Anda di halaman 1dari 42

KODE/NAMA RUMPUN ILMU :

113 / BIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI UMUM

PROPOSAL PENELITIAN
HIBAH BERSAING

KAJIAN TENTANG EFEK SAMPING INJEKSI VITAMIN C


DOSIS TINGGI TERHADAP KESEHATAN DENGAN MEMAKAI
TIKUS BETINA (Rattus rattus) DEWASA SEBAGAI
HEWAN MODEL

TIM PENELITI :
1. NI WAYAN SUDATRI, S.Si., M.Si. (Ketua)
NIDN: 0031107102
2. IRIANI SEYAWATI, S.Si.,M.Si. (Anggota)
NIDN : 0017097401
3. NI MADE SUARTINI, S.Si.,M.Si. (Angota)
NIDN : 0028107101

PROGRAM STUDI / JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2013
2
DAFTAR ISI
HAL
HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

RINGKASAN

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .........................................................................................................5

1.2. Tujuan Penelitian


1.2.1. Tujuan umum .......................................................................................................6
1.2.2. Tujuan Khusus .....................................................................................................6

1.3. Keutamaan Penelitian..............................................................................................7

1.4. Luaran Hasil Penelitian...........................................................................................8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................8

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................................15

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN.....................................................22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3
RINGKASAN
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan
tubuh. Fungsi vitamin C bagi tubuh antara lain; meningkatkan sistem imunitas (daya
tahan) tubuh, mempercepat proses penyembuhan serta membuat kulit lebih segar dan
cerah. Manfaat vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh memang sudah tidak
diragukan lagi. Sedangkan manfaatnya untuk mengencangkan dan mencerahkan kulit
terjadi karena vitamin C merangsang pembentukan kolagen, suatu protein ekstraseluler
yang berperan dalam mengencangkan sel. Saat ini untuk mendapatkan kulit cerah dan
bersih dengan cara injeksi vitamin C sudah banyak ditawarkan baik oleh dokter kulit
maupun oleh praktisi-praktisi kecantikan. Harganya pun terjangkau mulai Rp 100.000
sampai Rp 200.000 perampul untuk sekali suntik. Untuk sekali injeksi vitamin C dosis
yang diberikan sekitar 1000–4000 mg. Sedangkan dosis vitamin C yang disarankan
untuk menjaga kesehatan sekitar 50-75 mg/hari (Anonimus, 2013b). Jadi dosis vitamin C
yang diberikan melalui injeksi vitamin C sangat tinggi dibandingkan dengan dosis normal
yang diperlukan. Dosis tinggi vitamin C yang diberikan akan membuat tubuh bekerja
lebih berat untuk mengeluarkan kelebihan vitamin tersebut dari tubuh dan diduga
pemberian dosis tinggi vitamin C dalam jangka panjang menyebabkan pembentukan
batu ginjal. Disamping itu, beberapa efek negatif dari suntik vitamin C yang ditulis oleh
media on line antara lain dapat menyebabkan aborsi, mens tidak teratur, menopause dini
serta maag.
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui efek samping dari injeksi vitamin
C dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama terhadap kesehatan . Tujuan khusus dari
penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui kadar kolagen kulit dan tulang tikus betina
yang diinjeksi dengan vitamin C dosis tinggi. 2. Untuk mengetahui gambaran histologis
hati tikus betina yang diinjeksi dengan vitamin C dosis tinggi.3. Untuk mengetahui kadar
SGPT dan SGOT plasma darah sebagai indikator kerja hati tikus betina yang diinjeksi
dengan vitamin C dosis tinggi. 4. Untuk mengetahui gambaran histologis ginjal tikus
betina yang diinjeksi dengan vitamin C dosis tinggi. 5. Untuk mengetahui kadar kreatinin
plasma darah sebagai indikator fungsi ginjal tikus betina yang diinjeksi vitamin C dosis
tinggi. 6. Untuk mengetahui kemampuan reproduksi tikus betina yang diinjeksi vitamin
C dosis tinggi.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan perlakuan lama penyuntikan vitamin C dosis tinggi yang berbeda. yaitu:
P0 (kontrol), P1 (lama diinjeksi 30 hari), P2 (lama diinjeksi 50 hari), P3 (lama diinjeksi
70 hari) dan P4 (lama diinjeksi 90 hari). Parameter yang diamati untuk tahun I adalah
gambaran histologis hati dan ginjal, kadar SGOT, SGPT, kreatinin plasma serta kadar
kolagen kulit dan tulang. Untuk tahun kedua dilihat kemampuan reproduksi serta frofil
hormon estrogen dan progesteron tikus betina yang diinjeksi dengan vitamin C dosis
tinggi dengan lama penyuntikan yang berbeda.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperoleh data ilmiah tentang
efek samping injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu lama terhadap
kesehatan tubuh, dan kalau terbukti injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu
panjang memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan, maka hasil penelitian ini
bisa dipakai acuan bagi praktisi kecantikan dalam menentukan dosis vitamin C yang
aman bagi konsumen. Selain itu, diharapkan dapat memberikan edukasi bagi masyarakat
bila ingin melakukan injeksi vitamin C dosis tinggi.

4
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah aset paling berharga bagi kita karena dengan tubuh yang sehat
kita bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menjaga kesehatan berbagai upaya
dilakukan, mulai dari olahraga, yoga, makan makanan bergizi, minum jamu, minum
vitamin dan juga beberapa jenis suplemen penambah vitalitas tubuh.
Salah satu vitamin yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh adalah
vitamin C. Fungsi vitamin C bagi tubuh antara lain; meningkatkan sistem imunitas (daya
tahan) tubuh, mempercepat proses penyembuhan serta membuat kulit lebih segar dan
cerah (Aquirreand May, 2008). Bagi beberapa kaum perempuan manfaat vitamin C untuk
membuat kulit cerah dan bersih menjadi daya tarik tersendiri. Secara alami vitamin C
didapatkan dari makanan seperti sayuran dan buah-buahan; contohnya bayam, daun katuk,
selada, jeruk, mangga, jambu biji, nanas dan lain sebagainya. Namun, banyak dari
mereka yang kurang menyukai buah-buahan dan sayur-sayuran untuk memenuhi
kebutuhan akan vitamin C, mereka memilih suplemen vitamin C yang dijual ditoko-toko
obat. (Anonimus, 2013a).
Manfaat vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tuhuh memang sudah tidak
diragukan lagi. Dengan antioksidan yang kuat, vitamin C mampu melawan radikal bebas
yang masuk ke dalam tubuh baik yang datang dari luar tubuh maupun hasil metabolisme
dari sel kita sendiri. Sedangkan manfaatnya untuk mengencangkan dan mencerahkan
kulit terjadi karena vitamin C merangsang pembentukan kolagen, suatu protein
ekstraseluler yang berperan dalam mengencangkan sel. Vitamin C menghambat kerja
enzim tirokinase yang berperan dalam menghambat pembentukan pigmen kulit sehingga
kulit menjadi lebih cerah dan kencang (Naidu, 2003).
Saat ini untuk mendapatkan kulit cerah dan bersih dengan cara injeksi vitamin C
sudah banyak ditawarkan baik oleh dokter kulit maupun oleh praktisi-praktisi kecantikan.
Harganya pun terjangkau mulai Rp 100.000 sampai Rp 200.000 perampul untuk sekali
suntik. Untuk sekali injeksi vitamin C dosis yang diberikan sekitar 1000–4000 mg.
Sedangkan dosis vitamin C yang disarankan untuk menjaga kesehatan sekitar 50- 75 mg/
hari (Anonimus, 2013b).

5
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, artinya kelebihan vitamin ini tidak
bisa disimpan oleh tubuh seperti vitamin A,D,E dan K yang larut dalam lemak, sehingga
bila kadar vitamin C berlebih maka akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal. Oleh
karena itu disarankan untuk mengkonsumsi vitamin C setiap hari sesuai kebutuhan (Dwi
Rahayu, 2013). Jadi, dosis vitamin C yang diberikan melalui injeksi vitamin C sangat
tinggi dibandingkan dengan dosis normal yang diperlukan sehingga akan membuat tubuh
dan ginjal bekerja lebih berat untuk mengeluarkan kelebihan vitamin tersebut dari tubuh.
Selain itu, diduga pemberian dosis tinggi vitamin C dalam jangka panjang menyebabkan
pembentukan batu ginjal dan beberapa efek negatif dari injeksi vitamin C yang ditulis
oleh media on line antara lain dapat menyebabkan aborsi, mens tidak teratur, menopause
dini serta maag (Anonimus, 2013c).
Oleh karena itu, untuk membuktikan dugaan tersebut perlu dilakukan penelitian
mendalam mengenai efek samping injeksi vitamin C dosis tinggi terhadap tubuh dengan
memakai tikus betina sebagai hewan model.

1.2 . Tujuan Penelitian


1.2.1. Tujuan umum :
Mengetahui efek samping dari injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu
yang lama terhadap kesehatan .
1.2.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui kadar kolagen kulit dan tulang tikus betina yang diinjeksi
dengan vitamin C dosis tinggi.
2. Untuk mengetahui gambaran histologis hati tikus betina yang diinjeksi dengan
vitamin C dosis tinggi.
3. Untuk mengetahui kadar SGPT dan SGOT plasma darah sebagai indikator kerja
hati tikus betina yang diinjeksi dengan vitamin C dosis tinggi.
4. Untuk mengetahui gambaran histologis ginjal tikus betina yang diinjeksi dengan
vitamin C dosis tinggi.
5. Untuk mengetahui kadar kreatinin plasma darah sebagai indikator fungsi ginjal
tikus betina yang diinjeksi vitamin C dosis tinggi.

