Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KECERDASAN SPIRITUALITAS”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu yang diampu oleh :

Dr. I Ketut R. Sudiarditha M.Si 195602071986021001

Disusun Oleh : Kelompok 6

Dewi Yuliana 1701618008


Elly Zamilatul Mila 1701618052
Himmatus Saidah 1701618098
Innisa Kumala Hayati 1701618092
Nanda Eka Putri 1701618054
Rayi Wirayuda Typutra 1701618070
Siti Rohimah 1701618115
Yuqa Putri Ramadhina 1701618110

PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI B


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas
penulisan makalah tentang “Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Kecerdasan
Spiritualitas”. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang-
benderang.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya
untuk Bapak Dr. I Ketut R. Sudiarditha M.Si selaku dosen mata kuliah filsafat ilmu yang
telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu.
Kami agar makalah ini dapat berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan
sekaligus wawasan terkait pengaruh teknologi informasi, khusunya bagi keceerdasan
spiritualitas.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini banyak sekali kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kemudian dapat
kami revisi dan kami tulis di masa yang akan datang dengan sebaik-baiknya.
Kami memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan dan
terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca.

Jakarta, 10 April 2019

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1


2. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 3
3. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
4. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
5. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konsep ................................................................................................ 5


2.2 Kerangka Teoritiki............................................................................................... 6
2.3 Rumusan Hipotesis.............................................................................................. 7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Kecerdasan Spiritualitas ............................... 8

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 12

4.2 Saran.................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) merupakan suatu hasil dari semakin


berkembangnya pengetahuan manusia yang dapat memberikan perubahan pada pola
kehidupan manusia. TI memberikan beberapa kemudahan-kemudahan yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan beberapa permasalahan manusia dalam hal pekerjaan,
komunikasi, tugas sekolah dan lain sebagainya sehingga mendorong manusia untuk
menggunakan TI. (Susena, Edi dan Lestari, Dewi Amalia (2013))
Dengan berbagai macam kemudahan yang ditawarkan, bukan berarti teknologi
informasi sepenuhnya tidak memiliki kekurangan. Perkembangan TI dapat menjadi dua
mata pisau untuk perkembangan manusia, dapat memberikan dampak positif untuk
kehidupan sehari-hari atau dapat menjadi dampak negatif bila digunakan tidak sesuai
porsinya. (Nikmah, A. (2013))
Perkembangan TI memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada setiap
penggunanya, tak terkecuali anak-anak. Oleh sebab itu peran orang tua sangat diperlukan
dalam mengajari dan mengawasi perkembangan pertumbuhan anak. Apalagi pada zaman
sekarang, banyak perubahan-perubahan nilai baru yang berbeda dengan nilai yang
diajarkan orang tua pada masa dulu sehingga orang tua harus dapat menerapkan metode
pendekatan maupun komunikasi yang lebih efektif untuk dapat diserap dan dianut oleh
anak-anak agar perubahan-perubahan seperti perkembangan TI dapat memberikan
dampak yang positif bagi tumbuh kembang anak. (Setyowati, Y. (2005).
Ada beberapa penelitian yang membahas mengenai dampak positif dan negatif
dari perkembangan TI. Terdapat penjelasan bahwa perkembangan teknologi berupa
internet memberikan dampak yang bermanfaat untuk membantu proses belajar mengajar
dan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan intelektual pelajar yang ada pada sekolah di
daerah pedesaan. Perkembangan TI berupa handphone memiliki dampak yang positif
maupun negatif tergantung pada pengguna yang dalam penelitian adalah siswa SMA.
Lebih lanjut dampak negatif dapat didapatkan apabila siswa menggunakan hp untuk

