PROPOSAL PENELITIAN
HIBAH BERSAING
TIM PENELITI :
1. NI WAYAN SUDATRI, S.Si., M.Si. (Ketua)
NIDN: 0031107102
2. IRIANI SEYAWATI, S.Si.,M.Si. (Anggota)
NIDN : 0017097401
3. NI MADE SUARTINI, S.Si.,M.Si. (Angota)
NIDN : 0028107101
DAFTAR ISI
RINGKASAN
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
RINGKASAN
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan
tubuh. Fungsi vitamin C bagi tubuh antara lain; meningkatkan sistem imunitas (daya
tahan) tubuh, mempercepat proses penyembuhan serta membuat kulit lebih segar dan
cerah. Manfaat vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh memang sudah tidak
diragukan lagi. Sedangkan manfaatnya untuk mengencangkan dan mencerahkan kulit
terjadi karena vitamin C merangsang pembentukan kolagen, suatu protein ekstraseluler
yang berperan dalam mengencangkan sel. Saat ini untuk mendapatkan kulit cerah dan
bersih dengan cara injeksi vitamin C sudah banyak ditawarkan baik oleh dokter kulit
maupun oleh praktisi-praktisi kecantikan. Harganya pun terjangkau mulai Rp 100.000
sampai Rp 200.000 perampul untuk sekali suntik. Untuk sekali injeksi vitamin C dosis
yang diberikan sekitar 1000–4000 mg. Sedangkan dosis vitamin C yang disarankan
untuk menjaga kesehatan sekitar 50-75 mg/hari (Anonimus, 2013b). Jadi dosis vitamin C
yang diberikan melalui injeksi vitamin C sangat tinggi dibandingkan dengan dosis normal
yang diperlukan. Dosis tinggi vitamin C yang diberikan akan membuat tubuh bekerja
lebih berat untuk mengeluarkan kelebihan vitamin tersebut dari tubuh dan diduga
pemberian dosis tinggi vitamin C dalam jangka panjang menyebabkan pembentukan
batu ginjal. Disamping itu, beberapa efek negatif dari suntik vitamin C yang ditulis oleh
media on line antara lain dapat menyebabkan aborsi, mens tidak teratur, menopause dini
serta maag.
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui efek samping dari injeksi vitamin
C dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama terhadap kesehatan . Tujuan khusus dari
penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui kadar kolagen kulit dan tulang tikus betina
yang diinjeksi dengan vitamin C dosis tinggi. 2. Untuk mengetahui gambaran histologis
hati tikus betina yang diinjeksi dengan vitamin C dosis tinggi.3. Untuk mengetahui kadar
SGPT dan SGOT plasma darah sebagai indikator kerja hati tikus betina yang diinjeksi
dengan vitamin C dosis tinggi. 4. Untuk mengetahui gambaran histologis ginjal tikus
betina yang diinjeksi dengan vitamin C dosis tinggi. 5. Untuk mengetahui kadar kreatinin
plasma darah sebagai indikator fungsi ginjal tikus betina yang diinjeksi vitamin C dosis
tinggi. 6. Untuk mengetahui kemampuan reproduksi tikus betina yang diinjeksi vitamin
C dosis tinggi.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan perlakuan lama penyuntikan vitamin C dosis tinggi yang berbeda. yaitu:
P0 (kontrol), P1 (lama diinjeksi 30 hari), P2 (lama diinjeksi 50 hari), P3 (lama diinjeksi
70 hari) dan P4 (lama diinjeksi 90 hari). Parameter yang diamati untuk tahun I adalah
gambaran histologis hati dan ginjal, kadar SGOT, SGPT, kreatinin plasma serta kadar
kolagen kulit dan tulang. Untuk tahun kedua dilihat kemampuan reproduksi serta frofil
hormon estrogen dan progesteron tikus betina yang diinjeksi dengan vitamin C dosis
tinggi dengan lama penyuntikan yang berbeda.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperoleh data ilmiah tentang
efek samping injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu lama terhadap
kesehatan tubuh, dan kalau terbukti injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu
panjang memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan, maka hasil penelitian ini
bisa dipakai acuan bagi praktisi kecantikan dalam menentukan dosis vitamin C yang
aman bagi konsumen. Selain itu, diharapkan dapat memberikan edukasi bagi masyarakat
bila ingin melakukan injeksi vitamin C dosis tinggi.
4
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah aset paling berharga bagi kita karena dengan tubuh yang sehat
kita bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menjaga kesehatan berbagai upaya
dilakukan, mulai dari olahraga, yoga, makan makanan bergizi, minum jamu, minum
vitamin dan juga beberapa jenis suplemen penambah vitalitas tubuh.
Salah satu vitamin yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh adalah
vitamin C. Fungsi vitamin C bagi tubuh antara lain; meningkatkan sistem imunitas (daya
tahan) tubuh, mempercepat proses penyembuhan serta membuat kulit lebih segar dan
cerah (Aquirreand May, 2008). Bagi beberapa kaum perempuan manfaat vitamin C untuk
membuat kulit cerah dan bersih menjadi daya tarik tersendiri. Secara alami vitamin C
didapatkan dari makanan seperti sayuran dan buah-buahan; contohnya bayam, daun katuk,
selada, jeruk, mangga, jambu biji, nanas dan lain sebagainya. Namun, banyak dari
mereka yang kurang menyukai buah-buahan dan sayur-sayuran untuk memenuhi
kebutuhan akan vitamin C, mereka memilih suplemen vitamin C yang dijual ditoko-toko
obat. (Anonimus, 2013a).
