Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BESAR 1

PENGELOLAAN IDENTITAS & BUDAYA ORGANISASI:


Reputasi Perusahaan dan Pengembangan Identitas Organisasi di Perusahaan Pertamina

Universitas Mercu Buana


Disusun Oleh:
MELLA ROZA
44216310004

Dosen :
Dr. Afrina Sari, M.Si

PROGAM STUDI PUBLIC RELATIONS


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sebagai salah satu tugas besar dalam mata
kuliah Pengelolaan Identitas & Budaya Organisasi, dimana di dalamnya membahas tentang
“Reputasi Perusahaan dan Pengembangan Identitas Organisasi di Perusahaan Pertamina”
Dalam menyelesaian tugas penulis berusaha semaksimal mungkin agar tulisan ini dapat
mencapai kesempurnaan, namun sebagai hambah Allah SWT yang menyadari sepenuhnya atas
segala kekurangan, kehilafan dan kesalahan.
Olehnya itu, penulis menerima kritikan dan saran dari semua pihak dalam penyempurnaan tugas
ini. Semoga apa yang terdapat dalam penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca
utamanya bagi kami sendiri dalam pengembangan pengetahuan di masa yang akan datang dan
segalanya bernilai ibadah disisi Allah SWT, Aamiinn.

Bekasi, 15 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1. 1 Latar Belakang..................................................................................1
1. 2 Identifikasi Masalah..........................................................................1
1. 3 Maksud dan Tujuan...........................................................................1
1. 4 Manfaat.............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................2
2. 1 Definisi Reputasi................................................................................2
2. 2 Definisi Organisasi ............................................................................2
2. 3 Definisi Identitas Organisasi .............................................................3
2. 4 Definisi Budaya..................................................................................3
BAB III SEJARAH PERUSAHAAN YANG DIAMATI........................................5
3. 1 Sejarah Bisnis Perusahaan .................................................................5
3. 2 Produk atau Jasa ................................................................................7
3. 3 Visi dan Misi Perusahaan...................................................................9
BAB IV REPUTASI PERUSAHAAN PERTAMINA ..........................................10
4. 1.......... Reputasi Eksternal.................................................................10
4. 2.......... Reputasi Internal....................................................................14
BAB V PENGEMBANGAN IDENTITAS ORGANISASI PERUSAHAAN
PERTAMINA ............................................................................................16
5. 1.......... Teori Balmer, Stuart & Greyser, (2009)................................16
5. 2 Pengembangan Identitas Organisasi pada Perusahaan Pertamina
berdasarkan Teori Balmer, Stuart & Greyser, (2009)………………16
BAB VI PENUTUP…..............................................................................................18
6. 1.......... Kesimpulan............................................................................18
6. 2.......... Kritik dan Saran.....................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah


Reputasi perusahaan merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia bisnis. Sebab
baik buruk dalam reputasi perusahaan merupakan indikator penting dari keberhasilan
perusahaan tersebut. Reputasi perusahaan memang suatu yang kompleks, namun jika dikelola
dengan baik akan sangat berharga. Beberapa isu penting dalam manajemen reputasi dan
pandangan masyarakat tentang reputasi.
Dalam menjaga reputasi, sebuah perusahaan juga harus menetapkan dan membangun
identitas organisasi untuk perusahaan tersebut.
1. 2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah dapat dijabarkan menjadi
beberapa hal berikut :
 Penting nya pengelolaan reputasi bagi setiap perusahaan
 Penting nya pengembangan identitas organisasi di setiap Perusahaan
1. 3 Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulis dari makalah ini adalah sebagai berikut :
 Untuk memahami pengertian dari Reputasi Perusahaan dan Pengembangan Identitas
Organisasi Perusahaan
 Untuk menganalisa reputasi dan identitas organisasi pada perusahaan Pertamina
 Untuk mengetahui cara mengelompokan tipe identitas organisasi di setiap perusahaan
1. 4 Manfaat
Manfaat dari hasil makalah ini adalah sebagai beikut :
 Memahami pentingnya pengelolaan reputasi serta identitas organisasi dalam sebuah
perusahaan
 Memahami pengetahuan mengenai Reputasi dan Identitas Organisasi dalam sebuah
perusahaan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Definisi Reputasi
Berdasarkan kamus, reputasi diartikan sebagai nama baik.  Nama baik tersebut bukan kita
yang menyematkan namun orang lain yang telah memberikan penilaian tentang kita. Dengan
kata lain, 'reputasi kita baik' bukan kita yang menilai tapi orang lain yang menilai setelah
melihat perbuatan kita. Menurut Afdhal, dalam jurnal Roy Marthin Tarigan reputasi
perusahaan adalah asset yang tidak nyata (intangible asset). Fombrun dalam jurnal Rani
Sherly Fajrina reputasi merupakan perwujudan dari pengalaman seseorang dengan produk,
ataupun pelayanan yang mereka dapatkan. Reputasi yang baik akan meningkatkan
kredibilitas, membuat konsumen lebih percaya diri bahwa mereka akan mendapatkan apa
yang telah dijanjikan kepada mereka. Reputasi menjadi sebuah jaminan bahwa yang
konsumen dapatkan akan sesuai dengan ekspektasi yang mereka miliki.
2. 2 Definisi Organisasi
Terdapat beberapa definisi dari Organisasi dari para ahli;
 Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
 James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
 Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
 Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan.
 Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan organisasi ialah setiap bentuk persekutuan
antara dua  orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam
rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat
seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang
disebut dengan bawahan.

