Anda di halaman 1dari 25

29

CRITICAL BOOK REPORT

NAMA : NUR VADILLA

NIM : 4183331043

KELAS/SEMESTER : KIMIA DIK C 2018/ II

JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA

KOMTING/NOMOR : M.AMRI AULIA/26

DOSEN PENGAMPU : Dra. RAHMULYANI, M.Pd.,Kons.

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

Judul : Psikologi Pendidikan

Nama Pengarang :-Prof.Dr.Sri Milfayetty, S.Psi.,MS.Kons

-Dr. Anita Yus., M.Pd

-Dra. Nuraini, S.Psi.,MS

-Dra. Rahmulyani M.Pd.,Kons

-Drs. Edidon Hutasuhut M.Pd

Penerbit : UNIMED

Tahun Terbit : 2018

Jumlah Halaman : 204 Halaman

BUKU PEMBANDING

Judul : Psikologi Pendidikan Dan Pengajaran Teori Dan Praktik

Penulis : Beni S. Ambarjaya

Desain Sampul : Gunawan

Kota Terbit : Yogjakarta

Tahun Terbit : 2012

Jumlah Halaman :144

ISBN : (13) 978-602-9324-11-2


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Psikologi adalah suatu ilmu yang mengkaji perilaku individu dalam interaksi dengan
lingkunganannya. Perilaku yang dimaksud adalah dalam pengertian yang luas sebagai
manifestasi hayati (hidup) yang meliputi motorik, kognitif, konatif dan afektif. Peran psikologi
dalam pembelajaran dan pengajaran yaitu dapat menciptakan suatu proses pembelajaran dan
pengajaran yang efektif. Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua.
Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa
mendatang.Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa arahan dan
pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan
menghampiri mereka. Dan kelak, orangtua juga yang akan mengalami penyesalan yang
mendalam.
Dampak negatif dari perkembangan anak yang kurang perhatian dari orang tuanya adalah
anak menjadi nakal dan susah diatur. Dan dampak lain yang ditimbulkan adalah perusakan moral
yang dialami anak yang kemungkinan diakibatkan dari salah bergaul dan berteman. Dan
akhirnya, anak-anak inilah yang membawa dampak buruk bagi teman-temannya. Salah satu
perusakan atau penurunan moral yang dialami anak-anak pada saat ini adalah dengan melihat
video yang seharusnya belum pantas ditonton pada usianya. Perilaku negatif ini juga disebabkan
dari perkembangan teknologi khususnya internet.Yang akibatnya, akan menurunkan prestasi
belajar anak disekolah.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
 Memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan dan mengetahui buku tentang
psikologi pengajaran buku W.S. Winkel buku psikologi pendidikan dan pengajaran oleh
beni s ambarjaya
 Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang psikologi dan psikologi
perkembangan.
 Untuk mengetahui is dari buku psikologi yang penulis critic
1.3 MANFAAT
Manfaat yang dapat kita peroleh dari penulisan makalah ini adalah untuk bias lebih
memahami tentang psikologi dan psikologi perkembangan.
 Memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan dan mengetahui buku tentang
psikologi pengajaran buku W.S. Winkel buku psikologi pendidikan dan pengajaran oleh
beni s ambarjaya
 mengetahui pemahaman mahasiswa tentang psikologi dan psikologi perkembangan.
 mengetahui isi dari buku psikologi yang penulis critic
BAB II
ISI BUKU
BUKU UTAMA
BAB I PENDAHULUAN
Generasi saat ini adalah generasi yang telah bergeser dari generasi X (1960-1980) dan
generasi Y (1980-2000) ke genarasi C atau Gen-C mulaitahun 2000 hingga sekarang. Generasi X
ciri khasnya berpendidikan tinggi, aktif, menjunjung keluarga. Generasi Y, ciri khasnya adalah
suka menunda kedewasaan dan terlalu dekat dengan orangtua. Generasi C mewakili generasi
yang selalu clicking connected, communicating, content-centric, computerized dan community-
centric. Generasi X dan Y memiliki potensi yang lebih banyak pada otak kiri (analistis,
keuangan, administratif, teknikal, pabrikasi) maka generasi C lebih banyak memiliki potensi
keunikan pada otak kanan (desain, sintesis, hubungan interpersonal dan sebagainya).
Perubahan generasi ini memaksa pendidikan untuk memahami dengan terbuka potensi
keunikan generasi. Para pendidik perlu menerapkan kepemimpinan transparan, tidak anti kritik
dan membangun hubungan yang setara. Mereka perlu dibantu untuk menyeimbangkan antara
komunitas online dengan offline sehingga mereka dapat menyambungkan realitas dan
problematika sosial dunia nyata dengan kemahiran mereka mengkomunikasikan masalah dan
mencari solusinya didunia maya dan mengembalikannya kebumi.
Pembelajaran psikologi pendidikan diarahkan untuk mencapai tiga domain yaitu
pengetahuan, sikap dan keterampilan
a. Domain sikap meliputi:
1. Menginginkan hasil terbaik dari proses pembelajaran
2. Yakin akan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas
b. Domain pengetahuan mencakup :
1. Konsep, sejarah dan manfaat serta lingkup psikologi pendidikan
2. Proses belajar dan pembelajaran untuk membantu perkembangan fisik, kognitif, sosial
emosional dan moral.
c. Domain keterampilan yaitu :
1. Terampil dalam membuat laporan hasil review buku psikologi pendidikan
2. Terampil dalam membuat laporan review artikel jurnal penelitian psikologi pendidikan
3. Meningkatkan teknik belajar untuk meningkatkan penguasaan terhadap keterampilan
belajar yang diperlukan peserta didik

