Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
KMS Badaruddin, M.Ag
2020
PEMBAHASAN
A. Sejarah Psikologi Pendidikan
Dalam sejarah psikologi pendidikan memiliki cakupan yang sangat
luas baik secara teori maupun praktik. Sebab pengetahuan ini membahas
mengenai proses pembelajaran pada individu dan kelompok.
Kajian psikologi pendidikan sudah ada di dunia Barat maupun di
Indonesia. Awal mula muncul pisikologi pendidikan di dunia Barat yang
didirikan oleh beberapa perintis pada abad ke-19 yaitu William James
menekankan pentingnya melakukan pengamatan berlajar mengajar di
ruang kelas untuk meningkatkan pendidikan dengan rekomendasi pendidik
mengajrakan pendidikan satu tingkat lebih tinggi dari tingkat pengerahuan
dan pemahaman anak untuk merentangkan pikiran mereka. Jhon Dewey
mengatakan anak sebagai pembelajar yang aktif, pendidikan harus fokus
pada anak secara keseluruhan dan menekankan adaptasi anak-anak
terhadap lingkungan apa lagi anak belajar lebih baik dengan praktik dan
E.L. Thorndike fokus pada penilaian, pengukuran dan mempromosikan
landasan ilmiah dalam proses belajar.1
Di Indonesia, psikologi pendidikan sudah dibahas oleh salah satu
tokoh pendidikan yaitu, Ki Hajar Dewantara yang telah memberikan
perhatian akan pentingnya nilai-nilai luhur kebangsaan dalam proses
mendidik generasi bangsa Indonesia. 2
Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan, yakni upaya
konkret untuk mendekatkan manusia secara tuh dan penuh. Hal ini,
mengindikasikan bahwa pendidikan merupakan salah satu cara menuju
kemerdekaan lahiriah dan batiniah manusia, baik secara personal maupun
secara kelompok/masyarakat.3
Psikologi pendidikan sendiri pada masa awal perkembangannya,
belum banyak dikenal orang. Namun seiring dengan perkembangannya
1
Faisah dkk, Psokologi pendidikan, (Malang: UB Press, 2017) hlm. 2-3.
2
Ibid, hlm. 3
3
Ibid, hlm. 5
1
sains dan teknologi, akhirnya lahir dan berkembanglah sebuah cabang
khusus psikologi mengenai pendidikan yang disebut psikologi pendidikan.
4
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Asdi Mahastya, 2001) hlm. 1.
5
Sumadi Suryabarata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rosdakarya, 1998) hlm. 2.
6
Samsul Bachri Thalib, Pisikologi Pendidikan Berbasi Analisis Empiris Aplikatif,
(Makasar: Kencana, 2010) hlm. 4-5.
2
Secara lebih sederhana dan praktis, barlow mendefinisikan psikologi
pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologi yang
menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu pendidik dan
untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang guru dalam proses
belajar mengajar secara aktif.7
Psikologi pendidikan bergelut dengan segala hal yang berhubungan
dengan proses pendidi, siswa didik dan lingkungan pendidik. Undang-
undang sistem pendidikan nasional (sisdiknas) nomor 20 tahun 2003
mendefinisikan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kejuata
spiritual keagamaan, pengendalia diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak
mulai, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Bapak Nasional Dewantara dalam Warli dan Yuliana (2011)
menyatakan bahwa, “…pendidikan merupakan daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intellect) dan tumbuh anak.” Proses kegiatan pendidikan disebut dengan
mendidik. Bentuk-bentuk kegiatan mendidik banyak ragamnya tergantung
pada aspek apa yang harus kita didik. Mengajar, membimbing, melatih,
mengarahkan, contoh-contoh dari bentuk kegiatan mendidik.8
Adapun perkembangan pisikologi pendidikan yang menjadi fokus
utama dalam psikologi pendidikan adalah peserta didik, yakni sifat-sifat
psikologi yang ada pada peserta didik dalam proses pendidikan. Di
samping itu, juga terdapat masalah khusus dalam proses pendidikan,
termasuk pengembangan ragam potensi peserta didik yang mencakup
potensi spiritual, sosial, emosional, akademik dan fisik, masalah kesehatan
mental, dan evaluasi hasil belajar. Bagaimanapun juga, sebagai guru yang
baik, untuk pengembangan tagam potensi peserta didik, faktor kepribadian
7
Dalyono, Opcit, hlm. 7
8
Faizah, Opcit, Hlm. 6.
3
guru menjadi hal penting, termasuk kehangatan, rasa humor, kepedulian,
perencanaan, kerja keras, dan disiplin diri.9
4
pengukuran pendidikan, belajar dan motivasi belajar, dan persoalan-
persoalan belajar dan pembelajaran. Hal senada telah dikemukakan juga
oleh slavin (1994) bahwa psikologi pendidikan membahas teori
perkembangan, perkembangan anak dan remaja, perbedaan individu, teori
perilaku dalam pembelajaran, dasar konseptual teori kongnitif dalam
pembelajara, pendekatan konstruktivisme, pengajaran efektif, motivasi
belajar, pengelolaan kelas, siswa berkebutuhan khusus, dan penilaian hasil
belajar, kepribadian manusia, sifat-sifat khas individu, dan perbedaan-
perbedaan dalam didikan (masalah belajar, perkembangan individu, faktor
dasar dan ajar, perubahan individu dalam proses belajar, pengukuran dan
penilaian hasil-hasil pendidikan).10
10
Samsul Bcachri Thalib, Opcit, hlm. 6
11
Zain Aqib dan Ahmad Amrullah, Ensiklopedia Pendidikan & Psikologi, (Yogyakarta:
Andi, 2017) Hlm. 142
5
Tujuan psikologi pendidikan adalah menemukan fakta, generalisasi,
dan teori psikologis yang berhubungan dengan pendidikan untuk
digunakan dalam upaya melaksanakan proses pendidikan efektif.
Pendidikan merupakan upaya memengaruhi individu agar berkembang
menjadi manusia yang dikehendaki.12
F. Kesimpulan
Dari sejarah, definisi dan uraian-uraian di atas dapat di simpulkan
bahwa dalam proses belajar mengajar, pendidik di tuntut untuk memiliki
pengetahuan yang lebih mengenai materi-materi yang akan di ajarkan
kepada peserta didik. Sebab seorang pendidik akan memberikan ilmu
pengetahuan yang berusaha untuk dipahami oleh para peserta didik yang
akan menerimanya. Oleh karena itu pengetahuan psikologi pendidikan
merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan bagi setiap pendidik
untuk pemahaman terhadap kehidupan berkelompok dan bermasyarakat.
12
Ibid, Hlm. 53
6
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zain dan Ahmad Amrullah. 2017. Ensiklopedia Pendidikan & Psikologi.
Yogyakarta: Andi.