2
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah
perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan
terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya memanfaatkan suatu sumber daya
tertentu misalnya lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang, dan beberapa
sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Orang orang yang
terkumpul dalam sebuah organisasi sepakat untuk mencapai tujuan tertentu melalui
sumber daya secara sistematis dan rasional yang terkendali dan adanya pemimpin
organisasi yang akan memimpin operasional organisasi dengan terencana.
2. 3 Definisi Identitas Organisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, identitas mempunyai arti “ciri-ciri atau keadaan
khusus seseorang; jati diri”. Dalam identitas ini, tercakup berbagai macam hal, di mana
penulis akan membaginya menjadi dua hal, yaitu a. fisik; dan b. non-fisik. Dengan demikian,
identitas dapat memudahkan kita untuk mengenal dan membedakan seseorang atau pun
organisasi dengan seseorang atau organisasi yang lainnya.
Dalam suatu organisasi, hampir dipastikan bahwa mereka akan memiliki identitas
tersendiri. Tidak ada suatu organisasi yang tidak memiliki identitas sama sekali. Bahkan
suatu organisasi rahasia pun, tetap memiliki identitasnya masing-masing. Hal ini bukanlah
hal yang mengherankan, karena bagi suatu organisasi, identitas adalah hal yang menjelaskan
siapa mereka. Hal apa yang mereka kerjakan, bagaimana mereka bekerja, dan lain
sebagainya. Selain dari kalimat yang tertera, identitas suatu organisasi juga dapat berupa logo
atau lambing organisasi. Lambang yang dimaksud adalah gambar atau tulisan yang dapat
menggambarkan organisasi tersebut.
2. 4 Definisi Budaya
Budaya memiliki makna yang berkaitan dengan akal, budi, adat istiadat dan tingkah laku
manusia. Budaya ini tumbuh di tengah masyarakat dan diwariskan secara turun temurun.
Kata budaya berasal dari Bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jaman dari buddhi yang
memiliki arti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, budaya dikenal dengan culture.
Berdasarkan arti katanya tersebut, pengertian budaya bisa berkaitan dengan cara hidup
sekelompok manusia yang berkembang kemudian diwariskan turun temurun.
Ada juga yang mengartikan budaya sebagai pola hidup yang sudah tumbuh lalu
berkembang di sekelompok manusia untuk mengatur tingkah lakunya serta mengatur antar

3
individu tentang apa yang boleh dilakukan dalam melakukan interaksi dengan kelompok
manusia lainnya. Para ahli juga mendefinisikan budaya secara beragam.
Adapun pengertian budaya menurut beberapa para ahli;
 Koentjaraningrat
Pengertian budaya sebagai sistem ide, rasa, tindakan, gagasan dan karya yang dihasilkan
manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Levis Strauss mendefiniskan budaya secara
berbeda, dimana menurutnya yang dimaksud budaya adalah perwujudan dari komponen
struktur sosial yang asalnya adalah dari pikiran manusia, dilakukan secara berulang-ulang
hingga kemudian membentuk sebuah kebiasaan.
 Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Pengertian budaya adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
 Andreas Eppink
Pengertian budaya mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
 Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan merupakan buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat.
 Koentjaraningrat
Budaya adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar.
 William H. Haviland
Budaya adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
 Edward Burnett Tylor
Pengertian budaya merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

