Anda di halaman 1dari 5

Nama: Fahmi Annisa

NIM: 18/431614/SV/15585

Kelas: AK51

Kasus 1.

Tunjukankah perbedaan antara standar auditing yang berlaku umum dan prinsip akuntansi yang berlaku
(Standar Akuntansi Keuangan), berikan dua contoh untuk masing- masing.

Standar auditing yang berlaku Prinsip Akuntansi yang berlaku


umum umum
pengertian Standar audit adalah pedoman Prinsip akuntansi yang berlaku
umum untuk membantu para umum merupakan suatu urutan
auditor dalam memenuhi atau hirarki ketentuan yang
tanggungjawab profesional mengatur mengenai perlakuan
mereka dalam pengauditan atau kegiatan akuntansi yang
laporan keuangan historis. dapat dijadikan sebagai acuan
dalam pencatatan atau
transaksi.

Ditetapkan oleh IAPI (Institut Akuntansi Publik IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
Indonesia)
pedoman SPAP (Standar Profesional PSAK ( Pernyataan Standar
Akuntan Publik) Akuntansi Keuangan)
Contoh Historical Cost Principle atau
Standar auditing yang Prinsip Biaya Historis
berlaku umum Dalam prinsip ini
menghendaki penggunaan
harga perolehan dalam
Standar umum mencatat aktiva, hutang,
Dalam pelaksanaan audit biaya dan modal.
dan penyusunan
laporannya, auditor wajib Contoh: saat kita akan
menggunakan kemahiran membeli sebuah gadget,
profesionalisnya dalam kita ditawari harga Rp
cermat dan seksama. 5.000.000, setalah
melakukan tawar menawar
Contoh: seorang auditor jatuhlah harga gadget
harus profesional yaitu tersebut seharga Rp
bertanggung jawab 4.900.000. Dari kondisi itu
melaksanakan tugasnya maka pencatatan kita yang
dengan tekun dan muncul adalah angka Rp
seksama. Disamping itu, 4.900.000.
auditor harus memiliki
kecermatan mengenai
kelengkapan dokumentasi Prinsip Satuan Moneter (Unit
audit serta tidak ceroboh. Monetary Principle)
Prinsip satuan moneter
Standar Pekerjaan adalah pencatatan
Lapangan transaksi keuangan harus
Pekerjaan harus dinyatakan dalam bentuk
direncanakan sebaik- mata uang tanpa
baiknya dan jika digunakan melibatkan faktor-faktor
, asisten harus disupervisi non kuantitatif.
dengan semestinya.
Contoh: faktor non
contoh: mensyaratkan kuantitatif ini seperti
bahwa audit harus prestasi, mutu, kinerja,
direncanakan secara layak strategi usaha, dan
untuk memastikan audit sebagainya. Faktor-faktor
itu memadai dan para ini tidak termasuk dalam
asisten diawasi satuan moneter karena
sebagaimana mestinya. tidak bisa dinilai maupun
dilaporkan dalam bentuk
Standar pelaporan uang.

kasus 2

Standar pekerjaan lapangan yang pertama mewajibkan agar audit dilaksanakan satu atau kelompok
orang yang berlatar belakang pendidikan formal yang memadai dan berpengalaman kerja sebagai
auditor . Dengan cara apa sajakah seorang auditor dapat memenuhi persyaratan standar itu?

Seorang auditor harus berlatar belakang pendidikan formal mengenai bidang auditing dan akuntansi,
berpengalaman dan menggunakan kecermatannya dalam praktik bidang akuntansi, memiliki
independen dalam setiap mental, serta menikuti pendidikan profesional yang berkelanjutan atau bisa
mengikuti sertifikasi.

Kasus 3

Jika Anda adalah seorang auditor yang telah menerima penugasan untuk melakukan audit atas laporan
keuangan perusahaan dimana mertua Anda merupakan pemegang saham utama di perusahaan
tersebut, sebagai auditor anda tetap dipandang mampu mempertahankan sikap independensinya
selama pelaksanaan audit. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alasan saudara?
Setuju. Karena syarat umum menjadi auditor adalah Independen. Yaitu bebas dari pengaruh baik
terhadap manajemen yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap pengguna
laporan. Maka yang harus dilakukan auditor tersebut bebas dari pengaruh subjektivitas para pihak yang
terkait dalam hal ini mertua auditor sendiri. Sehingga pelaksanaan dan hasil auditnya dapat
diselenggarakan secara objektif.

