekuatan otot                   : 2
b.      Tonus otot                         : buruk
c.       Kaku sendi                        : ada
d.      Atropi                               : tidak ada
e.       Trauma/lesi                        : tidak ada
f.       Nyeri                                 : panas dan sakit pada bagian pangkal sampai ujung kaki
g.      Kecacatan/deformitas       : tidak ada
h.      Eksermitas atas                 : baik
i.        Ekstermitas bawah            : kaki klien tampak besar sebelah, nyeri tekan (+), non piting
edema (+), klien mengatakan panas dan sakit yang menjalar dari pangkal hingga ujung kaki.
Klien tampak meringis ketika berjalan, nyeri bertambah saat kaki klien bergerak.
 
12.  Keadaan neurologi
a.       Tingkat kesadaran                         : komposmetis
b.      Koordinasi                                    : baik
c.       Memory/daya ingat                       : baik
d.      Orientasi ( tempat, orang, waktu ) : baik
e.       Tremor                                          : tidak ada
f.       Gangguan motorik/ lumpuh          : tidak ada
g.      Kejang                                           : tidak ada
 
13.  Sensasi terhadap ransangan
a.       Rasa Nyeri                        : baik
b.      Rasa suhu                          : baik
c.       Rasa raba                          : baik
 
14.  Integumen kulit
a.   Warna                    : normal
b.   Tekstur                   : halus / licin, fleksibel, lunak
c.   Kelembapan          : baik
d.   Suhu kulit             : hangat normal
e.   kelainan warna      : tidak ada
f.   Pucat                     : tidak
g.  Bau kulit               : khas
h.  Pigmentasi             : normal
I keadaan kuku        : panjang
j.   kebersihan kuku    : baik

15.  hasil laboratorium


a.       pemeriksaan darah
Hb 10,8 gr/dl, leukosit 12.000/mm3, Ht 36,80%, trombosit 423.000/mm3, eosinofil 20%,
basofil 4%, netrofil batang 40%, netrofil segmen 20%, limfosit 15%, monosit 1%.
 
 i.  Interpretasi laboratorium
Nilai                            Normal                 Kasus              Keterangan
Hb                           12-16 g/dl             10,8 g/dl                    ↓
Ht                             37-47 %                36,80 %                   ↓
Leukosit           5.000-10.000/mm³           12.000/mm³             naik
Trombosit         150-450 x 103/mm³        423.000/mm³           Normal
                                                                                
   ii.   Interpretasi hasil kajian leukosit
Diftel                     Nilai Normal                Kasus             Keterangan
Eosinofil                     1-3                         20                       ↑↑
Basofil                        0-1                          4                        ↑
Neutrofil batang            2-6                        40                       ↑↑
Neutrofil segmen        50-70                      20                         ↓
Limfosit                    20-40                       15                         ↓
Monosit                      2-8                          1                         ↓

Dari pemeriksaan darah jari ditemukan Parasit → Mikrofilaria : inti tubuh teratur, ujung ekor
runcinng, tidak berinti, dan seluruh tubuh (W. bancrofti) transparan.

Klasifikasi Data
Data Subjektif / DS :
·         Klien mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung
kaki.
·         Klien mengatakan kaki nya yang sakit tampak lebih besar dari yang satu nya
·         Klien mengatakan nyeri bertambah jika kaki yang sakit dibawa bergerak
·         Klien mengatakan demam berulang selama 4 hari
·         Demam hilang bila beristirahat dan muncul ketika kembali bekerja berat.
·         klien mengatakan kakinya yang sakit tampak besar sebelah
·         Klien selalu bertanya kepada perawat tentang penyakit yang dideritanya.

Data objektif / DO :
·         Klien tampak meringis ketika berjalan.
·         Skala nyeri 7
·         nyeri tekan (+)
·         non pitting oedema (+)
·         Nadi: 110 x/i, RR 24x/i, TD 130/60 mmHgSuhu 38,5°c
·         Obstruksi kelenjar getah bening pada daerah tungkai
·         Data yang di dapat ukuran tungkai kaki klien 30cm.
·         Wajah klien tampak memerah
·         Kulit klien teraba hangat Adanya Inflamasi pada kelenjar getah bening
·         Kaki klien tampak lebih besar dari yang satunya.
·         Adanya pembengkakan pada kelenjar limfe di daerah tungkai (inguinal)
·         Hb 10,8 gr/dl, Leukosit 9.500/ Hitung jenis: eosinofil 20%, basofil 4%, netrofil batang
40%, netrofil segmen 20%, limfosit 15%, monosit 1%.
·         Dari pemeriksaan darah jari kaki ditemukan parasit mikrofilaria inti tubuh teratur,
ujung ekor runcing dan tidak berinti dan selubung tubuh transparan.
·         kaki klien tampak besar sebelah Pemajanan penularan melalui vektor
·         Klien tampak cemas.

