Anda di halaman 1dari 47

GAMBARAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR

DI RUMAH SAKIT OTORITA BATAM

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Ahli Madya Kebidanan

Oleh :

RINI SUSANTI

NPM. 41107061

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BATAM

TAHUN 2010
LEMBAR PERSETUJUAN

KTI dengan judul :

Gambaran Kejadian Persalinan Prematur Di Rumah Sakit Otorita Batam

Tahun 2010

Nama : Rini Susanti

NPM : 41107061

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar KTI

Batam, Juli 2010

Pembimbing I Pembimbing II

( Ferizal Masra, SKM, M.Kes ) (Devy Lestari Nurul Aulia, SST)


FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BATAM
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

KARYA TULIS ILMIAH, Agustus 2010

Nama : Rini Susanti

NPM : 41107061

GAMBARAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH


SAKIT OTORITA BATAM TAHUN 2010.

xii+ 35 halaman, 7 tabel dan 4 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang :Persalinan prematur yaitu persalinan yang terjadi pada


kehamilan 37 minggu atau kurang, merupakan hal yang berbahaya karena
mempunyai dampak yang potensial meningkatkan kematian perinatal. Kematian
perinatal umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah dapat
disebabkan oleh bayi preterm dan pertumbuhan janin yang terhambat. Keduanya
sebaiknya dapat dicegah karena dampak yang negatif. Dampak negatif tidak saja
terhadap kematian perinatal tetapi juga terhadap morbiditas, potensi generasi akan
datang, kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga dan bangsa secara
keseluruhan ( Sarwono Prawirohardjo, 2006).
Tujuan penelitian :Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Persalinan Prematur
di Rumah Sakit Otorita Batam tahun 2009.
Metode penelitian :Jenis penelitian ini adalah bersifat Deskriptif dengan
pendekatan Total Sampling menggunakan data sekunder. Dilakukan pada bulan
Mei sampai Juni 2010 terhadap 175orang ibu yang melahirkan di RS.Otorita,
dimana pengumpulan data menggunakan rekam medik kemudian dianalisa dan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi karakteristik.
Hasil :Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa yang ada penyakit sebanyak 147
orang (84%) disebabkan oleh Ketuban Pecah Dini. Sedangkangkan usia ibu yang
20-35 tahun 65 orang (37%).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian, yang mempengaruhi kejadian
persalinan partus prematur terbanyak adalah ketuban pecah dini ( 77,2% ).

Kata Kunci :Usia, Penyakit, KPD


Daftar Bacaan :11(1998-2008)
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

yang telah dilimpahkan –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “ Gambaran Kejadian Persalinan Prematur Di Rumah Sakit

Otorita Batam Tahun 2010 “.

Proses penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

tulus kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir. Moh. Jemmy Rumengan, SE, MM. selaku Rektor

Universitas Batam.

2. dr. Muharso, SKM.selaku Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Batam

3. Ibu Dainty Maternity, SST. selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan

Universitas Batam .

4. Bapak Ferizal Masra, SKM. M.Kes selaku Dosen pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan saran hingga terselesainya Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. Ibu Devy Lestari, SST Selaku Dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan saran hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah

ini.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.


Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu saran dan kritik sangat diharapkan.

Batam, Agustus 2010

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul ..........................................................................................................i
Lembar persetujuan .................................................................................................ii
Kata Pengantar .......................................................................................................iii
Daftar Isi ...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah ..................................................................1
1.2 Identifikasi masalah ........................................ ...............................5
1.3 Rumusan masalah .......................................... ................................6
1.4 Tujuan penelitian ...........................................................................6
1.4.1 Tujuan umum .................................... ...............................6
1.4.2 Tujuan khusus ..................................... ...............................6
1.5 Manfaat Penelitian .......................................... ...............................7
1.5.1 Bagi Bidan ..........................................................................7
1.5.2 Bagi rumah Sakit Otorita Batam .........................................7
1.5.3 Bagi peneliti.........................................................................7
1.5.4 Bagi Institusi .......................................................................8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................ ................................9
2.1 Tinjauan Teoritis ............................................................................9
2.1.1 Defenisi Persalinan Prematur .............................................9
2.1.2 Faktor kelahiran Prematur ................................................10
2.1.3 Faktor Resiko Prematuris .................................................12
2.1.4 Kriteria Diagnosis .............................................................13
2.1.5 Masalah persalinan prematur ............................................14
2.1.6 Komplikasi Persalinan Prematur ......................................14
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ...................................................17
2.1.8 Penatalaksanaan ..............................................................18
2.1.9 Cara Persalinan ..............................................................18
2.1.10 Pencegahan Persalinan Preterm ......................................19
2.1.11 Kerangka Teori ................................................................20
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ...............................................21
3.1 Kerangka konsep ........................................................................21
3.2 Defenisi Operasional... ..................................................................21
3.3 Desain/Rancangan Penelitian ........................................................23
3.4 Tempat dan Waktu penelitian ....................................................24
3.5 Populasi dan Sampel ..................................................................24
3.6 Instrumen Penelitian ....................................................................24
3.7 Pengumpulan Data .....................................................................25
3.8 Pengolahan Data .........................................................................25
3.9 Analisa data ................................................................................ 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 27
4.1 Gambaran umum RS.Otorita Batam ............................................ 27
4.2 Hasil penelitian..............................................................................30
4.3 Pembahasan ..................................................................................31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 32
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 32
5.2 Saran .............................................................................................32
DAFTAR BAGAN/SKEMA

