Anda di halaman 1dari 140

FAKTOR˗FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


(APD) PADA PEKERJA DEPARTEMEN SIZING DAN
WEAVING PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES TBK
TAHUN 2019

SKRIPSI

OLEH :
LIS ZAZA
NPM. 113115049

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S.1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019
FAKTOR˗FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
(APD) PADA PEKERJA DEPARTEMEN SIZING DAN
WEAVING PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES TBK
TAHUN 2019

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :
LIS ZAZA
NPM. 113115049

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S.1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S1)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI TAHUN 2019

LIS ZAZA
FAKTOR˗FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DEPARTEMEN
SIZING DAN WEAVING PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES TBK
TAHUN 2019.
68 halaman + 9 tabel + 2 gambar +16 lampiran

ABSTRAK
APD merupakan seperangkat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi
sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
Angka kecelakaan PT. Trisula Textile Industries pada Tahun 2016 (2,23%), Tahun
2017 (0,52%) dan Tahun 2018 (1,81%). Pada departemen sizing dan weaving
terdapat karyawan yang tidak lengkap dalam penggunaan APD saat sedang bekerja
seperti: masker, ear muff, sarung tangan dan safety shoes. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor˗faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD pada
pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk.
Desain penelitian adalan potong lintang jumlah sampel 131 responden yang bekerja
pada departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk, teknik
pengambilan sampel menggunakan total populasi. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan dengan uji kai
kuadrat.
Hasil menunjukkan bahwa APD tidak lengkap (44,6%), terdapat hubungan antara
sikap (p= 0,034), pengawasan (p= 0,015) dengan penggunaan APD dan tidak ada
hubungan pengetahuan dengan penggunaan APD (p=0,289).
Disarankan perusahaan dapat menjalankan prosedur yang sudah ditetapkan untuk
lengkap dalam menggunakan APD sehingga pekerja lebih disiplin dalam memakai
APD ketika bekerja.

Kata kunci: APD, potong lintang, sikap, pengawasan, pengetahuan,


Kepustakaan: 38, 2001-2018

i
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM (S-1)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2019

LIS ZAZA
FACTORS CONTRIBUTING TO THE USE OF SELF-PROTECTIVE
EQUIPMENT (SPE) AT SIZING AND WEAVING DEPARTMENT OF PT.
TRISULA TEXTILE INDUSTRIES TBK IN 2019.
68 pages + 9 tables + 2 pictures + 16 attachments

ABSTRACT
Self-Protective Equipment (SPE) is a set of equipment used by workers to protect
part or all of their bodies from potential work hazards or accidents. Accident figure
of PT. Trident Textile Industries recorded 2.23% in 2016, 0.52% in 2017 and 1.81%
in 2018. At the sizing and weaving department there were employees using PPE
incompletely when performing their work such as: masks, ear muffs, gloves and
safety shoes. This study aims at finding out factors to the use of Self-Protective
Equipment (SPE) at Sizing and Weaving Department of PT. Trisula Textile
Industries Tbk.
This study applied cross sectional design. It used total population sampling
technique involving a total sample of 131 respondents working at the sizing and
weaving department of PT. Trident Textile Industries Tbk, Data were collected
through interview and observation. Data were then analyzed using the square test.
The results found out that SPE was incomplete (44.6%). There was correlation
between attitude (p = 0.034), supervision (p = 0.015) and the use of SPE, and there
was no correlation between knowledge and the use of SPE (p = 0.289).
It is recommended that companies be able to carry out established procedures for
using PPE completely in order that workers will be more disciplined in using SPE
when working.

Keywords: PPE, cross section, attitude, supervision, knowledge


Literature: 38, 2001-2018

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat, karunia, serta hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor˗faktor yang berhubungan dengan

penggunaan APD pada pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile

Industries Tbk” guna melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk menyelesaikan

program pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwasanya jauh dari

kesempurnaan, baik segi teknik penulisan maupun segi isi. Akan tetapi penulis

mendapat banyak bantuan, bimbingan, motivasi dan saran berbagai pihak sehingga

pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Gunawan Indrianto,dr,.M.Kes(MARS) selaku Ketua Stikes jenderal

Achmad Yani Cimahi.

2. Bapak Asep Dian A., SKM.,MM.,MH.Kes selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat (S1) Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi.

3. Bapak Asep Dian A., SKM.,MM.,MH.Kes selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

4. Dr.K.M. Agus Riyanto, S.KM.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

5. Dr. Novie E Mauliku, SKM., M.Sc selaku dosen penguji I skripsi.

6. Lela Juariah, S.Kp., MHKes selaku dosen penguji II skripsi.

iii
7. Seluruh staf Prodi Kesehatan Masyarakat dan Perpustakaan STIKES Achmad

Yani yang telah membantu.

8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi terbesar baik

dalam moral maupun material.

9. Junizar Sehargo Budi yang telah memberikan semangat selama pembuatan

skripsi ini

10. Teman ˗ teman Paswar, BDC, Rahasia Negara yang telah memberikan

dukungan untuk menyelsaikan skripsi ini.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkah-nya atas semua jasa dan kebaikan

selama pembuatan skripsi ini, dengan rasa hormat penulis memohon kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak. Terima kasih.

Cimahi, Juli 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
C Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Alat Pelindung Diri (APD) ................................................................................. 9
1. Pengertian APD ............................................................................................. 9
2. Peraturan perundangan ................................................................................ 10
3. Macam-Macam APD ................................................................................... 12
4. Perawatan APD ........................................................................................... 19
5. Masalah dalam Pengadaan APD ................................................................. 20
B. Konsep Prilaku Kepatuhan .............................................................................. 21
1. Perilaku ........................................................................................................ 21
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ................................................. 22
1. Pengetahuan ................................................................................................ 22
2. Sikap ........................................................................................................... 25
4. kepercayaan ................................................................................................ 25
5. Nilai ............................................................................................................. 27
7. Pengawasan ............................................................................................... 27
D. Kerangka Teori ............................................................................................. 29

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ............................................................................................. 30
1. Paradigma Penelitian ................................................................................... 30
2. Rancangan Penelitian................................................................................... 31
3. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 32
4. Variabel Penelitian....................................................................................... 32
5. Definisi Operasional .................................................................................... 33
B. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................... 35
C. Pengumpulan Data............................................................................................ 36
1. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36
2. Instrumen Penelitian .................................................................................... 36
3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ........................................................ 37
D. Prosedur Penelitian........................................................................................... 41
E. Pengumpulan dan Analisis Data ....................................................................... 43
1. Pengelolaan Data .......................................................................................... 43
2. Analisis Data ................................................................................................ 44
F. Etika Penelitian................................................................................................. 46
G. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 48
B. Pembahasan ...................................................................................................... 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan........................................................................................................... 64
B. Saran ................................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................... 29


Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitiain ......................................................... 31

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................................... 33


Tabel 3.2 Jumlah Sampel Setiap Unit ................................................................. 35
Tabel 4.1 Analisis Univariat ............................................................................... 48
Tabel 4.2 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD ............................ 52
Tabel 4.3 Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD ........................................ 53
Tabel 4.4 Hubungan Pengawasan dengan penggunaan APD ............................. 54

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Pengambilan Data Awal PT. Trisula Textile


Industries Tbk
Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian PT. Trisula Textile Industries Tbk
Lampiran 3 : Surat Balasan Penelitian PT. Trisula Textile Industries
Tbk
Lampiran 4 : Data Kecelakaan Tahun 2016 PT. Trisula Textile
Industries Tbk
Lampiran 5 : Data Kecelakaan Tahun 2017 PT. Trisula Textile
Industries Tbk
Lampiran 6 : Data Kecelakaan Tahun 2018 PT. Trisula Textile
Industries Tbk
Lampiran 7 : Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent)
Lampiran 8 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 9 : Master Tabel
Lampiran 10 : Output Uji Validitas Pengetahuan
Lampiran 11 : Output Uji Validitas Sikap
Lampiran 12 : Output Nilai Tengah Sikap
Lampiran 13 : Output Analisis Univariat
Lampiran 14 : Output Analisis Bivariat
Lampiran 15 : Surat Tutor
Lampiran 16 : Dokumentasi
Lampiran 17 : Daftar Riwayat Hidup

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan alat pelindung yang digunakan

oleh tenaga kerja secara langsung untuk tujuan pencegahan kecelakaan kerja

yang disebabkan oleh faktor yang timbul di lingkungan kerja (Soeripto, 2008).

Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat keselamatan kerja yang digunakan oleh

pekerja untuk melindungi tubuh dari kemungkinan adanya paparan potensi

bahaya terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2014). Alat

Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja

sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri

dan orang disekelilingnya (Widayana dan Wiratmaja, 2014).

Dampak tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dapat terjadinya

kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan korban jiwa, cacat, kerusakaan

peralatan, menurunnya mutu dan hasil produksi,terhentinya proses produksi,

kerusakan lingkungan dan mengakibakan kerugian semua pihak. Alat

pelindung diri yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung bertujuan untuk

mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh berbagai

faktor yang ada di lingkungan tempat kerja. Para pekerja diwajibkan

menggunakan alat pelindung diri sesuai pemerintah melalui Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

PER.08/MEN/VII/2010 (Anizar, 2012).

1
2

Berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan jumlah kasus kecelaka

an kerja terus menurun. Tahun 2015 terjadi kecelakaan kerja sejumlah 110.285

kasus, sedangkan tahun 2016 sejumlah 105.182 kasus, sehingga mengalami

penurunan sebanyak 4,6%. Sedangkan sampai Bulan Agustus tahun 2017

terdapat sebanyak 80.392 kasus. Menurut International Labour Organization

(ILO) tahun 2018, terdapat 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3%) dari

kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara lebih dari 380.000

(13,7%) dikarenakan kecelakaan kerja. Setiap tahun, ada hampir seribu kali

lebih banyak kecelakaan kerja non-fatal dibandingkan kecelakaan kerja fatal.

Kecelakaan non-fatal diperkirakan dialami 374 juta pekerja setiap tahun, dan

banyak dari kecelakaan ini memiliki konsekuensi yang serius terhadap

kapasitas penghasilan para pekerja (www.ilo.org, diperoleh 11 Februari 2019).

Menurut Tarwaka (2014) penyebab utama dari kejadian kecelakaan kerja

merupakan adanya faktor dan pesyaratan K3 yang belum dilaksanakn secara

benar. Penyebab utama dari kecelakaan kerja meliputi: faktor manusia atau

tindakan tidak aman (unsafe actions), faktor lingkungan atau kondisi tidak

aman (unsafe condition), dan interaksi manusia dan sarana pendukung kerja.

Faktor manusia (unsafe action) memberi andil sebanyak 80-85% terhadap

terjadinya suatu kecelakaan , contoh perilaku tidak aman (unsafe action) yang

sering ditemukan ditempat kerja yaitu tidak patuh pada prosedur kerja, bekerja

tidak sesuai dengan keahlian, mengabaikan peringatan, tidak mematuhi rambu-


3

rambu kerja, kecerobohan, dan tidak menggunakan alat pelindung diri, maka

membentuk suatu perilaku.

Menurut Notoatmodjo (2012) perilaku adalah perpaduan antara faktor

internal yang terdiri dari kecerdasan, persepsi, motivasi, minat dan emosi dan

faktor eksternal yang terdiri dari obyek kelompok dan hasil kebudayaan.

Perilaku juga bergantung pada karakteristik atau faktor lain dari tenaga kerja

itu sendiri. Menurut Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2010) perilaku

seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor

pemungkin (enabling) dan faktor penguat (reinforcing). Faktor predisposisi

terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya. Faktor pemungkin (enabling) terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana-sarana. Faktor penguat (reinforcing)

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas, kebijakan, peraturan, pengawasan,

dan sebagainya.

Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setalah

orang melakukan penglihatan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmojo,

2012). Menurut Kaligis, dkk (2017) hasil yang diperoleh nilai p value sebesar

0,015 (p value < 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan penggunaan APD petani saat penyemprotan pestisida di

Kelurahan Rurukan. Menurut Aprinita, dkk (2017) Hasil diperoleh nilai Hasil

uji Chi Square diperoleh nilai p-value0,498 > 0,05 yang berarti tidak ada
4

hubungan antara pengetahuan responden dengan perilakupenggunaan APD di

pabrik.

Sikap baik terhadap suatu nilai tidak selalu terwujud dalam suatu

tindakan nyata, sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada

situasi tertentu, pengalaman orang lain dan pengalaman dirinya, serta nilai-nilai

yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo, 2018). Menurut Wismaningsih, dkk

(2015) hasil uji terdapat nilai p=0,001, terdapat hubungan sikap dengan

penggunaan APD dengan nilai p=0,000 dan terdapat hubungan antara. Menurut

Indrawati (2017) Hasil uji statistik menunjukkan P Value yang diperoleh

adalah 0,041, nilai ini menunjukkan bahwa P Value 0,041<Alpha 0,05. Jadi

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap terhadap

penggunaan APD di RW 01/03 Desa Sialang Panjang Kecamatan Tembilahan

Hulu.

Pengawasan merupakan faktor penting yang menguatkan timbulnya

perilaku sesorang sehingga program kegiatan yang diterapkan dan orang-orang

dapat tercapai tujuan dan targetnya serta berjalan dengan baik sesuai yang

diharapkan atau direncanakan (Notoatmodjo, 2018). Menurut Japeri, dkk

(2016) hasil uji statistik menunjukan nilai p = 0,013 dengan derajat kemaknaan

95%, sehingga nilai p lebih kecil dari alpha (>0,05), artinya ada pengaruh

antara pengawasan dengan kepatuhan pengunaan APD.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di PT. Trisula Textile

Industries Tbk terdapat data kecelakaan kerja seluruh departemen pada Bulan

Juli sampai dengan Bulan Desember tahun 2016 sebanyak 17 orang (2,23%)
5

dari 762 karyawan, pada bulan Desember tahun 2017 terdapat 3 orang (0,52%)

dari 567 karyawan dan pada bulan Februari sampai dengan Desember tahun

2018 terdapat 12 orang (1,81%) dari 660 karyawan. Pada departemen sizing

dan weaving kecelakaan yang terjadi seperti ibu jari terkena gunting, tangan

terjepit roll, tersengat listrik, punggung tangan terjepit roll. Hasil obsevasi

terdapat karyawan yang tidak lengkap dalam penggunaan APD saat sedang

bekerja di departemen sizing dan weaving seperti: masker, ear maff, sarung

tangan dan safety shoes. Ketersedian APD sudah disediakan oleh pihak

pengelola namun hanya sebagian pekerja yang mematuhi.

Berdasarkan hasil identifikasi pada departemen sizing dan weaving PT.

Trisula Textile Industries Tbk terdapat resiko bahaya yang dapat menimbulkan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja baik dari peralatan seperti tertimpa roll

tersengat listrik dari mesin inspect, dan kebisingan akibat dari mesin

penganyam yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu 92,4 dB dengan

NAB 85dB. Kegiatan yang dilakukan pada departemen sizing dan weaving

mencangkup proses meningkatkan daya tahan benang terhadap gesekan

sewaktu proses penenunan, penggabungan, pencucukan, penganyaman, dan

pemeriksaan kain sesuai dengan stadar. Pengerjaan dilakukan dengan

menggunakan beberapa mesin seperti mesin inspect, mesin pengayam, mesin

beam.

