Format Pengkajian Keluarga Berdasarkan Teori Friedman
Format Pengkajian Keluarga Berdasarkan Teori Friedman
ANALISA KASUS
Kasus
Seorang perempuan berumur 68 tahun tinggal bersama keluarganya, klien
mengalami fraktur panggul 2 tahun yang lalu sehingga berjalan dengan pincang
sambil berpegangan pada dinding sekitarnya. Hasil pengkajian perawat yang
datang berkunjung ke rumah klien di dapatkan data kaki kiri atropi dan
kontraktur, kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri, kekuatan otot klien
adalah
5555 5555
5555 4344
Lingkungan rumah tampak berantakan dan gelap. Keluarga mengatakan klien
beberapa kali jatuh saat berjalan, tapi tetap tidak mau diam, semua aktivitas ingin
dilakukan secara mandiri.
31
32
Genogram:
Anak D, 10 th
: Laki-laki meninggal
7. Tipe Keluarga
Keluarga besar (extended family). Suami Nenek N meninggal tiga
tahun yang lalu akibat penyakit asma.
8. Suku
Keluarga Bapak B berasal dari suku Betawi. Saat ini Nenek N
menempati rumahnya bersama keluarga Bapak B. Ibu K sekaligus
bertanggung jawab merawat Nenek N di rumah. Bapak B dan
keluarga biasanya menggunakan bahasa betawi saat berkomunikasi
dengan orang lain. Akan tetapi, Ibu K sendiri bisa berbahasa sunda
karena banyak pembeli yang berbelanja di warungnya adalah orang
sunda.
9. Agama
Kepercayaan yang dianut keluarga Bapak B adalah Islam sehingga
nilai-nilai yang diyakini dalam keluarga ini adalah nilai-nilai islam.
Nenek N biasanya melaksanakan ibadah di rumah. Nenek N aktif
mengikuti kegiatan keagamaan di kampungnya seperti acara
pengajian sebelum mengalami fraktur panggul 2 tahun yang lalu
karena sulit berjalan. Saat ini, Nenek N hanya mengikuti kegiatan
keagamaan pada hari-hari besar keagamaan saja.
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Keluarga Bapak B merupakan salah satu keluarga dengan status
ekonomi menengah ke bawah karena penghasilan suami hanya
sebesar Rp. 1.500.000,00 sesuai standar UMR. Bapak B bekerja di
perusahaan percetakan dan selalu pulang pada sore hari. Untuk
menambah penghasilan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, Ibu K membuka warung dan menjual paket sembako
serta menjadi penanggung jawab arisan di lingkungan tempat
tinggalnya. Rumah yang keluarga tempati sekarang ini adalah
rumah peninggalan suami Nenek N. Oleh karena itu, keluarga tidak
ingin berpindah tempat tinggal karena ini dianggap bisa
mengurangi biaya hidup keluarga dan bisa berfokus pada biaya
pendidikan An. D.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga.
Keluarga biasanya suka menonton TV di rumah untuk menghibur
diri atau mengurangi kepenatan yang dialami oleh masing-masing
keluarga. Keluarga juga kadang-kadang pergi ke tempat hiburan
seperti mall untuk jalan-jalan bersama keluarga. Komunikasi
keluarga selama ini berjalan cukup baik dan terbuka antar anggota
keluarga. Selain itu, arisan keluarga dan perkumpulan keluarga
juga menjadi ajang untuk mengurangi stress dalam keluarga.
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah.
Rumah Bapak B yang ditempati adalah rumah pribadi pada lahan
berukuran 6 m x 20 m. Rumah ini terdiri dari beberapa ruangan,
yaitu ruang tamu, ruang keluarga, tiga kamar tidur, toilet dan
dapur. Lingkungan rumah tampak berantakan dan gelap. Sumber
api yang digunakan sehari-hari berasal dari tabung gas. Sumber air
yang digunakan berasal dari sumur. Jarak sumur dengan septikteng
lebih dari 10 meter. Di depan rumah Bapak B terdapat jalan yang
cukup ramai. Di kampung ini, antara rumah penduduk tidak
memiliki jarak sehingga saling menempel.
Denah Rumah:
Toilet dapur
Keterangan:
: Pintu
: Jendela
kamar kamar
ruang keluarga
halaman
toko
kamar ruang tamu
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif.
