Anda di halaman 1dari 12

Analisis Pengelolaan Persediaan Bahan

Baku untuk Meningkatkan Produksi


guna Memenuhi Permintaan
Konsumen pada UD Nanda Putri
Srengat Blitar
Tutut Anista dan Tetty Widiyastuti
Jurusan Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma Negara
Jl. Mastrip No. 59 Blitar, 66111, Jawa Timur

Abstrak
Persediaan bahan baku adalah bahan dasar yang belum diproses yang
disediakan perusahaan untuk kemudian digunakan dalam proses kegiatan
produksi perusahaan. Bahan baku menjadi hal penting pada perusahaan
produksi. Persediaan bahan baku sangat penting bagi perusahaan, karena
perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan produksinya untuk menghasilkan
suatu produk atau barang yang kemudian akan dijual kepada konsumen. UD.
Nanda Putri adalah perusahaan yang menjual pakan yang siap jual,
perusahaan juga memproduksi pakan ternak sendiri, yaitu kulit kedelai.
Keterbatasan persediaan kedelai pada UD. Nanda Putri disebabkan karena
kualitas SDM manajemen perusahaan yang kurang memadahi pengetahuannya
membuat perusahaan tidak dapat mengetahui seberapa banyak kebutuhan
bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dalam periode tertentu dan jumlah
biaya yang akan dibutuhkan. Perusahaan tidak tahu cara mengelola persediaan
agar kelangsungan kegiatan perusahaan tetap terjaga, sehingga UD. Nanda
Putri tidak dapat memenuhi banyaknya permintaan yang datang dari
konsumennya yang terus meningkat. Karena hal tersebut proses produksi pada
perusahaan pun menjadi terganggu. Pada penelitian ini penulis mengfokuskan
pada pakan ternak kulit kedelai menggunakan metode penyelesaian masalah
dengan metode pencatatan FIFO (First-in first-out) dan metode perhitungan
EOQ (Economycal Order Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder
Point).

Kata Kunci : Persediaan Bahan Baku, Produksi dan Permintaan Konsumen

PENDAHULUAN
Kurangnya kemampuan petani Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan
terutama kedelai dan berkurangnya jumlah petani serta lahan pertanian yang kini dialih
fungsikan sebagai pemukiman ataupun lahan industri menyebabkan Indonesia tidak
mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan terpaksa mengimpor kebutuhan kedelai
dari negara lain seperti AS, Argentina, dan Brazil. Salah satu yang diimpor oleh Indonesia
adalah kedelai. Kebutuhan kedelai dalam negeri yang besar tidak diimbangi dengan
ketersediaan kedelai, sehingga Indonesia terpaksa harus mengimpornya.

92
(Analisis Pengelolaan Persediaan Bahan Baku untuk Meningkatkan Produksi...)

