Mekanisme Transport Sedimen
Mekanisme Transport Sedimen
MATA KULIAH
HIDROLIKA PANTAI
Pantai adalah gambaran nyata interaksi dinamis antara air, angin dan material
(tanah). Angin dan air yang bergerak membawa material dari tempat ketempat
lain. Mengikis tanah dan kemudian mengendapkannya di suatu tempat secara
kontinyu. Sehingga terjadi perubahan garis pantai. Energi yang diperoleh untuk
gerakan air dan angin sebagian berasal dari pemenasan matahari. dan sebagian
berasal dari gaya-gaya astronomi (matahari, bulan dan bumi). Perpindahan angin
atau udara terjadi karena adanya perbedaan pemanasan sinar matahari yang tidak
merata di suatu lokasi. Perbedaan sinar matahari ini pun menyebabkan terjadinya
pergerakan air laut (arus laut) selain juga adanya aliran suangai dari muara.
Rentang (range) pasang surut dan kekuatan arus pasang surut ditentukan oleh
kombinasi efek gravitasi matahari. Sedangkan gelombang terjadi karena
hembusan angina dipermukaan air. Daerah dimana gelombang di bentuk disebut
daerah pembangkit gelombang (wave generating area). Gelombang yang
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa-apa saja yang
dimaksud dengan :
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah mengetahui bagaimana
mekanisme transport sedimen di pantai dan parameter-parameter apa saja yang
mendukung terjadinya transport sedimen di pantai.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pantai
Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan. Dimana
daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan daratan
dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah lautan adalah daerah
yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis
surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya
(Triadmodjo,1999). Beberapa istilah kepantaian yang perlu diketahui diantaranya :
Gambar 2.1a Terminologi pantai untuk keperluan pengelolaan pantai (Yuwono,
2005).
Daerah pantai atau pesisir adalah suatu daratan beserta perairannya dimana pada
daerah tersebut masih dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun oleh aktivitas
marine.
Pantai adalah daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan pasang
tertinggi.
Garis Pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan.
Daratan Pantai adalah daerah ditepi laut yang masih dipengaruhi oleh aktivitas
marine.
Perairan Pantai adalah perairan yang masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan.
Sempadan Pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi
pengamanan dan pelestarian pantai.
Morfologi Pantai
Pesisir merupakan daerah yang sejalur dengan tempat pertemuan daratan dengan
dengan laut mulai dari batas muka air laut pada waktu surut terendah menuju ke
arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang pada waktu
badai. Hal ini sejalan dengan hasil rapat koordinasi BAKOSURTANAL (1990)
dalam Sutikno (1999: 1) dijelaskan bahwa batas wilayah pesisir arah ke darat
tersebut ditentukan oleh:
Pengaruh sifat-sifat fisik air laut, yang ditentukan berdasarkan seberapa jauh
pengaruh pasang air laut, seberapa jauh flora yang suka akan air akibat pasang
tumbuh (water loving vegetation) dan seberapa jauh pengaruh air laut ke dalam air
tanah.
Berdasarkan pada batasan wilayah pesisir, maka pesisir merupakan daerah yang
mempunyai daerah yang terluas dari ketiga istilah di atas, sebab pesisir mencakup
wilayah darat sejauh masih mendapat pengaruh laut dan sejauh mana wilayah laut
masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air tawar dan sedimen). Untuk
memperjelas terminology kepantaian dan kepesisiran dapat diperhatikan dari
Gambar 2.1. Sedangkan untuk kepentingan rekayasa atau teknik pantai,
Triadmodjo (1999) mendefinisikan pantai sebagai berikut :
Gambar 2.1b Terminologi pantai untuk keperluan rekayasa pantai
(Triadmodjo, 1999).
Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang
pecah sampai batas naik-turunnya gelombang di pantai.
Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya
gelombang dan batas terendah turunnya gelombang di pantai.
Offshore adalah daerah dari gelombang (mulai) pecah sampai ke laut lepas.
Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat surut
terendah sampai batas atas dari uprush pada saat air pasang tertinggi.
Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang
terbentuk pada saat terjadi gelombang badai bersamaan dengan muka air tertinggi.
Coast adalah daratan pantai yang masih terpengaruh laut secara langsung,
misalnya pengaruh pasang surut, angin laut, dan ekosistem pantai (hutan bakau,
sand dunes ).
Coastal area adalah daratan pantai dan perairan pantai sampai kedalaman 100
atau 150 m (Sibayama, 1992).
Pengertian Sedimen
Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material
organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media
udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material yang
diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan
kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi
dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan
hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain
yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut. Sedangkan Gross (1990)
mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan
pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang
dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia
yang terjadi di laut. (Umi dan Agus, 2002).