BAB II PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan prilaku. Sedangkan
pendidikan adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya.
Psikologi pendidikan menjelaskan karakteristik perkembangan belajar sesuai dengan tingkat
usia. Psikologi pendidikan adalah ilmu yang memfokuskan perhatiannya pada proses belajar dan
pembelajaran; menerapkan metode dan teori psikologi dan menjadikannya menjadi teorinya
secara berkesesuaian. Belajar adalah inti pendidikan. Mendidik adalah sains dan seni sehingga
pemahaman tentang psikologi pendidikan akan membantu guru menjadi pendidik yang dapat
membantu peserta didiknya menemukan kebenaran dan sekaligus mampu bertindak mulia.

Tujuan akhir pendidikan adalah terbentuknya karakter (The End of ducation a Character),
yaitu pengetahuan yang benar, melakukan dengan tepat dan bertindak mulia. Santrok (2007)
mengemukakan bahwa untuk menjadi pendidik yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal :

1. Pengajaran yang efektif mensyaratkan agar pendidik menguasai secara utuh ilmu yang
diajarkannya.
2. Memperluas perspektif.
3. Pendidik perlu meningkatkan diri secara terus menerus.

Psikologi pendidikan adalah ilmu yang memfokuskan perhatiannya pada proses belajar
dan pembelajaran; menerapkan metode dan teori psikologi dan menjadikannya menjadi teorinya
secara berkesesuain (Woolfolk, 2007). Tujuan psikologi pendidikan adalah untuk memahami dan
meningkatkan proses belajar dan pembelajaran.

Psikologi pendidikan dikemukakan pertama kali oleh William James. Tak lama setelah
meluncurkan buku ajar psikologinya yang pertama, Principles of Psychology (1890), William
James (1982-1910) memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “Talk to Teacher” (James,
1899/1993). Tokoh kedua yang berperan besar dalam membentuk psikologi pendidikan adalah
John Dewey (1959-1952). Dia menjadi motor penggerak untukmengaplikasikan psikologi di
tingkat praktis. Dewey membangun laboratorium psikologi pertama di AS, di Universitas
Chacigo, pada tahun 1894. Kemudian di Colombia University, dia melanjutkan karya inovatifnya
tersebut. Perintis ketiga adalah E.L Thorndike (1874-1949), yang memberi banyak perhatian
pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Thorndike
berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah
menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike sangat ahli dalam melakukan studi belajar dan
mengajar secara ilmiah (Beatty, 1998). Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi
pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran (O, Donnell & Levin,
2001). Psikologi sangatlah penting karena mengajar terkait dengan sains dan seni.

BAB III BELAJAR


Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan tingkah
laku. Proses belajar berlangsung secara internal. Dapat berupa pemikiran dan pengetahuan baru,
perasaan yang lebih terkemas,sikap yang lebih baik, kecakapan yang lebih baik serta tumbuhnya
kesadaran untuk bertanggungjawab.belajar tidak sama dengan kematangan. Akan tetapi
kematangan dismutilasi oleh faktor belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika diberikan tak
sesuai dengan kematangan yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu.

a. Belajar vs Kematangan
Berbagai perubahan terjadi pada diri individu selama rentang kehidupannya. Namun
tidak semua perubahan ini disebabkan proses belajar melainkan ada juga yang disebabkan
kematangan (maturation). Proses belajar akan akan memberikan hasil yang optimum jika
berlangsung dalam kondisi kematangan tertentu.
Ilusrasi tentang adanya hubungan antara kematangan dengan proses belajar dari
pengalaman ataupun belajar pada intitusi pendidikan menunjukkan adanya hubungan yang erat
antara belajar dengan perkembangannya. Proses perkembangan di dalam diri individu pada
hakikatnya menyatu, namun secara konsep ada ahli yang mengelompokkannya atas dimensi
fisik, kognitif, bahasa, pribadi, sosial dan moral.