Perusahaan ada 3 jenis yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan
industri. Pada perusahaan jasa dengan adanya keterbatasan kedelai tidak berpengaruh
pada aktivitas perusahaannya, sedangkan perusahaan dagang merasakan pengaruh yang
besar dengan adanya permasalahan tersebut. Terutama pada perusahaan industri yang
memproduksi barang dengan bahan dasar kedelai. Padahal kedelai merupakan salah satu
bahan dasar yang digunakan untuk berbagai macam olahan makanan, sehingga dengan
adanya keterbatasan jumlah kedelai, produktivitas perusahaan seperti usaha kecap, tahu
tempe, pakan ternak dan lain sebagainya menjadi terganggu.
Persediaan bahan baku adalah bahan dasar yang belum diproses yang disediakan
perusahaan untuk kemudian digunakan dalam proses kegiatan produksi perusahaan.
Bahan baku menjadi hal penting pada perusahaan produksi. Keterbatasan atau kelebihan
persediaan bahan baku dapat menjadi masalah pada perusahaan. Kekurangan bahan
baku dapat mengakibatkan terkendalanya kegiatan perusahaan terutama pada proses
produksi, sedangkan kelebihan persediaan bahan baku dapat memunculkan biaya
berlebih dalam perawatan bakan baku dan nilai bahan baku yang akan berkurang setiap
waktunya.
Persediaan bahan baku sangat penting bagi perusahaan, karena perusahaan tidak
dapat menjalankan kegiatan produksinya untuk menghasilkan suatu produk atau barang
yang kemudian akan dijual kepada konsumen. Produksi adalah proses pengolahan bahan
dasar menjadi produk setengah jadi ataupun produk jadi yang siap dijual oleh
perusahaan. Proses produksi akan berjalan lancar dan sesuai target apabila bahan dasar
tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan. Keterbatasan bahan baku membuat proses
produksi terhambat ataupun tidak dapat memenuhi target produksi yang telah
ditetapkan agar dapat memenuhi permintaan konsumennya. Permintaan konsumen
harus diimbangi dengan ketersediaan sumber daya pemenuhannya. Peningkatan
permintaan dapat dipicu beberapa faktor dari internal ataupun faktor eksternal.
Kurangnya sumberdaya pemenuhan dapat mengakibatkan kelangkaan menginggat
permintaan manusia tidak terbatas. Permintaan konsumen itu sendiri dapat diartikan
keinginan yang datang dari individu dan kelompok pada harga tertentu untuk dikurangi
nilai gunanya ataupun untuk dijual kembali. Hal ini dapat tercermin pada perusahaan
UD. Nanda Putri.
UD. Nanda Putri adalah perusahaan yang menjual berbagai jenis pakan ternak mulai
dari pakan untuk ayam, kambing, sapi dan jangkrik. Selain menjual pakan yang siap jual,
perusahaan juga memproduksi pakan ternak sendiri, yaitu kulit kedelai dan tepung
kedelai. Perusahaan ini mengolah limbah kedelai menjadi pakan ternak kulit kedelai dan
tepung kedelai dengan melalui beberapa proses. Dibanding dengan jenis pakan ternak
yang lain, pakan kulit kedelai dan tepung kedelai merupakan pakan ternak yang paling
tinggi penjualannya. Hal ini karena UD. Nanda Putri merupakan salah satu perusahaan
besar yang mengolah pakan ternak kulit kedelai dan tepung kedelai di wilayah Srengat.
Perusahaan ini sering mengalami keterlambatan stok bahan baku kedelai yang akan
diolah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Peternak sapi, kambing dan jangkrik
yang ada di wilayah Srengat dan sekitarnya mulai memilih pakan kulit kedelai dan
tepung kedelai sebagai pakan ternak mereka karena harganya yang cukup murah dan
dapat menyehatkan juga menggemukkan ternak mereka dengan lebih cepat. Melihat hal
tersebut pula, membuat banyak orang mulai menjual pakan kulit kedelai dan tepung
kedelai dengan menjadi pengecer dari UD. Nanda Putri. Hal ini membuat permintaan
pakan kulit kedelai dan tepung kedelai yang datang sejak awal berdirinya UD. Nanda
Putri hingga sekarang terus mengalami peningkatan.

93
(Anista dan Widiyastuti)

Perusahaan belum berani membeli bahan baku dalam jumlah yang banyak, sehingga
perusahaan hanya membeli pada saat persediaan bahan baku perusahaan mulai menipis.
Perusahaan belum menemukan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan
manajemen tersebut. Perusahaan tidak tahu cara mengelola persediaan agar
kelangsungan kegiatan perusahaan tetap terjaga, sehingga UD. Nanda Putri tidak dapat
memenuhi banyaknya permintaan yang datang dari konsumennya yang terus meningkat.
Karena hal tersebut proses produksi pada perusahaan pun menjadi terganggu.
Perusahaan hanya dapat memproduksi pakan secara maksimal apabila stok bahan baku
kedelai tersedia.
Tingginya permintaan pakan berbahan baku kedelai tidak diimbangi dengan
ketersediaan bahan baku yang akan diolah UD. Nanda Putri menjadi pakan ternak yang
siap jual. Perusahaan mulai tidak mampu untuk memenuhi permintaan pakan dengan
jumlah persediaan kedelai yang terbatas, yang berakibat perusahaan tidak dapat
memproduksi kedelai untuk menjadi pakan ternak yang siap jual sesuai target produksi
perhari yaitu 2 ton. Padahal permintaan pakan dari pelanggan terus mengalami
peningkatan terutama menjelang hari-hari besar seperti, hari raya Idul Fitri, hari raya Idul
Adha, hari raya Natal, dan tahun baru. Perusahaan juga belum mengetahui metode yang
tepat untuk digunakan dalam menghitung persediaan yang harus dimiliki oleh
perusahaan.