Halaman

3.1 Kerangka konsep ................................................................. 21


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Pendahuluan

Lampiran 2 : Surat Ijin penelitian

Lampiran 3 : Surat Balasan

Lampiran 4: Lembar Konsul


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Persalinan berdasarkan tindakan persalinan

Tabel 1.2 : Data Kelahiran Partus Pervaginam

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Bayi Prematur di RS.Otorita Batam tahun


2009
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Kejadian Persalinan Prematur berdasarkan

Ketuban Pecah Dini di RS.Otorita Batam tahun 2009

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Kejadian Persalinan Prematur berdasarkan

Usia Ibu < 20 tahun di RS.Otorita Batam tahun 2009

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Kejadian Persalinan Prematur berdasarkan

Usia Ibu 20-35 tahun di RS.Otorita Batam tahun 2009

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Kejadian Persalinan Prematur berdasarkan

Usia ibu < 35 tahun di RS.Otorita Batam Tahun 2009


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai

upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat. Departemen Kesehatan telah menyelenggarakan serangkaian

reformasi di bidang kesehatan guna meningkatkan pelayanan kesehatan

dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta terjangkau oleh masyarakat

(Depkes.RI,/2010).

Sejak tahun 1999, yaitu sejak dicanangkannya Visi pembangunan

kesehatan yang baru “ Indonesia Sehat 2010”, Menteri Kesehatan telah

menugaskan seluruh pejabat Departemen Kesehatan untuk memikirkan

indikator-indikator bagi pencapaian visi tersebut. Salah satu kriteria

indikator tersebut adalah komitmen global, komitmen nasional yaitu

fokus terhadap penurunan angka kematian bayi dan angka kematian ibu

(Depkes RI, /2010).


Angka kematian Ibu dan anak merupakan ukuran keberhasilan pelayanan

kesehatan dan keluarga berencana suatu negara. Indonesia dilingkungan

negara-negara ASEAN merupakan negara dengan angka kematian ibu

dan perinatal tertinggi yang berarti kemampuan untuk memberikan

pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan bersifat menyeluruh

dan lebih bermutu ( Manuaba, 1998).

Persalinan prematur yaitu persalinan yang terjadi pada kehamilan 37

minggu atau kurang, merupakan hal yang berbahaya karena mempunyai

dampak yang potensial meningkatkan kematian perinatal. Kematian

perinatal umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah

dapat disebabkan oleh bayi preterm dan pertumbuhan janin yang

terhambat. Keduanya sebaiknya dapat dicegah karena dampak yang

negatif. Dampak negatif tidak saja terhadap kematian perinatal tetapi juga

terhadap morbiditas, potensi generasi akan datang, kelainan mental dan

beban ekonomi bagi keluarga dan bangsa secara keseluruhan ( Sarwono

Prawirohardjo, 2006).

Menurut laporan WHO bekerjasama dengan March of Dimes, lembaga

sosial dari Amerika Serikat, setiap tahun diperkirakan 13 juta bayi lahir

secara prematur diseluruh dunia dan satu juta bayi meninggal dunia

karenanya ( BKKBN-Cetak-Berita). Kelahiran bayi prematur ini paling


banyak terjadi dinegara miskin dan berkembang, terutama di Afrika dan

Asia (BKKBN).

Penyebab utama kematian ibu masih disebabkan oleh perdarahan 30,5%,

infeksi 22,5 %, gestosis 17,5 %, dan karena anestesi 2,0%. Sekitar 90%

kematian ibu terjadi saat persalinan dan 95% penyebab kematian ibu

adalah komplikasi obstetri yang tidak dapat diperkirakan. Penyebab

kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49,60%, infeksi 24-34%,

prematuritas atau BBLR 15-20%, trauma persalinan 2-7%, dan cacat

bawaan 1-3% ( Manuaba, 1998).

Persalinan prematur adalah salah satu persalinan yang tidak normal dari

segi umur kehamilan, yaitu persalinan yang terjadi pada umur kandungan

kurang dari normal yaitu kurang dari 37 minggu atau 259 hari. Pada umur

kehamilan ini perkembangan organ-organ, fungsi-fungsi organ dan sistem-

sistem belum sempurna, terutama sistem homoestatis. Kondisi ini

menyebabkan bayi prematur memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami

kematian atau menjadi sakit dalam masa neonatal

(Ridwanamiruddin, 2007).

