Anda di halaman 1dari 943

1615.

1
Ind
f

FARMA OPE
INDONESIA.
EDISI V
2014

KEMENTERIAN KESERATAN REPIJBLIK INDONESIA


Katalog Dalam Terbitan. Kementerlan Kesehatan RI
615.1
Ind Indonesia Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
f Jenderal Bina Kefarmasian clan Alat Kesehatan
Farmakope Indonesia Edisi V 2013.—
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2013

ISBN 978-602-235-463-5

1. Judul I.PHARMACOPOEIAS
II. FORMULARIES

BUKU I DAN BIJKU 11 MERUPAKAN SATU KESATUAN


- 903 -

NATRIUM AMINOSALISILAT campuran segar 5 ml asam nitrat P dan 45 ml air: terjadi


Sodium Aminosalisilate larutan jernih yang hampir tidak berwarna.

Mononatrium-4-anlinosalisilat dihidrat pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan


[6018-19-5] menggunakan larutan (1 dalam 50).
C7H6NNaO3.2H20 BM 211,15
Anhidrat [133-10-8] BM 175,12 Air <1031> Metode I Antara 16,0% dan 18,0%.

Natrium Aminosalisilat mengandung tidak kurang dan Klorida <361> Tidak lebih dari 0,042%. Larutkan
98% dan tidak lebih dari 101,0% C 7H6NNaO3, dihitung 500 mg zat dalam campuran 5 ml asam nitrat P dan
terhadap zat anhidrat. [Catatan Gunakan larutan natrium 15 ml air: larutan tidak Iebih keruh dari 0,30 ml asam
aminosalisilat dalam waktu 24 jam setelah pembuatan. kiorida 0,020 N.
Jangan digunakan jika warna larutan lehih gelap dan
larutan segar.] Logam berat <37 l>Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.

Pemerian Serbuk habiur, putih hingga krem; praktis m-Aminofenol Tidak lebih dart 0,25%; lakukan
tidak berbau; rasa manis dan asin. Bentuk larutan terurai penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
secara perlahan dan warna menjadi iebih gelap. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam kadar dalam Asam Aminosalisilat.
etanol; sangat sukar larut dalam eter dan dalam Larutan baku internal, Larutan baku, dan Sistem
kioroform. Knomatografi Lakukan seperti tertera path uji m-aminofenol
dalam Asam Aminosalisilat.
Baku pembanding Asam aminosalisilat BPFI; lakukan Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 500 selama Penetapan kadar.
1 jam sebelum digunakan. Simpan di dalam wadah Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
tertutup rapat, teriindung cahaya dan pada suhu tidak sama (lebih kurang 20 p.!) Larutan baku clan Larutan uji ke
lebih dari 301. m-Aminofenol BPFJ; tidak boleh dalam kromatograf, rekam knomatogram dan ukur respons
dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam wadah puncak utama. Waktu retensi relatif sulfanilamida dan
tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat dingin. m-aminofenol masing-masing adalah lebih kurang 0,66 dan
1,0. Hitung persentase m-aminofenol, dalam zat dengan
Identifikasi rumus:
A. Larutkan 250 mg zat dalam 3 ml natrium hidroksida
I N dalam labu tentukur 500-ml dan encerkan dengan air C )

sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur —Q-


250-ml yang berisi 12,5 ml daparfosfat pH 7, encerkan W) I. , R ,
l0(-1

dengan air sampai tanda. Ukur serapan menggunakan


iarutan dapar fosfat sebagai blangko; serapan maksimum C adalah kadar m-Aminofenol BPFI dalam p.g per ml
pada panjang gelombang 265±2 nm dan Larutan ba/cu; W adalah jumlah natrium aminosalisilat
299±2 nm:perbandingan serapan A2 55/A299 antara 1,50 dalam mg yang digunakan untuk membuat Larutan uji;
dan 1,56. Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan respons
B. Maukkan lebih kurang 1 g zat ke dalam labu alas puncak m-aminofenol terhadap sulfanilamida dan
bulat keciI'..4mbahkan 10 ml anhidnida asetat P. Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Panaskan labu di atas tangas uap selama 30 menit,
tambahkan 40 ml air, campur, saring, dinginkan clan Hidrogen suifida, belerang dioksida dan amil alkohol
biarkan hingga derivat diasetil menghablur. Kumpulkan Larutkanlebih kurang 500 mg zat dalam 5 ml natnium
endapan pada penyaring, cuci dengan air dan keringkan hidrokrida 1 N, tambahkan 6 ml asam klorida 3 N dan
pada suhu 1050 selama 1 jam: derivat diasetil yang aduk kuat: tidak tercium bau hidrogen sulfida atau
diperoleh melebur antara 191° clan 197°. belerang dioksida dan hanya berbau lemah amil alkohol.
C. Larutkan 50 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan 1 ml Sepotong kertas saring yang dibasahi dengan timbal(II)
asam kiorida 3 N, jika perlu sating. Pada filtrat asetat LP yang diletakkan di atas larutan: warna tidak
tambahkan I tetes besi (III) kiorida LP: terjadi warna hilang.
ungu.
D. Larutan menunjukkan reaksi Natnium seperti tertera Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
pada Uji Ident?/Ikasi U,num <291>, Knomatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Knomatografi <931>.
Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1 g zat dalam Fare gerak, Larutan ba/cu internal, Larutan ba/cu, dan
10 ml air: terjadi larutan jemih yang berwarna tidak lebih Sistem kromatognafi Lakukan seperti tertera pada
tua dari warna kuning pucat. Larutkan I g zat dalam Penezapan kadar dalam Asam Aminosalisilat.
- 904 -

Larulan uji Timbang saksama lebih kurang 69 mg zat, Disolusi <1231>


masukkan ke dalam labu tentukur aktinik rendah 100-ml, Prosedur gabungan sampel
tambahkan 50 ml Fase gerak, goyang hingga larut. Media disolusi: 900 ml air
Tambahkan 10,0 ml Larulan baku internal, encerkan Alattipel: 100 rpm
dengan Fase gerak sampai tanda. Waktu: 45 menit
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan Prosedur Lakukan peneapan jumlah
kadar dalam Asam Aminosalisilat. Hitung jumlah dalam C7H6NNaO3.2H20 yang terlarut seperti tertera pada
mg, natrium aminosalisiiat, C 7H6NNaO3, daiam zat yang Penetapan kadar,jika perlu lakukan modifikasi.
digunakan dengan rumus: Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak
kurang dan 75% (Q), natrium aminosalisilat,
(17512 (R u C7H6NNaO3.2H20, dari jumlah yang tertera pada etiket.
153,14) R s Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

C adalah kadar Asam Aminosalisilat BPFI dalam mg per m-Aminofenol Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
ml Larutan baku; 175,12 dan 153,14 berturut-turut adalah penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
bobot molekul natrium aminosalisilat anhidrat dan asam seperti tertera pada Kromatografi <931>.
aminosalisilat; R u dan R5 berturut-turut adalah Fase gerak Lakukan seperti tertera pad'enetapan
perbandingan respons puncak asam aminosalisilat Kadar dalam Asam Aminosalisilat.
terhadap asetaminofen dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. Larutan baku, Larutan ba/cu internal, dan Sislem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada uji m-Aminofenol
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, dalam Asam Arninosalisilat.
tidak tembus cahaya, hindarkan dari panas berlebih. Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada uji m-aminofenol
TABLET NATRIUM AMINOSALISILAT dalam Asam Aminosalisilat. Hitung persentase m-
Aminosalicylate Sodium Tablet aminofenol, dalam natnium aminosalisilat dengan rumus:

Tablet Natrium Aminosalisilat mengandung Natrium


Aminosalisilat, C7H6NNaO 3.2H20, tidak kurang dan
95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
l0O( 1.
E) LRs
tertera pada etiket.
C adaiah kadar m-Aminofenol BPFI dalam .tg per ml
Baku pembanding Asam aminosalisilat BPFI; lakukan Larutan ba/cu; W adalah jumlah dalam mg natnium
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 50° selama aminosalisilat dalam serbuk tablet yang digunakan
1 jam sebelum digunakan. Simpan di dalam wadah berdasarkan hasil Penetapan kadar; Ru dan R5 berturut-
tertutup rapat, terlindung cahaya dan pada suhu tidak turut adalah perbandingan respons puncak m-aminofenol
lebih dan 30°. m-Aminofenol BPFI; tidak boleh terhadap sulfanilamida dari Larutan uji dan Larutan
dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam wadah ba/cu.
tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat dingin.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Identifikasi Digesti sejumlah serbuk tablet setara dengan Kromatografi cair kinerja tinggi sepenti tentera pada
lebih kurang 3 g natrium aminosalisilat dengan 40 ml air Kromatografi <931>.
dan saning. Pada filtrat tambahkan 15 ml asam asetat 1 N, Fase gerak, Larutan ba/cu internal, Larutan ba/cu, dan
dan biarkan hingga terbentuk endapan. Kumpulkan Sistem kromatografi Lakukan seperti tentera pada
endapan pada penyaring dan cuci dengan air, keringkan Penetapan kadar dalam Asam Aminosalisilat.
pada suhu 105 1 selama 30 menit, residu menunjukkan Larutan uji Timbang dan senbukkan tidak kurang dan
reaksi sebagai berikut: 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
A. Masukkan 1 g residu ke dalam labu alas bulat kecil dengan lebih kurang 690 mg natrium aininosalisilat,
dan tambahkan 10 ml anhidrida asetat P. Panaskan labu masukkan ke dalam labu tentukun alctinik rendah 100-ml.
di atas tangas uap selama 30 menit, tambahkan 40 ml air, Tambahkan 50 ml Fase gerak dan kocok selama lebih
campur, sating, dinginkan dan biarkan hingga derivat kurang 5 nienit. Encenkan dengan Fase gerak sampai
diasetil menghablur. Kumpulkan endapan pada penyaring, tanda. Saning dan pipet 10 ml flitnat ke dalam labu
cuci dengan air dan keningkan pada suhu 105° selama tentukur aktinik rendah 100-ml yang benisi 10,0 ml
1 jam: derivat diasetil yang diperoleh melebur antara 191° Larutan ba/cu internal, encenkan dengan Fare gerak
dan 1970 . sampai tanda.
B. Kocok 100 mg residu dengan 10 ml air dan saning. Prosedur Lakukan seperti tentera pada Penetapan
Pada 5 ml filtrat tambahkan 1 tetes besi(III) klorida LP: kadar dalam Asam Aminosalisilat. Hitung jumlah dalam
terjadi warna ungu.
- 905 -

mg, natrium aminosalisilat, C7H6NNaO3.2H20, dalam menggunakan larutan (1 dalam 10) dalam air bebas
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: karbon dioksida P, ukur segera setelah lanutan disiapkan.

211,15' (R pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5; lakukan penetapan


menggunakan larutan (1 dalam 10).
1000 (153,14)
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,25%;
C adalah kadar Asam Aminosalisilat BPFI dalam mg per lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa
ml Larutan baku; 211,5 dan 153,14 berturut-turut adalah udara yang sesuai, menggunakan fosfor pentoksida P
bobot molekul natrium aminosalisilat dihidrat dan asam sebagai pengering, pada suhu 60° selama 4 jam.
aminosalisilat; Ru dan R5 berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak asam aminosalisilat terhadap Logam berat <37 1>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
asetaminofen dari Larutan uji dan Larutan baku.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Metode I Memenuhi syarat.
tidak tembus cahaya, hindarkan dari panas berlebih. Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji dengan
kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua
kali kadar Larutan uji.
NATRIUM ASKORI3AT
Sodium Ascorbate Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat, larutkan dalam campuran 100 ml air bebas
CH2OH
karbon dioksida P dan 25 ml asam sulfat 2 N. Titrasi
H OH segera dengan iodum 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP
pada saat mendekati titik akhir.

Tiap ml iodum 0,1 N


ONa OH setara dengan 9,905 mg C7H6WaO6
Garam Natrium L-askorbat [134-03-2] Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
C7H6Na06 BM 198,11 tidak tembus cahaya.
Natrium Askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0%
dan tidak lebih dari 101,0% C6H7NaO6, dihitung terhadap NATRIUM BENZOAT
zat yang telah dikeringkan. Sodium Benzoate
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau kuning C6H5COONa
sangat pucat; tidak berbau atau praktis tidak berbau;
Mantap di udara. Jika dibiarkan terpapar cahaya, Natrium benzoat [532-32-1]
berangsur-angsur menjadi gelap. C7H5Na02 BM 144,11

Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut Natrium Benzoat mengandung tidak kurang dari 99,0%
dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. dan tidak lebih dari 100,5% C7H5NaO2, dihitung terhadap
zat anhidrat.
Baku pembnding Natrium Askorbat BPFL
Pemerian Granul atau serbuk hablur, putih; tidak berbau
Identifikasi atau praktis tidak berbau; stabil di udara.
A. Spektrum serapan infranierah zat yang didispersikan
dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.
Natrium Askorbat BPFI.
B. Tambahkan 1 ml asam klorida 0,1 N ke dalam 4 ml Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrfum cara A dan B
larutan (1 dalam 50): larutan mereduksi secara perlahan- dan Benzoat seperti tertera pada Uji Identi/Ikasi Umum
lahan tembaga(II) tartrat alkali LP pada suhu ruang, <291>.
tetapi reduksi sangat cepat pada pemanasan.
C. Larutan (1 dlam 50) menunjukkan reaksi Natrium Kebasaan Larutkan 2 g dalam 20 ml air panas,
seperti tertera pada Uji Identj/Ikasi Umum <291>. tambahkan 2 tetes fenolfialein LP: bila terjadi warna
merah muda, wama hilang pada penambahan 0,20 ml
asam sulfat 0,10 N.
Rotasi jenis <1081> Antara +1030 dan +1080, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%.
- 906 -

Arsen <321 >Metode II Tidak Iebih dari 3 bpj. Larutan jenuh natrium bikarbonat Campur lebih
kurang 20 g natrium bikarbonat P dan 100 ml air, biarkan
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan kristal yang tidak larut mengendap. Gunakan beningan
penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 40 ml air, yang jernih.
tambahkan tetes demi tetes 10 ml asam klorida 3 N Larutan pengganhi Larutkan 100 g natrium kiorida P
sambil diaduk kuat-kuat, saring, gunakan 25 ml fitrat. dalam 350 ml air, tambahkan lebih Mirang 1 g natrium
bikarbonat P Clan 1 ml jingga metil LP. Setelah natrium
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang bikarbonat larut, tarnbahkan asam sulfat 6 N sampai
600 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml. warna larutan menjadi merah muda. Gunakan larutan mi
Tambahkan 100 ml asam asetat glasial P. aduk hingga untuk mengisi penampungan pada alat.
larut sempurna, tambahkan 2 tetes kristal violet LP, titrasi
dengan asam perkiorat 0,1 N LV hingga warna hijau.
Lakukan penetapan blangko.

Tiap ml asam perkiorat 0,1 N


setara dengan 14,41 mg C7H,J'1a02
DI,placem
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Solution

Res.rvolv

NATRIUM BIKARBONAT
Natrium Subkarbonat
Sodium Bicarbonate
8sih

Mononatrium karbonat [144-55-8]


NaHCO3 BM 84,01

Natrium Bikarbonat mengandung tidak kurang dan


99,0% dan tidak lebih dari 100,5% NaHCO 3 dihitung Carbonate Apparatus

terhadap zat yang telah dikeringkan.


Prosedur Tambahkan 25 ml Larutan jenuh natrium
Pemerian Serbuk hablur, putih. Stabil di ud.ara kering, bikarbonat dalam labu 50 ke ml, bilas sistem dengan
tetapi dalam udara lembab secara penlahan-lahan terurai. mengalirkan karbon dioksida P lembab melalui lengan
Larutan segar dalam air dingin tanpa dikocok, bersifat samping labu. Tutup kran masuk kanbon dioksida dan
basa terhadap lakmus. Kebasaan bertambah bila larutan sistem ventilasi, aduk Larutan jenuh natrium bikarbonat
dibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan. sampai tidak ada lagi penyerapan karbon dioksida yang
dapat dilihat dari pembacaan buret. Pertahankan tekanan
Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol. udara dalam alat dengan mengatur Larutan pengganhi
sama tinggi pada penampung Clan pada buret, berdasarkan
Identifikasi Larutannya menunjukkan reaksi Natrium pembacaan buret. Buka sistem ventilasi dan alirkan lagi
cara A dan B dan reaksi Bikarbonat seperti tertera pada karbon dioksida P lembab melalui lengan samping labu.
UjiIdent/Ikasi Umum <291>. Tutup kran masuk karbon dioksida P dan sitem ventilasi,
aduk kuat-kuat Larutan jenuh natrium bikarbonat sampai
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,25%; tidak ada lagi penyerapan kanbon dioksida. Ulangi
lakukan pengeringan di atas silika gel 'P selama 4 jam, prosedur penyerapan karbon dioksida mulai dengan
menggunakan lebih kurang 4 g yang ditimbang saksama. "Buka sistem ventilasi" sampai perubahan pembacaan
buret lebih dari 0,2 ml. Hentikan pengadukan, alirkan lagi
Zat tidak larut Larutkan 1 g zat dalani 20 ml air: inelarut karbon dioksida lembab melalui lengan samping labu,
sempurna danjemih. angkat segera tutup labu dan cepat-cepat masukkan lebih
kurang 10 g zat uji yang telah ditimbang saksama ke
Karbonat (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk dalam labu. Tutup kembali labu, lanjutkan pengaliran
digunakan dalam hemodialisis) Tidak lebih dari 0,23%. karbon dioksida lembab selama lebih kurang 30 detik,
Alat Alat (lihat gambar) terdiri dari labu 50 ml tutup kran masuk kanbon dioksida dan sistem ventilasi.
berlengan samping yang dihubungkan dengan sumber Aduk kuat-kuat lanutan dalam labu sampai penyerapan
karbon dioksida yang dilembabkan dengan mengalirkan karbon dioksida selesai, catat volume yang diserap dan
melalui larutan jenuh natrium bikarbonat P dan labu pembacaan buret. Normalkan kembali tekanan udara
dihubungkan dengan sistem ventilasi dan buret dalam alat dengan membuat sarna tinggi permukaan
penyetingkat dan pencadang dengan pipa T. Larutan pengganti dalanu penampung dan dalam buret,
Pereaksi hentikan pengadukan. Buka sistem ventilasi dan alirkan
karbon dioksida P lembab melalui sistem. Tutup kran
- 907 -

karbon dioksida dan sistem ventilasi, aduk kuat-kuat spektrofotometer serapan atom yang sesuai, yang
larutan dalam labu sampai penyerapan karbon dioksida dilengkapi dengan lampu tabung katode aluminium dan
selesai. Tentukan jumlah volume, V, dalam ml, karbon pemanas listrik tanpa api, menggunakan Pengencer asam
dioksida yang diserap setelah penambahan zat uji ke nitrat sebagai blangko. Gambarkan titk hubungan serapan
dalam labu. Hitung persentase karbonat dalam zat uji Larutan ba/cu terhadap kadar aluminium dalam jig per ml,
dengan rumus: tank garis lurus meialui ketiga titik tersebut. Dari kurva
yang didapat, tentukan jumlah dalam jig Al per ml
( 273V(6001P) Larutan uji. Hitung jumlah aluminium dalam bpj, dalam
[22400 (273 +r)(76o w)j zat uji yang digunakan dengan mengalikan hanga yang
diperoleh dengan 100.
P adalah tekanan udara ruangan dalam mmHg; T adalah
suhu ruang; W adalah jumlah zat uji yang digunakan Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan
dalam g. [Catatan Pertahankan suhu tetap selama penetapan menggunakan larutan 1,5 g zat dalam 20 ml
pengukuran volume karbon dioksida yang diserap.] asam sulfat 7 N dan tambahkan 35 ml air.

Karbonat normal Larutkan tanpa digoyangkan kuat Kalsium dan Magnesium (Bila pada penandaan
1,0 g zat dalam 20 ml air pada suhu tidak lebih dan 50, dimasukkan untuk penggunaan hemodialisis) Tidak lebih
tambahkan 2,0 ml asam klorida 0,10 N dan 2 tetes dari 0,01% kalsium dan tidak lebih dari 0,004%
fenolfialein LP: larutan tidak segera berwarna merah magnesium. [Catatan Larutan ba/cu dan Larutan uji bila
muda lemah. perlu dimodflkasi, untuk mendapatkan larutan dengan
kadar yang sesuai hingga hubungan antara kadar dan
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,015%; lakukan serapan merupakan kurva linier.]
penetapan menggunakan 350 mg bandingkan kekeruhan Larutan kalium kiorida Larutkan 10 g kalium kiorida P
dengan 1,48 ml asam klorida 0,0010 N. dalam 1000 ml asam kiorida 0,36 N.
Larutan ba/cu kalsium Masukkan 249,7 mg kalsium
Sulfat Tidak lebih dari 0,015%; lakukan penetapan karbonat P yang sebelumnya dikeringkan pada suhu 3000
menggunakan 1,0 g zat bandingkan kekeruhan dengan selama 3 jam dan didinginkan dalam desikator selama
0,15 ml asam sulfat 0,020 N. 2 jam, ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dalam
6 ml asam kiorida 6 N, tambahkan I g kalium kiorida P,
Amonia Panaskan lebih kurang 1 g zat dalam tabung encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan mi
reaksi: tidak terjadi bau amoniak. ke dalam labu tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan
Larutan kalium kiorida sampai tanda. Larutan mi
Aluminium (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk mengandung 100 jig kalsium per ml. Pipet 2 ml; 3 ml;
digunakan dalam hemodialisis) Tidak iebih dari 2 bpj. 4 ml dan 5 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml
[Catatan Larutan baku dan Larutan uji bila perlu yang berbeda, masing-masing berisi 6 ml asam kiorida
dimod/Ikasi, untuk mendapatkan larutan dengan kadar 6 N, encerkan dengan Larutan kalium kiorida sampai
yang sesuai hingga hubungan antara kadar dan serapan tanda. Larutan ba/cu kalsium mi berturut-turut
merupakan kurva linier.] mengandung 2,0 jig; 3,0 jig; 4,0 jig dan 5,0 jig kalsium
Pengencer asam nitrat Encerkan 40 ml asam nitrat P per ml.
dengan air hingga 1000 ml. Larutan ba/cu magnesium Masukkan 1,0 g magnesium
Larutan ba/cu Masukkan 2,0 g aluminium P ke dalam P ke dalam gelas piala 250 ml yang berisi 20 ml air,
labu tentkur 1000-ml, tambahkan 50 ml asam klorida tambahkan hati-hati 20 ml asam kiorida P, bila perlu
6 N, goyai'agar aluminium dan asam kontak sempurna, hangatkan sampai reaksi sempurna. Pindahkan larutan ke
biarkan reaksi berjalan sampai aluminium terlarut dalarn labu tentukun 1000-ml yang benisi 10 g kalium
sempuma. Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml kiorida P, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml
larutan ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi 1 g
air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu kalium kiorida P, encerkan dengan air sampai tanda.
tentukur 100-ml, encerkan dengan Pengencer asam nitrat Pipet 10 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml
sampai tanda. Pipet 1 ml; 2 ml dan 4 ml larutan mi ke kedua, encerkan dengan lanutan kalium kiorida sampai
dalam labu tentukur 100-ml yang berbeda, encerkan tanda. Larutan mi mengandung 10,0 jig magnesium per
masing-masing dengan Pengencer asam nitrat sampai ml. Pipet 2 ml; 3 ml; 4 ml dan 5 ml lanutan ke dalam labu
tanda. larutan mi masing-masing mengandung 0,01 jig; tentukur 100-ml yang berbeda, masing-masing berisi 6 ml
0,02 .tg dan 0,04 jig aluminium per ml. asam klorida 6 N, encerkan dengan Larutan kalium
Larutan uji Ma.ukkan 1,0 g zat ke dalam labu klorida sampai tanda. Larutan magnesium mi berturut-
tentukur plastik 100-ml, tambahkan hati-hati 4 ml asam turut mengandung 0,2 jig; 03 jig; 0,4 jig dan 0,5 jig
nhtrat P. Sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air magnesium per ml.
sampai tanda. Larutan uji Masukkan 3,0 g zat ke dalam labu tentukur
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji 100-mi, tambahkan 6 ml asam kiorida 6 N dan I g kalium
pada garis emisi aluminium pada 309,3 nm dengan kiorida P, encerkan dengan air sampai tanda.
- 908 -

Prosedur untuk kalsium Ukur serapan Larutan ba/cu jumlah tembaga dalam zat uji yang digunakan, dalam bpj,
kalsium dan Larutan uji pada garis emisi kalsium pada dengan mengalikan harga yang diperoleh dengan 20.
422,7 nm menggunakan spektrofotometer serapan atom
yang sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung katode Besi <331> (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk
kalsium dan nyala nitrous oksida dan asetilena, penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari S bpj.
menggunakan Larutan kalium kiorida sebagai blangko. Masukkan 2,0 g zat dalam gelas piala, netralkan dengan
Gambar titik hubungan serapan Larutan ba/cu kalsium asam kiorida P, catat volume asam yang digunakan.
terhadap kadar kalsium dalam tg per ml, tank garis lurus Pindahkan lanutan ke dalam labu tentukur 25-ml dengan
melalui keempat titik di atas. Dari kurva yang diperoleh, penambahan air (Larutan uji). Buat Larutan ba/cu dengan
tentukan jumlah kalsium dalam jig per ml Larutan uji. memindahkan 1,0 ml Larutan baku besi ke dalam labu
Hitung persentase kalsium dalam zat uji yang digunakan tentukun 25-ml dan tambahkan volume sama asam
dengan membagi harga yang diperoleh dengan 300. kiorida P yang digunakan pada pembuatan Larutan uji.
Prosedur untuk magnesium Ukur serapan Larutan ba/cu Buat Blangko dengan menambahkan volume sama asam
magnesium dan Larutan uji pada garis emisi magnesium klorida P ke dalam labu tentukur 25-ml ketiga. Ke dalam
pada 285,2 nm menggunakan spektrofotometer serapan masing-masing labu di atas tambahkan 50 mg hablur
atom yang sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung amonium peroksidisulfat dan 2 ml larutan amonium
katode magnesium dan nyala asetilena-udara, tiosianat P, encerkan dengan air sampai tanda. Ukur
menggunakan Larutan kalium klorida sebagai blangko. senapan Larutan ba/cu dan Larutan uji p—*panjang,
Gambar titik hubungan serapan Larutan baku magnesium gelombang serapan maksimum lebih kurang 480 nm
terhadap kadar magnesium dalam tg per ml, tank ganis menggunakan spektrofotometer yang sesuai, serapan
lunis melalui keempat titik di atas. Dari kurva yang Larutan uji tidak lebih besan dari pada senapan Larutan
diperoleh, tentukan jumlah magnesium dalam p.g per ml ba/cu.
Larutan uji. Hitung persentase magnesium dalam zat uji
yang digunakan dengan membagi harga yang diperoleh Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan
dengan 300. penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
benikut: Campun 4,0 g zat dengan 5 ml air 19 ml asam
Tembaga (Bila pada penandaan dimaksudkan untuk klorida 3 N. panaskan sampai mendidih, pertahankan
penggunaan hemodialisis) Tidak lebib, dari I bpj. suhu selama 1 menit. Tambahkan 1 tetes fenolfialein LP,
[Catatan Larutan baku dan Larutan uji bila per/u kemudian amonium hidroksida 6 N secukupnya tetes
dimodj/Ikasi, untuk mendapatkan larutan dengan kadar demi tetes sampai larutan berwarna merah muda lemah.
yang sesuai hingga hubungan antara kadar dan serapan Dinginkan, encerkan dengan air sampai 25 ml.
merupakan kurva linier.]
Pengencer asam nitrat Encerkan 40 ml asam nitrat P Senyawa organik (Bila pada penandaan dimaksudkan
dengan air hingga 1000 ml. untuk penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari 0,01%.
Larutan ba/cu Masukkan 1,0 g tembaga P ke dalam Larutan perak sulfat Lanutkan 22 g perak sulfat P
labu tentukur 1000-ml, larutkan dalam 20 ml asam nitrat dalam 2000 ml asam sulfat P.
P, encerkan dengan asam nifrat 0,2 N sampai tanda. Pipet Larutan indikator Larutkan 1,485 g 1,1 0-fenanfrolina
10 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 1000-ml kedua, P dan 695 mg besi(II) sulfat P dalam air sampai 100 ml.
encerkan dengan asam nitrat 0,2 N sampai tanda. Larutan Larutan ba/cu Masukkan 850,3 mg kalium bfialat P,
mi mengandung 10,0 tg tembaga per ml. Simpan dalam yang sebelumnya dihancurkan penlahan-lahan dan
botol polietilena. dikeningkan pada suhu 120° selama 2 jam, ke dalam labu
Larutan uji Masukkan 5,0 g ke dalam labu tentukur tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
plastik 100-ml, tambahkan hati-hati 4 ml asam nifrat P. Pipet 6 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
Sonikasi selama 30 menit, encerkan dengan air sampai dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan mi mengandung
tanda. setara dengan 0,06 mg senyawa organik per ml. Pipet
Larutan uji plus Pada 10,0 ml Larutan uji tambahkan 40 ml larutan mi ke dalam labu nefluks 500 ml.
20 p.1 Larutan ba/cu, campus. Larutan mi mengandung Larutan uji timbang saksama lebih kurang 20 g zat,
0,02 .tg tembaga yang ditambahkan per ml. masukkan ke dalam labu nefluks 500 ml, tambahkan 20 ml
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan uji air, goyangkan. Tambahkan hati-hati 20 ml asam sulfat P.
plus pada garis emisi tembaga pada 324,7 nm goyangkan. [Perhatian Lakukan di dalam lemari asam.]
menggunakan spektrofotometer serapan atom yang Blangko Tambahkan 40 ml air ke dalam labu refluks
sesuai, dilengkapi dengan lampu tabung katode tembaga 500 ml.
dan pemanas listrik tanpa api, menggunakan Pengencer Prosedur Lakukan tenhadap masing-masing Larutan
asam nitrat sebagai blangko. Gambar titik hubungan baku, Larutan uji dan Blangko sebagai berikut:
serapan Larutan uji dan Larutan uji plus terhadap kadar Tambahkan 1 g raksa(II) sulfat P dan lebih kurang 5 butir
batu didih kaca. Dinginkan labu dalain tangas es,
tembaga yang ditambahkan, dalam p.g per ml, tank ganis
tambahkan 5 ml Larutan perak sulfat. Sambil digoyang
yang menghubungkan kedua titik, dan ekstrapolasi garis
sampai memotong aksis kadar. Dan titik potong tentukan perlahan-lahan dalam tangas es, tambahkan 25,0 ml
kalium dikromat 0,025 N LV dan penlahan-lahan 70 ml
jumlah tembaga, dalam p.g per ml Larutan uji. Hitung
- 909 -

Larutan perak sulfat. Pasang kondensor dengan aliran air menghmndari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi,
dingin, kemudian refluks selama 2 jam. Biarkan isi labu gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
mendingin selama 10 menit, cuci pendingin dengan 50 ml belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
air, kumpulkan air cucian dalam labu. Tambahkan air
secukupnya ke dalam labu sampai volume lebih kurang Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B
350 ml. Tambahkan 3 tetes Larutan indikator, titrasi pada dan reaksi Bikarbonat seperti tertera pada Uji IdentIkasi
suhu ruang dengan besi(II) amonium sulfat 0,07 N LV Umum <291>.
sampai wama larutan berubah dari biru kehijauan
menjadi cokiat kemerahan. Hitung jumlah kesetaraan Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,0 unit
organik dalam mg, dalam larutan baku dengan rumus: Endotoksin Fl per mEq.

8 N (VB - v5) pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5.

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera


N adalah normalitas besi(II) amonium sulfat LV; VB dan
pada Injeksi volume kecil.
Vs berturut-turut adalah volume dalam ml besi(II)
amonium sulfat 0,07 N LV yang diperlukan pada titrasi
Blangko dan Larutan baku. Dalam sistem yang baik Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
diperoleh harga antara 2,328 dan 2,424 mg. Hitung
jumlah kesetaraan senyawa organik dalam mg, dalam zat Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume setara
uji yang digunakan dengan rumus: dengan lebih kurang 3 g natrium bikarbonat, tambahkan
merah metil LP, titrasi dengan asam kiorida I N LV.
Tambahkan asam perlahan-lahan sambil tetap diaduk
8N(VB —V) hingga larutan berwama merah muda lemah. Panaskan
lanutan hingga mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi
V, adalah volume dalam ml besi(II) ammonium sulfat hingga warna larutan merah muda tidak hilang setelah
0,07 N LV yang digunakan pada Larutan uji. dididihkan.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 3 g zat, Tiap ml asam klorida I N
campur dengan 100 ml air, tambahkan merah metil LP, setara dengan 84,01 mg NaHCO3
titrasi dengan asam klorida 1 N LV. Tambahkan asam
perlahan-lahan sambil terus diaduk sampai larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
berwama merah muda lemah. Panaskan larutan hingga dari kaca Tipe I,
mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi sampai warna
larutan merah muda lemah tidak hilang setelah Penandaan pada etiket dinyatakan kadar total dalam
dididihkan. mOsmol per liter, bila volume lebih kecil dan 100 ml
atau pada etiket dinyatakan tidak untuk disuntikkan
Tiap ml asam klorida 1 N langsung tetapi hams diencerkan sebelum digunakan,
setara dengan 84,01 mg NaHCO pada etiket dapat dinyatakan kadar total osmolar dalam
mOsmol per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Penandaan Bila dimaksudkan untuk penggunaan TABLET NATRIUM SUBKARBONAT


haemodiàlisjs,pada penandaan hams dicantumkan. Tablet Natrium Bikarbonat
Sodium Bicarbonate Tablet
INJEKSI NATRIUM SUBKARBONAT Tablet Natrium Bikarbonat mengandung natrium
Injeksi Natrium Bikarbonat bikarbonat, NaHCO3, tidak kurang dan 95,0% dan tidak
Sodium Bicarbonate Injection lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Injeksi Natrium Bikarbonat adalah larutan steril Natrium Identifikasi Larutan dari sejumlah tablet menunjukkan
Bikarbonat dalam Air untuk Injeksi. pH larutan dapat reaksi Natrium cara A dan B dan reaksi Bikarbonat
disesuaikan dengan menambahkan karbon dioksida P. seperti tertera pada Uji IdentUlkasi Umum <291>.
Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dan
105,0% NaHCO3, dari jumlah yang tertera pada etiket. Waktu hancur <1251> Tidak lebih dan 30 menit,
[Catatan Injeksi mi tidak boleh digunakan bila terdapat lakukan penetapan menggunakan cairan asam lambung
endapan.] buatan LP sebagai pengganti air.

Baku pembanding Endotolcin BPFI; [Catatan Bersfat Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
-910-

Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang Fluosilikat Setelah larutan uji netral dari Keasaman atau
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk yang kebasaan, panaskan sampai mendidih, dan titrasi dalam
setara dengan lebih kurang 2 g natrium bikarbonat, keadaan panas dengan natrium hidroksida 0,10 N LV,
larutkan dalam 100 ml air, tambahkan merah metil LP, hingga diperoleh warna merah muda yang stabil:
titrasi dengan asam klorida I N LV. Tambahkan asain dibutuhkan tidak lebih dari 1,5 ml natrium hidroksida
perlahan-lahan sainbil tetap diaduk hingga larutan 0,1ONLV.
berwarna merah muda lemah. Panaskan larutan hingga
mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi hingga warna Kiorida Tidak lebih dari 0,012%. Lakukan penetapan
larutan merah muda tidak hilang setelah dididihkan. sebagai berikut: Larutkan 300 mg zat dalam 20 ml air,
dan tambahkan 200 mg asam borat P, 1 ml asam nitrat P
Tiap ml asam klorida 1 N dan 1 ml perak nitrat 0,1 N: terjadi kekeruhan yang tidak
setara dengan 84,01 mg NaHCO3 Iebih dari kekeruhan yang ditimbulkan oleh blangko yang
telah ditambahkan 1,0 asam klorida 0,0010 N.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj. Lakukan
penetapan sebagai berikut: Masukkan 1 g zat ke dalam
NATRIUM FLUORIDA cawan atau krus platina, lakukan dalam lemari asam,
Sodium Fluoride tambahkan 1 ml air dan 3 ml asam sulfar1&panaskan
pada suhu rendah hingga asam sulfat habi's , keluan.
Larutkan residu dalam 20 ml air, netralkan terhadap
Natriumfluorida [7681-49-4] fenoiftalein LP dengan amonium hidroksida P,
NaF BM 41,99
tambahkan 1 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan
air hingga 45 ml, saning dan gunakan 30 ml filtrat untuk
Natrium Fluorida mengandung tidak kurang dari 98,0%
pengujian.
dan tidak lebih dari 102,0% NaF, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Pemerian Serbuk; putih; tidak berbau.
Penetapan kadar [Catatan Simpan semua larutan dalam
Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol. wadah plastik kecuali Larutan dapar].
Larutan dapar Larutkan 57 ml asam asetat glasial F,
Baku pembanding Natrium Fluorida BPFJ; tidak boleh 58 g natrium kiorida P dan 4 g asam (1,2- sikloheksil
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. enadinitrilo) tetra asetat P dalam 500 ml air, atur hingga
pH 5,25±0,25 dengan penambahan nafrium hidroksida
Identifikasi 5 N, encerkan dengan air hingga 1000 ml.
A. Masukkan 1 g zat dalam krus platina, lakukan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium
dalam lemari asam dengan ventilasi yang baik, Fluorida BPFJ, larutkan secara kuantitatif dengan air
tambahkan 15 ml asam sulfat P, dan tutup krus dengan hingga diperoleh kadan 420 jig per ml. Tiap ml larutan mi
kaca yang mengkilap dan bening. Panaskan di atas tangas (Larutan baku A) mengandung ion fluorida 190 tg per ml
uap selama 1 jam, angkat tutup kaca, bilas dengan air, (10 2 M). Pipet 25 ml Larutan baku A ke dalam labu
dan keringkan: permukaan kaca tergores. tentukur 250-ml, encerkan dengan air sampai tanda
B. Larutan zat (1 dalam 25) menunjukkan reaksi (Larutan baku B ), mengandung ion fluorida 19 ig per ml
Natrium cara A dan B seperti tertera pada Uji Identflkasi
(lO s M). Masukkan 25,0 ml Larutan baku B ke dalam labu
Umum <291>. tentukur 250-ml. Encerkan dengan air sampai tanda
(Larutan ba/cu C), mengandung ion fluorida 1,9 .tg per ml
Keasaman atau kebasaan Larutkan 2,0 g zat dengan 40
(l0 M).
ml air dalam cawan platina, tambahkan 10 ml larutan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
jenuh kalium nitrat P, dinginkan larutan sampai 00, dan
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan
tambahkan 3 tetes fenolfialein LP. Bila tidak timbul 50 ml air, kocok selama 5 menit, encerkan dengan air
warna, dengan penambahan tidak lebih dari 2,0 ml sampai tanda. Masukkan 10,0 ml larutan mi ke dalam
natrium hidroksida 0,10 N akan teijadi warna merah iabu tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
muda yang bertahan selama 15 detik. Bila dengan Prosedur Pipet masing-masing 20 ml Larutan ba/cu
penambahan fenoiftalein LP terjadi warna merah muda:
dan Larutan uji ke dalam gelas piala plastik terpisah yang
dengan penambahan tidak lebih dari 0,50 ml asam sulfat berisi batang pengaduk berlapis piastik. Pada masing-
0,10 N bcrubah menjadi tidak berwarna, larutan netral masing gelas piala tambahkan 20,0 ml Larutan dapar.
disimpan untuk uji Fluosilikat. Secana berurutan ukur perbedaan tegangan, dalam mV,
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; masing-masing Larutan baku dan Larutan uji
menggunakan pH meter dengan kemampuan
lakukan pengeringan pada suhu 1500 selama 4 jam. reprodusibilitas minimum ±0,2 mV yang dilengkapi
dengan elektroda indikator spesifik ion fluonida dan
-911-

elektroda pembanding kalomel [Catatan Saat melakukan Larutan uji Encerkan sejumlah volume injeksi dengan
pengukuran, celupkan elektroda ke dalam larutan, kocok air hingga laju cacahan 10.000 sampai 20.000 cacahan
dengan pengaduk magnetik tersalut hingga keseimbangan per menit dalam 10 pl.
tercapai (1 - 2 menit), rekam perbedaan tegangan. Bilas Larutan baku Larutan asam ortofosfat P dengan kadar
dan keringkan elektroda diantara pengukuran. Lakukan fosfor 0,2%.
hati-hati untuk menghindari kerusakan ha blur dan Prosedur Totolkan secara terpisah 10 i.tl Larutan uji
elektroda ion spesflk.] Buat kurva antara logaritma kadar dan Larutan baku pada kertas Whatman 541; 30 cm x
ion fluorida dalam ig per ml Larutan baku terhadap 25 mm. Eluasi secana kromatografi menaik menggunakan
perbedaan tegangan, dalam mV. Dari perbedaan tegangan fase gerak 75 ml isopropanol P-25 ml air-5 g asam
Larutan uji yang diukur dari garis respons baku, tetapkan trikiorasetat P-O,3 ml amonium hidroklonida 10 Mselama
kadar ion fluorida, C, dalam j ig per ml Larutan uji. Hitung 16 jam, biarkan kering, semprot kertas dengan larutan
jumlah dalam mg, natrium flounida, NaF, dalam zat uji asamperklorat P 5%, kemudian diikuti dengan larutan
yang digunakan dengan rumus: amonium molibdat P 1%, dan paparkan pada gas
hidnogen sulfida. Terbentuk warna biru bercak asam
41,99 fosfat. Tentukan bercak fosfor radioaktif dengan cara
1,25C(_ autoradiografi atau dengan pengukuran radioaktivitas
'18,998
sepanjang kromatogram. Tidak kurang dari 95,0%
C adalah kadar fluorida yang ditetapkan dalam tg per ml radioaktivitas total terdapat pada bercak asam ortofosfat.
Larutan uji; 41,99 adalah bobot molekul natnium
fluorida; 18,998 adalah bobot atom fluorin. Fosfat total Encerkan sejumlah volume injeksi dengan
air secukupnya hingga diperoleh kadar radioaktivitas
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 370 kBq fosfor-32 per ml. Ke dalam 1 ml larutan,
tambahkan dengan pengocokan 0,5 ml lanutan amonium
metavanadat P 0,25%, 0,5 ml lanitan amonium molibdat P
!NJEKSI NATRIUM FOSFAT 32P 10% dan 1 ml asam perkiorat F, encerkan dengan air
Sodium Phosphate 32p Injections hingga 5 ml dan biankan selama 30 menit. Warna yang
terjadi tidak lebih intensif dari wama yang dihasilkan
Injeksi Natrium Fosfat 32P adalah larutan steril natrium oleh 1 ml larutan yang mengandung ion ortofosfat
fosfat dibasa dan natrium fosfat monobasa (P) yang 0,0033%, yang diperlakukan dengan cana yang sama dan
dibuat isotonis dengan penambahan natrium idorida. pada waktu yang bersamaan.
Eosfor-32 dibuat dengan cara penembakan belerang
dengan neutron. Radioaktivitas 32P tidak kurang 90,0% Syarat lain Mrnenuhi syarat Uji Sterilitas <71>, kecuali
bahwa injeksi dapat diberikan sebelum uji sterilitas
dan tidak lebih dari 110,0% dari aktivitas yang tertera
pada etiket pada saat kalibrasi. Tidak kurang dari 95,0% selesai, uji sterilitas hams dilakukan pada hail akhir
dari radioaktivitas berasal dari fosfor-32 dalambentuk ion produksi.
ortofosfat. Aktivitas jenis tidak kurang dari 11,1 MBq per Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan radioaktivitas
mg ion ortofosfat.
dalam MBq (.tCi atau mCi) per ml hjeksi natrium fosfat
menggunakan alat pencacah yang sesuai seperti tertera pada
Pemerian Lanitkan jernih dan tidak berwarna;
Pemilihan alat pencacah dan sistem terkalibrasi dalam
memancarkan radiasi beta.
RadioakEvitas <1171>, dibandingkan dengan larutan baku
fosfor-32, atau dengan pengukuran dalam alat pencacah yang
Identiflksi
telah dikalibrasi dengan larutan baku.
A. Skttim sinar beta menunjukkan energi
maksimum 1,71 MeV yang sama seperti pada 32P yang
Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada
digunakan sebagai baku dengan kemumian diketahui.
Penandaan dalam Jnjeksi, pada penandaan juga tertera:
B. Distnibusi radioaktivitas pada kromatogram seperti
(1) Saat dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 32P sebagai
tertera pada uji Kemunnian radiokimia merupakan
identifikasi sediaan. natnium fosfat dalam MBq (1iCi atau mCi) per ml injeksi
pada saat kalibrasi, (3) Tanggal kedaluarsa (4)
pH<1071> Antara 6,0 dan 8,0. Pemyataan: "Awas bahan radioaktif", (5) Informasi
bahwa dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap
Kemurnian radionukilda Spektrum sinar beta atau peluruhan radioaktif, (6) Waktu pano 32P adalah 14,3 han.
kurva serapan sinar beta yang dibuat dengan alat yang
sesuai, menunjukkan spektrum yang sama dengan 32P
yang digunakan' sebagai baku dengan kemurnian NATRIUM HIDROKSIDA
diketahui. Sodium Hydroxide

Kemurnian radiokimia Lakukan Kromatografi kertas Natrium Hidroksida [1310-73-2]


seperti tertera pada Kromatografi <931>. NaOH BM 40,00
-912-

Natrium Hidroksida mengandung tidak kurang dan hingga bebas pengemban. Kapsul mengandung tidak
95,0% dan tidak lebih dan 100,5% alkali total, dihitung kurang dan 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
sebagai NaOH, mengandung Na 2CO3 tidak lebih dan jumlah 1231 yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam
3,0%. [Perhatian Hati-hati dalam penanganan natrium MBq (j.tCi atau mCi) pada waktu dan tanggal kalibrasi
hidroksida karena merusakjaringan dengan cepat.] dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak
lebih dan 5% dari radioaktivitas jumlah. Kapsul dapat
Pemerian Putih atau praktis putih, keras, rapuh dan mengandung penstabil.
menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di udara,
akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Massa Identifikasi radionuklida Larutan atau suspensi 1 kapsul
melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau atau lebih dalain air, memenuhi uji Identf/ikasi
bentuk lain. radionuklida sepenti tertera pada LarutanNatrium lodida
(123j)

Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.


Kemurnian radionukilda Memenuhi syarat Kernurnian
Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B radionuklida yang tertena pada Larutan Natrium lodida
(1231);
seperti tertera pada Ui i IdentIkasi Umum <291>; lakukan penetapan menggunakan larutan atau
lakukan penetapan menggunakan larutan (1 dalam 25). suspensi 1 kapsul atau lebih dalam air.

Bahan tidak larut dan senyawa organik Larutan Kemurnian radiokimia Memenuhi syarat uji Kemurnian
(1 dalam 20) larut sempuma, jernih dan tidak berwarna radiokimia yang tertera pada Larutan Natrium lodida
sampai agak benwarna. (123!); lakukan penetapan menggunakan beningan yang

dipenoleh sebagai benikut: Gems isi 1 kapsul dalam 3 ml


Kalium Asamkan 5 ml larutan (1 dalam 20) dengan asam air, tambahkan 3 ml metanol P dan sentrifus.
asetat 6 N, tambahkan 5 tetes natrium kobalt nitrit LP:
tidak terbentuk endapan. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan Ukun radio
Logam berat <371> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan aktivitas masing-masing 20 kapsul menggunakan alat
penetapan dengan melarutkan 670 mg dalam campuran pencacah yang sesuai dengan kondisi geometri yang
5 ml air dan 7 ml asam klorida 3 N. Panaskan sampai sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata per kapsul.
mendidih, dinginkan dan encerkan dengan air hingga Syarat dipenuhi jika tidak kurang 19 dari 20 kapsul
25 ml. mempunyai nilai radioaktivitas antana 96,5% dan 103,5%
dan radioaktivitas rata-rata.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g,
larutkan dalam lebih kurang 40 ml air bebaskarbon Syarat lain Memenuhi syarat seperti tentera pada
dioksida P. Dinginkan larutan sampai suhu ruang, Penetapan nadioaktivitas dalam Larutan Natrium lodida
tambahkanfenolfialein LP dan titnasi dengan asam sulfat (1231); lakukan penetapan menggunakan larutan atau

1 N LV. Pada saat terjadi warna merah muda catat volume suspensi yang diperoleh dengan menggerus isi 1 kapsul
asam yang dibutuhkan, tambahkan jingga metil LP dan atau lebih dalam air hingga kadar tidak kurang 1 MBq
lanjutkan titrasi hingga terjadi warna merah muda yang (25 tCi) per ml.
tetap.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Tiap ml warn sulfat 1 N dan cukup terlindung.
setara dengan 40,00 mg alkali jurnlah,
dihitung sebagai NaOH Penandaan Pada penandaan tentena: (1) Nama kapsul, (2)
Nama, alamat dan nomor batch pembuat, (3) Waktu dan
Tiap ml asam dalam titrasi dengan metiljingga setara tanggal kalibrasi, (4) Jumlah 1231 sebagai iodida
dengan 106,0 mgNa2CO3 dinyatakan dalam MBq (sCi atau mCi) per kapsul pada
saat kalibrasi, (5) Nama dan jumlah pengawet atau
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. penstabil yang ditambahkan, (6) Pernyataan hanya
digunakan secara oral, (7) Waktu dan tanggal kadaluarsa,
(8) Pemyataan: "Awas bahan nadioaktif', (9) Informasi
KAPSUL NATRIUM IODIDA 1231 bahwa dalam perhitungan dosis lakukan koreksi terhadap
Sodium Iodide 1231 Capsule peluruhan radioaktif, (10) Waktu paro 123! adalah
13,2 jam.
Kapsul Natnium lodida 1231 mengandung iodum nadioaktif
1231 yang diproses dalam bentuk natnium iodida yang

diperoleh dan penembakan telurium 124 yang diperkaya


dengan proton atau telunium 122 yang dipenkaya dengan
deuteron atau dari peluruhan xenon 123 sedemikian
-913-

LARUTAN NATRIUM IODIDA 1231 yang sama. Identifikasi pita iodida dilakukan dengan
Sodium Iodide 1231 Solution penambahan pada pita yang diduga adalah pita iodida, 6
tetes larutan hidrogen perokida P yang diasamkan (yang
Natrium iodida (Na'231) [41927-88-2] dibuat dengan penambahan 6 tetes asam kiorida 1 N pada
10 ml hidrogen peroksida P), kemudian tambahkan
Larutan Natrium lodida 1231 adalah larutan, untuk beberapa tetes kanji LP: terjadinya warna bini
pemberian oral atau suntikan intravena, mengandung menunjukkan adanya iodida.
lodum radioaktif 1231 yang diproses dalam bentuk
natrium iodida, dihasilkan dari penembakan telunium 124 pH <1071> Antana 7,5 dan 9,0.
yang diperkaya dengan proton atau penembakan telurium
122 yang diperkaya dengan deutron atau dari peluruhan Endotoksin bakteri<201> Tidak Iebih dari 175/V unit
xenon 123 sedemikian rupa hingga bebas pengemban. Endotoksin Fl per ml injeksi; V adalah dosis total
Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan maksimum yang dianjurkan, pada saat kadaluarsa.
110,0% dari jumlah 1231 sebagai lodida yang tertera pada
Syarat lain Sediaan untuk suntikkan intravena memenuhi
etiket, dinyatakan dalam MBq (tCi atau mCi) per ml, syarat Injeksi, kecuali bahwa injeksi boleh dibenikan
ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas sebelum uji stenilitas selesai, uji stenilitas hams dilakukan
dalam bentuk kimia lain tidak lebih dan 5% dan pada hari akhin produksi dan tidak hanus memenuhi
radioaktivitas jumlali. Larutan dapat mengandung bahan anjuran sepenti yang tertera pada Volume dalam wadah.
pengawet atau penstabil.
Penetapan radioaktifitas Lakukan penetapan
Pemerian Larutan jemih, tidak berwarna. radioaktivitas dalam MBq (j.tCi) per ml Larutan Natnium
lodida 1231 menggunakan alat pencacah yang sesuai,
Baku pembanding Endotoksin BPFI, [Catatan Bersfat seperti tertena pada Pemilihan alat pencacah dan sistem
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi selunuh isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. atau dosis ganda yang tidak mengadsorpsi.
Identifikasi radionukilda Lakukan seperti tertera pada Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Waktu dan
Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 1231 sebagai iodida
menunjukkan puncak energi utama pada 0,159 MeV yang dinyatakan dalam MBq (.tCi atau mCi) per ml pada saat
sama seperti 1231 yang digunakan sebagai baku dengan kalibrasi, (3) Nama dan jumlah bahan pengawet penstabil
kemurnian diketahui. yang ditambahkan, (4) Pennyataan untuk pemakaian oral
atau injeksi intravena, (5) Tanggal dan waktu kadaluansa,
Kemurnian radionukilda Tidak kurang dari 85,0% (6) Pemyataan: "Awas bahan radioaktif', (7) Informãsi
radionuklida jumlah sebagai 123j• Lakukan penetapan bahwa dalam menghitung dosis lakukan koreksi terhadap
kemurnian radionuklida dalam lanutan menggunakan alat peluruhan nadioaktif, (8) Waktu paro 1231 adalah 13,2 jam.
pencacah yang sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat
pencacah dan sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas
<1171>. KAPSUL NATRIUM IODIDA 1311
Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cana
Sodium Iodide 1311 Capsule
Kromatc'raf, kertas seperti tertera pada Kromatografi
Natrium lodida (Na1311) [7790-26-3]
<931>. Totdlkan sejumlah volume larutan yang
mengandung kalium iodida P 0,1%, kalium iodat P 0,2%
Kapsul Natrium lodida 1311 mengandung iodum nadioaktif
dan natrium bikarbonat P 1,0%, pada kertas kromatografi 1311
yang dipnoses dalam bentuk natrium iodida yang
berukuran 25 mm x 300 mm dan biankan kering. Totolkan
dihasilakan dari fisi uranium atau penembakan telurium
pada titik yang sama, sejumlah volume sama dari Larutan
dengan neutron sedemikian hingga bebas pengemban dan
Natrium lodida 1231 yang diencerkan sedemikian hingga
secara alamiah hanya mengandung sejumlah kecil lodum
memberikan laju cacahan lebih kurang 20.000 cacahan 1271 .
per menit dan biankan kering. Masukkan kertas dalam
Kapsul mengandung tidak kunang dari 90,0% dan tidak
bejana kromatografi menaik dengan fase gerak metanol P
lebih dari 110,0% dari jumlah 1311 sebagai lodida yang
70% selama 4 jam. Keningkan kertas kromatografi di
tertena pada etiket, dinyatakan dalam MBq (1iCi atau
udara dan tetapkan distribusi radioaktivitas dengan
menatah kromatoram menggunakan detektor radiasi mCi) per ml, ditetapkan pada saat kalibrasi dilakukan.
terkolimasi: radioaktivitas pita iodida 1231 tidak kunang Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak lebih dan
dari 95,0% dari radioaktivitas total dan harga Rf pita 5% dari radioaktivitas jumlah. Kapsul dapat mengandung
iodida berada dalam batas lebih kurang 5% dari harga R bahan pengawet atau penstabil.
cuplikan natrium iodida yang ditetapkan dengan cana
-914-

Identifikasi radionukilda Memenuhi uji Ident/ikasi Pemerian Larutan jernih. Larutan dan wadah kaca dapat
radionuklida yang tertera pada Larutan Natrium lodida menjadi gelap akibat pengaruh radiasi.
1311. Lakukan penetapan menggunakan larutan atau

suspensi 1 kapsul atau lebih dalam air. Baku pembanding Endotoksin BPFJ; [Catalan Bersfat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus had-hati untuk
Kemurnian radiokimia Memenuhi syarat uji Kemurnian menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
radiokimia yang tertera pada Larutan Natrium lodida ''i; gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
lakukan penetapan menggunakan beningan yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
diperoleh sebagai berikut: Homogenkan 1 kapsul dalam
3 ml air, tambahkan 3 ml metanol P dan sentrifus. Identifikasi radionukilda Lakukan seperti tertera pada
Radioaktivitas <1171>. Spektruin gamma menunjukkan
Keseragaman sediaan<9 11> Memenuhi syarat. ?unak energi utama pada 0,364 MeV yang sama seperti
311
Prosedur untuk keseragaman kandungan Ukur radio yang digunakan sebagai baku dengan kemurnian
aktivitas masing-masing 20 kapsul menggunakan alat diketahui.
pencacah yang sesuai dengan kondisi geometri yang
sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata per kapsul. Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit
Syarat dipenuhi, jika tidak kurang 19 dari 20 kapsul yang Endotoksin Fl per ml larutan untuk sediaan yang
diuji mempunyai nilai radioaktivitas antara 96,5% dan digunakan secara intravena; V adala1fdsis total
103,5% dari radioaktivitas rata-rata. maksimum yang dianjurkan pada saat kadaluarsa.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada pH <1071> Antara 7,5 dan 9,0.
Penetapan radioaktivitas dalam Larutan Natrium lodida
(1311); lakukan penetapan menggunakan larutan atau Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara
suspensi yang diperoleh dengan menggerus isi 1 kapsul Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi
atau lebih dalam air hingga kadar tidak kurang I MBq <931>. Totolkan sejumlah volume larutan yang
(25 jtCi) per ml. mengandung kalium iodida P 0,1%, kalium iodat P 0,2%
dan natrium bikarbonat P 1,0%, pada kertas kromatografi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. berukuran 25 mm x 300 mm dan biankan kering. Totolkan
pada titik yang sama, sejumlah volume yang sama larutan
Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Waktu dan natrium lodida 1311 yang telah diencerkan sedemikian
tanggal kalibrasi, (2) Jumlah ''i sebagai lodida yang hingga memberikan laju cacahan lebih kunang 20.000
dinyatakan dalam MBq (1.tCi atau mCi) per kapsul pada cacahan per menit dan biarkan kening. Eluasi secara
saat kalibrasi, (3) Pemyataan yang menunjukkan tujuan kromatografi menaik dengan metanol P 70% selama
penggunaan, untuk diagnostik atau terapi, (4) Tanggal 4 jam. Keningkan kertas kromatografi di udana dan
kadaluarsa, (5) Pemyataan: "Awas bahan radioaktif", tetapkan distribusi radioaktivitas dengan menatah
(6) Informasi bahwa dalam menghitung dosis lakukan knomatogram menggunakan detekton radiasi tenkolimasi.
koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (7) Waktu pano 1311 Radioaktivitas pita iodida 'I tidak kunang dan 95% dani
adalah 8,08 han. radioaktivitas total dan harga R1 pita iodida berada pada
batas lebih kunang 5% dan harga R1 cuplikan natnium
iodida yang ditetapkan dengan cara yang saina.
LARUTAN NATRIUM IODIDA ''i Identifikasi terhadap pita iodida dilakukan dengan
Sodium Iodide 1311 Solution penambahan pada pita yang diduga adalah pita iodida,
6 tetes larutan hidrogen peroksida P yang diasamkan
Natrium iodida (Na'311) [7790-26-3] (yang dibuat dengan penambahan 6 tetes asam kiorida
I N pada 10 ml hidrogen peroksida P) kemudian
Larutan Natrium lodida ' 31 i adalah larutan yang dapat tambabkan beberapa tetes kanji LP: terjadinya wanna biru
digunakan secara oral atau intravena, mengandung iodum menunjukkan adanya iodida.
radioaktif 1311 yang diproses dalam bentuk natrium iodida
yang dihasilakn dari fisi uranium atau penembakan Syarat lain Memenuhi syanat Injeksi, kecuali injeksi
telunium dengan neutron sedemikian hingga bebas boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji sterilitas
pengemban dan hanya mengandung sejumlah kecil lodum harus dilakukan pada hari akhir produksi dan tidak harus
i27j
alamiah. memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume dalam
Larutan Natrium lodida 1311 mengandung tidak kunang wadah.
dan 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah I311
sebagai lodida yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam Penetapan radioaktifitas Lakukan penetapan
MBq (pCi atau mCi) per ml ditetapkan pada saat kalibrasi radioaktivitas dalam MBq (pCi) per ml larutan natrium
dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak iodida 1311 menggunakan alat pencacah yang sesuai,
lebih dan 5% dari radioaktivitas jumlah. Larutan dapat sepenti tentera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem
mengandung bahan pengawet atau penstabil. terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
-915-

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit
atau dosis ganda yang tidak mengadsorpsi. Endotoksin Fl per ml injeksi; V adalah dosis total
maksimum yang dianjurkan dalam ml, pada saat
Penandaan Pada penandaan tertera: (1) Waktu dan kedaluwarsa.
tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 1311 sebagai iodida dalam
MBq (.iCi atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Nama pH<1071> Antara 7,0 dan 8,5.
dan jumlah bahan pengawet atau penstabil yang
ditambahkan, (4) Penjelasan cam pemberian obat secara Kemurnian radiokimia
oral atau intravena, (5) Pernyataan yang memmjukkan Fare gerak. Larutan baku dan Sistem Kromatografi
tujuan penggunaan untuk diagnostik atau terapi, (6) Lakukan seperti tertera path Penetapan warn
Tanggal kadaluarsa, (7) Pernyataan: "Awas bahan o-Iodohiurat,kecuali knomatograf cair, juga dilengkapi
radioaktif', (8) Informasi bahwa dalam menghitung dosis dengan detektor radioaktivitas seperti tertera pada
lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (9) Waktu Radioaktivitas <1171>.
paro 131 adalah 8,08 han. Prosedur Suntikkan lebih kurang 50 tl setana dengan
1,8 - 3,7 MBq (50 l.tCi - 100 mCi) injeksi ke dalam
kromatograf, rekam selunuh Was puncak radioaktivitas.
INJEKSI NATRIUM IODOHIPURAT 1231 Radioaktivitas puncak asam o-Iodohipunat 1231 tidak
lodohipurate Sodium 1231 Injection kunang dari 97,0% dari jumlah luas seluruh puncak dan
waktu retensi dalam batas lebih kurang 10% dari waktu
Natrium o-iodo- 1231-hipurat [56254-07-0] retensi puncak Asam o-Jodohipurat BPFI.
C9H7 123INNa03
Distribusi Biologik Suntikkan secana intavena 0,10 ml
Injeksi Natrium lodohipurat 123j adalah larutan steril hingga 0,15 ml injeksi dengan kandungan antara
dalam air yang mengandung natrium o-iodohipurat yang 0,75 - 22 MBq (20 j.tCi dan 600 mCi) ke dalam masing-
sebagian molekul mengandung Jodum radioaktif I231 masing vena ekor dari 3 ekor tikus dengan berat antana
dalam struktur molekulnya. Dapat mengandung bahan 125 hingga 225 g yang dibius. Jepit salunan kencing
pengawet atau penstabil. Mengandung tidak kurang dan dengan hemostat, Bunuh tikus I jam setelah injeksi dan
90,0% tidak lebih 110,0% dari jumlah 2311 sebagai ambil dengan hati-hati melalui diseksi kantung kencing
Natrium lodohipunat yang tertera pada etiket yang serta isinya dan tiroid secana utuh. Masukkan masing-
dinyatakan dalam MBq (pCi atau mCi) per ml ditetapkan masing organ dan bangkai tikus (kecuali ekor) dalam
pada saat kalibrasi dilakukan. Mengandung tidak kurang masing-masing wadah pencacah terpisah yang sesuai,
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, asam o-Iodohipunat tetapkan radioaktivitas masing-masing wadah dalam
dari jumlah yang tertera path etiket. Radioaktivitas dalam cacah per meniIt menggunakan detektor yang sesuai dan
bentuk kiniia lain tidak lebih dari 3,0% dari radioaktivitas geometri cacah yang sama. Tetapkan persentase
juthlah. radioaktivitas masing-masing. Tidak kurang 75% dan
dosis yang dibenikan ditemukan dalam kantong kencing
Pemerian Larutan jernih, tidak berwarna. dan tidak lebih dan 3% dari dosis yang diberikan
ditemukan dalam tiroid dalam 2 ekor tikus.
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat
pirogenik, penanganan vial dan fri harus hati-hati untuk Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi,
rnenghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, kecuali injeksi boleh dibenikan sebelum uji stenilitas
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang selesai, uji stenilitas hams dilakukan pada hari akhir
belum dibuka dan larutan, dalam lemani pendingin. produksi dan bahwa tidak hams memenuhi anjuran
Asarn o-'Jtdohzpurat BPFI; tidak boleh dikeringkan seperti tentena pada Volume dalarn wadah.
sebelurn digiiñàkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
dan dalam desikator, terlindung cahaya. Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
Radioaktivitas dalam MBq (.tCi atau mCi) per ml injeksi
Identifikasi radionukilda Lakukan seperti tertera pada natnium iodohipurat 1231 menggunakan alat pencacah yang
Radioaktivitas <1171>. Spektnum gamma menunjukkan sesuai, seperti tentena pada Pemilihan alat pencacah dan
1,uncak energi utama pada 0,159 MeV yang sama seperti sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
231 yang digunakan sebagai baku dengan kemurnian
diketahui. Penetapan asam o-iodohipurat Lakukan penetapan
dengan cana Kromatografi cair kinerja tinggi sepenti
Kemurnian radionuklida Tidak kurang dari 85,0% tertera pada Kromatografi <931>.
radioaktivitas jumlah sebagai 1231 lakukan penetapan Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asam asetat
radioaktivitas keflaurnian radionuklida dalam larutan glasial P (75:25:1), saning dan awaudanakan. Jika perlu
menggunakan alat cacahan yang sesuai yang tertera pada lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Pemilihan alat pencacah dan sistem terkalibrasi dalam tentera pada Kromatografi <931>.
Radioaktivitas <1171>.
-916-

Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah asam Pemerian Lanutan jemih, tidak berwarna. Larutan dalam
o-Iodohipurat BPFJ, larutkan dalam air hingga kadar. wadah kaca dapat menjadi gelap karena pengaruh radiasi.
lebih kurang 2 mg per ml.
Larutan uji Gunakan Injeksi Natrium lodohipurat 1231. Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi menghindari kontaminasi.] Rekonst.itusi seluruh isi,
dilengkapi dengan detektor 265 nm kolom 10 cm x 8 mm gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
berisi bahan pengisi Lii. Laju alir Iebih kurang 5 ml per belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada
tertera pada Prosedur: efisiensi kolom ditetapkan dan Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma
puncak analit tidak kurang dari 500 lempeng teoritis, menunjukkan çuncak energi pada 0,364 MeV yang sama
faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 1,5 dan seperti pada II yang digunakan sebagai baku dengan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak kemurnian diketahui.
lebih dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Endotoksin bakteri<201> Tidak lebih dari 175/V unit
sama (lebih kurang 50 .tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji Endotoksin F! per injeksi; V adalah. . jumlah dosis
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur maksimum yang dianjurkan dalam mipada saat
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg per ml, kedaluarsa.
asam o-iodohipurat dalam injeksi yang dianjurkan dengan
rumus: pH<1071> Antana 7,0 dan 8,5.

CIrQ Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Totolkan 1 tetes larutan yang mengandung kalium
C adalah kadar Asam o-Jodohipurat BPFJ dalam mg per iodida P 0,2%, kalium iodida P 0,2% dan natrium
ml Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons bikarbonat P 1,0%, dan natrium tiosulfat P 1,0%, pada
puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu. kertas kromatognafi berukuran 300 mm x 25 mm, biarkan
kering. Totolkan pada salah satu titik yang sama sejumlab
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal volume injeksi yang diencerkan hingga membenikan laju
atau dosis ganda. cacahan lebih kurang 20.000 cacahan per menit, biarkan
kering. Totolkan pada titik kedua 100 1.d larutan 50 mg
Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada natrium iodohipurat non radioaktif dalam 10 ml etanol P,
Penandaan dalam Injeksi pada penandaan tertera: (1) biankan kening. Eluasi secana kromatografi menurun
Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 1231 sebagai dengan fase gerak berupa lapisan atas hasil pengocokan
nâtrium iodohipurat yang dinyatakan dalam MBq (RCi benzen P-asam asetat glasial P-air (2:2:1) selama 2,5 jam.
atau mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) Nama dan Gunakan lapisan air untuk menjenuhkan bejana
jumlah bahan pengawet atau penstabil yang ditambahkan, sebelumeluasi dimulai. Keningkan kromatografi di udara
(4) .Tanggal kadaluarsa (5) Pernyataan: "Awas bahan dan tetapkan distnibusi radioaktivitas dengan menatah
radioaktif", (6)Informasi bahwa dalam menghitung dosis kromatogram menggunakan detektor radiasi terkolimasi.
lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (7) Waktu Tentukan letak bercak non radioaktif menggunakan sinan
paro 123j adalah 13,2 jam. ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm.
Radioaktivitas pita iodohipurat tidak kurang dan 97,0%
dan radioaktivitas total, dan harga R1 dalain batas lebih
INJEKSI NATRIUM IODOHIPURAT 131! kunang 10% dan R1 bercak nonradioaktif.
lodohipurate Sodium 1311 Injection
Syarat lain Memenuhi syanat Injeksi, kecuali injeksi
Mononatrium o-iodo-1311-hipurat [881-17-4] boleh dibenikan sebelum uji sterilitas selesai, uji stenilitas
C9117 131 1NNaO3 harus dilakukan pada hari akhir produksi, dan tidak hams
memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume dalam
Injeksi Natrium lodohipurat 1311 adalah larutan steril yang wadah.
mengandung natrium o-iodohipurat yang sebagian
molekul mengandung iodum radioaktif 13 '1 dalam struktur Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
molekulnya. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan radioaktivitas dalam MBq (.tCi) per ml Injeksi Natnium
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah 1311 sebagai natrium lodohipurat 1311 menggunakan alat pencacah yang sesuai
iodohipurat yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam seperti tertera pada Pemilihan a/at pencacah dan sistem
MBq (l.tCi atau mCi) per ml, ditetapkan pada saat kalibrasi terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk kimia lain tidak
lebih dari 3,0% dari radioaktivitas jumlah.
-917-

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Tambahkan secara hati-hati 5 tetes kiorin LP (1 dalam 3),
atau dosis ganda. sambil terns dikocok: kioroform tidak menunjukkan
wama ungu, kuning ataujingga.
Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada
Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga tertera: Kalsium dan magnesium Tidak lebih dani 50 bpj
(1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 'I sebagai kalsium dan magnesium (sebagai Ca). Lanutkan 20 g
iodohipurat dalam MBq (.tCi atau mCi) per ml pada saat dalam 200 ml air dan tambahkan 0,1 ml asam kiorida P,
kalibrasi, (3) Tanggal kadaluarsa (4) Pemyataan: "Awas 5 ml dapar amonia-amonium kiorida LP dan 5 tetes
bahan radioaktif', (5)Informasi bahwa dalam menghitung hitam eriokrom LP. Titrasi dengan dinatrium
dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan radioaktif, (6) etilendiamin tetraasetat 0,005 M LV sampai titik akhir
Waktu paro 131j adalah 8,08 han. berwarna biru yang jelas.

Tiap ml dinatrium etilen diamintetraasetat 0,005 M


NATRIUM KLORIDA setara dengan 0,2004 mg Ca
Sodium Chloride
Besi <331> Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan
Natrium kiorida [7647-14-5] degan melarutkan 5,0 g dalam 45 air dan 2 ml asam
NaCl BM 58,44 kiorida P.

Natrium Kiorida mengandung tidak kurang dari 99,0% Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,015%; sejumlah 1,0 g zat
dan tidak lebih dari 101,0% NaC1, dihitung terhadap zat menunjukkan adanya sulfat, tidak lebih dari 0,15 ml asam
yang telah dikeringkan. Tidak mengandung zat tambahan. sulfat 0,020 N.

Pemerian Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau Natrium besi(II) sianida Larutkan 25 g dalam 80 ml air
serbuk hablur putih; rasa asin. dalam gelas ukur bersumbat kaca 100 ml. Tambahkan
2 ml besi(II) sulfat LP dan 1 ml asam sulfat 2 N, encerkan
Kelarutan Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah dengan air hingga 100 ml, campur. Sebagai kontrol
larut dalam etanol air mendidih; larut dalam gliserin; masukkan 80 ml air ke dalam gelas ukur bersumbat kaca
sukar larut dalam etanol. 100 ml lain, tambahkan 2 ml besi(II) sulfat LP dan 1 ml
asam sulfat 2 N, encerkan dengan air hingga 100 ml,
Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi campun. Masukkan masing-masing 50 ml lanutan-larutan
Nafrium cara A dan B, dan Kiorida cara A, B dan C tersebut ke dalam tabung pembanding wania. Larutan uji
seperti tertera pada Uji Ident/Ikasi Umum <291>. berwanna tidak lebih biru dari larutan pembanding, hal mi
menunjukkan tidak adanya natrium besi(II) sianida.
Keasaman atau kebasaan Larutkan 50,0 g dalam 200 ml
air bebas karbon dioksida P, tambahkan 10 tetes Aluminium (Jika tercantum pada etiket untuk
indikator pH biru bromotimol LP. Jika larutan berwarna penggunaan hemodialisis) Tidak lebih dari 0,2 bpj.
kuning, membutuhkan tidak lebih dari 1,0 ml natrium [Catatan jika perlu, Larutan baku dan Larutan uji
hidroksida 0,020 N untuk menghasilkan warna biru. Jika dimodUlkasi untuk mendapatkan kadar yang sesuai agar
larutan berwama biru atau hijau, membutuhkan tidak serapan dan kadar merupakan kurva linier.]
lebih dari 3,12 ml asam kiorida 0,020 N untuk Pengencer asam nitrat dan Larutan baku Lakukan
menghasilkan warna kuning. seperti pada uji Aluminium yang tertera pada Natrium
Bikarbonat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Larutan uji Masukkan 10,0 g natnium kiorida ke dalam
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam. labu tentukur plastik 100-ml, tambahkan 50 ml air dan
sonikasikan selama 30 menit. Tambahkan 4 ml asam
Arsen <37 1>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj. nitrat F, encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti Prosedur yang tertera pada
Barium Larutkan 4,0 g dalam 20 ml air, jika penn saning, uji Aluminium dalam Natrium Bikarbonat. Hitung jumlah
bagi larutan menjadi 2 bagian. Pada bagian pertama aluminium dalam tg per ml Larutan uji.
tambahkan 2 ml asam sulfat 2 N dan pada bagian lainnya
tambahkan 2 ml air: kedua larutan menunjukkan Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dani 5 bpj.
kejernihan yang sama setelah didiamkan selama 2 jam.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode IV Memenuhi syarat.
lodida atau bron'iida Ekstraksi 2,0 g serbuk halus
dengan 25 ml etanol P hangat selama 3 jam. Dinginkan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kunang 250
campuran, pisahkan garam yang tidak larut dengan mg, masukkan ke dalam wadah porselen, tambahkan
penyaningan. Uapkan filtrat sampai kening, larutkan 140 ml air dan 1 ml diklorofluoresein LP, campun. Titnasi
residu dalam 5 ml air, tambahkan 1 ml kloroform P.
-918-

dengan perak nitrat0,1 N LV, sampai perak klorida Wadab dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
menggumpal dan campuran berwarna merah muda lemah.
Dap mlperak nitrat 0,1 N INJEKSI NATRIUM KLORIDA MAJEMUK
setara dengan 5,844 mg NaCl IN.JEKSI RINGER
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Sodium Chloride Composition Injection

Penandaan Cantumkan pada etiket, jika dimaksudkan Injeksi Ringer adalah larutan steril Natrium Klorida,
untuk penggunaan hemodialisis. Kalium Klorida, dan Kalsium Klorida dalam Air uniuk
Injeksi, tiap 100 ml mengandung tidak kurang dan
323,0 mg dan tidak lebih dari 354,0 mg natrium (Na,
INJEKSI NATRIUM KLORIDA setara dengan tidak kurang dari 820,0 mg dan tidak lebih
Sodium Chloride Injection dari 900,0 mg NaCl), tidak kurang dari 14,9 mg dan tidak
lebih dari 16,5 mg kalium (K, setara dengan tidak kurang
Injeksi Natrium Kiorida adalah larutan steril natrium dari 28,5 mg dan tidak lebih dari 31,5 mg KC1), tidak
kiorida dalam Air untuk Injeksi. Tidak mengandung zat kurang dari 8,20 mg dan tidak lebih dari 9,80 mg kalsium
antimikroba. Mengandung tidak kurang dan 95,0% dan (Ca, setara dengan tidak kurang dari 30,0 mg dan tidak
tidak lebih dari 105,0% NaCl dari jumlah yang tertera lebih dari 36,0 mg CaC12.21-120) dan tidak"kurang dan
pada etiket. 523,0 mg dan tidak lebih dan 580,0 mg klorida (Cl,
sebagai NaCl, KCI dan CaC122H20). Injeksi Ringer tidak
Identifikasi Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B, boleh mengandung bahan antimikroba. [Catalan Injeksi
dan Kiorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Ringer mengandung ion kalsium, kiorida, kalium dan
Ident/Ikasi Umum <291>. natrium berturut-turut setara dengan lebib kurang 4,5;
156; 4 dan 147,5 miliekuivalen per liter. Larutkan 8,6 g
Pirogen <231> Memenuhi syarat. [Catalan Injeksi yang
natrium kiorida; 300 mg kalium klorida dan 330 mg
mengandung natrium kiorida lebih dari 0,9%, encerkan
kalsium klorida dalam Air untuk Injeksi hingga 1000 ml,
dengan Air untuk Injeksi hingga kadar 0,9 01o.]
saring hingga jernih, masuickan dalam wadah yang
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0. sesuai dan sterilkan.]

Bahan partlkulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catalan Bersfat
path Injeksi volume kecil. pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
Besi <331> Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan gunakan larutan dalam waktii 14 han. Simpan vial yang
menggunakan larutan uji sebagai berikut: encerkan 5,0 ml belum dibuka dan larutan, dalam lemani pendingin.
injeksi dengan air hingga 45 ml, dan tambahkan 2 ml
asam kiorida P. Identifikasi Untuk Natrium, dan Kalium dengan reaksi
nyala; untuk Kalsium dengan reaksi amonium oksalat;
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj, untuk Klorida dengan reaksi Klorida cana A, atau B, atau
dihitung terhadap jumlah natrium kiorida; lakukan C seperti tertera pada Uji Ident/Ikasi Umum <291>.
penetapan sebagai berikut: Masukkan sejumlah volume
injeksi yang setara dengan 1,0 g natrium kiorida ke dalam Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dan
wadah yang sesuai, jika perlu uapkan hingga volume 0,5 unit Endotoksin Fl per ml.
lebih kuraug 20 ml, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N,
kemudian encerkan dengan air hingga 25 ml. Lakukan pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5.
seperti tertera path penetapan Uji Batas Logam Berat
<371>, dalam hal mi gunakan 1 ml dan 10 ml Larutan Logam berat <371> Tidak lebih dari 0,3 bpj; lakukan
baku timbal (10 jsg Pb) dalam Larutan baku dan dalam penetapan dengan menguapkan 67 ml hingga lebih
Larutan monitor. kurang 20 ml, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan
encerkan dengan air hingga 25 ml.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Pipet sejumlah volume injeksi setara Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
dengan lebih kurang 90 mg natrium kiorida, masukkan ke
dalam wadah porselen dan tambahkan 140 ml air dan Penetapan kadar kalsium [Catalan Kadar larutan baku
1 ml dikiorofluoresein LP. Campur dan titrasi dengan dan larutan uji dapat dimod/lkasi untuk memperoleh
perak nitrat 0,1 N LV, hingga perak klorida menggumpal kurva spektrofotometer serapan atom.).
dan campuran berwarna merah muda lemah. Larutan lantanum klorida Masukkan 17,69 g lantanum
klorida ke dalam labu tentukur 200-ml, taxnbahkan 1 ml
Tiap miperak nitrat 0,1 N air, dan tambahkan hati-hati 50 ml asam kiorida P,
setara dengan 5,844 mg NaCl
-919-

campur dan biarkan dingin, encerkan dengan air sampai dan transmitans not menggunakan biangko, kemudian
tanda. transmitans 100% menggunakan Larutan ba/cu yang
Encerkan asam kiorida Buat campuran 6,75 ml asam paling pekat. Ukur transmitans semua Larutan ba/cu dan
kiorida P dengan air hingga 3000 ml. buat kurva transmitans terhadap kadar kalium.
Larutan blangko Pipet 5 ml Larutan lantanum kiorida Prosedur Atur alat seperti tertera pada Kurva baku,
ke dalam tabu tentukur 100-mi, encerkan dengan Enceran ukur transmitans Larutan uji dan hitung kadar kalium
asam kiorida sampai tanda. daiam mg per 100 ml injeksi.
Larutan persediaan kalsium Masukkan 499,5 mg
kalsium karbonat baku primer ke dalam tabu tentukur Penetapan kadar natrium
200-ml, dan tainbahkan 10 ml air. Tambahkan hati-hati Larutan baku persediaan Timbang 254,2 mg natrium
5 ml Enceran asam kiorida, goyang sampai kalsium kiorida P yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu
karbonat larut, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan 105° selama 2 jam, iarutkan daiam 50 ml air, masukkan
mi mengandung kalsium, Ca, 1000 i'g per ml. dalam tabu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai
Larutan baku Ke dalam 3 tabu tentukur 100-ml tanda. Tiap ml larutan mengandung 100 tg natrium.
masing-masing berisi 5,0 ml Larutan lantanum kiorida, Larutan ba/cu Masukkan masing-masing 10,0 ml
tainbahkan 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml Larutan persediaan larutan bahan pembasah nonionik (1 dalam 500) yang
kalsium. Encerkan tiap tabu dengan Enceran asam sesuai ke dalam 5 tabu tentukur 100-ml. Pada saiah satu
kiorida sampai tanda. Masing-masing larutan tabu, tainbahkan air sampai tanda dan gunakan sebagai
mengandung kaisium, Ca, 10,0 .tg; 15,0 tg; dan 20,0 ig biangko. Ke dalam 4 tabu lain berturut-turut masukkan
per ml. 5,0 ml; 10,0 ml; 15,0 ml dan 20,0 ml Larutan ba/cu
Larutan uji Pipet 20 ml injeksi Ringer setara dengan persediaan, encerkan dengan air sampai tanda.
iebih kurang 1,8 mg kaisium, Ca, ke dalam tabu tentukur Larutan uji Pipet 5,0 ml Injeksi Ringer ke dalam tabu
100-ml berisi 5,0 ml Larutan lantanum kiorida, encerkan tentukur 1000-mi berisi 100,0 ml iarutan bahan pembasah
dengan Enceran asam kiorida sampai tanda. nonionik (1 dalam 500) yang sesuai, encerkan dengan air
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji sampai tanda.
pada garis emisi kalsium pada 422,7 nm, dengan Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera path Kurva
spektrofotometer serapan atom yang diiengkapi dengan ba/cu dan Prosedur dalam Penetapan kadar kalium, atur
lampu tabung katode kalsium dan nyaia asetilen udara, fotometer nyala hingga transmitans maksimum path
terhadap blangko. Gambarkan kurva dari serapan iarutan panjang gelombang iebih kurang 589 nm. Hitung kadar
baku terhadap kadar kaisium dalam .tg per ml, dengan natrium dalam mg per 100 ml injeksi.
rnenghubungkan 3 titik. Hitung kadar kalsium dalam mg
per 100 ml injeksi yang digunakan, dengan rumus: Penetapan kadar kiorida
Pipet 10,0 ml Injeksi Ringer ke dalani wadah porselen,
tambahkan 140 ml air dan 1 ml diklorfluoresein LP dan
0,5(C)
campur. Titrasi dengan perak nifrat 0,1 N L hiugga
perak kiorida menggumpal dan campuran berubah
C adalab kadar kalsium dalam jtg per ml Larutan uji. menjadi merah muda lemah.
Penetapan kadar kalium Tiap miperak nitrat 0,1 N
Larutan baku persediaan Timbang 190,7 mg kalium setara dengan 3,545 mg Cl
kiorida P yang sebelumnya teiah dikeringkan pada suhu
1050 selama 2 jam, larutkan dalam 50 ml air, masukkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca atau plastik
ke daiaiLlabu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air dosis tunggal, sebaiknya dan kaca Tipe I atau Tipe H.
sampai taida Tiap ml iaxutan mengandung 100 .tg
kalium.
Larutan baku Larutkan 1,093 g natrium kiorida P ke INJEKSI NATRIUM KROMAT 51Cr
dalam 100,0 ml air, masukkan masing-masing 10,0 ml Sodium Chromate 51 C Injection
larutan mi ke dalam 5 tabu tentukur 100-mi berisi 10,0 ml
larutan bahan pembasah nonionik (1 dalam 500) yang Dinatrium kromat [7775-11-3]
sesuai. Pada saiah satu tabu, tambahkan dengan air Na25 'Cr04
sampai tanda, dan gunakan sebagai biangko. Ke dalam
tabu masukkan berturut-turut 5,0 ml; 10,0 ml; 15,0 ml Injeksi Natrium Kromat 51Cr adaiah larutan steril krom
dan 20,0 ml Larutan ba/cu persediaan, encerkan dengan radioaktif 51 Cr dalam Air untuk Injeksi sebagai natrium
air sampai tanda. kromat. Pada larutan dapat ditambahkan natrium kiorida
Larutan uji Pipet 10,0 ml injeksi Ringer ke dalam tabu dalam jumlah tertentu untuk membuat larutan isotonis
tentukur 100-ml, tanibahkan 10,0 ml larutan bahan seperti tertera path Iñfeksi. 51Cr dihasilkan dan
pembasah nonionik yang sesuai (1 dalam 500), encerkan penembakan neutron pada 50Cr yang diperkaya.
dengan air sampal tanda. Injeksi Natrium Kromat 'Cr mengandung tidak kurang
Kurva baku Atur fotometer nyaia hingga transmitans dari 90,0% dan tidak lebih'dari 110,0% dari jumlah 5'Cr
maksimum pada panjang gelombang lebih kurang 766 nm
- 920 -

sebagai natrium kromat yang tertera pada etiket Blangko Masukkan 0,42 ml natrium bikarbonat 0,1 N ke
dinyatakan dalam MBq (mCi) per ml ditetapkan pada saat dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
kalibrasi dilakukan. Kandungan natrium kromat tidak tanda.
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan Prosedur Ukun serapan Larutan uji, Larutan baku, dan
jumlah yang tertera pada etiket. Aktivitas jenis tidak Blangko pada ganis emisi knomium 357,7 nm dengan
kurang dari 370 MBq (10 mCi) per mg natrium kromat spektnofotometer serapan atom sepnti tertera pada
pada saat kedaluwarsa. Radioaktivitas dalam bentuk Spektrofotometri dan Ham buran Cahaya <1191>
kimia lain tidak iebih dari 10,0% dari radioaktivitas total. dilengkapi dengan lampu 'hollow' katoda kromium dan
nyala asetiien - udara menggunakan air sebagai biangko.
Pemerian Larutan jemih, tidak berwarna. Buat kunva yang menggambarkan hubungan antana
serapan Larutan baku dan Blangko terhadap kadan
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat kromium dalam ig per ml dan tank ganis lurus. Kunva
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk baku yang sesuai memiliki intersep antara -0,002 dan
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, +0,002 dan koefisien negnesi tidak kunang dari 0,99. Dan
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang kurva yang diperoleh tentukan kadan kromium dalam tg
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. per ml injeksi yang digunakan. Hitung jumlah dalam Rg
per ml natrium knomat, dengan rumus:
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada
Radioaktivitas <1171>; spektrum sinar gamma 3,li5C
menunjukkan puncak energi utama 0,320 MeV yang
sama seperti Cr yang digunakan sebagai baku dengan 3,115 adalah faktor konversi.
kemumian diketahui.
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih darl 175N unit nadioaktivitas dalam MBq (tCi) per ml Injeksi Natrium
Endotoksin Fl per ml injeksi; V adalah dosis total Kromat 51 Cr menggunakan alat pencacah yang sesuai,
maksimum yang dianjurkan pada saat kedaluwarsa. seperti tentera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem
terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
pH <1071> Antara 7,5 dan 8,5.

Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi atau dosis ganda.
<931>. Totolkan sejumlah volume injeksi yang
Penandaan Selain pemyataan seperti tertera pada
diencerkan hingga laju cacahan lebih kurang 20.000
Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga tertera:
cacahan per menit, pada kertas kromatografi berukuran
(1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah natrium
25 mm x 300 mm. Eluasi dengan fase gerak campuran air
kromat dinyatakan dalam tg per ml, (3) Jumlah 51 Cr
- etanol P - amonium hidroksida P (5:2:1). Biarkan di
sebagai natnium kromat yang dinyatakan dalam MBq
udara hingga kering dan tetapkan distribusi radioaktivitas
(pCi) per ml pada saat kalibrasi, (4) Pennyataan yang
dengan menatah knomatogram menggunakan detektor
menunjukkan tujuan penggunaan, untuk diagnostik atau
radiasi terkolimasi. Radioaktivitas pita kromat tidak
terapi, (5) Tanggal kedaluwansa, (6) Peningatan "Awas
kurang dari 90,0% dari radioaktivitas total. Harga R1 pita
bahan radioaktif', (7) Informasi bahwa dalam
kromat berada pada baths lebih kurang, 10% dan harga R
menghitung dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan
natrium kromat yang digunakan sebagai baku ditetapkan
radioaktif clan jumlah kromium, (8) Waktu paro 51Cr
dengan cara yang sama.
adalah 27,8 hani.
Syarat lain Memenuhi syanat Injeksi, kecuali Volume
dalam Wadah.
NATRIUM LAURIL SULFAT
Penetapan kadar natrium kromat Sodium Lauryl Sulfate
Larutan baku persediaan Larutkan 3,735 g kalium
kromat P dalam 1000 ml air hingga kadar kromium lebih Natrium monododesil sulfat [151-21-3]
kurang 1,0 mg per ml. CH3(CH2 CH2OSO3Na
) 10

Larutan baku Pipet masing-masing 0,25; 0,50; 0,75;


0,100; 0,125; dan 0,150 ml Larutan baku persediaan ke Natnium Launil Sulfat adalah campuran dari natnium alkil
dalam masing-masing labu tentukur 100-ml, Tambahkan sulfat, sebagian besan mengandung natrium lauril sulfat,
0,42 ml natrium bikarbonat 0,1 N ke dalam setiap labu, CH3(CH2 CH2OSO3Na. Kandungan campunan natnium
) 10

dan encerkan dengan air sampai tanda, larutan mi kionida dan natrium sulfat tidak lebih dari 8,0%.
mempunyai kadar kromium 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,25;
dan 1,50 .tg per ml. Pemerian Hablur, kecil, berwarna putih atau kuning
Larutan uji Gunakan Injeksi. muda; agak berbau khas.
-921-

Kelarutan Mudah larut dalam air; membentuk larutan kumpulan ekstrak heksan tiga kali, tiap kali dengan 50 ml
opalesen. air, clan keringkan dengan natrium sulfatanhidrat P.
Saring ekstrak heksan ke dalam gelas piala yang sudah
Identifikasi Larutan zat (1 dalain 10) menunjukkan ditara, uapkan di atas tangas uap hingga bau heksan tidak
reaksi Natrium cara A dan B seperti tertera pada Uji tercium lagi, keringkan clan timbang. Bobot residu tidak
Identflkasi Umum <291>, dan setelah diasamkan dengan lebih dan 4,0% dari bobot nastrium lauril sulfat.
asam kiorida P, dididihkan perlahan-lahan selama
20 menit menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C Alkohol total Timbang saksama lebih kurang 5 g zat,
seperti tertera pada Uji Jdentflkasi Umum <291>. masukkan ke dalam labu Kjeldahl 800 ml dan tambahkan
150 ml air, 50 ml asam kiorida P dan beberapa butir batu
Kebasaan Larutkan 1,0 g dalam 100 ml air, tambahkan didih. Kemudian refluks, panaskan hati-hati untuk
merah fenol LP, dan titrasi dengan asam kiorida 0,10 N: menghindari terjadinya busa yang melimpah clan didihkan
diperlukan tidak lebih dari 0,60 ml untuk netralisasi. selama lebih kurang 4 jam. Dinginkan labu, bilas
kondensor dengàn erer P, kumpulkan eter dalam labu dan
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. pindahkan isinya ke dalam corong pisah 500 ml, bilas
labu dengan eter. P dua kali dan tambahkan cucian ke
Logam berat Metode II Tidak lebih dari 20 bpj. corong pisah. Ekstraksi larutan dua kali, tiap kali dengan
75 ml eter P, uapkan kumpulan ekstrak eter dalam gelas
Natrium kiorida Timbang saksama lebih kurang 5 g,
piala yang sudah ditara di atas tangas uap, keringkan
larutkan dalam 50 ml air. Netralkan larutan dengan asam
residu pada suhu 1050 selama 30 menit, dinginkan dan
nirrat 0,8 N menggunakan kertas lakmus sebagai
indikator, tambahkan 2 inl kalium kromat LP, dan titrasi timbang. Alkohol total tidak kurang dari 59,0% dan
dengan Perak nitrat 0,1 N L V. bobot natrium lauril sulfat digunakan.

Tiap miperak nitrat 0,1 N Wadah dan penyimpanan Dalain wadah tertutup baik.
setara dengan 5,844 ng NaCI

Natrium sulfat NATRIUM METABISULFIT


Larutan timbal nitrat Larutkan 33,1 g timbal(II) nitrat Sodium Metabisulfite
P dalam air hingga 1000 ml.
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 1 g, Dinatrium pirosulfit [7681-57-4]
masukkan ke dalain gelas piala 250 ml, tambahkan 35 ml Na2 S205 BM 190,10
air, hangatkan hingga larut. Ke dalam larutan yang hangat
tambahkan 2,0 ml asam nitrat 1 N, campur, dan Natnium Metabisulfit mengandung sejumlah Na2 S 205 ,

tambahkan 50 ml etanol P. Panaskan larutan hingga setara dengan tidak kurang dan 65,0% dan tidak lebih
mendidih, dan dengan perlahan-lahan tambahkan 10 ml dari 67,4% SO2 .

Larutan timbal nitrat dengan diaduk-aduk. Tutup gelas


pia!a, didihkan perlahan-lahan selama 5 menit, dan Pemerian Hablur putih atau hablur putih kekuningan,
biarkan. Jika cairan beningan berkabut, biarkan selama berbau belerang dioksida.
10 menit, panaskan hingga mendidih dan biarkan. Pada
saat larutan hampir mendidih, dekantasi cairan sebanyak- Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin;
banyaknya, saring dengan kertas saning 9 cm (Whatman sukar larut dalam etanol.
nomor 41 atau yang setara). Cuci empat kali dengan cara
dekantasi, tiap kali dengan 50 ml etanol P 50%, dan Idenfifikasi Larutan zat (1 dalam 20) menunjukkan
didihkan campuran. Akhirnya pindalikan kertas saning ke reaksi terhadap Natrium cara A dan B dan Sulfat seperti
dalam gelas piala semula, dan segera tambahkan 30 ml tertera pada Uji Identfikasi Umum <291>.
air, 20,0 ml dinatrium edetat 0,05 MLV, dan I ml dapar
amonia-amonium kiorida LP. Hangatkan hingga endapan Klorida Tidak lebih dari 0,015%. Larutkan 1,0 g dalam
larut, tambahkan 0,2 ml hitam eriokrom LP dan titrasi 10 ml air, dan tambahkan 6 ml hidrogen peroksida P
dengan rink sulfat 0,05 ML V. 30%. Tambahkan natrium hidroksida I N hingga larutan
sedikit basa terhadapfenolftalein LP, encerkan dengan air
Tiap ml dinarrium edetat 0, 05M hingga 100 ml, dan campur. Pipet 2,0 ml dari larutan
setara dengan 7,102 mg N62SO4 tersebut, encerkan dengan 20 ml air, dan tambáhkan 1 ml
asam nitrat P dan 1 ml Perak nitrat FL. Campur, biarkan
Alkohol tidak tçrsulfatasi Timbang saksama lebih selama 5 menit di tempat yang terlindung cahaya
kurang 10 g, larutkan dalani 100 ml air, dan tambahkan langsung, dan bandingkan kekeruhan, bila ada, dengan
100 ml etanol F, pindahkan !arutan ke dalam corong kekeruhan yang dihasilkan dari 2 ml larutan pembanding
pisah dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 50 ml (yang dibuat dengan mengencerkan 0,71 ml asam kiorida
heksan P. Jika terbentuk emulsi dapat ditambahkan 0,020 N hingga 100 ml) dalam volume yang sama dengan
natrium kiorida P untuk memisahkan kedua lapisan. Cuci kandungan pereaksi yang digunakan dalam larutan uji
- 922 -

seperti tertera pada Spektrofotornefri dan Hamburan NATRIUM NITROPRUSIDA


Cahaya <1191>: kekeruhan yang dihasilkan dari larutan Sodium Nitroprusside
uji tidak lebih dari lanutan pembanding.
Dinatrium pentasianonitrosilferat(2-) dihidrat [13755-
Tiosulfat Tidak lebih dari 0,015%. Campur 2,2 g dengan 38-9]
10 ml warn klorida 1 N dalam gelas piala 50 ml. Didihkan Na2[Fe(CN)5N0].2H20 . BM 297,95
dengan hati-hati selama 5 menit, dinginkan, dan Anhidrat [14402-89-2] BM 261,92
pindahkan ke dalam tabung reaksi kecil. Kekeruhan tidak
lebih dan yang dihasilkan 0,10 ml natriurn tiosulfat Natrium Nitroprusida mengandung tidak kurang dan
0,10 N, yang ditetapkan dengan cara yang sama. 99,0% Na2[Fe(CN)5N0].2H20.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj. Buat
larutan uji sebagai berikut: larutkan 1,0 g dalam 10 ml air Pemerian Serbuk atau hablur, coklat kemerahan; praktis
dalam gelas piala 150 ml, secara hati-hati tambahkan tidak berbau.
10 ml warn nitrat P dan 5 ml warn sulfat P,dan uapkan
di atas tangas uap hingga volume lebih kurang 5 ml. Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
Tempatkan gelas piala di atas lempeng pemanas, dan etanol; sangat sukar larut dalam kloroform; tidak larut
panaskan hingga tampak asap tebal putih yang keluar dalam benzen.
pertarna dari belerang trioksida. Dinginkan, bilas hati-hati
bagian dalam gelas piala dengan lebih kurang 10 ml air, Baku pembanding Natrium Nitroprusida BPFI; Bentuk
dan panaskan kembali hungga timbul asap putih yang dihidrat tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
tebal dari belerang trioksida. Dinginkan, ulangi Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
pembilasan dan pemanasan dan dinginkan lagi. Larutan Endotoksin BPFI; [Perhatian Bersfat pirogenik,
mi memenuhi syarat untuk pengujian tanpa penambahan penanganan vial dan mi harus hati-hati untuk
20 ml warn sulfat 7 N seperti tertera pada Prosedur menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
dalam Uji Batas Arsen s <321>. gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Besi <331> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan
sebagai berikut: Larutkan 500 mg dalam 14 ml larutan Identifikasi
warn klorida P (2 dalain 7), dan uapkan di atas tangas A. [Catatan Gunakan alat kaca dengan aktinik rendah
uap hingga kering. Larutkan residu dalam 7 ml larutan pada penetapan miii.] Spektrum serapan pada 350 nm -
warn kiorida P (2 dalam 7), dan uapkan di atas tangas 700 rim dan lanutan (1 dalam 135) menunjukkan
uap hingga kering. Lanutkan kembali residu dalam maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
campuran 2 ml warn kiorida P dan 20 ml air, tambahkan sama seperti pada Natrium Nitroprusida BPFI.
3 tetes air brorn LP, dan didihkan untuk menghilangkan B. Larutkan 5 mg zat dalam 2 ml air, tambahkan 2 tetes
brom, dinginkan dan encerkan dengan air hingga 47 ml. aseton P dan 0,5 ml natrium hidroksida 2 N. terjadi
warna jingga, warna akan berubah menjadi lembayung
Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 20 bpj; dengan penambahan 2 ml warn asetat P.
lakukan penetapan sebagai benkut: larutkan 1 g dalam C. Lanutan zat (I dalam 4) menunjukkan reaksi nyala
10 ml air, tambahkan 5 ml warn klorida P, uapkan di atas untuk Natrium seperti tertera pada Uji Identjflkasi Urnum
tangas uap sampai kering. Larutkan residu dalam 25 ml <291>.
air.
Air <103 l>Metode I Antara 9,0% dan 15,0%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
200 mg zat masukkan ke dalam tabu Erlenmeyer Zat tidak larut Tidak lebih dari 0,01%; lakukan
bersumbat kaca yang berisi 50,0 ml iodum 0,1 N L dan penetapan sebagai berikut: lanutkan 10,0 g zat dalam
goyangkan hingga lanut. Biarkan selama 5 menit di 50 ml air, panaskan di atas tangas uap selama 30 menit,
tempat terlindung cahaya, tambahkan 1 ml warn kiorida P saring, kemudian cuci residu dengan air dan keringkan
dan titrasi kelebihan iodum dengan natriurn tiosulfat pada suhu 105° hingga bobot tetap: residu tidak lebih dani
0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP pada saat mendekati 1 mg.
titik akhir.
Klorida Tidak lebih dani 0,02%; lakukan penetapan
Tiap ml iodurn 0,1 N sebagai berikut:
setara dengan 3,203 mg SO2 Larutan baiw Honda Lanutkan 42,4 mg kalium kiorida P
dalam air hingga 100,0 ml. Tiap ml lanutan mengandung
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terisi penuh, 0,2 mg klorida.
tertutup rapat dan hindarkan dari panas yang berlebihan. Prosedur Masukkan 1,0 g zat ke dalam tabu
Erlenmeyer 250 ml, dan pipet 1 ml Larutan baku kiorida
ke dalam tabu Erlenmeyer 250 ml yang lain, tambahkan
ke dalam masing-masing tabu 85 ml air. Ke dalain tabu
- 923 -

yang berisi zat uji tambahkan 15 ml larutan tembaga(II) Letakkan kedua labu pada lampu fluoresensi: Larutan uji
sulfat P (83 dalam 1000), campur dan biarkan partikel tidak lebih keruh dari Larutan baku sulfat.
yang tidak larut mengendap. Tambahkan dengan hati-hati
larutan tembaga(II) sulfat P (83 dalam 1000) ke dalam Syarat lain Jika pada etiket tertera natrium nitroprusida
labu yang berisi larutan baku kiorida, sambil dicampur adalah stenil, harus memenuhi syarat uji Sterilitas <71>
hingga diperoleh wama sesuai dengan wama pada labu dan Endotoksin bakteri seperti tertera path Natrium
pertama. Saring isi masing-masing labu dan buang 25 ml Nitroprusida untuk Injeksi. Jika pada etiket tertera
filtrat pertama. Ke dalam masing-masing 10 ml filtrat natrium nitroprusida hams diproses lebih lanjut untuk
selanjutnya, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan campur. pembuatan sediaan injeksi, hanis memenuhi syarat
Kemudian tambahkan masing-masing 1 ml perak nitrat Endotoksin bakieri <20 l>seperti tertera pada Natrium
1 N, campur: larutan uji tidak lebih keruh dari Larutan Nitroprusida untuk Injeksi.
baku kiorida.
Penetapan kadar Timbang saksaina lebih kurang
Besi(III) sianida Tidak lebih dari 0,02%, lakukan 500 mg zat, larutkan dalam 130 ml air bebas kiorida P.
penetapan sebagai berikut: Larutkan 500 mg zat dalam Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir
20 ml amonium asetat LP yang telah diatur pH hingga secara potensiometrik, menggunakan elektrode perak-
4,62 dengan penambahan asarn asetaf 1 N. Bagi larutan perak klorida.
mi menjadi 2 bagian (A dan B) dalam masing-masing
labu tentukur 50-ml. Tambahkan ke dalam labu B 1,0 ml Tiap miperak nifrat 0,1 N
lanitan segar kalium besi (III) sianida P. mengandung setara dengan 14,90 mg Na2[Fe(CN)5NOJ.21120
78 jsg per ml. Ke dalam kedua labu tambahkan 5 ml
larutan besi (II) arnoniurn sulfat P (1 dalam 1000), Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
encerkan dengan air sampai tanda. Diamkan kedua labu tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25°,
selama 1 jam dan ukur serapan pada pada panjang diperbolehkan antara 15° dan 30°.
gelombang serapan maksimum lebih kurang 720 nm,
menggunakan larutan blangko yang dibuat dengan Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
melarutkan 250 mg zat dalam 10 ml amoniurn asefat LP injeksi, pada etiket dinyatakan steril atau hams diproses
(pH 4,62) dan encerkan dengan air hingga 50 ml. Serapan lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.
larutan dalam labu A tidak lebih dari serapan larutan
dalam labu B dikurangi dengan serapan larutan dalam
labu A. NATRIIJM NIFROPRUSIDA UNTUK !NJEKSI
Sodium Nitroprusside for Injection
Besi(II) sianida Tidak lebih dari 0,02%, lakukan
penetapan sebagai berikut: Larutkan 2,0 g dalam 40 ml Natrium Nitroprusida untuk Injeksi adalah Natrium
air, bagi larutan menjadi 2 bagian (A dan B), dalam Nitroprusida yang sesuai untuk penggunaan parenteral.
masing-masing labu tentukur 50-ml. Ke dalam labu B Mengandung Natrium Nitroprusida, Na2[Fe(CN)5N0].2H20,
tambahkan 2 ml larutan segar kalium besi(J1) sianida P. tidak kurang dari 90,00/. dan tidak lebih dari 110,0 1% dan
mengandung 200 tg per ml. Ke dalam kedua labu jumlah yang tertera pada etiket.
tambahkan masing-masing 0,2 ml besi(III) kiorida LP,
encerkan dengan air sampai tanda. Diamkan selama tepat Baku pembanding Nafrium Nitroprusida BPFI; Bentuk
20 menit dan ukur serapan pada panjang gelombang dihidrat tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
serapan inaksimum lebih kurang 695 urn, menggunakan Simpan dalam wadah tentutup rapat, terlindung cahaya.
larutan blngko yang dibuat dengan melarutkan 1,0 g zat Endotoksin BPFI; [Perhatian Bersfat pirogenik,
dalam air hingga 50 ml. Serapan larutan dalam labu A penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
tidak lebih dan serapan larutan dalam labu B dikurangi rnenghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
serapan lanitan dalam labu A. gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemani pendingin.
Sulfat Tidak lebih dari 0,01%.
Larutan uji Larutkan 5,0 g zat dalam air hingga Identifikasi Masukkan 50 mg zat dalam tabung reaksi
250,0 ml, saning larutan ke dalam labu alas datar berskala kecil, tambahkan 10 ml larutan asam askorbat P (1 dalarn
250 ml. 50), campur. Tarnbahkan 1 ml larutan asam klorida P
Larutan baku sulfat Larutkan 15 mg natrium sulfat (1 dalam 10) dan tambahkan 1 sampai 2 ml natrium
anhidrat P dalam air hingga 100,0 ml. Tiap ml larutan hidroksida 1 N tetes demi tetes: terjadi warna biru yang
mengandung 0,1 mg sulfat. Pipet 5 ml Larutan baku tidak stabil.
sulfat ke dalam labi alas datar berskala 250 ml, encerkan
hingga volume sama dengan volume Larutan uji. Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan memenuhi
Prosedur Ke dalam masing-masing labu Laru fan uji syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi.
dan Larutan baku tambahkan 10 tetes warn asetat glasial
P dan 5 ml barium kiorida 1 N, biarkan selama 10 menit.
- 924 -

Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak Iebih Larutan ba/cu; D adalah kadar natrium nitroprusida dalam
0,05 unit Endotoksin FT per tg neomisin. mg per ml Larutan uji 1 atau Larutan uji 2 dalam wadah
seperti tertera pada etiket atau dalam volume larutan
Air <103 l>Metode I Tidak lebih dari 15,0%. terkonstitusi yang digunakan; ru dan rs berturut-turut
adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Syarat lain Memenuhi IdentUlkasi A dalam Natrium
Nitroprusida dan memenuhi syarat Sterilitas <71>, Wadah dan penyimpanan. Dalam Wadah padatan steri/
Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan seperti tidak tembus cahaya seperti tertera pada Injeksi.
tertera pada Injeksi.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara ll4JEKSI NATRIUM PERTEKNETAT 'Tc
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Sodium Pertechnetate 99mTc Injection
Kromatografi <931>.
DaparpH 7,1 Larutkan 1,36 g kaliumfosfat monobasa Natrium Perteknetat (Nas9mTcO4) [23288-60-0]
P dan 5,2 ml larutan tetrabutilamonium hidroksida P
dalam metanol P (1 dalam 4) dalam air hingga 1000 ml Injeksi Natrium Perteknetat 9 'Tc adalah larutan steril,
dan atur pH hingga 7,1 dengan penambahan asam fosfat
sesuai untuk pemakaian intravena atau oral,rnengandung
P atau larutan tetrabutilamonium hidroksida P.
teknisium radioaktif 99mTC dalam bentik natrium
Fase gerak Buat campuran Dapar pH 7,1 - asetonitril
perteknetat dan natrium kiorida P secukupnya untuk
P (lebih kurang 70:30). [Catatan Gunakan a/at ge/as
membuat larutan isotonis. Teknisium-99m adalah nuklida
akilnik rendah se/ama prosedur berikut.]
radioaktif yang terbentuk dari peluruhan radioaktif
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Natrium
molibdenum 99. Molibdenum 99 adalah isotop radioaktif
Nitroprusida BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
dari molibdenum dan dapat dibuat dari penembakan
kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
neutron molibdenum 98 atau hasil fisi uranium.
Larutan ba/cu I (jika pada etiket tertera hanya total isi
Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
wadah) Pindahkan isi satu wadah natrium nitroprusida ke
dari 110,0% dari jumlah "Tc yang tertera pada etiket,
dalam labu tentukur 100-ml dengan bantuan Fase gerak,
diteta,kan pada saat kalibrasi diiakukan. Bentuk kimia
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet
lain 99mTc tidak lebih dari 5,0% dari total radioaktivitas.
sejumlah larutan, encerkan dengan Fasé gerak hingga
kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
Baku pembanding Endotok.sin BPFI; [Catatan Bersfat
Larutan uji 2 (jika pada etiket tertera jumlah natrium
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
nitroprusida dalam volume larutan terkonstitusi)
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
Konstitusikan natrium nitroprusida untuk injeksi seperti
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
tertera pada etiket. Encerkan larutan terkonstitusi secara
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
hingga kadar iebih kurang 0,05 mg per ml.
Identifikasi radionukilda Lakukan seperti tertera pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
menunjukkan puncak energi utama 0,144 MeV yang
dilengkapi dengan detektor 210 rim dan kolom 30 cm x
sama seperti pada 99Tc.
3,9 mm yang berisi bahan pengisi Lii dengan ukuran
partikel 10 xm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
Endotoksin bakteri<201> Tidak lebih dari 175/V unit
Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu rekam
Endotoksin Fl per ml injeksi; V adalah dosis total
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
maksimum yang dianjunkan, dalarn ml, pada saat
pada Prosedur: faktor ikutan untuk puncak analit tidak
kadaluarsa.
lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif path
penyuntikan ulang tidak lebih dan 1,5%.
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 25 i.tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan cara
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Kromatografi kertas seperti tertera pada Kromatografi
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, natrium
<931>. Totolkan sejumlah volume injeksi yang
nitroprusida, Na2[Fe(CN)5N0].2H20 dalam wadah atau
diencerkan secukupnya hingga memberikan laju cacahan
larutan terkonstitusi yang digunakan dengan rumus:
lebih kurang 20.000 cacahan per menit, pada kertas
kromatografi berukuran 300 mm x 25 mm. Eluasi secara
L19-i kromatografi menaik dengan fase gerak campuran aseton
P-asam klorida 2 N (80:20). Keringkan kertas
kromatografi di udana. Tetapkan distribusi radioaktivitas
L adalah jumlah dalam mg natrium nitroprusida dalam dengan menatah kromatogram menggunakan detektor
waclah atau dalam volume larutan terkonstitusi; C adalah radiasi terkolimasi. Radioaktivitas pita perteknetat tidak
kadar Natrium Nitroprusida BPFI dalam mg per ml kunang dan 95% dari radioaktivitas total yang digunakan
-925-

sebagai baku dan harga R1 pita perteknetat (lebih kurang 0,0006 kBq per MBq (0,0006 .tCi per mCi) teknisium-
0,9) berada pada batas lebih kurang 10,0% dari harga R1 99m pada saat penggunaan.
natrium perteknetat mTc yang digunakan sebagai baku CEMARAN RADIONUKLIDA LAIN Tidak lebih dan
dan ditetapkan dengan cara yang sama. 0,01% berasal dari pemancar sinar beta dan sinar gamma
yang lain pada saat penggunaan. Tidak lebih dan
Kemurnian radionukilda Lakukan penetapan 0,001 Bq cemaran pemancar alfa per 1 MBq (atau
radioaktivitas masing-masing cemaran radionuklida, 0,001 mCi cemanan pemancan alfa per 1 mCi) teknisium-
dalam kBq per MBq (.tCi per mCi) teknisium-99m, 99m pada saat penggunaan.
dalam injeksi menggunakan alat pencacah yang sesuai,
seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan sistem Kemurnian kimia
terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. Aluminium Tidak iebih dari 10 .tg per ml (Ditetapkan
jika dalam membuat injeksi, pemisahan dilakukan
Untuk injeksi yang di bu at dari teknisium-99m yang menggunakan kolom alumina).
diturunkan dari molibden-99 induk yang berasal dan Lanutan baku aluminium Timbang saksama 35,17 mg
penembakan molibdenum stabil dengan neutron. aluminium kalium sulfat dodekahidrat P larutkan dalam
MOLIBDENUM 99 Dalam Injeksi dapat ditunjukkan air sampai 1000,0 ml (mengandung aluminium 2 .tg
oleh spektrum sinar gamma yang karakteristik. Puncak per ml).
energi yang paling menonjol dari nuklida radioaktif mi Prosedur Pipet 10 ml Larutan baku aluminium ke
mempunyai energi 0,181 MeV, 0,740 MeV, dan dalam masing-masing dua labu tentukur 50-ml. Pada tiap
0,780 MeV. Molibdenum 99 meluruh dengan waktu paro labu tambahkan 3 tetes metil jingga LP dan 2 tetes
66,0 jam. Jumlah molibdenum 99 tidak lebih besar dan amonium hidnoksida 6 N, kemudian tambahkan asam
0,15 kBq per MBq (0,15 i.tCi per mCi) teknisium-99m per klorida 0,5 N tetes, hingga lanitan menjadi merah. Pada
dosis injeksi pada saat penggunaan. salah satu labu tambabkan 25 ml natnium tioglikolat LP
CEMARAN RADIONUKLIDA PEMANCAR SINAR dan pada labu yang lain tambabkan 1 ml dinatrium
GAMMA LAIN Total cemaran radionuklida pemancar etilendiamin tetraasetat LP. Pada masing-masing labu
sinar gamma lain tidak lebih besar dari 0,5 kBq per mBq tambahkan 5 ml eriokrom sianin LP dan 5 ml dapar
(0,5 l.tCi per mCi) teknisium-99m, dan tidak lebih dan asetat LP, dan tambabkan air sampai tanda. Tetapkan
92 kBq (2,5 jiCi) per dosis injeksi pada saat penggunaan. segera serapan larutan yang mengandung natnium
tioglikolat LP pada panjang gelombang serapan
Untuk injeksi yang dibuat dengan teknisium-99m yang maksimum 535 nm, menggunakan dinatnium etilendiamin
berasal dari molibdenum 99 induk yang terbentuk dan tetnaasetat LP sebagai blangko. Ulangi prosedun dua kali
fisi unaian-cemaran pemancar sinar beta. masing-masing. menggunakan 1,0 ml Injeksi. Ritung
MOLIBDENUM-99 Memenuhi syarat untuk injeksi kadar aluminium dalam .tg per ml dalam injeksi, dengan
yang dibuat dari penembakan molibdenum stabil dengan numus;
neutron.
IODUM-131 Puncak energi yang paling menonjol dan
radionuldida mi mempunyai energi 0,364 MeV, lodum 201&
131 meluruh dengan waktu paro 8,08 han. Kadar iodum- (
TS
131 tidak lebih dari 0,05 kBq per MBq (0,05 tCi
per mCi) teknisium-99m pada saat penggunaan. Tu danTs bertunut-tunut adalah Larutan uji dan Larutan
RUTENIUM-103 Puncak energi yang paling menonjol baku aluminium.
dari radionuklida mempunyai energi 0,497 MeV.
Rctenium-'103meluruh dengan waktu paro 39,5 han. Mclii etil keton Tidak lebih dari 0,1% (Ditetapkan jika
Kadar rutenium- 103 tidak lebih dari 0,05 kBq per MBq dalam membuat injeksi, pemisahan dilakukan dengan
(0,05 iCi per mCi) teknisium-99m pada saat ekstraksi cair-cair). Masukkan 1,0 ml injeksi dalam
penggunaan. wadah yang sesuai dan encenkan dengan air hingga
STRONSIUM-89 Tetapkan stronsium-89 dalam injeksi 20,0 ml. Tambahkan 2,0 ml larutan natnium hidroksida 1 N,
dengan sistem pencacah yang sesuai untuk deteksi campun, tambahkan 2,0 ml iodum 0,1 N tetes demi tetes,
radiasi pantikulat. Stronsium-89 meluruh oleh emisi beta dan campur. Pada waktu yang sama buat larutan baku
dengan energi maksimum sebesar 1,463 MeV, dan waktu menggunakan 1,0 ml larutan metil etil keton (1 dalam
paro 52,7 han. Stronsium-89 tidak lebih dari 0,0006 kBq 1000) dalam jenis wadah yang sama, dan encerkan
per MBq (0,0006 l.lCi per mCi) teknisium-99m pada saat dengan air sampai 20,0 ml. Tambahkan 2,0 ml natnium
penggunaan. hidroksida 1 N, campur, tambahkan 2,0 ml lanutan iodum
STRONSIUM-90 Tetapkan stronsium-90 dalam injeksi 0,1 N tetes demi tetes, dan campur. Setelah dua menit,
dengan sistem pencacah yang sesuai untuk deteksi kekeruhan lanutan uji tidak melebihi larutan baku.
radiasi pantikulat. Stronsium-90 meluruh oleh emisi beta
dengan energi maksimum sebesar 0,546 MeV, dan waktu Syarat lain Memenuhi syarat Injek.si, kecuali injeksi
paro 27,7 tahun. Stronsium-90 tidak lebih dan boleh diberikan sebelum uji stenilitas selesai, uji sterilitas
hanus dilakukan pada hari akhir produksi dan bahwa tidak
- 926 -

harus memenuhi anjuran seperti tertera pada Volume 46 ml air, tambahkan 4 ml asam klorida 3 N sambil tetap
dalam wadah. diaduk, saring, dan gunakan 25 ml filtrat.

Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
radioaktivitas dalam MBq (iCi) per ml Injeksi Natrium Metode I Memenuhi syarat.
Perteknetat 9 "Tc menggunakan alat pencacah yang
sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan Penetapan kadar Ti.mbang saksarua lebih kurang
sistem kalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>. 700 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, Tambahkan 100 ml asam asetat glasial F, aduk hingga
atau dosis ganda. larut sempuma. Tainbahkan kristal violet LP dan titrasi
dengan asam perklorát 0,1 N LV. Lakukan penetapan
Penandaan Jika digunakan secara intravena, kecuali blangko.
pemyataan seperti tertera pada Penandaan dalam Injeksi,
pada penandaan juga tertera: (1) Saat dan tanggal Tiap ml asam perkiorat 0,1 N
kalibrasi, (2) Jumlah 9 Tc sebagai natrium perteknetat setara dengan 16,01 mg C7H5NaO3
dinyatakan sebagai MBq (j.tCi per mCi) total dan per ml
pada saat kalibrasi, (3) Penjelasan cara pemberian obat, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
oral atau intravena, (4) Tanggal kadaluarsa, tidak tembus cahaya.
(5) Pernyataan: "Awas bahan radioaktif", (6) Informasi
bahwa dalaru menghitung dosis lakukan koreksi terhadap
peluruhan radioaktif, (7) Waktu paso 99mTc adalah NATRIUM SITRAT
6,0 jam, (8) Jika injeksi dibuat dari malibdenum 99 yang Sodium Citrate
dihasilkan dari pembelahan uranium hams dicantumkan
pada etiket. CH2(COONa)C(OH)(COONa)CH 2COONa

Trinatrium sitrat (anhidrat) [68-04-2]


NATRIUM SALISILAT C6H5Na3O7 (anhidrat) BM 258,07
Sodium Salicylate Dihidrat [6132-04-3] BM 294,10

natrium-2-salisilat [54-21-7] BM 160,10 Natrium Sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung dua
molekul air berbentuk hidrat, mengandung tidak kurang
Natrium Salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dari 99,0% dan tidak lebih clan 100,5% C 6H5Na3O7 ,

dan tidak lebih dari 100,5% C7H5NaO3, dihitung tcrhadap dihitung terhadap zat anhidrat.
zat anhidrat.
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk putih.
Pemerian Serbuk mikrohablur atau amorf atau keping,
tidak berwarna, atau merah muda lemah; tidak berbau Kelarutan Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air;
atau bau khas lemah, dan dipengaruhi cahaya. Larutan sangat mudah larut dalaru air mendidih; tidak larut dalam
segar (1 dalam 10) bereaksi netral atau asam terhadap etanol.
lakmus.
Identifikasi
A. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Natrium
Kelarutan Mudah larut secara lambat dalam air dan
dan Sitrat seperti tertera pada Uji Identflkasi Umum
dalam gliserin; sangat mudah larut dalam air mendidih
<291>.
dan dalam etanol mendidih; larut secara lambat dalam
B. Pada pemijaran, menghasilkan residu alkali yang
etanol.
mengeluarkan gelembung gas bila ditambahkan asarn
klorida 3 N.
Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Natrium cara A dan B dan reaksi Salisilat seperti tertera Kebasaan Larutan 1,0 g zat dalam 20 ml air bereaksi
pada UjiJdent/Ikasi Umum <291>. basa terhadap kertas lakmus P, tambahkan 0,20 ml asam
sulfat 0,1 N, kemudian tambahkan 1 tetesfenolfialein LP:
Air <1031> Metodel Tidak lebih dari 0,5%. tidak terjadi warna merah muda.
Sulfit atau Tiosulfat Tambahkan 1 ml asam kiorida P ke Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 1,0% untuk
dalam larutan 1,0 g dalam 20 ml air, saring tidak lebih bentuk anhidnat; antara 10,0% dan 13,0% untuk bentuk
dari 0,15 ml iodum 0,10 N diperlukan untuk
hidrat; lakukan pengeringan pada suhu 1800 selama 18
menghasilkan warna kuning pada filtrat.
jam.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj; Tartrat Pada larutan 1 g zat dalarn 2 ml air, tambahkan
lakukan penetapan sebagai berikut: larutkan 2 g dalam I ml kalium asetat LP dan 1 ml warn asetat 6 N. Gores
- 927 -

dinding tabung dengan batang kaca: tidak terbentuk air dan 6 ml asam klorida 1 N, encerkan dengan air
endapan kristal. hingga 25 ml.

Logam berat <371> Metode I Ticlak lebih dari 10 bpj. Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Larutkan sejumlah zat setara dengan 4,4 g natrium sitrat Metode I Memenuhi syarat.
anhidrat dalam 50 ml air sebagai Larutan persediaan.
Pipet 12 ml Larutan persediaan ke dalam tabung Nessler Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 3 g zat,
50 ml (Larutan uji). Pipet 11 ml Larutan persediaan ke lanitkan dalam 50 ml air, tambahkan merah metil LP,
dalam tabung Nessler 50 ml yang berisi 1,0 ml Larutan titrasi dengan asam kiorida 1 N LV. [Catatan Pemanasan
baku timbal (Larutan monitor). Pipet 1 ml Larutan baku di atas tangas uap mungkin diperlukan untuk menambah
timbal dan 11 ml air ke dalam tabung Nessler ketiga kelarutan.]
(Larutan baku). Lanjutkan seperti tertera pada Prosedur.
Abaikan pengenceran hingga 50 ml. Tiap ml asam klorida 0,5 N
setara dengan 95,34 mg Na2B40 . 10H20
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
350 mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 180 0 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
selama 18 jam, masukkan ke dalain gelas piala 250 ml.
Tambahkan 100 ml asam asetat glasial P, aduk sampai
larut sempurna dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, NATRIUM TIOSULFAT
tentukan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan Sodium Thiosulfate
penetapan blangko dan koreksi bila perlu.
Dinatrium tiosulfatpentahidrat [10102-17-7]
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Na2S20 3.5H20
setara dengan 8,602 mg C61-4Na307 BM 248,19
Anhidrat [7772-98-7] BM 158,11
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Natnium Tiosulfat mengandung Na 2S2 03 tidak kurang dan
99,0% dan tidak lebih dari 100,5%, dihitung terhadap zat
NATRIUM TETRABORAT anhidrat.
BORAKS
Pemerian Hablur besar, tidak berwarna atau serbuk
Sodium Tetraborate
hablur kasar. Mengkilap dalam udana lembab dan mekar
Boraks [1303-96-4] dalam udara kering pada suhu lebih dan 33°. Larutan
Na2B40 7.10H20 netral atau basa lemah terhadap lakmus.
BM 381,37
Anhidrat [1330-43-4] BM 201,22
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; tidak larut
dalam etanol.
Natrium Tetraborat mengandung sejumlah Na 2B4 07 yang
,
Identifikasi
setara dengan tidak kurang dari 99,0% dan tidak Iebih
A. Pada larutan (1 dalam 10) tambahkan beberapa tetes
dari 105,0% Na2B407.10H 20.
iodum LP: warna hilang.
Petnerian Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk B. Pada larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi
Natrium cara A dan B, reaksi Tiosulfat seperti tertera pada
hablur puti; tidak berbau. Larutan bersifat basa terhadap
UjiIdentflkasi UM um <291>.
fenolftalein.T?ada waktu mekar di udara kering dan hangat,
hablur sering dilapisi serbuk warna putih.
Air <1031> Metode III Antara 32,0% dan 37,0%;
Kelarutan Larut dalam air; mudah lanit dalam air lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 40°
mendidih dan dalam glisenin; tidak larut dalam etanol. s- 45° selama 16 jam, menggunakan lebih kurang 1,0 g
zat yang ditimbang saksama.
Identifikasi Larutan (1 dalam 20) memberikan reaksi
Natrium cara A dan B dan reaksi Borat seperti tertera Arsen <321> Metode I Tidak lebih dani 3 bpj; lakukan
pada UjiIdent/Ikasi Umum <291>. penetapan tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N,
menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut:
Karbonat dan Bikarbonat Ke dalam tabung reaksi yang Campur 1,0 g zat dengan 10 ml air dalam labu generator
benisi 5 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 1 ml asam arsin. Tambahkan 15 ml asam nitrat P dan 5 ml asam
kiorida 3 N. tidak terbentuk gelembung-gelembung gas. perkiorat F, campur dan panaskan hati-hati hingga
Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 8 bpj. terbentuk asap asam perklorat. Dinginkan, bilas dinding
labu dengan air, panaskan lagi hingga terbentuk asap.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Dinginkan lagi, bilas dinding labu dan panaskan hingga
penetapan dengan melarutkan 1 g dalam campuran 16 ml
- 928 -

terbentuk asap. Dinginkan, encerkan dengan air hingga masukkan ke dalam wadah yang sesuai, atur pH antara
52 ml dan tambahkan 3 ml warn kiorida P. 6,2 dan 6,7 menggunakan warn kiorida 3 N. Encerkan
dengan air hingga lebih kurang 20 ml dan titrasi dengan
Kalsium Larutkan 1 g zat dalam 20 ml air dan tambahkan iodum 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP pada saat
beberapa ml amonium oksalat LP: tidak terbentuk mendekati titik akhir.
kekeruhan.
Tiap ml iodum 0,1 N
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan setara dengan 24,82 rng Na2S2O3,5H20
penetapan dengan melarutkan 1 g zat dalam 10 ml air,
tambahkan penlahan-lahan 5 ml warn klorida 3 N, uapkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
di atas tangas uap hingga hampir kening dan panaskan dari kaca Tipe I.
residu pada suhu 150° selama 1 jam. Tambahkan 15 ml
air pada residu, didihkan hati-hati selama 2 menit dan
saring. Panaskan filtrat hingga mendidih, tambahkan air NEOMISIN SULFAT
brom LP secukupnya hingga larutannya jernih dan Neomycin Sulfate
terdapat sedikit kelebihan brom. Didihkan sampai
kelebihan brom hilang, dinginkan hingga suhu ruang, Neomisin Sulfat [1405-10-3]
tambahkan 1 tetes fenolfialein LP dan netralkan dengan
natriurn hidrokida 1 N. Encerkan dengan air hingga Neomisin Sulfat adalah garam sulfat dari neomisin, zat
25 ml. antibakteri yang dihasilkan oleh pertumbuhan
Streptomyces fradiae Waksman (Familia
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 800 Streptomycetaceae), atau campuran dari dua atau lebih
mg zat, larutkan dalam 30 ml air. Jika perlu tambahkan bentuk ganam. Mempunyai potensi setara dengan tidak
warn klorida 3 N, hingga pH antara 6,2 dan 6,7 dan titrasi kurang dan 600 g neomisin per mg, dihitung tenhadap
dengan iodurn 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP pada zat yang telah dikeringkan.
sant mendekati titik akhir.

Tiap ml iodum 0,1 N Pemerian Serbuk; putih sampai agak kuning atau
padatan kening minip es; tidak berbau atau praktis tidak
setara dengan 15,81 mg Na2S203
benbau; higroskopik; larutannya memutar bidang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. polanisasi ke kanan.

Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut


INJEKSI NATRIUM TIOSULFAT dalam etanol; tidak lanut dalam aseton, dalam kioroform,
Sodium Thiosulfate Injections dan dalam eter.

Injeksi Natrium Tiosulfat adalah larutan steril Natrium Baku pembanding Neomisin Sulfat BPFI; lakukan
Tiosulfat dalam Air untuk Injeksi yang baru dididihkan. pengeningan pada tekanan tidak lebih dan 5 mmHg pada
Mengandung Na2S20 3.5H20 tidak kurang dari 95,0% dan suhu 600 selama 3 jam, sebelum digunakan.
tidak lebih dari 105,0%, dari jumlah yang tertera pada
etiket. Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Ident/Ikasi
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan secara
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk terpisah masing-masing 1 i.tl larutan yang mengandung
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, (1) zat uji 20 mg per ml dan (2) Neornisin Sulfat BPFI
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang 20 mg per ml pada lempeng kromatografi silika gel,
belum dibuka dan larutan, dalani lemani pendingin. masukkan lempeng ke dalam bejana kromatognafi benisi
fase genak campuran air-arnoniurn hidroksida P-aseton P
Identifikasi Memenuhi uji Ident/Ikasi seperti tertera (71,5:8,5:20) yang dibuat segan dan biarkan merambat
pada reaksi Nafrium Tiosulfat. sampai lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
Angkat lempeng, biarkan kening di udara dan panaskan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,03 unit pada suhu 105° selama 1 jam. Semprot lempeng dengan
Endotoksin Fl per mg natrium tiosulfat. larutan ninhidrin P dalam butanol P (1 dalam 100),
panaskan pada suhu 105° selama 5 menit, amati
pH <1071> Antara 6,0 dan 9,5. kromatogram: hanga R1 bercak merah utama yang
diperoleh dani Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. dari Larutan baku.
B. Larutkan lebih kurang 10 mg zat dalam 1 ml air,
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume injeksi tambahkan 5 ml warn sulfat 15 N dan panaskan pada
setara dengan lebih kurang 1 g natrium tiosulfat, suhu 100° selama 100 menit. Biarkan dingin, tainbahkan
- 929 -

10 ml xilen P, kocok selama 10 menit. Biarkan memisah, Syarat lain Memenuhi syanat pH dan Susut pengeringan
dan enaptuangkan lapisan xilen. Pada lapisan xilen seperti tertera pada Neomisin Sulfat dan Keseragaman
tambahkan 10 ml p-bromoanilin LP, kocok: terjadi warna sediaan <911> dan Penandaan seperti tertera pada
merah muda terang setelah dibiarkan. In]eksi.
C. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Sulfat
cara A, B dan C seperti tertera pada Uji IdentjfIkasi Penetapan kadar
Umum <291>. Larutan uji 1 (jika dikemas untuk pembuatan)
Konstitusikan neomisin untuk injeksi seperti tertera pada
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan etiket. Ambil semua isi yang dapat diambil,
menggunakan larutan yang mengandung 33 mg zat per menggunakan jarum hipodermik dan siring yang sesuai,
MI. encerkan dengan Dapar no 3 hingga kadar yang
diinginkan.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%; Larutan uji 2 (jika dikemas untuk pembuatan dan pada
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dan etiket tertera jumlah neomisin dalam volume larutan
5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan terkonstitusi). Konstitusikan satu wadah neomisin untuk
lebih kurang 100 mg zat. injeksi seperti tertera pada etiket. Pipet sejumlah volume
lanutan terkonstitusi dan encerkan dengan Dapar no 3
Syarat lain Neomisin sulfat yang akan digunakan untuk hingga kadar yang diinginkan.
pembuatan salep mata memenuhi syarat Uji Sterilitas Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
<71> menurut Prosedur uji menggunakan penyaringan potensi antibiotik secara mikrobiologi <131>,
membran. menggunakan sejumlah volume Larutan uji yang diukur
saksama dan diencerkan secara kuantitatif dengan Dapar
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera no 3 hingga diperoleh enceran larutan uji dengan kadar
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi yang setara dengan nilai tengah Larutan baku.
<131>.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah padatan steril
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, seperti tertera pada Injeksi.
tidak tembus cahaya.

NEOSTIGMIN BROMIDA
NEOMISIN UNTUK INJEKSI Neostigmine Bromide
Neomycin for Injection
CH, H3C
I 1 + CH
Neomisin untuk Injeksi mengandung neomisin sulfat H3C ~ N 0,.taN' Br
setara dengan neomisin tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Baku pembanding Neomisin Sulfat BPFJ; lakukan (m-Hidroksfenil)trimetilamonium bromida dimetil


pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada karbamat [114-80-7]
suhu 60° selama 3 jam, sebelum digunakan. Simpan C12H19BrN2 0 2 BM 303,20
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat
dingin. Eidotoksih BPFI; [Perhatian Bersfat pirogenik, Neostigmin Bromida mengandtmg tidak kurang dan
penangand?rviql dan isi harus hati-hati untuk menghindari 98,0% dan tidak lebih dan 102,0% C 121-11913rN2 0 2,
kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
dalam waktu 14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan
larutan, dalam lemani pendingin. Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
putih; tidak berbau; higroskopis.
Identifikasi Memenuhi Identflkasi seperti tertera pada
Prosedur untuk basitrasin, neomisin, dan polimiksin B Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah lanut
dalam IdentWkasi secara Kromatografi Lapis Tipis dalam etanol dan dalam kioroform; praktis tidak larut
<281>. dalam eter.

Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih Baku pembanding Neostigmin Bromida BPFI; lakukan
1,30 unit Endotoksin Fl per mg neomisin. pengeringan pada suhu 105 0 selama 3 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Sterifitas <71> Memenuhi syarat seperti tertera pada
Penyaring Membran dalam Uji Sterilitas Produk. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida F,
- 930 -

menunjukkan maksimum hanya pada bilangan bilangan gelombang yang sama seperti pada Neostigmin
gelombang yang sama seperti pada Neostigmin Bromida Bromida BPFI.
BPFI. B. Bagian dari lapisan air menunjukkan reaksi Bromida
B. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Bromida cara A dan B seperti tertera pada Uji Identfikasi Umum
cara A dan B seperti tertera pada Uji IdentfIkasi Umum <291>.
<291>.
Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel
Jarak lebur <1021> Antara 1710 dan 176°, disertai Media disolusi: 500 ml air.
peruraian. Alai tipe2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; Prosedur Pada waktu interval tertentu, keluarkan
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. 30 ml alikuot, dan saning. Pipet masing-masing 10 ml dan
setiap alikuot, larutan baku Neostigmin Bromida BPFI
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%. dan air sebagai blangko, ke dalam corong pisah 125 ml.
Lakukan penetapan sesuai Prosedur seperti tertera pada
Sulfat Larutkan 250 mg zat dalam 10 ml air, tambahkan Penetapan kadar mulai dengan "tambahkan 15 ml
1 ml asam kiorida 3 N dan 1 ml barium kiorida LP: tidak larutan".
segera terbentuk kekeruhan. Toleransi Dalam waktu 45 menit hais4,anut tidak
kurang dan 75% (Q) C12H19BrN20z dari jumIah yang
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750 tertera pada etiket.
mg zat, larutkan dalam campuran 70 ml asam asetat
glasial P dan 20 ml raksa(II) asetat LP, tambahkan 4 Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
tetes kristal violet LP, titrasi dengan asam perkiorat 0,1 N
L hingga berwarna biru. Lakukan penetapan blangko. Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Neostigmin
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N Bromida BPFI, iarutkan dalam air dan encerkan dengan
setara dengan 30,32 mg C12H,9BrN2 02 air secara bertahap hingga kadar iebih kurang 40 j.tg
per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
dengan lebih kurang 50 mg neostigmin bromida,
TABLET NEOSTIGMIN BROMIDA masukkan ke dalam labu tentukur 100-mi, tambahkan
Neostigmine Bromide Tablet lebih kurang 50 ml air, kocok secara mekanik selama
lebih kurang 30 menit, tambahkan air sampai tanda,
Tablet Neostigmin Bromida mengandung Neostigmin kocok dan saring. Pipet 4 ml filtrat yang jernih ke dalam
Bromida, C121I1913rN202, tidak kurang dari 93,0% dan labu tentukur 50-ml, tambahkan air sampai tanda.
tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji dan Larutan baku
etiket. masing-masing ke dalam corong pisah 125 ml,
tambahkan 15 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan
Baku pembanding Neosligmin Bromida BPFI; lakukan 25 mg heksanitrodfenilamina P dalam metilen kiorida P
pengeningan pada suhu 1050 selama 3 jam sebelum hingga 250 ml, tanpa digerus atau dipanaskan. Kemudian
digunakan. tambahkan 10 ml natrium hidroksida 5 N, kocok kuat
selama 30 detik. Ekstraksi lapisan air tiga kali, tiap kali
Identifikasi Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih dengan 15 ml metilen kiorida P, kunipulkan lapisan
kurang 300 mg neostigmin bromida ekstraksi tiga kali, metilen kiorida dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
tiap kali dengan 10 ml etanol F, saring tiap kali ekstraksi. metilen kiorida P sampai tanda. Ukur serapan masing-
Uapkan kumpulan filtrat dengan aliran nitrogen P, hingga masing iarutan pada panjang gelombang serapan
kering. Larutkan residu dalam 10 ml air, pindahkan ke maksimum lebih kurang 420 nm, menggunakan metilen
dalam corong pisah 125 ml dengan bantuan 5 ml air, kiorida P sebagai biangko. Hitung jumlah dalam mg zat,
ektraksi dengan 15 ml eter P dan lakukan pengujian neostigmin bromida, C 12H19BrN202, dalam serbuk tablet
berikut: yang digunakan dengan rumus:
A. Uapkan 3 ml lapisan air di atas tangas uap dengan
aliran nitrogen P hingga kering. Larutkan residu dalam 125CIY
1 ml etanol P, hangatkan jika perlu. Tambahkan 5 ml
kioroform F, saning, uapkan filtrat dengan aliran nitrogen
P hingga kering, dan keringkan residu pada suhu 105° C adalah kadar Neostigmin Bromida BPFI dalam .tg per
selama 30 menit: spektrum serapan inframerah residu ml Larutan baku; A u dan A s bertunut-turut adalah serapan
yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium dari Larutan uji dan Larutan baku.
bromida F, menunjukkan maksimum hanya pada
-931-

Wadah dan penyinipanan Dalam wadah tertutup baik. Ion Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 50) tambalikan
1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium klorida LP: tidak
segera terbentuk kekeruhan.
NEOSTIGMIN METILSULFAT
Neostigmine Methylsulfate Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
100 mg zat, masukkan ke dalam tabu Kjeldahl 500 ml,
(m-Hidroksfenil) trimetilamonium metil sulfat larutkan dalam 150 ml air, tambahkan 40 ml natrium
dimetilkarbamat [51-60-5] hidroksida 2,5 N. Hubungkan tabu dengan alat destilasi
C13H22N206S BM 334,39 dengan kondensor yang bagian ujungnya tercelup dalam
25 ml larutan asam borat P (1 dalam 25), destilasi lebih
Neostigmin Metilsulfat mengandung tidak kurang dan kurang 150 ml, tambahkan ungu metil LP ke dalam
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 13H22N206S, larutan, dan titrasi dengan asam sulfat 0,02 N LV.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Lakukan penetapan blangko.

Baku pembanding Neostigmin Metilsulfar BPFI; Tiap ml asam sulfat 0,02 N


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam setara dengan 6,688 mg C13H22N2 065
sebelum digunakan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, INJEKSI NEOSTIGMIN METILSULFAT
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Neostigmine Methylsulfate Injections
gelombang yang sama seperti pada Neostigmin
Metilsulfat BPFJ. Injeksi Neostigmin Metilsulfat adalah larutan steril
B. Masukkan lebih kurang I mg zat ke dalam cawan Neostigmin Metilsulfat dalam Air untuk Injeksi.
porselen kecil, tambahkan 2 ml air dan 0,5 ml larutan Mengandung neostigmin metilsulfat, C 131-122N206S, tidak
natrium hidroksida P (2 dalam 5), uapkan di atas tangas kurang dan 90,0% dan tidak lebih dan 110,0% dan
uap hingga kering. Pindahkan residu ke dalam tabung jumlah yang tertera pada etiket.
reaksi kecil, panaskan segera di dalam tangas cairan yang
sesuai yang sama selama lebih kurang 30 detik. Baku pembanding Neostigmin Metilsulfat BPFI;
Dinginkan, larutkan residu dalam 0,5 ml air, dinginkan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
dalam air es dan tambahkan 1 ml asam sebelum digunakan.
diazobenzensulfonat LP: teijadi warna merah ceri.
C. Campurkan lebih kurang 20 mg zat dengan 500 mg Identifikasi Masukkan sejumlah volume injeksi setara
natrium karbonat P di dalain krus kecil dan panaskan dengan 1 mg neostigmin metilsulfat ke dalam cawan
campuran hingga melebur. Didihkan massa yang telah porselen kecil. Jika perlu, uapkan hingga 2 ml,
lebur dengan 10 ml air hingga hancur, dan saring. tambahkan 0,5 ml larutan natrium hidroksida P (2 dalam
Tambahkan ke dalam filtrat beberapa tetes air brom LP, 5), lanjutkan seperti tertera pada IdentWkasi B pada
panaskan hingga mendidih, asanikan dengan asam kiorida Neostigmin Metilsulfar, mulai dan "uapkan di atas tangas
F, dan didihkan untuk menghilangkan kelebihan brom: uap".
larutan yang diperoleh menunjukkan reaksi Sulfat seperti
tertera pada LUi IdentfIkasi Umum <291>. pH <1071> Antara 5,0 dan 6,5.

Jarak lebur <1021> Antara 144° dan 149°; lakukan Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
penetapan terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu
105° selama 3 jam. Penetapan kadar
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Neostigmin
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Metilsulfat BPFI, larutkan dalam air dan encerkan secara
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam, bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang 40 ig per
menggunakan lebih kurang 300 mg zat yang ditimbang ml.
saksama. Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi yang diukur
saksania setara dengan lebih kurang 2 ml neostigmin
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. metilsulfat ke dalam tabu tentukur 50-ml, tambahkan air
sampai tanda.
Klorida <361> Pada 10 ml larutan (1 dalam 50) Prosedur Lakukan penetapan seperti tentera dalam
tambabkan 1 ml asam nitrat 2 N dan 1 ml perak nitrat Prosedur pada Penerapan kadardalam Tablet Neostigmin
LP: tidak segera terjadi opalesensi. Bromida. Hitung jumlah dalam mg, C 13H22N206 S, per ml
injeksi yang digunakan dengan rumus:
- 932 -

B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram


o 05 ( C )( Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh
V As pada Penetapan kadar

C adalah kadar Neostigmin Metilsulfat BPFI dalam tg Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2% untuk
per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml injeksi nevirapin anhidrat; untuk nevirapia hemihidrat antara
yang digunakan; A u dan As berturut-turut adalah serapan 3,1% dan 3,9%.
Larutan ufi dan Larutan baku.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, terlindung cahaya. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

Cemaran spesifik atau tidak spesifik Senyawa sejenis


NEVIRAPIN A nevirapin, senyawa sejenis B nevirapin dan senyawa
Nevirapine sejenis C nevirapin masing-masing tidak lebih dari 0,2%;
cemaran tidak spesifik lainnya tidak lebih dan 0,1%; total
cemaran tidak lebih dari 0,6%.
N 7N
Lakukan penetapan dengan cara Kromtografi cair
N--I
kinerja finggi seperti tertera path KromatograjI <931>.
Dapar amonium fosfat 0,025 M, Fase gerak, Larutan
NH baku persediaan 1, Larutan baku persediaan 2, Larutan
3
baku persediaan 3, dan Larutan Resolusi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
1 1-Siklopropil-5, 1 1-dihidro-4-metil-6H-dipirido [3,2-b.- Larutan baku Pipet 2 ml Larutan ba/cu persediaan 1 ke
2',3 '-e ][1,4Jdiazepin-6-on [129618-40-2] dalam labu tentukun 200-ml, encerkan dengan Fase gerak
C151114N40 BM 266,30 sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mi ke dalam labu
Hemihidrat BM 275,31 tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda.
Nevirapin berbentuk anhidrat atau hidrat yang Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setana
mengandung setengah molekul air. Mengandung tidak dengan lebih kurang 24 mg nevirapin anhidrat, masukkan
kurang dan 98% dan tidak lebih dari 102,0% C 151114N40 ke dalam iabu tentukur 100-ml. Tambahkan 4 ml
dihitung sebagai zat anhidrat. asefonitril P dan 80 ml Fase gerak, sonikasi tidak kurang
dari 15 menit. Biarkan hingga suhu ruang, encerkan
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih; tidak dengan Fase gerak sampai tanda.
berbau atau hampir tidak berbau. Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Lakukan seperti tentera pada
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam Penetapan kadar. Lakukan knomatografi terhadap
etanol dan dalarn metanol. Bentuk hidrat agak sukar larut Larutan resolusi (lebih kurang 25 jl), rekam
dalam propilen glikol. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: waktu netensi relatif senyawa sejenis B
Baku Pembanding Nevirapin Anhidrat BPFL tidak nevirapin, nevirapin, senyawa sejenis A nevinapin,
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. cemaran C nevirapin, berturut-turut adalah lebih kurang
Nevirapin Hemihidrat BPFI; tidak boleh dikeringkan, 0,7; 1,0; 1,5 dan 2,8; resolusi, R, antara senyawa sejenis B
simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A nevinapin dan nevirapin tidak kurang dari 5,0 dan
Nevirapin BPFI; [5,1 1-dihidro-611-1 1-etil-4-metil- resolusi, R, antara nevirapin dan senyawa sejenis A
dipinido[3,2-b:2',3 '-e] [1,4] diazepin-6-on] (C 141114N40 nevirapin tidak kunang dari 7,4. Lakukan kromatografi
BM 254,29) tidak boleh dikeringkan, simpan dalam tenhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur
wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis B Nevirapin BPFI; respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
[5,1 1-dihidro-4-metil-6H-dipirido[3,2-b:2',3 '-e][1,4] baku relatifpada penyuntikan uiang tidak iebih dari 5,0%.
diazepin-6-on] (C 12H10N40 BM 226,23) tidak boleh Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. sama (lebih kurang 50 1) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatognaf, rekain kromatognam selama tidak
Identifikasi kurang dari 80 menit dan ukur respons puncak utama.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya dengan numus:
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Nevirapin BPFI. 1
10.000— —
( F)(c)(1)
W
-933-

' adalah faktor respons relatif untuk masing-masing kurang dari 15 menit, biarkan hingga suhu ruang,
:emaran; 1,3 untuk senyawa sejenis B nevirapin dan 1,0 encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 3 ml
intuk semua cemaran lainnya; C adalah kadar Nevirapin larutan mi ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan
Inhidrat BPFI dalam mg per ml Larutan baku; W adalah dengan Fase gerak sampai tanda.
,obot nevirapin dalam mg yang digunakan dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
arutan uji; ri adalah respons puncak untuk masing- Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
nasing cemaran dalam Larutan uji; rs adalah respons dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 15 cm x
)uncak nevirapin dalam Larutan ba/cu. 4,6 mm berisi bahan pengisi L60 dengan ukuran partikel
5 rim. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Pertahankan
emaran senyawa organik mudah menguap <471> suhu kolom pada 35 °. Lakukan kromatografi terhadap
tfetode V Memenuhi syarat. Larutan resolusi (lebih kurang 25 .tl) dan rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
l'enetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis B
romatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada nevirapin, nevirapin, senyawa sejenis A nevirapin dan
romatografi <931>. cemaran C nevirapin berturut-turut Iebih kurang 0,7; 1,0;
Dapar amonium fosfat 0,025 M Timbang 2,88 g 1,5; dan 2,8; resolusi, R, antara senyawa sejenis B
monium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam labu nevirapin dan nevirapin tidak kurang dari 5,0 dan
:entukur 1000-ml, larutkan dalam 800 ml air. Atur pH resolusi, R, antara nevirapin dan senyawa sejenis A
ingga lebih kurang 5,0 dengan penambahan natrium nevirapin tidak kurang dari 7,4. Lakukan kromatografi
idroksida 1 N, larutkan dan encerkan dengan air sampai terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur
:anda. respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
Fase gerak Buat campuran Dapar amonium fosfat baku relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
2,025 M-asetonitril P (4:1), saring dan awaudarakan. Jika Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
)erlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem sama (lebih kurang 25 il) Larutan ba/cu dan Larutan uji
;eperti tertera pada Kromatografi <931>. ke dalam kromatograf, rekam knomatogram, ukur respons
Larutan baku persediaan 1 Timbang saksama sejumlah puncak utama. Hitung jumlah dalam mg nevirapin,
'Jevirapin Anhidrat BPFI, masukkan ke dalam labu C 15H14N40, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
:entukur yang sesuai, tambahkan sejumlah volume
ampuran Fase gerak-asetonitril P (20:1), sonikasi
;elama lebih kurang 15 menit, biarkan hingga suhu ruang, 833,33C1 L.!2

ncerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang r


),24 mg per ml. [Catatan Jangan digunakan lebih dan
78 jam.] C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per
Larutan baku persediaan 2 Timbang saksama sejumlah ml Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons
enyawa Sejenis A Nevirapin BPFI, masukkan ke dalam puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
abu tentukur yang sesuai, tambahkan sejumlah volume
ampuran Fase gerak-asetonitril P (3:1), sonikasi selama Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
[ebih kurang 15 menit, biarkan hingga suhu ruang, pada suhu 25°, masih diperbolehkan pada suhu antara 15°
ncerkan dengan Fase gerak sampai tanda hingga dan 30°.
iiperoleh kadar lebih kurang 0,24 mg per ml.
Larutan ba/cu persediaan 3 Timbang saksama sejumlah Penandaan Etiket menyatakan anhidrat atau hemihidrat.
S'enyawa Senis B Nevirapin BPFI, masukkan ke dalam
Labu tentuku?yaig sesuai, tambahkan sejumlah volume
ampuran Fase gerak-asetonitnil P (2,2:1), sonikasi SUSPENSI ORAL NEVIRAPIN
selama lebih kurang 30 menit, biarkan hingga suhu ruang, Nevirapine Oral Suspension
ncerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
,06 mg per ml. Suspensi Oral Nevirapin mengandung nevirapin,
Larutan resolusi Pipet 3 ml Larutan ba/cu persediaan 1, C 15H14N40, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan
3 ml Larutan ba/cu persediaan 2 dan 6 ml Larutan ba/cu 110,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket
ersediaan 3 ke dalam labu tentukur 25-ml, lanitkan dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baku pembanding Nevirapin Anhidrat BPFI; tidak
Larutan ba/cu Pipet 3 ml Larutan ba/cu persediaan I ke boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak Nevirapin Hemihidrat BPFI; tidak boleh dikeringkan,
sampai tanda [Catatan Jangan digunakan lebih dan simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A
78 jam]. Nevirapin BPFI, [5,11 -dihidro-6H- I 1-etil-4-metil-
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara dipirido[3,2-b:2',3 '-e][l ,4] diazepin-6-on] (C 141-114N40
dengan lebih kurang 24 mg nevirapin anhidrat, masukkan BM 254,29); tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 4 ml wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis B Nevirapin BPFJ,
csetonitril P dan 80 ml Fase gerak, sonikasi selama tidak [5,11 -dihidro-4-metil-6H-dipirido[3,2-b:2 ' ,3 '-e] 1,4]
-934-

diazepin-6-on] (C 12H10N40 BM 226,23); tidak boleh dalam lebih kurang 2 ml Pengencer dan encerkan dengan
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Media disolusi sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 28 mg
Identifikasi Nevirapin Anhidrat BPFJ, masukkan ke dalam labu
A. Lakukan Identifikasi secara Kromatogrqfl Lapis tentukur 500-ml. Tambahkan 2 ml Pengencer dan
Tipis <281>. sonikasi Iebih kurang 1 menit. [Catalan Pada kondisi mi
Fase gerak Campuran etil asetat P-isopropanoi P- zat belum terlarut sempurna.] Encerkan dengan Media
amonium hidroksidapekat P(18:2:0,1). disolusi sampai tanda dan amati larutan secara visual
Pereaksi besi(III) kiorida-kalium besi(III) sianida untuk memastikan zat terlarut sempurna. Kadar larutan
Larutkan lebih kurang 1,35 g besi(III) kiorida P dalam lebih kurang 56 tg per ml nevirapin.
25 ml air. Larutkan lebih kurang 1,64 g kalium besi(III) Larutan uji Kocok perlahan botol dengan membolak-
sianida P dalam 25 ml air. Campur kedua larutan segera balikkan dan sisi ke sisi selama lebih kurang 10 detik. Zat
sebelum digunakan. uji hams bebas gelembung udara dan tidak boleh
Larutan baku Timbang sejumiah Nevirapin Anhidrat disonikasi. Gunakan pipet yang sesuai dengan rentang
BPFL larutkan clan encerkan dalam kioroform P hingga volume 1-10 ml, pipet 5 ml zat yang setara dengan lebih
kadar lebih kurang 5 mg per ml. kurang 50 mg nevirapin. Bersihkan kelebihan suspensi
Larutan uji Pipet sejumlah volume suspensi oral setara oral yang menempel pada bagian ivar ujungpipet dengan
dengan lebih kurang 10 mg nevirapin ke dalam tabung hati-hati, sehingga tidak menyentuh lubng pipet.
bersumbat kaca 8 ml. Pipet 2 ml kioroform P ke dalam Masukkan ke dalam labu disolusi dalam waktu 1-2 detik
tabung dan kocok, biarkan lapisan memisah. Pinclahkan dengan cara memasukkan ujung pipet di antara dayung
lapisan bawah menggunakan pipet kaca Pasteur sekali dan sisi labu disolusi, kira-kira 1 cm di bawah permukaan
pakai clan masukkan ke dalam wadah yang lain. media disolusi. Dengan cara yang sama, masukkan zat ke
Prosedur Totolkan secara terpisah sejumlah volume dalam labu disolusi yang lain. Seteiah 45 menit, ambil
sama (lebih kurang 5 pi) Larutan uji dan Larutan baku 5 ml larutan dari masing-masing labu disolusi, saring
pada lempeng kromatografi lapis tipis yang dilapisi silika melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45 .tm, buang
gel 60 F254 setebal 0,25 mm. Biarkan bercak mengering. 2 ml filtrat pertama.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
telah dijenuhkan dengan Fase gerak, eluasi hingga Fare Kromatografi <931>. Knomatograf cair kineija tinggi
gerak merambat lebih kurang 6 - 7 cm dari garis dilengkapi dengan detektor 214 nm, kolom pelindung
penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan 3,9 mm x 20 mm, berisi bahan pengisi Li dan kolom
biarkan kering. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet 15 cm x 3,9 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran
254 nm dan tandai bercak. Semprot lempeng dengan partikel 5 .tm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
penampak bercak Pereaksi besi(III) kiorida—kalium Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
besi(III) sianida. Harga R1 bercak utama berwarna biru sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak
(lebih kurang 0,4-0,5) yang diperoleh dari Larutan uji seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
sesuai dengan Larutan baku. nevirapin dan metil paraben tidak kurang dari 5,0 dan
B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram faktor ikutan untuk puncak nevirapin tidak lebih dari 1,8.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
pada Penetapan kadar. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
Batas mikroba <51> Total mikroba aerobik tidak lebih ulang tidak lebih dari 2,0%.
dari 100 cfu per ml dan total campuran jamur dan ragi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
tidak lebih dari 50 cfu per ml. Memenuhi syarat uji bebas sama (lebih kurang 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji
Escherichia coli. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak
Disolusi <1231> kurang dan 14 menit dan ukur respons puncak nevirapin.
Media disolusi: 900 ml asam kiorida 0,1 N Hitung persentase C 15H14N40, yang tenlarut dengan
Alat tipe 2: 25 rpm rumus:
Waktu: 45 menit
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 15H14N40 yang
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
101rQY
V
seperti tertera pada Kromatografl <931>.
Pengencer Campuran etanol mutlak P-air (1:1).
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (77:23), Cs adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; C adalah kadar dalam mg per ml
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
suspensi oral yang tertera pada etiket; ru dan rs berturut-
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
Kromatografl <931>.
baku; 900 adalah volume dalam ml Media disolusi;
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang
V adalah volume dalam ml suspensi oral yang digunakan
10 mg Nevirapin Anhidrat BPFI dan 15 mg metil
dan 100 adalah faktor konversi ke persen.
paraben P ke dalam labu tentukur 250-ml. Larutkan
-935-

Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang dan 80% (Q) C 15H 4N4O, dari jumlah yang tertera kurang 50 mg Nevirapin Anhidrat BPFI, masukkan ke
pada etiket. dalam tabu tentukur 50-ml. Tambahkan 20 ml metanol P,
sonikasi dengan sesekali diaduk sampai lanut. Tambahkan
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran yang tidak air sampai lebih kurang 1 cm di bawah permukaan,
diketahui tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran yang biankan hingga suhu ruang dan encerkan dengan air
diperoleh tidak lebih dari 0,2%. Lakukan penetapan sampai tanda.
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti Larutan ba/cu Encerkan secara kuantitatifLarutan baku
tertera pada Kromatografi <931>. persediaan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang
Dapar kalium fosfat, Larutan A, Larutan B, Fase 0,3 mg per ml.
gerak, Pengencer, Larutan kesesuaian sistem, dan Larutan cemaran persediaan Timbang saksama lebih
Larutan baku persediaan, Penetapan bobot dan Larutan kurang masing-masing 3 mg Senyawa Sejenis A
uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. Nevirapin BPFI dan Senyawa Sejenis B Nevirapin BPFI,
Larutan baku Encerkan secara kuantitatif Larutan ba/cu masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml, tambahkan
persediaan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 20 ml metanol P. sonikasi sampai larut. Tambahkan air
0,3 ig per ml. sampai lebih kurang 1 cm di bawah permukaan, biarkan
Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada hingga suhu nuang dan encerkan dengan air sampai tanda.
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada Larutan kesesuaian s/stem Pipet 15 ml Larutan ba/cu
Penetapan kadar; simpangan baku relatif pada persediaan dan 2 ml Larutan cemaran persediaan ke
penyuntikan ulang Larutan ba/cu tidak lebih dari 10,0%. daiam tabu tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sampai tanda.
sama (lebih kurang 20 jl) Larutan ba/cu dan Larutan uji Penetapan bobot Gunakan pipet yang sesuai dengan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur rentang volume 1 - 10 ml, pipet sebanyak 5 ml, zat uji
semua respons puncak. hams bebas dari gelembung udara. Masukkan ke dalam
Hitung persentase masing-masing cemaran yang tidak vial yang sudah ditana, dan catat bobot suspensi oral
diketahui dalam suspensi oral, dengan rumus: hingga lebih kurang 0,1 mg.
Larutan uji Gunakan pipet yang sesuai dengan rentang
volume 1-10 ml, ambil zat uji setara dengan lebih kurang
(W
) L )( )( 1 00 ) 60 mg nevirapin, hams bebas dan gelembung udara.
Wu 5 rs L Bersihkan kelebihan zat uji yang menempel pada bagian
luar ujung pipet dengan hati-hati, sehingga tidak
C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFJ dalam mg per menyentuh lubang ujung pipet. Masukkan ke dalam tabu
ml Larutan ba/cu; W, adaiah bobot dalam g suspensi oral tentukur 200-ml yang sudah ditara. Catat bobot contoh
yang digunakan dalam Larutan uji; WA adalah bobot mendekati ±0,1 mg. Tambahkan 40 ml metanol P dan
dalam g per 5 ml suspensi oral yang diperoleh seperti sonikasi selama lebih kurang 5 menit dengan sesekali
tertera pada Penetapan bobot; L adalah jumlah mg per ml diaduk. Tambahkan air hingga lebih kurang 1 cm di
suspensi oral nevirapin seperti tertera pada etiket; bawah permukaan. Labu tidak boleh dikocok. Biankan
r, adalah respons puncak masing-inasing cemaran dalam hingga mencapai suhu ruang dan encerkan dengan air
Larutan uji dan rs adalah respons puncak nevirapin dalam sampai tanda. Kocok tabu perlahan-lahan dan biarkan
Larutan ba/cu. [Catatan Bahan tambahan dan hash selama lebih kurang 5 menit.
degradasi produk tidak termasuk dalam penetapan S/stem kromatografi Lakukan penetapan seperti tertera
cemaran.] pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kineija
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Penetapan kàdar Lakukan penetapan dengan cara pelindung 12,5 mm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L1O
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dengan ukuran partikel 5 im dan kolom analitik 15 cm x
Kromatografi <931>. 4,6 mm berisi bahan pengisi L1O dengan ukuran partikel
Pengencer Campuran air-metanol P (80:20). 3,5 rim. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit dan
Dapar kalium fosfat Larutkan 13,6 g kalium fosfat pertahankan suhu kolom pada 350 Knomatograf
monobasa P ke dalam Jebih kurang 1900 ml air, atur pH diprognam sebagai berikut:
hingga 3,0 dengan penambahan asamfosfat P. Pindahkan
ke dalam tabu tentukur 2000-ml dan encerkan dengan air Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
sampai tanda. Saning dan awaudarakan. (menit) (%) (%)
Larutan A Campuran Dapar kalium fosfat-asetonitril P 0-1 100 0 Isokratik
(97:3). 1-31 100--+0 0—+100 Gradien tinier
Larutan B Campuran Dapar kalium fosfat- asetonitril 31-32 0 --+100 100 ---, 0 Gradien tinier
3242 100 0 Kesetimbangan
P (76:24).
Fare gerak Gunakan vaniasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatograjl. Jika Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem s/stem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Kromatografl <931>. seperti tertera pada Prosedur: nesolusi, R, antara
-936-

nevirapin dan senyawa sejenis A nevirapin tidak kurang pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
dari 3,0; resolusi, R, antara nevirapin dan senyawa sejenis Nevirapin BPFI.
B nevirapin tidak kurang dari 1,7; dan faktor ikutan dan B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
puncak nevirapin tidak lebih dari 1,5. Lakukan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram Penetapan kadar.
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Disolusi <1231>
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Media disolusi: 900. ml Dapar fosfat 0,1 M pH 2,0;
lebih dari 2,0%. yang dibuat dengan mencampur 3,9 ml asam fosfat pekat
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume P dengan 5,73 g natrium fosfat monobasa P dalam labu
sama (iebih kurang 20 jil) Larutan baku dan Larutan uji tentukur 1000-ml. Lanutkan dan encerkan dengan air
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur sampai tanda. Jika perlu atur pH hingga 2,0±0,02 dengan
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, penambahan asamfosfat P.
nevirapin, C 15H14N40, dalam tiap ml suspensi oral Alat tipe 2: 50 rpm, gunakan hanya dayung yang
dengan rumus: terbuat dari baja tahan karat, jangan menggunakan
dayung yang dilapisi politetrafluoroetilen.
Waktu: 60 menit.
200111 Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 5H14N40 yang
wu WA5 )r terlarut dengan cara Kromatografi cair Otffja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per Fase gerak, Pengencer dan Sistem kromatografi
ml Larutan baku; Wu adalah bobot dalam g suspensi oral Lakukan seperti tertera pada Penefapan kadar.
yang digunakan dalam Larutan uji; 13'4 adalah bobot Larutan baku persediaan 1 Timbang saksama iebih
dalam g per 5 ml suspensi oral yang diperoleh seperti kunang 27 mg Nevirapin Anhidrat BPFI, masukkan ke
tertera pada Penetapan bobot; ru dan rs berturut-turut dalam labu tentukun 500-ml. Tambahkan 50 ml etanol P
adalah respons puncak Laru fan uji dan Larutan baku. dan 250 ml Media disolusi. Sonikasi selama lebih kurang
20 menit hingga larut, biarkan hingga suhu ruang dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
simpan pada suhu 250, masih diperbolehkan pada suhu Larutan baku persediaan 2 Timbang saksama iebih
antara 15 0 dan 30°. kurang 7 mg Senyawa Sejenis A Nevirapin BPFI,
masukkan ke daiam labu tentukur 250-ml. Tanibahkan
2 ml Pengencer, sonikasi hingga lanut sempunna dan
TABLET NEVIRAPIN encenkan dengan Media disolusi sainpai tanda.
Nevirapine Tablet Larutan ba/ru Pipet 25 ml Larutan ba/ru persediaan I
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Media
Tablet Nevirapin mengandung Nevirapin, C 15 H1 4N40 disolusi sampai tanda.
tidak kurang dan 90,0% dan tidak lebih dari 110,0 % dan Larutan resolusi Pipet 25 ml Larutan ba/ru
jumlah yang tertera pada etiket. persediaan 1 ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
Baku pembanding Nevirapin Anhidraf BPFI; tidak dengan Media disolusi sampai tanda. Pipet 25 ml larutan
boieh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. mi ke dalam labu tentukur 50-ml kedua, encenkan dengan
Larutan ba/ru persediaan 2 salnpai tanda.
Nevirapin Hemihidrat BPFI; tidak boleh dikeringkan,
Larutan uji Lewatkan 20 ml alikuot melalui penyaning
simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A
nilon atau senat kaca dengan ponositas 0,45 lim dan
Nevirapin BPFI, [5,1 1-dihidro-6H-1 1-etil-4-metil-
encerkan dengan Media disolusi hingga kadar lebih
dipirido [3,2-b:2',3 '-e][ 1,4] diazepin-6-on] (C 14H14N40
kurang 13,5 jig per ml.
BM 254,29); tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis B Nevirapin BPFI, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (iebih kurang 20 jil) Larutan baku dan Larutan uji
[5,11 -dihidro-4-metil-6H-dipinido[3,2-b:2' ,3 '-e][l ,4]
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
diazepin-6-on] (C 12H10N40 BM 226,23); tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. nespons puncak utama. Lakukan penetapan persentase
nevirapin, C 15 H14N40 terlanut dengan rumus:
Identifikasi
A. Masukkan sejumlah serbuk tablet setara dengan 900 (w(D 5 ) (ru "

25 mg nevirapin ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan ) J10°


dalam 10 ml dikiorometan P. Goyang larutan selama
30 - 60 detik. Saring melalui penyaring kaca masir hampa 900 adalah volume dalam ml Media disolusi; Ws adaiah
udara. Dengan menggunakan sebuah siring kaca lewatkan jumlah daiam mg Nevirapin Anhidrat BPFI yang
filtrat melalui penyaning teflon 0,45 gm. Keringkan digunakan; LC adalah jumlah dalam mg tablet yang
ekstrak pada suhu 105° selama tid,ak kurang dani 1 jam. tertera pada etiket; D5 adaiah faktor disolusi pada Larutan
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan ba/ru; Du adalah faktor disolusi daiam Larutan uji; ru clan
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
-937-

rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu persediaan 2 Timbang saksama lebih
Larutan ba/cu; 100 adalah faktor konversi ke persen. kurang 5 mg Senyawa Sejenis A Nevirapin BPFI,
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, lanutkan dan
kurang dan 75% (Q) C 15H14N40 dari jumlah yang tertera encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
pada etiket. Larutan baku Pipet 25 ml Larutan ba/cu persediaan I
ke dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Pengencer sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang
25 jtg per ml.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran atau Larutan resolusi Pipet 25 ml Larutan ba/cu persediaan
hasil degradasi yang tidak diketahui tidak lebih dari 0,1% 1 dan 25 ml Larutan ba/cu persediaan 2 ke dalam labu
dan total cemaran atau hasil degradasi yang tidak tentukur 100-ml, encenkan dengan Pengencer sampai
diketahui tidak lebih dari 0,2%. Lakukan penetapan tanda.
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
tertera pada Kromatografi <931>. 20 tablet, timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
Fase gerak, Pengencer, Larutan resolusi, Larutan dengan lebih kunang 200 mg nevirapin, masukkan ke
baku persediaan 1, Larutan ba/cu persediaan 2 dan dalam labu tentukur 200-ml. Tambahkan lebih kurang
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan 150 ml Pengencer. Sonikasi lebih kurang 20 menit, dan
kadar. kocok lebih kurang 20 menit. Biarkan hingga suhu
Larutan baku Encerkan secara kuantitatifLarutan ba/cu ruang, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
persediaan 1 dengan Pengencer hingga kadar lebih Sentnifus larutan dengan kecepatan lebih kurang
kurang 0,125 tg per ml. 1500 rpm selama lebih kurang 5 menit. Pipet 5 ml
Sistem kromatografl Lakukan penetapan seperti tertera beningan ke dalam labu tentukur 200-ml kedua dan
pada KromatograJI <931>. Lakukan seperti tertera pada encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Saring dan
Penetapan kadar kecuali simpangan baku relatif untuk buang 2 ml flitrat pertama.
penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 5,0%. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
sama (lebih kurang 20 p1) Larutan baku dan Larutan uji dilengkapi dengan detektor 214 nm dan kolom 15 cm x
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak 3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Pertahankan suhu kolom
kurang dari 13 menit dan ukur semua respons puncak. pada suhu ruang, laju alir lebih kurang I ml per menit.
Hitung persentase masing-masing cemaran atau hasil Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
degradasi dalam serbuk tablet dengan rumus: kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: resolusi, R, antara nevirapin dan senyawa
) ( ri sejenis A nevirapin tidak kurang dari 3,0. Lakukan
8000 kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram
(w dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per lebih dari 2,0%.
ml Larutan ba/cu; W adalah bobot dalam mg serbuk tablet Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
yang digunakan dalam Larutan uji; A adalah bobot rata- sama (lebih kurang 20 .tl) Larutan ba/cu dan Larutan üji
rata tablet dalam mg; L adalah jumlah mg nevirapin ke dalam kromatognaf, nekam kromatogram dan ukur
dalam tablet yang tertera pada etiket; r, adalah respons respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
puncak masing-masing cemaran atau hasil degradasi yang nevirapin, C 15H14N40, dalam serbuk tablet yang
diperoleh 4ari Larutan uji; rs adalah respons puncak digunakan dengan rumus:
nevirapin da1äm Larutan baku. Abaikan semua puncak
pelarut atau bahan tambahan dan puncak cemaran yang
lebih kecil dari 0,1%. 8000
c ( rrus
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada C adalah kadar Nevirapin Anhidrat BPFI dalam mg per
Kromatografi <931>. ml Larutan baku; ru dan rs berturut-tunut adalah respons
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (77:23), puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Kromatografi <931>. pada suhu 25°, masih diperbolehkan pada suhu antara 150
Pengencer Campuran etanol mutlak P-air (1:1). dan 30°.
Larutan ba/cu persediaan 1 Timbang saksama lebih
kurang 25 mg Nevirapin Anhidrat BPFI, masukkan ke
dalam labu tentulcur 250-ml, larutkan dan encerkan
dengan Pengencer sampai tanda.
-938-

NIFEDIPIN
Nifedipine Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 0 selama 3 jam,
H menggunakan 1 g zat.
HC 'j CH3

Sisa pemijaran <301> Tidak Iebih dari 0,1%; lakukan


pemijaran pada suhu 600°.
o
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpi.

Titrasi asam perklorat Timbang saksama lebih kurang


Diinetil 1,4-dihidro-2, 6-dimetil-4-('o-nitrofenil)-3,5- 4 g zat, masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, larutkan
piridindikarboksilal [21829-25-4] dalam 160 ml asam asetat glasial P dengan tangas
C17H18N206 BM 346,33 ultrasonik. Tambahkan 3 tetes p-nafiolbenzein LP dan
titrasi dengan asam perkiorat 0,1 N L sampai titik akhir
Nifedipin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak warna hijau: tidak lebih dari 0,12 nil asam perklorat
lebih dari 102,0% C 17H18N206, dihitung terhadap zat 0,1 N yang diperlukan untuk tiap gram nifeIipin.
yang teiah dikeringkan.
Kiorida dan suifat Pada 5,0 g zat dalam gelas piala
Pemerian Serbuk; kuning; terurai oleh cahaya iangsung. 140 ml, tambahkan 4,0 asam asetat 6 N dan 46 ml air,
didihkan hati-hati di atas lempeng panas, dinginkan dan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut saring melalui kertas bebas kiorida clan sulfat. Gunakan
dalam aseton. filtrat nifedipin untuk uji berikut.
Klorida Tidak Iebih dari 0,02%; lakukan penetapan
Baku pembandiug Nfedipin BPF1 simpan dalam wadah sebagai berikut: Pipet 2,5 ml filtrat nifedipin, masukkan
tertutup rapat dan terlindung cahaya; tidak boleh ke dalam tabung pembanding warna, tambahkan 12,5 ml
dikeringkan sebelum digunakan. Turunan Nfedipin air. Pipet 10 ml larutan baku yang berisi 8,2 tg natrium
Nitrofenilpiridin BPFI, Turunan Njfedipin kiorida P per ml setara dengan 5 .tg klorida per ml,
Nitrosofenilpiridin BPFL masukkan ke dalam tabung pembanding warna yang lain,
[Catatan Njfedipin langsung terurai menjadi turunan tambahkan 5,0 ml air. Ke dalam tiap tabung tambahkan
nitrosofenilpiridin oleh cahaya biasa dan cahaya buatan 0,15 ml asam nitrat 0,3 M dan 0,3 ml perak nitrat LP.
pada panjang gelombang tertentu. Cahaya ultraviolet Opalesensi filtrat nifedipin yang terjadi tidak lebih kuat
sangat berpengaruh dalam pembentukan turunan dari opalesensi larutan baku.
nitrofenilpiridin. Lakukan penetapan kadar dan semua Sulfat Tidak lebih dari 0,05%; lakukan penetapan
pengujian di tempat gelap atau berfluoresensi keemasan sebagai berikut: Pipet 1,5 ml larutan sulfat yang berisi
atau cahaya aktinik rendah. Gunakan alai kaca aktinik kalium sulfat secukupnya dalam air dengan kadan sulfat
rendah.] 10 tg per ml masing-masing ke dalam 2 tabung
pembanding warna, tambahkan berturut-turut ke dalam
Identifikasi masing-masing tabung sambil dikocok terus-menerus
A. Spektrum serapan inframerah zat yang tidak 0,75 ml etanol P; 0,5 ml larutan barium klorida P 6,1%
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P clan 0,25 ml asam asetat 6 N, kocok kembali selama
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan 30 detik. Pipet 15 ml larutan sulfat ke dalam tabung I
gelombang yang sama seperti pada Ntfedipin BPFI. yang dibeni tanda baku. Pipet 3 ml filtrat nifedipin dan
B. Ke dalam labu tentukur 10-ml yang berisi 14 mg 12 ml air ke dalam tabung II yang dibeni tanda contoh.
nifedipin tambahkan 1,0 ml kioroform P dan encerkan Kekeruhan yang terjadi pada tabung contoh tidak lebih
dengan metanol P sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ke kuat dari tabung baku.
dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan
metanol P sampai tanda, gunakan sebagai Larutan uji. Senyawa sejenis Tidak lebih dari 0,2% untuk masing-
Ukur serapan Larutan uji pada panjang gelombang dan masing dimetil 4-(2-nitrofenil)-2,6-dimetilpiridin-3,5-
450 - 200 nm menggunakan biangko metanol P. dikarboksilat dan dimetii-4-(2-nitrosofenil)-2,6-
Spektrum serapan Larutan uji menunjukkan maksimum dimetilpiridin-3,5-dikarboksilat, yang dikandung oieh
dan minimum pada panjang gelombang utama yang sama masing-masing turunan nifedipin nitrofenilpiridin dan
seperti pada larutan Nfedzpin BPFJ yang diperlakukan turunan nifedipin nitrosofenilpiridin. [Catatan Hindarkan
sama. Larutan baku dan Larutan uji dari cahaya aktinik,
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan lakukan pengujian segera setelah Larutan baku dan
uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Larutan uji disiapkan.]
Penetapan kadar. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Jarak lebur <1021> Metode III Antara 171° dan 175°.
-939-

Fase gerak dan Larutan uji Lakukan seperti tertera Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Nfedipin
pada Penetapan kadar. BPFI, larutkan dalam metanol P (hingga kadar lebih
Larutan baku nfedipin Tirnbang saksama sejumlah kurang 1 mg per ml), encerkan secara kuantitatif dan jika
Nfedipin BPFI, larutkan dalam metanol P (hingga kadar perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih
lebih kurang 1 mg per ml), encerkan secara kuantitatif kurang 0,1 mg per ml.
dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
lebih kurang 0,3 mg per ml. nifedipin, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
Larutan pembanding A Timbang saksama sejumlah larutkan dalam 25 ml metanol F, encerkan dengan Fase
turunan Njfedipin Nitrofenilpiridin BPFI, larutkan dalam gerak sampai tanda, hingga kadar lebih kurang 0,1 mg
metanol P (hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml), per ml.
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,6 tg per ml. Kroinatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Larutan pembanding B Timbang saksama sejumlah dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 25 cm x
turunan Nfedipin Nitrosofenilpiridin BPFI, larutkan 4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
dalam metanol P (hingga kadar lebih kurang I mg per 5 gm. Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan
ml), encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram
dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,6 jtg dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
per ml. efisiensi kolom tidak kurang dari 4.000 lempeng teoritis,
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan pembanding A, faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku
Larutan pembanding B, ke dalam wadah, tambahkan relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
5,0 ml Fare gerak. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan kesesuaian sistem Campur dengan volume sama (lebih kurang 25 j.tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
sama Larutan baku nfedipin, Larutan pembanding A dan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Larutan pem banding B. respons puncak utama, Hitung jumlah dalam mg
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada nifedipin, C 17HN2 0 6, dalam zat yang digunakan dengan
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap rumus:
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
antara puncak analog nitrofenilpiridin dan 250 CI!Qr
nitrosofenilpiridin tidak kurang dan 1,5; resolusi, R,
antara turunan nitrosofenilpiridin dan nifedipin tidak
kurang dari 1,0 dan simpangan baku relatif pada C adalah kadar Nfedipin BPFI dalam mg per ml Larutan
penyuntikan ulang tidak lebih dan 10%. Waktu retensi ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
relatif turunan nitrofenilpiridin, turunan nitrosofenilpiridin Larutan uji dan Larutan baku.
dan nifedipin berturut-turut adalah lebih kurang 0,8; 0,9
dan 1,0. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume cahaya, tertutup rapat.
sama (lebih kurang 25 tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah dalam mg tiap senyawa sejenis dalam KAPSUL NIFEDIPIN
nifedipin yang digunakan dengan rumus: Nifedipine Capsule

r Kapsul Nifedipin mengandung Nifedipin, C 171-118N206,


- 250Cl-- tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
r jumlah yang tertera pada etiket.

C adalah kadar Turunan Nfedipin BPFI yang sesuai Baku pembanding Nfedipin BPFI; tidak boleh
dalam mg per ml Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut dikeringkan, sixnpan dalam wadah tertutup rapat, hindani
adalah respons puncak senyawa sejenis yang diperoleh pemaparan cahaya dan penlakukan dengan hati-hati.
dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. Turunan Nfedipin Nit rofenilpiridin BPFI, Turunan
Nfedipin Nitrosofenilpiridin BPFI. [Catatan Nfedipin
Penetapan kadar [Catatan Hindarkan Larutan ba/cu dan langsung terurai menjadi turunan nitrosofenilpiridin oleh
Larutan uji dari cahaya aktinik, lakukan pengujian cahaya biasa dan cahaya pada panjang gelombang
segera setelah Larutan ba/cu dan Larutan uji disiapkan.] tertentu. Cahaya ultraviolet sangat berpengaruh dalam
Lakukan penetapaij secara Kromatografi cair kinerja pembentukan turunan nitrofenilpiridin. Lakukan
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. penetapan kadar dan semua pengujian di tempat gelap
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-metanol P atau berfluoresensi keemasan atau cahaya aktinik
(50:25:25), dan awaudarakan. Jika perlu lakukan rendah. Gunakan a/at kaca aktinik rendah.]
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
- 940 -

Identifikasi Toleransi Dalam waktu 20 menit hams larut tidak


A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identflkasi kurang dan 80% (Q) nifedipin, C 17H18N206 dari jumlah
secara KromatograJI Lapis Tipis <281>. Yang tertera pada etiket.
Fase gerak Campuran etil asetat P -sikloheksan P
(1:1). Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,5 mm. Prosedur keseragaman kandungan
Penampak bercak Timbang berturut-turut 3 g bismut Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nfedipin
subnitral P dan 30 g natrium iodida P, masukkan ke BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
dalam tabu tentukur 100-ml, iarutkan dan encerkan perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih
dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam kurang 50 .tg per ml.
tabu tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml asam klorida Larutan uji Lubangi pangkal kapsul dengan gunting.
3 N, encerkan dengan air sampai tanda. Keluarkan isi kapsul ke dalam tabu tentukur 200-ml,
Larutan baku Larutkan sejumlah Nfedipin BPFJ dalam potong kapsul menjadi 2. Bilas gunting dan potongan
dikiormetan P hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per ml. kapsul dengan lebih kurang 20 ml metanol F, kumpuikan
Larutan uji Lubangi pangkal dari 3 kapsul dengan bilasan secara kuantitatif ke dalam tabu tentukur di atas.
gunting, keluarkan semua isi kapsul masukkan ke daiam Encerkan dengan metanol P sampai tanda.
tabung sentrifuga, bilas gunting dengan iebih kurang Prosedur Ukur serapan Larutan ba/cu dan Larutan uji
20 ml natrium hidroksida 0,1 N. Pipet 25 ml diklormetan P dalam sel-1 cm pada panjang gelornbang , serapan
ke dalam tabung, tutup dan balikkan beberapa kali dan maksimum lebih kurang 350 urn, menggunakan metanol
buang tekanan dalam tabung secara hati-hati. Tutup P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg nifedipin,
kembali tabung kemudian kocok hati-hati seiama 1 jam. C171-118N206, dalam tiap kapsul dengan rumus:
Sentrifus tabung selama 10 menit pada kecepatan
2000 - 2500 rpm. Keluarkan beningan dengan aspirasi
menggunakan siring dan pipet 5 ml lapisan paling bawab
ke dalam vial yang sesuai. D ) A5
Prosedur Campur volume sama Larutan baku dan
Larutan uji. Totolkan dalam bentuk pita secara terpisah C adalah kadar Nfedipin BPFI daiam j.ig per ml Larutan
masing-masing 500 1.il Larutan baku, Larutan uji, dan baku; T adalah jumlah dalam mg nifedipin dalam kapsul
campuran Larutan ba/cu dan Larutan uji pada lempeng seperti tertera pada etiket; D adalah kadar nifedipin dalam
kromatografi silika gel P setebal 0,5 mm. Masukkan g per ml Larutan uji berdasarkan yang tertera pada
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang terlindung etiket; Au dan As berturut-turut adalah serapan dan
cahaya dan telah dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan Larutan uji dan Larutan ba/cu.
merambat hingga tiga perempat tinggi lempeng. Angkat
lempeng, tandai batas rambat, keringkan di udara sampai Senyawa sejenis Dimetil 4-(2-nitrofenil)-2,6-
tidak berbau. Segera amati pita di bawah cahaya dimetiipiridin-3,5-dikarboksiiat, yang sesuai dengan
UV 254 nm. Bercak utama berbentuk pita warna biru turunan nifedipin nitrofenilpiridin tidak lebih dan 2% dan
gelap. Harga Rj pita Larutan uji, Larutan baku, dan dimetil 4-(2-nitrosofenil)-2,6-dimetilpiridin-3,5-
campuran Larutan baku dan Larutan uji masing-masing dikarboksilat yang sesuai dengan turunan nifedipin
lebih kurang 0,3. Semprot lempeng dengan Penampak nitrosofenilpiridin tidak lebih dari 0,5% relatif terhadap
bercak: masing-masing larutan memberikan pita kompak kadar nifedipin. Lakukan penetapan dengan cara
jingga muda dengan latar belakang kuning. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
B. WaktU retensi puncak utama kromatogram Larutan Kromatografi <931>. [Catalan Larutan ba/cu nfedipin
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh dan Larutan uji terlindung cahaya aktinik. Segera
pada Penetapan kadar. la/cu/can pengujian terhadap Larutan ba/cu nfedipin dan
Larutan uji.]
Disolusi <1231> Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LP kadar dalarn Nfedipin.
(tanpa pepsin). Larutan baku nfedipin Lakukan seperti tertera pada
A/at tipe2: 50 rpm Senyawa sejenis dalarn Nfedipin,
Waktu: 20 menit Larutan baku I Lakukan seperti Larutan pembanding
Prosedur Lakukan penetapan jumiah nifedipin, A yang tertera pada Senyawa sejenis dalam Nfedipin,
C 171-118N206 , yang terlarut dengan mengukur serapan kecuali untuk pembuatan kadar akhir lebih kurang 6 .tg
filtrat alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi per ml.
dan serapan larutan baku N(fedipin BPFJ dalam media Larutan ba/cu 2 Lakukan sepenti Larutan pembanding
Yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum B yang tertera pada Senyawa sejenis dalam Njfedipin,
lebih kurang 340 urn. Dapat digunakan metanol P tidak kecuali untuk pembuatan kadar akhir iebih kurang 1,5 jig
lebih dan 1% volume total untuk melarutkan baku per ml.
pembanding sebelum diencerkan dengan media disolusi.
[Catalan Penyaring harus diperilcsa terhadap adanya
nfedipin yang terserap.]
-941-

Larutan baku Pipet masing-masing 5 ml Larutan ba/cu ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku relatif
1 dan Larutan ba/cu 2 ke dalam labu tentukur 10-ml, pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan sama (lebih kurang 25 0) Larutan ba/cu dan Larutan uji
kadar. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Larutan kesesuaian sistem Campur sejumiah volume respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
sama Larutan baku nfedipin, Larutan baku 1 dan nifedipin, C 17H 18N206 dalam tiap kapsul dengan rumus:
,

Larutan ba/cu 2.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap C
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur ( V5 (L
) rs
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
antara puncak turunan nitrofenilpiridin dan turunan C adalah kadar Nfedipin BPFI dalam mg per ml Larutan
nitrosofenilpiridm tidak kurang dari 1,5; resolusi, R, baku; V adalah volume dalam ml Larutan uji; ru dan rs
antara puncak turunan nitrosofenilpiridin dan nifedipin berturut-turut adalah respons puncak dani Larutan uji dan
tidak kurang dari 1,0; clan simpangan baku relatif yang Larutan baku.
ditetapkan dari respons setiap tununan pada penyuntikan
ulang tidak lebih dan 10%. Waktu retensi relatif untuk Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
turunan nitrofenilpiridin, turunan nitrosofenilpiridin dan terlindung cahaya pada suhu antara 150 dan 25°.
nifedipin berturut-turut lebih kurang 0,8; 0,9 dan 1,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 25 1.il) Larutan ba/cu dan Larutan uji TABLET LEPAS LAMBAT NIFEDIPIN
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram clan ukur Nifedipine Extended-Release Tablet
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg masing-
masing senyawa sejenis dalam tiap kapsul dengan rumus: Tablet Lepas Lambat Nifedipin mengandung nifedipin,
C17H18N206, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan
c11
54r
_
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Baku pembanding Nfedipin BPFI; Tidak boleh


dikeningkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, hindani
C adalah kadar turunan Nfedipin BPFJ yang sesuai dalam pemaparan cahaya dan perlakukan dengan hati-hati.
mg per ml Laru tan ba/cu; V adalah volume dalam ml Turunan Nfedipin Nitrofenilpiridin BPFI, Turunan
Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons Nfedipin Nitrosofenilpiridin BPFI.
puncak senyawa sejenis yang sesuai dari Larutan uji dan [Catatan Nfedipin langsung terurai menjadi turunan
Larutan ba/cu. nitrosofenilpiridin ole/i cahaya biasa dan cahaya buatan
pada panjang gelombang tertentu. Cahaya ultraviolet
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara sangat berpengaruh dalam pembentukan tununan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada nitrofenilpiridin. La/cu/can Penetapan kadar dan semua
Kromatografi <931> [Catatan Lindungi Larutan ba/cu pengujian di tempat gelap atau berfluonesensi keemasan
dan Larutan uji dari cahaya aktinik Lakukan Penetapan atau cahaya aktinik nendah. Gunakan alat kaca aktinik
kadar segera setelah penyiapan Larutan ba/cu dan rendah.]
Larutan ujjj.
Fase ger?k..d.n Larutan ba/cu Lakukan seperti tertera Identifikasi
pada Penetapan kadar dalam Njfedipin. A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Larutan uji Pindahkan sehiruh isi 5 kapsul dengan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti dipenoleh pada
bantuan sedikit metanol P ke dalam labu tentukur, Penetapan kadar.
encerkan secara kuantitatif clan jika perlu bertahap dengan B. Larutan uji dan Larutan ba/cu; membenikan serapan
Fase gerak hingga kadar nifedipin lebih kurang 0,1 mg maksimum pada panjang gelombang yang sama.
per ml. Saring melalui penyaring tahan pelarut. Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada /cadar, kecuali pengenceran lebih lanjut dengan Fase
Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi genak hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per ml.
dilengkapi dengan detektor 265 nm clan kolom 25 cm x Larutan ba/cu Lakukan seperti tertera pada Penetapan
4,6 mm berisi bahan pengisi LI, dengan ukuran partikel kadan dalam N(fedipin, kecuali pengenceran lebih lanjut
5 gm dan kolom pelindung berisi bahan pengisi L.I. Laju dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,02 mg
alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi per ml.
terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur Prosedur tikur serapan Larutan uji dan Larutan ba/cu;
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi membenikan serapan maksimum pada panjang gelombang
kolom tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis; faktor yang sama.
- 942 -

Disolusi <1231> Uji 1 Jika sediaan memenuhi uji mi,


pada etiket harus mencantumkan memenuhi syarat Uji I A 3.0-3.5 B 3.5-4.0
Disolusi R.
Media disolusi: 50 ml air
AL
Alat tipe 7 Lakukan seperti tertera pada Pelepasan obal
<961>: Antara 15 dan 30 rpm. Jangan gunakan cakram,
tapi gunakan tangkai gelas pleksi 25 cm, sisi tablet
ditempelkan pada tangkai dengan bantuan lem tidak larut
air. Wadah larutan adalah tabung uji dengan panjang
A
P6 ' R*
A: ICawat penjopit talsan asam
H: Kawatpanahan tahan 000m

150 - 200 mm dan pertahankan suhu tangas air pada Sanian dalam mm

37°±0,5°. Pada akhir setiap interval uji, sistem Gambar


dipindahkan ke deret berikutnya berupa tabung uji baru
berisi 50 ml Media disolusi segar. Waktu: 3,6 dan 12 jam.
Waktu: 4, 8, 12, 16, 20 clan 24 jam.
Pengencer Campuran metanol P-air (1:1). Lakukan penetapan jumlah nifedipin, C 171118N206 yang
Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 50 mg terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
Nfedipin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur seperti tertera pada Kromatografi <931>.
100-ml, larutkan dalam 50 ml metanol P, encerkan Fase gerak Buat campuran asetonitril Pair, (70:30),
dengan air sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
larutan dengan Pengencer hingga kadar mendekati menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Larutan uji. Kromatografi <931>.
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Nfedipin
disaring melalui penyaring dengan porositas 0,4 J.Lm; jika BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
perlu encerkan dengan Pengencer, kurang 1,11 mg per ml. Encerkan secara kuantitatif dan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin, jika perlu bertahap dengan Media disolusi hingga kadar
C171118N206, yang terlarut pada setiap interval waktu Iebih kurang 0,1 mg per ml.
4 jam, dengan mengukur serapan Larutan uji dan Larutan Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah
baku pada panjang gelombang serapan maksimum Iebih disaring, jika perlu encerkan dengan Media disolusi.
kurang 338 nm menggunakan sel 0,5-cm. [Catatan Untuk Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
periode 4 jam, tetapkan serapan pada 456 nm, dan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
gunakan penetapan mi untuk mengoreksi pengaruh dilengkapi dengan detektor 350 nm dan kolom 12,5 cm
bahan tambahan tablet.] x 4,0 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran partikel
Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin, 3 jim. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit dan
C17H18N206 yang dilepaskan dan terlarut secara in vivo pertahankan suhu kolom pada 40°. Lakukan kromatografi
pada interval waktu tertentu memenuhi Tabel terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur
Penerimaan 2 seperti tertera pada etiket. respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi
kolom tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis; faktor
Waktu (jam) Jumlah terlarut* ikutan tidak lebih clan 1,5; dan simpangan baku relatif
4 Antara5-17% pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
8 - Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
12 Antara43-80% sama (lebih kurang 20 j.tI) Larutan uji dan Larutan baku,
16 - rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
20 - Hitung jumlah nifedipin, C 17H18N206 yang terlarut.
24 Tidak kurang dan 80% Toleransi Persentase jumlah nifedipin C 17H18N206,
*Jumlah terlarut didasarkan pada jumlah nifedipin yang tertera Yang terlarut pada waktu tertentu berdasarkan jumlah
pada etiket.
Yang tertera pada etiket memenuhi Tabelpenerimaan 2.
Uji 2 Jika sediaan memenuhi uji mi, pada etiket harus
mencantumkan memenuhi syarat Uji 2 Disolusi Fl.
Dapar Timbang 330,9 g natrium fosfat dibasa P dan Waktu (jam) Jumlah terlarut
38 g asam sitrat P, masukkan ke dalam labu tentukur 3 Antara 10-30%
1000-ml, tambahkan air untuk melarutkan, tambahkan 6 Antara 40-65%
10 ml asamfosfat P, encerkan dengan air sampai tanda. 12 Tidak kurang dan 80%
Media disolusi: 900 ml campuran Dapar-larutan
natrium lauril sulfat P 10%. Buat campuran 125,0 ml Uji 3 Jika sediaan memenuhi uji mi, pada etiket harus
Dapar dengan 1000 ml larutan natrium lauril sulfat P dicantumkan memenuhi syarat Uji 3 Disolusi R.
10% dan encerkan dengan air hingga 10.000 ml. Jika
perlu atur pH hingga 6,8. Untuk tablet nifedipin 30 mg.
Alat tipe 2: 50 rpm dengan sinker seperti pada Gambar.
- 943 -

Fase 1 pindahkan tablet dan sinker ke labu disolusi berisi media


Media disolusi: 900 ml daparfosfat 0,05 MpH 7,5. disolusi untuk fare 2.] Lakukan penetapan junilah
Alattipe2: 100 rpm nifedipin, C 17H18N206 , yang terlarut pada Fase 1 dengan
Waktu: 1 jam mengukur serapan filtrat alikuot dan Larutan baku pada
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nfedipin panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
BPFI, larutkan dalam Media disolusi hingga kadar lebih 238 nm, menggunakan Media disolusi sebagai blangko.
kurang 0,034 mg per ml. [Catatan Jika perlu gunakan
metanol P tidak lebih 10% dari volume akhir untuk Fase 2
membantu melarutkan njfedipin.] Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan Ptanpa
[Catatan Setelah mencapai waktu, ambil tablet dari labu enzim, mengandung natrium lauril sulfat 0,5%, pH 1,2.
disolusi, letakkan pada sinker, dan pindahkan tablet dan Alattipe2: 100 rpm
sinker ke labu disolusi berisi media disolusi untuk Fase Waktu: 1,4,8,danl2jam
2.] Lakukan penetapan jumlah nifedipin, C 17H18N2 06 , Timbang saksama sejumlah Nfedipin BPFI, larutkan
yang terlarut pada Fase I dengan mengukur serapan dalam Media disolusi hingga kadar lebih kurang
alikuot dan Larutan baku pada panjang gelombang 0,067 rug per ml. [Catatan Jika perlu gunakan metanol P
serapan maksimum lebih kurang 238 nm, menggunakan tidak lebih 10% dari volume akhir untuk membantu
Media disolusi sebagai blangko. melarutkan nfedipin.]
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin,
Fase 2 C1 71118N206, yang terlarut pada Fase 2 dengan mengukur
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan P tanpa serapan filtrat alikuot dan Larutan baku pada panjang
enzim, mengandung natriwn laurilsulfat 0,5%, pH 1,2. gelombang serapan maksimum lebih kurang 238 run,
Alattipe2: 100 rpm menggunakan Media disolusi sebagai blangko.
Waktu: 1, 4, 8, dan 12 jam Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin,
Timbang saksama sejumlah Nfedipin BPFI, larutkan C 171-1 18 N206 , yang terlarut pada waktu tertentu
dalam Media disolusi hingga kadar lebih kurang berdasankan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel
0,034 mg per ml. [Catatan Jika perlu gunakan metanol P penerimaan 2.
tidak lebih 10% dari volume akhir untuk membantu
Waktu (jam) Jumlah terlarut*
melarutkan nfedipin.]
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin, I Tidak lebih dan 30%
C17H 18N206 pada Fase 2 dengan mengukur serapan 4 Antara 40-70%
alikuot clan Larutan ba/cu pada panjang gelombang 8 Tidak kurang dan 70%
serapan maksimum lebih kurang 238 nm, menggunakan 12 Tidak kunang dan 80%
*Unt.uk setiap unit dosis, tambahkan persentase zat yang terlarut pada
Media diso/usi sebagai blangko. Fase ike dalam jumlah zat terlanit pada tiap waktu tertentu daii Fase 2.
Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin,
C 1 7H18N206, yang terlarut pada waktu tertentu Uji 4 Jika sediaan memenuhi uji mi, path etiket harus
berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel dicantumkan memenuhi syarat Uji 4 Disolusi Fl.
penerimaan 2. Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan P tanpa
enzim, mengandung natrium lauril sulfat 0,5%, pH 1,2.
Waktu (jam) Jumlah terl arut* Alattipe2: 100 rpm
1 Tidak lebih dan 30% Waktu: 1, 4, dan 12 jam
4 Antara30-55% Timbang saksama sejumlah Njfedipin BPFI, larutkan
Tidak kurang dan 60% dalam Media disolusi hingga kadan lebih kunang
1-, Tidakkurang dan 80% 0,067 mg per ml untuk tablet 60 mg dan 0,034 mg per ml
*Un k setiap unit dosis, tambahkan persentase zat yang terlarut untuk tablet 30 mg. [Catatan Jika perlu gunakan metanol
daam daparfosfat 0,05MpH 7,5 dari Fase 1 ke dalam jumlah zat
yang terlarut pada tiap waktu tertentu dan Fase 2.
P tidak lebih 10% dari volume akhir untuk membantu
melarutkan nfed4,in.]
Untuk tablet nifedipin 60 rug. Prosedur Lakukan penetapan jumlah nifedipin,
C 1 7H 18N206, yang terlarut dengan mengukun serapan
Fasel filtrat alikuot dan Larutan ba/cu pada panjang gelombang
Media disolusi: 900 ml daparfosfat 0,05MpH 7,5. serapan maksimum lebih kurang 238 nm, menggunakan
A/at tipe 2: 100 rpm. Media disolusi sebagai blangko.
Waktu: 25 menit. Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin,
Larutan baku Timbang saksaifla sejumlah Nj(edipin C17H 15N206 , yang terlarut pada waktu tertentu
BPFJ, larutkan dalam Media disolusi hingga kadar lebih berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel
kurang 0,067 mg per ml. [Catatan Jika perlu gunakan penerimaan 2.
metanol P tidak lebih 10% dari volume akhir untuk
membantu me/aria/can nfedipin.]
Prosedur [Catatan Setelah mencapai waktu, ambil
tablet dari labu disolusi, letakkan pada sinker, dan
- 944 -

Untuk Tablet Nifedipin 30 mg KromatograjI <931>. [Catatan Lakukan uji mi segera


Waktu (jam) Jumlah terlarut setelah penyiapan Larutan baku Nfedipin dan Larutan
Antara 12-35% uji.]
4 Antara 44-67% Fare gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
12 Tidakkurangdari8O% kadar dalam Nfedipin.
Larutan baku Njfedipin, Larutan pembanding A dan
Untuk Tablet Nifedipin 60 mg Larutan pembanding B Lakukan seperti pada uji
Waktu (jam) Jumlah terlarut Senyawa sejenis dalam Nfedipin, kecuali gunakan larutan
1 Antara 10-30% nifedipin dengan kadar lebih kurang 6 dan 1,5 .tg per ml
4 Antara 40-63% berturut-turut untuk Larutan pembanding A dan Larutan
12 Tidak kurang dan 80% pembanding B.
Larutan kesesualan sistem Buat campuran volume
Uji 5 Jika sediaan memenuhi uji mi, pada etiket harus sama Larutan ba/cu Nfedipmn, Larutan pem banding A dan
dicantumkan memenuhi syarat Uji 5 Disolusi Fl. Larutan pem banding B.
Media disolusi: 50 ml air Larutan baku Pipet 5 ml masing-masing Larutan baku
Alai tipe 7 Lakukan seperti tertera pada Pelepasan obat nfedipmn, Larutan pembanding A, dan Larutan
<961>: 30 pencelupan per menit. Gunakan tangkai gelas pembanding B ke dalam wadah, tambahkan, 5,0 ml Fare
pleksi 25 cm, sisi tablet ditempeikan pada tangkai dengan gerak. Tiap ml larutan mi mengandung lebihIürang 2 4g
bantuan lem tidak larut air. Wadah larutan adalah tabung per ml Turunan Nfedipin Nitrofenilpiridin BPFI dan
uji 25 mm dengan panjang 150-200 mm dan pertahankan 0,5 .tg per ml Turunan Nfedipin Nitrosofenilpiridmn
suhu tangas air pada 37±0,5°. BPFI.
Waktu :4, 12, clan 24 jam Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Pengencer 1 Campuran metanol P-asetonitril P (1:1). Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Pengencer 2 Campuran Pengencerl- air (1:1). Penetapan kadar. Lãkukan kromatografi terhadap
Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 50 mg Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
Nfedipin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
100-ml, larutkan dalam 50 ml Pengencer 1, clan encerkan antara puncak turunan nifedipin nitrosofenilpinidin dan
dengan air sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif puncak turunan nitrosofenilpinidin tidak kurang dari 1,5;
larutan dengan Pengencer 2 hingga kadar lebih kurang resolusi, R, antara puncak turunan nitrosofenilpiridin dan
0,01; 0,05; dan 0,20 mg per ml yang digunakan untuk nifedipin tidak kurang dari 1,0; dan untuk setiap turunan
alikuot pada waktu berturut-turut 4, 12, dan 24 jam. nifedipin simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Prosedur [Catatan Untuk periode waktu 4 jam, saring tidak lebih dani 10%.
alikuot, dan tetapkan serapan pada 456 nm. Gunakan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
nilai serapan mi untuk mengoreksi pengaruh bahan sama (lebih kurang 25 i1) Larutan ba/cu dan Larutan uji,
tambahan tablet.] Lakukan penetapan jumlah nifedipin, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
C1711 18N206 yang teriarut pada waktu tertentu dengan Hitung persentase senyawa sejenis dalam tablet dengan
mengukur serapan alikuot yang telah disaring melaiui rumus:
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 J.tm, jika
periu encerkan filtrat dengan campuran Pengencer 1 dan
417
air hingga campuran akhir air-metanol P-asetonitril P ( c )( , )
(2:1:1) dan Larutan baku pada panjang gelombang
serapan maksimum Iebih kurang 238 nm, menggunakan C adalah kadar baku pembanding turunan nifedipin yang
sel 0,5-cm dan Pengencer 2 sebagai blangko. sesuai dalam .tg per ml Larutan baku; W adalah bobot
Toleransi Persentase kumulatif jumlah nifedipin, dalam mg nifedipin dalam tablet yang digunakan untuk
C 17H18N206, yang terlarut pada waktu tertentu membuat Larutan uji; r1dan rs berturut-turut adalah
berdasarkan yang tertera pada etiket memenuhi Tabel respons puncak senyawa sejenis yang sesuai dari Larutan
penerimaan 2. uji dan Larutan baku.
Waktu (jam) Jumlah terlarut Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
4 Tidak lebih dan 14% Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
12 Antara 39-75% Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan penetapan kadar
24 Tidak kurang dan 75% segera setelah Larutan baku dan Larutan uji dibuat.]
Fare gerak dan Larutan ba/cu Lakukan seperti tertera
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. pada Penetapan kadardalam Nfedipin.
Pengencer Campuran asetonitril P- metanol P (1:1).
Senyawa sejenis Turunan nifedipin nitrofeniipiridin tidak Larutan uji Gunakan sejumlah tablet setara dengan
lebih dari 2,0% dan turunan nifedipin nitrosofenilpiridin lebih kurang 420 mg nifedipin, serbukkan dan masukkan
tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara ke dalam labu tentukur 250-ml yang berisi 130 ml air;
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada atau masukkan tablet utuh ke dalam blender berkecepatan
- 945 -

tinggi dengan kapasitas wadah 400 ml yang berisi 130 ml Pemerian Cairan seperti minyak atau massa hablur; tidak
air, homogenisasi hingga diperoieh suspensi homogen berwarna atau agak kekuningan; berbau lemah dan khas.
(iebih kurang 2 menit) dan pindahkan suspensi ke dalam
labu tentukur 250-ml dengan bantuan Pengencer. Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan etanol,
Encerkan dengan Pengencer sampai tanda dan kocok dengan klorofonn dan dengan eter.
selama 30 menit. Sentrifus suspensi dan gunakan Baku pembanding Niketamida BPFI; Etilnikotinamida
beningan. Pipet 3 ml beningan ke dalam labu tentukur BPFI.
50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda, saring.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C dan D
Larutan mi mengandung nifedipin lebih kurang 0,1 mg dilakukan. Uji C dan D dapat diabaikan jika uji A dan B
per ml. [Catatan Sisihkan sebagian Larutan uji untuk dilakukan.
digunakan pada uji Senyawa sejenis.]
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dikeningkan dan didispersikan dalam kalium bromida F,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
diiengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom 25 cm x gelombang yang sama seperti pada Niketamida BPFI.
4,6 mm berisi bahan pengisi Li dan kolom pelindung 3
B. Spektrum serapan larutan 0,0015% dalam asam
cm x 2,1 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih
kiorida 0,01 N setebal 2 cm pada panjang gelombang
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
230 - 350 nm menunjukkan maksimum hanya pada
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
263 nm. Serapan jenis pada panjang gelombang 263 nm
puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom
adaiah lebih kurang 285.
tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis; faktor ikutan
tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada C. Panaskan 100 mg zat dengan 1 ml natrium
hidroksida 2 N: terjadi bau khas dietilamina, yang makin
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0 %.
lama makin kuat, yang membirukan kertas lakmus P.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
D. Pada 2 ml larutan 0,1% tambahkan 2 ml sianogen
sama (lebih kurang 25 p1) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur bromida LP dan 3 ml larutan anilina P 2,5%, kocok:
terjadi wama kuning.
respons puncak utama. Hitung persentase nifedipin,
C 17H18N206, dalam tablet yang digunakan dengan rumus: pH <1071> 6,0 sampai 7,8; lakukan penetapan
menggunakan larutan 25%.
4167 CI?L Kejernihan larutan Harus jemih; lakukan penetapan
r
menggunakan bentuk cair atau cairan yang diperoleh
dengan pemanasan secara hati-hati.
C adalah kadar Nfedipin BPFI daiam mg per ml Larutan
baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak dan Warna dan akromisitas <1291> Metode III Warna tidak
Larutan uji dan Larutan baku. lebih intensif dari Larutan padanan W5.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Indeks bias <1001> 1,524 sampai 1,526.
terlindung cahaya dan simpan padasuhu ruang terkendaii.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpi;
Penandaan Pada etiket, cantumkan uji disolusi yang lakukan penetapan menggunakan larutan 10,0% dan
digunakan. Larutan baku timbal (1 bpj Pb) sebagai lanutan balm.

Senyawa sejenis Lakukan Kromatografl lapis tipis


seperti tertera pada Kromatografi <931>.

a
NIKETAMIDA
Niketamide Larutan 1 Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam metanol P hingga kadan 4%.
N Larutan 2 Timbang saksama sejumlah Etilnikotinamida
BPFJ, larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,041/o.
Larutan 3 Encerkan Larutan 2 dengan metanol P
N(C2H5)2
hingga kadan 0,004%.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
10 .il Larutan 1, Larutan 2 dan Larutan 3 pada lempeng
N,N-dietilpiridin-3-karboksamida [59-26-7] kromatografi silika gel GF254. Masukkan lempeng ke
C1 0H14N20 BM 178,2 dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak
kloroform P-n-propanol P (75:25). Angkat lempeng,
Niketamida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah cahaya
tidak lebih dari 101,0% C 10H14N20, dihitung terhadap zat ultraviolet 254 nm. Bercak etilnikotinainida dari Larutan
anhidrat. 1 tidak lebih intensif dan bercak Larutan 2 dan bercak
lain selain bercak utama yang diperoleh dari Larutan I
tidak lebih intensifdani bercak Larutan 3.
- 946 -

Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%; Senyawa .sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,3%; lakukan Fase gerak Campuran kloroform P-etanol mutlak P-air
penetapan menggunakan 2 g zat. (48:45:4).
Larutan I Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang dalarn etanol P 50% hingga kadar 8%.,
150 mg zat, larutkan dalam campuran 20 ml asam asetat Larutan 2 Encerkan Larutan 1 dengan etanol P 50%
glasial P dan 5 ml anhidrida asetat P. titrasi dengan hingga kadar 0,020%.
asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara Prosedur Totolkan secara terpisah 5 p1 Larutan I dan
potensiometrik. Larutan 2 pada lempeng kromatografi silika gel GF254.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N Fase gerak dan biarkan merambat hingga 10 cm di atas
setara dengan 17,82 mg C10H,41'J20 ganis penotolan. Angkat lempeng, tandai batas raxnbat,
biarkan fase gerak menguap dan amati di bawah cahaya
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. ultraviolet 254 rim. Bercak lain selain bercak utama
Larutan 1 tidak lebih intensif dari bercak Larutan 2.

Susut pengeringan <1121> Tidak 1ebilf'dri 0,5%;


NIKOTINAMIDA
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.
NIASINAMIDA
Niacinamide Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 200 mg zat


dalam 5 ml asam sulfat LP: larutan berwarna tidak lebih
CONH,
intensif dari Larutan padanan A.

Piridin-3-karboksamida [98-92-0] Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


C6H6N20 BM 122,12 Metode I Memenuhi syarat.

Nikotinamida mengandung tidak kurang dari 98,5% dan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tidak lebih dan 101,5% C6H6N20, dihitung terhadap zat Kromatografl cair kinerja tinggi seperti tertera pada
yang telah dikeringkan. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat larutan natrium 1-heptan sulfonat
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau atau praktis 0,005 M-metanol P (70:30), saning dan awaudarakan.
tidaic berbau; rasa pahit. Larutan bersifat netral terhadap Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
kertas lakmus. Nikotinamida BPFJ, masukkan dalam labu tentukur
100-ml, Iarutkan dalam iebih kurang 3 ml air, encerkan
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol; larut dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 4 ml larutan,
dalam gliserin. masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda.
Baku pembanding Nikotinamida BPFI; lakukan Larutan resolusi Buat larutan yang mengandung
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum sejumlah volume sama Larutan baku dan iarutan niasin
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. yang dibuat dengan cara yang sama dan mempunyai
kadar yang sama.
Larutan uji Buat dengan cara yang sama seperti
Identifikasi Larutan baku.
A. Didihkan 100 mg zat dengan 1 ml natrium Sistem kromatograJl Lakukan seperti tertera pada
hidroksida 2 N: terjadi bau amoniak. Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinea tinggi
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 tg per ml dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang 3,9 mm berisi bahan pengisi L.I. Laju alir lebih kurang 2 ml
gelombang yang sama seperti pada Nikotinamida BPFI; per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi;
perbandingan A 245/A 262 adalah antara 0,63 dan 0,67. resolusi, R, antara puncak niasin dan nikotinamida tidak
kurang dari 3,0. Lakukan knomatografi terhadap Larutan
Jarakiebur<1021>Antara 128° dan 131°. baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: simpangan baku reiatif pada
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
menggunakan larutan 5%. Prosedur Suntildcan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 0) Larutan baiai dan Larutan uji ke
Logam berat <371> Metode IIITidak lebih dan 30 bpj. dalam kromatogra1 rekam kromatogram dan ukur respons
- 947 -

puncak utama. Hitung jumlah dalam mg nikotinamida, Suhu lebur <1021> 146° sanipai 150°.
C6 16N2 0, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 3 jam,
1250 CI - menggunakan 1 g zat.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan


C adalah kadar Nikotinamida BPFI dalam mg per ml penetapan menggunakan 2,0 g zat.
Larutan ba/cu; r, dan rs berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpi;
lakukan penetapan menggunakan 12 ml larutan yang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. diperoleh dengan melarutkan sisa pemijaran dalam 1 ml
asam klorida 2 N dan encerkan dengan air sampai 20 ml.
Gunakan Larutan ba/cu timbal (2 bpj) sebagai
NIKOTINIL ALKOHOL TARTRAT pembanding.
Nicotinyl Alcohol Tartrate Nikotinaldehida Serapan campuran 10 ml larutan zat
10% dan 10 ml larutan fenilhidrazina hidrokiorida P
N
OH 1,0% dalam asam fosfat 3,6 M, yang diencerkan dengan
fH.CO2H air hingga 50 ml dan biarkan selama 30 menit, pada
CH.CO,H
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
CONH 370 tim terhadap blangko larutan fenilhidrazina
2 OH
hidrokiorida P 0,20% dalam asam fosfat 0,72 M, tidak
3-piridilmetanol hidrogen tartrat [6164-87-0] lebih besar dari serapan 50 ml larutan piridin-
C6H7NO.C4H606 BM 259,2 3-karboksaldehida 0,0010% yang diperlakukan sama.
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
Nikotinil Alkohol Tartrat mengandung tidak kurang dan seperti tertera pada Kromatografl <931>.
98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C 6H7NO.C411606 ,
Fase gerak Campuran dikiorometan P-1,4-dioksan P-
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. metanol P-amonium hidroksida P (50:30:16:4)
Larutan 1 Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Pemerian Serbuk hablur putih, atau hampir putih; tidak dalam amonium hidroksida 0,1 N hingga kadar 25%.
berbau atau hampir tidak berbau. Larutan 2 Encerkan Larutan 1 dengan amonium
hidroksida 0,1 N hingga kadar 0,050%.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam Larutan pembanding Timbang saksama sejumlah
etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam 3-pikolilamina, larutkan dalam amonium hidroksida 0,1 N
eter. hingga kadar 0,050%.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Nikotinil
Baku pembanding Nikotinil Alkohol Tartrat BPFI. Alkohol Tartrat BPFJ, larutkan dalam arnonium
Identifikasi hidroksida 0,1 N hingga kadar 0,050%.
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,004% dalam Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 j.tl
asam klorida 0,1 N pada panjang gelombang 230 tim Larutan 1 dan Larutan 2, Larutan pembanding dan
sampai 350 tim menunjukkan maksimum hanya pada Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel
panjang gmbang 261 nm. Serapan pada 261 tim lebih GF254. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kurang0,84. kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Faye gerak.
B. Pada uji Senyawa sejenis, bercak utama yang Angkat lempeng, biarkan Fase gerak menguap dan amati
diperoleh dari Larutan 2 sesuai dengan yang diperoleh di bawah cahaya ultraviolet 254 run. Semprot lempeng
dari Larutan baku. dengan larutan 2,4,6-trinitroklorobenzen 2% dalam etanol
C. Menunjukkan reaksi Tartrat cara B dan C seperti mutlak P, keringkan dengan aliran udara dan semprot
tertera pada U]! Ident?/Ikasi Umum <291>. dengan larutan natrium karbonat dekahidrat P 5%.
Bercak Larutan 1 tidak lebih intensif dari bercak Larutan
pH <1071> 2,8 sampal 3,7; lakukan penetapan pembanding 3-pikolilarnina. Bercak lain selain bercak
menggunakan larutan 5%. utama Larutan 1 tidak lebih intensif dari bercak Larutan 2.
Abaikan bercak asam tantrat pada ganis penotolan.
Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
penetapan mengguiakan larutan 5,0%. Penetapan kadar Lakukan penetapan secana 7'itrasi
Bebas Air dalam Titrimetri <711> menggunakan lebih
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna kurang 250 mg zat yang ditimbang saksama, titrasi
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W5; dengan asam perkiorat 0,1 N L dan tentukan titik akhir
lakukan penetapan menggunakan larutan 5,0%. secara potensiometnik.
- 948 -

Tiap ml asam per/brat 0,1 N larutan mi dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
setara dengan 25,92 mg C6 -I7N0. C4H606 3,2 tg per ml.
Larutan ba/cu 2 Timbang saksama sejumlah Nimodipin
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. BPFI dan Senyawa Sejenis A Nimodipin BPFI, masukkan
ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam
tetrahidrofuran P lebih kurang 10%, dari volume labu
NIMODIPIN tentukur, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar
Nimodipine Nimodipin BPFI dan Senyawa Sejenis A N/mod/pin BPFI
masing-masing lebih kurang 0,8 mg per ml. Encerkan
larutan dengan Fase gerak hingga kadar Nimodipin BPFI
dan Senyawa Sej en/s A Nimodipin BPFI masing-masing
HIC
lebih kurang 1,6 ig per ml.
0
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat,
Nch masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, lanutkan dalam
2,5 ml tetrahidrofuran P, encerkan dengan Fase gerak
Isopropil 2-metoksietil 1,4-dihidro-2, 6-dimetil-4-(m- sampai tanda.
nitrofenil)-3,5-piridindikarbok.ilat [66085-59-4] S/stem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
C21H26N207 BM 418,44 Kromatografi <931>. Kromatograf cair kineja tinggi
dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom f2,5 cm x
Nimodipin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan 4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir iebih kurang
tidak lebih dari 101,5% C 211-126N207 dihitung terhadap zat 2 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 400.
yang telah dikeringkan. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu 2, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Baku pembandrng Nimodipin BPFI, Senyawa Sejenis A pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak senyawa
Nimodipin BPFI [Catatan Larutan ba/u, Larutan uji sejenis A nimodipin dan nimodipin tidak kurang dan 1,5;
terlindung cahaya, la/u/an penetapan segera di bawah dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
cahaya redup atau gunakan alai gelas aktinik rendah] lebih dari 2,0%. [t'atatan Untuk tujuan idenifi/asi,
waktu retensi relatf untuk senyawa sej en/s A nimodipin
Identifikasi dan nimodiin berturut-turut lebih kurang 0,9 dan 1,0]
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, sama (lebih kurang 20 tl) Larutan ba/u 1. Larutan ba/cu
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan 2, dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
gelombang yang sama seperti pada Nimodipin BPFI. kromatogram, ukur respons puncak. [Catatan Re/am
B.Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan kromatogram Larutan uji selama empat kali waktu
uji sesuai dengan Larutan ba/cu 1 seperti diperoleh pada retensi n/mod/pin.] Hitung persentase senyawa sejenis A
Senyawa sejenis. dalam nimodipin dalam zat yang digunakan dengan
Rotasi jenis <781> Antara 100 dan +100. Gunakan rumus:
larutan zat 50 mg per ml dalam aseton P.
100
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 1000 1C u )rs
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam.
Cs adalah kadar Senyawa Sejenis A N/mod/pin BPFI,
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. dalam tg per ml Larutan ba/u 2; Cu adalah kadar
nimodipin dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A nimodipin tidak berturut-turut adalah respons puncak senyawa sejenis
lebih dari 0,1%; masing-masing cemaran lain tidak lebih Animodipin dari Larutan uji dan Larutan ba/u 2:
dari 0,2% dan total cemaran tidak lebih dari 0,5%, didapatkan tidak lebih dan 0,1% senyawa sejenis A
Lakukan penetapan dengan cara KromatograJi cair nimodipin. Hitung persentase masing-masing cemaran
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografl <931>. lain dalam zat dengan rumus:
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-
tetrahidrofuran P (3:1:1), saring dan awaudarakan. Jika 100 (E, ( Li
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada KromatograJl <931>.
1000 1Cu )rs
Larutan ba/cu 1 Timbang saksama sejumlah Nimodipin
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, Cs adaiah kadar N/mod/pin BPFI dalam j.tg per ml
larutkan dalam tetrahidrofuran P Iebih kurang 10% dan Larutan ba/u 1; Cu adaiah kadar nimodipin, dalam mg
volume labu tentukur, encerkan dengan Fase gerak per ml Larutan uji; r1 adalah respons puncak masing-
hingga kadar lebih kurang 1,6 mg per ml. Encerkan masing cemaran dani Larutan uji dan rs adalah respons
puncak nimodipin dari Larutan ba/u 1: didapatkan
- 949 -

cemaran lain tidak lebih dari 0,2%; dan total cemaran Suspendibilitas (Bila kemasan ditujukan untuk
tidak lebih dari 0,5%. pemakaian suspensi oral) Tidak kurang dari 90,0%
jumlah unit Nistatin Fl yang diharapkan, berdasarkan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang potensi yang diperoleh dari Penetapan potensi. Timbang
180 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 100 ml, saksama lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam
tambahkan campuran 25 ml butil al/who! tersier P dan gelas piala 250 ml berisi 200,0 ml air. Dispersikan
25 ml asam perkiorat LP, panaskan hati-hati sambil dengan mengaduk hati-hati menggunakan batang
diaduk hingga larut. Tambahkan 0,1 mlferoin LP. Titrasi pengaduk. Biarkan 2 menit, dan amati suspensi: akan
dengan serium sulfat 0,1 N LV. Lakukan penetapan terjadi suspensi dengan sedikit atau tanpa endapan pada
blangko, jika perlu lakukan koreksi. dasar gelas piala. Bila terjadi endapan, tetapkan kadar
suspensi tanpa digoyangkan seperti tertera pada
Tiap ml serium sulfat 0,1 N Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>,
setara dengan 20,92 mg C21H2N207 menggunakan sejumlah volume suspensi yang diukur
saksama. Masukkan ke dalam blender berkecepatan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tinggi berisi sejumlah volume dimetilformamida P hingga
terlindung cahaya. Simpan pada suhu 25° masih diperoleh kadar Larutan persediaan yang mengandung
diperbolehkan antara 15° clan 30°. lebih kurang 400 unit Nistatin Fl per ml, blender selama
3 - 5 menit. Encerkan Larutan persediaan secara
kuantitatif dengan Dapar nomor 6 hingga diperoleh
NISTATIN Enceran larutan uji dengan kadar yang diperkirakan
Nystatin sama dengan aras dosis tengah baku.

Nistatin [1400-61-9] Sifat hablur <1091> (Bila kemasan ditujukan untuk


pemakaian suspensi oral) Memenuhi syarat.
Nistatin adalah zat atau campuran dua atau lebih zat,
dihasilkan oleh biakan Streptomyces noursei Brown et al. pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan
(Familia Streptomycetaceae). Mempunyai potensi tidak menggunakan suspensi 3%.
kurang dari 4400 unit Nistatin Fl per mg, bila ditujukan
untuk pemakaian dalam bentuk suspensi oral tidak kurang Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
dari 5000 unit Nistatin Fl per mg. lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dan
Pemerian Serbuk; kuning hingga cokelat muda; berbau 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
biji-bijian; higroskopik, dan dapat terpengaruh oleh lebih kurang 100 mg zat yang ditimbang saksama.
cahaya, panas dan udara dalam waktu lama.
Komposisi Nistatin A l tidak kurang dan 85%; cemaran
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar hingga lain tidak lebih dari 4,0%. Lakukan penetapan dengan
agak sukar larut dalam etanol, dalam metanol, dalam cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
n-propanol, dan dalam n-butanol; tidak lanit dalam Kromatografi <931>.
kioroform, dalam eter dan dalam benzen. Larutan A Campuran amonium asetat P 0,05 M-
asetonitril P (71:29).
Baku pembanding Nistatin BPFI; Lakukan pengeringan Larutan B Campuran asetonitril P - amonium asetat P
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dan 0,05 M(60:40).
5 nimIt.pada suhu 40° sebelum digunakan, dalam Fare gerak Gunakan vaniasi campuran Larutan A dan
wadah tertutuio rapat, terlindung cahaya, simpan dalam Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
lemari pembeku. perlu lakukan penyesuaian menunut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Identifikasi Masukkan lebih kurang 50 mg zat ke dalam Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nistatin
labu tentukur 100-ml bersumbat kaca, tambahkan 25 ml BPFI, larutkan dalam dimetil sulfoksida P hingga kadar
metanol P dan 5 ml asam asetat glasial P untuk lebih kurang 0,4 mg per ml. [Catatan Lindungi larutan
melarutkan, encerkan dengan metanol P sampai tanda. mi dari cahaya dan gunakan dalam waktu 24 jam, jika
Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, disimpan dalam lemaripendingin.]
encerkan dengan metanol P sampai tanda: spektrum Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
serapan ultraviolet yang ditetapkan segera, menunjukkan masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml aktinik rendah,
maksimum dan minimum pada pânjang gelombang yang larutkan dan encerkan dengan dimetil sulfoksida P sampai
sarna seperti pada'Nistatin BPFI, menggunakan blangko tanda. [Catatan Gunakan larutan mi dalam waktu
larutan asam asetat glasial P dalam metanol P (1 dalam 24 jam, jika disimpan dalam lemaripendingin.]
1000). Perbandingan serapan pada 230 tim dan 279 nra Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih
adalah antara 0,90 dan 1,25. kurang 20 mg zat, larutkan dalam 25 ml metanol P dan
encerkan dengan air hingga 50 ml. Pipet 10 ml larutan,
- 950 -

tambahkan 2 ml asam kiorida P encer dan biarkan pada Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
suhu ruang selama 1 jam.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada Nistatin
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
dilengkapi dengan detektor UV 304 nm dan kolom "end- <131>. Masukkan sejumlah krim dan sejumlah volume
capped" 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi Li dengan dimetilformamida P hingga diperoleh sejumlah Larutan
ukuran partikel 5 Inn. Pertahankan suhu kolom path 30°. persediaan yang mengandung tidak kurang 400 unit
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf Nistatin Fl per ml. Encerkan Larutan persediaan secara
diprogram sebagai berikut: kuantitatif dengan Dapar nomor 6 hingga diperoleh
Enceran larutan uji dengan kadar yang diperkirakan
Waktu Larutan A Larutan B Masi saina dengan aras dosis tengah balm.
(menit) (%) (%)
0-25 100 0 isokratik Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau wadah
25-35 100—*0 0-100 gradien tertutup rapat, hindarkan dari panas berlebih.
35-40 0 100 isokratik
40-45 0--+100 100--+0 gr&lien
45-50 100 0 kesetimbangan
LOSIO NISTATIN
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian Nystatin Lotion
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera path Prosedur: resolusi, R, antara dua Losio Nistatin mengandung Nistatin tidak kurang dan
puncak utama tidak kurang dan 3,5. Lakukan 90,0% dan tidak lebih dari 140,0% unit Nistatin Fl dan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram jumlah yang tertera pada etiket.
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
eluasi puncak utama nistatin A1 lebih kurang 14 menit. Baku pembanding Nistatin BPFI; Lakukan pengeringan
Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 i.t1 Larutan uji ke dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dan
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua 5 mmHg, pada suhu 400 sebelum digunakan, dalam
respons puncak, abaikan puncak yang tereluasi kurang wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan dalam
dari 2 menit. Hitung persentase masing-masing puncak lemani pembeku.
dengan rumus:
pH <1071> Antara 5,5 sampai 7,5.

ioo Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada


(;LI )
Penetapanpotensi dalam Krim Nistatin.

r1 adalah respons puncak masing-masing cemaran; dan rr Wadab dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
adalah jumlah seluruh respons puncak. path suhu ruang terkendali.

Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada


Penetapan Potensi Antibiolik secara Mikrobiologi <131>. SALEP NISTATIN
Nystatin Ointment
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya. Salep Nistatin mengandung Nistatin tidak kurang dan
90,0% dan tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin Fl dan
Penandaan Jika dikemas untuk pembuatan suspensi oral jumlah yang tertera pada etiket.
hams dicantumkan pada etiket.
Baku pembanding Nistatin BPFI; Lakukan pengeringan
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dani
5 mmHg, pada suhu 40° sebelum digunakan, dalam
KRIM NISTATIN wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan dalam
Nystatin Cream lemani pembeku.
Krim Nistatin mengandung Nistatin tidak kurang dan Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
90,0% dan tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin Fl dan
jumlah yang tertera pada etiket. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%, gunakan
20 ml cainpuran toluen P-metanol P (7:3) sebagai
Baku pembanding Nistatin BPFI; Lakukan pengeningan pengganti metanol P dalam bejana titrasi.
path tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 40°
sebelum digunakan, dalam wadah tertutup rapat, Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada
terlindung cahaya, simpan dalam lemani pembeku. Penetapan potensi dalam Krim Nistatin.
-951-

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Penetapan kadar Lakukan seperti tertera pada Nistatin
pada suhu ruang terkendali. dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
<131>. Ukur saksama sejumlah volume suspensi yang
barn dikocok dan bebas gelembung udara dan sejumlah
SUSPENSI ORAL NISTATIN volume dimetilformamida P hingga diperoleh larutan
Nystatin Oral Suspension dengan kadar sesuai, masukkan ke dalam blender clan
blender dengan kecepatan tmggi selama 3 - 5 menit. Ukur
Suspensi Oral Nistatin mengandung Nistatin tidak kurang saksama campunan mi, dan encerkan dengan
dan 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin dimetilformamida P hingga diperoleh Larutan persediaan
Fl dari jumlah yang tertera pada etiket. Mengandung dengan kadar lebih kunang 400 unit Nistatin Fl per ml.
bahan pendispersi, pewangi, pengawet dan zat Encerkan Larutan persediaan secana kuantitatif dengan
pensuspensi yang sesuai. Dapar nomor 6 hingga kadar Enceran larutan uji
diperkirakan sama dengan aras dosis tengah balm.
Baku pembanding Nistatin BPFJ; lakukan pengeringan
dalam hampa udara (tekanan udara tidak lebih dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
5 mm Hg) path suhu 400 selama 2 jam sebelum tidak tembus cahaya.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, dalam lemari pembeku.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat; untuk


TABLET NISTATIN
Suspensi dikemas dalam wadah dosis tunggal. Nystatin Tablet
Prosedur keseragaman kandungan [Catatan Gunakan
peralatan kaca aktinik rendah] Faktor koreksi, F, Tablet Nistatin mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
dihitung seperti pada bagian (4) dari Keseragaman tidak lebih dari 130,0% unit Nistatin FT dan jumlah yang
kandungan dalam Keseragaman Sediaan <911>, tertera pada etiket.
dinyatakan tidak memenuhi jika angka yang diperoleh
dengan rumus dalam kalimat kedua lebih besar dan 25; Baku pembanding Nistatin BPFI; lakukan pengeningan
ikuti bagian (5) dan bagian (6), kecuali mengganti 0,900 dalam hampa udara (tekanan udara tidak lebih dan
dengan 0,750. Pindahkan isi yang telah dikocok 5 mmHg) pada suhu 400 selama 2 jam sebelum
sempurna dari satu wadah suspensi oral ke dalam labu digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
tentukur 1 00-ml, larutkan dan encerkan dengan metanol P terlindung cahaya, dalam lemari pembeku.
sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan metanol P hingga kadar Larutan uji Susut pengeringan <1221> Tidak lebih dari 5,0% untuk
lebih kurang 25 unit Nistatin F! per ml. Dengan cara yang tablet salut biasa; tidak lebih dan 8,0% untuk tablet salut
sama, buat larutan baku Nistatin BPFJ dalam metanol P film; lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
hingga kadar lebih kurang 25 unit Nistatin Fl per ml. dalam hampa udana (tekanan tidak lebih dari 5 mmHg)
Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan lebih kurang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 304 nm 100 mg serbuk tablet.
menggunakan metanol P sebagai blangko. Hitung jumlah
unit Nistatin Fl dalam wadah yang digunakan dengan Waktu hancur <1251> 120 menit untuk tablet salut
rumus: biasa.

Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada Nistatin


(CL (A dalani Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
1 D ) A5 <131>. Masukkan tidak kurang dari 5 tablet dan sejuxnlah
volume dimetilformamida P yang diukur saksaina hingga
C adalah kadar Larutan baku dalam unit Nistatin F! per diperoleh larutan dengan kadar sesuai, masukkan ke
ml; L adalah jumlah unit Nistatin F! yang tertera pada dalam blender dan blender dengan kecepatan tinggi
etiket; D adalah kadan Larutan uji dalam unit Nistatin Fl selama 3 - 5 menit. Encerkan secara kuantitatif dengan
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; Au dan A s dimetilformamida P hingga kadan Larutan persediaan
berturut-turut adalah serapan dari Larutan uji dan lebih kurang 400 unit Nistatin FT per ml. Encerkan secara
Larutan baku. kuantitatif Larutan persediaan dengan Dapar nomor 6
hingga kadar Enceran larutan uji diperkirakan sama
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. dengan anas dosis tengah balm.

pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0 atau jika mengandung Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
gliserin: antana 5,3 dan 7,5. tidak tembus cahaya.
- 952 -

TABLET VAGINAL NISTATIN A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah


Nystatin Vaginal Inserts dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Tablet Vaginal Nistatin mengandung Nistatin dengan gelombang yang sama seperti pada Nitrazepam BPFI.
bahan pengikat, pengencer dan pelicin yang sesuai. B. Pengukuran dilakukan pada larutan segar, terlindung
Mengandung nistatin tidak kurang dari 90,0% dan tidak cahaya. Spektrum serapan ultraviolet' tarutan 0,0005%
Iebih dari 140,0% unit Nistatin Fl dari jurnlah yang dalam larutan asam sulfat P 0,5% dalam metanol P pada
tertera pada etiket. panjang gelombang 230 nm sampai 350 nm menunjukkan
maksimum hanya pada 280 nm; serapan jenis pada
Baku pembanding Nistatin BPFJ; lakukan pengeringan panjang gelombang 280 nm adalah 890 sampai 950.
dalam hampa udara pada tekanan udara tidak lebih dan C. Larutan 20 mg zat dalam campuran 5 ml asam
5 mm Hg dan suhu 400 selama 2jarn sebelum digunakan. kiorida P dan 10 ml air. Didihkan selama 5 menit,
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dinginkan dan tambahkan 2 ml larutan natrium nitrit P
dalam lemari pembeku. 0,1%. Biarkan selama 1 menit, tambahkan larutan asam
sulfamat P 0,5%. Campur dan biarkan 1 menit,
Susut pengeringan <1221> Tidak lebih dari 5,0%; tambahkan 1 ml larutan N-(1-Nafiul)etilendiamina
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, pada dihidroklorida P 0,1%: terjadi warna merah.
hampa udara (tekanan tidak lebih dari 5 mmHg) dan suhu D. Larutkan 10 mg zat dalam 1 ml )ieanol P,
600 selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg hangatkan jika penn dan tambahkan 0,05 ml natrium
serbuk tablet. hidroksida 2 N. terjadi warna kuning intensif.

Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 60 menit. Suhu Lebur <1021> Metode I Antara 226° dan 230 0 .

Penetapan potensi Lakukan seperti tertera pada Logam berat <371> Metode VI Tidak lebih dari 20 bpj;
Penetapan potensi dalam Tablet Nistatin. lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat dan 2 ml
Larutan ba/cu timbal (10 bpj Pb) sebagai larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya. Simpan dalam lemari pendingin jika Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
tertera pada etiket. seperti tertera pada Kromatografi <931>, terlindung
cahaya; gunakan lanutan segar.
Larutan 1 Timbang saksama sejumlah zat uji, larutkan
NITRAZEPAM dalam aseton P hingga kadar 2,0%.
Nitrazepam Larutan 2 Encerkan Larutan I dengan aseton P hingga
kadar 0,0020%.
H
Larutan pembanding I Timbang saksama sejumlah
2-amino-5-nitrobenzofenon BPFI, larutkan dalam
aseton P hingga kadar 0,0020%.
Larutan pembanding II Timbang saksama sejumlah
O2N /l 3-amino-6-nitro-4-fenil-2-kuinolona BPFI, larutkan
C,H,
dalam aseton P hingga kadar 0,0020%.
Prosedur Totolkan secara terpisah 10 i.tl Larutan I,
1,3-Dihidro-7-nitro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on Larutan 2, Larutan pembanding I dan Larutan
[146-22-5]
pembanding II pada lempeng knomatografi silika gel
C15H11N303 BM 281,3 GF254. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
Nitrazepam mengandung tidak kurang dan 99,0% dan nitrometana P-etil asetat P (85:15), hingga merambat
tidak lebih dari 101,0% C15H11N 3 03, dihitung terhadap
12 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan
zat yang telah dikeringkan. fase gerak menguap dan amati dibawah cahaya ultraviolet
254 nm. Bercak pada kromatogram Larutan 1 yang sesuai
Pemerian Serbuk hablur, kuning. dengan 2-amino-5-nitrobenzofenon dan 3-aniino-6-nitno-
4-fenil-2 kuinolon, tidak lebih intensif dari bercak
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam
Larutan 2 dan Larutan pembanding I dan bercak lain
etanol dan dalam eter; agak sukar larut dalam kloroform. selain bencak utama yang diperoleh dari Larutan 1 tidak
lebih intensif dan bercak Larutan pem banding IT
Baku pembanding Nitrazepam BPFI; 3-Amino-6-nitro-
4-fenil-2-kuinolon BPFI. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 0,5%;
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B, C, D dan E lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai 105° selama
4 jam, menggunakan 1 g zat.
dilakukan. Uji B, C dan D dapat diabaikan jika uji A dan
E dilakukan.
-953-

Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%; Alattipe2: 50 rpm.
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat. Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 1 H11N3O3 yang
Penetapan kadar Lakukan penetapan secara Titrasi terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji, jika
Bebas Air dalam Titrimetri <711>. Timbang saksama perlu encerkan dengan Media disolusi, dan ukur serapan
lebih kurang 250 mg zat, larutkan dalam 25 ml anhidrida larutan baku Nitrazepam BPFI dalain media yang sama
asetat P. Titrasi dengan asam perkiorat 0,2 N LV, pada panjang gelombang serapan maksimurn 280 urn;
tetapkan titik akhir secara potensiometrik. serapan jenis pada panjang gelombang serapan
maksimum 280 urn adalah 870.
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N Toleransi Dalam waktu 45 menit harus lanit tidak
setara dengan 28,13 mg C15FIijN303 kurang dan 70% (Q) C15H1 1 N303 dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalani wadah tertutup baik,
terlindung cahaya. Senyawa sejenis dan hasil urai Lakukan Kromatografi
lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>,
terlindung cahaya.
TABLET NITRAZEPAM Fase gerak Campuran etil asetat P— nitrometana P
Nitrazepam Tablet (15:85).
Larutan baku I Timbang 10 mg aminonitro
Tablet Nitrazepam mengandung Nitrazepam, C15H 1 1 N303, benzofenon, lanxtkan dan encerkan dengan aseton P
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan hingga 100 ml; encerkan 25 ml larutan mi dengan
jumlah yang tertera pada etiket. aseton P hingga 50 ml (larutan mi dibuat segar sebelum
digunakan).
Identifikasi Larutan baku II Timbang 10 mg Senyawa Sejenis A
A. Spektrum serapan ultraviolet pada panjang Nitrazepam BPFI (3-amino-6-nitro-4-fenilkuinol-2-on)
gelombang 230 - 350 nm, seperti tertera pada Penetapan larutkan dan encerkan dengan aseton P, hingga 100 ml;
kadar, menunjukkan maksimum hanya pada 280 rim. encerkan 25 ml lanitan liii dengan aseton P hingga 50 ml
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada IdentfIkasi (lanitan mi dibuat segar sebelum digunakan).
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Fase gerak Campuran kioroform P-in etanol P setara dengan 20 mg nitrazepam, kocok dengan 4 ml
(100:10). campuran metilen kiorida F— metanol P (1:1) selarna
Larutan baku Timbang sejumlah Nitrazepam BPFI, 5 menit, sentrifus dan gunakan beningan.
larutkan dalam metanol hingga kadar 0,5%. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Larutan uji Timbang sejumlah serbuk tablet larutkan 10 p1 Larutan uji, Larutan baku I, Larutan baku II yang
dalam metanol P secukupnya hingga kadar nitrazepam dibuat segar pada lempeng kromatografi silika gel GF 254 .
0,5%, biarkan mengendap dan enaptuangkan. Masukkan lempeng ke dalani bejana kromatografi yang
Prosedur Totolkan secara terpisah 2 p1 Larutan baku telah dijenuhkan dengan Fare gerak, biarkan merambat
dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel G. hingga 12 cm di atas ganis penotolan. Angkat lempeng,
Masukkan ke dalam bejana kromatografi berisi Fase biarkan fase gerak menguap dan arnati di bawah cahaya
gerak dan biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per ultraviolet 254 nm • Bercak Larutan uji yang sesuai
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas dengan 2-amino-5-nitrobenzofenon tidak lebih intensif
rambat;'bjakan Fase gerak menguap dan semprot dengan dari bercak Larutan baku I (1%) dan bercak lain yang
larutan asaim sulfat P 10% dalam etanol mutlak P. sesuai dengan 3-arnino-6-nitro4-fenilkuinol-2-on tidak
Panaskan lempeng pada suhu 1050 selama 10 menit dan lebih intensifdari bercak Larutan ba/cu 11(1%).
amati di bawah cahaya ultraviolet 365 xml: bercak utama
Yang diperoleh pada kromatogram Larutan uji sesuai Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dengan bercak utama Larutan baku. Keseragaman kandungan
C. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara Masukkan sebuah tablet yang sudah diserbuk ke dalarn
dengan lebih kurang 5 mg nitrazepam, tambahkan 5 ml labu tentukur 100-ml. Tambahkan 5 ml air, campur dan
asam kiorida P dan 10 ml air, panaskan di atas tangas air diainkan selama 15 menit. Tambahkan 70 ml asam kiorida
selama 15 menit, saring. Pada filtrat yang jernih P 0,5% dalarn metanol F, kocok selarna 15 menit,
tambahkan 1 ml larutan natrium nitrit P 0,1%, biarkan tarnbahkan asam kiorida P 0,5% dalam metanol P sarnpai
3 menit, tambahkan 1 ml larutanasam sulfamat P 0,5%, tanda. Jika perlu encerkan secara bertahap dengan asam
biarkan 3 menjt dan tambahkan 1 ml larutan kiorida P 0,5% dalarn metanol P hingga kadar nitrazepam
N-(1-naftul)etilen-1,2-diamin dihidrokiorida P 0,1%: 0,001% (b/v). Ukur serapan larutan segera pada
terjadi warna merah. panjang gelombang maksimum 280 nm, menggunakan
asam klorida P 0,5% dalam metanol P sebagai
Disolusi <1231> blangko. Hitung jumlah C1511 1 1N303 dengan
Media disolusi: 900 ml asam kiorida 0,1 N. membandingkan serapan larutan uji dengan serapan
larutan baku Nitrazepam BPFI.
- 954 -

Penetapan kadar digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,


Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrazepam terlindung cahaya. Nitrofurazon BPFI; lakukan
BPFI, larutkan dalam larutan asam kiorida P 0,5% pengeringan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum
dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 0,01 mg digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
per ml. terlindung cahaya. Hindarkan paparan sinar matahani
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan langsung, cahaya fluoresensi kuat, pánas berlebih dan
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara bahan alkali. Nitrofurfural Diasetat BPFI; tidak boleh
dengan lebih kurang 5 mg nitrazepam, tambahkan 5 ml dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
air, campur dan biarkan selama 15 menit. Tambahkan terlindung cahaya.
70 ml larutan asam kiorida P 0,5% dalam metanol P.
kocok selama 15 menit. Tambahkan larutan asam kionida Identifikasi
yang sama hingga 100 ml dan saring. Encerkan 10 ml A. Spektrum serapan inframerah zat yang telab
filtrat dengan larutan asam kiorida yang sama hingga dikeringkan pada suhu 140° selama 30 menit dan
50 ml. didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang seperti pada Nitrofurantoin BPFI.
280 nm. Hitung jumlah dalam mg nitrazepam, B. Waktu retensi puncak utama kromato'grm Larutan
C1 5 H11N303, dalam zat uji dengan rumus: uji sesuai dengan Larutan baku seperti dipeleh pada
Penetapan kadar.
( Au
500C Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 1,0% untuk
bentuk anhidrat; antara 6,5% dan 7,5% untuk bentuk
hidrat. Lakukan pengeringan dalam hampa udara pada
C adalah kadar Nitrazepam BPFI dalam mg per ml suhu 140° selama 30 menit.
Larutan baku; Au dan A s berturut-turut adalah serapan
Larutan uji dan Larutan baku. Nitrofurfural diasetat Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
Kromatografi lapis t4iis seperti tertera path Kromatografi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung <931>.
cahaya. Faze gerak Campuran kioroform P -metanol P (9:1).
Penampak hercak Timbang 750 mg feniihidrazin
hidrokiorida, larutkan dalam 50 ml air, hiiangkan warna
NITROFURANTOIN dengan arang aktf P, tambahkan 25 ml asam klorida P
Nitrofurantoin dan campur dengan air hingga 200 ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrofurfural
0
Diasetat BPFI, larutkan dalam campuran
dimetilformamida P-aseton P (1 dalam 10) hingga kadar
lebih kurang 100 ig per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
dalam I ml dimetilformamida P, encerkan dengan aseton
1-[(5-nitrofurfurilidena)amino] hidantoin [67-20-9]
P sampai tanda.
C8H6N405 (anhidrat) BM 238,16
Prosedur Totolkan secana terpisah masing-masing
Monohidrat [17140-81-7] BM 256,18
10 j.tl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
Nitrofurantoin adalah senyawa anhidrat atau mengandung kromatografi silika gel P setebal 0,25 nun. Masukkan
satu molekul air hidrat, mengandung tidak kurang dan lempeng ke daiam bejana knomatografi yang berisi Faze
98,0% dan tidak lebih dan 102,0% C8116N405, dihitung gerak. Biankan merambat hingga tiga per empat tinggi
terhadap zat anhidrat. [Perhatian Nitrofi4rantoin dan lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
larutan menjadi tidak berwarna oleh alkali dan cahaya, biankan di udara selama 5 menit dan panaskan pada suhu
dan terurai bila terpapar logam kecuali aluminium dan 105 0 selama 5 menit dan selagi hangat semprot lempeng
baja tahan karat.] dengan Penampak bercak. Bercak Larutan uji path harga
R1 lebih kurãng 0,7 tidak lebih besar atau lebih intensif
Pemerian Hablur atau serbuk halus, kuning jeruk, tidak dari bercak Larutan baku pada harga Rf yang sama.
berbau, rasa pahit.
Nitrofurazon Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam etanol; penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
larut dalam dimetilfonnamida. seperti tertera path Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 7.0 Larutkan 6,8 g kalium fosfat
Baku pembanding Nitrofurantoin BPFI; lakukan monobasa P dalam lebih kurang 500 ml air. Tambahkan
pengeringan pada suhu 140° selama 30 menit sebelum sejumlah natrium hidroksida I N secukupnya (lebih
-955-

kurang 30 ml) hingga pH 7,0; encerkan dengan air hingga Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
1000 ml. lanjutkan seperti tertera pada Larutan baku.
Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 7,0 - Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tetrahidrofuran P (9:1), saring dan awaudarakan. Jika Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
seperti tertera pada Kromatografi <931>. 3,9 mm yang berisi bahan pengisi U. Lakukan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrofurazon kromatografi terhadap Larutan baku, atur parameter
BPFJ, larutkan dalam dimetilformamida P, hingga kadar percobaan hingga waktu retensi puncak nitrofurantoin
lebih kurang 5,0 ig per ml. Pipet 2 ml larutan mi ke lebih kurang 8 menit dan tinggi lebih kurang 0,5 skala
dalam labu bersumbat kaca, tambahkan 20,0 ml air, penuh. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak
campur. seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah asetanilida dan nitrofurantoin tidak kurang dari 3,0 dan
nitrofurazon dan nitrofurantoin, larutkan dalam simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dimetilformamida F, hingga kadar masing-masing lebih lebih dari 2,0%.
kurang 0,5 tg per ml. Encerkan larutan mi dengan Fase Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
gerak (1:10). (5 - 10 ILl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
Laru tan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
masukkan dalam labu bersumbat kaca 25 ml, larutkan puncak utama. Hitung jumlah dalam mg nitrofurantoin,
dalam 2,0 ml dimetilforina,nida P. Tambahkan 20,0 ml C8H6N4 05 dalam zat yang digunakan dengan rumus:
air, campur dan biarkan selama 15 menit hingga
terbentuk endapan. Saring sejumlah larutan melalui
penyaring nilon porositas 0,45 gm dan gunakan filtrat. w1I, RuR,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 375 nm dan kolom 30 cm x W adalah bobot dalam mg Nitrofurantoin BPFI dalam
3,9 mm yang berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
kurang 1,6 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap perbandingan respons puncak nitrofurantoin terhadap
Larutan baku, atur parameter percobaan hingga waktu baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
retensi puncak nitrofurantoin lebih kurang 10,5 menit dan
tinggi lebih kurang 0,1 skala penuh. Rekam kromatogram Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: tidak tembus cahaya.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Penandaan Pada etiket tertera bentuk anhidrat, hidrat
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons atau makrohablur. Jika nitrofurantoin berbentuk
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara makrohablur juga hams dicantumkan luas permukaan
kedua puncak tidak kurang dari 4,0. spesifik dan metode yang digunakan pada Luas
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume permukaan spesf1k.
(60 - 100 tl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Respons puncak kromatogram Larutan uji KAPSUL NITROFURANTOIN
pada waktu reterisi yang sama tidak lebih dari Larutan Nitrofurantoin Capsule
baku...
Kapsul Nitrofurantoin mengandung Nitrofurantoin,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C8H6N405, tidak kurang dan 90,0% dan tidak lebih dan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 7,0 Lakukan seperti tertera pada Baku pembanding Nitrofurantoin BPFI; lakukan
Nitrofurazon. pengeringan pada suhu 140° selama 30 menit sebelum
Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 7,0 - digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
asetonitril P (88:22), saning dan awaudarakan. Jika perlu terlindung cahaya. Nitrofurazon BPFI; lakukan
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti pengeningan pada suhu 105° selama 1 jam sebelum
tertera pada Kromatografi <931>. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah terlindung cahaya. Hindarkan paparan sinar matahari
asetanilida P. larutkan dalam air hingga kadar Iebih langsung, cahaya fluoresensi kuat, panas benlebih dan
kurang I mg per zTd. bahan alkali.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Nitrofurantoin BPFI, masukkan ke dalam labu bersumbat Identifikasi
kaca, larutkan dalam 40,0 ml dimetilformamida F, A. Pada sejumlah isi kapsul setara dengan Iebih kurang
tambahkan 50,0 ml Larutan baku internal. 100 mg nitrofurantoin, tambahkan 10 ml asam asetat 6 N,
didihkan beberapa menit, saning selagi panas. Dinginkan
-956-

hiñgga suhu ruang, kumpulkan endapan nitrofurantoin, panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
dan keringkan p&la suhu 105° selama 1 jam; spektrum 375 urn.
serapan inframerah residu yang didispersikan dalam Toleransi Persentase C 8H6N405 yang hams larut sesuai
minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada dengan Tabelpenerimaan benikut.
bilangan gelombang yang sama seperti pada
Nitrofurantoin BPFI. Waktu Jumlah zat Jumlah zat
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Laru tan (jam) terlarut terlarut
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada (individual) (rata-rata)
Penetapan kadar. 1 2%-16% 5%-13%
3 27% - 69% 39% - 56%
Disolusi <1231> 7 Tidak kurang Tidak kurang
Uji I (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin dani68% dani8l%
makrohablur)
Media disolusi: 900 ml daparfosfatpH 7,2 ± 0,05. Tabel Penerimaaan
Alattipel: 100 rpm. Tahap Jumlah Kniteria
Waktu: 1, 3 dan 8 jam uji
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nitrofurantoin, Li 12 Rata-rata zat tenlarut terletak pada
C8H6N405, yang terlarut dengan mengukur serapan rentang yang ditetapkan jtda tiap
alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan interval dan pada akhir uji
serapan larutan baku Nitrofurantoin BPFJ dalam media memenuhi tidak kurang dari nilai
yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum yang ditetapkan. Semua
Iebih kurang 375 urn. individual zat terlarut terletak
Toleransi Pada titik pengambilan 1 jam, persentase path rentang yang ditetapkan
C8H6N405 yang harus larut sesuai dengan Tabel pada tiap interval dan pada akhir
penerimaan 2. Pada titik pengambilan 3 dan 8 jam, uji semua individual zat terlarut
persentase C8H6N405 , yang terlarut harus sesuai dengan memenuhi tidak kurang dari nilai
kriteria uji akhir pada Tabelpenerimaan. yang ditetapkan.
L2 12 Rata-rata zat terlarut terletak pada
Waktu (jam) Jumlah terlarut rentang yang ditetapkan pada tiap
1 20%-60% interval dan pada akhir uji
3 Tidak kurang dan 45% memenuhi tidak kurang dari nilai
8 Tidak kurang dan 60% yang ditetapkan. Tidak lebih 2
dari 24 nilai individual terletak di
Uji 2 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin luar rentang yang ditetapkan pada
makrokristai dan bentuk monohidrat) tiap interval, dan tidak lebih 2
Media asam: 900 ml asam klorida 0,01 N, selama dari 24 nilai individual kurang
ijam. dari niiai yang ditetapkan.
Media dapar 7,5 Buat dapar pH 7,5 (Timbang 62,2 g
kalium hidroksida P dan 129,3 g kaliumfosfat monobasa,
Iarutkan dan encerkan dengan air hingga 1000 ml). 4 mm maximum

Setelah 1 jam, ganti Medium asam dengan Medium dapar 4 ml,, maxim,,,,,

/
7,5 dengan menambalikan 50 ml dapar pH 7,5 dan
lanjutkan pengujian selarna 6 jam.
Alat tipe 2: 100 rpm dengan "sinker" yang terbuat dan
kawat baja berlapis teflon 20 gauge dengan panjang lebih
11 mi m$mwTt O.D.
kurang 13 cm yang dibuat menjadi gulungan dengan
panjang lebih kurang 22 mm (lihat Gambar 1). -

Waktu: 1, 3 dan 7jam.


Larutan baku tahap asam Timbang sejumlah
Nitrofurantoin BPFJ, larutkan dalam Media asam hingga -t 22n.
kadar lebih kurang 0,025 mg per ml. Gambar 1
Larutan baku tahap dapar Timbang sejumlah
Nifrofurantoin BPFI dalam Media dapar pH 7,5 hingga Uji 3 (Jika pada etiket tertera mengandung nitrofurantoin
kadar lebih kurang 0,075 mg per ml. makrohablun dan bentuk monohidrat). Jika memenuhi uji
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nitrofurantoin, mi, pada etiket tercatum memenuhi Uji 3 Disolusi FL
C8H6N405, yang terlarut dengan mengukur serapan Media asam, Media dapar 7,5, Alat tipe 2, Larutan
alikuot, jika perlu encerkan dengan Media yang sesuai baku tahap asam, Larutan baku tahap daparLakukan
dan serapan larutan baku Nitrofurantoin BPFI yang seperti tertera pada Uji 2.
sesuai dalam Media asam atau Media dapar pH 7,5 pada
- 957 -

Toleransi Persentase C 8116N405 yang hanis larut sesuai Toleransi Persentase C 8H6N405, yang tenlarut hams
dengan Tabelpenerimaan 2. sesuai dengan kriteria pada Tabelpenerimaan 2.

Waktu Junilah zat Jumlah zat Waktu (jam) Junilah zat terlanut
(jam) terlarut terlarut 1 Tidak lebih dan 25%
(individual) (rata-rata) 3 25%-50%
1 2%-16% 5%-13% 10 Tidak kurang dan 80%
3 50% - 80% 55% - 75%
7 Tidak kurang Tidak kurang Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dan 85% dan 90% Lakukan KromatograJI cair kinerja tinggi seperti tertera
pada KromatogrqfI <931>.
Uji 4 (Jika pada etiket dicantumkan mengandung Larutan A, Fase gerak, Larutan ba/cu internal, Larutan
nitrofurantoin makroknistal dan bentuk monohidrat). Jika ba/cu, Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti
memenuhi uji mi, pada etiket tercatum memenuhi Uji 4 tertera pada Penetapan kadar.
Disolusi FT. Larutan uji Sejumlah isi satu kapsul masukkan dalam
Media asam 900 ml asam kiorida 0,01 N, wadah yang sesuai, larutkan dan encerkan dalam
awaudarakan. sejumlah dimetilformamida P hingga diperoleh kadar
Media dapar pH 7,5 Buat dapar pH 7,5 (Timbang nitrofurantoin lebih kurang 1,2 mg per ml. Kocok selarna
62,2 g kalium hidroksida P dan 129,3 g kalium fosfat 15 menit. [Catatan Jika perlu homogenkan sampel
monobasa P, iarutkan dan encerkan dengan air hingga menggunakan "disperser"] Untuk kapsul dengan
1000 ml). Seteiah I jam, ganti Medium asam dengan kekuatan 50 atau 100 mg, pipet 40 ml larutan ke dalam
Medium dapar 7,5 dengan menambahkan 50 ml dapar pH labu yang sesuai, tambahkan 50,0 ml Larutan baku
7,5 dan Ianjutkan pengujian selama 9 jam. internal, campur dan dinginkan sampai suhu ruang.
Alat tipe 2: 100 rpm dengan "sinker helix" Saring sebagian campuran melalui penyaring nilon
Waktu: 1, 3 dan 10 jam porositas 0,45 pm, buang beberapa ml filtrat pertama.
Larutan baku persediaan Timbang saksarna lebih Untuk kapsul dengan kekuatan 25 mg, pipet 20 nil
kurang 25 mg Nitrofurantoin BPFI, masukkan ke dalam larutan, masukkan dalarn labu yang sesuai, tambahkan
labu tentukur 10-ml. Tambahkan 7,5 ml 25,0 ml Larutan ba/cu internal sebagai pengganti 50,0 ml,
dimetilformamida P, sonikasi hingga larut. Dinginkan selanjutnya lakukan seperti tertera pada kapsul 50 atau
hingga suhu ruang dan encerkan dengan 100 mg.
dimetilformamida P sarnpai tanda.
Larutan baku tahap asam Pipet 2 ml Larutan baku Nitrofurazon Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan
persediaan, encerkan dengan Media asam sarnpai 200 ml. penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
Larutan baku tahap dapar Pipet 3 ml Larutan baku seperti tertera pada Kromatografi <931>.
persediaan, encerkan dengan Media daparpH 7,5 sampai Larutan A Lakukan seperti pada Penetapan kadar.
100 ml. Fase gerak Campuran larutan A-tetrahidrofuran P
Blangko cangkang kapsul tahap asam Tempatkan 10 (9:1).
kapsul kosong bersih dalam labu tentukur 900-ml, Larutan ba/cu Timbang saksania sejumlah Nitrofurazon
tambahkan 800 ml Media asam. Panaskan perlahan pada BPFI, larutkan dan encerkan dengan dimetilformamida P,
37 ± 0,5°, aduk hingga kapsul terlarut. Dinginkan hingga hingga kadar lebih kurang 5,0 jig per ml. Pipet 2 nil
suhu ruang dan encerkan dengan Media asam sampai larutan mi ke dalam labu bersumbat kaca, tambahkan
tanda. 20,0 ml air, campur.
Blangico cangkang kapsul tahap dapar Pipet 100 ml Larutan kesesuaian system Timbang saksama sejurnlah
Blangko ?2ingkang kapsul tahap asam, masukkan ke Nitrofurazon BPFI dan Nitrofurantoin BPFI, larutkan dan
dalam labu tentukur 1000-ml. Tambahkan 56 ml Media encerkan dengan dimetilformamida P, hingga kadar
daparpH 7,5, encerkan dengan Media asam sampai tanda masing-masing 0,5 jig per ml. Encerkan larutan dengan
dan campur. Saring, gunakan penyaring yang sama Fasegerak(l:10).
seperti path Larutan uji. Laruran uji Timbang sejumlah isi kapsul setara dengan
Larutan uji Saring larutan disolusi melalui penyaring lebih kurang 100 mg nitrofurantoin, masukkan dalam
gelas dengan porositas 1,2 gm dtau polietersulfon dengan labu bersumbat kaca 25 ml, tambahkan 2,0 ml
porositas 0,45 gm, buang beberapá ml filtrat pertama. dimetilformamida P, kocok selarna 5 menit. Tambahkan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah nitrofurantoin, 20,0 ml air, campur dan biarkan selama 15 menit. Saring
C8H6N405 , yang terlarut dengan mengukur serapan sebagian campunan melalui penyaring nilon porositas
alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi yang 0,45 gm.
sesuai dan serapn larutan baku Nitrofurantoin BPFJ Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dalam media yang sesuai pada panjang gelombang Kromarografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
serapan maksimum lebih kurang 375 urn menggunakan dilengkapi dengan detektor 375 am dan kolom 30 cm x
sel 0,1-cm. Lakukan koreksi dengan mengukur blangko 3,9 mm yang berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih
cangkang kapsul yang sesuai menggunakan media yang kurang. 1,6 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
sesuai. Laruran kesesuaian sistem, atur parameter pencobaan
-958-

hingga waktu retensi puncak nitrofurantoin lebih kurang penuh. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak
10,5 menit dan tinggi lebih kurang 0,1 skala penuh seperti tertera pada Prosedur: sinipangan baku relatif
resolusi; resolusi, R, antara puncak nitrofurazon dan pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%, resolusi,
nitrofurantoin tidak kurang dan 4,0. Lakukan R, antara asetanilida dan nitrofurantoin tidak kurang dan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 3,0,
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan (lebih kurang 5 - 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji ke
ulang tidak lebih dari 2,0%. dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Prosedur Suntikkan secara terpisab sejumlah volume respons puncak utama. Hitung persentase nitrofurantoin,
(60 - 100 p1) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam C8H6N405, dalam serbuk isi kapsul yang digunakan
kromatograf, rekam knomatogram dan ukur semua dengan rumus:
respons puncak. Respons puncak kromatogram Larutan
uji pada waktu retensi yang sama tidak lebih dari Larutan
baku. 100 2LiQ
(c )(Rs
, )

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografl cair kinerja tinggi seperti tertera pada C, adalah kadan Nitrofurantoin BPFI dalam mg per ml
Kromatografi <931>. Larutan baku; Cu adalah kadar nominal dalanmg per ml
Larutan A Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P Larutan uji; Ru dan Rs benturut-turut adalah peibaiidingan
dalarn 500 ml air. Atur pH hingga 7,0 dengan respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
penambahan sejumlah volume (lebih kurang 30 ml)
natrium hidroksida I N, encerkan dengan air hingga Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
1000 ml. simpan pada suhu ruang terkendali.
Fase gerak Campuran Larutan A-asetonitril P (22:3).
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah Penandaan Pada etiket harus dicantumkan jika kapsul
asetanilida P. larutkan dalam air hingga kadar lebih mengandung nitrofurantoin bentuk makrohablur. Jika
kurang 1 mg per ml. digunakan lebih dan satu uji disolusi, pada etiket hams
Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih kurang dinyatakan uji disolusi yang digunakan kecuali jika hanya
50 mg Nitrofurantoin BPFI, larutkan dalam 40,0 ml Ujil.
dimetilformamida P, tambahkan 50,0 ml Larutan baku
internal.
Larutan uji Keluarkan secara saksama isi 20 kapsul, NITROGLISERIN ENCER
masukkan dalam labu tentukur-500 ml. Tempatkan Diluted Nitroglycerin
cangkang kapsul pada gelas piala, tambahkan 25 ml
dimetilforinamida P dan kocok selama 1 menit. CH20NO2.CHONO2 .CH2 0NO2
Enaptuangkan ke dalam labu benisi serbuk kapsul. Cuci
cangkang kapsul dengan dua kali masing-masing dengan 1,2,3-Propanatriol, lrinitrat[55-63-0]
25 ml dimetilformamida P dan enaptuangkan ke dalam C3HN309 BM 227,09
labu yang sama. Tambahkan dimetilformamida P
secukupnya hingga mendekati 250 ml. lump labu, kocok Nitrogliserin Encer .adalah suatu campuran nitroglisenin,
secara mekanik selama 15 menit. Encerkan dengan C3H5N309, dengan laktosa, dekstnosa, etanol, propilen
dimetilformamida P sampai tanda. Jika perlu lakukan glikol, atau bahan tambahan inert lainnya yang sesuai
homogenisasi menggunakan dispenser. Saning melalui untuk penanganan yang aman. Mengandung tidak kurang
penyaning porositas sedang ke dalam labu yang sesuai. dan 90,0% dan tidak lebih dan 110,0% C 3115N309, dan
Pipet sejumlah filtrat setara dengan lebih kurang 50 mg jumlah yang tertena pada etiket. Biasanya mengandung
nitrofurantoin ke dalam labu yang sesuai. Tarnbahkan lebih kurang 10% nitrogliserin.
saksama dimetilformamida P sehingga diperoleh tepat [Peringatan Lakukan penanganan yang tepat pada
sejumlah 40,0 ml larutan. Tambahkan 50,0 ml Larutan nitrogliserin yang tidak diencerkan, karena bersfat
baku internal, campun dan dinginkan hingga suhu ruang. sangat mudah meledak dan dapat meledak karena
sanng sebagian campuran melalui penyaring nilon benturan atau panas yang berlebihan. Jangan
porositas 0,45 jim, buang beberapa ml filtrat pertama. mengisolasi nitrogliserin (C3H5N309).j
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cana
Kromatografl Cair Kinerja Tinggi seperti tentera pada Pemerian Serbuk putih; tidak berbau jika diencerkan
Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi dengan laktosa; larutan jernih, tidak berwarna atau laming
dilengkapi dengan detktor 254 urn dan kolom 30 cm x pucatjika diencerkan dengan propilen glikol atau etanol.
3,9 mm yang berisi bahan pengisi LI. Lakukan [Catalan Nitrogliserin yang tidak diencerkan adalah
kromatografi terhadap Larutan baku, atur parameter cairan putih hin,ga kuning pucat, kental, mudah terbakar
percobaan sehingga waktu retensi puncak nitrofurantoin dan mudah meledak]
lebih kurang 8 menit dan tinggi lebih kurang 0,5 skala
- 959 -

Kelarutan Nitrogliserin yang tidak diencerkan sukar 1,5% dan 2,0%); jumlah intensitas bercak seiain bercak
larut dalam air; larut dalam metanol, dalam etanol, dalam utama yang diperoleh pada Larutan uji tidak lebih dan
karbon disulfida, dalam aseton, dalam etil eter, dalam etil 3%. [Catatan Nitrat dari gliserin yang Ithusus berturut-
asetat, dalam asam asetat glasial, dalam benzen, dalam turut mempunyai harga Rj lebih kurang 0,21; 0,37; dan
toluen, dalam nitrobenzen, dalam fenil, dalam kloroform 0,61 untuk mono-, di- dan Iri-substitusi gliserin.]
dan dalam metilen kiorida.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Baku pembanding Nit rogliserin Encer BPFI; [Perhatian Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Perlakukan dengan hati-hati; dapat meledak karena KromatograJI<931>.
benturan atau panas yang berlebih.] tidak boleh Fare gerak Buat campuran metanol P-air (1:1), saning
dikeringkan; tiap ampul mengandung lebih kurang dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
200 mg dari larutan nitrogliserin 1,00% b/b dalam menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
propilen glikol. Simpan dalam ampul tertutup pada suhu KromatografI <931>.
4°; biarkan pada suhu ruang sebelum membuka ampul. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrogliserin
Ketika dibuka, lindungi dari kelembaban dan cahaya, Encer BPFI, larutkan dalam Fare gerak hingga kadar
gunakan segera. Buang bagian yang tidak dipakai. nitrogliserin iebih kurang 0,075 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji setana
Identifikasi dengan iebih kurang 7,5 mg nitrogliserin, masukkan ke
A. Harga R1 bercak utama pada kromatogram Larutan dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam iebih kurang
uji identjflkasi sesuai dengan Larutan baku seperti 75 ml Fare gerak. Jika periu sonikasikan selama 2 menit
diperoleh pada uji Kemurnian kromatografi. atau hingga padatan terdispersi seluruhnya, kemudian
B. Waktu retensi puncak utania pada kromatogram kocok secara mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh Fare gerak satnpai tanda. Jika perlu saning melalui kertas
pada Penetapan kadar. saning 0,7 gm.
Sistem knomatografi Lakukan seperti tertera pada
Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>. dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x
Fare gerak Campuran toluen P-etil asetat P (4:1). 4,6 mm berisi bahan pengisi Li, dan jika periu gunakan
Larutan baku Timbang saksama sejumiah Nitrogliserin pra-kolom pendek berisi bahan pengisi L.I. Laju aiir lebih
Encer BPFJ, larutkan encerkan secara kuantitatif dalam kunang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
metanol P hingga kadar setara dengan lebih kurang Larufan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons
400 .tg per ml nitrogliserin. puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom
Penampak bercak Larutan dfenilamina P dalam tidak kurang dani 3000 lempeng teoritis; faktor ikutan
metanol P (1 dalam 100). puncak analit tidak iebih dani 2,5 dan simpangan baku
Larutan uji ident/Ikasi Buat larutan jernih nitrogliserin relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
dalam metanol P hingga kadar setara dengan lebih kurang Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
400 .ig per ml nitrogliserin. sejumlah volume sama (lebih kurang 20 p1) Larutan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
dengan iebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
tentukur 5-ml. Larutkan (atau suspensikan) dalam jumlah dalam mg nitrogliserin, C 3115N309, dalam zat yang
metanol P, encerkan dengan metanol P sampai tanda. Jika digunakan dengan rumus:
perlu sntrifus sejumlah larutan untuk mendapatkan
caftan jei'dih..
Prosedur totolkan secara terpisah masing-masing 1 00CI .i-
r
20 jl Larutan uji; S Al, 10tl, 15 jil, dan 20 iii Larutan
baku dan 20 j.tl Larutan uji identjfikasi pada lempeng
kromatografi silika gel P setebai 0,25 mm. Masukkan C adaiah kadar nitrogliserin dalam mg per ml Lanutan
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
dan biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per nitrogliserin dani Larufan uji dan Larutan ba/cu.
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase
gerak menguap dan semprot lempeng dengan Penampak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
bercak. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet pada tidak tembus cahaya dan hindarkan danipanas berlebih,
panjang gelombang 254 nm dan 366 nm selama lebih simpan pada 25°, masih diperbolehkan antara 15° dan 30°.
kurang 15 menit. Rekam kromatogram: tiap bercak selain
bercak utama yang'diperoleh dari Larutan uji tidak lebih
intensif danipada bercak yang diperoleh dari 20 iii
Larutan baku. Bandingkan intensitas bercak lain pada
kromatogram Larutan uji dengan bercak utama pada
Larutan baku (berturut-turut sesuai dengan 0,5%; 1,0%,
- 960 -

INJEKSI NITROGLISERIN respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg


Nitroglycerin Injection nitrogliserin, C 3H5N3 09, dalam injeksi yang digunakan
dengan rumus:
Injeksi Nitrogliserin adalah larutan steril yang dibuat dan
nitrogliserin encer; pelarut dapat mengandung etanol,
100C1.iL.
propilen glikol dan Air untuk Injeksi. Injeksi nitrogliserin r
niengandung nitrogliserin, C 3H5N3 09, tidak kurang dan
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang C adalah kadar nitrogliserin dalam mg per ml Larutan
tertera pada etiket. baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons puncak
nitrogliserin dari Larutan uji dan Larutan baku.
Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFI; [Perhatian
Perlakukan dengan had-hati; dapat meledak karena Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah dosis
benturan atau panas yang berlebih.] tidak boleh tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe 1 atau 2.
dikeringkan; tiap ampul mengandung lebih kurang
200 mg dari larutan nitrogliserin 1,00% b/b dalarn Penandaan Jika perlu pada etiket tertera hams
propilen glikol. Simpan dalam ampul tertutup pada suhu diencerkan sebelum digunakan.
40; biarkan pada suhu ruang sebelum membuka ampul.
Ketika dibuka, lindungi dari kelembaban dan cahaya,
gunakan segera. Buang bagian yang tidak dipakai. TABLET NITROGLISERIN
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersjfat pirogenik, Nitroglycerin Tablet
penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isinya, Tablet Nitroglisenin mengandung Nitroglisenin,
gunakan larutan dalam waktu 14 ban. Simpan vial yang C3H5N309, tidak kurang dari 90,% dan tidak lebih dan
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. 115,0% dari jumlah yang tentera pada etiket.

Identifikasi Waktu retensi puncak utama knomatogram Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFJ [Perhatian
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh Perlakukan dengan hati-hati; dapat meledak karena
pada Penetapan kadar. benturan atau pan as yang berlebih.] tidak boleh
dikeningkan; tiap ampul mengandung lebih kurang
Endotoksin bakteri <201> Tidak Iebih dari 0,1 unit 200 mg dari larutan nitroglisenin 1,00% b/b dalam
Endotoksin Fl per tg nitrogliserin. propilen glikol. Simpan dalam ampul tertutup pada suhu
4°; biarkan pada suhu ruang sebelum membuka ampul.
pH <1071> Antara 3,0 dan 6,5; lakukan penetapan Ketika dibuka, lindungi dari kelembaban dan cahaya,
menggunakan larutan yang dibuat dengan menambahkan gunakan segera. Buang bagian yang tidak dipakai.
5 ml air dan 1 tetes larutan kalium klorida P jenuh ke
Identifikasi
dalam 5 ml injeksi.
A. Lakukan penetapan seperti tertena path Identflkasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrogliserin
pada Injeksi volume kecil.
Encer BPFI, lanutkan dalam aseton P hingga kadar lebih
kunang 1 mg per ml.
Kandungan etanol <1041> Metode II Antana 90,0% dan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
110,0%. C2HSOH dari jumlah yang tertera pada etiket;
setara dengan lebih kunang 1 mg nitrogliserin, masukkan
gunakan isopropil alkohol sebagai baku internal.
ke dalam wadah bersumbat kaca, tambahkan 1 ml
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. aseton P, kocok secara mekanik selama 30 menit, saning.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cam 10 tl Larutan ba/cu dan Larutan uji path lempeng silika
gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
Kromatograft cair kinerja tinggi seperti tertera pada
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase
Kromatografi<93 1>,
gerak campuran toluen P-ettl asetat P-asam asetat glasial
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
P (16:4:1) hingga merambat lebih kurang tiga per empat
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
Nitrogliserin encer.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi menguap, semprot dengan peneaksi dfenilamina P-
metanol P (1:100). Sinani lempeng dengan cahaya
setara dengan lebih kurang 7,5 mg nitrogliserin,
ultraviolet pada panjang gelombang 254 am dan 365 am
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
selama 10 menit. Harga Rj bercak utama yang diperoleh
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
dari Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
B.Waktu retensi puncak utama yang diperoleh dan
sama (lebih kurang 20tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
Larutan uji sesüai dengan yang dipenoleh dari Larutan
ke dalam kromatograf, rekam knomatogram dan ukur
ba/cu pada Penetapan kadar.
-961-

Waktu hancur <1251> Tidak lebih dan 2 menit; lakukan Noretisteron mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
penetapan seperti tertera pada Tablet sublingual. tidak lebih dari 102,0% C20112602, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
keseragaman kandungan. Kandungan masing-masing dan Pemerian Serbuk hablur; putih sanipai putih krem; tidak
10 tablet terletak antara 75,0% dan 135,0% dari yang berbau; stabil di udana.
tertera pada etiket. Jika tidak lebih dan 1 tablet
mempunyai kandungan di luar rentang 75,0% dan
Kelarutan Praktis tidak lanit dalam air; larut dalam
135,0% dan tidak ada yang di luar 60,0% dan 150,0%,
lakukan lagi uji tambahan 20 tablet. Uji memenuhi syarat kloroform dan dalam dioksan; agak sukar larut dalam
jika kandungan masing-masing dari 20 tablet tambahan etanol; sukar larut dalam eter.
terletak antara 75,0% dan 135,0% dari yang tertera pada
etiket. Kesempurnaan melarut Larutan untuk uji rotasi jenis,
jemih dan bebas padatan yang tidak larut.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Baku pembanding Noretisteron BPFI; tidak boleh
Kromatografi <931>. dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Pen etapan kadar dalam Nitrogliserin encer. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida F,
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara gelombang yang sama seperti pa6 Noretisteron BPFI.
dengan lebih kurang 7,5 mg nitrogliserin, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang
80 ml Fase gerak. Sonikasikan selama 2 menit atau Jarak lebur <1021> Antara 202° dan 208°.
sampai serbuk terdispersi sempurna, kemudian kocok
secara mekanik selama 30 menit. Encerkan dengan Fase Rotasi jenis <1081> Antara —300 dan —380; lakukan
gerak sampai tanda. Jika perlu saring melalui kertas penetapan menggunakan larutan yang mengandung
saring 0,7 rim. 200 mg per 10 ml dioksan P.
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 j.tl) Larutan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 0,5%;
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 1050
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung selama 3 jam.
jumlah dalam mg nitrogliserin, C3H5N309, dalam tablet
yang digunakan dengan rumus: Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis ilpis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
100 C1L.
r Fase gerak Campuran kioroform P-metanol P (95:5).
Penampak bercak Campuran metanol P-asam sulfat P
C adalah kadar nitrogliserin dalam mg per ml Larutan baiw; (7:3).
ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak nitrogliserin Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
yang dipçroleh dari Larutan uji dan Larutan baku. dalam kloroform P hingga kadan 10 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Noretisteron
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga kadan 10 mg
sebaiknya dari kaca, pada suhu ruang terkendali. Tiap per ml.
wadah berisi tidak lebih dari 100 tablet. Enceran larutan baku Buat satu sen pengenceran
Larutan baku A, B, C dan D dalam kloroform P hingga
kadar berturut-turut 150 gig; 50 tg; 30 tg dan 10 tg per ml.
NORETISTERON Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing dna
Noretindron kali, tiap kali 5 t1 Larutan uji dan Enceran larutan baku
Norethindrone A, B, C dan D pada jarak yang sama 2,5 cm dari tepi
lempeng knomatografi silika gel P setebal 0,25 mm.
OH Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi
Fase gerak, biarkan merambat hingga 15 cm. Angkat
~
"
COH lempeng, tandai batas rambat, biarkan fase gerak menguap.
Semprot lempeng dengan Penampak bercak, kemudian
panaskan pada suhu 100° selama 5 menit. Hanga R1bercak
1 7-Hidroksi-19-nor-1 7a-pregn-4-en-20-in-3-on [68 22 4]
- - utama Larutan uji sesuai dengan hanga R1 bercak utama
C2011 2602 BM 298,42 Enceran larutan baku A. Intensitas bercak lain Larutan uji
- 962 -

tidak lebih kuat dari intensitas bercak Enceran larutan dan saring. Uapkan hingga lebih kurang 3 ml, tambahkan
baku B (0,5%). Jumlah intensitas semua bercak lain beberapa ml heksan P untuk mempercepat penghabluran,
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak Enceran larutan dan uapkan hingga kering. Spektrum serapan inframerah
bakuA (1,5%). residu yang telah didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Gugus etinil Tidak kurang dari 8,18% dan tidak lebih gelombang yang sama seperti pada Noretisteron BPFI.
dari 8,43%; lakukan penetapan sebagai benikut: Larutkan
200 mg zat dalam lebih kurang 40 ml tetrahidrofuran P, Disolusi <1231> Uji I Media disolusi: 500 ml natrium
tambahkan 10 ml larutan perak nitrat P (1 dalam 10). lauril sulfat P 0,09% dalam asam kiorida 0,1 N.
Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N Lv; tetapkan Alattipe2: 7rpm
titik akhir secara potensiometrik menggunakan elektrode Waktu: 30 menit
kalomel dan kaca dengan elektrolit larutan kalium nitrat. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C20H2 602 yang
Lakukan penetapan blangko. terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dap ml natrium hidroksida 0,1 N Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (3:2),
setara dengan 2,503 mg gugus etinil, —C—=CH saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tentera pada
Penetapan kadar Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 35 mg
larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap Noretisteron BPFI, masukkan ke dalain labu tentukur
dengan etanol P, hingga kadar lebih kurang 10 jig per ml. 500-ml, tambahkan 100 ml metanol P dan sonikasi
Larutan baku Timbang saksama sejumiah Noretisteron sampai terlarut sempurna. Dinginkan hingga suhu nuang.
BPFJ, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 2 ml
bertahap dengan etanol P, hingga kadar lebih kunang larutan mi ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
10 g per ml.
dengan Media disolusi sampai tanda.
Prosedur Ukur senapan Larutan baku dan Larutan uji
Larutan uji Saning lanutan disolusi melalui penyaning
pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 240 nm
menggunakan etanol P sebagai blangko. Hitung jumlah dengan porositas 0,45 Rm.
dalam mg noretisteron, C 20H2602, dalam zat yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
digunakan dengan rumus: Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm benisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
l0c1& 5 Rm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
I A5 kromatografi terhadap Larutan baku, rekam krornatognam
dan ukur nespons puncak seperti tertera pada Prosedur:
C adalah kadar Noretisteron BPFI dalam p.g per ml simpangan baku nelatif pada penyuntikan ulang tidak
Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah serapan lebih dan 3,0%.
Larutan uji dan Larutan baku. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 isl) Larutan baku dan Larutan uji
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik ke dalam kromatograf, rekam knomatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase nonetisteron,
C20H2602, yang terlarut dengan rumus:
TABLET NORETISTERON
Tablet Noretindron 500 200
Norethindrone Tablet ( LCrs
) LU-

( )'

Tablet Noretisteron mengandung noretisteron, C 20H2602 ,


tidak kurang dan 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, dani 500 adalah volume dalam ml Media disolusi; Cs adalah
jumlah yang tertera pada etiket. kadar Noretisteron BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
LC adalah jumlah noretistenon dalam mg yang tertera
Baku pembanding Noretisteron BPFI; tidak boleh pada etiket; rudan r 5 berturut-turut adalah respons puncak
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. dati Larutan uji dan Larutan baku; 100 adalah faktor
Identifikasi Campur sejumlah serbuk tablet setara konvensi persentase.
dengan lebih kurang 50 mg noretisteron dengan 15 ml Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
heksan P, aduk sesekali selama 15 menit. Sentnifus, kurang dan 80% (Q) C 20H2602 dani jumiah yang tertera
enaptuangkan dan buang larutan heksan. Ekstraksi residu pada etiket.
dua kali, tiap kali dengan 10 ml heksan P. Sentnifus, Uji 2 Jika sediaan memenuhi uji mi, pada etiket harus
enaptuangkan dan buang larutan heksan. Tambahkan dicantumkan memenuhi Uji 2 Disolusi Fl.
25 ml kioroform P pada nesidu, kocok selama 1 - 2 menit,
- 963 -

Media disolusi: 500 ml natrium lauril sulfat P 0,09% Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
dalam asam kiorida 0,1 N. 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
Alattipe2:75 rpm dengan lebih kurang 0,7 rig noretisteron, masukkan ke
Waktu: 45 menit dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan metanol anhidrat
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 20112602 yang P sampai tanda. Campur dan biarkan selama 10 menit
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi sambil sesekali dikocok, dan saning. Pada 10,0 ml filtrat
seperti tertera pada Kromatografi <931>. tambahkan 2,0 ml Pereaksi isoniazid, campur, tutup dan
Fase gerak Buat campuran dapar fosfat 0,02 M biarkan selama 30 menit
pH 6,0-asetonitril P (65:35), saring dan awaudarakan. Larutan blangko uji Pada 10,0 ml filtrat Larutan uji
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian tambabkan 2,0 ml metanol P, dan campur.
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Larutan blangko pereaksi Pada 10,0 ml metanol P
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 14 mg tambahkan 2,0 ml Pereaksi isoniazid, campur, tutup dan
Noretisteron BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur biarkan selama 30 menit.
100-ml, larutkan dan encerkan den ganinetanol P sampai Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Noretisteron
tanda. Pipet 20 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml kurang 14 jig per ml. Pada 10,0 ml larutan mi tambahkan
larutan ke dalam labu tentukur-100-ml, encerkan dengan 2,0 ml Pereaksi isoniazid. Campur, tutup dan biarkan
Media disolusi sampai tanda. selama 30 menit.
Larutan uji Saring larutan disolusi melalui penyaring Prosedur Ukur serapan Larutan blangko uji
dengan porositas 0,45 lim atau sentrifus paling sedikit menggunakan metanol P sebagai blangko, kemudian ukur
10 ml larutan disolusi dan gunakan beningan. serapan Larutan uji dan Larutan baku menggunakan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan blangko pereaksi sebagai blangko pada panjang
Kromatografi <931>. Gunakan salah satu sistem berikut. gelombang serapan maksimum lebih kurang 380 rim
Sistem kromatografi I Kromatograf cair kineija tinggi menggunakan sel 1-cm. Hitung jumlah dalam mg
dilengkapi dengan detektor 200 nm dan kolom 10 cm x noretisteron, C201-12602 , dalam serbuk tablet yang
4,6 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran partikel digunakan dengan rumus:
3 gm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Sistem kromatografi 2 Kromatograf cair kinerja tinggi (A -A B
dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom 10 cm x 0,05C1 U
As
4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
3 atau 3,5 jim. Laju alir iebih kurang 2 ml per menit.
Gunakan salah satu Sistem kromatografi, lakukan C adalah kadar Noretisteron BPFI dalam jig per ml
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram Larutan ba/cu; Au, AB dan Asberturut-turut adalah serapan
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Larutan uji, Larutan blangko uji dan Larutan ba/cu.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 3,0%. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 jil) Larutan baku dan Larutan uji
pada Uji 1 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram NORGESTREL
dan ukur respons puncak. Hitung persentase noretisteron, Norgestrel
C20112602 , yang terlarut dengan rumus:

sOO1.cL'11.)lOO
LC)1r5 ) _i:i i i:i i:EIi:I IfI1Ei
500 adalah volume dalam ml Media disolusi; Cs adalah
kadar Noretisteron BPFI dalam mg per ml Larutan baku; (±)-13-Etil-1 7-hidroksi-18, i9-dinor-1 7a-pregn-4-en-20-
in-3-on [6533-00-2]
LC adalah jumlah noretisteron dalam mg yang tertera
C2 1 H2802 BM 312,45
pada etiket; rudan rsberturut-turut adalah respons puncak
dari Larutan uji dan Larutan baku. Norgestrel mengandung, tidak kurang dari 98,0% clan
Toleransi Dalam waktu 45 merit hams larut tidak tidak lebih dari 102,0% C21112802, dihitung terhadap zat
kurang dan 80% (Q) C 20H2602 dari jumlah yang tertera yang telah dikeningkan.
pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; praktis
tidak berbau.
Penetapan kadar
Pereaksi isoniazid Larutkan 1,0 g isoniazid P dalam Kelarutan Tidak lanut dalam air; mudah larut dalam
1000 ml metanol anhidrat P, tambahkan 1,3 ml asam kloroform; agak sukar lanut dalam etanoi.
kiorida P, dan campur.
- 964 -

Baku pembanding Norgestrel BPFI; Tidak boleh dengan berturut-turut 2,0%; 1,0%; 0,5%; 0,2% dan 0,1%
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah cemaran.
tertutup rapat.
Gugus etinil Tidak kurang dari 7,81% dan tidak lebih
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah dari 8,18%; lakukan penetapan seperti tertera pada uji
dikeringkan pada suhu 105 0 selama 3 jam dan Gugus etinil dalam Noretisteron.
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Penetapan kadar
seperti pada Norgestrel BPFJ. Jika terdapat perbedaan, Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
larutkan zat uji dan baku pembanding dalam etil asetat P, lanutkan dalam etanol P, jika perlu encerkan secara
uapkan lanitan di atas tangas uap sampai kering, ulangi bertahap dengan etanol P hingga kadar lebih kurang
uji menggunakan residu bebas pelarut. 10 ig per ml.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Norgestrel
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 205 0 dan 2120 ; BPFI, Iarutkan dalam etanol P. jika penlu encerkan secara
jarak antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dan 4°. bentahap dengan etanol P hingga kadar lebih kurang
10 tg per ml.
Rotasi optik <1081> Antara —0,1° dan +0,1°, dihitung Prosedur IJkur serapan Larutan ba/cu On Larutan uji
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan pada panjang gelombang maksimum lebih k4raji 241 nm
menggunakan larutan 5% dalam kloroform P dalam terhadap blangko etanol P. Hitung jumlah. dâlam mg
tabung 100 mm. norgestrel, C21H2802, dalam zat yang digunakan dengan
numus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 0 selama 3 jam.
10CI.L
As
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.

Kemurnian kromatografi Tidak Iebih dari 2,0%. C adalah kadan Norgestrel BPFI dalam tg per ml Larutan
Lakukan penetapan dengan cara KromatograJi lapis tipis ba/cu; A u dan A s bertunut-turut adalah serapan Larutan uji
seperti yang pada KromatograJI <931>. dan Larutan ba/cu.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Fase gerak Campuran kioroform P-etanol P (96:4).
Pereaksi asam fosfomolibdat Tambahkan 10 g asam
fosfomolibdat P pada 100 ml etanol P, aduk campuran
selama tidak kurang dari 30 menit. Saring sebelum NORTRIPTILIN HIDROKLORIDA
digunakan. Nortriptyline Hydrochloride
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
kioroform P hingga kadar 10,0 mg per ml.
Larutan baku Timbang sejumlah Norgestrel BPFI
larutkan dalam kioroform P hingga kadar 10 mg per ml. CCO MM

Enceran larutan ba/cu Buat satu seri enceran Larutan


ba/cu dengan kioroform P dengan kadar 0,20; 0,10; 0,05;
0,02; dan 0,01 mg per ml. 10,1 1-Dihidro-N-metil-5H-dibenzo[a,d]sik/oheptena-
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing t5,y-propilamina hidrokiorida [894-71-3]
10 .t1 Larutan ba/cu, Larutan uji dan lima Enceran C 19H21N.HCI BM 299,84
larutan ba/cu pada lempeng knomatografi si/i/ca gel P
setebal 0,25 mm yang sebelumnya telah diaktiflcan Nortniptilin Hidnokiorida mengandung tidak kurang dati
dengan memanaskan pada suhu 100° selama 15 menit. 97,0% dan tidak lebih dad 10 1,5% C19H21N.HC1 dihitung
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi terhadap zat yang telah dikeringkan.
Fase gerak, biarkan merambat hingga 15 cm. Angkat
lempeng, tandai batas rambat, biarkan fase gerak Pemerian Serbuk; putih hingga hampin putih; bau khas
menguap, Semprot dengan Pereak.si asam fosfomolibdat, lemah. Larutan (1 dalam 100) mempunyai pH lebih
panaskan pada suhu 105° selama 10 - 15 menit. Harga Rf kurang 5.
bercak utama Larutan uji sesuai dengan harga R1 dan
Larutan baku. Jika terdapat bercak lain kecuali bercak Kelarutan Larut dalam air dan dalam kloroform; agak
utama pada Larutan uji, perkirakan kadar masing-masing sukan larut dalam metanol; praktis tidak larut dalam eter,
dengan membandingkan terhadap Enceran larutan ba/cu. dalam benzen dan dalam pelarut onganik lainnya.
Bercak yang diperoleh dari 0,20 mg; 0,10 mg; 0,05 mg; Baku pembanding Nortriptilin Hidrokiorida BPFI;
0,02 mg dan 0,01 mg per ml Enceran larufan ba/cu setara
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
sebelum digunakan.
- 965 -

[dentifikasi Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


A. Spektrum serapan infrainerah zat yang telah 600 mg zat, larutkan daiani 50 ml asam asetat glasial P,
likeringkan dan dilarutkan dalam kioroform P (1 dalani tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan titrasi dengan
10) menunjukkan maksimum hanya pada bilangan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
e1ombang yang sama seperti pada Nortriptilin potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
fidroklorida BPFJ;
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat yang telah Pap ml asam perklorat 0,1 N
Iikeringkan dalam metanol P (1 dalam 100.000) setara dengan 29,98 mg C19H21N.HCI
nenunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
elombang yang sama seperti pada Nortriptilin Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
Lfidroklorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung cahaya, tertutup rapat.
:erhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang
e1ombang serapan maksimum lebih kurang 239 run,
erbeda tidak lebih dari 3,0%. NOSKAPIN
C. Menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B, dan C Noscapine
eperti tertera pada Uji identj/Ikasi umum <291>.

larak lebur <1021> Metode I Antara 215° dan 2200 ;

arak antara awal dan akhir melebur tidak lebih dari 3 0.

usut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


akukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.

isa pemijaran <301> Tidak iebih dari 0,1%. Narkotin [128-62-1]


C22H23 N07 BM 413,42
Logam berat <371> Metode III Tidak iebih dari 10 bpj.
Noskapin mengandung tidak kunang dari 99,0% dan tidak
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan lebih dari 100,5% C 22112307, dihitung tenhadap zat
ara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada anhidrat.
(romatografi <931>.
Fase gerak Campuran asetonitril P-metanol P- Pemerian Serbuk hablur halus; putih atau praktis putih.
2monium hidroksidaP(10:1:1).
Penampak bercak Gunakan DragendroffLP Kelarutan Mudah lanut dalam kloroform; larut dalam
Larutan baku A Timbang saksama sejumlah aseton; sukar lanut dalam etanol dan dalam eter; praktis
Vortriptilin Hidrokiorida BPFI, larutkan dan encerkan tidak larut dalam air.
;ecara kuantitatif jika perlu bertahap dengan metanol P
iingga kadar lebih kurang 25 mg per ml. Baku pembanding Noskapin BPFI; tidak boleh
Larutan baku B, C, D, E, F Encerkan Larutan baku A dikeningkan; tetapkan kadan air pada waktu digunakan.
lengan metanol P hingga kadar berturut-turut 125; 75;
50; 25 dan 12,5 jig per ml. Kadar akhir Larutan baku B, Identifikasi
D, E, dan F berturut-turut adalah 0,5%; 0,3%; 0,2%; A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
),1%; dan 0,05% dari Larutan bakuA. dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
Larutan u]i'Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat, pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
niasukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. larutkan dan Noskapin BPFI;
ncerkan dengan metanol P sampai tanda. B. Spektnum serapan ultraviolet lanutan (60 jig per ml)
Prosedur Totoikan secara terpisah sejumlah volume dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum
;ama (lebih kurang 5 jil) Larutan baku A, B, C, D, E, dan hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
F, seperti tertera pada Cemaran umum <481>. Masukkan Noskapin BPFI.
Lempeng ke dalam bejana kromatografi silika gel P.yang C. Pada lebih kurang 100 mg zat dalam cawan porselen
telah dijenuhkan dengan Fase gerak; Biarkan merambat kecil, tambahkan beberapa tetes asam sulfat P, dan aduk:
Liingga tiga per empat tinggi lempeng, angkat lempeng, terjadi lanutan berwama kuning kehijauan, dan pada
Landai batas rambat, keringkan lempeng. Amati lempeng penghangatan menjadi merah kemudian berubah menjadi
pada cahaya UV 254 am, kemudian semprot dengan ungu.
Penampak bercak, keningkan lempeng dengan nitrogen P
Jan semprot dengan hidrogen peroksida LP: bercak lain Suhu lebur <1021> Antara 174° dan 176°.
dengan harga R1 0,78 relatif terhadap bercak nortriptiiin
pada Larutan uji tidak lebih besar dari bercak utama pada Rotasi jenis <1081> Antara +42° dan +48°, dihitung
Larutan baku D; bercak lain pada Larutan uji tidak lebih terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan
besar dari 0,1% dan total bercak lain tidak lebih dari 0,5%.
- 966 -

larutan yang mengandung 200 mg zat per 10 ml dalam Pemerian Hablur atau serbuk hablur; putih kekuningan
asam klorida 0,1 N. pucat sampai putih kekuningan terang.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%. Kelarutan Sukar larut dalam etanol, dalam metanol, dan
dalam air; agak sukar larut dalam kloroform.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Baku pembanding Ofloksasin BPFI, tidak boleh
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,02%; lakukan dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan
penetapan menggunakan 700 mg zat dan bandingkan terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Oflokain BPFI.
kekeruhan dengan 0,20 ml asam klorida 0,020 N.
Identifikasi
Morfmn Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml asam kiorida A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
0,1 N. Pada 1,0 ml lanitan mi tambahkan 5,0 ml pereaksi dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
besi(III) sianida encer yang dibuat sebagai berikut: menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
larutkan 500 mg kaliurn besi(III) sianida P dalam 50 ml gelombang yang sama seperti pada Oflok.sasin BPFL
air, tambahkan 0,50 ml besi(III) kiorida LP, encerkan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 6,7 tg per ml
5,0 ml larutan mi secukupnya hingga 25,0 ml): tidak dalam asam klorida 0,1 N, menunjukan maksimum dan
boleh terjadi warna biru atau hijau tua dalam waktu minimum pada panjang gelombang ya1g-srna seperti
1 menit. pada Ofloksasin BPFI.

Cemaran umum <481> Rotasi jenis <1081> Antara +10 dan 10; lakukan
Larutan uji Gunakan pelarut kioroform P. penetapan menggunakan larutan 10 mg per ml dalam
Larutan baku Gunakan pelarut kloroform P. kioroform P.
Fase gerak Campuran etil asetat P-eter P (80:20).
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%;
nomor 17; amati lempeng dengan segera. lakukan pengeningan pada suhu 1050 selania 4 jam.
Batas Jumlah intensitas semua bercak lain Larutan uji
tidak lebih dari 1,0%. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 1 bpj.
zat, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P,
tambahkan 25 ml dioksan P. Titrasi dengan asam Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
perkloral 0,1 N LV, menggunakan indikator 5 tetes kristal
violet LP hingga terjadi wama biru. Lakukan penetapan Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak iebih dan
blangko. 0,3%; dan jumiah semua cemaran tidak lebih dari 0,5%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
Tiap ml asam perklorat 0,1 N kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
setara dengan 41,34 mg C22H23N0 7 Pengencer Campuran air-asetonitril P (6:1).
Fase gerak Larutkan 4 g amonium asetat P dan 7 g
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. natrium perkiorat P dengan 1300 ml air, atur pH hingga
2,2 dengan penambahan asam fosfat P dan tanibahkan
dengan 240 ml asetonitril P. saning dan awaudarakan.
OFLOKSASIN Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Ofloxacin sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang masing-masing
iebih kurang 10 mg Ofloksasin BPFI dan Senyawa
Sejenis A Ofloksasin BPFI, masukkan ke dalam labu
H,C ) 1)1'
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan
OCH,
Pengencer sampai tanda. Pipet 10 ml larutan mi ke daiam
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
Asam (h)-9-fluoro-2,3-dihidro-3-meti1-J0-(4-metjl-1 tanda. Pipet 1 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml
piperazinil)-7-okso-7H-pirido [1,2,3-de]-1,4- yang kedua, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
benzoksasin-6- karboksilat [82419-36-1]. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ofloksasin
C18H20FN304 BM 361,38 BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer secara
kuantitatifhingga kadar lebih kurang 0,4 p.g per ml.
Ofloksasin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan Larutan uji Lanutkan sejumlah zat dalam Pengencer
tidak Iebih dari 101,5% C1 8H2 0FN304, dihitung terhadap hingga kadar iebih kurang 0,2 mg per ml.
zat yang telah dikeningkan. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggm
- 967 -

dilengkapi dengan detektor 294 nm dan kolom 15 cm x per menit. Lakukan kromatografi dengan sistem injeksi
4,6 mm yang berisi bahan pengisi LI, pertahankan suhu "headspace" terhadap Larutan baku, rekam kromatografi
pada 450 Laju alir lebih kurang 0,5 ml per menit. dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian waktu retensi relatif metanol, etanol dan n-propilalkohol
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak bertunit-turut adalah 0,5; 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antana
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak metanol dan etanol tidak kurang dari 2,0; dan
ofloksasin dan senyawa sejenis A ofloksasin tidak kurang simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan lebih dan 5,0%.
ulang tidak lebih dan 3,0%. Prosedur Gunakan vial untuk injeksi "headspace".
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Suntikkan secara terpisah sejuinlah volume sarna (lebih
sama (lebih kurang 10 j.tl) Larutan baku dan Larutan uji kurang 1,0 ml) Larutan ba/cu, Blangko dan Larutan uji ke
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram hingga dalam kromatograf, rekam kromatograin dan ukur
2,5 kali waktu retensi puncak ofloksasin dan ukur respons respons puncak. Hitung persentase metanol dan etanol
dari semua puncak setelah puncak pelarut. Hitung dalam zat dengan rumus:
persentase masing-masing cemaran dengan respons
puncak yang lebih besar dari 0,1 respons puncak rata-rata (2(R — RB
Ofloksasin BPFI dari Larutan ba/cu dengan rumus:
w)R — RB

1 W adalah bobot dalam mg zat yang digunakan untuk


( Cu
C )I, r membuat Larutan uji; Ru, RB dan R5 berturut tunut adalah
perbandingan respons puncak dari etanol terhadap baku
C adalah kadar Ofloksasin BPFI dalam mg per ml internal dalam Larutan baku, Blangko dan Larutan uji.
Larutan ba/cu; Cu adalah kadar ofloksasin dalam mg per
ml Larutan uji; r• adalah respons puncak masing-masing Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
cemaran dalam Larutan uji dan rs adalah respons puncak 100 mg zat, larutkan dalam 275 ml asetat anhidrat P
Larutan baku. dalam gelas piala 400 ml, titnasi dengan asam perkiorat
0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometnik
Metanol dan etanol Metanol tidak lebih dari 0,005% dan menggunakan elektroda kaca-perak klonida (Lihat
etanol tidak lebih dari 0,05%. Lakukan penetapan dengan Titrimetri <711>). Gunakan loncatan pertarna dani dua
cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi loncatan potensial. Lakukan penetapan blangko.
<931>.
Larutan baku internal Bunt larutan n-propilalkohol P Tiap ml asam perklorat 0,1 N
0,7 j.tl per ml dalam natrium hidroksida P 1%. Pipet 2 ml setara dengan 36,138 mg C151-120FN304
lanitan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan
larutan natrium hidroksida P 1% sainpai tanda. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Larutan ba/cu Buat larutan metanol P dan etanol terlindung cahaya. Simpan pada suhu 25 0, masih
mutlak P 10 Vg per ml dalam Larutan baku internal. diperbolehkan pada suhu antana 15° dan 30°.
Masukkan 2 ml ke dalam vial bertutup. Panaskan vial
path 90 0 selama 2 menit, kocok selarna 6 menit.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat TABLET OFLOKSASIN
ke dalarn vial bertutup, tambahkan 2 ml Larutan baku Ofloxacin Tablet
internal. Panaslan vial pada 90° selama 2 menit, kocok
selama 6 menit. Tablet Ofloksasin mengandung Ofloksasin, C 18H20FN304 ,
Blangko Masukkan 2 ml Larutan ba/cu internal ke tidak kunang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
dalam vial bertutup. Panaskan vial pada 90° selama jumlah yang tertera pada etiket.
2 menit, kocok selama 6 menit. Baku pembanding Ofloksanin BPFI; tidak boleh
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dikeningkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan terlindung cahaya.
detektor ionisasi nyala dan kolom leburan silika 0,53 mm
x 30 m berisi fase diam G43 dengan ukuran partikel Identifikasi Waktu retensi puncak utama knomatognarn
3,0 pm dan prakolom leburan silika. Pertahankan suhu Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti diperoleh
injektor pada 170° dan suhu detekor pada 250°. Kolom pada Penetapan kadar.
dikondisikan pada suhu 200 1 selama 2 jam sarnpai garis
dasar stabil. Suhu kolom diatur dengan kenaikan suhu 20° Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
per menit mulai 35° - 90°, 40° per menit dan 90 0 - 2000,

pertahankan suhu selama 2 menit. Gunakan helium P


sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kunang 7 ml
- 968 -

Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada (menit) (%) (%)
Kromatografi <931>. 0-8 100 0 Isokratik
Daparfosfat Larutkan 2,72 g kalium fosfat monobasa 8-25 100-440 0-+60 Gradienlinier
P dalam 1000 ml air. Atur pH hingga 3,3:E0,1 dengan 25-26 40 -> 100 60 -+0 Gradien linier
penambahan asamfosfat encer LP. 26-40 100 0 - Isokratik
Larutan A Buat campuran Dapar fosfat-asetonitril P
(88:12), saring dan awaudarakan. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Larutan B Buat casnpuran Dapar fosfat-asetonitril P kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
(40:60), saring dan awaudarakan.
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
Fase gerak Buat campuran Larutan A dan Larutan B simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
seperti tertera pada Sistem kromatografi, jika perlu
lebih dari 5,0%.
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
tertera pada Kromatografi <931>.
sama (lebih kurang 10 jil) Larutan baku dan Larutan uji
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Oflokrasin
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
BPFI, larutkan dan jika perlu encerkan secara kuantitatif
semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing
dan bertahap dengan methanol P hingga kadar lebih
cemaran dalam serbuk tablet yang digünakn dengan
kurang 4 jig per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan rumus:
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 100 mg ofloksasin, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 70 ml metanol
lOd!1rL1cL
F)I,r )CU
P, sonikasi selama 20 menit. Encerkan dengan methanol P
sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas
0,45 gm atau lebih kecil, buang 5 ml filtrat pertama. F adalah faktor respons relatif dari masing-masing
Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada cemaran; ru dan rs berturut turut adalab respons puncak
Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi cemaran Larutan uji dan Larutan ba/cu; Cs adalah kadar
dilengkapi dengan detektor 294 nm dan kolom 4,6 mm x Ofioksasin BPFI dalam mg per ml Larutan ba/cu dan C
10 cm yang berisi bahan pengisi LI dan laju alir lebih adalah kadar ofloksasin dalam mg per ml dalam Larutan
kurang I ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai uji seperti tertera pada etiket. Masing-masing cemaran
berikut: dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas yang
tertera pada Ta be! sebagai berikut:

Tabel

Waktu Retensi Respons Faktor Batas


Cemaran Relatif Relatif (%)
Cemaran A (asam 2,3-dihidro-3-metil-10-(4-
metil-piperazinil)-7-okso-7H-pirido[1 ,2,3-de]- 0,5 1 0,3
1 ,4-benzoksasin-6- karboksilat)
Cemaran B (asam 9,10-difluoro-3-metil-7-
okso-2,3-dihidro-7H-pinido[1 ,2,3-de}-1 ,4- 3,6 0,22 0,3
benzoksasin-6- karboksilat)
Cemaran lain - 1 0,2
Jumlah semua cemaran - - 1,0
- 969 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara OKSIFENBUTAZON


Krornatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Oxyphenbutazone
Krornatografi <931>.
Daparfosfat Lanitkan 2,72 g kaliumfosfat monobasa P
dalam 1000 ml air, atur pH hingga 3,3±0,1 dengan
penambahan asamfosfat encer LP.
Fare gerak Buat campuran Daparfosfat-asetonitril P
(88:12), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan a fl~

penyesuaian menurut Kesesuaian sistern seperti tertera


pada Krornatografi <931>.
Pengencer I Campuran metanol P-warn asetat glacial P
(75:25). 4-Butil-I-(p-hidroksfenil)- 2-fenil-3,
Pengencer 2 Campuran air-asetonitril P (90:10). 5-pirazolidinadion monohidrat [7081 38 1]
- -

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ofloksasin C 19H20N203.H20 BM 342,39


BPFJ, larutkan dengan Pengencer 1 hingga kadar lebih Anhidrat [129-204] BM 324,38
kurang 1 mg per ml, kemudian encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Pengencer 2 Oksifenbutazon mengandung tidak kurang dari dan
hingga kadar lebih kurang 20 .tg per ml. 98,0% dan tidak lebih dari 100,5%, C 191120N203,
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan dihitung terhadap zat anhidrat.
20 tablet. Timbang saksama sejumiah serbuk tablet setara
dengan 100 mg ofloksasin, masukkan ke dalam labu Pemerian Serbuk hablur; putih sanipai putih kekuningan
tentukur 100-mi. Tambahkan 70 ml Pengencer 1, pucat sampai putih kekuningan; tidak berbau. Melebur
sonikasi selama 20 menit dan encerkan dengan Pengencer 1 path suhu antara lebih kurang 85° dan 100°.
sampai tanda. Saning melalui penyaring dengan porositas
0,45 gm atau lebih kecil. Masukkan 2,0 ml filtrat ke dalam Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan Pengencer 2 etanol; mudah lanit dalam aseton dan dalam eter.
sampai tanda.
Sistern krornatografi Lakukan seperti tertera pada Baku pembanding Oks?fenbutazon BPFI, tidak boleh
Krornatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dikeringkan sebelum digunakan.
dilengkapi dengan detektor 294 nm dan kolom 4,6 mm x
10 cm yang berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang Identifikasi
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
baku, rekam kromatogram dan ukur Prosedur Suntikkan dikeringkan dalam desikator dengan pengering yang
secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 sesuai dan dilarutkan dalam rnetilen kiorida P (1 dalam
Ill) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, 50) menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. gelombang yang sama seperti pada Oksfenbutazon BPFI.
Hitung jumlah dalam mg, ofloksasin, C1 8H20FN304, B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: 100.000) dalam natrium hicfroksida 0,01 N, menunjukan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Oksfenbutazon BPFI: daya serap
5000CIL masing-masing dihitung terhadap zat arthidrat, path
r
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
254 urn berbeda tidak lebih dari 2,0%.
C adalah kakiar Ofloksasin BPFI dalam mg per ml C. Larutkan lebih kurang 20 mg dalani 2 ml rnetanol P,
Larutan baku; ru dan rs berturut turut adalah respons
- tambahkan 3 ml Millon LP: terbentuk endapan yang
puncak Larutan uji dan Larutan baku. berwanna merah ceri, jika campuran dipanaskan.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Air <1031> Metode I Antara 5,0% dan 6,0%.
pada suhu ruang terkendali.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Kiorida Didihkan 1 g zat dengan 20 ml air selama


5 menit, dinginkan dan saning. Jika filtrat tidak jernih,
tambahkan beberapa mg talk, didihkan kembali,
dinginkan dan saring. Pada 1 ml filtrat tambahkan I ml
asam nitrat 2,5 N dan 1 ml perak nitrat LP: tidak terjadi
opalesensi.
- 970 -

Kemurnian kromatografi [Catatan Lakukan uji mi Pemerian Gas tidak berwarna; tidak berbau; tidak
tanpa penundaan.] Lakukan penetapan dengan cara berasa; daya membakar lebih besar dari pada udara.
Krornatografi lapis tipis seperti tertera pada Bobot 11 pada suhu 00 dan tekanan 760 mmHg lebih
krornatografi <931>. kurang 1,429 g.
Larutan asarn askorbat Larutkan 1,5 g asarn
askorbat P dan 20 mg hidroksitoluen terbutilasi P Kelarutan Larut dalam lebih kurang 32 bagian air dan
dalam 100 ml etanol P dengan penghangatan di atas dalam 7 bagian etanol pada suhu 20 0 dan tekanan
tangas uap. 760 mmHg.
Larutan baku Timbang sejumlah Oksfenbutazon
BPFI, larutkan dalam Larutan warn askorbat, hingga Identifikasi
kadar 0,80 mg per ml. A. Jika diuji seperti tertera pada Penetapan kadar gas
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran yang tertinggal tidak lebih dari 1,0 ml.
Larutan baku dalam metanol P hingga kadar sebagai B. Alirkan 100 ml±5 ml gas dari tabung oksigen ke
berikut: 400 tg, 200 gg, 100 .tg dan 50 sg per ml. dalam tabung detektor karbon dioksida pada kecepatan
Larutan uji Canipur 100 mg dengan 5,0 ml Larutan tertentu: tidak terjadi perubahan warna. (Untuk
warn askorbat dalam tabung sentrifuga 10 ml. Kocok membedakan dari karbon dioksida).
secara mekanik selama 30 menit, sentrifus dan gunakan
beningan tanpa penundaan. Bau Buka katup wadah dengan hati-hati hing diperoleh
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing aliran sedang; tidak boleh mengarahkan aliran gas
5 jil Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan langsung ke wajah, tetapi arahkan sebagian aliran ke
baku pada lempeng silika gel setebal 0,25 mm. hidung: bau tidak tajam.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
berisi fase gerak campuran 80 ml kioroform P, 20 ml Karbon dioksida Tidak lebih dari 0,03%; lakukan
warn asetat glasial P dan 20 mg hidroksitoluen penetapan dengan mengalirkan 1000±50 ml ke dalam
terbutilasi P hingga fase gerak merambat tiga per tabung detekior karbon dioksida pada kecepatan tertentu:
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan biarkan terjadi perubahan pada penunjuk.
kering. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet
Karbon monoksida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
254 mu; intensitas bercak lain selain bercak utama yang
penetapan dengan mengalirkan 1000±50 ml ke dalam
diperoleh dari Larutan uji, bandingkan dengan
tabung detektor karbon rnonoksida pada kecepatan
intensitas bercak utama Larutan baku. Jumlah
tertentu: terjadi perubahan pada penunjuk.
intensitas bercak lain dari Larutan Uji tidak lebih dan
1,0%. Penetapan kadar Masukkan sejumlah volume larutan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang amonium kionida-amoniurn hidroksida LP, yang dibuat
dengan mencampur volume sama banyak air dan
500 mg zat, larutkan dalam 100 ml rnetanol P, titrasi
arnoniurn hidroksida P, dan jenuhkan dengan amonium
dengan natrium hidroksida 0,1 N LV, tetapkan titik
kionida P pada suhu ruang. Ke dalam alat uji yang terdiri
akhir secara potensiometrik, menggunakan sistem
dari buret 100-ml yang telah dikalibrasi, dilengkapi
elektrode kalomel-kaca dengan jembatan garam kaliurn
dengan kran dua arah, pipet absorpsi gas dan pelampung,
kiorida P jenuh dengan metanol P. Lakukan penetapan
keduanya dengan kapasitas dan sambungan yang sesuai.
blangko.
Isi pipet absorpsi gas dengan logam tembaga berbentuk
Tiap ml natriurn hidroksida 0,1 N kawat kumparan, dengan ukuran mesh atau ukuran lain
setara dengan 32,44 mg C191120N203.H20 yang sesuai. Hilangkan semua gelembung gas dari cairan
dalam alat uji. Aktifkan larutan uji dengan melakukan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pengujian 2 sampai 3 kali, tidak untuk dicatat. Isi dengan
rapat. cairan buret yang telah dikalibrasi, semua pipa
penghubung, kedua arab kran pembuka, dan pipa
penghubung.
Prosedur Alirkan 100,0 ml oksigen ke dalam buret
OKSIGEN
dengan cara menurunkan pelampung. Buka kran yang
Oxygen
berhubungan dengan pipet absorpsi. Dengan cara
Oksigen [778244-7] menaikkan pelampung. Oksigen ditekan masuk ke dalam
pipet absorpsi. Goyangkan pipet dengan kuat hingga
02 BM 32,00
sering terjadi kontak yang merata antara cairan, gas dan
Oksigen mengandung tidak kurang dari 99,0% 02 kawat tembaga. Lanjutkan penggoncangan yang kuat
dalam volume. hingga tidak terjadi penyusutan volume lebih lanjut.
[Catatan Oksigen yang dihasilkan dari pencairan Alirkan kembali sisa gas ke dalam buret yang telah
udara, bebas darl persyaratan uji untuk Karbon dikalibrasi dan ukur volume: tidak lebih dan 1,0 ml gas
dioksida dan Karbon rnonoksida.] yang tertinggal.
-971-

Wadah dan penyimpanan Dalani tabung atau dalam penghubung, ke dua anah kran pembukan, dan tabung
tangki bertekanan. Wadah yang digunakan harus bebas pengisi.
dari setiap zat toksik, penyebab tidur, atau senyawa Prosedur Alirkan 100,0 ml oksigen ke dalam buret
penyebab narkosis, dan senyawa yang dapat dengan cara menurunkan pelampung. Buka knan yang
menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. berhubungan dengan pipet absorpsi. Dengan cana
[Catatan Aka disimpan dalam silinder, kurangi menaikkan pelampung, oksigen 93% ditekan masuk ke
tekanan dalam wadah menggunakan pengatur aliran dalam pipet absorpsi. Goyangkan pipet dengan kuat
gas. Ukur gas menggunakan volume meter gas dengan hingga sering terjadi kontak yang merata antara cairan,
arah ke bawah dari tabung detektor untuk memperkecil gas dan kawat tembaga. Lanjutkan penggoncangan yang
kontaminasi atau perubahan pada contoh.] kuat hingga tidak terjadi penyusutan volume lebih lanjut.
Alirkan kembali sisa gas ke dalam buret yang telah
dikalibrasi, dan ukur volume: tidak lebih dari 10,0 ml dan
OKSIGEN 93% tidak kurang dari 4,0 ml gas yang tertinggal.
Oxygen 93%
Wadah dan penyimpanan Dalam tabung atau tangki
Oksigen 93% mengandung tidak kurang dari 90,0% dan bertekanan rendah. Wadah yang digunakan harus bebas
tidak lebih dari 96,0% 02 dalam volume, dihasilkan dan dari setiap zat toksik, penyebab tidur, atau senyawa
udara melalui proses penyaningan molekul; yang penyebab nankosis, atau senyawa yang dapat
tertinggal sebagian besar terdiri dari argon dan nitrogen. menyebabkan initasi pada saluran pemafasan.
[Catatan Jika disimpan dalam silinder, kurangi tekanan
Identifikasi dengan menggunakan pengatur aliran gas. Ukur gas
A. Jika diuji seperti tertera pada Penetapan kadar, gas menggwiakan volume meter gas dengan arah ke bawah
yang tertinggal tidak lebih dari 10,0 ml dan tidak kurang dari tabung detektor untuk memperkecil kontaminasi atau
dari 4,0 ml. perubahan pada contoh.]
B. Alirkan 100±5 ml gas dari tabung oksigen 93% ke
dalam tabung detektor karbon dioksida pada kecepatan
tertentu; tidak terjadi perubahan warna (untuk OKSIMETAZOLIN HIDROKLORIDA
membedakan dari karbon dioksida). Oxymetazoline Hydrochloride

Bau Buka katup wadah atau sistem saluran keluar dengan


hati-hati hingga diperoleh aliran sedang. Tidak boleh
mengarahkan aliran gas langsung ke wajah, tetapi IC
aralikan sebagian aliran ke hidung: tidak berbau.
Dli HNJ
Karbon dioksida Tidak lebih dari 0,03%; lakukan
penetapn dengan mengalirkan 1000±50 ml ke dalam
tabung detektor karbon dioksida pada kecepatan tertentu: 6-tert-Butil-3-(2-imidazolin-2-ilmetil)-2, 4-dimetilfenol
terjadi perubahan indikator. monohidroklonida [2315-02-8]
C 16H24N20.HCI BM 296,84
Karbon Monoksida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan dengan mengalirkan 1000±50 ml ke dalam Oksimetazolin Hidrokiorida mengandung tidak kurang
tabung 4etektor karbon monoksida pada kecepatan dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C 16H24N20.HC1,
tertentu: tad.i perubahan indikaton. dihitung tenhadap zat yang telah dikeningkan.

Penetapan kadar Masukkan sejumlah volume larutan Pemerian Serbuk hablur halus, putih sampai praktis
amonium kiorida-amonium hidroksida LP yang dibuat putih; hignoskopik. Melebur pada suhu lebih kunang 300°
dengan campunan volume sama banyak air dan amonium disertai pengunaian.
hidroksida P, dan jenuhkan dengan amonium kiorida P
pada suhu ruang, ke dalam alat uji yang terdini dari buret Kelarutan Lanut dalam air dan dalam etanol; praktis tidak
100 ml yang telah dikalibrasi, dilengkapi dengan sebuah larut dalam benzen, dalam klonofonm dan dalam eten.
kran dua arah, pipet absorpsi gas, dan pelampung,
keduanya dengan kapasitas dan sambungan yang sesuai. Baku pembanding Olcsimetazolin Hidrokionida BPFI;
Isi pipet absorpsi gas dengan logam tembaga berbentuk tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
kumparan kawat, dengan ukuran mesh atau ukuran lain rapat.
yang sesuai. Hilangkan semua gelembung gas dari caftan
pada alat uji. Aktifkan larutan uji dengan melakukan Identifikasi
pengujian 2 sampai tiga kali, tidak untuk dicatat. Isi A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dengan cairan buret yang telah dikalibrasi, semua pipa dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P;
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
- 972 -

gelombang yang sama seperti pada Oksimetazolin Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Hidrokiorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan
(1 dalam 10.000) menunjukkan maksimum dan minimum TETES HIDUNG OKSIMETAZOLIN
pada panjang gelombang yang saina seperti pada HIDROKLORIDA
Oksimetazolin Hidrokiorida BPFJ, daya serap masing- Oxymetazoline Hydrochloride Nasal Solution
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan,
pada panjang gelombang serapan maksimum Iebih kurang Tetes Hidung Oksimetazolin Hidnokloiida adalah larutan
279 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%. Oksimetazolin Hidroklorida dalam air yang diatun
C. Pada larutan Iebih kurang 50 mg zat dalam 3 ml air tonisitasnya. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
tambahkan 1 ml amoniun hidroksida 6 N, saning, tidak lebih dari 110,0% Oksimetazolin Hidroklorida,
asamkan filtrat dengan asam nitrat P, larutan C16H24N20.HCI dari jumlah yang tertera pada etiket.
menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B dan C seperti
tertera pada Uji Identflkasi Umum <291>. Baku pembanding Oksimetazolin Hidrokiorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5; lakukan penetapan rapat.
menggunakan larutan (1 dalam 20).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%, Identifikasi Pipet sejumlah volume tetes 11tdtng setana
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 3 jam. dengan lebih kurang 2,5 mg oksimetazolin hidnöklorida
ke dalam corong pisah 60 ml dan tambahkan air sampai
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. lebih kurang 10 ml. Tambalikan 2 ml larutan natrium
karbonat P (1 dalam 10), ekstraksi dengan 10 ml
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpi kloroform P dan pindahkan ekstrak kloroform ke dalani
corong pisah 60 ml kedua. Ekstraksi larutan klorofonm
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dengan 10 ml asam klorida 0,1 N, biankan memisah dan
KromatograJl cair kinerja tinggi seperti tertera pada buang lapisan kionoform. Pindahkan 8 ml larutan asam
KromatograJI <931>. ke dalam tabung reaksi, netnalkan dengan penambaban
Fare gerak Buat campuran air-metanol P-natrium natrium hidroksida 1 N tetes demi tetes, tambahkan
asetat I M-asam asetat glasialP(46:40:10:4), saning dan 1 tetes natrium hidroksida 1 N berlebih dan campur.
awaudarakan. Tambahkan beberapa tetes larutan segar natrium
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah nitroprusid P 5% dan 2 tetes larutan natrium hidroksida
Oksimetazolin Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam Fare P (15 dalam 100), campur dan diamkan selama 10 menit.
gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml Tambahkan asam klorida 0,1 N tetes demi tetes sampai
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, pH antara 8 dan 9, diamkan selama 10 menit: larutan
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, Iarutkan dan menjadi ungu.
encerkan dengan Fare gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pH <1071> Antara4,0 dan 6,5.
Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 0,25 m x Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
4,6 mm berisi bahan pengisi L9. Laju alir lebih kurang Kromatografl cair kinerja tinggi seperti tertera pada
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Kromatografi <931>.
ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak Iebih kadar dalam Oksimetazolin Hidrokiorida.
dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada lima kali Larutan ba/cu Larutkan sejumlah Okimetazolin
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Hidrokiorida BPFI dalam Fare gerak hingga kadan lebih
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume kurang sesuai dengan kadar tetes hidung yang tertera
sama (lebih kurang 20 j.tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji pada etiket.
ke dalam knomatograf, ukur respons punoak utama. Larutan uji Gunakan Tetes Hidung Oksimetazolin
Hitung jumlah dalam mg oksimetazolin hidroklorida, Hidrokiorida.
C16H24N20.HCI, dalam zat yang digunakan dengan rumus: Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan sepenti
tertena pada Penetapan kadar dalam Oksimetazolin
Hidrokiorida, kecuali dalam menghitung jumlah dalam
50C1rY. mg oksimetazolin hidnoklorida, C 16H24N20.HCI, dalam
r tiap ml tetes hidung yang digunakan dengan rumus:

C adalah kadar Oksimetazolin Hidrokiorida BPFI dalam


mg per ml Larutan ba/cu; ru dan r5 berturut-turut adalah CI r
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan
Larutan baku.
- 973 -

C adalah kadar Oksirnetazolin Hidrokiorida BPFI dalam PH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan
mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah menggunakan suspensi dengan kadar 10 mg per ml.
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan
Larutan baku. Air <1031> Metode IAntara 6,0% dan 9,0%.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan bahwa
oksitetrasiklin steril, harus memenuhi syarat uji Sterilitas
dan Endotoksin bakteri seperti tertera pada Oksitetrasiklin
OKSITETRASIKLIN untuk Injeksi. Jika pada etiket dinyatakan bahwa
Oxytetracycline oksitetrasiklin hidrokiorida mengalami proses lebih lanjut
OH 0 OH 0
selama pembuatan sediaan injeksi harus memenuhi syarat
OH
CONH,
uji Endotoksin bakteri seperti tertera pada Oksitetrasiklin
untuk Injeksi.
OH
H H
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
H,C OH H OH H N(CH,)
Krornatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
4-(Dimetilarnino)-1, 4,4a, 5, 5a,.6, 11, 12a-oktahidro- Krornatografi <931>.
3,5,6,10,12, 12a-heksahidroksi-6-rnetil-1 , 1 1-diokso- Larutan tetrabutilarnoniurn hidrogen sulfat Larutkan
2-naftasena-karboksarnida dihidrat [6153-64-6] 1 g tetrabutilarnonium hidrogen sulfat P dalam 100 ml
C221124N209.21120 BM 496,47 air. Atur pH hingga 7,5 dengan penambahan natriurn
Anhidrat [79-57-2] BM 460,44 hidroksida 1 N.
Larutan dinatriurn edetat Larutkari 40 mg dinatriurn
Oksitetrasiklin mempunyai potensi setara dengan tidak edetat P dalam 100 ml air. Atur pH hingga 7,5 dengan
kurang dari 832 tg C221-124N209 per mg. penambahan natriurn hidrokida 1 N.
Dapar fosfat pH 7,5 Buat campuran kaliurn fosfat
Pemerian Serbuk hablur; kuning muda sampai cokelat dibasa P 0,33 M dan natriurn fosfat monobasa P 0,33 M
muda; tidak berbau; stabil di udara, oleh pengaruh cahaya (85:15). Jika perlu atur pH hingga 7,5 dengan
matahari kuat warna berubah menjadi gelap. Dalam penambahan salah satu komponen yang sesuai.
larutan dengan pH kurang dari 2, potensi turun; cepat Fase gerak Masukkan 50 g butil alkohol tersier P ke
rusak oleh pengaruh alkali hidroksida. dalam labu tentukur 1000-mi, tambahkan 200 ml air.
Tambahkan 60 ml Daparfosfat pH 7,5, 50 ml Larutan
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; agak sukar larut tetrabutil arnoniurn hidrogen sulfat dan 10 ml Larutan
dalam etanol; mudah larut dalam warn klorida 3 N dan dinatriurn edetat, encerkan dengan air sampai tanda,
dalam larutan alkali. awaudarakan sebelum digunakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistern seperti tertera
Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFI; tidak boleh pada Krornatografi <931>.
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Larutan baku Timbang saksama sejumlah
terlindung cahaya dan di tempat dingin. Endotoksin Oksitetrasiklin BPFI, larutkan dalam asarn kiorida 0,01 N
BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan hingga diperoleh kadar iebih kunang 0,22 mg per ml.
isi harus hati-hati untuk rnenghindari kontarninasi.] Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 44 mg zat,
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan lanitan, lebih kunang 25 ml warn kiorida 0,01 N, goyang hingga
dalam leita4pendingin. lanut, encerkan dengan warn klorida 0,01 N sampai tanda.
Larutan kesesuaian sistern Buat larutan tetrasiklin
Identifikasi hidroklorida dalam asarn klorida 0,01 N dengan kadar
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 j.tg per nil lebih kurang 0,2 mg per ml. Campur 3 ml larutan mi
dalam asarn kiorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan dengan 1,5 ml Larutan ba/cu, encerkan dengan air hingga
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti 25 ml.
pada Oksitetrasiklin BPFI, daya serap dihitung terhadap Sistern krornatografi Lakukan seperti tertera pada
zat anhidrat pada panjang gelombang serapan maksimum Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
lebih kurang 353 nm adalah antara 96,0% dan 104,0% dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
dari Oksitetrasiklin BPFI, potensi Baku pernbanding 4,6 mm benisi bahan pengisi L21, pertahankan suhu
diperhitungkan. kolom pada 60°±2°. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
B. Campur I mg zat dengan 2 ml asarn sulfat P: terjadi Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
warna merah terang. sistern, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. oksitetrasiklin dan tetrasikiin bertunut-turut adalah lebih
kurang 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
oksiterasikiin dan puncak tetrasikiin tidak kurang dari 5.
- 974 -

Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam 14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dalam lemani pendingin.
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,25 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Identifikasi
lebih dari 1,0%. A. Spektnum serapan ultaviolet lanutan 20 g per ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dalam asam kiorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan
sama (lebih kurang 20 .tl) Larutan baku dan Larutan uji minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukun pada Oksitetrasiklin BPFI. Daya serap dihitung terhadap
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam p.g zat yang telah dikeringkan, pada panjang gelombang
oksitetrasiklin, C22H24N209, per mg zat yang digunakan serapan maksimum lebih kurang 353 nm adalah antana
dengan rumus: 88,2% dan 96,8% dari Oksitetrasiklin BPFI, potensi baku
pembanding diperhitungkan.
B. Tambahkan 2 ml asam sulfat P pada I mg zat:
200(.?iL terjadi warna merah terang.
W )lr
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
C adalah kadar Oksitetrasiklin BPFI dalam mg per ml
Larutan ba/cu; P adalah potensi Oksitetrasiklin BPFI, pH <1071> Antara 2,0 dan 3,0; lakukun.penetapan
dalam Lg per mg; W adalah bobot dalam mg menggunakan larutan 10 mg per ml.
oksitetrasiklin dalam Larutan uji; ru dan rs berturut-turut
adalab respons puncak oksitetrasiklin dari Larutan uji dan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 2%; lakukan
Larutan ba/cu. pengeringan dalam botol bersumbat kapiler pada tekanan
tidak lebih dari 5 mmHg dan suhu 60°, selama 3 jam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, menggunakan 100 mg zat yang ditimbang saksama.
tidak tembus cahaya.
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan bahwa
oksitetrasiklin hidrokiorida steril, harus memenuhi syarat
OKSITETRASIKLIN HIDROKLORIDA uji Sterilitas dan Endotoksin bakteri seperti tertera pada
Oxytetracydline Hydrochloride Oksitetrasiklin untuk Injeksi. Jika pada etiket dinyatakan
bahwa oksitetrasiklin hidnoklorida mengalami proses
lebih lanjut selama pembuatan sediaan injeksi hanus
4-(Dimetilamino)-1, 4,4a, 5,5a, 6,11, 12a-oktahidro-
3,5,6,10,12,1 2a-heksahidroksi-6-metil- 1,11 -diokso- memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri seperti tertera
2-naftasenakarboksamida monohidrokiorida path Oksitetrasiklin untuk Injeksi. Jika dimaksudkan
[2058-46-0] untuk pembuatan sediaan obat mata tidak hams memenuhi
C22H24N209.HC1 uji Endotoksin bakteri.
BM 496,90
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Oksitetrasiklin Hidrokionida mempunyai potensi setara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dengan tidak kurang dari 835 .tg C22H24N209 per mg,
Kromafografi <931>.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan tetrabutilamonium hidrogen sulfat, Larutan
dinatrium edetat, Dapar fosfat pH 7,5, Fase gerak,
Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau; rasa
pahit; higroskopik. Oleh pengaruh cahaya matahani kuat Larutan ba/cu, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem
kromatogra,fl Lakukan seperti tertera pada Penetapan
atau suhu lebih dari 90 0 pada udara lembab, wama
kadar dalam 0/cs itetrasiklin.
berubah menjadi gelap. Terurai pada suhu lebih dari 180°.
Dalam larutan dengan pH kurang dari 2, potensi tunun; Larutan uji .Masukkan lebih kurang 44 mg zat ke
dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan lebih kurang
cepat rusak oleh pengaruh lanutan alkali hidroksida.
25 ml asam klorida 0,01 N, goyang hingga larut,
encerkan dengan asain kiorida 0,01 N sampai tanda.
Kelarutan Tidak.larut dalam kioroform dan dalam eter;
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
sukar larut dalam etanol mutlak; agak sukar larut dalam
etanol dan metanol; mudah larut dalam air, tetapi pada Penetapan kadar dalam Oksitetrasiklin. Hitung
terhidrolisa menjadi hablur oksitetrasiklin dan jumlah dalam tg oksitetrasiklin, C 22H24N209, dalam tiap
hidrokiorida. mg zat yang digunakan dengan rumus:

Baku pembanding Ok.sitetrasiklin BPFJ; tidak boieh


dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, di tempat dingin. Endotoksin BPFI;
200( -1ru
W r
Cp
[Catatan Bersfat pirogenilç penanganan vial dan isi
C adaiah kadar Oksitetrasiklin BPFI dalam mg per ml
harus hati-had untuk menghindari kontaminasi.]
Larutan ba/cu; P adalah potensi Oksitetrasiklin BPFI,
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu
dalam g per mg; W adalah bobot dalam mg,
-975-

oksitetrasiklin hidrokiorida dalam Larutan uji; ru dan rs Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem
berturut-turut adalah respons puncak oksitetrasiklin dan kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Larutan uji dan Larutan baku. kadar dalam Ok.sitetrasiklin.
Larutan uji I (Menggunakan wadah dosis tunggal).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Konstitusikan oksitetrasiklin untuk injeksi dalam air,
tidak tembus cahaya. yang diukur saksama sesuai jumlah pelanut seperti tertera
pada etiket. Ke luarkan semua isi yang dapat dike luarkan
menggunakan alat suntik dengan jarum hipodermik yang
OKSITETRASIKLIN UNTUK INJEKSI sesuai, encerkan secana kuantitatif dengan asam kiorida
Oxytetracycline for Injections 0,01 N, hingga kadar oksitetrasiklin lebih kurang 0,2 mg
per ml.
Oksiterasiklin Untuk Injeksi mengandung Oksitetrasiklin Larutan uji 2 (Pada etiket dinyatakan jumlah
Hidrokiorida setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan oksitetrasiklin dalam sejumlah volume larutan konstitusi).
tidak lebih dari 115,0% Oksitetrasiklin, C 22H24N209, dan Konstitusikan oksitetrasiklin untuk injeksi dalam air yang
jumlah yang tertera pada etiket. diukur saksama, sesuai jumlah pelarut seperti tertera pada
etiket. Encerkan sejumlah volume larutan konstitusi yang
Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFI; tidak boleh diukun saksama secara kuantitatif dengan asam kiorida
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, 0,01 N, hingga kadar oksitetrasiklin lebih kurang 0,2 mg
terlindung cahaya, di tempat dingin. Endotoksin BPFI; per ml.
[Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan isi Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] pada Penetapan kadar dalam Oksitetrasiklin. Hitung
Rekonstitusikan seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu jumlah dalam mg oksitetrasildin, C22H2 4N209 yang dike
,

14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, luankan dari wadah atau dalam larutan konstitusi yang
dalam lemari pendingin. digunakan dengan rumus:

Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat Larutan


terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi; buat pada saat CP(!)(rL
akan digunakan dengan melarutkan Oksiterasiklin untuk
Injeksi.
C adalah kadar Oksitetrasiklin BPFI dalam mg per ml
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,4 unit Larutan baku; P adalah potensi Oksitetrasiklin BPFI,
Endotoksin Fl per mg oksitetrasiklin. dalam .ig per mg; L adalah jumlah oksitetrasiklin,
C22H24N209 dalam mg seperti tertera pada .etiket, dalam
Sterifitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan wadah atau dalam larutan konstitusi yang digunakan;
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji D adalah kadan oksitetrasiklin dalam mg per ml Larutan
Sterilitas dari produk yang diuji, dengan menggunakan uji 1 atau Larutan uji 2 berdasankan jumlah yang tertera
Cairan D sebagai pengganti Cairan A. pada etiket atau dalam lanutan konstitusi yang digunakan
dan faktor pengenceran; ru dan rs adalah respons puncak
pH <1071> Antara 1,8 dan 2,8; lakukan penetapan oksitetrasiklin dari Larutan uji dan Larutan baku.
menggunakan larutan yang mengandung 25 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%; Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk padatan
lakukanpengeringan dalam botol bersumbat kapiler pada steril seperti tertera pada Injek.si, terlindung cahaya.
tekanan IiIak lebih dari 5 mmHg pada suhu 600 selama
3 jam, menggunakan 100 mg zat yang ditimbang
saksama. OKSITOSIN
Oxytocin
Bahan partikulat <751> Memenuhi syanat seperti tertera
pada Injeksi Volume Kecil. Ok.sitosin {50-56-6]
C43H66N2012S2 BM 1007,19
Syarat lain Memenuhi Identflkasi B seperti tertera pada
Oksitetrasiklin Hidroklorida, dan memenuhi syarat Oksitosin adalah hormon nonpeptida yang mempunyai
Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan seperti sifat menyebabkan kontraksi otot polos utenin dan sel
tertera pada Injek.si. mioepitel kelenjan susu. Dibuat dengan cara sintesis atau
diperoleh dari lobus posterior hipofisis hewan peliharaan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara yang biasa dimakan. Aktivitas oksitosik tidak kurang dan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 400 unit Oksitosin Fl per mg.
KromatografI <931>.
Larutan tetrabutilamonium hidrogen sulfat, Larutan Baku pembanding Oksitosin BPFI; simpan pada suhu 0 0
dinatrium edetat, Dapar fosfat pH 7,5, Fase gerak, atau di bawah 00. Rekonstitusikan selunuh isi satu vial
- 976 -

dalam air, pindahkan secara kuantitatif dengan air ke encerkan dengan asam asetat glasial P 0,25% sampai
dalam labu tentukur 5-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
tanda. Untuk uji Kesesuaian sistem tambahkan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kiorobutanol P pada sebagian larutan akhir. Vasopresin Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
BPFI. dilengkapi dengan detektor 220 tun dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi Ll. Laju alir iebih kurang
Batas mikroba <51> Angka bakteri total tidak lebih dan 1 ml per menit. Kolom dibiarkan untuk mencapai
200 koloni per g. Untuk produk yang berasal dari hewan, keseimbangan selaina 1 jam sebelum penyuntikan
tidak boieh mengandung Salmonella sp dan Escherichia pertama. Lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
coli, sistem seperti tertera pada Kromatografi <931> sebagai
berikut: suntikkan 20 jil Larutan ba/cu ke dalam
Identifikasi kromatograf cair yang teiah disetimbangkan, biarkan
A. Waktu retensi puncak oksitosin pada kromatogram selama 60 menit hingga eluasi sempurna, rekam
Larutan uji sesuai dengan kromatogram Laru tan baku kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
yang diperoleh pada Penetapan kadar. pada Prosedur: waktu retensi puncak vasopresin antara
B. Gunakan uterus pada masa diestrus dari tikus 6-9 menit dan terpisah dari puncak-puncak yang
dengan bobot tubuh 120-200 g. Gantungkan uterus dalam berdekatan. Resolusi, R, antara vasopresin, dan puncajc
tangas air pada suhu 320 yang mengandung 9,0 g natrium terdekat tidak kurang dari 1,5 dan simpangan1i relatif
klorida P, 0,42 g kalium klorida P, 0,16 g kalsium pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
klorida F, 0,50 g natrium bikarbonat P, 0,25 g Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
dekstrosa P dan 0,0053 g magnesium kiorida P per liter sama (lebih kurang 20 j.tl) Larutan baku dan Larutan uji
air. Oksigenasi larutan dengan campuran 95% oksigen ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dan 5% karbon dioksida. Rekam kontraksi otot pada respons puncak utama. Hitung potensi vasopresin dalam
suatu alat pencatat menggunakan transduser isotonik dan Unit Vasopresin FT per mg, dengan rumus:
linier. Tambahkan dua pengenceran Oksitosin BPFI yang
sesuai, rekam kontraksi otot masing-masing setelah
pengenceran. Pengenceran yang sesuai memberikan 2oc1L'1I'_
, W )i r
kontraksi submaksimal yang jelas berbeda. Ganti larutan
dalam tangas dengan larutan yang baru dan tunggu C adalah kadar dalam unit Vasopresin Fl per ml Larutan
hingga otot relaksasi. Larutkan atau encerkan zat uji
baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
dengan pengencer yang sesuai untuk memperoleh respons Larutan u/i dan Larutan ba/cu; V adalah volume Larutan
pada penambahan dua dosis seperti pada Larutan baku. uji; W adalah jumlah dalam mg vasopresin yang terlarut
Besarnya kontraksi yang diperoleh dari Larutan baku dalam Larutan uji.
sebanding dengan kontraksi dan Larutan uji.
Cemaran umum Jumlah respons cemanan dalam
Aktivitas vasopresor (Untuk produk yang berasal dan kromatogram Larutan uji yang diperoleh dari Penetapan
hewan). Aktivitas vasopresor Larutan uji tidak lebih dan kadar tidak lebih dan 5% luas puncak oksitosin.
0,1 unit Vasopresin F1 per ml.
Fase gerak Larutkan 6,6 g amonium fosfat dibasa P Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dalam lebih kurang 950 ml air, atur pH hingga 3,0 dengan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air hingga Kromatografi <931>.
1 L, cainpur. Pada 870 ml larutan mi tambahkan 130 ml Fase gerak A Buat laritan dapan dari natrium fosfat
asetonitril F, campur. Saning dalam hampa udara melalui
monobasa 0,1 M.
membran nulon dengan porositas 0,45 .tm. [Catatan Fase gerak B Buat campunan asetonitril P-air (1:1),
Waktu retensi puncak vasopresin sangat peka terhadap saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
perubahan kecil kadar asetonitril dalam Fase gerak.] menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Pengencer Larutkan 5,0 g klorobutanol P dalam Kromatografi <931>.
5,0 ml asam asetat glasial F, tambahkan 5,0 g etanol P, Pengencer Larutkan 5,0 g kiorobutanol P dalam
1,1 g natrium asetat P dan 1000 ml air, campur.
5,0 ml asam asetat glasial F, tambahkan 5,0 ml etanol P,
Larutan ba/cu Lanutkan isi dari 1 vial Vasopresin BPFI 1,1 g natrium asetat P clan 1000 ml air, campu.r.
dalam sejumiah volume Pengencer hingga diperoleh Larutan ba/cu Larutkan seluruh isi vial Oksitosin BPFI
larutan dengan kadar lebih kunang 0,1 unit per ml dengan volume tertentu Pengencer. [Catatan Jika perlu
Vasopresin Fl. larutan dapat diencerkan sampai rentang kadar yang
Larutan uji Timbang saksama zat yang mengandung
diperlukan untukpengujian.]
lebih kurang 10 mg vasopresin, masukkan ke dalam labu
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
tentukur 100-ml. Larutkan dalam asam asetat glasial P laiutkan dalam Pengencer hingga diperoleh larutan
0,25%, encerkan dengan pelarut yang sasna sampai tanda. dengan kadar lebih kurang 10 unit Oksitosin Fl per ml.
Pipet 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kineija tinggi
- 977 -

diiengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 12,0 cm x Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu
4,6 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran partikel 14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
5 gm, atur program untuk mendapatkan variasi campuran daiam lemari pendingin.
Fase gerak A dan Fase gerak B. Pertahankan kolom pada
suhu ruang, laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Sistem Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 35,7 unit
diseimbangkan dengan campuran 70% Fare gerak A dan Endotoksin Fl per unit Oksitoksin.
30% Fare gerak B. Setiap kali setelah penyuntikan
Larutan baku dan Larutan uji, komposisi dari Fase gerak pH <1071> Antana 3,0 dan 5,0.
berubah secara linier sehingga dalam 20 menit diperoleh
campuran 50% Fase gerak A dan 50% Fase gerak B. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam pada Injeksi volume kecil.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: atur laju alir atau komposisi Fase gerak Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
sehingga waktu retensi oksitosin lebih kurang 10 menit
dan kiorobutanol antara 15 dan 17 menit, Resolusi, R, Penetapan kadar Lakukan seperti tertera path
antara oksitosin dan puncak terdekat tidak kurang dari 1,5 Penetapan kadar dalam Oksitosin, kecuali pada Larutan
dan simpangan baku relatif padapenyuntikan ulang tidak uji menggunakan injeksi yang tidak diencerkan dan
lebih dari 2,0% untuk oksitosin. biarkan seiama tidak kurang dari 25 menit antar
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing penyuntikan. Hitung potensi oksitosin, C43H66N 1 20 1 2S2,
tiga kali sejumlah volume sama (iebih kurang 100 tl) dalam unit Oksitosin Fl per ml injeksi yang digunakan,
Larutan uji dan Larutan baku ke dalam kromatograf, dengan rumus:
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Sistem kromatografi. Identifikasi puncak-
puncak yang ada dan tentukan respons puncak oksitosin. C 1?J
Hitung potensi oksitosin, C43HN 12 0 12S2, dalam unit \ rs
Oksitosin Fl per mg zat yang digunakan, dengan rumus:
C adaiah kadan daiam unit Oksitosin F! per ml Larutan
baku; ru dan rs berturut-turut adalah nilai rata-rata dan
CILIrQ respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
W)Lr5
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
C adalah kadar dalam unit Oksitosin Fl per ml Larutan atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau dan
baku; ru dan rs berturut-turut adalah nilai rata-rata dan wadah plastik yang sesuai. Jangan dibekukan.
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; V adalah
volume Larutan uji; W adalah jumiah dalam mg oksitosin
yang terlarut dalam Larutan uji.
OKSPRENOLOL HIDROKLORIDA
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Oxprenoioi Hydrochloride
sebaiknya dan kaca Tipe I, dalam lemari pendingin. OH

INJEKSI OKSITOSIN
OxytoIt-1uection

Injeksi Oksitosin adaiah larutan steril dalam pelarut yang


Q __OCH2CHCH2NHCHCH3)2

OCH2CHCH2
• HCI

1-(O-Aliloksfenokrz)-3-isopropilamino- 2-propanol
sesuai. Tiap ml injeksi oksitosin mempunyai aktivitas hidroklorida [6452-73-9]
oksitosik tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan C15H23NO3.HC1 BM 301,81
110,0% dari jumlah unit Oksitosin F! yang tertera pada
etiket. Oksprenolol Hidroksida mengandung tidak kurang dan
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 15H23NO3 .HCI,
Baku pembanding Oksitosin BPFI; simpan pada suhu 00 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
atau di bawah 0. Rekonstitusikan seluruh isi satu vial
dalam air, pindahkan secara kuantitatif dengan air ke Pemerian Serbuk hablur, putih.
dalam labu tentukur 5-ml, encerkan dengan air sampai
tanda. Untuk uji Kesesuaian sistem tambahkan Kelarutan Mudah larut dalam etanol, dalam kloroform
kiorobutanol pada sebagian iarutan akhir. Endotoksin dan daiam air; agak sukar ianut dalam aseton; dan praktis
BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan tidak larut dalam eter.
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
- 978 -

Baku pembanding Oksprenolol Hidrokiorida BPFI; tiga per empat tinggi lempeng, angkat lempeng,
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 0 keringkan pada suhu 1000 selama 15 menit. Semprot
selama 6 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah lempeng dengan Larutcin penampak bercak yang dibuat
tertutup rapat dan terlindung cahaya. segar. Keringkan lempeng dengan aliran udara hangat
selama lebih kurang 5 menit atau sampai bercak Larutan
Identifikasi baku B terlihat. Amati kromatogram di bawah sinai biasa:
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah harga R1 bercak utama Larutan uji sesuai dengan harga R1
dikeringkan dan didispersikan dalarn kalium bromida P Laru fan baku A. Tidak ada bercak lain selain bercak
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan utama Larutan uji yang lebih besar atau lebih intensif dan
gelombang yang sama seperti pada Oksprenolol bercak utama Larutan baku B (0,4% sebanding dengan
Hidrokiorida BPFL 0,2% senyawa sejenis dengan faktor respons lebih kurang
B. Larutan menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B dan dua kali lebih besar dad oksprenolol hidrokiorida).
C seperti tertera pada Uji Ident/Ikasi Umum <291>.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 10). menggunakan Laru tan uji dengan kadar 20 mg per ml dan
Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan,yj
Kejernihan larutan <881> Larutan jernih; lakukan
penetapan menggunakan larutan 1 g zat dalain 10 ml air. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 450
mg zat, larutkan dalam 100 ml warn wetat glasial P.
,Susut peflgeringan <1121>. Tidak lebih dad 0,5%; Tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan titrasi dengan
)kukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 0 asam perkiorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
selama 6 jam menggunakan lebih kurang 3 g zat. potensiometrik, menggunakan sistem elektrode kalomel-
kaca dengan jembatan garam larutan jenuh litium kiorida P
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. dalam warn asetat glasial P. Lakukan penetapan blangko.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dan 10 bpj. Tiap ml warn perkiorat 0,1 N
setara dengan 30,18 mg C15H23NO3.HCI
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Kromatografi <931>.
Fwe gerak Campuran etil asetat P-warn asetatglasial P-
air(15:5:5). OMEPRAZOL
Pengencer Campuran kloroforrn P-etanol mu flak P Omeprazole
(1:1).
Larutan baku A Buat larutan Okiprenolol 0
Hidrokiorida BPFI dalam Pengencer dengan kadar 20 mg /1
per ml. H,CO N CH3
Larutan baku B Encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap, sejumlah volume Larutan baku A yang H,C OCH,
diukur saksama dengan Pengencer hingga kadar 0,08 mg
per ml. JH-Benzimidazol,5-rnetoksi-2-[[(4-rnetoksi-3, 5-dimetil-2
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg piridinil)metil]sulfinilJ
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, larutkan dan 5-Metoksi-2-[[(4-rnetoksi-3,5-dirnetil-2 piridinil) metil]
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. sulfinilJbenzirnidazol [73590-58-6]
Larutan penampak bercak Campuran volume sama C17H19N303S BM 345,42
banyak larutan kauiurn besi (III) sianida P (1 dalam 100)
dan larutan besi (III) kiorida P (1 dalam 5). Omeprazol mengandung tidak kurang dad 98,0% dan
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 i.tl tidak lebih dad 102,0% C 17H19N303S, dihitung terhadap
Larutan uji, Laru fan baku A dan Larutan baku B pada zat yang telah dikeringkan.
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm yang
sebelumnya telah dicuci dengan metanol P hingga pelarut Pemerian Serbuk putih hingga hampir putih, melebur
merambat sampai tepi atas lempeng. Keringkan di udara, pada suhu 1500 hingga 160° disertai penguraian.
kemudian pada suhu 1000 selama 20 menit dan dinginkan
dalam desikator. Biarkan bercak kering. Lapisi bejana Kelarutan Larut dalam diklorometan, agak sukar larut
kromatografi dengan kertas kering, jenuhkan dengan dalam metanol dan dalam etanol; sangat sukar larut dalam
100 ml Fase gerak dan diamkan selama lebih kurang air.
30 menit. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi hingga Fwe gerak merambat lebih kurang
- 979 -

Baku pembanding Omeprazol BPFI; tidak boleh Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalain wadah 10 t1 Larutan uji, Larutan identflkasi, Larutan baku A, B
tertutup rapat di tempat dingin, terhindar dan dan C pada jarak yang sama pada lempeng silika gel
kelembaban. setebal 0,25 mm. Biarkan bercak kering. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase
Identifikasi gerak dan biarkan merambat sampai tiga perempat tinggi
A. Pada uji Kemurnian kromatografi Metode I, harga lempeng. Angkat lempeng, tandai batas Fase gerak dan
Rf bercak utama Larutan ident/Ikasi sama dengan harga biarkan mengering. Amati lempeng di bawah cahaya
R1 bercak utama Larutan ba/cu yang mengandung ultraviolet 254 urn, knomatogram menunjukkan bercak
Omeprazol BPFI 0,15 mg per ml. utama pada harga Rf yang sama. Bandingkan intensitas
B. Spektrum serapan inframerah zat yang setiap bercak lain kecuali bercak utama dalam
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan knomatogram Larutan uji dengan bencak utama Larutan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama ba/cu: tidak ada satupun bercak lain selain bercak utama
seperti pada Omeprazol BPFI. memiliki intensitas lebih besar dan bercak utama Larutan
ba/cu B (0,3%), dan jumlah intensitas semua bercak lain
Kesempurnaan melarut <901> Memenuhi syarat; selain bercak utama tidak lebih besar dari intensitas bercak
menggunakan larutan 20 mg per nil dalam metilen klorida P. utama Larutan ba/cu A (1,0%).

Warna larutan Serapan tidak lebih dari 0,10; ditetapkan METODE H


menggunakan larutan yang dibuat untuk uji Kesempurnaan Lakukan penetapan dengan cana Kromatografi cair
melarut pada panjang gelombang 440 urn dalam sel 1-cm /cinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
menggunakan metilen kiorida P sebagai blangko. Pengencer Gunakan Fase gerak.
Dapar fosfat, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; dan Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
selama 4 jam.
dalam Pengencer hingga kadan lebih kunang 0,16 mg per
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. ml [Catatan Buat larutan segar.]
Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. sama (lebih kurang 40 lil) Larutan uji dan Pengencer ke
dalam knomatograf, dan biarkan Larutan uji tereluasi
seláma tidak kurang dari dua kali waktu retensi
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
omeprazol. Rekam kromatogram dan ukur respons
Metode IV Memenuhi syarat.
puncak. Hitung persentase masing-masing cemanan dalam
Pelarut Gunakan dimetilasetamida P.
zat yang digunakan dengan rumus:
Kemurnian kromatografi
METODE I
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis ilpis 1001!
r
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran dikiorometan P yang dijenuhkan
dengan amonia P-diklorometan P-isopropil al/co ho! P ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan r5
(2:2:1). "[Qtatan Buat diklorometan yang dUenuhkan adalah jumlah respons semua puncak. Masing-masing
dengan amo)üa dengan cara mencampur 30 ml cemaran tidak lebih dari 0,3% dan jumlah semua cemaran
ammonium hidroksida P dengan 100 ml dikiorometan P tidak lebih dari 1,0%.
dalam corong pisah. Diamkan hingga lapisan terpisah,
gunakan lapisan bawah.] Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Pelarut Campuran dikiorometan P-metanol P (1:1). Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan baku A Timbang saksama sejumlah KromatograJI <931>.
Omeprazol BPFI, Iarutkan dalam Pelarut dan campur Dapar fosfat Lanutkan 0,725 g natrium fosfat
hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. monobasa P dan 4,472 g natriumfosfat dibasa anhidrat P
Larutan baku B Encerkan Larutan ba/cu A dengan dalam 300 ml air, encerkan dengan air hingga 1000 ml
Pelarut hingga diperoleh kadar 0,15 mg per ml. dan campur. Encerkan 250 ml larutan mi dengan air
Larutan ba/cu C Encerkan Larutan ba/cu A dengan hingga 1000 ml. Jika perlu atur pH hingga 7,6 dengan
Pelarut hingga kadar 0,05 mg per ml. asamfosfat P.
Larutan uji Buat larutan zat dalam Pelarut hingga Fase gerak Buat campuran Daparfosfat-asetonitril P
kadar lebih kurang 50 mg per ml. (3:1), saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Larutan identflkasi Encerkan secara kuantitatif penyesuaian menunut Kesesuaian Sistem seperti tertera
sejumlah volume Larutan uji hingga diperoleh kadar pada KromatograJI <931>.
0,25 mg per ml.
-980-

Pengencer Campuran natrium borat 0,01 M- Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
asetonitril P (3:1). Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti tertera
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Omeprazol pada Penetapan kadar,
BPFI, larutkan dalam Pengencer dan jika perlu encerkan
secara bertahap dan kuantitatif dengan Pengencer hingga Disolusi <1231>
diperoleh larutan dengan kadar iebih kurang 0,2 mg per UJI 1
MI. Tahap Asam
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 100 mg Media disolusi: 500 ml asam kiorida 0,1 N
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan A/at tipe2: 100 rpm
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Pipet 5 ml Waktu: 2jam
larutan, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 17H19N303S
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. yang teriarut dengan cana Kromatografi cair kinerja
Larutan kesesuaian sistem Encerkan sejumlah volume tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku dengan Pengencer hingga diperoleh kadar Dapar fosfat pH 7,6; Fase gerak dan Sistem
Omeprazol BPFI 0,1 mg per ml. kromatografi Lakukan seperti tertera pada Tahap Dapar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 50 mg
KromatograJI <931>, Kromatograf cair kinerja tinggi Omeprazol BPFI, masukkan ke dalam 1abu tentukur
diiengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 15 cm x 250-ml, larutkan dalam 50 ml etanol P dtpcerkan
4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel dengan nafrium borat 0,01 M sampai tanda. Pipet 10 ml
5 gm. Laju alir iebih kurang 0,8 ml per menit. Lakukan larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 20 ml
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam etanol P dan encerkan dengan natrium borat 0,01 M
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera sampai tanda.
pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak kurang dari 6,0; Laru Ian uji Gunakan • alikuot yang mengandung pelet
efisiensi koiom tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis, yang disaring melaiui ayakan dengan porositas tidak lebih
faktor ikutan tidak iebih dari 1,5 dan simpangan baku dari 0,2 mm. Kumpulkan pelet pada ayakan dan bilas
reiatifpada penyuntikan uiang tidak iebih dari 1,0%. dengan air. Masukkan pelet secara kuantitatif dengan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume bantuan lebih kurang 60 ml natrium borat 0,01 M, ke
sama (lebih kurang 20 j.ti) Larutan ba/cu dan Larutan uji dalam labu tentukun 100-ml. Sonikasi selama lebih
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur kunang 20 menit sampai pelet pecah. Tambahkan 20 ml
respons puncak utama. Hitung jumiah dalam mg etanol P dan encerkan dengan natrium borat 0,01 M
omeprazol, C 17H19N303S, dalam zat yang digunakan sampai tanda. Pipet sejumlah larutan mi dan encerkan
dengan rumus: dengan natrium borat 0,01 M hingga kadar lebih kurang
0,02 mg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
500C1LY sama (lebih kurang 20 .il) Larutan ba/cu dan Larutan uji
l, r ke dalam kromatognaf, rekam knomatogram dan ukur
respons puncaic utama. Hitung jumiah daiam mg
C adalah kadar Omeprazol BPFI dalam mg per ml omeprazol, C 17H 19N303S, yang tenlarut dengan rumus:
Larutan ba/cu; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
püncak Larutan uji dan Larutan ba/cu. TCDI! L
, rs )
Wadah dan penyimpanan Simpan di tempat dingin,
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dan T adalah jumlah dalam mg, omeprazol per kapsul sepenti
keiembaban. tertena pada etiket; C adalah kadan Omeprazol BPFI
dalam mg per ml Larutan ba/cu; D adalah faktor
pengenceran dalam pembuatan Larutan uji; ru dan rs
KAPSUL LEPAS TUNDA OMEPRAZOL berturut-turut adaiah respons puncak dari Larutan uji dan
Omeprazole Delayed-Release Capsule Larutan baku.
Toleransi Pada tahap Li tidak satu unitpun yang larut
Kapsul Lepas Tunda Omeprazol mengandung lebih dan 15%; pada tahap L2 harga rata-rata dari 12 unit
Omeprazol, C 17H1 9N303S, tidak kurang dari 90,0% dan larut tidak lebih dan 20% dan tidak satu unitpun yang
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada larut lebih dan 35%. Pada tahap L3 harga rata-rata dari 24
etiket. unit larut tidak lebih dan 20%; tidak lebih dan 2 unit
yang larut iebih dan 35% dan tidak satu unitpun yang
Baku pembanding Omeprazol BPFI; Tidak boleh lanut iebih besan dan 45%.
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat pada
tempat dingin dan terlindung dari kelembaban. Tahap Dapar
Media disolusi: 900 ml DaparfosfatpH 6,8.
A/at tipe2: 100 rpm
-981-

Waktu: 30 menit 4,0 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel


Dapar fosfat pH 6,8. Tambahkan 400 ml natrium 5 gm. Laju alin lebih kunang 1 ml per menit. Lakukan
fosfat dibasa 0,235 M ke dalam Media disolusi tahap kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
asam. Jika perlu, atur pH hingga 6,8±0,05 dengan dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
penambahan asam kiorida 2 N atau natrium hidroksida efisiensi kolom tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis
2 N. dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Prosedur Lakukan seperti tertera pada tahap asam lebih dari 2,0%.
dengan kapsul baru dari bets yang sama. Setelah 2 jam, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ganti media disolusi tahap asam dengan media disolusi sama (lebih kurang 20 jil) Larutan ba/cu dan Larutan uji
tahap dapar dan lanjutkan uji selama lebih dari 30 menit. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Lakukan penetapan jumlah C 17H19N303S yang terlarut respons puncak utama. Hitung jumlah daiam mg
dengan cara Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti omeprazoi, C 17H19N303S, yang terlarut dengan rumus:
tertera pada Kromatografi <931>.
Natrium fosfat dibasa 0,235 M pH 10,4 Larutkan
33,36 g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam 1000 ml VCDI-
r
air dan atur pH hingga 10,4±0,1 dengan penambahan
natrium hidroksida 2 N.
DaparfosfatpH 6,8 Tambahkan 400 ml asam kiorida V adalah volume Media disolusi dalam ml; C adalah
0,1 N ke dalam 320 ml natriumfosfat dibasa 0,235 MpH kadar Omeprazol BPFI daiam mg per ml Larutan baku;
10,4 dan jika perlu atur pH hingga 6,8±0,05 dengan D adalah faktor pengenceran dalam pembuatan Larutan
penambahan asam klorida 2 N atau natrium hidroksida 2 N. uji; ru dan rs bertunut-tunut adalah respons puncak dan
Dapar fosfat pH 7,6 Larutkan 0,718 g natrium fosfat Larutan uji dan Larutan baku.
monobasa P dan 4,49 g natrium fosfat dibasa P dalam Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel
1000 ml air. Jika perlu, atur pH hingga 7,6±0,1 dengan penerimaan dalam Uji Disolusi <1231>. Dalam waktu 30
penambahan asam kiorida 2 N atau natrium hidroksida 2 N. menit hanus larut tidak kurang dan 75% (Q)
Encerkan 250 ml larutan dengan air hingga 1000 ml. C171119N303S, untuk kapsul 10 dan 20 mg dan 70% (Q)
Fase gerak Masukkan 340 ml asetonitril P ke dalam C17H19N303S, untuk kapsul 40 mg dari jumlah yang
labu tentukur 1000-mi, encerkan dengan Dapar fosfat tertera pada etiket.
pH 7,6 sampai tanda, saring melalui penyaring membran
dengan porositas 0,5 jim atau iebih kecil dan UJI 2 Jika sediaan memenuhi uji mi pada etiket hams
awaudarakan. Jika perlu iakukan penyesuaian menurut dicantumkan memenuhi syarat Uji 2 Disolusi Fl.
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi Jika produk memenuhi persyaratan dengan uji mi, etiket
<931>. menyatakan bahwa produk memenuhi syarat.
Larutan baku 1 (untuk kapsul 10 mg) Timbang
saksama sejumlah Omeprazol BPFI, larutkan dalam
etanol P hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml. Tahap Asam
Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap Media disolusi: 900 ml asam kiorida 0,1 N
dengan Dapar fosfat pH 6,8 hingga kadan lebih kurang Alattipel: 100 rpm
0,01 mg per ml. Segera tambalikan 2 ml natrium Waktu: 2jam
hidrok.sida 0,25 Mice dalam 10,0 ml larutan dan campur. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 17H19N303S
[Catatan Larutan tidak bole/i dibiarkan sebelum yang terlanut dengan cara Kromatografi cair kinerja
penambalian larutan natrium hidroksida.] tinggi seperti tertera pada Kromatografi<93 1>.
Larutabaku 2 (untuk kapsul 20 mg dan 40 mg) Pengencer, Larutan A, Larutan B, Fase gerak,
Lakukan seperti tertera pada Larutan baku 1 hingga kadar Larutan baku dan Sistem kromatograJl Lakukan seperti
lebih kurang 0,02 mg per ml sebelum ditambah dengan tertera pada Penetapan kadar.
2 ml natrium hidroksida 0,25 M. Larutan uji Gunakan alikuot yang telah diencerkan
Larutan uji 1 (untuk kapsul 10 mg dan 20 mg) secara kuantitatif hingga kadar ±0,2 mg per ml dan
Masukkan segera 5,0 ml alikuot ke dalam tabung reaksi lakukan seperti tertera pada Larutan uji dalam Penetapan
yang berisi 1,0 ml natrium hidroksida 0,25 M Campur kadar, dimulai dan "tambahkan lebih kurang 50 ml
dan saning melalui penyaning membran dengan porositas Pengencer".
1,2 gm atau lebih kecil. Lindungi dan cahaya. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan uji 2 (untuk kapsul 40 mg) Masukkan segera sama (lebih kurang 10 ml) Larutan ba/cu dan Larutan uji
5,0 ml alikuot ke dalam tabung reaksi yang berisi 2,0 ml ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
natrium hidroksida 0,25 Mdan 5 ml DaparfosfatpH 6,8. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Campur dan saning melalui penyaning membran dengan omeprazol, C 17H19N303S, yang terlanut dengan rumus:
porositas 1,2 pm atau lebih kecil. Lindungi dani cahaya.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada T - CDI' -
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi r
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 12,5 cm x
- 982 -

T adalah jumlah dalam mg, omeprazol per kapsul seperti Pengencer, Larutan A, Larutan B, Faze gerak, Larutan
tertera pada etiket; C adalah kadar Omeprazol BPFI baku, Larutan uji dan Sistem kromatograjI Lakukan
dalarn mg per ml Larutan ba/cu; D adalah faktor seperti tertera pada Penetapan kadar.
pengenceran dalam pembuatan Larutan uji; ru dan rs Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan sama (lebih kurang 10 .d) Larutan ba/cu dan Larutan uji
Larutan ba/cu, ke dalam kromatograf, rekam kromatograrn dan ukur
Toleransi Dalam waktu 2 jam omeprazol, semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing
C 17H19N303 S, harus sesuai memenuhi Tabel penerimaan cemaran dalam serbuk kapsul yang digunakan dengan
sebagai berikut: rumus:

Tahap Jumlah
LI
yang
diuji
6
Tabel Penerimaan
Kriteria Penerimaan
Rata-rata dari 6 unit larut tidak
10 ( c x X ri
, )

Iebih dan 10% C adalah kadar Omeprazol BPFJ dalam j.tg per ml
L2 6 Rata-rata dari 12 unit (L 1+L2 ) Larutan ba/cu; A adalah jumlah dalam mg omeprazol
larut tidak lebih dan 10% dalam serbuk kapsul yang digunakan, seperti yang
L3 12 Rata-rata dari 24 unit (L 1+L2+L3) diperoleh pada Penetapan kadar; Fadaiah 1'aktQr respons
larut tidak Iebih dan 10% nelatif seperti tertera pada Tabel; r, adalah respon?puncak
masing-masing cemaran dari Larutan uji; rs adalah
Tahap Dapar respons puncak omeprazol dani Larutan ba/cu.
Media 900 ml dapar fosfat 0,05 MpH 6,8
Alattipel: 100 rpm Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Waktu: 45 menit Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Tahap asam Krotnatograji <931>.
dengan kapsul barn dan bets yang sama. Setelah 2 jam, Pengencer Larutkan 7,6 g natrium borat dekahidrat P
ganti media asam dengan media dapar dan lanjutkan uji dalam lebih kurang 800 ml air. Tambahkan 1,0 g
selarna lebih dari 45 menit. Lakukan penetapan jumlah dinatrium edetat P dan atur pH hingga 11,0±0,1 dengan
C 17H 19N303S yang terlarut dengan mengukur serapan penambahan larutan natrium hidroksida P 50%.
sejumlah alikuot yang telah disaning melalui penyaring Masukkan larutan ke dalam labu tentukur 2000-ml,
nilon dengan porositas 0,2 tm, dan larutan baku tambahkan 400 ml etanol mutlak P dan encerkan dengan
Omeprazol BPFI dalam media yang sama pada panjang air sampai tanda.
gelombang serapan maksimum lebih kurang 305 nm. Larutan A Timbang 6,0 g glisin, masukkan ke dalam
Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel labu tentukur 2000-ml dan lanutkan dalam 1500 ml air.
penerimaan 1 dalam Uji Disolusi <1231>. Dalam waktu Atur pH hingga 9,0 dengan penambahan larutan natrium
45 menit harus larut tidak kurang dan 75% (Q) hidrok.sida P 50% dan encerkan dengan air sampai tanda,
C 17H, 9N303S dari jumlah yang tentera pada etiket. saring dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran asetonitril P-metanol P
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. (85:15), saring dan awaudarakan.
Fase gerak Gunakan vaniasi campuran Larutan A dan
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
total cemaran tidak lebih dan batas yang tertera pada perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Tabel benikut: seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Omeprazol
Tabel BPFI, lanutkan dalarn Pengencer dan sonikasi. Encerkan
Nama Waktu Faktor Batas secara kuantitatif, dan jika perlu bertahap dengan
retensi Respons (%) Pengencer hingga kadar iebih kurang 0,2 mg per ml.
relatif Relatif (F) Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dan
Produk konversi dari 0,33 1,6 0,5 20 kapsul, ke luankan semua isi kapsul. Bersihkan dan
Tioksopirido' timbang saksama cangkang kapsul. Hitung bobot rata-rata
5-metoksi-1-H-
benzimidazol-2-tiol
Cemaran lain
Total cemaran
-- -
0,64 3,1

1,0
0,5

0,5
2,0
'dibentuk dalam larutandari dua isomer: 1 ,3-dimetil-8-metoksi-12-
isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kapsul setana
dengan iebih kurang 20 mg omeprazol, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml Pengencer
dan sonikasi selama 15 menit. Dinginkan, encerkan
dengan Pengencer sampai tanda, kocok dan saning
tioksopirido[1 ',2':3,4]imidazol[1,2-a]benzimidazol-2(12H).on dan meialui penyaning membran dengan porositas 0,45 tm
1,3-dimetil-9-metoksi-12-tioksopinido[1 ',2':3,4]iinidazol[1,2- atau lebih keciL [Catatan Kemungkinan terbentuk
u]benzimidazol-2(12H)-on
gelembung pada saat pengenceran sampai tanda. Jika
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair gelembung tetap ada lebih dari beberapa menit,
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
- 983 -

tambahkan beberapa tetes etanol mutlak P untuk Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol;
menghilangkan gelembung.] larut dalam metanol; agak larut dalam isopropil alkohol
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dan dalain diklorometan; sukar lanit dalam aseton, dalam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi kioroform, dan dalam etil asetat.
dilengkapi dengan detektor 305 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7 yang dideaktivasi basa Baku pembanding Ondansetron Hidrokiorida BPFI;
dengan ukuran partikel 5 gm. Laju alir lebih kurang 1,2 ml merupakan bentuk dehidrat, tidak boleh dikeningkan,
per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut: untuk penggunaan kuantitatif tetapkan kadar air secara
titrimetni, simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya. Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI;
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi [3[(dimetilamino)metil]-1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-4H-
(menit) (%) (%)
0-20 88-440 12-460 gradien limier karbazol-4-on] tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
20-21 40-+88 60-*12 gradienlinier wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Campuran
21-25 88 12 isokratik Resolusi Ondansetron BPFI; merupakan Ondansetron
Hidrokiorida yang mengandung lebih kurang 0,4 %
Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam masing-masing senyawa sejenis A ondansetron dan 6,6'-
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera rnetilenbis-[(1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-3-[(2-metil-JH-
pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 20.000 imidazol-1-il)-metil]-4H-karbazol-4-on)] Tidak boleh
lempeng teoritis, faktor ikutan tidak kurang dari 0,8 dan dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
tidak lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada terlindung cahaya, dalam lemani pendingin. Senyawa
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Sejenis C Ondansetron BPFI [1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 4H-karbazol-4-on]; tidak boleh dikeningkan, simpan
sama (lebih kurang 10 pi) Larutan ba/cu dan Larutan uji dalam wadah tentutup rapat dalam lemari pendingin.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFI [1,2,3,9-tetrahidro-
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 9-metil-3-metilen-4H-lcarbazol-4-on], tidak boleh
omeprazol, C 17H19N303S, dalam serbuk kapsul yang dikeringkan, simpan dalam wadah tentutup rapat,
digunakan dengan rumus: terlindung cahaya dalam lemani pendingin.

CDI !i' Identifikasi


r A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya
C adalah kadar Omeprazol BPFI dalam mg per ml pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Larutan ba/cu; D adalah faktor pengenceran dalam Ondansetron Hidroklorida BPFI.
pembuatan Larutan uji; VU dan r5 berturut-turut adalah B.Timbang 20 mg zat larutkan dalam 2 ml air,
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. tambahkan 1 ml warn nitrat 2 M dan saring. Filtrat
menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C sepenti
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tertera pada Uji Identflkasi Umum <291>.
terlindung cahaya. Simpan pada suhu antara 15° dan 30°.
Jika tertera lebih dari satu uji Disolusi, cantumkan uji Air <103 1>Metode Ia Antara 9,0% dan 10,5%.
disolusi yang digunakan, jika tidak menggunakan Uji 1.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

ONDANSETRON HIDROKLORIDA Senyawa Sejenis D Ondansetron Tidak lebih dan


Ondansetroi Hydrochloride 0,10%. Lakukan penetapan dengan cara KromatograjI
cair kinerja tinggi sepenti tentena pada Kromatografi
<931>.
Kalium fosfat monobasa 0,02 M Buat lanutan kaliurn
• MCI •21420
fosfat monobasa 0,02 M. A4ur. p1-I lanutan hingga 5,4
dengan penambahan natrium hidrok.sida 1 M.
CH, Faze gerak Buat campuran Kalium fosfat monobasa
(±)-2,3-dihidro-9-metil-3-(2-metilimidazol-1-il)metil karbazol 0,02 M-asetonitril P (80:20), saning dan awaudarakan.
-4(1H)-on monohidrokiorida dihidrat [103639-04-9] Jika perlu lakukan penyesuaian menunut Kesesuaian
C 13H19N30.HC1.2H20 BM 365,86 sistem sepenti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Senyawa
Ondansetron Hidroklorida mengandung tidak kurang dan Sejenis D Ondansetron BPFI, lanutkan dan encenkan
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 18H19N30.HC1 secara kuantitatif dan jika penlu bertahap dengan Fase
dihitung terhadap zat anhidrat. gerak hingga kadan lebih kurang 0,4 tg per ml.
Larutan kesesuaian sistern Timbang saksama sejumlah
Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih. Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFI, dan Senyawa
-984-

Sejenis C Ondansetron BPFI, larutkan dan encerkan Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat larutkan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 12,5 mg per
gerak hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,6 .tg dan MI.
1 .Lg per ml. Prosedur Totolkan secara terpisah inasing-masing 20 p1
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, Larutan uji, Larutan ba/cu, dan Larutan resolusi pada
masukkan ke dalarn labu tentukur 100-ml, larutkan dan lempeng kromatografl silika gel P setebal 0,25 mm.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada telah dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan merambat
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
dilengkapi dengan detektor 328 nm dan kolom 25 cm x tandai batas rambat dan biarkan kering. Amati bercak di
4,6 mm berisi bahan pengisi Lb. Laju alir lebih kurang bawah cahaya UV 254 rim: Ditemukan 3 bercak Larutan
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi yang terpisah dengan sempurna. Bandingkan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons intensitas bercak sekunder dari kromatogram Larutan uji
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif dengan Larutan ba/cu: Bercak sekunder kromatogram
senyawa sejenis C ondansetron dan senyawa sejenis D Larutan uji dengan harga R1 yang sesuai dengan bercak
ondansetron berturut-turut lebih kurang 0,8 clan 1,0; sekunder paling atas dari Larutan resolusi, tidak lebih
resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis C ondansetron besar atau Iebih intensif dani bercak utama Lprutan ba/cu A
dan senyawa sejenis D ondansetron tidak kurang dari 1,5. (0,4%) dan tidak satu pun bercak sekunr\kain dan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram Larutan uji lebih besar ataulebih 'intensif
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dani bercak utama pada kromatogram Larutan baku B
path Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 400 (0,2%).
lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada Metode II Masing-masing cemaran dan total cemaran
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. tidak lebih dari batas yang tentera pada Tabel benikut.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
sama (lebih kurang 20 .t1) Larutan baku dan Larutan uji ke kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji, Sistem
puncak utama. Hitung persentase senyawa sejenis D kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
ondansetron dalam zat dengan rumus: kadar.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
10.000 1..c.i.L sama (lebih kurang 10 gil) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekain knomatograin dan ukur
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
C adalah kadar Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFI cemanan dalam zat dengan rumus:
dalam mg per ml Larutan ba/cu; W adalah bobot dalam
mg zat Larutan uji; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. 50. 000

Kemurnian kromatografi
Metode I Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi C adalah kadar Ondansetron Hidrokiorida BPFI dalam
lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>. mg per ml Larutan ba/cu; W adalah bobot dalam mg zat
Fase gerak Buat campuran kioroforin P-etil asetat F- Larutan uji; F adalah faktor respons relatif cemanan
metanol P-amonium hidroksida P (90:50:40:1). seperti yang tentera dalam Tabel; ri adalah respons puncak
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah masing-masing cemaran dari Larutan uji; rs adalah
Campuran Resolusi Ondansetron BPFI, larutkan dan respons puncak ondansetron dari Larutan ba/cu.
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
metanol P hingga kadar lebih kurang 12,5 mg per ml. Tabel
Larutan baku Timbang saksarna sejumlah Nama senyawa Waktu Faktor Batas
Retensi Respons (%)
Ondansetron Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Relatif Relatif
metanol P hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per ml. Senyawa sejenis C 10,32 1,2 0,2
Encerkan larutan dengan metanol P dengan komposisi Ondansetron
berikut: Senyawa sejenis D ± 0,34 - 0,1
Ondansetron*
Larutan Pengenceran Kadar Persentase Imidazol ± 0,49 0,3 0,2
baku (rig per ml) (%) untuk 2- metilimidazol ± 0,54 0,4 0,2
pembanding Ondansetron 1,0 - -

dengan Senyawa sejenis A ± 1,10 0,8 0,2


Larutan uji Ondansetnon
A 1 dalam5 50 0,4 Cemaran lain - 1,0 0,1
B idalainlO 25 0,2 Total - - 0,5
C 1 dalam 20 12,5 0,1 *dihj g dari uji batas Senyawa sejenis D Ondansetron
-985-

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara INJ1KSI ONDANSETRON


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Ondansetron Injection
Kromatografi <931>.
Natrium fosfat monobasa 0,02 M Buat larutan nafrium Injeksi Ondansetron adalah larutan steril Ondansetron
fosfat monobasa 0,02 M. Atur pH larutan hingga 5,4 Hidrokiorida atau Ondansetron dalam Air untuk Injeksi
dengan penambahan natrium hidroksida I M yang dibuat dengan penambahan asam klorida. Dapat
Fase gerak Buat campuran natrium fosfat monobasa mengandung dapar dan/atau zat pengatur tonisitas yang
0,02 M-asetonitril P (50:50), saring dan awaudarakan. sesuai. Mengandung Ondansetron Hidrokionida setara
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian dengan Ondansetron, C 18H19N30, tidak kurang dan
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah tertera pada etiket.
Ondansetron Hidrokiorida BPFI, larutkan dan encerkan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase Baku pembanding Ondansetron Hidrokiorida BPFI;
gerak hingga kadar lebih kurang 90 ig per ml. merupakan bentuk dehidnat, tidak boleh dikeringkan,
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah untuk penggunaan kuantitatif tetapkan kadar air secara
Ondansetron Hidrokiorida BPFI dan Senyawa Sejenis A titnimetni, simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
Ondansetron BPFI, larutkan, encerkan secara kuantitatif, cahaya. Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI;
dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar [3[(dimetilamino)metil]-1,2, 3,9-tetrahidro-9-metil-4H-
berturut-turut lebih kurang 90 .ig dan 20tg per ml. karbazol-4-on] tidak boleh dikeningkan, simpan dalam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 45 mg zat, wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Campuran
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan Resolusi Ondansetron BPFI; Merupakan ondanstron
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml hidrokionida yang mengandung lebih kurang 0,4 %
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml larutkan dan masing-masing senyawa sejenis A Ondansetron dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. 6, 6'-metilenbis-[(l ,2, 3, 9-tetrahidro-9-metil-3-[(2-metil-
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada JH-imidazol-1-il)-metil]-4H-karbazol-4-on)] Tidak boleh
KromatograjI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dikeningkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
diiengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom 25 cm x terlindung cahaya, dalam lemani pendingin. Senyawa
4,6 mm berisi bahan pengisi Lb. Laju alir iebih kurang Sejenis C Ondansetron BPFI [1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 4H-karbazol-4 -on]; tidak boleh dikeringkan, simpan
kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan ukur dalam wadah tertutup rapat dalam lemani pendingin.
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFI [1,2,3,9-
retensi relatif ondansetron dan senyawa sejenis A tetrahidro-9-metil-3-metilen-4H-karbazol-4-on]; tidak
ondansetron berturut-turut adalah lebih kurang 1,0 dan boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
1,1; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A terlindung cahaya dalam lemari pendingin. Endotoksin
ondansetron dan ondansetron tidak kurang dari 1,5. BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu dan rekam isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
knomatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan 14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dalam lemani pendingin.
lebih dari 1,5%.
Pros,edur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
sama (lebih.kurang 10 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur diperoleh pada Penetapan kadar.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
ondansetron, C 18H19N30.HC1, dalam zat yang digunakan Endotoksin bakteri <201> tidak lebih dani 9,9 unit
dengan rumus: Endotoksin FT per mg Ondansentnon hidnoklorida.

pH <1071> Antara 3,3 dan 4,0.


500 C1.iLr
Bahan partikulat <751> Memenuhi syanat seperti tentera
pada Injeksi volume kecil.
C adalah kadar Ondansetron Hidrokiorida BPFI dalain
mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah Syarat lain Memenuhi syarat seperti tentera pada Injeksi.
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Senyawa Sejenis D Ondansentron Tidak lebih dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 0,12%. Lakukan penetapan dengan cam Kromatografi
terlindung cahaya. Simpan pada suhu 250, masih cair kinerja tinggi sepenti tertera pada Kromatografi
diperbolehkan antara 15° dan 30 1. <931>.
- 986 -

Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem Kalium fosfat monobasa 0,02 M Buat larutan kalium
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada fosfat monobasa 0,02 M. Atur pH larutan hingga 5,4
Senyawa sejenis D Ondansentron dalam Ondansetron dengan penambahan natrium hidrok.sida 1 M.
Hidrokiorida. Fase gerak Buat campuran kalium fosfat monobasa
Larutan uji Ukur saksama sejumiah volume injeksi 0,02 M-asetonitril P (50:50), saring dan awaudarakan.
setara dengan lebih kurang 10 mg ondansetron, masukkan Rica perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
ke dalam labu tentukur 25-ml dan encerkan dengan Fase sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
gerak sampai tanda. Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Ondansetron Hidrokiorida BPFI, Iarutkan dan encerkan
sama (lebih kurang 20 d) Larutan baku dan Larutan uji ke secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons gerak hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
puncak utama. Hitung persentase senyawa sejenis D Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
ondasentron dalam injeksi dengan rumus: Ondansetron Hidrokiorida BPFI dan Senyawa Sejenis A
Ondansetron BPFI, larutkan dan encerkan secara
(2,5'(C s ' (ru kuantitatif, jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga
kadar berturut-turut lebih kurang 0,1 mg per ml dan 50 p.g
V CA rs per ml.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah v'ohue injekai
V adalah volume dalam ml injeksi yang digunakan; Cs setana dengan lebih kurang 2 mg ondansetron, nasukkan
adalah kadar senyawa sejenis D ondansentron dalam ke dalarn labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase
tg per ml Larutan baku; CA adaiah kadar ondansetron gerak sampai tanda.
dalam mg per ml injeksi, seperti yang diperoleh path Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera path
Penetapan kadar; rudan rs berturut-turut adalah respons Kromatografl <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. dilengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom 20 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi Lb. Laju alir lebih kurang
Kemurnian kromatografl Masing-masing cemaran tidak 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
lebih dari 0,2% dan total cemaran (termasuk senyawa kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
sejenis D ondansetron) tidak lebih dari 0,5%. Lakukan respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
penetapan dengan cara KromatograJI cair kinerja tinggi retensi relatif ondansetron dan senyawa sejenis A
seperti tertera pada Kromatograft <931>. ondansetron berturut-turut adaiah Iebih kurang 1,0 dan
Fase gerak dan Larutan uji Lakukan seperti tertera 1,1; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A
pada Penetapan kadar. ondansetron dan ondansetron tidak kunang dari 1,5.
Larutan kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
pada Senyawa sejenis D Ondansentron dalam kromatognam dan ukur respons puncak seperti tertera
Ondansentron Hidroklôrida. pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dan 2,0 dan
Sistem kromatograft Lakukan seperti tertera pada simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap lebih dari 1,5%.
Larufan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
respons puncak, lakukan identifikasi terhadap puncak sama (lebih kunang 10 sl) Larutan baku dan Larutan uji
senyawa sejenis C ondansetron dan senyawa sejenis D ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
ondansetron berdasarkan waktu retensi relatif keduanya, respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
berturut-turut lebih kurang 0,35 dan 0,37. ondansetron, C 181119N30, dalam tiap ml injeksi dengan
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang rumus:
10 jsl) Larutan uji ke dalain kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak [Catatan
Abaikan puncak senyawa sejenis D ondansetron.] Hitung (293,36'(25C')(ru
persentase masing-masing cemaran dalam injeksi dengan 329,82) V rs
rumus:
293,36 dan 329,82 berturut-turut adalah bobot molekul
ondansetron dan ondansentron hidroklorida anhidrat; C
ioo1-;-
r adalah kadar Ondansetron Hidrokiorida BPFI yang
dihitung terhadap zat anhidrat dalam mg per ml Larutan
ba/cu; V adalah volume dalam ml injeksi yang digunakan;
r, adalah respons puncak masing-masing cemanan; r5
ru dan r5 berturut-turut adalah respons puncak dan
adalah jumlah seluruh respons puncak. Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar. Lakukan penetapan dengan cara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada atau dosis ganda, sebailcnya dari kaca Tipe I, pada suhu
Kromatografi<93 1>. antara 2° dan 30°, terlindung cahaya.
- 987 -

TABLET ONDANSETRON yang tertera path etiket; A u dan A s berturut-turut adalah


Ondansetron Tablet serapan Larutan uji dan Larutan ba/cu; 100 adalah faktor
konversi persentase.
Tablet Ondansetron mengandung Ondansetron Toleransi Dalam waktu 15 menit hanus lanut tidak
Hidrokiorida setara dengan Ondansetron, C 18H19N30, kurang dan 80% (Q), ondanserton, C 18H19N30, dan
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan jumlah yang tentera pada etiket.
jumlah yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Baku pembanding Ondansetron Hidrokiorida BPFI; Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis dan
merupakan bentuk dehidrat, tidak boleh dikeringkan, total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada
untuk penggunaan kuantitatif tetapkan kadar air secara Tabel.
titrimetri, simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung Lakukan penetapan dengan cana KromatograjI cair
cahaya. Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI; kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
[3[(dimetilamino)metil]-1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-4H- Dapar dan Fase gerak Buat seperti tertera pada
karbazol-4-on] tidak boleh dikeringkan, simpan dalam Penetapan kadar.
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Larutan ba/cu persediaan Gunakan sepenti tertera pada
Penetapan kadar.
Identifikasi Larutan ba/cu Encerkan Larutan ba/cu persediaan
A. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan dengan Fare gerak hingga kadar ondansetron lebih
lebih kurang 100 mg ondansetron hidroklorida, masukkan kurang 1,5 tg per ml.
ke dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 50 ml etanol P dan Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
goyang. Saring melalui penyaring dengan porositas Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI dan Ondansetron
0,45 gm dan masukkan filtrat ke dalam gelas piala 50 ml. BPFI, lanutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga
Uapkan pelarut di atas penguap berputar. Keringkan kadar berturut-turut lebih kunang 0,05 mg per ml dan
residu dalam oven pada 105° selama 1 jam. Spektrum 0,1 mg per ml.
serapan inframerah residu yang didispersikan dalam Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kunang dan
kalium bromida P, pada bilangan gelombang 3800 hingga 20 tablet. Timbang saksama sejunilah serbuk tablet setara
650 cm t menunjukkan maksimum hanya pada bilangan dengan lebih kurang 50 mg ondansetron, masukkan ke
gelombang 1681, 1481, 1281 dan 758 cm' yang sama dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan lebih kurang
seperti pada Ondansetron Hidrokiorida BPFJ. [Catatan 70 ml Fase gerak dan sonikasi selama lebih kurang
Disarankan Ondansetron Hidrokiorida BPFI dilarutkan 20 menit. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
dalam etanol P hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml, Sentnifus lanutan dan saning melalui penyaring nilon yang
sebelum penguapan dan tahap pengeringan.] sesuai dengan ponositas 0,45 gm.
B. Waktu retensi puncak utama knomatogram Larutan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
Penetapan kadar. Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatognam dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: nesolusi, R,
Disolusi <1231> antara puncak ondansetron dan senyawa sejenis A
Media disolusi: 500 ml air ondansetron tidak kurang dari 2,0. Lakukan knomatografi
Alattipe2: 50 rpm terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur
Waktu: 15 menit nespons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah ondansetron, baku relatif path penyuntikan ulang tidak lebih dani 5,0%.
C18H 19Nb".-.yang terlarut dengan mengukur serapan Prosedur Suntikkan secara tenpisah sejumlah volume
alikuot alikuot dan serapan larutan baku ondansetron sama (lebih kurang 10 .tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada panjang ke dalam kromatograf. Lakukan kromatografi terhadap
gelombang serapan maksimum lebih kurang 310 rim Larutan uji tidak kunang dari 45 menit, rekam
dengan menggunakan media disolusi sebagai blangko. knomatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
Hitung persentase ondansetron, C 18H19N30 yang terlarut persentase masing-masing cemaran dalam serbuk tablet
dengan rumus: dengan rumus:

5001
293,36
i-)1.4)i 00 100 1.-1-')1.-
(C V )LF)
365,85) LAs
C5 adalah kadar ondansetron dalam mg per ml Larutan
500 adalah volume dalam ml Media disolusi; 293,36 dan ba/cu; Cu adalah kadar ondansetron dalam mg per ml
36585 berturut-turut adalah bobot molekul ondansetron Larutan uji; F adalah faktor respons relatif masing-
dan ondansetron hidroklonida dihidrat; Cs adalah kadar masing cemanan, seperti tertera path Tabel; r, adalah
Ondansetron Hidrokiorida BPFI dalam mg per ml respons puncak masing-masing cemaran dani Larutan uji;
Larutan ba/cu; L adalah jumlah ondansetron dalam mg r5 adalah respons puncak ondansetron din Larutan baku.
- 988 -

Tabel dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:


Cemaran Waktu Faktor Batas faktor ikutan puncak ondansetrori tidak lebih dari 2,0 dan
retensi respons (%) simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
relatif relatif lebih dari 2,0%.
2-metil imidazol a 0,22 0,53 0,2 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Senyawa sejenis C 0,40 1,2 0,2 sama (lebih kurang 10 j.tl) Larutan baku dan Larutan uji
Ondansetron b ke dalam kromatograf, rekam kromatogram clan ukur
Senyawa sejenis D 0,47 1,3 0,1 respons puncak utama. Hitung persentase ondansetron,
Ondansetron C 18H19N30, dalam serbuk tablet dengan rumus:
Senyawa sejenis A 0,87 0,90 0,2
Ondansetron d 10. 0 (
Desmetil 0,90 0,91 0,2 C,)(L11
ondansetron a,e
Ondansetron 1,0 - - C adalah kadar ondansetron dalam mg per ml Larutan
Cemaran lain - 1,0 0,2 baku; Cu adalah kadar ondansetron dalam mg per ml
Total 1,0 Larutan uji; L adalah jumlah ondansetron dalam mg yang
'Tidak termasuk dalamjumlah seluruh cemaran
b
1,2,3,9-Tetrahidro-9-metil-4H-karbazol4-on
tertera pada etiket; ru dan rs berturut-turut kdaJ. respons
I,2,3,9-Tetrahidro-9-metil-3-metilen-4H-karbazol-4-on puncak Larutan uji dan Laru fan baku.
d
3[(Dimetilainino)metil]-1,2,3,9-tetrahidro-9-metil -4H-karbazol-4-
on Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
1,2,3,9-Tetrahidro-9-metil-3-[(1H-imidazol-l-iI)meti1]-4H-
karbazol-4-on terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografl cair kinerfa tinggi seperti tertera pada OPIUM MENTAH
Kromatografi <931>. Opium
Dapar Timbang saksama lebih kurang 2,7 g kalium
Opium adalah getah yang diperoleh dengan menoreh
fosfat hidrogen monobasa F, masukkan ke dalam labu
buah Papaver somnferum Linne atau vanietas album De
tentukur 1000-ml. Larutkan dan encerkan dengan air
Candolle (Familia Papaveraceae) yang belum masak,
sampai tanda. Atur pH hingga 5,4 dengan penambahan yang dikeringkan. Mengandung tidak kurang dari 9,5%
natrium hidrokrida 1 N. C171119NO3, morfin anhidrat.
Fase gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P
(80:20), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Pemerian Bau khas dan kuat; rasa sangat pahit.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Makroskopik Bentuk balok atau memanjang, bulat
Pengencer Buat campuran Dapar-asetonitril P lonjong atau sedikit bulat, biasanya mempunyai diameter
(50:50). lebih kurang 8 cm hingga 15 cm dengan berat lebih
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah kurang 300 g hingga 2 kg. Dari luar berwarna cokelat
Ondansetron Hidrokiorida BPFI, iarutkan dalam pudar atau abu-abu pudan dengan permukaan kasar yang
Pengencer, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu dilapisi dengan lapisan tipis dari fragmen daun popi dan
bertahap dengan Pengencer hingga kadar ondansetron kadang dikemas dengan melekatkan buah dari spesies
lebih kurang 0,05 mg per ml. Rumex: saat masih segar sedikit lunak dan akan menjadi
Larutan uji Tirnbang dan serbukkan tidak kurang dan keras dan kasar pada penyimpanan. Bagian dalam
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara berwama cokelat kemerahan dan berupa granul kasar.
dengan iebih kurang 50 mg ondansetron, masukkan ke
Penetapan kadar
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 70 ml
Kolom kromatografi Siapkan 3 kolom yang sama,
Pengencer dan sonikasi selama lebih kurang 20 menit.
panjang masing-masing tabung lebih kurang 260 mm
Encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Sentrifus
terdiri dari tabung berleher sempit sepanjang 200 mm
sebagian larutan. Encerkan sejumlah volume beningan
dengan diameter 25 mm dan sepanjang 60 mm diameter
secara kuantitatif dengan Pengencer hingga kadar
6 mm. Dalam masing-masing kolom masukkan sejumlah
ondansetron lebih kurang 0,05 mg per ml. Saring melalui
wol kaca pada bagian tabung dengan diameter 6 mm,
penyaning nilon dengan porositas 0,45 Jim.
tekan secana periahan sampai setinggi lebih kurang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
20 mm dari lekukan.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinei:ja tinggi
Dapar sitrat Campur sejumlah volume sama natrium
dilengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom 25 cm x
sitrat 0,1 Mdan asam sitrat 0,1 M.
4,6 mm berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Morfin
5 gm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit.
Sulfat BPFI setara dengan lebih kurang 40 mg morfin
Pertahankan suhu kolom pada suhu ruang. Lakukan
anhidnat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mi yang
kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram
berisi 0,5 ml trietilamin F, tambahkan metanol P sampai
-989-

tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, sebelum penambahan berikutnya. Sisihkan Kolom 1.
tambahkan masing-masing 1 ml trietilamin P dan asam Alirkan 5 ml larutan trietilamin P daiam kioroform P
kiorida P, dan tambahkan kioroform P jenuh air sampai (1 dalam 100) melalui Kolom 2 dan 3 sebanyak tiga kali.
tanda. Sisihkan Kolom 2. Cuci Kolom 3 berturut-turut dengan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2 g zat, 10 ml larutan tnietilamin P dalam kioroform P (1 dalam
masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 20 ml 100), 50 ml kioroform P, 2 ml lanutan asam asetat
dimetil sulfoksida P dan panaskan di atas tangas uap glasial P dalam klonoform P (1 dalam 10) dan 50 ml
selama 20 menit, aduk sekali-sekali dengan batang larutan asam asetat glasial Pdalam kioroform P (1 dalam
pengaduk berujung pipih untuk mendispersikan zat. 100). Buang semua cucian. Kumpulkan eluat dari Kolom 3
Biarkan selama 15 menit agar bagian yang tidak larut dalam labu tentukur 50-mi yang berisi 10 ml metanol P dan
mengendap, tuang perlahan beningan ke dalam labu 1 ml asam kiorida P. Elusi kolom dengan 5 ml campuran
tentukur 100-ml. Pada residu tambahkan 20 ml dimetil trietilamin P dalam kioroform P (1 dalam 5), kemudian
sulfoksida F, bilas dinding gelas piala dengan dimetil dengan 33 ml campuran tnietilamin P dalam klorofonm P
sulfoksida P. Dispersikan dan panaskan zat seperti (1 dalam 100). Encerkan dengan kioroform P sampai
sebelumnya, kemudian biarkan mengendap, tuang tanda. Rekam secara bersamaan spektrum larutan mi dan
beningan ke dalam labu tentukur. Ulangi proses 1 atau Larutan ba/cu pada panjang gelombang 255 nra hingga
dua kali hingga opium melarut (selain dari fragmen- 360 nm, dalam sd 1-cm dengan spektrofotometer yang
fragmen daun kecil, partikel-partikel seperti pasir, bahan sesuai gunakan kloroforrn P sebagai blangko, dan buat
gelatin, dan lain-lain). Bilas gelas piala dengan air dan kurva antara panjang gelombang dan serapan. Koreksi
masukkan residu ke dalam labu. Encerkan dengan air serapan dari setiap larutan pada panjang gelombang
hingga lebih kurang 90 ml. Jika perlu tambahkan 1 tetes serapan maksimum 285 nm, dengan menanik ganis lurus
etanol P untuk menghilangkan busa. Dinginkan hingga antara 340 mn dan 310 nm terhadap panjang gelombang
suhu ruang, tambahkan air sampai tanda, campur. Saring tersebut. Hitung persentase morfin anhidnat dalam zat uji
larutan melaiui kertas saring dengan porositas sedang, yang digunakan dengan rumus:
buang 20 ml filtrat pertama.
Kolom kromatografi Masukkan sejumlah wol kaca
pada dasar setiap kolom, isi dengan penjerap yang 0,251--i
disiapkan sebagai berikut: gunakan tanah silika untuk W ) A-L
A )

kromatografi P sebagai dasar penjerap, yang dipadatkan


kuat-kuat pada kolom. Buat Kolom 1 dalam 2 lapisan, C adalah kadar morfin anhidrat dalam jig per ml
lapisan bawah terdiri dari campuran 3 g tanah silika Larutan baku; W adalah bobot zat uji yang digunakan,
untuk kromatografi P dengan 2 ml Dapar sitrat dan dalam g; Au dan A s berturut-turut adalah serapan
lapisan atas terdiri dari campuran 3 g tanah silika untuk Larutan uji dan Larutan baku pada 285 nm.
kromatografi P, 2,0 ml Larutan uji dan 0,5 ml Dapar
sitrat. Bilas sampai kering gelas piala yang digunakan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
untuk mencampur komponen-komponen dari kedua
lapisan dengan 1 g tanah silika untuk kromatografi P dan
masukkan pada bagian atas Kolom 1. Buat Kolom 2 SERBUK OPIUM
dengan campuran 3 g tanah silika untuk kromazograJI P Powdered Opium
dengan 2 ml larutan kalium fosfat dibasa P (1 dalam
5,75). Buat Kolom 3 dengan campuran 3 g tanah silika Serbuk Opium adalah opium yang dikeringkan pada suhu
untuk Jromatografi P dengan 2 ml larutan natrium tidak lebih dari 70 0, digerus hingga diperoleh serbuk
hidroksidaE (1 dalam 50). Masukkan sejumlah kecil wol sangat halus. Serbuk opium mengandung tidak kurang
kaca di atas masing-masing isi kolom. dari 10,0% dan tidak lebih dari 10,5% morfin anhidnat.
Prosedur [Catatan (1) Dalam prosedur mi gunakan Dapat mengandung bahan tambahan kecuali pati, seperti
pelarut-pelarut jenuh air, (2) Siapkan fase gerak yang tertera pada Ekstnak dalam Sediaan umum.
dibuat baru setiap hari dan (3) Hindari kontak larutan
dengan logam.] Cuci Kolom 1 dengan 100 ml eter P, Pemerian Serbuk; cokelat kekuningan sainpai kuning.
kemudian dilanjutkan dengan 100 ml kioroform P, bilas
ujung kolom dengan kioroform P, buang pelarut. Untuk Mikroskopik Getah terdiri dari butiran-butiran fragmen
proses selanjutnya bilas tiap ujung kolom sebelum yang tidak beratunan, berwarna cokelat kekuningan
menyisihkan kolom atau mengganti kolom penerima. sampai kuning dengan diameter 15 hingga 150 pm; sel
Susun ketiga kolom secara vertikal sehingga aliran dan epidermis pada kapsul popi terdiri dan beberapa fragmen
Kolom 1 mengalir ke Kolom 2, dan selanjutnya ke Kolom 3. dengan penebalan kuat, berdinding tebal bersegi 4 hingga
Lewatkan inelalui ketiga kolom 5 ml larutan trietilamin P
5 atau sedikit memanjang, sangat sedikit fragmen
dalam kioroform P (1 dalain 5), dilanjutkan dengan janingan daun popi, kapsul popi dan buah Rumex. Di
mengalirkan sebanyak empat kali, tiap kali dengan 10 ml samping itu terdapat kanakteristik mikroskopik dari bahan
larutan trietilamin P dalam kioroform P (1 dalam 100),
pengencerjika digunakan dalam sediaan bentuk serbuk.
biarkan masing-masing bagian mengalir sempurna
- 990 -

Penetapan kadar Lakukan seperti tertera pada dibuka dalam keadaan dingin dan tidak boleh dikeningkan
Penetapan kadar dalam Opium. sebelum digunakan.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup balk. Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
Salmonella sp dan Escherichia coli

PANKREATIN Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0 %;


Pancreatin lakukan pengeningan dalam hampa udara pada suhu 60°
selam 4 jam.
Pankreatin [804947-6]
Lemak Masukkan 2,0 gram zat dalam labu 50 ml,
Pankreatin adalah senyawa yang mengandung enzim tambahkan 20 ml eter F, tutup labu dan diamkan selama
terutama aniilase, lipase dan protease, diambil dan 2 jam, campur dengan memutar pada selang waktu
pankreas clan sapi jantan, Bos taurus Linné (Familia tertentu, tuang beningan eter melalui batang pengaduk ke
Bovidae). Tiap mg pankreatin mengandung tidak kurang dalam kertas saning dengan diameter lebih kurang 7 cm,
dari 25 unit Fl aktivitas amilase, tidak kurang dari 2,0 yang sebelumnya telah dibasahi dengan eter P.
unit Fl aktivitas lipase dan tidak kurang dari 25 unit Fl Kumpulkan filtrat dalam gelas piala yang telah ditana.
aktivitas protease. Pankreatin dengan daya digesti lebih Ulangi ekstraksi dengan 10 ml eter P, la1&ki seperti
tinggi dapat ditandai dengan jumlah ketiga aktivitas yang telah disebutkan di atas. Tambabkan lagi 10 ml eter
minimal atau dapat diencerkan dengan penambahan P, kemudian pindahkan eter dan sisa ke dalam penyaning.
laktosa atau sakarosa yang mengandung tidak lebih dan Biarkan eter menguap, keringkan sisa pada suhu 105°
3,25%, amilum, atau dengan pankreatin kekuatan digesti selama 2 jam: bobot sisa lemak yang diperoleh dan
lebih rendah. pankreatin dengan aktivitas tiga kali atau lebih dari ketiga
[Catalan Satu unit aktivitas Amilase Fl adalah aktivitas minimal tidak lebih dan 120 mg (6,0%): bobot
akiivitas yang terdapat dalam sejumlah pankreatin yang sisa lemak yang diperoleh dan pankreatin dengan
menguraikan amilumpada kecepatan awal, dengan 0,16 pEq aktivitas kurang dari tiga kali dari ketiga aktivitas
ikatan glukosida dihidrolisa per menit pada kondisi minimal tidak lebih dari 60 mg (3,0%).
seperti terterapada Penetapan aktivitas amilase.
Satu unit Aktivitas Lipase Fl adalah aktivitas yang Penetapan aktivitas amilse (Daya digesti pati)
terdapat dalam sejumlah pankreatin yang membebaskan Dapar fosfat pH 6,8 Buat larutan segar dan 13,6 g
1,00 pEq asam per menitpadapH 9,0 dan suhu 37°pada kalium fosfat monobasa P dalam air hingga 500 ml.
kondisi seperli tertera pada Penetapan aktivitas lipase. Larutkan 14,2 g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam
Satu unit Aktivitas Protease Fl adalah aktivitas yang air hingga 500 ml. Campur 51 ml larutan kalium fosfat
terdapat dalam sejumlah pankreatin pada keadaan monobasa P dengan 49 ml larutan natrium fosfat dibasa
Penetapan akt/itas Protease hidrolisis kasein pada laju P. Jika perlu atun pH dengan penambahan larutan yang
awal yang hap menit membebaskan sejumlah peptida sesuai tetes demi tetes hingga pH 6,8.
yang tidak mengendap dengan asam trikloroasetat yang Larutan substrat Buat larutan segar. Aduk sejumlab
memberikan absorban yang sama pada 280 nm sebagai pati terlarut yang telah dimurnikan setara dengan 2,0 g zat
tirosin pada 15 nmol.] kering dengan 10 ml air, tambahkan ke dalam 160 ml air
mendidih. Bilas gelas piala dengan 10 ml air, tambahkan
Pemerian Serbuk amorf; krim; bau khas lemah tidak ke dalam larutan panas dan panaskan hingga mendidih,
menusuk. Menghidrolisa lemak menjadi gliserol dan sambil terus diaduk. Dinginkan hingga suhu ruang,
asam-asam lemak, mengubah protein menjadi protease tambahkan air hingga 200 ml.
dan turunannya, mengubah pati menjadi dekstrin dan Larutan bake Timbang saksama lebih kurang 20 mg
gula. Aktivitas terbesar pada media netral atau basa Pankreatin Amilase dan Protease BPFI, masukkan dalam
lemah; sedikit asam mineral dan alkali hidroksida dalam mortir yang sesuai. Tambahkan lebih kurang 30 ml
jumlah besar menjadikannya inert. Alkali karbonat DaparfosfatpH 6,8 dan gems selama 5 sampai 10 menit.
berlebih menghambat kerjanya. Pindabkan campuran ke dalam labu tentukun 50-ml
dengan bantuan Dapar fosfat pH 6,8, encerkan dengan
Baku pembanding Garam empedu BPFI; keringkan Dapar fosfat pH 6,8 sampai tanda. Hitung aktivitas
pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan, simpan larutan yang diperoleh dalam unit F! aktivitas amilase per
dalam wadah tertutup rapat [Catatan Cegah menghirup ml dan potensi yang tertera pada etiket Bake
partikel-partikel yang berterbangan.] Pankreatin Amilase pembanding.
dan Protease BPFI;simpan dalam wadah tertutup rapat, Larutan uji Untuk pankreatin yang mempunyai
dalam lemani pendingin. Tidak boleh dibuka dalam aktivitas amilase lebih kurang sama seperti pada
kead,aan dingin dan tidak boleh dikeringkan sebelum Pankreatin BPFI, timbang saksama lebih kurang 40 mg,
digunakan. Pankreatin Lipase BPFI;simpan dalam wadah masukkan ke dalam mortir yang sesuai. [Catatan Untuk
tertutup rapat, dalam lemani pendingin. Tidak boleh pankreatin mempunyai aktivitas amilase berbeda,
timbang sejumlah zat yang diperlukan untuk memperoleh
-991-

Larutan uji dengan aktivitas amilase per ml mendekati Laru fan baku Timbang saksama lebih kurang 200 mg
Larutan baku.] Tambahkan lebih kurang 3 ml Dapar Pankreatin Lipase BPFI, suspensikan dengan lebih
fosfatpH 6,8, gems selama 5 sampai 10 menit. Pindahkan kurang 3 ml air dingin dalam mortir, gems selama
campuran ke dalam tabu tentukur 100-ml dengan bantuan 10 menit, tambahkan air dingin dalam mortir, gems
Dapar fosfat pH 6,8, encerkan dengan Dapar fosfat pH selama 10 menit, tambahkan air dingin hingga aktivitas
6,8 sampai tanda. lipase 8-16 unit F1 per ml berdasarkan potensi yang q
Prosedur Siapkan 4 tabu Erlenmeyer 250 ml tertera pada etiket baku pembanding. Pertahankan
bersumbat, kemudian tandai S, U, BS, dan BU. Pipet ke suspensi pada suhu 40 dan campus sebelum digunakan.
dalam tiap tabu 25 ml Larutan substrat, 10 ml Dapar Untuk tiap penetapan ambil 5-10 ml suspensi dingin,
fosfat pH 6,8 dan 1 ml larutan natrium kiorida P (11,7 biarkan suhu mencapai 20°, sebelum pemipetan volume
daiam 1000), tutup, campur. Letakkan tabu dalam tangas yang tepat.
air pada suhu 25°±0,1°, diamkan hingga mencapai Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
keseimbangan. Pada tabu BU dan BS tambahkan 2 ml zat, suspensikan dalam lebih kurang 3 ml air dingin
asam klorida 1 N, campur, masukkan kembali tabu pada dalam mortir, gems selama 10 menit, taxnbahkan air
tangas air. Pada tabu U dan BU tambahkan 1,0 ml dingin hingga aktivitas lipase 8 - 16 unit F1 per ml
Larutan uji dan pada tabu S dan BS tambabkan 1,0 ml berdasarkan pada potensi zat uji yang diperkirakan.
Larutan baku, campus masing-masing dan masukkan Pertahankan suspensi pada suhu 40, dan campus sebelum
kembaii pada tangas air. Tepat 10 menit setelali digunakan. Untuk tiap penetapan ambil 5 ml hingga 10 ml
penambahan enzim, tambahkan 2 ml asam klorida 1 N suspensi dingin, biarkan suhu mencapai 20° sebelum
pada tabu S dan U, campur. Pada tiap tabu tambahkan pemipetan volume yang tepat.
10,0 ml iodium 0,1 N L sambii terus diaduk dan segera Prosedur Campus 10,0 ml Subs/rat minyak zaitun, 8,0 ml
tambahkan 45 ml natrium hidroksida 0,1 N. Tempatkan Larutan dapar, 2,0 ml Larutan garam empedu, dan 9,0 ml
tabu di tempat gelap pada suhu antara 15° dan 25° selama air dalam bejana kaca bermantel lebih kurang 50 ml.
15 menit. Pada tiap tabu tambahkan 4 ml asam sulfat 2 N Bagian luar bejana dihubungkan dengan tangas air yang
dan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV hingga dilengkapi dengan termostat. Tutup campuran, aduk tems
warna biru hilang. Hitung aktivitas amiiase daiam unit Fl menerus dengan pengaduk mekanik. Pertahankan suhu
per mg zat dengan rumus: campuran pada 37°±0,1°, tambahkan natrium hidroksida
0,1 N LV dari mikroburet yang dimasukkan melaiui
lOO I)IVBU
lubang pada penutup, atur pH 9,20 secara potensiometrik
)1 V, -V
menggunakan elektrode kalomel dan kaca. Tanibahkan
Cs adalah aktivitas amilase dalam unit Fl per ml Larutan 1,0 ml Larutan uji, tambahkan secara terus menerus
baku; Wu adalah jumlah pankreatin dalam mg; Vu, V S, Vp,j natrium hidroksida 0,1 N LV selaina 5 menit untuk
dan VBS berturut-turut adaiah volume natrium tiosulfat mempertahankan pH pada 9,0. Hitung volume natrium
0,1 N dalam ml yang diperlukan pada titrasi lanitan dalam hidrok,sida 0,1 N LV yang ditambahkan setiap menit.
tabu U, S, Bu dan B5 . Dengan cara yang sama, titrasi 1,0 ml Larutan baku.
Perhitungan potensi Buat kurva antara volume
Penetapan aktivitas lipase (Daya digesti lemak) natrium hidroksida 0,1 N L terhadap waktu. Gunakan
Larutan akasia Sentrifus iarutan akasia (1 dalam 10) hanya titik yang membentuk ganis lurus pada kurva.
hingga jemih, gunakan larutan jernih. Hitung rata-rata asam yang dibebaskan per menit oleh zat
Substrat minyak zaitun Campur 165 ml Larutan uji dan Larutan baku. Dengan memperhitungkan faktor
akasia, 20 ml minyak zaitun P dan 15 g pecahan es, pengenceran, hitung aktivitas lipase Larutan uji dalam
masuklçan dalam blender listrik. Dinginkan campuran unit Fl dengan membandingkan aktivitas Larutan baku
dalam thgas es sanlpai suhu 5°; homogenkan dengan menggunakan aktivitas Pankreatin Lipase BPFI yang
kecepatan tinggi selama 15 menit, sesekali dinginkan tertera pada etiket.
dalam tangas es untuk mencegah suhu lebih dari 30 0 .

Lakukan uji kesesuaian cainpuran sebagai berikut: Penetapan aktivitas protease (Daya digesti kasein)
Tempatkan satu tetes campuran homogen pada kaca Subs/rat kasein Buat larutan segar. Masukkan 1,25 g
objek, tekan hati-hati tutup kaca untuk menyebarkan serbuk halus kasein P ke dalam tabu Erlenmeyer 100 ml
cairan. Amati dengan mikroskop perbesaran tinggi (lensa yang berisi 5 ml air, kocok hingga terbentuk suspensi,
objektif 43 x dan okuier 5x) yang dilengkapi mikrometer tambahkan 10 ml natrium hidroksida 0,1 N, kocok selama
yang telah dikalibrasi. Substrat memenuhi syarat jika 1 menit, tambahkan 50 ml air, kocok lebih kurang 1 jam
90% partikel berdiameter tidak lebih dari 2 gm dan tidak untuk melarutkan kasein, pH larutan harus Iebih kurang 8.
ada satupun yang lebih dari 10 gm. Jika perlu atur pH hingga lebih kurang 8, menggunakan
Larutan dapar Larutkan 60 mg tris(hidroksimetil) natrium hidroksida 1 N, atau asam kiorida I N.
aminometan P dan 234 mg natrium kiorida P daiam air Pindahkan larutan pada tabu tentukur 100-ml, encerkan
hingga 100 ml. dengan air sampai tanda.
Larutan garam empedu Larutkan sejumlah Garam Dapar Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P dan
Empedu BPFI hingga kadar 80 mg per ml. 1,8 g natrium hidroksida P dalam 950 ml air pada tabu
tentukur 1000-ml, atur pH hingga 7,5±0,2 menggunakan
- 992 -

natrium hidroksida 0,2 N, encerkan dengan air sampai baku yang digunakan. Dari, kurva dengan menggunakan
tanda. Simpan larutan dalam lema.ri pendingin. harga serapan terkoreksi (U-Uj) Pankratin yang
Larutan asam trikioroasetat Larutkan 50 g asam digunakan dan dengan memperhitungkan faktor
trikioroasetat P dalam 1000 ml air, simpan larutan dalam pengenceran, hitung aktivitas protease dalain unit Fl dan
suhu ruang. pankreatin yang digunakan dengan membandingkan
Kertas saring Tetapkan kesesuaian kertas saring terhadap baku menggunakan aktivitas protease yang
dengan menyaring 5 ml Larutan asarn trikioroasetat tertera pada etiket Pankreatin Arnilase dan Protease
melaiui kertas dan ukur serapan flitrat pada 280 nm BPFI.
menggunkana sejumlah volume yang sama Larutan asam
trikioroasetat yang tidak disaring sebagai blangko; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
serapan tidak lebih dari 0,04. Jika serapan lebih dari 0,04 pada suhu tidak lebih dan 30°.
kertas saring dicuci berulang kali dengan Larutan asam
frikioroasetat hingga serapan filtrat yang diamati tidak
iebih dari 0,04. PANKURONIUM BROMIDA
Larutan baku Timbang saksama iebih kurang 100 mg Pancuronium Bromide
Pankreatin Amilase dan Protease BPFI, tambahkan 100 ml
Larutan dapar, campur sambil sekali-sekali dikocok, H
-
pada suhu ruang selama lebih kurang 25 menit. Encerkan
secara kuantitatif dengan Larutan dapar hingga aktivitas
protease lebih kurang 2,5 unit Fl per ml, berd,asarkan
potensi yang tertera pada etiket baku pembanding
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 100 mg
pankreatin, masukkan dalam mortir yang sesuai.
Tambahkan lebih kurang 3 ml Larutan dapar, gems
selama 5 - 10 menit. Pindahkan campuran dengan
bantuan Larutan dapar ke dalam labu tentukur 100-ml,
01
HAHac7

QI
213, 16J3-Dipiperidino-5a-androstan-3a, 1713-dioldiasetat
dirnetobrornida [15500-66-0]
encerkan dengan Larutan dapar sampai tanda. Encerkan C35H60Br2N20 4 BM 732,67
secara kuantitatif dengan Larutan dapar hingga diperoieh
pengenceran yang sesuai dengan aktivitas Larutan baku. Pankuronium Bromida mengandung tidak kurang dan
Prosedur Ben tanda pada masing-masing dua tabung 98,0% dan tidak lebih dari 102,0 % C35H60Br2N204,
reaksi: S1, 52 dan 53 untuk seri baku, dan U untuk zat uji, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pipet Larutan daparke dalam tabung SI 2,0 ml, ke dalam
S2 dan U 1,5 ml, dan ke daiam S3 1,0 ml. Pipet Larutan Pemerian Serbuk hablun putih, putih kekuningan atau
baku ke dalam tabung S1 1,0 ml, ke dalam S2 1,5 ml, dan agak merah muda, higroskopik.
ke dalam S3 2,0 ml. Pipet ke dalam tabung U 1,5 ml
Larutan uji. Pipet masing-masing 5,0 ml Larutan asarn Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam metilen kiorida,
trikioroasetat ke dalam tiap tabung S, S2. 53, dan U dan dalam etanol.
campur. Tandai tabung masing-masing S, S2B, 53B dan
U. Buat larutan blangko dengan mencampur 3 ml Baku pembanding Pankuroniurn Brornida BPFI;
Larutan dapar dan 5 ml Larutan asam trikloroasetat, Vekuroniurn Brornida BPFI, keringkan dalam hanipa
masukkan dalam tabung lain yang bertanda B. Tempatkan udara di atas fosfor pentoksida P selama 3 jam sebelum
seluruh tabung dalam tangas air pada suhu 40 0, masukkan digunakan, sangat higroskopis. Timbang pada kondisi
pengaduk kaca dalam tiap tabung, biarkan hingga tercapai kelembaban kurang dan 10%. Simpan dalam wadah
keseimbangan suhu. Pada waktu noi dengan mencatat tertutup rapat, dalam lemani pendingin.
interval waktu, tambahkan pada tiap tabung 2,0 ml
Subst rat kasein yang sebelumnya dipanaskan sampai Identifikasi
suhu tangas, campur. Tepat 60 menit setelah penambahan A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Substrat kasein hentikan reaksi pada tabung Sj, S2, S3 dan didispersikan dalam kaliurn brornida F, menunjukkan
U dengan penambahan 5,0 ml Larutan warn maksimum hanya path bilangan geiombang yang sama
trikioroasetat dengan interval waktu yang sesuai. Aduk seperti pada Pankuroniurn Brornida BPFJ
dan angkat seluruh tabung dari tangas air. Diamkan B. Hanga R1 bercak utama kromatograni Larutan uji
selama 10 menit pada suhu ruang, untuk mengendapkan sesuai dengan Larutan baku 2 pada Senyawa sejenis
protein dan saring. Filtrat tidak boleh berkabut. Tetapkan C. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Brornida
serapan filtrat pada 280 nm menggunakan filtrat dan cara B dan C seperti tertera pada Uji Jdentj/ikasi Umurn
tabung B sebagai blangko. <291>.
Perhitungan potensi Koreksi harga serapan filtrat
tabung SI, S2, S 3 dengan mengurangi harga serapan filtrat Kejernihan larutan
SI, S2, 53 dengan serapan filtrat tabung SIB, 528, dan S35. Larutan hidrazin sulfat Masukkan 1,0 g hidrazin sulfat
Buat kurva harga serapan terkoreksi terhadap Larutan P ke dalam labu tentukur 100-ml, ianutkan dan encerkan
- 993 -

dengan air sampai tanda. Diainkan selama 4 sampai 6 jam Air <103 1>Metode I Tidak lebih dari 8,0%.
sebelum digunakan.
Larutan metenamin Masukkan 2,5 g metenamin P ke Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak iebih dari 0,1 %.
dalam Erlenmeyer 100 ml bersumbat kaca, tambahkan
25 ml air, tutup dan campur hingga larut. Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
Suspensi opalesen primer [Catatan Campuran mi seperti tertera pada Kromatografl <931>.
stabil selama 2 bulan, terutama disimpan dalam wadah Fase gerak Buat campuran isopropil alko ho! P-
kaca yang bebas dari kerusakan permukaan. Campuran asetonitnil P-larutan natrium iodida P40% b/v (85:10:5).
mi hams tidak menempel pada gelas dan harus Larutan ba/cu I Buat iarutan Vekuron)um Bromida
tercampur dengan baik sebelum digunakan.] Pipet 25 ml BPFI dan Pankuronium Bromida BPFI dalam metilen
Larutan hidrazin sulfat ke dalam Larutan metenamin klonida P hingga kadar berturut-turut iebih kurang 0,1 mg
dalam Erlenmeyer 100 ml bersumbat kaca, campur dan per ml dan 10 mg per ml.
diamkan selama 24 jam. Larutan ba/cu 2 Buat larutan Pankuronium Bromida
Baku opalesen [Catatan Suspensi ini sebaiknya tidak BPFI dalam metilen k!onida P hingga kadar lebih kurang
digunakan lebih dari 24 jam setelah pembuatan.] Pipet 10 mg per ml.
15 ml Suspensi opalesen primer ke dalam labu tentukur Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat iarutkan
1000-mi, encerkan dengan air sampai tanda. dalam metilen klorida P hingga kadar lebih kurang 10 mg
Suspensi pembanding Pipet 5 ml Baku opalesen ke per ml.
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai Encenan larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
tanda (Suspensi pembanding A). Pipet 10 ml Baku labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metilen k!onida P
opalesen ke daiam iabu tentukur 100-mi ke dua, encerkan sampai tanda. Pipet I mi larutan mi ke dalam labu
dengan air sampai tanda (Suspensi pem banding B). tentukur 20-ml dan encerkan dengan metilen klorida P
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 50 mg zat, sampai tanda.
masukkan ke dalam iabu tentukur 25-ml. Larutkan dan Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada
encerkan dengan air sampai tanda. KromatograjI <931>. Totolkan secara tenpisali masing-
Prosedur Masukkan secara terpisah sejumlah Larutan masing 5 lil Larutan ba/cu 1, Larutan ba/cu 2, Larutan uji
uji, Suspensi pembanding A, Suspensi pembanding B dan dan Enceran larutan uji pada lempeng kromatografi
air ke daiam tabung reaksi tidak berwarna, transparan silika gel. Masukkan segena lempeng ke dalam bejana
terbuat dari gelas netrai dengan dasar datar, diameter kromatografi yang berisi Fase gerak dan tidak
dalam 15 - 25 mm dan tinggi 40 mm. Amati di bawah dijenuhkan. Biarkan merambat hingga tiga perempat
sinar matahari dari arah vertikai dengan iatar beiakang tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
hitam seperti tertera pada Perbandingan visual dalam biarkan Fase gerak menguap. Semprot dengan iarutan
Spektrofotometri dan hambu ran cahaya <1191>. natnium nitnit P 2% b/v dan biarkan sampai kening lebih
[Catatan Dfusi cahaya hams seperti suspensi kurang 5 menit. Semprot iempeng dengan Dragendorff
pembanding A yang dapat dibedakan dengan air dan LP dan tutup lempeng dengan kaca transparan. Bercak
suspensipembanding B dapat dibedakan dengan suspensi yang diperoleh dari Larutan uji tidak iebih intensif dan
pembanding A.] Larutan uji sama atau lebih jernih dan bercak vekuronium bromida yang diperoleh dari Lanutan
Suspensi pembanding A. ba/cu 1: setara dengan 1,0% vekuronium bnomida. Bercak
lain selain bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji,
Warna larutan kecuali bercak utama dan bercak vekuronium bromida
Larutan baku persediaan Buat campuran besi(III) tidak lebih intensif dari bercak yang diperoleh dan
kiorida 4K-Kobalt(II) kiorida LK-tembaga(II) sulfat LK- Enceran lanutan uji: setana dengan 0,1% untuk masing-
asam klonz?ia.P (10 g per liter) (3:3:2,4:1,6). masing cemaran. Uji mi absah jika knomatognam Larutan
Larutan baku [Catatan Siapkan larutan mi sesaat baku menunjukkan dua bercak yang terpisah jeias. Harga
sebelum digunakan.] Pipet 1 ml Larutan baku persediaan R1 pankuronium bnomida dan vekuronium bromida
ke daiam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam berturut-tunut lebih kurang 0,5 dan 0,64.
kionida P (10 g per 1000 ml).
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada Penetapan kadar Lakukan penetapan secara Titrasi
Kejernihan larutan. Bebas Air daiam Titnimetri <711>. Timbang saksama
Prosedur Masukkan sejumlah Larutan uji dan Larutan lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke daiam gelas piala,
baku ke dalam tabung reaksi seperti yang digunakan pada tambahkan 50 mi asetat anhidrat P, lanutkan sambil
Kejernihan larutan. Amati secara Perbandingan visual diaduk, kemudian titnasi dengan asam per/brat 0,1 N V,
seperti tertera pada Spektrofotornetni dan hamburan tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan
cahaya <1191>. Warna Larutan uji tidak iebih intensif penetapan blangko.
dibandingkan Larutan baku dan air.

Rotasi jenis <1081>Antara +39 0 dan +43 0 lakukan


, Tiap ml asam perk!orat 0,1 N
penetapan menggunakan iarutan 30 mg per ml. setana dengan 36,63 mg C35H60Bn2N204
- 994 -

Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup etanol LP 10%, panaskan pada suhu 1200 selama 1 jam.
rapat, terlindung cahaya dan kelembaban. Simpan pada Bercak yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih
suhu antara 151 dan 25°. intensif dan bercak dakuronium bromida yang diperoleh
dari Larutan ba/cu 1. Bercak lain selain bercak utama
yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih intensif dan
INJEKSI PANKURONIUM BROMIDA bercak yang diperoleh dari Larutan baku 2. Uji mi absah
Pancuronium Bromide Injection jika ada dua bercak utama yang berbeda nyata pada
Larutan resolusi.
Injeksi Pankuronium Bromida adalah larutan steril
Pankuronium Bromida "lam infus intravena natnium Penetapan kadar
klorida. Larutan disterilkan dengan cara penyaringan. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
Injeksi Pankuronium mengandung Pankuronium setara dengan lebih kurang 4 mg pankuronium bromida,
Bromida, C35H60Br2N2 04, tidak kurang dari 95,0% dan tambahkan 1 ml hidroksilarnina hidrokiorida P 13,9%
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada dan 1 ml natriurn hidroksida P 15%. Biankan selama 10
etiket. menit dan tambahkan 1 ml warn k/orida P 12,76%, 1 ml
besi(JJJ) kiorida P 10% dalam warn kiorida 0,1 N dan
Baku pembanding Pankuroniurn Brornida BPFI; encerkan dengan air hingga 25 ml. Sentrifus dan gunakan
Dakuroniurn Brornida BPFI. beningan sebagai larutan uji.
Laru fan ba/cu Timbang saksama sbjumlah
Identifikasi Pankuronium Brornida BPFI setara dengan lebih kurang
A. Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 4 mg, larutkan dalam air. Ukur saksama sejumlah volume
lebih kurang 5 mg pankuronium bromida, jika perlu lanutan yang sama dengan volume injeksi pada Laru fan
encerkan dengan air hingga 10 ml, tambahkan 10 ml uji, tambahkan 1 nil hidroksilarnin hidrokiorida P 13,9%,
1,2-dikloroetana P dan 1 ml jingga metil LP. Kocok, dan lanjutkan menurut cara yang tertera pada Larutan uji,
sentrifus, biarkan lapisan memisah dan asamkan lapisan mulai dan "dan I ml natriurn hidroksida P 15%".
organik dengan asam sulfat 1 M: terjadi warna merah. Larutan blangko Sejumlah volume air yang sama
B. Menunjukkan reaksi Brornida cara B dan C seperti dengan volume injeksi yang digunakan, tambahkan 1 ml
tertera pada UjiIdentfikasi Umum <291>. hidroksilamin hidrokiorida P 13,9% dan lanjutkan seperti
tertera pada Larutan uji, mulai dani "dan 1 ml nafrium
pH <1071> 3,8 sampai 4,2. hidroksidaP 15%".
Prosedur Ukur serapan Laru fan uji dan Larutan ba/cu
Senyawa sejenis Lakukan Krornatografi lapis tipis path panjang gelombang maksimum lebih kurang 510 nm
seperti tertera pada Krornatografi <931>. menggunakan Larutan blangko. Hitung jumlah dalam mg
Fare gerak Lapisan atas campuran n-butanol P- C3H60Br2N204 tiap ml injeksi yang digunakan dengan
arnonium kiorida P 20%-piridin P-asarn asetaf glasial P rumus:
(60:48:40:12) yang dibuat dengan mengocok campuran.
Pelarut Larutan nafriurn kiorida P 0,9% (C )( A —AB
,

Larutan ba/cu 1 Timbang sejumlah Dakuroniurn


Brornida BPFI larutkan dengan Pelarut hingga kadar.. v A-A5
0,010%.
Larutan baku 2 Timbang sejumlah Pankuronium C adalah kadan Pankuroniurn BPFI dalam mg per ml
Brornida BPFI larutkan dengan Pelarut hingga kadar Larutan ba/cu; V adalah volume injeksi yang digunakan,
0,0020%. dalam ml pada Larutan uji; Au, A s dan A 5 berturut-turut
Larutan baku 3 Timbang sejumlah Pankuroniurn adalah serapan Larutan. uji, Laru fan ba/cu dan Larutan
Brornida BPFI larutkan dengan Pelarut hingga kadar blangko.
0,20%.
Larutan resolusi Campuran sejumlah volume sama Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2°-8°.
Larutan ba/cu I dan Larutan baku 3.
Larutan uji Sejumlah volume injeksi, jika perlu
encerkan dengan Pe/aruf, hingga diperoleh pankuronium PAPA VERIN HIDROKLORIDA
bromida 0,20%. Papaverine Hydrocloride
Prosedur Totolkan secara terpisah ke lima larutan
masing-masing 5 .d pada lempeng kromatografi silika gel P
setebal 0,25 mm dengan jarak yang sama 2,5 cm. Masukkan
H3CO,
[7N CH

•HCI
segera lempeng ke dalam bejana kromatografi dengan
tutup tidak diberi lemak, yang benisi Fase gerak. Biarkan
merambat sampai 1 cm sebelum tepi atas lempeng. 0c3

Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan


panaskan pada suhu 120° selama 1 jam. Dinginkan 6, 7-Dirnetoksi-1-verafriliso/winolina hidroklorida [61-25-61
sampai suhu ruang, semprot lempeng dengan warn sulfat C20H21N04.HCI BM 375,85
- 995 -

Papaverin Hidrokiorida mengandung tidak kurang dan titik akhir berwarna biru hijau. Lakukan penetapan
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C20H21N04.HCI, blangko.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Pemerfan Hablur; putih atau serbuk hablur putih; tidak setara dengan 37,59 mgC2of-121N0 4.HC1
berbau; terasa agak pahit; tidak memutar bidang
polanisasi; larutannya bereaksi asam terhadap kertas Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Iakmus P. Melebur pada suhu lebih kurang 2200 disertai tidak tembus cahaya.
peruraian.

Kelarutan Larut dalam air dan dalam kioroform; sukar INJEKSI PAPA VERIN HIDROKLORIDA
larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter. Papaverine Hydrochloride Injection
Baku pembanding Papaverin Hidroklorida BPFJ; Injeksi Papaverin Hidroklonida adalah larutan steril
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam Papaverin Hidroklonida dalam Air untuk Injeksi,
sebelum digunakan. mengandung C20H21N04.HC1 tidak kurang dari 95,0%
dan tidak lebih dan 105,0% dan jumlah yang tertera pada
Kesempurnaan melarut Larutan (1 dalam 15) dalam etiket.
kioroform F: jernih dan bebas dari padatan yang tidak
larut. Baku pembanding Papaverin Hidrokiorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam
Identifikasi sebelum digunakan.Simpan dalam wadah tertutup rapat,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
gelombang yang sama seperti pada Papaverin menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
Hidrokiorida BPFI. gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
400.000) dalam asam kiorida 0,1 N menunjukkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang Identifikasi
sama seperti pada Papaverin Hidrokiorida BPFI;serapan A. Tambahkan 2 ml etanol P pada I ml injeksi,
jenis masing-masing, dihitung terhadap zat yang telah uapkan di atas tangas uap, dengan aliran nitrogen P
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum sampai kering. Keningkan residu pada suhu 1050 selama 2
lebih kurang 251 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. jam; menunjukkan reaksi Ident?flkasi A seperti tertera
C. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Kiorida pada Papaverin Hidrokiorida.
cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identfikasi B.Menunjukkan reaksi ldentWkasi C seperti tertera
Umum <291>. pada Papaverin Hidrokiorida.
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5 lakukan penetapan Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dan
menggunakan larutan (1 dalam 50). 2,9 unit Endotoksin Fl per mg papaverin hidroklonida.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; pH <1071> Tidak kurang dan 3,0.
lakukan engeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar
Kriptopin, tebain, atau cemaran zat organik lain Larutan baku Timbang saksama sejumlah Papaverin
Larutkan 50 mg zat dalam 2 ml asam sulfat P dalam Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam asam klorida 0,1 N
tabung reaksi kecil; warna larutan yang terjadi tidak lebih hingga kadar lebih kurang 4,5.tg per ml.
intensif dari wama kuning cokelat Larutan padanan S Larutan Uji Pipet 1,0 ml injeksi ke dalam labu
seperti tertera pada Uji terhadap Zat Mudah Terarangkan
tentukun 2000-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
<411> dan tidak lebih intensif dari merah muda volume
Pipet 3 ml larutan mi ke dalam conong pisah, tambahkan
sama lanitan 3 ml kalium permanganat 0,1 N yang
diencerkan dengan air hingga 1000 ml. 10 ml air, basakan dengan amonium hidroksida 6 N.
Ekstnaksi bebenapa kali, tiap kali dengan 5 ml kioroform
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang P dan uapkan ekstnak hingga kening. Larutkan nesidu
700 mg zat, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial F, dalam asam klorida 0,1 N, encerkan dengan pelarut yang
tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan 1 tetes kristal sama hingga 100,0 ml. Ukun senapan Larutan uji dan
violet LP; titrasi dengan asam perkiorat 0,1 N LP hingga Larutan baku pada panjang gelombang serapan
- 996 -

maksirnum lebih kurang 251 nm terhadap blangko asam tanda, dan saring, buang 20 ml filtrat pertama. Jika perlu
kiorida 0,1 N. Hitung jumlah dalam mg C20H21N04.HCI, encerkan filtrat secara kuantitatif dan bertahap dengan air
dalam injeksi yang digunakan dengan rumus: hingga kadar lebih kurang 2,4 p.g per ml.
Larutan uji Masukkan 1 tablet yang telah digerus halus
ke dalam labu tentukur 250-ml, lanutkan dalam 50 ml air
6,67 CIJL. dan 3 ml asam kiorida P, campur dan biarkan selama 15
I A menit sambil sesekali digoyang dengan kuat. Encerkan
dengan air sampai tanda, dan saning, buang 20 ml filtrat
C adalah Kadar Papaverin Hidrokiorida BPFI dalam jtg pertama. Jika perlu encerkan filtrat secara kuantitatif dan
per ml Larutan Baku; Au dan As berturut turut adalah bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang 2,4 .tg per
serapan Larutan Ujidan Larulan baku. MI.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
atau dosis ganda, sebaiknyadari kaca Tipe I. 250 mn, menggunakan air sebagai blangko. Hitung
jumlah dalam mg C20H21N04.HC1, dalasn tablet dengan
rumus:
TABLET PAPA VERIN HIDROKLORIDA (T44
Papaverine Hydrochloride Tablet
As
Tablet Papaverin Hidrokiorida mengandung Papaverin
Hidrokiorida C20H21N04.HCI, tidak kurang dari 93,0%
dan tidak lebih dari 107,0% dari jumiah yang tertera pada T adalah kadar papaverin hidrokiorida dalam mg per
etiket. tablet yang tertera pada etiket; .0 adalah kadan Papaverin
Hidrokiorida BPFI dalam jig per ml Larutan baku;
Baku pembanding Papaverin Hidrokiorida BPFI; D adalah kadar dalam .tg per ml Larutan uji sesuai
jumlah yang tertera pada etiket dan tingkat
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam
pengencerannya; Au dan As berturut-turut adalah serapan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. dan Larulan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar
Identifikasi Masukkan serbuk tablet setara dengan iebih Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
kurang 30 mg papaverin hidrokiorida ke dalam corong 20 tablet, timbang saksama sejumlah serbuk tablet setana
pisah berisi 10 ml asam kiorida 0,1 N, ekstraksi dengan dengan lebih kurang 30 mg papavenn hidroklorida,
10 ml kioroform P. Saning ekstrak klorofrom meialui masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca,
kertas saning, uapkan filtrat di atas tangas uap, keringkan tanibahkan lebih kurang 100 ml asam klorida 0,1 N,
residu pada suhu 105° selama 2 jam: menunjukkan kocok secara mekanik selama 15 menit. Saring ke dalam
Identjfikasi A path Papaverin Hidrokiorida. labu tentukur 200-ml, encerkan dengan asam Idorida
0,1 N sampai tanda. Lanjutkan menurut cara yang tertera
Disolusi<1231> path Penetapan kadar dalam Injeksi Papaverin
Media disolusi: 900 ml air Hidrokiorida, mulai dengan "Pipet 3 ml lanutan mi ke
Alattipel: 100 rpm dalam corong pisah". Hitting jumlah dalam mg,
Waktu: 30 menit C20H21N04.HC1 dalam serbuk tablet yang digunakan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 201121N04.1-10 dengan rumus:
yang terlanut dengan mengukur serapan alikuot yang telah
diencerkan dengan asam kiorida 0,1 N, dan serapan
larutan baku Papaverin Hidrokiorida BPFIdalam media 6,67 CI.i
As
yang sama dan diencerkan dengan asam kiorida 0,1 N
pada panjang gelombang serapan maksimum iebih kurang
250 inn. C adalah kadar Papaverin Hidrokiorida BPFI dalam sg
Toleransi Dalam waktu 30 menit, harus larut tidak per ml Larutan baku; Au dan A s berturut-turut adalah
kurang 80% (Q), papaverin hidrokionda, C20H21N04.HC1, serapan Larutan uji dan Larutan baku.
dari jumiah yang tertera path etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur keseragaman kandungan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Papaverin
PARAFIN
hidrokiorida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Paraffin
250-ml, tambahkan 50 ml air dan 3 ml asam kiorida P, Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang
campun dan biarkan selaina 15 menit sambil sesekali dimumikan, yang diperoleh dari minyak tanab. Dapat
digoyang dengan kuat. Encerkan dengan air sampai mengandung antioksidan yang sesuai.
- 997 -

Pemerian Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak Hidrokarbon aromatik polisikilk
berwarna atau putih; tidak berbau; tidak berasa; agak Dimetilsulfoksida Gunakan dimetilsulfoksida P
berminyak. kualitas spektrofotometri.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naftalen
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; BPFI, larutkan dalam Dimetil sulfoksida hingga kadar
mudah larut dalam kiorofrom, dalam eter, dalam minyak lebih kurang 7,0 gig. Tentukan serapan larutan dalam sel
menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak 1 cm pada panjang gelombang serapan maksimum 278 nm
hangat; sukar larut dalam etanol mutlak. menggunakan Dimetil sulfok.sida sebagai blangko.
Prosedur Timbang saksama 0,5 g zat, masukkan ke
Baku pembanding ParajIn BPFI; Nafialen BPFI. dalam corong pisah 125 ml tanpa pelicin pada sumbat
kaca, campur dengan 25 ml n-heptan P. Tambahkan 5,0 ml
Identifikasi Dimetilsulfoksida dan kocok kuat selama 1 menit.
A. Spektrum serapan inframerah, gunakan lapis tipis Biarkan sampai terbentuk dua lapisan. Pindahkan lapisan
parafin yang dilelehkan. [Catatan Pastikan pelelehan
bawah ke corong pisah 125 ml yang lain, tambabkan 2 ml
sempurna untuk menghindari puncak ganda pada
n-heptan P kemudian kocok kuat. Biarkan sampai
bilangan gelombang yang diamati lebih kurang pada
terbentuk dua lapisan. Pisahkan lapisan bawah dan ukun
1460 cm 1 dan 730*] serapan dalam sel 1-cm pada panjang gelombang 265 nm
B. Memenuhi syarat seperti tertera pada Jarak Beku sampai 350 nm. Gunakan cainpunan Dimetilsulfoksida-
<1101>. n-heptan P (1:5) yang sudah dikocok kuat selama 1 menit
sebagai blangko. Serapan pada setiap panjang gelombang
Jarakbeku <1101>Antara47° dan65°. dalam rentang yang diukur tidak lebih dari sepertiga
serapan Larutan baku pada 278 nm.
Keasaman Timbang dan masukkan 15 g zat ke dalam
corong pisah, tambahkan 30 ml air mendidih, kocok kuat Kandungan sulfur Pada 4,0 g zat tambahkan 2 ml etanol
selama 1 menit. Dinginkan dan saring lapisan air. Pada
mutlak P, kemudian tambahkan 2 tetes campuran larutan
10 ml filtrat tambalikan 0,1 ml fenolfialein LP: tidak jenuh timbal(II) oksida P dalam natrium hidroksida P
teiadi warna merah muda. Tidak lebih dari dari 1,0 ml (1:5). Panaskan campuran pada suhu 70° selama 10 menit
natrium hidroksida 0,01 M diperlukan untuk merubah sambil sering dikocok dan dinginkan. Tidak terjadi warna
warna indikator menjadi merah muda. cokelat gelap.
Kebasaan Pada 10 ml filtrat dari uji Keasaman
Wadah dan penyimpanan Dalam wadab tertutup rapat
tambahkan 0,1 ml merah metil LP: terjadi warna kuning. terlindung cahaya dan cegah pemaparan terhadap panas
Tidak lebih dari 0,5 ml asam kiorida 0,01 M untuk benlebih.
mengubah warna indikator menjadi merah.
Penandaan Pada etiket tertera nama dan jumlah
Zat mudah terarangkan <411> Gunakan tabung reaksi antioksidan.
bersumbat kaca tahan panas, kering dan bersih dengan
panjang 140±2 mm, diameter antara 14,5 mm sampai
15,0 mm dan dikalibrasi setinggi 5 ml dan 10 ml.
PARAFORMALDEHIDA
Kapasitas tabung bertutup antara 13,6 ml dan 15,6 ml.
Masukkan 5 ml parafin pada suhu sedikit di atas suhu Paraformaldehide
lebur, tambahkan 5 ml asam sulfat P 94,5% sampai
94,9%, Ianpanaskan di atas tangas air pada suhu 70°
selama 10 nienit. Setelah pemanasan 5 menit, dan tiap
menit berikutnya, angkat tabung, tekan sumbat dengan
jar, dan kocok kuat tiga kali secara vertikal dengan
amplitudo lebih kurang 12 cm, letakkan kembali ke atas
tangas air dalam waktu 3 detik sejak tabung diangkat. (CH2 0) [30525-89-4]
Pada akhir 10 menit sejak awal tabung diletakkan di atas
tangas air, wama lapisan asam tidak lebih gelap dan Paraformaldehida mengandung tidak kurang dari 95,0%
wama campuran 3 ml besi(III) kiorida LK, 1,5 ml HCHO.
kobalt(II) klorida LK dan 0,50 ml tembaga(II) sulfat LK,
dilapis dengan 5 ml minyak mineral P. Warna emulsi Pemerian Serbuk putih dengan bau khas fonmaldehida.
asam sulfat yang terdispersi dalam parafin leleh, tidak
lebih gelap dari warna campuran pembanding yang Kelarutan dalam amonia Larutkan 5 g zat dalam 50 ml
dikocok kuat. amonia LP: terjadi larutan yang jemih dan tidak
benwarna.

Identifikasi Kocok 1 g zat dalani 20 ml air lebih kurang


I menit, saning: filtrat bereaksi netral terhadap lakmus P.
-998-

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Jarak lebur <1021> Antara 168' dan 172'.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, Air <103 1>Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang berisi
50,0 ml natrium hidroksidal NLVdan kocok dengan cara Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%.
diputar. Segera dan secara perlahan tambahkan 50 ml
hidrogen peroksida LP, yang sebelumnya telah Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan
dinetralkan terhadap biru bromotimol LP melalui corong penetapan dengan cara sebagai berikut: Kocok 1,0 g zat
kecil yang diletakkan di leher labu. Setelah reaksi dengan 25 ml air, saring, tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N
berlangsung, cuci corong dan dinding labu dengan air, dan 1 ml perak nitrat LP: larutan menunjukkan
biarkan larutan selama 30 menit, tambahkan biru kandungan kiorida tidak lebih dari larutan 0,20 ml asarn
bromolimol LP dan titrasi kelebihan alkali dengan asam klorida 0,020 N.
sulfatlNLV.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan
Pap ml natrium hidroksida I N sebagai berikut: Kocok 1,0 g zat dengan 25 ml air, saring,
setara dengan 30,03 mg HCHO tambahkan 2 ml asam asetat I N dan 2 ml barium
kiorida LP: kekeruhan yang terjadi tidàk-1.ebih dan
Wadah dan penyiinpanan Dalam wadah tertutup rapat. 0,20 ml asarn sulfat 0,020 N.

Sulfida Masukan Iebih kurang 2,5 g zat ke dalam gelas


PARASETAMOL piala 50 ml, tambahkan 5 ml etanol P dan 1 ml warn
Acetaminophen kiorida 3 N. Basahkan sepotong kertas timbal(II) asetat P
dengan air dan dan letakkan pada bagian bawah kaca
anloji. Tutup gelas piala dengan kaca aijoli sedemikian
HO__Q___NHCOCH3 hingga kertas timbal(II) asetat P dekat dengan bagian
gelas piala untuk menuang. Panaskan pada lempeng
pemanas sampai hampir mendidih: tidak tenjadi warna
4 '-Hidroksiasetanilida [103-90-2] atau bercak pada kertas.
C9H9NO2 BM 151,16
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dan 101,0% C 8H9NO2, dihitung terhadap zat Zat mudab terarangkan <411> Lanutkan 500 mg zat
anhidrat.. dalarn 5 ml warn sulfat LP: wanna larutan tidak lebih tua
dan Larutan padanan A seperti tertera pada Warna dan
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit Akromisitas< 1291>.
pahit.
p-Aminofenol bebas Tidak lebih dari 0,005%; lakukan
Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam natrium penetapan sebagai berikut: Masukkan 5,0 g zat ke dalam
hidroksida I N; mudah larut dalam etanol. labu tentukur 100-ml, lanutkan dalam lebih kurang 75 ml
campuran metanol P-air (1:1). Tambahkan 5,0 ml larutan
Baku pembanding Parasetarnol BPFI; lakukan nitroprusida basa yang dibuat dengan melarutkan 1 g
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum natrium nitropusida P dan 1 g natriurn karbonat
digunakan. anhidrat P dalam 100 ml air. Encerkan dengan campuran
metanol P-air (1:1) sampai tanda, campur dan biarkan
Identifikasi selama 30 menit. Ukur serapan larutan mi dan larutan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah segar p-aminofenol P 2,5 g g per ml yang dibuat dengan
dikeringkan di atas pengering yang cocok dan cara sama, pada panjang gelombang serapan maksimum
didispersikan dalam kalium brornida P menunjukkan lebih kunang 710 nm, menggunakan 5,0 ml larutan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama nitroprusida basa yang diencerkan dengan campuran
seperti pada Parasetamol BPFI. rnetanol P-air (1:1) hingga 100 ml sebagai blangko:
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam serapan larutan uji tidak lebih besar dari serapan lanutan
200.000) dalam campuran asam klorida 0,1 N dalam baku.
metanol P (1 dalam 100), menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama dengan p-Kloroasetanillda Tidak lebih dari 0,001%. Lakukan
Parasetamol BPFI. KrornatograJI lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
C. Memenuhi uji Ident/Ikasi secara Krornatografi <931>.
Lapis Tipis <281>, gunakan larutan 1 mg per ml dalam Fase gerak Campuran n-heksan P-aseton P (75:25).
metanol P dan fase gerak diklormetana P-rnetanol P
(4:1).
- 999 -

Larutan uji Timbang saksama 1,0 g zat, masukkan ke LARUTAN ORAL PARASETAMOL
dalam tabung sentrifuga 15 ml bersumbat kaca, Acetaminophen Oral Solution
tambahkan 5,0 ml eter P, kocok selama 30 menit dan
sentrifus dengan kecepatan 1000 rpm selama 15 menit Lanutan Oral Parasetamol mengandung Parasetamol,
atau sampai diperoleh pemisahan sempuma. C8H9NO2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah p-kloro 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
asetanilida P. iarutkan dalam eter P hingga kadar 10 ig
per ml. Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan
Prosedur Totolkan secara terpisah pada lempeng silika pengeringan di atas sill/ca gel P selama 18 jam sebelum
gel 200 tl Larutan uji (5x40 tl) hingga diameter totolan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
tidak lebih dari 10 mm dan 40 jtl Larutan ba/cu. terlindung cahaya.
Masukkan lempeng dalam bejana kromatografi yang
tidak dijenuhkan Fase gerak, biarkan merambat hingga Identifikasi
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
biarkan Fase gerak menguap. Amati bercak di bawah dengan Larutan ba/cu seperti tertera pada Penetapan
cahaya ultraviolet 254 nm. Bercak yang diperoleh dan kadar.
Larutan uji pada harga R sesuai bercak utama dan B. Encerkan sejumlah zat uji dengan metanol P hingga
Larutan ba/cu, ukuran atau intensitas bercak tidak lebih diperoleh larutan yang mengandung lebih kurang 1 mg
besar dari bercak utama yang diperoleh dari Larutan baku parasetamol per ml. Larutan memenuhi uji Ident/ikasi
yang mengandung setara dengan p-Kloroasetanilida secara Kromatografi Lapis Tipis <281>, gunakan fase
BPFI 0,001%. gerak campuran dikiorometan klorida P-metanol P (4:1).
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> pH <1071> Antara 3,8 dan 6, 1.
Metode V Memenuhi syarat. Pertahankan suhu injektor
kromatograf gas pada 700. Etanol <1041> Metode II (bila ada) mengandung antara
Pelarut Gunakan dimetil sulfokrida P. 90,0% dan 115,0% C 2H5OH, dari jumlah yang tertera
pada etiket; lakukan penetapan menggunakan aseton P
Penetapan kadar sebagai baku internal.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Parasetamol
BPFI, larutkan dalam air hingga kadar iebih kurang 12 p.g Keseragaman sediaan <91 l>Memenuhi syarat.
per ml. Untuk larutan oral dalam wadah dosis tunggai.
Larutan uji Timbang saksaxna lebih kurang 120 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutan Volume terpindahkan <1261>Memenuhi syanat. Untuk
dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan air sampai larutan oral dalam wadah dosis ganda.
tanda. Masukan 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Ukur serapan Larutan uji dan Larutan ba/cu pada panjang Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera path
gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm, Kromatografl <931>.
terhadap air sebagi biangko. Hitung jumlah dalam mg Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:1), saning
asetaminofen,C 8H9NO2, dalam zat yang digunakan dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuian menunut
dengan rumus: Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Parasetamol
10CIL
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadan lebih
kurang 0,01 mg per ml.
C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam ig per ml Larutan uji Ukur saksania sejumlah volume setara
Larutan ba/cu; Au dan A s berturut-turut adalah serapan dengan lebih kurang 500 mg parasetamol, masukkan ke
Larutan uji dan Larutan baku. dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mu, ke dalam labu
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tentukun 250-ml, kedua, encerkan dengan Fase gerak
tidak tembus cahaya. Simpan dalam suhu ruang, sampai tanda. Pipet 25 ml larutan mi ke dalam labu
hindarkan dari kelembapan dan panas. tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda. Saring larutan menggunakan penyaning dengan
porositas 0,5jtm atau lebih halus, buang 10 ml flitrat
pertama. Gunakan lanutanjernih sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 243 nm dan kolom 30 cm x
3,5 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir iebih kurang
- 1000-

1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 4-Aminofenol Lakukan penetapan dengan cara
baku, rekam kromatograrn dan ukur respons puncak Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak Kromatografi <931>.
kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak Pengencer Buat canipuran air-metanol P-asam format
lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan P (425:75:2).
ulang tidak lebih dari 2,0%. Fase gerak Buat larutan natrium butansulfonat 0,01 M
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dalam Pengencer, saning dan awaudarakan. Jika perlu
sama (lebih kurang 10 RI) Larutan baku dan Larutan uji lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. tertera pada Kromatografi <931>.
Hitung jumlah dalam mg, C8H9NO2 dalam tiap ml larutan Larutan baku Timbang saksama sejumlah 4-Aminofenol
oral yang digunakan dengan rumus: BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak secara
kuantitatif dan jika penlu bertahap hingga kadar lebih korang
24 j.tg per ml.
50.000 1cXr
L V )L r
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi
yang setara dengan lebih kurang 120 mg parasetamol,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml encerkan dengan Fase gerak sampai tanda,
Larutan baku; V adalah volume dalam ml larutan oral Sistem krornatografi Lakukan sepertitentera pada
yang digunakan; ru dan rs berturut-turut adalah respons Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
puncak Larutan uji dan Larutan baku. dilengkapi dengan detektor 272 nm dan kolom 20 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran partikel
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat 10 gm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
pada suhu ruang terkendali. kromatografi terhadap Larutan baku dan Larutan uji,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur
SUSPENSI ORAL PARASETAMOL Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Acetaminophen Oral Suspension sama (lebih kurang 20 jsl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Suspensi Oral Parasetamol adalah suspensi parasetamol respons puncak utama. Respons puncak 4-aminofen01
dalam bahan pembawa berair yang cocok. Mengandung dalam Larutan uji tidak lebih besan dari Larutan baku.
Parasetamol, C 81-19NO2, tidak kurang dari 90;0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari juinlah yang tertera pada Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
etiket. KromatograjI cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan Larutan Oral Parasetamol.
terlindung cahaya.4-Aminofenol BPFI. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi
yang telah dikocok setana dengan lebih kurang 100 mg
Identifikasi Masukkan sejumlah volume suspensi setara parasetamol, masukan ke dalam labu tentukur 200-ml,
dengan lebih kurang 240 mg parasetamol ke dalam tambahkan lebih kurang 100 ml Fase gerak kocok selama
corong pisah, tambahkan 50 ml etil asetat P dan kocok. 10 menit. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Saning ekstrak etil asetat melalui corong berisi wol kaca Pipet 5 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 250-ml,
dan lebih kurang 10 g natrium sulfat anhidrat P. encerkan dengan Fare gerak sampai tanda. Saning
Kumpulkan filtrat dalam gelas piala dan uapkan di atas melalui penyaning dengan porositas 0,5 gm atau Iebih
tangas uap hingga kering. Keringkan residu dalam hampa kecil, buang 10 ml filtrat pentaina. Gunakan filtrat sebagai
udara di atas silika gel P: hablur yang diperoleh Larutan uji.
memenuhi Identflkasi A seperti tertera pada Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
Parasetamol. pada Penetapan kadar dalam Larutan Oral Parasetamol.
Hitung jumlah dalam mg, C 81-19NO2, dalam tiap ml
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,9. suspensi yang digunakan dengan rumus:
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Untuk suspensi oral dalam wadah dosis tunggal

Volume terpindahkan <1261>Memenuhi syarat. Untuk


10.000
( 4-1-
r )

suspensi oral dalam wadah dosis ganda. C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; V adalah volume dalam ml suspensi yang
digunakan; ro dan rs berturut-turut adalah respons puncak
dari Larutan uji dan Larutan baku.
- 1001 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. porositas 0,5 ism atau lebih halus, buang 10 ml filtrat
Simpan pada suhu ruang terkendali. pertama. Gunakan filtrat sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
TABLET PARASETAMOL dilengkapi dengan detektor 243 nm dan kolom 30 cm x
Acetaminophen Tablet 3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Tablet Parasetamol mengandung Parasetamol, C 91-19NO2 , baku, rekain kromatogran dan ukur respons puncak
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak
jumlah yang tertera pada etiket. kurang dari 1000 lempeng teontis, faktor ikutan tidak
lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan ulang tidak lebih dari 2,0%.
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
digunakan. yang sama (lebih kurang 10 .tl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram,
Identifikasi ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai paracetamol, C8119N09, dalam serbuk tablet yang
dengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan digunakan dengan rumus:
kadar. 1O.00OC1L
B. Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang rs
50 mg parasetamol larutkan dalam 50 ml metanol P,
saring; filtrat memenuhi uji Identflkasi secara C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml
Kromatografi Lapis Tipis <281> menggunakan Fase Larutan baku; ru dan rs brturut-turut adalah respons
gerak campuran dikiorometan P-metanol P (4:1). puncak dari Larutan uji dan Larutan baiw.

Disolusi <1231> Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.


Media disolusi: 900 ml Larutan daparfosfatpH 5,8.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 30 menit PAROMOMISIN SULFAT
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 8H9NO2 yang Paromomycin Sulfate
terlanit dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
diencerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan baku
Parasetamol BPFI dalain media yang sama pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 243 nm.
py.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dan 80% (Q), parasetamol, C 8H9NO2, dari jumlah
yang tertera pada etiket.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Garam 0-2, 6-Diamino-2, 6-dideoksi-fl-L-idopiranosil-
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
(1 43)-0-J3-D-ribofuranosil-(1 ?5)-0-[2-amino-2-deoksi-
Kromatogra)'193 1>.
a-D-glukopiranosil-(1 44)-2-deoksistreptamin sulfat
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:1), saring [1263-89-4]
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian C23H45 014 .xH2SO4
menurut Kesesuian sistem seperti tertera pada Basa [7542-37-2] BM 615,64
Kromatografi <931>.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Parasetamol
Paromomisin Sulfat adalah garani sulfat zat antibiotika
BPFI, lanutkan dalam Fase gerak hingga kadan lebih
atau zat yang dihasilkan oleh Streptomycesrimosus var.
kurang 0,01 mg per ml. Paromomycinus atau campunan dua atau lebih garam.
Larutan uji Timbang dan serbukan tidak kunang dari 20 Potensi paramomisin, C 23H45N50 14, setara dengan tidak
tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setana kurang dari 675 tg per mg dihitung terhadap zat yang
dengan lebih kunang 100 mg parasetamol, masukkan ke telah dikeringkan.
dalam labu tentukur 200-ml, tambabkan lebih kurang
100 ml Fase gerak, kocok selama 10 menit, encerkan Pemerian Serbuk putih knim sampai kuning terang; tidak
dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutkan ke
berbau atau praktis tidak berbau dan sangat higroskopik.
dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Saring larutan melalui penyaring dengan Kelarutan Sangat mudah lanut dalam am; tidak lanut
dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter,
-1002-

Baku pembanding Paromomisin Sulfat BPFI; lakukan PATI BERAS


pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada Rice Starch
suhu 600 selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam Amylum Oryzae
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Simpan dalam
tempat dingin. Pati Beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza
sativa L. (Familia Poaceae).
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identflkasi Pemerian Serbuk sangat halus; putih.
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Fase gerak Buat campuran larutan arnoniurn asetat P Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
(4 dalain 100), n-propil alko ho! P dan ammonium etanol.
hidroksida P (30:10:6) yang dibuat segar.
Penampak bercak Buat larutan ninhidrin P dalam Mikroskopik Butir bersegi banyak ukuran 2 tm sampai
butanolP(1 dalam 100). 5 j.tm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 10 pm sampai 20 tim. Hilus di tengah, tidak terlihat
Paromomisin Su!fat BPFI, larutkan dan encerkan dengan jelas; tidak ada lamela konsentris. Amati di bayah cahaya
air hingga kadar 10 mg per ml terpolarisasi, tampak bentuk silang berwar6 hitam,
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, Iarutkan memotong pada hilus.
dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 10 mg
per ml. Identifikasi
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing A. Panaskan sampai mendidih selama 1 menit suspensi
25 t1 Larutan uji dan Larutan ba/cu pada lempeng 1 g zat dalam 50 ml. air, dinginkan: terbentuk larutan
kromatografi si/i/ca gel P setebal 0,25 mm. Masukkan kanji yang encer.
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase B. Campun 1 ml larutan kanji yang diperoleh pada
gerak, biarkan merambat lebih kurang tiga perempat IdentIkasi A dengan 0,05 ml iodurn 0,005 M, terjadi
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan warna biru tua yang hilang path pemanasan dan timbul
biarkan kering di udara selama 10 menit. Panaskan kembali pada pendinginan.
lempeng pada suhu 105° selama 1 jam, diamkan sampai Keasaman Tambahkan 10 g zat pada 100 ml etanol P
dingin dan semprot dengan Penampak bercak. Panaskan 70% yang telah dinetralkan terhadap 0,5 ml larutan
lempeng pada suhu 105° selama 5 menit: bercak feno!fla!ein P 0,1% dalam etano! P 80%; kocok selama
paromomisin berwarna merah, harga R1 bercak utama 1 jam, saring dan titrasi 50 ml filtrat dengan natriurn
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang hidroksida 0,1 NLV: diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml.
diperoleh dari Larutan baku.
B. Menunjukkan reaksi Su!fat cara A, B dan C seperti Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 15,0%;
tertera pada Uji Identflkasi Umum <291>. lakukan pengeringan pada suhu 1000 sampai 1050
menggunakan 1 g zat.
Rotasi jenis<1081> Antara +50' dan +55', dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
larutan yang mengandung 50 mg per ml. penetapan mengunakan 1 g zat.
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan Bahan organik asing Tidak lebih dari sesepora sd.
menggunakan larutan (3 dalam 100).
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
Susut pengeringan <1121> tidak lebih dari 5,0%; Escherichia co/i; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, pada zat.
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3
jam menggunakan lebih kurang 100 mg zat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
penetapan terhadap sisa pengarangan yang telah dibasahi PATI GANDUM
dengan 2 ml asarn nitrat Pdan 5 tetes warn sulfat P. Wheat Starch
Penetapan potensi Lakukan penetapan paromomisin
Amylum Tritici
sulfat seperti terta path Penetapan Potensi Antibiotik Pati Gandum adalah pati yang diperoleh dari biji Triticurn
secara Mikrobio!ogi <131>. aestivurn L (Tvulgare Viii.) (Familia Poaceae).
Wadah dan penyiinpanan Dalam wadah tertutup rapat. Pemerian; Kelarutan; IdentWkasi; Keasaman; Susut
pengeringan; Sisa pemijaran; Bahan organik asing;
- 1003 -

Batas mikroba; Wadah dan penyimpanan Memenuhi Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 20,0%;
syarat seperti tertera pada Pati Beras. lakukan pengeringan pada suhu 100" - 1050 hingga bobot
tetap, menggunakan 1 g zat.
Mikroskopik Butir, bentuk cakram besar atau seperti
ginjal ukuran 10 - 45 gm; bentuk bulat telur, terbelah
sepanjang poros utama; butir bersegi banyak atau bulatan PAT! SINGKONG
kecil, ukuran 2 - 10 gm. Jarang ditemukan butiran dengan Tapioca Starch
ukuran sedang. Hilus dan lamela sukar terlihat. Axnati di
Amylum Manihot
bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang
berwarna hitam, memotong pada hilus.
Pati Singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar
Manihot utilissima Pohl (Familia Euphorbiaceae).
PAT! JAGUNG Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Sisa
Maize Starch pemUaran; Bahan organik asing; Batas mikroba;
Amylum Maydis Wadah dan penyimpanan Memenuhi syarat seperti
tertera pada Pat! Beras.
Pati Jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zeamays
L. (familia Poacea). Mikroskopik Butir tunggal, agak bulat atau bersegi
banyak; butir kecil diameter 5 - 10 gm, butir besar
Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Susut bergaris tengah 20 - 35 jim; hilus di tengah berupa titik,
pengeringan; Sisa pemijaran; Bahan organik asing; ganis lurus atau bercabang tiga; lamela tidak jelas,
Batas mikroba; Wadah dan penyimpanan Memenuhi konsentris; butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3
syarat seperti tertera pada Pall Beras. butir tunggal yang tidak sama bentuknya.
Mikroskopik Butir bersegi banyak, bersudut, ukuran Wadah dan penyinipanan Dalam wadah tertutup rapat.
2 - 23 gm atau butir bulat dengan diameter 25 - 32 gm.
Hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah
berjumlah 2 - 5; tidak ada lamela. Amati di bawah cahaya
PEKTIN
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam,
memotong pada hilus. Pectine

Pektin [9000-69-5]
PAT! KENTANG Pektin adalah produk kanbohidnat yang dimumikan,
Potato Starch diperoleh dani ekstrak asam encer dari bagian dalam kulit
Amylum Solani buah jeruk sitrus atau apel; terutaina terdiri dari asam
poligalakturonat termetoksilasi sebagian. Pektin
Pati Kentang adalah pati yang diperoleh dari umbi mengandung tidak kunang dari 6,7% gugus metoksi
Solanum tuberosum L (Familia SolOnaceae). (-OCH3) dan tidak kurang dari 74,0% asam galakturonat
(C614 1007), dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian; Kelarutan; Identfikasi; Keasaman; Sisa [Catatan Pektin yang ada di perdagangan untuk
pemijaran; Bahan organik asing; Batas mikroba; pembuatan produk makanan bersfat jeli dibakukan
Wadah dqn penyimpanan Memenuhi syarat seperti menjadi "derajat jeli 150", dengan penambahan
turtera padaPati Beras. dekstrosa atau gula lain dan kadang-kadang
mengandung natrium sitrat atau garam dapar lain.
Mikroskopik Butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur Monografi pektin mi merujuk ke pektin murni tanpa
ukuran 30 - 100 Lm; atau membulat ukuran 10 - 35 gm; penambahan zat tersebut.]
butir majemuk jarang, jika ada terdiri dari majemuk 2 - 4;
hilus berupa titik pada ujung yang sempit, dengan lamela Pemerian Serbuk kasar atau halus; putih kekuningan;
konsentris jelas tenlihat. Amati di bawah cahaya hampir tidak berbau; mempunyai rasa musilago.
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam,
memotong pada hilus. Kelarutan Hampir lanut sempurna dalam 20 bagian air,
membentuk caftan kental, opalesen, lanutan koloidal
Besi Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan sebagai mudah dituang dan bersifat asam terhadap lakmus;
berikut Kocok 1,5 g zat dengan 15 ml asam klorida 2 N, praktis tidak larut dalam etanol atau pelanut organik lain.
saning; gunakan filtrat untuk penetapan selanjutnya Pektin lanut dalam air lebih cepatjika permukaan dibasahi
seperti tertera pada Uji Batas Besi dalam Magnesium dengan etanol, dengan glisenin, atau dengan sirup
Karbonat Berat mulai dan "masukkan ke dalam tabung simpleks, atau jika permukaan dicampun dengan 3 bagian
Nessler". atau lebih sukrosa.
-1004-

Identifikasi 20 ml etanol P, keringkan selama 1 jam pada suhu 105 °,


A. Panaskan 1 g zat dengan 9 ml air di atas tangas uap dinginkan dan timbang. Ambil tepat sepersepuluh total
hingga terbentuk larutan, ganti air yang hilang karena bobot bersih residu (setana dengan 500 mg zat uji ash
penguapan: terbentuk gel yang kaku pada pendinginan. yang tidak dicuci) masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
B. Path larutan (1 dalam 100) tambahkan etanol P 250 ml, basahkan dengan 2 ml etanol P. Tambahkan
volume sama: terbentuk endapan bening, seperti gelatin 100 ml air bebas karbon diosida P. tutup, goyangkan
(perbedaan dari kebanyakan gom). sesekali hingga pektin larut sempurna. Tambahkan 5 tetes
C. Pada 5 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan 1 ml fenolfialein LP, titrasi dengan natrium hidroksida
natrium hidroksida 2 N, biarkan pada suhu ruang selama 0,5 N LV, catat hasil sebagai titik awal. Tambabkan
15 menit: terbentuk gel atau semigel (perbedaan dan 20,0 ml natrium hidroksida 0,5 N LV, tutup, kocok kuat,
tragakan). biarkan selam 15 menit. Tambahkan 20,0 ml asam
D. Asamkan gel yang diperoleh dari pengujian kiorida 0,5 N LV, kocok hingga warna merah muda
terdahulu dengan asam klorida 3 N, kocok: terbentuk hilang. Tambalikanfenoltalein LP, titrasi dengan natrium
endapan seperti gelatin, tidak berwarna dan ruah, yang hidroksida 0,5 N LV hingga terjadi warna merah muda
menjadi putih dan bergumpal bila dididihkan (asam lemah yang tidak hilang bila dikocok kuat: catat hasil
pektat). sebagai titer penyabunan.

Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Dap ml natrium hidroksida 0,5 Npada titer jienyabunan
Salmonella sp. setara dengan 15,52 mg -OCH3

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%; Penetapan kadar asam gaiakturonat Tiap ml natrium
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. hidroksida 0,5 N yang digunakan pada selunuh titnasi
(titer awal dan titer penyabunan) dalam Penetapan kadar
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj gugus metoksi setara dengan 97,07 mg C6H 1007 .

Timbal <401> Tidak iebih dari 5 bpj. Masukkan 2,0 g zat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml benisi 20 ml asam Penandaan Pada etiket tertera berasal dari apel atau jeruk
nitrat P, panaskan hati-hati sampai pektin larut. sitrun.
Lanjutkan pemanasan hingga volume berkurang menjadi
lebih kurang 7 ml. Dinginkan cepat hingga suhu ruang,
pindahkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan PEMBALUT KREP KATUN
dengan air sampai tanda: 50,0 ml larutan mi mengandung Cotton Crepe Bandage
tidak lebih dari 5 bpj timbal (jika ditetapkan secara Uji
Batas Timbal <401>), gunakan 15 ml Larutan amonium Pembalut Krep Katun terdiri dari kain dengan tenunan
sitrat, 3 ml Larutan kalium sianida, dan 500 il Larutan sederhana yang khas. Benang arab memanjang terbuat
hidroksilamin hidrokiorida. Sesudah ekstraksi pertama dan benang katun lapis dua, setelah dipilin secara krep,
dengan Larutan ditizon pengekstraksi, cuci campuran tidak iebih halus dari 45 tex, masing-masing terdini dan
lapisan kloroform dengan 5 ml air, buang lapisan air, tidak kurang dan 17 putaran per cm. Benang arah
lanjutkan ekstraksi dengan 20 ml larutan asam nitrat P meiebar terbuat dari benang katun, benang viskosa atau
(1 dalam 100). campunan antara benang katun dan viskosa; tidak lebih
halus dari 69 tex. Benang arah memanjang tensusun dan
Guia dan asam organik Masukkan 1 g zat ke dalam labu masing-masing 2 benang, satu dipilin seperti huruf S dan
500 ml, basahican dengan 3 sampai 5 ml etanol P, yang satu lagi dipilin seperti hunuf Z, secara berulang.
tuangkan 100 ml air dengan cepat, kocok dan diamkan Kain tenun bersih dan bebas dari kerusakan dan boleh
hingga larut sempurna. Tambahkan 100 ml etanol P yang mengandung sesepora nesidu daun, kulit biji dan cemaran
mengandung 0,3 ml asam kiorida P. saring dengan cepat. lain. Pembalut katun knep dapat diwamai, tidak
Pipet 25 ml filtrat ke daiam cawan yang telah ditara, mempunyai sambungan dan mempunyai tepi yang kuat.
uapkan di atas tangas uap dan keringkan residu dalam
hampa udara path suhu 50° selama 2 jam. Dinginkan dan Identifikasi serat <841> Lakukan sepenti tertera path uji
timbang: bobot residu tidak lebih dan 20 mg. Katun atau Katun dan Viskosa.
Penetapan kadar gugus metoksi Masukkan 5,0 g zat ke Elastisitas <821> Panjang tidak lebih dan 80% dan
daiam gelas piala yang sesuai, aduk selama 10 menit panjang setelah pembalut knep katun diregang sampai
dengan campuran 5 ml asam klorida P dan 100 ml batas maksimum.
etanol P 60%. Pindahkan ke dalam penyaning kaca masir
(krus atau penyaning tipe Büchner, kasar 30 - 60 ml), cuci Jumlah benang per 10 cm Untuk benang arah
enam kali, tiap kali dengan 15 ml campuran asam memanjang tidak kurang dari 170; lakukan penetapan
kiorida P dan etanol P 60%, kemudian dengan etanol P seperti tertena path Pembalut tidak meregang Metode II!
60% hingga filtrat bebas klonida. Terakhir cuci dengan dalam Jumlah benang per satuan panjang <871>. Untuk
- 1005 -

benang arah melebar tidak kurang dan 78; lakukan Plester


penetapan seperti tertera pada Pembalut meregang
sempurna dalam Jumlah benang per satuan panjang Kadar zink oksida dalam massa perekat <421> Tidak
<871>. kurang dari 10,0%.

Bobot per satuan Was <771> Metode I Tidak kurang Daya rekat <791> Memenuhi syarat.
dari 140 g per m2.

Elastisitas <821> Lebar tidak lebih 80% dari lebar


Zat larut dalam air <1301> Metode II dan Zat larut setelah pembalut diregang sampai batas maksimum;
dalam Eter <1311> Jumlah keduanya tidak lebih dan lakukan pengujian pada lebar bahan, gunakan kekuatan
1,0%. 10 N per cm panjang (lebih kurang 1,0 kgf per cm
panjang).

PEMBALUT PEREKAT ELASTIS Bobot massa perekat Tidak kurang dari 220 g per m2 ;

lakukan penetapan seperti tertera pada Bobot massa


Elastic Adhesive Dressing
perekat menggunakan Metode I pada Sediaan dengan
Pembalut Perekat Elastis tersediadalam bentuk pembalut perekat dalam Bobot per Satuan Luas <771>.
luka atau strip pembalut. Masing-masing terdini dan Lebar Tidak boleh berbeda lebih dani ±1,5 mm dari yang
bantalan penyerap yang ditempelkan pada sepotong
tertera pada etiket untuk plester dengan lebar tidak lebih
plester berpori yang dapat meregang, sehingga terdapat
dari 5 cm; tidak boleh berbeda lebih dani ±2,5 mm dan
kelebihan tepi perekat yang sesuai. Bantalan dan
yang tentera pada etiket untuk plester dengan lebar lebih
kelebihan tepi perekat ditutup dengan pelindung yang
dani 5 cm.
sesuai, hingga jika dilepas, perekat tidak mengelupas dan
tidak membuat bantalan tenlepas dari plester. Jika
Kain
digunakan plester yang dapat meregang dan berpori
halus, luas yang dilapisi perekat tidak kurang 50% dan Identifikasi serat <841> Setelah massa perekat
luas permukaan total. dihilangkan; lakukan pengujian seperti tentera pada Katun
Bantalan dapat diimpregnasi dengan antiseptik yang atau Katun dan Viskosa.
diizinkan. Dapat diwarnai dengan warna kuning yang
sesuai. Beban regang minimum <761> Metode I Tidak kurang
dari 5 kg per cm lebar.
Pembuatan dan ukuran
Pembalut Luka Bantalan mempunyai bentuk sama Jumlah benang per 10 cm Untuk benang arah
dengan pembalut, dilekatkan sedapat mungkin ditengah memanjang, tidak kurang dani 105; lakukan penetapan
plester dengan tepi perekat tidak kurang dari 5 mm atau seperti tertena pada Pembalut meregang sempurna dalani
tidak kurang 15% dari seluruh ukuran. Lebar dan Jumlah Benang per Satuan Panjang <871>; batas
kelebihan tepi perekat pada sisi tidak kurang dari separuh maksimum untuk benang anali melebar, tidak kunang dani
lebar dari tepi di sisi yang berlawanan. 145; lakukan penetapan seperti tentera path uji Pembalut
Pembalut luka berbentuk persegi panjang dengan tidak meregang, Metode II dalam Jumlah Benang per
kelebihan tepi perekat tidak kurang 1,5 mm dari tiap Satuan Panjang <871>.
pasang sisi yang berlawanan dan kelebihan tepi perekat
pada keçlua sisi lainnya tidak kurang 25% dari seluruh Bantalan
uluran pftiba1ut arah yang sama. Sudut pembalut dapat
dipotong; potongan dapat diabaikan dalam menetapkan Bobot per satuan Was <771> Tidak kurang dari 160 g
bentuk dan ukuran pembalut. per m2 lakukan penetapan seperti tertera pada Sediaan
,

Strip Pembalut Bantalan dilekatkan pada sepotong dengan perekat, Metode I.


plester berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang.
Bantalan dan plester mempunyai panjang yang tidak Kandungan antiseptik Lakukan penetapan sesuai
sama, bantalan dilekatkan sedemikian hingga kelebihan dengan antiseptik yang digunakan seperti tentera path
tepi perekat pada kedua sisi sejajar dengan arah benang Kandungan Antiseptik dalam Pembalut <431>.
yang memanjang. Lebar dari kelebihan tepi perekat tidak
kurang dari 8 mm atau tidak kurang 20% dari seluruh Ukuran bantalan Tidak kunang dan 33% dari selunuh
ukuran. Lebar kelebihan tepi perekat pada sisi tidak ukunan.
kurang dari separuh dari lebar kelebihan tepi perekat sisi
lainnya. Bobot bantalan Tidak kurang dari 34 g per in2 lakukan
;

penetapan seperti tertera pada Sediaan tanpa perekat,


Metode II dalam Bobot per Satuan Luas <771>.
-1006-

PENISILIN V Larutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak yang


Phenoxymethyl Penicillin mengandung 2,5 mg kalium penisilin U dan 2,5 mg
Penicillin V kalium penisilin V per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
COOH Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang 1 ml

1 b
....

CH per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan


S
OCH2COHN resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
H H seperti tertera path Prosedur: waktu retensi relatif
penisilin U dan penisilin V masing-masing adalah lebih
Asam (2 S. 5R, 6R)-3, 3-dimetil- 7-okso-6-(2-fenoksi kurang 0,8 dan 1,0; efisiensi kolom yang ditentukan dan
asetamido)-4-iia-i-azabisiklo[3.2. U] puncak penisilin V tidak kurang dari 1800 lempeng
Heptan-2-karbok.ilat [87-08-1] teoritis, dan resolusi, R, antara puncak penisilin U dan
C161118N205S BM 350,39 penisilin V tidak kurang dari 3,0. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur
Potensi Penisilin V tidak kurang dari 1525 dan tidak lebih puncak seperti tertera path Prosedur: simpangan baku
dari 1780 unit Penisilin V Fl per mg. relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih da4 1,0%.
Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah. volume
Pemerian Serbuk habur, putih; tidak berbau.
sama (lebih kurang 10 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
Kelarutan Tidak larut dalam minyak lernak; sangat sukar ke dalam kromatograf, rekam knomatogram dan ukur
larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan dalam respons puncak utama. Hitung jumlah unit Penisilin V F!
aseton. dalam tiap mg penisilin V yang digunakan dengan rumus:

Baku pembanding Kalium Penisilin V BPFI; tidak boleh


50(2 iL
dikeringkan sebelum digunakan, dalam wadah tertutup W, ) r
rapat, tenlindung cahaya, simpan dalam tempat dingin.
Penisilin V BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
C adalah kadar Kalium Penis/i/n V BPFI dalam mg per
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Kalium ml Larutan ba/cu; P adalah potensi Kalium Penisilin V
Penis//in G BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum BPFI yang dinyatakan dalam unit Penisilin V Fl per mg;
digunakan, dalam wadah tertutup rapat, tenlindung
cahaya, simpan dalam tempat dingin. Wu adalah bobot penisilin V dalam mg dalam Larutan
uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak yang
diperoleh dari Larutan ujidan Larutan baku.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Seperti pada Pen/si/in VBPFI.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. TABLET PENISILIN V
Penicillin V Tablet
pH <1071> Antara 2,5 dan 4,0; lakukan penetapan
menggunakan suspensi yang mengandung 30 mg per ml. Tablet Penisilin V mengandung tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dan 120,0% unit penisilin V FT dan
Air <1031> Metode Ilidak lebih dari 2,0%. jumlah yang tertera pada etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Kalium Pen/si/in V BPFI; tidak boleh
KromatograjI cair kinerja tinggi seperti tertera pada dikeningkan sebelum digunakan, dalam wadah tertutup
KromatografI <931>. rapat, terlindung cahaya, simpan dalam tempat dingin.
Fase gerak Buat campuran air-as etonitril P-asam Penis/i/n V BPFI; tidak boleh dikeningkan sebelum
asetat glasial P (650:350:5,75), saning dan awaudarakan, digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
s/stem seperti tertera path Kromatografi <931>. Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Kalium Idenq/ikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Penisilin V BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga Fase gerak Campuran kioroform P-asam as etat
kadar Iebih kurang 2,5 mg per ml. glasial P (90:20).
Larutan uji Timbang saksama lebih kunang 125 mg Larutan ba/cu Timbang lebih kurang 10 mg Penisilin V
zat, masukkan ke dalam tabu tentukur 50-ml, encerkan BPFI, tambahkan 10 ml metanol P, campur, tambahkan
dengan Fase gerak sampai tanda. 10 ml air, campur, diperoleh kadan lebih kurang 0,5 mg
per ml.
-1007-

Larutan uji Timbang sejumlah serbuk tablet setara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
dengan lebih kurang 32.000 unit Penisilin V Fl (20 mg
penisilin V), tambahkan 20 ml metanol P, campur, PENTOKSIFILIN
tambabkan 20 ml air, campur, diperoleh kadar lebili Pentoxifyffine
kurang 0,5 mg per ml
Prosedur Totolkan secara terpisah pada lempeng
J
H,C

kromatografi silika gel P tebal 0,25 mm, masing-masing 7LCHS


1 p1 Larutan baku dan Larutan uji. Masukkan lempeng ke N
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan tH,
Fase gerak dan biarkan meranibat hingga tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak 1H-Purin-2, 6-dion, 3, 7-dihidro-3, 7-dimetil-1-(5-
menguap, dan keringkan pada suhu 1000 selama 3 menit. oksoheksil)-1-(5-ok.soheksil)teobromin [6493-05-6]
Diamkan sampai dingin, masukkan lempeng ke dalam C 13H 18N403 BM 278,31
bejana yang jenuh uap iodum, dan lakukan pengamatan
setelah 10 menit: harga R1 bercak utama dari Larutan uji Pentoksifilin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
sesuai dengan harga R1 bercak utama Larutan baku. tidak lebih dari 102,0% C 13H 18N403.

Disolusi <1231> Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hainpir putih.


Media disolusi: 900 ml air.
A/at tipe 2: 50 rpm. Kelarutan Mudah larut dalam kioroform dan dalam
Waktu: 45 menit. metanol; larut dalam air; sukar larut dalam etanol; agak
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 161118N205S sukar larut dalam eter.
yang terlarut dengan mengukur serapan maksinium
alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi, dan Baku pembanding Pentoks4fIlin BPFI, lakukan
serapan maksimum Larutan ba/cu Kalium Penisilin V pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
BPFJ dalam pelarut yang sama. pada suhu 600 selama 3jam sebelum digunakan.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dan 75% (Q) C 16 N205S, dari jumlah yang
}{ 18
Kesempurnaan melarut <901> Memenuhi syarat;
tertera pada etiket. lakukan penetapan menggunakan larutan dalam air bebas
karbondioksida P.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Identifikasi
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%. A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada seperti pada Pentoks?/Ilin BPFI.
Kromatografi <931>. B. Spektrum serapan ultraviolet lanutan zat yang telah
Fase gerak, Larutan ba/cu, Larutan resolusi dan Sistem dikeringkan 0,01 mg per ml dalam air, menunjukkan
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar serapan jenis pada panjang gelombang serapan
dalam Penisilin V. maksimum lebih kurang 274 nm, berbeda tidak lebih dan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan 3,0%.
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan Iebjh kurang 400.000 unit Penisilin V Fl, masukkan Jarak lebur <1021> Metode lAntana 104° dan 107°.
ké dalam 1abtentukur 100-mi, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda, kocok selama lebih kurang 5 menit. Saning Keasaman Larutkan I g zat dalam 50 ml air bebas
melalui penyaring dengan porositas 0,5 pm atau lebih halus, karbondioksida P, tambahkan 1 tetes biru brom timol LP;
gunakan filtrat sebagai larutan uji. dibutuhkan tidak lebih dari 0,2 ml natrium hidroksida
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar 0,01 N untuk menghasilkan perubahan wama.
dalam Penthilin V. Hitung jumlah unit Penisilin V Fl dalam
serbuk tablet yang digunakan denganrumus: Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 °
selama 3 jam.
100 CP 1.-rrus ) Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

C adalah kadar Kalium Penisilin V BPFI dalam mg per Klorida <361> Tidak lebih dari 0,011% atau setara
ml Larutan ba/cu; P adalah potensi Kalium Penisilin V dengan 0,31 ml asam kiorida 0,020 N; lakukan penetapan
BPFI yang dinyatakan dalam unit Penisilin V Fl per mg; menggunakan 2 g zat.
ru clan rs berturut-tunut adalah respons puncak Larutan uji
dan Larutan ba/cu.
-1008-

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,02% atau setara dengan saring dan awaudanakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
0,2 ml warn sulfat 0,020 N; lakukan penetapan menurut Kesesuaian sistern seperti tertera pada
menggunakan 1 g zat. Kromatografi <931>.
Larutan kesesualan sistem Timbang saksama sejumlah
Logam berat <371> Metode ill Tidak lebih dari 10 bpj kafein dan Pentoksflhin BPFI, larutkan dalain Fase gerak
hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,024 mg per ml
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak dan 0,048 mg per ml.
lebih dari 0,2% dan jumlah semua cemaran tidak lebih Larutan baku Timbang saksama sejumlah
dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara KrornatograJI Pentoksflhin BPFI, larutkan dalam Fare gerak; jika perlu
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Krornatografi encerkan secana kuantitatif dan bertahap hingga kadan
<931>. lebih kurang 0,05 mg per ml.
Larutan warn perkiorat dan Fase gerak Lakukan Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 25 mg zat,
seperti tertera pada Penetapan kadar. masukkan ke dalam labu tentukur 100-mi, larutkan dan
Larutan kesesuaian sistern Timbang saksama sejumlah encerkan dengan Fare gerak sampai tanda. Pipet 5 ml
kafein dan Penroksfllin BPFI, iarutkan dalam Fase gerak larutan mi ke dalani labu tentukur 25-ml, encerkan
hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,7 gg per ml dengan Fare geraksainpai tanda.
dan 0,35 mg per ml. Sistern kromaografi Lakukaj seperti tertera pada
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Krornatografr 3T>. Kromatograf cair klnerja tinggi
Pentoks/Ilin BPFI, larutkan dalain Fare gerak hingga dilengkapi dengan detektor 273 run dan kolom 25 cm x
kadar lebih kurang 0,7 jig per ml. 4,6 mm yang berisi bahan pengisi Li dengan ukunan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan pantikel 5 sm. Laju alir lebih kurang 0,7 ml per menit.
dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,35 mg per Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
ml. sistern, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antana kafein
Krornatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada dan pentoksifihin tidak kunang dad 10,0. Lakukan
Penetapan kadar. Lakukan knomatognafi terhadap kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
Larutan kesesuaian sistern, rekam kromatogram dan ukur dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang tidak
antara kafein dan pentoksifihin tidak kurang dari 10,0. lebih dari 2,0%.
Lakukan kromatognafi terhadap Larutan baku, rekam Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera sama (lebih kurang 10 sl) Larutan baku dan Larutan uji
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ke dalam kromatograf, rekam kromatograni, dan ukur
ulang tidak lebih dari 5,0%. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume pentoksifilin, C 13H18N403, dalani zat yang digunakan
sama (lebih kurang 20 tl) Larutan baku dan Larutan uji dengan rumus:
ke dalam kromatograf, lanjutkan kromatografi hingga
lima kali waktu retensi pentoksifilin. Rekam
kromatogram dan ukur respons semua puncak, kecuali 500
pentoksifilin. Hitung persentase masing-masing cemaran rus )

dalam zat dengan rumus:


C adalah kadar Pentoksflhin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; ru dan i's bertunut-turut adalah respons
286 C1rJ- puncak Larutan uji dan Larutan baku.
r
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
C adalah kadan Pentoks/ulin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; r, adalah respons puncak masing-masing
cemaran dalam Larutan uji dan rs adalah respons puncak PERAK NITRAT
pentoksifihin dalani Larutan baku. Silver Nitrate
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Perak nitrat [7761-88-8]
Metode VMemenuhi syanat. AgNO3 BM 169,87
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Perak Nitrat yang telah diserbukkan dan dikeringkan
KrornatograjI cair kinerja tinggi seperti tertera pada dalam gelap di atas silika gel P selarna 4 jam,
Krornatografi <931>. mengandung tidak kurang dan 99,8% dan tidak lebih dan
Larutan asarn perkiorat Buat larutan 1 g asarn 100,5% AgNO3.
perkiorat P dalam 1000 ml air.
Fare gerak Buat campuran Larutan asarn perkiorat-
aretonitril P-tefrahidrofuran P-rnetanol P (80:15:2,5:2),
-1009-

Pemerian Hablur; tidak berwarna atau putih, bila Kelarutan Praktis tidak larut dalani air; mudah larut
dibiarkan terpapar cahaya dengan adanya zat organik dalam etanol, dan dalam kioroform; larut dalam aseton.
menjadi berwarna abu-abu atau hitam keabu-abuan, pH
larutan lebih kurang 5,5. Baku pembanding Perfenazin BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65° selama
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
air mendidih; agak sukar larut dalam etanol; mudah larut rapat, terlindung cahaya. Perfenazin Sulfoksida BPFI;
dalam etanol mendidih; sukar larut dalam eter. tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Pada larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Kejernihan dan warna larutan Larutkan 500 mg zat
Perak seperti tertera pada Uji Ident/Ikasi Umum <291>. dalam 25 ml metanol P: larutan jernih dan warna tidak
B. Campur larutan (1 dalam 10) dalam tabung reaksi lebih dari kuning muda. [Catatan Selama pengujian
dengan 1 tetes dfenilamin LP, tanibahkan hati-hati lindungi zat uji, baku pembanding dan larutan yang
melalui dinding tabung asam sulfat F, terjadi warna biru mengandung perfenazin dengan cara melakukan
tua pada bidang batas kedua cairan. pengujian tanpa ditunda, di bawah cahaya redup atau
menggunakan peralatan kaca aktinik rendah.]
Kejernihan dan warna larutan Harus jernih dan tidak
berwarna; lakukan penetapan menggunakan 2 g zat dalam Identifikasi
20 ml air. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
Tembaga Pada 5 ml larutan (1 dalam 10) tambahkan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
amonium hidroksida 6 N tetes demi tetes sampai endapan gelombang yang sama seperti pada Perfenazin BPFI.
yang mula-mula terbentuk larut: tidak terjadi warna biru. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
Penetapan kadar Serbukkan lebih kurang 1 g zat, minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
keringkan dalam gelap di atas silika gel P selama 4 jam. pada Perfenazin BPFI; serapan jenis masing-masing,
Timbang saksama lebih kurang 700 mg zat, larutkan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
dalam 50 ml air, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 2 ml panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
besi (III) amonium sulfat LP, titrasi dengan amonium 257 nm berbeda tidak lebih dari 2,5%.
tiosianat 0,1 NLV.
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 94 0 dan 1000 .
Tiap ml amonium tiosianat 0,1 N
setara dengan 16,99 mg AgNO3 Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65 0
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, selama 3 jam.
tidak tembus cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

PERFENAZIN Cemaran umum <481>


Perphenazine Larutan uji Gunakan pelarut campuran aseton P-
metanolP (3:1).
CH,CH,CH,-N N-CH,CH2OH
Larutan baku Larutan Peifenazin Sulfolcsida BPFI
dalam pelarut campuran aseton P-metanol P (3:1),
Ny CI kecuali larutan dengan kadar 0,01 mg per ml diganti
dengan larutan kadar 0,02 mg per ml.
Faze gerak Buat campuran aseton P-amonium
hidroksida P (95:5).
Penampak bercak Gunakan teknik penampakbercak
4-[3-(2-Klorofenotiazin -10-il)propil]-1-piperazinetano 1 nomor 1.
[58-39-9]
C21H26C1N30S BM 403,97
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat yang telah dikeringkan. Larutkan dalam 50 ml
Perfenazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
asam asetat glasial P, hangatkan untuk membantu
tidak lebih dari 102% C2 1H26C1N30S, dihitung terhadap
kelarutan. Dinginkan sampai suhu ruang, tambahkan
zat yang telah dikeringkan.
10 ml anhidrat asetat P, diarukan selama 5 menit.
Tambahkan 1 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan
Pemerian Serbuk, putih sampai putih krim; tidak berbau.
asam perklorat 0,1 N L sanipai warna hijau. Lakukan
penetapan blangko.
-1010-

Tiap ml asam per/brat 0,1 N Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
setara dengan 20,20 mg C21H26C1N30S kurang dan 75% (Q) C 21H26C1N30S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar
TABLET PERFENAZIN Larutan asam-etanol Masukkan 10 ml asarn kborida P ke
Perphenazine Tablet dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi 500 ml etanol P
dan 300 ml air. Encerkan dengan air sampai tanda.
Tablet Perfenazin mengandung Perfenazin, Larutan pa/ad/urn kiorida Masukkan 100 mg
C21H26C1N30S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih paladium kiorida P dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. dalam campuran 1 ml asarn kborida P dan 50 ml air,
panaskan di atas tangas uap. Dinginkan, encerkan dengan
Baku pembanding Peifenazin BPFI; lakukan air sampai tanda. Simpan dalam botol cokelat dan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65° selama gunakan dalam waktu 30 han. Pada saat akan digunakan,
3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup masukkan 50 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 500-mi,
rapat dan terlindung cahaya. [Catatan Se/ama melakukan tambahkan 4 ml asam kborida P dan 4,1 g natiiu,i asetat
prosedur berikut mi, lmndungi zat uji, ba/cu pem banding anhidrat P, encerkan dengan air sampai tanda.
dan larutan yang mengandung bahan tersebut dengan Larutan ba/u Timbang saksama sejumlah Perfenazin
melakukan prosedur langsung tanpa penundaan, di BPFI, lanutkan dalam Larutan asam-etanol hingga kadar
bawah cahaya redup atau menggunakan peralatan kaca lebih kurang 150 jig per ml.
aktinik rendah.] Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada tablet setara dengan lebih kurang 4 mg perfenazin,
Identflkasi secara KrornatograJi Lapis Tip/s <281>. masukan ke dalam labu Erlenmeyer bensumbat kaca,
Fase gerak Campuran aseton P-amoniurn hidroksida P tambahkan 25 ml Larutan asarn-etanol, kocok selama
(200:1). 30 menit menggunakan pengocok mekanik, dan sentrifus.
Larutan ba/cu Timbang sejumlah Perfenazmn BPFI, Gunakan beningan sebagai Larutan uji.
larutkan dalam metanol P hingga kadar 1 mg per ml. Prosedur Campur masing-masing 10,0 ml Larutan uji
Larutan uji Kocok sejumlah serbuk halus tablet setara dan Larutan ba/cu dengan 15,0 ml Larutan paladium
dengan lebih kurang 5 mg perfenazin dengan lebih kiorida, saring jika perlu. Ukur serapan kedua iarutan mi
kurang 10 ml kboroform P, saning, uapkan filtrat di atas pada gelombang serapan maksimum lebih kurang 480 nm
tangas uap hingga hampir kering dan larutkan residu menggunakan spektrofotometer yang sesuai dengan
dalam 5 ml metanol P. pereaksi sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg
Larutan asam iodoplatinat Larutkan 100 mg asam perfenazin, C 211126C1N30S, dalam serbuk tablet yang
kboroplatinat P dalam 1 ml asam kiorida 1 N, tambahkan digunakan dengan rumus:
25 ml larutan kalium iodida P (4 dalam 100), encerkan
dengan air hingga 100 ml, tambahkan 0,5 ml asam format P.
Prosedur Totolkan secara terpisah pada lempeng 0,025CI.L.
I, A
kromatografi s/li/ca gel P tebal 0,25 mm masing-masing
5 l Larutan ba/cu dan Larutan uji. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan C adalah kadar Petfenazmn BPFI dalam p.g per ml
Fase gerak dan biarkan merambat hingga 15 cm. Angkat Larutan ba/u; Au dan A sberturut-turut adalah serapan
lempeng, keringkan di udara. Semprot dengan Penampak Larutan uji dan Larutan ba/u.
bercak: harga R1 bercak utama dari Larutan uji sesuai
dengan harga R1bercak utama Larutan ba/cu. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
Disolusi <1231>
Media disolusi : 900 ml asam kborida 0,1 N.
Alai tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C21112 6C1N30S
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
encerkan dengan Media disolusi, dan serapan Larutan
ba/cu Perfenazin BPFI dalam media yang sama pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
257 nm.
- 1011 -

PETIDIN HIDROKLORIDA Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan


Meperidine Hydrochloride cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
Pethidine Hydrochloride <931>. Timbang sejumlah zat, larutkan dalam air hingga
kadar lebih kurang 10 mg per ml. Suntikkan 2,0 .tl larutan
CH, ke dalam knomatograf yang dilengkapi dengan detektor
N ionisasi nyala dan kolom kaca 2 m x 2 mm berisi bahan
•HCI
pengisi 10% fase diam G3 dengan partikel penyangga
S1A. Pertahankan suhu kolom, injektor, dan detektor

C~QIOOC2H5 masing-masing pada 190°, 255° dan 2801. Gunakan


helium P sebagai gas pembawa, laju alir 28 ml per menit.
Hitung persentase Was tiap puncak pada kromatogram.
Etil-1-metil-4-fenilisonipekotat hidrokiorida [50-13-5] Tidak ada puncak lain selain puncak utama (kecuali
C 15H21NO2.HC1 BM 283,79 puncak pelarut) yang luasnya lebih dari 1,0% luas total.
Petidin Hidrokiorida mengandung tidak kurang dan Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C 15H21NO2. HC1, Metode I Memenuhi syarat.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Pemerian Serbuk hablur halus, putih; tidak berbau; pH Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
larutan (1 dalam 20) lebih kurang 5. KromatograjI <931>.
Larutan dapar Masukkan lebih kunang 6,8 g kalium
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam fosfat monobasa P ke dalam labu tentukur 1000-ml,
etanol; agak sukar larut dalam eter. larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Tambahkan 10 ml trietilamin P dan campur, atun pH
Baku pembanding Petidin Hidrokiorida BPFJ; lakukan hingga 7,0 dengan penambahan asamfosfat P, saning.
pengeringan pada tekanan antara 20 40 mmHg pada
-
Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan Larutan
suhu 80° selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dapar (55:45), saring dan awaudarakan. Jika perlu
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Identifikasi Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 30 mg
A. Memenuhi syarat Identflkasi Basa Nitrogen Petidin Hidrokiorida BPFI, masukkan ke dalam labu
Organik <261>. tentukun 50-ml, iarutkan dan encerkan dengan air sampai
B. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi Kiorida tanda. Pipet 5 ml larutan mi ke dalam labu tentukur
seperti tertera pada Uji Identflkasi Umum <291>. 25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
C. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat,
dengan Larutan baku, seperti tertera pada Penetapan masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
kadar. encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml iarutan mi
ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase
Jarak lebur <1021> antara 186° dan 189°; lakukan gerak sampai tanda.
penetapan setelah pengeringan daiam hampa udara pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
suhu 80° selama 4 jam. Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinenja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 30 cm x
Susut jengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; 3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Laju aiir lebih kunang
lakukan pengèringan dalam hampa udana pada tekanan 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
antara 20 -40 mmHg pada suhu 80° selama 4 jam. baku, rekani kromatogram dan ukun respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. petidin tidak lebih dan 2; efisiensi kolom tidak kurang
dari 2000 lempeng teoritis; dan simpangan baku relatif
Kandungan klorida Tidak kurang dari 12,2% dan tidak pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
lebih dari 12,7%. Timbang saksama lebih kurang 500 mg Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
zat yang telah dikeringkan, masukkan ke dalam labu yang sama (iebih kurang 20 jil) Larutan baku dan
Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 15 ml air, 5 ml asam Larutan uji ke daiam kromatograf. Rekam knomatogram
asetat glasial F, 50 ml metanol P dan 0,2 ml eosin YLP. dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah daiam mg
Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N L hingga warna merah petidin hidnokiorida, C 15H21NO2. HC1, dalam zat yang
muda digunakan dengan rumus:
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 3,545 mg Cl 250 Cl1_
rs
-1012-

C adaiah kadar Petidin Hidrokiorida BPFI dalam mg per


ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons 250OCI-
r
puncak Larutan uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, C adalah kadar Petidin Hidrokiorida BPFI dalam mg per
tidak tembus cahaya. MI. Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adaiah respons
puncak petidin dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.

INJEKSI PETIDIN HIDROKLORIDA Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Pethidine Hydrochloride Injection atau dosis ganda, sebaiknya dan kaca Tipe I.

Injeksi Petidin Hidrokiorida adalah lanitan steril Petidin


Hidrokiorida dalam Air Untuk Injeksi. Mengandung PILOKARPIN HIDROKLORIDA
Petidin Hidrokiorida, C 151121NO2.110, tidak kurang dan Pilocarpine Hydrochloride
95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Pilokarpin monohidroklorida [54-71-7]
C, 11116N202.110 BM 24,72
Baku pembanding Peridin Hidroklorida BPFI; lakukan
pengeningan pada tekanan antara 20 sampai 40 mmHg Piiokarpin Hidnokiorida mengandung tidak kunang dan
pada suhu 800 selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 11 H16N202.HCI,
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Endotokin dihitung terhadap zat yang teiah dikeningkan.
BPFI; [Catatan Bersjfat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Pemerian Hablun; tidak. berwarna, agak transparan, tidak
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu berbau; rasa agak pahit; higroskopis dan dipengaruhi oleh
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, cahaya, beneaksi asam terhadap kertas iakmus.
dalam lemani pendingin.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah lanut
Identifikasi daiam etanol; sukar lanut dalam kloroform; tidak larut
A. Memenuhi syarat Ident/lkasi Basa Nitrogen daiam eten.
Organik <261>.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai Baku pembanding Pilokarpin Hidrokiorida BPFI;
dengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan lakukan pengeningan pada suhu 105° selama 2 jam
Kadar. sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
tenlindung cahaya, dalam lemani pendingin.
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0.
Identifikasi
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeningkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dan 2,4 unit menunjukkan maksimum hanya pada biiangan
Endotoksin Fl per mg petidin hidroklonida. gelombang yang sama seperti pada Pilokarpin
Hidrokiorida BPFI.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara B. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan neaksi Kiorida
kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada sepenti tentera pada Uji Jdentfikasi Umum <291>.
kromatografi <931>.
Larutan dapar, Fare gerak, Sistem kromatografi dan Jarak iebur <1021> Antara 199° dan 205°, rentang
Larutan baku Lakukan seperti pada Penetapan kadar antara awai yang setana dan akhin peleburan tidak iebih
dalam Petidin Hidrokiorida. dan3°.
Larutan uji Ukur saksama sejumiah volume injeksi,
yang setara dengan lebih kurang 300 mg petidin Rotasi jenis <1081> Antara +88,5 0 dan +91,5°, dihitung
hidroldorida, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tenhadap zat yang teiah dikeningkan; lakukan penetapan
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ke menggunakan iarutan yang mengandung 200 mg per
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak 10 ml.
sampai tanda.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;
sama (iebih kurang 20 .t1) Larutan baku dan Larutan uji lakukan pengeningan pada suhu 105 0 selama 2 jam.
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg petidin Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 250 mg zat
hidroldorida, C151121NO2.110, dalam injeksi yang dalam 5 ml asam sulfat LP: warna iarutan tidak iebih
digunakan dengan rumus: gelap dani Larulan padanan B.
- 10.13 -

Alkaloid lain Larutkan 200 mg zat dalam 20 ml air dan 700 ml n-hekan P. Saring melalui penyaring 0,5 tm
larutan dibagi dua. Tambahkan beberapa tetes amonium sebelum digunakan.
hidrokida 6 N pada bagian pertama, dan tambabkan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pilokarpin
beberapa tetes kalium bikromat LP pada bagian kedua: Hidrokiorida BPFI, buat larutan dengan kadar lebih
tidak terjadi kekeruhan pada kedua larutan. kurang 1,6 mg per ml.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume setara
Cemaran umum <481> Tidak lebih dan 1%. dengan lebih kurang 80 mg pilokarpin hidrokiorida ke
Larutan uji Gunakanpelarut etanol mutlak P. dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan dengan metanol P
Larutan baku Gunakan pelarut etanol mutlak P. sampai tanda.
Fase gerak Buat campuran n-hekan P- Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
etanol mutlak P-amonium hidroksida P (70:30:1). Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak dilengkapi dengan detektor 220 am dan kolom 25 cm x
nomorl 7. 4,6 mm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
500 mg zat, larutkan dalam campuran 20 ml asam asetat seperti tertera path Prosedur: simpangan baku relatif
glasial P dan 10 ml raksa(II) asetat LP, hangatkan pada tiga kali penyuntikan tidak lebih dari 2,0%.
sebentar. Dinginkan hingga suhu ruang, titrasi dengan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
asam perkioral 0, IN LV, menggunakan indikator 2 tetes sama (lebih kurang 10 p.1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
kristal violet LP. Lakukan penetapan blangko. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi pilokarpin
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N hidrokiorida lebih kurang 16 menit. Hitung jumlah dalam
setara dengan 24,47 mg C11H16N202.HCI mg pilokarpin hidroklonda, C 11H16N202.HCI, dalam tiap
ml tetes mata yang digunakan dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
5o(X
V)r
TETES MATA PILOKARPIN
HIDROKLORIDA C adalah kadar Pilokrpin Hidrokiorida BPFI dalam mg
per ml Larutan ba/cu; V adalah volume tetes mata dalam
Piocarpine Hydrochloride Eyes Drops ml; ru dan r5 bertunut-turut adalah respons puncak
Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Tetes Mata Pilokanpin Hidrokiorida adalah larutan
Pilokarpin Hidrokiorida dalam air, steril dan didapar.
Wadah dan penyinipanan Dalam wadah tertutup rapat.
Mengandung tidak kurang dan 90,0% dan tidak lebih dan
110,0% C 11H16N202.110, dari jumlah yang tertera path
etiket. Dapat mengandung antimikroba, stabilisator yang
PILOKARPIN NITRAT
sesuai, dan zat tambahan yang sesuai untuk menambah
viskositas. Pilocarpine Nitrate

Baku pembanding Pilokarpin Hidrokiorida BPFI; Pilokarpin mononitrat [148-72-1]


lakukah.engeringan pada suhu 1050 selama 2 jam C 11H16N202.HNO3 BM 271,27
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Pilokarpin Nitrat mengandung tidak kunang dani 98,5%
terlindung cahaya, dalam lemani pendingin.
dan tidak lebih dari 101,0% C1 1 H1 6N202 .HNO3 dihitung
terhadap zat yang telah dilceringkan.
Identifikasi Waktu retensi kromatogram puncak utama
dari Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti
Pemerian liablur, putih, mengkilat; stabil di udara,
tertera pada Penetapan kadar. dipengaruhi oleh cahaya.
Sterifitas <71> Memenuhi syarat. Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam idoroform dan dalam eter.
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5. Larutan dalam air bereaksi asam terhadap kertas lakmus.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana Baku pembanding Pilokarpin Nitrat BPFI; lakukan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam sebelum
Kromatografi <931>. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Fase gerak Buat campuran 300 ml larutan amonium terlindung cahaya.
hidroksida P dalam isopropil alkohol P (1 dalam 50) dan
-1014-

Identifikasi sesuai, dan zat tambahan yang sesuai untuk menambah


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah viskositas.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P.
menunjukkan maksimum hanya path bilangan Baku pembanding Pilokarpin Nitrat BPFI; lakukan
gelombang yang sama seperti pada Pilokarpin Nitrat pengeringan pada suhu 105 0 selaina 2 jam sebelum
BPFI. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
B. Campur larutan (1 dalam 10) dengan besi(III) sulfat terlindung cahaya.
LP volume sama, tuangkan campuran ke atas 5 ml asam
sulfat P dalam tabung reaksi; baths kedua larutan menjadi Identifikasi
cokelat. A. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu yang diperoleh
Jarak lebur <1021> Antara 171° dan 176°, disertai pada Penetapan kadar.
peruraian, jarak antara awal dan akhir peleburan tidak B. Memenuhi uji Identflkasi B pada Pilokarpin Nitrat.
lebihdari3°.
Sterifitas <71> Memenuhi syarat.
Rotasi jenis <1081> Antara 79,50 dan +82,5°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5.
menggunakan larutan yang mengandung 200 mg per
10 ml. Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertra pada
Penetapan kadar dalam Tetes Mata Pilokarpin
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; Hidrokiorida dengan mengganti pilokarpin hidroldonida
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. dengan pilokarpin nitrat. Hitung jumlah dalam mg
pilokarpin nitrat, C11H16N202.HNO3, dalam tiap ml tetes
Kiorida <361> Pada 5 ml larutan (1 dalam 50), asamkan mata dengan rumus:
dengan asam nitrat P, tambahkan beberapa tetes perak
nitrat LP; tidak segera terjadi kekeruhan.
50ici&
' V) r
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 100 mg zat
dalam 5 ml asam sulfat LP: larutan tidak lebih berwarna
dari Larutan padanan A. C adalah kadar Pilokarpin Nitrat BPFI dalam mg per ml
Larutan ba/cu; V adalah volume tetes math dalam ml; ru
dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
Alkaloid lain Larutkan 200 mg zat dalam 20 ml air. Bagi
larutan menjadi dua bagian. Pada bagian pertama, dan Larutan ba/cu.
tambahkan beberapa tetes arnonium hidroksida 6 N. Pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
bagian kedua tambahkan beberapa tetes kaliurn bikrornat
LP: pada kedua larutan tidak terjadi kekeruhan. tidak tembus cahaya.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang


600 mg zat, larutkan dalam 30 ml warn wetat glasial F, PINDOLOL
hangatkan untuk mempermudah kelarutan, dinginkan Pindolol
hingga suhu ruang, titrasi dengan warn perkiorat
0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik.
Lakukan penetapan blangko.

Tiap ml warn perklorat 0,1 N


setara dengan 27,13 mg C11H1 N202. HNO3 OCH2CHCH2NHCIf(CH3)2

OH

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 1-(Indol-4-iloksi)-3-(isopropilamino)-2-propano1 [13523-


tidak tembus cahaya. 86-9]
C141120N202 BM 248,32

TETES MATA PILOKARPIN NITRAT Pindolol mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak
Pilocarpine Nitrate Eyes Drops lebih dari 101,0% C141-120N202, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Tetes Math Pilokarpin Nitrat adalah larutan Pilokarpin
Nitrat dalam air, steril dan didapar. Mengandung tidak Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% berbau atau hampir berbau.
C1 1H 16N202.HNO3, dari jumlah yang tertera pada etiket.
Dapat mengandung bahan antimikroba, stabilisaton yang
- 1015 -

Kelantan Praktis tidak larut dalani air; sukar larut dalam C adalah kadar Pindolol BPFI dalam mg per ml Larutan
etanol mutlak dan dalam kloroform; agak sukar larut resolusi; W adalah bobot pindolol dalam mg dalam
dalam metanol. Larutan uji; ru adalah respons puncak salah satu cemaran
dan r5 adalah respon puncak pindolol Larutan resolusi.
Baku pembanding Pindolol BPFI; lakukan pengeringan
pada suhu 105 0 selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatograjl <931>.
Identifikasi Fase gerak Buat campuran 65 bagian natrium asetat
A. Spektrum serapan inframerah zat yang 0,05 M yang sebelumnya telah diatun hingga pH 5,0
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan menggunakan larutan asam asetat glasial P dengan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 35 bagian asetonitril P. Saring melalui penyaning dengan
seperti pada Pindolol BPFL porositas 0,5 pm atau lebih halus. Jika perlu lakukan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
50.000) dalam asam klorida-metanol 0,01 N pada Kromatografi <931>.
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang Larutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak yang
yang sama seperti pada PindololBPFI mengandung Pindolol BPFI lebih kunang 0,005 mg per
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan ml dan indol lebih kurang 0,005 mg per ml.
uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti diperoleh pada Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 100 mg
Penetapan kadar. Pindolol BPFI, masukkan ke dalain labu tentukur 1 00-ml,
tambahkan lebih kurang 90 ml Fase gerak sonikasikan
Jarak lebur <1021> Antara 169° dan 173°, rentang selama lebih kurang 5 menit. Dinginkan, encerkan
antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dan 3°. dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mi ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; sampai tanda.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, masukkan ke dalam iabu tentukur 100-ml, tambabkan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. lebih kunang 90 ml Fase gerak, sonikasikan selama lebih
kurang 5 menit. Dinginkan, encerkan dengan Fare gerak
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mi ke dalani labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak tanda.
lebih dari 0,5%, dan total cemanan tidak lebih dari 2,0%. Sistem kromatografl Lakukan seperti tertera
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. diiengkapi dengan detektor 219 nm dan koiom 15 cm x
Fase gerak Buat cainpuran 65 bagian natrium asetat 4,6 mm berisi bahan pengisi L10 dengan ukunan partikel
0,05 M yang sebelumnya telah diatur hingga pH 5,0 3 gm. Laju aiir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
menggunakan larutan asam asetat 0,05 M dengan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
35 bagian asetonitril P, saning melalui penyaning dengan kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
porositas 0,5 gm atau lebih halus. Jika perlu lakukan pada Prosedur: waktu retensi relatif indol dan pindolol
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera masing-masing adalah lebih kunang 0,5 dan 1,0; resolusi,
pada J(romatografi <931>. Pengurangan jumlah R, antana puncak indol dan pindolol tidak kurang dani 7;
asetonitriN.gienghasilkan penurunan resolusi antara efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak pindoiol
pindolol dan cemaran yang tereluasi pada puncak ikutan tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis, dan simpangan
pindolol; penambahan jumlah asetonitril menghasilkan baku relatif respons puncak pindolol pada penyuntikan
penurunan resolusi diantara cemaran dengan ulang tidak lebih dari 2,0%.
perpanjangan waktu retensi. Prosédur Suntikkan secara terpisah masing-masing
Larutan resolusi, Larutan uji dan Sistem kromatografi sejumlah volume sama (lebih kunang 10 .ti) Larutan ba/cu
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. dan Larutan uji ke daiam kromatograf, rekam
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
sama (lebih kurang 10 iii) Larutan ba/cu dan Larutan uji jumiah dalam mg pindoloi, C 14H20N202, dalam zat yang
ke dalani knomatograf, ukun resons puncak utama. digunakan dengan rumus:
Hitung persentase masing-masing cemaran yang terdapat
dalam pindolol dengan rumus:
1000
t rru )
,

io.000(.)(r
-1016-

C adalah kadar Pindolol BPFI dalam mg per ml Larutan Pelarut Buat campuran amonium hidroksida 13,5 N-
ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak etanol mutlak P (3:2).
pindolol Larutan uji dan Larutan ba/cu. Larutan ba/cu 1 Buat larutan Piperazin BPFI dalam
Pelarut dengan kadar lebih kurang 10 mg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Larutan ba/cu 2 Buat larutan etilendiamina P dalam
terlindung cahaya. Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
Larutan ba/cu 3 Buat larutan trietilendiamin P dalam
Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
PIPERAZIN Larutan resolusi Buat larutan trietilendiamin P dan
Piperazine Piperazin BPFI dalam Pelarut dengan kadar berturut-
turut lebih kurang 0,25 mg per ml dan 10 mg per ml.
Larutan uji 1 Buat larutan zat dalam Pelarut dengan
kadar lebih kurang 100 mg per ml.
Larutan uji 2 Buat campuran 1 ml Larutan uji 1 dan
9 ml Pelarut.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 rl
Larufan ba/cu 1, Larutan baku 2, Larutan ba/cu 3, Larutan
Piperazin [110-85-0] resolusi, Larutan uji 1 dan Larutan uji 2 paa-.1mpeng
C4H10N2 BM 86,14 kromatografi si/i/ca gel P setebal 0,25 mm.Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
Piperazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan merambat
lebih dari 101,0% C41110N2, dihitung terhadap zat hingga lebih kurang tiga perempat tinggi lempeng.
anhidrat. Angkat lempeng, tandai batas rambat, dan keringkan pada
suhu 105°. Semprot lempeng dengan lanutan ninhidrin P
Pemerian Gumpalan atau lempeng, putih atau hampir 0,3% dalam campuran n-butanol P-asam asetat glasial P
putih; ban seperti amonia. (100:3). Semprot ulang dengan larutan ninhidrin P0,15%
dalain etanol mutlak P, keringkan lempeng pada suhu
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; tidak larut 1050 selama 10 menit, dan ainati lempeng: bercak
dalam eter. sekunder dari Larutan uji I tidak lebih intensif dan
bercak utama Larutan ba/cu 2 (0,25%). Semprot lempeng
Baku pembanding Piperazin BPFI. dengan iodum 0,1 N LP, biarkan selama 10 menit, amati
lempeng: bercak yang sesuai dengan trietilendiamin P
Warna larutan Larutkan 10,0 g zat dalam air, encerkan dan Larutan uji I tidak lebih intensif dari bercak utama
dengan air hingga 50,0 ml; warna larutan tidak lebih tua Larutan ba/cu 3 (0,25%). Penetapan tidak absah, kecuali
dari warna larutan yang dibuat dengan menambahkan jika kromatogram yang diperoleh dari Larutan resolusi
2,0 ml lanutan besi(JII) kiorida LK ke dalam air dan menunjukkan bercak trietilendiamin P yang terpisah
encerkan dengan air hingga 50,0 ml menggunakan tabung dengan jelas dari bercak utama. Abaikan bercak lain.
pembanding warna.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Identifikasi 150 mg zat, Iarutkan dalam 75 ml asam asetat glasial F,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang titrasi dengan asam perklorat 0,1 N L tetapkan titik
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan akhir secara potensiometrik, menggunakan elektrode
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sarna kaca-perak. Mendekati titik akhir hangatkan larutan pada
seperti pada Piperazin BPFI. suhu 60° hingga 700 kemudian lanjutkan titrasi. Lakukan
B. Bercak utama Larutan uji 2 yang diperoleh pada penetapan blangko.
Kemurnian kromatograft diamati setelah menyemprotkan
dengan larutan ninhidrin LP, mempunyai harga R1, warna Tiap ml asam perkiorat 0,1 N
dan ukuran yang sama seperti diperoleh dari Larutan setara dengan 4,307 mg C4f-I10t.T2
ba/cu).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Jarak lebur <1021> Antara 109° dan 113°. terlindung cahaya.
Air <1031>MetodelTidak lebih dari 2,0%.
PIPERAZIN ADIPAT
Kemurnian kromatografl Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Piperazine Adipate
Kromatografi <931>.
Senyawa asam heksandiotpiperazin ( 1:1) [142-88-1]
Faze gerak Bunt campuran aseton P-amonium BM 232,3
CH10N2 .C6111004
hidroksida 13,5 N (80:20), yang dibuat segar.
- 1017-

Piperazin Adipat mengandung tidak kurang dari 98,0% Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 111
dan tidak lebih dari 101,0% C4H10N2 .C6H1004 dihitung ke enam larutan pada lempeng kromatografi silika gel P,
terhadap zat anhidrat. masukkan lempeng ke dalain bejana kromatografi yang
berisi Fare gerak, biarkan hingga merambat tiga per
Pemerian Serbuk hablur, putih; melebur pada suhu lebih empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
kurang 250° disertai peruraian. rambat, keringkan pada suhu 105°. Semprot dengan
larutan ninhidrin P 0,3% dalam campuran asam asetat
Kelarutan Larut dalam 18 bagian air; praktis tidak larut glasial P-butanol P (3:100), kemudian dengan larutan
dalam etanol 96%. ninhidrin P 0,15% dalain etanol mutlak P, keringkan
pada suhu 105° selama 10 menit. Bercak lain selain
Baku pembanding Piperazin adipat BPFJ. bercak utama yang diperoleh dari Larutan 1 tidak lebih
kuat dari bercak Larutan 4. Semprot lempeng dengan
Identifikasi Uji A dapat diabaikan apabila uji B dan C
larutan iodum 0,1 MLP; biarkan selaina 10 menit. Bercak
dilakukan. Uji B dan C dapat diabaikan apabila uji A yang sesuai dengan bercak tnietilendiamin yang diperoleh
dilakukan.
dari Larutan 1 tidak lebih intensif dari bercak Larutan 5.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Penetapan absah jika kromatogram yang diperoleh dan
didispersikan dalam kalium bromida, menunjukkan
Larutan 6 menunjukkan bercak trietilendiamin yang
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
terpisah dengan jelas dan bercak utama. Dalam hal mi
seperti pada Piperazin Adipat BPFI.
bercak lain dapat diabaikan.
B. Pada penetapan senyawa sejenis, amati setelah
penyemprotan lempeng kromatografi dengan ninhidrin
Sisa pemiJaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
LP. Letak, warna, dan ukuran bercak utama yang
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
diperoleh dari larutan (2) sama dengan bercak utama
larutan (3).
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
C. Ke dalam 10 ml larutan 5%, tambahkan 5 ml asam
penetapan menggunakan 1 g zat.
kiorida P dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 10 ml
eter P. Uapkan ekstrak eter yang diperoleh hingga kering,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100
cuci dengan air dan keringkan pada suhu 105°: suhu lebur
mg zat, larutkan dalam 10 ml asam asetat glasial P,
residu adalah 150° sampai 154°. Lakukan penetapan
menurut Metode I seperti tertera pada Penetapan Jarak hangatkan hati-hati dan encerkan sanlpai 70 ml dengan
pelarut sama. Tambahkan 0,25 ml naftolbenzein LP dan
Lebur atau Suhu Lebur <1021>.
titrasi dengan asam perkiorat 0,1 N LV hingga warna
Kejernihan larutan <881> Harus jemih; lakukan larutan berubah dari kuning kecokelatan menjadi hijau.
penetapan menggunakan larutan 5%.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Warna dan akromisitas <1291> Metode III warna setara dengan 11,61 mg C41-110W2 . C6F11004
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan U8;
lakukan penetapan menggunakan larutan 5%. Wadah dan penyinipanan Dalam wadah tertutup baik.

Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 20 bpj.


Lakukan penetapan menggunakan larutan 5% dan PIPERAZIN FOSFAT
Larutan baku timbal (1 bpj) sebagai pembanding. Piperazine Phosphate

Senya'asejenis Lakukan penetapan dengan cara Piperazin fosfat (1:1), monohidrat [18534-184]
kromatograJI 1apis tipis seperti tertera pada Kromatografi C4H10N2. H3PO4.H20 BM 202,15
<931>. Anhidrat [14538-56-8] BM 184,13
Fase gerak Campuran aseton P-amonium hidroksida P
(80:20). Piperazin Fosfat mengandung tidak kurang dari 98,50%
Pelarut Campuran amonium hidroksida P-etanol dan tidak lebih dari 100,5% C41110N2. H3PO4 dihitung
mutlak P (3 : 2). terhadap zat anhidnat.
Larutan 1 Larutan zat 10% dalam Pelarut.
Larutan 2 Larutan zat 1% dalam Pelarut. Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau, atau
Larutan 3 Lanutan Piperazin adipat BPFI 1% dalam hampir tidak berbau.
Pelarut.
Larutan 4 Larutan etilendiamin 0,025 % dalam Kelarutan Larut dalam 60 bagian air; praktis tidak larut
Pelarut. dalam etanol 96%.
Larutan 5 Lanutan trietilandiamin 0,025% dalam
Pelarut. Baku pembanding Piperazinfosfat BPFI.
Larutan 6 Campuran trietilendiamin 0,025% dan zat
uji 1,0% dalam Pelarut.
- 1018-

Identifikasi heksasianoferat(III) P 5% yang dibuat segar dan 0,1 ml


A. Larutkan 100 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan raksa P. kocok kuat selama 1 menit dan biarkan selama
500 mg natriurn bikarbonat P, 0,5 ml larutan kaliurn 20 menit: terjadi warna kemerahan secara perlahan-lahan.
heksasianoferat(HI) P 5% dan 0,1 ml rakra P. Kocok B. Pada 4 ml tambahkan 1 ml warn klorida P. sambil
kuat selama 1 menit dan diamkan selama 20 menit: diaduk dan 1 ml larutan natriurn nitrit P 50%, dinginkan
terjadi warna kemerahan secara perlahan-lahan. dalam es selaina 15 menit, jika perlu aduk untuk
B. Larutkan 200 mg zat dalam 5 ml warn klorida 2 N, mempercepat penghabluran. Lakukan Penefapan Suhu
sambil diaduk tainbahkan 1 ml larutan natrium nitrit P Lebur <1021> terhadap hablur yang telah dicuci dengan
50%, dinginkan dalam es selama 15 menit, aduk jika 10 ml air dingin, keringkan pada suhu 105°: suhu lebur
perlu untuk mempercepat penghabluran. Cuci hablur lebih kurang 159°.
dengan 10 ml air es, keringkan pada suhu 105 °, lakukan C. Menunjukkan reaksi Fosfat seperti tertera pada Uji
Penetapan Suhu Lebur <1021> Metode II: suhu lebur Ident/Ikasi Urnurn <291>
lebih kurang 159°.
C. Menunjukkan reaksi Fosfat seperti tertera pada Uji Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Tablet.
Identflkasi Umurn <291>.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
pH <1071> Antara 6,0 dan 6,5; lakukan penetapan dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
menggunakan larutan 1%. setara 150 mg piperazin fosfat, kocok dengan 10 ml air
selama 1 jam, saning dan cuci residu dua kali"tiap kali
Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 20 bpj; dengan 10 ml air. Pada kumpulan ekstrak dan caftan
Larutkan 2,0 g dalam 20 ml asam asetat 2 N, gunakan cucian tambahkan 5 ml warn sulfat 2 N dan 50 ml
12 ml larutan uji dan Larutan baku timbal (2 bpj) sebagai trinitrofenol LP, didihkan. Biarkan beberapa jam, saring
pembanding. melalui penyaning kaca masir porositas nomor 4, cuci
residu beberapa kali, tiap kali dengan 10 ml campuran
Air <1031> Metode I Antara 8,0% dan 9,5%; lakukan sama banyak larutan jenuh 2,4,6-trinitrofenol P dan air
penetapan menggunakan 250 mg zat. sampai caftan cucian bebas sulfat. Cuci residu lima kali,
tiap kali dengan 10 ml etanol rnutlak P. keringkan pada
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang suhu 100° - 105° hingga bobot tetap.
200 mg zat, larutkan dalam campuran 3,5 ml warn sulfat
1 N dan 10 ml air. Tambahkan 100 ml trinitrofenol LP, Tiap g residu
panaskan di atas tangas air selama 15 menit dan biarkan setara dengan 371,4 mg C4H101'12.H3PO4.H20
selama 1 jam. Saring dengan penyaring kaca masir
porositas nomor 4, cuci residu beberapa kali, tiap kali Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
dengan 10 ml campuran sama banyak larutan jenuh
2,4, 6-trinitrofenol P dan air sampai cairan cucian bebas
sulfat. Cuci residu lima kali, tiap kali dengan 10 ml etanol
PIPERAZIN SITRAT
mutlak P, keringkan pada suhu 100° - 150° hingga bobot Piperazine Citrate
tetap.

Tiap g residu [
21
CH,COOH

I
H0-C-000H
1I
setara dengan 338,2 mg C4ff 10W2.H3PO4

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. L N

H],
)

L CH2000H
j

Piperazin, 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat (3:2),


hidrat [41372-10-5]
TABLET PIPERAZIN FOSFAT (C4H10N2)3.2C6H807.xR20
Piperazine Phosphate Tablet (C4H10N2 .2C6H807 [144-29-6]
)3 BM 642,66
Tablet Piperazin Fosfat mengandung Piperazin Fosfat, Piperazin Sitrat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
C41110N2.113PO4.H20 tidak kurang dari 92,5% dan tidak
tidak lebih dari 100,5% (C4H10N2 .2C6H807 dihitung
)3

lebih dan 107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket. terhadap zat anhidrat.
Baku pembanding Piperazinfosfat BPFI. Pemerian Serbuk hablur; putih; hampir tidak berbau.
Identifikasi Ekstraksi sejumlah serbuk tablet setara Kelarutan Larut dalam air; praktis tidak larut dalam
dengan 1 g piperazin fosfat dengan 20 ml air, saning etanol dan dalam eter. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan
filtrat, memenuhi uji sebagai berikut:
pH lebih kurang 5.
A. Encerkan 1 ml dengan air hingga 5 ml, tambahkan
500 mg natriurn bikarbonat P; 0,5 ml larutan kaliurn
Baku pembanding Piperazin sitrat BPFI.
-1019-

Identifikasi Larutan baku 3 (0,25%). Penetapan absah, jika


A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan kromatogram yang diperoleh dari Larutan resolusi
dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya menunjukkan bercak trietilendiamin P yang terpisah
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada dengan jelas dari bercak utama. Abaikan bercak lain.
Piperazin Sitrat BPFL
B. Bercak utama Larutan uji 2 yang diperoleh pada Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Kemurnian kromatografi diamati setelah menyemprotkan 200 mg zat, larutkan dalam 100 ml warn wetat glasial P,
dengan larutan ninhidrin LP, mempunyai harga R1, wama jika perlu hangatkan untuk mempercepat kelarutan.
dan intensitas yang sama seperti diperoleh dari Larutan Tainbahkan kristal violet LP dan titrasi dengan asam
baku 1. perkiorat 0,1 N L V. Lakukan penetapan blangko.
C. Menunjukkan reaksi sitrat seperti tertera pada Uji
Iden4flkasi Urnum <291>. Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 10,71 Mg (C4H10N2 .2C5H807
)3

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 12,0%.


Wadah dan penyiinpanan Dalam wadah tertutup baik.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cana Kromatografi lapis tip is seperti tertera path
Kromatografi <931>. SIRUP PIPERAZIN SITRAT
Fase gerak Buat campuran aseton P-amonium Piperazine Citrate Syrup
hidroksida P 13,5 N (80:20), yang dibuat segar.
Penampak bercak 1 Buat lanutan ninhidrin P 0,3% Sirup Piperazin Sitrat dibuat dani Piperazin Sitrat atau
dalam campuran n-butanol P-asam asetat glasial P Piperazin dengan penambahan sejumlah asam sitrat yang
(100:3). setara. Mengandung Piperazin Sitrat setara dengan
Penampak bercak 2 Buat larutan ninhidrin P 0,15% Piperazin Heksahidrat, C4H 10N2 .6H20, tidak kurang dan
dalam etanol mutlak P. 93,0 % dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang
Penampak bercak 3 Gunakan iodum 0,1 N LP. tertera pada etiket.
Pelarut Buat campuran amonium hidroksida 13,5 N -
etanol mutlak P (3:2). Identifikasi
Larutan baku 1 Buat larutan Piperazin Sitrat BPFI A. Path 2 ml sirup tanibahkan 5 ml warn kiorida
dalam Pelarut dengan kadar lebih kurang 10 mg per ml. 3 N dan tambahkan 1 ml larutan natriurn nitrit P
Larutan baku 2 Buat larutan etilendiamin P dalam (1 dalam 2) sambil diaduk. Dinginkan dalam tangas es
Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml. selama 15 menit, jika perlu aduk untuk mempercepat
Larutan baku 3 Buat larutan trietilendiamin P dalam penghabluran. Saring melalui penyaring kaca masir, cuci
Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml. endapan dengan 10 ml air dingin, keringkan pada suhu
Larutan uji 1 Buat larutan dalam Pelarut yang 105°: N,N-dinitrosopiperazin yang diperoleh melebur
mengandung zat dengan kadar lebih kurang 100 mg per pada suhu antara 1560 dan 160°.
MI. B. Menunjukkan reaksi Sitrat seperti tertera pada Uji
Larutan uji 2 Buat campuran 1 ml Larutan uji 1 dan Identflkasi Urnum <291>.
9 ml Pelarut.
Larutan resolusi Buat larutan trietilendiamin P dan zat Penetapan kadar Tetapkan bobot jenis sirup. Timbang
dalam Pelarut dengan kadar masing-masing lebih kurang saksama sejumlah sirup setara dengan lebih kurang 200 mg
0,25 mg per ml dan 10 mg per ml. piperazin sitrat, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml.
Proi'edur Totolkan secara terpisah masing-masing Tambahkan 10 ml air dan 75 ml trinitrofenol LP, aduk
5 p1 Larutcrn baku 1, Larutan baku 2, Larutan baku 3, baik, biarkan dalam lemani es selania tidak kurang dan
Larutan resolusi, Larutan uji 1 dan Larutan uji 2 pada 2 jam. Kumpulkan endapan di dalam krus penyaning yang
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. sudah di tuna, cuci lima kali, tiap kali dengan 10 ml etanol
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang rnutlak P, dan keringkan pada suhu 105° hingga bobot
telah dijenuhkan dengan Faze gerak dan biarkan tetap. [Perhatian Pikrat dapat meledak]Bobot dipikrat
merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi yang diperoleh dikalikan 0,3568 adalah kesetaraan
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, dan C4H10N2.6H20 dalam sirup yang digunakan.
keningkan path suhu 105. Semprot lempeng dengan
penampak bercak 1. Semprot ulang dengan penarnpak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
bercak 2, keringkan lempeng path suhu 105° selama
10 menit, dan amati lempeng: bercak lain dari Larutan
uji I tidak lebih intensif dari bercak utama Larutan
ba/cu 2 (0,25%). Semprot lempeng dengan penampak
bercak 3, biarkan selama 10 menit, amati lempeng:
bercak yang bersesuaian dengan trietilendiarnin P dan
Larutan uji I tidak lebih intensif dan bercak utama
-1020-

TABLET PIPERAZIN SITRAT (E)-1, 4,5, 6-tetrahidro-1-metil-2-[2-(2-tienhl)vinil]


Piperazlne Citrate Tablet pirirnidina 4,4 '-metilenbis[3-hidroksi-2-naftoat] (1:1)
[22204-24-6]
Tablet Piperazin Sitrat mengandung Piperazin C11H14N2S . C23H 606 BM 594,68
Heksahidrat, C4H10N2.6H20, setara dengan tidak kurang
Pirantel Pamoat mengandung tidak kurang dari 97,0%
dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang
dan tidak lebih dad 103,0% C341130N206S, dihitung
tertera pada etiket.
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Identifikasi
A. Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang Pemerian Padatan; kuning hingga cokelat.
200 mg piperazin sitrat, campur dengan 5 ml asarn
kiorida 3 N, saning. Pada filtrat, tambahkan 1 ml larutan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
nafrium nitrit P (1 dalam 2) sambil diaduk. Dinginkan metanol; larut dalarn dimetil sulfoksida; sukan larut dalam
dalam tangas es selama 15 menit, jika perlu aduk untuk dimetil formamida.
mempercepat penghabluran, saning melalui penyaring
kaca masir; cuci endapan dengan 10 ml air dingin, Baku pembanding Asarn Parnoat BPFI; lakukan
keringkan pada suhu 1051; N, N'dinitrosopiperazin yang pengeringan dalam hampa udana, path suhu 100° selama
diperoleh melebur path suhu antara 156° dan 160°. 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wa4ah tertutup
B. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih rapat. Pirantel Parnoat BPFI;lakukan pengerin'gau dalam
kurang 500 mg piperazin sitrat, tambahkan 10 ml air, hampa udara, pada suhu 60° selama 3 jam sebelum
kocok, dan saning; filtrat menunjukkan reaksi Sitrat, digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
seperti tertera pada Ufi Identflkasi Urnurn <291>. terlindung cahaya.

Disolusi <1231> Identifikasi


Media disolusi: 900 ml air A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Alat tipe 2: 50 rpm. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium brornida F,
Waktu: 45 menit menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C4H10N2.6H20 gelombang yang sama seperti pada Pirantel Parnoat
yang terlarut seperti tertera pada Penetapan kadar, bila BPFI.
perlu melakukan modifikasi. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam metanol P
Toleransi Dalain waktu 45 menit harus larut tidak (16 gg per ml), menunjukkan maksimuxn dan minimum
kurang dad 75% (Q) C411 10N2.61120 dad jumlah yang pada panjang gelombang yang sama seperti pada Pirantel
tertera pada etiket. Parnoat BPFI.
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dad 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dad 2,0%;
dengan lebih kurang 200 mg piperazin sitrat, kocok lakukan pengeringan dalam hampa udana pada suhu 60°
dengan 10 ml campuran warn klorida 3 N dan air (1:3) selama 3 jam.
selama 1 jam, sadng, cuci sisa dua kali, tiap kali dengan
10 ml air. Path kumpulan sad dan caftan cucian Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
tambahkan 75 ml trinitrofenol LP, dan lanjutkan penetapan menggunakan 1,33 g zat.
penetapan menunut cara Penetapan kadar seperti tertera
pada Sirup Piperazin Sitrat, mulai dad "aduk baik" Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dad 50 bpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Besi <331> Tidak lebih dari 75 bpj; lakukan penetapan
menggunakan sisa dad uji Sisa pern{/aran, tambahkan
campuran warn kiorida P-warn nitrat P (3:2)dan uapkan
PIRANTEL PAMOAT di atas tangas uap hingga kering. Larutkan sisa dalam
Pyrantel Pamoate 2 ml warn kiorida P dengan pemanasan hati-hati.
H000 OH HO COOH
Tambahkan 18 ml warn kiorida P, encerkan dengan air
hingga 50 ml. Encerkan 5,0 ml lanutan dengan air hingga
H H\ H
c2
47 ml.
N LC

Cyl H
Senyawa sejenis
A. Lakukan penetapan dengan cara Krornatografi
kertas seperti tertera pada Krornatografi <931>.
- 1021 -

Fase gerak Campuran etil as etat P-butanol P-air diperoleh dari Larutan 3 dan tidak ada bercak lain pada
(10:1:1). kromatograni Larutan 1 selain bercak utama yang lebih
Dapar glisina-natrium klorida-asam kiorida Campur besar dan intensifdari bercak utama Larutan 2.
3 bagian volume larutan yang mengandung glisina P
0,3 M dan natrium klorida P 0,3 M dengan 7 bagian asam Kandungan asam pamoat Antara 63,4% dan 67,3%
kiorida 0,3 N. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Penjerap Kertas saring Whatman nomor 1 atau yang Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
sejenis 18 cm x 56 cm diimpregnasikan dengan larutan tertera pada Penetapan kadar.
segar yang dibuat dengan mencampur 7 bagian aseton P Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
dan 3 bagian Dapar glisina-n atrium kiorida-asam pamoat BPFI, lanutkan dalam Fase gerak hingga kadar
Idorida. Tekan merata kertas yang sudah diimpregnasi lebih kurang 0,52 mg per ml. Masukkan 1,0 ml larutan ke
diantara pengering putib tidak berfluoresensi untuk dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Fase gerak
menghilangkan kelebihan pelarut. sampai tanda.
Pelarut Canipuran kioroform P-metanol P-amonium Larutan uji Buat larutan seperti pada Penetapan
hidroksida P (50:50:5). kadar.
Larutan I Larutan zat dengan kadar pirantel 20 mg per Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ml dalam Pelarut. sama (lebih kurang 20 il) Larutan baku dan Larutan uji
Larutan 2 Larutan zat dengan kadar pirantel 0,2 mg ke dalam knomatognaf, rekam knomatogram dan ukun
per ml dalam Pelarut. respons puncak seperti pada Penetapan kadar. Hitung
Larutan 3 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan jumlah dalarn mg C23H1603, dalam zat yang digunakan
kadar pirantel 20 mg per ml dalam Pelarut. dengan rumus:
Larutan 4 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan
kadar pirantel 0,2 mg per ml dalam Pelarut.
Prosedur Totolkan masing-masing 20 tl keempat 1000 I!'_
C r
larutan pada kertas kromatografi. Masukkan kertas ke
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
Fase gerak dan eluasi secara menurun seperti tertera pada C adalah kadar Asam Pamoat BPFI dalam mg per ml
Kromatografi <931> selama 16 - 20 jam. Angkat kertas, Larutan baku; ru adalah respons puncak asain pamoat
keringkan di udara selama 10 menit, masukkan ke dalam Larutan uji dari Penetapan kadar dan r5 adalah dalam
lemari pengering dengan udara mengalir dan keringkan respons puncak asam pamoat Larutan baku.
pada suhu 60° selama 30 menit. Amati di bawah cahaya
ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak utama yang diperoleh Penetapan kadar [Catatan Gunakan alat kaca aictinik
dari Larutan 1 sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan rendah dalam penyiapan larutan pirantel pamoat, jika
3 dan tidak ada bercak lain pada kromatogram Larutan 1 larutan tidak lindungi dari cahaya terang berlebih.
selain bercak utama yang lebih besar dan intensif dan Lakukan penetapan tanpa penundaan.] Lalcukan
bercak utama Larutan 2. penetapan dengan cara Kromatografi cair kinenja tinggi
B. Lakukan penetapan dengan cara KromatograJI lapis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tipis seperti tertera pada Kromatografi <931> Fase gerak Buat campuran asetonitnil P-asam
Fase gerak Campuran etil asetat P-metanol P- asetat P-air-dietilamin P (94:2,5:2,5:1), saning dan
dietilamin P (200:50:15). awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Pelarut Campuran kioroform P-metanol P-amonium Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
hidroksda P (50:50:5). <931> [Catatan Penambahan jumlah asetonitnil P pada
Laruta"n-1 j..arutan zat dengan kadar pirantel 20 mg per Fase gerak dapat menaikkan waktu retensi. Penambahan
ml dalam Pelarut. jumlah asam asetat P, dietilamin P dan air pada Fase
Larutan 2 Larutan zat dengan kadar pirantel 0,2 mg gerak dapat menurunkan waktu retensi. Jika Fase gerak
per ml dalam Pelarut. perlu penyesuaian, pertahankan perbandingan antara
Larutan 3 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan asam asetat P-dietilamin P-air (1:0,4:1).]
kadar pirantel 20 mg per ml dalam Pelarut. Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Pirantel
Larutan 4 Larutan Pirantel Pamoat BPFJ dengan Pamoat BPFI, lanutkan dalam Fase gerak hingga kadan
kadar pirantel 0,2 mg per ml dalam Pelarut. iebih kurang 80 tg per ml.
Prosedur Totolkan masing-masing 100 p1 keempat Larutan uji Timbang saksama iebih kunang 80 mg zat,
larutan pada lempeng kromatografi silika gel P setebal masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, ianutkan dan
0,25 mm. encerkan dengan Fare gerak sanipai tanda. Encerkan
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi 1,0 ml larutan mi dengan Fare gerakhingga 10,0 ml.
yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
merambat hingga 2 cm dari batas atas lempeng. Angkat Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
lempeng dan biarkan kering di udara selama 10 menit dan dilengkapi dengan detektor 288 nm dan kolom 25 cm x
amati di bawah cahaya ultraviolet: harga Rf bercak utama 4,6 mm berisi bahan pengisi D. Laju alir lebih kunang
yang diperoleh dari Larutan 1 sesuai dengan yang 1 ml per menit. Lakukan knomatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
-1022-

seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak rambat dan biarkan kering. Amati lempeng di bawah
pirantel dan asam pamoat tidak kurang dari 10,0; jumlah cahaya ultraviolet 365 nm; harga Rj bercak utama Larutan
lempeng teoritis (n) puncak pirantel tidak kurang dan uji sama dengan Larutan ba/cu.
8000; faktor ikutan (T) puncak pirantel tidak lebih dan B. Lakukan Kromatografi kertas seperti tertera pada
1,1 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Kromatografi <931>.
tidak lebih dan 1,0%. Dapar glisin-natrium kiorida-asam kiorida P Campur
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 3 bagian volume larutan yang mengandung glisina P dan
sama (lebih kurang 20 .t1) Larutan ba/cu dan Larutan uji natrium kiorida P masing-masing 0,3 M dengan 7 bagian
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram yang volume asam kiorida P 0,3 M
diperoleh pada tenggang waktu tidak kurang dari 2,5 kali Penjerap Kertas kromatografi Whatman nomor 1 atau
waktu retensi pirantel dan ukur respon puncak utama. yang sejenis ukuran 18 x 24 cm yang disiapkan dengan
Waktu retensi relatif asam pamoat dan pirantel berturut- cara sebagai benikut: impregnasikan kertas dengan larutan
turut adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0; Hitung persentase segar canpunan 7 bagian aseton P dan 3 bagian larutan
pirantel pamoat, C34H30N206S, dalan zat dengan rumus: Dapar glisin-natrium kiorida-asam kiorida P. Tekan
merata kertas yang sudah diimpregnasikan diantara
pengering putih tidak berfluoresensi untuk
l000cI!L. menghilangkan kelebihan pelarut.
Pelarut Larutan amonium hidroksida 0,05"1'/ dalam
C adalah kadar Pirantel Pamoat BPFI dalam mg per ml metanol P.
Larutan ba/cu; ru dan r5 berturut-turut adalah respons Larutan baku Timbang sejumlah Pirantel Pamoat
puncak pirantel dalam Larutan uji dan Larutan baku. BPFI tambahkan Pelarut, kocok secana mekanik dan
sentnifus. Buat larutan dengan kadar lebih kurang 16 mg
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, per ml.
tidak tembus cahaya. Larutan uji Timbang dan lanutkan sejumlah serbuk
tablet, lakukan seperti pada larutan baku hingga diperoleh
larutan dengan kadar lebih kurang 16 mg per ml.
SUSPENSI ORAL PIRANTEL PAMOAT Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Pyrantel Pamoate Oral Suspension 20 jtl Larutan ba/cu dan Larutan uji pada kertas
kromatografi. Masukkan kertas ke dalam bejana
Suspensi Oral Pirantel Pamoat adalah suspensi Pirantel kromatografi yang berisi Fase gerak. Eluasi secana
Pamoat dalam cairan pembawa yang sesuai. Mengandung menurun selama 20 jam. Angkat kertas, keringkan di
Pirantel, C 11H14N2S, tidak kurang dari 90,0% clan tidak udara selama 10 menit, masukkan ke dalam lemani
lebih dari 110,0% dan jumlah yang tertera pada etiket. pengering dengan udana mengalir dan keringkan pada
suhu 60° selama 30 menit. Amati di bawah cahaya
Baku pembanding Pirantel Pamoat BPFI; lakukan ultraviolet 254 nm; hanga Rf bercak utama Larutan uji
pengeringan dalam hampa udara, pada suhu 60° selama sama dengan Larutan ba/cu.
3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup A. Waktu retensi puncak utama pirantel dan asam
rapat dan terlindung cahaya. pamoat pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan
Larutan ba/cu yang diperoleh pada Penetapan kadar
Identifikasi [Lihat Catatan da/am Penetapan kadar]
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identikasi pH <1071> Antara4,5 dan 6,0.
secara Kromatografi Lapis Tip/s <281>.
Fase gerak Lapisan atas pengocokan met/I isobutil Penetapan kadar [Catatan Gunakan a/at kaca aktinik
keton P-asam format P-air (2:1:1). rendah dalam penyiapan larutan pirantel pamoat, jika
Pelarut Larutan amonium hidroksida 0,05 N dalam tidak lindungi larutan dari cahaya tenang berlebih yang
metanol P. tidak per/u. Lakukan penetapan tanpa penundaan.]
Larutan ba/cu Timbang sejumlah Pirantel Pamoat Lakukan penetapan dengan cara KromatograjI cair
BPFI, tambahkan Pelarut, kocok secana mekanik dan kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
sentrifus. Buat larutan dengan kadar lebih kurang 8 mg Fase gerak, Larutan baku dan S/stem kromatografi
per ml. Buat seperti pada Penetapan kadar dalam Pirantel
Larutan uji Timbang dan lanutkan sejumlah serbuk Pamoat.
tablet, lakukan seperti pada larutan baku hingga diperoleh Larutan uji Ukur saksama sejumlah suspensi setara
larutan dengan kadar lebih kurang 8 mg per ml. dengan lebih kurang 200 mg pirantel pamoat ke dalam
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing labu tentukur 100-ml, dispersikan dan encenkan dengan
100 p1 Larutan ba/cu dan Larutan uji path lempeng air sampai tanda. Selama pendispersian gunakan
kromatografi silika gel P20 cm x 20 cm setebal 0,50 mm. pengaduk magnetik. Pipet 1 ml dan masukkan ke dalam
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang labu tentukur 25-ml, encenkan dengan Fase gerak sasnpai
berisi Fase gerak dan biankan merambat hingga tiga per tanda, campur dan saring.
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas Prosedur Suntikkan secara tenpisah sejumlah volume
sama (lebih kunang 20 p1) Larutan ba/cu clan Larutan uji
- 1023 -

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram tidak kurang Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
dari 2,5 kali waktu retensi pirantel dan ukur respons lakukan pengeringan menggunakan 1 g zat pada suhu
puncak utama. Waktu retensi relatif asam pamoat dan 1000 - 105° hingga bobot tetap.
pirantel berturut-turut adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0;
Hitung jumlah dalam mg pirantel, C 11H14N2S, dalam tiap Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
ml suspensi dengan rumus:
Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 10 bpj;

2500 (0,347 )(.-J[_J lakukan penetapan menggunakan 12 ml larutan 2,0 g zat


dalam 20 ml air.

Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih dan


0,347 adalah perbandingan bobot molekul pirantel dan 0,1%; cemaran yang tidak diketahui tidak lebih dari 0,1%
pirantel pamoat; C adalah kadar Pirantel Pamoat BPFI dan jumlah cemaran tidak lebih dari 0,3%. Lakukan
dalam mg per ml Larutan baku; V adalah volume dalam penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
ml suspensi oral yang digunakan; ru dan r5 berturut-turut seperti tertera pada Kromatografi <931>.
adalah respons puncak pirantel dalam Larutan uji dan Fase gerak Buat campuran asetonitril P-kalium fosfat
Larutan baku. dibasa P 1 g per 1000 ml (10:90). Atur pH hingga 6,0
dengan penambahan asam fosfat encer P. Saning dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
tidak tembus cahaya. Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Pengencer Buat campuran asetonitril P-air (10:90).
PIRASETAM Larutan baku I Timbang saksama lebih kurang 5 mg
Piracetam zat ke dalam labu tentukur 100-ml. Tanibahkan 10 iil
2-pirolidon P, larutkan dan encerkan dengan Pengencer
sampai tanda.
Larutan baku 2 Pipet 1 ml Larutan baku 1 ke dalam
2cH2 labu tentukur 100-ml. Encerkan dengan Pengencer
sampai tanda. Pipet 5 ml lanutan ke dalani labu tentukur
50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
2-(2-Oksopirolidin-1-il)asetamida [7491-74-9]
Larutan baku 3 Timbang saksama lebih kunang 50 mg
C6H 0N2 0 2 BM 142,2
Pfrasetam BPFJ, masukkan ke dalam labu tentukur
100-ml. Larutkan dan encerkan dengan Pengencer
Pirasetam mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur
lebih dari 102,0% C6H10N202, dihitung terhadap zat yang
50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
telah dikeringkan.
Larutan uji I Timbang saksama lebih kurang 50 mg
zat, masukkan ke dalain labu tentukur 100-ml. Larutkan
Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih.
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan uji 2 Pipet 10 ml Larutan uji 1 ke dalani labu
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;
tentukun 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
menunjukkan polimorfisma.
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Baku jthnbanding Pirasetam BPFI, simpan path suhu 50,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinenja tinggi
diiengkapi dengan detektor 205 nm dan koiom 25 cm x
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
4,6 mm berisi bahan pengisi Li "end-capped" dengan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
ukuran partikei 5 rim. Laju alir iebih kurang 1 ml per
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 1,
gelombang yang sama seperti pada Pirasetam BPFI. Jika
rekam knomatogram dan ukur respons puncak seperti
spektrum serapan inframerah zat padat menunjukkan
tertera path Prosedur: resoiusi, R, antara pirasetam dan
serapan yang berbeda dengan Pirasetam BPFI, maka
cemaran A tidak kurang dari 3,0; faktor ikutan tidak lebih
larutkan zat dan Pirasetam BPFI dalam etanol P
dari 2,0; waktu retensi relatif cemaran A, cemaran B,
kemudian uapkan di atas tangas air. Lakukan penetapan
menggunakan residu. cemaran C, cemaran D dan pirasetam berturut turut
adalah lebihkurang 1,15; 2,8; 6,3; 0,8 dan 1,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
Kejernihan larutan <881> Jernih dan tidak berwarna;
sama (lebih kunang 20 til) Larutan baku 1, Larutan baku 2
lakukan penetapan menggunakan lanutan dalam air yang
dan Larutan uji 1 ke dalam kromatograf dan lakukan
mengandung 200 mg per ml.
kromatografi selama delapan kali waktu retensi
pirasetam. Rekam kromatogram dan ukur respons semua
puncak kecuali puncak pelarut. Respons puncak cemaran
- 1024-

A, B, C, D yang diperoleh dari Larutan uji I tidak lebih Identifikasi


besar dari respons puncak utama Larutan baku 2; A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
Respons puncak cemaran lain yang diperoleh dan dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya
Larutan uji 1 tidak lebih besar dari respons puncak utania pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Larutan baku 2. Abaikan respons puncak cemaran yang Pirazinamida BPFI.
lebih kecil dari 0,5 kali respons puncak utama Larutan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (10 tg per ml)
baku 2. menunjukkan maksimum clan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Pirazinamida BPFI;
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara serapan jenis masing-masing, dihitung terhadap zat yang
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan
Kromatografi <931>. maksimum lebih kurang 268 nm berbeda tidak lebih dan
Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji dan Sistem 3,0%.
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Senyawa C. Didihkan 20 mg zat dengan 5 ml natrium hidroksida
refenis. 5 N; tercium bau amoniak.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kunang 20 tl) Larutan baku 3 dan Larutan Jarak Lebur <1021> Antara 188 0 dan 191°.
uji 2 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%'.
pirasetam, C 6H10N202, dalam zat yang digunakan dengan
rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.


CFI!Us )
1 r Cemaran senyawa organik mudab menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
C adalah kadan Pirasetam BPFI dalam mg per ml Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji dengan
Larutan baku 3; F adalah faktor pengenceran Larutan uji kadan 20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua
2; ru dan r5 berturut-turut adalah respons puncak Larutan kali Larutan uji.
uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Wadah dan penyimpanan Dalarn wadah terlindung 300 mg zat, masukkan ke dalam labu Kjeldahl 500 ml,
cahaya. larutkan dalam 100 ml air dan tambahkan 75 ml natrium
hidroksida 5 N. Hubungkan labu destilasi dengan alat
pendingin yang baik. Atur pipa pengalir destilat hingga
PIRAZINAMID tercelup di bawah permukaan 20 ml larutan asam borat P
(1 dalani 25) dalam labu penampung yang sesuai.
Pyrazinamide
Didihkan perlahan-lahan selama 20 menit, hindari
(N r CONH2 terdestilasinya pelarut, kemudian didihkan kuat-kuat
sampai amonia terdestilasi sempurna. Jika perlu
dinginkan destilat, tambahkan ungu metil LP, titrasi
dengan asam kiorida 0,1 N LV. Lakukan penetapan
blangko, jika perlu lakukan koreksi.
Pirazinkarboksamida [98-96-4]
C5H5N30 BM 123,11 Tiap ml asam kiorida 0,1 N
setara dengan 12,31 mg C5H5N30
Pirazinamida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dani 101,0% C5HN30, dihitung terhadap zat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
anhidrat.

Pemerian Serbuk hablur; putih hingga praktis putih; TABLET PIRAZINAMIDA


tidak berbau atau praktis tidak berbau. Pyrazinamide Tablet
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sukar larut dalam Tablet Pirazinamida mengandung Pirazinamida,
etanol, dalam eter dan dalani idoroform. C5H5N30 tidak kunang dan 93,0% dan tidak lebih dan
107,0%, dani jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Pirazinamida BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selania 18 jam sebelum Baku pembanding Pirazinamida BPFI; lakukan
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. pengeringan di atas silika gel P selania 18 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya.
-1025-

Identifikasi C adalah kadar Pirazinamida BPFI dalam .tg per ml


A. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan 1 g Larutan baku; Au dan A s berturut-turut adalah serapan
pira.zinamida, tambabkan 75 ml isopropanol P. panaskan Larutan uji dan Larutan baku.
di atas tangas uap, saring selagi panas. Biarkan dingin,
saring hablur yang terbentuk dan keringkan pada suhu Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
105 0 selama 1 jam. Spektrum serapan inframerah hablur
yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak
mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan PIRIDOKSIN HIDROKLORIDA
gelombang yang sama seperti pada Pirazinamida BPFI. Pyridoxine Hydrochloride
Bila terjadi perbedaan, larutkan keduanya (hablur kering

_X
dan Pirazinamida BPF1) dalam aseton P, uapkan larutan H,C N

sampai kering, dan ulangi penetapan menggunakan •HCI

residu.
B. Hablur kering yang diperoleh pada Ident/Ikasi A, Ci3,OH

memenuhi reaksi Identflkasi B seperti tertera pada


Pirazinamida. Piridoksol hidrokiorida [58-56-0]
C. Pada 20 mg hablur kering yang diperoleh path C8H11NO3.HC1 BM 205,64
IdentfIkasi A, tambahkan 5 ml natrium hidroksida 5 N,
panaskan hati-hati di atas nyala api: tercium bau anioniak. Piridoksin Hidrokiorida mengandung tidak kurang dan
98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C5H11NO3.HC1,
Disolusi <1231> dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Media disolusi: 900 ml air
Alat tipe 2: 50 rpm Pemerian Hablur atau serbuk hablur; putih atau hampir
Waktu: 45 menit putih; stabil di udara; secara perlahan-lahan dipengaruhi
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C5H5N30 yang oleh cahaya matahari.
terlarut dengan mengukur serapan alilcuot, jika perlu
encerkan dengan Media disolusi, bandingkan dengan Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
serapan larutan baku Pirazinamida BPFI dalam media etanol; tidak larut dalam eter. Larutan mempunyai pH
yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 3,0.
lebih kurang 268 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Baku pembanding Piridoksin Hidrokiorida BPFI,
kurang dan 75% (Q) C5H5N30 dari jumlah yang tertera lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika
pada etiket. gel P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Identifikasi
Penetapan kadar A. Spektrum serapan infrainerah zat yang didispersilcan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya
Pirazinamida BPFI, larutkan dalam air, encerkan jika path bilangan gelombang yang sania seperti pada
perlu secara bertahap dengan air, hingga kadar lebih Piridoksin Hidrokiorida BPFI.
kurang 10 .tg per ml. B. Menunjukkan reaksi Kiorida cam A, B, dan C
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan seperti tertera pada Uji Identjflkasi Umum <291>.
20 tablet .Tiibang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih)urang 100 mg pirazinamida, masukkan ke Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 0,5%;
dalam labu tentukur 500-ml dengan bantuan 200 ml air. lakukan pengeringan dalain hampa udara, di atas silika
Biarkan selama lebih kurang 10 menit sambil sesekali gelPselama4 jam.
digoyang, tambahkan air sampai tanda. Saring melalui
penyaring kering ke dalam labu kering, buang sejumlah Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
filtrat pertama. Pipet 5 ml filtrat ke dalani labu tentukur
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dan 30 bpj.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
268 nni menggunakan air sebagai blangko. Hitung jumlah Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dalam mg pirazinamida, C 5H5N30, dalam serbuk tablet menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml
yang digunakan dengan rumus: dan Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji.

Kandungan kiorida Tidak kurang dari 16,9% dan tidak


10C1L- lebih dari 17,6% Cl dihitung terhadap zat yang telah
( A
dikeringkan. Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
larutkan dengan 50 ml metanol P dalam labu Erlenmeyer
-1026-

bersumbat kaca. Tambahkan 5 ml asam asetat glasial P perbandingan respons puncak piridoksin terhadap baku
dan 2-3 tetes eosin Y LP dan titrasi dengan perak nitrat internal dalam Larutan uji dan Larutan ba/cu.
0,JNLV.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Pap miperak nitrat 0,1 N tidak tembus cahaya.
setara dengan 3,545 mg Cl

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara TABLET PIRIDOKSIN HIDROKLORIDA


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Pyridoxine Hydrochloride Tablet
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran 20 ml asam asetat glasial Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung Piridoksin
P, 1,2 g natrium 1-hek.ansu1fonat P dan lebih kurang Hidrokiorida, C8H11NO3.HC1, tidak kurang dan 95,0%
1400 ml air dalam labu tentukur 2000-ml. Atur pH hingga dan tidak lebih dari 115,0% dari jumiah yang tertera pada
3,0 dengan penambahan asam asetat glasial P atau etiket.
natrium hidroksida 1 N. Tambahkan 470 ml metanol F,
encerkan dengan air sampai tanda dan saring dengan Baku pembanding Piridoksin Hidrokiorida BPFI;
penyaring 0,5 .tm. Jika perlu iakukan penyesuaian lakukan pengeringan daiam hampa udara di atas sili/ca gel
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpanhlalam wadah
Kromatografi <931>. tertutup rapat, terlindung cahaya.
Larutan ba/cu internal Timbang saksama sejumlah
asam p-hidroksi benzoat F, larutkan daiam Fase gerak Identifikasi Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan
hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml. lebih kurang 100 mg zat, tambahkan lebih kurang 5 ml
Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 50 mg air, kocok. Saning ke dalam tabung reaksi dan tambahkan
Piridok.sin Hidrokiorida BPFI, masukkan ke dalam labu 2 atau 3 tetes besi(III) kiorida LP: terjadi warna jingga
tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase sampai merah tua.
gerak sampai tanda. Masukkan 10,0 ml larutan mi dan
1,0 ml Larutan ba/cu internal ke daiam labu tentukur Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Tiap Prosedur /ceseragaman /candungan
ml larutan mengandung lebih kurang 0,05 mg. Larutan uji Pindahkan 1 tablet yang sebelumnya teiah
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 50 mg zat digerus, ke dalam labu tentukur 500-ml yang berisi lebih
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan kurang 300 ml air, kocok selama lebih kurang 30 menit,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Saning larutan,
10,0 ml larutan mi dan 1,0 ml Larutan ba/cu internal ke buang 25 ml filtrat pertama. Encerkan filtrat berikutnya
dalam labu tentukur I 00-ml, encerkan dengan Fase gerak secara kuantitatif dan bertahap dengan larutan asam
sampai tanda. /clorida P (1 dalam 100) hingga diperoleh larutan yang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada mengandung piridoksin hidroklonida lebih kurang 10 p.g
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi per ml.
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 25 cm x Larutan ba/cu Larutkan sejumiah Piridoksin
4,6 mm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih kurang Hidro/clorida BPFI yang ditimbang saksama dalam
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan larutan asa,n kiorida P (1 dalam 100), encerkan secara
ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons puncak bertahap dengan pelarut yang sama sehingga memperoleh
seperti tertera pada Prosedur. resolusi, R, antara puncak Larutan ba/cu yang mengandung iebih kurang 10 jtg per
piridoksin dan asam p-hidroksi benzoat tidak kurang dan ml, Ukur serapan Larutan uji dan Larutan ba/cu pada
2,5; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang panjang gelombang maksimum lebih kurang 290 ran,
tidak lebih dari 3,0%. dengan menggunakan larutan asam klorida P (1 dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 100) sebagai blangko. Hitung jumiah dalam mg
sama (lebih kurang 20 p.1) Larutan baku dan Larutan uji piridoksin hidrokiorida, C 8H1 1NO3.HC1, dalam tablet
ke dalam kromatograf, rekam knomatogram dan ukur dengan rumus:
respons puncak utama. Waktu retensi relatif piridoksin
dan asam p-hidroksi benzoat masing-masing adalah lebih
kurang 0,7 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg piridoksin
hidrokionida, C 8H1 1NO3 .HC1, dalam zat yang digunakan
C(.fl1Q
D)A
dengan rumus:
C adalah kadar Piridoksin Hidokiorida BPFI dalam p.g
per ml Larutan ba/cu; T adalah jumlah dalam mg
I 000CI- piridoksin hidroklonida dalam tablet seperti tentera pada
( R
etiket; D adalah faktor pengenceran; Au dan As berturut-
tunut adalah serapan Larutan uji dan Larutan ba/cu.
C adalah kadar Piridoksin Hidroklorida BPFJ dalam mg
per ml Larutan ba/cu; Ru dan R5 berturut-tunut adalah
- 1027 -

Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel menghindarkan kesalahan karena pemucatan.] Serapan
Media disolusi: 900 ml air. dinyatakan dengan Au.
Alat tipe 2: 50 rpm. (b) Ulangi prosedur (a) tetapi 1,0 ml air diganti dengan
Waktu: 45 menit. 1,0 ml larutan asam borat P (1 dalam 20). Serapan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 8H11NO3.HC1 dinyatakan dalani Au'.
yang terlarut seperti tertera pada Penetapan kadar tablet (c) Ulangi prosedur (a) tetapi 5,0 ml Larutan uji diganti
vitamin yang larut dalam air, yaitu niasin atau dengan 5,0 ml larutan baku. Serapan dinyatakan dalam
niasinamida, piridoksin hidrokiorida, riboflavin, tiamin A.
dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu encerkan (d) Ulangi prosedur (c) tetapi 1,0 ml air diganti dengan
dengan Media disolusi, dan serapan larutan baku 1,0 ml larutan asam borat P (1 daiani 20). Serapan
Piridokin Hidrokiorida BPFIdalam media yang sama. dinyatakan dengan A 5 '. Hitung jumlah dalam mg
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak piridoksin hidrokiorida, C 8H1 1NO3.HC1, dalam serbuk
kurang dan 75% (Q) C8H1 1NO3 .HC1 dari jumlah yang tablet yang digunakan dengan rumus:
tertera pada etiket.

Penetapan kadar cII AA - A.


Dapar amonium kiorida-amonium hidroksida Larutkan - A5
16 g amonium kiorida P dalam 70 ml air, tambahkan
16 ml amonium hidroksida P, encerkan dengan air hingga C adalah kadar Piridoksin Hidrokiorida BPFI dalam .tg
100 ml, campur dan saring per ml Larutan baku.
Larutan kiorimida Larutkan 40 mg 2,6-dikiorokuinon
kiorimida P dalam 100 ml isopropanol P. Simpan larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
dalam lemari pendingin, gunakan dalam waktu sekitar terlindung cahaya.
satu bulan. Tidak boleh digunakan bila larutan berwarna
merah muda.
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah PIRIDOSTIGMIN BROMIDA
Piridoksin Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam asam Pyridostigmine Bromide
klorida 0,1 N, encerkan secara kuantitatif dengan pelarut
yang sama hingga kadar 0,1 mg per ml. Simpan dalam
botol cokelat di tempat dingin. Br
Larutan baku Encerkan 10,0 ml Larutan baku
persediaan dengan air dalam labu tentukur 1 00-ml
OCON(CHth
sampai tanda. Buat larutan setiap akan digunakan.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk tablet setara 3-Hidroksi-1-metilpiridinium bromida
dengan lebih kurang 10 mg piridoksin hidroklorida, dimetil karbamat [101-26-8]
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dengan penambahan C9H13BrN2 02 BM 261,12
air. Tambahkan 5 ml larutan asam .klorida P, encerkan
dengan air hingga lebih kurang 250 ml dan panaskan di Piridostigmin Bromida mengandung tidak kurang dan
atas tangas uap sampai hancur sempuma. Dinginkan, 98,5% dan tidak lebih dari 100,5%, C9H13BrN202 ,

pindahkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
dengan air sampai tanda, campur dan sentrifus sejumlah
campuran"Gu.nakan beningan sebagai Larutan uji. Pemerian Serbuk hablun; putih hingga praktis putih; bau
khas enak; higroskopik.
Prosedur
(a) Pipet 5 ml Larutan uji jemih ke dalam labu, Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol dan
tambahkan 25,0 ml isopropanol P. Pipet 5 ml larutan mi dalam kloroform; agak sukar larut dalam heksan; praktis
ke dalam gelas ukur 25 ml atau tabung reaksi bertutup tidak larut dalam eter.
kaca. Tambahkan berturut-turut, kocok setiap
penambahan 1,0 ml Dapar amonium kiorida-amonium Baku pembanding Piridostigmin Bromida BPFI;
hidroksida, 1,0 ml larutan natrium asetat P (1 dalam 5) iakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa
dan 1,0 ml air. Dinginkan sampai lebih kurang 25°, lalu udara menggunakan fosfor pentoksida P sebagai zat
tambahkan 1,0 ml Larutan kiorimida, kocok kuat dalam pengering pada suhu 100° selama 4 jam sebelum
waktu tepat 10 detik (tepat) dan dalam waktu tepat digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dalam
60 detik setelah penambahan Larutan kiorimida, tentukan desikator.
serapan pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 650 nm, gunakan air sebagai blangko.
[Catatan Lakukan pembacaan segera untuk
-1028-

Identifikasi PIRIMETAMIN
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Pyrimethamine
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
C2H,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Piridostigmin
H2NCI
Bro,nida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (35 tg per ml)
I / -a
dalam asam kiorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan NH2
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Piridostigmin Bromida BPFI; serapan jenis masing- 2,4-Diamino-5-(p-klorofenil)-6-etilpirimidina [58-14-0]
masing, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan C12H13C1N4 BM 248,71
pa4la panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
269 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. Pirimetarnin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
C. Masukkan lebih kurang 100 mg zat ke dalam tabung tidak lebih dan 101,0%, C 12H13C1N4, dihitung terhadap
reaksi, tambahkan 0,6 ml natrium hkfroksida 1 N. teijadi zat yang telah dikeringkan.
warna jingga. Panaskan: warna berubah menjadi kuning
dan uap larutan membirukan kertas lakmus merah P. Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berban.
D. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Bromida
cara A dan B seperti tertera pada Uji Ident/Ikasi Umum Kelarutan Sukar larut dalam aseton, dalam e6o1, dan
<291>. dalam kloroform; tidak larut dalam air.

Jarak lebur <1021> Antara 154° dan 157°; lakukan Baku pembanding Pirimetamin BPFI; lakukan
penetapan menggunakan zat yang sebelumnya telah pengeringan pada suhu 105 0 selama 4 jam sebelum
dikeringkan. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa Identifikasi
udara, menggunakan fosfor pentoksida P sebagai zat A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
pengering pada suhu 100° selama 4 jam. dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Pirimetamin BPFI.
B. Pijarkan canipuran lebih kurang 100 mg zat dengan
Cemaran umum <481> 500 mg natrium karbonat anhidrat. P. Dinginkan,
Penjerap Lempeng selulosa dengan indikator tambahkan 5 ml air panas, panaskan di atas tangas uap
fluoresen. selama 5 menit, saning dan netralkan filtrat dengan asam
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. nitrat P: larutan menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B,
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P. dan C seperti tertera pada Uji JdentfIkasi Umum <291>.
Fase gerak Buat campuran metanol P-air (1:1). C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Penampak bercak gunakan teknik penampak bercak uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
nomor 1. Penetapan kadar.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Jarak lebur <1021> Antara 238° dan 242°; lakukan
Memenuhi syarat. penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Susut pengeringan <1121> Tidak Iebih dari 0,5%;
850 mg zat, larutkan dalam 80 ml asam aretat glasial P. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Tambahkan 25 ml raksa(II) asetat LP dan 2 tetes merah
kuinaldin LP. Titrasi dengan asam perkiorat dalam Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dan 0,1%.
dioksan 0,1 N LV hingga tidak berwarna. Lakukan
penetapan blangko, jika perlu lakukan koreksi.
Cemaran umum <481>
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Larutan uji Gunakan pelarut campuran metanol P-
setara dengan 26,11 mg C9FI13BrN2 02 kioroform P (1:1).
Larutan baku Gunakan pelarut campuran metanol F-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. kioroform P (1:1).
Fase gerak Buat campuran n-propanol P-asam asetat
glasial P-air(8:1:1).
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
nomor 2.
-1029-

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Piroksikam mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
Ylemenuhi syarat. tidak lebih dari 103,0% C 151113N304S.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Pemerian Serbuk; hampir putih atau cokelat terang atau
romatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada kuning terang; tidak berbau. Bentuk monohidrat benwama
romatografi <931>. kuning.
Larutan asam fosfat 0,1% Masukkan 1 ml asam fosfat
ke dalam tabu tentukur 1000-ml. Encerkan dengan air Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; dalam asam-
;ampai tanda. asam encer dan sebagian besar pelarut organik; sukar
Fase gerak Buat campuran Larutan asam fosfal 0,1%- larut dalam etanol dan dalam larutan alkali mengandung
7setonitril P (83:17), saring dan awaudarakan. Jika perlu air.
akukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
:ertera pada Kromatografi <931>. Baku pembanding Piroksikam BPFI; tidak boleh
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pirimetamin dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
9PFJ, iarutkan dalam Larutan asam fosfat 0,1% hingga tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
adar lebih kurang 0,02 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Identifikasi
Jalam Larutan asam fosfat 0,1% hingga lebih kurang A. Spektrum serapan infrãmerah zat yang didispersikan
),02 mg per ml. dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
romatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Piroksikam BPFI. Zat tidak boleh dikeringkan.
lilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 10 cm x
,0 mm benisi bahan pengisi Lii dengan ukuran partikel B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 ig per ml
gm. Laju atir iebih kurang 0,3 ml per menit. Lakukan dalam asam klorida P dalam metanol P (1 dalam 1200)
cromatografi terhadap Larutan baku, rekam knomatogram menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
Ian ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: gelombang yang sama seperti pada Piroksikam BPFI.
aktor kapasitas, k', tidak kurang dari 2,5; faktor ikutan C. Lakukan penetapan sepenti tertera pada Identflkasi
:idak lebih dari 1,8; dan simpangan baku relatif pada secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
enyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. Fase gerak Campuran toluen P-asam asetat P (95:5).
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Pelarut Campuran kioroform P-metanol P (1:1).
;ama (lebih kurang 5 iL) Larutan baku dan Larutan uji Larutan baku Timbang sejumlah Piroksikam BPFI,
e dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur larutkan dalam Pelarut hingga kadar 1 mg per ml.
espons puncak utama. Hitung jumiah dalam persentase Larutan uji Timbang sejumlah zat, lanutkan dalam
)inmetamin, C 12H13C1N4, dalam zat dengan rumus: Pelarut hingga kadar 1 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
20 p.1 Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
100 ( 2') iL kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
CUAT') lempeng ke dalam bejana kromatografi yang benisi Fase
gerak dan biarkan merambat hingga lebih kurang tiga
100 adalah faktor konversi persen; Cs adalah kadar
perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
irimetamin BPFJ dalam mg per ml Larutan baku;
rambat, biarkan kering di udara. Ulangi lagi seperti
u adalah .kadar Pirimetamin dalam mg per ml Larutan perlakuan sebelumnya, dan biarkan kering di udara.
iji; ru dan ?brturut-turut adalah respons puncak dalam
arutan uji dan Larutan baku. Amati lempeng di bawah sinan ultraviolet pada panjang
gelombang 254 nm; harga Rj bercak utama yang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, diperoieh dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh
:idak tembus cahaya. dani Larutan baku.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.


PIROKSIKAM
Piroxicam Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
0 0
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 50 bpj.
CII,

C -0
c; OH
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat.
Pelarut Gunakan dimetilsulfoksida P.
1-Hidroksi-2-metil-N-2-piridil-2H-1,2-benzotiazin-3-
'carboksamida 1, 1-dioksida [36322-90-4]
15 H 13N304S BM 331,35
-1030-

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Piroksikam BPFI; tidak boleh
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dikeningkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
Kromatografi <931>. tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
Dapar Larutkan masing-masing sejumiah 7,72 g asam
sitrat anhidrat P dalam 400 ml air dan 5,35 g natrium Identitikasi Larutkan sebagian isi kapsul daiam
fosfat dibasa P dalam 100 ml air. Canipur kedua larutan, campuran kioroform P-metanol P (1:1) untuk
encerkan dengan air hingga 1000 ml. memperoleh larutan yang mengandung kadar lebih
Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P (55:45) kurang 1 mg per ml. Aduk menggunakan pengaduk
dan awaudarakan. mekanik selama 10 menit, saning: filtrat yang diperoleh
Larutan baku Timbang saksama sejumiah Piroksikam memenuhi Ident(/Ikasi C seperti tertera pada Piroksikarn.
BPFI, larutkan dalam asam kiorida-metanol 0,01 N
hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per ml. Pipet 10,0 ml Disolusi <1231>
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, tamba1kan lebih Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LP
kurang 25 ml asam Idorida-metanol 0,01 N dan 10,0 ml (tanpa enzim).
air, encerkan dengan asam kiorida-metanol 0,01 N hingga A/at tipe 1: 50 rpm.
tanda. Larutan mengandung lebih kurang 0,05 mg per ml. Waktu: 45 menit.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, Prosedur Lakukan penetapan jumiah C 1511 13N304 S
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan yang terlarut dengan mengukur serapan alikut, jika perlu
dengan asam klorida-metanol 0,01 N sampai tanda. Pipet diencerkan dengan Media disolusi dan seraàn larutan
10,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml yang lain, baku Piroksikam BPFI dalam media yang sama pada
tambahkan lebih kurang 50 ml asam klorida-metanol panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
0,01 N dan 20 ml air, encerkan dengan asam kiorida- 333 nm. [Catatan. Guna/can penyaring yang tidak
metanol 0,01 N sampai tanda. menyerap piroksikam. Untuk membuat larutan ba/cu,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera timbang saksama sejümlah Piroksikarn BPFI, larutkan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam metanol P agar diperoleh larutan persediaan
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x dengan kadar lebih kurang 0,5 mg per ml sebelum
3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir iebih kurang dilakukan pengenceran dengan Media disolusi.]
1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Toleransi Dalam waktu 45 menit hams lanut tidak
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak kunang dani 75% (Q) C 15H13N3 04S, dari jumlah yang
seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom yang tentera pada etiket.
ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari 500 lempeng
teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
baku relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Air <1031> MetodelTidak iebih dan 8,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 25 t1) Larutan baku dan Larutan uji
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
pada kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
KromatograjI Cair Kinerja Tinggi seperti tertena pada
puncak utama, Hitung jumlah dalam mg piroksikam,
Krornatografi <931>.
C15H13N304S, dalam zat yang digunakan dengan rumus: Dapar, Fase gerak, Larutan ba/cu dan Sistern
kromatografi Buat seperti tertera pada Penetapan kadar
1000 CI.JL dalam Piroksikam.
Lr Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dan
20 kapsul, ke luarkan isi semua kapsul, dan campun,
C adalah kadar Piroksikam BPFI dalam mg per ml bersihkan cangkang ka.psul dan timbang saksama. Hitung
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi
puncak yang dihasilkan dari Larutan uji dan Larutan kapsul setara dengan lebih kurang 50 mg piroksikam,
ba/cu. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan
lebih kunang 70 ml asam kiorida-metanol 0,01 N, aduk
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, menggunakan pengaduk mekanik selama 30 menit.
tidak tembus cahaya. Encerkan dengan warn Idorida-metanol 0,01 N sampai
tanda. Sentnifus lanutan untuk memperoleh lanutan
bening. Pindahkan 10,0 ml beningan ke dalam labu
KAPSUL PIROKSIKAM
tentukur 100-mi, tambahkan Iebih kurang 50 ml warn
Piroxicam Capsule klorida-rnetanol 0,01 N dan 20 ml air, encerkan dengan
asam klorida-metanol 0,01 N hingga tanda.
Kapsul Piroksikam mengandung piroksikam, Prosedur Lalcukan penetapan sepenti tertera pada
C15H13 N3 04S, tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih
Penetapan kadar dalam Piroksikam. Hitung jumlah
dari 107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket. dalam mg piroksikan, C 15H13N3 04S, dalam serbuk kapsul
yang digunakan dengan rumus:
- 1031 -

lebih kurang 10 mg piroksikam, masukkan ke dalam labu


1000 tentukur 100-ml. Encerkan dengan asam kiorida-metanol
C( r 0,1 N sampai tanda, saning. Buang filtrat pertama, pipet
5 ml filtrat ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
C adalah kadar Piroksikam BPFI dalam mg per ml dengan asam kiorida-metanol 0,1 N sampai tanda.
Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons Prosedur Ukur serapan Larutan ba/cu dan Larutan uji
puncak yang dihasilkan dari Larutan uji dan Larutan pada panjang gelombang lebih kurang 334 mn
ba/cu. menggunakan asam kiorida-metanol 0,1 N sebagai
blangko. Hitung jumlah dalam mg piroksikam,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, C151-113N304S, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
tidak tembus cahaya.
2000 C 1.-
t4
I. )
TABLET PIROKSIKAM
Piroxicam Tablet C adalah kadar dalam mg per ml Piroksikam BPFI dalam
Larutan ba/cu; Au dan A s berturut-turut adalah serapan
Tablet Piroksikam mengandung piroksikam, C 1511 13N304S, Larutan uji dan Larutan ba/cu.
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
jumlah yang tertera pada etiket. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.
Baku pembanding Piroksikam BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung cahaya. PLASMA SEGAR BEKU
Plasma Segar Beku untuk Infus
Identifikasi
A. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih Fresh Frozen Plasma
kurang 40 mg piroksikam dengan 10 ml kioroform P,
saring, uapkan sampai kering. Spektrum serapan Plasma Segar Beku dibuat dari beningan hasil sentrifus
inframerah residu didispersikan dalam minyak mineral P, danah yang berasal dari satu donor, mengandung tidak
kurang dan 50% aktivitas faktor VIII donor. Danah donor
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Piroksikam BPFI. disentrifus dalam waktu tertentu sehingga lapisan bagian
B. Spektrum serapan larutan ultraviolet residu 10 Ag atas mengandung sedikit mungkin komponen sel danah.
per ml dalam asam klorida P dalam metanol P (1 dalam Beningan dipisahkan dengan cana tertentu dengan sistem
1200) menunjukkan maksimum hanya pada panjang tertutup untuk mencegah kontaminaasi mikroba baik
gelombang 243 nm dan 334 nm. terhadap plasma maupun komponen sel darah. Wadah
segera ditutup kedap dan didinginkan pada suhu 300 atau
Disolusi <1231> lebih rendah. Pendinginan dilakukan secepat mungkin,
pada keadaan tertentu dalam waktu 18 jam sejak
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
pengambilan darah.
Alattipe2: 75 rpm.
Waktu: 40 menit. Pemerian Bila dicairkan zat berwama kuning muda
Prosedur Lakukan penetapan jumlah piroksikam, sampai agak tua, dapat keruh disebabkan adanya lemak.
C 15H13N3Q4S, yang terlarut dengan mengukur serapan
alikuot yandiencerkan dengan Media disolusi hingga Identifikasi Cairkan pada suhu tidak lebih dan 370, pada
kadar piroksikam lebih kurang 6 j.tg per ml dan serapan 1 ml tambahkan segera 0,2 ml larutan kalsium klorida P
Larutan baku Piroksikam BPFI pada panjang gelombang 2,5%: terbentuk koagulasi yang akan dipercepat dengan
serapan maksimum lebih kurang 334 nm menggunakan inkubasi pada suhu 370
Media disolusi sebagai blangko.
Toleransi Dalam waktu 40 menit hams larut tidak Hemolisin <211> Sediaan yang menunjukkan reaksi
kurang dan 70% (Q) C 1511 13N304S, dari jumlah yang positif pada Uji hemolisin, hanya aman digunakan untuk
tertera pada etiket. tranfusi pada penerima dengan golongan danah 0.
Lakukan penetapan terhadap Plasma Segar Be/cu yang
berasal dari danah golongan 0.
Penetapan kadar
Larutan ha/cu Timbang saksama sejumlah Piroksikam Sterifitas <71> Memenuhi syanat.
BPFI ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan
encerkan dengan asam kiorida-metanol 0,1 N hingga Wadah dan penyimpanan Dalam wadah steril tertutup
diperoleh larutan dengan kadar mendekati Larutan uji. kedap pada suhu tidak lebih dan -30° hingga saat
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan 20 tablet. digunakan. Kecuali pada waktu transportasi, lakukan
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dengan tidak lebih dari 30 menit.
-1032-

PLESTER BEDAH ZINK OKSIDA Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Zink Oxide Surgical Adhesive Tape baik, terlindung cahaya, pada suhu tidak Iebih dan 25°.

Plester Bedah Zink Oksida terdiri dari kain tenunan


sederhana dengan benang katun, benang viskosa atau PLESTER SINTETIK PERMEABEL TIDAK
campuran benang katun dan viskosa arah memanjang dan DITENUN
melebar. Kain dilapis dengan bahan perekat mengandung Permeable Non-Woven Surgical Synthetic
zink oksida yang tidak terkelupas jika gulungan dibuka. Adhesive Tape
Kain harus bersih, bebas kerusakan tenunan dan hanya
mengandung sesepora sisa daun, kulit biji dan pengotoran Plester Sintetik Permeabel Tidak Ditenun terdiri dan
lain. Dapat berpori teratur. Perekat dapat berpori atau penyangga bahan dasar kertas atau bahan kain tidak
tembus uap air dan udara. Plester tersedia dalam bentuk ditenun yang dilapisi rata dengan massa perekat polimer,
gulungan, dapat diwarnai seperti warna kulit. yang tidak mengelupas jika gulungan dibuka dan jika
digunakan pada kondisi normal tidak terlepas dan
Identifikasi Serat <841> Lakukan seperti tertera pada uji penyanggnya. Plester dapat ditembus udara dan uap air.
katun atau viskosa atau keduanya menggunakan kain Tersedia dalam bentuk gulungan pada gelendong atau
bebas perekat. poros.

Jumlah benang per 10 cm Jumlah benang arah Bobot bahan penyangga Tidak kurang dan 34' per m2 ,

memanjang tidak kurang dari 280; jumlah arah melebar lakukan penetapan seperti tertera pada Sediaan dengan
tidak kurang dari 265; lakukan penetapan seperti tertera perekat Metode II dalam Bobot per Satuan Luas <771>.
pada Pembalut tidak meregang Metode II dalam Jumlah
benang per Satuan Panjang<871>. Bobot massa perekat Tidak kurang dari 20 g per m 2 ;

lakukan penetapan seperti tertera pada Bobot massa


Perforasi Jika berpori, diameter pori 3 - 5 mm dan luas perekat dan Sediaan dengan perekat Metode II dalam
tidak lebih dan 14% dari luas seluruh kain. Bobot per Satuan Luas <771>.
Bobot massa perekat Tidak kurang dari 115 g per m 2 ;
Daya rekat <791> Memenuhi syarat.
lakukan penetapan seperti tertera path uji Bobot massa
perekat, sediaan tanpa perekat Metode I, dalam Bobot Permeabilitas nap air <1151> Tidak kurang dari 500 g
per Satuan Luas <771>. per in2 per 24 jam.
Bobot kain Tidak kurang dari 125 g per m 2 lakukan
;
Beban regang minimum <761> Metode I tidak kurang
penetapan seperti tertera pada Sediaan dengan perekat dari 8 N (lebih kurang 0,8 kgf) per cm dari lebar
Metode I dalam Bobot per Satuan Luas <771>. potongan nominal, atau yang tertera.
Kadar zink oksida dalam massa perekat <421> Tidak Sambungan Tidak boleh ada sambungan untuk plester
kurang dari 10,0%. dengan panjang kurang dani 3 m; boleh ada sambungan
tidak lebih dani satu untuk plester dengan panjang 3 m
Daya rekat <791> Memenuhi syarat. atau lebih.
Permeabifitas nap air <1151> Tidak kurang dari 500 g
Lebar Tidak boleh berbeda lebih dan ± 1,5 mm dari yang
per m2 per 24 jam untuk plester berponi.
tertera pada etiket untuk plester dengan lebar tidak lebih
Beban regang minimum <761> Metode I Tidak kurang dari 5 cm; tidak boleh berbeda lebih dan ± 2,5 mm dani
dan 40 N (lebih kurang 4,0 kgf) per cm untuk kain tak yang tertera pada etiket untuk plester dengan leban lebih
berponi: tidak kurang dari 20 N (lebih kurang 2,0 kgf) dani5cm
untuk kain berponi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Sambungan Tidak boleh ada sambungan untuk plester terlindung cahaya pada suhu tidak lebih dani 250.
dengan panjang kurang dari 3 m; boleh ada sambungan
tidak lebih dari satu untuk plester dengan panjang 3 m
atau lebih.

Lebar Tidak boleh berbeda lebih dani ± 1,5 mm dari yang


tertera path etiket untuk plester dengan lebar tidak lebih
dani 5 cm: tidak boleh berbeda Iebih dari 12,5 mm dan
yang tertera path etiket untuk plester dengan lebar lebih
dani5cm.
- 1033 -

POLIETILEN GLIKOL Kesempurnaan melarut dan warna larutan Larutan


PEG 5 g dalani 50 ml air tidak berwarna: jemih untuk bentuk
cain dan tidak lebih dari agak berkabut dari bentuk padat.
Makrogol
Polyethylene Glycol Kekentalan <1051> Lakukan uji kentalan dengan
menggunakan viskosimeter kapiler dengan waktu aliran
tidak kurang dari 200 detik, dan suhu tangas cairan dijaga
pada 98,9°±0,3°C (2100F). Batas-batas kekentalan
dinyatakan dalam tabel benikut. Untuk polietilen glikol
Polietilen glikol [25322-68-3] yang tidak setana dalam tabel, hitung kekentalannya
dengan interpolasi.
Polietilen Glikol adalah suatu polimer tambahan dan
etilen oksida dan air dinyatakan dengan rumus: Bobot Rentang Bobot Rentang
Molekul Kekentalan Molekul Kekentalan
H(OCH2CH2)OH Nominal Sentistokes Nominal Sentistokes
Rata-rata Rata-rata
200 3,9 hingga 4,8 2400 49 hingga 65
n adalah jumlah rata-rata gugus oksietilen. Bobot 2500 51 hingga 70
300 5,4 hingga 6,4
molekul rata-rata tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih 400 6,8 hingga 8,0 2600 54 hingga 74
dari 105,0% dan nilai nominal yang tertera pada etiket 500 8,3 hingga 9,6 2700 57 hingga 78
bila nilai yang tertera pada etiket di bawah 1000; tidak 600 9,9 hingga 11,3 2800 60 hingga 83
700 11,5 hingga 13,0 2900 64 hingga 88
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari nilai 67 hingga 93
800 12,5 hingga 14,5 3000
nominal yang tertera pada etiket bila nilai nominal yang 900 15,0 hingga 17,0 3250 73 hingga 105
tertera pada etiket antara 1000 dan 7000; tidak kurang 1000 16,0 hmgga 19,0 3400 76 hingga 110
dari 87,5% dan tidak lebih dari 112,5% dan nilai nominal 1100 18,0 hingga 22,0 3500 87 hingga 123
yang tertera pada etiket bila nilai nominal yang tertera 1200 20,0 hingga 24,5 3750 99 hingga 140
1300 22,0hingga27,5 4000 110 hingga 158
pada etiket di atas 7000. 1400 24 hingga3o 4250 123hingga177
1450 25 hingga 32 4500 140 hingga 200
Pemerian Umurnnya ditentukan dengan bilangan yang 1500 26 hingga33 4750 155hingga228
menunjukkan bobot molekul rata-rata. Bobot molekul 1600 28 hingga36 5000 170 hingga 250
1700 31 hingga39 5500 206hingga315
rata-rata menambah kelarutan dalam air, tekanan uap, 1800 33 hingga42 6000 250 hingga 390
higroskopisitas, dan mengurangi kelarutan dalam pelarut 1900 35 hingga 45 6500 295 hingga 480
organik, suhu beku, berat jenis, suhu nyala dan naiknya 2000 38 hingga 49 7000 350 hingga 590
kekentalan. 2100 40 hinggas3 7500 405 hingga735
2200 43 hinggas6 8000 470hingga900
Bentuk cair umumnya jenüh dan berkabut, cairan kental, 2300 46 hingga 60
tidak berwarna atau praktis tidak berwama, agak
hignoskopik, bau khas lemah. Bobot jenis pada suhu 25° Bobot molekul rata-rata
lebihkurang 1, 12. Larutan anhidrida flalat Masukkan 49,0 g anhidrida
Bentuk padat biasanya praktis tidak berbau dan tidak flalat P ke dalam botol cokelat dan larutkan dalam
berasa, putih, licin seperti plastik mempunyai konsistensi 300 ml piridin P yang baru didestilasi pada anhidnida
seperti malam, serpihan butiran atau serbuk, putih gading. ftalat berlebih. Kocok kuat hingga lanit sempurna.
Pada tabel di bawah mi menunjukkan suhu beku rata-rata, Tambabkan 7 g imidazol F, goyang hati-hati agar lanut
sesuai sifat pada umumnya dari masing-masing mutu. dan biankan selaina 16 jam sebelum digunakan.
Larutan uji untuk polietilen glikol cair Masukkan hati-
Boot41olekul nominal Suhu beku rata-rata hati 25,0 ml Larutan anhidrida fialat ke dalam botol
polietilen glikol (°) bertekanan yang tahan panas dan kening. Kemudian
tambahkan hati-hati sejumlah cuplikan yang telah
300 -11 ditimbang saksama setana dengan bobot molekul rata-rata
400 6
600 20 yang diinginkan dibagi dengan 160. Tutup botol. Dan
900 34 bungkus dengan kantong kain.
1000 38 Larutan uji untuk polietilen glikol padat Masukkan
1450 44 hati-hati 25,0 ml Larutan anhidridaftalat ke dalam botol
3350 56 bertekanan yang tahan panas dan kening. Kemudian
4500 58 masukkan sejumlah cuplikan yang telah ditimbang
8000 60 saksama setana dengan bobot molekul rata-rata yang
diinginkan dibagi dengan 160; karena kelanutannya
Kelarutan Bentuk cair bercampur dengan air, bentuk terbatas, jangan gunakan cuplikan Iebih dan 25 g.
padat mudah larut dalam air, larut dalam aseton, dalarn Tambahkan 25 ml piridin P, yang barn didestilasi,
etanol 95%, dalam idoroform, dalam etilen glikol goyang hingga larut sempurna. Tutup botol dan bungkus
monoetil eter, dalam etil asetat dan dalam toluen; tidak dengan kantong kain.
larut dalam eter dan dalam heksan. Prosedur Celupkan botol di dalam tangas air yang
-1034-

dipertahankan pada suhu antara 96 ° dan 1000 setinggi kolom baja tahan karat 1,5 m x 3 mm yang berisi 12%
larutan dalam botol. Angkat botol dari tangas air setelah bahan pengisi G13 path SINS. Pertahankan suhu injektor
5 menit, dan tanpa membuka pembungkus, goyang dan kolom masing-masing pada 260 0 dan 1650. Gunakan
selania 30 detik agar homogen. Panaskan dalam tangas nitrogen P atau gas inert lain yang sesuai sebagai gas
air selama 30 menit (60 menit untuk polietilen glikol pembawa. Laju alir lebih kurang 70 ml per menit.
yang mempunyai bobot molekul 3000 atau lebih), Prosedur Suntikkan lebih kurang 2 pJ Larutan baku ke
kemudian angkat botol dari tangas, biarkan dingin hingga dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor
suhu ruang. Buka tutup botol dengan hati-hati untuk ionisasi nyala. Rekam kromatogram, sesuaikan kondisi
melepas tekanan, ke luarkan botol dari pembungkus, percobaan hingga diperoleh puncak dengan tinggi tidak
tambahkan 10 ml air, goyang. Tunggu 2 menit, kurang dari 10 cm. Ukur tinggi puncak pertama (etilen
tambahkan 0,5 ml larutan fenolfialein P dalam piridin P glikol) dan puncak kedua (dietilen glikol). Nyatakan
(1 dalam 100). Titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N harga tersebut sebagai P1 dan P2. Suntikkan lebih kurang
L hingga terjadi warna merah muda yang pertama yang 2 tl Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
dapat bertahan selama 15 detik, natrium hidroksida 0,5 N kromatogram pada kondisi yang saina seperti pada
LV dalam ml yang diperlukan dinyatakan sebagai S. Larutan baku. Ukur tinggi puncak pertama (etilen glikol)
Lakukan penetapan blangko terhadap 25,0 ml larutan dan tinggi puncak kedua (dietilen glikol) dan nyatakan
anhidrida fialat P dan setiap penambahan piridin P ke harga tersebut sebagai Pi dan P2. Hitung prsentase etilen
dalam botol. Catat volume dalam ml dari natrium glikol dengan rumus:
hidroksida 0,5 N yang dinyatakan sebagai B. Hitung
bobot molekul rata-rata dengan rumus:
101LiL
20001
N (B - s)
C1 adalah kadar etilen glikol dalam Rg per ml Larutan
baku; W adalah berat polietilen glikol yang digunakan
W adalah bobot polietilen glikol dalam g; N adalah
dalam mg.
norrnalitas larutan natrium hidroksida; (B-S) adalah Hitung persentase dietilen glikol dengan rumus:
per bedaan volume natrium hidroksida 0,5 N yang
digunakan oleh blangko dan cuplikan.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


101cXa
' W ) P2
Metode IV Memenuhi syarat untuk benzen, kloroform,
metilen dan trikioroetilena. C2 adalah kadar dietilen glikol dalam jig per ml Larutan
baku.
PH <1071> Antara 4,4 dan 7,5; lakukan penetapan secara
potensiometrik dalam larutan yang dibuat dengan Batas etilen glikol dan dietilen glikol Tidak lebih dan
melarutkan 5,0 g zat dalam 400 ml air bebas karbon 0,25% dari jumlah etilen glikol dan dietilen glikol (Untuk
dioksida P dan tambahkan 0,3 ml larutan jenuh kalium polietilen glikol yang mempunyai bobot molekul nominal
kiorida P. 450 atau lebih, tetapi tidak lebih dari 1000).
Serium(IV) arnonium nitrat Larutkan 6,25 g serium(IV)
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan amonium nitrat P dalam 100 ml asam nitrat 0,25 N.
penetapan menggunakan 25,0 g zat dan cawan platina Gunakan dalam waktu 3 han.
yang telah ditara, sisa dibasahkan dengan 2 ml asam Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 62,5 mg
sulfatP. dietilen glikol P, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml,
larutkan dalam campuran asetonitril P yang barn
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. didestilasi-air (1:1), encerkan dengan campuran yang
sama sampai tanda, campur.
Batas etilen glikol dan dietilen glikol Tidak lebih dan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50,0 g zat
0,25% dan jumlah etilen glikol dan dietilen glikol (Untuk dalam 75 ml dfenileter P dalam labu destilasi 250 ml,
polietilen glikol yang mempunyai bobot molekul nominal bila penlu yang sudah dihangatkan, hingga dapat
kurang dan 450). meielehkan kristal. Destilasi perlahan-lahan pada tekanan
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti 1 - 2 mmHg, ke dalam labu penampung benukuran 100 ml
tertera path Kromatografi <931>. yang mempunyai tanda ukuran per jarak 1 mm hingga
Larutan baku Buat larutan dalam air yang mengandung diperoleh 25 ml destilat. Tambahkan 20,0 ml air ke dalam
500 .tg etilen glikol P dan 500 tg dietilen glikol P per ml. destilat, kocok kuat dan biarkan lapisan memisah.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 4 g zat, Dinginkan dalam tangas es hingga difenileter mengeras
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan untuk memudalikan pemisahan. Saring lapisan air yang
encerkan dengan air sampai tanda, campur. terpisah melalui penyaning, cuci difenileter dengan 5,0 ml
Sistem kromatografi Lakukan seperti tentera pada air es. Kumpulan filtrat dan air pencuci ke dalam labu
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan tentukur 25-ml. Hangatkan hingga suhu ruang, encerkan
- 1035 -

dengan air jika perlu sampai tanda. Campur larutan mi Enceran larutan baku ke dalam vial 22 ml yang
dengan 25,0 ml asetonitril P yang baru didestilasi dalam mempunyai ruang di atasnya dan bertekanan, segel
labu Erlenmeyer 125 ml bersumbat kaca. masing-masing vial dengan penutup silikon dan tekan
Prosedur Sejumlah masing-masing 10,0 ml Larutan penutup pengaman aluminium dan kerutkan penutup
baku dan Larutan uji masukkan secara terpisah ke dalam menggunakan alat penyegel tutup. Kocok selama 2 menit.
labu 50 ml yang masing-masing berisi 15,0 ml serium(IV) Larutan uji Timbang saksama sejumlah 10h0,01 g
amonium nitrat LP, campur. Dalam waktu 2 menit tuang ke dalani vial 22 ml yang mempunyai ruang di
sampai 5 menit, ukur serapan maksimum pada lebih atasnya dan bertekanan, segel dan tutup serta kerutkan
kurang 450 nm, menggunakan blangko campuran 15,0 ml seperti yang dilakukan terhadap Larutan baku.
serium(IV) amonium nitrat LP dan 10,0 ml campuran Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
asetonitril P yang baru didestilasi-air (1:1): serapan Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
Larutan uji tidak lebih besar dari serapan Larutan baku. sistem ruang atas untuk contoh dengan penyeimbang
tekanan otomatis, detektor ionisasi nyala dan kolom
Etilen oksida dan 1,4-dioksan bebas Tidak lebih dan kapiler dari leburan silika 50 m x 0,32 mm berisi bahan
10 bpj etilen oksida atau 1 ,4-dioksan. pengisi G27 dengan tebal lapisan 5 gm sebagai fase diam.
Kepingan polietilen oksida 400 Masukkan sejumlah Atur suhu kolom dan 70° - 250° dengan kenaikkan suhu
3000 g polietilen glikol 400 ke dalam labu alas bulat 10° per menit dengan ganis pemindahan pada suhu 140°
5000 ml berleher 4 dilengkapi dengan sebuah pengaduk, dan detektor pada suhu 250°. Gunakan helium P sebagai
termometer, tabung dispersi gas, penangkap es kering, gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 2,9 ml per
saluran pipa vakum dan sebuah mantel pemanas. menit. Pada 2 titik kalibrasi tidak satu titikpun bergeser
Turunkan tekanan labu dengan hati-hati pada suhu ruang dan garis dasar lebih dan 10%.
hingga lebih rendah dari I mmHg, menggunakan pompa Kalibrasi Letakkan vial benisi Larutan baku dalam
vakum perlahan-lahan selama terbentuknya busa yang pengambil contoh otomatis dan buat urutan kerja hingga
berlebihan karena adanya gas yang terperangkap. tiap vial dipanaskan pada suhu 50° selama 30 menit
Sesudah busa habis, alirkan gas nitrogen P, biarkan sebelum sejumlah zat yang sesuai yang diambil dan
tekanan naik menjadi 10 mmHg. Panaskan labu hingga sistem ruang atas untuk contoh, disuntikkan ke dalam
suhu 600 sambil menaikkan tekanan hingga lebih kurang kromatograf. Pasang pengambil contoh otomatis hingga
60 mmHg. Lanjutkan pengupasan selama 4 jam, alat suntik dapat ditarik setiap 0,3 menit, waktu
kemudian dinginkan hingga suhu ruang. Tutup pompa penekanan 1 menit, waktu suntik 0,08 menit dan tekanan
vakum dan naikkan tekanan dalam labu kembali menjadi vial 22 psi dengan kipas vial dibuka. Dapatkan luas
1 atmosfer sambil masih tetap mengalirkan nitrogen P. puncak etilen oksida dan 1 ,4-dioksan yang mempunyai
S.ingkirkan tabung gas ketika gas nitrogen P masih waktu retensi relatiflebih kurang 1,0 dan 3,1. Buat kurva
mengalir, kemudian tutup aliran gas. Pindahkan Kepingan Was puncak terhadap kadar dalam bpj pada kertas grafik,
polietilen glikol 400 ke dalam wadah berisi gas nitrogen dan tank ganis seluruh mungkin melalui titik-titik
P yang sesuai. tersebut.
Larutan baku [Hati-hati karena etilen oksida dan Prosedur Letakkan vial berisi Larutan uji dalam
1,4-dioksan beracun dan mudak terbakar. Persiapkan pengambil contoh otomatis dan kromatograf sistem ruang
larutan mi dalam lemari asam yang berventilasi baik] atas untuk contoh seperti dilakukan pada Larutan baku.
Pada sejumlah air bebas bahan' organik yang telah Dapatkan Was puncak tiap komponen dan baca kadan
diketahui bobotnya dalam vial yang dapat disegel, langsung dari titik-titik kalibrasi.
tambahkan sejumlah 1,4-dioksan P yang sesuai. Jumlah
yang ditambahkan dapat ditetapkan dengan menghitung Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
perbedan.bobot. Lanjutkan penetapan secara hati-hati
dengan meiigikuti petunjuk di bawah mi. Etilen oksida
bersifat gas pada suhu ruang. Biasanya disimpan dalam POLIETILEN GLIKOL 400
tabung silinder gas atau dalam kapsul kecil dari logam Makrogol 400
yang bertekanan. Dinginkan silinder dalam lemari Polyethylene Glycol 400
pendingin sebelum digunakan. Pindahkan sejumlah lebih
kurang 5 ml etilen oksida cair ke dalam gelas piala BM 380 sampai 420
100 ml yang didinginkan dalam es. Dengan menggunakan
alat suntik gas yang rapat dan yang sudah didinginkan
Polietilen Glikol 400 adalah polimer dari etilen oksida
dalam lemari pendingin, suntikkan sejumlah etilen oksida
dan air, dinyatakan dengan rumus: H(O-CH 2CH2)OH,
cair ke dalam campuran di atas. Segera segel vial dan
dengan hanga rata-rata n antara 8,2 dan 9, 1.
kocok. Tetapkan jumlah yang ditambahkan dengan
menghitung perbedaan bobot.
Pemerian Cairan kental jernih, tidak berwarna atau
Enceran larutan baku Buat 4 pengenceran Kepingan
polietilen glikol 400 dengan kadar berkisar antara praktis tidak berwama; bau khas lemah; agak
1 - 20 bpj untuk kedua komponen yang ditambabkan hignoskopik.
sesuai susunan (misalnya 5 bpj, 10 bpj, 15 bpj dan 20
Kelarutan Lanut dalam air, dalam etanol, dalani aseton,
bpj). Pipet secara terpisah sejumlah 10 ml masing-masing
- 1036-

dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon aromatik; dan biarkan memisah. Dinginkan dalam tangas es. Saring
praktis tidak larut dalam eter dan dalam hidrokarbon lapisan air melalui kertas saring ke dalam bejana silinder
alifatik. 50 ml bersumbat kaca dan berskala. Pada filtrat
tambahkan asetonifril P yang baru didestilasi volume
Bobot jenis <981> 1,110- 1,140. sama, kocok hingga larut sempurna. Pipet 10 ml larutan
ke dalam 15 ml serium(IV) amonium nitrat LP, cainpur.
Suhu beku Antara 4° dan 8°. Suhu beku diperoleh dan Dalam waktu 2 menit sanipai 5 menit, ukur serapan
harga rata-rata 4 pembacaan, suhu beku tertinggi dan lanutan pada 525 mm Lakukan penetapan blangko
terendah berbeda tidak lebih dari 0,4°. menggunakan 15 ml serium(IV) amonium nitrat LP dan
10 ml asetonitril P50%. Serapan larutan tidak lebih besar
Keasaman dan kebasaan Antara 4,5 dan 7,5; lakukan dari serapan larutan dalam lanitan asetonitril P 50% yang
penetapan menggunakan larutan 5%. Timbang 5,0 g zat, dalam tiap ml mengandung 3 mg dietilen glikol P dan
larutkan dalam 50 ml air, tambahkan beberapa tetes tetapkan dengan cara yang sama, mulai dan: "Pipet
merah fenol LP. Jika larutan berwarna kuning, titrasi 10 ml".
dengan natriurn hidrokida 0,01 N LV. Jika larutan
berwarna merah, titrasi dengan asam kiorida 0,01 N LV: Wadah dan penyimpanan Dalain wadah tertutup rapat.
diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml.
N
Kekentalan <1051> 6,8 - 8,0 cS pada suhu 99°, POLIMIKSIN B SULFAT
dinyatakan sebagai kekentalan kinematik. Polymyxine B Sulphate
Arsen <321> Tidak lebih dari 3 bpj. Polimiksin B Sulfat [1405-20-5]
Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan Polimiksin B Sulfat adalah garam sulfat dari sejenis
pengujian menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai polimiksin, yaitu zat yang dihasilkan oleh biakan Bacillus
berikut: Campur 4,0 g zat dengan 5,0 ml asam klorida P polymyxa (Prazmowski) Migula (Familia Bacillaceae),
1% v/v, encerkan dengan air secukupnya hingga 25,0 ml. atau campuran dari 2 atau lebih bentuk garamnya. Potensi
tidak kurang dari 6000 unit Polimiksin B Fl per mg,
Bobot molekul rata-rata Tidak kurang dari 380 dan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
tidak lebih dari 420; lakukan penetapan sebagai berikut:
Larutan anhidrida flalat-piridin Timbang saksama Pemerian Serbuk putih sampai kekuning-kuningan; tidak
lebih kurang 422 g anhidrida fialat P. tambahkan pada berbau atau bau khas lemah.
300 ml piridin P segar (diperoleh dengan merefluks
menggunakan barium oksida P) yang mengandung air Kelarutan Mudah lanut dalam air; sukan larut dalam
kurang dan 0,1% dalam tabu 1 liter bersumbat kaca. etanol.
Kocok kuat hingga larut sempuma, biarkan selama
1 malam. Baku pembanding Polimikgin B Sulfat BPFI; Lakukan
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 2,1 g zat, pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada
masukkan ke dalam tabu tahan tekanan, tambahkan suhu 60° selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
25,0 ml Larutan anhidrida fialat-piridin. Tutup labu, dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di
bungkus dengan kain dan celupkan dalam tangas air tempat dingin.
bersuhu 96° - 100° sedalam tinggi lanitan dalam labu,
selama 1 jam. Angkat labu, biarkan dingin hingga suhu Identifikasi
ruang. Tambahkan 50,0 ml natrium hidroksida 0,5 N dan A. Lakukan Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti
5 tetes larutan fenolfialein P 1% dalam piridin P. Titrasi tentena pada Kromatografi <931>.
dengan natrium hidroksida 0,5 N L hingga warna merah Fase gerak Buat campuran natrium fosfat tribasa
muda stabil selama tidak kurang dari 15 detik. Lakukan 0,1 M-asetonitril P (77:23), atur pH hingga 3,0 dengan
penetapan blangko. Hitung bobot molekul rata-rata dengan penambahan asamfosfat P. Saning dan awaudarakan. Jika
mengalikan bobot dalam g, zat uji dengan 4000 dan penlu lakukan penyesuian menurut Kesesuaian sistem
membagi hasilnya dengan selisih volume dalam ml, seperti tertera pada Kromatografi <931>.
natrium hidrok.sida 0,5 N L yang diperlukan pada titrasi Larutan ba/cu Buat larutan Polimiksin B Sulfat BPFI
dan penetapan blangko. dalam Fase gerak dengan kadan lebih kurang 3,5 mg per
ml. Lindungi lanutan dani cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Larutan uji Buat larutan zat dalam Fase gerak dengan
kadar lebih kunang 3,5 mg per ml. Lindungi larutan dan
Batas etilen glikol dan dietilen glikol Larutkan 50 g zat cahaya.
dalam 75 ml djfenileter P dalam tabu destilasi 250 ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Destilasi dalam hampa udara (1 - 2 inniNg) ke dalam tabu Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
penampung 100 ml berskala 1 ml, hingga diperoleh 25 ml dilengkapi dengan detekton 212 nm dan kolom 25 cm x
destilat. Pada destilat tambahkan 25,0 ml air, kocok kuat
- 1037 -

4,6 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran partikel Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan campuran
5 gm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. dalam resep, pada etiket dinyatakan angka unit
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Polimiksin B per mg, dinyatakan tidak untuk penggunaan
sama (lebih kurang 101A) Larutan ba/cu dan Larutan uji produksi, tidak untuk sediaan steril dan potensinya tidak
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram. bisa dijamin bila lebih dari 60 hari setelah dibuka. Jika
Kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, digunakan untuk pembuatan injeksi atau sediaan steril
menunjukkan respons puncak utama sesuai dengan lain, pada etiket dinyatakan steril, atau hams diproses
polimiksin BI dan waktu retensi relatif puncak lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.
polimiksin B2 dan polimiksin B3 berturut-turut lebih
kurang 0,5 dan 0,6.
B. Larutan 2 mg zat uji dalam S ml air, tambahkan 5 ml POLIMIKSIN B UNTUK INJEKSI
larutan natrium hidroksida 2,5 N, campur, tambahkan Polymyxin B for Injection
5 tetes larutan tembaga(IJ) sulfat P (1 dalam 100) tetes
demi tetes, kocok: terjadi warna lembayung kemerahan. Polimiksin B Untuk Injeksi mengandung polimiksin B
C. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Sulfat sulfat setara dengan polimiksin B tidak kurang dan
seperti tertera pada Uji IdentfIkasi Umum <291>. 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 5 mg per ml.
Baku pembanding Polimiksin B Sulfat BPFI; Lakukan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; pengeringan pada tekanan tidak iebih dari 5 mmHg, pada
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, suhu 60° selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
dalam hampa udara, pada suhu 60° selama 3 jam, dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di
menggunakan 100 mg. tempat dingin.

Fenilalanin Antara 9% dan 12%, dihitung terhadap zat Identifikasi Secara Kromatografi lapis tipis <281>
yang telah dikeringkan. Timbang saksama lebih kurang Memenuhi syarat.
0,375 g zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
larutkan dan encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat Larutan
tanda. Ukur serapan larutan pada panjang geiombang terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi pada saat akan
serapan maksimum lebih kurang 264 nm, 258 nm dan digunakan.
252 nm dan serapan pada 280 nm dan 300 nm. Hitung
persentase fenilalanin dalam zat dengan numus: Pirogen <231> Memenuhi syarat, lakukan penyuntikkan
1,0 ml per kg bobot kelinci, menggunakan lanutan
(9,4787 polimiksin B 20.000 unit per ml daiam salin bebas
- 0,5A252 + 0,5A 2 - 1,84A 280 + 0,8A 3 )
pirogen.

W adalah bobot dalam g poiimiksin B sulfat; A 258, A252 , Sterifitas <71> Memenuhi syarat, jika diuji seperti tertera
A264, A280, A300 berturut-turut adalah serapan larutan pada
pada Penyaringan membran dalam Uji sterilitas dan
panjang gelombang 258, 252, 264, 280, dan 300 nm. produk yang diuji.

Syarat lain Jika digunakan untuk pembuatan campuran Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
dalam re'ep, hams memenuhi syarat Sisa pemaran pada Injeksi volume kecil.
<301> seperti tertera pada Polimiksin B untuk Injeksi.
Jika pada etiket dinyatakan sterii, hams memenuhi syarat Logam berat <371> Metode III Tidak iebih dari 100 bpj.
Uji sterilitas <71>, dan jika dinyatakan untuk sediaan
injeksi, hams memenuhi syarat Pirogen seperti tertera Syarat lain Memenuhi syanat pH <1071> dan Susut
pada Polimiksin B untuk Injeksi. Jika dinyatakan pengeringan <1121> seperti tertera pada Polimiksin B
polimiksin B suifat hams diproses lebih ianjut untuk Sulfat. Memenuhi syarat Keseragaman sediaan <911>
pembuatan sediaan injeksi, hams memenuhi syarat dan Penandaan seperti tertera pada Injeksi.
Pirogen <231> seperti tertera pada Polimiksin B untuk
Injeksi. Penetapan kadar
Larutan uji 1 (wadah dosis tunggal). Konstitusikan zat
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada dengan sejumlah air sesuai dengan volume pelarut yang
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>. tertera pada etiket. Ambil semua isi yang dapat diambil,
menggunakan jarum hipodermik dan siring yang sesuai,
Wadah dan penyimpanan Daiam wadah tertutup rapat, encerkan dengan Dapar no 6 hingga kadar unit
tidak tembus cahaya. Polimiksin B per ml yang diinginkan.
Larutan uji 2 (etiket menunjukkan poiimiksin B
dibenikan dalam sejumiah volume larutan terkonstitusi).
- 1038-

Konstitusikan satu wadah polimiksin B untuk injeksi Syarat lain Memenuhi syarat penetapan Air, Sisa
dengan sejumlah air sesuai dengan volume pelarut yang pemUaran, Arsen, Logam berat dan Bilangan asam
tertera pada etiket. Pipet sejumlah volume larutan dan seperti tertera pada Polisorbat 80.
encerkan dengan Dapar no 6 hingga kadar unit
Polimiksin B per ml yang diinginkan. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
potensi antibiotik secara mikrobiologi <131>,
menggunakan sejumlah volume Larutan uji yang diukur POLISORBAT 60
saksama dan diencerkan secara kuantitatif dengan Dapar Polysorbate 60
no 6 hingga diperoleh enceran larutan uji dengan kadar
yang setara dengan nilai tengah Larutan baku. Poliok.sietilen 20 sorbitan monostearat
[Campuran biasanya mengandung a,sam lemak] [9005-
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam Wadah untuk 67-8]
padatan steril seperti tertera pada Injeksi, terlindung
cahaya. Polisorbat 60 adalah campuran ester stearat dan palmitat
dari sorbitol dan anhidridanya berkopolimerisasi dengan
Penandaan Pada etiket hams dinyatakan pemberian lebih kurang 20 molekul etilen oksida untuk tiap molekul
secara intramuskular dan/atau intratekal. Hanya diberikan sorbitol dan anhidrida sorbitol.
pada pasien yang dirawat di rumah sakit, dan di bawah
pengawasan dokter. Pemerian Cairan seperti minyak atau semi gel; kuning
hinggajingga; berbau khas lemah.

POLISORBAT 20 Kelarutan Larut dalam air, dalam etil asetat dan dalam
Polysorbate 20 toluen; tidak larut dalam minyak mineral dan dalam
minyak nabati.

Identifikasi
HO O I A. Menunjukkan reaksi Jdentfikasi A dan C seperti
wIxty+120 tertera pada Polisorbat 80.
B. Pada 2 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 0,5 ml
brom LP tetes demi tetes; warna brom tidak hilang
(berbeda dengan Polisorbat 80).
Polioksietilen 20 sorbitan ,nonolaurat [9005-64-5]
Bilangan hidroksil Antara 81 dan 96; lakukan penetapan
Polisorbat 20 adalah ester laurat dari sorbitol dan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>.
anhidridanya berkopolimerisasi dengan lebih kurang
20 molekul etilen oksida untuk setiap molekul sorbitol Bilangan penyabunan Antara 45 dan 55; lakukan
dan anhidrida sorbitol. penetapan seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak
<491>.
Pemerian Cairan, kuning muda hingga cokelat muda;
ban khas lemah Syarat lain Memenuhi syarat penetapan Air, Sisa
pemaran, Arsen, Logam berat dan Bilangan asam
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dalam etil seperti tertera pada Polisorbat 80.
asetat, dalam metanol dan dalam dioksan; tidak larut
dalam minyak mineral. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

Identifikasi
A. Menunjukkan reaksi JdenttIkasi A dan C seperti POLISORBAT 80
tertera pada Polisorbat 80. Polysorbate 80
B. Pada 2 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 0,5 ml
brom LP tetes demi tetes; warna brom tidak hilang Polioksietilen 20 sorbitan monooleat [9005-65-6]
(berbeda dengan Polisorbat 80).
Polisorbat 80 adalah ester oleat dari sorbitol dan
Bilangan hidroksil Antara 96 dan 108; lakukan anhidnidanya berkopolimerisasi dengan lebih kurang
penetapan seperti tertera path Lemak dan Minyak Lemak 20 molekul etilen oksida untuk tiap molekul sorbitol dan
<491>. anhidrida sorbitol.

Mangan penyabunan Antara 40 dan 50; lakukan Pemerian Cairan seperti minyak, jernih, berwarna kuning
penetapan seperti tertera padda Lemak dan Minyak Lemak muda hingga cokelat muda; bau khas lemah; rasa pahit
<491>. dan hangat.
- 1039 -

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak Povidon lodum adalah senyawa kompleks dari iodum
berbau dan praktis tidak berwarna; larut dalam etanol, dengan povidon. Mengandung tidak kurang dari 9,0%
dalam etil asetat; tidak larut dalam minyak mineral. dan tidak lebih dari 12,0% iodum (I) dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Identifikasi
A. Pada 5 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 5 ml Pemerian Serbuk amorf, cokelat kekuningan; sedikit
natrium hidroksida LP. Didihkan beberapa menit, berbau khas. Larutan bereaksi asam terhadap kertas
dinginkan dan asamkan dengan asam kiorida 3 N: larutan lakmus.
beropalesensi kuat.
B. Pada 2 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 0,5 ml Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; praktis
brom LP tetes demi tetes: warna brom hilang. tidak larut dalam klorofrom, dalam karbon tetraklorida,
C. Campur 60 volume zat dan 40 volume air: terbentuk dalam eter, dalam heksan dan dalam aseton.
massa gelatin pada suhu ruang dan di bawah suhu ruang.
Identifikasi
Bobotjenis <981> Antara 1,06 dan 1,09. A. Tambahkan 1 tetes larutan (1 dalam 10) pada
campuran 1 ml kanji LP dan 9 ml air: terjadi warna biru
Kekentalan <1051> Antara 300 dan 500 sentistokes pada tua.
suhu 25°. B. Sebarkan 1 ml larutan (1 dalam 10) di atas lempeng
kaca 20 cm x 20 cm, dan biarkan semalam di udara
Air <1031> Metodellidak lebih dari 3,0%. terbuka pada suhu ruang dengan kelembaban rendah:
terbentuk lapisan menyebar, kering, cokelat dan mudah
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25% larut dalam air.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dan 1 bpj. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%;
lakukan penetapan menggunakan 5,0 g zat, keringkan
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. pada suhu 105° hingga perbedaan antara dua kali
penimbangan berturut-turut dalam jangka waktu 1 jam
Bilangan asam Tidak lebih dan 2,2; lakukan penetapan tidak lebih dari 5,0 mg.
sebagai benikut: Timbang 10,0 g zat masukkan ke dalam
labu Erlenmeyer 250 ml, dan tambahkan 50 ml etanol Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan
ñetral P. Panaskan di atas tangas uap hingga hampir penetapan dengan menggunakan 2 g zat.
mendidih, kocok sesekali secara hati-hati selama
pemanasan. Tutup dengan gelas piala, dinginkan dengan Logam berat<37 1>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
air mengalir, tambahkan 5 tetesfenolfialein LP dan titrasi
dengan natrium hidrokida 0,1 N LV: diperlukan tidak Kandungan nitrogen <581> Tidak kurang dari 9,5% dan
lebih dari 4 ml natrium hiroksida 0,1 N. tidak lebih dari 11,5%, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Bilangan hidroksil Antara 65 dan 80; lakukan penetapan
seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>. Ion iodum Tidak lebih dari 6,6%, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Bilangan penyabunan Antara 45 dan 55; lakukan Penetapan iodum total Timbang saksama lebih kurang
penetapseperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak 500 mg zat, larutkan dalam 100 ml air dalam labu
<491>. Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan natrium bisulfit LP
hingga warna iodum hilang. Tambahkan 25,0 ml perak
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. nitrat 0,1 N L dan 10 ml asam nitrat P. campur. Titrasi
kelebihan perak nitrat dengan amonium tiosianat 0,1 N L
menggunakan indikator besi(III) amonium sulfat LP.
POVIDON IODUM Lakukan penetapan blangko. Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 12,69 mg I. Dari persentase iodum total
Povidone Iodine
yang dihitung terhadap zat yang dikeringkan, dikurangi
persentase iodum dani Penetapan kadar iodum diperoleh
[ _1 persentase ion iodum.
6 X1

[ rr° Jn
Penetapan kadar iodum Timbang saksama lebih kurang
5 g zat, masukkan ke dalam gelas piala 400 ml dan
tambahkan 200 ml air. Tutup gelas piala dan aduk dengan
pengaduk mekanik pada suhu rüang selama tidak lebih
Polimer 1-vinil-2-pirolidion, dari 1 jam untuk melarutkan. Segera titrasi dengan
Bersenyawa dengan iodum [25655-41-8] natrium tiosulfatO, I N L dan tambabkan 3 ml kanji LP
(C6H9NO).Xi
-1040-

pada waktu mendekati titik akhir. Lakukan penetapan Pravastatin Natrium mengandung tidak kurang dan
blangko. 97,5% dan tidak lebih dari 102,0% C23H35NaO7 dihitung
terhadap zat anhidrat dan bebas pelarut.
Tiap ml nafrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan 12,69 mg Baku pembanding Pravastatin 1, i,3,3-Tetra-
metilbutjlamin BPF7, Pravastatin Natrium BPFI,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A Pravastatin BPFI.

Identifikasi
LARUTAN TOPIKAL POVIDON IODUM A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
Povidone Iodine Topical Solution dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti Pravastatin
Larutan Topikal Povidon loduni adaiah larutan Povidon natrium RPM.
lodum. Mengandung tidak kurang dari 85,0% dan tidak B. Menunjukkan reaksiNatrium seperti tertera pada Uji
lebih dari 120,0 % lodum dari jumlah yang tertera pada Identfikasi Umum <291>.
etiket. Dapat mengandung sedikit etanol.
pH <1071>Antara 7,2 dan 9,0; lakukak penetapan
Identifikasi
menggunakan larutan (1 dalam 20).
A. Tambahkan 1 ml larutan yang mengandung iebih
kurang 0,05 % iodum ke dalam campuran I ml kanji LP Air <1031>Metode ITidak iebih dari 4,0%.
dan 9 ml air: terjadi warna biru tua.
B. Masukkan 10 ml larutan ke dalam labu Erlenmeyer Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
50 ml, hindari kontak dengan leher labu, tutup labu
dengan kertas saring dan basahkan dengan I tetes kanji Etanol Tidak Iebih dari 3,0% (jika ada). Lakukan
LP: tidak terjadi warna biru dalam waktu 60 detik. penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
pH<1071> Antara 1,5 dan 6,5. Larutan baku Pipet 2 ml etanol mutlak P ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda,
Kandungan etanol <1041> (Jika ada) Antara 90,0% dan campur. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur
110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet I ml ke
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume setara dalam vial yang dilengkapi tutup septum dan penutup
aluminium. Hitung jumlah etanol WA, yang ditambahkan
dengan lebih kurang 50 mg iodum, masukkan dalam
gelas piala 100 ml, tanibahkan air hingga volume total dalam g. Bobot jenis dari etanol mutlak P adalah 0,79 g
tidak kurang dari 30 ml. Segera titrasi dengan natrium per ml. Tambahkan 5 ml Larutan uji ke dalam vial yang
tiosulfat 0,02 N LV, tentukan titik akhir secara sama, tutup rapat vial, campur. Panaskan vial pada suhu
potensiometrik, menggunakan sistem eiektrode platina- 80° selama 60 menit.
kalomel. Lakukan penetapan blangko. Larutan blangko Pipet 6 ml air ke dalam vial yang
dilengkapi tutup septum dan penutup aluminium, tutup
Tiap ml natrium tiosulfat 0,02 N rapat vial. Panaskan vial pada suhu 80° selama 60 menit.
setara dengan 2,538 mg Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 0,2 g zat
masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, larutkan dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml iarutan ke
dalain vial yang dilengkapi tutup septum penutup
aluminium tambahkan I ml air, tutup rapat vial, dan
PRAVASTATIN NATRIUM campur. Panaskan vial pada suhu 80° selama 60 menit.
Pravastatin Sodium Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatograji <931>. Knomatograf gas dilengkapi dengan
'head space' dan detektor ionisasi nyala dan kolom
kapiler leburan silika 30 m x 0,53 mm berisi bahan
pengisi 643 dengan tebal lapisan 3 Am. Gas pembawa
adalah helium P, dengan perbandingan split 1:5 dan
kecepatan linear aliran gas iebih kurang 35 cm per detik.
Pertahankan suhu kolom pada 40° selama 20 menit,
kemudian naikkan 10° per menit sampai 240°, dan
pertahankan 2401 selama 20 menit. Pertahankan suhu
Natrium (+)-(flR, bR), IS, 2S, 6S, 8S, 8aR)- 'transfer line' pada 85°, suhu injektor pada 140° dan
1,2,6,7,8, 8a-heksahi dro-/J,ô. 6,8-tetrahidroksi-2-metil-i- detektor pada 250°. Lakukan kromatografi terhadap
naflalen heptanoat, 8-[(2S)-(2-metilbutirat)] [81131-70-6.] Larutan blangko, rekam kromatogram dan ukur respons
CH35NaO7 BM 446,51
- 1041 -

Waktu Larutan A Larutan B Eluasi


puncak seperti tertera pada Prosedur: tidak ada respons
(Inenit) ON (%)
puncak.
0-3,0 100 0 isokratik
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 1 ml) Larutan baku dan Larutan uji 3,0 - 26,5 100 -p0 0-,100 gradien linear
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur 26,5 - 26,6 O-+100 100 -p0 gradien linear
respons puncak utama. Hitung persentase (b/b) etanol 26,6-30,0 100 0 kesetimbangan
dalam zat dengan rumus:
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
r sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak
100 ( w )5)-
rS seperti tertera pada Prosedur: Waktu retensi relatif
pravastatin dan senyawa sejenis A pravastatin berturut-
WA adalah bobot dalam g etanol yang ditambahkan ke turut lebih kunang 1,0 dan 1,1; resolusi, R , antara puncak
dalam Larutan baku; W adalah bobot dalam g pravastatin pravastatin clan senyawa sejenis A pravastatin tidak
natrium yang digunakan untuk membuat Larutan uji; kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
V adalah volume dalam ml Larutan uji; 5 adalah volume baku rekam kromatogram dan ukun respons puncak
dalam ml Larutan uji yang dipipet; ru dan r5 berturut- seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
turut adalah respons puncak etanol dari Larutan uji dan pada penyuntikan ulang tidak lebih danilO,0%.
Larutan baku. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran dan ke dalam kromatognaf, rekam kromatogram dan ukur
total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada
respons puncak utama. Hitung persentase masing-masing
Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Krornatografi cair
cemanan dalam zat dengan rumus:
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
[Catalan Larutan baku dan Larutan uji dipertahankan
pada suhu 150 sampai waktupenyuntikan.]
Pengencer Campuran metanol P-air (1:1).
100 C It553,78
6,5 l yVirj
)W )r s
Dapar pH 7,0 Buat larutan asam fosfat P 0,08 M, atur
pH hingga 7,0 dengan penambahan trietilamin P, campur. C adalah kadar pravastatinl,2,3,3-tetrainetilbutilamin
Larutan A Buat campuran air-Dapar pH 7, 0-asetonitril P dalam mg per ml Larulan baku;446,5ldan 553,78
(52:30:1 8),saning dan awaudarakan. berturut-turut adalah bobot molekul pravastatin natrium
Larutan B Buat campuran asetonitril P-Dapar pH 7,0- dan pravastatin 1,1,3,3-tetrametilbutilamin; V adalah
air (60:30:10) saning dan awaudarakan. volume dalam ml Larutan uji; W adalab bobot dalam mg
Fase gerak Buat vaniasi campuran Larutan A dan pravastatin natrium untuk membuat Larutan uji; r1 adalah
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika respon puncak masing-masing cemanan dari Larutan uji
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem dan r adalah respon puncak pravastatin dari Larutan
seperti tertera pada Kromatografl <931>. baku.
Larutan baku Timbang saksama Pravastatin 1,1,3,3-
tetrametilbutilamin BPFI, larutkan dan encerkan secana Tabel
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Pengencer Nama cemaran Waktu Batas
hingga kadar lebih kurang 1,25 tg per ml. retensi relatif (%)
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah 3'-Hidroksipravastatin 0,33 0,2
6-Epipravastatin 0,92 0,3
Pravastatin 1, 1,3,3-tetrametilbutilamin BPFI dan 3 a-Hidroksiisokompakti& 1,1 0,2
Senyawa`-sjenis A Pravastatin BPFI, larutkan dalam Cemaran Pentanoi1 2 1,2 0,2
Pengencer hingga kadar berturut-turut lebih kurang Pravastatin lakton 1,8 0,2
0,6 mg dan 0,001 mg per ml [Catalan Senyawa sejenis A Kompaktm 39 1 0,2
Cemaran lain 0,1
Pravastatin BPFI adalah garam natrium dari asam 3a-
-

Total cemaran - 0,6


hidrokriisokompaktin.] 1 Natrium(3R,5R)-3,5-dihidroksi-7-[(IS,2S,3S,8S,8aR)-3-hidroksi-2-

Larutan uji Timbang saksama 50 mg zat, masukkan ke metil-8-[[(2S)-2-metilbutanoil]oksi]-1,2,3,7,8,8a-heksahidronaftalen-1-


dalam labu terukurlOO-ml, larutkan dan encerkan dengan il]heptanoat(senyawa sejenis A pravastatin)
2Asam(3R,5R)-3,5-dihidroksi-7-[(1S,2S,3S,8S,8aR)-3-hidroksi-2-metil-
Pengencer sampai tanda. 8-[[(2S)-2-metilbutanoil]oksi]-1,2,3,7,8,8a-heksahidronaftalen-1-
Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada il]heptanoat
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor UV 238 nm dan kolom Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
7,5 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukunan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
partikel 3,5 pm atau kolom 10 cm x 4,0 mm berisi bahan Kromatografi <931>.
pengisi Li dengan ukuran partikel 3 pm. Laju alir lebih Larutan A Buat larutan asamfosfat P 0,08 M, atun pH
kurang 1 ml per menit. Knomatograf diprogram sebagai hingga 5,0 dengan penainbahan larutan natrium
berikut: hidroksida P 25%, saning dan awaudarakan.
Larutan B Gunakan Asetonitril P, awaudarakan.
-1042-

Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan data pendukung stabilitas dapat disimpan di bawah
Larutan B seperti tertera pada S/stem kromatografi. Jika nitrogen pada tempat dingin. Simpan pada suhu ruang.
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian s/stem
seperti tertera pada Kromatografi <931>,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pravastatin TABLET PRAVASTATIN NATRIUM
I, 1,3,3-Tetrametilbutilamin BPFI, larutkan dan encerkan Pravastatin Sodium Tablet
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol
F, hingga kadar iebih kurang 0,25 mg per ml. Tablet Pravastatin Natrium mengandung Pravastatin
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumiah Natrium, CH35NaO7, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
Pravastatin 1, 1,3,3-tetrametilbutilamin BPFI dan lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Senyawa sejenis A Pravastatin BPF.1, larutkan dalam
metanol P hingga kadar berturut-turut iebih kurang Baku pembanding Pravastatin natriurn BPFI, Senyawa
0,25 mg dan 0,00 1 mg per ml. sejenis B Pravastatin BPFI, Pravastatin 1, 1,3,3-Tetra-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, metilbutilamin BPFI,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, iarutkan dan
Identifikasi
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
S/stem kromatograJl Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>, Kromatograf cair kinerja tinggi uji sesuai dengan Larutan baku seperti diproieh pada
dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 10 cm x Penetapan Kadar.
B. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
4,0 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
3 Rm. Laju alir Iebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf kurang 10 mg pravastatin natrium dan ekstraksi dengan
diprogram sebagai berikut: air. Ukur serapan ekstrak dengan kadar lebih kurang
10 .tg per ml pada panjang geiombang antara 220 dan
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi 340 nm. Spektrum serapan menunjukkan maksimum pada
(menit) (%) (%) panjang gelombang yang sama dengan larutan
0-7,0 80 -+72 20-28 gradien linear Pravastatin Natrium BPFI.
7,0 - 10,0 72 -+50 28-*50 gradien linear
10,0-17,0 50 50 isokratik Disoiusi <1231>
17,0 - 17,1 50--+80 50-+20 gradien linear
17,1 - 20,0 80 20 kesetimbangan Media disolusi : 900 ml air
Alattipe2:50 rpm
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian Waktu : 30 menit
s/stern, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 23H35NaO7 yang
seperti tertera pada Prosedur: Waktu retensi reiatif teriarut dengan mengukur serapan aiikuot , jika perlu
pravastatin dan senyawa sejenis A pravastatin berturut- encerkan dengan Media disolusi dan iarutan baku
turut iebih kurang 1,0 dan 1,2; resolusi, R, antara puncak Pravastat/n 1,4 3,3-Tetrametilbutilarnin BPFI dalani
pravastatin dan senyawa sejenis A pravastatin tidak media yang sama pada panjang gelombang serapan
kurang dari 1,2 dan simpangan baku relatif untuk respons maksimum lebih kurang 238 run. [Catatan Untuk
puncak pravastatin pada penyuntikan uiang tidak iebih menyatakan kadar larutan baku sebagai pravastatin
dari 2,0%. flair/urn, gunakan faktor konversi (446,511553,78);
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 446,51 dan 553,78 adalah bobot mole/wi daripravastatin
sama (iebih kurang 10 jtl) Larutan baku dan Larutan uji flair/urn dan pravastatin 1, 1,3,3-Tetra-metilbutiiamin.]
ke daiam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Toleransi Daiam waktu 30 menit hams iarut tidak
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, kurang dan 80% (Q) C 23H35NaO7 dari jumiah yang tertera
pravastatin natrium, C 23H35NaO7 dalam zat yang pada etiket.
digunakan dengan rumus: Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

vc 446 ,51 Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
(553,78 ) t. r5
Kromatografi <931>.
V adalah volume dalam ml Larutan uji; C adalah kadar Fase gerak dan Sistern kromatograjI Lakukan seperti
Pravastatin 1,1 ,3,3-tetrametilbutilamin dalam mg per ml tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku; 446,51dan 553,78 berturut-turut adaiah Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
bobot molekul pravastatin natrium dan pravastatin kadar [Catatan Gunakan iarutan daiarn waktu 24 jam
seteiah pembuatan.]
1,1 ,3,3-tetrametilbutilamin; ru dan rs berturut-turut adaiah
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (iebih kurang
respons puncak pravastatin dari Larutan uji dan Larutan
20 t.tl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
baku.
kromatogram dan ukur respons puncak dengan waktu
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, retensi 4 kali puncak pravastatin. Identifikasi semua
simpan seperti petunjuk pada etiket. Jika didukung oleh cemaran yang tertera pada Tabei dan ukur respons
- 1043 -

puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam Pengencer 1 sampai tanda. Sentrifus sebagian lanutan
tablet, dengan rumus: pada 2000 rpm selama 15 menit atau saring.
Larutan uji Pipet 5 ml Larutan uji persediaan, dan
encerkan dengan Pengencer 2 hingga kadar lebih kurang
ioo1LL 0,1 mg per ml berdasarkan jumlah yang tertera pada
r etiket.
Larutan kesesuian sistem Timbang saksama lebih
r, adalah respons puncak masing-masing cemaran dan r
kurang 2 mg Senyawa Sejenis B Pravastatin BPFI,
adalah jumlah seluruh respons puncak dari Larutan uji. masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. Larutkan dan
Abaikan respons puncak pada waktu retensi relatif Iebih
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 0,1 ml
kurang 0,7 dan 0,03; dan cemaran lebih kecil dari 0,05%. larutan dan 1 ml Larutan baku ke dalam tabung kecil,
campur. [Catatan Senyawa sejenis B pravastatin adalah
Tabel
Nama Waktu Batas
6'-epipravastatin natrium.]
retensi (%) Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
relatif Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
Cemaran oksidasV 0,5 1 dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 'end
Pravastatin natrium 1,0 -
capped' 5 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi LI atau
Cemaran spesifik lain 1 1,6 0,2
Cemaran spesifik lain 2 1,8 2 kolom 'end capped 7,5 cm x 3,9 mm berisi bahan
Pravastatin lakton 2,1 2 pengisi Li. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Cemaran spesifik lain 3 2,8 0,2 Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
Cemaran spesifik lain 4 3,2 0,2 sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Cemaran spesifik lain 5 3,8 0,2
Cexnaran tidak spesifik - 0,2 seperti tertera pada Prosedur: Waktu retensi relatif untuk
Total cemaran - 3 senyawa sejenis B pravastatin dan pravastatin berturut-
'Natrium(3R,5R)-3,5-dihidroksi-7-[(1S,2S)-6-hidroksi-2-metil-1,2- turut lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antana puncak
dihidronaftalen-1-il]heptanoat.
senyawa sejenis B pravastatin dan pravastatin tidak
kunang dari 3,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
Kromatografi <931> [Catatan Larutanbaku, Larutan uji pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
persediaan, dan Larutan uji dapat disimpan pada suhu Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
ruang selama 7 han.]
sama (lebih kurang 20 [tl) Larutan baku dan Larutan uji
Fase gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
glasial P-trietilamin P (500:500:1:1). Saring dan respons puncak pravastatin. Hitung persentase,
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut pravastatin natnium, C 23H35NaO7 dari jumlah yang tertera
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
pada etiket yang digunakan dengan numus:
<931>.
Pengencer I Timbang 16,4 g natrium asetat anhidrat P (441 ,11YCVD )(ru
masukkan ke dalam labu tentukur 2000-ml. Tambahkan "
1600 ml air, atur pH hingga 5,6 dengan penambahan 53,78J1\NLrS)'°°
asam asetat glasial P, encerkan dengan air sampai tanda, 446,51 dan 553,78 berturut-turut adalah bobot molekul
campur. pravastatin natnium dan pravastatin 1,1,3,3-
Pengencer 2 Buat campuran dari Larutan 1- metanol P tetrametilbutilamin; C adalah kadar pravastatin 1,1,3,3-
(80:20).' tetrametilbutilamin dalam mg per ml Larutan baku; V
Larutan Baku Timbang saksama sejumlah Pravastatin adalah volume dalam ml Larutan uji pensediaan; D
1, 1,3,3-Tetrametilbutilamin BPFI masukkan ke dalam adaiah faktor pengenceran dari Larutan uji; N adalah
labu tentukur yang sesuai, larutkan dengan Pengencer 1, jumlah tablet yang digunakan untuk membuat Larutan uji
sonikasi, hingga kadar lebih kurang 0,6 mg per ml. Pipet persediaan; L adalah jumlah dalam mg pravastatin
5 ml larutan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan natrium per tablet, yang tertera pada etiket; ru dan rs
dengan Pengencer 2 sampai tanda. berturut-turut adalah respons puncak pravastatin dan
Larutan uji persediaan Masukkan tidak kurang dan Larutan uji dan Lanutan ba/cu; 100 adalah faktor konversi
5 tablet ke dalam labu tentukur yang sesuai dengan persentase.
kapasitas (N L x 2)-ml, N adalah jumlah tablet yang
dimasukkan, L jumlah dalam mg pravastatin natrium per Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
tablet yang tertera pada etiket. Isi labu dengan rapat, tenlindung dari kelembaban dan cahaya, pada suhu
Pengencen 1 hingga lebih kurang 80% volume labu. ruang terkendali.
[Catatan Perlu mengisi 80% isi labu untuk
mempertahankan pH selama pengerjaan.] Kocok selama
1 jam dan sonikasi selama tidak kurang dan 15 menit,
kocok secara peniodik labu dengan tangan hingga tablet
hancur sempurna. Biarkan dingin dan encerkan dengan
-1044-

PRAZIKUANTEL Senyawa sejenis Masing-masing tidak lebih dari 0,2%;


lakukan penetapan dengan cara Krornatografi cair kinerja
Praziquantel
tinggi seperti tertera pada KrornatograjI <931>.
Fase gerak dan Sistem krornatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama masing-masing
sejumiah Senyawa sejenis A Prazikuantel BPFI, Senyawa
sejenis B Prazikuantel BPFJ dan Senyawa sejenis C
2-(Sikloheksilkarbonil)-1,2,3, 6,7, llb-heksahidro Prazikuantel BPFI ianutkan dengan Fase gerak hingga
diperoleh larutan tunggal dengan kadar masing-masing
4H-pirazino-[2, 1-a]isokuinolin-4-on [55268-74-1]
lebih kunang 0,04 mg per ml.
C1 9H24N202 BM 312,41
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 200 mg zat
Prazikuantel mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, Iarutkan dalam
tidak lebih dari 101,0 % C 19H24N202 , dihitung terhadap Faze gerak, encerkan sampai tanda.
zat yang telah dikeringkan. Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 Lii ) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur
Pemerian Serbuk hablur; putih atau praktis putih; tidak
respons puncak yang dihasiikan. Waktu ritbMi relatif
berbau atau bau khas Iemah.
iebih kurang 0,8 untuk senyawa sejenis A Prazikuantel
BPFI; 1,0 untuk prazikuantel; 1,8 untuk senyawa sejenis B
Keiarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
Prazikantel BPFI; 2,1 untuk Senyawa sejenis C
dalam etanol dan dalam kioroform Prazikantel BPFI. Hitung jumiah daiam persentase
2-benzoii-1 ,2,3,6,7, 1 lb-heksahidro 4H-pinazino[2, 1-
Baku pembanding Prazikuantel BPFI; lakukan
a]isokuinoiin-4-on (Senyawa sejenis A Prazikuantei), 2-
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg di (siklohesiikarbonil)-2,3,6,7-tetrahidro-4H-pirazino [2,1-a]
atas fosfor pentolcsida P pada suhu 500 selama 2 jam isokuinoiin-4-on (Senyawa Sejenis B Prazikuantei), dan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
2-(N-formilheksahidrohipuroii)- 1 ,2,3,4-tetrahidno
dan terlindung cahaya. Senyawa sejenis A Prazikuantel
kuinoiin- 1-on (Senyawa Sejenis C Prazikuantei) dengan
BPFI; lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dan rumus:
5 mmHg di atas fosfor pentoksida P pada suhu 500
selama 2 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa sejenis B
Prazikuantel BPFI; lakukan pengeringan pada tekanan
1000 1-c-'1.-
tidak lebih dan 5 mmHg di atas fosfor pentoksida P pada
suhu 500 selama 2 jam sebelum digunakan. Simpan C adalah kadar Baku pembanding (A,B, C) dalam mg per
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. ml Larutan baku; W adalah bobot prazikuantei dalam mg
Senyawa sejenis C Prazikuantel BPFJ; lakukan Larutan uji;ru dan r berturut-turut adaiah respons puncak
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg di yang dihasiikan dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
atas fosfor pentok.ida P pada suhu 50° selama 2 jam
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat Fosfat Tidak lebih dari 0,05%.
dan terlindung cahaya. Larutan ternbaga(II) sulfat Larutkan 250 mg
tembaga(II) sulfat P dan 4,5 g arnoniurn asetat P dalam
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang asarn asetat 2 N hingga 100 ml.
didispersikan dalam kalium bromida P. menunjukkan Larutan warn 4-amino-3-hidroksi-1-nafialen sulfonat
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Gems halus di dalam lumpang 5 g natriurn suiflt P; 94,3 g
seperti Prazikuantel BPFI. natriurn metabisuijit P dan 700 mg warn 4-arnino-3-
hidroksi-1-nafialensulfatonat P. Larutkan 1,5 g campuran
Jarak lebur <1021> Antara 136° dan 142°. mi dalam 10 ml air, jika perlu panaskan periahan-lahan.
Larutan mi dibuat segar.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Larutan baku Timbang saksama 143,3 mg kaliurn
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dan fosfat rnonobasa P yang teiah dikeringkan, ianutkan
5 mmHg di atasfosforpentoksida P pada suhu 50° selama dalam air hingga 1000 ml. Pipet 5 ml larutan mi,
2jam. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan air sampai tanda. Lanutan mi mengandung fosfat
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. (PO4) setara dengan 5 sg per ml.
Larutan uji Tambahkan 30 ml air ke dalam 500 mg zat
Logam berat <371> Metode III Tidak iebih dari 20 bpj uji, panaskan hingga mendidih. Biankan dingin, saning
dan kumpuikan filtrat ke dalam iabu tentukur 50-ml.
Bilas penyaring dengan air, kumpulkan cairan bilasan ke
daiam labu, encerkan dengan air sampai tanda.
- 1045 -

Prosedur Tanibahkan ke dalam 10 ml Larutan uji dan Baku pembanding Prazikuantel BPFI; lakukan
10 ml Larutan baku masing-masing 5 ml Larutan pengeningan dalam hampa udara pada suhu 50° pada
tembaga(II) sulfat, 2 ml larutan amonium molibdat P tekanan tidak lebih dari 5 mmHg di atas fosfor
(3 dalam 100), 1 ml Larutan asam 4-amino-3-hidroki-i- pentoksida P selama 2 jam sebelum digunakan.
naftalensulfonat dan 1 ml larutan asam perklorat P
(3 dalam 100), campur, biarkan selama 15 menit: wama Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tzpis seperti
biru Larutan uji tidak lebih tua dari Larutan ba/cu. tertera pada Kromatogarfi <281>. Harga R1 pita utama
pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan yang
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara diperoleh dari Larutan ba/cu.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk tablet, setara
Kromatografi <931>. dengan lebih kurang 30 mg prazikuantel, ke daiam tabung
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (60:40), sentrifus, tambahkan 5 ml metanol P, aduk selama 5 menit,
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian dan sentrifus,gunakan beningan.
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Prazikuantel
Kromatografi <931>. BPFI dalam metanol P hingga kadar 6 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prazikuantel Prosedur Totalkan secara terpisah, bentuk pita lebar
BPFI, larutkan dalam Fase gerak, enecerkan secara 1 cm, masing-masing 10 il Larutan uji dan Larutan ba/cu
bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang pada jarak yang sama 2,5 cm dari tepi bawah lempeng
0,18 mg per ml. knomatogarfi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 36 mg, lempeng ke daiam bejana kromatogarfi yang tidak
masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, iarutkan dalam dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P hingga
Fase gerak, encerkan sampai tanda. Pipet 5,0 ml larutan merambat lebih kurang 8 cm. Angkat lempeng, biarkan
mi ke dalain labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase fase gerak menguap dan amati di bawah cahaya
gerak sampai tanda. ultraviolet 254 tim.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi<93 1>. Kromatograf cair kineja tinggi Disolusi<123 1>
dilengkapi dengan detekor 210 tim dan kolom 25 cm x Media disolusi: 900 ml asam hidrokiorida 0,1 N
4 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel mengandung 2,0 mg natrium lauril sulfat P per ml.
10 I.tm. Laju aiir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan Alattipe2: 50 rpm.
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram Waktu: 60 menit.
dan ukur respons puncak sepeti tertera pada Prosedur: Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Prazikuantel
faktor ikutan untuk puncak prazikuantel tidak lebih dan BPFI, iarutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
1,5 dan simpangan baku relatif pada penyutikan ulang kurang L/90 mg per ml, L adalah jumiah prazikuantel
tidak lebih dari 1,0%. dalam mg dalam tablet yang tertera pada etiket. Pipet
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 5 ml ianutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml; encerkan
sama (iebih kurang 10 tl) Larutan baku dan Larutan uji dengan Media Disolusi sampai tanda.
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 191124N202 , yang
Hitung jumlah dalam mg, C 19H24N202, dengan rumus: tenlarut dengan mengukur serapan alikuot clan Larutan
ba/cu pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 263 run.
200 C1.1rs_ Toleransi Dalam waktu 60 menit hams lanut tidak
kurang dari 75 % (Q) C19H24N202 , dari jumlali yang
tertera pada etiket.
C adalah kadar Prazikuantel BPFI dalam jig per ml
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Kromatogarafi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
tidak tembus cahaya. KromatograJi <931>.
Fare gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar Prazikuantel.
TABLET PRAZIKUANTEL Larutan ba/cu Timabng saksama sejumlah Prazikuantel
Praziquantel Tablet BPFI larutkan dalam Fare gerak, jika perlu encerkan
dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,18 mg
Tablet Prazikuantel mengandung Pra.zikuantei, per ml.
C191124N202, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 150 mg prazikuantel, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, tainbahkan 70 ml Fare
-1046-

gerak, sonikasi selama 5 menit, encerkan dengan Fase C. Buat larutan uji dalam campuran klorofonn P-
gerak sampai tanda, campur dan saring. Masukkan 3,0 ml metanol P-dietilamin P (10:10:1) dengan kadar 5 mg per
filtrat ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan ml, dan iakukan penetapan seperti tertera path
Fase gerak sampai tanda. Identflkagi Secara Kromatografi Lapis Tipis <281>,
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam menggunakan fase gerak yang terdiri dari campuran etil
Penetapan kadar Prazikuantel. Hitung jumlah dalam mg asetatP-dietilamin P (19:1).
C1 91124N202, dalam serbuk tablet yang digunakan dengan D. Larutan menunjukkan reaksi Kiorida seperti tertera
rumus: pada Uji Identfikasi Umum<291>.

Logam berat <371>Metode II Tidak lebih dari 50 bpj;


2500 lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan sisa yang
3) r diperoleh pada penetapan sisa pemijaran dalam asarn
nifrat 2 N secukupnya hingga 50 ml. Gunakan Larutan
C adaiah kadar Prazikuatel BPFI dalam mg per ml baku timbal 1 bpj sebagai larutan baku.
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adaiah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan ba/cu, Bed Tidak lebih dari 100 bpj
Larutan ba/cu Gunakan larutan besi ASp seperti tertera
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tetutup rapat. pada Spektrofotornetri Atom: Emisi dan Seiapa?n dalam
Spektofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,0 g zat,
PRAZOSIN HIDROKLORIDA tambahkan perlahan-lahan lebih kurang 35 tetes asam
Prazosin Hydrochloride nitrat P. Setelah asap habis, pijarkan perlahan-lahan
dengan menaikkan suhu dari 150° sampai 1000°,
pertahankan suhu akhir selama 1 jam. Dinginkan,
I1,CO
\ L ç) iarutkan sisa dalam 20 ml warn nitrat 2 N, uapkan hingga
iebih kurang 5 ml, encerkan dengan asam nitrat 0,2 N
• HCI hingga 25 ml.
NH3 Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan ba/cu
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
1-(4-Amino-6, 7-dimetoksi-2-kuinazolinil)-4-(2- 248 nm menggunakan spektrofotometer serapan atom;
furoil)piperazina monohidrokiorida [19237-84-4] serapan Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan ba/cu.
C1 9H21N504.HCI BM 419,86 Pisahkan iebih kunang 10 ml larutan untuk uji Nikel.

Prazosin Hidrokiorida mengandung tidak kurang dan Nikel Tidak iebih dan 100 bpj.
97,0%dan tidak iebih dari 103,0% C 19H21N504.1-10, Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 100 mg
dihitung terhadap zat anhidrat. [Perhatian Hati-hati nikel, iarutkan dalam 10 ml asam nitrat P dengan bantuan
jangan terhirup partikel prazosin hidrokiorida dan pendidihan. Dinginkan, masukkan ke dalam labu tentukur
hindari kontak langsung dengan bagian tubuh.] 1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Encerkan
secara kuantitatif dan bertahap dengan warn nitrat 0,2 N
Pemerian Serbuk; putih sampai cokelat muth. hingga kadan lebih kurang 4,0 jig per ml.
Larutan uji Gunakan Larutan uji yang tertera pada
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut penetapan Besi.
daiam etanol 96 % dan dalam metanoi; praktis tidak larut Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan ba/cu
dalam aseton dan thlam kloroform path panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
232 am menggunakan spektrofotometer serapan atom
Baku pembanding Prazosin Hidrokiorida BPFI. seperti tertera path Spektofotornetri dan Ham bu ran
Cahaya <1191> yang diiengkapi dengan lampu "Hollow"
Identifikasi katoda Nilcel dan nyala udana-asetilen P: serapan Larutan
A. Larutkan 20 mg zat daiam 20 ml metanol P, uapkan uji tidak lebih besar dari Larutan ba/cu.
hingga kering dengan bantuan sedikit pemanasan.
Keringkan residu daiam hampa udara pada suhu 130° Cemaran umum <481>
selama 3 jam. Spektrum serapan inframerah residu yang Fare gerak Buat campunan etil asetat P-dietilamin P
didispersikan dalam kalium brornida P menunjukkan (19:1).
maksimum hanya pada bilangan geiombang yang sama Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
seperti path Prazosin Hidroklorida BPFI. nomor 1.
B. Serapan jenis ultraviolet larutan zat 7 .tg per ml Larutan ba/cu Buat iarutan baku dalam campuran
dalam asam klorida-metanol 0,01 N path panjang /cloroforrn P-rn etanol P-dietilarnin P(10:10:1).
gelombang 246 nm dan 329 run, dihitung terhadap zat Larutan uji Buat larutan zat dalam campuran kioroform P-
anhidrat, tidak berbeda lebih dari 4,0%. rnetanolP-dietilarnin P (10:10:1).
- 1047 -

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%; lakukan TABLET PRAZOSIN HIDROKLORIDA
penetapan nienggunakan 1 g zat. Prazosin Hydrochloride Tablet
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0% untuk zat Tablet Prazosin Hidroklorida mengandung Prazosin
anhidrat; antara 8,0% dan 15,0% untuk zat polihidrat. Hidroklorida, setara dengan Prazosin C19H2 1N504, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak iebih dari 110,0% dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
jumlah yang tertera pada etiket.
Kroinatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah residu yang
Fase gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat
telah dikeringkan dan didispersikan daiam kalium
glasial P (700:300:10). Tambahkan sejumlah dietilamin P
(lebih kurang 0,2 ml) hingga diperoleh waktu retensi bromida P menunjukkan maksimum hanya path bilangan
prazosin hidroklorida antara 6 dan 10 menit. Saring dan gelombang yang sama seperti pada Prazosin BPFI.
Residu diperoleh dengan cara: Timbang sejumlah serbuk
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
tablet setara dengan 10 mg prazosin, kocok dengan
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
campuran 10 ml dildorometan P dan 10 ml kalium
<931>.
Pengencer Buat campuran metanol P-air (7:3). hidroksida 0,05 N, saning lapisan organik melaiui kapas,
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 100 mg uapkan hingga kering dan lakukan pengeringan pada
Prazosin Hidrokiorida BPFI, masukkan ke dalam labu tekanan tidak lebih dari 15 mmHg pada suhu 60° selama
tentukur 100-mi, larutkan dan encerkan dengan metanol P 2jam.
sampai tanda. Pipet sejumlah volume larutan dan
encerkan dengan Pengencer secara kuantitatif hingga Keseragaman kandungan Lakukan penetapan dengan
kadar lebih kurang 30 ig per ml. cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, Kromatografi <931>.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Pelarut Campuran metanol P-asam asetat glasial P-air
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 3 ml larutan (96:2:2).
ke dalam iabu tentukur 100-mi, encerkan dengan Fase gerak Buat larutan dietilamin P 0,01% dalam
Pengencer sampai tanda. Pelarut.
Sistem kromatograjI Lalcukan seperti tertera pada Larutan baku Timbang saksama sejumiah Prazosin
Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi Hidrokiorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan
dilengkapi dengan detektor 254 rim dan koiom 25 cm x Pelarut hingga kadar 0,00220%.
4,6 mm berisi bahan pengisi L3. Laju alir diatur hingga Larutan uji Kocok satu tablet selama 1 jam dalam
waktu retensi antara 6 dan 10 menit. Lakukan sejumlah Pelarut hingga kadar prazosin 0,002%, sentrifus
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan gunakan beningan.
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
simpangan baku reiatif pada penyuntikan ulang tidak iebih Kromatografi<931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
dari 2,0%. dilengkapi dengan detektor 254 rim dan kolom baja tahan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume karat 20 cm x 4 mm berisi bahan pengisi L3. Laju alir
sama (iebih kurang 5 tl) Larutan 1aku dan Larutan uji ke lebih kurang 1 ml per menit.
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah sama
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg prazosin Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf.
hidrokionida, C 19H21N504.HC1, dalam zat yang digunakan Hitung jumlah dalam mg kandungan, C19H21N504,
dengax'ruus:
menggunakan jumlah kandungan, C 19H21N504 dalam
Prazosin Hidrokiorida BPFIyang digunakan.
(C(r
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
i.0,3 )1r5 Kromatografl cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatograft <931>.
C adalah kadar Prazosin Hidrokiorida BPFI dalam jig per Fase gerak, Larutan baku, Sistem kromatografi dan
ml Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adaiah respons Prosedur Lakukan sepenti tertera pada penetapan
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Keseragaman kandungan.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
terlindung cahaya. dengan lebih kurang 2 mg prazosin, masukkan ke dalam
labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan
Penandaan Pada etiket hams dicantumkan bentuk campuran metanol P-asam asetat glasial P-air (96:2:2)
anhidrat atau polihidrat. sampai tanda, kocok selama 30 merit, sentnifus dan
gunakan beningan.
- 1048 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
terlindung cahaya. penetapan menggunakan 200 mg zat.

Cemaran umum<481>
PREDNISOLON Larutan uji Gunakan pelarut campuran etanol P-air
Prednisolone (1:1).
CII2OH
Larutan baku Gunakan pelarut campuran etanol P-air
(1:1).
Fase gerak Buat campuran toluen P-2-propanol P
(70:30) dalam bejana yang tidak dijenuhkan.
EIIIIIt:: :I :1 Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
nomor 1.

lifi, 17,21-Trihidrolpregna-1,4-diena-3,20-dion [50-24-8] Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


C211128 05 BM 360,45 Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera path
Sesquihidrat [ 5243 8-85-4] BM 387,48 Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran butil kiorida P-larutan butil
Prednisolon berbentuk anhidrat atau mengandung satu kiorida P jenuh air-tetrahidrofuran P-metá'noP-asam
setengah moleku air hidrat. Mengandung tidak kurang asetat glasial P (95:95:14:7:6).
dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 21 112805 , Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. betametason, lanutkan dalam tetrahidrofi4ran P hingga
diperoleh kadan lebih kurang 5 mg per ml. Encerkan
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai praktis putih; larutan dengan kloroform P jenuh air hingga kadar iebih
tidak berbau. Melebur pada suhu 235 0 disertai penguraian. kurang 0,5 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Kelarutan Larut dalam metanol dan dalam dioksan; agak Prednisolon BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
sukar larut dalain aseton dan dalam etanol; sukar larut 100-mi, tambahkan 20,0 ml Larutan baku internal,
dalam kioroform. sangat sukar larut dalarn air; encerkan dengan kioroform Pjenuh air sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
Baku pembanding Prednisolon BPFI; lakukan masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 1050 selama 20,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan
3 jam sebelum digunakan. kioroform Pjenuh air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Identifikasi Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan 4 mm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 1 ml
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan per menit. Lakukan kromatografi tergadap Larutan baku
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama dengan 4 kaii penyuntikan. Rekam kromatogram dan
seperti pada Prednisolon BPFI. ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dengan kadar resoiusi, R, antara prednisolon dan betametason tidak
lebih kurang 10 j.ig per ml dalam metanol P menunjukkan kurang dan 3,5 dan simpangan baku relatif tidak iebih
maksimum dan minimum, pada panjang gelombang yang dan 2,0%.
sama seperti pada Prednisolon BPFI; serapan jenis Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah sejumlah volume sama (lebih kunang 10 t1) Larutan baku
dikeringkan, pada panjang gelombang serapan maksimum dan Larutan uji, ke dalam kromatograf, rekam
lebih kurang 242 run, berbeda tidak lebih dari 2,5%. kromatogram dan ukun respon puncak utama. Waktu
retensi betametason dan prednisolon berturut-turut adalah
Rotasi jenis <1081> Antara +97 0 dan +1030, dihitung adalah iebih kurang 17 menit dan 23 menit. Hitung
terhadap zat yang telah dikeningkan; lakukan penetapan jumlah dalam mg prednisolon, C21 112805, dengan rumus:
menggunakan larutan dalam dioksan P mengandung
10 mg per ml.
0,1 C (Ru )

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0% untuk R,


prednisolon anhidrat dan tidak lebih dari 7,0% untuk
prednisolon hidrat; lakukan pengeringan dalam hampa C adaiah kadar prednisolon BPFJ dalam mg per ml
udära pada suhu 105 ° selama 3 jam. Larutan baku; Ru dan R5 berturut-tunut adalah
perbandingan respons puncak prednisolon dan puncak
Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
penetapan mengunakan 100 mg zat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
- 1049-

KRIM PREDNISOLON Hitung jumlah dalam mg, C21112805, dalam krim dengan
Prednisolone Cream rumus:
2oocIAu —A 0 —A R
Krim Prednisolon mengandung Prednisolon, C2tH2805, 1 A - A SB - A R
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
jumlah yang tertera pada etiket dalam dasar knim yang
tepat. C adalah kadar Prednisolon BPFI dalam mg per ml
Larutan ba/cu; Au dan A s bertunut-tunut adalah serapan
Baku Pembanding Prednisolon BPFI; lakukan Larutan uji dan Larutan ba/cu; A8 dan ASB berturut—tunit
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama adalah serapan Blangko larutan uji dan Blangko larutan
3 jam sebelum digunakan. ba/cu; AR adalah serapan Blangko pereaksi.

Identifikasi Uapkan hingga kering lebih kurang 5 ml Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam
Larutan uji yang diperoleh dari Penetapan kadar. wadah tertutup rapat.
Tambahkan 2 - 3 ml warn perkiorat P hangat, hangatkan
di atas tangas uap selama lebih kurang 2 menit: terjadi
warna merah darah. Tambalikan 5 ml air: warna tidak TABLET PREDNISOLON
berubah. Prednisolone Tablet

Isi minimum <861> Memenuhi syarat. Tablet Prednisolon mengandung Prednisolon, C 21112805 ,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dani
Penetapan kadar jumlah yang tertera pada etiket.
Pereaksi asarn sulfat Buat campuran asam sulfat F-
etanol rnutlakP-air (4:3:3). Baku pembanding Prednisolon BPFI; lakukan
Mod/Ikasi fenilhidrazin-asarn sulfat LP Larutkan pengeringan dalam hainpa udara pada suhu 105° selama
65 mg fenilhidrazin hidrokiorida P dalam 100 ml 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
Pereaksi asam sulfat. rapat dan terlindung cahaya.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Prednisolon
BPFI, larutkan dalam etanol mutlak F, encerkan secana Identifikasi Timbang sejumlah serbuk tablet yang setara
kuantitatif dan bertahap dengan etanol mutlak P hingga dengan lebih kurang 50 mg prednisolon, dan kocok
kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. dengan 25 ml Icloroform P selama 15 menit. Saning dan
Larutan uji Timbang saksaxna sejumlah krim setara uapkan filtrãt di atas tangas uap hingga kering. Cuci
dengan lebih kurang 20 mg prednisolon, tambahkan residu dua kali, tiap kali dengan 10 ml heksan P panas,
25 ml etanol murlak P. Hangatkan di atas tangas uap buang setiap beningan. Kocok residu dengan 25 ml etanol
untuk mendispersikan zat, dinginkan hingga membeku. dehidrat F, hangatkan selama 15 menit. Saning larutan
Saring ke dalani tabu tentukur 200-ml melalui kertas hangat, uapkan filtrat hingga volume 2 - 3 ml.
saning yang sebelumnya telah dicuci dengan etanol Tambahkan heksan P sampai larutan menjadi keruh,
mutlak P. Ulangi dua kali mulai dan "tambahkan 25 ml dinginkan hingga terjadi hablur, kumpulkan hablur dan
etanol mutlak P". Encerkan deñgan etanol mutlak P keringkan path 60° selainal jam; hablun yang diperoleh
sampai tanda. (Ambil lebih kurang 5 ml larutan mi untuk menunjukkan reaksi Ident4fIkasi cana A pada Prednisolon.
uji Identj/Ikasi).
Prosedur Pipet 2 ml Larutan uji ke dalam masing- Disolusi <1231>
masini'dua tabu Erlenmeyer 50 ml (sebagai Larutan uji Media disolusi :900 ml air.
dan Blangko larutan uji). Pipet 2 ml Larutan ba/cu ke Alattipe2 :50rpm.
dalam masing-masing dua tabu Erlenmeyer 50 ml Waktu :30 menit.
(sebagai Larutan baku dan Blangko larutan baku). Pipet Prosedur Lakukan penetapan jumlah C21H23 05 yang
2 ml etanol mutlak P ke dalam tabu Erlenmeyer 50 ml terlarut, dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
(sebagai Blangko pereaksi) tambahkan 20,0 ml Pereaksi encerkan dengan Media disolusi, dan serapan larutan
asam sulfat ke dalam Blangko larutan uji dan Blangko baku Prednisolon BPFI yang diketahui kadarnya pada
1aritan'. baku. T.anibahkan 20,0 ml MôdfIkasi panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
fenilhidrazin-asam sulfat LP berturut-turut ke dalam 246 nm. Jumlah etanol P yang digunakan tidak lebih dani
Larutan uji, Larutan ba/cu dan Blangko pereaksi. 5% volume total untuk melarutkan baku pembanding
Panaskan semua tabu dalam tangas air pada suhu 60° sebelum diencerkan dengan air.
selama lebih kurang 45 menit, kemudian dinginkan dalam Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
tangas es. Saning masing-masing melalui penyaning kaca kurang dan 70% (Q) C2 1 1128 05 dari jumlah yang tertera
masir yang berpori halus. Ukur serapan masing-masing pada etiket.
filtrat pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 410 nm, dengan etanol rnutlak P sebagai blangko. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syanat.
Prosedur keseragaman kandungan Lakukan penetapan
-1050-

dengan cara Kromatograft cair kinerja tinggi seperti Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
tertera pada Krotnatografi<931>.
Fase gerak, Larutan ba/cu internal, Larutan bakudan
Sisfeni kromatografi Lakukan seperti tertera pada PREDNISOLON ASETAT
Penetapan kadar dalam Prednisolon. Prednisolone Acetate
Larutan uji Masukkan 1 tablet dalam wadah yang
sesuai, tainbahkan 0,5 ml air di atas tablet, dan biarkan lift. 1 7,21-Trihidroksipregna-1,4-diena-3,20-dion 21-
hingga hancur (lebih kurang 30 menit). Kocok perlahan asetat [52-21-1]
hingga tablet hancur sempurna. Tambahkan 2,0 ml C23H3006 BM 402,49
Larutan ba/cu internal untuk tiap mg kadar tablet yang
tertera pada etiket dan sonikasi selama 10 menit. Prednisolon Asetat mengandung tidak kurang dari 97,0%
Encerkan dengan sejumlah kloroform P jenuh air, lebih dan tidak Iebih dari 102,0% C 23H3006 , dihitung terhadap
kurang empat kali volume Larutan ba/cu internal yang zat yang telah dikeringkan.
ditambahkan. Tambahkan beberapa butiran kaca, tutup
wadah dan kocok kuat selama iebih kurang 30 menit. Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; tidak
Sentrifus atau biarkan hingga diperoleh larutan jernih. berbau. Melebur pada suhu 235° disertai peruraian.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Prednisolon. Hitung jumlah Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar 1âIut dalam
dalam mg, prednisolon, C21H2805 , dalam zat uji dengan aseton, dalam etanol dan dalam kioroform.
rumus:
Baku pembanding Prednisolon asetat BPFI; lakukan
(Ru pengeringan pada suhu 105 0 selama 3 jam sebelum
(F Ws) digunakan.

Identifikasi
F adaiah perbandingan volume Larutan ba/cu internal
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dalam Larutan uji terhadap volume Larutan ba/cu
internal dalani Larutan ba/cu dalam ml; Ws adalah bobot dikeringkan dan didispersikan dalam /calium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Prednisolon BPFI dalam mg, yang digunakan sebagai
gelombang yang sama seperti pada Prednisolon Asetat
Larutan ba/cu; Ru dan Rs berturut-turut adalab
BPFI.
perbandingan respons puncak prednisolon dan baku
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
internal Larutan uji dan Larutan ba/cu.
100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara minimum hanya pada panjang gelombang yang sama
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada seperti pada Prednisolon Asetat BPFI; serapan jenis
Kromatografi <931>. masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
Fase gerak, Larutan ba/cu internal dan Sistem dikeringkan, pada panjang gelombang serapan maksimum
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan iebih kurang 242 run, berbeda tidak lebih dari 2,5%.
kadar dalam Prednisolon. C. Pada lebih kurang 50 mg zat dalam tabung reaksi
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan tambahkan 2 ml etanol P dan 2 ml larutan asam sulfat P
10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet yang (1 dalam 3,5), didihkan hati-hati selama lebih kurang
setara dengan lebih kurang 10 mg prednisolon, masukkan 1 menit: terjadi etil asetat yang berbau khas.
ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 20,0 ml
Larutan ba/cu internal dan sonikasi selamalO menit. Rotasi jenis <1081> Antara +112° dan +119°, dihitung
Encerkan dengan kloroform Pjenuh air sampai tanda, dan terhadap zat yang teiah dikeringkan; lakukan penetapan
kocok selama 30 menit. Sentrifus canipuran mi dan menggunakan larutan dalam dioksan P mengandung 100
gunakan beningan. mg per 10 ml.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
pada Penetapan kadardalam Prednisolon. Hitung jumlah Susut pengeringan <1121> Tidak iebih dan 1,0%;
dalam mg, prednisolon (C 211-12 805) dalam zat uji dengan lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 3 jam.
rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
(R Kromatografi <931>.
0,1 Cl -
\. "s Fase gera/c Buat campuran n-butil /clorida P-n-butil
/clorida P jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P-asam
C adalah kadar Prednisolon BPFI daiammg per ml asetat glasialP (95:95:14:7:6).
Larutan ba/cu; Ru dan R5 berturut-turut adalah Larutan ba/cu internal Timbang saksama betametason
perbandingan respons puncak prednisolon dan baku larutkan dalam tetrahidrofuran P hingga kadar lebih
internal Larutan uji dan Larutan ba/cu.
- 1051 -

kurang 10 mg per ml. Encerkan larutan dengan kioroform P Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
jenuh air, hingga kadar iebih kurang 1 mg per ml. Jdent?fIkasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 5 mg Fase gerak Buat campuran Kioroform P-aseton P
Prednisolon Asetat BPFI, masukkan dalam labu tentulcur (4:1).
200-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, bila Larutan Baku Timbang sejumlah Prednisolon Asetat
perlu lakukan sonikasi. Encerkan dengan kioroform P BPFI, larutkan dan encerkan dengan kloroforin P hingga
jenuh air sampai tanda, hingga kadar lebih kurang 25 xg kadar lebih lcurang 1,5 mg per ml.
per ml. Larutan uji Pindahican sejumlali volume suspensi
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 5 mg zat setara dengan 7,5 mg prednisolon asetat, masukkan ke
masukkan dalam labu tentukur 200-ml, tanibahkan 10,0 ml dalam tabung reaksi, tambahkan 5 ml kloroform P dan
Larutan baku internal, bila perlu iakukan sonikasi. kocok, sentnifus.
Encerkan dengan kloroform P jenuh air sampai tanda. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Sistem kroinatografi Lakukan seperti tertera pada 20 il Larutan ba/cu dan Larutan uji pada lempeng
KromatograjI <931>. Kromatografi cair kinerja tinggi kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan koiom 30 cm x lempeng ke dalam bejana kromatografi yang benisi Fase
4 mm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 1 ml gerak dan biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku. empat dari tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti rambat dan biarkan sampai fase gerak menguap, amati
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga Rf
dan puncak baku internal tidak kurang dari 3,0 dan bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
iebih dari 2,0%. Sterifitas <71> Memenuhi syarat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 tl) Larutan baku dan Larutan uji pH < 1071> Antara 5,0 dan 6,0.
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif betametason Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dan prednisolon asetat masing-masing adalah lebih Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kurang 1,6 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg C23113006 , Kromatografi <931>.
dengan rumus: Fase gerak Buat campuran asetoniril P-air (2:3), saning
dan awaudarakan. Jika perlu lakulcan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
-- <931>.
O,2C R s)
( Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Prednzsolon
asetat BPFI, larutkan dan encerkan secara Icuantitatif
C adaiah kadar Prednisolon Asetat BPFI dalam g per ml dengan campuran larutan asetonitril P-air (1:1) hingga
Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah diperoleh kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
perbandingan respons puncak antara prednisolon asetat Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
dan baku internal dalam Larutan uji dan Larutan baku. prednisolon larutkan dengan campuran larutan asetonitril
P-metanol P (1:1) hingga diperoleh kadar lebih kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 0,1 mg per ml. Campur sejumlah volume sama larutan mi
dengan Lautan ba/cu.
Larutan uji Ulcur saksama sejumlah volume suspensi
TETESMATA SUSPENSI PREDNISOLON tetes mata setara dengan 5 mg prednisolon asetat,
ASETAT masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan
Prednisolon Acetate Ophthalmic Suspension dengan larutan campuran asetonitril P-air (1:1) sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tentera pada
Tetes Mata Suspensi Prednisolon adalah suspensi steril
Kromatografi <931>. Knomatograf cain kinerja tinggi
Prednisolon Asetat dalam air mengandung pengawet
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom benisi
antimikroba yang sesuai. Boleh mengandung dapar,
bahan pengisi Li. Laju alin lebih kunang 2 ml per menit.
stabilisator, bahan pensuspensi dali bahan pengental yang
Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu dan
sesuai. Mengandung prednisolon asetat, C 23H3006, tidak
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dan
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi
jumlah yang tertera pada etiket.
kolom yang ditentukan dani puncak analit tidak kurang
dari 7000 lempeng teoris, faktor ilcutan puncak analit
Baku pembanding Prednisolon asetat BPFI; lakukan
tidak lebih dari 2,0; resolusi, R, antana prednisolon dan
pengeringan pada suhu 105 ° seiama 3 jam sebelum
prednisolon asetat tidak kunang dari 2,0; walctu retensi
digunakan.
relatif prednisolon dan prednisolon asetat masing-masing
adalah 0,5 dan 1,0.
- 1052 -

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Tuangkan lanitan ke dalam 10 ml air: tei:jadi perubahan
sama ( lebih kurang 10 t1) Larutan baku dan Larutan uji warna mula-mula kuning kemudian perlahan-lahan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur menjadi hijau kebiruan.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
C23H3006,per ml suspensi totes mata dengan rumus: Rotasi jenis <1081> Antara +167 0 dan +175°, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan

X-I—
menggunakan larutan dalam dioksan P mengandung
50 1- 50 mg per 10 ml.
V r )

Sisa pemijaran <301> Dapat diabaikan; lakukan


C adalah kadar Prednisolon Asetat BPFJ dalam mg penetapan menggunakan 100 mg zat.
per ml dalam Larutan baku; V adalah volume suspensi
totes mata dalam ml; ru dan rs berturut-turut adalah Air <103 l>Metode I Tidak lebih dari 5,0% untuk
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. prednison monohidrat dan tidak lebih dari 1,0% untuk
prednison anhidrat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Kemurnian kromatografi Masing-masing ceiiaran tidak
lebih dari 1,5% dan total cemaran tidak lebih dani 2,0%.
PREDNISON Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
Prednisone' kinerfa tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fare gerak Buat campunan kioroform P-metanol P
(98:2), saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
perlyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tentera
pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, Iarutkan dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
1 7,21-Dihidroksipregna-1, 4-diena-3, 1 1,20-trion dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,0 cm x
[53-03-2] 6,0 mm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang
C21H2605 BM 358,43 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
uji, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Prednison mengandung satu molekul air hidrat atau tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dan
anhidrat, mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak 2500 lempeng teonitis dan simpangan baku relatif pada
lebih dari 102,0% C21112605, dihitung terhadap zat yang penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
telah dikeringkan. Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
5 Iil) Larutan uji ke dalam kromatograf, nekam
Pemerian Serbuk hablur; putih atau praktis putih, tidak knomatogram dan ukun nespons puncak. Hitung
berbau; melebur pada suhu 230° disertai penguraian. pensentase masing-masing cemaran dalam zat dengan
rumus:
Kelarutan Sangat sukar larut dalarn air; sukan larut
dalam etanol, dalam kioroform, dalam dioksan dan 100
dalam metanol. Si
r
(L )

Baku pembanding Prednison BPFI; tidak boleh ri adalah nespons puncak masing-masing cemaran dan
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat. rs adalahjumlah semua respon puncak.

Identifikasi Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Kromatografi cair kinerja tinggi sepenti tertera pada
dikeningkan pada suhu 105° selama 30 menit dan Krornatografi <931>.
didispersikan dalam kalium bromida F, menunjukkan Fare gerak, Buat campuran air-tetrahidrofuran P
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama bebas peroksida-metanol P (688:250: 62), saning.
seperti pada Prednison BPFI. Apabila terjadi perbedaan, Pelarut Larutan metanol P (1 dalam 2).
larutkan zat uji dan baku pembanding masing-masing Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
dalam metanol F, uapkan larutan tersebut sampai kening asetanilida, larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih
dan ulangi pengujian menggunakansisa penguapan. kurang 110 j.tg per ml.
B. Larutkan lebih kurang 6 mg zat dalam 2 ml asam ILarutan baku Timbang saksaxna sejumlah Prednison
sulfat P. biarkan selania 5 menit: terjadi warna jingga. BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang
- 1053 -

0,2 mg per ml. Pipet 5 ml larutan mi dan 5 ml Larutan 30 menit; hablur yang diperoleh memberikan reaksi
baku internal ke dalam gelas tentukur 50-ml. Tambahkan IdentWkasi A dan B seperti tertera pada Prednison.
Pelarut sampai tanda, hingga kadar Prednison BPFI
lebih kurang 20 tg per ml. Larutan dibuat segar. Disolusi <1231>
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, Media disolusi:Gunakan 500 ml air untuk tablet
iakukan seperti pada Larutan baku, mulai dan "iarutkan mengandung 10 mg atau kurang; dan 900 ml air untuk
daiam Pelarut". tablet yang mengandung iebih dari 10 mg prednison.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Alat tipe 2: 50 rpm
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Waktu: 30 menit
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 211-12605 yang
4 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir I ml per menit. terlarut, dengan mengukur serapan aiikuot, yang telah
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam disaring dan jika perlu diencerkan dengan Media disolusi,
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera bandingkan dengan serapan larutan baku Prednison BPFI
pada Prosedur: waktu retensi prednison dan asetanilida dalam media yang sama pada panjang gelombang serapan
berturut-turut adalah iebih kurang 8 menit dan 6 menit, maksimum lebih kurang 242 nm. Untuk melarutkan
resolusi, R, antara puncak prednison dan baku internal prednison sebelum diencerkan dengan air boleh
tidak kurang dan 3; simpangan baku reiatif pada digunakan etanol tidak lebih dan 5% dari volume total
penyuntikan ulang tidak iebih dari 2,0%. Atur parameter larutan baku.
percobaan sehingga puncak yang diperoleh dari Larutan Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
ba/cu lebih kurang setengah skaia penuh. kurang dan 80% (Q) Prednison, C2H2605 dari jumlah
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume yang tertera pada etiket.
sama (lebih kurang 10 j.tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
respons puncak pada waktu retensi yang setara. Hitung Prosedur keseragaman kandungan
jumlah dalam mg prednison, C211-12605,dengan rumus: Fase gerak, Larutan ba/cu internal, Larutan ba/cu dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Prednison.
2,5 C (Ru Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur
R
dengan volume tertentu yang jika isinya diencerkan
sampai tanda, memberikan kadar prednison lebih kurang
C adalah kadar Prednison BPFI dalam j.ig per ml 0,2 mg per ml. Tambahkan 5 ml air, goyang, sonikasi
Larutan ba/cu; Ru dan R5 berturut-turut adalah selama 1 menit, tambahkan metanol P hingga setengah
perbandingan respons puncak prednison dan baku volume labu tentukur dan sonikasi selama 1 menit.
internal Larutan uji dan Larutan ba/cu, Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mi
ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. ba/cu internal, tambahkan larutan metanol P (1 dalam 2)
sampai tanda. Saring melalui penyaning dengan porositas
Penandaan Pada etiket dicantumkan hidrat atau anhidrat. 5 gm, buang 20 ml filtrat pertama.
Prosedur Lakukan seperti tentera pada Prosedur pada
Penefapan kadar dalam Prednison. Hitung jumlah dalam,
TABLET PREDNISON Mg, C 211-12605, dalam tablet yang digunakan dengan
Prednisone Tablet rumus:

Tablet prednison mengandung Prednison, C211-12605, tidak DC (R.)


kurang dari 90,0% dan tidak iebih dari 110,0% dan R3
jumlah yang tertera pada etiket.

Baku pembanding Prednison BPFJ; tidak boleh D adalah pengenceran Larutan uji; C adalah kadar
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup napat. Prednison BPFI dalam .tg per ml Larutan ba/cu; Ru dan
R5 berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
Identifikasi Masukkan sejumlah senbuk tablet yang prednison dan baku internal dari Larutan uji dan Larutan
setara dengan lebih kurang 10 mg prednison ke dalam ba/cu.
gelas kimia 50 ml, tambahkan 10 ml air, campur hingga
tenbentuk masa bubur, masukkan ke dalam kolom 13 cm Penetapan kadar
x 3 cm benisi tanah diatome dan biarkan selama 10 menit. Fase gerak, Larutan ba/cu internal, Larutan ba/cu dan
Eluasi kolom dengan 60 ml eter P yang telah dicuci Sistem kromatografi Lakukan sepenti tertera pada
dengan air, uapkan eluat di atas tangas uap hingga kering. Penetapan kadar dalam Prednison.
Cuci residu tiga kali, tiap kali dengan 20 ml n-heptan P, Larutan uji Timbang dan senbukkan tidak kurang dan
saring. Keningkan residu pada suhu 1050 selama 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 20 mg prednison, masukkan ke
- 1054-

dalam labu tentukur 1 00-ml. Tambahkan 5 ml air, dan B. Sisa pemijaran menunjukkan reaksi pirofosfat
sonikasi selama 1 menit, tambahkan 50 ml metanol P dan seperti tertera pada fosfat dalam Uji Identflkasi Umum
sonikasi selama 1 menit. Encerkan dengan air sampai <291>.
tanda. Pipet 5 ml larutan mi dan 5 ml Larutan baku C. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
internal, ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahican Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu pada Penetapan
larutan metanol P (1 dalam 2) sampai tanda. Saring kadar.
melalui penyaring dengan porositas 5 Jim, buang 20 ml
filtrat pertama. Susut pengeringan <1121> Tidak Iebih dari 1,0%;
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur pada lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
Penetapan kadar dalam Prednison. Hitung jumlah dalam
Mg, C2 1 1105, dalani tablet yang digunakan dengan Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
rumus: Metode I Memenuhi syarat. Lakukan penetapan
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml
D1& dan Larutan ba/cu dengan kadar dua kali Larutan uji.
R
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
C adalah kadar Prednison BPFI dalamtg per ml Larutan 700 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala dan larutkan
baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan dalam lebih kurang 75 ml air. Tambahkan }Q ml asam
respons puncak prednison dan baku internal dari Larutan kiorida P. Lakukan penetapan seperti tertera padà Titrasi
uji dan Larufan baku. Nitrimetri dalam Titrasi <711>, mulai dan "dinginkan
hingga suhu lebih kurang 15°"
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Tiap ml natrium nitrit 0,1 M
setara dengan 45,53 mg C151-121N30.2H3PO4
PRIMAKUIN FOSFAT
Primaquine Phosphate Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus caliaya.
(H3C)HC—CH2cH2CH2NH2

NH

TABLET P1UMAKUIN FOSFAT


.2H3PO4 Primaquine Phosphate Tablet
I I
Tablet Primakuin Fosfat mengandung Primakuin Fosfat,
C151121N30.2113PO4, tidaic kurang dari 93,0% dan tidak
8-[(4-Amino-1-metilbutil)aminoJ-6-metoksikuinolina lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
fosfat(1:2) [63-45-6]
C15H21N30,2H3PO4 BM 455,34 Baku pembanding Prima/win Fosfat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
Primakuin Fosfat mengandung tidak kurang dari 98,0% digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
dan tidak lebih dari 102,0% C 151121N302H3PO4 , dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. Identifikasi Timbang sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 25 mg primakuin fosfat, rendam
Pemerian Serbuk hablur; merah jingga; tidak berbau; dengan 10 ml air selama 15 menit, dan saning
rasa pahit. A. Encerkan 0,1 ml filtrat dengan 1 ml air, tambahkan
1 tetes emas(III) klorida LP: segera terjadi wanna biru
Kelarutan Larut dalam air; praktis tidak larut dalam lembayung.
kioroform dan dalam eter. B. Pada sisa filtrat tambahkan 5 ml trinitrofenol LP:
terbentuk endapan kuning. Cuci endapan dengan air
Baku pembanding Prima/win Fosfat BPFI; lakukan dingin, keringkan pada suhu 105° selama 2 jam: janak
pengeringan pada suhu 105 ° selama 2 jam sebelum lebur pikrat antara 208° dan 215° [Perhatian Pikrat dapat
digunakan. meledak]
Identifikasi Disolusi <1231>
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Alat tipe2: 50 rpm.
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Waktu: 60 menit
gelombang yang sama seperti pada Prima/win Fosfat Tentukan jumlah C 15H21N30.2H3PO4 yang terlanut
BPFI.
dengan cana sebagai berikut:
- 1055 -

Larutan nafrium 1-pentansulfonat Larutkan lebih PROBENESID


kurang 961 mg natrium-i-pentan.sulfonat P dan 1 ml Probenecid
asam asetat glasial P ke dalam 400 ml air.
Fase gerak Buat campuran metanol P-Larutan
nafrium-l-pentaflSUlfOnat (60:40), saring clan (H3CH2CH2C)2NO2S___J_COOH
awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Asam p-(dipropilsulfomoil) benzoat [ 57-66-9
Larutan uji Gunakan larutan basil disolusi. C 13H19N04S BM 285,36
Larutan baku Larutan Prima/win Fosfat BPFI dalam
media yang sama dengan larutan uji. Probenesid mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada tidak lebih dari 101,0% C 13H19N04S, dihitung terhadap
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi zat yang telah dikeningkan.
dilengkapi dengan detektor 254 urn dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang Pemerian Serbuk hablur halus; putih atau praktis putih;
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan praktis tidak berbau.
baku dengan penyuntikan ulang dan rekam kromatogram
dan rekam respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam
simpangan baku relatiftidak lebih dari 3,0 %. encer; larut dalam alkali encer, dalam kloroform, dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlab volume etanol dan dalam aseton.
sama (lebih kurang 20 tl) Larutan uji dan Larutan baku
Prima/win Fosfat BPFI yang diketahui kadarnya. Ukur Baku pembanding Probenesid BPFI; lakukan
respons puncak utama dan hitung jumlah pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam sebelum
C15H21N30.2H3PO4 yang terlarut. digunakan.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dan 80% (Q) C 15H21N30.2H3PO4, dari jumlah Identifikasi
yang tertera pada etiket. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Prosedur keseragamaankandungan Masukkan 1 tablet gelombang yang sama seperti pada Pro benesid BPFI.
yang sudah digerus halus ke dalam gelas piala, B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dengan kadar
tambahkan 5 ml asam kiorida P dan lebih kurang 25 g es lebih kurang 20 tg per ml dalam etanol P menunjukkan
yang sudah dihancurkan, kemudian tambahkan air hingga maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
volume akhir lebih kurang 50 ml. Lakukan penetapan sama seperti pada Pro benesid BPFI, serapan jenis
seperti tertera pada Titrasi Nitrimetri dalam Titrasi masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
<711>, mulai dan "titrasi perlahan" menggunakan natrium dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum
nitrit 0,01 M L yang dibuat segar. Lakukan penetapan lebih kurang 248 nm berbeda tidak lebih dan 3%.
blangko.
Jarak lebur<1021> Antara 198 0 dan 200 0 .