6
6. Untuk mengetahui kemampuan reproduksi tikus betina yang diinjeksi vitamin C
dosis tinggi.
1.3. Keutamaan Penelitian
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan
tubuh. Fungsi vitamin C bagi tubuh antara lain; meningkatkan sistem imunitas (daya
tahan) tubuh, mempercepat proses penyembuhan serta membuat kulit lebih segar dan
cerah (Aquirreand May, 2008). Bagi beberapa kaum perempuan manfaat vitamin C untuk
membuat kulit cerah dan bersih menjadi daya tarik tersendiri. Secara alami vitamin C
didapatkan dari makanan seperti sayuran dan buah-buahan; contohnya bayam, daun katuk,
selada, jeruk, mangga, jambu biji, nanas dan lain sebagainya. Namun banyak dari mereka
yang kurang menyukai buah-buahan dan sayur-sayuran, untuk memenuhi kebutuhan akan
vitamin C, mereka memilih suplemen vitamin C yang dijual ditoko-toko obat.
(Anonimus, 2013a).
Saat ini untuk mendapatkan kulit cerah dan bersih dengan cara injeksi vitamin C
sudah banyak ditawarkan baik oleh dokter kulit maupun oleh praktisi-praktisi kecantikan.
Harganya pun terjangkau mulai Rp 100.000 sampai Rp 200.000 perampul untuk sekali
suntik. Untuk sekali injeksi vitamin C dosis yang diberikan sekitar 1000–4000 mg.
Sedangkan dosis vitamin C yang disarankan untuk menjaga kesehatan sekitar 50-75 mg/
hari (Anonimus, 2013b). Jadi dosis vitamin C yang diberikan melalui injeksi vitamin C
sangat tinggi dibandingkan dengan dosis normal yang diperlukan. Vitamin C berlebih di
ekskresikan terutama melalui urin, sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di
ekskresikan melalui kulit (Jackson et.al, 2002).
Dosis tinggi vitamin C yang diberikan akan membuat tubuh dan ginjal bekerja
lebih berat untuk mengeluarkan kelebihan vitamin tersebut dari tubuh dan diduga
pemberian dosis tinggi vitamin C dalam jangka panjang menyebabkan efek samping
seperti ; pembentukan batu ginjal, menyebabkan aborsi, mens tidak teratur, menopause
dini serta maag (Anonimus, 2013).
Berdasarkan hal tersebut diatas maka keutamaan (urgensi) dalam penelitian ini
adalah :
- Injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama akan mengganggu
kerja organ-organ tubuh seperti ginjal, hati dan juga sistem reproduksi.

7
- Penelitian tentang efek samping injeksi vitamin C dosis tinggi terhadap kesehatan
belum pernah diujikan pada hewan coba, meskipun efeknya pada manusia sudah
banyak diperdebatkan. Penelitian tentang efek injeksi vitamin C dosis tinggi
juga belum ditemukan di jurnal maupun literatur.

1.4. Luaran Penelitian


 Dengan melakukan penelitian ini diharapkan diperoleh data ilmiah tentang dampak
injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu lama terhadap kesehatan tubuh.
 Kalau terbukti injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu panjang
memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan, maka hasil penelitian ini
bisa dipakai acuan bagi praktisi kecantikan dalam dalam menentukan dosis
vitamin C yang aman bagi konsumen.
 Selain itu, diharapkan dapat memberikan edukasi bagi masyarakat bila ingin
melakukan injeksi vitamin C dosis tinggi.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Vitamin C
Selain memerlukan karbohidrat, lemak dan protein, tubuh juga memerlukan
vitamin dan mineral. Meski diperlukan dalam jumlah yang sedikit, namun mineral dan
vitamin mempunyai beberapa peran penting dalam metabolisme tubuh. Salah satu
vitamin yang kita perlukan dalam tubuh adalah vitamin C. Vitamin yang larut dalam air
ini, dalam nama kimianya juga dikenal dengan nama asam askorbat. Vitamin C ini
termasuk dalam salah satu golongan antioksidan kuat yang dapat melawan berbagai
radikal bebas ekstraseluler. Karakteristik dari vitamin ini adalah mudah teroksidasi oleh
panas, cahaya maupun logam. Dengan kata lain vitamin ini mudah sekali rusak (Kim et al.
2002).
Sejarah penemuan vitamin C dimulai ketika Albert Szent Gyorgyi pada tahun
1928–1932 berhasil mengisolasi asam askorbat yang sekarang dikenal dengan nama
vitamin C, dan menyebabkan dia dianugrahi penghargaan nobel dalam bidang fisiologi
dan kedokteran tahun 1937 (Gyorgi AS. 1931.). Beberapa peran penting vitamin C dalam

8
tubuh adalah menjaga dan meningkatkan sistem imunitas sehingga mampu melawan
infeksi penyakit yang masuk ke dalam tubuh (Naidu KA. 2003.)
.

Gambar 1. Rumus Kimia Vitamin C


Asam dehidroaskorbat (DHA) adalah bentuk asam askorbat (vitamin C) yang
teroksidasi. Asam dehidroaskorbat dapat digunakan sebagai suplemen pangan vitamin C.
Sebagai bahan kosmetik, asam dehidroaskorbat digunakan untuk memperbaiki
penampilan kulit (Kits, 2012).
Makanan yang menjadi sumber vitamin C adalah sayuran dan aneka jenis buah
segar diantaranya; tomat, kentang, asparagus, cabe, stroberi, jeruk, jambu biji, mangga,
nanas, kol, susu, mentega, ikan dan hati (Berhnar, 1994).
Kebutuhan setiap orang akan vitamin C bervariasi tergantung dari umur, status
kesehatan dan kebiasaan setiap orang. Orang yang mempunyai kebiasaan merokok,
minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu seperti obat anti kejang, obat tidur, obat
kontrasepsi oral, berpengaruh terhadap kebutuhannya akan dosis vitamin C yang
diperlukan. Selain itu, keadaan sakit, olah raga, demam akan meningkatkan kebutuhan
vitamin C (Kim et.al. 2002).
Vitamin C di dalam tubuh diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, suatu
protein ekstraseluler yang menghubungkan semua serabut tubuh yang terdapat pada sel
kulit, tulang, tulang rawan dan jaringan lain di dalam tubuh. Struktur kolagen yang baik
membuat kulit terlihat kencang, tulang kuat, pendarahan kecil dan luka menjadi ringan.
Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menangkal dan menetralisir semua radikal bebas
di seluruh tubuh. Vitamin C juga mempercepat penyerapan zat besi dan mempertajam
kesadaran. Melalui efek pencahar, vitamin C mampu mempercepat pembuangan feses
atau kotoran dari tubuh.

9
Kekurangan vitamin C atau yang dikenal dengan istilah hipoascorbemia akan
menyebabkan beberapa gejala seperti; pilek, bibir pecah-pecah, sariawan, kulit kasar, gigi
mudah goyang dan lepas karena gusi tidak sehat, otot lemah, radang sendi, pendarahan di
bawah kulit sekitar mata dan gusi serta mudah mengalami depresi. Kekurangan vitamin C
pada fase remaja juga mengakibatkan pertumbuhan tulang berhenti. Sel tulang epipise
terus berploriferasi namun tidak ada kolagen baru yang terbentuk sehingga tulang akan
menjadi mudah rapuh. Penyakit lain yang juga berhubungan dengan kekurangan vitamin
C adalah kolesterol tinggi dan jantung (Daviset.al. 1991 )
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada
bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata
arbsorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai
12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua
jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina.
Vitamin C di ekskresikan terutama melalui urin,sebagian kecil di dalam tinja dan
sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit (Jackson et.al, 2002).
Kelebihan vitamin C yang dikonsumsi melalui makanan tidak menimbulkan
gejala yang berarti, namun mengkonsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen dosis tinggi
akan menyebabkan gejala hiperoksaluria dan meningkatkan resiko terkena batu ginjal.
Kelebihan konsumsi vitamin C juga mengakibatkan gangguan percernaan, kram perut,
mual, gas lambung berlebih, dan diare (Anonim, 2013d). Parisa dan Siamak (2010)
melaporkan bahwa konsumsi vitamin C (asam askorbat) dalam jangka waktu yang
panjang menyebabkan tikus perlakuan mengalami hiperglikemia (diabetes) dan juga
peningkatan kehilangan bobot badan.