1
keperluan yang tidak seharusnya seperti menonton video porno dan juga penggunaan
yang tidak tahu batas waktu atau berlebihan. Oleh sebab itu untuk mengurangi dampak
negatif tersebut, maka siswa harus dapat meminimalkan waktu dalam menggunakan
handphone dan dapat memanfaatkan handphone untuk keperluan belajar dan hal yang
positif lainnya. (Nikmah, A. (2013)). Teknologi Informasi membawa banyak sekali
pengaruh bagi kehidupan individu, tidak ketinggalan pengaruh yang ditimbulkan dari
teknologi informasi terhadap kecerdasan spiritualitas.
Manusia sejak lahir telah memiliki potensi-potensi kecerdasan yang diberikan
oleh Tuhan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut tumbuh dan berkembang seiring dengan
perkembangan pengalaman manusia. Awalnya, kecerdasan yang paling dikenal banyak
orang adalah kecerdasan intelektual (IQ). Namun, ditemukan melalui berbagai penelitian,
ada tipe kecerdasan lain yang dimiliki manusia yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sangat
berperan dalam proses pendidikan yang berkaitan dan menghasilkan suatu sikap
profesional. Banyak temuan menunjukkan bahwa ternyata IQ setinggi-tingginya, hanya
menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam
hidup, sedangkan 80 persen ditentukan oleh kekuatan-kekuatan lain, seperti kelas sosial
hingga nasib baik dan doa (Askar, 2006: 216). Dalam makalah ini kami akan membahas
tentang salah satu diantara ketiga keceerdasan tersebut, yaitu kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value,
yaitu kecerdasan inti yang menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna
yang lebih luas dan lebih kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan
hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Najati, 2002).
Kecerdasan spiritual menjadi dorongan manusia dalam berperilaku dan mengambil
keputusan atau memberikan makna pada sesuatu. Bahkan dalam (Sukidi, 2002),
kecerdasan spiritual adalah temuan yang disebut-sebut sebagai the ultimate intelligence
yaitu puncak kecerdasan. Hubungan antara kecerdasan spiritual, dengan kecerdasan
intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) dijelaskan oleh Shariati dalam Rohaliyah
(2006) bahwa manusia adalah makhluk dua dimensional yang membutuhkan
penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, manusia

2
harus memiliki konsep dunia atau kepekaan emosi dan intelligence yang baik (EQ dan
IQ) dan penting pula penguasaan ruhiyah vertikal atau kecerdasan spiritual
Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh teknologi informasi terhadap
kecerdasan spiritual (SQ). Dimana nantinya akan diketahui seberapa besar pengaruh
teknologi informasi terhadap kecerdasan spiritual yang ada pada diri individu.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami tulis, kami dapat memberikan
kesimpulan terhadap identifikasi masalah yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian
ini, beberapa masalah yang muncul tersebut diantaranya bahwa teknologi informasi yang
berkembang sekarang ini telah membawa perubahan pada pola kehidupan manusia, serta
membawa pengaruh terhadap individu baik itu pengaruh positif maupun negatif, terutama
pengaruh yang ditimbulkan dari teknologi informasi terhadap keceerdasan spiritualitas.
Berdasarkan latar belakang di atas timbul suatu pertanyaan yaitu “Apakah terdapat
hubungan antara teknologi informasi terhadap kecerdasan spiritualitas”

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka kami merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana Pengaruh Teknologi
Informasi terhadap Keceerdasan Spiritualitas”

4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh uraian yang lebih
mendalam mengenai bagaimana pengaruh teknologi informasi terhadap kecerdasan
spiritualitas.

5. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Akademis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan, serta
sebagai referensi bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan tema
maupun metode yang sama.

3
b) Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah untuk keperluan operasional yang
melibatkan teknologi inromasi serta kecerdasan spiritualitas dalam kehidupan sehari
hari.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konsep


Konsep dalam makalah ini menjelaskan terkait tentang pengaruh yang
ditimbulkan dari keberadaan teknologi informasi sekarang ini yang sudah menjadi hal
yang tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat, baik itu pengaruh yang lebih
mengarah ke positif atau pengaruh negatif. Dalam makalah ini variabel terikat yang kami
ambil, kami fokuskan kepada dua variabel, yaitu terkait dengan teknologi informasi dan
kecerdasan spiritualitas.
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan
prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian,
penemuan yang sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi. Dari manakah
teknologi diperoleh? Permulaan teknologi dapat disusuri sampai pada pemukaan
manusia. Ketika Allah mengutus nabi Adam turun ke bumi. Dia mengajarkan kepada
Adam nama-nama benda seluruhnya. Dan ketika nabi Nuh mengembangkan dalam
bentuk teknologi perahu yang sama dengan supertangkar atau kapal induk pada masa
sekarang. Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Teknologi elektronik
seperti radio , televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di
area lebih luas dan lebih lama tersimpan. Teknologi informasi bagian yang esensial-
aksidental manusia karena teknologi informasi adalah buah dari “berpikir” .Kemajuan
teknologi masa kini berkembang sangat pesat dengan dibuktikan banyaknya inovasi-
inovasi dibuat di dunia ini dari yang sederhana hingga menghebohkan dunia.
Teknologi informasi adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa
dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemprosesan informasi
serta penggunaanya komputer (hardware dan software) dengan manusia ( sosial, ekonomi
dan budaya). Kesimpulannya bahwa teknologi informasi sangat berkaitan erat dengan
kehidupan manusia, karena manusia membutuhkan informasi untuk kehidupan sehari-
harinya dan kecerdasan dalam berpikir.
Secara konseptual kecerdasan spiritual terdiri atas gabungan kata kecerdasan dan
spiritual. Kata spiritual sendiri dapat dimaknai sebagai hal-hal yang bersifat spirit atau

