Anda di halaman 1dari 11

TELAAH JURNAL SISTEM PERSYARAFAN

“PENGARUH INFRA RED, MASSAGE DAN MIRROR EXERCISE


PADA BELL'S PALSY“

KELOMPOK 9

NAMA NIM
ARYA DHIKA PERMANA 17111024110017
ISTI ANAH 17111024110048
M. IDHAM HAFID 17111024110068
NIKKI ARDILA 17111024110079
RISDAYANTI 17111024110100
WINDI LESTARI 17111024110120

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2019
FORMAT TELAAH JURNAL

I. DESKRIPSI UMUM
No Item
1. Judul Jurnal
Pengaruh Infra Red, Massage dan Mirror Exercise pada Bell’s Palsy
2. Penulis Jurnal
Zainal Abidin, Kuswardani, dan Dicky Haryanto
3. Nama Jurnal/dipublikasikan oleh
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 1, No. 2, Tahun 2017, ISSN
2548-8716
4. Penelaah/review Jurnal; Anggota kelompok 9
a. Arya Dhika Permana
b. Isti ‘Anah
c. M. Idham Hafid
d. Nikki Ardila
e. Risdayanti
f. Windi Lestari
5. Sistematika penulisan;
a. Font : 12 dan 14
b. Spasi : 1,5
c. Format penulisan : Times new roman
d. Rataan : Justify
e. Column :2

6. Referensi Daftar Pustaka


Terdapat 11 referensi, terdiri dari rentang tahun 2011-2017
7. DESKRIPSI CONTENT :
No Komponen Jurnal Item Question to help " Telaah Jurnal"
1 Pendahuluan 1. Apa Masalah Penelitian?
Tindakan fisioterapi yang diberikan pada
problematika bell’s palsy sinistra pada penelitian ini
adalah infra red, Massage, dan mirror exercise.
Tindakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan otot wajah sisi sinistra, menggurangi
spasme otot, meningkatkan aktifitas fungsional otot
wajah, dan meningkatkan aktifitas fungsional.
2. Seberapa besar masalah tersebut? (Prevalensi/insidensi
masalah, ada peningkatannya)
Prevalensi BP di beberapa negara cukup tinggi. Di
Inggris dan Amerika berturut-turut 22,4 dan 22,8
penderita per 100,000 penduduk per tahun. Di
Belanda (1987) 1 penderita per 5000 orang dewasa
dan 1 penderita per 20,000 anak per tahun. Data
yang dikumpulkan di 4 buah rumah sakit di
Indonesia diperoleh frekuensi BP sebesar 19,55%
dari seluruh kasus neuropati, dan terbanyak terjadi
pada usia 21-30 tahun. Penderita diabetes
mempunyai resiko 29% lebih tinggi, dibanding non-
diabetes. BP mengenai laki-laki dan wanita dengan
perbandingan yang sama.
Akan tetapi, wanita muda yang berumur 10-19
tahun lebih rentan terkena daripada laki-laki pada
kelompok umur yang sama. Pada kehamilan
trisemester ketiga dan 2 minggu pasca persalinan
kemungkinan timbulnya BP lebih tinggi daripada
wanita tidak hamil, bahkan bisa mencapai 10 kali
lipat. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur,
dan setiap saat tidak didapatkan perbedaan insidensi
antara iklim panas maupun dingin. Meskipun begitu
pada beberapa penderita didapatkan riwayat
terkena udara dingin, baik kendaraan dengan
jendela terbuka, tidur di lantai, atau bergadang
sebelum menderita BP (Bahrudin. Moch, 2011).
3. Dampak masalah jika tidak diatasi?
Terjadi kelainan bentuk ekspresi wajah diantara
bibir tidak asimetris, tidak dapat menutup mata
secara penuh, tidak dapat mengerutkan dahi, saat
tersenyum mulut asimetris
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan
antara masalah yang ada/kenyataan dengan
harapan/target?
Tidak ada kesenjangan dalam penelitian. Penelitian
yang dilakukan sesuai harapan dan target.
5. Berdasarkan masalah penelian, apa tujuan dan hipotesis
yang ditetapkan oleh peneliti
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan infrared,
massage dan mirror exercise pada bell’s palsy
2 METHODE
1. Desain 1. Desain penelitian apa yang digunakan?
penelitian Peneliti menggunakan metode pretest-posttest
dengan quasi eksperimen.
Untuk Desain Eksperimen :
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk
menentukan efektifitas suatu intervensi?
Tidak, Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak
8 orang partisipan dilakukan di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi
(randomisasi)?
Tidak, penelitian ini menggunakan sampel 8 orang
partisipan
c. jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana
prosedurnya, apakah dilakukan randomisasi sederhana,
blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?
Pada jurnal penelitian ini, tidak disebutkan secara
rinci prosedur yang dilaksanakan

d. Apakah peneliti melakukan masking atau


penyamaran dalam memberikan perlakuan pada
responden (responden tidak menyadari apakah
sedang mendapatkan intervensi yang di uji
cobakan?
Tidak, peneliti menggunakan pasien penderita
Bell‘s Palsy di mana penelitian ini memberikan
perlakuan pada setiap partisipan yang selanjutnya
dilakukan evaluasi terhadap hasil intervensi
e. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah
peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome?
Peneliti menggunakan pretest-posttest dengan
menggunakan quasi eksperimen