Tiap ml natrium nitrit 0,01 M


setara dengan 4,553 mg C151-121N30.2H3PO4 Keasaman Pada 2,0 g zat tambahkan 100 ml air,
panaskan di atas tangas uap selama 30 menit, dinginkan,
Penetapi .kadar Timbang dan serbukhaluskan tidak saring dan encerkan dengan air hingga 100,0 ml. Pada
kurang dari 30 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk 25,0 ml larutan tambahkan 1 tetes indikatorfenolflalein LP
tablet setara dengan lebih kurang 700 mg primakuin dan titrasi dengan natnium hidroksida 0,01 N LV hingga
fosfat, masukkan ke dalam gelas piala. Tambahkan 50 ml wama meralrmuda; diperlukan tidak lebih dan 0,50 ml.
air dan asam kiorida P secukupnya sehingga kelebihanya
lebih kurang 5 ml. dan lanjutkan penetapan seperti tertera Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5 %;
pada Titrasi Nitrimetri dalam Titrasi <711>, rnulai dan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
"dinginkan hingga suhu lebih kurang 15°"
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dan 0,1 %.
Tiap ml natrium nitnt 0,01 M
setara dengan 45,53 mg C15!-121N30.2H3PO4 Selenium<391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
penetapan menggunakan 100 mg zat yang dicampur
Wadab dan penyimpanan Dalam wadab tertutup baik, dengan 100 mg magnesium oksida P.
tidak tembus cahaya.
Logam berat <371>Metode II; tidak lebih dan 20%
- 1056 -

Kemurnian kromatografi Cemaran masing-masing C adalah kadan Probenesid BPFI dalam mg per ml
tidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih dan Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
2,0%. puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Fare gerak, Larutan uji dan Sistern krornatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 sl Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respon semua puncak. Hitung persentase dari tiap puncak TABLET PROBENESID
kecuali puncak pelarut dan puncak probenesid dengan Probenecid Tablet
rumus:
Tablet Probenesid mengandung Probenesid, C 13H19N04S,
tidak kurang dari 93,0 % dan tidak lebih dari 107,0% dan
( rT jumlah yang tertera pada etiket.

r1 adalah respon masing-masing puncak; rT adalah jumlah Baku pembanding Probenesid BPFI; lakukan
respons semua puncak kecuali puncak pelarut. pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum
digunakan.
Cemaran senyawa organik mudah menguap
<47 1>Metode VMemenuhi syarat. Identifikasi
Pelarut Gunakan dirnetil sulfokrida P. A. Spektrum serapan ultraviolet larutan seperti tertera
pada Penetapan kadar menunjukkan maksimum dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
KrOrnatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pada Pro benesid BPFI.
Krornatografi <931>. B. Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang
Larutan natriurn fosfat monobasa Buat natrium fosfat 500. mg probenesid, gems dengan etanol P dan saning.
monobasa 0,05 M dalam larutan asam asetat glasial P Uapkan filtrat hingga lebih kurang 20 ml, dinginkan,
(1 dalam 100) dan aturpH hingga 3,0 dengan warn fosfatP. asanikan denga asarn kiorida P hingga bereaksi asam
Fare gerak Buat campuran Larutan natriurn fosfat terhadap lakrnus P, pisahkan hablur dengan penyaningan
rnonobasa-larutan warn asetat glasial P(1 dalam 100) dan hablurkan kembali dengan etanol encer P: hablur
dalam asetonitril P (50:50), saning dan awaudarakan. Jika yang diperoleh, melebun antara 196° dan 2000 yang
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem ditetapkan dengan Metode III seperti tertera pada
seperti tertera pada Krornatografi <931>. Penetapan Jarak Lebur atau Suhu Lebur <1021> dan
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Probenesid menujukkan reaksi IdentUlkasi A seperti tertera pada
BPFI, larutkan dalam Fare gerak hingga kadar lebih Probenesid.
kurang 0,50 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, Disolusi<123 1>
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Media disolusi: 900 ml cairan usus buatan LP, tanpa
encerkan dengan Fare gerak sampai tanda. pankreatin, pH 7,5 ± 0, 1.
Sistem krornatografi Lakukan seperti tertera pada A/at tipe: 2 50 rpm
Krornatografi <931> Kromatograf cair kinerja tinggi Waktu: 30 menit.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x Prosedur Lakukan penetapan jumlah probenesid yang
3,9 mm berisi bahan pengisi Li). Laju alir lebih kurang terlarut dengan mengukur serapan alikuot (jika perlu
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan encerkan dengan natriurn hidroksida 0,1 V) dan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puneak bandingkan dengan serápan larutan baku pada panjang
seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan untuk gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 run.
probenesid tidak lebih dan 2,3; efisiensi kolom yang Toleransi Dalam waktu 30 menit hanus larut tidak
ditentukan dan puncak analit tidak kurang dan 3900 dan kurang dan 80% (Q) C 13H19N04S, dari jumlah yang
simpangan baku relatif pada penyuntikan berulang tidak tertera pada etiket.
lebih dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Keseragaman Sediaan <911> Memenuhi syanat.
sama (lebih kurang 20 jil ) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Penetapan kadar
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Pro benesid
C13H19N04S, dengan rumus: BPFI, lanutkan dalam kloroforrn P dan encerkan secana
bertahap dengan kloroforrn P hingga kadar lebih kunang
20 jig per ml.
lOOCIr2_ Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
rs 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setana
dengan lebih kurang 100 mg probenesid, masukkan ke
-1057-

dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan kioroform P path bilangan gelombang yang saina seperti pada
sampai tanda. Saring, buang 20 - 25 ml filtrat pertania Progesteron BPFI.
dan pipet 5 ml filtrat ke dalam corong pisah 125 ml yang B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
berisi 10 ml kioroform P. Ekstraksi lapisan kioroform 100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
empat kali, tiap kali dengan 15 ml larutan natrium minimum pada bilangan gelombang yang sama seperti
karbonat P (1 dalam 100). Asamkan kumpulan ekstrak pada Progesteron BPFI.
dengan asam kiorida 5 N dan ekstraksi empat kali tiap
kali dengan 20 ml kloroform P. Saring masing-masing Jarak lebur <1021> Antara 1260 dan 131 0. Dapat juga
ekstrak melalui kapas ke dalam labu tentukur 100-ml. dalam bentuk modifikasi polimorfik, dengan suhu lebur
Biias kapas dengan 10 ml kioroform P, tambahkan lebih kurang 12 1°.
kioroform P sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji Rotasi jenis <1081> Antara +175 0 dan +1830. Lakukan
pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 257 nm penetapan menggunakan larutan dalam diolcan P yang
menggunakan kioroform P sebagai blangko. Hitung mengandung 20 mg per ml.
jumlah dalam mg, C 1311 19N04S, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus: Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.
5
4AL
As )
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
C adalah kadar Probenesid BPFI dalam ig per ml Fase gerak Buat campuran air-isopropil alkohol P
Larutan baku; Au dan Ars berturut-turut adalah serapan (72:28), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Larutan uji dan Larutan baku. penyesuaian menurut Kesesuaian sistein seperti tertera
path Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Pelarut Larutan etanol P (85 dalam 100).
Larutan ba/cu internal Masukkan lebih kurang 66 mg
metiltestoteron ke dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan
PROGESTERON Pelarut sampai tanda dan campur.
Progesterone Larutan baku Timbang saksama sejumiah Frogesteron
BPFI, larutkan dan encerkan dalam Pelarut hingga kadar
CH,
lebih kurang 2,5 mg per ml. Pipet 4,0 ml larutan mi ke

thf cn dalam labu tentukur 10-ml, tambahkan 1,0 ml Larutan


baku internal, encerkan dengan Pelarut sampai tanda,
hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat,
masukkan ke dalam iabu tentukur 10-mi, tambahkan
1,0 ml Larutan ba/cu internal, dan encerkan dengan
Pregn-4-ena-3,20-dion [57-83-0] Pelarut sampai tanda.
C2 1 113002 BM 314,47 Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera path Kromatografi <931>.
Progetron mengandung tidak kurang dari 97,0% dan Kromatografi cair kineija tinggi dilengkapi dengan
tidak lebiltdari 103,0% C211-13002, dihitung terhadap zat detektor 254 urn dan kolom 30 cm x 4 mm berisi bahan
yang telah dikeringkan. pengisi Li dengan ukuran partikel 10 .Lm. Laju alir lebih
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Pemerian Serbuk hablur; putih atau putih krim; tidak Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
berbau; stabil di udara. puncak, seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak analit dan puncak baku internal tidak kurang dan
Kelarutan Larut dalam etanol, dalam aseton dan dalam 3,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan tidak
dioksan; sukar larut dalam minyak nabati; praktis tidak lebih dari 1,5%.
larut dalam air. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejunilah volume
sama (lebih kurang 5 pi) Larutan baku dan Larutan uji ke
Baku pembanding Progesteron BPFI; tidak boleh dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. respons puncak utama. Waktu retensi relatif progesteron
Terlindung cahaya. dan metiltestosteron masing-masing adalah lebih kurang
2,0 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C21 113002, dengan
Identifikasi rumus:
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida F, inenunjukkan maksimum hanya
- 1058-

natrium hidroksida 0,02 N. tidak lebih dari 0,50 ml yang


i0cIL diperlukan untuk penetralan.
l R
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
C adalah kadar Progesteron BPFI dalam mg per ml lakukan pengeningan di atas silika gel P selama 18 jam.
Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak Larutan uji dan Larutan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.
baku.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, pada suhu 250 yang dibolehkan
, Kemurnian kromatografi Cemaran tidak lebih dan
antara 15° dan 30°. 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
lapis tip/s seperti tertera pada Kromatografl <931>.
Fase gerak Campuran met/len klorida P-metanol P
PROKAIN HIDROKLORIDA (95:6). Bejana kromatografi disiapkan dengan tempat
Procaine Hydrochloride cairan ganda. Isi tempat pertama dengan amonium
hidroksida P, biarkan jenuh selama 1 jam. Tempatkan
lempeng pada tempat kedua berisi Fase gerak.
H2N__Q____COOCH2CH2N(C2H5)2 -HCI
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm yang
tenlebih dahulu dicuci dengan metanol P kemudian
dikeringkan.
2-(Dietilamino) etilp-aminobenzoat monohidrokiorida
Pelarut Campuran metanol P-trikloroetan P (7:3).
[51-05-8]
C13H20N202.HCI BM 272,77 Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prokain
Hidrokiorida BPFI, lanutkan dalam Pelarut hingga kadar
1,6 mg per ml.
Prokain Hidrokiorida mengandung tidak kurang dan
Enceran larutan baku Buat satu seni pengenceran
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 13H20N202.HC1,
Larutan baku dalam Pelarut hingga kadar 0,4 mg;
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
0,32 mg; 0,16 mg dan 0,08 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,6 mg zat,
Pemerian Hablur kecil, putih átau serbuk hablur putih;
masukkan dalam wadah tertutup rapat, tambahkan 20 ml
tidak berbau. Menunjukkan sifat anastetika lokal jika
Pelarut, tutup wadah dan sonikasi selama 2 menit dan
diletakkan di atas lidah.
gunakan larutan mi sebagai Larutan uji.
Kelarutan Mudah lanit dalam air; larut dalam etanol; Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
10 jil Larutan uji dan Enceran larutan baku pada
sukar larut dalam kioroform; praktis tidak larut dalam
lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam
eter.
bejana kromatografi yang benisi Fase gerak, biarkan
merambat hingga tiga per empat lempeng. Angkat
Baku pembanding Pro/cain Hidroklorida BPFI; lakukan
pengeningan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum lempeng. Biarkan Fase gerak menguap dan amati
lempeng di bawah cahaya ultraviolet pada bilangan
digunakan.
gelombang 254 nnt Bandingkan intensitas setiap bercak
lain kecuali bercak utama dalam kromatogram Larutan
Identifikasi
uji dengan bercak utama dalam kromatogram Enceran
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, larutan ba/cu: tidak ada bercak lain kecuali bercak utama
yang lebih intensif dari bercak Enceran larutan ba/cu
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dengan kadar 0,4 mg per ml (0,5%) dan jumlah intensitas
gelombang yang sama seperti pada Prokaina
semua bercak lain kecuali bercak utama Larutan uji tidak
Hidroklorida BPFI.
lebih dani 1,0%.
B. Larutkan 10 mg zat dalam 1 ml air, tambahkan
masing-masing asam klorida P dan larutan natrium nitrit P
(1 dalam 10), kemudian tambahkan 1 ml larutan yang dibuat Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala,tambahkan
dengan melarutkan 200 mg 2-naftol P dalam 10 ml natrium
hidroksida P (1 dalam 10) dan kocok: terbentuk endapan 100 ml air dingin, 5 ml asam klorida Pdan 100 mg kalium
bromida P, aduk sampai larut. Lakukan titrasi seperti
merah terang.
tertera pada Titrasi Nitrimefri dalam Titrasi <711>, mulai
C. Menunjukkan reaksi Kiorida seperti tertera pada Uji
dan "dinginkan hingga suhu lebih kunang 15°".
IdentfIkasi Umum <291>.
Tiap ml natrium nitrit 0,1 M
Jarak lebur <1021>Antara 153°dan 158°.
setara dengan 27,28 mg C1311201'1202.HC1
Keasaman Pada larutan 1,0 g zat dalam 25 ml air,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
tambahkan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan
-1059-

INJEKSI PROKAIN HIDROKLORIDA (w ')( A


Procaine Hydrochloride Injection V ) A
Injeksi Prokain Hidrokiorida adaiah larutan steril Prokain
Hidrokiorida dalam air untuk injeksi mengandung W adalah bobot Prokaina Hidroklorida BPFI yang
prokaina hidrokiorida C 13H20N202 tidak kurang dan digunakan dalam mg, V adalah volume injeksi yang
95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang digunakan dalam ml dan Au dan A s berturut-turut adalah
tertera pada etiket. serapan dari Larutan uji dan Larutan baku.

Baku pembanding Prokain Hidrokiorida BPFI; lakukan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum atau dosis ganda, sebaiknya dan kaca tipe I atau tipe II.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Injeksi dikemas dalam wadah dosis ganda 100 ml.
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, PROKAIN PENISILIN G STERIL
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang Procaini Penicifilnum G Sterile
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
NH2
COOH
H.
Identifikasi Uapkan bagian injeksi, setara iebih kurang
20 mg prokain hidrokiorida, di atas tangas uap sampai
hampir kering, dan keringkan di atas silika gel P selama
18 jam; residu menunjukkan reaksi Ident/Ikasi A dan B
&CH2CONH ---I
H H
CH3

COOCH2CH2N(C2H,J2

seperti tertera pada Prokain hidroklorida.


Asam(2S, 5R, 6R)-3, 3-dimetil-7-okso-6-(2-fenil asetamido)
Endotoksin bakteni <201> Mengandung tidak lebih dan -4-tia-l-azabisiklot[3.2.0]heptan-2-karboksilat
0,6 unit Endotoksin F! per mg prokaina hidroklonida. bersenyawa dengan 2-(dietilamino)etil 4-aminobenzoat
(1:1) monohidrat [6130-64-9]
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5. C16H18N204S.C13H20N202.H20 BM 588,72
Aithidnat [54-35-3] BM 570,70
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil. Prokain Penisilin G Stenil adalah Prokain Penisilin G
yang sesuai untuk penggunaan parenteral. Potensi tidak
Persyaratan lain Memenuhi syarat seperti tertera pada kunang dari 900 unit dan tidak lebih dan 1050 unit
In] eksi. Penisilin 0 Fl per mg.

Penetapan kadar Pemerian Hablur putih atau serbuk; putih mikrokristal,


Larutan baku Timbang saksaina lebih kurang 50 mg sangat halus; tidak berbau atau praktis tidak berbau,
Prokaina Hidrokiorida BPFI, masukkan ke dalam corong relatif stabil dalam udana. Larutannya memutan bidang
pisah 125 ml dan tambahkan 20 ml air. polanisasi ke kanan. Cepat tidak diaktifkan oleh asam,
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi oleh alkali hidroksida dan oleh zat oksidator.
setara dengan lebih kurang 50 mg prokaina hidrokiorida,
masukkaike dalam corong pisah 125-ml dan tambahkan Kelarutan Sukar lanut dalam air; larut dalam etanol dan
20 ml air. dalam idoroform.
Prosedur Ke dalam Larutan baku dan Laru tan uji
tambahkan 5 ml amonium hidroksida 6 N seianjutnya Baku pembanding Kalium Penisilin G BPFI; tidak
lakukan sebagai berikut. Ekstraksi lima kali masing- boleh dikeringkan sebelum digunakan. Pro/cain
masing dengan 25 ml kioroform P, dan saring kumpulan Hidrokiorida BPFI; lakukan pengeningan di atas silika
ekstrak melalui lebih kurang 1 g natrium sulfat anhidrat P gel P selama 18 jam sebelum digunakan. Endotoksin
dengan penyangga segumpal wol kaca. Alirkan filtrat ke BPFI [Catatan Bersjfat pirogenik, penanganan vial dan
dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan kiorofrom P isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
sampai tanda. Pipet 3 ml larutan mi ke dalam labu Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu
tentukur 100-ml, tambahkan kioroform P sampai tanda. 14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
Ukur secara berurutan serapan kedua larutan pada dalam iemari pendingin.
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
280 mn gunakan klorofrom P sebagai blangko. Hitung Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
jumlah prokaina hidrokiorida, C 131120N202.110, dalam Identfikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
mg per ml zat yang digunakan dengan rumus: Fase gerak Campuran toluen P-dioksan P-asam asetat
glasial P (90:25:4),
-1060-

Pelarut Campuran aseton P-asam sitrat 0,1 M-natrium larutan dengan 250 ml asetonitril P dan 250 ml air. Atur
sitrat 0,1 M(2:1:1) pH hingga 7,5 ± 0,05 dengan penambahan /calium
Larutan baku I Timbang sejumlah Kalium Penisilin G hidroksida 1 N, atau larutan asamfosfat P (1 dalam 10),
BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar 12.000 unit saning menggunakan penyaring membran porositas 5 m
Penisilin G per ml. atau lebih halus dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Larutan ba/cu 2 Timbang sejumlah Pro/cain penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar pada Kromatografi <931>.
5 mg per ml. Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Kalium
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam Penisilin G BPFI dan Pro/cain Hidrokiorida BPFJ,
Pelarut hingga kadar 12.000 unit Penisilin G per ml. larutkan dalam Fase gerak hingga kadar berturut-turut
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing lebih kurang 0,8 mg per ml dan 0,54 mg per ml.
100 pJ Larutan uji, Larutan ba/cu I dan Larutan ba/cu 2 Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg zat,
pada jarak yang sama, 2,5 cm dari tepi lempeng masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
kromatografi si/i/ca gel P setebal 0,25 mm. Masukkan 30 ml Fase gera/c, sonikasi hingga larut, encerkan dengan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah Fase gera/c sampai tanda.
dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan merambat tiga Larutan resolusi Buat larutan Kalium Penisilin V
per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan dalam Fase gera/c, hingga kadar 2,4 mg per ml. Campur
menguap dan amati di bawah cahaya ultraviolet pada 1 bagian volume larutan mi dengan 3 bagiai volume
gelombang 254 nm dan 366 nm, tandai bercak. Semprot Larutan ba/cu.
lempeng dengan kanji LP kemudian dengan iodum LP Sistem kromtografi Lakukan seperti tertera pada
(1 dalam 10). Penisilin G terlihat sebagai bercak putih Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dengan latar belakang ungu: R1 bercak utama Penisilin 0 dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 30 cm x
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang 4 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
diperoleb dari Larutan ba/cu 1. Semprot bercak yang 10 pm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
terlihat di bawah cahaya ultraviolet dengan p-dimetil kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
amino-benzaldehida P dalam larutan metanol P dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
(1 dalam 20). Prokain tampak sebagai bercak kuning simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
terang: harga R bercak utama prokain yang diperoleh lebih dari 3,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons punca,k
Larutan ba/cu 2. seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antana puncak
penisilin 0 dan penisilin V tidak kurang dani 2,0.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 pi) Larutan ba/cu dan Larutan uji
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,01 unit ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Endotoksin F! per 100 unit Penisilin G F!. Waktu retensi relatif prokain dan penisilin G bertunut-
turut lebih kurang 1,0 dan 2,2. Hitung persentase penisilin
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan 0, C 161-1 18N204S, dalam sediaan yang digunakan dengan
dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan numus:
membran, kecuali menggunakan Cairan A yang
mengandung penisilinase P steril secukupnya untuk
menginaktifkan penisilin G dan goyang bejana sampai 50
homogen, kemudian saning. W u )r3

pH <1071> Antana 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan C adalah kadar Kalium Penisilin G BPFI dalam mg per
menggunakan larutan jenuh yang mengandung lebih ml Larutan ba/cu; Gs adalah kandungan penisilin G dalam
kurang 300 mg per ml. persen pada Kalium Penisilin G BPFI; W adalali jumlah
dalam mg prokain penisilin G yang digunakan; ru dan rs
Air <1031>MetodelAntara 2,8% dan 4,2%. berturut-turut adalah respons puncak penisilin G dan
Larutan uji dan Larutan ba/cu. Hitung persentase
Kandungan penisffin G dan prokain penisilin G prokaina, C3112oN202, dalam sediaan dengan rumus:
Antana 5 1,0% dan 59,9% C161118N2045; prokain antara
37,5% dan 43,0%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada (236,31 (50C (r,,
Kromatograjl <931>. 1,272,77) Wu ) r5
Fase gerak Larutkan 14 g /calium fosfat monobasa P
dan 6,5 g larutan tetrabutilamonium hidroksida P 236,31 dan 272,77 berturut-tunutadalah bobot molekul
(4 dalam 10) dalam lebih kunang 700 ml air, atur hingga prokain dan prokain hidroldonda; C adalah kadar Pro/cain
pH 7,0 dengan penambahan kalium hidroksida I N, Hidrokiorida BPFI dalain mg per ml Larutan ba/cu; Wu
encerkan dengan air hingga 1000 ml. Campur 500 ml adalah jumlah dalam mg prokain penisilin G stenil yang
- 1061 -

digunakan; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
prokain dari Larutan uji dan Larutan baku. gelombang yang sama seperti pada Pro kainamida
Hidrokiorida BPFI.
Penetapan kadar Lakukan identifikasi menurut Prosedur seperti tertera
Larutan baku Gunakan Kalium Penisilin G BPFJ, buat pada Cemaran Umum <481>.
seperti tertera pada Larutan baku dalam Penetapan Larutan baku Gunakan larutan baku Prokainatnida
Kadar Antibiotik secara lodometri <521>. Hidrokiorida BPFI 0,2 mg per ml; buat seperti tertera
Larutan uji Buat seperti tertera pada Penetapan Kadar pada Cemaran Umum <481>.
Antibiotik secara lodometri <521>. Lakukan penetapan Larutan uji Encerkan Larutan uji seperti tertera pada
menggunakan lebih kurang 100 mg zat yang ditimbang Cemaran Umum <481> dengan metanol P hingga kadar
saksama, lanutkan dalam 2,0 ml metanol P dan encerkan lebih kurang 0,2 mg per ml.
secara kuantitatif dengan Dapar nomor I hingga kadar Penjerap, Fase gerak dan Penampak bercak Lakukan
lebih kurang 2000 unit Penisilin 0 Fl per ml. seperti tertera pada Cemaran Umum <481>.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur seperti
Kadar Antibiotik secara lodomefri <521>. Hitung potensi tertera pada Cemaran Umum <481>. Harga Rf bercak
dalam unit penisilin G Fl per ml dari prokain penisilin 0 utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang
yang digunakan dengan rumus: diperoleh dari Larutan baku.

Jarak lebur <102 1>Metode I Antara 165 0 dan 1690


F IB_i
.

2D Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;


lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
D adalah kadar dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan
bobot Prokain Penisilin G yang digunakan dan Sisa pemijaran <301> Tidak Iebih dari 0,1%.
pengencerannya.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dan 20 bpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padatan
Steril seperti tertera pada Injeksi. Asam p-aminobenzoat bebas Tidak lebih dani 0,1%;
lakukan penetapan menggunakan Kromatografl lapis tipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
PROKAINAMIDA HIDROKLORIDA Fase gerak Buat carnpunan butil eter P-heksan P-asam
Procainamide Hydrochloride asetat glasial P (80:16:4).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah asam p-
aminobenzoat P, larutkan dalam metanol P hingga kadar
NH2__j_cONKCH2CH2N(C2H5)2 HCI 0,24 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama 1000 mg zat, masukkan
ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan metanol P
p-Amino;N-[2-dietilamino) etil] benzamida sampai tanda.
monohidroklorida [614-39-I] Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 6'g1
C 13H21N30.HCI BM 271,79 Larutan uji dan I lil Larutan baku pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
Prokainaniida Hidroklorida mengandung tidak kurang lempeng ke dalam bejana kromatografi yang benisi Fase
dari 98,0%dan tidak lebih dan 102,0% C 131121N30.HC1, gerak. Biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan
kening di udara, amati lempeng di bawah cahaya
Pemerian Serbuk hablur; putih hingga kuning cokelat; ultraviolet 254 nm. Ukunan atau intensitas bercak yang
tidak berbau; pH larutan (1 dalam 10) antara 5,0 dan 6,5. diperoleh dani Larutan uji pada harga R1 yang sama tidak
melebihi ukuran atau intensitas bercak utama dan
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam Larutan baku.
etanol; agak sukar larut dalam kioroform; sangat sukar
lanut dalam benzen dan dalam eter. Cemaran umum <481>
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Baku pembanding Prokainamida Hidroklorida BPFI; Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
lakukan pengeningan pada suhu 1050 selama 4 jam Penjerap Gunakan silika gel P untuk kromatografi.
sebelum digunakan. Fase gerak Campuran kioroform P-metanol P-
amonium hidroksida P (70:30:0,7).
Identifikasi Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah nomor 1 dengan penampak bencak larutanfluoreskamina P
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
- 1062-

dalarn aseton P (1 dalam 2000) dan amati di bawah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
cahaya ultraviolet 366 mm.

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> PROMETAZIN HIDROKLORIDA


Metode I Memenuhi syarat. Promethazine Hydrocloride
H2CH(CH3)N(CH,)z
Penetapan Kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
1
Kromatografi <931>. HCI
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-trietilamin P cNo
(140:60:1), atur pH 7,5 ± 0,1 dengan asam fosfat P,
sating dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian 10-[2-(Dimetilamino)propilJfenotiazina
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada monohidrokiorida [58-33-3]
Kromatografi <931>. C 17 H20N2S.HC1 BM 320,88
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah
Prokainamida Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase Prometazin Hidrokiorida mengandung tidak kurang dan
gerak hingga diperoleh larutan baku persediaan dengan 97,0% dan tidak lebih dari 101,5% C12H20N2SHCl,
kadar iebih kurang 0,5 mg per ml. Encerkan larutan mi dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
dengan Fase gerak hingga kadar iebih kurang 0,05 mg
per ml. Pemerian Serbuk hablur; putih sampai kuning lemah;
Larutan resolusi Larutkan sejumlah asam p-amino praktis tidak berbau; jika dibiarkan lama di udara
benzoat P dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang berwarna biru.
0,1 mg per ml. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur
100-ml, tambahkan 10 ml larutan baku persediaan yang Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol
digunakan untuk membuat Larutan baku, encerkan mutlak panas dan dalam kioroform; praktis tidak larut
dengan Fase gerak sampai tanda. dalam eter, dalam aseton dan dalam etilasetat.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, iarutkan dan Baku pembanding Prometazin Hidrokiorida BPFI;
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 10 ml lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam
larutan ke dalam labu tentulcur 100-ml yang kedua, sebelum digunakan.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatograjI Lakukan Kromatografi cair Identifikasi
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. A.Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
detektor 280 nm dan kolom 30 cm x 3,9 mm berisi bahan pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
pengisi LI dengan ukuran partikel 10 pm. Laju alir iebih Prometazin Hidrokiorida BPFI.
kurang I ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti
Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons tertera pada Uji Ident?/Ikasi Umum <291>.
puncak, seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak asam p-aminobenzoat dan prokainamida tidak pH <1071> Antara 4,0 dan 5,0; lakukan penetapan
kurang dari 2,0. Walctu retensi relatif asam p-amino menggunakan larutan (1 dalam 20).
benzoat dan prokainamida berturut-turut adalah lebih
kurang 0,5 dan 1,0. Lakukan kromatografi terhadap Kesempurnaan dan kejernihan larutan Buat larutan
Larutan baku rekam kromatogram dan ukur respons secara terpisah 1 bagian zat dalam 10 bagian air dan
puncak, seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku 1 bagian zat dalam 10 bagian kioroform P. Tiap larutan
relatifpada penyuntikan tidak lebih dari 2,0%. menunjukkan warna tidak lebih dari kuning muda dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume praktis jernih. [Catatan Se/ama pengerjaan lindungi zat
sama (iebih kurang 20 p1) Larutan baku dan Larutan uji uji, ba/cu pembanding dan larutan yang mengandung zat
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur uji dan ba/cu pembanding, lakukan segera tanpa
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg penundaan, pada cahaya yang redup atau menggunakan
prokainamida hidroklorida, C 13H21N30.HC1, dengan kaca atinik rendah.]
rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
1000c( r
r
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
C adalah kadar Prokainamida Hidrokiorida BPFIdalam
mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah Senyawa sejenis Jumlah cemaran tidak lebih besan dan
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. 2,0% dan tidak ada cemaran tunggal yang lebih besar dan
- 1063 -

1,0%. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera menghindari kontarninasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
pada Kromatografl <931>. gunakan larutan dalain waktu 14 han. Simpan vial yang
Fase gerak Campuran etil asetat P-aseton P-etanol P- belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
amonium hidroksida P (90:45:2:1).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Prometazin Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dan
Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam metilen kiorida P 5,0 Unit Endotoksin FT per mg prometazin hidroklorida.
hingga kadar 10,0 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat serangkaian pengenceran Identifikasi Ukur saksama sejumlah volume injeksi
secara kuantitatif Larutan baku dalam metilen kiorida P setara dengan iebih kurang 50 mg prometazin
hingga kadar 0,2 mg; 0,1 mg; 0,05 mg dan 0,025 mg per hidroklorida, tambahkan pada 20 ml larutan warn kiorida
ml berturut-turut sesuai dengan cemaran 2,0%, 1,0%, P (1 dalam 1000) dalam corong pisah. Cuci lanitan mi
0,5% dan 0,25%. dengan 20 ml metilen kiorida P, buang larutan pencuci.
Laru tan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, Tambabkan 2 ml natrium hidroksida 1 N dan 20 ml
larutkan dalam 10,0 ml metilen klorida P. metilen hidrokiorida P, kocok selama 2 menit. Uapkan
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing ekstrak metilen hidroksida di atas tangas uap dengan
10 p1 Larutan uji, Larutan ba/cu dan Enceran larutan bantuan aliran gas nitrogen P sampai kering. Larutkan
ba/cu pada jarak yang sama 2,5 cm dari tepi bawah residu dalam 4 ml karbon disulfida P, jika perlu saring
lempeng silika gel P 20 cm x 20 cm setebal 0,25 mm. dan tentukan spektrum serapan infranierah seperti tertera
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang pada IdentjIkasi Batas Nitrogen Organik <261>,
tidak jenuh. Biarkan merambat tidak kurang dari 10 cm tentukan spektrum inframerah Prometazin Hidrokiorida
di atas garis penotolan. Angkat lempeng, keringkan di BPFI; injeksi memenuhi persyaratan uji.
udara, amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga
R1 bercak utama Larutan uji sesuai dengan harga R1 pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5.
bercak utama Larutan baku. Lakukan estimasi kadar
masing-masing bercak lain pada Larutan uji dengan Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
membandingkan terhadap bercak Enceran larutan ba/cu.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Krornatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
700 mg zat, larutkan dalam campuran 75 ml warn asetat Krornatografi <931>.
glasial P dan 10 ml ra/ca(II) asetat LP. Tambahkan satu Fase gerak Larutkan 1 g natriurn 1-pentanasulfonat P
tetes indikator kristal violet LP, titrasi dengan asarn dalam 500 ml air, tambahkan 500 ml asetonitril P dan
perklorat 0,1 N LV hingga berwama biru. Lakukan 5 ml warn asetat glasial P, saring dan awaudarakan. Jika
penetapan blangko. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Prornetazin
setara dengan 32,09 mg C17H201\12S.HCI Hidroklorida BPFI, lanutkan dalam Fase gerak, jika perlu
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan pelarut
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, yang sarna hingga kadan lebih kurang 0,1 mg per ml.
tidak tembus cahaya. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
lebih kurang 50 mg prometazin hidrokiorida, masukkan
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase
INJEKS PROMETAZIN }IIDROKLORIDA gerak sampai tanda. Masukkan 10,0 ml larutan mi ke
Promethãzine Hydrochloride Injection dalam iabu tentukur 1 00-ml, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
Injeksi Prometazin Hidrokiorida adalah larutan steril Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
Prometazin Hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. fenotiazin P dalam Larutan ba/cu hingga kadar lebih
Mengandung prometazin hidroklorida yang setara dengan kurang 10 tg per ml.
tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair
jumlah yang tertera pada etiket. kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan
Baku pembandhig
detekton 254 nm dan koiom 30 cm x 4,6 mm berisi bahan
Prometazin Hidroklorida BPFI; lakukan pengeningan pengisi Lii. Laju alir iebih kurang 1,5 ml per menit.
pada suhu 1050 selama 4 jam sebelum digunakan. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
[Catatan Se/ama pengerjaan lindungi zat uji, ba/cu sistern, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
pembanding dan larutan yang mengandung zat uji dan sepenti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antana puncak
ba/cu pembanding, la/cukan segera tanpa penundaan, prometazin dan puncak fenotiazin tidak kurang dari 3,0
pada cahaya yang redup atau menggunakan kaca atinik dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
rendah.] Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik, lebih dari 2,0%.
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
-1064-

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Penetapan kadar [Catalan Gunakan alat gelas aktinik
sama (lebih kurang 30 tl) Larutan baku dan Larutan uji rendah dalam penetapan mi.]
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Pelarut Larutan asam klorida P (1 dalam 9).
respons puncak utama. Waktu retensi relatif prometazin Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume sirup
dan fenotia.zin masing-masing adalah lebih kurang 1,0 setara dengan lebih kurang 25 mg prometazin
dan 1,6. Hitting jumlah dalam mg prometazin hidroklonida, masukkan ke dalam corong pisah 250 ml,
hidroklorida, C 17H20N2S.HC1, per ml injeksi yang tambahkan 10 ml amonium hidroksida P dan ekstraksi
digunakan dengan rumus: sebanyak enam kali, tiap kali dengan 40 ml kloroform P.
Cuci ekstrak kioroform dengan 25 ml Pelarut. Cuci
larutan asam dengan 25 ml kioroform P dan tambahkan
500I- - cucian tersebut ke dalam kumpulan ekstrak kloroform.
1.. V r
)( f Uapkan ekstrak kloroform di atas tangas uap dengan
bantuan aliran udara, hingga volume antara 5 - 10 ml.
C adalah kadar Prometazin Hidrokiorida BPFI dalam mg Kemudian uapkan menggunakan aliran udara hingga
per ml Larutan ba/cu; V adaiah volume dalain ml, injeksi kering. Larutkan residu dengan Pelarut hangat dan
yang digunakan; ru dan rs berturut-turut adalah masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml dengan bantuan
perbandingan respons puncak Larutan uji dan Larutan penambahan asam. Dinginkan, tambahkan Pelarut sampai
baku. tanda dan saning, buang setengah filtrat yang pertama.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah P?bmetazin
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Hidrokiorida BPFI, larutkan dan encerkan secana
atau dosis ganda sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung bertahap dengan Pelarut hingga kadar lebih kurang 50 tg
cahaya. per ml.
Prosedur Ukur serapan Larutan ba/cu dan Pelarut
dalam kuvet 1-cm pada panjang gelombang serapan
SIRUP PROMETAZIN HLDROKLORIDA maksimum iebih kurang 298 nm, menggunakan Pelarut
Promethazine Hydrochloride Syrup sebagai blangko. Hitting jumlah dalam mg prometazin
hidroklorida, C 17H20N2S. HC1 dalam tiap ml sirup yang
Sirup Prometazin Hidrokiorida mengandung Prometazin digunakan, dengan rumus:
Hidroklorida, C 17H20N2S.HC1 tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada Au
A s)
etiket. 500ii
V)
Baku pembanding Prometazin Hidroklorida BPFJ;
keringkan pada 105° selama 4 jam sebelum digunakan. C adaiah kadar Prometazin Hidroklorida BPFJ daiam mg
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung per ml Larutan ba/cu; V adalah volume dalam ml sirup
cahaya. [Catalan Selama pengerjaan, lindungi zat uji, yang digunakan; Au dan A s berturut-turut adalah serapan
baku pembanding dan larutan yang mengandung zat uji dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
dan baku pembanding, lakukan segera tanpa penundaan,
di bawah cahaya redup atau menggunakan kaca aktinik Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tentutup rapat
rendah.] dan teniindung cahaya.

Identifikasi Sejumlah 25 ml sirup, masukkan ke dalam


corong pisah 250 ml, tambahkan 10 ml amonium TABLET PROMETAZIN HIDROKLORIDA
hidroksida P dan ekstraksi sebanyak enam kaii, tiap kali Proinethazine Hydrochloride Tablet
dengan 40 ml kloroform P. Cuci ekstrak kloroform
dengan 25 ml asam kiorida P (1 dalam 9). Cuci larutan Tablet Prometazin Hidroldorida mengandung Prometazin
asam dengan 25 ml kioroform P dan tambabkan cucian Hidnoklorida, C 17H20N2S.HC1, tidak kurang dari 95,0%
tersebut ke dalam kumpulan ekstrak kloroform. Uapkan dan tidak iebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera path
ekstrak kloroform di atas tangas uap dengan bantuan etiket.
aliran udara, hingga volume antana 5 - 10 ml. Kemudian
uapkan menggunakan aliran udana hingga kening. Baku pembanding Prometazin Hidrokiorida BPFI;
Larutkan residu dalam 2,5 ml karbon disulfida P. Jika lakukan pengeningan pada suhu 105° selama 4 jam
penn saning melalui kertas saring dan tentukan spektrum sebelum digunakan. [Catalan Selama pengerjaan
serapan inframerah seperti tertera pada IdentfIkasi Basa lindungi zat uji, ba/cu pembanding dan larutan yang
Nitrogen Organik <261>, tentukan spektrum inframerah mengandung zat uji dan ba/cu pem banding, lakukan
Prometazin Hidrokiorida BPFI: sirup memenuhi syanat segera tanpa penundaan, di bawah cahaya redup atau
Ui'. gunakan peralatan kaca aktinik rendah.]
- 1065 -

Identifikasi Timbang sejumlah serbuk tablet setara etiket dan tingkat pengenceran; Au dan As berturut turut
dengan lebih kurang 50 mg prometazin hidroklorida, adalah serapan Larutan uji dan Larutan ba/cu.
tambahkan 20 ml kioroform P, kocok dan saring ke dalam
gelas piala. Uapkan kioroform, larutkan residu dengan Penetapan kadar
40 ml larutan asarn kiorida P (1 dalam 1000) dan Larutan paladium kiorida yang didapar Masukkan
masukkan ke dalam corong pisah. Ke dalam corong pisah 500 mg paladiurn kiorida P ke dalam gelas piala yang
kedua larutkan 50 mg Prornetazin Hidrokiorida BPFJ sesuai, tambahkan 5 ml warn kiorida P dan hangatkan di
dengan 40 ml larutan asamkloridaP (1 dalam 1000). Pada atas tangas uap. Tambahkan 200 ml air hangat sedikit
masing-masing larutan tambabkan 2 ml natrium demi sedikit sambil diaduk sampai larut. Dinginkan dan
hidroksida 1 N dan 15 ml karbon disuijIda F, kocok encerkan dengan air hingga 500 ml clan campur. Pipet
selama 2 menit. Jika perlu sentrifus untuk memperoleh 25 ml larutan ke dalam labu tentukur 500-ml. Tambai.ikan
lapisan bagian bawah yang jernih, lewatkan pada 50 ml natriurn asetat I N dan 48 ml asarn klorida 1 N,
penyaring kering, kumpulkan filtrat dalani labu encerkan dengan air sampai tanda.
bersumbat. Kurangi volume ekstrak karbon disulfida Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 31 mg
hingga 4 - 5 ml, lakukan penetapan seperti tertera pada Prornetazin Hidrokiorida BPFI masukkan ke dalam labu
Identikasi Basa Nitrogen Organik <261>, mulai dan tentukur kaca aktinik rendah 250-ml. Larutkan dan
"segera ukur serapan". encerkan dengan asarn kiorida 0,1 N sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
Disolusi <1231> 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet yang
Media disolusi: 900 ml asarn kiorida 0,01 N. setara dengan lebih kurang 6,25 mg prometa.zin
Alai tipel: 100 rpm. hidroklorida, masukkan ke dalam corong pisah kaca
Waktu: 45 menit. aktinik rendah 125 ml. Tambahkan 20 ml larutan kaliurn
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 17H20N2S.HCI kiorida P jenuh, 10 ml natriurn hidrok.sida I N dan 10 ml
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot pada rnetanol F, ekstraksi tiga kali tiap kali menggunakan
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 20 ml n-heptan F, saning ekstrak heptan melalui natriurn
249 nm, jika perlu encerkan dengan Media disolusi, sulfat anhidrat P dan kumpulkan dalam corong pisah
bandingkan dengan larutan baku Prornetazin BPFI yang kaca aktinik rendah 125 ml. Ekstraksi larutan n-heptan
telah diketahui kadarnya. tiga kali tiap kali menggunakan 15 ml asarn kiorida
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus lanit tidak 0,1 N, kumpuikan ekstrak asam dalam labu tentukun kaca
kurang dan 75% (Q), C 17H20N2S.HC1, dari jumlah yang aktinik rendah 50 ml, encerkan dengan warn klorida 0,1
tertera pada etiket. N sampai tanda.
Prosedur Pipet masing-masing 2 ml Larutan baku,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan uji dan warn klorida 0,1 N sebagai blangkoke
Prosedur keseragaman kandungan Serbukkan 1 tablet, dalam tabung reaksi secara terpisah. Tambahkan 3 ml
masukan ke dalam labu tentukur 100-ml tambahkan Larutan paladium kiorida yang di dapar ke dalam setiap
50 ml larutan asarn sitrat P (1 dalam 100), kocok secara tabung reaksi dan kocok. Ukur serapan pada panjang
mekanik selama 15 menit. Encerkan dengan larutan asarn gelombang serapan maksimum iebih kurang 470 nm.
sitrat P (1 dalam 100) sampai tanda dan sentrifus 50 ml Hitung jumlah dalam mg prometazin hidrokiorida,
larutan. Pipet beningan setara dengan 5 mg prometazin C 17H20N2S.HC1, dalam serbuk tablet yang digunakan
hidrokionda ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan rumus:
dengan larutan warn sitrat P (1 dalam 100) sampai tanda.
Ukur serapan lanitan dan larutan baku Prornetazin
HidrokIoiida BPFI dalam pelarut yang sama dengan 50CI-
kadar 50 jig per ml. Ukun serapan larutan uji dan larutan AS
baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 298 nm menggunakan lanitan asam sitrat (1 dalam C adaiah kadar Prornetazin Hidrokiorida BPFI dalam mg
100) sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg per ml Larutan ba/cu; Au dan A s berturut turut adalah
prometazin hidroklorida, C 17H20N2S.HCI, dalam tablet serapan Larutan uji dan Larutan baku.
yang digunakan dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
(TC)(AU )
terlindung cahaya.

D A

T adalah jumlah prometazin hidrokiorida dalam mg per


tablet yang tertera pada etiket; C adalah kadar Prornetazin
Hidrokiorida BPFI dalam tg per ml Larutan ba/cu; D
adalah kadar prometazin hidrokiorida dalam tg per ml
Larutan uji, dan jumlah per tablet seperti tertera pada
-1066-

PROMETAZIN TEOKLAT Kiorida Tidak lebih dan 350 bpj; lakukan penetapan
Promethazine Teoclate menggunakan 300 mg zat, kocok dengan 30 ml air selama
2 menit dan saring. 15 ml filtrat memenuhi syarat Ufi
H Batas Kiorida <361>, menggunakan 2 ml asam nitrat P
N(
C442
untuk mengganti I ml asam nitrat 2 N.

oOo okN
N
Susut pengeringan<l 121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot tetap,
menggunakan lebih kurang I g zat.
I O-[2-(Diinetilamino)propil]fenotiazin 8-Idoroteofihina
[17693-51-5] Sisa pemijaran <301> Tidak Iebih dari 0,1%.
C17H20N2S.C7H7C1N40 2 BM 499,0
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Prometazin Teokiat mengandung tidak kurang dari 98,0% KromatograJI lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
dan tidak lebih dari 101,0% C 17H20N2S.C7H7C1N402 ,
<931>. [Catatan Larutan harus dibuat segar.]
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Fase gerak Campuran n-heksan P-aseton P-dietilamin
P (85:10:5).
Pemerian Serbuk putih atau hampir putih; tidak berbau Pelarut Campuran metanol P-dietilamin P (95:5)
atau hampir tidak berbau. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, 1arutkan
dalam Pelarut hingga kadan 2,0%.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam Enceran larutan uji Encerkan Larutan uji dengan
70 bagian etanol; larut dalam 2,5 bagian kioroform dan Pelarut hingga kadan 0,010%.
praktis tidak larut dalam eter. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Isoprometazin Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam
Baku pembanding Prometazin BPFI; Isoprometazin Pelarut hingga kadan 0,020%.
BPFI. Prosedur Totolkan masing-masing 10 il Larutan uji,
Enceran larutan uji dan Larutan ba/cu path lempeng
Identifikasi kromatografi silika gel P setebal 0,25 cm. Masukkan
A. Kocok 150 mg zat dengan 2,5 ml air, tambahkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
1 ml amonia LP dan ekstraksi dengan 30 ml eter P. Cuci dijenuhkan dengan Faze gerak. Angkat lempeng. Biankan
ekstrak eter dengan 10 ml air, keringkan dengan natrium menguap dan amati di bawah cahaya ultraviolet 365 nm.
sulfat anhidrat P dan uapkan eter hingga kering. Larutkan Bercak dalam kromatogram Larutan uji yang sesuai
residu dalam 1 ml kioroform P Spektrum serapan dengan isoprometazin, tidak Iebih intensif dani bercak
inframerah larutan mi menunjukkan maksimum hanya kromatogram Larutan baku. Bercak lain selain bercak
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada utama dalam kromatogram Larutan uji tidak lebih
Prometazin BPFI. intensif dari bercak kromatogram Enceran larutan uji.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,0014% dalam
etanol mutlak P yang mengandung 0,01% v/v amonium Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
hidroksida P, pada panjang gelombang 230 - 350 nm, larutkan dalam 200 ml aseton P, titrasi dengan asam
menunjukkan maksimum pada 255 nm: serapan pada perklorat 0,1 N L menggunakan indikator 3 ml larutan
255 urn lebih kurang 1,1. jenuhjingga metil P dalam aseton P.
C. Larutkan 5 mg zat dalam 2 ml asam sulfat F,
biarkan selama 5 menit: terjadi warna merah. Pap ml asam perkiorat 0,1 N
D. Kocok 400 mg zat dengan 10 ml air, tambahkan setara dengan 49,9'0 mg C17H20N2S.C7H7C1N402
4 ml amonia LP, ekstraksi dua kali, tiap kali dengan
30 ml eter P dan tambahkan 4 ml asam kiorida P ke Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
dalam lapisan air. Saning endapan putih, cuci dengan air terlindung cahaya.
dan keningkan pada suhu 105°. Larutkan 10 mg endapan
dalam 1 ml asam kiorida P, tambahkan 100 mg kalium
kiorat P dan uapkan hingga kering: terjadi endapan
berwarna kemerahan dan berubah menjadi ungu dengan
paparan nap amonia LP
E. Lebur 50 mg sisa path uji D dengan 500 mg natrium
karbonat anhidrat P, didihkan dengan 5 ml air, asamkan
dengan asam nitrat P (terhadap kertas lakmus) dan
saning. Filtrat menunjukkan reaksi Kiorida cara A seperti
tertera pada Uji Ident/1kasi Umum.<291>.
- 1067 -

PROPRANOLOL HIDROKLORIDA asetonitril P dan 90 ml metanol P, encerkan dengan air


Propranolol Hydrochloride hingga 250 ml, campur dan saning melalui penyaning
dengan porositas 0,5 gm atau iebih halus. Jika perlu
OH lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
OCH 2 HCH,NHCH(CH,)2
tertera pada Kromatografl <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Propranolol
01 - HCI
Hidroklorida BPFI ianitkan dalam metanol P hingga
diperoieh larutan baku persediaan dengan kadar lebih
kurang 1 mg per ml. Pipet 5 ml larutan mi ke dalam labu
2-Propranol, 1-[(1-metiletil)amino]-3-(1-naptaleniloksi)- tentukur 25-ml, encerkan dengan metanol P sampai
hidrokiorida, (±)-(±)-1-(isopropilamino)-3-(1-naptiloksi)- tanda, campur dan saring meialui penyaring dengan
2-propanol hidrokiorida [318-98-9] porositas 0,7 gm atau lebih hams. Larutan mengandung
C 16H21NO2 HC1 BM 295,80 lebih kurang 0,2 mg Propranolol Hidrokiorida BPFJper
ml.
Propranolol Hidroklorida mengandung tidak kurang dan Larutan resolusi Buat larutan Prokainamida
98,0% dan tidak lebih dari 101,5% C 16H21NO2 HC1, hidrokiorida P dalam metanol P hingga kadar lebih
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. kurang 0,25 mg per ml. Pipet 5 ml iarutan mi ke dalam
labu tentukur 25-ml, tambahkan 5 ml larutan baku
Pemerian Serbuk putih atau hampir putih; tidak berbau; persediaan yang digunakan untuk membuat Larutan
rasa pahit. baku, encerkan dengan metanol P sainpai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sukar larut masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
dalam kioroform; praktis tidak larut dalam eter. 45 ml metanol F, kocok dan sonikasi selama 5 menit.
Encerkan dengan metanol P sampai tanda, saring melalui
Baku pembanding Propranolol Hidroklorida BPFI; penyaring dengan porositas 0,7 gm atau lebih halus. Pipet
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam 5 ml filtrat mi ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan
sebelum digunakan. dengan metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair
Identifikasi kinerja tinggi seperti tertena pada Kromatografi <931>.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Kromatografi cair kinenja tinggi dilengkapi dengan
didispersikan dalam minyak mineral F, menunjukkan detektor 290 nm dan kolom 25 cm x 4,6 mm benisi bahan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 gm. Laju alir iebih
seperti pada Propranolol Hidrokiorida Hidroklorida kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
BPFI. Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons
B. Waktu retensi puncak utama propranolol pada puncak utama, seperti tertera pada Prosedur: waktu
kromatogram Larutan uji, sama dengan Larutan baku retensi relatif prokainamida dan pnopranolol berturut-
yang diperoleh pada Penetapan kadar. turut adaiah lebih kurang 0,6 dan 1,0 dan resolusi, R,
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti antara puncak prokainamida dan puncak propranolol
tertera pada Uji Identflkasi Umum<291>. tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
Rotasi jenis <1081> Antara 1,00 dan +1,00 , dihitung puncak utama, seperti tertera pada Prosedur: faktor
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan ikutan puncak propranolol tidak iebih dari 3,0 dan
menggunakan larutan dalam air yang mengandung 40 mg simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
per ml. lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Jarak lebur <1021>Metode III antara 162° dan 165 0 sama (lebih kurang 20 jii) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam. propranolol hidroklorida, C 16H21NO2 HC1 dengan rumus:
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
250
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> C ( ru )
,

Metode I Memenuhi syarat.


C adalah kadar Propranolol Hidrokiorida BPFI dalam
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada respons puncak propranoioi Larutan uji dan Larutan baku.
KromatograJI <931>.
Fase gerak Larutkan 500 mg dodesil natrium sulfat P
dalam 18 ml asam fosfat 0,15 M, tambahkan 90 ml
-1068-

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. TABLET PROPRANOLOL IIIDROKLORIDA
Pada suhu 25°, yang dibolehkan antara 150 dan 30°. Propranolol Hydrochloride Tablet

Tablet Propranolol Hidroklorida mengandung


INJEKSI PROPRANOLOL IIIDROKLORIDA Propranolol Hidroklórida, C 16H21NO2.HCI, tidak kurang
Propranolol Hydrochloride Injection dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Injeksi Propranolol Hidrokiorida adalah larutan steril
Propranolol Hidrokiorida dalam Air untuk Injeksi. Baku pembanding Propranolol Hidrokiorida BPFI;
Mengandung Propranolol Hidrokiorida yang setara lakukan pengeningan pada suhu 105° selama 4 jam
dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan sebelum digunakan.
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama propranolol
Baku pembanding Propranolol Hidrokiorida BPFI; pada kromatognam Larutan uji, sama dengan Larutan
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
sebelum digunakan. Endotok.sin BPFI; [Catatan Bersfat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk Disolusi <1231>
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, Media disolusi: 1000 ml larutan asam kl6i4a P (1
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang dalam 100)
belum dibuka dan larutan, dalam lemani pendingin. Alattipel: 100 rpm
Waktu : 30 menit
Endotoksin Bakteri <201> Mengandung tidak lebih dan Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16H21 NO2.HC1
55,6 unit Endotoksin Fl per mg propranolol hidrokiorida. yang tenlarut dengan mengukur senapan alikuot, jika penlu
encerkan dengan Media disolusi, bandingkan dengan
Identifikasi Waktu retensi puncak utama propranolol serapan larutan baku Propranolol Hidrokiorida BPFJ
pada kromatogram Larutan uji, sama dengan Larutan dalam media yang sama, pada panjang gelombang
baku yang diperoleh pada Penetapan kadar. serapan maksimum lebih kurang 289 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak
pH <1071> Antara 2,8 dan 4,0. kurang dan 75% (Q) C 16H21NO2.HCI, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syanat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Prosedur keseragaman kandungan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukun
Kromatografi <931>. 100-mi, tambahkan 5 ml larutan asam kiorida P (1 dalam
Fare gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem 100), biarkan sambil sesekali digoyang sampai hancur.
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan Tambahkan lebih kurang 70 ml metanol P, sonikasi
kadar dalam Prop ranolol Hidrokiorida. selama lebih kurang 1 menit. Encerkan dengan metanol P
Larutan uji Pipet sejumiah volume injeksi setara sampai tanda. Sentnifus sebagian lanutan, encerkan
dengan lebih kurang 5 mg propranolol hidrokiorida, beningan dengan metanol P secara kuantitatif hingga
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan kadan lebih kurang 40 sg per ml.
dengan metanol P sainpai tanda. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Propranolol
Prosedur Lakukan Prosedur seperti tertera pada Hidrokiorida BPFI, lanutkan dan encerkan dengan
Penetapan kadar dalam Propranolol Hidrokiorida. metanol P secara kuantitatif hingga kadan lebih kurang
Hitung jumlah dalam mg propranolol hidrokionida, 40 tg per ml.
C16H21NO2 HC1, per ml injeksi yang digunakan dengan Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
rumus: pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
290 run, menggunakan metanol P sebagai blangko.
25I-i
' V ) LU-
r
Hitung jumlah dalam mg propranolol hidrokionida,
) C1 6H21NO2.110, dalam tablet yang digunakan dengan
rumus:
C adaiah kadar Propranolol Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; Vadalah volume injeksi dalam (T Au
ml, yang digunakan; ru dan rs berturut-turut adalah D ) A5
perbandingan respons puncak Larutan uji dan Larutan
baku.
T adalah jumlah mg propranolol hidroklonida dalam tablet
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, yang tentera pada etiket; D adalah kadar Larutan uji
dalam sg per ml, berdasankan kadan tiap tablet yang
tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Tipe I.
tertena pada etiket dan pengenceran yang dilakukan;
-1069-

C adalah kadar Propranolol Hidrokiorida BPFIdalam ig Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol
per ml Larutan baku; Au dan As berturut-turut adalah dan dalam kioroform; praktis tidak larut dalam eter dan
serapan Larutan uji dan Larutan baku. dalam benzen.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Propantelin Bromida BPFI; lakukan
Kromatografl cair kinerja tinggi seperti tertera pada pengeningan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
Kromatografi <931>. digunakan. 9-Hi droks ipropantelin Brornida BPFI; Mhpan
Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi, dan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang terkendali,
Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada simpan dalam desikator terlindung cahaya. Jika wadah
Penetapan kadar dalam Propranolol Hidrokiorida. sering dibuka, isi wadah dengan gas inert pada tekanan
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak atmosfer (nitrogen atau argon). Asam Xantanoat BPFI;
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumiah serbuk lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam
tablet setara dengan lebih kurang 50 mg propranolol sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
hidrokiorida, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, Xanton BPFI; lakukan pengeningan pada suhu 105°
tambahkan 40 ml metanol P, kocok dan sonikasi selama selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
5 menit. Encerkan dengan metanol P sampai tanda, dan tertutup rapat.
saring melalui penyaring dengan porositas 0,7 gm atau
lebih halus. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur Identifikasi
25-ml, encerkan dengan metanol P sampai tanda. A. Spektnum serapan inframerah residu pada lempeng
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera garam tunggal yang dibuat sebagai benikut: Buat 3 ml
pada Penetapan kadar dalam Propranolol Hidrokiorida. larutan dalam kioroform P dengan kadar lebih kurang 6 mg
Hitung jumlah dalam mg propranolol hidrokiorida, per ml dan simpan 1 ml untuk uji Identjfikasi B. Dalam
C16H21NO2.HCI, daiam serbuk tablet yang digunakan lemari asam, teteskan 2 ml larutan pada lempeng garam
dengan rumus: disertai penguapan pelarut terus menerus dengan panas
lampu inframerah dan udara kering mengalir, panaskan
residu pada suhu 105° selama 15 menit, menunjukkan
250 maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
I,,,
rrus ) seperti pada Propantelin Bromida BPFI.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identflkasi
C adalah kadar Propranolol Hidrokolorida BPFJ dalam secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan secara
mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah tenpisah masing-masing 5 jil (1) Larutan uji IdentfIkasi A
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. dalam kioroform P clan (2) Larutan Propantelin Brornida
BPFI dalam kioroform P dengan kadar 6 mg per ml pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
tidak tembus cahaya. Masukkan lempeng kromatografi ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
warn kiorida 1 N-aseton P (1:1), biarkan merambat hingga
PROPANTELIN BROMIDA tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai
Propantheline Bromide tepi batas perambatan clan panaskan pada suhu 105°
selama 5 menit. Semprot lempeng dengankaliurn bismut
COOCH2CH2N'ICH(CH,),12 iodida LP dan panaskan pada suhu 105° selama 5 menit:
]Br
hanga R1 bercak utama yang diperoleh dari larutan (1)
sesuai dengan yang diperoleh dan lanutan (2).
C. Pada 5 ml lanutan (1 dalam 100) tambahkan 2 ml
asam nitrat 2 N: larutan menunjukkan reaksi Brornida
2-Propanaminium,N-metil-N-(1-metileti1)-N-[2-[(9H- seperti tertera pada Uji IdentfIkasi Urnum <291>, kecuali
xanten-9-ilkarbonil)oksi]etil]-, bromida (2-Hidroksietil) jika pada pengujian timbul brom bebas, lapisan kioroform
diiopropilmetilamonium bromida xantena-9-karboksilat berwarna kuning.
[50-34-0]
C23H30BrNO3 BM 448,39 Susut pengeringan<1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Propantelin Bromida mengandung tidak kurang dan
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C23H30BrNO3, Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Pemerian Hablur; putih atau praktis putih; tidak berbau; Krornatografi cair kinerja tinggi seperti tentera pada
rasa pahit; melebur pada suhu lebih kurang 160° disertai Kromatografi <931>.
penguraian. Larutan dapar pH 3,5 Pada labu tentukur 2000-ml,
larutkan 17,3 g dodesil natrium sulfat P dengan 1000 ml
-1070-

air yang mengandung 10 ml larutan asam fosfat P. r, adalah respon puncak cemaran yang tidak diketahui dan
Tambahkan 250 ml natrium hidrokida 0,5 N sambil rj adaiah jumlah semua respons puncak yang terukur
diaduk Tambahkan natrium hidroksida 0,5 N atau larutan dalam kromaogram: jumlah keseluruhan cemaran yang
asam fosfat P (1 dalam 10) secukupnya hingga pH diketahui dan yang tidak diketahui tidak lebih dari 3,0%.
3,5E0,05 dan encerkan dengan air sampai tanda.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Larutan Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
daparpH 3,5 (55:45), saring dan awaudarakan. Jika perlu Metode I Memenuhi syarat.
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931> Kandungan bromida Tidak kurang dari 17,5% dan tidak
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 9-Hi drok,si lebih dari 18,2% Br dihitung terhadap zat yang telah
propantelin Bromida BPF'I, Asam Xantanoat BPFI dan dikeringkan; lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang
Xanton BPFJ, iarutkan dalam Fase gerak, jika perlu saksama lebih kurang 500 mg zat, iarutkan daiam 40 ml
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase air. Tambahkan 10 ml asam asetat glasial P dan 40 ml
gerak hingga kadar berturut-turut lebih kurang 6,0 J.g; 1,5 metanol P, tambahkan eosin Y LP dan titrasi dengan
j.tg dan 1,5 igper ml. perak nitrat 0,1 NLV.
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 60 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml iarutkan dan Tiap miperak nitrat 0,1 N
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. setara dengan 7,990 mg Br
Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 600 mg
Kromatografi cair kineija tinggi dilengkapi dengan zat, larutkan dalam campuran 20 ml asam asetat glasial P
detektor 254 rim dan kolom 25 cm x 4,6 mm berisi bahan dan 15 ml raksa(II) asetat LP, jika periu hangatkan.
pengisi L7. Laju alir lebih kurang 2,0 ml per menit. Dinginkan hingga suhu ruang, dan titrasi dengan asam
Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam per/brat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
kromatografi dan ukur respons puncak seperti tertera potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
pada Prosedur: resolusi, R, antara dua puncak tidak
kurang dan 1,2 dan simpangan baku relatif pada Pap ml asam perklorat 0,1 N
penyuntikan ulang tidak lebih dari 6,0% untuk masing- setara dengan 44,84 mg C23H30BrNO3
masing komponen.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
sama (lebih kurang 50 il) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram tidak kurang
dari 1,5 kali waktu retensi puncak propanteiin bromida, PROPILEN GLIKOL
danukur respons masing-masing puncak, kecuali puncak- Propylene Glycol
puncak pada atau sebelum volume terbuang. Hitung
persentase asam xantanoat, xanton dan 9-hidroksipropantelin CH3CH(OH)CH20H
bromida, iebih besar atau sama dengan 0,1% daiam
propantelin bromida yang digunakan dengan rumus; 1,2-Propanadiol [57-55-6]
C3H802. BM 76,09

(W ) r
Cru Propilen Glikol mengandung tidak kurang dari 99,5%
C3H802
C adaiah kadar asam xantanoat, xanton dan 9-hidroksi Pemerian Cairan kental, jemih, tidak berwarna; rasa khas;
propantelin bromida dalam gg per ml Larutan ba/cu; W praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab.
adalah bobot propantelin bromida dalam mg yang
digunakan; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan aseton,
senyawa sejenis Larutan uji dan Larutan ba/cu: berturut- dan dengan klorofonm; larut dalam eter dan dalam
turut 9-hidroksipropantelin bromida tidak iebih dari 2,0%, beberapa minyak esensial; tidak dapat bercampur dengan
asam xantanoat dan xanton masing-masing tidak lebih minyak lemak.
dari 0,5%. Hitting persentase jumiah cemaran yang tidak
diketahui yang lebih besar atau sama dengan 0,1% Baku pembanding Propiben Glikol BPFI; tidak boleh
dengan rumus:
dikeringkan sebelum digunakan.

Identifikasi Spektrum serapan inframerah dari lapisan


1001 tipis menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
rrus )
gelombang yang sama seperti pada Propilen Glikol BPFI.

Bobotjenis<98l>Antana 1,035 dan 1,037.


-1071-

Keasaman Taxnbahkan 1 ml fenolfialein LP pada 50 ml PROPILIODON


air, tambahkan natrium hidroksida 0,10 N hingga larutan Propyliodone
berwarna merah muda yang tetap selama 30 detik.
Tambahkan 10 ml propilen glikol yang diukur saksama,
titrasi dengan natrium hidroksida 0,10 N hingga warna
merah muda timbul kembali dan tetap selama 30 detik: 0N-CH2COOCH2CH2CH3
diperlukan tidak lebih dari 0,20 ml natrium hidroksida
0,10 N.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2%. Propil 3,5-diiodo-4-okro-1(4H)-piridinsetat [587-61-1]
C 10H1112NO3 BM 447,01
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 3,5 mg; lakukan
penetapan sebagai berikut: Panaskan 50 g zat dalam Propiliodon mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
cawan dangkal 100 ml yang sudah ditara sampai memijar, tidak lebih dari 101,0% C1 0H1 1 12NO3, dihitung terhadap
biarkan terbakar tanpa pemanasan lebih lanjut dalam zat yang telah dikeringkan.
tempat bebas aliran udara. Dinginkan, basahkan residu
dengan 0,5 ml asam sulfat P. dan pijarkan hingga bobot Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; tidak
tetap. berbau atau berbau lemah.
Kiorida Tidak lebih dari 70 bpj; lakukan penetapan Kelarutan Praktis tidak larut dalani air; larut dalain
menggunakan 1 ml zat: kekeruhan yang terjadi tidak lebih aseton, dalam etanol dan dalam eter.
intensif dari 0,10 ml asam klorida 0,020N.
Identifikasi
Sulfat <361> Tidak lebih dari 60 bpj; lakukan penetapan A. Panaskan 100 mg zat dengan beberapa tetes asam
menggunakan 1 ml zat: kekeruhan yang terjadi tidak lebih sulfat P: terbentuk uap berwarna lembayung.
kuat dari 0,30 ml asam sulfat 0,020 N. B. Refluks 1 g zat dengan 10 ml natrium hidroksida
I N selama 30 menit, tambahkan 10 ml air, tambahkan
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj. asam kiorida P sampai bereaksi asam terhadap kertas
la/onus P, terbentuk endapan asam 3,5-diiodo-4-okso-
Logam berat <371> Tidak lebih dari S bpj; lakukan 1 (4H)-piridinsetat, cuci dengan air dan keringkan pada
penetapan menggunakan campuran 4,0 ml zat dengan air suhu 105°: suhu lebur lebih kurang 245°.
hingga 25 ml.
Keasaman Larutkan 1,0 g zat dalam 40 ml n-propanol P
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> panas yang telah dinetralkan terhadap fenolfialein LP,
Metode IV Memenuhi syarat. dinginkan, diamkan dalam tangas es selama 15 menit
sambil sesekali dikocok. Saning, cuci sisa dengan n-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara propanol P netral. Kumpulkan filtrat dan hasil cucian,
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi tambahkan indikator fenolfialein LP. Titrasi dengan
<931>. Krornatografi gas dilengkapi dengan detektor natrium hidroksida 0,050 N L sampai warna merah
konduktivitas panas, dan kolom 1 m x 4 mm berisi bahan muda yang mantap selama 15 detik: diperlukan tidak
pengisi 5% G16 pada partikel penyangga S5. Suhu lebih dari 0,15 ml.
injektor, dan detektor, berturut-turut 240° dan 250°.
Kenaikaii suhu kolom diatur rata-rata 5° per menit mulai Jarakiebur <1021> Antara 187° dan 190°.
dari 120° hinga 200°; gunakan helium P sebagai gas
pembawa. Waktu retensi untuk propilen glikol lebih lodum dan lodidaTidak lebih dari 0,01% I, lakukan
kurang 5,7 menit dan untuk ke 3 isomer dipropilen glikol, penetapan sebagai berikut: Kocok 2,4 g zat dengan 30 ml air
jika ada, berturut-turut lebih kurang 8,2 menit; 9,0 menit selama 15 menit, saning. Pada 10 ml filtrat tambahkan 1 ml
dan 10,2 menit. asam nitrat 2 N, 1 ml larutan natrium nitrit P (1 dalam
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 500) dan 2 ml kioroform P. Kocok dan sentrifus: warna
10 pi) ke dalam kromatograf dan.. rekam kromatogram. ungu pada lapisan kloroform tidak lebih kuat dan wanna
Hitung persentase C314802 dalam propilen glikol, dengan campuran 6 ml air dan 4 ml larutan kalium iodida P
membagi luas puncak, kecuali puncak udara dan air dan (2,6 dalam 100.000) yang diperlakukan dengan cana yang
kalikan 100. sama.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. lakukan pengeringan path suhu 105° hingga bobot tetap.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dani 20 bpj.


-1072-

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 15 mg menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
zat, lakukan persiapan penetapan seperti tertera pada gelombang yang sama seperti pada Propilparaben BPF'I.
Pembakaran dengan Labu Oksigen <501> menggunakan
campuran 10 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam Jarak lebur <1021> Antara 96° dan 99°.
100) dan 1 ml larutan segar natrium bisulfit P (1 dalam
100) sebagai cairan penjerap. Jika pembakaran selesai, Warna larutan Timbang 1 g zat, larutkan dalam 10 ml
tambahkan beberapa ml air sekitar sumbat labu, etanol P (Larutan propel paraben). Larutan jernih dan
longgarkan sumbat, kemudian bilas sumbat, pemegang wama tidak lebih intensif dari etanol P atau larutan yang
contoh dan sisi labu dengan lebih kurang 20 ml air, baru dibuat dengan mencampur 2,4 ml larutan besi(III)
tainbahkan sedikit-sedikit. Tambahkan 1 ml larutan kiorida LK, 1,0 ml tembaga(II) sulfat LK dengan asam
pengoksidasi yang dibuat dengan menambalikan 5 ml klorida 0,3 N hingga 10 ml, dan encerkan 5 ml larutan mi
brom P pada 100 ml larutan natrium asetat P dalam asam dengan asam klorida 0,3 N sampai 100 ml. Bandingkan
asetat glasial P (1 dalam 10). Sumbat labu, kocok kuat warna dengan mengamati dari atas menggunakan tabung
selama 1 menit. Tambahkan 0,5 ml asam format F, kocok yang sama terhadap latar belakang putih seperti tertera
kuat selama 1 menit. Buka sumbat dan bilas sumbat, pada Warna dan akromisitas <1291>.
pemengang contoh dan sisi labu dengan sejurnlah kecil
air. Alirkan gas nitrogen P ke dalam labu untuk mengusir Keasaman Pada 2 ml Larutan propilparaben tambahkan
oksigen dan sisa brom, tambahkan 500 mg kalsium iodida 3 ml etanol P; 5 ml air bebas karbon dioksida; 0,1 ml
P, goyang sampai melarut, tambahkan 3 ml asam sulfat bromokresol hVau LP dan titrasi dengan ñatrium
2 N, goyang dan biarkan selama 2 menit. Titrasi dengan hidroksida 0,1 N; tidak lebih dari 0,1 ml diperlukan untuk
nafrium tiosulfat 0,02 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP menghasilkan warna biru.
pada saat mendekati titik akhir.
Sisa pemijaran <1111> Tidak lebih dari 0,1%, lakukan
Tiap ml natrium tiosulfat 0,02 N penetapan menggunakan 1,0 g zat.
setara dengan 0,7450 mg C10F11112NO3
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Kromatografi lapis ilpis seperti yang tertera pada
tidak tembus cahaya. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran methanol P-air-asarn
asetat glacial P(70:30:1).
PROPILPARABEN Penjerap Cainpuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Nipasol Larutan baku 1 Pipet 0,5 ml Larutan uji ke dalam labu
Propylparaben tentukur 100-mi, encerkan dengan aseton P sampai tanda.
Larutan baku 2 Timbang saksama 10 mg Etilparaben
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukun 10-ml, larutkan
HO____0____COO(CH2)2CH3 dalam 1 ml Larutan uji. Encerkan dengan aseton P
sampai tanda.
Prosedur Totolkan secana terpisah masing-masing 2 i.tl
Propil p-hi droksibenzoat [94-13-1] Larutan baku 1, Larutan baku 2, Larutan uji pada
C 10H1203 BM 180,20 lempeng kromatografi. Masukkan lempeng pada bejana
kromatografi yang berisi Fase gerak yang telah
Propilparaben mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
dijenuhkan. Biarkan Fase gerak merambat sampai tiga
tidak lebih dari 102,0% C 1 0H 12 03, dihitung terhadap zat
per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
yang telah dikeringkan.
rambat dan biankan kering. Amati lempeng di bawah
Pemerian Serbuk atau hablur kecil; tidak berwarna. sinar UV 245 nm dan bandingkan intensitas bercak
sekunder pada kromatografi Larutan uji dengan bercak
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut utama kromatogram Larutan baku 1:intensitas bercak
dalam air mendidih; mudah larut dalam etanol dan dalam sekunder pada kromatogram Larutan uji tidak lebih besar
eter. dari bercak utama kromatogram Larutan baku 1 (0,5%).
Uji tidak abash kecuali kromatogram Larutan baku 2
Baku pembanding Propilparaben BPFI; tidak boleh menunjukkan dua bercak utama yang jelas terpisah.
dikeringkan, Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Etilparaben BPFI; lakukan pengeringan di atas silika gel Penetapan kadar Timbang saksama 1 g zat, masukkan
P selama 5 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah ke dalam labu bersumbat kaca. Tambahkan 20,0 ml
tertutup rapat. natrium hidroksida 1 N LV dan panaskan pada 70°
selama 1 jam. Dinginkan pada tangas es. Titrasi kelebihan
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah natnium hidnoksida dengan asam sulfat 1 N LV. lanjutkan
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P, titrasi sampai titik kedua infleksi dan tentukan titik akhir
secara potensiometri. Lakukan penetapan blangko.
- 1073 -

Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak


Tiap ml natrium hidrolcsida 1 N nomor 1.
setara dengan 180,2 mg C10H12 03
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml dan
tambahkan 30 ml air. Tambahkan lebih kurang 30 ml
natrium hidroksida 0,1 NLVdari buret, panaskan hingga
PROPILTIOURASIL mendidih dan kocok hingga larut. Bilas labu Erlenmeyer
Propyithiouradil dengan sejumlah air, tambahkan lebih kurang 50 ml
perak nitrat 0,1 N L sambil diaduk, didihkan perlahan-
lahan selama 7 menit, dinginkan hingga suhu ruang.
CH,CH,CH2 Lanjutkan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N V dan
tetapkan titik akhir secara potensiometrik, menggunakan
elektrode kaca kalomel.

Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N


setara dengan 8,512 mg C7H10N20S
4(1H)-Pirimidinon, 2,3-dihidro-6-propil-2-tiolcso-
6-Propil- 2-tiourasil [51-52-5] Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
C711 10N20S BM 170,23 tidak tembus cahaya.

Propiltiourasil mengandung tidak kurang dari 98,0% dan


tidak lebih dan 100,5% C 7H10N20S, dihitung terhadap zat TABLET PROPILTIOURASIL
yang telah dikeringkan. Propylthiouradil Tablet
Pemerian Hablur atau serbuk hablur; putih; rasa pahit. Tablet Propiltiourasil mengandung Propiltiourasil,
C7H10N20S, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dan
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam kloroform dan 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
dalam eter; agak sukar larut dalam etanol; larut dalam
amonium hidroksida dan dalam alkali hidroksida. Baku pembanding Propiltiourasil BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 1050 selama 2jam sebelum digunakan.
Baku pembanding Propiltiourasil BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam sebelum Identifikasi
digunakan. A. Refluks sejumlah tablet setara dengan lebih kurang
100 mg propiltiorasil dengan 10 ml etanol P selama 20
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang yang menit. Saring selagi panas, uapkan filtrat di atas tangas
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium uap sampai kering; residu memenuhi reaksi Identflkasi
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada seperti tertera pada Propiltiourasil.
bilangan gelombang yang sama seperti pada B. Waktu retensi puncak utama knomatogram Larutan
Propiltiourasil BPFI. uji sesuai dengan kromatogram Larutan baku seperti
yang diperoleh pada Penetapan kadar.
JarakIebur <1021> Antara 218° dan 221 0 .

Disolusi <1231>
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Media disolusi: 900 ml air.
lakukan pengeningan pada suhu 105° selama 2 jam. Alattipel: 100 rpm.
Waktu: 30 menit.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C7H 10N20S,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan diencerkan dengan Media disolusi, bandingkan dengan
penetapan menggunakan 200 mg zat. serapan larutan baku Propiltiourasil BPFI dalam media
yang sama pada bilangan gelombang maksimum lebih
Logam berat <371> Metode III tidak lebih dari 20 bpj. kurang 274 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak
Cemaran umum <481> kurang dan 85% C7H10N20S, dari jumlali yang tertera
Larutan uji metanol P. pada etiket.
Larutan baku metanol P.
Volume penotolan 10 pl. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Fase gerak Buat campuran toluen P-etil asetat P-asam
format P (50:45:5) dalam bejana yang tidak dijenuhkan.
- 1074-

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara PROPOFOL


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Propofol
Kromatografi <931>.
OH OH,

ó_ CH3
OH,
Laru fan daparfosfat 0,025 M Timbang saksama 3,40 g
kalium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam gelas
piala 1000 ml. Tambahkan 500 ml air, aduk sampai larut. H3C_
Atur pH larutan hingga 4,6 dengan menambáhkan asam
fosfaf P atau natrium hidroksida 0,1 N. Taznbahkan 500 ml
air. 2, 6-Diisopropilfenol [2078-54-8]
Fase gerak Buat campuran Larutan dapar fosfat C 12H1 80 BM 178,27
0,025 M- asetonitril P (80:20), saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesualan Propofol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931> lebih dari 102,0% C 12H180.
Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Propiltiourasil BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai agak
50-ml, tambahkan 5 ml metanol P, dan sonikasi selama kekuningan.
5 menit. Tambahkan 25 ml air, kocok selama 15 menit
dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml Kelarutan Sangat mudah larut dalam metanrd dalam
larutan masukkan ke daiam labu tentukur 100-ml, etanol; sukar larut dalam sikloheksan dan dalam
encerkan dengan air sampai tanda, kadar iebih kurang isopropanol; sangat sukar larut dalam air.
50 tg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan Baku pembanding Propofol BPFI; Tidak boleh
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dikeringkan. Setelah dibuka disimpan dalam wadah
dengan 50 mg propiltiourasil, masukkan ke dalam labu tertutup rapat dan tidak tembus cahaya, dialiri gas inert.
tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml metanol P, dan Senyawa Sejenis A Prop ofol BPFI [3,3'-5,5'
sonikasi selama 5 menit. Tambahkan 50 ml air, kocok tefraisopropi1dfenolJ; Tidak boleh dikeringkan, simpan
selama 20 menit dan encerkan dengan air sampai tanda, dalam lemani pendingin dan terlindung cahaya. Senyawa
campur dan saring. Pipet 10 ml filtrat, masukkan ke Sejenis B Propofol BPFI [2, 6-diisopropil benzokuinon];
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai Tidak boleh dikeningkan. Simpan dalam lemani pendingin
tanda. dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya,
Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair dialiri gas inert. Senyawa Sejenis C Propofol BPFJ
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. [2, 6-diisopropilfenilisopropil eter]; tidak boleh
Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan dikeringkan. Simpan dalam lemani pendingin dan
detektor 272 nm dan kolom 10 cm x 4,6 mm berisi bahan terlindung cahaya. Campuran Resolusi Propofol BPFI
pengisi LI dengan ukuran partikel 5 gm. Laju alir lebih [Propofol dan 2-isopropil-6-n-propilfenol.]
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons Identifikasi Spektrum serapan inframerab zat yang
puncak seperti tertera path Prosedur: efisiensi kolom disuspensikan diantara iempeng natrium kiorida P atau
yang ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari 3500 kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
lempeng teoritis, faktor ikutan, T, untuk puncak bilangan gelombang yang sama seperti path Propofol
propiltiourasil tidak iebih dari 2,0 dan simpangan baku BPFJ.
relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Indeks bias <1001> Antara 1,5125 dan 1,5145; lakukan
sama (lebih kurang 20 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji penetapan pada suhu 20 0 .
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
propiltiourasil, C7H 1 0N20S, dalam serbuk tablet yang Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
digunakan dengan rumus: <93 l>.[Catatan Tergantung pada proses pembuatan,
(1) Uji 1 senyawa sejenis dilakukan bersamaan dengan
Batas senyawa sejenis A propofol, Uji I batas senyawa
1000 CI!L-r sejenis B propofol dan prosedur uji I penetapan kadar;
atau (2) Uji 2 senyawa sejenis dilakukan bersamaan
dengan Uji 2 batas senyawa sejenis B propofol dan
C adalah kadar Propiltiourasil BPFI dalam mg per ml prosedur Uji 2 penetapan kadar]
Laru fan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku. UJI 1 2,6-Diisopropilfenilisopropil eter tidak lebih dan
0,1%; masing-masing cemaran tidak lebih dan 0,1%; dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. jumlah seluruh cemaran tidak lebih dari 0,3%.
- 1075 -

Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Larutan baku Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam labu
Campuran Resolusi Propofol BPFJ, larutkan dalam tentukur 100-ml, encerkan dengan heksan P sampai
metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu tanda. Pipet 1 ml larutan ke dalam labu tentukur 10-ml
bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang encerkan dengan heksan P sampai tanda.
100 mg per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Uji 2
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumiah Propofol dalam Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
BPFJ, larutkan dalam metanol P, encerkan secara Larutan kesesuaian sistem 1 dan Larutan kesesuaian
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P sistem 2, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
hingga kadar iebih kurang 0,1 mg per ml. seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi reiatif
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1000 mg zat, senyawa sejenis B propofol, 2,6-diisopropilfenilisopropii
masukkan dalam labu tentukur 10-mi, iarutkan dan eter, propofol dan senyawa sejenis A propofol berturut
encerkan dalam metanol P sampai tanda. turut iebih kurang 0,8;0,5; 1,0 dan 5,0; dan resolusi, R,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Uji 1 antara puncak senyawa sejenis B propofol dan propofoi,
dalam Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap tidak kurang dari 4,0.
Larutan resolusi: waktu retensi relatif 2,6- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
diisopropiifeniiisopropil eter, propofol dan 2-isopropii-6- sama (iebih kurang 1 0il) Larutan ba/cu dan Larutan uji
n-propiifenol berturut-turut adalah lebih kurang 0,18; 1,0 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dan 1,1; resoiusi, R, antara puncak propofol dan semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing
2-isopropii-6-n-propilfenol, tidak kurang dari 2. Lakukan cemaran dalam zat dengan rumus:
kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
efisiensi kolom ditentukan dari puncak propofol tidak
kurang dari 5000 lempeng teoritis; dan simpangan baku
o,iI!"u1I
I r )¼ F
relatif pada enam kaii penyuntikan tidak lebih dari 3,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume r, adalah respons puncak masing-masing cemaran dan
sama (lebih kurang 1,0 p1) Larutan baku dan Larutan uji Larutan uji; rs respons puncak propofol dari Larutan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur ba/cu; F adalah faktor respons (F untuk 2,6-
semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing diisopropilfenilisopropil eter = 0,2 dan untuk senyawa
cemaran dalam zat dengan rumus: sejenis A propofoi = 4,0):

Senyawa sejenis A propofol Tidak lebih dan 0,1%.


o,iI-;- Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cafr
rs kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
[Catatan Uji mi dilakukan bersamaan dengan Uji I
r, adalah respons puncak masing-masing cemaran dan Senyawa sejenis]
Larutan uji dan rs adalah respons puncak propofol dan Fare gerak Buat campuran asetonitril P-air-metanol P
Larutan baku. (50:40:10), saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
UJI 2 2,6-Diisopropilfenilisopropil eter tidak lebih pada Kromatografi <931>.
dari 0,2%; senyawa sejenis A propofol tidak lebih dan Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Senyawa
0,01%; masing masing cemaran tidak iebih dari 0,05%; Sejenis A Propofol BPFI, iarutkan dalam metanol P
danjumiah seluruh cemaran tidak lebih dan 0,3%. hingga kadar lebih kurang 20 j.tg per ml.
Fas gerak Lakukan seperti tertera pada Uji 2 dalam Larutan uji Timbang saksama lebih kunang 500 mg zat,
Penetapan kádar. masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan
Larutan kesesuaian sistem I Pipet 5 jil Propofol BPFJ encerkan dengan metanol P sampai tanda.
dan 15 Al Senyawa Sejenis B Propofol BPFI ke dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan dengan Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
heksan P sampai tanda. dilengkapi dengan detektor 270 nra dan kolom 15 cm x
Larutan kesesuaian sistem 2 Timbang saksama 4,6 mm benisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang
sejumlah Senyawa Sejenis A Propofol BPFJ, pipet 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
saksama sejumlah volume zat dan Senyawa Sejenis C ba/cu, rekam knomatogram dan ukur respons puncak
Propofol BPFI, larutkan dalam heksan P, encerkan secara seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom didasarkan
kuantitatif dan jika penlu bertahap dengan heksan P pada puncak senyawa sejenis A propofol, tidak kurang
hingga kadar senyawa sejenis A propofol, propofol, dari 6000 lempeng teoritis dan simpangan baku reiatif
senyawa sejenis C propofol bertunut-turut iebih kurang pada enam kali penyuntikan tidak lebih dan 15%.
0,25 mg per ml; 100 Al per ml dan 5 p1 per ml. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1000 mg zat sama (lebih kurang 20 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
masukkan ke dalam labu tentukur 10-mi, larutkan dan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
encerkan dengan heksan P sampai tanda. respons puncak senyawa sejenis A propofol. Hitung
-1076-

persentase senyawa sejenis A propofol dalam zat dengan Penetapan kadar


rumus: UJI 1 Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas
seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catalan
Dilakukan bersamaan dengan Uji 1 Senyawa sejenis.]
o,oi1.z Larutan baku Timbang saksama sejumlah Propofol
l r BPFI, iarutkan dalam metanol P, encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P
ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak senyawa hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml.
sejenis A propofol dari Larutan uji dan Larutan baku. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, ianutkan dan
Senyawa sejenis B propofol encerkan dengan metanol P sampai tanda.
UJI 1 [Catalan Dilakukan bersamaan dengan Uji 1 Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Senyawa sejenis] Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
Larutan uji Gunakan zat murni. detektor ionisasi nyala dan kolom 30 m x 0,53 mm
Prosedur Ukur serapan ultraviolet propofol dalam diiapisi dengan G16 setebai 1,2 Rm. Gas pembawa helium
Larutan uji pada 330 nm menggunakan udara sebagai P, laju alir lebih kurang 8 ml per menit. Pertahankan suhu
blangko: serapan Larutan uji tidak lebih dari 0,4 unit injektor dan detektor berturut-turut lebih kuran 250° dan
serapan (0,1%). 300°. Kromatograf diprogram sebagai berikut etelah
penyuntikan suhu kolom dipertahankan pada 145° selama
UJI 2 Tidak lebih dari 0,05 %. Lakukan penetapan 20 menit. Suhu dinaikkan dengan kecepatan 5 0 per menit
dengan cara Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti hingga mencapai 200 0 dan dipertahankan pada 200°
tertera pada Kromatografi <931>. [Catalan Dilakukan selama 5 menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
bersamaan dengan Uji 2 senyawa sefen is] baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Uji 2 dalam seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom ditentukan
Penetapan kadar. dari puncak propofol tidak kurang dari 5000 lempeng
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,5; dan simpangan
kurang 5 mg Senya'wa Sejenis B Propofol BPFI baku relatif pad.a lima kali penyuntikan tidak lebih dan
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, Iarutkan dan 1,5%.
ecerkan dengan heksan P sampai tanda. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke sama (lebih kunang 1,0 p1) Larutan baku dan Larutan uji
dalam labu tentukur 100-mi encerkan dengan heksan P ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
sainpai tanda. respons puncak utama. Hitung persentase
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500mg zat propofoi,C 12H 80, dalam zat dengan rumus:
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, iarutkan dan
ecerkan dengan heksan P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi<z93 1>.Lakukan seperti tertera pada Uji 2 100 ( C,,)(
CS rs
Penetapan kadar kecuali gunakan detektor path 254 rim.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan C8 adalah kadar Propofol BPFI dalam mg per ml Larutan
Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons ba/cu; Cu kadan propofol dalarn mg per ml Larutan uji; ru
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
senyawa sejenis B propofol dan propofol berturut turut dan Larutan ba/cu.
lebih kurang 0,8 dan 1,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume UJI 2 Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
sama (lebih kurang 20 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur [Catalan Dilakukan bersamaan dengan Uji 2 Senyawa
respons puncak senyawa sejenis B propofol. Hitung sejenis.]
persentase senyawa sejenis B propofol dalam zatdengan Fase gerak Buat campuran heksan P-as etonitril P-
rumus: etanol P (990:7,5:1), saning dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
lOO19
Cu
irQ Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Propofol
BPFI, larutkan dalam heksan P, encerkan secara
kuantitatif dan jika penlu bertahap dengan heksan P
Cs dan Cu berturut turut adalah kadar propofoi dalam mg hingga kadan iebih kurang 2,4 mg per ml.
per ml Larutan baku dan Larutan uji; ru dan rs berturut- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg zat
turut adaiah respons puncak senyawa sejenis B propofol masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, iarutkan dan
dari Larutan uji dan Larutan baku. encerkan dengan hek.san P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
KromatograJI <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
-1077-

dilengkapi dengan detektor 275 nmdan kolom 20 cm x Kandungan nitrogen Tidak kurang dari 22,5% dan tidak
4,6 mm, berisi bahan pengisi L3dengan ukuran partikel lebih dari 25,5% N, dihitung terhadap zat yang telah
5 rim. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan dikeringkan; lakukan penetapan seperti tertera pada
kromatografi terhadap Larutan baki, rekam kromatogram Penetapan Kadar Nitrogen <581> Metode II.
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku Penetapan kadar
relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume lanutkan dalam Air untuk Injeksi hingga diperoleh larutan
sama (lebih kurang 10 jil) Larutan baku dan Larutan uji dengan kadar 1 mg per ml, dihitung terhadap zat yang
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur telah dikeningkan.
respons puncak propofol. Hitung persentase Penyiapan plasma Buat menurut Penyiapan plasma
propofol,C 12H180, dalam zat dengan rumus: seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Heparin
Natrium.
Larutan heparin Pada hari penetapan kadar buat
106;
Lf
CU rs
ru
larutan Heparin Natrium BPFI dalam lanutan natrium
kiorida P 0,9% hingga kadan 115 unit Heparin Fl per ml.
Larutan kalsium tromboplastin Larutkan sejumlah
Cs adalah kadar Propofol BPFI dalam mg per ml Larutan tromboplastin dalam lanutan kalsium kiorida P (1 dalam
baku; Cu kadar propofol dalam mg per ml Larutan uji; rL, 50), jika perlu lakukan uji pendahuluan, hingga diperoleh
dan r5 berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan waktu jendal lebih kurang 35 detik dalam campuran
uji dan Larutan baku. volume sama banyak plasma dengan campuran larutan
natrium kiorida P 0,9%-Larutan kalsium tromboplastin
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat (4:1).
berisi gas inert dan terlindung cahaya. Simpan pada suhu Prosedur Ke dalam 10 tabung reaksi ukuran 100 mm x
ruang. 13 mm yang telah dicuci sangat bensih, pipet masing-
masing 2,5 ml Plasma. Masukkan tabung ke dalam tangas
Penandaan Pada etiket harus dicantumkan uji senyawa air pada suhu 37 0±0,2° dan pada 9 tabung, tanibahkan
sejenis yang digunakanjika tidak menggunakan Uji 1. masing-masing 0,5 ml Larutan uji. Pipet 2 ml larutan
natrium kiorida P 0,9% dan 0,5 ml Larutan kalsium
tromboplastin ke dalani tabung kesepuluh, sebagai
FROTAMIN SULFAT kontrol. Catat waktu penambahan Larutan kalsium
Protamine Sulfate tromboplastin tersebut sampai ketelitian detik. Pada
waktu pencampuran menggunakan kawat sengkelit, catat
Protamin Sulfat adalah campuran yang dimumikan dan waktu yang pertama timbul benang-benang fibrin sampai
peptida sederhana, dihasilkan dari sperma atau testis ikan ketelitian detik. Waktu mi adalah waktu jendal normal
yang sesuai, mempunyai kekuatan menetralkan heparin. plasma. Ke dalam 9 tabung pipet sejumlah Larutan
Tiap mg protamin sulfat dihitung terhadap zat yang telah heparin berturut-turut 0,43 ml; 0,45 ml; 0,47 ml; 0,49 ml;
dikeringkan, dapat menetralkan tidak kurang dari 100 unit 0,50 ml; 0,51 ml; 0,53 ml; 0,55 ml clan 0,57 ml. Ke dalam
Heparin Fl. tiap tabung tambahkan lanutan natrium klorida P 0,9%
hingga 4,5 ml. Ambil tabung, tambahkan 0,5 ml Larutan
Baku pembanding Heparin Natrium BPFI; simpan di kalsium tromboplastin dan catat waktu jendal tiap tabung
tempat dingin, tidak boleh dibekukan. dengan cana sama seperti pada tabung kontrol.
Perhitungan Hitung jumlah unit Heparin Fl yang
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 5%; lakukan temetralkan per mg, dengan rumus:
pengeningan pada suhu 105° selama 3 jam.
(N
Sulfat <361> Tidak kurang dan 16% dan tidak lebih dan
22%, dihitung terhadap zat yang dikeringkan; lakukan wU
penetapan sebagai benikut: Timbang saksama lebih
kurang 150 mg zat, masukkan ke dalam tabung, larutkan N5 adalah unit Heparin Fl pada tabung terakhin sebelum
dalam 75 ml air, tambahkan 5 ml asam kiorida 3 N, tabung yang menunjukkan waktu jendal tidak kurang dan
panaskan hingga mendidih. Dalam keadaan mendidih 2 detik lebih lama dibanding waktu jendal tabung kontrol;
tambahkan perlahan-lahan 10 ml barium kiorida LP, Wu adalah jumlah mg protamin sulfat pada tabung
tutup dan panaskan tabung di atas tangas uap selama 1 jam. terakhir sebelum tabung yang menunjukkan waktu jendal
Saring, cuci endapan dengan beberapa bagian air panas, tidak kurang dari 2 detik lebih lama dibanding waktu
keringkan dan pijarkan hingga bobot tetap. Bobot barium jendal tabung kontrol.
sulfat dikalikan dengan 0,4117 menunjukkan bobot sulfat
yang terdapat dalam protamin sulfat yang diuji. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat;
simpan dalam lemani pendingin.
-1078-

INJEKSI PROTAMIN SULFAT (+)-Pseudoefedrin hidroklorida [345-78-8}


Protamine Sulfate Injection C10H15N0.HC1 BM 201,70

Injeksi Protamin Sulfat adalah larutan steril protamin Pseudoefednin Hidrokionida mengandung tidak kunang
sulfat isotonik. Mengandung Protamin Sulfat tidak dari 98,0% dan tidak lebih dani 102,0% C 10H15N0.HCI,
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
jumlah yang tertera pada etiket.
Pemerian Hablur putih atau serbuk putih, serbuk halus
Pemerian Larutan tidak berwarna, bau pengawet putih atau hampin putih; bau khas lemah.

Baku pembanding Heparin Natrium BPFJ; simpan di Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
tempat dingin, tidak boleh dibekukan. Endotoksin BPFI; dalam etanol; agak sukar lanut dalam kloroform.
[Catalan Bersjfat pirogenik, penanganan vial dan isi
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Baku pembanding Pseudoefedrin Hidrokiorida BPFI;
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan lanutan, sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
dalam lemani pendingin. dan terlindung cahaya. Efedrin Sulfat BPFL

Identifikasi Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C Identifikasi


seperti tertera pada Uji Ident/Ikasi Umum <291>. A Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
7,0 unit Prolamin Sulfat Endotoksin BPFI per mg. gelombang sama seperti pada Pseudoefedrin
Hidrokiorida BPFI.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeki. B. Menunjukkan reaksi Klorida seperti tertera pada
Uji Identjfikasi Umum <291>
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Prolamin Sulfat, menggunakan Jarak lebur <1021> Metode I Antara 182° dan 186°;
Larutan uji yang dibuat sebagai benikut: pipet sejumlah rentang antara awal dan akhin peleburan tidak lebih dan 2°.
volume injeksi, encerkan dengan Air untuk Injeksi hingga
kadar lebih kurang 1 mg per ml. Hitung potensi, dalam Rotasi jenis <1081> Antara +61,0° dan +62,5°, dihitung
mg protamin sulfat, per ml injeksi dengan rumus: terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 500 mg zat per
(v 10 ml.

pH <1071> Antara 4,6 dan 6,0; lakukan penetapan


menggunakan larutan zat (1 dalam 20).
v dan V berturut-turut adalah volume dalam ml Larutan
heparin dan injeksi yang terdapat pada tabung terakhir Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
sebelum tabung dengan waktu jendal tidak kurang dari 2 lakukan pengeningan pada suhu 1051 selama 3 jam.
detik lebih lama dari waktu jendal tabung kontrol.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dan 0,1%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Kemurnian kromatografi Total cemaran tidak lebib dan
atau dosis ganda sebaiknya dari kaca Tipe I. Simpan pada 2,0%. Lakukan seperti pada Penetapan kadar. Hitung
suhu ruang terkendali. persentase setiap cemaran dalam Pseudoefedrin
Hidrokiorida yang digunakan dengan rumus:
Penandaan Beri penandaan untuk menunjukkan
perkiraan kapasitas netralisasi dalam Unit Heparin Fl.
iooI!i
r,
PSEUDOEFEDRIN HIDROKLORIDA
Pseudoephedrine Hydrochloride r, adalah respons puncak masing-masing cemanan; dan rs
adalah jumlah semua nespons puncak dalam
I-I NHCH3 knomatognam.
• HO Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
OH H Kromatografi cair kinerja linggi seperti tentera pada
KromatograjI <931>.
-1079-

Larutan trietilamin-asam fosfat Campur 5 ml (2S,3aS, 6aS)-1-[(S)-N-[(S)-1-karboksi-3-


trietilamin P dengan 1000 ml air. Atur pH hingga 6,8 fenilpropilJalanil]oktahidrosiklopenta[b]pirol-2-asam
dengan penambahan asamfosfat P. karboksilat, i-etilester [87333-19-5]
Fase gerak Buat campuran Larutan trietilamin-asam C231132N205 BM 416,5
fosfat dan metanol P (90:10), saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Ramipril mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
sistem seperti tertera pada KromatograJI <931>. lebih dari 102,0% C 231-132N205, dihitung terhadap zat
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama yang telah dikeringkan.
Pseudoefedrin Hidrokiorida BPFI dan Efedrin Sulfat
BPFI, larutkan dalam air hingga diperoleh kadar berturut- Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih.
turut 0,1 mg dan 0,002 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kelarutan Agak sukar larut dalam air; mudah larut
Pseudoefedrin Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam air dalam metanol.
sehingga diperoleh kadar 0,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama 100 mg zat, masukkan Baku pembanding Ramipril BPFJ, Cemaran A Ramipril
ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan encerkan BPFI, [(2S,3aS,6aS)- l-[(S)2-[[(S) 1 -(metoksikarbonil)-3-
dengan air sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif clan fenilpropil]amino]- 1 -oksopropil]-oktahidrosiklopenta
bila perlu bertahap hingga diperoleh kadar akhir 0,1 mg [b]pirol-2-asam karboksilat] (C 22H30N205 BM 402,48)
per ml. tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada rapat terlindung cahaya, dalam lemari pendingin.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Cemaran B Ramipril BPFI, [(2S,3aS,6aS)-1-[(S)2-[[(S) 1-
dilengkapi dengan detektor 206 nm dan kolom 15 cm x (metiletoksi)karbonil-3-fenilpropil]amino]- 1 -oksopropil]-
3,0 mm berisi bahan pengisi Lii. Laju alir lebih kurang oktahidrosiklopenta [b]pirol-2-asam karboksilat]
0,6 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan (C24H34N205 BM 430,54), tidak boleh dikeringkan,
kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan ukur simpan dalam wadah tertutup rapat. Cemaran C Ramipril
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu BPFI, [(2S,3aS,6aS)-1-[(S)2-{[(S)1-etoksikarbonil-3-
retensi relatif efedrin dan pseudoefedrin berturut-turut sikloheksilpropil]amino]- 1 -oksopropil]-oktahidrosildo
adalah lebib kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara penta[b]pirol-2-asam karboksilat] (C 23H38N205 BM
puncak efedrin dan pseudoefedrin tidak kurang dari 2,0; 422,56) tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
faktor ikutan puncak pseudoefedrin tidak lebih dari 2,0; tertutup rapat. Cemaran D Ramipril BPFI, [etil(2S)2-
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak [(3S,5aS,8aS,9aS)-3-metil-1 ,4-dioksodekahidro- 1H-
!ebih dari 2,0%. siklopenta[e]pirolo[1 ,2-a]pirasin-2-il]-4-fenil-butanoat.]
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Ramipril diketopiperazin (C2 3H30N204 BM 398,50) tidak
sama (lebih kurang 10 tl) Larutan baku dan Larutan uji boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
ke dalam kromatograf, rekam knomatognam dan ukur tenlindung cahaya dan dalam lemani pendingin.
respons puncak utama. Hitung persentase C 10H15N0.HC1,
dalam zat yang digunakan dengan rumus: Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
1 001.I menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
r gelombang yang sama seperti pada Ramzpri1 BPFI.

Cs dan'C,bertunut turut adalah kadar pseudoefednin Rotasi jenis <1081> Antara +32,0° dan +38,00 dihitung
hidnokiorida dálam Larutan baku dan Larutan uji dalam terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
mg per ml; ru dan r5 berturut turut adalah respons puncak menggunakan 10 mg per ml larutan zat dalam metanol
Larutan uji dan Larutan baku. asam kiorida 0,1 Mpada suhu 20°.
Wadah dan penyimpanan Dalani wadah tertutup rapat, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%;
tidak tembus cahaya. lakukan pengeringan dengan tekanan 5 mmHg pada 60°
selama 6 jam menggunakan 1 g zat.

RAMIPRIL Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan


Ramipril penetapan menggunakan 1,0 g zat.

H,C Paladium Tidak lebih dari 20 bpj. Lakukan penetapan


O .H secara Spektrofotometri serapan seperti tertera pada
C H3 H
Spektrofotometri dan Hamburan cahaya <1191>.
Pengencer Buat campunan asam nitrat P-air(3:997).
01 0
0
OH
-1080-

Larutan blangko Timbang iebih kurang 150 mg Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
magnesium nitrat, masukkan ke dalam tabu tentukur masukkan ke dalam tabu tentukur 25-ml, larutkan dan
100-mi, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai encerkan dengan Larutan A sampai tanda. [Catatan
tanda. Larutan uji dipertahankan dalam keadaan dingin sampai
Larutan baku persediaan Timbang saksama iebih saat disuntikkan.]
kurang 50 mg logam paladium, masukkan ke dalam tabu Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada
tentukur 100-ml. Tambahkan 9 ml asam kiorida P dan Kromatografl <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
encerkan dengan air sampai tanda. dilengkapi dengan detektor 210 mn dan kolom 25 cm x
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan 4,0 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan 3 p.m. Pertahankan suhu kolom pada 65°. Laju alir lebih
Pengencer hingga diperoieh larutan dengan kadar 0,02; kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai
0,03 dan 0,05 p.g per ml. berikut:
Larutan uji Timbang lebih kurang 200 mg zat,
masukkan ke dalam tabu tentukur 100-mi, iarutkan dan Waktu Larutan A Larutan BEluasi
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. (menit) (%) (%)
Prosedur Tetapkan sejumlah volume sama (lebih 0-6 90 10 isokratik
kurang 20 p.1) Larutan ba/cu dan Larutan uji, pada emisi 6-7 90-+75 10-+25 gradien linier
7-20 75 -+65 25--+35 gradi6n'1iiier
paladium 247,6 nm, menggunakan spektrofotometri 20-30 65--+25 35-+75 gradien liiiier
serapan seperti tertera pada Spektrofotometri dan 30-40 25 75 isokratik
Hamburan cahaya <1191>. Spektrofotometer diiengkapi 40-45 25-+90 75-+10 gradien linier
dengan lampu "hollow catode" paladium. Gunakan kesetimbangan
Larutan blangko. Buat kurva serapan Laru tan baku 45-55 90 10 kembali
terhadap kadar dalam p.g per ml. Dari kurva yang [Catatan Jika per/u, atur perbandingan (75:25) untuk
diperoleh tetapkan kadar paladium, C p dalam p.g per ml. meinperoleh eluasi ramipril antara 16 dan 19 menit
Hitung persentase paladium dalam zat dengan rumus: setelah penyuntikan Larutan baku.]

(C Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam


0,11 ..L kromatogram dan ukur respons puncaic seperti tertera
(CR
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak senyawa
sejenis A ramipril dan puncak ramipril tidak kurang dan
CR adalah kadar ramipril dalam mg per ml Larutan uji. 3,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji dan
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis tidak tertera pada Prosedur: waktu retensi ramipril antara 16
lebih dari 0,5%; cemaran lain tidak lebih dari 0,1%; dan 19 menit; faktor ikutan puncak ramipril antara 0,8
jumlah cemaran tidak lebih dari 1,0%. Lakukan dan 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu,
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
seperti tertera pada Kromatografi <931>. tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
Larutan A Timbang lebih kurang 2 g natrium penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%. [Catatan Wa/au
perklorat F, larutkan dalam campuran 0,5 ml trietilamin retensi relatjf senyawa sejenis A ramipril, ramipril,
P dan 800 ml air; atur pH hingga 3,6±0,1 dengan senyawa sejenis B ramipril, senyawa sejenis C ramipril
penambahan asam fosfat P. Tambahkan 200 ml dan senyawa sejenis D ramipril berturut-turut lebih
asetonitril P. kurang 0,8; 1,0; 1,3;1,5, dan 1, 6.]
Larutan B Timbang Iebih kurang 2 g natrium perkiorat Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
F, larutkan dalam campuran 0,5 ml trietilamin P dan sama (lebih kurang 10 p.1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
300 ml air; atur pH hingga 2,6 ± 0,1 dengan penambahan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
asamfosfat P. Tambahkan 700 ml asetonitril P. respons puncak ramipril dalam Larutan ba/cu dan semua
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan respons puncak yang diperoleh dani Larutan uji. Hitung
Larutan B yang telah disaring dan diawaudarakan seperti persentase masing-masing senyawa sejenis dan cemaran
tertera padaSistem kromatografi. yang tidak diketahui dengan rumus:
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Ramipril
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan Larutan B hingga kadar lebih
kurang 5 p.g per ml.
1 00FI2 i.-
LCu )rs
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Ramipril
BPFI, Senyciwa Sejenis A Ramipril BPFI, Senyawa F adalah faktor respons relatif untuk senyawa sejenis; 2,4
Sejenis B Ramipril BPFJ, Senyawa Sejenis C Ramipril untuk senyawa sejenis C ramipril dan 1,0 untuk cemaran
BPFI dan Senyawa Sejenis D Ramipril BPFJ, larutkan lainnya; Cs adalah kadar Ramipril BPFI dalam mg per ml
dan encerkan dengan Larutan B hingga kadar masing- Larutan ba/cu; Cuadalah kadar ramipril dalam mg per ml
masing lebih kurang 0,5 mg per ml. Larutan uji; r1 adalah respons puncak masing-masing
- 1081 -

cemaran dalam Larutan uji; rs adalah respons puncak RANITIDIN IIIDROKLORIDA


ramipril dalam Larutan baku. Ranitidine Hydrochloride
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara N-[2-[[[5-[(Dimetilamino)metil]-2-furanilJmetil]tio]etil]-
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada N'-metil-2-nitro-1, 1-etenadiamina, hidrokiorida
Kromatografi <931>. [66357-59-3]
Laru tan natrium dodesil sulfat Buat larutan natrium C13H22N403S.HC1 BM 350,87
dodesil sulfat 0,1%, atur pH hingga 2,4±0,1 dengan
penambahan asamfosfat F, saring dan awaudarakan. Ranitidin Hidroklorida mengandung tidak kurang dan
Fare gerak Buat campuran Larutan natrium dodesil 97,5 % dan tidak lebih dari 102,0% C 13H22N403S.HCI,
sulfat-asetonitril P (55:45). Atur pH hingga 2,75±0,1 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
dengan penambahan asam fosfat F, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Pemerian Serbuk hablur, putih sampai kuning pucat;
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografl praktis tidak berbau; peka terhadap cahaya dan
<931>. kelembaban. Melebur pada suhu lebih kurang 140°
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ramipril disertai peruraian.
BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; agak sukar
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah larut dalam etanol.
Ramipril BPFI dan Senyawa Sejenis A Ramipril BPFI,
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar Baku pembanding Ranitidin Hidrokiorida BPFI;
berturut-turut lebih kurang 0,2 mg per ml dan 0,01 mg lakukan pengeringan dalani hampa udara pada suhu 60°
per ml. selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Senyawa Sejenis A
zat, masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml. Larutkan Ranitidin BPFI [5-[[(2-aminoetil)tio]metil]-N,N-dimetil-
dengan 10 ml asetonitril P. Encerkan dengan Fase gerak 2-furanmetanamina,garam hemfumaratJ; simpan dalam
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan mi ke dalam tabu wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Tidak boleh
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai dikeringkan sebelum digunakan. Senyawa Sejenis B
tanda. Ranitidin BPFI [ N,N'-Bis[2-[[[5-[(dimetilamino)metil]-
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara 2-furanil]metil]tio]etil]-2-nitro- 1,1-etendiamina]; simpan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Tidak
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 15 cm x boleh dikeringkan sebelum digunakan. Senyawa Sejenis
4,6 mm berisi bahan pengisi LI, laju alir iebih kurang C Ranitidin BPFI [N-[2-[[[5- [(Dimetilamino) metii]-2-
1,8 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan furanil]metil]sulfinil]etil]-N-metil-2-nitro-1 ,1-etendianiina];
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons simpan daiam wadah tidak tembus cahaya dan ditempat
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara sejuk. Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
puncak ramipril dan puncak senyawa sejenis A ramipril
tidak kurang dari 2,0; efisiensi kolom ditentukan dan Identifikasi
puncak ramipril tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
lebih dari 1,0%. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Prosdur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume gelombang yang sama seperti pada Ranitidin
sama (1e1Ihkirang 20 pi) Larutan baku dan Larutan uji Hidrokiorida BPFI.
ke dalam knomatograf, rekani kromatogram dan ukur B. Spektrum serapan ultraviolet (1 dalam 100.000),
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg ramipril, menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
C23H32N205, dalam zat yang digunakan dengan rumus: gelombang yang sama seperti pada Ranitidin
Hidrokiorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang
50OC1- gelombang serapan maksimum lebih kurang 229 nm dan
Irs 315 rim berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Menunjukkan reaksi Kiorida cana A, B dan C
C adalah kadar Ramipril BPFI dalam mg per ml Larutan seperti tertera pada Uji Identflkasi Umum <291>.
baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
Larutan uji dan Larutan ba/cu. pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0; lakukan penetapan
menggunakan lanutan (1 dalam 100).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,75%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
selama 3 jam.
-1082-

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertena pada Kromatografi <931>.
Senyawa organik mudah menguap <471> Metode IV Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Ranitidin
Memenuhi syarat. Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak, jika perlu
encerkan bertahap dengan Fase gerak, hingga kadar lebih
Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis kurang 0,112 mg (setara dengan 0,100 mg ranitidin basa)
tiis seperti tertera pada Kromatografi <931>. per ml.
Fase gerak Buat campuran etilasetat P-isopropil Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
al/co/wi P-amonium hidroksida P-air (25:15:5:1). Ranitidin Hidro/clorida BPFI dan Senyawa Sejenis C
Penjerap Campuran si/i/ca gel P setebal 0,25 mm. Ranitidin BPFI, larutkan dalam Fase gerak, jika penlu
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan encerkan bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih
dalam metanol P hingga kadar 22,3 mg per ml. kurang 0,112mg per ml dan 0,01 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ranitidin Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 112 mg
Hidrokiorida BPFI larutkan dalam metanol P hingga zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
kadar 0,22 mg per ml, dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan
Enceran larutan baku Buat pengenceran Larutan baku 1,0 ml lanutan ke dalam labu tentukur 10-mi, encerkan
dalam metanol P masing-masing hingga kadar 110 jig dengan Fase gerak sampai tanda.
(Enceran larutan ba/cu A); 66 jig (Enceran larutan ba/cu Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
B); dan 11 jig (Enceran iarutan baku C) per ml. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kineij' tinggi
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Senyawa dilengkapi dengan detektor 322 nm dan kolom 20 cm x
Sejenis A Ran itidin BPFI [5-[[(2-aminoeti1)tioJmeti1]- 4,6 mm sampai 30 cm berisi bahan pengisi LI. Laju aim
N,N-dimetii-2-furanmetanamina, garam hemfumaratJ lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
dalam metanol P hingga kadar 1,27 mg per ml. terhadap Larutan /cesesuaian sistem, rekam luas puncak
Larutan identflkasi Timbang saksama sejumlah seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
Senyawa Sejenis B Ran itidin BPFI [N,N'-Bis[2-[[[5- ranitidin hidnoklorida dan Senyawa Sejenis C BPFI
[(dimetilamino)metil]-2-furanil]metil]tio]etil]-2-nitro- 1,1 - [N,N'-Bis[2-[[[5-[(dimetilamino)metil]-2-ftiranii]metil]
etendiamina} dalam metanol P hingga kadar 1 mg per ml. tio]etil]-2-nitro- 1,1-etendiamina] (senyawa sejenis C
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing ranitidin), tidak kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi
10 jil Larutan uji, Larutan ba/cu, Enceran larutan ba/cu terhadap Larutan ba/cu, rekain knomatogram dan ukur
dan Larutan identflkasi pada lempeng kromatografi. respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor
Totolkan terpisah 10 jil Larutan uji dan tambahkan 10 p1 ikutan puncak ranitidin hidrokiorida tidak lebih dad 2,0;
Larutan resolusi di atas totolan tersebut. Biarkan totolan jumlah lempeng teoritis ditentukan dari puncak ranitidin
kering dan masukkan lempeng ke dalam bejana hidrokiorida tidak kurang 700 dan simpangan baku relatif
kromatografi berisi Fase gerak biarkan merambat hingga pada penyuntikan ulang tidak lebih 2%.
tidak kurang dari 15 cm. Angkat lempeng, tandai batas Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
rambat dan biarkan Fase gerak menguap. Paparkan uap sama (lebih kurang 10 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
iodum hingga bercak tampak. Amati lempeng, ke dalam kromatograf, ukur luas puncak utama. Hitung
bandingkan intensitas tiap bercak Larutan uji dengan jumlah dalam mg, C13H22N403S.HC1, dengan rumus:
bercak utama Larutan ba/cu; Enceran larutan ba/cu A, B
dan C; dan Larutan identfi/casi. Persyaratan kesesuaian
sistem dipenuhi jika terjadi pemisahan sempurna antara 1000 CI-
bercak utama pada kromatogram campuran Larutan uji
dan Larutan resolusi dan jika terlihat bercak dari Enceran
larutan ba/cu C. Jika bercak Larutan uji pada nilai R1 yang C adalah kadarRanitidin Hidro/clorida BPFI dalam mg
sama dengan bercak utama Larutan identfikasi, yang tidak per ml Larutan ba/cu; rudan r5 berturut-turut adalah luas
lebih besar ukuran dan intensitasnya dari bercak utama puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Enceran larutan ba/cu A, maka tidak lebih besar 0,5%. Tidak
ada bercak lain dari Larutan uji yang mempunyai ukuran Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
dan intensitas lebih besar dari bercak Enceran larutan baiw tidak tembus cahaya.
B (0,35). Jumlah intensitas semua bercak lain Larutan uji
menunjukkan tidak lebih dari 1,0%.
TABLET RANITIDIN HIDROKLORIDA
Penetapan kadar [Catatan Gunakan lucis puncak jika Ranitidine HydrochiorideTablet
dinyatakan respons puncak.] Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Tablet Ranitidin Hidrokionida mengandung Ranitidin
Kromatografi <931>. Hidnokiorida, C 13H22N403S.HC1, setana dengan ranitidin,
Fase gerak Buat campuran metanol P—amonium asetat P C13H22N403S tidak kurang dan 90,0% dan tidak lebih dan
0,1 M (70:30), saning dan awaudarakan. Jika penlu 110,0% dan jumlah yang tertera pada etiket.
- 1083 -

Baku pembanding Ranitidin Hidrokiorida BPFI; Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 p.tl
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 600, Larutan uji, Larutan ba/cu dan Enceran larutan ba/cu A,
selama 3 jam sebelum digunakan. Senyawa Sejenis A B, C, dan D pada lempeng kromatografi. Totoilcan
Ranitidin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat dan terpisah 10 pi Larutan uji dan tambabkan 10 1.1 Larutan
terlindung cahaya, tidak boleh dikeringkan sebelum resolusi di atas totolan tersebut. Biarkan kering dan
digunakan. Senyawa Sejenis C Ranitidin BPFI; simpan masukkan lempeng ke dalani bejana kromatografi yang
dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.Tidak telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat
boleh dikeringkan sebelum digunakan. hingga tidak kurang dari 15 cm di atas garis penotolan.
Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan Fase gerak
Identifikasi menguap. Paparkan uap iodum P hingga bercak tampak.
A. Harga R1 bercak utama Larutan uji sama dengan Amati lempeng, bandingkan intensitas bercak lain dan
harga R1 bercak utama Larutan baku seperti tertera pada Larutan uji dengan bercak utama Larutan ba/cu dan
Kemurnian kromatograJI. Enceran larutan ba/cu A, B, C, dan D. Persyaratan
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan kesesuaian sistem dipenuhi jika tenjadi pemisahan
uji sama dengan puncak utama Larutan ba/cu seperti yang sempurna antara bercak utama pada kromatogram
diperoleh pada Penetapan kadar. campuran Larutan uji dan Larutan resolusi dan jika
C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara lebih kurang bercak dapat diamati pada Enceran larutan ba/cu D dan
100 mg ranitidin dengan 2 ml air dan saring: filtrat tidak ada bercak lain yang menunjukkan intensitas lebih
menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B dan C seperti besar dari Enceran larutan ba/cu A (0,5%), dan tidak ada
tertera pada Uji Ident/Ikasi Umum <291>. bercak lain yang menunjukkan intensitas lebih besar dan
Enceran laru fan ba/cu B (0,3%). Jumlah intensitas seluruh
Disolusi<123 1> bercak lain dari Laru fan uji menunjukkan tidak lebih dan
Media disolusi: 900 ml air. 2,0%.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 45 menit. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 13H22N403S, Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera path
yang terlarut dengan mengukur alikuot, jika perlu Kromatograf 1<931>.
encerkan dengan air dan serapan larutan baku Ranitidin Fase gerak, Larutan ba/cu, Larutan kesesuaian sistem
Hidroklorida BPFI dalain media yang sama pada panjang dan Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada
gelombang serapan maksimum lebih kurang 314 run. Penetapan kadar dalam Ranitidin Hidrokiorida.
Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak Larutan uji Timbang saksama 10 tablet, lanutkan
kurang dan 80% (Q) C 13H22N403 S, dari jumlah yang dengan 250 ml Fase gem/c. Kocok dan campur hingga
tertera pada etiket. tablet hancur sempurna dan saning. Encerkan larutan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase
Keseragaman sediaan<91 1> Memenuhi syarat. gerak hingga diperoleh larutan dengan kadar yang sama
dengan Larutan baku.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada sama (lebih kurang 10 p.1) Larutan ba/cu dan ke dalam
Kromatografi<93 1>. kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
Fase gerak Buat campuran etil asetat P-isopropil puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, ranitidin,
alkohol P-amoniumhidroksida P-air (25:15:5:1). C1 3H22N4 03S, dalam tablet yang digunakan dengan
Penjerap Campuran Sill/ca gel P setebal 0,25 mm. rumus:
LaruIM.uji Kocok sejumlah tablet dengan sejumlah
metanol P hingga larut sempurna dan saning, hingga
diperoleh larutan yang mengandung ranitidin 20 mg per CI''° Y_)(rQ
fi
350,87 )D r5
ml (setara dengan ranitidin hidroklorida 22,4 mg per ml).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ranitidin
C adalah kadar Ranitidin Hidrokiorida BPFI dalam mg
Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
per ml Larutan ba/cu; 314,40 dan 350,87 berturut-turut
kadar 0,22 mg per ml.
adalah bobot molekul ranitidin dan ranitidin hidroklorida;
Enceran larutan baku Bunt seri pengenceran Larutan
L adalah jwnlah ranitidin dalam mg per tablet yang
ba/cu dalam metanol P masing-masing hingga kadar
tertera pada etiket; D adalah kadar ranitidin dalam mg per
110 tg per ml (Enceran larutan baku A); 66 ig per ml
ml Larutan uji (berdasarkan jumlah yang tertera pada
(Enceran larutan ba/cu B); 22 .tg per ml (Enceran larutan
etiket per tablet dan faktor pengenceran); ru dan rs
ba/cu C); 11 g per ml (Enceran larutan baku D).
bertunut-tunut adalah respons puncak dari Larutan uji dan
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Senyawa
Larutan ba/cu.
Sejenis A Ranitidin BPFI (5[(2-amino-etil) tiometil]-
N,N-dimetil-2-furanmetanamina, garam hemifumarat),
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
larutkan dalam metanol P hingga kadar 1,27 mg per ml.
tidak tembus cahaya.
-1084-

baku encer A), 140 j.tg per ml (Larutan baku encer B),
INJEKSI RANITIDIN 84 j.tg per ml (Larutan baku encer C), 28 .tg per ml
Ranitidine Injection (Larutan baku encer D) dan 14 .tg per ml (Larutan baku
encer E).
lnjeksi Ranitidin adalah larutan steril Ranitidin Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Senyawa
Hidrokiorida dalam Air untuk Injeksi, mengandung Sejenis Ranitidin A BPFI, larutkan dalam metanol P
Ranitidin, C 13H22N403S, tidak kurang dari 90,0% dan hingga kadar lebih kurang 1,27 mg per ml.
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada Prosedur Totolkan secana terpisab masing-masing 10 j.tl
etiket. Larutan baku, Larutan baku encer A, B, C. D dan E,
sejumlah volume Larutan uji, yang setana dengan 250 .tg
Baku pembanding Ranitidin Hidrokiorida BPFI; ranitidin, pada lempeng kromatografi silika gel setebal
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 600 0,25 mm. Pada lempeng yang sama tapi pada titik
selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah penotolan yang lain, totolkan sejumlah volume yang sama
tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Senyawa Sejenis A Larutan uji, dan tambahkan 10 lil Larutan resolusi di atas
Ran itidin BPFI [5-[[(2-Aminoetil)tio]metil]- N, N- totolan tersebut. Lakukan penetapan Kemurnian
dimetil-2-furanmetanamina, garam hemifumarat]; simpan kromatografi seperti tertera pada Ranitidin Hidroklorida.
dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat. Tidak Amati lempeng memakai uap iodum dan tanai bercak
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Senyawa Sejenis yang tampak. Bandingkan intensitas bercak lain selain
C Ranitidin BPFI jN-[2-[[[5-[(Dimetilaxnino)metil]-2- bercak utama dari Larutan uji dengan bercak utama dan
furanil]metil] sulfinil]etil].. N-metil-2-nitro- 1,1- Larutan baku dan Larutan baku encer (A, B, C, D dan E).
etendiamina); simpan dalam wadah tidak tembus cahaya Kesesuaian sistem dipenuhi jika terjadi pemisahan
dan ditempat sejuk. Tidak boleh dikeringkan sebelum sempuma antana bercak utama Larutan uji dan Larutan
digunakan. Endotoksin BPFI; [Catalan Bersfat resolusi dan ada bercak pada knomatogram Larutan baku
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk encer E. Bercak lain selain bercak utama yang terbesan
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, mempunyai ukunan dan intensitas tidak lebih besan dan
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang bercak utama Larutan baku (2,0%) dan tidak ada bercak
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. lain yang ukuran dan intensitasnya lebih dari Larutan baku
encerA (1,0%).
Identifikasi
A. Harga R1 bercak utama yang diperoleh pada Syarat lain Memenuhi syanat seperti tertera pada Injeksi.
Larutan uji dalam uji Kemurnian kromatografi sesuai
dengan Larutan baku. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh pada Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku pada Kromatografi <931>.
yang diperoleh dari Penetapan kadar. Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem
dan Sistem kromatografi Buat seperti tertera pada
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 7,0 unit Penetapan kadar dalam Ranitidin Hidroklorida.
Endotoksin Fl per mg ranitidin, Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi,
encerkan dengan Fare gerak hingga kadan ranitidin lebih
pH <1071> Antara 6,7 dan 7,3. kurang 0,1 mg per ml.
Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera sama (lebih kurang 10 sl) Larutan baku dan Larutan uji
pada Injeksi Volume Kecil. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan respons
puncak utama. Hitting jumlah dalam mg, ranitidin
Kemurnian kromatografi Jumlah intensitas seluruh C 13 H22N403S, dalam jumlah injeksi yang digunakan,
bercak lain selain bercak utama pada Larutan uji tidak dengan rumus:
lebih dari 5,0%. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Sejumlah volume injeksi yang diukur L350,87 )DAr
-_
cI31440 (L)(r.)
saksama, encerkan dengan air hingga kadar ranitidin 25 mg
per ml. [Catalan Sediaan injehi dengan kadar yang lebih 314,40 dan 350,87 berturut-turut adalah bobot molekul
rendah, gunakan tanpa pengenceran seperti tertera pada ranitidin dan ranitidin hidnoklorida; C adalah kadar
Prosedur.] Ranitidin Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Larutan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ranitidin ba/cu; L adalah jumlah ranitidin yang tertera pada etiket,
Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih dalam mg per ml injeksi; D adalah kadar ranitidin dalam
kurang 560 .tg per ml. mg per ml Larutan Uji berdasankan jumlah yang
Larutan baku encer Encerkan sejumlah volume dinyatakan pada etiket dan faktor pengenceran; ru dan r
Larutan baku yang diukun saksama dengan air hingga
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
kadar berturut-turut lebih kurang 280 gg per ml (Larutan Larutan baku.
- 1085 -

dilengkapi dengan detektor fluorometri pada panjang


Wadah dan penyimpanan Simpan larutan dalani dosis gelombang eksitasi 244 nm dan panjang gelombang emisi
tunggal atau dosis ganda dalam wadah gelas tipe I, 348 nm dan kolom 12,5 cm x 4,0 mm berisi bahan
terlindung cahaya. Simpan di bawah 300 Tidak boleh pengisi Li dengan ukuran partikel 10 p.m. Pertahankan
dibekukan. suhu kolom pada 400 dan laju alir lebih kurang 1 ml per
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
TABLET REPAGLINIDA tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k lebih kurang
Repaglinide Tablet 1,8; faktor ikutan antara 0,5 dan 2,0; dan simpangan baku
relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Repaglinida mengandung Repaglinida, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Tablet
sama (lebih kurang 20 p.1) Larutan baku dan Larutan uji,
C27H36N204 tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dan
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
105,0% dan jumlah yang tertera pada etiket.
Hitung jumlah repaglinida, C27H36N204 yang terlarut.
Toleransi Dalam waktu 30 menit hanis larut tidak
Baku pembanding Repaglinida BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Senyawa Sejenis A Repaglinida BPFI, kurang dan 70% (Q) C271436N204, dari jumlah yang
Ganain[(S)-3-metil- 1-[2-(1 -piperidinil)fenil]butilamin, tertera pada etiket.
N-asetil-L-glutamat] (C 16H26N2.C7H1 1N5 BM 43 5,6),
tidak boleh dikeringkan. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Identifikasi Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 6,0%;


A. Lakukan penetapan seperti tertera pada IdentfIkasi lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 3 jam
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. menggunakan 2 g serbuk tablet yang ditimbang saksama.
Fase gerak Buat campuran toluen P-metilen kiorida P-
metanoiP (2:2:1) Kemurnian kromatografi Jumlah semua cemaran tidak
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cana
setara dengan 10 mg repaglinida, masukkan ke dalam Kromatografl cair kinerja tinggi seperti tertera pada
wadah yang sesuai, tambahkan 10 ml campuran metanol Kromatografi <931>.
P-metilen kiorida P (1:1), kocok selama 15 menit dan Daparfosfat pH 4,0, Daparfosfat pH 2,5, Pengencer,
sentrifus. Fase gerak, Larutan ba/cu 1, Larutan baku 2, Larutan uji
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan dan Larutan kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
pada Penetapan kadar. Larutan baku 3 Pipet 2,5 ml Larutan baku 2 ke dalam
labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan Pengencer
Disolusi <1231> sampai tanda.
Media disolusi: 900 ml dapar pH 5,0 yang dibuat Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dengan mencampur 10,2 g asam sitrat monohidrat P dan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
18,16 g natrium fosfat dibasa dihidrat P dengan 1000 ml dilengkapi dengan detektor fotodioda "array" 210 nrn
air. dan kolom 6 cm x 4,0 mm benisi bahan pengisi Li dengan
Alat tipe 2: 75 rpm ukuran pantikel 5 p.m. Pertahankan suhu kolom pada 40 6
Waktu: 30 menit dan laju alir 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
Prosdw Lakukan penetapan jumlah C27H36N204 yang terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram
terlanut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi dan ukun respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
seperti tertera pada Kromatografi <931>. faktor kapasitas, k untuk repaglinida dan senyawa
Daparfosfat Buat larutan kalium fosfat dibasa P (1,5 sejenis A repagiinida berturut-tunut lebih kurang 4,9 dan
dalam 1000), atur pH hingga 2,3 dengan penambahan 1,2; resolusi, R, antara dua puncak tidak kurang dari 7,0;
asamfosfat P. faktor ikutan antara 0,8 dan 2,0. Lakukan kromatografi
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Daparfosfat- terhadap Larutan ba/cu 3, rekam knomatogram dan ukun
metanol P (49:40:11). respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
Larutan baku Timbang saksama lebih kunang 22 mg baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dan 10%.
Repaglinida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
100-ml, larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai sama (lebih kurang 20 p.1) Larutan ba/cu 2 dan Larutan uji
tanda. Pipet 5 ml lanutan mi ke dalam iabu tentukur ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
100-ml kedua, dan encerkan dengan metanol P sampai respons puncak. Hitung persentase masing-masing
tanda. Pipet 5 ml larutan mi ke dalam labu tentukur cemanan dalam tablet dengan rumus:
100-ml ketiga, tambahkan 25 ml metanol P. encerkan
dengan Media disolusi sampai tanda.
Sistem kromatografl Lakukan 'seperti tertera pada
100 IL
r
Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
- 1086-

ri adalah respons puncak masing-rnasing cemaran dalam V adalah volume dalam ml Pengencer dalam Larutan uji;
Larutan uji dan rs adalah respons puncak repaglinida C adalah kadar Repaglinida BPFI dalam mg per ml
dalam Larutan baku 2. Larutan ba/cu 2; ru dan rs berturut turut adalah respons
-

puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu 2.


Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti tertera pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadab tertutup rapat.
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 4,0 Buat larutan amonium fosfat
monobasa P (2 dalam 1000) dan atur pH hingga 4,0 RESE1tPIN
dengan penambahan asamfosfat P. Reserpine
Dapar fosfat pH 2,5 Buat larutan amonium fosfat
monobasa P (2 dalam 1000) dan atur pH hingga 2,5
dengan penambahan asamfosfat P.
Pengencer Buat campuran metanol P-Daparfosfat pH
CHO
H ,.H OCR,

4,0 (7:3).
Fase gerak Buat campuran metanol P—Dapar fosfat
OcNS OCH
b~
pH 2,5 (7:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesualan sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Metill8/3-hidroksi-ii, 1 7a-dimetoksi-3fl,20a-yohimban-16/3-
Larutan ba/cu 1 Timbang saksama sejumiah karbok.silat 3,4,5 trimetoksi benzoat (ester)[50-55-5]
Repaglinida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga C33HN209 BM 608,68
kadar lebih kurang 800 gg per ml.
Larutan baku 2 Pipet 5 ml Larutan ba/cu 1 ke dalam labu Reserpin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak
tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. lebih dari 101,0% C33HN209, dihitung terhadap zat
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah yang telah dikeringkan.
Senyawa Sejenis A Repaglinida BPFI, larutkan dalam
metanol P hingga kadar lebih kurang 80 tg per ml. Pipet Pemerian Serbuk hablur, putih atau sampai agak
1 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan kekuningan; tidak berbau. Terjadi warna gelap perlahan-
5,0 ml Larutan baku I, encerkan dengan Pengencer lahan oleh cahaya langsung, lebih cepat terjadi dalam
sampai tanda. bentuk larutan.
Larutan uji Masukkan 8 tablet ke dalam labu tentukur
yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan Pengencer Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalani
hingga kadar lebih kurang 80 gg per ml. Aduk selama asam asetat dan dalam kloroform; sukar larut dalam
20 menit dengan pengaduk magnetik dan saring. benzen; sangat sukar larut dalam etanol dan dalam eter.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Krotnatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Baku pembanding Reserpin BPFI; lakukan pengeringan
dilengkapi dengan detektor fotodioda "array" 245 nm pada suhu 600 selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
dan kolom 6 cm x 4,0 mm berisi bahan pengisi Li dengan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
ukuran partikel 5 gm. Pertahankan suhu kolom pada 400
dan laju alir 1 ml per menit. Lakukan kromatografi Identifikasi
terhadap Larutan kesesualan sistem, rekam kromatogram A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur; dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
faktor kapasitas, k', untuk repaglinida dan senyawa menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
sejenis A repaglinida berturut-turut lebih kurang 4,9 dan gelombang yang sama seperti pada Reserpin BPFI.
1,2; resolusi, R, antara dua puncak tidak kurang dari 7,0; B.[Catatan Lakukan uji mi dengan cepat dan
faktor ikutan antara 0,8 dan 2,0. Lakukan kromatografi pemaparan cahaya minimum.] Larutkan 25,0 mg zat
terhadap Larutan ba/cu 2, rekam kromatogram dan ukur yang telah dikeringkan dalam 0,25 ml kioroform P dan
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan campur dengan 30 ml metanol P yang telah dihangatkan
baku relatif path penyuntikan ulang tidak Iebih dari 2,0%. hingga suhu 500. Pindahkan campuran dengan bantuan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume metanol P hangat ke dalam labu tentukur 250-ml,
sama (lebih kuralig 20 il) Larutan ba/cu 2 dan Larutan uji dinginkan sampai suhu kamar dan encerkan dengan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur metanol P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan mi ke dalam
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg labu tentukur 50-ml, tambahkan 36 ml kioroform P dan
repaglinida, C27H36N204, dalam masing-masing tablet encerkan dengan metanol P sampai tanda. Spektrum
dengan rumus: serapan ultraviolet larutan (1 dalam 50.000) path panjang
gelombang antara 255 nm dan 350 nm, menunjukkan
(VC r maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
8 sama seperti path Reserpmn BPFI; menggunakan blangko
campuran kioroform P-metanol P (36:14); daya serap
-1087-

masing-masing pada panjang gelombang serapan Baku pembanding Reserpin BPFI; lakukan pengeringan
maksimum lebih kurang 268 nm berbeda tidak lebih dan pada suhu 600 selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
3,0%. dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Identifikasi Uapkan lebih kurang 2 ml larutan Laru fan
lakukan pengeringan pada suhu 60° selama 3 jam. uji, yang diperoieh dari uji untuk Alkaloid lain, dalam
tabung reaksi sampai kering, tambahkan pada residu
Sisa pemijaran <301> Tidak iebih dari 0,1%. 0,5 ml asam asetat glasial F, goyang selama 1 sampai
2 menit, tambahkan 1 ml larutan vanilin P dalam asam
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara klorida P (1 dalam 50): terjadi warna merah muda yang
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada kemudian menjadi merah iembayung tua dalam beberapa
Kromatografi <931>. menit, atau jika larutan dihangatkan selama 10 detik
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-larutan hingga 20 detik.
amonium kiorida P 1% (1:1), saning dan awaudanakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Disolusi <123 l>[Catatan Jangan ganti kertas saring
sistem sepenti tertera pada Kromatografi <931> pH iebih dengan penyaring mem bran. Reserpin diserap oleh
kurang5,6. membran.]
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Reserpin Media disolusi: 500 ml asam asetat 0,1 N.
BPFJ, larutkan dan encerkan dengan Fare gerak hingga AlatTipel: 100 rpm.
diperoleh kadar lebih kurang 10 .tg per ml. Waktu: 45 menit.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat, Larutan asam p-toluen sulfonat Larutkan 1 g asam
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, Iarutkan dan p-toluen sulfonaf P dalam 100 ml asam asetaf glasial P.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Encerkan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Reserpin
1,0 ml larutan mi dengan 9,0 ml Fare gerak dan campur. BPFJ, larutkan dalam asam asetat glasial P, jika perlu
Sistem kromafografi Lakukan seperti tertera pada diencerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan asam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi asetaf glasial P hingga kadar lebih kunang 0,1 Mg per ml.
diiengkapi dengan detektor 268 nm dan kolom 25 cm x Larutan uji Pipet sejuinlah alikuot dari filtrat larutan
4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang yang mengandung kurang lebih 11 Mg reserpin ke dalani
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan corong pisah 125 ml. Ekstraksi tiga kali masing-masing
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak dengan 10 ml kloroform P, kumpulkan ekstrak dalam
seperti tertera pada Prosedur: efisiensi koiom dari puncak iabu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam asetat
analit tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis, faktor glasial P sampai tanda.
ikutan puncak analit tidak lebih dari 1,5 dan simpangan Prosedur Pipet 10 ml Larutan ba/cu, 10 ml Larutan uji
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. dan 10 ml asam asetat glasial P sebagai blangko,
Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume masukkan masing-masing ke dalam tiga tabung reaksi
sama (iebih kurang 20 Ml) Larutan baku dan Larutan uji 50 ml yang berbeda. Pada masing-masing tabung
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukun tambahkan 10 ml larutan asam P-toluen sulfonat P, tutup,
respons puncak. Hitung jumlah dalain tug, C 33H40N209 kocok penlahan. Panaskan dalam tangas uap selama
dengan rumus: 10 menit, angkat, dinginkan. Lakukan penetapan jumlah
C33 1140N209 yang terlanut dengan mengukur fluoresensi
alikuot dan Larutan baku pada panjang gelombang
c1L eksitasi 390 nm dan panjang gelombang emisi lebih
kunang48onm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit hanis larut tidak
C adalah kadar Reserpin BPFI daiain jig per ml Larutan kurang dan 75% (Q) C 33HN209 dari jumlah yang tertera
baku; ru dan r5 berturut-turut adaiah respons puncak pada etiket.
Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Prosedur untuk keseragaman kandungan
tidak tembus cahaya. Larutan ba/cu Masukkan 2,0 ml Larutan ba/cu
(Larutan 1) yang diperoleh seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Reserpin, ke dalam labu tentukun 100-ml,
TABLET RESERPIN tambahkan 2 ml kloroform F, encerkan dengan etanol P
Reserpine Tablet sampai tanda.
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam Erlenmeyer
Tablet Reserpin mengandung reserpin, C 3 3F140N2 09 , tidak 50 ml bersumbat kaca. Tambahkan 2 ml air, hancurkan
kunang dani 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan tablet menggunakan batang pengaduk kaca, panaskan di
jumlah yang tertera pada etiket. atas tangas uap seiama lebih kurang 15 menit atau sampai
tablet terdispersi. Dinginkan isi labu, ke luankan batang
- 1088 -

pengaduk, bilas dengan 2 ml kioroforin P, tutup labu, dalam Tabung kromatografi, tekan perlahan menggunakan
kocok kuat selama lebih kurang 2 menit. Masukkan isi ke batang pengaduk.
dalam labu tentukur 50-ml dengan bantuan etanol P. Campuran blangko Campur 1 ml dimetil sulfoksida P
Encerkan dengan etanol P sampai tanda. Saring melalui dan 2 g Penjerap dalam wadah yang sesuai, aduk hingga
kertas saring, buang 25 ml filtrat pertama. Kumpulkan massa basah merata dan tidak ada gumpalan.
filtrat seianjutnya dalam Erlenmeyer bersumbat kaca Larutan blangko Masukkan Campuran blangko ke
(larutan mi stabil jika terlindung cahaya). Encerkan dalam tabung kromatografi yang sudah dipersiapkan
sejumlah filtrat dengan etanol P hingga kadar lebih melalui corong. Bilas gelas piala dengan lebih kurang 1 g
kurang 2 jig per ml. Penjerap, kemudian masukkan dalam tabung melalui
Pereaksi vanadium pentoksida-asam fosfat Jenuhkan corong. Bersihkan spatula, gelas piala dan corong dengan
asam fosfat P dengan vanadium pentok.sida P dengan wol kaca yang sebelumnya telah dicuci dengan kioroform
pengocokan secara mekanik selama 2 jam. Saring larutan P dan dikeringkan di udara. Masukkan wol kaca ke dalam
melalui penyaring kaca masir porositas medium. tabung, tekan ke bagian bawah kolom dengan batang
(Pereaksi mi stabil dan dapat disimpan selama lebih pengaduk hingga tinggi kolom antara 55-65 mm. Bilas
kurang 30 hari tanpa perubahan komposisi). Pada han spatula, gelas piala dan corong dengan sejumlah pertama
penggunaan, buat pereaksi yang diencerkan, dengan kioroform P yang digunakan untuk eluasi zat. Eluasi
mengencerkan 10 ml dengan air hingga 100 ml. reserpin dengan 45 ml kioroform P [Catatan Eluasi
Prosedur Masukkan secara terpisah ke dalam labu kolom biasanya memerlukan waktu 4-8, menit.]
Erlenmeyer 50 ml bersumbat kaca, masing-masing 5,0 ml Kumpulkan eluat dalam labu tentukur 50-ml yaig benisi
Larutan baku dan Larutan uji. Pada tiap labu tambahkan 14 ml metanol P. Bilas ujung kolom dengan kloroform P,
5,0 ml Pereaksi vanadium pentoksida-asam fosfat yang tambahkan kioroform P sampai tanda.
telah diencerkan, kocok kuat dan diamkan selama 30 menit. Larutan ba/cu [Cata tan Gunakan peralatan kaca
Ukur fluoresensi Larutan uji dan Larutan ba/cu aktinik untuk larutan mi.] Timbang saksama 25 mg
menggunakan fluorometer yang sesuai, diatur untuk Reserpin BPFI, larutkan dalam 0,25 ml kioroform P,
memberikan aktivitas radiasi pada 400 nm dan ukur campur dengan lebih kurang 30 ml metanol P yang
fluoresensi yang dihasilkan pada puncak emisi lebih sebelumnya teiah dihangatkan hingga 50 0 Masukkan
kurang 500 run. Hitung jumlah dalam p.g reserpin per ml campuran ke dalam labu tentukur 250-ml dengan
Larutan uji dengan rumus: penambahan metanol P hangat, dinginkan larutan hingga
suhu ruang, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
C, ( Fu Pada saat akan digunakan, pipet 10 ml larutan mi ke dalam
F5 iabu tentukur 50-ml, tambahkan 36 ml kioroform P,
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Campuran uji Timbang tidak kurang dari 20 tablet,
C, adalah kadar Reserpin BPFI dalam jig per ml Larutan serbukkan dan ayak melalui pengayak 60 mesh. Timbang
baku; Fu dan Fs berturut-turut adalah fluoresensi yang saksama sejumiah serbuk setara dengan iebih kurang
diukur dari Larutan uji dan Larutan baku. 1 mg reserpin, tetapi tidak lebih dari 1 g serbuk,
masukkan ke dalam gelas piala 150 ml. Campur serbuk
Alkaloid lain dengan lebih kurang 500 mg Penjerap, kemudian campur
Lakukan KromatograJI Kolom seperti pada Kromatografi dengan 1 ml dimetil sulfoksida P (fase diam). Aduk
<931>, hingga massa basah merata dan tidak ada gumpalan,
Penjerap Gunakan tanah silika untuk kromatografi P biankan selama 5 menit. Tambahkan 500 mg Penjerap.
yang telah dicuci dengan asam. Aduk hingga rata. Tambahkan lagi sejumlah Penjerap
Tabung kromatografi Tabung panjang lebih kurang hingga jumlah total yang ditambahkan 2 g, dispersikan
200 mm, diameter dalam iebih kurang 22 mm dan ujung secara merata.
bawah dekat ke luaran disempitkan. Pada bagian tabung Larutan uji Masukkan Campuran uji ke dalam koiom
yang disempitkan, masukkan sedikit kaca wol yang kromatografi melalui corong serbuk. Lakukan seperti
sebelumnya telah dicuci dengan kioroform P dan tertera pada Larutan blangko dimuiai dan "Bilas gelas
dikeringkan di udara. piala dengan lebih kurang 1 g Penjerap."
Kolom kromatografi Campur 1 g Penjerap dengan Prosedur Ukur serapan ultraviolet Larutan uji pada
0,5 ml larutan natrium bikarbonat P (1 dalam 50) yang panjang gelombang antara 255 nm dan 350 nm,
dibuat baru dalam gelas piala 100 ml hingga campuran menggunakan Larutan blangko dalam sei pembanding.
nampak halus dan basah merata, masukkan ke dalam
Dengan cara yang sama, ukur serapan ultraviolet Larutan
tabung kromatografi dan tekan perlahan-lahan ba/cu menggunakan campuran kioroform P-,netanol P
menggunakan batang pengaduk hingga ketebalan lebih (3,6:1,4) sebagai blangko. Spektrum serapan kedua
kurang 7-9 mm. Campur homogen 1 g Penjerap dengan
iarutan menunjukkan maksimum dan minimum path
0,5 ml larutan asam sitrat P (1 dalam 200) yang dibuat
panjang gelombang yang sama dengan Larutan ba/cu dan
baru, masukkan ke dalam tabung kromatografi dan tekan perbandingan A268/A295 untuk Larutan uji berbeda tidak
perlahan menggunakan batang pengaduk. Campur lebih dari 4,0% dari Larutan ba/cu. Hitung jumlah dalam
homogen 1 g Penjerap dengan 0,5 ml air, masukkan ke
- 1089 -

Mg, C 33H40N209, dalam tablet yang digunakan dengan pahit. Oleh pengaruh cahaya atau udara: berwarna agak
rumus: merah muda.

Kelarutan Mudah larut dalain air, dalani etanol, dalani


A gliserol dan dalam eter; sukar larut dalam kloroform.
As Larutan (1 dalarn 20) bereaksi netral atau asam terhadap
kertas lakmus.
A u dan As berturut-turut adalah serapan maksimum
Laruian uji dan Larutan ba/cu pada panjang gelombang Baku pembanding Resorsinol BPFI; tidak boleh
lebih kurang 268 urn. Hasil yang diperoieh berbeda tidak dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
lebih 6,0% dibandingkan dengan yang diperoleh dan terlindung cahaya. Hindari kontak dengan logam.
Penetapan kadar.
Identifikasi
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada didispersikan dalarn kalium bromida P, menunjukkan
Kromatografi <931>. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi seperti pada Resorsinol BPFI. Jika terdapat perbedaan,
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalarn larutkan kedua zat uji dan baku pembanding masing-
Reserpin. masing dalam etanol mutlak P, uapkan larutan hingga
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang 20 kering dan ulangi menggunakan sisa pengeringan.
tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara B. Larutkan 100 mg zat dalam 2 ml natrium
dengan lebih kurang I mg reserpin, masukkan ke dalam hidroksida 1 N, tarnbahkan 1 tetes kioroform P, panaskan:
tabu tentukur 100-ml. Tambahkan Fase gerak sarnpai teijadi warna merah tua yang cerah. Tambahkan asam
tanda, saring melalui penyaring membran dengan kiorida P sedilcit berlebih: warna menjadi kuning pucat.
porositas 0,8 I= atau lebih halus. C. Pada 10 ml iarutan (1 dalam 100) tarnbahkan I tetes
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera besi(III) kiorida LP: terjadi wanna ungu kebiruan yang
pada Penetapan kadar dalarn Reserpin. Hitung jumlah berangsur-angsur hilang.
dalarn mg reserpin, C33H40N209, dalarn serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus: Suhu lebur <1 02 1> Antara 109°dan 1110

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%,


0,1 C r lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebIh dari 0,05 %


C adalah kadar Reserpin BPFI dalam ig per ml Larutan
baku; ru dan r berturut-turut adalah respons puncak Fenol Panaskan hati-hati iarutan (1 dalam 20): tidak
Larutan uji dan Larutan baku. tercium bau fenol.

Katekol Pada 10 ml larutan (1 dalam 20) tarnbahkan


Wadah dan penyimpanan Dalani wadah tertutup rapat,
2 tetes asam asetat 1 N, campur, tanibahkan 0,5 ml
tidak tembus cahaya.
timbal(II) asetat LP: tidak terjadi kekeruhan.

Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1,0%


RESORINOL Larutan uji Gunakan pelarut metanol P
Resorcinol Larutan baku Gunakan pelarut metanol P
OH
Fase gerak Buat campuran heksan P-etil asetat P
(70:30)

Resorsinol [108-46-3]
6 0.
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
nomor 17 kemudian nomor 1.
Volume penotolan 10 ILl.

Penetapan kadar Timbang saksarna lebih kurang 1,5 g


C6H602 BM 110,11 zat, lanitkan dalam air hingga volume 500,0 ml.
Pindahkan 25,0 ml ke dalarn tabu iodum, tambahkan
Resorsinol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan 50,0 ml brom 0,1 N LV, encerkan dengan 50 ml air,
tidak lebih dari 100,5% C6H602, dihitung terhadap zat tarnbahkan 5 ml asam klorida F, tutup tabu. Kocok
yang telah dikeringkan. selama 1 menit, biarkan selama 2 menit, tarnbahkan 10 ml
kalium iodida LP tutup sedikit dilonggarkan. Kocok,
Pemerian Serbuk atau hablur bentuk janim, putih atau biarkan selarna 5 menit, angkat tutup, bilas tutup dan
praktis putih; bau khas lunak; rasa manis diikuti rasa leher tabu dengan 20 ml air. Titrasi iodum yang
-1090-

dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, Rotasi jenis <1081> Antara -33,5 0 dan -37,0°; lakukan
menggunakan indikator kanji LP. Lakukan penetapan penetapan menggunakan larutan dalam air yang
blangko. Dari volume natrium tiosulfat 0,1 N LV yang mengandung 10 mg per ml pada suhu 20°.
digunakan, hitung volume brom 0,1 N dalam ml yang
digunakan oleh resorsinol. pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 50) dengan penambahan
Tiap mibrom 0,1 N 0,2 ml kalium kloridajenuh P setiap 50 ml larutan.
setara dengan 1,835 mg C5F1602 .

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, lakukan pengeringan pada suhu 105 0 selama 5 jam.
tidak tembus cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25%.

RIBAVIRIN Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Ribavirin
Kemurnian kromatografi Masing-masing puncak
H2N
cemaran tidak lebih dari 0,25% dan jumlah puncak
cemaran tidak lebih dari 1,0%. Lakukân-.penetapan
HO dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggtseperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji dan Sistem
HO OH
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
1-/3-D-Ribofuranosil-]H-1,2, 4-triazol-3-karboksamida Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 p1 Larutan uji ke
[36791-04-5] dalam kromatograf, rekam knomatogram dan ukur
C8H12N405 BM 244,20 respons semua puncak kecuali puncak pelanut.
Hitung persentase masing-masing puncak, kecuali puncak
Ribavirin mengandung tidak kurang dari 98,9% dan tidak pelarut dan puncak ribavirin dengan rumus:
lebih dari 101,5% C8H12N405, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
loo1!L
r,
Pemerian Serbuk hablur putih.
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan ru
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam adaiah jumiah semua respons puncak kecuali puncak
etanol absolut. pelarut.
Baku pembanding Ribavirin BPFI; tidak boleh
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dikeringkan, simpan dalani wadah tertutup rapat. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>,
Identifikasi
Fase gerak Atur pH air hingga 2,5±0,1 dengan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
penambahan asam sulfat P. Saring melaiui penyaring
dikeningkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
membran dengan porositas 0,5 jim atau lebih kecil dan
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
gelombang yang sama seperti pada Ribavirin BPFI,
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identflkasi
<931>.
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ribavirin
Fare gerak Buat campuran asetonitril P-amonium
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai,
kiorida 0,1 M(9:2).
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar
Penampak bercak Buat campuran anisaldehida P-
25 jig per ml.
asam sulfat P-asam asetat glasial P-etanol P (0,5:0,5:
0,1:9) Larutan uji persediaan Timbang saksama lebili kurang
50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
Larutan uji 10 mg per ml.
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada Tambahkan 50 ml Fase gerak, goyang dan encerkan
dengan Fare geraksanlpai tanda.
Kromatografi <931>. Biarkan lempeng mengering di
Larutan uji Pipet 5 ml Larutan uji persediaan ke
udara selama 15 menit. Tandai bercak path kromatogram
dengan menyemprotkan Penampak bercak Panaskan dalam labu tentukur 100-mi, encerkan dengan Fare gerak
sampai tanda.
pada 1100 selama 30 menit dan tandai bercak pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kromatogram.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 207 nni dan kolom 10 cm x
- 1091 -

7,8 mm berisi bahan pengisi LI 7. Laju alir lebih kurang 1 Baku pembanding Riboflavin BPFI; lakukan pengeringan
ml per menit dan pertahankan suhu kolom pada 65°±0,5°. pada suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan. Simpan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam dalam wadah tertutup rapat, tenlindung cahaya.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: faktor ikutan antara 0,7 dan 1,5; Identifikasi Larutan 1 mg zat dalam 100 ml air dilihat
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dengan cahaya yang ditransmisikan larutan berwama
lebih dari 0,5%. kuning pucat kehijauan, berfiouresensi hijau kekuningan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume intensif, yang dengan penambahan asam mineral atau
sama (lebih kurang 10 tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji alkali, fluoresensi hilang.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Rotasi jenis <1081> Antara -115° dan 1350, dihitung
Hitung jumlah dalam mg ribavirin, C81112N405 dalam zat terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
yang digunakan dengan rumus: dengan menggunakan larutan dalam natrium hidroksida
0,05 Mbebas karbonat yang mengandung 50 mg per 10 ml,
diukur dalam waktu 30 menit setelah disiapkan.

ru~ )
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam
C adalah kadar Ribavirin BPFI dalam mg per ml Larutan menggunakan 500 mg.
baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons puncak
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
ribavirin dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Lumiflavin Buat kioroform bebas etanol P segar. Kocok
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup napat.
20 ml kioroform P secara hati-hati dengan 20 ml air
selama 3 menit, alirkan lapisan kloroform dan cuci dua
kali lagi dengan masing-masing 20 ml air. Saring
RIBOFLAVIN klorofonm melalui kertas saring, kemudian kocok selama
Riboflavin 5 menit dengan 5 g natrium sulfat anhidrat F, biarkan
selama 2 jam, dan dekantasi atau sating kioroform yang
jemih. Lakukan penetapan sebagai benikut: Kocok 25 mg
zat dengan 10 ml kloroform bebas etanol P selama 5 menit,
saning; ukur serapan filtrat pada panjang gelombang
440 mn terhadap blangko kloroform bebas etanol P: tidak
lebih dari 0,025.

Penetapan kadar Lakukan seluruh penetapan tenlindung


cahaya matahani langsung.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi
lebih kurang 50 ml air. Tambahkan 5 ml asam asetat 6 N
Riboflavin [83-88-5] dan air secukupnya hingga lebih kurang 800 ml.
C 171120N406 BM 376,36 Panaskan di atas tangas uap, terlindung cahaya sanibil
sening dikocok sampai larut. Dinginkan hingga suhu lebih
Riboflavin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
kurang 25°, encerkan dengan air sampai tanda. Encerkan
tidak lebih clan 102,0% C 17H20N406, dihitung terhadap
larutan secara kuantitatif dan bertahap dengan air hingga
zat yang telah dikeringkan.
sesuai dengan sensitifitas dan fluorometer yang
Pemerian Senbuk hablur; kuning hingga hining jingga; digunakan.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Riboflavin
bau lemah. Melebur pada suhu lebih kurang 280°.
BPFI dan dengan cara yang sama buat larutan hingga
Larutan jemihnya netral terhadap lakmus. Jika kering
kadar setara dengan Larutan uji. Ukur intensitas
tidak begitu dipengaruhi oleh cahaya terdifusi, tetapi
fluoresensi pada panjang gelombang lebih kurang 530 nm
dalam larutan sangat cepat tenjadi peruraian, terutama jika
ada alkali. (lebih baik pada panjang gelombang eksitasi lebih kurang
444 nni). Segera setelah pembacaan, tambahkan lebih
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam etanol, kurang 10 mg natrium hidrosulfit P, aduk dengan
dan dalam larutan natrium klorida 0,9%; sangat mudah pengaduk kaca hingga larut, dan ukur lagi fluoresensinya.
larut dalam larutan alkali encer; tidak larut dalam eter dan Perbedaan kedua pembacaan menunjukkan intensitas
dalam kloroform. fluoresensi Larutan ba/cu. Dengan cam yang sama, ukur
intensitas fluoresensi dan Larutan uji yang ditetapkan pada
lebih kurang 530 nm, sebelum dan sesudah penambahan
- 1092 -

natrium hidrosulfit P. Hitung jumlah dalam tg saring; filtrat menunjukkan reaksi Natrium cara A, B dan
Riboflavin, C 17H20N406, per ml pada Larutan uji dengan Fosfat seperti tertera pada Uji Identflkasi Umum <291>.
rumus:
Rotasi jenis <1081> Antara 37,0° dan 42,0°, dihitung
terhadap zat yang teiah dikeringkan; lakukan penetapan
(-('U
dalam waktu 15 menit menggunakan larutan yang
t\ IS mengandung 150 mg per 10 ml dalani asam kiorida 5 N.

C adalah kadar Riboflavin BPFI dalam gg per ml Larutan pH <1071> Antara 5,0 dan 6,5; lakukan penetapan
ba/cu; 1u dan Is berturut-turut adalah harga fluoresensi menggunakan larutan (1 dalam 100).
yang telah dikoreksi dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Susut pengeringan <1121> Tidak iebih dari 7,5%;
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
tidak tembus cahaya. pentoksida P pada suhu 100° selama 5 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 25,0%.


RIBOFLAVIN NATRIUM FOSFAT
Riboflavin Phosphate Sodium Fosfat bebas Tidak lebih dan 1% sebagai PO4; lakukan
penetapan sebagai berikut:
Larutan asam molibdat Encerkan 25 ml larutan
amonium molibdat P (7 dalani 100) dengan air hingga
200 ml. Pada larutan mi tambahkan perlahan-lahan 25 ml
asam sulfat 7,5 N, campus.
Larutan besi(II)sulfat Buat larutan segar besi(II)
sulfat P dalam asam sulfat 0,15 N (1 dalam 10).
I 2H20
Larutan ba/cu Buat larutan kalium fosfat monobasa P
dalam air hingga kadar 44,0 p.g per ml.
Larutan uji Timbang saksaina lebih kurang 300 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur Pipet masing-masing 10,0 ml Larutan ba/cu
Riboflavin 5 '-(natrium hidrogenfosfat) dihidrat [130-40- dan Larutan uji masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
5] 50 ml yang berbeda, tambahkan 10,0 ml Larutan asam
C17H20N4NaO9P.2H20 BM 514,36 molibdat dan 5,0 ml Larutan besi(II)sulfat ke dalam tiap
Anhidnat BM 478,33 labu. Ukur serapan larutan pada panjang gelombang
maksimum lebih kurang 700 run, menggunakan
Riboflavin Natrium Fosfat mengandung tidak kurang campuran 10,0 ml. air, 10,0 ml Larutan asam molibdat
dari 73,0% clan tidak lebih dari 79,0% C 17 H20N406, dan 5,0 ml Larutan besi(II) sulfat sebagai blangko:
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. serapan Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan ba/cu.
Pemerian Serbuk hablur halus; kuning jingga; bau Riboflavin bebas dan riboflavin difosfat [Catatan
lemah; higroskopik; dalam keadaan kering tidak Selama penetapan terlindung cahaya dan gunakan
dipengaruhi cahaya, dalam larutan dipenganuhi cahaya peralatan kaca aktinik rendah.] Riboflavin bebas tidak
terjadi peruraian cepat. lebih dari 6,0% dan Riboflavin difosfat tidak lebih dan
6,0% sebagai Riboflavin, dihitung terhadap zat yang
Kelarutan Agak sukar larut dalam air. telah dikeringkan.
Fase gerak Buat canipuran 850 ml kalium fosfat
Baku pembanding Riboflavin BPFI; lakukan monobasa 0,054 M dengan 150 ml metanol P, saring dan
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
digunakan. Riboflavin Fosfat BPFI. Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Identifikasi Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 60 mg
A. Larutan 1 mg dalam 100 ml air dilihat dengan Riboflavin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
cahaya transmisi berwarna kuning pucat kehijauan dan 250-ml, larutkan haji-hati dalam 1 ml asam kiorida P.
menunjukkan fluoresensi hijau kekuningan intensif, yang encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 4 ml ke dalam
hilang setelah ditambah asam mineral atau alkali. labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
B. Pada 500 mg tambahkan 10 ml asam nitrat P, sampai tanda.
uapkan campuran di atas air hingga kering, pijarkan sisa Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100,0 mg,
hingga karbon hilang. Larutkan sisa dalam 5 ml air, masukkan ke dalam labu tentukun 100-ml, lanutkan
- 1093 -

dalam 50 ml air, encerkan dengan Fase gerak sampai salah satu dan tiga riboflavin difosfat dari Larutan uji; rs
tanda. Pipet 8 ml larutan mi ke dalam labu tentukur adalah respons puncak riboflavin dari Larutan baku.
50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Lumiflavin Lakukan penetapan menggunakan 35 mg zat,
Riboflavin Fosfat BPFI dalam air hingga kadar 2 mg per kocok dengan 10 ml kioroform P bebas alkohol
ml. Tambahkan Fase gerak, volume sama, campur. Pipet (pembuatan kioroform P bebas alkohol, seperti tertera
8 ml larutan mi dan encerkan dengan Fase gerak hingga pada penetapan Lumiflavin dalam Riboflavin) selama
50,0 ml. 5 menit, saring; ukur serapan filtrat pada panjang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada gelombang 440 rim, terhadap blangko dengan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinexja tinggi kioroform P bebas alkohol: tidak lebih dari 0,025.
dilengkapi dengan detektor fluorometri, yang diatur pada
panjang gelombang eksitasi pada 440 nm dan filter emisi Penetapan kadar [Catatan Selama penetapan seluruh
pada 470 nm atau atur pada lebih kurang 530 nm untuk larutan terlindung cahaya aktinik dan gunakan peralatan
detektor fluoresen yang menggunakan monokromator dari kaca aktinik rendah.]
untuk pemilihan panjang gelombang emisi, dan kolom Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 35 mg
30 cm x 3,9 mm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih Riboflavin BPFI masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
kurang 2,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap 250 ml, tambahkan 20 ml piridin P dan 75 ml air, kocok
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan sampai larut. Masukkan larutan ke dalam labu tentulcur
ukur respons puncak. Waktu retensi riboflavin 5'- 1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml
monofosfat lebih kurang 20 menit sampai 25 menit dan lanutan mi ke dalam labu tentukur 1000-ml kedua,
waktu retensi relatif untuk masing-masing senyawa: tambahkan iebih kurang 4 ml asam sulfat 0,1 N agar
diperoleh pH larutan antara 5,9 dan 6, 1, encerkan dengan
Riboflavin 3 '4'-difosfat: 0,23 air sampai tanda. Kadan Larutan baku yang diperoleh
Riboflavin 3'5'-difosfat: 0,39 lebih kurang 0,35 tg riboflavin per ml.
Riboflavin 4'5'-difosfat: 0,58 Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
Riboflavin 3'-monofosfat: 0,70 masukkan ke dalam iabu Erlenmeyer 250 ml, tambahkan
Riboflavin 4'-monofosfat: 0,87 20 ml pinidin P dan 75 ml air kocok sampai iarut.
Riboflavin 5'-monofosfat: 1,00 Masukkan larutan ke dalam labu tentukur 1000-ml,
Riboflavin 1,63 encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan mi
ke dalam labu tentukur 1000-ml kedua, tambahkan lebih
Resolusi, R, resolusi antara puncak riboflavin kurang 4 ml asam sulfat 0,1 N agar diperoleh pH larutan
4'-monofosfat dan riboflavin 5'-monofosfat tidak kurang antara 5,9 dan 6, 1, encerkan dengan air sampai tanda.
dari 1,0 dan simpangan baku relatif dari respons Prosedur Ukur intensitas fluoresensi maksimum
riboflavin 5'-monofosfat pada penyuntikan ulang tidak Larutan baku dan Larutan uji pada panjang gelombang
lebih dari 1,5%. lebih kurang 530 rim, menggunakan panjang gelombang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume eksitasi lebih kurang 440 am. Hitting jumlah dalam mg
sama (lebih kurang 100 i1) Larutan baku, Larutan uji dan riboflavin, C17H2aN406, dalam riboflavin natrium fosfat
Larutan kesesuaian sistem ke dalarri kromatograf. Rekam yang digunakan dengan rumus:
kromatogram dan ukur respons puncak dari Larutan baku
dan Larutan uji, tetapkan puncak yang akan diukur dan
kromatogram Larutan uji dengan membandingkan waktu 100
retensi 4engan puncak dari kromatogram Larutan C L's
is
kesesuaian sistem. Hitting persentase riboflavin bebas
dengan rumus: Segera setelah pembacaan, tambahkan iebih kurang
10 mg natnium hidrosulfit P, aduk dengan pengaduk kaca
hingga larut dan ukur lagi fluoresensinya. C adaiah kadar
625 C ( rF Riboflavin BPFI dalam tg per ml Larutan baku; 4, dan 1s
rs berturut-turut adalah intensitas fluoresensi dari Larutan
uji dan Larutan baku.
dan hitung persentase riboflavin dalam bentuk riboflavin
difosfat dengan rumus: Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.

625CI-
lr

C adalah kadar Riboflavin BPFI dalam mg per ml


Larutan ba/cu; rF adalah respons puncak riboflavin jika
ada dari Larutan uji; rD adalah jumlah respons puncak
- 1094-

RIFAMPISIN Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih kurang


200 mg rifampisin masukkan ke dalam labu tentukur
Rifamycin
100-ml, larutkan dan encerkan dengan asetonitril P
sampai tanda. Jika perlu sonikasi selama lebih kurang
30 detik sampai larut [Catalan Gunakan larutan mi
dalam waktu 2jam.]
Larutan uji Pipet 5 ml larutan uji persediaan ke dalam
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Campuran pelarut
sampai tanda [Catalan Suntikkan segera larutan mi
dalam kromatograf]
Enceran larutan uji Pipet 10 ml Larutan uji
persediaan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
5,6,9,17, 19,21-Heksahidroksi-23-metoksi-
dengan asetonitril P sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mi
2,4,12,16, 18,20,22-heptametil-8-[N-(4-metil-1-
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
piperazinil)formimidoil]-2, 7-(epoksipentadeka
asetonitril P sampai tanda, campur. Pipet 5 ml larutan mi
[1, 11, 13]trienimino)naflol[2, 1-b]furan-1, 1 1-(2H)-dion ke dalam labu tentukur 50-ml yang lain, encerkan dengan
21-asetat [13292-46-1]
BM 822,95 Campuran pelarut sampai tanda [Catalan Suntikkan
C43H58N401 2 segera larutan teraithir ke dalam kromatograf]
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejum1ah volume
Rifampisin mengandung tidak kurang dari 95,5% dan
sama (lebih kurang 50 ji) Larutan uji dan Enceran larutan
tidak lebih dari 103,0% C431158N4012 per mg, dihitung
uji ke dalam kromatograf, ukur semua respons puncak.
terhadap zat yang teiah dikeringkan.
Hitung persentase tiap senyawa sejenis dengan rumus:
Pemerian Serbuk habiur, cokelat merah.

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut


dalam kioroform; larut dalam etil asetat dan dalam
(7r',-+-Ot
'r II
-:-r-D)
metanoi. r adalah luas puncak senyawa sejenis dani Larutan uji; rD
adalah ivas puncak rifampisin dari Enceran larutan uji;
Baku pembanding Rfampisin BPFI; tidak boleh rTi adalah jumlah semua luas puncak senyawa sejenis
dikeringkan; lakukan Penetapan Susut Pengeringan Larutan uji.
<1121> pada sebagian zat, saat akan digunakan.
Rfampisin Kuinon BPFI; tidak boleh dikeringkan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sebelum digunakan. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang Daparfosfat Lanutkan 136,1 g kaliumfosfat monobasa
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan P dalam lebih kurang 500 ml air, tambahkan 6,3 ml asam
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama fosfat F, encerkan dengan air hingga 1000 ml.
seperti pada Rfampisin BPFI. Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-dapar
fosfat-asam sitrat 1,0 M-natrium perkiorat 0,5 M
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. (510:350:100:20:20), saring melaiui penyaring dengan
porositas 0,7 Jtm atau lebih kecil dan awaudarakan, jika
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
menggunakan suspensi (1 dalam 100). seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Campuran pelarut Buat campuran air-asetonitril P-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; kaliumfosfat dibasa 0,1 M-kaliumfosfat monobasa 1,0 M
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, -asam sitrat 1,0 M (640:250:77:23:10).
dalam hampa udara pada suhu 60 ° selama 4 jam, Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 40 mg
menggunakan iebih kurang 100 mg. Rfampismn BPFI, masukkan ke daiam labu tentukur
200-ml. Larutkan dan encerkan dengan asetonitril P
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,5% rifampisin sampai tanda. Jika perlu sonikasi selama lebih kurang
kuinon; tidak lebih dan 1% untuk senyawa sejenis 30 detik sampai larut [Catalan Gunakan larutan mi
lainnya; tidak lebih dari 3,5% untuk semua senyawa dalam waktu 5 jam.] Pipet 10 ml larutan mi ke dalam
sejenis kecuali rifampisin kuinon dengan waktu retensi labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Campuran
sampai tiga kaii waktu retensi rifampisin. Lakukan pelarut sampai tanda [Catalan Suntikkan segera larutan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi ke dalam kromatograf]
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Larutan ba/cu
Daparfosfat, Fase gerak, Campuran pelarut, Larutan dengan menggunakan zat uji setara dengan 40 mg
resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera rifampisin.
pada Penetapan kadar.
- 1095 -

Larutan resolusi Timbang sejumlah Rfampisin BPFI Identifikasi


dan Rfampisin Kuinon BPFI, larutkan masing-masing A. Lakukan penetapan seperti tertera pada IdentWkasi
dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per secara Kromatografl Lapis Tipis <281>. Totolkan secara
ml. Pipet 1 ml larutan mi, masukkan ke dalam labu terpisah masing-masing 3 i.t1 larutan dalam kioroform P
tentukur 10-ml, encerkan dengan Campuran pelarut yang mengandung (1) zat uji yang dibuat dengan cara:
sampai tanda. gems sejumlah isi kapsul setara lebih kurang 50 mg
Sistem Kromatografi <931> Lakukan seperti tertera dengan 5 ml kioroform P, saning dan (2) R?fampfsin
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinetja tinggi BPFI, 10 mg per ml kioroform P, pada jarak yang sama
diiengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 10 cm x dari tepi lempeng kromatografi campuran silika gel
4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel setebal 0,25 mm. Biarkan bercak kering dan masukkan
5 pm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang teiah
kromatografl terhadap Larutan resolusi, rekam repons dijenuhkan dengan fase gerak campuran kloroform P-
puncak seperti pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak metanol P (90:10), biarkan merambat lebih kurang
rifampisin kuinon dan puncak rifampisin tidak kurang dan setengah tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
4,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam rambat, biarkan fase gerak menguap. Amati bercak merah
kromatogram dan ukur respons puncak seperti Prosedur: pada lempeng: harga Rfbercak utania yang diperoleh dan
efisiensi kolom dari puncak rifampisin tidak kurang dan larutan (1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2).
1000 lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada B. Waktu retensi puncak utama nifampisin dan
penyuntikan ulang tidak iebih dari 1,0 %. Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
Prosedur [Catatan Gunakan luas puncak jika pada Penetapan kadar.
dinyatakan respons puncak.] Suntikan secara terpisah
sejumlah volume sama (lebih kurang 50 .ti) Larutan baku Disolusi <1231>
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Media disolusi: 900 ml asam kiorida 0,1 N
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu Alat tipe: 1: 100 rpm
retensi relatif rifampisin kuinon dan rifampisin berturut- Waktu : 45 menit
turut adalah iebih kurang 0,6 dan 1,0. Hitung jumlah Prosedur Lakukan penetapan jumiah C 43H58N40 12 ,
dalam mg rifampisin, C431158N4012, dalam zat yang yang teniarut dengan mengukiir serapan alikuot, jika perlu
digimakan dengan rumus: encerkan dengan Media disolusi, dan serapan larutan
baku Rfampisin BPFI dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan, dan dibuat bersamaan dalam tangas air
2000 c1!L. selama 45 menit, dalam media yang sama, pada panjang
r
gelombang serapan maksimum lebih kurang 475 am.
Toleransi Dalani waktu 45 menit harus lanut tidak
C adalah kadar Rfampisin BPFJ dihitung terhadap zat kurang dan 75% (Q) C 43H58N40 12, dari jumlah yang
yang telah dikeringkan dalani mg per ml Larutan baku; ru tertera pada etiket.
dan r5 berturut-turut adalah respons puncak rifampisin
yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0 %;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus dalam hampa udana, pada suhu 60° selama 3 jam
cahaya, tertutup rapat, terlindung dari panas berlebih. menggunakan lebih kurang 100 mg isi kapsul.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


KAPSUL RIFAMPISIN Prosedur keseragaman kandungan.
Rifamycin Capsule Dapar fosfat, Fase geralç Campuran pelarut,
Pengencer, Larutan baku, Larutan resolusi, dan Sistem
Kapsul Rifampisin mengandung C431158N4012 , tidak kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kurang dari 90,0% dan tidak iebih dari 110,0% dan kadar.
jumlah yang tertera pada etiket. Larutan uji Bunt larutan yang mengandung 1,5 mg
rifampisin per ml dengan cana sebagai benikut: Masukkan
Baku pembanding Rfampisin BPFI; tidak boieh isi 1 kapsul ke dalam labu tentukun yang sesuai. Bilas
dikeningkan; lakukan Penetapan Susut Pengeringan cangkang kapsul dengan sedikit Campuran pelarut,
<1121> pada sebagian zat, saat akan digunakan. Hindani masukkan cucian ke dalam labu tentukur, tambahkan
papanan oksigen. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Campuran pelarut hingga benisi lebih kunang empat per
terlindung cahaya dan di tempat dingin. Rfampisin lima bagian. Lakukan seperti pada Larutan uji yang
Kuinon BPFI tidak boieh dikeningkan sebelum tertera pada Penetapan kadar, mulai dengan "sonikasi
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, selama lebih kunang 5 menit".
terlindung cahaya, di tempat dingin dan kening. Prosedur Lakukan seperti pada Prosedur yang tertera
path Penetapan kadar. Hitung jumlah dalam mg
Rifampisin, C43H58N4012, dalam isi kapsul dengan numus:
-1096-

kromatograf dalam waktu 30 sampai 60 detik setelah


LC pembuatan.]
Larutan resobusi Timbang saksama sejumlah
Rfampisin Kuinon BPFI, iarutkan dalam Campuran
pelarut hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. Pipet
L adalah jumiah rifampisin dalam mg dalam kapsul 1,5 ml larutan mi dan 5,0 ml larutan baku kerja yang
seperti tertera pada etiket; C adalab kadar Rfampisin digunakan pada pembuatan Larutan ba/cu ke dalam labu
BPFI dalam mg per ml Larutan ba/cu yang dihitung tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
terhadap zat yang telah dikeringkan; D adalah kadar tanda.
rifainpisin dalam mg per ml Larutan uji, berdasarkan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
jumlah yang tertera pada tiap kapsul pada etiket dan Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tingi
tingkat pengenceran; ru dan rs berturut-turut adalah dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 10 cm x
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan 4,6 mm berisi bahan pengisi L7, ukuran partikel 5 .im.
Larutan ba/cu. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan resobusi, rekam
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertena
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pada Prosedur: waktu retensi relatif rifampisin kuinon
Kromatografi <931>. dan nifampisin berturut-turut adalah iebih kurang 0,6 dan
Dapar fosfat Larutkan 136,1 g kalium fosfat 1,0 dan resolusi R, antara puncak nifampisin kuiiion dan
monobasa P dalam iebih kurang 500 ml air, tambabkan rifampisin tidak kurang dari 4,0. Lakukan kromatografi
6,3 ml asam fosfat F, encerkan dengan air hingga 1000 ml terhadap Larutan ba/cu, nekam kromatogram clan ukur
dan campur (pH 3,1±0,1) nespons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-Dapar baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
fosfat-asam sitrat 1,0 M-natrium per/brat 0,5 M Prosedur [Catalan Gunakan buas puncak ji/ca
(510:350:100:20:20), saring melalui penyaring dengan dinyatakan respons punca/c] Suntikkan secana terpisah
porositas 0,7 tm atau iebih kecil dan awaudarakan. Jika sejumlah volume sama (lebih kurang 50 tl) Larutan ba/cu
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem dan Larutan uji ke daiam kromatograf, rekam
seperti tertera pada Kromatografi <931>. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
Campuran pelarut Campuran asetonitril P-metanol P jumlah dalam mg Rifampisin, C 43H58 N40 12, dalam serbuk
(1:1). kapsul yang digunakan dengan rumus:
Pengencer Campuran air-asetonitril P-natrium fosfat
dibasa 1,0 M-kaliumfosfat monobasa 1,0 M-asam sitrat
1,0 M(640:250:77:23:10). 1 0.000CIiL
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Rfampisin
BPFI, iarutkan dalam Campuran pelarut hingga kadar
iebih kurang 1,5 mg per ml, bila perlu sonikasi selama C adalah kadan Rfampisin BPFJ dalam mg per ml
iebih kurang 30 detik. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu Larutan ba/cu dihitung terhadap zat yang telah
tentukur 50-ml, encerkan dengan asetonitrib P sampai dikeringkan; ru dan r3 berturut-turut adalah respons
tanda dan campur. [Catalan Gunakan Larutan ba/cu kerja puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
tersebut dalam wa/ru 5 jam.] Pipet 5 ml iarutan baku
kerja ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
Pengencer sampai tanda: I ml larutan mengandung lebih SUSPENSI ORAL RIFAMPISIN
kurang 0,03 mg Rfampisin BPFJ. [Catalan Suntikkan Rifamycin Oral Suspension
Larutan ba/cu ke dalam kromatograf dalam wa/au
30 - 60 detik setelah dibuat.] Suspensi Oral Rifampisin mengandung Rifainpisin,
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20 C43H58N40 12 tidak kurang dan 90,0% dan tidak iebih dan
kapsul, ke luarkan isi semua kapsul, dan campur, 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Gunakan
bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama. Hitung rifampisin atau sejumiah kapsul rifampisin yang
bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi menunjukkan jumlah rifampisin dan buat suspensi oral
kapsul setara dengan iebih kurang 300 mg rifampisin, rifampisin seperti berikut
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml dan tambahkan Rifampisin ......................................... l,20g
lebih kurang 180 ml Campuran pelarut. Sonikasi selama Sirup, secukupnya hingga .................. 120 ml
iebih kurang 5 menit, biarkan hingga suhu ruang,
encerkan dengan Campuran pelarut sampai tanda. Pipet Masukkan 1,20 g nifampisin, atau isi Kapsui Rifampisin,
10 ml lanutan ke dalam labu tentukur 50-ml encerkan ke daiam lumpang. [Catalan Ji/ca per/u, hancur/can
dengan asetonitril sampai tanda. [Gunakan Larutan mi dengan hati-hati isi /capsul dengan a/u sampai menjadi
dalam wa/au 5 jam.] Pipet 5 ml larutan ke dalam labu serbuk ha/us.] Tambahkan iebih kurang 2 ml sirup ke
tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai dalam lumpang, genus sampai menjadi pasta halus.
tanda. [Catalan Suntikkan Larutan uji ke dalam Tambahkan lebih kurang 10 ml sirup, dan genus sampai
- 1097 -

menjadi suspensi. Lanjutkan penambahan sirup hingga Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
80 ml. Masukkan suspensi mi ke dalam botol kaca atau sama (lebih kurang 20 .tl) Larutan baku dan Larutan uji
botol plastik kedap cahaya yang sudah dikalibrasi. Bilas ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
lumpang dan alu berturut-turut dengan sedikit sirup dan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
tambahkan bilasan ke dalam botol, kocok kuat. Jika perlu, rifampisin, C43H58N4012, dalam suspensi oral rifampisin
tambahkan asam sitrat P atau natrium sitrat P atur yang digunakan dengan rumus:
hingga pH 5,0. Tambahkan perisa jika diinginkan.
Tambahkan sirup secukupnya hingga 120 ml dan kocok
kuat sampai menjadi suspensi oral. 1000 CI -r
Baku pembanding Rfampisin BPFI; tidak boleh
dikeringkan; lakukan Penetapan Susut Pengeringan C adalah kadar Rfampisin BPFI daiam mg per ml
<1121> pada sebagian zat yang terpisah, saat akan Larutan baku dihitung terhadap zat yang telah
digunakan. Hindari paparan oksigen. Simpan dalam dikeningkan; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di tempat puncak Larutan uji dan Larutan baku.
dingin. Rfampisin Kuinon BPFJ; tidak boleh dikeringkan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Wadah dan penyimpanan Dalam botol kaca atau botol
terlindung cahaya, di tempat dingin dan kering. plastik tertutup rapat tidak tembus cahaya, dengan
penutup tidak mudah dibuka anak. Simpan pada suhu
pH <1071> Antara 4,5 dan 5,5. ruang terkendali.
Gunakan dalam waktu 30 hari seteiah dibuat menjadi
Penetapan kadar Dapar fosfat, Campuran pelarut, dan suspensi oral.
Larutan resolusi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Rfampisin.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-Dapar RIFAMPISIN UNTUK INJEKSI
fosfat-asam sitrat 1,0 M-natrium perkiorat 0,5 M Rifamycin for Injection
(500:360:100:20:20), saring melalui penyaring dengan
porositas 0,7 tm atau lebih kecil, dan awaudarakan. Jika Rifanipisin untuk Injeksi mengandung Rifampisin,
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem C43H58N4012, tidak kurang dari 90,0% dan tidak iebih dan
seperti tertera pada Kromatografi <931>. 115,0% dari jumiah yang tertera pada etiket.
Pengencer Buat campuran asetonitril P-air (1:1).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Rfampisin Baku pembanding Rjfampismn BPFI; tidak boleh
BPFI larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih dikeringkan; lakukan Penetapan susut pengeringan
kurang 0,5 mg per ml. Jika perlu sonikasi selama lebih <1121> pada sebagian zat yang terpisah, saat akan
kurang 30 detik sampai larut. Pipet 5 ml larutan mi ke digunakan. Hindari paparan oksigen. Simpan dalam
dalam labu tentukur aktinik rendah 50-ml, encerkan wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di tempat
dengan Pengencer sampai tanda. [Catatan Gunakan dingin. R jfampisin Kuinon BPFI; tidak boleh dikeningkan
larutan mi dalam waktu 1 jam.] sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Larutan uji Pipet 5 ml suspensi yang dicampur segar terlindung cahaya, di tempat dingin dan kening.
dan bebas gelembung udara ke dalam labu tentukur Endotoksin BPFI; [Catatan Bers?fat pirogenik,
aktinik rendah 100-ml, larutkan dan encerkan dengan penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
Pengencer sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mi ke dalam menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seiuruh isi;
iabu tenti.kur, aktinik rendah 50-ml encerkan dengan gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
Pengencer sampai tanda. belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>; kromatograf cair kinerja tinggi Identifikasi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 10 cm x A. Menunjukkan reaksi uji Identflkasi A seperti
4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel tertera pada Kapsul Rfampismn; Buat lanitan uji dengan
S gm. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, melarutkan isi wadah dalani kioroform P hingga kadar
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti rifampisin lebih kurang 10 mg per ml.
tertera pada Prosedur; waktu retensi relatif rifampisin B.Waktu retensi puncak utama rifampisin Larutan uji
kuinon dan rifampisin berturut-turut adalah lebih kurang sesuai dengan Larutan baku yang diperoieh pada
0,6 dan 1,0 dan resolusi, R, antara puncak rifampisin Penetapan kadar.
kuinon dan rifampisin tidak kurang dari 4,0. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram Endoktosin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,5 unit
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Endotoksin Fl per mg Rifampisin; lakukan penetapan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dengan cara berikut: Larutkan rfampisin untuk injeksi
iebih dari 1,0%. dalam air bebas endotoksin hingga diperoleh larutan
induk 10 mg per ml. Encerkan lanutan induk secana
- 1098 -

kuantitatif, dan bertahap jika perlu, dengan air bebas


endoktosin hingga kadar 0,12 mg per ml rifampisin. C1ftu
D
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji C adalah kadar Rfampisin BPFI dalam mg per ml
Sterilitas dari produk yang diuji. Larutan baku dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; L adalah jumlah rifampisin yang tertera pada
pH <1071> Antara 7,8 dan 8,8; lakukan penetapan etiket dalam mg, dalam wadah atau dalam volume larutan
menggunakan larutan mengandung rifampisin 60 mg per konstitusi yang digunakan; D adalah kadar dalam mg per
MI. ml rifampisin dalam Larutan uji I atau Larutan uji 2; ru
dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji I
Air <1031> MetodelTidaklebih dari 1,0%. atau Larutan uji 2 dan Larutan baku.

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk Padatan
pada Jnjeksi Volume Kecil. steril seperti tertera pada Injeksi.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada KAPSUL RIFAMPISIN DAN ISONIAZJ
Kromatografi <931> Rifamycin and Isoniazid Capsule
Larutan daparfosfat, Fase gerak, Campuran pelarut,
Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem kromotografi Kapsul Rifampisin dan Isoniazid mengandung
Lakukan seperti tertera path Penetapan kadar dalam C43H58N4012 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Rfampisin. dari 130,0% dan mengandung C 6H7N30 tidak kurang
Larutan uji 1 (Menggunakan wadah dosis tunggal); dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
Konstitusikan Rfampisin untuk injeksi dengan jumlah tertera pada etiket. [Catalan Jika Kapsul Rfampisin dan
volume air yang diukur saksama, setara dengan volume Isoniazid dituliskan dalam resep tanpa keterangan
pengencer yang tertera pada etiket. [Catalan Gunakan jumlah Rfampismn dan Isoniazid, maka sediaan
larutan mi dalam waktu 2 jam setelah pembuatan.] Ke mengandung 300 mg Rjfampisin dan 150 mg Isoniazid.]
luarkan seluruh isi, menggunakan jarum suntik
hipodermik yang sesuai, pindahkan ke dalam labu Baku pembanding Rfampisin BPFI; tidak boleh
tentukur yang sesuai dan encerkan dengan asetonitril P dikeringkan; lakukan Penetapan Susut Pengeringan
hingga kadar 6 mg rifampisin per ml. [Catalan Gunakan <1121> pada sebagian zat, saat akan digunakan. Hindari
larutan induk mi dalam waktu 5jam setelah pembuatan.] paparan oksigen. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Encerkan sejumlah volume larutan induk yang diukur terlindung cahaya dan di tempat dingin. Isoniazid
saksama secara kuantitatif dan bertahap dengan BPFI; keringkan pada suhu 105° selama 4 jam
Campuran pelarut hingga diperoleh kadar lebih kurang sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
0,02 mg per ml [Catalan Siapkan larutan mi segera rapat dan terlindung cahaya.
sebelum disuntikkan ke dalam kromatograf]
Larutan uji 2 (pada etiket dinyatakan jumlah Identifikasi
Rifampisin dalam sejumlah tertentu volume larutan A. Lakukan penetapan seperti tertera pada IdentfIkasi
konsitusi); rekonstitusi Rfampisin untuk injeksi dalam secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
sejumlah volume air yang diukur saksama, sesuai dengan Larutan uji Masukkan sejumlah isi kapsul setara
volume pengencer yang tertera pada etiket. [Catatan dengan lebih kurang 120 mg rifampisin ke dalam labu
Gunakan larutan mi dalam waktu 2 jam setelah yang sesuai, tambahkan 20 ml metanol P dan kocok
pembuatan.] Encerkan sejumlah volume yang diukur beberapa menit. Saring suspensi melalui penyaring
saksama dengan asetonitril P hingga kadar lebih kurang dengan porositas 1 gm atau lebih kecil, buang beberapa
0,2 mg per ml. [Catalan Gunakan larutan induk mi ml filtrat pertama. Encerkan filtrat dengan aseton P
dalam waktu 5 jam setelah pembuatan.] Pipet 10 ml volume sama dan campur.
larutan induk ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Larutan baku Larutkan sejumlah Rfampisin BPFI
dengan Campuran pelarut sampai tanda dan campur. dalam metanol P hingga kadar 6 mg per ml. Tambahkan
[Catalan Siapkan larutan mi segera sebelum disuntikkan aseton P volume sama dan campur. Larutkan sejumlah
ke dalam kromatograf] IsoniazidBPFl dalam metanol P hingga kadar 2,5 mg per
Prosedur Lakukan Prosedur seperti tertera pada MI. Tambahkan aseton P volume sama dan campur.
Penetapan kadar dalam Rfampisin. Hitung jumlah dalam Volume penotolan 2 p1.
mg rifampisin, C43H58N4012 yang dikeluarkan dari wadah Fase gerak Buat campuran aseton P-asam asetat
atau dalam larutan konstitusi yang digunakan dengan glasialP( 100:1).
rumus: B. Waktu retensi puncak utama rifampisin dan
isoniazid dalam kromatogram Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
-1099-

Disolusi <1231> Susut Pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%,


Media disolusi: 900 ml asam kiorida 0,1 N. lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
A/at tipel: 100 rpm. dalam hampa udara, pada suhu 60 ° selama 3 jam
Waktu: 45 menit. menggunakan iebih kurang 100 mg isi kapsul.
Lakukan penetapan jumlah C431158N40 12 yang terlarut
dengan metode sebagai berikut. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Dapar fosfat Larutkan 15,3 g kalium fosfat dibasa P Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dan 80,0 g kalium fosfat monobasa P dalam lebih kurang Kromatografi <931>.
500 ml air, diencerkan dengan air hingga 1000 ml. Dapar Larutkan 1,4 g natrium fosfat dibasa P dalam
Larutan ba/cu isoniazid Timbang saksama lebih kurang I liter air, atur pH hingga 6,8 dengan penambahan asam
66 mg Isoniazid BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur fosfatP.
100-ml. Larutkan dan encerkan dengan asam kiorida Larutan A Buat campuran asetonitril P-Dapar (4:96),
0,1 N sampai tanda. saring dan awaudarakan.
Larutan ba/cu persediaan Timbang saksama lebih Larutan B Buat campuran asetonitril P-Dapar (55:45)
kurang 66 mg Rfampisin BPFI, masukkan ke dalam labu saring dan awaudarakan.
tentukur 200-ml, iarutkan dalam 10 ml asam klorida Fare gerak Gunakan vaniasi campuran Larutan A dan
0,1 N dan campur. Tambahkan 50,0 ml Larutan ba/cu Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
isoniazid encerkan dengan asam kiorida 0,1 N sampai perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
tanda. [Catatan Siapkan laru tan segera sebelum seperti tertera pada Kromatografi <931>.
penetapan, dan tempatkan dalam tangas disolusi pada Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Rjfampisin
awal penetapan.] BPFI dan Isoniazid BPFI dalam campuran Dapar dan
Larutan ba/cu Pada akhir penetapan, pipet 5 ml alikuot metanol P (96:4) hingga kadar masing-masing lebili
Larutan ba/cu persediaan dan 10 ml Larutan daparfosfat kurang 0,16 dan 0,08 mg per ml. [Catatan Gunakan
ke dalam iabu tentukur 50-ml. Encerkan dengan air /arutan mi da/am waktu 10 menit.]
sampai tanda. [Catatan Aka mungkin larutan segera Larutan uji Timbang saksama isi tidak kurang dari 10
diana/isa, jika tidak dalam waktu 3 jam setelah kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kapsul yang setara
pengenceran akhir.] dengan lebih kurang 8 mg isoniazid, masukkan ke dalam
Larutan uji Pada akhir penetapan, pipet 25 ml alikuot labu tentukur 100-ml dan tambahkan lebih kurang 90 ml
dan saring, buang 10 ml filtrat pertama. Biarkan dingin Dapar. Sonikasi selama iebih kurang 10 menit, biarkan
seiama lebih kurang 10 menit, dan pipet 5 ml flitrat dan hingga suhu ruang, encerkan dengan Dapar sampai tanda.
10 ml Dapar fosfat ke daiam labu tentukur 50-ml. [Catatan Gunakan /arutanmi da/am waktu 2jam.]
Encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan .Jika Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
mungkin /arutan segera diana/isa, jika tidak dalam waktu Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
3jam setelahpengenceran akhir.] dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 25 cm x
Lakukan penetapan jumiah Rifampisin, C 43H58N40 12 4,6 mm yang benisi bahan pengisi Li yang dideaktivasi
Yang terlarut dengan mengukur Larutan ba/cu dan dengan basa dengan ukiiran partikel 5 p.m. Laju alir iebih
Larutan uji pada panjang gelombang serapan maksimum kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi dengan
iebih kurang 475 nm. program sebagai berikut:
Lakukan penetapan jumlah isoniazid (C 5 1-17N30) yang
terlarut dengan menggunakan metode berikut. Waktu Larutan A(%) Larutan B(%) Eluasi
Fase gerak Buat campuran air-Daparfosfat-metanol P (menit)
(850:100:50), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan 0 100 0 keseimbangan
penyesuain menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 0-5 100 0 isokratik
pada Kromatografi <931>. 5-6 100--0 0-100 gradien tinier
6-15 0 100 isokratik
Sistem KromatograJI Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam
dilengkapi dengan detektor 254 urn dan koiom 30 cm x
knomatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
4,0 mm berisi bahan pengisi Li, ukuran partikei 10 p.m.
pada Prosedur; waktu retensi relatif nifampisin dan
Laju aiir lebih kurang 1,5 ml per menit.
isoniazid berturut-turut lebih kurang 2,6 dan 1,0; efisiensi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
kolom nifampisin dan isoniazid berturut-tunit tidak
sama (iebih kurang 50 p.1) Larutan uji dan Larutan ba/cu kurang dari 50.000 dan 6.000 lempeng teonitik, faktor
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif
respons puncak isoniazid. pada penyuntikan ulang tidak iebih dari 2,0%.
To/eransi Dalam waktu 45 menit hams iarut tidak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kurang dan 75% (Q) Rifampisin, C 431-158N401 2 dan tidak
sama (lebih kurang 20 p.1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
kurang dan 80% (Q) Isoniazid, C 61-17N3 0 dari jumlah
ke dalam kromatograf, nekam kromatogram dan ukur
Yang tertera pada etiket.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
nifampisin, (C43H58N40 12), dan isoniazid, (C 6117N30),
dalam isi kapsui yang digunakan dengan rumus:
-1100-

Disolusi <1231>
100 Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LP
c ( rus ) tanpa pepsin.
Alattipel: 100 rpm.
C adalah kadar Rfampisin BPFI atau Isoniazid BPFI Waktu: 30 menit.
dalam mg per ml Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut Tentukan jumlah C43H58N40 2 yang terlarut dengan
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu. metode sebagai benikut.
Larutan ba/cu persediaan Buat larutan Isoniazid BPFJ
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, dan Pirazinamida BPFI dalam Media dLsolusi dengan k&Iar
tidak tembus cahaya, dan hindari paparan panas yang berturut-turut lebih kurang 0,22 mg dan 1,3 mg per ml.
berlebihan. Gunakan larutan mi pada hari yang sama.
Larutan ba/cu antara Timbang saksama lebih kurang
27 mg Rfampisin BPFI, masukan ke dalam tabu tentukur
TABLET RLFAMPISIN, ISONIAZID, DAN 200-ml, tambahkan 50,0 ml Larutan ba/cu persediaan,
FIRAZII4AMIDA dan goyang sampai larut. Encerkan dengan Media
Rifamycin, Isoniazid and Pyrazinamide Tablet disolusi sampai tanda. Masukkan tabu kedalam tangas
disolusi segera sebelum dilakukan disolusi tablet. Angkat
Tablet Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamida tabu dari tangas bersamaan dengan dilaktikannya
mengandung Rifampisin C 431158N4012, Isoniazid C6H7N30, pengambilan larutan.
dan Pirazinamida C 5115N30 tidak kurang dari 90,0% dan Larutan ba/cu Pipet 10 ml Larutan ba/cu antara ke
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada dalam tabu tentukur 50-mi, encerkan dengan Media
etiket. disolusi sampai tanda.
Larutan uji Pipet 10 ml filtrat alikuot ke dalam tabu
Baku pembanding Isoniazid BPFI; lakukan pengeningan tentukur 50-ml, encerkan dengan Media disolusi sampai
pada suhu 1050 selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan tanda.
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Prosedur Secara berurutan ukur serapan ultraviolet
Pirazinamida BPFI; lakukan pengeringan di atas si/i/ca pada panjang gelombang 475 nm dari Larutan uji dan
gel P selama 18 jam sebelum digunakan. Simpan dalam Larutan ba/cu. Gunakan Media disolusi sebagai blangko.
wadah tertutup rapat. Rjfampisin BPFI; tidak boleh Hitung jumlah dalam mg rifampisin, C 431-158N4012 , yang
dikeningkan, lakukan Penetapan susutpengeringan <1121> teniarut dengan rumus:
pada sebagian zat yang terpisah, saat akan digunakan.
Hindani kontak dengan udara. Simpan dalam wadah Au
tertutup rapat, terlindung cahaya dan di tempat dingin. 450OC( -

A
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identi/casi C adalah kadar Rfampisin BPFI dalam mg per ml
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Larutan ba/cu; Au dan As berturut-turut adalah serapan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet Larutan uji dan Larutan ba/cu.
setara dengan lebih kurang 120 mg rifampisin masukkan Toleransi Dalam walctu 30 menit harus lanit tidak
ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 20 ml metanol P kurang dan 80% (Q) nifampisin, C431158N40 12 dani jumlah
dan kocok beberapa menit. Saring suspensi melalui Yang tertena pada etiket.
penyaning dengan porositas 1 gm atau lebih halus, buang
bebenapa ml filtrat pertama. Encerkan filtrat dengan Tentukan jumlah isoniazid C 6117N30 dan pirazinamida
aseton P dalam volume sama, campur. C5115N30 yang tenlarut dengan metode benikut.
Larutan ba/cu Larutkan sejumlah Rfampisin BPFI Faze gera/c Buat campunan air-kaliumfosfat monobasa
dalam metanol P hingga kadar 6 mg per ml. Tambahkan 1 M-asetonitril P (860:100:40). Saning dan awaudarakan.
aseton P dalam volume sama, dan campun. Larutkan Jika penlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sejumlah Isoniazid BPFI dalam metanol P hingga kadar sistem seperti tertena pada Kromatografi <931>.
2,5 mg per ml. Tambahkan aseton P dalam jumlah sama, Larutan /cesesuaian sistem Buat larutan asam
dan campur. Larutkan sejumlah Pirazinamida BPFIdalam isoni/cotinat P dengan kadar lebih kurang 0,125 mg per
metanol P hingga kadar 15 mg per ml. Tambahkan aseton ml dalam Media disolusi. Pipet 10 ml larutan mi dan 4 ml
P dalam volume sama, dan campur. Larutan ba/cu persediaan ke dalam tabu tentukur 100-ml
Volume Penotolan 2 i.tl. Yang benisi 15 ml /calium fosfat dibasa 1 M dan 30 ml
Fase gera/c Buat campuran aseton P-asam as etat Fare gera/c. Encerkan dengan Fare gera/c sampai tanda.
glasialP (100:1). Larutan ba/cu Pipet 15 ml Larutan ba/cu antara ke
B. Waktu netensi puncak utama nifampisin, isoniazid, dan dalam tabu tentukun 100-ml yang benisi 15 ml /calium
pirazinamida pada knomatogram Larutan uji sesuai dengan fosfat dibasa I M dan 30 ml Faze gerak. Encerkan
Larutan ba/cu yang diperoleh pada Penetapan kadar. dengan Faze gerak sampai tanda. Gunakan larutan mi
Ib1

dalam waktu 20 jam.


Larutan uji Ainbil 60 ml alikuot, saring, buang 20 ml Larutan A Buat campuran Dapar-asetonitril P (96:4)
filtrat pertama. Sentrifuis filtrat selama 5 menit. Pipet 15 ml saning dan awaudarakan.
larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi Larutan B Buat campuran Dapar-asetonitril P (45:55)
15 ml kalium fosfat dibasa 1 M dan 30 ml Fase gerak. saning dan awaudarakan.
Encerkan dengan Fase gerak sanipai tanda. Gunakan Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
larutan mi dalam waktu 20 jam. Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada penlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Kromatografi <931>. Kromotograf cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Rfampisin
4,6 mm berisi bahan pengisi L44. Laju alir lebih kurang BPFI, Isoniazid BPFI dan Pirazinamida BPFI larutkan
I ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan dalam campuran Dapar-metanol P (96:4) hingga kadar
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons berturut-turut lebih kurang 0,16; 0,08 dan 0,43 mg per ml.
puncak seperti tertera pada Prosedur; waktu retensi [Catatan Gunakan larutanmi dalam 10 menit.]
relatif asam isonikotinat, pirazinamida dan isoniazid Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
berturut-turut adalah lebih kurang 0,7; 1,0 clan 1,8 dan 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
resolusi, R, antara puncak asam isonikotinat dan lebih kurang 8 rug isoniazid, masukkan ke dalam labu
pirazinamida tidak kurang dan 2,5 dan antara tentukun 100-ml dan tambahkan lebih kunang 90 ml
pirazinamida dan isoniazid tidak kurang dari 4,0. Dapr. Sonikasi selama lebih kurang 10 menit, biarkan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam mencapai keseimbangan pada suhu nuang, encerkan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dengan Dapar sampai tanda. [Catatan Gunakan larutan
pada Prosedur. Simpangan baku relatif respons mi dalam waktu 2 jam.]
pirazinamida dan isoniazid pada penyuntikan ulang tidak Sistem kromatograjI Lakukan seperti tentera pada
lebihdari 1,5%. Kromatografl <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 238 am dan kolom 25 cm x
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 4,6 mm yang berisi bahan pengisi LI yang dideaktivasi
sama (lebih kurang 50 .tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji dengan basa, dengan ukuran partikel 5 pm. Laju alir lebih
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatognafi yang
respons puncak utama. Hitting jumlah, dalam mg diprogram seperti tabel benikut:
Isoniazid, C6117N30, yang terlarut dengan rumus:
Waktu Larutan Larutan Eluasi
(menit) A (%) B (%)
60100c( o ioo 0 Keseimbangan
r 0-5 100 0 Isokratik
5-6 100-+0 0-.100 Gradien linier
C adalah kadar Isoniazid BPFI dalam mg per nil Larutan 6-15 0 100 Isokratik
baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
isoniazid dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. Lakukan knomatografi terhadap Larutan ba/cu, nekam
Hitting jumlah dalam mg pirazinamida, C5 H5N30, yang kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertena
terlarut dengan rumus yang sama, menggunakan pada Prosedur; waktu retensi nelatif nifampisin, isoniazid
Pirazinamida BPFI sebagai pengganti Isoniazid BPFI, dan pirazinamida berturut-turut adalah lebih kurang 1,8,
dan pirazinamida sebagai pengganti isoniazid. 0,7 dan 1,0 dan resolusi, R, antara puncak isoniazid dan
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak pirazinamida tidak kurang dan 4; efisiensi kolom untuk
kurang dan 80% (Q) isoniazid, C6H7N30 dan tidak kurang nifampisin, isoniazid dan pirazinamida berturut-turut tidak
dan 75% (Q) pirazinamida, C5 H5N30 dari jumlah yang kurang dari 50.000, 6.000 dan 10.000 lempeng teoritis,
tertera pada etiket. fakton ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dani 2,0%.
Keseragaman sedlaan <911> Memenuhi syarat. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%; ke dalam kromatograf, nekam kromatogram dan ukur
lakukan pengeningan dalam botol bersumbat kapiler respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
dalam hampa udara, pada suhu 60° selama 3 jam rifampisin, C43 H58N40 12 , isoniazid, C6H7N30, dan
menggunakan lebih kurang 100 mg tablet yang pirazinamida, C5H5N30, dalam serbuk tablet yang
diserbukkan. digunakan dengan rumus:

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertena pada JOOCI!1 -

r
Kromatografi <931>.
Dapar Lanitkan 1,4 g kalium fosfat dibasa P dalam 1
liter air, atur pH hingga 6,8 dengan penambahan asamfosfatP. C adalah kadar Rfampisin BPFJ, dalam mg per ml yang
- 1102-

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, atau Isoniazid dan Pirazinamida, dan Penetapan Kadar
Isoniazid BPFJ atau Pirazinamida BPFI dalam mg per ml Etambutol Hidrokiorida.
Larutan ba/cu; ru dan r5 berturut-turut adalah respons Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
puncak Larutan uji dan Larutan baku. kurang dan 75% (Q) nifampisin, C43H58N4012, isoniazid,
C6H7N30, pirazinamida, C5 115N30 dan etambutol
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, hidrokiorida C 10H24N202 .2HCI dari jumlah yang tertera
tidak tembus cahaya, dan pada suhu ruang terkendali. pada etiket.

Susut pengeringan <1121> Tidak Iebih dan 3%; lakukan


pengeringan dalam botol bersumbat kapiler dalam hampa
TABLET RIFAMPISIN, ISONIAZID,
udara, pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan lebih
PIRAZINAMIDA DAN ETAMBUTOL kurang 100 mg tablet yang diserbukkan.
HIDROKLORIDA
Rifamycin, Isoniazid, Pyrazinamide, and Penetapan kadar Rifampisin, Isoniazid dan
Ethambutol Hydrochloride tablet Pirazinamida Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Tablet Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamida dan Kromatografi <931>.
Etambutol Hidroklorida mengandung Rifampisin, Dapar fosfat Larutkan 1,4 g nafrium fosfat dibasa
C43H53N4012, Isoniazid, C6H7N30, Pirazinamida, C 5115N30 anhidrat P dalam 1 liter air, atur pH hingga 6,8 dengan
dan Etarnbutol Hidroklorida, C 10H24N202. 2HC1 tidak penambahan asamfosfat P.
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan Larutan A Buat campunan Dapar fosfat-asetonitril P
jumlah yang tertera pada etiket. (96:4), saning dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran asetonitril P-Dapar fosfat
Baku pembanding Etambutol Hidrokiorida BPFI; (55:45), saring dan awaudarakan.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam Fase gerak Gunakan vaniasi campuran Larutan A dan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Larutan B seperti tertera pada Sistem Kromatografi jika
terlindung cahaya. Isoniazid BPFI; lakukan pengeringan perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
pada suhu 1050 selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Pirazinamida BPFI; lakukan pengeringan di atas silika Rfampisin BPFI, Isoniazid BPFJ dan Pirazinamida
gel P selama 18 jam sebelum digunakan. Simpan dalam BPFJ, larutkan dalam campuran Dapar fosfat-metanol P
wadah tertutup rapat. Rfampisin BPFI; tidak boleh (96:4) hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,16
dikeringkan, lakukan Penetapan susut pengeringan 0,08 dan 0,43 mg per ml. [Catalan Gunakan larutan mi
<1121> pada sebagian zat yang terpisah, saat akan dalam 10 menit.]
digunakan. Hindari kontak dengan udara. Simpan dalam Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dan di tempat 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dingin. dengan lebih kurang 8 mg isoniazid, masukkan ke dalam
labu tentukur 100-ml dan tambahkan lebih kurang 90 ml
Identifikasi Dapar fosfat. Sonikasi selama lebih kurang 10 menit,
A. Waktu retensi puncak utama rifampisin, isoniazid, biarkan mencapai kesetimbangan pada suhu ruang,
dan pirazinamida pada kromatogram Larutan uji sesuai encerkan dengan Dapar fosfat sampai tanda. [Catalan
dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan Gunakan larutan mi dalam waktu 2jam.]
kadar Rfampisin, Isoniazid dan Pirazinamida. Sistem kromatografI Lakukan seperti tertera pada
B. Waktu retensi puncak utama etambutol Larutan uji KromatograJi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 25 cm x
Penetapan Kadar Etambutol Hidrokiorida. 4,6 mm berisi bahan pengisi LI dideaktivasi dengan basa
dengan ukuran partikel 5 pm. Laju alir lebih kunang
Disolusi< 1231> 1,5 ml per menit. Lakukan Kromatografi yang diprogram
Dapar natrium fosfat 10 mM pH 6,8 Larutkan 7 g seperti tabel berikut:
natriumfosfat dibasa anhidrat P dalam 5 liter air, atur pH
hingga 6,8 dengan penambahan asamfosfal P. Waktu Lanutan Larutan B Eluasi
Media disolusi: 900 ml dapar natriumfosfat 10 MpH (menit) A (%) (%)
6,8. 0 100 0 kesetimbangan
0-5 100 0 isokratik
,4/at tipe 2: 100 rpm. 5-6 100-+0 0-+100 gradien linier
Waktu : 45 menit. 6-15 0 100 isokratik
Prosedur Lakukan penetapan jurnlah rifampisin
C431158N4012, isoniazid C6H7N30, pirazinamida C5115N30 Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam
dan etambutol hidrokiorida C 10H24N202.2110 yang kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
tenlarut menggunakan alikuot dan menggunakan prosedur pada Prosedur; waktu retensi relatif rifampisin, isoniazid
seperti tertera pada Penetapan Kadar Rfampisin,
- 1103 -

dan pirazinamida berturut-turut adalah lebih kurang 1,8; ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukun
0,7 dan 1,0; dan resolusi, R, antara puncak isoniazid dan respons puncak utama. Hitting jumlah dalam mg
pirazinamida tidak kurang dan 4; efisiensi kolom untuk etambutol hidrokiorida, C 10H24N202.2HC1, dalam serbuk
rifampisin, isoniazid dan pirazinamida bertunit-turut tablet yang digunakan dengan rumus:
adalah tidak kurang dari 50.000, 6000 dan 10.000
lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak 100 Cl2
r
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 pi) Larutan baku dan Larutan uji C adalah kadar Etambutol Hidrokiorida BPFI dalam mg
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah
respons puncak utama. Hitting jumlah dalam mg respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
rifampisin, C43H58N4012 isoniazid, C 6H7N30, dan
,

pirazinamida, C5H5N302, dalam serbuk tablet yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
digunakan dengan rumus: tidak tembus cahaya, pada suhu ruang terkendali.

100 C1L RIMPANG PODOFILI


r
Podophyli Root
C adalah kadar baku pembanding dalam mg per ml Rimpang Podofili adalah rimpang dan akar kening
Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons Podophyllum peltatum Linne (Familia Berbenidaceae),
puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu. mengandung tidak kurang dari 5,0% resin podofihin.
Penetapan kadar Etambutol hidroklorida Lakukan
Makroskopik Terdini dari rimpang berbentuk hampir
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
silindnis, bergabung termampat atau rata pada permukaan
seperti tertera pada Kromatografl <931>.
atas dan bawah, kadang-kadang bercabang. Potongan
Pengencer Larutkan 1,4 g natrium fosfat dibasa
rimpang panjang sampai 20 cm, dengan bintik-bintik
anhidrat P dalam 1 liter air, atur pH hingga 6,8 dengan
berdiameter 2 mm sampai 9 mm, beberapa bintik agak
penambahan asamfosfat P.
Dapar trietilamin Campur 1,0 ml trietilamin P dan menebal. Rimpang berwama merah sampai cokelat
1 liter air, atur pH hingga 7,0 dengan penambahan asam kekuningan terang, berkeriput membujur atau hampir
rata, dengan bekas tempat sisik daun yang tidak beraturan
fosfat P.
atau berbentuk-V; beberapa bintik melingkar, bagian
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar
atasnya mempunyai bekas tempat duduk batang dan tunas
trietilamin (50:50), saring dan awaudarakan. Jika perlu
atau dasar batang yang lebar dan bundar. Pada bagian
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
yang lebih bawah terdapat bekas tempat akar atau akar
tertera pada Kromatografi <931>.
dengan panjang 2 cm sampai 7 cm dan tebal 2 mm.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Etambutol Patahan pendek dan lunak, permukaan patahan berwarna
Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga
jingga kekuningan sampai kuning pucat atau putih abu-
kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
abu.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
Mikroskopik rimpang Bagian luar rimpang terdiri dan
dengai lebih kurang 30 mg etambutol hidrokiorida,
epidermis berwarna cokelat yang sering terlihat rusak dan
masukkàn ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
1 sampai 3 lapis sel gabus berwarna cokelat sampai hijau
lebih kurang 90 ml Pengencer. Sonikasi selama lebih
pudar; korteks selebar lebih kurang 20 lapis sel, berupa
kurang 10 menit, biarkan mencapai kesetimbangan pada
sel-sel yang hampir isodiamterik, berisi butir pati tunggal
suhu ruang, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
atau majemuk, dan resin serta hablur kalsium oksalat
Saring, buang 10 ml filtrat pertama.
bentuk roset pada sel yang tersebar dari bintik-bintik
Sistem Kromatografi Lakukan seperti tertera pada
nimpang: lingkaran 16 sampai 34 berkas pengangkut
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
kolateral terbuka dipisahkan oleh deretan sel yang agak
dilengkapi dengan detektor 200 nm dan kolom 15 cm x
lebar, tiap berkas pengangkut mempunyai beberapa
4,6 mm berisi bahan pengisi L10 dideaktivasi dengan
pembuluh yang berlignin, kambium yang kadang-kadang
basa, ukuran partikel 5 tim. Laju alir lebih kurang 1,0 ml tidak mudah dikenal dan lapisan floem yang agak lebar.
per menit. Lakukan kromatografl terhadap Larutan baku, Empulur dengan sel-sel yang agak bulat dan berisi butin
rekam knomatogram dan ukur respons puncak seperti pati serta resin yang berwarna cokelat kemerahan. Akar
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dan 3; terdini dari lapisan epidermis dengan sel yang bergabus
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak berwarna kecokelatan dan selapis sel hipodermis; korteks
lebih dari 2,0%. yang lebar dengan sel hampir isodiametnik, bendinding
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tipis; endodermis mudah dikenal dengan sel memanjang
sama (lebih kurang 100 .t1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
-1104-

tangensial, dengan penebalan yang seragam; berkas lebih 36,0 mg CaCl2.21120), dan tidak kurang dari 523,0
pengangkut 4 sampai 7 deret. mg dan tidak lebih dari 5 80,0 mg klorida (Cl, sebagai
NaCl, KCI dan CaC12.2H20), Injeksi Ringer tidak boleh
Mikroskopik serbuk Serbuk berwarna cokelat pucat mengandung bahan antimikroba.
sampai kuning lemah. Bau lemah, rasa pahit tidak enak. [Catatan Injelcsi Ringer mengandung ion kalsium,
Banyak butir pati tunggal atau majemuk, butir pati kiorida, kalium dan natrium berturut-turut setara dengan
majemuk tersusun dari 2 dampai 6 butir, butir pati lebih kurang 4,5; 156; 4 dan 147,5 miliekuivalen per
tunggal berbentuk bulat, cembung datar sampai cembung liter. Larutkan 8,6 g natrium kiorida; 300 mg kalium
bersudut, atau poligonal, berdiameter sampai 20 m; kiorida dan 330 mg kalsium kiorida dalam Air untuk
kadang-kadang terdapat hablur kalsium oksalat bentuk Injeksi hingga 1000 ml, saring hingga jernih, masukkan
roset, diameter sampai 80 gm; pembuluh dengan dalam wadah yang sesuai dan sterilkan.]
penebalan bentuk noktah sederhana atau bentuk jala;
fragmen sel-sel parenkim pati dan resin clan set gabus Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat
berwarna coketat kemerahan sampai kuning. pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi;
Abu tidak tarut dalam asam Tidak lebih dari 2,0%; gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
lakukan penetapan seperti tertera pada Pengambilan belum dibuka dan larutan dalam lemani pendingin.
Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>.
Identifikasi Untuk Natrium, dan Kalium dengan reaksi
Bahan organik asing Tidak tebih dari 2,0%; lakukan nyala; untuk Kalsium dengan reaksi amonium oksalat;
penetapan seperti tertera pada Pengambilan Contoh dan untuk Kiorida dengan reaksi Kiorida cara A, B, atau C
Metode Analisis Simplisia <671>. seperti tertera pada Uji Idenq/Ikasi Umum <291>

Penetapan kadar Timbang saksama Iebih kurang 10 g Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dan
nimpang yang telah diserbuk halus, masukkan ke dalam 0,5 unit Endotoksin Fl per ml.
tabu Erlenmeyer 125 ml, tambahkan 35 ml etanol P dan
refluks di atas tangas uap selama 3 jam. Pindahkan pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5.
canipunan ke dalam perkolator kecil; lakukan perkolasi
penlahan-lahan dengan etanol P hangat hingga diperoleh Logam berat <371> Tidak lebih dari 0,3 bpj; lakukan
95 ml perkolat. Dinginkan, tambah etanol P secukupnya penetapan dengan menguapkan 67 ml hingga iebih
hinggga diperoleh 100,0 ml perkolat; campur. Pipet 10 ml kurang 20 ml, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan
perkolat ke dalam corong pisah kedua; cuci lapisan asam encerkan dengan air hingga 25 ml.
tiga kali dengan 15 ml campuran kloroform P-etanol P
(2:1), tuangkan cairan pencuci ke dalam corong pisah Syarat lain Memenuhi syanat sepenti tertera pada Injeksi.
kedua. Tambahkan 10 ml lanutan asam kiorida P (7 dalam
500) ke dalam campuran, kocok clan biarkan memisah, Penetapan kadar kalsium [Catatan Kadar larutan baku
pindahkan lapisan kloroform ke dalam tabu yang telah dan larutan uji dapat dimodikasi untuk memperoleh
ditara. Cuci lapisan asam tiga kali, tiap kali dengan 15 ml kurva spektrofotometer serapan atom.]
campuran kioroform F- etanol P (2;1) masukkan cairan Larutan lantanum kiorida Masukkan 17,69 g lantanum
pencuci ke dalam tabu di atas. Uapkan campuran di atas kiorida ke dalam tabu tentukur 200-ml, tambahkan I ml
tangas uap hingga lebih kunang 1 ml, tambahkan 5 ml etanol air, dan tambahkan hati-hati 50 ml asam kiorida P,
mutlak P, uapkan lagi hingga kering. Keningkan residu campur dan biarkan dingin, encenkan dengan air sampai
pada suhu 80° selama 4 jam: bobot residu adalah bobot tanda.
resin dalam 1 g riinpang yang ditetapkan. Enceran asam kloridá Buat campuran 6,75 ml asam
klorida P dengan air hingga 3000 ml.
Larutan blangko Pipet 5 ml Larutan lantanum klorida
INJEKSI RINGER ke dalam tabu tentukur 100-mi, encerkan dengan Enceran
Ringer Injection asam kiorida sampai tanda.
Larutan persediaan kalsium Masukkan 499,5 mg
Injeksi Ringer adalah larutan stenil dari Natrium Klorida, kaisium karbonat baku primer ke dalam tabu tentukun
Kalium Kionida, dan Kalsium Klorida dalam Air untuk 200-ml, clan tambahkan 10 ml air. Tambahkan hati-hati
Injeksi; tiap 100 ml mengandung tidak kunang dari 323,0 5 ml Enceran asam kiorida, goyang sampai kaisium
mg dan tidak lebih dari 354,0 mg natnium (Na, setana karbonat larut, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan
dengan tidak kurang dari 820,0 mg dan tidak lebih dan mi mengandung kalsium, Ca 1000 tg per ml.
900,0 mg sebagai NaCl), tidak kurang dari 14,9 mg dan Larutan ba/cu Ke dalam 3 tabu tentukur 100-mt
tidak lebih dari 16,5 mg kalium (K, setara dengan tidak masing-masing benisi 5,0 ml Larutan lantanum kiorida,
kurang 28,5 mg dan tidak lebih dari 31,5 mg KC1), tidak pipet 1 ml; 1,5 ml; 2 ml Larutan persediaan kalsium.
kurang dari 8,20 mg dan tidak lebih dari 9,80 mg kalsium Encenkan tiap tabu dengan Enceran asam kiorida sampai
(Ca, setana dengan tidak kurang dari 30,0 mg dan tidak
- 1105 -

tanda. Masing-masing larutan mengandung kalsium, Ca, larutaii bianigko. Ke dalam 4 tabu lain berturut-turut
10,0 pig; 15,0 tg; dan 20,0 jig per ml. masukkan 5,0 ml; 10,0 ml; 15,0 ml dan 20,0 ml Larutan
Larutan uji Pipet 20 ml Injek.si Ringer setara dengan ba/cu persediaan, encerkan dengan air sampai tanda.
iebih kurang 1,8 mg kaisium, Ca, ke dalam tabu tentukur Larutan uji Pipet 5 ml Injeksi Ringer ke dalam tabu
100-ml berisi 5,0 ml Larutan lantanum kiorida, encerkan tentukur 1000-mi berisi 100,0 ml larutan bahan pembasah
dengan Enceran asam kiorida sampai tanda. nonionik yang sesuai (1 dalam 500), encerkan dengan air
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji sampai tanda.
pada garis emisi kalsium pada 422,7 ran, dengan Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada
spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi dengan Kurva baku dan Prosedur dalam Penetapan kadar
lampu tabung katode kalsium dan nyala asetilen udara, kalium, atiir fotometer nyala hingga transmitans
terhadap biangko. Gambarkan kurva dari serapan larutan maksimum pada panjang gelombang lebih kurang 589 nm.
baku terhadap kadar kalsium daiam jig per ml, dengan Hitung kadar natrium dalam mg per 100 ml injeksi.
menghubungkan 3 titik. Hitung kadar kaisium dalam mg
per 100 ml injeksi yang digunakan, dengan rumus: Penetapan kadar kiorida Pipet 10 ml Injeksi Ringer ke
dalam wadah porselen, tambahkan 140 ml air dan I ml
0,5(C) dikiorofluoresein LP dan campur. Titrasi dengan perak
nitrat 0,1 N LV hingga perak klorida menggumpal dan
campuran berubah menjadi merah muda lemah.
C adalah kadar kaisium dalam jig per ml Larutan uji.

Penetapan kadar kalium Rap ml perak nitrat 0,1 N


Larutan baku persediaan Timbang 190,7 mg kalium setara dengan 3,545 mg Cl
kiorida P yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu
1050 selama 2 jam, larutkan dalam 50 ml air, masukkan Wadah dan penyimpanan Dalarn wadah kaca atau plastik
ke dalam tabu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe H.
sampai tanda. Tiap ml larutan mengandung 100 jig
kalium.
Larutan baku Larutkan 1,093 g natrium kiorida P ke INJEKSI RINGER LAKTAT
dalam 100,0 ml air, masukkan masing-masing 10,0 ml Ringer Lactate Injection
lanitan mi ke dalam 5 tabu tentukur 100-ml berisi 10,0 ml
larutan bahan pembasah nonionik yang sesuai (1 dalam Injeksi Ringer Laktat adalah larutan steril dan Kalsium
500). Pada salah satu tabu, tambahkan dengan air sampai Klorida, Kalium Klorida, Natnium Kiorida dan Natrium
tanda, dan gunakan sebagai blangko. Ke dalam 4 tabu Laktat dalam Air untuk Injeksi; tiap 100 ml mengandung
lain masukkan berturut-turut 5,0 ml; 10,0 ml; 15,0 ml tidak kurang dari 285,0 mg dan tidak lebih dari 315,0 mg
dan 20,0 ml Larutan ba/cu persediaan, encerkan dengan natrium (sebagai NaCl dan C 3H5NaO3), tidak kurang dan
air sampai tanda. 14,1 mg dan tidak lebih dan 17,3 mg kalium (K, setara
Larutan uji Pipet 10 ml Injek.i Ringer ke dalam tabu dengan tidak kurang 27,0 mg dan tidak iebih dari 33,0 mg
tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml larutan bahan KC1), tidak kurang dari 4,90 mg dan tidak lebih dari 6,00
pembasah nonionik yang sesuai (1 dalam 500), encerkan mg kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg
dengan air sanipai tanda. dan tidak lebih dari 22,0 mg CaC1 2.21120), tidak kurang
Kurva baku Atur fotometer nyala hingga transmitans dari 368,0 mg dan tidak lebih dari 408,0 mg ldonida (Cl,
maksimum pada panjang gelombang lebih kurang 766 nm sebagai NaC1, KC1 dan CaCl 2.2H20), dan tidak kurang
dan traismitans not menggunakan blangko kemudian dan 231,0 mg dan tidak lebih dari 261,0 mg laktat
transmita 100% menggunakan Larutan ba/cu yang paling (C311503, setara dengan tidak kurang dani 290,0 mg dan
pekat. Ukur transmitans semua Larutan ba/cu dan buat tidak lebih dari 330,0 mg C3H5NaO3). Injeksi Ringer
kurva transmitans terhadap kadar kalium. Laktat tidak boieh mengandung bahan antimikroba:
Prosedur Atur alat seperti tertera pada Kurva ba/cu, [Catatan Inje/csi Ringer La/dat mengandung kalsium,
ukur transmitans Larutan uji dan hitung kadan kalium kalium dan natrium berturut-turut lebih kurang 2,7; 4
dalam mg per 100 ml injeksi. dan 130 miliekuivalen per liter.]

