MODUL EKONOMI
MODUL
MODUL EKONOMI
Modul Ekonomi i
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
MODUL
Tim Penulis:
No. Materi Penulis
1 Kebijakan Pengembangan Profesi
Guru
2. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Tim Unesa
Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan
3. Media Pembelajaran Tim Unesa
4. Asesmen Tim Unesa
5. Pengembangan Silabus dan RPP Tim Unesa
6. Contoh Pengembangan Silabus Prof. Dr. Ady Soejoto, SE., M.Si
dan RPP bidang studi ekonomi
7. Penelitian Tindakan Kelas Tim Unesa
8. Contoh PTK Dhiah Fitrayati, S.Pd., ME
Musdholifah, SE, M.Si
Susi Handayani, SE., Ak., M.Ak.
9. Contoh Artikel Ilmiah Dhiah Fitrayati, S.Pd., ME
Musdholifah, SE, M.Si
Tony Seno Aji, SE., ME
7. Materi Ekonomi
a. Kegiatan Pembelajaran 1-6 Dhiah Fitrayati, S.Pd., ME
b. Kegiatan Pembelajaran 7-9 Hendry Cahyono, SE., ME
c. Kegiatan Pembelajaran 10-12 Riza Yonisa Kurniawan, S.Pd., M.Pd
d. Kegiatan Pembelajaran 13-15 Retno Mustika Dewi, S.Pd., M.Pd
e. Kegiatan Pembelajaran 16 Drs. Joni Susilowibowo, M.Pd
Drs. Eko Wahjudi, M.Si
Susanti, S.Pd., M.Si
f. Kegiatan Pembelajaran 17 Lucky Rachmawati, SE., M.Si
g. Kegiatan Pembelajaran 18 Drs. Kirwani, SE., MM
Modul Ekonomi ii
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Modul Ekonomi iv
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
DAFTAR TABEL
Modul Ekonomi v
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Kooperatif Tipe Jigsaw, setiap kelompok ahli memiliki
satu anggota dari tiap kelompok asal ..........................................
Gambar 3.2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale .................................................
Gambar 3.3. Penggunaan Media dalam Belajar Individual ..............................
Gambar 3.4. Penggunaan Media dalam Belajar Klasikal ..................................
Gambar 3.5 Prosedur Penggunaan Media Pembelajaran ................................
Gambar 4.1. Tahap-tahap dalam Pelaksanaan PTK ..........................................
Gambar 4.2. Aspek Penelitian Tindakan Kelas (diadaptasi dari Kemmis &
Taggard, 1992 dan Fraenkel, 2011) ................................................
Gambar 5.1. Kurva Production Possibility Frontier .............................................
Gambar 5.2. Lingkaran Aliran Aktivitas Ekonomi ............................................
Gambar 5.3. Lingkaran Aliran Aktivitas Ekonomi Tiga Sektor .......................
Gambar 5.4. Kurva Permintaan ..........................................................................
Gambar 5.5. Kurva Permintaan Individu dan Permintaan Pasar ....................
Gambar 5.6. Pergerakan di Sepanjang Kurva ...................................................
Gambar 5.7. Pergeseran Kurva Permintaan .......................................................
Gambar 5.8. Kurva Penawaran ...........................................................................
Gambar 5.9. Pergerakan di Sepanjang Kurva ....................................................
Gambar 5.10. Pergeseran Kurva .........................................................................
Gambar 5.11. Kurva Keseimbangan Pasar.........................................................
Gambar 5.12. Pergeseran Keseimbangan Pasar akibat Bertambahnya
Permintaan ....................................................................................
Gambar 5.13. Struktur Pasar menurut Keketatan Persaingan ........................
Gambar 5.14. Upah tenaga kerja ........................................................................
Gambar 5.15. Gambar Penentuan Tingkat Sewa Lahan ...................................
Gambar 5.16. Demand – Pull Inflation..................................................................
Gambar 5.17. Cost-Push Inflation .........................................................................
Gambar 5.18. Proses Pertukaran Valuta Asing ...............................................
Gambar 5.19. Mekanisme Private Compensation.................................................
Modul Ekonomi vi
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
PERISTILAHAN/GLOSSARY
Buku Elektronik
Bentuk teks yang dituangkan dalam medium elektronik (komputer)
Multimedia
Menggambarkan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan
berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket.
Contoh modul belajar yang terdiri dari bahan cetak, bahan audio, dan
bahan audio visual.
Multi image
Gabungan dari jenis proyeksi visual yang digabungkan dengan komponen
audio yang kuat/lebih besar sehingga dapat diselenggarakan pertunjukan
yang besar dan cocok untuk penyajian di suatu auditorium yang luas.
Kewirakoperasian
Suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif dengan mengambil
prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang teguh
pada prinsip identitas koperasi.
Koperasi sekolah
koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya
terdiri atas siswa sekolah.
SHU
selisih dari total penerimaan /total revenue (TR) dengan total
pengeluaran/total biaya/total cost (TC) dalam satu tahun buku.
MODUL PLPG
PENDIDIKAN EKONOMI
BAB I
PENDAHULUAN
Penyusun:
Tim Pendidikan Ekonomi Unesa
Pendahuluan 1
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
A. Deskripsi
Modul Ekonomi merupakan modul materi yang dipersiapkan dalam
pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Diklat-PLPG) pada bidang
studi Ekonomi. Secara keseluruhan substansi dalam modul ini terdiri atas
substansi pembelajaran dan substansi ekonomi. Subtansi pembelajaran
mencakup materi tentang PAIKEM, media pembelajaran, asesmen,
pengembangan silabus dan RPP, dan penelitian tindakan kelas. Adapun
substansi ekonomi mencakup ekonomi mikro, ekonomi makro dan akuntansi
sebagaimana terdapat dalam standar kompetensi dalam kurikulum SMA.
Bab 1 dalam modul ini berisi tentang deskripsi modul secara umum,
petunjuk penggunaan, kompetensi yang harus dikuasai peserta diklat dan
tujuan akhir setelah mempelajari modul ini. Bab 2 modul ini berisi tentang
kebijakan pengembangan profesi guru.
Adapun substansi materi yang terdapat dalam Bab 3 merupakan
subtansi materi pembelajaran, meliputi materi pembelajaran PAIKEM, media
pembelajaran, asesmen, serta pengembangan silabus dan RPP. Bab 3 dalam
modul ini disusun dalam rangka membantu peserta diklat untuk menyamakan
persepsi dan memahami materi-materi pembelajaran. Selain itu, setelah peserta
diklat memahami konsep materi pembelajaran diharapkan dapat
mengaplikasikan konsep tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Substansi materi yang terdapat dalam bab 4 merupakan materi tentang
penelitian tindakan kelas. Materi ini disampaikan dalam rangka untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang ditujukan untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas guna meningkatkan kualitas
pembelajaran baik dari aspek proses dan output. Setelah mempelajari materi
penelitian tindakan kelas ini, peserta diklat diharapkan mampu memahami,
merancang dan mengaplikasikan penelitian tindakan kelas dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Adapun substansi yang terdapat dalam bab 5 adalah substansi materi
ekonomi. Substansi materi ekonomi ini disusun dalam rangka untuk
meningkatkan kompetensi penguasaan materi ekonomi peserta diklat. Materi
ekonomi yang terdapat dalam bab 5 mencakup konsep ekonomi mikro, konsep
ekonomi makro dan konsep akuntansi perusahaan dagang dan perusahaan
jasa.
Selain substansi materi pembelajaran dan ekonomi, modul ini juga
dilengkapi dengan lembar pelatihan di setiap kegiatan pembelajaran dan
lembar asesmen. Lembar pelatihan dan lembar asesmen tersebut dapat
Pendahuluan 2
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Pendahuluan 3
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
C. Tujuan Akhir
Modul PLPG bidang studi ekonomi mencakup substansi materi
pembelajaran dan ekonomi. Oleh karenanya, setelah mempelajari modul ini
khususnya pada substansi materi pembelajaran, peserta diklat diharapkan
dapat memahami lebih dalam tentang konsep pembelajaran mencakup
pembelajaran PAIKEM, media pembelajaran, asesmen, pengembangan silabus
dan RPP, dan penelitian tindakan kelas. Selain itu, dalam modul ini juga
terdapat substansi materi ekonomi. Oleh karenanya setelah peserta diklat
mempelajari substansi materi ekonomi, peserta diklat diharapkan dapat
memahami kompetensi ekonomi.
Pendahuluan 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Pendahuluan 5
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
MODUL PLPG
PENDIDIKAN EKONOMI
BAB II
KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN PROFESI GURU
Penyusun:
Tim Pendidikan Ekonomi Unesa
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada peradaban bangsa mana pun, termasuk Indonesia, profesi guru
bermakna strategis karena penyandangnya mengemban tugas sejati bagi
proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan
pembangun karakter bangsa. Makna strategis guru sekaligus meniscayakan
pengakuan guru sebagai profesi. Lahirnya Undang-undang (UU) No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bentuk nyata pengakuan
atas profesi guru dengan segala dimensinya. Di dalam UU No. 14 Tahun 2005
ini disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai implikasi dari
UU No. 14 Tahun 2005, guru harus menjalani proses sertifikasi untuk
mendapatkan Sertifikat Pendidik. Guru yang diangkat sejak diundangkannya
UU ini, menempuh program sertifikasi guru dalam jabatan, yang diharapkan
bisa tuntas sampai dengan tahun 2015.
Pada spektrum yang lebih luas, pengakuan atas profesi guru secara
lateral memunculkan banyak gagasan. Pertama, diperlukan ekstrakapasitas
untuk menyediakan guru yang profesional sejati dalam jumlah yang
cukup, sehingga peserta didik yang memasuki bangku sekolah tidak
terjebak pada ngarai kesia-siaan akibat layanan pendidikan dan pembelajaran
yang buruk.
2. Standar Kompetensi
Substansi material Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dituangkan
ke dalam rambu-rambu struktur kurikulum yang menggambarkan standar
kompetensi lulusan. Berkaitan dengan mata ajar Kebijakan Pengembangan
Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan berikut
ini.
4. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 1
Kebijakan Umum Pembinaan Dan Pengembangan Guru
1. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mengalami
kecepatan dan percepatan luar biasa, memberi tekanan pada perilaku manusia
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya. Di bidang
pendidikan, hal ini memunculkan kesadaran baru untuk merevitalisasi
kinerja guru dan tenaga kependidikan dalam rangka menyiapkan peserta
didik dan generasi muda masa depan yang mampu merespon kemajuan
IPTEK, serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Telah lama berkembang kesadaran publik bahwa tidak ada guru, tidak
ada pendidikan formal. Telah muncul pula kesadaran bahwa tidak ada
pendidikan yang bermutu, tanpa kehadiran guru yang profesional dengan
jumlah yang mencukupi. Pada sisi lain, guru yang profesional nyaris tidak
berdaya tanpa dukungan tenaga kependidikan yang profesional pula. Paralel
dengan itu, muncul pranggapan, jangan bermimpi menghadirkan guru yang
profesional, kecuali persyaratan pendidikan, kesejahteraan, perlindungan,
dan pemartabatan, dan pelaksanaan etika profesi mereka terjamin.
Prakarsa ini menjadi penting, karena secara umum guru masih memiliki
keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu, akses, dan sebagainya.
Pembinan dan pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah, yaitu
penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Sebagai bagian dari
pengembangan karir, kenaikan pangkat merupakan hak guru. Dalam kerangka
pembinaan dan pengembangan, kenaikan pangkat ini termasuk ranah
peningkatan karir. Kenaikan pengkat ini dilakukan melalui dua jalur. Pertama,
kenaikan pangkat dengan sistem pengumpulan angka kredit. Kedua, kenaikan
pangkat karena prestasi kerja atau dedikasi yang luar biasa.
PNS.
Kegiatan Pembelajaran 2
Peningkatan Kompetensi
A. Lembar Informasi
1. Esensi Peningkatan Kompetensi
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai substansi materi ajar
maupun piranti penyelenggaraan pembelajaran, terus berkembang. Dinamika
ini menuntut guru selalu meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya
agar mampu mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual
dengan menggunakan berbagai pendekatan, metoda, dan teknologi
pembelajaran terkini. Hanya dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan
pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta didik memasuki dunia
kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada zamannya.
Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan guru menyesuaikan
wawasan dan kompetensi dengan t u n t u t a n perkembangan lingkungan
profesinya justru akan menjadi salah satu faktor penghambat ketercapaian
tujuan pendidikan dan pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip Khusus
Secara khusus program peningkatan kompetensi guru diseleng-garakan
dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini.
3. Jenis Program
Peningkatan kompetensi guru guru dilaksanakan melalui berbagai strategi
dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain
seperti berikut ini.
e. Untuk mencapai tujuan PKB yang sebenarnya, kegiatan PKB harus meli-
batkan guru secara aktif sehingga betul-betul terjadi peru-bahan
pada dirinya, baik dalam penguasaan materi, pema-haman konteks,
keterampilan, dan lain-lain. Jenis pelatihan tradisional -- yaitu ceramah
yang dihadiri oleh peserta dalam jumlah besar tetapi tidak melibatkan
mereka secara aktif -- perlu dihindari.
a. Pengembangan Diri
Pengembangan diri pada dasarnya merupakan upaya untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru melalui kegiatan
pendidikan dan latihan fungsional dan kegiatan kolektif guru yang dapat
meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian guru. Dengan demikian,
guru akan mampu melaksanakan tugas utama dan tugas tambahan yang
dipercayakan kepadanya. Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan, sedangkan tugas
tambahan adalah tugas lain guru yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, seperti tugas sebagai kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, kepala laboratorium, dan kepala perpustakaan.
b. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan
kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia
pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 (tiga) kelompok,
yaitu:
1) Presentasi pada forum ilmiah. Dalam hal ini guru bertindak sebagai
pemrasaran dan/atau nara sumber pada seminar, lokakarya,
koloqium, dan/atau diskusi ilmiah, baik yang diselenggarakan pada
tingkat sekolah, KKG/MGMP, kabupaten/kota, provinsi, nasional,
maupun internasional.
2) Publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu
bidang pendidikan formal.
Publikasi dapat berupa karya tulis hasil penelitian, makalah tinjauan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru 36
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
c. Karya Inovatif
Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi
atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap
peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan
dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini dapat
berupa penemuan teknologi tepat guna, penemuan/peciptaan atau
pengembangan karya seni, pembuatan/modifikasi alat
pelajaran/peraga/praktikum, atau penyusunan standar, pedoman, soal
dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi.
5. Uji Kompetensi
Untuk mengetahui kompetensi seorang guru, perlu dilakukan uji kompetensi.
Uji kompetensi dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang
kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan
hasil uji kompetensi, dirumuskan profil kompetensi guru menurut level
tertentu yang sekaligus menentukan kelayakan dari guru tersebut. Dengan
demikian, tujuan uji kompetensi adalah menilai dan menetapkan apakah guru
sudah kompeten atau belum dilihat dari standar kompetensi yang diujikan.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki
guru berkenaan dengan karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai
aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Hal
tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori
belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik karena peserta
didik memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Berkenaan
dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu
mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan masing-
masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus
mampu melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
aspek-aspek yang diamati, yaitu:
b. Kompetensi Kepribadian
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan
c. Kompetensi Sosial
Guru di mata masyarakat dan peserta didik merupakan panutan yang
perlu dicontoh dan merupkan suri tauladan dalam kehidupanya sehari-
hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam
rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan
kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat
akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang
tua peserta didik, para guru tidak akan mendapat kesulitan.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru
mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu guru dituntut mampu
menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-update, dan
menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi
diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber
seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu
mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang
disajikan.
1. Valid, yaitu menguji apa yang seharusnya dinilai atau diuji dan bukti-
bukti yang dikumpulkan harus mencukupi serta terkini dan asli.
2. Reliabel, yaitu uji komptensi bersifat konsisten, dapat menghasilkan
kesimpulan yang relatif sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat
dan asesor yang berbeda.
3. Fleksibel, yaitu uji kompetensi dilakukan dengan metoda yang disesuikan
dengan kondisi peserta uji serta kondisi tempat uji kompetensi.
4. Adil, yaitu uji kompetensi tidak boleh ada diskriminasi terhadap guru,
dimana mereka harus diperlakukan sama sesuai dengan prosedur yang
ada dengan tidak melihat dari kelompok mana dia berasal.
5. Efektif dan efisien, yaitu uji kompetensi tidak mengorbankan sumber
daya dan waktu yang berlebihan dalam melaksanakan uji kompetensi
sesuai dengan unjuk kerja yang ditetapkan. Uji kompetensi sebisa
mungkin dilaksanakan di tempat kerja atau dengan mengorbankan
waktu dan biaya yang sedikit.
Kegiatan Pembelajaran 3
Penilaian Kinerja
A. Lembar Informasi
1. Latar Belakang
Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran
penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru profesional mampu
berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan
Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam IPTEK,
memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian.
2. Pengertian
Menurut Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, PK Guru adalah
penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
3. Persyaratan
Persyaratan penting dalam sistem PK Guru yaitu harus valid, reliabel, dan
praktis.
a. Sistem PK Guru dikatakan valid bila aspek yang dinilai benar-benar
mengukur komponen-komponen tugas guru dalam melaksanakan
pembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah.
b. Sistem PK Guru dikatakan reliabel atau mempunyai tingkat kepercayaan
tinggi jika proses yang dilakukan memberikan hasil yang sama untuk
seorang guru yang dinilai kinerjanya oleh siapapun dan kapan pun.
c. Sistem PK Guru dikatakan praktis bila dapat dilakukan oleh siapapun
dengan relatif mudah, dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang sama
dalam semua kondisi tanpa memerlukan persyaratan tambahan.
4. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip‐prinsip utama dalam pelaksanaan PK Guru adalah sebagai berikut.
a. Sesuai dengan prosedur dan mengacu pada peraturan yang berlaku.
b. Menilai kinerja yang dapat diamati dan dipantau, yang dilakukan guru
dalam melaksanakan tugasnya sehari‐hari, yaitu dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah meliputi:
1) disiplin guru (kehadiran, ethos kerja),
2) efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke
siswa),
3) keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), dan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru 45
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
c. Penilai, guru yang dinilai, dan unsur yang terlibat dalam proses
harus memahami semua dokumen yang terkait dengan sistem penilaian.
Guru dan penilai harus memahami pernyataan kompetensi dan indikator
kinerjanya secara utuh, sehingga keduanya mengetahui tentang aspek
yang dinilai serta dasar dan kriteria yang digunakan dalam penilaian.
d. Diawali dengan penilaian formatif di awal tahun dan penilaian sumatif
di akhir tahun dengan memperhatikan hal‐hal berikut.
1) Obyektif sesuai dengan kondisi nyata guru dalam melaksanakan tugas
sehari‐hari.
2) Memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur standar kepada
semua guru yang dinilai.
3) Dapat dipertanggungjawabkan.
4) Bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas
kinerjanya secara berkelanjutan dan sekaligus pengembangan karir
profesinya.
5) Memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan pihak lain yang
berkepentingan, untuk memperoleh akses informasi atas
penyelenggaraan penilaian tersebut.
6) Mudah tanpa mengabaikan prinsip‐prinsip lainnya.
7) Berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
8) Tidak hanya terfokus pada hasil, namun juga perlu memperhatikan
proses, yakni bagaimana guru dapat mencapai hasil tersebut.
9) Periodik, teratur, dan berlangsung secara terus menerus selama
seseorang menjadi guru.
10) Boleh diketahui oleh pihak‐pihak terkait yang berkepentingan.
6. Prosedur Pelaksanaan
PK Guru dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal tahun ajaran
(penilaian formatif) dan akhir tahun ajaran (penilaian sumatif), khususnya
untuk pertamakalinya. PK Guru formatif digunakan untuk menyusun profil
kinerja guru dan harus dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) minggu di
awal tahun ajaran. Berdasarkan profil kinerja guru ini dan hasil evaluasi diri
yang dilakukan oleh guru secara mandiri, sekolah/madrasah menyusun
rencana PKB. Bagi guru‐guru dengan PK Guru di bawah standar, maka
program PKB diarahkan untuk pencapaian standar kompetensi tersebut.
a. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal‐hal yang harus dilakukan oleh penilai
maupun guru yang akan dinilai, yaitu:
1) memahami Pedoman PK Guru, terutama tentang sistem yang
diterapkan dan posisi PK Guru dalam kerangka pembinaan dan
pengembangan profesi guru;
2) memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan
dalam bentuk indikator kinerja;
3) memahami penggunaan instrumen PK Guru dan tata cara penilaian
yang akan dilakukan, termasuk cara mencatat semua hasil
pengamatan dan pemantauan, serta mengumpulkan dokumen dan
bukti fisik lainnya yang memperkuat hasil penilaian; dan
4) memberitahukan rencana pelaksanaan PK Guru kepada guru yang
akan dinilai sekaligus menentukan rentang waktu jadwal
pelaksanaannya.
b. Tahap Pelaksanaan
Beberapa tahapan PK Guru yang harus dilalui oleh penilai sebelum
menetapkan nilai untuk setiap kompetensi, yaitu:
1) Sebelum pengamatan. Pertemuan awal antara penilai dengan guru
yang dinilai sebelum dilakukan pengamatan dilaksana-kan di
ruang khusus tanpa ada orang ketiga. Pada perte-muan ini,
penilai mengumpulkan dokumen pendukung dan melakukan diskusi
tentang berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan pada saat
pengamatan. Semua hasil diskusi, wajib dicatat dalam format
laporan dan evaluasi per kompetensi sebagai bukti penilaian kinerja.
Untuk pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah dapat dicatat dalam lembaran lain karena tidak ada
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru 48
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
c. Tahap Penilaian
1) Pelaksanaan penilaian
Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi
dengan skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut,
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru 49
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Persentase
Nilai Hasil PK Sebutan Angka kredit
91 – 100 Amat baik 125%
76 – 90 B 100%
61 – 75 ai
Cukup 75%
51 – 60 Sedang 50%
≤ 50 Kurang 25%
d. Tahap Pelaporan
Setelah nilai PK Guru formatif dan sumatif diperoleh, penilai wajib
melaporkan hasil PK Guru kepada pihak yang berwenang untuk
menindaklanjuti hasil PK Guru tersebut. Hasil PK Guru formatif
dilaporkan kepada kepala sekolah/koordinator PKB sebagai masukan
untuk merencanakan kegiatan PKB tahunan. Hasil PK Guru sumatif
dilaporkan kepada tim penilai tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, atau
tingkat pusat sesuai dengan kewenangannya. Laporan PK Guru sumatif ini
digunakan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat
sebagai dasar perhitungan dan penetapan angka kredit (PAK) tahunan
yang selanjutnya dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan
fungsional guru. Laporan mencakup: (1) laporan dan evaluasi per
kompetensi sesuai format; (ii) rekap hasil PK Guru sesuai format; dan (iii)
dokumen pendukung lainnya.
Tabel 3.4. Persyaratan Angka Kredit untuk Kenaikan Pangkat dan Jabatan
Fungsional Guru
Hasil akhir nilai kinerja guru dengan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah (Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan, dan sejenisnya)
yang mengurangi jam mengajar tatap muka diperhitungkan
berdasarkan prosentase nilai PK Guru pembelajaran/pembimbingan
dan prosentase nilai PK Guru pelaksanaan tugas tambahan tersebut.
Angka kredit tugas tambahan bagi guru dengan tugas tambahan lain
yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka, langsung
diperhitungkan sebagai perolehan angka kredit guru pada periode
tahun tertentu. Banyaknya tugas tambahan untuk seorang guru
maksimum dua tugas per tahun. Angka kredit kumulatif yang diperoleh
diperhitungkan sebagai berikut.
1) Tugas yang dijabat selama satu tahun (misalnya menjadi wali
kelas, tim kurikulum, pembimbing guru pemula, dan sejenisnya).
Angka kredit kumulatif yang diperoleh = Angka Kredit Hasil PK
Guru selama setahun + 5% Angka Kredit Hasil PK Guru selama
setahun x banyaknya tugas temporer yang diberikan selama setahun.
2) Tugas yang dijabat selama kurang dari satu tahun atau tugas‐tugas
sementara (misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi,
membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler, menjadi
pembimbing penyusunan publikasi ilmiah dan karya inovatif, dan
sejenisnya). Angka kredit kumulatif yang diperoleh = Angka Kredit
8. Penilai PK Guru
a. Kriteria Penilai
Penilaian kinerja guru dilakukan oleh Kepala Sekolah. Apabila Kepala
Sekolah tidak dapat melaksanakan sendiri (misalnya karena jumlah
guru yang dinilai terlalu banyak), maka Kepala Sekolah dapat
menunjuk Guru Pembina atau Koordinator PKB sebagai penilai.
Penilaian kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas Sekolah.
Penilai harus memiliki kriteria sebagai berikut.
b. Masa Kerja
Masa kerja tim penilai kinerja guru ditetapkan oleh Kepala Sekolah
atau Dinas Pendidikan paling lama tiga (3) tahun. Kinerja penilai
dievaluasi secara berkala oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan
dengan memperhatikan prinsip‐prinsip penilaian yang berlaku. Untuk
sekolah yang berada di daerah khusus, penilaian kinerja guru
dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau Guru Pembina setempat.
Jumlah guru yang dapat dinilai oleh seorang penilai adalah 5
sampai dengan 10 guru per tahun.
9. Sanksi
Penilai dan guru akan dikenakan sanksi apabila yang bersangkutan terbukti
melanggar prinsip‐prinsip pelaksanaan PK Guru, sehingga menyebabkan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru 55
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
e. Satuan Pendidikan
1) Memilih dan mengusulkan penilai untuk pelaksanaan PK Guru
2) Menyusun program kegiatan sesuai dengan Rambu‐Rambu Penye-
lenggaraan PK Guru dan prosedur operasional standar penye-
lenggaraan PK Guru.
3) Mengusulkan rencana program kegiatan ke UPTD atau Dinas
Kabupaten/Kota.
4) Melaksanakan kegiatan PK Guru sesuai program yang telah disusun
secara efektif, efisien, obyektif, adil, akuntabel, dsb.
5) Memberikan kemudahan akses bagi penilai untuk melaksanakan tugas.
6) Melaporkan kepada UPTD atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
jika terjadi permasalahan dalam pelaksanaan PK Guru.
7) Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan, administrasi,
keuangan (jika ada) dan pelaksanaan program.
8) Membuat rencana tindak lanjut program pelaksanaan PK Guru untuk
tahun berikutnya.
9) Membantu tim pemantau dan evaluasi dari tingkat pusat,
LPMP, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPTD Dinas Pendidikan
Kabupaten di Kecamatan, dan Pengawas Sekolah.
10) Membuat laporan kegiatan PK Guru dan mengirimkannya kepada
Tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional sesuai
kewenangannya sebagai dasar penetapan angka kredit (PAK) tahunan
yang diperlukan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru.
Tim Penilai untuk menghitung dan menetapkan angka kredit,
terlebih dahulu melakukan verifikasi terhadap berbagai dokumen
hasil PK Guru. Pada kegiatan verifikasi jika diperlukan dan memang
dibutuhkan tim penilai dapat mengunjungi sekolah. Sekolah juga
menyampaikan laporan tersebut kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan/atau ke UPTD Pendidikan Kecamatan.
11) Merencanakan program untuk memberikan dukungan kepada guru
yang memperoleh hasil PK Guru di bawah standar yang d i t e t a p k a n
.
Kegiatan Pembelajaran 4
Pengembangan Karir
A. Lembar Informasi
1. Ranah Pengembangan Guru
Tugas utama guru sebagai pendidik profesional adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki
derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran,
kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu dan norma etik
tertentu.
Pada sisi lain, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa terdapat dua alur pembinaan dan
pengembangan profesi guru, yaitu: pembinaan dan pengembangan
profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir, seperti disajikan pada
Gambar 4.2. Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi
pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud
dilakukan melalui jabatan fungsional.
a. Penugasan
Guru terdiri dari tiga jenis, yaitu guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru 61
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
1) Beban kerja guru paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam
1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki
izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
2) Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu dilaksanakan dengan ketentuan paling sedikit 6
(enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satuan pendidikan
tempat tugasnya sebagai guru tetap.
3) Guru bimbingan dan konseling atau konselor wajib memenuhi beban
mengajar yang setara, yaitu jika mengampu bimbingan dan konseling
paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada
satu atau lebih satuan pendidikan.
4) Guru pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu
wajib memenuhi beban mengajar yang setara, yaitu jika paling
sedikit melaksanakan 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
5) Menteri dapat menetapkan ekuivalensi beban kerja untuk memenuhi
ketentuan beban kerja dimaksud, khusus untuk guru-guru yang:
bertugas pada satuan pendidikan layanan khusus, berkeahlian khusus,
dan/atau dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional.
b. Promosi
Kegiatan pengembangan dan pembinaan karir yang kedua adalah promosi.
Promosi dimaksud dapat berupa penugasan sebagai guru pembina, guru inti,
instruktur, wakil kepala sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan
sebagainya. Kegiatan promosi ini harus didasari atas pertimbangan prestasi
dan dedikasi tertentu yang dimiliki oleh guru.
3. Kenaikan Pangkat
Dalam rangka pengembangan karir guru, Permenneg PAN dan RB
Nomor 16 Tahun 2009 telah menetapkan 4 (empat) jenjang jabatan
fungsional guru dari yang terrendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu
Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama. Penjelasan
tentang jenjang jabatan fungsional guru dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi beserta jenjang kepengkatan dan persyaratan
angka kredit untuk kenaikan pangkat dan jabatan tersebut telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya.
a. Pendidikan
Unsur kegiatan pendidikan yang dapat dinilai sebagai angka kredit
dalam kenaikan pangkat guru terdiri atas:
b. Pengembangan Profesi
Berdasarkan Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang dimaksudkan
pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Guru Pertama
dengan pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Guru
Utama dengan pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, yaitu
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau pengembangan karya
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru 67
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
inovatif.
Persyaratan atau angka kredit minimal bagi guru yang akan naik
jabatan/pangkat dari subunsur pengembangan keprofesian berke-lanjutan
untuk masing-masing pangkat/golongan adalah sebagai berikut:
1) Guru golongan III/a ke golongan III/b, subunsur pengem-bangan
diri sebesar 3 (tiga) angka kredit.
2) Guru golongan III/b ke golongan III/c, subunsur pengem-bangan
diri sebesar 3 (tiga) angka kredit, dan subunsur publikasi ilmiah
dan/atau karya inovatif sebesar 4 (empat) angka kredit.
3) Guru golongan III/c ke golongan III/d, subunsur pengem-bangan
diri sebesar 3 (tiga) angka kredit, dan subunsur publikasi ilmiah
dan/atau karya inovatif sebesar 6 (enam) angka kredit.
4) Guru golongan III/d ke golongan IV/a, subunsur pengembangan diri
sebesar 4 (empat) angka kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau
karya inovatif sebesar 8 (delapan) angka kredit. Bagi guru golongan
tersebut sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil
penelitian dari subunsur publikasi ilmiah.
5) Guru golongan IV/a ke golongan IV/b, subunsur pengembangan diri
sebesar 4 (empat) angka kredit dan subunsur publikasi ilmiah
dan/atau karya inovatif sebesar 12 (dua belas) angka kredit. Bagi
guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu)
laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang
ber-ISSN.
6) Guru golongan IV/b ke golongan IV/c, subunsur pengembangan diri
sebesar 4 (empat) angka kredit dan subunsur publikasi ilmiah
dan/atau karya inovatif sebesar 12 (dua belas) angka kredit. Bagi
guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu)
laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang
ber-ISSN.
7) Guru golongan IV/c ke golongan IV/d, subunsur pengem-bangan
diri sebesar 5 (lima) angka kredit dan subunsur publikasi ilmiah
dan/atau karya inovatif sebesar 14 (empat belas) angka kredit. Bagi
guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya dari subunsur publikasi
ilmiah mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel
yang dimuat di jurnal yang ber ISSN serta 1 (satu) buku pelajaran atau
buku pendidikan yang ber ISBN.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru 68
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
9) Bagi Guru Madya, golongan IV/c, yang akan naik jabatan menjadi
Guru Utama, golongan IV/d, selain membuat PKB sebagaimana pada
poin g diatas juga wajib melaksanakan presentasi ilmiah.
c. Unsur Penunjang
Unsur penunjang tugas guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seorang guru untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
utamanya sebagai pendidik. Unsur penunjang tugas guru meliputi
berbagai kegiatan seperti berikut ini.
1. Memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang
diampunya.
Guru yang memperoleh gelar/ijazah, namun tidak sesuai dengan
bidang yang diampunya diberikan angka kredit sebagai unsur
penunjang dengan angka kredit sebagai berikut.
Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian adalah fotokopi ijazah yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang, yaitu dekan atau ketua
sekolah tinggi atau direktur politeknik pada perguruan tinggi yang
bersangkutan. Surat keterangan belajar/surat ijin belajar/surat tugas
belajar dari kepala dinas yang membidangi pendidikan atau pejabat
yang menangani kepegawaian serendah-rendahnya Eselon II. Bagi
guru di lingkungan Kementerian Agama, surat keterangan
belajar/surat ijin belajar/surat tugas belajar tersebut berasal dari
pejabat yang berwenang serendah-rendahnya Eselon II.
Kegiatan Pembelajaran 5
Perlindungan Dan Penghargaan
A. Lembar Informasi
1. Pengantar
Jumlah guru yang banyak dengan sebaran yang sangat luas merupakan
potensi bagi mereka untuk mendidik anak bangsa di seluruh Indonesia
secara nyaris tanpa batas akses geografis, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan. Namun demikian, kondisi ini yang menyebakan sebagian
guru terbelenggu dengan fenomena sosial, kultural, psikologis, ekonomis,
kepegawaian, dan lain-lain.
a. Perlindungan hukum
Semua guru harus dilindungi secara hukum dari segala anomali atau
tindakan semena-mena dari yang mungkin atau berpotensi menimpanya
dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Perlindungan hukum
dimaksud meliputi perlindungan yang muncul akibat tindakan dari
peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak
lain, berupa:
1) tindak kekerasan,
2) ancaman, baik fisik maupun psikologis
3) perlakuan diskriminatif,
4) intimidasi, dan
5) perlakuan tidak adil
b. Perlindungan profesi
Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan
hukubungan kerja (PHK) yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam
penyampaian pandangan, pelecehan terhadap profesi dan
pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam
melaksanakan tugas. Secara rinci, subranah perlindungan profesi
dijelaskan berikut ini.
b. Mediasi
Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan
profesi, perlindungan ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam
hubungannya dengan pihak lain, seperti munculnya sengketa antara guru
dengan penyelenggara atau satuan pendidikan, pihak-pihak lain yang dimintai
bantuan oleh guru seharusnya dapat membantu memediasinya.
Namun demikian, dalam hal ini ada beberapa hal yang membedakan
antara negosiasi dan perdamaian. Pada negosiasi diberikan tenggang waktu
penyelesaian paling lama 14 hari, dan penyelesaian sengketa tersebut harus
dilakukan dalam bentuk pertemuan langsung oleh dan di antara para pihak
yang bersengketa. Perbedaan lain adalah bahwa negosiasi merupakan salah
satu lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang dilaksanakan di luar
pengadilan, sedangkan perdamaian dapat dilakukan baik sebelum proses
persidangan maupun setelah sidang peradilan dilaksanakan. Pelaksanaan
perdamaian bisa di dalam atau di luar pengadilan.
e. Advokasi Litigasi
Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan
profesi, perlindungan ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam
hubungannya dengan pihak lain, misalnya ketika terjadi sengketa antara guru
dengan penyelenggara atau satuan pendidikan, pelbagai pihak yang dimintai
bantuan atau pembelaan oleh guru seharusnya dapat memberikan advokasi
litigasi.
f. Advokasi Nonlitigasi
Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan
profesi, perlindungan ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam
hubungannya dengan pihak lain, misalnya ketika terjadi sengketa antara guru
dengan penyelenggara atau satuan pendidikan, pelbagai pihak yang dimintai
bantuan atau pembelaan oleh guru seharusnya dapat memberikan advokasi
nonlitigasi.
5. Asas Pelaksanaan
Pelaksanaan perlindungan hukum, perlindungan profesi,
perlindungan K3, dan perlindungan HaKI bagi guru dilakukan dengan
menggunakan asas-asas sebagai berikut:
a) Asas unitaristik atau impersonal, yaitu tidak membedakan jenis,
agama, latar budaya, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial
ekonomi guru.
b) Asas aktif, dimana inisiatif melakukan upaya perlindungan
dapat berasal dari guru atau lembaga mitra, atau keduanya.
c) Asas manfaat, dimana pelaksanaan perlindungan hukum bagi
guru memiliki manfaat bagi peningkatan profesionalisme, harkat,
martabat, dan kesejahteraan mereka, serta sumbangsihnya bagi
kemajuan pendidikan formal.
d) Asas nirlaba, dimana upaya bantuan dan perlindungan hukum
bagi guru dilakukan dengan menghindari kaidah-kaidah
komersialisasi dari lembaga mitra atau pihak lain yang peduli.
e) Asas demokrasi, dimana upaya perlindungan hukum dan
pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru dilakukan dengan
pendekatan yang demokratis atau mengutamakan musyawarah
untuk mufakat.
f) Asas langsung, dimana pelaksanaan perlindungan hukum dan
pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru terfokus pada
pokok persoalan.
g) Asas multipendekatan, dimana upaya perlindungan hukum bagi
guru dapat dilakukan dengan pendekatan formal, informal,
litigasi, nonlitigasi, dan lain-lain.
Gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji bagi guru yang
diangkat oleh pemerintah dan pemerintah daerah diberikan oleh
pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan peraturan penggajian
yang berlaku. Gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji bagi
guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat diberikan berdasarkan perjanjian kerja dan/atau
kesepakatan kerja bersama. Penghasilan adalah hak yang diterima oleh
guru dalam bentuk finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas
keprofesian yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar
prestasi dan mencerminkan martabat guru sebagai pendidik profesional.
h. Penghargaan Lainnya
Penghargaan lainnya untuk guru dilakukan melalui program kerjasama
pendidikan antarnegara, khususnya bagi mereka yang berprestasi.
Kerjasama antarnegara ini dilakukan, baik di kawasan Asia maupun di
kawasan lainnya. Kerjasama antarnegara bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman dan saling pengertian antaranggotanya.
7. Tunjangan Guru
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesian guru
berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum
dan jaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan di atas kebutuhan
hidup minimum tersebut meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat
pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan
fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait
dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi.
a. Tunjangan Profesi
Guru profesional dituntut oleh undang-undang memiliki kualifikasi
akademik tertentu dan empat kompetensi yaitu pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional atau akademik. Sertifikasi guru
merupakan proses untuk memberikan sertifikat pendidik kepada mereka.
Sertifikat pendidik dimaksud merupakan pengakuan negara atas derajat
keprofesionalan guru.
Besarnya tunjangan profesi ini setara dengan satu kali gaji pokok
guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja,
dan kualifikasi yang sama. Guru yang sudah bersertifikat akan
menerima tunjangan profesinya jika guru yang bersangkutan
mampu membuktikan kinerjanya yaitu dengan mengajar 24 jam tatap
muka per minggu dan persyaratan lainnya.
b. Tunjangan Fungsional
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal
17 ayat (1) mengamanatkan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
memberikan tunjangan fungsional kepada guru yang diangkat oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah. Pasal 17 ayat (2) mengamanatkan bahwa subsidi
tunjangan fungsional diberikan kepada guru yang bertugas di
sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat. Sehingga dalam
pelaksanaannya, tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan
fungsional ini dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (Pasal 17 ayat
(3).
c. Tunjangan Khusus
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan
Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor merupakan komitmen
Pemerintah untuk terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan
guru dan dosen, di samping peningkatan profesionalismenya.
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 18, disebutkan bahwa guru yang
Tunjangan khusus yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok
guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan
kualifikasi yang sama.
d. Maslahat Tambahan
Salah satu komponen penghasilan yang diberikan kepada guru dalam
rangka implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen adalah pemberian maslahat tambahan yang terkait
dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi (Pasal 15 ayat 1). Maslahat tambahan
merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk
tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan
penghargaan bagi guru, serta kemudahan untuk memperoleh
pendidikan bagi putra dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau
bentuk kesejahteraan lain, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Kegiatan Pembelajaran 5
Etika Profesi
A. Lembar Informasi
1. Profesi Guru sebagai Panggilan Jiwa
Sebelum era sekarang, telah lama profesi guru di Indonesia
dipersepsi oleh masyarakat sebagai “profesi kelas dua”. Idealnya,
pilihan seseorang untuk menjadi guru adalah “panggilan jiwa” untuk
memberikan pengabdian pada sesama manusia dengan mendidik,
mengajar, membimbing, dan melatih, yang diwujudkan melalui proses
belajar-mengajar serta pemberian bimbingan dan pengarahan kepada
siswa agar mencapai kedewasaan masing-masing. Dalam kenyataannya,
menjadi guru tidak cukup sekadar untuk memenuhi panggilan jiwa,
tetapi juga memerlukan seperangkat keterampilan dan kemampuan
khusus.
2. Definisi
Berbicara mengenai Kode Etik Guru dan etika profesi guru dengan segala
dimensinya tidak terlepas dengan dimensi organisasi atau asosiasi
profesi guru dan kewenangannya, Kode Etik Gutu itu sendiri, Dewan
Kehormatan Guru, pembinaan etika profesi guru, dan lain-lain. Oleh
karena itu, beberapa frasa yang terkait dengan ini perlu didefinisikan.
c. Kode Etik Guru adalah norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan
perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik,
anggota masyarakat, dan warga negara.
Sejalan dengan itu UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi atau
asosiasi profesi. Pembentukan organisasi atau asosiasi profesi dimaksud
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada sisi lain
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa
untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru
dalam pelaksanaan tugas keprofesian, organisasi atau asosiasi profesi
guru membentuk Kode Etik. Kode Etik dimaksud berisi norma dan
etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesian.
Kode Etik Guru dibuat oleh organisasi atau asosiasi profesi guru.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), misalnya, telah membuat
Kode Etik Guru yang disebut dengan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI).
KEGI ini merupakan hasil Konferensi Pusat PGRI Nomor V/Konpus
II/XIX/2006 tanggal 25 Maret 2006 di Jakarta yang disahkan pada
Pada sisi lain UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan
dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian, organisasi atau
asosiasi profesi guru membentuk Kode Etik. Kode Etik dimaksud berisi
norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesian.
PENUTUP
Refleksi akhir
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Aktualitas fungsi pendidikan
memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Peran guru nyaris tidak bisa digantikan oleh yang lain, apalagi
di dalam masyarakat yang multikultural dan multidimensional, dimana
peran teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru masih sangat
minim. Kalau pun teknologi pembelajaran tersedia mencukupi, peran
guru yang sesungguhnya tidak akan tergantikan. Sejarah pendidikan
di Indonesia telah mencatatkan bahwa profesi guru sebagai profesi
yang disadari pentingnya dan diakui peran strategisnya bagi
pembangunan masa depan bangsa.
===00===
MODUL PLPG
PENDIDIKAN EKONOMI
BAB III
MODEL DAN PERANGKAT
PEMBELAJARAN
Penyusun:
Tim Unesa
TINJAUAN
4. Contoh yang terdapat dalam setiap kegiatan pembelajaran dalam bab ini
hanya sebatas ilustrasi sebagian, Anda dapat mengembangkan dan
menerapkan dengan contoh-contoh lainnya di kelas masing-masing.
5. Silahkan menguji diri melalui mengerjakan pelatihan dengan cara
menjawab pertanyaan yang ada pada pelatihan.
6. Berdiskusilah dengan teman lain tentang isi bab ini untuk memperdalam
kemampuan Anda di bidang model dan perangkat pembelajaran.
Kegiatan Pembelajaran 1
Teori Belajar
1. Lembar Informasi
Sebenarnya siapa siswa itu? Semua yang terlibat dalam pendidikan
harus sadar bahwa (1) setiap peserta didik adalah unik. Peserta didik mempunyai
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses
penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut.
Keunikan harus diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih
berkembang; (2) anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikir anak tidak
selalu sama dengan jalan pikir orang dewasa. Orang dewasa harus dapat
menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak. Yang terjadi justru sebaliknya,
pendidik memberikan materi pelajaran lewat ceramah seperti yang mereka
peroleh dari bangku sekolah yang pernah diikuti; (3) dunia anak adalah dunia
bermain tetapi materi pelajaran banyak yang tidak disajikan lewat permainan. Hal itu
salah satunya disebabkan oleh pemberian materi pelajaran yang jarang
diaplikasikan melalui permainan yang mengandung nuansa filsafat
pendidikan; (4) Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia.
Namun, dunia pendidikan tidak memberikan kesempatan bagi kreativitas; dan
(5) dunia anak adalah dunia belajar aktif. Banyak guru yang tidak mampu
mengaktifkan belajar siswa karena menganggap siswa sebagai objek yang tidak
dapat bertindak, berpikir, dan berlaku seperti yang diharapkan guru.
Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan berbagai teori belajar
yang lain, misalnya Gagne (1985) yang menekankan pada behavior development
atau perkembangan perilaku sebagai produk dari cumulative effects of learning
atau efek komulatif. Menurut Gagne bahwa belajar adalah proses perubahan
dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses
pertumbuhan. Learning is a change in human disposition of capability that persists
over a period of time and is not simply ascribable to processes of growth. Pendapat
Gagne telah mempengaruhi pandangan tentang bagaimana menata lingkungan
belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran ini Anda diajak membahas konsep belajar
dari pandangan teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar
konstruktivistik dan teori belajar humanistik. Selesai belajar kegiatan
pembelajaran ini, diharapkan Anda dapat menerapkan dalam pembelajaran.
Tujuan khusus yang dapat Anda peroleh setelah belajar kegiatan pembelajaran
ini, Anda dapat :
mengajar selama ini! Demikian juga, refleksikan cara mengajar Anda selama
ini dengan teknik pengaorganisasian pembelajaran Konstuktivistik?
Bandingkan hasil refleksi Anda dengan rumusan-rumusan di bawah ini. Secara
hirarki Driver dan Oldham memberikan strategi pembelajaran konstruktivistik
sebagai berikut:
ORIENTATION
ELICITATION OF IDEAS
RESTRUCTURING OF
IDEAS
COMPARISON
Exposure to conflict
WITH PREVIOUS
situation
IDEAS
Evaluation
APPLICATION OF IDEAS
REVIEW CHANGE IN
IDEAS
1) Menyatakan Perilaku
Dalam hal ini ada tiga faktor yang saling menentukan, yaitu (a) perilaku, (b)
berbagai faktor yang ada pada pribadi seseorang dan (c) peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada lingkungan diri orang tersebut. Ketiga faktor tersebut
secara bersama-sama saling bertindak sebagai penentu atau penyebab yang
satu terhadap yang lain.
2. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan perbedaan antara teori behavioristik dan konstrukstif dalam hal:
a. Belajar
b. Mengajar
c. Kedudukan peserta didik
d. Pengetahuan
e. Fungsi Mind
2) Jelaskan secara runtut perkembangan teori belajar behavioristik
berdasarkan prespektif sekurang-kurangnya dua tokoh yang Anda
ketahui!
3) Jelaskan secara runtut tahapan perkembangan kognitif anak menurut
Piaget!
4) Jelaskan perbedaan penerapan kegiatan pembelajaran yang menganut
pandangan teori belajar behavioristik dan konstruktivistik secara aplikatif
yang selama ini telah Anda lakukan!
5) Jelaskan 6 (enam) prinip yang mendasar dalam menerapkan teori belajar
humanistik yang dikemukan oleh Bandura!
Kegiatan Pembelajaran 2
Model Pembelajaran berbasis Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM)
1. Lembar Informasi
Salah satu kelemahan sistem pendidikan di Indonesia cenderung
berorientasi pada input dan output, kurang memperhatikan aspek proses.
Padahal, proses akan sangat menentukan hasil. Salah satu upaya meningkatkan
kualitas proses belajar itu ialah melalui PAIKEM. Apa yang dimaksud dengan
PAIKEM? Mengapa harus PAIKEM? Apa ciri-ciri PAIKEM? Apa yang harus
dipersiapkan dalam PAIKEM? Model-model pembelajaran apa saja yang
menggunakan pendekatan PAIKEM?
Anda dapat menjawab semua pertanyaan tersebut dengan mempelajari
dan menelaah penjelasan yang disajikan berikut.
Banyak guru yang apatis untuk terus membangun prestasi. Sikap apatis
tersebut biasanya dipengaruhi oleh usia yang menjelang pensiun, kondisi
tempat mengajar yang tidak mendukung, teman-teman lain yang juga apatis,
serta kepala sekolah yang tidak menuntut apa-apa dari guru. Hilman (sebut
saja begitu) suatu saat berkata, "Mengapa bersusah payah, kan sebentar lagi
pensiun", jawabnya dengan enteng ketika ditanya tentang mengapa tidak
kreatif. Kebiasaan mengajar dijalaninya seperti biasanya. Kebiasaan itu telah
dibangunnya dari 20 tahun yang lalu. Jadi, gaya mengajar saat ini sama dengan
gaya mengajar 20 tahun yang lalu. Padahal, rentang tahun yang begitu panjang
amat baik jika diisi dengan perubahan positif gaya mengajar.
Lain lagi dengan Dewi (nama disamarkan), apa yang dilakukannya tidak
sedikit pun mencerminkan perubahan karena teman guru di sekolahnya tidak
aktif dan tidak berprestasi. "Maunya sih kreatif dan kepingin berprestasi, tapi
teman lain juga biasa-biasa saja. Saya ya ngikut aja", ujarnya tanpa beban.
Ungkapan seperti tersebut tampaknya juga dilakukan oleh guru-guru yang
lainnya. Budi (lagi-lagi nama samaran) sangat jengah karena kreativitas yang
pernah dimunculkannya suatu waktu tidak mendapatkan tanggapan dari
kepala sekolahnya. Sejak kejadian itu, Budi pasif dan apatis. Tidak ada satu pun
pembaharuan dilakukannya.
Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa pengaruh lingkungan tempat
berkomunitas teramat kuat. Pengaruh diri sendiri tidak muncul. Bahkan,
pengaruh diri sendiri tenggelam jauh di lubuk hati. Untuk itu, agar dapat
kreatif, Anda harus berani menutup kran pengaruh dari luar. Guru kreatif
menggunakan kata jangan berikut:
Jangan membayangkan sesuatu itu sulit dan akan menemui kegagalan
sebelum Anda mencoba beberapa kali.
Jangan takut dengan alat dan bahan yang sulit didapat
Jangan berpikiran bahwa kreatif itu berkaitan dengan dana besar
Jangan beranggapan bahwa kreativitas itu membutuhkan waktu yang
banyak.
Jangan percaya dengan anggapan bahwa untuk kreatif dibutuhkan
pemikiran yang mendalam.
Jangan memvonis bahwa kreativitas itu milik orang-orang tertentu.
Jangan menuduh bahwa diri Anda tidak dapat kreatif.
Jangan takut bertanya kepada siapa saja.
Jangan terlalu asyik dengan kebiasaan selama ini
Jangan mudah putus asa, mudah jenuh, mudah marah, dan mudah
mengatakan gagal.
manusiawi bukan hewani, (6) pembelajaran induktif bukan deduktif, (7) materi
bermakna bagi siswa bukan sekadar dihafal, dan (8) keterlibatan siswa
partisipatif bukan pasif. Dalam menangani siswa, pembelajaran inovatif
haruslah seirama dengan karakteristik siswa sebagai pembelajar. Bobbi de
Porter menyatakan, “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan hantarkan dunia
kita ke dunia mereka”.
Pembelajaran kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
peserta didik, siswa dapat menjadi kreatif dalam proses pembelajarannya.
Artinya, siswa kretaif dalam memahami masalah, menemukan ide yang terkait,
mempresentasikan dalam bentuk lain yang lebih mudah diterima, dan
menemukan kesenjangan yang harus diisi untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran yang menyenangkan bukan semata-mata pembelajaran
yang menjadikan siswa tertawa terbahak-bahak, melainkan sebuah
pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru dan
peserta didik dalam suasana yang sama sekali tidak ada tekanan, baik fisik
maupun psikologis. Jika pembelajaran berada dalam kondisi tekanan, maka
akan mengerdilkan pikiran siswa, sedangkan kebebasan apapun wujudnya
akan dapat mendorong terciptanya iklim pembelajaran (learning climate) yang
kondusif.
Berdasarkan uraian di atas, sudahkan Anda memahami PAIKEM?
Dapatkah Anda menyebutkan ciri-ciri PAIKEM? Cobalah cocokkan
pemahaman Anda tentang PAIKEM dengan uraian berikut. PAIKEM
mengambarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui
berbuat.
b. Guru menggunakan berbagai media pembelajaran dan berbagai cara untuk
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi peserta didik.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ dan memajang hasil karya
siswa.
d. Guru menerapkan strategi pembelajaran yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
e. Guru mendorong peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam peserta didik dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
B. Model-Model PAIKEM
Selama bertahun-tahun telah banyak diteliti dan diciptakan bermacam-
macam pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang diuraikan di
dalam kegiatan pembelajaran ini didasarkan pada konsep model pembelajaran
yang pada awalnya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil, dan
Showers, 1992) dan diberi nama model pembelajaran. Istilah model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi
atau prosedur tertentu. Ciri-ciri tersebut adalah (1) rasional teoritik yang logis
yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya, (2) landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan
dicapai), (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil, dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan
agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Berikut ini disajikan model-model
pembelajaran.
1) Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan oleh John Dewey dan
Herbert Thelan. Menurut Dewey seharusnya kelas merupakan cerminan
masyarakat yang lebih besar. Thelan telah mengembangkan prosedur yang
tepat untuk membantu para siswa bekerja secara berkelompok. Tokoh lain
adalah ahli sosiologi Gordon Alport yang mengingatkan kerja sama dan bekerja
dalam kelompok akan memberikan hasil lebih baik. Menurut Shlomo Sharan
dalam model pembelajaran kooperatif haruslah diciptakan setting kelas dan
proses pengajaran yang mensyaratkan adanya kontak langsung, berperan
serta dalam kerja kelompok dan adanya persetujuan antar anggota dalam
kelompok.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai sintaks tertentu yang
merupakan ciri khususnya. Tabel 3.4 berikut ini adalah sintaks model
pembelajaran kooperatif dan perilaku laku guru pada setiap sintaks.
b) Jigsaw
Tipe Jigsaw diterapkan dengan membagi siswa dalam kelompok dengan 5
atau 6 orang anggota kelompok belajar heterogen. Materi pembelajaran
diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung
jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari bahan yang diberikan
tersebut.
1 2 1 2 1 2 1 2
Kelompok asal
3 3 3 3
1 1 2 2 3 3
Kelompok ahli
1 1 2 2 3 3
Sebagai contoh, jika materi yang diajarkan itu adalah struktur pasar barang,
seorang siswa mempelajari tentang pasar persaingan sempurna, siswa lain
mempelajari tentang pasar monopolistik, siswa lain lagi belajar tentang pasar
oligopoli, dan yang terakhir belajar tentang pasar monopoli. Anggota dari
kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan
berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli.
Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli selama selang waktu tertentu, setiap
anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menyampaikan apa
yang telah didiskusikan di dalam kelompok ahli kepada teman-temannya
dalam kelompok asal. Evaluasi dilakukan pada kelompok asal (lihat gambar
3.1)
c) Investigasi Kelompok
Dalam penerapan Investigasi Kelompok guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen. Untuk
beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan
keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu.
Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan diteruskan melakukan
penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Akhirnya
kelompok-kelompok tersebut akan menyiapkan dan mempresentasikan
laporannya kepada seluruh kelas.
Investigasi Pendekatan
Aspek Tipe STAD Tipe Jigsaw
Kelompok Struktural
Tugas Siswa dapat Siswa Siswa Siswa
Utama menggunakan mempelajari menyelesai- mengerjakan
lembar kegiatan materi dalam kan inkuiri tugas-tugas
dan saling kelompok” ahli” kompleks yang diberikan
membantu kemudian sosial dan
untuk membantu kognitif
menuntaskan anggota
materi kelompok asal
belajarnya mempelajari
materi itu
Penilaian Tes mingguan Bervariasi dapat Menyelesai- Bervariasi
berupa tes kan proyek
mingguan dan menulis
laporan,
dapat
mengguna-
kan tes essay
Pengaku- Lembar Publikasi lain Lembar Bervariasi
an pengetahuan pengetahu-
dan publikasi an dan
lain publikasi lain
para siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model ini juga
mempunyai beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan atau
masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik,
menghasilkan produk/karya dan memamerkan produk tersebut serta adanya
kerja sama. Sebagai contoh masalah autentik adalah ”Ketika musim panen raya
tiba, para petani selalu dirugikan akibat rendahnya harga gabah.
Bagaimanakah cara pemerintah menstabilkan harga gabah agar petani tidak
merasa dirugikan?” Apabila pemecahan terhadap masalah ini ditemukan, maka
akan memberikan keuntungan secara ekonomis. Masalah seperti
”bagaimanakah kombinasi penggunaan faktor produksi yang optimum pada
tingkat anggaran perusahaan yang berbeda” merupakan masalah akademis
yang apabila ditemukan jawabannya belum dapat memberi manfaat praktis
secara langsung.
Landasan teoretik dan empirik model pengajaran berdasarkan masalah
adalah gagasan dan ide-ide para ahli seperti Dewey dengan kelas
demokratisnya, Piaget yang berpendapat bahwa adanya rasa ingin tahu pada
anak akan memotivasi anak untuk secara aktif membangun tampilan dala otak
mereka tentang lingkungan yang mereka hayati, Vygotsky yang merupakan
tokoh dalam pengembangan konsep konstruktivisme yang merupakan konsep
yang dianut dalam model pengajaran berdasarkan masalah.
Model pengajaran berdasarkan masalah juga mempunyai sintaks
tertentu yang merupakan ciri khas dari model ini. Tabel 3.7 berikut ini adalah
sintaks model pengajaran berdasarkan masalah dan tingkah laku guru pada
setiap tahap sintaks.
4) Pembelajaran Langsung
Pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang juga
sering disebut belajar melalui observasi. Dalam bukunya Arends menyebutnya
sebagai teori pemodelan tingkah laku. Tokoh lain yang menyumbang dasar
pengembangan model pengajaran langsung John Dolard dan Neal Miller serta
Albert Bandura yang mempercayai bahwa sebagian besar manusia belajar
melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.
Pemikiran mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa
siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan
tingkah laku gurunya. Atas dasar pemikirian tersebut hal penting yang harus
diingat dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari
menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.
Pengajaran langsung dicirikan oleh sintaks tertentu. Pada Tabel 3.8
berikut ini akan diberikan sintaks model pengajaran langsung dan peran yang
dijalankan oleh guru pada tiap-tiap sintaks.
5) Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.
Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang
studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya,
keseimbangan pasar diintegrasikan dengan permintaan dan penawaran.
Sedangkan, antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa
bidang studi. Misalnya, antara ekonomi dengan matematika atau dengan
bidang studi lainnya.
Dalam pembelajaran ekonomi, integratif interbidang dapat digunakan
pada materi keseimbangan pasar. Saat mengajarkan keseimbangan pasar, guru
tidak secara langsung menjelaskan proses terbentuknya harga keseimbangan ke
siswa tetapi diawali dengan penjelasan keterkaitan harga dengan jumlah
barang yang diminta dan dan ditawarkan. Perpindahannya diatur secara tipis.
Bahkan, guru yang pandai mengintegrasikan penyampaian materi dapat
menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi.
Pengintegrasian diaplikasikan sesuai dengan kompetensi dasar yang
perlu dimiliki siswa. Materi tidak dipisah-pisahkan. Materi ajar justru
merupakan kesatuan yang perlu dikemas secara menarik.
6) Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran
diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang
perlu dipahami adalah bahwa tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan disajikan
secara kontekstualitas, kontemporer, kongkret, dan konseptual.
Tema yang telah ditentukan haruslah diolah dengan perkembangan
lingkungan siswa yang terjadi saat ini. Budaya, sosial, dan religiusitas mereka
menjadi perhatian. Begitu pula, isi tema disajikan secara kontemporer sehingga
siswa senang. Apa yang terjadi sekarang di lingkungan siswa juga harus
terbahas dan terdiskusikan di kelas. Kemudian, tema tidak disajikan secara
abstrak tetapi diberikan secara kongkret. Semua siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. Konsep-konsep dasar tidak
terlepas. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep.
Dari uraian di atas, tampaklah bahwa peran guru amat menentukan
dalam mendesain kesuksesan pembelajaran ekonomi. Oleh karena itu, guru
ekonomi diharapkan sebagai berikut.
Guru perlu menekankan bahwa materi ekonomi dekat dengan siswa.
Sebagian besar aktifitas siswa dalam kehidupan sehari-hari merupakan
penerapan konsep ekonomi.
Kreativitas siswa perlu diperhatikan oleh guru terutama dalam kreativitas
berperilaku ekonomi yang sesuai dengan prinsip ekonomi.
Pembelajaran ekonomi harus menyenangkan siswa. Oleh karena itu minat,
keingintahuan, dan gairah siswa perlu mendapatkan perhatian.
Ada banyak metode dan teknik yang cocok yang dapat digunakan. Guru
tidak perlu monoton, klise, jenuh, dan kehabisan teknik pembelajaran
ekonomi.
7) Metode Kuantum
Metode Pembelajaran kuantum (Quantum Learning and Teaching) dimulai
di Super Camp, sebuah program percepatan berupa Quantum Learning yang
ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional
yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan
pribadi (DePorter, 1992). Metode kuantum diciptakan berdasarkan teori
pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intellegences
(gardner), Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler), Experiential
Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson),
dan Element of Effective Instruction (Hunter).
Dalam QL, yang dipentingkan adalah pemercepatan belajar, fasilitasi,
dan konteks dengan prinsip segalanya berbicara, segalanya bertujuan,
pengalaman sebelum menemukan, akui setiap usaha pembelajar, dan jika layak
dipelajari berarti layak untuk dirayakan. QL menutamakan konteks dan isi.
Konteks berisi tentang (1) suasana yang memberdayakan, (2) landasan yang
kukuh, (3) lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis.
Kemudian isi terdiri atas (1) penyajian yang prima, (2) fasilitas yang luwes, (3)
keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup.
Metode kuantum mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar. Ada lima prinsip yang mempengaruhi seluruh aspek
metode kuantum. Prinsip tersebut adalah (1) segalanya berbicara, (2) segalanya
bertujuan, (3) pengalaman sebelum pemberian nama, (4) akui setiap usaha, dan
(5) jika layak dipelajari, layak pula dirayakan. Konteks dan isi sangat
mendominasi dalam pelaksanaan pembelajaran kuantum. Konteks adalah latar
untuk pengalaman pembelajaran. Konteks dianggap sebagai suasana yang
mampu memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung,
dan rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan isi berkaitan dengan penyajian
yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan
keterampilan hidup.
Keranngka perancangan pembelajaran kuantum lebih popular dengan
istilah TANDUR, yaitu
a. TUMBUHKAN : sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan AMBAK
b. ALAMI: berikan pengalaman belajar dan kebutuhan untuk mengetahui
c. NAMAI: berikan data yang tepat saat minat memuncak
d. DEMONSTRASIKAN: kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan
pengalaman dengan data baru
e. ULANG: rekatkan gambaran keseluruhan”saya tahu”
f. RAYAKAN: jika layak dipelajari, layak pula dirayakan
Oleh metode kuantum, siswa dianggap sebagai pusat keberhasilan belajar.
Saran-saran yang dikemukakan dalam membangun hubungan dengan siswa
adalah:
perlakukan siswa sebagai manusia sederajat;
ketahuilah apa yang disukai siswa, cara pikir mereka, dan perasaan mereka;
bayangkan apa yang mereka katakan kepada diri sendiri dan mengenai diri
sendiri;
ketahuilah apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal yang
benar-benar mereka inginkan jika guru tidak tahu tanyakanlah ke siswa;
berbicaralah dengan jujur kepada mereka dengan cara yang membuat
mereka mendengarnya dengan jelas dan halus; dan
bersenang-senanglah bersama mereka.
8) Metode Partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa
secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa
didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat
menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu atau
fasilitator. Berkaitan dengan penyikapan guru kepada siswa, partisipatori
beranggapan bahwa:
a. setiap siswa adalah unik. Siswa mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan
9) Pembelajaran Kontekstual
Sebenarnya, siswa dalam belajar tidak berada di awan tetapi berada di
bumi yang selalu menyatu dengan tempat belajar, waktu, situasi, dan suasana
alam dan masyarakatnya. Untuk itu, metode yang dianggap tepat untuk
mengembangkan pembelajaran adalah metode kontekstual. Sebenarnya,
metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning) bukan barang baru. John
Dewey sudah mengemukakan pembelajaran kontekstual pada awal abad 20,
diikuti oleh katz (1918) dan Howey & Zipher (1989). Ketiga pakar itu
menyatakan bahwa program pembelajaran bukanlah sekadar deretan satuan
pelajaran (Kasihani dan Astini, 2001).
Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang
membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata
dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan
dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Ardiana, 2001). Pembelajaran kontekstual muncul sebagai reaksi
terhadap teori behavioristik yang telah mendominasi pendidikan selama
puluhan tahun. Metode kontekstual mengakui bahwa pembelajaran
merupakan proses kompleks dan banyak faset yang berlangsung jauh
melampaui drill oriented dan metode Stimulus and Response. Menurut Nur (2001)
pengajaran kontekstual memungkinkan siswa menguatkan, memperluas, dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai
macam tatanan dalam sekolah dan di luar sekolah agar siswa dapat
memecahakan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang
disimulasikan.
Dalam perkembangannya, metode kontekstual terdiri atas berbagai
strategi yang dikembangkan oleh berbagai institusi. University of Washington
Model dan Perangkat Pembelajaran 31
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
(1) Penemuan
Penemuan (inquiry) merupakan bagian inti kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual. Siswa tidak menerima pengetahuan dan keterampilan hanya
dari mengingat seperangkat fakta-fakta saja, tetapi berasal dari pengalaman
menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang pembelajaran yang
bersumber dari penemuan. Tentunya, pembelajaran dirancang dengan
menarik dan menantang. Siswa dapat menemukan sendiri tanpa harus dari
buku. Berikut ini siklus penemuan:
a. observasi
b. bertanya
c. mengajukan dugaan
d. pengumpulan data
e. penyimpulan
(2) Pertanyaan
Biasanya, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang berawal
dari sebuah pertanyaan. Sebagai contoh materi tentang pasar, biasanya
muncul pertanyaan Siapa yang pernah pergi ke pasar? Barulah, seseorang
membuka buku, bertanya, dan mendiskusikan pasar. Pertanyaan berguna
untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan siswa. Bagi
siswa, pertanyaan berguna untuk menggali informasi, mengecek informasi
Model dan Perangkat Pembelajaran 32
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
(3) Konstruktivistik
Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-idenya. Dengan begitu,
siswa dapat mengkonstruksikan gejala-gejala dengan pemikirannya sendiri.
Konstruktivistik merupakan landasan berpikir (filosofis) metode
kontekstual, yaitu bahwa pengetahauan dibangun sedikit demi sedikit
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak seketika.
Manusia harus mengkonstruksikan pengetahuan dan memberi makna
melalui pengalaman tidak melalui ingtana dan hafalan saja.
(4) Pemodelan
Pernahkah Anda menunjukkan rekaman video suasana pasar, sebuah video
yang menunjukkan bagaimana pembeli dan penjual saling berinteraksi
hingga menyepakati sebuah harga?. Atau Anda berperan sebagai pembeli
sedangkan siswa yang lain berperan sebagai penjual. Jika pernah, berarti
Anda telah melakukan pemodelan. Pemodelan adalah pemberian model
agar siswa dapat belajar dari model tersebut. Melalui pemodelan tersebut,
siswa dapat mengidentifikasi selanjutnya membuat seperti model yang
ditunjukkan. Dalam kontekstual, guru bukanlah model satu-satunya.
Model dapat diambil dari mana saja.
(7) Refleksi
Refleksi merupakan respon terhadap pengalaman yang telah dilakukan,
aktivitas yang baru dijalani, dan pengetahuan yang baru saja diterima.
Dengan merefleksikan sesuatu, siswa merasa memperoleh sesuatu yang
berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajari. Refleksi tersebut
dapat dilakukan per bagian, di akhir jam pelajaran, di akhir bab/tema, atau
dalam kesempatan apapun. Realisasi refleksi dapat berupa pernyataan
spontan siswa tentang apa yang diperolehnya hari itu, lagu, puisi, kata
kunci, cerita siswa, cerita guru, catatan di lembar kertas, diskusi, dan yang
lain-lainnya.
Contoh refleksi sebagai berikut. Setelah siswa melakukan pembelajaran
materi pasar. Siswa menuliskan di kertas yang di tempel di tembok dengan
spidol besar. Tulisan yang muncul adalah aha saya bisa, gampang, dan
seterusnya.
C. Standar Proses
Agar pembelajaran memenuhi teori belajar, karaktersitik siswa, dan
prinsip-prinsip pembelajaran, Kementerian Pendididikan dan Kebudayaan
mengaturnya dalam kebijakan Standar Proses (Permendiknas 41/2007 Tanggal
23 November 2007). Dalam standar tersebut diatur bagaimana guru menyusun
perencanaan pembelajaran. Diatur pula bagaimana guru melaksanakan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai
silabus.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
(a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari
aneka sumber;
(2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
(3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;
(4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
(5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
(b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
(1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
(2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
2. Lembar Pelatihan
1). Jelaskan hubungan antara teori belajar, model pembelajaran PAIKEM
dan CTL!
2). Jelaskan perbedaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan tipe Jigsaw!
3). Jelaskan perbedaan penerapan model pembelajaran berdasarkan
masalah dan model pembelajaran melalui penemuan!
4). Jelaskan karakteristik tipe materi ajar yang sesuai dibelajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
5). Pilihlah contoh materi (sesuai dengan latar belakang keilmuan Anda),
kemudian deskripsikan tahapan implementasi pembelajaran model
Jigsaw!
6). Siswa ingin memcahkan masalah “Bagaimanakah hubungan jumlah
baterai terhadap nyala lampu?” Untuk memecahkan masalah tersebut
model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok atau model
pembelajaran problem based instruction yang tepat untuk dipilih,
berikan argumentasi Anda!
7). Jelaskan alasan bahwa hanya siswa yang nomornya disebut yang boleh
menjawab dalam pembelajaran kooperatif tipe numbered-head
together, padahal sebelum menjawab semua anggota kelompok telah
berdiskusi dulu!
8). Buatlah contoh langkah pembelajaran yang menerapkan model
kooperatif tipe think-pair-share!
9). Buatlah contoh permasalahan autentik yang tepat untuk dipecahkan
melalui model pembelajaran problem based instruction?
10). Jelaskan kelebihan dan kelemahan penggunaan model pembelajaran
langsung.
11). Berikan contoh materi pembelajaran yang bisa diberikan melalui
model pembelajaran langsung.
12). Jelaskan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
meningkatkan proses pembelajaran!
13). Aspek apa saja yang diatur oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan terkait dengan persiapan proses pembelajaran?
14). Jelaskan yang bdimaksud eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam
proses pelaksanaan pembelajaran!
Kegiatan Pembelajaran 3
Media Pembelajaran
1. Lembar Informasi
1.1 Pengertian, Rasional, Dan Fungsi Media Pembelajaran
A. Pengertian Media
Medium atau media (jamak) berasal dari kata Latin “medium” yang
berarti “di antara”, suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu yang
membawa informasi antara sumber dan penerima (Soekamto, 1993). Martin
dan Briggs (1986) menyatakan bahwa media pembelajaran mencakup
semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan
siswa, dapat berupa perangkat keras, seperti komputer, televisi, projektor,
dan perangkat lunak yang digunakan dalam perangkat-perangkat keras
tersebut. Dengan menggunakan batasan Martin dan Briggs, guru atau
pengajar juga termasuk media pembelajaran (Degeng, Tanpa Tahun).
Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan pebelajar (siswa)
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Tidak dapat dipisahkannya antara materi, media, dan sumber,
dilihat dari pengertian dan klasifikasi media pembelajaran. Dalam
Dictionary of Education dikemukakan bahwa instructional media is devices
and other materials which present a complete body of information and are largely
self-supporting rather than supplementary in the teaching-learning process. Media
pembelajaran adalah alat atau materi lain yang menyajikan bentuk
informasi secara lengkap dan dapat menunjang proses belajar mengajar.
Ruseffendi (1982) menyatakan bahwa media pendidikan adalah perangkat
lunak (software) dan atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai
alat belajar dan alat bantu belajar. Sementara itu, Brown, dkk. (1977)
membuat klasifikasi media pembelajaran yang sangat lengkap yang
mencakup sarana belajar (equipment for learning), sarana pendidikan untuk
belajar (educational media for learning), dan fasilitas belajar (facilities for
learning). Sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, video player,
televisi, laboratorium elektronik, telepon, kamera, dan lain-lain. Sarana
pendidikan untuk belajar mencakup buku teks, buku penunjang,
ensiklopedi, majalah, surat kabar, kliping, program TV, program radio,
gambar dan lukisan, peta, globe, poster, kartun, boneka, papan planel,
papan tulis, dan lain-lain. Fasilitas belajar mencakup gedung, kelas, ruang
diskusi, laboratorium, studio, perpustakaan, tempat bermain, dan lain-lain.
Meskipun dari pengertian dan klasifikasi di atas tampak bahwa
pengertian materi, media, dan sumber bahan sulit dipisahkan, tetapi
kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada
saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam
kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran,
penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk
ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan
penglihatan. Berdasarkan alasan tersebut , maka media yang banyak
digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual
(gabungan media audio dan visual). Belakangan berkembang konsep
multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih dari satu media
dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep
multimedia diasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari
pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses
komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif.
Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses
pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa
masalah dalam proses komunikasi, misalnya: a) Ditinjau dari pihak
siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau
ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit
menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dan
sebagainya; b) Ditinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir
mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan,
ketidakajegan, dan sebagainya; dan c) Ditinjau dari pesan atau materi
yang disampaikan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa,
materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh,
dan sebagainya.
Lambang
verbal
Lambang
Visual
Rekaman radio/audio
Gambar mati
Gambar bergerak
Pameran
Pengalaman lapangan
Demonstrasi
Dramatisasi
Pengalaman langsung
C. Fungsi Media
Pemakaian media yang benar akan dapat mengurangi jumlah kata
yang diperlukan dalam proses intruksional untuk mengkomunikasikan
gagasan yang bersifat kongkrit. Media tidak hanya memberikan
pengalaman-pengalaman konkret tetapi juga membantu siswa
mengintegrasikan pengalaman-pengalaman sebelumnya (Soekamto, 1993).
Dengan demikian diharapkan media akan dapat memperlancar proses
belajar siswa serta pemahaman dan retensinya. Di samping itu, media
dapat menarik perhatian serta membangkitkan minat dan meningkatkan
motivasi siswa. Dengan demikian pemakaian media akan sangat
mempengaruhi keefektifan sistem instruksional yang diberikan.
Relevan dengan pendapat di atas, Sudjana dan Rivai (2002), nilai dan
manfaat media dapat mempertinggi proses belajar siswa, yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Ada beberapa alasan, mengapa media dapat mempertinggi proses belajar
siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media, antara lain:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai
kompetensi yang diharapkan dengan lebih baik
c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru
mengajar untuk setiap jam pelajaran
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Alasan kedua, adalah berkenaan dnegan taraf berfikir siswa, Taraf
berfikir manusia mengkuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir
konkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir yang sederhana
menuju ke berpikir yang kompleks. Penggunaan media erat kaitannya
dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media hal-hal yang abstrak
dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Menurut Degeng (1998), media-media tertentu memiliki
keistimewaan, antara lain:
a) Media Grafis
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau
gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan
simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga
menarik dan mudah diingat orang.
Yang termasuk media grafis antara lain : (1) grafik, yaitu penyajian
data berangka melalui perpaduan antara angka, garis, dan simbol, (2)
diagram, yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan timbal balik yang biasanya disajikan
melalui garis-garis simbol, (3) bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata,
garis, dan simbol yang merupakan ringkasan suatu proses,
perkembangan, atau hubungan-hubungan penting, (4) sketsa, yaitu
gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-
bagian pokok dari suatu bentuk gambar, (5) poster, yaitu sajian
kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan maksud
untuk menarik perhatian orang yang lewat, (6) papan flanel, yaitu papan
yang berlapis kain flanel untuk menyajikan gambar atau kata-kata yang
mudah ditempel dan mudah pula dilepas, (7) bulletin board, yaitu papan
biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gambar atau tulisan-tulisan
biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat
penempel lainnya.
b) Media Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya
melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini
menyajikan pesan melalui huruf dan gambar-gambar yang
diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang
disajikan.
Jenis media bahan cetak ini di antaranya: (a) Buku teks, yaitu buku
tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk
memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan
(sequence) dan ruang lingkup (scope) GBPP tiap bidang studi tertentu;
(b) Modul, yaitu suatu paket progaram yang disusun dalam bentuk
satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar
siswa. Satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk guru,
lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja,
lembaran tes, dan kunci lembaran tes; dan (c) Bahan pengajaran
terprogram, yaitu paket program pengajaran individual, hampir sama
c) Media OHP
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang
diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead
Projector). OHT terbuat dari bahan transparan yang biasanya berukuran
8,5 X 11 inci.
Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT, yaitu: a)
Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang dapat
ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol;
b) PPC transparancy film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu jenis
transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan
menggunakan mesin fotokopi; dan c) Infrared transparancy film, yaitu
jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan
menggunakan mesin thermofax.
OHP (Overhead Projector) adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layar.
Biasanya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis. Ada dua
jenis model OHP, yaitu: a) OHP Classroom, yaitu OHP yang dirancang
dan dibuat secara permanen untuk disimpan di suatu kelas atau
ruangan. Biasanya memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan
dengan OHP jenis portable; dan b) OHP Portable, yaitu OHP yang
dirancang agar mudah dibawa ke mana-mana, ukurannya lebih kecil
dan bobot beratnya lebih ringan.
4). Multimedia
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau
lebih media yang terdiri atas teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan
animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua katagori yaitu:
(a) Multimedia linier yaitu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat
pengontrol apapun yang dapat dioperasionalkan oleh pengguna.
Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan). Contoh multimedia linier:
film dan TV; dan (b) Multimedia interaktif yaitu suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasionalkan oleh
pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk
proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif: aplikasi game.
Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa siswa
tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut
untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Sedikitnya ada tiga
macam interaksi. Interaksi yang pertama ialah yang menunjukkan siswa
berinteraksi dengan sebuah program, misalnya siswa diminta mengisi
blangko pada bahan belajar terprogram. Bentuk interaksi yang kedua ialah
siswa berinteraksi dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator,
laboratorium bahasa, komputer, atau kombinasi di antaranya yang
berbentuk video interaktif. Bentuk interaksi ketiga ialah mengatur interaksi
antarsiswa secara teratur tapi tidak terprogram; sebagai contoh dapat
B. Pemilihan Media
Sebagaimana dikemukakan pada pembahasan pengertian, media
pembelajaran pada dasarnya merupakan semua alat bantu yang
dimanfaatkan guru dalam rangka mempermudah pembelajaran.
Berkaitan dengan media pembelajaran itu, berikut dikemukakan
beberapa prinsip yang dapat Anda gunakan sebagai pertimbangan untuk
memilih dan menentukan media pembelajaran.
2) Tersedia
Pertimbangan lain dalam pemilihan dan penentuan media
pembelajaran adalah ketersediaan media itu. Artinya, pada saat Anda
perlukan dalam pembelajaran, media itu dapat Anda dapatkan. Misalnya,
ketika Anda akan melatih siswa agar siswa Anda memiliki kompetensi
tertentu dan Anda memutuskan untuk menggunakan media pembelajaran
yang berupa kaset rekaman berita dan tape recorder, kaset rekaman berita
dan tape recorder itu benar-benar tersedia. Seandainya tidak tersedia, kaset
rekaman berita dan tape recorder itu dapat Anda upayakan sehingga pada
saat Anda perlukan media itu tersedia. Ternyata, di sekolah Anda kaset
rekaman berita, tape recorder, beserta perangkat pendukungnya (misalnya
listrik) tidak tersedia. Dengan demikian, kaset rekaman dan tape recorder
bukan media pembelajaran yang tepat Anda gunakan saat itu.
3) Murah
Media pembelajaran yang Anda gunakan untuk melatih siswa tidak
harus yang mahal. Pada dasarnya segala sesuatu yang ada di lingkungan
siswa, di lingkungan sekolah, dan di lingkungan Anda dapat Anda
gunakan untuk media pembelajaran. Misalnya, pada saat tertentu Anda
membeli surat kabar. Dalam surat kabar itu ada berita, ada iklan, ada surat
pembaca, dan lain-lain. Koran yang Anda beli itu dapat Anda gunakan
sebagai media pembelajaran. Di sekolah Anda terdapat taman atau pohon
besar dengan berbagai jenisnya. Taman dan berbagai pohon besar di
sekolah Anda itu dapat Anda gunakan sebagai media pembelajaran.
Bahkan, Anda dapat meminjam alat peraga mata pelajaran yang lain,
misalnya IPA, untuk Anda gunakan sebagai media pembelajaran bahasa.
Hal ini dapat dipahami karena membicarakan tentang apa pun melibatkan
kemahiran berbahasa dalam proses komunikasi. Oleh karena itu, Anda
tidak perlu memikirkan media pembelajaran yang mahal yang memang
tidak dapat Anda dapatkan di sekolah Anda. Bungkus obat, bungkus roti,
bungkus makanan, slogan di sekolah, dan lain-lain dapat pula Anda
manfaatkan sebagai media pembelajaran.
4) Menarik
Pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya dalam pemilihan
dan penentuan media pembelajaran adalah tingkat kemenarikan. Artinya,
media pembelajaran yang Anda gunakan dalam pembelajaran Anda adalah
media yang menarik bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk terlibat
dalam proses pembelajaran Anda secara lebih inten. Untuk dapat memilih
dan menentukan media pembelajaran yang menarik, setidaknya Anda
perlu mempertimbangkan (1) kesesuaian media itu dengan kebutuhan
siswa, (2) kesesuaian media pembelajaran itu dengan dunia siswa, (3) baru,
(4) menantang, dan (5) variatif.
tersebut, maka komponen penting dari alat tersebut harus terwakili dalam
prototipe tersebut; dan c) Jika prototipe berupa maket, maka perbandingan
ukuran benda asli dan prototipe harus mengacu pada skala tertentu.
Prinsip-prinsip pembuatan media visual dalam bentuk grafis yaitu:
kesederhanaan, kesatuan, penekanan, dan keseimbangan serta dilengkapi
dengan garis, bentuk, warna, tekstur, dan ruang.
a. Kesederhanaan. Bentuk media harus diringkas, sederhana, dan
dibatasi pada hal hal yang penting saja. Konsep tergambar dengan
jelas, tulisan jelas, sederhana dan mudah dibaca.
b. Kesatuan. Adanya hubungan antara unsur-unsur visual yang ada
dalam kesatuan fungsinya secara keseluruhan. Bentuk kesatuan ini
dapat dinyatakan dengan unsur-unsur yang saling menunjang.
Kesatuan dapat ditunjukkan dengan alur-alur tertentu, misalnya
dengan garis, anak panah, bentuk, warna, dan sebagainya.
c. Penekanan. Media visual ditunjukkan sebagai suatu gagasan tunggal,
yang dikembangkan secara sederhana, merupakan suatu kesatuan, dan
diperlukan penekanan pada bagian-bagian tertentu untuk memusatkan
perhatian. Penekanan dapat ditunjukkan melalui penggunaan ukuran
tertentu, warna tertentu, dan sebagainya.
d. Keseimbangan. Ada dua macam yaitu: keseimbangan formal,
ditunjukkan dengan pembagian secara simetris, sedang keseimbangan
informal , yang ditunjukkan dengan pembagian yang asimetris.
Prinsip-prinsip pembuatan media, keberhasilannya ditunjang
dengan unsur-unsur visual seperti: garis, bentuk, tekstur, dan ruang.
a. Garis, dalam media visual dapat menghubuingkan unsur-unsur
bersama dan akan membimbing pemirsa untuk mempelajari media
tersebut dalam suatu urutan tertentu.
b. Bentuk yang aneh (tidak biasa) dapat menimbulkan suatu perhatian
khusus pada suatu yang divisualkan.
c. Ruang terbuka diiringi dengan unsur-unsur visual dan kata-kata akan
mencegah rasa berjejal dalam suatu media visual. Kalau ruang itu
digunakan dengan cermat, maka unsur-unsur yang dirancang menjadi
efektif.
d. Tekstur, adalah unsur visual yang disajikan sebagai pengganti
sentuhan rasa tertentu dan dapat juga dipakai sebagai pengganti
warna, memberikan penekanan, pemisahan atau untuk meningkatkan
kesatuan.
e. Warna. Warna merupakan unsur tambahan yang terpenting dalam
media visual, tetapi harus digunakan secara hati-hati untuk
memperoleh pengaruh terbaik. Digunakan pada unsur-unsur visual
Model dan Perangkat Pembelajaran 54
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
1) Penyusunan Naskah
Beberapa langkah yang harus dilalui dalam penyusunan naskah
audio:
a. Menentukan topik program dan sasarannya. Untuk media audio yang
akan digunakan sebagai media pembelajaran sehingga berkaitan dengan
bisdang studi tertentu, maka harus memperhatikan materi yang telah
tersusun di dalam GBPP yang berlaku.
b. Merumuskan tujuan program audio. Dalam merumuskan tujuan
program maka dapat memakai acuan tujuan pembelajaran yang terdapat
dalam kurikulum .
2) Pemberian Suara.
Pemberian suara dapat berasal dari suara manusia, musik , atau
suara efek (sound-effect ). Pemberian suara manusia dapat dilakukan oleh
penyiar (announcer), yang di dalam penulisan naskah dengan istilah ANN
yaitu penyiar yang tugasnya memberitahukan bahwa suatu acara atau
program akan disampaikan. Selain itu dapat dilakukan oleh narator, yang
di dalam penulisan naskah dengan istilah NAR yaitu hampir sama dengan
penyiar , bedanya apa yang dibaca narator sudah memasuki program. Yang
akan disampaikan mungkin tentang pokok bahasan, tujuan, dan
sebagainya. Untuk membedakan pembaca narasi laki-laki atau perempuan ,
pada penulisan naskah ditulis NAR 1 dan NAR 2.
Pemberian suara berbentuk musik dalam program audio berfungsi
untuk:
a. Menggambarkan suasana, yaitu membantu melukiskan suasana atau
situasi yang dikehendaki dalam naskah.
b. Melatar belakangi suatu adegan agar dapat merangsang emosi
pendengar.
c. Jembatan, untuk menyambung bagian yang satu dengan yang lain,
sehingga mempercepat kelangsungan cerita dan memperjelan kesan
yang sedang dirangsang.
D. Pembuatan Multimedia
Berbagai kemungkinan penggunaan komputer meliputi: tutorial,
latihan tes, simulasi, permainan, dan pemecahan masalah (Sudjana dan
Rivai, 1989).
Tutorial. Tutorial digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran
dengan menguraikan penjelasan setahap demi setahap. Paket program
tutorial ini mula-mula menyajikan materi pelajaran tertentu, adakalanya
komputer memberikan suruhan-suruhan yang harus dijawab oleh siswa.
Bila siswa menjawab degan benar maka komputer akan menyajikan materi
berikutnya. Bila siswa menjawab salah atau tidak menjawab dalam waktu
tertentu, maka komputer akan menuntun siswa agar mendapat jawaban
yang benar. Jawaban siswa perlu diketik melalui papan ketik agar dapat
memperoleh umpan balik lebih lanjut dalam komputer.
Latihan. Latihan digunakan memantapkan konsep yang telah
dipelajari dan merangsang siswa untuk bekerja secara tepat dalam
menyelesaikan soal-soal dari yang seerhana sampai kompleks. Setelah
siswa selesai menjawab melalui papan ketik, komputer segera memberi
umpan balik yang berupa penguatan jika siswa menjawab benar atau dapat
berupa informasi lain yang dapat membimbing siswa untuk menjawab
dengan benar pada akhir latihan. Siswa juga mendapatkan informasi yang
jelas tentang kemampuannya dalam menerima pelajaran, sehingga dapat
segera dilakukan perbaikan apabila terjadi kekurangan atau langsung
melanjutkan ke materi selanjutnya.
Tes. Tes hanya berisi pertanyaan-pertanyaan. Perbedaan dengan
latihan adalah pada tes tidak tidak diberikan umpan balik pada siswa, tidak
peduli jawaban siswa benar atau salah, pertanyaan berikutnya segera
muncul setelah pertanyaan berikutnya selesai dijawab. Rangkaian tes yang
biasanya digunakan adalah tes objektif atau isian singkat. Sampai saat ini
pemeriksaan jawaban soal-soal esai dengan komputer masih belum berhasil
dengan memuaskan.
Simulasi. Paket program digunakan sebagai model di suatu proses
atau sistem dan siswa mencobanya. Di sini komputer dapat digunakan
untuk memperagakan untuk hal-hal yang tidak mungkin diperagakan
secara langsung seperti reaksi kimia yang menimbulkan ledakan,
mengukur ledakan laut, mengukur tinggi menara atau menentukan proses
suatu tempat pada pola bumi.
Permainan. Paket program permainan ini diarahkan agar siswa
dapat belajar sambil bermain, karena isinya dibuat sedemikian rupa
sehingga mengandung unsur-unsur tantangan, rasa ingin tahu,
menyenangkan dan fantasi tanpa mengabaikan unsur mendidik. Paket
program ini dapat mengembangkan daya pikir siswa.
Pemecahan Masalah. Paket program ini diarahkan agar siswa dapat
belajar berbuat karena siswa dituntut dapat memecahkan permasalahan
secara aktif. Paket program ini bervariasi dari yang sederhana sampai
dengan yang rumit. Tergantung pada rumitnya permasalahan dan
kecanggihan respon komputer terhadap respon siswa. Misalnya; persoalan
pemacahan terhadap pencemaran lingkungan. Bentuk penyajian materi,
digunakan bentuk tutorial, yaitu menyampaikan materi pelajaran setahap
demi setahap meliputi materi, contoh soal latihan, dan kesimpulan.
Sebuah media pembelajaran berbasis komputer tidak hanya
menuangkan teks atau buku ke dalam medium elektronik. Jika hal itu
dilakukan maka akan mengkasilkan “buku elektronik” yang manfaatnya
tidak jauh berbeda dengan membaca buku secara langsung.
Untuk menghasilkan suatu media pembelajaran yang baik
diperlukan kerjasama yang baik antara guru, desainer, analis, image
supplier, programer, dan maintenance, dengan tugas masing-masing:
a. Guru: sebagai orang yang menguasai materi pelajaran dan teori belajar;
b. Desainer: sebagai penerjemah ide guru ke dalam skenario atau skrip
media;
Model dan Perangkat Pembelajaran 60
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Media Siswa
Guru
Keterangan :
: komunikasi utama
: konsultatif (kalau perlu saja)
Tugas guru : Fasilitator pembelajaran
Guru Siswa
Media Lain
Keterangan :
: komunikasi utama
: konsultatif (kalau perlu saja)
S S S S
S S
S S
Keterangan:
G : Guru
S : Siswa
: Arus interaksi
Pada pola (a) guru mengontrol kegiatan diskusi siswa. Pola dasarnya
adalah serangkaian dialog antara guru dan setiap individu, dengan cara seperti
ini maka interaksi antara siswa yang satu dan siswa yang lain relatif lebih kecil
dibandingkan dengan pola (b). Pada pola (b) dapat disebut sebagai pola multi
komunikasi, karena komunikasi dapat dilakukan dari dan ke berbagai arah.
Pengendalian diri dan kontrol dilakukan oleh anggota masing-masing dengan
cara menahan diri dan memberi kesempatan kepada anggota lain.
dalam proses mengajarnya, strategi yang dikembangkan oleh Ivor K. Davies ini
dapat dipertimbangkan untuk digunakan, meliputi:
a. Tahap pendahuluan
Tahap ini umumnya terdiri atas 3 peristiwa pembelajaran, yakni (1)
pembukaan pelajaran, (2) pemberitahuan tujuan pembelajaran, dan (3)
menarik perhatian siswa ke arah materi baru yang akan disajikan dengan
cara memberikan bahan pengait. Media yang dapat digunakan pada
tahapan ini, misalnya media cetak, medis grafis, media audio, media audio-
visual, atau pengamatan di lingkungan dan berbagai media tiga dimensi.
b. Tahap pengembangan
Pada tahap ini materi baru disajikan. Disarankan agar materi baru tersebut
dibagi dalam beberapa unit. Pada akhir setiap unit atau bagian materi,
diadakan tanya jawab (review) untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
atas materi yang baru disajikan. Dengan demikian kesalahpahaman atau
kekurangjelasan materi dapat segera diatasi. Pada tahap pengembangan ini
sebaiknya digunakan berbagai media seperti halnya pada tahap
pendahuluan, yang disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran,
materi dan siswa.
c. Tahap konsolidasi
Tahap ini merupakan akhir pembelajaran. Ada 3 peristiwa pembelajaran
yang hendaknya dilaksanakan pada tahap ini, yakni (1) penyimpulan
seluruh materi yang telah disajikan, (2) pemberian tugas/latihan, (3)
pemberian umpan balik atas tugas/pelatihan yang telah dikerjakan siswa,
dan (4) pemberian pekerjaan rumah jika diperlukan. Pada tahap ini dapat
digunakan media, media cetak (bagan), OHP atau papan tulis dan beberapa
media yang lain.
Selain itu diintermasikan juga prosedur kerja serta jika diperlukan, cara
berpikir ilmiah dalam pengerjaan tugas/pelatihan.
b. Tahap berlatih/pengerjaan tugas
Pada tahap ini siswa mengerjakan tugas/pelatihan yang diberikan guru.
Pengerjaan bisa di laboratorium, bengkel, lingkungan sekolah. Di dalam
kelas, perpustakaan, ruang audio visual atau di mana saja. Semua media dan
peralatan yang diperlukan oleh siswa untuk memfasilitasi belajar mereka
hendaknya sudah disiapkan sebelumnya. Selama siswa mengerjakan
tugas/pelatihan, guru hendaknya berkeliling melihat apakah siswa telah
melakukan prosedur kerja yang benar.
c. Tahap pemberian umpan balik kepada siswa
Setelah tahap berlatih/pengerjaan tugas selesai, siswa perlu mendapat
informasi tentang hasil belajarnya atau sekurang-kurangnya, kesalahan-
kesalahan yang telah mereka lakukan. Dengan demikian siswa mendapat
umpan balik yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar
mereka.
d. Tahap evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan siswa
atas materi yang telah disajikan, juga seberapa jauh siswa telah memilih
keterampilan/kemampuan yang diajarkan. Hasil evaluasi akan dapat
memberikan gambaran tentang keberhasilan pembelajaran guru.
Kegiatan Persiapan
Kegiatan Evaluasi
2. Lembar Pelatihan
1). Setelah membaca deskripsi pengertian media dalam modul ini,
selanjutnya, jelaskan pengertian media pembelajaran menurut Anda
secara sederhana.
2). Menurut Brown, media pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga.
Sebutkan dan berikanlah contoh jenis media apa saja yang termasuk
dalam klasifikasi tersebut?
3). Menurut pendapat Anda, apa saja manfaat penggunaan media
pembelajaran?
Kegiatan Pembelajaran 4
Asesmen
1. Lembar Informasi
1.1. Hakikat Asesmen
A. Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi
Istilah asesmen (assessment) sering dipertukarkan secara rancu
dengan dua istilah lain, yakni pengukuran (measurement) dan evaluasi
(evaluation). Padahal ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda,
walaupun memang saling berkaitan.
Menurut Oosterhof (2003), pengukuran dan asesmen memiliki
makna yang hampir serupa walaupun tidak mutlak sama. Griffin & Nix
(1991) memberikan gambaran yang lebih konkret tentang kaitan antara
pengukuran, asesmen, dan evaluasi. Menurut Griffin dan Nix, ketiga
kegiatan tersebut merupakan suatu hierarki. Pengukuran adalah kegiatan
membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran;
asesmen adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui
pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-
bukti hasil pengukuran, sedangkan evaluasi adalah proses mengambil
keputusan (judgment) berdasarkan hasil-hasil asesmen. Johnson & Johnson
(2002) menegaskan tidak seharusnya melakukan evaluasi tanpa
melakukan pengukuran dan penilaian terlebih dulu.
Cakupan asesmen amat luas, meliputi berbagai aspek pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap. Berbagai metode dan instrumen -
baik formal maupun nonformal- digunakan dalam asesmen untuk
mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut
semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif
(Johnson & Johnson, 2002; Gronlund, 2003; Oosterhof, 2003). Asesmen
yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung disebut sebagai asesmen
proses, sedangkan asesmen yang dilakukan setelah pembelajaran usai
dilaksanakan dikenal dengan istilah asesmen hasil/produk. Asesmen proses
dibedakan menjadi asesmen proses informal dan asesmen proses formal.
Asesmen informal bisa berupa komentar-komentar guru yang
diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta
didik menjawab pertanyaan guru, saat seorang peserta didik atau
beberapa peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru atau
temannya, atau saat seorang peserta didik memberikan komentar
terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah melakukan
asesmen informal terhadap performansi peserta didik-peserta didik
tersebut.
Asesmen proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik
pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan
merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Berbeda dengan
asesmen proses informal, asesmen proses formal merupakan kegiatan
yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk
membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik.
B. Metode Asesmen
Asesmen dapat dilakukan melalui metode tes maupun nontes.
Metode tes dipilih bila respons yang dikumpulkan dapat dikategorikan
benar atau salah (Djemari, 2008). Bila respons yang dikumpulkan tidak
dapat dikategorikan benar atau salah digunakan metode nontes.
Menurut Gronlund (2008), metode tes dapat berupa tes tulis (paper
and pencil) atau tes kinerja (performance test). Tes tulis dapat dilakukan
dengan cara memilih jawaban yang tersedia (selected-response), misalnya
soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada pula yang
meminta peserta menuliskan sendiri responsnya (supply-response),
misalnya soal berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas.
Tes kinerja juga dibedakan menjadi dua, yaitu restricted performance,
yang meminta peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas
tertentu yang terstruktur secara ketat, misalnya peserta diminta menulis
paragraf dengan topik yang sudah ditentukan, atau mengoperasikan
suatu alat tertentu; dan extended performance, yang menghendaki peserta
untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan tidak dibatasi,
misalnya peserta diminta merumuskan suatu hipotesis, kemudian diminta
membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji
hipotesis tersebut.
Dari segi otentisitas dan kompleksitas tugas, selected response
memiliki cakupan aspek yang lebih sederhana dibandingkan supply
response dan performance assessment. Hal ini antara lain dikarenakan pada
selected response: (a) alternatif pilihan jawaban sudah disediakan, (b) pada
umumnya hanya berkaitan dengan tugas-tugas yang dapat diselesaikan
dengan bekal pengetahuan dan pemahaman; dan (c) tugas-tugas
direspons secara tidak langsung. Hal yang sebaliknya terjadi pada
penilaian kinerja, tugas-tugas yang dinilai dengan penilaian kinerja
menuntut respons yang murni dan aktual dari peserta, juga
membutuhkan berbagai keterampilan di samping bekal pengetahuan dan
Model dan Perangkat Pembelajaran 71
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
B. Teknik Asesmen
Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik
dapat dilakukan berbagai teknik, baik berhubungan dengan proses
maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada
prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap
pencapaian kompetensi. Asesmen dilakukan berdasarkan indikator-
Penilaian Kedisiplinan
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No. Aspek yang dinilai Ya Tidak
1. Datang tepat waktu
2. Pakaian sesuai aturan
3. Bertanggungjawab pada tugas
4. Pulang tepat waktu
Nilai
Rubriknya
Aspek yang Penilaian
dinilai 1 2 3
Menyusun Laporan Laporan Laporan
Laporan keuangan keuangan benar, Keuangan
Keuangan tidak benar tetapi tidak rapi benar, rapi,
atau tidak dan
memperhatikan memperhatika
keselamatan n keselamatan
kerja kerja
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan
tidak cermat cermat, tetapi cermat dan
mengandung bebas
interpretasi interpretasi
Laporan yang Laporan Laporan Laporan
diperoleh tidak lengkap, tetapi lengkap,
lengkap tidak terorganisir,
terorganisir, dan ditulis
atau ada yang dengan benar
salah tulis
Ketekunan belajar
Tanggung jawab
Menepati janji
Tenggang rasa
Keterbukaan
Kedisiplinan
Kepedulian
Kerjasama
Kejujuran
Kerajinan
No
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 5.
1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik dan 5 = amat baik.
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :
Nama :
NIS :
Kelas :
No. ASPEK SKOR (1 - 5)
1 PERENCANAAN :
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 PELAKSANAAN :
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data / Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK :
a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan
TOTAL SKOR
Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan
sebagai berikut;
Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik,
fisik, sosial dan emosional?
Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai
dengan baik?
Apa yang harus orangtua lakukan untuk membantu dan
mengembangkan prestasi anak lebih lanjut?
4). Rapor
Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun
waktu satu semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi
tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk model rapor, masing-
masing sekolah boleh menetapkan sendiri model rapor yang
dikehendaki asalkan menggambarkan pencapaian kompetensi peserta
didik pada setiap matapelajaran yang diperoleh dari ketuntasan
kompetensi dasarnya.
Nilai pada rapor merupakan gambaran kemampuan peserta
didik, karena itu kedudukan atau bobot nilai harian tidak lebih kecil
dari bobot nilai sumatif. Kompetensi yang diuji pada penilaian sumatif
berasal dari SK, KD dan indikator semester bersangkutan. Menurut
Permendiknas No 20 Tahun 2007, hasil penilaian oleh pendidik dan
satuan pendidika disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian
kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.
2. Lembar Pelatihan
1). Apakah perbedaan antara pengukuran, asesmen, dengan evaluasi?
2). Berikan contoh aktivitas riil dalam dunia pendidikan yang menunjukkan
kegiatan pengukuran, asesmen, dan evaluasi!
3). Identifikasi berbagai metode asesmen beserta kelebihan dan
kekurangannya!
4). Jelaskan mengapa asesmen harus dilakukan dengan berbagai metode?
5). Pilihlah salah satu Kompetensi Dasar dan buatlah rancangan asesmen
sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar tersebut!
6). Apakah pelaporan hasil belajar di sekolah Anda sudah sesuai dengan
Permendiknas No 20 Tahun 2007? Bila belum, mengapa?
Kegiatan Pembelajaran 4
Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
1. Lembar Informasi
1.1. Pengembangan Silabus
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab IV Pasal 10 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah
Daerah berhak mengarahkan, membimbing, dan mengawasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Selanjutnya, Pasal 11 Ayat (1) juga menyatakan
bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan
dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Dengan lahirnya
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
wewenang Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pendidikan di
daerah menjadi semakin besar. Lahirnya kedua undang-undang tersebut
menandai sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan dari sistem
yang cenderung sentralistik menjadi lebih desentralistik.
Selain itu dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 3, menyebutkan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa
pendidikan di setiap jenjang, harus diselenggarakan secara sistematis
guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan
pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika,
bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan
penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar,
2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh
pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Bahkan orang-orang
tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung
kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa
mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk
ditingkatkan.
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu
didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan
pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,
keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian,
sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan
menentukan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian hasil pembelajaran.
Banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah karena sebagian
besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional
Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah atau daerah. Sekolah harus
menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP,
kalender pendidikan, dan silabus dengan cara melakukan penjabaran dan
penyesuaian Standar Isi yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 22
Tahun 2006 dan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan dengan
Permendiknas No. 23 Tahun 2006.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dijelaskan:
a. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan di bawah supervisi Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota yang bertangung jawab terhadap pendidikan untuk
SD, SMP, SMA, dan SMK, serta Departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK ( Pasal
17 Ayat 2)
b. Perencanan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar (Pasal 20)
Berdasarkan ketentuan di atas, daerah atau sekolah memiliki ruang
gerak yang luas untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan
variasi-variasi penyelengaraan pendidikan sesuai dengan keadaan,
potensi, dan kebutuhan daerah, serta kondisi siswa. Untuk keperluan di
atas, perlu adanya panduan pengembangan silabus untuk setiap mata
pelajaran, agar daerah atau sekolah tidak mengalami kesulitan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup
untuk menunjang pencapain kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi
peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu,
materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan
kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar
kehidupan peserta didik tidak tercerabut dari lingkungannya.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotor).
C. Komponen silabus
Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen:
1). Identitas silabus
2). Standar Kompetensi
3). Kompetensi Dasar
4). Indikator
5). Materi Pembelajaran
6). Kegiatan Pembelajaran
7). Penilaian
8). Alokasi waktu
7). Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah
ditentukan. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik
dilakukan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan mencakup
tiga ranah (kognitif, psikomotor dan afektif). Perkembangan karakter
peserta didik dapat dilihat pada saat melakukan penilaian ranah
afektif.. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen
penting, yang meliputi: (a) teknik penilaian, (b) bentuk instrumen, dan
(c) contoh instrumen.
a. Teknik Penilaian
Teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk
memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang
dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Ada
beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini,
yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan
teknik nontes. Penggunaan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya
berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri.
Dalam melaksanakan penilaian, penyusun silabus perlu
memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
(1) Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek
yang akan dinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan
soal.
(2) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
(3) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa
yang bisa dilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
Model dan Perangkat Pembelajaran 100
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
b. Bentuk Instrumen
Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik
penilaiannya. Berikut ini disajikan ragam teknik penilaian beserta
bentuk instrumen yang dapat digunakan.
c. Contoh Instrumen
Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat
contohnya. Contoh instrumen dapat dituliskan di dalam kolom
matriks silabus yang tersedia. Namun, apabila dipandang hal itu
menyulitkan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi,
selanjutnya contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam
lampiran.
Format 1: Horizontal
SILABUS
Nama Sekolah : ........
Mata Pelajaran : .........
Kelas / Semester : .........
Standar Kompetensi : 1. ........
Materi Penilaian
Kompe- Kegiatan
pokok/ Alokasi Sumber
tensi Pembela- Indikator Bentuk Contoh
Pembela- Teknik Waktu Belajar
Dasar Jaran Instrumen Instrumen
jaran
Format 2: Vertikal
SILABUS
Nama Sekolah : ...............
Mata Pelajaran : ...............
Kelas / semester : ...............
1. Standar Kompetensi : ..............
2. Kompetensi Dasar : ..............
3. Materi Pokok/Pembelajaran : ..............
4. Kegiatan Pembelajaran : ..............
5. Indikator : ..............
6. Penilaian : ..............
7. Alokasi Waktu : ..............
8. Sumber Belajar : ..............
Catatan:
Kegiatan Pembelajaran adalah kegiatan-kegiatan spesifik yang
dilakukan siswa untuk mencapai SK dan KD
Alokasi waktu, termasuk alokasi penilaian yang terintegrasi dengan
pembelajaran
Sumber belajar dapat berupa buku teks, alat, bahan, nara sumber, atau
lainnya.
C. Pengembang RPP
Dalam silabus, yang bertanggung jawab untuk menyusunnya
adalah sejumlah guru mata pelajaran tertentu yang ada di satu sekolah.
Jadi, jika terdapat empat guru matematika dalam satu sekolah maka yang
bertanggung jawab menyusun silabus adalah keempat guru tersebut.