4
BAB III
SEJARAH PERUSAHAAN YANG DIAMATI

3. 1 Sejarah Bisnis Perusahaan


Tonggak sejarah Pertamina diawali sekitar tahun 1950-an, Pemerintah Republik
Indonesia menunjuk Angkatan Darat yang kemudian mendirikan PT Eksploitasi
Tambang Minyak Sumatera Utara untuk mengelola lading minyak di wilayah Sumatera.
Pada 10 Desember 1957, perusahaan tersebut berubah nama menjadi PT Perusahaan
Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Tanggal ini diperingati sebagai lahirnya
Pertamina hingga saat ini. Pada 1960, PT Permina berubah status menjadi Perusahaan
Negara (PN) Permina. Kemudian, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi
PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) pada 20 Agustus 1968.
Selanjutnya, pemerintah mengatur peran Pertamina untuk menghasilkan dan
mengolah migas dari ladangladang minyak serta menyediakan kebutuhan bahan bakar
dan gas di Indonesia melalui UU No.8 tahun 1971. Kemudian melalui UU No.22 tahun
2001, pemerintah mengubah kedudukan Pertamina sehingga penyelenggaraan Public
Service Obligation (PSO) dilakukan melalui kegiatan usaha.
Berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 tanggal 18 Juni 2003, Perusahaan
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara berubah nama menjadi PT Pertamina
(Persero) yang melakukan kegiatan usaha migas pada Sektor Hulu hingga Sektor Hilir.
PT Pertamina (Persero) didirikan pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Akta
Notaris No.20 Tahun 2003. Pada 10 Desember 2005, Pertamina mengubah lambing kuda
laut menjadi anak panah dengan warna dasar hijau, biru, dan merah yang merefleksikan
unsur dinamis dan kepedulian lingkungan.
PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi fundamental dan usaha
Perusahaan pada 20 Juli 2006 dengan mengubah visi Perusahaan yaitu, “menjadi
perusahaan minyak nasional kelas dunia”
Pertamina melalui anak usaha PT Pertamina International EP mengakuisisi saham
perusahaan migas Prancis Maurel et Prom (M&P) dengan kepemilikan saham sebesar
72,65% saham pada tanggal 10 Desember 2007.

5
Kemudian tahun 2011, Pertamina menyempurnakan visinya, yaitu “menjadi perusahaan
energi nasional kelas dunia“. Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina
menambah modal ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha Perusahaan.
Pada 14 Desember 2015, Menteri BUMN selaku RUPS menyetujui perubahan
Anggaran Dasar Pertamina dalam hal optimalisasi pemanfaatan sumber daya,
peningkatan modal ditempatkan dan diambil bagian oleh negara serta perbuatan-
perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Komisaris. Perubahan ini
telah dinyatakan pada Akta No.10 tanggal 11 Januari 2016, Notaris Lenny Janis Ishak,
SH.
Pada 2017, salah satu langkah nyata mewujudkan visi menjadi perusahaan energi
nasional kelas dunia adalah keberhasilan menuntaskan akuisisi saham perusahaan migas
Prancis Maurel et Prom (M&P). Terhitung mulai 1 Februari 2017 melalui anak usaha PT
Pertamina International EP, Pertamina menjadi pemegang saham mayoritas M&P dengan
72,65% saham. Melalui kepemilikan saham mayoritas di M&P, Pertamina memiliki
akses operasi di 12 negara yang tersebar di 4 benua. Pada masa mendatang, Pertamina
menargetkan produksi 650 ribu BOEPD (Barrels of Oil Equivalents Per Day) di 2025
dari operasi internasional, sebagai bagian dari target produksi Pertamina 1,9 juta BOEPD
di 2025, dalam upaya nyata menuju ketahanan dan kemandirian energi Indonesia.
Melanjutkan transformasi perusahaan untuk menjadi perusahaan kelas dunia,
Pada 12 Juni 2020, pemegang saham (Pemerintah melalui Kementerian BUMN)
menetapkan struktur baru perusahaan. Dimana kini, Pertamina berlaku sebagai holding
yang memiliki lima subholding, yaitu Upstream Subholding yang operasionalnya
diserahkan kepada PT Pertamina Hulu Energi, Gas Subholding (PT Perusahaan Gas
Negara), Refinery & Petrochemical Subholding (PT Kilang Pertamina Internasional),
Power & NRE Subholding (PT Pertamina Power Indonesia) dan Commercial & Trading
Subholding (PT Patra Niaga). Selain itu juga terdapat Shipping Company yang
operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina International Shipping.
Hal ini merupakan langkah strategis yang akan membuat perusahaan semakin
lincah, mudah beradaptasi dan fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas dan
agresif.