Kasus 4

kecurangan apa yang dilakukan enron? Apa dampaknya terhadap profesi akuntan? Serta dengan adanya
kasus enron tersebut apa dampak negatif untuk Indonesia?

Kecurangan yang di lakukan enron? Yaitu kasus manipulasi akuntansi Laporan keuangan Enron yang
sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh kantor akuntan Arthur Andersen secara
mengejutkan dinyatakan pailit pada 2 Desember 2001. Manajemen Enron telah melakukan kegiatan
window dressing dengan cara menaikkan pendapatannya senilai US$600 juta dan menyembunyikan
utangnya sebesar US$1,2 miliar dengan teknik off-balance sheet atau pendanaan di luar neraca.
Permasalahan Enron terletak pada Special Purpose Vehicle (SPV/SPE) dan laporan konsolidasi. SPE
adalah alat yang digunakan dalam jasa keuangan yang memiliki 2 tujuan penting yaitu menjual aset-aset
yang bermasalah ke rekanan dan kedua adalah memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba. SPE
dapat berupa perusahaan yang terpisah dan independen sehingga tidak perlu dikonsolidasi dengan
perusahaan induknya. Berkaitan dengan Enron, beberapa SPE yang dibentuknya tidak independen
karena dimiliki dan dikelola oleh CFO Enron. Selain itu, Enron juga dengan sengaja menghilangkan
beberapa aset dari neraca, mengurangi tekanan akibat 3 utang dan menyembunyikan kinerja buruk
investasi.

Apa dampaknya terhadap profesi akuntan? Dampak pada saat ketika hilangnya salah satu kantor
akuntan terbesar (arthur andersen) telah menurunkan tingkat kompetisi di antara kantor kantor
akuntan dan menyebabkan menigkatnya beban akuntansi bagi banyak klien. Hal tersebut akan
menyebabkan tingginya beban kerja serta dapat menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan
kesalahan atau melaporkan penyimpangan.

Hal tersebut masih sangat mungkin terjadi di tahun sekarang jika banyak klien yang mempercayakan
profesi akuntan untuk memecahkan sebuah masalah keuangan. Permintaan klien kepada akuntan
maupun auditor untuk bekerja tanpa adanya kesalahan (akuntan) maupun mencari kesalahan (audit).
Akan menyebabkan tingginya beban kerja atau bekerja di bawah tekanan serta efektivitas dan efisiensi
yang tidak seimbang dapat menyebabkan dampak negatif pada kualitas hasil akhir.

Kejadian lain yang dapat terjadi yaitu menurunnya kepercayaan publik terhadap kejujuran, transparansi
perusahaan audit.

Dampak bagi indonesia yaitu diberlakukannya peraturan pengauditan yang dikeluarkan pemerintah
indonesia atas tanggapan sarbanes oxley act yang di keluarkan oleh menteri keuangan nomor
423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik. Perubahan ini menimbulkan adanya perubahan
peraturan mengenai masa perikatan KAP yakni dari lima tahun buku berturut turut menjadi enam tahun
buku berturut-turut. Secara umum dapat disimpulkan bahwa keputusan tersebut dibuat oleh
pemerintah sebagai upaya untuk menghindari terjadinya kasus-kasus manipulasi laporan keuangan atau
skandal laporan yang melibatkan auditor dengan cara memberlakukan aturan aturan yang dapat
meningkatkan kinerja dan kualitas akuntan publik dan kantor akuntan publik.
Auditing, haryono jusup

https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-akuntansi/prinsip-prinsip-akuntansi-berlaku-umum/

http://mimieconomy.blogspot.com/2015/06/standar-auditing-yang-berlaku-umum.html

https://www.jurnal.id/id/blog/syarat-menjadi-auditor/

https://www.academia.edu/24514447/KASUS_ENRON

Anda mungkin juga menyukai