Berkaitan dengan rendahnya tingkat penggunaan alat pelindung diri pada

pekerja di departemen sizing dan weaving pada PT. Trisula Textile Industries

Tbk dimana para pekerja lebih besar potensi bahaya karena dalam produksi
6

banyak menggunakan alat atau mesin-mesin yang cukup berbahaya yang dapat

menimbulkan penyakit atau kecelakaan akibat kerja.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang: “Faktor˗faktor apakah yang berhubungan

dengan penggunaan APD pada pekerja departemen sizing dan weaving PT.

Trisula Textile Industries Tbk?”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor˗faktor yang berhubungan dengan

penggunaan APD pada pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula

Textle Industries Tbk tahun 2019.

2. Tujuan khusus

a) Mengetahui gambaran usia, pendidikan pada pekerja departemen sizing

dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk tahun 2019.

b) Mengetahui gambaran penggunaan APD, pengetahuan, sikap dan

pengawasan pada pekerja departemen sizing PT. Trisula Textile

Industries Tbk tahun 2019.

c) Mengetahui gambaran penggunaan APD, pengetahuan, sikap dan

pengawasan pada pekerja departemen weaving PT. Trisula Textile

Industries Tbk tahun 2019.


7

d) Mengetahui gambaran penggunaan APD, pengetahuan, sikap dan

pengawasan pada pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula

Textile Industries Tbk tahun 2019.

e) Mengetahui hubungan pengetahuan dengan pengunaan APD pada

pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries

Tbk tahun 2019.

f) Mengetahui hubungan sikap dengan pengunaan APD pada pekerja

departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk

tahun 2019.

g) Mengetahui hubungan pengawasan dengan pengunaan APD pada

pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries

Tbk tahun 2019.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran

ilmu kesehatan masyarakat khususnya bidang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) dalam lingkup pengunaan Alat Pelindung Diri (APD) .

2. Manfaat Praktis

a) Bagi PT. Trisula Textile Industries Tbk

Sebagai data dasar untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khususnya dalam penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD).


8

b) Bagi Departemen sizing dan weaving

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk

meningkatkan kepatuhan pekerja dalam menggunakan Alat Pelingdung

Diri (APD) saat bekerja.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pengertian Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia tahun 2010 adalah suatu alat yang

mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya

mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat

kerja kecelakaan dan penyakit akibat kerja. APD merupakan suatu

kewajiban dimana para pekerja atau buruh yang bekerja pada proyek

diwajibkan menggunakan APD (Anizar, 2012). APD adalah seperangkat

alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh

atau sebagian tubuh dari kemungkinan adanya paparan potensi bahaya

lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka,

2014)

Menurut Budiono (2013) Alat Pelindung Diri (APD) merupakan

seperangkat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau

seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD

tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuh tetapi dapat mengurangi

tingkat keparahan yang mungkin terjadi.Alat pelindung diri (APD)

berperan penting terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam

pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan

yang penting sebagai pelaku pembangunan. Sebagai pelaku pembangunan,

9
10

perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan baik dari aspek ekonomi, sosial,

teknis, dan medis dalam mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja (Anizar,

2012).

2. Peraturan Perundangan

Berdasarkan Pasal 14 huruf c UU NO.1 Tahun 1970 tentang

keselamatan kerja merupakan pengusaha atau pengurus perusahaan wajib

menyiadakan APD untuk tenaga kerja dan orang lain yang memasuki

kawasan tempat kerja. Apabila kewajiban perusahaan tersebut tidak

dipenuhi merupakan suatu pelanggaran undang˗undangAlat Pelindung Diri

(APD) yang disediakan oleh pengusaha dan digunakan oleh tenaga kerja

harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Tenaga kerja

berhak menolak bila APD yang disediakan tidak memuhi syarat. Ketiga

pemenuhan persyaratan tersebut, harus faktor pertimbagan dimana APD

harus (Anizar, 2012) :

a. Mudah dalam pemiliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan dan harga

terjangkau.

b. Memperhatikan efek samping pengunaan APD.

c. Memenuhi syarat estetika.

d. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala jenis bahaya

atau potensi.

e. Enak dan nyaman dipakai.

f. Tidak mengganggu dan tidak membatasi dalam ruang gerak.


11

Menurut Tarwaka, (2014) pencegahan penyakit akibat kerja

penggunaan alat pelindung diri diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga

kerja dan Transmigrasi no.: Per ˗01/MEN/1981 dalam mewajibkan

melapor Penyakit Akibat Kerja. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

untuk peningkatan kinerja keselamatan kerja diatur di dalam beberapa

Peraturan Pemerintah maupun peraturan dan keputusan Metreri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi, antara lain:

a. Peraturan Pemeintah RI No. 11 Tahun 1979 menyatakan bahwa

”pengusaha wajib menyediakan dalam jumlah yang cukup alat

penyelamat dan pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaannya”.

b. Peraturan Menakertranskop No. Per. 01/MEN/1978 tentang K3 dalam

Penebangan dan Pengangkutan kayu.

c. Peraturan Menakertrans No. 01/MEN/1980 menyatakan bahwa “

Alat˗alat penyelamat dan pelindung diri yang sejenis disesuaikan

dengan sifat pekerja dan disediakan dalam jumlah cukup”.

Menurut Budiono (2013) salah satu peraturan˗perundangan yang

menyangkut penggunaan alat pelindung diri adalah UU No. 1 Tahun 1970

tentang Keselamatan kerja antara lain:

a. Kewajiban pengurus untuk menunjukan dan menjelaskan [ada setiap

tenaga kerja baru tentang:

1) Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan dalam

tempat kerja (Pasal 9, ayat 1 b).


12

2) Alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan (Pasal 9,

ayat 1 c).

b. Kewajiban memasuki tempat kerja untuk siapapun wajib mentaati

semua peraturan keselamatan kerja dan menggunakan alat pelindung

diri yang diwajibkan (Pasal 13).

c. Kewajiban pengurus untuk menyediakan secara cuma˗cuma, semua

alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja berada

dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang

masuk ketempat kerja tersebut (Pasal 14, ayat c).

3. Macam˗macam Alat Pelindung Diri (APD)

a. Alat Pelindung Kepala

Alat pelindung kepala ini digunakan untuk melindungi rambut

terjepit oleh mesin yang berputar dan untuk melindungi dari bahaya

terbentur benda tajam atau keras, bahaya terjstuhnya benda, panas sinar

matahari dan percikan bahan kimia korosif. Jenis alat pelindung antara

lain (tarwaka, 2014) :

1) Topi pelindung (Safety Helmets)

Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda˗benda keras

yang terjatuh, benturan dan terkena arus listrik. Topi pelindung

tahan terhadap pukulan, tidak mudah terbakar dan tahan terhadap

perubahan iklim. Topi pelindung dapat terbuat dari plastik

(Bakelite), serat gelas (fiberglass) maupum metal.


13

2) Tutup Kepala

Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari kebakaran, korosi,

suhu, kain tahan api/korosi, kulit dan kain tahan air.

3) Topi hats/cap)

Alat ini berfungsi sebagai pelindung kepala atau rambut dari

kotoran atau debu atau mesin yang berputar dan biasanya terbuat

dari dari kain katun.

Menurut Widayana dan Wiratmaja (2014) manfaat dari alat

pelindung kepala adalah:

1) Melindungi kepala dari benturan dan tertimpa benda.

2) Melindungi rambut pekerja supaya terjerat mesin yang berputar

3) Melindungi kepala dari panas radiasi, percikan bahan kimia dan api.

b. Maker

Anizar, (2012) menyatakan pada tempat kerja tertentu sering kali

udaranya kotor yang diakibatkan oleh macam˗macam sebab antara lain:

1) Racun dan debu halus yang dihasilkan dari pengecatan atau asap.

2) Bukan gas bercun tetapi seperti CO2 yang menurunkan konstrasi

oksigen di udara.

3) Debu˗debu kasar

4) Uap beracun atau gas beracun dari pabrik kimia

Untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran tersebut, kita dapat

menggunakan alat yang disebut “masker”. Masker terdapat beberapa

jenis dan penggunaanya, antara lain sebagai berikut:


14

1) Masker hidung

Masker ini dapat menyering debu atau benda lain sampai ukuran 0.5

mikron, bila kita sulit bernafas waktu menggunakan alat ini maka

alat tersebut harus diganti karena filter alat tersebut sudah tersumbat

oleh debu. Hal yang perlu diingat saat mengunakan masker hidung

adalah:

a) Bersihkan masker setelah mengunakan

b) Memasang masker harus menempel baik pada wajah. Untuk

memeriksa tempelkan selembar kertas atau telapak tangan pada

hidung, bila masker terpasang baik maka kertas akan tertarik

c) Pada saat memasang jangan sampai terbalik

2) Masker penyaring debu

Masker penyaring debu beguna untuk melindungi pernafasan dari

serbuk˗serbuk logam dan serbuk ksar lainnya.

3) Masker tabung

Masker ini sangat tepat digunakan untuk melindungi pernapasan dari

gas tertentu. Masker tabung mempunyai filter yang baik dari pada

masker berhidung. bermacam˗macam tabung dapat dipasang dan

bermacam˗macam tabunya tertulis untuk macam gas dan bagaimana

digunakannya.

c. Sepatu Pengaman

Sepatu pengaman dapat melindungi tenaga kerja terhadap

kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat yang minimpa kaki,


15

paku˗paku atau benda tajam lain yang mungkin terinjak, logam pinjar

dan sebagainnya. Sepatu kulit buatannya kuat dan baik memberikan

perlindungan, akan tetapi terhadap kemungkinan tertipa benda berat

perlu sepatu denganujung sepatu tertutup baja dan lspisan baja di dalam

sol sepatu tersebut (Anizar, 2012). Sepatu pengaman berfungsi untuk

melindungi kaki dari bahaya kajatuhan benda-benda berat, terpercik

bahan kimia korosif, dan tertusuk benda-benda tajam (Buntarto, 2015).

d. Alat pelindung telinga

Menurut Buntarto (2015), Alat pelindung telinga ada dua jenis yaitu

sumbat telinga (ear plug) dan tutup telinga (ear muff). Sumbat telinga

yang baik adalah sumbat telinga yang dapat menahan frekuensi tertentu

saja, sedangkan frekuensi pembicaraan tidak terganggu. Sumbat telinga

dapat terbuat dari kapas, malam (wax), plastic, karet alami, dan sintetik.

Kelebihan dari sumbat telinga adalah mudah dibawa kemana-mana,

relative lebih nyaman, tidak membatasi gerak kepala, dan dapat dipakai

dengan mudah serta tidak mengganggu penggunaan alat lain seperti

kacamata dan pelindung kepala. Alat pelindung telinga digunakan

untuk mengurangi intensitas suara yang masuk kedalam telinga dan

dapat berfungsi untuk melindungi dari bahaya percikan api atau logam

panas terutama pada alat pelindung telinga jenis tertutup (ear muff)

(Widayana dan Wiratmaja, 2014).

Alat pelindung jenis ini digunakan untuk mengurangi instesitas

suara yang masuk ke dalam telinga (Tarwaka, 2014). Telinga perlu


16

dilindungi terhadap loncatan api, percikan logam, pijar atau partikel

yang melayang untuk perlindungan terhadap kebisingan dilakukan

dengan sumber atau tutp telinga (Anizar, 2012).

a) Sumbat Telinga (ear plug)

Ukuran dan bentuk saluran telinga tiap individu dan untuk

dua telinga dari orang yang sama itu berbeda. Ear plug dipilih

sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran dan bentuk saluran

telinga. Pada umunya diameter saluran telinga antara 5˗11 mm dan

lubang telinga pada umunya berbentuk lonjong dan tidak lurus. Ear

plug dapat terbuat dari kapas, plastik, karet alami dan bahan

sintesis.

b) Tutup telinga (ear muff)

Alat pelindung telinga jenis ini terdiri dari 2 (dua) buah tutup

telinga dan sebuah headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa

cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara frekuensi

tinggi. Alat ini dapat mengurangi intensitas suara sampai 30 dB dan

juga dapat melindungi bagian luar telinga dari benturan benda

keras.

e. Sarung tangan

Sarung tangan sangat membantu pada pengerjaan yang berkaitan

dengan benda panas, tajam, maupun benda yang licin. Sarung tangan

juga digunakan sebagai isolator untuk pengerjaan listrik. Sarung tangan

diberikan kepada pekerja dengan pertimbangan akan bahaya dan


17

persyaratan yang diperlukan seperti beban bergerak dari jari dan tangan

(Anizar, 2012).

Sarung tangan harus diberikan kepada tenaga kerja dengan

pertimbangan akan bahaya-bahaya dan persyaratan yang diperlukan.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan sarung

tangan adalah bahaya yang mungkin terjadi (bahan-bhan kimia korosif,

benda-benda panas, tajam dan kasar), daya tahan sarung tangan

tersebut, dan kepekaan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan

(Buntarto, 2015).

f. Kaca Mata

Kecelakaan mata berbeda˗beda dan aneka jenis kaca mata yang

diperlukan. Perusahan akan menyediakan kaca mata pelindung serta

aneka jenis dan ukuran untuk setia tenaga kerja sesuai kebutuhan.

Beberapa tenaga kerja mungkin tidak menemukan ukuran atau jenis

kaca mata yang sesuai maka perusahaan mengatur pemeriksaan mata

untuk dapat kaca matai yang tepat dan dikaitan dengan bahaya yang ada

(Anizar, 2012).

Kaca mata memiliki 2 macam yaitu yang di lengkapi dengan topeng

samping dan tanpa topeng samping. Kegunaannya untuk melindungi

mata dari benda melayang seperti paku, paku keling, serpihan logam

atau batu˗batuan, percikan logam, percikan benda˗benda keras lainnya

yang dihasilkan oleh pekerjaan yang menggunakan pahat, alat pengebor

batu˗batuan, alat pembuat lubang pada beton (Soeripto, 2008).


18

g. Perlindungan Paru˗Paru

Paru˗paru perlu dilindungi manakala ada udara udara tercemar atau

kemungkinan kekurangan oksigen dalam udara. Kekurang oksigen

mungkin terjadi ditempat udaranya buruk seperti gudang bawah tanah.

Pencemaran berbahaya mungkin dapat menimbulkan keracunan

korosif, atau menjadi sebab rangsangan. Pencemaran mungkin bisa

berbentuk gas, uap logam, kabut, debu dan lainnya (Anizar, 2012).

h. Alat Pelindung Pernafasan

Menurut tarwaka (2014) alat pelindung pernafasan digunakan untuk

melindungi pernafasan dari resiko paparan gas, uap, debu, atau udara

terkontaminasi atau racun, korosi atau yang bersifat rangsangan.

Tujuan utama dalam memberikan perlindungan agar tenaga kerja dapat

bertahan terhadap bahaya˗bahaya saluran pernafasan adalah dengan

mengendalikan pencemar pada sumber dan mencegah agar tidak masuk

dalam udara daerah pernafasan tenaga kerja (Soeripto, 2008).

i. Alat Pelindung Kaki

Jenis alat pelindung kaki seperti sepatu karet dan hak rendah. Alat

pelindung kaki dapat terbuat dari kulit yang dilapisi asbes atau chrom.

Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi dari

benturan/tusukan/irisan/goresan benda tajam, larutan bahan kimia,

terperatur yang ekstrim baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah,

kawat˗kawat yang aliran listrik dan lantai licin agat tiak terjatuh

(Widayana dan Wiratmaja, 2014)


19

j. Alat pelindung diri lainnya

Terdapat alat pelindung diri lainnya seperti tai pengaman bagi

tenaga kerja yang mungkin terjatuh, selain itu pakaian khusus untuk

menghindari kecelakaan kerja ataau untuk penyelamatan. Pakaian

kerja dianggap suatu alat pelindung terhadap bahaya kecelakaan. Untuk

pakaian yang digunakan pria mengunakan lengan pendek, tidak longgar

pada dada atau punggung, tidak ada lipatan yang mungkin

mendatangkan bahaya. Wanita sebaiknya memakai celana panjang,

rambut ikat atau di gulung, baju yang digunakan pas dan tidak memakai

perhiasan. Pakaian kerja sintesis digunakan untuk bahan kimia korosif,

tetapi justru bahaya pada lingkungan yang mudah meledak oleh aliran

listrikstatis (Anizar, 2012).

4. Perawatan Alat Pelindung Diri

Perawatan terhadap peralatan pelindung diri meliputi kebenaran tata

cara pengunaan alat, keberhasilan alat setelah selsai digunakan, kebenaran

dalam menyimpan alat dan perbaikan ringan bagian alat yang kurang benar.

APD yang di pakai biasanya berfungsi untuk mengindari penyakit akibat

kerja yang mungkin bila tidak mengunakan dapat menimbulkan penyakit.

alat yang kotor mapun rusak dapat menjadi faktor baru menimbulkan

kecelakaan kerja (Anizar, 2012).

Menurut Tarwaka, (2014) perawatan Alat Peling Diri (APD) dapat

dilakukan dengan cara antara lain:


20

a. Penjemuran di panas matahari untuk menghilangkan bau dan mencegah

timbulnya jamur dan bakteri

b. Pencucian dengan air sabun untuk alat pelindung diri seperti kaca mata,

helm, sarung tangan kain/kulit dan ear plug yang terbuat dari karet.

c. Pengantian cartrigde atau canister pada respirator setlah dipakai

berkali˗kali.

5. Masalah Dalam Pengadaan APD

Menurut Anizar, (2012) masalah˗masalah dalam pengadaan APD

sehingga penggunaannya dapat di petimbangaka antara lain:

a. Perusahaan menyediakan APD tetapi para pekerja enggan mengunakan

b. Perusahaan merasa penyiadakan APD hanya akan menambah beban

biaya.

c. Pekerja mungkin merasa tidak nyaman mengunakan APD karena tidak

sesuai dengan ukuran atau kualitasnya kurang baik dan mungkin tidak

terbiasa dan terlatihan mengunakan APD.

d. Fungsi pengawasan dan penyuluhan tidak berjalan dengan baik dan

tidak dilakuka secara teratur.

e. APD yang disediakan tidak dipakai dan tidak terawat.

f. Perusahaan tidak menyadari adanya bahaya pekerja, dengan

mengunakan APD akan menghindari dari kecelakaan dan biaya

kecelakaan.
21

B. Konsep Perilaku

1. Perilaku

Perilaku dilihat dari aspek biologis adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu

dari segi biologis, semua mahluk hidup mulai dari binatang sampai dengan

manusia mempunyai aktivitas masing-masing. Manusia sebagai salah satu

mahluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas, sepanjang

kegiatan yang dilakukan manusia tersebut antara lain: berjalan, berbicara,

bekerja, menulis, membaca, berfikir, dan seterusnya. Secara singkat

aktivitas manusia dikelompokkan menjadi yakni: a. aktivitas-aktivitas yang

dapat diamati orang lain misalnya: kepatuhan, disiplin, berjalan, bernyanyi,

tertawa, dan sebagainya. b. aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain

(dari luar) misalnya: berfikir, berfantasi, bersikap dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2014).

Menurut Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2014) bahwa perilaku

dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

a. Faktor predisposisi (predisposing factor) yaitu faktor yang berasal dari

diri manusia itu sendiri, antara lain: pengetahuan, keyakinan,

kepercayaan, nilai˗nilai dan sebagainya.

b. Faktor pemungkin (enabling factor) meliputi kemampuan dan sumber

daya yang penting dalam membentuk perilaku sehat. Yang termasuk

kedalam sumber daya tersebut yaitu: prasarana ketersediaannya fasilitas

penunjang kesehatan dan alat pencegahan kecelakaan.


22

c. Faktor penguat (reinforcing factor) meliputi adanya undang-undang,

peraturan-peraturan, penyuluhan, pengawasan, motivasi dan

sebagainya.

C. Faktor yang mempengaruhi Perilaku

1. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) mendefinisikan pengetahuan

(knowledge) adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra

penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam

6 tingkatan pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu

bahwa menggunakan APD untuk mencegah kecelakaan dan penyakit

akibat kerja, tahu bahwa kebisingan dapat menurunkan daya

pendengaran atau ketulian, dan sebagainya.


23

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui

tersebut. Misalnya orang yang memahami cara memakai APD

penutup telinga/ear muff, bukan hanya sekedar menyebutkan caranya,

tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menggunakan penutup

telinga/ear muff tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek

yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip

yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang

telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat

perencanaan program kesehatan di tempat kerjanya, atau orang yang

telah paham metodologi penelitian, ia akan mudah membuat proposal

penelitian dimana saja, dan lain sebagainya.

d. Analisis (Analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dana

tau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai

pada tingkat analisys adalah apabila orang tersebut telah dapat


24

membedakan, atau memisahkanmengelompokkan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya dapat membuat atau

meringkas dengan kata-kata sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca

atau didengar, dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang

telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

Misalnya seseorang dapat menilai manfaat menggunakan APD saat

bekerja.

Hal ini dibuktikan Apriluana, dkk (2016) bahwa terdapat

hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan dengan perilaku

penggunaan APD pada tenaga kesehatan di RSUD Banjarbaru dengan

hasil uji statistik Chi-square didapatkan nilai (p-value=0,0001) dan

hasil Saputro, (2015) berdasarkan hasil diperoleh nilai p= 0,002 < 0,05
25

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan penggunaan APD

2. Sikap

Menurut Campbell (1950, dalam Notoatmodjo, 2014) mendefinisikan

sangat sederhana, yakni: “an individual’s attitude is syndrome of response

consistency with regard to object”. Jadi jelas disini dilakukan bahwa sikap

itu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau

objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan

gejala kejiwaan yang lain. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga

mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima

stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap seseorang terhadap

penggunaan APD dapat diketahui dalam mengunakan APD.

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau

tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya

pekerja yang mengikuti pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan

kerja ditanya atau diminta menanggappi, kemudian dia menjawab atau

menanggapinya.

c. Menghagai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memeberikan

nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti


26

memebahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak mempengaruhi

atau menganjurkan orang lain merespons. Misalnya, pekerja

menghargai apa yang dijawab atau di tanggapi oleh rekan kerjanya

tentang pelatihan K3 tersebut.

d. Bertanggung Jawab

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah dia yakini. Seseorang yang telah mengambil

sikap atau berdasarkan keyakinanya, harus berani mengambil resiko

bila ada orang lain yang mencemooh atau risiko lain. Misalnya,

pekerja yang sdang mengikuti pelatihan maka dia berani ertanggung

jawab dalam meluangkan waktu untuk melakukan pelatihan.

Menurut Notoatmodjo (2018), sikap termasuk kedalam faktor

predisposisi yang mempengaruhi prilaku seseorang. Hal ini

dibuktikan oleh Liswanti (2017), menyatakan bahwa dari hasil uji

statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

sikap dengan perilaku penggunaan APD (p=0,004; α=0,05).

3. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan komponen kognitif dari faktor

sosio˗psikologis. Kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal

yang gaib, tetapi keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah.

Kepercayaan dapat bersifat rasonal maupun irasional. Kepercayaan

dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan (Notoatmodjo,

2014).
27

4. Nilai

Nilai merupakan proposisi moral dan etika digunakan orang untuk

membenarkan tindakan mereka. Menentukan apakah orang

menganggap perilaku kesehatan terkait untuk benar atau salah. Nilai

yang sama cenderung dipegang oleh orang yang memiliki generasi,

geografi, sejarah dam etnis. Nilai yang dianggap lebih mengakar

sehingga kurang terbuka terhadap perubahan dari pada keyakinan atau

sikap (Kholid, 2017).

5. Pengawasan

Menurut Notoatmodjo (2012) pengawasan merupakan faktor

penting yang menguatkan timbulnya perilaku sesorang sehingga

program kegiatan yang diterapkan dan orang-orang dapat tercapai

tujuan dan targetnya serta berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan

atau direncanakan. Menurut Sarwoto (2001) Pengawasan adalah

kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan

terlaksana sesuai dengan rencanan yang ditetapkan dan atau hasil yang

dikehendaki. Agar pengawasan berhasil maka manajer harus melakukan

kegiatan-kegiatan pemeriksaan, pengecekan, pengocokan, inspeksi,

pengendalian dan bebagai tindakan yang sejenis dengan itu, bahkan bila

mana perlu mengatur dan mencegah sebelumnya terhadap

kemungkinan-kemungkinan adanya yang mungkin terjadi.

Agar pengawasan dapat berjalan efisien perlu adanya sistem yang

baik dari pada pengawasan tersebut. Sistem yang baik ini menurut
28

Newman dalam (Sarwoto, 2001) melakukan beberapa syarat sebagai

berikut:

Agar pengawasan dapat berjalan efisien perlu adanya sistem yang

baik dari pada pengawasan tersebut. Sistem yang baik ini menurut

Newman dalam (Sarwoto, 2001) melakukan beberapa syarat sebagai

berikut:

a. Harus memperhatikan atau disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan

perusahaan

b. Harus mampu menjamin adanya tindakan perbaikan (checking,

reporting, corrective action).

c. Harus luwes

d. Harus memperhatikan faktor-faktor dan tata organisasi perusahaan

didalam mana pengawasan akan di laksanakan

e. Harus ekonomis dalam hubungan dengan biaya

f. Harus memperhatikan pula persyaratan sebelum pengawasan itu

dimulai yaitu:

1) Harus ada rencana yang jelas

2) Pola atau tata organisasi perusahaan yang jelas tugas dan

kewenangan-kewenangan yang terdapat dalam organisasi

perusahaan yang bersangkutan.

Hal ini dibuktikan oleh Noviandry (2013) berdasarkan hasil uji

statistik pada variabel pengawasan didapatkan pvalue yaitu 0,012

yang berarti nilai Pvalue < 0,05. Maka dalam penelitian ini, terdapat
29

hubungan antara pengawasan dengan penggunaan Alat Pelindung

Diri (APD) pada industri pengelasan informal di Kelurahan

Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2013.

D. Kerangka Teori

Predisposing Factors

a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Kepercayaan
e. Nilai˗nilai

Enabling Factors

(Ketersediaan fasilitas alat


penunjang kesehatan dan Perilaku Penggunaan
prasarana) ALAT Pelindung Diri
(APD)

Reinforcing Factors
a. Peraturan
b. Penyuluhan
c. Pengawasan

Gambar: 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Green (1980 dalam Noatmodjo 2014) dan Kholid (2017)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Alat Pelindung Diri (APD) mempunyai kemampuan untuk melindungi

seorang pekerja yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh

dari potensi bahaya di tempat kerja. Para pekerja diwajibkan menggunakan

alat pelindung diri sesuai peraturan pemerintah melalui Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No

PER.08/MEN/VII/2010 (Anizar, 2012). Alat Pelindung Diri (APD)

merupakan alat pelindung yang di gunakan oleh tenaga kerja secara

langsung untuk tujuan pencegahan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh

faktor yang timbul di lingkungan kerja (Soeripto, 2009).

Menurut Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2014) perilaku seseorang

dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: faktor predisposisi, faktor pemungkin

(enabling), dan faktor penguat (reinforcing). Faktor predisposisi terwujud

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya. Faktor pemungkin (enabling) terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana. Factor

penguat (reinforcing) terwujud dalam sikap dan perilaku petugas,

kebijakan, peraturan, pengawasan, penyuluhan, dan sebagainya. Maka

peneltian ini bertujuan untuk menganalisis faktor˗faktor yang

30
31

berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) departemen

sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk tahun 2019 dapat

digambarkan kerangka konsep sebagai berikut :

Varabel independent Variabel dependent

Faktor predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD)
Faktor Penguat
˗ pengawasan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


2. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian survei analitik.

Penelitian survei analitik merupakan suatu penelitian yang mencoba

mengetahui mengapa masalah kesehatan tersebut bisa terjadi, kemudian

melakukan analisis hubungan antara faktor risiko (faktor yang

mempengaruhi efek) dengan faktor risiko (faktor yang dipengaruhi oleh

risiko). Dengan analisis hubungan dapat diketahui seberapa jauh

kontribusi faktor resiko tersebut terhadap efek atau suatu kejadian

(Riyanto, 2011).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan potong lintang

atau cross sectional. Studi yang mempelajari hubungan faktor risiko

(paparan) dan efek dimana melakukan observasi atau melakukan

pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama (Riyanto,

2011). Pengertian studi cross-sectional adalah rancangan observasional


32

yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan

variabel dependen dimana pengukurannya dilakukan pada satu saat

(serentak) (Budiman, 2013). Dengan variabel independen faktor

predisposisi (sikap dan pengetahuan) serta faktor penguat (pengawasan)

dan variabel dependen penggunaan APD.

3. Hipotesis Penelitian

a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan APD pada

pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries

Tbk tahun 2019.

b. Ada hubungan antara sikap dengan penggunaan APD pada pekerja

departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk

tahun 2019.

c. Ada hubungan antara pengawasan dengan penggunaan APD pada

pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries

Tbk tahun 2019.

4. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel

dependen dan variabel independen. Variabel dependen yang diteliti adalah

penggunaan APD pada pekerja, sedangkan variabel independen yang

diteliti dalam penelitian ini adalah faktor predisposisi (pengetahuan dan

sikap) dan faktor penguat (pengawasan).