5
berkenaan dengan spirit. Dari sini, dapat diartikan spiritual sebagai salah satu hal yang
berkaitan dengan kemampuan dalam membangkitkan semangat. Bahkan, ada yang
berpendapat bahwa kata spirit secara etimologi berasal dari bahasa Latin spiritus, yang
diantaranya berarti ruh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, napas hidup,
nyawa hidup. Dapat disimpulkan, spiritual adalah suatu dimensi yang terkesan mahaluas,
tak tersentuh, jauh di luar karena Tuhan dalam pengertian Yang Mahakuasa, benda dalam
semesta yang metafisis dan transenden sehingga sekaligus meniscayakan nuansa mistis
supranasional.

2.2 Kajian Teoritik


Teknologi informasi didunia sangat berkembang pesat, teknologi informasi
memberikan pengaruh yang besar disemua bidang yang ada, salah satunya yaitu
kecerdasan spiritual. Didalam teknologi informasi kita bisa mendapatkan hal yang positif
maupun negatif sama seperti pengaruh teknologi informasi terhadap kecerdasan spiritual.
Sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan berpikir kita harus menggunakan
teknologi informasi yang berguna dan bermanfaat. Sebelum menelan mentah-mentah kita
harus menyaringnya terlebih dahulu untuk mempunyai kecerdasan spiritual kita.
Menurut Zohar dan Marshall, orang yang pertama kali mengeluarkan ide tentang
konsep kecerdasan spiritual, mendefinisikan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan
untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai.
Agustian (2008), kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang dalam
memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah
dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia seutuhnya (hanif), dan memiliki pola
pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”.
Kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, dan untuk menempatkan perilaku dan hidup
seseorang dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
(Udayana, 2016).
Kecerdasan spiritual dalam kamus Bahasa Indonesia, spiritual adalah hal-hal yang
menyangkut nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat non-materi terdapat dalam bingkaian

6
dan terselubung dalam jiwa dan hati manusia seperti: kebaikan, kebenaran, keindahan,
kesucian cinta, rohani dan kejiwaan (Burhani, Hasbi, Lawrens, tt:627).
Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi organisasi yang dapat
membantu kinerja organisasi dan individu. Sistem informasi akan membantu perusahaan
untuk menyajikan laporan keuangan ke dalam bentuk informasi yang akurat dan
terpercaya, sehingga banyak pihak yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi untuk
mencapai keunggulan bagi perusahaan. Sistem informasi akuntansi adalah komponen dan
elemen dari suatu organisasi yang menyediakan informasi bagi pengguna dengan
pengolahan peristiwa keuangan (Zare, 2012).
Teknologi informasi yaitu komputer sangat membantu kinerja dalam organisasi.
Teknologi informasi dapat berjalan dengan efektif apabila anggota dalam organisasi
dapat menggunakan teknologi dengan baik dan sangat penting bagi individu (Rahmawati,
2008).

2.3 Rumusan Hipotesis


Terdapat hubungan positif yang dapat mempengaruhi teknologi informasi
terhadap kecerdasan spiritual.

7
BAB III

PEMBAHASAAN

Teknologi Informasi

Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi organisasi yang dapat membantu
kinerja organisasi dan individu. Sistem informasi akan membantu perusahaan untuk menyajikan
laporan keuangan ke dalam bentuk informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga banyak pihak
yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi untuk mencapai keunggulan bagi perusahaan.
Sistem informasi akuntansi adalah komponen dan elemen dari suatu organisasi yang
menyediakan informasi bagi pengguna dengan pengolahan peristiwa keuangan (Zare, 2012).