b. Otak belajar
Kendali seluruh saraf yang ada di dalam diri manusia adalah otak. Oleh karena itu dalam
belajar otak adalah penentu utamanya. Selain itu belajar juga berarti juga mengembangkan otak.
Sejak lahir otak manusia sudah memiliki 100-200 milyar sel. Setiap sel dikembangkan untuk
memproses berbagai informasi. Perkembangan sel otak ini mengikuti sistem yang kompleks.
Jumlah dan ukuran saraf otak terus bertambah setidaknya sampai usia remaja. Beberapa
pertambahan ukuran otak disebabkan oleh myelination yaitu sebuah proses dimana banyak sel
otak dan sistem saraf diselimuti oleh lapisan-lapisan sel lemak yang bersekat-sekat.
Fakta lain tentang otak adalah otak terdiri dari otak kiri dan otak kanan. Otak kiri
mempunyai fungsi dan cara belajar khusus yaitu menyukai hal-hal yang berurutan, belajar
maksimal dari hal-hal yang bersifat detail, baru kemudian ke global, menyukai sesuatu yang
menstruktur dan dapat diprediksi, mengalami banyak fokus internal dan ingin mengumpulkan
informasi yang faktual. Sedangkan otak kanan lebih menyukai hal-hal yang bersifat acak, belajar
dari global ke detail, menyukai sistem membaca secara menyuluh, menyukai gambar dan grafik,
lebih suka melihat dulu atau mengalami sesuatu, lingkungan belajar spontan alamiah, fokus
eskternal, ingin pendekatan yang bersifat terbuka, baru dan memberikan kejutan yang
menantang. Kedua belahan otak ini dapat berfungsi lateral atau berpikir lateral artinya kedua
belahan otak ini dapat difungsikan sekaligus untuk menciptakan sesuatu.

c. Perkembangan dan Belajar


1. Perkembangan Kognitif dan Belajar
Perkembangan kognitif adalah proses perubahan kemampuan individu dalam berpikir.
Tokoh yang paling populer dalam membahas perkembangan kognitif adalah Piaget. Piagret
mengatakan bahwa untuk memahami dunianya secara kognitif individu akan mengelompokkan
prilaku yang terpisah ke dalam sistem kognitif yang lebih tertib dan lancer, pengelompokkan
perilaku yang terpisah ke dalam sistem kognitif yang lebih tertib dan lancer, pengelompokkan
atau penataan perilaku ke dalam kategori-kategori.
Tahap perkembangan tersebut adalah tahap sensori motorik, tahap pra operasional,
operasional kongkret, operasional formal.

2. Perkembangan Bahasa dan Belajar


Bahasa merupakan alat komunikasi dapat berbentuk lisan, tulisan atau simbol. Semua
bahasa mengikuti aturan fonologi, morfologi, sintaks dan pragmatis. Fonologi merupakan sistem
suara bahasa. Morfologi, aturan untuk mengombinasikan morfem yang merupakan serangkaian
suara yang bermaknayang merupakan kesatuan bahasa terkecil. Sedangkan sintaksis adalah cara
kata yang dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat yang dapat diterima. Sematik
merupakan makna kata dan kalimat dan progmatis adalah pengunaan percakapan yang tepat.
3. Perkembangan Sosial dan Belajar
Perkembangan sosial mengacu kepada perubahan jangka panjang di dalam konteks
membina hubungan, interaksi pribadi, teman sebaya dan keluarga. Perkembangan sosial yang
sangat relavan dibahas di dalam konteks sosial di sekolah adalah (1) perubahan konsep diri dan
dalam konteks hubungan antara guru dan peserta didik, (2) perubahan kebutuhan dasar dan motif
personal, (3) perubahan pada sense tentang hubungan dan tanggungjawab.
Mikrositem adalah sistem lingkungan individu menghabiskan waktu paling banyak
seperti keluarga, tetangga, guru, teman sebaya dan orang lain. Meosistem adalah kaitan antar
sistem. Ekosistem adalah sistem yang terjadi ketika pengalaman pada situasi lain mempengaruhi
pengalaman siswa dan guru dalam konteks mereka sendiri. Makrosistem adalah kultur ysng lebih
luar, mencakup entis, adat istiadat, faktor sosial ekonomi dalam perkembangan anak. Kronositem
adalah kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak.

d. Perkembangan Diri
Pada pembahasan tentang teori psikososial tampak perlunya kesetimbangan antara
perkembangan diri dengan perkembangan sosial dalam belajar. Konsep yang sering
dihubungkan dengan perkembangan diri adalah konsep diri, harga diri,. Konsep diri diartikan
sebagai pengetahuan atau keyakinan individu tentang dirinya, tentang ide-ide, perasaan, sikap
dan harapannya (Pajares & Shunk, 2001 dalam Woolfolk,2009).
e. Perkembangan Moral
Damon 1995 mengemukakan bahwa perkembangan moral yang paling awal berlangsung
di dalam kelas-kelas di sekolah adalah moral untuk berbagi dalam menggunakan bahan-bahan
ataupun perlengkapan sekolah secara bersama-sama.