Manfaat vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tuhuh memang sudah tidak
diragukan lagi. Dengan antioksidan yang kuat, vitamin C mampu melawan radikal bebas
yang masuk ke dalam tubuh baik yang datang dari luar tubuh maupun hasil metabolisme
dari sel kita sendiri. Sedangkan manfaatnya untuk mengencangkan dan mencerahkan
kulit terjadi karena vitamin C merangsang pembentukan kolagen, suatu protein
ekstraseluler yang berperan dalam mengencangkan sel. Vitamin C menghambat kerja
enzim tirokinase yang berperan dalam menghambat pembentukan pigmen kulit sehingga
kulit menjadi lebih cerah dan kencang (Naidu, 2003).
Saat ini untuk mendapatkan kulit cerah dan bersih dengan cara injeksi vitamin C
sudah banyak ditawarkan baik oleh dokter kulit maupun oleh praktisi-praktisi kecantikan.
Harganya pun terjangkau mulai Rp 100.000 sampai Rp 200.000 perampul untuk sekali
suntik. Untuk sekali injeksi vitamin C dosis yang diberikan sekitar 1000–4000 mg.
Sedangkan dosis vitamin C yang disarankan untuk menjaga kesehatan sekitar 50- 75 mg/
hari (Anonimus, 2013b).
5
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, artinya kelebihan vitamin ini tidak
bisa disimpan oleh tubuh seperti vitamin A,D,E dan K yang larut dalam lemak, sehingga
bila kadar vitamin C berlebih maka akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal. Oleh
karena itu disarankan untuk mengkonsumsi vitamin C setiap hari sesuai kebutuhan (Dwi
Rahayu, 2013). Jadi, dosis vitamin C yang diberikan melalui injeksi vitamin C sangat
tinggi dibandingkan dengan dosis normal yang diperlukan sehingga akan membuat tubuh
dan ginjal bekerja lebih berat untuk mengeluarkan kelebihan vitamin tersebut dari tubuh.
Selain itu, diduga pemberian dosis tinggi vitamin C dalam jangka panjang menyebabkan
pembentukan batu ginjal dan beberapa efek negatif dari injeksi vitamin C yang ditulis
oleh media on line antara lain dapat menyebabkan aborsi, mens tidak teratur, menopause
dini serta maag (Anonimus, 2013c).
Oleh karena itu, untuk membuktikan dugaan tersebut perlu dilakukan penelitian
mendalam mengenai efek samping injeksi vitamin C dosis tinggi terhadap tubuh dengan
memakai tikus betina sebagai hewan model.
6
6. Untuk mengetahui kemampuan reproduksi tikus betina yang diinjeksi vitamin C
dosis tinggi.
1.3. Keutamaan Penelitian
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan
tubuh. Fungsi vitamin C bagi tubuh antara lain; meningkatkan sistem imunitas (daya
tahan) tubuh, mempercepat proses penyembuhan serta membuat kulit lebih segar dan
cerah (Aquirreand May, 2008). Bagi beberapa kaum perempuan manfaat vitamin C untuk
membuat kulit cerah dan bersih menjadi daya tarik tersendiri. Secara alami vitamin C
didapatkan dari makanan seperti sayuran dan buah-buahan; contohnya bayam, daun katuk,
selada, jeruk, mangga, jambu biji, nanas dan lain sebagainya. Namun banyak dari mereka
yang kurang menyukai buah-buahan dan sayur-sayuran, untuk memenuhi kebutuhan akan
vitamin C, mereka memilih suplemen vitamin C yang dijual ditoko-toko obat.
(Anonimus, 2013a).
Saat ini untuk mendapatkan kulit cerah dan bersih dengan cara injeksi vitamin C
sudah banyak ditawarkan baik oleh dokter kulit maupun oleh praktisi-praktisi kecantikan.
Harganya pun terjangkau mulai Rp 100.000 sampai Rp 200.000 perampul untuk sekali
suntik. Untuk sekali injeksi vitamin C dosis yang diberikan sekitar 1000–4000 mg.
Sedangkan dosis vitamin C yang disarankan untuk menjaga kesehatan sekitar 50-75 mg/
hari (Anonimus, 2013b). Jadi dosis vitamin C yang diberikan melalui injeksi vitamin C
sangat tinggi dibandingkan dengan dosis normal yang diperlukan. Vitamin C berlebih di
ekskresikan terutama melalui urin, sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di
ekskresikan melalui kulit (Jackson et.al, 2002).
Dosis tinggi vitamin C yang diberikan akan membuat tubuh dan ginjal bekerja
lebih berat untuk mengeluarkan kelebihan vitamin tersebut dari tubuh dan diduga
pemberian dosis tinggi vitamin C dalam jangka panjang menyebabkan efek samping
seperti ; pembentukan batu ginjal, menyebabkan aborsi, mens tidak teratur, menopause
dini serta maag (Anonimus, 2013).
Berdasarkan hal tersebut diatas maka keutamaan (urgensi) dalam penelitian ini
adalah :
- Injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama akan mengganggu
kerja organ-organ tubuh seperti ginjal, hati dan juga sistem reproduksi.
7
- Penelitian tentang efek samping injeksi vitamin C dosis tinggi terhadap kesehatan
belum pernah diujikan pada hewan coba, meskipun efeknya pada manusia sudah
banyak diperdebatkan. Penelitian tentang efek injeksi vitamin C dosis tinggi
juga belum ditemukan di jurnal maupun literatur.