2. Populasi dan 1. Siapa populasi target dan populasi terjangkau?


Sampel Partisipan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
2. Siapa sampel penelitian?
Partisipan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
3. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk
memilih sampel dari populasi target?
Di dalam jurnal tidak disebutkan oleh peneliti dalam
memilih sampel
4. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian? Metode atau rumus apa yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel?
Partisipan 8 orang di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro

3. Pengukuran 1. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?


atau Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah
pengumpulan variabel dependen dan variabel independen
data 2. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
Di dalam jurnal tidak disebutkan oleh peneliti dalam
memilih sampel
3. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan
data?
Pada penelitian ini peneliti menggunakan
menggunakan skor ugo fish dalam melakukan
penilaian hasil terapi, kemudian dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan saphiro wilk test
karena jumlah partisipan < 50
4. Bagaimana validitas dan realibilitas alat ukur/
instrumen yang digunakan? Apakah peneliti
menguji validitas dan reliabilitas alat ukur? Jika
dilakukan apa metode yang digunakan untuk
menguji validitas dan realibitas alat ukur dan
bagaimana hasilnya?
Dalam jurnal peneliti menjelaskan mengenai
validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument
yang menggunakan cermin untuk
menyampaikan rangsangan visual ke otak
melalui pengamatan bagian tubuh yang tidak
terpengaruh saat individu melakukan
serangkaian gerakan.
5. Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah
dilakukan pelatihan khusus untuk observer atau yang melakukan
pengukuran?
Dalam pengumpulan data berpartisipasi dengan 8 orang
pastisipan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro

4. Analisis Data 1. Uji statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau
menganalisis data?
Pada jurnal peneliti menggunakan uji normalitas skor ugo fish.
Kemudian dilakukan uji normalitas dengan menggunakan
saphiro wilk test karena jumlah partisipan <50.
2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode
intention to treat atau on treatment analysis?
Peneliti menggunakan metode intetion to treat
a. Intention To Treat adalah menganalisis semua sampel yang
mengikuti penelitian, baik yang drop out, loss of follow up atau
berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out dianggap
hasil intervensi yang gagal.
b. on treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti
penelitian sampai selesai saja, sedangkan sampel drop out dianggap
tidak mengikuti penelitian dan tidak diikutkan dalam analisis.
3. Program atau Software statistik apa yang digunakan peneliti untuk
menganalisis data?
Dalam jurnal peneliti tidak menjelaskan mengenai Program atau
software statistic apa yang digunakan peneliti untuk
menganalisis
data.

3 HASIL
PENELITIAN
1. Alur 1. Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden
penelitian dan yang mengikuti penelitian?
data base line Terlihat hasil uji hipotesis nilai sig. 2 tailed sebesar 0,000 yang
berada pada < 0,05 sebagai batas kritis, yang berarti Ho ditolak
dan Ha diterima. Maka hasil terapi ini menunjukkan terjadi
peningkatan nilai kekuatan otot wajah yang signifikan antara
sebelum dengan sesudah terapi. Berdasarkan hasil tersebut
maka intervensi yang diberikan berupa infra red, massage dan
mirror exercise efektif dalam meningkatkan kekuatan otot serta
perbaikan nervus facialis partisipan.
2. Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?
Dalam jurnal disebutkan bahwa sebanyak 8 partisipan
dilakukan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro

2. Hasil 1. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji
Penelitian hipotesis, apakah hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti
(bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil penelitian juga
bermakna secara klinis?
Hasil utama penelitian yaitu hasil uji normalitas menunjukkan
bahwa penelitian ini memiliki distribusi data normal karena
nilai sig. untuk Ugo fish score sebelum terapi 0.652 dan untuk
setelah terapi 0.95 yang berada pada > 0,05. Sedangkan untuk
uji hipotesis didapatkan nilai sig. 2 tailed sebesar 0,000 yang
berada pada < 0,05 sebagai batas kritis, yang berarti Ho
ditolak dan Ha diterima. Maka hasil terapi ini menunjukkan
terjadi peningkatan nilai kekuatan otot wajah yang signifikan
antara sebelum dengan sesudah terapi.
2. Untuk penelitian eksperimen dengan variabel dependen kategorik,
apakah peneliti menjelaskan tentang nilai kpentingan klinis dari
hasil penelitian seperti number need to treat (NNT), relative risk
reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR).
Peneliti tidak menjelaskan secara rinci tentang nilai
kepentingan klinis seperti number need to treat (NTT) , relative
risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR)

