Anda di halaman 1dari 35

Sabar Nurohman, M.

Pd
Bu
mi Jupiter

Merkurius
Bulan
Mars

Venus
Saturnus

Matahari
 Hk.Kepler I: Planet bergerak dalam bidang
datar berbentuk elips dengan matahari
berada pada salah satu titik fokus elips
tersebut
 Hk.Kepler II: Dalam selang waktu yang sama
(Δt), vektor jejari ke matahari (r) menyapu
luas daerah yang sama (A)
 Hk.Kepler III: Bila waktu edar planet
mengelilingi matahari (T) dan jarak setengah
sumbu panjang elips R, maka : T2/R3=C
D
P

B C A
M
b2 = a2 (1-e2)
MA=rp = a( 1-e)
E MB = ra = a(1+e)
CM = ae
e = 0 , orbit lingkaran
AC = a = Setengah sumbu mayor 0 < e < 1, orbit elips
DC = b = Setengah sumbu minor e = 1, orbit parabola
CM/CA = e = eksentrisitas e > 1, orbit hiperbola
Akibatnya, kecepatan
planet tidak sama pada
setiap posisi:
•Paling cepat saat di
perihelion
•Paling lambat saat di
aphelion
 Hukum Kepler I Hukum gaya sentral

 Hukum Kepler II Kekekalan momentum sudut

 Hukum Kepler III  Hukum kekekalan energi


 Benda yang dipengaruhi oleh suatu gaya
sentral, maka lintasan gerak benda tersebut
mengikuti pola:
1. Lingkaran
2. Elips
3. Parabola
4. Hiperbola
v┴ = v sin Ø Pada selang waktu dt
yang amat kecil, jejari r
v telah berlalu menempuh
sudut dθ.
Ø Daerah yang dilaluinya
dA adalah segitiga dengan
r
tinggi r dan alas rdθ.

Sehingga kecepatan
sektor dirumuskan:

dA 1 2 d
 r
dt 2 dt
dA 1 2 d
 r
dt 2 dt
v┴ = v sin Ø Kecepatan sektor
mempunyai harga yang
v sama pada setiap titik
dalam orbit.
Ø Ketika planet dekat
dA
r dengan matahari: r kecil
dθ dan dθ/dt besar
Sebaliknya, ketika planet jauh
dari matahari: r besar dan
dθ/dt kecil
v┴ = v sin Ø Untuk melihat Hk II Kepler
sesuai dengan hukum
v Newton, Kita nyatakan
dA/dt dalam persamaan
Ø vektor kecepatan v dari
dA
r planet yang tegak lurus
dθ dengan garis radial (r).

v  v sin 
Padahal perpindahan

v  v sin 
sepanjang arah dari v┴ selama
waktu dt adalah rdθ.
Jadi kita juga dapat menyatakan
v┴ = v sin Ø bahwa kecepatan yang tegak lurus
dengan radial sebagai:
v d
Ø
v  r
dA
dt
r Dengan demikian kita dapat
dθ menyatakan bahwa:

d
r  v sin 
dt
d
r  v sin 
dt
 Berdasarkan persamaan tersebut, maka
persamaan kecepatan vektor dapat dinyatakan
dalam bentuk:
dA 1 2 d 1
 r  rv sin 
dt 2 dt 2
 Perhatikan r v sin Ø: persamaan tersebut
menunjukan sebagai perkalian vektor r x v, dan
jika semuanya dikalikan oleh m/m, maka
persamaan menjadi:
dA 1  
 r x mv
dt 2m
dA 1  
 r x mv
dt 2m
 Amati persamaan r x mv: Persamaan ini
merupakan Momentum Sudut sebuah benda
yang bergerak melingkar.
 Sehingga Persamaan Kecepatan vektor dapat
dinyatakan sebagai:
dA 1   L
 r x mv 
dt 2m 2m
 Jadi Hk II Kepler, yaitu bahwa kecepatan
sektor konstan, berarti bahwa momentum
sudut konstan.
 Lintasan planet yang berbentuk elips dalam
pandangan Newton merupakan konsekuensi
dari hukum kebalikan kuadrat gaya sentral.
k
Fc  2
r
 Supaya lebih mempermudah pembahasan,
dianggap bahwa orbit planet benar-benar
lingkaran dengan jari-jari R, sehingga
k
persamaan gaya sentral menjadi:
cF  2
R
k
Fc  2
R

 Benda yang bergerak melingkar mengalami


percepatan sentripetal sebesar, a= v2/R
 Sehingga menurut Hk II Newton:
v2
Fs  ma  m
R
 Kedua gaya di atas merupakan gaya yang sama,
Fs adalah gaya sentripetal yang arahnya ke
pusat lingkaran yang juga merupakan gaya
sentral. Sehingga dapat dibuat persamaan:
2
k v k
2
m v 
2

R R mR
k v2 k
2
m v 
2

R R mR

 Bila periode orbit planet adalah T dan


kecepatannya v,ini berarti: 2R 2R
v T 
T v
 Jika semua ruas dikuadratkan, maka:
4 2 2
R
T 
2

v2
 Dengan mengganti v2 dari persamaan gaya sentral,
maka persamaan tersebut menjadi:
4 2 2
R 4 2
m 3
T 
2
 R
(k / mR) k
4 2 2
R 4 2
m 3
T 
2
 R
(k / mR) k

 Persamaan di atas dapat disederhanakan


menjadi:
T 2
4 m T
2 2

3
  3 C
R k R
 Persamaan di atas merupakan Persamaan HK III
Kepler yang diselesaikan secara matematis oleh
Newton, dengan C:
4 m 2
C
k
Berdasarkan Pers. Terakhir: 4 m 2