8
tubuh adalah menjaga dan meningkatkan sistem imunitas sehingga mampu melawan
infeksi penyakit yang masuk ke dalam tubuh (Naidu KA. 2003.)
.
9
Kekurangan vitamin C atau yang dikenal dengan istilah hipoascorbemia akan
menyebabkan beberapa gejala seperti; pilek, bibir pecah-pecah, sariawan, kulit kasar, gigi
mudah goyang dan lepas karena gusi tidak sehat, otot lemah, radang sendi, pendarahan di
bawah kulit sekitar mata dan gusi serta mudah mengalami depresi. Kekurangan vitamin C
pada fase remaja juga mengakibatkan pertumbuhan tulang berhenti. Sel tulang epipise
terus berploriferasi namun tidak ada kolagen baru yang terbentuk sehingga tulang akan
menjadi mudah rapuh. Penyakit lain yang juga berhubungan dengan kekurangan vitamin
C adalah kolesterol tinggi dan jantung (Daviset.al. 1991 )
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada
bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata
arbsorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai
12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua
jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina.
Vitamin C di ekskresikan terutama melalui urin,sebagian kecil di dalam tinja dan
sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit (Jackson et.al, 2002).
Kelebihan vitamin C yang dikonsumsi melalui makanan tidak menimbulkan
gejala yang berarti, namun mengkonsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen dosis tinggi
akan menyebabkan gejala hiperoksaluria dan meningkatkan resiko terkena batu ginjal.
Kelebihan konsumsi vitamin C juga mengakibatkan gangguan percernaan, kram perut,
mual, gas lambung berlebih, dan diare (Anonim, 2013d). Parisa dan Siamak (2010)
melaporkan bahwa konsumsi vitamin C (asam askorbat) dalam jangka waktu yang
panjang menyebabkan tikus perlakuan mengalami hiperglikemia (diabetes) dan juga
peningkatan kehilangan bobot badan.
2.2. Hati
Hati adalah salah satu organ kelenjar, yang terletak di dalam rongga perut sebelah
kanan. Hati mempunyai beberapa fungsi diantaranya; sebagai organ detoksifikasi karena
hati membantu ginjal karena hati memecah beberapa senyawa racun menjadi urea,
amonia dan asam urat. Berbagai jenis fungsi hati dijalankan oleh sel hati yang disebut
dengan sel hepatosit. Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.Sel
parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan
10
melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal
(Kmiec, 2001).
Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain, seperti sel
Kupffer, sel Ito, limfosit intrahepatik seperti sel pit. Sel non-parenkimal menempati
sekitar 6,5% volume hati dan memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan
banyak fungsi hepatosit. Hati juga berperan dalam sistem kekebalan dengan banyaknya
sel imunologis pada sistem retikuendotelial yang berfungsi sebagai tapis antigen yang
terbawa ke hati melalui sistem portal hati. Perpindahan fase infeksi dari fase primer
menjadi fase akut, ditandai oleh hati dengan menurunkan sekresi albumin dan menaikkan
sekresi fibrinogen. Fasa akut yang berkepanjangan akan berakibat pada simtoma
hipoalbuminemia dan hiperfibrinogenemia (Ballmer and Studer, 1994).
Sebagai kelenjar hati menghasilkan empedu (cairan kehijauan yang terasa pahit)
yang berasal dari sel darah merah yang telah rusak atau mati. Empedu mengandung
garam empedu, bilirubin dan biliverdin. Sekresi empedu ini berguna untuk pencernaan
lemak. Selain empedu, hati juga menghasilkan sebagian besar asam amino, faktor
koagulan (pembeku darah), albumin, angiotensinogen, IGF-1 dan banyak enzim lainnya
Delarea et. al. 2010).
Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi merupakan suatu proses yang sangat
penting agar hati dapat pulih dari kerusakan yang ditimbulkan dari proses detoksifikasi
dan imunologis. Regenerasi tercapai dengan interaksi yang sangat kompleks antara sel
yang terdapat dalam hati, antara lain hepatosit, sel Kupffer, sel endotelial sinusoidal, sel
Ito dan sel punca; dengan organ ekstra-hepatik, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,
pankreas, duodenum, hipotalamus (Galun and Axelrod, 2002).
Hati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ
lain di dalam tubuh. Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan fungsi multi-
dimensional, hati menjadi sangat rentan terhadap datangnya berbagai penyakit. Hati akan
merespon berbagai penyakit tersebut dengan meradang, yang disebut hepatitis. Seringkali
hepatitis dimulai dengan reaksi radang patobiokimiawi yang disebut fibrosis
hati.(Sebastiana, 2009). Untuk mengetahui adanya kerusakan hati dilakukan beberapa tes
darah sederhana seperti uji kadar spartate aminotransferase (AST atau SGOT) dan
alanine aminotransferase (ALT atau SGPT). Enzim-enzim ini biasanya terkandung
11
dalam sel-sel hati. Jika hati terluka, sel-sel hati menumpahkan enzim-enzim kedalam
darah, menaikan tingkat-tingkat enzim dalam darah dan menandai kerusakan
hati.(Ashoka Babu et al., 2012).
2.3. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari
darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Ginjal adalah sepasang
organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya
menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial.
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut
medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat
pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal
dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang disebut kapsula fibrosa ginjal
dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelah atas ginjal terdapat
kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional
dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu
ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi
cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran
lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau
badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula
Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler
dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring
melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena
adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan
masuk ke dalan tubulus ginjal.