TELAAH LITERATUR
Manajemen Operasional
1. Fungsi Produksi dan Operasional antara lain:
a. Proses produksi serta operasional
b. Jasa penunjang dalam pelayanan produksi
c. Planning (perencanaan)
d. Controlling (pengendalian dan pengawasan)
2. Ruang lingkup manajemen operasional:
a. Perencanaan desain sistem produksi dan operasional
1) Seleksi serta perancangan desain produk
2) Seleksi serta perancangan proses dan peralatan
3) Pemilihan site dan lokasi perusahaan serta unit produksi
4) Rancangan tata letak serta arus kerja
5) Rancangan atas tugas pekerja
6) Strategi produksi dan operasional serta pemilihan kapasitas
b. Pengoperasian sistem produksi dan operasional:
1) Menyusun rencana produk dan operasional
2) Perencanaan dan pengendalian atas persediaan serta pengadaan bahan
3) Pengendalian atas mutu
4) Manajemen sumber daya manusia
c. Keputusan dalam manajemen sistem produksi:
1) Keputusan perencanaan strategi jangka panjang didalam sumber daya
2) Desain sistem produksi yang meliputi pekerjaan alur proses, tata arus, serta
susunan atas saran fisik
3) Keputusan implementasi operasional harian, bulanan dan tahunan.
d. Ada 3 sistem dalam proses produksi:
1) Proses produksi yang berkelanjutan
2) Proses produksi yang terputus putus
3) Proses produksi yang bersifat proyek

94
(Analisis Pengelolaan Persediaan Bahan Baku untuk Meningkatkan Produksi...)

Manajemen Persediaan
Manajemen persedian terkait dengan suatu perusahaan yang mampu melakukan
penggelolaan setiap kebutuhan barang baik bahan mentah, barang setengah jadi, dan
barang jadi. Manajemen persediaan ini sendiri meliputi fungsi penggelolaan persediaan
merencanakan sekaligus mengendalikan persediaan pada tingkat yang optimum, yaitu
menentukan kuantitas persediaan yang wajar untuk memenuhi kebutuhan penggelolaan
produksi atas dasar jadwal perusahaan serta disesuaikan dengan orderan pelanggan.
Keberhasilan sebuah perusahaan dapat dilihat dari tingkat keefektifan manajemen
persediaannya. Perusahaan melalui manajemen berusaha untuk mempertahankan
kuantitas dan kualitas persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan
konsumennya, namun disisi lain manajemen perlu menghindari biaya penyimpanan
persediaan yang terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Persediaan yang jumlahnya
terlalu kecil akan menyebabkan konsumen menjadi tidak puas serta timbul kekecawaan
dengan pelayanan perusahaan, sebaliknya persediaan yang terlalu tinggi akan
menyebabkan biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan yang akan melambung.

Persediaan
Meliputi bahan-bahan di perusahaan, bahan dalam proses produksi, dan barang jadi
maupun berupa produk yang disediakan perusahaan dalam rangka memenuhi
permintaan konsumen setiap saat konsumen membutuhkannya. Persedian merupakan
barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang dijual kembali sebagai
bentuk kegiatan perusahaan. Persediaan memiliki 2 karakteristik:
1. Persediaan adalah hak milik perusahaan.
2. Persediaan dalam perusahaan siap dijual kepada konsumen.
Alasan persediaan muncul atau diperlukan :
1. Adanya ketidak pastian pasokan barang
2. Diperlukannya waktu untuk pengadaan barang
3. Antisipasi terjadinya kelangkaan barang
4. Untuk menghindari kemungkinan kenaikan harga
5. Perusahaan sengaja melakukan produksi barang dalam jumlah yang cukup besar
dengan tujuan mendapatkan diskon atau efisiensi dalam biaya-biaya pengadaan,
seperti biaya transportasi, biaya-biaya administrasi dan pengurusan dokumen
6. Untuk mengantisipasi fluktuasi atau ketidak pastian permintaan

Bahan Baku
Semua barang yang mendukung dari produk jadi yang dapat diikuti dengan
biayanya. Bahan baku ada 2 jenis yaitu:
1. Bahan baku langsung
Adalah bagian daripada barang yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bahan baku langsung dan behubungan erat serta sebanding dengan jumlah
barang jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tidak langsung
Bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung
tampak pada barang yang dihasilkan.

Permintaan Konsumen
Permintaan Konsumen adalah keinginan yang datang dari pengguna barang atau
jasa terhadap suatu barang dan tingkatan harganya pada periode tertentu.

95
(Anista dan Widiyastuti)

Manajemen Produksi
Merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
non manusia dalam rangka menciptakan tujuan tertentu. Ilmu teknik manajemen didasari
oleh konsep bahan tugas manajer yaitu untuk merencanakan dan mendukung dalam
pelaksanaan pekerjaan individu pada saat kelompok, dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Peranan manajemen semakin sentral atau
berpengaruh setelah terjadinya pemisahan antara Rumah Tangga Konsumen (RTK) dan
Rumah Tangga Produsen (RTP), dalam hal ini kedua belah pihak saling membutuhkan,
dimana konsumen mampu memenuhi segala kebutuhannya dengan berbagai jenis barang
yang disediakan dan diproduksi produsen, sedangkan produsen mendapatkan imbal
balik dari penjualan barang-barang produksinya yang betul-betul dibutuhkan konsumen
sesuai selera, mode dan tingkat daya beli konsumen.