Keluarga cukup rukun. Ibu K tampak sangat memperhatikan
keseluruhan kondisi keluarga. Masing-masing anggota keluarga
saling memperhatikan kebutuhan anggota yang lain. Nenek N tidak
mau menyusahkan kedua anaknya untuk menjaga dan merawat dia
di rumah sehingga Nenek N melakukan aktivitasnya sendiri
walaupun kesulitan berjalan.
2. Fungsi Sosialisasi.
Fungsi sosialisasi dalam keluarga Bapak B berjalan dengan baik.
Bapak B dan keluarga sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh
RT setempat. Keluarga ini juga merupakan orang yang senang
mengobrol dengan tetangga-tetangganya. Adik Ibu K sering datang
berkunjung ke rumah Ibu K. Namun, Nenek N tidak terlalu sering
melakukan aktivitas di luar rumah. Nenek N biasanya hanya
mengobrol dengan tetangga di depan rumahnya.
3. Fungsi Perawatan Keluarga.
Keluarga belum terlalu memahami masalah-masalah kesehatan
pada lansia seperti gangguan mobilisasi. Menurut Ibu K, kondisi
mobilisasi Nenek N merupakan hal yang umum terjadi pada lansia.
Keluarga belum memutuskan untuk merawat anggota keluarga
dengan masalah kesehatan. Keluarga tidak melakukan perawatan
terhadap Nenek N yang kesulitan dalam melakukan mobilisasi.
Keluarga juga belum pernah melakukan modifikasi lingkungan
pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan. Keluarga akan
membawa Nenek N ke fasilitas pelayanan kesehatan atau dukun
urut apabila Nenek N jatuh saat berjalan. Tingkat ekonomi dan
transportasi yang dimiliki keluarga Kakek B mencukupi untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
4. Fungsi Ekonomi.
Penghasilan keluarga berasal dari Bapak B yang bekerja di
percetakan dan penghasilah Ibu K dari usaha tokonya. Keluarga
tidak mempunyai dana khusus untuk kesehatan. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit, keluarga menggunakan dana yang
ada. Kedua anak Nenek N juga terkadang memberikan uang kepada
Nenek N. Keluarga ini juga masih bisa menggunakan fasilitas
kesehatan dengan Jamkesmas ataupun biaya pribadi.
5. Fungsi Reproduksi.
Nenek N memiliki dua anak dan satu orang cucu dari anak
pertamanya.
31
No Pemeriksaan 6. Abdomen Nenek N Bapak B Ibu K
. Fisik
1. TTV TD: 135/90 mmHg TD: 120/80 mmHg TD: 90/70 mmHg
R: 15x/menit R: 20x/menit R: 16x/menit
N: 83x/menit N: 87x/menit N: 72x/menit
S: 37,5oC o
S: 37 C S: 37oC
2. Kondisi Kesadaran kompos Kesadaran kompos Kesadaran kompos
Umum mentis mentis mentis
Kondisi umum baik Kondisi umum baik Kondisi umum baik
3. Kepala Rambut sebagian Rambut hitam Rambut hitam
putih Mata konjungtiva tidak Mata konjungtiva tidak
Mata konjungtiva anemis, penglihatan anemis, penglihatan
tidak anemis, jelas jelas
penglihatan sedikit Hidung tidak ada Hidung tidak ada
rabun dekat sumbatan sumbatan
Hidung tidak ada Telinga bersih, Telinga bersih,
sumbatan pendengaran baik pendengaran baik
Telinga bersih, Bibir lembab Bibir lembab
pendengaran baik Mulut tidak ada Mulut tidak ada
Bibir sedikit kering kelainan kelainan
Mulut tidak ada Lidah merah muda, Lidah merah muda,
kelainan permukaan berbintik permukaan berbintik
Lidah merah muda, Gigi bersih Gigi bersih
permukaan berbintik
Gigi coklat
4. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan kelenjar pembengkakan kelenjar
kelenjar tyroid tyroid tyroid
Teraba denyut vena Teraba denyut vena Teraba denyut vena
jugularis jugularis jugularis
Tidak terlihat adanya Tidak terlihat adanya Tidak terlihat adanya