Kecerdasan Spiritual (SQ)


Spiritualitas tidak selalu identik dengan agama, walaupun salah satu sumber dari
spritualitas dapat terdapat di agama. Spiritualitas adalah sesuatu pengalaman yang universal,
sehingga tidak mengacu ajaran agama tertentu. Spritualitas tidak saja dapat ditemui di dalam
masjid-masjid, gereja-gereja, kuil-kuil, ataupun vihara-vihara, tetapi spiritualitas terdapat di
dalam keseluruhan segi-segi dan aspek-aspek hidup.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan
makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi pada manusia, yang melingkupi
seluruh kecerdasan yang ada pada manusia. Artinya, kecerdasan spiritual melingkupi seluruh
kecerdasan-kecerdasan yang terdapat pada manusia.
Kecerdasan spiritual memungkinkan manusia menjadi kreatif, mengubah aturan dan
situasi. Kecerdasan spiritual memberi kita kemampuan membedakan. Kecerdasan spiritual
memberi kita rasa moral, kemampuan untuk menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan
pemahaman dan cinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman
sampai pada batasannya. Kita menggunakan kecerdasan spiritual untuk bergulat dengan ihwal
baik dan jahat, serta untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud seperti untuk
bermimpi, bercita-cita, dan mengangkat diri kita dari kerendahan.

8
Kecerdasan spiritual adalah pemikiran yang terilhami. Kecerdasan ini diilhami oleh
dorongan dan efektivitas, keberadaan atau hidup ilahia yang mempersatukan kita sebagai
mahkluk ciptaan Tuhan. Kecerdasan spiritual menurut (Michael Levin, 2000) adalah sebuah
perspektif, yang artinya mengarahkan cara berpikir kita menuju hakekat terdalam kehidupan
manusia, yaitu penghambaan diri kepada Sang Maha Suci dan Maha Meliputi. Kecerdasan
spiritual tertinggi hanya dapat dilihat jika individu telah mampu mewujudkannya dan terrefleksi
dalam kehidupan sehari-harinya. Artinya sikap-sikap hidup individu mencerminkan
penghayatannya akan kebajikan dan kebijaksanaan yang mendalam, dengan jalan suci menuju
pada Sang Pencipta.
Proses berkembangnya kecerdasan spiritual dimulai sejak adanya kesadaran spiritual.
Kemudian kesadaran secara spiritual ini mendorong munculnya pemahaman spiritual pada anak
melalui bimbingan orang tua dan lingkungannya. Dengan munculnya pemahaman spiritual ini,
seseorang akan mampu melakukan penghayatan spiritual secara mendalam, sehingga mampu
mencapai kebermaknaan spiritual. Kebermaknaan spiritual inilah yang menjadi sumber utama
terbentuknya kecerdasan spiritual. Teori Fowler dalam Desmita (2009:279) mengusulkan tahap
perkembangan spiritual dan keyakinan dapat berkembang hanya dalam lingkup perkembangan
intlektual dan emosional yang dicapai oleh seseorang. Dan ketujuh tahap perkembangan agama
itu adalah Tahap prima faith, Tahap intuitive-projective, Tahap mythic-literal faith,
Tahap synthetic-conventional faith, Tahap individuative- reflective faith, Tahap Conjunctive-
faith, Tahap  universalizing faith.
Kecerdasan spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama. Bagi sebagian orang,
kecerdasan spiritual mungkin menemukan cara pengungkapan melalui agama formal, tetapi
beragama tidak menjamin kecerdasan spiritualnya menjadi tinggi. Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu kita menyembuhkan dan
membangun diri kita secara utuh. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berada di bagian
diri yang dalam, berhubungan dengan kearifan di luar ego atau pikiran sadar. Kecerdasan
spiritual memungkinkan seseorang untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan
interpersonal, serta menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain. Indikasi dari
kecerdasan spiritual yang telah berkembang dengan baik mencakup:
1. Kemampuan untuk bersikap fleksibel (adaptif spontan dan aktif)
2. Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi

9
3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui perasaan sakit
5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
7. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan holistik)
8. Kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” dan berupaya untuk mencari
jawaban-jawaban yang mendasar
9. Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi
Menurut Zohar dan Marshall (2007), ciri-ciri dari kecerdasan spiritual yang telah
berkembang dengan baik secara umum adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif).


2) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan untuk menghadapi dan
melampaui rasa takut.
3) Kualitas hidup yang diilhami oleh kualitas visi dan nilai.
4) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.
5) Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan holistik).
6) Kecenderungan nyata untuk bertanya “mengapa? atau bagaimana jika?” untuk mencari
jawaban-jawaban yang mendasar.
7) Kepemimpinan yang penuh pengabdian dan tanggung jawab.