Selanjutnya, yang bertanggung jawab dalam menyusun RPP adalah guru
mata pelajaran tertentu secara individu, di bawah koordinasi Kepala
Sekolah atau MGMP. Oleh karena itu, setiap guru secara individu dituntut
untuk memiliki kemampuan atau kompetensi dalam menyusun atau
mengembangkan RPP.
Psikomotor
Afektif
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (menunjukkan /
mengeksplisitkan bentuk-bentuk perilaku berkarakter dalam
setiap langkah)
Pertemuan Kesatu:
* Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
* Kegiatan Inti (...menit)
* Penutup (…menit)
Pertemuan Kedua:
* Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
* Kegiatan Inti (...menit)
* Penutup (…menit)
E. Media/Alat/Sumber Belajar
a) Media
b) Alat/Bahan
c) Sumber Belajar
F. Penilaian
a) Jenis/teknik penilaian (harus dibedakan untuk ranah kognitif,
psikomotor, dan afektif)
b) Bentuk instrumen dan instrumen (disertai kunci jawaban atau
rambu-rambu jawaban
c) Pedoman penskoran (untuk penilaian ranah afektif digunakan
lembar observasi/lembar pengamatan)
Rambu-Rambu
a. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas
semester
c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan
dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak
diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus
tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara
tersendiri.
e. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral dan
perilaku berkarakter.
f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa,
minat, lingkungan, dan daerah setempat
2. Lembar Pelatihan
1). Komponen-komponen dalam silabus harus saling berhubungan secara
fungsional dalam rangka mencapai kompetensi tertentu. Pernyataan
tersebut merupakan prinsip pengembangan silabus:
A. ilmiah
B. relevan
C. sistematis
D. Aktual dan kontekstual
C. sistematis
D. aktual dan kontekstual
Contoh
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
KOMPETENSI DASAR
MENDISKRIPSIKAN FUNGSI KONSUMSI
DAN FUNGSI TABUNGAN
Disusun oleh
Prof Dr Ady Soejoto, SE, MSi
TINJAUAN
Contoh Silabus
Daftar Pustaka
Bannock, Baxter,R.E., Evan Davis. 2003. Dictionary of Economics. 7 th. USA. Penguin Reference.
Case, Karl, E., Ray G. Fair., Oster Sharon, M. 2009. Principles of Economics.9 th. Pearson International Edition.
Fischer, Stanley,. Rudiger Dornbusch. 1990. Macroeconomics. 4th . Singapore. McGraw-Hill Internationaldition.
Keynes, John Maynard. 1936. The General Theory of Emploment, Interest, and Money.
1 th. New York. Macmillan and Co, Ltd.
Lipsey, Richard G., Ragan, Christopher T.S. Storer, Paul A.2008. Economics.13th. Pearson International Edition.
Mankiw, N. Gregory. 2007. Macroeconomics. 6 th. New York. Worth Publishers.
Sahaly, John, Jr. Principles of E conomics .Illionis. Scott, Foreman and Company
The Economist. 2003. Guide to Economic Indicators. London. Profile Books, Ltd.
I.Standar Kompetensi
Memahami konsumsi dan investasi
II.Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
III. Indikator
Konten
1.Mendiskripsikan hubungan konsumsi dan pendapatan
2.Menghitung kecenderungan konsumsi
3.Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi Konsumsi
4.Menjelaskan kurva dan fungsi konsumsi
Proses
Menggambar kurva konsumsi dan menunjukkan kecenderungan konsumsi
Psikomotor
Menyusun dan menggambar fungsi konsumsi
Afektif
Perilaku berkarakter
Membentuk perilaku siswa bertanggung jawab dan membantu teman
Keterampilan sosial
Melakukan komunikasi kepada guru dan temannya melalui bertanya,
berpendapat, dan menjawab pertanyaan
Proses
1. Diberikan contoh cara membuat kurva konsumsi dari tabel hipotetis, siswa
dapat membuat kurva konsumsi dengan tepat.
2. Diberikan contoh cara membuat garis kecenderungan konsumsi dengan
tepat.
Psikomotor
1. Diberikan tabel hubungan konsumsi dan pendapatan, siswa dapat
merumuskan formula fungsi konsumsi dalam kertas milimeter dan atau IT
dengan urutan langkah yang benar.
2. Diberikan fungsi konsumsi, siswa dapat membuat fungsi konsumsi dalam
kertas milimeter dan atau IT dengan urutan langkah yang benar.
Afektif
Perilaku berkarakter
Terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa dapat
menunjukkan tanggung jawab, jujur, membantu teman minimal dinilai
membuat kemajuan melalui Format Pengamatan Perilaku Berkarakter.
Keterampilan sosial
Dalam KBM, siswa dapat berkomunikasi kepada guru dan temannya melalui
bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan minimal dinilai membuat
kemajuan melalaui Format Pengamatan Ketrampilan Sosial
V. Materi Pembelajaran
1. Konsumsi
1.1. Hubungan fungsional konsumsi dan pendapatan
1.2. Kecenderungan mengkonsumsi
1.3. Faktor yang mempengaruhi konsumsi
1.4. Kurva dan fungsi konsumsi
2. Penerapan matematika dalam fungsi konsumsi
Inti (+ 70 menit)
Penilaian
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Mendemontrasikan makna konsumsi yang
meliputi hubungan fungsional konsumsi dan
pendapatan, kecenderungan, faktor yang
mempengaruhi, kurva dan fungsi konsumsi
dengan mencermati LKS 1 dan LKS 2 serta
power point l – 20. Pastikan semua siswa
Penilaian
No Kegiatan
1 2 3 4
menjadi pendengar yang baik ( Fase 2 MPL).
2 Membimbing pelatihan dengan meminta siswa
mengerjakan LKS 1 dan LKS 2. Berikam
bimbingan agar seluruh siswa menunjukkan
tanggung jawab, saling membantu teman, dan
kerjasama (Fase 3 MPL)
3 Mengecek pemahaman dan memberi umpan
balik serta memberi kesempatan berlatih
bertanya, dan berpendapat dengan meminta
kelompok yang hasil kerjanya baik dalam
menjelaskan hubungan konsumsi dengan
pendapatan, kecenderungan, faktor yang
mempengruhi, kurva dan fungsi konsumsi
melalui presentasi. Dorong seluruh siswa untuk
bekerja sama, dan saling membantu, bertanya
dan berpendapat, khususnya saat melakukan
prediksi. (Fase 4 MPL )
4 Mempersiapkan latihan lanjutan dengan
penerapan pada dalam kehidupan sehari-hari
tentang materi konsumsi melalui data
berdasarkan data primer dan sekunder (Fase
MPL 5)
Penutup (+ 5 menit)
1. Guru memberikan kesimpulan atas materi Terlaksana / tidak
konsumsi
2. Guru meminta siswa untuk membaca materi
kurva dan fungsi konsumsi
Pertemuan II
Pendahuluan (+ 15 menit)
No Penilaian
Kegiatan
1 2 3 4
1 Memotivasi siswa dengan melibatkan mereka
dalam diskusi bagaimana mereka memperoleh
kurva dan fungsi konsumsi. Minta mereka
No Penilaian
Kegiatan
1 2 3 4
mencermati LKS 3 dan LKS 4 serta power point
21 - 25. Siswa didorong untuk berpendapat
(Fase 1 MPK)
2 Menyampaikan inti tujuan pembelajaran
meliputi produk, proses, psikomotor, perilaku
berkarakter, dan keterampilan social. (Fase 2
MPK)
Inti (+ 70 menit)
Penilaian
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Menyajikan informasi bagaimana menentukan
secara tepat data apa yang diperlukan untk
menentukan kurva dan fungsi konsumsi dengan
mengacu pada power point 21-25, sambil
memperhatikan kelas apakah semua siswa
menjadi pendengar yang baik. (Fase 2 MPK)
2 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar.
1). Berdasarkan dokumentasi/pengamatan guru
selama mengajar, guru membagi siswa dalam
tiga kelompok: kelompok dengan kemampuan
tinggi sebagai group A, kemampuan sedang
sebagai group B dan kemampuan rendah
sebagai group C.
2). Guru memasukkan nama-nama siswa ketiga
group tersebut dalam suatu wadah berbeda.
3). Guru membuat kelompok masing-masing
beranggotakan tiga orang dengan mengambil 3
nama siswa dalam wadah yang disiapkan.
Ketiganya berasal dari wadah yang berbeda
(Fase 3 MPK)
3 Pembimbingan kelompok dalam pengerjaan
tugas:
1). Memberikan latihan untuk kelompok
dengan (a) membuat kurva berdasarkan data
pendapatan dan konsumsi,(b) membuat garis
Penilaian
No Kegiatan
1 2 3 4
kecendrungan konsumsi berdasarkan tabel
pendapatan dan konsumsi, dan (c) membuat
persamaan fungsi konsumsi.
2). Membimbing kelompok bekerja
mengumpulkan data pengeluaran konsumsi
dan pendapatan nasioanal/regional
3). Memfasilitasi agar seluruh siswa bekerja
sama dan saling membantu. (Fase 4 MPK)
4 Melakukan evaluasi hasil diskusi dengan
meminta satu-dua kelompok mempresentasikan
pekerjaannya dan tanggapi kelompok lain.
Upayakan sebanyak mungkin siswa berperan
serta menjadi pendengar yang baik, bertanya
dan berpendapat, khususnya saat melakukan
prediksi. (Fase 5 MPK)
5 Guru memberikan penghargaan secara
individu dan kelompok: penghargaan individu
berupa poin aktivitas bagi setiap anggota
kelompok yang aktif dalam presentasi.
Penghargaan kelompok berdasarkan kerapian,
kebenaran, dan ketepatan waktu pengumpulan
tugas kelompok ( Fase 6 MPK)
Penutup (+ 5 menit)
1. Guru memberikan kesimpulan atas hasil kerja diskusi Terlaksana /
tentang fungsi konsumsi tidak
2. Guru memberikan tugas individual kepada siswa
untuk mencari data data sekunder tentang
pendapatan nasional dan pengeluaran konsumsi
nasional/regional atas dasar pengeluaran ( LKS 4 poin
6) serta menggambar fungsi konsumsi dan
menghitung kecenderungan konsumsi selama 5 tahun
10 tahun.
3. Guru meminta siswa untuk membaca materi tabungan
dan investasi
X. Sumber Pembelajaran
1. Silabus : Mendiskripsikan Fungsi Konsumsi dan Fungsi
Tabungan
2. Bahan Bacaan : Fungsi Konsumsi dan Tabungan
3. LKS 1 : Hubungan C dan Y, kecenderungan, faktor, kurva dan
fungsi konsumsi
4. LKS 2 : Kurva Konsumsi dan kecenderungan konsumsi
5. LKS 3 : Fungsi Konsumsi
6. Alat dan Bahan : Penggaris, Kertas Milimiter, Papan Tulis, LCD, Power
Point, BPS/Jurnal/Majalah/ TV/Koran/Internet,
Komputer/Laptop
Daftar Pustaka
Bannock, Baxter,R.E., Evan Davis. 2003. Dictionary of Economics. 7 th. USA.
Penguin Reference.
Case, Karl, E., Ray G. Fair., Oster Sharon, M. 2009. Principles of Economics.9 th.
Pearson International Edition.
Fischer, Stanley,. Rudiger Dornbusch. 1990. Macroeconomics. 4th . Singapore.
McGraw-Hill Internationaldition.
Keynes, John Maynard. 1936. The General Theory of Emploment, Interest, and
Money. 1 th. New York. Macmillan and Co, Ltd.
Lipsey, Richard G., Ragan, Christopher T.S. Storer, Paul A.2008. Economics.13th.
Pearson International Edition.
Mankiw, N. Gregory. 2007. Macroeconomics. 6 th. New York. Worth Publishers.
Sahaly, John, Jr. Principles of E conomics .Illionis. Scott, Foreman and Company
The Economist. 2003. Guide to Economic Indicators. London. Profile Books, Ltd.
BAHAN AJAR
A. Konsumsi :
Konsumsi dimaksud adalah jumlah total pengeluaran untuk konsumsi
yang dikeluarkan oleh perekonomian secara keseluruhan. Pengeluaran untuk
konsumsi tergantung pada pendapatan masyarakat yang bersangkutan. Dalam
kerangka hubungan antara pendapatan dan konsumsi, JM Keynes (1936)
mengemukakan The Psycological Law of Consumption, yang berisi :
1. Kenaikan pendapatan, diikuti oleh kenaikan pengeluaran konsumsi yang
lebih kecil jumlahnya.
2. Kenaikan pendapatan akan dipergunakan untuk konsumsi dan tabungan.
3. Kenaikan pendapatan, bukan merupakan dorongan untuk mengurangi
konsumsi dan tabungan.
1.11. Generasity
1.12. Mis calcuation
1.13. Ostention
1.14. Extravagance
B. Kurva Konsumsi
Konsumsi tergantung pada pemndapatan, dalam persamaan, C = f (Y).
Hubungan antara konsumsi dengan pendapatan digambarkan dalam kurva
konsumsi. Kurva konsumsi, menunjukkan suatu garis hubungan tingkat
konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan. Hubungan tersebut dijelaskan
melalui tabel dan kurva konsumsi.
1. Tabel Konsumsi
GNP C
50.000 75.000
100.000 100.000
150.000 125.000
2. Kurva konsumsi
C
SL
C C
12,5
B
10
B=BEP=Y=
C
A
7,5
5 10 15 Y
C. Kecenderungan konsumsi
Berdasarkan tabel diatas, dapat dihitung kecenderungan konsumsi dan
dibuat garis kecenderungan konsumsi melalui tabel dan kurva kecenderungan
konsumsi.
1. Tabel Kecenderungan Konsumsi
C
SL
C C
12,5
B
10 K
A
K
7,5
5 10 15 Y
D. Fungsi konsumsi :
Konsumsi tergantung pada pendapatan, C= f(Y). Pada tingkat
pendapatan nol masyarakat berada pada tingkat konsumsi tertentu, disebut
konsumsi minimal. Kemudian setiap pertambahan pendapatan diikuti
kecenderungan menambah konsumsi (MPC). Jika untuk konsumsi minmal
diberi simbul a, sedang konsumsi marginal diberi simbol b, maka :
C = a + by.
Untuk memperoleh fungsi konsumsi, ada beberapa cara :
1. C – C1/C2 – C1 = Y – Y1/ Y2 – Y1
C – 75.000/100.000-75.000 = Y – 50.000/100.000-50.000
Fungsi konsumsi, C = 50.000 + 0.5Y
2. C = (APC – MPC) Yo + bY
Konsumsi minimal, pada hakekatnya sebagai jumlah keseluruhan
konsumsi ( PTCy ) dikurangi marginal konsumsi (MPCy) berarti a =(PTCy
– MPCy) atau a = (PPC-MPC)Yo, sehingga C = (APC – MPC) Yo + bY
Berdasarkan data diatas, PTCo = 1.5 dan MPC = 0.5, nilai a = (1.5-0.5)50.000
= 50.000 dan b = MPC = 0.5, maka Fungsi konsumsi, C = 50.000 + 0.5 Y.
Grafik fungsi konsumsi dijelaskan dibawah ini.
2. Fungsi konsumsi
C= 50(03)+0,5Y
150
BEP
1000
75
50
0
50 100 150 Y
Nama :
Kelompok :
Kelas :
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Konten
1. Diberikan data-data konsumsi dan pendapatan nasional, siswa dapat
mendiskripsikan hubungan fungsional konsumsi dan pendapatan dengan
benar.
2. Diberikan data-data konsumsi dan pendapatan nasional, siswa dapat
menjelaskan kecenderungan konsumsi dengan benar.
3. Diberikan data-data konsumsi dan pendapatan nasional, siswa dapat
mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi konsumsi dengan benar.
4. Diberikan data-data konsumsi dan pendapatan nasional, siswa dapat
menjelaskan kurva dan fungsi konsumsi dengan benar.
5. Diberikan data-data konsumsi dan pendapatan nasional, siswa dapat
menghitung kecenderungan konsumsi dengan tepat.
Proses
1. Diberikan contoh cara membuat kurva konsumsi dari tabel hipotetis, siswa
dapat membuat kurva konsumsi dengan tepat.
2. Diberikan contoh cara membuat garis kecenderungan konsumsi dengan
tepat.
Psikomotor
1. Diberikan tabel hubungan konsumsi dan pendapatan, siswa dapat
merumuskan formula fungsi konsumsi dalam kertas milimeter dan atau IT
dengan urutan langkah yang benar.
2. Diberikan fungsi konsumsi, siswa dapat membuat fungsi konsumsi dalam
kertas milimeter dan atau IT dengan urutan langkah yang benar.
Afektif
Perilaku berkarakter
Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat menunjukkan
tanggung jawab, jujur, membantu teman minimal dinilai membuat kemajuan
dengan LP 4: Format Pengamatan Perilaku Berkarakter.
Keterampilan sosial
Dalam KBM, siswa dapat berkomunikasi kepada guru dan temannya melalui
bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan minimal dinilai membuat
kemajuan dengan LP 5:Format Pengamatan Ketrampilan Sosial
RUMUSAN MASALAH
Setelah anda mempelajari bahan bacaan fungsi konsumsi dan tabungan,
selanjutnya jawablah pertanyaan berikut ini secara singkat:
a.1, 3, 5 d. 1, 2, 3
b.2, 4, 6 e. 3, 5, 6
c.4, 5, 6
c. Kurva konsumsi
d. Kurva permintaan
e. Kurva penawaran
15 C3 Jika konsumsi sebesar 1800 tr sedangkan pendapatan nasional
sebesar 2000 tr, maka PTC sebesar:
a. 2.0
b. 1.8
c. 1.0
d. 0.9
e. 0.8
NO GNP C exp
1 500000 1250000
2 1000000 1500000
3 1500000 1750000
4 2000000 2000000
5 2500000 2250000
NO GNP C exp
1 1000000 1500000
2 3000000 3500000
3 5000000 5000000
4 7000000 6000000
5 9000000 6500000
GNP C
1000000 2000000
2000000 2500000
3000000 3000000
4000000 3500000
Diminta :
a. Kurva konsumsi
b. Hitung PTC dan MPC
c. Gambarkan PTC dan MPC
Konsumsi dasar sebesar = 120 tr dan MPS = 0.2 Fungsi konsumsi C=75
+ 0,75Y. jika pendapatan nasional sebesar 50 M, Hitunglah BEP.
Daftar Pustaka
Bannock, Baxter,R.E., Evan Davis. 2003. Dictionary of Economics. 7 th. USA.
Penguin Reference.
Case, Karl, E., Ray G. Fair., Oster Sharon, M. 2009. Principles of Economics.9 th.
Pearson International Edition.
Fischer, Stanley,. Rudiger Dornbusch. 1990. Macroeconomics. 4th . Singapore.
McGraw-Hill Internationaldition.
Keynes, John Maynard. 1936. The General Theory of Emploment, Interest, and
Money.
1 th. New York. Macmillan and Co, Ltd.
Lipsey, Richard G., Ragan, Christopher T.S. Storer, Paul A.2008. Economics.13th.
Pearson International Edition.
Mankiw, N. Gregory. 2007. Macroeconomics. 6 th. New York. Worth Publishers.
Sahaly, John, Jr. Principles of E conomics .Illionis. Scott, Foreman and Company
The Economist. 2003. Guide to Economic Indicators. London. Profile Books, Ltd.
KUNCI LKS
B.
1.
NO GNP C exp PTC MPC
1 50000 125000 2.5 -
2 100000 150000 1.5 0.5
3 150000 175000 1.7 0.5
4 200000 200000 1.0 0.5
5 250000 210000 0.9 0.4
2.
NO GNP C exp PTC MPC
1 100000 150000 1,5 -
2 300.000 300000 1,0 0.75
3 500000 350000 0.7 0,70
4 1000000 600000 0.6 0.50
5 5000000 2000000 0.4 0.40
1.
2.
3.a. C
D
3,5 C
3
B
2,5 A
2
1
0 1 2 3 4
Y
Garis A,B,C, dean D merupakan kurva konsumsiI
b.
C C
D
4
C
3
B
2
A
1
1 2 3 4 Y
0
C.
C C
D
4
C
3
N
B
2 M
A
1
L
0 1 2 3 4 Y
C= 25+0,75Y
125
BEP
100
75
25
0
50 100 200 Y
Kompetensi
Kognitif Afektif
Psiko- Soal skor
No Indikator Karak- Ket
Konten Proses motor
ter Sosial
1 Mendiskripsikan V LP 1: 15
hubungan Soal
konsumsi dan 1-3
pendapatan,
2 Menghitung V LP 20
kecenderungan 1:
konsumsi Soal
4-7
3 Mengidentifikasi V LP 1 10
faktor yang Soal:
mempengaruhi 8-9
konumsi
4 Menjelaskan V LP 1: 5
kurva dan fungsi Soal
konsumsi 10
5 Menggambar V LP 2 20
kurva konsumsi, Soaq
dan l1-
menunjukkan 2
kecenderungan
konsumsi
6 Menyususn dan V LP 3 30
menggambar soal
fungsi konsumsi 1-3
7 Membentuk V LP 4
perilaku siswa
bertanggung
jawab dan
membantu teman
8 Melakukan V LP 5
komunikasi
Kompetensi
Kognitif Afektif
Psiko- Soal skor
No Indikator Karak- Ket
Konten Proses motor
ter Sosial
kepada guru dan
temannya melalui
bertanya,
berpendapat, dan
menjawab
pertanyaan
LEMBAR PENILAIAN
LP 1 Konten:
Kerjakan soal berikut ini:
1. Tuliskan hubungan konsumsi dan pendapatan nasional dalam persamaan
matematik; (C3)
2. Apakah kenaikan pendapatan selalu diikuti kenaikan konsumsi yang sama
besarnya (C4)
3. Apakah jika tidak memimilki pendapatan,masyarakat tidak dapat
memenuhi konsumsi (C4)
4. Hitunglah PTC jika diketahui pendapatan nasional sebesar Rp 3.000.000,00
dan konsumsi sebesar Rp. 2.500.000,00 (C3)
5. Hitunglah konsumsi jika diketahui pendapatan sebesar Rp 5.000.000,00
sedangkan PTC sebesar 0,8 (C4)
6. Hitunglah MPC jika diketahui pendapatan Rp 2.000.000,00 dengan tingkat
konsumsi sebesarRp 2.500.000,00 , kemudian pendapatan naik menjadi Rp
4.000.000,00 dan Rp 3.500.000,00.(C3)
7. Jika MPC = 0.75 sedangkan pertambahan konsumsi sebesar Rp. 750.000,00,
berapa pertambahan pendapatan nasional (C3)
8. Apa makna pajak bagi konsumsi dan pendapatan masyarakat, menggeser
kurva konsumsi kekanan (C3)
9. Adakah pengaruh sifat bangga tehadap konsumsi masyarakat (C3)
10. Apa kurva dan fungsi konsumsi harus linier (C4)
LP 2: Proses
1.Buatlah kurve konsumsi, jika diketahui :
Y PTC
5.000.000,00 1,2
0.000.000,00 1
5.000.000,00 0,933
LP 3: Psikomotor:
1. Tentukan fungsi konsumsi jika diketahui konsumsi dasarnya Rp 5.000.000,00
sedangkan MPC 0.90 (C4)
2. Tentukan fungsi konsumsi jika diketahui PTC = 1,05 MPS = 0,25 dan
pendapatan nasional pada tingkat pertama sebesar sepuluh triliyun. (C4)
3. Diketahui fungsi konsumsi, C = 1000 + 0,75Y. Buatlah fungsi konsumsinya.
KUNCI JAWABAN
LP 1: Konten
1. C = a + bY atau C = a + cY atau C = Co + cY
2. Tidak sesuai hukum Keynes tentang The Psychological Law of
Consumption
3. Tidak sebab pada Yo sudah ada konsumsi yang disebut konsumsi otonom.
4. PTC = 0,833
5. PTC konsumsi Rp 4.000.000,00
6. MPC = 0,5
7. Marginal Pendapatan Rp 1.000.000,00
8. Pajak langsung dan tidak langsung akan megurangi konsumsi masyarakat.
Tingkat konsumsi masyarakat lebih besar dari pendapata masyarakat
berarti tabungan negatif atau kredit.
9. Kecenderungan konsumsi masyarakat menjadi tinggi
10. Jika MPC tetap pada setiap tingkat pendapatan, maka kurva dan fungsi
konsumsi linier. Kurva konsumsi convex kalau MPC semakin kecil.
LP 2: Proses
1.Kurva konsumsi
15000000
(06)
10000000
6000000
juta7,5
LP 3 PSIKOMOTOR
1. Y = 5.000.000 + 0,90Y
2. Y = 3 tr + 0,75Y
3. Fungsi konsumsi
C = 1000+0.75Y
0.75Y 0.75Y
4000
1000
4000
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Kelas :
Tanggal :
Petunjuk : untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas
perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini:
A = Sangat Baik C = Menunjukkan kemajuan
B = Memuaskan D = Memerlukan perbaikan
Surabaya, ………………….2011
Guru / Pengamat
( )
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Kelas :
Tanggal :
Petunjuk : Untuk setiap keterampilan social berikut ini, beri penilaian atas
keterampilan social siswa itu menggunakan skala berikut ini:
A = Sangat Baik C = Menunjukkan kemajuan
B = Memuaskan D = Memerlukan perbaikan
Menjadi
N Bertanya Berpendapat pendengar yg Kerja sama
NAMA
O baik
A B C D A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3
4
5
Surabaya, ………………….2011
Guru / Pengamat
( )
MODUL PLPG
PENDIDIKAN EKONOMI
BAB IV
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Penyusun:
Tim Unesa
TINJAUAN BAB IV
Kegiatan Pembelajaran 1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Lembar Informasi
Salah satu ciri guru yang berhasil (efektif) adalah bersifat reflektif. Guru
yang demikian selalu belajar dari pengalaman, sehingga dari hari ke hari
kinerjanya menjadi semakin baik (Arends, 2002). Di dalam melakukan refleksi,
guru harus memiliki kemandirian dan kemampuan menafsirkan serta
memanfaatkan hasil-hasil pengalaman membelajarkan, kemajuan belajar
mengajar, dan informasi lainnya bagi penyempurnaan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara berkesinambungan.. Di sinilah
letak arti penting penelitian tindakan kelas bagi guru. Kemajuan dan
perkembangan IPTEKS yang demikian pesat harus diantisipasi melalui
penyiapan guru-guru yang memiliki kemampuan meneliti, sekaligus mampu
memperbaiki proses pembelajarannya.
Beberapa alasan lain yang mendukung pentingnya penelitian tindakan
kelas sebagai langkah yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
pendidikan, antara lain: (1) guru berada di garis depan dan terlibat langsung
dalam proses tindakan perbaikan mutu pendidikan; (2) guru terlibat dalam
pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitiannya, dan (3)
melalui PTK guru menyelesaikan masalah, menemukan jawab atas
masalahnya, dan dapat segera diterapkan untuk melakukan perbaikan.
A. Pengertian PTK
Berdasarkan berbagai sumber seperti Mettetal (2003); Kardi (2000), dan
Nur (2001) Penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research (CAR)
didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dalam model
penelitian ini, si peneliti (guru) bertindak sebagai pengamat (observer) sekaligus
sebagai partisipan.
Dengan demikian PTK tidaklah sekedar penyelesaian masalah,
melainkan juga terdapat misi perubahan dan peningkatan. PTK bukanlah
penelitian yang dilakukan terhadap seseorang, melainkan penelitian yang
dilakukan oleh praktisi terhadap kinerjanya untuk melakukan peningkatan dan
perubahan terhadap apa yang sudah mereka lakukan. PTK bukanlah semata-
B. Prinsip-Prinsip PTK
Prinsip-prinsip yang mendasari pelaksanaan PTK adalah sebagai
berikut:
a. PTK merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan di dalam situasi rutin.
Oleh karena itu peneliti PTK (guru) tidak perlu mengubah situasi
rutin/alami yang terjadi. Jika PTK dilakukan di dalam situasi rutin hasil
yang diperoleh dapat digunakan secara langsung oleh guru tersebut.
b. PTK dilakukan sebagai kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja peneliti
(guru) yang bersangkutan. Guru melakukan PTK karena menyadari adanya
kekurangan di dalam kinerja dan karena itu ingin melakukan perbaikan.
c. Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu komitmennya sebagai pengajar.
Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan tiga hal. Pertama, guru
perlu menyadari bahwa dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran
yang baru, selalu ada kemungkinan hasilnya tidak sesuai dengan yang
dikehendaki. Kedua, siklus tindakan dilakukan dengan selaras dengan
keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan, khususnya dari segi
pembentukan kompetensi yang dicantumkan di dalam Standar Isi, yang
sudah dioperasionalkan ke dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Ketiga, penetapan siklus tindakan dalam PTK mengacu pada
penguasaan kompetensi yang ditargetkan pada tahap perencanaan. Jadi
pedoman siklus PTK bukan ditentukan oleh ketercukupan data yang
diperoleh peneliti, melainkan mengacu kepada seberapa jauh tindakan yang
dilakukan itu sudah dapat memperbaiki kinerja yang menjadi alasan
dilaksanakan PTK tadi.
d. PTK dapat dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang dilakukan
dengan menganalisis kekuatan (S=Strength) dan kelemahan (W=Weaknesses)
yang dimiliki, dan factor eksternal (dari luar) yaitu peluang atau
kesempatan yang dapat diraih ( O=Opprtunity), maupun ancaman
(T=Treath). Empat hal tersebut bisa dipandang dari sudut guru yang
melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan.
e. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses
pembelajaran. PTK sejauh mungkin menggunakan prosedur pengumpulan
data yang dapat ditangani sendiri oleh guru dan ia tetap aktif berfungsi
sebagai guru yang bertugas secara penuh. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan teknik-teknik perekaman yang cukup sederhana, namun
dapat menghasilkan informasi yang cukup berarti dan dapat dipercaya.
f. Metode yang digunakan harus cukup reliabel, sehingga memungkinkan guru
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta
memperoleh data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang
dikemukakannya. Oleh karena itu, meskipun pada dasarnya
memperbolehkan kelonggaran, namun penerapan asas-asas dasar tetap
harus dipertahankan.
g. Masalah penelitian yang dipilih guru seharusnya merupakan masalah yang
cukup merisaukannya. Pendorong utama pelaksanaan PTK adalah
komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada
siswa.
h. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten,
memiliki kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan
pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan anak-
anak manusia, PTK juga hadir dalam suatu konteks organisasional, sehingga
penyelenggaraannya harus mengindahkan tata-krama kehidupan
berorganisasi.
i. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun
dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom-
exceeding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam
konteks kelas dan/atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif
misi sekolah secara keseluruhan.
C. Karakteristik PTK
Karakteristik PTK dapat diidentifikasi, yaitu sebagai berikut.
a. Self-reflective inquiry, PTK merupakan penelitian reflektif, karena dimulai
dari refleksi diri yang dilakukan oleh guru. Untuk melakukan refleksi, guru
2. Langkah Kerja
1) Mendiskusikan tentang guru sebagai tenaga profesional menurut UU
Nomor 14 Tahun 2005, sehingga peserta dapat menyimpulkan bahwa
salah satu cirri profesionalisme adalah selalu mengembangkan diri
secara berkelanjutan.
2) Mendiskusikan pentingnya PTK sebagai wujud profesionalisme guru
3) Menayangkan power point untuk mendiskusikan materi konsep dasar
penelitian tindakan kelas yang meliputi: pengertian, prinsip,
karakteristik, perbedaan penelitian kelas dengan PTK, dan manfaat
PTK.
4) Mendiskusikan masalah yang terdapat pada latihan secara
berkelompok.
5) Membahas hasil diskusi kelompok, secara strategi untuk memperkuat
retensi peserta tentang PTK.
3. Lembar Pelatihan
Setelah mempelajari uraian dan contoh di atas, cobalah Anda kerjakan
latihan berikut bersama teman-teman Anda!
1) Rumuskan pengertian penelitian tindakan kelas dengan kata-kata Anda
sendiri!
2) Coba identifikasi masalah yang sering Anda hadapi dalam mengelola
pembelajaran. Diskusikan dengan teman-teman Anda, bagaimana cara
terbaik untuk memecahkan masalah tersebut, kemudian lakukan analisis
apakah cara yang Anda temukan tersebut dapat disebut sebagai penelitian
tindakan kelas? Berikan argumentasi, mengapa kelompok Anda
berpendapat seperti itu?
3) Melakukan refleksi berarti memantulkan kembali pengalaman yang sudah
Anda jalani, sehingga Anda dapat melihat kembali apa yang sudah terjadi.
Menurut Anda, apa gunanya seorang guru melakukan refleksi?
4) Di antara karakteristik PTK yang telah diuraikan dalam kegiatan belajar ini,
yang mana menurut Anda yang paling penting, yang benar-benar
membedakannya dengan penelitian formal? Berikan alasan atas Jawaban
Anda
Kegiatan Pembelajaran 2
Perencanaan dan Pelaksanaan PTK
1. Lembar Informasi
1.1. Perencanaan dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri atas 4
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi
(Gambar 4.1). Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan
kembali untuk merevisi rencana, jika ternyata tindakan yang dilakukan belum
berhasil memperbaiki praktek atau belum berhasil menyelesaikan masalah
yang menjadi kerisauan guru.
Perencanaan
Pengamatan
bahkan mungkin bahan pelajaran yang telah disiapkan. Semua ini tergantung
pada jenis masalah yang teridentifikasi.
Sebuah masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya, yang menggambarkan sesuatu yang ingin diselesaikan atau dicari
jawabannya melalui penelitian tindakan kelas. Contoh rumusan masalah:
Apakah pendekatan konseptual dapat meminimalisasi miskonsepsi siswa pada
mata pelajaran IPA SD Klampis?
Selanjutnya, masalah perlu dijabarkan atau dirinci secara operasional
agar rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Sebagai misal untuk masalah:
Tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi
siswa? dapat dijabarkan menjadi sejumlah pertanyaan sebagai berikut.
a. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi
siswa?;
b. Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi?;
c. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?;
d. Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?;
Dengan terumuskannya masalah secara operasional, Anda sudah mulai
dapat membuat rencana perbaikan atau rencana PTK.
A. Menyiapkan Pelaksanaan
Ada beberapa langkah yang perlu disiapkan sebelum merealisasikan
rencana tindakan kelas.
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk skenario
tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario mencakup langkah-langkah
yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau
perbaikan.
b. Terkait dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, guru tentu perlu
menyiapkan berbagai bahan seperti tugas belajar yang dibuat sesuai
dengan hipotesis yang dipilih, media pembelajaran, alat peraga, dan buku-
buku yang relevan.
c. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan, misalnya
gambar-gambar, meja tempat mengumpulkan tugas, atau sarana lain yang
terkait.
d. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan
proses dan hasil perbaikan. Dalam hal ini guru harus menetapkan apa yang
harus direkam, bagaimana cara merekamnya dan kemudian bagaimana
cara menganalisisnya. Agar dapat melakukan hal ini, guru harus
menetapkan indikator keberhasilan. Jika indikator ini sudah ditetapkan,
guru dapat menentukan cara merekam dan menganalisis data.
B. Melaksanakan Tindakan
Setelah persiapan selesai, kini tiba saatnya guru melaksanakan tindakan
dalam kelas yang sebenarnya.
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar.
Oleh karena itu, metode penelitian yang sedang dilaksanakan tidak boleh
mengganggu komitmen guru dalam mengajar. Ini berarti, guru tidak boleh
mengorbankan siswa demi penelitian yang sedang dilaksanakannya.
Tambahan tugas guru sebagai peneliti harus disikapi sebagai tugas
profesional yang semestinya memberi nilai tambah bagi guru dan
pembelajaran yang dikelolanya.
b. Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita
waktu pembelajaran di kelas. Esensi pelaksanaan PTK memang harus
disertai dengan observasi, pengumpulan data, dan interpretasi yang
dilakukan oleh guru.
c. Metode yang diterapkan haruslah reliabel atau handal, sehingga
memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai
dengan situasi kelasnya.
d. Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan
komitmen guru.
e. Sebagai peneliti, guru haruslah memperhatikan berbagai aturan dan etika
yang terkait dengan tugas-tugasnya, seperti menyampaikan kepada kepala
sekolah tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, atau
menginformasikan kepada orang tua siswa jika selama pelaksanaan PTK,
siswa diwajibkan melakukan sesuatu di luar kebiasaan rutin.
f. PTK harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat sekolah.
a. Perencanaan Bersama
Observasi yang baik diawali dengan perencanaan bersama antara
pengamat dengan yang diamati, dalam hal ini teman sejawat yang akan
membantu mengamati dengan guru yang akan mengajar. Perencanaan
bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya dan
menyepakati beberapa hal seperti fokus yang akan diamati, aturan yang
akan diterapkan, berapa lama pengamatan akan berlangsung, bagaimana
sikap pengamat kepada siswa, dan di mana pengamat akan duduk.
b. Fokus
Fokus pengamatan sebaiknya sempit/spesifik. Fokus yang sempit
atau spesifik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat begi
perkembangan profesional guru.
c. Membangun Kriteria
Observasi akan sangat membantu guru, jika kriteria keberhasilan atau
sasaran yang ingin dicapai sudah disepakati sebelumnya.
d. Keterampilan Observasi
Seorang pengamat yang baik memiliki minimal 3 keterampilan, yaitu:
(1) dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam
menginterpretasikan satu peristiwa; (2) dapat menciptakan suasana yang
memberi dukungan dan menghindari terjadinya suasana yang menakutkan
guru dan siswa; dan (3) menguasai berbagai teknik untuk menemukan
peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat/instrumen
perekam yang efektif untuk episode tertentu. Di dalam suatu observasi,
hasil pengamatan berupa fakta atau deskripsi, bukan pendapat atau opini.
Dilihat cara melakukan kegiatannya, ada empat jenis observasi yang
dapat dipilih, yaitu: observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan
lembar observasi, melainkan hanya menggunakan kertas kosong untuk
merekam proses pembelajaran yang diamati. Observasi terfokus secara
khusus ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari
pembelajaran. Observasi terstruktur menggunakan instrumen observasi
yang terstruktur dengan baik dan siap pakai, sehingga pengamat hanya
tinggal membubuhkan tanda cek (V) pada tempat yang disediakan.
Observasi sistematik dilakukan lebih rinci dalam hal kategori data yang
diamati.
e. Balikan (Feedback)
Hasil observasi yang direkam secara cermat dan sistematis dapat
dijadikan dasar untuk memberi balikan yang tepat. Syarat balikan yang
baik: (i) diberikan segera setelah pengamatan, dalam berbagai bentuk
misalnya diskusi; (ii) menunjukkan secara spesifik bagian mana yang perlu
diperbaiki, bagian mana yang sudah baik untuk dipertahankan; (iii) balikan
harus dapat memberi jalan keluar kepada orang yang diberi balikan
tersebut.
D. Analisis Data
Agar data yang telah dikumpulkan bermakna sebagai dasar untuk
mengambil keputusan, data tersebut harus dianalisis atau diberi makna.
Analisis data pada tahap ini agak berbeda dengan interpretasi yang dilakukan
pada tahap observasi. Analisis data dilakukan setelah satu paket perbaikan
selesai diimplementasikan secara keseluruhan. Jika perbaikan ini direncanakan
untuk enam kali pembelajaran, maka analisis data dilakukan setelah
pembelajaran tuntas dilaksanakan. Dengan demikian, pada setiap pembelajaran
akan diadakan interpretasi yang dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian,
dan pada akhir paket perbaikan diadakan analisis data secara keseluruhan
untuk menghasilkan informasi yang dapat menjawab hipotesis perbaikan yang
dirancang guru.
Analisis data dapat dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, data
diseleksi, difokuskan, jika perlu ada yang direduksi karena itu tahap ini sering
disebut sebagai reduksi data. Kemudian data diorganisaskan sesuai dengan
hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabannya. Tahap
kedua, data yang sudah terorganisasi ini dideskripsikan sehingga bermakna,
baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel. Akhirnya, berdasarkan
paparan atau deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk
pernyataan atau formula singkat.
E. Refleksi
Saat refleksi, guru mencoba merenungkan mengapa satu kejadian
berlangsung dan mengapa hal seperti itu terjadi. Ia juga mencoba merenungkan
mengapa satu usaha perbaikan berhasil dan mengapa yang lain gagal. Melalui
refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang
belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran
berikutnya.
PTK berakhir, jika perbaikan sudah berhasil dilakukan. Jadi, suatu siklus
dalam PTK sebenarnya tidak dapat ditentukan lebih dahulu berapa banyaknya.
Perencanaan
Gagal
Refleksi Pelaksanaan
Berhasil
Pengamatan
Simpulan
Gambar 4.2. Aspek Penelitian Tindakan Kelas (diadaptasi dari Kemmis &
Taggard, 1992 dan Fraenkel, 2011)
A. Format Proposal
Pada umumnya format proposal penelitian, baik penelitian formal
maupun PTK sudah baku. Salah satu format proposal yang ada saat ini adalah
yang dikembangkan oleh Tim Pelatih Proyek PGSM sebagai berikut.
B. Perencanaan PTK
Berdasarkan format proposal tersebut di atas, tugas peneliti selanjutnya
adalah mengembangkan rancangan (desain) PTK. Rancangan tersebut adalah:
a. Judul
Judul PTK dinyatakan dengan jelas dan mencerminkan tujuan, yaitu
mengandung maksud, kegiatan atau tindakan, dan penyelesaian masalah.
b. Latar Belakang
Berisi informasi tentang pentingnya penelitian dilakukan, mengapa Anda
tertarik dengan masalah ini? Apakah masalah tersebut merupakan masalah
riil yang Anda hadapi sehari-hari? Apakah ada manfaatnya apabila diteliti
dengan PTK? Untuk ini perlu didukung oleh kajian literatur atau hasil-hasil
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan baik oleh Anda sendiri
maupun orang lain.
c. Permasalahan
Masalah dalam PTK harus diangkat dari pengalaman sehari-hari. Anda
perlu mengkaji masalah tersebut, melakukan analisis, dan jika perlu
menanyakan kepada para siswa Anda tentang masalah tersebut. Setelah
Anda yakin dengan masalah tersebut, rumuskan ke dalam bentuk kalimat
yang jelas. Biasanya rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat Tanya.
d. Cara Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah dilakukan setelah Anda melakukan analisis dan
pengkajian terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga ditemukan cara
pemecahannya. Untuk menemukan cara pemecahan terhadap suatu
masalah, Anda dapat melakukannya dengan mengacu pada pengalaman
Anda selama ini, pengalaman teman Anda, mencari dalam buku literatur
dan hasil penelitian, atau dengan berkonsultasi dan berdiskusi dengan
teman sejawat atau para pakar. Cara penyelesaian masalah yang Anda
tentukan atau pilih harus benar-benar “applicable”, yaitu benar-benar dapat
dan mungkin Anda laksanakan dalam proses pembelajaran.
e. Tujuan dan manfaat PTK
Berdasarkan masalah serta cara penyelesaiannya, Anda dapat merumuskan
tujuan PTK. Rumuskan tujuan ini secara jelas dan terarah, sesuai dengan
latar belakang masalah dan mengacu pada masalah dan cara penyelesaian
masalah. Sebutkan pula manfaat dari PTK ini, yaitu nilai tambah atau
dampak langsung atau pengiring terhadap kemampuan siswa Anda.
f. Kerangka Teoritis dan Hipotesis
Dalam bagian ini, Anda diminta untuk memperdalam atau memperluas
pengetahuan teoritis Anda berkaitan dengan masalah penelitian yang akan
diteliti. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan hasil
penelitian yang berkaitan dengan masalah tersebut. Kajian teoritis ini
sangat berguna untuk memperkaya Anda dengan variabel yang berkaitan
dengan masalah tersebut. Selain itu, Anda juga akan memperoleh masukan
yang dapat membantu Anda dalam melaksanakan PTK, terutama dalam
merumuskan hipotesis.
g. Rencana Penelitian
Mencakup penataan penelitian, faktor-faktor yang diselidiki, rencana
kegiatan (persiapan, implementasi, observasi dan interpretasi, analisis, dan
refleksi), data dan cara pengumpulan data, dan teknik analisis data
penelitian.
h. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi bentuk aktivitas terkait dengan penelitian dan
rancangan waktu kapan dilaksanakan dan dalam jangka berapa lama.
Untuk membuat jadwal penelitian Anda harus menginventarisasi jenis-
2. Langkah Kerja
1) Mendiskusikan langkah-langkah PTK dengan bantuan tayangan power
point.
2) Peserta diminta mengidentifikasi masalah pembelajaran yang
dirasakan di sekolah.
3) Berdasarkan diskusi hasil latihan nomor 2, peserta diminta membuat
perencanaan dan pelaksanaan PTK
4) Mendiskusikan hasil diskusi kelompok tentang membuat perencanan
PTK
5) Workshop penyusunan proposal PTK.
6) Tugas mandiri
3. Lembar Pelatihan
Setelah mengkaji dengan cermat semua uraian untuk memantapkan
pemahaman Anda, kerjakan latihan berikut.
1) Langkah-langkah PTK merupakan satu siklus yang berulang sampai tujuan
perbaikan yang dirancang dapat terwujud. Coba gambarkan siklus tersebut
dengan cara Anda sendiri dan jelaskan kapan siklus tersebut dapat
berakhir.
2) Tahap observasi dan interpretasi merupakan satu tahap yang dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Coba diskusikan dengan teman
Anda mengapa kedua tahap tersebut harus dilakukan bersamaan dan
mengapa observasi harus disertai dengan interpretasi.
3) Agar observasi dapat dimanfaat secara efektif, berbagai prinsip dan aturan
harus diikuti. Pilih tiga aturan yang menurut Anda paling penting dan
jelaskan mengapa aturan tersebut harus diikuti.
4) Analisis data akan membantu guru melakukan refleksi. Beri alasan yang
mendukung pendapat tersebut disertai sebuah contoh.
5) Apa yang dikerjakan guru berdasarkan hasil analisis data dan refleksi?
Jelaskan jawaban Anda dengan contoh.
Kegiatan Pembelajaran 3
Penulisan Karya Ilmiah
1. Lembar Informasi
Di dalam modul ini, karya tulis ilmiah yang akan dibahas terdiri dari
dua macam, yaitu laporan hasil penelitian khususnya laporan penelitian
tindakan kelas dan artikel ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dan
nonpenelitian.
Halaman Judul
Judul laporan PTK yang baik mencerminkan ketaatan pada rambu-rambu
seperti: gambaran upaya yang dilakukan untuk perbaikan pembelajaran,
tindakan yang diambil untuk merealisasikan upaya perbaikan pembelajaran,
dan setting penelitian. Judul sebaiknya tidak lebih dari 15 kata.
Lembar Pengesahan
Gunakan model lembar pengesahan yang ditetapkan oleh institusi terkait.
Kata Pengantar
Abstrak
Abstrak sebaiknya ditulis tidak lebih dari satu halaman. Komponen ini
merupakan intisari penelitian, yang memuat permasalahan, tujuan, prosedur
pelaksanaan penelitian/tindakan, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan
saran.
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat unsur latar belakang masalah, data awal tentang
permasalahan pentingnya masalah diselesaikan, identifikasi masalah,
analisis dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta definisi
istilah bila dianggap perlu. Urutan penyajian bisa disusun sebagai berikut:
A. Latar Belakang Masalah (data awal dalam mengidentifikasi masalah,
analisis masalah, dan pentingnya masalah untuk diselesaikan)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional (bila perlu)
Bab II Kajian Pustaka
Kajian Pustaka menguraikan teori terkait dan temuan penelitian yang
relevan yang memberi arah ke pelaksanaan PTK dan usaha peneliti
membangun argumen teoritik bahwa dengan tindakan tertentu
dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan dan
pembelajaran, bukan untuk membuktikan teori. Bab ini diakhiri dengan
pertanyaan penelitian dan atau hipotesis. Urutan penyajian yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut
A. Kajian Teoritis
B. Penelitian-penelitian yang relevan (bila ada)
C. Kajian Hasil Diskusi (dengan teman sejawat, pakar pendidikan, peneliti)
D. Hasil Refleksi Pengalaman Sendiri sebagai Guru
E. Perumusan Hipotesis Tindakan
Bab III Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Bab ini berisi unsur-unsur seperti deskripsi lokasi, waktu, mata pelajaran,
karakteristik siswa di sekolah sebagai subjek penelitian. Selain itu, bab ini
juga menyajikan gambaran tiap siklus: rancangan, pelaksanaan, cara
pemantauan beserta jenis instrumen, usaha validasi hipotesis dan cara
refleksi. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional dan feasible serta
collaborative. Urutan penyajian bisa disusun sebagai berikut:
A. Subjek Penelitian (Lokasi, waktu, mata pelajaran, kelas, dan karakteristik
siswa)
B. Deskripsi per Siklus (rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan
data/instrument, refleksi)
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV menyajikan uraian tiap-tiap siklus dengan data lengkap, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan
tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan
hal yang mendasar yaitu hasil perubahan (kemajuan) pada diri siswa,
lingkungan, guru sendiri, motivasi dan aktivitas belajar, situasi kelas, hasil
belajar. Kemukakan grafik dan tabel secara optimal, hasil analisis data yang
menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistematik
dan jelas.
A. Deskripsi per siklus (data tentang rencana, pengamatan, refleksi),
keberhasilan dan kegagalan, lengkap dengan data)
B. Pembahasan dari tiap siklus
B. Artikel Ilmiah
Kegiatan menyusun karya ilmiah, baik berupa laporan hasil penelitian
maupun makalah nonpenelitian, merupakan kegiatan yang erat kaitannya
dengan aktivitas ilmiah.
Beberapa kualifikasi yang diperlukan untuk dapat menulis karya ilmiah
dengan baik antara lain adalah:
a. Pengetahuan dasar tentang penulisan karya ilmiah, baik yang berkenaan
dengan teknik penulisan maupun yang berkenaan dengan notasi ilmiah. Di
samping itu, keterampilan menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
b. Memiliki wawasan yang luas mengenai bidang kajian keilmuan
c. Pengetahuan dasar mengenai metode penelitian.
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam
jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dengan
mengikuti pedoman atau konvensi yang telah disepakati atau ditetapkan.
Artikel ilmiah bisa diangkat dari hasil penelitian lapang, hasil pemikiran dan
kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi sistematika
penulisan dan isi suatu artikel dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian. Secara umum, isi artikel hasil
penelitian meliputi: judul artikel, nama penulis, abstrak dan kata kunci,
pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta
daftar rujukan. Sedangkan artikel nonpenelitian berisi judul, nama penulis,
abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar rujukan.
2. Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar, baik gelar akademik maupun
gelar lainnya. Nama lembaga tempat penulis bekerja biasanya ditulis di
bawah nama penulis, namun boleh juga dituliskan sebagai catatan kaki di
halaman pertama. Apabila penulis lebih dari dua orang, maka nama
penulis utama saja yang dicantumkan di bawah judul, sedangkan nama
penulis lainnya dituliskan dalam catatan kaki.
3. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak dan kata kunci (key words) berisi pernyataan yang
mencerminkan ide-ide atau isu-isu penting di dalam artikel. Untuk artikel
hasil penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk
deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian,
tekanan diberikan pada hasil penelitian. Sedangkan untuk artikel
nonpenelitian, abstrak berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara
padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting. Panjang abstrak
50-75 kata, dan ditulis dalam satu paragraf.
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah
yang dibahas dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar
pemikiran gagasan dalam karangan asli berupa kata tunggal atau
gabungan kata. Jumlah kata kunci antara 3-5 kata. Perlu diingat bahwa kata
kunci tidak diambil dari kata-kata yang sudah ada di dalam judul artikel.
Kata kunci sangat bermanfaat bagi pihak lain yang menggunakan mesin
penelusuran pustaka melalui jaringan internet untuk menemukan karya
seseorang yang sudah dipublikasikan secara online.
4. Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan
kata kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit
tiga gagasan: (1) latar belakang masalah atau rasional penelitian, (2)
masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (3) rumusan tujuan
penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil penelitian).
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang dapat
dijamin otoritas keilmuan penulisnya. Kajian pustaka disajikan secara
ringkas, padat dan mengarah tepat pada masalah yang diteliti. Aspek yang
dibahas dapat mencakup landasan teoretis, segi historis, atau segi lainnya
yang dianggap penting. Latar belakang atau rasional hendaknya
dirumuskan sedemikian rupa, sehingga mengarahkan pembaca ke
rumusan penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah
dan akhirnya ke rumusan tujuan.
Apabila anda menulis artikel nonpenelitian, maka bagian pendahuluan
berisi uraian yang mengantarkan pembaca pada topik utama yang akan
2. Langkah Kerja
1) Ceramah singkat tentang penulisan karya ilmiah disertai penyajian
contoh-contoh karya tulis ilmiah.
2) Diskusi untuk menemukan perbedaan contoh antara artikel penelitian
dan nonpenelitian
3) Tugas mandiri
3. Lembar Pelatihan
1) Bedakan artikel hasil penelitian dengan artikel nonpenelitian dari
dimensi isi artikel.
2) Bagian terpenting dari artikel hasil penelitian adalah pembahasan. Apa
saja yang seharusnya disajikan dalam pembahasan?
3) Berdasarkan prosedur pemecahan masalah, ada dua jenis makalah
ilmiah, apa sajakah? Buatlah perbedaan antara keduanya.
4) Bagaimana aturan yang harus diikuti dalam menyusun Daftar Pustaka?
5) Jelaskan sistematika sebuah laporan PTK.
6) Diberikan informasi tentang hasil penelitian/kasus pembelajaran,
peserta dapat merumuskan bagian-bagian tertentu dari sebuah artikel.
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
adalah rendahnya daya pemahaman mahasiswa. Tingkat pemahaman yang rendah tercermin
dalam mutu hasil belajar. Hasil belajar pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi mahasiswa
S1 Pendidikan ekonomi dari tahun ke tahun rendah. Selama dua tahun terakhir 50% lebih
distribusi hasil belajar mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi memusat pada nilai C, D, dan E.
Mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang
dasar-dasar ilmu ekonomi. Mahasiswa biasanya tidak menyadari bahwa ilmu ekonomi telah
ada disekitar mereka. Setiap hari mereka membaca dan mendengar tentang masalah ekonomi,
seperti pengangguran, inflasi, kemiskinan, APBN, UMR, harga minyak tanah, investasi, subsidi
BBM dan lain-lain. Tanpa disadari, sebenarnya mereka telah mengetahui lebih banyak tentang
ilmu ekonomi. Dengan demikian sebenarnya apa yang dibahas dalam mata kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi ada dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa.
Berdasarkan pengamatan dalam kelas, sebagian besar mahasiswa di setiap angkatan
mengalami kesulitan dalam menggambarkan kondisi ekonomi yang riil/nyata dalam bentuk
abstrak. Dan mahasiswa juga mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan teori dalam
pemecahan masalah ekonomi. Keadaan tersebut diperparah dengan kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan Dosen berjalan teoritis. Pelaksanaan pembelajaran yang teoritik menyebabkan
mahasiswa merasa asing dengan apa yang dipelajari. Hal ini mungkin menyebabkan
pemahaman konsep mahasiswa menjadi kurang. Seandainya dalam pembelajaran dosen selalu
berusaha mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari (pembelajaran kontekstual), maka
akan membuat pembelajaran menjadi lebih konkrit dan hidup sehingga akan membantu
pemahaman mahasiswa. Pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian,
tindakan (action) yang akan dilakukan adalah penerapan pembelajaran pengantar ilmu
ekonomi dengan pendekatan kontekstual, yaitu dengan selalu mengaitkan materi pengantar
ilmu ekonomi dengan problema kehidupan sehari-hari yang dialami mahasiswa. Penerapan
pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran pengantar ilmu ekonomi diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Dengan demikian penelitian ini membahas bagaimanakah hasil belajar mahasiswa S1
Pendidikan Ekonomi Unesa dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi dengan diterapkannya
pembelajaran kontekstual. Serta bagaimana respon mahasiswa terhadap penerapan
pembelajaran kontekstual. Hipotesis tindakan yang digunakan adalah “Jika pendekatan
kontekstual digunakan dalam pembelajaran pengantar ilmu ekonomi pada Mahasiswa S1
Pendidikan Ekonomi Unesa, maka hasil belajar mahasiswa meningkat”. Sedangkan Tujuan
penelitian yaitu untuk mendeskripsikan tingkat ketuntasan belajar dan respon mahasiswa S1
Pendidikan Ekonomi Unesa dalam mata kuliah pengantar ilmu ekonomi dengan diterapkannya
pendekatan kontekstual dalam kegiatan belajar mengajar.
LANDASAN TEORI
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses membuat orang belajar. Tujuannya ialah
membantu orang belajar atau memanipulasi lingkungan sehingga memberikan kemudahan
bagi orang yang belajar (Gagne dan Briggs, dalam Diknas, 2003: 5). Pembelajaran terjadi
sepanjang waktu. Kita dapat belajar sesuatu dengan mengamati apa yang ada di sekitar kita.
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menguatkan,
memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam
kehidupan sehari-hari agar dapat memecahkan masalah dunia nyata. Pembelajaran
kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan
dengan mengacu pada masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung
jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, siswa, dan tenaga kerja. (University of
Washington, 2001).
Pada intinya, pembelajaran kontekstual membantu guru untuk mengaitkan materi
pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang
dipelajarinya dengan kehidupan mereka.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan di Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya yang berkedudukan di Kampus Unesa Ketintang Surabaya pada
semester ganjil tahun akademik 2007/2008 (bulan April sampai November 2007). Pelaksanaan
tindakan (action) dilakukan pada awal September 2007. Materi pokok perkuliahan adalah
Permintaan dan Penawaran.
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
Angkatan 2007 Kelas B Reguler berjumlah 67 mahasiswa.
Prosedur Penelitian
Secara umum, penelitian ini menggunakan langkah-langkah model PTK oleh Kemmis dan
McTaggart (1998) yang terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi yang bersifat siklis. Keempat tahap tersebut dilakukan dalam tiga kali siklus.
1). Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap ini pada dasarnya adalah membuat rencana tindakan, yaitu membuat rencana
(persiapan-persiapan) dalam penerapan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar
mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi. Adapun jenis kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
pada tahap ini antara lain:
(1). menyiapkan perangkat pembelajaran, yang terdiri dari:
- membuat skenario atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
- membuat lembar kerja mahasiswa dengan pendekatan kontekstual
- membuat media pembelajaran permintaan dan penawaran
- membuat tes hasil belajar (THB)
(2). menyiapkan dan mengembangkan instrumen penelitian, yang terdiri dari:
- membuat lembar pengamatan aktivitas mahasiswa selama KBM
- membuat angket respon mahasiswa terhadap KBM
- mengembangkan tes hasil belajar
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh peneliti sebanyak satu RRP
untuk lima kali pertemuan efektif (di luar alokasi waktu untuk kegiatan tes awal dan tes
akhir). Pengembangan RPP didasarkan atas alokasi waktu yang terdapat dalam silabus
mata kuliah pengantar ilmu ekonomi.
2). Tahap Pelaksanaan Tindakan
Secara umum, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
a. Pretest
Pretest dilakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung. Pretest digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal mahasiswa.
b. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan efektif (di luar pelaksanaan
pretest dan posttest). Model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung. Selama proses
pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap aktivitas mahasiswa dalam
pembelajaran. Di setiap akhir proses pembelajaran dilaksanakan tes untuk mengetahui
perkembangan hasil belajar mahasiswa.
c. Posttest
Posttest dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan.
3). Tahap Observasi
Obyek yang diamati selama observasi meliputi: mahasiswa dan kelas. Pengamatan
terhadap mahasiswa terutama untuk mengetahui perkembangan aktivitas mahasiswa
dalam pembelajaran. Pengamatan terhadap kelas berkaitan dengan iklim kelas dan proses
belajar mengajar.
4). Tahap Evaluasi – Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi dimaksudkan
untuk memperbaiki skenario pembelajaran dan cara bertindak yang dilakukan oleh dosen.
Hasil dari evaluasi-refleksi digunakan untuk memperbaiki tindakan yang akan diterapkan
pada siklus atau pertemuan berikutnya. Selain menggunakan hasil pengamatan, juga akan
digunakan angket ”respon mahasiswa” dan tes hasil belajar materi permintaan dan
penawaran.
Pengukuran keberhasilan tindakan menggunakan rambu-rambu analisis sebagai pedoman
untuk menganalisis proses dan hasil pembelajaran. Dalam hal ini, hasil belajar mahasiswa
dikatakan tuntas atau tidak jika seorang mahasiswa mencapai ketuntasan belajar dengan
nilai > 75. Suatu kelas dikatakan tuntas bila dalam kelas telah mencapai > 85% mahasiswa
yang telah dikatakan tuntas belajar.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar pengamatan, tes, dan angket
respon mahasiswa. Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati aktivitas mahasiswa
selama proses pembelajaran. Ada dua macam lembar pengamatan, yaitu lembar pengamatan
penilaian kinerja dan lembar pengamatan ketrampilan kooperatif. Instrumen tes digunakan
untuk mengetahui perkembangan hasil belajar mahasiswa. Sedangkan angket respon
mahasiswa berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang mengungkapkan sikap dan pendapat
mahasiswa tentang penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) selama pembelajaran
berlangsung. Penyebaran angket dilaksanakan disetiap putaran (siklus).
Analisis Data
Jenis analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif. Adapun tahapan
analisis yang dilakukan adalah:
Analisis Instrumen Penelitian
1). Validitas Instrumen
Alat evaluasi dikatakan valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang
seharusnya dievaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2003: 72) kesejajaran ini dapat
diartikan dengan korelasi product momment sebagai berikut:
n xy (x ) (y )
rxy
(nx 2 (x ) 2 ) (ny 2 (y ) 2 )
Keterangan: x = butir soal
y = skor total
rxy = koefisien korelasi antar skor butir soal dan skor total
n = banyak siswa
Berdasarkan Suharsimi Arikunto (2003: 75) interpretasi yang dimungkinkan dari data
tersebut ada pada interval di bawah ini:
0,8 – 1,0 sangat tinggi
0,6 – 0,8 tinggi
0,4 – 0,6 cukup
0,2 - 0,4 rendah
0,0 – 0,2 sangat rendah
2). Realibilitas Instrumen
Suatu tes dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Menurut Sugiyono (2003: 123) reliabilitas pengujian
instrumen adalah:
2 rb
ri =
1 rb
Keterangan: ri = realibilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product momment antara belahan pertama dan kedua
Berdasarkan Guilford (dalam Silalahi, 2002: 35) interpretasi yang dimungkinkan dari data
tersebut, ada pada interval di bawah ini:
0,8 < r11 < 1,0 sangat tinggi
0,6 < r11 < 0,8 tinggi
0,4 < r11 < 0,6 cukup
0,2 < r11 < 0,4 rendah
0,0 < r11 < 0,2 sangat rendah
3). Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah sejauhmana jumlah mahasiswa yang benar dalam mengerjakan
soal yang diteskan. Sehingga dapat diketahui apakah soal yang dujikan terlalu sulit, sedang
atau mudah untuk dikerjakan. Tingkat kesukaran (Nur, 1987: 119) dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut:
(1) Soal Obyektif
Jumlah siswa menjawab benar
Ps =
N
Ps = tingkat kesukaran
N = jumlah siswa/mahasiswa yang dikenai tes
Selain itu, mahasiswa juga tidak lagi canggung atau lebih berani untuk menyampaikan
pendapat mereka. Kemajuan yang telah dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut:
1). Mahasiswa telah mampu mengembangkan cara berfikir ilmiah mereka sendiri dan
mengkonstruk pemahaman mereka sendiri.
2). Mahasiswa telah mampu menyatakan pendapatnya secara individu dalam diskusi
bersama. Suasana diskusi bersama menjadi lebih merata dan tidak didominasi oleh
kelompok tertentu.
3) Siklus 3
Pada siklus ketiga digunakan model pembelajaran kooperatif. Dalam hal ini
mahasiswa berdiskusi bersama dalam memecahkan masalah (mengerjakan LKM).
Beberapa kemajuan yang dicapai dalam siklus terakhir ini antara lain:
1). Partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran semakin tinggi.
2). Mahasiswa telah mampu mengembangkan cara mereka sendiri sewaktu mengerjakan
masalah kontekstual, sekaligus menjelaskannya kepada mahasiswa lain.
3). Mahasiswa dapat memprediksi terhadap beberapa hal yang kemungkinan terjadi
dalam pemecahan setiap kasus dengan memandang permasalahan dari sudut yang
berbeda.
Aktivitas Mahasiswa
1) Aktivitas Kinerja Mahasiswa
Diagram 1 menunjukkan rata-rata penilaian kinerja mahasiswa untuk lembar kerja
mahasiswa 1 dan 2 terutama pada bagian merumuskan fungsi. Melalui diagram tersebut
dapat diketahui bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan antara nilai kinerja
mahasiswa pada LKM 1 dan 2.
Diagram 1
Rata-Rata Penilaian Ketrampilan Kinerja
Merumuskan Fungsi
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
1 2 3 4
Aspek yang dinilai
kinerja mahasiswa dalam hal kemampuan menggambar kurva. Diagram 2 juga menyajikan
perkembangan nilai total (nilai bagian 1 dan 2) dalam LKM yang ditunjukkan pada poin 4.
Tampak bahwa terjadi peningkatan kinerja mahasiswa baik dalam merumuskan fungsi dan
menggambar kurva.
Diagram 2
Rata-Rata Penilaian Ketrampilan Kinerja
Menggambar Kurva
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
1 2 3 4
Aspek yang Dinilai
Diagram 3
Perkembangan Rata-Rata Ketrampilan Kooperatif Mahasiswa
20.00
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan:
1 = menghargai pendapat orang lain
2 = mengambil giliran dan berbagi tugas
3 = mengundang orang lain untuk berbicara
4 = mendengarkan secara aktif
5 = bertanya
6 = tidak berada dalam tugas
7 = memeriksa ketepatan
Diagram 4
Rata-Rata Respon Mahasiswa
Terhadap Proses Pembelajaran Kontekstual
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Item Pertanyaan
Ya Tidak
Keterangan:
1. Apakah proses belajar mengajar termasuk baru?
2. Apakah cara mengajar dosen termasuk baru?
3. Apakah perasaan Anda senang selama pembelajaran?
4. Apakah suasana kelas menyenangkan?
5. Apakah alokasi waktu yang diberikan cukup?
6. Apakah bahasa yang digunakan dalam LKM mudah dipahami?
7. Apakah materi permintaan yang diajarkan dirasa bermanfaat dalam kehidupan?
8. Apakah dengan pembelajaran langsung Anda lebih mudah memahami materi
kuliah?
9. Apakah pembelajaran ini membuat Anda memahami kaitan permintaan dengan
kehidupan sehari-hari?
10. Apakah dalam pembelajaran ini Anda mendapatkan banyak hal yang baru?
kurang memadai. Cukupnya waktu yang telah dialokasikan ini juga didukung oleh
penggunaan bahasa dalam LKM yang mudah dipahami. Sebanyak 81,09% mahasiswa
menyatakan LKM yang disusun oleh dosen dengan menggunakan pendekatan kontekstual
lebih mudah dipahami.
Namun terlepas dari beberapa respon yang muncul, kemajuan yang terpenting
dalam penerapan pendekatan kontekstual adalah 91,04% mahasiswa menyatakan bahwa
materi pengantar ilmu ekonomi yang diajarkan bermanfaat dalam kehidupan mereka. Hal
ini sesuai dengan salah satu unsur kunci pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran
bermakna.
Selain itu 91,04% mahasiswa menyatakan bahwa melalui model-model
pembelajaran yang telah diterapkan dalam penyampaian materi membuat mereka lebih
mudah memahami materi yang diajarkan. Dan sebagian besar atau 89,55% mahasiswa
menyatakan bahwa banyak hal-hal baru yang diperoleh dari pembelajaran ini. Meskipun
85,07% mahasiswa masih menyatakan kesulitan untuk mengaitkan materi dengan fakta-
fakta kontekstual yang ada di lingkungan sekitar mereka. Kesulitan mahasiswa dalam
mengaitkan materi lebih disebabkan karena kurang terbiasanya mahasiswa untuk
mengaitkan materi yang diterima di kelas dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Diagram 5
Prosentase Ketuntasan Belajar Mahasiswa
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Pre Test Siklus I Siklus II Siklus III Post Test
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang berasal dari pengamatan pengelolaan pembelajaran,
aktivitas mahasiswa, respon mahasiswa, dan hasil belajar mahasiswa, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam mata kuliah pengantar ilmu
ekonomi, khususnya pada materi permintaan dan penawaran secara umum dapat berjalan
sesuai dengan yang direncanakan. Beberapa kendala yang ada dapat diperbaiki pada
putaran berikutnya. Disamping itu pendekatan ini mampu meningkatkan aktivitas
mahasiswa.
2. Hasil belajar pada materi permintaan dan penawaran mengalami peningkatan yang cukup
berarti dari 67,2% pada siklus I menjadi 77,6% pada siklus II, kemudian pada siklus III
menjadi 85,1% serta meningkat menjadi 91% pada posttest.
3. Respon mahasiswa terhadap penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
mata kuliah pengantar ilmu ekonomi tergolong positif.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Contextual Teaching and Learning (CTL) perlu diterapkan oleh Dosen sebagai bentuk
pendekatan pembelajaran di bangku kuliah, sebab dalam parameter aktivitas mahasiswa,
hasil belajar, dan respon mahasiswa pendekatan ini menunjukkan pengaruh yang positif.
2. Beberapa perangkat dalam penelitian ini kiranya dapat menjadi salah satu preferensi
perangkat pembelajaran yang ada. Sehingga mempermudah Dosen dalam mengelola
pembelajaran dalam kelas.
3. Penelitian yang dilakukan masih dalam satu materi dengan penggunaan strategi yang
terbatas. Oleh sebab itu, peneliti lain diharapkan dapat lebih variatif dalam menerapkan
strategi pembelajaran agar dapat menunjukkan hal-hal penting yang tidak dapat
ditunjukkan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Arrends,R.I. 1997. Classroom Instruction And Management. New York: McGraw Hll. Inc
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning (CTL), California: Corwin Press Inc
Kemmis, S. & Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. 3rd ed. Victoria: Deakin
University
Nur, Muhammad. 1978. Evaluasi Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Nur, Muhammad. 2004. Guru yang Berhasil dan Model Pengajaran Langsung. Surabaya: Pusat
Sains dan Matematika Sekolah Unesa
Nur, Muhammad, dkk. 2004. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis
dalam Pengajaran. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning): Departemen
Pendidikan Nasional
Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Abstrak
A. PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi selain bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan yang
setinggi-tingginya, juga harus mampu menghapus atau mengurangi kemiskinan dan
ketimpangan pendapatan. Dari dua tujuan tersebut tidak semua negara berkembang
(NSB), termasuk Indonesia, mampu mewujudkannya secara bersamaan. Oleh
karenanya NSB dihadapkan pada dua pilihan, yaitu mengejar pertumbuhan setinggi-
tingginya dengan menunda pemerataan, atau mengejar pemerataan dengan
pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi. Indonesia sebagai NSB, pada awal proses
pembangunan lebih condong untuk mengejar pertumbuhan dengan menunda
pemerataan. Hal ini disebabkan, jika pertumbuhan ekonomi sudah tinggi maka akan
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi daerah memiliki makna dan tujuan
yang sama dengan pembangunan ekonomi nasional, hanya saja ruang lingkup
wilayahnya yang berbeda. Dalam analisis regional, setiap daerah memiliki kekhasan
karakteristik daerah. Kekhasan karakteristik daerah tersebut tercermin dalam
sumberdaya dan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah. Oleh karenanya,
permasalahan pokok dalam pembangunan ekonomi daerah justru terletak pada
pengambilan kebijakan-kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang seyogyanya
didasarkan pada karakteristik daerah yang bersangkutan. Peniruan mentah-mentah
suatu pola kebijakan pembangunan yang pernah diterapkan pada suatu daerah dan
sukses, belum tentu memberikan manfaat yang sama bagi daerah lain. Oleh
karenanya pelaku pembangunan ekonomi daerah khususnya pemangku kebijakan
dituntut untuk mampu memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada dan
menaksir potensi sumberdaya-sumberdaya dalam merancang dan membangun
perekonomian daerahnya. Dengan demikian kebijakan dan pola pembangunan yang
dilakukan benar-benar bertumpu pada karakteristik daerah dan partisipasi aktif
masyarakat lokal (Kuncoro, Adji dan Pradiptyo, 1997: 167).
kerja yang baru tersebut akan menyerap pengangguran yang terdapat di daerah
tersebut. Namun jika di wilayah tersebut tidak terdapat pengangguran, wilayah tersebut
akan memiliki daya tarik bagi masyarakat di luar wilayah daerah yang bersangkutan.
Kenaikan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan permintaan terhadap industri
basis melainkan juga akan menaikkan permintaan industri non basis dan selanjutnya
akan menaikkan investasi industri non basis. Dengan demikian penanaman modal di
sektor lokal merupakan investasi akibat kenaikan pendapatan dari industri basis.
Oleh karenanya, kegiatan basis memiliki peranan sebagai penggerak utama
(prime mover) dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Semakin besar ekspor
suatu wilayah ke wilayah lain akan semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut dan
sebaliknya. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek
ganda dalam perekonomian regional yang tercermin dalam meningkatnya volume
kegiatan nonbasis. Dalam kontek pembangunan ekonomi daerah, teori basis ekonomi
ini dapat digunakan untuk menetukan sektor-sektor mana yang sebaiknya
dikembangkan yang sesuai dengan karakteristik sektor di suatu daerah.
Pada dasarnya, penyerapan tenaga kerja di suatu daerah ditentukan oleh jumlah
dan kualitas tenaga kerja yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk, struktur umur
tenaga kerja, tingkat penghasilan, motivasi dan etos kerja, pendidikan dan latihan serta
berbagai macam kebijakan pemerataan yang masing-masing berpengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja. Adanya penyerapan
tenaga kerja yang cukup menggambarkan besarnya ketersediaan usaha produksi
dengan memperkerjakan tenaga kerja yang dibutuhkan.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor unggulan di Propinsi Jawa
Timur dan peranannya dalam penyerapan tenaga kerja. Variabel yang digunakan
adalah sektor unggulan dan penyerapan tenaga kerja. Adapun yang dimaksud dengan
sektor unggulan adalah sektor yang memiliki prospek yang baik dan dapat
dikembangkan guna meningkatkan perekonomian daerah. Sedangkan penyerapan
tenaga kerja berarti jumlah angkatan kerja yang terserap sebagai tenaga kerja.
Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling yaitu Propinsi Jawa Timur
dengan pertimbangan Propinsi Jawa Timur merupakan propinsi yang memiliki sumber
daya alam dan jumlah penduduk yang banyak, sehingga perlu dikaji potensi antar
sektor perekonomian yang ada.
Adapun data yang digunakan adalah data sekunder mencakup data produk
domestik bruto regional (PDRB) dan data ketenagakerjaan dalam 4 tahun terakhir
(2004-2007). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi.
1) Bila LQ > 1 berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat propinsi lebih
besar dari sektor yang sama di tingkat nasional, artinya subsektor tersebut
merupakan subsektor unggulan di propinsi dan potensial untuk dikembangkan
sebagai penggerak perekonomian daerah
2) Bila LQ < 1 berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat propinsi lebih kecil
dari sektor yang sama di tingkat nasional, artinya subsektor tersebut bukan
merupakan subsektor unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan
sebagai penggerak perekonomian daerah
3) Bila LQ = 1 berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat propinsi sama
dengan sektor yang sama pada tingkat nasional, artinya subsektor tersebut bukan
merupakan subsektor unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan
sebagai penggerak perekonomian daerah
Analisis Shift-Share
Analisis Shift-share digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran
sektor pada perekonomian regional maupun lokal. Bila suatu daerah memperoleh
kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional, maka akan
dapat ditemukan adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah.
Selain itu, laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah akan dibandingkan dengan
laju pertumbuhan perekonomian nasional beserta sektor-sektornya. Kemudian
dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai hasil dari
perbandingan tersebut. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan
kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut (Soepono, 1993:44). Teknis
analisisnya diawali dengan menghitung perubahan PDRB suatu sektor di suatu
daerah, yaitu:
∆Qij = Qtij – Q0ij .....................................................................................(1)
Keterangan:
∆Qij = perubahan PDRB
Qtij = PDRB sektor i daerah j periode tahun t
Q0ij = PDRB sektor i daerah j periode tahun dasar
Selanjutnya, analisisnya dibagi menjadi tiga komponen utama, yaitu pangsa regional,
pergeseran proporsional, dan pergeseran yang berbeda, maka persamaan (1) dapat
diperluas menjadi:
Y Qt Y Q ijt Q t
Q ijt Q ij0 t 1 Q 0ij 0i t Q ij0 0 0i ..............................(2)
Y0 Q i Y0 Q ij Q i
Yt
RSij = Q ij0 1 ................................................................................(3)
Y0
Q it Yt
PSij = Q 0ij 0
............................................................................(4)
Qi Y0
Q ijt Q it
0
DSij = Q 0 0 ............................................................................(5)
ij
Q ij Q i
Keterangan:
Yt = PDRB nasional tahun t
Y0 = PDRB nasional tahun dasar
Qit = PDRB nasional sektor i tahun t
Qi0 = PDRB nasional sektor i tahun dasar
Qijt = PDRB propinsi sektor i tahun t
Qij0 = PDRB propinsi sektor i tahun dasar
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diartikan bila
1) PS < 0 maka sektor tersebut tumbuh relatif lambat di tingkat propinsi
2) PS > 0 maka sektor tersebut tumbuh relatif cepat di tingkat propinsi
3) DS < 0 maka sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih lambat
dibandingkan dengan sektor yang sama didaerah lain atau sektor tersebut tidak
memiliki keuntungan lokasional yang baik
4) DS > 0 maka sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan
dengan sektor yang sama di daerah lain atau sektor tersebut memiliki keuntungan
lokasional yang baik
5) RS < ∆Qtij maka pertumbuhan produksi di daerah tersebut cenderung mendorong
pertumbuhan propinsi
6) RS > ∆Qtijmaka pertumbuhan produksi di daerah tersebut cenderung akan
menghambat pertumbuhan propinsi
Keterangan:
E = elastisitas penyerapan tenaga kerja
%∆n = perubahan penyerapan tenaga kerja
%∆g = perubahan PDRB propinsi
Dalam hal ini apabila elastisitas kurang dari satu (E<1) maka laju pertumbuhan
ekonomi lebih tinggi dari pada laju penyerapan tenaga kerja. Sedangkan apabila
elastisitas lebih dari satu (E>1) maka laju penyerapan tenaga kerja lebih besar
daripada laju pertumbuhan ekonomi.
D. HASIL PENELITIAN
Secara sektoral, selama tahun 2004-2007 perekonomian Propinsi Jawa Timur
didominasi oleh sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, diikuti sektor industri dan
sektor pertanian. Pada tahun 2004, kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran
terhadap PDRB Jawa Timur mencapai 28,19 persen, sedangkan sektor industri dan
pertanian masing-masing 27,87 persen dan 17,89 persen. Hingga tahun 2007, ketiga
sektor tersebut masih menduduki predikat sebagai tiga sektor pemberi kontribusi
terbesar bagi perekonomian Jawa Timur, yaitu sebesar 30,77 persen untuk kontribusi
sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap PDRB Jawa Timur, 26,46 persen
untuk sektor industri dan 16,66 persen untuk pertanian. Dengan demikian diantara
ketiga sektor tersebut hanya sektor perdagangan, hotel dan restoran yang
kontribusinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan sektor pertanian
dan industri kontribusinya cenderung menurun di setiap tahunnya.
Adapun sektor lain yang juga mengalami peningkatan kontribusi sektoral di
setiap tahunnya adalah sektor pertambangan, sektor pengangkutan dan komunikasi,
dan sektor keuangan, persewaan dan jasa. Sedangkan sektor yang mengalami
penurunan kontribusi sektoral di setiap tahunnya adalah sektor pertanian, industri,
konstruksi dan jasa. (lihat tabel 1)
Tabel 1
Kontribusi Sektoral PDRB Propinsi Jawa Timur
Sektor 2004 2005 2006 2007
1. sektor pertanian 17.89% 17.44% 17.13% 16.66%
2. sektor pertambangan 1.90% 1.96% 2.01% 2.09%
3. sektor industri 27.87% 27.55% 26.84% 26.46%
4. sektor listrik, gas, air bersih 1.72% 1.73% 1.70% 1.79%
5. sektor konstruksi 3.55% 3.47% 3.33% 3.18%
6. sektor perdagangan, hotel dan restauran 28.19% 29.08% 30.14% 30.77%
7. sektor pengangkutan dan komunikasi 5.71% 5.66% 5.72% 5.81%
8. sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 4.86% 4.94% 5.02% 5.13%
9. sektor jasa - jasa 8.30% 8.17% 8.13% 8.11%
Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah
Dalam hal penyerapan tenaga kerja, pada tahun 2004, sektor pertanian
merupakan sektor ekonomi penyerap tenaga kerja teringgi diikuti oleh sektor industri
dan jasa. Sedangkan sektor listrik, gasa dan air bersih merupakan sektor penyerap
tenaga kerja terendah. Namun selama tahun 2005-2006, kontribusi sektor pertanian
dalam penyerapan tenaga kerja berada pada urutan ke empat setelah sektor
perdagangan, industri dan jasa. Pada tahun 2007, terjadi perubahan komposisi sektor
penyerap tenaga kerja tertinggi yang kembali diduduki oleh sektor pertanian dan diikuti
oleh sektor industri dan jasa, yaitu sebesar 26,23 persen untuk sektor pertanian, 22,96
persen untuk sektor industri dan 20,88 persen untuk sektor jasa sebagaimana terlihat
dalam tabel 2.
Tabel 2
Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral PDRB Propinsi Jawa Timur
Sektor 2004 2005 2006 2007
Tabel 3
Nilai Location Quotient (LQ) Sektoral Propinsi Jawa Timur
Location Quotient (LQ)
No. Sektor Ekonomi
2004 2005 2006 2007
1 Pertanian 1.20 1.20 1.21 1.20
2 Penggalian 0.20 0.21 0.22 0.24
3 Industri Pengolahan 0.98 0.98 0.96 0.97
4 Listrik dan Air Bersih 2.62 2.61 2.56 2.60
5 Konstruksi 0.61 0.59 0.55 0.51
6 Perdagangan 1.72 1.73 1.78 1.78
7 Angkutan dan Komunikasi 0.98 0.91 0.85 0.80
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
8 Perusahaan 0.53 0.54 0.55 0.55
9 Jasa Lain 0.90 0.89 0.88 0.87
Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah
Sektor listrik dan air bersih merupakan sektor dengan nilai LQ tertinggi yaitu
mencapai LQ lebih dari dua pada setiap tahunnya. Artinya bahwa sektor ini selain
mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Propinsi Jawa Timur juga mampu
mensuplai kebutuhan untuk luar propinsi Jawa Timur. Sektor unggulan Propinsi Jawa
Timur yang kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai LQ
yang cenderung stabil di setiap tahunnya dan cenderung meningkat. Adapun sektor
unggulan Propinsi Jawa Timur yang ketiga adalah sektor pertanian dengan nilai LQ
yang stabil di setiap tahunnya.
Tabel 4
Analisis Shift Share Propinsi Jawa Timur
Regional Proportional Differential
No. Sektor Ekonomi PDRB
share Share Shift
1 Pertanian 4,611.48 8019.45 -3770.23 362.26
2 Penggalian 1,428.87 850.58 -525.57 1103.87
3 Industri Pengolahan 8,643.48 12496.15 -2707.25 -1145.41
4 Listrik dan Air Bersih 983.02 772.05 230.70 -19.73
5 Konstruksi 535.20 1592.43 691.12 -1748.36
6 Perdagangan 20,274.65 12639.68 4403.95 3231.02
Angkutan dan
7 2,879.78 2559.63 3924.84 -3604.70
Komunikasi
Keuangan,
8 Persewaan, dan 2,980.28 2180.77 356.12 443.39
Jasa Perusahaan
9 Jasa Lain 3,248.54 3719.07 100.85 -571.38
Total 45,585.29 44829.80 2704.53 -1949.04
Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah
Tabel 5
Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Sektoral di Propinsi Jawa Timur
Produktivitas Tenaga Kerja
Sektor
2005 2006 2007
1. sektor pertanian 39.33 30.14 26.36
2. sektor pertambangan 31.29 45.05 98.31
3. sektor industri 30.40 30.82 47.82
4. sektor listrik, gas, air bersih 159.11 130.60 248.00
5. sektor konstruksi 10.88 10.66 10.64
6. sektor perdagangan, hotel dan
restauran 22.09 24.42 137.89
7. sektor pengangkutan dan
komunikasi 17.21 20.93 50.69
8. sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan 61.92 74.46 90.41
9. sektor jasa - jasa 11.64 12.35 16.12
Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah
Tabel 6 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produktivitas tertinggi terdapat
pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan diikuti oleh sektor pengangkutan
dan pertambangan yaitu masing-masing sebesar 5,65 persen, 2,42 persen, dan 2,18
persen. Sektor listrik, gas dan air bersih sebagai sektor unggulan pertama memiliki laju
pertumbuhan produktivitas hanya 1,90 persen. Laju pertumbuhan produktivitas
terendah justru terdapat pada sektor pertanian, padahal pertanian merupakan sektor
unggulan ketiga.
Tabel 6
Analisis Laju Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja Sektoral
di Propinsi Jawa Timur
Laju Pertumbuhan Produktivitas
Sektor
2005 2006 2007
1. sektor pertanian 1.44 0.77 0.87
2. sektor pertambangan 0.42 1.44 2.18
3. sektor industri 0.67 1.01 1.55
Tabel 7
Analisis Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di Propinsi Jawa Timur
Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja
Sektor
2005 2006 2007
1. sektor pertanian -8.94 9.09 5.61
2. sektor pertambangan 17.45 -2.87 -4.73
3. sektor industri 12.35 0.54 -7.02
4. sektor listrik, gas, air bersih -4.56 6.58 -3.48
5. sektor konstruksi 0.16 2.44 1.13
6. sektor perdagangan, hotel dan
restauran 50.66 -0.09 -9.67
7. sektor pengangkutan dan
komunikasi 28.66 -1.80 -7.14
8. sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan 12.92 -1.43 -1.26
9. sektor jasa - jasa 9.16 -0.14 -3.22
Total 11.82 0.44 -6.01
Sumber: BPS Jawa Timur, data diolah
E. Pembahasan
Sektor Unggulan di Jawa Timur
Sektor unggulan merupakan sektor yang memiliki prospek yang baik dan dapat
dikembangkan guna meningkatkan perekonomian daerah atau sektor yang memiliki
keunggulan persaingan dibandingkan dengan sektor lain yang tercermin dari kontribusi
sektor terhadap PDRB atas dasar harga konstan suatu daerah. Penentuan sektor
unggulan atau non unggulan menggunakan analisis dengan metode identifikasi per
sektor atau metode LQ (location quotient). Dalam hal ini suatu sektor dikatakan
sebagai sektor unggulan jika nilai LQ lebih dari satu, sedangkan sektor dengan nilai
LQ kurang dari satu dikategorikan sebagai sektor non unggulan.
Berdasarkan tabel 3 (lihat hasil penelitian), Propinsi Jawa Timur memiliki tiga
sektor unggulan yaitu sektor pertanian, listrik, gas dan air bersih, dan perdagangan
dengan nilai LQ lebih besar sari satu. Khusus pada sektor listrik, gas dan air bersih
nilai LQ berada diatas 2,50 per tahun.
Terpilihnya sektor listrik, gas, dan air bersih sebagai sektor unggulan
menunjukkan bahwa sektor ini selain mampu mencukupi kebutuhan masyarakat
Propinsi Jawa Timur juga mampu mensuplai kebutuhan untuk luar propinsi Jawa
Timur. Adapun sub sektor dari sektor listrik, gas, dan air bersih yang memberikan
kontribusi terbesar adalah sub sektor listrik. Menurut publikasi PT PLN Jawa Timur
dalam http://www.pln-jatim.co.id, jumlah transfer tenaga listrik dari PT PLN Jawa timur
mencakup penyaluran dan pusat pengaturan beban jawa bali, PLTD, PLTM, PLTD
sewa dan pembangkit swasta lainnya pada tahun 2007 sebanyak 21.163.305 MWh.
Jumlah tersebut meningkat 5,53 % jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sedangkan penjualan tenaga listrik tahun 2006 sebesar 19.467.437 MWh atau naik
sebesar 6,25 % di banding tahun 2005, daya tersambung 9.153,2 MVA atau naik
sebesar 4,72 % di banding tahun 2005. Bahkan hingga tahun 2007, PT. PLN Jawa
Timur membawahi 29 Kabupaten, 9 Kota, 658 Kecamatan, 8.497 Desa dengan Jumlah
penduduk 37,79 juta jiwa, dengan jumlah 10,275 juta rumah tangga, total pelanggan
sebanyak 6,729 juta pelanggan dengan angka rata rata per kapita pada tahun 2006
untuk Propinsi Jawa Timur tercatat sebesar 0,24 kVA/Kapita dan 515,19 kWh/kapita,
sedang ratio elektrifikasi tahun 2007 terhitung 65,49 % dan ratioelektrifikasi desa 99,20
%.
Sektor unggulan Propinsi Jawa Timur yang kedua adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran dengan nilai LQ yang cenderung stabil di setiap tahunnya dan
cenderung meningkat. Hal ini senada dengan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan
restoran terhadap PDRB Jawa Timur yang menduduki peringkat pertama sejak tahun
2004 hingga tahun 2007. Pada tahun 2004, kontribusi sektor perdagangan, hotel dan
restoran terhadap PDRB Jawa Timur mencapai 28,19 persen, sedangkan pada tahun
2007 kontribusinya sebesar 30,77 persen.
Adapun sektor unggulan Propinsi Jawa Timur yang ketiga adalah sektor
pertanian dengan nilai LQ yang stabil di setiap tahunnya yang berkisar pada angka
1,20. Stabilnya nilai LQ sektor pertanian juga didukung oleh stabilnya kontribusi sektor
tersebut terhadap PDRB Jawa Timur. Berdasarkan publikasi yang terdapat dalam
situs pemerintahan Propinsi Jawa Timur (www.jatim.go.id), subsektor unggulan untuk
sektor pertanian mencakup subsektor tanaman pangan, perkebunan dan sub sektor
perikanan mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian provinsi ini.
Komoditi yang dihasilkannya antara lain padi, kelapa, tebu, jambu mente, kopi,
cengkeh, tembakau, karet dan kakao. Untuk sub sektor perikanan, terdiri atas
perikanan laut, perairan umum dan perikanan budidaya. Adapun volume ekspor
provinsi ini sepanjang tahun 2005 mencapai 6,95 juta ton dengan nilai US$ 7,43 miliar.
Selain itu, sektor pertanian juga merupakan sektor penyumbang kontribusi terbesar
ketiga terhadap PDRB Jawa Timur yaitu sebesar 17,89%.
Pengamatan perkembangan nilai LQ per tahun bermanfaat untuk mengetahui
pergeseran sektoral terkait dengan semakin besar atau semakin kecilnya proporsi
sektor unggulan. Dalam hal ini, sektor listrik, gas dan air bersih selaku sektor unggulan
pertama di Jawa Timur memiliki perkembangan yang negatif dari tahun 2004-2006,
yaitu 2,62 pada 2004, 2,61 pada 2005, 2,56 pada 2006. Kondisi ini mencerminkan
proporsi sektor listrik, gas dan air bersih sebagai sektor unggulan di Jawa Timur.
Kendatipun pada tahun 2007 sektor listrik, gas dan air minum mengalami
perkembangan nilai LQ yang positif yaitu 2,60, namun nilai ini masih di bawah nilai LQ
pada tahun 2006. Penurunan proporsi tersebut lebih disebabkan oleh laju
pertumbuhan yang bersifat negatif.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor unggulan Propinsi Jawa
Timur tertinggi kedua setelah sektor listrik, gas dan air minum memiliki perkembangan
nilai LQ yang positif atau meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini berarti proporsi sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor unggulan semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Peningkatan proporsi sektor unggulan tersebut disebabkan oleh
semakin besarnya kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB Jawa Timur, disamping
itu laju pertumbuhan sektor ini dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Sedangkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan yang ketika tidak
mengalami pertumbuhan yang cukup berarti bahkan cenderung stabil. Hal ini
disebabkan karena cukup stabilnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB.
pendorong sektor ekonomi di tingkat nasional. Dalam hal ini, apabila nilai regional
share sektor ekonomi lebih kecil daripada nilai perubahan nilai sektor PDRB Propinsi
Jawa Timur maka sektor tersebut mampu menjadi pendorong pertumbuhan sektor di
tingkat Nasional. Namun sebaliknya jika nilai regional share sektor ekonomi lebih
besar daripada nilai perubahan nilai sektor PDRB Propinsi Jawa Timur maka sektor
tersebut menjadi penghambat pertumbuhan sektor di tingkat Nasional.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4 tersebut di atas, sektor unggulan
yang mampu berperan sebagai pendorong pertumbuhan sektor yang sama di tingkat
nasional adalah sektor listrik, air dan gas dan sektor perdagangan. Artinya
pertumbuhan kedua sektor tersebut di Propinsi Jawa Timur mampu mendorong
pertumbuhan sektor yang sama ditingkat nasional. Sedangkan pertumbuhan sektor
pertanian di tingkat Propinsi justru akan menghambat pertumbuhan sektor yang sama
di tingkat nasional, mengingat nilai regional sharenya lebih besar daripada nilai
perubahan PDRB.
Komponen proportional share menunjukkan cepat atau lambatnya tingkat
pertumbuhan suatu sektor di suatu daerah daripada tingkat pertumbuhannya di tingkat
nasional. Dalam hal ini suatu sektor yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih
cepat ditunjukkan dengan proportional share yang positif.
Berdasarkan hasil perhitungan yang tersaji dalam tabel 4 tersebut diatas
menunjukkan bahwa sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor perdagangan memiliki
nilai proportional share yang positif. Hal ini berarti kedua sektor tersebut mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat di tingkat Propinsi Jawa Timur. Sedangkan khusus
untuk sektor pertanian memiliki nilai proportional share yang negatif, artinya sektor
tersebut cenderung mengalami pertumbuhan yang lebih lambat di tingkat Propinsi.
Selanjutnya, komponen differential share mencerminkan sektor tersebut
keuntungan lokasional. Dalam hal ini, differential yang positif menunjukkan sektor
tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang
sama di tingkat nasional.
Berdasarkan hasil perhitungan yang tersaji dalam tabel 4 tersebut diatas
menunjukkan bahwa sektor pertanian dan sektor perdagangan memiliki nilai
differential share yang positif. Hal ini berarti kedua sektor tersebut memiliki keuntungan
lokasional. Sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih tidak memiliki keuntungan
lokasional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sektor listrik, gas dan air bersih
sebagai sektor unggulan pertama Propinsi Jawa Timur dalam perkembangannya
mampu mendorong pertumbuhan sektor yang sama di tingkat nasional, di samping itu
sektor ini juga memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat di tingkat Propinsi Jawa
Timur, akan tetapi sektor ini tidak memiliki keuntungan lokasional yang baik.
Sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor unggulan kedua
Propinsi Jawa Timur dalam perkembangannya mampu mendorong pertumbuhan
sektor yang sama di tingkat nasional, di samping itu sektor ini juga memiliki tingkat
pertumbuhan yang lebih cepat di tingkat Propinsi Jawa Timur dan memiliki keuntungan
lokasional yang baik. Selanjutnya untuk sektor pertanian sebagai sektor unggulan
ketiga Propinsi Jawa Timur dalam perkembangannya justru menghambat
pertumbuhan sektor yang sama di tingkat nasional, selain itu sektor ini juga memiliki
tingkat pertumbuhan yang lebih lambat di tingkat Propinsi Jawa Timur, namun memiliki
keuntungan lokasional yang baik.
elastisitas penyerapan tenaga kerja yang positif dan cenderung meningkat dari tahun
ke tahun. Pada tahun 2007, elastisitas penyerapan tenaga kerja mencapai 5,61 yang
artinya ketika PDRB naik 1 persen maka kesempatan kerja akan meningkat sebesar
5,64%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur
seharusnya lebih berupaya keras untuk merevitalisasi sektor pertanian, mengingat
hanya sektor pertanian yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adora, Yass. 2000. Identifikasi Sektor dan Subsektor Ekonomi Unggulan Kabupaten
Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat. Tesis. Magister Ekonomi
Pembangunan Universitas Gajah Mada
Bendavid–Val, Avrom, 1991. Regional and Local Economic Analysis for Practioners,
Fourt Edition, New York, Praeger Publishe
Blakely, Edward James. 1994. Planning Local Economic Development: Theory and
Practice. Second Edition. Saga Publication
Harini, Rika., S. R. Giyarsih., & S.R. Budiani. 2005. Analisis Sektor Unggulan Dalam
Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi
Indonesia Vol. 19 No. 1 p.1-20.
Hulu, E. 1988. Beberapa Metode Non-Survey Estimasi Koefisien I-O. Jakarta: Pusat
Antar Universitas Bidang Ekonomi Universitas Indonesia.
Kuncoro, Mudrajad., Adji, A., & Pradiptyo, R. 1997. Ekonomi Industri: Teori, Kebijakan,
dan Studi Empiris di Indonesia. Yogyakarta: Widya Sarana Informatika
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi (Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis). Jakarta: Erlangga
Sudiarta R, Agus Suman dan Kusnadi. 2001. Analisis Pengembangan Sektor Industri
Pariwisata terhadap Penyebaran Tenaga Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga
Petani. Jurnal Ilmu Sosial Vol. 3 No. 2 Januari 2001 p12-23.
Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara
MODUL PLPG
PENDIDIKAN EKONOMI
BAB V
MATERI EKONOMI
Penyusun:
Tim Pendidikan Ekonomi Unesa
PETUNJUK PENGGUNAAN
Kegiatan Pembelajaran 1
Permasalahan Ekonomi
1. Lembar Informasi
1.1. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan perwujudan keinginan yang timbul dalam diri
manusia yang menuntut adanya pemenuhan. Kebutuhan manusia timbul
karena tiga hal. Pertama, organ manusia membutuhkan kalori untuk dapat
menjalankan fungsinya dengan baikdisebut kebutuhan biologis. Kedua,
kebutuhan manusia akan kehidupan yang lebih baik menurut standart tertentu
disebut kebutuhan sosial. Dan ketiga, kegiatan yang diperlukan untuk
memuaskan kebutuhan lain-lain disebut kebutuhan intelektual.
Pada dasarnya kebutuhan setiap individu berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan keinginan yang dimiliki setiap individu juga berbeda. Selain itu,
kebutuhan seorang individu senantiasa berkembang sepanjang waktu baik
secara jumlah, kuantitas maupun jenisnya.
Pada dasarnya kebutuhan manusia dibedakan menjadi:
a. Menurut intensitasnya, dibedakan atas:
1). Kebutuhan primer
2). Kebutuhan sekunder
3). Kebutuhan tersier
Kebutuhan menurut intensitas untuk setiap individu berbeda-beda. Sebagai
contoh, kebutuhan seorang mahasiswa dan sopir angkot. Buku kuliah
merupakan kebutuhan primer bagi mahasiswa. Akan tetapi, tidak bagi
seorang sopir angkot.
b. Menurut sifatnya, dibedakan atas:
1). Kebutuhan jasmani
2). Kebutuhan rohani
c. Menurut tujuannya, dibedakan atas:
1). Kebutuhan masyarakat atau publik
2). Kebutuhan individual
d. Menurut waktunya, dibedakan atas:
1). Kebutuhan masa kini
2). Kebutuhan akan datang/masa depan
Benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia
disebut alat pemuas kebutuhan. Ada dua macam alat pemuas kebutuhan yaitu
barang dan jasa. Barang dan jasa dihasilkan dari kombinasi sumber daya.
Barang adalah suatu objek yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan.
Umumnya barang berwujud benda.Buku yang Anda baca sekarang, pensil
yang Anda gunakan untuk menulis, kacamata yang Anda kenakan, bahkan
sarapan pagi Anda juga merupakan contoh barang. Lain halnya dengan jasa.
Jasa adalah objek yang tidak berwujud yaitu tidak dapat dilihat dan diraba,
namun dapat dirasakan. Konser Peterpan, layanan internet, kuliah pagi
merupakan contoh jasa.
Barang menurut cara memperolehnya terbagi menjadi dua, yaitu barang
ekonomi dan barang bebas. Barang ekonomi adalah suatu barang yang
keberadaannya terbatas sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan. Dengan
demikian untuk memperolehnya dibutuhkan suatu pengorbanan, maka
harganya lebih dari nol. Sedangkan barang bebas adalah suatu barang yang
keberadaannya melebihi kebutuhan sehingga harganya nol.
Kadangkala kita salah menduga tentang suatu barang bebas. Contoh:
udara dan air sungai. Sekilas nampak bebas, namun ketika kita membutuhkan
udara yang bersih dan air sungai bersih terkadang kita harus membayar lebih.
Harga tersebut muncul akibat adanya kelangkaan. Dalam kondisi tersebut
udara dan air sungai termasuk dalam kategori barang ekonomi.
Menurut penggunaannya, suatu barang dapat berfungsi sebagai barang
pengganti atau barang pelengkap. Suatu barang dikatakan berfungsi sebagai
barang pengganti atau barang subtitusi jika barang tersebut dapat
menggantikan fungsi barang lain, contoh beras dan gandum. Sedangkan
barang pelengkap merupakan barang yang dapat digunakan secara bersama-
sama guna melengkapi fungsi barang lain, contoh gula dan kopi.
Ditinjau dari proses pembuatannya, barang diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi. Contoh, kapas,
benang, kain. Dalam hal ini kapas berfungsi sebagai barang mentah yang akan
diolah menjadi benang. Sedangkan benang adalah barang setengah jadi, karena
benang tersebut akan dioleh menjadi kain. Dan kain adalah barang akhir yaitu
barang yang dapat langsung dikonsumsi. Namun ketika kain diolah menjadi
baju maka kain termasuk barang setengah jadi. Sedangkan baju adalah barang
jadi. Dengan demikian dalam menentukan kedudukan barang dalam proses
produksi dapat dilihat dari bahan yang digunakan dan proses produksi yang
dilakukan.
1.2. Kelangkaan
Apakah Anda menginginkan sebuah rumah yang mewah, mobil baru,
bahkan makanan yang lezat setiap hari?. Meskipun semua keinginan tersebut
telah Anda penuhi, pasti akan muncul keinginan-keinginan yang lain. Pada
umumnya keinginan mausia adalah tidak terbatas, sedangkan sumberdaya yang
digunakan sebagai alat pemuas keinginan tersebut terbatas adanya. Kondisi inilah
yang pada akhirnya menimbulkan masalah kelangkaan. Banyak para ekonom
yang berpendapat bahwa permasalahan utama dalam ilmu ekonomi adalah
mengatasi kelangkaan, yaitu bagaimana manusia menggunakan sumberdaya yang
terbatas untuk memenuhi keinginannya yang tidak terbatas. Kelangkaan akan terjadi
apabila jumlah yang diinginkan melebihi jumlah yang tersedia pada harga
sebesar nol, sehingga menuntut manusia untuk melalukan pilihan.(Mc,
Eachern, 2001: 2-3).
Keinginan manusia adalah tidak terbatas. Hal inilah yang menyebabkan
kebutuhan manusia menjadi beragam adanya. Dalam hal ini ketika sebuah
keinginan tersebut menuntut adanya pemenuhan, maka ia akan menjadi
sebuah kebutuhan. Contoh, ketika kita lapar maka kita ingin makan. Dalam
kasus ini, ketika keinginan makan tersebut menuntut adanya pemenuhan maka
menjadi kebutuhan untuk makan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut
diperlukan adanya alat pemuas kebutuhan, yaitu barang dan jasa.
Barang dan jasa yang digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan
dihasilkan dari sumber daya atau faktor produksi. Akibat keterbatasan
sumberdaya maka barang dan jasa yang tersedia juga terbatas, atau akibat
sumberdaya langka maka barang dan jasa juga langka. Barang dan jasa
dikatakan langka jika jumlah yang diinginkan melebihi jumlah yang tersedia.
Kelangkaan berbeda dengan kekurangan barang dan jasa. Perhatikan
ilustrasi berikut ini:
Ilustrasi 1:
Seorang guru menggunakan keilmuan yang ia miliki dan sumberdaya lain yang langka
seperti kemampuan mengajar, waktu dan tenaganya dalam mengajar untuk
mendapatkan penghasilan. Penghasilan yang diperoleh tersebut ditukarkan dengan
tempat tinggal, pakaian, makanan, dan ribuan barang dan jasa lainnya untuk
memenuhi keinginan guru tersebut.
Ilustrasi 2:
Hujan deras yang mengguyur beberapa kota di pulau jawa selama dua hari telah
menimbulkan musibah banjir dan berdampak pada lumpuhnya jalur transportasi antar
kota. Akibatnya distribusi bahan pangan, khususnya komoditas beras ke berbagai kota,
khususnya Surabaya terhenti. Situasi ini mengakibatkan jumlah persediaan beras di
Kota Surabaya menipis dan beras pun sulit dijumpai di pasar.
Ilustrasi pertama merupakan contoh kasus kelangkaan. Kasus yang
dialami oleh guru tersebut mencerminkan kelangkaan. Sumber daya yang
dimiliki oleh guru, seperti keilmuan, kemampuan mengajar, waktu dan tenaga
adalah terbatas, sedangkan keinginan yang dimiliki guru tersebut tidak
terbatas, maka munculah masalah kelangkaan. Permasalahan kelangkaan
tersebut dapat diatasi dengan membuat pilihan. Pembuatan pilihan dalam
untuk menambah kapasitas gandum dari 3 ton menjadi 4 ton. Pertanyaan yang
muncul adalah, apakah opportunity costatas keputusan tersebut?.
25
A
20 B
15
C
Beras
D
10
E
5
F
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Gandum
2. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan mengapa kebutuhan setiap individu berbeda-beda!
2) Identifikasikanlah kebutuhan profesi seorang petani dan guru menurut
intensitasnya!
3) Pada kondisi yang bagaimanakah suatu komoditas dikatakan langka?
4) Perhatikan ilustrasi berikut ini:
Hujan mengguyur kota Jakarta selama 3 hari berturut-turut. Akibat
sistem drainase yang buruk, banjir melanda Kota Jakarta. Warga
masyarakat banyak yang terjangkit penyakit kulit akibat langkanya air
bersih.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, identifikasikanlah faktor penyebab
langkanya air bersih!
5) Setiap pilihan memiliki biaya peluang. Jelaskan makna pernyataan
tersebut beserta contohnya!
6) Linda adalah lulusan SMU yang diterima di Universitas Indonesia.
Pada saat yang bersamaan, Linda juga telah diterima untuk bekerja
penuh waktu di toko. Identifikasikanlah biaya oportunitasnya jika
Linda memutuskan untuk kuliah dan bukan bekerja!
7) Jelaskan perbedaan sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi
komando!
8) Identifikasikanlah kelebihan dan kelemahan sistem ekonomi campuran!
Kegiatan Pembelajaran 2
Pelaku Ekonomi dalam Perekonomian
1. Lembar Informasi
Kegiatan pelaku ekonomi dalam perekonomian mencakup kegiatan
produksi, distribusi dan konsumsi. Kegiatan ekonomi yang pertama adalah
kegiatan produksi. Dalam ilmu ekonomi, produksi didefinisikan sebagai
kegiatan atau proses untuk menciptakan nilai atau memperbesar daya guna
suatu barang.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan produksi memerlukan sumberdaya
yang lazim dikenal dengan sebutan faktor produksi. Adapun faktor produksi
terdiri atas:
a. Alam, atau sumber daya alam (natural resources)
Sumberdaya alam atau faktor produksi alam meliputi segala sesuatu yang
berasal atau disediakan oleh alam, bukan berasal dari kegiatan manusia dan
dapat digunakan untuk kegiatan produksi. Sebagai contoh: tanah, air,
pohon, binatang, minyak bumi, gas alam dan lain-lain
b. Tenaga kerja manusia, atau sumber daya manusia (human resources)
Tenaga kerja merupakan usaha manusia yang mencakup fisik dan mental
atau merupakan peranan manusia dalam proses produksi. Tenaga kerja
dibedakan atas tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih dan tenaga kerja
tidak terdidik dan tidak terlatih.
Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja dengan keahlian khusus yang
diperoleh melalui jenjang pendidikan khusus, seperti guru, dokter, akuntan,
dan sebagainya. Sedangkan tenaga kerja terlatih, adalah tenaga kerja yang
memiliki pengalaman atau kecakapan untuk melakukan kerja karena
terlatih. Adapun tenaga tidak terdidik dan terlatih, yaitu tenaga kerja yang
melakukan aktivitas kerjanya tidak memerlukan pendidikan atau
pengalaman. Hal ini dikarenakan pekerjaan yang dilakukan adalah
pekerjaan dimana hampir setiap orang mampu melakukannya.
c. Modal (capital)
Modal atau capital sering diartikan dalam bentuk uang yang digunakan
untuk membeli mesin produksi dan faktor produksi lainnya. Dalam
pengertian ekonomi modal didefinisikan sebagai semua jenis barang yang
digunakan untuk menunjang kegiatan produksi barang dan jasa lain.
Termasuk pula di dalamnya barang-barang modal seperti mesin-mesin, alat
Pengeluaran
Konsumsi (Rp) Pasar Barang dan Jasa
Hasil Penjualan
(Rp)
Barang dan jasa Pengeluaran Barang
pemerintah Barang dan jasa
Pajak
Pajak
Public
Public
Goods
Goods
Pemerintah
Rumah tangga Rumah tangga
Pengeluaran
Keluarga pemerintah Sumber daya Perusahaan
2. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan perbedaan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh rumah
tangga konsumen dan rumah tangga produsen!
2) Jelaskan mengapa pemerintah perlu campur tangan dalam
perekonomian?
3) Setiap individu akan melakukan kegiatan konsumsi atas barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam kegiatan konsumsi tersebut,
pola konsumsi yang bagaimanakah yang dikategorikan sebagai tindakan
konsumerisme?
Kegiatan Pembelajaran 3
Permintaan dan Penawaran
1. Lembar Informasi
1.1. Permintaan
A. Pengertian Permintaan
Permintaan mencerminkan berbagai jumlah barang yang diminta
dalam berbagai tingkat harga. Fungsi permintaanatas suatu barang adalah
fungsi yang menyatakan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah
barang yang diminta. Dalam hal ini hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah barang yang diminta adalah negative, artinya jika harga
naik maka jumlah barang yang diminta turun, dan sebaliknya. Secara
matematis, fungsi permintaan adalah Q = a – bP. Koefisien fungsi
permintaan (b) bernilai negatif, hal ini mencerminkan hubungan antara
tingkat harga dan jumlah barang yang diminta sehingga sesuai dengan
hukum permintaan. Penampakan kurva permintaan, dijelaskan dalam
gambar 5.4:
B. Hukum Permintaan
Hukum permintaan berbunyi jika harga barang turun maka jumlah
barang yang diminta naik dan sebaliknya atau Px naik Qx turun.
Permintaan dari segi subyek dibedakan anatra permintaan individual dan
permintaan pasar. Permintaan individu merupakan berbagai jumlah
barang yang diminta pada berbagai tingkat harga oleh setiap individu.
Sedangkan permintaan pasar merupakan penjumlahan atas permintaan
individu. Adapun data permintaan individu dan permintaan pasar
disajikan dalam tabel 5.1 dan gambar 5.5.
4) Selera
Permintaan seseorang berubah karena selera terhadap barang dan jasa
yang ada.
5) Struktur usia
Karakteristik usia penduduk mempengaruhi permintaan.
6) Jumlah pembeli dipasar
Jika jumlah pembeli dipasar banyak memungkinkan jumlah barang
yang diminta naik dan sebaliknya.
7) Harapan yang akan datang
Perubahan harga mendatang mempengaruhi permintaan.
E. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan suatu barang adalah fungsi yang menyatakan
hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan variabel-variabel
lain yang mempengaruhinya pada periode tertentu. Variabel-variabel lain
yang mempengaruhi permintaan antara lain, (1) harga barang yang
bersangkutan, (2) pendapatan konsumen, (3) harga barang lain, (4) selera
dan trend, (5) jumlah penduduk, (6) Iklan, (7) perkiraan konsumen di
masa yang akan datang.
Dari ketujuh variabel tersebut, variabel harga barang yang
bersangkutan merupakan variabel yang paling penting sehingga
digunakan sebagai variabel bebas. Sedangkan ke-6 variabel yang lain
dianggap konstan. Secara matematis penulisan hubungan antara jumlah
barang yang diminta dengan harga adalah sebagai berikut:
Qdx = f(Px)
Contoh:
Pada harga Rp 100,00 jumlah permen karet yang diminta adalah 10
bungkus. Jika harganya turun menjadi Rp 75,00 jumlah permen karet yang
diminta adalah 20. Tentukan fungsi permintaannya!
Jawab:
1). Dengan menggunakan rumus: Qdx = a - bPx
Jika P1 = 100; Q1 = 10
maka Qdx = a - bPx 10 = a – 100b
P2 = 75; Q2 = 20
maka Qdx = a - bPx 20 = a – 75b -
-10 = -25b
2
b=
5
2
Jika b = , maka 10 = a – 100b
5
2
10 = a – 100( )
5
a = 50
2 2
Jika a = 50 dan b = , maka fungsi permintaan adalah Qdx = 50 - P
5 5
2). Dengan menggunakan rumus:
P P1 Q Q1
P2 P1 Q 2 Q1
Jika P1 = 100 dan Q1 = 10
P2 = 75 dan Q2 = 20
P P1 Q Q1 P 100 Q 10
maka
P2 P1 Q 2 Q1 75 100 20 10
P 100 Q 10
- 25 10
10 (P – 100) = -25 (Q – 10)
10P -1000 = -25Q + 250
10P = -25Q + 1250
2
Q = 50 - P
5
1.2. Penawaran
A. Pengertian Penawaran
Penawaran diartikan sebagai berbagai jumlah barang yang
ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Adapun hubungan antara harga
dengan jumlah barang yang ditawarkan adalah positif, dimana jika harga
naik maka barang yang ditawarkan naik, dan jika harga turun maka
barang yang ditawarkan turun. Secara matematis fungsi penawaran
adalah Q = -a + bP.
Koefisien fungsi penawaran (b) adalah positif, hal ini sesuai dengan
hukum penawaran. Berdasarkan fungsi penawaran diatas, maka
penampakan kurva penawaran pada gambar 5.8. Sebagai berikut :
B. Hukum Penawaran
Hukum penawaran, jika harga barang turun maka jumlah barang
yang ditawarkan naik dan sebaliknya, Px naik Qx naik. Penawaran dari
segi subyek dibedakan antara penawaran individual dan penawaran
pasar. Penawaran individu merupakan berbagai jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan oleh seorang individu pada berbagai tingkat harga.
Sedangkan penawaran pasar merupakan akumulasi atas penawaran
setiap individu di pasar sebagaimana diilustrasikan dalam tabel 5.2.
C. Pergerakan Penawaran
Pergerakan penawaran ada dua, yaitu a long supply curve dan shift
supply curve. Adapun bentuk pergerakan dan pergeseran kurva
dijelaskan gambar 5.9 dan 5.10, sebagai berikut :
E. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran suatu barang adalah fungsi yang menyatakan
hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan variabel-
variabel lain yang mempengaruhinya pada periode tertentu. Variabel-
variabel lain yang mempengaruhi penawaram antara lain, (1) harga
barang yang bersangkutan, (2) keuntungan yang diperoleh dari
memproduksi barang dan jasa lain, (3) tingkat teknologi, (4) biaya
produksi, (5) perubahan jumlah produsen, (6) ekapektasi produsen di
masa yang akan datang.
Dari keenam variabel tersebut, variabel harga barang yang
bersangkutan merupakan variabel yang paling penting sehingga
digunakan sebagai variabel bebas. Sedangkan ke-5 variabel yang lain
dianggap konstan. Secara matematis penulisan hubungan antara jumlah
barang yang ditawarkan dengan harga adalah sebagai berikut:
Qsx = f(Px)
Qsx = a + bPx
Contoh:
Pada harga Rp 500,00 jumlah kue yang ditawarkan adalah 60 bungkus.
Jika harganya turun menjadi Rp 700,00 jumlah kue yang ditawarkan
adalah 100. Tentukan fungsi penawarannya!
Jawab:
1). Dengan menggunakan rumus: Qsx = a + bPx
Jika P1 = 500, Q1 = 60 maka Qsx = a + bPx 60 = a + 500b
P2 = 700, Q2 = 100 maka Qsx = a + bPx 100 = a + 700b
-40 = -200b
1
b=
5
1
Jika b = , maka 60 = a + 500b
5
1
60 = a + 500( )
5
a = -40
1 1
Jika a = -40 dan b = , fungsi penawaram adalah Qsx = -40 + P
5 5
2). Dengan menggunakan rumus:
P P1 Q Q1
P2 P1 Q 2 Q1
P 500 Q 60
200 40
2. Lembar Kerja
1) Peserta membaca lembar informasi dalam kegiatan belajar secara
seksama
2) Peserta mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan secara mandiri
(lembar kerja dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2)
3. Langkah Kerja
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam menggunakan
modul ini, maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1) Peserta membaca secara seksama uraian-uraian materi yang ada pada
kegiatan belajar.
2) Peserta mengerjakan lembar kerja secara mandiri
3) Peserta secara bersama-sama mengkoreksi dan menyimpulkan jawaban
atas lembar kerja
4) Peserta mengerjakan pelatihan untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki.
4. Lembar Pelatihan
Pada setiap kasus tersebut putuskan apakah peristiwa tersebut akan
memberikan akibat perubahan pada permintaan dan penawaran beras.
1) Akibat adanya konflik di Thailand, ribuan imigran masuk ke Indonesia
2) Musim kemarau panjang mengakibatkan sebagian besar lahan padi
gagal panen.
Kegiatan Pembelajaran 4
Keseimbangan Pasar
1. Lembar Informasi
Keseimbangan pasar adalah suatu keadaan dimana pada tingkat harga
tertentu, permintaan sama dengan penawaran. Dalam persamaan Qd = Qs
atau Pd = Ps. Penentuan keseimbangan pasar dapat dilakukan dengan
pendekatan tabel, kurva, dan matematika. Untuk memahami penentuan
keseimbangan pasar dengan menggunakan pendekatan tabel perhatikan tabel
5.3 berikut ini:
Tabel 5.3. Skedul Permintaan dan Penawaran
Harga (P) Jumlah yang diminta (Qd) Jumlah yang ditawarakan (Qs)
Rp 1000 130 10
2000 90 38
3000 60 60
4000 40 80
5000 20 90
Fungsi Penawaran:
Qs = a + bP 800 = a + 6b
600 = a + 5b –
200 = b
b = 200
Jika b = 200 maka 800 = a + 6b
800 = a + 6 (200)
800 = a + 1200
a = 800 - 1200
a = -400
Maka fungsi permintaan Qs = -400 + 200P
Syarat Keseimbangan Pasar Qd = Qs
800 -100P = -400 + 200P
-100P – 200P = -400 - 800
-300P = -1200
P =4
Jika P = 4 maka Qd = 800 – 100P
= 800 – 100 (4)
= 800 – 400
= 400
Qd = Qs =400, maka keseimbangan pasar terbentuk pada tingkat harga P = 4
dan jumlah barang keseimbangan Qd=Qs=400
2. Lembar Kerja
1) Peserta membaca lembar informasi dalam kegiatan belajar secara
seksama
2) Peserta mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan secara mandiri
(lihat lampiran 3)
3. Langkah Kerja
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam
menggunakan modul ini, maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan
antara lain:
1) Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar.
2) Peserta mengerjakan lembar kerja secara mandiri
3) Peserta secara bersama-sama mengkoreksi dan menyimpulkan jawaban
atas lembar kerja
4) Kerjakan perlatihan tiap standar kompetensi untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki atas materi-materi yang
dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
4. Lembar Pelatihan
1) Perhatikan ilustrasi berikut ini:
Musim kemarau panjang berdampak pada gagalnya hasil panen padi.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, apakah yang terjadi pada keseimbangan
harga pasar?
2) Perhatikan ilustrasi berikut;
Anggaplah saat ini Anda berada pada pasar minyak mentah untuk alat
pemanas ruangan. Adapun situasi yang terjadi adalah harga minyak
mentah turun secara signifikan, dan musim dingin yang luar biasa
menghantam negara-negara di bagian timur-utara dimana minyak
adalah bahan bakar utama bagi alat pemanas ruangan.
Apakah yang akan terjadi pada keseimbangan pasar minyak untuk alat
pemanas ruangan?
Kegiatan Pembelajaran 5
Pasar Barang
1. Lembar Informasi
Pasar sering diartikan sebagai sebagai tempat bertemunya pembeli dan
penjual untuk mengadakan transaksi usaha. Dalam hal ini pasar ditunjukkan
sebagai suatu tempat tertentu atau yang menyangkut proses pertukaran secara
fisik sehingga terikat oleh waktu dan tempat. Sedangkan menurut ilmu
ekonomi, pasar diartikan sebagai suatu organisasi dimana pembeli dan penjual
dapat saling berhubungan.
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas perusahaan-perusahaan
terkemuka di dunia dalam mengadakan transaksi tidak lagi terikat pada waktu
dan tempat fisik. Melainkan mereka mulai memanfaatkan kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan untuk memasarkan produknya dan mengadakan
transaksi. Salah satunya dengan memanfaatkan internet. Kendatipun antara
pembeli dan penjual tidak lagi bertemu secara fisik, kegiatan yang mereka
lakukan diartikan sebagai pasar.
Dengan demikian suatu pasar bukanlah menunjukkan pada suatu
tempat tertentu atau yang menyangkut proses pertukaran secara fisik layaknya
pasar yang selama ini Anda kunjungi. Melainkan adanya pasar tergantung
pada ada atau tidaknya sekelompok pembeli potensial dan penjual potensial
yang mengadakan transaksi tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Tegasnya
setiap konsep tentang pasar harus mengandung empat unsur yaitu harga,
pembeli, penjual, dan persaingan.
Pengklasifikasian pasar dapat dibedakan menurut kriteria-kriteria sebagai
berikut:
a. Menurut wujud atau sifatnya
- pasar konkrit, yaitu suatu organisasi dimana pembeli dan penjual
melakukan transaksi usaha beserta barang yang diperjualbelikan.
- pasar abstrak, yaitu suatu organisasi dimana pembeli dan penjual
melakukan transaksi usaha, namun barang dan jasa yang
diperjualbelikan tidak tersedia yang ada hanyalah contoh atau
monsternya saja.
b. Menurut ukuran luas secara geografis
- pasar internasional, yaitu pasar yang melibatkan pembeli dan penjual
dari seluruh penjuru dunia.
- pasar regional, yaitu pasar yang melibatkan pembeli dan penjual dari
sebuah kawasan atau regional. Contoh: kawasan negara asia tenggara.
- pasar lokal, yaitu pasar yang melibatkan pembeli dan penjual yang
berasal dari masyarakat setempat.
c. Menurut jenis barang dan jasa yang diperjualbelikan
- pasar barang dan jasa, yaitu pasar yang memperjualbelikan barang dan
jasa.
- pasar faktor produksi, yaitu pasar yang memperjualbelikan faktor-faktor
produksi.
d. Menurut ukuran batas negara
- pasar dalam negeri
- pasar luar negeri
e. Menurut waktu
- daily market, yaitu pasar dimana setiap terjadi pertambahan permintaan
di pasar dapat dipenuhi dengan mengeluarkan persediaan.
- short run market, yaitu pasar dimana setiap terjadi pertambahan
permintaan di pasar dipenuhi dengan produksi baru. Namun kegiatan
produksi tersebut tanpa menggunakan penambahan peralatan modal.
- Long run market, yaitu pasar dimana setiap terjadi pertambahan
permintaan di pasar dipenuhi dengan produksi baru dengan
menggunakan penambahan peralatan modal
f. Menurut struktur pasar
- Pasar persaingan sempurna
- Pasar monopoli
- Pasar persaingan monopolistis
- Pasar oligopoli
- Pasar duopoli
Berdasarkan Gambar 5.13, struktur pasar yang terdapat pada ujung kiri
adalah perfect competition atau pasar persaingan sempurna. Sedangkan struktur
pasar pada ujung kanan adalah pure monopoly. Pada pasar pure monopoly tidak
terdapat persaingan, hal ini dikarenakan jumlah perusahaan hanya satu.
Dengan demikian semakin ke kanan semakin besar kekuatan monopoli yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pasar sehingga semakin kecil tingkat
persaingan antar perusahaan bahkan tidak ada.
sehingga tidak masuk akal untuk menurunkan harga jual di bawah harga
pasar.
Keuntungan dari persaingan sempurna antara lain:
a. Ketatnya persaingan akan membantu pengalokasian sumber daya pada
penggunaan yang paling efisien sehingga perusahaan dapat beroperasi
pada tingkat efisiensi yang tinggi.
b. Harga yang berlaku di pasar sama dengan biaya marginal.
c. Pembeli mendapatkan berbagai keuntungan, diantaranya kepuasan dalam
memilih barang dan harga yang kompetitif.
d. Perusahaan dapat mencapai keuntungan normal dalam jangka panjang.
Sedangkan kelemahan pasar persaingan sempurna, antara lain:
a. Tidak mendorong inovasi
b. Membatasi pilihan konsumen, karena jenis barang yang dihasilkan sama.
B. Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah bentuk organisasi pasar dimana terdapat
perusahaan tunggal yang menjual barang dan tidak ada barang pengganti yang
serupa. Beberapa karakteristik pasar monopoli, diantaranya :
a. Produknya unik
b. Hanya terdapat penjual tunggal
c. Terdapat kendala untuk masuk bagi penjual lain
d. Kekuatan untuk menentukan harga yang sangat kuat
e. Promosi semata-mata hanya untuk menjalin hubungan baik dengan
pelanggan atau konsumen.
f. Monoplis bertindak sebagai price maker
Atas karakteristik tersebut, maka pembentukan harga di pasar
persaingan monopoli turun miring dari kiri atas kekanan bawah. Permintaan
pada pasar monopoli bersifat in elastis, menggambarkan bahwa perubahan
jumlah barang yang diminta kurang lentur terhadap perubahan harga barang.
Dewasa ini, kekuatan monopoly dapat terbentuk jika dalam suatu
industri terdapat sebuah perusahaan yang mendominasi pasar, yaitu
menguasai pasar lebih dari 25% yang disebut dengan actual monopoly. Pada
dasarnya kekuatan monopoli dapat terbentuk karena:
a. pertumbuhan yang dicapai oleh suatu perusahaan,
b. adanya persekutuan atau merger dengan perusahaan lain,
c. adanya perlindungan hukum yang didasarkan pada undang-undang
sehingga suatu perusahaan memperoleh monopoli atas barangnya, misal
hak paten dan lisensi, keadaan alam yang menjadikan suatu perusahaan
memiliki monopoli. Contoh Zanzibar adalah penghasil cengkeh terbaik
sehingga memegang monopoli cengkeh
Kebaikan Monopoli
a. Memungkinkan perusahaan untuk mengkombinasikan sumber-sumber
ekonomi dalam skala besar sehingga perusahaan dapat mencapai skala
ekonomi atau economic scale.
b. Memungkinkan pertambahan yang cukup pesat dalam investasi khususnya
investasi pada penelitian dan pengembangan.
c. Mempercepat timbulnya inovasi.
d. Memungkinkan pengembangan produk baru
Kelemahan Monopoli
a. Kebebasan konsumen dalam memilih barang terbatas.
b. Penetapan harga yang tinggi merugikan konsumen
c. Berpotensi pada timbulnya inefisiensi dalam perusahaan sebagai akibat
tidak adanya persaingan
C. Pasar oligopoli
Struktur pasar dengan dua atau lebih oligopolis. Jika oligopolis bekerja
sama disebut kartel. Beberapa karakteristik pasar persaingan oligopoli,
diantaranya :
a. Ada beberapa oligopolis yang menguasai pasar
b. Menghasilkan barang standar ataupun barang berbeda corak
c. Kekuatan menentukan harga
d. Adanya usaha promosi dengan iklan
Atas karakteristik tersebut, maka pembentukan harga di pasar oligopoli
turun miring dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva permintaan pada oligapoli
menunjukkan adanya pangsa pasar berbeda pada garis harga yang sama,
terjadi persaingan ketat antara oligopolis, dan bersifat in elastis.
2. Lembar Kerja
1) Peserta disediakan beberapa komoditas, dalam hal ini setiap komoditas
mencerminkan masing-masing struktur pasar (lihat lampiran 4).
2) Peserta berdiskusi secara kelompok untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan setiap komoditas dalam struktur pasar tertentu
3. Langkah Kerja
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam menggunakan
modul ini, maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1) Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
kegiatan belajar.
2) Peserta membagi diri dalam kelompok-kelompok kecil
3) Peserta mendiskusikan klasifikasi komoditas dalam struktur pasar
4) Peserta mempresentasikan hasil diskusi
5) Kerjakan perlatihan tiap standar kompetensi untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki atas materi-materi yang dibahas
dalam setiap kegiatan belajar.
4. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan mengapa pembentukan harga di pasar persaingan sempurna
adalah sejajar dengan garis horizontal!
2) Jelaskan mengapa pada pasar monopoli seorang produsen memiliki
kekuatan yang besar dalam penentuan harga!
Kegiatan Pembelajaran 6
Pasar Input
1. Lembar Informasi
Pasar input merupakan tempat bertemunya transaksi permintaan dan
penawaran faktor produksi. Ada empat macam faktor produksi, yaitu faktor
produksi alam, modal, tenaga kerja dan skill). Pada pasar faktor produksi
ditawarkan sejumlah tenaga kerja, lahan, benda benda modal dan uang untuk
memproduksi barang setengah selesai maupun barang jadi. Permintaan faktor
produksi oleh produsen merupakan biaya produksi.
Teori ini bersumber dari kaun sosiolog gereja, yang menyatakan bahwa
upah pada dasarnya bukan pada masalah seberapa besar upah, tetapi
berapa besar upah itu seharusnya dapat menjamin kesejahteraan pekerja.
d. Teori produktivitas batas kerja oleh John Bates Clark
Tingkat upah memiliki kecenderungan sama dengan produktivitas dari
tenaga kerja terakhir yang dibayar (marginal worker). Dengan demikian
tingkat upah tidak dapat lebih tinggi dari produktivitas batas kerja sari
pekerja.
Upah tenaga kerja berbeda ragam dan tingkatnya tergantung profesi,
pekerjaaan, pendidikan, dan mobilitasnya. Untuk menghargai hajat hidup yang
layak bagi pekerja ditetapkan upah minimal regional, dan UMR tergantung
pada kemampuan para pengusaha di tingkat regionalnya.
Pada dasarnya sistem pembayaran upah dapat dibedakan menjadi
beberapa sistem, yaitu:
a. Upah menurut waktu
b. Upah menurut satuan hasil
c. Upah borongan
d. Upah bonus
e. Penetapan upah minimum
Pada prinsipnya masyarakat menghendaki upah yang tinggi, sebab upah
hakekatnya merupakan pendapatan masyarakat yang diterima sebagai balas
jasa pemilikan faktor produksi tenaga kerja. Dipandang dari segi penawaran
tenaga kerja, semakin tinggi upah maka akan semakin tinggi penawaran
tenaga kerja. Sebaiknya dari sudut permintaan tenaga kerja, semakin tinggi
upah kerja maka semakin rendah tenaga kerja yang diminta firm. Penampakan
upah tenaga kerja,dijelaskan dalam gambar 5.14.
W2
E
W
W1
S
0
N
Gambar 5.14. Upah tenaga kerja
B. Pasar lahan
Lahan merupakan biaya produksi tetap bagi produsen. Pemilik lahan
akan mendapatkan sewa modal yang disebut dengan rent, atas penggunaannya
dalam memproses produksi oleh perusahaan.
Lahan dibedakan antara lahan subur, lahan sedang kesuburannya dan
lahan kurang subur. Klasifikasi tersebut mengandung tingkat produtivitas
lahan yang berbeda pula, dimana lahan yang subur memiliki produktivitas
yang tinggi, lahan sedang kesuburannya memiliki tingkat produktivitas sedang
dan lahan yang kurang subur memiliki tingkat produktivitas yang rendah. Bagi
produsen yang menggunakan lahan tersebut diharapkan memiliki rent yang
berbeda, dimana untuk lahan dengan produktivitas tinggi akan memberikan
surplus rent yang tinggi pula. Sebaliknya untuk lahan yang memberikan
produktivitas yang rendah memungkinkan memperoleh rent yang rendah
bahkan rugi. Penampakan perolehan rent dijelaskan dalam gambar berikut:
MC
MC
AC
MC Nant
AC W 0AC
Nant C1
P C2 P C2
P
C2
C1
C1
0 0 C
C
0 C
C. Pasar modal
Modal memegang peranan penting dalam perusahaan disamping lahan
dan tenaga kerja. Pemilik faktor produksi modal akan mendapatkan balas jasa
modal berupa bunga modal. Pemilik modal mendapat bunga modal sebagai
balas jasa, karena pemilik tersebut tidak dapat menggunakan modalnya,
dimana modal tersebut dipergunakan pihak lain dalam kegiatan
perekonomian. Faktor produksi modal juga merupakan biaya tetap bagi
perusahaan.
Modal yang ditanam oleh pemilik faktor, tergantung pada pandangan
masyarakat yang memiliki faktor tersebut. Ada segolongan masyarakat pemilik
modal yang acuh terhadap balas jasa modal yang diperolehnya, dan ada juga
yang tidak acuh terhadap tinggi rendahnya bunga modal. Bahkan ada yang
sangat tergantung dan tidak tergantung pada besarnya bunga modal.
Bentuk pasar modal, tidak hanya tabungan tetapi juga sekuritas atau
surat berharga. Pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal pada umumnya terdiri
dari saham, obligasi dan sertifikat right. Di BEI sekuritas yang diperdagangkan
meliputi saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi dan sertifikat
right.
Saham, adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Saham
biasa memiliki hak memilih dalam rapat umum pemegang saham. Saham
preferen, merupakan saham yang memiliki hak istiwewa atas dividen dalam
jumlah yang tetap. Obligasi, adalah merupakan tanda surat hutang jangka
panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah. Obligasi konversi,
obligasi yang dapat ditukarkan menjadi saham biasa. Sertifikat right, sekuritas
yang memberikan hak untuk membeli saham baru dengan harga khusus. Para
pemilik saham, akan medapatkan dividen, dan pada pemegang obligasi
mendapatkan bunga.
Saham dapat diperjualbelikan, karena itu saham itu memiliki mobilitas
tinggi. Pemegang saham merupakan peserta pemilik perusahan yang ikut
menikmati keuntungan sebanding dengan modal yang disertakan. Tanggung
jawab pemegag saham atas utang-utang perusahan terbatas maksimal sampai
jumlah nilai saham yang di miliki. Nilai saham terdiri dari nilai nominal dan
nilai kurs. Besarnya nilai yang tercantum dalam lembaran saham disebut nilai
nominal, sedangkan nilai yang dibayarkan pemegang saham disebut nilai kurs.
Modal persero yang ditetapkan dalam akte pendiri disebut modal dasar
persero yang jumlahnya didasarkan atas nilai nominal per saham dikalikan
dengan jumlah lembar saham. Besarnya modal yang di setor pemegang saham
disebut modal yang disetor yang nilainya di hitung berdasarkan jumlah lembar
saham yang terjual dikalikan dengan kurs yang terjadi pada saat penjualan. Jika
saham dijual diatas nilai nominal, kelebihannya disebut premi atau agio saham.
Bila saham dijual dibawah nilai nominal maka selisihnya disebut diskonto.
Jenis saham terdiri dari saham preferen dan saham biasa. Saham biasa
diterbitkan dengan baik atas nama maupun atas unjuk. Pada saham atas nama,
nama pemilik di tuliskan didalam lembaran saham, sedangkan pada saham
atas unjuk, nama pemilik tak dicantumkan. Saham yang dapat perdagangkan
adalah saham atas unjuk. Ada dua jenis saham (1). Saham istimewa atau saham
preferen. Saham ini diterbitkan oleh perusahan bertujuan untuk memperluas
kemungkinan inventasi, antara lain dengan memberikan hak-hak istimewa
tertentu kepada pemegangnya, biasanya dalam hal pembagian laba. Saham
istimewa dapat besifat kumulatif dan non kumulatif. Bersifat kumulatif bila
pemegang saham diberikan hak dividen yang besarnya tetap diperhitungkan
secara kumulatif pada tahun-tahun berikut. Non-kumulatif, jika terjadi
kerugian maka hak dividen pada tahun yang bersangkutan hilang, sehingga
tidak diperhitungkan lagi dividen tahun-tahun berikutnya: dan (2). Saham
biasa, adalah saham yang memberikan pemegangnya hak suara serta hak atas
sebagian laba yang besarnya berubah-ubah tergantung dari dasarnya laba yang
diperoleh perusahaan. Dividen untuk para pemegang saham akan baru
diberikan bila pemegang saham istimewa telah menerima deviden tetap yang
menjadi hak mereka.
Jenis saham lainnya adalah saham aktif, saham berhak suara, saham
donasi, saham indikator, saham non pari, saham tanpa suara, dan saham
terdaftar. Saham aktif adalah saham yang banyak di perdagangkan di bursa.
Saham berhak suara adalah saham yang memberikan hak untuk mengeluarkan
suara dalam rapat umum pemegang saham. Saham donasi adalah saham yang
diserahkan kembali kepada perusahaan sebagai hadiah untuk dijual lagi guna
memperoleh dan tanbahan. Saham indikator adalah saham yang sangat
berpengaruh terhadap perusahaan saham lainnya dalam bursa.
Saham non pari, saham yang tidak dicantumkan nilai nominalnya.
Saham tanpa hak suara adalah saham yang tidak memberikan hak suara dalam
rapat umum pemegang saham. Saham terdaftar merupakan saham yang nama
pemiliknya tercantum pada saham bersangkutan dan daftar pada emiten.
2. Lembar Pelatihan
1) Bagaimanakah dampak penentuan tingkat upah minimum regional yang
lebih tinggi dari pada tingkat upah pada pasar kompetitif?
2) Harga tanah dari tahun ke tahun semakin mahal. Analisislah faktor
apakah yang menyebabkan kenaikan harga tanah dengan menggunakan
pendekatan permintaan dan penawaran tanah!
Kegiatan Pembelajaran 7
Permasalahan Dalam Perekonomian Suatu Negara
1. Lembar Informasi
Teori Ekonomi diajarkan agar kita dapat mengetahui permasalahan-
permasalahan dalam dalam ekonomi makro, dimana kemudian masalah-
masalah itu kita analisa sehingga kita dapat mengambil kebijkan yang tepat
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun permasalahan ekonomi
makro yang kerap kali dihadapi pemerintah antara lain:
1) Antara Inflasi dan Kemiskinan
Inflasi secara umum didefinisikan sebgai kenaikan harga secara umum
yang terjadi secara terus menurus. Inflasi menjadi masalah menakutkan bagi
perekonomian suatu Negara, jika harga umum mengalami kenaikan (inflasi)
tetapi tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan per kapita, maka jelas
daya beli masyarakat akan turun. Jika daya beli masyarakat menurun maka
barang dan jasa yang diproduksi oleh produsen akan tidak laku dipasar
produsen mengalami kesusahan dalam berproduksi dan menjual barangnya.
Tidak lakunya barang dan jasa tersebut akan mengakibatkan produsen akan
menutup perusahaannya. Penutupan perusahaan tersebut akan membawa
dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawannya. Sehingga
inflasi ini akan membuat masyarakat jatuh miskin. Hal ini jika berlangsung
terus menerus bisa menciptakan lingkaran setan kemiskinan.
Lingkaran kemiskinan ini dimulai dari kondisi pendapatan nasional
(GDP/GNP) yang rendah, sehingga mengakibatkan saving (tabungan)
masyarakat rendah. Saving masyarakat yang rendah akan mengakibatkan
investasi juga rendah. Karena investasi rendah maka tidak ada lapangan
kerja yang tercipta sehingga penganngutan meningkat. Pengangguran
meningkat maka secara otomatis kemiskinan juga akan meningkat selain itu
GDP/GNP juga akan tetap rendah. Apabila hal ini terus berlangsung maka
kita akan terjerumus dalam lembah kemiskinan.
2) Pemerataan pendapatan
Di negara berkembang peningkatan pendapatan nasional yang tinggi
hanya dinikmati oleh segelintir orang saja, yaitu mereka-mereka yang
menguasai industri menengah dan besar. Akan tetapi penguasaan industri
tersebut hanya dikuasai sebatas orang-orang-orang yang dekat dengan
penguasa. Para konglomerat ini tumbuh karena mendapat fasilitas dari
2. Lembar Pelatihan
1) Perhatikan pernyataan berikut ini:
Tingkat inflasi dan kemiskinan memiliki korelasi yang positif.
Pertanyaan: Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut? Jelaskan
jawaban Anda.
2) Di Indonesia, distribusi pendapatan masyarakat adalah tidak merata.
Menurut Anda, upaya apakah yang dapat ditempuh untuk
memperkecil kesenjangan dalam distribusi pendapatan di Indonesia?
Kegiatan Pembelajaran 8
Pendapatan Nasional
1. Lembar Informasi
1.1. Konsep Pendapatan Nasional
A. Pengertian Pendapatan Nasional
Ada tiga definisi tentang konsep pendapatan nasional, yaitu produk
domestik bruto (PDB), produk domestik regional bruto (PDRB), dan
produk nasional bruto (PNB). Ketiga konsep tersebut memiliki perbedaan
dalam cakupan perhitungan.
Produk domestik bruto (PDB) diartikan sebagai seluruh jumlah
produksi yang dihasilkan masyarakat dalam suatu negara pada periode
tertentu, biasanya 1 tahun. Sedangkan produk domestik regional bruto
(PDRB) diartikan sebagai Jumlah total seluruh produksi dari seluruh sektor
perekonomian suatu wilayah yang dihasilkan oleh masyarakat pada
periode tertentu (1 tahun). Dengan demikian perbedaan utama antara PDB
dan PDRB adalah pada ruang lingkup wilayah perhitungan, jika PDB
lingkup wilayahnya adalah negara, sedangkan PDRB lingkup wilayahnya
dapat berupa propnisi, kabupaten/kota, dan kecamatan.
Pendapatan nasional Bruto (PNB) didefinsikan sebagai jumlah
seluruh produksi yang dihasilkan oleh masyarakat (warga Negara asli) baik
yang ada didalam negeri maupun diluar negeri dalam periode tertentu (1
tahun). Adapun perbedaan antara PDB dan PNB terletak pada subyek
pelaku ekonomi. Dalam hal ini PDB memperhitungkan output setiap
masyarakat yang ada pada suatu negara baik WNI maupun WNA (dalam
batasan negara), sedangkan PNB memperhitungkan hanya output yang
dihasilkan oleh WNI baik yang berada di dalam batasan negara maupun di
luar batasan negara.
2) Pendekatan pendapatan
Pendekatan ini menggunakan pendekatan dengan cara menghitung
semua pendaptan dari faktor produksi seperti pendaptan dari tanah
(sewa), modal (bunga), tenaga kerja (upah), dan kewirausahaan (profit).
3) Pendekatan pengeluaran
pendapatan nasional yang dihitung dengan menggunakan pendekatan
pengeluaran yaitu dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh rumah tangga, swasta/perusahaan, pemerintah dan
sektor luar negeri.
Pengeluaran rumah tangga adalah konsumsi rumah tangga (C),
pengeluaran perusahaan adalah Investasi swasta (I), pengeluaran
pemerintah adalah belanja pemerintah (G) dan pengeluaran sektor luar
negeri adalah ekspor (X) dan Impor (M), sehingga dikenal dengan
rumus: Y = C + I +G + M
B. Inflasi
Inflasi merupakan peristiwa ekonomi yang ditandai dengan
menurunnya kekuatan nilai tukar satuan moneter. Menurunnya
kemampuan nilai tukar satuan moneter atau uang terjadi manakala harga
barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan. Situasi ini disebabkan
karena jumlah uang yang beredar dalam masyarakat lebih banyak dari
pada jumlah barang dan jasa yang tersedia.
Jenis inflasi dapat dikelompokkan antara lain berdasarkan tingkat
keparahan, penyebabnya, dan sumber asal inflasi.
Berdasarkan tingkat keparahan
Berdasarkan berat ringannya kenaikan harga yang terjadi, inflasi
dikategorikan sebagai berikut :
a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
b. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
c. Infasi berat (antara 30% - 100% setahun)
d. Hiperinflasi (diatas 100% setahun)
Harga
S1
P2
P1
d2
d1
Q1 Q2 Output
Harga
S2
D
S1
P2
P1
Q2 Q1 Output
2. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan perbedaan antara GDP dan GNP
2) Diketahui data perekonomian sebagai berikut:
Konsumsi Rp4000
Investasi Rp1000
Penyusutan Rp500
Pengeluaran pemerintah Rp1500
Ekspor Rp700
Impor Rp450
Gaji Rp5000
Profit Rp1250
Tabungan Rp1500
Berdasarkan data di atas buktikan bahwa hasil perhitungan
pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran
sama dengan hasil perhitungan dengan menggunakan pendekatan
penerimaan!
3) Jelaskan perbedaan antara demand pull inflation dan cost push inflation!
4) Berikut data GDP dan penduduk suatu negara:
Tahun 2009 2010 2011
GDP 100 110 156
Penduduk 10 11 12
Berdasarkan data tersebut, hitunglah laju pertumbuhan pendapatan
per kapita selama 2009 – 2011!
Kegiatan Pembelajaran 9
Konsumsi dan Investasi
1. Lembar Informasi
1.1. Konsumsi
A. Pengertian Konsumsi
Secara makro ekonomi konsumsi adalah total pengeluaran
(kegiatan belanja barang atau jasa) yang dilakukan oleh perekonomian
secara keseluruhan. Pengeluaran ini dilakukan oleh pihak rumah tangga
keluarga, rumah tangga perusahaan, dan rumah tangga negara. Besarnya
pengeluaran konsumsi rumah tangga keluarga, rumah tangga
perusahaan, dan rumah tangga negara bergantung pada besarnya
pendapatan mereka, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi
merupakan fungsi dari pendapatan.
Secara mikro ekonomi konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau
menghabiskan nilai guna/manfaat suatu barang atau jasa secara sekaligus
maupun berangsur-angsur.
Tabungan didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan nasional
yang tidak dikonsumsi. Jika: Y > C = Saving, sebaliknya jika : Y < C =
dissaving (utang).
Hubungan:
Hubungan:
Y C
10.000 15.000
20.000 20.000
30.000 24.000
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel di atas, maka gambar kurva
konsumsi atas data tersebut adalah sebagai berikut:
Y C S
10.000 15.000 - 5000
20.000 20.000 0
30.000 24.000 6.000
Contoh:
Diketahui: Y = 200 milyard
C = 150 milyard
Y = 300 milyard
C = 200 milyard
Ditanya: 1. Persamaan fungsi konsumsi
2. Persamaan fungsi saving
3. Grafik fungsi konsumsi dan saving
Jawab:
APC = = 0,75
MPC = = 0,50
50
a = (APC – MPC) Y
= (0,75 – 0,50) Y
= 0,25 Y
= 0,25 . 200 milyard
= 50 milyard
C = a + bY maka C = 50 + 0,50Y
S = (1 – b) Y – a
= (1 0,50) Y – 5
S = – 50 + 0,50 Y
Untuk membuat grafik fungsi konsumsi dan fungsi saving, dibuat dulu
titik keseimbangan (break even point - BEP), yaitu:
Y =C
Y = 50 + 0,50 Y
Y – 0,50 Y = 50
0,50 Y = 50
Y = 100
2. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan pertimbangan apakah yang menjadi dasar seseorang
melakukan investasi!
2) Diketahui fungsi konsumsi: C = 50+0,4Y. Jika pendapatan nasional
meningkat dari Rp 150.000,00 menjadi Rp 250.000,00, hitunglah
tambahan konsumsinya!
3) Diketahui fungsi konsumsi: C = 50+4/5Y. Jika pendapatan nasional
meningkat dari Rp 150juta menjadi Rp 250juta, hitunglah besarnya
perubahan investasi!
4) Sebagai seorang pelajar, Amir setiap hari menerima uang saku. Ketika
uang saku Amir sebesar Rp5.000,00 per hari, ia menyisihkan Rp1.500,00
Kegiatan Pembelajaran 10
Uang dan Perbankan
1. Lembar Informasi
1.1. Uang
A. Pengertian Uang
Uang merupalan alat pembayaran yang sah. Dalam hal ini uang
berfungsi sebagai alat tukar menukar, alat satuan hitung, alat penyimpan
kekayaan, alat penyelesaian utang piutang. Adapun syarat-syarat uang
antara lain:
a. Diterima umum dan sah menurut undang-undang
b. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
c. Mudah dibawa ke mana-mana
d. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
e. Tahan lama
f. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih)
g. Bendanya mempunyai mutu yang sama
Ada dua macam nilai uang, yaitu nilai nominal dan nilai intrinsik.
Nilai nominal merupakan nilai yang tertulis pada setiap mata uang.
Misalnya, disalah satu sisi uang logam tertulis Rp.1.000,00 maka nilai
nominal uang tersebut ialah Rp.1.000,00. Sedangkan nilai intrinsik
merupakan nilai uang yang diukur dari bahan yang digunakan dalam
pembuatannya. Misalnya, nilai intrinsik uang kertas Rp.20.000,00 ialah
nilai kertas yang digunakan dalam pembuatan uang tersebut.
B. Jenis Uang
1) Berdasarkan bahan pembuat uang, mencakup uang logam dan
uang kertas
2) Berdasarkan nilai uang, mencakup uang bernilai penuh dan uang
bernilai tidak penuh.
3) Berdasarkan wilayah berlaku, mencakup uang domestik, uang
regional dan uang internasional.
4) Berdasarkan lembaga atau badan yang mengeluarkan, mencakup
uang kartal dan uang giral
C. Permintaan Uang
Permintaan uang mencerminkan jumlah uang yang diinginkan
masyarakat dalam suatu perekonomian. Adapun teori tentang permintaan
uang antara lain:
1) Teori keynes
2) Teori kuantitas
a. Teori Irving Fisher
b. Teori Cambridge
c. Teori Modal Milton Friedman
D. PENAWARAN UANG
Penawaran uang merupakan jumlah semua uang yang beredar
dalam suatu perekonomian. Penawaran uang meliputi:
1) Uang beredar secara sempit (Narrow Money)
Uang beredar secara sempit (M₁) adalah seluruh uang kartal (K) dan
uang giral (G) yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat.
Persamaannya : M₁ = K + G
2) Uang beredar secara luas (Broad Money)
Uang beredar secara luas mencakup uang kartal, uang giral, serta
deposito dan tabungan masyarakat di bank. Deposito dan tabungan
disebut dengan istilah quasi money, yaitu sesuatu yang mendekati ciri
dari uang.
Persamaannya : M₂ = K + G + Uang Kuasi
M₂ = M₁ + Uang Kuasi
3) Uang inti (Reserve Money)
Uang inti (H) dapat didefinisikan sebagai :
a. saldo rekening koran atau giro milik bank-bank umum atau
masyarakat pada Bank Indonesia (R).
b. Uang tunai yang dipegang bank-bank umum dan masyarakat (K).
Persamaannya : H = K + R
1.2 Perbankan
A. Bank Umum
Fungsi dan peran bank umum yang diuraikan di bawah ini
menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam
perekonomian modern, yaitu :
1) Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring).
2) Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah
mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini
dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum
adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang,
penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan
tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman,
seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
3) Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana
simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum
menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-
lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil
dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan,
utamanya melalui penyaluran kredit.
4) Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau
memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa
maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua
pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan
geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara.
Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional
akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan
adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan
transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat,
dan murah.
5) Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang
paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat
B. Bank Sentral
Bank sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang
untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi
perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of last resort. Bank
sentral Republik Indonesia adalah Bank Indonesia. Berikut ini perbedaan
antara bank sentral dan bank umum:
2. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan perbedaan antara bank umum dan bank sentral!
2) Jika suatu negara mengalami resesi, kebijakan moneter apakah yang
dapat ditempuh bank sentral untuk mengatasi resesi!
3) Jika bank X menerima tambahan deposit Rp500 jutadan
menyalurkannya sebagai kredit pada nasabah A setelah dikurangi
cadangan wajib minimum sebesar 10%. Hitunglah jumlah uang yang
beredar di masyarakat!
4) Menurut teori kuantitas uang dari irving fisher, MV = PT dalam kondisi
ceterus paribus. Pada kondisi perekonomian yang bagaimanakah
tingkat inflasi akan tinggi?
Kegiatan Pembelajaran 11
Ketenagakerjaan
1. Lembar Informasi
1.1 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003;
yaitu segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Pekerja atau buruh adalah
setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
A. Klasifikasi Ketenagakerjaan
Pengklasifikasian ketenagakerjaan dapat ditinjau dari beberapa aspek,
antara lain berdasarkan angkatan kerja dan latar belakang pendidikan dan
pelatihan.
Ditinjau berdasarkan angkatan kerja, meliputi:
1) Golongan angkatan kerja
Angkatan kerja yang sedang bekerja baik diperusahaan perorangan, swasta
maupun negara. Penduduk yang termasuk angkatan kerja tetapi belum
bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Mereka yang termasuk golongan ini
pada tahun 2004 berjumlah 9,86% dari keseluruhan angkatan kerja atau 10,3
juta.
2) Golongan bukan angkatan kerja, meliputi
a) Golongan sekolah, kelompok ini termasuk usia kerja, etapi belum
bersedia bekerja yang mendatangkan penghasilan. Alasan ingin
menuntut ilmu terlebih dahulu agar lebih berkualitas dalam memimpin
perusahaan atau bekerja baik di BUMN maupun BUMS.
b) Golongan ibu rumah tangga, wanita yang telah menikah banyak yang
memilih untuk hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan tidak
membantu mencari nafkah untuk keluarga.
c) Golongan pensiunan, mereka yang termasuk kelompok ini yaitu
pensiunan PNS, purnawirawan, karyawan BUMN, karyawan BUMS.
Pada umumanya mereka tidak melakukan kegiatan ekonomi kecuali
menerima gaji pensiunan.
2). Tenaga kerja terlatih, merea apat bekerja setelah menjalankan latihan
terlebih dahulu.
3). Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, klasifikasi seperti ini masih
sering ditemui walaupun seiring jalan teknologi dan ilmu pengetahuan
semakin maju.
1.2 Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi
pengangguran. Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu
keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja
tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.
Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang
yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS,
2001: 8).
Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja
dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum
memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan
definisi pengangguran yaitu:
a. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok
penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan
bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
b. Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai
buruh karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama
periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang
masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan
lain/tambahan (BPS, 2001: 4).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
menyatakan bahwa:
a. Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35
jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia
menerima pekerjaan lain.
b. Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35
jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia
menerima pekerjaan lain (BPS, 2000: 14).
Berdasarkan kepada faktor-faktor yang menimbulkannya, pengangguran
dibedakan kepada tiga jenis, yaitu (Simanjuntak, 1998: 14):
a. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat
kesenjangan waktu, informasi, maupun kondisi geografis antara pencari
kerja dan lowongan kerja.
2. Lembar Pelatihan
1) Ibu Amir adalah seorang ibu rumah tangga. Namun sejak tahun 2011,
ketika sang suami mengalami PHK, Ibu Amir bekerja sebagai buruh
cuci. Jika ditinjau berdasarkan angkatan kerja, maka Ibu Amir termasuk
dalam golongan apa? Jelaskan jawaban Anda!
2) Rudi adalah serang sarjana teknik kimia. Saat ini rudi bekerja di Bank
BNI sebagai teller. Menurut Anda, apakah Rudi termasuk sebagai pekerja
atau pengangguran? Jelaskan jawaban Anda!
3) Berikan contoh pengangguran tersembunyi!
Kegiatan Pembelajaran 12
Pembangunan Ekonomi
2. Lembar Informasi
1.1 Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi digambarkan sebagai sebuah proses
bertambahnya pendapatan per kapita dalam jangka panjang yang disertai
dengan adanya perubahan-perubahan struktur perekonomian dalam rangka
meningkatkan output. Proses yang terjadi dalam pembangunan ekonomi dapat
meliputi perubahan dalam komposisi produksi, pola penggunaan sumber daya,
pola distribusi pendapatan, penciptaan kesempatan kerja dan sistem
kelembagaan msyarakat secara menyeluruh.
Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pada
hal pembangunan tidak hanya difokuskan mengejar kemajuan lahiriyah atau
kepuasan batiniah, melainkan juga keselarasan, keserasian dan keseimbangan
antara keduanya, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pembangunan itu
merata diseluru tanah air, bahwa bukan hanya satu golongan atau sebagian
golongan tetapi seluruh masyarakat dan harus benar-benar dirasakan oleh
seluruh masyarakat sebagai perbaikan tingkat hidup, yang berkeadilan social,
yang menjadi tjuan dan cita-cita kemerdekaan kita. Karena itu yang menjadi
tujuan jangka panjang, tujuan akhir dari pembangunan nasional adalah untuk
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan
spiritual berdasarkan pancasila didalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan kedaulatan rakyat dalam
suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan
damai.
Sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang (25 tahun) adalah
terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan
berkembang atas kekuatannya sendiri, menuju masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila. Sedangkan titik berat Pembangunan Jangka
Panjang adalah pembangunan bidang ekonomi dengan sasaranutama untuk
mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan industri , serta
terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, yang berarti bahwa sebagian besar dari
usaha pembangunan diarahkan kepada pembangunan ekonomi, sedang
2. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan perbedaan antara pembangunan ekonomi dan pertumbuhan
ekonomi!
2) Menurut Anda, faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu negara? Jelaskan!
3) Diketahui PDB Indonesia tahun 2010 sebesar Rp527 trilyun dan PDB
tahun 2011 sebesar Rp539 trilyun. Hitunglan pertumbuhan ekonomi
yang terjadi sepanjang tahun 2010-2011!
Kegiatan Pembelajaran 13
APBN dan APBD
1. Lembar Informasi
1.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
A. Pengertian APBN
Kata “anggaran” secara etimologi berasal dari kata “anggar” atau
“kira”atau“perhitungan”, sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara berarti perkiraan atau perhitungan jumlah pendapatan dan
pengeluaran atau belanja yang akan dikeluarkan oleh negara.
Anggaran dalam bahasa Inggris disebut budget yang berasal dari
bahasa Prancis bouge atau bougette yang berarti “tas”; di Inggris
berkembang artinya menjadi tempat surat yang terbuat dari kulit,
khususnya tas kulit tersebut dipergunakan oleh menteri keuangan untuk
menyimpan suratsurat anggaran.
Pengertian anggaran (budget) secara umum ialah suatu daftar atau
pernyataan yang terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran
negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu, yaitu satu tahun.
Anggaran penerimaan dan pengeluaran negara kita dikenal dengan
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN). APBN adalah suatu
daftar yang memuat perincian sumber-sumber pendapatan negara dan
jenis-jenis pengeluaran negara dalam waktu satu tahun.
Periode APBN di Indonesia sejak tahun 1969 dimulai pada tanggal
1 April dan berakhir pada tanggal 31 Maret tahun berikutnya. Kemudian
sejak adanya reformasi di Indonesia, pada tahun 2000 periode APBN
dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember
dari tahun yang bersangkutan.
Tujuan APBN tercantum dalam UUD 1945 sesudah amendemen
Pasal 23 Ayat (1) menyatakan “Anggaran pendapatan dan belanja negara
sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun
dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggungjawab untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
APBN disusun setiap tahun berdasarkan undang-undang.
Pelaksanaan APBN dituangkan dalam Program Pembangunan Lima
Tahun (PROPENAS) yang memuat uraian kebijakan secara rinci dan terukur
yang ditetapkan oleh presiden bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
PROPENAS dirinci dalam Rencana Pembangunan Tahunan (REPETA) yang
memuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
2) Fungsi Distribusi
Penerimaan Negara dalam APBN selain digunakan untuk
kepentingan umum yaitu untuk pembangunan dan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan, juga disalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk subsidi, beasiswa, dan dana pensiun.
Subsidi, beasiswa, dan dana pension merupakan bentuk dari
transfer payment. Transfer payment adalah pengalihan pembiayaan
dari satu sector ke sector yang lain. Misalnya, subsidi harga
pupuk ditujukan untuk meningkatkan pendapatan para
petani. Harga pupuk urea yang sebenarnya adalah Rp2.000,00
per kg. Pemerintah memberi subsidi sebesar Rp1.000,00 per kg.
Dengan adanya subsidi tersebut, petani dapat membelinya
dengan harga lebih murah yaitu Rp1.000,00 per kg. Dana
untuk subsidi tersebut berasal dari APBN. Subsidi pupuk ini
mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan petani.
Dengan demikian, petani dapat menikmati uang negara yang telah
dianggarkan dalam APBN.
3) Fungsi Stabilitas
APBN merupakan salah satu instrumen bagi pengendalian
B. Fungsi APBD
1) Fungsi Otorisasi
APBD berfungsi sebagai dasar bagi pemerintah daerah dalam
menjalankan pendapatan dan belanja untuk masa satu tahun.
2) Fungsi Perencanaan
APBD merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam
menyusun perencanaan penyelenggaraan pemerintah daerah pada
tahun yang bersangkutan.
3) Fungsi Pengawasan
APBD merupakan pedoman bagi DPRD, BPK, dan instansi
pelaksanaan pengawasan lainnya dalam menjalankan fungsi
pengawasannya.
