Laprak 2 - Kelompok 1 - Kelas C PDF
Laprak 2 - Kelompok 1 - Kelas C PDF
ISOLASI DNA
Disusun oleh
Kelompok 1C
APRIL 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan halal menjadi isu yang sangat penting bagi Negara dengan penduduk mayoritas
muslim seperti Indonesia. Namun pada era globalisasi dan perdagangan bebas, sangat banyak
produk import yang masuk ke Indonesia. Salah satu produk yang rawan terhadap kehalalannya
adalah produk daging sapi. Produk daging sapi sering dicampur dengan daging babi. Produk
daging sapi yang mengandung daging babi terjadi di Malang, Bogor, Bandung, Surabaya dan
Bali, bahkan terjadi juga di Saudi Arabia . Karena itu diperlukan analisis cemaran daging babi
pada produk daging sapi yang akurat, sensitive dan spesifik.
Pada daging, DNA daging sapi dapat dideteksi menggunakan Polymerase Chain reaction
(PCR) dan Real Time. Amplifikasi DNA menggunakan PCR mempunyai beberapa keuntungan
yaitu: DNA mempunyai sifat stabil, prosedur ekstraksi sederhana dan mudah, dan meskipun
DNA sudah terfragmentasi oleh pemanasan, tetap dapat dilakukan analisis.
Analisis tahap awal hasil isolasi DNA adalah dengan elektroforesis. Elektroforesis adalah
suatu cara untuk memisahkan fraksi suatu campuran berdasarkkan pergerakan artikel koloid
yang bermuatan dibawah pengaruh medan listrik. Cara elektroforesis telah diigunaakan untuk
analisa virus, asam nnukleat, enzim, dan protein lain, serta molekul-molekul organik dengan
berat molekul rendah seperti asam amino. (Westermeier, 2004)
Salah satu gel yang dapat digunakan pada elektroforesis adalah gel agarosa. Agarosa
digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen-fragmen DNA
dengan ukurang molekul lebih besar dari 100 pb dan dijalankan secara horizontal. Molekul
DNA termasuk senyawa bermuatan negatif. Sifat ini menjadikan molekul DNA yang
ditempatkan pada medan listrik akan bermigrasi menuju kutub positif. (Sambrook et al.1989).
Isolat DNA yang dihasilkan dapat juga dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri
DNA (DeNovix).Tujuan analisis ini adalah untuk mengukur konsentrasi dan kemurnian DNA
tersebut. Pengukuran isolat DNA dilakukan pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm,
sedangkan tingkat kemurnian DNA dapat ditentukan dengan cara menghitung rasio antara nilai
A260 dan A280 (Muladno, 2010).Molekul DNA dikatakan murni apabila nilai rasio A260/A280
berkisar antara 1.8 – 2.0. Nilai rasio yang lebih rendah dari 1.8 menunjukkan adanya
kontaminasi protein sedangkan nilai rasio melebihi 2.0 menunjukkan adanya kontaminasi RNA
(Teare et al., 1997).
Analisis tahap lanjutan DNA adalah amplifikasi menggunakan Real Time Polymerase
Chain Reaction (RT PCR). Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) merupakan suatu
teknik modifikasi dari Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam ilmu biologi molekular
modern yang digunakan untuk mengidentifikasi DNA atau RNA dalam sampel. Secara prinsip,
Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) maupun Polymerase Chain Reaction (PCR)
merupakan suatu proses amplifikasi DNA template yang dilakukan secara berulang sehingga
menghasilkan jumlah copy DNA sampai jutaan kalinya (Ma et al., 2006).
B. Tujuan
Mahasiswa mampu mengisolasi DNA, melakukan analisis deteksi daging babi pada produk
sapi menggunakan metodeReal Time PCR.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Alat
- Mortar
- Pipet mikro
- Mikro tip
- Lemari pendingin 4°C
- Inkubator
- Tabung mikrosentrifus 1,5 ml
- Rak tabung
- Mesin sentrifugasi
- Timbangan
- Vortex
- Spatula
- Pisau
- Gelas ukur
3.2 Bahan
- TE (Tris-Cl & EDTA) pH 8.0
- Etanol 70%
- Isopropanol
- Potassium acetate solution
- DNase-free RNase
- Proteinase K
- Sybr safe 1x
- dH2O.
