Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KOLEKSI DAN PENGELOLAAN SPESIMEN TUMBUHAN

SEJARAH, DEFINISI KOLEKSI DAN PENGELOLAAN SPESIMEN

Dosen: Dra. DES M., M.S.

OLEH :

DIAN ANGGRESIA 17032092


FADHILA HUMAIRA 17032095
ZUL HIDAYATI 17032085
SISKA PUTRI 17032075

KELOMPOK 3

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luca Ghini (1490, Casalfiumanese - 4 Mei 1556) adalah seorang dokter dan ahli
botani Italia, terkenal sebagai pencipta herbarium pertama yang tercatat, serta kebun raya
pertama di Eropa. Dalam botani, herbarium (jamak: herbarium) - kadang-kadang dikenal
dengan istilah herbar keinggeris-inggerisan - adalah kumpulan spesimen tumbuhan
diawetkan. Spesimen ini mungkin seluruh tanaman atau bagian tanaman: ini biasanya akan
berada dalam bentuk kering, dipasang pada lembar, tapi tergantung pada material juga dapat
disimpan dalam alkohol atau pengawet lainnya. Istilah yang sama sering digunakan dalam
ilmu jamur untuk menggambarkan koleksi setara dengan jamur diawetkan. Istilah ini juga
dapat merujuk kepada bangunan dimana spesimen disimpan, atau lembaga ilmiah yang tidak
hanya menyimpan tetapi penelitian ini spesimen. Spesimen di herbarium yang sering
digunakan sebagai bahan referensi dalam menggambarkan taksa tanaman, beberapa spesimen
mungkin jenis
Ghini lahir di Casalfiumanese, putra notaris, dan belajar kedokteran di University of
Bologna. Pada 1527 ia berceramah di sana pada tanaman obat, dan akhirnya menjadi
profesor. Dia pindah ke Pisa pada 1544, tetap menjaga rumahnya di Bologna. Dia
menciptakan herbarium pertama (Hortus siccus) pada tahun itu, pengeringan tanaman sambil
menekan mereka antara potongan kertas, kemudian menempelkan ke karton. 1544 juga
melihat pembentukan taman untuk tanaman hidup, yang kemudian dikenal sebagai Orto
Botanico di Pisa. The Orto Botanico di Pisa, juga dikenal sebagai Orto Botanico
dell'Università di Pisa, adalah sebuah taman botani yang dioperasikan oleh University of
Pisa, dan terletak di melalui Luca, Ghini 5 Pisa, Italia. Ini adalah pagi hari kerja terbuka
tanpa biaya.
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah
dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi.
B. Tujuan
1. Mengetahui sejarah dari koleksi dan pengelolaan spesimen tumbuhan.
2. Mengetahui definisi dan ruang lingkup dari koleksi dan pengelolaan spesimen tumbuhan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Koleksi dan Pengelolaan Spesimen Tumbuhan