4) Fungsi Alokasi
Dalam APBD telah digambarkan dengan jelas sumber-sumber
pendapatan dan alokasi pembelanjaannya yang harus
dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
5) Fungsi Distribusi
Sumber-sumber pendapatan dalam APBD digunakan untuk
pembelanjaan-pembelanjaan yang disesuaikan dengan kondisi
setiap daerah dengan mempertimbangkan asas keadilan dan
kepatutan.
C. Penyusunan APBD
APBD disusun melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu:
a. Pemerintah Daerah menyusun Rancangan Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD).
b. Pemerintah Daerah mengajukan RAPBD kepada DPRD untuk dibahas
bersama antara pemerintah daerah dan DPRD. Dalam pembahasan
ini pihak Pemerintah Daerah (Eksekutif) dilakukan oleh Tim Anggaran
Eksekutif yang beranggotakan Sekretaris Daerah, BAPPEDA, dan pihak-
pihak lain yang dianggap perlu, sedangkan DPRD dilakukan oleh
Panitia Anggaran yang anggotanya terdiri atas tiap fraksi-fraksi
B. Subyek Pajak
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subyek Pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak. Yang
menjadi Subyek Pajak adalah :
1). a. Orang Pribadi
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak
2). Badan
3). Bentuk Usaha Tetap
7) Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun, baik yang dibayar
oleh pemberi kerja maupun pegawai
8) Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi
9) Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksa dana
10) Penghasilan yang diterima perusahaan modal ventura berupa bagian
laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan
usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan
usaha tersebut:
a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia
(2) Bekerja sebagai karyawati pada pemberi kerja yang bukan sebagai
Pemotong Pajak walaupun tidak mempunyai penghasilan dari
usaha / pekerjaan bebas.
(3) Bekerja sebagai karyawati pada lebih dari 1 (satu) pemberi kerja.
d. Rp1.320.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah (misal
ayah, ibu atau anak kandung) dan semenda (misal mertua dan anak
tiri) dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak tiga orang untuk setiap
keluarga.
e. Warisan yang belum terbagi sebagai Wajib Pajak menggantikan yang
berhak tidak memperoleh pengurangan Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Contoh :
1. Seorang Wajib Pajak menerima atau memperoleh penghasilan
neto Tahun Pajak 2009 sebesar Rp 96.800.000,00. Wajib Pajak
berstatus kawin dan mempunyai 3 (tiga) orang anak, sedangkan
isterinya tidak mempunyai penghasilan sendiri.
Penghitungan pajak dengan penerapan tarif tersebut di atas
dilakukan sebagai berikut:
Penghasilan Neto 1 tahun Rp96.800.000,00
Penghasilan Tidak Kena Pajak
a. Diri sendiri Rp 15.840.000
b. Status menikah Rp 1.320.000
c. Anak (3 x Rp 1.320.000) Rp 3.960.000
Rp21.120.000,00-
Penghasilan Kena Pajak Rp75.680.000,00
Pajak Penghasilan yang terutang :
5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00
15% x Rp25.680.000,00 Rp 3.852.000,00 -
PPh pasal 21 terutang (setahun) Rp 6.352.000,00
2. Seorang Wajib Pajak yang berstatus tidak kawin baru datang dan
mempunyai niat menetap di Indonesia untuk selama-lamanya
pihak yang (1) mempunyai hak; (2) memperoleh manfaat; dan (3)
memiliki/menguasai orang yang tersebut diatas merupakan subyek PBB.
Mojokerto
NJOP Tanah = 320 m2 x Rp 340.000,- = Rp 108.000.000,-
2
NJOP Bangunan = 260 m x Rp 325.000,- = Rp 84.500.000,-
NJOP Dasar Pengenaan PBB = Rp 192.500.000,-
NJOPTKP = 0
NJKP = Rp 192.500.000,-
PBB = 0,5% x 20% x (203.500.000 + 192.500.000)
= Rp 396.000,-
1) Mencegah Pengangguran
Pencegahan timbulnya pengangguran merupakan tujuan yang
paling utama dari kebijakan fiskal. Mengapa? Karena suatu
perekonomian dapat mencapai laju pertumbuhan yang dikehendaki
melalui tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (fullemployment).
Fullemployment dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
menunjukkan seluruh angkatan kerja mendapat pekerjaan. Kondisi
ini dapat terwujud bila pemerintah mampu menambah lapangan kerja
sehingga dapat menampung seluruh tenaga kerja. Kebijakan yang
dilakukan pemerintah, dalam hal ini, antara lain, dengan mengundang
investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Dari dalam negeri,
pemerintah penambah pengeluaran untuk membuka lapangan kerja
padat karya melalui proyek-proyek pembangunan fisik.
2) Stabilitas Harga
Penurunan yang tajam dari dalam harga-harga umum (deflasi)
jelas akan mendorong timbulnya pengangguran karena sektor usaha
swasta akan kehilangan harapan untuk mendapat keuntungan.
Demikian pula sebaliknya, harga-harga umum yang meningkat terus
(inflasi) juga mempunyai akibat yang tidak baik bagi perekonomian.
Karena penghasilan yang diterima oleh masyarakat tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang harganya terus naik.
Inflasi yang berkepanjangan akan melemahkan perekonomian
karena para memilik modal akan beralih dari investasi produktif ke
investasi dalam bentuk barang-barang tahan lama seperti rumah,
tanah, dan gedung karena hal ini lebih menguntungkan daripada
investasi produktif.
Untuk mengatasi kondisi deflasi maupun inflasi, kebijakan
fiskal dilaksanakan melalui kebijakan berikut ini:
a) Mengubah Pengeluaran Pemerintah
Dalam kondisi inflasi, uang yang beredar melebihi dariyang
diperlukan dalam perekonomian. Untuk itu pemerintah
mengurangi pengeluaran sehingga mengakibatkan tabungan
(pendapatan lebih besar dari pada pengeluaran).
b) Mengubah Tingkat Pajak
Menaikkan tarif pajak pendapatan masyarakat sehingga
mengakibatkan turunnya tingkat konsumsi masyarakat.
c) Pinjaman Paksa
Pemerintah memotong gaji pegawai negeri sebagai pinjaman
pemerintah untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.
2. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan perbedaan antara APBN dan APBD
2) Pada tahun 2008, pemerintah mengeluarkan kebijakan pengurangan
subsidi BBM. Dampak kebijakan tersebut adalah kenaikan harga
beberapa komoditas barang yang pada akhirnya mengurangi daya beli
masyarakat.
Menurut Anda, diantara kebijakan fiskal manakah yang dapat diambil
pemerintah untuk mengatasi permasalahan menurunnya daya beli
masyarakat? Jelaskan jawaban Anda!
Kegiatan Pembelajaran 14
Pasar Modal
1. Lembar Informasi
1.1 Pengertian Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Di dalam Undang-Undang Pasar
Modal No. 8 Tahun 1995; pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik
sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar
modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal memberikan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal
menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana
(issuer). Keberadaan pasar modal mempermudah perusahaan untuk memperoleh
dana segar dari masyarakat, antara lain, penjualan efek saham melalui prosedur
Initial Public Offering (IPO) atau efek utang (obligasi).
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi
pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi, diharapkan
dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena
pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan
untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya
memberikan kemakmuran bagi masyarakat luas.
mereka. Di Indonesia, saat ini terdapat dua bursa efek yang telah
memperoleh izin usaha dari Bapepam, yaitu Bursa Efek Indonesia
b. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), adalah pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan transaksi bursa agar
terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. Lembaga yang telah
memperoleh izin usaha sebagai LKP oleh Bapepam adalah PT KPEI (PT
Kliring Penjaminan Efek Indonesia).
c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), adalah pihak yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan pihak lain. Lembaga yang telah memperoleh izin
usaha sebagai LPP oleh Bapepam adalah PT KSEI (PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia).
5) Penasihat i nve s tasi , adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak
lain mengenai penjualan atau pembelian efek.
6) Lembaga Pe nu nj ang Pasar Modal
Lembaga i ni terdiri atas biro administrasi efek, kustodian, dan wali amanat.
a. Biro administrasi efek, adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan
emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak
yang berkaitan dengan efek.
b. Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta
lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen,
bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
c. Wali amanat, adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang
efek bersifat utang.
7) Profesi pe n unj ang seperti akuntan publik, notaris, konsultan hukum, dan
perusahaan penilai ini turut berperan dalam memperlancar proses kegiatan
di pasar modal
Jenis-Jenis Saham
Umumnya, jenis saham yang dikenal adalah saham biasa (common
stock). Saham sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (preferred stock)
1) Saham biasa, merupakan jenis efek yang paling sering
dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat
dan juga merupakan jenis yang paling populer di pasar modal.
Bagaimanakah karakteristik saham jenis ini? Saham biasa memiliki
karakteristik seperti berikut ini.
• Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan
dilikuidasi
• Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain
Tabel 5.5 Perbedaan Saham Atas Nama dan Saham Atas Unjuk
Saham Atas Nama Saham Atas Unjuk
Diterbitkan atas nama pemilik, Diterbitkan tanpa nama
jadi tidak dapat pemiliknya, jadi dapat
dipindahtangankan dipindahtangankan secara
bebas
masyarakat luas dan perusahaan membayar bunga yang lebih rendah dari
bunga pinjaman perbankan.
Dalam bidang keuangan dan ekonomi, obligasi adalah instrumen
utang yang berisi janji dari pihak yang mengeluarkan obligasi untuk
membayar pemilik obligasi sejumlah nilai pinjaman beserta bunga.
Obligasi termasuk salah satu jenis efek. Berbeda dengan saham.
Kepemilikan saham menandakan pemilikan dari suatu perusahaan yang
menerbitkan saham, sedangkan kepemilikan obligasi menunjukkan utang
dari suatu perusahaan (atau negara) sehingga pemilik obligasi disebut
sebagai kreditor. Menurut ensiklopedi, obligasi adalah surat utang yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat guna
pembiayaan perusahaan oleh pemerintah untuk keperluan anggaran
belanjanya. Pernahkan Anda mengamati, bagaimana perilaku investor
jika suku bunga bank naik atau sebaliknya?
Jika suku bunga secara umum cenderung turun, maka nilai atau
harga obligasi akan meningkat karena para investor cenderung untuk
berinvestasi pada obligasi. Begitu pula sebaliknya. Investor cenderung
akan menanamkan uangnya di bank pada saat suku bunga naik sehingga
nilai obligasi akan turun. Jadi, nilai suatu obligasi bergerak berlawanan
arah dengan perubahan suku bunga secara umum.
Manfaat Obligasi
1) Bunga
Bunga dibayar secara reguler sampai jatuh tempo dan ditetapkan
dalam persentase dari nilai nominal.
Contoh : Obligasi dengan kupon 10%, artinya pihak yang menerbitkan
obligasi akan membayar sebesar Rp10 setiap Rp100 dari
nilai nominal setiap tahun. Biasanya bunga dibayarkan
setiap 3 atau 6 bulan sekali.
2) Capital Gain
Sebelum jatuh tempo biasanya obligasi diperdagangkan di Pasar
Sekunder, sehingga investor mempunyai kesempatan untuk
memperoleh Capital gain. Capital gain juga dapat diperoleh jika
investor membeli obligasi dengan diskon, yaitu dengan nilai lebih
rendah dari nilai nominalnya, kemudian pada saat jatuh tempo ia
akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga nominal.
3) Hak Klaim Pertama
Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai
kreditur memiliki hak klaim pertama atas aktiva perusahaan.
4) Hak Konversi atas Obligasi Konversi
Jika memiliki obligasi konversi, investor dapat mengonversikan
obligasi menjadi saham pada harga yang telah ditetapkan, dan
kemudian berhak untuk memperoleh manfaat atas saham tersebut.
D. Waran/Warrant
Waran juga merupakan derivatif (turunan) dari efek sebenarnya,
yaitu saham biasa. Masa hidup waran lebih lama daripada right, yaitu
enam bulan atau lebih. Mengapa? Karena waran merupakan pilihan
jangka panjang yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham atas nama dengan harga tertentu.
Waran biasanya melekat sebagai daya tarik (sweetener) pada
penawaran umum saham. Biasanya, harga pelaksanaan waran lebih
rendah daripada harga pasar saham. Setelah saham tersebut tercatat di
bursa, waran dapat diperdagangkan secara terpisah. Waran memiliki
karakteristik sama dengan saham biasa, yaitu right issue (diperdagangkan
E. Reksa Dana
Reksa dana berasal dari kata “reksa” yang berarti menjaga atau
memelihara, sedangkan “dana” berarti uang atau sekumpulan uang.
Jadi, reksa dana berarti kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk
suatu kepentingan. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, reksa
dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
efek oleh manajer investasi.
Reksa dana dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori
berdasarkan investasinya, yaitu reksa dana saham, obligasi, pasar uang,
dan reksa dana campuran. Investor dapat memilih jenis reksa dana yang
sesuai dengan tujuan investasinya.
bersih (NAB).
Contohnya, setahun yang lalu, investor membeli unit Reksa dana
dengan harga Rp1.000,00. Pada akhir tahun, diasumsikan bahwa NAB
reksa dana meningkat menjadi Rp1.250,00 per unit. Jika investor
menjual investasinya pada harga tersebut maka ia akan
memperoleh keuntungan atau capital gain sebesar Rp250,00.
2) Diversifikasi
Pemodal tidak hanya berinvestasi di deposito atau tabungan saja tapi
bisa mendiversifikasikan dananya ke reksa dana untuk mendapatkan
tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dengan risiko yang
masih dapat diterima (ringan).
3) Pengelolaan Secara Profesional
Investor tidak perlu melakukan analisis efek karena tugas tersebut
sudah dilakukan oleh manajer investasi yang profesional.
4) Likuiditas
Reksa dana terbuka sangat likuid karena investor dapat menjual unit
miliknya kapan saja kepada manajer investasi.
5) Minimum Investasi Relatif Murah
Investasi di reksa dana tidak membutuhkan modal yang besar. Dewasa
ini hanya dengan Rp250.000,00 pemodal dapat berinvestasi di reksa
dana.
6) Bunga Obligasi yang Tidak Kena Pajak 15%
Reksa dana yang berinvestasi di obligasi tidak dikenakan pajak atas
kupon atau bunga obligasi yang diterimanya. Dengan demikian,
return yang didapat lebih besar dibandingkan bila pemodal membeli
sendiri obligasi sehingga hasil investasi optimal.
2. Lembar Pelatihan
1) Jelaskan perbedaan pasar modal dan pasar uang!
2) Jelaskan perbedaan antara saham dan obligasi!
3) Jelaskan perbedaan antara waran dan right
Kegiatan Pembelajaran 15
Perekonomian Terbuka
1. Lembar Informasi
1.1 Perdagangan Internasional
A. Pengertian Perdagangan Internasional
Perekonomian terbuka menggambarkan suatu kondisi ketika
antarnegara melakukan suatu hubungan, baik secara ekonomi melalui
perdagangan internasional maupun politik.(Antyo Pracoyo, Ekonomi
Makro, 2005) Apakah perdagangan internasional itu? Perdagangan
internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antarnegara atau
lintas negara, yang mencakup ekspor dan impor. Perdagangan
internasional dibagi menjadi dua kategori, yakni perdagangan barang
(fisik) dan perdagangan jasa. Perdagangan jasa, antara lain, terdiri atas
biaya transportasi, perjalanan (travel), asuransi, dan jasa konsultan asing.
Kapankah bangsa Indonesia mulai melakukan perdagangan internasional?
Perdagangan internasional sebenarnya telah dilakukan bangsa
Indonesia sebelum datangnya para penjajah. Waktu itu banyak saudagar
dari Cina, Persia, dan India berdatangan secara damai ke wilayah
kerajaan-kerajaan seperti Kerajaan Samudra Pasai di Sumatra, Kerajaan
Ternate dan Tidore di Kepulauan Ambon, Kerajaan Banten dan Majapahit
di Pulau Jawa, Kerajaan Kutai di Kalimantan, dan Kerajaan Gowa di
Sulawesi. Mereka berlayar ke Indonesia untuk membeli hasil-hasil alam
dari Indonesia untuk dijual kembali ke negara mereka dan negara-negara
lain. Hingga datanglah para penjajah seperti Spanyol, Inggris, Portugis,
Belanda bahkan Jepang. Indonesia dikuasai mereka hingga berabad-abad
lamanya. Produk hasil bumi dari Indonesia dikuasai untuk memperkaya
negara mereka. Namun, perdagangan internasional tetap berlangsung
walaupun melalui tangan-tangan para penjajah.
Di masa kemerdekaan, perdagangan internasional semakin
dikembangkan. Bahkan Indonesia pernah menjadi pengekspor minyak
bumi, beras, dan hasil bumi lainnya. Pemerintah membuka kerja sama
ekonomi dengan berbagai negara untuk memperlancar perdagangan
internasional.
2) Perbedaan Selera
Ternyata perbedaan selera pun dapat mengakibatkan
timbulnya perdagangan internasional. Perhatikan! Negara A dan
Negara B samasama menghasilkan daging sapi dan daging ayam
dalam jumlah yang hampir sama. Namun, masyarakat Negara A tidak
menyukai daging sapi sedangkan masyarakat Negara B tidak menyukai
daging ayam. Apa yang terjadi? Dengan adanya perbedaan selera
tersebut ternyata dapat terjadi ekspor yang menguntungkan di antara
kedua negara. Negara A mengimpor daging ayam dan mengekspor
daging sapi, sebaliknya negara B mengimpor daging sapi dan
mengekspor daging ayam.
Jadi, sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap
negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka
berbeda.
3) Perbedaan Iklim
Perdagangan internasional pun dapat terjadi akibat perbedaan
iklim. Perbedaan iklim menyebabkan keterbatasan potensi sumber
daya alam di setiap negara. Akibatnya, tidak semua kebutuhan dapat
Mengapa antara kurs jual dan kurs beli ada selisih? Dalam hal ini, kurs jual
suatu mata uang akan selalu lebih tinggi dari kurs belinya. Hal ini disebabkan
pihak bank selalu berusaha untuk memperoleh keuntungan dari selisih penjualan
dengan pembelian atau yang juga dikenal sebagai biaya transaksi. Itulah
sebabnya mengapa kurs jual dan kurs beli pada setiap bank berbeda-beda.
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa selama tahun fiskal 1994/95
Indonesia mengalami surplus (nilai ekspor dikurangi nilai impor). Hal ini
disebabkan karena nilai ekspor migas per tahun lebih besar daripada nilai impor
migas per tahun. Namun, sejak tahun 1995/96 dan tahun-tahun setelah itu, bila
nilai ekspor impor migas tidak dihitung, maka nilai ekspor nonmigas lebih kecil
daripada nilai impornya (neraca perdagangan bersaldo negatif atau disebut
defisit) sekitar 0,459 miliar dolar AS.
Jika neraca perdagangan internasional memerlukan pencatatan yang
disebut dengan neraca perdagangan internasional, apakah neraca pembayaran
juga seperti itu? Untuk lebih jelasnya, bacalah uraian berikut ini!
Neraca pembayaran internasional (balance of payment /BOP) adalah suatu
catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang
meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara
penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world)
untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Atau dengan kata
lain, neraca pembayaran internasional (international balance of payment) suatu
negara merupakan laporan keuangan negara yang bersangkutan atas semua
transaksi ekonomi dengan negara-negara lain yang disusun secara sistematis.
Neraca ini menghitung dan mencatat semua arus barang, jasa, dan modal
antara suatu negara dengan negara lain.
1) Transaksi kredit
Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang
(devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Hal-hal yang termasuk dalam
transaksi kredit adalah sebagai berikut
a. Export of goods and services (ekspor barang dan jasa)
b. Income receivable (penerimaan dari hasil investasi)
c. Offset to real or financial recources received (transfer)
d. Increases in liabilities
e. Decreases in finacial assets
2) Transaksi debit
Transaksi debit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus
uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi debit terdiri atas
hal-hal berikut:
a. import of goods and services (impor barang dan jasa),
b. income payable (pembayaran atas hasil investasi),
c. offset to real or financial resources provide (transfer),
d. decreases in liabilities, dan
e. increasses in financial assets.
cadangan devisa atau saldo devisa (dR) dari tahun yang bersangkutan ini
pada dasarnya sudah menunjukkan posisi keuangan internasional suatu
negara berdasarkan transaksi yang tercatat pada current account dan capital
account.
Jika saldo reserve account menunjukkan angka positif (dR > 0), maka
dapat dikatakan bahwa posisi BOP dalam keadaan surplus dan sebaliknya
jika menunjukkan angka negatif (dR < 0) dikatakan BOP dalam keadaan
defisit.
daripada harga barang produksi dalam negeri sehingga produk dalam negeri
tetap dapat bersaing. Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu
barang/jasa impor.
c. Menambah Pendapatan Pemerintah dari Pajak
Penarikan tarif pajak barang/jasa impor merupakan pemasukan bagi
anggaran pendapatan dan belanja negara khususnya dalam
subpenerimaan pajak. Dahulu APBN kita sangat ditopang dengan adanya
pemasukan dari hasil ekspor migas. Namun, karena keterbatasan jumlah
persediaan migas di negara kita dan semakin meningkatnya kebutuhan
migas di dalam negeri maka pemerintah mengurangi ekspor migas, dan
sebagai gantinya adalah pengejar pendapatan dari sektor pajak. Untuk itu
kebijaksanaan perpajakan diperbaharui melalui intensifikasi dan
diversifikasi pemungutan pajak. Salah satu pajak ditarik adalah penarikan
bea masuk untuk barang-barang impor.
Tabel 5.8 Beberapa Keuntungan dan Kerugian dari Sistem Pengenaan Tarif
Ad. Valorem dan Specific
Tarif ad. Valorem
Keuntungan Kerugian
1. Dapat mengikuti inflasi 1. Memerlukan sistem penggolongan
(fluktuasi harga) barang dengan lebih lengkap
2. Terdapat diferensiasi produk 2. Beban administrasi lebih berat
menurut kualitasnya karena memerlukan sistem
pendataan harga barang yang
Tarif Specific
Keuntungan Kerugian
1. Mudah dilaksanakan karena 1. Tidak ada diferensiasi barang
tidak memperhatikan perbedaan menurut kualitasnya
kualitas barang 2. Tidak dapat mengikuti
2. Relatif lebih mudah digunakan perkembangan tingkat harga
sebagai alat kontrol proteksi atas sehingga fungsinya hanya sebagai
industri dalam negeri alat kontrol proteksi yang sifatnya
B. Kebijakan Kuota
Kuota merupakan salah satu cara melakukan proteksi yang sifatnya
nontarif. Kuota adalah suatu kebijaksanaan untuk membatasi jumlah
maksimum yang dapat diimpor. Hal ini dilakukan apabila pemerintah tidak
melakukan pelarangan impor suatu barang tetapi tidak juga ingin menarik bea
masuk atau tarif karena khawatir akan menaikkan harga dalam negeri. Ada
empat macam jenis kuota, yaitu:
a. Kuota mutlak (absolute/unilateral quota) yaitu penentuan kuota
secara sepihak
b. Negociated/bilateral quota, yaitu penentuan kuota menurut perjanjian
antara kedua belah negara pengimpor dan pengekspor.
c. Tarif quota, yaitu pemerintah mengizinkan pemasukan barang ke
dalam negeri dengan jumlah tertentu dengan tarif yang diturunkan selama
jangka waktu tertentu
d. Mixing quota, yaitu campuran dari ketiga macam kuota tersebut dimana
pemerintah mengizinkan barang atau komoditas tertentu masuk dan
dalam jumlah tertentu melalui suatu perjanjian dengan negara mitra
dagang dalam jangka waktu tertentu.
Dampak dari pemberlakuan kuota, antara lain, adalah harga barang
impor akan naik dan permintaan (konsumsi) terhadap barang tersebut di
pasar domestik akan turun sehingga produksi barang yang sama di dalam
negeri meningkat.
C. Larangan Ekspor/Impor
Dalam perdagangan internasional dikenal prinsip-prinsip perdagangan
bebas. Artinya, perdagangan yang dilakukan sepenuhnya didasarkan pada
keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga ada beberapa
kalangan yang berpendapat bahwa kebijakan proteksi ekspor/ impor justru
akan merugikan kedua belah pihak (negara eksportir dan importir). Untuk itu,
dalam pertemuan World Trade Organization (WTO) di Maroko disepakati untuk
menghapuskan proteksi paling lambat tahun 2020.
Proteksi yang biasa dilakukan, yaitu dengan pemberlakuan larangan
ekspor/impor produk/jasa tertentu. Misalnya, di Indonesia pernah terdapat
larangan ekspor rotan yang berasal dari hutan alam dalam bentuk asal atau
setengah jadi. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk
jadi rotan asal Indonesia di pasar internasional dan untuk mengatasi kelangkaan
bahan baku rotan untuk industri. Di bidang impor, misalnya larangan impor
gula, beras, dan tekstil. Larangan ini bertujuan untuk melindungi produsen di
dalam negeri.
D. Subsidi
Alasan pemerintah memberikan subsidi dalam perdagangan
internasional adalah agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka
pemerintah memberikan subsidi kepada produsen. Misalnya, di pasar dalam
negeri terdapat produk elektronik buatan dalam negeri dan buatan luar negeri
(impor). Kedua jenis barang tersebut mempunyai kualitas yang sama baiknya.
Maka, produsen diberikan subsidi agar dapat menjual produknya dengan
harga murah sehingga daya saing produk dalam negeri meningkat. Subsidi yang
diberikan dapat berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli, keringanan pajak,
fasilitas kredit, dan sebagainya.
Tujuan pemberian subsidi, antara lain, adalah untuk meningkatkan
produksi di dalam negeri dan agar barang buatan sendiri dapat dijual dengan
harga relatif murah sehingga dapat meningkatkan daya saing terhadap
barang-barang impor maupun di pasar ekspor dan dapat mempertahankan
jumlah konsumsi dalam negeri.
Manfaat yang dapat diperoleh dari subsidi, antara lain, subsidi tidak
E. Politik Dumping
Dumping adalah suatu kebijakan diskriminasi harga secara
internasional (international price discrimination) yang dilakukan dengan menjual
suatu komoditi di luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan
yang dibayar konsumen di dalam negeri. Politik dumping merupakan bentuk
kebijakan diskriminasi harga. Kebijakan ini biasanya dilakukan untuk
melindungi produknya di luar negeri. (Pracoyo, 2005).
Jenis Dumping
a. Persistant dumping
Merupakan kecenderungan monopoli yang berkelanjutan (continous) dari
suatu perusahaan di pasar domestik untuk memperoleh laba maksimum
dengan menetapkan harga yang lebih tinggi di dalam negeri daripada di luar
negeri.
b. Predatory dumping
Merupakan tindakan perusahaan untuk menjual barangnya di luar
negeri dengan harga yang lebih murah untuk sementara (temporary), sehingga
dapat mematikan atau mengalahkan perusahaan lain dari persaingan bisnis.
Setelah dapat memonopoli pasar, barulah harga kembali dinaikkan untuk
mendapatkan laba maksimum.
c. Sporadic dumping
Merupakan tindakan perusahaan dalam menjual produknya di luar negeri
dengan harga yang lebih murah secara sporadic dibandingkan harga di
dalam negeri karena adanya kelebihan produksi di dalam negeri.
melarang udang dari Cina masuk ke negaranya sebagai akibat dari politik
dumping yang dilakukan pemerintah Cina terhadap udang yang diekspor ke AS.
F. Premi
Premi adalah “bonus” yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan
pemerintah untuk para produsen yang berprestasi atau mencapai target
produksi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Premi akan mengurangi harga jual produk karena oleh pengusaha
biasanya digunakan untuk mengurangi beban produksi dengan harapan bila
harga jual produk murah maka permintaan masyarakat akan meningkat
sehingga produksi akan meningkat dan pada akhirnya keuntungan
perusahaan akan meningkat pula.
G. Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah kebijakan perdagangan internasional
dengan cara penetapan harga jual yang berbeda pada dua pasar atau lebih yang
berbeda terhadap barang yang sama. Penetapan harga ini dapat berupa harga
barang yang dijual di pasar internasional lebih mahal sedangkan di pasar dalam
negeri lebih murah, atau sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan
keuntungan. Jika permintaan pasar internasional terhadap suatu barang
meningkat terus sedangkan permintaan di dalam negeri relatif tetap, maka
untuk memaksimalkan keuntungan, ada kecenderungan untuk meningkatkan
harga barang ekspor.
Diskriminasi harga ini dapat ditemukan misalnya pada penjualan gas
bumi yang di ekspor ke Jepang harganya lebih mahal karena harus
menyesuaikan dengan standar harga internasional sedangkan yang dijual di
dalam negeri lebih murah karena disubsidi oleh pemerintah untuk mengalihkan
tingginya pemakaian minyak bumi.
2) Emas
Emas yang dapat digunakan sebagai devisa adalah emas dalam bentuk
batangan dengan kadar 24 karat.
3) Bill of Exchange (Wesel)
Bill of Exchange (wesel) adalah surat perintah dari nasabah kepada banknya
untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu.
4) Traveller Cheque (TC)
Traveller Cheque (TC) adalah cek khusus untuk digunakan dalam perjalanan
biasanya untuk turis dan dapat dicairkan pada bank-bank yang ditunjuk di
negara yang dituju.
pembayaran internasional ini, antara lain, berupa cash in advance, open account,
dan private compensation.
1) Cash in advance
Pembayaran secara tunai yang dilakukan pembeli/importir kepada
penjual/eksportir sebelum barang dikapalkan.
2) Open account
Pembayaran dilakukan setelah produk dikirim atau setelah jangka waktu
tertentu. Cara ini biasa dilakukan oleh penjual atau pembeli yang sudah
saling percaya.
3) Private compensation
Pembayaran yang dilakukan antara pembeli dan penjual dengan cara
melakukan kompensasi atas utang-piutang sehingga mengurangi atau
meniadakan transfer valas ke luar negeri.
Misalnya, ada importir X dan eksportir Y di Malaysia yang masing-masing
melakukan hubungan dagang dengan importir A dan eksportir B di
Indonesia. Suatu ketika importir X menerima sejumlah barang yang telah
dikirim oleh eksportir B dari Indonesia. Demikian juga importir A di
Indonesia telah menerima kiriman barang dari importir Y dari Malaysia.
Untuk transaksi ini importir X tidak perlu melakukan transfer valas untuk
melakukan pembayaran kepada eksportir B di Indonesia, ia cukup
melakukan transfer domestik kepada eksportir Y di negaranya. Demikian
juga importir A di Indonesia tidak perlu melakukan transfer valas ke
Malaysia, ia cukup melakukan transfer domestik kepada eksportir B di
Indonesia. Untuk lebih jelas lagi, perhatikan bagan mekanisme private
compensation berikut ini!
Keterangan:
(1) Pembuatan sales contract antara importir dan eksportir
(2) Importir mengajukan aplikasi pembukaan L/C kepada BNI selaku
issuing bank
(3) Issuing bank mengirimkan L/C kepda eksportir melalui Bank of
Johor sebagai confirming bank
(4) Advising/confirming bank memberikan advise atau pemberitahuan
kepada eksportir tentang kedatangan L/C dan meminta eksportir
untuk menunjukkan bukti pengiriman barang/surat muat barang
atau bill of lading (B/L) untuk dapat menerima pembayaran
(5) Eksportir mengirim barang kepada importir melalui perusahaan
pelayaran dengan mendapat surat tanda muat atau bill of lading
(B/L) dan sertifikat pemeriksaan barang atau certificate of inspection
dari perusahaan surveyor atau bea dan cukai
(6) Perusahaan pelayaran menyerahkan B/L kepada eksportir
(7) Eksportir menyerahkan B/L dan dokumen lainnya kepada Bank of
Johor untuk mendapatkan pembayaran
(8) Bank of Johor menyelesaikan pembayaran kepada eksportir atas
dasar penyerahan B/L
(9) Bank of Johor meneruskan B/L dan dokumen lainnya kepada BNI
untuk diteruskan kepada importir Indonesia
(10) BNI menyampaikan B/L kepada importir untuk penyelesaian
pengeluaran barangnya di pelabuhan setelah membayar bea masuk
2. Lembar Pelatihan
1) Industri mainan dalam negeri terancam gulung tikar akibat maraknya
mainan impor dari Cina. Menurut Anda, kebijakan apakah yang dapat
ditempuh oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas industri mainan
dalam negeri?
2) Berikut ini merupakan data transaksi perdagangan antara Indonesia
dan China
Jenis Barang
Negara
Beras Radio
Indonesia 100 80
China 300 200
Berdasarkan data tersebut di atas, tentukan spesialisasi masing-masing
negara dengan menggunakan teori keuntungan komparatif. 14
3) Jelaskan apa yang dimaksud dengan reserve account!
1. Lembar Informasi
1.1. Mengetahui Pekerjaan Akuntansi
A. Pengertian Akuntansi
Menurut American Institut of Certified Publik Accountings (AICPA)
akuntansi diartikan sebagai seni pencatatan, penggolongan,
pengikhitisaran dan penyajian laporan atas transaksi keuangan yang
terjadi di dalam rumah tangga perusahaan atau lembaga menurut cara
yang berarti dan kemudian menafsirkan hasilnya.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Obyek kegiatan akuntansi ialah transaksi keuangan yaitu semua
peristiwa atau kejadian yang mempengaruhi dan mengubah posisi
keuangan perusahaan.
Contoh dari transaksi keuangan:
o pembelian barang dagang
o penjualan barang atau jasa
o pembayaran gaji karyawan
o penerimaan piutang dan sebagainya.
2. Proses kegiatan akuntansi terdiri dari :
a. Pencatatan transaksi
Setiap transaksi keuangan yang terjadi dicatat secara kronologis
dan sistematis selama suatu periode tertentu dalam suatu buku
yang disebut jurnal.
b. Penggolongan transaksi
Transaksi yang sudah dicatat kemudian digolongkan menurut
jenisnya masing-masing. Misalnya pembelian barang dimasukkan
dalam golongan “Pembelian”, penjualan barang dimasukkan
dalam golongan “Penjualan”.
c. Pengikhtisaran transaksi
Transaksi yang sudah digolongkan, secara berkala, di ringkas pada
suatu daftar tersendiri. Daftar itu dapat berupa neraca saldo dan
neraca lajur.
d. Pelaporan
Pada jangka waktu tertentu transaksi yang sudah diringkas
dilaporkan dalam bentuk laporan akuntansi yang disebut laporan
keuangan. Laporan keuangan ini terdiri dari neraca, laporan laba-
rugi dan laporan perubahan modal.
e. Penafsiran
Laporan keuangan ini dapat dipakai sebagai alat yang sangat
penting untuk menilai, mengukur atau menafsir apa yang telah
terjadi dimasa lampau dan untuk menafsirkan kemungkinan apa
yang akan dihadapi dimasa yang akan datang. Hasil dari
penafsiran itu dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil berbagai keputusan yang diperlukan. Adanya kegiatan
penafsiran ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi tidak hanya
berhenti pada pembuatan laporan saja.
B. Bidang-Bidang Akuntansi
Sesuai dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi,
akuntansi juga mempunyai bidang-bidang khusus (spesialisasi) sebagai
hasil dari perkembangannya.
Bidang-bidang dalam akuntansi tersebut meliputi:
1. Akuntansi umum atau akuntansi keuangan (financial accounting)
Yaitu akuntansi yang menitik beratkan pada kegiatan-kegiatan yang
bertujuan menghasilkan laporan keuangan, terutama yang bertujuan
kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
2. Akuntansi pemeriksaan (auditing)
Adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan
secara bebas terhadap laporan keuangan yang dihasilkan oleh
akuntansi keuangan, untuk meneliti kebenaran data-data tersebut dan
nilai kelayakan data tersebut.
3. Akuntansi manajemen (management accounting)
Adalah bidang akuntansi yang menitik beratkan pada informasi untuk
pihak-pihak di dalam perusahaan. Beberapa kegunaan dari akuntansi
manajemen adalah: mengendalikan perusahaan, memonitor arus kas,
menilai alternatif dalam mengambil keputusan dan lain-lain.
4. Akuntansi biaya (cost accounting)
Adalah bidang akuntansi yang menekankan pada penerapan dan
pengawasan biaya, terutama berhubungan dengan biaya produksi dari
Model dan Perangkat Pembelajaran 362
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
o penyusunan anggaran
o menangani masalah perpajakan
o melakukan pemeriksaan intern.
Akuntan Pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-
badan pemerintah (BPK, BPKP, Direktorat Jendral Pajak dan lain-lain).
Akuntan Pendidik terutama bertugas dalam pendidikan akuntansi,
yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan
melakukan penelitian di bidang akuntansi.
Aktiva = Pasiva
Contoh Soal
Untuk menggambarkan hal ini, akan diberikan contoh
pencatatan transaksi keuangan dalam persamaan akuntansi.
Tuan Yudi pada tanggal 1 Maret 2010 telah mendapat ijin untuk
mendirikan perusahaan angkutan yang di beri nama “Perusahaan
Angkutan Yudi”, disingkat “P.A Yudi”. Transaksi yang dilakukan
oleh P.A Yudi, selama bulan Maret 2010 sebagai berikut.
Transaksi 1
Pada tanggal 1 Maret 2010, Yudi menyetorkan uang tunai sebesar Rp
250.000.000 sebagai modal perusahaannya.
Akibat dari transaksi ini:
a. Timbul aktiva kas Rp 250.000.000 dalam perusahaan.
b. Modal dalam perusahaan bertambah Rp 250.000.000.
Persamaan akuntansi P.A Yudi sebagai berikut (dalam ribuan rupiah)
AKTIVA = MODAL
Kas = Modal, Yudi
1) + 250.000 = + 250.000
Transaksi 2
Pada tanggal 6 Maret 2010, Yudi meminjam uang kepada bank sebesar
Rp 50.000.000 untuk kepentingan perusahaan.
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva kas bertambah Rp 50.000.000
b. timbul hutang pada bank Rp 50.000.000
Persamaan akuntansi P.A Yudi menjadi (dalam ribuan rupiah):
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Kas = Utang Bank + Modal Yuli
S 250.000 = - + 250.000
2 50.000 = 50.000 + -
300.000 = 50.000 + 250.000
Transaksi 3
Tanggal 8 Maret 2010, P.A Yudi membeli dengan tunai kendaraan
untuk angkot seharga Rp 80.000.000
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva kas berkurang Rp 80.000.000
b. timbul aktiva baru kendaraan dengan harga Rp 80.000.000
Persamaan akuntansi P.A Yudi menjadi (dalam ribuan rupiah):
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Kas + Kendaraan = Utang Bank + Modal Yuli
S 300.000 + - = 50.000 + 250.000
3 (80..000) + 80.000 = - + -
220.000 + 80.000 = 50.000 + 250.000
Transaksi 4
Tanggal 10 Maret 2010, P.A Yudi membeli secara kredit berbagai
perlengkapan: oli, minyak rem, dan bermacam perlengkapan
kendaraan sebesar Rp 3.000.000
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva perlengkapan bertambah Rp 3.000.000
b. timbul hutang usaha Rp 3.000.000
Persamaan akuntansi P.A Yudi menjadi (dalam ribuan rupiah)
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Kas + Perleng + Kendaraan = Utang + Utang + Modal
Kapan Bank Usaha Yuli
S 220.000 + - + 80.000 = 50.000 + - + 250.000
4 - + 3.000 + - = - + 3.000 + -
220.000 + 3.000 + 80.000 = 50.000 + 3.000 + 250.000
Transaksi 5
Tanggal 15 Maret 2010, P.A Yudi membayar per kas hutangnya kepada
supplier Rp 2.000.000.
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva kas berkurang Rp 2.000.000
b. Hutang usaha kepada supplier berkurang Rp 2.000.000.
Persamaan akuntansi P.A Yudi menjadi (dalam ribuan rupiah):
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Kas + Perleng + Kendaraa = Utang + Utang + Modal
Kapan n Bank Usaha Yuli
S 220.000 + 3.000 + 80.000 = 50.000 + 3.000 + 250.000
5 (2.000) + - + - = - + (2.000) + -
218.000 + 3.000 + 80.000 = 50.000 + 1.000 + 250.000
Transaksi 6
Tanggal 20 Maret 2010, P.A Yudi memperoleh pendapatan jasa
angkutan sebesar Rp 12.000.000, diterima tunai.
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva kas bertambah Rp 12.000.000
b. karena transaksi tersebut tidak menimbulkan perubahan pada
aktiva yang lain maupun hutang, maka besarnya modal bertambah
dengan Rp 12.000.000 dari pendapatan jasa (ingat: pendapatan
menambah Modal).
Persamaan akuntansi P.A Yudi menjadi (dalam ribuan rupiah):
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Kas + Perleng + Kendaraa = Utang + Utang + Modal
kapan n Bank Usaha Yuli
S 218.000 + 3.000 + 80.000 = 50.000 + 1.000 + 250.000
6 12.000 + - + - = - + - + 12.000
230.000 + 3.000 + 80.000 = 50.000 + 1.000 + 262.000
Transaksi 7
Tanggal 25 Maret 2010, P.A Yudi mendapat borongan jasa angkutan
Rp 6.000.000 yang tidak langsung dibayar tunai.
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva Piutang Usaha bertambah dengan Rp 6.000.000
b. karena transaksi tersebut tidak menimbulkan perubahan pada
aktiva yang lain maupun hutang, maka besarnya modal bertambah
Rp 6.000.000 dari pendapatan jasa.
Transaksi 8
Tanggal 27 Maret 2010, P.A Yudi menerima piutang dari borongan jasa
angkutan Rp 3.000.000 per kas.
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva kas bertambah Rp 3.000.000
b. aktiva piutang usaha berkurang Rp 3.000.000
Persamaan akuntansi P.A Yudi menjadi (dalam ribuan rupiah):
Aset = Liabilitas + Ekuita
s
Kas + Piutang + Perleng + Kenda = Utang + Utang + Modal
Usaha Kapan Raan Bank Usaha Yuli
S 230.000 + 6.000 + 3.000 + 80.000 = 50.000 + 1.000 + 268.000
8 3.000 + (3.000) + - + - = - + - + 6.000
233.000 + 3.000 + 3.000 + 80.000 = 50.000 + 1.000 + 268.000
Transaksi 9
Tanggal 28 Maret 2010, di bayar tunai biaya-biaya yang menjadi beban
P.A Yudi:
- Gaji sopir dan kernet Rp 2.000.000
- Bensin Rp 1.500.000, makan dan minum Rp 500.000, biaya lain-lain
Rp Rp 1.000.000
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva kas berkurang Rp 5.000.000
b. karena transaksi tersebut tidak menyebabkan perubahan aktiva
yang lain dan hutang, maka besarnya modal berkurang
dengan Rp 5.000.000 untuk pembayaran:
gaji Rp 2.000.000
bensin Rp 1.500.000
makan Rp 500.000
biaya lain-lain Rp 1.000.000
Transaksi 10
Tanggal 29 Maret 2010, P.A Yudi mengangsur pinjaman pada bank
sebesar Rp 30.000.000 ditambah bunga Rp 2.000.000.
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva kas berkurang dengan Rp 32.000.000
b. hutang bank berkurang Rp 30.000.000 dan modal berkurang Rp
2.000.000 karena bunga yang dibayar merupakan biaya perusahaan
(Biaya bunga mengurangi Modal).
Persamaan akuntansi P.A Yudi menjadi (dalam ribuan rupiah):
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Kas + Piutang + Perleng + Kenda = Utang + Utang + Modal
Usaha Kapan Raan Bank Usaha Yuli
S 228.000 + 3.000 + 3.000 + 80.000 = 50.000 + 1.000 + 263.000
10 (32.000) + - + - + - = (30.000) + - + (2.000)
196.000 + 3.000 + 3.000 + 80.000 = 20.000 + 1.000 + 261.000
Transaksi 11
Tanggal 30 Maret 2010, Yudi mengambil uang Rp 1.000.000 dari
perusahaan untuk keperluan pribadinya.
Akibat dari transaksi ini:
a. aktiva kas berkurang Rp 1.000.000
b. Karena tidak ada perubahan dalam aktiva yang lain maupun
hutang, berkurangnya kas itu akan mengakibatkan modal
berkurang Rp 1.000.000 (Pengambilan untuk keperluan pribadi
mengurangi Modal).
Persamaan akuntansi P.A Yudi menjadi (dalam ribuan rupiah):
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Kas + Piutang + Perleng + Kenda = Utang + Utang + Modal
Usaha kapan Raan Bank Usaha Yuli
S 196.000 + 3.000 + 3.000 + 80.000 = 20.000 + 1.000 + 261.000
11 (1.000) + - + - + - = - + - + (1.000)
195.000 + 3.000 + 3.000 + 80.000 = 20.000 + 1.000 + 260.000
Transaksi 12
Tanggal 31 Maret 2010, nilai perlengkapan yang masih ada tinggal Rp
1.000.000
Akibat dari transaksi ini:
a. Nilai perlengkapan berkurang Rp 2.000.000, karena telah dipakai
untuk kegiatan perusahaan.
b. Berkurangnya perlengkapan Rp 2.000.000 untuk kegiatan usaha,
merupakan salah satu dari transaksi intern yang harus dicatat,
karena tidak menimbulkan perubahan pada aktiva yang lain dan
hutang, mengakibatkan modal berkurang Rp 2.000.000 (pemakaian
perlengkapan mengurangi modal).
Persamaan akuntansi P.A Yudi menjadi (dalam ribuan rupiah):
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Kas + Piutang + Perleng + Kenda = Utang + Utang + Modal
Usaha kapan Raan Bank Usaha Yuli
S 195.000 + 3.000 + 3.000 + 80.000 = 20.000 + 1.000 + 260.000
12 - + - + (2.000) + - = - + - + (2.000)
195.000 + 3.000 + 1.000 + 80.000 = 20.000 + 1.000 + 258.000
(3) Memo
Apa yang dimaksud dengan memo? Memo adalah bukti
pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang
ada di lingkungan perusahaan. Coba Anda perhatikan contoh di
bawah ini:
(2) Kuitansi
Yang dimaksud dengan kuitansi adalah bukti penerimaan
sejumlah uang yang ditanda tangani oleh penerima uang dan
diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut.
Lembaran kuitansi terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan
diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian kiri yang
tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima uang.
Untuk lebih memahami, perhatikan contoh di bawah ini:
(6) Cek
Apakah Anda sudah pernah mendengar apa yang dimaksud
dengan cek? Dan pernahkah Anda melihat bagaimana bentuknya?
Yang dimaksud dengan cek adalah surat perintah yang dibuat oleh
pihak yang mempunyai rekening di Bank, agar Bank membayar
sejumlah uang kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek
tersebut. Pihak-pihak yang berhubungan dalam pengeluaran cek
tersebut adalah:
- Pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan
menandatangani cek tersebut.
- Pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek
tersebut.
(1) Halaman :
Tanggal No. Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
2 3 4 5 6 7
Contoh Soal
Transaksi 2
Tanggal 6 Maret 2010, Hasan meminjam uang pada Bank sebesar Rp
30.000.000 untuk perusahaannya (bukti No.002).
Analisis transaksi
a. Perkiraan yang terpengaruh: Aktiva dan Hutang
b. Nama perkiraan yang terpengaruh adalah:
Kas, bertambah
Hutang Bank, bertambah
c. Debit : Kas Rp 30.000.000, karena aktiva bertambah
Kredit : Hutang Bank Rp 30.000.000 karena hutang bertambah.
Transaksi 3
Tanggal 8 Maret 2010, Hasan membeli dengan tunai sebuah kendaraan
seharga Rp 60.000.000 untuk perusahaannya (bukti No.003).
Analisis transaksi
a. Perkiraan yang terpengaruh: Aktiva
b. Nama perkiraan yang terpengaruh adalah:
Kas, berkurang
Kendaraan, bertambah
c. Debit : Kendaraan Rp 60.000.000, karena aktiva bertambah
Kredit : Kas Rp 60.000.000, karena aktiva berkurang
Pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal sebagai berikut:
Halaman : 1
No.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
2010 Rp Rp
Maret
1 001 Kas 80.000.000
Modal, Hasan 80.000.000
(Penyetoran awal) 30.000.000
6 002 Kas
Hutang Bank 30.000.000
(Pinjaman dr bank) 60.000.000
8 003 Kendaraan
Kas 60.000.000
(pemb. Kendaraan)
b) Jurnal Khusus
Apabila transaksi yang harus dicatat banyak, penggunaan
jurnal umum menjadi kurang efisien. Di samping itu, jika
transaksi-transaksi yang diolah adalah homogen, penggunaan
jurnal khusus akan banyak menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Buku jurnal khusus mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai
berikut:
1. Dalam buku jurnal khusus dapat disediakan kolom-kolom
khusus untuk beberapa jenis transaksi tertentu. Dengan cara ini
penulisan nama akun pada waktu membuat ayat jurnal tidak
perlu dilakukan untuk tiap-tiap transaksi. Pemindah-bukuan
transaksi dari jurnal ke buku besar dapat dilakukan sekaligus
untuk transaksi-transaksi yang terjadi selama suatu periode.
Apabila pencatatan dilakukan dalam jurnal umum,
pemindahan ke buku besar harus dilakukan untuk tiap-tiap
Buku Penjualan
Tanggal Nomor Nama Pelanggan Ref Jumlah
Faktur
Buku Pembelian
Debit Kredit
Nomor
Tanggal Keterangan Ref. Serba- Utang
Faktur Pembelian
serbi dagang
Buku Memorial
No.
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
Ad. 5) PPN-Masukan
b) Akuntansi Penjualan
Seperti halnya pembelian barang dagangan, penjualan juga
dilakukan secara tunai ataupun secara kredit. Jika penjualan dilakukan
secara tunai maka akan mendebet kas dan mengkredit penjualan.
Sebaliknya jika penjualan dilakukan secara kredit, maka akan
mendebet piutang dagang dan mengkredit penjualan.
Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan penjualan adalah:
a. penjualan secara tunai
b. penjualan secara kredit
c. retur penjualan
d. potongan penjualan dan
e. pajak pertambahan nilai (PPN) Keluaran
Berikut ini disampaikan ilustrasi untuk masing-masing jenis
transaksi tersebut.
Ad.1) Penjualan Secara Tunai dengan PPN
Apabila perusahaan dalam mencatat persediaan barang
dagangan menggunakan metode fisik, terjadi penjualan secara tunai
maka pencatatan dalam jurnal umum adalah mendebet akun kas dan
mengkredit penjualan dan PPN-Keluaran.
Ad. 5) PPN-Keluaran
Seperti halnya pembelian, transaksi penjualan juga akan
dikenakan PPN-Keluaran, PPN ini sebenarnya yang menanggung
adalah konsumen. Jadi penjual merupakan pemungut pajak yang pada
saatnya harus menyetor hasil pungutannya kepada pemerintah. PPN-
Keluaran Bagi penjual merupakan utang pajak kepada pemerintah,
karena PPN-Keluaran telah diterima penjual saat terjadi transaksi
penjualan. Pada akhirnya setiap bulan penjual harus membayar utang
pajak ke pemerintah. Besar pajak yang terutang dan harus dibayar
oleh perusahaan adalah sebesar selisih PPN-masukan (sudah dibayar
pada saat melakukan pembelian) dikurangi dengan PPN-Keluaran
(pajak yang dipungut pada saat penjualan).
Sebagai ilustrasi, misalkan perusahaan memiliki PPN-Masukan
yang bersaldo Rp. 147.500,- (yang sudah dibayar pada saat melakukan
pembelian) dan PPN-Keluaran yang bersaldo Rp. 442.500,- (pajak yang
sudah diterima atau dipungut sehingga menjadi utang pajak). Dalam
kasus ini maka jumlah pajak terutang bagi perusahaan adalah sebesar
Rp. 295.000,-., yakni dengan perhitungan sebagai berikut:
PPN-Keluaran Rp. 442.500,-
PPN-Masukan (Rp. 147.500,)
Pajak yang terutang dan harus dibayar Rp. 295.000,-
Jurnal yang dibuat apabila perusahaan membayar pajak tanggal
30 Agustus 2010 adalah dengan mendebet PPN-Kaluaran dan
Mengkredit PPN-Masukan serta mencatat lebih atau kurang bayar.
Lebih bayar terjadi bila PPN-Masukan bersaldo lebih besar daripada
PPN-Keluaran, sebaliknya terjadi apabila PPN-Masukan Lebih kecil
daripada PPN-Keluaran.
Gambar 5.28. Hubungan antara Buku Besar Umum dan Buku Besar
Pembantu
Kas 111
Tangga Saldo
Keterangan Ref. Debet Kredit
l Debet kredit
2010 10 Kas Ju 1 500.000 - 500.000 -
Okt
Modal 311
Tangga Saldo
Keterangan Ref. Debet Kredit
l Debet kredit
2010 10 Modal Ju 1 - 500.000 - 500.000
Okt
(2) Di atas nama rekening atau jumlah rupiah yang salah dan telah
bergaris tersebut, bubuhkan nama rekening atau jumlah rupiah
yang seharusnya.
Contoh Soal
Contoh : Sebuah Transaksi Pembelian Perangkat Kantor sejumlah
Rp.250.000 tunai, keliru dicatat sebagai Pembelian Bahan Habis Pakai
Rp.205.000 tunai. Koreksi kesalahan pada pencatatan transaksi di atas
dapat dilihat pada jurnal di bawah ini .
Perangkat Kantor Rp.250.000
Bahan Habis Pakai Rp.205.000
Perangkat kantor Rp.250.000
Kas Rp.205.00
( Mencatat Pembelian Tunai Bahan Habis Pakai )
d) Tipe 4 Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau jumlah rupiah yang
salah dan diketahui sesudah jurnal itu diposting ke buku besar. Untuk
jenis kesalahan ini, harus diselenggarakan suatu Jurnal Koreksi. Fungsi
Jurnal Koreksi adalah :
1) Menetralkan kesalahan
2) Mencatat transaksi seperti yang seharusnya.
Contoh : Sebuah Transaksi Pengeluaran Kas sebesar Rp.250.000 untuk
Pembelian Perangkat Kantor telah dijurnal dan diposting. Sesudah
posting diketahui bahwa penjurnalan dilakukan dengan mendebit
Bahan Habis Pakai dan mengkredit Kas masing-masing sebesar
Rp.250.000.
Untuk membuat Jurnal Koreksi, caranya kita harus mengetahui jurnal
yang salah dan jurnal yang seharusnya. Baru setelah itu dapat kita
buat jurnal koreksinya.
