Anda di halaman 1dari 4

Nama : Azkia Maharani

NIM : 11000118140402
Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana
Kelas :E
Resume Pasal KUHAP Tentang Penuntutan
Pasal 1 angka 7 Penuntutan adalah tindakan penuntut umum
untuk melimpahkan perkara pidana ke
pengadilan negeri yang berwenang dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini dengan permintaan supaya
diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang
pengadilan.

Yang berhak menuntut


Pasal 1 angka 6 huruf a Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang
oleh undang-undang ini untuk bertindak
sebagai penuntut umum serta melaksanakan
putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
Pasal 1 angka 6 huruf b Penuntut umum adalah jaksa yang diberi
wewenang oleh undang-undang ini untuk
melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim.
Wewenang Penuntut Umum
Pasal 14 a. menerima dan memeriksa berkas perkara
penyidikan dari penyidik atau penyidik
pembantu;
b. mengadakan prapenuntutan apabila ada
kekurangan pada penyidikan dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat
(3) dan ayat (4), dengan memberi petunjuk
dalam rangka penyempurnaan penyidikan
dari penyidik;
c. memberikan perpanjangan penahanan,
melakukan penahanan atau penahanan
lanjutan dan atau mengubah status tahanan
setelah perkaranya dilimpahkan oleh
penyidik;
d. membuat surat dakwaan;
e. melimpahkan perkara ke pengadilan;
f. menyampaikan pemberitahuan kepada
terdakwa tentang ketentuan hari dan
waktu perkara disidangkan yang disertai
surat panggilan, baik kepada terdakwa
maupun kepada saksi, untuk datang pada
sidang yang telah ditentukan;
g. melakukan penuntutan;
h. menutup perkara demi kepentingan
hukum;
i. mengadakan tindakan lain dalam lingkup
tugas dan tanggung jawab sebagai
penuntut umum menurut ketentuan
undang-undang ini;
j. melaksanakan penetapan hakim.

Prapenuntutan Pasal 14 huruf b mengadakan prapenuntutan


apabila ada kekurangan pada penyidikan
dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110
ayat (3) dan ayat (4),

ALUR PENUNTUTAN

Dilimpahkan ke
Berkas Perkara
Pengadilan beserta
Lengkap
Berkas Perkara hasil Diserahkan dan diperiksa dengan Dakwaan
Penyelidikan selesai oleh Penuntut Umum
(Pasal 138 ayat 1)
Berkas Perkara Kembali ke Penyidik
Tidak Lengkap untuk dilengkapi

Penuntut Umum membuat


surat dakwaan Penyidik menyampaikan kembali
(Pasal 140 ayat 1) berkas perkara ke Penuntut Umum
Berkas Perkara (Pasal 138 ayat 2)
dapat dilimpahkan

Memberikan Surat
Ketetapan kepada PU menentukan berkas perkara
pihak tersangka dapat dilimpahkan atau tidak
(Pasal 140 ayat 2 (Pasal 139)
huruf b dan c)
PU memutuskan untuk
menghentikan penuntutan

Jika terdapat
alasan baru
Penuntut Umum dapat
melakukan penuntutan
terhadap tersangka
(Pasal 140 ayat 2 huruf d)
Pasal 138 ayat (1) Penuntut umum setelah menerima hasil
penyidikan dari penyidik segera mempelajari
dan menelitinya dan dalam waktu tujuh hari
wajib memberitahukan kepada penyidik
apakah hasil penyidikan itu sudah
lengkap atau belum.
Pasal 138 ayat (2) Dalam hal hasil penyidikan ternyata belum
lengkap, penuntut umum mengembalikan
berkas perkara kepada penyidik disertai
petunjuk tentang hal yang harus dilakukan
untuk dilengkapi dan dalam waktu empat
belas hari sejak tanggal penerimaan berkas,
penyidik harus sudah menyampaikan kembali
berkas perkara itu kepada penuntut umum.

Pasal 141 Penuntut umum dapat melakukan


penggabungan perkara dan membuatnya
dalam satu surat dakwaan, apabila pada waktu
yang sama atau hampir bersamaan ia
menerima beberapa berkas perkara dalam hal:
a. beberapa tindak pidana yang dilakukan
oleh seorang yang sama dan kepentingan
pemeriksaan tidak menjadikan halangan
terhadap penggabungannya;
b. beberapa tindak pidana yang bersangkut-
paut satu dengan yang lain;
c. beberapa tindak pidana yang tidak
bersangkut-paut satu dengan yang lain,
akan tetapi yang satu dengan yang lain
itu ada hubungannya, yang dalam hal ini
penggabungan tersebut perlu bagi
kepentingan pemeriksaan.

Pasal 143 ayat (2) Penuntut umum membuat surat dakwaan yang
diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi :
a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau
tanggal lahir, jenis kelamin,kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan
tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu
dan tempat tindak pidana itu dilakukan.

Pasal 143 ayat (3) Surat dakwaan yang tidak memenuhi


ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) huruf b batal demi hukum.

Pasal 144 (1) Penuntut umum dapat mengubah surat


dakwaan sebelum pengadilan
menetapkan hari sidang, baik dengan
tujuan untuk menyempurnakan maupun
untuk tidak melanjutkan penuntutannya.
(2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat
dilakukan hanya satu kali selambat-
lambatnya tujuh hari sebelum sidang
dimulai.
(3) Dalam hal penuntut umum mengubah
surat dakwaan ia menyampai kan
turunannya kepada tersangka atau
penasihat hukum dan penyidik.

Anda mungkin juga menyukai