5. Definisi Operasional
33

Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang

akan diteliti secara operasional dilapangan. Definisi operasional

bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan

terhadap variabel-variabel yang akan diteliti serta untuk pengembangan

instrument. Dengan definisi operasional yang tepat maka ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diteliti menjadi lebih terbatas dan

penelitian akan lebih fokus (Riyanto, 2011)

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi konseptual Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


Operasional
Penggunaan Pemakaian Alat yang Lembar 0=tidak lengkap Ordinal
alat pelindung seperangkat alat digunakan check list alat pelindung
diri (APD) keselamatan yang pekerja untuk diri (APD) pada
digunakan oleh melindungi dari responden
pekerja untuk penyakit dan bagian sizing
melindungi seluruh kecelakaan kerja. dan weaving
atau sebaagian 1=lengkap alat
tubuhnya dari pelindung diri
kemungkinan adanya (APD) pada
pemaparan potensi responden
bahaya lingkungan bagian sizing
kerja terhadap dan weaving
kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
(Tarwaka, 2014).
Pengetahuan Hasil tahu dan terjadi Hal yang Kuesioner 0= kurang jika < Ordinal
setelah orang diketahui 56%
mengadakan responden 1= cukup jika
pengindraan terhadap tentang APD 56%-75%
suatu objek tertentu pada bagian 2= baik jika
mengenai jenis APD, sizing dan 76%-100%
kapan waktu weaving
menggunakan APD,
dan fungsi APD
(Notoatmodjo, 2014).
34

Sikap Respon atau reaksi Respon Kuesioner 0= negatif jika Ordinal


tertutup seseorang seseorang jawaban
terhadap stimulus terhadap suatu responden < dari
atau objek tentang objek. mean (48,10)
penggunaan APD 1= positif jika
(Notoatmodjo, 2014). jawaban
responden ≥ dari
mean (48,10)

Pengawasan Kegiatan yang Kegiatan Obsevasi 0= tidak Ordinal


berfungsi untuk pemeriksaan dan dilakukan
memastikan bahwa yang dilakukan Lembar pengawasan bila
pekerjaan yang oleh atasan pada check list bila atasan
dilakukan berjalan pekerja melakukan
sesuai rencana (sebelum dan
(Siagian, 2007). sesudah bekerja)
<2
1= dilakukan
pengawasan bila
atasan
melakukan 2
(sebelum dan
sesudah bekerja)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek (manusia, binatang percobaan,

data laboratorium, dll) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang

ditentukan (Riyanto, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh


35

pekerja pada departemen sizing dan weaving PT. Trisula Txtile Industries

Tbk sebanyak 131 karyawan .

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat

mewakili atau representatif populasi. Sampel sebaiknya memanuhi kriteria

yang dikehendaki, sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari

populasi target yang akan diteliti langsung, kelompok ini meliputi subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (Riyanto, 2011).

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dengan mengunakan

total populasi pada departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile

Industries Tbk yang berjumlah 131 karyawan.

Tabel 3.2 Jumlah sampel setiap unit


No Unit Populasi sampel
1 Sizing 29 29

2 Weaving 102 102

Total 131 131

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dibantu dengan

dua rekan lainnya yang sama-sama sedang melakukan penelitian di PT.

Trisula Textile Industries Tbk. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara menggunakan kuesioner


36

terhadap pekerja di departemen sizing dan weaving di PT. Trisula Textile

Industries Tbk.

2. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan

lembar check list. Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui. Pertanyaan pada kuesioner

terdiri dari pertanyaan pengetahuan sikap dan pengawasan. Kuesioner

tersebut dibagikan kepada responden, dan pertanyaan dijawab sesuai

dengan pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing. Sedangkan

lembar check list adalah instrumen observasi yang digunakan untuk

mengamati responden digunakan atau tidaknya APD saat bekerja.

Pertanyaan tersebut dihitung dengan persentase (%) jawaban

pertanyaan, untuk mengetahui pengetahuan dari responden maka dengan

menggunakan kriteria absolute:

a
𝑃 = 𝑥100%
b

Keterangan:

P = persentase

a= jumlah jawaban benar

b= jumlah jawaban pertanyaan

Setelah diperoleh hasil kemudian nilai akhir tersebut diasumsikan

kedalam kriteria pengetahuan sebagai berikut:

a. Jika nilai pengetahuan 76%-100% : baik


37

b. Jika nilai pengetahuan 56%-75% : cukup

c. Jika nilai pengetahuan < 56% : kurang

Untuk mengukur sikap pekerja terhadap penggunaan APD yaitu

dengan menggunakan skala likert, dimana masing-masing pertanyaan

mempunyai lima kemungkinan jawaban untuk pertanyaan positif

(vaforable) adalah: (4) sangat setuju, (3) setuju, (2) tidak setuju, (1) sangat

tidak setuju. Kriteria pemberian skor untuk pertanyaan negatif (unvorable)

adalah: (1) sangat setuju (2) setuju, (3) tidak setuju, (4) sangat tidak setuju,

kemudian dilakukan uji kenormalan data, dengan cara mengeluarkan

estimasi interval dengan analisis eksplorasi data dengan hasil yang di

dapatkan ˗0,047 di bawah 2 berarti distribusi normal menggunakan mean.

3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Pada penelitian ini, uji validitas dan reabilitas instrumen dilakukan

di departemen final inspecting PT. Trisula Textile Industries Tbk pada 15

orang responden dibagian tersebut.

a. Uji validitas

Uji validitas yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product

Moment untuk mengukur sikap dengan rumus sebagi berikut:

𝑛 (∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟𝑋𝑌 =
√{𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 . (𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

Sedangkan untuk butir soal Dis-kontinum seperti pengetahuan maka

digunakan Koefisien Korelasi Biserial, dan rumus yang digunakan

untuk menghitung koefisien biserial antara skor butir soal dengan skor

total tes adalah sebagai berikut:


38

(𝑥1 −𝑥1 ) 𝑃
𝑟𝑏𝑖𝑠(1) = . (√𝑞1 )
𝑆1 1

Keterangan:

𝑟𝑏𝑖𝑠(1)= koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor 1

dengan skor total

𝑋𝑖 = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir i

𝑋𝑡= rata=rata skor total semua responden

𝑆𝑡 = standar deviasi skor total semua responden

𝑃𝑖 = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i

𝑄𝑖 = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i

Keputusan uji:

Bila r hitung (r pearson) ≥ r tabel ≥ 0,514: artinya pertanyaan tersebut

valid

Bila r hitung (r pearson) < r table < 0,514: artinya pertanyaan tersebut

tidak valid

Hasil uji validitas untuk variabel sikap dari 15 pertanyaan

terdapat 13 pertanyaan yang valid dengan rentang (0,613-0,876) untuk

variabel yang tidak valid terdapat 3 pertanyaan peneliti memutuskan

untuk merubah kata˗kata dari pertanyaan tersebut sehingga pertanyaan

tersebut digunakan dan uji validitas untuk variabel pengetahuan dari 15


39

pertanyaan terdapat 9 pertanyaan yang valid dengan rentang

(0,644˗0,957) untuk variabel yang tidak valid terdapat 6 pertanyaan

peneliti memutuskan untuk merubah kata˗kata dari pertanyaan tersebut

sehingga pertanyaan tersebut digunakan.

a. Uji Reliabillitas

Menurut Riyanto (2011), reliabilitas artinya kestabilan

pengukuran, alat dikatakan reliable jika digunakan berulang-ulang

nilainya tetap sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan reliable jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil waktu ke

waktu. Uji reliabilitas dilakukan terhadap seluruh pertanyaan dari

variabel konsep. Uji yang digunakan adalah uji Cronbach’s Alpha

dengan rumus sebagai berikut:

𝑘 ∑ 𝑆12
𝑟𝑠 = (1 − 2 )
𝑘−1 𝑆1

Keterangan:

rii: koefifisien reliabilitas tes

k: ccah butir

Si2: Varians skor butir

St2: varians skor total

Keputusan uji:

Bila nilai cronbach’s alpha ≥konstatnta (0,6), maka pertanyaan


reliable
40

Bila nilai cronbach’s alpha < konstatnta (0,6), maka pertanyaan


tidak reliable.

Dari hasil uji terdapat nilai Cronbach’s Alpaha (0,934) lebih


besar dibandingkan dengan nilai konstanta 0,6 maka 13 pertanyaan
tersebut dinyatakan reliabel.

Sedangkan untuk butir soal Dis-kontinum seperti pada soal

pengetahuan, maka uji reliabilitas Koefeisein reliabilitas dengan

menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:

𝑘 ∑ 𝑝1 𝑞1
𝑟𝑖𝑖 = ( ) . (1 − )
𝑘−1 𝑆21

Keterangan:

rii: koefisien reliabilitas tes

k: cacah butir

pi qi: varian skor butir

pi: proposal jawbaan yang benar untuk nomor i

qi: proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor I

St2: varian skor total

Keputusan uji:

Bila nilai alpha < r tabel pertanyataan tersebut tidak reliabel

Bila nilai alpha > r tabel pertanyataan tersebut reliabel


41

Hasil uji terdapat nilai alpha 0,896 > r tabel 0,514 dengan demikian 9

pertanyaan tersebut reliabel.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap penelitian

a. Menentukan topik penelitian yaitu faktor˗faktor yang berhubungan

dengan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja departemen sizing

dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk.

b. Merumuskan masalah

c. Melakukan pendekatan pada instansi penelitian

d. Melakukan studi pendahuluan pada Bulan Januari ˗ Februari 2019

e. Melakukan studi kepustakaan

Mencari buku-buku atau sumber informasi sesuai dengan materi

yang akan diteliti dari text book, jurnal dan internet dimulai dari Bulan

Februari-Maret 2019.

f. Menyusun proposal penelitian

Penyusunan proposal penelitian dilakukan pada Bulan Maret-April

2019.

g. Melakukan ujian proposal penelitian yang dilakukan pada tanggal 16

Mei 2019

2. Tahap pelaksanaan

a. Izin pelaksanaan penelitian

Peneliti memberi surat perizinan pada tempat penelitian, yaitu

didapatkan dari diklat PT. Trisula Textile Industries Tbk


42

b. Melakukan pengumpulan data

Pengumpulan data yaitu berupa data sekunder berupa data nama-

nama pekerja pada departemen sizing dan weaving di PT.X, dan data

primer dengan melakukan wawancara langsung kepada responden

dilakukan pada Bulan Juni˗ Juli 2019. Sebelumnya peneliti

memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian peneliti memberitahu

maksud dan tujuan pengumpulan data serta memberi informed consent

untuk meminta persetujuan klien dijadikan responden penelitian. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini yaitu peneliti melakukan

pengamatan dan wawancara menggunakan kuesioner terhadap pekerja di

departemen sizing dan weaving dan dilakukan pada saat pekerja tidak ada

pekerjaan untuk shift pagi pada pukul 08.00-10.00 dan untuk shift siang

pada pukul 15.00-16.30 WIB.

c. Melakukan pengolahan data dan analisis data

Melakukan pengolahan data dengan memasukan data melalui komputer.

d. Menarik kesimpulan setelah mendapat hasil penelitian

3. Tahap Akhir

a. Menyusun laporan hasil penelitian

b. Persentasi hasil penelitian

E. Pengelolaan dan Analisis Data

1. Pengelolaan Data

Data yang didapat dari hasil kuisioner dan obeservasi

merupakan sebuah data yang harus diolah sedemikian rupa sehingga


43

menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan

penelitian. Menurut Riyanto (2013), agar analisa menghasilkan informasi

yang benar, ada empat tahapan dalam pengelolaan data yaitu:

a. Editing

Melakukan pengecekan isi kuesioner untuk memastikan

seluruh data sudah terisi benar dan lengkap .

b. Coding

Merupakan proses pengelolaan data dengan mengubah data

dengan bentuk yang berbeda. Pemberian kode dilakukan setelah

proses editing yaitu dengan memberi kode pada setiap variabel hasil

pengukuran.

Dalam pengcodingan peneliti mengkoding APD: 0. Tidak

lengkap APD, 1. Lengkap APD, pengetahuan: 0. Kurang <56%, 1.

Cukup 56%˗75%, 2. Baik 76%˗100%, sikap: 0. Negatif < mean

(48,10), 1. Postif ≥ mean (48,10), pengawasan: 0. Tidak dilakukan

pengawasan, 1. Dilakukan pengawasan.

c. Processing/entry data

Data yang sudah di koding maka langkah selanjutnya

dilakukan entry data atau memasukan data dari lembar

penelitian/kuesioner ke dalam program aplikasi statistik di komputer

yang dimasukan ke dalam aplikasi komputerisasi.


44

d. Cleaning

Cleaning memeriksa kembali data yang sudah di entry apakah

ada kesalahan atau tidak.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisa deskriptif adalah analisa yang menggambarkan suatu

data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Tujuan

analisis deskriptif untuk membuat gambaran secara sistematis data yang

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki atau diteliti. Dalam penyajian untuk data kategorik

penyajiaannya hanya menggunakan distribusi frekuensi dengan

persentase (proporsi) (Riyanto, 2011).

Analisa univariat dilakukan secara deskriptif yang berfungsi

untuk meringkas, mengklasifikasikan, dan menyajikan data. Karena

data yang digunakan adalah kategorik, maka penyajiannya hanya

menggunakan distribusi frekuensi. Data ditampilkan dengan tabel

frekuensi mengenai pengetahuan, sikap dan pengawasan terhadap

penggunaan APD. Adapun rumus persentase adalah:

P= Fx100%
Keterangan: N

P : Persentase

f : Jumlah nilai indikator


45

N : Jumlah frekwensi maksimal atau frekwensi seluruh item

pengamatan

b. Analisis Bivariat

Masing-masing data yang diperoleh dari pengukuran secara

langsung akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan Chi-Square

dengan rumus:

(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑥2 − ∑
𝑓𝑒

Keterangan:

X2 : Nilai Chi Square

fo : Frekuensi yang diobservasi (frequensi empiris)

fe : Frekuensi yang diharapkan (frequensi teoritis)

Uji kemaknaan yang dilakukan dengan menggunakan α = 0,05

dan confidence interval 95% dengan ketentuan sebagai berikut:

a. P value > 0,05 berarti Ho gagal ditolak (p>α). Uji statistic

menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna.

b. P value ≤ 0,05 berarti Ho ditolak (p≤α). Uji statistik menunjukan

ada hubunganyang bermakna.

Uji Chi Square akan dihitung dengan menggunakan paket

program statistik SPSS dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Perhitungan Pearson Chi Square dipakai bila tabel lebih dari 2x2.

b. Perhitungan Continuity Correction (α) dipakai bila tabel 2x2, dan

tidak ada nilai Expected (harapan)/E<5.


46

c. Perhitungan Fisher’s Exact Test dipakai bila tabel 2x2 dan dijumpai

nilai Expected/E<5.

F. Etika Penelitian

Untuk mencegah timbulnya masalah etika maka diperlukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Informed Consent kepada responden tentang perlunya penelitian, jika

responden setuju maka dirinya untuk menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden kemudian mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh

peneliti.

2. Anonymity yang berarti bahwa kuesioner yang diisikan oleh responden

tanpa memberikan identitas diri secara khusus (tidak mencantumkan nama

responden).

3. Privacy yang diberikan berarti bahwa identitas responden tidak akan

diketahui oleh orang lain dan bahkan mungkin oleh peneliti itu sendiri,

sehingga responden dapat secara bebas untuk menentukan jawaban dari

kuesioner tanpa takut oleh intimidasi dari pihak lain.

4. Bebas dari bahaya dimana penelitian ini tidak akan brdampak secara

langsung terhadap diri responden atau tidak membahayakan.

