Anda di halaman 1dari 100

03.

Sundaland 2
Geologi Indonesia
Kerangka Materi
• Teori perkembangan Sundaland
• Teori Rotasi Sundaland
• Implikasi Interaksi konvergen yang serong
Teori pembentukan Sundaland
1. sebagai gelang-gelang jalur subduksi yang
berkembang semakin muda kearah barat daya-
selatan dan kearah utara ( menurut katili)
2. sejak awal merupakan bagian dari benua asia
3. sebagai amalgamasi unsur-2 berasal dari benua
asia dan gondwana
1. Sebagai gelang-gelang Jalur Subduksi

SEJAK JAMAN PERM,


TERJADI INTERAKSI KONVERGEN
DARI ARAH SELATAN
(LEMPENG HINDIA-AUSTRALIA),
DAN DARI UTARA KE SELATAN
(LEMPENG L.CHINASELATAN),

MEMBENTUK JALUR-2 SUBDUKSI DAN


MAGMATIK YANG BERKELANJUTAN
DAN SEMAKIN
MUDA KEARAH SELATAN
DAN UTARA (GAMBAR)
2. sejak awal merupakan bagian dari benua asia

1 INDIA BERGERAK KE
UTARA DENGAN
V 15 - 20 CM/TH

2 SEJAK AWAL MERUPAKAN


BAGIAN DARI
BENUA ASIA

SEJAK 70 - 55 MA DARATAN SUNDA MERUPAKAN BAGIAN


DARI ASIA TENGGARA, DIKELILINGI OLEH JALUR-2
SUBDUKSI ANTARA LP.HINDIA-AUSTRALIA DI SELATAN
DAN LP.PASIFIK DI UTARA
3. sebagai amalgamasi unsur-2 berasal dari
benua asia dan gondwana
• Bagian barat dan timur Sumatra memiliki batuan yang
berbeda umur serta asalnya.
• Bagian barat Sumatra memiliki batuan sedimen
paleozoikum berumur Karbon hingga Trias, serta batuan
volkanik berumur Permian yang berafinitas Cathaysian.
Bagian barat ini diinterpretasikan sebagai bagian dari blok
Indochina-East Malaya yang berpisah dari Gondwana pada
Devon dan pada Karbon memiliki iklim tropis.
• Sedangkan bagian timur Sumatra, terdiri dari batuan
sedimen Karbon diamictite atau pebbly mudstone yang
diinterpretasikan sebagai endapan glacio-marine.
Mengindikasikan iklim yang dingin. Bagian timur ini
diinterpretasikan sebagai bagian dari blok Sibumasu di
selatan bumi pada umur Karbon, kemudian berpisah dari
Gondwana pada Permian, dan berkolisi, beramalgamasi
dengan blok Indochina-East Malaya pada umur Trias.
Growth of the Indonesian region. Collision between the Sibumasu and East Malaya-Indochina
blocks occurred in the Triassic. Additional crust has been added to this Sundaland core, largely Hall, 2009
by later collisions of continental blocks. The present-day zone of active deformation is shaded
yellow. Grey areas within this complex plate-boundary zone are areas underlain by Cenozoic
ocean crust.
Teori Rotasi Sundaland
1. Model Non-rotasional (Asikin, 1974; Katili, 1975;
Hamilton, 1979)
2. Model Rotasional Clockwise (Daly dkk., 1991)
3. Model Rotasional Counter-Clockwise (misal:
Davies, 1984, 1987; Hall, 1996, 2001, 2002, 2012)
1. Model Non-rotasional

• Evolusi tektonik Indonesia


bagian barat mulai dari
zaman Kapur hingga sekarang
yang ditandai oleh
berpindahnya zona subduksi
ke arah selatan
(Asikin, 1974)
2. Model Rotasional
Clockwise

Daly dkk. (1991)


3. Model Rotasional
Counter-Clockwise
• Davies (1984, 1987) mengungkapkan bahwa selama
tersier Sundaland telah mengalami gerak rotasi ke-
arah yang berlawanan dengan gerak jarum jam
sebanyak 42 ° pada oligosen akhir dan mengalami
rotasi kembali pada miosen tengah
• Sebagai akibat dari proses regangan dan
pemekaran kerak di cekungan thai dan malaya
• Pada saat kedudukan sumatra membuat sudut
lancip dengan arah interaksi ( < dari 45° ),
terbentuk sesar medatar ( strike-slip ),
• Setelah kedudukannya hampir 90° (tegak lurus),
interaksi konvergen membentuk palung (trench).
MALAYA

SUMATRA
3. Model Rotasional
Counter-Clockwise

Hall (1996)
KONSEP TEKTONIK
EKSTRUSI DARI
TAPPONNIER 1982
• Model Tapponier (1982) tentang Tektonik Ekstrusi,
menyatakan terdapat pergeseran bagian Asia Timur
ke arah timur dan tenggara sejauh 800 – 1000 km
melalui sesar mendatar “Red River” akibat
benturan India dengan Asia.
• Benturan ini disertai dengan rotasi 25 ° dari
Indochina dan Sundaland searah jarum jam.
CLOCKWISE ROTATION
DARI LEMPENG
MIKRO SUNDA
Hall, 2002 dalam Hall and Morley, 2004
Hall, 2002 dalam Hall and Morley, 2004
Hall, 2002 dalam Hall and Morley, 2004
Hall, 2002 dalam Hall and Morley, 2004
SE Asian and SW Pacific
Plate Tectonics 55-0 Ma
SOUTHEAST
ASIA
RESEARCH
GROUP