BAB IV KARAKTERISTIK BELAJAR


Karakteristik adalah cirri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang
pengalaman yang dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka seperti
kemampuan umum, ciri fisik serta emosional yang berpengaruh terhadap keefektifan
pembelajaran. Prinsip pendidikanyang menekankan bahwa semua berhak mendapat pelayanan
yang bermutu dan tidak boleh tertinggal dari lainnya menjadi alasan kuat mengapa perbedaan
individu perlu diperhatikan di dalam pendidikan.
Setiap orang memiliki karakteristik yang khas dalam belajar. Kecerdasan atau kecakapan
seorang dalam belajar dipengaruhi juga kualitas multiple intelegences yang dimilikinya. Selain
kecerdasan gaya belajar dan gaya berpikir juga mempengaruhi cara individu dalam belajar.
a. Intelegensi
Alferd Binet pada tahun 1857-1911 bersama Thoedore Simon mendefinisikan intelejensi
sebagai kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, kemampuan untuk
mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan kemampuan untuk
mengkritik diri sendiri atau melakukan auticrisim. Pada tahun 1916 Lewis Madison
mendefinisikan intelejensi sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir abstrak. Dari berbagai
definisi intelejensi adalah kemampuan menunjukkan fikiran dengan jernih, pengetahuan
mengenai masalah yang dihadapi, kemampuan mengambil keputusan dengan tepat, kemampuan
menyelesaikan masalah secara optimal.
Karakteristik individu yang digolongkan gifted secara akademis adalah :
1. Kemampuan untuk belajar tinggi
2. Kekuatan dan kepekaan fikiran
3. Keinginan tahu dan dorongan
Karkteristik individu yang tergolong retardasi yaitu :
1. Borderline (IQ 68-83)
2. Retaedasi mental ringan
3. Retardasi mental menengah (IQ 36-51)
4. Retardasi mental berat (IQ 20-35)
5. Retardasi mental parah (IQ dibawah 20)
b. Gaya Belajar
Berikut ini konsep belajar dibahas adalah proses belajar internal yang berlangsung pada
diri individu sebagai hasil proses pembelajaran. Yaitu perhatian, pengamatan, pendengaran,
perabaan dan penciuman.
Seseorang gaya belajar mandiri adalah yang berusaha membebaskan diri dari
lingkungannya pada saat dia belajar atau pada saat dia belajar atau pada saat dia membuat
keputusan tentang suatu hal. Seseorang yang gaya belajar bergantung adalah yang mudah
terpegaruh lingkungannya pada saat belajar. Gaya belajar mandiri tidak dipengaruhi oleh
lingkungannya dan pendidikan di masa lampau. Gaya belajar bergantung adalah dipengaruhi
lingkungan, banyak bergantung pada pendidikan sewaktu kecil, dididik untuk selalu
memperhatikan oranglain, mengingat hal-hal dalam konteks sosial dengan luas, memerlukan
petunjuk yang lebih banyak untuk memahami sesuatu lebih peka akan kritik dan perlu mendapat
dorongan. Gaya belajar bergantung mempunyai dampak positif yaitu dapat gambaran secara
keseluruhan, pandangan yang lebih luas, konfigurasi suatu masalah atau gagasan, atau kejadian
secara umum.
c. Gaya Berpikir
Gaya berpikir dapat di golongkan atas gaya impulsif, reflektif, mendalam dan dangkal.
Gaya yang reflektif dan impulsif disebut sebagai tempo konseptual. Gaya impulsif cenderung
spontan, cepat dan menggunakan lebih banyak waktu untuk merespon dan mengkurasi suatu
jawaban. Sedangkan individu yang reflektif lebih memungkinkan mengingat informasi yang
terstruktur,membaca dengan memahami dan menginterprestasi teks dan memcahkan problema
dan membuat keputusan.
d. Gaya Prilaku (tempramen)
Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi
tanggapan. Berdasarkan gaya perilaku ini, individu dapat dikategorikan atas : 1) gaya perilaku
yang mudah, 2) gaya perilaku yang sangat sulit yaitu cenderung bereaksi negative, cenderung
agresif, kurang control diri dan lamban dalam menerima pengalaman baru, 3) gaya perilaku
lamban tapi cenderung hangat yaitu yang biasanya beraktivitas lamban, agak negatif
menunjukkan kelambaan dalam beradaptasi dan intensitas mood yang rendah.

BAB V PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR


Belajar dapat didefenisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah
ada dengan sesuatu yang baru. Belajar diartikan proses mendapatkan pengetahuan baru,
keterampilan baru, sikap/kemauan yang baru, kebiasaan baru dan ketulusan dalam membantu
siswa dalam proses belajar memberikan manfaat dari diri dan lingkungan. Pendekatan prilaku
mendefenisikan bahwa belajar adalah perubahan prilaku yang relatif menetap di dalam diri
seseorang sebagai hasil adanya hubungan antara stimulus dan respon yang diberkuat oleh reward
atau reinforcement. Sedangkan pendekatan kognitif menekankan bahwa belajar merupakan
proses aktif individu untuk memaknai informasi yang diterimanya.
a. Pendekatan Behavior
Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang relatif permanen di
dalam diri individu yang tampak dari tampilan individu. Definisi ini menekankan hasil belajar
pada perilaku yang dapat diobervasi dan diukur.
b. Pendekatan Kognitif
Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil usaha individu untuk
mengerti dunia. Caranya adalah dngan menggunakan semua alat mental yang dimiliki. Di dalam
pendekatan kognitif reinforcement berfungsi sebagai umpan balik.
c. Teknik Belajar
Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa
bentuk teknik belajar yang diterapkan adalah :
1. Sikap mental
2. Rencana belajar
3. Berkonsentrasi
a. Senam otak
b. Relaksasi
4. Mengikuti pelajaran
5. Tujuaan belajar
6. Teknik mengingat