Kelahiran prematur dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

faktor ibu, faktor sosio ekonomi, faktor lingkungan hidup, dan faktor

pelayanan kesehatan (Ummukautsar, 2008)


Dewasa ini Indonesia memiliki angka kejadian prematur sekitar 19% dan

merupakan penyebab utama kematian perinatal. Kelahiran prematur juga

bertanggung jawab langsung terhadap 75 – 79 kematian neonatal yang

tidak disebabkan oleh kongenital letal. Pada tahun 1998, penelitian

menunjukan bahwa prematuritas menyebabkan kematian bayi sebesar

61,1% pada kehamilan ganda . Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia

pada tahun 1990 sebesar 71/1000 kelahiran hidup. Tahun 1995 turun

menjadi 51/1000 kelahiran hidup.dan tahun 1997 menjadi 41,44/1000

kelahiran hidup (Ridwanamiruddin,2007).

Menurut catatan medik Rumah Sakit Otorita Batam Ruang Flamboyan ,

tahun 2006-2007 terdapat 18,5% bayi prematur dari 1087 bayi yang

dirawat dan 34,8% diantaranya meninggal dunia ( Suryani, Gambaran

Pengetahuan Perawat tentang Asuhan Keperawatan Bayi Prematur di

Ruang Flamboyan Rumah Sakit Otorita Batam , 2008). Data diruang

Mawar Rumah Sakit Otorita Batam pada tahun 2009 terdapat 175 partus

prematur. Laporan tahunan Ruang Mawar tahun 2009 tentang tindakan

persalinan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Persalinan berdasarkan tindakan persalinan

No Tindakan persalinan Jumlah Persentase


1 Partus pervaginam 895 51,74%
2 Partus SC 835 48,26%
Total 1730 100%
Tabel 1.2 Data Kelahiran Partus Pervaginam

No Partus Pervaginam Jumlah Persentase

1 Spontan Tanpa Komplikasi 21 12%

2 Spontan dengan Komplikasi 42 24%

3 Partus Prematur 112 64%

Jumlah 175 100%

Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “ Gambaran Kejadian Persalinan Prematur Di Rumah

Sakit Otorita Batam”.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Salah satu kriteria Indikator Indonesia sehat adalah menurunkan angka

kematian bayi dan kematian ibu.

1.2.2 Kejadian prematur di Indonesia sekitar 19% dan merupakan salah satu

penyebab kematian perinatal.

1.2.3 Kelahiran prematur mengakibatkan dampak negatif terhadap kesakitan dan

kematian.

1.2.4 Kelahiran prematur disebabkan oleh berbagai faktor , antara lain : faktor

ibu, faktor sosio ekonomi, faktor lingkungan hidup, dan faktor pelayanan

kesehatan.

1.2.5 Masih tingginya angka kematian bayi prematur di Rumah Sakit Otorita

Batam.
1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah

adalah : Bagaimanakah Gambaran Kejadian Persalinan Prematur di

Rumah sakit Otorita Batam tahun 2009.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Persalinan Prematur di Rumah

Sakit Otorita Batam.

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Persalinan Prematur

berdasarkan Usia Ibu di Rumah Sakit Otorita Batam.

1.4.2.2 Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Persalinan Prematur

berdasarkan Penyakit Ibu di Rumah Sakit Otorita Batam.

1.4.2.3 Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Persalinan Prematur

berdasarkan Faktor Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Otorita

Batam.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Bidan

1.5.1.1 Meningkatkan pengetahuan bidan tentang persalinan prematur.


1.5.1.2 Mengetahui gambaran terjadinya persalinan prematur.

1.5.1.3 Dapat melakukan pencegahan terhadap terjadinya persalinan

prematur.

1.5.2 Bagi Rumah Sakit

1.5.2.1 Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Otorita Batam untuk

mengetahui angka persalinan prematur.

1.5.2.2 Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Otorita Batam tentang

Gambaran Terjadinya Persalinan Prematur.

1.5.3 Bagi Peneliti

1.5.3.1 Menambah wawasan ilmu peneliti tentang persalinan prematur.

1.5.3.2 Untuk mengetahui angka Persalinan Prematur di Rumah Sakit

otorita Batam.

1.5.3.3 Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan Kejadian

Persalinan Prematur di Rumah Sakit Otorita Batam.

1.5.3.4 Untuk mengetahui pencegahan Terjadinya Persalinan Prematur.

1.5.4 Bagi Institusi

Menambah bahan pustaka berupa Karya Tulis Ilmiah yang dapat

dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya, khususnya materi Gambaran

Kejadian Persalinan Prematur.


1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang

diambil dari rekam medik, laporan harian. Penelitian dilakukan untuk

memperoleh gambaran terjadinya Persalinan Prematur di Rumah Sakit

Otorita Batam.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERSALINAN PREMATUR

2.1.1 Definisi

Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial

meningkatkan kematian perinatal sebesar 65%-75%, umumnya

berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah dapat

disebabkan oleh kelahiran preterm dan pertumbuhan janin yang

terhambat. Keduanya sebaiknya dicegah karena dampaknya yang

negatif, tidak hanya kematian perinatal tetapi juga morbiditas, potensi

generasi akan datang kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga

dan bangsa secara keseluruhan.( http://www.kalbe.co.id ).

Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan

kurang dari 37 minggu ( antara 20-37 minggu ) atau dengan berat janin

kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 ).