Penetapan kadar natrium Baku pembanding Natrium La/dat BPFI; lakukan


Larutan ba/cu persediaan Timbang 254,2 mg natrium pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama 4
kiorida P yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu jam sebelum digunakan. Endotoksin BPFI; [Catatan
105° selama 2 jam, larutkan dalam 50 ml air, masukkan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-
dalam tabu tentukur 1000-mi, encerkan dengan air sampai hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi
tanda. Tiap ml lanutan mengandung 100 jig natrium. seluruh isi; gunakan lanutan dalam waktu 14 han. Simpan
Larutan ba/cu Masukkan masing-masing 10,0 ml vial yang belum dibuka dan larutan dalam lemari
lanutan bahan pembasah nonionik yang sesuai (1 dalam pendingin.
500) ke dalam 5 tabu tentukur 100-ml. Pada salah satu
tabu, tambabkan air sampai tanda dan gunakan sebagai
-1106-

Identifikasi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 10 cm x


A. Menunjukkan reaksi nyala yang tertera pada 4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang
Natrium dan Kalium, reaksi Amonium Oksalat yang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
tertera pada Kalsium dan reaksi Kiorida cara A, B, dan C resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Uji Ident/Ikasi Umum <291>. seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
B. Waktu retensi puncak Iaktat Larutan uji sesuai asetat dan laktat tidak kurang dari 2. Lakukan
dengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
kadar laktat. dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
faictor ikutan puncak analit tidak lebih dari 2,0 dan
Endotoksin bakteri <201> Tidak iebih dari 0,5 unit simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Endotoksin Fl per ml. lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5. sama (iebih kurang 20 j.d) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Logam berat <371> Tidak kurang dari 0,3 bpj; lakukan respons puncak utama. Buat kurva respons puncak
penetapan dengan menguapkan 67 ml hingga volume Larutan baku terhadap kadar, dalam mg Natrium Laktat
lebih kurang 20 ml, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan BPFI per ml, dan gambar garis lurus dari tiga titik. Dan
encerkan dengan air hingga 25 ml. kurva yang diperoleh, ukur kadar natrium dalarnrng per
ml iaktat dalam Larutan uji.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Tiap ml asam sulfat 0,1 N
Penetapan kadar kalsium Lakukan penetapan seperti setara dengan 8,907 mg C3HS O3
tertera pada Penetapan kadar kalsium dalam Injeksi
Ringer. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca atau plastik
dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II.
Penetapan kadar kalium Lakukan penetapan seperti
tertera pada Penetapan kadar kalium dalam Injeksi
Ringer. RISEDRONAT NATRIUM
Risedronate Sodium
Penetapan kadar natrium Lakukan penetapan seperti
tertera pada Penetapan kadar natrium dalam Jnjeksi
Ringer. J__OH
0 OH
Penetapan kadar klorida Lakukan penetapan seperti OH
tertera pada Penetapan kadar kiorida dalam Injeksi
Ringer. \ /N

Penetapan kadar laktat Lakukan penetapan dengan cara


Asamfosfonat,[1-hidroksi-2-(3-piridinil)etilidenJbis
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
C7H10NNaO7 P2 BM 305,09
Kromatografi <931>.
Natrium trihidrogen [1-hidroksi-2-(3-piridil) etiliden]
Fase gerak Buat larutan dalam air mengandung lebih
kurang I ml asam format P dan 1 ml disikloheksilamin P dfosfonat
Hemipentahidrat [329003-65-8] BM 350,13
per liter, saning dan awaudanakan. Jika perlu lakukan
Monohidrat[353228-19-0] BM 323,12
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Risedronat Natnium mengandung satu atau dua dan
Larutan resolusi Buat larutan dalam air mengandung
setengah molekul hidrasi. Bentuk monohidnat
lebih kurang 3 mg natrium asetat anhidrat P dan 3 mg
mengandung tidak kunang dari 98,0% dan tidak lebih dani
Natrium Laktat BPFI per ml.
102,0% C7H10NNaO7P2, dihitung terhadap zat yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium
dikeringkan.
Laktat BPFI, larutkan dalam air sehingga diperoleh
larutan persediaan hingga kadar 10 mg per ml. Encerkan Bentuk hemi-pentahidnat mengandung tidak kurang dan
saksama secara kuantitatif dan bertahap larutan 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 7H10NNaO7P2,
persediaan mi dengan air hingga diperoleh kadar lebih dihitung tenhadap bentuk anhidnat.
kurang 1 mg, 2 mg, dan 4 mg Natrium Laktat BPFI per
MI. Baku pembanding Risedronat Natrium BPFI, Senyawa
Larutan uji Gunakan Injeksi Ringer Laktat yang sudah Sejenis A Risedronat BPFI, Senyawa Sejenis B
diencerkan. Risedronat BPFI.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
- 1107 -

Identifikasi Atur pH hingga 4,40 ± 0,02 dengan penambahan natrium


A. Spektrum serapan inframerah zat yang hidroksida 0,1 N atau asam kiorida 0,1 N.
didispersikan dalam polimer trifluorovinil kiorida dan Prosedur Tambahkan 7 ml Larutan hidrogen sulfida ke
minyak mineral F, menunjukkan maksimuni berturut- dalam masing-masing gelas piala yang berisi Larutan ba/cu
turut pada daerah 4000 sampai 1350 cnf' dan 1350 dan Larutan uji. Biarkan larutan selaina 5 menit.
sampai 450 cm' , hanya pada bilangan gelombang yang Tambahkan 60 j.tl asam kiorida 1 N ke dalam masing-
sama seperti pada Risedronat Natrium BPFJ. [Catatan masing gelas piala yang berisi Larutan baku, tambahkan
Bila terjadi perbedaan spektrum inframerah antara analit 200 ILl asam kiorida I N ke dalam gelas piaia yang berisi
dan pembanding, larutkan sejumlah sama zat dan baku Larutan uji, aduk. Pindahkan larutan ke dalam tabung
pembanding F1 dalam sejumlah volume air yang sama pembanding warna 50 ml, dan lihat di atas permukaan putih;
mengandung lebih kurang 50 mg kalium bromida P per warna larutan yang diperoleh dari Larutan uji tidak boleh
ml. Uapkan larutan sampai kering pada suhu 105° lebih gelap dibandingkan larutan dari Larutan baku 3.
selama 120 menit. Ulangi pengujian pada residu.]
B. Memenuhi syarat uji reaksi nyala Natrium seperti Senyawa sejenis Total cemaran (Uji I dan Uji 2) tidak
tertera pada UjiIdentIkasi Umum <191>. lebih dari 0,50%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Air <1031> Metode ic Antara 11,9% dan 13,9%. [Jika Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan Uji 1 dan Uji 2]
pada etiket tertera sebagai hemipentahidrat] UJI 1 Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,10%.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji Lakukan seperti
Susut pengeringan <1121> [Jika pada etiket tertera tertena pada Penetapan kadar.
sebagai monohidrat] Lakukan seperti tertera pada Enceran larutan baku Encerkan satu bagian Larutan
Analisis termal <741>. Tetapkan persentase penguapan baku dengan Fase gerak hingga kadar natrium risedronat
bahan secara analisis termografimetri dengan alat yang anhidrat dan senyawa sejenis A nisedronat berturut-turut
sudah terkalibrasi, timbang saksama lebih kurang 7-15 mg iebih kurang 5 jig dan 0,5 jig per ml.
risedronat natrium. Panaskan dengan kecepatan 100 per Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada
menit dengan mengalirkan nitrogen P dengan laju alir Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
lebih kurang 40 ml per menit. Rekam termogram pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
suhu ruang sampai 250°: pengurangan berat antara 5,5% Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
dan 7,5% dari bobot asal. puncak seperti tertera path Prosedur: nesolusi, R, antara
puncak senyawa sejenis A nisedronat dan risedronat tidak
Logam berat <371> Tidak iebih dari 20 bpj. kurang dari 2,3; faktor ikutan untuk puncak nisedronat
Larutan timbal nitrat Tambahkan 1 ml asam nitrat P tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku relatif untuk
ke dalam 100 ml air. Larutkan 100 mg timbal nitrat P ke puncak nisedronat pada tiga kali penyuntikan tidak iebih
daiamnya, dan encerkan dengan air hingga 1000 ml. dari 1,0%. Lakukan kromatografi terhadap Enceran
Larutan natrium bikarbonat Masukkan 0,840 g larutan baku dan ukur respons puncak seperti tertera
natrium bikarbonat P ke dalam labu tentukur 1000-ml pada Prosedur: simpangan baku nelatif untuk puncak
yang berisi lebih kurang 950 ml air, larutkan dan senyawa sejenis A nisedronat path tiga kali penyuntikan
encerkan sampai tanda. Atur pH hingga 4,40±0,02 tidak lebih dan 15%.
dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N atau asam
kiorida 0,1 N. Tabel
Larutan hidrogen sulfida Masukkan 200 ml larutan Nama Faktor Respons WaktuRetensi
natrium bikarbonat P ke dalam Erlenmeyer yang sesuai, Relatif(F) Relatif
dan alirkan gas hidrogen sulfida ke dalam iarutan sampai 3-Asam asetat 1,65 0,08
piridil
terbentuk ganis berwarna hitam pada kertas uji timbal 2-Isomer piridinil 1,0 0,81
asetat. (Senyawa
Larutan baku Masukkan lebih kurang 500 mg SejenisA
risedronat natrium ke dalam masing-masing 3 gelas piala, Risedronat BPFI)'
Risedronatnatrium 1,0
tambahkan 40 ml air ke dalam masing-masing geias piaia -

'[1-Hidroksi-2-(2-piridmil)etiliden]bis(asam fosfonat monohidrat)


dan aduk hingga iarut. Atur pH hingga 4,40±0,02 dengan
penambahan natrium hidroksida 0,1 N atau asam kiorida Prosedur Suntikkan secara terpisah volume sama
0,1 N. Tandai geias piala pertama sebagai Larutan baku 1. (lebih kurang 20 jii) masing-masing Enceran larutan
Masukkan 200 i.ti Larutan timbal nitrat ke dalam gelas baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
piaia kedua (Larutan baku 2) dan 400 tl ke dalam gelas kromatogram, identifikasi senyawa seperti tertera pada
piala ke tiga (Larutan baku 3). Semua larutan mi setara Ta be! , dan ukur respons puncak. Hitung persentase
dengan 0 jig; 12,5 jig clan 25 jig timbal (atau berturut- masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:
turut 0 bpj, 10 bpj dan 20 bpj).
Larutan uji Masukkan 1,75 g zat ke daiam gelas piala
yang sesuai. Tambahkan 40 ml air, aduk sampai larut. lOOm1.cLi!
F)C0 )r
-1108-

F adalah faktor respons relatif yang tertera pada Tabel; Punca/c risedronat dieluasi tidak tertahan pada "void
Cs adalah kadar Risedronat Natrium BPFI dalam mg per volume".] Hitung persentase masing-masing cemaran
ml Enceran larutan ba/cu; Cu adalah kadar risedronat dalam zat dengan numus:
natrium dalam mg per ml Larutan uji; dan r1 adalah
respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; 1001 530,20 \1Cs)1ri
dan rs adalah respons puncak risedronat natrium dan
L646,22 ACu )lr5
Enceran larutan ba/cu. Abaikan setiap puncak yang sama
dengan blangko dan kurang dari 0,05%.
UJI 2 Senyawa sejenis B risedronat tidak lebih dan 530,20 dan 646,22 bertunut-tunut adalah bobot molekul
0,10%; masing-masing cemaran lain tidak lebih dan senyawa sejenis B nisedronat sebagai asam bebas dan
0,10%. sebagai garam dinatrium tetrahidrat; C5 adalah kadar
Fase gerak Timbang 16,15 g kalium fosfat dibasa P Senyawa Sejenis B Risedronat BPFI dalam mg per ml
dan 0,46 g dinatrium edetat P masukkan ke dalam gelas Larutan ba/cu; Cu adalah kadar risedronat natnium dalam
piala 1000 ml, dan larutkan dalam lebih kurang 400 ml mg per ml Larutan uji; r, adalah respons puncak masing-
air. Tambahkan 1 vial larutan dapar tetrabutilamonium masing cemaran dari Larutan uji; dan rs adalah respons
dihidrogen fosfat dalam metanol dan 1 ml asam klorida P. puncak senyawa sejenis B risedronat dari Larutan baku.
Atur pH hingga 7,5±0,1 dengan penambahan natrium Abaikan setiap puncak yang sama dengan blangko dan
hidroksida 1 N atau asam klorida 1 N, dan encerkan kurang dari 0,05%.
dengan air hingga 480 ml. Tambahkan 20 ml metanol P,
campur dengan baik, saring melalui penyaring nilon Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dengan porositas 0,45 pm, awaudarakan. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Pengencer Timbang 0,46 g dinatrium edetat P Kromatografi <931>.
masukkan ke dalam gelas piala 1000 ml dan larutkan Fase gerak Timbang 1,8 g dinatrium edetat P,
dalam 500 ml air. Atur pH hingga 7,5±0,1 dengan larutkan dalam 1000 ml air, dan atur pH hingga 9,5±0,1
penambahan natrium hidroksida 1 N. dengan penambahan natrium hidroksida I N. Jika perlu
Larutan ba/cu Timbang sejumlah Senyawa Sejenis B lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Risedronat BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kadar tertera pada Kromatografi <931>.
lebih kurang 5 jig per ml. [Catatan Senyawa Sejenis B Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Risedronat
Risedronat BPFI adalah senyawa si/c/i/c dimer, garam Natrium BPFI dan Senyawa Sejenis A Risedronat BPFI
dinatrium tetrahidrat (3, 6-bis[(3-piridinil) melil]-2,5- lanutkan dalam Fase gerak hingga kadar nisedronat
dihidroksi-2,5-diobido-i,4,2,5-dioIcsadfosforjnan -3,6- natnium anhidrat dan senyawa sejenis A nisedronat
diil]bis[asamfosfonat] garam dinatrium tetrahidrat).J berturut-turut lebih kurang 1,0 mg per ml dan 0,1 mg per
Enceran larutan ba/cu Encerkan Larutan ba/cu dengan MI.
Pengencer hingga kadar senyawa sejenis B nisedronat Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 55,0 mg
lebih kurang 0,5 jig per ml. zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, lanitkan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 jig zat dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dengan Sistem kromatografi Lakukan seperti tentera pada
Pengencer, jika perlu lakukan sonikasi, dan encerkan Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
dengan Pengencer sampai tanda. diiengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom 25 cm x
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 4,0 mm yang benisi bahan pengisi L48 dengan ukunan
Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi partikel 10 jim, laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit.
dilengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom 15 cm x Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam
4,6 mm yang berisi bahan pengisi Li dengan ukuran kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
partikel 5 jim. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak risedronat dan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam senyawa sejenis A nisedronat tidak kurang dari 2,3; faktor
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera ikutan untuk puncak risedronat tidak lebih dari 1,5; dan
pada Prosedur: faktor kapasitas, k', adaiah lebih besar simpangan baku relatif untuk puncak nisedronat pada tiga
dan 2; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan kali penyuntikan tidak iebih dari 1,0 %.
baku relatif pada tiga kali penyuntikan tidak lebih dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
5%. Lakukan kromatografi terhada Enceran larutan baku, sama (iebih kurang 20 jil) Larutan ba/cu dan Larutan uji
rekam knomatogram dan ukur respons puncak seperti ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif senyawa respons puncak utama. Hitung persentase risedronat
sejenis B nisedronat pada tiga kali penyuntikan tidak lebih natnium, C7H 10NNaO7P2, dalam zat dengan rumus:
dan 10%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 jd) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur A rs,—)
( C, )(fr
respons semua puncak. Abaikan semua puncak yang
tereluasi sebelum senyawa sejenis B risedronat. [Catatan C5 adalah kadar Risedronat Natrium BPFI dalam mg per
ml Larutan ba/cu; Cu adalah kadar nisedronat natrium
-1109-

dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut Waktu: 30 menit.


adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan Fase gerak Lakukan seperti tertera path Penetapan
baku. kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Risedronat
Wadah clan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Natrium BPFI, masukkan ke dalam tabu tentukur yang
dan simpan pada suhu ruang. sesuai dan encerkan dengan Media disolusi hingga kadan
lebih kunang 1 mg per ml. Encerkan larutan dengan
Penandaan Pada etiket dicantumkan monohidrat atau Media disolusi hingga kadan lebih kurang 0,002 mg per
hemipentahidrat. in! x L, L adalah bobot tablet dalam mg yang tertera pada
etiket.
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah
TABLET RISEDRONAT NATRIUM disaring.
Risedronate Sodium Tablet Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Tablet Risedronat Natrium mengandung Risedronat dilengkapi dengan detekton 263 nm dan kolom 5 cm x
Natrium, C7H10NNaO7P2 tidak kurang dari 90,0% dan 4,0 mm yang berisi bahan pengisi L48 dengan ukuran
tidak lebih dan 110,0%, dari jumlah yang tertera pada partikel 10 Am. Laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit.
etiket. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukun respons puncak seperti tertera
Baku pembanding Risedronat Natrium BPFI, Senyawa pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; dan
Sejenis A Risedronat BPFI; 2-piridinil isomer [1-hidroksi- simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
2-(2-piridinil)etiliden]bis(asam fosfonat) monohidrat, lebih dan 2%.
C7H11N0 7P2, Senyawa Sejenis C Risedronat BPFI; [2-(3- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
piridinil)etiliden-], 1]bis(asamfosfonat)], C7H11N06P2
.
sama (lebih kurang 20 tl) Larutan baku clan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukun
Identifikasi respons puncak. Hitung persentase risednonat natrium
A. Larutan uji Masukkan sejnmlah tablet, setara terlarut dengan rumus:
dengan lebih kurang 50-75 mg risedronat natrium ke
dalam tabu yang sesuai, tambahkan 10 ml air, clan kocok.
Mula-mula saring melalui kertas saning yang sesuai dan 500(' )(100
kemudian melalui penyaring nilon dengan porositas r)
0,45 Am. Tambahkan 10 ml larutan tembaga(II) kiorida
0,2 M, campur dengan baik, dan diamkan larutan selama 500 adalah volume dalam ml Media disolusi; Cs adalah
10 menit. Tambahkan 2 ml etanol mutlak P campur, dan kadar Risedronat Natrium BPFI dalam mg per ml
biankan larutan tidak kunang dari 1 jam, sampai terbentuk Larutan baku; L adalah jumlah risedronat natrium dalam
endapan kompleks tembaga yang berwanna biru. mg per tablet yang tertera pada etiket; ru dan rs berturut-
Kumpulkan endapan dengan penyaring nilon dengan turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan
porositas 0,45 1m, cuci dengan 10 ml etanol mutlak F, baku; 100 adalah faktor konversi terhadap persentase.
dan biarkan kering di atas penyaring. [Catatan Keringkan Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
endapan pada suhu ruang; jangan dipanaskan. kurang dan 80% (Q) nisedronat natrium C7H1 0NNaO7P2
Perubahan warna (dan biru ke hj/au) dapat terlihat pada dari jumlah yang tertera pada etiket.
pengeringan]
Larutan baku Timbang lebih kunang 50 mg Risedronat Untuk tablet 75 mg atau lebih.
Natrium BPFI, lanutkan dalam 10 ml air, dan saning Media disolusi: 900 ml air, awaudarakan.
melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45 Am. Alat tipe 2: 50 rpm, dayung dilapisi dengan teflon
Lakukan seperti pada Larutan uji, dimulai dan Waktu. 45 menit.
"tambahkan 10 ml larutan tembaga(JI) kiorida" Spektrum Larutan baku Timbang saksama sejumlah Risedronat
serapan inframerah residu yang didispersikan dalam Natrium BPFI, masukkan ke dalam tabu tentukur yang
kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada sesuai. Larutkan clan encerkan dengan Media disolusi
bilangan gelombang yang sama seperti pada Risedronat hingga kadar risednonat natrium anhidnat lebih kurang
Natrium BPFI. 0,12 mg per ml.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh disaning, jika perlu encerkan dengan Media disolusi.
pada Penetapan kadar. Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
dalam set 5 mm pada panjang gelombang serapan
Disolusi <1231> maksimum lebih kurang 263 nm, nenggunakan Media
Untuk Tablet 5 mg sampai 35 mg. disolusi sebagai blangko. Hitung persentase risedronat
Media disolusi: 500 ml air. natrium yang terlarut dengan rumus:
Alat tipe 2: 50 rpm, dayung dilapisi teflon.
- 1110-

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume


900 (_Y.-loo sama (lebih kurang 20 tl) Larutan baku dan Larutan uji
L)A5 )
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase risedronat
900 adalah volume dalam ml Media disolusi; Cs adalah natrium, C7H 10NNaO7P2, dalam tablet dengan rumus:
kadar Risedronat Natrium BPFI dalarn mg per ml
Larutan baku; L adalah jumlah risedronat natrium dalam
mg per tablet yang tertera pada etiket; Au dan A5 berturut- lOO1LY
turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku; 100
adalah faktor konversi terhadap persentase.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak C5 adalah kadar Risedronat Natrium BPFJ dalam mg per
kurang dan 75% (Q) risedronat natrium, C7H10NNaO7P2 ml Larutan baku; Cu adalah kadar risedronat natrium
dari jumlah yang tertera pada etiket. dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut
adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Untuk Tablet 75 mg atau lebih.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Fase gerak Timbang 1,8 g dinatrium edelat F,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada lanutkan dalam 1000 ml air dan atur pH hingga 9,5±0,1
Kromatografi <931>. dengan penambahan natrium hidroksida 1 N. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Untuk Tablet 5 mg sampai 35 mg. tertera pada Kromatograft <931>.
Fase gerak Timbang 1,8 g dinatrium edetat F, Larutan baku Timbang saksama sejumlah Risedonat
larutkan dalam 1000 ml air dan atur pH hingga 9,5±0,1 Natrium BPFI dan Senyawa Sejenis A Risedronat BPFI
dengan penambahan natrium hidroksida 1 N. Jika perlu larutkan dalam Fase gerak hingga kadar risedronat
lalcukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti natrium anhidrat dan senyawa sejenis A risedronat
tertera pada Kromatograft <931>. berturut-turut lebih kurang 0,25 mg dan 0,004 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Risedonat Larutan uji Masuldcan 10 tablet ke dalam yang sesuai,
Natrium BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar tambahkan lebih kurang 400 ml Fase gerak, tutup dan
lebih kurang 0,1-0,15 mg per ml. kocok secara mekanik selama 5-15 menit menggunakan
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah pengocok orbital atau yang sesuai. [Catatan Jika perlu
Risedronat Natrium BPFI dan Senyawa Sejenis C sonikasi 5-15 menit.] Encerkan beningan dengan Fase
Risedronat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga gerak hingga kadar lebih kurang 0,2-0,3 mg per ml.
kadar risedronat natrium anhidrat dan senyawa sejenis C Saring melalui penyaning nilon dengan porositas 0,45 gm,
risedronat berturut-turut lebih kurang 0,15 mg per ml dan buang beberapa ml filtrat pertama.
75 ig per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu Kroma(ografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
tentukur yang sesuai, tambahkan Fase gerak lebih kurang dilengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom 25 cm x
60% dari volume labu tentukur, kocok lebih kurang 4,0 mm yang berisi bahan pengisi L48 dengan ukuran
10 menit, dan sonikasi tidak kurang dari 5 menit. partikel 10 gm. Laju alir Iebih kurang 1 ml per menit.
Dinginkan larutan sampai suhu ruang dan encerkan Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekani
dengan Fase gerak sampai tanda. Kadar larutan lebih kromatogram dan ukun respons puncak seperti tertera
kurang 0,5 g sampai 1,5 g per ml. Encerkan larutan mi pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak risedronat dan
dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,1 mg senyawa sejenis A risedronat tidak kurang dari 2,0; faktor
sampai 0,15 mg per ml, dari jumlah yang tertera pada ikutan untuk risedronat tidak lebih dari 1,5; simpangan
etiket. Saring melalui penyaring nilon dengan porositas baku relatif untuk puncak risedronat pada tiga kali
0,22 gm, buang 3 ml filtrat pertama. penyuntikan tidak lebih dari 1,5%.
Sistem kromatograft Lakukan seperti tertera pada Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi sama (lebih kurang 50 Lil) Larutan baku dan Larutan uji
dilengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom 25 cm x ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
4,0 mm yang berisi bahan pengisi L48 dengan ukuran respons puncak utama. Hitung persentase risedronat
partikel 10 j.tm. Laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit. natrium, C 7H10NNaO7P2, dalam tablet dengan rumus:
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara senyawa
sejenis C risedronat dan risedronat tidak kurang dari 2,5.
cus
100( c X rus)
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam Cs adalah kadar Risedronat Natrium BPFI dalam mg per
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera ml Larutan baku; Cu adalah kadar risedronat natrium
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada tiga kali dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-tunut
penyuntikan tidak lebih dan 2,0%, adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
- 1111 -

Prosedur Suntikkan secara terpisah (lebih kurang 10 t1)


Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup balk, Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf,
dalam suhu ruang terkendali. rekain kromatogram. Identifikasi semua cemaran
berdasarkan waktu retensi relatif seperti tertera pada
Tabel, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
RISPERIDON Hitung persentase senyawa sejenis risperidon dalam zat
Risperidone dengan rumus:

loO(.LY.LY_L
C )1 r ) F

Cu dan Cs berturut-turut adalah kadan risperidon dalam


mg per ml Larutan uji dan Larutan baku; ru adalah
3-[2-[4-(6-fiuoro-1,2-benzisok.sazol-3-il)piperidino] etil]- respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji;
6, 7,8,9-tetrahidro-2-metil-4H-pirido[1,2-a] pirimidin-4- rs adalah respons puncak risperidon dari Larutan baku; F
adalah faktor respons relatif masing-masing cemaran
on [106266-06-2]
terhadap risperidon. Abaikan puncak cemaran yang
C23H27FN402 BM 410,48
kurang dari 0,05%.
Risperidon mengandung C23H27FN402 tidak kurang dan
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% dihitung terhadap zat Ta be!
Waktu Faktor Batas
yang telah dikeringkan. Senyawa sejenis retensi Respons (%)
relatif Relatif
Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih. E-oksim' 0,60 1,0 :5 0,20
Z-oksim2 0,67 0,63 50,20
9-hidroksirisperidon3 0,76 0,92 0,20
Kelarutan Larut dalam metilen kiorida; agak larut dalam 5-fluororisperidon4 0,94 1,0 0,20
etanol; praktis tidak larut dalam air. Risperidon 1,0 1,0 -

6-metilnisperidon s 1,2 0,95 0,20


Baku pembanding Risperidon BPFI; Campuran Cemaran lain - 1,0 0,10
Total cemaran - - 0.30
Kesesuaian Sistem Risperidon BPFI [Catatan Campuran '3-[2-[4-[(E)-(2,4-difluorofenil)(hidroksiimino)metil) pipenidin. 1-
mi terdiri dari nisperidon, Z-oksim,9-hidroksirispenidon il]etil]-2-metil-6,7,8,9.tetrahidro..4H-pinido[l,2-a]pinimidin-4-on
dan 6-metilrispenidon.] 2 3-[2-[4-[(2).(2,4-difluorofenil)(hidroksiimino)metil] piperidin-1-
il]etil]-2-metit-6,7,8,9.tetrahidro-4H-pinido[1,2-ajpininiidin-4.on
3 (9R.5)-3-[2-[4-(6-fluoro-1,2-benzisoksazol.3-il)piperidin-1-il]etil)-9-
Identifikasi hidroksi-2-metil-6,7,8,9-tetrahidro4H-pinido[1,2-a]piriinidin-4-on
A. Serapan spektrum inframerah zat yang didispersikan 4 3-[2-[4-(5-fluoro-1,2benzisoksazol.3-il)piperidin.l-i1]etil].2.metil.

dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya 6,7,8,9.tetrahidro-4H-pirido[1,2a]pirimidin-4-on


5 (6RS) ).3-[2-[4-(6.fluoro.l,2-benzisoksazol.3-il)piperidin-l-i1]etil].2,6-
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
dimetil.6,7,8,9-tetrahidro-4H-pinido[l,2-a] pirimidin-4.on
Rispenidon BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
pada Penetapan kadar. Kromatografi <931>.
Dapan Larutkan 15,4 g amonium asetat P dalam
Susut pengerngan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 1000 ml air. Atur pH hingga 6,5 dengan penambahan
lakukan pengeringan dalain hampa udara pada suhu 80 0 asamasetat 10 %.
selama 4 jam. Pengencen Buat campunan 100 ml Dapan, 900 ml air
dan 1000 ml metanol P.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan Larutan A Buat campuran 100 ml Dapar dan 150 ml
penetapan menggunakan 2 g zat. metanol P ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan
dengan air sampai tanda. Saring dan awaudarakan.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj Larutan B Buat campuran 100 ml Dapar dan 850 ml
metanol P ke daiam labu tentukur 1000-ml, encerkan
Senyawa sejenis Masing-masing cemáran dan total dengan air sampai tanda. Saning dan awaudanakan.
cemanan tidak lebih dari batas. yang tertera pada Tabel. Fase gerak Gunakan vaniasi campunan Larutan A dan
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cain Larutan B seperti tertera pada Sistem knomatografi. Jika
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaman sistem
Dapar, Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Pengencer, seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku, Larutan uji dan Larutan kesesuaian sistem Buat larutan Campuran
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kesesuaian Sistem Rispenidon BPFJ dengan kadan I mg
Penetapan kadar. per ml dalam Pengencer.
-1112-

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Risperidon Identifikasi


BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika A. Serbukkan sejumlah tablet untuk membuat lanutan
perlu bertahap dengan Pengencer hingga kadar Iebih zat dengan kadar 550±50 .tg per ml dalam etil asetat P.
kurang 1,0 mg per ml. Kocok larutan selama 30 menit dan sentrifus selama
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat larutkan 20 menit. Uapkan 5 ml beningan di atas tangas air hangat
dan encerkan secara kuantitatif clan jika perlu bertahap dengan bantuan aliran gas nitrogen P hingga tersisa 2 ml.
dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per Tanibahkan 150150 mg serbuk kalium bromida F, aduk
ml. rata dan keringkan. Spektrum serapan inframerah residu
Sistem kromatograjl Lakukan seperti tertera pada yang didispersikan dalam kalium bromida P
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dilengkapi dengan detektor 275 tim dan kolom 10 cm x gelombang yang sama seperti pada Risperidon BPFI,
4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel B. Waktu retensi puncak utama kromatógram Larutan
3 rim. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang diperoleh
Pertahankan suhu kolom pada 350 Kromatograf pada Penetapan kadar.
diprogram sebagai berikut:
Disolusi <1231>
Waktu Larulan A Larutan B Eluasi Media disolusi: 500 ml asam kiorida 0,1 N
(menit) (%) (%) Alattipe2: 50 rpm
0-1 70 30 isokratik
1-20 70 45 30-)95 gradien linier Waktu: 45 menit
20-25 5 95 isokratik Lakukan penetapan jumlah C 23H27FN402 yang terlarut
25-27 5470 95930 gradien linier dengan cara Kromatografi cair kinerja linggi seperti
27 - 35 70 30 Kesetimbangan tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (65:35)
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian dan tambahkan 1 ml asam trfluoroaseta1 P ke dalam tiap
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak 1000 ml campuran. Atur pH hingga 3,0 dengan
seperti tertera pada Prosedur: identifikasi puncak yang penambahan amonium hidroksida P, sating dan
sesuai dengan Z-oksim, 9-hidroksirisperidon, 6- awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
metilrisperidon dan risperidon, berdasarkan waktu retensi Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
relatif seperti tertera pada Tabel; resolusi, R, antara Z- <931>.
oksim dan 9-hidroksirisperidon tidak kurang dari 2,8; Larutan baku Timbang saksama sejumlah Risperidon
faktor ikutan untuk puncak risperidon tidak lebih dari 1,5; BPFI dan lanutkan dalam Media disolusi, encerkan secara
dan simpangan baku relatif untuk puncak risperidon pada kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Media disolusi,
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. hingga kadar lebih kurang 6 tg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisab sejumlah volume Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah
sama (lebih kurang 10 j.tl) Larutan baku dan Larutan uji disaning melalui penyaning dengan porositas 35 pm.
ke dalam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
respons puncak risperidon. Hitung persentase risperidon, Kromatografi <931>. Kromatognaf cair kinerja tinggi
C23H27FN402, dalam zat dengan rumus: dilengkapi dengan detektor 237 tim dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
5pm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
100
1I
C,,
!L
rs ) kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera path Prosedur:
waktu retensi rispenidon lebih kurang 2,1 menit dan
C5 clan Cu berturut-turut adalah kadar risperidon dalam simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
mg per ml Larutan baku dan Larutan uji; ru dan rs lebih dari 2,0%.
berturut-turut adalah respons puncak risperidon dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan uji dan Larutan baku.
sama (lebih kurang 50 pi) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatognaf, rekam knomatogram dan ukur
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
respons puncak. Hitung persentase risperidon,
path suhu ruang.
C23H27FN402, yang terlarut dengan rumus:

TABLET RISPERIDON 500(9 )100


&.
R.isperidone Tablet L ) r

Tablet Risperidon mengandung risperidon, C23H27FN 402, 500 adalah volume dalam ml Media disolusi; C5 adalah
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan kadar zat dalam mg per ml Larutan ba/cu; L adalah
jumlah yang tertera path etiket. jumlah dalam mg nispenidon per tablet yang tertera path
etiket; ru dan iS benturut-turut adalah nespons puncak dani
Baku pembanding Risperidon BPFJ.
- 1113-

Larutan uji dan Larutan baku; 100 adalah faktor konversi identflkasi puncak, rekain kromatogram dan ukur
persentase. respons puncak seperti tertera path Prosedur: identifikasi
Toleransi Dalam waktu 45 menit hanis larut tidak puncak dengan waktu retensi relatif seperti tertera pada
kurang dan 75% (Q) risperidon, C 23H27FN402 dan , Tabel; resolusi, R, antara puncak trans-N-oksida dan cis-
jumlah yang tertera pada etiket. N-oksida tidak kurang dari 1,2. [Catatan Perkiraan waktu
retensi relatjf pada Tabel mi hanya untuk keperluan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. ident/Ikasi.]
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografl cair Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 p1 Larutan uji ke
kinerja tinggi seperti tertera pada KromatograjI <931>. dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti respons semua puncak. Hitting persentase masing-masing
tertera pada Disolusi. cemanan dalam serbuk tablet dengan rumus:
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Risperidon
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai dan
larutkan dalam asam kiorida 0,1 N, encerkan secara ioo1--11!
i R)r
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan asam kiorida
0,1 N, hingga kadar iebih kurang 0,03 mg per ml.
Larutan uji Masukkan satu tablet ke dalam labu R adalah faktor respons relatif seperti tertera pada Tabel;
tentukur 100-ml, larutkan dalam 50 ml asam kiorida r1 adalah respons puncak masing-masing cemaran dan
0,1 N kocok secara mekanik selama 30 menit. Encerkan Laruran uji; r5 adalah respons puncak risperidon dan
dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda. Saning larutan Larutan uji.
melalui penyaring dengan porositas 0,2 gm atau lebih Tabel
kecil. Gunakan filtrat. Senyawa sejenis Walctu Faktor Batas (%)
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume retensi Respons
sama (iebih kurang 20 p1) Larutan baku dan Larutan uji relatif Relatif
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Bisiklorisperidon' 0,68 0,81 < 0,5
Risperidon 1,0 1,0 -
respons puncak risperidon. Hitting jumlah dalam mg Risperidon trans-N- 1,65 - Tidak dihitung,
risperidon, C 23H27FN402, dalam tablet dengan rumus: oksida2 hanya untuk
identifikasi dan
kesesuaian sistem
100 CI-1 Risperidon cis-N-
oksida3
1,81 0,95 :S 0,5

Masing-masing - 1,0 0,3


C adalah kadar Risperidon BPFI dalam mg per ml cemaran lain yang
tidak spesifik
Larutan baku; ru dan rs berturut-tunut adalah respons Total cemaran - - 1,0
puncak risperidon dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. '3-(4-fluoro-2-hidroksifenil)-1-(2-(6,7,8,9-tefrahidro-2-metil4-okso-
4H-pirido[1,2-a]pirimidin-3-il)etil]-2-aza-1-azoniabisildo[2,2,2]okt-2-en
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan total iodida
2 trans-3-[2-[4-[(6-fluoro-1,2-benzisoksazol-3-il)1-piperidinil]etil]-
cemaran tidak lebih dart yang tertera pada Tabel. 6,7,8,9-tetrahidro-2-metil-4H-pirido[1,2-a]piriinidin-4-on, N-oksida
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair monohidrat
kinerja tinggi seperti tertera path Kromatografi <931>. 3 cis-3-[2-[4-[(6-fluoro-1,2-benzisoksazol-3-il)1-piperidinil]etil]-6,7,8,9-

Fase gerak, Pengencer, Larutan baku dan Larutan uji tetrahidro-2-metil-4H-pirido[1,2-a]pirimidin4-on, N-oksida monohidrat
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan Natrium hidrokida encer Tambahkan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
natrium hidroksida 0,1 N tetes demi tetes ke dalam
Kromatografi <931>.
1000 ml air hingga pH lebih kurang 8,5.
Hidrogen peroksida encer Encerkan 1 ml hidrogen Pengencer Buat campuran air-metanol P (80:20),
saring dan awaudarakan.
perok.sida P dengan air hingga 500 ml.
Larutan A Buat campuran air-as etonitril P-asam
Larutan identj/Ikasi puncak Timbang lebih kurang
trWuoroasetat P (80:19,5:0,1). Atur pH hingga 3,0,
10 mg Risperidon BPFJ, masukkan ke dalam labu
dengan penambahan amonium hidroksida P, saring dan
tentukur 100-ml, suspensikan dengan 10 ml Natrium
awaudarakan.
hidroksida encer. Simpan labu pada suhu 900 selama
Larutan B Buat campuran air-metanol P-asam
24 jam, dinginkan sampai suhu ruang. Tambahkan 10 ml
rrjfluoroasetat P (61:39:0,1). Atur pH hingga 3,0, dengan
Hidrogen peroksida encer, simpan lagi labu pada suhu
penambahan amonium hidroksida P, saning dan
90° selaina 2 jam. Dinginkan labu sampai suhu ruang dan
awaudarakan.
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Fase gerak Gunakan vaniasi campuran Larutan A dan
Larutan uji Gunakan Larutan uji pada Penetapan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
kadar.
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Risperidon
Penetapan kadar. Suntikkan lebih kurang 20 p1 Larutan
BPFI masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai,
-1114-

larutkan dalam Pengencer, encerkan secara kuantitatif RITONAVIR


dan jika perlu bertahap dengan Pengencer, hingga kadar Ritonavir
lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji Serbukkan tidak kurang dari 10 tablet,
timbang saksama sejumlah serbuk tablet, masukkan ke
dalam labu tentukur yang sesuai, hingga diperoleh kadar
akhir 0,1 mg per ml. Tambahkan air 20% dari volume
labu, kocok secara mekanik selama 30 menit. Tambahkan
metanol P 60% dari volume labu, kocok secara mekanik
selama 30 menit. Encerkan dengan metanol P sampai
tanda. Saring lanitan melalui penyaring yang sesuai 5-Tiazolilmetil[(aS)-a-[(JS,3S)-1-hidroksi-3-[(2S)-2-[3-
dengan porositas 0,45 gm atau lebih kecil. Gunakan [(2-isopropil-4-tiazolil)metil]-3-metilureido-3-
filtrat. metilbutiramido]-4-fenilbutil]fenetilJkarbamat [155213-
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 67-5]
Kromatografl <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi C371148N6 05 S2 BM 720,94
dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi Lldengan ukuran partikel Ritonavir mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak
5 jtm. Laju alir lebih kurang 2,5 ml per menit. lebih dari 102,0%, C37H48N605 S2, dihitung terhadap zat
Pertahankan suhu kolom pada suhu ruang. Kromatograf anhidrat.
diprogram sebagai berikut:
Kelarutan Mudah larut dalam metanol dan dalam
Waktu Larulan A Larutan B Masi metilen klorida; sangat sukar land dalam asetonitril;
(menit) (%) NO
0-8 100 0 isokratik praktis tidak larut dalam air.
8- 16 10040 0—) 100 gradien Imier
16-20 0 100 isokratik Baku pembanding Ritonavir BPFJ, Campuran Senyawa
20-21 04100 100—)0 gradienlinier Sejenis Ritonavir BPFI.
21-30 100 0 kesetimbangan
Identifikasi
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam A. Larutkan 50 mg zat dalam 1 ml kloroform P.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Teteskan 1 tetes larutan pada permukaan cakram kalium
pada Prosedur: faktor ikutan untuk puncak nisperidon bromida P atau natrium kiorida P dan uapkan hingga
tidak lebih dari 2,5; dan simpangan baku relatif untuk kering. Spektrum serapan inframerah residu,
puncak risperidon pada penyuntikan ulang tidak lebih menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dari 2,0%. gelombang yang sania seperti pada Ritonavir BPFI.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
sama (lebih kurang 20 j.d) Larutan baku dan Larutan uji uji dalam rentang 2% dari waktu retensi puncak utama
ke dalam kromatograf, rekam knomatogram dan ukur kromatogram Larutan baku seperti yang diperoleh pada
respons puncak risperidon. Hitung jumlah dalam mg Penetapan kadar.
nispenidon, C23H27FN402, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus: Difraksi sinar X <811> Pola difraksi sinar X sesuai
dengan Ritonavir BPFI, jika bahan obat digunakan untuk
sediaan obat bentuk padat.
cu)L
100( C s rs Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dani 20 bpj;
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat dan 2 ml
Cu dan C5 berturut-turut adalah kadar rispenidon dalam Larutan baku timbal (10 bpj).
mg per ml Larutan uji dan Larutan baku; ru dan rs
berturut-turut adalah respons puncak risperidon dan Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
Larutan uji dan Larutan baku. penetapan menggunakan 0,5 g zat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan
terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali. penetapan menggunakan I g zat.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode 1 Memenuhi syarat.
Senyawa sejenis [Catatan Ritonavir bersfat sensitf
terhadap alkali. Semua peralatan gelas sebelum
digunakan harus dibilas terlebih dahulu dengan air untuk
menghilangkan kontaminasi sisa deterfen.] Cemaran E
dan cemaran 0 tidak lebih dari 0,3%; cemaran T tidak
- 1115 -

lebih dari 0,2%; cemaran lain tidak iebih dan 0,1% dan kromatografi terhadap Larutan baku identitas ritonavir
jumlah semua cemaran tidak lebih dari 1,0%. Lakukan dan Larutan baku. Ukur respons puncak seperti tertera
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi pada Prosedur: waktu retensi ritonavir antara 30 dan 35
seperti tertera pada Kromatografi <931>. menit; resolusi, R, antara cemaran E dan cemaran F (lihat
Larutan kalium fosfat monobasa 0,03 M, Pengencer, Ta be!) dalam Larutan baku identitas ritonavir tidak
Larutan A, Larutan B dan Fase gerak, Larutan baku kurang dari 1,0; perbandingan puncak (Hp) terhadap
persediaan, Larutan baku antaraLakukan seperti tertera lembah (Hy) dan cemaran N tidak kurang dani 1; faktor
pada Penetapan kadar. kapasitas, k', puncak utama pada penyuntikan pertama
Larutan baku identitas ritonavir Timbang saksama Larutan baku tidak kurang dan 13; efisiensi kolom
lebih kurang 50 mg Campuran Senyawa Sejenic Ritonavir puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan baku
BPFJ dan masukkan ke dalam labu tentukur 50 -ml. tidak kurang dari 5000 lempeng teoritis. Faktor ikutan
Larutkan dan encerkan dengan Pen gencer sampai tanda. puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan baku
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku antara ke antara 0,8 dan 1,2; simpangan baku relatif pada
dalain labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Pengencer penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 3,0%.
sampai tanda. [Catatan Larutan dapat digunakan selama Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlali volume
48jamjika disimpan pada suhu ruang.] sama (lebih kurang 50 il) Pengencer, Larutan baku
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, identitas ritonavir, Larutan baku dan Larutan uji ke
masukkan ke daiam labu tentukur 50-ml. Larutkan dan dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. respons puncak.
Sistem kromatografl Lakukan seperti tertera pada Hitung persentase masing-masing cemaran dengan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kineija tinggi rumus:
dilengkapi dengan detektor 240 mn dan kolom 15 cm x 4,6
mm, berisi bahan pengisi L26 dengan ukuran partikel 3
pm. Pertahankan suhu koiom pada 60 °. Laju aiir lebih 0,0025 1.!L'u1_Y_L')P
Wu )rF)
kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram seperti di
bawah mi:
Waktu Larutan A Larutan B W5 adalah bobot Ritonavir BPFI dalam mg Larutan baku;
Eluasi Wj , adalah bobot zat yang digunakan untuk Larutan uji
(menit) (%) (%)
0 100 0 Kesetimbangan daiam mg; rj adalah respons puncak masing-masing
0-60 100 0 Isokratik cemaran dari Larutan uji; rs adalah respons puncak
60-120 100 --+0 0-100 Gradien ritonavir rata-rata yang diperoleh dari 6 kali penyuntikan
120,1 0--* 100 100 --+0 Gradien Larutan baku. F adalah faktor respons untuk cemaran
120,1-155 100 0 Isokratik (seperti tertera pada Tabel) dan P adalah kemumian
Ritonavir BPFI dalam persen.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku selama
40 menit dan Larutan uji selama 155 menit. Lakukan
Tabel. Perkiraan Waktu Retensi Relatif (WRR) yang diketahui pada Cemaran sejenis

Identitas Nama senyawa Faktor respons WRR


cemaran
A+B Canipuran 2,4 "Wing acid' dan monoasii valin - 0,07
C Monoasilasetamid - 0,15
D 5-" Wing" diasii 1,37 0,24
E I Cemaran oksidasi - 0,36
F Produk hidrolisa asani 0,73 0 1 39
G Ritonavir hidroperoksida - 0,45
H Produk dari asam/basa 0,76 0,47
I Analog etii - 0,64
J+K Campuran Boc-monoasil dan monoasii isobutii karbamat 0,74 0,81
L Produk Sildisasi basa 0,53 0,87
M Ester 2,4 "Wing" isobutil - 0 1 94
N Isomerregio - - 1,05
o Isomer #2 - 1,11
P Di-monoasii urea #2 - 1,14
Q Isomer # 4 - 123
R Isomer #1
S Di-monoasii valin urea - 1 9 62
T 2,4-" Wing" diasil 0,73 2,87
U Cemaran Triasii - 3,20
-1116-

Penetapan kadar Lalcukan penetapan dengan cara respons puncak utama. Hitung persentase ritonavir,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada C37H48N605S2, dengan rumus:
Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat monobasa 0,03 M Lanitkan
Iebih kurang 8,2 g kalium fosfat monobasa P dalam 0 5( WS 1!:lL ) P
Wu)rs
2000 ml air. Saring melalui penyaring nilon dengan
porositas 0,45 p.m. Ws adalah bobot Ritonavir BPFI dalam mg yang
Pengencer Buat campuran Larutan kalium fosfat digunakan untuk membuat Larutan ba/cu; Wu adalah
monobasa 0,03 M-asetonitril P (1:1), saring melalui
bobot zat dalam mg yang digunakan untuk membuat
penyaring nilon dengan porositas 0,45 p.m.
Larutan uji; ru dan rs berturut-tunut adaiah respons
Larutan A Buat campuran Larutan kalium fosfat
puncak ritonavir dalain Larutan uji dan Larutan ba/cu; P
monobasa 0,03 M-asetonitril P-tetrahidrofuran P (tanpa
adaiah kemumian Ritonavir BPFI dalam persen. Hitting
penghambat)-n-butanol P (69:18:8:5).
persentase ritonavir anhidrat, C371148N605S2 dengan
Larutan B Buat campuran asetonitril P-Larutan
rumus:
kaliumfosfat monobasa 0,03 M-tetrahidrofuran P (tanpa
pengharnbat)-n-butanol P (47:40:8:5)
100 A
Fare gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sirtem kromatografi. Jika (ioo - B)
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan A adaiah persentase ritonavir, C 37H48N605S2 yang
Karena waktu retensi dan selektivitas sangat tergantung dihitung seperti tersebut di atas dan B adaiah kadar air
pada komposisi fare geralc maka pengukuran volume dalam persen.
harus dilakukan dengan teliti. A/iran gas helium P yang
berlebihan atau terus menerus harus dihindari. Simpan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Jose gerak dalam wadah tertutup rap at jika tidak tidak tembus cahaya, pada suhu antara 50 dan 30°.
digunakan.]
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 100 mg Ritonavir BPFI dan masukkan ke dalam INJEKSI ROS BENGAL NATRIUM 1311
labu tentukur 50-ml. Larutkan dan encerkan dengan Rose Bengal Sodium 1311 Injection
Pengencer sampai tanda. [Catatan Larutan mi dapat
disimpan dalam lemari pendingin se/ama 5 harm.]
Larutan ba/cu antara Pipet 5 ml Larutan ba/cu
persediaan ke daiam iabu tentukur 100-mi, encerkan
dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan ba/cu Pipet 25 ml Larutan ba/cu antara ke
dalam iabu tentukur 100-mi, encerkan dengan Pengencer
sampai tanda.
Larutan uji Pipet 5 ml Larutan uji yang dibuat
seperti tertera pada uji Senyawa sejenis ke dalam labu Garam dinatrium 4,5,6,7-tetrakioro-2',4',5 ',7'-
tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tetraiodofluoresein 1311 [24916-55-0; 50291-21-9; 15251-
tanda. Pipet 25 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 14-6]
100-mi, encerkan dengan Pengencer salnpai tanda. C20H2 C14131 LNa2O5
Sistem kromatografl Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada Injeksi Ros Bengal Natrium' 311 adalah larutan steril,
Senyawa sefenis. Lakukan kromatografi terhadap mengandung Ros Bengal Natriuin, yang sebagian
Larutan ba/cu dan Larutan uji selama 40 menit. Lakukan molekul mengandung iodium radioaktif 131 1 dalain
kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam kromatogram struktur molekulnya. Dapat mengandung dapar yang
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: sesuai. Injeksi Ros Bengal Natrium' 31 1 mengandung
faictor kapasitas, k, puncak utama pada penyuntikan tidak kurang dari 90,0% dan tidak iebih dari 110,0% dan
pertama Larutan ba/cu tidak kurang dan 13; efisiensi jumlah 1311 sebagai Ros Bengal Natrium yang tertera
kolom puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan pada etiket, dinyatakan dalam MBq (p.Ci atau mCi) per
ba/cu tidak kurang dari 5000 lempeng teoritis. Faktor ml pada saat kaiibrasi dilakukan. Kandungan Ros
ikutan puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan Bengal Natrium tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
ba/cu antara 0,8 dan 1,2; simpangan baku relatif pada dari 110,0% dari yang tertera pada etiket. Radioaktivitas
penyuntikan ulang dari Larutan baku tidak iebih dan dalam bentuk kimia lain tidak lebih dan 10% dan
2,0%. radioaktivitas total.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 p.1) Larutan baku dan Larutan uji Pemerian Larutanjernih, berwarna merah tua.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
-1117-

Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bers4fat


pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk 0,004 D(.'1 -

menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,


gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
D adalah faktor pengenceran; Au dan As berturut-turut
belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin. adalah serapan injeksi dan serapan larutan ros bengal
natrium (4 xg per ml) yang diatur hingga pH 8
Endotoksin bakteri <201> Untuk injeksi intravena: menggunakan larutan natnium bikarbonat.
memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri, mengandung
tidak lebih dari 1751V unit Endotoksin Fl per ml injeksi; Penetapan radio aktivitas Lakukan penetapan
Va dalah jumlah dosis total maksimum yang dianjurkan, radioaktivitas dalam MBq (pCi) per ml Injeksi Ros
dalam ml pada waktu atau tanggal kedaluwarsa.
Bengal Natrium 1311 menggunakan alat pencacah yang
seuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5. sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma
atau dosis ganda.
menunjukkan puncak energi utàma 0,364 MeV yang
sama seperti ''I yang digunakan sebagai baku dengan
Penandaan Kecuali pemyataan seperti tertera pada
kemumian diketahui.
Penandaan dalam lnjeksi, pada etiket juga tertera: (1)
Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) Jumlah 1311 sebagai Ros
Kemurnian radiokimia Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi kertas seperti tertera pada Bengal Natrium dalam MBq total (sCi atau mCi) dan
Kromatografi <931>. Totolkan 25 mm dari bawah dalam MBq (1.tCi atau mCi) per ml pada tanggal
sejumlah volume larutan yang mengandung kalium kalibrasi; (3) Tanggal kedaluwarsa; (4) Peringatan
iodida P 0,1%, kalium iodat P 0,2% dan natrium "Awas Bahan Radioaktif', (5) Informasi bahwa dalam
bikarbonat P 1,0%, pada kertas kromatografi berukuran perhitungan dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan
300 mm x 25 mm dan biarkan kering. Totolkan pada radioaktif; (6) Waktu paruh 1311 adalah 8,08 han.
titik yang sama, sejumlah volume sama dari larutan
injeksi yang telah diencerkan sedemikian hingga
memberikan laju cacahan lebih kurang 20.000 cacahan SAKARIN
per menit dan biarkan kering. Masukkan kertas dalam Saccharin
bejana kromatografi menaik dengan fase gerak asam 0
asetat 1 N selama 2 jam. Keringkan kertas kromatografi di
udara dan tetapkan distribusi radioaktivitas dengan NH
menatah kromatogram menggunakan detektor radiasi
terkolimasi: radioaktivitas pada pita ros bengal tidak
kurang dan 90,0% dari radioaktivitas total. Pita ros 1,2 —Benzisotiazolin-3 -on-i, 1 -dioksida [81-07-2]
bengal terdapat pada titik penotolan. C7H5NO3S BM 183,18

pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5. Sakanin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 101,0% C7H5NO3S, dihitung terhadap zat yang
Endotóksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit telah dikeringkan.
Endotoksin Fl per ml injeksi; V adalah dosis total
maksimum yang dianjurkan dalarn ml pada saat Pemerian Serbuk atau hablur; putih, tidak berbau atau
kadaluarsa. berbau aromatik lemah. Larutan encer sangat manis.
Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
Syarat lain Memenuhi syarat Injeksi, kecuali bahwa
injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji Kelarutan Sukar larut dalam etanol; agak sukar larut
sterilitas hams dilakukan pada akhir hari produksi dan dalam air, dalam kloroform dan dalam eter; larut dalam
tidak harus memenuhi anjuran seperti tertera pada air mendidih; mudah larut dalam larutan ammonia encer,
Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah <1131>. dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali
karbonat dengan pembentukan karbondioksida.
Penetapan kadar ros bengal natrium Ukur serapan
injeksi yang diencerkan seculcupnya, dalam sel 1-cm Baku pembanding o-Toluensulfonamida BPFI; tidak
pada panjang gelombang serapan maksimum 550 nm boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam
menggunakan larutan natrium bikarbonat P yang diatur wadah tertutup rapat, p-Toluensulfonamida BPFI, tidak
hingga pH 8 sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam
ros bengal natrium, dalam tiap ml injeksi, dengan rumus: wadah tertutup rapat.
- 1118-

Identifikasi kaca 3,2 mm x 1,8 m berisi bahan pengisi 10% fase cair
A. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 5 ml larutan 03 pada penyangga SlAB yang berukunan 100-120
nafrium hidrok.ida P (1 dalam 20), uapkan larutan mesh, menggunakan sistem penyuntikkan contoh ke
hingga kering dan ielehkan hati-hati di atas nyala api dalam tabung kaca atau penyuntikkan langsung dalam
kecil hingga tidak berbau amonia. Biarkan sisa hingga kolom. Pertahankan suhu injektor, kolom dan detektor
dingin, larutkan dalam 20 ml air, netralkan larutan mi berturut-turut pada lebih kurang 225°, 210° dan 250°
dengan asam klorida 3 N dan saring, tambahkan setetes Gunakan helium P kening sebagai gas pembawa dengan
besi(III) kiorida LP ke dalam flitrat: terjadi wama ungu. laju alir lebih kurang 30 ml per menit.
B. Campur 20 mg dengan 40 mg resorsinol P, Prosedur Suntikkan sejumiah volume (lebih kurang
tambahkan 10 tetes asam sulfat F, dan panaskan 2,5 p1) Larutan baku, ke dalain kromatognaf gas dan
campuran dalam tangas cair yang sesuai path suhu 200° nekam masing-masing kromatogram hingga diperoleh
seiama 10 menit. Diamkan, hingga dingin tambahkan komatogram tidak kurang dan 50% dan respons
10 ml air dan natrium hidroksida 1 N berlebih: cairan maksimum rekorden. Ukur luas puncak utama (o-
berfluoresensi hijau. toluensulfonamida), kedua (p-toluensulfonamida), dan
ketiga (n-trikosana), dan untuk tiap knomatogram rekam
Jarak lebur <1021> Antara 226° dan 230°. harga tersebut sebagai A0, A, dan AN. Hitung
perbandingan R 0 dan R,' dengan rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak iebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan path suhu 105° selama 2 jam. (A, '
R = Q ' dan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. VAN) =J
Toluensulfonamida Tidak lebih dari 0,0025%. Buat kurva baku antara kadan o-Toluensulfonamida
Larutan baku internal Timbang saksama lebih kurang BPFI dan p-Toluensulfonamida BPFI dalam xg per ml
10 mg n-trikosan P. masukkan dalam labu tentukur 10-mi, Larutan baku terhadap R0 dan R [Catatan Waktu retensi
larutkan dan encerkan dengan n-heptan P sampai tanda. relaqf lebih kurang 0,39 untuk o-Toluensulfonamida,
Larutan baku persediaan Timbang saksama masing- 0,46 untuk p-Toluensulfonamida dan 1,0 untuk n-
masing lebih kurang 20 mg o-Toluensulfonamida BPFJ trikosan.] Dengan cana yang sama suntikkan sejumiah
dan p-Toluensulfonamida BPFI, masukkan ke dalam volume (lebih kurang 2,5 p1) Larutan uji dan rekam
labu tentukur 10-ml, larutkan dan encerkan dengan kromatogram. Ukur luas puncak yang pertama (o-
metilen klorida P sampai tanda. toluensulfonamida), kedua (p-toluensulfonamida), ketiga
Larutan baku Pipet berturut-turut 100 p1, 150 41, (n-tnikosana) sebagai a 0, ap dan aN. Hitung perbandingan
200 p1, 250 ttl Larutan baku persediaan masing-masing r0 dan rp dengan numus:
ke dalam labu tentukur 10-ml. Tambahkan masing-
masing 250 p1 Larutan baku internal yang diukur ao (a,'
saksama, encerkan dengan metilen klorida P sampai ro= (- dan r,' -
tanda. Tiap ml masing-masing larutan mi mengandung IV aN
25 p.g n-trikosana P dan 20 j.g, 30 tg, 40 gg dan 50 tg
isomer toiuen-suifonamida. dan dani kurva baku tetapkan kadar masing-masing
Larutan uji Lakukan Krornatografi kolom part isi isomer toluensulfonamida dalam Larutan uji dalam xg
seperti tertera pada Kromatografi <931>, menggunakan per ml. Jumlah toluensulfonamida dalam contoh yang
tabung kromatografi yang dilengkapi dengan cakram diuji tidak lebih dari 0,0025%.
kaca berpori pada bagian dasar, kran plastik pada ujung
kolom, dan penampung pada bagian atas. Tambahkan Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
campuran 12 g Penyangga padat dan larutan 2,0 g
sakanin, yang ditimbang saksama, dalam 12 ml larutan Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
natrium bikarbonat P (1 dalam 11) yang telah disaning. penetapan menggunakan 100 mg zat uji yang dicampur
Tambahkan lebih kurang 200 mg natnium bikarbonat dengan 100 mg megnesium oksida.
untuk mempermudah kelanitan sakarin. Mampatkan isi
tabung dengan mengetukkan kolom pada permukaan Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dani 10 bpj.
yang empuk, dan kemudian dipadatkan dari atas.
Masukkan 100 ml metilen kiorida P daiam penampung Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 200 mg
dan atur katup pengaliran sehingga diperoieh 50 ml eluat dalam 5 ml asam sulfat LP dan pertahankan pada suhu
dalam waktu 20 menit sampai 30 menit. Tambahkan 25 p1 45° - 50° selama 10 menit. Larutan tidak lebih benwarna
Larutan baku internal pada eluat, campur, dan pekatkan dari Larutan padanan A.
eluat dengan alat yang sesuai hingga volume 1,0 ml.
Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi gas Asam benzoat dan salisilat Ke dalam 10 ml larutan
seperti tetera pada Kromatografi <931>. Kromatograf jenuh panas tambahkan tetes demi tetes lanutan besi(III)
gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kiorida LP: tidak terbentuk endapan atau wanna ungu.
-1119-

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> kering, lebur residu hati-hati di atas api lemah sampai
Metode V Memenuhi syarat. tidak lagi membebaskan amoniak. Biarkan residu dingin,
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. larutkan dalam 20 ml air, netralkari dengan asam klorida
3 N, saring. Tambahkan pada filtrat satu tetes besi(III)
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg kiorida LP. terjadi warna violet.
zat, larutkan dalam 40 ml etanol P, tambahkan 40 ml air, D. Campur 20 mg dengan 40 mg resorsinol P,
campur. Tambahkanfenolfialein LP, titrasi dengan natrium tambahkan 10 tetes asam sulfat P, panaskan campuran
hidrokida 0,1 NLV. Lakukantilrasi blangko. dalam tangas cair yang sesuai pada suhu 200° selama
3 menit. Biarkan dingin, tambahkan 10 ml air dan
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N natrium hidroksida I N berlebih: terjadi cairan dengan
setara dengan 18,32 mg C7H5NO3S fluoresensi hijau.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Kebasaan Larutan (1 dalam 10) bereaksi netral atau
alkali terhadap lakmus P, tetapi dengan fenolfialein LP
tidak terjadi wama merah.
SAKARIN NATRIUM
Saccharin Sodium Toluensulfonamida Tidak lebih dari 0,0025%.
Larutan baku internal, Larutan baku persediaan, dan
Larutan ba/cu Buat seperti pada Unit Toluensulfonamida
'/7 dalam sakarin.
Na Larutan uji Lakukan Kromatografi Mom partisi

02~0
•2H20
seperti tertera pada Kromatografi <931>, menggunakan
tabung kromatografi yang dilengkapi cakram kaca
berpori pada bagian dasan, ban plastik pada ujung
Natrium 1,2-benzisotiazolin-3-on 1, 1-dioksida dihidrat kolom dan pencadang pada bagian atas. Tambahkan
[6155 57 3]
- -
campuran 10 g Penyangga padat dan larutan 2,0 g
C7H4NNaO3S.2H20 BM 241,19 sakanin natrium, yang ditimbang saksama, dalam 8,0 ml
Anhidrat [128-44-9] BM 205,16 larutan natrium karbonat P (1 dalam 20). Lanjutkan
Sakarin Natrium mengandung tidak kurang dari 98,0% seperti tertera pada Larutan uji pada uji
dan tidak lebih dari 101,0% mg C 7H4NNaO3S, dihitung Toluensulfonamida dalam Sakanin mulai dengan
terhadap zat anhidrat. "Mampatkan isi tabung ....".

Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti


Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau pada uji Toluensulfonamida dalam Sakarin.
atau agak aromatik; rasa sangat manis walau dalam
larutan encer. Larutan encernya lebih kurang 300 kali Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj;
semanis sukrosa. Bentuk serbuk biasanya mengandung buat larutan uji sebagai benilcut: Larutkan 4 g dalam 46 ml
sepertiga jumlah teoritis air hidrat akibat perekahan. air dan 4 asam klorida 1 N campur, gosok dinding dalarn
wadah dengan pengaduk kaca sampai terjadi
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut penghablunan. Biarkan larutan selama 1 jam, saning
dalam etanol. melalui penyaring kering, buang 10 ml filtrat pertama,
gunakan 25 ml filtrat benikutnya sebagai Larutan uji.
Baku pembanding o-Toluensulfonamida BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum digunalcan, simpan dalam Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
wadah tertutup rapat, p-Toluensulfonamida BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj.
wadah tertutup rapat.
Zat mudah terarangkan < 411> Lanutkan 200 mg
Identifikasi dalam 5 ml asam sulfat LP, pertahankan suhu pada 48 °
A. Lakukan pemijanan: sisa menunjukkan reaksi
sampai 50° selama 10 menit: larutan tidak lebih
Natrium cara A dan B seperti tertera pada Uji IdentfIkasi berwarna dari Larutan padanan A.
Umum <291>.
B. Pada 10 ml larutan (1 dalam 10) tambahkan 1 ml
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 15,0%.
asam klorida P: terbentuk endapan hablur dari sakanin.
Cuci endapan dengan air dingin hingga air cucian bebas
Benzoat dan salisilat Pada 10 ml larutan (1 dalam 20),
kiorida, keringkan pada suhu 1050 selama 2 jam. Suhu
asamkan dengan 5 tetes asam asetat 6 N, tambahkan
lebur antara 226° dan 230°, lakukan penetapan
3 tetes besi(III) kiorida LP; tidak terjadi endapan atau
menggunakan prosedur Metode I seperti tertera pada
warna ungu.
Penetapan Jarak leburatau Suhu lebur <1021>.
C. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 5 ml larutan
natrium hidroksida P (1 dalam 10) uapkan hingga
-1120-

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg tambahkan 1 ml warn kiorida 0,12 N dan encerkan
zat, pindahkan saksama ke dalam corong pisah dengan dengan air hingga 25 ml.
bantuan 10 ml air. Tambahkan 2 ml asam kiorida 3 N,
ekstraksi endapan sakarin, pertama dengan 30 ml Gala invert Lakukan penetapan sebagai berikut:
kemudian 5 kali, tiap kali dengan 20 ml campuran Larutkan 20 g zat dalam air hingga 100 ml dan saning
pelarut kloroform P-etanol P (9:1). Uapkan kumpulan bila perlu. Masukkan 50 ml cairan jernih tersebut ke
ekstrak di atas tangas uap dengan bantuan aliran udara dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 50 ml tern baga (II)
hingga kering. Larutkan residu dengan 40 ml etanol P, tartrat alkali LP, tutup gelas piala dengan kaca anloji dan
tambahkan 40 ml air, campur, tambahkanfenolflalein LP, panaskan campuran dengan kecepatan tertentu sehingga
titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. Lakukan mulai mendidih setelah lebih kurang 4 menit dan
penetapan blangko menggunakan campuran 40 ml didihkan tepat selania 2 menit. Tambahkan segera 100 ml
etanol P dan 40 ml air. air yang baru dididihkan dan didinginkan, dan
kumpulkan segera endapan tembaga(I) oksida ke dalara
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N penyaring kaca masir yang sudah ditara dengan ukuran
setara dengan 20,52 mg C7H4ATNaO 3S pori sedang atau yang sesuai. Cuci sisa pada penyaning
dengan air panas, kemudian dengan 10 ml etanol P dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. terakhir dengan 10 ml eter P dan keringkan pada suhu
105° selama 1 jam; bobot tembaga(I) oksida tidak lebih
dari 112 mg.
SAKAROSA
Saccharose Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapi,
Sukrosa [57-50-1]
C12H22011 BM 342,30 SALBUTAMOL
Sakarosa adalab gula yang diperoleh daii Saceharum Salbutamol
officinarum Linne (Familia Gramineae), Beta vulgaris Albuterol
Linne (Familia Chenopodiaceae) dan sumber-sumber HOH2C
lain. Tidak mengandung bahan tambahan.
HO CHCH2NHC(CH3)3
Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna; massa
hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; No
tidak berbau; rasa manis, stabil di udara. Larutannya
netral terhadap lakmus. c'-[(tert-Butilamino)rnetilJ-4 hidroksi-m-xilena-c4 a
diol [18559-94-9]
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah C13H21NO3 BM 239,31
larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak
larut dalam kioroform dan dalam eter. Salbutamol mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C13 H21 NO3, dihitung terhadap
Rotasi jenis <1081> Tidak kurang dan +65,9°; lakukan zat anhidrat.
penetapan menggunakan larutan 2,6 g dalam 10 ml, zat
sebelumnya dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam. Pemerian Serbuk hablur; putih.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05 %; lakukan Kelarutan Agak sukar larut dalam air; lanit dalam
penetapan menggunakan 5,0 g. etanol; melebur pada suhu lebih kurang 156°.

Kiorida <361> Tidak lebih dari 35 bpj; lakukan Baku pembanding Salbutamol BPFI; tidak boleh
penetapan menggunakan 2,0 g dan tidak lebih keruh dan dikeringkan sebelum digunakan.
0,10 ml asam klorida 0,020 N yang diperlakukan sama.
Identifikasi
Sulfat <361> Tidak lebih dari 60 bpj; lakukan penetapan A. Spektrum serapan inframerah zat yang
menggunakan 5,0 g dan tidak lebih keruh dari 0,30 ml didispersikan dalam kalium brornida P, menunjukkan
asam sulfat 0,020 N yang diperlakukan sama. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sarna
seperti pada Salbutamol BPFI.
Kalsium PadalO ml larutan (1 dalam 10) tambahkan 1 ml B.Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam warn
amonium oksalat LP: larutan tetap jemih selama klorida 0,1 N (1 dalam 12.500) menunjukkan maksimum
minimum 1 menit. dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti Salbutarnol BPFI.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 15 ml air, Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
- 1121 -

Sisa pemijaran <301> Tidak Iebih dari 0,1%. Lakukan penetapan jumlah C 33H21 NO3 yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti
Kemurnian kromatografi tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak metil isobutil keton P-isopropil alkohol P- Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatograjI
etil asetat P-air-amonium hidroksida P (50:45:35:18:3). Lakukan seperti pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Salbutamol Prosedur Suntikkan sejumlah volume lebih kurang
BPFJ, larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,10 mg 100 pl alikuot yang telah disaning melalui penyaning
per ml. nilon 0,45 .Lm ke dalam kromatograf, rekam
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
dalam metanol P hingga kadar 20 mg per ml. persentase C 13112 1 NO3, yang terlarut dengan
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti membandingkan respons puncak alikuot dan Larutan
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara ba/cu. Jika perlu lakukan pengenceran terhadap Larutan
terpisah masing-masing 10 tl Larutan uji dan Larutan ba/cu menggunakan campuran air-metanol P (6:4) hingga
baku pada lempeng kromatografi silika gel P setebal kadar yang sesuai dengan kadar alikuot.
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak kurang dan 80% (Q) salbutamol, C 131121NO3, dan
hingga merambat lebih kurang. tiga per empat tinggi jumlah yang tertera path etiket.
lempeng. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak menguap
dan paparkan uap iodum: setiap bercak selain bercak Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
utama Larutan uji, ukuran dan intensitasnya tidak Iebih
besar dari ukuran dan intensitas Larutan baku (0,5%) Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
dan jumlah cemaran tidak lebih dari 2,0%. Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400 mg Fase gerak Buat campuran metilisobutilketon P-
zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P, titrasi isopropil alkohol P-etil asetat P-air-amonium hidroksida
dengan asam perkiorat 0,1 N L menggunakan indikator P (50:45:35:18:3).
2 tetes kristal violet LP. Lakukan penetapan blangko. Larutan uji Timbang sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 48 mg salbutamol, masukkan ke
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N dalam wadah yang sesuai. Tambahkan 60 ml etanol
setara dengan 23,93 mg C13H21NO3 encer P (1 dalam 2) dan kocok secara mekanik selama
30 menit. Saning campuran, cuci penyaning dengan
Wadah dan penyiinpanan Dalam wadah tertutup baik, sedikit etanol P. gabungkan etanol pencuci dengan
tidak tembus cahaya. filtrat. Uapkan filtrat hingga kering di bawah tekanan
rendah pada suhu di bawah 40°.Lanutkan residu
sesempurna mungkin thlam 2 ml air.
TABLET SALBUTAMOL
Larutan ba/cu Buat larutan Salbutamol Sulfat BPFI
Salbutamol Tablet dalani air dengan kadan lebih kunang 0,5 80 mg per ml
(Larutan ba/cu 1); 0,218 mg per ml (Larutan ba/cu 2) dan
Tablet Salbutamol mengandung Salbutamol Sulfat, 0,073 mg per ml (Larutan baku 3) setara dengan
(C 13H21NO3)2.H2SO4, setara dengan Salbutamol, berturut-turut lebih kurang 0,483 mg; 0,183 mg dan
C131-121NO3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan 0,061 mg salbutamol.
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Prosedur Totolkan secara terpisah 10 j.il, Larutan uji,
Larutan ba/cu 1, 2 dan 3 pada lempeng kromatografi
Baku pembanding Salbutamol Sulfat BPFI; tidak boleh yang dilapisi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
terlindung cahaya. dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan merambat
lebih kurang 17 cm. Angkat lempeng, tandai batas
Identifikasi rambat dan keringkan di udara. Semprot dengan 3-metil-
A. Harga R1bercak utama pada kromatogram Larutan 2-benzotiazolinon hidrazon hidrokiorida LP, kemudian
uji sesuai dengan Larutan baku A yang diperoleh pada semprot dengan amonium kalium besi(III) sianida LP
penetapan Senyawa sejenis. dan terakhir disemprot kembali dengan 3-metil-2-
B. Kocok sejumlah serbuk tablet setara lebih kurang benzotiazolinon hidrazon hidro/clorida LP. Amati
4 mg salbutamol dengan 10 ml air dan saning: filtrat adanya bercak sekunder path garis rambat Larutan uji,
menunjukkan reaksi Sulfat seperti tertera pada Uji bandingkan dengan bercak pada Larutan baku 1,2 dan 3.
IdentIkasi Umum <291>. Bercak sekunder Larutan uji yang paling besar tidak
lebih intensif dan lebih besar daripada bercak utama
Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel Larutan ba/cu 1 (2,0%). Bercak sekunder lain Larutan uji
Media disolusi: 500 ml air tidak lebih intensif dan lebih besar dani bercak utama
Alattipe2: 50 rpm Larutan ba/cu 2 (0,75%). Tidak lebih dani dua bercak
Waktu: 30 menit
-1122-

sekunder dari Larutan uji yang sama ukuran atau Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
intensitasnya dengan bercak utama Larutan ba/cu 3 tenlindung cahaya dan dalam suhu ruang terkendali.
(0,25%). Jumlah intensitas dari semua bercak sekunder
Larutan uji tidak lebih dari 3,5%.
SALBUTAMOL SULFAT
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Albuterol Sulfat
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
KromatograjI <931>. Garam a '-[(rert-butilamino)metilJ-4-hidroksi-m-xilena-
Asam asetat 1% Encerkan 20 ml asam asetat glasial P a,a '-diol sulfat (2:1) [51022-70-9]
dengan air hingga 2000 ml. (C 13H21NO3)2H2SO4 BM 576,70
Fase gerak Larutkan 1,13 g natrium i-heksansulfonat P
dalam 1200 ml air, tambahkan 12 ml asam asetat glasial P Salbutamol Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,5%
dan campus. Buat campuran larutan mi dengan metanol P dan tidak lebih dari 101,0% (C 13H21NO3)2.H2SO4,
(6:4), saring dan awaudarakan, Jika perlu lakukan dihitung terhadap zat anhidrat.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih.
Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 12 mg
Salbutamol Sulfat BPFI, masukkan ke dalam labu Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
tentukur 100-ml, tambahkan 60 ml Asam asetat 1 016, etanol, dalam kloroform, dan dalam eter.
sonikasi selama 5 menit, encerkan dengan metanol P
sampai tanda. Pipet 25 ml larutan ke dalam labu tentukur Baku pembanding Salbutamol Sulfat BPFI; tidak boleh
100-ml, encerkan dengan campuran air-metanol P (6:4) dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
sampai tanda. tertutup rapat, terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A
Larutan uji Masukkan sejumlah tablet setara lebih Salbutamol BPFJ 4-[2-[( 1,1 -Dimetiletil) amino]- 1-
kurang 50 mg salbutamol ke dalam labu tentukur 2000-ml. hidnoksietil]-2-metilfenol sulfat.
Tambahkan 1200 ml Asam asetat 1%, kocok secara
mekanik selama 45 menit, sonikasi selama 10 menit, Identifikasi
dinginkan hingga suhu ruang, encerkan dengan metanol A. Spektrum serapan inframerah zat yang
P sampai tanda. Saring larutan melalui penyaring didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
membran dengan porositas 0,45 gm atau lebih kecil. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada seperti pada Salbutamol Sulfat BPFJ.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 80 sg per ml
dilengkapi dengan detektor 276 rim dan kolom 15 cm x dalam asam klorida 0,1 N, menunjukkan maksimum dan
4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap pada Salbutamol Sulfat BPFI.
Larutan baku dan, rekam kromatogram dan ukur respons C. Kocok sejumlah zat setara dengan 4 mg salbutamol
puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom dengan 10 ml air dan saring, filtrat menunjukkan reaksi
tidak kurang dari 800 lempeng teoritis; faktor ikutan Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji
tidak lebih dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada Ident/Ikasi Um um <281>.
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. D. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Prosedur Suntikkan secara tenpisah sejumlah volume Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu, seperti
sama (lebih kurang 25 sl) Larutan ba/cu dan Larutan uji diperoleh pada Penetapan kadar.
ke dalam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Air <1031> MetodelTidak lebih dari 0,5%.
salbutamol, C 13H21NO3, dalam sejumlah tablet yang
digunakan dengan rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dan 0,1%.

2000 c(2( 23931


576,70 Ars
J_') )
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dan 0,5 % dan total cemaran tidak lebih dan
2,0%. Lakukan Kromatograjl lapis tipis seperti tertena
pada Kromatografi <931>.
239,31 dan 576,70 berturut-turut adalah bobot molekul Fare gerak Buat campuran metil isobutil keton P-
salbutamol dan salbutamol sulfat; 2000 adalah volume isopropil alkohol P-etil asetat P-air-amonium hidroksida P
dalam ml Larutan uji; C adalah kadar Salbutamol Sulfat (50:45:35:18:3).
BPFI dalam mg per ml Larutan ba/cu; ru dan rs berturut- Penampak bercak Uap Jodum P.
turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Salbutamol
ba/cu; 2 adalah jumlah molekul salbutamol yang dilepas Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadan lebih
dari setiap molekul salbutamol sulfat. kurang 0,10mg per ml.
- 1123-

Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
dalam air hingga kadar lebih kurang 20 mg per ml. tidak tembus cahaya.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
10 p1 Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi silika gel P tebal 0,25 mm. Masukkan SALISILAMIDA
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah berisi Salicylamide
dengan Fase gerak, biarkan merambat hingga lebih

(5--
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
tandai batas rambat, biarkan kering dan paparkan
lempeng dalam uap iodum: ukuran dan intensitas bercak
selain bercak utama dari Larutan uji, tidak lebih besar
dan tidak lebih intensif dari Larutan ba/cu.
2-Hidrok.si benzamida [65-45-2]
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C711702 BM 137,14
Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti tertera pada Salisilamida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Kromatografi <931>. tidak lebih dari 102,0% C 711702 , dihitung terhadap zat
Larutan alnonium asetat 0,05±0,01 M Larutkan 3,85 anhidrat.
g amonium asetat P dalam 1000 ml air, campur.
Fase gerak Buat campuran air-amonium asetat Pemerian Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.
0,05±0,01 M dan isopropanol P [(65:30:(5±1)] atur pH
hingga 4,5±0,3 dengan penambahan asam asetat P tetes Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam kloroform,
demi tetes. larut dalam etanol dan dalam propilen glikol; mudah
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah larut dalam eter dan dalam larutan basa.
Salbutamol Sulfat BPFJ dan Senyawa sejenis A
Salbutamol BPFI larutkan dalain air, encerkan secara Baku pembanding Salisilamida BPFI; lakukan
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak pengeningan di atas silika gel P selama 18 jam sebelurn
hingga kadar berturut-turut 0,140 mg per ml dan 0,030 mg digunakan.
per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Salbutamol Identifikasi
Sulfat BPFI larutkan dan encerkan secara kuantitatif A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
d,engan air hingga kadar lebih kurang 0,6 mg per ml. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida F,
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan gelombang yang sama seperti pada Salisilamida BPFI.
dan encerkan dengan air sampai tanda. B. Spektrwn serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 62.500) dalam metanol P. menunjukkan maksimum dan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
dilengkapi dengan detektor UV 276 nm clan kolom pada Salisilamida BPFI; daya serap masing-masing
20 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi Lb. Laju alir lebih dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang
kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap serapan maksimum lebih kurang 302 nm berbeda tidak
Larutan baku rekam kromatogram dan ukur respons lebih dan 3%.
puncak seperti tertera path Prosedur: resolusi, R, antara C. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 5 ml etanol
salbutamol dan senyawa sejenis A salbutamol tidak P. tambahkan beberapa tetes besi(III) kiorida LP: terjadi
kurang dari 1,5; dan simpangan baku relatif pada warna lembayung.
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Jarak lebur <1021> Antara 1390 dan 142°.
sama (lebih kurang 10 111) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
salbutamol sulfat, (C 13H21NO3 .H2SO4 dalam zat yang
)2
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
digunakan dengan rumus:
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan


100 CI rsL cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
KromatograjI <931>.
Fase gerak n-butilasetat P-kloroform P-asam format P
C adalah kadar Salbutamol Sulfat BPFI dalam mg per ml
(6:4:2)
Larutan baku;ru dan rs berturut-turut adalah respons
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg,
puncak dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
larutkan dalam 10,0 ml metanol P.
-1124-

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefadroksil mempunyai potensi setara tidak kurang dan
Salisilamida BPF'I, larutkan dalam metanol P hingga 950 jig dan tidak lebih dari 1050 jig C16H17N305S per mg,
kadar 1,0 mg per ml. dihitung terhadap zat anhidrat.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
larutan baku dalain rnetanol P hingga kadar 0,20 mg: Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih.
0,15 mg; 0,10mg dan 0,05 mg per ml.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Kelarutan Sukar larut dalam air; praktis tidak larut
tertera pada KromatografI <931>. Totolkan secara dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
terpisah masing-masing 10 tl, Larutan uji, Larutan baku
dan Enceran larutan baku pada jarak yang sama, pada Baku pembanding Sefadroksil BPF1 merupakan
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm dan bentuk monohidnat. Tidak boleh dikeringkan sebelum
keringkan bercak dengan udara mengalir. Masukkan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan di
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah tempat dingin.
dijenuhkan dengan Fase gerak hingga merambat tiga per
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas Identifikasi
rambat fase gerak, biarkan Fase gerak menguap, amati A. Spektrum serapan inframerah zat yang
di bawah cahaya ultraviolet 254 nm dan tandai bercak. didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Bercak lain kecuali bercak utama Larutan uji tidak boleh maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
lebih intensif dari bercak utama Enceran larutan baku seperti Sefadroksil BPFI.
dan intensitas total semua bercak lain Larutan uji tidak B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Ident/Ikasi
lebih besar dan 1% dibanding bercak utama Enceran secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Masukkan
larutan baku kadar 0,15 mgper ml. lempeng kromatografi yang dilapisi dengan 0,25 mm
lapisan silika gel bebas pengikat ke dalam bejana
Cemaran senyawa organik mudah menguap kromatografi yang mengandung campuran n-heksan P-
<471>Metode VMemenuhi syarat. tetradekana P (95:5) hingga ke dalaman lebih kurang 1 cm,
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P biarkan pelarut merambat setinggi lempeng. Angkat
lempeng dan biankan pelarut menguap. Path lempeng mi
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg totolkan masing-masing 20 jil larutan dalam air yang
zat, masukkan ke dalam gelas piala 100 ml yang mengandung (1) zat uji 2 mg per ml dan (2) Sefadroksil
dilengkapi pengaduk mekanik dan penutup yang sesuai BPFI 2 mg per ml, biarkan mengering. Masukkan
dengan sebuah lubang untuk ujung buret. Tambahkan 30 ml lempeng ke thiam bejana yang berisi fase gerak campuran
dimetilformamida P yang baru dinetralkan, mengandung asam sitrat 0,1 M—natrium fosfat dibasa 0,1 M—ninhidrin
beberapa tetes biru timol LP. Titrasi dengan natrium P dalam aseton P 1 dalam 15 (60:40:1,5) dan biarkan
metoksida 0,1 N L dalam toluen P sampai warna biru. merambat tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
Lakukan penetapan blangko. lempeng, tandai batas rambatan, dan biarkan kering di
udana. Semprot lempeng dengan ninhidrin P dalam etanol
Tiap ml natrium metoksida 0,1 N dehidrat 1 dalam 500 [Catatan Hindarkan larutan
setara dengan 13,71 mg C7H702 penampak bercak dari cahaya.] Keringkan pada suhu
1100 selama 10 menit, amati kromatograin; harga Rf
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. bercak utama yang diperoleh dari larutan (I) sesuai
dengan bercak utama larutan (2).

SEFADROKSIL Rotasi jenis <1081> Antara +165,00 dan +178,0°; lakukan


Cefadroxil penetapan menggunakan larutan dalam air 10 mg per ml.
H 0
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
0 0
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
dalam suspensi yang mengandung 50 mg per ml.
H,N\ H H
Air <1031> Metode I Antara 4,2% dan 6,0%, kecuali
pada etiket dinyatakan dalam bentuk hemihidrat antana
Asam (6R, 7R)-7 [(R)-2-amino-2-(p-hidroksi fend)
2,4% dan 4,5%.
asetamidoJ-3-metil)-8-okso-5-tia-1-azabisiJdo [4.2. 0]ok-2-
en-2-karboksilat mono-hidrat [66592-87-8]
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
C16H17N305S.H20 BM 381,40
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Hemihidrat [119922-85-9] BM 372,39
Knomatografi <931>.
Anhidrat [50370-12-2] BM 363,40
Pelarut Buat campuran etanol P-air-asam kionida 2,4 N
(75:22:3).
- 1125 -

Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefadroksil
larutkan dalam Pc/aria hingga kadar 25 mg per ml. BPFI, larutkan dalam Dapar pH 5,0 hingga kadar lebih
Larutan baku 1 Encerkan 1,0 ml Larutan uji dengan kurang 1,06 mg per ml. Larutan mi mengandung setara
Pelarut hingga 100 ml, campur. dengan sefadroksil lebih kurang 1000 j.ig per ml.
Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah asam Gunakan larutan mi pada hari pembuatan.
7-amino desasetoksi sefalosporanat dan D-a4-hidroksi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 212 mg
fenilglisin, larutkan dalam Pelarut hingga kadar masing- zat, masukkan dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
masing 0,25 mg per ml. dengan Dapar pH 5,0 sampai tanda, kocok secara
Larutan baku 3 Timbang saksama D-a-4- mekanik selama 5 menit hingga larut. Gunakan larutan
hidroksifenilglisin, larutkan dengan Fe/aria hingga mi pada hari pembuatan.
kadar 0,25 mg per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan resolusi Campur 1,0 ml Larutan uji dan Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
1,0 ml Larutan baku 2. dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 25 cm x
Fase gerak Campuran etil asetat P-etanol P-air-asam 4 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kunang 1,5 ml
format (14:5:5:1) per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu,
Penampak bercak Buat larutan 3 g ninhidrin P dalam rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
100 ml larutan natrium metabisulfit 4,55%. tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k' antara 2,0 dan
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 3,5; efisiensi kolom ditentukan dari puncak analit tidak
2 p1 Larutan uji, Larutan baku 1, Larutan baku 2, kunang dari 1800 lempeng teoritis, faktor ikutan puncak
Larutan baku 3 dan 4 il Larutan resolusi pada lempeng analit tidak lebih dari 2,2 dan simpangan baku relatif
kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak sama (lebih kurang 10 ltl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
dan biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam .tg
biarkan lempeng kering. Semprot lempeng dengan sefadroksil, C 161-117N305S, dalam tiap mg, zat yang
larutan Penampak bercak. Biarkan lempeng kering dan digunakan, dengan rumus:
amati kromatogram di bawah lampu UV gelombang
pendek: adanya bercak sekunder yang diperoleh dan (CE)( ru )
kromatogram Larutan uji asam 7-amino 900
desasetoksisefalosporanat atau D-a-4-hidroksifenil
glisin, intensitasnya tidak lebih dan bercak yang
diperoleh dari Larutan baku 2 (1,0%); adanya bercak C adalah kadan Sefadroksil BPFI dalam mg per ml
lain selain dari bercak utama dan adanya bercak Larutan ba/cu; E adalah kesetanaan sefadroksil dalam ig
menunjukkan asam 7-amino desasetoksi sefalosporanat per mg Sefadroksil BPFI; W adalah bobót sefadroksil
atau D-a-4-hidroksifenilglisin, intensitasnya tidak lebih yang digunakan dalam mg; ru dan rs berturut-turut
dari pada bercak utama dari kromatogram yang adalah respons puncak sefadroksil dalam Larutan uji dan
diperoleh dari Larutan ba/cu 1 (1,0%). Dalam uji valid Larutan baku.
kromatogram yang diperoleh dari Larutan Resolusi
menunjukkan tiga bercak yang terpisah jelas. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

Dimetilanilin < 362> Memenuhi syarat.


KAPSUL SEFADROKSIL
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Cefadroxil Capsule
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kapsul Sefadroksil mengandung sefadroksil,
Dapar pH 5, 0. Larutkan 13,6 g kalium fosfat C161117N305S, tidak kurang dan 90,0% dan tidak lebih
monobasa dalam air hingga 2000 ml. Atur pH hingga 5,0 dari 120,0% daH jumlah yang tertera pada etiket.
dengan penambahan kalium hidroksida 10 N dan
campur. Baku pembanding Sefadroki1 BPFI; merupakan
Fase gerak Buat campuran Dapar pH 5,0-asetonitril bentuk monohidnat. Tidak boleh dikeringkan sebelum
P (960:40) dan saring melalui penyaning dengan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
porositas 0,5 pm atau lebih halus jika perlu lakukan terlindung cahaya dan di tempat dingin.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada KromatograJI <931>. [Catatan Penambahan kadar Identifikasi Campur isi dari satu kapsul dengan air
asetonitril Ppada Fase gerak menurunkan waktu retensi hingga kadar sefadroksil lebih kurang 2 mg per ml dan
sefadroksil dan pengurangan kadar asetonitril P pada saning; filtrat menunjukkan reaksi Identflkasi cara B
Fase gerak meningkatkan waktu retensi sefadroksil.] seperti tertera pada Sefadrok.sil.
- 1126-

Disolusi <1231> TABLET SEFADROKSIL


Media disolusi 900 ml air. Cefadroxil Tablet
Alattipel: 100 rpm.
Waktu : 30 menit. Tablet Sefadroksil mengandung sefadroksil,
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16H17N305S C16171 17N305S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
yang teriarut dengan mengukur serapan alikuot, jika dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
perlu encerkan dengan air, dan serapan larutan baku
Sefadro/csil BPFI yang diketahui kadarnya dalam media Baku pembanding Sefadroksil BPFI; tidak boleh
yang sama, pada panjang gelombang serapan maksimum dikeningkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk
lebih kurang 263 nm. monohidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Toleransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak tenlindung cahaya dan di tempat dingin.
kurang dan 80% (Q) sefadroksil, C 16H17N305S, dan
Identifikasi Larutkan sejumlah serbuk tablet yang
jumlah yang tertera pada etiket.
setara dengan lebih kurang 250 mg sefadroksil, dengan
air hingga kadar sefadroksil lebih kurang 2 mg per ml,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. saring. Filtrat menunjukkan reaksi IdentfIkasi cara B
dalam Sefadrok.sil.
Air <1031> Metode 1 Tidak iebih dari 7,0%.
Disolusi <1231>
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Media disolusi : 900 ml air.
KromatograJI cair kinerja tinggi seperti tertera pada Alattipe2: 50 rpm.
Kromatografi <931>. Wa/au . 30 menit.
Dapar pH 5,0, Fase gerak, Larutan baku dan Sistem Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 161117N305S,
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
kadar dalam Sefadroksil. perlu diencerkan dengan Media disolusi, dan serapan
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dan lanutan baku Sefadroksil BPFI pada media yang sama
10 kapsul, ke luarkan isi semua kapsul, dan campur, pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama. kurang 263 urn.
Hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama Toleransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak
sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang 200 mg kurang dan 75% (Q) sefadroksii, C 161-117N305S, dan
sefadroksil, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, jurnlah yang tertera pada etiket.
larutkan dan encerkan dengan Dapar pH 5,0 sampai
tanda dan kocok secara mekanik selama 5 menit. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syanat.
Gunakan larutan pada hari pembuatan.
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti tertera Air <1031> Metode I Tidaklebih dari 8,0%.
pada Penetapan kadardalam Sefadroksil. Hitung jumlah
dalam mg sefadroksil, C 16H17N305S, dalam serbuk Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kapsul yang digunakan, dengan rumus: kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar pH 5, 0, Fase gerak, Larutan baku dan Sistem
0,2CE kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
ru )
,
kadar dalam Sefadroksil.
Larutan uji Timbang dan senbukkan tidak kurang dan
C adalah kadar Sefadroksil BPFI dalam mg per ml 10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Larutan baku; E adalah kesetaraan sefadroksii dalam ig setana dengan lebih kurang 200 mg sefadroksil,
per mg Sefadroksil BPFI; ru dan rs berturut-turut adaiah masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, Iarutkan dan
respons puncak sefadroksil dalam Larutan uji dan encerkan dengan Larutan dapar pH 5,0 sampai tanda
Larutan baku. dan aduk secara mekanik selama 5 menit. Gunakan
larutan mi pada hari pembuatannya.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
pada Penetapan kadardalam Sefadroksil. Hitung jumlah
Penandaan Bila kapsul menggunakan bentuk dalam mg, C 16H17 N3 05S, dalam serbuk tablet yang
hemihidrat, hams dicantumkan pada etiket. digunakan dengan rumus:

0,2CE ( ru

C adalah kadar Sefadroksil BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; E adalah kesetaraan sefadroksil dalam g
- 1127-

per mg Sefadroksil BPFI; ru dan r5 berturut-turut adalah dalam mg sefadroksil, C 16H17N305S, per ml suspensi
respons puncak sefadroksii dalam Larutan uji dan oral yang digunakan dengan rumus:
Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 0 2512'1


V) r
11

SEFADROKSIL UNTUK SUSPENSI ORAL C adalah kadar Sefadroksil BPFJ dalam mg per ml
Cefadroxil Capsule for Suspension Oral Larutan ba/cu; E adalah kesetaraan sefadroksil dalam tg
per mg Sefadroksil BPFI; V adalah volume Sefadroksil
Sefadroksil untuk Suspensi Oral adalah campuran untuk Suspensi Oral yang digunakan dalam ml;ru dan rs
kering sefadroksil dengan satu atau lebih dapar, berturut-turut adalah respons puncak sefadroksil dalam
pewarna, pengencer dan perisa yang sesuai. Larutan uji dan Larutan bakzi.
Mengandung sefadroksil, C 16H17N305S, tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
tertera pada etiket.

Baku pembanding Sefadroksil BPFI; merupakan SEFAKLOR


bentuk monohidrat. Tidak boleh dikeringkan sebelum Cefaclor
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, HO 0
terlindung cahaya dan di tempat dingin.

Identifikasi Konstitusikan satu wadah Sefadrok.sil untuk 00 ~


) :N -- CH3 • CH2
Suspensi Oral seperti tertera pada etiket. Campur
sejumlah suspensi dengan air hingga kadar sefadroksil H2N H H H
lebih kurang 2 mg per ml dan saring; filtrat
menunjukkan reaksi Identflkasi cam B seperti tertera Asam 3-ldoro-7D-(2-fenilglisinamido) -3-sefem -4 asam
pada Sefadrokil.
karbosilat monohidrat.[70356-03-5]
C15H14C1N304S.H20 BM 385,82
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Untuk kemasan padat dalam wadah dosis tunggal. Anhidrat [53994-73-3] BM 367,81

Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. Sefaklor mempunyai potensi tidak kurang dari 950 .tg
dan tidak lebih dan 1020 xg C151114C1N304S per mg,
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0 dalam suspensi yang dihitung sebagai zat anhidnat.
dikonstitusikan sesuai etiket.
Pemerian Serbuk hablur; putih hingga hampir putih.
Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 2,0%, kecuali
etiket menyatakan mengandung sefadroksil 100 mg per Kelarutan Sukar larut daiam air; praktis tidak larut
ml setelah konstitusi, batas tidak iebih dari 3,0%. dalam metanol, dalam kloroform dan dalam benzen.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Sefakior BPFI; tidak boleh
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dikeringkan. Untuk penetapan kuantitatif lakukan
Kromatografi <931>. penetapan kadar air dalam persentase (W) secara
Dapar pH 5, 0, Fase gerak, Larutan baku dan Sistem titnimetni pada saat akan digunakan. Jika dalam
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan perhitungan ruxnus memerlukan faktor koreksi gunakan
kadar dalam Sefadroksil. P = 1000-10 W. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Larutan uji Konstitusikan isi wadah Sefadroksil untuk terlindung cahaya dan dalam lemari pendingin. Isomer
Suspensi Oral seperti tertera pada etiket. Ukur saksama 3 Delta Sefaklor BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
-

sejumlah volume suspensi oral setara dengan lebih digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
kurang 250 mg sefadroksil, masukkan ke dalam labu dalam lemari pembeku.
tentukur 250-ml, encerkan dengan Dapar pH 5,0 sampai
tanda dan kocok secara mekanik selama 5 menit. Saring Identifikasi
lebih kurang 25 ml larutan mi meialui penyaning dengan A. Spektrum serapan inframerah zat yang
porositas 0,8 ILm atau lebih haius, dan gunakan flitrat didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
jemih sebagai Larutan uji. Gunakan larutan pada han maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
pembuatan. seperti pada Sefaklor BPFI.
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti tertera B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
pada Penetapan kadardaiam Sefadroksil. Hitung juinlah dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan
kadar.
- 1128 -

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian


Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. sistem, rekam kromagram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi puncak
PH <1071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan sefakior antara 23 dan 29 menit; resolusi, R, antara
menggunakan suspensi dalam air dengan kadar 25 mg sefakior, dan isomer 3-delta sefaklor tidak kurang dan
per ml. 2,0; dan faktor ikutan dari puncak sefaklor tidak lebih
dari 1,2. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Air <1031> Metode IAntara 3,0% dan 6,5%. blangko seperti tertera pada Prosedur Tetapkan puncak
lain seiain puncak utama daiam kromatogram Larutan
Senyawa sejenis Lakukan Kromatogrq/I cair kinerja baku dan abaikan semua puncak yang sesuai pada
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. kromatogram Larutan uji. [Catalan Pastikan hap
Pelarut Larutkan 2.4 g natrium fosfat monobasa P puncak lain selain puncak utama yang diamati bukan
dalam 1000 mL air, atur pH hingga 2,5 dengan merupakan bawaan dari penyuntikkan sebelumnya.]
penambahan asamfosfat P. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan blangko Gunakan pelarut. sama (lebih kurang 20 xl) Larutan baku dan Larutan uji
Larutan A Lanitkan 6,9 g natrium fosfat monobasa P ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dalam 1000 mL air, atur pH hingga 4,0 dengan semua respons puncak. Hitung persentase masing-
penambahan asamfosfat P masing senyawa sejenis sefaklor dengan rumus:
Larutan B Siapkan campuran Larutan A dan
asetonitril P (550:450), awaudarakan tidak iebih dari 2
menit. (CP1
Fase gerak Gunakan campuran Larutan A dan B w rs
seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu
iakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti C adalah kadar Sefakior BPFI dalam mg per ml Larutan
tertera pada Kromatografi <931>, [Catalan Kurangi baku; P adalah potensi Sefakior BPFI daiam tg per mg;
jumlah asetonitril untuk meningkatkan wa/au retensi W adalah berat sefakior, dalam mg, yang digunakan
sefakior dan meningkatkan resolusi antara isomer 3- untuk membuat Larutan uji; r, adalah respons puncak
delta dan sefaklor.] masing-masing senyawa sejenis dalam Larutan uji dan r5
Larutan baku Timbang saksama sejumiah Sefakior adalah respons puncak Sefakior dalam Larutan baku.
BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga diperoieh larutan Tetapkan nilai rata-rata dari masing-masing senyawa
dengan kadar 0,05 mg per ml. Jika perlu sonikasi untuk sejenis sefaklor. Masing-masing senyawa sejenis
melarutkan dan hindari pemanasan. [Catalan Gunakan sefakior tidak iebih clan 0,5% dan total senyawa sejenis
larutan pada haripembuatan.] sefaklor tidak lebih dari 2,0%. Penetapan dapat diterima
Larutan kesesuaian s/stem Larutkan sejumlah jika perbedaan absolut antana 2 penetapan ulang total
Sefakior BPFI, Isomer Delta-3 Sefakior BPFI dalam senyawa sejenis sefaklor tidak lebih dan 0,2%, atau
Larutan baku hingga diperoieh larutan dengan kadar perbedaan rata-rata kedua hasil penetapan tidak lebih
0,05 mg per ml. dan 10%.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
zat, masukkan masing-masing ke dalam labu tentukur Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
10-ml, encerkan dengan pelarut sampai tanda. Jika perlu Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
sonikasi untuk melanitkan dan hindari pemanasan. Kromatografi <931>.
[Catalan Gunakan Larutan uji dalam waktu 2 jam jika Fare gerak Lanutkan 1 g Nat/urn 1-pentanasulfonat P
disimpan pada suhu ruang atau 20 jam jika disimpan dalam campuran 780 ml air dan 10 ml trietilamin P. Atun
dalam lemari pendingin.] pH hingga 2,5±0,1 dengan penambahan asam fosfat P
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada tambahkan 220 ml metanol P, campur. Jika periu
Kromatografi <931> Kromatograf cair kinerja tinggi lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x tertera pada Kromatografi <931>.
4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 15 mg
1 ml per menit. Lakukan kromatografi yang diatur Sefaklor BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
sebagai berikut: encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Jika perlu
lakukan sonikasi untuk mendapatkan larutan yang
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi sempurna, hindani pemanasan. [Catalan Gunakan larutan
(menit) (%) (%) ba/cu mi dalarn waktu 8 jam jika disimpan pada suhu
0 95 5 kesetimbangan
0-30 95—*75 5—*25 gradien linier ruang, atau 20 jam jika disimpan dalam lemari
3045 75-40 25—*100 gradien linier pendingin.]
0 100 isokratik Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 15 mg zat,
55-60 0-495 100—*5 komposisi semula masukkan ke daiam labu tentukur 50-ml, encerkan
60-70 95 5 kesetimbangan ulang dengan fase gerak sampai tanda. Jika perlu sonikasi
hingga larut sempurna, hindani pemanasan. [Catalan
-1129-

Gunakan larutan uji mi dalam waktu 8 jam jika sefakior per ml, dan saring, filtrat menunjukkan reaksi
disimpan pada suhu ruang, atau 20 jam jika disimpan Ident?/Ikasi cara B seperti tertera pada Sefakior.
dalam lemari pendingin.]
Larutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak yang Disolusi <1231>
mengandung lebih kurang 0,3 mg sefakior dan 0,3 mg Media disolusi: 900 ml air.
Isomer 3-Delta Sefakior BPFI per ml. Alat ripe 2: 50 rpm.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Waktu: 30 menit.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 15H14C1N304S
dilengkapi dengan detektor 265 urn dan kolom 25 cm x yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
4,6 mm. Berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel perlu diencerkan dengan air, dan serapan larutan baku
5 gm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan Sefakior BPFI dalam medium yang sama, pada panjang
kromatografi terhadap Larutan resolusi dan rekam gelombang serapan maksimum lebih kurang 264 run.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
pada Prosedur: waktu retensi relatif sefakior dan 3-delta kurang dan 80% (Q) sefaklor, C 1511 14C1N3 0 4S,
sefakior isomer 0,8 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
sefakior dan isomer 3-delta tidak kurang dari 2,5; faktor Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif
penyuntikan berulang tidak lebih dari 2,0%. Air <1031> Metodeltidak lebih dari 8,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 jil) Larutan baku dan Larutan uji Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
ke dalam kromatograf, rekarn kromatogram dan ukur Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
respons puncak utama. Hitung potensi, dalam jig per mg, Kromatografi <931>.
sefakior, (C 15H 14C1N304S) tiap mg zat dengan rumus: Pelarut, Larutan blangko, Larutan A, Larutan B,
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
,iP Senyawa sejenis dalarn Sefakior.
( w. Ars) Larutan uji Timbang saksarna tidak kurang dari 20
kapsul, ke luarkan isi semua kapsul, dan campur,
bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama.
Ws dan Wu adalah bobot dalam mg, Sefakior BPFI dan Hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksarna
sefaklor yang digunakan untuk pembuatan Larutan baku
sejurnlah serbuk kapsul setara dengan lebih kurang 50 mg
dan Larutan uji; P adalah potensi Sefakior BPFI dalam
sefakior, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml.
jig per mg dan ; r j dan r5 berturut-turut adalah respons Larutkan dalam Pelarut hingga larut sempurna jika perlu
puncak sefaklor dalam Larutan uji dan Larutan baku, sonikasi. Hindari pemanasan. Encerkan dengan Pelarut
sampai tanda dan saring. Gunakan Larutan uji dalam
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah waktu 3jarn jika disimpan dalam suhu ruang dan 20 jam
tertutup rapat. jika disimpan dalam iemari pendingin.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 jil) Larutan baku dan Larutan uji
KAPSUL SEFAKLOR ke dalam kromatograf, rekarn kromatogram dan ukur
Cefaclor Capsule respons semua puncak. Hitung dalam mg masing-masing
senyawa sejenis dalam serbuk kapsul yang digunakan
Kapsul Sefaklor mengandung setara tidak kurang dan dengan numus:
90,0% dan tidak lebih dari 120,0% C 15H14C1N304S
seperti tertera pada etiket.
0,01 r,
Baku Pembanding Sefakior BPFI tidak boleh r
dikeringkan. Untuk penetapan kuantitatif lakukan
penetapan kadar air dalam persentase (W) secara C adaiah kadar Sefaklor BPFI dalam mg per ml Larutan
titrimetri pada saat akan digunakan. Jika dalam baku;P adalah potensi Sefakior BPFI dalam jig per mg; r,
perhitungan rumus memerlukan faktor koreksi gunakan adalah respons puncak suatu masing-masing senyawa
P=1000-0 W. Simpan dalam wadah tertutup rapat, sejenis dalam Larutan uji dan rs adalah respons puncak
terlindung cahaya dan dalam lemani pendingin. Isomer sefakior dalam Larutan ba/cu. Masing-masing senyawa
3-Delta Sefaklor BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum sejenis sefakior tidak lebih dani 0,5%, dan total senyawa
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan sejenis sefaklor tidak lebih dani 2,0% tidak termasuk
dalam lemari pembeku. puncak tambahan yang memberikan hasil kurang dari 0,1%.
Identifikasi Campur dan encerkan isi dati 1 kapsul
dengan air hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,3 mg
-1130-

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pH <1071> Antara 2,5 dan 5,0; menggunakan suspensi
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada yang dikonstitusi seperti tertera pada etiket.
Kromatografi <931>.
Fare gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Air <1031> Metode I Tidak iebih dari 2,0%.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Sefaklor. Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis
Larutan uji Timbang saksama isi tidak kurang dan sefakior tidak lebih dari 1,0% dan jumiah semua
20 kapsul, dan timbang seksama. serbuk kapsul setara senyawa sejenis sefakior tidak iebih dari 3,0%. Lakukan
dengan iebih kurang 75 mg sefakior masukkan ke dalam penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Fase gerak seperti tertera pada Kromatografi <931>.
sampai tanda; Jika periu lakukan sonikasi untuk Pelarut, Larutan blangko, Larutan A, Larutan B,
melarutkan. Saring untuk mendapatkan Larutan uji yang Fare gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem,
jernih. dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Sefakior. Senyawa sejenis dalam Sefakior.
Hitung jumlah dalam mg sefaklor, C 15H14C1N304S, Larutan uji Konstitusikan sefakior untuk suspensi
daiam serbuk kapsul yang di gunakan dengan rumus: oral seperti tertera pada etiket. Pindahkan dengan
saksama sejumlah suspensi oral yang sudah dikocok dan
bebas dari gelembung udara yang setara dengan 50 mg
5W sefaklor ke dalam labu tentukur 10-ml. Larutkan dalam
1000) i'
Pelarut, jika penlu lakukan sonikasi sampai larut.
Ws adalah bobot dalam mg, Sefakior BPFJ yang Hindani pemanasan. Encerkan dengan Pelarut sampai
digunakan untuk pembuatan Larutan baku, P adaiah tanda, dan saring. Gunakan Larutan uji dalam waktu 3
potensi Sefaklor BPFI dalam jig per mg; ru clan rs jam bila disimpan pada suhu ruang, atau dalam waktu 20
jam bila disimpan pada lemani pendingin.
bertunit-turut adalah respons puncak sefakior dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan uji dan Larutan baku.
sama (lebih kurang 20 jil) Larutan baku dan Larutan uji
ke daiam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
respons puncak.
Hitung jumiah dalam mg masing-masing senyawa
sejenis dalam sefaklor, untuk suspensi oral yang
SEFAKLOR UNTUK SUSPENSI ORAL digunakan dengan rumus:
Cefaclor for Oral Suspension

Sefakior untuk Suspensi Oral merupakan campuran o,oicP('--


kering dari Sefakior dengan satu atau lebih dapar yang r
sesuai, pewarna, bahan tambahan, larutan pengencer dan
perisa. Mengandung Sefaklor, C 151114C1N304S, tidak C adalah kadar Sefakior BPFJ dalam mg per ml Larutan
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dan ba/cu; P adalah potensi dalam jig per mg Sefakior BPFI;
jumlah yang tertera pada etiket. r, adalah respons puncak senyawa sejenis yang
ditentukan dalam Larutan uji; dan rs adalah respons
Baku pembanding Sefakior BPFI, tidak boleh puncak sefaklor dalam Larutan ba/cu. Abaikan puncak
dikeringkan. Untuk penetapan kuantitatif lakukan yang kurang dari 0,1%.
penetapan kadar air dalam persentase (W) secara
titrimetri pada saat akan digunakan. Penetapan kadar Lakükan penetapan dengan cara
Jika dalam perhitungan rumus memerlukan faktor Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
koreksi gunakan P=1000-10W. Simpan dalam wadah Kromatografi <931>.
tertutup rapat, terlindung cahaya dan dalam lemari Fare gerak, Larutan baku, Larutan resolusi, dan
pendingin. Isomer 3-Delta Sefakior BPFI, tidak boleh Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah Penetapan kadar dalam Sefaklor.
tertutup rapat dan dalam lemari pembeku. Larutan uji Konstitusikan sefaklor untuk suspensi
oral seperti tertera pada etiket. Pipet sejumlah suspensi
Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada yang baru dikonstitusikan segar dan bebas dan
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku gelembung udara, encerkan secara kuantitatif dengan
seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar. Fare gerak hingga kadan lebih kurang 0,3 mg per ml.
Jika perlu sonikasi agar sefakior larut dan saring.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Untuk Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kemasan padat dalam wadah dosis tunggal. kadar dalam Sefakior. Hitung jumiah dalam mg sefakior,
C15H14C1N304S, dalam sefakior untuk suspensi oral yang
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
digunakan dengan rumus:
- 1131 -

C. Lakukan penetapan seperti tertera path


Identflkasi secara Krornatografi Lapis Tipis <281>.
50)10O0 A. r Totolkan secara terpisah masing-masing 5 p1 larutan
dalam air dengan penambahan warn klorida 0,1 N yang
Vu adalah volume akhir dalam ml Larutan uji, dan mengandung (1) zat uji kadar 25 mg per ml dan (2)
ketentuan lain seperti tertera pada Sefakior; Ws adalah Sefaleksin BPFI kadar 25 mg per ml pada lempeng
bobot dalam mg sefakior yang digunakan dalam Larutan kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
uji; P adalah potensi Sefakior BPFI dalam tg per mg; ru lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dan rs berturut-turut adalah respons puncak sefaklor dijenuhkan dengan Fase gerak etil asetat P-air-
dalam Larutan uji dan Larutan baku. asetonitril P-asam asetat glasial P (42:18:14:14) dan
dilapisi kertas saning dan biarkan Fase gerak merambat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan
fase gerak menguap. Amati di bawah cahaya ultraviolet
254 nm, harga R1 bercak utama yang diperoleh dan
SEFALEKSIN lanitan (1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2).
Cephalexin
Sifat hablur <1091> Memenuhi syanat.
COOH

pH <1071> Antara 3,0 clan 5,5; lakukan penetapan


menggunakan suspensi dalam air yang mengandung
HO
50 mg per ml.

Rotasi jenis <1081> antana +149 0 dan +1580, dihitung


Asam(6R, 7R)-7-[(R)-2-arnino-2-fenilasetamidoJ-3- terhadap zat anhidnat; lakukan penetapan menggunakan
metil-8-okso-5-tia-1-azabisiklo[4,2, 0]01,1-2-ena-2- larutan yang mengandung 50 mg per 10 mg dalam dapar
karboksilat monohidrat [23325-78-2] ftalat netral pH 4,4.
C16H17N304S.H20 BM 365,41
Anhidrat [15686-71-2] BM 347,40 Air <1031> Metode IAntara 4,0% dan 8,0%.
Sefaleksin mempunyai potensi tidak kurang dari 950 ig Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% masing-masing
dan tidak lebih dari 1030 ig per mg, C 16H17N304S senyawa sejenis sefaleksin dan tidak lebih dari 5,0%
dihitung terhadap zat anhidrat. jumlah seluruh senyawa sejenis yang ditemukan.
Lakukan penetapan dengan cara Krornatografi cair
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih. kinerja tinggi seperti tertera pada Krornatografi <931>.
Larulan A Timbang sejumlah 1 g natriurn
Kelarutan Sukar larut dalam air; praktis tidak larut 1-pentanasulfonat P, Iarutkan dalam campuran air-
dalam etanol, dalam kioroform dan dalam eter. trietanolarnina P (1000:15), atur pH hingga 2,5±0,1
dengan asarn fosfat P. Jika perlu lakukan penyesuaian
Baku pembanding Sefaleksin BPFI; tidak boleh menunut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
dikeringkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk Krornatografi <931>.
monohidrat Sefaleksin. Simpan dalam wadah tertutup Larutan B Timbang sejumlah 1 g natrium 1-
rapat. Pada saat akan digunakan tetapkan kadar air pentanasulfonat P, larutkan dalam canipuran air-
secara titnimetri untuk analisis kuantitatif. trietanolarnina P (300:15), atun pH hingga 2,5±0,1
dengan warn fosfat P. Tambahkan 350 ml asetonifril P
Identifikasi dan 350 ml etanol P. Jika perlu lakukan penyesuaian
A. Spektrum serapan inframerah zat yang menurut Kesesuaian sistern seperti tertera pada
didispersikan dalam kaliurn brornida P, menunjukkan Kromatografi <931>.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Pelarut Timbang sejumlah 18 g kaliurn fosfat
seperti pada Sefaleksin BPFI; monobasa P, larutkan dalam 1000 ml air.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Larutan baku Timbang sejumlah Sefaleksin BPFI,
50.000) menunjukkan maksimum dan minimum path lanutkan dalam pelarut secara kuantitatif hingga kadan
panjang gelombang yang sama seperti pada larutan lebih kurang 0,08 dan 0,16 mg per ml.
Sefaleksin BPFI; daya serap masing-masing dihitung Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg,
terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang serapan masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, tambahkan
maksimum lebih kurang 262 mn tidak kurang dan Pelarut sampai tanda.
95,0% dan tidak lebih dari 104,0% dihitung terhadap Sistern krornatografi lakukan seperti tertera pada
Sefaleksin BPFI, potensi Baku pembanding telah Krornatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
diperhitungkan. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi Li keasaman rendah dan
-1132-

Fase gerak campuran Larutan A dan B yang diprogram Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
sebagai berikut: sistem disetimbangkan dengan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
menggunakan Larutan A 100%, suntikan secara terpisah dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
Larutan baku dan Larutan uji, dan pertahankan sistem 4,6 mm berisi bahan pengisi Li keasaman rendah. Laju
pada Larutan A 100% selama 60 detik. Larutan B alir iebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
dinaikkan secara proporsional mengikuti garis lurus kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
mulai dan 0% hingga 100% lebih 2000 detik, dan kromatogram dan ukur respons puncak sepenti tertera
pertahankan selama 60 detik. Laju alir iebih kurang pada Prosedur, resolusi, R, antara puncak baku internal
1 ml per menit. dan puncak analit tidak kurang dari 5, simpangan baku
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing relatifpada penyuntikan ulang tidak iebih dari 2,0%.
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ti) Larutan Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf rekam sejumlah volume sama (lebih kurang 20 RI) Larutan
kromatogram dan ukur respons puncak utama Larutan ba/cu dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
baku,respons puncak utama dan puncak lainnya dan kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu
Larutan uji. Gambarkan respons puncak yang retensi relatif 1 -hidroksibenzotriazol dan sefaieksin
menyatakan hubungan antara harga pembacaan masing- masing-masing adalah lebih kurang 0,35 dan 1,0.
masing puncak Larutan baku terhadap kadarnya dalam Hitung jumlah dalam tg sefaleksin, C 1 61117N304S, per
mg per ml yang dihitung terhadap zat anhidrat dan buat mg dengan rumus:
garis lurus melalui 2 titik dan titik 0. Dari garis lurus
yang didapat dan dari respons puncak Larutan uji,
diperoieh kadar senyawa sejenis sefaleksin (I) dalam mg (M) R
per ml yang diperoieh dari tiap puncak. Hitung
persentase senyawa sejenis sefaleksin masing-masing
puncak dengan rumus: C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; P adalah kadar sefaleksin yang tertera
pada etiket Sefalek,sin BPFI dalam .tg per mg; M adalah
5od'i mg sefaleksin yang digunakan untuk membuat Larutan
uji; Rudan R5 berturut-turut adalah perbandingan respons
puncak sefaleksin terhadap puncak 1 -hidroksibenzo
W adalah jumlah sefaieksin dalam mg yang digunakan
triazol Larutan uji dan Larutan ba/cu.
untuk membuat Larutan uji, dihitung sebagai zat
anhidrat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Dimetilalanin <362> Memenuhi syarat

Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan KAPSUL SEFALEKSIN


cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera Cephalexin Capsule
pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat sejumlah 1015 ml campuran air- Kapsul Sefaieksin mengandung Sefaleksin,
asetonitril P-metanol P-trietanolamin P C 16H17N304S, setara dengan tidak kurang dari 90,0%
(850:100:50:15). Larutkan 1,0 g natrium 1-pentana dan tidak iebih dari 120,0% dan jumlab yang tertera
sulfonat P dalam campuran mi, atur pH hingga 3,0±0,1 pada etiket.
dengan asam fosfat P dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti Baku pembanding Sefaleksin BPFI; tidak boleh
tertera pada KromatograjI <931>. dikeringkan sebeium digunakan. Merupakan bentuk
Larutan baku internal Timbang 300 mg 1-hidroksi monohidrat Sefaleksin. Simpan dalam wadah tertutup
benzotriazol, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, rapat. Pada saat akan digunakan tetapkan kadar air
larutkan dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan Fase secara titrimetri untuk analisis kuantitatif.
gerak sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefaleksin Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
BPFI, larutkan dalam air hingga kadar iebih kurang Ident/ikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
1 mg per ml. Masukkan 10,0 ml larutan persedian mi ke Masukkan lempeng kromatografi silika gel tanpa bahan
dalam labu bersumbat kaca dan 15,0 ml Larutan baku pengingkat setebal 0,25 mm ke dalam bejana
internal. kromatografi yang berisi campuran n-he ksan P-
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 100 mg tetradekana P (95:5) setinggi lebih kurang 1 cm,
zat masukkan dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan biarkan pelanut merambat sepanjang lempeng, angkat
encerkan dengan air sampai tanda. Campurkan 10,0 ml lempeng, dan biarkan pelarut menguap. Totolkan
larutan mi dengan 15,0 ml Larutan baku internal dalam masing-masing 10 pA larutan dalam air yang
labu bersumbat kaca 50 ml. mengandung (1) campur isi 1 kapsul daiam air hingga
kadar setara dengan iebih kurang 3 mg sefaleksin per ml
- 1133 -

dan saring dan (2) Sefaleksin BPFJ 3 mg per ml pada 1-hidroksibenzotriazol pada Larutan uji dan Larutan
lempeng. Masukkan lempeng ke dalam bejana baku.
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
asam sifrat 0,1 M-natriumfosfat dibasa 0,1 M-ninhidrin Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
P dalam aseton P 1 dalam 15 (60:40:1,5) dan biarkan
merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
Angkat lempeng, keringkan pada suhu 1100 selama 10 TABLET SEFALEKSIN
menit: harga R1bercak utama yang diperoleh dari larutan Cephalexin Tablet
(1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2).
Tablet Sefaleksin mengandung Sefaleksin,
Disolusi <1231> C 161-1 17N304 S, setara dengan tidak kurang dari 90,0%
Media disolusi: 900 ml air. dan tidak lebih dari 120,0% dan jumlah yang tertera
Alattipel: 100 rpm. pada etiket.
Wa/lu : 30 menit
Prosedur Lakukan penetapan jumlah sefaleksin Baku pembanding Sefale/lin BPFI; tidak boleh
C1 61-1 17N304 S, yang terlarut dengan mengukur serapan dikeringkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk
alikuot jika perlu diencerkan dengan Media disolusi monohidrat sefaleksin. Simpan dalam wadah tertutup
kemudian bandingkan dengan serapan Larutan baku kedap dan di tempat dingin.
Sefaleksin BPFJ dengan kadar lebih kurang 20 j.tg per
ml dalam media yang sama pada panjang gelombang Identifikasi Campur sejumlah serbuk halus tablet
serapan maksimum lebih kurang 262 tim. dengan air hingga kadar 3 mg per ml dan saring (larutan
Toleransi Dalam wakftt 30 menit hams larut tidak uji). Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam
kurang dan 80% (Q) sefaleksin, CI61117N304S, dan identifikasi Kapsul Sefaleksin mulai dengan "Masukkan
jumlah yang tertera pada etiket. lempeng kromatografi silika gel". Harga R1 bercak utama
larutan uji sesuai dengan bercak utama lanutan baku.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Disolusi <1231>
Air <1031> MetodelTidak lebih dari 10,0%. Untuk Sefale/lin
Media disolusi : 900 ml air.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Alattipe 1:100rpm.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Waktu : 30 menit.
Kromatografi <931>. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 1611 17N304 S
Fare geralc Larutan baku internal, Larutan ba/cu yang terlanut dengan niengukur serapan alikuot, jika
dan Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada perlu encerkan dengan Media disolusi hingga kadar 20
Penetapan kadar dalam Sefaleksin. pg per ml,dan kemudian bandingkan dengan serapan
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20 Larutan ba/cu Sefaleksin BPFI dengan kadar lebih
kapsul, ke luarkan isi semua kapsul, dan campur, kurang sama dan dalam media yang sama, pada panjang
bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama. gelombang serapan maksimum lebih kurang 262 nm.
Hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama Toleransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak
sejumlah isi kapsul setara dengan Iebih kurang 500 mg kurang dani 80% (Q) sefaleksin, dari jumlah
sefaleksin, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, C 16H17N304S yang tertera pada etiket.
dan tambahkan air sampai tanda. Jika perlu sonikasi
hingga larut semua. Jika perlu saning hingga diperoleh Untuk Sefaleksin Hidrokiorida
larutan jernih. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu Media dan Prosedur Lakukan seperti uji disolusi
bersumbat kaca 50 ml, tanibahkan 15,0 ml Larutan untuk Sefaleksin.
ba/cu internal, campur dan saning. Alattipel: 150 rpm.
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada Waktu: 45 menit.
Penetapan kadar dalam Sefaleksin. Hitung jumlah Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak
dalam mg sefaleksin, C 16H17N304 .S, dalam serbuk kurang dati 75% (Q) dari jumlah sefaleksin (C 16H1 7N304S)
kapsul yang digunakan dengan rumus: yang tertera pada etiket.

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


0 5CPI 1
t R
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 9,0% bila tablet
mengandung sefaleksin, dan tidak lebih dani 8,0% bila
C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalam mg per ml tablet mengandung sefaleksin hidrokiorida.
Larutan baku; P adalah kandungan sefaleksin dalam pg
per mg Sefaleksin BPFI; R u dan R berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak sefaleksin terhadap
-1134-

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dijenuhkan": harga R1 bercak utama path kromatogram
Kromatografi <931>. Larutan uji, sama dengan Larutan baku.
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk
Penetapan kadar dalam Sefaleksin. padatan yang dikemas dalam wadah dosis tunggal.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet, Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
setara dengan lebih kurang 500 mg sefaleksin,
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, dan pH <1071> Antara 3,0 dan 6,0; dalam suspensi yang
tambahkan air sampai tanda. Jika penlu sonikasi sampai dikonstitusikan seperti tertera pada etiket.
sefaleksin larut semua. Jika penn saring hingga
diperoleh larutan jernih. Pipet 10 ml larutan ke dalam Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
labu bersumbat kaca 50 ml, tambahkan 15,0 ml Larutan
baku internal, saring. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera Kromatografi cair kinerja tinggi sepenti tertera pada
pada Penetapan kadar dalam Sefaleksin. Hitung jumlah Kromatografi <931>.
dalam mg sefaleksin, C 16H17N304S, dalam serbuk tablet Fase gerak Lakukan sepenti tentera pada Penetapan
yang digunakan dengan rumus: kadar dalam Sefaleksin.
Larutan baku Timbang saksama sejumiah Sefaleksin
BPFI, iarutkan secara kuantitatif dengan air hingga
0,5CP1' L diperoieh larutan sediaan dengan kadar lebih kurang
I R 1 mg per ml. Masukkan 10,0 ml larutan sediaan ke
dalam labu bersumbat kaca 50-mi, tambahkan 15,0 ml
C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalam mg per ml Fase gerak, campun.
Larutan baku; P adalah kandungan sefaleksin dalam ig Larutan resalusit Masukkan 300 mg
per mg Sefaleksin BPFI; R u dan R berturut-turut adalah l-hidroksibenzotniazol ke dalam labu tentukur 1000-ml,
perbandingan respons puncak sefaleksin terhadap ianutkan dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan Fase
1 -hidroksibenzotriazoi pada Larutan uji dan Larutan gerak sampai tanda, Ke dalam 15,0 ml larutan mi
baku. tambahkan 10,0 ml larutan sediaan yang digunakan
untuk pembuatan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan uji Konstitusi sejumlah volume seperti yang
rapat. tertena pada etiket, dicampur segar dan bebas gelembung
udara, dalam Pengencer hingga diperoleh larutan yang
Penandaan Pada etiket harus mencantumkan Tablet mengandung 250 mg sefaleksin, masukkan ke dalain
mengandung sefaleksin atau sefaleksin hidrokionida. labu tentukur 250-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
jika penn Sonikasi, untuk memastikan kesempumaan
larutan. jika penn saning untuk mempenoleh lanutan
SEFALEKSIN UNTUK SUSPENSI ORAL jennih. Masukkan 10,0 ml larutan mi ke dalam iabu
Cephalexin for Oral Suspension bersumbat kaca 50-mi, tambabkan 15,0 ml Fase gerak,
campur dan saning.
Sefaleksin untuk Suspensi Oral adalah campuran kering Sistem kromatografi Lakukan seperti tentera path
sefaleksin dan satu atau lebih dapar, zat warna, Sistem kromatografi pada Penetapan kadar dalam
pengencer dan perisa yang sesuai. Mengandung Sefaleksin, kecuali lakukan kromatognafi terhadap
sefaleksin, C 16H17N304S, tidak kurang dari 90,0% dan Larutan resolusi untuk mengkonfirmasi bahwa resolusi,
tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada R, antara puncak 1-hidroksibenzotniazol dan puncak
etiket. sefaleksin tidak kurang dan 5. waktu retensi relatif untuk
1-hidroksibenzotniazol dan sefaleksin berturut-tunut lebih
Baku pembanding Sefaleksin BPFI; tidak boleh kunang 0,35 dan 1,0.
dikeringkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tentena
monohidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan pada Penetapan kadar dalam Sefaleksin. Hitung jumlah
ditempat dingin. dalam mg sefaleksin, C 16H 17N304S, dalam tiap ml
suspensi terkonstitusi yang digunakan dengan rumus:
Identifikasi Konstitusjkan 1 wadah Sefaleksin untuk
Suspensi Oral seperti tertera pada etiket. Campur 0,25 (CP"(r
sejumlah suspensi yang diperoleh dengan air hingga rs.
kadar sefaleksin lebih kurang 3 mg per ml, saring
(Larutan uji). Lakukan seperti tertera pada Ident/Ikasi
C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalam mg per ml
dalam Kapsul Sefaleksin, mulai dengan " Masukkan
Larutan baku; P adalah kandungan sefaleksin dalam tg
- 1135 -

per mg Sefaleksin BPFI; V adalah volume dalam ml, pH <1071> Antara 1,5 dan 3,0; lakukan penetapan
suspensi terkonstitusi yang digunakan; ru dan rs berturut- menggunakan larutan 10 mg per ml.
tutut adalah respons puncak sefaleksin yang diperoleh
dari Larutan uji dan Larutan baku. Air <1031> Metode IAntara 3,0% dan 6,5%.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Senyawa sejenis hap senyawa sejenis tidak lebih dan
1,0% dan jumiah keseluruhan tidak lebih dari 5,0%.
Larutan A, Larutan B, Fase gerak Pelarut, Larutan
SEFALEKSIN HIDROKLORIDA baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
Cephalexin Hydrochloride path Senyawa sejenis dalain Sefaleksin.
Larutan uji Timbang saksama 30 mg zat, masukkan
Asam(6R. 7R)-7-[(2R)-2nino-2-fenilasetamido]-3- ke dalam tabu tentukur 5-ml larutkan dan encerkan
meti15-tia-1-abLiJdo[4,2,0]oId-2-ena-2-karboksilat, dengan Pelarut sampai tanda.
monohidroido,*k4 monohidrat [105879-42-3] Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur
C16H17N304S. HC1, H20 BM 401,87 Senyawa sejenis dalam Sefaleksin. Hitung persentase
masing-masing senyawa sejenis sefaleksin yang dan tiap
Sefaleksin Hidrokiorida mengandung tidak kurang dan puncak kromatogram yang diperoleh selain dati puncak
800 tg dan tidak lebih dari 880 ig per mg sefaleksin, sefaleksin, dengan rumus:
C16H17N304S.
0,51
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih. Wxa

Kelarutan Larut dalam air, dalam aseton, dalam I adalah kadar dalam mg per ml tiap senyawa sejenis
asetonitril, dalam etanol, dalam dimetilformamida dan sefaleksin selain sefaleksin dalam Larutan uji; W adalah
dalam metanol; praktis tidak larut dalam kioroform, jumlah dalam mg sefaleksin hidrokiorida yang
dalam eter, dalam etilasetat dan dalam isopropil alkohol. digunakan dalarn Larutan uji; a adalah kandungan
sefaleksin dalam .ig per mg sefaleksin hidrokiorida yang
Baku Pembanding Sefaleksin BPFI; tidak boleh digunakan, seperti pada Penetapan kadar.
dikeringkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk
monohidrat Sefaleksin. Simpan dalani wadah tertutup Dimetilalanin <362> Memenuhi syarat.
rápat. Path saat akan digunakan tetapkan kadar air
secara titrimetri untuk analisis kuantitatif. Penetapan kadar Lakukan penetapan secara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Identifikasi Kromatografi <931>.
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identflkasi Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan ba/cudan
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti pada
masing-masing 5 pA larutan dalam air yang dibuat Penetapan kadar dalam Sefaleksin.
dengan bantuan asam kiorida 0,1 N, yang mengandung Larutan uji Timbang saksama sejumlah 115 mg zat
(1) zat uji dengan kadar 25 mg per ml dan (2) Sefaleksin uji, masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml, larutkan
BPFI dengan kadar 25 mg per ml pada lempeng dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan larutan ke dalarn tabu bersumbat kaca 50 ml, tambahkan
lempeng ke dalani bejana kromatografi yang telah 15,0 ml Larutan ba/cu internal dan campur.
dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P - air - Prosedur Lakukan seperti Prosedur yang tertera
asetonitril P dan asam asetat glasial P (42:18:14:14) path Penetapan kadar dalam, Sefaleksin. Hitung jumlah
yang dilapisi kertas saring dan biarkan merambat hingga dalam tg sefaleksin, C 16H17N304S dalam tiap mg
tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai sefaleksin hidnoldorida dengan rumus:
batas rambat dan biarkan mengering. Amati di bawah
cahaya ultraviolet 254 mu, harga Rf bercak utarna yang
diperoleh larutan (1) sesuai dengan larutan (2). 100I-i
B. Spektrum serapan ultraviolet dari larutan zat (1 M )l, R 5
dalam 50.000) menunjukkan panjang gelombang
maksimum dan minimum yang sama dengan larutan C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalani mg per ml Larutan
Sefaleksin BPFI yang diukur bersamaan. ba/cu; P adalah kandungan sefaleksin dalam p.g per mg
C. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi Sefalek.sin BPFI; M adalah jumlah dalam mg sefaleksin
terhadap Kiorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji yang digunakan dalam Larutan uji R dan R3 berturut-
Ident/Ikasi Umum <291>. turut adalah perbandingan respons puncak sefaleksin
terhathp 1-hidnoksibenzotriazol pada Larutan uji dan
Sifat hablur <1091> Memenuhi syanat. Larutan ba/cu.
-1136-

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. sefamandol nafat harus diproses lebih lanjut untuk
pembuatan sediaan injeksi, memenuhi syarat uji
Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada
SEFAMANDOL NAFAT Sefamandol Nafat Untuk Injeksi.
Cefamandol Nafate
Penetapan kadar
Dapar pH 2,3 Larutkan 3,6 g natrium fosfat dibasa
NaO 0 anhidrat P, 39,4 g asam sitrat monohidrat P dan
,
70,8 g kalium kiorida P dalam air hingga 1000 ml.
S Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 12 mg
OH3 Sefamandol Nafat BPFI, masukkan ke dalam labu
00 >
H yd H H tentukur 50-ml yang berisi 4 ml air. Segera sebelum
digunakan tambahkan 30,0 ml Dapar pH 2,3, encerkan
0
dengan air sampai tanda.
Natrium(6R, 7R)-7-(R)-mandelamido-3-[[(1-metil-JH- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 12 mg
tetrazol-5-il)tioJmetal]-8-okso-5-tia-1-azabisiklo[4.2. 0] zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml yang berisi
okt-2-ena-2-karboksilat format (ester) [42540-40-9] 4 ml air. Segera sebelum digunakan tambahkan 30,0 ml
C19H 17N6NaO6S2 BM 512,50 DaparpH 2,3 dan encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur Masukkan sejumlah Larutan uji ke dalam
Sefamandol Nafat mempunyai potensi setara dengan sel polarograf. Lakukan deaerasi selama 5 menit dengan
tidak kurang dari 810 tg dan tidak lebih dari 1000 tg mengalirkan gas nitrogen P pada lanutan, dan alihkan
Sefamandol, C 18H 18N605S2 per mg, dihitung terhadap aliran nitrogen ke permukaan luar. Masukkan elektroda
zat anhidrat. merkuri tetes yang sesuai dengan polarograf seperti
tertera pada Polarografi <1161>yang dapat mengukur
Baku pembanding Sefamandol Nafat BPFI, tidak boleh arus listrik sebesar 0,5 mikroamper atau secukupnya
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat untuk mempertahankan pada skala respons, gunakan
terlindung cahaya, dalam tempat dingin. Endotoksin kapiler ukuran sedang dan kecepatan 1 tetes per detik.
BPFI; [Catatan Bersfatpirogenik, penanganan vial dan Rekam polarogram pada daerah potensial dan -0,3 volt
isi harus hati hati untuk menghindari kontaminasi.] sampai -1,05 volt menggunakan elektroda pembanding
Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14 kalomel jenuh dan elektroda penghitung kawat platina.
han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan dalam Tetapkan puncak tertinggi dalam mikroamper, tinggi
lemani pendingin. puncak merupakan janak tegak lurus dari ekstrapolasi
dasar terhadap titik tertinggi dan puncak yang
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada dibandingkan terhadap rentang anus dengan skala penuh.
Identfikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Dengan cara yang sama tetapkan puncak anus Larutan
Fase gerak campuran etil asetat P-aseton P-asam baku. Hitung jumlah dalam .tg sefamandol,
asetat glasial P-air (5:2:1:1). C181-1 18N605S2, dalam tiap mg zat dengan rumus:
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
10 p1 larutan dalam Fase gerak yang mengandung p( wsyi U
(1) zat uji 10 mg per ml dan (2) Sefamandol Nafat BPFI
10 mg per ml pada lempeng kromatografi campuran wA i
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fare P adalah potensi dalam .tg sefamandol per mg
gerak tidak kurang dari 30 menit dan biarkan merambat Sefamandol Nafat BPFI; Wu dan Ws berturut-turut
hingga tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, adalah jumlah sefamandol nafatdalam mg yang
tandai batas rambat dan biarkan kering di udara. Amati digunakan untuk pembuatan Larutan uji dan Larutan
bercak di bawah cahaya ultraviolet pada panjang ba/cu; iu dan is berturut-turut adalah anus puncak dalam
gelombang 254 nm, harga Rf bercak utama Larutan uji mikroamper dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
sesuai dengan Larutan ba/cu.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
pH <1071> Antara 3,5 dan 7,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan 100 mg per ml. Penandaan Bila akan digunakan untuk sediaan injeksi,
pada etiket harus tercantum steril atau harus ditujukan
Air <1031> Metode I Tidak lebih dan 2,0%. untuk proses selanjutnya selama pembuatan sediaan
injeksi.
Syarat lain Jika pada etiket tertera sefamandol nafat
steril, memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan
Endotok.rin bakteri <201> seperti tertera pada
Sefamandol Nafat untuk Injeksi, Jika pada etiket tertera
-1137-

SEFAMANDOL NAFAT UNTUK INJEKSI hipodermik dan siring, encerkan secara kuantitatif
Cefamandol Nafate For Injection dengan air hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml. Pipet
5 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml,
Sefamandol Nafat untuk injeksi adalah campuran steril tambahkan 30,0 ml Dapar pH 2,3, encerkan dengan air
Sefamandol Nafat dalam sam atau lebih dapar yang sampai tanda.
sesuai. Mempunyai potensi setara dengan tidak kurang Larutan uji 2 (Jika pada etiket tertera jumlah
dari 810 .tg dan tidak lebih dari 1000 jig per mg sefamandol dalam volume iarutan yang diberikan).
sefamandol, C8H 18N6O5S2, dihitung terhadap zat Konstitusikan sefamandol nafat untuk injeksi dengan
anhidrat dan bebas natrium karbonat. Mengandung sejumlah volume air yang diukur saksama yang sesuai
setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dengan volume pelarut yang tertera pada etiket. Ukur
dari 115,0% C 18H18N605S2 dan jumlah yang tertera pada saksama sejumlah volume lanutan terkonstitusi, encerkan
etiket. dengan air hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml. Pipet
5 ml lanutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml,
Baku pembanding Sefamandol Nafat BPFI, tidak boleh tambahkan 30,0 ml Dapar pH 2,3; encerkan dengan air
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat sampai tanda.
terlindung cahaya, dalam tempat dingin. Endotoksin Larutan uji 3 Timbang saksama sejumlah sefamandol
BPFJ, [Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan nafat untuk injeksi, lakukan seperti tertera pada Larutan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] baku dalam Sefamandol Nafat. Tetapkan kandungan
Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu natnium karbonat secara tenpisah menggunakan 1 g
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan sefamandol nafat untuk injeksi yang ditimbang saksama,
dalam leinani pendingin. larutkan dalam 100 ml air. Tambahkanjingga metil LP,
titrasi dengan asam sulfat 0,2 NLV.
Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan memenuhi
syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi. Tiap ml asam sulfat 0,2 N
setara dengan 10,60mg Na2CO3 .

Identifikasi Lakukanseperti tertera pada IdentUlkasi


dalam Sefamandol Nafat. Prosedur Lakukan penetapan seperti tertena pada
Prosedur dalam Sefamandol Nafat. Hitung jwnlah dalam
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,15 unit mg sefamandol, C 18H18N605S2, dalam larutan
Endotoksin Fl per mg sefamandol. terkonstitusi dengan rumus:

Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan


dengan Penyaringan Membran seperti tertera pada Uji (cp'(_L u)
L1O00D)i
Sterilitas.
C adalah kadar Sefamandol Nafat BPFI dalam mg per ml
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat;
Larutan baku; L adalah jumlah dalam mg bagian larutan
lakukan penetapan pada setiap wadah menggunakan cara
Penetapan kadar 1 atau Penetapan kadar 2 atau terkonstitusi yang tertera pada etiket yang digunakan; D
keduanya. adalah kadar sefamandol dalam mg per ml Larutan uji I
atau Larutan uji. Hitung kadar sefamandol dalam jig per
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan ml dalam sefamandol nafat untuk injeksi dengan numus:
setelah 30 menit pembuatan larutan yang mengandung
sefamandol 100 mg per ml. (CF ( iu.
w is
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
W adalah jumlah dalam mg sefamandol nafat untuk
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
injeksi yang digunakan dalam tiap ml Larutan uji 3, dan
tertera pada Injeksi volume kecil.
ketentuan lain seperti yang ditetapkan di dalaxnnya. Jika
uji Keseragaman kandungan <911> yang telah
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada lnjeksi.
dilakukan menggunakan Prosedur untuk keseragaman
kandungan, gunakan rata-rata penetapan tersebut sebagai
Penetapan kadar
harga Penetapan kadar.
Dapar pH 2,3 dan Larutan baku Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Sefamandol Nafat.
Larutan uji I (Jika sediaan dalam wadah dosis Wadah dan penyimpanan Simpan daiam wadah
padatan stenil sepenti tertena pada Injeksi.
tunggal) Konstitusikan sefamandol nafat untuk injeksi
dengan sejumlah volume air yang diukur saksama yang
sesuai dengan volume pelarut yang tertera pada etiket.
Ke luarkan semua isi wadah menggunakan jarum
-1138-

SEFAZOLIN iarutkan dengan 10 ml metanol P, encerkan dengan


Cefazolin DaparpH 7,0 sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg
HO 0 Sefazolin BPFI masukkan ke dalam tabu tentukur
Ill >-CH3 25-ml, iarutkan dan encerkan dengan Dapar pH 7,0
IN 0
s s sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke daiam tabu tentukun
100-ml, tambahkan 5 ml Larutan baku internal,
H encerkan dengan DaparpH 7,0 sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat
(6R, 7R)-3-[[(5 -metil-1 , 3, 4-tiadiazol-2-il)tio]metil]-8- masukkan ke daiam tabu tentukur 25-ml, larutkan dan
okso-7-[2-]H-tetrazol-1-il]asetamido]-5-tia-1-azabisiklo encerkan dengan DaparpH 7,0 sampai tanda. Pipet 5 ml
[4.2.0] ok-2-en-2-asam karboksilat [25953-19-9] iarutan ke dalam tabu tentukur 100-ml, tambahkan 5 ml
C141114N804S BM 454,51 Larutan baku internal, encerkan dengan Dapar pH 7,0
sampai tanda.
Sefazolin mengandung tidak kurang dari 95,0% dan Sis fern krornatografi Lakukan seperti tertera pada
tidak lebih dan 103,0% C 14H14N804S3, dihitung terhadap Krornatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
zat anhidrat. diiengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
4,0 mm, berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
Pemerian Serbuk habiur; putih sampai hampir putih, 10 gm. Laju afir iebih kurang 2,0 ml per menit. Lakukan
tidak berbau. kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Kelarutan Larut dalam dimetilformamida dan dalam pada Prosedur: waktu retensi relatif asam salisiiat dan
piridin; agak sukar larut dalam aseton;sukar larut dalam sefazolin berturut-turut iebih kurang 0,7 dan 1,0;
etanol, dalam metanol dan dalam air; sangat sukar larut resoiusi, R, antana puncak anaiit dan baku internal tidak
dalam etil asetat, dalam isopropil alkohol, dan dalam kurang dan 4,0; efisiensi koiom tidak kurang dari 1500
metil isobutil keton; praktis tidak larut dalam benzen, lempeng teoritis; faktor ikutan puncak analit tidak iebih
dalam kioroform, dalam eter dan dalam metilen kiorida. dari 1,5; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
uiang tidak lebih dari 2,0 %.
Baku pembanding Sefazolin BPFI, tidak boleh Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, sama (lebih kunang 10 si) Larutan ba/cu dan Larutan uji
terlindung cahaya dan pada tempat yang dingin. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
•respon puncak utama. Hitung jumlah dalam rug
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram sefazolin, C 14H14N804S3, dalam zat yang digunakan
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu yang diperoleh dengan rumus:
pada Penetapan kadar.

Jarakiebur <1021> Antara 198° dan 200 0 .


1000
i R5
Air <1031> Metode I Tidak iebih dari 2,0%.
C adaiah kadar Sefazolin BPFI dalam mg per ml Larutan
Logam berat <371> Metode III Tidak iebih dari 20 bpj. ba/cu, dihitung terhadap zat anhidrat, Ru dan R5 berturut-
turut adaiah perbandingan respons puncak sefazolin
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara terhadap baku internal yang diperoleh dari Larutan uji
KromatograJI cair kinerja tinggi seperti tertera pada dan Larutan ba/cu.
Kromatografi <931>.
DaparpH 3,6 Timbang 0,900 g natriumfosfat dibasa Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
anhidrat P dan 1,298 g asam sitrat monohidrat F, tertutup rapat.
masukkan ke dalam tabu tentukur 1000-mi, iarutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda.
Dapar pH 7,0 Timbang 5,68 g natrium fosfat dibasa INJEKSI SEFAZOLIN
anhidrat P dan 3,63 g kalium fosfat monobasa F, Cefazolin Injection
masukkan ke dalam tabu tentukur 1000-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. Injeksi Sefazolin adalah larutan sterii Sefazolin dan
Fase gerak Buat campuran Dapar pH 3,6-asetonitril Natrium bikanbonat dalam pelarut yang mengandung
P (9:1). Saning meialui penyaring membran dengan
satu atau lebih senyawa pengatur tonisitas yang sesuai.
porositas 10 gm atau iebih kecil, dan awaudarakan. Jika Mengandung Sefazoiin, C14H 14N804S3, tidak kurang dan
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumiah yang
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tertera pada etiket.
Larutan baku internal Timbang 750 rug asam
salisilat; masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml
- 1139 -

Baku pembanding Sefp2olin BPFI, tidak boleh dikeluarkan pada saat akan digunakan. Tuliskan kondisi-
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, kondisi untuk penyimpanan hasil larutan yang sesuai dan
terlindung cahaya dan pada tempat yang dingin; petunjuk bahwa iarutan tidak boleh dibekukan.
Endotoksin BPFJ, [Catatan Bersfat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, SEFAZOLIN NATRIUM
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang Cefazolin Sodium
belum dibuka dan larutan, dalam lemani pendingin.
Mono natrium (6R, 7R)-3- [[(5-metil-1,3,4-tiadiazol-2-
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram il)tio]metil] -8-okgo-7- [2-JH-tetrazol-1-il]asetamido] -5-
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoieh tia-1— azabisiklo [4,2, 01 ok— 2— ene - 2 - asam karboksilat
pada Penetapan kadar. [27164-46-1]
C14H13N8Na04S3 BM 476,49
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,15 unit
Endotoksin BPFJ per mg sefazolin. Sefazolin Natnium mengandung tidak kurang dari 89,1%
dan tidak lebih dad 110,1%, C 14H 13N8NaO4S3, dihitung
Sterifitas <71> Mememthi syanat; lakukan penetapan terhadap zat anhidrat.
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji
Sterilitas. Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih,
praktis tidak berbau, serbuk hablur atau padatan; putih
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0. sampai hampir putih.
Bahan Partikulat <751> Memenuhi syarat seperti Kelarutan Larut daiam air, dalam salin LP, dan dalam
tertera pada Injeksi Volume Kecil. iarutan dekstrosa; sangat sukar larut dalam etanoi;
praktis tidak larut daiam kioroform dan daiam eter.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Baku pembanding Sefazolin BPFI, tidak boleh
Kromatografi <931>. dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
Dapar pH 3,6, Dapar pH 7,0,Fase gerak, Larutan teriindung cahaya dan pada tempat yang dingin;
baku internal, Larutan ba/cu dan Sistem kromatografi Endotoksin BPFJ, [Catatan Bersfat pirogenik,
lakukan seperti pada Penetapan kadar dalam Sefazolin. penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
Larutan uji Biarkan satu wadah injeksi dalam suhu menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
ruang hingga mencair. Pipet sejumlah volume injeksi gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
setara dengan lebih kurang 50 mg sefazolin, masukkan belum dibuka dan larutan, daiam iemari pendingin.
ke dalam labu tentukur 50-ml, tainbahkan Dapar pH 7,0
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mi, masukkan ke dalam Identifikasi
labu tentukur 100-ml, tambahkan 5 ml Larutan ba/cu A. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat dalam
internal, encerkan dengan DaparpH 7,0 sampai tanda. natrium bikarbonat 0,1 M (20 tg per ml) menunjukkan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur maksimum dan minimum hanya pada panjang
dalam Penetapan kadar Sefazolin. Hitung jumiah daiam geiombang yang sama seperti pada Sefazolin Natrium
mg sefazoiin, C 141114N604S3, dalam injeksi yang BPFI.
digunakan dengan rumus: B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu yang diperoleh
Ru pada Pen etapan kadar.
2I C. Menunjukkan reaksi Natrium seperti tertera pada
i000( V) ( R Uji Ident/Ikasi Um um <291>.

C adalah kadar Sefazolin BPFI daiam mg per ml Larutan Rotasi jenis <1081> Antara -10° dan 240; Lakukan
ba/cu, V adalah volume daiam ml injeksi yang digunakan; penetapan menggunakan larutan 55 mg per ml dalam
Ru clan R5 berturut-turut adaiah perbandingan respons natrium bikarbonat 0,1 M
puncak sefazoiin terhadap baku internal yang diperoleh
dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. Ph <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
menggunakan iarutan 100 mg per ml.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah untuk
injeksi seperti tertera pada Injeksi. Simpan daiam Air <1031> Metode I Tidak lebih clan 6,0%.
keadaan beku.
Syarat lain Jika pada etiket tertera sefazolin natrium
Penandaan Memenuhi persyaratan untuk penandaan steril, memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan
Injeksi. Etiket menyatakan bahwa injeksi hams Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Sefazolin
-1140-

untuk Injeksi. Jika pada etiket tertera sefazolin natrium Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam larutan
harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan natrium kiorida P 0,9 %, dan dalam dekstrosa; sangat
injeksi, harus memenuhi uji Sterilitas <71> dan sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam
Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Sefazolin kioroform dan dalam eter.
untuk Injeksi.
Baku pembanding Sefazolin BPFJ, tidak boleh
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatograji <931>. Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan larutan
Dapar pH 3,6, Dapar pH 7,0, Fase gerak, Larutan terkonstitusi yang diperoleh dad Sefazolin Natrium
baku internal, Larutan ba/cu, Sistem kromatografi, Steril memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti
buatseperti tertera pada Penetapan kadar dalam tertera pada Injeksi
Sefazolin.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg Identifikasi
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, iarutkan A. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat (1 dalam
dan encerkan dengan Dapar pH 7,0 sampai tanda. Pipet 50.000) dalam natrium bikarbonat 0,1 M menunjukkan
5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
5 ml Larutan ba/cu internal, encerkan dengan Dapar pH sama seperti Sefazolin BPFI.
7,0 sampai tanda. B. Kromatogram Larutan uji yang diperoleh pada
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti tertera Penetapan kadarmenunjukkan puncak utaina dengan
pada Penetapan kadar dalam Sefazolin. Hitung jumiah waktu retensi seperti kromatogram Larutan baku.
dalam mg sefazolin natrium, C 14H13N8NaO4S3, dalam zat C. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B seperti
yang digunakan dengan rumus: tertera pada Uji Ident?fikasi Umum <291>.

Rotasi jenis <1081> Antara -240 dan -100; lakukan


i000c ( 47649 )( R
penetapan menggunakan 55 mg per ml dalam larutan
natrium bikarbonat 0,1 M, dihitung sebagai anhidrat.
476,49 dan 454,51 berturut-turut adalah bobot molekul Endotoksln bakteri <201> Mongandung tidak lebih
daii sefazolin natrium dan sefazolin; C adalah kadar dari 0,15 unit Endotoksin F! per mg sefazolin.
Sefazolin BPFI dalam mg per ml Larutan baku, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan, R u dan R5 berturut- Sterllitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
turut adalah perbandingan respons puncak antara dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan
sefazolin natrium terhadap baku internal yang diperoleh membran.
dad Larutan uji dan Larutan baku.
pH <1071> Antana 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah menggunakan larutan 100 mg per ml,
tertutup rapat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dad 6,0%.
SEFAZOLIN NATRIUM STERIL Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
Cefazolin Sodium for Injection tertera pada Injeksi Volume Kecil.
Nat rium (6R, 7R)-3-[[(5-mefil-1,3, 4-tiadiazol-2-il)tiol]- Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman Sediaan
metilJ-8-olcso- 7-[-2-(Ih-tetrazol-J-il)asetamldol]-5-tia- <911> dan Penandaan pada Injeksi.
1-azabisiklo[4.2. 0]okt-2-ena-2-Jcarboks/lat [27164-46-1]
C14H 13N8NaO4S3 BM 476,48 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Sefazolin Natrium Steril mempunyai potensi setara Kromatografi <931>.
dengan tidak kurang dari 850 j.tg dan tidak lebih dan Dapar pH 3,6, Larutkan 900 mg natrium fosfat
1050 99 sefazolin C 14H13N8NaO4S3 per mg dihitung
, dibasa anhidrat P dan 1,298 g asam sitrat monohidrat
terhadap zat anhidrat. Bila dalam kemasan untuk dalam air hingga 1000 ml.
sediaannya, mengandung Sefazolin setara dengan tidak Dapar pH 7,0 Larutkan 5,68 g natrium fosfat dibasa
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0%, dad anhidrat P dan 3,63 g kalium fosfat monobasa P dalam
jumlah yang tertera pada etiket. air hingga 1000 ml.
Faze gerak Buat campuran Larutan dapar pH 3,6 -
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih, asetonitril P (9:1) saning melalui penyaning membran
praktis tidak berbau, atau padatan putih sampai hampir dengan porositas I gm atau lebih kecil dan awaudanakan
putib dengan penampakan yang khas dalam kloroform
dan dalain eter,
- 1141 -

Larutan baku internal Masukkan 750 mg asam C14H1 4N8Na04S3, dalam jig per ml sefazolin steril dan
salLilat P ke dalam labu tentukur 100-mi larutkan dalam Larutan uji 1 dengan rumus:
5 ml metanol P encerkan dengan Larutan dapar pH 7,0
sampai tanda, campur.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg Wu)(lP
R5 )

Sefazolin BPFI masukkan ke dalam iabu tentukur 50-ml


larutkan dan encerkan dengan Larutan dapar pH 7,0
Wu adaiah bobot dalam mg sefazolin natrium steril yang
sampai tanda, campur. Pipet 5 ml larutan mi ke dalam digunakan; Ws adaiah bobot daiam mg Sefazolin
labu tentukur 100-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku BPFIdani Larutan ba/cu; P adaiah jig sefazolin per mg
internal, encerkan dengan Larutan dapar pH 7,0 sampai Sefazolin BPFI; Ru dan R5 berturut-turut adaiah
tanda, campur. perbandingan respons puncak sefazolin terhadap baku
Larutan uji 1 Timbang saksama lebih kurang 50 mg, internal yang diperoieh dari Larutan uji dan Larutan
masukkan ke daiam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
ba/cu.
encerkan dengan Larutan Dapar pH 7,0 sampai tanda. Hitung jumlah, daiam mg sefazoiin, C 14H14N8NaO4S3,
Pipet 5 ml iarutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml, daiam wadah dosis tunggai dan daiam volume larutan
tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal, encerkan terkonstitusi dengan rumus:
dengan Larutan DaparpH 7,0 sampai tanda.
Larutan uji 2 (Bila daiam kemasan untuk sediaan
dalam wadah dosis tunggai) Timbang saksama sejumlah (f)1 _Ws )(R
u)p
sefazoiin natrium sterii, konstitusikan daiam air dengan l.D)50.000R 8 )

volume secukupnya seperti tertera pada etiket. Ambil


sebanyak mungkin isi menggunakan aiat suntik yang L adalah jumiah dalam mg sefazolin yang tertera pada
dilengkapi jarum hipodermik dan encerkan dengan etiket dalam wadah dosis tunggal atau volume larutan
Larutan dapar pH 7,0 hingga diperoleh iarutan terkonstitusi; D adalah kadar sefazolin dalam mg per ml
persediaan dengan kadar 1 mg sefazolin per ml. Pipet Larutan uji 2 atau Larutan uji 3 sebelum diencerkan.
5 ml larutan mi ke daiam labu tentukur 100-ml,
tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal encerkan Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
dengan Larutan daparpH 7,0 sampai tanda, campur. Padatan Steril seperti tertera pada Injeksi
Larutan uji 3 (Untuk sediaan yang menyebutkan
jumlah sefazolin daiam sejurnlah volume larutan
terkonstitusi seperti tertera path etiket). Timbang SEFEPIM HIDROKLORIDA
saksama sejumiah sefazolin natrium sterii, konstitusikan Cefepime Hydrochloride
daiam air dengan volume seperti tertera pada etiket.
Encerkan sejumlah volume larutan terkonstitusi dengan
Larutan dapar pH 7,0 hingga diperoleh larutan coj
persediaan dengan kadar 1 mg sefazolin per ml. Pipet P4 O 0
5 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml,
tanibahkan 5,0 ml Larutan baku internal encerkan
0
dengan Larutan daparpH 7,0 sampai tanda. $
211C1 , KO
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
diiengkapi dengan detektor 254 run, kolom 30 cm x 1- [[(6R, 7R) -7- [2-(2-Amino-4-tiazolil) glioksilamido] -2-
4,0 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel karboksi -8-okso-5-tia-1- azabisiklo [4.2.0] okt-2-en-3-il]
10 gm. Laju aiir iebih kurang 2 ml per menit lakukan metil] -1- metilpirolidinium klorida, 72-(Z)-(o-metiloksim),
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram monohidroldorida, monohidrat [123171-59-5]
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: C 19H24N605S2. 2HC1. 1120 BM 571,50
efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak analit tidak
kurang dari 1500 iempeng teoritis; faktor ikutan puncak Sefepim Hidroklorida mengandung setara dengan tidak
analit tidak lebih dari 1,5: resoiusi, R, antara puncak kurang dari 825 jig dan tidak lebih dari 911 jig Sefepim,
analit dan puncak baku internal tidak kurang dari 4,0 dan C191-124N605S2, per mg, dihitung terhadap zat yang telah
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dikeringkan.
iebih dari 2,0 %
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Pemerian Habiur putih sampai hampir putih, tidak
sama (lebih kurang 10 jil) Larutan baku dan Larutan uji higroskopik.
ke daiam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi reiatif asam Kelarutan Mudah iarut dalam air.
salisiiat dan sefazolin berturut-turut adalah lebih kurang
0,7 dan 1,0. Hitung jumlah sefazolin natrium, Baku pembanding Sefepim Hidrokiorida BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebeium digunakan, simpan dalam
tempat dingin,teriindung cahaya. Lakukan penetapan
-1142-

kadar air secara titrimetri untuk penggunaan kuantitatif, ukuran partikel 5 tm dan disarankan menggunakan
pada saat akan digunakan. Sefepim Hidrokiorida kolom pelindung 5 cm x 4,4 mm berisi bahan pengisi
Kesesuaian Sistem BPFI: campuran senyawa sejenis A Li 7 yang ditempatkan diantara pompa dan injektor. Laju
sefepim hidrokiorida; Senyawa sejenis B sefepim alir lebih kurang 1 ml per menit. Latar belakang
hidroklorida garam inert dan sefepim hidrokiorida. konduktansi spesifik lebih kurang 3500 RS. Lakukan
Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, dalam kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
wadah tertutup rapat, simpan di tempat gelap dan dingin. dan ukur respons puncak seperti tertera path Prosedur:
Endotoksin BPFI;[Catatan pirogenik, penanganan vial waktu retensi N-metilpirolidin tidak kurang dan 8 menit;
dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu lebih dan 5,0%.
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan Prosedur Suntikk.an secara terpisah sejumiah volume
dalam lemari pendingin. sama (lebih kurang 100 gil) Larutan baku dan Larutan
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang respons puncak N-metilpirolidin. Hitung persentase
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan N-metilpirolidin dalam zat dengan rumus:
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
dengan Sefepim Hidrokiorida BPFL
1000
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
W s

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,04 unit C adalah kadar N-metilpirolidin dalam mg per ml
Endotoksin F1 per mg sefepim hidrokiorida; Jika pada Larutan baku; W adalah bobot sefepim hidroklonida
etiket tercantum sefepim hidrokiorida steril atau perlu dalam mg, dalam Larutan uji, ru dan rs berturut-turut
proses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi. adalah respons puncak N-metilpirolidin dari Larutan uji
dan Larutan baku. [Catatan Sefepim darl Larutan uji
Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 4,5%. tereluasi sebagai puncak yang lebar pada lebih kurang
55 menit. Untuk meminimalkan waktu yang diperlukan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. untuk mencapai kesetimbangan pada hari benikutnya
disarankan detektor dyalankan malam sebelumnya
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpi sehingga fase gerak dialirkan semalam dengan laju alir
0,2 ml per menit. Setelah setiap penyuntikan Larutan uji,
N-metilpirolidin Tidak lebih dari 0,3%; Lakukan disarankan knomatograf dialiri dengan Larutan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerfa tinggi pembilas kolom selama 30 menit dengan laju a/jr 1,0 ml
seperti tertera pada Kromatografi <931>. per menit sampai sefepim terbuang dari kolom dan
Fase gerak Buat carnpuran asam nitrat 0,01 N - kromatograf dikem bali/can kefase gerak dengan laju alir
asetonitril P (100:1) saring dan awaudarakan. Jika perlu 1 ml per menU untuk kesetimbangan.]
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Senyawa sejenis Senyawa sejenis A sefepim tidak lebih
Larutan pembilas kolom Pipet 5 ml asam nitrat P ke dari 0,3%; senyawa sejenis B sefepim tidak lebih dan
daiam labu tentukur 1000-ml. Encerkan dengan air 0,2%; dan cemaran lain tidak lebih dan 0,1%. Lakukan
sampai tanda. Pindahkan larutan ke dalam labu yang penetapan dengan cara KromatograJI cair kinerja tinggi
sesuai, tambahkan 1000 ml asetonitril P. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan ba/cu Timbang saksama 0,16 ml Larutan kalium fosfat Timbang 0,68 g kalium fosfat
N-metilpirolidin, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, monobasa F, iarutkan dalam 1000 ml air.
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 4 ml larutan, Larutan A Buat campuran Larutan kalium fosfat -
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan asetonitnil P (9:1). Atur pH hingga 5,0 dengan
dengan asam nitrat 0,01 N sampai tanda. Larutan mi penambahan kalium hidroksida P atau asam fosfat P,
mengandung N-metilpirolidin lebih kurang 0,05 mg per saning dan awaudarakan.
MI. Larutan B Buat campuran Larutan kalium fosfat-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg asetonitnil P (1:1). Atur pH hingga 5,0 dengan
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan penambahan kalium hidroksida P atau asam fosfat P,
dan encerkan dengan asam nitrat 0,01 N sampai tanda. saning dan awaudarakan.
[Catatan Larutan mi dapat bertahan selama 6 jam jika Fase gerak Gunakan vaniasi campuran Larutan A dan
disimpan pada suhu 5°, jika tidak gunakan larutan Larutan B seperti tertera path Sistem kromatografi. Jika
dalam waktu 30 menit.] perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah
dilengkapi dengan detektor konduktivitas dan kolom Sefepim Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Lanutan A
5 cm x 4,6 mm yang berisi bahan pengisi L52 dengan hingga kadar lebih kurang 1,4 mg per ml.
- 1143 -

Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg zat awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
encerkan dengan Larutan A sampai tanda. [Catatan <931>.
Suntikkan larutan mi segera, atau simpan dalam lemari Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefepim
pendingin dan disuntikkan dalam wakiu 12 jam.] Hidrokiorida BPFJ, larutkan dalain Fase gerak hingga
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada kadar lebih kurang 1,4 mg per ml.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan ufi Timbang saksama kurang lebih 70 mg
dilengkapi dengan detektor 254 am dan kolom 25 cm x zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
4,6 mm yang berisi bahan pengisi Li dengan ukuran dan encerkan dengan Fare gerak sampai tanda.
partikel 5 tim. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatograf diprogram sebagai berikut: Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 urn dan kolom 30 cm x
Waktu Larutan A Larutan B Masi 3,9 mm yang berisi bahan pengisi Li. Laju afir lebih
(menit) (%) (%) kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
0-10 100 0 Isokratik
10-30 100*5O 0—*50 gradien Larutan baku, rekam kromatograni dan ukur respons
tinier puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom
30-35 50 50 Isokratik tidak kurang dari 1500 lempeng teonitis; faktor ikutan
35-36 50 -*100 50—*0 gradien tidak lebih dari 1,7; dan simpangan baku relatif pada
tinier
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sama (lebih kurang 10 ii!) Larutan baku dan Larutan uji
sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam jig sefepim,
sefepim dan senyawa sejenis A sefepim tidak kurang
C19H24N605S2, tiap mg zat dengan rumus:
dari 5,0; antara puncak senyawa sejenis A sefepim dan
senyawa sejenis B sefepim tidak kurang dari 10.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak lebih dari 0,6;
DUL )

efisiensi kolom tidak kurang dari 4000 lempeng teoritis; C adalah kadar Sefepim Hidroklormda BPFJ dalam mg
dan faktor ikutan tidak lebih dari 1,5. [Catatan Untuk per ml Larutan baku; P adalah kandungan sefepim
tujuan ident/Ikasi, waktu retensi relatf sefepim, dalam jig per mg Sefepim Hidrokiorida BPFI; W adaiah
senyawa refenis A sefepim dan senyawa sejenis B bobot sefepim hidroklorida dalam mg Larutan ufi, ru
sefepim berturut-turut lebih kurang 1,0; 2,7 dan 4,3] dan rs berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang ufi dan Larutan baku.
10 t1) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
persentase masing-masing cemaran dalain zatdengan terlindung cahaya pada suhu ruang terkendali.
rumus:

looI!L SEFEPIM UNTUK INJEKS!


Vs Cefepime for Injection
r, adalah respons puncak masing-masing cemaran dan ? Sefepim untuk Injeksi adalah campuran steril sefepim
adalahjumlah semua respons puncak. hidnokiorida dan arginin. Mengandung Sefepim
Hidroklorida setara dengan Sefepim, C 191124N605 tidak
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan bahwa sefepim kurang dari 90,0% dan tidak lebih dim 115,0% dim
hidroklorida steril, maka hams memenuhi syarat jumlah yang tertera pada etiket.
Sterilitas <71> seperti tertera pada Sefepim untuk injeksi.
Baku pembanding Sefepim Hidrokiorida BPFI; tidak
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada wadah teniindung cahaya. Lakukan penetapan kadar air
Kromatograf1 <931>. secara Tifrimetri. Sefepim Hidroklorida Kesesuaian
Larutan natrium 1-pentansulfonat Timbang 5,76 g sistem BPFI; campuran senyawa sejenis A sefepim
natrium 1-pentansulfonat P, larutkan dalam 2000 ml air. hidnokiorida; senyawa sejenis B sefepim dan sefepim
Atur pH hingga 3,4 dengan penambahan asam asetat hidroklorida. Tidak boleh dikeringkan sebelum
glasial P, dan kemudian atur pH hingga 4,0 dengan digunakan, simpan dalam wadah gelap dan tertutup
penambahan kalium hidroksida LP. rapat, pada tempat dingin. Endotoksin BPFI; [Catatan
Fase gerak Buat campuran Larutan natrium pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
1-pentansulfonat - asetonitril P (94:6) saning dan menghindari kontammnasi.] Rekonstitusi selunuh isi,
-1144-

gunalcan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang C adalah kadar N-metilpirolidin dalam mg per ml
belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin. Larutan baku; D adalah kadar sefepim dalam mg per ml
Larutan uji; ru dan rs bertürut-turut adalah respons
Identifikasi puncak Larutan uji dan Larutan baku.
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Ident?flkasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis A
Larutan baku Buat larutan arginindengan kadar lebih sefepim, senyawa sejenis B sefepimtidak lebihdari 0,5%
kurang 20 mg per ml. dan masing-masing cemaran lain tidak lebih dari 0,5%.
Larutan uji Buat larutan sefepim untuk injeksi Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
dengan kadar Iebih kurang 40 mg per ml. kinerja tinggi seperti tertera pada KromatograJI <931>.
Fase gerak Buat campuran n-propanol P-air- Laru tan kalium fosfat, Larutan A, Larutan B, Fase
amonium hidroksida P (7:5:4). gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Sistern
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Identfikasi kromatografi Lakukan sepenti tertera pada Senyawa
secara kromatografi lapis tipis <281> kecuali semprot sejenis dalam Sefepim Hidrokiorida.
lempeng menggunakan ninhidrin LP. Bercak arginin Larutan uji Konstitusikan isi 1 wadah sefepim untuk
berwarna merah tua. Harga Rj dan intensitas bercak injeksi dengan sejumlah volume Larutan A seperti yang
utama dari Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu. tertera dalam etiket. Pipet sejumlah volume larutan
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram terkonstitusi ke dalam labu tentulcur yang sesuai,
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang encerkan dengan Larutan A hingga kadar sefepim lebih
diperoleh pada Penetapan kadar. kurang 2 mg per ml. [Catatan Gunakan larutan segera
setelah dibuat atau simpan dalam lemari pendingin dan
Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan gunakan dalam waktu kurang dari 12 jam]
memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera Prosedur Suntikkan 10 jil Larutan uji ke dalam
pada Injeksi. knomatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran
Endotoksin bakteri <201> Tidak Iebih dari 0,06 unit dalam senbuk untuk injeksi dengan rumus:
Endotoksin Fl per mg sefepim.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan 1001.L


dengan Penyaringan membran seperti tertera pada uji
Sterilitas.
r, adalah nespons puncak masing-masing cemaran; dan rs
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. adalah jumlah semua respons puncak.

pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan Syarat lain Memenuhi syarat Penandaan seperti tertera
menggunakan larutan 100 mg per ml. pada Injeksi.

Air <1031> MetodelTidak lebih dan 4,0% Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
N-metllpirolidin Tidak lebih dan 1,0%. Lakukan Kromatografi <931>.
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi Fase gerak, Larutan ba/cu dan Sistem kromatograjI
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Fase gerak, Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Larutan ba/cu dan Sistem kromatograJI Lakukan seperti Sefepim Hidrokiorida.
tertera path N-metilpirolidin dalam Sefepim hidrokiorida. Larutan uji Konstitusikan isi 1 wadah sefepim untuk
Larutan uji Konstitusikan isi 1 wadah sefepim untuk injeksi sesuai dengan sejumlah volume air seperti tentera
injeksi dengan sejumlah volume air seperti tertera dalam pada etiket. Ambil semua isi menggunakan jarum dan
etiket. Encerkan sejumlah larutan terkonstitusi yang alat suntik hipodermik yang sesuai dan encerkan secara
telah diukur saksama dengan asam nitrat 0,05 N hingga kuantitatif dengan Fase gerak hingga kadan sefepim
kadar sefepim lebih kurang 10 mg per ml. [Catatan lebih kurang 1 mg per ml.
Gunakan larutan segera setelah dibuat.] Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 il) Larutan ba/cu dan Lanutan uji
sama (lebih kurang 100 tl) Larutan ba/cu dan Larutan ke dalam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur
uji ke dalam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
respons puncak N-metilpirolidin. Hitung persentase sefepim, C19H24N605S2, dalam senbuk untuk injeksi yang
N-metilpirolidin dalam serbuk injeksi dengan rumus: digunakan dengan rumus:

lOO11!iL 0001CPL{!iL)
rs
- 1145-

C adalah kadar Sefepim Hidrokiorida BPFI dalam mg maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
per ml Larutan baku; P adalah kandungan sefepim seperti pada Sefiksim BPFJ. Lakukan penetapan dengan
dalam ig per mg Sefepim Hidrokiorida BPFI; D adalah membuat spesimen uji sebagai berikut: buat lanutan
faktor pengenceran Larutan uji; ru dan rs berturut-turut dengan menggerus 5 mg zat uji dalain 2 ml metanol P,
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu. uapkan dengan pemanasan perlahan hingga kering.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Rotasijenis <1081> Antara -75 0 clan -88 0
.

seperti tertera path Wadah untuk padatan steril dalam Larutan uji Buat larutan 10 mg per ml dalam larutan
Injeki. Simpan dalam lemari pendingin atau pada suhu natrium bikarbonat (2 dalam 100).
ruang terkendali. Simpan serbuk terkonstitusi dalam
lemari pendingin selama tidak lebih dari 7 han. Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

Penandaan Pada etiket dinyatakan, diencerkan dengan pH <1071> Antara 2,6 dan 4,1 dengan menggunakan
pembawa parenteral yang sesuai, sebelum digunakan larutan 0,7 mg per ml.
untuk infus intravena.
Air <1031> Metodel Antara 9,0% dan 12,0%

SEFIKSIM Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan


Cefixime cara Kromatografi Lapis Tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Tiap cemaran tidak lebih dari 1,0% dan total cemaran
tidak lebih dari 2,0%.
Larutan tetrabutilamonium hidroksida, Fase gerak
Larutan kalium fosfat monobasa, Dapar fosfat pH 7, 0,
31120
Larutan resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan ba/cu Gunakan Larutan baku seperti tertera
pada Penetapan kadar.
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Asam (6R, 7R)-7-[2-(2-amino-4-tiazolil) glioksilamido] - Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
8-okso-3-vinil-5-tia-1-azabisiklo[4.2.0]okt-2-ena-2- 10 il) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
karboks flat, 7-(Z)-[O-(karboksimetil)oksima]trihidrat kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung
[79350-37-11 persentase tiap cemaran dalam zat uji yang digunakan
C16H 15N507S2.3H20 BM 507,50 dengan rumus:
Anhidrat BM 453,46
o,ip1 ! _
Sefiksim mengandung tidak kurang dari 950 ig dan r
tidak lebih dari 1030 tg C 16H 15N507S2 per mg, dihitung
berdasarkan zat anhidrat. P adalah potensi sefiksim dalam ig per mg yang
dihitung dalam Penetapan kadar; r, adalah respons
Pemerian Serbuk hablur putih hingga kuning muda. puncak tiap cemaran dan r2 adalah respons puncak
sefiksim.
Kelarutan Mudah larut dalam metanol; larut dalam
propilen glikol; sukar larut dalam etanol, dalam Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
asetondan dalam gliserin; sangat sukar larut dalam Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
larutan sorbitol 70% dan dalam oktanol; praktis tidak Kromatografi <931>.
larut dalam eter, dalam etil asetat, dalam heksan dan Larutan tetrabutilamonium hidroksida Encerkan
dalam air. 25 ml larutan tetrabutilamonium hidroksida 0,4 M
dengan air hingga 1000 ml, atur pH hingga 6,5 dengan
Baku pembanding Seflksim BPFI merupakan bentuk penambahan asamfosfat 1,5 M.
trihidrat dari sefiksim. Tidak boleh dikeringkan. Untuk Fase gerak Buat campuran Larutan terabutilamonium
keperluan kuantitatif lakukan penetapan kadar air secara hidroksida-asetonitril P (3:1), saring dan awaudarakan.
titrimetni pada saat digunakan dan gunakan nilai 986 j.tg Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
per mg sefiksim berdasarkan zat anhidrat. Simpan dalam sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
wadah tertutup rapat. Larutan kalium fosfat monobasa Larutkan 6,8 g
kalfumfosfat monobasa P dalam air hingga 500 ml.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang Dapar fosfat pH 7,0 Larutkan 7,1 g natrium fosfat
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan dibasa anhidrat P dalam air hingga 500 ml. Atur pH
-1146-

hingga 7,0 dengan penambahan Laru fan kalium fosfaf Ic '( r


monobasa. 500.000 It W- )tIIr8-
Larutan resolusi Buat larutan Sefiksim BPFI dalam
air hingga diperoleh larutan dengan kadar Iebih kurang
1 mg per ml. Panaskan larutan mi pada 950 dalam tangas C adalah kadan sefiksim daiam mg per ml Larutan baku;
minyak selama 45 menit, dinginkan dan gunakan segera. W adalah jumiah sefiksim dalam mg yang digunakan
Larutan baku Timbang saksama sejumiah SeJlksim daiam Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah
BPFI iarutkan dalam Dapar fosfat pH 7,0 hingga respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
diperoieh larutan dengan kadar iebih kurang 0,2 mg per
ml. Gunakan segera. Wadah dan penyhnpanan Daiam wadah tertutup rapat.
Laru fan uji Timbang saksama iebih kurang 110 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan
encerkan dengan Dapar fosfat pH 7,0 sampai tanda. TABLET SEFIKSIM
Pindahkan 10,0 ml larutan mi ke dalam iabu tentukur Cefixime Tablet
50-ml, encerkan dengan dengan Dapar fosfat pH 7,0
sampai tanda. Gunakan segera. Tablet Sefiksim mengandung Sefiksim, C 16H15N5 07S2
Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti tidak kurang dari 90,0% dan tidak Iebih dani 110,0% dan
tertera pada Kromarografi <931>. Kromatograf cair jumlah yang tertera pada etiket.
kineija tinggi diiengkapi dengan detektor 254 nm dan
kolom 12,5 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi LI dengan Baku pembanding Sefiksim BPFI merupakan bentuk
ukuran partikel 4 tim. Laju alir diatur hingga diperoieh trihidrat dan sefiksim. Tidak boieh dikermngkan. Untuk
waktu retensi sefiksim iebih kurang 10 menit. Pertahankan keperluan kuantitatif lakukan penetapan kadar air secara
kolom pada suhu tetap lebih kurang 400• Lakukan titrimetri pada saat digunakan dan gunakan nilai 986 tg
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam per mg sefiksim berdasarkan zat anhidrat. Simpan daiam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera wadah tertutup rapat.
pada Prosedur: waktu retensi reiatif untuk isomer (E)
sefiksim dan sefiksim iebih kurang adalah 0,9 dan 1,0. Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
resolusi, R, antara sefiksim dan isomer (E) sefiksim tidak sesuai dengan puncak utama Larutan baku seperti yang
kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan diperoleh Penetapan kadar.
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak Disolusi <1231>
kurang dari 4000 lempeng teoritis jika dihitung dengan Dapar kalium fosfat 0,05 MpH 7,2 Larutkan 6,8 g
rumus: kalium fosfat monobasa P dalam 1000 ml air, atur pH
1 2 dengan penambahan natrium hidroksida I N hingga 7,2.
Media disolusi: 900 ml Dapar kalium fosfat 0,05 M
5,545 Ur
pH 7,2.
Alattipel: 100 rpm.
Waktu: 45 menit.
t adalah waktu retensi zat dan Wh /2 adalah lebar puncak Prosedur Lakukan penetapan jumiah seJulcsim
pada setengah tinggi. C16H15N507S2 yang terlanut dengan mengukur serapan
Faktor ikutan puncak analit tidak kurang dari 0,9 dan aiikuot pada panjang gelombang serapan maksimum
tidak iebih dari 2,0 jika dihitung dengan rumus: lebih kurang 288 run, jika perlu diencerkan dengan
Media disolusi. Lakukan pembandingan dengan Larutan
wo ,1 baku dengan media yang sama. [Catatan Jumlah
metanol tidak lebih dari 0,1% total volume yang
2f digunakan untuk melarutkan Baku pembanding sebelum
diencerkan dengan Media disolusi, larutan dapat
W0 adaiah lebar puncak pada ketinggian 10%;f adaiah
, 1 disonikasi untuk membantu kelarutan dari baku
jarak dari maksimum puncak sampai tepi muka pem banding.]
puncak,diukur pada titik dengan ketinggian 5% dan Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak
tinggi puncak terhadap ganis dasar. Dan simpangan baku kurang dan 75% (Q) C 16H15N507S2 dari jumlah yang
relatifpada penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%. tertera pada etiket.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 j.il) Larutan baku dan Larutan uji Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syanat.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumiah dalam .tg Air <1031> Metode I Tidak lebih dani 10,0%.
sefiksim, C 16H15N507S2, daiam tiap mg zat uji yang
digunakan dengan rumus:
- 1147 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pH <1071> Antara 2,5 dan 4,5, lakukan penetapan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada menggunakan suspensi yang terkonstitusi seperti tertera
Kromatografi <931>. pada etiket.
Larutan tetrabutilamonium hidroksida, Fase gerak,
DaparfosfatpH 7,0, Larutan.resolusi, Larutan baku dan Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Sefiksim. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk KromatograjI <931>.
tablet setara dengan lebih kurang 400 mg sefiksim, Larutan tetrabutilamonium hidroksida, Fase gerak,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan DaparfosfatpH 7,0, Larutan resolusi, Larutan baku dan
75 ml Dapar fosfat pH 7, 0, sonikasi. Encerkan dengan Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada
Dapar fosfat pH 7,0 sampai tanda, dan sentrifus. Penetapan kadar dalam Sefiksim.
Masukkan 5,0 ml caftan beningan ke dalam iabu Larutan uji Konstitusi sefiksim untuk suspensi oral
tentukur 100-ml kedua, encerkan dengan Dapar fosfat seperti tertera pada etiket. Ukur saksama sejumlah
pH 7,0 sampai tanda. volume suspensi yang dibuat banu dan bebas dan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan gelembung udara, encerkan secara kuantitatif dengan
kadar dalam Sefiksim. Hitung jumlah dalam mg Dapar fosfat pH 7,0 hingga diperoleh larutan dengan
sefiksim, C 16H15N507S2, dalam serbuk tablet yang kadar 0,2 mg per ml.
digunakan dengan rumus: Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam SejIksim. Hitung jumlah dalam mg
sefiksim, C 16H15N507S2, per ml suspensi terkonstitusi
20 00 CI.L.r yang dibuat dari Sefiksim untuk Suspensi Oral dengan
rumus:

C adalah kadar sefiksim dalam mg per ml Larutan ba/cu;


ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan
( LC' )I ro
uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. L adalah jumlah sefiksim dalam mg per ml suspensi
terkonstitusi seperti tertera pada etiket; C adalah kadar
sefiksim dalam mg per ml Larutan ba/cu; D adalah kadar
SEFIKSIM UNTUK SUSPENSI ORAL seflksim dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah
Cefixime for Oral Suspension yang tertera pada etiket dan faktor pengenceran; ru dan r5
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
Sefiksim untuk Suspensi Oral adalah campuran kering Larutan baku.
sefiksim dengan satu atau lebih pengencer, penambah
rasa, pengawet dan bahan pensuspensi yang sesuai. Wadah dan penyimpanan Dalani wadah tertutup rapat.
Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 120,0% C 16H15N507S2 per ml larutan terkonstitusi
dari jumlah yang tertera pada etiket. SEFOPERAZON NATRIUM
Cefoperazone Sodium
Baku pembanding Sefiksim BPFI merupakan bentuk
tnihidrat dari sefiksim. Tidak boleh dikeringkan. Untuk
keperluan kuantitatif lakukan penetapan kadar air secara
titrimetri pada saat digunakan dan gunakan nilai 986 .tg
sefiksim per mg berdasarkan zat anhidrat. Simpan dalam
wadah tertutup rapat.

Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji


sesuai dengan puncak utama Larutan baku seperti yang Natrium (6R, 7R)-7-[(R)-2-(5-etil-2,3-diokso-1-
diperoleh pada Penetapan kadar. piperazinIcarboksamido)-2-(p-hidrok.sfeni1)asetamido -
3-[(1-metil-H-tetrazol-5-il)tio]metal]-8-okso-5-tia-1-
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat, untuk azabisiklo[4.2. 0]okt-2-ena-2-karboksilat[62893-20-3]
padatan yang dikemas dalam wadah dosis tunggal. C25H26N9NaO8S2 BM 667,65
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. Sefoperazon Natnium mengandung setara dengan tidak
kurang dari 870 sg, tidak lebih dari 1015.tg sefoperazon
-1148-

(C25H26N9NaO8S2 ) per mg, dihitung terhadap zat jumlah sefoperazon, dalam jig per mg sefoperazon
anhidrat. natrium yang digunakan, dengan rumus

Pemerian Serbuk hablur, putih hingga kuning pucat.


1 000
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam metanol; ( C )(ru
agak sukar larut dalam etanol mutlak; tidak larut dalam
aseton, dalam etil asetat dan dalam eter. C adalah kadar sefoperazon, C 25H26N9NaO8 S2 dalam mg
per ml Larutan baku; M adalah kadar dalam mg per ml
Baku pembanding Sefoperazon Dihidrat BPFI; tidak Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang dan
boleh dikeringkan sebelum digunakan faktor pengenceran; r0 dan rs berturut-turut adalah
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Identifikasi
A. Kromatogram Larutan uji yang diperoleh pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penetapan kadar menunjukkan puncak utama
sefoperazon dengan waktu retensi yang sama seperti
pada Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan SEFOTAKSIM NATRIUM
kadar. Cefotaxime Sodium
B. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B seperti
tertera pada Uji Identflkasi Umum <291>

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. [Catatan Dalam


bentuk beku kering dibebaskan dari persyaratan mi.]

pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan


menggunakan larutan (1 dalam 4)
Natnium (6R, 7R) -7— [2- (2-amino-4-tiazolil) gliokril
Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 5,0 %, kecuali amick)- 3 (hidroksimetil)-8-okso-5-tia-l-azabisildo[4,2,O]
dalam beku bentuk kering, tidak lebih dari 2,0 % okt-2-ene-2-karboksilat 72-(Z) -(O-metioksim), asetat
(ester) [64485-9304]
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C16H16 NNaO7 S2 BM 477,45
Kromatografl cair kinerfa tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Sefotaksim Natrium mengandung Sefotaksim,
Fase gerak Masukkan 14 ml tnietilamin P dan 5,7 ml C16H16N5NaO7S2, tidak kurang dari 916 jig dan tidak
asam asetat glasial P ke dalam labu tentukur 100-ml, lebih dari 964 jig per mg, dihitung terhadap zat yang
encerkan dengan air sampai tanda. Buat campuran dikeningkan.
larutan mi dengan asam asetat I N-asetonitril P-air
(1,2:2,8:120:876). Saring melalui penyaning membran Pemerian Serbuk hablun putih atau agak kuning.
dengan porositas 1 jim atau iebih kecil dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kelarutan Mudah larut dalam air, sukar larut dalam
Sefoperazon Dihidrat BPFI, larutkan dalam Fase gerak pelarut organik.
hingga kadan lebih kurang 0,16 mg sefoperazon,
C25H26N9NaO8S2 per ml Baku pembanding Sefotaksim Natrium BPFI Tidak
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, lanjutkan boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup baik,
seperti pada Larutan baku. terlindung cahaya dan simpan dalam lemani pendingin.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Kejernihan dan warna larutan Masukkan 2,5 g zat ke
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x dalam labu tentukur 25-ml. Larutkan dan encerkan
4,0 mm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih kurang dengan air bebas kanbon dioksida sampai tanda, campur,
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan terbentuk larutan jemih. Ukur segera serapan larutan
baku, rekam kromatogram dan ukun respons puncak pada panjang gelombang lebih kurang 430 nm,
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relaptif menggunakan air bebas kanbon dioksida sebagai
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 % dan faktor blangko, serapan tidak iebih dari 0,20. Masukkan 10 ml
ikutan tidak lebih dari 1,5 larutan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml asam
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing asetat glasial P. Campur dan amati segera, larutan jenih.
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 j.tl) Larutan
baku dan Larutan uji ke dalam knomatograf, rekam Identifikasi
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P.
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
-1149-

gelombang yang sama seperti Sefotaksim Natrium BPFI. Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah iebih
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai kurang 40 mg Natrium Sefotakim BPFI, masukkan ke
dengan Larutan ba/cu, seperti yang diperoleh pada dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 40 ml Larutan A,
Penetapan kadar. aduk hingga larut, tambahkan Larutan A sampai tanda.
C. Menunjukkan reaksi natrium seperti tertera pada [Catatan Gunakan larutan mi segera. Larutan masih
Uji Identflkasi Umum <291>. dapat digunakan dalam waktu 24 jam bila disimpan
dalam lemani pendingin.]
Rotasi jenis <1081> Antara +580 dan +64°; lakukan Larutan sensitivitas Masukkan 2,0 ml Larutan ba/cu
penetapan menggunakan larutan yang mengandung daiam labu tentiikur 100-mi, encerkan dengan Larutan A
10 mg per ml. sampai tanda. Pipet 2 ml lanutan mi masukkan ke dalam
labu tentukur 20-ml encerkan dengan Lanutan A sampai
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan tanda.
menggunakan larutan (1 dalam 10). Larutan resolusi Campur 1 ml Larutan ba/cu, 7 ml air
dan 2 ml metanol P. Tambahkan 25 mg natriüm
Susut pengeringan <1121> Tidak Iebih dari 3,0%; karbonat, campur dan biarkan pada suhu ruang selama
lakukan pengeringan pada suhu 1000 sampai 105° selama 10 menit, sambil kadang-kadang digoyang. Tambahkan
3jam. 3 tetes asam asetat glasial P dan 1 ml Larutan baku, dan
campur.
Kemurnian kromatografi Gunakan kromatogram Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg
Larutan uji yang diperoleh pada Penetapan kadar, natrium sefotaksim, masukkan ke dalam labu tentukur
hitung persentase masing-inasing cemaran dengan 50-ml, tambahkan Larutan A hingga iarut, encerkan
rumus: dengan Larutan A sampai tanda. [Catatan Guna/can
larutan mi segera. Larutan masih dapat digunakan
dalam wa/au 24 jam bila disimpan dalam lemari
1001 pendingin.]
r. '+ r. ) Sistem Kromatognafi. Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
rj adalah respons puncak cemaran; r, adalah jumlah
dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 15 cm x
respons puncak semua cemaran; r adalah respons 3,9 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukunan pantikel
puncak utama sefotaksim [Catatan Abaikan puncak 5 pm. Pertahankan suhu kolom pada 30 0 dengan iaju alir
cemaran yang kurang dari 0,1 %.] Tiap cemaran tidak iebih kunang 1,0 ml per menit. Sistem diseimbangkan
lebih dari 1,0% dan total cemaran tidak lebih dari 3,0%. dengan 100% Larutan A. Seteiah 7 menit, Larutan B
ditingkatkan secara linier dan 0% hingga 20%, dengan
Syarat lain Bila dinyatakan steril pada etiket, memenuhi laju 10% per menit dan pertahankan komposisi tersebut
syarat Sterilitas <71>, lakukan penetapan dengan selama 7 menit. Larutan B kemudian dinaikkan secara
Penyaringan membran seperti tertera pada Uji sterilitas linier dengan laju 2,7% per menit hingga Larutan B
dan produk yang diuji dan Endotoksin bakieni seperti 100% dan biarkan komposisi tersebut selama 5 menit,
tertera pada .Jnjeksi Sefotaksim. Bila dalam etiket tertera kemudian Larutan A dinaikkan secara linier hingga
Sej"otaksim natrium dimaksudkan untuk diproses iebih 100% dengan laju 20% per menit. Lakukan kromatognafi
lanjut selama penyiapan bentuk sediaan injeksi, terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur
memenuhi syarat Endotoksin bakteri seperti tertera pada
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
Sefotaksim Injelcsi.
retensi desasetil sefotaksim iebih kurang 3,5 menit dan
sefatoksim 14 menit, dan resolusi, R, antana dua puncak
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tidak kurang dari 20. Lakukan kromatografi Larutan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
KromatograjI <931>. seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi untuk
Larutan daparfosfat 0,05 M Larutkan 7,1 g natnium puncak sefotaksim antana 12 dan 15 menit, faktor ikutan
fosfat dibasa anhidrat dalam 1000 ml air, atur pH hingga tidak lebih dani 2 dan simpangan baku relatif pada
6,25 dengan penarnbahan asamfosfat P.
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Lakukan
Larutan A Buat campuran Lamtan dapar fosfat kromatografi Larutan sensitivitas dan rekam kromatogram
0,05 Mdan metanoiP (8614). Saring melaiui penyaring
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
dengan porositas 0,5 un atau lebih kecil, dan respons puncak sefotaksim antana 0,18% dan 0,22% dan
awaudarakan sebelum digunakan. respons puncak sefotaksim pada kromatogram Larutan
Larutan B Buat campuran Larutan dapar fosfat ba/cu.
0,05 M dan metanol P (60:40). Saring melalui penyaring Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
dengan porositas 0,5 gm atau lebih kecil dan sejumiah volume sama (lebih kurang 10 A l) Larutan
awaudarakan sebelum digunakan. ba/cu dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Fase gerak Buat vaniasi campuran Larutan A dan
kromatogram dan ukun respons puncak utama yang
Larutan B. Lakukan seperti tertera pada Sistem
dihasilkan. Hitting jumlah dalam tg per mg sefotaksim,
kromatografi.
-1150-

C 15H17N5NaO7S2, dengan rumus:


1001
r, ,+ r, )
50I--i-
W)r5 r• adalah respons puncak cemanan, ri, adalah jumlah
respons puncak seluruh cemaran dan r adalah respons
C adalah kadar Natrium Sefotak.sim BPFI dalam mg per puncak utama sefotaksim [Catalan Abaikan puncak
ml Larutan ba/cu, P adalah kandungan dalam .tg per mg cemaran yang kurang dari 0,1%.] Tidak ada satupun
sefotaksim (C 16H17N5NaO7S2) dalam Natrium Sefotaksim puncak cemaran yang lebih besar dari 6,0% dan jumlah
BPFI; W adalah bobot dalam mg natrium sefotaksim seluruh cemanan tidak lebih dari 10,0%.
dalam Larutan uji; rudan rs berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
Kromatografi cair kinerja tinggi sepenti tentena pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Kromatografi <931>.
Larutan daparfosfat 0,05 M, Larutan A, Larutan B,
Fase gerak Larutan ba/cu, Larutan resolusi dan SLstem
kromatografi Lakukan seperti pada Penetapan kadar
INJEKSI SEFOTAKSIM dalam Sefotaksim Natrium.
Cefotaxime Injection Larutan uji Biankan satu wadah Injeksi hingga
mencair dan campur. Ukur saksama sejumlah volume
Injeksi Sefotaksim adalah larutan stenil sefotaksim injeksi setana dengan lebih kurang 80 mg sefotaksim,
natrium dalam Air untuk Injeksi, mengandung satu atau masukkan ke dalam labu tentulcun 100-ml, encerkan
lebih larutan dapar yang cocok dan dapat mengandung dengan Larutan A sampai tanda.
dekstrosa atau natnium kionida sebagai pengatur Prosedur Lakukan prosedur sepenti tentera pada
tonisitas. Injeksi Sefotaksim mengandung Sefotaksim, Penetapan kadar dalam Sefotaksim Natrium. Hitung
C16H17N507S2 tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih jumlah dalam mg sefotaksim, C 161-1 17N507S2, per ml
dari 110,0% dan jumlah yang tertera pada etiket. injeksi yang digunakan dengan rumus:

Baku pembanding Sefotaksim Natrium BPFI; tidak


boleh dikeringkan; pada saat akan digunakan, tetapkan O,lic.')1L
kadar air secara titrimetni untuk analisis kuantitatif, ' V )r
simpan dalam wadah tertutup rapat dan di lemari
pendingin. Endotoksin BPFI; [Catatan Bers4fat V adalah volume injeksi dalam ml yang digunakan pada
pirogenik, penanganan vial dan 1st harus hati-hati untuk Larutan uji; P adalah kandungan sefotaksim dalam tg per
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, mg Sefotaksim Natrium BPFI; C adalah ka1ar Sefotaksim
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang Natrium BPFI dalam mg per ml Larutan baku, ru dan rs
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. bertunit-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
Larutan ba/cu.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Lárutan uji
sesuai dengan Larutan ba/cu, seperti yang diperoleh Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
pada Penetapan kadar seperti tertera pada Injeksi. Pentahankan dalam kondisi
beku.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,20 unit
Endotoksin Fl per mg sefotaksim.
SEFOTAKSIM UNTUK INJEKSI
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan Cefotaxime for Injection
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji
Sterilitas dari produk yang diuji. Sefotaksim untuk Injeksi mengandung Sefotaksim
Natrium setana dengan Sefotaksim, C 16H, 7N507S2, tidak
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5. kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dan
jumlah yang tertera pada etiket.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tertera pada Injeksi volume kecil. Baku pembanding Sefotaksim Natrium BPFI;
Endotoksin BPFI, [Catatan Bersfat pirogenik,
Kemurnian kromatografi Gunakan kromatogram penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
Larutan uji yang diperoleh dari Penetapan kadar, hitung menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
persentase masing-masing cemaran dengan rumus: gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
- 1151 -

arutan terkonstitusi Pada waktu digunakan, sefotaksim untuk injeksi, masukkan ke dalain labu
iemenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera tentukur 50-ml, tambahkan lebih kurang 40 ml Larutan
ada Injeksi. A, aduk sampai larut dan encerkan dengan Larutan A
sampai tanda. [Catatan Gunakan larutan mi segera.
dentifikasi Jika pada etiket dinyatakan bahwa tidak Larutan dapat digunakan dalam waktu 24 jam, jika
da bahan tambahan: disimpan dalam lemaripendingin.]
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Larutan uji 2 (untuk kemasan botol infus dan vial).
.ikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Konstitusikan satu wadah sefotaksim untuk injeksi
ienunjukkan maksimum hanya pada bilangan dengan sejumlah volume minimum pelarut seperti tertera
;elombang yang sama seperti padaSefotaksim Natrium pada etiket. Baiikkan wadah dan ke luankan seiunuh isi
PFJ. menggunakan alat suntik dengan janim hipodermik.
B. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B seperti Masukkan ke dalam labu tentukun 100-ml dan encerkan
rtera pada Uji Ident/Ikasi Umum <291>. dengan Larutan A sampai tanda. [Catatan Jangan bilas
ika pada etiket dinyatakan bahwa ada bahan tambahan: alat suntik atau wadah.] Pipet sejumlah volume larutan
C. Menunjukkan reaksi uji B seperti tertera pada dan encerkan secara kuantitatif dengan Larutan A hingga
dentfikasi dalam Sefotaksim Natrium. kadan sefotaksim lebih kunang 0,8 mg per ml. [Catatan
Gunakan larutan mi segera. Larutan dapat digunakan
ndotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,20 unit dalam wa/au 24 jam, jika disimpan dalam lemari
ndotoksin Fl per mg sefotaksim. pendingin.]
Larutan uji 3 (kemasan botol infus "piggyback").
terilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan Konstitusikan satu wadah sefotaksim untuk injeksi
engan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji dengan sejumlah volume minimum pelanut seperti tertera
'terilitas. pada etiket. Lakukan seperti tertera pada Larutan uji 2,
rnulai dan "Balikkan wadah".
eseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan uji 4 (produk ruahan, bila pada etiket
'rosedur keseragaman kandungan dinyatakan jumlah sefotaksim dalam sejumlah volume
akukan seperti tertera pada Penetapan kadar larutan terkonstitusi). Konstitusikan satu wadah
aenggunakan Larutan uji 2, Larutan uji 3 atau Larutan sefotaksim untuk injeksi dengan sejumiah volume
ii 4 yang sesuai. pelarut seperti tertera pada etiket. Ke luarkan dengan
saksama sejumlah volume larutan setara dengan lebih
lahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti kunang 1000 mg sefotaksim, menggunakan alat suntik
rtera pada Jnjeksi volume kecil. dengan jarum hipodermik, masukkan ke dalam labu
tentukun 100-ml dan encerkan dengan Larutan A sampai
(emurnian kromatografi Masing-masing cemaran tanda. [Catatan Jangan bilas alat suntik atau wadah.]
idak lebih dari 6,0% dan total cemaran tidak iebih dan Pipet sejumlah volume larutan dan encerkan secara
0,0%. Lakukan penetapan menggunakan kromatogram kuantitatif dengan Larutan A hingga kadar sefotaksim
.arutan uji yang diperoleh dari Penetapan kadar. iebih kunang 0,8 mg per ml. [Catatan Gunakan larutan
litung persentase masing-masing cemaran dengan segera. Larutan dapat digunakan dalam wa/au 24 jam,
umus: jika disimpan dalam lemaripendingin.]
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada
1 00 ri Prosedur dalam Penetapan kadar pada Sefotaksim
rs Natrium. Hitung jumlah dalam p.g sefotaksim,
C161-117N507S2, dalam tiap mg sefotaksim untuk injeksi
adalah respons puncak masing-masing cemaran; rs dengan rumus:
.dalah jumlah semua respons puncak. [Catatan Abaikan
uncak cemaran yang lebih kecil dari 0,1%.]
W )lr
CP
;yarat lain Memenuhi syarat pH dan Susutpengeringan
eperti tertera pada Sefotaksim Natrium dan memenuhi C adalah kadan Sefotakrim Natrium BPFI dalam mg per
yarat Pendndaan seperti tertera pada Injeksi. ml Larutan baku; P adalah kemurnian sefotaksim, dalam
g per mg Sefotaksim Natrium BPFI; W adalah bobot
enetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana dalam mg sefotaksim untuk injeksi yang digunakan; ru
'romatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dan rs berturut-turut adalah respons puncak sefotaksim
romatografi <931>. dari Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan dapar fosfat 0,05M, Larutan A, Larutan B, Hitung jumlah dalam mg sefotaksim, C 16H17N507S2 ,

vase gerak, Larutan ba/cu, Larutan resolusi dan Sistem dalam wadah dan larutan terkonstitusi yang digunakan
romatograft Lakukan seperti tertera pada Penetapan dengan rumus:
:adar dalam Sefotaksim Natrium.
Larutan uji 1 (digunakan jika ditetapkan uji
Ceragaman bobot) Timbang saksama lebih kurang 40 mg
- 1152 -

CP ( L ( r,, ) Pirogen <231> Memenuhi syarat, Jika pada etiket


1000 DAr8 tertera steril atau dimaksudkan untuk diproses lebih
lanjut selama penyiapan bentuk larutan injeksi. Lakukan
penetapan menggunai.can dosis uji 1,0 ml per kg yang
L adalah jumlah sefotaksim yang tertera padaetiket mengandung 40 mg per ml sefotiam, C 18H23N904S3
dalam wadah atau dalam sejumlah volume larutan
dalam larutan sodium karbonat bebas pirogen (dibuat
terkonstitusi yang digunakan dalam mg; D adalah kadar
dengan melarutkan 25,6 g sodium karbonat dalam
sefotaksim dalam mg per ml Larutan uji 2, Larutan uji 3
1000 ml Air untuk injeksi yang sebelumnya telah
atau Larutan uji 4 sesuai jumlah yang tertera pada etiket
wadah atau dalam sejumlah volume larutan terkonstitusi dipanaskan pada suhu 170 ° selama tidak kurang dari 4
yang digunakan dan pengenceran selanjutnya dan simbol jam).
lainnya seperti tertera pada Sefotaksim Natrium.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Bila pada etiket
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah Padatan tertera steril. Lakukan penetapan menggunakan metode
Penyaringan membran seperti tertera pada Uji sterilitas
Steril seperti tertera pada Injeksi.
dari produk yang diuji.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 7,0%, Lakukan


SEFOTIAM HIDROKLORIDA
penyiapan Larutan uji seperti zat yang higroskopik,
Cefotiam Hydrochloride kecuali bila menggunakan campuran 20 ml formamida P-
metanol P (2:1) (formamida sebelumnya sudah
dikeringkan di atas natrium sufat anhidrat P selama

frsACo: bO
24 jam), sebagai pengganti metanol untuk melarutkan
zat, dan untuk menetapkan kadar air dalam campuran
formamida dan metanol.

Asam 7(R)-[2-(2-amino-4-thiazoli)acetamidoj-3-[[[]- Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


[2-dimetilamino)etilj-1H-tetrazol-5-ilJthioJmetilJ-3- Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
cefem-4-karbok.i1at dihidrokiorida [66309-69-1] Kromatografi < 931>.
C18H23N9 04S3 .2HCI BM 598,56 Fase gerak Larutkan 13,1 g ammonium sulfat P
dalam 850 ml air, atur pH hingga 6,5±0,1 menggunakan
Sefotiam Hidrokiorida mengandung setara dengan tidak ammonium hidroksida 2 N, tambahkan. 150 ml
kurang dari 790 tg dan tidak lebih dari 925 p.g per mg asetonitril P. Saning menggunakan penyaring yang
sefotiam, C 18H23N9 04S3, dihitung terhadap zat anhidrat. sesuai dengan porositas 0,5 gm atau lebih kecil, dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Pemerian Hablur putih sampai kuning muda. Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Kelarutan Larut dalam metanol, sedikit larut dalam Larutan baku Timbang saksama sejumlab Sefotiam
tanol. Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam air, dan encerkan
secara kuantitatif hingga diperoleh larutan dengan kadan
Baku pembanding Sefotiam Hidrokiorida BPFI; tidak lebih kurang 1000 gg per ml. Masukkan 5,0 ml lanutan
boleh dikeningkan sebelum digunakan. Untuk mi ke dalam labu tentukur 100-ml, encenkan dengan
penggunaan kuantitatif, tetapkan kadan air secara Fase gerak sampai tanda. Larutan mi mengandung setana
titrimetni sebelum digunakan. Simpan dalam wadah dengan lebih kurang 50 .tg per ml sefotiam
tertutup rapat, terlindung cahaya dan lembab, simpan (C 18H23N904S3 ). Lakukan pengujian segera setelah
pada suhu tidak lebih dan 5°. Buat larutan segera Larutan baku dibuat.
sebelum digunakan. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
Identifikasi air sampai tanda. Pindahkan 5,0 ml larutan mi ke dalam
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 jig per ml labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
dalam air menunjukkan maksimum dan minimum pada sampai tanda. Lakukan pengujian segera setelah Larutan
panjang gelombang yang sama seperti pada Sefotiam uji dibuat.
Hidrokiorida BPFI. Larutan kesesuaian sistem Buat lanutan Sefotiam
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Hidrokiorida BPFI dalam air hingga mengandung lebih
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti tertera kurang 1 mg per ml. Panaskan larutan pada suhu 95°
pada Penetapan kadar. selama 3 menit, dan dinginkan. Pindahkan 1 ml larutan
ke daiam labu tentukun 100-mi, encerkan dengan Fase
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931> Knomatograf cair kinerja tinggi
- 1153-

ilengkapi dengan detektor 254 tim dan kolom 25 cm x pada suhu tidak lebih dan 5 0. Buat larutan segera
mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang sebelum digunakan.
,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
arutan baku rekam kromatograni dan ukur respons Identifikasi
uncak seperti tertera pada Prosedur, efisiensi kolom A. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 jig per ml
'ang ditetapkan dari puncak sefotiam tidak lebih dan dalam air menunjukkan maksimum dan minimum pada
985 lempeng teoritis bila dihitung menggunakan rumus: panjang gelombang yang sama seperti pada Sefotiam
Hidrokiorida BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
5,54( " Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
Wh /2) diperoleh pada Penetapan kadar.

aktor ikutan untuk sefotiam tidak lebih dari 1,8, dan Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
;impangan baku relatif untuk penyuntikan ulang tidak menggunakan dosis uji 1,0 ml per kg yang mengandung
iebih dari 1,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan 40 mg per ml sefotiam dalam Air untuk injeksi.
esesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi Sterilitas <71> Memenuhi syarat, lakukan penetapan
relatif masing-masing Iebih kurang 0,6 dan 1,0 de- dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji
tetrazol-sefotiam dan sefotiam; dan resolusi, R, antara Sterilitas dari produk yang diuji.
puncak de-tetrazol-sefotiam dan puncak sefotiam tidak
kurang dari 4,0. pH <1071> Antara 5,7-7,2; lakukan penetapan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume menggunakan larutan yang mengandung setara dengan
sama (lebih kurang 10 il) Larutan baku dan Larutan uji sefotiam 100 mg per ml.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitting jumlah dalam .tg Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 6,0%,
sefotiam, (C 18H23N904S3 ), dalam tiap mg zat dengan timbang saksama lebih kurang 100 mg, keringkan pada
rumus: suhu 60° selama 3 jam dalam keadaan hampa udara
dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg.
1ooO1-iL
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tertera pada Injekri Volume Kecil.
C adalah kadar Sefotiam dalam ig per ml Larutan baku
berdasarkan jumlah Sefotiam Hidrokiorida BPFI yang Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
ditimbang dalam pembuatan Larutan baku, dan faktor Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
pengenceran; W adalah bobot dalam mg sefotiam Kromatografi <931>.
hidrokiorida yang ditimbang untuk pembuatan Larutan Fase gerak, Larutan baku, Kesesuaian sistem dan
uji; ru dan rs berturut turut adalah respons puncak Sistem kromatografi Lakukan sepenti tertera pada
Larutan uji dan Larutan baku. Penetapan kadar dalam Sefotiam Hidroklorida.
Penandaan Jika dimaksudkan untuk penggunaan bentuk Larutan uji I (Jika dimaksudkan untuk wadah sekali
sediaan injeksi, pada etiket harus dicantumkan steril atau pakai). Tãmbahkan sejumlah air yang telah diukur
dimaksudkan untuk penyiapan sediaan injeksi. saksama sesuai dengan volume pelarut yang tertera pada
etiket. Ambil sehiruh isi lanutan menggunakan jarum
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. suntik yang sesuai, encerkan dengan air secara
kuantitatif hingga diperoieh larutan yang mengandung
setara dengan 1 mg sefotiam per ml. Pindahkan 5,0 ml
SEFOTIAM UNTUK INJEKSI lanutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encenkan dengan
Cefotiam for Injection Fase gerak sampai tanda. Larutan mu mengandung setara
dengan lebih kurang 50 .tg sefotiam per ml. Lakukan
Sefotiam untuk Injeksi mengandung sejumlah Sefotiarn pengujian segera setelah iarutan uji disiapkan.
Hidrokiorida, C 8H23N904S3.2HC1, yang setara dengan Larutan uji 2 (Jika pada etiket dinyatakan jumiah
Sefotiam, C 8H23N904S3, tidak kurang dari 90,0% dan sefotiani dalam sejumlah tertentu volume larutan
tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada terkonstitusi). Konstitusikan isi wadah injeksi dalain
etiket. Dapat mengandung sodium karbonat. sejumlah volume air yang diukur saksama setara dengan
volume pengencer yang tertera pada etiket. Ukur
Baku pembanding Sefotiam Hidrokiorida BPFI; tidak saksama volume larutan terkonstitusi. Encerkan dengan
boleh dikeringkan sebelutn digunakan. Untuk air secana kuantitatif hingga diperoleh lanutan yang
penggunaan kuantitatif, tetapkan kadar air secara mengandung setara dengan lebih kurang 1 mg sefotiam
titrimetri sebelum digunakan. Simpan dalam wadah per ml. Pindahkan 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur
tertutup rapat, terlindung cahaya dan lembab, simpan 100-ml, encerkan dengan Fase gerak salnpai tanda.
- 1154-

Larutan mi mengandung setara dengan lebih kurang 50 sefradin. Sinipan dalam wadah tertutup rapat terlindung
j.tg per ml sefotiam. Lakukan pengujian segera setelah cahaya dan di tempat dingin. Sefaleksin BPFI; tidak
larutan uji disiapkan. boleh dikeringkan sebelum digunakan. Bentuk
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada monohidrat dari sefaleksin. Simpan dalam wadah
Penetapan kadar dalam Sefotiam Hidrokiorida. Hitung tertutup rapat dan di tempat sejuk. Endotoksin BPFI;
jumlah dalam mg sefotiam, (C 18H23N904S3), yang [Catatan Bersjfat pirogenik, penanganan vial dan isi
diambil dari wadah, atau bagian larutan terkonstitusi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
yang diambil, dengan rumus: Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemani pendingin.
)( ru
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
adalah kadar sefotiam dalam tg per ml Larutan baku maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
berdasarkan jumlah Sefotiam BPFI yang ditimbang seperti pada Sefradin BPFI.
dalam pembuatan Larutan baku, dan faktor pengenceran;
L adalah jumlah dalam mg sefotiam dalam wadah seperti Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
tertera pada etiket atau volume larutan terkonstitusi yang
diambil; D adalah kadar dalam tg sefotiam per ml Keamanan Memenuhi syarat untuk antibiotik; lakukan
Larutan uji 1 atau Larutan uji 2 berdasarkan jumlah penetapan seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara
yang tertera pada etiket wadah atau volume larutan Biologi in-vivo <251>, melalui oral, menggunakan 0,5
terkonstitusi yang diambil dan faktor pengenceran; ru ml larutan yang dibuat dengan melarutkan sejumlah zat
dan rs berturut turut adalah respons puncak sefotiam yang ditimbang saksama dalam larutan met ilselulosa P
dalam Larutan uji dan Larutan baku. (4000 cps) (1 dalam 100) hingga diperoleh kadar
sefradin 40 mg per ml.
Wadah dan peyimpanan Dalam wadah untuk sediaan
padat steril seperti tertera pada Injeksi. pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan
menggunakan lanutan yang mengandung 10 mg zat
per ml.
SEFRAIMN
Cephradine Air <103 1>Metode I Tidak lebih dari 6,0%, kecuali jika
bentuk dihidrat, antana 8,5% dan 10,5%.
COOH
Batas Sefaleksin Tidak lebih dari 5,0%, dihitung
sebagai anhidrat; Menggunakan kromatogram Larutan
uji yang diperoleh pada Penetapan kadar, hitung
Q coHN.:
persentase, sefaleksin, C 16H17N304S dalam sefradin,
dengan rumus:
Asam (6R, 7R)- 7-[(R)-2-amino-2-(1, 4-sikloheksadien-1-
il)asetamidoJ-3-metil-8-okso-5-tia-1-azabisiklo
[4,2, 0]okt-2-ena-2-karboksilat [38821-53-3 (anhidrat)]
100 1L
r
C16H19N304S BM 349,41
Monohidrat [31828-50-9]
hidrat non-stokiometrik BM 367,43 rux adalah respons puncak sefaleksin pada kromatogram
Dihidrat [58456-46-3] BM 385,44 Larutan uji; ru adalah jumlah respons puncak sefaleksin
Sefradin mempunyai potensi tidak kurang dari 900 tg dan sefradin pada kromatogram Larutan uji.
dan tidak lebih dari 1050 tg per mg terhadap total
sefalosporin (campuran sefradin, C 16H19N304S dan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sefaleksin C 16H17N304S) dihitung terhadap zat Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
anhidratnya. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-n atrium
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih. asetat 0,5 M-asam asetat 0,7 N (782:200:15:3). Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sangat sukar seperti tertera pada Kromatografi <931>, saring larutan
lanut dalam etanol dan dalam kloroform; praktis tidak melalui penyaring membran dengan porositas 1 gm atau
larut dalam eter. lebih kecil dan awaudanakan sebelum digunakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefradin
Baku pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh BPFI, larutkan dalain Fase gerak hingga kadar lebih
dikeringkan sebelum digunakan. Bentuk dihidrat dan kurang 0,5 mg per ml.
- 1155 -

Larutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak yang Identifikasi


dalam tiap ml mengandung lebih kurang 0,5 mg Sefradin Larutan uji Campur isi 1 kapsul dengan air hingga
BPFI dan 0,5 mg Sefaleksin BPFJ. kadar sefradin labih kurang 3 mg per ml, saring.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg, Lakukan penetapan seperti tertera pada IdentWkasi
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan secara Kromatografi Lapis Tiis <281>. Masukkan
lebih kurang 30 ml Fase gerak dan sonikasi. Encerkan lempeng kromatografi yang sesuai dengan lapisan silika
dengan Fase gerak sampai tanda. gel P tanpa bahan pengikat, ke dalam bejana
Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada kromatografi berisi campuran n-heksan P-tetradekana P
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi (95:5) dengan ke dalaman lebih kurang 1 cm. Biarkan
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x merambat sampai tepi atas lempeng, angkat lempeng,
4,6 mm berisi bahan pengisi L.I. Laju alir lebih kurang biarkan fase gerak menguap. Pada lempeng mi totolkan
1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap masing-masing 10 .tl Larutan uji dan Larutan ba/cu
Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons yang mengandung 3 mg Sefradin BPFI per ml. Biarkan
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi bercak mengering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
relatif sefaleksin dan sefradin masing-masing adalah kromatografi yang berisi campuran asam sitrat 0,1 M -
lebih kurang 0,8 dan 1,0 dan resolusi, R, antara puncak nafrium fosfat dibasa 0,1 M dan larutan ninhidrin P
sefaleksin dan sefradin tidak kurang dari 2,0. Lakukan dalam aseton P (1 dalam 15), (60:40:1,5), sampai
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam merambat setinggi tiga per empat tinggi lempeng.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Angkat lempeñg, keringkan pada suhu 110 selama
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada 10 menit; harga R1 bercak utama pada kromatografi
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Larutan uji sama dengan Larutan ba/cu.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 Al) Larutan baku dan Larutan uji Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%;
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam tg, total pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60°
sefalosporin (jumlah sefaleksin dan sefradin) dalam tiap selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg
mg sefradin yang digunakan dengan rumus: campuran isi dari 4 kapsul.

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,12 N.
( CP Alattipel: 100 rpm
Waktu: 45 menit
C adalah kadar Sefradin BPFI dalam mg per ml Larutan Prosedur Lakukan penetapan jumlah sefradin
baku; P adalah potensi Sefradin BPFJ dalam j.tg per mg; C16H19N304S, yang terlarut dengan mengukur serapan
M adalah jumiah dalam mg sefradin yang digunakan alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi,
pada Larutan uji; ru dan r5 berturut-turut adalah jumlah kemudian bandingkan dengan serapan Larutan baku
respons puncak sefradin dan sefaleksin Larutan uji dan Sefradin BPFI yang diketahui, kadannya pada media
Larutan baku. yang sama, pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 255 nm.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak
rapat. kurang dan 75% (Q) C 16H19N304S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.

KAPSUL SEFRADIN Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


Cephradine Capsule
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cam
Kapsul Sefradin mengandung Sefradin, C 16H17N304S, Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dani 120,0% Kromatografi <931>.
dari jumlah yang pada etiket dihitung sebagai jumlah Fare gerak, Larutan ba/cu, Larutan resolusi dan
sefradin, C 1 6H 19N304S dan sefaleksin, C 16H17N304S. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Sefradin.
Baku pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20
dikeringkan sebelum digunakan. Bentuk dihidrat dan kapsul, ke luarkan isi semua kapsul, dan campur,
sefradin. Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama.
cahaya dan di tempat dingin. Sefaleksin BPFI; Bentuk Hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama
monohidrat dari sefaleksin. Simpan dalam wadah sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang 125 mg
tertutup rapat dan di tempat sejuk. sefradin, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
tambahkan 50 ml Fare gerak, sonikasi selama lebih
kurang 15 menit dan kocok secara mekanik selama lebih
-1156-

kurang 10 menit, encerkan dengan Fase gerak sampai panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
tanda. Saring larutan melalui penyaring dengan porositas 255nm.
0,5 m atau lebih kecil, buang 5 ml filtrat pertama. Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
Gunakan filtrat sebagai Larutan uji. kurang dan 85% (Q) C16H 19N304S dari jumlah yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tertera path etiket.
sama (lebih kurang 10 jl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Keseragaman Sediaan <911> Memenuhi syarat.
respons puncak sefradin. Hitung jumlah dalam mg
sefradin (jumlah sefradin dan sefaleksin) dalam kàpsul Air <103 l>Metode 1 Tidak lebih dari 6,0%.
yang digunakan dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
025(CP(!k.] Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan
Sistem kromatograji Lakukan seperti tertera pada
C adalah kadar Sefradin BPFJ dalam mg per ml Larutan Penetapan kadar dalam Sefradin.
baku; P adalah potensi Sefradin BPFJ dalam j.tg per mg; Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 5 tablet ke
ru dan r5 berturut-turut adalah jumlah respons puncak dalam blender kaca kecepatan tinggi yang berisi
sefradin dan sefaleksin Larutan uji dan Larutan baku. sejumlah volume air yang diukur saksama, hingga kadar
tidak kurang dari 5 mg per ml, dan diblender selama
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 4±1 menit. Encerkan sejumlah volume Larutan uji
rapat. secara kuantitatif dan bertahap dengan Fare gerak
hingga kadar sefradin lebih kurang 0,5 mg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
TABLET SEFRADIN sama (lebih kurang 10 pl) Larutan baku dan Larutan
Cephradine Tablet ujike dalam kromatografi, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg sefradin
Tablet Sefradin mengandung Sefradin, C 161-119N304S, (jumlah sefradin dan sefaleksin) dalam zat uji dengan
dan Sefaleksin, C 16H17N304S tidak kurang dari 90,0% rumus:
dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket dihitung terhadap jumlah sefradin, L
(CP'[_
C 16H 19N3 04Sdan sefaleksin, C 16H17N304S. Ll000D)I r
Baku Pembanding. Sefradin BPFI tidak boleh di
C adalah kadar Sefradin BPFI dalam mg per ml Larutan
keningkan sebelum digunakan. Bentuk dihidrat dan
baku; P ad.alah potensi dalam tg per mg Sefradin BPFI;
sefradin. Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung
L adalah jumlah sefradin sesuai etiket dalam mg per
cahaya dan di tempat dingin. Sefaleksin BPFI tidak
tablet; D adalah kadar sefradin dalam mg per ml Larutan
bOleh dikeringkan sebelum digunakan. Bentuk
uji, ru dan r5 berturut-turut adalah jumlah respons
monohidrat dari sefaleksin. Simpan dalam wadah
tertutup rapat dan di tempat sejuk. puncak sefradin dan sefaleksin Larutan uji dan Larutan
baku.
Identifikasi. Campur sejumlah serbuk tablet dengan air
hingga kadar sefradin lebih kurang 3 mg per ml dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
saring (Larutan uji). Lakukan seperti tertera pada
Identflkasi dalam Kapsul Sefradin mulai dengan
"Masukkan lempeng kromatografi yang sesuai": Harga SEFRADIN UNTUK INJEKSI
Rf bercak utama pada kromatogram larutan uji sama Cephradinum for Injection
dengan Larutan baku.
Sefradin untuk Injeksi mengandung Sefradin
Disolusi <1231> C 16H19N304S tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Media disolusi: 900 ml asam hidroklorida 0,12 N. dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
Alat tipe 2: 75 rpm. dihitung sebagai jumlah sefradin dan sefaleksin.
Waktu : 60 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah sefradin, Baku Pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh
C16H19N304S, yang terlarut dengan mengukur alikuot, dikeringkan sebelum digunakan. Bentuk dihidrat dan
jika perlu encerkan dengan Media disolusi kemudian sefradin. Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung
bandingkan dengan serapan lanitan baku Sefradin BPFI cahaya dan di tempat dingin. Sefalekrin BPFI; tidak
yang diketahui kadarnya dalam media yang sama pada boleh dikeringkan sebelum digunakan. Bentuk
monohidnat dan sefaleksin. Simpan dalam wadah
-1157-

tertutup rapat dan di tempat sejuk. Endotoksin BPFI; Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
[Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan isi sama (lebih kurang 10 t 1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] 1 atau Larutan uji 2 ke dalam knomatograf. Rekam
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, jumlah dalam mg sefradin (jumlah sefradin dan
dalam lemari pendingin. sefaleksin) yang dikeluarkan dari wadah atau dalam
larutan konstitusi yang digunakan dengan rumus:
Larutan terkonstitusi Pada saat akan digunakan:
memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera _L
pada Injeksi. (c
1000DD)r5
Identifikasi Encerkan isi dari satu wadah sefradin untuk
injeksi dengan air hingga diperoleh larutan uji yang C adalah kadar Sefradin BPFI dalam mg per ml Larutan
mengandung 3 mg sefradin per ml. Lakukan seperti ba/cu; P adalah potensi dalam j.tg per mg Sefradin BPFI;
tertera pada IdentUlkasi dalani Kapsul Sefradin mulai L adalah jumlah sefradin sesuai etiket dalam mg per
dengan "Masukkan lempeng kromatografi yang sesuai ' '. wadah yang digunakan untuk penyiapan Larutan uji 1
harga Rf bercak utama pada kromatogram Larutan uji atau dalam volume larutan konstitusi yang digunakan
sama dengan Larutan ba/cu. untuk penyiapan Larutan uji 2; Dadalah kadar sefradin
dalam mg per ml Larutan uji 1 atau Larutan uji 2
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,20 unit dihitung berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket
Endotoksin Fl per mg sefradin. wadah atau dalam larutan konstitusi yang digunakan,
dan tingkat pengenceran; ru dan rs berturut-turut adalah
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan jumlah respons puncak sefradin dan sefaleksin Larutan
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji uji 1 atau Larutan uji 2 dan Larutan baku.
Sterilitas dari produk yang diuji.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam Wadah untuk
pH <1071> Antara 8,0 dan 9,6; lakukan penetapan padatan steril seperti tertera pada Injeksi.
menggunakan larutan yang mengandung 10 mg per ml.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; SEFRADIN UNTUK SUSPENSI ORAL
Lakukan pengeningan dalam botol bersumbat kapiler Cephradine for Oral Suspension
dengan tekanan tidak lebih dari 5miñHg pada suhu 60°
selama 3 jam, menggunakan 100 mg zat yang ditimbang Sefradin untuk Suspensi Oral adalah campuran kering
saksama. Sefradin dan satu atau lebih dapar, zat wanna, pengencer
dan penisa yang sesuai. Mengandung Sefradin,
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti C161119N304S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
tertera pada Injek.si volume kecil. dari 125,% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman Sediaan Baku pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh di
<911> dan Penandaan dalam Injeksi. keringkan sebelum dikeningkan.
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja Identifikasi Konstitusikan 1 wadah Sefradin untuk
tinggi seperti tertera pada kromatografi <931>. Suspensi Ora' sepenti tertera pada etiket. Campur
Fase gerak, Larutan ba/cu, Larutan resolusi dan sejumlah suspensi yang dipenoleh dengan air hingga
Sistem kromatografi Buat seperti tertera pada Penetapan kadar sefradin lebih kurang 3 mg per ml, saning (Larutan
kadar dalam Sefradin. uji). Lakukan sepenti tertera pada identifikasi dalam
Larutan uji 1 (Menggunakan wadah dosis tunggal). kapsul sefradin, mulai dengan "masukkan lempeng
Konstitusikan zat dalam air yang diukur saksama sesuai kromatografi": harga R1bercak utama pada kromatogram
jumlah pelarut seperti tertera pada etiket. Ke luarkan larutan uji, sama dengan larutan ba/cu.
semua isi yang dapat dikeluankan menggunakan jaruni
suntik hipodermik yang sesuai, encerkan dengan Fase pH <1071> antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan
gerak hingga kadan lebih kurang 0,5 mg per ml sefradin. menggunakan suspensi yang dikonstitusikan seperti
Larutan uji 2 (Pada etilcet dinyatakan jumlah sefradin tertera pada etiket.
dalam sejumlah volume larutan konstitusi).
Konstitusikan sefradin untuk injeksi dalam sejumlah air Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%.
yang diukur saksama, sesuai jumlah pelanut yang tertera
pada etiket. Encerkan sejumlah volume larutan konstitusi Penetapan potensi Konstitusikan Sefradin untuk
yang diukur saksama dengan Fase gerak hingga kadan Suspensi Oral seperti tertera path etiket. Lalcukan
lebih kurang 0,5mg per ml sefradin. penetapan seperti tertera pada Penetapan Potensi
- 1158 -

Antibiotik secara Mikrobiologi <131>, menggunakan dari produk yang diuji, kecuali bila menggunakan
sejumlah volume suspensi yang diukur saksama, Cairan A yang untuk setiap 1000 ml yang telab
diencerkan dengan Dapar nomor 1 hingga diperoleh ditambabkan 10 g natnium bikarbonat sebelum disterilkan.
Larutan uji dengan kadar yang diperkirakan sama
dengan aras dosis tengah baku. pH <1071> Antara 3,0 dan 4,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan 5 mg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari antara
13,0% dan 15,0%; lakukan pengeringan pada tekanan
SEFTAZIDIM tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam,
Ceftazidime menggunakan 300 mg zat.

0 0 Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan steril atau


dilakukan proses lebih lanjut selama penyiapan bentuk
• sediaan injeksi atau bentuk sediaan steril lain, memenuhi
0
HN
syarat Endotoksin bakteri seperti tertera pada Seftazidim
untuk Jnjeksi.
0

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


1-[[(6R, 7R)- 7-[2-(2-Amino-4-tiazolil)glioksil amido]-2- Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
karboksi-8-ok.so-5-tia-1-azabisiklo [4.2. 0]okt-2-en-3- Kromatografi <931>.
il]metil]piridium hidrok.sida, garam sendiri, 72-(Z)- Dapar pH 7 Larutkan 42,5 9 g natrium fosfat dibasa
[O(1-karboksi-1-rneliletil) oksim], pentahidrat[78439- anhidrat P dan 27,22 g kalium fosfat monobasa P dalam
06-2] air hingga 1000 ml.
C22H22N607S2.5 H2 0 BM 636,65 Fase gerak Campur 40 ml asetonitril P dan 200 ml
Anhidrat BM 546,59 Dapar pH 7, encerkan dengan air hingga 2000 ml.
Saning melalui penyaning dengan porositas 1 .tm atau
Seftazidim mengandung tidak kurang dari 95,0% dan lebih kecil dan awaudanakan. Jika perlu lakukan
tidak lebih dari 102,0% C 22H22N607S2, dihitung terhadap penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
zat yang dikeringkan. pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlh lebih
Pemerian Serbuk hablur; putih hingga krim. kurang 29 mg Seftazidim Pentahidrat BPFI, masukkan
ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 2,5 ml Dapar
Kelarutan Larut dalam alkali dan dimetil sulfoksida; pH 7 dan kocok sampai larut. Encerkan dengan air
sedikit larut dalam dimetil formamida, dalam metanol sampai tanda. [Catatan Lindungi larutan dari cahaya.]
dan air; tidak larut dalam aseton, dalam etanol, dalam Segera sebekun dilakukan kromatografi, masukkan 5,0 ml
kloroform, dalam dioksan, dalam eter, dalam etil asetat larutan ke dalam labu tentukur 50-ml encerkan dengan air
dan dalam toluen. sampai tanda. Larutan mi menganidung seftazidim lebih
kurang 100 .tg per ml.
Baku pembanding Seftazidim Pentahidrat BPFI, tidak Larutan uji Timbang saksama sejumlah lebih kurang
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, 115 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml yang
terlindung cahaya, udara, dan kelembaban, simpan benisi 10,0 ml Dapar pH 7, kocok sampai larut.
dalam lemari pembeku. Isomer Delta-3-Sefiazidim BPFI, Encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Lindungi
tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup larutan dari cahaya.] Segera sebelum dilakukan
rapat, terlindung cahaya, simpan dalam lemari pembeku. kromatografi, masukkan 5,0 ml larutan mi ke dalam labu
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik, tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk Larutan resolusi Buat larutan Isomer Delta-3-
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, Seftazidim BPFI lebih kurang 0,1 mg per ml dalam
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang Dapar pH 7. Lakukan kromatografi segera setelah
belum dibuka dan larutan, dalam lemani pendingin. mencampur 1 ml larutan mi dengan 8 ml air dan 1 ml
larutan induk yang digunakan untuk membuat Larutan
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji baku.
sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar. Kromatografi <931>. Knomatograf cain kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. 4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
5 sm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
Sterilitas <71> Bila pada etiket dinyatakan steril, kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
memenuhi syarat, lakukan penetapan dengan kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Penyaringan membran seperti tertera pada Uji Sterilitas
-1159-

pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak seftazidim dan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
puncak isomer delta-3-seftazidim tidak kurang dari 2,0. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Lakukan kromatografi terhadap Larulan ba/cu, rekam Kromatografi <931>.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Dapar pH 7, Fase gerak, Larutan ba/cu, Larutan
pada Prosedur: faktor ikutan puncak analit tidak kurang resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
dari 0,75 dan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku pada Penetapan kadar dalam Seflazidim.
relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. Larutan uji Biarkan satu wadah Injeksi hingga
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing mencair dan campur. Ukur saksama sejumiah volume
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 tl) Larutan injeksi setara dengan iebih kurang 50 mg seftazidim,
ba/cu dan Larutan uji, ke dalam kromatograf, rekam masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
knomatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung dengan Dapar pH 7 sampai tanda. Masukkan 5,0 ml
jumlah dalam mg seftazidim, C 22H22N607S2, dengan larutan mi pada iabu tentukur 50-ml, encerkan dengan
rumus: air hingga tanda.
Prosedur Lakukan seperti Prosedur yang tentena pada
Penetapan kadar dalam Seftazidim. Hitung jumlah
c1 r dalam mg seftazidim, C 22H22N607S2 per ml injeksi
dengan ruinus:
ru.)
C adalah kadar seftazidim dalam .tg per ml. Larutan
baku; rdan r5 berturut-turut adalah respons puncak 0,511-
' V) r
Larutan uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. C adalah kadar seftazidim dalam j.tg per ml Larutan
baku; V adalah volume injeksi yang digunakan dalam
ml, ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
INJEKSI SEFTAZIDIM Larutan uji dan Larutan baku.
Ceftazidime Injection
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk injeksi
Injeksi Seftazidim adaiah larutan isoosmotik stenil seperti tertera pada Injeksi. Simpan dalam kondisi beku.
Seftazidim dalam Air untuk Injeksi. Mengandung satu
atau lebih larutan dapar yang sesuai dan bahan pengatur
tonisitas. Injeksi Seftazidim mengandung Seftazidim, SEFTAZIDIM UNTUK INJEKSI
C22H22N607S2 tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih Ceftazidime for Injection
dari 120,0% dan jumlah yang tertera pada etiket.
Seftazidim untuk Injeksi adalah campunan stenil
Baku pembanding Seflazidim Pentahidrat BPFJ; tidak Seftazidim stenil dan Natnium karbonat atau Arginin.
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Mengandung Seftazidim, C 22H22N607S2tidak kurang dan
terlindung cahaya, udara dan kelembaban, dalam lemani 90,0 % dan tidak iebih dari 105,0%,dihitung tenhadap zat
pembeku. Isomer Delta-3-Sefiazidim BPFI; tidak boleh yang telah dikeniñgkan dan natrium kanbonat bebas basa
dikeningkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, atau arginin bebas basa, dan mengandung Seftazidim,
terlindung cahaya, dalam lemari pembeku. C22H22N607S2 tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Identifikasi Waktu retensi puncak utaina Larutan uji
sesuai dengan Larutan ba/cu yang diperoleh pada Baku pembanding L-Arginin BPFI; lakukan
Penetapan kadar. pengeningan pada suhu 1050 selania 3 jam sebelum
digunakan, simpan dalain wadah tertutup napat;
Pirogen <231> Memenuhi syarat, lakukan penetapan Delta-3 -Isomer Seftazidim BPFI ,tidak boleh
menggunakan injeksi tanpa pengenceran dengan dosis dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam wadah
uji 80 mg per kg bobot kelinci. tertutup napat terlindung cahaya, dalam lemari pembeku
Seftazidim Pentahidrat BPFI, tidak boleh dikeringkan,
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya,
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji udara dan kelembaban, dalain iemani pembeku;
Sterilitas dari produk yang diuji. Endotoksin BPFI [Catalan Bersfat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus had hati untuk
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5. menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
Bahan partikuiat <751> Memenuhi syarat seperti belum dibuka dan lanutan, dalam lemani pendingin.
tertera pada Injeksi volume kecil.
-1160-

Identifikasi Larutan blangko Pipet 10 ml Larutan kalium klorida


A. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram ke dalain labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang sampai tanda.
diperoleh pada Penetapan kadar. Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
B. Larut dalam asam klorida 1 N, membentuk gas pada garis emisi natrium 589 run dengan
tidak berwarna yang bila dilewatkan ke dalam kalsium spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada
hidroksida LP akan segera terbentuk endapan putih. Spektrofotometri dan hambu ran cahaya <1191>
diiengkapi dengan iampu "hollow" katoda dan pembakar
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,1 unit asetilen P-udana, gunakan Larutan blangko sebagai
Endotoksin Fl per mg seftazidim. blangko. Hitung persentase natrium karbonat, Na2CO 3
dalam bagian injeksi dengan rumus:
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
seperti tertera pada Prosedur menggunakan Penyaringan 125 ,99 )( 0,1C')I A u
membran dalam Uji sterilitas. 116,88i. M )A s
(

pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan


menggunakan larutan yang mengandung 100 mg 105,99 adaiah bobot molekul natrium karbonat; 116,88
seftazidim per ml dalam wadah tertutup rapat, tetapi adalah dua kali bobot molekui natrium kiorida; C adalah
tidak mengurangi tekanan dalam wadah ketika kadar natrium klonida dalam tg per ml Larutan baku; M
mengisikan larutan. adaiah kadar Seftazidim BPFI untuk injeksi dalam mg
per ml Larutan uji berdasankan bobot mg seftazidim
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 12,5%; untuk injeksi yang digunakan dan tingkat pengenceran;
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih daii 5 mmHg Au dan A s berturut-turut adalab serapan Larutan uji dan
path suhu 25° selama 4 jam menggunakan 300 mg zat. Larutan baku. Gunakan persentase mi untuk
Jika mengandung arginin penyusutan tidak lebih dan penghitungan zat yang teiah dikeningkan dan natnium
12,5%. Jika mengandung natnium karbonat penyusutan karbonat bebas basa, sepenti tertera pada Larutan uji I
tidak lebih dari 13,5%. Jika mengandung arginin daiam Penetapan kadar.
gunakan persentase penyusutan, m, untuk menghitung
zat yang telah dikeringkan dan arginin bebas basa, hasil Piridin Tidak iebih dan 0,4% pinidin yang diperoleh dani
Larutan uji I seperti tertera pada Penetapan kadar. Jika seftazidim yang mengandung natrium karbonat dan tidak
mengandung natrium karbonat, panaskan residu dalam lebih dari 0,3% seftazidim yang mengandung arginin.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatogafi cair
hampa udara pada suhu 100° dan tekanan tidak lebih dan
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
5 mmHg selama 3 jam dan hitung persentase total
Fase gerak Buat campuran 300 ml asetonitril P dan
penyusutan bobot. Gunakan persentase penyusutan, m,
100 ml amonium fosfat monobasa 0,25 M, encerkan
untuk menghitung zat yang telah dikeringkan dan basa
dengan air hingga 1000 ml dan atur pH hingga 7,0±0,1
bebas natnium karbonat, hasil Penetapan kadar I yang
dengan penambahan amonium hidrok.rida P. Saring
diperoleh pada Penetapan kadar.
iarutan melaiui penyaning membran dengan ponositas
1 gm atau lebih kecil dan awaudarakan. Jika periu
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat untuk Injeksi
iakukan penyesuaian menunut Kesesuaian sistem seperti
volume kecil.
tertera pada Kromatografi <931>.
DaparpH 7 Timbang 5,68 g natriumfosfat dibasa P
Natrium karbonat (jika ada)
dan 3,63 g kalium fosfat monobasa P dalam air hingga
Larutan kalium kiorida Larutkan 19,07 g kalium
1000 ml.
kiorida P dalam air hingga 1000 ml larutan.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 250 mg
Larutan baku Timbang saksama sejumlah natrium
piridin P. masukkan ke dalam iabu tentukur 100-ml,
kiorida P yang telah dikeringkan pada 105° selama
encerkan dengan air sampai tanda. Segera sebeium
2 jam dan larutkan dalam air hingga diperoleh larutan penetapan pipet 2 ml larutan mi ke dalam labu tentukur
dengan kadar lebih kurang 14 jtg per ml. Pipet 10 ml 200-ml, encerkan dengan Dapar pH 7 sampai tanda.
larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml, tambalikan
Larutan mi mengandung pinidin lebih kunang 25 j.tg
10,0 ml Larutan kalium kiorida, encerkan dengan air
per ml.
sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 660 mg
Larutan uji Gunakan Larutan uji 1 seperti tertera
seftazidim untuk injeksi yang barn dikeluarkan dan
pada Penetapan kadar, jika penlu encerkan secara
wadahnya, masukkan ke daiam labu tentukur 100-mi,
kuantitatif dan bertahap dengan air hingga kadar natnium
tambahkan DaparpH 7 sainpai tanda. Simpan iarutan mi
karbonat Iebih kurang 12,5 .Lg per ml. Pipet 10 ml
larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan di tempat dingin dan gunakan daiam waktu 1 jam.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
10 ml Larutan kalium kiorida, encerkan dengan air
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinenja tinggi
sampai tanda.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm benisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
- 1161 -

5 jim. Laju alir lebih kurang 1,6 ml per menit. Lakukan C5 adalah kadar L-Arginin BPFI dalam mg per ml
kromatografi terhadap Larutan baku rekain Larutan baku; Cu adalah kadan seftazidim untuk injeksi
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dalam mg per ml Larutan uji, berdasarkan bobot mg
pada Prosedur: faktor ikutan puncak analit tidak lebih seftazidim untuk injeksi yang digunakan dan tingkat
dari 2,5; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan pengenceran; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
ulang tidak lebih dan 3%. puncak anginin dalam Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Gunakan persentase mi untuk penghitungan zat yang
sama (lebih kurang 10 1.11) Larutan ba/cu dan Larutan uji telah dikeringkan dan arginin bebas basa, basil
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur penetapan dari Larutan uji 1 seperti tertera pada
respons puncak piridin. Hitung persentase piridin dalam Penetapan kadar.
zat dengan rumus:
Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman sediaan
(C Y ) u
10 1 - ii -Q
<91 1>dan Penandaan seperti tertera pada Injeksi.
1W)r
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
C adalah kadar piridin dalam jig per ml Larutan baku; W Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
adalah bobot seftazidim untuk injeksi yang digunakan Kromatograji <931>.
dalam mg; ru dan rs berturut-turut adalah perbandingan Dapar pH 7, Fase gerak, Larutan baku, Larutan
respons puncak piridin Larutan uji dan Larutan baku. Resolusi dan Sistem kromatografi. Lakukan seperti
tertera pada Seftazidim.
Arginin (jika ada) Lakukan penetapan dengan cara Larutan uji 1 Timbang saksama sejumlah seftazidim
KromatograJI cair kinerja tinggi seperti tertera pada untuk injeksi, setana dengan lebih kurang 250 mg
Kromatografi <931>. seftazidim masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
Fase gerak Larutkan 1,15 g amonium fosfat encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Larutan
monobasa P dalam lebih kurang 800 ml air. Atur pH terlindung cahaya.] Segera sebelum dilakukan
hingga 2,0±0,1 dengan penambahan asam fosfat F, penetapan pipet 5 ml lanitan mi ke dalam labu tentukur
encerkan dengan air hingga 1000 ml. Buat campuran 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
asetonitril P-larutan mi (750:250), saring dan Larutan uji 2 (Jika dinyatakan sediaan dalam wadah
awaudarákan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut dosis tunggal). Konstitusikan seftazidim untuk injeksi
Kesesuaian sistem seperti tertera pada KromatograJI dengan air yang diukur saksama seperti tertera pada
<931>. etiket. Ke luarkan semua isi wadab menggunakan jarum
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Seftazidim suntik hipodermik, encerkan secara kuantitatif dengan
Pentahidrat BPFI dan L-Arginin BPFI larutkan dalam air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebib kurang
air hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,2 mg 1 mg seftazidim per ml. [Catatan Larutan terlindung
per ml. cahaya.] Segera sebelurn dikromatografi pipet 5 ml
Larutan uji Timbang saksama sejumlah seftazidim larutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
untuk injeksi, larutkan dan encerkan dengan air hingga dengan air sampai tanda.
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Larutan uji 3 (Jika pada etiket tertera jumlah
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada seftazidim dalam volume larutan yang diberikan). Ukur
Kromatografi <931>. Knomatograf cain kinerja tinggi saksama sejumlah volume air dan konstitusikan ke
dilengkapi dengan detektor 206 urn dan prakolom dalam wadah seftazidim untuk injeksi sesuai volume
saturator 50 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L27, dan pelarut yang tertera pada etiket. Ukun saksama sejumlah
kolom analitik 25 cm x 4 mm berisi bahan pengisi L20. volume larutan konstitusi, encerkan dengan air hingga
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan diperoleh larutan dengan kadan lebih kurang I mg
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam seftazidim per ml. [Catatan Larutan terlindung cahaya.]
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Segera sebelum di knomatografi pipet 5 ml larutan mi ke
pada Prosedur: resolusi, R antara puncak seftazidim dan dalain labu tentukun 50-ml, encerkan dengan air sampai
arginin tidak kurang dari 6,0; dan faktor ikutan untuk tanda.
puncak arginin tidak lebih dari 4,0. Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dalam Penetapan kadar Seftadizim. Hitung persentasi
sama (lebih kurang 20 jil) Larutan ba/cu dan Larutan uji seftazidim, C22H22N507S2, dalam keadaan kering clan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram clan ukur tidak mengandung natrium kanbonat atau anginin, dalam
respons puncak utama. Hitung persentasi arginin, zat yang digunakan dengan rumus:
C6H4N402, dalam zat dengan rumus:
25 .0OO(.c(lOO —m _s))(J
1OO(LXL
t\ C / r
-1162-

C adalah kadar Sefiazidim BPFJ, C 221122N607S2 dalam Identifikasi


mg per ml Larutan baku; W adalah bobot dalam mg A. Waktu retensi puncak utama kromatogram
seftazidim untuk injeksi dalam Larutan uji 1; ,n adalah Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
persentase jumlah susut pengeringan; s adalab persentase diperoleh pada Penetapan kadar.
natrium karbonat atau arginin dalam seftazidim untuk B. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B seperti
injeksi yang digunakan; ru dan rs berturut-turut adalah tertera pada Uji Ident/I/casi Umum <291>.
respons puncak utama Larutan uji dan Larutan baku.
Hitung jumlah dalam mg seftazidim, C 22H22N607S2 , Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Yang dikeluarkan dan wadah atau dalam bagian larutan
terkonstitusi yang digunakan dengan rumus: pH <1071> Antara 6,0 clan 8,0; Lakukan penetapan
menggunakan larutan 1 dalam 10.
C L )(fu
(

Air <103 1>Metode I Tidak lebih dari 8,5%.