© Robert Hall 2001


http://www.gl.rhul.ac.uk/seasia/welcome.html
55

Hall, 2001
54

Hall, 2001
53

Hall, 2001
52

Hall, 2001
51

Hall, 2001
50

Hall, 2001
49

Hall, 2001
48

Hall, 2001
47

Hall, 2001
46

Hall, 2001
45

Hall, 2001
44

Hall, 2001
43

Hall, 2001
42

Hall, 2001
41

Hall, 2001
40

Hall, 2001
39

Hall, 2001
38

Hall, 2001
37

Hall, 2001
36

Hall, 2001
35

Hall, 2001
34

Hall, 2001
33

Hall, 2001
32

Hall, 2001
31

Hall, 2001
30

Hall, 2001
29

Hall, 2001
28

Hall, 2001
27

Hall, 2001
26

Hall, 2001
25

Hall, 2001
24

Hall, 2001
23

Hall, 2001
22

Hall, 2001
21

Hall, 2001
20

Hall, 2001
19

Hall, 2001
18

Hall, 2001
17

Hall, 2001
16

Hall, 2001
15

Hall, 2001
14

Hall, 2001
13

Hall, 2001
12

Hall, 2001
11

Hall, 2001
10

Hall, 2001
9

Hall, 2001
8

Hall, 2001
7

Hall, 2001
6

Hall, 2001
5

Hall, 2001
4

Hall, 2001
3

Hall, 2001
2

Hall, 2001
1

Hall, 2001
0

Hall, 2001
Implikasi Interaksi konvergen yang serong
• Pola struktur dan tektonik di Sumatra merupakan
produk interaksi konvergen antara lempeng India-
Australia dengan Eurasia.
• Karena konvergen yang terjadi bersifat tidak tegak
lurus/serong, maka terbentuk pola-pola struktur
perpaduan antara subduksi dan strike-slip.
• Pola subduksi  pembentukan prisma akresi di
sebelah barat Sumatra terdiri dari mélange.
• Pola strike-slip  memotong seluruh pulau
Sumatra, membentuk zona sesar yang kompleks,
membentuk cekungan dan tinggian.
Bend/stepover
Koning, 1985
JALUR AKRASI YANG LEBAR TERBENTUK AKIBAT
INTERAKSI KONVERGEN YANG SERONG.
POLA STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN TEKTONIK
YANG KOMPLEK DI SUMATRA
UTARA DAN DI JALUR AKRASI :
IAGI, 2000
Pubellier and Morley, 2014
Hall and Morley, 2004
Hall and Morley, 2004
Terima Kasih
Ada pertanyaan?
Sejarah Kawasan Barat Indonesia
• Indonesia bagian barat, terutama Pulau Sumatra
dan Kalimantan memiliki batuan tertua yang ada di
Indonesia. Batuan tertua ini menjadi basement bagi
cekungan-cekungan yang kelak akan berkembang.
• Basement di Sumatra secara geologi merupakan
kemenerusan dari Semenanjung Malaysia dan
merupakan singkapan batuan Paleozoikum dan
Mesozoikum yang tersingkap secara luas.
• Batuan sedimen tertua yang didating di permukaan
memiliki umur Karbon. Akan tetapi di bawah
permukaan berdasarkan hasil pengeboran di Selat
Malaka memiliki umur Devon, dan granit dari
pengeboran Sumatra Tengah memiliki umur
Silurian.
• Bagian barat dan timur Sumatra memiliki batuan yang
berbeda umur serta asalnya.
• Bagian barat Sumatra memiliki batuan sedimen
paleozoikum berumur Karbon hingga Trias, serta batuan
volkanik berumur Permian yang berafinitas Cathaysian.
Bagian barat ini diinterpretasikan sebagai bagian dari blok
Indochina-East Malaya yang berpisah dari Gondwana pada
Devon dan pada Karbon memiliki iklim tropis.
• Sedangkan bagian timur Sumatra, terdiri dari batuan
sedimen Karbon diamictite atau pebbly mudstone yang
diinterpretasikan sebagai endapan glacio-marine.
Mengindikasikan iklim yang dingin. Bagian timur ini
diinterpretasikan sebagai bagian dari blok Sibumasu di
selatan bumi pada umur Karbon, kemudian berpisah dari
Gondwana pada Permian, dan berkolisi, beramalgamasi
dengan blok Indochina-East Malaya pada umur Trias.
Sumatra pada Umur Mesozoikum
• Kolisi blok Sibumasu dan Indochina-East Malaya
merupakan tahap awal dari pembentukan Indonesia.
• Di Sumatra, sedimen berumur Mesozoikum sangat
terbatas/jarang ditemukan. Hal ini diinterpretasikan
sebagai kondisi Sundaland selama Mesozoikum
tersingkap ke permukaan.
• Selama Mesozoikum, di Sumatra diinterpretasikan
terdapat deformasi yang mereorganisasikan kerak
benua yang ada, kemungkinan oleh Sesar Strike-Slip di
bagian active margin.
• Pada umur Jura - Kapur, isotopic dating menunjukkan
terdapat adanya beberapa aktivitas magmatisme granit
yang merupakan hasil dari subduksi tipe Andean.
Kolisi Kalimantan pada Umur Mesozoikum
• Bagian baratdaya Kalimantan bisa jadi merupakan
bagian paling timur dari Sundaland pada umur
Trias, atau merupakan kerak benua yang
ditambahkan pada Kapur Awal, pada sebuah suture
yang mengarah ke Selatan dari Kepulauan Natuna.
• Umur Paleozoikum dicirikan dari batuan Metamorf
berumur Karbon hingga Permian. Meskipun
terdapat bongkahan batugamping berumur Devon
di sungai bagian timur Kalimantan.
• Intrusi granit berumur Kapur, mengintrusi batuan
metamorf di Pegunungan Schwaner yang terletak di
baratdaya Kalimantan.

Anda mungkin juga menyukai