BAB VI MODEL PEMBELAJARAN


Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran dapat dikelompokkan model interaksi sosial, model
pengolahan informasi, model personal humanistic dan model modifikasi tingkah laku.
Pengajaran langsung meruapakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaraan yang dilaksanakan dengan membuat siswa bekerja sama dan
bertanggung jawab pada kemauan belajar temannya.
a. Model Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru.model ini
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan
pola kegiatan berhadap.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan membuat siswa
bekerja sama dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Pada belajar kooperatif,
terdapat saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi
sehingga ada interaksi promotif, sedangkan pada belajar konvensional, guru saling membiarkan
adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.
c. Pengajaran Berdasarkan Masalah
Pengajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan lain.
d. Pembelajaran Kontektual
Pembelajaran kontektual merupakan konsep yang menghubungkan antara materi
pelajaran dengan situasi siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
kontekstual yakni : konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan dan
penialian audentik.
e. Pembelajaran Diskusi Kelas
Diskusi kelas digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan
berkomunikasi siswa dan untuk meningkatkan semangat siswa terlibat di dalam pelajaran.
Tujuan pembelajaran diskusi kelas adalah untuk meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan
membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran.
f. Strategi-Strategi Belajar
a. Strategi mengulang
b. Strategi elaborasi
c. Strategi organisasi
d. Strategi meta kognitif
g. Strategi PQ4R
h. Strategi Belajar Peta Konsep
BAB VII MOTIVASI BELAJAR
Motivasi artinya, alasan yang menyebabkan sesuatu bergerak. Studi motivasi difokuskan
pada proses yang member energi, arah dan mempertahankan perilaku. Motivasi belajar
merupakan faktor psikologi yang mengalami perkembangan, dipengaruhi kondisi psikologis
serta kematangan psikologis siswa. Pendekatan behavior menekankan pemberian motivasi secara
eksternal berdasarkan imbalan dan hukuman. Dalam perspektif humanistik menekankan pada
pertumbuhan personal sehingga motivasi bersumber secara internal. Beberapa pendekatan
tentang motivasi yang dapat diterapkan dilingkungan sekolah : pendekatan behavioral,
humanistis, kognitif, atribusi, ekspektasi x nilai, pandangan sosiokultural, teori self
determination, dan goal setting theory/ teori tujuan.

BAB VIII DESAIN PEMBELAJARAN


Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk
melaksanakan pembelajaran, atau aktivitas yang dilakukan dalam menentukan rencana
pembelajaran dalam menentukan tujuan instruksional, merencanakan aktivitas dan menentukan
prioritas dan menentukan waktu, mulai dari perencanaan harian hingga perencanaan tahunan.
Klasifikasi nilai yang dapat dilakukan melalui pembelajaran adalah : bahasa dan sastra, kosa
kata, sejarah, ilmu sosial, matematika, biologi, kimia, fisika, dan ekonomi rumah tangga. Ada
empat prinsip yang perlu diperhatikan dalam pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa
adalah : faktor kognitif dan metakognitif, strategi instruksional, discovery learning, teknologi dan
pendidikan.
Manajemen kelas merupakan aktivitas yang memberi perhatian pada kebutuhan siswa
untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan menata diri afar efektif dalam pembelajaran.
Menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran bisa dilakukan dengan gaya otoritatif,
gaya otoritarian, gaya permisif.

BAB IX PENILAIAN
Penilaian saat ini dimaknai dalam dua konsep, yaitu asesmen dan evaluasi. Astin (1993)
mengemukakan penilaian merupakan suatu proses mengumpulkan informasi secara sistematik
untuk membuat keputusan tentang individu. Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan
informasi dalam rangka penentuan nilai kepada sesuatu atau objek termasuk program pendidikan
berdasarkan sesuatu criteria tertentu.
Tes merupakan suatu proses pemberian pertanyaan atau seperangkat tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat dan atribut pendidikan atau gambaran
psikologik yang dalam setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau
ketentuan yang dianggap benar atau salah. Portofolio penilaian merupakan dokumen yang
digunakan untuk memperoleh informasi perkembangan kemajuan belajar peserta didik dalam
rentang waktu yang ditentukan.

BUKU PEMBANDING
BAB I PSIKOLOGI DAN PENDIDKAN
 Pengertian Psikologi
Psikologi Menurut arti kata,maka Psikologi sering diterjemahkan menjadi ilmu jiwa.
Yakni dari kata psycho yang berarti : jiwa, roh. dan logos yang berarti ilmu.
Sebenarnya definisi tersebut kurang tepat karena bertitik tolak dari pandangan dualisme manusia,
yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian jasmani dan rohani.
Psikologi adalah ilmu yang ingin mempelajari manusia. Yaitu manusia sebagai suatu kesatuan
yang utuh antara Jasmani dan Rohani, yakni Manusia sebagai Individu.
Dengan singkat dapat kita katakan bahwa Psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia Yang dimaksud dengan tingkah laku di sini ialah segala kegiatan/tindakan/
perbuatan manusia yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang disadari maupun yang
tidak disadarinya termasuk di dalamnya yaitu cara berbicara, berjalan, berpikir, mengambil
keputusan, cara melakukan sesuatu,cara bereaksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar
diri, maupun dari dalam diri.
Yang menjadi obyek dari psikologi adalah manusia, karena sifat-sifat manusia yang
sangat kompleks dan unik.
Obyek Psikologi biasanya dibedakan menjadi 2 Macam : 1. Obyek Material, yakni obyek yang
dipandang secara keseluruhan.2. Obyek Formal, jika dipandang menurut aspek yang
dipentingkan dalam penyelidikan psikologi.
 Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam
pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi
sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa
belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan
mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat .
Pengertian psikologi pendidikan menurut para ahli :
1. Menurut Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin
psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
2. Menurut ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih
berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan
menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
3. Tardif (dalam Syah, 1997: 13) juga mengatakan bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan
adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang
perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
4. Menurut Witherington, Pengertian Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang
proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