Syarat lain Jika etiket tertera seftizoksim natnium stenil,


L adalah bobot dalam mg seftazidim C 22H22N607S2 yang memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan Endotoksin
tertera pada etiket wadah, atau dalam volume larutan bakteri <201> seperti tertera pada Sefiizoksim untuk
terkonstitusi yang digunakan; D adalah kadar seftazidim Injeksi. Jika etiket tertera seftizoksim natrium harus
C22HN607S2 dalam jig per ml Larutan uji 2 atau diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi,
Larutan uji 3, berturut-turut berdasarkan jumlah pada memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri <201>seperti
etiket wadah atau volume larutan konstitusi yang tertera pada Seftizoksim untuk Injeksi.
digunakan dan besar faktor pengenceran.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk padatan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
steril seperti tertera pada Injeksi, dan terlindung cahaya. Kromatograji <931>.
Dapar pH 3,6 Larutkan 1,42 g asam sitrat
monohidrat P dan 1,73 g natriurn fosfat dibasa P dalam
SEFTIZOKSIM NATRIUM air hingga 1000 ml.
Ceftizoxime Sodium Dapar pH 7,0 Larutkan 3,63 g kalium fosfát
monobasa P dan 10,73 g natrium fosfat dibasa P dalam
air hingga 1000 ml.
Faze gerak Buat campuran DaparpH 3,6 - asetonitril P
HN
(9:1). Saning melalui penyaning dengan porositas I jim
OVH: atau lebih kecil, dan awaudarakan. Jika penlu lakukan
OCH3 penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Krotnatografi <931>.
Natrium (6R, 7R)- 7[2-(2-imino-4-tiazolin-4-il-glioksil Larutan baku internal Larutkan 1,2 g asam salisilat
amido]8-okso-5-tia-1-azabisiklo[4,2, 0]okt-2-ena-2- dalam 10 ml metanol P, dan encerkan dengan Dapar pH
karboksilat 72-(Z)-(O-metiloksim) [68401-82-1] 7,0 hingga 200 ml.
C1 3H1 2N5NaO5S2 BM 405,39 Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefiizoksim
BPFI, larutkan dalam Dapar pH 7,0 hingga kadar Iebih
Seftizoksim Natrium mengandung Seftizoksim, kurang I mg per ml. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu
C13H13N505S2 setara dengan tidak kurang dari 850 jig tentukur 100-ml, tanibahkan 5,0 ml Larutan baku
dan tidak lebih dari 995 jig per mg, dihitung terhadap zat internal, encerkan dengan Dapar pH 7,0 sampai tanda.
anhidrat. Larutan mi mengandung seftizoksim lebih kurang
0,02 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat dan
Pemerian Serbuk hablur putih sampai kuning pucat.
lakukan seperti pada Larutan baku.
Sistem kromatografI Lakukan seperti tertera pada
Kelarutan Mudah larut dalam air. KromatograJl <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
Baku pembanding Seftizoksim BPFI, tidak boleh 4,0 mm yang berisi bahan pengisi Li dengan ukuran
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, partikel 5-10 gm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
terlindung cahaya, pada tempat yang sejuk dan kering. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Endotoksin BPFI, [Catatan Bersfar pirogenik, kromatogram dan ukur respons puncak seperti tentera
penanganan vial dan isi harus hah-hati untuk pada Prosedur: efisiensi kolom ditetapkan dan puncak
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, analit tidak kurang dan 2000 lempeng teoritis; faktor
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang ikutan tidak lebih dan 2,0; resolusi, R, antara analit dan
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. puncak baku internal tidak kurang dan 4; waktu retensi
- 1163 -

relatif seftizoksim dan asam salisilat berturut-turut Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0; dan simpangan baku Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Kromatografi <931>.
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume Dapar pH 3,6; Dapar pH 7,0; Fase gerak, Larutan
sama (lebih kurang 10 jtl) Larutan baku dan Larutan uji baku internal, Larutan baku, dan Sistem Kromatografi
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam .tg Sefiizokim Natrium.
seftizoksim, C 13H 13N505S2, tiap mg zat yang digunakan Larutan uji Biarkan satu wadah injeksi mencair, dan
dengan rumus: campur. Pipet sejumlah volume injeksi yang setara
dengan lebih kurang 40 mg seftizoksim, ke dalam tabu

1000 (c:)1 tentukur 100-mi, encerkan dengan Dapar pH 7,0 sampai


tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam tabu tentukur 100-ml,
M)R
tambahkan 5 ml Larutan ba/cu internal, encerkan dengan
DaparpH 7,0 sampai tanda.
C adaiah kadar Seflizoksim BPFI dalam mg per ml Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti tertera
Larutan baku; M adaiah kadar seftizoksim natrium pada Penetapan kadar dalam Sefiizoksim Natrium.
dalam mg per ml Larutan uji; dan R u dan R5 berturut- Hitung jumlah dalam mg sefizoksim, C 13H 13N505S2 ,
turut adalah perbandingan respons puncak seftizoksim dalam tiap ml injeksi yang digunakan dengan rumus:
terhadap puncak baku internal yang diperoleh dan
Larutan uji dan Larutan baku.
(
2000 (C)
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah V R3
tertutup rapat.
V adalah volume dalam ml injeksi yang digunakan, dan
INJEKS! SEFTIZOKSIM notasi lain seperti tertera pada Seflizoksim Natrium.
Ceftizoxime Injection
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah untuk
Injeksi Seftizoksim adalah larutan steril Seftizoksim injeksi seperti tertera pada Injeksi. Simpan dalam kondisi
Natrium - dalam pengencer mengandung satu atau lebih beku.
bahan pengatur tonisitas dalam Air untuk Injeksi.
Mengandung Sefiizoksim Natrium yang setara dengan Penandaan Memenuhi pensyaratan etiket seperti tertera
Seftizoksim, C 13H13N505S2, tidak kurang dari 90,0% dan pada Injeksi. Pada etiket hanis dicantumkan "cairkan
tidak lebih 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. sesaat sebelum digunakan" dan cantumkan kondisi
penyimpanan yang paling baik. Dan larutan tidak boleh
Baku pembanding Seftizoksim BPFJ, tidak boleh dibekukan kembali.
dikeningkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, udara dan kelembaban, dalam lemari
pembeku. Endotoksin BPFI, [Catatan Bersfat SEFTIZOKSIM UNTUK INJEKSI
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk Ceftizoxime for Injection
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang Seftizoksim untuk Injeksi mengandung Seftizoksim
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. Natriurn setara dengan Seftizoksim, C 1311 13N505S2, tidak
kunang dari 90,0% dan tidak lebih dan 115,0% dan
Identifikasi Waktu retensi puncak utama knomatogram jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar. Baku pembanding Seftizoksim BPFI, tidak boleh
dikeningkan, simpan dalam wadah tertutup rapat pada
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,10 unit tempat sejuk dan kening. Endotoksin BPFI, [Catatan
Endotoksin F1 per mg seftizoksim. Bersfat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-
hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan semua isi, gunakan lanutan dalam waktu 14 han. Simpan
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
Sterilitas. pendingin.

pH <1071> Antara 5,5 dan 8,0. Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat lanutan
terkonstitusi sepenti tertera pada Injeksi; dibuat pada saat
Bahan partikulat <751> Memenuhi persyaratan untuk akan digunakan.
Injeksi volume kecil.
-1164-

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,10 unit Larutan uji 1 atau Larutan uji 2, berdasarkan jumlah
Endotoksin Fl per mg seftizoksim. yang tertera pada etiket atau volume larutan terkonstitusi
yang digunakan, dan tingkat pengenceran; C adalah
Sterifitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan kadar Seftizoksim BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
dengan Penyaringan inembran seperti tertera pada Uji Ru dan Rs berturut-turut adalah perbandingan respons
Sterilitas. puncak seftizoksim terhadap puncak baku internal yang
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.
Bahan partikulat <751> Memenuhi persyaratan untuk
Injeksi volume kecil. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk bahan
padat steril seperti yang tercantum pada Injeksi.
Syarat lain Memenuhi uji Ident/lkasi, Sfat hablur, pH
dan Air seperti tertera pada Seftizoksim natrium dan
memenuhi syarat Keseragaman sediaan <911> dan SEFTRIAKSON NATRIUM
Penandaan seperti tertera pada Injeksi. Ceftriaxone Sodium
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
KromatograjI cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar pH 3,6, Dapar pH 7, 0, Fase gerak, Larutan •WH4jO

baku internal, dan Sistem kromatografi lakukan seperti


tertera pada Penetapan kadar dalam Sefiizoksim
Natrium.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sefiizoksim
(6R, 7R)-7-[2-(2-Amino-4-tiazolil)glioksil amido]-8-okso-
BPFI larutkan dalam Dapar pH 7,0 hingga kadar lebih
3-[((1,2,5, 6-tetrahidro-2-metil-5, 6-iokso,astriazin-3-il)
kurang 1 mg per ml. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu
tio)-meril]-5-tia-1-azabisiklo[4,2, O]ok1-2-ene-2-asam
tentukur 100-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku
internal, encerkan dengan Dapar pH 7,0 sampai tanda. karboksilat, 72-(Z)-(O-metiloksima), garam dinatrium,
Larutan mi mengandung lebih kurang 0,02 mg per ml. seskuaterhidrat [104376-79-6]
C18H16N8Na2 07S3. 3½ HO BM 661,60
Larutan uji 1 (jika dinyatakan dalam wadah dosis
Anhidrat BM 598,56
tunggal). Konstitusikan Seftizoksim untuk Injeksi dalam
sejumlah volume air, yang diukur saksama, sesuai
Seftriakson Natrium mengandung setara dengan tidak
dengan volume pelarut yang tertera pada etiket.
Encerkan secara kuantitatif sejumlah volume larutan kurang dan 795 p.tg per mg seftriakson, C 18H18N807S3 ,
yang diukur saksama dengan DaparpH 7,0 hingga kadar dihitung sebagai zat anhidrat.
lebih kurang 1 mg per ml. Pipet 2 ml larutan mi ke
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan Pemerian Serbuk hablur; putih hingga jingga
baku internal, encerkan dengan Dapar pH 7,0 sampai kekuningan.
tanda.
Larutan uji 2 (jika dinyatakan jumlah seftizoksim Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut
dalam volume larutan terkonstitusi). Konstitusikan dalam metanol; sangat sukar larut daiam etanol.
Seflizoksim untuk Injeksi dalam sejumlah volume air,
yang diukur secara saksama, sesuai dengan volume Baku pembanding Seftriakson Natrium BPFI tidak
pelarut yang tertera pada etiket. Encerkan secara boleh dikeringkan sebeium digunakan, simpan dalam
kuantitatif sejumlah volume larutan yang diukur lemari pendingin. Setelah dibuka simpan dalam wadah
saksama dengan Dapar pH 7,0 hingga kadar lebih tertutup rapat.Isomer E Seftriakson Natrium BPFI; tidak
kurang 1 mg per ml. Pipet 2 ml larutan mi ke dalam labu boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
tentukur 100-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan simpan dalam
internal, encerkan dengan DaparpH 7,0 sampai tanda. tempat dingin dan kering. Endotoksin BPFI; [Catatan
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti tertera Bersfat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-
pada Penetapan kadar daiam Seftizoksim Natrium. hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi
Hitung jumlah dalam mg seftizoksim, C13H13N505 S2, seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan
dalam larutan terkonstitusi yang digunakan dengan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemani
rumus: pendingin.

C(i)( R, Identifikasi
DR A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
L adalah jumlah seftizoksim daiam mg yang tertera pada maksimum hanya pada biiangan gelombang yang sama
etiket, atau dalam volume larutan terkonstitusi yang seperti pada Seftriakson Natrium BPFI.
digunakan; D adalah kadar seftizoksim dalam mg per ml
- 1165 -

B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai Sistem Kromatografi. Lakukan seperti tertera pada
dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
kadar. dilengkapi dengan detektor 270 tim dan kolom 15 cm x
C. Menunjukkan reaksi Natriwn cara A dan B seperti 4,0 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran partikel
tertera pada Uji Identflkasi Umum< 291>. 5 [tm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
Endotoksin bakteri <201>Tidak lebih dari 0,20 unit kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Endotoksin F! per mg seftriakson. pada Prosedur; resolusi, R, antara puncak isomer E
seftriakson dan seftriakson tidak kurang dari 3. Lakukan
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan pada Prosedur; efisiensi kolom yang ditetapkan dan
menggunakan larutan (1 dalam 10). puncak analit tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis,
faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 2 dan
Air <1031>Metodel Antara8,0% dan 11,0%. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dan 2%.
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan Sefiriakson Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Natrium Steril, hams memenuhi syarat Sterilitas dan sama (Iebih kurang 20 p1) Larutan baku dan Larutan uji
Endotoksin bakteri seperti tertera pada Seftriakson untuk ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
injeksi. Bila dinyatakan pada etiket Seftriakson Natrium respons puncak utama. Hitung jumlah dalam pg
dimaksudkan untuk diproses lebih lanjut selama seftriakson, (C18H8N807S3), per mg zat uji dengan
penyiapan bentuk sediaan injeksi, memenuhi syarat rumus:
Endotoksin bakteri seperti tertera pada Seftriakson untuk
injeksi.
20OII
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara CwP
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
KromatograjI <931>. C adalah kadar Seftriakson Natrium BPFI dalam mg per
DaparpH 7,0 Larutkan 13,6 g kaliumfosfat dibasa P ml larutan baku; P adalah potensi Seftriakson Natrium
dan 4,0 g kalium fosfat monobasa P dalam air hingga BPFI dalam pg seftriakson per mg; W adalah jumlah
.1000 ml. AturpH dengan penambahan asamfosfatP atau dalam mg, seftriakson natrium yang digunakan dalam
kalium hidroksida JON hingga 7,0±0,1. Larutan uji; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
DaparpH 5,0 Larutkan 25,8 g natrium sitrat P dalam puncak Larutan uji dan Larutan baku.
500 ml air, atur pH dengan penambahan lanitan asam
sitrat P (1 dalam 5) hingga 5,0±0,1, encerkan dengan air Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
hingga 1000 ml.
Fase gerak Larutkan 3,2 g tetraheptilamonium
bromida P dalam 400 ml asetonitril P, tambahkan 44 ml INJEKS! SEFTRIAKSON
Dapar pH 7,0 dan 4 ml Dapar pH 5, 0, tambahkan air Ceftriax one Injection
hingga 1000 ml. Sating melalui penyaring membran
dengan porositas 0,5 I.tm atau lebih kecil dan Injeksi Seftriakson adalah larutan steril seftniakson
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut natrium dalam pengencer yang mengandung satu atau
Kesesuaian sistem seperti tertera pada KromatograjI lebih pengatur tonisitas dalam Air untuk injek.i
<931>. mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Seftriakson dari 115,0% seftriakson, C 18H18N807S3 dari jumlah yang
Natrium BPFI, larutkan dalam Fare gerak hingga tertera pada etiket.
diperoleh larutan dengan kadar 0,2 mg per ml. Gunakan
larutan mi segera. Baku pembanding Seftriak.son Natrium BPFI tidak
Larütan resolusi Larutkan sejumlah Isomer E boleh dilceringkan sebelum digunakan, simpan dalam
Seftriakson Natrium BPFI dalam Larutan baku, lemari pendingin. Setelah dibuka simpan dalam wadah
encerkan dengan Larutan baku hingga diperoleh larutan tertutup rapat. Isomer E Seflriakson Natrium BPFI; tidak
dengan kadar Isomer E Seftriakson Natrium BPFI boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
danSefiriaksonNatrium BPFI masing-masing 160 .tg per wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan simpan
ml. Gunakan larutan mi segera. dalam tempat dingmn. Endotoksin BPFI; [Catatan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg Bersfat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-
seftriakson natrium, masukkan ke dalam labu tentukur hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi
200-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak selunih isi, gunakan larutan dalam waktu 14 han.
sampai tanda. Gunakan larutan mi segera. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
lemani pendingin.
- 1166-

Identifikasi Waktu retensi puncak utama seftriakson lemani pendingin. Setelah dibuka simpan dalam wadah
dalam Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang tertutup rapat. Isomer E Seffriakson Natrium BPFI; tidak
diperoleh pada Penetapan kadar. boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan simpan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,2 unit dalam tempat dingin. Endotoksin BPFI; [Catatan
Endotoksin Fl per mg seftriakson. Bersjfat pirogenik; penanganan vial dan isi harus hati-
hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14 han.
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji Simpan vial yang belum dibuka dan lanutan, dalam
Sterilitas dari produk yang diuji. lemari pendingin.

pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0. Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat terkonstitusi
seperti tertera pada Injek,si; dibuat pada saat akan
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti digunakan dengan melarutkan Seflriakson untuk bjeksi.
tertera pada Jnjeksi volume kecil.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,2 unit
Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar dengan Endotoksin FT per mg seftriakson.
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Sterilltas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
Dapar pH 7, 0, Dapar pH 5, 0, Fase gerak, Larutan dengan Penyaringan membran sepenti tertera pada Uji
baku, Larutan resolusi dan Sistem kromatograJi Lakukan Sterilitas dari produk yang diuji.
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Sefiriakson
natrium. Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
Larutan uji Biarkan satu wadah Injeksi mencair dan tentera pada Injeksi Volume Kecil.
campur. Ukur saksama sejumiah volume injeksi setara
dengan lebih kurang 40 mg seftriakson, masukkan ke Syarat lain Memenuhi uji IdentWkasi, Sfat hablur, pH
dalam labu tentukur 200-ml, encerkan dengan Fase dan Air yang tertera pada Seftriakson Natrium dan
gerak sampai tanda. Gunakan larutan mi segera. memenuhi syarat Keseragaman Sediaan <911> dan
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera Penandaan seperti tertera pada Injeksi.
pada Penetapan kadar dalam Seftriakson Natrium.
Hitung jumlah dalam mg per ml seftriakson, Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar dengan
C18H18N807S3, larutan injeksi yang digunakan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
rumus: knomatognafi <931>.
Dapar pH 7, 0, Dapar pH 5, 0, Fase gerak, Larutan
baku, Larutan resolusi dan Sistem kromatograJi Lakukan
2OO seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Seftriakson
V)(rrus
(C Natrium.
Larutan uji 1 Timbang saksama lebih kurang 40 mg
C adalah kadar Seflriakson Nafriurn BPFI dalam mg Seftriakson untuk Injeksi, masukkan dalam labu tentukur
per ml Larutan baku; V adalah volume injeksi yang 200-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak
digunakan dalam ml, rs dan rs berturut-turut adalah sampai tanda. Gunakan larutan mi segera.
respons puncak Larulan uji dan Larutan ba/cu. Larutan uji 2 (Jika menggunakan wadah dosis
tunggal). Konstitusikan Seftriakson untuk Jnjeksi dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Injeksi air yang diukur saksama sesuai jumlah pelarut yang
seperti tertera pada Jnjeksi. Simpan dalam kondisi beku. tertera pada etiket. Ambil semua isi menggunakan jarum
suntik hipodenmik yang sesuai, encerkan secana
kuantitatif dengan Fase gerak hingga diperoleh larutan
SEFTRIAKSON UNTUK INJEKSI dengan kadan 180 .tg per ml. Gunakan larutan mi segera.
Ceftriaxone for Injection Larutan uji 3 (Pada etiket dinyatakan jumlah
seftriakson dalam sejumlah volume lanutan
Sefiniakson untuk Injeksi mengandung Seftniakson konstitusi). Konstitusikan seftniakson untuk injeksi
dalam air, yang diukun saksama sesuai jumlah pelarut
Natrium setara dengan tidak kurang dari 776 .tg
seftniakson, C18H 18N807S3 per mg, dihitung sebagai zat yang tertera pada etiket. Ukun saksama sejumlah
volume larutan terkonstitusi, encenkan secara
anhidrat dan setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan
kuantitatif dengan Fase gerak hingga diperoleh
tidak lebih dari 115,0% seftriakson, C 18H18N807 S3 dan
jumlah yang tertera pada etiket. larutan dengan kadar 180 j.tg per ml. Gunakan lanutan
mi segera.
Baku pembanding Sefiriakson Natrium BPFI tidak Prosedur Lakukan seperti tentera pada Penetapan
boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam kadar dalam Seftriakson Nafrium BPFI. Hitung jumiah
- 1167 -

dalani jtg seftriakson, C 18H18N807S3, dari seftriakson Kelarutan


dalam zat uji dengan rumus: A. Bentuk amorf mudah larut dalam aseton; larut
dalam kloroform, dalam etil asetat dan dalam metanol;
sukar larut dalam etanol mutlak; tidak larut dalam eter
20cfc1L dan dalam air.
LWAr
B. Bentuk hablur mudah larut dalam aseton; agak
sukar larut dalam kioroform, dalam etil asetat dan dalam
C adalah kadar Seftriakson Natrium BPFI dalam mg per metanol; sukar larut dalam etanol mutlak; tidak larut
ml Larutan baku; P adalah potensi seftriakson dalam j.g dalam eter dan dalam air.
per mg Seftriakson Natrium BPFI; W adalah jumlah
dalam mg, Seftriakson untuk injeksi yang digunakan Baku pembanding Sefuroksim Aksetil BPFI, tidak boleh
dalam Larutan uji 1; ru dan r berturut-turut adalah dikeringkan sebelum digunakan; lakukan penetapan
respons puncak seftniakson dalam Larutan uji 1 dan kadar air secara titrimetri pada waktu akan digunakan
Larutan baku. Hitung jumlah dalam mg Seftniakson, untuk analisis kuantitatif; simpan dalam lemani
C 18H18N807S3, yang dikeluarkan dari wadah atau dalam pendingin, dalam wadah tertutup rapat, terlindung
zat uji dengan rumus: cahaya. Isomer Delta-3 Sefuroksim Aksetil BPFI, tidak
boleh dikeringkan; simpan di lemani pembeku dalam
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
D)Lrs)
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
C adalah kadar SeflriaksonNatrium BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; L adalah jumlah dalam mg Seftriakson maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
yang tertera pada etiket atau dalam volume larutan seperti Sefuroksim Aksetil BPFL
konstitusi yang digunakan; D adalah kadar seftriakson
dalam .tg per ml Larutan uji 2 atau Larutan uji 3, Sifat hablur <1091> Partikel yang tidak
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket atau larutan memperlihatkan "birefringence" atau tidak
konstitusi yang digunakan dan faktor pengencer; P menunjukkan posisi gelap adalah amorf sedangkan
partikel yang memperlihatkan "birefringence" dan
adalah potensi Seftriakson dalam i'g per ml Seftriakson
menunjukkan posisi gelap adalah hablur.
natrium BPFJ, ru dan r5 berturut-turut adalah respons
puncak Seftriakson Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Air <1031>MetodelTidak lebih dari 1,5%.
Wadah dan penyinipanan Dalam Wadah untuk
Perbandingan dastereoisomer Antara 0,48 dan 0,55.
padatan steril seperti tertera pada Injeksi. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
SEFUROKSIM AKSETIL Amonium fosfat monobasa 0,2 M, Fase gerak,
Cefuroxime Axetil Larutan baku internal, Larutan resolusi, Larutan ba/cu,
Larutan uji dan Sistem kromatografi.Lakukan seperti
H~ C yo o6 tertera pada Penetapan kadar.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar. Hitung perbandingan diastereoisomer A
sefuroksim aksetil terhadap jumlah diastereoisomer A
sefuroksim aksetil dan diastereoisomer B sefuroksim
aksetil dengan rumus:
(RS)-1-hidroksietil(6R, 7R)-7-[2-(2-furl 1) glioksilamido]-3-
(/zidroksimetil)-8-okso5-tia-1-azabisildo[4.2.0]okt-2-en2-
karboksilat, 72-(Z)-(0-meiiloksim),1-asetat 3-karbamat rA
[64544-07-6] (rA + rB)
C20H22N4010S BM 5 10,48
rA dan rB berturut-turut adalah respons puncak
Sefuroksim Aksetil adalah campuran diastereoisomer diastereoisomer A sefuroksim aksetil dan diastereo
dari Sefuroksim aksetil C 20HN4010S, mengandung isomer B sefunoksim aksetil.
setara dengan tidak kurang dan 745 jig dan tidak lebih
dari 875 p.g per mg Sefuroksim, C 16H16N408S dihitung Penetapan kadar [Catatan Gunakan segera Larutan
terhadap zat anhidrat. ba/cu dan Larutan uji atau simpan dalam lemari
pendingin dan gunakan pada hari pembuatan.]Lakukan
Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih. penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromalografi <931>.
- 1168 -

Amonium fosfat monobasa 0,2 M Timbang 23 g Prosedur Si.mtikkan secara terpisah sejumlah volume
amonium fosfat monobasa P dan masukkan ke dalam sama (lebih kurang 10 jil) Larutan ba/cu dan Larutan uji
labu tentukur 1000-ml. Larutkan dan encerkan dengan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
air sampai tanda. respons puncak utaina. Hitung jumlah dalam jig
Fase gerak Buat campuran Amonium fosfat sefuroksim, C 16H16N408S, dalam tiap mg zat dengan
monobasa 0,2 M—metanol P (620:380), saring dan rumus:
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan ba/cu internal Timbang sejumlah asetanilida, W)100)
- K ~ ~uj
-~
R
larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga kadar
lebih kurang 5,4 mg per ml.
Larutan ba/cu persediaan Timbang saksama iebih Ws adalah bobot Sefuroksim A/csetil BPFI dalam mg
yang digunakan untuk pembuatan Larutan ba/cu; Wu
kurang 30 mg Sefuroksim Aksetil BPFJ, dan masukkan
bobot zat dalam mg yang digunakan untuk pembuatan
ke dalam labu tentukur 25-ml, Iarutkan dan encerkan
dengan metanol P sampai tanda dan campur. Larutan uji; P5 adalah kadar sefuroksim dalam jig per
mg Sefuroksim A/cs etil BPFI; K adalah kadar air
Larutan isomer delta-3sefuroksim aksetil Timbang
saksama sejumiah Isomer Delta-3 Sefuroksim Aksetil Sefiroksim A/csetil BPFI dalam persen; Ru dan R5
BPFI larutkan dalam metanol P hingga kadar iebih berturut-turut adalah perbandingan jumlah respons
kurang 0,16 mg per ml. puncak diastereoisomer A sefuroksim aksetil dan
Larutan resolusi Ke dalam labu tentukur 50-ml, diastereoisomer B sefuroksim aksetil terhadap respons
masukkan 10 ml Larutan ba/cu persediaan, 5 ml Larutan puncak baku internal dalam Larutan uji dan Larutan
ba/cu internal dan 3,8 ml Larutan isomer delta- ba/cu.
3sefuroksim aksetil. Encerkan dengan Amonium fosfat
monobasa 0,2 M sampai tanda. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Larutan ba/cu Pipet 10 ml Larutan ba/cu persediaan
ke dalain labu tentukur 50-ml, tambahkan 5 ml Larutan Penandaan Cantumkan bentuk amorf atau hablur.
ba/cu internal dan 3,8 ml metanol P, encerkan dengan
Amoniumfosfat monobasa 0,2 Msampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg TABLET SEFUROKSIM AKSETIL
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, larutkan
-
Cefuroxime Axetil Tablet
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Segera
pipet 10 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml, Tablet Sefuroksim Aksetil mengandung Sefuroksim
tambahkan 5 ml Larutan ba/cu internal dan 3,8 ml Aksetil setara dengan Sefuroksim, C 16H16N408S tidak
metanol F, encerkan dengan amonium fosfat monobasa kurang dari 90,0% clan tidak lebih dart 110,0% clan
0,2 Msampai tanda. jumiah yang tertera pada etiket.
S/stem /cromatografi Lakukan seperti tertera pada
KromatograJI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Baku pembanding Sefuro/csim A/csetil BPFI, tidak boleh
dilengkapi dengan detektor 278 tim dan kolom 25 cm x dikeringkan; tetapkan kadar air secara titrimetri pada
4,6 nun yang berisi bahan pengisi L13 dengan ukuran waktu akan digunakan untuk analisis kuantitatif; simpan
partikel 5 jim. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. dalam lemari es, dalam wadah tertutup rapat, tenlindung
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam cahaya. Isomer Delta-3 Sefuroksim Aksetil BPFI, tidak
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera boleh dikeringkan; simpan di lemari pembeku dalam
pada Prosedur: waktu retensi relatif asetanilida, wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
diastereo isomer B sefuroksim aksetil, diastereoisomer A
sefuroksim aksetii, isomer delta-3 sefuroksim aksetil Identifikasi Waktu retensi relatif puncak utama
berturut-turut adalah lebih kurang 0,4; 0,8; 0,9 dan 1,0. sefuroksim aksetil diastereoisomer A terhadap baku
Resolusi, R, antara puncak diastereoisomer A sefuroksim internal dan sefuroksim aksetil diastereoisomer B
aksetii dan diastereoisomer B sefuroksim aksetil tidak terhadap baku internal pada knomatogram Larutan uji
kurang dari 1,5 dan antara puncak diastereoisomer A sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang diperoleh pada
sefuroksim aksetii dan isomer',delta-3 sefuroksim aksetil Penetapan /cadar.
tidak kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons Disolusi <1231>
puncak seperti tertera pada Prosedur:efisiensi kolom Ujil
yang ditetapkan dari puncak diastereoisomer A Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,07 N
sefuroksim aksetil tidak kurang dari 3000 lempeng Alat tipe2:55 rpm.
teoritis; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Waktu: 15 dan45 menit.
tidak lebih dari 2,0%. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 16H 16N408S
yang terlanut dengan mengukur serapan alikuot, jika
perlu encerkan dengan Media disolusi dan serapan
-1169-

larutan baku Sefurolcsim Aksetil BPFI dengan kadar V adalah kapasitas labu tentukur dalain ml, yang
setara lebih kurang 0,01 sampai 0,02 mg per ml digunakan untuk pembuatan Larutan uji; N adalah
sefuroksim dalaxn media yang sama pada panjang jumlah tablet yang digunakan; 0s adalah bobot
gelombang maksimum lebih kurang 278 mm Sefuroksim Aksetil BPFI dalam mg yang digunakan
Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak untuk pembuatan Larutan ba/cu; Ps adalah kadar
kurang dan 60% (Q) dan dalam waktu 45 menit harus sefuroksim dalam .tg per mg Sefuroksim Aksetil BPFI; K
larut tidak kurang dan 75% (Q) C 16H16N408S, dan adalah kadar air Sefuroksim Aksetil BPFI dalarn persen;
jumlah yang tertera pada etiket, kecuali untuk tablet Ru dan R5 bertunut-turut adalah perbandingan jumlah
yang mengandung setara dengan 500 mg sefuroksim, respons puncak diasteneoisomer A sefuroksim aksetil
dalam waktu 15 menit, harus larut tidak kurang 50% (Q) dan diastereoisomer B sefuroksim aksetil terhadap
dan dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dan respons puncak baku internal dalam Larutan uji dan
70% (Q) C 16 H 16N403S, dari jumlah yang tertera pada Larutan baku.
etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Uji 2 Jika produk memenuhi uji ini, penandaan
mencantumkan memenuhi Uji disolusi 2. Penandaan Cantumkan tablet mengandung sefuroksim
Media disolusi, Waktu dan Prosedur: Lakukan seperti aksetil amorf atau hablur. Jika tablet mengandung
tertera pada Uji 1. campuran sefuroksim aksetil amorf dan hablur,
Alattipe2: 100 rpm. penandaan mencantumkan persentase masing-masing
Toleransi Dalam waktu 15 menit hams larut tidak komponen. Cantumkan uji disolusi yang digunakan jika
kurang dan 60% (Q) dan dalarn waktu 45 menit hams Uji 1 tidak digunakan.
larut tidak kurang dan 75% (Q) C 16 H16N408S, dan
jumlah yang tertera pada etiket.
SEFUROKSIM NATRIUM
Keseragaman sediaan<91 1> Memenuhi syarat. Cefuroxime Sodium

Air <1031>MetodelTidak lebih dari 6,0%. 4•o 0

Penetapan kadar [Catatan Gunakan segera Larutan


baku dan Larutan uji atau simpan dalam lemari
0 HS4
pendingin dan gunakan pada hari pembuatan.]Lakukan oç
penetapan dengan cara Kromatografl cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Natrium (6R, 7R) -7- [2- (2-funil) glioksilamido] -3-
Amonium fosfat monobasa 0,2 M, Fase gerak, (hidrok.simetil)-8-okso-5-tia-1-azabisiklo [4.2.0] okt-2-
Larutan ba/cu internal, Larutan resolusi, Larutan ba/cu ena-2-karboksilat, 72-(Z)-(O-metiloksim), karbamat (ester)
persediaan, Larutan isomer delta-3sefuroksim aksetil, [56238-63-2]
Larutan ba/cu dan Sistem kromatografi Lakukan seperti C161115N4NaO8S BM 446,37
tertera pada Penetapan kadardalarn Sefuroksim aksetil.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan Sefuroksim Natrium mengandung setara dengan tidak
10 tablet, masukkan serbuk tablet dengan bantuan kurang dari 855 .tg dan tidak lebih dari 1000 .tg
metanol P ke dalam labu tentukur dengan kapasitas yang Sef'uroksim, C 161116N408S dihitung terhadap zat anhidrat.
cukup untuk membuat larutan dengan kadar setara
dengan lebih kurang 2 mg per ml sefuroksim. Pemerian Serbuk; putih atau sedikit kekuningan.
Tambahkan metanol P ke dalarn labu tentukur kurang
lebih setengah dari kapasitas tabu dan kocok secara Kelarutan Mudah larut dalam air, larut dalam metanol,
mekanik lebih kiirang 10 menit. Encerkan dengan sangat sukar lanut dalam etanol, eter, etil asetat dan
metanol P sampai tanda. Saring larutan dan pipet 5 ml kloroform.
filtrat ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambabkan 5 ml
Larutan 6a/cu internal dan 8,8 ml metanol F, encerkan Baku pembanding Sefuroksim Natnium BPFI; tidak
dengan Amoniumfosfat monobasa 0,2 M sampai tanda. boleh dikeningkan sebelum digunakan. Simpan dalarn
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur pada Penetapan wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kening,
kadar dalam Sefuroksim aksetil. Hitung jumlah dalam tenhindar dani cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan
mg sefuroksim, C 16H16 N408S, dalarn tiap tablet yang Bers?fat pirogeni/c penanganan vial dan isi harus hati-
digunakan dengan rumus: hail untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi
seluruh isi, gunakan lanutan dalain waktu 14 hani,
w')(lOOK1'R Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
l2.500N
)(100 ) LRs lemani pendingin.
1170-

Identifikasi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume


A. Kromatogram Larutan uji yang diperoleh pada sama (lebih kurang 10 j.d) Larutan ba/cu dan Larulan u/i
Penetapan kadar menunjukkan puncak utama pada kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
sefuroksim dengan waktu retensi yang sama seperti pada respons puncak utama; waktu retensi relatif sefuroksim
Larutan ba/cu yang diperoleh pada Penetapan kadar. dan orsinol berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 1,0
B. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B seperti Hitung jumlah dalam p.ig sefuroksim, (C 16H16N4 08S), per
tertera pada Uji Idenq/Ikasi Urnum <291>. mg sefuroksim natrium dengan rumus:

pH <1071> Antara 6,0 dan 8,5; lakukan penetapan


menggunakan larutan (1 dalam 10). l00 0(--)(

Air <1031>Metodel Tidak lebih dari 3,5%.


C adalah kadar Sefuroksim Natrium BPFI dalam mg per ml
Syarat lain Bila dalam etiket tertera bahwa Sefuroksim Larutan ba/cu; M adalah kadar sefuroksim natrium dalam
Natrium adalah steril, memenuhi syarat seperti tertera mg per ml dalam Larutan uji; ru dan rs berturut-turut
pada Sterilitas dan Endotoksin bakteri dalam Sefuroksim adalah perbandingan respons puncak sefiiroksim
untuk Jnjeki. Bila dalam etiket tertera Sefuroksim terhadap puncak baku internal Larutan uji dan Larutan
Natrium dimaksudkan untuk diproses lebih lanjut selama ba/cu.
penyiapan bentuk sediaan injeksi, memenuhi syarat
Endotoksin bakteri seperti tertera pada Sefuroksim untuk Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Injeksi.

Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar dengan SEFUROKSIM UNTUK INJEKSI


cara KromatograJI cair kinerja tinggiseperti tertera pada Cefuroxime for Injection
Kromatografi <931>.
Dapar asetat pH 3,4 Masukkan 50 ml natriurn asetat Sefuroksim untuk Injeksi mengandung sejumlah
0,1 M ke dalam labu tentukur 1000-mi, encerkan dengan Sefuroksim Natrium, C 16H16N4NaO8S setara dengan
asam asetat 0,1 N salnpai tanda. Sefuroksim, C 16H16N408S tidak kurang dari 90,0% dan
Fase gerak Buat campuran Dapar as et at pH tidak lebih dan 120,0% dari jumiah yang tertera pada
3,4-asetonitril P (lebih kurang 10:1). Saring melalui etiket.
penyaring membran (dengan porositas 1 j.m atau lebih
halus), dan awaudarakan. Baku pembanding Sefuroksim Natrium BPFI; tidak
Larutan baku internal Buat larutan orsinol P dengan boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
kadar 1,5 mg per ml dalam air. wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering,
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah terhindar dari cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan
Sefuroksim Natrium BPFJ, iarutkan dalam air hingga Bersfat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-
kadar lebih kurang I mg per ml. Pipet segera 5 ml, hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan seluruh isi, gunakan lanutan dalam waktu 14 han.
20,0 ml Larutan ba/cu internal, encerkan dengan air Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalarn
sampai tanda. Larutan ba/cu mi mengandung sefuroksim lemari pendingin.
lebih kurang 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, iarutkan Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan, larutan
dalam air hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. Pipet terkonstitusi untuk penggunaan intravena yang dibuat
segera 5 ml larutan ke daiam labu tentukur 100-ml, dari Sefuroksim untuk Injeksi memenuhi syarat untuk
tambahkan 20,0 ml Larutan ba/cu internal, encerkan Larutan terkonstitusi seperti Penandaan pada Injeksi.
dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Endotoksin bakteri Tidak lebih dari 0,10 unit
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Endotoksin Fl per mg sefuroksim.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 nm berisi bahan pengisi L15 dengan ukuran partikel Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
5 pm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji
kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam Sterilitas dari produk yang diuji.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: efisiensi kolorn yang ditetapkan dan Keseragaman sediaan Memenuhi syanat.
puncak analit tidak kurang dan 1300 lempeng teoritis, Prosedur keseragaman kandungan Lakukan
faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari 2,0; resolusi, penetapan seperti pada Penetapan kadar pada masing-
R, antara puncak analit dan baku internal tidak kurang masing wadah menggunakan Larutan uji 1 atau Larutan
dan 3,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan uji 2 atau keduanya, bila dipenlukan.
ulang tidak lebih dari 2,0%.
- 1171 -

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat, untuk Wadah dan penyimpanan Dalarn Wadah untuk
Injeksi volume kecil. Padatan Steril seperti tertera pada Injeksi.

Syarat lain Memenuhi syarat IdentIkasi, pH dan Air


pada Sefuroksim Natrium. Juga memenuhi syarat untuk SEL DARAH MERAH PEKAT
Penandaan pada Injeksi. Concentrated Red Blood Cells

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Sel Darah Merah Pekat dibuat dari darah yang berasal
Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti tertera pada dari satu donor dengan menghilangkan sejumlah plasma
Kromatografi <931>. dan anti koagulan; mengandung volume padatan darah
Dapar pH 3,4, Fase gerak, Larutan baku internal, (PVC) lebih dari 70 % jika ditetapkan dengan cara
Larutan baku, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti sentnifugasi. Pemisahan dilakukan dengan metode
tertera pada Penetapan kadar dalam Sefuroksim tertentu yang dapat mencegah kontaminasi
Natrium. mikroorganisme pada komponen sel darah atau
Larutan uji 1 (Bila sediaan dalam wadah dosis komponen plasma, sebaiknya dilakukan dengan sistem
tunggal). Konstitusikan Sefuroksim untuk Injeksi ke tertutup. Wadah segera ditutup kedap. Darah donor yang
dalam sejumlah air yang diukur saksama, sesuai dengan digunakan untuk pembuatan, sebaiknya berumur tidak
volume pelarut yang tertera pada etiket. Ambil seiuruh lebih dari 14 hari sejak pengambilan, dan dapat di
isi menggunakan jarum suntik hipodermik yang sesuai sentrifus lebih dulu untuk menghilangkan plasma dan
dan encerkan secara kuantitatif dengan air hingga kadar anti koagulan.
sefuroksim lebih kurang 1 mg per ml. Pipet segera 5 ml
larutan yang telah terkonstitusi ke dalam labu tentukur Pemerian Cairan berwarna merah tua. Bila dibiarkan
100-ml, tambahkan 20,0 ml Larutan baku internal, terbentuk sedimen sel darah merah, dan lapisan beningan
encerkan dengan air sampai tanda. (plasma) berwarna kuning.
Larutan uji 2 (Bila pada etiket tertera jumlah
sefuroksim dalam volume tertentu larutan terkonstitusi Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
atau suspensi). Konstitusikan Sefuroksim untuk Injeksi dengan cara inokulasi langsung.
dalam sejumiah air, yang diukur saksama, sesuai dengan
volume 'pelarut yang tertera pada etiket. Sejumlah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah stenil, tertutup
volume larutan terkonstitusi atau suspensi yang diukur kedap, simpan pada suhu 2° sampai 8°.
saksama, encerkan dengan air hingga kadar sefuroksim
iebih kurang 1 mg per ml. Pipet segera Sml larutan ke Penandaan Pada etiket tertera (1) Nomor kode dan
dalam labu tentulcur 100-ml, tambahkan 20,0 ml Larutan donor darah asal, (2) Golongan ABO dan golongan Rh
ba/cu internal, encerkan dengan air sampai tanda. dari darah donor, antisera spesifik yang digunakan untuk
Prosedur Lakukan seperti Prosedur yang tertera pada menguji, (3) Waktu kedaluarsa, (4) Kondisi
Penetapan kadar dalam Sefuroksim Natrium. Hitung penyimpanan, (5) Antikoagulan yang ditambahkan, (6)
jumlah dalam mg sefuroksim, C 1611 16N408S, yang Sediaan tidak boleh digunakan jika terlihat tanda-tanda
dikeluarkan dari wadah atau bagian dari larutan yang kerusakan.
terkonstitusi atau suspensi yang digunakan dengan
rumus: Sebelum transfusi sel darah merah pekat,harus dilakukan
uji kesesuaian dengan darah penerima dan identitas
penerima hanus dinyatakan pada wadah.
' D )(,,, R 5
SELENIUM SULFIDA
C adalah kadar sefuroksim daiam mg per ml Larutan Selenium Sulfide
baku; L adalah jumiah dalani mg sefuroksim dalam
wadah atau dalam volume larutan yang dikonstitusi atau Selenium sulfida [7488-56-4]
suspensi yang digunakan; D adalah kadar sefuroksim
dalam mg per ml Larutan uji 1 atau Larutan uji 2 SeS2 BM 143,09
berdasarkan etiket pada wadah atau larutan yang
dikonstitusi atau suspensi yang digunakan; Ru dan R5 Selenium Sulfida mengandung tidak kurang dari 52,0%
berturut-turut adaiah perbandingan respons puncak dan tidak lebih dari 55,5% Se.
sefuroksim terhadap puncak baku internal dari Larutan
uji dan Larutan ba/cu, Jika dilakukan uji Keseragaman Pemerian Serbuk, cokelat kemerahan sampai jingga
sediaan menggunakan Prosedur keseragaman terang, hampir tidak berbau.
kandungan, maka gunakan rata-rata hasil uji sebagai
nilaipenefapan. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalani
pelarut organik.
-1172-

Identifikasi SETIL ALKOHOL


A. Saring 20 ml larutan yang dibuat seperti tertera Cetyl Alcohol
path Penetapan kadar, pada 10 ml filtrat tambahkan 5 ml
air dan 5 g urea P. Panaskan hingga mendidih, CH3(CH2)14CH20H
dinginkan dan tambahkan 2 ml larutan kalium iodida P
(idalam 10), terjadi wama jingga kekuningan sampai 1 -Heksadekanol [124-29-8; 36653-82-4]
jingga, dan segera menjadi gelap (menunjukkan adanya C16H340 BM 242,44
selenium).
B. Biarkan larutan yang diperoieh pada Identj/Ikasi A Setil Alkohol mengandung tidak kurang dari 90,0%
selama 10 menit, saring, pada filtrat tambahkan 10 ml C161134 0, selebihnya terdiri dari alkohol lain yang
barium kiorida LP: larutan menjadi keruh (menunjukkan sejenis.
adanya belerang).
Pemerian Serpihan putih hem, granul, atau kubus,
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. putih; bau khas lemah; rasa lemah

Senyawa selenium yang larut Tidak lebih dari 5 bpi. Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan
Larutan uji Campur 10,0 g zat dengan 100,0 ml air dalam eter, kelarutan bertambah dengan naiknya suhu.
dalam labu 250 ml, diamkan selama 1 jam sambil sering
dikocok, lalu saring. Pada 10,0 ml filtrat tambahkan 2 ml Baku pembanding Stearil Alkohol BPFI; tidak boleh
asam format 2,5 M, encerkan dengan air hingga 50 ml, dikeringkan sebelum digunakan. Setil Alkohol BPFI;
campur dan atur pH hingga 2,5±0,5. Tambahkan 2 ml tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan
larutan 3,3—diaminobenzidina hidrokiorida P (1 dalam
200) yang baru dibuat, campur, biarkan selama 45 menit, Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
atur pH hingga 6,5 ± 0,5dengan penambahan amonium Larutan uji sesuai dengan Larutan baku sepenti tertera
hidroksida 6 N. Pindahkan ke dalam corong pisab, pada Penetapan kadar.
tambahkan 10,0 ml toluen F, kocok kuat selama 1 menit,
biarkan lapisan memisah, buang lapisan air. Jarak lebur <1021> Metode I Antara 45° dan 50°;
Larutan baku Dengan menggunakan 10,0 ml larutan kecuali zat uji dimasukkan ke daham tangas pada suhu
asam selenaf P yang mengandung 0,5 Rg selenium. per lebih kurang sama dengan suhu kamar.
ml, buat larutan seperti tertera pada Larutan uji, mulai
dengan "tambahkan 2 ml asam format 2,5 M...". Bilangan asam Tidak lebih dan 2; lakukan penetapan
Prosedur Ukur serapan lapisan toluen dari Larutan seperti tentena pada Lemak dan Minyak Lemak <491>
uji dan Larutan baku dalam sel 1 cm pada panjang
gelombang 420 nm, terhadap blangko yang dibuat dan Bilangan iodum Tidak lebih dan 5; lakukan penetapan
jumlah pereaksi dan perlakuan yang sama seperti tertera sepenti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>.
pada Larutan uji: serapan Larutan uji tidak lebih besar
dari.Larutan baku. Bilangan hidroksil Antara 218 dan 238. Timbang
saksama hebih kurang 2 g masukkan ke dalam labu
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100 mg tentukun 250-ml yang kening bersumbat kaca, tambahkan
zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 2 ml piridin F, kemudian 10 ml toluen P. Tambahkan ke
25 ml asam nitrat berasap F, digesti dengan pemanasan dalam campuran mi 10,0 ml larutan asetil klorida yang
hati-hati sampai larut sempurna. Dinginkan, pindahkan dibuat dengan mencampur 10 ml asetil kiorida P dan
larutan ke dalam labu tentukur 250-ml yang berisi 90 ml toluen P. Tutup dan ceiupkan ke dalam tangas air
100 ml air, dinginkan lagi, encerkan dengan air sampai pada suhu antana 60° dan 65° selama 20 menit.
tanda. Pipet 50 ml larutan, masukkan ke dalam iabu yang Tambahkan 25 ml air, tutup kembali dan kocok kuat
sesuai, tambahkan 25 ml air dan 10 g urea P, panaskan selama beberapa menit untuk mengunaikan kelebihan
hingga mendidih. Dinginkan, tambahkan 3 ml kanji LP, asetil klorida. Netralkan dengan natrium hidroksida I N
10 ml larutan kalium iodida P (1 dalam 10) dan segera LV menggunakan indikator 0,5 ml fenolfialein LP
titrasi dengan natrium tiqsulfat 0,05 N L Lakukan juga sampai warna menah muda yang tidak berubah, kocok
penetapan pada blangko untuk koreksi. kuat menjelang akhir titnasi untuk menjaga agar hanutan
tetap dalam kondisi teremulsi. Lakukan penetapan
Dap ml natrium liosulfat 0,05 N biangko. Selisih jumiah ml natrium hidroksida I N L
setara dengan 987,01ug Se yang digunakan pada penetapan Larutan uji dan Larutan
blangko, dikalikan dengan 56,1 dan hasilnya dibagi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, dengan bobot dalam g setil alkohol yang digunakan,
adalah bilangan hidroksil dari setil alkohol.
- 1173 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Setilpiridinium Klorida BPFI; tidak
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi boleh dikeringkan sebelum digunakan.
<931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang 90 Identifikasi
mg Sell! Alkohol BPFI dan 10 mg Stearil Alkohol BPFI, A. Spektrum serapan inframerah zat yang
larutkan dalam 10,0 ml etanol P. didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Uji kesesuaian sistem Suntikkan 2 tl Larutan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
kesesuaian sistem dan hitung resolusi, R, setil alkohol seperti pada Setilpiridinium Kiorida BPFI.
dan stearil alkohol: tidak kurang dari 4,0. Lakukan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalani
penyuntikkan ulang 2 t1 Larutan kesesuaian sistem 25.000) menunjukkan maksimum dan minimum pada
hingga diperoleh perbandingan luas puncak antara setil panjang gelombang yang sama seperti pada
alkohol dan stearil alkohol pada lima kali penytmtikkan Setilpiridinium Kiorida BPFJ
ulang masing-masing sekitar 1,5% terhadap rata-rata dan C. Larutkan 100 mg dalam 50 ml air. Pada 10 ml
perbandingan luas puncak pada kelima penyuntikkan. larutan memberikan reaksi Kiorida, seperti tertera pada
Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi reaksi Uji Identjflkasi Jmum <291> kecuali tidak
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 3 mm x 2 m terbentuk endapan putih, melainkan kekeruhan, pada
berisi bahan pengisi 10% fase diam G2 pada partikel waktu ditambahkan larutan perak nitrat LP
penyangga SJA. Gunakan helium P kering sebagai gas
pembawa. Pertahankan suhu kolom, injektor dan Jarak lebur <1021> Antara 80° dan 84°; lakukan
detektor berturut-turut pada lebih kurang 205 0, 275° dan penetapan tanpa dikeringkan terlebih dahulu.
250°.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang Keasaman <1071> Timbang saksama clan larutkan
2 il) larutan setil alkohol dalani etanol mutlak P (1 dalam 500 mg zat dalam 50 ml air, netralkan dengan natrium
100). Ukur luas puncak dari komponen alkohol berantai hidrok.sida 0,020 N menggunakan indikator fenolfialein
panjang di dalam kromatogram dan tetapkan persentase LP: dibutuhkan tidak lebih dari 2,5 ml.
C16H0 dalam setil alkohol yang digunakan dengan
rumus: Air <1031> Antana 4,5 % dan 5,5 %; lakukan penetapan
100 (c menurut Metode I seperti tertera pada Penetapan kadar
air

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2 %, dihitung


C adalah luas puncak yang dihasillcan oleh setil alkohol; terhadap zat anhidrat.
B adalah jumlah luas puncak semua alkohol berantai
panjang dalam kromatogram. Logam berat <371> Metode HI Tidak lebih dan 20 bpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Piridin Larutkan 1 g dalam 10 ml natrium hidroksida P
10% tanpa pemanasan; bau piridin tidak segera dapat
tercium.
SETILPIRIDINIUM KLORIDA
Cetylpyridinum Chloride Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Memenuhi syarat
R2(CH2)13CH2CH3 Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji
I C1 •H20 dengan kadar 20 mg per ml clan Larutan baku dengan
Dc
"!
kadar dua kali Larutan uji.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kunang 200 mg


l-Heksadesilpiridinium kiorida monohidrat [6004-24-6] masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml bersumbat kaca
C211133C1N.1120 BM 358,01 yang berisi 75 ml am Tambahkan 10 ml kiomform P.
Anhidrat[i23-03-5] BM 339,99 0,4 ml lanutan biru bromofeno! P (1 dalam 2000) dan 5 ml
lanutan segar natrium bikarbonat P 0,42%. Titrasi
Setilpiridinium Klorida mengandung tidak kurang dan dengan natrium tetrafenilboron 0,02 ML V hingga warna
99,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 211138C1N, dihitung biru hilang dari lapisan klorpform. Mendekati titik akhir
terhadap zat anhidrat. lakukan titrasi perlahan-lahan dan kocok kuat setiap kali
penambahan.
Pemerian Serbuk; putih; bau khas lemah
7iap ml natrium tetrafenilboron 0,02 M
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol setara dengan 6,800 mg C21H38C1N
dan dalam kioroform; sukar larut dalam benzen dan
dalam eter. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
-1174-

SETRIMIDA Susut peugeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;


lakukan pengeringan pada suhu antara 100 1-105' selama
Cetrimkle
2 jam, menggunakan 1 gzat.
Setrimida [505-86-21
BM 336,4 Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,5%;
C17H38BrN
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
Setrimida terdiri dari trimetiltetradesilamoniuni bromida
dan boleh mengandung sejumlah kecil dodesil dan Penetapan kadar Timbang seksama lebih kurang 2 g
heksadesil-trimetilamonium bromida. Setrimida zat, larutkan dalam air secukupnya hingga 100 ml. Pipet
mengandung tidak kurang dan 96,0% dan tidak Iebih 25 ml ke dalam corong pisah, tambahkan 25 ml
dari 101,0% Alkiltrimetilamonium Bromida dihitung kioroform P, 10 ml natrium hidroksida 0,1 N dan 10,0 ml
sebagai, C 17H38BrN, terhadap zat yang telah larutan segar kalium iodida P 5,0%. Kocok, biarkan
dikeringkan. memisah dan buang lapisan ldoroform. Cuci lapisan air
tiga kali, tiap kali dengan 10 ml kloroform P dan buang
Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih; voluminus; kioroform. Tambahkan 40 ml asam kiorida P, dinginkan
mengalir bebas; agak berbau dan khas. dan titrasi dengan kalium iodat 0,05 ML V sampai warna
cokelat tua hampir hilang. Tambahkan 2 ml kioroform P
Kelarutan Larut dalam 2 bagian air; mudah larut dalam dan lanjutkan titrasi dengan pengocokan sampai lapisan
etanol dan dalam kioroform; praktis tidak larut dalam kiorofonm tidak berubah warna. Lakukan penetapan
eter. blangko terhadap campuran 10,0 ml larutan segar kalium
iodida P, 20 ml air dan 40 ml asam kiorida P. Perbedaan
Identifikasi pada titrasi menunjukkan jumlah kalium iodat yang
A. Serapan larutan 250 mg dalam 25 ml etanol P diperlukan.
pada panjang gelombang antara 260 nm dan 280 nm
tidak lebih dari 0,05. Tiap ml kalium iodat 0,05 M
B. Larutkan 5 mg dalam 5 ml dapar fospat pH 8, setara dengan 33,64 mg C17H38BrN
tambahkan sepotong kertas hi/au metil-raksa(II) iodida
P; setelah 5 menit warna biru kehijauan larutan lebih Wadah dan penyhnpanan Dalam wadah tertutup baik.
intensif dari pada wama larutan blangko yang
dipenlakukan sama.
C. Menunjukkan reaksi Bromida cara B seperti SIANOKOBALAMIN
tertera pada Uji Identflkasi Umum <291>. Vitamin B12
D. Larutan 2,0% dalam air bebas karbon dioksida P Cyanocobalamin
(Larutkan A): terbentuk busa yang banyak pada
pengocokan.

Keasaman-kebasaan Pada 50 ml Larutan A tambahkan


0,1 ml ungu bromokresol LP; tidak lebih dari 0,1 ml
asam kiorida 0,1 N L atau natrium hidroksida 0,1 N L
yang diperlukan untuk mengubah warna larutan.

Kerjenihan larutan <881> Harus jernih; lakukan


penetapan menggunakan larutan A yang diperoleh dan
Identflkasi. Vitamin B 12[68-19-9]
C63H88CoN14014P BM 1355,37
Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Larutan A
tidak berwarna. Sianokobalamin mengandung tidak kurang dari 96,0%
dan tidak lebih dari 100,5% C63H88CoN140 14P, dihitung
Amina non kuarterner Larutkan 5 g dalam 30 ml terhadap zat yang telah dikeringkan.
campuran metanol P-asam kiorida 1 N (99:1),
tambahkan 100 ml isopropanol P. Alirkan perlahan- Pemerian Hablur atau amorf merah tua atau serbuk
lahan nitrogen P melalui larutan dan titrasi secara hablur merah. Bentuk anhidrat sangat higroskopis. Jika
potensiometrik dengan tetrabutilamonium hidroksida terpapar udara menyenap air lebih kurang 12%.
0,1 MLV sampai sebanyak 15,0 ml. Jika diamati adanya
dua infleksi maka volume larutan titer yang ditambahkan Kelarutan Agak sukar lanut dalam air; larut dalam
diantara dua titik infleksi tidak lebih dari 2,0 ml. etanol; tidak larut dalam aseton, dalam idorofonm dan
dalam eter.
- 1175 -

Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan Penetapan kadar


pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum Larutan baku Timbang saksama sejuinlah
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Sianokobalamin BPFI, larutkan dan encerkan secara
terlindung cahaya. kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air hingga
kadar lebih kurang 30 .tg per ml.
Identifikasi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang zat, masukkan ke dalam labu tentukur 1 000-ml, larutkan
diperoleh pada Penetapan kadar menunjukkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
maksimum pada panjang gelombang lebih kurang Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
278±1 nm, 361±1 nm dan 550±2 run. Perbandingan uji dalam sel 1-cm pada panjang gelombang serapan
serapan pada panjang gelombang 361 nm dan 278 nm maksimum lebih kurang 361 nm, menggunakan air
adalah antara 1,70 dan 1,90; dan perbandingan serapan sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg
pada panjang gelombang 361 nm dan 550 nm adalah sianokobalarnin, C63H88CoN14 0 4P, dalam zat yang
antara 3,15 dan 3,40. digunakan dengan rumus:
B. Lebur lebih kurang 1 mg zat dengan lebih kurang
50 mg kalium pirosulfat P dalam krus porselen.
Dinginkan, aduk dengan batang pengaduk kaca, C1Q
I A
tambahkan 3 ml air, didihkan hingga larut. Tambahkan
1 tetes fenolfialein LP dan tambahkan larutan natrium
hidroksida P (1 dalam 10), tetes demi tetes sampai C adalah kadar Sianokobalamin BPFI dalam jtg per ml
merah muda. Tambahkan 500 mg natrium asetat P, Larutan baku; Au dan A s berturut-turut adalah serapan
0,5 ml asam asetat I N, dan 0,5 ml larutan garam Larutan uji dan Larutan baku.
nitroso R (1 dalam 500): segera terjadi warna merah
atau merah jingga. Tambahkan 0,5 ml asam kiorida P Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dan didihkan selama 1 menit: warna merah tetap. tidak tembus cahaya. Simpan dalam suhu ruang
C. Larutkan lebih kurang 5 mg zat dalam 5 ml air di terkendali.
dalam labu destilasi 50 ml yang dihubungkan dengan
pendingin balik pendek yang dialiri aft. Ke dalam labu
tambahkan 2,5 ml asam hipofosfit P, tutup, didihkan INJEKSI SIANOKOBALAMIN
sebentar dengan perlahan-lahan selama 10 menit, Cyanocobalamin Injection
kemudian destilasi 1 ml ke dalam tabung reaksi yang
berisi 1 ml larutan natrium hidmksida P (1 dalam 50). Injeksi Sianokobalamin adalah larutan steril
Ke dalam tabung reaksi tambahkan 4 tetes larutan jenuh Sianokobalamin dalam Air untuk Injeksi atau air untuk
besi(II)amonium sulfat P dingin, kocok hati-hati, injeksi yang dibuat isotonik dengan penambahan
kemudian tambahkan lebih kurang 30 mg natrium natrium klorida P. Mengandung Sianokobalamin,
fluorida P, panaskan hingga mendidih. Segera C63 H88CoN140 14P, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
tambahkan tetes demi tetes asam sulfat 5 N sampai lebih dari 115,0%, dihitung terhadap zat anhidrat dan
larutan jernih, kemudian tambahkan 3 - 5 tetes asam jumlah yang tertera pada etiket.
sulfat 5 N: terjadi wama biru atau hijau-biru dalam
beberapa menit. Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 12,0%; digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat
udara yang sesuai, tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati had untuk
pada suhu 1050 selama 2 jam, menggunakan lebih menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
kurang 25 mg zat. gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Pseudo sianokobalamin Larutkan lebih kurang 1,0 mg
zat dalam 20 ml air di dalam corong pisah kecil, Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet larutan yang
tambahkan 5 ml campuran volume sama karbon diperoleh pada Penetapan kadar pada panjang
tetrakiorida P dan m-kresol P kocok baik-baik selama gelombang antara 300 urn dan 550 urn menunjukkan
lebih kurang 1 menit. Biarkan memisah, pindahkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sarna
lapisan bawah ke dalam corong pisah kecil kedua, seperti pada Sianokobalamin BPFI. Perbandingan
tarnbahkan 5 ml asam sulfat 5 N, kocok dan biarkan serapan pada panjang gelombang 361 urn dan 550 urn
memisah sempurna (dapat dengan cara sentrifus): adalah antara 3,15 dan 3,40.
lapisan atas tidak berwarna atau warnanya tidak lebih
tua dari campunan 0,15 ml kalium permanganat 0,10 N Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,4 unit
dan 250 ml air. Endotoksin Fl per tg sianokobalamin.
- 1176-

pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0. Identifikasi radionukilda Larutkan isi I kapsul atau
lebih dalam air, memenuhi uji Identifikasi radionuklida
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada seperti tertera pada Larutan Oral Sianokobalamin "Co.
Injeksi.
Aktivitas spesifik Tidak kurang dari 0,02 MBq (0,5 tCi)
Penetapan kadar per sg sianokobalamin.
Larufan baku Timbang saksama sejumlah
Sianokobalamin BPFI, larutkan dan encerkan secara Kemurnian radiokimia Larutan dari 1 atau lebih
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air hingga kapsul dalam air memenuhi syarat Kemurnian
kadar lebih kurang 30 .tg per ml. radiokimia seperti tertera pada Larutan Oral
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume larutan Sianokobalamin 57Co.
injeksi setara dengan tidak kurang dan 300 gg
sianokobalamin, encerkan secara kuantitatif dan jika Kemurnian radionukilda Larutan dari 1 atau lebih
perlu bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang kapsul dalam air, biarkan selama 10 menit, dan
30 gg per ml. sentrifus. Memenuhi syarat Kemurnian radionuklida
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan seperti tertera pada Larutan Oral Sianokobalamin 5 Co.
.7

uji dalam sel 1-cm pada panjang gelombang serapan


maksimum lebih kurang 361 nm, menggunakan air Waktu hancur 30 menit; lakukan pengujian dengan
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam tg 1 kapsul dalam asam kiorida I N pada suhu 37°±2°.
sianokobalamin, C63H8 8CoN1 40 14P, dalam tiap ml
injeksi dengan rumus: Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan. Ukur
Au radioaktivitas masing-masing dari 20 kapsul
1 O(9XL menggunakan alat pencacah yang sesuai dengan kondisi
V) A
geometri yang sama. Hitung nilai radioaktivitas rata-rata
per kapsul. Radioaktivitas kapsul tidak berbeda 10%
C adalah kadar Sianokobalamin BPFJ dalam g per ml dari rata-rata. Simpangan baku relatif tidak kurang dan
Larutan baku; V adalah volume dalam ml injeksi yang 3,5%.
digunakan; A u dan A s berturut-turut adalah serapan dan
Larutan uji dan Larutan baku. Kandungan sianokobalamin Lakukan penetapan
kandungan sianokobalamin dalam jtg per kapsul. seperti
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus tertera pada Penetapan Aktivitas Vitamin B 12 <91>.
cahaya, dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dan
kaca Tipe I. Simpan pada suhu ruang terkendali. Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
radioaktivitas dalam MBq (iCi) per Kapsul
Sianokobalamin 57Co menggunakan alat pencacah yang
KAPSUL SIANOKOBALAMIN "Co sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
Cyanocobalamin "Co Capsule sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.

Vitamin B j2 - 57 Co [41559-38-0; 13115-03-2] Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya. Simpan pada tempat dingin.
Kapsul Sianokobalamin "Co mengandung
sianokobalamin yang sebaian molekulnya Penandaan Pada etiket hams juga tertera: (1) Tanggal
mengandung kobalt radioaktif (5 Co) dalam struktur dan waktu kalibrasi, (2) Jumlah sianokobalamin yang
molekulnya. Tiap kapsul mengandung tidak kurang dan dinyatakan dalam jsg per kapsul, (3) Jumlah "Co
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah 57Co sebagai sianokobalamin yang dinyatakan dalam MBq
sebagai sianokobalamin pada waktu yang tertera pada (sCi) per kapsul páda saat kalibrasi, (4) waktu
etiket, dinyatakan dalam MBq (jsCi) per tg kadaluwarsa, (5) Pernyataan "Awas bahan radioaktif',
sianokobalamin 57Co. Kandungan sianokobalamin tidak (6) Dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap
kunang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan peluruhan radioaktif, (7) Waktu paruh "Co adalah
jumlah yang tertera pada etiket. 270,9 han.

Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan


pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum LARUTAN ORAL SIANOKOBALAMIN "Co
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Cyanocobalamin "Co Oral Solution
terlindung cahaya.
Vitamin B 12 - Co [41559-38-0; 13115-03-2]
"

Lanutan Oral Sianokobalamin 57Co adalah larutan untuk


pembenan oral; mengandung Sianokobalamin yang
-1177-

sebagian molekulnya mengandung Kobalt radioaktif sianokobalamin. Suntikkan iebih kurang 100 tl Larutan
(57 Co) dalam struktur molekulnya. Mengandung tidak uji ke dalani kromatograf, dan rekam kromatogram
kurang dari 90,0% dan tidak iebih dari 110,0% dan selama tiga kali waktu retensi sianokobalamin. Rekam
jumlah "Co sebagai sianokobalamin dalam satuan MBq kromatogram dan ukur respons puncak menggunakan
(iCi) per ml pada waktu yang tertera pada etiket. detektor gamma. Hitung persentase sianokobalamin
Kandungan sianokobalamin tidak kurang dari 90,0% sebagai "Co sianokobalamin dalam lanitan oral dengan
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera rumus:
pada etiket. Larutan Oral Sianokobalamin 57Co
mengandung antimikroba yang sesuai.
\r
Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum ru adalah respons puncak 57Co sianokobalamin dan
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Larutan uji; rr adaiah jumlah seluruh respons puncak
terlindung cahaya. dari Larutan uji.

Identifikasi radionukilda Lakukan seperti tertera path Kemurnian radionukilda Total radioaktivitas 60Co
Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma sesuai tidak iebih dan 1% dan total radioaktivitas 58Co, 60Co
dengan "Co yang digunakan sebagai baku dengan dan cemaran radionuldida lain tidak lebih dan 2%.
kemurnian diketahui, menunjukkan puncak energi Lakukan penetapan menggunakan alat pencacah yang
utama 0,122 MeV. sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171> dan
Aktivitas spesifik Tidak kurang dari 0,02 MBq (0,5 l.tCi) larutan baku 58Co, 17 Co dan 60Co, rekam spektrum
per .tg sianokobalamin. gamma lanutan oral. Spektrum tidak berbeda secana
bermakna dad larutan baku 57Co. Lakukan penetapan
pH <1 07 1> Antara 4,0 dan 5,5. jumlah relatif 58Co, 57Co dan 60Co. 58Co mempunyai
waktu paruh 70,9 hari dan keberadaannya ditunjukkan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat, untuk oleh 0,511 MeV dan 0,811 MeV foton gamma. 60Co
lanutan oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal. mempunyai waktu paruh 5,27 tahun dan keberadaannya
ditunjukkan oleh 1,173 MeV dan 1,333 MeV Non
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat, gamma.
untuk larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
ganda. Kandungan sianokobalamin Lakukan penetapan
kandungan sianokobalamin dalam jig per ml seperti
Kemurnian radiokimia Tidak kurang dari 90,0% tertera pada Penetapan Aktivitas Vitamin B 12<91>.
jumlah radioaktivitas "Co. Lakukan penetapan dengan
cara KromatograJI cair kinerja tinggi seperti tertera Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan
pada Kromatografi <931>. radioaktivitas dalam MBq (jiCi) per ml lanutan oral
Fase gerak Buat lanitan 10 g natriumfosfat dibasa P sianokobalamin 57CO menggunakan alat pencacah yang
dalam 1000 ml air, atur pH hingga 3,5 dengan sesuai seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
penambahan asam fosfat P. Buat campuran larutan- sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
inetanol P (73,5:26,5), campur dan awaudarakan.
Gunakan dalam waktu 2 han. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Larutan baku Timbang saksaina iebih kurang 10 mg teriindung cahaya. Simpan pada tempat dingin.
Sianokobalamin BPFI masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, iarutkan dan encerkan dengan Fare Penandaan Pada etiket hams juga tertera (1) Tanggal
gerak sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu dan waktu kalibrasi, (2) Jumlah 57Co sebagai
tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai sianokobalamin yang dinyatakan dalam MBq (pCi)
tanda. jumlah dan per ml pada saat kalibrasi, (3) Jumlah
Larutdn uji Gunakan lanitan oral zat uji. sianokobalaniin dinyatakan dalam jig per ml, (4) Nama
Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada dan jumlah pengawet yang ditambahkan, (5) Waktu
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi kadaluwarsa, (6) Pernyataan "Awas bahan radioaktif',
diiengkapi dengan detektor 361-mm, detektor gamma (7) Dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap
yang diatur untuk "Co dan kolom baja tahan karat pelunuhan radioaktif, (8) Waktu panuh "Co adalah 270,9
25 cm x 4,6 mm yang berisi bahan pengisi L7 dengan han, (9) Larutan hams terlindung cahaya.
ukuran partikel 5 gm. Laju alir lebih kurang 1 ml per
menit.
Prosedur Suntikkan lebih kunang 100 i1 Lanutan
baku ke dalam kromatograf, rekam kromatograxn
selama 30 menit, dan catat waktu retensi puncak
-1178-

SIKLOFOSFAMIDA Kiorida <361> Tidak lebih dari 0,033%.


Cyclophosphamide Larutan uji Larutkan 2,0 g zat dalam 30 ml air
tambahkan 80 ml isopropil alkohol P dan 5 ml larutan
asam nitrat P 10%. Titrasi dengan perak nitrat 0,01 N
H20 LV, tentukan titik akhir secara potensiometrik seperti
LNH tertera pada Titrimetri <711>. Lakukan penetapan
CI blangko.

(±)2-[Bis(2-kloroetil)amino]tetrahidro-2H-1 ,3,2,- Tiap miperak nitrat 0,01 N


oksazafosforin2-oksida monohidrat [6055-19-2] setara dengan 0,355 mg kiorida
C7H1 5C12N202P.H20 BM 279,10
C7H15C12N202P BM 261,09 Hitung persentase kiorida dalam sikiofosfamida dengan
rumus:
Sikiofosfamida mengandung tidak kurang dari 97,0%
dan tidak lebih dari 103,0% C 7H15C12N202P, dihitung
sebagai zat anhidrat. [Perhatian Had-hafi bekerfa 1.m')wx(ioo— A))
dengan sikiofosfamida karena bers?fat sitotoksik.]

Pemerian Serbuk hablur putih, pada penghabluran V adalah volume dalam ml titran untuk Larutan uji; B
adalah volume dalam ml titran untuk blangko; N adalah
terbentuk molekul air.
normalitas titran; TN adalah nonnalitas teoritis, 0,01 N;
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol. F adalah faktor kesetanaaan, 0,355 mg ion klorida per
ml TN; W adalah bobot zat dalarn mg; A adaiah faktor
Baku pembanding Sikiofosfamida BPFJ; tidak boleh koreksi untuk air.
dikeringkan sebelum digunakan, untuk penggunaan
analisis kuantitatif tetapkan kadar air secara titrimetri. Fosfat Tidak lebih dan 0,01%.
Pengencer Buat larutan asam kiorida 0,2 g per ml
Siinpan pada wadah tertutup rapat path suhu antara 2°-8°.
dalani air.
Senyawa Sejenis A Sikiofosfamida BPFI; Senyawa
Larutan A Panaskan 20 g timah dalam 85 ml asam
sejenis B Sikiofosfainida BPFI; Senyawa sejenis C
kiorida P sampai tidak ada lagi hidrogen yang
Sikiofosfamida BPFI; Senyawa sejenis D dihasilkan. Biarkan dingin. Masukkan 1,0 ml larutan ke
Sikiofosfamida BPFI; Propanolamin BPFI; Endotoksin
dalam labu tentukur 10-ml dan encerkan dengan
BPFI [Catatan Bersfat pirogenik penanganan vial dan
Pengencer sampai tanda.
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Larutan ba/cu persediaan Buat larutan kaiium fosfat
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu
monobasa 0,72 mg per ml. Masukkan 1,0 ml larutan ke
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam labu tentukur 100-mi dan encerkan dengan air
dalam lemani pendingin.
sampai tanda. Buat segera sebelum digunakan.
Larutan ba/cu Buat campuran Larutan ba/cu
Identifikasi
persediaan-air (1:49). Buat segera sebelum digunakan.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
[Catatan Larutan mi mengandung PO4 dengan kadar
didispersikan dalam kalium bromida F, menunjukkan
0,1 pg per ml.]
maksimum lianya pada bilangan gelombang yang sama
Larufan uji Buat ianutan siklofosfamida 1 mg per ml
seperti pada Sikiofosfamida BPFI.
dalam air.
B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram
Prosedur Masukkan masing-masing 4 ml asarn
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
sulfomolibdat LP kè, dalam wadah terpisah Larutan uji
diperoleh dari Penetapan kadar.
dan Larufan ba/cu. Kocok dan tambahkan 0,1 ml Laru fan
A. Setelah 10 menit, bandingkan warna menggunakan
pH <1071> Antara 3,9-7,1; lakukan penetapan
masing-masing 20 ml larutan dalam tabung pembanding
menggunakan lanutan 1% ukur setelah 30 menit larutan
warna dan lihat di atas permukaan putih secara vertikal
dibuat.
dengan cahaya matahani. Warna iarutan yang diperoleh
dari Larutan uji tidak lebih intensif dibandingkan dan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dan 0,0625 unit
Larutan ba/cu.
Endotoksin Fl per mg sikiofosfamida; jika pada etiket
tercantum sikiofosfamida steril.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; jika pada etiket penetapan dengan meiarutkan 1,0 g zat dalam 25 ml air,
saningjika perlu.
terterasikiofosfamidasteril.
Propanolamin Tidak lebih dari 0,025%. Lakukan
Air <1031> Metode I Antara 5,7%-8%.
Kmmatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromafografi <931>.
- 1179-

Fase gerak A Buat cainpuran toluen P-metilen Larutan baku A Timbang sejumlali Senyawa Sejenis
klorida P-metanol P (5:5:1). Larutan dibuat segar. A Sikiofosfamida BPFI larutkan dalam Pengencer
Fase gerak B Campuran metanol P-asam as etat hingga kadar lebih kurang 12 tg per ml.
glasialP (9:1). Larutan baku B Timbang sejumlah Senyawa Sejenis
Pengencer Campuran diklormetan P dan etanol B Sikiofosfamida BPFI larutkan dalam Pengencer
mutlakP (17:3). hingga kadar lebih kurang 12 .tg per ml.
Larutan baku Timbang sejumlah Propanolamin Larutan baku C Timbang sejumlah Senyawa Se] enis
BPFJ. arutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih C Sikiofosfamida BPFI larutkan dalam Pengencer
kurang 12,5 ,tg per ml. [Catatan Kadar propanolamin hingga kadar lebih kurang 12 .tg per ml.
dalam Larutan baku adalah 0,025% dan Larutan baku D Timbang sejumlah Senyawa Sejenis
sikiofosfamida dalam Larutan uji.] D Sikiofosfamida BPFI lanutkan dalam Pengencer
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dengan hingga kadar lebih kurang 15 tg per ml. [Catatan
Pengencer hingga kadar lebih kurang 50 mg per ml. Senyawa Sejenis D Siklofosfamida adalah dalam bentuk
Larutan A Buat campuran asam kiorida P-air (7:18). basa (BM 260,66) dan Senyawa sejenis D
Larutan B Buat larutan kalium permanganat dalam Sikiofosfamida BPFI dalam bentuk garam
air hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml. dihidrokiorida (BM 333,58).]
Penampak bercak A Buat campuran Larutan A- Larutan baku E Timbang sejumlah Siklofosfamida
Larutan B (1:1). [Catatan Campurkan dalam gelas piala BPFI lanutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih
kecil pada saat akan digunakan dalam lemari asam kurang 12 tg per ml.
hingga menghasilkan gas klorin dan segera simpan Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
gelas piala yang berisi larutan dalam bejana Pengencer hingga kadar lebih kunang 20 mg per ml.
kromatografi tertutup, simpan di lemari asam.] Penampak bercak A Timbang sejumlah kaliurn
Penampak bercak B Larutkan 100 mg permanganat P larutkan dalam air hingga kadar 3,16 mg
tetrametilbenzidin dalam 2,5 ml dikiormetan P dan per ml. Tambahkan dengan volume sama larutan asam
encerkan dengan sikloheksan P hingga 100 ml. kiorida P10%.
Prosedur Totolkan secara terpisah sejumlah volume Penampak bercak B Larutkan 250 mg
sama lebih kurang 2 iil Larutan baku dan Larutan uji tetrametilbenzidin dalam 50 ml etanol mutlak P
pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,1 nun. encerkan dengan siklohek.an P hingga 200 ml.
Masukkai lempeng ke dalam bejana kromatografi yang Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
berisi Fase gerak A, biarkan merambat hingga lebih dan 20 jtl Larutan baku A, Larutan baku B, Larutan baku C,
7 cm, angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan Larutan baku D, Larutan ba/cu E dan Larutan uji pada
kering di udara selama 15 menit. Masukkan lagi lempeng kromatografi silika gel F254 setebal 0,25 mm.
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografl yang
gerak B biarkan merambat hingga lebih dari 2 cm, berisi Fase gerak biarkan merambat hingga lebih
angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering kurang 10 cm, angkat lempeng, tandai batas rambat dan
di udara selama tidak kurang dari 10 menit. [Catatan biankan kering dalam lemari asam selama 15 menit,
Masukkan Fase gerak B ke dalam bejana kromatografi pada suhu ruang. Masukkan lagi lempeng ke dalam
15 menit sebelum digunakan.] Keringkan lempeng pada bejana kromatografi yang berisi Fase gerak yang baru,
hampa udara pada suhu 450 selama 50 menit. Simpan biarkan merambat hingga lebih kurang 10 cm, angkat
lempeng pada bejana kromatografi tertutup yang berisi lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering dalam
Penampak bercak A di dalam lemari asam, biarkan lemari asam selama 15 menit, pada suhu ruang.
selama 10 menit. Angkat lempeng dan simpan di lemari Totolkan 20 tl Larutan ba/cu E pada ganis penotolan
asam biarkan selama 10 menit untuk menguapkan awal, keringkan lempeng dalam oven pada suhu 500
kelebihan klorin. Warnai lempeng dengan merendam selama 20 menit atau gunakan pemanas lempeng path
dalam Penampak bercak B. Angkat lempeng biarkan suhu 500 selama 20 menit dalam lemani asam. Diamkan
selaina 15 menit amati dengan densitometer yang sesuai lempeng pada suhu ruang selama 5 menit. Simpan
dilengkapi filter yang mempunyai tranmisi maksimum lempeng pada bejana knomatografi tertutup yang berisi
375 nm. Harga Rj bercak utama dari Larutan uji sesuai Penampak bercak A di dalam lemari asam, diamkan
dengan Lárutan baku. Bercak propanolamin dan selama 15 menit. Angkat lempeng dan simpan di lemani
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak Larutan asam, diaxnkan selama 15 menit untuk menguapkan
baku. kelebihan klorin. Wamai lempeng dengan merendam
atau semprot dengan Penampak bercak B. Angkat
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis lempeng, amati secara visual. Bercak Senyawa Sejenis A
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Siklofosfamida dalam kromatogram Larutan uji tidak
Fare gerak Buat campuran dikiormetan P-asam lebih intensif dari Larutan baku A. Bercak Senyawa
asetat glasial P-metanolP-air (50:25:15:12). Sejenis B Sikiofosfamida dalam kromatogram Larutan
Pengencer Buat campuran metanol P-air (1:1). uji tidak lebih intensif dari Larutan baku B. Bercak
Senyawa Sejenis C Sikiofosfamida dalam kromatogram
Larutan uji tidak lebih intensif dari Larutan ba/cu C.
-1180-

Bercak Senyawa Sejenis D Sikiofosfamida dalam sikiofosfamida, C7H15 C12N202P, dalam zat dengan
kromatogram Larutan uji tidak lebih intensif dari dalam rumus:
Larutan baku D. Bercak cemaran tidak spesifik pada
Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak sildofosfamida
dan Larutan baku E. 1001a
C I rs
Naina Faktor retardasi Tidak lebih dan
(%) C5 adalah kadar Sikiofosfamida BPFI dalani mg per ml
Senyawa Sefenis D
Siklofosfamidd
0,15 0,06 Larutan baku; Cu adalah kadar siklofosfaniida dalani mg
Senyawa Sejenis C per ml Larutan uji; kadar dihitung terhadap zat anhidrat;
0,20 0,06
Sikiofosfamidit ru dan rs bertunut-turut adalah respons puncak dan
Senyawa Sefenis B 0,06 Larutan uji dan Larutan baku.
0,43
Siklofosfamida
Senyawa Sefenis A 0,90 0,06
Siklofosfamidd Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Cemaran lidak 0,06 simpan pada suhu antana 2°-30°.
spesfik -

3-[2-(2-k1oroeti1amino)eti1amino]propi1 dihidrogen fosfat


b3Aminopro pi1 dihidrogen fosfat. Penandaan Jika pada etiket dinyatakan siklofosfamida
steril, hams dilakukan uji terhadap Endotoksin bakieri
Bis (2-kloroetii)amin hidrokiorida. <201> dan Sterilitas <71>.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada TABLET SIKLOFOSFAMIDA
KromatograJi <931>. Cyciophosphamide Tablet
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (3:7),
saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Tablet Sikiofosfamida mengandung Siklofosfamida
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera anhidrat, C71115 02N202P, tidak kurang dari 90,0% dan
pada Kromatografi <931>. tidak lebih dari 110,0% dani jumlah yang tertera pada
Larutan etilparaben Larutkan 185 mg etilparaben P etiket.
dalam 250 ml etanol P dalam labu tentukur 1000-ml,
encerkan dengan air sampai tanda. Baku pembanding Sikiofosfamida BPFI; tidak boleh
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama dikeringkan sebelum digunakan, untuk penggunaan
sejumiah Sikiofosfamida BPFI setara dengan lebih analisis kuantitatif tetapkan kadar air secara titrimetri.
kurang 25 mg sikiofosfamida anhidrat, masukkan ke Simpan pada wadah tertutup rapat pada suhu antara
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml air, kocok 2°-8°.
hingga larut. Masukkan 5,0 ml Larutan etilparaben,
encerkan dengan air sampai tanda. Identifikasi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah A. Ekstraksi sejumlah serbuk tablet setara dengan
Sikiofosfamida BPFI, iarutkan dan encerkan dengan air lebih kurang 50 mg siklofosfamida dengan 25 ml
hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. Kioroforin P, saring. Lebih kurang 2 ml filtrat, campur
• Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dengan 500 mg kalium bromida P uapkan kloroform,
dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang hilangkan sisa pelarut dengan hati-hati dalam labu
0,5 mg per ml. hampa udara kecil, gunakan residu untuk penetapan:
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada spektrum serapan infra merah residu yang didispersikan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum
dilengkapi dengan detektor UV 195 nm dan kolom hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
30 cm x 3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih Sikiofosfamida BPFI.
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
terhadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera diperoleh pada Penetapan kadar.
pada Prosedur: waktu retensi reiatif sikiofosfamida dan
etilparaben berturut-turut tidak kurang 0,7 dan 1,0; Disolusi <1231>
resolusi, R, antara siklofosfamida dan etilparaben tidak Media disolusi: 900 ml air, awaudarakan.
kurang dari 2 dan simpangan baku relatif pada Alattipei: 100 rpm.
penyuntikan ulang tidak lebih dan 2%. Waktu : 45 menit.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Prosedur Lakukan penetapan jumlah C71-11502N202P,
sama (lebih kurang 25 tl) Larutan baku dan Larutan uji yang terlanut dengan cara Kromatografi cair kinerja
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
respons puncak utama. Hitung persentase, Fase gerak Campuran air-asetonitrilP (7:3), saning
dan awaudarakan. Lakukan penyesuaian menurut
- 1181 -

Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi Hitung jumlah dalam mg siklosfosfamida,
<931>. C7F1 15C12N2 02P, dalarn tablet yang digunakan, dengan
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah rumus:
Sikiofosfamida BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air hingga
kadar mendekati kadar Larutan uji. 500)A 5
Larutan uji Gunakan alikuot. Saring melalui
penyaring dengan porositas 0,8 jim. C adalah kadar sildofosfamida anhidnat dalam j.tg per ml
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan ba/cu, ditentukan dan kadar Sikiofosfamida
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi BPFI yang telah dikoreksi terhadap kandungan air
dilengkapi dengan detektor UV 195 nm dan kolom dengan cana titrimetri;W adalah jumlah sikiofosfamida
30 cm x 3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir Iebih anhidrat dalam rug dalam tablet seperti tertera pada
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap etiket; Au dan A s berturut-turut adalah serapan Larutan
Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons uji dan Larutan ba/cu.
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak
lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cam
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Kromatografi <931>.
sama (lebih kurang 50 pi) Larutan ba/cu dan Larutan uji Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur ba/cu dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, pada Penetapan kadardalam Sikiofosfamida.
sikiofosfamida, C7H 15 02N2 02P, yang terlarut dengan Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 10 tablet ke
rumus: dalam tabu tentukun dengan ukuran yang sesuai hingga
kadar sikiofosfamida anhidrat lebih kurang 1 mg per ml..
9O0CI- Tambahkan air hingga lebih kunang setengah isi labu,
kocok selama 30 menit, encerkan dengan air sampai
tanda, campur, saning dengan kertas saning, buang 40
C adalah kadar Sikiofosfamida BPFJ dalam mg per ml sampai 50 ml filtrat pertama. Pipet 25 ml filtrat dan 5 ml
Larutan ba/cu; ru dan r8 berturut-turut adalah respons Larutan kesesuaian sistem ke dalam tabu tentukur
puncak dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
icurang dan 75% (Q), sildofosfamida, C 7H15C12N2 02P kadar dalam Sikiofosfamida. Hitung jumlah dalam mg,
dari jumlah yang tertera pada etiket. sikiofosfamida, C7H15C12N2 02P, dalam tiap tablet
dengan rumus:
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan.
Larutan asam perkiorat Larutkan 23,5 ml asam 2121Q
perkiorat P dalam air dan encerkan dengan air hingga
1000 ml.
Pereaksi Larutkan 1,5 g 4-(p-nitrobenzil)piridin P C adaiah kadar siklofosfamida anhidrat daiaxn mg per
dalam 200 ml etilen glikol P ml Larutan ba/cu, ditetapkan dari kadar Sikiofosfamida
Larutan natrium hidroksida Larutkan 20 g natrium BPFI yang telah dikoreksi terhadap kandungan air yang
hidroksida P dalam 1000 ml etanol encer ditetapkan dengan cara titrimetri; V adalah volume
Prosedur Masukkan I tablet ke dalam tabu tentukur daiam ml dari tabu tentukur yang digunakan untuk
dengan ukuran yang sesuai hingga kadar lebih kurang menampung sejumlah N tablet; N adalah jumlah tablet
500 j.tg per ml. Tarnbahkan air ke dalam tabu hingga dua yang digunakan; Ru dan Rs berturut-turut adalah
pertiga isi labu, kocok hingga tablet hancur dengan perbandingan respons puncak sildofosfamida terhadap
sempurna, encerkan dengan air sampai tanda, saning, baku internal dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
buang 10 ml filtrat pertama. Masukkan dalam tabung
reaksi 170mm x 27 mm terpisah masing-masing 2,0 ml Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
filtrat; 2,0 ml air sebagai biangko dan 2,0 ml Larutan disarankan pada suhu tidak Iebih dan 250. Walaupun
ba/cu. Pada setiap tabung tainbahkan 0,7 ml Larutan tablet tahan terhadap suhu hingga 30° dalam jangka
asam perkiorat, campur dan panaskan pada suhu 950 waktu pendek, sebaiknya disimpan pada suhu tidak
selama 10 menit. Dinginkan, tambahkan 1,0 ml natrium lebih dari 300.
asetat LP campur, tambahkan 1,6 ml Pereaksi, campur
dan panaskan pada suhu 950 selama 10 menit.
Dinginkan, tambahkan 8,0 ml Larutan natrium
hidrokida, campur. Dalam waktu 4 menit, ukur serapan
dalam set 1-cm pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 560 nm menggunakan blangko.
-1182-

SIKLOFOSFAMIDA UNTUK INJEKSI kocok hingga larut. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku
Cyclophosphamide Pro Injection internal, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan
yang diperoleh mengandung siklofosfamida anhidrat
Sildofosfamida untuk Injeksi adalah campuran steril lebih kurang 0,5 mg per ml.
sikiofosfamida dengan atau tanpa pelarut yang sesuai. Larutan uji Timbang saksama sejumlah
Mengandung Sikiofosfamida Anhidrat, C 71-1 502N2 0 2P, Sildofosfamida untuk injeksi setara dengan lebih kurang
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% 200 mg sildofosfamida anhidrat, masukkan ke dalam
dari jumlah yang tertera pada etiket. labu tentukur 200-ml, tambahkan lebih kurang 50 ml
air, kocok selama 5 menit, encerkan dengan air sampai
Baku pembanding Siklofosfamida BPFI; tidak boleh tanda. Pipet 25 ml larutan mi dan 5 ml Larutan baku
dikeringkan, tentukan kadar air secara Titrimetri jika internal ke dalam labu tentukun 50-ml, encerkati dengan
digwiakan untuk analisis kuantitat(f Endotoksin BPFI; air sampai tanda.
[Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan isi Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Kroinatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu dilengkapi dengan detektor 195 nm dan kolom 30 cm x
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, 3,9 mm benisi bahan pengisi Li. Laju alir Iebih kurang
dalam lemani pendingin. 1,5 ml per menit. Lakukan 6 kali penyuntikan ulang
Larutan baku, rekam knomatogram dan ukur respons
Identifikasi puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada relatif tidak lebih dani 2% dan faktor resolusi antara
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. siklofosfamida dan etilparaben tidak kurang dani 2.
Totolkan secara terpisah masing-masing 5 ti larutan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dalam kloroform P yang mengandung (1) zat uji sama (lebih kurang 25 .tl) Larutan baku dan Larutan uji
(2) sikiofosfamida BPFI dengan kadar lebih kurang ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
20 mg per ml, jika perlu saring. Masukkan lempeng ke respons puncak utama. Waktu retensi relatif
dalam bejana kromatografi berisi fase gerak terdiri dan siklofosfamida dan etilparaben berturut-turut lebih
campuran kloroform P-metanol P-amonium hidroksida kurang 0,7 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg
P (75:20:5). Lakukan penampakan bercak dengan Siklofosfamida, C71-11502N2 02P, dalam serbuk injeksi
meletakkan lempeng dalam bejana iodum. Harga Rf yang digunakan dengan rumus:
bercak utania dari larutan (1) sesuai dengan larutan (2).
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang 400CI.
t R
diperoleh pada Penetapan kadar.

Endotoksin bakteri <201> Tidak iebih dari 0,20 unit C adalah kadar sikiofosfamida anhidrat dalam tg per ml
Larutan ba/cu, ditentukan dan kadar Sikiofosfamida
Endotoksin Fl per mg siklofosfamida.
BPFI yang telah dikoreksi terhadap kandungan air
p11 <1071> Antara 3,0-7,5; Lakukan penetapan dengan cara titrimetri; Ru dan R5 berturut-turut adalah
menggunakan larutan yang dibuat dengan cara seperti penbandingan antara respons puncak sildofosfamida
tertera pada Kesempurnaan Melarut <901>, ukur pH terhadap etilparaben dalam Larutan uji dan Larutan
30 menit setelah larutan dibuat baku.

Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>, Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan seperti Padatan steril seperti tertera pada Injeksi. Disarankan
tertera pada Injehi. suhu tidak lebih dan 25°. Walaupun tahan terhadap suhu
hingga 300 untuk waktu pendek, sebaiknya disimpan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pada suhu tidak lebih dan 30°.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
SIKLOSERIN
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (70:30), Cycloserine
saning dan awaudarakan.
Larutan baku internal Larutkan lebih kurang 185 mg
etilparaben P dalam labu tentukur 1000-ml dengan HN /ç 2
250 ml etanol P, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Sikiofosfamida BPFI setara dengan lebih kurang 25 mg
siklofosfamida anhidrat, masukkan ke dalam labu (+)4-Amjno-3-isolczoljcJi,itjn [68-41-7]
tentukur 50-ml, tambahkan lebih kurang 25 ml air, C3116N202 BM 102,09
- 1183-

Sikloserin mempunyai potensi tidak kurang dari 900 tg Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sikloserin
per mg C3H6N202 . BPFI masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai,
larutkan dan encerkan dengan Dapar fosfat pH 6,8
Baku pembanding Sikioserin BPFI; lakukan hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per ml.
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
suhu 60 0 selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan zat, masukkan ke dalam labu tentukun 50-ml. Larutkan
dalam wadah tertutup rapat. dan encerkan dengan DaparfosfatpH 6,8 sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai kuning pucat, Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
tidak berbau atau berbau lemah, higroskopik dan terurai dilengkapi dengan detektor 219 nm, kolom 25 cm x
sesudah menyerap air. 4,6 mm yang berisi bahan pengisi LI, dengan ukuran
partikel 5 gm. Pertahankan suhu kolom pada 30° dan
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air. Larutan mi laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
memutar bidang polanisasi ke kanan. kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
knomatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Identifikasi Larutkan lebih kurang 1 mg zat dalam path Prosedur: faktor ikutan puncak analit tidak lebih
10 ml natrium hidrok.sida 0,1 N. Pada 1 ml larutan dari 1,8; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tambahkan 3 ml asam asetat 1 N dan 1 ml cainpuran tidak lebih dari 2,0%.
dengan perbandingan sama dari larutan natrium Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
nitroprusida P (1 dalam 25) dan natrium hidroksida 4 N sama (lebih kurang 10 1.il) Larutan baku dan Larutan uji
yang dibuat 1 jam sebelum digunakan, secara bertahap ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
terjadi warna biru. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam jig
sikioserin, C3H6N2 02, dalam tiap mg zat dengan rumus:
HasH kondensasi Tidak lebih dari 0,80; lakukan
penetapan serapan jenis seperti pada Spektrofotometri dan
Hamburan Cahaya <1191> path 285 nm, menggunakan 50.000(--i
larutan zat 0,40 mg per ml dalam natrium hidroksida WC
0,1 N.
C adalah kadar Sikioserin BPFI dalam mg per ml
Rotasi jenis <1081> Antara 108°-114°; lakukan Larutan baku; W adalah bobot zat dalam mg yang
penetapan menggunakan larutan 50 mg per ml dalam digunakan dalam Larutan uji; ru dan r5 bertunut-turut
natrium hidroksida 2 N. adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan
baku.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
pH <1071> Antara 5,5 dan 6,5; lakukan penetapan rapat.
menggunakan larutan 1 dalam 10.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; KAPSUL SIKLOSE1UN


lakukan penetapan dalam botol bersumbat kapiler dalam Cycloserine Capsule
hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
lebih kurang 100 mg zat. Kapsul Sikloserin mengandung Sildoserin, C3H6N202,
tidak kurang dani 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan jumlah yang tertera pada etiket.
pengarangan dengan pembasah 2 ml asam nitrat P dan
5 tetes asam sulfat P. Baku pembanding Sikioserin BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara dengan tekanan tidak
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cam lebih dan 5 mmHg, pada suhu 60° selama 3 jam sebelum
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera path digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Kromatografi <931>.
DaparfosfatpH 6,8 Buat larutan seperti tertera pada Identifikasi Kocok sejumlah isi kapsul setara dengan
Larutan Daparpada Pereaksi, Indikator dan Larutan. lebih kurang 10 mg siklosenin dengan 100 ml natrium
Fare gerak Timbang 500 mg natrium hidro/csida 0,1 N, saning. Pada 1 ml filtrat tambahkan
1-dekansulfonat P larutkan dalam 800 ml air, tambahkan 3 ml asam asetat I N dan 1 ml campunan dengan
50 ml asetonitril P dan 5 ml asam asetat glasial P dan perbandingan sama dani larutan natrium nitroprusida P
campur. Atur pH hingga 4,4 dengan penambahan (1 dalam 25) dan natrium hidroksida 4 N yang dibuat
natrium hidroksida I N, saning dan awaudarakan. Jika 1 jam sebelum digunakan, secana bertahap terjadi wama
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem biru.
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
-1184-

Disolusi <1231> C adaiah kadar Sikioserin BPFI dalam mg per ml


Media disolusi: 900 ml DaparfosfatpH 6,8 Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
Alai tipe 1: 100 rpm puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Waktu: 30 menit
Lakukan penetapan jumlah C 3H6N202 yang terlarut Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar fosfat pH 6,8, Fase gerak dan Sistem SIKLOSFORIN
kromatografl Lakukan seperti tertera pada Penetapan Cyclosporine
kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sikioserin
BPFI, iarutkan dan encerkan dengan Dapar fosfat pH •0 OH
6,8 hingga kadar iebih kurang 0,25 mg per ml.
Laru tan uji Gunakan alikuot yang telah disaring.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Ms-D.MeIju-Mu.J_. —CG-Abu-MSG,-Met4u-WValMe

sama (lebih kurang 10 d) Larutan baku dan Larutan uji [ ¶


3 4 7 3 0 10 "

1
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak sikloserin. Hitung jumlah dalam mg
sildoserin, C3H6N202, yang terlarut dengan rumus: leusil-N-metil-L-leusil-N-metil-L-valii-3-hidroksi-N,4-
dimetil-L-2-amino-6-oktenoil-L-a-aminobutiril-N-
metilglisil-N-metil-L-leusil-L-vaiil-N-metil-L-leusil)
900C1L. [59865-13-3]
r
C62H,11N11012 BM 1202,61
C adalah kadar Sikioserin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adaiah respons Siklosporin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. tidak lebih dan 101,5% C62H 111N11 01 2 dihitung terhadap
Toleransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak zat yang telah dikeringkan.
kurang dan 80% (Q), sikloserin, C 3H6N202, dari jumlah
yang tertera pada etiket. Pemerian Serbuk putih sampai hampir putih.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Kelarutan Larut dalam aseton, dalam etanpi, dalam
metanol, dalam eter, dalam kloroform dan dalam
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; dildorometan; sukan larut dalam hidrokarbon jenuh;
lakukan penetapan dalam botol bersumbat kapiler dalam praktis tidak larut dalam air.
hanipa udara pada suhu 60° selama 3 jam menggunakan
lebih kurang 100 mg zat. Baku pembanding Siklosporin BPFL Lakukan
pengeringan pada botol bersumbat kapiler dalam hampa
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara udara dengan tekanan tidak lebih dan s mmHg pada
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada suhu 60° selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
Kromatografi <931>. pada wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya dan di
Dapar fosfat pH 6,8, Fase gerak, Larutan baku dan tempat dingin. Jika dalam perhitungan memeriukan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada faktor kemurnian gunakan =1000. Campuran Resolusi
Penetapan kadar dalam Sikloserin. Sikiosporin BPFI; merupakan siklosporin dan
Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 kapsui. siklosporin U (100:1). Tidak boleh dikeringkan sebelum
Keluarkan semua isi kapsul, bersihkan cangkang kapsul digunakan. Simpan pada wadah tertutup rapat tidak
dan timbang saksama. Hitung bobot rata-rata isi kapsul. tembus cahaya dan di tempat dingin.
Timbang saksama sejumlah isi kapsul setara dengan
lebih kunang 100 mg sikioserin, masukkan ke dalam labu Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
tentukur 250-ml. Larutkan dan encerkan dengan Dapar Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti
fosfatpH 6,8 sanipai tanda, saring. diperoleh pada Penetapan kadar.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar daiam Sikioserin. Hitung jumlah dalam mg Susut pengeringan <1121> Tidak iebih dari 2,0%;
sikioserin, C3H6N202 , dalam isi kapsul yang digunakan lakukan pengeningan dalani botol bersumbat kapiler
dengan mmus: pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60 0
selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg zat.
250 Ci !1
r
_ Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
- 1185 -

Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak iebih terhadap Larutan ba/cu 2, rekain kromatogram dan ukur
dari 0,7 %; dan total cemaran tidak lebih dari 1,5%. respons puncak seperti tertera path Prosedur: simpangan
Lakukan penetapan dengan cana Kromatografi cair baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dan
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. 10%.
Fase gerak, Pengencer, Larutan ba/cu 1, Larutan Pros edur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
baku 2, Larutan uji, Larutan resolusi, Sistem sama (lebih kurang 20 .il) Larutan ba/cu 1, Larutan
kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada ba/cu 2 dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Penetapan kadar menggunakan kromatogram Larutan kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
ba/cu 2 dan Larutan uji pada Penetapan kadar. Hitung persentase sikiosporin A, C62H 111N31012, dalam zat
persentase masing-masing cemaran dengan rumus: dengan rumus:

2000 I
( W)r2 OP
t,10U)rs

C adalah kadar Sikiosporin BPFI, dalam mg per ml C adalah kadan Sikiosporin BPFI, dalam mg per ml
Larutan ba/cu 2; W adalah bobot dalam mg sildosporin Larutan ba/cu 1; P adalah kemumian Sikiosporin BPFI
yang digunakan untuk membuat Larutan uji; r, adalah dalam Lg per mg; U adalah kadar siklosponin dalam mg
respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah
dan r52 adalah respons puncak sikiosporin dari Larutan respons puncak siklosponin dan Larutan uji dan Larutan
ba/cu 2. ba/cu].

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi cair /cinerja tinggi seperti tertera pada tidak tembus cahaya.
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-tert-
butilmetileter P-asam fosfat P (520:430:50:1). Jika LARUTAN ORAL SIKLOSPORIN
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Cyclosporine Oral Solution
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
PenEencer Buat campuran asetonitril P-air (1:1). Lanitan Oral Siklosponin adalah lanutan sikiosporin
Larutan ba/cu 1 Timbang saksama sejumiah dalam campuran yang sesuai. Mengandung Sikiosporin,
Sikiosporin BPFI, iarutkan dalam Pengencer hingga C62H111N11 O12, tidak kunang dani 90,0% dan tidak lebih
kadar iebih kurang 1,25 mg per ml. dani 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan baku 2 Pipet 2 ml Larutan ba/cu 1 ke dalam
labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Pengencer P Baku pembanding Sikiosporin BPFI; Lakukan
sampai tanda. Larutan mi mengandung Sikiosporin pengeringan pada botol bersumbat kapiler dalam hampa
BPFI lebih kurang 0,01mg per ml. udara dengan tekanan tidak iebih dari 5 mmHg pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg suhu 600 selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
zat masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml, iarutkan pada wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya dan di
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. tempat dingin. Jika dalam perhitungan memerlukan
Larutan resolusi Timbang saksama sejumiah faktor kemumian gunakan P = 1000.
Campuran Resolusi Sikiosporin BPFI larutkan dan
encerkan dengan Pengencer hingga kadan lebih kurang Identifikasi
1,25 mg per ml. A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Sistem kromatografi Lak.ukan seperti tertera pada IdentfI/casi secara Kromatografi Lapis Tip is <281>.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Fase gerak 1 Gunakan etil eter P
dilengkapi dengan detektor 210 urn, kolom baja tahan Fase gerak 2 Campunan etil asetat P—metil eti/ keton
karat 1 m x 0,25 mm yang dihubungkan dengan pra- P-air-asam form at P (60:40:2:1).
kolom 25, cm x 4 mm berisi bahan pengisi LI dengan Larutan A Timbang 340 mg bismut subnitrat P
ukuran partikel 3 - 5 Am. Pertahankan suhu kolom pada larutkan dalain 20 ml lanutan asam asetat P20%.
80°. Laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan Larutan B Timbang 8 g kalium iodida P, lanutkan
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam dalam 20 ml air.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Penampak bercak Campuran S ml Larutan A, 5 ml
pada Prosedur: puncak siklofosforin U dan puncak Larutan B dan 20 ml asam asetat glasial 1 tambabkan
utama siklosporin dapat dibedakan satu sama lain. air hingga 100 ml. Buat segan.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu 1, rekam Larutan ba/cu Timbang sejumlah Sikiosporin BPFI,
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera lanutkan dan encerkan dengan campuran metanol P-
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan kioroform P (4:1) hingga kadar lebih kurang 1 mg
ulang tidak iebih dan 1,0%. Lakukan kromatografi per ml.
-1186-

Larutan uji Pipet sejumlah larutan dan encerkan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dengan canipuran metanol P-kloroform P (4:1) hingga Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kadar lebih kurang 1 mg per ml. Kromatografl <931>.
Prosedur Totolkan secara terpisab masing-masing Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
10 iLl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng kadar dalam Larutan Pekat Sikiosporin untuk Injeksi.
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan Pelarut Buat campuran metanol P-kloroform P (4:1).
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase Larutan baku Timbang saksama sejumlah
gerak 1, hingga Fase gerak 1 merambat lebih kurang Sikiosporin BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai lebih kurang 1 mg per ml. Gunakan larutan segera
batas rambat dan keringkan. Masukkan lempeng ke setelah pembuatan.
dalam bejana kromatografi yang berisi Fare gerak 2, Larutan uji Ukur saksama sejumiah volume larutan,
hingga Fase gerak 2 merambat Iebih kurang tiga per encerkan dengan Pelarut hingga kadar Iebih kürang
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas I mg per ml. Gunakan larutan segera setelah
rambat dan keringkan. Semprot lempeng dengan pembuatan.
Penampak bercak. Segera semprot lagi dengan hidrogen Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
peroksida LP. Bercak sikiosporin berwarna cokelat Penetapan kadar dalani Larutan Pekat Sikiosporin
dengan harga R1 lebih kurang 0,45. Wama dan harga R1 untuk Injeksi. Pertahankan suhu kolom pada 500.
bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan sama (lebih kurang 10 iii) Larutan baku dan Larutan uji
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Penetapan kadar. respons puncak utama. Hitung jumiah dalam mg
sikiosporin, C62H111N11 012, dalam tiap ml larutan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Untuk dengan rumus:
larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal.
(L )( p
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.Untuk
l.Di000 )(_Lu
rs
larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis ganda.
L adaiah jumlah siklosporin dalam mg per ml larutan
Etanol (jika tertera pada etiket) Antara 80,0% dan oral, seperti tertera pada etiket; D adalah kadar
120,0% dan jumlah C2HSOH yang tertera pada etiket. siklosporin dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas jumlah yang tertera path etiket dan pengenceran; C
seperti tertera pada Kromatografi <931>. adalah kadar Sikiosporin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku internal, Sistem kromatografi dan Larutan ba/cu; P adalah kemurnian Siklosporin BPFI
Kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada uji dalam tg per mg; ru dan rs berturut-turut adalah
Etanol dalam Larutan Pekat Sikiosporin untuk Injeksi. respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 2,5 g etanol mutlak P, masukkan ke dalam labu Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tentukur 50-ml, encerkan dengan butanol P sampai rapat.
tanda.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan
dan 6 ml Larutan baku internal ke dalam labu tentukur
LARUTAN PEKAT SIKLOSPORIN UNTUK
25-ml, encerkan dengan butanol P sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah larutan INJEKSI
setara dengan lebih kurang 250 mg C 2HSOH, masukkan Cyclosporine Concentrate for Injection
ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 6,0 ml
Larutan baku internal, encerkan dengan butanol P Sikiosporin Pekat untuk Injeksi adalah larutan steril
sampai tanda. siklosporin dalam campuran etanol P dan minyak nabati
Prosedur Lakukan seperti tertera pada uji Etanol yang sesuai. Mengandung Siklosporin, C62H111N11 012,
dalam Larutan Pekat Sikiosporin untuk Injeksi. Hitung tidak kurang dan 90,0% dan tidak iebih dad 110,0%,
jwnlah dalam mg etano, C 2H5OH, dalam larutan yang dad jumlah yang tertera path etiket.
digunakan dengan rumus:
Baku pembanding Sikiosporin BPFI, tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI,
25CI- [Catatan Bersjfat pirogenik, penanganan vial dan isi
I R
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
C adalah kadar C2HSOH dalam mg per ml Larutan Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu
ba/cu; Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan 14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
respous puncak C2H5 OH terhadap baku internal dan dalam lemani pendingin.
Larutan uji dan Larutan baku.
- 1187-

Identifikasi Larutan uji Timbang saksama sejumiah zat setara


A. Lakukan penetapan seperti tertera pada dengan lebih kurang 320 mg C 2115011, masukkan ke
Identflkasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 6,0 ml Larutan
Totolkan secara terpisah masing-masing 10 jil larutan baku internal, encerkan dengan butanol P sampai tanda.
dalam metanol P yang mengandung (1) zat uji 0,5 mg Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
per ml dan (2) Siklosporin BPFJ 0,5 mg per ml, pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 2 m x
Biarkan bercak mengering pada udara mengalir, 2 mm benisi partikel penyangga S3. Pertahakan suhu
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang injektor lebih kurang 280°, suhu detektor lebih kurang
teiah dijenuhkan dengan fase gerak etil eter P hingga 290° dan suhu kolom pada 145° selama 8 menit,
merambat iebih kurang tiga per empat tinggi lempeng, kemudian atur kenaikan suhu hingga 270° dengan
angkat lempeng beri tanda batas fase gerak, biarkan kecepatan 32° per menit. Gunakan nitrogen P sebagai
mengening. Masukkan lempeng ke dalam bejana gas pembawa dengan laju alir iebih kurang 35 ml per
kromatografi kedua yang telah dijenuhkan dengan fase menit. [Catatan jika perlu lakukan penyesuaian untuk
gerak campuran etil asetat P-metil etil keton P-air-asam mendapatkan hasil kromatografi yang memuaskan.]
format P (60:40:2:1) dan biarkan merambat hingga Kesesuaian sistem Lakukan kromatografi terhadap
lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
lempeng, biarkan fase gerak menguap. Semprot puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
lempeng dengan larutan segar yang terdiri dan relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
campuran 5 ml Larutan A (340 mg bismut subnitrat P Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dalam 20 ml asam asetat P 20%), 5 ml Larutan B (8 g sama (lebih kurang 1 lii) Larutan ba/cu dan Larutan uji
kalium iodida P dalam 20 ml air), 20 ml asam asetat ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
glasial P dan air hingga 100 ml. Semprot segera Urutan eluasi adalah etanol, n-propanol dan butanol.
lempeng dengan hidrogen peroksida LP. Pada Hitung jumlah dalam mg siklosporin, C2HSOH, dalain
kromatogram, sikiosponin tampak sebagai bercak larutan pekat siklosporin untuk injeksi yang digunakan
cokelat dengan harga Rf lebih kurang 0,45: harga R1 dengan rumus:
bercak utama dari larutan (1) sesuai dengan bercak
utama dari.larutan (2). 25CI-
B. Kromatogram dari Larutan uji yang diperoleh R5
pada Penetapan kadar menunjukkan puncak utama
siklosporin dengan waktu retensi sesuai dengan C adalah kadar C 21-150H, dalam mg per ml Larutan
kromatogram dari Larutan baku yang diperoieh pada baku; Ru dan Rs bertunut-turut adalah perbandingan
Penetapan kadar. respons puncak etanol terhadap n-propanol dalain
Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,84 unit
Endotoksin F! per mg Siklosporin; lakukan penetapan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Buat pengenceran zat uji (1:1) dengan Air untuk Injeksi. KromatografI <931>.
Pada 0,1 ml suspensi tersebut tambahkan 0,1 ml Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air-metanol
pereaksi LAL terkonstitusi di dalam tabung uji pirogen P-asam fosfat P (550:400:50:0,5), saring dan
yang sesuai, kemudian kocok menggunakan pengocok awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menunit
vortex selama lebih kurang 5 detik. Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Siklosporin
BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
Etanol Antara 80,0%-120,0% dari jumlah C211501-1 kurang 0,5 mg per ml. Gunakan larutan mi segera
yang tertera pada etiket. Lakukan penetapan dengan seteiah pembuatan.
cara KromatograjI gas seperti tertera pada Larutan uji (1) Prosedur mi berlaku untuk sediaan
Kromatografi <931>. dosis tunggal. Pindahkan semua larutan daiam wadah
Larutan ba/cu internal Campur 3 ml n-propanol P menggunakan janum hipodermis yang sesuai, encerkan
dan 50 ml butanol P. dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,5 mg
Larutan ba/cu persediaan Timbang saksama iebih per ml. Gunakan larutan mi setelah pembuatan.
kurang 1,6 g etanol mutlak P, masukkan ke dalam labu Larutan uji (2) Prosedur mi berlaku bila pada etiket
tentukur 25-ml, encerkan dengan butanol P sampai tertera jumlah siklosporin dalam satuan volume injeksi,
tanda. encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang
Larutan ba/cu Pipet 5,0 ml Larutan ba/cu persediaan 0,5 mg siklosporin per ml. Gunakan lanutan mi segera
dan 6,0 ml Larutan ba/cu internal ke dalam labu setelah pembuatan.
tentukur 25-ml, encerkan dengan butanol P sainpai Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tanda. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
- 1188-

dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 25 cm x Fase gerak Campuran kioroform P-metanol F-
4,6 mm berisi bahan pengisi L16 Pertahankan suhu isopropilamina P (92:3:3).
kolom pada 700 dan laju alir lebih kurang 1 ml per Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, Silometazolin Hidrokiorida BPFI dan larutkan dalam air
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti hingga kadar lebih kurang I mg per ml, dan lakukan
tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak kurang seperti tertera pada Larutan uji.
dari 3 dan tidak lebih dari 10, efisiensi kolom ditetapkan Larutan uji Masukkan 10 ml larutan ke dalam corong
dan puncak analit tidak kurang dari 700 lempeng pisah, tambahkan 2 ml lanutan nafrium karbonat P
teoritis, faktor ikutan untuk puncak analit tidak lebih (1 dalam 10), dan ekstraksi dengan 10 ml kioroform P,
dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan saring ekstrak melalui natrium sulfat anhidrat P. Uapkan
ulang tidak lebih dari 1,5%. ekstrak kioroform di atas tangas uap sampai kering, dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume larutkan residu dalam 1 ml campuran kioroform P-
sama (lebih kurang 20 11) Larutan ba/cu dan Larutan metanoiP (1:1).
uji(1) atau Larutan uji (2) ke dalam kromatograf, rekam Prosedur Totolkan secara terpisah sejumlah volume
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung sama (lebih kurang 5 1A) Larutan uji dan Larutan ba/cu
jumlah dalani mg sikiosporin, C62H11IN, 1012, dalam tiap pada lempeng kromatografi campuran silika gel P
wadah atau dalam tiap ml larutan pekat sikiosporin setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
untuk injeksi yang digunakan dengan rumus: knomatografi yang berisi Fase gerak. Angkat lempeng,
tandai batas rambat dan biarkan Fase gerak menguap.
(L( CP (ru Semprot lempeng dengan larutan p-nitrobenzendiazonium
D ) 1000 )1 rs tetrafluoroborat, yang dibuat dengan menambahkan
250 mg p-nitrobenzendiazonium tetrafluoroborat P ke
L adalah jumlali siklosporin yang tertera pada etiket dalam 5 ml air, kocok dan saning. Semprot lempeng
dalani mg, dalam wadah atau dalam tiap ml larutan dengan lanutan natrium karbonat P (1 dalam 10): harga
pekat sikiosporin untuk injeksi; D adalah kadar R1bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu.
siklosporin mg per ml Larulan uji (1) atau Larutan uji
(2); berdasarkan masing-masing jumlah yang tertera pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5.
pada etiket; C adalah kadar Sikiosporin BPFI dalam mg
per ml Larutan ba/cu; P adalah kemumian Sikiosporin Penetapan kadar
BPFI dalam tg per mg; ru dan rs berturut-turut adalah Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah
respons puncak Larutan uji (1) atau Larutan uji (2) dan Silometazolin Hidrokiorida BPFI larutkan dalam air
Larutan baku. hingga kadan iebih kurang 0,5 mg per ml. Pipet 10 ml
lanutan ke dalam corong pisah 125 ml dan lakukan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal seperti tertera pada Larutan uji, dimulai dan "tambahkan
atau dosis ganda. berturut-turut 10 ml air dan 10 ml asam kiorida encer
(1 dalam 6)". Kadar Silometazolin Hidro/clorida BPFI
Penandaan Pada etiket hams tertera bahwa larutan dalam Larutan ba/cu iebih kurang 100 tg per ml.
hams diencerkan dengan pelarut parenteral yang sesuai Larutan uji Pipet sejumlah volume lanutan setara
sebelum digunakan sebagai larutan infus intravena. dengan iebih kurang 5 mg silometazolin hidroklorida,
masukkan ke dalam corong pisah 125 ml, tambahkan
berturut-turut 10 ml air dan 10 ml asam klorida encer
TETES HIDUNG SILOMETAZOLIN (1 dalam 6), dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 10 ml
HIDROKLORIDA metilen klorida P. Ambil ekstrak metilen kiorida,
Xylometazoline Hydrochloride Nasal Solution tambahkan 10 ml larutan natrium hidrokgida P (1 dalam 5)
ke dalam corong pisah dan ekstraksi tiga kali, tiap kali
Tetes Hidung Silometazolin Hidroklorida adalah larutan menggunakan 15 ml metilen klorida P. Saning kumpulan
isotonik Silometazolin Hidrokiorida dalam air. ekstrak melaiui wol kaca ke dalam labu tentukur 50-ml,
Mengandung Silometazolin Hidrokiorida, C 161124N2 . encerkan dengan metilen kiorida P sampai tanda.
HCl, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan Prosedur Pipet 5 ml Larutan ba/cu dan Larutan uji,
110,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket. masing masing ke dalam labu tentukur 10-ml, uapkan di
atas tangas air bersuhu 400, dengan bantuan aiiran gas
Baku pembanding Silometazolin Hidrokiorida BPFI, nitrogen P sampai kening. Larutkan residu daiam
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam masing-masing labu dengan 0,5 ml etanol mutlak P, dan
sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat masukkan 0,5 ml etanol mutla/c P ke dalam labu tentukur
dan terlindung cahaya. 10-ml ketiga sebagai biangko. Ke dalam masing-masing
labu tambahkan 0,5 ml larutan natrium hidroksida P
Identilikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada (1 dalam 25), campur, tambahkan masing-masing 5,0 ml
IdentUlkasi secara Kromatografi Lapin Tipis <281>. larutan natrium nitroferisianida P (1 dalani 200), kocok.
Seteiah tepat 10 menit, tambahkan 1,0 ml larutan
-1189-

nafrium bikarbonat P jenuh ke dalam masing-masing Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,25%;
labu, goyang dan Biarkan 10 menit. Encerkan masing- lakukan pengeringan pada suhu 1100 selania 3 jam.
masing dengan air sampai tanda, kocok dan Biarkan
15 menit. Ukur serapan larutan menggunakan kuvet 1-cm Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 565 nm. Hitung jumlah dalam mg silometazolin Klorida <361> Tidak lebih dari 0,018%.
hidrokiorida, C 16H24N2.HC1, dalam tetes hidung yang Larutan uji Larutkan 500 mg zat dalam 40 ml
digunakan dengan rumus: dimetilformamida P tambahkan 6 ml asam nitrat encer F,
tambahkan dimetilformamida P hingga 50 ml.
Au )
Larutan pembanding Tambahkan 6 ml asam nitrat
0 05(—i encer P ke dalam 0,25 ml asam kiorida 0,01 N,
V )t A tambahkan dimetilformamida P hingga 50 ml.
Prosedur Tambahkan 1 ml perak nitrat LP ke dalam
C adalah kadar Silometazolin Hidrokiorida BPFI dalam Larutan uji dan Larutan pem banding, campur dan
ig per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml biarkan selama 5 menit, lindungi dari cahaya langsung.
tetes hidung yang digunakan; Au dan A s berturut-turut Bandingkan kekeruhan yang terjadi pada kedua tabung
adalah serapan Larutan ujidan Larutan baku. yang diamati baik secara vertikal atau horizontal dengan
latan belakang hitam: kekeruhan Larutan uji tidak lebih
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, intensif dari Larutan pembanding (0,018%).
terlindung cahaya.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

SILOSTAZOL Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan total


Cilostazol cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.
Lakukan penetapan dengan cana Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
QNO cJ X Pengencer Larutan A, Larutan B, Fare gerak,
,

a
6-[4-(1-sikloheksil-1H-tetrazol-5-il)butoksi7-3,4-
Larutan kesesuaian sistem, dan Sistem kromatografi
lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Silostazol
BPFJ dan Senyawa Sejenis C Silostazol BPFI, masukkan
ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalain
dihidrokarbostiril [73963-72-1] asetonitril P hingga kadar masing-masing lebih kurang
C20H27N502 BM 369,46 0,5 mg per ml, jika perlu sonikasi. Pipet 4 ml larutan ke
dalam labu tentukur 10-ml, dan encerkan dengan air
Silostazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan sampai tanda. Kemudian encerkan secara kuantitatif dan
tidak lebih dari 102,0% C201127N502, dihitung terhadap jika perlu bertahap dengan Pengencer hingga kadar
zat yang telah dikeringkan. masing-masing iebih kurang 0,4 sg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat
Pemerian Hablur putih sampai hampir putih. masukkan ke dalam iabu tentukun 50-ml, larutkan dengan
20 ml asetoniril 1 jika periu sonikasi. Encerkan dengan
Kelarutan Mudah larut dalam kioroform; agak sukar air sampai tanda.
larut dalam metanol dan dalam etanol; praktis tidak larut Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dalam air. sama (lebih kunang 20 il) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Baku pembanding Silostazol BPFI; Senyawa Sejenis A respons puncak utama, Hitung persentase senyawa
Silostazol BPFI; Senyawa Sejenis B Silostazol BPFI; sejenis C silostazol dengan rumus:
Senyawa Sejenis C Silostazol BPFI.

Identifikasi
A. Spektnum serapan inframerah zat yang telah 04 c s ) (~Ur— )
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Cs adalah kadan Senyawa Sejenis C Silostazol BPFI
gelombang yang sama seperti pada Silostazol BPFI. dalam jig per ml Larutan baku; Cu adaiah kadan silostazol
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan dalam mg per ml Larutan uji; ru adalah respons puncak
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh senyawa sejenis C silostazol dalam Larutan uji; rsadalah
pada Penetapan kadar. respons puncak senyawa sejenis C silostazol dalam
Larutan baku. Hitung persentase cemanan lain dengan
rumus:
-1190-

Waktu Larutan A Larutan B Eluasi


o,iIf)12Li
1.FAC U )r
(menit)
0-6,5
(%)
100-+50
(%)
0-'50 gradien tinier
6,5-10 50-*0 50-000 gradien tinier
10-20 0 100 isokratik
F adalah faktor respons relatif dari Tabel; Cs adalab kadar 20-20,1 0-100 ioo-*o gradien tinier
silostazol dalam g per ml Larutan baku; Cu adalah kadar 20,1-28 100 0 kesetimbangan -
silostazol dalani mg per ml Larutan uji; ru adalab respons
puncak cemaran lain dalam Larutan uji; r5 adalah respons Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
puncak silostazol dalam Larutan baku. sistem, tentukan zat-zat pada Tabel, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Tabel resolusi, R, antara puncak silostazol dan senyawa sejenis
Nama Waktu retensi Faktor respons Batas B siiostazol, tidak kurang dari 3,0; faktor ikutan puncak
relatif relatif (%)
Senyawa 0,2 1,7 0,1 siiostazol tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif
sejenis A pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
silostazol Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Senyawa 0,9 0,58 0,1 sama (lebih kurang 20 .t1) Larutan baku dan Larutan uji
sejenis B
siostazol ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Silostazol 1,0 1,0 - respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Senyawa 1,9 0,1 silostazol, C20H27N5 02, dalam zat yang digunakan
sejenis C dengan rumus:
sitostazol
Cemaranlain - 1,0 0,1
Total cemaran - - - 0,4
500 CI-!.r
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. C adalah kadar Silostazol BPFI dalam mg per ml
Pengencer Buat campuran air-asetonitril P (60:40). Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
Larutan A Buat campuran air-asetonitril P (70:30), puncak dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
saring dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran air-asetonitril P (50:50), Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
saring dan awaudarakan. tertutup rapat, pada suhu ruang.
Fate gerak Gunakan variasi campuran Laru tan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem TABLET SILOSTAZOL
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Cilostazol Tablet
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
Silostazol BPFI, Senyawa Sejenis A Silostazol BPFI, Tablet Silostazoi mengandung Silostazol, C 20H27N502 ,
Senyawa Sejenis B Silostazol BPFI dalam Pengencer tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
hingga kadar masing-masing 0,05 mg per ml. jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Silostazol BPFI, larutkan dalam asetonitril P jika perlu Baku pembanding Silostazol BPFI.
sonikasi hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per ml. Pipet Identifikasi
4 ml larutan ke dalam labu tentukur 10-ml dan encerkan
A. Spektrum serapan inframerah Larutan uji
dengan air sampai tanda. Kemudian encerkan dengan
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,04 mg per ml.
gelombang yang sama seperti pada Larutan baku.
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 20 mg
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Silostazol
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
BPFJ larutkan dalam kloroform P hingga kadar lebih
daiam 20 ml asetonitril P, jika periu sonikasi, encerkan
kurang 100 mg per ml.
dengan air sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ke dalam Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Pengencer sampai setara dengan 100 mg siiostazol, masukkan ke daiam
tanda.
wadah kaca. Tambahkan 1 ml kloroform F, aduk selama
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
1 menit dan saring melaiui penyaring dengan porositas
Kronatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
0,5 jxm atau lebih kecil.
diiengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 10 cm x
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
4,6 mm, berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
3,5 pm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
diperoieh pada Penetapan kadar.
Pertahankan suhu kolom pada 40 0 Kromatograf .

diprogram sebagai berikut: Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


- 1191 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara SIMETIDIN


Kromatografi cair Idnerja tinggi seperti tertera pada Cimetidine
Kromatografl <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-metanol
P (10:7:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
rIX
CR3

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera


pada KromazograJI <931>.
Larutan baku internal Buat larutan benzofenon dalam CH2SCf-I2CH2NHCNHCH3

metanol P hingga kadar larutan lebih kurang 4 mg NCN

per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Silostazol 2-Siano-1-metil-3-[2-[[(5-metilimidazol-4-
BPFI, larutkan dalam metanol P dan tambahkan il)metil]tio]eti1]guanidin [51481-61-9]
sejumlah volume Larutan baku internal, encerkan secara C10H 16N6S BM 252,34
kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar
Silostazol BPFJ dan baku internal berturut-turut lebih Simetidin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
kurang 0,1 dan 0,04 mg per ml. tidak lebih dari 102,0% C 10H 16N6S, dihitung terhadap
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan zat yang telah dikeringkan.
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 50 mg silostazol, pindahkan Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih;
ke dalam labu tentukur yang sesuai dan tambahkan tidak berbau atau bau merkaptan lemah.
sejumlah volume Larutan baku internal. Encerkan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Kelarutan Larut dalam etanol, dalam polietilen glikol
metanol P hingga kadar silostazol dan baku internal 400; mudah larut dalam metanol; agak sukar larut dalam
berturut-turut lebih kurang 0,1 dan 0,04 mg per ml. air dan dalam kloroforxn, praktis tidak lanut dalam eter.
Saring melalui penyaring membran dengan porositas
0,5 jtm atau lebih kecil. Baku pembanding Simetidin BPFI; lakukan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pengeringan pada suhu 1100 selama 2 jam sebelum
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi digunakan.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang Identifikasi
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
silostazol dan benzofenon tidak kurang dari 9,0 dan gelombang yang sama seperti pada Simetidin BPFL
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
lebihdari 1,5%. 80.000) dalam asam sulfat 0,1 N menunjukkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume maksimum dan minimum pada panjang gelombang
sama (lebih kurang 10 t1) Larutan uji dan Larutan baku yang sama seperti pada Simetidin BPFJ.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase, silostazol, Jaraklebur<102l>Antara 139°dan 144°.
C20 H27N502, dalam tablet berdasarkan jumlah yang
tertera pada etiket dengan rumus: Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 1100 selama 2 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.


100 (
CU )RS
cs

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.


C5 adalah kadar Silostazol BPFJ dalam mg per ml
Larutan baku; Cu adalah kadar silostazol dalam mg per Kemurnian kromatografi Masing-masing cemanan
ml Larutan uji berdasarkan jumlah silostazol per tablet tidak lebih dari 0,2%; total cemaran tidak lebih dan
dan faktor pengenceran; R u dan R5 berturut-turut adalah 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
respons puncak Laruran uji dan Larutan baku. cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Faze gerak Buat carnpuran 240 ml metanol P; 0,3 ml
tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu ruang. asamfosfat P 85%; 940 mg natrium i-heksansulfonat P
dan air secukupnya hingga 1000 ml, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada KromatograjI
<931>.
-1192-

Larutan baku Timbang saksama sejumiah Simetidin 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar Iebih baku, rekam knomatogram dan ukur respons puncak
kurang 0,80 .tg per ml. seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg kurang dari 0,6; efisiensi kolom ditetapkan dari puncak
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, lanitkan analit tidak kurang dan 1000 lempeng teoritis dan
dalam iebih kurang 50 ml Fase gerak dan encerkan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dengan Fase gerak sampai tanda. Campur, sonikasi lebih dari 2,0%.
selama 15 menit. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada sama (lebih kurang 50 p1) Larutan baku dan Larutan uji
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kineia tinggi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 25 cm x respons puncak. Hitung jumlah dalam mg simetidin,
4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang C 10H16N6S, dalam zat yang digunakan dengan
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak i0c1rii
kurang dari 3,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 2000 rs
lempeng teoritis, dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 0/o. C adalah kadar Simetidin BPFI dalam p.g per ml Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons puncak
sama (lebih kurang 50 il) Larutan baku dan Larutan uji Larutan uji dan Larutan baku.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase masing-masing Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
cemaran dalam zat dengan rumus: tidak tembus cahaya.

0,00 1 C -j_)
TABLET SIMETIDIN
100I: Cu )r) Cimetidine Tablet
Cs adalah kadar Simetidin BPFI dalam j.tg per ml Tablet Simetidin mengandung simetidin, CoH16N6S,
Larutan baku; 0,001 adalah faktor perkalian untuk
tidak kurang dari 90,0% dan tidak iebih dari 110,0%
konversi xg per ml menjadi mg per ml; Cu adalah kadar
dari jumlah yang tertera pada etiket.
simetidin dalam mg per ml Larutan uji; ri adalah respons
puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rs
Baku pembanding Simetidin BPFI; lakukan
adalah respons puncak simetidin dari Larutan baku.
pengeningan pada suhu 110° selama 2 jam sebelum
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara digunakan.
Kromatografi cair kinerja linggi seperti tertera pada
Identifikasi Waktu retensi puncak utama knomatogram
Kromatografi <931>.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti tertera
Fase gerak Masukkan 200 ml metanol P dan 0,3 ml
pada Penetapan kadar.
asam fosfat P ke dalam labu tentukur 1000-mi, encerkan
dengan air sampai tanda, campur, saring dan
Disolusi <1231>
awaudanakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
Alat tipei :100 rpm. Untuk tablet 800 mg gunakan
<931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Simetidin keranjang dengan ukuran 20 mesh.
BPFI, iarutkan daiam campuran air dan metanol P (4:1) Waktu: 15 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 10H 16N6S,
hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per ml, diawali dengan
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
meiarutkan baku pembanding dalam 1 bagian metanol F,
penlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan
dan encerkan dengan 4 bagian air sampai tanda. Pipet
larutan baku Simetidin BPFI dalam media yang sama
5 ml larutan mi ke daiam iabu tentukun 200-ml encenkan
pada panjang gelombang serapan maksimum iebih
dengan Fase gerak sampai tanda.
kurang 218 urn.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
Toleransi Dalam waktu 15 menit hams larut tidak
zat, masukkan ke dalam iabu tentukur 250-ml. Larutkan
dalam 50 ml metanol F, encerkan dengan air sampai kunang dan 80% (Q), simetidin, C 10H16N6S, dari jumlah
tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 200-ml, yang tentena pada etiket.
encenkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syanat.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cain kineija tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 30 cm x
3,9 nun benisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang
- 1193 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Polidimetilsiloksan BPFI; wadah
Kromatografi cafr kinerja tinggi seperti tertera pada hams selalu tertutup rapat; tidak boleh dikeringkan
KromatograJI <931>. sebelum digunakan.
Fasegerak, Larutan baku dan Sistem kromatograjI
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Identifikasi Spektrum serapan inframerah Larutan uji
Simetidin. yang dibuat seperti tertera pada Penetapan kadar, dalam
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang sel 0,5 mm, menunjukkan maksimum hanya pada
dari 20 tablet Timbang saksama sejumlah serbuk tablet, bilangan gelombang yang sama seperti pada Larutan
setara dengan lebih kurang 1.00 mg simetidin, masukkan baku.
ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan 50 ml
metanol P, kocok selama 2 menit, tambahkan 40 ml air, Susut pemanasan Tidak lebih dari 18,0%; lakukan
sonikasi seiama 15 menit, encerkan dengan air sampai pemanasan dalam wadah terbuka bergaris tengah 5,5 cm
tanda. Pindahkan 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur +0,5 cm, tinggi 2,5 cm +1,0 cm, yang telah ditara, pada
200-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. suhu 200° selama 4 jam di dalam oven dengan sirkulasi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume udara dan biarkan dalam desikator hingga suhu kamar
sama (lebih kurang 50 p1) Larutan baku dan Larutan uji sebelum ditimbang, menggunakan 15 g zat yang
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur ditimbang saksama.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
simetidin, C 10}{ 16N6S, dalam serbuk tablet yang Logam berat <371> Metode III Tidak lebih daxi 10 bpj.
digunakan dengan rumus:
Aktivitas penghilang busa Tidak lebih dari 15 detik.
Larutan busa Larutkan 1 g oktosinol 9 P dalam
lOCIrQ 100 ml air.
r
Larutan uji Masukkan 200 mg ke dalam botol 60 ml,
tambahkan 50 ml butil alkohol tersier P, tutup botol,
C adalah kadar Sirnetidin BPFI dalam .tg per ml kocok kuat [Catatan Jika perlu hangatkan untuk
Larutan baku;ru dan rs berturut-turut adalah respons memudahkan pelarutan.]
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Prosedur [Catatan Untuk setiap pengujian gunakan
wadah kaca 250 ml yang bersih, dan be/urn dipakai.]
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Tambahkan tetes demi tetes 500 ml Larutan uji ke dalam
tidak tembus cahaya, Pada suhu ruang terkendali. wadah kaca 250 ml bersih, belum dipakai, dilengicapi
dengan tutup 500 mm yang berisi 100 ml Larutan baku.
Tutup wadah, jepit dengan posisi tegak pada pengocok,
SIMETIKON kocok selama 10 detik pada frekuensi 300+30 kocokan
Simethicone per menit. Catat waktu yang diperlukan sampai ,busa
reda. Waktu dalam detik untuk busa mereda, ditentukan
pada saat timbul permukaan cairan bebas busa, diukur
(H3C)3S1__OSj(CH3)2_]_CH3 + SiO2 dari akhir waktu pengocokan.

Kandungan silikon dioksida


a-(Trimetilsilil)-w-metilpoli [oksi(dimetilsililen)], Larutan uji Masukkan 3,00 g simetikon ke dalam
campuran dengan silikon dioksida [8050-81-5] botol 10 ml bertutup ulir, tambahkan 10,0 ml larutan
n-heksan P (1 dalam 100), tutup dan kocok kuat.
Simetikon adalah campuran polimer siloksan linier yang Larutan baku Masukkan 3,00 g Simetikon BPFJ,
termetilasi penuh, mengandung ulangan unit lakukan seperti pada Larutan uji.
[-(CH3)2SiO-], distabilkan dengan unit pemblok akhir Larutan dimetikon Masukkan 3,00 g dimetikon
trimetilsiloks 1 dengan rumus [(CH3)3-SiO-] dan silikon dengan kekentalan 500 sentistokes, lakukan seperti pada
dioksida. Mengandung tidak kurang dari 90,5% dan tidak Larutan uji.
lebih dari 99,0% polidimetilsiloksan, ([-(CH3)2SiO-]O, dan Prosedur Canipun dengan baik Larutan uji, Larutan
tidak kurang dari 4,0% dan tidak lebih dari 7,0% silikon ba/cu dan Larutan dimetikon, ukur serapan campuran
dioksida, Si02. tersebut dalam sel 0,1 mm dengan Spektrofotometer
inframerah pada panjang gelombang antara 7 dan 9 pm,
Pemerian Cairan kental, tembus cahaya, warna abu-abu.
menggunakan n-heksan P sebagai blangko. Ukur serapan
masing-masing ketiga larutan pada panjang gelombang
Kelarutan Tidak larut dalam air, dan dalam etanol, fase
minimum 8,2 gm yang diperoleh dari pengukuran
cair larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam
Larutan dimetikon. Hitung persentase silikon dioksida
benzen, tetapi silikon dioksida tertinggal sebagai sisa
dalam simetikon dengan rumus:
dalam pelarut-pelarut itu.
-1194-

Simvastatin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan


A -AD tidak lebih dan 101,0% C25H38 05 dihitung terhadap zat
c( As A D yang telah dikeringkan. Dapat mengandung anti oksidan
yang sesuai.
C adalah persentase silikon dioksida dalam Simetikon
BPFI; Au, AD dan A s berturut-turut adalah serapan Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih.
Larutan uji, Larutan dimetikon dan Larutan baku.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam
Penetapan kadar kioroform, metanol dan etanol; agak sukar larut dalam
Larutan baku Buat dengan cam yang sama, propilen glikol; sangat sukar larut dalam n-heksan.
menggunakan 25,0 ml larutan Polidimetilsilokan BPFI
dalam toluen P dengan kadar lebili kurang 2 mg per ml. Baku pembanding Simvastatin BPFI; tidak boleh
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
zat, masukkan ke dalam botol bulat 120 ml, bertutup tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pembeku.
ulir. Tambahkan 25,0 ml toluen P. dan kocok hingga Lovastatin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
terdispersi. Tambahkan 50 ml larutan asam klorida P digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam
(2 dalam 5), tutup botol rapat-rapat dengan tutup berlapis lemari pembeku dengan aliran nitrogen.
inert, kocok 5 menit tepat, pada pengocok resiprokal
dengan kecepatan yang sesuai, lebih kurang Identifikasi
200 goyangan per menit dan hempasan 38±2 mm. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah di
Masukkan campuran ke dalam corong pisah 125 ml, keringkan dan didispersikan dalam minyak mineral R
pindahkan lebih kurang 5 ml lapisan organik bagian atas menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
(toluen) ke dalam tabung reaksi 15 ml bertutup putar gelombang yang sama seperti path Simvastatin BPFL
yang berisi 500 mg natrium sulfat anhidrat P. Tutup B.Waktu retensi puncak utama kromatogram
labu, goyang kuat-kuat dan sentrifus campuran sampai Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
diperoleh beningan yang jernih. dari Penetapan kadar.
Larutan blangko Buat campuran 10 ml toluen P
dengan 500 mg natrium sulfar anhidrat P, sentrifus Rotasi jenis <1081> Antara +2850 dan +298°.
sampai diperoleh beningan yang jemih. Lakukan penetapan menggunakan larutan 5 mg per ml
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku dalam asetonitril P
dalam sel 0,5 mm pada serapan maksimum lebih kurang
7,9 im dengan spektrofotometer inframerah yang sesuai, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 0,5%;
menggunakan Larutan blangko untuk mempersiapkan lakukan pengeningan dalam hampa udara pada 60°
alat. Hitung junilab dalam mg simetikon, [-(CH 3 )2 SiO-]0 ,
selama 3 jam.
dalam zat yang di gunakan dengan rumus:
Sisa pemijaran <301> Tidak lebili dari 0,1%.
25CI-
As Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

C adalah kadar Polidimetilsiloksan BPFI dalam mg per Kemurnian kromatografi Tiap cemaran selain
ml Larutan baku Au dan As berturut-turut adalah serapan lovastatin dan epilovastatin tidak lebih dari 0,4%, total
Larutan uji dan Larutan baku. cemaran selain lovastatin dan epilovastatin tidak lebih
dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tentera pada
Kromatografi <931>. [Catatan Larutan simvastatin
stabil selama 3 hari jika disimpan pada suhu 4°. Tanpa
SIMVASTATIN pendinginan, suntikkan segera setelah di bu at.]
Simvastatine Fase gerak, Pengencer, Larutan uji dan Sistem
HO
kromatografi lakukan seperti path Penetapan kada,
0
Prosedur Suntikkan lebih kurang 5 pl. Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
H,C"
/ H
H respons puncak. Hitung persentase masing-masing
(T ,H
cemaran dalam simvastatin yang digunakan, dengan
OH,

rumus:
Asam 2,2-dimetilbutfrat, 8 ester dengan (4R,6R)-6-2-
[(JS,2S, 6R,8S,8aR)-1,2, 6, 7,8,8a-heksahidro-8-hidroksi- 1001!:!
2, 6-dimeeil-1-naftilJetilJ tetrahidro-4-hidrok.si-2H-piran-
2-on. [79902-63-9]
C25 H3805 BM 418,57
- 1195 -

r1 adalah luas puncak masing-masing cemaran dan rs puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
adalah jumlah seluruh luas puncak. relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara sama (lebih kurang 5 iii) Larutan baku dan Larutan uji
Kromatografl cair kinerja tinggi seperti tertera pada ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Kromatografi <931>. [Catatan Larutan simvastatin respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
stabil selama 3 harijika disimpan pada suhu 4 Tanpa simvastatin, C 25 H38 05, dalam zat yang digunakan dengan
pendinginan, suntikkan segera setelah dibuat.] rumus:
Asam fosfat encer Masukkan 1 ml asam fosfat P ke
dalam labu tetukur 1000-mi dan encerkan dengan air
sampai tanda. vcl&-
Larutan A Buat campuran asetonitril P dan asam l rs
fosfat encer P (50:50).
Larutan B Masukkan 1 ml asamfosfat P ke dalam labu
tentukur 1000-ml dan encerkan dengan asetonitril P V adalah volume dalam ml Larutan uji, C adalah kadar
sampai tanda. Simvastatin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; rudan
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika Larutan baku.
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Dapar Buat iarutan yang mengandung kalium fosfat simpan pada suhu antara 150 dan 300 atau dalam lemani
monobasa P 1,4 g per 1000 ml, atur pH dengan asam pendingin.
fosfat P sampai pH 4,0.
Pengencer Buat campuran asetonitril P-Dapar(3:2).
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah TABLET SIMYASTATIN
Simvastatin BPFI dan Lovastatin BPFI, larutkan dan Simvastatine Tablet
encerkan dengan Pengencer, hingga diperoleh larutan
dengan kadar Simvastatin BPFI 1,5 mg per ml dan
Lovastatin BPFI 0,015 mg per ml. Tablet Simvastatin mengandung simvastatin, C 2 5H3805,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Simvastatin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga jumlali yang tertera pada etiket.
diperoieh kadar kurang lebih 1,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 75 mg Baku pembanding Simvastatin BPFI; tidak boleh
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, Iarutkan dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam wadah
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemani pembeku.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
KromatograJI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 33 cm x sesuai dengan Larutan ba/cu yang diperoleh pada
4,6 mm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih kurang Penetapan kadar.
3,0 ml per menit. Kromatograf diprogram sebagai
berikut: Disolusi <1231>
DaparpH 7,0 Larutkan 30 g natrium dodesil sulfat P
Waktu Larutan A Larutan Eluasi dan natrium fosfat 0,01 M yang dibuat dengan
(menit) (%) B (%) melarutkan 30 g natrium dodesil sulfat P dan 8,28 g
0-4,5 100 0 isokratik
natrium fosfat monobasa P dalam 6000 ml air. Atur pH
4,5 - 4,6 100—+95 0-45 gradien linier
hingga 7,0 dengan penambahan larutan natrium
4,6 - 8,0 95 --+25 5--+ 75 gradien linier
hidroksida 50% (b/v).
8,0 - 11,5 25 75 isokratik
11,5— 1 1;6 25 --+ 100 75 --+0 gradien linier Media disolusi : 900 ml DaparpH 7, 0.
11,6-13 100 0 kesetimbangan Alattipe2 :50rpm.
kembali Waktu : 30 menit.
Mangan dioksida yang telah dicuci Masukkan 10 g
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian mangan dioksida P ke dalam wadah yang sesuai.
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Tambahkan 50 ml Media disolusi, kocok kuat selama
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif 5 menit. Sentnifus dan tuang beningan dan buang. Ulangi
lovastatin, simvastatin, berturut-turut lebih kurang 0,60 dua kali, pertama dengan Media disolusi, kemudian
dan 1,0; resolusi, R, antara simvastatin dan lovastatin dengan air. Keringkan padatan pada suhu 100° selama
Iebih besar dari 3. Lakukan kromatografi terhadap 1 jam sebelum digunakan.
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
-1196-

Larutan uji Masukkan alikuot ke dalam tabung Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sentrifuga yang berisi mangan dioksida yang telah dicuci sama (lebih kurang 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji
lebib kurang 10 mg per ml, dan campur. Biarkan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
campuran selama 30 menit sambil sekali-sekali dikocok, respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
sentrifus dan gunakan beningan. simvastatin, C25H3805 , dalam tiap tablet dengan rumus:
Blangko Lakukan seperti tertera pada Larutan uji,
menggunakan Media disolusi.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 25H3805 yang
terlarut dengan mengukur serapan Larutan uji, jika perlu
encerkan dengan Media disolusi, dan serapan larutan
4 L
D))Ir5

baku Simvastatin BPFJ dalam media yang sama, C adalah kadar Simvastatin BPFI dalam mg per ml
berturut-turut pada panjang gelombang serapan maksimum Larutan baku;L adalah jumlah simvastatin dalam mg per
dan minimum lebih kurang 247 nm dan 257 nm. Lakukan tablet, yang tertera pada etiket; D adalah kadar siinvastatin
koreksi menggunakan blangko. dalam mg per ml Larutan uji; ru dan r5 berturut-turut
Toleransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak adalah respons puncak simvastatin Larutan uji dan
kurang dan 75% (Q) simvastatin, C25H3805 dari jumlah Larutan baku.
yang tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara SIPROFLOKSASIN HIDROKLORIDA


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Ciprofloxacin Hydrochloride
Kromatografi <931>.
Pengencer Tambahkan 3,0 ml asam asetat glasial P
pada 900 ml air. Atur pH hingga 4,0 dengan penambahan
natrium hidroksida 5 N. Encerkan dengan air hingga
1000 ml. Pada 200 ml larutan mi, tambahkan 800 ml
0. 1 Y •HCI •H20

asetonitril P dan campur. F X) Y

Dapar Larutkan 3,9 g natrium fosfat monobasa P 0 0

dalam 900 ml air. Jika perlu atur pH hingga 4,5 dengan


penambahan natrium hidrok.rida P 50% atau asam fosfat Asam i -siklopropil-6-fluoro-i , 4-dihidro-4-okso- 7-
85% encerkan dengan air hingga 1000 ml. (i-piperazinil)-3-kuinolinkarboksilat,mono-hidroldorida,
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar monohidrat [86393-32-0]
(65:35), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan C17H18FN303 HC1.H20 BM 385,82
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Siprofloksasin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Simvastatin tidak lebih dari 102,0% C17H18FN303, dihitung terhadap
BPFL larutkan dan encerkan dengan Pengencer, hingga zat anhidrat.
kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu Baku pembanding Siproflokrasin Hidrokiorida BPFI,
tentukur 250-mi. Tambahkan sedikit air (tidak lebih dan adalah bentuk monohidrat dari siprofloksasin
10 ml), aduk hingga tablet hancur. Encerkan dengan hidnokiorida, tidak boleh dikeringkan sebelum
Pengencer sampai tanda, sonikasi selama 15 menit, digunakan. Tetapkan kandungan air secara titrimetri
dinginkan hingga suhu ruang. Jika perlu encerkan pada saat akan digunakan analisa kuantitatif. Simpan
dengan Pengencer sampai tanda. Sentrifus campuran, dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
encerkan cairan beningan dengan Pengencer hingga Siprofloksasin Etilendiamina Analog BPFI {asam
kadar simvastatin lebih kurang 0,1 mg per ml. [1 -sildopropil-6-fluoro-1,4-dihidro-4-okso-7-(2aminoetil)
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada amino]-3-kuinolin—karboksilat hidroklonida}; tidak boleh
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dikeningkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom 25 cm x tertutup rapat. Asam fluorokuinolonat BPFI; tidak boleh
4,6 mm berisi bahan pengisi Li dan pertahankan suhu dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
kolom pada 45°. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Identifikasi
pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak kurang dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang
3,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 4500 lempeng didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
teoritis; faktor ikutan tidak lebih dani 2,0 dan simpangan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dani seperti Siprofioksasin BPFL
2,0%.
-1197-

B. Lakukan penetapan seperti tertera padã Identfikasi bejana kromatografi yang berisi Fase gerak, biarkan
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam air hingga lempeng, beri tanda batas pelarut, biarkan kering di
diperoleh kadar lebih kurang 10 mg per ml. udara lebih kurang 15 menit. Amati bercak di bawah
Larutan baku Larutkan sejumlah Siprofloksasin sinar ultraviolet pada panjang gelompang pendek dan
Hidrokiorida BPFI dalam air hingga diperoleh kadar panjang. Intensitas setiap bercak dari Larutan uji tidak
10,0 mg per ml. boleh lebih dan Larutan baku dengan harga R1 yang
Fase diam Silika gel setebal 0,25 mm. sama.
Fase gerak metilen kiorida P-metanol P-amonium
hidroksida P-asetonitril P(4:4:2:1) yang tidak jenuh. Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 0,2%
Prosedur Totolkan secara terpisah, dalam bentuk pita siprofioksasin etilendiamina analog atau tidak satupun
1 cm, masing-masing 5 .il Larutan uji dan Larutan baku puncak cemaran yang lain lebih besar dan 0,2% dan
pada Fase diam. Masukkan lempeng ke dalam bejana total puncak cemaran tidak lebih dari 0,5%.
yang jenuh dengan amonia selama lebih kurang 15 menit Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi, Larutan
kemudian angkat lempeng, masukkan ke dalam bejana uji dan Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertena
berisi Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga per pada Penetapan kadar.
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, beri tanda batas Prosedur Lakukan menurut Prosedur sepenti tentera
pelanit, biarkan kering di udara lebih kurang 15 menit. pada Penetapan kadar. Hitung persentase puncak dan
Amati bercak di bawah sinar ultraviolet pada panjang masing-masing cemaran pada kromatogram dengan
gelompang pendek dan panjang: intensitas dan harga R1 menggunakan rumus:
bercak yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku.
C. Menunjukkan reaksi Kiorida seperti tertera pada lOOIrL
Ujildentjjikasi Umum <291>.

pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan r, adalah nespons puncak masing masing cemaran dan r
menggunakan larutan (1:40). adalah total respons puncak.

Air <1031> Metode I Antara4,7% dan 6,7%. Penetapan Kadar Lakukan Penetapan kadar dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertena pada
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat asamfosfat 0,025 M, atun pH hingga
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,04%, lakukan penetapan 3,0±0,1 dengan penambahan trietilamin F, campur
menggunakan 375 mg, kekeruhan yang terjadi tidak dengan asetonitril P (87:13), saning dan awaudarakan.
lebih dari 0,15 ml asam sulfat 0,02 N. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 0,02% Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Siprofloksasin Hidrokiorida BPFI, larutkan secara
Batas asam Fluorokuinolonat Lakukan penetapan kuantitatif dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada 0,5 mg per ml.
Kromatografi <931>. Larutan resolusi Larutkan sejumlah Siprofloksasin
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 5 mg Eetilendiamin Analog BPFI dalam Larutan baku hingga
Asam Fluorokuinolonat BPFI masukkan ke dalam labu kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
tentukur 50-ml yang berisi 0,05 ml amonium hidroksida Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
6 N, kemudian tambahkan air sampai tanda dan campur. zat, masukkan dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
Pipet 2 ml larutan, masukkan dalam labu tentukur 1 0-ml, dengan Fase gerak sampai tanda.
encerkan dengan air sampai tanda. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam air hingga Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
diperoleh larutan yang mengandung lebih kurang 10 mg dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom 25 cm x
per ml. 4,6 mm berisi bahan pengisi Li, pertahankan suhu path
Fase gerak metilen kiorida P-metanol P-amonium 30°±1°. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
hidroksida P-asetonitril P (4:4:2: 1) kromatografi tenhadap Larutan resolusi, rekain
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
5 iil Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng pada Prosedur: waktu retensi untuk siprofloksasin
kromatografi lapis tipis yang dilapisi dengan campuran adalah antana 6,4 dan 10,8 menit dan waktu retensi
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam relatif untuk siprofloksasin etilendiamin analog dan
bejana yang sesuai yang di dalamnya telah diletakkan sipnofloksasin berturut-turut adalah 0,7 dan 1,0; dan
gelas piala yang berisi 50 ml amonium hidroksida P. resolusi, R antara puncak siprofloksasin etilendiamin
Setelah 15 menit, angkat lempeng masukkan ke dalam analog dan puncak sipnofloksasin tidak kunang dan 6.
-1198-

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam baku dengan kadar 1,5 mg per ml. Lakukan Idenq/Ikasi
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera B seperti pada Siprofloksasin Hidrokiorida dimulai
pada Prosedur: efisiensi kolom ditentukan dari puncak dengan "Totolkan secara terpisah dalam bentuk pita
siprofloksasin tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis; 1 cm, masing-masing 5 pi" kecuali gunakan masing-
faktor ikutan puncak siprofloksasin tidak lebih dari 4,0; masing 10 .tI Larutan uji clan Larutan baku.
dansimpangan baku relatifpada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,5%. Disolusi <1231>
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Media disolusi: 900 ml asam kiorida 0,01 N.
sama (lebih kurang 10 pi) Larutan baku dan Larutan uji Alattipe2 :50rpm.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Waktu : 30 menit.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 17H 18FN303.
sifrofloksasin hidroklorida, C 17H 18FN303.HC1, dalam zat HC1 yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
yang digunakan, dengan rumus: penlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan
larutan baku Siprofloksasin Hidrokiorida BPFI dalarn
media yang sama pada panjang gelombang serapan
5 OCI - maksimum lebih kurang 276 run.
r Toleransi Dalam waktu 30 menit sifrofloksasin
hidrokiorida terlarut setara tidak kurang dan 80% (Q),
di mana C adalah kadar Siprofok,sasin BPFI dalam mg sifrofloksasin, C 17H18 FN303, dari jumlah yang tertera
per ml Larutan baku, dihitung terhadap zat anhidrat; ru pada etiket.
dan rs adalah respons puncak siprofloksasin yang
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar dengan
dan terlindung cahaya. Simpan pada suhu 25°, cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
diperbolehkan antara 150 dan 30°. Kromatografi <931>.
Pengencer saning dan awaudanakan campuram asam
fosfat 0,025 M yang sudah diatur pHnya dengan
TABLET SIPROFLOKSASIN penambahan trietilamin P sampai pH 2±0,1 dan
Ciprofloxacin Tablet asetonitrilP (87:13).
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Sfrofloksasin hidrokiorida.
Tablet Siprofloksasin mengandung siprofloksasin Larutan baku Timbang seksama sejumlah
hidrokionida, C 17H18 FN303 HCI setara tidak kurang dan
Sfroflokrasin hidroklorida BPFJ, larutkan dalam
90% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
tertera pada etiket. Larutan resolusi Larutkan sejumlah Sfrofloksasin
Etilendiamin Analog BPFI dalam Larutan baku hingga
Baku pembanding Siproflokasin Hidrokiorida BPFI,
kadar 0,05 mg per ml.
adalah bentuk monohidrat dari siprofloksasin Larutan uji Masukkan 5 tablet ke dalam labu tentukur
hidroklorida, tidak boleh dikeringkan sebelum 500-ml, tambahkan lebih kurang 400 ml Pengencer, dan
digunakan. Tetapkan kandungan air secana titrimetri sonikasi selama lebih kurang 20 menit. Encerkan dengan
pada saat akan digunakan analisa kuantitatif. Simpan Pengencer sampai tanda. Saning melalui penyaring
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. membran dengan porositas 0,45im. Encerkan sejumlah
Siproflolcsasin Etilendiamina Analog BPFJ {asam [1- volume larutan dengan Pengencer hingga kadan
siklopropil-6-fluoro. 1 ,4-dihidro-4-okso-7-(2aminoetil) siprofloksasin lebih kurang 0,20 mg per ml.
amino]-3-kuinolin-karboksilat hidroklonida}; tidak boleh
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dikeningkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah KromatograjI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
tertutup rapat.
dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom 25 cm x
4 mm berisi bahan pengisi Li. Pertahankan suhu kolom
Identifikasj
pada 301±1 °. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit.
A. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
Larutan uji sesuai Larutan baku yang dipenoleh pada
kromatogram dan ukun respons puncak seperti tertera
Penetapan kadar.
pada Prosedur: waktu retensi untuk siprofloksasin
B. Ambil sejumlah tablet, setara dengan
adalah antara 6,4 clan 10,8 menit dan waktu retensi
siprofloksasin 1500 mg, masukkan ke dalam labu yang relative untuk siprofloksasin etilendiamin analog dan
sesuai yang berisi air 750 ml, dan sonikasi selama lebih siprofloksasin berturut turut adalah 0,7 dan 1,0; resolusi,
kurang 20 menit. Encerkan dengan air hingga 1000 ml. R, antana puncak siprofloksasin etilendiamin analog dan
Sentnifus suspensi, dan gunakan beningan sebagai puncak siprofloksasin tidak kurang dari 6. Lakukan
Larutan uji. Larutkan sejumlah Siprofloksasin
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Hidrokiorida BPFI dalam air hingga diperoleh Larutan
MILSO

kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera kadar air secara titrimetri pada waktu akan digunakan
pada prosedur; efisiensi kolom ditentukan dari puncak untuk analisis kuantitatif. Simpan dalam wadah tertutup
siprofloksasin tidak kurang dan 2500 lempeng teoritis; rapat.
faktor ikutan puncak siprofloksasin tidak lebih dari 2,0;
dan simpangan baku relative pada penyuntikan ulang Identifikasi
tidak lebih dari 1,5%. A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
pada Penetapan kadar dalam Siprofloksasin maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Hidrokiorida. Hitung jumlah dalam mg siprofloksasin, seperti pada Siproheptadin Hidrokiorida BPFI.
C 17H 18 FN303 pada tiap tablet dengan rumus:
, B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 16 tg per ml
dalam etanol P menunjukkan maksimum dan minimum
(33J,34\) pada panjang gelombang yang sama seperti pada
(CL (r
Siproheptadin Hidrokiorida BPFI; daya serap pada
36Z81) D
panjang gelombang serapan maksimuni lebih kurang
286 urn: tidak boleh berbeda lebih dani 3,0%.
331,34 dan 367,81 adalah bobot molekul dan C. Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml metanol F,
siprofloksasin dan siprofloksasin hidrokiorida anhidrat, Tambahkan 1 tetes larutan pada kertas saning,
C adalah kadar Siprofloksasin Hidroklorida BPFI dalam keringkan, amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm:
mg per ml dari Larutan baku, dihitung terhadap zat terjadi fluoresensi biru terang.
anhidrat, L adalah jumlah mg siprofloksasin dalam tiap
tablet yang tertera pada etiket, D adalah kadar Keasaman Tidak lebih dari 0,05% dihitung sebagai
siprofloksasin dalam mg per ml Larutan uji, berdasarkan HC1; lakukan penetapan dengan melanutkan 1,0 g zat
pada jumlah tiap tablet yang tertera pada etiket dan dalam 25 ml metanol F, tarnbahkan merah metil LP dan
faktor pengenceran; ru dan rs berturut-turut adalah titrasi dengan natrium hidroksida 0,10 N LV: diperlukan
respons puncak siprofloksasin dalam Larutan uji dan tidak lebih dari 0,15 ml.
Larutan baku.
Air <1031> Metode I Antara 7,0% dan 9,0%.
Wadah dan penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
SIPROHEPTADIN HIDROKLORIDA Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dan 30 bpj.
Cyproheptadine Hydrochloride
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
650 mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam
50 ml asam asetat glasial P, panaskan hingga larut.
3/,H2O Dinginkan, tambahkan 10 ml raksa(II)asetatLP; 0,5 ml
anhidrida asetat P dan 1 tetes kristal violet LP.Titrasi
dengan asam perkiorat 0,1 N L hingga warna hijau.
Lakukan penetapan blangko.

Tiap ml asam perkiorat 0,1 N


4-(5H-Dibenzo[a,d]sikloheptena-5-ilidena)-1- setara dengan 32,39 mg C21H21N.HC1
metilpiperidina hidrokiorida seskuihidrat [41354-29-4]
C21H21N.HC1.1V2H20 BM 350,88 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Anhidrat [969-33-5] BM 323,87

Siproheptadin Hidrokiorida mengandung tidak kurang TABLET SIPROHEPTADIN


dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C 211121N.HCI, HIDROKLORIDA
dihitung terhadap zat anhidrat yang telah dikeringkan. Cyproheptadine Hydrochloride Tablet
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai agak kuning Tablet Siproheptadin Hidroklorida mengandung
tidak berbau atau praktis tidak berbau. Siproheptadin Hidrokiorida C 21H21N.HC1, tidak kurang.
dari 90,0% dan tidak lebih dad 110,0% dad jumlah
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam yang tertera pada etiket.
metanol; larut dalam kloroform; agak sukar larut dalam
etanol; praktis tidak larut dalam eter. Baku pembanding Siproheptadin Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara
Baku pembanding Siproheptadin Hidrokiorida BPFI; titrimetri jika digunakan untuk analisis kuantitatif.
tidak boleh dikeningkan sebelum digunakan, tetapkan Simpan dalam wadah tertutup rapat.
- 1200-

C adalah kadar Siproheptadin Hidrokiorida BPFI


Identifikasi Memenuhi syarat seperti tertera pada dalam mg per ml Larutan baku; N adalah jumlah tablet
Idenh/Ikasi Basa Nitrogen Organik <261>. yang digunakan dalam Larutan uji; ru dan rs berturut-
turut adalah respons puncak siproheptadin Larutan uji
Disolnsi<123 1> dan Larutan baku.
Media Disolusi : 900 ml asam kiorida 0,1 N
Alattipe2 :50rpm Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Waktu : 30 menit
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 21H21N.HCI,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot (jika SISPLATIN
perlu encerkan dengan Media disolusi) dan Larutan Cisplatin
baku Siproheptadin Hidrokiorida BPFI, dalam media
yang saina pada panjang gelombang serapan maksimum CI , ,,.NH3
lebih kurang 285 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak C" ' NH
kurang dari 80 % (Q), siproheptadin hidroklorida,
C21H21N.HC1 dari jumlah yang tertera pada etiket. Cis-diaminadikioroplatinum [15663-27-I]
C12H6N2Pt BM 300,06
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Sisplatin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada lebih dari 102,0% C12H6N2Pt, dihitung terhadap zat
Kromatografi <931>. anhidrat.
Larutan asam metansulfonat Buat larutan asam [Perhatian Sisplatin sangat sitotok.sik Lakukan
metanasulfonat dalam air (3: 1000). dengan sangat hati-hati untuk mencegah terhirupnya
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-isopropanol partikel dan kontak dengan ku/it.]
P-Larutan asam metansulfonat P (20:15:65), saring clan
awaudarakan. Atur pH hingga 4,0±0,05 dengan Baku pembanding Sisplatin BPFJ; tidak boleh
trietilamin P. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut dikeringkan sebelum digunakan. Transpiatin BPFI;
Kesesuaian sistem seperti tertera pada KromatograJI tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Kalium
<931>. Trikioroaminaplatinat BPFI.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Siproheptadin Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam Fase Identifikasi
gerak, hingga kadar lebih kurang 0,08 mg per ml. A. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Larutan uji Timbang saksama sejumlah tablet setara Larutan uji sesuai dengan waktu retensi puncak utama
dengan lebih kurang 80 mg siproheptadin hidroldorida, pada kromatogram dari Larutan baku seperti tertera pada
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan Penetapan kadar.
dalam 500 ml Fase gerak, sonikasi selama 15 menit, B. Spektrum serapan inframerah zat yang
kocok selama 30 menit. Encerkan dengan Fase gerak didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
0,45 pm atau lebih kecil. seperti Sisplatin BPFI. [Catatan Penggerusan
Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada dianjurkan dengan tangan menggunakan mortar untuk
KromatografI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi mendapatkan hasil yang tetap.]
dilengkapi dengan detektor 285 nm dan kolom 5 cm x C. Lakukan penetapan seperti tertera pada
3,9 mm berisi bahan pengisi Ll. Laju alir lebih kurang Idenq,fIkasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Fase gerak Campuran aseton P dan asam nitrat 1 N
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak (180:20).
seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih Penampak bercak Tambahkan 5,6 g timah(II)
dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan kiorida P pada 10 ml asam kiorida P, aduk selama
ulang tidak lebih dan 2 %. 5 menit. [Catatan tidak per/u semua padatan larut.]
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Lanutkan 200 mg kalium iodida P dalam 90 ml air.
sama (lebih kurang 10 g.il) Larutan baku clan Larutan uji Campur kedua larutan. Abaikan endapan yang terbentuk,
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur simpan larutan di tempat yang gelap. Larutan dapat
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg digunakan dalam waktu 1 minggu.
siproheptadin hidroklonida, C 21 H21N.HCI, dalam tiap Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
tablet yang digunakan dengan rumus: 5 tl larutan dalam dimetilformamida P yang
mengandung (1) zat uji 0,1 % dan (2) Sisplatin BPFI
0,1 % pada lempeng kromatografi campuran silika gel
1000 setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
( C )( ~U- )
kromatografi yang dilapisi kertas sating dan telah
dijenuhkan dengan Fase gerak selama 30 menit, biarkan
- 1201 -

merambat lebih kurang 8 cm di atas garis penotolan. hidrat P 85% [Perhatian Hidrazina adalah toksik]
Angkat lempeng, biarkan Fase gerak menguap, Tambahkan 2 tetes natrium hidroksida 10 N, didihkan
kemudian keringkan lempeng dalam oven pada suhu 10 menit untuk menggumpalkan endapan agar mudah
lebih kurang 1000 selama 1 menit, dinginkan, semprot disaning, dinginkan, saring secara kuantitatif melalui
lempeng dengan Penampak bercak, panaskan dalam kertas saring porositas sedang, bebas abu. Bilas gelas
oven pada suhu lebih kurang 1000 selama 5 menit, piala dengan air panas, tuangkan air cucian melalui
dinginkan dan semprot lempeng dengan larutan kalium kertas saring. Bersihkan gelas piala dan batang pengaduk
iodida P (1 dalam 50) dalam air untuk memperjelas dengan sepotong kertas saring yang sama dengan yang
warna bercak harga Rf bercak utama yang diperoleh digunakan unutuk menyaning. Letakkan kertas saning
dari larutan (1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan yang berisi endapan dan kertas saring pembersih dalam
(2). krus porselen nomer I yang sebelumnya telah dipijarkan
sampai bobot tetap. Keringkan di atas lempeng pemanas
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. yang ditutup bantalan isolasi, naikkan suhu perlahan-
lahan sampai mengarang, pijarkan pada suhu 800°
Air <1031> MetodelTidaklebih dari 1,0%. selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator dan timbang.

Perbandingan kemurniaan ultraviolet [Catatan Trikioroaminaplatinat Tidak lebih dani 1,0%. Lakukan
Bersihkan alat-alat kaca yang digunakan dengan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
campuran asam kiorida P-asam nitrat P (3:1), bilas seperti tertera pada Kromatografi <931>.
saksama dengan air dan keringkan sebelum digunakan. Fase gerak Timbang 800 mg amonium sulfat P,
Jangan gunakan bikromat P untuk mencuci. Jangan masukan ke dalam labu tentukur 2000-ml, larutkan dan
gunakan aseton P atau udara tekan untuk encerkan dengan air sampai tanda. Awaudarakan dan
mengeringkan. Lindungi Larutan uji dari cahaya dan saring melalui penyaning membran sebelum digunakan.
gunakan dalam waktu 1 jam setelah penyiapan.] pH larutan mi 5,9±0,1. Jika perlu lakukan penyesuaian
Timbang 98,5±0,5 mg zat yang teiah digerus, masukkan tehadap kekuatan ion dari fase gerak, untuk memenuhi
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan asam kiorida syarat kesesuaian sistem yang diperlukan.
0,1 N sampai tanda. Gunakan pengaduk magnetik yang Larutkan baku [Catatan Gunakan alat kaca aktinik
bersih dengan kecepatan tinggi selama 5 menit dan rendah.] Timbang saksama sejumlah Kalium
sonikasikan selama 10 detik sampai larut sempurna, Trikioroaminaplatinat BPFJ, larutkan dalam larutan
baiikkan labu berkali-kali sampai partikel yang melekat natrium kiorida P 0,901o, encerkan secana kuantitatif
pada leher labu terlepas. Ukur serapan menggunakan sel dengan pelanit yang sama hingga kadar lebih kunang
2-cm dengan asam kiorida 0,1 N sebagai blangko: 6 jig per ml. Gunakan dalam waktu 4 jam.
perbandingan serapan pada panjang gelombang serapan Larutkan uji [Catatan Gunakan alat kaca aktinik
minimum mendekati 246 nm, tidak kurang dari 4,5. rendah.] Timbang saksama lebih kurang 50 mg,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
Kandungan platina Antara 64,42% dan 65,22%, dengan iarutan natrium kiorida P 0,9% sampai tanda.
dihitung terhadap zat anhidrat. [Catatan Bersihkan alat- Aduk dengan pengaduk mekanik selama 30 menit agar
alat kaca yang digunakan dengan asam nitrat F, bilas iarut sempuma. Gunakan dalam waktu 4 jam.
dengan air murni P untuk mencegah terjadinya lapisan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
cermin dari endapan platina.] Timbang saksama iebih Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
kurang 500 mg, masukkan ke dalam gelas piala 600 ml, dilengkapi dengan detektor 209 nm dan kolom 25 cm x
tambahkan 300 ml asam klorida 0,1 N, iarutkan 4,6 mm berisi bahan pengisi L14. Laju alir iebih kurang
perlahan-lahan dengan pemanasan sampai hampir 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
mendidih di atas lempeng pemanas yang ditutup baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
bantalan isolasi sambil sering diaduk dengan batang seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
pengaduk kaca. Jika sudah larut sempurna, pindahkan larutan natrium kiorida P 0,9% dan puncak
bantalan isolasi dan didihkan selama Iebih kurang trikioroaminaplatinat tidak kurang dari 2,0 dan
10 menit. Angkat gelas piala dari lempeng pemanas, simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
biarkan dingin sampai 1 menit tanpa pengadukan, saring lebih dari 3,0%.
secara kuantitatif menggunakan kertas saring porositas Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
halus, lembut, tebal dan bebas abu. Kumpuikan filtrat sama (lebih kurang 20 .tl) Larutan baku dan Larutan uji
dalam gelas piala 600 ml, pindahkan sempuma dengan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
bantuan air panas. Cuci kertas saring dengan air panas. respons puncak trikioroaminaplatinat. Waktu retensi
Letakkan gelas piala yang berisi campuran filtrat dan air relatif iebih kurang 1,0 untuk sisplatin dan 5,0 untuk
cucian di atas lempeng pemanas, dan uapkan sampai trikioroaminaplatinat. Hitung persentase trikioroamina
lebih kurang 300 ml. Letakkan batang pengaduk kaca platinat dengan rumus:
dalam gelas piala, dan panaskan larutan sampai
mendidih. Tambahkan perlahan-lahan tetes demi tetes
melalui bagian tengah gelas piala 10,0 ml hidrazina io( 318,48 1.-")1-
357,58 )r5 )W
- 1202-

318,48 dan 357,58 berturut-turut adaiah bobot molekul kromatografi terhadap Larutan baku: waktu retensi dan
trikioroaminaplatinat dan kalium trikioroaminapiatinat; denifat transpiatin antara 5,0 dan 9,0 menit, atau jika
tidak lakukan modifikasi fase gerak jika perlu dan
ru dan r5 berturut-turut adaiah respons puncak dan
larutan uji dan larutan baku; C adalah kadar dalam tg kondisikan lagi kolom. Efisiensi kolom, n, tidak kurang
per ml larutan baku clan W adalah bobot dalam mg dari 2500 lakukan kromatografi terhadap larutan
sisplatin yang digunakan. resolusi: resolusi, R, tidak kurang dari 1,7. Lakukan
kromatografi terhadap larutan baku seperti tentera pada
prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
Transpiatin Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan
ulang tidak lebih dari 4,0%.
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiab volume
tertera pada Kromatografi <931>. sama (lebih kurang 20 l) Larutan uji (2) dan larutan
Fase gerak buat larutan kalium fosfat monobasa baku ke dalam kromatografi, rekam kromatogram dan
0,18 M, atur pH 3,2 dengan asamfosfor P. saning. ukur respons puncak transpiatin; waktu retensi relatif
Larutan baku persediaan Timbang saksama iebih sisplatin dan transpiatin berturut-turut adalah 1,0 dan
kurang 10 mg Transpiatin BPFJ, masukan ke dalam labu 1,3. Hitung persentase transplatin dengan rumus:
tentukur 200-ml, encerkan dengan larutan natrium
kiorida P 0,9% sampai tanda, dan Iarutkan dengan
pengadukan secara mekanik selama 30 menit.
Larutan baku kerja Pipet 5,0 ml larutan baku W)L r5
persediaan ke dalam labu tentukur 25-ml yang berisi
lebih kurang 12 mg sisplatin BPFI. Encerkan dengan C adalah kadar Transplatin BPFI dalam tg per ml
larutan natrium kiorida P 0,9% sampai tanda, aduk Larutan baku kerja; W adalah bobot zat dalam mg yang
secara mekanik selama 30 menit sampai larut. digunakan pada pembuat Larutan uji (1); ru dan rs
Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku kerja ke berturut-tunut adalah respons puncak dati Larutan uji (2)
dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 5,0 ml larutan dan Larutan baku.
tiourea P (1 dalam 200) yang dibuat segar dan 5,0 ml
asam kiorida 1 N. Encerkan dengan larutan natrium Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
klorida P 0,9% sanipai tanda. Pindahkan iebih kurang kromatografi cair kinerja tingi seperti tertera pada
10 ml larutan mi ke dalam vial serum yang sesuai, tutup Kromatografi <931>.
dan segel dengan lapisan politef, panaskan dalam blok Fase gerak Buat campuran etil asetat P-metanol P-
pemanas daiam suhu 60°±0,5° seiama 60 menit. Angkat dimetilformamida P dan air yang telah diawaudarakan
dan dinginkan sampai suhu kamar. (25:16:5:5), dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah sisplatin
Larutan uji (1) Timbang saksama lebih kurang
BPFI, larutkan dan encerkan dengan dimetilformamida P
50 mg, masukan ke dalam labu tentukur 100-ml,
secara kuantitatif hingga kadar lebih kurang 1 mg per
encerkan dengan larutan nafrium klorida P 0,9% sampai ml. Gunakan dalam waktu 1 jam.
tanda, larutkan dengan pengadukan secara mekanik Larutan uji Timbang saksama sejumlah lebih kurang
selama 30 menit. 100 mg zat, masukan ke dalam labu tentukan 100-ml.
:Larutan uji (2) pipet 10 ml larutan uji (1) ke dalam Larutkan dan encerkan dengan dimetilformamida P
labu tentukur 50-ml, dan lakukan seperti pada Larutan sampai tanda.
baku mulai dengan "Tambahkan 5,0 ml larutan tiourea P Sistem kromatografi iakukan seperti tertera pada
(1 dalam 200)". Krornatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Larutan resolusi Masukan iebih kurang 10 mg dilengkapi dengan detektor 310 nm dan kolom 30 cm x
sisplatin BPFI ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan 4,0 mm benisi bahan pengisi L8. Laju alir Iebih kurang
dengan larutan natrium kiorida P 0,9% sampai tanda, 2,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
aduk secara mekanik selama 30 menit sampai larut. Pipet Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons
10 ml larutan mi dan 10 ml Larutan baku persediaan ke puncak sepenti tertera pada prosedur: simpangan baku
dalam labu tentukur 50-ml, lakukan seperti pada Larutan relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dani 2,0%.
baku, muiai dengan "tambahkan 5,0 ml larutan tiourea P Prosedur suntikan secara terpisah sejumlah volume
(1 dalam 200)". sama (lebih kurang 40 tl) Larutan baku dan larutan uji
Sistem kromatograJi lakukan seperti tertera pada ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
KromatograJI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x sisplatin, Cl2H6N2Pt, dalam zat yang di gunakan dengan
4,6 mm berisi bahan pengisi L9. Pertahankan kolom rumus:
pada suhu 450 Laju alir iebih kurang 2,0 ml per menit.
Kondisikan kolom dengan cara pemompaan Fase gerak 100 C1 rus-
dengan laju alir lebih kurang 2,0 ml per menit selama 30
menit, kemudian 0,5 ml per menit selama 30 menit dan
kemudian 2,0 ml per menit seiama 30 menit. Lakukan
- 1203 -

C adalah kadar sisplatin BPFI dalam mg per ml Larutan Sterifitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
baku ru dan rs berturut-berturut adalah respons puncak dengan Prosedur uji menggunakan penyaningan
Larutan uji dan Larutan baku. membran.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, pH <1071> Antara 3,5 dan 6,2; lakukan penetapan
terlindung cahaya. dalam larutan terkonstitusi seperti tertera pada etiket,
menggunakan Air Steril untuk Jnjeksi

SISPLATIN UNTUK INJEKSI Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0% gunakan
Cisplatin for Injection formamida anhidrat sebagai larutan pengekstraksi.
Lakukan penetapan sebagai berikut: Masukkan lebih
Sisplatin untuk Injeksi adalah campuran terliofihisasi kurang 50 ml fonmamida anhidrat ke dalam labu titrasi,
steril dari Sisplatin, Manitol dan Natrium Kiorida. dan titrasi dengan Pereaksi sampai akhir titrasi secara
Mengandung C12H6N2Pt, tidak kurang dari 90,0% dan elektrometnik. Gunakan formamida P yang telah
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada dikeningkan untuk membilas alat suntik dari kaca yang
etiket. dilengkapi dengan jarum ukuran 22, panjang lebih
[Perhafian Sisplatin sangat sitotokik. Lakukan dengan kurang 8 cm. .Tambalikan bilasan kembali ke labu titrasi,
sangat hati-hati dalam penanganan serbuk dan jika perlu titrasi kembahi isi labu. Dengan alat suntik
penyiapan larutan.] ambil 5 ml formamida P yang telah dititrasi, masukkan
ke dalam wadah melalui tutup. Kocok wadah hingga
Baku pembanding Sisplatin BPFI; tidak boleh larut. Dengan alat suntik yang sama, ambil semua
dikeringkan sebelum digunakan. Siman dalam wadah larutan dari dalam wadah, pindahkan ke dalam labu
terutup rapat dan terlindung cahaya. Transplatin BPFI;
tidak boleh dikeningkan sebelum digunakan. Simpan titrasi. Titrasi sarnpai titik akhir titrasi, atur kecepatan
dalam wadah terutup rapat dan terlindung cahaya. yang tenendah untuk menghindarkan titrasi yang
Kalium Trikioroaminaplatinat BPFI Keringkan dalam berlebihan.
vakum di atas fosfor pentoksida pada suhu ruang sehama
20 jam, simpan dalam wadah tertutup rapat. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
Endotokcin BPFI. [Catatan Bersfat sanagat sitotoksik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk Trikloroaminaplatinat Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi; penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang sepenti tertera pada Kromatografi <931>.
belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin. Fase gerak, Larutan baku, dan Sistem kromaografi
Lakukan sepenti tertena pada uji Trikloroaminaplatinat
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada dalam Sisplatin.
Identifikasi Kromatografi Lapis Tipis <281>. Larutan uji Lanutkan secara kuantitatif isi satu wadah
Larutan baku Buat larutan baku dalam air yang dalam alat kaca aktinik rendah hingga dipenoleh kadar
mengandung Siplatin BPFI 1,0 mg per ml, larutan sisplatin 0,5 mg per ml.
natrium kiorida P 0,9% dan D-manitol P 10 mg per ml. Prosedur Lakukan menurut Prosedur yang tertera
Larutan uji Larutkan seluruh isi dari 1 wadah dengan pada Trikioroaminaplatinat dalam Sisplatin. Hitting
air sampai diperoleh sisplatin 1,0 mg per ml, pensentase tnikloroaminaplatinat dengan rumus:
berdasarkan yang tertera pada etiket.
Penampak bercak Lakukan seperti tertera pada
Penampak bercak pada uji Identflkasi C dalam
oiI31848 )1_')I..!_
357,58 )r5 )1\ W
Sisplatin.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur
dalam uji Identifikasi C dalam Sisplatin, mulai dengan 318,48 dan 357,58 berturut-tunut adalah bobot molekul
"Totolkan secara terpisah masing-masing 5 x1" Bercak tnikloroaminaplatinat dan kalium tnikloroaminaplatinat;
utama Larutan uji mempunyai warna dan harga R1 sesuai r0 dan rs berturut-turut adalah nespon puncak yang
dengan Larutan baku. diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku; C adalah
kadar dalam .tg per ml Trikloroaminaplatinat BPFI
Larutan terkonstitusi Pada saat pemakaian, larutan dalam Larutan ba/cu; V adalah volume kandungan
terkonstitusi yang disiapkan dari Sisplatin untuk Injeksi terkonstitusi dalam wadah, dalam ml dan W adalah bobot
memenuhi syarat "Larutan terkonstitusi" seperti tertera sisplatin yang di gunakan untuk membuat Larutan uji.
pada Injeksi.
Transpiatin Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,0 unit dengan cana Kromatografi cair kinerja tinggi sepenti
Endotoksin Fl per mg. tertera pada Kromatografi <931>.
-1204-

Fase gerak, Larutan baku persediaan, Larutan baku SISTEIN HIDROKLORIDA


kerja, Larutan baku, Larutan resolusi, dan Sistem Cysteine Hydrochloride
kromatograJI Lakukan seperti tertera pada uji
0
Transpiatin dalam Sisplatin
Larutan uji (1) Larutkan secara kuantitatif isi •HCI • H20
1 wadah dalam air hingga diperoleh kadar sisplatin OH

0,5 mg per ml NH 2

Larutan uji (2) Siapkan seperti Larutan uji (2) yang


tertera pada uji Transpiatin dalam Sisplatin L-Sistein hidrokiorida ,nonohidrat [7048-04-6]
Prosedur Lakukan menurut Prosedur pada uji C3H7NO2S.HC1.H20 BM 175,64
Transpiatin dalam Sisplatin. Hitung persentase C3H7NO2S.HC1 [52-89-1] BM 157,62
transpiatin dengan rumus:
Sistein Hidroklonida mengandung tidak kurang dan
98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C3H7NO2S.HCI,
sebagai L-sistein hidroklorida dihitung terhadap zat
W )r yang telah dikeringkan.

C adalah kadar dalam jtg per ml Larutan baku; V adalah Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih.
volume kandungan terkonstitusi tiap wadah, dalam ml;
W adalah bobot sisplatin yang tertera pada etiket dalam Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam
mg; ru dan rs berturut-turut adalah respon puncak yang aseton.
diperolah dari Larutan uji dan Larutan baku.
Baku pembanding L-Sistein Hidrokiorida BPFI;
Syarat lain Memenuhi syarat Penandaan seperti tertera Merupakan monohidrat dari bentuk L-Sistein
pada Injeksi. Hidrokionida. Lakukan pengeringan pada tekanan tidak
lebih dari 5 mmHg selama 24 jam sebelum digunakan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Simpan pada wadah tertutup rapat. L-Tirosin BPFI;
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan
Kromatografi <931> dalam wadah tertutup rapat.
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Sisplatin. telah dikeringkan dan dispersikan dalam k,alium
Larutan uji Larutkan secana kuantitatif dari 1 wadah bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
dan sonikasi dalam dimetilfortnamida P selama 5 menit bilangan gelombang yang sama seperti pada L-Sistein
hingga diperoleh kadar lebih kurang 1,0 mg per ml. Hidrokiorida BPFI.
Saring 5 ml larutan melalui penyaring membran yang
sesuai, buang 1 ml saringan pertama, kumpulkan filtrat. Rotasi jenis <1081> Antara +5,70dan +6,80 ; lakukan
Prosedur Lakukan menurut Prosedur yang tertera penetapan menggunakan larutan 80 mg per ml dalam
pada Penetapan kadar dalam Sisplatin. Hitung jumlah asam kiorida 6 N.
dalam mg sisplatin, Cl2H6N2Pt, per wadah dengan
rumus: Susut pengeringan <1121> Antara 8,0% dan 12,0%;
lakukan penetapan pada tekanan tidak lebih dan
CVIr2 5 mmHg selama 24 jam.
r
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%.
C adalah kadar dalam Sisplatin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; V adalah volume kandungan konstitusi Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan
wadah dalam ml; ru dan r5 berturut-turut adalah respons penetapan menggunakan larutan yang mengandung
puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan 330 mg dan bandingkan kekeruhan dengan 0,10 ml
baku. asam sulfat 0,020 N.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah stenil untuk Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj.
sediaan padat seperti tertera pada Injeksi, terlindung
cahaya Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 15 bpi.

Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran


tidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih dan
2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
- 1205 -

Fase gerak Buat campuran butil alkohol P-asam SITARABIN


asetat glasial P-air(60:20:20). Cytarabine
Larutan N-etilmaleimid Buat larutan N-etilmaleimid P
NH,
4% dalam etanol P.
Penampak bercak Larutkan 0,2 g ninhidrin P dalam
100 ml campuran butil alkohol P-asam asetat 2 N (95:5).
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 20 mg L-Sistein Hidrokiorida BPFI, iarutkan
dalam 10,0 ml air, tambahkan 10,0 ml Larutan
N-etilmaleimid, campur, diamkan larutan selama 5 menit
sebelum digunakan.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke 1-f3-D-Arabinofuranosilsitosina [147-94-4]
dalam labu tentukur 100-mi, encerkan dengan air sampai C9H13N305 BM 243,22
tanda. [Catatan Larutan mi mempunyai kadar setara
dengan 0,5% Larutan uji.] Sitarabin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg tidak lebih dari 102,0%, C 9H13N305, dihitung terhadap
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml. larutkan zat yang telah dikeringkan.
dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml
larutan, tambahkan 5,0 ml Larutan N-etilmaleimid. Pemerian Serbuk hablur; putih hingga hampir putih;
Diamkan seiama 5 menit sebelum digunakan. tidak berbau.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama 10 mg
L-Tirosin BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
encerkan dengan air sampai tanda. etanol dan dalam kloroform.
Prosedur Totolkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 5jil) Larutan uji, Larutan baku, Baku pembanding Sitara bin BPFI; lakukan
Larutan kesesuaian sistem pada lempeng kromatografi pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 min}Ig
silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke pada suhu 60° selama 3 jam sebelum digunakan.
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya.
dengan -Fase gerak, biarkan merambat hingga tiga per Urasil Arabinosida BPFI tidak boleh dikeningkan
empat tinggi lempeng, angkat lempeng, tandai batas sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
rambat, keringkan lempeng. Amati lempeng pada cahaya terlindung cahaya. Endotoksin BPFI. [Cafatan Bers (fat
UV 254 nm, kemudian semprot dengan Penampak pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati
bercak, keringkan lempeng pada suhu antara 1000 iafl untuk menghmndari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh
105° selama lebih kurang 15 menit. Arnati bercak di isi; gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial
bawah cahaya putih: kromatogram dari Larutan yang belum dibuka dan lanutan dalam iemani pendingin.
kesesuaian sistem menunjukkan dna bercak yang Identifikasi
terpisah dengan baik; bercak sekunder pada Larutan uji A. Spektrum serapan infranierah zat yang telah
tidak lebih besar atau lebih intens dari bercak utama dikeringkan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
pada Larutan baku. suhu 60° selama 3 jam dan didispersikan dalam minyak
mineral P, menunjukkan maksimum hanya path
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang bilangan gelombang yang sama seperti pada Sitarabin
250 mg zat, masukkan ke dalam labu iodum. BPFL
Tambahkan 20 ml air dan 4 g kalium iodida P, campur B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
hingga larut. Dinginkan larutan dalam tangas es, dengan Larutan baku yang diperoleh dari Penetapan
tambahkan 5 ml asam klorida 3 N dan 25,0 ml iodum kadar.
0,1 N LV, tutup, dianikan di tempat gelap selama
20 menit. Titrasi kelebihan iodum dengan natrium Rotasi jenis <1081> Antana +154° dan +160 °, dihitung
tiosulfat 0,1 N LV. Mendekati titik akhir tambahkan tenhadap zat yang yang telah dikeningkan; lakukan
3 ml kahji LP. Lakukan penetapan blangko. penetapan menggunakan larutan yang mengandung
100 mg per 10 ml.
Tiap ml iodum 0,1 N
setara denganl5, 76mg C3H7NO2S.HC1 Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak iebih dari 0,5%.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dan 10 bpj.


1206-

Kemurnian kromatografi hap cemaran tidak lebih puncak. Hitung persentase urasil arabinosida dalam zat
dari 0,10% dan total cemaran tidak lebih dan 0,30% uji yang digunakan dengan rumus:
(termasuk urasil arabinosida). Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti r
tertera pada Kromatografi <931>. 500(-")1_
W)l1,34r5
Daparfosfat Buat lanitan yang mengandung natrium
fosfat monobasa 0,01 M dan nafrium fosfat dibasa
0,01 M dalam wadah yang sesuai. Atur pH hingga 7,0 C adalah kadar Sitarabin BPFI, dalam mg per ml
dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 Matau asam Larutan ba/cu; W adalah bobot zat uji dalam mg; 1,34
fosfat 0,1 M adalah faktor respons relatif untuk urasil arabinosida;
Larutan A Buat campuran Dapar fosfat-metanol P r, adalah respons puncak urasil arabinosida dalam
(49:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Larutan uji; r5 adalah respons puncak Sitarabin BPFI
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera dalam Larutan ba/cu. Hitung persentase semua cemaran
pada Kromatografi <931>. Buat larutan segar tiap han. dalarn zat uji yang digunakan dengan rumus:
Larutan B Buat campuran Dapar fosfat-metanol P
(7:3), saring clan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pa1a Kromatografi <931>. Buat larutan segar tiap han.
Fase gerak Gunakan campuran Larutan A dan
500
(W
C )(d
F

Larutan B dengan variasi volume seperti tertera pada C adalah kadar Sitarabin BPFJ, dalam mg per ml
Sistem Kromatografi. Larutan baku; W adalah bobot zat uji dalam mg;
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah uridin P, r, adalah respons puncak tiap cemaran dalam Larutan
Urasil Arabinosida BPFI dan Sitarabin BPFI dalam air, uji; rs adalah respons puncak Sitarabin BPFI dalam
berturut-turut hingga kadar Iebih kurang 0,02; 0,02 dan Larutan baku; F adalah faktor respons relatif sebanding
5,0 mg per ml. dengan 2,5 puncak urasil dengan waktu retensi relatif
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sitarabin 0,55; 1,5 untuk puncak dengan waktu retensi relatif
BPFI, larutkan dalam air dan encerkan secara 0,3 8, 0,43 dan 1,14; dan 1,0 untuk semua puncak lain.
kuantitatif dan bertahap hingga kadar lebih kurang 4 tg
per ml. Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan Sitarabin steril
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg hams memenuhi persyaratan Uji Sterilitas <71> dan
sitarabin, masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Sitarabin
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda [Catatan untuk Injeksi. Jika pada etiket dinyatakan Si.tarabin
Larutan dibuat segar.] untuk pembuatan sediaan injeksi, hams memenuhi uji
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Endotoksin bakteri seperti tertera pada Sitarabin untuk
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kineija tinggi Injeksi.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir Iebih kurang Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
1 ml per menit. Atur kromatografi untuk menetapkan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
variasi volume campuran Larutan A dan Larutan B, pada Kromatografi <931>.
saat penyuntikan persentase Larutan B 0%, komposisi Dapar fosfat Larutkan 730 mg nairium fosfat
mi dipertahankan selama 10 menit. Persentase Larutan B monobasa P dan 1,4 g natrium fosfat dibasa P dalam
secara linier dinaikkan hingga 100% selama periode 1000 ml air, campur dan saring.
10 menit, komposisi mi dipertahankan selama 5 menit. Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat-metanol P
Selanjutnya persentase Larutan B secara linier (95:5), saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
diturunkan hingga 0% selama periode 5 menit. Biarkan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
selama 20 menit untuk keseimbangan sistem. Lakukan pada Kromatografi <931>.
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Sitarabin
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan
pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk urasil, uridin, bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang 0,1 mg
urasil arabinosida dan sitarabin berturut-turut adalah per ml.
lebih kurang 0,55; 1,14; 1,62 dan 1,0, resolusi, R, antara Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg
sitarabin dan uridin tidak kurang dari 1,25. Lakukan zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml larutkan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam dan encerkan dengan air sampai tanda.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Urasil
pada Prosedur, simpangan baku relatif pada penyuntikan Arabinosida BPFI, larutkan dan encerkan secara
ulang tidak lebih dari 3,0%. kuantitatif dan bertahap dengan Larutan ba/cu hingga
Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (Iebih kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
kurang 20 p.1) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kromatograf, rekam kromatogram clan ukur respons Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x
-1207-

4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap sesuai dengan Larutan baku, yang diperoleh dan
Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons Penetapan kadar.
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi
relatif untuk sitarabin dan urasil arabinosida berturut- Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,07 unit
turut adalah 1,0 dan 1,3 dan resolusi, R, antara sitarabin Endotoksin Fl per mg.
dan urasil arabinosida tidak kurang dari 2,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera menggunakan larutan yang mengandung setana dengan
pada Prosedur, simpangan baku relatifpada penyuntikan 10 mg sitarabin per ml.
ulang tidak lebih dari 2,0%. [Catatan setelah dilakukan
kromatografi secara sempurna, bilas kolom dengan Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%
campuran air-metanol P (7:3).]
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>,
sama (lebih kurang 10 .il) Larutan baku dan Larutan uji Keseragaman Sediaan <911> dan Penandaan pada
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Injeksi. Bahan obat yang terdapat dalam vial memenuhi
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg syarat yang tertera pada Sitarabin.
sitarabin, C9H13N3 05, dalam zat yang di gunakan dengan
rumus: Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera path
100CI .L Kromatografi <931>.
r Dapar Fosfat, Fare gerak, Larutan ba/cu, Larulan
resolusi dan Sistem kromatografi seperti tertera pada
C adalah kadar Sitarabin BPFI dalam mg per ml Penetapan kadar dalam Sitarabin.
Larutan Baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons Larutan uji Konstitusi secara terpisah 5 vial sitara bin
puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu. untuk injeksi dalam sejumlah volume air sesuai dengan
volume yang tertera pada etiket. Kumpulkan dan campur
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, larutan terkonstitusi dalam wadah yang sesuai. Ukur
tidak tembus cahaya. saksama sejumiah volume larutan terkonstitusi setara
dengan 100 mg sitarabin, masukkan ke dalam labu
Fenandaan Jika digunakan dalam pembuatan sediaan tentukur 100-mi, encerkan dengan air sampai tanda.
injeksi; pada etiket dicantumkan steril atau digunakan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dalam proses pembuatan sediaan injeksi. sama (lebih kurang 10 ti) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
SITARABIN UNTUK INJIEKSI sitarabin C9H1 3N305 dalam larutan terkonstitusi yang
Cytarabine for Injection digunakan dengan rumus:

Sitarabin untuk Injeksi mengandung sitarabin C 9H13N305


tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan 1000 C(LrSL)
jumlah yang tertera pada etiket.
C adalah kadar Sitarabin BPFI dalam mg per ml Larutan
Baku pembanding Sitarabin BPFI; lakukan
baku, ru dan rs berturut-turut adaiah respons puncak
pengeringan pada tekanan tidak lebih' dari 5 mmHg pada Larutan uji dan Larutan ba/cu.
suhu 60° selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya. Urasil Wadah dan penyimpanan Dalain Wadah untuk
Arabinosida BPFI tidak boleh dikeringkan. Simpan Padatan steril seperti tertera pada Injeksi.
dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya.
Endotoksin BPFI. [Catatan Bersfat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi selutuh isi; SKOPOLAMIN HIDROBROMIDA
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang Scopolamine Hydrobromide
belum dibuka dan larutan dalani lemari pendingin. H

Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan, larutan


terkonstitusi memenuhi persyaratan Larutan terkonstituni
seperti tertera pada Injeksi. Q-PE°
- 1208 -

Ester 6/i, 7-epoksi-1 aJ-I,5aH-tropan-3a-ol(-)- Alkaloid asing lain Pada 1 ml larutan (1 dalam 20)
Tropat hidrobromida trihidrat [6533-68-2] tambahkan beberapa tetes amonium hidroksida 6 N.
C17H21N04.HBr.3H20 BM 438,31 tidak terbentuk kekeruhan. Tambahkan kalium
Anhidrat [114-49-8] BM 384,27 hidroksida 1 N pada 1 ml larutan lainnya: hanya
terbentuk sedikit kekeruhan putih.
Skopolamin Hidrobromida mengandung tidak kurang
daii 98,5% clan tidak lebih dari 102,0% C 17H21N04.HBr, Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750 mg
dihitung terhadap zat anhidrat. zat, larutkan dalam campuran 30 ml asam asetat glasial
[Perhatian Bahan beracun, tangani dengan sangat hati- P dan 10 ml raksa(II) asetat LP, hangatkan hingga larut
hati.] sempurna. Dinginkan larutan hingga suhu kamar,
tambahkan 2 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan
Pemerian Hablur, tidak berwarna atau putih, atau serbuk asam perklorat 0,1 N V. Lakukan penetapan blangko.
granul, putih; tidak berbau dan agak merekah di udara
kering. Pap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 38,43 mg C17H21N04.HBr
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;
sukar larut dalam kloroform; tidak larut dalam eter. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
Baku pembanding Skopolamin Hidrobromida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 3 jam
sebelum digunakan. INJEKSI SKOPOLAMIN HIDROBROMIDA
Scopolamine Hydrobromide Injection
Identifikasi
A. Larutkan 3 mg zat dalam 1 ml etanol P dan Injeksi Skopolamin Hidrobromida adalah larutan steril
uapkan di atas tangas uap hingga kering. Larutkan residu Skopolamin Hidrobromida dalam Air untuk Injeksi.
dalam 0,5 ml kioroform P, tambahkan 200 mg kalium Mengandung Skopolamin Hidrobromida,
bromida P dan 15 ml eter P, aduk selama 5 menit. C17H21N04.HBr.3H20, tidak kurang dari 90,0% dan
Enaptuangkan pelarut, keringkan residu di atas tangas tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
uap hingga bau pelarut hilang. Spektrum serapan etiket.
inframerah residu yang didispersikan dalam kalium
bromida F, yang sebelumnya dikeringkan pada suhu Baku pembanding Skopolamin Hidrobromida BPFI;
105° selama 3 jam menunjukkan maksimum hanya pada lakukan pengeningan pada suhu 105° selama 3 jam
bilangan gelombang yang sama seperti pada Skopolamin sebelum digunakan.
Hidrobromida BPFI.
B. Pada 1 ml larutan (1 dalam 20), tambahkan Identifikasi
beberapa tetes klor LP, kocok dengan 1 ml kloroform P: A. Masukkan sejumlah volume injeksi setara dengan
lapisan kioroform berwama kecokelatan. lebih kurang 3 mg Skopolamin hidrobromida ke dalam
corong pisah 50 ml. Jika perlu encerkan dengan air
Jarak lebur <1021> Antara 1950 dan 1990 lakukan;
sampai 10 ml. Tambahkan 0,2 ml amonium hidroksida P
penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan pada dan ekstraksi dengan 25 ml kioroform P. Tambahkan
hampa udara selama 24 jam dan kemudian pada suhu 50 ml eter P pada larutan kioroform dan lewatkan
1050 selama 2 jam.
campuran melalui kolom kromatografi 25 cm x 25 mm
yang disumbat wol kaca pada dasar tabung, benisi 2 g
Rotasi jenis <1081> Antara 240 dan -260, dihitung tanah diatome murni yang sebelumnya telah dicampur
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan dengan 1 ml asam fosfat 0,2 N yang dijenuhkan dengan
larutan yang mengandung 500 mg per 10 ml. natrium bromida P. Eluasi dengan 25 ml eter P jenuh
air dan buang eluat. Eluasi dengan 100 ml kloroform P
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5; lakukan penetapan jenuh air, kumpulkan eluat dan uapkan hingga hampir
menggunakan larutan (1 dalam 20). kening. Larutkan residu dalam 1 ml etanol F, dan
lanjutkan seperti tertera pada Identflkasi A dalam
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 13,0%; lakukan Skopolamin Hidrobromida, mulai dan "dan uapkan di
pengeningan pada suhu 105° selama 3 jam. atas tangas uap hingga kering".
B. Pada sejumlah volume injeksi, tambahkan perak
Sisa pemijaran <311> Dapat diabaikan; lakukan nitrat LP: terbentuk endapan putih kekuningan, tidak
penetapan menggunakan 100 mg. larut dalam asam nitrat P tetapi sukar larut dalam
amonium hidroksida 6 N.
Apoatropin Pada 15 ml larutan (1 dalam 100)
tambahkan 0,05 ml kalium permanganat 0,1 N LV: pH <1071> Antara 3,5 dan 6,5.
warna larutan tidak hilang semua dalam waktu 5 menit.
- 1209-

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada hidrobromida dan homatropin hidrobromida dalam tiap
Injeksi. kromatograin. Hitung masing-masing perbandingan luas
puncak Skopolamin hidrobromida terhadap luas puncak
Penetapan kadar baku internal dari kromatogram Larutan uji II, A,, dan
DaparpH 9,0 Larutkan 34,8 g kaliumfosfat dibasa F, dari kromatogram Larutan ba/cu II A 5. Hitung jumlah
dalam 900 ml air, atur hingga pH 9,0 dengan dalam mg skopolamin hidrobromida,
penambahan asam klorida 3 N atau natrium hidroksida C 17H21N04.HBr.3H20, dalam volume injeksi yang
1 N, tetapkan secara elektrometrik, jika perlu dengan digunakan dengan rumus:
pengadukan.
Larutan ba/cu internal Larutkan dan encerkan lebih
kurang 25 mg homatropin hidrobromida dengan air 1,141WI-
A
dalam labu tentukur 50-ml sampai tanda. Larutan dibuat
segar tiap han.
Larutan ba/cu I Timbang saksama lebih kurang 10 mg W adalah bobot Skopolamin Hidrobromida BPFI dalam
Skopolamin Hidrobromida BPFI, larutkan dan encerkan mg Larutan ba/cu I; 1,141 adalah perbandingan bobot
dengan air dalam labu tentukur 100-ml sampai tanda. molekul Skopolamin hidnobromoda trihidrat terhadap
Larutan dibuat segar tiap han. Skopolamin hidrobromida anhidrat.
Larutan ba/cu II Pipet 10 ml Larutan ba/cu Ike dalam
corong pisah tambahkan 2,0 ml Larutan ba/cu internal Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
dan 5,0 ml dapar pH 9, atur pH hingga 9,0 dengan cahaya, dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dan
penambahan natrium hidroksida 1 N, secara hati-hati kaca Tipe I.
jangan sampai beriebih. Segera ekstraksi dua kali, tiap
kali dengan 10 ml metilen klorida F, saring ekstrak
melalui 1 g natrium sulfat anhidrat P ke dalam gelas TABLET SKOPOLAMIN HIDROBROMIDA
piaia 50 ml, uapkan dengan aliran nitrogen hingga Scopolamine Hydrobromide Tablet
volume 2,0 ml.
Larutan uji Masukkan sejumlah volume injeksi yang Tablet Skopolamin Hidrobromida mengandung
diukur saksama, setara dengan lebih kurang 10 mg Skopolamin Hidnobromida, C17H21N0 4.HBr.3H20, tidak
Skopolamin hidrobromida ke dalam labu tentukur kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
100-mi, encerkan dengan air sampai tanda. jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan uji II Pipet 10 ml Larutan uji I ke dalam
corong pisah, tambahkan 2,0 ml Larutan ba/cu internal Baku pembanding Skopolamin Hidrobromida BPFI;
dan 5,0 ml dapar pH 9, atur pH hingga 9,0 dengan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
penambahan natrium hidrok.sida I N, secara hati-hati sebelum digunakan.
jangan sampai berlebih. Segera ekstraksi dua kali, tiap
kali dengan 10 ml metilen kiorida F, saring ekstrak Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet setara
melalui I g natrium sulfat anhidrat ke dalam gelas piala dengan lebih kurang 3 mg Skopolamin hidrobromida ke
50 ml, uapkan dengan aliran nitrogen hingga volume dalam corong pisah 50 ml, tambahkan 10 ml air dan
2,0 ml. kocok selama 2 menit. Lanjutkan penetapan seperti
Sistem /cromatograjI Lakukan penetapan dengan cara tertera pada Ident/I/casi A dalam Injeksi Skopolamin
KromatograjI gas seperti tertera pada Kromarografi Hidrobromida, mulai dan "tambabkan 0,2 ml amonium
<931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan koiom kaca hidroksida F".
1,8 mx 2 mm berisi bahan pengisi 3% fase cair G3 pada
partikel penyangga SlAB, dikondisikan dengan cara Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 15 menit;
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Pertahankan lakukan penetapan tanpa menggunakan cakram.
suhu kolom pada 225° dan gunakan nitrogen P sebagai
gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 25 ml per Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
menit.
Kesesuaian sistem Lakukan kromatografi terhadap Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
Larutan ba/cu II dengan menyuntikkan 6 sampai 10 kali, dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
dan rekam kromatogram, ukur respons puncak seperti setara dengan lebih kunang 1,0 mg Skopolamin
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif untuk hidrobromida, masukkan ke dalam corong pisah yang
perbandingan respons puncak pada penyuntikan ulang berisi 5 ml Dapar pH 9,0, tambahkan dengan pipet
Larutan ba/cu II, R,4 tidak lebih dari 2,0%; faktor resolusi 2,0 ml Larutan ba/cu internal (buat seperti tertera pada
antara AH dan AA tidak kurang dan 5; faktor ikutan tidak Penetapan /cadar dalam Injeksi S/copolamin
lebih dan 2,0. Hidrobromida). Atun dengan natrium hidro/csida 1 N
Prosedur Suntikkan masing-masing 1 .t1 Larutan uji hingga pH 9,0. Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 10 ml
II dan Larutan ba/cu II ke dalam kromatograf. Rekam diklorometan F, saring ekstrak ke dalam gelas piala
kromatogram dan ukur respons puncak Skopolamin 50 ml melalui 1 g natrium sulfat anhidrat P dalam
-1210-

corong bersumbat kapas. Uapkan ekstrak dengan aliran Klorida <351> Tidak lebih dari 0,005%; lakukan
gas nitrogen hingga lebih kurang 2,0 ml. Gunakan penetapan menggunakan 1,5 g dan bandingkan
larutan mi sebagai Larutan uji II dan lanjutkan kekeruhan dengan 0,10 ml asam kiorida 0,020 N.
penetapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar
dalain Injek.si Skopolamin Hidrobromida. Hitung jumlah Sulfat <351> Tidak lebih dan 0,01%; lakukan penetapan
dalain mg skopolamin, C 171-121N04.31120, dalam serbuk menggunakan 1,0 g dan bandingkan kekeruhan dengan
tablet yang digunakan dengan rumus: 0,10 ml asam sulfat 0,020 N.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan


1,14 i1.!i&
10 A s
penetapan dengan melanutkan 2 g dalam 25 ml air.

Gula mereduksi Timbang saksama 7 g, masükkan ke


W adalah bobot Skopolamin Hidrobromida BPFI dalam dalam gelas piala 400 ml dengan 35 ml air. Tambahkan
mg Larutan baku 1; 1,141 adalah perbandingan bobot SO ml tembaga(II) tartrat alkali LP, tutup, panaskan
molekul skopolamin hidrobromida trihidrat terhadap dengan mengatur suhu hingga waktu yang dibutuhkan
skopolaniin hidrobromida anhidrat; Au dan A s seperti untuk rnendidih adalah 4 menit, dan didihkan selama 2
tersebut di atas pada Injeksi Skopolamin Hidrobromida. menit tepat. Kumpulkan endapan tembaga(I) oksida di
dalam krus penyaning yang telah ditara dan sebelumnya
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus dicuci berturut-tunut dengan air panas, dengan etanol P,
cahaya, tertutup rapat. dengan eter P dan kemudian dikeringkan pada suhu 105 0
selama 30 menit. Cuci endapan dengan air panas,
kemudian dengan 10 ml etanol P, dengan 10 ml eter P,
SORBITOL dan kenngkan pada suhu 105° selama 30 menit: bobot
Sorbitol endapan tembaga(I) oksida tidak lebih dan 50 mg.

H OH -f OH OH H Gula total Masukkan 2,1 g ke dalam labu 250 ml


I I I
HO—C—C—C—C--C—c—OH
bertutup asah, tambahkan 40 ml asam kiorida 0,1 N,
refluks selama 4 jam. Pindahkan larutan ke dalam gelas
! iH ! piala 400 ml, bilas labu dengan lebih kurang 10 ml airs
netralkan dengan natrium hidroksida 6 N, dan lanjutkan
D-glusitol [50-70-4] pengujian seperti tertera pada Gula mereduksj, mulai
C611 1406 BM 182,17 dengan "Tambahkan 50 ml tembaga(II) tartrat alkali Li":
bobot tembaga(I) oksida tidak Iebih dan 50 mg.
Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak
lebih dari 100,5% C6H1406 , dihitung terhadap zat Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
anhidrat. Dapat mengandung sejumlah kecil alkohol KromatograjI cair kinerja tinggi seperti tertera pada
polihidnik lain. Kromatografi <931>.
Fase gerak Gunakan air yang sudah diawaudarakan.
Pemerian Serbuk; granul atau lempengan; higroskopis; Larutan resolusi Larutkan manitol dan Sorbitol BPFI
putih; manis. dalam air hingga kadar masing-masing lanutan lebih
kurang 4,8 mg per ml.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; sukar larut Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sorbitol
dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat. BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 4,8
mg per ml.
Baku pembanding Sorbitol BPFI; tidak boleh Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg,
dikeringkan sebelum digunakan. masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam
10 ml air, encerkan dengan air sampai tanda.
Identifikasi Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
dalain Kalium bromida P, menunjukkan maksimum dilengkapi dengan detektor indeks refraktif yang
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada suhunya dipertahankan tetap dan kolom 30 cm x 7,8 mm
Sorbitol BPFI. berisi balian pengisi L19. Suhu kolom dipertahankan
300±2° dan laju alir lebih kunang 0,2 ml per menit.
Air <1031> Metode ITidak Iebih dari 1,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukun respons puncak seperti tentera
Sisa pemtjaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. pada Prosedur: simpangan baku relatifpada penyuntikan
ulang tidak lebih dani 2,0%. Dengan cana yang sama
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj. lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi:
- 1211 -

resolusi, R, antara puncak sorbitol dan manitol tidak Kelantan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
kurang dari 2,0. aseton, dalam etanol dan dalam metanol.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (iebih kurang 20 .t1) Larutan baku dan Larutan uji Baku pembanding Spiramisin BPFI; Eritromisin A
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur BPFI.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
sorbitol, C611 1406, dalam zat yang digunakan dengan Identifikasi
rumus: A. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
metanol P (1 dalam 100.000); yang diukur pada panjang
gelombang antara 220 nm dan 350 nm, menunjukkan
serapan maksimum pada panjang gelombang lebih
rus ) kurang 232 urn, dengan serapan spesifik maksimum 340.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identjfikasi
C adalah kadar Sorbitol BPFI dalam mg per ml secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Fare gerak
Larutan Baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah respons Buat carnpuran 2-propanol P-amonium asetat (150 g
puncak Larutan uji dan Larutan baku. per 1) pH 9, 6-etilasetat P (4:8:9).
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup zat, masukkan ke dalarn labu tentukur 10-ml, larutkan
rapat. dan encerkan dengan metanol P sarnpai tanda.
Larutan baku 1 Timbang saksania lebih kurang
40 mg Spiramisin BPFI, masukkan ke dalarn labu
SPIRAMISIN tentukur 1 0-ml, iarutkan dan encerkan dengan metanol P
Spiramycin sampai tanda.
Larutan baku 2 Timbang saksarna lebih kurang 40 mg
Eritromisin A BPFJ ke dalam labu tentukur 10-ml,
larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
5 p1 Larutan baku 1, Larutan ba/cu 2 dan Larutan uji
pada lempeng kromatografi sill/ca gel G. Masukkan
lempeng ke dalarn bejana kromatografi yang berisi Fare
gerak dan biarkan merambat hingga tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
keringkan, semprot dengan penampak bercak
anisaldehida LP dan panaskan pada suhu 1100 selarna
5 menit. Intensitas, warna dan harga Rf bercak utama
pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan bercak
(4R, 5S, 65, 7R, 9R, bR, 1 JE, 13E, I 6R)-6[[3, 6-dideoksi-4- utama pada kromatograrn Larutan ba/cu 1. Jika path
0-(2, 6-dideoksi-3-C-metil-a-L-riboheksopiranosil)-3- kromatograrn Larutan uji diperoleh 1 atau 2 bercak lain
(dimetilamino)-f3-D-glukopiranosil]okri]-4-hidroksi-5- dengan harga R1 lebih besar dari harga R1 bercak utama,
metoksi-9, 16-dimetil- 7-(2-oksoetil)-10[[2,3,4, 6, maka bercak tersebut letak dan warnanya hams sesuai
tetradeokri-4-(dimetilamino)-D-eritro-heksapiranosilJ dengan bercak lain selain bercak utaina yang diperoleh
oksi]oksa sikloheksadeksa-l1, 13-dien-2-on dan Larutan ba/cu I dan berbeda dan bercak path
Spiramisin I kromatograrn Larutan ba/cu 2.
C43H74N2014 BM 843,1 C. Larutkan 0,5 g zat dalarn 10 ml asam sulfat
Spiramisin II (4-0-asetilspiramisin I) 0,05 M dan tambahkan 25 ml air, atun pH hingga 8
C451176N2 BM 885,1 dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N dan
Spiramisin ifi (4-0-propanoilspframLsin 1) encerkan dengan air hingga 50 ml. Pipet 5 ml larutan,
CH78N20 15 BM 899,1 tambahkan 2 ml campuran air-asam sulfat P (1:2): terjadi
warna cokelat.
Spiramisin merupakan antibiotik golongan makrolida
yang diproduksi oleh Streptomyces ambofaciens atau Rotasi jells <1081> Antana -80° clan -850 terhadap zat
Streptomyces yang lainnya. Mengandung tidak kurang yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
dari 4100 IU per mg, dihitung terhadap zat yang telah menggunakan larutan 1 g zat dalam 50 ml asam asetat
dikeringkan. 10%v/v.

Pemerian Serbuk putih atau kekuningan, sedikit pH <1071> Antana 8,5 dan 10,5; lakukan penetapan
higroskopis. menggunakan larutan sebagai berikut: Lanutkan 0,5 mg
zat dalam 5 ml metanol P dan encerkan dengan air
bebas karbon dioksida P hingga 100 ml.
- 1212-

Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi cair


Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,5%; kinerfa tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
lakukan engeringan di atas fosfor pentoksida P pada Kromatognaf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan
suhu 80 dengan tekanan tidak lebih dari 0,67 kPa detektor 232 tim dan kolom 25 cm x 4,6 mm berisi
selama 6 jam, lakukan penetapan menggunakan 500 mg bahan pengisi LI dengan ukunan partikei 5 .tm, ukuran
zat. pori 12,5 nm, dan muatan karbon 15%. Laju alir iebih
kurang 1 ml per menit, dan pertahankan suhu koiom
Sisa pemijaran <301> Tidak Iebih dari 0,1%; lakukan pada 700. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu
penetapan menggunakan 1 g zat. 1, 2 dan 3, rekam kromatognam dan ukur respons puncak
seperti tertena pada Prosedur: resolusi, R, antara
Logam berat <371> Metode V Tidak lebih dari 20 bpj; cemaran A dan spiramisin tidak kurang dan 10,0; waktu
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat. retensi nelatif spinamisin I, spiramisin II, spiranhisin III,
cemaran A, cemaran B, cemaran D, cemaran E, cemaran
Komposisi Lakukan penetapan dengan cara F, cemaran G dan cemanan H benturut-turut adalah lebih
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada kurang 1,0; 1,4; 2,0; 0,45; 0,73; 0,50; 2,5; 0,41; 0,66 dan
Kromatografi <931>. 0,87.
Larutan ba/cu, Larutan uji, dan Sistem kromatografi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
lakukan seperti tertera pada Senyawa sejenis. sama (lebih kunang 20 ti) Larutan ba/cu 1 dan Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume uji ke dalam knomatograf, rekam kroniatogram dan ukur
sama (lebih kurang 20 .ti) Larutan ba/cu 2 dan Larutan respons semua puncak kecuali puncak pelarut,
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur spiramisin I, II dan III. Masing-masing Cemanan A
respons puncak. Hitung persentase komposisi spiramisin (neospiramisin I); Cemaran B (spiramisin IV); Cemaran
I, II dan III berdasarkan komposisi yang tertera pada D (spinamisin V); Cemaran E (18-deoksi-18-
etiket Spiramisin BPFI. Komposisi spiramisin dihitung dihidrospiramisin atau DSPM); Cemaran F (spiramisin
terhadap zat yang telah dikeringkan adaiah spiramisin I dimer); Cemaran G (neospiramisin II); dan Cemanan H
tidak kurang dari 80,0%; spiramisin II tidak lebih dan (neospiramisin III); respons puncak masing-masing
5,0%; spiramisin III tidak lebih dari 10,0%; jumiah cemaran tidak lebih dari respons puncak utama Larutan
semua spiramisin I, II dan III tidak kurang dari 90,0% ba/cu 2 (2,0%); cemaran lain: nespons puncak masing-
masing cemaran tidak lebih dari respons puncak utama
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara Larutan ba/cu 2 (2,0%); jumiah cemaran tidak lebih dan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 5 kali respons puncak utama Larutan ba/cu 2 (10,0%).
Kromatografi <931>. [Catatan Semua larutan dibuat Abaikan nespons puncak yang iebih kecii dari 0,05 kali
segar.] nespons puncak utama Larutan baku 2(0,1%).
Dapar pH 6,5 Buat larutan kalium fosfat dibasa P
34,8 g per 1000 ml dalam air, atur pH hingga 6,5 dengan Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertena
penambahan larutan kalium fosfat monobasa P 27,2 g pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
per 1000 ml. <131>.
Fase gerak Buât campuran Dapar pH 6,5-asetonitril
P-air (5:40:55). Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tentutup
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi kedap.
<931>.
Pelarut Buat campuran metanol P-air (3:7).
Larutan ba/cu 1 Timbang saksama lebih kurang 25 mg SPIRONOLAKTON
Spiramisin BPFI masukkan ke dalam labu tentukur Spironolactone
25-ml. Larutkan dan encerkan dengan Pelarut sampai
tandL
Larutan baku 2 Pipet 2 ml Larutan ba/cu I ke dalam
labu tentukur 100-ml. Encerkan dengan Pelarut sampai
tanda.
Larutan ba/cu 3 Timbang saksama lebih kurang 5 mg
Spiramisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
25-ml. Lanutkan dan encenkan dengan Dapar pH 2,2
sampai tanda. Panaskan di atas tangas air pada suhu 60°
selama 30 menit. Dinginkan dalam air dingin.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml. Larutkan
I 7-Hidro/csi- 7a mer/capto-3-okso-1 7a-pregn-4-ena-2I-
dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
asam karboksilaty-lakton asetat [52-01-7]
Blangko Gunakan Pelarut sebagai biangko.
C24 11 3204S BM 416,57
- 1213 -

Spironolakton mengandung tidak kurang dari 97,0% dan Pelarut Campuran asetonitril P-air (1:1).
tidak lebih dan 103,0% C 24113204S, dihitung terhadap zat Larutan baku Timbang saksama sejunilah
yang telah dikeringkan. Spironolakton BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Pemerian Serbuk hablur; krim terang sampai cokelat Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
terang; bau lemah seperti merkaptan; stabil di udara. dalam Pelarut hingga kadar lebih kunang 0,5 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, mudah larut Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dalam benzen dan dalam kioroform; larut dalam etil dilengkapi dengan detektor UV 230 urn dan kolom 15
asetat dan dalam etanol; sukar lanit dalam metanol dan cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih
dalam minyak lemak. kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukun respons
Baku pembancling Spironolakton BPFI; lakukan puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum lebih dan 2,0 dan simpangan baku relatif pada
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Identifikasi sama (lebih kurang 20 tl) Larutan baku dan Larutan uji
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dikeringkan dan dilarutkan dalam kloroform P (1 dalam respons puncak utama. Hitung persentase spironolakton,
20) menunjukkan maksinium hanya pada bilangan C24113204S, dalam zat dengan rumus:
gelombang yang sama seperti pada Spironolakton BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat yang telah
dikeringkan 10 p.g per ml dalam metanol P menunjukkan l001iL
C ) r
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Spironolakton BPFI; serapan masing-
masing dihitung pada panjang gelombang serapan Cs adalah kadar Spironolakton BPFI dalarn mg per ml
maksimum lebih kurang 238 urn: berbeda tidak lebih Larutan baku; Cu adalah kadar spironolakton dalam mg
dari 3,0%. per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah
C. Lrutkan 100 mg zat dalam 10 ml air dan 2 ml respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
natrium hidrok.sida 1 N, campur. Didihkan campuran
selama 3 menit, dinginkan, tambahkan 1 ml asam asetat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
glasial P dan I ml timbal(II) asetat LP: terbentuk
endapan wama cokelat sampai hitam dari timbal(II)
sulfida. TABLET SPIRONOLAKTON
Spironolactone Tablet
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 ° selama 2jarn. Tablet Spironolakton mengandung Spinonolakton,
C24H3204S, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dan
Rotasi jenis <1081> Antara -33° dan -37 0 lakukan
;
105,0% dani jumlah yang tertera pada etiket.
penetapan menggunakan larutan 10 mg per ml dalam
kioroform P. Baku pembanding Spironolakton BPFI, lakukan
pengeringan pada 105° selarna 2 jam sebelum
Senyawa Merkapto Kocok 2,0 g zat dengan 30 ml air, digunakan.
saning. Pada 15 ml filtrat tambahkan 3 ml kanji LP,
titrasi dengan iodum 0,010 N LV. Lakukan juga Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera path
pengukuran blangko sebagai koreksi: diperlukan tidak IdentfIkasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
lebih dari 0,10 ml iodum 0,010N. Fase gerak Buat campuran kioroform P—etil asetat P
dan metanol P (2:2:1).
Cemaran umum <481> Larutan baku Timbang sejumlah Spironolakton
Larutan baku Gunakan kloroform P BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga
Larutan uji Gunakan kioroform P. kadar lebih kurang 4 mg per ml.
Fase gerak Butilasetat P. Larutan uji Timbang sejumlah serbuk tablet setana
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak dengan 100 mg spironolakton larutkan dengan 25 ml
nomor S. metanol P, kocok dan saring.
Prosedur Totolkan secara terpisah sejumlah masing-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara masing 10 l.tl Larutan uji dan Larutan baku pada
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm.
Kromatografi <931>. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
Fase gerak Campuran metanol P-air (6:4). telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biankan
-1214-

merambat hingga tiga perempat tinggi lempeng. Angkat SPON GELATIN


lempeng, tandai batas rambat dan biarkan mengering. Gelatin Sponge
Amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm, harga R1
bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku. Spon Gelatin adalah spon dengan dasar gelatin tidak
larut dalam air, mudah menyerap air, dan steril sampai
Disolusi <1231> wadah di buka untuk di gunakan. Dapat dibuat dengan
Media disolusi: 1000 ml asam klorida 0,1 N mengaduk cepat larutan gelatin panas menjadi busa
mengandung natrium lauril sulfat P 0,1%. dengan porositas seragam dan dikeringkan. Busa kering
Alat tipe 2: 75 rpm dipotong-potong menjadi potongan dengan ukuran dan
Waktu: 60 menit bentuk yang sesuai, dimasukkan ke dalam wadah akhir
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C241-13204S yang dan disterilkan dengan pemanasan kering.
terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan Pemerian Bahan mirip busa berwarna putih atau hampir
baku Spironolakton BPFI dalam media yang sama pada putih, hat, ringan, berpori halus, menyerap air.
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
242 nm. [Catalan Volume etanol P dalam larutan baku Kelarutan Praktis tidak larut dalam air
tidak lebih dan 1% dari volume akhir larutan baku yang
digunakan.] Arsen <321> Tidak lebih dari 1 bpj; lakukan penetapan
Toleransi Dalam waktu 60 menit hams larut tidak menggunakan 25 ml Larutan uji yang dibuat sebagai
kurang dan 75% (Q), spironolakton, C241-13204S dan berikut: Pada 2,0 ml g tambahkan 10 ml air dan biarkan
jusnlah yang tertera pada etiket. selama 1 jam. Hangatkan hingga larut dan tambahkan 5
ml asam klorida P dan sedikit berlebih air brom P.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Tambahkan 2 ml asam klorida bertimah F, refluks
selama 1 jam, dinginkan, tambahkan 10 ml asam kiorida P
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dan encenkan dengan air hingga 50 ml.
KnomatograjI cair kinerfa tinggi seperti tertera pada
Kmmatografi <931>. Tembaga Tidak lebih dan 30 bpj: lakukan penetapan
Fase gerak, Larutan baku, dan Sistem kromatografi sebagai berikut: Pijankan 1,0 g dalam krus silika pada
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam suhu tidak lebih dad 450°. Larutkan residu dalam 1 ml
Spironolakton. asam nitnat 2 M, encerkan dengan air hingga 10 ml,
Pengencer Buat campuran asetonitril P-air (1:1). tambahkan amonia LP hingga larutan netral terhadap
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dan kertar lakmus P. asamkan dengan asam aseat I M,
10 tablet dan masukkan ke dalam labu tentukur yang tambahkan 0,25 ml amonium asetat LP dan 0,1 ml
sesuai [Catatan Kadar akhir lebih kurang 1 mg per ml.] larutan kalium heksasianoferat(II) P 5 %: warna yang
Tambahkan sejumlah Pengencer, kocok selama 30 menit terjadi tidak lebih tua dad warna yang terjadi dan
dan sonikasi selama 30 menit atau sampai semua tablet campuran 7 ml air dan 3 ml Larutan baku tembaga
hancur. Dinginkan hingga suhu ruang dan encerkan (10 bpj Cu).
dengan Pengencer sampai tanda dan sentrifus. Encerkan
beningan dengan Pengencer hingga kadar Iebih kurang Timbal Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan
0,5 mg per ml. sebagai benikut:
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti tertera Larutan uji Pijar 5,0 g dalam krus silika pada suhu
pada Penetapan kadar dalam Spironolakton. Hitung tidak lebih dari 450° hingga bebas karbon. Larutkan
jumlah dalam mg spironolakton, C24H32 04S, dalarn residu dalam campuran 0,5 ml asam nitrat P dan 5 ml air
tablet yang digunakan dengan rumus: larutan amonium tiosianat P 10%, ekstraksi beberapa
kali, tiap kali dengan campuran amil alkohol P-eter P
volume sama hingga tidak berwarna dan buang ekstrak.
CFI Larutan baku Encerkan 0,5 ml asam nitrat P dengan
air hingga 40 ml dan lanjutkan seperti tertera pada
Larutan uji mulai dan "tambahkan 5 ml lanutan
C adalah kadar Spimnolakton BPFI dalam mg per ml amonium tiosianat P 10%" dan tambahkan 2,5 ml
Larutan baku; F adalah faktor pengenceran Larutan uji; Larutan ba/cu timbal (10 bpj Pb).
ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan Larutan kalium sianida Larutkan 10 g kalium
uji dan Larulan baku. sianida P dalam 90 ml air, tambahkan 2 ml larutan
hidrogen peroksida P (1 dalam 5), biarkan selama 24
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat jam, encerkan dengan air hingga 100 ml dan saring.
dan tidak tembus cahaya. Prosedur Masukkan secara tenpisah Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam tabung Nessler, basakan dengan
-J amonia LP dan masing-masing tambahkan 1 ml kalium
sianida P; larutan tidak boleh lebih dari opalesen lemah.
- 1215 -

Jika warna larutan berbeda, jadikan sama dengan Wadah penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
penambahan Iebih kurang 0,2 ml larutan gula karamel terlindung dari mikroorganisme.
sangat encer atau zat non-reaktif laiimya. Encerkan
dengan air hingga 50 ml, tambahkan 0,1 ml larutan
natrium suijida P 10% dan campur saksania. Amati STANOZOLOL
dengan latar belakang putih: warna yang terjadi pada Stanozolol
Larutan uji tidak lebih intensif dari Larutan ba/cu.

Zink Tidak lebih dari 100 bpj; lakukan penetapan


menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut:
Pijarkan 1,0 g dalam krus silika pada suhu tidak lebih
dari 450°. Larutkan residu dalam 1 ml asam nitrat 2 M
dan encerkan dengan air hingga 10 ml. Tambahkan
amonia LP hingga netral terhadap kertas lakmus F,
tambahkan 2 ml asam kiorida 2 M dan 2,5 g amonium
klorida F, encerkan dengan air hingga 50 ml di dalam
tabung Nessler, tambahkan 2 ml lanitan natriuin suijIt P 2 'H-5-andros-2-eno[3,2-c]pirazol-1 7-ol,
20% dan 0,1 ml larutan kalium heksasianoferat(II) P 1 7-Metil,(5a,1 7fl)-1 7-metil-2 'H-5a-andros-2-eno[3,2-
5%; opalesen yang terjadi tidak lebih intensif dari yang c]pirazol-1 7/3-ol [10418-03-8]
dihasilkan oleh campuran 6 ml air dan 4 ml Larutan C21H32N20 BM 328,49
ba/cu zink (25 bpj Zn) dengan cara sama.
Stanozolol mengandung tidak kurang dani 98,0% dan
Formaldehida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan tidak lebih dani 100,5% C21H32N20, dihitung terhadap
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai zat yang telah dikeringkan.
berikut: Pada 500 mg zat tambahkan 100 ml air dan
maserasi selama tidak kurang dan 2 jam, dengan Pemerian Serbuk hablur tidak berbau, dengan dua
kadang-kadang dikocok. Pipet 0,5 ml beningan ke dalam macam bentuk. Bentuk janum melebur pada suhu lebih
tabung reaksi bersumbat kaca, tambahkan 10 ml asam kurang 155°. Bentuk prisma melebur pada suhu lebih
kromatoprat LP, renggangkan sumbat dan panaskan kurang 23 5'.
dalam tangas air selama 30 menit. Serapan larutan mi
pada 570 nm tidak lebih dari serapan 0,5 ml Kelarutan Tidak larut dalam air; lanut dalam
formaldehida P 0,001% yang diperlakukan dengan cara dimetilfonnamida; agak sukar larut dalam etanol dan
yang sama. dalam kioroform; sukar larut dalam etilasetat dan dalam
aseton; sangat sukar larut dalam benzen.
Daya serap air Tidak kurang dari 30 kali bobot contoh
uji; lakukan penetapan sebagai berikut; Timbang Baku pembanding Stanozolol BPFI; lakukan
saksama potongan 9-10 mm bentuk kubus, celupkan ke pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada
dalam air bersuhu 20 0 hingga jenuh jika perlu, tekan suhu 100° hingga bobot tetap, sebelum digunakan.
hati-hati diantara jar, ke luarkan dari air dengan pinset, Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya..
biarkan air mengalir sambil dipegang hati-hati dengan
pinset selania I menit. Timbang kembali. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang ) telah
Digestibilitas Waktu digesti rata-rata 30-75 menit; dikeringkan dan didispersikan dalam kaliu,n bromida P
lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang sepotong menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
kecil, bobot antara 45 mg dan 50 mg, basahkan gelombang yang sama sepenti pada Stanozolol BPFI.
seluruhnya dengan air, jika perlu tekan hati-hati di antara B. Spektrum serapan ultraviolet lanutan 50 gg per ml
jari, jangan sampai sobek. Hilangkan kelebihan air dalam etanol P menunjukkan maksimum dan minimum
dengan kertas saning, masukkan potongan ke dalarn pada panjang gelombang yang sama seperti pada
100 ml larutan pepsin P 1 % dalam asam kiorida 0,1 M Stanozolol BPFI; serapan masing-masing dihitung
yang sebelumnya telah dipanaskan dan dipertahankan terhadap zat yang telah dikeringkan path panjang
pada suhu 37°, kadang-kadang goyangkan hati-hati gelombang serapan maksimum lebih kurang 224 nm:
hingga digesti sempurna. Ulangi dua kali lagi, tiap kali berbeda tidak lebih dari 3,0%.
dengan potongan lain yang sama.
Rotasi jenis <1081> Antara +340 dan +400 lakukan;

Sisa pemijaran <301> Tidak Iebih dari 2,0%. penetapan menggunakan lanutan 10 mg per ml dalam
kioroform P.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; jika memungkinkan
lakukan penetapan menggunakan seluruh isi wadah
untuk setiap uji dan inkubasi selama 14 han.
- 1216-

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; STAVUDIN


lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dan Stavudine
5 mmHg pada suhu 1000 hingga bobot tetap.
CHI

Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 2,0%.


