Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampuh :
Nur Syamsu Ismail, S.Psi.,M.Si
Nirwana Permatasari, S.Psi.,M.Psi.,Psikolog
Yassir Arafat S.Psi.,M.Psi.,Psikolog
Susi Susanti, S.Psi.,MA

Sejarah, Pengertian, dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Oleh

-Nurul Utami (C021171309) -Juan Felix Leonardo (C021181339)


-Birgita Yoretha Sole (C021181007) -Annisa Emmilly Jasmine Siregar
-Andi Aliya Rozhida (C021181033) (C021181501)
-Pahdila Rezki Annisa (C021181312) -Andi Muhammad Amril Alguzhasi
-Mario Muhammad Noer Fauzan (C021181502)
(C021181321) -Andi Zohra Ratudiani (C021181505)

Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran


Universitas Hasanuddin
2020
Pertanyaan:
1. Apa pengertian dari psikologi pendidikan?
2. Jelaskan mengenai sejarah awal munculnya psikologi pendidikan pada awal abad ke-18!
3. Jelaskan perkembangan psikologi pendidikan sebelum abad ke-20!
4. Jelaskan perkembangan lebih lanjut dari psikologi pendidikan pada abad ke-20 hingga
sekarang!
5. Metode apa yang digunakan dalam psikologi pendidikan?
6. Manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan ?
7. Mengapa pertumbuhan dan perkembangan temasuk dalam ruang lingkup psikologi ?
8. Mengapa riset dalam psikologi pendidikan itu penting?
9. Apa hubungan antara Kesehatan mental dengan proses belajar ?
10.

Jawaban:
1. Psikologi pendidikan adalah studi mengenai mengajar, belajar, dan mengenai individu yang
belajar. Sedangkan bagi calon guru, psikologi pendidikan lebih kompleks lagi, yaitu mengkaji
mengenai kolaborasi pengetahuan, kebijaksanaan, serta teori dalam memecahkan permasalahan
dalam proses belajar mengajar secara cerdas [ CITATION Sla18 \l 1033 ] .
2. Psikologi pendidikan mulai muncul pada antara tahun 1800-1850an, awalnya ilmu ini berasal
dari penemuan oleh ahli fisikawan, fisiologis, dan astronomis. Yang mengkaji mengenai adanya
proses mental pada otak manusia. Kemudian pada pertengahan abad 19. Ilmu “Psikofisiologis”
ini berkembang menjadi “New Psychology” (Psikologi baru) [ CITATION Wal92 \l 1033 ].
3. Psikologi pendidikan mengalami perkembangan pesat sebelum abad ke-20 yang dipelopori
oleh tiga tokoh terkemuka yaitu William James, John Dewey, dan E.L. Thorndike. Pada tahun
1842-1910, William James aktif memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “talks to
teachers” yang berisi tentang diskusi aplikasi psikologi untuk mendidik anak. James menegaskan
bahwa pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar dikelas guna meningkatkan mutu
pendidikan serta memberikan rekomendasi yaitu mulai mengajar pada titik yang lebih tinggi
diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan memperluas cakrawala
pemikiran anak [ CITATION San04 \l 1033 ].
Selanjutnya, John Dewey merupakan tokoh motor penggerak terhadap pengaplikasian
psikologi pendidikan pertama di AS yaitu di Universitas Chicago pada 1894 dan berlanjut ke
Universitas Columbia. Dewey banyak memberikan pandangan tentang anak sebagai pembelajar
aktif, pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memberi gagasan
bahwa semua anak berhak mendapat pendidikan yang selayaknya. Tokoh ketiga yaitu E.L.
Thorndike memberi banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran serta perbaikan dasar-dasar
belajar secara ilmiah. Thorndike juga mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan mesti
mempunyai basis ilmiah dan fokus pada pengukuran [CITATION San04 \l 1033 ].
4. Pendekatan Thorndike untuk studi pembelajaran digunakan sebagai panduan bagi psikologi
pendidikan di paruh pertama abad ke-20. Dalam ilmu psikologi di Amerika, pandangan Skinner
yang didasarkan pada ide-ide Thorndike, sangat mempengaruhi psikologi pendidikan pada
pertengahan abad ke-20. Skinner berpendapat bahwa proses mental yang dikemukakan oleh
psikolog seperti James dan Dewey adalah proses yang tidak dapat di amati dan ilmu tentang
kondisi-kondisi yang mengendalikan perilaku. Pada tahun 1950-an, Skinner mengembangkan
konsep programmed learning (pembelajaran terprogram), yakni setelah murid melalui
serangkaian langkah ia akan terus didorong (reinforced) untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran [ CITATION San04 \l 1033 ].
Akan tetapi, muncul keberatan terhadap pendekatan behavioral yang dianggap tidak
memedulikan tujuan dan kebutuhan pendidik dikelas. Sebagai reaksinya, pada 1950-an Benjamin
Bloom menciptakan taksonomi keahlian kognitif yang mencakup pengingatan, pemahaman,
proses sintesis (synthesizing), dan pengevaluasian yang menurutnya perlu dipakai dan
dikembangkan oleh guru untuk membantu murid-muridnya[ CITATION San04 \l 1033 ].
Sebuah ulasan di Annual Review of Psychology menyatakan bahwa perspektif kognitif
mengimplikasikan bahwa analisis behavioral terhadap instruksi sering kali tidak cukup untuk
menjelaskan efek dari instruksi terhadap pembelajaran. Sehingga menjelang akhir abad ke-20
banyak ahli psikologi pendidikan kembali menekankan pada aspek kognitif dari proses belajar
seperti yang pernah didukung oleh James dan Dewey pada sebelum abad ke-20. Baik itu
pendekatan kognitif maupun behavioral masih menjadi bagian dari psikologi pendidikan sampai
saat ini[ CITATION San04 \l 1033 ].
5. Metode utama yang digunakan peneliti pendidikan untuk belajar tentang sekolah, guru, siswa,
dan pengajaran adalah metode eksperimen, studi korelasional, dan penelitian deskriptif (Slavin,
2006).
6. (1) Untuk mempelajari situasi dalam proses pembelajaran