6
3. 2 Produk atau Jasa
Bisnis kami meliputi pengelolaan energi baik energi konvensional maupun
pengembangan energi baru dan terbarukan. Secara operasional, pelaksanaan pengelolaan dan
pengembangan energi tersebut dilakukan oleh subholding perusahaan, yaitu:

1. Upstream Subholding (PT Pertamina Hulu Energi)


2. Gas Subholding (PT Perusahaan Gas Negara)
3. Refinery & Petrochemical Subholding (PT Kilang Pertamina Internasional)
4. Power & NRE Subholding (PT Pertamina Power Indonesia)
5. Commercial & Trading Subholding (PT Patra Niaga)

Selain itu juga terdapat Shipping Company yang operasionalnya diserahkan kepada PT
Pertamina International Shipping. Di luar pengelolaan operasional tersebut, Pertamina juga
mengelola jaringan distribusi BBM dan LPG yang terintegrasi di seluruh Indonesia melalui
fungsi Logistik & Infrastruktur.

a. BBM Retail
Pertamina memasarkan BBM retail untuk sektor transportasi, rumah tangga dan nelayan
melalui SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk pasar BBM retail, SPBU Pertamina menyediakan beberapa jenis bahan bakar:
Bahan bakar bermesin bensin
1. Pertamax Racing
Merupakan bahan bakar kendaraan yang diakui federasi balap internasional, menjadikan
mesin lebih responsive, lebih stabil, dan memiliki daya tahan yang tinggi, serta bersahabat
dengan lingkungan. Pertamax Racing memiliki oktan minimal 100 yang khusus
diperuntukkan bagi kendaraan balap dan kendaraan yang memiliki kompresi mesin lebih
tinggi dari 13:1.
2. Pertamax Turbo
Merupakan bahan bakar untuk kendaraan bermesin bensin yang dikembangkan bersama
antara Pertamina dan Lamborghini yang dirancang untuk memenuhi persyaratan mesin

7
berteknologi tinggi. Pertamax Turbo pertama kali diluncurkan di Belgia sebagai bahan bakar
resmi pada Lamborghini Supertrofeo European Series pada 29 Juli 2016.
Pertamax turbo dikembangkan dengan formula yang disebut Ignition Boost Formula
(IBF) dengan angka oktan 98, dan kadar sulfur rendah sehingga tidak merusak kualitas udara
di sekitar kita. Saat ini, Pertamax Turbo menuju standard Euro IV.
Kelebihan dan manfaat Pertamax Turbo terhadap mesin :
 Meningkatkan drivability kendaraan sehingga lincah bermanuver
 Akselerasi mesin menjadi lebih bagus karena torsi yang dihasilkan lebih tinggi
 Meningkatkan kecepatan maksimal (top speed) kendaraan
 Peningkatan tenaga mesin kendaraan
 Menyempurnakan pembakaran bahan bakar pada mesin
3. Pertamax
Merupakan bahan bakar bensin dengan angka oktan minimal 92 berstandar international.
Pertamax sangat direkomendasikan untuk digunakan pada kendaraan yang memiliki
kompresi rasio 10:1 hingga 11:1 atau kendaraan berbahan bakar bensin yang menggunakan
teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI).
Dengan ecosave technology, Pertamax mampu membersihkan bagian dalam mesin
(detergency), Pertamax juga dilengkapi dengan pelindung anti karat pada dinding tangki
kendaraan, saluran bahan bakar dan ruang bakar mesin (corrotion inhibitor), serta mampu
menjaga kemurnian bahan bakar dari campuran air sehingga pembakaran menjadi lebih
sempurna (demulsifier).
4. Pertalite
Merupakan bahan bakar gasoline yang memiliki angka oktan 90 serta berwarna hijau
terang dan jernih ini sangat tepat digunakan oleh kendaraan dengan kompresi 9:1 hingga
10:1. Bahan bakar Pertalite memiliki angka oktan yang lebih tinggi daripada bahan bakar
Premium 88 sehingga lebih tepat digunakan untuk kendaraan bermesin bensin yang saat ini
beredar di Indonesia. Dengan tambahan additive, Pertalite mampu menempuh jarak yang
lebih jauh dengan tetap memastikan kualitas dan harga yang terjangkau.
5. Premium
Merupakan bahan bakar mesin bensin dengan angka oktan minimal 88 diproduksi sesuai
dengan Keputusan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Np.3674/K24/DJM/2006