peningkatan tekanan peningkatan tekanan peningkatan tekanan
vena jugularis vena jugularis vena jugularis
5. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris terlihat simetris terlihat simetris
Suara jantung S1 dan Suara jantung S1 dan Suara jantung S1 dan
S2, murmur (-) S2, murmur (-) S2, murmur (-)
Suara napas vesikuler, Suara napas vesikuler, Suara napas vesikuler,
ronchi (-), wheezing ronchi (-), wheezing (-) ronchi (-), wheezing (-)
(-)
A baik
n Bibir lembab
a Mulut tidak
k ada kelainan
Lidah merah
D muda,
TD: 100/80 permukaan
mmHg berbintik
R: 15x/menit Gigi bersih
N:
87
x/ Tidak ada
m pembengkakan
en kelenjar
it tyroid
S: Teraba denyut
37 vena jugularis
o
C Tidak terlihat adanya
Kesadar peningkatan
an tekanan vena
kompos jugularis
mentis Pergerakan dada
Kondisi terlihat simetris
umum baik Suara jantung S1 dan
Rambut hitam S2, murmur (-)
Mata Suara napas
konjungtiva vesikuler, ronchi
tidak (-), wheezing (-)
anemis,
penglihatan
jelas
Hidun
g
tidak
ada
sumba
tan
Telinga
bersih,
pendengaran
43
44
31
45
Diagnose keperawatan 2:
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak B, khususnya
Nenek N (NANDA, 2012).
No. Kriteria Bobot Pebenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Kaki kiri Nenek N mengalami
Skala: aktual atrofi dan kontraktur.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Nenek N masih memiliki anak-
anak dan seorang cucu. Anak
masalah dapat diubah:
pertama sekarang tinggal bersama
mudah Nenek N di rumah Nenek N.
Rumah Nenek N tidak jauh dari
fasilitas kesehatan.
3. Potensial masalah 2/3 x 1 =2/3 Kondisi Nenek N sudah
berlangsung sejak 2 tahun yang
untuk dicegah
lalu dan keluarga tidak melakukan
Skala: tinggi perawatan.
4. Menonjolkan masalah 1/2 x 1 = 1/2 Menurut keluarga masalah belum
perlu segera ditangani.
Skala: ada masalah,
tetapi tidak perlu
segera ditangani
Diagnosa keperawatan 3:
Gangguan citra tubuh keluarga Bapak B, khususnya Nenek N (NANDA, 2012).
No. Kriteria Bobot Pebenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Nenek N lebih sering berada di
Skala: actual dalam rumah dari pada di luar
rumah.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 1 Anak yang tinggal bersama Nenek
masalah dapat diubah: N di rumah hanya berada di rumah
sebagian sibuk bekerja. Tingkat ekonomi
Nenek N dan anak-anaknya cukup
untuk melakukan perawatan.
3. Potensial masalah 1/3 x 1 =1/3 Nenek N sudah 2 tahun jarang
untuk dicegah keluar rumah.
Skala: sedang
4. Menonjolkan masalah 0/2 x 1 = 1 Keluarga tidak melihat masalah
Skala: Masalah tidak tersebut
dirasakan.
Diagnosa keperawatan 4:
Resiko jatuh pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N.
No. Kriteria Bobot Pebenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Rumah keluarga Nenek N tampak
Skala: resiko gelap dan berantakan. Anak
terakhir Nenek N menyadari hal
ini namun tidak memiliki waktu
yang cukup untuk melakukan
pemeliharaan rumah.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 1 Anak yang tinggal bersama Nenek
masalah dapat diubah: N di rumah hanya berada di rumah
sebagian sibuk bekerja. Tingkat ekonomi
Nenek N dan anak-anaknya cukup
untuk melakukan perawatan.
3. Potensial masalah 2/3 x 1 =1/3 Kondisi rumah Nenek N yang
untuk dicegah gelap dan tidak terawat belum
Skala: sedang dicoba untuk diatasi oleh keluarga
di rumah Nenek N. Masalah ini
berlangsung sudah lama.