Produksi
Sebuah kegiatan penciptaan serta menambah nilai guna dari suatu barang atau jasa.
Tujuan dari melakukan produksi adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia
dalam rangka mencapai kemakmuran yang diharapkan melalui produk yang
dimanfaatkan. Kemakmuran masyarakat akan mampu tercapai apabila alat pemuas
berupa barang dan jasa mempunyai jumlah yang tercukupi.

Metode EOQ (Economic Order Quantity)


Model perhitungan secara matematik yang digunakan untuk menentukan jumlah
barang yang harus dipesan untuk memenuhi permintaan yang diproyeksikan dengan
biaya persediaan yang diminimalkan. Model EOQ berusaha menghitung tingkat
persediaan optimal. Persediaan yang berlebihan akan mempengaruhi banyaknya biaya
yang dikeluarkan, sedangkan persediaan yang terlalu kecil akan menyebabkan
perusahaan kehilangan kesempatan menjual/memperoleh profit. Model EOQ
menghitung persediaan optimal dengan secara eksplisit yaitu dengan memasukkan biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan.

Metode SS (Safety Stock)


Kemampuan perusahaan untuk menciptakan kondisi dimana persediaan perusahaan
dalam keadaan aman atau penuh pengamanan serta hal ini dimaksudkan oleh
perusahaan bahwa tidak akan mengalami kekurangan persediaan.

Metode ROP (ReOrder Point)


Titik dimana kita harus segera melakukan pemesanan kembali.agar pembelian bahan
yang sudah diterapkan dalam EOQ tidak menganggu kelancaran kegiatan produksi,
maka diperlukan waktu pemesanan kembali bahan baku.

Hubungan antara Persediaan Bahan Baku, Produksi dan Permintaan


Hubungan antara ketiga variabel tersebut menghasilkan kesimpulkan bahwa
persediaan bahan baku merupakan input (masukan) yang akan diproduksi oleh UD.
Nanda Putri berupa limbah kedelai, dimana output (keluaran) yang dihasilkan berupa
pakan ternak kulit kedelai dan tepung kedelai digunakan untuk memenuhi permintaan
konsumennya. Jika persediaan bahan baku pada perusahaan terpenuhi maka proses
produksi perusahaan akan lancar, sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan
yang akan datang dari para konsumennya. Dan sebaliknya apabila persediaan bahan

96
(Analisis Pengelolaan Persediaan Bahan Baku untuk Meningkatkan Produksi...)

baku perusahaan mengalami masalah maka kegiatan perusahaan akan tidak optimal.
Ketersediaan persediaan bahan baku akan mempengaruhi kegiatan perusahaan terutama
proses produksi yang akan terganggu atau bahkan terhenti, padahal outpun dari
produksi akan digunakan perusahaan untuk memenuhi permintaan pakan ternak kulit
kedelai.

Persediaan Bahan
Baku Produksi Permintaan

Gambar 1.
Hubungan antara Persediaan Bahan Baku, Produksi dan Permintaan

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu dari bulan Juli-November 2016 dan
bertempat di UD. Nanda Putri Jln. Sidowayah no. 75 RT.2 RW.6 Kecamatan Srengat,
Kabupaten Blitar.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih peneliti adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Dimana
penulis menganalisis permasalahan, mengolah data yang diperoleh dari perusahaan
berdasarkan metode yang telah dipilih oleh peneliti dan sesuai dengan permasalahan
kemudian mendiskripsikan hasil dari penelitian untuk dapat dipahami pembaca dan
mengambil kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.

Definisi Operasional Variabel


Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu :
1. Persediaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku adalah bahan utama yang akan diolah oleh perusahaan untuk
menjadi sebuah produk, pada perusahaan UD. Nanda Putri adalah kedelai kualitas
rendah.
2. Produksi
Produksi adalah proses mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi sampai
produk jadi yang berupa pengolahan kedelai mulai dari penjemuran, pemisahan
kedelai dengan kulit kedelai, penggilingan kedelai sampai menjadi tepung kedelai.
3. Permintaan
Permintaan adalah keinginan dari konsumen terhadap produk yang dijual oleh
perusahaan berupa pembelian pakan ternak kulit kedelai.