12
Seperti yang kita ketahui bahwa Ginjal termasuk organ penting yang memiliki
fungsi , yaitu menyaring dan mengeluarkan racun maupun kelebihan mineral dari dalam
tubuh melalui urin. Jika fungsi ginjal terganggu akibat peradangan atau karena penyakit
batu ginjal maka dengan sendirinya tubuh akan mengalami keracunan. Dalam dunia
kedokteran, kasus penyakit batu ginjal merupakan penyakit yang relatif tinggi jumlah
penderitanya khususnya di Indonesia. Batu ginjal sering disebut nephrolithiasis atau renal
calculi merupakan massa keras yang mengkristal seperti batu batu kecil yang dapat
terbentuk pada bagian saluran kencing dimana saja termasuk pada kandung kemih,
dalam ginjal yaitu di renal pelvis dan calix renalis. Terbentuknya kristalisasi itu karena
kadar urine yang terlalu pekat karena kurangnya mengkonsusmsi air putih setiap hari
sehingga zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu. Hal-hal lain yang dapat
menjadi penyebab batu ginjal adalah adanya infeksi, obstruksi, kelebihan sekresi hormon
paratiroid, peningkatan kadar asam urat, terlalu banyak menkonsumsi vitamin D atau
kalsium yang tidak larut dengan sempurna (Multaram, 2013).
Selain itu, indikasi adanya kerusakan atau penurunan fungsi ginjal bisa dilihat dari
kadar kreatinin plasma yang meningkat. Hal ini sebagai akibat ketidakmampuan ginjal
mengeluarkan kreatinin ke dalam urin dan dalam jumlah besar kreatinin masuk kembali
ke dalam darah hingga kadarnya dalam plasma meningkat di atas batas normal (Soesanti
dan Darmawan, 2009).
2.4. Kolagen
Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia. Keberadaannya
adalah kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang terdapat di tubuh. Kolagen
adalah struktur organik pembangun tulang, gigi, sendi, otot, dan kulit. Serat kolagen
memiliki daya tahan yang kuat terhadap tekanan ( Katili, 2009).
Kolagen biasanya di sintesa oleh sel fibroblas, dimana dalam sintesa kolagen tersebut
diperlukan vitamin C sebagai koenzim.
Terdapat 29 jenis kolagen namun 90% adalah dari jenis kolagen I, II, III dan 1V.
Kolagen I terdapat pada kulit, tendon, pembuluh darah, ligamen, organ, tulang
(komponen utama tulang) dan gigi. Kolagen II: tulang rawan (komponen utama tulang
rawan) , mata. Kolagen III: jaringan retikular. Kolagen IV: membentuk jaringan epithel
13
(serat yang melapisi permukaan rongga dan organ seperti ginjal, kantung mata, atau
endothelium yang melapisi permukaan dalam pembuluh darah.
Produksi kolagen berkurang sekitar 1.5% setiap tahun setelah usia 25
tahun .Tanda-tanda berkurangnya kolagen dirasakan 10 tahun kemudian. Setelah usia 45-
50 tahun, tubuh kita akan kehilangan hampir separuh dari kolagen yang ada. Jadi,
semakin tua, semakin berkurang kolagen dalam tubuh . Untuk memenuhi kebutuhan
tubuh akan kolagen dapat diperoleh dari makanan untuk mencegah berbagai penyakit
seperti osteoarthritis (sakit sendi), osteoporosis, arteriosclerosis selain untuk kegunaan
kolagen untuk kosmetik dan pelembab kulit (Anonimus. 2013e).
14
BAB III. METODE PENELITIAN
Tahun I (2014)
3.1 Bahan Penelitian
3.1.1 Rancangan penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan perlakuan lama injeksi vitamin C dosis tinggi yang berbeda, yaitu lama
injeksi 30 hari (P1), lama injeksi 50 hari (P2), dan lama injeksi 70 hari (P3), lama injeksi
90 hari (P4) dan kontrol (P0) serta ulangan 10 kali sehingga hewan model yang dipakai
sebanyak 50 ekor.
Tabel 1. Pemberian perlakuan lama injeksi vitamin C dosis tinggi
Perlakuan Pada tikus I II III IV V
Kontrol 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
Penyuntikan vitamin C selama 30 hari 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
Penyuntikan vitamin C selama 50 hari 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
Penyuntikan vitamin C selama 70 hari 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
Penyuntikan vitamin C selama 90 hari 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
15
selama 30 hari; P2 = kelompok hewan yang mendapat injeksi vitamin C selama 50 hari;
P3 = kelompok hewan yang mendapat injeksi vitamin C selama 70 hari; P4 = kelompok
hewan yang mendapat injeksi vitamin C selama 90 hari. Injeksi vitamin C dilakukan
secara intramuskular dengan jarum suntik ukuran 1 ml. Injeksi dilakukan 2 hari sekali
sesuai lama waktu perlakuan
16
3.2.4. Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE)
Potongan jaringan dalam parafin yang akan diwarnai dengan hematoxilin-eosin
diatur dalam rak untuk pewarnaan, kemudian diinkubasi pada suhu 60ºC selama 45 menit,
setelah itu diletakkan pada suhu ruangan sampai dingin. Selanjutnya dilakukan
deparafinisasi melalui tahap-tahap pelarutan parafin dalam xilol sebanyak 3 kali,
kemudian dilanjutkan dengan proses rehidrasi dalam alkohol bertingkat 100%, 95%, dan
80%, 70%m masing-masing tahap berlangsungselama 5 menit, kemudian dimasukkan
dalam akuades selama 10 celup atau sampai alkohol larut.