(Nama Perusahaan)
Neraca Saldo
(Periode Neraca Saldo)
No.
Keterangan Debet Kredit
Akun
Jumlah
Kas 111
Tangga Saldo
Keterangan Ref. Debet Kredit
l Debet kredit
2010 1 Saldo V - - 3.600.000 -
Des. 3 01 400.000 - 4.000.000 -
8 01 - 200.000 3.800.000 -
10 01 - 500.000 3.300.000 -
15 01 - 700.000 2.600.000 -
17 01 1.100.000 - 3.700.000 -
20 01 800.000 - 4.500.000 -
l Debet kredit
2010 1 01 - 400.000 - 400.000
Des. 17 01 - 1.100.000 - 1.500.000
BebanUsaha:
1. Beban Gaji Rp 200.000,00
2. BebanPenyusutan Peralatan Rp 80.000,00
3. Beban Asuransi Rp 50.000,00
4. Beban Perlengkapan Rp 40.000,00
5. Beban Bunga Rp 40.000,00
Jumlah Beban Usaha Rp 410.000,00
Laba Bersih Rp 710.000,00
BebanUsaha:
1. Beban Gaji Rp 200.000,00
2. BebanPenyusutan Peralatan Rp 80.000,00
3. Beban Asuransi Rp 50.000,00
4. Beban Perlengkapan Rp 40.000,00
Jumlah beban usaha Rp 370.000,00
Laba Usaha Rp 630.000,00
b. Isi Laporan
- Menuliskan besar modal awal
- Menambahkan dengan saldo laba dan tambahan investasi jika
ada
- Mengurangi dengan saldo rugi dan pengambilan prive jika
ada
- Menghitung dan menuliskan besar modal akhir
d) Contoh Laporan Perubahan Ekuitas
Aset Tetap
Peralatan Servis Rp 1.500.000,00
Akum. Peny. Peralt (Rp
Jumlah Beban Usaha 130.000,00) Rp 1.370.000,00
Jumlah Aset
Rp 3.680.000,00
Kewajiban
Utang Usaha Rp 700.000,00
Utang Gaji Rp 140.000,00
Jumlah Kewajiban Rp 840.000,00
Ekuitas
Modal Hadian Rp 2.840.000,00
Jumlah Kewajiban dan Rp 3.680.000,00
Ekuitas
Sedangkan, pada perusahaan jasa hanya ada satu bentuk laporan laba
rugi saja.
Bentuk laporan laba rugi bertahap disiapkan dengan
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada para pelanggan
atas barang yang dijual perusahaan ke pelanggan yang
bersangkutan, baik secara tunai maupun kredit. Untuk
mendapatkan nilai penjualan bersih, retur dan pengurangan harga
serta diskon penjualan dikurangkan pada nilai penjualan kotor.
b. Retur dan potongan harga diberikan kepada pelanggan untuk
barang yang rusak atau cacat. Retur dan potongan harga diakui
ketika barang dagangan dikembalikan atau ketika potongan
diberikan oleh penjual.
c. Diskon penjualan diberikan penjual kepada pelanggan untuk
pembayaran lebih awal dari jumlah terutang. Diskon penjualan
diakui pada saat pelanggan membayar tagihan penjualan.
d. Penjualan bersih diperoleh dengan mengurangkan retur dan
potongan harga serta diskon penjualan terhadap penjualan.
e. Harga pokok penjualan adalah harga barang yang terjual ke
pelanggan. Besarnya harga pokok penjualan bisa ditetapkan setiap
kali penjualan barang dagangan terjadi atau pada akhir periode
akuntansi. Harga pokok penjualan bisa ditentukan setiap kali
penjualan terjadi, apabila perusahaan menggunakan sistem
persediaan perpetual. Namun jika harga pokok penjualan baru
dapat ditentukan pada akhir periode akuntansi, dikatakan bahwa
perusahaan menggunakan sistem persediaan periodik.
Ketika perusahaan menggunakan sistem persediaan perpetual,
semua pencatatan secara detail terhadap persediaan barang dagangan
setiap saat dilakukan, sehingga setiap saat nilai persediaan bisa
diketahui.
Berikut Format laporan laba rugi bentuk langsung dan laporan laba
rugi bentuk bertahap
a. Format Laporan Laba Rugi Langsung:
Beban-beban:
Harga Pokok Penjualan RP xxx
Beban Penjualan RP xxx
BebanAdministrasi RP xxx
Beban Bunga RP xxx
Beban lain-lain RP xxx
Jumlah Beban
Laba Bersih RP xxx
RP xxx
Beban Operasi
Beban Penjualan:
Beban Gaji Penjualan Rp xxx
Beban Iklan RP xxx
BebanPenyusutan Peralatan RP xxx
Toko RP xxx
Beban Penjualan Rupa-rupa RP xxx
Jumlah Beban Penjualan
Beban Administrasi: RP xxx
Beban Gaji Kantor RP xxx
Beban Sewa RP xxx
Beban Penyusutan Peralatan RP xxx
Kantor RP xxx
Beban Asuransi RP xxx
Beban Perlengkapan Kantor RP xxx
Beban Administrasi Rupa-rupa (RP xxx)
Jumlah Beban Administrasi RP xxx
Total Beban Operasi
Laba dari Operasi
Akun-akun Harta
Rp xxx
Akun-akun Kewajiban
Rp xxx
Akun-akun Modal
Rp xxx
No.
Nama Akun Debet Kredit
Akun
Harta Rp xxx
Utang Rp xxx
Modal Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
1. Tn. Tatang Hadi membuka usaha jasa guide pariwisata “Mina Bahari”
pada bulan September 2011. Selama bulan September 2011 melakukan
transaksi sebagai berikut:
Sept 1 Mina Bahari menerima modal berupa kas Rp 20.890.000 dan
peralatan Rp 34.810.000
4 Membeli peralatan secara kredit Rp 3.050.000
5 Membeli bahan habis pakai secara tunai Rp 1.820.000
10 Menerima pendapatan atas jasa yang diberikan RP 20.000.000
11 Membayar sewa bulan bulan September 2011 Rp 13.790.000
14 Membayar beban utilitas sebesar Rp 10.050.000
15 Menerima pendapatan atas jasa yang belum dilakukan sebesar
Rp 4.800.000
19 Menyelesaikan jasa guide tetapi belum menerima pembayaran
sebesar Rp 21.900.000
22 Tuan Tatang mengambil uang perusahaan untuk kepentingan
pribadi Rp 2.500.000
23 menerima pendapatan atas jasa yang diberikan Rp 29.550.000
25 membayar beban-beban lain-lain sebesar Rp 2.260.000
27 Membayar gaji pegawai Rp 38.210.000
Instruksi:
1. Buatlah ayat jurnal untuk setiap transaksi di atas
2. Pindahkan jurnal ke dalam buku besar empat kolom
3. Siapkan daftar saldo yang belum disesuaikan
4. Pada akhir bulan September data penyesuaian berikut disiapkan:
a. Sisa bahan habis pakai per 33 September Rp 300.000
b. Pendapatan diterima tapi belum ditagih per 30 September Rp
2.310.000
c. Penyusutan peralatan diperkirakan Rp 1.500.000
d. Akruan gaji yang belum dibayar per 30 September Rp 475.000
e. Saldo pedapatan diterima dimuka mencerminkan penerimaan di
muka pada tanggal 1 September untuk jasa yang diberikan. Jasa
yang diberikan antara tanggal 1 sampai 30 September hanya Rp
1.000.000
5. Buatlah kertas kerja sepuluh kolom
6. Buatlah laporan keuangan akhir September
7. Buatlah ayat jurnal penutup
8. Buatlah daftar saldo setelah penutupan
JURNAL UMUM
Tanggal Keterangan Ref. Debet Kredit
Sept 1 Kas Rp 20.890.000
2011 Peralatan Rp 34.810.000
Modal Rp 55.700.000
4 Peralatan Rp 3.050.000
Utang Usaha Rp 3.050.000
5 Bahan habis pakai Rp 1.820.000
Kas Rp 1.820.000
10 Kas Rp 20.000.000
Pendapatan Jasa Rp 20.000.000
11 Beban Sewa Rp 13.790.000
Kas Rp 13.790.000
14 Beban Utilitas Rp 10.050.000
Kas Rp 10.050.000
15 Kas Rp 4.800.000
Pendapatan Ditrm di Muka Rp 4.800.000
19 Piutang Usaha Rp 21.900.000
Pendapatan Jasa Rp 21.900.000
22 Prive Rp 2.500.000
Kas Rp 2.500.000
23 Kas Rp 29.550.000
Pendapatan jasa Rp 29.550.000
BUKU BESAR
Saldo
Tanggal Keterangan Ref. Debet Kredit
Debet Kredit
2011 22 Rp 2.500 - Rp 2.500 -
Sept
30 J. Penutup Rp 2.500 0
Saldo
Tanggal Keterangan Ref. Debet Kredit
Debet Kredit
2011 27 Rp 38.210 - Rp 38.210 -
Sept
30 J. Penyesuaian Rp 475 - Rp 38.685 -
30 J. Penutup Rp38.685 0
Mina Bahari
Neraca Saldo
Per 30 September 2011
No.
Keterangan Debet Kredit
Akun
JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2011 30 Beban Bahan Habis Pakai Rp 1.520.000
Sept Bahan Habis Pakai Rp 1.520.000
30 Piutang Usaha Rp 2.310.000
Pendapatan Jasa Rp 2.310.000
30 Beban Penyusutan Peralatan Rp 1.500.000
Akum. penyusutan Peralatan Rp 1.500.000
30 Beban Gaji Rp 475.000
Utang Gaji Rp 475.000
30 Pendapatan diterima di muka Rp 1.000.000
Pendapatan Jasa Rp 1.000.000
Mina Bahari
Kertas Kerja
Per 30 September 2011
Neraca Saldo
Neraca Saldo Setelah
Sebelum Penyesuaian Laba Rugi Neraca
No. Nama Akun Disesuaikan
Disesuaikan
D K D K D K D K D K
Kas 6.610 - - - 6.610 - - - 6.610 -
Piutang Usaha 21.900 - (b) 2.310 - 24.210 - - - 24.210 -
Bahan habis Pakai 1.820 - - (a) 1.520 300 - - - 300 -
Peralatan 37.860 - - - 37.860 - - - 37.860 -
Utang Usaha - 3.050 - - - 3.050 - - - 3.050
Pendapatan Ditrm di Muka - 4.800 - - - 3.800 - - - 3.800
Modal, Tatang hadi - 55.700 (e) 1.000 - - 55.700 - - - 55.700
Prive, Tatang Hadi 2.500 - - - 2.500 - - - 2.500 -
Pendapatan Honor - 71.450 - (b&e)3.310 - 74.760 - 74.760 - -
Beban Gaji 38.210 - - - 38.685 - 38.685 - - -
Beban Sewa 13.790 - (d) 475 - 13.790 - 13.790 - - -
Beban Utilitas 10.050 - - - 10.050 - 10.050 - - -
Beban Lain-lain 2.260 - - - 2.260 - 2.260 - - -
135.000 13.000
Mina Bahari
Laporan Laba Rugi
Per 30 September 2011
Pendapatan Usaha:
Pendapatan Jasa Rp 74.760.000
BebanUsaha:
Beban bahan Habis Pakai Rp 1.520.000
BebanPenyusutan Peralatan Rp 1.500.000
Beban Gaji Rp 38.685.000
Beban Sewa Rp 13.790.000
Beban Utilitas Rp 10.050.000
Beban lain-lain Rp 2.260.000
Jumlah beban usaha Rp 67.805.000
Laba Usaha Rp 6.955.000
Mina Bahari
Laporan Perubahan Ekuitas
Per 30 September 2011
Modal awal (1 Desember 2011) Rp 55.700.000
Mina Bahari
Laporan Posisi Keuangan
Per 30 September 2011
Aset
Aset Lancar
Kas Rp 6.610.000
Piutang Usaha Rp 24.210.000
Bahan Habis Pakai Rp 300.000
Jumlah Aset Lancar Rp 31.120.000
Aset Tetap
Peralatan Servis Rp 37.860.000
Akum. Peny. Peralt (Rp 1.500.000)
Jumlah Aset Tetap Rp 36.360.000
Jumlah Aset Rp 67.480.000
Kewajiban
Utang Usaha Rp 3.050.000
Utang Gaji Rp 475.000
Pendapatan diterima di muka Rp 3.800.000
Jumlah Kewajiban Rp 7.325.000
Ekuitas
Modal Tatang Hadi
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp 60.155.000
Rp 67.480.000
JURNAL PENUTUP
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2011 30 Pendapatan Jasa Rp 74.760.000
Sept Ikhtisar Laba Rugi Rp 74.760.000
30 Ikhtisar Laba Rugi Rp 67.805.000
Beban bahan Habis Pakai Rp 1.520.000
BebanPenyusutan Peralatan Rp 1.500.000
Beban Gaji Rp 38.685.000
Beban Sewa Rp 13.790.000
Beban Utilitas Rp 10.050.000
Beban lain-lain Rp 2.260.000
30 Modal Rp 2.500.000
Prive Rp 2.500.000
30 Ikhtisar Laba Rugi Rp 6.955.000
Modal Rp 6.955.000
Mina Bahari
Neraca Saldo Setelah Penutupan
Per 30 September 2011
No.
Keterangan Debet Kredit
Akun
111 Kas Rp 6.610.000
112 Piutang Usaha Rp 24.210.000
113 Bahan habis Pakai Rp 300.000
121 Peralatan Rp 37.860.000
122 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 1.500.000
211 Utang Usaha Rp 3.050.000
212 Utang gaji Rp 475.000
213 Pendapatan Diterima di Muka Rp 3.800.000
311 Modal, Tatang hadi Rp 60.155.000
Rp 68.980.000 Rp 68.980.000
2. Perusahaan dagang Wira Wiri mempunyai saldo awal kas Rp. 20.000.000,
piutang Rp 6.000.000, barang dagangan Rp 10.000.000 dan peralatan Rp
15.000.000, akumulasi penyusutan peralatan Rp 1.000.000, utang usaha Rp
5.000.000 dan modal Rp 45.000.000. Dalam bulan januari 2011, mencatat
transaksi sebagai berikut:
Januari 2 Membeli perlengkapan secara tunai dari Toko Merpati Rp
750.000
JURNAL PEMBELIAN
Syarat Debit Kredit
No. Pembayaran
Tgl Keterangan Ref Serba – serbi Utang
Faktur Pembelian
Akun Ref Jumlah Dagang
2010 5 024 PT PUTRI 2/10,n/30 Rp 20.000 Rp 20.000
Jan 22 025 Toko Wisma 2/10,n/30 Peralatan kantor Rp 10.000 Rp 10.000
JURNAL PENJUALAN
Syarat Debit Kredit
Nomor Pembayaran
Tgl Keterangan Ref Piutang Serba-Serbi
Faktur Penjualan
Usaha Akun Ref Jumlah
2010 16 015 Toko Peru 3/10, n/30 Rp 20.000 Rp 20.000
Jan 20 016 Toko Wijaya 3/10, n/30 Rp 10.500 Rp 10.500
Rp 30.500 Rp 30.500
JURNAL MEMORIAL
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2010 13 Utang dagang Rp 400
Jan Retur dan potongan pembelian Rp 400
18 Prive Rp 5.000
Kas Rp 5.000
Jumlah Rp 5.400 Rp 5.400
BUKU BESAR
Pd Wira Wiri
Neraca Saldo
Per 31 Januari 2011
No.
Keterangan Debet Kredit
Akun
111 Kas Rp 29.200.000
112 Piutang Usaha Rp 16.500.000
113 Persediaan barang dagang Rp 10.000.000
114 Sewa dibayar dimuka Rp 1.200.000
114 Perlengkapan Rp 750.000
121 Peralatan Rp 25.000.000
122 Akum. Penyusutan peralatan Rp 1.000.000
211 Utang Dagang Rp 34.600.000
311 Modal Rp 45.000.000
312 Prive Rp 5.000.000
411 Penjualan Rp 35.500.000
412 Pendapatan komisi Rp 500.000
413 Potongan penjualan Rp 600.000
511 Pembelian Rp 25.000.000
512 Retur dan potongan pembelian Rp 400.000
513 Beban angkut pembelian Rp 600.000
514 Beban Gaji Rp 3.000.000
Rp 117.000.000 Rp 117.000.000
JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Beban Operasi
Beban gaji Rp 3.000
Beban listrik Rp 150
Beban penyusutan peralatan Rp 200
Beban pemakaian perlengkapan Rp 500
Beban sewa Rp 400
Total Beban Operasi (Rp
Laba dari Operasi 4.250)
RP 13.950
Pendapatan dan Beban Lain-lain
Pendapatan komisi
Laba Bersih RP 500
Rp 14.450
438
PD.Wira Wiri
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Januari 2011
Aset
Aset Lancar
Kas Rp 29.200.000
Piutang Usaha Rp 20.000.000
Persediaan barang dagang Rp 15.000.000
Sewa dibayar dimuka Rp 800.000
Perlengkapan Rp 250.000
Jumlah Aset Lancar Rp 62.250.000
Aset Tetap
Peralatan Rp 25.000.000
Akum. Peny. Peralt (Rp 1.200.000)
Jumlah Aktiva Tetap Rp 23.800.000
Jumlah Aset Rp 89.050.000
Kewajiban
Utang Usaha Rp 34.600.000
Ekuitas
Modal Tatang Hadi Rp 54.450.000
Jumlah Kewajiban dan Modal
Rp 89.050.000
JURNAL PENUTUP
Tanggal Keterangan Debet Kredit
30 Modal Rp 5.000.000
Prive Rp 5.000.000
439
PD.Wira Wiri
Neraca Saldo Setelah Penutupan
Per 31 Januari 2011
No.
Keterangan Debet Kredit
Akun
111 Kas Rp 29.200.000
112 Piutang Usaha Rp 20.000.000
113 Persediaan barang dagang Rp 15.000.000
114 Sewa dibayar di muka Rp 800.000
115 Perlengkapan Rp 250.000
121 Peralatan Rp 25.000.000
122 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 1.200.000
211 Utang dagang Rp 34.600.000
311 Modal Rp 54.450.000
Rp 90.250.000 Rp 90.250.000
2. Perlatihan
440
6. Jelaskan bidang akuntansi yang paling banyak digunakan oleh kepala bagian
produksi !
7. Isi dan lengkapilah pernyataan di bawah ini:
No. Pemakai Informasi Manfaat Informasi Akuntansi
1.
2.
3.
4.
5.
12. Berilah tanda silang (x) pada kolom berikut ini yang sesuai, jika jawaban:
441
A. Bertambahnya harta diimbangi dengan berkurangnya harta yang lain
B. Bertambahnya harta diimbangi dengan bertambahnya hutang
C. Bertambahnya harta diimbangi dengan bertambahnya modal
D. Berkurangnya harta diimbangi dengan berkurangnya hutang
E. Berkurangnya harta diimbangi dengan berkurangnya modal
No Transaksi A B C D E
1. Dibeli secara tunai peralatan kantor seharga Rp
1.000.000,00
2. Dibeli perlengkapan secara kredit seharga Rp
600.000,00
3. Pemilik mengadakan investasi tambahan berupa
uang tunai Rp 10.000.000,00
4. Pemilik mengambil uang tunai untuk digunakan
secara pribadi Rp 500.000,00
5. Dibayar angsuran hutang atas pembelian
perlengkapan sebesar Rp 300.000,00
6. Telah diselesaikan jasa untuk langganan dengan
biaya yang diperhitungkan sebesar Rp
7. 1.600.000,00
Diterima sebagian pelunasan piutang dari
8. langganan sebesar Rp 600.000,00
Diterima pendapatan atas jasa yang telah
9. diberikan sebesar Rp 800.000,00
Diadakan penyusutan atas peralatan sebesar Rp
10. 100.000,00
Pemakaian perlengkapan kantor untuk sebulan
11. sebesar Rp 200.000,00
Dibayar listrik, air, dan telepon selama sebulan
12. sebesar Rp 450.000,00
Dibayar iklan dalam rangka memperluas
13. pemasaran sebesar Rp 150.000,00
Diterima pendapatan atas jasa yang telah
14. diberikan sebesar Rp 900.000,00
Diterima pelunasan piutang dari langganan
15. sebesar Rp 1.000.000,00
Dibayar gaji pegawai untuk sebulan sebesar Rp
800.000,00
13. Jelaskan perbedaan sistem periodik dan sistem perpetual untuk akuntansi
persediaan pada perusahaan dagang !
14. Beberapa tahun terakhir Dana Mutia menjalankan usaha konsultasi . Pada
tanggal 1 Oktober 2011 Dana memutuskan untuk pindah ke kantor sewaan
442
dan menjalankan usahanya, yang dikenal sebagai Jakarta Konsultindo.
Selama bulan Oktober Jakarta Konsultindo melakukan transaksi sebagai
berikut:
Okt 1 Dana menerima aset berupa Kas Rp 12.950.000, piutang usaha Rp
2.800.000, bahan habis pakai RP 1.500.000, dan peralatan kantor Rp
18.750.000
1 membayar sewa tiga bulan berdasarkan kontrak sewa Rp 3.600.000
2 membayar premi asuransi properti dan kecelakaan Rp 3.600.000
4 menerima kas dari klien sebagai pembayaran di muka untuk jasa
yang akan diberikan dan mencatatnya sebagai pendapatan diterima
di muka Rp 4.150.000
5 membeli tambahan peralatan kantor secara kredit dari Data Media
Rp 2.500.000
6 menerima kas dari klien atas pelunasan piutang Rp 1.900.000
10 membayar kas untuk pemasangan iklan di koran Rp 325.000
12 Membayar Data Media untuk sebagian jumlah yang terutang pada
tanggal 5 Oktober Rp 1.250.000
12 Mencatat jasa yang diberikan secara kredit Rp 3.750.000
14 Membayar gaji resepsionis paruh waktu untuk dua minggu Rp
750.000
17 Menerima kas dari klien atas jasa konsultasi Rp 6.250.000
18 Membayar kas untuk membeli bahan habis pakai Rp 600.000
20 Mencatat jasa yang diberikan secara kredit Rp 2.100.000
24 Memberikan jasa konsultasi dan menerima honor Rp 3.850.000
26 Menerima kas dari klien atas pelunasan piutang Rp 4.450.000
27 Membayar gaji resepsionis paruh waktu untuk dua minggu Rp
750.000
29 Membayar tagihan telepon untuk bulan Oktober Rp 250.000
31 Membayar tagihan listrik bulan Oktober Rp 300.000
31 Menerima kas dari klien atas jasa konsultasi yang diberikan Rp
2.975.000
31 Mencatat jasa konsultasi yang diberikan secara kredit Rp 1.500.000
31 Dana menarik Rp 5.000.000 untuk keperluan pribadi
Instruksi:
1) Buatlah ayat jurnal untuk setiap transaksi di atas
2) Pindahkan jurnal ke dalam buku besar empat kolom
3) Siapkan daftar saldo yang belum disesuaikan
4) Pada akhir bulan Oktober data penyesuaian berikut disiapkan:
a. Asuransi yang terpakai selama bulan Oktober Rp 200.000
b. Sisa bahan habis pakai per 31 Oktober Rp 875.000
c. Penyusutan peralatan kantor selama bulan Oktober Rp 675.000
d. Gaji resepsionis yang terutasng per 31 Oktober Rp 150.000
e. Sewa yang habis terpakai selama bulan Oktober Rp 1.550.000
443
f. Pendapatan diterima di muka per 31 Oktober Rp 1.150.000
5) Buatlah kertas kerja sepuluh kolom
6) Buatlah laporan keuangan akhir Oktober
7) Buatlah ayat jurnal penutup
8) Buatlah daftar saldo setelah penutupan
9) Buatlah jurnal pembalik
15. Waserba Hutama adalah perusahaan dagang, dengan saldo akun per 1 Maret
2010 disajikan sebagai berikut:
Kas 21.200.000 Diskon penjualan 19.800.000
Piutang usaha 51.300.000 Pembelian 550.000.000
Persediaan 1 Maret 2011 20.800.000 Retur dan pot. pembelian 8.500.000
Asuransi dibayar di muka 5.600.000 Diskon pembelian 5.700.000
Persediaan toko 3.800.000 Beban angkut pembelian 5.200.000
Peralatan toko 156.500.000 Beban gaji penjualan 111.600.000
Akum. peny. peralatan toko 18.900.000 Beban iklan 27.000.000
Utang usaha 32.200.000 Beban penyusutan -
Utang gaji - Beban persediaan toko -
Modal Yolanda 185.100.000 Beban penjualan lain-lain 4.200.000
Prive Yolanda 45.000.000 Beban gaji kantor 60.700.000
Ikhtisar laba rugi - Beban sewa 27.900.000
Penjualan 1.073.700.000 Beban asuransi -
Retur dan pot. penjualan 30.900.000 Beban administrasi lain-lain 2.600.000
Transaksi berikut ini dilakukan selama bulan Maret, bulan terakhir tahun
fiskalnya:
Maret 1 Membayar sewa bulan Maret senilai Rp 2.400.000
3 Membeli barang secara kredit dari Herman dengan syarat 2/10,
n/30 FOB shipping point senilai Rp 21.600.000
4 Membayar ongkos kirim untuk pembelian tanggal 3 Maret senilai
Rp 500.000
6 Menjual barang secara kredit kepada Handoko dengan syarat
2/10, n/30, FOB Shipping point senilai Rp 8.500.000
7 Menerima kas sebesar Rp 8.900.000 dari Farah atas pelunasan
piutang tanpa diskon
10 Menjual barang secara tunai senilai Rp 27.200.000
13 Membayar barang yang dibeli tanggal 3 Maret, dikurangi diskon
14 Menerima barang yang diretur dari penjualan tanggal 6 Maret
senilai Rp 1.500.000
15 Membayar beban iklan untuk sisa setengah bulan Maret senilai
Rp2.600.000
16 Menerima kas dari penjualan tanggal 6 Maret, dikurangi retur
tanggal 14 Maret dan diskon
19 Membeli barang secara tunai sebesar Rp 11.800.000
444
19 Membayar kepada Bakir sebesar Rp 9.000.000 atas utang
penjualan tanpa diskon
20 Menjual barang secara kredit kepada Wildan dengan syarat 1/10,
n/30, FOB shipping point senilai Rp 22.300.000
21 Menerima kas sebesar Rp 17.600.000 dari Osman atas pelunasan
piutang tanpa diskon
21 Membeli barang secara kredit dari Nyoman dengan syarat 1/10,
n/30, FOB destination senilai Rp 19.900.000
24 Mengembalikan barang rusak yang telah dibeli tanggal 21 Maret
senilai Rp 2.000.000
26 Membayar gaji tenaga penjualan sebesar Rp 7.600.000 dan gaji
kantor sebesar Rp 4.800.000
28 Membeli persediaan toko secara tunai sebesar Rp 800.000
29 Menjual barang secara kredit kepada Wilson dengan syarat 2/10,
n/30, FOB shipping point senilai Rp 18.750.000
30 Menerima kas dari penjualan tanggal 20 Maret, dikurangi diskon
dan ditambah ongkos kirim RP 1.100.000
31 Membayar untuk pembelian tanggal 21 Maret dikurangi retur
tanggal 24 Maret dan diskon
Instruksi:
a. Catatlah transaksi di atas ke dalam jurnal kemudian posting ke dalam
buku besar empat kolom
b. Siapkan daftar saldo yang belum disesuaikan
c. Pada akhir bulan Maret, data penyesuaian berikut telah disiapkan:
1) Persediaan per 31 Maret Rp 196.139.000
2) Asuransi yang terpakai selama tahun berjalan Rp 1.875.000
3) Sisa persediaan per 31 Maret Rp 1.500.000
4) Penyusutan tahun berjalan Rp 9.500.000
5) Utang gaji per 31 Maret:
- Gaji penjualan Rp 1.200.000
- Gaji kantor Rp 800.000
Buatlah ayat jurnal penyesuaian untuk akhir periode 31 Maret
d. Masukkan daftar saldo yang belum disesuaikan dalam kertas kerja akhir
periode 10 kolom dan lengkapi kertas kerja tersebut.
e. Siapkan laporan keuangan yang terdiri atas laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan posisi keuangan
f. Siapkan ayat jurnal penutupan dan daftar saldo setelah penutupan
445
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
KEGIATAN PEMBELAJARAN 17
MANAJEMEN DAN BADAN USAHA
1. Lembar Informasi
1.1. Manajemen
A. Pengertian Manajemen
llmu manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi
manusia, seperti perusahaan, pemerintah, pendidikan, sosial, keagamaan,
dan lain-lainnya. Sehingga dapat disimpulkan, bila seorarng manajer
mempunyai pengetahuan dasar manajemen dan mengetahui cara
menerapkan pada situasi yang ada, dia akan dapat melakukan fungsi-
fungsi manajerial dengan efisien dan efektif. Seorang manajer tentu saja
harus cukup fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru dan
perubahan lingkungan. Seorang manajer adalah seseorang yang
mengkoordinasikan dan mengawasi pekerjaan oranglain sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai (Robbins dan Coulter, 2012:5).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa ma-
najemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.
Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen :
a. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi dan pribadi.
b. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan
antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang
saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam
organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur,
pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, asosiasi perdagangan,
masyarakat dan pemerintah.
c. Untuk mencapai efisensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat
diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum
adalah efisiensi dan efektivitas.
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya
tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang.
Tidak ada definisi manajemen yang telah diterima secara universal. Mary
Parker Follett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti
bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui
pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang
B. Piramida Manajemen
Manajemen perusahaan dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu
manajemen puncak, madya, dan manajemen tingkat pertama. Tingkatan
ini membentuk suatu piramida manajemen atau hierarki, seperti
ditunjukkan pada Gambar 1. Piramida manajemen adalah struktur tra-
disional yang dapat ditemui di sebagian besar organisasi. Para manajer di
setiap tingkat piramida melaksanakan aktivitas yang berbeda.
Tingkat tertinggi dari suatu piramida manajemen adalah
manajemen puncak (top management). Manajer puncak meliputi posisi,
seperti chief executive officer (CEO), chief operating officer (COO), dan
executive vice president (EVP). Para manajer puncak menghabiskansebagian
besar waktunya untuk membuat perencanaan jangka panjang. Mereka
membuat keputusan seperti perlukah memperkenalkan produk baru,
membeli perusahaan lain, atau memasuki pasar geografis baru. Mereka
juga mengembangkan rencana strategis yang mengarahkan implementasi
keputusan yang telah dibuat. Sebagai pemimpin, manajer puncak
bertanggung jawab untuk menciptakan visi organisasi dan membentuk
budaya organisasi. Sebagian besar waktu mereka juga dihabiskan untuk
aktivitas di luar perusahaan seperti berurusan dengan pemerintah dan
masyarakat.
Tingkat manajemen kedua, yaitu manajemen madya (middle
management), mencakup berbagai posisi seperti manajer umum (general
manajer), manajer pabrik (plant manager), manajer divisi (division manager),
dan manajer cabang (branch manager). Fokus perhatian dari manajer
madya terletak pada operasi khusus perusahaan. Mereka bertanggung
D. Pengambilan Keputusan
Manajer menerapkan keahlian manajemen konseptual, hubungan
dengan manusia, teknis dan manajemen waktu dalam perannya sebagai
pengambil keputusan. Manajer mengambil keputusan setiap hari.
Pengambilan keputusan (decision making) merupakan proses pengakuan
atas suatu masalah atau peluang dan kemudian mencarikan solusinya.
Jenis keputusan yang dibuat oleh manajer dapat diklasifikasikan sebagai
keputusan terprogram dan tidak terprogram (programmed and
nonprogrammed dicision).
Keputusan terprogram melibatkan masalah yang sederhana,
umum, dan seringkali terjadi dimana solusi atas masalah tersebut telah
ditentukan. Sedangkan keputusan tidak terprogram melibatkan masalah
atau peluang yang kompleks dan unik yang menimbulkan kosekuensi
penting bagi perusahaan.
Dalam pengertian yang lebih sempit, pengambilan keputusan juga
melibatkan pemilihan di antara dua atau lebih alternatif; di mana
alternatif yang dipilih merupakan keputusan. Dalam pengertian yang
lebih luas, pengambilan keputusan mencakup proses langkah demi
langkah sistematis yang membantu para manajer membuat keputusan
yang efektif. Proses tersebut dimulai ketika seseorang mengenali suatu
masalah atau mendapatkan peluang; yang kemudian ditindaklanjuti de-
ngan mengembangkan serangkaian tindakan potensial, mengevaluasi
alternatif, memilih serta mengimplementasikan salah satu alternatif, dan
menilai hasil keputusan yang diambil. Langkah-langkah dalam proses
pengambilan keputusan digambarkan pada Gambar 3. Pendekatan
sistematis ini dapat digunakan untuk semua keputusan, baik keputusan
terprogram maupun tidak terprogram.
E. Fungsi Manajemen
Proses atau fungsi manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan. Perencanaan berarti bahwa para manajer memikirkan
kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan ini
biasanya didasarkan pada berbagai metode, rencana atau logika, bukan
hanya atas dasar dugaan atau firasat. Pengorganisasian berarti bahwa para
manajer mengkoordinasikan sumber daya-sumber daya manusia dan
material organisasi. Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemam-
puannya untuk menyusun berbagai sumber dayanya dalam mencapai
suatu tujuan. Semakin terkoordinasi dan terintegrasi kerja organisasi,
semakin efektif pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Pengkoordinasian
merupakan bagian vital pekerjaan manajer. Selanjutnya, pengarahan berarti
bahwa para manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi para
bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan sendiri, tetapi
menyelesaikan tugas-tugas esensial melalui orang-orang lain. Mereka juga
tidak sekedar memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang dapat
membantu para bawahan melakukan pekerjaan dengan cara yang paling
baik. Pengawasan berarti para manajer berupaya untuk menjamin bahwa
organisasi bergerak ke arah tujuan-tujuannya. Bila beberapa bagian
organisasi ada pada jalur yang salah, manajer harus membetulkannya.
Fungsi Manajemen Menurut Robbins dan Coulter(2012:9) adalah
sebagai berikut :
a. Planning. Fungsi manajemen yang meliputi penentuan tujuan,
perancangan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan
pengembangan rencana untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan aktivitas.
b. Organizing. Fungsi manajemen yang meliputi penyusunan dan
penataan kerja dalam mencapai tujuan organisasi.
c. Leading. Fungsi manajemen yang meliputi memotivasidan tindakan
lainnya yang melibatkan manusia untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Controlling. Fungsi manajemen yang meliputi monitoring,
membandingkan, dan memperbaiki kinerja.
F. Struktur Organisasi
Fungsi manajemen dalam hal pengorganisasian (organizing)
merupakan proses menggabungkan berbagai sumber daya manusia dan
bahan melalui struktur formaldari tugas dan kewenangan. Hal yang
terlibat di siniadalah pengaturan kerja, pembagian tugas di antarapara
karyawan, dan mengkoordinir mereka untuk memastikan implementasi
rencana dan pencapaian tujuan.
Hasil dari proses pengorganisasian adalah sebuah organisasi
(organization), yang dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang
bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Sebuah organisasi me-
miliki tiga unsur kunci, yaitu interaksi antarmanusia, aktivitas yang
bertujuan, dan struktur. Proses pengorganisasian akan menghasilkan
struktur yang memperbolehkan interaksi antarindividu dan departemen
yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran perusahaan.
1) Organisasi Lini
Organisasi lini (line organization), yang merupakan struktur
organisasi tertua dan paling sederhana, menetapkan aliran
kewenangan langsung dari eksekutif puncak kepada para
bawahannya. Organisasi lini menegaskan rantai komando (chain of
command) yang jelas dan sederhana, yaitu hubungan yang
menunjukkan siapa yang memberi perintah dan kepada siapa harus
melaporkan pekerjaan yang telah dilakukan. Pengaturan ini
mencegah terjadinya penghindaran tanggung jawab. Keputusan dapat
dibuat dengan cepat karena manajer memiliki kewenangan untuk
memonitor pekerjaan para bawahan.
Namun, organisasi lini memiliki kelemahan tersendiri. Setiap
manajer harus menerima tanggung jawab secara lengkap atas
sejumlah aktivitas dan mungkin tidak memiliki keahlian dalam setiap
hal. Kelemahan tersebut terlihat nyata di perusahaan skala menengah
dan besar, di mana struktur lini murni gagal mengambil manfaat dari
spesialisasi khusus yang dimiliki para karyawan yang merupakan hal
penting bagi organisasi modern. Beban para manajer menjadi terlalu
berat dengan pekerjaan administratif dan dokumentasi, sehingga
hanya memiliki waktu sedikit untuk menjalankan fungsi perencanaan.
3) Organisasi Komite
Organisasi komite (committee organization) merupakan struktur
yang menempatkan kewenangan dan tanggung jawab secara bersama
di tangan kelompok individu, bukan di tanganseorang manajer.
Model ini merupakan bagian dari struktur lini dan staf reguler.
Beberapa perusahaan mengimplementasikan konsep komitedi mana
dua atau lebih eksekutif secara bersama-sama melaksanakan tugas
seorang CEO,dan tidak membebankan tugas tersebut kepundak
individu tertentu. Contoh di salah satu perusahaan,Corporate Executive
Committee terdiri daridelapan manajemen puncak termasuk Chief
Executive Officer, Chief Financial Officer,Chief Operating Officer, dan
Senior Vice President yang membawahi operasional, informasi, sumber
daya manusia, dan pengembangan bisnis serta hubungan investor.
Komite ini juga bekerja di bidang lain seperti pengembangan
produk baru. Komite untuk pengembangan produk baru mungkin
terdiri dari para manajer divisi, seperti akuntansi, rekayasa, keuangan,
manufaktur, pemasaran, dan riset. Dengan menggabungkan
perwakilan dari semua divisi yang terlibat dalam perencanaan dan
pemasaran produk, komite tersebut biasanya bisa memperbaiki
perencanaan dan moral karyawan karena keputusan yang diambil
akan mencerminkan pertimbangan atau masukan dari divisi yang
berbeda.
4) Organisasi Matriks
Beberapa organisasi yang sedang berkembang menerapkan
struktur matriks atau manajemen proyek (matrix, or project
management, structure). Struktur ini menghubungkan para karyawan
divisi yang berbeda dalam organisasi untuk bekerja sama
menyelesaikan proyek tertentu. Seperti struktur komite, struktur ma-
triks merupakan bagian dari struktur lini dan staf.
Untuk proyek tertentu, manajer proyek membentuk kelompok
karyawan dari bidang fungsional yang berbeda. Para karyawan ini
memiliki ikatan dalam struktur lini dan staf dan juga merupakan
anggota tim proyek. Setelah proyek selesai, para karyawan kembali ke
pekerjaannya semula.
Dalam struktur matriks, setiap karyawan melapor kepada dua
manajer-manajer lini dan manajer proyek. Karyawan yang terpilih
untuk menyelesaikan proyek khusus, seperti pengembangan produk
baru, akan menerima instruksi dari seorang manajer proyek (kewe-
nangan horizontal), tetapi mereka tetap sebagai karyawan di
departemen fungsional mereka (kewenangan vertikal). Istilah matriks
digunakan karena terjadinya persilangan kewenangan antara garis
horizontal dan vertikal.
Struktur matriks merupakan desain organisasi yang marak
digunakan oleh perusahaan multinasional dan berteknologi tinggi
serta oleh rumah sakit, perusahaan konsultan, dan perusahaan bidang
angkasa luar.Manfaat utama struktur matriks adalah adanya
fleksibilitas untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan
dan kemampuan untuk memfokuskan sumber daya pada saat
terjadinya masalah utama atau pengembangan produk baru. Di
samping itu, strukturini juga memberikan kesempatan kepada para
karyawan untuk menunjukkan kreativitas dan inisiatif, yang
tidakditemui di pekerjaan reguler mereka. Namun, menyatukan
keahlian para ahli dari berbagai departemen menjadi tim yang solid
merupakan tantangan tersendiri. Kelemahan lainnya adalah
karyawan bisa menjadi bingung karena harus melapor pada dua
atasan.
3) Industri
Usaha bidang industri merupakan jenis usaha yang mengola bahan mentah
menjadi bahan jadi, bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, dan bahan
setengah jadi menjadi bahan jadi.
Bahan mentah adalah bahan yang perlu diolah dulu agar dapat
memenuhi kebutuhan, misalnya kapas dan kayu gelondongan.
Bahan setengah jadi adalah hasil olahan dari bahan mentah tapi
masih perlu diolah lagi agar siap digunakan, contoh benag bagi
industri tekstil dan tepung bagi industri roti.
Bahan jadi adalah hasil akhir proses pengolahan yang sudah siap
untuk digunakan, misalnya baju, sepeda dan televisi. Contoh
Industri kecil : pengrajin sepatu, mebel, alat-alat rumah tangga, dan
tahu tempe. Contoh Industri besar: perusahaan tekstil, mobil, semen
dan elektronik.
4) Perdagangan
Usaha dalam bidang perdagangan adalah jenis usaha menjual barang-
barang produksi kepada pihak lain tanpa mengola bahan tersebut.
Misalnya pedagang beras, bahan bangunan dan makanan.
5) Jasa
Usaha bidang jasa adalah jenis usaha yang tidak menghasilkan benda
melainkan memberikan pelayanan kepada pihak lain sesuai kebutuhan.
Misalnya guru, dokter dan paramedis.
3) Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi yang kegiatannya berlandaskan prinsip-prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kemanusiaan.
Jenis-jenis Koperasi antara lain Koperasi Sekolah, Koperasi Unit Desa,
Koperasi Simpah Pinjam, Koperasi Konsumsi, Koperasi Produksi,dan lain
sebagainya.
2. Lembar Latihan
1) Jelaskan pengertian seorang manajer?
2) Sebutkan dan jelaskan tiga alasan utama diperlukannya manajemen!
3) Jelaskan definisi manajemen menurut Mary Parker Follett!
4) Tingkat tertinggi dari suatu piramida manajemen adalah manajemen
puncak (top management). Jelaskan pengertian dari manajemen puncak
tersebut!
5) Sebutkan dan jelaskan tiga dasar keahlian yang harus dimiliki para
manajer di setiap tingkat piramida manajemen!
6) Dalam proses atau fungsi manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan. Jelaskan pengertian pengorganisasian!
7) Jelaskan fungsi manajemen menurut Robbins dan Coulter!
8) Jelaskan pengertian organisasikomite (commitee), serta berikan
contohnya!
Studi Kasus 1
Sony selama ini diakui sebagai produsen elektronik terbaik di dunia,
namun pada tahun 2002 kapitalisasi pasar Sony jatuh di bawah
Samsung Electronics, yang hanya sebuah perusahaan produsen chip
memori yang tidak begitu terkenal beberapa tahun sebelumnya. Pada
Desember 2006, kapitalisasi pasar Samsung adalah sebesar $106 miliar,
naik 400% bila dibanding tahun 2000 dan dua kali lipat kapitaisasi
pasar Sony. Sejak menjabat CEO pada tahun 2007, Jon-yong Yun
berhasil mengubah Samsung Electronics menjadi salah satu perusahaan
paling menguntungkan di industri elektronik. Sebaliknya, Chairman
Sony Nobuyuki Idei dan Presiden Kunitake Ando mengundurkan diri
pada tahun 2005 dan digantikan oleh Howard Stringer dan Ryoji
Chubachi.
Padahal sebelum itu Samsung hanyalah sebuah perusahaan pemasok
kebutuhan chip memori bagi Sony. Beberapa kesalahan pengambilan
keputusan oleh manajemen Sony membuat mereka mengalami banyak
masalah. Salah satu kesalahan terbesar Sony adalah keputusan untuk
mengakuisisi Columbia Pictures pada tahun 1989. Setelah keputusan
itu kinerja bisnisnya menjadi sangat memburuk sehingga pada tahun
1994 perusahaan terpaksa menghapus-buku keruguan akumulatif
senilai $3,5 Miliar.
Kesalahan pengambilan keputusan manajemen selanjutnya yang tidak
kalah pentingnya adalah kelambatan manajemen Sony dalam
merespon perubahan teknologi dari analog ke digital. Sony terlalu
percaya diri dan masih membanggakan dominasi dan kelebihan
produk analog mereka padahal perkembangan bisnis elektronik
sangatlah cepat begitu pula potensi keuntungannya.
Samsung merupakan salah satu perusahaan yang mampu
memberdayakan sumberdaya yang dimiliki perusahaan secara optimal
dengan proses manajemen yang sangat efektif. Bayangkan saja,
Samsung mampu membuat satu divisi perusahaan dapat beroperasi
hanya dalam waktu enam bulan saja, sejak eksekusi ide, pembangunan
lokasi sampai beroperasi. Mereka mampu mengkoordinasi sumberdaya
lepih efektif daripada perusahaan lain. Perbedaan kinerja antara Sony
dan Samsung bukan karena strategi semata, melainkan juga sangat
ditentukan oleh proses organisasi dan kepemimpinan para pejabat
kedua perusahaan.
a. Diskusikan secara kelompok mengenai studi kasus tersebut!
b. Menurut Anda, berdasarkan studi kasus yang disampaikan,
seberapa pentingkah fungsi manajemen terhadap
keberlangsungan/keberhasilan perusahaan!
Studi Kasus2
Diskusikan dengan kelompok tentang manajemen di suatu perusahaan,
(1) bagaimana penerapan manajemen pada perusahaan tersebut dan (2)
bagaimana struktur organisasi (garis komando) manajemen perusahaan
Studi Kasus 3
1. Terdapat beberapa jenis bidang manajemen, diskusikan secara
kelompok contoh perusahaan dari masing-masing jenis bidang
manajemen!
Kegiatan Pembelajaran 18
Koperasi dan Kewirausahaan
1. Lembar Informasi
1.1. Pembangunan Koperasi
Sebagai bangun demokrasi ekonomi tidaklah, hambatan utamanya
adalah skala ekonominya yang kecil, lemahnya akses terhadap pemasaran,
permodalan, informasi dan teknologi serta daya saing yang sangat lemah
merupakan masalah struktural menuntut campur tangan pemerintah terutama
dari aspek kebijakan yang mengacu pada amanah konstitusi. Terlebih koperasi
di level grassroots atau yang bergerak dalam usaha skala mikro (termasuk di
dalamnya sektor informal, petani berlahan sempit, dan sejenisnya).
Oleh sebab itu pembelajaran ekonomi koperasi, koperasi sekolah dan
kewirakoperasian merupakan pilihan amanah konstitusi yang perlu dijalankan
dengan sungguh-sungguh penuh dengan keberpihakan terutama dukungan
kebijakan pemerintah. Di Indonesia diperkenalkan dan dalam upaya
pengembangan koperasi secara struktural, banyak didorong oleh peran
Mohammad Hatta, antara lain melalui rumusan pasal 33 Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945.
Secara kuantitatif dari tahun ke tahun berikutnya, koperasi memang
mengalami pertumbuhan yang luar biasa, tetapi pertumbuhan itu tidak di
barengi dengan perkembangan secara kualitatif (sesuai dengan jati diri atau
prinsip dasar koperasi) lebih-lebih dalam pembelajaran koperasi di sekolah-
sekolah juga belum diajarkan secara maksimal.
anggotanya pada tingkat usaha yang efektif dan efisien. Dengan demikian
kegiatan itu harus terencana, yaitu dengan melalui penerapan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip koperasi yang khas sifatnya.
Sehubungan dengan hal itu perlu dipahami peran berbagai faktor yang
mencakup kriteria-kriteria prasyarat, yaitu faktor-faktor yang dianggap sangat
menentukan bagi keberhasilan dan kesinambungan koperasi yang dibangun.
Selanjutnya, setelah prasyarat dipenuhi, maka koperasi berarti sudah siap lahir
dan siap tumbuh. Tetapi faktor yang tergolong sebagai syarat keberhasilan, bagi
tumbuhnya koperasi bersangkutan dimasa mendatang. Syarat tersebut menjadi
komponen pokok yang perlu dipenuhi dan diwujudkan, agar koperasi itu
dapat berprestasi dan dapat disebut sebagai koperasi yangberhasil. Artinya bila
syarat keberhasilan itu tidak terpenuhi, maka koperasi bersangkutan dapat
dianggap tidak berhasil dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya. Dengan demikian bisa saja satu koperasi dibentuk, akan tetapi
koperasi yang telah mampu memenuhi prasyarat yang ditetapkan itu untuk
selanjutnya ternyata tidak mampu tumbuh normal, dengan mengikuti syarat-
syarat yang ditetapkan, ataupun kalau dapat tumbuh maka pertumbuhan
koperasi itu menjadi sangat lambat atau dapat dinyatakan dengan ”hidup
segan, mati tak mau”.
Pemahaman tentang hal-hal tersebut tidak kalah penting bila dibanding
dengan upaya memahami sejumlah langkah-langkah pembinaan atau
mengenali sejumlah hambatan dan kendala pertumbuhan koperasi, yang
mengharuskan kita membawa koperasi itu kembali pada jati dirinya
(menerapkan pendekatan ”back to basic”).
Pemberdayaan anggota mencakup pemberdayaan kapital (bantuan
modal) dan pemberdayaan knowledge, yang meliputi peningkatan kemampuan
manajemen, skill dan pemahaman yang benar mengenai prinsip-prinsip
koperasi melalui pendidikan dan pelatihan. Pemberdayaan ini akan
memberikan dampak peningkatan pertisipasi anggota.
Memang harus diakui bahwa peningkatan partisipasi anggota bukanlah
dampak langsung dari pendidikan dan pelatihan. Partisipasi anggota
merupakan fungsi dari intrinsik anggota dan nilai ekstrinsik yang berasal dari
luar anggota itu sendiri.
Peningkatan partisipasi merupakan outcome atau dampak positif tidak
langsung dari pendidikan dan pelatihan. Peningkatan partisipasi anggota ini
diharapkan akan memberikan dampak kepada kinerja koperasi yang ditandai
dengan 5 indikator keberhasilan koperasi. Peningkatan kinerja koperasi yang
ditandai akhirnya akan menghasilkan tujuan yang hendak dicapai yakni
kesejahteraan masyarakat. Pelaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi
anggota harus memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut:
suatu badan usaha koperasi, karena hal-hal itu membuat kelompok anggota
mampu mendukung eksistensi koperasi dalam menghadapi pasar bebas.
Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan
koperasi yang berarti berbagai persoalan mengenai suatu koperasi hanya
ditetapkan dalam rapat anggota. Di sini para anggota dapat berbicara,
memberikan usul dan pertimbangan, menyetujui suatu usul atau
menolaknya, serta memberikan himbauan atau masukan yang berkenaan
dengan koperasi. Oleh karena jumlah siswa terlalu banyak, maka dapat
melalui perwakilan atau utusan dari kelas-kelas. Rapat Anggota Tahunan
(RAT) diadakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang
mengadakan dua kali dalam satu tahun, yaitu satu kali untuk menyusun
rencana kerja tahun yang akan dan yang kedua untuk membahas kebijakan
pengurus selama tahun yang lampau. Agar rapat anggota tahunan tidak
mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka rapat
dapat diadakan pada masa liburan tahunan atau liburan semester. Sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi sekolah, rapat anggota
mempunyai wewenang yang cukup besar. Wewenang tersebut misalnya:
a. Menetapkan anggaran dasar koperasi;
b. Menetapkan kebijakan umum koperasi;
c. Menetapkan anggaran dasar koperasi;
d. Menetapkan kebijakan umum koperasi;
e. Memilih serta mengangkat pengurus koperasi;
f. Memberhentikan pengurus; dan
g. Mengesahkan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya.
Pada dasarnya, semua anggota koperasi berhak hadir dalam rapat
anggota. Namun, bagi mereka yang belum memenuhi syarat keanggotaan,
misalnya belum melunasi simpanan pokok tidak dibenarkan hadir dalam
rapat anggota. Ada kalanya mereka diperbolehkan hadir dan mungkin juga
diberi kesempatan bicara, tetapi tidak diizinkan turut dalam pengambilan
keputusan. Keputusan rapat anggota diperoleh berdasarkan musyawarah
mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah,
maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak di mana setiap
anggota koperasi memiliki satu suara. Hal yang dibicarakan rapat anggota
tahunan:
a. Penilaian kebijaksanaan pengurus selama tahun buku yang lampau.
b. Neraca tahunan dan perhitungan laba rugi.
c. Penilaian laporan pengawas
1.3 SHU
Ditinjau dari Aspek Ekonomi Manajerial, SHU adalah selisih dari total
penerimaan /total revenue (TR) dengan total pengeluaran/total biaya/total cost
(TC) dalam satu tahun buku. Ditinjau dari Aspek Legalistik, SHU menurut UU
No. 25/1992, Bab IX, pasal 45 adalah :
a. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan biaya, penyerahan, kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan
b. SHU setelah dikurangi dana cadangan. SHU akan dibagikan pada anggota
sesuai partisipasinya serta digunakan untuk pendidikan koperasi dan
keperluan lain yang ditetapkan dalam RAT (Rapat Anggota Tahunan)
c. Berdasarkan dana cadangan ditetapkan dalam RAT
Sehingga, SHU yang akan dibagikan pada anggota adalah 40% dari SHU
setelah Pajak, atau juga bisa diberikan kepada anggota antara 30% sampai
dengan 40% sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perhitungan alokasi
pembagian SHU disajikan dalam kasus berikut:
1. Besarnya SHU yang akan diterima seorang anggota tergantung pada
partisipasinya.