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah departemen sizing dan weaving PT. Trisula

Textile Industries Tbk adapun waktu penelitian yang dimulai dari pengambilan

data awal yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2019
47

setiap hari Senin-Jumat pukul 08.00˗16.00 dan penelitian dilakukan pada bulan

Juni sampai dengan Juli 2019.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Sizing dan weaving PT. Trisula

Textile Industries Tbk dengan menyajikan data dan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai faktor˗faktor yang berhubungan dengan penggunaan

APD pada pekerja Departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile

Industries Tbk tahun 2019. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis univariat dan bivariat yang hasilnya dapat di jabarkan sebagai

berikut:

1. Analisis Univariat

a. Gambaran Data Demografi Responden

Tabel 4.1 Distribusi Data Demografi Responden pada pekerja


Departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile
Industries Tbk tahun 2019.
No Variabel Frekuensi Persentase
(F) (%)
1. Usia
a. <30 Tahun 65 49,6
b. 31 ˗ 40 Tahun 22 16,8
c. 41 ˗ 50 Tahun 37 28,2
d. >51 Tahun 7 5,3
2. Pendidikan
a. SD 1 0,8
b. SMP 3 2,3
c. SMA/SMK 126 96,2
d. D1/D3/S1 1 0.8

Total 131 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa (49,6%) pekerja berusia

<30 tahun dan sebagian besar pendidikan terakhir pekerja yaitu lulusan

SMA/SMK (96,2%).

48
49

b. Gambaran penggunaan APD, pengetahuan, sikap dan pengawasan


pada pekerja departemen sizing PT. Trisula Textile Industries Tbk
tahun 2019.
Tabel 4.2 Distribusi penggunaan APD, sikap, pengetahuan dan
pengawasan pada pekerja Departemen sizing PT.
Trisula Textile Industries Tbk tahun 2019.
No Variabel Frekuensi Persentase
(F) (%)
1. APD
a. Tidak lengkap 21 72,4
b. Lengkap 8 27,6

2. Sikap:
a. Negatif 11 37,9
b. Positif 18 62,1

3. Pengetahuan:
a. Kurang 5 17,2
b. Baik 24 82,8
4. Pengawasan:
a. Tidak dilakukan
pengawasan 12 41,4
b. Dilakukan
Pengawasan 17 58,6
Total 29 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa pekerja yang

tidak lengkap penggunaan APD sebanyak 21 orang (72,4%), Pekerja

yang mempunyai sikap negatif sebanyak 11 orang (37,9%) , pekerja

yang pengetahuan kurang 5 orang (17,2%) dan pekerja yang tidak

dilakukan pengawasan sebanyak 12 orang (41,4%).


50

c. Gambaran penggunaan APD, pengetahuan, sikap dan pengawasan


pada pekerja departemen weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk
tahun 2019.
Tabel 4.3 Distribusi penggunaan APD, sikap, pengetahuan dan
pengawasan pada pekerja Departemen weaving PT.
Trisula Textile Industries Tbk tahun 2019.
No Variabel Frekuensi Persentase
(F) (%)
1. APD
a. Tidak lengkap 40 39,2
b. Lengkap 62 60,8

2. Sikap:
a. Negatif 47 46,1
b. Positif 55 53,9

3. Pengetahuan:
a. Kurang 27 26,5
b. Baik 75 73,5
4. Pengawasan:
a. Tidak dilakukan
pengawasan 40 39,2
b. Dilakukan
Pengawasan 62 60,8
Total 102 100,0
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa pekerja yang

tidak lengkap penggunaan APD sebanyak 40 orang (39,2%), Pekerja

yang mempunyai sikap negatif sebanyak 47 orang (46,1%) , pekerja

yang pengetahuan kurang 27orang (26,5%) dan pekerja yang tidak

dilakukan pengawasan sebanyak 40 orang (39,2%).


51

d. Gambaran penggunaan APD, pengetahuan, sikap dan pengawasan


pada pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile
Industries Tbk tahun 2019.
Tabel 4.4 Distribusi penggunaan APD, sikap, pengetahuan dan
pengawasan pada pekerja Departemen sizing dan
weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk tahun 2019.
Variabel Frekuensi Persentase
No (F) (%)
1. APD
a. Tidak lengkap 61 46,6
b. Lengkap 70 53,4

2. Sikap:
a. Negatif 59 45,0
b. Positif 72 55,0

3. Pengetahuan:
a. Kurang 32 24,4
b. baik 99 75,6
4. Pengawasan:
a. Tidak dilakukan
pengawasan 53 45,0
b. Dilakukan
Pengawasan 78 55,0
Total 131 100,0
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa pekerja yang

tidak lengkap penggunaan APD sebanyak 61 orang (46,6%), Pekerja

yang mempunyai sikap negatif sebanyak 59 orang (45,5%) , pekerja

yang pengetahuan kurang 32 orang (24,4%) dan pekerja yang tidak

dilakukan pengawasan sebanyak 53 orang (45,0%).


52

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan APD pada pekerja

departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk

tahun 2019.

Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan dengan penggunaan APD pada


pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula
Textile Industries Tbk tahun 2019.

APD

Tidak Total
Pengetahuan Lengkap
Lengkap
P value

n % n % n %

Kurang 18 56,3 14 43,8 32 100


0,289
Baik 43 43,3 56 56,6 99 100

Jumlah 61 46,6 70 53,4 131 100

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas diketahui bahwa dari 61 pekerja yang

APD tidak lengkap sebanyak 18 orang (56,3%) mempunyai pengetahuan

kurang. Hasil analisis menunjukan nilai p=0,289 (α<0,05) sehingga Ho

gagal ditolak, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan APD pada pekerja di

Departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk tahun

2019.
53

b. Hubungan sikap dengan penggunaan APD pada pekerja

departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk

tahun 2019.

Tabel 4.4 Hubungan sikap dengan penggunaan APD pada pekerja


departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile
Industries Tbk tahun 2019.

APD
Tidak Total OR
Sikap Lengkap P value
Lengkap (95%CI)
n % n % n %
1,537 0,034
Negatif 34 57,6 25 42,4 59 100
(95%:1,062˗2,224)
Positif 27 37,5 45 62,5 72 100
Jumlah 61 46,6 70 53,4 131 100
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa dari 61 pekerja yang

APD tidak lengkap sebanyak 34 orang (57,6%) mempunyai sikap

negatif. Hasil analisis menunjukan nilai p=0,034 (α<0,05) sehingga Ho

ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan

antara sikap dengan penggunaan APD pada pekerja di Departemen sizing

dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk tahun 2019. Berdasarkan

hasil analisis diperoleh POR=1,537 (CI 1,062˗2,224) artinya bahwa

pekerja yang mempunyai sikap negatif risiko 1,5 kali lebih tinggi tidak

lengkap penggunaan APD dibandingkan dengan sikap yang positif.


54

c. Hubungan pengawasan dengan penggunaan APD pada pekerja

departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk

tahun 2019.

Tabel 4.5 Hubungan pengawasan dengan pengunaan APD pada


pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula
Textile Industries Tbk tahun 2019.

APD
Total OR
Pengawasan Tidak P value
Lengkap (95%CI)
Lengkap
n % n % n %
Tidak dilakukan 1,624 0,015
32 60,4 21 39,6 53 100
pengawasan (95%:1,131˗2,331)
Dilakukan
29 37,2 49 41,7 78 100
pengawasan
Jumlah 61 46,6 70 53,4 131 100
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa dari 61 pekerja

yang APD tidak lengkap sebanyak 32 orang (60,4%) tidak dilakukan

pengawasan. Hasil analisis menunjukan nilai p=0,015 (α<0,05) sehingga

Ho ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan

antara pengawasan dengan penggunaan APD pada pekerja Departemen

sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk tahun 2019.

Bedasarkan hasil analisis diperoleh POR=1,624 (CI 1,131˗2,331) artinya

bahwa pekerja yang tidak dilakukan pengawasan risiko 1,6 kali lebih

tinggi tidak lengkap penggunaan APD dibandingkan dengan

dilakukannya pengawasan.
55

B. Pembahasan

1. Gambaran pengetahuan, sikap, pengawasan dan APD pada pekerja


departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industiries Tbk
Tahun 2019.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

pekerja yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (0,8%),

pekerja yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 31 orang

(23,3%) dan pekerja yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 99

orang (75,6%). Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja yang memiliki

pengetahuan baik dikarenakan dilakukannya penyuluhan yang dilakukan 1

bulan sekali seperti APD dan pemutaran vidio tentang K3 seperti APD saat

sedang beristirahat bekerja mulai pukul 10.00˗12.00 WIB.

Hasil penelitian Noviandhita (2014) mengenai pengetahuan dengan

penggunaan APD menunjukan bahwa sebagian besar pekerja dengan

pengetahuan baik yaitu (66,7%). Menurut Notoatmodjo (2014) sebagian

besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga)

dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

pekerja yang mempunyai sikap negatif sebanyak 59 orang (45%) dan

pekerja yang memiliki sikap positif yaitu sebanyak 72 orang (55%). Hasil

penelitian menunjukan masih terdapat pekerja yang mempunyai sikap

negatif, hal tersebut dikarenakan dari beberapa yang pekerja mengatakan

tidak menggunakan APD disebabkan oleh ketidak nyaman saat penggunaan

APD terlalu lama saat sedang bekerja.


56

Hasil penelitian Ediana dan Putra (2017) mengenai sikap dengan

penggunaan APD menunjukan bahwa sebagian besar memiliki sikap negatif

(61,4%). Sikap itu tidak dapat dilihat dilihat secara langsung, tetapi hanya

dapat ditafsirkan, baik terhadap suatu nilai tidak selalu terwujud dalam suatu

tindakan nyata, sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada

situassi tertentu, pengalaman orang lain dan pengalaman dirinya, serta nilai-

nilai yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo, 2014).

Berdasarkan hasil analisis pekerja yang tidak dilakukan pengawasan

sebanyak 53 orang (40,5%) dan pekerja yang dilakukan pengawasan

sebanyak 78 orang (72%). Hasil penelitian menunjukan masih terdapat

pekerja yang tidak dilakukan pengawasan saat sebelum bekerja dan sesudah

bekerja karena harapan dari pihak manajer sendiri pekerja memakai APD

atau bekerja aman dan selamat dengan kesadarannya sehingga perilaku

sehat dan selamat menjadi budaya diantara pekerja itu sendiri.

Hasil penelitian Hiday (2013) mengenai pengawasan dengan

penggunaan APD menunjukan bahwa pengawasan masih kurang baik

(59,2%). Pengawasan merupakan faktor penting yang menguatkan

timbulnya perilaku seseorang sehingga program kegiatan yang diterapkan

dan orang tersebut dapat tercapai tujuan dan targetnya serta berjalan dengan

baik sesuai harapkan atau rencanakan (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukan bahwa pekerja yang

tidak lengkap penggunaan APD sebanyak 61 orang (46,6%) dan pekerja

lengkap penggunaan APD sebanyak 70 orang (53,4%). Hasil penelitian


57

menunjukan bahwa masih terdapat pekerja yang tidak lengkap penggunaan

APD dikarenakan pekerja merasa kurang nyaman dalam penggunaan APD

saat sedang bekerja seperti: penggunaan masker terlalu lama saat sedang

bekerja.

Hasi penelitian Maharani dan Wahyuningsih (2016), mengenai

penggunaan APD menunjukan bahwa sebanyak 80,8 % (42 orang)

menggunakan masker, dan 19,2 % (10 orang) tidak menggunakan masker.

Kesadaran akan manfaat penggunaan APD perlu ditanamkan pada setiap

tenaga kerja, karena perasaan tidak nyaman (risih, panas, berat, terganggu)

merupakan salah satu alasan mengapa seorang pekerja tidak menggunakan

APD. Pembinaan yang terus menerus dapat meningkatkan kesadaran dan

wawasan mereka (Budiono, 2013).

2. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan APD pada pekerja


departemen sazing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk
Tahun 2019.
berdasarkan hasil analisis pengetahuan dengan penggunaan APD

diperoleh bahwa dari 131 pekerja yang mempunyai pengetahuan kurang

serta cukup dan dapat menimbulkan tidak lengkap penggunaan APD saat

bekerja sebanyak 18 orang (56,3%) dan pekerja yang memiliki pengetahuan

baik dan tidak lengkap penggunaan APD sebanyak 43 orang (43,4%) dan

hasil analisis menunjukan nilai p=0,289 (α<0,05) sehingga Ho diterima,

maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan penggunaan APD pada pekerja di Departemen sizing

dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk tahun 2019.


58

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan hubungan pengetahuan dengan

penggunaan APD tidak adanya hubungan dikarenakan pengetahuan pekerja

pada bagian sizing dan weaving sudah baik karena lingkungan pekerja yang

menambahan wawasan dan cara berpikir pekerja serta cara pandang yang

lebih baik dikarenakan dilakukannya penyuluhan pada pekerja secara teratur

1 bulan bulan sekali yang menambahkan pengetahuan ke pada pekerja.

Hasil analisis crosstab lainnya yang dilakukan peneliti diketahui bahwa

tidak terdapat hubungan anatara sikap dengan pengetahuan, dimana sikap

negatif dengan pengetahuan kurang 16 orang (14,4%) dan sikap positif

dengan pengetahuan baik 56 orang (54,4%). Hal ini menunjukan bahwa

pekerja yang pengetahuan baik memiliki sikap yang baik.

Menurut Notoatmodjo (2014) mendefinisikan pengetahuan

(knowledge) adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu

pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. Faktor-faktor

tersebut mengindikasikan bahwa pengetahuan tidak serta merta timbul

begitu saja, namun banyak faktor yang melatar belakangi. Pendidikan yang

tinggi, akan membuka wawasan, cara berpikir serta cara pandang yang baik.

Ragam pekerjaa, juga membuat orang akan memiliki pengalaman yang

kemudian dapat menambah pengetahuan.

Penelitian ini sesuai dengan Feriana, dkk (2013), menyatakan bahwa

pekerja dengan pengetahuan yang baik sebagian besar memiliki pratik


59

penggunaan APD yang baik pula yaitu sebanyak 28 pekerja (84,8%). Uji

statistik menggunakan chi˗square test didapat p=0,175, maka dari hasil

penelitian dapat disimpukan Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak

ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek penggunaan APD pada

pekerja bagian pengecetan bus PT. Mekar Armada Jaya Magelang.

Penelitian ini sesuai dengan Noviandhita (2014), menyatakan bahwa

hubungan anatara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada

saat bekerja diperoleh sebanyak 15 (57,7%) memiliki pengetahuan baik

serta patuh terhadap penggunaan APD dan 11 (42,3%) memiliki

pengetahuan baik tetapi tidak patuh terhadap penggunaan APD dan yang

memiliki pengetahuan kurang baik 4 orang (30,8%) patuh terhadap APD,

sedangkan responden yang pengetahuan kurang baik 9 orang (69,2%) tidak

patuh terhadap APD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,213 artinya tidak

ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan

penggunaan APD pada petugas penyapu jalan di Kota Sintang Tahun 2014.

Penelitian ini sesuai dengan Yustrianita dan Modjo (2014), menyatakan

bahwa sebagian besar pekerja yang menggunakan APD memili pengetahuan

kurang baik (28,1%) dibandingkan dengan yang memiliki pengtahuan baik.

Hasil uji analisis statistik hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan

APD pekerja bagian finishing menunjukan tidak ada hubungan yang

bermakna p=0,623.
60

3. Hubungan sikap dengan penggunaan APD pada pekerja departemen

sazing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk Tahun 2019.

Berdasarkan hasil analisis sikap dengan penggunaan APD diperoleh

bahwa dari 131 pekerja yang mempunyai sikap negatif dan dapat

menimbulkan tidak lengkap penggunaan APD saat bekerja sebanyak 34

orang (56,7%) dan pekerja yang memiliki sikap positif dan tidak patuh

sebanyak 27 orang (37,5%) dan hasil analisis menunjukan nilai p=0,034

(α<0,05) sehingga Ho ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan

yang signifikan antara sikap dengan penggunaan APD pada pekerja di

Departemen sizing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk tahun

2019 dengan POR=1,537 (CI 1,062˗2,224).

Berdasarkan penelitian dilapangan sikap pekerja dalam penggunaan

APD masih kurang hal tersebut dikarenakan masih ada beberapa pekerja

merasa tidak nyaman terlalu lama dalam penggunaan APD dan masih ada

berberapa pekerja tidak terbiasa dalam menggunakan APD seperti: ear muff

bila terlalu lama menggunakan.

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang, setuuju-tidak setuju, baik-tidak baik

dan sebagainya) (Champell 1950, dalam Notoatmodjo,2014). Suatu sikap

tertentu belum bisa menunjukan tindakan dari seseorang. Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor


61

pendukung atau suatu keadaan yang juga dapat mendukung tindakan

tersebut seperti halnya fasilitas (Notoatmodjo, 2012).

Sikap merupakan kesadaran dan kecenderungan untuk berbuat. Seorang

tenaga kerja yang memiliki sikap baik diartikan sebagai seorang tenaga

kerja yang memiliki kesadaran untuk berbuat baik selama berada di tempat

kerja. Dari sikap tersebut dapat berkembang menjadi sikap selamat yang

lama-kelamaan menjadi suatu kebiasaan untuk selalu memperhatikan

keselamatan di tempat kerja (Soeripto, 2008).

Hasil penelitian ini sesuai dengan Maharani dan Wahyuningsih (2016),

menyatakan bahwa ada hubungan sikap dengan kepatuhan menggunakan

APD menunjukan 71,4% responden yang memiliki sikap negatif patuh

dalam menggunakan APD, sedangkan 28,6% memiliki sikap negatif tidak

menggunakan APD. Responden yang memiliki sikap positif sebanyak

84,2% menggunakan APD sedangkan 15,8% yang memiliki sikap positif

tidak menggunakan APD. Uji chi˗square menunjukan ada hubungan antara

sikap dengan kepatuhan menggunakan APD (p=0,007) dengan kekuatan

hubungan 0,542.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Ediana dan Putra (2017), menyatakan

bahwa responden yang memiliki sikap negatif terdapat 6 (8,6%) responden

yang menggunakan APD pestisida. Sedangkan dari 33 responden yang

memiliki sikap positif terdapat 12 (17,1%) responden yang tidak

menggunakan APD pestisida. Hasil uji statistik diperoleh p=0,000 ada

hubungan antara sikap petani dengan penggunaan alat pelindung diri pada
62

petani jeruk, dengan OR=9,042 yang berati responden memiliki sikap

negatif memiliki peluang beresiko 9 kali tidak menggunakan APD pestisida

dibandingkan petani yang memiliki sikap positif.

Hasil penelitian sesuai dengan Gunawan dan Mudayana (2016),

menyatakan bahwa sikap dengan perilaku penggunaan APD menunjukan

bahwa dari 27 responden dengan sikap negatif, terdapat 6 responden (8,6%)

dengan perilaku penggunaan APD baik, sedangkan dari 43 responden

dengan sikap positf, terdapat 22 responden (31,4%) dengan perilaku

penggunaan APD baik. Berdasarkan hasil uji chi˗square diperoleh nilai

p=0,031 dan nilai FOR=1,593.

4. Hubungan pengawasan dengan penggunaan APD pada pekerja


departemen sazing dan weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk
Tahun 2019.
Berdasarkan hasil analisis pengawasan dengan penggunaan APD

diperoleh bahwa dari 131 pekerja yang tidak dilakukan pengawasan dan

tidak lengkap penggunaan APD sebanyak 32 orang (60,4%) dan pekerja

yang dilakukan pengawasan dan tidak lengkap penggunaan APD sebanyak

29 orang (37,2%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value=0,015 maka

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan

penggunaan APD dan POR=1,624 (CI 1,131˗2,331).

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan manajer melakukan

pengawasaan pada pekerja saat sedang brifing sebelum memulai pekerjaan

dan harapan dari manajer sendiri para pekerja sadar akan keselamatan

sehingga berkurangnya kecelakaan akibat tidak menggunakan APD.


63

Menurut Notoatmodjo (2012) pengawasan merupakan faktor penting

yang menguatkan timbulnya perilaku seseorang sehingga program kegiatan

yang ditetapkan dan orang-orang dapat tercapai tujuan dan targetnya serta

berjalan dengan baik sesuai yang di harapkan atau di rencanakan. Adanya

pengawasan dalam pelaksanaan program penggunaan APD dimungkinkan

agar pekerja takut mendapat hukuman apabila tidak menggunakan APD saat

ada pengawasan baik dari pihak perusahaan maupun pihak pemerintah

selaku pembuat kebijakan (Noviandry, 2013).

Hasil penelitian sesuai dengan Hiday (2013), menyatakan bahwa dari

hasil wawancara 81,6% responden menyatakan bahwa atasan telah

melakukan pengawasan dan 59,2% responden menyatakan pernah ditegur

oleh atasan karena tidak menggunakan masker. Hasil uji statistik hubungan

pengawasan dengan praktek penggunaan masker di peroleh nilai p=0,001

sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pengawasan dengan

praktek penggunaan masker.

Hasil ini sesuai dengan Jatmiko, dkk (2017), menyatakan bahwa dari

54 responden terdapat 34 responden (63%) pengawasan berjalan dengan

baik dan 20 responden (37%) responden menjawab pengawasan masih

kurang dan berdasarkan hasil analisis korelasi antara pengawasan dengan

perilaku penggunaan APD pada pekerja konstruksi PT. Wika Beton

Boyolali diperoleh nilai signifikan <0,05 p=0,012 yang berarti terdapat

hubungan bermakana antara pengawasan dengan perilaku penggunaan

APD.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil peneltian mengenai “Faktor˗faktor yang berhubungan

dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja departemen sizing

dan weaving PT. Trisula textile Industries Tbk tahun 2019” maka peneliti

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran pengetahuan, sikap, pengawasan dan APD pada pekerja

departemen sizing dan weaving PT. Trisula textile Industries Tbk tahun

2019 menunjukan bahwa sebanyak 131 pekerja yang mempunyai

pengetahuan kurang (0,8%) sedangkan pengetahuan cukup (23,7%,),

pekerja yang mempunyai sikap negatif (45%), tidak dilakukan

pengawasan (40,5%) dan tidak lengkap penggunaan APD (46,6%).

2. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pengguaan APD (p

value=0,289)

3. Terdapat hubungan antara sikap dengan penggunaan APD (p

value=0,034)

4. Terdapat hubungan antara pengawasan dengan penggunaan APD (p

value=0,015)

B. SARAN

1. Bagi pihak perusahaan PT. Trisula Textile Industries Tbk

a. Diharapkan perusahaan dapat menjalankan prosedur yang sudah

ditetapkan untuk lengkap dalam menggunakan APD sehingga pekerja

lebih disiplin dalam memakai APD ketika bekerja.

64
65

b. Diharapkan dapat lebih banyak menjadwalkan giliran untuk

mengawasi tenaga kerja sehingga seluruh pekerja lengkap dalam

penggunaan APD dalam mendukung terbentuknya budaya K3 di PT.

Trisula Textile Industries Tbk.

c. Diharapkan dapat memberikan pelatihan kepada pekerja yang belum

melakukan pelatihan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menelanjutkan

penelitian ini dengan menambahkan variabel atau faktor˗faktor risiko lain

dalam penggunaan APD


DAFTAR PUSTAKA

Anizar, 2012. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Yogyakarta;


Graha Ilmu.
Budiman, 2013. Penelitian Kesehatan. Bandung: PT Refika Aditama.
Budiono, S. 2013. Kesehatan Kerja. In Bunga Rampai Hiperkes & KK. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponogoro Semarang.
Buntarto, 2015. Panduan Praktis Keselamatan & Kesehatan Kerja. Yogyakarta;
Pustaka baru press.
Apriluana, G. Khairiyanti, L. Setyaningrum, R. 2016. Hubungan antara Usia, jenis
Kelamin, Lama Kerja, Pengetahuan, Sikap dan Ketersedian APD
dengan Perilaku Pengunaan APD Pada Tenaga Kerja Kesehatan.
Universitas Lambung Mangkurat.Vol 3(3): 85
Aprinita, N. K. Cahyo, K. Indraswari, R. 2017. Faktor˗faktor yang berhubungan
dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada
karyawan pabrik rokok praoe lajar di semarang. Universitas
Diponogoro. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 5 (5): 1059
Ediana, D dan Putra Al. H. M. 2017. Hubungan Kenyamanan, Pengetahuan Dan
Sikap Petani Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pestisida Pada
Petani Jeruk. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Fort
De Kock. Jurnal Human Care. Vol 2 (3)
Feriana, N. S, Wahyuni, I, Ekawati. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Praktik Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Bagian
Pengecatan Bus PT. Mekar Armada Jaya Magelang. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal). Vol 2 (3): 166
Gunawan, I, Muldaya, A. A. 2016. Hubungan antara pengetahuan, sikap dan
motivasi dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) pada
pekerja bagian produksi PT. Katingan Indah Utama. Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia. Unnes Journal of Public
Health. Vol 5 (4): 340
Hiday, Z. N, 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Prakatik Penggunaan
Masker pada Pekerja Bagian Pencelupan Benang di PT X Kabupaten
Pekalongan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal). Vol 2 (1)
Indrawati. 2017. Hubungan pengetahuan dan sikap petani terhadap pengggunaan
alat pelindung diri (APD) di RW 01/03 Desa Sialang Panjang
Kecamatan Tembilahan Hulu Tahun 2016. Jurnal Ners Universitas
Pahlawan Tuanku Tambusai. Vol 1(1): 103

66
67

ILO. 2018.Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Sarana Untuk Produktivitas.


Jakarta: International Labour Office. Diakses pada tanggal 11 Februari
2019.
Jatmiko, F, Setiyawan, H, Atmojo, T, B. 2017. Hubungan antara tingkat
pengetahuan dan pengawasan terhadap pemakaian APD pada pekerja
konstruksi PT WIKA Beton Boyolali. Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health. Vol
2 (1): 52
Japeri, Helmi Zairin Noor dan Marlinae lenier. 2016. Analisis Pengaruh
Pengawasan, Pengetahuan dan Ketersediaan Terhadap Kepatuhan
Pemakaian Alat Pelindung Diri. Jurnal Berkala Kesehatan. Vol 2 (1):
46
Kaligis J. N. N, Pinontoan Odi, Kawatu Paul A. T. 2017. Hubungan pengetahuan,
sikap, dan masa kerja dengan penggunaan APD petani saat
penyemprotan pestisida di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon
Timur. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Peringatan Bulan K3
(http://www.depkes.go.id/article/print/18012200004/menaker-hanif-
canangkan-peringatan-bulan-k3-nasional-2018.html ). Diakses 27
Maret 2019
Kholid, A. 2017. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan teori Perilaku, Media,
dan Aplikasi. Depok: Rajawali Pers.
Liswanti, Y. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Mahasiswa DII Analis
Kesehatan Stikes BTH Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada. Vol 17(2): 507
Maharani, D. P, Wahyuningsih, A. S. 2016. Hubungan Pengetahuan, Sikap,
Kebijakan K3 Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Bagian
Ring Spinning Unit 1. Universitas Negeri Semarang. Jurnal of Health
Education. Vol 2 (1): 36
Noviandhita, H. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas
penyapu jalan di Kota Sintang Tahun 2014. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kapuas Raya Sintang Program Studi Kesehatan Masyarakat.
Wawasan Kesehatan. Vol 1 (2): 45
Noviandry, I. 2013. Faktor˗faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pekerja
dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Industri
Pengelasan Informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh,
Kota Tanggerang Tahun 2013, skripsi. Universitas Islam Negeri Syariff
Hidayatullah. Jakarta
68

Notoatmodjo 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta


__________2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta
__________ 2018. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta
Nugrahaeni, D.K. & Mauliku, N.E. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Cimahi: Stikes Achmad Yani Press.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Nomor 08 tahun 2010 tentang
Alat Pelindung Diri..
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
_________, 2011. Pengelolaan Data dan Analisi Data Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Siagian, Togar. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Berkontribusi pada Prilaku
Pekerja dalam Pencegahan Penyakit Akibat Kerja di Unit Packer PT.
Semen Gresik (PERSERO) Tbk. Tugas Akhir Program. Universitas
Airlangga.
Soeripto, 2008. Higiene industry. Jakarta: balai penerbit FKUI
Sarwoto, 2001. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, Cetakan ke enam belas,
Jakarta: Ghalia Indonesia
Saputro, V, A. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja di Unit Kerja Produksi
Pengecoran Logam. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
STIKES A Yani. 2015. Pedoman Penulisan dan Petunjuk Karya Tulis Ilmiah
Laporan Tugas Akhir dan Skripsi. Cimahi: STIKES A Yani.
Tarwaka. 2014. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja - Manajemen Dan
Implementasi K3 Ditempat Kerja.Surakarta: Harapan Press.
Wawan, A & Dewi, M. 2016. Teori &Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta.
Widayana, I.G & Wiratmaja,I.G. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Wismaningsih, E, R dan Oktaviasari, D, I. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petani Penyemprotan di
Kecamatan Ngantru Kabupaten atulung Agung. Jurnal Wiyata. Vol
2(2): 104
Yustrianita, I dan Modjo, R. 2014. Faktor˗faktor yang berhubungan dengan
penggunaan Alat Pelindung Diri pada pekerja bagian finishing PT. X
di proyek Apartemen Semprong Tahun 2014. Universitas Indonesia.
Jurnal FKM UI Depok.
LAMPIRAN
REKAP KECELAKAAN KERJA TAHN 2016 PT TRISULA TEXTILE
INDUSTRIES