Proses selanjutnya adalah pewarnaan dalam hematoksilin dengan merendam slide
dengan larutan hematoxilin selama 5 menit kemudian dicuci pada pada air mengalir
selama 5 menit, dan dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan eosin selama 3 menit,
Setelah diwarnai dalam eosin, slide dimasukkan dalam larutan alkohol bertingkat dari
70%, 80%, 90%, sampai 100% masing-masing selama 10 celup., kemudian dilanjutkan
dengan proses clearing menggunakan xilol sebanyak dua kali masing-masing selama 2
menit, setelah itu preparat ditutup dengan kaca penutup dengan media balsam kanada.
Dan preparat siap untuk diamati.
17
dengan menambahkan NaOH 2 N jika keasaman atau HCl 6 N jika kebasaan.
Selanjutnya dilakukan pencatatan volume akhir sampel.
18
3.2.6. Penentuan Kadar SGOT- SGPT Plasma
Penentuan kadar Serum glutamate oxalloacetate transaminase (SGOT) dan
Serum glutamate pyruvate transaminase (SGPT) plasma dilakukan di BPVET FKH
UNUD sesuai dengan standar prosedur dengan memakai kit standar (Ashoka Babu V.L et
al. 2012).
Tahun I Tahun II
Pengamatan Pengamatan
Analisis Data Analisis Data
19
Persiapan kandang, vitamin C, zat-zat Kimia
Kulit : Hati:
Ginjal :
Kadar kolagen kulit Sediaan histologi hati
Sediaan histologi ginjal
Kadar kolagen tulang Penentuan kadar:
Penentuan Kreatin
- SGOT
- SGPT
Pengamatan
Analisis Data
20
Tahun ke-2 (2014)
Pada tahun ke 2 dilakukan uji profil kadar Estrogen, Progesteron, serta
kemampuan reproduksi tikus betina. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
reproduksi tikus betina yang sudah diinjeksi vitamin C dosis tinggi dengan melihat
panjang siklus estrusnya, melihat perkembangan embrio serta jumlah anak yang
dihasilkan oleh tikus betina yang mendapatkan injeksi vitamin C dosis tinggi dalam
jangka wangku yang lama.
21
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
1.1. Anggaran Biaya
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN
No
Jenis Pengeluaran Tahun I Tahun II
1 Gaji dan upah 17.120.000 17.120.000
2 Bahan habis pakai dan peralatan 33.800.000 34 .975.000
3 Perjalanan 9.350.000 9.350.000
4 Lain lain 6.684.000 6.684.000
Jumlah Seluruhnya 66.684.000 68.129.000
22
Jadual Kegiatan Penelitian Tahun Kedua
Kegiatan Bulan ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Pemeliharaan Hewan Coba √ √ √ √
2 Pemeriksaan Siklus Estrus, √ √ √
Pengamatan panjang siklus estrus
3 Mengawinkan Hewan Coba √ √
4 Pengambilan Sampel Darah √ √ √ √ √
Bedah, pengamatan jumlah anak,
Morfologi fetus, Bobot dan Panjang
Fetus, Perkembangan Skeleton
5.Pengujian Kadar Estrogen dan √ √
Progesteron
6 .Analisis Data √ √
7 .Laporan √
8. Seminar √
DAFTAR PUSTAKA
Adelien T E. 2001. Pola Estradiol dan Progesteron Serum pada Tikus yang
Disuperovolasi Dikaitkan dengan Kinerja Reproduksi selama Kebuntingan. Desrtasi
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
23
Ballber and Studer H. 1994. The effect of prednisolone and a protein-deficient diet on
plasma albumin and fibrinogen in a turpentine-induced acute-phase reaction in
rats. J. Lab .Clin Med. 123(1) :117-25
Bednar C, Kies C. 1994. Nitrate and vitamin C from fruits and vegetables: Impact of
intake variations on nitrate and nitrite excretions of humans. Plant Foods Hum
Nutr Vol. 45:71-80
Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry.
The Royal Society of Chemistry: Cambridge. Hal : 97-100.
Djanuar R. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Galun, E. Axelrod, JH..2002. The role of cytokines in liver failure and regeneration:
potential new molecular therapies. Biochim Biophys Acta. 1592 (3) :354-58
Imbang Dwi Rahayu. 2013. Klasifikasi, Fungsi dan Metabolisme Vitamin. Fakultas
Pertanian-Peternakan. Universitas Muhamadyah Malang.
Avialable at :
http://imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/02/Klasifikasi_dan_Metabilisme_vitami
n_imbang.pdf
James A. Jackson, Hugh D. Riordan, Nancy L. Bramhall, Sharon Neathery, MT. 2002.
Sixteen-Year History with High Dose Intravenous Vitamin C Treatment for
Various Types of Cancer and Other Diseases. Journal of Orthomolecular
Medicine . 17( 2) :119-117
Katili, Abubakar Sidik. 2009. Struktur Dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi
Ilmu .2( 5)
Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY. 2002. Vitamin C equivalent antioxidant capacity
(VCEAC) of phenolic phytochemicals. J Agric Food Chem 50(13):3713–17.
