OBAT ANASTETIKA
Disusunoleh :
Kelompok 1C
Amalia Nur Khalifah 11161020000052
Robiah Al Adawiyah 11161020000060
Salsabila Sadya 11161020000062
Muhfadi 11161020000064
Putri Annafi Utami 11161020000021
Tri Yuliana A 11161020000074
KELOMPOK 1C
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
MEI/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf pusat sangat peka terhadap obat-obatan, akibat nya
sebagian besar obat-obatan jika diberikan dalamdosis yang cukup
besar menimbulkan efek yang mencolok terhadap fungsi system saraf
pusat.Obat-obat yang bekerja terhadap system saraf pusat yaitu obat
sedative-hipnotik, obat anti kejang, anestetika umum dan lokal.
Anestetika umum adalah obat yang dapat menimbulkan anesthesia
atau narkosa, yakni suatu keadaan depresi umum dari pel bagai pusat
di SSP yang bersifat reversible, di mana seluruh perasaan dan
kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan (Tan
HoanTjay, et al., 2007).
Anestetika umum dibedakan menjadi dua, yaitu anestetika inhalan
dan anestetika intravena. Secara tradisional, efek anestetik pada otak
menimbulkan empat stadium atau tingkat kedalaman depresi SSP,
yaitu : Stadium I – analgesia, stadium II – excitement, stadium III –
anesthesia beda, dan stadium IV – depresi medulla (Bertram G.
Katzung, et al., 2013).
1. Stadium 1 (Analgesia)
2. Stadium II(Perangsangan)
4. Stadium IV(Paralisismedulla)
Depresi pernapasan dan pusat vasomotor berat terjadi pada stadium ini.
Kematian dapat terjadi dengan cepat,kecuali dilakukan pengukuran untuk
mempertahankan sirkulasi dan pernapasan..
Pengamatan
Kelompok 1 Eter
waktu Respon
Detik 0 Gelisah, pupil mata membesar
Detik 29 Jatuh bangun mulai kehilangan kesadaran
Detik 38 Kehilangan kesadaran, memucat
menit 01.00 Mulai sadar, tak merespon
menit 01.54 pupil mata membesar sedikit respon
menit 03.00 kesadaran hampir pulih
menit 03.16 Nafas kembali stabil
menit 05.00 respon lemah
menit 05.27 nafas cepat belum stabil
menit 08.00 sadar ketika di beri sentuhan
menit 10.00 bersuara saat di sentuh
menit 10.03 nafas kembali teratus
menit 12.43 merespon, mulai stabil
menit 13.00 mengunyah, ritmik jantung stabil
menit 18.00 kesabilan mendekati 80%
Kelompok 2 Etanol
waktu Respon
Detik 10 Gelisah
Detik 55 Mulai kurang aktif
Menit 01.51 Mata sayup, diam
Menit 02.12 Bergetar, sesak nafas
Menit 04.02 Mulai lemas dan semakin berdiam
Menit 06.50 Kejang-kejang
Menit 12.35 Terkulai lemas
Menit 14.20 Cegukan
Menit 15.30 Kesadaran mulai Hilang
Menit 16.45 Terjatuh - jatuh
Menit 19.03 Mulai Terlela[
Menit 24.39 Tertidur
Kelompok 3 Eter
waktu Respon
Detik 6 Berkemih
Detik 14 Gelisah
Detik 41 Mulai hilang kesadaran
Detik 52 Nafas tidak teratur
Menit 01.25 Tertidur, nafas tenang
Menit 01.35 Di keluarkan
Menit 02.14 jantung cepat
Menit 03.11 mulai bergerak mengangkat kepala
Menit 03.48 Sempoyongan
Menit 04.40 Jalan Mulai stabil namun lemas
Menit 08.20 Mulai lincah kembali
Menit 09.14 Sudah Kembali Normal
Kelompok 4 Etanol
waktu Respon
Detik 37 Mata Berkedip
Detik 49 Bergeleng
Menit 01.11 Nafas tidak teratur
Menit 01.36 Kesulitan bernafas
Menit 04.28 Mata makin sayu
Menit 5.17 Mulai tengang
Menit 11.42 Beraktifitas kecil, mata terkadang tertutup
Menit 13.22 Tenang kembali
Menit 21.00 Kaki melemas, mata makin tertutup
Menit 33.02 Kaki lemas di ngkat keluar
Menit 41.07 Diam tertidur
Menit 50.11 respon terhadap rangsangan
Menit 56.36 Masih lemas
Pembahasan
Obat atau zat yang digunakan pada praktikum anestetika umum ini
adalah eter dan etanol absolut. Pada pemberian eter dan etanol absolut
melalui inhalasi, tikus mengalami efek dari obat tersebut. Pada
pemberian eter, tikus lebih cepat mengalami kehilangan kesadaran
dibandingkan pemberian etanol absolut. Selain itu, pada kelas kami
pemberian eter dan etanol absolut tidak ada keterangan berapa banyak
jumlah etanol absolut dan eter yang digunakan. Hal ini dapat
menyebabkan perbedaan hasil pengamatan, karena kami tidak
mengetahui seberapa banyak etanol absolut atau eter yang diberikan pada
masing-masing kelompok. Karena jumlah eter atau etanol absolut yang
diberikan dapat mempengaruhi kecepatan kerja etanol absolut atau eter
pada tikus.