C
k
 Sehingga dapat disebutkan bahwa:
4 m 2
k
C
 Maka tampak bahwa k sebanding dengan massa m
(k∞m)
 Menurut Hukum III Newton, bila m mengerjakan gaya
pada M, maka M juga akan mengerjakan gaya pada m.
Karena k sebanding dengan massa,maka:

kmM  K  GmM
kmM  K  GmM
 Dengan G suatu konstanta gravitasi umum
 Jika persamaan K tersebut dimasukan dalam
persamaan Gaya sentral: k mM
Fc  2
G 2
R R
 Dan jika k tersebut dimasukan pada
persamaan Hk III Kepler:
T 2
4 m 4 m
2 2

3
 
R k GmM
T 2
4 2

Pers HK III Kepler 3



R GM
T 2
4 T 2
4 2 2

3
  3 
R GM a GM

 Persamaan tersebut dapat dimanfaatkan


untuk:
 Mengukur jarak Planet
 Menentukan massa matahari
 Menentukan massa bumi
P’ Δt P Kecepatan sektor:
T
Luas Elips
h
r Periode
ab
h
T
S
Luas segitiga SPP’:
1
SPP '  ht  PP '.ST
2
Untuk Δt0, panjang lintasan talibusur=

PP'  v.t
P’ Δt P Luas SPP'
T h  lim
t 0 t
r 1 PP '.ST 1 vt.ST
h  lim 2  lim 2
t 0 t t 0 t
S
2
1 4 h
h  v.ST  v 
2
2
2 ST
Untuk Δt0, panjang lintasan talibusur=

PP'  v.t
1 4h 2
1 a 2 1
h  v.ST  v 
2
 2  
2 ST 2
ST 2
b r a

Sehingga persamaan
kecepatan dapat dituliskan:

2 a 2 1
2
4h
v 
2
 4h 2   
ST 2
b r a
2 a 2 1
2
4h
v 
2
 4h 2   
ST 2
b r a

 ab  a  2 1 
2
1. Kita ganti h dengan v  4
2
 b 2  r  a 
besar kecepatan  T    
sektor: 4 a  2 1 
2 3
2.Kita ganti a3/T2 v 
2
  
dengan persamaan T r a
2

Hk III Kepler  GM  2 1 
v  4  2   
2 2
3. Maka diperoleh  4  r a 
Persamaan
2 1
Kecepatan orbit v  GM   
2

Planet: r a
Jika
Vp : Kecepatan di titik perihelion
Va : kecepatan di titik aphelion,
maka dengan mensubtitusikan persamaan r p
dan ra , dapat diperoleh
GM1 e 
VP   
2

a 1  e 
GM  1  e 
VA   
2

a 1 e 
VP 1  e

VA 1  e
GM
V PV A 
a
2 1
v  GM   
2

r a
 Jika kedua ruas dikalikan dengan ½ m, akan
diperoleh:
2 1
v  GM   
2

r a
 Persamaan tersebut 1 2 GMm  2 1 
mv    
dikenal sebagai 2 2 r a
persamaan ENERGI 1 2 GMm GMm
mv  
2 r 2a
K U  C
 Orbit lingkaran merupakan kejadian khusus untuk
orbit planet, dimana nilai r sama dengan a.
 Dengan demikian, maka persamaan kecepatan
orbit lingkaran dapat dinyatakan sebagai:
2 1
v  GM     r  a
2

r a
 2 1 1
v  GM     v  GM
2 2

CATATAN: r r r
r =Jarak planet GM Kecepatan Orbit
ke pusat vc  Lingkaran
matahari r
 Kecepatan lepas/velocity escape adalah
kecepatan minimal yang diperlukan oleh
suatu benda agar dapat meninggalkan
bumi/planet induknya.
 Artinya benda akan dilepaskan dari
permukaan bumi (berjarak r dari pusat bumi)
ke suatu titik tak hingga (a=∞)
2 1
v  GM     a  
2

r a
2 1 
v  GM   
2

r 
2GM
ve 
r
Catatan:
r : Jarak benda ke pusat
planet (Jari-jari Planet)
 Jika kita melepas sebuah wahana luar angkasa dengan
kecepatan v0, maka:
 Bila v0 <<vc: orbit berbentuk elips dengan sebagian lintasanya
berada di bumi, artinya benda akan jatuh
 Bila vo<vc: orbit berbentuk elips dengan titik pelepasan sebagai
apoge. Satelit semacam ini akan memiliki parigee yang sangat
rendah, sehingga akan mudah terbakar karena gesekan dengan
atmosfer
 Bila vo=vc: orbit benar-benar lingkaran
 Bila vc<vo<ve: lintasan berbentuk elips
 Bila vo=ve: orbit parabola dan satelit akan lepas dari bumi
 Bila vo>ve:Orbit hiperbola
 Suatu satelit buatan dapat dibuat
sedemikian hingga agar periode orbitnya
tepat sama dengan periode rotasi bumi.
 Satelit ini akan tampak berkedudukan tetap
di atas suatu daerah tertentu.
 Biasanya digunakan untuk mengawasi cuaca
ataupun sarana telekomunikasi
 Dengan menggunakan Hk III Kepler, kita dapat
menentukan berapa ketinggian yang
dibutuhkan untuk mengorbitkan planet
geostasioner tersebut.
 Jika diketahui periode rotasi bumi 23 jam, 56
menit atau 86169 s dan massa bumi M= 5,98 x
1024 kg, maka ketinggian orbit r:
T 2 4 2
3

R GM
1/ 3
 T GM
2

R   
 4 2

Anda mungkin juga menyukai