Anda di halaman 1dari 4

CACING FILARIA NON LIMFATIK

DAN
MEMBUAT SEDIAAN DARAH FILARIA

1. Cacing filaria

Identifikasi mikrofilaria dari darah manusia bersifat sangat sederhana. Perlu


diketahui bahwa jumlah spesies cacing ini sedikit di dunia. Di Asia Tenggara
termasuk di Indonesia ada 3 spesiea yang dikenal yaitu :
1. Wuchereria bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
Cacing filaria menunjukkan periodisitas diurnal atau nocturnal khususnya W.
bancrofti dan B. malayi di beberapa wilayah hanya dapat ditemukan di daerah perifer
pada tengah malam. Oleh karena itu pengambilan sampel darah diusahakan sedekat
mungkin dengan tengah malam. Pemberian diethylcarbamazine pada pasien dapat
menyebabkan mikrofilaria spesies ini beralih ke sirkulasi perifer selama sehari,
namun jumlahnya tidak sebanyak pada saat malam hari. Pelajarilah lebih lanjut
mengenai siklus hidup cacing filaria.

a. Mikrofilaria

Berikut ini adalah ciri-ciri morfologi mikrofilaria ketiga cacing tersebut.

Tabel 1. Morfologi Mikrofilaria Cacing Filaria Non Limfatik

Hal Mf. bancrofti Mf. malayi Mf. timori


Ukuran (m) P : 224-296 P :177-230 P : 265-323
L:7 L:8 L:7
Ruang kepala P=L P=2L P=3L
Selubung +, dengan Giemsa +, dengan +, dengan
Badan tampak pucat Giemasa tampak Giemsa tampak
inti terpisah dengan merah pucat
jarak teratur inti tidak teratur inti tidak teratur
Ujung ekor Tidak ada nuklei 1-2 nuklei 2 nuklei
tambahan tambahan
Habitat Dalam darah dan Dalam darah Dalam darah
cairan hidrokel
Lekuk tubuh Halus Kaku Kaku

b. Larva
Larva filaria terdapat di dalam tubuh nyamuk yang menjadi vektornya. Filaria
yang masuk ke dalam tubuh nyamuk bersama darah yang dihisap dari penderita
filariasis akan berkembang menjadi larva stadium I, II, dan III yang merupakan
stadium infektif.
Cs

Sh

Nu

Nr

Sh: selubung
Cs: ruang kepala
Sn Nr: cincin syaraf
Nu: inti
W. bancrofti B. malayi Sn: inti terpisah

Gambar 1. Mikrofilaria Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi

Gambar 2. Gambaran Ujung Ekor (1) Wuchereria bancroti tanpa


inti di ujung ekor; (2) Brugia malayi dengan 2 inti di
ujung ekor
2. Pemeriksaan Darah Tepi untuk Menemukan Mikrofilaria

Pemeriksaan darah tepi dilakukan untuk menegakkan diagnosis filariasis


dengan menemukan microfilaria. Ada dua macam pemeriksaan, yaitu cara langsung
dan cara konsentrasi

a. Cara Langsung

i. Sediaan basah segar


Cara ini bersifat kualitatif, yaitu untuk menunjukkan adanya
microfilaria dalam darah tepi, namun tidakdapat untuk identifikasi
spesies.

Bahan :
- lancet
- kaca benda dan kaca penutup
- kapas dan alkohol 70%

Cara kerja :
Satu tetes darah diletakkan pada kaca benda, lalu ditutup
dengan kaca penutup. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran
lemah. Apabila positif , akan tampak mikrofilaria bergerak-gerak
dalam sediaan.

ii. Sediaan kering tebal

Bahan :
- lancet
- kapas dan alkoho 70%
- mikropipet (kapiler)
- kaca benda
- larutan Giemsa
- metil alkohol

Cara Kerja :
1. Darah yang keluar dari tusukan ujung jarum diukur dengan
mikropipet sebanyak 60 l.
2. Dibuat sediaan darah tebal berbentuk oval pada kaca benda.
3. Ditunggu sampai kering.
4. Sediaan darah dihemolisis dengan air sampai warna merah
hilang.
5. Difiksasi dengan metil alkohol 1-2 menit
6. Dipulas dengan larutan Giemsa selama 15 menit
7. Dicuci dengan air botol plastik. Hati-hati jangan sampai darah
tebal terlepas.
b. Cara Konsentrasi

Ada beberapa cara konsentrasi, namun di sini akan dipelajari adalah satu
cara yaitu dengan teknik membran nukleofor (Dennis & Kean, 1971).

Alat dan Bahan :


- vacutainer + heparin
- disposible syringe 10 ml
- tabung holder dengan membran nukleofor
- kaca benda
- larutan garam faali
- methanol
- aquadest
- larutan Giemsa
- mikroskop

Cara Kerja :
1. Darah vena diambil sebanyak 1 ml, lalu ditampung dalam vacutainer
yang telah diberi heparin
2. Darah diambil dari vacutainer ke dalam disposible syringe 10 ml,
lalu encerkan dengan 9 ml larutan garam faali
3. Disemprotkan perlahan-lahan melalui membran nukleofor yang telah
disekatkan pada tabung holder
4. Diulang dengan larutan garam faali 10 ml
5. Diulang dengan udara 5-10 ml
6. Holder dilepas dengan hati-hati, membran nukleofor diambil dan
diletakkan di atas kaca benda, lalu dibiarkan sampai kering
7. Difiksasi dengan methanol 30 detik, lalu diteliti dengan mencelupkan
ke dalam aquadest
8. Dipulas dengan larutan Giemsa
9. Dikeringkan dan diperiksa dengan mikroskop.

=============================================================

Anda mungkin juga menyukai