BAB II BAKAT, INTELIGENSI DAN KREATIVITAS


A. Hubungan Intelegensi, Minat, Bakat, Serta Kreativitas Peserta Didik
1. Pengertian Intelegensi
a. Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian Intelegensi yaitu
sebagai berikut :
Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
b. K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan
pemahaman atau pengertian.
c. David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas
untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-
tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi
lingkungannya secara efektif.
d. William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan
untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir
yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian
besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu
berpengaruh kepada intelegensi seseorang.

BAB III KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU DAN ANTISIPASI PENDIDIKAN


Kemampuan Khusus Individu & Antisipasi Pendidikan Pendidikan Anak Berbakat
Pendidikan Bagi Slow Learner Pendidikan Anak Khusus
 PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT Anak Berbakat Keberbakatan: beberapa anak berbakat
(child giftted) yang memilikI kinerja dengan tingkat potensi aktivitas manusia yang bernilai
dan secara konsisten luar biasa. (Paul Witty) Giftted (berbakat): 1.memiliki suatu derajat
kemampuan intelektual yang tinggi, IQ > 140 atau lebih; 2.memiliki satu bakat non-
intelektual, misalnya musik atau olahraga sampai pada tingkat tinggi sekali. Talent: suatu
bentuk kemampuan khusus, seperti kemungkinan musikal yang diwarisi orang tua dan
memungkinkan seseorang memperoleh keuntungan dari hasil latihannya sampai tingkat yang
tinggi (bakat) (sumber:Chaplin, 1995).
 PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT Identifikasi Anak Berbakat : Penyaringan Anak
Berbakat Tujuan: memberikan dasar terhadap penilaian pada kemampuan, sifat, sikap atau
perilaku seseorang. Penyaringan berguna bagi peramalan tentang kinerja tertentu pada masa
yang akan datang. Identifikasi anak berbakat harus meliputi semua aspek secara
komprehensif yaitu IQ, kreativitas, motivasi dan kepemimpinan. Berbagai kemampuan
tersebut merupakan manifestasi dari berbagai bakat sebagai kapasitas mental (Semiawan,
1994)
 PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT Identifikasi Anak Berbakat
Penjaringan Anak Berbakat. A. Didasarkan pada anggapan bahwa dalam skala makro
terdapat 1 % dari seluruh populasi adalah anak berbakat unggul (Ward dalam Semiawan,
1994). B. Pada populasi anak berbakat terdapat 10 % dengan IQ = (moderately gifted) C.
Sampel identifikasi awal = % (Penelitian Balitbang dalam Semiawan, 1994)
 PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT Layanan Pend.Anak Berbakat
Menurut Ward, Kitano & Kirby (dalam Semiawan, 1994): Pendidikan anak berbakat
seyogyanya berbeda dengan menekankan pada aspek intelektual. Diwarnai kecepatan dan
tingkat kompleksitas sesuai kemampuan anak berbakat di atas rata-rata

BAB IV PERENCANAAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


A. Pengertian dan fungsi Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus
dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuha serta dokumen yang
lengkap, kemudian langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Terry (1993) mengungkapkan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah penetapan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari pengertian di atas, maka setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur
sebagai berikut:
a. Adanya Tujuan yang harus dicapai.
b. Adanya strategi untuk mencapai tujuan.
c. Sumber daya yang dapat mendukung.
d. Impelemntasi setiap keputusan.
2. Fungsi Perencanaan
a. Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan
umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat
meningkatkan dan memperbaiki program.
b. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita
memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara
utuh.
c. Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif dan
efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi.
B. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pengelolaan
1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan itu berakar dari kata “kelola” dan istilah lainnya yaitu “manajemen” yang
artinya ketatalaksanaan, tata pimpinan. Maka disimpulkan pengelolaan itu adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan Atau proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian
tujuan.
pengelolaan dalam pembelajaran diantaranya :
a. Pengelolaan siswa
Siswa merupakan “produsen” artinya siswa sendirilah yang mencari tahu pengetahuan
yang dipelajarinya. Siswa dalam suatu kelas biasanya mermiliki kemampuan yang beragam,
karenanya guru perlu mengatur kapan siswa bekerja perorangan, berpasangan, berkelompok,
siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu yang
kurang, dan kapan siswa dikelompokkan secara campuran sebagai kemampuan sehingga terjadi
tutor sebaya. Guru dapat mengatur siswa berdasarkan situasi yang ada ketika prosses belajar
mengajar berlangsung.
b. Pengelolaan Guru
Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan
sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru harus dapat menempatkan
diri dan menciptakan suasana yang kondusif, karena fungsi guru disekolah sebagai “bapak”
kedua yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.
c. Pengelolaan Pembelajaran
Pengembangan pembelajaran pendidikan agama islam memerlukan model-model
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan isi dan hasil yang diharapkan.
d. Pengelolaan Lingkungan Kelas
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang
dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran. Berkenaan dengan hal
tersebut, sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan yaitu; ruang belajar, pengaturan
sarana