Zohar dan Marshall (2007) menyebutkan fungsi kecerdasan spiritual adalah:

1) Menjadikan manusia yang apa adanya serta memberi potensi untuk lebih berkembang.
2) Menjadikan manusia lebih kreatif.
3) Dapat digunakan pada masalah sangat krisis yang membuat kita merasa seakan
kehilangan keteraturan diri.
4) Dapat meningkatkan pengetahuan keberagaman yang luas.
5) Mampu menjembatani atau menyatukan hal yang bersifat personaldan interpersonal antar
diri dan orang lain.
6) Untuk mencapai kematangan pribadi yang lebih utuh karena kita mepunyei potensi untuk
hal tersebut.

10
7) Dapat digunakan dalam menghadapi pilihan dan realitas yang pasti akan datang dan harus
kita hadapi bagaimanapun bentuknya.

Fungsi kecerdasan spiritual menurut Agustian (2008:286-287) yaitu membentuk perilaku


seseorang yang berakhlaq mulia, seperti:

1) Kerendahan hati yaitu menghormati dan menerima segala nasehat dan kritik dari
orang lain.
2) Tawakal (berusaha dan berserah diri) yaitu tabah terhadap segala cobaan dan selalu
berserah diri pada Allah SWT.
3) Keihklasan (ketulusan) yaitu selalu mengerjakan sesuatu tanpa pamrih.
4) Kaffah (totalitas) yaitu kecenderungan untuk melihat antara berbagai hal dan mencari
jawaban yang mendasar dengan bersikap kritis terhadap berbagai persoalan dan
melihat kebenaran dari berbagai sumber.
5) Tawazun (keseimbangan) yaitu kemampuan bersifat fleksibel dengan
memperioritaskan pekerjaan yang lebih penting dan bisa membagi waktu dengan
baik.
6) Ihsan (integritas dan penyempurnaan) yaitu memiliki integritas dan tanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi dengan melakukan pekerjaan
dengan sungguh-sungguh dan menjadi contoh yang baik dalam bertingkah laku.

Hubungan antara teknologi informasi dengan kecerdasaan spiritual itu untuk


mengembangkan informasi yang berhubungan dengan kecerdasaan berfikir secara kreatif
untuk mengubah kepribadian kita dalam kehidupan. Dan dalam kecerdasaan ini untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Teknologi informasi dapat membawa pengaruh positif terhadap kecerdasan spiritual,


yang mana terdapat pengaruh teknologi informasi terhadap kecerdasan spiritual yaitu dengan
munculnya teknologi informasi akan memicu kecerdasan spiritual seseorang dengan melalui
proses berpikir kreatif dalam mengembangkan informasi, yang mana akan mempengaruhi
kepribadian seseorang, sehingga kecerdasan spiritual dapat menempatkan perilaku dan hidup
seseorang dalam konteks kebermaknaan yang dialami seseorang dengan orang lain.

4.2 Saran

Setiap orang perlu memperhatikan antara teknologi informasi dan kecerdasan spiritual
guna menjaga keseimbangan diri dan meningkatkan kebermaknaan hidup.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nikmah, A. (2013). Dampak penggunaan handphone terhadap prestasi siswa. Ejurnal Dinas
Pendidikan Kota Surabaya : Volume 5.

Setyowati, Y. (2005). Pola komunikasi keluarga dan perkembangan emosi anak (Studi kasus
penerapan pola komunikasi keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan emosi
anak pada keluarga Jawa). Jurnal Ilmu Komunikasi, 2 (1), p.67– 78

Islam, U., Raden, N., & Lampung, I. (2017). PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN Haris Budiman. 8(I), 31–43.

Suaryana, N. P. A. G. N. A. (2014). Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi


Manajemen, dan Kemampuan Teknik Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja
Individu. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6(1), 33–45.
https://doi.org/10.4018/978-1-60566-996-0.ch011

Basuki, K. H. (2015). Pengaruh Kecerdasan Spiritual Dan Motivasi. 5(2), 120–133.

Sina, P. G., & Noya, A. (2012). Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Pengelolaan
Keuangan Pribadi. Manajemen, 11(2), 171–188.

Udayana, E. A. U. (2016). No Title. 17, 1168–1195.

Suaryana, N. P. A. G. N. A. (2014). Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi


Manajemen, dan Kemampuan Teknik Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja
Individu. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6(1), 33–45.
https://doi.org/10.4018/978-1-60566-996-0.ch011

13

Anda mungkin juga menyukai