Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

MATAKULIAH REKAYASA AKUAKULTUR


Tentang
DESINFEKSI MEDIA AKUAKULTUR
(Ozonasi dan Klorinasi)
Dosen Pengampu : Andre Rachmat Scabra, S.Pi, M.Si

DISUSUN OLEH :

AMALIA FEBRIANI (C1K018008)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
1. Definisi
 Desinfeksi adalah memusnahkan mikro-organisme yang dapat menimbulkan penyakit,
biasanya dilakukan terhadap benda mati (usaha).
 Desinfektan adalah zat/metode (biasanya berupa kimia) yang dipakai untuk maksud
disinfeksi (bahan yang digunakan untuk desinfeksi).
 Antiseptis, mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme baik dengan cara
menghambat atau membunuh dipakai untuk zat-zat kimia terhadap jaringan tubuh.
 Antiseptik, zat kimia yang dipakai untuk maksud antiseptis.
 Sterilisasi, setiap proses (kimia/fisika) yang membunuh/menghillangkan semua bentuk
organisme hidup terutama yang mikro/bahan-bahan berbahaya lainnya.
 Senitasi adalah suatu upaya pencegahan persentuhan langsung dengan bahan berbahaya,
sehingga tidak terjadi dampak yang buruk.
 Senitaizer adalah bahan yang digunakan untuk kegiatan sanitasi.
 Handsenitaizer adalah bahan senitaizer yang digunakan pada bagian tangan.
Seluruh bahan tersebut memiliki maksud dan tujuan yang asam, yaitu menghilangkan
segala sesuatu yang diangggap sebagai pengganggu/berbahaya yang akan dieliminasi,
sehingga sifat bahan tersebut bisa dihilangkan. Namun, perbedaan mendasarnya adalah pada
definisi, yang mana ada pendapat yang hanya menghilangkan sebagian saja dan ada pula
pendapat yang dapat menghilangkan seluruh organisme/ bahan-bahan berbahaya lainnya.
2. Faktor keberhasilan disinfeksi
1) Jenis disinfektan, jenis desinfektan yang digunakan dapat berpengaruh
terhadapkeberhasilan desinfeksi, yang memiliki dampak/efek yang berbeda sampai pada
level-level tertinggi.
2) Jenis mikroba target
 Legionella pneumophila lebih resisten terhadap khlorine dibandingkan E.coli.
 Bakteri vegetatif < virus enteric < bakteri pembentuk spora (spore-forming bacteria)
< kista protozoa.
3) Dosis disinfektan
4) Waktu kontak, berbanding terbalik dengan dosis desinfektan. Jika dosisnya tinggi maka
waktu kontak akan singkat, sebaliknya jika dosis rendah maka waktu kontak lama. Yang
terbaik adalah menggunakan dosis rendah dengan waktu kontak lama, hal ini bertujuan
untuk mengurangi biaya yang akan digunakan dalam proses akuakultur. Namun, jika
penting atau butuh cepat, maka digunakan dosis tinggi dengan waktu kontak yang
singkat.
Kurva inaktivasi microorganisme di dalam proses disinfeksi.

Pada akhirnya mikroorganisme akan mati ketika dia terpapar oleh desinfektan yang
kita berikan hanya saja, tergantung dari waktu kontak desinfektan dengan
mikroorganisme target.
 Kurva A, dosis tinggi dengan waktu singkat
 Kurva B, dosis rendah dengan waktu lambat
 Kurva A, dosis sangat rendah dengan waktu lebih lambat
Tabel yang menjelaskan faktor keberhasilan

Jenis mikroorganisme sangat berpengaruh sekali dalam proses desinfektan.


5) Pengaruh pH
Dalam proses desinfeksi menggunakan senyawa khlor, pH akan mengontrol jumlah
HOCl-(asam hypokhlorit) dan OCl-(hypokhlorit) dalam larutan. HOCl-80 kali lebih
efektif dari pada OCl-untuk E.Coli. keberadaan HOCl dsn OCl sangat dipengaruhi
oleh PH. Apabila PH optimum maka HOCl yang akan banyak, sebaliknya jika PH
rendah maka OCl yang banyak
6) Tempratur, Inaktivasi patogen dan parasit meningkat sejalan dengan meningkatnya
temperature. Sehingga yang lebih bagus adalah temperatur yang tinggi untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme target.
7) Kekeruhan (TSS, TDS)
Kekeruhan dalam air disebabkan adanya senyawa anorganik (misal lumpur, tanah liat,
oksida besi) dan zat organik serta sel-sel mikroba. Kekeruhan ini juga berpengaruh
dengan proses desinfeksi, karena semakin keruh maka akan menjadi tempat
persembunyian dari mikroorganisme target tersebut. Sehingga dapat menyebabkan
kegagalan dalam pross desinfeksi.
Beberapa studi menunjukkan bahwa patogen dan indicator bakteri yang
ditumbuhkan di laboratorium lebih sensitif terhadap disinfektan dari pada yang
berada di alam. Flavobacterium yang berada di alam 200 kali lebih tahan terhadap khlor
dari pada yang dibiakkan di laboratorium. Tergantung dari daya tahan tubuh dari
mikroorganisme tersebut.
3. Pengertian Ozon
Berasal dari bahasa yunani, “OZEIN” yang berarti “BAU”.
Ozon dikenal sebagai gas yang tidak memiliki warna, terdiri dari tiga buah atom oksigen
(O3)
Memiliki bau yang sangat kuat, seperti belerang atau klorin
Bersifat sebagai oksidator kuat yang digunakan dalam industri, seperti pada industri
prikanan dimana ozon dijadikan sebagai penetralisasi air.
Proses reduksi-oksidasi dapat menyebabkan suatu benda menjadi “layu” atau mengkerut
yang dilakukan oleh senyawa ozon (terjadi pada makhluk hidup tingkat tinggi)

1) Proses pembentukan ozon

Secara alami ozon dapat terbentuk pada kondisi dimana O2 terpapar oleh sinar
matahari yang menyengat pada titik tertentu, sehingga menyebabkan atom O2 tadi
terlepas menjadi 1 atom O, yang kemudian terdapat atom O2 lainnya yang terdapat pula
di udara akan berikatan dengan 1 atom O yang terlepas tadi sehingga menjadi 3 atom O
yang akan membentuk ozon. Begitu pula pada keadaan petir yang menyambar yang akan
merubah O2 menjadi 1 atom O, dan akan beriakatan dengan O2 lainnya yang kemudian
menjadi 3 atom O, dan selanjutnya menjadi ozo. Pembentukan lapisan ozon ini
membutuhkan waktu yang lama, karena 3 atom O tadi setelah berikatan maka sifatnya
masih dalam keadaan belum stabil. Atom2 tadi akan kembali ke bentuk semula dan akan
kembali lagui menjadi ozon, dan sterusnya akan seperti itu.
2) Sejarah penggunaan ozon diberbagai industri
Years Use
1906 Provide safe drinking water in Nice, France
1910 Meat packing, Deutsch
1918 Sanitize swimming pools, United States
1936 Treat shellfish, France
1942 Egg storage rooms and cheese storage facilities, United States
1972 Purify process water, Germany
1977 Reduce Salmonella in shell eggs, Russia
1982 Bottled water, United States
1997 Food processing, United States
2001 Secondary direct food additive to kill foodborne pathogens, US
Toda Replacing conventional sanitation techniques such as chlorine, steam or hot water
y

3) Proses ozon membunuh bakteri

Ozon akan menempel pada substrat apapun, sehingga pada tempat ozon menempel maka kan
merusak substrat tersebut sampai bakteri tersebut akan mati atau mengalami oksidasi

Anda mungkin juga menyukai