No TGL DEPART/B KETERANGAN


AG

1 7 Juli DF TANGAN NYA TERJEPIT RODA KAIN

2 19 Juli DF MATA KANANNYA TERKENA CAIRAN CHEMICAL / COUSTIK

3 24 Juli TWT TERPLESET TERTIMPA GORDES

4 1 Agust SZ TANGAN KANANNYA TERKENA PISAU CELURIT UNTUK

MEMBERSIHKAN BEAM

5 12 Agust TWT TANGAN KIRINYA TERKENA PISAU CELURIT UNTUK

MEMBERSIKAN BOBIN

6 16 Sept TEXTURE TANGAN KANANNYA TERJEPIT MESIN KNITING

7 25 Sept LC TANGAN KANANNYA TERJEPIT ROLLER MESIN GULUNG

KAIN

8 8 Okt UTILITY TANGAN NYA TERJEPIT PINTU LODER

9 19 Okt WV JARI TANGAN KIRINYA TERKENA RAPIER MESIN WEAVING

10 25 Okt UTILITY TERJATUH DITANGGA DARI RUANGAN LAB MENUJU

RUANGAN PRODUKSI

11 6 Nov TWT TANGAN KANANNYA TERKENA JARUM MESIN RAPID

12 15 Nov WV KAKI KIRINYA TERLINDAS RODA DAN TERJATUH

MULUTNYA TERKENA LANTAI

13 19 Nov ENGINERI JARI TANGAN KANANNYA TERKENA JARUM MESIN STENTER

NG HIRANO

14 27 Nov SZ MATA KANANNYA TERKENA DEBU DARI PAKAN YANG AKAN

DIGUNAKAN

15 5 Des Lc TANGAN KANANNYA TERKENA JARUM MESIN RAPID

16 10 Des DF KAKI KIRINYA TERLINDAS RODA DAN TERJATUH


MULUTNYA TERKENA LANTAI
17 21 Des WF TANGAN KANANNYA TERKENA DRIVIENG ROLL
Data Kecelakaan PT. Trisula Textile Industries Tahun 2017
No Tgl Departemen Keterangan
1. 22 Desember 2017 Texturizing Jari tangan terlilit benang

2. 22 Desember 2017 SCH Tersangkut

3. 23 Desember 2017 Texturazing Salah satu jari tangan


terkena traverse
Formulir Persetujuan Penelitian
(Informed Consent)

Saya mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) Sekolah Tinggi


Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi:
Nama : Lis Zaza
NPM : 113115049
Bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul
“FAKTOR˗FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DEPARTEMEN SAZING
DAN WEAVING PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES TBK TAHUN 2019”.
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam proses belajar
mengajar di Program Studi Kesehatan Masyarakat Stikes Jenderal A.Yani Cimahi.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor˗faktor yang berhubungan
dengan penggunaan APD pada pekerja departemen sizing dan weaving PT. Trisula
Textle Industries Tbk tahun 2019. Selanjutnya saya memohon Saudara/i untuk
mengisi lembar kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
Identitas pribadi sebagai partisipan akan di rahasiakan dan semua informasi
yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Jika ada hal yang kurang
dipahami Saudari dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Terimakasih atas perhatian dan kesediaan Saudara/i menjadi partisipan dalam
penelitian ini.

Cimahi, Juni 2019


Peneliti Responden

(Lis Zaza) (………………………..)


Kuesioner Penelitian Faktor˗Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Departemen Sizing dan Weaving PT. Trisula Textle
Industries Tbk Tahun 2019.

Identitas Responden

Inisial :

Umur : Tahun

Pendidikan terakhir:

Kuesioner penggunaan APD

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom, ( Ya) bila menggunakan APD dan (Tidak)

bila tidak menggunakan APD

Lembar Observasi Penggunaan APD Unit Sazing

APD YA TIDAK

Safety shoes

Masker

Sarung tangan

Ear muff/ear plug


Kuesioner Penelitian Faktor˗Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Departemen Sizing dan Weaving PT. Trisula Textle
Industries Tbk Tahun 2019.

Identitas Responden

Inisial :

Umur : Tahun

Pendidikan terakhir:

Kuesioner penggunaan APD

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom, ( Ya) bila menggunakan APD dan (Tidak)

bila tidak menggunakan APD

Lembar Observasi Penggunaan APD Unit Weaving

APD YA TIDAK

Masker

Ear muff/ear plug


Kuesioner Penelitian Faktor˗Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Departemen Sizing dan Weaving PT. Trisula Textle
Industries Tbk Tahun 2019.

Identitas Responden

Inisial :

Umur : Tahun

Pendidikan terakhir:

Kuesioner penggunaan APD

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom, ( Ya) bila menggunakan APD dan (Tidak)

bila tidak menggunakan APD

Lembar Observasi Penggunaan APD Unit Weaving (Grey Inspect)

APD YA TIDAK

Masker

Ear muff/ear plug


Kuesioner Pengetahuan

1. Menurut saudara, apakah pengertian Alat Pelindung Diri (APD) ...

a. Alat yang dipakai untuk melindungi pekerja

b. Alat yang dipakai untuk aksesoris saat bekerja.

c. Alat yang dipakai untuk memudahkan saat bekerja.

2. Menurut saudara, mengapa perlu menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD) saat sedang bekerja ...

a. Mematuhi peraturan sehingga tidak dapat teguran

b. Menghindari dari dari faktor risiko bahaya saat sedang bekerja

c. Takut kena sanksi dari atasan

3. Menurut saudara, Alat Pelindung Diri (APD) jenis apakah yang digunakan

untuk melindungi dari kebisingan...

a. Sarung Tangan

b. Ear Muff dan Ear Plug

c. Kaca Mata

4. Menurut saudara, bagaimana pemilihan jenis Alat Pelindung Diri yang

tepat ...

a. APD yang digunakan harus dalam keadaan baru

b. APD yang digunakan dalam keadaan baik (tidak rusak)

c. APD yang digunakan sesuai dengan area kerja

5. Menurut saudara, yang berkewajiban menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD) adalah ...

a. Pengunjung yang memasuki wilayah tempat kerja


b. Semua yang memasuki wilayah tempat kerja

c. Pekerja dan petugas yang ada di wilayah tempat kerja

6. Menurut saudara, faktor risiko bahaya apa bila tidak menggunakan sarung

tangan ...

a. Tersengat listrik dan tertusuk

b. Terjatuh

c. Tergiling Roda

7. Menurut saudara, apa yang harus dilakukan bila ear muff / ear plug yang

digunakan tidak nyaman ...

a. Tidak menggunakan ear muff / ear plug

b. Tetap menggunakan ear muff / ear plug

c. Melaporkan pada pihak K3

8. Menurut saudara, akibat tidak menggunakan Safety shoes adalah ...

a. Berpotensi tertimpa roll dan gulungan kain

b. Berpotensi terpapar debu kain

c. Berpotensi terpapar kebisingan

9. Menurut saudara, syarat yang harus ada pada APD adalah..

a. APD melindungi pekerja dan tidak menghambat pekerja

b. APD harus besar agar bisa melindungi pekerja secara maksimal

c. APD bisa digunakan di luar tempat kerja


10. Menurut saudara, tujuan menggunakan sepatu safety/ safety shoes adalah

...

a. Bentuknya yang bagus dan gagah

b. Agar tidak ditegur oleh pengawas saat bekerja

c. Melindungi kaki pekerja dari kejatuhan benda berat

11. Menurut saudara, apakah risiko yang terjadi bila tidak mengunakan

masker disaat proses produksi ...

a. Tersengat listrik

b. Tertimpa roll

c. Terpapar debu kain

12. Menurut saudara, waktu yang tidak tepat menggunakan APD adalah...

a. Saat ada pengawasaan ketika sedang bekerja

b. Saat berada di luar area kerja

c. Saat persiapan kerja sampai dengan selsai bekerja

13. Menurut saudara, siapa yang merawat APD yang telah disediakan oleh

perusahaan?

a. Setiap karyawan

b. Pihak K3LH

c. Pihak perusahaan

14. Menurut saudara, APD yang cocok untuk terhindar luka pada bagian jari

tangan ...

a. ear plug

b. sarung tangan
c. Topi pengaman

15. Menurut saudara, sebelum menggunakan alat pelindung diri langkah yang

harus diperhatikan adalah...

a. tidak membatasi gerakan, memenuhi standar

b. Mudah rusak

c. Dapat menimbulkan bahaya tambahan


Kuesioner Sikap

Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom “STS,TS,S,SS”,sesuai dengan
pendapat anda
2. Tidak ada unsur paksaan, jika tidak sependapat dan memilih”TS” atau
“STS”, jika sependapat dapat memilih “S” atau “SS”

Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Sikap Responden STS TS S SS
1 Saya akan menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaan
untuk mengurangi paparan bahaya yang ada di tempat kerja

2 Saya akan tetap menggunakan masker meskipun bekerja


dalam waktu yang singkat
3 Saya tidak akan menggunakan masker saat tidak ada
pengawasan
4 Saya akan tetap menggunakan masker dengan baik dan benar
pada saat cuaca panas , pengap, berdebu
5 Saya akan mentaati intruksi menggunakan APD untuk
mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
6 Saya tidak akan menggunakan ear muff / ear plug jika ear
muff / ear plug tersebut tidak nyaman dipakai
7 Saya akan selalu menggunakan ear muff / ear plug untuk
mencegah penyakit akibat kerja di kemudian hari
8 Saya akan menggunakan masker, ear muff / ear plug jika
diawasi untuk mengindari teguran dari atasan
9 Saya akan menggunakan safety shoes untuk melindungi kaki
10 Saya tidak akan menggunakan ear muff / ear plug, masker
saat bekerja
11 Saya tidak akan menggunakan masker untuk melindungi
sistim pernapasan saya
12 Saya akan menggunakan sarung tangan untuk melindungi
tangan
13 Saya tidak akan menggunakan masker bila sudah keluar area
produksi
14 Saya akan menggunakan sarung tangan agar tidak tekena
bahaya seperti tertusuk jarum
15 Saya akan mengajak teman kerja untuk menggunakan APD
yang sesuai saat sedang bekerja
Kuesioner Pengawasan

Pengawasan YA TIDAK

Apakah selama bekerja ada pengawasan

dalam penggunaan APD pada karyawan

Sebelum bekerja dan sesudah bekerja


Master Tabel
Master Tabel
KATEGORI PENDIDIKAN
USIA USIA
24 <30 TAHUN SMA/SMK
21 <30 TAHUN SMA/SMK
29 <30 TAHUN SMA/SMK
31-40
31 SMA/SMK
TAHUN
41-50
50 SMA/SMK
TAHUN
22 <30 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
41 SMA/SMK
TAHUN
23 <30 TAHUN SMA/SMK
31-40
33 SMA/SMK
TAHUN
26 <30 TAHUN SMA/SMK
31-40
40 SMP
TAHUN
23 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
43 D1/D3/S1
TAHUN
24 <30 TAHUN SMA/SMK
27 <30 TAHUN SMA/SMK
52 >51 TAHUN SMA/SMK
31-40
32 SMA/SMK
TAHUN
21 <30 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
42 SMA/SMK
TAHUN
41-50
45 SMA/SMK
TAHUN
31-40
38 SMA/SMK
TAHUN
31-40
37 SMA/SMK
TAHUN
31-40
34 SMA/SMK
TAHUN
24 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
42 SMA/SMK
TAHUN
31-40
29 SMA/SMK
TAHUN
41-50
46 SMA/SMK
TAHUN
21 <30 TAHUN SMA/SMK
26 <30 TAHUN SMA/SMK
30 <30 TAHUN SMA/SMK
31-40
37 SMA/SMK
TAHUN
31-40
40 SMA/SMK
TAHUN
31-40
36 SMA/SMK
TAHUN
41-50
43 SMA/SMK
TAHUN
41-50
43 SD
TAHUN
41-50
44 SMA/SMK
TAHUN
41-50
42 SMA/SMK
TAHUN
41-50
43 SMA/SMK
TAHUN
30 <30 TAHUN SMA/SMK
28 <30 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
26 <30 TAHUN SMA/SMK
25 <30 TAHUN SMA/SMK
53 >51 TAHUN SMA/SMK
27 <30 TAHUN SMA/SMK
53 >51 TAHUN SMP
26 <30 TAHUN SMA/SMK
23 <30 TAHUN SMA/SMK
24 <30 TAHUN SMA/SMK
31-40
31 SMA/SMK
TAHUN
31-40
32 SMA/SMK
TAHUN
27 <30 TAHUN SMA/SMK
27 <30 TAHUN SMA/SMK
25 <30 TAHUN SMA/SMK
25 <30 TAHUN SMA/SMK
30 <30 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
52 >51 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
29 <30 TAHUN SMA/SMK
27 <30 TAHUN SMA/SMK
26 <30 TAHUN SMA/SMK
21 <30 TAHUN SMA/SMK
29 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
43 SMA/SMK
TAHUN
41-50
47 SMA/SMK
TAHUN
22 <30 TAHUN SMA/SMK
26 <30 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
31-40
31 SMA/SMK
TAHUN
41-50
45 SMP
TAHUN
41-50
48 SMA/SMK
TAHUN
31-40
38 SMA/SMK
TAHUN
41-50
49 SMA/SMK
TAHUN
41-50
44 SMA/SMK
TAHUN
41-50
42 SMA/SMK
TAHUN
23 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
45 SMA/SMK
TAHUN
52 >51 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
27 <30 TAHUN SMA/SMK
28 <30 TAHUN SMA/SMK
29 <30 TAHUN SMA/SMK
27 <30 TAHUN SMA/SMK
23 <30 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
42 SMA/SMK
TAHUN
41-50
43 SMA/SMK
TAHUN
23 <30 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
43 SMA/SMK
TAHUN
21 <30 TAHUN SMA/SMK
21 <30 TAHUN SMA/SMK
24 <30 TAHUN SMA/SMK
31-40
31 SMA/SMK
TAHUN
31-40
35 SMA/SMK
TAHUN
41-50
44 SMA/SMK
TAHUN
23 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
44 SMA/SMK
TAHUN
25 <30 TAHUN SMA/SMK
19 <30 TAHUN SMA/SMK
46 >51 TAHUN SMA/SMK
41-50
41 SMA/SMK
TAHUN
41-50
45 SMA/SMK
TAHUN
28 <30 TAHUN SMA/SMK
31-40
37 SMA/SMK
TAHUN
31-40
31 SMA/SMK
TAHUN
23 <30 TAHUN SMA/SMK
21 <30 TAHUN SMA/SMK
41-50
42 SMA/SMK
TAHUN
41-50
42 SMA/SMK
TAHUN
31-40
34 SMA/SMK
TAHUN
27 <30 TAHUN SMA/SMK
22 <30 TAHUN SMA/SMK
20 <30 TAHUN SMA/SMK
30 <30 TAHUN SMA/SMK
25 <30 TAHUN SMA/SMK
31-40
31 SMA/SMK
TAHUN
41-50
44 SMA/SMK
TAHUN
53 >51 TAHUN SMA/SMK
41-50
45 SMA/SMK
TAHUN
41-50
43 SMA/SMK
TAHUN
41-50
43 SMA/SMK
TAHUN
41-50
44 SMA/SMK
TAHUN
31-40
32 SMA/SMK
TAHUN
41-50
45 SMA/SMK
TAHUN
41-50
50 SMA/SMK
TAHUN
41-50
41 SMA/SMK
TAHUN
24 <30 TAHUN SMA/SMK

KETERANGAN :
USIA : <30 TAHUN
31˗40 TAHUN
41˗50 TAHUN
>51 TAHUN
PENDIDIKAN : SD
SMP
SMA/SMK
D1/D3/S1
*** WARNING *** Item 15 was keyed "-1" which is an illegal
value.
*** WARNING *** " " was listed as the number of alternatives
for item 15.
*** WARNING *** The scale code for item 15 was illegal.

ITEM & TEST ANALYSIS PROGRAM


>>>
**************************************************************
<<<

Item analysis for data from file DATALIZ.