Persalinan prematur adalah satu persalinan yang tidak normal dari segi

umur kehamilan, yaitu persalinan yang terjadi pada umur kandungan

kurang dari normal yaitu kurang dari 37 minggu atau 259 hari . Pada

umur kehamilan ini perkembangan organ-organ, fungsi-fungsi organ

dan sistem-sistem belum sempurna, terutama sistem hemostatis.

Kondisi ini menyebabkan bayi prematur memiliki resiko yang tinggi

untuk mengalami kematian atau menjadi sakit dalam masa neonatal

(Ridwanamiruddin, 2007 )

2.1.2. Faktor Kelahiran Prematur

Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. 15%

dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda ( di dalam

rahim terdapat lebih dari satu janin )

1. Faktor ibu, antara lain karena :

a. Antroprometris

Bila postur ibunya kerdil ( short stature ) dapat

mempengaruhi janin di rahimnya, yaitu tidak bisa

mengembang dengan sempurna.

b. Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya.

c. Masalah gizi

Kurang gizi atau anemia pada ibu sehingga menyebabkan

pertumbuhan janin terhambat. Pertumbuhan janin

terhambat dalam waktu lama akan mempengaruhi

kelahiran bayi sebelum waktunya.


d. Penyalahgunaan obat

e. Infeksi

Infeksi pada kehamilan akan menyebabkan suatu respon

imunologik spesifik melalui aktifasi sel limfosit B dan T

dengan hasil akhir zat-zat yang menginisiasi kontraksi

uterus. Dari penelitian Lettieri dkk, (1993), didapati 38%

persalinan preterm disebabkan akaibat infeksi korioamnion.

Knox dan Hoerner (1950) telah mengetahui hubungan

antara infeksi jalan lahir dengan kelahiran prematur.

Bobbitt dan Ledger (1977) membuktikan infeksi amnion

subklinis sebagai penyebab kelahiran preterm. Dengan

amniosentesis didapati bakteri patogen pada <20% ibu yang

mengalami persalinan preterm dengan ketuban utuh dan

tanpa gejala klinis infeksi (Coxx dkk, 1996; Watts dkk,

1992). Infeksi dan proses inflamasi amnion merupakan

salah satu faktor yang dapat memulai kontraksi uterus dan

persalinan preterm.

f. Anomali uterus

g. Ketuban pecah sebelum waktunya

h. Penyakit , misalnya : pre eklampsia , placenta previa,

solutio placenta, diabetes melitus, penyakit jantung,

hipertensi, kelainan rhesus.

i. Persalinan spontan atau disebut spontaneous preterm

labor. Persalinan prematur spontan ini tak dapa diduga


sebelumnya, tapi biasanya berhubungan dengan latar

belakang ibunya, yaitu umur ibu ( terlalu tua atau terlalu

muda ), anak pertama, banyak anak, ada riwayat abortus,

perdarahan pada kehamilan muda, ketuban pecah dini,

kenaikan berat badan ibu selama hamil tak sesuai,

kehamilan ganda, ibu perokok berat, faktor pekerjaan , dan

ibu yang mengalami stres berat.

2. Faktor sosio ekonomi ( ekonomi rendah )

3. Faktor lingkungan hidup ( lingkungan yang terpapar asap

rokok,polusi udara ).

4. Faktor pelayanan kesehatan : sarana pelayanan kesehatan yang

masih terbatas, atau yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Minimnya kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilan menjadi

salah satu penyebab kelahiran prematur (Ummukautsar,2008 ).

1.1.3 Faktor Risiko Prematuritas

a. Mayor

1. Kehamilan multipel

2. Hidramnion

3. Anomali uterus

4. Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu

5. Serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada

kehamilan 32 minggu

6. Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali


7. Riwayat persalinan preterm sebelumnya

8. Operasi abdominal pada kehamilan preterm

9. Riwayat operasi konisasi

10. Iritabilitas uterus

b. Minor

1. Penyakit yang disertai demam

2. Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu

3. Riwayat pielonefritis

4. Merokok lebih dari 10 batang perhari

5. Riwayat abortus pada trimester II

6. Riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali

( http://www.kalbe.co.id/persalinanprematur )

2.1.4 Kriteria diagnosis

1. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu lengkap atau antara 140

dan 259 hari.

2. Kontraksi uterus (his) teratur, pastikan dengan pemeriksaan

inspekulo adanya pembukaan dan servisitis.

3. Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar

50-80%, atau sedikitnya 2 cm.

4. Selaput ketuban seringkali telah pecah.

5. Merasakan gejala seperti rasa kaku diperut menyerupai kaku

menstruasi, rasa tekanan intrapelvik dan nyeri bagian belakang.


6. Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah.

2.1.5 Masalah persalinan prematur

1. Kesulitan utama dalam persalinan prematur adalah perawatan

bayinya. Semakin muda usia kehamilannya semakin besar

morbiditasnya dan mortalitasnya.

2. Kecil untuk masa kehamilan adalah bila berat lahirnya kurang dari

10 persentil.

3. Dari sudut medis secara garis besar 50% terjadi spontan, 30%

akibat ketuban pecah dini, dan sisanya 20% dilahirkan atas indikasi

ibu/janin.