Populasi dan Sampel


Dalam pemecahan masalah ini peneliti memilih populasi semua data persediaan
bahan baku pakan ternak kedelai, produksi dan penjualannya pada UD. Nanda Putri.
Sampel penelitian data persediaan bahan baku, produksi dan penjualan pada tahun 2015
karena pada tahun tersebut terjadi peningkatan permintaan pakan ternak tepung kedelai
dan kulit kedelai.

97
(Anista dan Widiyastuti)

Teknik Analisa Data


Setelah peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitian.
Maka peneliti melanjutkan dengan menganalisa data yang di peroleh dengan langkah
sebagai berikut:
1. Memilah-milah data yang telah diambil dari catatan persediaan bahan baku
perusahaan dan data penjualan untuk kemudian mengolahnya dengan metode
pencatatan FIFO dan menggunakan penghitungan :
a. EOQ (Economycal Order Quantity) yaitu pembelian bahan mentah yang paling
ekonomis tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan mentah. Dengan rumus
sebagai berikut,

EOQ = 2.D.OC
CC
EOQ : Kuantitas pembelian optimal/ jumlah pesanaan persediaan yang
paling ekonomis
D : jumlah permintaan tahunan yang diketahui
OC : biaya pemesanan dan penerimaan pesanan
CC : biaya penyimpanan satu unit persediaan
b. Safety stock yaitu suatu persediaan yang dimiliki perusahaan sebagai pengaman dari
proses produksi. Dengan rumus sebagai berikut,
Safety Stock = (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-Rata) Lead Time
c. Re Order point yaitu saat dimana harus dilakukan pemesanan kembali bahan
mentah yang diperlukan. Dengan rumus sebagai berikut,
ROP = (Lead time x pemakaian rata-rata) + safety stock
2. Menyajikan data yang telah diolah dengan metode EOQ (Economycal Order Quantity),
Reorder point dan safety stock untuk kemudian didiskipsikan, sehingga dapat dipahami
penulis dan pembaca.
3. Kesimpulan, yaitu meyimpulkan dari hasil data yang telah diolah peneliti sebagai hasil
penelitian di perusahaan dan langkah penyelesaian untuk membantu penulis
menyelesaikan permasalahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Perusahaan
UD. Nanda Putri adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
perdagangan sebagai penjual sekaligus produsen pakan ternak berbahan baku kedelai
untuk para konsumennya yaitu, individu untuk ternak mereka dan pengecer pakan
ternak yang ada di wilayah Srengat dan sekitarnya. UD. Nanda Putri didirikan oleh
Bapak Yudi Prayitno yang lebih akrab dipanggil Pak Yudi bersama istrinya yaitu Ibu
Sulis Styoningsih yang akrab dipanggil Bu Sulis. Pasangan suami istri ini melihat peluang
dengan mengamati lingkungan sekitar yang mulai banyak mempunyai hewan ternak dan
belum ada yang menjual produk sejenis di daerah Srengat. Melihat peluang tersebut
pasangan ini mulai merencanakan usaha produksi pakan ternak kulit kedelai dan tepung
kedelai yang berjalan semakin besar hingga sekarang.
Pak Yudi merintis bisnis ini sejak tahun 2006 dengan memanfaatkan gudang kecil
yang ada di belakang rumahnya sebagai tempat produksi pakan dan bermodalkan
sebuah mesin penggiling serta seorang karyawan bisnis ini mulai dijalankan. Awal
berdirinya perusahaan ini pakan yang dihasilkan perusahaan belum mempunyai peminat
karena masih dianggap asing oleh warga sekitar. Mereka merasa takut dan enggan
membeli produk tersebut karena yang mereka tahu pakan ternak hanyalah rumput dan

98
(Analisis Pengelolaan Persediaan Bahan Baku untuk Meningkatkan Produksi...)