Page 1

Item Statistics Alternative Statistics


----------------------- ----------------------------------
-
Seq. Scale Prop. Point Prop. Point
No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser.
Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ --
-

1 0-1 0.938 1.000 0.957 1 0.938 1.000 0.957 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.063 -1.000 -0.957

2 0-2 0.750 0.698 0.512 1 0.750 0.698 0.512 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.250 -0.698 -0.512

3 0-3 0.938 1.000 0.957 1 0.938 1.000 0.957 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.063 -1.000 -0.957

4 0-4 0.875 1.000 0.769 1 0.875 1.000 0.769 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.125 -1.000 -0.769

5 0-5 0.938 1.000 0.957 1 0.938 1.000 0.957 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.063 -1.000 -0.957

6 0-6 0.938 1.000 0.957 1 0.938 1.000 0.957 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.063 -1.000 -0.957

7 0-7 0.875 1.000 0.769 1 0.875 1.000 0.769 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.125 -1.000 -0.769

8 0-8 0.875 1.000 0.769 1 0.875 1.000 0.769 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.125 -1.000 -0.769

9 0-9 0.938 1.000 0.957 1 0.938 1.000 0.957 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.063 -1.000 -0.957

10 0-10 0.813 0.933 0.644 1 0.813 0.933 0.644 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 0.188 -0.933 -0.644

11 0-11 0.000 -9.000 -9.000 1 0.000 -9.000 -9.000 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 1.000 -9.000 -9.000

ITEM & TEST ANALYSIS PROGRAM


>>> ************************************************************** <<<

Item analysis for data from file DATALIZ. Page


2

Item Statistics Alternative Statistics


----------------------- ----------------------------------
-
Seq. Scale Prop. Point Prop. Point
No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser.
Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ --
-

12 0-12 0.000 -9.000 -9.000 1 0.000 -9.000 -9.000 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 1.000 -9.000 -9.000

13 0-13 0.000 -9.000 -9.000 1 0.000 -9.000 -9.000 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 1.000 -9.000 -9.000

14 0-14 0.000 -9.000 -9.000 1 0.000 -9.000 -9.000 *


2 0.000 -9.000 -9.000
Other 1.000 -9.000 -9.000

ITEM & TEST ANALYSIS PROGRAM


>>> ************************************************************** <<<

Item analysis for data from file DATALIZ. Page


3
There were 16 examinees in the data file.

Scale Statistics
----------------

Scale: 0
-------
N of Items 14
N of Examinees 16
Mean 8.875
Variance 5.734
Std. Dev. 2.395
Skew -3.129
Kurtosis 8.821
Minimum 0.000
Maximum 10.000
Median 10.000
Alpha 0.896
SEM 0.771
Mean P 0.634
Mean Item-Tot. 0.825
Mean Biserial 0.963
Hasil uji validitas Sikap

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 15 100.0

Excludeda 0 .0

Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.918 15

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

S1 3.60 .828 15
S2 3.07 .704 15
S3 3.33 .617 15
S4 3.13 .352 15
S5 3.60 .507 15
S6 3.07 .594 15
S7 3.67 .488 15
S8 3.27 .594 15
S9 3.53 .743 15
S10 3.40 .632 15
S11 3.33 .488 15
S12 3.40 .507 15
S13 2.33 .724 15
S14 3.47 .640 15
S15 3.60 .507 15
Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

S1 46.20 31.171 .729 .910


S2 46.73 32.638 .680 .911
S3 46.47 33.552 .653 .912
S4 46.67 37.381 .255 .921
S5 46.20 33.457 .833 .907
S6 46.73 33.210 .736 .909
S7 46.13 33.410 .878 .907
S8 46.53 35.838 .339 .922
S9 46.27 31.495 .785 .907
S10 46.40 32.543 .784 .907
S11 46.47 34.410 .690 .911
S12 46.40 34.686 .612 .913
S13 47.47 35.552 .292 .925
S14 46.33 33.524 .630 .913
S15 46.20 34.457 .653 .912

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

49.80 38.600 6.213 15

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 15 100.0

Excludeda 0 .0

Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.934 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

S1 3.60 .828 15
S2 3.07 .704 15
S3 3.33 .617 15
S5 3.60 .507 15
S6 3.07 .594 15
S7 3.67 .488 15
S9 3.53 .743 15
S10 3.40 .632 15
S11 3.33 .488 15
S12 3.40 .507 15
S14 3.47 .640 15
S15 3.60 .507 15
Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

S1 37.47 24.695 .743 .929


S2 38.00 26.143 .675 .930
S3 37.73 26.781 .678 .930
S5 37.47 26.838 .837 .925
S6 38.00 26.571 .747 .927
S7 37.40 26.829 .876 .924
S9 37.53 25.124 .781 .926
S10 37.67 25.952 .798 .925
S11 37.73 27.924 .646 .931
S12 37.67 27.952 .613 .932
S14 37.60 26.971 .619 .932
S15 37.47 27.695 .664 .931

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

41.07 31.495 5.612 12


Hasil Explore Sikap

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SIKAP 131 100.0% 0 .0% 131 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

SIKAP Mean 48.10 .411

95% Confidence Interval for Lower Bound 47.29


Mean
Upper Bound 48.91

5% Trimmed Mean 48.06

Median 48.00

Variance 22.152

Std. Deviation 4.707

Minimum 32

Maximum 60

Range 28

Interquartile Range 7

Skewness -.010 .212

Kurtosis .292 .420

SIKAP Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1,00 Extremes (=<32)


,00 3 .
2,00 3 . 89
3,00 4 . 111
21,00 4 . 222223333333333333333
13,00 4 . 4444444555555
16,00 4 . 6666666677777777
28,00 4 . 8888888888888889999999999999
17,00 5 . 00000000111111111
11,00 5 . 22222223333
12,00 5 . 444444445555
4,00 5 . 7777
2,00 5 . 89
1,00 6 . 0

Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
Output Analisis Univariat
Statistics
KATEGORIP SIKAPKATE PENGAWAS
APD ENGE1 GORI AN
N Valid 131 131 131 131
Missing 0 0 0 0

APD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TDK 61 46.6 46.6 46.6
LENGKAP
LENGKAP 70 53.4 53.4 100.0
Total 131 100.0 100.0

KATEGORIPENGE1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KRNG 1 .8 .8 .8
CUKUP 31 23.7 23.7 24.4
BAIK 99 75.6 75.6 100.0
Total 131 100.0 100.0

SIKAPKATEGORI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid NEGATIF 59 45.0 45.0 45.0
MEAN
POSITIF 72 55.0 55.0 100.0
MEAN
Total 131 100.0 100.0
PENGAWASAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TDK 53 40.5 40.5 40.5
YA 78 59.5 59.5 100.0
Total 131 100.0 100.0

Statistics
USIAA pendidikan
N Valid 131 131
Missing 0 0

USIAA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <30 TAHUN 65 49.6 49.6 49.6
31-40 22 16.8 16.8 66.4
TAHUN
41-50 37 28.2 28.2 94.7
TAHUN
>51 TAHUN 7 5.3 5.3 100.0
Total 131 100.0 100.0
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 1 .8 .8 .8
SMP 3 2.3 2.3 3.1
SMA/SM 126 96.2 96.2 99.2
K
D1/D3/S1 1 .8 .8 100.0
Total 131 100.0 100.0

Statistics
KATEGORIPENG2
N Valid 131
Missing 0

KATEGORIPENG2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid KURANG 32 24.4 24.4 24.4
BAIK 99 75.6 75.6 100.0
Total 131 100.0 100.0

Statistics
PENGETAH
APD UANN
N Valid 29 29
Missing 0 0
APD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak lengkap 21 72.4 72.4 72.4
lengkap 8 27.6 27.6 100.0
Total 29 100.0 100.0

PENGETAHUANN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 5 17.2 17.2 17.2
baik 24 82.8 82.8 100.0
Total 29 100.0 100.0

SIKAPP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid negatif 11 37.9 37.9 37.9
positif 18 62.1 62.1 100.0
Total 29 100.0 100.0

PENGAWASANN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak ada pengawasan 12 41.4 41.4 41.4
ada pengawasan 17 58.6 58.6 100.0
Total 29 100.0 100.0
Statistics
APD pengetahuan sikap pengawasan
N Valid 102 102 102 102
Missing 0 0 0 0

APD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak lengkap 40 39.2 39.2 39.2
lengkap 62 60.8 60.8 100.0
Total 102 100.0 100.0

pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 27 26.5 26.5 26.5
baik 75 73.5 73.5 100.0
Total 102 100.0 100.0

sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid negatif 47 46.1 46.1 46.1
positif 55 53.9 53.9 100.0
Total 102 100.0 100.0
pengawasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak ada pengawasan 40 39.2 39.2 39.2
ada pengawasan 62 60.8 60.8 100.0
Total 102 100.0 100.0
Output Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORIPENGE1 * 131 100.0% 0 .0% 131 100.0%
APD

KATEGORIPENGE1 * APD Crosstabulation


APD
TDK LENGKA
LENGKAP P Total
KATEGORIPENG KRNG Count 1 0 1
E1 Expected Count .5 .5 1.0
% within 100.0% .0% 100.0%
KATEGORIPENGE1
CUKUP Count 17 14 31
Expected Count 14.4 16.6 31.0
% within 54.8% 45.2% 100.0%
KATEGORIPENGE1
BAIK Count 43 56 99
Expected Count 46.1 52.9 99.0
% within 43.4% 56.6% 100.0%
KATEGORIPENGE1
Total Count 61 70 131
Expected Count 61.0 70.0 131.0
% within 46.6% 53.4% 100.0%
KATEGORIPENGE1
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.390a 2 .303
Likelihood Ratio 2.770 2 .250
Linear-by-Linear 1.973 1 .160
Association
N of Valid Cases 131
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,47.

Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for
KATEGORIPENGE1
(KRNG / CUKUP)
a. Risk Estimate statistics cannot
be computed. They are only
computed for a 2*2 table without
empty cells.

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORIPENG2 * 131 100.0% 0 .0% 131 100.0%
APD
KATEGORIPENG2 * APD Crosstabulation
APD
TDK LENGKA
LENGKAP P Total
KATEGORIPE KURANG Count 18 14 32
NG2
Expected Count 14.9 17.1 32.0

% within 56.3% 43.8% 100.0%


KATEGORIPENG2

BAIK Count 43 56 99

Expected Count 46.1 52.9 99.0

% within 43.4% 56.6% 100.0%


KATEGORIPENG2
Total Count 61 70 131
Expected Count 61.0 70.0 131.0

% within 46.6% 53.4% 100.0%


KATEGORIPENG2

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.596a 1 .206
Continuity Correctionb 1.123 1 .289
Likelihood Ratio 1.595 1 .207
Fisher's Exact Test .227 .145
Linear-by-Linear 1.584 1 .208
Association
N of Valid Cases 131
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,90.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 1.674 .750 3.740
KATEGORIPENG2
(KURANG/ BAIK)
For cohort APD = TDK 1.295 .886 1.893
LENGKAP
For cohort APD = .773 .504 1.188
LENGKAP
N of Valid Cases 131

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SIKAPKATEGORI * 131 100.0% 0 .0% 131 100.0%
APD
SIKAPKATEGORI * APD Crosstabulation
APD
TDK LENGKA
LENGKAP P Total
SIKAPKATEG NEGATIF Count 34 25 59
ORI MEAN Expected Count 27.5 31.5 59.0
% within 57.6% 42.4% 100.0%
SIKAPKATEGORI
POSITIF Count 27 45 72
MEAN Expected Count 33.5 38.5 72.0
% within 37.5% 62.5% 100.0%
SIKAPKATEGORI
Total Count 61 70 131
Expected Count 61.0 70.0 131.0
% within 46.6% 53.4% 100.0%
SIKAPKATEGORI

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.279a 1 .022
b
Continuity Correction 4.502 1 .034
Likelihood Ratio 5.308 1 .021
Fisher's Exact Test .024 .017
Linear-by-Linear 5.239 1 .022
Association
N of Valid Cases 131
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27,47.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 2.267 1.122 4.578
SIKAPKATEGORI
(NEGATIF MEAN /
POSITIF MEAN)
For cohort APD = TDK 1.537 1.062 2.224
LENGKAP
For cohort APD = .678 .479 .959
LENGKAP
N of Valid Cases 131

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGAWASAN * 131 100.0% 0 .0% 131 100.0%
APD
PENGAWASAN * APD Crosstabulation
APD
TDK LENGKA
LENGKAP P Total
PENGAWAS TDK Count 32 21 53
AN Expected Count 24.7 28.3 53.0
% within 60.4% 39.6% 100.0%
PENGAWASAN
YA Count 29 49 78
Expected Count 36.3 41.7 78.0
% within 37.2% 62.8% 100.0%
PENGAWASAN
Total Count 61 70 131
Expected Count 61.0 70.0 131.0
% within 46.6% 53.4% 100.0%
PENGAWASAN

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.825a 1 .009
b
Continuity Correction 5.925 1 .015
Likelihood Ratio 6.867 1 .009
Fisher's Exact Test .012 .007
Linear-by-Linear 6.773 1 .009
Association
N of Valid Cases 131
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,68.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 2.575 1.257 5.273
PENGAWASAN (TDK
/ YA)
For cohort APD = TDK 1.624 1.131 2.331
LENGKAP
For cohort APD = .631 .434 .916
LENGKAP
N of Valid Cases 131

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SIKAPKATEGORI * 131 100.0% 0 .0% 131 100.0%
KATEGORIPENG2
SIKAPKATEGORI * KATEGORIPENG2 Crosstabulation
KATEGORIPENG2
KURAN
G BAIK Total
SIKAPKATEG NEGATIF Count 16 43 59
ORI MEAN Expected Count 14.4 44.6 59.0
% within 27.1% 72.9% 100.0%
SIKAPKATEGORI
POSITIF Count 16 56 72
MEAN Expected Count 17.6 54.4 72.0
% within 22.2% 77.8% 100.0%
SIKAPKATEGORI
Total Count 32 99 131
Expected Count 32.0 99.0 131.0
% within 24.4% 75.6% 100.0%
SIKAPKATEGORI

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .421a 1 .516
b
Continuity Correction .198 1 .657
Likelihood Ratio .420 1 .517
Fisher's Exact Test .545 .327
Linear-by-Linear .418 1 .518
Association
N of Valid Cases 131
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,41.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 1.302 .586 2.895
SIKAPKATEGORI
(NEGATIF MEAN /
POSITIF MEAN)
For cohort 1.220 .669 2.227
KATEGORIPENG2 =
KURANG
For cohort .937 .768 1.143
KATEGORIPENG2 =
BAIK
N of Valid Cases 131
Dokumentasi

Wawancara dan pengisian kuesioner kepada pekerja bagian sazing dan


weaving PT. Trisula Textile Industries Tbk
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lis Zaza

Alamat : Margahayu kencana C3no2.

Tempat / Tanggal Lahir : Cimahi, 13 April 1997

Pendidikan :

1. TK Kencana Mulya : 2002 - 2003

2. SDN Angksa XII : 2003 - 2009

3. SMPN 2 Margahayu : 2009 - 2012

4. SMAN 1 Margaasih : 2012 - 2015

5. S1 Kesehatan Masyarakat

Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi : 2015 - 2019

Anda mungkin juga menyukai