4. Secara keseluruhan penyebab yang sering terjadi adalah

multifaktoral (Sarwono Prawirohardjo, 2006 )

2.1.6 Komplikasi Persalinan Prematur

1. Sindroma gawat pernafasan (penyakit membran hialin).

Paru-paru yang matang sangat penting bagi bayi baru lahir. Agar

bisa bernafas dengan bebas, ketika lahir kantung udara (alveoli)

harus dapat terisi oleh udara dan tetap terbuka. Alveoli bisa

membuka lebar karena adanya suatu bahan yang disebut surfaktan,

yang dihasilkan oleh paru-paru dan berfungsi menurunkan

tegangan permukaan. Bayi prematur seringkali tidak menghasilkan

surfaktan dalam jumlah yang memadai, sehingga alveolinya tidak

tetap terbuka. Diantara saat-saat bernafas, paru-paru benar-benar


mengempis, akibatnya terjadi Sindroma Distres Pernafasan.

Sindroma ini bisa menyebabkan kelainan lainnya dan pada

beberapa kasus bisa berakibat fatal. Kepada bayi diberikan oksigen;

jika penyakitnya berat, mungkin mereka perlu ditempatkan dalam

sebuah ventilator dan diberikan obat surfaktan (bisa diteteskan

secara langsung melalui sebuah selang yang dihubungkan dengan

trakea bayi).

2. Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan

gangguan refleks menghisap atau menelan, rentan terhadap

terjadinya perdarahan otak atau serangan apneu.

Selain paru-paru yang belum berkembang, seorang bayi prematur

juga memiliki otak yang belum berkembang. Hal ini bisa

menyebabkan apneu (henti nafas), karena pusat pernafasan di otak

mungkin belum matang. Untuk mengurangi mengurangi frekuensi

serangan apneu bisa digunakan obat-obatan.

Jika oksigen maupun aliran darahnya terganggu. otak yang sangat

tidak matang sangat rentan terhadap perdarahan (perdarahan

intraventrikuler).atau cedera .

3. Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi

pemberian makanan.Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil

mungkin akan membatasi jumlah makanan/cairan yang diberikan,

sehingga pemberian susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan

bayi muntah.
4. Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia

retrolental)

5. Displasia bronkopulmoner.

6. Penyakit jantung.

7. Jaundice.

Setelah lahir, bayi memerlukan fungsi hati dan fungsi usus yang

normal untuk membuang bilirubin (suatu pigmen kuning hasil

pemecahan sel darah merah) dalam tinjanya. Kebanyakan bayi baru

lahir, terutama yang lahir prematur, memiliki kadar bilirubin darah

yang meningkat (yang bersifat sementara), yang dapat

menyebabkan sakit kuning (jaundice). Peningkatan ini terjadi

karena fungsi hatinya masih belum matang dan karena kemampuan

makan dan kemampuan mencernanya masih belum sempurna.

Jaundice kebanyakan bersifat ringan dan akan menghilang sejalan

dengan perbaikan fungsi pencernaan bayi.

8. Infeksi atau septikemia.

Sistem kekebalan pada bayi prematur belum berkembang

sempurna. Mereka belum menerima komplemen lengkap antibodi

dari ibunya melewati plasenta (ari-ari). Resiko terjadinya infeksi

yang serius (sepsis) pada bayi prematur lebih tinggi. Bayi prematur

juga lebih rentan terhadap enterokolitis nekrotisasi(peradangan

pada usus).
9. Anemia .

10. Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-

ubah, bisa tinggi (hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia).

11. Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat.

12. Keterbelakangan mental dan motorik.

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium:

a. Pemeriksaan kultur urine

b. Pemeriksaan gas dan pH darah janin

c. Pemeriksaan darah tepi ibu:

- Jumlah lekosit

- C-reactive protein . CRP ada pada serum penderita yang

menderita infeksi akut dan dideteksi berdasarkan

kemampuannya untuk mempresipitasi fraksi polisakarida

somatik nonspesifik kuman pneumococcus yang disebut fraksi

C.

2. Amniosentesis (pemeriksaan air ketuban)

a. Hitung lekosit

b. Pewarnaan Gram bakteri (+) pasti amnionitis

c.Kultur

d. Kadar IL-1, IL-6 ()

e. Kadar glukosa cairan amnion,()

3. Pemeriksaan ultrasonografi

a. Oligohidramnion : Goulk dkk. (1985) mendapati hubungan


antara oligohidramnion dengan korioamnionitis klinis

antepartum.Vintzileos dkk. (1986) mendapati hubungan antara

oligohidramnion dengan koloni bakteri pada amnion.

b. Penipisan serviks: Iams dkk. (1994) mendapati bila ketebalan

seviks < 3 cm (USG) , dapat dipastikan akan terjadi persalinan

preter. Sonografi serviks transperineal lebih disukai karena

dapat menghindari manipulasi intravagina terutama pada kasus-

kasus KPD dan plasenta previa ( Ummukautsar, 2008 )

2.1.8 Penatalaksanaan

Ibu hamil yang diidentifikasi memiliki risiko persalinan preterm akibat

amnionitis dan yang mengalami gejala persalinan preterm membakat

harus ditangani seksama untuk meningkatkan keluaran neonatal. Pada

kasus-kasus amnionitis yang tidak mungkin ditangani ekspektatif, harus

dilakukan intervensi, yaitu dengan :

1. Akselerasi pematangan fungsi paru

a. Terapi glukokortikoid, misalnya dengan betamethasone 12 mg

intra muskuler 2x selang 24 jam. Atau dexamethason 5 mg tiap

12 jam intra muskuler sampai 4 dosis.

b. Suplemen inositol, karena inositol merupakan komponen

membran fosfolipid yang berperan dalam pembentukan

surfaktan.

