Presentasi Kasus Faringitis
Presentasi Kasus Faringitis
Dokter Pembimbing :
Dr Pramono, Sp.THT-KL
Disusun Oleh :
Wila Fajariyantika
20110310129
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Wahid
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Lingkar Jurang 1 RT 1 RW1
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Faringitis kronis bisa disebabkan karena induksi yang berulang-ulang faringitis akut
atau karena iritasi faring akibat merokok berlebihan dan penyalahgunaan alkohol, sering
konsumsi minuman ataupun makanan yang panas, dan batuk kronis karena alergi. Faringitis
kronis akibat gangguan pencernaan pada lambung juga mungkin terjadi namun merupakan
penyebab yang jarang ditemukan. Penyebab lain yang tidak termasuk iritan adalah pemakaian
suara berlebihan misalnya pada orator, sinusitis, rhinitis, inhalasi akibat uap yang merangsang
mukosa faring, debu, serta kebiasaan bernafas melalui mulut karena hidung tersumbat.
Pada pasien penyebab terjadinya faringitis kronik adalah memakan makanan yang
dingin dan pedis. Riwayat minum alkohol (-) dan meroko (-).
Gejala umum yang sering ditemukan pada faringitis ialah:
1. Gatal dan kering pada tenggorokkan,
2. Suhu tubuh naik sampai mencapai 40 0 c,
3. Rasa lesu dan nyeri disendi,
4. Tidak nafsu makan (anoreksia),
5. Rasa nyeri ditelinga (otalgia),
6. Bila laring terkena suara menjadi parau atau serak,
7. jaringan limpoid biasanya tampak merah dan membengkak
Pada pasien ditemukan sesuai dengan gejala pada teori diatas yaitu: batuk, demam,
kepala terasa berat, suara serak, nyeri sendi dan bengkak pada leher .
Pada pemeriksaan ditemukan penebalan mukosa di dinding posterior faring, hipertrofi
kelenjar limfe di bawah mukosa, mukosa dinding faring posterior tidak rata (granuler), lateral
band menebal. Pada pemeriksaan fisik pasien ditemukan adanya faring yang hiperemis,
bergranular, edema serta uvula yang hiperemis dan edema yang sesuai dengan pemeriksaan
faringitis kronik.
Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu dalam penegakkan
d i a g n o s a antara lain yaitu :
- pemeriksaan darah lengkap
-GABHS rapid antigen detection test bila dicurigai faringitis akibat infeksi bakteri
streptococcusgroup A
-Throat culture
Namun pada umumnya peran diagnostik pada laboratorium dan radiologi terbatas. Namun
pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Pada faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya
streptococcus group Ad i b e r i k a n antibiotik yaitu Penicillin G
Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau amoksisilin
50mg/kgBB dosis dibagi 3kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa
3 x 5 0 0 m g selama 6-10 hari atau eritromisin 4x500mg/hari. Selain antibiotik juga diberikan
kortikosteroid karena steroid telah menunjukan perbaikan klinis karena dapat menekan reaksi
inflamasi. Steroid y a n g d a p a t d i b e r i k a n b e r u p a d e k s a m e t a s o n 8 - 1 6 m g / I M
s e k a l i d a n p a d a a n a k - a n a k 0 , 0 8 - 0 , 3 mg/kgBB/IM sekali. dan pada pasien dengan
faringitis akibat bakteri dapat diberikan analgetik, antipiretik dan dianjurkan pasien
untuk berkumur-kumur dengan menggunakan air hangat atau antiseptik.
Pada faringitis kronik hiperplastik dilakukan terapi lokal dengan
melakukan kaustik f a r i n g d e n g a n m e m a k a i z a t k i m i a l a r u t a n n i t r a s a r g e n t i
a t a u d e n g a n l i s t r i k ( electro cauter ). Pengobatan simptomatis diberikan obat
kumur, jika diperlukan dapat diberikann obat batuk antitusif atau ekspetoran.
Penyakit pada hidung dan sinus paranasal harus diobati. Pada faringitis kronik atrofi
pengobatannya ditujukan pada rhinitis atrofi dan untuk faringitis kronik atrofi
hanyaditambahkan dengan obat kumur dan pasien disuruh menjaga kebersihan mulut.
BAB IV
KESIMPULAN
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus
(40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma dan toksin. Faringitis kronis adalah kondisi
inflamasi dalam waktu yang lama pada mukosa faring dan jaringan sekitarnya. Faringitis
kronis terbagi menjadi faringitis kronis hiperplastik (granular) dan faringitis kronis atropi
atau kataralis. Yang terpenting pada faringitis kronik, proses pencegahanlah yang harus
dilakukan yaitu dengan menghindari makanan yang pedis dan berminyak dan juga makanan