limbah pembuatan tahu atau yang lebih akrab disebut dengan gamblong. Namun berkat
kegigihannya menawarkan pada para peternak dan memberikan sosialisasi tentang
manfaat dan keunggulan produk yang mereka hasilkan, usaha ini mulai berkembang
pesat setelah 1 tahun pendiriannya.
Pada tahun berikutnya, jumlah mesin penggiling yang mereka miliki ditambah
menjadi 2, mereka juga menambah jumlah karyawan untuk membantu proses produksi
dan penjualan. Mereka membeli sebuah truk yang digunakan untuk membantu
melancarkan pengambilan bahan baku di tempat pemasok dan mengantarkan pesanan
pakan ternak dalam jumlah yang besar. Perusahaan juga menambah pemasok dan juga
jumlah bahan baku yang dibeli untuk meningkatkan produksi perusahaan. Penambahan
jam kerja dilakukan pada saat-saat tertentu seperti sedang mendapat banyak pesanan dan
mendekati hari-hari besar.
Melihat kesuksesan usaha dari Bapak Yudi ini mulai banyak pelanggannya yang
merangkap menjadi pengecer pakan ternak kedelai dengan membuka toko di daerahnya
masing-masing. Omset yang dihasilkan oleh perusahaanpun semakin meningkat dengan
bertambahnya jumlah konsumen dan jumlah pakan ternak yang mereka beli.
Bertambahnya jumlah peternak yang ada di wilayah Srengat dan sekitarnya juga sebagai
pemicu meningkatnya jumlah permintaan pakan ternak pada perusahaan. Hal ini
dikarenakan peternak merasa dimudahkan dan diuntungkan oleh pakan ternak yang
praktis, ekonomis dan mempunyai banyak manfaat bagi ternak mereka. Pasar
penjualannyapun juga semakin melebar, hal ini terbukti dengan banyaknya konsumen
dari daerah lain yang datang membeli pada UD. Nanda Putri.
1. Tujuan, Visi, dan Misi Perusahaan
Tujuan dari UD. Nanda Putri adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengurangi pengangguran masyarakat di sekitar UD. Nanda Putri dengan
merekrut karyawan di sekitar lokasi.
b. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak untuk wilayah Srengat dan sekitarnya.
Visi dari UD Nanda Putri adalah sebagai berikut
a. Menjadi pusat penjualan pakan ternak terbesar yang ada di wilayah Srengat dan
sekitarnya.
b. Membuka cabang perusahaan di berbagai wilayah dan memperluas pasar
penjualannya.
c. Menyerap tenaga kerja dan mampu kesejahteraannya.
Sedangkan Misi dari UD. Nanda Putri adalah adalah
a. Menjual pakan ternak berkualitas dan terjangkau.
b. Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.
c. Memenuhi permintaan pakan yang datang pada perusahaan.
d. Menjual dalam jumlah sedikit (ecer) maupun banyak (grosir).
e. Harga yang bersaing dengan produk pakan sejenis.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
a. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan adalah pekerjaan yang berhubungan dengan penjulan produk
perusahaan, pembelanjaan bahan baku dan kebutuhan dalam perusahaan dan
pengeluaran perusahaan seperti, gaji karyawan, pembayaran tagihan listrik dan
beban-beban yang lain.
b. Bagian Produksi
Bagian produksi merupakan pekerjaan yang berhubungan langsung proses
produksi pakan ternak. Dalam perusahaan ini karyawan bagian produksi juga ikut
melayani pembelian pakan ternak dan perawatan bahan baku digudang.

99
(Anista dan Widiyastuti)

c. Bagian Distribusi
Bagian distribusi merupakan bagian pekerjaan dimana karyawan bertugas
mengambil bahan baku di tempat pemasok dan mengantar pakan ternak dalam
jumlah besar kepada konsumen.
d. Bagian Mekanik
Bagian mekanik merupakan bagian dimana pekerjaan para karyawan adalah
melakukan pemeliharaan mesin-mesin yang dimiliki perusahaan.

Analisa Data
Dari hasil perhitungan persediaan bahan baku sebelum menggunakan metode EOQ
(Economycal Order Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) dan sesudah
menggunakan metode tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada bulan Januari jumlah persediaan bahan baku perusahaan sebelum menggunakan
metode adalah 74.000kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 125.667 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 26.156 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 46.500 kg.
2. Pada bulan Februari jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa menggunakan
metode adalah 85.000 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 132.490 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 28.087 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 46.200 kg.
3. Pada bulan Maret jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa menggunakan
metode adalah 83.600 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 112.712 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 19.520 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 38.750 kg.
4. Pada bulan April jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa menggunakan
metode adalah 95.900 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 141.308 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 45.938 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 52.500 kg.
5. Pada bulan Mei jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa menggunakan
metode adalah 79.900 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 106.132 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 50.578 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 34.400 kg.
6. Pada bulan Juni jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa menggunakan
metode adalah 53.900 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 77.769 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 56.000 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 70.000 kg.

100
(Analisis Pengelolaan Persediaan Bahan Baku untuk Meningkatkan Produksi...)

7. Pada bulan Juli jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa menggunakan
metode adalah 38.900 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 79.825 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 34.097 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 39.780 kg.
8. Pada bulan Agustus jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa menggunakan
metode adalah 41.400 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 54.259 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 27.520 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 30.960 kg.
9. Pada bulan September jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa
menggunakan metode adalah 66.400 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ
(Economycal Order Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah
persediaan bahan baku perusahaan adalah 125.475 kg dengan stok aman persediaan
yang harus dimiliki perusahaan sejumlah 31.172 kg. Perusahaan harus mengorder
bahan baku kembali dengan pada titik persediaan yaitu 35.625 kg.
10. Pada bulan Oktober jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa menggunakan
metode adalah 61.400 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 77.769 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 27.520 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 30.960 kg.
11. Pada bulan November jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa
menggunakan metode adalah 80.000 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ
(Economycal Order Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah
persediaan bahan baku perusahaan adalah 133.195 kg dengan stok aman persediaan
yang harus dimiliki perusahaan sejumlah 45.938 kg. Perusahaan harus mengorder
bahan baku kembali dengan pada titik persediaan yaitu 52.500 kg.
12. Pada bulan Desember jumlah persediaan bahan baku perusahaan tanpa menggunakan
metode adalah 46.000 kg. Sedangkan sesudah menggunakan EOQ (Economycal Order
Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) jumlah persediaan bahan baku
perusahaan adalah 74.103 kg dengan stok aman persediaan yang harus dimiliki
perusahaan sejumlah 41.710 kg. Perusahaan harus mengorder bahan baku kembali
dengan pada titik persediaan yaitu 50.052 kg.

Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai persediaan bahan baku dengan
metode pencatatan FIFO (First-in first-out) dan metode perhitungan EOQ (Economycal
Order Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) dalam bentuk tabel dapat
diketahui bahwa perusahaan dapat mengetahui berapa pemesanan ekonomis bahan baku
yang harus perusahaan pesan pada pemasok, stok aman yang harus dimiliki oleh
perusahaan dan titik pemesanan kembali bahan baku yang harus dilakukan oleh
perusahaan. misalnya pada bulan Januari EOQ perusahaan adalah 125.667kg dengan
jumlah safety stock sebesar 26.157kg dan titik reorder point perusahaan 46.500kg.
Perusahaan dapat mengetahui kapan harus memesan kembali pada saat jumlah
persediaan dapat menjamin safety stock dan juga jumlah persediaan yang dibutuhkan
pada saat lead time. EOQ dibutuhkan untuk mengetahui jumlah barang yang dapat

101
(Anista dan Widiyastuti)

dipesan saat melakukan reorder point agar mencapai biaya minimal/ekonomis. Dengan
mengetahui hal-hal tersebut, perusahaan dapat menghemat beberapa biaya antara lain
adalah biaya pemesanan, biaya pengiriman, biaya penerimaan, biaya administrasi dan
biaya penyimpanan. Seperti pada bulan Januari dengan harga ecer perusahaan
mendapatkan harga Rp.3000/kg dimana 10% dari harga merupakan biaya pemesanan,
biaya pengiriman, biaya penerimaan dan biaya administrasi pembelian bahan baku. 3000
x 10% = Rp.300. Harga barang adalah Rp.2700 dan Rp.300 biaya yang dikeluarkan
perusahaan mulai dari pemesanan sampai dengan barang sampai di perusahaan. Apabila
dengan EOQ maka perusahaan mendapatkan harga yang lebih murah dari pemasok yaitu
Rp.2800 dengan 10% adalah biaya yang dikeluarkan. Rp.2800 x 10% = Rp.280. Harga
barang adalah Rp.2520 dan Rp.280 sebagai biaya yang dikeluarkan perusahaan mulai dari
pemesanan sampai dengan barang sampai di perusahaan. Dari hasil diatas dapat
disimpulkan bahwa apabila menggunakan metode EOQ maka perusahaan akan
menghemat biaya yang dikeluarkan serta persediaan bahan baku perusahaan akan
terpenuhi dan sebagai upaya menjaga kelangsungan perusahaan agar tidak terganggu
proses produksinya dan juga pemenuhan permintaan konsumen.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai persediaan bahan baku dengan
metode pencatatan FIFO (First-in first-out) dan metode perhitungan EOQ (Economycal
Order Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point) dalam bentuk tabel dapat
diketahui bahwa perusahaan dapat mengetahui berapa pemesanan ekonomis bahan baku
yang harus perusahaan pesan pada pemasok, stok aman yang harus dimiliki oleh
perusahaan dan titik pemesanan kembali bahan baku yang harus dilakukan oleh
perusahaan. misalnya pada bulan Januari EOQ perusahaan adalah 125.667kg dengan
jumlah safety stock sebesar 26.157kg dan titik reorder point perusahaan 46.500kg.
Perusahaan dapat mengetahui kapan harus memesan kembali pada saat jumlah
persediaan dapat menjamin safety stock dan juga jumlah persediaan yang dibutuhkan
pada saat lead time. EOQ dibutuhkan untuk mengetahui jumlah barang yang dapat
dipesan saat melakukan reorder point agar mencapai biaya minimal/ekonomis. Dengan
mengetahui hal-hal tersebut, perusahaan dapat menghemat beberapa biaya antara lain
adalah biaya pemesanan, biaya pengiriman, biaya penerimaan, biaya administrasi dan
biaya penyimpanan. Seperti pada bulan Januari dengan harga ecer perusahaan
mendapatkan harga Rp.3000/kg dimana 10% dari harga merupakan biaya pemesanan,
biaya pengiriman, biaya penerimaan dan biaya administrasi pembelian bahan baku. 3000
x 10% = Rp.300. Harga barang adalah Rp.2700 dan Rp.300 biaya yang dikeluarkan
perusahaan mulai dari pemesanan sampai dengan barang sampai di perusahaan. Apabila
dengan EOQ maka perusahaan mendapatkan harga yang lebih murah dari pemasok yaitu
Rp.2800 dengan 10% adalah biaya yang dikeluarkan. Rp.2800 x 10% = Rp.280. Harga
barang adalah Rp.2520 dan Rp.280 sebagai biaya yang dikeluarkan perusahaan mulai dari
pemesanan sampai dengan barang sampai di perusahaan. Dari hasil diatas dapat
disimpulkan bahwa apabila menggunakan metode EOQ maka perusahaan akan
menghemat biaya yang dikeluarkan serta persediaan bahan baku perusahaan akan
terpenuhi dan sebagai upaya menjaga kelangsungan perusahaan agar tidak terganggu
proses produksinya dan juga pemenuhan permintaan konsumen.