Kitt, D.Q. 2012. Topical Dehydroascorbic Acid (Oxidized Vitamin C) Permeates Stratum
Corneum More Rapidly Than Ascorbic Acid. Thesis. Available at :
24
http://www.researchgate.net/publication/225274699_Topical_Dehydroascorbic_A
cid_%28Oxidized_Vitamin_C%29_Permeates_Stratum_Corneum_More_Rapidly
_Than_Ascorbic_Acid
Kmiec Z. 2001. Cooperation of liver cells in health and disease. Anat Embriol Cell Biol.
161 (3):1- 151
Kiyatno, Kiyatno . 2009. Antioksidan Vitamin dan Kerusakan Otot pada Aktivitas Fisik
Studi Eksperimen pada Mahasiswa JPOK-FKIP UNS Surakarta. Media Medika
Indonesia. Vol.43 (6) :page 277-281
Naidu KA. 2003. Vitamin C in human health and disease is still mistery? An Overview. J
Nur. Vol. 2(7)
Parisa Hasanein, Siamak Shahidi .2010.The effect of long term administration of ascorbic
acid on the learning and memory deficits induced by diabetes in rat . Tehran
University Medical Journal 68(1) : 12-18
Puspita Rini, Dea. 2013. Hubungan peningkatan kadar asam urat serum (hiperurecemia)
dengan kejadian batu ginjal di RS Dr. Kanujoso Jatiwibowo Balikpapan periode
Januari – Desmber 2008. Avilable at :
http://portalgaruda.org/?q=batu+ginjal&type=advanced&mod=all&ref=search&se
lect=all&button=Search&pub=&from=1000&to=2013
Sudatri, Ni Wayan. 2010. Kadar Kolagen Kulit dan Tulang yang Disuplementasi
Somatotropin. Jurnal Biologi. XIV(1) : 10-14.
Sudatri, Ni Wayan; Iriani Setyawati. 2013. Perkembangan Sel-Sel Folikel dan Korpus
Luteum (Mus Musculus) yang Diberi Ekstrak Daun Lantoro. Laporan Penelitian
Dosen Muda.
Soesanti, N. H., Ruben D.. 2009. Pengaruh VCO terhadap hitung jenis leukosit,kadar
glukosa dan kreatinin darah Mus musculus Balb/c hiperglikemi dan tersensitisasi
ovalbumin. Bioteknologi 6 (1): 1-10
Toelihere M. 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa Bandung. Hal 21-50.
25
Wulandari, Diah Catur, Suwitra, Ketut. 2008. Pengaruh Vitamin C terhadap C-reaktive
protein petanda implamasi pada gagal ginjal kronik dengan hemodialisis regular
Journal of internal medicine . 9( 3)
Voja P, Zoran P. 2004. The Effect Of Ascorbic Acid On Membran Transfort Of Glukose.
Acta Medica Medianae. Vol. 43(3): 29-31.
Voja .P, Snezana C.c, Goran R., Nenad S . 2005. Antioxidant and Pro-oxidant Effect of
Ascorbic Acid. Acta. Medica Medianae. Vol. 44(1): 65-68.
Voja P., Snezana C., Vladmila B., Nenad S., Goran R. 2005. Ascorbi c Acid Modulates
Spontaneous Thymocyte Apoptosis. Acta Medica Medianae . Vol. 4
26
J. LAMPIRAN LAMPIRAN
27
11 Sewa timbangan Menimbang BB 1 set 300,000 300,000 300.000
analitik tikus
12 Sewa Sentrifuge Untuk 1 set 950.000 950.000 950.000
memisahkan
plasma dari
darah
13 Sewa alat Bantu (gelas Uji kolagen dan 650.000 650.000 650.000
ukur, erlemeyer, pipet pembuatan
ukur , kuvet dan hot preparat
plate)
SUB TOTAL Rp. 6.150.000 4.900.000
28
12 Objek gelas Pembuatan preparat 4 box @ 50.000 200.000 220,000
histologis Rp 50.000
13 Cover gelas Pembuatan preparat 6 box @ 50. 000 300.000 16,000
histologis Rp 50.000
14 Parafin Pembuatan preparat 250,000 200.000 250.000
histologis
15 Botol kecil untuk Koleksi organ 200 buah 250,000 250.000 250.000
fiksasi @ Rp
5.000
16 HCl pekat Ekstrasi kolagen 1 lot 3.700.000 3.700.000
17 NaOH pekat Ekstrasi kolagen 1 lot 2.300.000 2.300.000
18 Cloramin-T Pewarnaan kolagen 1 lot 700.000 700.000
19 PCA Uji kolagen 1 lot 2.000.000 2.000.000
20 Dimetilamino- Uji kolagen 1 lot 1.500.000 1.500.000
benzaldehid
21 Kit SGOT-SGPT Uji kadar SGOT- 1 lot 2.500.000 2.500.000
SGOT
22 Kit- Kreatin Uji kreatin 1 lot 1.250.000 1.250.000
23 Kit- Estradiol Uji Estradiol 1 lot 6.000.000 6.000.000
24 Kit-Estradiol Uji Estradiol 1 lot 6.000.000 6.000.000
25 Alkohol 96% Fiksasi fetus 1 lot 1.000.000 1.000.000
26 Alcian Blue Pewarnaan fetus 1 lot 1.500.000 1.500.000
27 Alizarin Red S Pewarnaan fetus 1 lot 2.000.000 2.000.000
22 Tissue Membersihkan 5 gulung 10.000 50.000 50.000
gelas objek
SUB TOTAL Rp. 27.650.000 30.075.000
4. Perjalanan
No Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Harga per Tahun
Perjalanan satuan Tahun I Tahun II
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Perjalanan dari Presentasi usulan 1 kali 3,400,000 6,800,000 6,800,000
Denpasar ke penelitian
Surabaya PP
2 Perjalanan Pulang pergi lokasi 90 hari 15,000 1,350,000 1,350,000
Batubulan- penelitian
Denpasar
3 Perjalanan lokal Membeli bahan 6 kali 200,000 1,200,000 1,200,000
di Denpasar penelitian
SUB TOTAL 9,350,000 9,350,000
29
5. Biaya lain-lain
No Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Harga per tahun
(Rp) Tahun I Tahun II
(Rp) (Rp)
1 Dokumentasi photo 1 lot 700.000 700.000 700.000
2 Administrasi 1 lot 200.000 200.000 200.000
3 Penelusuran 1 lot 500.000 500.000 500.000
pustaka
4 Analisis data 1 lot 400.000 400.000 400.000
9 Komunikasa dan 1 lot 400.000 400,000 400,000
pertemuan tim
5 Pembuatan laporan 10 bdl 50.000 500.000 500.000
6 Publikasi di Jurnal 1 lot 500.000 500.000 500.000
7 Seminar/lokakarya 1 lot 3.884.000 3.884.000 3.884.000
Sarana
2.1. Laboratorium :
Untuk mendukung penelitian hibah bersaing ini Fakultas MIPA Universitas
Udayana menyediakan Laboratorium Fisiologi dan Struktur Perkembangan Hewan
dan Laboratorium Analitik. Sedangkan Laboratorium yang ada di Universitas
Udayana yang dapat digunakan untuk memperlancar pelaksanaan penelitian adalah
Laboratorium BPVET dan Laboratorium Pusat Pasca Sarjana.