2.2. Hati
Hati adalah salah satu organ kelenjar, yang terletak di dalam rongga perut sebelah
kanan. Hati mempunyai beberapa fungsi diantaranya; sebagai organ detoksifikasi karena
hati membantu ginjal karena hati memecah beberapa senyawa racun menjadi urea,
amonia dan asam urat. Berbagai jenis fungsi hati dijalankan oleh sel hati yang disebut
dengan sel hepatosit. Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.Sel
parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan

10
melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal
(Kmiec, 2001).
Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain, seperti sel
Kupffer, sel Ito, limfosit intrahepatik seperti sel pit. Sel non-parenkimal menempati
sekitar 6,5% volume hati dan memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan
banyak fungsi hepatosit. Hati juga berperan dalam sistem kekebalan dengan banyaknya
sel imunologis pada sistem retikuendotelial yang berfungsi sebagai tapis antigen yang
terbawa ke hati melalui sistem portal hati. Perpindahan fase infeksi dari fase primer
menjadi fase akut, ditandai oleh hati dengan menurunkan sekresi albumin dan menaikkan
sekresi fibrinogen. Fasa akut yang berkepanjangan akan berakibat pada simtoma
hipoalbuminemia dan hiperfibrinogenemia (Ballmer and Studer, 1994).
Sebagai kelenjar hati menghasilkan empedu (cairan kehijauan yang terasa pahit)
yang berasal dari sel darah merah yang telah rusak atau mati. Empedu mengandung
garam empedu, bilirubin dan biliverdin. Sekresi empedu ini berguna untuk pencernaan
lemak. Selain empedu, hati juga menghasilkan sebagian besar asam amino, faktor
koagulan (pembeku darah), albumin, angiotensinogen, IGF-1 dan banyak enzim lainnya
Delarea et. al. 2010).
Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi merupakan suatu proses yang sangat
penting agar hati dapat pulih dari kerusakan yang ditimbulkan dari proses detoksifikasi
dan imunologis. Regenerasi tercapai dengan interaksi yang sangat kompleks antara sel
yang terdapat dalam hati, antara lain hepatosit, sel Kupffer, sel endotelial sinusoidal, sel
Ito dan sel punca; dengan organ ekstra-hepatik, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,
pankreas, duodenum, hipotalamus (Galun and Axelrod, 2002).
Hati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ
lain di dalam tubuh. Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan fungsi multi-
dimensional, hati menjadi sangat rentan terhadap datangnya berbagai penyakit. Hati akan
merespon berbagai penyakit tersebut dengan meradang, yang disebut hepatitis. Seringkali
hepatitis dimulai dengan reaksi radang patobiokimiawi yang disebut fibrosis
hati.(Sebastiana, 2009). Untuk mengetahui adanya kerusakan hati dilakukan beberapa tes
darah sederhana seperti uji kadar spartate aminotransferase (AST atau SGOT) dan
alanine aminotransferase (ALT atau SGPT). Enzim-enzim ini biasanya terkandung

11
dalam sel-sel hati. Jika hati terluka, sel-sel hati menumpahkan enzim-enzim kedalam
darah, menaikan tingkat-tingkat enzim dalam darah dan menandai kerusakan
hati.(Ashoka Babu et al., 2012).

2.3. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari
darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Ginjal adalah sepasang
organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya
menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial.
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut
medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat
pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal
dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang disebut kapsula fibrosa ginjal
dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelah atas ginjal terdapat
kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional
dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu
ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi
cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran
lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau
badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula
Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler
dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring
melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena
adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan
masuk ke dalan tubulus ginjal.

12
Seperti yang kita ketahui bahwa Ginjal termasuk organ penting yang memiliki
fungsi , yaitu menyaring dan mengeluarkan racun maupun kelebihan mineral dari dalam
tubuh melalui urin. Jika fungsi ginjal terganggu akibat peradangan atau karena penyakit
batu ginjal maka dengan sendirinya tubuh akan mengalami keracunan. Dalam dunia
kedokteran, kasus penyakit batu ginjal merupakan penyakit yang relatif tinggi jumlah
penderitanya khususnya di Indonesia. Batu ginjal sering disebut nephrolithiasis atau renal
calculi merupakan massa keras yang mengkristal seperti batu batu kecil yang dapat
terbentuk pada bagian saluran kencing dimana saja termasuk pada kandung kemih,
dalam ginjal yaitu di renal pelvis dan calix renalis. Terbentuknya kristalisasi itu karena
kadar urine yang terlalu pekat karena kurangnya mengkonsusmsi air putih setiap hari
sehingga zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu. Hal-hal lain yang dapat
menjadi penyebab batu ginjal adalah adanya infeksi, obstruksi, kelebihan sekresi hormon
paratiroid, peningkatan kadar asam urat, terlalu banyak menkonsumsi vitamin D atau
kalsium yang tidak larut dengan sempurna (Multaram, 2013).
Selain itu, indikasi adanya kerusakan atau penurunan fungsi ginjal bisa dilihat dari
kadar kreatinin plasma yang meningkat. Hal ini sebagai akibat ketidakmampuan ginjal
mengeluarkan kreatinin ke dalam urin dan dalam jumlah besar kreatinin masuk kembali
ke dalam darah hingga kadarnya dalam plasma meningkat di atas batas normal (Soesanti
dan Darmawan, 2009).
2.4. Kolagen
Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia. Keberadaannya
adalah kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang terdapat di tubuh. Kolagen
adalah struktur organik pembangun tulang, gigi, sendi, otot, dan kulit. Serat kolagen
memiliki daya tahan yang kuat terhadap tekanan ( Katili, 2009).
Kolagen biasanya di sintesa oleh sel fibroblas, dimana dalam sintesa kolagen tersebut
diperlukan vitamin C sebagai koenzim.
Terdapat 29 jenis kolagen namun 90% adalah dari jenis kolagen I, II, III dan 1V.
Kolagen I terdapat pada kulit, tendon, pembuluh darah, ligamen, organ, tulang
(komponen utama tulang) dan gigi. Kolagen II: tulang rawan (komponen utama tulang
rawan) , mata. Kolagen III: jaringan retikular. Kolagen IV: membentuk jaringan epithel

13
(serat yang melapisi permukaan rongga dan organ seperti ginjal, kantung mata, atau
endothelium yang melapisi permukaan dalam pembuluh darah.
Produksi kolagen berkurang sekitar 1.5% setiap tahun setelah usia 25
tahun .Tanda-tanda berkurangnya kolagen dirasakan 10 tahun kemudian. Setelah usia 45-
50 tahun, tubuh kita akan kehilangan hampir separuh dari kolagen yang ada. Jadi,
semakin tua, semakin berkurang kolagen dalam tubuh . Untuk memenuhi kebutuhan
tubuh akan kolagen dapat diperoleh dari makanan untuk mencegah berbagai penyakit
seperti osteoarthritis (sakit sendi), osteoporosis, arteriosclerosis selain untuk kegunaan
kolagen untuk kosmetik dan pelembab kulit (Anonimus. 2013e).

2.5. Organ Reproduksi Betina


Organ reproduksi betina terdiri atas organ reproduksi primer dan organ reproduksi
sekunder. Organ reproduksi primer adalah ovarium sedangkan organ reproduksi sekunder
adalah saluran reproduksi yang terdiri dari tuba fallopi (oviduct), uterus, serviks, vagina
dan vulva. Fungsi organ sekunder ini adalah menerima dan menyalurkan sel-sel kelamin
jantan dan betina, memberi makan dan melahirkan individu baru (Toelihere 1985) .
Ovarium adalah alat reproduksi primer karena berfungsi sebagai penghasil sel
telur (ovum) dan hormon. Ukurannya sangat bergantung pada umur dan status
reproduksi betina sedangkan bentuknya bervariasi sesuai dengan spesies. Dua komponen
pada ovarium yang sangat penting adalah follikel dan korpus luteum (Adelien, 2001).
Hormon yang dihasilkan oleh ovarium adalah estrogen dari sel-sel folikel dan
progesteron dari sel-sel korpus luteum. Hormon ini berperan penting dalam menyiapkan
alat-alat reproduksi untuk kebuntingan dan memelihara kandungan sampai melahirkan
anak. Proses produksi hormon ovarium dikendalikan oleh hormon gonadotrofin dari
hipofise seperti : FSH, LH.LTH atau prolaktin yang merangsang pertumbuhan follikel,
menyebabkan ovulasi dan pembentukan korpus luteum serta menyebabkan korpus luteum
bersekresi (Djanuar 1985).