8
tanggal 17 Maret 2006 tentang Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88. Premium
dapat digunakan pada kendaraan bermotor bensin dengan risiko kompresi rendah (dibawah
9:1).
b. Bahan bakar bermesin diesel
1. Pertamina Dex
Merupakan bahan bakar diesel terbaik yang mampu menjadikan kinerja mesin lebih
optimal, tangguh, dan bertenaga. Pertamina Dex dilengkapi dengan lubricity dananti foaming
of gas.
Sangat disarankan untuk kendaraan diesel, terutama mesin diesel modern berteknologi
Common Rail System yang memang membutuhkan bahan bakar prima dan berkualitas tinggi.
Dengan kandungan sulfurnya yang rendah (kurang dari 300 ppm) dan dengan angka
cetane 53 serta telah memenuhi standar Euro 3, menjadikannya sejajar dengan bahan bakar
diesel premium kelas dunia.
2. Dexlite
Merupakan varian bahan bakar diesel terbaru dari Pertamina yang diluncurkan pada
tanggal 15 April 2016. Dexlite, member terbaru dari Dex Series, memiliki angka cetane
minimal 51 dan mengandung Sulfur maksimal 1200 ppm. Dexlite sangat cocok bagi Anda
yang menginginkan bahan bakar diesel yang bertenaga untuk mobil diesel Anda namun
dengan harga yang terjangkau.
3. Solar
Merupakan bahan bakar diesel dengan angka cetane 48 sesuai untuk kendaraan bermesin
diesel dengan teknologi lama dengan kandungan sulfur 2500 ppm. Umumnya kendaraan ini
dipakai untuk angkutan umum seperti bus dalam kota. Untuk kendaraan pribadi berbahan
bakar diesel dapat menggunakan produk Dexlite dan Pertamina Dex.
3. 3 Visi dan Misi Perusahaan
 Visi dari perusahaan Pertamina adalah menjadi perusahaan energi kelas dunia.
 Misi dari perusahaan Pertamina adalah Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru
dan terbarukan secara terintegrasi berdasarkan prinsip prinsip komersial yang kuat

9
BAB IV
REPUTASI PERUSAHAAN PERTAMINA

4. 1 Reputasi External
a. Reputasi external terhadap konsumen
 Contoh kasus
Memiliki reputasi perusahaan yang baik serta mendapat kepercayaan dari konsumen
atas semua produk bisnisnya merupakan nilai plus bagi PT Pertamina (Persero). Tentu
butuh kerja keras serta waktu yang cukup panjang bagi Pertamina untuk mendapat
kepercayaan dan reputasi yang baik dari masyarakat.
Perjuangan pun berbuah manis, tidak hanya sebatas mendapat kepercayaan dari
konsumen tanah air, Pertamina juga berhasil membawa pulang penghargaan "Indonesia
Corporate Reputation Award 2017” untuk kategori Top 5 Corporate Reputation in Oil
and Gas Sector. Acara yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi ini berlangsung di
Mawar Ballroom, Balai Kartini, Jakarta, pada Kamis (14/12/2017).
Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan-perusahaan  yang dikenal memiliki
reputasi sangat baik di mata konsumen, serta bertujuan untuk mendorong agar
perusahaan-perusahaan tersebut terus mengelola reputasi perusahaan dalam jangka
panjang. Memiliki reputasi yang baik juga berpengaruh pada sedikit banyaknya
pelanggan serta keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan.
Pembahasan
Dari contoh kasus diatas yang saya ambil dari data sekunder berupa berita, dapat
dilihat bahwa perusahaan Pertamina mempunyai reputasi yang baik di mata para
konsumen. Selain itu, perusahaan Pertamina telah mendapatkan penghargaan yang hanya
diberikaan kepada perusahaan dengan reputasi yang baik di mata para konsumen. Hal ini
bisa mendorong baiknya reputasi perusahaan tersebut.
b. Reputasi external terhadap Stakeholder
 Contoh kasus
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Tim Satuan (Satgas) Ramadan dan Idul Fitri
(RAFI) 2019, PT Pertamina (Persero) menggandeng para stakeholders terkait guna

10
memastikan ketersediaan dan kelancaran distribusi BBM untuk memenuhi kebutuhan
para pemudik berjalan dengan baik.
Hal itu disampaikan Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero), Mas'ud
Khamid dalam acara kick off tim Satgas Rafi 2019, di Ruang Puskodal, Lantai 1 Gedung
Utama Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Tidak hanya di lingkungan Kantor Pusat Pertamina, kegiatan ini juga digelar secara
serentak di unit-unit operasi Pertamina seluruh Indonesia yang terhubung melalui
sambungan video conference.
"Pertamina melibatkan seluruh stakeholders-nya. Baik dengan Kementerian BUMN,
Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Kantor Staf Presiden, serta Kepolisian
dan TNI untuk mengawal pengiriman produk kita," jelasnya kepada Energia.
Pertamina, lanjut Mas'ud, juga menjalin sinergi dengan BUMN lainnya, seperti PT
Jasa Marga dan PT Waskita Karya (Persero) dalam hal pembangunan SPBU pada rest
area atau tempat istirahat dan pelayanan jalan tol. "Kita diberikan lahan untuk mendirikan
SPBU. Sehingga selama Ramadan ini kita punya total 112 titik SPBU dan setara SPBU.
Ada 10 SPBU baru dan itu lahannya merupakan hasil dari sinergi BUMN," sambungnya.
Pembahasan
Dari contoh kasus diatas, perusahaan Pertamina mengikutsertakan para stakeholders
dalam kegiatan Corporate Social Responsibility, yang dapat menguntungkan perusahaan
para srakeholders di mata khalayak. Dari berita ini, dapat dilihat juga bahwa hubungan
perusahaan Pertamina dengan para stakeholders sangatlah baik.
c. Reputasi external terhadap produk
 Contoh kasus
Pertamina bekerja sama dengan Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(LM FEB UI) melakukan “Survey Brand dan Reputasi” dengan cakupan wilayah seluruh
Indonesia.
Survei itu sebagai salah satu upaya Pertamina melakukan berbagai cara untuk
melindungi dan meningkatkan reputasi serta memonitor citra merek Pertamina dalam
rangka berkomunikasi dengan publik secara proaktif.