Partikel kasar yang bergerak di sepanjang dasar sungai secara keseluruhan disebut
dengan bed load. Adanya bed load ditunjukkan oleh gerakan partikel di dasar
sungai yang ukurannya besar, gerakan itu dapat bergeser, menggelinding atau
meloncat-loncat, akan tetapi tidak pernah lepas dari dasar sungai. Pada kondisi ini
pengangkutan material terjadi pada aliran yang mempunyai kecepatan aliran yang
relatif lambat, sehingga material yang terbawa arus sifatnya hanya menggelinding
sepanjang saluran.
Wash load adalah angkutan partikel halus yang dapat berupa lempung (silk) dan
debu (dust), yang terbawa oleh aliran sungai. Partikel ini akan terbawa aliran
sampai ke laut, atau dapat juga mengendap pada aliran yang tenang atau pada air
yang tergenang. Sumber utama dari wash load adalah hasil pelapukan lapisan atas
batuan atau tanah di dalam daerah aliran sungai. Pada kondisi ini pengangkutan
material terjadi pada aliran yang mempunyai kecepatan aliran yang relatif cepat,
sehingga material yang terbawa arus membuat loncatan-loncatan akibat dari gaya
dorong pada material tersebut.
Transpor sedimen dasar, yaitu angkutan sedimen dimana bahan sedimen bergerak
menggelinding, menggeser atau meloncat di dasar atau dekat sekali di atas dasar.
Transpor sedimen suspensi, yaitu angkutan sedimen yang terjadi ketika bahan
sedimen yang telah terangkat terbawa bersama – sama dengan massa air yang
bergerak dan selalu terjaga di atas dasar oleh turbulensi air.
Meskipun pada kenyataannya sangat sulit diketahui kapan transport sedimen dasar
berakhir dan mulai disebut sebagai transpor sedimen suspensi, namun pengertian
akan adanya mekanisme tersebut perlu diperhatikan untuk memahami sifat – sifat
angkutan sedimen di pantai dalam hubungannya dengan permulaan gerak
sedimen. Pada umumnya, di daerah pantai transpor sedimen dasar lebih besar dari
pada transpor sedimen susupensi. Selain itu, pergerakan sedimen menuju dan
meninggalkan pantai dapat terjadi pula pada dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama, sedimen bergerak kembali terbawa sirkulasi sel yang berupa rip current
dan yang kedua terbawa bersama aliran balik (back flows).
Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat
pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Di bawah
ini diterangkan secara garis besar ke duanya.
Suspensi
Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus
cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang
dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah
mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak
mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang
buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah
menyentuh dasar aliran.
Bedload transport
endapan suspensi.
Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada
umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau
pasang-surut air laut.
Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang
berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:
pemilahan baik
Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan
suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara
pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan
perlapisan bersusun.
Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini
bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam.
Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media
yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal dengan
nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees
ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi.
Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung
yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam. Selley
(1988) membuat hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang
dihasilkan, sebagai berikut (Tabel IV.1).
Tabel IV.1 Hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang
dihasilkan (Selley, 1988).
Sumber: ttp://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/transportasi-sedimen_23.html
Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai oleh
mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat saja, tetapi lebih
sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan dalam berbagai hal,
merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti itu
dalah:
Sedimen yan g bergerak karena hanya pengaruh gaya gra vitasi ini, ada 3 macam
sedimen :
Grain flows
Fluidized flo ws
Fluidized flows
Ciri sedimennya:
(avalanche), aliran piroklastik dan base surge flow yang dihasilkan oleh hasil
erupsi volkanik, grain flow dari pasir kering pada bidang sentuh gumuk pasir, dan
lingkungan volcanic dan non volcanic tempat tejradinya aliran debris dan aliran
lumpur (debris flow dan mud flow). Di lingkungan subaqu eous fenomena
sediment gravity flow yang umum berupa grain flow, debris flo w, turbidite flow
dan liquified sedime nt flow (atau dikenal juga sebagai liquifaction flow atau di
beberapa buku disebu t juga sebagai liquidized flow).
Sediment gravity flow terjadi jika dan hanya jika butira n terpisah dari massanya
dan sudut geser dalam meluas kemudian kosehifitas (kerekatan) batuan dengan
massa utuhnya berkuang akibat beban massa tidak stab il lagi menahan beban
yang akan ber gerak turun karena gaya gravitasi.
Empat jenis teori tis dari mekanisme dispersif dan support buti ran dalam aliran
yang sesuai dengan reduksi (pengurangan) internal strength yaitu: aliran turbulen,
upward escape dari fluida intergranular (pergerakan keatas kar ena goncangan),
grain interaction (dispersive pressure), dan support cohesive matr ix.
Penutup
Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat
pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport.