Anda di halaman 1dari 12

Daftar Isi

• Angka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di


Indonesia – 3
• Definisi anak di Indonesia – 4
• Apa saja hak asasi anak itu? – 5
• Apa itu Kekerasan terhadap Anak? – 6
• Apa itu Kekerasan Seksual? – 6
• Apa itu Kekerasan Seksual terhadap
Anak? – 7
• Bentuk-Bentuk Kekerasan terhadap Anak – 8

Weaving Women’s Voices


WEAVE
Angka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Indonesia

Kekerasan seksual terhadap anak merupakan suatu kejahatan. Kasus


kekerasan seksual terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir dengan
beragam modus dan pelaku. Survei Pengalaman Hidup Perempuan
Nasional (SPHPN) tahun 2016 menunjukkan bahwa 1 dari 3 perempuan
usia 15–64 tahun mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh
pasangan dan selain pasangan selama hidupnya. Sekitar 1 dari 10
perempuan usia 15–64 tahun mengalaminya dalam 12 bulan terakhir.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan yang tinggal di


daerah perkotaan (36,3%) cenderung mengalami kekerasan fisik dan/
atau seksual lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang tinggal
di daerah pedesaan (29,8%). Perempuan berusia 15–64 tahun dengan
latar belakang pendidikan SMA ke atas (39,4%) dan status pekerjaan
tidak bekerja (35,1%) lebih banyak mengalami kekerasan fisik dan/atau
seksual.
Sementara data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

Kalyanamitra 3
menunjukkan 218 kasus kekerasan seksual anak pada 2015; 120 kasus
pada 2016; dan 116 pada 2017. Dari keseluruhan data tersebut, pelaku
paling banyak adalah orang terdekat anak seperti ayah tiri, ayah kandung,
keluarga terdekat, dan temannya. Sayang, KPAI belum memilah datanya
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur.

Komnas Perempuan mempublikasikan Catatan Tahunan (Catahu) Tahun


2017. Dalam laporan itu disebut ada 259 ribu kasus kekerasan terhadap
perempuan di seluruh Indonesia. Kekerasan di ranah personal masih
menempati urutan atas yakni 255 ribu kasus. Kekerasan di ranah personal
ini berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, dan kekerasan ekonomi.
Kekerasan seksual di ranah komunitas adalah perkosaan (1.036 kasus)
dan pencabulan (838 kasus).

Bagaimana dengan pengertian anak?


Bab I Pasal 1 UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menjelaskan bahwa “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.”

4 Weaving Women’s Voices- WEAVE


Meskipun demikian, Indonesia masih perlu melakukan harmonisasi
peraturan perundang-undangan terkait batasan usia anak ini.

Mengapa negara wajib melindungi anak?


• agar anak dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara
optimal, sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
• agar anak bebas dari kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi

Kalyanamitra 5
Apa saja hak asasi anak itu?
Hak anak yang diatur dalam Konvensi Hak Anak yang disetujui oleh
Majelis Umum PBB pada tanggal 20 November 1989, yakni:
a. Hak untuk kelangsungan hidup dan berkembang, mendapatkan
nama, kewarganegaraan, identitas, standar hidup yang layak dan
kesehatan yang paling tinggi;
b. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam konflik
bersenjata, jika mengalami konflik hukum, eksploitasi sebagai
pekerja anak, eksploitasi dalam penyalahgunaan obat-obatan;
c. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum jika mengalami
eksploitasi seksual dan penyalahgunaan seksual;
d. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dari penculikan,
penjualan, dan perdagangan anak-anak dan jika mengalami
eksploitasi sebagai anggota kelompok minoritas atau masyarakat
adat;
e. Hak untuk hidup dengan orang tua dan tetap berhubungan dengan
orang tua bila dipisahkan dari salah satu orang tua;
f. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam situasi yang
genting dan perlindungan khusus sebagai pengungsi;
g. Hak untuk bebas beragama, berserikat, dan berkumpul secara
damai;
h. Hak untuk mendapatkan informasi dan berbagai sumber,
mendapatkan perlindungan pribadi, perlindungan dari siksaan,
perlakuan yang kejam, hukuman, perlakuan yang tidak manusiawi,
penangkapan sewenang-wenang, penangkapan sewenang-wenang,
perampasan kebebasan, dan
i. Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar secara cuma-cuma.

6 Weaving Women’s Voices- WEAVE


Apa itu kekerasan terhadap anak?
Kekerasan terhadap anak menurut UU No.35 Tahun 2014 tentang
perubahan atas UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, adalah
setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran,
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.
Sehingga dalam pengertian sederhana, yang dimaksud dengan kekerasan
terhadap anak adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, luka
berat, ketakutan, rasa tak berdaya, atau penderitaan fisik, psikis, dan
seksual terhadap seseorang yang usianya belum 18 tahun dan termasuk
pula anak dalam kandungan.

Apa itu kekerasan seksual?


Kekerasan seksual adalah perbuatan yang merendahkan, menghina,
menyerang dan/atau perbuatan lainnya yang bersifat fisik dan/atau non-fisik,
terhadap tubuh, seksualitas seseorang, fungsi dan/atau alat reproduksi, yang
bertentangan dengan kehendak atau tanpa persetujuan orang tersebut, atau
dengan persetujuan yang dicapai melalui ancaman, tipu muslihat, atau bujuk
rayu, atau dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, atau karena adanya
ketimpangan relasi kuasa dan/atau relasi gender dan/atau sebab lainnya,
yang berakibat atau dapat berakibat pada penderitaan atau kesengsaraan
secara fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial, budaya, dan/
atau politik (Rumusan DIM Masyarakat Sipil 17 November 2017).
Sedangkan menurut ahli lain, Kekerasan seksual adalah setiap bentuk perilaku
yang memiliki muatan seksual yang dilakukan seseorang atau sejumlah orang
namun tidak disukai dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran,
sehingga menimbulkan akibat negatif seperti rasa malu, tersinggung, terhina,
marah, kehilangan harga diri, kehilangan kesucian, dan sebagainya, pada diri
orang ang menjadi korban (Suparti dan Sadarjoen, 2006)

Kalyanamitra 7
Apa itu kekerasan seksual terhadap anak?
Kekerasan seksual terhadap anak khususnya anak perempuan antara
lain: pelecehan seksual, pencabulan, perkosaan, eksploitasi seksual,
penyiksaan seksual, incest (perkosaan yang dilakukan oleh keluarga
kandung seperti ayah atau saudara laki-laki), sunat perempuan,
pemaksaan perkawinan anak, obyektifikasi pornografi, pemaksaan
prostitusi, dan lain sebagainya.

Mengapa penting memberikan perhatian pada anak perempuan?


Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh,
dan komprehensif, UU Perlindungan Anak meletakkan kewajiban
memberikan perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas sebagai
berikut :
a. Non diskriminasi;
b. Kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
d. Penghargaan terhadap pendapat anak.

8 Weaving Women’s Voices- WEAVE


Asas perlindungan anak di sini sesuai dengan prinsip-prinsip pokok yang
terkandung dalam Konvensi Hak-Hak Anak.
Yang dimaksud dengan asas kepentingan yang terbaik bagi anak adalah
bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan
oleh pemerintah, masyarakat, badan legislatif, dan badan yudikatif, maka
kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama.
Yang dimaksud dengan asas hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi anak yang
dilindungi oleh negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua.
Yang dimaksud dengan asas penghargaan terhadap pendapat anak adalah
penghormatan atas hak-hak anak untuk berpartisipasi dan menyatakan
pendapatnya dalam pengambil¬an keputusan terutama jika menyangkut
hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya.

Bentuk-Bentuk Kekerasan terhadap Anak


Eksploitasi secara seksual adalah segala bentuk pemanfaatan organ tubuh
seksual atau organ tubuh lain dari Anak untuk mendapatkan keuntungan,
termasuk tetapi tidak terbatas pada semua kegiatan pelacuran dan
pencabulan.

Siapa yang bisa menjadi korban kekerasan seksual terhadap


anak?

Kalyanamitra 9
Siapa yang bisa menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap
anak?

Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan


terhadap perempuan?
Kita dapat melakukan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak
dengan antara lain:
a. Melakukan penyadaran melalui pemberian informasi kepada orang
tua dan pihak sekolah tentang kekerasan seksual terhadap anak dan
tanda-tanda anak yang mengalami kekerasan seksual
b. Membekali anak tentang pengetahuan tubuhnya agar anak
bisa menghargai dan menolak ketika ada orang lain yang akan
menyentuh atau melanggar bagian tubuh yang tidak boleh disentuh
c. Mengajari anak untuk berteriak minta tolong dan lari sekencangnya
ketika ada orang dewasa yang mendekatinya dan mencoba
menyentuh bagian-bagian tubuhnya
d. Upayakan untuk jangan sering meninggalkan atau membiarkan
anak perempuan dengan laki-laki dewasa meskipun orang yang
dikenal
e. Selalu membangun komunikasi dengan anak agar anak mudah
bercerita apapun yang terjadi dengannya selama di sekolah,
bermain, belajar, dll.
10 Weaving Women’s Voices- WEAVE
Apa yang bisa kita lakukan ketika menghadapi atau menangani kasus
kekerasan seksual terhadap anak perempuan?
Ketika menghadapi atau menangani kasus kekerasan seksual terhadap
anak perempuan, kita bisa melakukan antara lain:
a. Memberitahukan ke keluarga korban dengan hati-hati dan
menguatkan korban dan keluarganya.
b. Memberikan pertolongan darurat seperti membawa ke rumah
sakit atau puskesmas
c. Mengamankan alat bukti yang melekat di tubuh korban
d. Mendampingi korban dan keluarga korban dalam melalui proses-
proses penanganan
e. Memberikan informasi terkait layanan yang dibutuhkan korban
dan hak-hak korban

Kalyanamitra 11
Siapa Kalyanamitra dan WEAVE?
Kalyanamitra adalah organisasi perempuan pertama yang berbasis di
Jakarta yang terbentuk di era Orde Baru pada tahun 1985. Kalyanamitra
bekerja untuk mendorong kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia
mempunyai fokus kerja sebagai Pusat Informasi dan Komunikasi
Perempuan. Kalyanamitra melakukan strategi program melalui
pendampingan dan penguatan kelompok-kelompok perempuan melalui
pendidikan kritis perempuan dan mendorong kepemimpinan kader-kader
perempuan di komunitas, advokasi kebijakan yang berperspektif gender,
serta informasi dan dokumentasi terkait isu-isu perempuan melalui
publikasi dan perpustakaan.
Weaving Women’s Voices (WEAVE) adalah jaringan organisasi
perempuan di regional ASEAN yang berfokus pada advokasi hak
asasi anak perempuan di dalam mekanisme ASEAN. WEAVE saat ini
beranggotakan beberapa organisasi perempuan di 6 negara ASEAN,
yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Phillipine,
Thailand.

Kontak Kalyanamitra
Jl. SMA 14 No. 17 RT.009 RW.009 Cililitan, Kramat Jati, Jakarta
Timur, Indonesia - 13630
Phone: 021-8004712
Email: ykm@indo.net.id

Weaving Women’s Voices


WEAVE

Anda mungkin juga menyukai