BAB V PROSES BELAJAR


A. Pengertian Belajar
Setiap definisi belajar berbeda menurut teori yang dianut. Secara tradisional, belajar
dianggap sebagai pengetahuan. Disini yang diutamakan adalah aspek intelektual saja. Siswa
diminta agar mempelajari berbagai mata pelajaran yang memberinya berbagai macam
pengetahua yang menjadi miliknya dan kebanyakan dengan cara menghapal. Hilgard and Bower
dikutip dari Sanjaya (2000) mengatakan bahwa, ”Learning is the process, by which an activity
originates or is changed through training procedures (whether in the laboratory or in the
natural environment) as distinguishes from changes by factors not attributable to training”. Bagi
Hilgrad dan Bower, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan dan prosedur latihan
baik di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar bukanlah sekedar
mengumpulkan ilmu pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang, sehingga menyebabakan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi
karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadarinya.

Definisi belajar diatas mungkin masih menekankan pada pelatihan dan penghapalan,
sehingga masih memerlukan penjelasan lebih dalam mengenai definisi belajar. Cronbach (1954)
dikutip dari Baharudin dan Wahyuni (2007) mengatakan bahwa belajar ditunjukan dengan
peubahan tingkah laku melalui pengalama. Hal ini sesuai dengan pendapat Spears (1955) dikutip
juga dari Baharudin dan Wahyuni (2007) yang menyatakan bahwa,” Learning is to observe, to
read, to imitate, to try something themselves, to listen to follow directions”.

Berdasarkan definisi diatas, sepertinya para ahli menyatakan bahwa belajar lebih
menekankan pada pengalaman dan latihan sebagai mediasi bagi kegiatan belajar. Woolfolk
(1995) juga menyatakan bahawa,” Learning occurs when experience causes a relatively
permanent change in an individual’s knowledge or behavior”. Dari definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa belajar itu ditandai adanya perubahan tingkah laku. Ini berarti,bahwa hasil
dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari
tidak tahu menjadi tidak tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tampa mengamati tingkah
laku hasil belajar, kita tidak dapat menegtahui ada tidaknya hasil belajar. Perubahan tingkah laku
tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku
tersebut bersifat potensial dan perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
 Teori-Teori Belajar
Ada banyak teori belajar yang berasal dari berbagai aliran psikologi. Tiap aliran psikologi
tersebut memiliki tafsiran sendiri-sendiri tentang belajar, menurut pandangannya masing-masing.
Pandangan-pandangan itu umumnya berbeda satu sama lain dengan alasan-alasan tersediri.
Menurut Bigge dan Hunt (1980 : 226) dikutip dari Sukmadinata (1987) ada tiga keluarga atau
rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi, yaitu teori disiplin mental,
behaviorysme, dan teori Cognitive Gestalt Field.
 Teori disiplin mental
Menurut rumpun teori disiplin mental dari kelahirannya atau secara herediter, anak telah
memiliki potensi-potensi tertentu. Belajar merupakan upaya untuk mengembankan potensi-
potensi tersebut. Ada beberapa teori yang termasuk rumpun disiplin mental, yaitu: disiplin
mental theistik, disiplin mental humanistik, naturalisme dan apersepsi.
 Teori disiplin mental theistik
Teori mental theistik berasal dari psikologi daya (phsycology faculty). Menurut teori ini
individu atau anak mempunyai sejumlah daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggap,
mengingat, berpikir, memecahkan masalah, dan sebagainya. Belajar merupakan proses melatih
daya-daya tersebut. Kalau daya-daya tersebut terlatih maka dengan mudah dapat digunakan
untuk menghadapi atau memecahkan berbagai masalah.
 Teori disiplin mental humanistik
Teori disiplin mental humanistik berasal dari psikologi humanisme klasik dari Plato dan
Aristoteles. Menurut rumpun psikologi teori disiplin mental ini individu mengembangkan diri
dari kekuatan, kemampuan, dan potensi-potensi tertentu, dan potensi-potensi individu. Potensi-
potensi itu perlu dikembangkan.
 Teori naturalisme atau natural unfoldment atau self actualization
Teori ini berpangkal dari Psikologi Naturalisme Romantik dengan tokoh utamanya Jean
Jacques Rousseau. Sama dengan kedua teori sebelumnya potensi atau kemampuan. Kelebihan
teori ini adalah mereka berasumsi bahwa individu bukan saja mempunyai potensi dan
kemampuan untuk berbuat atau melakukan berbagai tugas, tetapi juga memiliki kemampuan dan
kemampuan untuk belajar dan berkembang sendiri. Agar anak dapat berkembang dan
mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya pendidik atau guru perlu menciptakan
situasi yang permisif yang jelas. Melalui situasi demikian, ia dapat belajar sendiri dan mencapai
perkembangan secara optimal.
 Teori apersepsi
Teori apersepsi disebut juga Herbatisme, bersumber pasa Psikologi Strukturalisme
dengan tokoh utama Herbart. Menurut aliran ini belajar adalah membentuk massa apersepsi.
Anak mempunyai kemampuan untuk memperlajari sesuatu. Hasil dari suatu perbuatan belajar
disimpan dan membentuk suatu massa apersepsi,dan massa apersepsi ini digunakan untuk
mempelajari atau menguasai pengetahuan selanjutnya. Demikian seterusnya semakin tinggi
perkembangan anak, semakin tinggi pula massa apersepsinya.
 Behaviorisme
Rumpun teori ini disebut behaviorme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah
laku yang dapat diamati dan diukur. Teori-teori dalam dalam rumpun ini bersifat molekular,
karena memandang kehidupan individu terdiri dari unsur-unsur tersebut seperti halnya molekul-
molekul. Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini yaitu: (1) mengutamakan unsur-unsur atau
bagian-bagian kecil; (2) bersifat mekanistis; (3) menekankan pada peranan lingkungan; (4)
mementingkan pembentukan reaksi atau respon; dan (5) menekankan pentingnya latihan
(Sukmadinata, 2003:168).
 Teori S-R Bond (Stimulus Respond)
Teori ini bersumber dari psikologi koneksionime atau teori asosiasi dan merupakan teori pertama
dari dari rumpun Behaviorisme. Menurut konsep mereka, kehidupan ini tunduk kepada hukum.