14
BAB III. METODE PENELITIAN
Tahun I (2014)
3.1 Bahan Penelitian
3.1.1 Rancangan penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan perlakuan lama injeksi vitamin C dosis tinggi yang berbeda, yaitu lama
injeksi 30 hari (P1), lama injeksi 50 hari (P2), dan lama injeksi 70 hari (P3), lama injeksi
90 hari (P4) dan kontrol (P0) serta ulangan 10 kali sehingga hewan model yang dipakai
sebanyak 50 ekor.
Tabel 1. Pemberian perlakuan lama injeksi vitamin C dosis tinggi
Perlakuan Pada tikus I II III IV V
Kontrol 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
Penyuntikan vitamin C selama 30 hari 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
Penyuntikan vitamin C selama 50 hari 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
Penyuntikan vitamin C selama 70 hari 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor
Penyuntikan vitamin C selama 90 hari 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor

3.1.2 Bahan penelitian


Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah vitamin C dosis tinggi
(4000 mg/sekali injeksi) untuk manusia. Hewan model yang digunakan adalah tikus
betina dewasa usia 3-4 bulan dengan berat badan antara 200-250 gram. Dosis yang
digunakan dikonversikan dari dosis yang digunakan pada manusia ke tikus. Berat badan
wanita dewasa yang diinjeksi diperkirakan kurang lebih 50 kg, sehingga dosis vitamin C
yang diberikan pada tikus adalah 24 mg/sekali suntik/ ekor.
3.2 Prosedur Penelitian
3.2.1 Perlakuan pada hewan uji
Prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan alur penelitian. Sebanyak 50 ekor
tikus betina berumur 3–4 bulan diukur berat badan awalnya, diberi diet formula standar
dan minum air secara ad libitum serta diaklimatisasi selama 4 minggu, kemudian hewan
uji dibagi secara random menjadi 5 kelompok yaitu: P0 = kontrol, kelompok hewan tidak
mendapat injeksi vitamin C; P1 = kelompok hewan yang mendapat injeksi vitamin C

15
selama 30 hari; P2 = kelompok hewan yang mendapat injeksi vitamin C selama 50 hari;
P3 = kelompok hewan yang mendapat injeksi vitamin C selama 70 hari; P4 = kelompok
hewan yang mendapat injeksi vitamin C selama 90 hari. Injeksi vitamin C dilakukan
secara intramuskular dengan jarum suntik ukuran 1 ml. Injeksi dilakukan 2 hari sekali
sesuai lama waktu perlakuan

3.2.2. Koleksi Sampel


Setelah perlakuan injeksi vitamin C selesai, tikus dibius dengan penyuntikan
xylasin (20 mg/kg) dan ketamin (10 mg/kg) secara intramuskuler. Pada keadaan terbius,
darah diambil dari jantung dengan jarum 1 ml kemudian darah dimasukkan dalam
tabung yang sudah diisi heparin untuk mencegah pembekuan darah. Darah disentrifuge
untuk mendapatkan plasma darah dengan kecepatan 1200 rpm selama 10 menit. Plasma
yang didapat dipipet dan ditaruh dalam tabung efendov dan dimasukkan ke dalam
refrigenerator sampai siap untuk diuji. Sampel lain seperti kulit, tulang, hati dan ginjal
yang akan dibuat sayatan histologis ataupun diuji kolagennya difiksasi terlebih dahulu
dalam larutan fiksatif formalin 10%.
3.2.3 Proses pembuatan blok parafin dan preparat histologi
Potogan hati dan ginjal dimasukkan ke dalam tissue casse, kemudian dilakukan
proses dehidrasi di dalam larutan etanol bertingkat 70%, 80%, 95%, dan alkohol absolut
dua kali pemindahan, kemudian dilanjutkan dengan proses penjernihan (clearing) dengan
larutan xilol tiga pemindahan, masing-masing tahap berlangsung selama 60 menit pada
suhu kamar. Proses selanjutnya yaitu infiltrasi parafin dengan memasakkan jaringan pada
parafin cair (suhu 60ºC) tiga kali pemindahan masing-masing selama 45 menit.
selanjutnya jaringan dibenamkan di dalam cetakan berisi parafin cair, kemudian
didinginkan dalam suhu kamar sehingga menjadi blok parafin.
Blok parafin disayat setebal 5µm dengan menggunakan rotary microtome.
kemudian sayatan diletakkan dipermukaan air hangat dengan suhu 45ºc dan ditempelkan
pada gelas obyek yang telah dilapisi gelatin. Preparat dikeringkan dengan cara
diletakkan secara vertikal, kemudian diletakkan pada slide warmer sampai menempel
pada objeck glass.

16
3.2.4. Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE)
Potongan jaringan dalam parafin yang akan diwarnai dengan hematoxilin-eosin
diatur dalam rak untuk pewarnaan, kemudian diinkubasi pada suhu 60ºC selama 45 menit,
setelah itu diletakkan pada suhu ruangan sampai dingin. Selanjutnya dilakukan
deparafinisasi melalui tahap-tahap pelarutan parafin dalam xilol sebanyak 3 kali,
kemudian dilanjutkan dengan proses rehidrasi dalam alkohol bertingkat 100%, 95%, dan
80%, 70%m masing-masing tahap berlangsungselama 5 menit, kemudian dimasukkan
dalam akuades selama 10 celup atau sampai alkohol larut.
Proses selanjutnya adalah pewarnaan dalam hematoksilin dengan merendam slide
dengan larutan hematoxilin selama 5 menit kemudian dicuci pada pada air mengalir
selama 5 menit, dan dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan eosin selama 3 menit,
Setelah diwarnai dalam eosin, slide dimasukkan dalam larutan alkohol bertingkat dari
70%, 80%, 90%, sampai 100% masing-masing selama 10 celup., kemudian dilanjutkan
dengan proses clearing menggunakan xilol sebanyak dua kali masing-masing selama 2
menit, setelah itu preparat ditutup dengan kaca penutup dengan media balsam kanada.
Dan preparat siap untuk diamati.

3.2.5. Penentuan kadar kolagen kulit dan Tulang


Kulit dan tulang yang akan diuji kadar kolagennya dimasukkan dalam etanol 70%
agar semua lemaknya larut, kemudian dimasukkan dalam oven suhu 70o sampai beratnya
konstan. Selanjutnya kulit dan kulang dipotong-potong kecil dan digerus halus sehingga
didapatkan bahan kering bebas lemak (BKBL) yang siap untuk diekstrak. Penentuan
kadar kolagen dilakukan sesuai dengan yang dilakukan oleh Manalu dan Sumaryadi
(1998) dalam Sudatri (2010).
1. Ekstrasi Sampel
Bahan kering bebas lemak (BLBK) dari kulit atau tulang ditimbang sebanyak 25
mg dan dimasukkan dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml HCl 6 N pada setiap
sampel dan ditutup dengan aluminium foil. Tabung reaksi diletakkan pada penangas air
130oC selama 3 jam (air mendidih kurang lebih 5 jam) sampai larutan homogen kuning
muda. Jika terjadi penguapan selama pemanasan ditambahkan lagi HCl 6 N sebanyak 5
ml. Hasil ekstrasi dituangkan ke tabung lain dan diukur pHnya. pH harus seragam (6–7)

17
dengan menambahkan NaOH 2 N jika keasaman atau HCl 6 N jika kebasaan.
Selanjutnya dilakukan pencatatan volume akhir sampel.

2. Pewarnaan dan Pengujian


Tabung reaksi diberi label untuk blank, standar dan sampel. Masing-masing
tabung diisi reagen seperti pada tabel dibawah, sehingga akan berwarna kuning :
Tabung Diisi
Blank 2 ml H2O
Standar a 2 ml st 400
Standar b 2 ml st 200
.
Standar h 2 ml st 0
Sampel 1 2 ml s-1
Sampel 2 2 ml s-2
.
Sampel 50 2 ml s-50

Selanjutnya ditambahkan pada setiap tabung 1 ml Cloramin-T, dikocok (vortex) dan


dibiarkan pada suhu kamar selama 20 menit. Pada setiap tabung ditambahkan lagi 1 ml
PCA kemudian dikocok (vortex) dan dibiarkan selama 5 menit. Ditambahkan lagi 1 ml p-
dimetilaminobenzaldehide dan dikocok (vortex) dan diletakkan pada penangas air 60oC
selama 20 menit. Kemudian didinginkan pada keran air mengalir (tabung direndam dalam
wadah berisi air dingin) selama 5 menit. Hasilnya dibaca dengan spektrofotometer
Beckman  577 m (hendaknya dilakukan dalam waktu 1 jam). Alat sebelumnya
dipanaskan 15 menit dan setiap 25 sampel distandarisasi lagi untuk blanko.
3. Perhitungan
Faktor pengenceran sampel adalah 25 mg BKBL /Vol akhir (pH 6-7) = Z
BLBK/ml. Sampel yang digunakan 2 ml = 2 x Z = 3Z mg BKBL.
Misal hasil baca spektrofotometer = Y g
Jadi konsentrasi kolagen sampel = Y/3Z g/mg BKBL.

18
3.2.6. Penentuan Kadar SGOT- SGPT Plasma
Penentuan kadar Serum glutamate oxalloacetate transaminase (SGOT) dan
Serum glutamate pyruvate transaminase (SGPT) plasma dilakukan di BPVET FKH
UNUD sesuai dengan standar prosedur dengan memakai kit standar (Ashoka Babu V.L et
al. 2012).

3.2.7. Penentuan Kadar Kreatin Plasma


Penentuan kadar kreatinin plasma dilakukan di BPVET FKH UNUD diukur
dengan spektrofotometer sistem fotometrik berdasarkan metode Daffe (Susanti dan
Darmawan, 2009).

3.2.8. Alur Penelitian


Untuk lebih mempermudah dalam pelaksanaan penelitian maka dibuat alur
penelitian yang ditunjukkan dengan bagan alur penelitian (gambar 2 dan 3).