Analisa Data
Nama : Ny. S
Umur : 39 tahun
1.Syimptom :
DS:
·         Klien mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung
kaki.
·         Klien mengatakan kaki nya yang sakit tampak lebih besar dari yang satu nya
·         Klien mengatakan nyeri bertambah jika kaki yang sakit dibawa bergerak
DO:
·         Klien tampak meringis ketika berjalan.
·         Skala nyeri 7
·         nyeri tekan (+)
·         non pitting oedema (+)
·         N: 110 x/i, RR 24x/i, TD 130/60 mmHg
·         Suhu 38,5°c
·         Leukosit 9500/mm³

Etiologi :
Parasite dewasa

Berkembang biak

Kumpulan cacing Filaria dewasa penyebab penyumbatan pemb.limfa

Nyeri

Problem :
Nyeri

2. Syimptom
DS:
·         Klien mengatakan demam berulang selama 4 hari
·         Demam hilang bila beristirahat dan muncul ketika kembali bekerja berat.
·         Klien mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung kaki.

DO:
·         Suhu 38,5°c
·         RR 24x/i
·         N 110x/
·         TD 130/60 mmHg
·         Wajah klien tampak memerah
·         Kulit klien teraba hangat
·         Hb 10,8 gr/dl, Leukosit 9.500/ Hitung jenis: eosinofil 20%, basofil 4%, netrofil batang
40%, netrofil segmen 20%, limfosit 15%, monosit 1%.
IgE berikatan dengan parasite

Mediator inflamasi

Adanya inflamasi pada kelenjar getah bening


Hipertermi
3. Hipertermi
DS:
·         Klien mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke ujung kaki
·         Klien mengatakan nyeri bertambah jika kaki yang sakit dibawa bergerak.

DO:
·         Kaki klien tampak lebih besar dari yang satunya.
·         Klien tampak meringis saat berjalan.
·         N 110x/i
·         RR 24x/i
·         Data yang di dapat ukuran tungkai kaki klien 30cm.
 
Etiologi :
Parasit dewasa

Berkembang biak

Kumpulan cacing Filaria dewasa

Gangguan mobilitas Fisik
 Problem :Gangguan mobilitas fisik
 
4. Symptom
DS:
·         Klien mengatakan kaki nya yang sakit tampak lebih besar dari yang satu nya
·         klien mengatakan kakinya yang sakit tampak besar sebelah
DO:
·         Kulit klien teraba hangat Adanya Inflamasi pada kelenjar getah bening
·         Kaki klien tampak lebih besar dari yang satunya.
·         Adanya pembengkakan pada kelenjar limfe di daerah tungkai (inguinal)
·         Dari pemeriksaan darah jari kaki ditemukan parasit mikrofilaria inti tubuh teratur, ujung
ekor runcing dan tidak berinti dan selubung tubuh transparan.
·         kaki klien tampak besar sebelah Pemajanan penularan melalui vektor

Etiologi :
Parasite dewasa

Menyebabkan dilatasi pembuluh limfa

Pembengkakan pemb. Limfa

Kerusakan struktur

Kerusakan Integritas Kulit
 
Problem  : Kerusakan integritas kulit
 

5. Symptom
DS:
·         Klien selalu bertanya kepada perawat tentang penyakit yang dideritanya.
DO:
·         Klien tampak cemas.
Inefektif Informasi
Kurangnya pengetahuan

Diaknosa Keperawatan
1. Nyeri b.d cacing Firaria penyebab penyumbatan pemb. Limfa d.d Klien mengatakan terasa
panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung kaki, klien mengatakan kaki nya
yang sakit tampak lebih besar dari yang satu nya, klien mengatakan nyeri bertambah jika kaki
yang sakit dibawa bergerak, klien tampak meringis ketika berjalan, Skala nyeri 7, nyeri tekan
(+), non pitting oedema (+), N: 110 x/i, RR 24x/i, TD 130/60 mmHg, Suhu 38,5°c, Leukosit
9500/mm³.
2. Hipertermi b.d Adanya Inflamasi pada kelenjar getah bening d.d Klien mengatakan demam
berulang selama 4 hari, demam hilang bila beristirahat dan muncul ketika kembali bekerja
berat, klien mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung kaki,
Suhu 38,5°c, RR 24x/I, N 110x/I, TD 130/60 mmHg, wajah klien tampak memerah, kulit klien
teraba hangat.Hb 10,8 gr/dl, Leukosit 9.500/ Hitung jenis: eosinofil 20%, basofil 4%, netrofil
batang 40%, netrofil segmen 20%, limfosit 15%, monosit 1%.
 