2.2. Peralatan Utama
Peralatan penting yang sudah ada untuk menunjang kegiatan penelitian antara lain :
Mikroskop Stereo, Mikrotom, timbangan analitik, oven dan alat-alat bedah untuk
pembuatan sediaan histologis sudah tersedia di Lab Fisiologi dan Mikroteknik
FMIPA. Sedangkan Spektrofotometer (AAS), ada di lab bersama FMIPA. Komputer
30
(Laboratorium pengolah data di Jurusan Matematika ). Semua peralatan tersebut
ada di Fakultas MIPA dan berfungsi dengan baik. Sehingga penelitian yang akan
dilakukan tidak menemui hambatan yang berkaitan dengan fungsi dari peralatan
tersebut.
31
LAMPIRAN 5. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI
1. KETUA PENELITI
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap Ni Wayan Sudatri, S.Si.,M.Si.
2. Jabtan Fungsional Lektor
3. Jabatan Struktural -
4. NIP 197110311998022001
5. NIDN 0031107102
6. Tempat danTanggal Lahir Tihingan, 31 Oktober 1971
7. Alamat Rumah Jln Pratu Md Rampug Gg Mekarsari 14 Banjar
Sasih Batubulan Gianyar
8. Nomor Telpon/HP 081805550907
9. Alamat Kantor Kampus Bukit Jimbaran Gedung AR
10. Nomor Telpon/ Faks.
11. Alamat E-mail Wayan_sudatri@yahoo.com
12. Lulusan yang telah dihasilkan S1 2 orang S2…orang S3…..orang
13. Mata Kuliah yang diampu 1.Fisiologi Hewan
2.Biologi Radiasi
3.Patologi Hewan
4.Penanganan Hewan Percobaan
5.Biologi Dasar
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Progam S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana IPB
Bidang Ilmu Biologi Biologi (Fisiologi
Hewan)
Tahun Masuk 1990 2004
Tahun Lulus 1996 2006
Judul Pengaruh IAA Pengaruh Somatotropin
Skripsi/Thesis/Desertasi terhadap Partenokarpi Terhadap Perubahan
pada Mentimun Fisiologis pada Tikus
Betina Usia 6 bulan dan
Satu tahun
Nama Dr. Adriani Astiti Prof..Dr. Wasmen
Pembimbing/Promotor Dra. Ihal Muflihah, Manalu
M.Si. Dr. Nastiti Kusumorini
32
Tikus Betina Tua Sebagai Hewan
Model (Ketua)
2. 2007 Explorasi Tanaman obat Tradisional HIBAH
di Bali (anggota) bersaing
3. 2008 Jenis-Jenis Cangkang Moluska yang - -
Dijual Sebagai Souvenir di Pantai
Nusa Dua.(anggota)
Pendanaan
Judul Pengabdian Kepada
No. Tahun Jml (Juta
Masyarakat Sumber *)
Rp.)
1. 2012 DIPA 4
Pelepasan Tukik di Pantai Sindu UNUD
2. 2010 Bakti Sosial jurusan Biologi FMIPA Unud di
Sobangan
3. 2010 Pengenalan Teknik Budidaya Tomat Impor Di DIPA 4
Dusun Padpadan Desa Pengotan UNUD
4. 2009 Pembinaan Tim Olimpiade Biologi SMAN 1
Sukawati
5. 2009 Pembinaan Olimpiade Biologi SMA Kota Denpasar
6. 2008 Pembinaan OSN Siswa SMP/SMA Tingkat Provinsi
7. 2008 Pembinaan OSN Tingkat Provinsi Bali
33
No. Judul Artikel Ilmiah Tahun Nama Jurnal
1. Identifikasi Makrozoobenthos di Tukad 2007 Ecothropic
Bausan, Desa Pererenan, Kabupaten (Jurnal Ilmu
Badung, Bali (Penulis pertama) Lingkungan)
UNUD
2 Kadar Kolagen Kulit dan Tulang Tikus 2010 Jurnal Biologi
Betina Usia 6 Bulan dan Satu Tahun yang UNUD
Disuplementasi Somatotropin. (Penulis
Pertama)
3. Somatotropin Supplementation improve 2010 Proceedings 2rd
Skin and Bone Collagen Concentration Six- International On
month and One Year Old Female Rats Bioscience and
(Penulis Pertama) Biotechnology
34
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit
Halaman
1.