Persiapan kandang, vitamin C, zat-zat Kimia

Pemeliharaan hewan, aklimatisasi, berat badan awal

Injeksi vitamin C dosis tinggi sesuai lama perlakuan

Berat badan akhir, pembedahan, plasma darah,


organ hati, ginjal, kulit, tulang

Tahun I Tahun II

Sediaan histologi hati Kemampuan Reproduksi


Sediaan histologi ginjal Siklus estrus
Penentuan kadar SGOT, Kadar Estrogen,Progesteron
SGPT dan Kreatin Perkembangan embrio
Kadar Kolagen kulit, tulang Jumlah anak

Pengamatan Pengamatan
Analisis Data Analisis Data

Gambar 2. Diagram alir penelitian selama 2 tahun

19
Persiapan kandang, vitamin C, zat-zat Kimia

Pemeliharaan hewan, aklimatisasi, berat badan awal

Injeksi vitamin C dosis tinggi sesuai lama perlakuan

Berat badan akhir, pembedahan, plasma darah,


organ hati, ginjal, kulit, tulang

Kulit : Hati:
Ginjal :
Kadar kolagen kulit Sediaan histologi hati
Sediaan histologi ginjal
Kadar kolagen tulang Penentuan kadar:
Penentuan Kreatin
- SGOT
- SGPT

Pengamatan
Analisis Data

Kadar kolagen kulit, tulang ?


Histologis hati?
Kadar SGOT, SGPT plasma?
Histologis ginjal ?
Kadar kreatin plasma ?

Gambar 3. Diagram alir Pelaksanaan Penelitian tahun pertama

3.3 Analisis Data


Data yang didapatkan dianalisis secara statistika dengan ANOVA menggunakan
software SPSS dan bila terdapat pengaruh nyata atau sangat nyata akan dilanjutkan
dengan uji Duncan pada taraf  0.05 dan  0.01.

20
Tahun ke-2 (2014)
Pada tahun ke 2 dilakukan uji profil kadar Estrogen, Progesteron, serta
kemampuan reproduksi tikus betina. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
reproduksi tikus betina yang sudah diinjeksi vitamin C dosis tinggi dengan melihat
panjang siklus estrusnya, melihat perkembangan embrio serta jumlah anak yang
dihasilkan oleh tikus betina yang mendapatkan injeksi vitamin C dosis tinggi dalam
jangka wangku yang lama.

TARGET ATAU INDIKATOR KEBERHASILAN


Dengan melakukan penelitian ini diharapkan bisa mendapatkan gambaran tentang
efek samping injeksi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama terhadap
kesehatan tubuh. Target tahun pertama yaitu melihat gambaran histologi dari hati, ginjal,
menentukan kadar SGOT, SGPT, kreatin serta kadar kolagen kulit dan tulang. Tahun
kedua menentukan kemampuan reproduksi dari tikus betina tersebut melalui siklus estrus,
profil estrogen, progesteron perkembangan embrio serta jumlah anak yang dihasilkan.
Adapun garis besar penelitian selama 2 tahun tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel indikator pencapaian
Tahun Pertama Luaran Indikator capaian
Histologi hati Kerusakan sel hati
Histologi ginjal Kerusakan sel ginjal,terbentuknya batu ginjal
Kadar SGOT, SGPT Peningkatan kadar SGOT, SGPT
Kadar Kreatin Peningkatan kadar kreatin
Kadar Kolagen Peningkatan kadar kolagen

Tahun Kedua Luaran Indikator capaian


Siklus estrus Perpanjangan Siklus estrus
Perkembangan Embrio Aborsi, cacat embrio
Jumlah Anak Penurunan jumlah anak
Profil Estrogen, Penurunan kadar estrogen, progesteron
progesterone

21
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
1.1. Anggaran Biaya
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN
No
Jenis Pengeluaran Tahun I Tahun II
1 Gaji dan upah 17.120.000 17.120.000
2 Bahan habis pakai dan peralatan 33.800.000 34 .975.000
3 Perjalanan 9.350.000 9.350.000
4 Lain lain 6.684.000 6.684.000
Jumlah Seluruhnya 66.684.000 68.129.000

1.2. Jadwal Penelitian


Pada tahun pertama kegiatan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi
dan Struktur Hewan, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana, dan di BPVET FKH
UNUD serta Laboratorium Fisologi dan Farmakologi FKH IPB. Pada tahun kedua
pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Struktur Hewan,
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana serta di Laboratorium Fisiologi dan
Farmakologi FKH IPB.
Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun Pertama
Kegiatan Bulan ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.Persiapan Serum Vitamin C √
2.Persiapan Zat-zat Kimia √ √
3.Persiapan Hewan dan Aklimatisasi √ √ √
4.Iijeksi Vitamin C √ √ √ √
5.Pembedahan Hewan √ √ √
6. Koleksi Plasma Darah √ √ √
7. Pengambilan Organ Kulit, Tulang , Hati, Ginjal √ √ √
8. Pembuatan Sayatan/ Sediaan Hati √
9. Pembuatan Sayatan /Sediaan Ginjal √
10. Pengujian Kadar plasma SGPT, SGOT, Kreatin √
Pengujian Kadar Kolagen Kulit dan Tulang
11.Pengamatan √ √
12.Analisis Data √ √
13.Laporan √
14.Seminar √

22
Jadual Kegiatan Penelitian Tahun Kedua
Kegiatan Bulan ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Pemeliharaan Hewan Coba √ √ √ √
2 Pemeriksaan Siklus Estrus, √ √ √
Pengamatan panjang siklus estrus
3 Mengawinkan Hewan Coba √ √
4 Pengambilan Sampel Darah √ √ √ √ √
Bedah, pengamatan jumlah anak,
Morfologi fetus, Bobot dan Panjang
Fetus, Perkembangan Skeleton
5.Pengujian Kadar Estrogen dan √ √
Progesteron
6 .Analisis Data √ √
7 .Laporan √
8. Seminar √

DAFTAR PUSTAKA

Adelien T E. 2001. Pola Estradiol dan Progesteron Serum pada Tikus yang
Disuperovolasi Dikaitkan dengan Kinerja Reproduksi selama Kebuntingan. Desrtasi
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Anonimus. 2013 a. Manfaat Vitamin C Untuk Kesehatan Kulit.


Available at :http://sportindo.com/special/vitaminc/ (diunduh tgl 1 Mei 2013).

Anonimus. 2013 b.Vitamin C


Available at : http://wikivitamin.com/category/vitamin-c-asam-askorbat/

Anonimus. 2013c. Tes-tes Darah Hati. .


Available at : http://www.totalkesehatananda.com/darahhati1.html

Anonimus.2 013d. Efek VitaminC Berlebih .


Available at :
http://female.kompas.com/read/2012/02/27/11044371/Efek.Jika.Kelebihan.Vitamin.C

Anonimus. 2013e. Apa itu Kolagen.


Available at: http://www.classiccollagen.com/collagen_Page.html
Aguirre, Rene and James M. May 2008. Inflammation in the Vascular Bed.Importance
of Vitamin C. Pharmacol Ther. 119(1) : 96-103

Ashoka ,Babu V.L;Ganeshan Arunachalam, Korlakunda


Narasimha,Jayaveera,Varadharajan M. Shanaz Banu. 2012. Hepatoprotective
activity of methalonic extract of Ecrobolium viride (FOR SSK ) alston roots
against carbon tetrachloride induce hepatocity. IRJP , 3 (8)

23
Ballber and Studer H. 1994. The effect of prednisolone and a protein-deficient diet on
plasma albumin and fibrinogen in a turpentine-induced acute-phase reaction in
rats. J. Lab .Clin Med. 123(1) :117-25

Bednar C, Kies C. 1994. Nitrate and vitamin C from fruits and vegetables: Impact of
intake variations on nitrate and nitrite excretions of humans. Plant Foods Hum
Nutr Vol. 45:71-80

Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry.
The Royal Society of Chemistry: Cambridge. Hal : 97-100.

Delaere, F. Magnan, C. Mathieuk, G. 2010. Hypothalamic integration of portal glucose


signals and control of food intake and insulin sensitivity. Diabetes Metab.36(4):
257-62

Djanuar R. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Galun, E. Axelrod, JH..2002. The role of cytokines in liver failure and regeneration:
potential new molecular therapies. Biochim Biophys Acta. 1592 (3) :354-58

Gyorgi AS. 1931. Vitamin C, Muscles, and WWII. Szeged: 1931-47

Imbang Dwi Rahayu. 2013. Klasifikasi, Fungsi dan Metabolisme Vitamin. Fakultas
Pertanian-Peternakan. Universitas Muhamadyah Malang.
Avialable at :
http://imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/02/Klasifikasi_dan_Metabilisme_vitami
n_imbang.pdf

James A. Jackson, Hugh D. Riordan, Nancy L. Bramhall, Sharon Neathery, MT. 2002.
Sixteen-Year History with High Dose Intravenous Vitamin C Treatment for
Various Types of Cancer and Other Diseases. Journal of Orthomolecular
Medicine . 17( 2) :119-117

Katili, Abubakar Sidik. 2009. Struktur Dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi
Ilmu .2( 5)

Kembuan, M ; Wangko, Sunny; Tanudjaja, George N. 2012. Peran Vitamin C dalam


Mencegah Pigmentasi Kulit. Jurnal Biomedik Vol 4, No 3.

Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY. 2002. Vitamin C equivalent antioxidant capacity
(VCEAC) of phenolic phytochemicals. J Agric Food Chem 50(13):3713–17.

