Anda di halaman 1dari 2

Theory of Planned Behavior sebagai Upaya Peningkatan Kepatuhan pada

Pasien Diabetes Melitus


A. Theory of Planned Behavior
Teori perilaku yang direncanakan (Theory of Planned Behavior) pertama kali
di usulkan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985 melalui artikelnya “from intension to
behavior” teori ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari TRA (Theory Reaction
Action) yang diusulkan bersama, oleh Martin Fisbein dan Icek Ajzen pada tahun
1980. Seperti pada teori TRA, faktor inti dari TPB adalah niat individu dalam
melakukan perilaku tertentu. Niat diasumsikan sebagai penangkap motivasi yang
mempengaruhi suatu perilaku. Secara Umum, semakin kuat niat untuk terlibat dalam
perilaku maka semakin besar kemungkinan perilaku tersebut dilakukan (Ajzen, 1991).
Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh dua
faktor utama yaitu attitude toward the behavior dan subjective norms (Fishbein dan
Ajzen, 1975), sedangkan dalam TPB ditambahkan satu faktor lagi yaitu perceived
behavioral control (Ajzen, 1991).

B. Definisi Diabetes Melitus


Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang terjadi akibat
kelainan sekresi atau kerja insulin dengan tanda peningkatan kadar glukosa darah.
Diabetes sering menimbulkan komplikasi sehingga memerlukan dukungan edukasi
berkaitan dengan perawatan dan pengobatan jangka panjang klien DM. Pengelolaan
diabetes dapat memberikan hasil maksimal apabila dibarengi dengan kepatuhan klien
terhadap terapi yang dianjurkan oleh petugas kesehatan.

C. Hubungan Theory of Planned Behavior dengan Upaya Peningkatan Kepatuhan Klien


Diabetes Melitus
Menurut Ajzen menyatakan bahwa seseorang dapat melakukan atau tidak
melakukan suatu perilaku tergantung dari niat orang tersebut. Niat merupakan hal-hal
yang dapat menjelaskan faktor-faktor motivasi serta berdampak kuat pada tingkah
laku. Niat melakukan suatu perilaku ditunjang dengan keyakinan seseorang pada
perilaku tersebut. Keyakinan diperoleh dengan pemberian pengetahuan, keterampilan
dan pengalaman untuk melaksanakan prilaku tersebut. Niat yang kuat dari seorang
penderita DM, akan meningkatkan kepatuhan klien dalam menjalankan tatalaksana
penyakitnya.
Klien DM cenderung memiliki masalah kepatuhan dalam pengobatan sehingga
berisiko timbul komplikasi. Kebanyakan penderita DM tidak akan minum obat serta
memeriksakan gula darahnya apabila tidak ada keluhan. Semakin buruk kontrol
mereka terhadap ketidakpatuhan, semakin mudah klien terkena komplikasi.
Komplikasi akut penyakit DM antara lain hipoglikemia, ketoasidosis, dan koma.
Komplikasi kronis penyakit DM adalah kerusakan saraf, penyakit jantung, gangguan
hepar, penyakit ginjal, gangguan pencernaan, dan rentan terhadap infeksi.
Bedasarkan 3 faktor TPB:
1) Sikap (Attitude) terhadap perilaku didefinisikan Ajzen sebagai derajat
penilaian positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu. Sikap
terhadap perilaku ditentukan oleh evaluasi individu mengenai hasil yang
berhubungan dengan perilaku dan dengan kekuatan hubungan dari kedua hal
tersebut. Maka disini peran tenaga kesehatan serta lingkungan akan sangat
mempengaruhi perilaku klien tersebut untuk meningkatkan kepatuhan klien
terhadap tatalaksana penyakit tersebut.
2) Norma subjektif merupakan persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk
melakukan atau tidak melakukan perilaku. Apabila individu merasa bahwa
perilaku tersebut bukan ditentukan oleh orang lain, maka dia akan
mengabaikan pandangan orang tentang perilaku yang akan dilakukannya.
Norma subyektif berupa keyakinan individu untuk mematuhi arahan atau
anjuran orang di sekitarnya untuk turut dalam melaksanakan tatalaksana DM.
3) Perceived behavioral control (persepsi control perilaku) dapat disebut dengan
kontrol perilaku adalah persepsi individu mengenai mudah atau sulitnya
mewujudkan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2005). Bedasarkan pengertian
tersebut persepsi pasien sangat penting untuk kepatuhan meminum obat DM,
jika muncul persepsi negative maka klien akan mulai merasa bosan untuk
meminum obat dan menganggap diet serta olahraga itu sulit, maka akan
semakin mudah klien terkena komplikasi. Untuk mencegah munculnya
persepsi negative, peran tenaga kesehatan sangat penting untuk memberikan
edukasi serta tips – tips berolahraga yang mudah dan menyenangkan.

D. Kesimpulan
Kepatuhan dalam tatalaksana dapat dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif,
percieved behavioral control serta intensi. Melakukan pendampingan yang lebih
intensif kepada klien serta meningkatkan peran serta keluarga dalam peningkatan
kepatuhan penderita DM dalam menjalankan tatalaksananya.

Anda mungkin juga menyukai