11
Corporate Sectetary & Publication Manager LM FEB UI Catur Prasetyo mengatakan
hal itu pada Focus Group Discussion (FGD) yang digelar LM FEB UI di Hotel Santika
Medan Selasa (19/2).
Catur menyebut kegiatan FGD Lembaga Management FEB UI dalam rangka kajian
“Reputasi Pertamina sebagai Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”.
LM FEB UI adalah lembaga riset di bidang ekonomi dan bisnis yang telah hadir
selama 56 tahun membantu perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia.
Salah satu satu rangkaian kegiatan survei tersebut adalah pelaksanaan FGD di enam
kota yakni Medan, Surabaya, Balikpapan, Makassar dan Jayapura.
“Riset ini secara umum mencakup opini publik mengenai citra korporasi dan produk
Pertamina serta opini mengenai reputasi Pertamina sebagai perusahaan energi nasional
kelas dunia yang profesional,” katanya.
Catur menyebut sebagai perusahaan energi nasional di Indonesia, Pertamina
senantiasa berupaya mewujudkan ketahanan energi bangsa, untuk memastikan
kesinambungan pasokan energi bagi kebutuhan masyarakat Indonesia dengan kualitas
prima dan biaya efisien. Di tengah tantangan global industri minyak dan gas bumi saat
ini, Pertamina terus bertransformasi menuju kapabilitas operasional kelas dunia, dan
secara konsisten meningkatkan produksi energi, menggali peluang berbagai perluasan
bisnis, serta mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan.
Sebagaimana diamanatkan UU No. 22 tahun 2001 saat ini Pertamina merupakan satu
entitas bisnis dan tidak lagi berperan sebagai regulator. Pertamina telah menjalankan
program transformasi untuk mencapai cita-cita menjadi perusahaan energi nasional kelas
dunia yang professional serta menghasilkan keuntungan. Meskipun demikian, Pertamina
masih menghadapi tantangan dalam hal reputasi, salah satunya adalah persepsi
masyarakat yang menganggap Pertamina masih melakukan bisnis dengan cara lama
dengan kesan negatif.
Untuk itu, Pertamina telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi dan
meningkatkan reputasi serta memonitor citra merek Pertamina dalam rangka
berkomunikasi dengan publik secara proaktif.
FGD mewakili berbagai lapisan dan profesi masyarakat, yaitu akademisi, jurnalis, tokoh
masyarakat, pelaku usaha, mahasiswa, ibu rumah tangga dan mitra bisnis.

12
“Kami ingin mendapatkan isu strategis apa yang berkembang di masyarakat berkaitan
dengan Pertamina secara keseluruhan, termasuk produk-produk Pertamina,” ungkap
Catur.
Pendapat terkait visi Pertamina “Menjadi Perusahaan Energi Kelas Dunia” juga misi
Pertamina “Menjalankan usaha minyak, gas serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat”. (SB/wie)
Pembahasan
Perusahaan pertamina berusaha untuk meningkatkan reputasi produk dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan dengan cara meyakinkan para khalayak konsumen dengan
melakukan survei yang dilakukan dengan LM BEM UI.
d. Reputasi eksternal terhadap khalayak masyarakat
 Contoh kasus
PT Pertamina (Persero) memberdayakan panti asuhan, panti werdha, dan panti
disabilitas di Jakarta agar bertahan menghadapi dampak ekonomi dari pandemi
COVID-19. Salah satunya, melalui program keberlanjutan CSR Pertamina Peduli
untuk pengembangan skill.
Vice President Corporate Social Responsibility & Small Medium Entreprise
Partnership Program (CSR & SMEPP) PT Pertamina (Persero), Arya Dwi Paramita
mengatakan hal itu juga bertujuan untuk memberi manfaat bagi warga sekitar dalam
memenuhi ekonomi ke depannya agar lebih baik.
"Program ini merupakan rangkaian dari kegiatan tanggung jawab sosial
lingkungan Pertamina, yang memang kami fokuskan untuk pemberdayaan panti
asuhan dan panti werda yang ada di wilayah Jakarta dan juga nanti kegiatan ini
dirangkai untuk panti disabilitas," ujar Arya Dwi Paramita di Panti Asuhan Nuruz
Zahroh di Jakarta Utara, Selasa (11/8/2020).
Arya mengatakan program ini menyasar sekitar 450 orang penerima manfaat dari
tujuh panti yang ada di Jakarta. Rencanannya, hari ini pihaknya akan berkeliling
untuk memberi bantuan pemberdayaan pengembangan skill tersebut.
"Adapun estimasi bantuan yang diberikan untuk 7 panti itu sekitar Rp 849 juta,"
ungkapnya usai pemberian secara simbolis ke Kepala Yayasan Panti Asuhan Nuruz
Zahroh.