2. Pemberian antibiotika

3. Pemberian tokolitik ( http://www.kalbe.co.id/persalinanprematur).


2.1.9 Cara Persalinan

1. Janin presentasi kepala : pervaginam dengan episiotomi lebar dan

perlindungan forceps terutama pada bayi < 35 minggu.

2. Indikasi seksio sesarea :

a. Janin sungsang

b. Taksiran berat badan janin kurang dari 1500 gram ( masih

kontroversial ).

c. Gawat janin, bila syarat pervaginam tidak terpenuhi.

d. Infeksi intrapartum dengan takikardi janin, gerakan janin

melemah, ologohidramnion, dan cairan amnion tidak

berbau, bila syarat pervaginam tidak terpenuhi

e. Kontraindikasi partus pervaginam lain ( letak lintang,

plasenta previa, dan sebagainya ).

3. Lindungi bayi dengan handuk hangat, usakan suhu 36-37 ºC

4. Bila bayi tidak kesulitan minum, nafas, tanpa cacat, maka

perawatan cara kanguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah

sakit berkurang ( http://www.kalbe.co.id/persalinanprematur).

2.1.10 Pencegahan Persalinan Preterm

1. Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan

kerugian kelahiran preterm atau berat lahir rendah. Masyarakat

diharapkan untuk menghindarkan faktor risiko diantaranya adalah

dengan menjarangkan kelahiran menjadi lebih dari 3 tahun,

menunda usia hamil sampai 22-23 tahun dan sebagainya.


2. Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh

pelayanan antenatal yang baik

3. Mengusahakan makan lebih baik pada masa hamil agar

menghindarkan kekurangan gizi dan anemia.

4. Menghindarkan kerja berat selama hamil. dalam hal ini diperlukan

peraturan yang melindungi wanita hamil dari sangsi pemutusan

hubungan kerja.

2.11 Kerangka Teori

 Faktor Ibu :
- Penyakit ibu
- Usia ibu
- ketuban pecah dini
 Faktor sosio ekonomi
 Faktor lingkungan hidup
 Faktor pelayanan kesehatan
BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini menggunakan model pendekatan sistem yang

terdiri dari variabel dan subvariabel yang menggambarkan terjadinya

persalinan prematur di Rumah Sakit Otorita Batam.

- Penyakit ibu
- Ketuban pecah dini
- umur ibu

3.2 Definisi Operasional

Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu ( Notoatmodjo, 2002 ).


Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Operasional Ukur
Penyakit Ibu: Penyakit ibu Daftar -Medical - ada Ordinal

adalah apabila isian Record penyakit

ibu mengidap - tidak ada

penyakit penyakit

hipertensi,

diabetes

melitus,jantung,

placenta previa,

solutio placenta,

pre eklampsi

pada saat ibu

hamil

Umur ibu Usia ibu hamil Daftar -Medical 1. <20th Ordinal

dan melahirkan isian Record 2. 20-35 th

3. > 35 th

Daftar -Medical - - KPD Ordinal

isian Record - -Tidak ada

KPD

Ketuban pecah Ketuban pecah Daftar -Medical - prematur Ordinal

dini sebelum isian Record - tidak


waktunya prematur

Persalinan Persalinan

Prematur terjadi pada

kehamilan

kurang dari 37

minggu ( 20-37

minggu ) atau

berat janin

kurang dari

2500 gram.

3.3 Desain/Rancangan Penelitian

Desain/rancangan penelitian ini adalah Deskriptif. Penelitian Deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan deskripsi mengenai

fenomena yang ditemukan baik berupa faktor resiko maupun efek atau

hasil.

3.4 Tempat dan waktu penelitian

3.4.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah di ruang Mawar Rumah Sakit Otorita Batam.

3.4.2 Waktu penelitian


Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni tahun 2010.

3.5 Populasi dan sampel

3.4.1 Populasi adalah ibu yang melahirkan prematur di Ruang Mawar Rumah

Sakit Otorita Batam pada tahun 2009 berjumlah 175 orang berdasarkan

laporan tahunan tahun 2009.

3.4.2 Sampel adalah sebagian data yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti yang dianggap mewakili populasi .Sampel penelitian ini adalah

total sampel yaitu seluruh pasien yang melahirkan dengan penyakit

Eklampsi/PEB, Ketuban pecah dini, dan usia <20 tahun dan >35 tahun

di Rumah Sakit Otorita Batam tahun 2009 sejumlah 175 orang.

3.6 Instrumen Penelitian

Mengunakan alat formulir isian dengan mengambil data sekunder yang

diambil dari laporan harian/medical record.