2.
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian : Hibah Bersaing (Ketua Peneliti)
35
ANGGOTA PENELITI 1
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi UGM UGM
Bidang Ilmu Zoologi Biologi
Tahun Masuk 1992 1998
Tahun Lulus 1997 2001
Pengaruh Ekstrak Daun
Pengaruh Pestisida
Sambiloto (Andrographis
Organofosfat
Judul paniculata Nees) terhadap
(POLARIS) terhadap
Skripsi/Thesis/Disertasi Implantasi dan
Oogenesis Ikan Nila
Perkembangan Embrio
Merah (Oreochromis sp)
Mencit (Mus musculus L.)
Nama Pembimbing/ Prof.Dr. Mammed Sagi, Prof.Dr. Mammed Sagi,
Promotor M.S. M.S.
36
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml (Juta
Sumber *)
Rp.)
Penampilan Reproduksi dan DIPA
Perkembangan Skeleton Fetus Mencit UNUD,
1. 2008 5 juta
(Mus musculus) setelah Pemberian Ketua
Ekstrak Nanas (Ananas comosus) Muda Peneliti
37
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian : Hibah Bersaing (Anggota Peneliti)
2. ANGGOTA PENELITI 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ni Made Suartini, SSi, MSi P
2. Jabatan Fungsional Lektor
3. Jabatan Struktural -
4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19711028 199702 2 001
5. NIDN 0028107101
6. Tempat dan Tanggal Lahir Muncan/ 28 Oktober 1971
7. Alamat Rumah Jl. Siulan Gang soka No. 3 Denpasar
8. Nomor Telepon/Faks /HP 08179723240
9. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Alamat Kantor Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas
Udayana. Kampus Bukit Jimbaran
10. Alamat e-mail msuartini@yahoo.co.id
11. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 7 orang; S-2= Orang; S-3= Orang
12. Mata Kuliah yg diampu 1. Biologi Dasar
2. Taksonomi Invertebrata
3. Anatomi Hewan Invertebrata
4. Entomologi
B. Riwayat Pendidikan
38
Beberapa Ketinggian tempat Kajian Morfologi
Moluska di Danau
Beratan dan
Tamblingan Provinsi
Bali
Nama Pembimbing/Promotor Drs. I Ketut Junitha, MS dan Dr. Ir. M.F.Rahardjo,
Dra. Ni Luh Watiniasih DEA dan Ir. Ristiyanti
M Marwoto, MSi
No Pendanaan
Tahun Judul Penelitian
. Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2008 Jenis-Jenis Moluska Yang Cangkangnya Kelompok
Dijual Sebagai Souvenir di Pantai Nusa Studi
Dua, Bali (Anggota Peneliti) Ekowisata
2. 2009 Inventarisasi Psocidae Hibah Rp. 85.205.000
(Psocoptera:Insekta) sebagai Indikator Kompetitif
Kerusakan Lingkungan di Nusa Penida
dan Kawasan Bali Timur (Anggota
Peneliti)
3. 2011 Jenis-jenis Moluska di Areal Mandiri
Persawahan Desa Budaya Kesiman
Kertalangu, Denpasar
4 2011 Makrozoobentos di Hutan Mangrove BTDC
Sekitar Lagoon Nusa Dua (Anggota
Peneliti)
Pendanaan
No Judul Pengabdian Kepada
Tahun Jml (Juta
. Masyarakat Sumber *)
Rp.)
1. 2008 Pelatihan basic Science untuk Guru SMA Disdikpora
Bidang Biologi se Bali Prov. Bali
2. 2008 Pembinaan OSN Siswa SMP/SMA Disdikpora
Tingkat Provinsi Prov. Bali
3. 2009 Pembinaan OSN Siswa Tingkat SMA Disdikpora
Prov. Bali
4. 2009 Pembinaan Olimpiade Biologi SMA Kota Dinas
Denpasar Pendidikan
Kota
Denpasar
5. 2010 Pengenalan Teknik Budidaya Tomat DIPA UNUD Rp.
Impor di Dusun Padpadan Desa 4.000.000
Pengotan, Kecamatan Bangli, Kabupaten
39
Bangli
6. 2010 Pembinaan Guru Olimpiade Sains Disdikpora
Tingkat SMA Provinsi Bali Prov. Bali
7. 2010 Pembinaan Siswa Olimpiade Sains Disdikpora
Tingkat SMA Provinsi Bali Prov. Bali
8. 2011 Pembinaan Siswa olimpiade Sains Dinas
Tingkat Kodya Pendidikan
Kota
Denpasar
9. 2011 Bakti Sosial Mahasiswa Jurusan Biologi Jurusan
FMIPA UNUD di Bukit Jimbaran Biologi
Badung Bali
10. 2012 Bakti Sosial Mahasiswa Biologi FMIPA Jurusan
Unud di Bukit Jati Gianyar Bali Biologi
11. 2012 Pelepasan tukik dan Bersih Pantai S2 Biologi Rp.
Sindhu, sanur-Denpasar-Bali 4000.000
40
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda
41
42