3. Gangguan mobilitas fisik b.dcacing Firaria penyebab penyumbatan pemb. Limfa d.d Klien
mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke ujung kaki, klien mengatakan
nyeri bertambah jika kaki yang sakit dibawa bergerak, kaki klien tampak lebih besar dari yang
satunya, klien tampak meringis saat berjalan, N 110x/I, RR 24x/i.data yang di dapat ukuran
tungkai kaki klien 30cm.
 
4. Kerusakan integritas kulit b.d Pembengkakan menyebabkan kerusakan struktur d.d Klien
mengatakan kaki nya yang sakit tampak lebih besar dari yang satu nya, klien mengatakan
kakinya yang sakit tampak besar sebelah, Kulit klien teraba hangat Adanya Inflamasi pada
kelenjar getah bening, Kaki klien tampak lebih besar dari yang satunya, Adanya
pembengkakan pada kelenjar limfe di daerah tungkai (inguinal), Dari pemeriksaan darah jari
kaki ditemukan parasit mikrofilaria inti tubuh teratur, ujung ekor runcing dan tidak berinti dan
selubung tubuh transparan, kaki klien tampak besar sebelah Pemajanan penularan melalui
vector

5. Kurangnya pengetahuan b.d Inefektif Informasi d.d Klien selalu bertanya kepada perawat
tentang penyakit yang dideritanya, Klien tampak cemas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filariasis adalah kelompok penyakit yang mengenai manusia dan binatang yang disebabkan oleh
parasit kelompok nematode yang disebut filaridae., dimana cacing dewasanya hidup dalam cairan san
saluran limfe, jaringan ikat di bawah kulit dan dalam rongga badan. Cacing dewasa betina mengeluarkan
mikrofilaria yang dapat ditemukan dalam darah, hidrokel, kulit sesuai dengan sefat masing-masing
spesiesnya.
Penyakit filariasis banayak ditemukan di berbagai negara tropik dan subtropik, termasuk Indonesia.
Prevalensi tidak banyak berbeda menurut jenis kelamin, usia maupun ras.
Penyakit filariasis dapat disebabkan oleh berbagai macam spesies, sehingga gambaran klinisnya spesifik
untuk masing-masing spesies, misalnya bentuk limfatik biasnya digunakan sebagai tanda bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, dimana parasit dapat
menyumbat saluran limfe dengan manifestasi terbentuknya elefantiasis, sedangkan Loa loa ditandai
dengan calabar swelling. Onchocerca volvulus menyebabkan kebutaan dan pruritus pada kulit.
Diagnosis penyakit ini dengan ditemukannya mikrofilaria dalam darah, sedangkan bila tidak ditemukan
mikrofilaria maka diagnosis dapat berdasarkan riwayat asal penderita, biopsi kelenjar limfe, dan
pemeriksaan serologis.
Prinsip terapi ialah dengan menggunakan kemoterapi untuk membunuh filaria dewasa dan
mikrofilarianya serta mengobati secara simpotomatik terhadap reaksi tubuh yang timbul akibat cacing
yang mati. Dapat juga dilakukan pembedahan.Pencegahan penularan penyakit ini dapat dilakukan dengan
menggunakan obat-obatan seperti DEC ataupun dengan mengontrol vektor. Penyakit ini sangat berbahaya
dan hampir diseluruh dunia dapatditemukan penyakit ini karena mudahnya dalam penyebaran penyakit
ini. Beberapa asuhan keperawatan secara teoritis yang mungkin yang mungkin muncul pada penderita
penyakit ini yaitu :
1.      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2.      Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
3.      Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi
4.      Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
5.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit
6.    Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik

B. SARAN
Demikianlah makalah ini yang penulis susun dengan penuh keikhlasan. Diharapkan dengan
adanya makalah opini mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai penyakit Filariasis. Selain itu
mahasiswa juga mampu memahami secara teoritis mengenai penyakit ini serta mampu membuat asuhan
keperawtan tentang kasus Filariasis.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah referensi akademik untuk melengkapi bahan
pembelajaran dan motivasi mahasiswa untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang penyakit Filariasis.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan untuk dapat memperbaiki penulisan makalah ini selanjutnya.
 
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai