Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu yang diampu oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas
penulisan makalah tentang “Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Kecerdasan
Spiritualitas”. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang-
benderang.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya
untuk Bapak Dr. I Ketut R. Sudiarditha M.Si selaku dosen mata kuliah filsafat ilmu yang
telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu.
Kami agar makalah ini dapat berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan
sekaligus wawasan terkait pengaruh teknologi informasi, khusunya bagi keceerdasan
spiritualitas.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini banyak sekali kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kemudian dapat
kami revisi dan kami tulis di masa yang akan datang dengan sebaik-baiknya.
Kami memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan dan
terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 12
4.2 Saran.................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
keperluan yang tidak seharusnya seperti menonton video porno dan juga penggunaan
yang tidak tahu batas waktu atau berlebihan. Oleh sebab itu untuk mengurangi dampak
negatif tersebut, maka siswa harus dapat meminimalkan waktu dalam menggunakan
handphone dan dapat memanfaatkan handphone untuk keperluan belajar dan hal yang
positif lainnya. (Nikmah, A. (2013)). Teknologi Informasi membawa banyak sekali
pengaruh bagi kehidupan individu, tidak ketinggalan pengaruh yang ditimbulkan dari
teknologi informasi terhadap kecerdasan spiritualitas.
Manusia sejak lahir telah memiliki potensi-potensi kecerdasan yang diberikan
oleh Tuhan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut tumbuh dan berkembang seiring dengan
perkembangan pengalaman manusia. Awalnya, kecerdasan yang paling dikenal banyak
orang adalah kecerdasan intelektual (IQ). Namun, ditemukan melalui berbagai penelitian,
ada tipe kecerdasan lain yang dimiliki manusia yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sangat
berperan dalam proses pendidikan yang berkaitan dan menghasilkan suatu sikap
profesional. Banyak temuan menunjukkan bahwa ternyata IQ setinggi-tingginya, hanya
menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam
hidup, sedangkan 80 persen ditentukan oleh kekuatan-kekuatan lain, seperti kelas sosial
hingga nasib baik dan doa (Askar, 2006: 216). Dalam makalah ini kami akan membahas
tentang salah satu diantara ketiga keceerdasan tersebut, yaitu kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value,
yaitu kecerdasan inti yang menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna
yang lebih luas dan lebih kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan
hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Najati, 2002).
Kecerdasan spiritual menjadi dorongan manusia dalam berperilaku dan mengambil
keputusan atau memberikan makna pada sesuatu. Bahkan dalam (Sukidi, 2002),
kecerdasan spiritual adalah temuan yang disebut-sebut sebagai the ultimate intelligence
yaitu puncak kecerdasan. Hubungan antara kecerdasan spiritual, dengan kecerdasan
intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) dijelaskan oleh Shariati dalam Rohaliyah
(2006) bahwa manusia adalah makhluk dua dimensional yang membutuhkan
penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, manusia
2
harus memiliki konsep dunia atau kepekaan emosi dan intelligence yang baik (EQ dan
IQ) dan penting pula penguasaan ruhiyah vertikal atau kecerdasan spiritual
Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh teknologi informasi terhadap
kecerdasan spiritual (SQ). Dimana nantinya akan diketahui seberapa besar pengaruh
teknologi informasi terhadap kecerdasan spiritual yang ada pada diri individu.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami tulis, kami dapat memberikan
kesimpulan terhadap identifikasi masalah yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian
ini, beberapa masalah yang muncul tersebut diantaranya bahwa teknologi informasi yang
berkembang sekarang ini telah membawa perubahan pada pola kehidupan manusia, serta
membawa pengaruh terhadap individu baik itu pengaruh positif maupun negatif, terutama
pengaruh yang ditimbulkan dari teknologi informasi terhadap keceerdasan spiritualitas.
Berdasarkan latar belakang di atas timbul suatu pertanyaan yaitu “Apakah terdapat
hubungan antara teknologi informasi terhadap kecerdasan spiritualitas”
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka kami merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana Pengaruh Teknologi
Informasi terhadap Keceerdasan Spiritualitas”
4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh uraian yang lebih
mendalam mengenai bagaimana pengaruh teknologi informasi terhadap kecerdasan
spiritualitas.
5. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Akademis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan, serta
sebagai referensi bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan tema
maupun metode yang sama.
3
b) Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah untuk keperluan operasional yang
melibatkan teknologi inromasi serta kecerdasan spiritualitas dalam kehidupan sehari
hari.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
berkenaan dengan spirit. Dari sini, dapat diartikan spiritual sebagai salah satu hal yang
berkaitan dengan kemampuan dalam membangkitkan semangat. Bahkan, ada yang
berpendapat bahwa kata spirit secara etimologi berasal dari bahasa Latin spiritus, yang
diantaranya berarti ruh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, napas hidup,
nyawa hidup. Dapat disimpulkan, spiritual adalah suatu dimensi yang terkesan mahaluas,
tak tersentuh, jauh di luar karena Tuhan dalam pengertian Yang Mahakuasa, benda dalam
semesta yang metafisis dan transenden sehingga sekaligus meniscayakan nuansa mistis
supranasional.
6
dan terselubung dalam jiwa dan hati manusia seperti: kebaikan, kebenaran, keindahan,
kesucian cinta, rohani dan kejiwaan (Burhani, Hasbi, Lawrens, tt:627).
Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi organisasi yang dapat
membantu kinerja organisasi dan individu. Sistem informasi akan membantu perusahaan
untuk menyajikan laporan keuangan ke dalam bentuk informasi yang akurat dan
terpercaya, sehingga banyak pihak yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi untuk
mencapai keunggulan bagi perusahaan. Sistem informasi akuntansi adalah komponen dan
elemen dari suatu organisasi yang menyediakan informasi bagi pengguna dengan
pengolahan peristiwa keuangan (Zare, 2012).
Teknologi informasi yaitu komputer sangat membantu kinerja dalam organisasi.
Teknologi informasi dapat berjalan dengan efektif apabila anggota dalam organisasi
dapat menggunakan teknologi dengan baik dan sangat penting bagi individu (Rahmawati,
2008).
7
BAB III
PEMBAHASAAN
Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi organisasi yang dapat membantu
kinerja organisasi dan individu. Sistem informasi akan membantu perusahaan untuk menyajikan
laporan keuangan ke dalam bentuk informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga banyak pihak
yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi untuk mencapai keunggulan bagi perusahaan.
Sistem informasi akuntansi adalah komponen dan elemen dari suatu organisasi yang
menyediakan informasi bagi pengguna dengan pengolahan peristiwa keuangan (Zare, 2012).
8
Kecerdasan spiritual adalah pemikiran yang terilhami. Kecerdasan ini diilhami oleh
dorongan dan efektivitas, keberadaan atau hidup ilahia yang mempersatukan kita sebagai
mahkluk ciptaan Tuhan. Kecerdasan spiritual menurut (Michael Levin, 2000) adalah sebuah
perspektif, yang artinya mengarahkan cara berpikir kita menuju hakekat terdalam kehidupan
manusia, yaitu penghambaan diri kepada Sang Maha Suci dan Maha Meliputi. Kecerdasan
spiritual tertinggi hanya dapat dilihat jika individu telah mampu mewujudkannya dan terrefleksi
dalam kehidupan sehari-harinya. Artinya sikap-sikap hidup individu mencerminkan
penghayatannya akan kebajikan dan kebijaksanaan yang mendalam, dengan jalan suci menuju
pada Sang Pencipta.
Proses berkembangnya kecerdasan spiritual dimulai sejak adanya kesadaran spiritual.
Kemudian kesadaran secara spiritual ini mendorong munculnya pemahaman spiritual pada anak
melalui bimbingan orang tua dan lingkungannya. Dengan munculnya pemahaman spiritual ini,
seseorang akan mampu melakukan penghayatan spiritual secara mendalam, sehingga mampu
mencapai kebermaknaan spiritual. Kebermaknaan spiritual inilah yang menjadi sumber utama
terbentuknya kecerdasan spiritual. Teori Fowler dalam Desmita (2009:279) mengusulkan tahap
perkembangan spiritual dan keyakinan dapat berkembang hanya dalam lingkup perkembangan
intlektual dan emosional yang dicapai oleh seseorang. Dan ketujuh tahap perkembangan agama
itu adalah Tahap prima faith, Tahap intuitive-projective, Tahap mythic-literal faith,
Tahap synthetic-conventional faith, Tahap individuative- reflective faith, Tahap Conjunctive-
faith, Tahap universalizing faith.
Kecerdasan spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama. Bagi sebagian orang,
kecerdasan spiritual mungkin menemukan cara pengungkapan melalui agama formal, tetapi
beragama tidak menjamin kecerdasan spiritualnya menjadi tinggi. Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu kita menyembuhkan dan
membangun diri kita secara utuh. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berada di bagian
diri yang dalam, berhubungan dengan kearifan di luar ego atau pikiran sadar. Kecerdasan
spiritual memungkinkan seseorang untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan
interpersonal, serta menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain. Indikasi dari
kecerdasan spiritual yang telah berkembang dengan baik mencakup:
1. Kemampuan untuk bersikap fleksibel (adaptif spontan dan aktif)
2. Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi
9
3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui perasaan sakit
5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
7. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan holistik)
8. Kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” dan berupaya untuk mencari
jawaban-jawaban yang mendasar
9. Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi
Menurut Zohar dan Marshall (2007), ciri-ciri dari kecerdasan spiritual yang telah
berkembang dengan baik secara umum adalah sebagai berikut:
1) Menjadikan manusia yang apa adanya serta memberi potensi untuk lebih berkembang.
2) Menjadikan manusia lebih kreatif.
3) Dapat digunakan pada masalah sangat krisis yang membuat kita merasa seakan
kehilangan keteraturan diri.
4) Dapat meningkatkan pengetahuan keberagaman yang luas.
5) Mampu menjembatani atau menyatukan hal yang bersifat personaldan interpersonal antar
diri dan orang lain.
6) Untuk mencapai kematangan pribadi yang lebih utuh karena kita mepunyei potensi untuk
hal tersebut.
10
7) Dapat digunakan dalam menghadapi pilihan dan realitas yang pasti akan datang dan harus
kita hadapi bagaimanapun bentuknya.
1) Kerendahan hati yaitu menghormati dan menerima segala nasehat dan kritik dari
orang lain.
2) Tawakal (berusaha dan berserah diri) yaitu tabah terhadap segala cobaan dan selalu
berserah diri pada Allah SWT.
3) Keihklasan (ketulusan) yaitu selalu mengerjakan sesuatu tanpa pamrih.
4) Kaffah (totalitas) yaitu kecenderungan untuk melihat antara berbagai hal dan mencari
jawaban yang mendasar dengan bersikap kritis terhadap berbagai persoalan dan
melihat kebenaran dari berbagai sumber.
5) Tawazun (keseimbangan) yaitu kemampuan bersifat fleksibel dengan
memperioritaskan pekerjaan yang lebih penting dan bisa membagi waktu dengan
baik.
6) Ihsan (integritas dan penyempurnaan) yaitu memiliki integritas dan tanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi dengan melakukan pekerjaan
dengan sungguh-sungguh dan menjadi contoh yang baik dalam bertingkah laku.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Setiap orang perlu memperhatikan antara teknologi informasi dan kecerdasan spiritual
guna menjaga keseimbangan diri dan meningkatkan kebermaknaan hidup.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nikmah, A. (2013). Dampak penggunaan handphone terhadap prestasi siswa. Ejurnal Dinas
Pendidikan Kota Surabaya : Volume 5.
Setyowati, Y. (2005). Pola komunikasi keluarga dan perkembangan emosi anak (Studi kasus
penerapan pola komunikasi keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan emosi
anak pada keluarga Jawa). Jurnal Ilmu Komunikasi, 2 (1), p.67– 78
Islam, U., Raden, N., & Lampung, I. (2017). PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN Haris Budiman. 8(I), 31–43.
Sina, P. G., & Noya, A. (2012). Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Pengelolaan
Keuangan Pribadi. Manajemen, 11(2), 171–188.
13