Herbarium merupakan istilah yang pertama kali diguanakan oleh Tumefor (1700)
untuk tumbuah obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang
Professor Botani di Universitar Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan
tumbuhan di baeah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai
koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam
buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein.
Herbarium Celebense  39 prektek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa
(Ramadhanil, 2003). Untuk koleksi objek perlu diperhatiakn kelengkapan organ tubuhnya,
pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus mempehatikan pula kelestarian objek
tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan
awetan. Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan.
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700)
untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang
Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan
tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai
koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam
buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein – Herbarium
Celebense 39 praktek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003).
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit
atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang,
daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus.
Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun,
batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair
dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2004).
Para herbalis periode 1500-1580 kebanyakan mempelajari tumbuhan untuk keperluan
praktis misalnya penggunaan untuk keperluan obat atau pertanian. Sangat sedikit yang
memikirkan tentang klasifikasi tumbuhan. Andrea Caecalpino (1516-1603), dalam bukunya
De Plantis (1583) dikemukakan dasar-dasar klasifikasi 1500 tumbuhan. Pemikirannya lebih
maju dibandingkan dengan konsep asli yang lebih berdasarkan manfaat tumbuhan.
Pendekatan ilmiah telah digunakan untuk klasifikasinya. Tumbuhan tersebut diklasifikasikan
berdasarkan perawakan pohon atau herba kemudian lebih lanjut berdasarkan tipe bunga dan
biji. Dia juga membedakan ovarium superior dan inferior, ada tidaknya umbi, getah atau
latex dan jumlah ruangan di dalam ovarium. Caesalpino menuliskan pendapatnya dalam
bentuk naratif, tidak menyusun dalam bentuk suatu garis besar ataupun sinopsis, namun
pemikiran-pemikirannya mempengaruhi ahli-ahli sesudahnya seperti de Turnefort, John Ray
dan Linnaeus.
Jean (Johan) Bauhin (1541-1631) sangat terkenal dengan hasil ilustrasinya yang
bergambar Historia Plantarum Universalis (1650) dalam 3 jilid yang sangat komprehensif,
memuat sinonim 5000 tumbuhan. Buku ini diterbitkan oleh menantunya J.H. Cherler, dan
untuk pertama kalinya memuat pertelaan diagnosis yang bagus dari jenis (spesies).
Sebelumnya Gaspard Bauhin (1560-1624) yang merupakan kakak Cherler menerbitkan buku
Pinax Theatri Botanici (1623) berisi tentang nama dan sinonim 600 jenis mampu bertahan
cukup lama. Gaspard Bauhin juga mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan tekstur dan
bentuknya, ia merupakan orang pertama yang memakai tatanama binomial untuk jenis dan
kemudian dipopulerkan oleh Linnaeus. Joseph Pitton de Tournefort (1656-1708),
mengelompokkan tumbuhan berbunga menjadi 2 kelompok, pohon dan herba. Masing-
masing dibagi lagi berdasarkan ciri bunganya, mempunyai petal atau tidak, bunga tunggal
atau majemuk. Sistem pengelompokan ini banyak digunakan di Eropa, seperti di Prancis
dipertahankan sampai digantikan oleh sistem de Jussieu (1780). Sedangkan di negara Eropa
lainnya juga tetap bertahan sampai digantikan oleh sistem Linnaeus. De Tournefort
menyempurnakan konsep mengenai apa yang disebut genus yang telah dirintis oleh Brunfels.
John Ray (1628-1705) dari Inggris mengklasifikasikan tumbuhan jauh sebelum Linnaeus dan
banyak mengambil pemikiran dari para pendahulunya misalnya Albertus Magnus dan
Caesalpino. Dalam bukunya Methodus Plantarum ia mengusulkan klasifikasi kurang lebih
18.000 jenis. Ray menyusun sistem klasifikasi dengan dasar tumbuhan yang terlihat serupa
dikelompokkan bersama, sehingga dianggap sebagai pioner sistem alam. Sistem klasifikasi
Ray dibagi dalam kelompok utama yaitu tumbuhan berkayu dan herba. Dia telah mengenal
tumbuhan dikot dan monokot, serta kelas-kelas berdasarkan tipe buahnya. Kecuali itu Ray
juga membagi tumbuhan berdasarkan tipe daun dan bunganya. Sistemnya didasarkan atas
bentuk dan morfologi dari struktur tumbuhan, dan di banyak sisi lebih bagus dari sistem
buatan Linnaeus yang datang kemudian.

2. Definisi dan Ruang Lingkup Koleksi dan Pengelolaan Spesimen Tumbuhan


a. Definisi
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang
telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi (Onrizal, 2005).
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan
dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan
tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi
maupun pengertian, tidaklah boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan,
pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Steenis, 2003).
Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk
mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian
yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium
adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen
menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang
dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya (Stacey, 2004).
b. Ruang Lingkup
Koleksi dan pengelolaan spesimen tumbuhan dipakai untuk mendukung studi ilmiah lainnya
seperti seperti survey ekologi, studi fitokimia, penghitungan kromosom, melakukan analisa
perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian evolusi. (Setyawan dkk, 2005).
Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk
mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian
yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium
adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan
yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu,
kapan dan dimana ditemukannya (Stacey, 2004).
Herbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi spesiemen tanaman atau
tumbuhan yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium yang baik selalu disertai
identitas, pengumpul (nama pengumpul atau kolektor dan nomor koleksi). Serta dilengkapi
keterangan lokasi asal material dan keterangan tumbuhan tersebut untuk kepentingan
penelitian dan identifikasi.
Herbarium mempunyai dua pengertian, pertama Herbarium adalah sebuah tempat
atau sebuah lembaga yang berfungsi sebagai penyimpanan specimen tumbuhan baik kering
ataupun basah. Selain penyimpanan, juga digunakan untuk melakukan studi berbagai jenis
tumbuhan, terutama untuk tala nama dan klasifikasi tumbuhan secara ilmiah. Contoh dari
Herbarium-herbarium tersebut adalah Herbarium Bogoriense Bogor (BO), Herbarium
Universitas Andalas (ANDA), Herbarium and Library Botanical Gardens, Singapore (SING).
daTIlain sebagainya. Pengertian kedua.
Herbarium adalah berupa material yaitu specimen (koleksi tumbuhan) baik basah
maupun kering atau yang umum dikenal dengan spesimen.Specimen itu ada yang disiapkan
dengan proses kering dan ada pula dengan cara basah. Specimen kering adalah koleksi
tumbuhan yang telah dikeringkan,telah diberi label, telah dimounting dan diawetkan serta
disimpan.secara baik di tempat penyimpanan yang telah disediakan (Herbarium). Specimen
basah, yaitu koleksi yang diawetkan dengim menggunakan larutan tertentu, misalnya FAA,
atau alkohol 70 %, telah diberi label secara lengkap sesuai dengan ketentuan. Specimen
basah ini dilakukan didasarkan kepada kondisi objek (koleksi) yang basah, kecil dan akalau
dikeringkan mungkin tidak memperlihatkan bentuk dan strukturyang dibutuhkan dan juga
didasarkan kepada kebutuhan kolektor, misalnya koleksi organ-organ generatif tertentu untuk
memudahkan pengamatan selanjutny diperlukandengan menggunakan koleksi basah. Jumlah
spesimen yang dikoleksi tergantung kebutuhan, persetujuan dan kapasistas pengeringan.
Biasanya koleksi yang dilakukan di Sumatera Barat adalah 3 duplikat. Jika spesimen
tumbuhan langka, satu koleksi dengan foto ataupun foto saja cukup memadai diterima.
Berikut ini adalah gambar dari macam-macam herbarium.
Gambar macam-macam herbarium yaitu ada herbarium basah dan herbarium kering