13
Pembahasan
Pertamina melakukan Corporate Social Responsibilty dengan cara membantu
meberdayakan panti panti agar tetap bertahan dalam situasi pandemi. Dari kegiatan
ini pun masyarakat akan memandang perusahaan Pertamina sebagai perusahaan yang
peduli dan bertanggung jawab kepada warga sekitar dan tidak hanya mementingkan
keuntungan perusahaan.
4. 2 Reputasi Internal
a. Reputasi Internal terhadap karyawan
 Contoh kasus
Di tengah pandemi wabah COVID-19 secara global, perlambatan ekonomi mulai
terjadi. Beberapa perusahaan di Indonesia terpaksa memutuskan hubungan kerja kepada
karyawannya. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk operator Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Company Owned Company Operated (SPBU COCO) Pertamina.
Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Keuangan PT Pertamina Retail Azwani usai
menyerahkan paket sembako untuk 3.000 operator di SPBU COCO Kuningan, Jakarta,
Rabu (8/4).
"Sebagai anak perusahaan Pertamina yang diamanatkan mengelola SPBU COCO di
seluruh Indonesia, tim manajemen PT Pertamina Retail belum berpikir untuk me-lay off
(PHK) pegawai. Semoga tidak terjadi hingga berakhirnya pandemi COVID-19. Kita perlu
mencari cara kreatif supaya pendapatan tetap terjaga. Efisiensi dilakukan agar perusahaan
mencetak laba tanpa mengurangi pekerja," jelas Azwani.
Menurutnya, perusahaan akan melakukan berbagai upaya agar bisnis tetap berjalan
tanpa mengurangi pekerja, termasuk operator SPBU.
Ia berpesan kepada operator supaya tetap semangat dalam bekerja. Setelah wabah ini
selesai, semua sama-sama bangkit dan meningkatkan performa bisnis agar lebih baik lagi.
“Teman-teman operator sebagai garda terdepan PT Pertamina Retail harus tetap
semangat serta tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan selama bekerja.
Insyaaallah kita bisa lalui ini dengan baik. Setelah ini, kita akan bangkit bersama dan
meningkatkan performa bisnis lebih baik lagi. Tunjukkan kontribusi maksimal kita
kepada masyarakat,”
Pembahasan

14
Menurut contoh kasus diatas, Pertamina menunjukkan kekhawatiran terhadap para
karyawan sehingga tidak di adakan system PHK pada perusahaan tersebut dengan
cara memikirkan plan yang lain untuk mejaga kestabilan keuangan perusahaan tanpa
mem-PHK para karyawan. Hal ini memperlihatkan hubungan baik perusahaan dengan
para karyawan.

15
BAB V
PENGEMBANGAN IDENTITAS ORGANISASI
PERUSAHAAN PERTAMINA
5. 1 Teori Balmer, Stuart & Greyser, (2009)
Critical Concern Identity Type Concept Time Frame
What we really are Actual Corporate Identity Present
What we say we are Comunicated Corporate Past/Present
Communication
What we are seen to Conceived Corporate image Past/Present
be
What the brand stand Convenanted Corporate brand Past/Present
for
What we ought to be Ideal Corporate strategy Future
What we wish to be Desired CEO Vision Future

5. 2 Pengembangan Identitas Organisasi pada Perusahaan Pertamina berdasarkan Teori


Balmer, Stuart & Greyser, (2009)