 Memahami perbedaan Individu (Peserta didik)


 Memberikan iklim belajar yang kondusif di dalam kelas
 Pemilihan strategi dan metode pembelajaran
 Memberikan bimbingan yang baik kepada peserta didik
 Memberikan evaluasi hasil pemebelajaran

(2) Untuk penerapan prinsip belajar mengajar

 Menetapkan tujuan dari pembelajaran


 Penggunaan media dalam pembelajaran
 Menyusus jadwal pembelajaran

7. Karena pengertian Psikologi Pendidikan sendiri ialah Ilmu pengetahuan yang berasal dari riset
psikologis yang berasal dari berbagai sumber untuk melakasanakan proses belajar mengajar yang
efektif [ CITATION Bar85 \l 1033 ]. Dengan adanya proses belajar maka seseorang akan
mengalami perkembangan dalam dirinya. Contohnya seorang anak yang sebelumnya tidak
mengetahui cara memegang sendok yang benar akan mempelajarinya sehingga ia mengalami
perkembangan kognitif dan motorik saat dapat memegang sendok.
8. Riset dapat menjadi sumber informasi berharga untuk memahami strategi mengajar. Riset
digunakan untuk merumuskan masalah kemudian baru bisa menyusun teori dan hipotesis, riset
atau pengumpulan data (informasi) merupakan langkah penting dalam metode ilmiah.
9. Kesehatan mental ialah suatu hal yang berperan penting dalam proses belajar. Kesehatan
mental akan mempengaruhi dalam proses menerima pelajaran, jika seseorang dalam mental
down dan terus menerus berpikir ke arah negative, maka seseorang tersebut untuk menerima
pembelajaran karena merasa dirinya tidak mampu, sehingga dibutuhkan sebuah mental yang
sehat agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
10.
DAFTAR PUSTAKA
Barlow, & Lenox, D. (1985). Educational Psychology: The Teaching-Learning. Chicago: The
Moody Bibble Institute.
Santrock, J. W. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: kencana.
Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Slavin, R. E. (2018). Educational Psychology Theory and Practice (12th edition). New York:
Pearson.
Walberg, H. J., & Haertel, G. D. (1992). Educational Psychology's First Century. Journal of
Educational Psychology Vol. 84, No. 1, 6-19.

Slavin, R. E. (2006). Educational Psychology Theory and Practice (8th edition). New York:
Pearson.
Barlow, & Lenox, D. (1985). Educational Psychology: The Teaching-Learning. Chicago: The
Moody Bibble Institute.
Santrock, J. W. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: kencana.
Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Slavin, R. E. (2018). Educational Psychology Theory and Practice (12th edition). New York:
Pearson.
Walberg, H. J., & Haertel, G. D. (1992). Educational Psychology's First Century. Journal of
Educational Psychology Vol. 84, No. 1, 6-19.

Anda mungkin juga menyukai