HO
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran kioroform P-metanol P
(188:12).
A---j-
Pelarut Campuran kioroform P-metanol P (9:1). 1-(2,3-dideoksi-/J-D-glisero-pent-2-enofuranosil)timin
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Stanozolol [3056-17-5]
BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang C10H12N204 BM 224,21
20 mg per ml.
Enceran larutan baku Encerkan Larutan baku dengan Stavudin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
Pelarut hingga kadar berturut-turut: 0,05 mg; 0,1 mg; lebih dari 102,0% C 10H12N204, dihitung tenhadap zat
0,2 mg, dan 0,4 mg per ml. anhidrat dan bebas pelarut.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam Pelarut sehingga kadar Iebih kurang 20 mg Pemerian Serbuk hablur; putih hingga hampir putih.
per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Kelarutan Larut dalam air, dalam dimetil asetamida dan
10 jil Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng dalam dimetil sulfoksida; agak sukar larut dalam
kromatografi Silika gel P tanpa pengikat, tebal 0,25 mm, metanol, dalam etanol dan dalam asetonitril; sukan larut
ukuran lempeng 20 x 20 cm, yang diaktifkan dengan dalam diklonmetan; tidak larut dalam heksan.
memanaskan pada suhu 1000 selama 15 menit.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang Baku pembanding Stavudin BPFI; tidak boleh
telah dilapisi kertas saning yang telah dijenuhkan dengan dikeringkan. Simpan dalam wadah tentutup napat,
200 ml Fase gerak selama 15 menit, biarkan merambat tenlindung cahaya, path lemari pembeku. Campuran
15 cm dari garis penotolan. Angkat lempeng, tandai Kesesuaian Sistem Stavudin BPFI; menupakan campuran
batas rambat dan biarkan kering. Semprot lempeng stavudin dan senyawa sejenis lainnya seperti timidin,
dengan warn sulfat P 20%, panaskan dalam oven pada timin, a-stavudin dan xilotimidin. Tidak boleh
suhu 1000 selama 15 menit dan amati di bawah cahaya dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
ultraviolet 366 nm. Harga R1 bercak utama Larutan uji terlindung cahaya, pada lemani pendingin.
sesuai dengan harga R1 Larutan baku. Jika terdapat
bercak lain selain bercak utama pada Larutan uji, Identifikasi
perkirakan kadar masing-masing bercak dengan A. Spektrum serapan inframerah zat yang
membandingkan terhadap bercak Enceran larutan baku. didispensikan dalam kaliurn bromida P menunjukkan
Bercak yang diperoleh dari 0,4 mg; 0,2 mg; 0,1 mg; maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
0,05 mg per ml Enceran larutan baku berturut-turut seperti Stavudin BPFI.
setara dengan 2,0%; 1,0%; 0,5%; 0,25% cemaran B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
kromatografi. Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah lebih
kurang 700 mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat Rotasi jenis <1081> Antara -45° dan 400, dihitung
glasial P. Tambahkan 1 tetes kristal violet LP dan titrasi terhadap zat anhidnat; lakukan penetapan menggunakan
dengan warn perkiorat 0,1 N LV hingga tenjadi warna larutan 10 mg per ml.
hijau. Lakukan penetapan blangko sebagai koreksi.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
Tiap ml warn perkiorat 0,1 N
setara dengan 32,85 mg C21H32N20 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.
tidak tembus cahaya.
Senyawa sejenis Timin tidak lebih dan 0,5%; masing-
masing cemaran lain tidak lebih dani 0,1% dan total
cemanan termasuk timin tidak lebih dari 1,0%. [Catatan
Semua larutan harus dibuat segera ketika akan
digunakan dan disimpan di lemari pendingin sebelurn
digunakan.] Lakukan penetapan dengan cana
- 1217 -

Kromatografl cair kinerja tinggi seperti tertera pada


Kromatografi <931>. ioo1r
Amonium asetat 0,01 M Lakukan seperti tertera pada \ rS
Penetapan kadar.
Larutan A Buat campuran Amonium asetat 0,01 N- ru adalah respons puncak masing-masing cemaran dan
asetonitril P (96,5:3,5), saring dan awaudarakan. Larutan uji; clan rs adalah jumlah seluruh respons
Larutan B Buat campuran Amonium asetat 0,01 N- puncak dan Larutan uji. Abaikan respons puncak yang
asetonitril P (75:25), saring dan awaudarakan. lebih kecil dari 0,03%.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatografi <931>. [Catalan Seinua larutan harus
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan Campuran dibuat segera pada waktu akan digunakan dan disimpan
Kesesuaian Sistem Stavudin BPFI dalam air dengan di lemaripendingin sebelum digunakan.]
kadar 0,5 mg per ml. Amonium asetat 0,01 N Timbang 0,77 g amonium
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan asetat P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml dan
dalam air hingga kadar 0,5 mg per ml. iarutkan daiam lebih kurang 900 ml air. Encerkan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dengan air sampai tanda.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Fase gerak Buat campuran Amonium asetat 0,01 N-
dilengkapi dengan detektor 254 urn dan kolom 25 cm x asetonitril P (95:5), saring dan awaudarakan.
4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 10 mg
5 gm. Laju alir iebih kurang 2,1 ml per menit. Stavudin BPFI, masukkan ke daiam labu tentukur
Kromatograf diprogram sebagai berikut: 100-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Pipet 10 ml lanutan ke dalam labu tentukur 50-ml,
Waktu LarutanA Larutan Keterangan
(menit) (%) B(%)
encerkan dengan air sampai tanda.
0 100 0 kesetimbangan Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 10 mg
0-10 100 0 isokratik zat, masukkan ke daiam labu tentukur 100-ml. Lanutkan
10-20 100 —4 0 0-100 gradienlinier dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml
20-30 0 100 isokratik larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
30-35 0 --> 100 io—o gradienlinier
air sampai tanda.
35-40 100 0 kesetimbangan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem, rekam kromatograrn dan ukur respons puncak dilengkapi dengan detektor 254 am dan kolom 3,3 cm x
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi puncak 4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikei
utama stavudin adaiah 10,5±2 menit; waktu retensi 3 .tm. Laju alir lebih kurang 0,7 ml per menit. Lakukan
relatif stavudin dan tirnin berturut-turut lebih kurang 1,0 kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan 0,28; resolusi, R, antara puncak epimer timidin dan dan ukur respons puncak seperti tertera path Prosedur:
timidin tidak kurang dari 1,15 dan antara puncak waktu retensi puncak stavudin antana 2,8 dan 5,0 menit;
efisiensi kolom tidak kurang dari 800 lempeng teoritis;
stavudin dan a-stavudin tidak kurang dari 1,0; faktor
faktor ikutan tidak lebih dari 1,6 dan simpangan baku
kapasitas, k', tidak kurang dan 4; dan efisiensi kolom
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
tidak kurang dari 9500 lempeng teoritis.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 25 ti) Larutan baku dan Larutan uji
sama (iebih kurang 10 tl) Larutan kesesuaian sistem dan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukun
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekain kromatogram
respons puncak utarna. Hitung jumlah dalam mg
hingga dua kali waktu retensi puncak utama atau
stavudin, C 10H12N204, daiam zat yang digunakan dengan
sekurang-kurangnya sampai cemaran terakhir tereluasi,
rumus:
rekam kromatogram dan ukur respons semua puncak.
Hitung pe;sentase timin dalam zat dengan rumus:
500 CI —
r
1OOFI!L.
r
C adalah kadan Stavudin BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; rudan rs bertunut-turut adalah respons puncak dan
F adalah faktor respons relatif yang setara dengan 0,69;
Larutan uji dan Larutan baku.
ru adalah respons puncak timin dari Larutan uji; dan rs
adalah jumlah seluruh respons puncak dari Larutan uji.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Hitung persentase masing-masing cemaran lain dalam
terlindung cahaya dan keiembaban. Simpan pada suhu
zatdengan rumus:
25°, masih diperbolehkan antara 15° dan 30°.
-1218-

kromatografi terhadap Larutan baku, rekam


KAPSUL STAVUDIN kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Stavudine Capsule pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dan
800 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan
Kapsul Stavudin mengandung Stavudin, C 10H12N204 ,
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 105,0% dan lebih dan 2,0%.
jumlah yang tertera path etiket. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 tl) Larutan baku dan Larutan uji
Baku pembanding Stavudin BPFI; Tidak boleh ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, respons puncak utania. Hitung jumlah stavudin,
tenlindung cahaya, pada lemani pembeku. C 10H12N204 yang terlarut.
,

Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak


Identifikasi kurang dan 80% (Q) stavudin, C 10H12N204 dari jumlah
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada 1dentfIkasi yang tertera pada etiket.
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Fase gerak Buat campuran kioroform P-metanol P- Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
air (100:50:2).
Larutan uji Larutkan sejumlah isi kapsul dalam air, Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,5%.
dengan cara sonikasi hingga kadar 0,2 mg per ml, saring.
Gunakan filtrat Senyawa sejenis Timin tidak lebih dari 1,0%; masing-
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing masing cemanan lain tidak lebih dari 0,2% dan total
10 j.tl Larutan uji dan Larulan baku path lempeng cemaran termasuk timin tidak lebih dari 2,0%. Lakukan
kromatografi. Biarkan bercak mengering, masukkan penetapan dengan cara KromatograjI cair kinerja tinggi
lempeng ke dalam bejana kroniatografi yang telah seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dijenuhkan dengan Fare gerak, biarkan merambat Amonium asetat 0,01 N, Fase gerak, Larutan
hingga lebih kurang 10 cm dan garis penotolan. Angkat resolusi, dan Larutan uji Lakukan seperti tertera pada
lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering di Penetapan kadar.
udara selama 5 - 10 menit. Larutan baku Timbang saksama sejumlah timin,
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram larutkan dalam air, sonikasi, encerkan secara kuantitatif
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, seperti dan jika penn bertahap dengan air hingga kadar lebih
diperoleh pada Penetapan kadar. kurang 1 tg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Rotasi jenis <1081> Antara -45 1 dan -40°; Lakukan Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
penetapan menggunakan larutan 10 mg per ml. Penetapan kadar. Simpangan balru relatif pada
Dispersikan sejumlah isi kapsul, setara dengan 200 mg penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 3,0%.
stavudin, dalam 50 ml aseton P. Didihkan dan saning Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
melalui penyaring dengan porositas kecil. Endapkan kadar, rekam kromatogram selama 2,5 kali waktu retensi
stavudin dengan 150 ml heptan P, saring hablur, cud stavudin dan ukur semua respons puncak. Hitung jumlah
dengan heptan P dan keringkan di udara. Gunakan dalam mg timin dalam tiap kapsul yang digunakan
residu untuk penetapan rotasi jenis. dengan rumus:

Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air CV1iiL
N )( r
Alattipe2: 75 rpm.
Wa/au: 30 menit.
C adalah kadar dalam mg per ml Larutan baku; V adalah
Lakukan penetapan jumlah C 10H12N204 terlanut dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada volume dalam ml Larutan uji; D adalah faktor
pengenceran Larutan uji; N adalah jumlah kapsul yang
Kromatografi <931>.
Amonium asetat 0,01 N dan Fase gerak Lakukan digunakan untuk membuat Larutan uji; ru dan r5
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku. Hitung persentase masing-masing
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Stavudin
BPFI, lanutkan dalam air, encerkan secara kuantitatif dan cemaran lain tidak termasuk timin dalam kapsul, dengan
rumus:
jika perlu bertahap dengan air hingga kadar sesuai
dengan Larutan uji.
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah 1001
disaring, jika perlu encerkan dengan air. Ts
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; rs
Krornatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
adalah jumlah semua respons puncak. Abaikan respons
Penetapan kadar, kecuali kromatograf cain kinerja tinggi
puncak yang lebih kecil dan 0,05%.
dilengkapi dengan detektor 254 nm. Lakukan
- 1219-

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara STAVUDIN UNTUK LARUTAN ORAL
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Stavudine for Oral Solution
KromatograjI <931>. [Catatan Semua larutan harus
dibuat segera sebelum digunakan dan simpan di lemari Stavudin untuk larutan oral, jika direkonstitusi seperti
pendingin sebelum diunakan.] tertera pada etiket, menghasiikan larutan 1 mg per ml
Amonium asetat 0,01 N Timbang 0,77 g amonium yang mengandung stavudin, C 1011 12N204, tidak kurang
asetat P, larutkan dalam lebih kurang 900 ml air dalam dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
labu tentukur 1000-ml. Encerkan dengan air sampai tertera pada etiket. Dapat mengandung perisa, pengawet,
tanda. pemanis dan zat penstabil yang sesuai.
Fase gerak Buat campuran amonium asetat 0,01 N-
asetonitril P (95:5), saring dan awaudarakan. Baku pembanding Stavudin BPFI; tidak boleh
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah timin dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
dan timidin, larutkan dalam air, sonikasi, encerkan terlindung cahaya, pada lemari pembeku.
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar
masing-masing lebih kurang 0,1 tg per ml. Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Stavudin Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti
BPFJ, larutkan dalam air, sonikasi, encerkan secara diperoleh pada Penetapan kadar.
kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar iebih
kurang 0,1 mg per ml. Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
Larutan uji Timbang saksama isi tidak kurang dan
3 kapsul, larutkan dalam air,encerkan secara kuantitatif pH <1071> Antara 5 dan 7; konstitusikan seperti tertera
dan jika perlu bertahap dengan air hingga kadar lebih pada etiket.
kurang 0,1 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%
KromatograjI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 268 nm dan kolom 3,3 cm x Senyawa sejenis Timin tidak lebih dan 1,0%; masing-
4,6 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran partikel masing cemaran lain tidak lebih dari 0,2% dan total
3 tm. Laju alir lebih kurang 0,7 ml per menit. Lakukan cemaran tidak lebih dari 1,5%. Lakukan penetapan
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Semua
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak timin dan larutan uji harus dibuat segera sebelum digunakan dan
timidin tidak kurang dari 2,0 dan puncak timin simpan di lemaripendingin sebelum digunakan.]
terpisahkan dari puncak pelarut. Lakukan kromatografi Larutan A, Larutan B, Larutan resolusi, Sistem
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram. dan ukur kromafografi, .Larutan baku dan Larutan uji Lakukan
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu seperti tertera pada Penetapan kadar.
retensi puncak stavudin antara 2,8 dan 5,0 menit; Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
efisiensi kolom tidak kurang dari 800 lempeng teoritis; 20 j.tl) Larutan uji ke dalam knomatograf, rekam
faktor ikutan tidak lebih dari 1,8 dan simpangan baku kromatogram dan ukur semua respons puncak. Catat
relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. waktu retensi relatif cemaran terhadap stavudin, hitung
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume persentase masing-masing cemaran lain dalain stavudin
sama (lebih kurang 20 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji untuk larutan oral dengan rumus:
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
stavudin, C 10H 2N2 04, dalam tiap kapsul dengan rumus: 100FI.r1
i

c1fl1r F adalah faktor respons relatif setara dengan 0,69 untuk


timin (waktu retensi relatif lebih kurang 0,24) dan setara
dengan 1,0 untuk puncak lain; r, adalah respons, puncak
C adalah kadar Stavudin BPFI dalam mg per ml Larutan masing-masing cemaran dari Larutan uji; rs adalah
baku; V adalah volume dalam ml Larutan uji; N adalah jumlah seluruh respons puncak dari Larutan uji.
jumlah kapsul yang digunakan dalam membuat Larutan
uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak dan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan uji dan Larutan baku. Kromatografi cair /cinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan Semua larutan harus
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dibuat segera sebelum digunakan dan simpan di lemari
pada suhu ruang terkendali. pendingin sebeluin digunakan.]
Amonium asetat 0,025 N Timbang 1,93 g amonium
asetat P, larutkan dengan lebih kurang 900 ml air dalam
-1220-

labu tentukur 1000-mi. Encerkan dengan air sampai dalam Stavudin untuk larutan oral yang digunakan; ru
tanda. dan r5 berturut-tunzt adalah respons puncak dari Larutan
Larutan A Buat campuran Amonium asetat 0,025 N- uji dan Larutan baku.
metanol P (94:6), saring dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran Amonium asetat 0,025 N- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
metanol P (1:1), saring dan awaudarakan. terlindung dari kelembaban berlebih. Simpan pada suhu
Larutan resolusi Buat larutan timidin dan timin ruang terkendali. Setelah dikonstitusi, simpan Stavudin
dalam air, masing-masing dengan kadar lebih kurang untuk larutan oral dalam wadah tertutup rapat di lemani
2,5 Rg per ml. pendingin. Buang bagian yang tidak digunakan setelah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Stavudin 3Ohani.
BPFI larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang
0,1 mg per ml. Penandaan Pada etiket dicantumkan petunjtk untuk
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume stavudin konstitusi serbuk dan jumlah kesetaraan C 10H12N204
untuk larutan oral yang telah dikonstitusi seperti tertera dalam volume Stavudin untuk larutan oral yang
pada etiket, masukkan ke dalani labu tentukur yang diperoleh setelah konstitusi.
sesuai, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang 0,1 mg
per ml. STREPTOKINASE
Sistem kromatografl Lakukan seperti tertera pada Streptokinase
KromatografI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 268 nm dan kolom 25 cm x Streptokinase adalah sediaan protein yang diperoleh dan
4,6 mm berisi bahan pengisi LI dan kolom peiindung filtrat biakan galur tertentu dari Streptococcus
20 mm x 4 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih haemolyticus kelompok C. Sediaan mi mempunyai sifat
kurang 1 ml permenit. Kromatograf diprogram sebagai dapat bergabung dengan plasminogen manusia
berikut: membentuk aktivator plasminogen, dan dimurnikan
hingga mengandung tidak kurang dari 600 Unit aktivitas
Waktu Larutan A Larutan Keterangan streptokinase per j.tg nitrogen sebelum ditambahkan
(menit) (%) B(%)
0 100 0 kesetimbangan
stabilisator atau pembawa. Biasanya mengandung dapar
0-12 100 0 isokratik dan dapat distabilkan 'dengan penambahan senyawa yang
12,1 100-40 0-4 100 gradien bertahap sesuai seperti larutan Albumin.
12,1 17
- 0 100 isokratik
17,1 0-4100 100 -40 gradien bertahap
17,1-35 kesetimbangan
Pemerian Serbuk putih atau padatan putih yang rapuh,
100 0
higroskopik.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
Kelarutan Mudah larut dalam air.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak timin dan
Identifikasi
timidin tidak kurang dari 8,4. Lakukan kromatografi
A. Masukkan 0,5 ml plasma sitrat asal manusia,
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
anjing atau kelinci dalam tabung hemolisis yang
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi
disimpan dalam tangas air pada suhu 370 Tambahkan
kolom tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis; faktor
0,1 ml larutan uji yang mengandung 10.000 Unit
ikutan untuk puncak stavudin tidak lebih dari 2 dan
aktivitas streptokinase per ml dalam Dapar sitrat fosfat
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
pH 7,2 dan 0,1 ml larutan trobin yang mengandung 20
lebih dari 2,0%.
Unit per ml dalam dapar sitrat fosfat pH 7,2 dan segera
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kocok terbentuk gumpalan dan lisis dalam 30 menit.
sama (lebih kurang 20 I.tI) Larutan baku dan Larutan uji
Ulangi prosedur tersebut menggunakan plasma sapi
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
sitrat: tidak pecah dalam I jam.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
B. Lanutkan 600 mg agar dalam 50,0 ml Dapar
stavudin, C10H 1 2N204, dalam tiap ml stavudin untuk barbital pH 8,6 panaskan hingga larutan jemih. Oleskan
larutan oral dengan rumus:
tipis 4 ml lanutan agar pada lempeng kaca (50 mm x
50 mm) dengan permukaan bebas lemak dan biarkan
( Cs )( ru )L dingin. Buatlah lubang dengan diameter 6 mm pada
Cu r bagian tengah agar dan buat sejumlah lubang (tidak lebih
dari enam) pada jarak 11 mm dari lubang tengah, angkat
sisa agar dengan kanula yang dihubungkan dengan
C5 adalah kadar Stavudin BPFI dalam mg per ml
pompa isap. Masukkan 80 hl serum anti streptokinase
Larutan baku; L adalah jumlah stavudin yang tertera
path etiket, dalam mg per ml Stavudin untuk larutan dani kambing atau kelinci yang mengandung 10.000 Unit
oral; Cu adalah kadar stavudin dalam mg per ml Larutan aktivitas anti-streptokinase per ml ke dalam lubang di
uji, berdasarkan jumlah stavudin yang tertera pada etiket tengah dan 80 p1 lanutan uji yang mengandung
- 1221 -

125.000 Unit aktivitas streptokinase per ml pala tiap Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
lubang disekelilingnya. Masukkan lempeng ke dalam lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
bejana yang telah dijenuhkan dengan uap air selama 24 tekanan tidak lebih dart 0,02 mmHg 24 jam.
jam: hanya terbentuk satu endapan kasar dan jelas yang
terletak antara titik penotolan serum dan tiap lubang Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
yang mengandung Larutan uji.
Toksisitas abnormal Memenuhi uji Toksisitas
Keasaman-kebasaan <1071> pH antara 6,8 dan 7,5; abnormal seperti tertera pada Uji Reaksivitas secara
lakukan penetapan menggunakan larutan yang Biologi (in-vivo) <251>. Gunakan larutan yang
mengandung 5000 Unit per ml. mengandung 50.000 Unit dalam 0,5 ml Air untuk Injeksi.
Penyuntikkan hams dilakukan dalam waktu 10 detik
Streptodornase Teteskan 0,5 ml larutan natrium hingga 20 detik.
deoksiribonukleat 0,1% dalam Dapar imidazol pH 6,5
ke dalam masing-masing 8 tabung sentrifuga. Ke dalam Pirogen <211> Memenuhi syarat. Gunakan 20.000 unit
2 tabung pertama tambahkan masing-masing 0,25 ml per kg kelinci, larutkan dalam tidak lebih dari 1 ml Air
Dapar imidazol pH 6,5 dan 0,25 ml larutan uji dalam untuk Injeksi.
Dapar imidazoipH 6,5 yang mengandung 150.000 Unit
aktivitas streptokinase per ml (larutan A), segera Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera
tambahkan 3,0 ml asam perklorat 0,25 M. Campur isi pada Penetapan Potensi Streptokinase <171>. Perkiraan
masing-masing tabung, sentrifus selama 5 menit pada potensi tidak kurang dan 90% dan tidak lebih dari 111%
3000 rpm dan ukur serapan masing-masing beningan dari potensi yang tertera pada etiket. Batas kesalahan
pada 260 nm. Sebagai blangko gunakan campuran fidusial tidak kurang dan 80% dan tidak lebih dari 125%
1,0 ml Dapar imidazol pH 6,5 dan 3,0 ml asam dari potensi yang tertera pada etiket.
perklorat 0,25 M Jumlah dua serapan adalah A, ke
dalam 6 tabung yang lain berturut-turut tambahkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
0,25 ml; 0,25 ml; 0,125 ml; 0,125 ml; 0 ml dan 0 ml cahaya, disegel. Pada kondisi mi diharapkan potensinya
Dapar imidazol pH 6,5 lalu tambahkan 0,25 ml dapat bertahan selama 3 tahun. Jika akan digunakan
larutan A dan terakhir tambahkan pada tiap tabung untuk produksi sediaan parenteral wadah hams steril.
berturut-turut 0 ml; 0 ml; 0,125 ml; 0,125 ml; 0,25 ml
dan 0,25 ml larutan baku strepto-kinase-streptodornase Penandaan Pada penandaan dicantumkan:
yang mengandung 20 Unit aktivitas streptodornase per 1. Jumlah unit aktivitas streptokinase dalam wadah.
ml dalam Dapar imidazol pH 6,5. Campur isi masing- 2. Jumlah unit aktivitas streptokinase per mg, dihitung
masing tabung, inkubasi pada 370 selama 15 menit dan terhadap bentuk keringnya.
tambahkan pada tiap tabung 3,0 ml asam perkiorat 3. Nama dan jumlah zat yang ditambahkan.
0,25 M Campur isi masing-masing tabung, sentrifus dan 4. Tanggal kadaluarsa.
ukur serapan tiap beningan pada 260 run, sebagai 5. Cara penyimpanan.
blangko gunakan campuran seperti yang telah disebut di 6. Apakah digunakan untuk produksi sedianu
atas. Jumlah serapan beningan dalam tabung ke 3 dan ke parenteral atau tidak.
4 adalah A2, beningan dalam tabung ke 5 dan ke 6 adalah
A 3 dan beningan dalam tabung ke 7 dan ke 8 adalah
STREPTOMISIN SULFAT
A 4 ('A 2-Ad lebih kecil dari 0,5 (A 3+A4)-A 2
.
Streptomycin Sulfate
Streptolisin Dalam tabung hemolisis larutkan sejumlah
zat uji setara dengan 500.000 unit aktivitas streptokinase
dalam 0,5 ml campuran larutan natrium kiorida P 0,9%
dan dapar fosfat sitrat pH 7,2 (9:1) dalam tabung
hemolisis. Tambahkan 0,4 ml larutan natrium
tioglikolat P 2,3% dan inkubasikan dalam tangas air
pada suhti 370 selama 10 menit. Tambahkan 0,1 ml
larutan baku antistreptolisin 0 manusia mengandung
5 Unit per ml dan inkubasikan pada suhu 370 selama
5 menit. Tambahkan 1 ml suspensi set darah merah
kelinci, lanjutkan inkubasi selama 30 menit dan sentrifus
pada lebih kurang 1000 rpm: serapan beningan pada D-Streptamina, O-2-deoksi-2-(metilamino)-a-L-
550 nm, tidak lebih dari 1,5 kali serapan yang diperoleh glukopiranosil-(1 -fr2)-O-5-deoksi-3-C-formil-a-L-
dengan mengulang prosedur di atas menggunakan 0,5 ml liksofuranosil-(J -)4)-N,N'-bis(aminoiminometil), sulfat
campuran larutan natrium kiorida P 0,9% dan Dapar (2:3)(garam)
sitratfosfatpH 7,2 sebagai ganti larutan uji. Streptomisin sulfat (2:3) [3810-74-0]

(C21H39N7012)2.3112SO4 BM 1457,41
-1222-

Streptomisin sulfat mempunyai potensi setara dengan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
tidak kurang dari 650 dan tidak lebih dari 850 j.g per mg Streptomisin sulfat BPFI larutkan dan encerkan secara
streptomisin, C211-139N7012. kuantitatif dengan air hingga kadar lebih kurang 0,03 mg
per ml. Sonikasi selama 1 menit.
Pemerian Serbuk; putih atau praktis putih, tidak berbau Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg
atau hampir tidak berbau; higroskopis tetapi stabil di zat, masukkan ke dalam labu tentukur 1 00-ml. Encerkan
udara dan pada pemaparan terhadap cahaya. dengan air sampai tanda, sonikasi selama 1 menit, dan
campur. Pipet 10 ml larutan mi ke dalam labu tentukur
Kelarutan Mudah larut dalam air, sangat sukar larut 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
dalam etanol, praktis tidak larut dalam klorofonn. Larutan kesesuaian sistem Panaskan lebih kurang
10 ml Larutan baku pada suhu 75° selama, 1 jam.
Baku pembanding Streptomisin Sulfat BPFI; lakukan Biarkan hingga dingin.
pengeringan pada suhu 60 0 pada tekanan tidak lebih dan Sistem lcromatografi Lakukan seperti tertera path
5 mrnllg selama 3 jam sebelum digunakan. Endotoksin Kromatografi <931>. Knomatograf cain kineia tinggi
BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dilengkapi dengan detektor elektrokimia, yaitu elekiroda
dan isi harus hati-hati untuk menghindari keija emas dan elektroda pembanding pH Ag-AgC1, kolom
kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan pelindung 5 cm x 4 mm benisi bahan pengisi L48 dan
dalam waktu 14 han. Simpan vial yang belum dibuka kolom analisis 25 cm x 4 mm berisi bahan pengisi L48.
dan larutan, dalam lemari pendingin. Detektor elektrokimia digunakan dengan cara
amperometnik terpadu dengan nentang 300 nC, luaran 1 V
Identifikasi skala penuh, dan peningkatan waktu 0,5 detilç polanitas
A. Larutkan 5 g besi(III) klorida P dalam 50 ml asam positif. Tegangan diprogram sebagai berikut:
kiorida 0,1 N. Pipet 2,5 ml larutan persediaan mi ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam Langkah Waktu(detik) Tegangan (V) Integrasi
kiorida 0,01 N sampai tanda. Buat pereaksi besi mi pada 0,00 +0,1
saat akan digunakan. Larutkan zat dalam air hingga 2 0,20 +0,1 Mulai
diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 1 mg 3 0,40 +0,1 Akhir
streptomisin per ml. Ke dalam 5 ml larutan mi, 4 0,41 -2,0
5 0,42 -2,0
tambahkan 2,0 ml natrium hidrok.rida I N dan panaskan
6 0,43 +0,6
dalam tangas air selama 10 menit. Dinginkan dalam air 7 0,44 -0,1
es selama 3 menit, tambahkan 2,0 ml asam kiorida 1,2 N, 0,50
8 -0,1
campur dan tambalikan 5 ml pereaksi besi clan campur:
terjadi warna violet. Laju alir lebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan
B. Menunjukkan reaksi Sulfat seperti cara A, B, dan C
knomatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
yang tertera pada Uji Ident/Ikasi Umum <291>.
knomatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk hasil uraian
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan utama 0,5 dan untuk streptomisin 1,0; resolusi, R, antara
menggunakan larutan mengandung 200 mg per ml.
dua puncak tidak kunang dan 3. Lakukan kromatograf
terhadap Larutan ba/cu, ukur luas puncak seperti tertera
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; pada Prosedur; faktor ikutan pada penyuntikan ulang
lakukan pengeringan dalam botol bertutup kapiler pada tidak lebih dan 2; efisiensi kolom tidak kurang dari 1000
hampa udara dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
lempeng teoritis; dan simpangan baku relatif pada
pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan 100 mg. penyuntikan ulang tidak lebih dan 5%. [Catatan Jika
terjadi perbedaan waktu retensi atau peningkatan faktor
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan Streptomisin
ikutan, bersihkan kolom dengan natrium hidroksida 0,2 M
Sulfat Stenil, harus memenuhi persyaratan Sterilitas dan Hati-hati saat menggunakan elektroda kerja dan
Endotoksin bakteri seperti tertera pada Streptomisin
elektroda pem banding.]
untuk Injeksi. Jika pada etiket dinyatakan Streptomisin Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
Sulfat akan digunakan untuk pembuatan sediaan injeksi,
(lebih kurang 20 .cl) Larutan baku dan Larutan uji ke
harus memenuhi persyaratan Endotoksin bakteri seperti
dalam kromatograf, rekam knomatogram, ukur luas
tertera pada Streptomisin untuk Injeksi.
puncak utama. Hitung jumlah dalam tg streptomisin,
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja C211-139N7012, dalam tiap mg Streptomisin sulfat dengan
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. rumus:
Fase gerak Gunakan natrium hidroksida 0,070 M.
Selama penggunaan, simpan dalam botol plastik yang l00012'11.iL
dialiri dengan gas helium di atas permukaan cairan. Jika WU
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
sepenti tertera pada Kromatografi <931>.
- 1223 -

C adalah kadar dalam mg per ml Streptomisin Sulfat BPFI Penetapan kadar


dalam Laru tan ba/cu; P adalah kandungan streptomisin Fase gerak, Larutan uji, Larutan kesesuaian sistem,
dalam p.g per mg streptomisin, C 21H39N701 2, dalam dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Streptomisin Sulfat BPFI; Wu adaiah bobot dalam mg Penetapan kadardalam Streptomisin Sulfat.
streptomisin suifat yang digunakan dalam pembuatan Larutan uji Ukur secara saksama sejumlah volume
Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adaiah respons injeksi setara 500 mg streptomisin, masukkan ke daiam
puncak streptomisin Larutan uji dan Larutan baku. 500-ml.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. kadar dalam Streptomisin Sulfat. Hitung jumiah dalain
mg, streptomisin, C21H39N7 012, dalam tiap ml volume
Penandaan Jika digunakan dalam pembuatan sediaan injeksi dengan rumus:
injeksi, pada etiket dicantumkan steril atau akan
digunakan dalam proses pembuatan sediaan injeksi.
20 (1-
V )r
INJEKSI STREPTOMISIN
Streptomycin Injection C adalah kadar Streptomisin Sulfat BPFI dalam mg per
ml Larutan ba/cu; P adalah kandungan streptomisin
Injeksi Streptomisin mengandung Streptomisin Suifat dalam ig per mg streptomisin, C 21H39N70 12, dalam
setara dengan streptomisin, C 21H39N7012, tidak kurang Streptomisin Sulfat BPFI; V adalah volume injeksi
dari 90,0% dan tidak iebih dari 11 5,0%,dari jumlah yang dalam ml yang digunakan dalam Larutan uji; ru dan rs
tertera pada etiket. berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
Larutan ba/cu.
Baku pembanding Streptomisin Sulfat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
iebih dari 5 mmHg pada suhu 600 selama 3 jam sebelum atau dosis ganda, gunakan kaca Tipe I.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, dalam tempat dingin. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan STREPTOMISIN SULFAT UNTUK INJEKSI
isi harus hati hati untuk menghindari kontaminasi.] Streptomycin Sulfate for Injection
Rekonstitusi seiuruh isi, gunakan larutan dalam waktu
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, BM 1457,41
(C21 1-139N70 12) 2 .3H2SO4
dalam lemani pendingin.
Streptomisin Sulfat untuk Injeksi mengandung
Identifikasi Streptomisin Sulfat, setara dengan streptomisin,
Pereaksi besi Larutkan 5 g besi(III) kiorida P dalam C211139N7 01 2, tidak kurang dan 90% dan tidak lebih dan
50 ml asam klorida 0,1 N. Pipet 2,5 ml larutan
persediaan mi ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan 115% dati jumlah yang tertera dalam etiket.
dengan asam klorida 0,01 N sampai tanda. Buat
Pereaksi besi mi tepat saat digunakan. Baku pembanding Streptomisin Sulfat BPFI; lakukan
Larutan uji Larutkan dan encerkan zat dalam air pengeringan pada suhu 60° pada tekanan tidak lebih dan
hingga diperoleh larutan yang mengandung streptomisin 5 mmHg selama 3 jam sebelum digunakan. Endotoksin
lebih kurang 1 mg per ml. BPFL [Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial
Prosedur Pada 5 ml Larutan uji, tambahkan 2,0 ml dan isi harus hati-hati untuk menghindari
natrium hidroksida 1 N dan panaskan daiam tangas air kontaminasi.] Rekonstitusi seiuruh isi, gunakan larutan
seiama 10 menit. Dinginkan dalam air es seiama 3 menit, dalam waktu 14 han. Simpan vial yang belum dibuka
tambahkan 2,0 ml asam klorida 1,2 N, cainpur. dan larutan, dalam lemani pendingin.
Tambahkan 5 ml Pereaksi besi, campur, terjadi warna
violet. Larutan terkonstitusi Memenuhi syanat seperti tertera
pada Larutan terkonstitusi dalam Injekni.
Endotoksin bakteri <81> Mengandung tidak lebih dan
0,25 unit Endotoksin Fl per mg. Identifikasi
A. Larutkan 5 g besi(III) kiorida P dalam 50 ml asam
pH <791> Antara 5,0 dan 8,0. klorida 0,1 N. Pipet 2,5 ml larutan persediaan mi ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam
Syarat lain Memenuhi syarat Sterilitas seperti tertera klorida 0,01 N sampai tanda. Buat pereaksi besi mi path
pada Streptomisin untuk Injeksi. Memenuhi syarat lain saat akan digunakan. Larutkan zat dalam air hingga
dalam Injeksi. diperoleh larutan dengan kadan lebih kunang 1 mg
streptomisin per ml. Ke dalam 5 ml lanutan mi,
-1224-

tambahkan 2,0 ml natrium hidroksida 1 N dan panaskan (CF (L(ru


dalain tangas air selama 10 menit. Dinginkan dalam air
es selama 3 menit, tambahkan 2,0 ml asam kiorida 1,2 N, 1O0O)DAr5
campur dan tainbahkan 5 ml pereaksi besi dan campur:
teijadi warna violet. L adalah junilah dalam mg stresptomisin, C 21H39N7012,
B. Menunjukkan reaksi Sulfat seperti cara A, B, dan C yang tertera dalam etiket atau dalam volume larutan
yang tertera pada Uji IdentfIkasi Umum <291>. terkonstitusi yang di gunakan; D adalah kadar
streptomisin dalam mg per ml Larutan uji I atau Larutan
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,25 unit uji II berdasarkan jumlah yang tertera dalam etiket atau
Endotoksin Fl per mg. dalam volume terkonstitusi yang di gunakan; C adalah
Streptomisin sulfat BPFI dalam mg per ml Larutan
Sterifitas <71> Memenuhi syarat; lakukan pengujian baku; P adalah kandungan streptomisin dalam jig per mg
dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan streptomisin, C211139N7012, dalam Streptomisin sulfat
mem bran. BPFI; ru dan r berturut-turut adalah respons puncak
streptomisin dalam Larutan baku dan Larutan uji I atau
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan Larutan uji II
menggunakan larutan mengandung 200 mg per ml,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah seperti tertera
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; pada Wadah untukpadatan steril dalam Injeksi.
lakukan pengeringan dalam botol bertutup kapiler pada
hampa udara dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan 100 mg. STRIKNIN NITRAT
Strychnine Nitrate
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan Streptomisin
Sulfat Steril, harus memenuhi persyaratan Sterilitas dan
Endotoksin bakteri seperti tertera pada Streptomisin
untuk Injeksi. Jika pada etiket dinyatakan Streptomisin
Sulfat akan digunakan untuk pembuatan sediaan injeksi,
harus memenuhi persyaratan Endotoksin bakteri seperti
O~ N

tertera pada Streptomisin untuk Injeksi. Juga memenuhi


syarat Keseragaman Sediaan <911> dan Penandaan C21 1122N202 HNO3 BM 397,44
dalam Jnjeksi.
Striknin Nitrat mengandung tidak kurang dari 99,0%,
Penetapan kadar Lakukan KromatograJI cair kinerja C21H22N202.HNO3, dihitung terhadap zat yang telah
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. dikeningkan.
Fase gerak, Larutan ba/cu, Larutan kesesuaian
system, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera Pemerian Hablur jarum; tidak berwarna atau senbuk
pada Penetapan kadardalam Streptomisin sulfat. hablur putih; rasa sangat pahit.
Larutan uji I (bila dikemas dalam wadah dosis
tunggal). Konstitusikan Sterptomisin untuk injeksi dalam
Kelarutan Agak sukar lanut dalam air, dalam gliserol;
sejumlah air yang diukur saksama hingga volume yang
larut dalam air panas; sukar larut dalam etanol, dalam
tertera pada etiket. Ambil seluruh larutan konstitusi
dengan jarum hipodermik dan alat suntik yang sesuai, kloroform; praktis tidak larut dalam eter.
jika perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap
dengan air hingga kadar streptomisin lebih kurang 0,025 Identifikasi
mg per ml. A. Pada 1 ml larutan 1% tambahkan 2 ml asam
Larutan uji II (bila etiket mencantumkan bobot zat kiorida P, panaskan: terjadi wama merah.
dalam volume tertentu larutan terkonstitusi). B. Pada 1 ml larutan 1% tambahkan bebenapa tetes
Konstitusikan Streptomisin untuk injeksi dalam sejumlah larutan kalium bikromat P 7,0%: terbentuk endapan
air yang di ukun saksama hingga volume yang tertera hablur kuning, cud endapan dengan air, pindalikan ke
pada etiket. Pipet sejumlah volume larutan konstitusi, dalam cawan, tambahkan beberapa tetes asam sulfat P:
jika perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap terjadi warna biru lembayung yang tidak mantap.
dengan air hingga kadar stneptomisin lebih kurang C. Larutan 2 % menunjukkan reaksi Nitrat seperti
0,025 mg per ml. tertera pada Uji Identflkasi Umum <291>.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Streptomisin sulfat. Hitung jumlah dalam Klorida <361> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
mg, streptomisin, C2 1H39N7012, dalam larutan injeksi menggunakan 1,5 g.
yang digunakan atau bagian larutan terkonstitusi yang di
gunakan dengan rumus:
- 1225 -

Sulfat Larutkan 50 mg dalam 5 ml air, asamkan dengan Kelarutan Larut dalain air; mudah larut dalam metanol;
asam kiorida P, tambahkan beberapa tetes larutan agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol dan dalam
barium kiorida P 15%, biarkan selania 10 menit: tidak kloroform; melebur antara 133°dan 140°.
terjadi kekeruhan.
Baku pembanding Sufentanil Sitrat BPFI; lakukan
Susut pengeringan <1121> tidak lebih dari 0,5%. pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama 2
jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25%. rapat.

Brusin Pada 10 ml tambahkan 5 ml asam nitrat P: Identifikasi


campuran tidak berwarna merah. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringican dan didispersikan dalam kaliurn bromida P,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
500 rug zat; masukkan ke dalain corong pisah, gelombang yang sama seperti pada Sufentanil Sitrat
tambahkan 40 ml air dan 12,5 ml arnonia LP. Ekstraksi BPFI.
5 kali, tiap kali dengan 25 ml kioroform P. Cuci tiap B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
ekstrak dengan 20 ml air yang sarna yang terdapat dalam 20.000) dalam campuran metanol P-arnonium asetat
corong pisah kedua. Uapkan kumpulan ekstrak di atas 0,13 N-asetonitril P (45:31:24) menunjukkan maksimuni
tangas air hingga 5 ml. Tambahkan 5 ml etanol P, dan minimum pada panjang gelombang yang sama
uapkan di atas tangas air hingga kering, dan keringkan seperti pada Sufentanil Sitrat BPFI.
pada suhu 1050 selama 30 menit. Basahi residu dengan C. Larutkan lebih kurang 500 mg zat dalam 5 ml air,
1 ml etanol P, tambahkan 20,0 ml asam sulfat 0,1 N L V, basakan dengan lanutan natrium hidroksida 1 N.
hangatkan hingga larut, dinginkan. Titrasi dengan Ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 5 ml dikiorometan P:
natrium hidroksida 0,1 N LV menggunakan indikator lapisan air menunjukkan reaksi Sitrat seperti tertera pada
3 tetes merah metil LP. Uji identflkasi umurn <291>.
D. Waktu netensi puncak utama kromatogram
Tiap ml warn sulfat 0,1 N Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
setara dengan 39,744 mg C2 1H22N202,HNO3 diperoleh pada Penetapan kadar.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
tenlindung cahaya. lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 0
selama 2 jam. [Catatan Sisa zat yang telah dikeringkan
digunakan untuk uji Logam berat.]
SUFENTANIL SITRAT
Sufentanil Citrate Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dan 20 bpi.
Lakukan penetapan menggunakan sisa zat yang telah
dikeringkan pada uji Susutpengeringan.
CO2H

Aseton Tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetapan


dengan cam Krornatografi gas seperti tertera path
Kromatografi <931>.
Larutan baku Pipet 25 tl aseton P ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan dirnetilformamida P
sampai tanda.
N-[4-(Metoksirnetil)-1-[2-(tiofen-2-il)etilJpiperidin-4-il]- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
N-fenhlpropanarnid sitrat [60561-17-3] zat, masukan ke dalain vial benlapis politef bertutup ulir,
C22H30N202S.C6H807 BM 578,69 larutkan dalam 2,0 ml dimetilformarnida P.
Sistern krornatografi Lakiikan seperti tertera pada
Sufentahil sitratmengandung tidak kurang dari 98,0% Krornatografl <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dan tidak lebih dari 101,0% C 22H30N202S.C6H807 , dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,83 m x
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. [Perhatian 4 mm berisi bahan penyangga S2. Gunakan nitrogen P
Hati-hati dalarn rnenangani Sufentanil Sitrat karena sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih lcurang
berpofensi sebagai analgesik opioid Hindarkan 50 ml per menit. Pertahankan suhu injektor dan detektor
terhirupnya partikel sufentanil sitrat dan paparan pada path 230°. Pertahankan suhu kolom pada 175°. Lakukan
kulit.] kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Pemerian Serbuk putih. pada Prosedur: simpangan baku relatif respons puncak
aseton pada penyuntikan ulang tidak lebih dan 5%.
-1226-

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 5 ml larutan mi ke daiam iabu tentukur 50-ml, encerkan
sama (iebih kurang 2 .tl) Larutan baku dan Larutan uji dengan Fase gerak sampai tanda.
ke daiam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
respons puncak. [Catatan Setelah penyuntikan Larutan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
uji, biarkan selama lebih kurang 25 men it sampai diiengkapi dengan detektor 228 nm dan kolom 25 cm x
puncak sufentanil sitrat tereluasi sempurna dart kolom.] 4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang
Hitung persentase aseton dalam zat dengan rumus: 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam knomatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak
lOO1L
C Drus-) iebih dari 2 dan simpangan baku reiatif pada
penyuntikan uiang tidak iebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Cs adaiah kadar aseton dalam mg per ml Larutan baku; sama (lebih kurang 100 'ii) Larutan baku dan Larutan
Cu adaiahkadar zat dalam mg per ml Larutan uji; ru dan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
rs berturut-turut adalah respons puncak aseton dan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
Larutan uji dan Larutan baku. sufentanii sitrat, C 22H30N202S.C6H807, dalam zat yang
digunakan dengan numus:
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 0,5%; total cemaran tidak lebih dan
1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi 250C1 ' -

cair kinerfa tinggi seperti tertera pada Kromatografi rus )


<931>.
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti C adalah kadar Sufentanil Sitrat BPFI daiam mg per ml
tertera pada Penetapan kadar. Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons
Blangko Timbang saksama 33,2 mg asam sitrat F, puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Larutan uji Timbang iebih kurang 7,5 mg zat, pada suhu 250, masih diperbolehkan pada suhu antara
masukkan ke dalam labu tentukur 10-mi, encerkan 15° dan 30°.
dengan Fase gerak sampai tanda.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 j.tl) Blangko dan Larutan uji ke INJEKSI SUFENTANIL SITRAT
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
Sufentanil Citrate Injection
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
cemaran, (abaikan beberapa puncak yang sesuai dengan
puncak Blangko) dalam zat dengan rumus: Injeksi Sufentanil Sitrat adalah larutan steril sufentanil
sitrat dalam air untuk injeksi. Mengandung Sufentanil
Sitrat, C22H30N202 S.C6H8 07, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dan jumlah yang tertena
ioo1!
r.) - pada etiket. [Perhatian Hati-hati dalam menangani
Injeksi Sufentanil Sitrat karena berpotensi sebagai
r, adaiah respons puncak masing-masing cemaran; dan r5 analgesik opioid]
adalah jumlah seluruh respons puncak.
Baku pembanding Sufentanil Sitral BPFI; lakukan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pengeningan daiam hampa udara pada suhu 60° selama
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 2 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
Kromatograji <931>. rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik,
Fase gerak Buat campuran metanol P-amonium penanganan vial dan isiharus hati-hati untuk
asetat 0,13 N-asetonitril P (45:31:24). Atur pH hingga menghindari kOntaminasi] Rekonstitusi semua isi,
7,2 dengan penambahan asam asetat glasial P atau gunakan larutan dálam waktu 14 han. Simpan vial yang
amonium hidroksida P, saring dan awaudarakan. Jika belum dibuka dan iarutan, dalam lemari pendingin.
perlu iakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Identifikasi
Larutan baku Timbang saksama sejumiah Sufentanil A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Sitrat BPFI, iarutkan, encerkan secara kuantitatif dan 20.000) dalam campuran metanol P-amonium asetat
jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga War 0,13 N-asetonitril P (45:31:24) menunjukkan maksimum
lebih kurang 0,075 mg per ml. dan minimum pada panjang gelombang yang sama
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 18,7 mg seperti pada Sufentanil Sitrat BPFI. [Catatan Untuk
zat, masukkan ke dalam iabu tentukur 25-ml, larutkan contoh yang tidak memerlukan pengenceran, gunakan
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet
-1227-

larutan baku dengan kadar 50 pg per ml dalam Air Natrium (2S,5R)-3,3-dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo


untuk injeksi.] [3,2,OJheptan-2-karboksilat 4,4-dioksida [69388-84-7]
B. Waktu retensi puncak utama kromatograin C8H10NNaO5S BM 255,22
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar. Sulbaktam Natrium mengandung tidak kurang 886 .tg
dan tidak lebih dari 941 .ig sulbaktam (C8H 11N05S) per
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 6,25 unit mg, dihitung terhadap zat anhidrat.
Endotoksin Fl per ml injeksi.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih.
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0.
Kelarutan Larut dalam air, dan dalam asam encer; agak
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti sukar larut dalam aseton, dalam etil asetat dan dalam
tertera pada Injeksi volume kecil. kioroform.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Baku pembanding Sulbaktam BPFI, tidak boleh
Injeksi. dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
dalam lemani pembeku. Endotolcsin BPFI [Catatan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Bershfat pirogenhk, penanganan vial dan isi harus hati-
KromatograJI cair kinerja tinggi seperti tertera pada hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi
Kromatografi <931>. semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
tertera pada Kemurnian kromatografi dalam Sufentanhl pendingin.
Sitrat.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Sufentanil Identifikasi
Sitrat BPFJ, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan A. Waktu retensi relatif puncak utama pada
jika perlu bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu
0,075 mg per ml. seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Larutan uji Gunakan injeksi sufentanil sitrat. B. Memenuhi persyaratan uji Natrium <351>.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 t1) Larutan ba/cu dan Larutan Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dan 0,17 unit
sufentanil, C221-130N202S, dalam tiap ml injeksi dengan Endotoksin FT per mg sulbaktam, jika pada etiket
rumus: dinyatakan bahwa sulbaktam natrium steril atau harus
dilakukan proses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan
injeksi,
386,56 1!k
c( 578,69) r Sterilitas <71> Memenuhi syarat; jika pada etiket
dinyatakan bahwa sulbaktam natrium steril, lakukan
386,56 dan 578,69 berturut-turut adalah bobot molekul penetapan dengan metode Penyaringan membran seperti
sufentanil dan sufentanil sitrat; C adalah kadar Sufentanil tertera pada Uji Sterilitas.
Sitrat BPFI dalam mg per ml Larutan ba/cu; ru dan rs
berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji Air <1031> Metodel Tidak lebih dari 1,0%.
dan Larutan ba/cu.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
'atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. Kromatografi <931>.
Tetrabutilamonbum hidroksida 0,005 M Encerkan
6,6 ml Larutan tetrabutilamonium hidroksida 40%
SULBAKTAM NATRIUM dengan air hingga 1800 ml. Atur pH hingga 5,0±0,1
Sulbactam Sodium dengan penambahan asam fosfat 1 M encerkan dengan
air hingga 2000 ml.
0 Fase gerak Buat campuran tetrabutilamonium
NaO
hidrok,sida 0,005 M-asetonitril P (1650:350), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sbstem seperti tertera pada Kromatografi
H 1% <931>.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Sulbaktam
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
- 1228 -

kurang 1 mg per ml. [Catalan Suntikkan larutan mi Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
segera.] dalam asam mineral encer, dalam larutan kalium
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 110 mg hidroksida, dalam larutan natrium hidroksida dan dalam
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan amonium hidroksida; agak sukar larut dalam etanol;
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. [Catalan sukar larut dalam etanol clan dalam aseton; sukar larut
Suntlkkan larutan mi segera] dalam serum manusia pada suhu 370.
Slstem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Baku pembanding Sulfadiazin BPFI; lakukan
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 30 cm x pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam, sebelum
4 mm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih kurang digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan terlindung cahaya.
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak Identifikasi
kurang dari 3500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
lebih dari 1,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan dilceringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
ulang tidak lebih dari 2,0%. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume gelombang yang sama seperti Sulfadiazin BPFI.
sama (lebih kurang 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji, B. Lelehkan dengan hati-hati lebih kurang 50 mg zat
rekam kromatogram dan ulcur respons puncak utama. dalam tabung reaksi kecil: terjadi warna cokelat
Hitting jumlah dalam gig, sulbaktam, C811 11N05S, dalam kemerahan. Uap yang timbul selama peruraian tidak
flap mg zat dengan rumus: menghitamkan kertas timbal(II) asetat P yang telah
dilembabkan (perbedaan dengan sulfatiazol).
C. Panaskan perlahan-lahan lebih kurang I g zat
1oo12-ir dalam tabung reaksi kecil sampai terjadi sublimasi.
Kumpulkan beberapa mg sublimat dengan batang
pengaduk dan campur dalam tabung reaksi dengan 1 ml
C adalah kadar Sulbaktam BPFI dalam mg per ml larutan resorsinol P (1 dalam 20) dalam etanol P.
Larutan baku; P adalah kadar sulbaktam dalam tg per Tambahkan 1 ml asam sulfat P, campur dengan
mg Sulbaktam BPFI; W adalah bobot sulbaktam natrium, pengocokan: segera terjadi wanna merah tua. Encerkan
dalam mg, yang digunakan untuk membuat Larutan uji; hati-hati dengan 25 ml air es dan tambahkan amonium
ru clan rs berturut-turut adalah respons puncak sulbaktam hidrokrida 6 N berlebih: terjadi warna biru atau biru
yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. kemerahan.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Keasaman Digesti 2,00 g zat dengan 100 ml air pada
suhu lebih kurang 700 selama 5 menit. Dinginkan segera
Penandaan Jika dimaksudkan untuk digunakan dalam hingga suhu ruang, saring. Pada 25,0 ml filtrat,
pembuatan sediaan injeksi, pada etiket hams tercantum tambahkan 2 tetes fenolfialein LP dan titrasi dengan
steril atau hams dilakukan proses lebih lanjut selama natrium hidroksida 0,1 N L hingga terjadi warna merah
pembuatan sediaan injeksi. muda: diperlukan tidak lebih dari 0,20 ml.

Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1 g zat dalam


SULFADIAZIN campuran 20 ml air dan 5 ml natrium hidroksida I N
Sulfadiazine larutan jernih dan warna tidak lebih tua dari kuning
pucat.

H2N.___Q-___S02NH___( Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


N:/
) lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam.

N1 -2-Pirimidinilsulfanilamida [68-35-9] Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


C1 0H10N4 02S BM 250,28
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
Sulfadiazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan penetapan menggunakan 200 mg zat.
tidak lebih dari 102,0% C10H 1 0N402S, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Pemerian Serbuk, putih sampai agak kuning; tidak Cemaran umum <481>
berbau atau hampir tidak berbau; stabil di udara tetapi Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam campuran
pada pemaparan terhadap cahaya perlahan-lahan menjadi toluen P-dimetilforinamida P (2:1) hingga kadar 8,3 mg
gelap. per ml.
-1229-

Larutan baku Larutkan sejumlah Sulfadiazin BPFI N'-(4, 6-Dimetil-2-pirimidinil)sulfanilamida [57-68-1]


dalam campuran toluen P-dimetilforinamida P (2:1) C12H14N402S BM 278,33
hingga kadar 170 tg; 80 .tg; 41 .tg dan 8 jig per ml.
Fasé gerak Buàt campuran kioroform P-metanol P- Sulfadimidin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
amonium hidroksida P (30:12:1). tidak lebih dari 100,5% C 12H14N402S, dihitung terhadap
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak zat yang telah dikeringkan.
nomor 11.
Pemerian Serbuk, putih sampai putih kekuningan; dapat
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara menjadi gelap pada pemaparan terhadap cahaya; rasa
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada agak pahit; praktis tidak berbau
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam Kelarutan Sangat sukan larut dalam air dan dalam eter;
asetat glasial P (87:12:1), awaudarakan. Jika perlu larut dalam aseton; sukar larut dalam etanol
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Baku pembanding Sulfadimidin BPFI; lakukan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sulfadiazin pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
BPFJ, larutkan dalam natrium hidroksida 0,025 N digunakan.
hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg Identifikasi
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tambahkan natrium hidrok.sida 0,025 N sampai tanda, didispersikan dalam kalium bromida I menunjukkan
campur. maksimum hanya pada bilangan gelombang yag sama
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada seperti pada Sulfadimidin BPFI.
Kromatografi <931>. K.romatograf cair kinerja tinggi B. Pada 100 mg tambahkan 10 ml air dan lanutan
dilengkapi dengan detektor 254 rim dan kolom 30 cm x 4 natrium hidroksida P (1 dalam 250) secukupnya hingga
mm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih kurang 2 ml memberikan wama merah muda pada kertas
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, fenolfialein P. Tambahkan 5 tetes tembaga(II) sulfat F:
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti terbentuk endapan kuning hijau yang berubah menjadi
tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak sulfadiazin cokelat bila dibiarkan
tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Keasaman Ekstraksi 3,0 g dalam 150 ml air bebas
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume karbon dioksida P pada suhu 700 selama lebih kurang
sama (lebih kurang 10 jil) Larutan baku dan Larutan uji 5 menit, aduk sesekali agar tetap terbentu suspensi.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Dinginkan dengan cepat dalam tangas es hingga suhu
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg 20°±0,5°, dengan pengadukan mekanik. Saring segera
sulfadiazin, C 10H10N402S, dalam zat yang digunakan menggunakan pompa isap, tanpa pencucian keningkan
dengan rumus: endapan dengan saksama dengan pengisapan.
Tambabkan 2 tetes timolfialein LP pada 25,0 ml filtrat
dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. Path
1 00CIL 25,0 ml filtrat kedua tambahkan 10 ml asam klonida P.
1\ R5
Dinginkan hingga 150 dan titrasi dengan natrium nitrit
0,1 ML seperti cara yang tertera pada Titrasi Nitrimetri
C adalah kadar Sulfadiazin BPFI dalam mg per ml <701>: perbedaan volume natrium hidroksida 0,1 N
Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah respons yang digunakan dengan volume natrium nitrit 0,1 M
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. yang digunakan tidak lebih dari 0,5 ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1,0 g zat
tidak tembus cahaya. dalam campuran 20 ml air dan 5 ml natrium hidroksida
1 N: larutan jennih dan warna tidak lebih tua dari kuning
pucat.
SULFADIMIDIN
Sulfadimidine Jarak lebur <1021> Antana 197° dan 200°.
Sulfametazin
CH3
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5 %;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selania 2 jam,
menggunakan lebih kurang 1,0 g yang ditimbang
H,N SO2NH
saksama.
" CM, Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
-1230-

Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
penetapan menggunakan 200 mg. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Cemaran umum<48 1> Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpi.
Larutan uji Gunakan pelarut aseton P
Larutan ba/cu Gunakan pelarut aseton P Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatograji lapis
Fase gerak Buat campuran etil asetat P-metanol P- tipis seperti tertera pada KromatograJI <931>.
amonium hidroksida P (17:6:5) Fase gerak Campuran klorofom P-metanol F-
Penampak bercak Gunakan teknik penampakan dimetilformamida P (20:2:1).
bercak nomor 11. Penampak bercak Larutan asam sulfat P dalam
etanolP(1 dalam 10).
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera Pelarut Campuran etanol P-amonium hidroksida P
pada Titrasi Nitrimetri <701>. (9:1).
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah
Tiap ml natrium nitrit 0,1 M Sulfadoksin BPFJ, larutkan dalam Pelarut hingga kadar
setara dengan 27,83 mg C12H14N402S lebih kunang 0,10 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang 20 mg per ml.
tidak tembus cahaya. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
10 pA Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi si/i/ca gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
SULFADOKSIN lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah berisi
Sulfadoxine Fase gerak, biarkan merambat hingga tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat
H3CO OCR3 dan biarkan kening. Semprot lempeng dengan Penampak
bercak dan alini dengan uap nitros yang dibuat dengan
penambahan asam sulfat 7 M tetes demi tetes ke dalam
H2N SO2NH N
larutan yang mengandung natrium nitrit P 10 % dan
kalium iodida P 3%. Keringkan lempeng path aliran
udara hangat selama 15 menit dan semprot dengan
IV'-(5,6-Dimetoksi4-pirimidinil)sulfanilamida [2447-57-6] larutan N-( 1 -naftil) etilendiamin dihidroklonida (1 dalam
200) dalam etanol P. Tidak ada bercak, selain bercak
C12H14N404S BM 310,33 utama, pada Larutan uji, yang lebih besar ukuran dan
Sulfadoksin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan intensitasnya dari bercak Larutan baku.
tidak lebih dari 101,0% C 12H1 4N404S, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Baku pembanding Sulfadoksin BPFI; tidak boleh Kromatografi <931>.
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Larutan asam fosfat 0,1% Tambahkan 1 ml asam
terlindung cahaya. fosfat P ke dalam air dan encerkan sampai 1000 ml.
Fase gerak Buat campuran Larutan asam fosfat 0,1%
Identifikasi - asetonitril P (83:17), saning dan awaudarakan. Jika
A. Spektrum serapan inframerah zat yang perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan seperti tertera pada Kromatografi <931>.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah
seperti pada Sulfadoksin BPFI. Sulfadoksin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 6 tg per ml yang sesuai, larutkan dengan asetonitril P sampai lebih
dalam natrium hidroksida 0,1 N menunjukkan kurang 17% dari volume akhir, lalu encerkan dengan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang Larutan asam fosfat 0,1% sampai tanda untuk
sama seperti pada Sulfadoksin BPFI. memperoleh larutan dengan kadar sulfadoksin lebih
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram kurang 0,4 mg per ml.
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
diperoleh pada Penetapan kadar. masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan
dalam asetonitril P sampai lebih kurang 17% dan
Jarak lebur <1021> Antara 197 0 dan 2000 . volume akhir, lalu encerkan dengan Larutan warn fosfat
0,1% sampai tanda untuk memperoleh larutan dengan
kadar sulfadoksin lebib kurang 0,4 mg per ml,
- 1231 -

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada kurang 10 mg per ml. Kocok kuat selama 3 menit, dan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi saning.
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 10 cm x Larutan ba/cu pirirnetamin Timbang Pirimetarnin
2 mm berisi bahan pengisi Lii dengan ukuran partikel BPFI, larutkan dan encerkan dengan campuran amoniurn
3 gm. Laju alir lebih kurang 0,3 ml per menit. Lakukan hidroksida P-metanol P (1:50) hingga kadar lebih
kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam kurang 0,5 mg per ml. Kocok kuat selama 3 menit, dan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera saning.
pada Prosedur: faktor ikutan puncak sulfadiazin tidak Larutan uji Kocok kuat lebih kurang 700 mg serbuk
lebih dari 1,8 dan simpangan baku relatif pada 5 kali tablet dalam 50 ml campuran amonium hidroksida P-
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. metanoiP ( 1:50) selama 3 menit, dan saning.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
sama (lebih kurang 5 pA) Larutan ba/cu dan Larutan uji 10 tl Larutan ba/cu sulfadoksin, Larutan ba/cu
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur pirimetarnin dan Larutan uji pada lempeng kromatografi
respons puncak utama. Hitung persentase, sulfadoksin, sili/ca gel setebal 0,25 mm. Keringkan bercak dengan
C 121114N404S, dalam zat dengan rumus: udara hangat dan masukkan lempeng dalam bejana
kromatografi yang berisi Fase gera/c, biarkan merambat
hingga dua per tiga tinggi lempeng, angkat lempeng,
1 001Ltu tandai batas rambat dan keringkan. Amati di bawah
L C, r cahaya ultraviolet 254 nm: harga R1 bercak utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu.
Cs adalah kadar Sulfadiazin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; Cu adalah kadar zat dalam mg per ml Disolusi <1231>
Larutan uji; VU dan rs berturut-turut adalah respon Media disolusi: 1000 ml dapar fosfat pH 6,8.
puncak sulfadiazin dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. Alattipe2:75 rpm.
Waktu: 30 menit.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 12H14N404S
tidak tembus cahaya. dan C 1211 13C1N4 yang terlarut seperti tertera pada
Penetapan kadar, jika perlu lakukan modifikasi.
Thieransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak
TABLET SUTJFADOKSIN DAN PIRJMETAMIN kurang dan 60% (Q), sulfadoksin, C 12H14N404S, dan
Sulfadoxine and Pyrimethamine Tablet pinimetamin, C 12H13C1N4, dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Tablet Sulfadoksin dan Pirimetamin mengandung
Sulfadoksin, C 12H 14N404S, dan Pirimetamin, Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
C 12H 13C1N4, masing-masing tidak kurang dari 90,0% dan keseragaman kandungan untuk sulfadoksin dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada pirimetamin.
etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Baku pembanding Sulfadoksin BPFI, tidak boleh Kromatografi cair /cinerja tinggi seperti tertera path
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, Kromatografi <931>.
terlindung cahaya. Pirimetamin BPFI, lakukan Fase gerak Buat campuran larutan warn asetat
pengeringan pada suhu 105 ° selama 4 jam sebelum glasial P (1 dalam 100)-asetonitril P (4:1), saring dan
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat, awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
terlindung cahaya. Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografl
<931>.
Identifikasi Larutan ba/cu internal Timbang sejumlah fenasetin
A. Waktu retensi relatif puncak sulfadoksin dan larutkan dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang
pirimetamin, terhadap baku internal pada kromatogram 1 mg per ml.
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang Larutan baku persediaan Timbang saksatna lebih
diperoleh pada Penetapan kadar. kurang 500 mg Sulfadoksin BPFI dan 25 mg
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Ident/ikasi Pirirnetarnin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
secara KromatograJI Lapis Tipis <281>. 100-ml. Larutkan dalam 35 ml asetonitril P, clan
Fase gerak Buat campuran heptan P-kloroforrn P- encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
larutan metanol P dalam etanol P (1 :20)-asam asetat Larutan baku i Pipet 25 ml Larutan baku persediaan
glasialP (4:4:4:1). dan 2 ml Larutan baku internal ke dalam labu tentukur
Larutan ba/cu sulfado/cin Timbang Sulfadoksin BPFI, 50-ml. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
larutkan dan encerkan dengan campuran arnonium Larutan ba/cu 2 Pipet 2 ml Larutan baku persediaan
hidroksida P-rneianol P (1:50) hingga kadar lebih dan 10 ml Larutan ba/cu internal ke dalain labu tentukur
250-ml. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
-1232-

Larutan uji persediaan Timbang dan serbukkan tidak SULFAMERAZIN


kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Sulfamerazine
tablet setara dengan iebih kurang 500 mg sulfadoksin
dan 25 mg pirimetamin, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-mi. Tambahkan 35 ml asetonitril P dan H2N 802NH____( ,)

kocok selama 30 menit. Encerkan dengan Fase gerak


sainpai tanda, dan saring. CH,
Larutan uji I Pipet 25 ml Larutan uji persediaan ke
dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 2,0 ml Larulan N'-(4-metil-2-pirimidinil) sulfanilamida [127-79-7]
ba/cu internal, encerkan dengan Fase gerak sampai C11H12N402S BM 264,30
tanda.
Larutan uji 2 Pipet 2 ml Larutan uji persediaan ke Sulfamerazin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan tidak lebih dan 100,5% C 1 1H12N402S, dihitung terhadap
ba/cu internal dan encerkan dengan Fase gerak sampai zat yang telah dikeringkan.
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Pemerian Serbuk atau hablur; putih atau agak putih
Kromatografi <931>. Kromatográf cair kinerja tinggi kekuningan; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x agak pahit; stabil diudara, tetapi perlahan-lahan menjadi
3,9 mm berisi bahan pengisi Ll. Laju alit lebib kurang gelap pada pemapanan terhadap cahaya.
2 ml per menit. Lakukan lima kali penyuntikan Larutan
ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; agak sukar larut
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif dalam aseton; sukar larut dalam etanol; sangat sukar
pada penyuntikan uiang tidak lebih dari 2,5%; resolusi, larut dalam eter dan dalam kloroform.
R, antara sulfadoksin dan fenasetin serta antara
pirimetaniin dan fenasetin berturut-turut tidak kurang Baku pembanding Sulfamerazin BPFI; lakukan
dan 1,0 dan 1,0; waktu retensi relatif sulfadoksin, pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam sebelum
fenasetin dan pirimetamin berturut-turut adalah lebih digunakan.
kurang 0,7; 1,0; dan 1,3.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Identifikasi
sama (lebih kurang 10 j.d) Larutan ba/cu 1, Larutan ba/cu A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
2, Larutan uji I dan Larutan uji 2 ke dalam kromatograf. didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Hitung juxnlah dalam mg sulfadoksin, C 12H14N404S, seperti pada sulfamerazin BPFI.
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: B. Pada 20 mg suspensi zat dalam 5 ml air,
tambahkan tetes demi tetes natrium hidroksida 1 N
12,5CILY- sampai larut, kemudian tambahkan 3 tetes tembaga(II)
sulfat LP: terbentuk endapan hijau pudar dan berubah
menjadi abu-abu gelap jika didiamkan.
C adalah kadar Sulfadokin BPFI dalam j.tg per ml
Larutan ba/cu 2, Ru dan R5 berturut-turut adalah Keasaman-kebasaan Ekstraksi 2,0 g zat dengan 100 ml
perbandingan respons puncak sulfadoksin terhadap baku air pada suhu lebih kurang 70° selama 5 menit,
internal dalam Larutan uji 2 dan Larutan ba/cu 2. Hitung dinginkan hingga suhu lebih kurang 20° dan saring. Pada
jumlah dalam mg pirimetamin, C 12H13C1N4, dalam 25 ml filtrat tambahkan 2 tetesfenolfialein LP dan titrasi
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: dengan natrium hidroksida 0,1 N LV: diperlukan tidak
lebih dari 0,50 ml untuk menghasilkan warna merah
muda.
0,2C'I-
Kerjenihan dan warna larutan Larutkan 1,0 g dalam
campuran 20 ml air dan 5 ml natrium hidro/csida 1 N.
C' adalah kadar Pirimetamin BPFJ dalam mg per ml terbentuk larutan jernih dan berwarna tidak lebih tua dan
Larutan ba/cu 1; Ru' dan Rs' berturut-turut adalah kuning pucat.
perbandingan respons puncak pirimetamin terhadap baku
internal dalam Larutan uji 1 dan Larutan ba/cu 1. Jarak lebur <1021> Antara 234° dan 239°.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik Susut Pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
dan tidak tembus cahaya. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.

Sisa pemijaran <301> Tidak Iebih dari 0,1%.


- 1233 -

Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan B. Pada lebih kurang 100 mg zat tambahkan 5 ml
penetapan menggunakan 200 mg. asam klorida 3 N, didihkan perlahan selama 5 menit.
Dinginkan dalam tangas es, tambahkan 4 ml larutan
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. natrium nitrit P (1 dalam 100), tambahkan air hingga
10 ml, kemudian letakkan dalam tangas es selama 10
Cemaran umum <481> menit. Ke dalam 5 ml campuran yang telah didinginkan,
Larutan uji gunakan pelarut dioksan P. tambahkan larutan 50 mg 2-naftol P dalam 2 ml larutan
Larutan baku gunakan pelarut dioksan P. natrium hidroksida P (1 dalam 10): terbentuk endapan
Fase gerak Buat campunan kioroform P-metanol P- merah jingga dan akan menjadi lebih gelap jika
amonium hidroksida P (30:12:1). didiamkan.
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak C. Suspensikan lebih kurang 20 mg zat dalam 5 ml
nomor 1. air, tambahkan tetes demi tetes natrium hidroksida 1 N
sampai larut, kemudian tambahkan 2 atau 3 tetes
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera tembaga(II) sulfat LP: terbentuk endapan hijau terang
pada Titrasi Nitrimetri <701>. dan tidak berubah bila didiamkan.
D. Waktu retensi puncak utama kromatogram yang
Tiap ml natrium nitrit 0,1 M diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu
setara dengan 26,43 mg C11H12N4 02S seperti tertera pada Penetapan kadar.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah baik, tidak Keasaman Ekstrasi 2,0 g zat dengan 100 ml air path
tembus cahaya suhu lebih kunang 70° selama 5 menit, dinginkan segera
hingga suhu lebih kunang 20°, saning. Pada 25,0 ml
filtrat tambahkan 2 tetes fenoiftalein LP dan titrasi
SULFAMETIZOL dengan natrium hidroksida 0,10 N LV: diperlukan tidak
Sulfamethizole lebih dari 0,50 ml untuk menetralkan larutan. Simpan
sisa filtrat untuk uji Kiorida dan sulfat.

H2N___Q___.S02NH Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1,0 g zat


dalam 20 ml air dan 5 ml natrium hidroksida 1 N:
H3C larutan jemih dan tidak lebih tua dari kuning pucat.
ys'l Jarak lebur <1021> Antara 208° dan 2121 .

N'-(5-metil-1,3,4-tiadiazol-2-11) sulfanilamida [144-82-1] Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
C9 H 10 N4 02 S2 BM 270,32 lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.

Sulfametizol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan Sisa pemujaran <301> Tidak lebih dari 0,1%
tidak lebih dari 101,0% C9H 10N402S2, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan. Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan
penetapan menggunakan 25,0 ml filtrat yang diperoleh
Pemerian Serbuk hablur, putih; rasa agak pahit; praktis dan uji Keasaman: tidak lebih keruh dari 0,10 ml asam
tidak berbau; tidak berbau hidrogen sulfida. kiorida 0,020 N yang diperlakukan sama.

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,04%; lakukan penetapan
kioroform dan dalam eter; sangat mudah larut dalam menggunakan 25,0 ml filtrat yang diperoleh dari uji
amonium hidoksida, dalam kalium hidroksida dan Keasaman: tidak lebih keruh dari 0,20 ml asam sulfat
natrium hidroksida; larut dalam asam mineral encer dan 0,020 N yang diperlakukan sama.
dalam aseton; agak sukar larut dalam etanol; praktis
tidak 1rut dalam benzen. Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj.

Baku pembanding Sulfametizol BPFI; lakukan Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
pengeringan pada suhu 105 1 selama 2 jam sebelum
digunakan. Cemaran umum <481>
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Identifikasi Larutan ba/cu Gunakan pelarut metanol P.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Fase gerak Gunakan aseton P.
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P Penampak bercak Gunakan teknik penampak bencak
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan nomor 1.
gelombang yang sama seperti pada sulfametizol BPFI.
-1234-

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Sulfametoksazol mengandung tidak kurang dari 99,0%
kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dan tidak lebih dari 101,0% C 10H11N303S, dihitung
Kromatografi <931>. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Fare gerak Buat campuran air-metanol P-asam
asetat glasial P (69:30:1) sating dan awaudarakan. Jika Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih;
perlu lakukan penyesuaian menurut kesesuaian sistem praktis tidak berbau.
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam eter dan
sulfametizol BPFI, larutkan dalam metanol P hingga dalam kloroform; mudah larut dalam aseton dan dalam
kadar iebih kurang 0,4 mg per ml. Encerkan sejumlah larutan natrium hidroksida encer; agak sukar larut dalam
volume larutan secara kuantitatif dengan Fase gerak etanol.
hingga kadar 8 sg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg Baku pembanding Sulfametoksazol BPFJ; lakukan
zat, masukan ke dalam labu tentukur 50-ml, iarutkan pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam sebelum
dengan metanol P sampai tanda. Encerkan sejumiah digunakan. Sulfanilamida BPFI; simpan dalam wadah
larutan secara kuantitatif dengan Fase Gerak hingga tertutup rapat dan terlindung cahaya; lakukan
kadar lebih kurang 8 tg per ml. pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam sebelum
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada digunakan.
KromatograJI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x Identifikasi
3,9 mm berisi bahan pengisi Li ukuran partikel 10 jim. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera gelombang yang sama seperti pada Sulfametoksazol
pada Prosedur: efisiensi kolom yang ditentukan dan BPFI.
puncak analit tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis, B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
faktor ikutan puncak anaiit tidak lebih dan 2,0 dan 100.000) dalam larutan nafrium hidroksida P (1 dalam
simpangan baku relatif pada penyuntikan uiang tidak 250) menunjukkan maksimum dan minimum pada
lebih dari 2,0%. panjang gelombang yang sama seperti pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume Sulfametoksazol BPFI; daya scrap masing-masing
sama (lebih kurang 50 tl) Larutan baku dan Larutan uji. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkau, pada
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. panjang gelombang serapan maksimum iebih kurang 257
Hitting jumlah dalam mg sulfametizol, C 9H10N402S2 , nm berbeda tidak lebih dari 2,0%
dalam zat yang di gunakan dengan rumus: C. Larutkan iebih kurang 100 mg zat dalam 2 ml
asam kiorida P, tambahkan 3 ml larutan natrium nitrit P
(1 dalam 100) dan 1 ml larutan natrium hidroksida P
2,5C1! 1- (1 dalam 10) yang berisi 10 mg 2-naflol P: terbentuk
rs endapan merah jingga.

C adaiah kadar Sulfametizol BPFJ dalam g per ml Jarak lebur <1021> Metode I Antara 168° dan 172°.
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan


SULFAMETOKSAZOL penetapan menggunakan 200 mg zat.
Sulfamethoxazole
Sulfanilamida dan Asam sulfanilat Tidak lebih dan
0,2%. Lakukan Kromatografi lapis lipis seperti tertera
HzN____Q___SOzNH
pada Kromatografi <931>.
Fare gerak Campuran etanol P-n-heptan P-kloroform
P-asam asetat glasial P (25:25:25:7).
Penampak bercak Buat larutan dengan 100 mg
N'-(5 metil-3-isoksazolil)sulfanilamida [723-46-6]
p-dimetilarninobenzaldehida P dalam 1 ml asam kiorida P.
C10H11N303S BM 253,28
Larutan baku Larutkan 100 mg Sulfametoksazol
BPFI dalam 0,10 ml amonium hidroksida P, encerkan
dengan metanol P secukupnya hingga 10,0 ml
- 1235 -

Larutan acuan Larutkan 20 mg Sulfanilamida BPFI digunakan, simpan dalani wadah tertutup rapat dan
dan 20 mg asam sulfanilat P dalain 10 ml amonium terlindung cahaya. Asam Sulfanilat BPFI; lakukan
hidro/csida P, encerkan dengan metanol P hingga 100 ml. pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan
tambahkan 10 ml amonium hidrokida F, encerkan tenlindung cahaya.
dengan metanol P sampai tanda.
Larutan uji Larutkan 100 mg zat dalam 0,10 ml Identifikasi Harga R bercak utama Larutan uji sesuai
amonium hidroksida F, encerkan dengan metanol P dengan Larutan baku 2 Uji I (R lebih kurang 0,5) dan
hingga 10,0 ml Larutan baku 1 Uji 2 (R1 lebih kurang 0,7) seperti yang
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti diperoleh pada Kemurnian kromatografi.
tertera pada Krornatografi <931>. Totolkan secara
terpisah masing-masing 10 i1 Larutan baku, 25 1i1 Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
Larutan acuan dan 10 j.il Larutan uji pada lempeng menggunakan dosis uji 0,5 ml per kg.
kromatografi silika gel, biarkan bercak kering.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang pH <1071> Antara 9,5 dan 10,5.
berisi Fase gerak hingga merambat lebih kurang tiga
perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
kering di udara. Semprot lempeng dengan Penampak tertera pada Injeksi volume kecil.
bercak dan encerkan dengan etanol P hingga 100 ml.
Harga Rf sulfametoksazol, sulfanilamida dan asam Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
sulfanilat berturut-turut lebih kurang 0,7; 0,5 dan 0,1. Injeksi.
Bercak sulfanilamida dan asam sulfanilat yang diperoleh
dari Larutan uji tidak lebih besar atau lebih intensif dan Kemurnian kromatografi
bercak Larutan acuan. UJI 1 (Untuk produk urai trimetoprim) Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang tertera pada Kromatografi <931>.
500 mg zat, larutkan dalam campuran 20 ml asam asetat Fase gerak Buat campuran kioroform P-metanol F-
glasial P dan 40 ml air, tambahkan 15 ml warn kiorida P. amonium hidroksida P (97:7,5:1).
Dinginkan hingga 15, dan segera titrasi dengan natriurn Penampak bercak Buat campuran sejumlah volume
nitrit 0,1 M LV, tetapkan titik akhir secara sama larutan besi(III) kiorida P (1 dalam 10) dan larutan
potensiometrik menggunakan elektrode kalomel dan kalium besi(III) sianida P (1 dalam 20) yang dibuat
platina. segar.
Larutan warn kiorida Encerkan 2,0 ml asam kiorida
Tiap ml natrium nitrit 0,1 M 3 N dengan air hingga 100 ml.
setara dengan 25,33 mg C101-111N303S Pelarut Buat campuran kioroform P-metanol P (1:1).
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Trimetoprim BPFI, larutkan dan encerkan dengan
tidak tembus cahaya. Pelarut hingga kadar 48 mg per ml.
Larutan baku 2 Encerkan sejumlah volume Larutan
baku 1 dengan Pelarut hingga kadar 240 jig per ml.
INJEKSI SULFAMETOKSAZOL DAN Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
TRIMETOPRIM setana dengan lebih kurang 48 mg trimetoprim dan
Sulfamethoxazole and Trimethoprim Injection 240 mg sulfametoksazol, masukkan ke dalam tabung
sentrifuga 50 ml bersumbat kaca. Tambahkan 15 ml
Injeksi Sulfametoksazol dan Tnimetoprim adalah larutan Larutan asam kiorida dan campur. Tambahkan 15 ml
steril sulfametoksazol dan trimetoprim dalam Air untuk kloroform F, kocok selama 30 detik dan sentrifus pada
injelsi yang jika diencerkan dengan Injeksi Dekntrosa kecepatan tinggi selama 3 menit. Masukkan beningan ke
sesuai untuk infus intravena. Mengandung dalam corong pisah 125 ml. Ekstraksi lapisan kloroform
sulfametoksazol, C 10H1 1N303S dan tnimetopnim, dalam tabung sentrifuga dengan 15 ml Larutan warn
C 14H18N403, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih kiorida, sentnifus pada kecepatan tinggi dan tambalikan
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. beningan ke dalam corong pisah. Tambahkan 2 ml
larutan natriuin hidroksida P (1 dalam 10) ke dalam
Baku pembanding Sulfametoksazol BPFI; lakukan corong pisah mi dan ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan
pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam sebelum 20 ml Idoroform F, kumpulkan lapisan organik dalam
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan labu Erlenmeyer 125 ml. Uapkan kionoform dengan
terlindung cahaya. Trimetoprim BPFI; tidak boleh aliran nitrogen P sampai kering. Larutkan residu dalam
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan 1 ml Pelarut.
terlindung cahaya. Sulfanilamida BPFI; lakukan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum 10 j.il Larutan uji, Larutan baku 1 dan Larutan baku 2
-1236-

pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. modfikasi Ehrlich dan biarkan lempeng selama
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang 15 menit. Harga Rjbercak sulfametoksazol lebih kurang
teiah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan 0,7. Ukuran dan intensitas seluruh bercak pada R1 lebih
merambat hingga tidak kurang dari 12 cm. Angkat kunang 0,5 atau 0,1 dari Larutan uji tidak lebih besar
lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering di dari berturut-turut bercak Larutan baku 2 dan Larutan
udara. Amati di bawah cahaya UV 254 nm. Semprot baku 3, dengan perbedaan tidak lebih dari 0,5%
lempeng dengan Penampak bercak dan amati secara sulfanilamida dan 0,3% asam sulfanilat.
visual. Harga R1bercak trimetopnim dan produk urainya
berturut-thrut adalah lebih kurang 0,5 dan 0,6 hingga Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
0,7. Ukuran dan intensitas seluruh bercak pada R1 lebih Kromatograjl cair kinerja tinggi seperti tentena pada
kurang 0,6 sampai 0,7 dari Larutan uji tidak lebih besar Kromatografi <931>.
dari bercak pada R1 lebih kurang 0,5 dari Larutan baku 2 Fare gerak, Larutan ba/cu dan Sistem kromdtografi
dengan perbedaan tidak lebih dari 0,5%. [Catatan Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Mungkin ada bercak dari bahan eksipien pada R lebih Suspensi Oral Sulfametoksazol dan Trimetopnim.
kurang 0, 1.] Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan lebih kunang 80 mg sulfametoksazol,
UJI 2 (Untuk sulfanilamida dan asam sulfanilat) masukkan ke dalam labu tentukun 50-ml. Tambahkan
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam
Kromatografi <931>. labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fare gerak
Campuran etanol-metanol Buat campuran etanol sampai tanda, saring.
mutlakP-metanol P (95:5). Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Fose gerak Buat (Campuran etanol—metanol)-heptan P- sama (lebih kurang 20 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
kioroform P-asam asetat glasial P (30:30:30:10). ke dalam kromatognaf, rekam kromatogram dan ukun
Penampak bercak mod/Ikasi Ehrlich Larutkan iebih nespons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
kurang 100 mg p-dimetil aminobenzaldehida P dalam sulfametoksazol, C 0H1 1N303S, dan tnimetoprim,
1 ml asam kiorida P dan encerkan dengan etanol P C14H18N403, dalam tiap ml injeksi dengan rumus:
hingga 100 ml.
Larutan amonium hidroksida Encerkan 1,0 ml
amonium hidroksida P dengan Campuran etanol- sooi
metanol hingga 100 ml. V)(Lu-)
r
Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Sulfametoksazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur C adalah kadar Sulfametoksazol BPFI atau Trim'etoprim
5-ml, larutkan dan encerkan dengan Larutan amonium BPFI dalam mg per ml Larutan ba/cu; V adaiah volume
hidroksida sampai tanda. injeksi dalam ml Larutan uji; ru dan r5 berturut-turut
Larutan baku 2 Timbang saksama lebih kurang 25 mg adalah nespons puncak sulfametoksazoi atau trimetoprim
Sulfanilamida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur dari Larutan uji dan Larutan baku.
250-ml, larutkan dan encerkan dengan Larutan amonium
hidroksida sampai tanda.Pipet 5 ml larutan ke dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
labu tentukur 10-mi dan encerkan dengan Larutan tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Tipe I dan
amonium hidrokida sampai tanda. dapat dikemas dalam wadah dosis ganda 50 ml.
Larutan ba/cu 3 Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Asam Sulfanilaf BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur Penandaan Pada etiket dicantumkan injeksi hanus
250-ml, larutkan dan encerkan dengan Larutan amonium diencerkan dengan Injeksi Dekstrosa 5% sebelum
hidroksida. Pipet 3 ml larutan mi ke dalam labu tentukur digunakan.
10-ml dan encenkan dengan Larutan amonium
hidroksidO sampai tanda.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi SUSPENSI ORAL SULFAMETOKSAZOL
setara dengan lebih kurang 32 mg trimetoprim dan DAN TRIMETOPRIM
160 mg sulfametoksazol, masukkan ke dalam gelas ukun Suifamethoxazole and Trimethoprim Oral
25 ml, encerkan dengan Larutan amonium hidroksida
Suspension
hingga 16 ml.
Prosedur Totolkan secara tenpisah masing-masing
Suspensi oral Sulfametoksazol dan Trimetopnim
10 1A Larutan uji, Larutan baku 1, Larutan ba/cu 2 dan mengandung Sulfametoksazoi, C 10H 1N303S dan
Lanutan baku 3 pada lempeng kromatognafi si/i/ca gel P Trimetoprim, C 14H18N403, tidak kunang dani 90,0% dan
setebal 0,25 cm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
tidak lebih dari 110,0% dan jumlah yang tertera pada
kromatograf yang telah dijenuhkan dengan Fare gerak etiket.
dan biarkan meranibat tidak kurang dari 12 cm, Angkat
lempeng, tandai batas rambat dan biarkan di udana Baku pembanding Sulfametoksazol BPFI; lakukan
hingga kening. Semprot dengan Penampak bercak
pengeringan pada suhu 105 0 selama 4 jam sebelum
- 1237-

digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan intensitas seluruh bercak pada R1lebih kurang 0,3 sampai
terlindung cahaya. Sulfametoksazol N 4-Glukosida BPFI; 0,5 dari Larutan uji tidak lebih besan dari bercak pada Rf
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup lebih kurang 0,7 dari Larutan baku 2 setara dengan tidak
rapat, terlindung cahaya. Sulfanilamida BPFI; lakukan lebih dari 0,5%.
pengeringan pada suhu 105°selama 3 jam sebelum
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan UJI 2 (Untuk sulfanilamida, asam sulfanilat dan
terlindung cahaya. Asam Sulfanilat BPFI;lakukan sulfametoksazol N4 glukosida) Lakukan penetapan
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum dengan cana Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan Kromatografi <931>.
terlindung cahaya. Trimetoprim BPFI; tidak boleh Campuran etanol-metanol Buat campunan etanol
dikeringkan simpan dalam wadah tertutup rapat dan mutlak P-metanol P (95:5).
terlindung cahaya. Fase gerak Buat campuran (Campuran etanol-
metanol)-heptan P-kloroform P-asam asetat glasial P
Identifikasi Harga R1 bercak utama Larutan uji sesuai (25:25:25:7).
dengan Larutan baku2 Uji I (Rf lebih kurang 0,7) dan Penampak bercak mod?/Ikasi Ehrlich Larutkan
Larutan bakul Uji 2 (R1 lebih kurang 0,7) seperti yang 100 mg p-dimetilaminobenzaldehida P dalam 1 ml asam
diperoleh pada Kemurnian kromatograjI. kiorida P dan encerkan dengan etanol P hingga 100 ml.
Larutan baku I Timbang saksama lebih kunang
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk 20 mg Sulfametoksazol BPFI, masukkan ke dalam labu
suspensi oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal. tentukur 10-ml, larutkan dalam 1 ml amonium
hidroksida P dan encerkan dengan metanol P sampai
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat untuk tanda.
suspensi oral yang dikernas dalam wadah dosis ganda. Larutan ba/cu 2 Timbang saksama lebih kunang
10 mg Sulfanilamida BPFI, masukkan ke dalam labu
pH <1071> Antara 5,0 dan 6,5. tentukur 50-ml, larutkan dalam 5 ml amonium
hidroksida P dan encerkan dengan metanol P sampai
Etanol <1041> Metode II Tidak lebih dari 0,5% tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
C2H5OH. tambahkan 10 ml amonium hidroksida P dan encerkan
dengan metanol P sampai tanda.
Kemurnian kromatografi Larutan baku 3 Timbang saksama lebih kunang
UJI 1 (Untuk produk urai trimetoprim) Lakukan 10 mg Asam Sulfanilat BPFI, masukkan ke dalam labu
penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti tentukur 50-ml, larutkan dalam 5 ml amonium hidroksIda P
tertera pada Kromatografi <931>. dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 3 ml
Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol P- larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tanibahkan 10 ml
amonium hidroksida P (80:20:3). amonium hidroksida Pdan encerkan dengan metanol P
Pelarut Buat campuran kioroforin P-metanol P (8:2). sampai tanda.
Larutan baku I Timbang saksama sejumlah Larutan baku 4 Timbang saksama lebih kunang 3 mg
Trimetoprim BPFI, larutkan dan encerkan dengan Sulfametokazol N 4-Glukosida BPFI, masukkan ke
Pelarut hingga kadar lebih kurang 20 mg per ml. dalam labu tentukun 50-ml, larutkan dalam 5 ml
Larutan baku 2 Ukur saksania sejumlah volume amonium hidroksida P dan encerkan dengan metanol P
Larutan baku 1, encerkan dengan Pelarut hingga kadar sampai tanda.
lebih kurang 0,1 mg per ml. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi oral setara dengan lebih kurang 200 mg sulfametoksazol
oral setara dengan lebih kurang 40 mg trimetoprim ke masukkan ke dalam labu tentukun 100-ml yang berisi
dalam corong pisah. Ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 10 ml amonium hidroksida P. Tambahkan 50 ml
25 ml Pelarut dan kumpulkan ekstrak dalam labu metanol P, kocok selama 3 menit, encerkan dengan
Erlenmeyer 125ml. Uapkan ekstrak dengan bantuan metanol P sampai tandadan sentnifus selama 3 menit.
aliran udara,di atas tangas uapsampai kering. Larutkan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
residu dalam 2,0 ml Pelarut dan sentrifus. 50 1A Larutan uji, Larutan baku 1, Larutan ba/cu 2,
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 Larutan ba/cu 3 dan Laru fan baku 4 pada lempeng
i1 Larutan uji, Larutan baku 1 dan Larutan baku 2 pada kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. lempeng ke dalam bejana kromatografi yang tidak
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan merambat
telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan hingga tidak kunang dari 12 cm. Angkat lempeng, tandai
merambat hingga tidak kurang dari 15 cm. Angkat batas rambat dan biankan di udana hingga kering.
lempeng, tandai batas ranibat biarkan di udara hingga Semprot dengan Penampak bercak modflkasi Ehrlich
kering.Amati di bawah cahaya UV 254 nm. Harga R1 dan biarkan lempeng selama 15 menit. Harga Rf bercak
bercak trimetoprim dan produk urainya bertunit-turut sulfametoksazol lebih kurang 0,7. Seluruh ukunan dan
adalah lebih kurang 0,7 dan 0,3hingga 0,5. Ukuran dan intensitas bercak pada R1 lebih kurang 0,5; 0,1 dan 0,3
- 1238 -

dan Larutan uji tidak iebih besar dari berturut-turut C adalah kadar Sulfametoksazol BPFI atau Trimetoprim
bercak Larutan ba/cu 2, Larutan ba/cu 3 dan Larutan BPFI dalam mg per ml Larutan baku; V adalah volume
baku 4 yang sesuai dengan tidak lebib dari 0,5% untuk suspensi oral dalam ml yang digunakan dalam membuat
suifanilamida; 0,3% untuk asam suifanilat dan 3,0% Larutan uji; ru dan r3 bertunut-turut adalah respons
untuk sulfametoksazol N 4-glukosida. puncak sulfametoksazoi atau trimetoprim dari Larutan
uji dan Larutan ba/cu.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi <931>. tidak tembus cahaya.
Fase gerak Masukkan 1400 ml air, 400 ml asetonitril
P dan 2,0 ml trietilamin P ke dalam labu tentukur 2000-ml,
campur. Diamkan hingga suhu ruang dan atur pH hingga TABLET SULFAMETOKSAZOL DAN
5,9±0,1 dengan penambahan natrium hidroksida 0,2 N TRIMETOPRIM
atau asam asetat glasial P (1 dalam 100). Encerkan Sulfamethoxazole and Trimethoprim Tablet
dengan air sampai tanda, saring melalui penyaring
dengan porositas 0,45 pm dan awaudarakan. Jika perlu Tablet Sulfametoksazol dan Trimetoprim mengandung
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti Suifametoksazol, C 1 0H11N303S dan Trimetopnim,
tertera pada Kromatograf1 <931>. C141118N403, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih
Larutan baku Timbang saksama sejumlah dari 107,0 % dan jumlah yang tertera pada etiket.
Trimetoprim BPFI dan Sulfametoksazol BPFI, larutkan
dan encerkan secara kuantitatif dengan metanol P Baku pembanding Trimetoprim BPFI; lakukan
hingga kadar berturut-turut 0,32 mg per ml dan 0,32 J pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° selama
mg per ml. J adalah perbandingan jumlah 4 jam sebelum digunakan. Sulfametoksazol BPFI;
sulfametoksazol yang tertera pada etiket, dalam mg lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam
terhadap jumlah trimetoprim yang tertera pada etilcet, sebelum digunakan.
dalam mg. Pipet 5 ml larutan mi ke dalam labu tentukur
50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi Ident?/lkasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
oral setara dengan lebih kurang 80 mg sulfametoksazol Fase gerak Campuran kioroform P-isopropil alkohol
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml dengan bantuan P-dietilamin P (6:5:1)
lebih kurang 30 ml metanol P. Sonikasi campuran Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk halus tablet
selama lebih kurang 10 menit sambil sesekali dikocok. setara dengan 4 mg trimetoprim ke dalam labutentukur
Diamkan hingga suhu ruang, encerkan dengan metanol P 10-ml, tambahkan 8 ml metanol P, hangatkan selama
sampai tanda, kocok dan sentrifus. Pipet 5 ml beningan beberapa menit di atas tangas uap sambil sering dikocok.
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fare Dinginkan, encerkan dengan metanol P sampai tanda,
gerak sampai tanda, kocok dan saring. sentnifus sebentar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan ba/cu Trimetoprim Timbang saksama
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi sejumlah Trimetoprim BPFJ, larutkan dalam metanol P
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x hingga kadar 0,4 mg per ml
3,9 mm benisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang 2 Larutan baku Sulfametoksazol Timbang saksama
ml permenit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan sejumlah Sulfametoksazol BPFI, larutkan dalam mefanol
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak P hingga kadar 2 mg per ml.
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 j.tl
trimetopnim dan sulfametoksazol berturut-turut adalah Larutan uji, Larutan ba/cu Trimetoprim, Larutan ba/cu
iebih kurang 1,0 dan 1,8; resolusi, R, antara Sulfametoksazol pada lempeng kromatografi silika gel,
sulfametoksazoi dan trimetoprim tidak kurang dari 5,0; keringkan dengan aliran udana hangat. Masukkan
faktor ikutan puncak trimetoprim dan sulfametoksazol lempeng ke dalam bejana kromatograf yang dijenuhkan
tidak lebihdani 2,0 dan simpangan baku relatif pada dengan Fase gerak. Angkat lempeng, biarkan Fase
penyuntikan uiang tidak lebih dari 2,0%. gerak menguap dan amati di bawah cahaya ultraviolet
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 254 nm: harga R1 bercak tnimetopnim dan sulfametoksazol
sama (lebih kurang 20 j.tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji yang diperoleh dari Larutan uji sama dengan harga Rf
ke dalam knomatograf, rekam knomatogram dan ukur yang dipenoleh dari Larutan ba/cu yang sesuai benturut-
respons puncak utama. Hitung jumiah dalam mg turut; lebih kunang 0,3 dan lebih kunang 0,5.
sulfametoksazol, C1 0H1 1 N303 S dan tnimetoprim,
C1 4H1 8N403 , dalam tiap ml suspensi oral dengan rumus: Disolusi <1231>
Media disolusi; 900 ml asam klorida 0,1 N
Alat tipe 1: 75 rpm.
SOO( 2 iiL Waktu: 60 menit.
-1239-

Prosedur Lakukan penetapan jumiah lebih dari 2,0 %. Waktu retensi nelatif trimetoprim dan
sulfametoksazol, C 10H11N303S dan trimetoprim sulfametoksazol berturut-turut adalah 1,0 dan 1,8.
C 14H18N403 yang terlarut menggunakan cara pada Prosedur Suntikkan secara terpisab sejumlah volume
Prosedur seperti tertera pada Penetapan kadar, jika perlu sama (lebih kurang 20 j.il) Larutan ba/cu dan Larutan uji
lakukan penyesuaian volumetrik seperti pada ke daiam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur
Kromatografi <931>. Hitung persentase masing-masing respons puncak utama. Hitung jumlah daiam mg
zat aktif yang teriarut dengan membandingkan respons sulfametoksa.zol, C 10H1 1N303S dan trimetoprim,
puncak yang diperoleh dari alikuot dengan respons C 14H18N403, dalam serbuk tablet yang digunakan dengan
puncak dari komponen yang sesuai yang diperoleh dan rumus:
larutan baku.
Toleransi Dalam waktu 60 menit hams larut tidak
kurang dan 70% (Q), sulfametoksazol, C 10H11N303S dan i000cI!
trimetoprim, C 4H 18N4 0 3 dari. jumlah yang tertera pada r
etiket.
C adalah kadar Baku pembanding Fl yang sesuai dalam
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. mg per ml Larutan baku; r0 dan rs berturut-turut adalah
respons analit yang sesuai diperoleh dari Larutan uji dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Larutan ba/cu.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografl <931>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
Fare gerak Masukkan 1400 ml air, 400 ml asetonitril tidak tembus cahaya.
P dan 2,0 ml trietilamin P ke dalam labu tentukur
2000-ml, campur. Diamkan hingga suhu ruang dan atur
pH hingga 5,9±0,1 dengan penambahan natrium SULFASETAMIDA
hidroksida 0,2 N atau asam asetat glasial P (1 dalam Suifacetamide
100). Encerkan dengan air sampai tanda, saning meialui
penyaring dengan porositas 0,45 gm dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian H2N__Q____S02NHcOCH 3
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumiah
Trimetoprim BPFI dan Sulfametoksazol BPFI, larutkan N-Sulfanililasetamida [144-80-9]
dan encerkan secara kuantitatif dalam metanol P hingga C8H10N203S BM 214,24
kadar masing-masing iebih kurang 0,32 mg per ml dan
0,32 J mg per ml. (J adaiah perbandingan jumlah dalam Sulfasetamida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
mg suifametoksazoi yang tertera pada etiket terhadap tidak lebih dari 100,5% C 3H10N203S, dihitung terhadap
jumlah dalam mg trimetoprim yang tertera pada etiket zat yang telah dikeringkan.
dalam sediaan). Pipet 5 ml larutan ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa asam
tanda, hingga kadar Trimetoprim BPFI lebih kurang khas. Larutan dalam air peka terhadap cahaya, tidak
0,032 mg per ml dan Sulfametok.razol BPFI lebih kurang stabil dalam suasana asam dan dalam alkali kuat.
0,032 J mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam eter; mudah
10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet larut dalam asam mineral encer, dalam larutan kalium
setara dengan lebih kurang 160 mg sufametoksazol, hidroksida dan dalam lanutan natrium hidroksida; larut
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan dalam etanol; sangat sukar larut dalam kloroform;
lebih kurang 50 ml rnetanol P dan sonikasi selama praktis tidak larut dalam benzen.
5 menit sambil sering dikocok. Biarkan hingga suhu
kamar, encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet Baku pembanding Sulfasetamida BPFI; lakukan
5 ml filtrat jernih ke dalam iabu tentukur 50-ml encerkan pengeningan pada suhu 1050 selama 2 jam, sebelum
dengan Fase gerak sampai tanda. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada terlindung cahaya.
KromatograJI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x Identifikasi
3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang A. Spektrum senapan inframenah zat yang telah
2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
baku, nekam kromatognam dan ukur respons puncak menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara gelombang yang sama seperti Sulfasetamida BPFI.
sulfametoksazol dan trimetoprim tidak kurang dari 5,0 B. Panaskan perlahan-lahan lebih kurang 500 mg zat
dan simpangan baku relatifpada penyuntikan ulang tidak dalam tabung reaksi hingga mendidih, dinginkan;
-1240-

terbentuk cairan berminyak disertai bau khas asetamida, Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut
terbentuk kondensasi pada dinding tabung (berbeda dan dalam etanol; praktis tidak larut dalam idoroform dan
sublimat sulfadiazin, sulfamerazin, sulfametazin, dan dalam eter.
sulfapirazin, yang berbentuk padat pada suhu ruang).
Baku pembanding Sulfasetamida Natrium BPFI;
Keasaman Larutan (1 dalam 150) bereaksi asam lakukan Penetapan kadar air secara titrimetri saat
terhadap lakmus P. digunakan. Bahan mi sangat higroskopis, simpan di atas
silika gel. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Kejernihan dan warna larutan Larutkan lebih kurang terlindung cahaya, di tempat sejuk.
200 mg zat dalam 5 ml natrium hidroksida 1 N. terjadi
warna kuning hingga kuning pucat dan hanya terbentuk Identifikasi
sedikit kekeruhan. A. Larutkan lebih kurang 1 g zat dalam 25 ml air, atur
pH antara 4 dan 5 dengan penambahan asam asetat 6 N
Jarak lebur <1021> Metode I antara 181° dan 184 0 . dan saning. Cuci endapan dengan air dan keningkan pada
suhu 1050 selama 2 jam: terbentuk hablur yang melebur
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; antara 180° dan 184 0
.

lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam. B. Timbang lebih kurang 500 mg sulfasetamida yang
diperoleh dari Identfikasi A, masukkan ke dalam tabung
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. reaksi dan panaskan dengan hati-hati hingga mendidih:
terbentuk cairan berminyak disertai bau khas asetamida,
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan terbentuk kondensasi pada dinding tabung (berbeda dan
penetapan menggunakan 200 mg zat. sublimat sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfametazin
yang berbentukpadatpada suhu ruang).
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,04%; lakukan penetapan C. Filtrat yang diperoleh dari IdentfIkasi A
dengan mendigesti 1 g zat dengan 50 ml air pada suhu menunjukkan reaksi Natrium cana A dan B seperti tertera
70° selama 5 menit, dinginkan segera hingga suhu ruang pada Uji IdentfIkasi Umum <291>.
dan saning; 25 ml filtrat mengandung sulfat tidak lebih D. Larutkan lebih kurang 100 mg zat dalam 5 ml air,
dari sulfat yang terkandung dalam 0,2 ml asam sulfat tanibahkan 5 tetes tembaga(II) sulfat LP: terbentuk
0,02 N. endapan hijau muda kebiruan yang tidak berubah jika
didiamkan.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj E. Larutkan lebih kurang 500 mg zat dalam 10 ml
larutan asam kiorida P (1:10). Pada setengah bagian dan
Penetapan kadar Lakukan seperti tertera pada Titrasi larutan tersebut, tambahkan 2 ml trinitrofenol LP:
Nitrimetri dalam Tiritasi <471>. terbentuk flokulen sangat berat atau endapan seperti
gelatin. Pada sisa larutan tambahkan 3 tetes
Tiap ml natrium nitrit 0,1 M formaldehida LP: terbentuk endapan putih, bila
setara dengan 21,42 mg C8H,0N2 03.S didiamkan berubah menjadi jingga (berbeda dan
sulfametoksipiridazin).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya. pH <1071> Antana 8,0 dan 9,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan 1 dalam 20.

SULFASETAMIDA NATRIUM Air <1031> Metode ITidak lebih dari 8,1%.


Sulfacetamide Sodium
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan
N-sulfanililasetamida garam mononatrium monohidrat penetapan menggunakan 200 mg zat.
[6209-17-2]
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
C8H9N2Na03S.H20 BM 254,24 penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 25 ml air
Anhidrat [127-56-0] BM 236,23 dan tambahkan 5 tetes natrium sulfida LP yang dibuat
segar: terjadi warna yang tidak lebih gelap dan
Sulfasetamida Natrium mengandung tidak kunang dan pembanding yang dibuat dari 25 ml air; 2,0 ml Larutan
99,0% dan tidak lebih dan 100,5% C 8H9N2NaO3S, ba/cu timbal seperti tertera pada Uji Batas Logam Berat
dihitung terhadap zat anhidnat. <371> dan 5 tetes natrium sulfida LP.

Pemerian Serbuk hablun; putih; tidak berbau; rasa pahit. Cemaran umum <481>
Larutan uji Gunakan metanol P sebagai pelarut.
Larutan ba/cu Gunakan metanol P sebagai pelarut.
-1241-

Fase gerak Buat campuran etil asetat P-metanol F- tentukun 500-ml, tambahkan larutan metanol P (1 dalam
amonium hidroksida P (17:6:5). 5) sampai tanda.
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak Larutan uji Ukur saksarna sejurnlah larutan yang baru
nomor 1. dikocok dan bebas gelembung, setara dengan lebih
kurang 100 mg sulfasetamida, masukkan ke dalam labu
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera tentukur 100-ml. Encerkan dengan campuran air-
pada Titrasi Nitrimetri pada Titrasi <471>. metanol P (4:1) sampai tanda. Pipet 3 ml lanutan ke
dalam labu tentukur 100-mi, encerkan dengan campunan
Tiap ml natrium nitrit 0,1 M pelanut yang sama sampai tanda.
setara dengan 23,62 mg C8F4N2Na03S Larutan kesesuaian sistem Larutkan 3 mg
sulfanilamida daiarn 100 ml Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cana
tidak tembus cahaya. kromatografi cair kinerf a tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinetja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 urn dan kolom 25 cm x
TETES MATA SULFASETAMIDA NATRIUM 4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang
Suifacetamida Sodium Ophthalmic Solution 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku dan Larutan kesesuaian sistem, rekam
Tetes Mata Sulfasetamida Natrium adalah larutan steril kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
mengandung Sulfasetamida Natrium, pada Frosedur: efisiensi kolom yang ditetapkan dan
C8H9N2NaO3S.H20, tidak kurang dan 90,0% dan tidak puncak analit tidak kurang dari 1500 lempeng teonitis,
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. resolusi, R, antara puncak sulfasetamida dan
Dapat mengandung dapar, stabilisator dan zat sulfanilamida tidak kurang dari 3 dan simpangan baku
antimikroba yang sesuai. relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Baku pembanding Sulfasetamida Natrium BPFI; sama lebih kurang 90 jil Larutan baku dan Larutan uji
lakukan Penetapan kadar air secara titrimetri saat ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
digunakan. Bahan mi sangat higroskopis, simpan di atas respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
silikagel. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung sulfasetamida natnium, C 8H9N2NaO3S.H20, dalam
cahaya, di tempat sejuk. larutan yang digunakan dengan numus:

Identifikasi Masukkan sejumlah volume tertentu larutan ')(._')


setara dengan lebih kurang 1 g sulfasetamida natrium ke 3,33C ( 236,23 ,i rs )
dalam gelas piala dan encerkan dengan air hingga 25 ml.
Atur pH antara 4 dan 5 dengan penambahan asam asetat C adalah kadan Sulfasetamida Natrium BPFI dalam tg
6 N dan saring. Cuci endapan dengan air dan keringkan per ml Larutan ba/cu dihitung sebagai zat anhidrat;
pada suhu 105°selama 2 jam: zat yang terbentuk melebur 254,24 dan 236,23 berturut-turut adalah bobot molekul
pada suhu antara 180° dan 184°, dan memberikan reaksi sulfasetamida natnium monohidrat dan sulfasetarnida
seperti tertera pada Identjfikasi B, D dan E dalam natrium anhidrat; ru dan rs berturut-turut adalah respons
Sulfasetamida Natrium. puncak dan Larutan uji dan Larutan ba/cu.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya, tertutup rapat, simpan ditempat sejuk.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
KromatograJi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kromatografi <391>. SUMATRIPTAN
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asam asetat Sumatriptan
glasial P (89:10:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg H3CXj:IIc
Sulfasetamida Natrium BPFI, masukkan ke dalam
tabung sentrifuga 40 ml. Tambahkan 10,0 ml larutan /N•_cH
metanol P (1 dalam 5) tutup dan kocok menggunakan H,C
vorteks selama lebih kurang 3 menit hingga larut.
Tambahkan 7,5 ml heptan P, tutup dan kocok 3-[2-(Dimetilamino)etil]-N-metil-1H-indol-5-metan
menggunakan vorteks selama 3 menit lagi. Sentrifus sulfonamida [103628-46-2]
C141121N302S BM 295,40
untuk memisahkan lapisan caftan, buang lapisan atas
heptan. Pindahkan 3,0 ml lapisan bawah ke dalam labu
-1242-

Sumatriptan mengandung tidak kurang dari 98,0% dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
tidak lebih dari 102,0% C 14H21N3 02S, dihitung terhadap sama (lebih kurang 20 i1) Larutan baku dan Larutan uji
zat anhidrat dan bebas pelarut. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak senyawa sejenis A sumatripan. Hitung
Pemerian Serbuk putih sampai kuning pucat. persentase senyawa sejenis A sumatriptan, dalam zat
yang digunakan dengan rumus:
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air.

Baku pembanding Sumatriptan BPFI; tidak boleh 100


495,7
11.cL"11.
l,613,8)C )r5
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, pada lemari pendingin. Sumatriptan
Suksinat BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam 495,7 dan 613,8 berturut-turut adalah bobot molekul
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, pada lemani senyawa sejenis A sumatriptan dan senyawa sejenis A
pendingin. Senyawa Sejenis A Sumatriptan Suksinat sumatniptan suksinat; Cs adalah kadar Senyawa Sejenis A
BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah Sumatriptan Suksinat BPFI dalam mg per ml Larutan
tertutup rapat, terlindung cahaya, pada lemari pendingin. ba/cu; Cu adalah kadar Sumatriptan dalam mg per ml
Senyawa Sejenis C Sumatriptan Suksinat BPFI. Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adaiah respons
Cemaran Senyawa Sejenis Sumatriptan Suksinat BPFI; puncak senyawa sejenis A sumatriptan dari Larutan uji
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup dan Larutan ba/cu.
rapat, terlindung cahaya, pada lemari pendingin.
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan total
Identifikasi cemanan tidak iebih dari batas yang tertera pada Tabel.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Lakukan penetapan dengan cara KromatograJI cair
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Pengencer dan Larutan kesesuaian s/stem Lakukan
seperti pada Sumatritan BPFI. seperti tertera pada Penetapan kadár.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Dapar Larutkan lebih kurang 1,7 ml dibutilamin F;
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang 0,6 ml asam fosfat P dan 3,9 g natrium fosfat
diperoleh pada Penetapan kadar. dihidratmonobasa P dalam air. Atur pH hingga lebih
kurang 7,5 dengan penambahan larutan natrium
Air <103 1>Metode ITidak lebih dari 1,0%. hidroksida P 50%, encerkan dengan air hingga WOO ml.
Fase gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P(3:1).
Senyawa sejenis A Sumatriptan Tidak lebih dari 0,6%; Saning dan awaudarakan. Jika penlu lakukan penyesuaian
lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair menurut Kesesuaian s/stem seperti tertera pada
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatografi <931>.
Larutan amonium asetat 10 N Larutkan 77,1 g Larutan identflkasi Buat larutan Cemaran Senyawa
amonium asetat P dalam 100 ml air. Sejenis Sumatriptan Suksinat BPFI dalam Fase gerak
Fase gerak Buat campuran metanol P-Larutan hingga kadar lebih kurang 3 mg per ml.
amonium asetat 10 N (9:1). Saring dan awaudarakan. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 2 mg
sistem seperti tertera pada KromatograJI <931>. per ml.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Senyawa S/stem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Sejenis A Sumatriptan Suksinat BPFJ, masukkan ke Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam Fase dilengkapi dengan detektor 282 nm dan kolom 25 cm x
gerak dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu 4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
bertahap dengan Fase gerak, hingga kadan lebih kurang 5 gm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
6,25 jsg per ml. kromatografi terhadap Larutan kesesuaian s/stem,
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg rekam knomatogram dan ukur respons puncak seperti
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. sejenis C sumatriptan suksinat dan sumatriptan berturut-
S/stem kromatografi Lakukan seperti tertera pada turut adalah lebih kurang 0,9 dan 1,0; resoiusi, R, antara
Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi puncak senyawa sejenis C sumatriptan suksinat dengan
dilengkapi dengan detektor 282 nm dan kolom 25 cm x puncak sumatniptan tidak kurang dari 1,5. Lakukan
4,6 mm berisi bahan pengisi L3 dengan ukuran partikel kromatografi terhadap Larutan idenqfikasi, rekam
5 gm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatogram dan ukur respons puncak sepenti tentera
kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam pada Prosedur: identifikasi puncak seperti tertera pada
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Tabel.
pada Prosedur: simpangan baku reiatif pada Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
penyuntikan ulang tidakiebih dan 5%. 10 p1) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
- 1243 -

kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung Larutan uji Timbang saksama 10 mg zat, masukkan
persentase masing-masing cemaran dalam zat yang ke dalam labu tentukur 100-ml, iarutkan dan encerkan
digunakan dengan rumus: dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografl <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 282 urn dan kolom 25 cm x
(L rsi) 4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
5 gm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
r, adalah respons puncak masing-masing cemaran; rs kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem.
adalah j umlah semua respons puncak. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa
Tabel sejenis C sumatriptan suksinat dan sumatriptan berturut-
Waktu Batas turut lebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
Nama senyawa retensi (%) senyawa sejenis C sumatriptan suksinat dengan puncak
relatif
[3-[2-(Dimetilamino N-oksida)etil]-IH-mdol- ±0,3 0,2 sumatriptan tidak kurang dari 1,5. Lakukan
5-il]-N-metilmetansulfonamida kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
[3-[2-(Metilamino)etil]-1H-indol-5-ilI-N- ±0,6 0,5
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
metilmetansulfonamida ulang tidak iebih dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Senyawa sejenis C sumatriptan suksinat ±0,9 0,5 sama (lebih kurang 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Sumatriptan 1,0 respons puncak utama. Hitung jumlah dalarn mg
sumatriptan, C14H21N302S, dalam zat yang digunakan
3-[2-(Aminoetil)-IH-indol-5-il]-N- ±0,4 0,1 dengan rumus:
metilmetansulfonamjda

1 ooc1 295,4 )(ii


Cemaran yang tidak diketahui - 0,1

Total cemaran - 1,5 413,5)t\ rS


[Catatan Perhitungan total cemaran termasuk jumlah
senyawa sejenis A sumatriptan, yang ditetapkan dalam C adalah kadar Sumatriptan Suksinat BPFI dalarn mg
uji Senyawa sejenis A sumatriptan] per ml Larutan baku; 295,4 dan 413,5 berturut-turut
adalah bobot molekul sumatriptan dan sumatriptan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara suksinat; ru dan rs berturut-turut adaiah respons puncak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada sumatriptan dari Larutan uji dan Larutan baku.
Kromatografi <931>.
Pengencer Larutkan 3,9 g natrium fosfat monobasa Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dihidrat P dalam air. Atur pH hingga lebih kurang 6,5 tidak tembus cahaya. Terlindung dari pembekuan dan
dengan penambahan larutan nafrium hidroksida P 50 %, simpan di bawah suhu 300.
encerkan dengan air hingga 1000 ml. Campur 750 ml
larutan dengan 250 ml asetonitril P.
Dapar Larutkan lebih kurang 1,7 ml dibutilamin P; SUMATRIPTAN SUKSINAT
0,6 ml asamfosfat P dan 3,9 g natriumfosfat monobasa Sumatriptan Succinate
dihidrat P dalam air. Atur pH hingga lebih kurang 6,5
dengan penambahan larutan natrium hidrokrida P 50 %,
encerkan dengan air hingga 1000 ml.
Fase gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P (3:1).
• 110 'J OI4
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut. Kesesuaian sistem seperti tertera pada /N••..__c11,
I1,c
Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama 3-[2-(Dimetilamino)etilJ-N-metilindol-5-metansulfonamida
sejumlah Sumatriptan Suksinat BPFI dan Senyawa suksinat (1:1) [103628-48-4]
Sejenis C Sumatriptan Suksinat BPFI, larutkan dalarn C14H21N302S.C4HSO4 BM 413,49
Pengencer hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,28
mg per ml dan 0,14mg per ml. Sumatriptan Suksinat mengandung tidak kurang dan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
Sumatriptan Suksinat BPFI, larutkan dalam Pengencer C14H2 1N302S.C4H604, dihitung terhadap zat anhidrat dan
hingga kadar lebih kurang 0,14 mg per ml. bebas pelarut.
- 1244-

Pernerian Serbuk; putih atau hampir putih. Hitung persentase senyawa sejenis A sumatriptan, dalam
zat yang digunakan dengan rumus:
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut
dalam metanol; praktis tidak larut dalam dikiorometan.
ioo(' 1413,5
613,8)l295,4)C ) rs
Baku pembanding Sumatriptan Suksinat BPFI; tidak
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, pada lemari pendingin. Senyawa 495,7 dan 613,8 berturut-turut adalah bobot molekul
Sejenis A Sumatriptan Suksinat BPFI; tidak boleh senyawa sejenis A sumatriptan dan senyawa sejenis A
dikeringkan, simpan dalam wádah tertutup rapat, sumatriptan suksinat; 413,5 dan 295,4 berturut-turut
terlindung cahaya, pada lemari pendingin. Senyawa adaiah bobot molekul sumatniptan suksinat dan
Sejenis C Sumafriptan Suksinat. Cemaran Sejenis sumatniptan; C5 adalah kadan Senyawa Sejenis A
Sumatriptan Suksinat BPFI; tidak boleh dikeringkan, Sumatriptan Suksinat BPFJ dalam mg per ml Larutan
simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, baku; Cu adalah kadar sumatriptan suksinat dalam mg
pada lemari pendingin. per ml Larutan uji; ru dan r3 berturut-turut adalah
respons puncak senyawa sejenis A sumatniptan suksinat
Identifikasi dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan Senyawa sejenis Masing-masing cemanan dan total
maksimuzn hanya path bilangan gelombang yang sama cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.
seperti pada Sumatriptan Suksinat BPFI. Lakukan penetapan dengan cana Kromatografi cair
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatograjl <931>.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang Pengencer dan Larutan resolusi Lakukan seperti
diperoleh pada Penetapan kadar. tertena pada Penetapan kadar.
Dapar Larutkan lebih kurang 1,7 ml dibutilamin P;
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%. 0,6 ml asam fosfat P dan 3,9 g natrium fosfat monobasa
P dalam air. Atur pH hingga lebih kurang 7,5 dengan
Senyawa Sejenis A Sumatriptan Suksinat Tidak lebih penambahan iarutan natrium hidroksida P 50
dari 0,6%. Lakukan penetapan dengan earn encerkan dengan air hingga 1000 ml.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Fase gerak Bunt campuran Dapar-asetonitril P (4:1).
Kromatografi <931>. Saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Larutan amonium asetat 10 N Larutkan 77,1 g menurut Kesesuaian sistem seperti tertefa pada
amonium asetat P dalam 100 ml air. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran metanol P-Larutan Larutan identVIkasi Buat larutan Cemaran Senyawa
amonium asetat 10 N (9:1). Saring dan awaudarakan. Sejenis Sumatriptan Suksinat BPFI dalam Fase gerak
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian hingga kadar lebih kurang 3 mg per ml.
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 2,8 mg per
Sejenis A Sumatriptan Suksinat BPFI, masukkan ke ml.
dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan encerkan Sistem kromatograji Lakukan seperti tertera pada
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
gerak hingga kadar lebih kurang 6,25 .tg per ml. Penetapan kadar. Seteiah kriteria resolusi terpenuhi,
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg lakukan knomatografi terhadap Larutan identtIkasi,
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml. Larutkan rekam kromatogram din ukur respons puncak seperti
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. tertera pada Prosedur: identifikasi puncak seperti tertera
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pada Tabel.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
dilengkapi dengan detektor 282 nm dan kolom 25 cm x 10 pi) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
4,6 mm berisi bahan pengisi L3 dengan ukuran partikel kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung
5 pm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan persentase masing-masing cemaran dalam zat yang
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam digunakan dengan rumus:
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%. iooI!L
r
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 jil) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalain kromatograf, rekam kromatogram dan ukur ri adaiah respons puncak masing-masing cemaran; rs
respons puncak senyawa sejenis A sumatniptan suksinat. adalah jumlah semua respons puncak.
- 1245 -

Tabel sejenis C sumatriptan suksinat dengan puncak


Perkiraan waktu Batas sumatriptan tidak kurang dari 1,5. Lakukan
Senyawa sejenis retensi relatif (%) kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam
[3-[2-(DimetilaminoN-oksida) 0,3 0,2
etil]-114-indol-5-il]-N- kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
metilmetansulfonamida pada Prosedur: simpangan baku relatifpada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 1,5%.
3-[2-(Aminoetil)-1H-indol-5-il]- 0,4 0,1 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
N-metilmetansulfonamida
sama (lebih kurang 10 jil) Larutan baku dan Larutan uji
[3-[2-(Metilamino)etil]-IH-indol- 0,6 0,5 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
5-il]-N-metilmetansulfonamida respons puncak utama. Hitung persentase, sumatriptan
suksinat, C14H21N3 02S.C41-1604, dalam zat yang
Senyawa sejenis C sumatriptan
suksmat 0,9 0,5 digunakan dengan rumus:

Suinatriptan
1,0 -
1 001LiL
Masing-masing cemaran lain C, )L r
- 0,1
Total cemaran
1,5 C5 adalah kadar Sumatriptan Suksinat BPFI dalam mg
[Catalan Perhitungan total cemaran termasuk senyawa sejenis A per ml Larutan ba/cu; Cu adalah kadar sumatriptan
sumatriptan, yang ditetapkan dalam uji Senyawa sejenis A
sumatriptan]
suksinat dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-
turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Larutan ba/cu.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Krornatografi <931>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Pengencer Larutkan 2,97 g natrium fosfat monobasa tidak tembus cahaya. Terlindung dari pembekuan dan
P dalam 600 ml air. Atur pH hingga lebih kurang 6,5 simpan di bawah suhu 301 .

dengan penambahan larutan natrium hidroksida P 50%,


encerkan dengan air hingga 750 ml, tambahkan 250 ml
asetonitril P. INJIEKSI TALIUM 201T1 KLORIDA
Fase gerak Larutkan 1,7 ml dibutilamin P; 0,6 ml Talium 201 T1 Chloride Injection
asam fosfat P dan 3,9 g natrium fosfat monobasa P
dalam 750 ml air. Atur pH hingga 6,5 dengan TIC1
penambahan larutan natrium hidroksida P 50%,
encerkan dengan air hingga 1000 ml Campur 800 ml Injeksi Talium 201T1 Klorida adalah larutan Talium
larutan dengan 200 ml asetonitril P. Saring dan radioaktif T1) dalam air, steril dan isotonis, dalam
( 201

awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut bentuk talium (I) klonida, untuk pemberian intravena.
Kesesuaian sistem seperti tertera pada KromatograJI Mengandung 201T1 dalam bentuk talium(I) klorida tidak
<931>. kurang dan 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah jumlah yang tertera pada etiket, dinyatakan dalam MBq
Sumatriptan Suksinat BPFI dan Senyawa Sejenis C (tCi atau mCi) per ml, pada waktu dan tanggal kalibrasi
Sumatriptan Su/isinat BPFI, larutkan dalam Pengencer dilakukan. Radioaktivitas bentuk kimia lain tidak lebih
hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,28 mg per ml dari 5,0% radioaktivitas total. Injeksi dapat mengandung
dan 0,14mg per ml. pengawet dan penstabil.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Sumatriptan Suksinat BPFI, larutkan dalam Pengencer Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat
hingga kadar lebih kurang 0,14 mg per ml. pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,14 mg isi, gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial
per ml. yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pendingin.
Kromatografl <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 282 nm dan kolom 25 cm x Identifikasi radionukilda Lakukan seperti tertera pada
4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel Radioaktivitas <11 71>. Spektrum sinar gamma
5 rim. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan menunjukkan puncak energi utama 167 KeV dan puncak
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam energi lain 135 KeV yang sama dengan 201T1 yang
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera digunakan sebagai baku dengan kemurnian diketahui.
pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis C
sumatriptan suksinat dan sumatriptan berturut-turut lebih Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 175/V unit
kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak senyawa Endotoksin Fl per ml injeksi; V adalah jumlah dosis
- 1246 -

maksimum yang dianjurkan, dalam ml, pada waktu dan Besi Teteskan secara terpisah ke dalam lekuk pelat tetes
tanggal kadaluarsa. 0,1 ml injeksi dan 0,1 ml larutan baku besi, seperti
tertera pad Uji Batas Besi <331>, yang diencerkan
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5. dengan air hingga kadar 5 jig per ml. Tambahkan pada
tiap lekuk 0,1 ml larutan hidroksilamin hidrokiorida P
Kemurnian radiokimia Rendam kertas selulosa (1 dalam 10), 1 ml larutan natriurn asetat P (1 dalam 4)
poliasetat 2,5 cm x 15 cm dalam dinatrium etilendiamina dan 0,1 ml larutan dipiridil P 0,5% (500 mg 2,2'-
tetraasetat 0,05 M selama 45 inenit sampai 60 menit. dipiridil P dilarutkan dalam 100 ml air yang
Angkat kertas pada bagian pinggir hati-hati mengandung 0,15 ml asarn kiorida P) dan campur.
menggunakan pinset dan letakkan antara dua lembar Setelah 5 menit, wama injeksi tidak lebih gelap dan
kertas isap untuk menghilangkan sisa larutan. Totolkan wama Larutan baku besi.
tidak kurang dan 5 .tl dari campuran sama banyak
Injeksi Talium Klorida 20111 dan dinatrium etilendiamina Tembaga
tetraasetat 0,05 M di tengah kertas dan beri tanda. Larutan baku tembaga Larutkan 982 mg tembaga(II)
Letakkan kertas pada bejana elektroforesa yang kedua sulfat P dalam 1000 ml asarn kiorida 0,1 N. Pipet 2 ml
sisinya berisi lanutan dinatrium etilendiaminatetraasetat larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
0,05 M sama banyak. Pastikan kedua ujung kertas dengan asam kiorida 0,1 N sampai tanda, hingga
tercelup dalam pelarut di kedua sisi. Tutup dan lakukan diperoieh kadar 5 ig tembaga per ml.
elektroforesa pada 250 volt selama 30 menit. Angkat Prosedur Teteskan secara terpisah ke dalam lekuk
kertas dari bejana elektroforesa dan biarkan mengering pelat tetes 0,2 ml injeksi dan 0,2 ml Larutan baku
di udara tanpa kertas isap. Tetapkan radioaktivitas tembaga. Pada tiap lekuk tambahkan 0,2 ml air, 0,1 ml
menggunakan penatah dan alat pencacah yang sesuai. larutan besi tiosianat (1,5 g besi('III) kiorida P dan 2 g
Tidak kurang dari 95,0% radioaktivitas pada kertas kalium tiosianat P dilarutkan dalam air hingga
bergerak menuju katoda sebagai satu bercak. 100,0 ml). Campur, tambahkan 0,1 ml larutan natrium
tiosulfat P (1 dalam 100) dan campur. Waktu dibutuhkan
Kemurnian radionukilda Lakukan penetapan Injeksi Talium 201T1 Klorida untuk menghilangkan
radioaktivitas tiap cemaran radionuklida menggunakan warna sama atau lebih lama dari waktu yang dibutuhkan
alat pencacah yang sesuai, seperti tertera pada Larutan baku tembaga.
Pemilihan alai pencacah dan sistem terkalibrasidalam
Radioaktivitas <1171>. Tidak kurang dari 95,0% Syarat lain Mernenuhi syarat Injeksi, kecuali bahwa
radioaktivitas total adalah taiium-201; tidak lebih dan injeksi boleh diberikan sebelum uji sterilitas selesai, uji
2,0%, 0,3% dan 2,7% berasal dari masing-masing sterilitas dilakukan pada hari akhir produksi dan bahwa
talium-200 (waktu paro 26,1 jam), timbal-203 (waktu tidak harus memenuhi anjuran seperti tertera pada
paro 52,02 jam) dan taiium-202 (waktu paro 12,23 han). penetapan Volume dalam wadah.

Talium Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan


Lqrutan baku taliurn Timbang saksama lebih kurang radioaktivitas dalam MBq (PCi atau mCi) per ml injeksi
235 mg talium (I) kiorida, masukkan ke dalam labu Talium 201T1 Klorida menggunakan alat pencacah
tentukur 1000-ml, larutkan dan encerkan dengan air sepenti tentera pada Pernilihan alai pencacah dan sistern
sampai tanda. Pipet 1 ml ke dalam labu tentukur 100-ml, terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
encerkan dengan larutan natriurn klorida P 0,9% yang
mengandung benzilalkohol P 0,9% sampai tanda Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
hingga diperoleh kadar 2 jtg talium per ml. atau dosis ganda.
Prosedur Pipet secara terpisah 1 ml Larutan baku
taliurn dan 1 ml injeksi ke dalam tabung reaksi bertutup Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada
putan. Campur hati-hati 18 ml asarn nitrat P dan 82 ml Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga tentera:
warn kiorida P; tambahkan 2 tetes campuran mi ke (1) Waktu dan tanggal kalibrasi, (2) jumlah 201T1
dalam tiap tabung. Tambahkan 1 ml larutan asarn sebagai talium(I) kiorida yang dinyatakan dalam MBq
sulfosalisilat P (1 dalam 10). Tambahkan 2 tetes asarn (iCi atau mCi) jumlah dan kadan dalam MBq (p.Ci atau
kiorida 12 N dan 4 tetes larutan rodarnin B P (50 mg mCi) per ml pada saat kalibrasi, (3) waktu dan tanggal
rodarnin B P diiarutkan dalam asarn kiorida P sampai kadaluarsa, (4) Pernyataan "awas bahan radioaktif', (5)
100,0 ml) tambahkan 1 ml diisopropil eter P. Tutup Informasi bahwa dalam perhitungan dosis, lakukan
tabung rapat-rapat; kocok dengan tangan selama 1 menit koreksi tenhadap pelunuhan nadioaktif, (6) waktu pano
tepat, tutup dibuka sedikit untuk mengurangi tekanan; 201 T1 adalah 73,1 jam.
kemudian tutup kembali; biarkan lapisan terpisah.
Masukkun 0,5 ml lapisan diisopropil eter P dari tiap
tabung ke dalam tabung lain. Bandingkanwarna kedua
larutan:. warna .lapisan eter injeksi tidak lebih gelap dan
warna larutan bakutäliurn.
-1247-

TALK Refluks di atas tangas uap selama 30 menit, dinginkan.


Talcum Pindahkan campuran ke dalam gelas piala dan biarkan
mengendap. Enaptuangkan beningan, saning melalui
Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang- kertas saring tebal dan kuat dengan kecepatan sedang ke
kadang mengandung sedikit aluminium silikat. dalam labu tentukur 100-ml; biarkan sebanyak mungkin
endapan dalam gelas piala. Cuci endapan dan geias piala
Pemerian Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih tiga kali, tiap kali dengan 10 ml air panas, enaptuangkan
kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas tiap hasil cucian melalui penyaring ke dalam labu.
dari butiran. Akhirnya cuci kertas saning dengan 15 ml air panas,
dinginkan dan saring pada suhu kamar, encerkan dengan
Identifikasi Campur lebih kurang 200 mg natrium air sampai tanda. Gunakan Larutan uji mi untuk
karbonat anhidrat P dengan 2 g kalium karbonat pengujian berikut:
anhidrat P dan lebur dalam knus platina. Setelah
melebur tambahkan 100 mg zat dan teruskan pemanasan Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
sampai melebur sempurna. Dinginkan dan pindahkan penetapan menggunakan 10 ml Larutan uji.
campuran tersebut ke dalam gelas piala atau cawan
dengan pertolongan lebih kuràng 50 ml air panas. Logam berat <371> Tidak lebih dari 40 bpj; lakukan
Tambahkan asam kiorida P ke dalam larutan hingga tak penetapan menggunakan 5 ml Larutan uji.
terbentuk gas lagi, kemudian tambal3kan lagi 10 ml asam
dan uapkan campuran di atas tangas uap sampai kering, Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
dinginkan, tambahkan 20 ml air, didihkan dan saning: penetapan menggunakan 5 ml Larutan uji.
sisa yang tidak larut adalah silika. Pada 5 ml filtrat
tambahkan lebih kurang lebih kurang 2 g amonium Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tentutup baik.
kiorida P dan 5 ml amonium hidmksida 6 N. Saning bila
perlu, dan pada filtrat tambahkan natrium fosfat
dibasa LP: terbentuk endapan hablur putih magnesium TAMOKSIFEN SITRAT
amonium fosfat. Tamoxifen Citrate

Batas mikroba <51> Angka Lempeng total tidak lebih


dari 500 per g.

Keasaman-kebasaan dan zat yang Jarut Netral dan


(H3C)2NH2CH2CO

0 CH,COOH

HO-C-COOH

CH,COOH

tidak lebih dari 0,1%. Didihkan 10 g dengan 50 ml air


selama 30 menit. Tambahkan air sewaktu-waktu untuk
menjaga supaya volume tetap seperti semula dan saning; (Z)-2-[p-(1,2-Dfenil-1-butenil) fenokni]-NN-dimetil etila,nin
filtrat bereaksi netral terhadap kertas lakmus P. Uapkan sitrat (1:1) [54965-24-1]
setengah bagian filtrat hingga kering, keringkan pada C26H29N0.C6H807 BM 563,65
suhu 105° selama 1 jam: sisa tidak lebih dari 5 mg.
Tamoksifen Sitrat mengandung tidak kurang dari 99,0%
Zat larut dalam asam Tidak lebih dari 2,0%. Ekstraksi dan tidak lebih dari 101,0% C26H29N0.C6H807, dihitutig
1,00 g dengan 20 ml asam klorida 3 N pada suhu 50° terhadap zat yang telah dikeningkan.
selama 15 menit, tambahkan air untuk menjaga supaya
volume tetap seperti semula, kocok dan saring. Pada Pemerian Serbuk habiur, halus, putih
10 ml filtrat tambahkan 1 ml asam sulfat 2 N, uapkan
hingga kering dan pijarkan hingga bobot tetap; bobot Kelarutan Sangat sukan larut dalam air, dalam aseton,
sisa tidak lebih dari 10 mg. dalam kloroform dan dalam etanol; mudah larut dalam
metanol.
Susut pemijaran <1111> Tidak lebih dari 6,5%; Meleleh pada lebih kurang 142. 0 dengan pengunaian.
lakukan pemijaran pada suhu 1000° sampai bobot tetap,
menggunakan lebih kurang 1 g yang ditimbang saksama. Baku pembanding Tamoksjfen Sitrat BPFI; Tidak boleh
dikeningkan, simpan dalam lemani pendingin, dalam
Besi larut dalam air Asamkan setengah bagian sisa wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
filtrat yang diperoleh pada uji Keasaman-kebasaan dan
zat yang larut dengan asam kiorida P dan tambahkan Identifikasi
lml kaliumferosianida LP: tidak terjadi wama biru. A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
Arsen, Logam berat dan Timbal maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Larutan uji Masukkan 10,0 g zat ke dalam labu seperti pada Tamoksfen Sitrat BPFI, menunjukkan pita
250 ml dan tambahkan 50 ml asam kiorida 0,5 N. tunggal spektrum pada' 1700 cm' hingga 1740 cm-
-1248-

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam tambahkan 5,0 ml campuran piridin P-anhidrida asetat
metanol P (20 tg per ml), menunjukkan maksimum dan P (95:5) dan panaskan path suhu 60° selama 10 sampai
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti 15 menit. Dinginkan, encerkan dengan campuran pelarut
pada Tamoksfen Sitrat BPFI. yang sama sampai tanda.
Larutan uji B Encerkan Larutah uji A dengan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; campuran piridin P-anhidrida asetat P (95:5) hingga
lakukan pengeringan pada suhu 105 0 selama 4 jam. kadar 1:200.
Sistem kromatografi Knomatograf gas dilengkapi
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1 m x
4 mm berisi bahan pengisi 5% fase cair GI 7. Pada
Isomer-E Tidak lebih dari 0,3%. Lakukan penetapan partikel penyangga SlAB ukuran 100 mesh sampai
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti 120 mesh, kondisikan pada suhu 300° selama 24 jam.
tertera pada Kromatografi <931>. Pertahankan suhu kolom dan suhu injektor pada lebih
Fase geraic Buat lanutan dalam metanol P yang kunang 260° dan detektor pada lebih kurang 300°.
mengandung 320 ml air, 2 ml asam asetat glasial P dan Gunakan helium P kering sebagai gas pembawa dengan
1,08 g natrium 1-oktansulfonat P per liter. laju alir lebih kurang 60 ml per menit. Pada
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Tamoksfen kromatogram yang sesuai, simpangan baku relatif 5 kali
Sitrat BPFI; larutkan dalam Fase gerak, jika perlu penyuntikan Larutan uji B tidak lebih dari 3,0%.
encerkan bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
kurang 600 tg per ml. sama (lebih kurang 2 1) Larutan uji A dan Larutan uji B
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dari 0,1
zat, lakukan seperti tertera pada Larutan ba/cu. sampai 5,0 relatif terhadap waktu retensi puncak utama.
Sistem kromatograJI Kromatograf cair kinerja tinggi Ukur masing-masing respons puncak kromatogram,
dilengkapi detekt9r 254 nm dan kolom 30 cm x 4 mm selain puncak pelarut dan puncak tamoksifen dan
berisi bahan pengisi Lii. Laju alir lebih kurang 0,7 ml Larutan uji A dan hitung jumlahnya. Tidak ada respons
per menit. Lakukan kromatografi dengan 5 kali puncak yang lebih besar dari total respons puncak
penyuntikan ulang Larutan baku, rekam kromatogram tamoksifen Larutan uji B (0,5%) dan jumlah respons
dan ukur respons puncak utama: simpangan baku relatif puncak tidak lebih besan dari dua kali respons puncak
tidak lebih dari 3,0% clan waktu retensi relatif puncak tamoksifen Larutan uji B (1,0%).
minor isomer-E terhadap isomer-Z tidak lebih dari 0,93.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Besi <331> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan
sama (lebih kurang 20 i1) Larutan ba/cu dan Larutan uji sebagai berikut: Timbang saksama 1,0 g zat, fnasukkan
ke dalam kromatograf. Ukur respons puncak minor ke dalam krus, tambalikan asam sulfat P sampai zat
isomer-E Larutan baku dan Larutan uji. Hitung jumlah basah dan pijarkan hati-hati pada suhu nendah hingga
dalam mg isomer-E, C 26H29N0.C6H807, dari zat yang mengarang (knus boleh ditutup Ionggar selama
digunakan dengan rumus: pemijaran). Tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes
asam sulfat P, panaskan hati-hati hingga asap putih
habis. Pijarkan, sebaiknya dalam tanur pada suhu 500°
O,OSCIr9_ hingga 600°, hingga semua arang terbakar habis.
r
Dinginkan, tambahkan 10 ml asam kiorida 0,1 N panas
dan digesti selama lebih kurang 5 menit. Masukkan
C adalah kadar isomer-E sebagai sitrat dalam jsg per ml, semua isi krus dengan bantuan sedikit air ke dalam labu
seperti yang dinyatakan dalam Tamoksfen Sitrat BPFI tentukur 50-ml, bilas dengan air dan encerkan dengan air
dalam Larutan baku; ru dan r5 berturut-turut adalah sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam tabung
respons puncak minor Larutan uji dan Larutan ba/cu. pembanding warna, encerkan dengan air hingga 45 ml,
tambahkan 2 ml asam kiorida P dan campur.
Cemaran sejenis
Lakukan KromatograjI gas seperti tertera pada Logam berat <371> Metode III Tidak iebih dari 10 bpj.
Kromatografi <931>.
Larutan uji A Dispersikan lebih kurang 3 g dalam Penetapan kadar Timbang saksana lebih kurang 1,0 g
100 ml air dalam corong pisah. Setelah 10 menit, zat, iarutkan dalam 150 ml asam asetat glasial P. Titrasi
tambahkan 50 ml natrium hidroksida 0,5 N, kocok. dengan larutan asam per/brat 0,1 N LV tentukan titik
Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 50 ml eter P dan akhir titrasi dengan eiektrode indikator dan elektrode
kumpulkan ekstrak. Cuci ekstrak dengan 20 ml air, perak-perak klorida sebagai elektrode baku.
buang lapisan air dan keringkan lapisan eter dengan
natrium sulfat anhidrat P Uapkan lapisan eter dengan Tiap ml asam perkiorat 0,1 N
gas nitrogen P dan keringkan dalam hampa udara path setara dengan 56,36 mg C26FI29NO.CH807
suhu kamar selaina 2 jam. Timbang saksama 1,5 g
residu, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml,
-1249-

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, (37l,52'(TC"lIAu


tidak tembus cahaya.
563,65) D

TABLET TAMOKSIFEN SITRAT 371,52 adalah bobot molekul tamoksifen clan 563,65
Tamoxifen Citrate Tablet adalah bobot molekul tamoksifen sitrat; T adalah junilah
tamoksifen dalam mg per tablet; C adalah kadar
Tablet Tamoksifen Sitrat mengandung Tamoksifen, Tamokfen Sitrat BPFI dalam tg per ml Larutan baku;
C26H29N0, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dan D adalah kadar tainoksifen dalam j.tg per ml larutan
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. tablet berdasarkan jumlah per tablet yang tertera pada
etiket dan faktor pengenceran; Au dan As berturut-turut
Baku pembanding Tamoksfen Sitrat BPFI; Tidak boleh adalah serapan Larutan ujidan Larutan ba/cu.
dikeringkan, simpan dalam lemari pendingin, dalam
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Identifikasi Kromatografi <931>.
A. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji, seperti Fase gerak Buat larutan dalam metanol P yang
tertera pada keseragaman kandungan, menunjukkan mengandung 320 ml air, 2 ml asam asetat glasial F, dan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang 1,08 g natrium i-oktansulfonat P per liter.
sama seperti pada Larutan baku. Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Tamoksfen
B. Masukkan 1 tablet ke dalam tabung reaksi 15 ml, Sitrat BPFI, lanutkan dalam metanol P hingga kadan
tambahkan 4 ml piridin P dan 2 ml anhidrida asetat F: lebih kurang 200 .tg per ml.
segera teijadi warna kuning pada pengocokan. Larutan uji Timbang saksama dan serbukkan tidak
Kemudian panaskan hati-hati di atas tangas uap: kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
terbentuk warna merah muàa sampai merah tua, tablet setara dengan lebih kurang 20 mg tainoksifen,
menunjukkan adanya ion sitrat. masukkan ke dalam tabung sentrifuga 50-ml bertutup.
Tambahkan 30 ml metanol P ke dalam tabung, kocok
Disolusi <1231> menggunakan pengocok mekanik selama tidak kurang
Media disolusi: 1000 ml asam kiorida 0,02 N. dari 15 menit. Sentrifus pada lebih kurang 1000 rpm,
Alattipel: 100 rpm. pipet 5 ml beningan ke dalam labu tentukur 25-ml,
Waktu: 30 menit. encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 26H29N0, yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
baku Tamoksfen Sitrat BPFI dalam media yang sama 4 mm berisi bahan pengisi Lii. Laju alir lebih kurang
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
kurang 275 nm. Larutan baku sebanyak lima kali penyuntikan ulang,
Toleransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak rekam kromatogram dan ukur respon puncak seperti
kurang 75% (Q) C26H29N0, dari jumlah yang tertera tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak lebih
pada etiket. dani3,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. sama (lebih kurang 25 gil) Larutan baku dan Larutan uji
Prosedur keseragaman kandungan ke dalam knomatograf. Rekam kromatogram dan ukur
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tamoksfen respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Sitrat BPFI; larutkan dalam metanol P hingga kadar tamoksifen, C26H29N0, dalam serbuk tablet yang
lebih kurang 15 ig per ml. digunakan dengan rumus:
Larutan uji Masukkan I tablet ke dalam labu tentukur
1 00-ml, hancurkan dengan batang pengaduk. Tambahkan
lebih kurang 75 ml metanol P dan kocok selama lebih 0 , 15C 371,52' 1
kurang 5 menit. Encerkan dengan metanol P sampai 563,65J,J
tanda, campur dan saring. Pipet 10 ml filtrat ke dalam
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan metanol P 371,52 adalah bobot molekul tamoksifen dan 563,65
sampai tanda. adalah bobot molekul tamoksifen sitrat; C adalah kadar
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku Tamoksfen Sitrat BPFI dalam gig per nil Larutan baku;
menggunakan kuvet 1-cm pada panjang gelombang ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan
serapan maksimum lebih kurang 275 nm, dengan uji dan Larutan baku.
inetanol P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg
tamoksifen, C261129N0, dalam tablet yang digunakan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
dengan rumus: tidak tembus cahaya.
- 1250 -

TENOKSIKAM Larutan baku 1 Pipet I ml Larutan uji ke dalam labu


Tenoxicam tentukur 20-ml, encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
Pipet 1 ml larutan ke dalam labu tentukur 20-ml,
00 encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
<_SCH3
o,
N
Larutan baku 2 Timbang saksama lebih kurang 20
mg Tenoksikam BPFI dan 20 mg Asam Salisilat BPFI,
larutkan dan encerkan dengan Pelarut hingga 5,0 ml.
Larutan baku 3 Timbang saksama lebih kurang
20 mg piridin-2-amina P, iarutkan dan encerkan dengan
4-Hidroksi-2-metil-N-(piridin-2-it)-2H-tieno[2,3-e] 1,2- Pelarut hingga 5,0 ml. Encerkan 2 ml larutan mi dengan
tiazin-3-karboksamida 1, 1-dioksida [59804-37-4] Pelarut hingga 50,0 ml.
C13H11N304S2 BM 337,4 Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
10 j.il Larutan uji, Larutan baku 1, 2 dan 3 pada lempeng
Tenoksikam mengandung, tidak kurang dari 99,0% dan silika gel GF254. Masukkan lempeng ke dalam bejana
tidak lebih dari 101,0% C 131-11 1N304S2, dihitung terhadap kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak
zat anhidrat. dan biankan merambat lebih kurang 15 cm. Angkat
lempeng, tandai batas rambat, keringkan di udara amati
Pemerian Serbuk hablur, kuning, menunjukkan di bawah lampu ultraviolet 254 nm. Bercak Larutan uji
polimorfisme. yang sesuai dengan pinidin-2-amina tidak lebih intensif
dari bercak Larutan baku 3 (0,2%). Bercak lain selain
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut bercak utama dan bencak yang sesuai dengan pinidin-2-
dalam metilen kiorida; sangat sukar larut dalam etanol; amina Larutan uji, tidak lebih intensif dari bercak
larut dalam larutan asam atau basa. Larutan baku 1 (0,25%). Uji tidak valid kecuali jika
knomatogram yang diperoleh dari Larutan baku 2
Baku pembanding Tenoksikam BPFI; Asam salisilat menunjukkan 2 bercak yang jelas terpisah.
BPFI, tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
tertutup rapat. Penetapan kadar Timbang saksama iebih kurang
250 mg zat, larutkan dalam 5 ml asam format
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang anhidrat P. Tambahkan 70 ml asarn asetat anhidrat P.
didispersikan dalani kalium bromida P menunjukkan Titrasi dengan warn perkiorat 0, JM L V. Tetapkan titik
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama akhir secara potensiometni.
seperti pada Tenoksikam BPFI. Jika spektrum yang
berasal dari zat padat menunjukkan perbedaan, larutkan Tiap ml warn perkiorat 0,1 M
zat dan baku pembanding secara terpisah dalam sesedikit setara dengan 33,74 mg C13H31N304S2
mungkin metilen kiorida P, uapkan di atas tangas air
hingga kering dan gunakan residu untuk penetapan. Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
terlindung cahaya.
Kejernihan Larutkan 100 mg zat dalam 20 ml metilen
kiorida P. larutan jernih.
TEOFILIN
Logam berat <371> Metode IV Tidak lebih dari 20 bpi; Theophylline
lakukan penetapan menggunakan 500 mg zat dan 5 ml
Larutan baku timbal (2 bpj). 0

H3C)
Air <1031> Metode IA Tidak lebih dari 0,5%; lakukan
penetapan menggunakan 1 g zat. •H20

O NN
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
CH3
penetapan menggunakan 1 g zat.

Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara Teofilin monohidrat [5967-84-0]


Krornatografi lapis tipis seperti tentera pada C71-18N402.1120 BM 198,18
Kromatografi <931>. Anhidnat [58-55-9] BM 180,17
Pelarut Buat campuran amonia P-metanol P (4:96).
Fare gerak Buat campuran asam format anhidrat P- Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau
metanol P-aseton P-metilen klorida P (5:5:20:70). anhidrat. Mengandung tidak kurang dim 97,0% dan tidak
Larutan uji Timbang saksama lebih kunang 400 mg lebih dan 102,0% C7118N402, dihitung terhadap zat yang
zat, larutkan dan encenkan dengan Pelarut hingga 5,0 ml, telah dikeringkan.
- 1251 -

Pemerian Serbuk habiur, putih; tidak berbau; rasa pahit; 20,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan Fare
stabil di udara. gerak sampai tanda. Kadar larutan mi lebih kurang
0,1 mg per ml.
Kelarutan Sukar larut dalam air; tetapi lebih mudah Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
larut dalam air panas; mudah larut dalam larutan alkali zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
hidroksida dan dalam amonia; agak sukar larut dalam tambahkan lebih kurang 50 ml Fare gerak, kocok secara
etanol, dalam kioroform dan dalam eter. mekanik hingga larut sempurna, encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu
Baku pembanding Teojilin BPFI; merupakan bentuk tentukur 100-ml, tambahkan 20,0 ml Larutan baku
anhidrat. Lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama internal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada
rapat. KromatograjI <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 rim dan kolom 30 cm x 4
Identifikasi mm berisi bahan pengisi L.I. Laju alir lebih kurang I ml
A. Spektrum serapan inframerah zat yang teiah per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu,
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida F, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak teofilin
gelombang yang sama seperti pada Teofihin BPFI. dan teobromin tidak kurang dari 2,0; faktor ikutan
B. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap baku teofihin tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif
internal pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan pada penyuntikan uiang tidak lebih dari 1,5%.
Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kadar. sama (antara 10 .d dan 25 tl) Larutan baku dan Larutan
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Jarak lebur <1021> Antara 270° dan 274°, rentang respons puncak utama. Waktu retensi relatif teofilin
antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dan 3 ° . terhadap teobromin lebih kurang 1,6. Hitung jumlah
dalam mg teofilin, C 7H8N402, dalam zat yang digunakan
Keasaman Larutkan 500 mg zat dalam 75 ml air, dengan rumus:
tambahkan 1 tetes merah metil LP; dipenlukan tidak
iebih dari 1,0 ml natrium hidroksida 0,020 N untuk ( Ru
mengubah warna merah menjadi kuning.
R
Susut pengeringan <1121> Bentuk hidrat antara 7,5%
dan 9,5%, bentuk anhidrat tidak lebih dari 0,5%; lakukan C adalah kadar Teofilin BPFI dalam mg per ml Larutan
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. ba/cu; Ru dan R5 berturut-turut adalah perbandingan
respons puncak teofihin terhadap baku internal dan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dan 0,15% Larutan uji dan Larutan baku.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Wadab dan penyimpanan Dalam wadah tertutup balk.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
KromatograJI <931>. Penandaan Pada etiket harus tertera bentuk hidrat atau
Dapar Masukkan 2,72 g natrium asetat trihidrat Pke anhidrat.
dalam labu tentukur 2000-ml, tambabkan lebih kurang
200 ml air, kocok sampai lanut sempurna. Tambahkan
10,0 ml asam asetat glasial F, encerkan dengan air TERBUTALIN SULFAT
sampai tanda. Terbutailne Sulfate
Fase gerak Masukkan 70,0 ml asetonitril P ke dalam
labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan Dapar sanlpai
tanda. Saning dan awaudarakan sebelum digunakan. Jika
HO
1
penlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem CHCH2NHC(CHJ
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
OH
Larutan baku internal Timbang saksama lebih kurang
50 mg teobromin, masukkan ke dalam labu tentukur HO I
[ J2
100-ml, lanutkan dalam 10,0 ml amonium hidro/c.sida
6 N, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Garam (±)-a-[(tert-Butilamino)metilJ-3,5-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Teofihin dihidroksibenzil alkohol sulfat (2:1) [23031-32-5]
BPFI, lanutkan dalam Fase gerak, encerkan secara (C 12H19NO3 )2 .H2SO4 BM 548,65
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
hingga kadan lebih kurang 1 mg per ml. Pipet 10 ml
larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
-1252-

Terbutalin sulfat mengandung tidak kurang dari 98,0% semua respons puncak. Hitung persentase masing-
dan tidak lebih dari 101,0% (C 12H19NO3 .H2SO4 )2 , masing cemaran dengan ruirnis:
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian Serbuk hablur putih sampai putih abu-abu; 5000(9 -)


(Li
tidak berbau atau berbau asam asetat lemah.

Kelarutan Larut dalam air dan dalam asam kiorida C adalah kadar Terbutalin Sulfat BPFI dalam mg per ml
0,1 N; sukar larut dalam metanol; tidak larut dalam Larutan baku; W adalah bobot terbutalin sulfat dalam
kioroform. mg Larutan uji; r, adalah respons puncak dari masing-
masing cemaran dalam Larutan uji dan rs adalah respons
Baku pembanding Terbutalin Sulfat BPFI; lakukan puncak terbutalin dalam Larutan baku.
pengeringan path suhu 105° selama 3 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
terlindung cahaya dan path suhu ruang terkendali. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera path
Senyawa Sejenis A Terbutalin Sulfat BPFL[ 3,5- KromatografI <931>.
dihidroksi-w-butilaminoasetofenon sulfat]; tidak boleh Larutan pasangan ion Timbang lebih kurang 3,15 g
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. amonium format P, masukkan ke dalam labu tentukur
1000-ml, larutkan dengan 900 ml air, atur pH hingga
Identlfikasi lebih kurang 3,0 dengan penambahan asam format P,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah tambahkan 5,49 g natrium 1-heksansulfonat P, encerkan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P dengan air sampai tanda.
menunjukkan maksimum hanya path bilangan Fase gerak Buat campuran Larutan pasangan ion-
gelombang yang sama seperti pada Terbutalin Sulfat metanol P (77:23), saning dan awaudarakan. Jika perlu
BPFI. lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai tertera pada KromatograjI <931>.
dengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
kadar. sejumlah Terbutalin Sulfat BPFI dan Senyawa sejenis A
Terbutalin Sulfat BPFI, lanutkan dan encerkan dengan
Keasaman Tidak lebih dari 0,3% sebagai asam asetat; Fase gerak secana kuantitatif dan jika penn bentahap
lakukan penetapan dengan melarutkan 200 mg zat dalam hingga kadar berturut-turut lebih kurang 1,0 mg per ml
10 ml air bebas karbon dioksida P dan titrasi dengan dan 0,4 mg per ml.
natrium hidroksida 0,020 N dari mikroburet hingga pH Larutan baku Timbang saksama sejumlah Terbutalin
lebih kurang 6, tentukan titik akhir secara Sulfat BPFI, iarutkan dan encerkan dengan Fase gerak,
potensiometrik, menggunakan sistem elektroda kaca secara kuantitatif dan jika penlu bentahap hingga kadar
kalomel; diperlukan tidak lebih dari 0,50 ml natrium iebih kurang 1,0 mg per ml.
hidroksida 0,020 N. Larutan uji Timbang saksama lebih kunang 50 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, iarutkan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam. Sistem kromatografi Lakukan seperti tentera pada
Kromatografi <931>. Kromatognaf cair kinenja tinggi
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. diiengkapi dengan detekton 276 nni dan kolom 15 cm x
4,6 mm benisi bahan pengisi Li dengan ukuran pantikel
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 25 bpj. 5 j.tm. Laju alir iebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
knomatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
Kemurnian kromatografi Jumlah semua cemaran tidak kromatognam dan ukun nespons puncak seperti tertera
lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara path Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis A
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada terbutalin sulfat dan terbutalin berturut-tunut 0,9 dan 1,0;
Kromatografi <931>. nesolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A tenbutalin
Larutan pasangan ion, Fase gerak, Larutan sulfat dan terbutalin tidak kurang dari 2,0; efisiensi
kesesualan sistem, Larutan uji dan Sistem kromatograjI koiom tidak kunang dari 1500 lempeng teonitis; faktor
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. ikutan puncak analit tidak lebih dari 2,0; dan simpangan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Terbutalin baku reiatif path penyuntikan ulang tidak iebih dan
Sulfat BPFL larutkan dan encerkan dengan Fase gerak 2,0%.
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumiah volume
lebih kurang 3 ig per ml. sama (lebih kurang 20 p1) Larutan baku dan Larutan uji
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume ke thlam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur
sama (iebih kurang 20 .il) Larutan baku dan Larutan uji respon puncak utaina. Hitung jumlah daiam mg
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
- 1253 -

terbutalin sulfat, (C 12H19NO3 )2.H2SO4, dalam zat yang tamba1kan 10 ml asam sulfat 0,05 N dan encerkan
digunakan dengan rumus: dengan air sampai tanda.
Larutan uji Timbang clan serbukkan tidak kurang daii
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
50 C1±'— setara dengan lebih kurang 10 mg terbutalin sulfat,
masukkan ke dalain labu tentukur 100-ml, tambahkan
10 ml asam sulfat 0,05 N dan 20 ml air, kocok selama
C adalah kadar Terbutalin Sulfat BPFI dalam mg per ml 15 menit, encerkan dengan air sampai tanda, saring.
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
puncak Larutan uji dan Larutan baku. sama (lebih kurang 20 il) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, respons puncak utarna. Hitung jumlah dalain mg
tidak tembus cahaya, pada suhu terkendali. terbutalin sulfat, (C 12H19NO3 )2.H2 SO4, dalam serbuk
tablet yang digunakan dengan rumus:

TABLET TERBUTALIN SULFAT


Terbutaline Sulfate Tablet 1OOCIL

Tablet Terbutalin Suifat mengandung Terbutalin Sulfat


(C 12 H 19NO3 )2.H2 SO4 tidak kurang dari 90,0% dan tidak C adalah kadar Terbutalin Sulfat BPFI dalam mg per ml
iebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Larutan baku; ru dan rs bertunut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Baku pembanding Terbutalin sulfat BPFI, lakukan
pengeringan pada suhu 1050 selama 3 jam sebelum Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup napat
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu nuang terkendali.
terlindung cahaya dan dalam suhu ruang terkendali.
Senyawa sejenis Terbutalin sulfat BPFI, [3,5-dihidroksi-
butilaminoaseto fenon sulfat], tidak boleh dikeringkan. TESTOSTERON ENANTAT
Simpan dalam wadah tertutup rapat. Testosterone Enantate
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.

Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel


Media disolusi: 900 ml air.
Alattipel: 100 rpm.
Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah Testosteron heptanoat [315-37-7]
(C 12H19NO3 )2 .H2SO4 yang tenlarut, menggunakan C26H4003 BM 400,60
prosedur seperti tertera pada Penetapan kadar, jika penlu
lakukan modifikasi. Testostenon Enantat mengandung tidak kurang dan
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 26114003 .
kurang dan 75% (Q) (C 12H19NO3)2.H2 SO4 dari jumlah
yang tertera pada etiket. Pemerian Serbuk hablur; putih krim; tidak berbau atau
sedikit berbau asam heptanoat.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Kelarutan Tidak larut dalam air; lanut dalam eter dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dalam minyak nabati.
Kromarografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Baku peinbanding Testosteron Enantat BPFI; tidak
Larutan pasangan ion, Fase gerak, Larutan boleh dikeningkan sebeluin digunakan. Simpan dalam
kesesuaian sistem dan Sistem kro,natografi Lakukan wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan di
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Terbutalin tempat dingin, diamkan sampai mencapai suhu ruang
sulfat. sebelum dibuka.
Larutan ba/cu Timbang saksania sejumlah Terbutalin
Sulfat BPFI, lanitkan dan encerkan secara kuantitatif dan Identifikasi
jika perlu bertahap hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Pipet 10 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 100-n-fl, didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
-1254-

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Prosedur Pipet masing-masing 5 ml Larutan uji dan
seperti pada Testosteron Enantat BPFI. Larutan baku, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (10 tg per ml) bersumbat kaca 50 ml, masukkan 5,0 ml kioroform P ke
dalam etanol P menunjukkan maksimum dan minimum dalam labu lain yang serupa sebagai blangko. Pada
pada panjang gelombang yang sama dengan larutan masing-masing labu tambahkan 10,0 ml larutan yang
Testosteron Enantat BPFI: daya serap masing-masing berasal dari 375 mg isoniazida P dan 0,47 ml asam
dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang kiorida P dalam 500 ml metanol P, kocok dan biarkan
serapan maksimum lebih kurang 240 rim berbeda tidak selama 45 menit. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan
lebih dari 3,0%. baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
C. Refluks 25 mg dengan 2 ml larutan: kalium kurang 380 nm terhadap blangko. Hitung jumlah dalam
hidroksida P dalam metanol P (1 dalam 100) selama mg testosteron enantat, C 261103, dalam zat yang
ijain. Dinginkan campuran, tambahkan 10 ml air, saring digunakan dengan rumus:
dan cuci endapan dengan air sampai cucian terakhir
bereaksi netral terhadap lakmus. Keringkan endapan
dalam hampa udara pada suhu 60° selama 3 jam, clk
I
testosteron yang diperoleh melebur antara 1510 dan 1570. AS
Jarak lebur <1021> Antara 34° dan 39°, suhu awal C adalah kadar Testosteron Enantat BPFI dalam tg per
tangas tidak lebih dan 20 0
.
ml Larutan ba/cu; Au dan A s berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Rotasi jenis <1081> Antara +77 0 dan +820, dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
larutan dalam dioksan P yang mengandung 200 mg per di tempat sejuk.
10 ml.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. TESTOSTERON PROPIONAT


Asam heptanoat bebas Tidak lebih dari 0,16%; Testosterone Propionate
larutkan 500 mg zat dalam 10 ml etanol P yang telah
dinetralkan hingga warna biru lemah setelah Testosteronpropionat [57-85-2]
penambahan 2 sampai 3 tetes biru bromotimol LP dan C22H3203 BM 344,49
titrasi segera dengan natrium hidrok,sida 0,01 N LV:
diperlukan tidak lebih dari 0,6 ml natrium hidroksida Testosteron Propionat mengandung tidak kurang dan
0,01 N. 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 22113203, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Cemaran umum<481>
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau putih
Larutan ba/cu Gunakan pelarut metanol P. knim; tidak berbau; stabil di udara.
Fase gerak Buat campuran sikloheksan P-etilasetat P
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
(2:1).
Penampak bercak Gunakan teknik penampakan etanol, dalam dioksan, dalam eter dan dalam pelarut
bercak nomor 19. organik lain; larut dalam minyak nabati.
Batas Tidak ada satu jenis cemaran lebih dari 1,0%
dan total cemaran tidak lebih dari 2,0%. Baku pembanding Testosteron Propionat BPFI;
lakukan pengeringan pada hampa udara di atas si/i/ca
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> gel P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam
Metode V Memenuhi syarat. wadah tertutup rapat, tenlindung cahaya.
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
Identifikasi
Penetapan kadar A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Testosteron Enantat BPFI, larutkan dalam kioroform P maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap hingga seperti pada Testosteron Propianat BPFI.
kadar lebih kurang 40 tg per ml. B. Spektrum serapan ultraviolet lanutan (10 ig per ml)
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg, dalam etanol P menunjukkan maksimum dan minimum
masukkan ke dalam labu tentukur 100-mi, tambahkan pada panjang gelombang yang sama dengan larutan
kioroform P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan mi, Testosteron Propionat BPFI: daya serap masing-masing
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada
masukkan ke daiam labu tentukur 100-ml, tambahkan
kioroform P sampai tanda. panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 241
nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
- 1255 -

C. Menunjukkan reaksi Identflkasi C seperti tertera maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
pada Testosteron Enantat. seperti pada Tetrahidrozolin Hidrokiorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (250 .Lg per
Jarak lebur <1021> Metode IlAntara 118° dan 1230 ml) menunjukkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada
Rotasi jenis <1081> Antara +83° dan +90°, dihitung Tetrahidrozolin Hidrokiorida BPFI: daya serap masing-
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan,
menggunakan larutan dalam dioksan P yang pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
mengandung 200 mg per 10 ml. kurang 264 nm dan 271 nm berbeda tidak lebih dan
4,0%.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; C. Lanitan (1 dalam 200) menunjukkan reaksi
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika Kiorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji
gel selama 4 jam. Identflkasi Umum <291>.

Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
pada Penetapan kadar dalam Testosteron Enantat lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
kecuali penggunaan secara keseluruhan diganti dengan
Testosteron Propionat. Hitung jumlah dalam mg Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
C22H3203, dalam testosteron propionat, dengan rumus
yang sama seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Logam berat <371> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan
Testosteron Enantat. penetapan dengan melarutkan 400 mg dalam 23 ml air
dan tambahkan 2 ml asam asetat iN.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya. Cemaran umum <481>
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Larutan ba/cu Gunakan pelarut metanol P.
TETRAHIDROZOLIN HIDROKLORIDA Fase gerak Buat campuran metanol P-asam asetat
Tetrahidrozoline Hydrochloride glasial P-air(8:1:1).
Penampak bercak Gunakan teknik penanipak bercak
nomor 2 dilanjutkan dengan nomor 1.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kunang


INr8 . HCI 400 mg zat, masukkan ke dalam gems piala 250 ml,
larutkan dalam 60 ml asam asetat glasial P, panaskan
jika penn. Tambahkan 5 ml anhidrida asetat P, 5 ml
2-(1,2,3, 4-Tetrahidro-1-nafiul)-2imidazolin raksa(II) asetat LP dan 3 tetes merah kuinaldin LP dan
monohidroklorida [522-48-2-5] titrasi dengan asam perk/orat 0,1 N LV. Lakukan
C 13H 16N2.HCI BM 236,74 penetapan blangko.

Tetrahidrozolin Hidrokiorida mengandung tidak kurang Tiap ml asam perklorat 0,1 N


dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C1 3H16N2.HC1, setara dengan 23,67 mg C13H16N2.HCI
dihitung terhadap zat yang telah dikeningkan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Pemerian Padatan; putih; tidak berbau. Melebur pada
lebih kurang 256°, disertai penguraian.
TETRAKAIN
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol; Tetracaine
sangat sukar larut dalam kloroform; praktis tidak larut

O-
dalam eter.
H3C(H2C)3HN COOCH2CH2N(CH3)2
Baku pembanding Tetrahidrozolin Hidrok/orida BPFI; --
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. 2-(Dimetilamino)etilp-(buti/amino)benzoat [94-24-6]
C15 1124N202 BM 264,37
Identifikasi
A.Spektrum serapan inframerah zat yang telah Tetrakain mengandung tidak kurang dan 98,0% dan
dikeringkan pada suhu 105 0 selama 2 jam dan tidak lebih dan 101,0% C 15 1-124N202, dihitung terhadap
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan zat yang telah dikeringkan.
-1256-

Pemerian Zat padat seperti him; putih atau kuning bercak yang diperoleh dari Larutan uji kecuahi bercak
muda. utama, tidak lebih intensif dan bercak utama Larutan
baku (0,4%) dan jumlah intensitas bercak seperti mi
Kelarutan Sangat sukar lanit dalam air; larut dalam tidak lebih dari 08%.
etanol, dalam eter, dalam benzen dan dalam kloroform.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500
Baku pembanding Tetrakain Hidrokiorida BPFI; mg zat, masukkan ke daham bejana yang sesuai,
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor tambahkan 5 ml asam kiorida P dan 50 ml air, dinginkan
pentoksida P selama 18 jam sebelum digunakan. Simpan hingga 15°. Tambahkan lebih kurang 25 g pecahan es dan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. titrasi perlahan-lahan dengan natrium nitrit 0,1 M LV,
aduk terus menerus sampai pengaduk kaca yang
Identifikasi dicelupkan ke dalam larutan titrasi menghasilkan cincin
A. Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml larutan Asam biru yang segera muncul bila digoreskan pada kertas
kiorida P (1 dalam 120) dan tambahkan 1 ml larutan kanji iodida P. Jika titrasi sempurna, titik akhir dapat
kalium tiosianat P (1 dalam 4): terbentuk endapan muncul kembali sesudah campuran didiamkan sehama 1
hablur. Lakukan penghabiuran kembali dari air dan menit. Lakukan penetapan blangko.
kerrngkan pada suhu 80° selama 2 jam: melebur antara
130° dan 132°. Tiap ml natrium nitrit 0,1 M
B. Timbang saksama dan larutkan Iebih kurang 90 setara dengan 26,44 mg C15H241'1202
mg zat dalam 10 ml larutan Asam kiorida P (1 dalam
120) dalam labu tentukur 500-ml, encerkan dengan air Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mi ke dalam labu tidak tembus cahaya.
tentukur 100-ml, tambahkan 2 ml Daparfosfat nomor
6; 10%,' pH 6,0 seperti tertera pada Daparfosfat dalam
Penetapan Poten.si Antibiotik secara Mikrobiologi <131>, TETRAKAIN HIDROKLORIDA
encerkan dengan air sampai tanda: spektrum serapan Tetracaine Hydrochloride
ultraviolet larutan yang diperoieh menunjukkan
maksimum dan minimum hanya pada panjang 2-(Dimetilamino)etilp-(butilamino)benzoat
gelombang yang sama dengan iarutan Tetrakain monohidrokiorida [136-47-0]
Hidroklorida BPFI (1 dalam 100.000) dalam campuran
air-daparfosfat nomor 6; 10016; pH 6,0 (50:1); dan serapan C15H24N202.HC1 BM300,82
jenis terhadap zat yang teiah dikeringkan, pada panjang
gelombang serapan maksimum iebih kurang 310 nm Tetrakain hidroklorida mengandung tidak kurang dan
berbeda tidak lebih dari 2,0% [Catatan Bobot molekul 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 151-124N202.HC1,
tetrakain hidrokiorida (C15H24N202HCl), adalah 300,83] dihitung terhadap zat anhidrat.

Jarak iebur <1021> Metode I Antara 41° dan 46° Pemerian Serbuk, hablur, hahus, putih; tidak berbau;
rasa sedikit pahit diikuti rasa kebas; bersifat higroskopis.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Larutan bersifat netrah terhadap hakmus.
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
pentoksida P selama 18 jam. Keharutan Sangat mudah larut dalam air; harut daham
etanol; tidak harut daham benzen dan dalam eter. Melebur
Sisa pemijaran <30 1>Tidak lebih dari 0,1%. pada lebih kurang 148°. Pada 2 polimorfis yang lain
dapat melebur masing-masing pada hebih kurang 134°
Kemurnian kromatografi dan 139°. Campuran 2 bentuk pohimorfis tersebut dapat
Larutan uji Timbang saksama sejumiah zat, larutkan melebur antara 134° sampai 147°.
daiam kioroform P hingga kadar 50 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumiah asam Baku pembanding Tetrakain Hidrokiorida BPFI;
4-(butilamino)-benzoat dalam metanol P hingga kadar hakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
0,2 mg per ml. pentoksida P selama 18 jam sebelum digunakan. Simpan
Prosedur Lakukan kromatografi lapis tipis seperti dalam wadah tertutup rapat, terhindung cahaya.
tertera pada KromatograJI <931>. Totolkan secara Endotok.sin BPFI;[Catatan Bersfat pirogenik,
terpisah masing-masing 5 pi Larutan uji dan Larutan penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
baku pada lempeng silika gel 0,25 mm. Masukkan menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi fase gerak gunakan harutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
kioroform P-metanol P-isopropilamino P (98:7:2) belum dibuka dan lanutan, dalam lemani pendingin.
hingga merambat lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng dan biarkan kening di udara.
Amati hempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 run:
- 1257 -

Identifikasi TETRASIKLIN
A. Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat larutkan Tetracycline
dalam air hingga 250,0 ml. Pipet 5 ml masukkan ke
OH 0 OH 0
dalam tabu tentukur 100-ml, tambahkan 2 ml Dapar
OH
nomor 6; 10%; pH 6,0; seperti tertera pada Daparfosfat CONH2

dalam Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi


<131>, kemudian encerkan dengan air sampai tanda; OH
spektrum serapan ultraviolet larutan menunjukkan HO CH, H N(CH3)1
maksimum dan minimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Tetrakain (4S, 4aS, 5aS, 12aS)-4-(Dimetilamino)-1, 4, 4a, 5, 5a, 6,
Hidrokiorida BPFI; daya serap masing-masing dihitung 11, 12a-oktahidro-3, 6, 10, 12, 12a-pentahidroksi-6-
terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang lebih met/I-1, 1 1-diokso-2-naftasena-karboksamida [60-54-8]
kurang 310 nm berbeda tidak lebih dari 2,0%.
B. Larutkan 100 mg zat dalam 10 ml air dan C22H24N203 BM 444,43
tambahkan 1 ml larutan kalium fiosianat P (1 dalam 4) Trihidrat [6416-04-2] BM 498,49
terbentuk endapan hablur. Hablurkan kembali endapan
dengan air dan keringkan pada suhu 80° selama 2 jam: Tetrasiklin mempunyai potensi setara dengan tidak
melebur antara 130° dan 132°. kurang dari 975 .tg tetrasiklin hidrokionida,
C. Larutan 100 mg zat dalam 5 ml air menunjukkan C22H24N208.HCI, per ml dihitung terhadap zat anhidrat.
reaksi Kiorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji
identflkasi umum <291>. Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau. Stabil di
udara tetapi pada pemaparan dengan cahaya matahari
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%. kuat menjadi gelap. Dalam larutan dengan pH lebih kecil
dari 2, potensi berkurang, dan cepat rusak dalam larutan
Sisa pemujaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. alkali hidroksida.
Syarat lain Jika pada etiket tertera Tetrakain Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
hidrokiorida steril, memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dalam larutan asam encer dan dalam larutan alkali
dan Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada hidroksida; sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut
Tetrakain Hidrokiorida untuk Jnjeksi. Jika pada etiket dalam klroform dan dalam eter.
tertera tetrakain hidroklorida hams diproses lebih lanjut
untuk pembuatan sediaan injeksi, harus memenuhi syarat Baku pembanding Tetrasiklin Hidroklonida BPFI;
uji Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan
Tetrakain Hidroklorida untuk Jnjeksi. dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat
sejuk. 4-Epianhidro tetrasiklin Hidrokiorida BPFI;
Kemurnian kromatografi lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, iarutkan selama 3 jam sebelum digunakan.
dalam air hingga kadar 50 mg per ml.
Larutan baku dan Prosedur Lakukan seperti tertera Identifikasi
pada Tetrakain, mulai dan "Buat Larutan baku" A. Spektrum serapan ultraviolet larutan (20 .tg
per ml) dalam natrium hidroksida 0,25 N, 6 menit
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang setelah penyiapan menunjukkan maksimum dan
500 mg zat, masukkan ke dalarn wadah yang sesuai, minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
tambahkan 5 ml asam kiorida P dan 50 ml air. Lakukan pada Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI; daya serap dihitung
seperti tertera pada Titrasi Nitrimetri pada Titrasi terhadap zat anhidrat pada panjang gelombang
<701>, mulai dan "dinginkan hingga suhu lebih kurang maksimum lebih kurang 380 nm antara 104,45% dan
15°". 111,95% terhadap Tetrasiklin Hidroklorida BPFI,
Tiap ml natrium n/tnt 0,1 M dengan memperhitungkan potensi baku pembanding.
setara dengan 30,08 mg C15H24N202.HC1 B. Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dan
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, pada Penetapan kadar.
tidak tembus cahaya. C. Pada 0,5 mg zat tambahkan 2 ml asam sulfat P:
terjadi warna merah keunguan. Tambahkan larutan ke
Penandaan Jika digunakan untuk sediaan injeksi, etiket dalam 1 ml air: tenjadi wama kuning.
menyatakan steril atau hams diproses lebih lanjut untuk D. Buat larutan zat dalam metanol P yang
pembuatan injeksi atau sediaan steril lainnya. mengandung tetrasiklin hidroklorida 1 mg per ml.
Lakukan penetapan menggunakan Metode II seperti
tertera pada Identflkasi Tetrasiklin <271>.
-1258-

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Penandaan Etiket menunjukkan hanya digunakan untuk
pembuatan obat nonparenteral.
pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0; lakukan penetapan
menggunakan suspensi dalam air yang mengandung
10 mg per ml. TETRASIKLIN HIDROKLORIDA
Tetracycline Hydrochloride
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 13,0%.

4-Epianhidrotetrasiklln Tidak lebih dari 2,0%; lakukan


penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi HCI
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer, Sistem kromatografi, Larutan uji dan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 4-(Dimetilamino)-1,4,4a,5,5a, 6,11, 12a-oktahidro-
4-Epianhidrotetrczsiklin Hidroklorida BPFI, larutkan 3,6,10,12, 12a-pentahidroksi-6-metil-1, I 1-diokso-2-
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 10 jig nafiasenakarbo/csamidamonohidro klorida [64-75-5]
per ml.
Prosedur Menggunakan kromatogram Larutan ba/cu C22H24N208.HC1 BM 480,90
dan Larutan uji, hitung persentase
4-epianhidrotetrasiklin dalam tetrasiklin yang digunakan Tetrasiklin Hidroklorida mempunyai potensi tidak
dengan rumus: kurang dari 900 tg C22H24N208.HC1 per mg.

lO( CEftU) Pemerian Senbuk hablur, kuning; tidak berbau; agak


higkroskopis. Stabil di udana tetapi pada pemapanan
tenhadap cahaya matahari yang kuat dalam udana lembab
menjadi gelap. Dalam larutan dengan pH lebih kecil dan
CE adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida 2, potensi benkurang, dan cepat nusak dalam larutan
BPFI dalam xg per ml Larutan baku; W adalah bobot alkali hidnoksida.
dalam rug tetrasiklin yang digunakan dalam Larutan uji;
ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Kelarutan Larut dalam air, dalam lanutan alkali
4-epianhidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan uji hidroksida dan dalam larutan karbonat; sukar larut
dan Larutan ba/cu. dalam etanol; praktis tidak larut dalam klorofonm dan
dalam eter.
Rotasi jenis <1081> Antara -260° dan -280°; dihitung
terhadapzat anhidrat. Baku pembanding Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI; tidak
boleh dikeningkan sebelum digunakan. Simpan dalam
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj. wadah tertutup napat, terlindung cahaya dan di tempat
dingin. 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI;
Penetapan kadar lakukan pengeningan dalam hampa udara pada suhu 60 0
Pengencer, Fase gerak, Larutan ba/cu, Larutan selama 3 jam sebelum digunakan. Zat yang dikeningkan
resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera bersifat higroskopik. Simpan dalam wadah tertutup
pada Penetapan kadardalam Tetrasiklin Hidrokiorida. rapat, terlindung cahaya, di tempat dingin dan kening.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 45 mg Endotoksin BPFI [Catatan Bersfat pirogenik,
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. menghindari kontaminasi.]; Rekonstitusi seluruh isi,
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. Hitung jumlah belum dibuka dan larutan, dalam lemani pendingin.
dalam jig tetrasiklin, C 22H24N208, yang setara dalam tiap
mg tetrasiklin yang digunakan dengan rumus: Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispensikan dalam kalium bromida P menunjukkan
lOO1.c1L maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
W)r8
seperti pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (20 jig per ml)
W adalah bobot dalam mg tetrasiklin dalam Larutan uji; dalam natrium hidroksida 0,25 N, 6 menit setelah
C, P, ru dan rs sesuai dengan yang tertera pada penyiapan, larutan menunjukkan maksimum dan
Penetapan kadardalam Tetrasiklin Hidrokiorida. minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI, daya senap dihitung
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang
tidak tembus cahaya.
-1259-

gelombang serapan maksimum lebih kurang 380 tim <71> dan Endoto/csin bakteri <201> seperti tertera path
antara 96,0% dan 104,0% dari Tetrasiklin Hidrokiorida Tetrasiklin Hidrokiorida untuk Injek.si. Jika pada etiket
BPFI, dengan memperhitungkan potensi baku tertera Tetrasiklin Hidrokiorida harus diproses lebih
pembanding. lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi
C. Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dan syarat Endotok.in bakteri <201> seperti tertera pada
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu yang diperoleh Tetrasiklin Hidrokiorida untuk Injeksi. Jika digunakan
pada Penetapan kadar. untuk pembuatan sediaan obat selain parenteral, tidak
D. Tambahkan 2 ml asarn sulfat P pada 0,5 mg zat; hams memenuhi uji Endotokgin bakteri <201>.
menunjukkan warna merah keunguan. Masukkan larutan
ke dalam 1 ml air: warna menjadi kuning. Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar dengan
E. Menunjukkan reaksi tetrasiklin Metode II seperti cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera path
tertera pada Uji IdentJIkasi Tetrasiklin <271>; lakukan Kromatografi <931>.
penetapan menggunakan larutan dalam metanol P yang Pengencer Bunt campuran 680 ml amonium oksalat
mengandung 1 mg per ml. 0,1 M dan 270 ml dirnetilforrnarnida P.
F. Menunjukkan reaksi Kiorida cara A seperti tertera Fase gerak Buat campuran 680 ml amonium oksalat
pada Uji Identifikasi umum <291>. 0,1 M, 270 ml dimetilformarnida P dan 50 ml arnonium
fosfat dibasa 0,2 M. Jika perlu atur pH 7,6 sanlpai 7,7
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. menggunakan arnoniurn hidroksida 3 N atau warn fosfat
3 N. Saning melalui penyaning membran dengan
pH <1071> Antara 1,8 dan 2,8; lakukan penetapan porositas 0,5 j.xm atau lebih halus. Jika perlu lakukan
menggunakan larutan yang mengandung 10 mg per ml. penyesuaian menurut Kesesuaian sistern seperti tertera
pada Krornatografi <931>.
Rotasi jenis <1081> Antara -240° dan -255°. Dihitung Larutan ba/cu Timbang saksama, sejumlah Tetrasiklin
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan Hidrokiorida BPFI, larutkan dan encerkan secara
menggunakan larutan 5 mg zat per ml warn kiorida 0,1 N. kuantitatif dengan Pengencer hingga kadan iebih kunang
0,5 mg per ml.
Logam. berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj. Larutan uji Timbang saksama iebih kunang 50 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukun 100-ml, larutkan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; dan encerkan dengan Pengencer sanlpai tanda.
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler Larutan resolusi Buat larutan dalam Pengencer yang
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° mengandung iebih kurang 100 tg tetrasiklin
selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg zat. hidrokiorida dan 25 j.tg 4-epianhidrotetrasikiin
hidroklorida per ml.
4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 2,0%; lakukan Sistern krornatografi Lakukan seperti tertera path
penetapan dengan cara Kroinatografi cair kinerja tinggi Krornatografi <931>. Knomatograf cain kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>. diiengkapi dengan detektor 280 nm, koiom pelindung
Pengencer, Sistem krornatografi, Larutan uji dan 3 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L7 10 jtm, dan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. kolom analisis 25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L7
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 5 p.m sampai 10 p.m. Laju alir lebih kunang 2 ml per
4-Epianhidrotetrasiklin Hidrokiorida BPFJ, larutkan menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi,
dalam Pelarut hingga kadar 10 tg per ml. rekam kromatogram dan ukun respons puncak seperti
Prosedur Menggunakan kromatogram Larutan ba/cu tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
dan Larutan uji, hitung persentase 4-epianhidrotetrasikiin dan tetrasiklin berturut-turut
4-epianhidrotetrasiklin hidroklorida dalam zat yang iebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antana puncak
digunakan dengan rumus: 4-epianhidrotetrasikiin dan puncak tetrasikiin tidak
kurang dari 1,2. Lakukan knomatografi terhadap
Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukun respons
101&1r puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
CE adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidrokiorida sama (iebih kurang 20 p.1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
BPFI dalam tg per ml Larutan ba/cu; W adalah bobot ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukun
dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji; ru respons puncak. Hitung jumiah dalam p.g tetrasikiin
dan rs berturut-turut adalah respons puncak hidrokiorida, C22H24N208.HC1, per mg dengan runius:
4-epianhidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan uji
dan Larutan ba/cu.
loo1c'11L
Syarat lain Jika pada etiket tertera bahwa tetrasiklin
hidrokiorida adalah steril, memenuhi syarat Sterilitas
-1260-

C adalah kadar Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI dalam mg selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg isi
per ml Larutan ba/cu; P adalah potensi Tetrasiklin kapsul yang ditimbang saksama.
Hidrokiorida BPFI dalam tg per mg; W adalah bobot
dalam mg tetrasiklin hidrokiorida dalam Larutan uji; ru 4-Epianhidrotetrasiklln Tidak lebih dari 3,0%; lakukan
dan rs berturut-turut adalah respons puncak yang penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pengencer, Sistem kromatografi, Larutan uji dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Prosedur Lakukan sepenti tertera pada Penetapan
tidak tembus cahaya. kadar.
Larutan ba/cu Timbang saksama 4-Epianhidro
Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan injeksi tetrasiklin Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam
atau sediaan steril lain, pada etiket harus dinyatakan Pengencer hingga kadar lebih kurang 10 tg per ml.
steril atau hams diproses lebih lanjut untuk pembuatan Prosedur Menggunakan kromatogram Larutan ba/cu dan
sediaan injeksi. Larutan uji, hitung persentase 4-Epianhidrotetrasiklin
hidroklonida dalam kapsul yang digunakan dengaz rumus:

KAPSUL TETRASIKLIN HIDROKLORIDA )( r

Tetracycline Hydrochloride Capsule U


T rs
Kapsul Tetrasiklin Hidrokiorida mengandung Tetrasiklin
Hidrokiorida, C22H24N208.HCI, tidak kurang dari 90,0% C5 adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidrokiorida
dan tidak lebih dari 125,0% dari jumlah yang tertera BPFI dalam jig per ml Larutan ba/cu; T adalah jumlah
pada etiket. dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; ru dan r5
Baku pembanding Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI; benturut-turut adalah respons puncak 4-Epianhidro
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan tetrasikiin yang diperoleh dan Larutan uji dan Larutan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat ba/cu.
dingin. 4-Epianhidro tetrasiklin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeningan dalam ruang hampa udara pada Penetapan kadar
suhu 601 selama 3 jam sebelum digunakan. Zat yang Pengencer, Fase gerak, Larutan ba/cu, Larutan
dikeringkan bersifat higroskopis. Simpan dalam wadah resolusi, dan Sistem kromatograJI Buat seperti tertera
tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat dingin dan pada Penetapan kadardalam Tertrasiklin Hidrokiorida.
kering. Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dan
20 kapsul, keluarkan isi semua kapsul, dan campur,
Identifikasi Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dan bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama.
Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu yang diperoleh Hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama
pada Penetapan kadar. sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang 50 mg
tetrasiklin hidrokionida, masukkan ke dalam labu
Disolusi <1231> tentukur 100-ml. Tambahkan iebih kurang 50 ml
Media disolusi: 900 ml air Pengencer, campur, sonikasi selama lebih kurang
Alat tipe 2:75 rpm. Pertahankan jarak antara ujung 5 menit. Biarkan dingin, encerkan dengan Pengencer
dayung dan dasar wadah disolusi 45±5 mm. sampai tanda, saring.
Waktu: 60 menit; 90 menit untuk kapsul 500 mg. Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah kadar dalam Tetrasiklin Hidroklorida. Hitung jumlah
C22 H24N208.HCI yang terlarut dengan mengukur serapan dalam mg tetrasiklin hidnokiorida, C 22H24N208.HCI,
alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dalam isi kapsul yang digunakan dengan numus:
kemudian bandingkan dengan serapan larutan baku
Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI dalam media yang sama (cP( r
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih 10 rs
kurang 276 nm.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus lanit tidak
kurang dan 80% C22H24N208.HCI, dari jumlah yang C adalah kadar Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI dalam mg
tertera pada etiket; 90 menit untuk kapsul 500 mg. per ml Larutan ba/cu; P adalah potensi Tetrasiklin
Hidrokiorida BPFI dalam Lg per ml; ru dan rs bertunut-
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat tunut adaiah respons puncak yang diperoleh dan Larutan
uji dan Larutan ba/cu.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60° tidak tembus cahaya.
- 1261 -

SALEP MATA TETR4SLKLIN BIDROKLORIDA C adaiah kadar Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI dalam mg
Tetracycline Hydrochloride Opthahnic Ointment per ml Larutan ba/cu; P adalah potensi Tetrasiklin
Hidrokiorida BPFI dalam .tg per mg; ru dan rs berturut-
Salep mata Tetrasiklin Hidrokiorida mengandung turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan
Tetrasiklin Hidrokiorida, C 221124N208.110, tidak kurang Larutan ba/cu.
dari 90,0% dan tidak iebih dari 125,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Wadah dan penyimpanan Dalam tube salep mata.

Baku pembanding Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI; tidak


boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, TETRASIKLIN FOSFAT KOMPLEKS
terlindung cahaya, di tempat dingin. 4-Epianhidrotetrasiklin Tetracycline Phosphate Complex
Hidrokiorida BPFI; lakukan pengeringan dalam ruang
hampa udara pada suhu 60 0 selama 3 jam sebelum Tetrasiklin Fosfat Kompieks mempunyai potensi setara
digunakan. Zat yang dikeringkan bersifat higroskopis. dengan tidak kurang dari 750 p.g per mg tetrasildin
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, hidrokiorida, C22H24N208 .HC1 dihitung terhadap zat
di tempat dingin dan kering. anhidrat.

Steriitas <71> Memenuhi syarat. Pemerian Serbuk hablur, kuning; agak berbau khas.

Isi minimum <861> Memenuhi syarat. Kelarutan Agak sukar iarut dalam air; sukar larut dalam
metanol; sangat sukar larut dalam aseton.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%; gunakan
20 ml campuran toluen P-metanol P (7:3) sebagai Baku pembanding Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI, tidak
pengganti metanol P dalam labu titrasi. boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, di tempat dingin;
Partikel logam <1061> Memenuhi syarat. 4-Epianhidrotetrasiklin Hidrokiorida BPFI, lakukan
pengeringan dalam ruang hampa udara pada suhu 60°
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara selama 3 jam sebeium digunakan. Zat yang dikeringkan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada bersifat higroskopis. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi <931>. terlindung cahaya, di tempat dingin dan kering.
Pengencer, Fase gerak, Larutan resolusi dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan Identifikasi
kadar dalam Tetrasiklin Hidrokiorida. A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang dibuat
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Tetrasiklin dengan menimbang saksama lebih kurang 40 mg zat,
Hidrokiorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Tambahkan
metanol P hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. Pipet 2 ml asam kiorida 0,1 N, encerkan dengan air sampai
6 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-mi,
dengan Pengencer sampai tanda. Larutan mengandung tambahkan 75 ml air dan 5 ml natrium hidroksida 5 N,
tetrasiklin hidrokiorida iebih kurang 0,12 mg per ml. encerkan dengan air sampai tanda, menunjukkan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah salep setara maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
dengan iebih kurang 300 mg tetrasiklin hidrokiorida, sama seperti pada Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI yang
masukkan ke dalam labu Eriemneyer bersumbat kaca, diperlakukan sama; serapan yang diukur pada saat
tambahkan 20 ml sikloheksan P dan kocok. Tambahkan 6 menit setelah penambahan 5 ml natrium hidroksida
35 ml metanol P dan sonikasi selama lebih kurang 5 N dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
20 menit. Saring larutan ke dalam labu tentukur 100-ml panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
dan bilas labu Erlenmeyer dengan 40 ml metanol P, 380 nm antara 77,1% dan 86,9% dari serapan Tetrasiklin
saring biiasan melalui penyaring ke dalam labu tentukur. Hidrokiorida BPFI, dengan memperhitungkan potensi
Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 2 ml baku pembanding,
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan dengan B. Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dan
Pengencer sampai tanda. kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan yang diperoleh pada Penetapan kadar.
kadar dalam Tetrasiklin Hidrokiorida. Hitung jumiah C. Kocok 100 mg zat dengan 10 ml air, saning.
dalam mg tetrasiklin hidrokiorida, C 221124N208.110 Masukkan 1 ml filtrat ke dalam tabung silinder bertutup
dalam salep yang digunakan dengan rumus: kaca, tambabkan 10 ml air, 2 ml arnonium molibdat LP,
1 ml timah kiorida LP dan 10 ml campuran benzen P dan
isobutil alkohol P volume sama. Kocok kuat selama
2,5CP1'!i' 1 menit dan biarkan lapisan terpisah: terjadi warna biru
r pada lapisan atas (menunjukkan adanya fosfat).
-1262-

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Pelarut Buat campuran 680 ml amonium oksalat
0,1 M dan 270 ml dimetilformamida P.
pH <1071> Antara 2,0 dan 4,0; lakukan penetapan Fase gerak Buat campuran 680 ml amonium oksalat
menggunakan suspensi dalam air yang mengandung 10 0,1 M, 270 ml dimetilformamida P dan 50 ml amonium
mg per ml. fosfat dibasa 0,2 M. Jika perlu atur pH 7,6 sampai 7,7
dengan penambahan amonium hidroksida 3 N atau asam
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 9,0%. fosfat 3 N. Saring melalui penyaring membran dengan
porositas 0,5 gm atau lebih halus. Jika perlu lakukan
Kiorida <361> Tidak Iebih dari 0,2%. Lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian s/stem seperti tertera
penetapan menggunakan larutan yang dibuat dengan pada Kromatografi <931>.
mencampur 100 mg zat dengan 10 ml air, saring. Ke Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Telrasiklin
dalam 1 ml filtrat tambahkan 1 tetes asam nitrat P dan Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan
1 tetes perak nhtrat LP: kekeruhan yang terbentuk tidak Pelarut hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
lebih dari yang terdapat dalam 1 ml asam kiorida Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg
0,00057 N. zat, masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
Tetrasiklin Tidak lebih dari 1,0%. Timbang saksama Larutan resolusi Buat larutan dalam Pelarut yang
lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam tabu mengandung lebih kurang 100 jig tetrasiklin
Erlenmeyer 50 ml, tambahkan 10 ml dioksan P dan hidroklorida dan 25 tg 4-epianhidrotetrasiklin
kocok selama 2 menit. Biarkan hingga mengendap, enap hidroklorida per ml.
tuangkan cairan ke dalam tabung sentrifuga 50 ml, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
sentrifus. Pipet 5 ml cairan jernih ke dalaxn gelas piala Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
50 ml, tambahkan 2 tetes merah met/i LP dan titrasi dilengkapi dengan detektor 280 nm, kolom pelindung
dengan asam perklorat 0,01 N LV dalam dioksan P, 3 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
sampai titik akhir titrasi berwarna jingga. Lakukan partikel 10 rim, dan kolom analisis 25 cm x 4,6 mm
penetapan blangko, jika perlu koreksi. berisi bahan pengisi L 7 dengan ukuran partikel 5 sampai
10 gm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
Tiap ml asam perkiorat 0,01 N kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
setara dengan 4,444 mg C22H24N208 (tetrasiklin) kromatograni clan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: waktu retensi relatif 4-epianhidro
4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 2,0%; lakukan tetrasiklin dan tetrasiklin berturut-turut lebih kurang 0,9
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi dan 1,0; resolusi, R, antara puncak 4-epianhidro
seperti tertera pada Kromatografi <931>. tetrasiklin dan puncak tetrasiklin tidak kurang dari 1,2.
Pelarut, Larutan uji dan S/stem kromatografi Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Larutan baku Timbang saksama sejumlah pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
4-Epianhidrotetrasiklin Hidrokiorida BPFI, larutkan ulang tidak lebih dari 2,0%.
dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang 10 tg per ml. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 1.11) Larutan ba/cu dan Larutan uji
sama (lebih kurang 20 j.il) Larutan ba/cu dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam gg
respons puncak utama. Hitung persentase tetrasiklin hidroklorida, C 22H24N208.HCI, yang setara
4-epianhidrotetrasiklin hidroklorida dalam zat dengan dengan tiap mg tetrasiklin fosfat kompleks dengan
rumus: rumus:

io11r too-
(cphu
CE adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidrokiorida C adalah kadar Tetrasi/clin Hidrokiorida BPFI dalam mg
BPFI dalam ig per ml Larulan ba/cu dihitung terhadap per ml Larutan ba/cu; P adalah potensi Tetrasiklin
zat anhidrat; W adalah bobot dalam mg tetrasiklin fosfat Hidrokiorida BPFI dalam tg per mg; W adalah bobot
kompleks untuk membuat Larutan uji; ru dan rs dalam mg tetrasiklin fosfat kompleks untuk membuat
berturut-turut adalah respons puncak 4-epianhidro Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons
tetrasiklin dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. puncak yang diperoleh dan Larutan uji dan Larutan
ba/cu.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Kromatografi <931>. kedap, tidak tembus cahaya.
- 1263 -

Penandaan Pada etiket harus dinyatakan hanya untuk respons puncak utama. Flitung 'persentase
pembuatan sediaan non steril. 4-epianhidrotetrasiklin hidrokiorida dalam isi kapsul
dengan rumus:

KAPSUL TETRASIKUN FOSFAT KOMPLEKS 10iLirQ


Tetracycline Phosphate Complex Capsule T )Lr
Kapsul Tetrasiklin Fosfat Kompleks mengandung
CE adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidrokiorida
tetrasiklin fosfat kompleks setara dengan tetrasiklin BPFI dalam ig per ml Larutan ba/cu; T adalah bobot
hidrokiorida, C22H24N208.HC1, tidak kurang dari 90,0% dalam mg isi kapsul yang digunakan untuk membuat
dan tidak lebih dari 125,0% dari jumlah yang tertera Larutan uji yang setana dengan tetrasiklin hidnokiorida,
pada etiket. sepenti tertera pada etiket; ru dan rs bertunut-turut adalah
respons puncak 4-epianhidnotetrasiklin dari Larutan uji
Baku pembanding Tetrasiklin Hidrokiorida BPFI; dan Larutan baku.
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakn. Sixnpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaydi tempat
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dingin. 4-Epianhidro tetrasiklin Hidrok1oridq BPFI;
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
lakukan pengeningan dalam ruang hampa uda?a\ pada
Kromatografi <931>.
suhu 60° selama 3 jam sebelum digunakan. Zat yang
Pelarul, Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi
dikeringkan bersifat higroskopis. Simpan dalam wah
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat dingin dab
Penetapan kadar dalam Tetrasiklinfosfat kompleks.
kering.
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dan
20 kapsul, ke luarkan semua isi kapsul dan campur,
Identifikasi Waktu retensi puncak utama tetrasiklin
bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung
\
pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
kobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama isi kapsul
ba/cu yang diperoleh pada Penetapan kadar.
se'tra dengan lebih kurang 50 mg tetrasiklin
hidnc1orida, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Tambhkan 50 ml Pelarut, kocok, sonikasi selama
5 menit.\Biankan hingga dingin, dan encerkan dengan
Susut pengeringan <1121> Tidak Iebih dari 9,0%.
Pelarut samn,jai Ida, campur dan saning.
Lakukan pengeringan terhadap 100 mg isi kapsul dalam
Prosedur"untikkan secara terpisah sejumlah volume
botol bertutup kapiler pada tekanan tidak lebih dan
5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam. sama (lebih kih\ang 20 il) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalani kromograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak u'tama. Hitung jumlah dalam mg, isi
Disolusi <1231>
kapsul yang digunkn yang setana dengan tetrasildin
Media disolusi: 900 ml asam kiorida 0,1 N
hidrokiorida, C221-124N2 8 .HCI, dengan rumus:
Alattipel: 100 rpm
Waktu: 30 menit
Prosedur Lakukan penetapan jumlah
C22H24N208.HCI yang terlarut dengan mengukur serapan 10 rS)
alikuot yang telah disaring, jika perlu encerkan dengan
Media disolusi, dan serapan larutan baku Tetrasiklin
Hidrokiorida BPFI dalam media yang sama pada C adalah kadan Tetrasik/in Hidroklorida BPFJ dalam mg
per ml Larutan ba/cu; P adalah potensi Tetrasiklin
panjang gelombang 353 nm.
Hidrokiorida BPFI dalam ig per mg; ru dan rs berturut-
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
tunut adalah respons puncak dari Larutan uji dan
kurang dan 75% (Q) C 221124N208.110, dari jumlah yang
Larutan baku.
tertera pada etiket.

4-Epianhidrotetrasiklln Tidak lebih dari 3,0%; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kedap, tidak tembus cahaya.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pelarut, Larutan uji dan Sistem kromatograJI
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 4-
Epianhidrotetrasik/in Hidrokiorida BPFI, larutkan
dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang 15 .tg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 pi) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
-1264-

TIAMFENIKOL bromtimol LP: tidak Iebih dari 0,1 ml asam klorida 0,02
Thiamphenicol N LV atau natrium hidroksida 0,02 N LV diperlukan
untuk mengubah warna larutan.

H3cO2s __Q__ _t_CH2QH


Suhu lebur <1021>Metode11630 - 1670 .

Rotasi jenis <1081> -21° - -24°; lakukan penetapan


menggunakan larutan 5% dalam dimetilformamida P.
2,2-Dikloro-N-(aR,I3R)-/3-hidroksi-a-hidroksimetil-4-
metilsulfonil(fenetil)asetamida [15138-45-3] Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
C12H15C12N05S BM 356,2 lakukan pengeningan pada suhu 1000 sampai 105°
hingga bobot tetap, menggunakan 1,0 g zat.
Tiamfenikol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 100,5% C 2H15Cl2NO5S, dihitung Sisa pemijaran <301> Metode II tidak lebih dan
terhadap zat yang telah dikeringkan. 0,1%; lakukan penetapan menggunakan 2 g zat.

Pemerian Serbuk hablur halus atau hablur; putih sampai Klorida <361> Tidak Iebih dari 200 bpj; lakukan
putih kekuningan; tidak berbau. Larutan dalam etanol penetapan sepenti tentena pada Uji Batas Kiorida dalam
mutlak memutar bidang polarisasi ke kanan; larutan Kiorokuin Sulfat menggunakan Larutan uji yang dibuat
dalam dimetilformamida memutar bidang polarisasi ke sebagai benikut: Kocok 500 mg zat dengan 30 ml air
kin. selama 5 menit, saring. Pada 15 ml larutan mi
tarnbahkan I ml asarn asetat 2 N, campur.
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam eter dan dalam
etil asetat; agak sukar larut dalam etanol mutlak dan Logam berat <371> Metode IVtidak lebih dari 10 bpj;
dalam aseton; larut dalam metanol; mudah larut dalam lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat dan 1 ml
asetonitril dan dalam dimetilformamida; sangat mudah Larutan baku timbal (10 bpj) sebagai larutan baku.
larut dalam dimetilasetamida.
Serapan cahaya Serapan cahaya larutan 0,020%, yang
Baku pembanding Tiamfenikol BPFI. dibuat dengan pemanasan pada suhu 40°, pada daerah
240 nm sampai 300 nm menunjukkan dua maksimum,
Identifikasi pada 266 mu dan 273 run. Serapan jenis pada 266 run
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah adalah 25 sampai 28 dan pada 273 nm adalah 21,5
dikeningkan pada suhu 1050 selama 2 jam dan sampai 23,5. Encerkan larutan di atas dengan air (1:20),
didispersikan dalam kalium bromida P, menuñjukkan serapan cahaya lanutan mi pada daerah 200 nm sampai
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 240 nm menunjukkan maksirnum hanya pada 224 nm.
seperti pada Tiamfenikol BPFI. Serapan jenis pada 224 urn adalah 370 sampai 400.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Ident/ikasi
secara Kroinatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan secara Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg
terpisah masing-masing 5 tl larutan dalam metanol P zat, Iarutkan dalam 30 ml etanol P, tambahkan 20 ml
yang mengandung (1) 1% zat uji dan (2) larutan kalium hidroksida P 50%, kocok dan refluks
Tiamfenikol BPFI 1%, pada jarak yang sama, 2,5 cm selama 4 jam. Dinginkan, encerkan dengan 100 ml air
dari tepi bawah lempeng knomatografi silika gel GF254 . dan netralkan dengan asam nitrat 2 N, tambahkan lagi
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang 5 ml asam nitrat 2 N dan titrasi dengan perak nitrat
tøjth dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P-metanol 0,1 M LV, tentukan titik akhir secara potensiometrik.
P (97:3) hingga merambat 10 cm di atas garis penotolan. Lakukan penetapan blangko.
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap, amati di
bawah cahaya ultraviolet 254 mm Bercak utama yang Tiap miperak nitrat 0,1M
diperoleh dari Larutan uji (1) mempunyai harga R1 dan setara dengan 0,01 781g C,2H15 C12 NO5S
ukuran yang sama dengan bercak Larutan baku (2).
C. Pada 50 mg zat dalam krus porselen tambahkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
500 mg natrium karbonat anhidrat P dan panaskan di terlindung cahaya dan kelembaban.
atas api langsung selama 10 menit. Biarkan dingin,
larutkan residu dalam 5 ml asam nitrat 2 N dan saring.
Pada 1 ml filtrat tambahkan I ml air. Lanitan akhir
menunjukkan reaksi Kiorida cara A seperti tertera pada
UjiIdentflkasi Umum <291>.

Keasaman-kebasaan Kocok 100 mg zat dengan 20 ml


air bebas karbon dioksida P, tambahkan 0,1 ml biru
- 1265 -

TIAMIN HIDROKLORIDA Kemurnian kromatografi Respons puncak sekunder


Thiamine Hydrochloride tidak lebih besar dari 1,0% dari total respons puncak.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
[H3CNH2 1, S , CH2CH20H
Larutan A, Larutan B, dan Fase gerak Lakukan
- • HCI seperti tertera pada Penetapan kadar.
'
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
a
L
C
H2
CH3 ] Cl dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per
MI.
Tiamin monohidroklorida[67-03-8] Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
C 12H 17C1N40S.HCI BM 337,27 Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 15 cm x
Tiamin hidrokiorida mengandung tidak kurang dan 4 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kunang
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 12H 17C1N40S.HCI 0,75 ml per menit.
dihitung terhadap zat anhidrat. Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 i.tI Larutan uji ke
dalam kromatograf. Lakukan kromatografi terhadap
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih; bau khas Larutan uji selama tidak kurang dari tiga kali waktu
lemah. Jika bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat retensi puncak utama, rekam kromatogram dan ukun
menyerap air lebih kurang 4%. Melebur pada suhu lebih semua respons puncak.
kurang 248° disertai peruraian.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cam
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam eter dan Kromatografi <931>.
dalam benzen. Larutan A Buat larutan natrium i-oktansulfonat
0,005 M dalam larutan asam asetat glasial P (1 dalam
Baku pembanding Tiamin Hidrokiorida BPFI; tidak 100).
boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secana titrimetni Larutan B Buat campuran metanol P-asetonitril P
pada waktu akan digunakan. Simpan dalam wadah (3:2).
tertutupyapat dan terlindung cahaya. Fase gerak Buat cainpuran Larutan A-Larutan B
(60:40), saning dan awaudanakan. Jika perlu lakukan
Identifikasi penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah pada Kromatografi <931>.
dikeringkan pada suhu 1050 selama 2 jam dan Larutan baku internal Pipet 2 ml metilbenzoat P ke
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan dalam tabu tentukur 1 00-ml, encerkan dengan metanol P
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama sampai tanda.
seperti pada Tiamin Hidroklorida BPFI. Jika terdapat Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tiamin
perbedaan, larutkan masing-masing zat uji dan baku Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak, hingga
pembanding dalam air, uapkan sampai kering, dan ulangi kadar lebih kurang 1 mg per ml. Pipet 20 ml larutan mi
penetapan menggunakan sisa. ke dalain tabu tentiikur 50-ml, tambahkan 5,0 ml
B. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Kiorida Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak
cara A, B dan C seperti tertera pada Uji IdentUlkasi sampai tanda, hingga diperoleh kadar 400 .tg per ml.
Umum <291>. Larutan uji Timbang saksama lebih kunang 200 mg
zat, masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml, larutkan
pH <1071> Antara 2,7 dan 3,4; lakukan penetapan dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet
menggunakan larutan (1 dalam 100). 10 ml larutan mi ke dalam tabu tentukur 50-ml,
tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal, encerkan
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%. dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
Serapan larutan Tidak lebih dari 0,025. Larutkan 1,0 g 4 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang
zat dalam air hingga 10 ml, saning melalui penyaning 1 ml per menit. [Catatan Laju alir dapat disesuaikan
kaca masir porositas halus. Ukur serapan pada panjang untuk mendapatkan waktu retensi tiamin hidrokiorida
gelombang 400 nm, menggunakan air sebagai blangko. lebih kurang 12 menit.] Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
Nitrat Pada 2 ml larutan (1 dalam 50) tambahkan 2 ml puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antana
asam sulfat P, dinginkan, teteskan lewat dinding tabung puncak tiamin dan puncak metilbenzoat tidak kunang
2 ml besi(II) sulfat LP: tidak terjadi cincin cokelat pada dari 6,0; faktor ikutan untuk puncak tiamin tidak lebih
bidang batas kedua lapisan. dari 1,5; efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak
-1266-

tiamin tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis, dan C. Menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B, dan C
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak seperti tertera pada Uji Ident4/Ikasi Umum <291>.
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih
sama (lebih kurang 10 lii) Larutan baku dan Larutan uji dari 3,5 unit Endotoksin FT per mg tiamin hidrokiorida.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg tiamin pH <1071> Antara 2,5 dan 4,5.
hidrokionida, C 12H17C1N40S.HC1, dalam zat yang
digunakan dengan rumus: Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi.

O,5Cl2 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


l R5 Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
C adalah kadar Tiamin Hidrokiorida BPFI dalam tig per Fase gerak Buat campuran kalium fosfat monobasa
ml Laru fan baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah 0,04 M-metanol P (55:45), saning dan awaudarakan. Jika
perbandingan respons puncak tiamin terhadap perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sis fern
metilbenzoat dalam Larutan uji dan Larutan baku. seperti tertera pada Krornatografi <931>.
Larutan baku internal Buat larutan metilparaben
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, dalam Fase gerak dengan kadar lebih kurang 100 ig
tidak tembus cahaya. per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tiamin
Hidrokiorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase
INJEKSI TIAMIN HIDROKLORIDA gerak, hingga kadar lebih kurang 500 tg per ml. Pipet
Injeksi Vitamin Bi 10 ml larutan dan 10 ml Larutan ba/cu internal ke dalam
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
Thiamine Hydrochloride Injection
sampai tanda. Kadar larutan mi lebih kurang 50 p.g
per ml.
Injeksi Tiamin Hidrokiorida adalah larutan steril tiamin
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
hidrokionida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung
encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
Tiamin Hidrokiorida, C 2H 17C1N40S.HCI, tidak kurang
500 .tg per ml. Pipet 10 ml larutan dan 10 ml Larutan
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
baku internal ke dalam labu tentukur 100-ml, eicerkan
tertera pada etiket.
dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistern krornatografi Lakukan seperti tertera pada
Baku pembanding Tiamin Hidrokiorida BPFI; tidak
boleh dikeningkan; tetapkan kadar air secara titrimetri
Krornatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
pada waktu akan digunakan. Simpan dalam wadah
3,9mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang
tertutup rapat dan terlindung cahaya. Endotoksin BPFI
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
[Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan isi
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14 seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif tiamin
dan metil paraben berturut-turut adalah lebih kurang
han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan dalam
0,35 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak tiamin dan
lemani pendingin.
metilparaben tidak kurang dan 6,0 dan simpangan baku
relatifpada penyuntikan Wang tidak lebih dari 2,0%.
Identifikasi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
A. Terbentuk endapan putih dengan raksa(II) kiorida
sama (lebih kurang 25 p1) Larutan baku dan Larutan uji
LP; dengan iodum LP terbentuk endapan cokelat merah;
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dengan kalium raksa(II) lodida LP dan dengan
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg tiamin
trinitrofenol LP terbentuk endapan.
hidroklorida, C 12H17C1N40S.HCI, dalam tiap ml injeksi
B. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan air
hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml. Ke dalam dengan rumus:
0,5 ml larutantambahkan 5 ml natrium hidroksida 0,5 N
kemudian tambahkan 0,5 ml kalium heksasianoferat(III) LP
dan 5 ml isobutanol P, kocok kuat selama 2 menit, C1.:1&
D) R
biarkan memisah. Sinani permukaan cairan dengan s
cahaya ultraviolet, tegak lurus dan amati cairan pada
sudut 900; meniskus udara-cairan berfluoresensi biru C adalah kadar Tiarnin Hidroklorida BPFI dalam mg per
terang, yang akan hilang jika sedikit diasamkan, dan ml Larutan ba/cu; L adalah kadar tiamin hidrokiorida
berfluoresensi kembali jika dibasakan. dalam mg per ml injeksi seperti tertera pada etiket;
D adalah kadar tiamin hidrokiorida dalam mg per ml
-1267-

Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
dan faktor pengenceran; Ru dan Rs berturut-turut adalah pada Kromatografi <931>.
perbandingan respons puncak tiamin terhadap metil Larutan ba/cu Timbang saksama Tiamin Hidrokiorida
paraben dari Laru tan ujidan Larutan ba/cu. BPFI, larutkan dan encerkan dengan Media disolusi
hingga kadar mendekati Larutan uji.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Larutan uji Alikuot, jika perlu encerkan dengan
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung Media disolusi.
cahaya. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinenja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 30 cm x
TABLET TIAMIN HIDROKLORIDA 3,9 mm yang berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih
Tablet Vitamin Bi kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Thiamine Hydrochloride Tablet Larutan ba/cu rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
Tablet Tiamin Hidrokiorida mengandung Tiamin relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.
Hidrokiorida, C 12H 17C1N40S.HC1, tidak kurang dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang sama (lebih kurang 10 tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
tertera pada etiket. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase tiamin
Baku pembanding Tiamin Hidrokiorida BPFI, tidak hiclnoklonida, C 1211 17C1N40S.HC1, yang terlarut dengan
boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara titnimetri rumus:
pada waktu akan digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung cahaya.
bOG D(-)(-
Identifikasi
A. Genus sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
kurang 10 mg zat, dengan 10 ml natrium hidroksida 0,5 Cs adalah kadar Tiamin Hidroklorida BPFI dalam mg
N, saring. Gunakan 5 ml filtrat dan lanjutkan menurut per ml Larutan ba/cu; D adalah faktor pengenceran
cara yang tertera pada Identflkasi B dalam Jnjeksi Larutan uji; V adalah volume media disolusi (900 ml); L
Tiamin Hidrokiorida, mulai dengan "kemudian adalah jumlah tiamin hidroklorida yang tertera pada
tambahkan 0,5 ml kalium he ksasianoferat (III) LP": etiket (dalam mg per tablet);l ru dan rs berturut-turut
terjadi reaksi spesifik. adalah respons puncak tiamin hidroklonida dani Larutan
B. Gerus sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih uji dan Larutan baku.
kurang 10 mg zat, dengan 10 ml air, saning. Filtrat Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak
memenuhi pengujian berikut: kurang dan 75% (Q) C 12 14 17C1N40S.110, dari jumlah
- Pada 2 ml tambahkan iodum LP: terbentuk endapan yang tertera pada etiket.
cokelat merah.
- Pada 2 ml tambahkan raksa(II) kiorida LP: terbentuk Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
endapan putih.
- Menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B dan C seperti Penetapan kadar
tertera pada Uji identfikasi umum <291>. Larutan ba/cu Buat seperti tertera pada Larutan ba/cu
C. Path sisa filtrat yang diperoleh dari Identfikasi B, dalam Penetapan kadar Tiamin <651>.
tambahkan 1 ml timbal(II) asetat LP dan I ml natrium Larutan uji Masukkan tidak kunang dari 20 tablet ke
hidroksida 2,5 N: terjadi warna kuning. Panaskan dalam labu yang sesuai, isi separuh labu dengan asam
campuran di atas tangas uap selama beberapa menit: klorida 0,2 N, panaskan di atas tangas uap sainbil sening
warna berubah menjadi cokelat, dan jika dibiarkan, dikocok, hingga larut atau hancur. Dinginkan, pindahkan
terbentuk endapan timbal(II) suijIda yang memisah. isi labu ke dalam yang sesuai, encerkan dengan asam
kjorida 0,2 N sampai tanda. Jika campuran tidak jemih,
Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel. sentnifus atau saring melalui kertas saring yang tidak
Media disolusi : 900 ml air. menjerap tiamin. Encerkan sejumlah filtrat secara
A/at tipe 2: 50 rpm. kuantitatif dan bertahap dengan asam klorida 0,2 N
Waktu: 45 menit. hingga kadar tiamin 0,2 tg per ml.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
C 12H 17C1N40S.HC1 yang terlarut dengan cara pada Penetapan kadar Tiamin <651>.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Fase gerak Buat campuran metanol P-asam asetat tidak tembus cahaya.
glasial P-air (27:1:73) yang mengandung 140 mg
natrium I -heksansulfonat tiap 100 ml. Jika perlu lakukan
-1268-

TIAMIN MONONITRAT Kemurnian kromatografi Respons puncak sekunder


Thiamine Mononitrate tidak iebih besar dari 1,0% dan jumlah semua respons
puncak. Lakukan penetapan dengan cara Krornatografi
1 NH2 1_ S. CH2CH2OH
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Krornatografi
<931>.
] NO3 Larutan A, Larutan B, dan Fase gerak Lakukan
seperti pada Penetapan kadar dalam Tiarnin
[ H3Cy H2 Hidrokiorida.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, iarutkan
Tiarnin nitrat (gararn) [532-43-4] dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar iebih
C12H17N504S BM 327,36 kurang 1,0 mg per ml.
Sistern kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti
Tiamin mononitrat mengandung tidak kurang dari 98,0% tertera pada Kernurnian krornatografi dalam Tiamin
dan tidak lebih dari 102,0% C 12H17N504S, dihitung Hidroklorida.
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Penetapan kadar
Pemerian Hablur atau serbuk hablur; putih; biasanya Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan baku
mempunyai bau khas lemah. internal, Larutan ba/cu dan Sistern krornatograJI Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Tiarnin
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sukar larut dalam .Hidroklorida.
etanol dan dalam kioroform. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
Baku pembanding Tiamin Hidrokiorida BPFI; tidak dalam Fase gerak, encerkan dengan Fase gerak sampai
boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara titrimetri tanda. Pipet 10 ml larutan mi ke dalam labu tentukur
path waktu akan digunakan. Simpan dalarn wadah 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal,
tertutup rapat dan terlindung cahaya. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Identifikasi sama (lebih kurang 10 j.d) Larutan baku dan Larutan uji
A. Pada 2 ml larutan (1 dalam 50) tambahkan 2 ml ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
warn sulfat P, dinginkan secara hati-hati, tambahkan 2 Hitung jumiah dalam mg tiamin mononitrat,
ml besi(II) sulfat LP: terbentuk cincin berwarna cokelat C321117N504S, dalam jumlah zat yang digunakan dengan
pada batas kedua cairan. rumus:
B. Larutkan lebih kurang 5 mg zat dalam campuran I
ml timbal(II) asetat LP dan 1 ml natriurn hidroksida 2,5
N: terjadi warna kuning. Panaskan campuran selama
beberapa menit di atas tangas uap; warna berubah
O,5Cl327,36'1
337,27) R2
(L")
menjadi cokelat dan diamkan: terbentuk endapan
timbal(II) sulfida yang memisah. 327,36 dan 337,27 berturut-turut adalah bobot molekul
C. Larutan memenuhi Ident/Ikasi A seperti tertera tiamin mononitrat dan tiamin hidrokionida; C adalah
pada Injeksi Tiarnin Hidrokiorida. kadar Tiarnin Hidroklorida BPFI ptg per ml Larutan
D. Larutkan lebih kurang 5 rug zat dalam 5 ml baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah perbandingan
natriurn hidroksida 0,5 N, lakukan pengujian seperti respons puncak tiamin terhadap metiibenzoat dalam
tertera pada Jdentflkwi B dalam Injeksi Tiamin Larutan uji dan Larutan baku.
Hidroklorida mulai dan "kemudian tambahkan 0,5 ml
kaliurn heksasianoferat(III) LP": terjadi reaksi spesifik. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 50).
TIMEROSAL
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Thimerosal
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam,
menggunakan lebih kurang 500 mg zat yang ditimbang H,C H9S 0
saksama.
6JL ON
Sisa pemtjaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. I >
Kiorida <361> Tidak lebih dari 0,06%; lakukan
penetapan menggunakan 500 mg zat: kekenuhan yang Etil (natrium o-merkaptobenzoato) merkuri [54-64-8]
C,H9HgNa02S BM 404,81
terjadi tidak lebih kuat dan 0,40 ml asam klonida 0,020 N.
- 1269 -

Timerosal mengandung- tidak kurang dari 97,0% dan 10-ml dengan C, D, E, F dan R. Pipet 5 ml Larutan uji I
tidak lebih dari 101,0% C 9H,HgNa02S, dihitung ke dalam labu tentukur C dan D, pipet 5 ml Larutan uji 2
terhadap zat yang telah dikeringkan. ke dalam labu tentukur E dan F, dan pipet 5 ml air ke
dalam labu R. Encerkan labu C dan E dengan air sampai
Pemerian Serbuk hablur; krim muda; berbau khas tanda. Encerkan labu D, F dan R dengan Pereak.i iodida.
iemah; dipengaruhi oleh cahaya; pH larutan (1 dalam sampai tanda. Ukur serapan ion tetraiodomerkurat dalam
100) lebih kurang 6,7. sel 1-cm pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 323 mu (diperoieh dari penetapan yang
Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut serupa yang disiapkan dengan mencampur 1,0 ml
dalam eter; larut dalam etanol. Larutan baku dengan 5,0 ml Pereaksi iodida, encerkan
dengan air hingga 10 ml), gunakan air sebagai blangko.
Baku pembanding Timerosal BPFI; lakukan Rekam serapan larutan yang ada dalam labu C, D, E, F
pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor dan R berturut-turut sebagai Ac, AD, AE, A F dan AR.
pentoksida P hingga bobot tetap sebelum digunakan. Hitung persentase ion raksa dalam zat dengan rumus:
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
cahaya. (200,59') (1c)(Au
Identifikasi 271,50)WlAs
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, 200,59 adalah bobot atom raksa; 271,50 adalah bobot
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan molekul raksa(II) kiorida; Au adalah serapan zat yang
gelombang yang sama seperti pada Timerosal BPFI. diperoleh dari persamaan:
B. Pada larutan (1 dalam 100) tambahkan beberapa
tetes perak nitrat LP: terbentuk endapan kuning pucat. A u '(A D —A g_A c)
As adalah serapan baku yang diperoleh dari persamaan:
Susut pengeringan <1121> Tidak iebih dari 0,5%; AS= (AFAR—AAu)
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
pentoksida P hingga bobot tetap. C adalah kadar raksa(II) kiorida dalam p.g per ml
Larutan baku; W adalah bobot zat dalam mg.
Zat larut dalam eter Residu tidak lebih dari 4 mg
(0,8%); lakukan penetapan dengan cara sebagai berikut: Zat mudah terarangkan <411> Larutkan lebih kurang
timbang saksama 500 mg zat, kocok dengan 20 ml elil 200 mg zat dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan
eter anhidrat P selama 10 menit. Saring, uapkan eter tidak iebih tua dari wama Larutan padanan J.
dalam wadah yang teiah ditara, keringkan residu dalam
hampa udara di atasfosforpentok.sida P dan timbang. Penetapan kadar [Catatan Jika perlu Larutan ba/cu dan
Larutan uji dapat diencerkan secara kuantitatf dengan
Ion raksa Tidak lebih dari 0,70%; lakukan penetapan
air, hingga diperoleh kadar yang sesuai, sehingga dapat
dengan cara sebagai berikut: memenuhi syarat linienitas atau daerah kerja alat.]
Pereaksi iodida [Catatan Buat larutan segar setiap Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Timerosal
han, simpan dalam wadah bersumbat dan terlindung BPFI, larutkan dan encerkan secana kuantitatif dengan
cahaya.] Larutkan 33,20 g kalium iodida P dalam 75 ml air hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
air di dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan air sampai Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 100 mg
tanda. zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mi,
Larutan ba/cu Timbang saksama iebih kurang 190 mg tambahkan 25 ml air, kocok hingga larut dan encerkan
raksa(II) kiorida P, masukkan ke dalam labu tentukur dengan air sampai tanda.
200-ml, larutkan dalam 100 ml air clan encerkan dengan Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan, ke dalam labu
menggunakan spektrofotometer serapan atom yang
tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda. sesuai seperti tertera pada Spekirofotometri dan
Kadar raksa(IJ) kiorida dalam Larutan baku iebih Hamburan Cahaya <1191> yang diiengkapi dengan
kurang 95 tg per ml. lampu tabung katode raksa dan nyala udara-asetilen pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg garis resonansi raksa panjang gelombang 254 nm,
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan menggunakan air sebagai blangko. Hitung jumlah dalain
dan encerkan dengan air sampai tanda; mg timerosal, C9H9HgNa02S, dalam zat yang digunakan
Larutan uji 1 Pipet 10 ml Larutan uji ke .dalam iabu dengan rumus:
tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji 2 Pipet 10 ml Larutan uji ke dalam labu
100CI.L
tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan ba/cu, A
encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur [Catatan Lindungi larutan dari cahaya
sebelum pengukuran serapan] Tandai 5 labu tentukur
- 1270 -

C adalah kadar Timerosal BPFI dalam mg per ml Tambahkan 20 ml larutan asam kiorida P (1 dalam 2)
Larutan ba/cu; Au dan As berturut-turut adalah serapan panas dan segera titrasi dengan brom 0,1 N LV hingga
Larutan uji dan Larutan baku. 1-2 ml sebelum titik akhir yang telah diperhitungkan.
Panaskan larutan hingga suhu antara 70° dan 80°,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tambahkan 2 tetes jingga metil LP dan lanjutkan titrasi
tidak tembus cahaya. secara perlahan, goyang kuat-kuat setelah setiap
penambahan. Jika wama jingga metil menjadi pucat,
tambahkan 2 tetes brom 0,1 N LT' kocok selama
TIMOL 10 detik, tambahkan 1 tetesjingga metil LP, kocok kuat-
Thymol kuat. Bila larutan menjadi merah lanjutkan titrasi tetes
demi tetes sambil dikocok, hingga warna hilang. Ulangi
OH penambahan titran dan jingga metil LP bergantian
hingga warna merah hilang setelah penambahan jingga
H3CCH(CH3)2
metil LP.

Tiap mibrom 0,1 N


p-Simen-3-ol [89-83-8] setara dengan 3,755 mg C101-1140
C10H140 BM 150,22
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Timol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak tidak tembus cahaya.
lebih dari 101,0% C10H140.