4 Diskusi 1. Bagaimana interprestasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah


(discuss) peneliti membuat interprestasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-
hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori terkini?
Pada jurnal peneliti mendapatkan hasil bahwa peningkatan
nilai kekuatan otot wajah yang signifikan antara sebelum dan
sesudah terapi. Berdasarkan hasil tersebut maka intervensi
yang diberikan berupa infrared, massage dan mirror exercise
efektif dalam meningkatkan kekuatan otot serta perbaikan
nervus vacialis partisipan.
2. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan
penelitian-penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk
menunjukkan adanya relevansi?
Di dalam jurnal membandingkan beberapa negara cukup tinggi.
Di Inggris dan Amerika berturut-turut 22,4 dan 22,8 penderita
per 100,000 penduduk per tahun. Di Belanda (1987) 1 penderita
per 5000 orang dewasa dan satu penderita per 20.000 anak
pertahun. Data di kumpulkan di 4 buah rumah sakit di
Indonesia diperoleh frekuensi BP sebesar 19,55 % dari seluruh
kasus neuropati, dan terbanyak terjadi pada usia 21-30 tahun.
3. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil
penelitiannya dengan perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan
serta terhadap pemecahan masalah?
Peneliti tidak menjelaskan secara rinci mengenai makna dan
relevansi hasil penelitiannya dengan perkembangan ilmu
keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah.
4. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?
Penelitian ini menggunakan Skor Ugo Fish dalam melakukan
penilaian hasil terapi. Hasil total skor ugo fish dari n1 sampai n8
pada sebelum terapi dari skor 18 sampai 50 meningkat menjadi
lebih signifikan sesudah terapi dari n1 sampai n8 yang skor nya
meningkat dari 69 sampai 87. Kemudian dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan saphiro wilk test karena
jumlah partisipan <50 dengan hasil yang menunjukkan nilai
signifikan untuk ugo fish score sebelum terapi 0.652 dan untuk
setelah terapi 0.95 yang berada pada >0,05 sebagai batas kritis,
yang berarti distribusi pada penelitian ini normal. Kemudian
dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan paired sampel test
dengan hasil nilai signifikan 2 tailed sebesar 0,000 yang berada
pada < 0,05 sebagai kritis.
5. Bagaimana applicability hasil penelitian menurut peneliti? apakah
hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan
ditinjau dari aspek fasilitas,pembiayaan, sumber daya manusia, dan
aspek legal?
- Peneliti melakukan applicability hasil penelitiannya yaitu
dengan infrared, massage dan mirror exercise efektif dalam
meningkatkan kekuatan otot serta perbaikan nervus facialias
partisipan bell’s palsy
- Ya, karena tidak berpengaruh buruk pada aspek apapun
6. Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting praktik klinik
lainnya?
Ada kemungkinan untuk terjadinya replikasi pada setting klinik
lainnya karena melihat dari perkembangan di bidang
keperawatan.
7. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian?
Dalam jurnal penelitian memaparkan kelebihan dari penelitian
ini adalah menjelaskan bagaimana pasien bell’s palsy diberikan
tindakan fisioterapi yang diberikan pada problematika bell’s
palsy sinistra pada penelitian ini adalah infrared, massage wajah
dan mirror exercise. Yang bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan otot wajah sisi sinistra, mengurangi spasme otot,
meningkatkan aktikfitas fungsional otot wajah dan
meningkatkan aktivitas fungsional. Adapun kekurangannya
tidak dijelaskan oleh jurnal di karenakan tindakan fisioterapi ini
mendatangkan suatu relaksasi atau rasa sakit yang berkurang.
DISKUSI KELOMPOK

Apakah Jurnal ini dapat di Aplikasikan di Indonesia dan apabila bisa apakah kekurangan dan
kelebihan jika di Aplikasikan ?
Answer :
Menurut kelompok kami, hasil penelitian ini bisa diterapkan di Indonesia. Hal ini
dikarenakan tidak mempengaruhi banyak aspek. Kelebihan dari hasil penelitian ini adalah
penggunaan infrared, massage dan mirror exercise efektif dalam perbaikan nervus facialis
partisipan. Kekurangan dari hasil penelitiannya adalah penggunaan infrared yang menurut
kelompok dapat menghasilkan radiasi.

Anda mungkin juga menyukai