Koleksi dan pengelolaan spesimen tumbuhan dipakai untuk mendukung studi ilmiah
lainnya seperti seperti survey ekologi, studi fitokimia, penghitungan kromosom, melakukan
analisa perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian evolusi. (Setyawan
dkk, 2005).
Dalam koleksi spesimen tertentu, koleksi spesimen tumbuhan yang disimpan dimasukkan
dalam map atau sampul dengan warna yang berbeda-beda yang masing-masing menunjukkan
wilayah geografis Asal spesimen-spesimen tadi. Dengan demikian ini berarti bahwa dari jenis-jenis
tumbuhan yang spesifik misalnya tersimpan dalam koleksi spesimen tumbuhan itu tersedia pula
informasi mengenai distribusi geografisnya.
Koleksi spesimen tumbuhan basah disimpan dalam ruangan tersendiri yang terpisah dari
ruang untuk koleksi herbarium kering. penataan dalam ruangan diatur seperti dilakukan terhadap
koleksi herbarium kering yaitu dipisah-pisah menurut takson kategori besar selanjutnya dalam
masing-masing takson kategori di bawahnya disusun menurut abjad. Bila herbarium basah itu
merupakan sebagian spesimen yang sebagian lainnya diproses sebagai herbarium kering misalnya
bunga, buah atau organ lain yang terlepas dan dianggap perlu untuk tetap dipertahankan dalam
koleksi dalam bentuk herbarium basah baik nomor urut maupun informasi-informasi yang harus
dicantumkan dalam tabel selain yang langsung menyangkut sifat-sifat bahan yang diawetkan secara
basah itu sendiri (nama kolektor data taksonomi danlain-lain) harus disesuaikan dengan yang dimuat
dalam tabel dalam pada herbarium kering (Tjitrosoepomo, 1993).
Ruang lingkup koleksi dan pengelolaan spesimen tumbuhan meliputi metode dan tahapan
koleksi tumbuhan berdasarkan habitat tumbuhan, pengelolaan umum spesimen acuan dan bahan
penelitian, pemeriksaan spesimen herbarium, dan identifikasi serta membuat kunci determinasi nya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Koleksi dan pengelolaan spesimen tumbuhan atau lebih dikenal dengan istilah
herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan
tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi
maupun pengertian, tidaklah boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan,
pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium.
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali diguanakan oleh Tumefor (1700)
untuk tumbuah obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang
Professor Botani di Universitar Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan
tumbuhan di baeah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai
koleksi ilmiah. Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai
koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein.

Herbarium Celebense  39 prektek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa.


Untuk koleksi objek perlu diperhatiakn kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan
penyimpanannya. Koleksi objek harus mempehatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu
ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan.
Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., L.G. Mitchell & J.B. Reece. (1999). Biology concept and connection. Third
edition. Benyamin Cummings, an Impril of Addison Wisley Longman Inc.

Davis, P.H. & V.H. Heywood. (1963). Principles of Angiosperm Taxonomy. Edinburg &
London: Oliver & Boyd.

Hasnunidah Neni, S.pd, M.si. 2007. Botani Tumbuhan Rendah. Lampung : UNILA (Universitas
Lampung).

Onrizal. 2005.  Teknik Pembuatan  Herbarium.   http://ocw.usu.ac.id.

Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam Menunjang Penelitian


Taksonomi Tumbuhan di Sulawesi. http://unsjournals.com.

Setyawan,  A. D, Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno, K  dan  Susilowati,  A. 2005. Tumbuhan


Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Surakarta : Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Sebelas Maret.

Stacey, Robyn and Ashley Hay. 2004. Herbarium. New York : Cambridge University Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press.

Anda mungkin juga menyukai