Kitt, D.Q. 2012. Topical Dehydroascorbic Acid (Oxidized Vitamin C) Permeates Stratum
Corneum More Rapidly Than Ascorbic Acid. Thesis. Available at :

24
http://www.researchgate.net/publication/225274699_Topical_Dehydroascorbic_A
cid_%28Oxidized_Vitamin_C%29_Permeates_Stratum_Corneum_More_Rapidly
_Than_Ascorbic_Acid

Kmiec Z. 2001. Cooperation of liver cells in health and disease. Anat Embriol Cell Biol.
161 (3):1- 151
Kiyatno, Kiyatno . 2009. Antioksidan Vitamin dan Kerusakan Otot pada Aktivitas Fisik
Studi Eksperimen pada Mahasiswa JPOK-FKIP UNS Surakarta. Media Medika
Indonesia. Vol.43 (6) :page 277-281

Multaram, Al. 2013. Batu Ginjal. Available at : http://www.metris-


community.com/gejalabatuginjal-penyebab-penyakitbatuginjal/

Naidu KA. 2003. Vitamin C in human health and disease is still mistery? An Overview. J
Nur. Vol. 2(7)

Parisa Hasanein, Siamak Shahidi .2010.The effect of long term administration of ascorbic
acid on the learning and memory deficits induced by diabetes in rat . Tehran
University Medical Journal 68(1) : 12-18

Puspita Rini, Dea. 2013. Hubungan peningkatan kadar asam urat serum (hiperurecemia)
dengan kejadian batu ginjal di RS Dr. Kanujoso Jatiwibowo Balikpapan periode
Januari – Desmber 2008. Avilable at :
http://portalgaruda.org/?q=batu+ginjal&type=advanced&mod=all&ref=search&se
lect=all&button=Search&pub=&from=1000&to=2013

Sebastiani, Geada. 2009.Non-invasive assessment of liver fibrosis in chronic liver


diseases: Implementation in clinical practice and decisional algorithms. J
Gastroenterol. 15(18): 2190–2203.

Sudatri, Ni Wayan. 2010. Kadar Kolagen Kulit dan Tulang yang Disuplementasi
Somatotropin. Jurnal Biologi. XIV(1) : 10-14.

Sudatri, Ni Wayan; Iriani Setyawati. 2013. Perkembangan Sel-Sel Folikel dan Korpus
Luteum (Mus Musculus) yang Diberi Ekstrak Daun Lantoro. Laporan Penelitian
Dosen Muda.

Soesanti, N. H., Ruben D.. 2009. Pengaruh VCO terhadap hitung jenis leukosit,kadar
glukosa dan kreatinin darah Mus musculus Balb/c hiperglikemi dan tersensitisasi
ovalbumin. Bioteknologi 6 (1): 1-10

Toelihere M. 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa Bandung. Hal 21-50.

25
Wulandari, Diah Catur, Suwitra, Ketut. 2008. Pengaruh Vitamin C terhadap C-reaktive
protein petanda implamasi pada gagal ginjal kronik dengan hemodialisis regular
Journal of internal medicine . 9( 3)

Vahel J. A. A., Ihsan T. Tayeb, Johnny S. 2011.Yokhana Effects of supplemental


ascorbic acid on humeral immune response in broilers reared under heat-stress
condition.Roavs. Vol 1(7), 459-462.

Voja P, Zoran P. 2004. The Effect Of Ascorbic Acid On Membran Transfort Of Glukose.
Acta Medica Medianae. Vol. 43(3): 29-31.

Voja .P, Snezana C.c, Goran R., Nenad S . 2005. Antioxidant and Pro-oxidant Effect of
Ascorbic Acid. Acta. Medica Medianae. Vol. 44(1): 65-68.

Voja P., Snezana C., Vladmila B., Nenad S., Goran R. 2005. Ascorbi c Acid Modulates
Spontaneous Thymocyte Apoptosis. Acta Medica Medianae . Vol. 4

26
J. LAMPIRAN LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN

1. Gaji dan Upah


1. Honor
N Honor Honor/jam Waktu Minggu Honor per Tahun
o Rp. (Jam/ Tahun I Tahun II
minggu) Rp. Rp.
1 Ketua 11,000 17 48 8.160.000 8.160.000
2 Anggota 11,000 12 48 6.280.000 6.160.000
3 Pelaksan 7,000 10 48 2.680.000 2.680.000
a/Teknisi
SUB TOTAL Rp. 17.120.000 17.120.000

2. Biaya Pemeliharaan / Sewa Alat


No Material Justifikasi Kuan Harga Harga per Tahun
Pemakaian titas Satuan Tahun I Tahun II
(Rp) Rp. Rp.
1 Mikrotom Pembuatan 1 Set 500.000 500.000 500.000
preparat
histologis
2 Bak pemeliharaan tikus Untuk 25 buah 20.000 500.000 500.000
dan penutupnya pemeliharaan
Tikus
3 Botol minum untuk Pemeliharaan 25 buah 15.000 400.000 400.000
mencit tikus
4 Staning jar Pembuatan 1 buah 200.000 200.000 200.000
preparat
histologis
5 Diseting-set Pembuatan 3 set 100.000 300.000 300.000
preparat
histologis
6 pH meter Uji Kolagen 1 set 300.000 300.000 -
7 Rak dan tabung reaksi Uji Kolagen 1 set 300.000 300.000 300.000
8 Sewa Spektrofotometer Untuk uji 1 set 1.000.000 1.950.000 -
kolagen
9 Sewa oven Pengeringan 1 set 500.000 500.000 500,000
kulit, tulang
10 Sewa termometer Mengukur suhu 1 set 250,000 250,000 250.000
air untuk uji
kolagen

27
11 Sewa timbangan Menimbang BB 1 set 300,000 300,000 300.000
analitik tikus
12 Sewa Sentrifuge Untuk 1 set 950.000 950.000 950.000
memisahkan
plasma dari
darah
13 Sewa alat Bantu (gelas Uji kolagen dan 650.000 650.000 650.000
ukur, erlemeyer, pipet pembuatan
ukur , kuvet dan hot preparat
plate)
SUB TOTAL Rp. 6.150.000 4.900.000

3. Bahan Habis Pakai (materi penelitian)


No Material Justifikasi Kuantitas Harga Harga per Tahun
Pemakaian Satuan Tahun I Tahun II
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Tikus 50 ekor Hewan Coba 50 ekor @ 30.000 1.500.000 1.500.000
Rp 30.000
2 Vitamin C Untuk Perlakuan 20 ampul 200.000 4.000.000 4.000.000
@
200.000
3 Alat suntik Untuk Perlakuan 200 buah 5.000 1.000.000 1.000.000
@ Rp
5.000
4 Pakan Tikus Pemeliharaan Tikus 10 kg @ 50.000 500.000 500.000
selama 4 bulan Rp 50.000
untuk 50 ekor
5 Air Suling Untuk bilas organ 1 lot 1.000.000 1.000.000 1.000.000
dan preparat
6 Formalin buffer Fiksasi organ 2 liter @ 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Rp
500.000
7 Alkohol absoulut Pembuatan preparat 2 liter @ 200,000 500.000 500.000
histologis Rp
250.000
8 Xylol Pembuatan preparat 1 liter @ 400,000 1.000.000 1.000.000
histologis Rp
950.000
9. NaCl Larutan fisiologis I lot 200.000 200.000 200.000
untuk bedah
10 Hematoxlylin Pewarnaan Preparat 200 gram 1.000.000 1.000.000 1.000.000

11 Eosin Pewarnaan Preparat 200 gram 1.000.000 1.000.000 1.000.000

28
12 Objek gelas Pembuatan preparat 4 box @ 50.000 200.000 220,000
histologis Rp 50.000
13 Cover gelas Pembuatan preparat 6 box @ 50. 000 300.000 16,000
histologis Rp 50.000
14 Parafin Pembuatan preparat 250,000 200.000 250.000
histologis
15 Botol kecil untuk Koleksi organ 200 buah 250,000 250.000 250.000
fiksasi @ Rp
5.000
16 HCl pekat Ekstrasi kolagen 1 lot 3.700.000 3.700.000
17 NaOH pekat Ekstrasi kolagen 1 lot 2.300.000 2.300.000
18 Cloramin-T Pewarnaan kolagen 1 lot 700.000 700.000
19 PCA Uji kolagen 1 lot 2.000.000 2.000.000
20 Dimetilamino- Uji kolagen 1 lot 1.500.000 1.500.000
benzaldehid
21 Kit SGOT-SGPT Uji kadar SGOT- 1 lot 2.500.000 2.500.000
SGOT
22 Kit- Kreatin Uji kreatin 1 lot 1.250.000 1.250.000
23 Kit- Estradiol Uji Estradiol 1 lot 6.000.000 6.000.000
24 Kit-Estradiol Uji Estradiol 1 lot 6.000.000 6.000.000
25 Alkohol 96% Fiksasi fetus 1 lot 1.000.000 1.000.000
26 Alcian Blue Pewarnaan fetus 1 lot 1.500.000 1.500.000
27 Alizarin Red S Pewarnaan fetus 1 lot 2.000.000 2.000.000
22 Tissue Membersihkan 5 gulung 10.000 50.000 50.000
gelas objek
SUB TOTAL Rp. 27.650.000 30.075.000

4. Perjalanan
No Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Harga per Tahun
Perjalanan satuan Tahun I Tahun II
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Perjalanan dari Presentasi usulan 1 kali 3,400,000 6,800,000 6,800,000
Denpasar ke penelitian
Surabaya PP
2 Perjalanan Pulang pergi lokasi 90 hari 15,000 1,350,000 1,350,000
Batubulan- penelitian
Denpasar
3 Perjalanan lokal Membeli bahan 6 kali 200,000 1,200,000 1,200,000
di Denpasar penelitian
SUB TOTAL 9,350,000 9,350,000

29
5. Biaya lain-lain
No Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Harga per tahun
(Rp) Tahun I Tahun II
(Rp) (Rp)
1 Dokumentasi photo 1 lot 700.000 700.000 700.000
2 Administrasi 1 lot 200.000 200.000 200.000
3 Penelusuran 1 lot 500.000 500.000 500.000
pustaka
4 Analisis data 1 lot 400.000 400.000 400.000
9 Komunikasa dan 1 lot 400.000 400,000 400,000
pertemuan tim
5 Pembuatan laporan 10 bdl 50.000 500.000 500.000
6 Publikasi di Jurnal 1 lot 500.000 500.000 500.000
7 Seminar/lokakarya 1 lot 3.884.000 3.884.000 3.884.000

SUB TOTAL 6,684,000 6,684,000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP 66.684.000 68.129.000


TAHUN Rp.