4. Menonjolkan masalah 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan klien
Skala: masalah berat, beberapa kali jatuh saat berjalan.
harus segera ditangani
48
3.5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA BAPAK B
KHUSUSNYA NENEK N DENGAN MASALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI
31
49
Anggota keluarga
Latihan Range Respon a. Diskusikan cara latihan ROM pasif
mampu melakukan
of Motion psikomotor untuk meningkatkan kekuatan dan
latihan ROM pasif
(ROM) Pasif kelenturan otot serta mencegah
untuk meningkatkan
kekuatan dan kontraktur dan kekakuan pada
kelenturan otot serta persendian.
mencegah b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan
kontraktur dan kembali cara melakukan latihan ROM
kekakuan pada pasif untuk meningkatkan kekuatan
persendian, yaitu: dan kelenturan otot serta mencegah
a. Berbaring kontraktur dan kekakuan pada
dalam posisi persendian.
yang nyaman. c. Berikan reinforcement positif terhadap
b. Anjurkan kemampuan yang dicapai keluarga.
bernapas
normal selama
latihan.
c. Lakukan
gerakan fleksi
(menekuk
persendian),
ekstensi
(meluruskan
persendian),
abduksi (satu
anggota tubuh
kearah
mendekati aksis
tubuh), adduksi
(satu anggota
tubuh kea rah
menjauhi aksis
tubuh), rotasi
(memutar atau
menggerakkan
satu bagian
melingkari
aksis tubuh),
pronasi
(memutar ke
bawah),
supinasi
(memutar ke
atas), inverse
(gerakan ke
dalam), dan
eversi (gerakan
ke luar).
Setelah dilakukan Respon Anggota keluarga a. Diskusikan cara penggunaan alat bantu
pertemuan kedua psikomotor mampu melakukan jalan walker.
selama 1x30menit, penggunaan alat b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan
anggota keluarga bantu jalan walker, kembali cara penggunaan alat bantu
mampu melakukan: yaitu: jalan walker.
Penggunaan alat a. Walker harus c. Berikan reinforcement positif terhadap
bantu jalan (walker) selalu berada di kemampuan yang dicapai keluarga.
keempat kaki
saat berhenti.
b. Posisi tubuh
yang benar
harus
dipertahankan,
yaitu postur
tegak, siku
sedikit
menekuk,
pergelangan
tangan
memanjang,
dan bahu santai.
c. Sepatu yang
kuat, nyaman,
dan bersol keras
harus dipakai.
d. Walker dan
kaki yang
cedera harus
pindah
bersama-sama.
e. Waspada
dengan bahaya
seperti
permukaan
yang tidak rata
atau lantai
basah.
Melakukan cara Respon Keluarga a. Evaluasi kemampuan keluarga dalam
perawatan fraktur afektif melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
panggul. perawatan fraktur fraktur panggul.
panggul b. Berikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
4. Memodifikasi
lingkungan yang
sesuai untuk
penderita fraktur
panggul, dengan:
Menyebutkan cara Respon Anggota keluarga a. Diskusikan cara memodifikasi
memodifikasi verbal mampu lingkungan untuk penderita fraktur
lingkungan untuk menyebutkan panggul.
penderita fraktur minimal 2 dari 4 b. Jelaskan cara memodifikasi lingkungan
panggul. modifikasi untuk penderita fraktur panggul.
lingkungan yang c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan
sesuai untuk kembali cara memodifikasi lingkungan.
penderita fraktur d. Tanyakan kepada keluarga materi yang
panggul, yaitu: belum jelas.
Menambahkan e. Jelaskan kepada keluarga materi yang
karpet anti slip belum dimengerti.
untuk Berikan reinforcement terhadap
menghindari kemampuan yang dicapai keluarga.
lantai licin.
Meningkatkan
pencahayaan
ruangan dengan
menambahkan
lampu.
Memasang
pegangan
tangan ditempat
yang di
perlukan seperti
misalnya di
kamar mandi.
Menyingkirkan
barang-barang
yang bisa
membuat
terpeleset dari
jalan yang biasa
untuk melintas.
Mendemonstrasikan Respon Keluarga dapat a. Diskusikan dengan keluarga cara
peningkatkan psikomotor mendemonstrasikan peningkatkan pencahayaan ruangan
pencahayaan cara modifikasi dengan menambahkan lampu.
ruangan dengan lingkungan dengan b. Demonstrasikan cara peningkatkan
menambahkan peningkatkan pencahayaan ruangan dengan
lampu. pencahayaan menambahkan lampu.