3.7 Pengumpulan data

3.7.1 Alat pengumpul data

Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan formulir isian untuk

mengumpulkan data yang merupakan data sekunder.

3.7.2 Tehnik pengumpulan data

Data diperoleh dari catatan medical record dan laporan harian.

3.8 Pengolahan data


Pengolahan data menggunakan system manual, melalui tahapan sebagai

berikut :

a. Cleaning

Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan data dari laporan

harian dan medical record.

b. Coding

Tahapan memberi kode pada hasil observasi/data dan untuk

mempermudah proses penelusuran bila diperlukan. Juga untuk

mempermudah penyimpanan data dalam arsip data.

c. Scoring

Tahap ini dilakukan guna member skor pada setiap data.

d. Entering

Tahap ini memasukkan data yang telah diskor kedalam format kolom

menggunakan cara manual.

3.9 Analisa Data

Penelitian menggunakan analisa data univariat yang dilakukan untuk

mengetahui proporsi dari masing-masing variabel yang diteliti. Analisa

univariat dilakukan dengan cara mendistribusi data kemudian disusun

dalam bentuk tabel sesuai dengan menghitung presentase menggunakan

rumus sebagai berikut ( Arikunto, 2006 )

f
P= x 100%
n
Keterangan :

P : Prersentase

f : Frekuensi setiap kategori

n : jumlah sampel
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Otorita Batam

4.1.1 Visi dan Misi

a. Visi

Rumah Sakit Otorita Batam menjadi etalase layanan kesehatan Indonesia

dan berstandar internasional untuk mewujudkan kawasan tujuan investasi

terkemuka di tahun 2015.

b. Misi

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan prima dan berstandar internasional.

2. Mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan prima dengan sumber daya

manusia yang profesional.

3. Mewujudkan Rumah Sakit Otorita Batam menjadi tempat riset dan

penelitian untuk menopang pelayanan kesehatan kepada masyarakat

dikawasan tujuan investasi terkemuka.

a. Gambaran Usia Ibu berdasarkan Kejadian Persalinan Prematur di

RS. Otorita Batam Tahun 2010

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Persalinan Prematur berdasarkan

Faktor Usia Ibu < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun di RS.Otorita

Batam Tahun 2009

Jumlah
No Usia ibu Persentase (%)
Responden

1 <20 tahun 50 28

2 20-35 tahun 65 37

3 >35 tahun 60 34

Total 175 100

sumber:daftar RgisterRS Otorita Batam

Table 4.1 diatas dapat dilihat bahwa ditemukan ibu persalinan

prematur yang dikatagorikan usia < 20 tahun yaitu sebanyak 50 orang

(28%) sedangkan usia ibu persalinan premature dikatagorikan usia 20-

35 tahun yaitu sebanyak 65 orang (37%) dan usia ibu persalinan

prematur yang dikategorikan usia > 35 tahun yaitu sebanyak 60 orang

(34%).

b. Gambaran Penyakit Ibu berdasarkan Persalinan Prematur di RS.

Otorita Batam Tahun 2010

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Kejadian Persalinan Prematur berdasarkan


Penyakit Ibu KPD di RS.Otorita Batam

Tahun 2009

Jumlah
No Penyakit Ibu Persentase (%)
Responden

1 Ada penyakit 147 84

2 Tidak ada penyakit 28 16

Total 175 100

Sumber: Daftar Register RS. Otorita Batam

Table 4.2 diatas dapat dilihat bahwa yang ada penyakit pada ibu
sebanyak 147 orang (84%), dan yang tidak ada mengalami penyakit
ibu dikategorikan sebanyak 28 orang (16%).

c. Gambaran KPD berdasarkan Kejadian Persalinan Prematur di RS.


Otorita Batam Tahun 2010

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Kejadian Persalinan Prematur berdasarkan

Ketuban Pecah Dini diRS.Otorita Batam

Tahun 2009
Jumlah
No Ketuban Pecah Dini Persentase (%)
Responden

1 Ketuban Pecah Dini 135 77.2

Ketuban Tidak Pecah


2 40 22,8
Dini

Total 175 100

Table 4.2 diatas dapat dilihat bahwa KPD yang dikategorikan yaitu
sebanyak 135 orang (77,2%), sedangkan yang tidak mengalami KPD
sebanyak 40 orang (22,8%)

4.3.1 Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah keterbatasan waktu,

tenaga dan biaya penelitian, sehingga penelitian ini hanya meneliti variabel

meliputi penyakit ibu, ketuban pecah dini dan usia ibu sehingga hasil

penelitian yang diperoleh belum sepenuhnya menggambarkan secara

keseluruhan.

4.3.2 Pembahasan

Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah keterbatasan waktu,

tenaga dan biaya penelitian, sehingga penelitian ini hanya meneliti

variabel meliputi penyakit ibu, ketuban pecah dini dan usia ibu sehingga

hasil penelitian yang diperoleh belum sepenuhnya menggambarkan secara

keseluruhan.
A. Gambaran usia ibu berdasarkan kejadian persalinan prematur di

Rumah sakit Otorita Batam Tahun 2010.