2. Partisipasi anggota dibedakan menjadi partisipasi penyertaan modal dan
partisipasi dalam transaksi modal. Sehingga, seorang anggota jika
melakukan partisipasi tersebut akan memperoleh : 1). Jasa modal dan 2). Jasa
usaha
3. Berdasarkan prosentase jasa modal dan jasa usaha ditetapkan dalam RAT.
Misalnya RAT koperasi A menetapkan :
Jasa modal 30% dari TOTAL SHU YANG DIALOKASIKAN UNTUK
JASA ANGGOTA
Jasa usaha 70% dari TOTAL SHU YANG DIALOKASIKAN UNTUK JASA
ANGG0TA
Berdasarkan jasa modal di tetapkan LEBIH KECIL dari pada jasa usaha hal ini
sesuai dengan prinsip koperasi ”pemberian balas jasa yang terbatas pada
modal”
Jawaban Kasus I
Penjualan / penerimaan jasa : Rp 900.000,-
Pendapatan lain : Rp 150.000,- +
: Rp 1.050.000,-
HPP : (Rp 350.000,-)
Pendapataan operasional : Rp 700.000,-
Beban operasional : Rp 350.000,-
Beban Administrasi & Umum : (Rp 50.000,-)
SHU sebelum pajak : Rp 300.000,-
Kasus II
Abdel adalah salah satu anggota koperasi “MAJU” (kasus I) yang mempunyai
simpanan di koperasi sebesar Rp 80.000,- dan nilai transaksi usahanya
(transaksi pembelian ) sebesar Rp 750.000,-
Tentukan SHU yang diterima Abdel jika :
1) Total simpanan seluruh anggota koperasi “MAJU” Rp 350.000.000,-
2) Total transaksi usaha anggota koperasi “ MAJU “ Rp 2.400.000,-
3) Menurut ketetapan RAT jasa modal 30% dan jasa usaha 70%
Jawaban:
A. Besarnya = 30% x jasa anggota =30% x Rp 108.000,- = Rp 32.400,-
jasa modal
B. Besarnya =70% x jasa anggota = Rp75.600,-
jasa usaha = 70% x Rp 108.000,-
C.SHU yang Jasa modal Abdel = Rp 80.000,- x Rp 32.400,- = Rp 7.405.70
di terima Rp350.000,-
1.4 KEWIRAKOPERASIAN
Kebutuhan akan Wirausaha - Wirausaha Koperasi dalam beberapa
kebijakan pembangunan selama ini secara tegas menjelaskan tentang :
a. Pembangunan Koperasi di arahkan agar makin memiliki kemampuan
menjadi badan usaha yang makin efisien dan menjadi gerakan ekonomi
rakyat.
b. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya
peningkatan kebersaman dan menejemen yang profesional.
c. Pemberian kemampuan yang seluas-luasnya di segala sektor kegiataan
ekonomi
d. Kerjasama antar koperasi dan antara koperasi dengan usaha Negara.
Beberapa kebijakan pemerintah terhadap gangguan krisis kepada
kelompok wirausaha:
a. Memberikan kebebasan usaha (dalam arti kebebasan yang tidak
menggangu kepentimgan orang lain)
A. Pengertian Kewirakoperasian
Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha
komperatif dengan mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil
resiko dan berpegang tegah pada prinsip identitas koperasi. Dari definisi
tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan, antara lain:
a. Kewirausahan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha
secara komperatif. ini berarti kewirakopersian harus mempunyai keinginan
untuk memajukan organisasi koperasi.
b. Tugas utama kewirakoperasian adalah mengambil prakasa inovatif artinya
berusaha mencari ,menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi
kepentingan bersama.
c. Wirakop harus mempunyai keberanian mengambil resiko karma dunia
penuh dengan kepastian. Oleh karna itu dalam menghadapi situasi
semacam itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan
mengambil resiko.
d. Kegiatan wirakop harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi
yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
e. Tujuan utama setiap wirakop adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota
koperasi dan meningkatkan kesejahteran bersama.
f. Wirakop dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota manajer birokrat
yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis.3. Competitive
Advantages Pada Koperasi
B. Fungsi Kewirakoperasian
Fungsi atau kegiatan wirakop ,jenis kewirakoperasian dibedakan
menjadi 3 hal yaitu: kewirakoperasian arbitrase, rutin dan inovatif.
2) Kewirakoperasian Arbitrage
Disini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang
berbeda memberikan peluang menguntungkan.
3) Kewirakoperasian Inovatif
Inovatif berarti mencari, memanfaatkan dan menentukan yang baru.
Wirakop yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan
kondisi yamg ada.
C. Tipe Kewirakoperasian
1). Kewirakoperasian Anggota
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakop bila ia mampu
menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan
koperasi
2). Kewirakoperasian Manager
Mengangkat manager sebagai pelaksana dan penangung jawab kegiatan
operational dan tentunya mengharapkan perubahan yang memberikan
keuntungan.
3). Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan
pengembangan koperasi
4). Kewirakoperasian Katalis
Sebagai pihak yang berkompeten terhadap pembangunan koperasi
kendatipun ia mempunyai hubungan langsung dengan organisasi
koperasi. Seorang katalis biasanya adalah seorang altruis yaitu orang
yang mementingkan kebutuhan orang lain.
D. Tugas Wirakop
Tugas wirakop adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi
dibanding dengan organisasi usaha pesaingnya. Keunggulan tersebut dapat di
peroleh melalui:
a. Mendudukan koperasi sebagai penguasa yang kuat di pasar
b. Kemampuan dalam mereduksi biaya transaksi
c. Pemanfaatan interlinkage market
d. Pemanfaatan capital secara total
e. Pengedalian ketidakpastian
f. Penciptan inovasi
g. Pembangunan manfaat partisipasi
h. Menciptakan economis of scale
Prinsip-Prinsip Inovasi
Tugas wirausaha koperasi yang utama adalah menciptakan inovasi-
inovasi yang baru yang menguntukan. Agar ia berhasil melaksanakan misinya,
bebeapa prinsip yang perlu diperhatikan olehwirausaha seperti yang
dikemukakan oleh peter f. Drucker (1988) seagai berikut:
a. Inovasi harus mempunyai tujuan dan sistematis yang dimulai dengan
menganalisis peluang.
b. Inovasi harus bersifat konseptual dan perfectual, oleh karna itu harus
sering pergi keluar untuk melihat-lihat,bertanya dan mendengarkan.
c. Agar evektif inovasi harus sederhana dan difokuskan.
d. Inovasi yang evektif harus dimulai dari yang kecil, tidak perlu muluk-
muluk dan cobalah melakukan sesuatu yang khas.
e. Inovasi yang berhasil harus mengarah pada kepemimpinan, artinya semua
strategi mengarah pada pemanfaatan sebuh inovasi, harus memperoleh
kepemimpinan dalam lingkungan tertentu.
f. Jangan berlagak pintar,inovasi harus ditangani oleh manusia biasa.
g. Jangan mencoba mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus.
h. Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi masa depan.
i. Harus ingat bahwa inovasiadalah karya.
j. Agar berhasil, seorang innovator harus membina kekuatanya.
k. Harus diingat ,inovasi adalah dampak dalam perekonomian masyarakat.
2. Lembar Pelatihan
1) Suatu koperasi mahasiswa mempunyai nilai transaksi dangan non
anggota jumlah lebih besar dari pada transaksi dengan anggotanya.
Artinya, pembelian yang
a. Bagaimana pendapat anda tentang kasus koperasi mahasiswa
tersebut?
b. Apa yang anda lakukan seandainya menjadi anggota koperasi
tersebut ?
2) Bertitik tolak dari dari visi dan misi tersebut, pemberdayaan koperasi
dapat beberapa sudut pandang Yaitu:
a. Koperasi sebagai media dari suatu proses.
b. Koperasi sebagai suatu metode.
c. Koperasi sebagai suatu program.
d. Koperasi sebagai suatu gerakan.
Coba saudara berikan analisisnya ?
MODUL PLPG
PENDIDIKAN EKONOMI
LEMBAR ASESMEN
Lembar Asesmen 1
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lembar Asesmen 1
1. Berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, secara umum, ada 4 klasifikasi, yakni (a) media
visual, (b) media audio (c) media audio visual, (d) multi media. Berikut ini adalah contoh
media visual:
A. Papan flanel, bulletin board, dan poster
B. Grafik, diagram, sound effect
C. Modul, OHP, microfon
D. TV, OHP, papan flanel
E. Bahan pengajaran terprogram dan OHP
2. Media yang tidak hanya menuntut siswa untuk memperhatikan media itu sendiri atau
objeknya saja, namun juga harus berinteraksi dengan media tersebut selama mengikuti
pembelajaran, disebut media:
A. Media audio
B. Media audiovisual
C. Media Visual
D. Multimedia interaktif
E. Media televisi
3. Berikut ini adalah beberapa prinsip yang dapat Anda gunakan sebagai pertimbangan
untuk memilih dan menentukan media pembelajaran, kecuali:
A. Sesuai dengan tujuan fungsional
B. Perlu tenaga khusus untuk menggunakannya
C. Murah dan menarik
D. Tersedia
E. Sesuai dengan tujuan fungsional
4. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media antara lain:
A. Karakteristik materi pembelajaran dan kebutuhan belajar peserta didik
B. Perlu tenaga khusus untuk menggunakannya
C. Media yang dipilih cukup memadai dengan hasil yang dicapai
D. Tidak semua guru bisa memanfaatkannya
E. A dan C benar
5. Berikut ini adalah asumsi yang perlu dikembangkan dalam memilih media, kecuali:
A. Pemilihan media merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pengembangan
pembelajaran
Lembar Asesmen 2
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
B. Pengembangan media perangkat lunak akan memiliki peranan yang lebih fungsional
dibandingkan pengembangan media perangkat keras
C. Dalam proses pemilihan sering diperlukan kompromi dan dilakukan sesuai dengan
kepentingan, kondisi serta fasilitas dan sarana yang ada
D. Dalam proses pemilihan media pembelajaran yang efektif dan efisien, makna isi dan
tujuan haruslah sesuai dengan karakteristik media tertentu
E. Pengembangan media perangkat keras tidak harus dilakukan secara kondisional sesuai
dengan tersedianya fasilitas, sarana dan dana yang ada
Lembar Asesmen 3
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lembar Asesmen 2
2. Untuk menghindari kebosanan dari rutinitas sekolah, Ardi menghibur diri dengan
menonton film atau mendengarkan musik. Menonton film atau mendengarkan
musik termasuk dalam kebutuhan menurut....
a. Sifat
b. Subyek
c. Waktu
d. Intensitas
e. Kepemilikan
3. Akibat musim kemarau panjang, petani di wilayah gunung kidul mengalami gagal
panen. Akibatnya wilayah tersebut mengalami kelangkaan beras. Adapun
penyebab kelangkaan beras adalah...
a. Harga beras cenderung naik
b. Kebutuhan beras tak terbatas
c. Setiap orang memaksimumkan kepuasannya
d. Persediaan beras tidak mencukupi kebutuhan
e. Petani gagal panen
Lembar Asesmen 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
6. Di bawah ini tabel permasalahan ekonomi dan alternatif pemecahan berikut ini ;
No. Permasalahan Ekonomi No. Alternatif Pemecahan
1 Memproduksi meja dan bangku A Menggunakan data statistic susenas
sekolah agar diperoleh data yang akurat
Lembar Asesmen 5
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lembar Asesmen 6
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
kantor dengan gaji Rp 625.000 per bulan. Jika Linda memutuskan untuk kuliah
dan bukan bekerja, maka biaya oportunitasnya adalah....
a. Rp 500.000
b. Rp 550.000
c. Rp 625.000
d. Rp 50.000
e. Rp 25.000
9. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan kebaikan dari sistem ekonomi
liberal?
a. Stabilitas perekonomian terjamin
b. Hak milik individu diakui
c. Sistem pasar mendorong tercapainya efisiensi
d. Setiap individu bebas dalam memilih pekerjaan
e. Semua jawaban benar
10. Manakah pernyataan berikut ini yang merupakan kelemahan sistem ekonomi
komando?
a. Stabilitas perekonomian terjaga
b. Perekonomian mengalami kesulitan dalan alokasi sumberdaya `
c. Barang dan jasa terdistribusi secara merata
d. Tidak ada insentif lebih untuk seseorang yang telah bekerja keras
e. Semua pernyataan benar
11. Bagan interaksi rumah tangga produksi dengan rumah tangga konsumsi :
Pasar input 1
2
Rumah Tangga 3
Rumah Tangga
Produksi Konsumsi
4
5
Berdasarkan bagan di atas yang termasuk arus faktor produksi adalah ……
Pasar output
a. 1
b. 2
Lembar Asesmen 7
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
c. 3
d. 4
e. 5
12. Di bawah ini merupakan peranan rumah tangga produsen dan konsumen:
1. Penyedia faktor produksi
2. Pengkonsumsi barang dan jasa
3. Pengkonsumsi factor produksi
4. Menerima harga barang dan jasa
5. Menerima harga faktor produksi
6. Membayar harga factor produksi
Yang merupakan peranan rumah tangga konsumen adalah ….
a. 1, 2 dan 5
b. 1, 3 dan 4
c. 2, 3 dan 4
d. 2, 3 dan 5
e. 3, 4 dan 5
D2
D1
Q
Kurva permintaan bergeser ke atas disebabakan oleh faktor berikut ini kecuali.....
a. Kenaikan jumlah penduduk
b. Perubahan selera konsumen
c. Kenaikan harga barang subtitusi
d. Penurunan harga barang komplementer
e. Penurunan harga barang
Lembar Asesmen 8
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Penawaran (S) bergeser dari S0 ke S1, harga naik dari P0 ke P1 dan produksi
menurun dari Q0 menjadi Q1. Kenaikan harga ini disebabkan oleh ….
a. Kemajuan teknologi
b. Kenaikan biaya produksi
c. Tingkat upah turun
d. Harga factor produksi turun
e. Peraturan pemerintah
Lembar Asesmen 9
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
17. Dampak penetapan tingkat upah minimum regional yang lebih besar daripada
upah yang seharusnya terjadi di pasar kompetitif adalah....
a. Pengangguran
b. Penurunan upah
c. Kenaikan upah
d. Kelangkaan tenaga kerja
e. Kenaikan pendapatan pekerja
19. Kurva permintaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna berbentuk....
a. Elastis sempurna
b. Elastis
c. Inelastis sempurna
d. Inelastis
e. Patah
Lembar Asesmen 10
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lembar Asesmen 11
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
24. Manakah yang termasuk dalam salah satu pendekatan dalam menghitung
pendapatan nasional.....
a. Distrubusi
b. Inflasi
c. Pengangguran
d. Pengeluaran
e. Permintaan nasional
25. Jumlah apakah yang dihitung dalam perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan produksi......
a. Jumlah Nilai akhir
b. Jumlah nilai antara
c. Jumlah pelaku ekonomi
d. Jumlah bahan baku
e. Semua jawaban salah
Lembar Asesmen 12
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
32. pada akhir tahun 2010 indeks harga konsumen adalah 356 dan pada akhir tahun
2011 indeks tersebut adalah 425. Berapa tingkat inflasi dalam 2011? Tingkat inflasi
pada tahun 2011 adalah.....
Lembar Asesmen 13
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
a. 19.38%
b. 17,45%
c. 16,36%
d. 18%
e. Semua jawaban salah
Lembar Asesmen 14
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
39. Jika rencana tabungan adalah -40+0,20 Yd dan rencana investasi sebesar 60,
tingkat pendapatan keseimbangan adalah...
a. 100
b. 400
c. 500
d. 1.000
e. Semua jawaban salah
41. Sindy membeli sepasang sepatu dan setelan jas. Dalam ilustrasi tersebut uang
mempunyai fungsi sebagai ........
a. Satuan pengukur nilai
b. Standar pembayaran
c. Alat penimbun kekayaan
d. Alat tukar menukar
Lembar Asesmen 15
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
42. Apabila masyarakat membeli obligasi, maka hal tersebut merupakan permintaan
uang tunai yang didasarkan pada motif.....
a. Spekulasi
b. Berjaga jaga
c. Transaksi
d. Promosi
e. Ekonomi
43. Rumusan secara matematis jumlah uang yang beredar dalam arti luas adalah....
a. M2 = M1+ uang kuasi
b. M2= M2 + TD + SD
c. M1= M1-TD_SD
d. M2=M1-TD
e. M1=M1-TD+SD
44. Mata uang dimana nilai nominalnya sama dengan nilai bahan atau intrinsiknya
adalah....
a. Token money
b. Full Bodied money
c. Uang kartal
d. Uang giral
e. Time deposit
45. Seorang karyawan dan pegawaisetiap bulannya pasti menerima gaji sebesar
Rp.2000.000,00 atau Rp.2.500.000,00, dalam hal ini uang berfungsi sebagai.....
a. Alat tukar
b. Alat pembayaran
c. Standar angsuran
d. Penyimpan nilai kekayaan
e. Satuan hitung
Lembar Asesmen 16
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
b. Pengedar uang
c. Penarik uang
d. Pembuat dan pengedar uang giral
e. Pencetak uang
47. Instrument yang digunakan oleh pemerintah untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar di masyarakat adalah...
a. Menurunkan tingkat suku bunga
b. Membeli obligasi pemerintah
c. Menurunkan cadangan di bank
d. Membeli saham pemerintah
e. Membeli obligasi masyarakat
49. Keuntungan yang dihasilkan dari transaksi jual beli surat berharga di pasar modal
disebut dengan....
a. Saham
b. Deviden
c. Gaji
d. Bunga
e. Upah
50. Salah satu fungsi bank adalah menyimpan dana pihak ketiga dan
menyalurkannya dalam bentuk kredit, dalam hal ini bank berfungsi sebagai...
a. Financial intermediary
b. Lender of the last resort
c. Merger bank
d. Economic’s scale
e. Pengumpul modal
Lembar Asesmen 17
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
51. Fungsi bank sentral adalah mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan bank
umum antara lain dengan cara....
a. Membantu melakukan pembayaran pemerintah
b. Membuat peraturan merger bank
c. Menerima pembayaran pajak
d. Membantu membuat neraca bank umum
e. Menerima tabungan masyarakat
Lembar Asesmen 18
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
57. Profesi berikut ini yang tidak dapat dimasukkan ke dalam angkatan kerja adalah
a. Guru
b. Dokter
c. Perawat
d. Pembantu Rumah Tangga
e. Pilot
58. Deny adalah seorang pekerja di sebuah pabrik rokok. Ketika pabrik pembuatan
rokok tersebut beralih pada pembuatan rokok dengan menggunakan tenaga
mesin, maka banyak pekerja yang di PHK termasuk diantaranya adalah Deny.
Dengan demikian deny termasuk dalam jenis pengangguran...
a. Musiman
b. Friksional
c. Sruktural
d. Setengah menganggur
e. Terbuka
59. Kesempatan yang tersedia bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi
yang menjadi sumber pendapatan bagi yang melakukan kegiatan ekonomi atau
Lembar Asesmen 19
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lembar Asesmen 20
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
65. Bapak Tanaka memiliki tanah seluar 400m2 dan diatasnya didirikan sebuah
bangunan rumah seluas 250m2. Nilai jual tanah dan bangunan adalah
Rp300.000,00/m2 dan Rp400.000,00/m2. Bila NJOPTKP sebesar Rp10.000.000,00
maka pajak terutung Bapak Tanaka adalah ….
a. Rp210.000.00
b. Rp220.000.00
c. Rp225.000.00
d. Rp235.000.00
e. Rp880.000.00
66. Tuan Ahmad seorang karyawan PT. ANGKASA mempunyai istri yang tidak
bekerja dan 2 orang anak, ia mempunyai gaji Rp. 2.500.000,00 per bulan. Biaya
jabatan Rp.50.000,00, iuran pensiun 5 % dari penghasilan.
Diketahui PTKP :
Wajib Pajak Rp. 12.000.000,00,-
Istri/SDuami Rp. 1.200.000,00,-
Anak Rp. 1.200.000,00,-
Lembar Asesmen 21
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Besarnya PPh yang harus dibayar Tn, Ahmad tiap tahun adalah ….
a. Rp. 615.000,00
b. Rp. 675.000,00
c. Rp. 675.500,00
d. Rp. 780.000,00
e. Rp. 845.000,00
Lembar Asesmen 22
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
70. Dalam perdagangan efek dikenal dengan istilah pasar perdana dan pasar
sekunder. Perdagangan efek dalam pasar perdana terjadi antara....
a. investor dengan pialang
b. investor dengan broker
c. emiten dengan investor
d. broker dengan emiten
e. emiten dengan pialang
71. Dalam proses penawaran umum atau go public dikenal suatu dokumen yang berisi
semua informasi yang relevan dengan keadaan perusahaan go public. Dokumen
tersebut dikenal dengan istilah….
a. Dokumen Penawaran Umum
b. Informasi Penawaran Umum
c. Pernyataan Emiten
d. Pernyataan Pendaftaran
Lembar Asesmen 23
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
e. Prospektus
72. Sebelum terjadi transaksi, para broker memasukkan baik order jual maupun beli
kedalam sistem perdagangan BEI (JATS). Posisi investor dalam melakukan
tawaran beli disebut....
a. Offer
b. Bid
c. hold
d. Long
e. Short
73. Dominasi produk mainan anak impor dari Cina, berdampak pada hal-hal berikut:
1. Cadangan devisa menurun
2. Pendapatan nasional meningkat
3. Transfer teknologi
4. Industri mainan dalam negeri berkembang
5. Harga produk mainan rendah
Manakah yang merupakan dampak positif atas kasus tersebut….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5
74. Nilai ekspor yang melebihi nilai impor suatu Negara berdampak pada….
a. Neraca perdagangan defisit
b. Neraca perdagangan surplus
c. Neraca pembayaran defisit
d. Neraca pembayaran surplus
e. Neraca keseimbangan
75. Nilai impor yang melebihi nilai ekspor suatu Negara berdampak pada….
a. Neraca perdagangan defisit
b. Neraca perdagangan surplus
c. Neraca pembayaran defisit
Lembar Asesmen 24
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
77. Berikut ini beberapa komponen pos debit dan kredit neraca pembayaran:
1. impor barang dari negara lain
2. ekspor barang ke negara lain
3. penerimaan berbagai transaksi jasa
4. pembayaran berbagai transaksi jasa
5. menginvestasikan dana ke luar negeri
6. penjualan emas ke negara lain
Yang termasuk dalam komponen pos kredit neraca pembayaran adalah … .
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 3 dan 5
c. 2, 3 dan 4
d. 2, 3 dan 6
e. 4, 5 dan 6
78. Berikut ini beberapa komponen pos debit dan kredit neraca pembayaran:
1. impor barang dari negara lain
2. ekspor barang ke negara lain
3. penerimaan berbagai transaksi jasa
4. pembayaran berbagai transaksi jasa
5. menginvestasikan dana ke luar negeri
6. penjualan emas ke negara lain
Yang termasuk dalam komponen pos debit neraca pembayaran adalah … .
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 3 dan 5
c. 2, 3 dan 4
Lembar Asesmen 25
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
d. 2, 3 dan 6
e. 4, 5 dan 6
80. Bidang akuntansi yang digunakan sebagai informasi yang ditujukan bagi pihak
luar dengan menggunakan prinsip-prinsip pada standar akuntansi keuangan
adalah….
a. Akuntansi keuangan
b. System akuntansi
c. Akuntansi manajemen
d. Akuntansi biaya
e. Akuntansi perpajakan
81. Laporan keuangan yang diminta bank dari perusahaan memberi informasi
terutama tentang….
a. Jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan
b. System organisasi yang diterapkan di perusahaan
c. Kemampuan perusahaan dalam pengembalian kredit
d. Kemampuan manajemen dalam mengendalikan perusahaan
e. Masa operasi perusahaan pada waktu yang akan datang
Lembar Asesmen 26
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
83. Akuntan yang bekerja memeriksa pembukuan dan jasa konsultasi manajemen
serta bekerja secara independen disebut….
a. Akuntan publik
b. Akuntan khusus
c. Akuntan internal
d. Akuntan pemerintah
e. Akuntan umum
86. Data dari saldo-saldo persamaan dasar akuntansi Toko Sinta per 31 Desember
2011 adalah sebagai berikut:
Modal 31 Desember 2011 Rp 18.750.000
Modal 31 Januari 2011 Rp 20.000.000
Laba tahun berjalan Rp 2.000.000
Prive tahun 2011 adalah….
a. Rp 3.000.000
b. Rp 3.250.000
c. Rp 4.000.000
d. Rp 5.000.000
e. Rp 5.500.000
Lembar Asesmen 27
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
89. Perusahaan yang menjual barang dagang secara kredit akan memiliki bukti
transaksi berupa….
a. Nota
b. Memo kontan
c. Faktur
d. Kuitansi
e. Nota kredit
Lembar Asesmen 28
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
90.
No.121/06/T
92. Dilunaskan hari ini: agsuran pinjaman bank Rp 500.000 dan bunga pinjaman
sebesar Rp 50.000. jurnalnya adalah….
a. Pinjaman bank Rp 500.000
Beban bunga Rp 50.000
Kas Rp 550.000
b. Pinjaman bank Rp 550.000
Kas Rp 550.000
c. Kas Rp 550.000
Pinjaman bank Rp 500.000
Pendapatan bunga Rp 50.000
d. Pinjaman bank Rp 500.000
Pendapatan bunga Rp 50.000
Lembar Asesmen 29
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Kas Rp 550.000
e. Pinjaman bank Rp 50.000
Beban bunga Rp 500.000
Kas Rp 550.000
93. Pada tahun berjalan pembelian perlengkapan toko Rp 200.000, dibukukan sebagai
perlengkapan kantor. Jurnal perbaikannya adalah….
a. Perlengkapan toko Rp 200.000
Kas Rp 200.000
b. Perlengkapan kantor Rp 200.000
Kas Rp 200.000
c. Perlengkapan kantor Rp 200.000
Perlengkapan Rp 200.000
d. Perlengkapan toko Rp 200.000
Perlengkapan kantor Rp 200.000
e. Perlengkapan kantor Rp 200.000
Perlengkapan toko Rp 200.000
Lembar Asesmen 30
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
95. Transaksi-transaksi berikut yang dicatat dalam jurnal umum perusahaan dagang
adalah….
a. Pembelian perlengkapan secara kredit
b. Penjualan barang dagangan secara tunai
c. Pengambilan barang dagangan untuk keperluan pribadi
d. Penjualan barang dagangan secara kredit
e. Pembelian kendaraan untuk keperluan perusahaan
96. Diterima faktur no. 112 atas barang dagangan yang dibeli dari Toko Anis senilai
Rp 8.000.000 dengan syarat 3/15, n/40. Transaksi di atas dicatat ke dalam jurnal.…
a. Penerimaan kas
b. Pembelian
c. Umum
d. Pengeluaran kas
e. Penjualan
97. Apabila digunakan metode periodik, maka pembelian barang dagang secara
kredit dijurnal….
a. Pembelian (D), utang dagang (K)
b. Harga perolehan (D), utang dagang (K)
c. Persediaan barang dagang (D), pembelian (K)
d. Persediaan barang dagang (D), harga (K)
e. Persediaan barang dagang (D), utang dagang (K)
98. Apabila digunakan metode perpetual, jurnal untuk pengiriman kembali sebagian
barang yang dibeli adalah….
a. Utang dagang (D), retur pembelian (K)
b. Harga perolehan (D), utang dagang (K)
Lembar Asesmen 31
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
99. tanggal 12 Mei 2011 dibeli barang dagang dari PT Mutiara seharga Rp 5.000.000
dengan syarat 2/10, n/30, beban angkut tunai sebesar Rp 300.000 dengan syarat
FOB shipping point. Jurnalnya adalah….
a. Pembelian Rp 5.000.000
Kas Rp 5.000.000
b. Pembelian Rp 5.000.000
Utang dagang Rp 5.000.000
c. Pembelian Rp 5.300.000
Utang dagang Rp 5.300.000
d. Pembelian Rp 5.300.000
Kas Rp 5.300.000
e. Pembelian Rp 5.000.000
Beban angkut pembelian Rp 300.000
Utang dagang Rp 5.300.000
100. Syarat jual beli dinyatakan franko gudang penjual (FOB shipping point), artinya
biaya angkut barang….
a. Sampai di gudang pembeli ditanggung penjual
b. Sampai di gudang penjual ditanggung pembeli
c. Sejak dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli ditanggung pembeli
d. Sejak dari gudang pembeli sampai ke gudang penjual ditanggung pembeli
e. Sejak dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli ditanggung penjual
Lembar Asesmen 32
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
103. Pada tanggal 1 April 2011 diterima sewa Rp 1.200.000,00 dan dicatat sebagai akun
sewa diterima dimuka. Sewa tersebut adalah untuk masa satu tahun. Jurnal
penyesuaian per 31 Desember 2011 adalah….
a. Sewa diterima di muka Rp 1.200.000
Pendapatan sewa Rp 1.200.000
b. Kas Rp 1.200.000
Pendapatan sewa Rp 1.200.000
c. Pendapatan sewa Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
d. Pendapatan sewa Rp 900.000
Sewa diterima di muka Rp 900.000
e. Sewa diterima si muka Rp 900.000
Pendapatan sewa Rp900.000
104. Rani menerima bunga obligasi setiap tanggal 31 April dan 31 Oktober sebesar 15 %
sari nilai investasinya. Obligasi yang dimiliki Rani sebesar Rp 30.000.000,00. Jurnal
penyesuaian per 31 Desember adalah ….
a. Pendapatan bunga Rp 4.500.000
Piutang bunga Rp 4.500.000
b. Utang bunga Rp 1.500.000
Pendapatan bunga Rp 1.500.000
c. Piutang bunga Rp 1.500.000
Lembar Asesmen 33
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Kas Rp 1.500.000
d. Pendapatan bunga Rp 900.000
Bunga diterima di muka Rp 900.000
105.Akun sewa dibayar di muka pada rencana saldo Rp 3.600.000 adalah sewa untuk 3
tahun terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2011. Jurnal penyesuaian per 31 Desember
2011 adalah….
a. Beban sewa Rp 500.000
Sewa dibayar di muka Rp 500.000
b. Beban sewa Rp 3.600.000
Kas Rp 3.600.000
c. Beban sewa Rp 3.000.000
Sewa dibayar di muka Rp 300.000
d. Sewa dibayar di muka Rp 500.000
Kas Rp 500.000
e. Beban sewa Rp 500.000
Kas Rp 500.000
Lembar Asesmen 34
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Ekuitas Rp 11.550.500
Maka jumlah aktiva tetap adalah….
a. Rp 23.877.000
b. Rp 18.877.000
c. Rp 16.131.340
d. Rp 13.877.000
e. Rp 11.131.340
109. Suatu indikator yang dapat dijadikan tumpuan dalam program pembangunan
suatu koperasi diantaranya, kecuali.........
a. Memilih anggota yang memiliki kualitas yang baik.
b. Mempunyai program kegiatan yang terencana.
c. Keberagaman tujuan koperasi yang dimiliki para anggota.
d. Kegiatan usaha koperasi yang terstruktur.
e. Memilih pengurus yang berdedikasi tinggi.
110. (1) Koperasi Simpan Pinjam diarahkan melakukan interlending dengan Koperasi
daerah yang berada di sekitarnya yang lebih miskin.
(2) Kerjasama koperasi yang memiliki cukup modal dengan koperasi daerah
yang sejenis.
(3) Koperasi yang telah terbina bersama-sama dengan investor mengelola
strategic asset yang ada.
(4) Koperasi menjadi monopoly dalam pengelolaan potensi alam.
(5) Koperasi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat bersamaan dengan
penciptaan iklim yang kondusif bagi masuknya investor.
Peran-peran apasajakah yang dilakukan koperasi sebagai suatu badan usaha
dalam mendukung program pemerintah daerah.........
Lembar Asesmen 35
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
a. 1,2,3,4
b. 2,3,4,5
c. 1,3,4,5
d. 1,2,3,5
e. 1,2,4,5
111. Tahap ancang koperasi sebagai awal pembentukan jiwa berkoperasi anak dibawah
ini yang benar adalah.........
a. Penanaman jiwa koperasi melalui pembelajaran koperasi di sekolah.
b. Mengajarkan anak dalam mengelola koperasi sekolah.
c. Mengajarkan anak tentang bergotong royong di lingkungan masyarakat.
d. Membiasakan siswa untuk memanfaatkan koperasi di sekolahnya.
e. Membiasakan sikap tolong menolong antar anggota keluarga.
112. Yang menjadi agenda pokok dalam kongres kedua koperasi seluruh Indonesia di
Bandung adalah.........
a. Mendesak pemerintah untuk lebih mengistimewakan koperasi dibandingkan
dengan pelaku ekonomi lainnya.
b. Mendesak pemerintah untuk memasukkan materi koperasi dalam kurikulum
di seluruh tingkatan pendidikan.
c. Mendesak pemerintah untuk memperbaruhi UU koperasi.
d. Mendesak pemerintah untuk mendirikan koperasi unit desa di setiap
kecamatan.
e. Mendesak pemerintah untuk menghapus pajak dalam organisasi koperasi.
113. Berdasarkan surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi
Nomor 633/SKPTS/Men/1974, tingkat pendidikan yang harus didirikan koperasi
sekolah adalah, kecuali..........
a. Lembaga Bimbingan Belajar Non Formal
b. SMA
c. Pesantren
d. SMP
e. Madrasah
Lembar Asesmen 36
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
115. Dalam koperasi sekolah, yang berhak ditunjuk untuk menjabat sebagai dewan
penasihat koperasi sekolah adalah.........
a. Ketua OSIS
b. Ketua kelas
c. Perwakilan orang tua murid
d. Tata Usaha
e. Siswa berprestasi
117. Dalam satu tahun, Rapat Anggota Tahunan (RAT) diadakan paling
sedikit...........sekali.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Lembar Asesmen 37
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
118. Dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT), beberapa agenda rapat yang diagendakan
untuk dibahas adalah kecuali.........
a. Menetapkan kebijakan umum koperasi
b. Memberhentikan pengurus
c. Menetapkan anggaran dasar koperasi
d. Menetapkan pergantian UU koperasi
e. Menetapkan kebijakan umum koperasi
119. SHU yang diperoleh oleh koperasi akan dialokasikan ke dalam pos–pos berikut
ini kecuali..........
a. Jasa Anggota
b. Pengurus
c. Dana sosial
d. Dana karyawan
e. Pengamat koperasi
Lembar Asesmen 38
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
d. Rp 630.000,00
e. Rp 800.000,00
122. Diketahui:
SHU sesudah pajak di koperasi B sebesar Rp5.000.000,00
Dengan rincian alokasi pembagian SHU sebagai berikut:
a) 30% Cadangan
b) 50% Jasa anggota
c) 5% Dana pengurus
d) 5% Dana karyawan
e) 5% Dana pendidikan
f) 5% Dana sosial
Total simpanan seluruh anggota koperasi sebesar Rp 1.000.000,00
Total transaksi usaha anggota koperasi sebesar Rp 1.000.000,00
Ketetapan RAT alokasi jasa modal 40% dan jasa usaha 60%.
SHU jasa modal yang diterima Pak Danish jika dia memiliki nilai simpanan
anggota sebesar Rp 200.000,00 adalah........
a. Rp100.000,00
b. Rp200.000,00
c. Rp300.000,00
d. Rp400.000,00
e. Rp500.000,00
123. Berdasarkan soal No.15, SHU jasa usaha yang diterima Pak Danish jika dia
memiliki nilai jasa usaha sebesar Rp500.000,00 adalah sebesar.........
a. Rp250.000,00
b. Rp500.000,00
c. Rp750.000,00
d. Rp1.000.000,00
e. Rp1.250.000,00
124. Berdasarkan soal No.15, jadi total SHU yang diterima Pak Danish di koperasi B
adalah........
a. Rp500.000,00
b. Rp750.000,00
Lembar Asesmen 39
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
c. Rp1.000.000,00
d. Rp1.250.000,00
e. Rp1.500.000,00
126. Tugas wirakop yang kurang tepat dalam memajukan kegiatan perkoperasian
adalah........
a. Pemanfaatan capital secara total
b. Menciptakan economis of scale
c. Mampu memaksimalkan biaya transaksi
d. Mampu menciptakan inovasi
e. Mampu memaksimalkan revenue
127. Memaksimalkan total penerimaan koperasi dan menekan total biaya koperasi
merupakan tugas dari..........
a. Kewirakoperasian Birokrat
b. Kewirakoperasian Anggota
c. Kewirakoperasian Dewan Pembina
d. Kewirakoperasian Katalis
e. Kewirakoperasian Manager
128. Pernyataan di bawah ini merupakan kebaikan dan kekurangan dari perusahaan
perseorangan:
1. Laba perusahaan jatuh ke tangan satu orang
2. Mudah dalam mengambil keputusan
3. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
4. Kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin
5. Pendirian badan usaha mudah dan murah
Lembar Asesmen 40
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lembar Asesmen 41
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
d. Directing
e. Evaluating
Lembar Asesmen 42
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lembar Asesmen 3
LEMBAR KEGIATAN
DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
________________________________________________________________
(Tuliskan Judul Penelitian Tindakan Kelas)
Nama : ________________________
Kelas : ________________________
Lembar Asesmen 43
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
A. LatarBelakang
Deskripsikan bukti adanya masalah tersebut! (dari mana masalah itu diketahui?)
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
___________________________________________
Lembar Asesmen 44
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
B. Rumusan Masalah
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
____________________________________________________________
C. Tujuan Penelitian
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
______________________________________________________
D. Manfaat Penelitian
Bagi siswa
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
______________________________________________________________
Lembar Asesmen 45
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Bagi Guru
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
____________________________________________________________________
F. Kerangka Teoretis
Deskripsikan konsep, pinsip, dan prosedur pada yang akan ditingkatkan dan
dengan cara apa ditingkatkan
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Lembar Asesmen 46
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Lembar Asesmen 47
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Kerangka Pikir
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Lembar Asesmen 48
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
3. Subyek Penelitian
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Lembar Asesmen 49
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
c. Fase Refleksi
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
6. Instrumen
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Lembar Asesmen 50
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
8. IndikatorKeberhasilan
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
9. Jadwal
Lembar Asesmen 51
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
DAFTAR PUSTAKA
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Lembar Asesmen 52
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lembar Asesmen 53
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lembar Asesmen 54
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
MODUL PLPG
PENDIDIKAN EKONOMI
MODUL PLPG
PENDIDIKAN EKONOMI
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka 1
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Nur, M. dan Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivistik dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya
Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Nurhadi, Buhan Yasin, Agus. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching And Learning (CTL)) Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : UM
PRESS.
Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Nurhadi, Buhan Yasin, Agus. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching And Learning (CTL)) Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : UM
PRESS.
Rooijakkers, 1982. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Gramedia.
Saekhan, Muchith, 2008, Pembelajaran Kontekstual, Semarang: Rasail
Silberman, Melvin L. 2004. Active Learning. Bandung: Nusa Media.
Sindhunata (ed.). 2000. Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, Mencari
Kurikulum Pendidikan Abad XXI. Jogyakarta: Kanisius.
Suyatno dan Subandiyah, Heny. 2002. Metode Pembelajaran. Jakarta: Modul
Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis Kompetensi.
Daftar Pustaka 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Materi Asesmen
Anderson, Lorin W. (2003). Classroom assessment, enhancing the quality of teacher
decision making. Marwah: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Anderson, O.W. dan Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning, teaching,
and assessing. New York:
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Bailey, D. Kenneth. 1982. Methods of Social Research (second edition). New York.
The Free Press.
Brown, D.H. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom Practices.
White Plains, NY: Pearson Education, Inc.
Cohen, Louis and Lawrence Manion. 1990. Research Methods in Education (third
edition). London: Routledge.
Davies, Ivor K. 1986. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Johnson D.W. dan Johnson R.T. (2002). Meaningful assessment. Boston: Allyn
and Bacon.
Kaufman, R. & Thomas, S. (1980). Evaluation without fear. New York:
NewViewpoints.
Kemp, J.E., G.R. Morrison, M.R. Ross. 1991. Designing Effective Instruction. New
York: Macmillan College Publishing Company.
National Research Council (2000). The assessment of science meets the science of
assessment. Washington, D.C.: National Academy Press. Diambil pada
tanggal 27 September 2002 dari http://www.nap.edu
Phillips, J.J. (1991). Handbook of evaluation and measurement methods. Houston:
Gulf Publishing Company.
Daftar Pustaka 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Pribadi, Benny Agus dan Dewi Padmo Putri. 2001. Ragam Media dalam
Pembelajaran. Proyek Pengembangan Universitas Terbuka Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tierney, R.J., M.A. Carter, dan L.E. Desai. 1991. Portfolio Assessment in the
Reading-Writing Classroom. Norwood, MA: Christopher-Gordon.
Tuckman, Bruce W. 1975. Measuring Educational Outcomes: Fundamentals of
Testing. New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
________. 2007. Permendiknas No 20 tentang Standar Penilaian.
Daftar Pustaka 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Fraenkel, Jack R and Norman E Wallen. 2011. How to Design and Evaluate
Research in Education. New York: McGraw-Hill High Education.
Kemmis, Stephen & Mc Taggart, Robin (1992). The Action Research Planner.
Victoria: Deakin University Press.
Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti.
Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah (Secondary School
Teacher Development Project) IBRD Loan No. 3979-Ind.
Daftar Pustaka 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Daftar Pustaka 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2009.
Jakarta: Salemba Empat
Jamli, Achmad. 1996. Teori Ekonomi Makro. Jogjakarta: BPFE.
Jochan Ropke, Philips University Marburg Gemany. 2000. Ekonomi Koperasi
Teori dan Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Kieso, Donald E, dkk. 2007. Accounting principle. Jakarta: Salemba Empat.
Kieso, Donald E., Weygandt dan Terry D Warfield. 2008. Akuntansi
Intermediate. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Koutsoyiannis, Anna. 1975. Modern Micro Economics. Halsted Prerss Book:
Water 100 Ontario.
Nicholson, Walter. 2002. Micreconomic Theory. Basic Principle and Extensions.
New York: Harcort Brace Colege Publishers.
Nirbito, J.G. 2000. Arah baru kebijakan pembangunan koperasi di indonesia, dan
strateginya lewat jalur pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang,
Pride, William M., Hughes, Robert J. and Kapoor, Jack R. 2011. Foundations of
Business. Ohio : South-Western, Cengage Learning.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2001. Teori Ekonomi Makro. Jakarta:
FEUI.
Ramudi Arifin. 2003. Ekonomi Koperasi. _____: Ikopin Press,
Robbins,Stephen P. and Coulter,Mary. 2012. Management. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Sadono Sukirno. 2004. Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Rajawali Press
Samuelson, PA. 1973. Economics. Mc. Graw Hill Kogakusha, Ltd. International
Student Edition, Tokyo.
Samuelson dan Nordhaus. 2004. Ilmu Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Media Global
Edukasi.
Soemarso, S, R. 1990. Akuntansi suatu pengantar. Edisi keempat. Buku 1, Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiri, S dan Agus B. 2008. Akuntansi Pengantar 1 Edisi Ketujuh. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Tjahjono, Achmad dan Husein, Muhammad Fakhri. 2005. Perpajakan Edisi
Ketiga. Yogyakarta: YKPN.
Tulus TH Tumbuhan. 2004. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia (Beberapa Isu
Penting). Jakarta: Salemba Empat.
Daftar Pustaka 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Daftar Pustaka 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
MODUL PLPG
PENDIDIKAN EKONOMI
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 1
Memproses (processing):
1. Mengsintesisikan (synthesize) 8. Mengkategorisasikan (categorize)
2. Mengelompokkan (group) 9. Menganalisis (analyze)
3. Menjelaskan (explain) 10. Membandingkan (compare)
4. Mengorganisasikan (organize) 11. Mengklasifikasi (classify)
5. Meneliti/melakukan 12. Menghubungkan (relate)
eksperimen (experiment) 13. Membedakan (distinguish)
6. Membuat analog (make analogies) 14. Menyatakan sebab-sebab (state
7. Mengurutkan (sequence) causality)
Lampiran 2
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 2:
Lampiran 3
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
4. Perilaku-perilaku Sosial
a. Menerima (accept) m. Menolak /menidaksetujui
b. Mengakui/menerima (disagree)
sesuatu (admit) n. Mendiskusikan (discuss)
c. Menyetujui (agree) o. Memaafkan (excuse)
d. Membantu (aid) p. Memaafkan (forgive)
e. Membolehkan/menyediakan q. Menyambut/ menyalami
/ memberikan (allow) (greet)
f. Menjawab (answer) r. Menolong/membantu (help)
g. Menjawab/mengemukakan s. Berinteraksi/melakukan
pendapat dengan alasan- interaksi (interact)
alasan (argue) t. Mengundang (invite)
h. Mengkomunikasikan u. Menggabung (joint)
(communicate) v. Menertawakan (laugh)
i. Memberi pujian/ w. Menemukan (meet)
mengucapkan selamat x. Berperanserta (participate)
(compliment) y. Mengizinkan/membolehkan
j. Menyumbang (contribute) (permit)
k. Bekerjasama (cooperate) z. Memuji-muji (praise)
l. Berdansa (dance) aa. Bereaksi (react)
ab. Menjawab/menyahut (reply)
Lampiran 4
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
5. Perilaku-perilaku berbahasa
a. Menyingkat/memendekkan l. Mengucapkan/melafalkan/
(abbreviate) menyatakan (pronounce)
b. Memberi tekanan pada m. Memberi atau
sesuatu /menekankan (accent) membubuhkan tanda baca
c. Mengabjad/menyusun (punctuate)
menurut abjad (alphabetize) n. Membaca (read)
d. Mengartikulasikan/ o. Mendeklamasikan/
mengucapkan kata-kata membawakan/menceritakan
dengan jelas (articulate) (recite)
e. Memanggil (call) p. Mengatakan (say)
f. Menulis dengan huruf besar q. Menandakan (sign)
(capitalize) r. Berbicara (speak)
g. Menyunting (edit) s. Mengeja (spell)
h. Menghubungkan dengan t. Menyatakan (state)
garis penghubung (hyphenate) u. Menyimpulkan (summarize)
i. Memasukkan (beberapa spasi) v. Membagi atas suku-suku
/melekukkan (indent) kata (syllabicate)
j. Menguraikan / w. Menceritakan (tell)
memperlihatkan garis x. Menerjemahkan (translate)
bentuk/ menggambar denah y. Mengungkapkan dengan
atau peta (outline) kata-kata (verbalize)
k. Mencetak (print) z. Membisikkan (whisper)
aa. Menulis (write)
6. Perilaku-perilaku Musik
a. Meniup (blow) g. Menyanyi
b. Menundukkan kepala (bow) kecil/bersenandung (hum)
c. Bertepuk (clap) h. Membisu (mute)
d. Menggubah /menyusun i. Memainkan (play)
(compose) j. Memetik (misal gitar) (pluck)
e. Menyentuh (finger) k. Mempraktikkan (practice)
f. Memadankan/berpadanan l. Menyanyi (sing)
(harmonize)
Lampiran 5
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
7. Perilaku-perilaku Fisik
a. Melengkungkan (arch) s. Berbaris (march)
b. Memukul (bat) t. Melempar/memasangkan/
c. Menekuk/melipat/ memancangkan/menggantu
membengkokkan (bend) ngkan (pitch)
d. Mengangkat/membawa u. Menarik (pull)
(carry) v. Mendorong (push)
e. Menangkap (catch) w. Berlari (run)
f. Mengejar/memburu (chase) x. Mengocok (shake)
g. Memanjat (climb) y. Bermain ski (ski)
h. Menghadap (face) z. Meloncat (skip)
i. Mengapung (float) aa. Berjungkirbalik (somersault)
j. Merebut/menangkap/ ab. Berdiri (stand)
mengambil (grab) ac. Melangkah (step)
k. Merenggut/memegang/ ad.Melonggarkan/merentangka
menyambar/merebut (grasp) n (stretch)
l. Memegang erat-erat (grip) ae. Berenang (swim)
m. Memukul/menabrak (hit) af. Melempar (throw)
n. Melompat/meloncat (hop) ag.
o. Melompat (jump) Melambungkan/melo
p. Menendang (kick) ntarkan (toss)
q. Mengetuk (knock) ah.Berjalan (walk)
r. Mengangkat/mencabut (lift)
8. Perilaku-perilaku Seni
a. Memasang (assemble) j. Menerangkan(dot)
b. Mencampur (blend) k. Menggambar (draw)
c. Menyisir/menyikat (brush) l. Mengulang-ulang/melatih
d. Membangun (build) (drill)
e. Mengukir (carve) m. Melipat (fold)
f. Mewarnai (color) n. Membentuk (form)
g. Mengkonstruk/ o. Menggetarkan/memasang
membangun(construct) (frame)
h. Memotong (cut) p. Memalu (hammer)
i. Mengoles (dab) q. Menangani (handle)
Lampiran 6
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
9. Perilaku-perilaku Drama
a. Berakting/berperilaku (act) n. Menyampaikan/menyuguhk
b. Menjabat/mendekap/ an/
menggengam (clasp) mengulurkan/melewati(pass)
c. Menyeberang/melintasi/ o. Memainkan/melakukan
berselisih (cross) (perform)
d. Menunjukkan/mengatur/ p. Meneruskan/memulai/berali
menyutradarai (direct) h (proceed)
e. Memajangkan (display) q. Menanggapi/menjawab/
f. Memancarkan (emit) menyahut (respond)
g. Memasukkan (enter) r. Memperlihatkan/Menunjukk
h. Mengeluarkan (exit) an (show)
i. Mengekspresikan (express) s. Mendudukkan (sit)
j. Meniru (imitate) t. Membalik/memutar/
k. Meninggalkan (leave) mengarahkan/mengubah/
l. Menggerakkan (move) membelokkan (turn)
m. Berpantomim/Meniru gerak
tanpa suara (pantomime)
Lampiran 7
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 8
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 9
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 10
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 3:
LAMPIRAN NILAI-NILAI KARAKTER
Lampiran 11
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 12
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 4:
TEORI PERMINTAAN
Bagian 1
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
a. Baca tajuk utama surat-kabar berikut ini!
b. Pada setiap kasus tersebut putuskan apakah peristiwa tersebut akan
memberikan berakibat perubahan pada permintaan pasar daging ayam.
c. Jika diputuskan ada, maka tentukan apakah peningkatan atau penurunan!
(tulis jawaban tersebut “peningkatan” atau “penurunan” atau “tidak ada
perubahan”)
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 13
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Bagian 2
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
a. Tempatkan setiap perubahan pada permintaan dari Bagian 1 kedalam salah
satu dari golongan berikut ini berdasarkan penyebab perubahannya.
b. Tulis huruf sesuai tajuk utama surat-kabar pada golongan yang tepat.
Beberapa golongan mungkin memiliki lebih dari satu huruf tajuk utama.
c. Peristiwa yang dinilai tidak mempengaruhi permintaan tidak boleh
ditempatkan pada golongan manapun!
Penyebab Perubahan:
________ Perubahan pada selera konsumen
Bagian 3
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
a. Baca tajuk utama surat-kabar berikut ini!
b. Pada setiap kasus tersebut putuskan apakah peristiwa tersebut akan
memberikan akibat perubahan pada permintaan pasar daging ayam.
c. Mulailah dari kurva 3. Jika diputuskan bahwa tajuk utama A adalah
penurunan permintaan, maka tulis “menurun” pada garis kosong pertama
dan “2” pada garis kosong kedua;
d. Pindahlah ke kurva 2 untuk mengerjakan tajuk utama B.
e. Bergeraklah hanya satu kurva untuk setiap kasus, jangan melompat 2
kurva atau lebih walaupun anda menilai bahwa perubahan pada
permintaan tersebut sangat besar.
f. Jangan bergerak melebihi dari kurva yang tersedia.
g. Jika anda telah mencapai pinggiran (kurva 1 atau 5) dan kasus berikutnya
menunjukkan harus bergerak ke luar batasan, maka hal itu berarti anda
telah melakukan suatu kekeliruan pada tahap sebelumnya.
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 14
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Harga (P) 1 2 3 4 5
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 15
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Bagian 4
a. Tentukanfungsipermintaanbarangtersebut
b. Berapa kuantitas yang diminta, bila harga per unit 6
c. Buatgrafiknya
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 16
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 5:
TEORI PENAWARAN
Bagian 1
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
a. Baca tajuk utama surat-kabar berikut ini!
b. Pada setiap kasus tersebut putuskan apakah peristiwa tersebut akan
memberikan berakibat perubahan pada penawaran pasar gula yang
dipasarkan di Indonesia.
c. Jika diputuskan ada, maka tentukan apakah peningkatan atau penurunan!
(tulis jawaban tersebut “peningkatan” atau “penurunan” atau “tidak ada
perubahan”)
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 17
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Bagian 2
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
a. Tempatkan setiap perubahan pada penawaran dari Bagian 1 kedalam salah
satu dari golongan berikut ini berdasarkan penyebab perubahannya.
b. Tulis huruf sesuai tajuk utama surat-kabar pada golongan yang tepat.
Beberapa golongan mungkin memiliki lebih dari satu huruf tajuk utama.
c. Peristiwa yang dinilai tidak mempengaruhi penawaran tidak boleh
ditempatkan pada golongan manapun!
Penyebab Perubahan:
Bagian 3
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
a. Baca tajuk utama surat-kabar berikut ini!
b. Pada setiap kasus tersebut putuskan apakah peristiwa tersebut akan
memberikan akibat perubahan pada penawaran gula yang dipasarkan di
Indonesia.
c. Mulailah dari kurva 3. Jika diputuskan bahwa tajuk utama A adalah
penurunan penawaran, maka tulis “menurun” pada garis kosong pertama
dan “2” pada garis kosong kedua;
d. Pindahlah ke kurva 2 untuk mengerjakan tajuk utama B.
e. Bergeraklah hanya satu kurva untuk setiap kasus, jangan melompat 2
kurva atau lebih walaupun anda menilai bahwa perubahan pada
penawaran tersebut sangat besar.
f. Jangan bergerak melebihi dari kurva yang tersedia. Jika anda telah
mencapai pinggiran (kurva 1 atau 5) dan kasus berikutnya menunjukkan
harus bergerak ke luar batasan, maka hal itu berarti anda telah melakukan
suatu kekeliruan pada tahap sebelumnya.
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 18
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Harga (P) 1 2 3 4 5
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 19
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Bagian 4
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
Pergunakan buku yang relevan untuk membantu menjawab beberapa soal di
bawah ini!
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 20
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 6:
KESEIMBANGAN PASAR
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 21
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Diadaptasi dari Focus: High School Economics, © 2001, oleh National Council on Economic Education,
New York, New York, A.S.
Lampiran 22
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2013
Lampiran 7:
Petunjuk Pengerjaan
a. Bacalah bacaan pengantar di bawah ini dengan seksama
b. Jawablah pertanyaan yang telah disediakan