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 135.083.000


SELURUHNYA DALAM 2 TAHUN Rp.

LAMPIRAN 2. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN

Sarana
2.1. Laboratorium :
Untuk mendukung penelitian hibah bersaing ini Fakultas MIPA Universitas
Udayana menyediakan Laboratorium Fisiologi dan Struktur Perkembangan Hewan
dan Laboratorium Analitik. Sedangkan Laboratorium yang ada di Universitas
Udayana yang dapat digunakan untuk memperlancar pelaksanaan penelitian adalah
Laboratorium BPVET dan Laboratorium Pusat Pasca Sarjana.
2.2. Peralatan Utama
Peralatan penting yang sudah ada untuk menunjang kegiatan penelitian antara lain :
Mikroskop Stereo, Mikrotom, timbangan analitik, oven dan alat-alat bedah untuk
pembuatan sediaan histologis sudah tersedia di Lab Fisiologi dan Mikroteknik
FMIPA. Sedangkan Spektrofotometer (AAS), ada di lab bersama FMIPA. Komputer

30
(Laboratorium pengolah data di Jurusan Matematika ). Semua peralatan tersebut
ada di Fakultas MIPA dan berfungsi dengan baik. Sehingga penelitian yang akan
dilakukan tidak menemui hambatan yang berkaitan dengan fungsi dari peralatan
tersebut.

LAMPIRAN 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti

N Nama dan NIDN Instansi Bidang Ilmu Alokasi Waktu Uraian


o Asal Tugas
Jam/mg bulan

1 Ni Wayan Sudatri, Universitas Biologi/Fisiologi, 17 8 Ketua Tim


SSi.,MSi./0031107102 Udayana Patologi hewan Peneliti
2 Iriani Setyawati, SSi., Universitas Biologi/Struktur, 12 8 Anggota
MSi./0017097401 Udayana Teratologi Hewan Tim
Peneliti
3 Ni Made Suartini, S.Si., Universitas Biologi/ Zoologi 12 8 Anggota
Msi./ 0028107101 Udayana Tim
Peneliti
4 A.A. Istri Mas Universitas Biologi 10 8 Pelaksana/
Padmiswari/ 1008305009 Udayana Mahasiswa

31
LAMPIRAN 5. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI

1. KETUA PENELITI

A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap Ni Wayan Sudatri, S.Si.,M.Si.
2. Jabtan Fungsional Lektor
3. Jabatan Struktural -
4. NIP 197110311998022001
5. NIDN 0031107102
6. Tempat danTanggal Lahir Tihingan, 31 Oktober 1971
7. Alamat Rumah Jln Pratu Md Rampug Gg Mekarsari 14 Banjar
Sasih Batubulan Gianyar
8. Nomor Telpon/HP 081805550907
9. Alamat Kantor Kampus Bukit Jimbaran Gedung AR
10. Nomor Telpon/ Faks.
11. Alamat E-mail Wayan_sudatri@yahoo.com
12. Lulusan yang telah dihasilkan S1 2 orang S2…orang S3…..orang
13. Mata Kuliah yang diampu 1.Fisiologi Hewan
2.Biologi Radiasi
3.Patologi Hewan
4.Penanganan Hewan Percobaan
5.Biologi Dasar

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Progam S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana IPB
Bidang Ilmu Biologi Biologi (Fisiologi
Hewan)
Tahun Masuk 1990 2004
Tahun Lulus 1996 2006
Judul Pengaruh IAA Pengaruh Somatotropin
Skripsi/Thesis/Desertasi terhadap Partenokarpi Terhadap Perubahan
pada Mentimun Fisiologis pada Tikus
Betina Usia 6 bulan dan
Satu tahun
Nama Dr. Adriani Astiti Prof..Dr. Wasmen
Pembimbing/Promotor Dra. Ihal Muflihah, Manalu
M.Si. Dr. Nastiti Kusumorini

C. PENGALAMAN PENELITIAN 5 TAHUN TERAKHIR


No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
1 2007 Penggunaan Somatotropin untuk Dosen Muda Rp. 10 juta
Menunda Penuaan dengan Memakai

32
Tikus Betina Tua Sebagai Hewan
Model (Ketua)
2. 2007 Explorasi Tanaman obat Tradisional HIBAH
di Bali (anggota) bersaing
3. 2008 Jenis-Jenis Cangkang Moluska yang - -
Dijual Sebagai Souvenir di Pantai
Nusa Dua.(anggota)

4. 2010 Penampilan Reproduksi dan DIPA Dosen


Perkembangan Skeleton Fetus Muda
Mencit (Mus musculus L.) setelah
Rp. 7,5 juta
Pemberian Pemberian Ekstrak
Nanas (Ananas comosus) Muda.
(anggota)
5. 2012 Perkembangan Sel sel folikel dan DIPA Dosen Rp.7,5 juta
korpus luteum ovarium mencit Muda
(Mus musculus L)yang diberi
ekstrak daun lantoro (ketua)
6. 2012 Perform Reproduksi, cacat bawaan DIPA Dosen Rp. 7.5 juta
dan perkembangan fetus mencit Muda
(Mus musculus L.)setelah pemberian
ekstrak minyak jinten (anggota)
7. 2012 Efek Etanol Peroral Terhadap kadar 8 Hibah 50 juta
OH DG pada Urine Tikus Jantan Unggulan
(Rattus norwegicus) (anggota) Udayana

PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
Judul Pengabdian Kepada
No. Tahun Jml (Juta
Masyarakat Sumber *)
Rp.)
1. 2012 DIPA 4
Pelepasan Tukik di Pantai Sindu UNUD
2. 2010 Bakti Sosial jurusan Biologi FMIPA Unud di
Sobangan
3. 2010 Pengenalan Teknik Budidaya Tomat Impor Di DIPA 4
Dusun Padpadan Desa Pengotan UNUD
4. 2009 Pembinaan Tim Olimpiade Biologi SMAN 1
Sukawati
5. 2009 Pembinaan Olimpiade Biologi SMA Kota Denpasar
6. 2008 Pembinaan OSN Siswa SMP/SMA Tingkat Provinsi
7. 2008 Pembinaan OSN Tingkat Provinsi Bali

PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH/ JURNAl 5Tahun Terakhir

33
No. Judul Artikel Ilmiah Tahun Nama Jurnal
1. Identifikasi Makrozoobenthos di Tukad 2007 Ecothropic
Bausan, Desa Pererenan, Kabupaten (Jurnal Ilmu
Badung, Bali (Penulis pertama) Lingkungan)
UNUD
2 Kadar Kolagen Kulit dan Tulang Tikus 2010 Jurnal Biologi
Betina Usia 6 Bulan dan Satu Tahun yang UNUD
Disuplementasi Somatotropin. (Penulis
Pertama)
3. Somatotropin Supplementation improve 2010 Proceedings 2rd
Skin and Bone Collagen Concentration Six- International On
month and One Year Old Female Rats Bioscience and
(Penulis Pertama) Biotechnology

4. Tidak Semua Radiasi Berbahaya 2011 Wahana, Media


(Penulis Pertama) Pematang
Alumni Udayana
5. Pengaruh Suplementasi Somatotropin 2011 Widya Biologi
Terhadap Perubahan Bobot Badan Tikus (Jurnal P.S
Betina Usia Enam Bulan dan Satu tahun Biologi FMIPA
(Penulis Pertama) Universitas
Hindu Indonesia)
6. Gangguan Spermatogenesis Mencit (Mus 2011 Jurnal Biologi
musculus L) Setelah Pemberian MSG UNUD
(Penulis kedua)

7. Estradiol and Progesteron Concentration of 2011 Proceedings 3rd


Six-month and One-years Old Female Rats International On
that Supplemented by Somatotropin (Penulis Bioscience and
Pertama) Biotechnology

8. Dampak Buruk Radiasi Handpone 2012 Wahana, Media


Pematang
Alumni Udayana

Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah


dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


Seminar Tempat
1.
2.
Dst.

34
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit
Halaman
1.
2.
Dst.

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir


No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID
1.
2.
3.
4.
Dst.
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun
Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya Tahun Tempat Respon


yang Telah Diterapkan Penerapan Masyarakat
1.
2.
3.
4.
Dst.