BAB VI EVALUASI BELAJAR


A. Pengertian dan Objek Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluatin yang berarti
penialaian atau penaksiran, Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen
keadaan dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Edwind
Wandt dan Gerald W. Brown (1997) : Evaluation refer to the act or process to determining the
value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjukkan kepada atau
mengandung pengertian : suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu.
Istilah evaluasi sering dikacaukan dengan pengukuran. Keduanya memang ada kaitan dengan
erat, tetapi sebenarnya mengandung titik beda.
Anne Aniasti mengartikan evaluasi sebagai ”A sysk Matic proses of determiring the extent
to whit introduksional objektivitas are achieved by pupil”.Evaluasi bukan sekadar menilai suatu
aktivitas secara spontan dan incidental,melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu
secara terencana sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.

Sudjiono menyebutkan : “Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu”. Selanjutnya Sudjono juga menyebutkan: “Evaluasi pendidikan
adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau
hasil-hasilnya”. Dengan demikian evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam
bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KEUNGGULAN
Keunggulan pada Buku Utama
 Sampul buku menarik sehingga pembaca tertarik untuk membaca buku
 Pada setiap bab terdapat rangkuman sehingga memudahkan pembaca dalam
menyimpulkan isi buku perbab nya
 Penulisan pada buku cukup baik membuat pembaca mudah memahami
Keunggulan pada Buku Pembanding
 Pembahasan pada buku sudah baik dan buku ini terdapat ISBN dan penjelasannya cukup
jelas dan mudah untuk dipahami
 Pada buku ini dibuat skema bagaimana proses anak-anak belajar
 Bahasa mudah dipahami sehingga pembaca tidak kesulitan mengerti

3.2 KELEMAHAN
Kelemahan pada Buku Utama
 Pada buku utama ada beberapa bahasa asing yang kurang jelas sehingga susah dimengerti
pembaca
 Gambar yang ada pada buku tidak berwarna sehingga tidak menarik untuk pembaca
Kelemahan pada Buku Pembanding
 Sampul tidak begitu menarik sehingga pembaca pun tidak tertarik untuk membaca buku
 Pada setiap bab tidak terdapat rangkuman isi bab sehingga pembaca tidak bisa mengathui
kesimpulan dari setiap bab buku
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua. Sebab, proses
tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa
mendatang.Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa arahan dan
pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan
menghampiri mereka. Dan kelak, orangtua juga yang akan mengalami penyesalan yang
mendalam. Dampak negatif dari perkembangan anak yang kurang perhatian dari orang tuanya
adalah anak menjadi nakal dan susah diatur. Dan dampak lain yang ditimbulkan adalah
perusakan moral yang dialami anak yang kemungkinan diakibatkan dari salah bergaul dan
berteman. Dan akhirnya, anak-anak inilah yang membawa dampak buruk bagi teman-temannya.
Salah satu perusakan atau penurunan moral yang dialami anak-anak pada saat ini adalah dengan
melihat video yang seharusnya belum pantas ditonton pada usianya. Perilaku negatif ini juga
disebabkan dari perkembangan teknologi khususnya internet.Yang akibatnya, akan menurunkan
prestasi belajar anak disekolah.

4.2 SARAN
Penulis hendaknya memberikan rangkuman pada setiap buku psikologi tersebut sehingga
pembaca lebih mudah dalam membaca dan melihat isi pokok dari buku tersebut . Refrensi dari
ke tiga buku ini hendaknya di perbanyak lagi baik itu sumber maupun kata-kata yang mudah
untuk di pahami.

Anda mungkin juga menyukai