Menurut Muhammad Ali(2008), usia adalah variabel yang selalu

diperhatikan dimana usia atau umur itu merupakan lama waktu hidup

seseorang dimulai sejak lahir, usia sangat erat hubungannya dengan

pengetahuan seseorang. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di

Rumah sakit Otorita Batam, usia responden dikategorikan usia 20-35

tahun yaitu sebanyak 65 orang (37%).

Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki usia yang ideal, karena

dengan usia yang ideal diharapkan responden tersebut juga memiliki

pengetahuan yang cukup tentang persalinan prematur. Dengan

demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama dalam

menghadapi persalinan. Karena dengan bertambahnya umur seseorang

maka kematangan dalam berfikir semakin baik sehingga akan

termotivasi dalam persalinannya, juga mengetahui akan pentingnya

persalinan. Bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

B. Gambaran penyakit berdasarkan penyakit ibu berdasarkan persalinan

prematur di Rumah sakit Otorita Batam tahun 2010.


Menurut Sarwono 2005, pre-eklamasi ialah penyakit dengan tanda-

tanda hipertensi, edema, dan protein urin yang timbul karena

kehamilan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah sakit Otorita

Batam yang ada penyakit responden yang melakukan persalinan

prematur dikategorikan yaitu sebanyak 147 orang (84%).

Dilihat dari kenyataan dilapangan meskipun penyakit tersebut tetap

melakukan persalinan prematur dikarenakan pemyakit ibu tersebut

memperoleh wawasan tentang prematur. Dari penyuluhan-penyuluhan

yang dilakukan oleh bidan ataupun tenaga kesehatan lainnya.

C. Gambaran KPD berdasarkan kejadian persalinan prematur di Rumah

sakit Otorita Batam tahun 2010.

Menurut Sarwono 2006, ketuban pecah dini adalah bila terjadi sebelum

proses persalinan berlangsung.

Dari hasil yang telah dilakukan di Rumah sakit Otorita Batam kepada

responden dikategorikan sebanyak 135 orang (77,2 %).

Menurut Sarwono 2005, ketuban pecah dini merupakan masalah

penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur

dan terjadinya kontraksi infeksi korioamnionitas dan mortalitas perihal

serta menyebabkan infeksi ibu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan diwilayah

Rumah sakit Otorita Batam yang mendapatkan KPD, usia, penyakit

berpengaruh dalam persalinan prematur.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Otorita

Batam didapatkan kesimpulan bahwa :

5.1.1 Kejadian persalinan prematur yang disebabkan oleh faktor penyakit ibu

( Pre eklampsi/eklampsi ) sebanyak 14,2 %.

5.1.2 Kejadian persalinan prematur yang disebabkan oleh faktor ketuban pecah

dini ( KPD ) sebanyak 77,2 %.

5.1.4 Kejadian persalinan prematur yang disebabkan oleh faktor usia ibu yang

berusia < 20 tahun sebanyak 28 % sedangkan 20-35 tahun sebanyak 37%

dan > 35 tahun sebanyak 34 %.

33

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pemerintah Kota Batam.

Agar lebih dapat menaruh perhatian kepada masyarakat khususnya yang

ada diwilayah terpencil yaitu dengan meninjau langsung kedaerah tersebut

dan memberikan bantuan yang cukup untuk masyarakat.

5.2.2 Bagi Dinas Kota Batam.


Untuk dapat menyebarluaskan istilah persalinan prematur diberbagai

wilayah Kota Batam khususnya didaerah terpencil sehingga masyarakat

tersebut dapat mengetahui tentang persalinan prematur.

5.2.3 Bagi Rumah Sakit Otorita Batam.

Kepada petugas kesehatan khususnya bidan di Rumah Sakit Otorita Batam

untuk lebih meningkatkan pengetahuan bidan tentang persalinan prematur

dan dapat melakukan pencegahan kejadian persalinan Prematur.

5.2.4 Bagi Masyarakat.

Diharapkan kepada ibu agar dapat menambah pengetahuan tentang

persalinan prematur dengan mendapatkan informasi baik dari petugas

kesehatan maupun bidan, sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang

baik maka akan terwujud sikap. Menjadi perbuatan nyata dimana semua

ibu mengerti tentang kejadian persalinan prematur.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Bina Aksara


(2006 )

http://www.kalbe.co.id : persalinanprematur ( 2008 )

http://www.Ridwanamiruddin,2007

http://ummukautsar.wordpress.com: Faktor-kelahiran-prematur (2008 )


Litbang Depkes RI: Profil Kesehatan Indonesia, 2008.

Manuaba , Ida Bagus Gde : Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan KB, 1998.

Notoatmodjo : Metode penelitian Kesehatan, Rineka Cipta Jakarta, 2005

Notoatmodjo : Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Rineka Cipta Jakarta, 2007

Sarwono Prawirohardjo: Ilmu Kebidanan, PT.Bina Pustaka Jakarta, 2002.

Sarwono Prawirohardjo: Ilmu Kebidanan (Edisi keempat), PT.Bina Pustaka

Jakarta, 2008.

Suryani : Gambaran Pengetahuan Perawat tentang Asuhan Keperawatan Bayi

Prematur di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Otorita Batam( 2008 )

Anda mungkin juga menyukai