102
(Analisis Pengelolaan Persediaan Bahan Baku untuk Meningkatkan Produksi...)

Saran
Melihat perhitungan persediaan bahan baku yang diterapkan pada perusahaan
masih sangat sederhana, maka ada beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi
masukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah selanjutnya bagi
UD. Nanda Putri, yaitu:
1. Melihat pentingnya mengetahui jumlah persediaan bahan baku bagi perusahaan guna
memperlancar proses produksi dan dapat memenuhi permintaan konsumen,
diharapkan perusahaan dapat menerapkan metode pencatatan FIFO dan metode
perhitungan EOQ (Economycal Order Quantity), SS (Safety Stock) dan ROP (Reorder Point)
yang dapat membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengelola persediaan
bahan baku dengan baik.
2. Pemimpin perusahaan diharapkan dapat mengambil keputusan dengan
mempertimbangkan berbagai hal yang bersangkutan mengingat persediaan bahan
baku merupakan bagian pokok dalam perusahaannya.
3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro Gunawan, Asri Marwan. 2012. Anggaran Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.
Aji Didik Khusna. 2015. Perencanaan Kapasitas Produksi Untuk Memenuhi Permintaan
Konsumen Dengan Menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planning (Rccp) Pt.
Barali Citramandiri. Skripsi. Fakultas Teknik Industri. Universitas Nuswantoro.
Semarang
Al Jusup, Haryono. 2011. Dasar dasar Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Jakarta.
Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting. BPFE, Yogyakarta.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. ANDI, Yogyakarta.
Hasen, Don R dan Maryanne M Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat,
Jakarta.
Kotler Philip, Amstrong Garry. 2011. Prinsip Prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
Pandan, Septi Sari. 2010. Pengoptimalan Persediaan Bahan Baku Kacang Tanah Terhadap
Produksi Menggunakan Metode Eoq (Economic Order Quantity) Di PT Dua Kelinci
Pati. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Solo
Puspitawati, Endang dan Kesiyarinni, Novita 2010. Ekonomi. Viva pakarindo, Klaten.
Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi
dan Makroekonom), Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rangkuty, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan, Rajawali Pers, Jakarta.
Reeve, James M., Carl S. Wamen, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Gatot
Soepriyanto, Amirabadi Yusuf, Chaerul D. Djakman. 2009. Pengantar Akuntansi
Adaptasi Indonesia. Salemba Empat, Jakarta
Ritonga, Firdaus Yoga. 2007. Ekonomi. Phiβeta, Jakarta.
Sugiono, Soenarno, Kusumawati. 2010. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sulu, Theo Manto. 2015. Analisis Persediaan Bahan Baku Kedelai guna Meningkatkan
Produksi Pada Industri Tahu Mitra Cemangi Di Kecamatan Tatanga Kota Palu.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Sulawesi Tengah.

103

Anda mungkin juga menyukai