A. Hasil
B. Pembahasan
Prinsip dalam melakukan isolasi DNA terdiri dari 2, yaitu sentrifugasi dan presipitasi
(Faatih, 2009). Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis
molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan
berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi
tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan
yang bervariasi. Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan dalam
rekayasa genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar isolasi total
DNA/RNA dari jaringan adalah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut
sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, dan RNA.
Kemudian ekstrak sel dipurifikasi sehingga dihasilkan pelet sel yang mengandung DNA/RNA
total. Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir sama dengan isolasi total DNA/RNA dari
jaringan.
Isolasi DNA melalui beberapa tahap diantaranya yaitu preparasi jaringan hewan dan
pelisisan sel, degradasi RNA dan dan presipitasi protein, dan yang terakhir presipitasi dan
pelarutan DNA. Pada tahap preparasi jaringan hewan dan pelisisan sel pada Isolasi DNA sapi
dan babi dimulai dengan penumbukan dan sentrfugasi sampel kemudian ditambahkan nuclei
lysis solution yang terdiri dari SDS (Sodium Dodeycl Sulfate) dan EDTA yang berfungsi untuk
merusak lipid pada membrane sel sehingga leukosit hancur. Kemudian dihomogenkan dan
diinkubasi.
Tahap selanjutnya yaitu degradasi dan presipitas protein. Campuran ditambahkan dengan
larutan RNAase kemudian diinkubasi dan ditambahkan dengan protein precipitation solution.
RNAase merupakan endoribonuclease yang mengkatalisis degradasi untai tunggal RNA
dengan pemotongan rantai 3’, 5’-fosfodiester, di mana basa dari nukleotida pada ikatan di
posisi 3’ yang akan dipotong merupakan pirimidin. Penambahan protein precipitation solution
(senyawa yang mengandung amonium asetat) akan berikatan dengan protein mengakibatkan
terbentuknya senyawa baru yang memiliki kelarutan yang lebih rendah, sehingga
menyebabkan protein mengendap. Kemudian di vortex, diinkubasi dan disentrifugasi dengan
kecepatan 16.000 rpm selama 4 menit sehingga diperoleh supernatant.
Tahap terakhir yaitu presipitasi dan pelarutan DNA. supernatant yang mengandung DNA
dipisahkan dengan cara dipresipitasi menggunakan alkohol yang dapat berupa isopropanol atau
lebih sering etanol. Proses presipitasi dibantu dengan garam yang berfungsi untuk menetralkan
muatan pada gugus fosfat DNA. Garam yang umumnya digunakan adalah natrium asetat.
Dalam larutan, natrium asetat akan terionisasi menjadi Na+ dan CH3COO- dimana Na+ akan
berinteraksi dengan gugus fosfat (PO42-) pada DNA. ikatan Na+ dan fosfat (PO42-) yang
terbentuk akan menyebabkan DNA menjadi kurang hidrofilik. Interaksi ion di dalam larutan
dipengaruhi oleh konstanta dielektrik pelarut. Etanol dalam hal ini berfungsi untuk
menurunkan konstanta dielektrik air yang mempermudah interaksi ion Na+ dan fosfat sehingga
membuat DNA menjadi kurang hidrofil dan mengendap. Kemudian dihomogenkan dan
disentrifugasi kembali. Endapan yang terbentuk dipisahkan dengan etanol 70% untuk
melonggarkan pelet, sehingga etanol dapat berpenetrasi dan membersihkan garam-garam yang
terikat pada DNA. suspense yang terbentuk kemudian disentrifugasi dimana pellet akan
terbentuk kembali. Supernatant dibuang dan pelet dikeringkan dengan menguapkan sisa etanol
dengan desikator. Pelet DNA yang sudah kering dapat dilarutkan dengan air (ddH2O) ataupun
TE buffer.
Konsentrasi genom hasil isolasi diukur dengan menggunakan spektrofotometer Nano Drop
ND-100 dengan panjang gelombang 260 nm dan 280 nm. Konsentrasi genom yang dihasilkan
dari sampel daging sapi dan daging babi masing-masing adalah 746 ng/μl dan 713 ng/μl. Nilai
A260/280 hasil isolasi genom sapi 1,67, sedangkan genom babi adalah 1,81.
DAFTAR PUSTAKA
Istanti, A Prasetyo dan Listyorini D. 1999. Biologi Sel. Malang : IMSTEPJIICA FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Faatih, M. 2009. Isolasi dan digesti DNA kromosom. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 10
(1): 61 - 67.