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1.
2.
Dst.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian : Hibah Bersaing (Ketua Peneliti)

Denpasar, 30 Mei 2013

35
ANGGOTA PENELITI 1
A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan


Iriani Setyawati, S.Si., M.Si. P
gelar)
2. Jabatan Fungsional Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNUD
3. Jabatan Struktural -
4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 197409172000032001
5. NIDN 0017097401
6. Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 17 September 1974
7. Jl. Pulau Belitung Perum Babakansari VI/
Alamat Rumah
15 Denpasar
8. Nomor Telepon/Faks /HP Hp 081338038075/ 081558214353
9. Jurusan Biologi FMIPA Kampus Bukit
Alamat Kantor
Jimbaran
10. Nomor Telepon/Faks 0361701954 ext.235
11. Alamat e-mail iriani_wonggo@yahoo.co.id
12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 8 orang (pembimbing 2)
13. Mata Kuliah yg diampu (Tim) 1. Mikroteknik
2. Struktur Hewan
3. Perkembangan Hewan
4. Anatomi Perbandingan Vertebrata
5. Teratologi

B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi UGM UGM
Bidang Ilmu Zoologi Biologi
Tahun Masuk 1992 1998
Tahun Lulus 1997 2001
Pengaruh Ekstrak Daun
Pengaruh Pestisida
Sambiloto (Andrographis
Organofosfat
Judul paniculata Nees) terhadap
(POLARIS) terhadap
Skripsi/Thesis/Disertasi Implantasi dan
Oogenesis Ikan Nila
Perkembangan Embrio
Merah (Oreochromis sp)
Mencit (Mus musculus L.)
Nama Pembimbing/ Prof.Dr. Mammed Sagi, Prof.Dr. Mammed Sagi,
Promotor M.S. M.S.

36
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml (Juta
Sumber *)
Rp.)
Penampilan Reproduksi dan DIPA
Perkembangan Skeleton Fetus Mencit UNUD,
1. 2008 5 juta
(Mus musculus) setelah Pemberian Ketua
Ekstrak Nanas (Ananas comosus) Muda Peneliti

Efek Formalin terhadap Hasil


Dosen Muda,
Reproduksi, Cacat Bawaan, dan
2. 2010 Ketua 7,5 juta
Perkembangan Skeleton Fetus Mencit
Peneliti
(Mus musculus)
Performans Reproduksi, Cacat Bawaan
Dosen Muda,
dan Perkembangan Fetus Mencit (Mus
3. 2012 Ketua 7,5 juta
musculus) setelah Pemberian Ekstrak
Peneliti
Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa)
Perkembangan Sel-Sel Folikel dan
Dosen Muda,
Korpus Luteum Ovarium Mencit (Mus
4. 2012 Anggota 7,5 juta
musculus) yang Diberi Ekstrak Daun
Peneliti
Lamtoro (Leucaena leucocephala)

D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal/ Seminar


Morfologi Fetus Mencit (Mus musculus) Setelah
Jurnal Biologi Volume XIII
1. Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto
No.2 : 41 – 44, Des 2009
(Andrographis paniculata)
2nd International Conference
Teratogenic Test of Young Pineapple Fruit on
2. on Biosciences & Biotechno-
Mouse Fetus
logy UNUD, Sept 2010
Penampilan Reproduksi dan Perkembangan
Jurnal Veteriner,
Skeleton Fetus Mencit (Mus musculus L.) setelah
3. Terakreditasi Volume 12
Pemberian Ekstrak Buah Nanas Muda (Ananas
No.3: 192-199, Sept 2011
Comosus)

Pertumbuhan, Histopatologi Ovarium dan


Jurnal Biologi Volume XV
4 Fekunditas Ikan Nila Merah (Oreochromis
No. 2 : 44-48, Des 2011
niloticus) setelah Paparan Pestisida Organofosfat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

37
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian : Hibah Bersaing (Anggota Peneliti)

2. ANGGOTA PENELITI 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ni Made Suartini, SSi, MSi P
2. Jabatan Fungsional Lektor
3. Jabatan Struktural -
4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19711028 199702 2 001
5. NIDN 0028107101
6. Tempat dan Tanggal Lahir Muncan/ 28 Oktober 1971
7. Alamat Rumah Jl. Siulan Gang soka No. 3 Denpasar
8. Nomor Telepon/Faks /HP 08179723240
9. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Alamat Kantor Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas
Udayana. Kampus Bukit Jimbaran
10. Alamat e-mail msuartini@yahoo.co.id
11. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 7 orang; S-2= Orang; S-3= Orang
12. Mata Kuliah yg diampu 1. Biologi Dasar
2. Taksonomi Invertebrata
3. Anatomi Hewan Invertebrata
4. Entomologi

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2


Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Institut Pertanian
Bogor
Bidang Ilmu Biologi Biologi
Tahun Masuk 1990 2002
Tahun Lulus 1995 2005
Judul Inventarisasi Spesies Lalat Keanekaragaman
Skripsi/Thesis/Disertasi buah Drosophila Pada Makrozoobenthos dan

38
Beberapa Ketinggian tempat Kajian Morfologi
Moluska di Danau
Beratan dan
Tamblingan Provinsi
Bali
Nama Pembimbing/Promotor Drs. I Ketut Junitha, MS dan Dr. Ir. M.F.Rahardjo,
Dra. Ni Luh Watiniasih DEA dan Ir. Ristiyanti
M Marwoto, MSi

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No Pendanaan
Tahun Judul Penelitian
. Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2008 Jenis-Jenis Moluska Yang Cangkangnya Kelompok
Dijual Sebagai Souvenir di Pantai Nusa Studi
Dua, Bali (Anggota Peneliti) Ekowisata
2. 2009 Inventarisasi Psocidae Hibah Rp. 85.205.000
(Psocoptera:Insekta) sebagai Indikator Kompetitif
Kerusakan Lingkungan di Nusa Penida
dan Kawasan Bali Timur (Anggota
Peneliti)
3. 2011 Jenis-jenis Moluska di Areal Mandiri
Persawahan Desa Budaya Kesiman
Kertalangu, Denpasar
4 2011 Makrozoobentos di Hutan Mangrove BTDC
Sekitar Lagoon Nusa Dua (Anggota
Peneliti)

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No Judul Pengabdian Kepada
Tahun Jml (Juta
. Masyarakat Sumber *)
Rp.)
1. 2008 Pelatihan basic Science untuk Guru SMA Disdikpora
Bidang Biologi se Bali Prov. Bali
2. 2008 Pembinaan OSN Siswa SMP/SMA Disdikpora
Tingkat Provinsi Prov. Bali
3. 2009 Pembinaan OSN Siswa Tingkat SMA Disdikpora
Prov. Bali
4. 2009 Pembinaan Olimpiade Biologi SMA Kota Dinas
Denpasar Pendidikan
Kota
Denpasar
5. 2010 Pengenalan Teknik Budidaya Tomat DIPA UNUD Rp.
Impor di Dusun Padpadan Desa 4.000.000
Pengotan, Kecamatan Bangli, Kabupaten

39
Bangli
6. 2010 Pembinaan Guru Olimpiade Sains Disdikpora
Tingkat SMA Provinsi Bali Prov. Bali
7. 2010 Pembinaan Siswa Olimpiade Sains Disdikpora
Tingkat SMA Provinsi Bali Prov. Bali
8. 2011 Pembinaan Siswa olimpiade Sains Dinas
Tingkat Kodya Pendidikan
Kota
Denpasar
9. 2011 Bakti Sosial Mahasiswa Jurusan Biologi Jurusan
FMIPA UNUD di Bukit Jimbaran Biologi
Badung Bali
10. 2012 Bakti Sosial Mahasiswa Biologi FMIPA Jurusan
Unud di Bukit Jati Gianyar Bali Biologi
11. 2012 Pelepasan tukik dan Bersih Pantai S2 Biologi Rp.
Sindhu, sanur-Denpasar-Bali 4000.000

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal


1. Identifikasi Makrozoobenthos di Tukad Vol. 5 No. 1 Mei Ecotrophic
Bausan, Desa Pererenan, Kabupaten 2010
Badung, Bali
2. The Shell of Mollusc Sold as Souvenier on 2010 Proceedings
the Beach Southern Part of Bali 2rd
International
On Bioscience
and
Biotechnology

3. Inventarisasi Serangga Pada Perkebunan Vol.15. No. 1 Jurnal Biologi


Kakao (Theobroma cacao) Laboratorium Juni 2011
Unit Perlindungan Tanaman Desa Bedulu,
Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar,
Bali)
4. Inventarisasi jenis Moluska di danau Vol. 02 No. 02 Widya Biologi
tamblingan bali oktober 2011
5. Mollusc Species at Rice Field Areas of 2011 Proceedings
Kesiman Kertalangu Cultural Villages, 3rd
Denpasar International
On Bioscience
and
Biotechnology

6. Keragaman Famili Psocoptera di Nusa Vo. 16 No 1 juni Jurnal Biologi


Penida Kabupaten Klungkung-Bali 2012

40
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


Seminar Tempat
1.
Dst.

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir


No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit
Halaman
1.
Dst.

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir


No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID
1.
Dst.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5


Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tahun Tempat Respon


Lainnya yang Telah Diterapkan Penerapan Masyarakat
1.
Dst.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda

41
42

Anda mungkin juga menyukai