Disebutkan bahwa Pertamina adalah perusahaan yang bergerak di segmen migas. Perusahaan
ini menghasilkan dan mengolah migas dari ladang ladang minyak serta menyediakan kebutuhan
bahan bakar dan gas di Indonesia melalui UU No.8 tahun 1971. Kemudian melalui UU No.22
tahun 2001, pemerintah mengubah kedudukan Pertamina sehingga penyelenggaraan Public
Service Obligation (PSO) dilakukan melalui kegiatan usaha. Dari preposisi tersebut, Pertamina
telah memenuhi kualifikasi tipe identitas Actual idebtity dari teori Balmer.
Lalu, convenanted identity bisa dilihat dari logo pertamina yang mempunyai makna sebagai
berikut;
 Warna biru memiliki arti andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
 Warna hijau memiliki arti sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
 Warna merah memiliki arti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
 Bentuk anak panah menggambarkan aspirasi organisasi Pertamina untuk senantiasa
bergerak ke depan, maju dan

16
progresif. Simbol ini juga mengisyaratkan huruf “P” yakni huruf pertama dari
Pertamina.
 Tiga elemen berwarna melambangkan pulau-pulau dengan berbagai skala yang
merupakan bentuk negara
Indonesia.
Nama perusahaan dan tagline pun masuk ke dalam tipe identitas convenanted
identity.
Setelah itu, visi dari perusahaan masuk ke dalam tipe desired identity, sedangkan
untuk misi perusahaan, masuk ke dalam tipe ideal identity.
Lalu untuk communicated identity adalah berupa komunikasi perusahaan terhadap
konsumen, karyawan ataupun para stakeholders mengenai informasi informasi mengenai
perusahaan tersebut, seperti bergerak di bidang apa, sejarah, logo, tagline, visi dan misi.
Sedangkan untuk conceived identity, perusahaan Pertamina tidak bisa mengatur tipe
identitas ini. Karena tipe identitas ini bersifat subjektif. Tipe identitas ini didapatkan dari
para stakeholders dari cara pandang mereka mengenai reputasi perusahaan Pertamina.
Pandangan stakeholders tersebut lah identitas yang didapatkan oleh perusahaan
Pertamina.

BAB VI
PENUTUP

17
6. 1 Kesimpulan
Dari makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan Pertamina dapat mengelola
reputasi perusahaan dengan baik, terhadap eksternal maupun internal. Selain itu, perusahaan
pertamina juga dengan baik, telah mengembangkan identitas organisasi perusahaan nya
sehingga perusahaan Pertamina dikenal sebagai salah satu perusahaan terbaik oleh khalayak
dan para stakeholders.
6. 2 Kritik dan Saran
Mungkin dari kesimpulan diatas dapat dipetik salah satu yang paling penting adalah
perlunya setiap perusahaan agar mempunyai pengetahuan yang luas dalam pengetahuan
tertentu seperti pengetahuan mengenai pentingnya pengelolaan reputasi bagi sebuah
perusahaan, serta pengembangan identitas yang baik agar perusahaan dapat dikenal baik oleh
para khalayak dan para stakeholders. Dan untuk itu, saya selaku penulis makalah ini
menghimbau untuk memperhatikan betul dan paham mengenai pengetahuan tersebut,
sehingga terciptalah perusahaan yang dikenal baik denganreputasi dan identitas yang baik
pula. Untuk itu, penulis makalah ini jauh dari kata sempurna dan demi kemajuan makalah
atau karya tulis ini kami mengharap kritik dan saran. Apabila dalam penulisan bahasa,
penyusunan atau makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata dari kami
mengharap semoga dengan adanya makalah ini menjadi berguna bagi nusa dan bangsa dan
khususnya minat para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

18
Balmer, J.M.T. Identity based views of the corporation: Insights from corporate identity,
organisational identity, social identity, visual iden-tity, corporate brand identity and corporate
image. European journal of marketing. (2008).
Balmer, J.M.T., Stuart, H., & Greyser, S.A. Aligning identity and strategy: Corporate branding at
British Airways in the late 20th century. (2009).
https://www.pertamina.com/id/news-room/energia-news/tanpa-phk-pekerja-pt-pertamina-
retail-upayakan-efisiensi-di-era-pandemi
https://republika.co.id/berita/qfxcgl423/kontribusi-pertamina-bantu-tangani-covid19-
capai-rp-14-t
https://news.detik.com/berita/d-5128481/bantu-panti-bangkit-dari-covid-19-pertamina-
salurkan-csr-rp-849-juta
https://sentralberita.com/2019/02/pertamina-ui-survei-brand-dan-reputasi/
https://www.mypurohith.com/pengertian-budaya/
http://teori-organisasi-umum-1.blogspot.com/2013/05/definisi-dari-organisasi-menurut-
10.html
http://zainalpartao.blogspot.com/2010/09/apa-yang-dimaksud-dengan-reputasi.html

19

Anda mungkin juga menyukai