. ruangan dengan c. Motivasi keluarga untuk
menambahkan mendemonstrasikan kembali apa yang
lampu. diajarkan mengenai peningkatkan
pencahayaan ruangan dengan
menambahkan lampu.
d. Ulangi redemonstrasi jika keluarga
masih memerlukan.
e. Berikan reinsforcement positif atas
upaya keluarga
Melakukan cara Respon Keluarga a. Evaluasi kemampuan keluarga dalam
modifikasi afektif melakukan cara modifikasi lingkungan untuk anggota
lingkungan. modifikasi keluarga dengan fraktur panggul.
lingkungan. b. Berikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
5. Mampu
menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada untuk
melakukan
perawatan fraktur
panggul, dengan:
Menyebutkan
tempat pelayanan Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga mengenai
kesehatan untuk verbal menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar
dirujuk. fasilitas kesehatan tempat tinggal.
yang dapat b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
dikunjungi: kembali fasilitas kesehatan yang dapat
Puskesmas dikunjungi.
Rumah sakit c. Berikan reinforcement positif atas
Klinik dokter usaha keluarga.
Menyebutkan Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga mengenai
manfaat fasilitas verbal menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan yang ada di
kesehatan. manfaat kunjungan sekitar tempat tinggal.
ke fasilitas b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kesehatan, yaitu kembali fasilitas kesehatan yang dapat
mendapatkan dikunjungi.
pemeriksaan, c. Berikan reinforcement positif atas
mendapatkan usaha keluarga.
perawatan,
mendapatkan
penyuluhan atau
pendidikan
kesehatan.
Mengunjungi Respon Keluarga a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke
fasilitas pelayanan afektif memanfaatkan fasilitas kesehatan.
kesehatan untuk pelayanan b. Berikan reinforcement positif atas
memeriksa penyakit kesehatan untuk usaha keluarga untuk menggunakan
fraktur panggul. pemeriksaan dan fasilitas pelayanan kesehatan.
pengobatan fraktur
panggul dengan
menunjukkan kartu
kesehatan.
4.1. Kesimpulan
Mobilisasi merupakan salah satu aspek yang paling penting dari fungsi fisiologis
karena hal tersebut merupakan hal pokok untuk memelihara kemandirian. Pada lansia,
mobilisasi dipengaruhi oleh perubahan akibat proses menua dan faktor risiko. Perubahan
anatomis dan fisiologis akibat prosesn penuaan antara lain sistem skeletal yaitu
berkurangnya kekuatan otot, keterbatasan dalam gerak persendian dan menurunnya sistem
pendukung lain yang menambah resiko jatuh dan fraktur pada lansia seperti penurunan
penglihatan dan sistem saraf. Selain perubahan tersebut terdapat beberapa gangguan
mobilisasi yang umum terjadi pada lansia yakni fraktur dan jatuh, osteoporosis, dan
arthritis. Pengkajian sistem muskuloskletal diawali menanyakan riwayat kesehatan lansia,
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan diagnostik. Intervensi keperawatan yang dapat
dilakukan dalam pengelolaan kebutuhan mobilisasi lansia antara lain kompres, ROM,
penggunaan alat bantu jalan, serta diet rendah purin dan tinggi kalsium & vitamin D.
Pada kasus Nenek N (68) yang mengalami gangguan mobilisasi akibat sebelumnya
mengalami fraktur panggul sehingga berjalan dengan pincang, kaki kiri atropi dan
kontraktur serta kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri. Intervensi keperawatan yang
dapat dilakukan adalah kompres hangat didaerah nyeri akibat fraktur, latihan rentang
pergerakan sendi, diet tinggi kalsium rendah purin serta modifikasi lingkungan untuk
mengurangi risiko jatuh seperti menambah pencahayaan, membuat pegangan tangan, serta
menmbahkan karpet anti slip agar tidak licin.
4.2. Saran
Imobilitas merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi pada lansia yang
dapat mendorong kearah konsekuensi fisiologis dan psikolgis yang serius. Perawat harus
mengkaji perubahan yang terjadi pada mobilisasi lansia akibat proses penuaan normal atau
kondisi patologis. Perawat juga perlu mengidentifikasi dan memasukan hal-hal yang secara
fisik dan struktural akan membatasi mobilisasi ke dalam pendidikan kesehatan. Pengkajian
secara hati-hati pada sistem muskuloskeletal dengan tetap menjaga privasi klien penting
bagi perawat untuk membantu lansia mendapatkan tingkat fungsional yang optimal.
31
69