Pemerian Hablur tidak berwama kadang-kadang TIMOLOL MALEAT


berbentuk besar-besar, atau serbuk hablur putih; bau Timolol Maleate
aromatis seperti bau timi; rasa pedas. Dipengaruhi
cahaya. Larutan dalam etanol netral terhadap lakmus. CII,
L-CH

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut


dalam etanol, dalam kioroform, dalam eter dan dalam
C)
00

minyak zaitun; larut dalam asam asetat glasial dan dalam


minyak atsiri tertentu.
Garam (-)-1-(tert-butilamino)-3-[(4-morfolino-1,2,5-
Identifikasi tiadiazol-3-il)oksij-2-propanolmaleat (1:1) [26921-17-5]
A. Gerus dengan kamfer atau mentol dalam jumlah C13H24N403S.C4H404 BM 432,49
yang sama: campuran mencair
B. Larutkan sedikit hablur dalam 1 ml asam asetat Timolol Maleat mengandung tidak kurang dari 98,0%
glasial P, tambahkan 6 tetes asam sulfat P dan 1 tetes dan tidak lebih daTi 101,0% C 13H24N4 03 S.C4 11404 ,

asam nitrat P. cairan menunjukkan warna hijau kebiruan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
bila dilihat dengan cahaya terpantul.
C. Masukkan lebih kurang 1 g ke dalam tabung Pemerian Serbuk; putih hingga praktis putih; tidak
reaksi, tambahkan 5 ml larutan natrium hidroksida P berbau atau praktis tidak berbau.
(1 dalam 10) dan panaskan dalam tangas air: larutan
menjadi jernih, tidak berwama atau berwarna merah Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam
pucat dan akan bertambah gelap bila dibiarkan, tanpa metanol; agak sukan larut dalam kioroform dan dalam
pemisahan tetesan-tetesan seperti minyak. Tambahkan propilen glikol; tidak larut dalam eter dan dalam
beberapa tetes kioroform P, kocok campuran: terjadi sildoheksan.
warna lembayung.
Baku pembanding Timolol Maleat BPFI; lakukan
Jarak lebur <1021> Antara 48° dan 510, tetapi apabila pengeringan dalam hampa udara pada suhu 1000 hingga
dilebur, timol tetap cair pada suhu yang lebih rendah. bobot tetap, sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Sisa tidak menguap Tidak Iebih dari 0,05%, lakukan
penetapan menggunakan lebih kurang 2 g zat yang Identifikasi
ditimbang saksama, uapkan di atas tangas uap dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
keringkan pada suhu 105° hingga bobot tetap. dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang gelombang yang sama seperti pada Timolol Maleat
100 mg, masukkan ke dalam labu iodum 250 ml dan BPFI.
larutkan dalam 25 ml natrium hidroksida 1 N.
- 1271 -

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 25 .tg per ml tentukan titik akhir secara potensiometrik, menggunakan
dalam asam klorida 0,12 N menunjukkan maksimum elektrode platina dan elektrode kalomel berisi litium
dan minimum pada panjang gelombang yang sama perkiorat 0,1 N L dalam asam asetatanhidrat Pseperti
seperti pada Timolol Maleat BPFI; serapan masing- tertera pada Titrimetri <711>. Lakukan penetapan
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, blangko.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 294 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%. Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 43,25 mg C13H24N403S. C41-1404
Rotasi jenis <1081> Antara -11,7° dan -12,5°, lakukan
penetapan menggunakan larutan yang mengandung 50 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
mg per ml dalam asam kiorida 1,0 N dengan
menggunakan sumber cahaya lampu raksa pada 405 mm
TETES MATA TIMOLOL MALEAT
pH <1071> Antara 3,8 dan 4,3; lakukan penetapan Timolol Maleate Ophtalmic Solution
menggunakan larutan dengan kadar 20 mg per ml.
Tetes mata timolol maleat adalah larutan steril timolol
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; maleat dalain air. Mengandung sejumlah
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 100° C13 1124N403S.C411404, setara dengan tidak kurang dan
hingga bobot tetap. 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% Timolol
(C 13H24N403S), dan jumlah yang tertera pada etiket.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%
Baku pembanding Timolol Ma/eat BPFI; lakukan
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj pengeringan dalam hampa udana pada suhu 1000 hingga
bobot tetap. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tlpis seperti tertera pada Identifikasi Encerkan sejumlah volume tetes mata
Kromatografi <931>. dengan air hingga kadar lebih kurang 20 .tg timolol per
Fase gerak Buat campuran kioroform P-metanol P- ml. Spektrum serapan ultraviolet larutan mi
amoniunthidroksida P (80:20:1). menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Timolol gelombang yang sama seperti pada Timolol Ma/eat
Ma/eat BPFI, larutkan dalam metanol P dan encerkan BPFI,
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol
P hingga kadar lebih kurang sebagai benikut: 200 .tg per Sterffitas <71> Memenuhi syarat.
ml (Larutan ba/cu A = 0,4% dari zat uji); 100 .xg per ml
(Larutan ba/cu B = 0,2% dari zat uji) dan 50 'g per ml pH <1071> Antara 6,5 dan 7,5.
(Larutan ba/cu C= 0,1% dari zat uji).
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
zat, larutkan dalam 10,0 ml metanol P. Kromatograji cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 Kromatografi <931>.
tl Larutan uji, enceran Larutan ba/cu (A, B dan C) pada Dapar fosfat pH 2,8 Larutkan 11,1 g natrium fosfat
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm, monobasa P dalam 1000 ml air, atur pH hingga 2,8±0,05
biarkan totolan mengering. Masukkan lempeng ke dalam dengan penambahan asam fosfat P, saning dan
bejana kromatografi yang berisi Fase gerak hingga awaudarakan.
merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Pengencer Buat campuran asetonitril P-
Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan Fase DaparfosfatpH 2,8 (2:1).
gerak menguap. Masukkan lempeng ke dalam bejana Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 2,8-
yang berisi uap iodum selama 2 jam dan amati bercak di metanol P (65:35), saning dan awaudarakan. Jika penlu
bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Bandingkan intensitas lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
bercak selain bercak utama Larutan uji, kecuali bercak tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Sedapat
anion maleat, dengan bercak utama Larutan baku: tidak mungkin lindungi ba/cu pembanding, Larutan tetes mata,
ada bercak lain yang intensitasnya lebih kuat dari bercak Larutan ba/cu dan Larutan uji dari sinar matahari
utama Larutan ba/cu A (0,4%), dan jumlah intensitas langsung.]
semua bercak lain, kecuali bercak lain yang Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kunang 34 mg
intensitasnya lebih lemah dan bercak utama Larutan Timolol Ma/eat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
baku C: tidak lebih dari 1,0%. 25-ml, lanutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Pipet 5 ml lanutan ke dalam labu tentukur 50-ml,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 800 mg tambahkan 15 ml Pengencer, encenkan dengan air
zat, larutkan dalam lebih kurang 90 ml asam asetat sampai tanda.
glasial P, titrasi dengan asam perkiorat 0,1 N LV,
-1272-

Larutan uji Ukur saksama sejumiah volume tetes Baku pembanding Tiokonazol BPFI; tidak boleh
mata setara dengan lebih kurang 5 mg timolol, masukkan dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
ke dalam labu tentukur 50-mi. Tambahkan 15 ml tertutup rapat. Senyawa Sejenis A Tiokonazol BPFI;
Pengencer, encerkan dengan air sampai tanda. tidak boleh dikeringkan sebeium digunakan. Simpan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada daiam wadah tertutup rapat dan teniindung cahaya di
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi tempat dingin. Senyawa Sejenis B Tiokonazol BPFI;
dilengkapi dengan detektor 295 nm dan kolom 15 cm x tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan
4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
5 jim. Pertahankan suhu kolom pada 40°. Laju alir iebih Senyawa Sejenis C Tiokonazol BPFI; tidak boleh
kurang 1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap dikeningkan sebelum digunakan. Simpan daiam wadah
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons tertutup rapat dan terlindung cahaya.
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak
lebih dari 2,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 3600 Identifikasi
lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada A. Spektrum serapan inframerah zat yang
penyuntikan ulang tidak iebih dari 2,0%. didispersikan dalam minyak mineral P. menunjukkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume maksirnum hanya pada bilangan gelombang yang sama
sama (lebih kurang 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji seperti pada Tiokonazol BPFI.
ke dalam krornatograf, rekam kromatogram dan ukur B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identj/lkasi
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg timolol, secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
C13H24N403S, dalam tiap ml tetes mata dengan rumus: Fase gerak Buat campuran kioroform P-metanol P-
asam asetat glasial P (40:5:1).
(3 16,43 )(50Cft, Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Tiokonazol
BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadan lebih
432,49) v rs kurang 50 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
316,43 dan 432,49 berturut-turut adalab bobot molekul dalam metanol P hingga kadar iebih kurang 50 mg
timolol dan timolol maleat; C adalah kadar Timolol per ml.
Maleat BPFI dalam mg per ml Larutan baku; V adaiah Penampak bercak Larutkan 850 mg bismut subnitrat
volume tetes mata dalam ml yang digunakan untuk P daiam 10 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan
membuat Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah air hingga 50 ml. Campur 10 ml larutan, 50 ml larutan
respons puncak timoiol dari Larutan uji dan Larutan kalium iodida P (2 daiam 25) dan 20 ml asam asetat
baku. glasial P, encerkan dengan air hingga 100 ml.
Prosedur Totoikan secara terpisah masing-masing 10
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, p1 Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
tidak tembus cahaya. kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm, biankan
kening. Masukkan lempeng ke dalam bejana
knomatografi yang benisi Fase gerak dan biarkan
TIOKONAZOL merambat iebih kurang tiga per empat tinggi iempeng.
Tioconazole Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan Fase
gerak menguap. Panaskan lempeng pada suhu 80 0
selama 5 menit dan amati lempeng di bawah cahaya
ultraviolet pada panjang geiombang 254 nm dan 366 nm.
Semprot lempeng dengan Penampak bercak, diamkan di
udara selama 2 menit, kemudian semprot iagi dengan
iarutan natrium nitrit P (1 daiam 20). Keningkan
lempeng di udara selama 5 menit, dan amati bercak
berwanna cokelat pada iatan belakang kuning pucat.
Harga R1 bencak utama dari Larutan uji, sesuai dengan
1- 12, 4-Dikloro-[J3-(2-kloro-3-tenil)-oksi]fenetil] Larutan ba/cu.
imidazol [65899-73-2] C. WaktU netensi puncak utama tiokonazoi dan
C16H13C13N20S BM 387,71 knomatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu
seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Tiokonazol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dan 103,0% C 1 6H13 03N20S. Air <1031> Metode I Tidak iebih dari 0,5%.

Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.

Kelarutan Sangat sukar larut daiam air; sangat larut


dalam metil kiorida; larut dalam etanol.
- 1273 -

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,05%; larutan 700 mg hingga diperoleh waktu retensi untuk tiokonazol antara
zat dalam metanol P tidak lebih keruh dari 0,50 ml asam 12 menit dan 17 menit. Lakukan kromatografi terhadap
kiorida 0,020 N. Larutan ba/cu, nekam kromatognam dan ukur respons
puncak seperti tentena pada Prosedur: efisiensi kolom
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpi yang ditentukan dari puncak analit tidak kurang dan
1000 lempeng teonitis; faktor ikutan untuk puncak analit
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% untuk masing- tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
masing senyawa sejenis. Lakukan penetapan dengan cara penyuntikan ulang tidak lebih dani 2,0%.
Kroinatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Prosedur Suntikkan secara tenpisah sejumlah volume
Kromatografi <931>. sama (lebih kurang 20 jil) Larutan ba/cu dan Larutan uji
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti ke dalam kromatognaf, rekarn kromatogram dan ukun
tertera pada Penetapan kadar. respons puncak utama. Hitung persentase tiokonazol,
Larutan ba/cu Timbang saksama masing-masing lebih C 1611 1303N20S, dalam zat dengan rumus:
kurang 1 mg Senyawa Sejenis A Tiokonazol BPFI,
Senyawa Sejenis B Tiokonazol BPFI dan Senyawa
Sejenis C Tiokonazol BPFJ, larutkan dalam 15,0 ml 100 ( ir LL
metanol P dan kocok hingga larut sempurna. cus )rs
C
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
zat, larutkan dalam 15,0 ml metanol F, kocok hingga Cs adaiah kadar Tiokonazol BPFI dalam mg per ml
larut sempuma. Larutan ba/cu; Cu adalah kadan tiokonazol dalam mg per
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume ml Larutan uji; ru dan ns berturut-turut adalah nespons
sama (lebih kurang 20 jil) Larutan ba/cu dan Larutan uji puncak dani Larutan uji dan Larutan ba/cu.
ke dalam kromatograf, rekarn kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase masing- Wadah dan penyimpanan Dalarn wadah tentutup rapat.
masing senyawa sejenis A Tiokonazol, senyawa sejenis
B Tiokonazol dan senyawa sejenis C Tiokonazol dalam
zat dengan rumus: TIOPENTAL NATRIUM
Thiopental Sodium

IX rI)
. Wu
W H,C
11 SNa

Wi adalah bobot dalam mg masing-masing Baku


pembanding senyawa sejenis Fl yang digunakan untuk 0
CH,
membuat Larutan baku; Wu adalah bobot zat dalam mg
yang digunakan untuk membuat Larutan uji; r, adalah
respons puncak masing-masing senyawa sejenis dan Natnium (±)-5-etil-5-(1-metilbutil)-2-tiobarbiturat
Larutan uji dan rs adalah respons puncak dari Larutan [71-73-8]
ba/cu. C11H17N2NaO2S BM 264,32

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Tiopental Natrium mengandung tidak kurang dari 97,0%
Kromatografi cair Kinerja Tinggi seperti tertera pada dan tidak lebih dari 102,0% C 1 1H 17N2NaO2S, dihitung
KromatograJI <931>. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-metanol P-
air (44:40:28). Saring dan awaudarakan. Tambahkan Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih
2,0 ml amonium hidro/csida P, campur. [Catatan Buat atau putih kekuningan sampai kuning kehijauan pucat;
Fase gerak segar setiap han.] higroskopis; benbau tidak enak. Larutan bereaksi basa
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Tiokonazol terhadap kertas lakmus, tenurai jika dibiankan, jika
BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga dididihkan terbentuk endapan.
kadar lebih kurang 200 jig per ml.
Laru tan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Kelarutan Larut dalarn air dan dalam etanol; tidak larut
dan encenkan dengan metanol P hingga kadar lebih dalam benzen, dalam eter mutlak dan dalam heksan.
kurang 200 jig per ml.
Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada Baku pembanding Tiopental BPFI; lakukan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinenja tinggi pengeningan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
dilengkapi dengan detektor 219 urn, pra-kolom berisi digunakan. Simpan dalam wadah tertutup napat.
bahan pengisi L4 yang dipasang di antara pompa dan
injektor, dan kolom 25 cm x 5 mm berisi bahan pengisi Identifikasi
L1.[Catatan Ganti pra-kolom setiap han.]Atun laju aim A. Larutkan lebih kurang 500 mg zat dalam 10 ml air
di dalam conong pisah, tambahkan 10 ml asam kionida
-1274-

3 N dan ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml tiopental natrium dengan tiopental; Au dan As berturut-
kloroform P. Uapkan kumpulan ekstrak kioroform turut adalah serapan dari Larutan uji dan Larutan baku.
hingga kering. Tambahkan 10 ml eter P, uapkan dan
keringkan path suhu 105° selama 2 jam; spektrum Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
serapan inframerah residu yang didispersikan dalam
kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Tiopental TIOPENTAL NATRIUM UNTUK INJEKSI
BPFI. Thiopental Sodium for Injection
B. Pijarkan lebih kurang 500 mg zat: residu
menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B seperti tertera Tiopental Natnium untuk Injeksi adalah campuran steril
pada UjiIdentflkasi Umum <291>. tiopental natnium dan natrium karbonat anhidrat sebagai
C. Larutkan lebih kurang 200 mg zat dalam 5 ml dapar. Mengandung C 1 1 H17N2NaO2S tidak kurang dan
natrium hidroksida 1 N dan tambahkan 2 ml timbal( H) 93,0% dan tidak lebih dari 107,0%, dari jumlah yang
asetat LP: terbentuk endapan putih dan perlahan tertera pada etiket.
bertambah gelap jika campuran mi dididilikan. Asamkan
campuran mi dengan asam kiorida P terbentuk uap Baku pembanding Tiopental BPFI; lakukan
hidrogen sulfida yang menghitamkan kertas timbal(II) pengeningan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
as etat LP. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Endotoksin BPFI [Catatan Bersfat pirogenik,
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
lakukan pengeringan pada suhu 80° selama 4 jam. menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. belum dibuka dan larutan dalam lemani pendingin.
Cemaran umum <481> Kesempurnaan melarut <901> Campur 800 mg zat
Larutan baku Gunakan larutan 9,2 mg per ml dengan 10 ml air bebas karbondioksida P: setelah
Tiopental BPFI dalam metanol P. 1 menit, iarutan jernih dan bebas dari zat padat yang
Larutan uji Gunakan larutan 10 mg zat per ml dalam tidak terlarut.
metanol P.
Volume penotolan : 40 41. Larutan terkonstitusi Pada saat akan digunakan,
Fase gerak Buat campuran toluen P-metanol P (85:15). memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak pada Injeksi.
nomor 1.
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih
Penetapan kadar daril,0 Unit Endotoksin Fl per mg tiopental natnium.
Pelarut Buat larutan natrium hidroksida P (1 dalam
250). pH <1071> Antara 10,2 dan 11,2; lakukan penetapan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tiopental menggunakan Iarutan yang digunakan untuk uji
BPFI, larutkan dalam Pelarut, encerkan secara Kesempurnaan melarut.
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan larutan hingga
kadar lebih kurang 5 tg per ml. Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg Ident/Ikasi dan Logam berat dalam Tiopental Natrium.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan Juga memenuhi syarat uji Sterilitas <71>, Keseragaman
dan encerkan Pelarut sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke Sediaan <911> dan Penandaan seperti tertera pada
dalam labu tentukur 500-ml, encerkan dengan Pelarut Injeksi.
sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji Penetapan kadar Lanutkan isi dari 10 wadah dalam air
dalam sel 1-cm pada panjang gelombang serapan secukupnya, encerkan secana saksama hingga kadan lebih
maksimum lebih kurang 304 nm, gunakan Pelarut kurang 50 mg per ml. Encerkan larutan mi secara
sebagai blangko. Hitung jumlab dalam mg tiopental kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan larutan
natrium, C 1 1H1 7N2NaO2S, dalam zat yang digunakan natrium hidroksida P (1 dalam 250) hingga kadar lebih
dengan rumus: kurang 5 tg per thi. Lakukan seperti tentera pada
Penetapan kadar dalam Tiopental Natrium, mulai dan
"Timbang saksama sejumlah Tiopental BPFJ" Hitung
20CI1,091iL
Ac jumlah rata-rata dalam mg tiopental natnium,
C1 1 H17N2NaOS, dalam tiap wadah dengan rumus:
C adalah kadar Tiopental BPFI dalam g per ml Larutan
ba/cu; 1,091 adalah penbandingan bobot molekul
- 1275 -

Larutan resolusi Campuran sama banyak Larutan


VCIJ,091 k ba/cu dan Larutan uji.
As Prosedur Totolkan masing-masing 3 p1 Larutan
ba/cu, Larutan uji dan Larutan resolusi pada jarak yang
V adalah volume dalam ml larutan yang dibuat hingga sama pada lempeng kromatografi silika gel P setebal
kadar lebih kurang 50 mg per ml; C adalah kadar 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
Tiopental BPFJ dalam tg per ml Larutan baku; 1,091 kromatografi berisi Fase gerak, eluasi dengan aliran
adalah perbandingan bobot molekul natrium tiopental berlanjut selama 5,5 jam. Angkat lempeng, biarkan fase
dan tiopental; Au dan As berturut-turut adalah serapan gerak menguap dan panaskan lempeng pada suhu 1100
Larutan uji dan Larutan baku. selama 15 menit. Segera tentukan lokasi bercak, semprot
lempeng dengan larutan ninhidrin P 1% dalam campuran
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk butil alkohol P-piridin P (100:1): tobramisin
padatan steril seperti tertera pada Injeksi, sebaiknya dan memberikan bercak merah muda dan harga R1, Larutan
kaca Tipe III. uji dan Larutan resolusi sama dengan harga R1, Larutan
ba/cu.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
TOBRAMISIN uji terderivatisasi sesuai dengan Larutan ba/cu
Tobramycin terderivatisasi yang diperoleh pada Penetapan kadar.
pH <1071> Antara 9,0 dan 11,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 10).

Air <103 l>Metode I Tidak lebih dan 8%.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan


penetapan dengan membasahkan sisa pengarangan
dengan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes asam sulfat P.
O-3-Amino-3-deoksi-a-D-glukopiranosil-(1—+4)-O-
[2,3, 6-trideoksi-a-D-ribo-heksopiranosil-(1—*6)-2- Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.
deoksi-E-streptamina [32986-56-4]
C 18H37N509 BM 467,52 Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cana Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Tobramisin mempunyai potensi tidak kurang dari 900 jsg Kromatografi <931>.
per mg C 18H37N509, dihitung terhadap zat anhidrat. Fase gerak Campunan natrium kiorida P (29,2 dalam
100)-etanol P-air (50:30:20).
Pemerian Serbuk higroskopis, putih atau hampir putih. Larutan natrium hipokiorit encer Encerkan 20 ml
natrium hipokiorit P dengan air hingga 100 ml.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut Pereaksi kanji-kalium iodida LP Larutkan 1,1 g
dalam etanol; praktis tidak larut dalam kioroform dan kalium iodida P dalam 60 ml air, didihkan selama
dalam eter. 15 menit, dan tambahkan suspensi 1,5 g kanji larut P
dalam 10 ml air secara perlahan. Tambahkan 25 ml air
Baku pembanding Tobramisin BPFI; tidak boleh dan didihkan selama 10 menit. Biarkan dingin, lalu
dikeringkan. Simpan dalam lemani pendingin. Bersifat encerkan dengan 100 ml air.
higroskopis. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat Larutan uji Timbang saksama 50 mg zat, masukkan
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dengan 7 ml air,
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, atur pH hingga 5,5±0,4 dengan penambahan asam sulfat
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang I N. Encerkan dengan air sampai tanda.
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. Larutan ba/cu Encerkan Larutan uji dengan air secara
kuantitatif hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
Identifikasi Prosedur Totolkan masing-masing 1 p1 larutan pada
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada IdentfIkasi lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm.
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
Fase gerak Campuran metanol P-amonium telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biankan hingga
hidroksida P-kloroform P (60:30:25). Fase gerak mencapai tiga per empat tinggi lempeng.
Larutan ba/cu Timbang sejumlah Tobramisin BPFI, Angkat lempeng, tandai batas rambat. Biarkan Fase
larutkan dan encerkan dalam air hingga kadar 6 mg per gerak menguap, kemudian panaskan lempeng dalam
MI. oven pada suhu 1100 selama 10 menit. Semprot lempeng
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dan yang masih panas dengan Larutan natrium hipokiorit
encerkan dalam air hingga kadar 6 mg per ml. encer. Keringkan lempeng hingga bagian lempeng yang
disemprot memberikan wama biru pucat setelah dibeni
-1276-

1 tetes pereaksi kanji-kalium iodida LP, semprot Prosedur derivatisasi [Catalan Panaskan semua
lempeng dengan pereaksi kanji-kalium iodida LP sampai larutan pada suhu dan lama waktu pemanasan yang
muncul bercak ungu kebiruan. Selain bercak utama sama. Angkat dan letakkan pada tangas seluruh labu
tobramisin, tidak ada bercak dari Larutan uji yang lebih secara bersama-sama pada suhu konstan 600.]
intensif dari bercak utama Larutan ba/cu (1,0%). Masukkan masing-masing 4,0 ml Larutan bOku, Larutan
uji dan air ke daiam labu tentukur 50-ml yang terpisah.
Syarat lain Jika pada etiket tertera tobramisin steril, Ke daiam masing-masing labu tentukur tambahkan
memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan Endotoksin 10 ml Pereaksi 2,4-dinitrofluorobenzen dan 10 ml
bakteri <201> seperti tertera path Tobramisin untuk Pereaksi tris(hidroksimetil)aminometan, kocok dan
Injeksi. Jika pada etiket tertera tobramisin harus diproses tutup. Letakkan iabu ke dalam tangas dengan suhu
iebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi konstan 60°±2° dan panaskan selama 50 menit ± 5
syarat uji Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada menit. Angkat iabu dari tangas dan diamkan selama
Tobramisin untuk Injeksi. 10 menit. Tambahkan asetonitril P ke dalam masing-
masing iabu hingga iebih kurang 2 ml di bawah tanda
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 50-ml, diamkan dingin sampai suhu ruang, encerkan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dengan asetonitril P sampai tanda. Larutan tersebut
Kromatografi <931>. adaiah Larutan ba/cu terderivatisasi, Larutan uji
Fare gerak Larutkan 2,0 g tris terderivatisasi dan Larutan blangko.
(hidrok.simetil)aminometana P dalam lebih kurang Larutan resolusi Buat larutan segar p-nafiolbenzein P
800 ml air, tambahkan 20 ml asam sulfat 1 N, encerkan dalam asetonitril P hingga kadar iebih kurang 0,24 mg
dengan asetonitril P hingga 2000 ml, Diamkan sampai per ml. Masukkan 2,0 ml lanutan mi ke daiam labu
dingin, saring menggunakan penyaring dengan porositas tentukur 10-ml, encenkan dengan Larutan baku
0,2 urn atau lebih kecil. Jika perlu lakukan penyesuaian terderivatisasi sampai tanda dan segera gunakan.
menurut Kesesualan sistem seperti tertera pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Pereaksi 2, 4-dinitrofluorobenzen Larutkan sejumlah dilengkapi dengan detekton 365 nm dan kolom 30 cm x
2,4-dinitrofluorobenzen P dalam etanol P hingga kadar 3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir iebih kurang
10 mg per ml. Larutan mi dapat digunakan selama 1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
5 han, jika disimpan dalam lemari pendingin pada saat Larutan blangko, rekam kromatogram dan ukur respons
tidak digunakan. puncak seperti tertera pada Prosedur: identifikasi puncak
Larutan persediaan tris(hidroksimetil) aminometana pelarut dan pereaksi. Lakukan kromatografi terhadap
Buat larutan persediaan tris(hidroksimetil) aminometan P Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons
dalam air hinga kadar 15 mg per ml. Larutan persediaan puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi
tris(hidroksimetil)aminometan mi dapat digunakan reiatif p-naftolbenzein dan tobnamisin 0,6 dan 1,0;
selama 1 bulan, jika disimpan dalam lemari pendingin resolusi, R, antara dua puncak tidak kurang dari 4,0.
path saat tidak digunakan. Lakukan krornatografi terhadap Larutan baku
Pereaksi tris(hidroksimetil)aminometan Pindahkan terderivatLsasi, rekam knomatogram dan ukur respons
40 ml Larutan persediaan Iris (hidroksimetil) puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
aminometana ke dalam labu tentukur 200-ml, tarnbahkan nelatif pada penyuntikkan ulang tidak iebih dari 2,0%.
dimetil sulfoksida F, campur dan encerkan dengan Prosedur [Catalan Gunakan respons puncak.]
dimetil sulfoksida P sampai tanda. Gunakan pereaksi mi Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih
selama 4 jam [Catalan fl/ca disimpan terendam dalam kurang 20 Al) Larutan ba/cu terderivatisasi dan Larutan
tangas air es suhu di bawah 100 pereaksi dapat uji terderivatisasi ke daiam kromatognaf, rekam
digunakan sampai 8 jam.] knomatognam dan ukur nespons puncak utama. Hitung
Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kunang 55 mg jumlah dalam Ag tobnamisin, C 18H37N509, dalam zat
Tobrainisin BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 50- yang digunakan dengan rumus:
ml, tambahkan 1 ml asam sulfat 1 N dan air secukupnya
hingga larut, encerkan dengan air sarnpai tanda. Pipet 10
ml larutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml kedua, 2501-YL
encerkan dengan air sampai tanda dan campurkan.
Larutan mi mengandung lebih kurang 0,22 mg
Tobramisin BPFI per ml. C adalah kadar Tobramisin BPFI dalam mg per ml
Larutan uji Timbang saksama iebih kunang 55 mg Larutan ba/cu; E adalah kesetaraan tobramisin dan
zat, masukkan ke dalam labu tentukun 50-ml, tarnbahkan Tobramisin BPFI dalarn tg per mg; W adalab bobot zat
1 ml asam sulfat I N dan air secukupnya sampai larut, uji yang ditimbang dalam mg; ru dan r5 benturut-turut
encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Pipet adaiah respons puncak Larutan uji terderivatisasi dan
10 ml larutan mi ke daiam iabu tentukur 50-ml kedua, Larutan ba/cu terderivatisasi.
encerkan dengan air sainpai tanda.
Wadah dan penyimpanan Daiam wadah tertutup rapat.
- 1277 -

INJIEKSI TOBRAMISIN C11)( ,


Tobramycin Injection D rs )

Injeksi Tobrainisin adalah larutan steril Tobramisin C adalah kadar Tobramisin BPFJ dalam mg per ml
Sulfat dalam air untuk injeksi, atau Tobramisin dalam air Larutan baku; L adalah jumlah tobramisin yang tertera
untuk injeksi yang dibuat dengan bantuan asam sulfat. pada etiket, dalam mg per ml; D adalah kadar tobramisin
Mengandung Tobramisin, C 18H37N509, tidak kurang dan dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang
90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket, volume yang digunakan dan faktor
tertera pada etiket. pengenceran; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji terderivatisasi dan Larutan baku
Baku pembanding Tobramisin BPFI; tidak boleh terderivatisasi.
dikeringkan. Simpan dalam lemari pendingin. Bersifat
higroskopis. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca atau
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk plastik dosis tunggal atau ganda, sebaiknya dari kaca tipe I.
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalamlemari pendingin.
SALEP MATA TOBRAMISIN
Identifikasi Tobramycin Ophthalmic Ointment
A. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan air
hingga kadar tobramisin 6 mg per ml dan lanjutkan Salep mata Tobramisin mengandung Tobramisin,
seperti uji A yang tertera pada Ident/Ikasi dalam C18H37N5 09, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Tobramisin, mulai dan "Totolkan masing-masing 3 il dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
larutan uji".
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Baku pembanding Tobramisin BPFI; tidak boleh
Larutan uji terderivatisasi sesuai dengan Larutan baku dikeringkan. Simpan dalam lemani pendingin. Bersifat
terderivatisasi seperti yang diperoleh pada Penetapan hignoskopis.
kadar.
Identifikasi Kocok kuat secara mekanik sejumlah salep
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,00 unit mata setara dengan lebih kurang 3 mg tobramisin dengan
Endotoksin FT per mg tobramisin. 2 ml kioroform P. Tambahkan 1 ml air, kocok kuat
secara mekanik selama 1 menit dan sentrifus selama 15
Sterffitas <71> Memenuhi syarat, jika diuji seperti menit: lapisan atas jemih, lapisan air memenuhi
tertera pada Penyaringan membrandalam uji Sterilitas. IdentUikasi A seperti tertena pada Tobramisin.

pH <1071> Antara 3,0 dan 6,0. Sterilitas <71> Memenuhi syarat, jika diuji seperti
tertera pada Penyaringan mem bran dalam uji Sterilitas.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tertera pada Injeksi volume kecil. Isi minimum <861> Memenuhi syarat.

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
Injeksi. penetapan menggunakan 20 ml campunan toluen F-
metanol P (7:3) sebagai pengganti metanol P dalam labu
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara titrasi.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera path
Kromatografi <931>. Partikel logam <1061> Memenuhi syarat.
Fase gerak, Pereaksi 2,4-dinitrofluorobenzen, Pereaksi
tris (hidroksimetil)aminometana, Larutan ba/cu, Prosedur Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
derivatisasi, Larutan resolusi dan Sistem kromatografi KromatograJI cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Lakukan seperti tertera path Penetapan kadar dalam Kromatografi <931>.
Tobramisin. Fare gerak, Pereaksi 2,4-dinitrofluorobenzen,
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi, Pereaksi tris(hidroksimetil)aminometan, Larutan ba/cu,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap Larutan resolusi, dan Sistem kromatografi Lakukan
dengan air hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. seperti tertera pada Penetapan kadardalam Tobramisin.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan Larutan uji Timbang saksama sejumlah salep mata
kadar dalam Tobramisin. Hitting jumlah dalam mg setana dengan lebih kurang 4,5 mg tobramisin, masukkan
tobramisin, C 1 8H37N509, dalam tiap ml injeksi dengan ke dalam corong pisah, tambahkan 50 ml eter P dan
rumus: ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 20 hingga 25 ml air.
- 1278 -

Kumpulkan ekstrak air dalam labu tentukur 100-ml, Steriitas <71> Memenuhi syarat, jika diuji seperti
encerkan dengan air sampai tanda. tertera pada Penyaringan membran dalam uji Sterilitas.
Prosedur derivatisasi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Tobramisin, kecuali gunakan pH <1071> Antara 7,0 dan 8,0.
15,0 ml Larutan uji sebagai pengganti 4,0 ml Larutan
uji. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan KromatograjI cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kadar dalam Tobramisin. Hitung jumiah dalam mg Kromatografi <931>.
tobramisin, C 18H37N509, dalam salep mata yang Fase gerak, Pereaksi 2, 4-dinitrofluorobenzen,
digunakan dengan rumus: Pereaksi tris(hidroksi-metil)aminometan dan Larutan
resolusi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar
dalam Tobramisin.
CE(--i Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 33 mg
'..I5O)rs Tobramisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, tambahkan 20 ml air dan 1 ml asarn sulfat P 1 N
C adaiah kadar Tobramisin BPFI dalam mg per ml dan goyang hingga larut. Encerkan dengan air sampai
Larutan baku; E adalah kesetaraan tobramisin dan tanda. Pipet 10 ml larutan mi ke dalam labu tentukur
Tobramisin BPFI dalam p.g per mg; ru dan rs berturut- 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan mi
turut adalah respons puncak dari Larutan uji mengandung Tobramisin BPFI lebih kurang 0,132 mg
terderivatisasi dan Larutan ba/cu terderivatisasi. per ml.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume tetes
Wadah dan penyimpanan Dalam tube salep mata yang mata setara dengan iebih kurang 6 mg tobramisin,
sesuai. masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
Prosedur derivatisasi Lakukan seperti tertera pada
TETES MATA TOBRAMISIN Penetapan kadar dalam Tobramisin, kecuaii gunakan
Tobramycin Ophthalmic Solution masing-masing 5,0 ml Larutan ba/cu dan Larutan uji,
sebagai pengganti masing-masing 4,0 ml Larutan baku
Tetes Mata Tobramisin mengandung Tobramisin, dan Larutan uji.
C1 8H37N509, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Dapat Penetapan kadar daiam Tobramisin, kecuali gunakan
mengandung satu atau iebih dapar, pendispersi, koiom 15 cm x 4 mm dan pertahankan suhu kolom pada
pengawet dan pengisotonis yang sesuai. 40°.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Baku pembanding Tobramisin BPFI; tidak boieh kadar dalam Tobramisin. Hitung jumlah dalam mg
dikeringkan. Simpan dalam lemari pendingin. Bersifat tobramisin, C 1 8H37N509, dalam tetes mata yang
higroskopis. digunakan dengan rumus:

Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada IdentfIkasi o,o51--i
V rs
secara Kromatografi Lapis Tip is <281>.
Larutan baku Timbang sejumiah Tobramisin BPFJ,
larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga kadar C adalah kadar Tobramisin BPFI dalam mg per ml
lebih kurang 3 mg per ml. Larutan ba/cu; E adalah kesetanaan tobnamisin daiam
Larutan uji Gunakan tetes mata tobramisin. Tobramisin BPFI dalam p.g per mg; V adalah volume
Campuran larutan baku dan larutan uji Buat tetes mata dalam ml yang digunakan untuk membuat
campuran sejumlah volume sama Larutan ba/cu dan Larutan uji; ru dan r5 berturut-turut adalah respons
Larutan uji. puncak dan Larutan uji terderivatisasi dan Larutan baku
Prosedur Totoikan masing-masing 6 p1 Larutan uji, terderivatisasi.
Larutan ba/cu, campuran larutan ba/cu dan larutan uji
pada lempeng kromatografi. Lakukan penetapan seperti Wadah dan penyimpanan Daiam wadah tentutup rapat
uji A yang tertera pada Identflkasi dalam Tobramisin, dan hindarkan dan panas beniebih.
dimulai dan "masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang sesuai";
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram TOBRAMISIN UNTUK INJEKSI
Larutan uji terderivatisasi sesuai dengan Larutan baku Tobramycin for Injection
terderivatisasi seperti yang diperoleh pada Penetapan
kadar. Tobnamisin untuk Injeksi mengandung Tobramisin
Sulfat setara dengan Tobramisin, C 1 8H37N509, tidak
- 1279 -

kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dan Larutan uji 2 (jika path etiket tertera jumlah tobramisin
jumlah yang tertera pada etiket. dalam volume larutan terkonstitusi) Konstitusikan satu
wadah tobramisin untuk injeksi dalam sejumlah volume
Baku pembanding Tobramisin BPFI; tidak boleh air yang telah diukur saksama, sesuai dengan volume
dikeringkan. Simpan dalam lemari pendingin. Bersifat pengencer yang tertera pada etiket. Ukur saksama
higroskopis. Endotokin BPFI; [Catatan Bersfat sejumlah volume larutan terkonstitusi, dan encerkan
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk secara kuantitatif dengan air hingga kadar tobramisin lebih
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, kurang 0,2 mg per ml.
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
belum dibuka dan larutan, dalam lemani pendingin. kadar dalam Tobramisin. Hitung jumlah dalam mg
tobramisin, C 181137 N5 09, dalam larutan yang dikeluarkan
Identifikasi dari wadah atau dalam larutan terkonstitusi yang
A. Menunjukkan reaksi uji Ident?flkasi seperti tertera digunakan dengan rumus:
pada Tobramisin.
B. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti (L( CE
tertera pada Uji identWkasi umum <291>.
D)1000)1i
Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat Larutan
terkonstitusi seperti tentera pada Injeksi, pada saat akan L adalah jumlah tobramisin yang tertera pada etiket,
digunakan. dalam mg atau dalam volume larutan terkonstitusi yang
digunakan; D adalah kadar tobramisin dalam mg per ml
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,00 unit Larutan uji I atau Larutan uji 2 berdasarkan jumlah
Endotoksin Fl per mg tobramisin. yang tertera pada etiket, atau volume larutan
terkonstitusi yang digunakan dan pengenceran yang
Sterilitas <71> Memenuhi syarat, jika diuji seperti dilakukan; C adalah kadar Tobramisin BPFI dalam mg
tertera pada Penyaringan membran dalam uji Sterilitas. per ml Larutan baku; E adalah kesetanaan tobramisin
Gunakan 6 g jika tidak dikemas untuk pembuatan. dalam Tobramisin BPFI dalam .tg per mg; ru dan rs
berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan terderivatisasi dan Larutan baku terderivatisasi.
menggunakan larutan 40 mg per ml (jika dikemas untuk
pembuatan, dalam larutan terkonstitusi sepenti tertera Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk padatan
pada etiket). stenil seperti tertera pada Injeksi.

Air <1031> Metodel Tidak lebih dari 2,0%.


TOLBUTAMID
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti Tolbutamide
tertera pada Injeksi volume kecil.
o o
Syarat lain Memenuhi syarat Sisapemaran dan Logam
berat seperti tertera pada Tobramisin. Memenuhi syarat
Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan seperti
tertera pada Injeksi.
H,C
O1'
1

1-B util-3-(p-tolilsulfonil) urea [64-77-7]


Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana C 12H18N203S BM 270,35
Kromatografi cafr kinerja tinggi seperti tertera path
KromatograJI <931>. Tolbutamid mengandung tidak kurang dati 97,0% dan
Fase gerak, Pereaksi 2, 4-dinitrofluorobenzen, Pereaksi tidak lebih dari 103,0% C121118N2 03S, dihitung terhadap
tris(hidroksimetil)aminometan, Larutan baku, Prosedur zat yang telah dikeringkan.
derivatisasi, Larutan resolusi dan Sistein kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Pemerian Serbuk hablur; putih, atau praktis putih; rasa
Tobramisin. agak pahit dan praktis tidak berbau.
Larutan uji 1 (jika dinyatakan sebagai wadah dosis
tunggal) Konstitusikan satu wadah tobramisin untuk Kelarutan Praktis tidak lanut dalam air; larut dalam
injeksi dalam sejumlah volume air yang telah diukur etanol dan dalam klorofonm.
saksama, sesuai dengan volume pengencer yang tertera
pada etiket. Ke luankan dengan saksama semua volume Baku pembanding Tolbutamid BPFI; lakukan
lanutan, menggunakan dengan jarum hipodermik, dan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
encerkan secara kuantitatif dengan air hingga kadar digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
tobramisin lebih kurang 0,2 mg per ml. Endotoksin BPFJ [Catatan Bers?fat pirogenik,
- 1280 -

penanganan vial dan isi hams hati-hati untuk simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, lebih dari 2,0%.
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
belum dibuka dan larutan dalam lemari pendingin. sama (lebih kurang 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang respons puncak utama. Waktu retensi relatif tolbutamid
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan dan tolazamida berturut-tunut lebih kurang 0,6 dan 1,0.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Hitung jumlah dalam mg tolbutamid, C 12H18N203S
seperti pada Tolbutamid BPFI. dalam zat yang digunakan dengan rumus:

Jarak lebur <1021> Antara 126° dan 130°.


lOG (Ru)
R5
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
C adalah kadar Tolbutamid BPFI dalam mg per ml
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
penetapan menggunakan 100 mg zat, campur dengan perbandingan respons puncak tolbutamid terhadap
100 mg magnesium oksida P. tolazamida dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.

Logam berat <371> Metode 211 Tidak lebih dari 20 bpj. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Urea non-sulfonil Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
amonium hidroksida 0,5 N. kekeruhan tidak lebih dan injeksi, pada etiket hanus dinyatakan steril atau
opalesens lemah. memerlukan proses lebih lanjut.

Syarat lain Jika pada etiket tertera tolbutamid steril,


maka memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan TABLET TOLBUTAMII)
Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Injeksi Tolbutamide Tablet
Tolbutamid. Jika pada etiket tertera bahwa tolbutamid
perlu diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan Tablet Tolbutamid mengandung tolbutamid,
injeksi, maka hams memenuhi syarat Endotoksin bakteri C12H1N203S, tidak kurang dan 90,0% dan tidak lebih
<201> seperti tertera pada Injeksi Tolbutamid. dari 110,0% dan jumlah yang tertera pada etiket.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Baku pembanding Tolbutamid BPFI; lakukan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
Kromatografi <931>. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Fare gerak Buat campuran heksan P-air jenuh
heksan-tetrahidrofuran P-etanol P-asam asetat glasial P Identifikasi Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
(475:475:20:15:9), saring dan awaudarakan. Jika penlu setara dengan lebih kurang 500 mg tolbutamid, genus
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti dengan 50 ml kloroform P dan saning. Uapkan filtrat
tertera pada Kromatografi <931>. pada tangas uap hingga kening: spektrum serapan
Larutan ba/cu internal Larutkan sejumlah tolazamida, inframerah residu yang didispersikan dalam minyak
dalam kioroform bebas etanol P hingga kadar lebih mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada
kurang 3 mg per ml. bilangan gelombang yang sama seperti pada Tolbutamid
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tolbutamid BPFI.
BPFI, larutkan dalam Larutan ba/cu internal, hingga
kadar lebih kurang 1,5 mg per ml. Disolusi <1231>
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 15 mg Media disolusi : 900 ml Dapar fosfat pH 7,4 seperti
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan tertera pada Larutan dapar dalam Pereaksi, Indikator
dan encerkan dengan Larutan baku internal sampai dan Larutan.
tanda. Alattipe2 :75rpm.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Wa/au: 30 menit.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 121-1 18N203S,
dilengkapi dengan detektor 254 urn dan kolom 30 cm x yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
4 mm benisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang perlu diencerkan dengan air dan serapan larutan baku
1,5 ml per menit, Lakukan kromatografi terhadap Tolbutamid BPFI dalam media yang sama pada panjang
Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons gelombang serapan maksimum lebih kurang 226 run.
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara Jumlah eranol P yang digunakan untuk melarutkan
tolbutamid dan tolazamida tidak kurang dari 2,0 dan Tolbutamid BPFI sebelum diencerkan dengan Media
- 1281 -

disolusi tidak lebih dan 1% dari jumlah total volume Jaringan Helaian tragakan menjadi lunak dalam air
larutan baku. dan menjadi lengket dalam air atau gliserin F, terbentuk
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak banyak lamela dan sedikit butiran-butiran tepung.
kurang dan 70% (Q) C 121118N203S, dari jumlah yang Serbuk tragakan Putih hingga putih kekuningan. Bila
tertera pada etiket. diamati di dalam tetesan air, menunjukkan sejumlah
fragmen angular dan musilago dengan lamela melingkar
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. atau tidak beraturan, kadang-kadang butiran tepung
berdiameter sampai 25 gm sebagian besar sederhana,
Penetapan kadar Lakkan penetapan dengan cara sferis hingga clip, kadang-kadang berkumpul 2 butir
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada sampai 4 butir, beberapa butir mengembang dan
Kromatografi <931>. beberapa diantaranya berubah. Serbuk menunjukkan
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku dan beberapa atau tidak ada fragmen jaringan tanaman
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada berlignin (Gom India).
Penetapan kadar dalam Tolbutamid
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan Identifikasi Tambahkan 1 g zat ke dalam 50 ml air:
10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet akan mengembang dan terbentuk musilago yang halus,
setana dengan lebih kurang 150 mg tolbutamid, hampir serba sama, kental dan tembus cahaya, bebas dan
masukkan dalam wadah yang sesuai. Tambahkan fragmen-fragmen sd.
100,0 ml Larutan baku internal dan lebih kurang 20
butiran kaca. Tutup wadah dengan rapat dan kocok kuat Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
secara mekanik selama lebih kurang 30 menit. Sentrifus Salmonella sp dan Escherichia coli.
dan gunakan beningan.
Prosedur Lakukan seperti tertera Prosedur pada Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
Penetapan kadar dalam Tolbutamid. Hitung jumlah
dalam mg tolbutamid, C 121-113N203S, dalam serbuk tablet Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj.
yang digunakan dengan rumus:
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 40 bpj.
IOOC 1-
t,, R
Gom karaya Didihkan 1 g zat dengan 20 ml air hingga
terbentuk musilago, tambahkan 5 ml asam kiorida P dan
didihkan kembali campuran selama 5 menit: tidak terjadi
C adalah kadar Tolbutamid BPFI dalam mg per ml warna merah muda atau merah.
Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak tolbutamid terhadap Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
tolazamida dari Larutan uji dan Larutan baku.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. TRAMADOL HIDROKLORIDA


Tramadol Hydrochloride
TRAGAKAN
Tragacanth

Gom tragakan [9000-65-1]


dan enansiomer • HCI
Tragakan adalah eksudat kering gom dan Astragalus
gummfer Labillardiere atau spesies Asiatic lain dan
Astragalus (Familia Leguminosae).

Pemerian Tidak berbau; tawan; seperti lendir.

Karakteristik botani (±)-cis-2-[(dimetilamino)metjl]-J-(3-meto/c,fenil) siklo-


Tragakan Fragmen, datan, lamela, kadang-kadang heksanol hidroklorida[36282-47-0]
melengkung atau helaian lurus atau spinal melengkung C1 61125NO2.1-10 BM 299,84
dengan ketebalan dari 0,5 mm sampai 2,5 mm; warna
putih hingga kuning muda, bening dan susunannya Tramadol Hidrokiorida mengandung tidak kunang dan
bertonjolan, patahannya pendek. Lebih mudah 98,0% dan tidak lebih dan 102,0% C 16H25NO2.HC1
diserbukkan apabila dipanaskan pada suhu hingga 500: dihitung terhadap zat anhidnat.
tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.
Pemerian Serbuk kristal; putih.
-1282-

Kelantan Sangat mudah larut dalam air dan dalam Masukkan lempeng dalam bejana yang telah dijenuhkan
metanol; sangat tidak larut dalam aseton. dengan Fase gerak, biarkan merambat sampai 10 cm di
atas garis penotolan. Angkat lempeng, tandai batas
Baku pembanding Tramadol Hidrokiorida BPFI, rambat, semprot dengan Dragendorff LP, dan keringkan
Senyawa sejenis A Tramadol BPFI, Senyawa sejenis B di udara selama 5 menit. Semprot lempeng yang telah
Tramadol BPFL kering dengan Larutan natnium nitrit sampai tenlihat
bercak 2 (dimetilaminometil)- I -siklo heksanon
Identifikasi hidroklorida dari Larutan ba/cu. Bercak lain pada
A. Spektrum serapan inframerah zat yang kromatogram Laru tan uji yang sesuai dengan 2
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan (dimetilaminometil)-1 -siklo heksanon hidrokiorida, tidak
maksimwn hanya pada bilangan gelombang yang sama lebih intensif dari bercak pada kromatogram Larutan
seperti pada Tramadol Hidroklorida BPFI. ba/cu.
B. Larutan dalam air (1:100) menunjukkan reaksi
Kiorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Senyawa sejenis Senyawa sejenis A tramadol tidak
identWkasi umum <291>. lebih dari 0,2%; Masing-masing cemaran selain senyawa
sejenis A tramadol tidak lebih dari 0,1% dan total
Keasaman Larutkan 500 mg zat dalam air dan encerkan cemaran tidak lebih dari 0,4%. Lakukan penetapan
hingga 10 ml. Tambahkan 0,2 ml merah metil LP dan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi sepenti
0,2 ml asam klorida 0,01 N LV dan titrasi dengan tertera pada Knomatografi <931>.
natrium hidroksida 0,01 N LV: diperlukan tidak Iebih Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji
dari 0,4 ml natrium hidroksida 0,01 N untuk membentuk dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
wärna kuning. Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
Air <1031> Metodela Tidaklebih dari 0,5%. 20 .tl) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
knomatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. pensentase masing-masing cemanan dalam zat dengan
rumus:
Logam berat <371> MetodelTidak lebih dari 20 bpj.
ioo1-L
r
lUorida Tidak kurang dari 11,6% dan tidak lebih dan
12,1%; timbang saksama 150 mg zat, larutkan dalam
40 ml air, tambahkan dengan pengadukan 7,5 ml asam r• adalah respons puncak masing-masing cemaran clan rs
nitrat 4 N dan 15,0 ml perak nitrat 0,1 N dan titrasi adalah jumlah semua nespons puncak.
dengan amonium tiosianat 0,1 N LV, tentukan titik akhir
secara potensiometrik, menggunakan sistem elektroda Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kaca-perak. KromatograJI cair kinerja tinggi sepenti tentena pada
Knomatografi <931>.
Tiap ml amonium tiosianat 0,1 N Larutan asam trWuoroasetat Larutkan 0,5 ml asam
setara dengan 3,545 mg kiorida, trfluoroasetat P dalam 1000 ml air.
Fase gerak Buat campunan Larutan asam
2-(dimetllaminometil)-1-sikloheksanon hidroklorida trfluoroasetat P-asetonitril P (700:300). Saring dan
Tidak lebih dari 0,1%. Lakukan penetapan dengan cara awaudarakan. Jika penlu lakukan penyesuaian menurut
KromatograJI lapis tipis seperti tertera pada Kesesuaian sistem seperti tertera pada Knomatografi
KromatograJl <931>. <931>.
Fase gerak Buat campuran toluen P-isopropil- Larutan kesesuaian s/stem Lanutkan sejurnlah
alkohoiP-amoniaP 25% dalam air (80:19:1). Tramadol Hidroklorida BPFI dan Senya.va Sejenis A
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah 2-(dimetil Tramadol Hidrokiorida BPFI dalam Fase gerak hingga
aminometil)-I-sikloheksanon hidro/clorida BPFI, kadar masing-masing lebih kurang 0,05 mg per ml.
larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Tramadol
bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan secana
0,05 mg per ml. kuantitatif dengan Fase genak hingga kadar lebih kurang
Larutañ uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg 1,5 mg per ml.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 150 mg
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. zat, masukkan ke dalam labu tentukun 100-ml, larutkan
Larutan natrium n/tnt Timbang saksama Iebih kurang dan encerkan dengan Fare gerak sampai tanda.
2,5 g natrium n/tnt P, larutkan dalam 50 ml air. S/stem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Knomatognafi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
lebih kurang 10 Id Larutan uji dan Larutan baku pada dilengkapi dengan detektor 270 urn dan kolom 25 cm x
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. 4,6 mm, berisi bahan pengisi LI, dengan ukunan pantikel
- 1283 -

5 gm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan dengan cahaya kuat dan gunakan a/at kaca aktinik
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan rendah padapelaksanaan prosedur berikut mi.]
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa Identifikasi
sejenis A tramadol dan tramadol berturut-turut lebih A. Spektrum serapan inframerah zat yang
kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak senyawa didispersikan dalam mmnyak mineral P, menunjukkan
sejenis A tramadol dan tramadol tidak kurang dari 2,0; maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak seperti pada Tretinoin BPFI.
lebih dari 2,0%. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 4 ig per ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dalam isopropil alkohol P yang diasamkan, yang dibuat
sama (lebih kurang 20 t1) Larutan ba/cu dan Larutan uji dengan mengencerkan 1 ml asain kiorida 0,01 N dengan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur isopropil alkohol P hingga 1000 ml, menunjukkan
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
tramadol hidrokionida, C 16H25NO2.HC1, dalam zat yang sama seperti pada larutan Tretinoin BPFI; serapan
digunakan dengan rumus: masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan, pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 352 nm: berbeda tidak lebih
loocILiL
r
dari 3,0%.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;


C adalah kadar Tramadol hidrokiorida BPFJ dalam mg lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
per ml Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah ruang selama 16 jam.
respons puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan simpan pada suhu ruang terkendali. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

Isotretinoin Tidak iebih dari 5,0%. Lakukan penetapan


TRETINOIN dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
Asam Retinoat tertera pada Kromatografi <931>.
Tretinoin Fase gerak Buat campunan isooktan P-isopropil
alkohol P-asam asetat glasial P (99,65:0,25:0,1) saring
H3C
CH3 CH3 dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
CH3
COOH
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
KromatograjI <931>.
Larutan kesesuaian sistem 1 Timbang saksarna
sejumlah Tretinoin BPFI, larutkan dalam sedikit metilen
kiorida P, tambahkan sejumlah isooktan P hingga kadar
Trans -asam retinoat [302-79-4] iebih kurang 250 tg per ml.
C20H2802 BM 300,44 Larutan ba/cu I Timbang saksarna sejwnlah
Isotretinoin BPFI, lanutkan dengan sedildt metilen
Tretinoin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan kiorida P, tambahkan isooktan P hingga kadar iebih
tidak lebih dari 103,0% C 20H2802, dihitung terhadap zat kurang 250 ig per ml.
yang telah dikeringkan. Larutan kesesuaian sistem 2 Pipet 5 ml Larutan baku
1 ke dalam labu tentukur 100-ml, tarnbahkan Larutan
Pemerian Serbuk habiur, kuning sampai jingga terang. kesesuaian sistem 1 sampai tanda.
Larutan ba/cu 2 Pipet 5 ml Larutan ba/cu 1 ke dalarn
Kelarutan Tidak larut dalam air; sedikit larut dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan isooktan P sampai
etanol, dalam kioroform dan dalam metanol. tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Baku pembanding Isotretinoin BPFI; tidak boleh zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dikeringkan. Simpan vial pada suhu di bawah 0, biarkan dalam sedikit metilen kiorida P, tambahkan isooktan P
mencapai suhu ruang sebelum dibuka dan gunakan isi sampai tanda.
segera setelah wadah dibuka. Pada vial yang telah Sistem kromatografi Lakukan seperti tentera pada
dibuka, lindungi dari udara dan cahaya. Tretinoin BPFI; KromatograjI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dilengkapi dengan detektor 352 mu dan koiom 25 cm x
dalam lemari pendingin, terlindung cahaya, biarkan 4 mm benisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kunang
mencapai suhu ruang sebelum dibuka dan gunakan isi 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
segera setelah wadah dibuka. [Catatan Hindari kontak kesesuaian sistem 2, rekam kromatogram dan ukur
- 1284-

respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tretinoin
retensi relatif isotretinoin dan tretinoin masing-masing BPFI, Iarutkan dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu
lebih kurang 0,84 dan 1,00; resolusi, R, antara secara bertahap dengan kioroform P hingga kadar lebih
isotretinoin dan tretinoin tidak kurang dari 2,0 dan kurang 3,75 .tg per ml.
simpangan baku relatif respons puncak isotretinoin pada Larutan uji Timbang saksama sejumlah gel setara
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. dengan lebih kurang 375 xg tretinoin, masukkan ke
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlab volume dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam Iebih kurang
sama (lebih kurang 20 RI) Larutan baku 2 dan Larutan 70 ml kioroform P, encerkan dengan kioroform P sampai
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur tanda.
respons puncak utama. Hitung persentase isotretinoin Prosedur Ukur serapan Larutan ba/cu dan Larutan uji
dalam zat dengan rumus: pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 365 nm dalam sel 1-cm, menggunakan kioroform
P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam tg tretinoin,
lO(1L C20H2 802 , dalam gel yang digunakan dengan rumus:

C adalah kadar Isotretinoin BPFI dalam .tg per ml 1oocI.L-


I A5
Larutan baku 2; W adalah bobot zat dalam mg yang
digunakan untuk membuat Larutan uji; ru dan rs
berturut-turut adalah respons puncak isotretinoin dan C adalah kadar Tretinoin BPFI dalam tg per ml Larutan
Larutan uji dan Larutan baku 2. baku; A u dan A s berturut-turut adalah serapan Larutan
uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 240 mg
zat, larutkan dalam 50 ml dimetilformamida F, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tainbahkan 3 tetes larutan biru timol P dalam dimetil terlindung cahaya.
formamida P (1 dalam 100), titrasi dengan natrium
metoksida 0,1 N LV hingga warna kehijauan. Lakukan
penetapan blangko. KRIM TRETINOIN
Tretinoin Cream
Tiap ml natrium metoksida 0,1 N
setara dengan 30,04 mg C20F12802 Krim Tretinoin mengandung Tretinoin, C 20H2802, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertiitup rapat, jumlah yang tertera path etiket.
lebih baik di dalam gas inert, terlindung cahaya.
Baku pembanding Tretinoin BPFI; tidak boleh
dikeningkan, simpan dalam lemani pembeku, terlindung
GEL TRETINOIN cahaya. Biarkan wadah pada suhu ruang sebelum dibuka,
Tretinoin Gel gunakan isi wadah segera setelah dibuka.

Gel Tretinoin mengandung Tretinoin, C 20H2802, tidak Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% dan Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
jumlah yang tertera pada etiket. diperoleh pada Penetapan kadar.

Baku pembanding Tretinoin BPFI; Tidak boleh Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam lemari
pembeku, terlindung cahaya. Biarkan wadah path suhu Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
ruang sebelum dibuka, gunakan isi wadah segera setelah Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dibuka. Kromatografi <931>. [Catatan Hindari paparan cahaya
kuat dan gunakan peralatan kaca aktinik rendah.
Identifikasi Spektrum serapan yang diperoleh antara Gunakan penstabil tetrahidrofuran dalam penyiapan
panjang gelombang 300 rim dan 450 nm dari Larutan uji Larutan ba/cu dan Larutan uji.]
pada Penetapan kadar menunjukkan maksimum dan Asam fosfat encer Encerkan 10 ml asam fosfat P
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti dengan air hingga 100 ml.
path Tretinoin BPFL Dapar fosfat Larutkan 1,38 mg natrium fosfat
monobasa P dalam 1000 ml air, atur pH hingga 3,0
Isi minimum <861> Memenuhi syarat. dengan penambahan Asam fosfat encer. Saning dan
awadaurakan.
Penetapan kadar [Catatan Hindari paparan cahaya Pengencer Buat campuran air-Asam fosfat encer
kuat dan gunakan peralatan kaca aktinik rendah.] (9:1).
- 1285 -

Fase gerak [Catatan Dapar fosfat dan Triamsinolon mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tetrahidrofuran disaring dan diawaudarakan secara tidak lebih dari 102,0% C 211127F06, dihitung terhadap zat
'erpisah sebelum dicampur.] Buat campuran Dapar yang telah dikeringkan.
fosfat—tetrahidrofuran P (58:42). Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera Pemerian Serbuk hablur, putih atau praktis putih; tidak
pada Kromatografi <931>, berbau.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tretinoin
BPFI, larutkan dalam tetrahidrofuran P hingga kadar Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam
Iebih kurang 0,4 mg per ml. Pipet sejumlah volume kioroform dan dalam eter; sukar larut dalam etanol dan
larutan, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu dalam metanol.
bertahap dengan campuran tetrahidrofuran P-Pengencer
(3:2) hingga kadar lebih kurang 4 tg per ml. Baku pembanding Triamsinolon BPFI; lakukan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° selama 4
dengan lebih kurang 1,0 mg tretinoin, masukkan ke jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
dalam tabu tentukur 50-ml, tambahkan 20,0 ml rapat. Bahan mi bersifat higroskopis.
tetrahidrofuran P. Kocok tabu, encerkan dengan
tetrahidrofuran P sampai tanda, saring. Pipet 5 ml filtrat Identifikasi
ke dalam tabu tentukur 25-ml, encerkan dengan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
campuran tetrahidrofuran P-Pengencer (3:2) sampai dikeringkan dan didispersikan dalam kalium brornida P,
tanda, campur dan saring. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Sistem kromatografl Lakukan seperti tertera pada gelombang yang sama seperti pada Triamsinolon BPFI.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 Vg per ml
dilengkapi dengan detektor 365 nm dan kolom 15 cm x dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
3,9 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
4 gm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan pada Triarnsinolon BPFI; serapan masing-masing
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 238
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
ulang tidak-lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Rotasi jeols <1081> Antara +65°dan +72°, dihitung
sarna (lebih kurang 25 jil) Larutan ba/cu dan Larutan uji terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur menggunakan larutan 2 mg per ml dalam
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg dimetilformarnida P.
tretinoin, C20H2802, dalam krim yang digunakan dengan
rumus: Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
250C1L selama 4 jam.
r
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.
C adalah kadar Tretinoin BPFI dalam jtg per ml
Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 25 bpj.
puncak dari Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dilipat atau wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Krornatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-rn etanol P (lebih
kurang 40:60), awaudarakan sehingga waktu retensi
TRIAMSINOLON triamsinolon dan hidrokortison berturut-turut Iebih
Triamcinolone kurang 5 menit dan 10 menit.
CH2OH Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
hidrokortison P, larutkan dalam Fase gerak hingga
HO kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
,H H Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Triarnsinolon BPFJ, masukkan ke dalam tabu tentukur
50-ml, larutkan dalam Larutan ba/cu internal, encerkan
dengan pelarut yang sama sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg
9-Fluoro-1 1/3,1 6a, 1 7,21-tetrahidroksipregna-1,4-diena-
zat; lakukan seperti tertera pada Larutan ba/cu.
3,20-dion [124-94-7]
C21 H27F06 BM 394,43
-1286 -

S/stem kromatografi Lakukan seperti tertera pada suhu 105° selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi LI. Laju alir Iebih kurang Identifikasi
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons dihablurkan kembali dari metanol P dan didispersikan
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum
triamsinolon dan hidrokortison tidak kurang dari 3,0 dan hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Triamsinolon Asetonida BPFI.
lebih dari 2,0%. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 p.g per ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
sama (lebih kurang 10 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur pada Triamsinolon Asetonida BPFI.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
triamsinolon, C21H27F06, dalam zat yang digunakan Rotasi jenis <1081> Antara +118 0 dan +130°, dihitung
dengan rumus: terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan larutan 5 mg per ml dalam
dimetilformamida P.
5OC(--
I Rs
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
jakukan pengeningan dalam hampa udara pada suhu 60°
C adalah kadar Triamsinolon BPFI dalam mg per ml selama 4 jam.
Larutan ba/cu; RU dan Rs berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak triamsinolon terhadap Logam berat <371> Tidak lebih dari 25 bpj; lakukan
hidrokortison dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. penetapan sebagai berikut: Masukkan 1,0 g zat dalam
krus, pijarkan hati-hati dalam tanur pada suhu lebih
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. kurang 550° hingga mengarang. Dinginkan, tambahkan
5 tetes asam sulfat P dan 2 ml asam nitrat F, panaskan
hati-hati hingga reaksi selesai, kemudian pijarkan dalam
TRIAMSINOLON ASETONIDA tanur pada suhu 500° sampai 600° hingga semua arang
Triamcinolone Acetonide terbakar sempurna. Dinginkan, tambahkan 2-ml asam
kiorida P dan uapkan perlahan-lahan di' atas uap hingga
kering. Basahi residu dengan 1 tetes asam kiorida P dan
5 ml air panas dan digesti selama 2 menit. Tambahkan
I tetes fenolfialein LP, kemudian tambahkan amonium
hidroksida 6 N tetes demi tetes hingga bereaksi basa.
Asamkan larutan dengan asam asetat I N, tambahkan
1 ml berlebih, pindahkan ke dalam gelas piala dan
tambahkan air hingga 10 ml. Pipet 2,5 ml (setara dengan
25 ig Pb) Larutan ba/cu timbal seperti tertera pada Uji
Batas Timbal <401> ke dalam gelas piala kedua,
9-Fluoro-Ilfi, 16o 1 7,21-tetrahidrokspregna-1,4-diena- tambahkan 3 ml air dan 1 tetes fenolfialein LP, basakan
3,20-dion si/cl/k 16,1 7-asetal dengan aseton [76-25-5] larutan dengan amonium hidroksida 6 N, kemudian
C24H31 F06 BM 434,51 asamkan dengan asam asetat I N, dan tambahkan 1 ml
berlebih. Encerkan dengan air hingga 10 ml. Pada tiap
Triamsinolon Asetonida mengandung tidak kurang dan gelas piala tambahkan 5 ml hidrogen sulfida LP segar,
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 24H31 F06, dihitung campur dan biarkan selama 5 menit. Saning tiap larutan
terhadap zat yang telah dikeringkan. secara terpisah melalui penyaring membran datar tahan
asam berwarna putih dengan porositas 0,22 dan
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai krim; berbau diameter 25 mm, kumpulkan endapan pada cakram
sangat lemah. penyaring: wanna endapan dari larutan uji tidak lebih
gelap dani larutan pembanding.
Kelarutan Praktis tidak lanut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol mutlak, dalam kloroform dan metanol. Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dani 0,3% dan total cemaian tidak lebih dan
Baku pembanding Triamsinolon Asetonida BPFI; tidak 0,8%.
boleh dikeringkan. Untuk analisis kuantitatif tetapkan Fase gerak Buat campunan air-asetonitril P (17:8).
kadar air secara titrimetri. Simpan dalam wadah tertutup Saning dan awaudanakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
rapat. Fluoksimesteron BPFI; lakukan pengeringan pada
- 1287 -

menurut Kesesualan sistem seperti tertera pada respons puncak baku internal" dan tniamsinolon
Kromatografi <931>. asetonida. Hitung jumiah dalam mg triaxnsinolon
Larutan uji Timbang saksama 25 mg zat, masukkan asetonida, C241131F06, dalam zat yang digunakan dengan
ke dalam labu tentukur 50-ml, iarutkan dalam 25 ml rumus:
metanol P, kocok kuat, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada i00OCI.L
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi R
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x
3,9 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang C adalah kadar Triamsinolon Asetonida BPFI dalam mg
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap per ml Larutan ba/cu; Ru dan R5 berturut-turut adalah
Larutan uji dan rekam kromatogram dan ukur respons perbandingan respons puncak triamsinolon asetonida
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan
triamsinolon asetonida dan puncak cemaran tidak kurang ba/cu.
dari 1,0.
Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 ii Larutan uji ke Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak Simpan pada suhu 250, masih diperbolehkan antara 15 0
kurang dari empat kali waktu retensi triamsinolon dan 30°.
asetonida dan ukur semua respons puncak. Hitung
persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan
rumus: TRIFLUOPERAZIN HIDROKLORIDA
Trifluoperazine Hydrochloride
5 OC1 --
r CH2CH2CH2-W N-CH,

aN

Cr
CF3
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; rs 2HCI

adalah jumlahsemua respons puncak.


S::

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 10-[3-(4-Metil-i-piperazinil)propil]-2-


KromatograjI cair kinerja tinggi seperti tertera pada (trfluorometil)fenotiazin dihidroklorida [440-17-5]
Kromatografi <931>. C21H24F3N3S.2HCI BM 480,42
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (70:30)
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian Trifluoperazin Hidrokionida mengandung tidak kurang
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada dan 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
KromatografI <931>. C21H24F3N3S.2HC1 dihitung tenhadap zat yang telah
Larutan ba/cu internal Timbang sejumlah dikeringkan dalam hampa udara pada suhu 60° selama
Fluoksimesteron BPFJ, larutkan dalam metanol P hingga 4jam.
kadar lebih kurang 50 tg per ml.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Pemerian Serbuk hablur; putih sampai kuning pucat;
Triamsinolon Asetonida BPFI, larutkan dalam Larutan praktis tidak berbau; rasa pahit; melebun pada suhu lebih
ba/cu internal hingga kadar iebih kurang 75 ig per ml.
kurang 242° disertai penuraian.
Campur sejumlah volume sama larutan dan Fase gerak
hingga kadar iebih kurang 37,5 xg per ml.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 37 mg
agak sukar larut dalam klonoform; tidak lanut dalam eter
zat; lakukan seperti tertera pada Larutan baku.
dan dalam benzen.
Sistem kromatografl Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tin ggi
Baku pembanding Trfluoperazin Hidroklorida BPFI;
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 30 cm x 4
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 0
mm berisi bahan pengisi Li. Atur laju alir hingga waktu
retensi triamsinolon asetonida lebih kurang 14,5 menit. selama 4 jam sebelum digunakan.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam [Catatan Lakukan seluruh prosedur pengujian terhadap
zat atau baku pembanding tanpa penundaan, lindungi
kromatgram dan ukur respons puncak seperti tertera
terhadap cahaya langsung atau gunakan a/at kaca
pada Prosedur: resolusi, R, antara triamsinolon asetonida
aktinik rendah.]
dan fluoksimesteron tidak kurang dari 2,0 dan
simpangan baku relatif tidak lebih dari 3,0%.
Identifikasi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
sama (15 il sampai 25 j.tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur dikeningkan dan didispersikan dalam minyak mineral F,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
- 1288 -

gelombang yang sama seperti pada Trfluoperazin TRIHEKSIFENIDIL HIDROKLORIDA


Hidrokiorida BPFI. Trihexiphenidyl Hydrochloride
B. Spektrum serapan ultraviolet dari larutan 10 ig
per ml dalam asam kiorida 0,1 N menunjukkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 255 nm, berbeda tidak
lebih dari 2,0%.
C. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi
Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji
9
C. 1-0 ON
.HCI

Ident/Ikasi Urnum <291>.


(±)-a-Sikloheksil-a-fenil-1-piperidinpropanol
D. Lakukan penetapan seperti tertera pada IdenttIkasi
hidrokiorida [52-49-3]
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
C20H31N0.HC1 BM 337,93
Fase gerak Buat campuran aseton P-amonium
hidroksida P (200:1).
Penampak bercak Larutkan 100 mg asam Triheksifenidil Hidrokiorida mengandung tidak kurang
kioroplatinat P dalam I ml asam klorida I N, dan dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 20H31N0.HCI,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
tainbahkan 25 ml larutan kalium iodida P (1 dalam 25),
encerkan dengan air hingga 100 ml, kemudian
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih; bau
tambahkan 0,5 ml asam format P.
Larutan baku Timbang sejumlah Trifluoperazin lemah; melebur pada suhu lebih kurang 2501 .

Hidrokiorida BPFI larutkan dalam metanol P hingga


kadar lebih kurang 1,2 mg per ml. Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol dan
Larutan uji Timbang sejurnlah zat larutkan dalam dalam kloroform.
metanol P hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Baku pembanding Triheksfenidil Hidrokiorida BPFI;
5 tl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam
kromatografi silika gel P setebal 0,25 nm. Biarkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
bercak kering, dan masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi berisi Fase gerak, biarkan merambat Identifikasi
hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tandai batas rambat dan biarkan fase gerak menguap. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida F,
Semprot lempeng dengan Penampak bercak: harga R menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
bercak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan gelombang yang sama seperti pada Triheksfenidil
dari Larutan baku. Hidrokiorida BPFI.
B. Menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B dan C
pH <1071> Antara 1,7 dan 2,6; lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Identfikasi Umum <291>.
menggunakan larutan (1 dalam 20). C. Waktu retensi triheksifenidil hidrokiorida
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%; seperti tertera pada Penetapan kadar.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
selarna 4 jam. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg
zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam 50 ml asam Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpi.
asetat glasial P dan tambahkan kristal violet LP dan
15 ml raksa(J1) asetat LP. Titrasi dengan asam perkiorat Kiorida Tidak kurang dari 10,3% dan tidak lebih dan
0,1 N LV hingga titik akhir hijau-biru. Lakukan 10,7% dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan;
penetapan blangko. lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama
Iebih kurang 1,2 g zat, larutkan dalam campuran 50 ml
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N metanol P. 5 ml asam asetat glasial P dan 5 ml air.
setara dengan 24,02 mg C21H24N3S.2HCl Tambahkan 3 tetes kuning eosin Y LP. Aduk dengan
pengaduk magnetik dan titrasi dengan perak nitrat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 0,1 N L hingga suspensi berwarna jingga kekuningan
tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25°, masih yang terjadi selama titrasi berubah dengan tajam menjadi
diperbolehkan antara 15° dan 30°. merah.

Tiap miperak nitral 0,1 N


setara dengan 3,545 mg Cl
- 1289 -

Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Kromatografi <931>. pada Prosedur: efisiensi kolom ditentukan dari puncak
Fase gerak Buat campuran hekan P-isopropilamin P analit tidak kurang dari 1300 lempeng teoritis: faktor
(98:2). ikutan tidak lebih dari 3,0 dan simpangan baku relatif
Penampak bercak Larutkan 800 mg bismut subnitrat P pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0 %.
dalam campuran 40 ml air dan 10 ml asam asetat glasial P Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
(larutan A). Larutkan 8 g kalium iodida P dalam 20 ml sama (lebih kurang 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji
air (larutan B). Campur sejumlah volume sama larutan A ke dalam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur
dan larutan B. respons puncak utama. Hitung jumlah dalarn mg
Larutan baku Timbang saksama sejumlah tniheksifenidil hidroklorida, C20H31 N0.HC1, dalam zat
Trihek.sfenidil Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam yang digunakan dengan rumus:
campuran kioroform P-isopropilamin P (98:2) hingga
kadar lebih kurang 2,5 mg per ml. Encerkan secara
kuantitatif larutan dengan campuran kioroform F- 100CIL
r
isopropilamin P (98:2) hingga kadar lebih kurang
500 tg per ml (Larutan ba/cu A) dan 250 jig per ml
(Larutan ba/cu B). C adalah kadar Trihe/csfenidil Hidroklorida BPFI
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat larutkan dalam mg per ml Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut
dalam campuran kioroform P-isopropilamin P (98:2) adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan
hingga kadar lebih kurang 50 mg per ml. baku.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
10 p1 Larutan uji dan Larutan ba/cu A dan Larutan baku Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
B pada lempeng kromatografi silika gel P setebal
0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah berisi dengan Fase gerak, TABLET TRIIIEKSIFENIDIL HJDROKLORIDA
biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per empat Trihexiphenidyl Hydrochloride Tablet
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
biarkan Fase gerak menguap dan semprot lempeng Tablet Triheksifenidil Hidroklorida mengandung
dengan Penampak bercak kemudian dengan larutan Triheksifenidil Hidroklorida, C 20H31N0.HC1, tidak
natrium nitrit P (4 dalam 100). Bandingkan intensitas kunang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%, dan
bercak lain kromatogram Larutan uji dengan bercak jumlah yang tertera pada etiket.
utama Larutan baku. Tidak ada bercak sekunder
kromatogram Laru fan uji yang lebih besar atau lebih Baku pembanding Trihek.sifenidil Hidroklorida BPFI;
intensif dari bercak utama Larutan ba/cu B (0,5%) dan lalcukan pengeringan pada suhu 1050 selama 3 jam
jumlah intensitas seluruh bercak selain bercak utama dan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup napat.
Larutan uji tidak lebih dari 1,0%.
Identifikasi
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara A. Genus sejumlah tablet setana dengan 20 mg
KromatograJI cair kinerja tinggi seperti tertera pada triheksifenidil hidnoldorida hingga halus kemudian gems
Kromatografi <931>. dengan 25 ml kioroform P. Saning dan uapkan filtrat
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air- dengan pemanasan sedang hingga lebih kurang 10 ml.
trietilamin P (920:80:0,2), atur pH hingga 4,0 dengan Pindahkan larutan ke dalani 100 ml n-he/csan P.
penambahan asam fosfat P, saring dan awaudarakan. terbentuk endapan putih. Diamkan campuran selama
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian 30 menit, saring endapan melalui penyaring membran
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. dengan porositas 1 jim. Cuci hablur dengan sedikit
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah n-hek.san P, biarkan kering di udana: serapan spektrum
Triheksfenidil BPFI larutkan dalam asetonitril P, inframerah hablur yang didispersilcan dalam kalium
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bentahap bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
dengan asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg bilangan gelombang yang sama seperti pada
per ml. Trihe/csfenidil Hidroklorida BPFJ.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat B. Endapan yang dipenoleh dari Ident/Ikasi A
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan menunjukkan neaksi Kiorida cara A, B dan C sepenti
encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. tentera pada Uji Ident?/Ikasi Umum <291>.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada C. Waktu netensi relatif triheksifenidil hidroklonida
KromatograjI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi knomatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan ba/cu
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 8 cm x seperti yang dipenoleh pada Penetapan kadar.
4,6 mm benisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel
3 jim. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
-1290-

Disolusi <1231> encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, campur dan
Media disolusi: 900 ml; dapar asetat pH 4,50±0,05 saning.
dibuat dengan mencampurkan 2,99 g natrium asetat Prosedur Lakukan\ seperti tertera pada Prosedur pada
trihidrat P dan 1,66 ml asam asetat glasial P, dengan air Penetapan kadar dalam Triheks?fenidil Hidrokiorida.
hingga 1000 ml. Hitung jumlah dalam mg tniheksifenidil hidnoklorida,
Alattipel: 100 rpm. C20H31 N0.HCI, dalain tiap tablet dengan rumus:
Wa/au: 45 menit.
Larutan hjau bromokresol Larutkan 250 mg hi/au (VC(r
bromokresol P dalam campuran 15 ml air dan 5 ml
natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan Media 20 ) r,
disolusi hingga 500 ml, campur. Ekstraksi 250 ml
larutan dua kali, tiap kali dengan 100 ml kioroform P, V adalah volume Larutan uji dalam ml; C adalah kadar
buang ekstrak kioroform. Triheksfenidi1 Hidrokiorida BPFI dalam mg per ml
Prosedur Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
Larutan uji Pipet sejumlah alikuot setara dengan puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
lebih kurang 50 tg triheksifenidil hidrokiorida,
masukkan ke dalam tabung sentrifuga 50 ml. Wadah dan penyimpanan Dalm wadah tertutup rapat.
Larutan baku Ukur sejumlah volume sama larutan
baku Triheksfenidil Hidrokiorida BPFJ yang diketahui
kadarnya dalam Media disolusi ke dalam tabung TRIMETOPRIM
sentrifuga 50 ml. Masukkan sejumlah volume sama Trimethoprim
Media disolusi ke dalam tabung sentrifuga 50 ml ketiga
sebagai blangko. Tambahkan 5 ml hUau bromokresol LP
dan 10,0 ml kioroform P ke masing-masing tabung,
sumbat tabung, kocok kuat tidak kurang dari 20 detik.
Sentrifus, pisahkan campuran, dan buang lapisan bagian
atas. Saring masing-masing lapisan kloroform melalui
kertas saring. Lakukan penetapan jumlah C 20H31 N0.HC1
yang terlarut dengan mengukur serapan Larutan uji dan
Larutan baku pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 415 nm. Blangko digunakan
untuk men-set alat (membuat nol). Hitung jumlah
C20H3 1N0.HC1 yang terlarut. 2,4-Diamino-5-(3,4,5-trimetoksibenzil) pirimidina
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak [738-70-5]
kurang dan 75% (Q), C 20H31N0.HC1, dari jumlah yang C14H18N403 BM 290,32
tertera pada etiket.
Trimetoprim mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
Keseragaman sediaañ <911> Memenuhi syarat. tidak lebih dari 101,0% C 14{ 18N403, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih sampai knim;
Kromatografi <931>. tidak berbau.
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Trihek.sfenidil Kelarutan Larut dalam benzil alkohol; agak sukar larut
Hidrokiorida. dalam kloroform dan dalam metanol; sangat sukar larut
Larutan baku Timbang saksama sejumlah dalam air, dalam etanol dan dalam aseton; praktis tidak
Triheksfenidi1 BPFI, larutkan dan encerkan secara larut dalam eter dan dalam karbon tetraklorida.
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P
hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Baku pembanding Trirnetoprim BPFI; tidak boleh
Larutan uji Masukkan 20 tablet ke dalam labu dikeningkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
tentukur yang sesuai (hingga kadar lebih kurang 0,2 mg terlindung cahaya.
per ml). Tambahkan sejumlah volume asam kiorida
0,1 N hingga 10% dari volume labu tentukur, sonikasi Identifikasi
dan kadang-kadang dikocok hingga tablet hancur. A. Spektnum serapan inframerah larutan dalam
Tainbahican sejumlah volume Fase gerak setara dengan kioroform P (1 dalam 100) menunjukkan maksimum
lebih kurang setengah volume labu tentukur, sonikasi hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
sambil dikocok sening selama 10 menit dan kocok Trimetoprirn BPFI.
dengan pengaduk mekanik selama 10 menit. Dinginkan, B. Timbang saksama lebih kunang 100 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml kemudian
- 1291 -

larutkan dalam 25 ml etanol P. Encerkan secara F adalah faktor respons relatif, yang bemilai 0,5 wituk
kuantitatif dan bertahap dengan larutan natrium puncak-puncak dengan waktu retensi relatif 0,9; 2,3; 2,7;
hidroksida P (1 dalam 250) hingga diperoleh larutan atau 10,3 dan 1,0 untuk puncak-puncak yang lain; r1
(1 dalam 50.000); spektrum serapan ultraviolet adalah respons puncak masing-masing cemaran; dan ru
menunjukkan maksimum dan minimum hanya pada respons puncak utama tnimetoprim dalam Larutan uji.
panjang gelombang yang sama seperti pada Trimetoprim
BPFI;daya serap masing-masing dihitung terhadap zat Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
yang telah dikeringkan, pada panjang gelombang 300 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer,
serapan maksimum lebih kurang 287 nm berbeda tidak tambahkan 60 ml asam asetat glasial F; titrasi dengan
lebih dari 3,0%. asam perkiorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometnik. Lakukan penetapan blangko.
Jarak lebur <1021> Antara 199° dan 203°.
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; setara dengan 29,03 mg C141-I182V403
lakukan pengeningan dalam hampa udara pada suhu 105 0
selama 4 jam. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran TABLET TRIMETOPRIM


tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak lebih dan Trimethoprim Tablet
0,2%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi Tablet Tnimetoprim mengandung Tnimetoprim,
<931>. C 1411 18N403, tidak kurang dan 90,0% dan tidak lebih
Dapar Buat larutan natrium perklorat 10 M, atur pH dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
3,6 dengan penambahan asamfosfat P.
Fase gerak Buat campuran dapar-metanol P (7:3), Baku pembanding Trimetoprim BPFI; Tidak boleh
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada terlindung cahaya.
Kromatografi <931>.
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Trimetoprim BPFI dan diaveridin, larutkan dalam Identflkasi Secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Fase gerak, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu Fase gerak Buat campuran kioroform P-metanol P-
bertahap, hingga kadar berturut-turut lebih kurang 10 p.g amonium hidrokridaP(95:7,5:1).
dan 5 .ig per ml. Larutan baku Larutkan sejumlah Trimetoprim BPFI
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg dalam campuran metanol P-kloroform P (1:1) hingga
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan kadar lebih kurang 20 mg per ml.
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan uji Gems sejumlah serbuk tablet setara
Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada dengan lebih kurang 100 mg tnimetopnim, dengan 2,5 ml
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi metanol P. Tambahkan 2,5 ml kioroform P, genus
dilengkapi dengan detektor 280 am dan kolom 25 cm x kembali dan sentnifus. Gunakan beningan.
4,6 mm berisi bahan pengisi Li. Laju afir lebih kurang Prosedur Totolkan masing-masing 25 tl Larutan uji
1,3 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap dan Larutan ba/cu pada lempeng kromatografi silika
Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara bejana knomatografi yang tidak dijenuhkan Fare gerak
tnimetopnim dan diaveridin tidak kurang dari 2,5; dan dan biarkan menambat hingga 15 cm dari titik penotolan.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan Fare
lebih dari 2,0%. gerak menguap. Amati lempeng di bawah cahaya UV
Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 1A Larutan uji ke 254 nm: hanga R1 bercak utama dari Larutan uji sesuai
dalam knomatograf, biarkan Larutan uji tereluasi selama dengan Larutan ba/cu.
tidak kurang dari 11 kali waktu retensi tnimetoprim,
rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Disolusi <1231>
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
tnimetoprim yang digunakan dengan rumus: .Alattipe2: 50 rpm.
Waktu : 45 menit.
Fr, • Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 1 4H 1 3N403,
yang tenlarut dengan mengukur serapan filtrat alikuot,
100[[ (Fr,)+ FruJJ
yang jika perlu diencerkan dengan asam kiorida 0,01 N
hingga kadar lebih kurang 20 .tg per ml, dan serapan
-1292-

larutan baku Trimetoprim BPFI dalam media yang sama Tripelenamin Hidrokiorida mengandung tidak kurang
pada serapan maksimum lebih kurang 271 nm. 66 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 16H21N3.HCI,
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
kurang dan 75% (Q) C 14H18N403, dari jumlah yang
tertera pada etiket. Pemerian Serbuk hablur; putih. Secara periahan menjadi
gelap pada pemaparan cahaya. Lanitan praktis netral
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. terhadap iakmus.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, daiam etanol
Kromafografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dan dalam kioroform; sukan larut dalam aseton; tidak
Kromatografi <931>. larut dalam benzen, dalam eter dan daiam etil asetat.
Fase gerak Buat campuran larutan asam asetat
glasial 1% dalam air (v/v) dan asetonitril P (21:4). Baku pembanding Tripelenamin Hidrokiorida BPFL'
Saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian lakukan pengeningan pada suhu 1050 selama 3 jam
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup napat,
Kromatografi <931>. terlindung cahaya.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Trimetoprim BPFI, larutkan dalam inetanol P hingga Identifikasi
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. A. Memenuhi syarat Ident(/Ikasi Basa Nitrogen
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan Organik <261>.
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara B. Menunjukkan neaksi Klorida cara A, B dan C
dengan lebih kurang 100 mg trimetoprim, masukkan ke seperti tertera pada Uji IdentfIkasi Umum <291>.
dalam labu tentukur 100-mi, tambahkan 50 ml metanol P.
sonikasi selania 5 menit, dengan goyang sesekaii. Jaraklebur <1021> Antara 188° dan 192 0 .

Encerkan dengan metanol P sampai tanda. Sentrifus, pipet


10 ml beningan ke dalam iabu tentukur 50-ml, encerkan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
dengan metanol P sampai tanda. lakukan pengeringan dalam hampa udana pada suhu 1050
Sistem kromatograJi Lakukan seperti tertera pada selama 3 jam.
Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 cm x Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
4,2 mm yang berisi bahan pengisi Li. Laju alir iebih
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
tidak iebih dari 0,1% dan total cemanan tidak lebih dan
Larutan baku sebanyak lima kaii penyuntikan, rekam
1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
knomatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
<931>.
ulang tidak lebih dari 2,0%.
Larutan pasangan ion, Fase gerak, Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
benzaldehid, Larutan kesesuaian sistem, Larutan ba/cu,
sama (iebih kurang 10 ti) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur Larutan uji dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg tertena pada Penetapan kadar.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tentena pada
tnimetoprim, C 14H18N403, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus: Penetapan kadar. Untuk mengevaluasi persyaratan
kesesuaian sistem, gunakan Larutan kesesuaian sistem
dan Larutan baku, seperti tertera pada Penetapan kadar.
soocI! Prosedur Suntikkan sejumiah volume (lebih kurang
r 10 J21) Larutan uji ke dalam kromatognaf, rekam
kromatognam dan ukur semua respons puncak. Hitung
C adalah kadar Trimetoprim BPFI daiam mg per ml persentase masing-masing cemanan dalam zat dengan
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons rumus:
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
lOo ILL
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, r
tidak tembus cahaya.
ri adaiah respons puncak masing-masing cemaran; dan rs
adaiah jumlah semua respons puncak.
TRIPELENAMIN HIDROKLORIDA
Tripelenamin Hydrochloride Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
Krornatografi cair kinerja tinggi sepenti tertera pada
2-[Benzil[2-(dimetilamino)etiljaminoJpiridin Kromatografi <931>.
monohidrokiorida [154-69-8]
C16H21N3.HCI BM 291,82
- 1293 -

Larutan pasangan ion Buat larutan natrium Cs adalah kadar Tripelenamin Hidrokiorida BPFI dalam
1-oktansulfonat 0,029 M. mg per ml Larutan ba/cu; Cu adalah kadar tnipelenamin
Fase gerak Masukkan 530 ml metanol P ke dalam hidroklorida dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs
wadah yang sesuai, tambahkan 1,0 ml berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji
N,N-dimetiloktilamin P, dan campur. Tambahkan 430 ml dan Larutan baku.
Larutan pasangan ion, campur, atur pH hingga 3,0
dengan penambahan asam fosfat P, saring dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut tidak tembus cahaya.
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan benzaldehid Pipet 1 ml benzaldehid P ke TRIPROLIDIN HIDROKLORIDA
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase Triprolidine Hydrochloride
gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
CI13-_- 1
tanda.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih C=C HCI '120
kurang 50 mg 2-benzilaminopiridin, masukkan ke dalam
labu tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml metanol P,
sonikasi hingga larut, kemudian encerkan dengan Fase (E)-2[3-(1-Pirrolidinil)- 1 -p-toiilpropenil]pinidin
gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu monohidroklorida monohidrat [6138-79-0]
tentukur 100-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan C19H22N2.HC1.H20 BM 332,87
benzaldehid, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Anhidrat [550-70-9] BM 314,86
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Triprolidin Hidrokiorida mengandung tidak kurang dan
Tripelenamin Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam Fase 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%, C, 9H22N2.HCI,
gerak, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu dihitung terhadap zat anhidrat.
bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
0,5 mg per ml. Pemerian Serbuk hablur putih, ringan; berbau tidak
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg enak. Larutan bersifat basa; melebur pada suhu lebih
zat, masukkan ke dalam iabu tentukur 100-ml, larutkan kurang 1150.
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatograjI Lakukan seperti tertera pada Kelarutan Lanut dalam air, dalam etanol dan dalam
KromatograjI <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi kloroform; tidak larut dalam eter.
dilengkapi dengan detektor 242 nm dan kolom 25 cm x
4,6 mm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang Baku pembanding Triprolidin Hidrokiorida BPFI;
1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 35°. tidak boleh dikeringkan; tetapkan kadar air pada saat
[Catatan Kolom baru dikondisikan dengan Fase gerak akan digunakan untuk analisis kuantitatif. Triprolidin
selama I malam sebelum digunakan dan setelah itU jilca Hidrokiorida isomer-Z BPFI.
per/u dapat juga direkondisi.] Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam Identifikasi
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera A. Spektrum serapan inframerah zat yang
pada Prosedur: waktu retensi relatif benzaldehid dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
2-benzilaminopiridin berturut-turut 0,75 dan 1,0; maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
resolusi, R, antara puncak benzaldehid dan seperti pada Triprolidin Hidrokiorida BPFI.
2-benzilaminopiridin tidak kurang dari 3,5. Lakukan B. Spektrum serapan utraviolet larutan (1 dalam
kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam 100.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 10.000 sama seperti pada Triprolidin Hidrokiorida BPFI; daya
iempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada serap masing-masing dihitung terhadap zat anhidrat,
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume kurang 290 run, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
sama (lebih kurang 10 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji C. Menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B dan C
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur seperti tertera pada Uji Identjflkasi Umum <291>.
respons puncak utama. Hitung persentase tripelenamin
hidroklorida, C 16H21N3 .HC1 dalam zat dengan rumus: Air <1031> MetodelAntara 4,0% dan 6,0%

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.


looIfI
CU r
iL
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 4 bpj.
-1294-

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. TROPIKAMID
Tropicamide
Kemurnian kromatografi
Fase gerak Campuran kioroform P-dietilamin P
(95:5)
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Triprolidin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam kioroform P hingga
kadar 1,0 mg per ml. (±)-N-Etil-2-fenil-N-(4-piridilmetil) hidrakrilamida
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran [1508-75-4]
Larutan baku dalam kioroform P hingga kadar 0,2 mg; C 171-120N202 BM 284,36
0,15 mg; 0,1 mg dan 0,05 mg per ml setara dengan
2,0%; 1,5%; 1,0% dan 0,5% terhadap cemaran uji. Tropikamid mengandung tidak kurang dari 99,0% clan
Larutan baku isomer-Z Buat larutan baku Triprolidin tidak lebih dari 101,0% C 17H20N202, dihitung terhadap
Hidroklorida isomer-Z BPFI seperti tertera pada Larutan zat yang telah dikeringkan.
baku dan Enceran larutan baku untuk Triprolidin
Hidrokiorida BPFI. Pemerian Serbuk hablur, putih atau hablur putih; tidak
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji, larutkan berbau atau hampir tidak berbau.
dalam kioroform P hingga kadar 10 mg per ml.
Prosedur Lakukan KromatograJI lapis tipis seperti Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
tertera pada Kromatograft <931>. Totolkan secara
kioroform dan dalam asam kuat.
terpisah masing-masing 5 il Larutan uji dan delapan
Enceran larutan ba/cu pada lempeng kromatografi silika Baku pembanding Tropikamid BPFI; lakukan
gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
bejana kromatografi terlindung cahaya, dengan Fase pentoksida P pada suhu 80° selama 4 jam sebelum
gerak yang merambat hingga tiga per empat tinggi
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
lempeng. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak terlindung cahaya.
menguap. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet
pada panjang gelombang 366 nm dan 254 nm. Identitikasi
Bandingkan bercak lain dari Larutan uji dengan bercak
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
utama dari Larutan baku: intensitas bercak triprolidin
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
hidrokiorida isomer-Z (harga Rf lebih kurang 1,2 kali Rf
,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
triprolidin hidroklorida) pada Larutan uji tidak lebih dan
gelombang yang sama seperti pada Tropikamid BPFI,
2,0%, dan jumlah intensitas seluruh bercak lain Larutan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 25 .tg per ml
uji tidak lebih dari 3,0%.
dalam asam kiorida 3 N menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> pada TropikamidBPFL
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
rnenggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml
Jaraklebur <1021> MetodelAntara 96° dan 1000 .
dan Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 0,5%;
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
lakukan pengeringan dalam hampa udana di atas fosfor
400 mg zat, Iarutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P, pentok.nida P pada suhu 80° selama 4 jam, menggunakan
jika perlu hangatkan. Tambahkan 15 ml raksa(II) asetat
500 mg zat.
LP dan titrasi dengan asam perkiorat 0,1 N LV, tetapkan
titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
blangko.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kunang
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N
750 mg zat, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P,
setara dengan 15,74 mg C19H22N2.HCI tambahkan 4 tetes kristal violet LP, titrasi dengan asam
per/brat 0,1 N LV hingga titik akhir berwarna hijau
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
biru. Lakukan penetapan blangko.
tidak tembus cahaya.
Tiap ml asam per/brat 0,1 N
setara dengan 28,44 mg C17H20202

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,


tidak tembus cahaya.
- 1295 -

TETES MATA TROPIKAMID (c (


A
Tropicamide Ophthalmic Solution
v )
A
Tetes Mata Tropikamid adalah larutan steril Tropikamid
dalam cairan, mengandung C 17H20N202 tidak kurang dan C adalah kadar Tropikamid BPFI dalam jig per ml
95,0% dan tidak lebih dari 105,0%, dari jumlah yang Larutan baku; V adalah volume tetes mata yang
tertera pada etiket. Mengandung bahan antimikroba yang digunakan dalam ml; Au dan A s berturut-turut adalah
sesuai dan dapat mengandung bahan yang dapat serapan dari Larutan ujidan Larutan baku.
meningkatkan kekentalan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Baku pembanding Tropikamid BPFI; lakukan dan hindarkan dari pembekuan.
pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
pentoksida P pada suhu 800 selama 4 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, TUBERKULIN PPD
terlindung cahaya. Tuberculine Purified Protein Derivative
Identifikasi Tuberkulin PPD adalah sediaan yang dibuat dan
A. Ekstraksi 10 ml larutan tetes mata dengan 25 ml pemanasan hasil pertumbuhan dan lisis dari satu atau
kioroform P, saring ekstrak kioroform melalui kertas lebih galur Mycobacterium tuberculosis yang
saring berlipat yang kening dan uapkan filtrat hingga menunjukkan hipersensitivitas terlambat pada hewan uji
kering: residu yang diperoleh memenuhi Identj/Ikasi A yang disensitisasi dengan mikroorganisme jenis yang
dalam Tropikamid. sama.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang Tuberkulin PPD dibuat dari fraksi larut air dan
diperoleh pada Penetapan kadar menunjukkan biakan mikobakteri yang tumbuh dalam medium
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang pembenihan cain sintetik dengan cara pemanasan dalam
sama seperti pada TropikamidBPFl. uap bebas mengalir atau dalam otoklaf dan disaning.
Fraksi aktif dalam filtrat yang terutama terdiri dan
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. protein diisolasi dengan cara pengendapan, dicuci dan
dilarutkan kembali. Sediaan mi bebas mikobakteri.
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,8. Dapat ditambahkan pengawet anti mikroba yang tidak
membenikan reaksi positif semu (seperti 0,5% fenol) dan
Penetapan kadar stabilisator lain yang sesuai. Fenol tidak boleh
Larutan baku Timbang saksama sejumlah ditambahkan dalam sediaan beku kering. Sediaan dapat
Tropikamid BPFI larutkan dalam larutan asam sulfat P diberikan dalam bentuk pekat atau encer sebagai cairan
(1 dalam 6) dan encerkan secara kuantitatif dan jika steril; bentuk encer dapat dibeku keringkan.
perlu bertahap dengan pelarut yang sama hingga kadar
lebih kurang 30 jig per ml. Pemerian Cairan agak keruh dan tidak berwarna atau
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume tetes kuning pucat, atau serbuk kering berwarna knim,
mata setara dengan lebih kurang 30 mg Tropikamid, berbentuk seperti jarum-jarum.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan air
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam corong pisah, Baku pembanding Tuberkulin PPD BPFI.
tambahkan 2 ml larutan natrium karbonat P (1 dalam
10). Ekstraksi empat kali, tiap kali dengan 20 ml Identifikasi Suntikkan dosis bertingkat sediaan uji
kioroform P. Kumpulkan ekstrak kioroform dalam secara intradermal pada marmut yang telah disensitisasi,
corong pisah lain. Cuci kumpulan ekstrak dengan 25 ml pada tempat penyuntikan terbentuk reaksi yang
Dapar fosfat pH 6,5, pindahkan ke dalam corong pisah bervariasi dari eritema hingga nekrosis. Bila penyuntikan
lain. Cuci lapisan air dengan 10 ml kioroforin P dan yang sama dilakukan pada mannut yang tidak
gabungkan dengan ekstrak klorofonn. Ekstraksi larutan disensitisasi tidak terbentuk reaksi seperti tersebut di
kloroform 4 kali, tiap kali dengan 20 ml larutan asam atas.
sulfat P (1 dalam 6). Kumpulkan ekstrak asam dalam
labu tentukur 100-ml, tambahkan larutan asam sulfat P pH <1071> Antara 6,5 dan 7,5.
(1 dalam 6) sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku Fenol Tuberkulin PPD cair mengandung tidak lebih dan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih 05%: lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Ba/ian
kurang 253 nm menggunakan larutan asam sulfat P
(1 dalam 6) sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg
iambahan dalam Vaksin dan Imunosera <731>.

Tropikamid, C 171120N202 per ml tetes mata dengan


,
Sterifitas <71> Memenuhi syarat.
rumus:
-1296-

Potensi Tidak kurang dan 80% dan tidak lebih dan mengandung 100.000 unit per ml pada 2 ekor marmut:
125% dari jumlah yang tertera pada etiket. Batas tidak terbentuk efek yang berbahaya dalam waktu 7 han.
kesalahan fidusial tidak kurang dan 64% dan tidak lebih
dari 156% dari potensi yang tertera pada etiket. Lakukan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca steril
penetapan dengan membandingkan dosis sediaan uji dan terhindan cahaya, tentutup rapat untuk mencegah
dosis sediaan baku yang dapat menunjukkan kontaminasi mikroba, simpan pada suhu 2° hingga 8°,
hipersentisivitas tenlambat yang sama pada marmut atau tidak boleh dibekukan.
hewan lain yang telah disensitisasi dengan mikobakteri
dengan tipe yang sama seperti yang digunakan dalam
pembuatan Tuberkulin PPD. Gunakan daparfosfat salin TUBOKURARIN KLORIDA
pH 7,4 mengandung 0,005% polisorbat 80 P untuk Tubocurarine Chloride
mengencerkan sediaan baku. Sediaan uji dan untuk
rekonstitusi sediaan beku kening tanpa stabilisator.
Prosedur Sensitisasi tidak kurang dari 6 ekor manmut,
bobot tubuh tidak kurang dari 400 g, dengan cr • IC • 5)1*0
menyuntikkan secara intramuskular atau intradermal
dosis yang sesuai suspensi mikobakteri tipe yang sama
dalam pembuatan Tuberkulin PPD yang mengandung
0,1 mg per ml dalam minyak mineral P yang sesuai
dengan atau tanpa bahan pengemulsi. Tidak kurang dan (+)-Tubokurarin klorida hidroklorida pentahidrat [6989-
I bulan dan tidak lebih dari 6 bulan kemudian lakukan 98-6]
uji sebagai berikut: Depilasi marmut pada bagian C37H41 C1N206.HC1.5H20 BM 771,72
pungung secukupnya untuk 6 penyuntikan tiap sisi atau Anhidrat [57-94-3] BM 681,66
12 penyuntikan tiap hewan. Gunakan tiga dosis sediaan
baku dan tiga dosis sediaan uji sehingga dosis tertinggi Tubokurarin Kiorida mengandung tidak kurang dan
10 kali dosis terendah. Encerkan sediaan secukupnya 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% C 37H41 C1N206.HCI,
hingga menimbulkan lesi dengan diameter 8-25 mm. dihitung terhadap zat anhidrat.
Suntikkan secara intradermal pada tempat penyuntikan
yang tersedia dengan pola kuadrat latin sejumlah Pemerian Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan
volume sama (0,1 atau 0,2 ml). Ukur diameter lesi sampai putih kelabu. Melebun pada suhu lebih kurang
setelah 24 jam hingga 48 jam dan hitung potensi dalam 270° disertai perunaian.
log dosis sediaan uji dan sediaan baku dengan cara
statistik berdasarkan diameter lesi. Kelarutan Lanut dalam air, agak sukan larut dalam
etanol.
Mikobakteri hidup [Catalan Uji mi berlaku untuk
Tuberkulin PPD pekat.] Suntikkan secara intrapenitoneal Baku pembanding Tubokurarin Kiorida BPFJ. Tidak
atau subkutan 5,0 ml sediaan uji pada dua ekor marmut boleh di keringkan sebelum digunakan. Dalam wadah
bobot tubuh 300 sampai 400 g. Amati hewan uji selama tertutup rapat. Gunakan seperti tertera pada etiket.
tidak kurang dari 42 han. Bunuh hewan uji dan lakukan
otopsi, tidak seekor hewan pun menunjukkan gejala Kejernihan larutan dalam etanol Lanutan 100 mg zat
infeksi mikobakteri. Lakukan uji mikobakteri hidup uji dalam 10 ml etanol P: jemih.
dalam sediaan uji menggunakan media biakan yang
sesuai tidak terjadi pertumbuhan mikobakteni. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Efek sensitisasi [Catalan UJI mi berlaku untuk didispensikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Tuberkulin PPD pekat.] Suntikkan secara intradermal maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
dosis sediaan uji yang sesuai (misalnya 500 unit per seperti pada Tubokurarin Kiorida BPFI.
0,1 ml) tiga kali dengan selang waktu 5 hari pada B. Kromatogram dari Larutan uji yang diperoleh
masing-masing kelompok marmut terdiri dani tiga ekor. pada Penetapan kadar memberikan puncak utama
Setelah 15 hari hingga 21 hari dani penyuntikan ketiga, dengan waktu retensi yang sesuai dengan yang diperoleh
suntikkan secara intradermal dosis yang sama sediaan uji dari Larutan baku.
pada kelompok marmut di atas dan pada kelompok C. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi
manmut kontrol dengan bobot tubuh sama yang Kiorida cana A, B dan C seperti tentera pada Uji
sebelumnya tidak disuntikkan tuberkulin: reaksi dari dua Identfikasi Umum <291>.
kelompok hewan tidak berbeda secana signifikan setelah
48 jam samapai 72 jam. Rotasi jenis <1081> Antana +210° dan +224°, dihitung
terhadap zat anhidnat; lakukan penetapan menggunakan
Toksisitas [Catalan Uji mi berlaku untuk Tuberkulin lanutan 100 mg per 10 ml yang telah dibiankan selama
PPD pekat.] Suntikkan secara subkutan 0,5 ml larutan 3jam.
- 1297 -

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur


Air <1031> Metode ITidak lebih dan 12,0%. nespons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
tubokuranin klonida, C 37H41 C1N206.HC1, dalam zat yang
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25%. digunakan dengan rumus:

Senyawa sejenis Dalam kromatogram yang diperoleh


dari Larutan uji pada Penetapan kadar, jumlah respons 1OOCI .L.
puncak selain puncak tubokurarin, tidak lebih dari 5,0% r
dari jumlah semua respons puncak.
C adalah kadan Tubokurarin Kiorida BPFJ dalam mg per
Klorida Tidak kurang dari 9,9% dan tidak lebih dan ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah nespons
10,7% dihitung terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
sebagai berikut: Timbang saksama lebih kurang 300 mg
zat, larutkan dalam 5 ml air, hangatkan sedikit hingga Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
larut. Tambahkan 5 ml asam asetat glasial P dan 50 ml
metanol P, dinginkan hingga suhu ruang. Tambahkan
1 tetes eosin Y LP dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N VAKSIN BASIL CALMETTE-GUERIN BEKU
LV. KERING
Tiap mlperaknifrat 0,1 N
Bacillus Calmette-Guerin Vaccine
setara dengan 3,545 mg Cl
Vaksin Basil Calmette-Guerin adalah sediaan yang
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
mengandung bakteni hidup yang diperoleh dari galur
berasal dari basil Calmette dan Guerin dan diketahui
KromatograjI cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dapat melindungi manusia tenhadap tubenkulosis. Vaksin
KromatograJI <931>.
beku kening direkonstitusi dengan cara stenil yang sesuai,
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-metanol P
(3:2), diamkan pada suhu ruang. Masukkan 270 ml segena sebelum digunakan.
Vaksin dibuat dengan sistem lot benih. Galur dipilih
larutan mi ke dalam gelas ukur 1000 ml, tambahkan
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga dapat
20,0 ml larutan tetrametilamonium hidroksida P 25%
dalam ,netanol P, tambahkan air hingga 1 liter. Atur pH mempertahankan stabilitas; mempunyai kemampuan
hingga 4,0 dengan penambahan asam fosfat LP, saring membuat manusia dan marmut peka terhadap tuberkulin
dan melindungi hewan uji terhadap tuberkulosis; senta
dan awaudarakan.
nelatif bebas dari patogenitas terhadap manusia dan
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah
hewan uji. Bets vaksin yang sesuai dibuat dari lot benih
Tubokurarin Kiorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak
dan disimpan untuk digunakan sebagai vaksin baku
hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
dalam pengujian.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg
Vaksin dibuat dan biakan yang terpisah dari lot benih,
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Lanitkan
tidak lebih dari 12 pasase. Selama benlangsungnya
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
pasase sediaan tidak boleh dibekukeningkan lebih dan
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
satu kali. Basil dibiakkan di permukaan media biakan
tubokurarin kiorida dan fenol P dalam Fase gerak
tidak lebih dari 10 hari atau dibiarkan di dalam media
hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,30 mg dan
yang sesuai tidak lebih dari 14 hani. Biakan dipanen dan
0,50 mg per ml.
disuspensikan di dalam media cain stenil yang dapat
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
melindungi viabilitas vaksin yang ditetapkan dengan
KromatograJI <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
metode perhitungan angka viabel yang sesuai. Sediaan
dilengkapi dengan detektor 220 run dan kolom 25 cm x
vaksin dibekukeningkan sehingga kandungan air sesuai
4 mm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih kurang
untuk stabilitas vaksin.
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Pada uji hipersensitivitas dipenlambat yang sesuai
kesesuaian sistem, rekam knomatogram dan ukur respons
menggunakan marmut, aktivitas vaksin uji tidak benbeda
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
dengan vaksin baku.
dua puncak utama tidak kurang dari 2,0 dan faktor
ikutan untuk tubokurarin klorida tidak lebih dan 2,0.
Baku pembanding Vaksin Basil Calmette-Guerin Be/cu
Waktu retensi relatif untuk tubokuranin klorida dan fenol
Kering BPFJ.
berturut-turut lebih kurang 0,50 dan 1,0. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Identifikasi Lakukan identifikasi secara mikroskopik
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
dengan membuat pewarnaan sediaan apus atau dengan
pada Prosedur: simpangan baku relatifpada penyuntikan
penampilan koloni khas yang tumbuh pada media padat
ulang tidak lebih dan 2,0%.
dan dengan uji hayati yang sesuai.
Prosedur Suntikkan secara tenpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 pi) Larutan baku dan Larutan uji
- 1298-

Toksisitas abnormal Syarat uji Toksisitas Abnormal Vaksin campak tidak boleh mengandung zat pengawet
seperti tertera pada Uji Reaktivitas Biologi secara In- antimikroba.
vivo <251> tidak berlaku pada Vaksin Basil Calmette- Pembuatan berdasarkan sistem lot benih dari virus
Guerin. bebas neurovirulen. Vaksin berasal dari lebih 10 subkultur
dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis
Mikobakteri virulen Suntikkan secara subkutan atau menunjukkan galur sesuai,
intramuskular pada 6 ekor marmut berbobot tubuh 250 g Vaksin kering dapat dibuat dengan cara sebagai
sampai 400 g, sejumlah vaksin kering setara dengan berikut: Virus dibiakkan secana aseptik dalam biakan
50 dosis yang disuspensikan dalam sejumlah volume primer sel embrio ayam atau sel lain yang sesuai.
pengencer yang sesuai seperti tertera pada etiket. Tidak Embrio ayam berasal dari kelompok ayam sehat, bebas
seekor hewan pun mati dalam waktu 42 hari setelah dan leukosis unggas (avian) dan biakan sel tidak
penyuntikan, atau bila seekor hewan mati, pemeriksaan mengandung mikroorganisme asing. Media untuk
setelah mati tidak menunjukkan gejala tuberkulosis. Bila pertumbuhan awal set dapat ditambah serum hewan,
dua ekor hewan mati selama periode pengamatan dan tetapi media untuk pemeliharaan biakan set selama
tidak menunjukkan gejala tuberkulosis, ulangi pengujian pengembangbiakan virus tidak boleh mengandung
dengan menggunakan 6 ekor marmut lain. Pada protein. Media biakan sel dapat mengandung indikator
pengujian kedua, tidak seekor hewan pun mati selama pH yang sesuai seperti merah fenol dan antibiotik yang
42 hari setelah penyuntikkan, atau bila seekor hewan sesuai dengan kadar efektif terkecil. Suhu inkubasi
mati, pemeriksaan setelah mati tidak menunjukkan dikendalikan dengan saksama selama pembiakan virus.
gejala tuberkulosis. Suspensi virus dipanen pada waktu yang sesuai
dengan galur virus yang digunakan, kemudian dilakukan
Reaktivitas berlebih Suntikkan secara intradermal pada uji identifikasi, sterilitas dan bebas virus asing. Virus
4 ekor marmut, bobot tubuh tidak kurang dari 250 g, hasil panen yang telah memenuhi uji tersebut
masing-masing dengan dosis 100 jil, 10 p1 dan 1 p1 dikumpulkan dan dijernihkan untuk menghilangkan sel-
vaksin uji dan vaksin baku dengan dosis yang sama. set. Pada vaksin yang telah jernih ditambahkan bahan
Amati selama 4 minggu: reaksi kulit yang disebabkan stabilisator yang sesuai, kemudian dibekukeringkan
oleh vaksin uji dan vaksin baku tidak berbeda secara hingga kandungan air sesuai untuk stabilitas vaksin.
bermakna. Uji degradasi dipercepat dilakukan terhadap vaksin
beku kering dengan memanaskan pada suhu 370 selama
Syarat lain Vaksin setelah direkonstitusi, memenuhi 7 han. Penurunan titer virus setelah dipanaskan tidak
syarat seperti tertera pada Vaksin. lebih dari llogo lebih rendah dari titer awal dan tidak
kurang dari 3,0 log10 DIKS50 per dosis.
Angka viabel Lakukan penetapan jumlah unit bakteri
hidup dalam vaksin yang telah direkonstitusi, dengan Identifikasi Setelah dinetralkan dengan antiserum virus
menghitung jumlab koloni pada media padat campak spesifik, vaksin tidak lagi menginfeksi biakan
menggunakan metode yang sesuai untuk vaksin uji: set yang peka.
jumlah unit bakteni hidup tidak kurang dan jumlah yang
tertera pada etiket, serta efektif dan dapat diterima oleh Syarat lain Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi
kelompok umur yang divaksinasi. syanat seperti tertena pada Vaksin.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Titer virus Lakukan titrasi virus dalam biakan sel
kedap, terhindan dari kontaminasi, terutama basil menggunakan S tabung untuk masing-masing
tuberkel yang virulen. Bila disimpan pada kondisi seperti pengenceran 0,5 log1o, atau dengan metode lain dengan
tertera pada etiket, potensi vaksin beku kering kepekaan sama. Titer virus tidak kurang dari titer yang
dihanapkan dapat bertahan selama tidak kurang dan tertera pada etiket dan tidak kurang dari 3,0 log 10
2 tahun. Jika sudah dinekonstitusi, vaksin hams segera DIKS50 per dosis.
digunakan, jika ada yang tersisa harus dibuang.
Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
yang ditentukan, potensi vaksin kening diharapkan dapat
VAKSIN CAMPAK, HIDUP bertahan selama tidak kurang dan 12 bulan sejak tanggal
Morbilla Vaccine, Live penetapan titer virus. Setelah direkonstitusi vaksin hams
segera digunakan.
Vaksin Campak, Hidup adalah sediaan yang
mengandung galun modifikasi yang sesuai dari virus
campak hidup yang ditumbuhkan dalam biakan sel VAKSIN DEMAM KUNING, HIDUP
embnio ayam atau biakan set lain yang memenuhi syarat. Yellow Fever Vaccine, Live
Vaksin kering yang direkonstitusi dengan cairan seperti
tentera pada etiket, dibuat segera sebelum digunakan. Vaksin Demam Kuning, Hidup adalah suspensi virus
demam kuning galur 17D dalam air yang dibiakkan
- 1299 -

dalain embrio telur ayam. Vaksin kering direkonstitusi VAKSIN DIFTERI DAN TETANUS JERAP
dengan cairan yang tertera pada etiket, segera sebelum Diphteria and Tetanus Vaccine, Adsorbed
digunakan.
Pembuatan vaksin berdasarkan sistem lot benih. Vaksin Difteri dan Tetanus Jerap dibuat dari toksoid
Vaksin merupakan hasil tidak lebih dari 3 subkultur formol difteri yang mengandung tidak kurang dari 1500
benih vaksin asal, yang uji laboratorium dan uji Limes flocculationis (LI) per mg nitrogen protein,
kliniknya menunjukkan galur sesuai persetujuan instansi toksoid formor tetanus tidak kurang dari 1000 Limes
yang berwenang. Virus dibiarkan dalam embrio telur flocculationis (LI) per mg nitrogen protein dan zat
ayam berasal dari kelompok ayam yang sesuai, bebas pembawa mineral aluminium hidroksida hidnat,
dari mikroba patogen spesifik, Setelah inkubasi, aluminium fosfat atau kalsium fosfat, dalam larutan
ekstraksi virus dari fase air telur yang telah terinfeksi, natrium kiorida P 0,9% atau larutan isotonik lain.
dan jernihkan. Dapat ditambahkan antibiotik yang Toksoid formol dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh
sesuai. Suspensi yang telah jemih diuji terhadap pertumbuhan Corynebacterium diphtheriae dan
identifikasi sterilitas dan bebas dari zat asing. Virus hasil Clostridium tetani berturut-turut dalam media yang
panen yang memenuhi syarat dilcumpulkan, campur sesuai. Antigenisitas vaksin Difteri dan Tetanus Jerap
dengan stabilisator yang sesuai, dibagi secara aseptik ke sangat dipengaruhi oleh zat pengawet antimikroba,
dalam wadah steril dan dibekukeringkan hingga terutama golongan fenol, sehingga zat tersebut tidak
mengandung air yang sesuai untuk stabilitas vaksin. boleh ditambahkan pada Vaksin Difteri dan Tetanus
Kemudian tutup untuk mencegah kontaminasi dan Jerap.
kelembaban.
Uji penurunan dipercepat dilakukan pada suhu 370 Baku pembanding Vakrin Djfteri Jerap BPFI dan
selama 7 han. Titer virus setelah dipanaskan tidak lebih Vaksin Tetanus Jerap BPFI.
dari 1 logio lebih rendah dan nilai titer awal dan tidak
kurang dari jumlah unit pembentuk plak setara dengan Identifikasi
3,0 log10 DL50 mencit. A. Larutkan sejumlah natrium sitrat P dalam sediaan
uji hingga diperoleh lanutan 10%. Simpan pada suhu 37°
Syarat lain Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi selama 16 jam dan sentrifus hingga diperoleh cairan
syarat seperti tertera pada Vaksin. jernih. Beningan bereaksi dengan imunoserum difteri
yang sesuai: terbentuk endapan.
Identifikasi Jika dicampur dengan imunoserum demam B. Beningan yang diperoleh pada uji A, bereaksi
kuning spesifik, kemampuan untuk menginfeksi biakan dengan imunoserum tetanus yang sesuai: terbentuk
set yang peka akan berkurang secara signifikan. endapan.
Nitrogen protein Tidak lebih dari 0,25 mg per dosis Toksisitas spesifik Suntikkan secara subkutan sejumlah
5 kali dosis sediaan uji seperti tertera pada etiket pada
Toksisitas abnormal Memenuhi syarat uji Toksisitcis masing-masing 5 ekor mannut. Tidak seekor hewan pun
Abnormal seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara menunjukkan gejala atau mati karena keracunan toksin
Biologi In-vivo <251>. Lakukan penetapan difteri atau tetanus selama 42 han. Jika selama periode
menggunakan 10 dosis (sebagai ganti 1 dosis) untuk tiap pengamatan, lebih dari satu hewan mati karena penyebab
marmut dan amati selama 21 han (sebagai ganti 7 han). tidak spesifik, ulangi pengujian. Pada pengujian kedua
tidak seekor hewan pun menunjukkan gejala atau mati
Titer virus Lakukan penetapan kandungan virus dalam karena keracunan toksin difteni atau tetanus atau karena
vaksin yang telah direkonstitusi dan dibiarkan pada suhu sebab lain dalam waktu 42 han.
20° hingga 30° selama 20 menit, dengan metode
pembentuk plak dalam biakan set yang sesuai (seperti set Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Vero) menggunakan satu seri pengenceran vaksin Vakrin.
berkelipatan 4 dalam media yang sesuai.
Dosis yang tertera pada etiket mengandung tidak kurang Penetapan potensi
dari jumlah unit pembentukan plak setana dengan 1000 A. Potensi vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit per
DL50 mencit. Kesetaraan unit pembentuk plak dengan dosis. Lakukan penetapan dengan membandingkan dosis
DL50 telah ditetapkan sebelumnya atas persetujuan sediaan uji dan dosis sediaan baku yang membenikan
instansi yang berwenang. perlindungan sama bagi marmut terhadap efek
eritrogenik toksin difteni yang diberikan secara
Wadah dan penyimpanan Jika disimpan pada kondisi intradermal.
yang telah ditentukan, dapat bertahan tidak kurang dari 2 Hewan uji Gunakan marmut dan asal yang sama,
tahun. Setelah direkonstitusi vaksin harus segera kelompokkan menjadi 6 kelompok masing-masing
digunakan. 16 ekor dan 1 kelompok terdiri dani 4 ekor, dani jenis
kelamin yang sama atau jenis kelamin berbeda yang
dibagi merata di antara kelompok.
- 1300-

Pemilihan toksin tantang Gunakan toksin difteri yang VAKSIN DIFTERI, TETANUS DAN
mengandung sejumlah toksin bebas, encerkan hingga PERTUSIS JERAP
0,00025 Lf per ml, dan suntikkan sejumlah 0,2 ml Diphteria, Tetanus and Pertusis Vaccine,
(0,00005 Lf) secara intradermal pada punggung marmut Adsorbed
yang telah dicukur: timbul reaksi eritema yang nyata
setelah 48 jam. Vaksin Difteri, Tetanus dan Pertusis Jerap dibuat dan
Larutan toksin tanlang Segera sebelum digunakan toksoid formol difteri yang mengandung tidak kurang
encerkan toksin tantang dengan pengencer yang sesuai dari 1500 Limes flocculationis (LO per mg nitrogen
hingga diperoleh larutan toksin tantang yang protein, toksoid formol tetanus yang mengandung tidak
mengandung 0,005 Lf per 0,2 ml. Encerkan sebagai kurang dari 1000 Lf per mg nitrogen protein, suspensi
larutan toksin tantang 100 kali, menggunakan dapar Bordetella pertussis mati dan zat pembawa mineral
yang sama. aluminium hidroksida hidrat atau aluminium fosfat atau
Prosedur Buat seri pengenceran sediaan uji dan kalsium fosfat, dalam larutan natrium kiorida P 0,9%
sediaan baku dalam larutan natrium klorida P 0,9%, atau larutan isotonik lain yang sesuai. Toksoid formol
masing-masing 3 pengenceran dengan kelipatan tidak difteri dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh
lebih dari 2,5. Kadar dipilih sedemikian sehingga bila pertumbuhan Corynebacterium diphtheriae, dan toksoid
sejumlah 1,0 ml kadar tengah disuntikkan secara formol tetanus dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh
subkutan pada mármut, akan melindungi lebih kurang pertumbuhan Clostridium tetani masing-masing dalam
50% hewan uji terhadap efek eritrogenik dari sejumlah media yang sesuai dengan danah. Suspensi Bordetella
tertentu toksin difteri yang disuntikkan secara pertussis mati dibuat dengan cara: Satu atau lebih galur
intradermal. Alokasikan tiap enceran pada masing- Bordetella pertussis yang sesuai dibiakkan secara
masing kelompok marmut yang terdiri dari 16 ekor. terpisah selama 24 sampai 72 jam, menggunakan media
Suntikkan secara subkutan 1,0 ml tiap enceran pada tiap biakan cair atau padat yang sesuai dan tidak
marmut dalam masing-masing kelompok yang mengandung darah. Baicteri dipanen dan disuspensikan
dialokasikan. Setelah 28 hari suntikkan secara dalam larutan natrium kiorida P 0,9% atau larutan
intradermal sejumlab 0,2 ml larutan toksin tantang isotonik lain yang sesuai, dan opasitas suspensi diukur.
(0,005 Lf) pada tiap marmut yang telab dicukur Hasil penetapan opasitas digunakan sebagai dasar
punggungnya. Pada tiap marmut dari kelompok yang perhitungan untuk pembuatan vaksin pada semua tahap
terdini dari 4 ekor, suntikkan larutan toksin tantang benikutnya. Bakteni diinaktifkan dengan zat kimia yang
dengan cara yang sama sebanyak 0,2 ml. Pada tempat
sesuai atau dengan pemanasan pada suhu 56°. Suspensi
yang berdekatan suntikkan juga 0,2 ml larutan toksin
disimpan pada suhu 2° sampai 8° hingga 3 bulan untuk
tantang yang telah diencerkan 100 kali. Setelah 2 han
mengurangi toksisitasnya. Antigenitas Vaksin Difteri,
ainati adanya reaksi eritema pada semua marmut. Hitting
Tetanus dan Pertusis Jerap sangat dipengaruhi oleh zat
potensi relatif vaksin uji terhadap potensi sediaan baku
pengawet antimiknoba, terutama golongan fenol dan
berdasarkai jumlah hewan yang menunjukkan reaksi
beberapa golongan amonium kuaterner, sehingga zat
eritema yang bermakna, menggunakan metode statistik
tersebut tidak boleh ditambahkan pada Vaksin Difteri,
yang sesuai. Uji tidak absah kecuali jika dosis sediaan
Tetanus dan Pertusis Jerap.
uji maupun sediaan baku yang dapat melindungi 50%
hewan uji terletak di antara dosis terendah dan tertinggi;
Baku pembanding Vaksin Dfleri Jerap BPFI; Vaksin
marmut yang disuntik secara intradermal dengan larutan
Tetanus Jerap BPFI dan Vaksin Pertusis BPFJ.
tok.sin tantang dan larutan toksin tantang yang telah
diencerkan 100 kali, menunjukkan reaksi eritema pada
Identifikasi
tempat penyuntikan; dan analisis statistik tidak
A. Larutkan sejumlah natrium sitrat P dalam
menunjukkan adanya perbedaan linienitas atau
sediaan uji hingga diperoleh larutan 10%. Simpan pada
kesejajaran. Pengujian dapat diulang beberapa kali; jika
dilakukan beberapa kali pengujian, potensi dihitung suhu 37° selama lebih kurang 16 jam dan sentrifus
berdasarkan semua hasil uji yang absah. hingga diperoleh cairan jernih. Beningan bereaksi
[Catatan Sebagai metode alternatf untuk menetapkan dengan imunoserum difteri yang sesuai: terbentuk
potensi dapat digunakan metode lain yang mempunyai endapan.
ketelitian sama.] B. Beningan yang diperoleh pada uji A bereaksi
B. Potensi vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unitper dengan imunoserum tetanus yang sesuai: terbentuk
dosis. Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan endapan.
potensi dalam Vaksin Tetanus Jerap. C. Tambahkan antiserum Bordetella pertussis yang
sesuai pada sediaan uji: terbentuk aglutinasi.
Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
yang ditentukan, potensi vaksin diharapkan dapat Toksisitas Spesifik Suntikkan secara subkutan sejumlah
bertahan tidak kurang dari 5 tahun sejak tanggal potensi 5 kali dosis sediaan uji seperti tertera pada etiket pada
ditetapkan. masing-masing 5 ekor marmut. Tidak seekor hewan pun
menunjukkan gejala, atau mati karena keracunan toksin
difteri atau tetanus selama 42 han. Jika selama peniode
- 1301 -

pengamatan lebih dari satu hewan mati karena penyebab menenima sediaan baku dan 3 kelompok lainnya
yang tidak spesifik, ulangi pengujian. Pada pengujian menerima sediaan uji, sedang 4 kelompok yang terdiri
kedua tidak seekor hewan pun menunjukkan gej ala atau dari 10 ekor digunakan untuk penetapan DL50 suspensi
mati karena keracunan toksin difteri atau tetanus, atau tantang.
karena sebab lain dalam waktu 42 han. Prosedur Gunakan 3 dosis sediaan baku dalam pelanut
yang sesuai dan 3 dosis sediaan uji yang disuspensikan
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada dengan larutan yang sesuai. Ketiga dosis diatur
Vaksin. sedemikian sehingga dosis yang melindungi 50% mencit
mendekati dosis tengah. Umumnya digunakan dosis
Penetapan potensi 0,5 unit; 0,1 unit dan 0,02 unit sediaan baku dan (1
A. Potensi vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit per dalam 8); (1 dalam 40) dan (1 dalam 200) enceran
dosis. Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan sediaan uji, masing-masing dosis tidak lebih dari 0,5 ml.
potensi A dalam Vaksin Dfleri dan Tetanus Jerap. Suntikkan setiap mencit satu dosis secana intrapenitoneal.
B. Potensi vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unit per Setelah 14 hingga 17 han, suntikkan mencit secana
dosis, atau jika pengujian dilakukan pada mencit, tidak intraserebnal satu dosis suspensi tantang Bordetella
kurang dari 60 unit per dosis. Lakukan penetapan seperti pertussis. Pada saat yang sama suntikkan secana
tertera pada Penetapan potensi clalam Vaksin Tetanus intraserebral pada 4 kelompok mencit tendini dani 10 ekon
Jerap. suspensi tantang dengan encenan yang sesuai untuk
C. Potensi vaksin pertusis tidak kurang dari 4 unit per menetapkan DL50 dalam dosis yang dibenikan pada
dosis dan batas kesalahan fidusial terendah tidak kurang mencit yang telah diinokulasi. Amati mencit tiap hani
dari 2 unit per dosis, yang tidak lebih dari 1 ml. Lakukan selama 14 hari setelah penyuntikan dengan suspensi
penetapan dengan membandingkan dosis sediaan uji dan tantang. Hitung potensi vaksin menggunakan metode
dosis sediaan Baku Pembanding Vaksin Pertusis BPFI statistik baku, bendasankan jumlah mencit yang hidup,
yang dapat memberikan perlindungan yang sama bagi tidak termasuk mencit yang mati dalam waktu 48 jam
mencit terhadap dosis letal intraserebral Bordetella setelah penyuntikan suspensi tantang. Jilca penlu, ulangi
pertussis. pengujian, jika dilakukan lebih dati satu kali pengujian,
Pemilihan galur tantang dan pembuatan suspensi potensi dan batas keyakinan dihitung bendasankan semua
tantang Gunakan Bordetella pertussis yang sesuai dan hasil uji yang absah. Uji tidak absah kecuali jika dosis
dapat menyebabkan kematian mencit dalam waktu sediaan uji dan sediaan baku yang dapat melindungi
14 hari setelah penyuntikan secara intraserebral. Jika 50% hewan uji tenletak diantana dosis tertinggi dan
dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan, lebih dan 20% tenendah yang diberikan pada mencit, kurva dosis
hewan mati, galur dianggap tidak sesuai. Buat satu nespons menunjukkan keminingan yang bermakna
subkultur dari galur di atas dan suspensikan hasil dengan deviasi yang tidak bermakna, terhadap
panenan Bordetella pertussis dalam larutan yang kesejajanan atau linienitas dan dosis tantang lebih kurang
mengandung kasein hidrolisat P 1% dan natrium 100 DL5O.
kiorida P 0,6%, pH 7,0 - 7,2 atau dalam lanutan lain
yang sesuai. Tetapkan opasitas suspensi. Buat satu sen Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
pengenceran pada larutan yang sama, alokasikan tiap yang ditentukan, potensi vaksin dihanapkan dapat
enceran pada masing-masing kelompok mencit yang bentahan selama tidak kunang dari 2 tahun sejak tanggal
terdini dari 10 ekor. Suntikkan secara intraserebral potensi ditetapkan.
0,02 ml atau 0,03 ml tiap enceran pada tiap mencit
dalam masing-masing kelompok yang dialokasikan.
Setelah 14 hari hitung jumlah mencit yang hidup dan VAKSIN HEPATITIS B ASAL PLASMA
masing-masing kelompok. Dari hasil tersebut hitung MANUSIA
opasitas suspensi yang mengandung 100 DL50 dalam Hepatitis B Vaccine Human Plasma Origin
setiap dosis tantang. Untuk penetapan potensi vaksin,
buat subkultur segar dari galur Bordetella pertussis Vaksin Hepatitis B asal Plasma Manusia adalah sediaan
yang sama, dan dari panenan bakteni buat suspensi yang mengandung antigen permukaan Hepatitis B
dengan opasitas yang setara dengan lebih kurang 100 (HbsAg), diperoleh dari plasma yang telah mengalami
DL50 dalam setiap dosis tantang. Buat tiga pengenceran inaktivasi tenhadap virus Hepatitis B dan virus lain yang
suspensi tantang. terdapat dalam danah manusia.
Hewan uji Gunakan mencit putih dari galur yang
sesuai dari sumber yang seragam, umun kunang dan Baku pembanding Vaksin Hepatitis B BPFI.
5 minggu, perbedaan bobot tubuh tidak lebih dan
5 gram. Kelompokkan menjadi 6 kelompok masing- Pirogen <231> Memenuhi syanat.
masing terdiri dari 16 ekor dan 4 kelompok masing-
masing terdini dani 10 ekor; dan jenis kelamin yang sama Syarat lain Memenuhi syarat sepenti tertera pada
atau jenis kelaniin berbeda yang dibagi merata di antara Vaksin.
kelompok. Untuk 3 kelompok yang terdiri dari 16 ekor
-1302-

Penetapan potensi Lakukan penetapan menggunakan 6 ekor hewan uji. Pada akhir waktu yang diperlukan
metode kuantitatif yang sesuai dengan cara sebagai untuk pembentukan antibodi maksimum, berdasarkan
berikut: Kepada tiap kelompok mencit tidak kurang dan hasil uji pendahuluan, kumpulkan serum dari masing-
20 ekor, berumur 5 minggu, suntikkan secara masing hewan uji, tetapkan titer antibodi yang sesuai
intraperitoneal vaksin Hepatitis B mengandung ajuvan dari masing-masing serum menggunakan metode yang
dengan dosis vaksin bertingkat. Vaksin diencerkan sesuai: masing-masing tipe serologi menunjukkan
dengan pelarut mengandung ajuvan yang digunakan respons antibodi yang bermakna.
dalain vaksin. Pada kelompok mencit lain yang serupa
suntildcan sediaan baku mengandung ajuvan. Ambil Fenol Vaksin kolera cain mengandung tidak lebih dan
darah setelah 28 hari dan pisahkan serum. Lakukan 0,5%; lakukan penetapan seperti tertera pada Vaksin.
penetapan antibodi menggunakan metode kuantitatif
yang peka seperti Penetapan Imuno Radio (RIA) atau Toksisitas abnormal Memenuhi syarat; lakukan uji
Penetapan Imuno Enzim (EIA). Lakukan analisis data Toksitas Abnormal seperti tertera pada Uji Reaktivitas
menurut serokonversi dan titer anti HBs rata-rata secara Biologi in-vivo <251>, menggunakan dosis uji
geometnik, untuk tiap dosis antigen. Galur mencit yang 0,5 ml pada masing-masing mencit dan 1 ml pada
digunakan hams memberi ketajaman kurva dosis respons masing-masing marmut.
terhadap antigen baku. Potensi dihitung dãlam 50%
respons antibodi hewan uji (DE50). Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Va/cain.
Wadah dan penyiinpanan Simpan pada suhu seperti
tertera pada etiket. Wadah dan penyimpanan Potensi vaksin cair
dihanapkan dapat bertahan selama tidak kunang dan
18 bulan jika disimpan pada kondisi yang ditentukan.
VAKSIN KOLERA Untuk vaksin kening, potensi dihanapkan dapat bertahan
Cholera Vaccine tidak kurang dani 5 tahun jika disimpan pada kondisi
yang ditentukan. Jika telah direkonstitusi, vaksin hams
Vaksin Kolera adalah suspensi homogen beberapa galur segera digunakan.
Vibrio cholerae atau galur lain yang sesuai, mengandung
tidak kurang dan 8000 juta bakteri perdosis, yang tidak
lebih dari I ml. VAKSIN POLIO ORAL, HIDUP
Pembuatan berdasarkan sistem lot benih. Vaksin Poliomyelitis Vaccine, Live (Oral)
terdiri dari baian yang sama, vaksin yang dibuat dan
galur halus dari dua tipe serologik utama, Inaba dan Vaksin Polio Oral, Hidup adalah suspensi dalam air dan
Ogãwa, dapat berupa biotipe klasik dengan atau tanpa galun pilihan virus Poliomyelitis tipe I, tipe 2 atau tipe 3
biotipe El-Tor. Dapat berupa galur tunggal atau beberapa hidup yang dilemahkan, ditumbuhkan dalam biakan sel
galur dari tiap tipe. Sebagai tambahan terhadap tipe yang memenuhi syarat. Sediaan dapat mengandung satu
antigen-O, semua galur hams mengandung antigen-O tipe virus atau campuran dari dua atau tiga tipe virus.
tahan panas yang biasa terdapat pada Inaba dan Ogawa. Sediaan benupa cairan jemih dan stabil.
Bila digunakan lebih dari satu galur untuk masing- Pembuatan berdasankan sistem lot benih. Vaksin
masing Inaba dan Ogawa, hams dipilih sedemikian rupa berasal dari tidak lebih 3 subkultur dani lot benih yang
sehingga mengandung antigen-O lain sebagai tambahan. pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur
Masing-masing dibiarkan secara terpisah. Bakteri sesuai yang telah diakui oleh instansi yang benwenang.
dimatikan dengan memanaskan suspensi (misalnya pada Masing-masing tipe virus dibiakkan dalam biakan sel
suhu 560 selama 1 jam); atau dengan penambahan yang telah bebas dari cemaran mikroorganisme asing.
bakterisida yang sesuai seperti formaldehidã atau fenol; Media untuk pertumbuhan awal sel dapat ditambahkan
atau dengan kombinasi cara fisika dan kimia. serum hewan, tetapi media untuk pemelihanaan biakan
Vaksin kolera tersedia dalam bentuk cair atau beku sel selama pengembangbiakan virus, tidak boleh
kening yang direkonstitusi dulu dengan pelarut stenil mengandung protein. Media biakan sel dapat
yang sesuai segera sebelum digunakan. Sediaan vaksin mengandung indikator pH yang sesuai, seperti merah
beku kering tidak boleh ditambah fenol. fenol dan antibiotik yang sesuai dengan kadar efektif
terkecil.
Identifikasi Lakukan penetapan dengan cara aglutinasi Suspensi virus dipanen dan dilakukan uji identifikasi,
khas. sterilitas dan bebas virus asing. Kumpuilcan virus yang
telah memenuhi syanat dan saning melalui penyaning
Antigenisitas Lakukan uji kemampuan vaksin untuk bakteni. Pada virus yang telah disaning, dilakukan uji
menginduksi antibodi (sepenti aglutinasi, vibriosida atau identifikasi, kemampuan tumbuh pada suhu yang
hemaglutinasi antibodi) pada marmut, kelinci, atau berbeda dan penetapan konsentrasi virus dalam biakan
mencit dengan cana sebagai berikut: Suntikkan sejumlah sel. Uji neunovalen dilakukan dengan penyuntikkan
vaksin kepada satu kelompok terdiri dari paling sedikit secara intraspinal pada Macaca irus (kera Cynomolgus)
- 1303 -

atau hewan sejenis yang peka. Uji secara bersamaan Pembuatan vaksin berdasarkan sistem lot benih. Pada
vaksin uji dan vaksin homotipik pembanding tiap lot benih dilakukan uji mikrobiologi dengan biakan
menggunakan kera yang berasal dari satu bets karantina. dalam media yang sesuai dan pemeriksaan mikroskopik
sediaan apus dengan pewarnaan Gram. Polisakanida
Identifikasi Setelah dinetralkan dengan antiserum polio yang telah bebas dan kontaminasi bakteri diendapkan
spesifik, vaksin tidak lagi menginfeksi biakan sel yang dengan penambahan setrimonium bromida, kemudian
peka. dimurnikan.
Masing-masing polisakanida dilarutkan secara aseptik
Toksisitas abnormal Memenuhi syarat uji Toksisitas dalam larutan steril yang mengandung laktosa atau
abnormal seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara stabilisator lain yang sesuai untuk beku kening. Bila
Biologi in-vivo <251>. Lakukan penetapan perlu larutan diblender dengan larutan polisakanida atau
menggunakan marmut. seluruh kelompok lain dan disaring melalui penyaning
bakteri. Filtnat dibekukeningkan hingga mengandung air
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada sesuai untuk stabilitas vaksin.
Vaksin.
Pemerian Vaksin kering berbentuk serbuk putih atau
Titer virus Lakukan titrasi virus dalam biakan set, pelet.
menggunakan 5 tabung biakan set untuk masing-masing
pengenceran 0,5 log 10, atau dengan metode tipe lain Kelarutan Mudah larut dalam air.
dengan kepekaan sama. Titer virus tipe 1 dan tipe 3 tidak
kurang dari 5,5 log 10 DIKS50 per dosis tunggal manusia. Identifikasi Lakukan penetapan menggunakan metode
imunokimia yang sesuai.
Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu seperti
tertera pada etiket (misalnya -25°), mengingat sifat Ukuran molekul Lakukan dengan cara Kromatografi
stabilisator yang digunakan. Bila telah dicairkan, harus eksklusi bendasankan ukuran seperti tertera pada
disimpan pada suhu 2° sampai 8 ° dan digunakan dalam KromatograjI <931>, menggunakan sejumlah vaksin
waktu 6 bulan. Bila disimpan pada suhu yang lebih yang mengandung lebih kunang 2,5 mg tiap polisakanida
tinggi, harus segera digunakan dalam beberapa jam. dalam volume lebih kunang 1,5 ml; kromatograf cain
kineija tinggi dilengkapi dengan detektor serapan
ultraviolet dan kolom lebih kunang 90 cm x 16 mm benisi
VAKSIN POLISAKARIDA MENINGOKOKUS Agarosa FC atau Agarosa FC sambung silang. Fase
Meningococcal Polysaccharide Vaccine genak mempunyai kekuatan ion 0,2 molal dan
pH 7,0 - 7,5 dengan laju alir lebih kurang 20 ml per jam.
Vaksin Polisakanida Meningokokus terdiri dari satu atau Kumpulkan fraksi lebih kurang 3 ml dan tetapkan
lebih polisakarida mumi yang diperoleh dari galur yang kandungan masing-masing polisakanida dengan metode
sesuai Neisseria meningitidis kelompok A, C, Y dan yang sesuai: tidak kurang dani 65% polisakanida
W1 35 yang telah terbukti mampu menghasilkan kelompok A; 75% polisakarida kelompok C; 80%
polisakarida yang aman dan dapat menginduksi antibodi polisakanida kelompok Y dan 80% polisakanida
spesifik pada manusia. Vaksin kering yang stabil kelompok W135 teneluasi sebelum koefisien distnibusi
direkonstitusi dengan cairan stenil yang sesuai segera (Kr) 0,50 dicapai, Bahan untuk kalibrasi dapat
sebelum digunakan. Vaksin dapat mengandung satu tipe ditambahkan secukupnya ke dalam vaksin, seperti
polisakarida atau campuran dari beberapa tipe. dekstran biru 2000 P untuk penetapan V 0 dan natrium
Polisakanida N.meningitidis kelompok A sebagian azida P untuk penetapan Y r.

terdini dari unit berulang N-asetilmanosamina terasetilasi


pada 0, tenikat dengan 1 a—+6 fosfodiester. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 3%.
Polisakarida N.meningitidis kelompok C sebagian Lakukan penetapan dengan cara memanaskan 10 mg
terdini dan unit berulang asam sialat yang terasetilasi pada suhu 56° di atas fosfor pentoksida P, tekanan
pada 0, terikat dengan 2a—+9 glikosidik. 0,007 mmHg hingga 0,03 mmHg hingga bobot tetap;
Polisakanida N.meningitidis kelompok Y sebagian tetapkan harga rata-rata dari tiga kali pengujian.
terdiri dari unit yang menggantikan asam sialat dan D-
glukosa yang terasetilasi pada 0, terikat dengan 2a-6 Toksisitas abnormal Memenuhi syanat Uji toksisitas
glikosidik dan 1 ct—+4 glikosidik. abnormal seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara
Polisakanida N.meningitidis kelompok W135 sebagian Biologi in-vivo <251>. Lakukan penetapan
terdiri dari unit berulang asam sialat dan D-glukosa yang menggunakan 2 dosis untuk tiap ekor mencit, dan
terasetilasi pada 0, tenikat dengan 2a—*6 glikosidik dan 10 dosis untuk tiap ekor marmut.
1 a-4 glikosidik.
Komponen polisakarida atau komponen yang tertera Pirogen <231> Memenuhi syanat; lakukan penetapan
pada etiket bersama dengan ion kalsium dan kandungan menggunakan dosis uji 1 ml larutan per kg bobot kelinci
air tidak kurang dan 90% dari bobot sediaan.
-1304-

yang mengandung sejumlah vaksin setara dengan hingga 200 ml dan volume residu dalam sel lebih kurang
0,025 Rg masing-masing polisakarida. 2 ml. Pindahkan caftan residu ke dalam labu tentukur
10-ml menggunakan alat suntik. Cuci sel tiga kali, tiap
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada kali dengan 2 ml air, masukkan cucian ke dalam labu
Vaksin. tentukur, encerkan dengan air sampai tanda. Ambil 2 ml
larutan yang diperoleh, masukkan masing-masing ke
Penetapan kadar dalam 2 tabung reaksi. Path masing-masing tabung
Vaksin monospesflk Untuk vaksin kelompok A, tambahkan 5 ml resorsinol LP (A), panaskan dalam
tetapkan kadar fosfor per wadah. Untuk vaksin tangas minyak pada suhu 105° selama 15 menit,
kelompok C, kelompok Y dan kelompok W135, tetapkan dinginkan dalam air dingin, kemudian pindahkan tabung
kadar asam sialat (dihitung sebagai asam ke dalam tangas es. Pada masing-masing tabung
N-asetilneuraminat) per wadah. tambahkan 5 ml 3-metilbutan-1-ol P, campur saksama
Fosfor Tidak kurang dari 75 mg fosfor per gram dan letakkan ke dalam tangas es selama 15 menit.
polisakarida kelompok A seperti tertera pada etiket. Sentnifus tabung dan tetap simpan dalam tangas es. Ukur
Lakukan penetapan dengan cara spektrofotometri serapan masing-masing beningan pada 580 rim dan 450
ultraviolet dan cahaya tampak seperti tertera pada rim menggunakan 3-metilbutan-1-ol P sebagai blangko.
Spekirofotometri dan Hambu ran Cahaya <1191>. Buat kurva kalibrasi menggunakan perbedaan antara
Pindahkan semua isi dari satu atau beberapa wadah ke serapan rata-rata path 580 nm dan 450 rim, sebagai
dalam labu ukur yang sesuai hingga diperoleh larutan kandungan asam N-asetilneuraminat.
yang mengandung polisakanida kelompok ,A lebih Untuk vaksin kelompok C, gunakan larutan acuan
kurang 80 jig per ml, encerkan dengan air sampai tanda. larutan asam N-asetilneuraminat P 0,015%, untuk
Masukkan 1,0 ml ke dalam tabung pemijar 10 ml, vaksin kelompok Y gunakan larutan yang mengandung
tambahkan 0,2 ml asam sulfat P. Panaskan dalam tangas asam N-asetilneuraminat P 0,0095% dan glukosa P
minyak pada suhu 1600 hingga terlihat asap putih (lebih 0,0055%. Untuk vaksin kelompok W135 gunakan
kurang 1 jam). Tambahkan 0,1 ml asam perkiorat P, larutan yang mengandung asam N-asetilneuraminat P
panaskan pada suhu 160° hingga warna hilang sempurna 0,0095% dan galaktosa P 0,0055%.
(lebih kurang 90 menit). Dinginkan dan tambahkan 4 ml Vaksin multispes/Ik Vaksin mengandung 70% hingga
air dan 4 ml amonium molibdat LP (I). Panaskan dalam 130% masing-masing polisakanida dani jumlah yang
tangas air pada suhu 370 selama 90 menit, dinginkan. tertera pada etiket. Tetapkan jumlah masing-masing
Tambahkan air hingga 10 ml, terjadi warna biru yang komponen polisakarida dengan metode imunokimia
stabil selama beberapa jam. Ukur serapan path 820 nm. kuantitatif yang sesuai, menggunakan bahan
Lakukan penetapan blangko, menggunakan 2,0 ml air pembanding polisakanida yang dimurnikan dan
dengan cara yang sama. kelompok yang digunakan dalam vaksin.
Tetapkan kadar fosfor menggunakan kurva kalibrasi
yang diperoleh dengan mengukur serapan larutan baku Wadah dan penyirupanan Bila disimpan pada kondisi
sejumlah 0,5 ml; 1,0 ml dan 2,0 ml. Larutan baku dibuat yang ditentukan, potensi vaksin kering diharapkan dapat
dengan cara melarutkan 0,2194 g kalium fosfat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.
monobasa P dalam 500 ml air hingga kandungan setara
dengan 0,1 mg fosfor per ml, kemudian encerkan 5 ml
larutan dengan air hingga 100 ml. VAKSIN RABIES
Asam sialat Tidak kurang dari 750 mg asam sialat per RabiesVaccine
gram polisakarida kelompok C dan tidak kurang dan
520 mg untuk kelompok Y dan W135. Lakukan Vaksin Rabies adalah suspensi galun virus rabies terolah
penetapan dengan cara spektrofotometri ultraviolet dan yang sesuai dan yang ditumbuhkan dalam biakan sel
cahaya tampak seperti tertera pada Spektrofotometri dan yang memenuhi syarat dan diinaktivasi dengan metode
Hamburan Cahaya <1191>. Pindahkan semua isi dan yang sesuai. Vaksin kening yang direkonstitusi dengan
satu atau beberapa wadah ke dalam labu tentukur yang caftan steril yang sesuai, dibuat segera sebelum
sesuai hingga diperoleh larutan yang mengandung digunakan.
polisakarida kelompok C, kelompok Y dan kelompok Pembuatan berdasarkan sistem lot benih dan virus
W135 lebih kurang 250 jig per ml, encerkan dengan air yang digunakan dalam vaksin berasal dan tidak lebih
sampai tanda. Ambil 4 ml larutan menggunakan alat 5 subkultur dani lot benih yang pada uji laboratorium dan
suntik, masukkan ke dalam sel ultrafiltrasi 10 ml yang uji klinis menunjukkan galur sesuai. Media untuk
sesuai untuk dilalui molekul dengan bobot molekul pertumbuhan awal sel dapat ditambahkan serum hewan,
relatif kurang dari 50.000. Bilas alat suntik dua kali tetapi media untuk pemeliharaan biakan sel selama
dengan air dan bilasan disaning melalui sel ultrafiltrasi. pengembangbiakan virus tidak boleh mengandung
Lakukan ultrafiltrasi dengan pengadukan tetap, dengan protein. Serum yang terikut dalam vaksin tidak lebih
dialiri nitrogen P pada tekanan lebih kurang 987 mmHg. 1 bpj. Media biakan sel dapat mengandung indikator pH
Isi kembali sel dengan air setiap pengurangan cairan yang sesuai seperti merah fenol, clan antibiotik yang
dalam tabung berkurang 1 ml, teruskan penyaringan sesuai dengan kadar efektifterkecil.
- 1305 -

Suspensi virus dipanen satu kali atau lebih selama Tetapkan titer suspensi virus tantang bersamaan dengan
inkubasi. Hasil beberapa kali panen yang berasal dari lot penetapan potensi vaksin.
sel tunggal dikumpulkan dan dianggap sebagai suspensi Penetapan titer suspensi virus tanrang Buat tiga seti
virus tunggal. Terhadap suspensi yang diperoleh pengenceran suspensi virus tantang. Alokasikan suspensi
dilakukan uji identifikasi, sterilitas dan bebas virus virus tantang dan tiga pengencerannya pada masing-
asing. Suspensi yang telah memenuhi uji tersebut masing kelompok mencit yang terdiri dali 10 ekor.
diinaktivasi, dan dapat dimumikan dan dipekatkan. Uji Suntikkan secara intraserebral 0,03 ml suspensi virus
amplifikasi terhadap residu virus rabies infektif tantang dan tiap encerannya pada tiap mencit dalam
dilakukan dalam biakan sel dari jenis yang sama seperti masing-masing kelompok yang dialokasikan. Amati
pada pembuatan vaksin untuk menentukan efektivitas mencit selama 14 han. Hitung titer suspensi virus
inaktifasi virus rabies. Jumlah virus yang digunakan tantang dalam D150 per 0,03 ml dengan metode statistic
dalam pengujian setara dengan tidak kurang dan baku dan jumlah mencit yang mati atau menunjukkan
25 dosis manusia. Contoh cairan biakan set gejala rabies (paralisis atau konvulsi).
diinokutasikan ke dalam mencit: tidak terdekteksi virus Prosedur Rekonstitusi sediaan baku dengan cairan
hidup. yang sesuai buat 3 seri pengenceran berkelipatan lima
Vaksin dimasukkan ke datam wadah steril secara sediaan baku dan 3 seti pengenceran berkelipatan. lima
aseptik dan dibekukeringkan. Wadah ditutup secara sediaan uji. Seri pengenceran sediaan uji dan sediaan
kedap udara. Kandungan air cukup rendah untuk baku dibuat sedemikian sehingga pengenceran terendah
mempertahankan stabilitas vaksin. Stabititas potensi melindungi lebih dan 50% mencit yang telah disuntik
dibuktikan dengan uji penurunan dipercepat terhadap cairan tantang. Alokasikan tiap enceran sediaan baku
vaksin yang disimpan pada suhu 37°C selama 4 minggu. dan sediaan uji pada masing-masing ketompok mencit
yang terdini dari 16 ekor. Suntikkan secara intra
Baku pembanding Vakgin Rabies BPFI. peritoneal 0,5 ml tiap enceran pada tiap mencit dalam
masing-masing kelompok yang dialokasikan. Setetah
Identifikasi Jika disuntikkan pada hewan yang peka: 7 han, buat 3 pengenceran yang sama masing-masing
merangsang pembentukan antibodi rabies. sediaan baku dan sediaan uji, ulangi penyuntikan.
Setelah 7 hari kemudian, suntikkan secara intraserebral
Syarat lain Vaksin setetah direkonstitusi memenuhi 0,03 ml suspensi virus tantang pada tiap mencit yang
syarat seperti tertera pada Vaccina. tetah divaksinasi. Amati mencit selama 14 han. Hitung
potensi sediaan uji dengan metode statistik baku dan
Penetapan potensi Potensi vaksin rabies tidak kurang jumlah mencit yang bertahan terhadap tantang. Uji tidak
dali 2,5 unit per dosis dan batas kesalahan fidusial tidak absah kecuali jika dosis sediaan uji dan sediaan baku
kurang dan 25% dan tidak lebih dali 400%. Lakukan yang dapat melindungi 50% hewan uji terletak di antana
penetapan dengan membandingkan dosis sediaan uji dan dosis tertinggi dan terendah yang dibenikan pada mencit,
sediaan baku yang memberikan perlindungan sama bagi kurva dosis respons menunjukkan kemiringan yang
mencit terhadap efek virus rabies dosis tertentu yang signifikan dengan deviasi yang tidak signifikan terhadap
diberikan secara intraserebral. kesejajanan atau linieritas dan titer suspensi virus tantang
Hewan uji Gunakan mencit sehat dali asal yang antara5dan5ODl5O.
sama, umur lebih kurang 4 minggu dan bobot tubuh
antara 11 g dan 15 g. Kelompokkan menjadi 6 kelompok Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
masing-masing terdiri dali 16 ekor (untuk penetapan yang ditentukan, potensi vaksin kening diharapkan dapat
potensi) dan 4 kelompok masing-masing terdiri dali bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.
10 ekor (untuk penetapan titer virus tantang). Gunakan
mencit dengan jenis kelamin sama atau jenis kelamin
berbeda yang dibagi secara merata diantara kelompok. VAKSIN TETANUS JIERAP
Selama pengujian, hitung mencit yang mati atau Tetanus Vaccine, Adsorbed
menunjukkan gejala rabies (paralisis atau konvulsi)
antara hari kelima hingga keempat betas setelah Vaksin Tetanus Jerap dibuat dali toksoid formol tetanus
penyuntikkan virus, mencit yang mati sebetum hari ke yang mengadung tidak kurang dali 1000 Limes
lima tidak dihitung. flocculationis (LO per mg nitrogen protein dan pembawa
Suspensi virus tantang Tumbuhkan galur Virus mineral aluminium hidroksida hidnat, aluminium fosfat
Canine Street (CSV) dari virus rabies terolah dalam otak atau katsium fosfat di dalam larutan natrium kiorida P
mencit. Panen virus dan buat sedemikian rupa hingga 0,9% atau lanitan isotonik lain yang sesuai dengan
diperoleh suspensi virus yang jemih dan simpan dalam darah. Toksoid formol dibuat dali toksin yang dihasilkan
jumlah sedikit pada suhu di bawah -60°C. oleh pertumbuhan Clostridium tetani datam media yang
Encerkan suspensi segera sebelum digunakan dengan sesuai. Antigenitas vaksin tetanus jerap sangat
caftan yang sesuai hingga diperoteh suspensi virus dipengaruhi oleh zat pengawet anti mikroba, terutama
tantang yang diperkirakan mengandung antara 5 dan 50 golongan fenol, sehingga zat tersebut tidak boleh
D150 per 0,03 ml berdasarkan basil titrasi pendahuluan. ditambahkan pada vaksin tetanus jerap.
-1306-

Baku pembanding Vakrin Tetanus Jerap BPFI pengencerannya pada masing-masing kelompok marmut
yang terdini dari 5 ekor. Suntikkan secara subkutan 1 ml
Identifikasi Larutkan sejuinlah natrium sitrat P dalam larutan toksin tantang dan tiap encerannya pada tiap
sediaan uji hingga diperoleh larutan 10%. Simpan pada marmut dalam masing-masing kelompok yang
suhu 370 selama lebih kurang 16 jam dan sentrifus dialokasikan. Setelah 5 hari hitung jumlah marmut yang
hingga diperoleh cairan jemih. Beningan bereaksi tidak mengalami paralisis. Hitung potensi relatif vaksin
dengan imunoserum tetanus yang sesuai: terbentuk uji terhadap potensi sediaan baku berdasankan jumlah
endapan. hewan yang tidak mengalami paralisis pada masing-
masing kelompok terdiri dari 16 ekor, menggunakan
Toksisitas spesifik Suntikkan secara subkutan sejumlah metode statistik baku. Uji tidak absah kecuali jika dosis
5 kali dosis sediaan uji seperti tertera pada etiket pada sediaan uji dan sediaan baku yang dapat melindungi
masing-masing 5 ekor marmut. Tidak seekor hewan pun 50% hewan uji tenletak di antara dosis tertinggi dan
menunjukkan gejala tetanus atau mati karena tetanus terendah yang diberikan pada marmut, jumlah hewan
selama 21 han. Jika selama periode pengamatan lebih yang mengalami paralisis dalam 4 kelompok marmut
dari satu ekor hewan mati karena penyebab yang tidak terdiri dari 5 ekor yang disuntik dengan lanutan toksin
spesifik, ulangi pengujian. Pada pengujian kedua tidak tantang dan encerannya menunjukkan bahwa dosis
seekor hewan pun menunjukkan gejala tetanus atau mati tantang yang digunakan lebih kurang 50 kali dosis
karena tetanus atau sebab lain dalam waktu 21 han. paralitik 50% dan analisis statistik tidak menunjukkan
adanya perbedaan linieritas dan kesejajanan. Pengujian
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada dapat diulang beberapa kali; bila dilakukan beberapa kali
Vaksin. pengujian, potensi dihitung berdasarkan semua hasil uji
yang absah.
Penetapan potensi Tidak kurang dari 40 unit per dosis. B. Dengan penyuntikkan ke mencit: Lakukan
Lakukan penetapan dengan membandingkan dosis pengujian seperti tertera pada cara A dengan beberapa
sediaan uji dan dosis sediaan baku yang memberikan modifikasi.
perlindungan sama bagi marrnut atau mencit terhadap Hewan uji Gunakan 6 kelompok mencit masing-
efek paralitik toksin tetanus yang disuntikkan secara masing terdiri dim 16 ekor dan 4 kelompok mencit
subkutan. masing-masing terdini dari 6 ekor, dari jenis kelamin
A. Dengan penyuntikkan marmut. yang sama, atau jenis kelamin berbeda yang dibagi
Hewan uji Gunakan marmut dari asal yang sama, merata diantara kelompok.
kelompokkan menjadi 6 kelompok masing-masing Pemilihan toksin tantang Gunakan sediaan toksin
terdiri dari 16 ekor dan 4 kelompok masing-masing tetanus yang mengandung tidak kurang dari 100 kali
terdiri dari 5 ekor, dari jenis kelamin sama atau jenis dosis paralitik 50% per ml.
kelamin berbeda yang dibagi merata di antara kelompok. Larutan toksin tantang Buat larutan toksin tantang
Pemilihan toksin tantang Gunakan sediaan toksin yang mengandung 50 kali dosis paralitik 50% per 0,5 ml.
tetanus yang mengandung tidak kurang dari 50 kali dosis Prosedur Suntikkan enceran sediaan uji, sediaan baku
paralitik 50% per ml. dan larutan toksin tantang dan enceran larutan toksin
Larutan toksin tantang Segera sebelum digunakan tantang, masing-masing 0,5 ml; penyuntikkan larutan
encerkan toksin tantang dengan pengencer yang sesuai toksin tantang dan enceran larutan toksin tantang
hingga diperoleh larutan toksin tantang yang diberikan masing-masing path kelompok mencit terdini
mengandung 50 kali dosis paralitik 50% per ml. dim 6 ekor untuk menunjukkan keabsahan pengujian.
Encerkan sebagian larutan toksin tantang 16 kali, 50 kali Amati mencit selama 4 him.
dan 160 kali, menggunakan pengencer yang sama.
Prosedur Buat seri pengenceran sediaan uji dan Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi
sediaan baku dalam larutan natrium kiorida P 0,9% yang ditentukan, potensi vaksin kering diharapkan dapat
masing-masing 3 pengenceran dengan kelipatan tidak bertahan selama tidak kurang dan 5 tahun sejak tanggal
lebih dari 2,5. Konsentrasi dipilih sedemikian sehingga potensi ditetapkan.
bila sejumlah 1 ml konsentrasi tengah disuntikkan secara
subkutan pada marmut, akan melindungi lebih kurang
50% hewan uji terhadap efek paralitik dari sejumlah VAKSIN TIFUS
tertentu toksin tetanus yang disuntikkan secara subkutan. Typhoid Vaccine
Alokasikan tiap enceran pada masing-masing kelompok
marmut yang terdiri dari 16 ekor. Suntikkan secara Vaksin Tifus adalah suspensi stenil Salmonella typhi
subkutan 1 ml tiap enceran pada tiap marmut dalam mati, mengandung tidak kurang dim 500 juta dan tidak
masing-masing kelompok yang dialokasikan. Setelah lebih dim 1000 juta bakteri Salmonella typhi per dosis
28 han, suntikkan secana subkutan 1 ml larutan toksin yang tidak lebih dari 1,0 ml.
tantang yang mengandung 50 kali dosis paralitik 50% Vaksin dibuat berdasarkan sistem lot benih dani galur
pada tiap marmot dalam 6 kelompok yang terdiri dan Salmonella typhi yang sesuai seperti Ty 2. Vaksin
16 ekor, Alokasikan larutan toksin tantang dan tiga berasal dim tidak lebih 3 subkultur dari lot benih yang
- 1307-

pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur tidak boleh dikeringkan; Senyawa Sejenis C Valsartan
sesuai. Bakteri dimatikan dengan aseton, formaldehida BPFI; tidak boleh dikeringkan.
atau fenol, atau dengan pemanasan suspensi (misalnya
pada suhu 56° selama 1 jam), atau kombinasi dari dua Identifikasi
cam terakhir. A. Spektrum serapan infra merah zat yang
Vaksin Tifus tersedia dalam bentuk cair atau kering didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
yang segera digunakan setelah direkonstitusi dengan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
cairan steril yang sesuai. Vaksin kering dibuat dengan seperti pada Valsartan BPFI.
cara membekukeringkan hingga kandungan air sesuai B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
untuk stabilitas vaksin. Sediaan vaksin kering tidak uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang diperoleh
boleh ditambahkan fenol. pada Penetapan kadar.

Identifikasi Lakukan penetapan dengan cara aglutinasi Serapan Ukur serapan larutan zat (1 dalam 20 ml
spesifik. metanol F) path panjang gelombang 420 nm. Serapan
dibagi ketebalan sel tidak lebih dari 0,02.
Antigenisitas Setelah disuntikkan kepada hewan uji
yang peka, merangsang pembentukan aglutinin anti-O, Air <1031> Metode I Tidak lebih dan 2,0%.
anti-H dan pada batas tertentu aglutinin anti-Vi.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Fenol Vaksin tifus cain mengandung tidak lebih dari 0,5%;
lakukan penetapan seperti tertera path Uji Bahan Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dan 10 bpj.
Tambahan dalam Va/csin dan Imunosera <731>.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Toksisitas abnormal <251> Memenuhi syarat uji KromatograJI cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Tokisitas Abnormal; lakukan penetapan menggunakan Kromatografi <931>.
dosis 0,5 ml pada masing-masing mencit dan 1 ml pada UJI I (untuk senyawa sejenis A Valsartan) Tidak lebih
masing-masing marmut. dari 1,0%.
Fase gerak Buat campuran n heksan P-isopropil
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
alkohol P-asam trWoroasetat P (85:15:0,1), saning dan
Vakrin.
awaudarakan. Jika penn lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
Wadah dan penyimpanan Bila disimpan pada kondisi <931>.
yang ditentukan, potensi vaksin cair diharapkan dapat Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Senyawa
bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun. Bila disimpan sejenis A Valsartan BPFI dan larutkan dalam Fare
pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin kering gerak, encerkan secara kuantitatif dan jika penn
diharapkan dapat bertahan tidak kurang dari 5 tahun. bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
0,01 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
VALSARTAN sejumlah Valsartan BPFI dan Senyawa Sejenis A
Valsartan Valsartan BPFI, lanutkan dalam Fare gerak hingga
kadan masing-masing lebih kurang 0,04 mg per ml.
HsC
I
NN
C"2
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat
UN ,N OH masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
lebih kurang 40 ml Fare gerak dan sonikasi selama
S menit. Encerkan dengan Fare gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera path
cH, Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 urn dan kolom 25 cm x
N-[p-(O-]H-Tetrazol-5-ilfenil)benziljN-valeril-L- Valin 4,6 mm berisi bahan pengisi L40 dengan ukuran partikel
[137862-53-4] 5 gm. Laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit. Lakukan
C24H29N503 BM 435,52 kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
knomatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Valsartan mengandung tidak kurang dari 98,0% dan pada Prosedur: nesolusi, R, antara puncak senyawa
tidak lebih dari 102,0% C24H29N503 , dihitung terhadap sejenis A valsantan dan valsartan tidak kurang dari 2,0
zat anhidrat. dan simpangan baku relatif senyawa sejenis A valsartan
pada penyuntikan ulang tidak lebih dan 5%.
Baku pembanding Valsartan BPFJ; tidak boleh Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dikeringkan. Senyawa Sejenis A Valsartan BPFJ; tidak sama (lebih kurang 10 il) Larutan ba/cu dan Larutan uji
boleh dikeringkan. Senyawa Sejenis B Valsartan BPFI; ke dalam kromatograf, nekam kromatogram dan ukur
- 1308 -

respons puneak utama. Hitung persentase senyawa sesuai dari Larutan baku. Hitung persentase masing-
sejenis A valsartan dalam zat dengan rumus: masing cemaran lain dalam zat dengan rumus:

00( C UU ILiL
r
1
00 ( C
cus Ir
Lis

Cs adalah kadar Senyawa Sejenis A Valsartan BPFJ C5 adalah kadan Valsartan BPFI dalam mg per ml
dalam mg per ml Larutan baku; Cu adalah kadar zat Larutan baku; Cu adalah kadan valsartan dalam mg per
dalam mg per ml Larutan uji; ru dan rs berturut-turut ml Larutan uji; ri adalah respons puncak cemaran dan
adalah respons puncak senyawa sejenis A valsartan dan Larutan uji; rs adalah respons puncak valsartan dan
Larutan uji dan Larutan baku. Larutan baku.
UJI 2 (Untuk senyawa sejenis B valsartan, senyawa
sejenis C valsartan dan senyawa sejenis lainnya) Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
Senyawa sejenis B valsartan tidak lebih dari 0,2%; Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti tertera pada
Senyawa sejenis C valsartan tidak lebih dari 0,1%; Kromatografi <931>.
Cemaran lain tidak lebih dari 0,1%; Total cemaran tidak Fase gerak Buat campunan air-asetonitril P-asam
termasuk senyawa sejenis A valsartan tidak lebih dan ase fat glasial P (500:500:1), saning dan awaudarakan.
0,3%. Jika penlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
kadar. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Valsartan
Larutan baku Timbang saksama sejumlab Valsartan BPFI dan lanutkan dalam Fase gerak. Jika perlu
BPFI, Senyawa Sejenis B Valsartan BPFI dan Senyawa encerkan secana bertahap dengan Fase gerak hingga
Sejenis C Valsartan BPFI, larutkan dan encerkan secara kadan lebih kunang 0,5 mg per ml.
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 50 mg zat
hingga kadar valsartan, senyawa sejenis B valsartan dan masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
senyawa sejenis C valsartan masing-masing lebih kurang encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
0,001 mg per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, lanutkan dan dilengkapi dengan detektor 273 nm dan kolom 12,5 cm x
encerkan dengan Fase gerak sampal tanda. 3,0 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukunan partikel
Sistein kromatografi Lakukan seperti tertera pada 5 gm. Laju alir lebih kurang 0,4 ml per menit. Lakukan
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Penetapan kadar kecuali gunakan detektor 225 run. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam pada Prosedur: simpangan baku relatifpada penyuntikan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera ulang tidak lebih dari 2,0%.
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak senyawa Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sójenis B valsartan dan valsartan tidak kurang dari 1,8; sama (lebih kurang 10 .tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
simpangan baku relatif puncak senyawa sejenis B ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
valsartan pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 10,0% respons puncak utama. Hitung jumlali dalam mg
dan simpangan baku relatif puncak valsartan pada valsartan, C24H29N503, dalam zat yang digunakan dengan
penyUntikan ulang tidak iebih dari 2,0%. rumus:
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 jii) Larutan baku dan Larutan uji loOCIrQ
r
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase senyawa
sejenis B valsartan dan senyawa sejenis C valsartan C adalah kadan Valsartan BPFI dalam mg per ml
dalam zat dengan rumus: Larutan baku; r.j dan rs berturut-tunut adalah respons
puncak dani Larutan uji dan Larutan ba/cu.

Wadah dan penyimpanan Dalarn wadah tertutup rapat,


00 ( Cus )( rs) simpan pada suhu 25°, masih diperbolehkan antana 15°
dan 30°, terlindung dari panas dan kelembaban.
Cs adalah kadar Senyawa Sejenis Valsartan BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; Cu adalah kadan valsartan
dalani mg per ml Larutan uji; r, adalah respons puncak
masing-masing senyawa sejenis dari Larutan uji;
i's adalah respons puncak senyawa sejenis valsartan yang
-1309-

VANILIN
Vanillin 12,5CI-

CHO

C adalah kadar Vanillin BPFI dalam jig per ml Larutan


ba/cu; Audan A s berturut-turut adalah serapan Larutan uji
dan Larutan ba/cu.
OH
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida [121-33-5]
C3H803 BM 152,15

Vanilin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak VANKOMISIN HIDROKLORIDA
lebih dari 103,0 % C8H803, dihitung terhadap zat yang Vancomycin hydrochloride
telah dikeringkan.

Pemerian Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga


agak kuning; rasa dan bau khas. Dipengaruhi cahaya.
Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
IC

Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam


etanol, dalam kioroform, dalam eter, dan dalam larutan
alkali hidroksida tertentu; larut dalam gliserin dan dalam
air panas.

Baku pembanding Vanillin BPFI; lakukan pengeringan [3S-[3R '1, 6S*(S *) , 7S*,22S*,23R ",26R ,36S*, 38aS*]]3
di atas silika gel P selama 4 jam sebelum digunakan. (2-Amino-2-ok.soetil)-44-[[2-O-(3-amino-2,3, 6-trideoksi-
3-C-metil-a-L-liko-heksopiranosil)-f3-D-glukopiranosj1]
Identifikasi oks il-i 0, 19-dikloro-2,3,4,5, 6,7,23,24,25,26,36,3 7,38,38a
A. Spektrum serapan inframerah zat yang -tetradekahidro-7,22,28,30,32-penta/ijdroksj-6-[[4-metjl-
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan 2-(metilamino)-1-oksopentil]amino]-2,5,24,38,39-
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama pentaokso-22H-8,11:18,21-di-eteno-23, 36-(iminometano)
seperti pada Vanillin BPFI. -13,16:31, 35-dimeteno-IH, 16H-[1, 6,9]oksadiazasiklo
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam heksadesinol[4,5-m][10,2,16]-benzoksadiazasjkJotetrakosjn
125.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan 26-asam-karboksilat, monohidroklorida [1404-93-9]
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti C66H75C12N9024.HC1 BM 1485,7 1
pada Vanillin BPFJ.
Vankomisin Hidroklonida adalah garam hidroklonida dan
Jarak lebur <1021> Antara 81° dan 83°. Vankomisin yang dihasilkan oleh pertumbuhan
Streptomyces orientalis (Familia Streptomycetaceae),
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; atau campuran dua atau lebih garam. Mempunyai
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam. potensi setana tidak kurang dari 900 tg vankomisin, per
mg, dihitung tenliadap zat anhidrat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
Pemerian Serbuk bersifat mengalir bebas, putih, hanipir
Penetapan kadar putih atau cokelat muda dan sampai cokelat; tidak
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg benbau dan rasa pahit.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
tambahkan metanol P sampai tanda, campur. Pipet 2 ml Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam eter
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan dan dalam idoroform.
metanol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Vanilin Baku pembanding Vankomisin Hidroklorida BPFI;
BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap dan tidak boleh dikeningkan. Untuk penetapan kadar,
kuantitatif dengan metanol P hingga kadar lebih kurang gunakan seluruh isi tanpa ditimbang. Simpan dalam
8 jig per ml. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku wadah tentutup napat, tenlindung cahaya. Simpan di
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih tempat dingin. Vankomisin B dengan
kurang 308 run, terhadap blangko metanol P. Hitung monodekiorovankomisin BPFI.
jumlah dalam mg vanillin, C8H803, dalam zat yang
digunakan dengan rumus:
-1310-

Identifikasi Spektnim serapan inframerah zat yang tidak Prosedur [Catatan Apabila garis dasar pemisahan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P tidak dicapai, luas puncak ditetapkan oleh garis tegak
menunjukkan rnaksimum hanya pada bilangan lurus yang diperpanjang dari lembah antara puncak
gelombang yang sama Vankomisin Hidrokiorida BPFI. terhadap garis dasar. Puncak komponen utama dapat
terbentuk "fronting shoulder" yang dinyatakan sebagai
pH <1071> Antara 2,5 dan 4,5; lakukan penetapan monodekiorovankomisin. "Shoulder" mi tidak dapat
menggunakan larutan yang mengandung 50 mg per ml. dihitung secara terpisah.] Suntilckan secara terpisah
sejumlah volume saina (iebih kurang 20 .t1) Larutan uji 1
Air <1031> Metode ITidak lebih dari 5,0%. dan Larutan uji 2 ke dalam kromatognaf, rekam
kromatogram dan ukur respons seluruh puncak. [Catatan
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 9,0%. Lakukan korekri terhadap tiap puncak dalam
Lakukan penetapan dengan cara KromafograJI cair kromatogram Larutan uji I dan Larutan uji 2 dengan
kinerfa ringgi seperti tertera pada Kromarografi <931>. mengurangi luas puncak pada waktu elusi yang sama
Dapar trietilamin Campur 4 ml trietilamin P dan dalam kromatogram Larutan A.] Hitung persentase
2000 ml air, atur pH 3,2 dengan penambahan aramfosfat P. vankomisin B dalam zat dengan rumus:
Larutan A Buat cainpuran Dapar trietilamin-asetonitril P
-tetrahidrofuran P (92:7:1), saning dan awaudarakan.
Larutan B Buat campuran Dapar trietilamin-asetonitril P rB
25001
-tetrahidrofuran P (70:29:1), saning dan awaudarakan. 25r +r
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatograjI. Jika r5 adalah respons puncak utama yang telah dikoreksi dan
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem Larutan uji 2; rA adalah jumlah semua respons puncak
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Ubah yang telah dikoreksi kecuali puncak utama dani Larutan
perbandingan asetonifril P dalam Larutan A untuk uji 1: Vankomisin B yang ditemukan tidak kurang dan
mendapatkan waktu retensi puncak utama vankomisin 80,0%. Hitung persentase masing-masing puncak lain
7,5 - 10,5 menit. dengan rumus:
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah
Vankomisin Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam air
hingga kadar 0,5 mg per ml, panaskan pada suhu 65° 1001 rAi
selama 48 jam, dinginkan. 25r +r4
Larutan uji 1 Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam Larutan A hingga kadar lebih kurang 10 mg per ml.
Larutan uji 2 Pipet 2 ml Larutan uji 1 ke dalam labu rAl adalah nespons masing-masing puncak yang telah
tentukur .50-ml, encerkan dengan Larutan A sampai dikoneksi kecuali puncak utama dari Larutan uji 1.
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Monodekiorovankomisin Tidak iebih dari 4,7%.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 25 cm x kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
4,6 mm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikel [Catatan Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku, dan
Larutan uji dimasukkan ke dalam lemari pendingin
5 gm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit,
segera setelah pembuatan dan selama analisis, gunakan
kromatogram diprogram sebagai benikut:
autosampler berpendingin. Larutan mi stabil pada
lemaripendingin selama 4 han.]
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
(menit) (%) . (%)
Fase gerak Larutkan 2,2 g natrium
i-heptansulfonat P dalam 500 ml air dalam labu
0-12 100 0 isokratik
12-20 100 - 0 0 -* 100 gradien linier tentukur 1000-ml, tambahkan 125 ml asetonitril P dan
20-22 0 100 isokratik 10 ml asam asetat P kemudian encerkan dengan air
22-23 0 -4 100 100--+0 gradien linier sampai tanda, saning dan awaudanakan. Jika penlu
23-30 100 0 isokratilc lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam Larutan pembilas Buat larutan asetonitril P 10%
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dalam air, sebagai pembilas jarum dan kolom.
pada Prosedur: urutan eluasi adalah senyawa resolusi 1, Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
vankomisin B dan senyawa resolusi 2; Resolusi, R, sejumlah Vankomisin B dengan Monodekiorovankomisin
antara puncak senyawa resolusi 1 dan vankomisin B BPFI yang mengandung 50 mg vankomisin B,
tidak kurang dari 3,0; efisiensi kolom yang dihitung dan masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
puncak vankomisin B tidak kurang dari 1500 lempeng dengan air sampai tanda.
teoritis. Senyawa resolusi 2 dieluasi antara 3 menit dan Larutan baku Pipet 5 ml Larutan kesesuaian sistem ke
6 menit setelah Larutan B mulai bertambah secara linear dalam labu tentukur 100-mi, encerkan dengan air sampai
dani 0% hiugga 100%. tanda. Kadar vankomisin B iebih kurang 0,05 mg per ml.
- 1311 -

Larutan uji Timbang saksaina lebih kurang 100 mg VASELIN KUNING


zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan Yellow Vaseline
dan encerkan dengan air sampai tanda.
Blangko Gunakan air. Vaselin Kuning adalah campuran yang dimurnikan dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi bumi. Dapat mengandung penstabil yang sesuai.
dilengkapi dengan detektor 280 nm, autosampler dan
kolom 25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi LI, Pemerian Massa seperti lemak, kekuningan hingga
pertahankan suhu kolom pada lebih kurang 60°. Laju alir amber lemah; berfiourensi sangat lemah walaupun
lebih kurang 1,5 ml per menit. Pertahankan suhu setelah melebur. Dalain lapisan tipis transparan. Tidak
autosampler pada 5°. Lakukan kromatografi terhadap atau hampir tidak berbau dan berasa.
Blangko dan Larutan baku selama 90 menit, serta
Larutan kesesuaian sistem dan Larutan uji selama Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
120 menit. [Catatan Uji mi sensitfterhadap perubahan benzen, dalam karbon disulfida, dalam ldoroform, dan
suhu. Untuk memanaskan Fase gerak, Larutan ba/cu dan dalam minyak terpentin; larut dalam eter, dalam heksan,
Larutan uji, panjang selang antara injektor dan kolom dan umuninya dalam minyak lemak dan minyak atsiri;
tidak kurang 91 cm dan ditempatkan dalam pemanas praktis tidak larut dalam etanol dingin dan etanol panas
kolom] Lakukan kromatografi terhadap Larutan dan dalam etanol mutlak dingin.
blangko dan Larutan kesesuaian sistem. Tidak boleh ada
puncak pada kromatogram blangko yang mengganggu Bobot jenis <981> Antara 0,815 dan 0,880; lakukan
puncak vankomisin B dan monodekiorovankomisin. penetapan pada suhu 60°.
Waktu retensi puncak vankomisin B adalah antara
32 dan 42 menit. Perbandingan waktu retensi mono- Jarak iebur <1021> Metode VAntara 380 dan 600 .

dekiorovankomisin dan vankomisin B adalah 1,1


banding 1,0. Waktu retensi puncak Konsistensi
monodekiorovankomisin pada kromatogram Larutan uji Alat Tetapkan konsistensi vaselin kuning dengan
harus berada pada rentang ±3,0% waktu retensi rata-rata penetrometer dilengkapi pengisap dari logam bentuk
puncak monodekiorovankomisin pada kromatogram kerucut mengkilap bobot 150 g, mempunyai ujung baja
Larutan ba/cu. Resolusi, R, antara vankomisin B dan yang dapat dilepaskan, dengan dimensi berikut: ujung
monodekiorovankomisin tidak kurang dari 1,5 kerucut membentuk sudut 30°, diameter titik yang
menggunakan kromatogram dari Larutan kesesuaian terpotong 0,3814:0,025 mm, diameter dasar ujung tip
sistém; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang 8,38±0,05 mm dan panjang ujung 14,94±0,05 mm.
Larutan ba/cu tidak lebih dari 2,0%. Bagian kerucut yang tersisa mempunyai sudut 90°
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dengan tinggi lebih kurang 28 mm dan dasan mempunyai
sama (lebih kurang 50 .ti) Blangko, Larutan kesesuaian diameter maksimum lebih kurang 65 mm. Bejana uji
sistem, Larutan ba/cu dan Larutan uji ke dalam terbuat dari silinder logam dengan dasar datar dengan
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua diameter 100±6 mm dan tinggi tidak kurang dari 65 mm.
respons puncak. Hitung persentase Alat mi terbuat dan logam tidak kurang dan 1,6 mm (16
monodekiorovankomisin dalam zat dengan rumus: gaus) dan dilengkapi dengan sambungan yang baik serta
tutup kedap air.
Prosedur Letakkan sejumlah wadah dan vaselin
1 OOPI9LIrQ kuning dalam oven dan panaskan hingga suhu 82°±2,5°.
t, C, Ar Tuang vaselin kuning ke dalam satu atau lebih bejana, isi
hingga 6 mm dari bibir wadah. Dinginkan pada suhu
P adaiah potensi vankomisin B dalam mg per mg 25°±2,5° selama waktu tidak kurang dari 16 jam,
Vankomisin B dengan Monokiorovankomisin BPFI; Cs lindungi dan aliran udara. Dua jam sebelum penetapan,
adalah kadar Vankomisin B dengan letakkan wadah dalam tangas air 25°±0,5°. Jika suhu
Monodekiorovankomisin BPFI dalam mg per ml Larutan kamar di bawah 23,5° atau di atas 26,5°, atur suhu
ba/cu; Cu adalah kadar vankomisin hidrokiorida dalam kerucut pada 25°±0,5° dengan meletakkan dalam tangas
mg per ml Larutan uji; rU adaiah respons puncak air. Tanpa mengganggu permukaan senyawa yang
monodekiorovankomisin dalam Larutan uji; rs adalah ditetapkan, letakkan bejana pada meja penetrometer, dan
respons puncak vankomisin B dalam Larutan ba/cu. rendahkan kerucut hingga ujungnya tepat menyentuh
permukaan senyawa yang ditetapkan pada titik 25-38 mm
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera dari tepi bejana. Atur pengatur pada nol dan segera
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi lepaskan pengisap, kemudian pengisap dibiarkan bebas
<131>. selama 5 detik. Kunci pengisap dan baca keseluruhan
penetrasi dan skala, lakukan tiga kali atau lebih
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. penetapan, sehingga tiap-tiap tempat tidak terjadi
tumpang tindih daerah penetrasi. Jika penetrasi melebihi
-1312-

20 mm, gunakan wadah terpisah dari senyawa uji untuk Wadab dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
masing-masing penetapan. Baca penetrasi hingga
mendekati 0,1 mm. Hitung rata-rata tiga kali atau lebih
pembacaan dan lakukan penetapan lebih lanjut hingga VASELIN PUTIH
keseluruhan 10 kali jika hasil tiap penetapan berbeda White Vaseline
dari hasil rata-rata lebih dan ±3% hasil rata-rata akhir
penetapan tidak kurang dari 10,0 mm dan tidak lebih Vaselin Putih adalah campuran yang dimurnikan dan
dari 30,0 mm, menunjukkan bilangan konsistensi antara hidrokarbon setengah padat, diperoleh dari minyak bumi
100 dan 300. dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan
warnanya. Dapat mengandung stabilisator yang sesuai.
Kebasaan Masukkan 35 g zat ke dalam gelas piala yang
sesuai, tambahkan 100 ml air mendidih, tutup dan Pemerian Massa seperti lemak; putih atau kekuningan
letakkan di atas lempeng pemanas berpengaduk yang pucat, massa benninyak transparan dalam lapisan tipis
suhunya di jaga sama dengan titik didih air. Setelah setelah didinginkan pada suhu 00.
5 menit, biarkan fase memisah. Alirkan air yang
memisah ke dalain wadah, cuci vaselin kuning dua kali, Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam
tiap kali dengan 50 ml air menclidih, dan kumpulkan air etanol dingin atau panas dan dalam etanol mutlak dingin;
cucian menjadi satu dalam wadali. Pada kumpulan air mudah larut dalam benzen, dalam karbon disulfida,
cucian tambahkan satu tetes fenolfialein LP dan dalam kioroform; larut dalam heksan, dan dalam
didihkan: larutan tidak menjadi merah muda. sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri.
Keasaman Jika penambahan fenolfialein LP pada Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dan 0,05 %; lakukan
penetapan Kebasaan tidak menghasilkan wanna merah penetapan dengan menggunakan 2 g zat dalam cawan
muda, tambahkan 0,1 ml jingga metil LP: tidak porselen terbuka atau cawan platina terbuka di atas api
menghasilkan warna menah atau merah muda. bebas; menguap tanpa memancankan ban tajam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan Warna Lakukan peleburan lebih kunang 10 g zat di atas
penetapan sebagai berikut: Panaskan 2 g zat dalam tangas uap. Tuang 5 ml leburan cain ke dalam tabung uji
cawan porselen terbuka atau platina terbuka di atas api bakteriologi tenbuat dari kaca ti'ansparan 150 mm x 16 mm:
Bunsen; zat menguap tanpa memancankan bau tajam dan leburan cain hangat tidak lebih gelap dari lanutan
pijarkan. campuran 1,6 ml besi(III) kiorida LK dengan 3,4 ml air
pada tabung sejenis, bandingkan menggunakan cahaya
Asam organik Timbang 20,0 g zat, tambah 100 ml yang dipantulkan pada sudut sedemikian rupa dengan
campuran etanol P yang sudah dinetralkan dan air latar belakang putih sehingga tidak terjadi fluoresensi.
(1 dalam 2), kocok terns menerus, dan panaskan hingga
mendidih. Tambahkan 1 ml fenolfialein LP, dan titrasi Syarat lain Bobot jenis; Jarak lebur; Konsistensi;
segera menggunakan natrium hidroksida 0,1 N LV, Kebasaan; Keasaman; Asam organik, Minyak lemak;
dengan pengocokan kuat hingga titik akhir merah muda Lemak dan resin; Wadah dan penyimpanan Memenuhi
tajam, catat perubahan wama dalam lapisan etanol-air; syarat sepenti tentera pada Vaselin Kuning.
tidak lebih dari 400 pi natrium hidroksida 0,100 N L
yang dipenlukan.
VEKURONIUM BROMIDA
Minyak lemak, lemak, dan resin Ekstraksi 10 g zat
dengan 50 ml natrium hidroksida 5 N pada suhu 100 0 Vecuronium Bromide
selama 30 menit. Pisahkan lapisan air dan asamkan
dengan asam sulfat 5 N: tidak tenjadi pemisahan minyak
atau bahan padat.

Warna Leburkan lebih kurang 10 g zat di atas tangas Br

uap, dan tuangkan lebih kunang 5 ml cairan ke dalam


tabung neaksh kaca jernih 150 mm x 15 mm, pertahankan
vaselin kuning meleleh: vaselin kuning tidak lebih gelap
dan pada larutan yang dibuat dengan mencampur 3,8 ml
besi(III) kiorida LK dan 1,2 ml kobalt(II) kiorida LK
dalam tabung yang sama, perbandingan keduanya 1-(3a, 1 7fl-Dihidroksi-2fl-pzperidino-5a-androstan 16/3, 5a-
dilakukan dalam pantulan cahaya dengan latar belakang il)-1-metilpiperidinium bromida,diasetat [50700-72-6]
putih; tabung yang berhsi vaselin kuning diamati C34H57BrN204 BM 637,73
langsung dengan latar belakang putih pada sudut tertentu
yang tidak mempenlihatkai fluonesensi.
- 1313 -

Vekuronium Bromida mengandung tidak kurang dan Senyawa sejenis A Lebih kurang 2,0 0,3
98,0% clan tidak lebih dari 102,0% C 34H57BrN204 vekuronium bromida3
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Senyawa sejenis B Lebih kurang 2,6 0,5
vekuronium bromida4
Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih atau putih
krim. Senyawa yang tidak - 0,1
diketahui
Kelarutan Sukar lanit dalam air dan dalam aseton; agak Jumlah cemaran - 1,0
sukar larut dalam etanol. 1 3-Deasetil vekurinium bromida; (Piperidiniuin,1-
[(2f3,3a,5a,163,17)-17-aseti1oksi-3-hidroksi-2-(1-piperidini1)
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersjfat androstan-16-ilJ-1-metil bromida)
2 3,17-Bis deasetil vekurinium bromida; (Piperidinium,1-
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati hati untuk [(23,3a,5a,163,17i3)-3,17-dthidroksi-2-(1-piperidini1) androstan-
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, 16-il]-1-metil bromida)
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang 3 Dipiperidino diol diasetat; (3a,173-aseti1-oksi-20,16-
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. bispiperidmil-5a-androstan)
4 17-deasetil vekurinium bromida; (Piperidiniuin,1-
Pankuronium Bromida BPFI. Vekuronium Bromida [(2,3a,5a,161,17)-3-aseti1oksi-17-hidroksi-2-(1-piperidini1)
BPFI, lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas androstan-16-ilJ-1-metil bromida)
fosfor pentoksida P selama 3 jam sebelum digunakan.
Zat mi bersifat sangat higroskopis, timbang dengan Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kondisi kelembaban relatif kurang dan 10%. Simpan kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Larutan regenerasi penekan kation Buat larutan
Senyawa Sejenis A Vekuronium Bromida BPFI. Senyawa tetrabutilamonium hidroksida 0,02 M.
Sejenis B Vekuronium Bromida BPFI. Senyawa Sejenis Fase gerak Masukkan 1500 ml air, 250 ml metanol P,
C Vekuronium Bromida BPFI. Senyawa Sejenis F 45 ml tetrahidrofuran P dan 1 ml asam kiorida P ke
Vekuronium Bromida BPFI. dalam labu tentukur 2000-ml. Biankan pada suhu ruang
seiama beberapa menit dan encerkan dengan air sampai
Identifikasi tanda. Campur, saring dan awaudarakan. Jika perlu
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Hindari
menunjukkan maksimum hanya pada bilángan penguapan tetrahidrofliran selamaproses awaudara.]
gelombang yang sama seperti pada Vekuronium Bromida Larutan ba/cu Timbang saksama sejumiah Vekuronium
BPFI. Bromida BPFI, iarutkan dalam asam kiorida 0,0025 N,
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang hingga kadar masing-masing iebih kurang 5 jig per ml.
diperoieh pada Penetapan kadar. Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
Vekuronium Bromida BPFI, Pan/cu ronium Bromida
Rotasi jenis <1081> Antara -16° dan 200; lakukan BPFI, Senyawa sejenis A Vekuronium Bromida BPFI,
penetapan menggunakan larutan 10 mg per ml dalam Senyawa sejenis B Vekuronium Bromida BPFJ, Senyawa
etanol mutlak P pada suhu 20°. sejenis C Vekuronium Bromida BPFI, Senyawa sejenis F
Vekuronium Bromida BPFI, daiam aam klorida 0,0025 N,
Endotoksin bakteri <201> Tidak iebih dari 10 unit encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
Endotoksin Fl per mg vekuronium bromida. hingga kadar masing-masing lebih kurang 5 tg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,5%; masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. 0,5 ml asetonitril P. sonikasi untuk membantu kelarutan
dan encerkan dengan asam klorida 0,0025 N sampai
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan jumlah tanda.
semua cemaran tidak iebih dari batas yang tertera pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Tabel sebagai berikut: Kromatografi <931>. Knomatograf cain kinerja tinggi
diiengkapi dengan detektor konduktivitas, penekan
Tabel kation 4 mm dan koiom 25 cm x 4,6 mm berisi bahan
Waktu retensi Batas pengisi LI. Laju aiir lebih kurang 1,5 ml per menit. Laju
Cemaran alir untuk penekan kation iebih kurang 2 ml per menit.
relatif (
/o)
Pankuronium Lebih kurang 0,5 0,5 Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
bromida sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Senyawa sejenis F Lebih kurang 0,6 0,5 seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatiftertera
vekuronium bromida' pada Tabel; perbandingan tinggi puncak senyawa sejenis
Senyawa sejenis C Lebih kurang 0,86 0,5 F vekuronium bromida terhadap tinggi lembah antara
vekuronium bromida2 puncak senyawa sejenis F vekuronium bromida dan
Vekuronium bromida 1,0 - pankuronium bromida tidak kurang dari 2,0; simpangan
-1314-

baku relatif masing-masing komponen pada penyuntikan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ulang tidak lebih dari 10,0%. [Catatan Sistem sama (lebih kurang 20 psi) Larutan baku dan Larutan uji
memerlukan kesetimbangan selama 4jam.] ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume respons puncak utama.
sama (lebih kurang 25 tl) Larutan baku dan Larutan uji Hitung jumiah dalam mg vekuronium bromida,
ke dalam kromatograf, rekam kromatograin dan ukur C34H57BrN204, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
semua respons puncak. Hitung persentase dari masing-
masing senyawa sejenis vekuronium bromida dalam zat
dengan rumus: 100
C( ru.)
(CYr
25001 - _L C adalah kadar Vekuronium Bromida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; ru dan rs berturut turut adalah
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
C adalah kadar masing-masing komponen dalam mg per
ml Lar,utan kesesuaian sistem; W adaiah bobot zat uji Wadah dan penyimpanan Dalarn wadah tentutup rapat,
dalam mg Larutan uji; r1 adaiah respons puncak masing- pada suhu nuang.
masing senyawa sejenis dalain Larutan uji dan r3 adalah
respons puncak vekuronium bromida dalam Larutan
baku. [Catatan Gunakan luas puncak vekuronium VERAPAMIL HIDROKLORIDA
bromida dalam Larutan baku sebagai rs untuk Verapamil Hydrochloride
menghitung cemaran yang tidak diketahui.]

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatograft cair kinerja tinggi seperti tertera pada IC'
Kromatograft <931>.
Larutan A Timbang 8 g natrium perklorat P,
masuickan ke dalam labu tentukur 1000-mi, larutkan
dalam 6 ml air, encerkan dengan asetonitril P sampai
tanda, saring dan awaudarakan.
Larutan B Timbang 3,2 g amonium kiorida F, (±)-5-[(3,4-Dimetok.sifenetil)metilaminoJ-2-(3,4-
masukkan ke dalam labu tentukur 2000-ml, larutkan dimetoksfenil)-2-isopropilvaleronitril monohidroklorida
dalain 16 ml amonium hidroksida LP, encerkan dengan [152-11-4]
metanol P sampai tanda, saring dan awaudarakan. C27H38N204.HCI BM 491,07
[Catatan Hindari awaudara berlebihan untuk mencegah
hilangnya amonium hidroksida.J Verapamil Hidrokiorida mengandung tidak kurang dan
Fare gerak Buat campuran Larutan A-Larutan B 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 27H38N204.HC1,
(3:2). Jika perlu iakukan penyesuaian menurut Kesesuaian dihitung terhadap zat yang teiah dikeringkan.
sLstem seperti terterapada Kromatograft <931>.
Pengencer Pipet 1 ml asam kiorida 1 N ke dalam labu Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih;
tentukur 1000-ml, encerkan dengan asetonitril P sampai praktis tidak berbau; rasa pahit.
tanda.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumiah Vekuronium Kelarutan Mudah larut dalam kloroform; larut dalam
Bromida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer air; agak sukan lanut dalam etanoi; praktis tidak larut
hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. daiam eter.
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke daiam iabu tentukun 100-ml, iarutkan dan Baku pembanding Verapamil Hidrokiorida BPFI;
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. iakukan pengeningan pada suhu 105° selama 2 jam
Sistem kromatografi Lakukan sepenti tertera pada sebelum digunakan. Simpan daiam wadah tertutup rapat,
Kromatograft <931>. Knomatograf cain kinerja tinggi terlindung cahaya. Senyawa Sejenis B Verapamil
dilengkapi dengan detektor 215 urn dan kolom 25 cm x Hidrokiorida BPFI [Benzenasetoniril, a-[2-[[2-(3,4-
4,6 mm benisi bahan pengisi L3 dengan ukuran partikel dimetoksfenil)etil]metilaminoJetil]3,4-dimetoksi-a-(1-
5 R m, pertahankan suhu koiorn pada 40°. Laju alir lebih ,netiletil)-monohidroklorida] BPFI, tidak boleh
kunang 0,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap dikeningkan. Simpan dalam wadah tentutup rapat,
Larutan baku dan rekam kromatogram, ukur respons terlindung cahaya.
puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom
tidak kurang dari 5000 lempeng teoritis dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dan
2,0%.
- 1315 -

Identifikasi tidak kurang dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan sama (lebih kurang 10 t1) Larutan baku A, Larutan baku
gelombang yang sama seperti pada Verapamil B dan Larutan uji ke dalam kromatograf, dan biarkan
Hidrokiorida BPFJ. Larutan uji tereluasi selama tidak kurang dari empat kali
B. Waktu retensi puncak utama verapamil waktu retensi verapamil, rekam kromatogram, dan ukur
hidrokiorida yang diperoleh dari kromatogram Larutan semua respons puncak. Jumlah semua respons puncak
uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku pada Larutan uji kecuali puncak verapamil tidak lebih besar
uji Kemurnian kromatografi. dari respons puncak verapamil dari Larutan baku B
C. Menunjukkan reaksi Kiorida cara A, B dan C (0,5%) dan tidak satupun respons puncak lebih besar dan
seperti tertera pada Uji identj/Ikasi umum <291>. respons puncak verapamil yang diperoleh dari Larutan
baku A (0,3%).
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
menggunakan lanitan yang dibuat dengan pemanasan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
hati-hati, mengandung 50 mg per ml. 400 mg zat, lanitkan dalam 40 ml asam asetat glasial F,
tambabkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan 5 ml anhidrida
Jarak lebur <1021> Antara 1400 dan 144°. asetat P. Titrasi dengan asam perkiorat 0,10 N LV;
tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; penetapan blangko.
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 2 jam.
Tiap ml asam perkiorat 0,10 N
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. setara dengan 49,11 mg C27H38N204 HCl .

Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
cara Kromatografi cair kinerja tinggiseperti tertera pada tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25°, masih
Kromatografi <931>. diperbolehkan pada suhu antara 15° dan 30 0 .

Campuran pelarut mengandung air Buat larutan


natrium asetat 0,015 N yang mengandung lebih kurang
33 ml asam asetat glasial Pper liter. INJIEKSI VERAPAMIL HIDROKLORIDA
Fase gerak Buat Campuran pelarut mengandung air- Verapamil Hydrochloride Injection
asetonitril P-2-aminoheptan P (70:30:0,5), saning dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Injeksi Verapamil Hidnokiorida adalah lanitan stenil
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi Verapamil Hidroklonida dalam Air untuk Injeksi.
<931>. Mengandung verapamil hidroklorida, C27H38N204.HCI,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Verapamil tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam Fare gerak, jika jumlah yang tertera pada etiket.
perlu encerkan secara bertahap dan kuantitatif dengan
Fase gerak hingga kadar Larutan ba/cu A dan Larutan Baku pembanding Verapamil Hidrokiorida BPFI;
ba/cu B berturut-turut lebih kurang 5,6 .tg dan 9,4 tg per lakukan pengeringan pada suhu 105° selaina 2 jam
ml. sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan terlindung cahaya. Senyawa sejenis A Verapamil
dalam Fare gerakhingga kadar lebih kurang 1,9 mg per ml. Hidrokiorida BPFI [3,4-dimetoksi-a-[3-(metilamino)
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah propil]-a-(1-metiletil)-benzenasetonitril-
Verapamil Hidrokiorida BPFI dan Senyawa sejenis B monohidroklorida] (C 17H26N202.HCI BM 326,87), tidak
Verapamil Hidrokiorida BPFI dalam Fare gerak hingga boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
kadan bertunut-tunut lebih kurang 1,9 mg per ml dan wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Senyawa sejenis
1,5 mg per ml. B Verapamil Hidrokiorida BPFI; [Benzenasetonitril,a-[2-
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
[[2-(3,4dimetoksifenil) etil]metilamino]etil]3,4-dimetoksi-
KromatograjI <931>. Kromatograf cain kinerja tin ggi
a-(l-metiletil) monohidroklonida] (C26H36N204.HC1
dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom 12,5 cm x
BM 477,05); tidak boleh dikeringkan sebelum
4,6 mm sampai 15 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
lebih kurang 0,9 ml per menit. Lakukan kromatografi
terlindung cahaya. Senyawa sejenis E Verapamil
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
Hidrokiorida BPFI. Senyawa sejenis F Verapamil
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur:waktu retensi relatif senyawa sejenis B Hidroklorida BPFJ. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
verapamil hidroklonida dan verapamil bertunut-turut
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semüa isi,
lebih kurang 0,88 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
gunakan larutan dalam waktu 14 hani. Simpan vial yang
senyawa sejenis B verapamil hidroklorida dan verapamil
belum dibuka dan larutan, dalam lemani pendingin.
-1316-

Identifikasi C adalah kadar dalam mg per ml Senyawa sejenis A


A. Memenuhi syarat Ident/ikasi Basa Nitrogen Verapamil Hidrokiorida, Senyawa sejenis E Verapamil
Organik <261>; lakukan penetapan menggunakan Hidroklorida, dan Senyawa sejenis F Verapamil
sejumlah volume injeksi setara dengan 100 mg Hidroklorida dalam mg per ml Larutan baku [Catatan
verapainil hidroldorida, menggunakan kloroform P Untuk menghitung cemaran lain, C adalah kadar dalam
sebagai pengganti karbon disulfida P dan sel 0,1 mm mg per ml Verapamil Hidroklorida BPFI dalam Larutan
sebagai pengganti sel 1-mm. ba/w]; L adalah jumlah verapamil hidroklorida dalam
B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh dan mg per ml yang tertera pada etiket; D adalah kadar
kromatogram Larutan uji sesuai dengan kromatogram verapamil hidroklonida dalam mg per ml Larutan uji,
Larutan baku pada Penetapan kadar, berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket per ml dan
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A,B dan C besarnya faktor pengencenan; ru dan r5 berturut-turut
seperti tertera pada Uji IdentfIkasi Umum <291>. adalah respons puncak cemaran dalam Larutan uji dan
Larutan baku.
Endotoksln bakteri <201> Tidak lebih dan 16,7 unit
Endotoksin FL per mg. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5. KromatograjI <931>.
Campuran pelarut mengandung air Buat larutan
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti natrium asetat 0,015 N yang mengandung lebih kurang
tertera pada Injeksi volume kecil. 33 ml asam asetat glasial P per liter.
Fase gerak Buat campuran Campuran pelarut
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada mengandung air-asetonitril P-2 aminoheptan P
Injeksi. (70:30:0,5), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih pada Kromatografi <931>.
dari 0,3% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Verapamil
1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fare gerak hingga
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi diperoleh kadar lebih kurang 2,5 mg per ml.
<931>. Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan
Campuran pelarut mengan dung air, Fase gerak; dengan Fase gerak hingga kadar verapamil hidroklorida
Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji dan Sistem tidak lebih dari 2,5 mg per ml.
kromatografi Lalcukan seperti tertera pada Penetapan Larutan kesesuaian. sistem Larutkan sejumlah
kadar. Verapamil Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis B
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Verapamil Verapamil Hidroklorida.BPFI dalam Fase gerak hingga
Hidroklorida BPFI, Senyawa sejenis A Verapamil kadar berturut-turut lebih kurang 1,9 mg per ml dan
Hidroklorida BPFI, Senyawa sejenis E Verapamil 1,5 mg per ml.
Hidrokiorida BPFI, dan Senyawa sejenis F Verapamil Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Hidrokiorida BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
kadar Verapamil Hidrokiorida BPFI 2,5 mg per ml; dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom 12,5 cm x
kadar Senyawa sejenis A Verapamil Hidroklorida BPFI, 4,6 mm sampai 15 cm benisi bahan pengisi Li. Laju alir
Senyawa sejenis E Verapamil Hidrokiorida BPFI, dan lebih kurang 0,9 ml per menit. Lakukan kromatografi
Senyawa sejenis F Verapamil Hidrokiorida BPFI terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
masing-masing 0,0075 mg per ml. knomatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis B
sama (lebih kurang 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji verapamil hidrokiorida dan verapamil berturut-turut
ke dalam kromatograf, biarkan Larutan uji tereluasi lebih kurang 0,88 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
selama tidak kurang dari empat kali waktu retensi senyawa sejenis B verapamil hidroklorida dan verapamil
verapamil hidrokionida, dan ukur semua respon puncak tidak kurang dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
yang terjadi. Waktu retensi senyawa sejenis F verapamil penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
hidrokiorida, senyawa sejenis A verapamil hidroklonida, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
senyawa sejenis E verapamil hidrokiorida dan verapamil sama (lebih kurang 10 p1) Larutan baku dan Larutan uji
hidroklorida berturut-turut lebih kurang 0,4;0,5; 0,7 dan ke dalam kromatograf, dan biarkan Larutan uji tereluasi
1,0. Hitung jumlah dalam mg, masing-masing cemaran selama tidak kurang dan empat kali waktu retensi
per ml injeksi yang digunakan dengan rumus: verapamil. Rekam kromatogram dan ukur respons

4 )L)(ru
r
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg venapamil
hidnoklonida, C271438N204.110, dalam tiap ml injeksi
yang digunakan, dengan rumus:
- 1317 -

B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh dan


)(Lu_) kromatogram Larutan uji sesuai dengan kromatogram
Larutan baku pada Penetapan kadar.

C adalah kadar Verapamil Hidrokiorida BPFI dalani mg Disolusi <1231>


per ml Larutan baku; L adalah jumlah verapamil Media disolusi: 900 ml asam kiorida 0,01 N
hidrokiorida dalam mg per ml yang tertera pada etiket; Alat tipe2:50 rpm
D adalah kadar verapamil hidrokiorida dalam mg per ml Waktu: 30 menit
Larutan uji, berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 27H38N204.HCI
per ml dan besarnya faktor pengenceran; ru dan r5 yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
berturut-turut adalah respons puncak verapamil perlu diencerkan dengan Media disolusi, dan serapan
hidrokiorida dalam Larutan uji dan Larutan baku. larutan baku Verapamil Hidrokiorida BPFI dalam media
yang sama pada panjang gelombang serapan msimum
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, lebih kurang 278 nm dan 300 nm.
sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung cahaya. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dan 75% (Q), verapamil hidrokiorida,
C27H38N204.HCI, dan jumlah yang tertera pada etiket.
TABLET VERAPAMIL HIDROKLORIDA
Verapamil Hydrochloride Tablet Keseragamaan sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragamaan kandungan
Tablet Verapamil Hidrokiorida mengandung Verapamil Larutan uji Masukkan satu tablet ke dalam labu
Hidroklorida, C 27H38N204.HCI, tidak kurang dan 90,0% tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml asarn kiorida 0,01 N
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera dan panaskan di atas tangas uap selama lebih kurang
pada etiket. 50 menit, kemudian sonikasi larutan panas selama lebih
kurang 10 menit, diinginkan. Encerkan dengan warn
Baku pembanding Verapamil Hidrokiorida BPFI; kiorida 0,01 N sampai tanda, campur dan saning.
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam Encerkan sejumlah filtrat yang diukur saksama dengan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, asam klorida 0,01 N hingga kadar lebih kurang 48 p.g
terlindung cahaya. Senyawa sejenis A Verapamil per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Veraparnil
Hidrokiorida BPFI [3,4-dimetoksi-u-[3-(metilamino)
Hidrokiorida BPFI, larutkan dalam asam klorida 0,01 N
propil]-a-(1-metiletil)-benzenasetonilril monohidroklonida]
hingga kadar lebih kurang 48 .Lg per ml.
(C17H26N202.HC1 BM 326,87), tidak boleh dikeringkan
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, pada panjang gelombang serapan maksimum 278 nm
terlindung cahaya. Senyawa sejenis B Verapamil
dan serapan Larutan uji pada panjang gelombang
Hidrokiorida BPFI; [Benzenasetonitril,a-[2-[[2- 300 nm terhadap blangko warn klorida 0,01 N. Hitung
(3,4dimetoksifenil)etil] metilamino]etil]3,4-dimetoksi-a- jumlah dalam mg verapamil, C 271138N204.HCI, dalam
(1-metiletil) monohidrokiorida] (C 26H36N204.HC1 BM tablet dengan rumus:
477,05); tidak boleh dikeningkan sebelum digunakan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Senyawa sejenis E Veraparnil Hidrokiorida BPFI. (TC")(A
Senyawa sejenis F Veraparnil Hidrokiorida BPFI. TD A s
Identifikasi
T adalah jumlah dalam mg verapamil hidroklorida dalam
A. Masukan sejumlah serbuk tablet, setara dengan
tablet yang tertera dalam etiket; C adalah kadar
lebih kurang 25 mg verapamil hidrokiorida, ke dalam
Verapamil Hidrokiorida BPFI dalam j.tg per ml Larutan
corong pisah. Tambahkan 25 ml air, kocok secara
baku; D adalah kadar verapamil hidriklorida dalam ig
mekanik selama 30 menit. Tambahkan 1 ml natriurn
per ml Laruran uji berdasarkan jumlah yang tertera pada
hidroksida 1 N dan ekstraksi dengan 25 ml kiorofrom F,
etiket dan besarnya faktor pengenceran; Au adalah
kocok secara mekanik selana 10 menit. Saring ekstrak
perbedaan serapan Larutan uji pada panjang gelombang
kioroform melalui kertas saring yang berisi natrium
278 nm dan 300 nm; A5 adalah serapan Larutan ba/cu pada
sulfat anhidrat P. Gerus ekslrak kloroform dengan 400 mg
panjang gelombang 278 nm.
kaliurn bromida P dan uapkan hingga kering. Keningkan
pada suhu 1050 selama 2 jam: spektrum serapan
inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih
daH 0,3% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dan
dalam kalium brornida P menunjukkan maksimum
1,0%. Lakukan penetapan dengan cam KrornatograjI cair
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
kinerja tinggi seperti tertera pada Krornatografi <931>.
Verapamil Hidrokiorida BPFI.
Campuran pelarut mengandung air, Fase gerak,
Larutan kesesuaian sistern, Larutan uji, dan Sistern
- 1318-

kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
kadar. Verapamil Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis B
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Verapamil Verapamil Hidrokiorida BPFI dalam Fase gerak hingga
Hidrokiorida BPFI, Senyawa sejenis A Verapamil kadar berturut-tunut lebih kurang 1,9 mg per ml dan
Hidroklorida BPFI, Senyawa sejnis E Verapamil 1,5 mg per ml.
Hidroklorida BPFI, dan Senyawa sejenis F Verapamil Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Hidrokiorida BPFI, larutkan dalarn Fase gerak hingga Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinenja tinggi
kadar Verapamil Hidroklorida BPFI lebih kurang dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom 12,5 cm x
1,6 mg per ml; kadar Senyawa sejenis A Verapamil 4,6 mm sampai 15 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir
Hidroklorida BPFI, Senyawa sejenis E Verapamil lebih kurang 0,9 ml per menit. Lakukan kromatografi
Hidroklorida BPFI, dan Senyawa sejenis F Verapamil terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
Hidrokiorida BPFI masing-masing lebih kurang kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
0048 mg per ml. pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis B
Larutan uji Gunakan seperti pada Larutan uji dalam verapamil hidroklonida dan verapamil bertunut-turut
Penetapan kadar. lebih kurang 0,88 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume senyawa sejenis B verapamil hidrokiorida dan verapamil
sama (lebih kurang 10 p.1) Larutan baku dan Larutan uji tidak kurang dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
ke dalam kromatograf, biarkan Larutan uji tereluasi penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
selama tidak kurang dari empat kali waktu retensi Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
verapamil hidroklonida, dan ukur semua respons puncak. sama (lebih kurang 10 p.1) Larutan baku dan Larutan uji
[Catatan Waktu retensi Senyawa sejenis F Verapamil ke dalam kromatograf, dan biarkan Larutan uji tereluasi
Hidrokiorida, Senyawa sejenis A Verapamil selama tidak kurang dan empat kali waktu retensi
Hidrokiorida, Senyawa sejenis E Verapamil verapamil. Ukur semua respons puncak yang terjadi.
Hidroklorida dan verapamil hidroklorida berturut-turut Hitung jumlah dalam mg verapamil hidrokionida,
lebih kurang 0,4; 0,5; 0,7 dan 1, 0.] Hitung jwnlah mg C27H38N204.HC1, dalam bagian serbuk yang digunakan,
masing-masing cemaran dalam serbuk tablet yang dengan rumus:
digunakan dengan rumus:

25C1ru rus )
r
C adalah kadar Verapamil Hidroklorida BPFI dalam mg
C adalah kadar Senyawa sejenis A Verapamil per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah
Hidroldorida, Senyawa sejenis E Verapamil respons puncak verapamil hidroklorida dalam Larutan
Hidroklorida, dan Senyawa sejenis F Verapamil uji dan Larutan baku.
Hidrokiorida dalam mg per ml Larutan baku [Catatan
Untuk menghitung kadar cemaran lain, C adalah kadar Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dalam mg per ml Verapamil Hidroklorida BPFJ dalam tidak tembus cahaya.
Larutan baku]; ru dan r3 berturut-turut adalah respons
puncak cemaran dalam Larutan uji dan Larutan baku.
VINBLASTIN SULFAT
Penetapan kadar Vinbiastine Sulfate
Campuran pelarut mengandung air Buat larutan
natrium asetat 0,015 N yang mengandung lebih kurang
33 ml asam asetat glasial P per liter.
Fare gerak Buat campuran Campuran pelarut
mengandung air-as etonitril P-2aminoheptan P
(70:30:0,5), saning dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Verapamil
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
kaLlar lebih kurang 1,6 mg per ml.
Garam vinkaleukoblastin sulfat (1:1) [143-67-9]
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
C46H53N409H2SO4 BM 909,06
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 40 mg verapamil
Vinblastin Sulfat mengandung tidak kurang dan 96,0%
hidroklorida, masukkan ke dalam tabung sentrifuga
dan tidak lebih dari 102,0% C 46H5 8N409.1-12SO4 lakukan
bersumbat, tambahkan 25 ml Fase gerak. Kocok selama
koreksi terhadap susut bobotnya.
15 menit menggunakan pengocok mekanik, sentrifus dan
jika perlu saning.
-1319-

[Perhatian Perlakukan vinbiastin sulfat dengan hati-hati Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis tidak
karena merupakan zat sitotoksik yang kuat.] lebih dari 1,0%; jumlah semua senyawa sejenis tidak
lebih dari 3,0%. Lakukan penetapan dengan cara
Pemerian Serbuk hablur atau amorf; putih atau agak Kromatognafi cain kinerja tinggi seperti tertera pada
kuning; tidak berbau; higroskopik. Kromatografi <931>.
Fase genak, Larutan kesesuaian sistem, dan Sistém
Kelarutan Mudah larut dalam air. knomatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Baku pembanding Vinbiastin Sulfat BPFI; Sebelum Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji seperti
ampul dibuka, diamkan pada suhu ruang. Setelah ampul tertera pada Penetapan kadar ke dalam labu tentukur
dibuka, diamkan selama 30 menit agar disamakan 25-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
dengan kelembaban ruang sebelum ditimbang. Lakukan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
penetapan menurut Analisis Terinogravimetri seperti sama (lebih kurang 200 tl) Larutan uji dan Enceran
tertera pada Analisis Termal <741>, mengunakan larutan uji ke dalam kromatognaf. Ukur respon senyawa
sejumlah 10 mg baku pembanding yang disetimbangkan sejenis yang tampak seteiah puncak pelarut dafi Larutan
dengan kelembaban ruang. Panaskan mulai dari suhu uji, r1. Hitung persentase jumiah semua senyawa sejenis
ruang hingga 200° dengan kecepatan 5° per menit dan dengan rumus:
dialiri gas nitrogen P 40 ml per menit. Dari termogram
tentukan jumlah kehilangan bobot antara suhu ruang dan 1 OOrT
sebuah titik pada plato sebelum terjadi peruraian (pada
(. +25r,)
suhu lebih kurang 160 0). Simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya dan di tempat dingin. [Catatan
rr adalah jumlah semua respons; rv adaiaii respons
Buat pengenceran dengan air pada waktu akan
puncak vinblastin dari Enceran larutan u/i. Hitung
digunakan; larutan untuk penetapan kadar disimpan
persentase masing-masing senyawa sejenis dengan
dalam lemari pandingin dan harus digunakan dalam
rumus:
7 han.] Vinkristin Sulfat BPFI [Catatan Tidak
diperlukan penetapan Susut pengeringan.] Endotok.sin
BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik, penanganan vial dan 1 OOr,
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] (. +25r)
Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu
14 han. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, Sterifitas <71> Jika pada etiket tertera vinblastin sulfat
dalam lemari pendingin. stenil, memenuhi syarat.
Identifikasi Endotoksin bakteri <201> Jika pada etiket tertera
A. Spektnum serapan inframerah zat yang telah vinbiastin suifat steril atau harus diproses iebih lanjut
dikeringkan dalam hampa udara pada 60° selama 16 jam untuk pembuatan sediaan injeksi, tidak lebih dan
dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan 10,0 unit Endotoksin FT per mg vinblastin suifat.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Vinbiastin Sulfat BPFI. Penetapan kadar Lakukan penetapan deigan cam
B. Larutkan (1 dalam 10 ) menunjukkan reaksi Sulfat Kromatognafi cain kinerja tinggi seperti tertera path
cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identjfikasi Kromatgnafi <931>.
Umum <291>. Fase genak Campur 14 ml dietilamin P dengan 986 ml
air, atun hingga pH 7,5 mengunakan asarn fosfat P
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,0; iakukan penetapan (Larutan A). Campur 200 ml asetonitnil P dn 800 ml
dengan melarutkan 3 mg zat dalam 2 ml air. metanol P (Larutan B). Campur 380 ml Lanz4tan A dan
620 ml Larutan B, saning melalui saningn berponi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 15,0%; 0,5 pm dan awaudarakan pada harupa udara,
lakukan penetapan seperti tertera path Analisis Termal Perbandingan Larutan A dan Larutan B dapat bervaniasi
<741>. [Catatan Pada prosedur mi, lakukan untuk memenuhui persyaratan kesesuaian sistem dan
penimbangan dengan cepat dan sesedikit mungkin untuk mendapatkan waktu eluasi vinbiastin sulfat yang
pemaparan terhadap udara.] Tentukan persentase zat sesuai.
mudah menguap secara termogravimetri menggunakan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Vinbiastin
alat yang telah dikalibrasi. Timbang saksama lebih Sulfat BPFI, iarutkan daiam air hingga kadan lebih
kurang 10 mg, panaskan mulai suhu ruang hingga 200° kunang 0,4 mg per ml.
dengan kecepatan 5° per menit, dengan dialiri gas Larutan uji Timbang saksama lebih kunang 4 mg zat,
nitrogen P 40 ml per menit. Dari termogram tentukan masukan ke dalam labu tentukur 10-ml, lautkan dan
jumlah kehilangan bobot antara suhu ruang dan sebuah encerkan dengan air sampai tanda.
titik pada plato sebelum terjadi peruaian (lebih kurang Lanutan kesesuian sistem Lanutkan sejumlah
pada suhu 160°). Vinknistin Sulfat BPFI daiam Lanutan baku hipgga kadan
-1320-

vinkristin sulfat dan vinbiastin sulfat masing-masing Baku pembanding Vinkristin Sulfat BPF'I; Simpan
lebih kurang 0,4 mg per ml. ampul yang belum dibuka di tempat dingin. Setelah
Sistem kromatorafi Lakukan seperti tertera pada ampul dibuka, diamkan selama 30 menit untuk
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi disamakan dengan kelembaban ruang sebelum
dilengkapi dengan detektor 262 nm, pra kolom berisi ditimbang. Panaskan zat dengan cara Analisis
silika gel berpori yang dipasang antara pompa injektor Termogravimetri seperti tertera pada Analisis Termal
dan kolom analitik 15 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi <741>, mengunakan 10 mg zat, pada suhu antara suhu
Li. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit, hingga ruang dan 200°, kenaikan suhu 50 per menit dengan
diperoleh resolusi dan waktu eluasi yang sesuai. aliran gas nitrogen P 40 ml per menit. Dari termogram
Lakukan penyuntikan ulang Larutan baku, rekam Yang diperoleh tetapkan jumlah susut bobot antara suhu
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera ruang dan satu titik pada plato sebelum terjadi
pada Prosedur: Simpangan baku relatif tidak lebih dan penguraian (path suhu lebih kurang 160°). Simpan
2,0%. Dengan cara yang sama, lakukan kromatografi dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat
menggunakan 20 p1 Larutan kesesuian sistem, rekam dingin. [Catalan Buat larutan dalam air pada saat akan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera digunakan; larutan untuk pengujian yang disimpan
pada Prosedur: resolusi, R, antara vinkristin dan dalam lemari pendingin dapat digunakan dalam waktu
vinbiastin tidak kurang dari 4,0. [Catalan untuk kolom 15 han.] Vinbiastin Sulfat BPFI [Catalan Tidak
tertentu, resolusi dapat ditingkatkan dengan diperlukan penetapan Susut Pengeringan.]
bertambahnyajumlah Larutan A dalam Fase gerak.]
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Identifikasi
sama (lebih kurang 20 p1) Larutan baku dan Larutan uji A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. dikeringkan dalam hampa udara pada suhu 40° selama
Hitung jumlah dalam mg vinbiastin sulfat, 16 jam dan didispersikan dalam kalium bromida P
C46H58N409.H2SO4, dalam zat yang digunakan dengan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
rumus: gelombang yang sama seperti pada Vinknistin Sulfat
BPFI.
B. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Sulfat
seperti tertera pada Uji Ident/ikasi Umum <291>.
rrus)
C adalah kadar Vinbiastin Sulfat BPFI yang telah pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 1000).
dikoreksi terhadap susut bobotnya dalam mg per ml
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 12,0%;
lakukan penetapan seperti tertena pada Analisis Termal
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, <741>. [Catalan Pada prosedur mi, lakukan
tidak tembus cahaya, dalam lemari pembeku. penimbangan dengan cepat dan sesedikit mungkin
pemaparan terhadap udara.] Tetapkan persentase zat
Penandaan Jika digunakan untuk sediaan injeksi, etiket mudah menguap dengan analisis termogravimetri pada
alat yang telah dikalibrasi, menggunakan lebih kurang
menyatakan steril atau hams diproses lebih lanjut untuk
pembuatan sediaan injeksi. 10 mg zat yang ditimbang saksama antara suhu ruang
dan 200°, kenaikan suhu 5° per menit dengan aliran gas
nitrogen P 40 ml per menit. Dari termogram yang
diperoleh tetapkan jumlah susut bobot antara suhu ruang
VINKRISTIN SULFAT
dan suatu titik pada plato sebelum terjadi penguraian
Vincristine Sulfate (pada suhu lebih kurang 160°).
CH56N4010.H2SO4 BM 923,04 Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% untuk masing-
Garam leuroknistin sulfat (1:1) [2068-78-2] masing senyawa sejenis dan tidak lebih dari 4,0% untuk
total senyawa sejenis. Lakukan penetapan dengan cara
Vinkristin Sulfat mengandung tidak kurang dari 95,0% KromatograJi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dan tidak lebih dari 105,0% C 46H56N4010.H2SO4 yang KromatograjI <931>.
telah dikoreksi terhadap susut bobot. Pelarut A Buat campunan air-dietilamin P (985:15),
[Perhatian Penanganan vinknistin sulfat harus sangat saring dan awaudarakan, atur hingga pH 7,5
hati-hati karena merupakan zat sitotolcsik kuat.] menggunakan asamfosfat P.
Pelarut B Gunakan metanol P.
Pemerian Serbuk hablur atau amorf, putih hingga agak Larutan uji Buat seperti tertera pada Larutan uji
kuning; tidak berbau; higroskopik. dalam Penetapan kadar.
Enceran Larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam metanol; labu tentukur 25-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
sukar larut dalam etanol.
- 1321 -

Sistem kromatografl Lakukan seperti tertera pada berisi bahan pengisi LI dan kolom 25 cm x 4,6 mm
Kromatografi <931>. Gunakan kromatograf cair kinerja berisi bahan pengisi L7. Laju alir iebih kurang 1,5 ml per
tinggi seperti tertera pada Penefapan kadar. Laju alir menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
lebih kurang 2 ml per menit dengan gradien awal Pelarut kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
B 62% dan Pelarut A 38% selama 12 menit, kemudian puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor resolusi
diubah dengan menaikan proporsi Pelarut B 2% per antara vinkristin sulfat dan vinbiastin sulfat tidak kurang
menit, sehingga setelah 15 menit mencapai 92% dalam dari 4,0. [Catatan Untuk kolom tertentu, resolusi dapat
campuran; kemudian kurangi proporsi Pelarut B dengan naik dengan bertambahnya proporsi air dalam Fase
kecepatan 15% per menit, sehingga setelah 2 menit gerak] Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
mencapai 62% dalam campuran, dan pertahankan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
perbandingan mi selama 5 menit. tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
sama (lebih kurang 200 t1) Larutan uji dan Enceran Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respon puncak sama (lebih kurang 10 tl) Larutan baku dan Larutan uji
(r) dari masing-masing senyawa sejenis yang tampak ke dalam kromatograf, rekam knomatogram dan ukur
setelah puncak pelarut pada kromatogram Larutan uji. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Hitung persentase total seluruh senyawa sejenis dengan vinkristin, C461156N4010.1-12SO4, dalam zat yang
rumus: digunakan yang sudah dikoreksi terhadap susut bobot
dengan rumus:

1001
r, +25r
l0C1L
r
r, adalah jumlah respons puncak masing masing cemaran
(rd; rv adalah respons puncak vinkristin dalam Enceran C adalah kadar Vinkristin Sulfat BPFI yang telah
larutan uji. Hitung persentase masing-masing senyawa dikoreksi terhadap susut bobot dalarn mg per ml Larutan
sejenis dengan rumus: baku; ru dan r5 berturut-turut adalah nespons puncak
yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.
1001 ri
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, dalam lemari pembeku.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada WARFARIN KALIUM
Kromatografi <931>. Warfarin Pottasium
Larutan dietilamin Buat campuran 5 ml dietilamin P
dengan 295 ml air, atur pH hingga 7,5 dengan asam 0 0

fosfat P.
Fase gerak Buat campuran metanol P dan Larutan
dietilamin (70:30), saring dan awaudarakan. Jika perlu OK
CHC0CH3
lakukan penyesuian menurut Kesesuian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Garam kaijum 3-(a-asetonil benzil)-4-hidroksikumarin
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Vinkristin [81-81-2]
Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar iebih C19H15K04 BM 346,42
kurang 1 mg per ml.
Larutan uji Diamkan sejumlah zat selama 30 menit Warfarin Kalium mengandung tidak kurang dari 98,0%
agar sesuai dengan kelembaban ruang. Timbang saksama dan tidak lebih dari 102,0% C 19H15K04, dihitung
lebih kurang 10 mg zat, masukkan ke dalam labu terhadap zat yang telah dikeringkan.
tentukur 10-mi, larutkan dan encerkan dengan air sampai
tanda. Lakukan penetapan susut bobot menurut Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa agak
Vinkristin Sulfat BPFI seperti tertera pada Baku pahit; terpengaruh oleh cahaya.
Pembanding.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
kurang 5 mg Vinkristin Sulfat BPFI dan 5 mg Vinbiastin dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter.
Sulfat BPFI, masukan ke dalam labu tentukur 5-ml,
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Identifikasi
Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada A. Larutkan 100 mg zat dalam 25 ml air, tambahkan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 3 tetes asam kiorida encer P, kumpulkan endapan yang
dilengkapi dengan detektor 297 tim, pra-kolom berisi terbentuk, cuci 4 kali, tiap kali dengan 5 ml air,
silika gel berpori, kolom pelindung 2 cm hingga 5 cm
- 1322 -

keringkan pada suhu 105° selama 1 jam: senyawa WARFARIN NATRIUM


melebur pada suhu antara 157° dan 167°. Warfarin Sodium
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam kalium
hidroksida 0,02 N (1 dalam 100.000) menunjukkan Garam natrium 3-(a-asetonilbenzil)-
maksimum antara 306 nm dan 310 rim dan minimum 4-hidroksikumarin [129-06-6]
antara 258 rim dan 262 run. Spektrum serapan zat uji C 19H15Na04 BM 330,31
dalam asam kiorida 0,02 N (1 dalam 100.000)
menunjukkan maksimum antara 281 nm dan 285 rim Warfarin Natrium adalah zat padat amorf atau kiatrat
serta antara 303 tim dan 307 nm dan minimum antara habiur. Bentuk kiatrat terutama terdiri dari warfarin
243 rim dan 247 tim. natrium dan isopropil alkohol, dalam perbandingan
C. Filtrat yang diperoleh pada penetapan A molekul (2:1); mengandung tidak kurang dari 8,0% dan
menunjukkan reaksi Kalium seperti tertera pada Uji tidak iebih dari 8,5% isopropil aikohol. Warfarin
Identfikasi Umum <291>. Natrium mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak
iebih dari 102,0% C 19H15NaO4, dihitung terhadap zat
PH <1071> Antara 7,2 dan 8,3; lakukan penetapan anhidrat untuk bentuk amorf atau terhadap zat anhidrat
menggunakan larutan 1,0 g zat dalam 100 ml air. dan bebas isopropil alkohol untuk bentuk hablur.
Kejernihan dan warna larutan Larutkan 500 mg zat
dalam 10 ml air: larutan jemih dan tidak berwanna. Pemerian Bentuk amorf atau serbuk hablur; putih; tidak
berbau; agak pahit. Warna berubah oleh pengaruh
Senyawa alkali berwarna Lakukan penetapan sebagai cahaya.
benikut: iarutkan 1,0 g zat dalam larutan natrium
hidroksida P (1 dalam 20) hingga 10,0 ml, dan ukur Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah iarut
serapan pada panjang gelombang 385 nm dalam waktu daiam etanol; sangat sukar larut dalam kioroform dan
tidak lebih dari 15 menit menggunakan larutan natrium eter.
hidrOksida P (1 dalam 20) sebagai blangko. Serapan
tidak lebih dan 0,20. Baku pembanding Warfarin BPFI; merupakan bentuk
asam dari Warfarin. Lakukan pengeringan daiam hampa
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%; udara di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam sebelum
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
menggunakan 1 g. teriindung cahaya. Senyawa Sejenis A Warfarin BPFI;
[3-(o-Hidroksifenil)-5-fenil-2-sikloheksen- 1-on]
Sisa pemijaran <301> Antara 24,3% dan 25,7%; (C 181­11602 BM 264,33). Simpan dalam wadah tertutup
lakukan pemijaran pada suhu 700 0, menggunakan rapat.
400 mg zat yang telah dikeringkan.
Identifikasi
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan A. Lanutkan lebih kurang 100 mg zat dalam 25 ml air,
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 30 ml atur pH hingga kurang dan 3,0 dengan asam kiorida P,
etanol P, tambahkan 2 ml asam as etat encer P dan gunakan indikator kertas pH. Aduk campuran dan
etanol P hingga 50 ml. Sebagai larutan pembanding biarkan terbentuk endapan. Saning campuran dan simpan
gunakan 2,0 ml Larutan baku timbal, yang ditambah filtrat untuk uji Identflkasi C. Cuci endapan empat kali
2 ml asam asetat encer P dan etanol P hingga 50 ml. dengan 5 ml air. Lakukan pengeningan dalam hampa
Arsen <321> Metode III Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan udana di atasfosforpentoksida P selama 4 jam. Gunakan
penetapan dengan alat B, menggunakan 1,0 g. warfarin yang diperoleh sebagai zat uji. Spektrum
serapan inframerah zat uji yang didispersikan dalam
Fenetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
100 mg zat yang teiah dikeringkan, masukkan ke dalam bilangan gelombang yang sama sepenti pada Warfarin
labu tentukur 100-ml, tambahkan kalium hidroksida BPFI.
0,02 N sampai tanda. Pipet 10 ml larutan mi, tambahkan B. Waktu retensi puncak utama kromatogram dani
larutan kalium hidroksida 0,02 N hingga 1000,0 ml. Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
Ukur serapan larutan (A) pada panjang gelombang pada Penetapan kadar.
maksimum lebih kurang 308 nm. Hitung jumlah dalam C. Filtrat yang diperoieh dalam uji Identjlkasi A
mg warfarin kalium, C 191115K04, dengan rumus: menunjukkan reaksi Natrium cara A seperti tentera pada
Uji ident?/Ikasi umum <291>.
1oo.000I PH <1071> Antara 7,2 dan 8,3; lakukan penetapan
405 menggunakan lanutan (1 dalam 100).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
- 1323 -

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,5% untuk


bentuk amorf; dan tidak lebih dari 0,3% untuk bentuk 100
hablur kiatrat. C( Rs
Serapan dalam larutan basa Serapan tidak lebih dari 0,1; C adaiah kadar isopropil alkohol dalam mg per ml
lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang saksama Larutan ba/cu; Ru dan R5 berturut-turut adalah
1,25 g zat, larutkan dalam 10 ml larutan natrium perbandingan antara luas puncak isopropii alkohol
hidroksida P (1 dalam 20), saning meialui penyaring terhadap n-propil alkohol dari Larutan uji dan Larutan
membran, ukur serapan dalam waktu 15 menit pada ba/cu.
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
385 nm menggunakan larutan natrium hidroksida P (1 Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
dalam 20) sebagai blangko. tidak lebih dari 0,3% dan jumlah semua cemaran tidak
lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cam
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
penetapan dengan melarutkan 4,0 g zat dalam 45 ml air, Kromatografi <931>.
tambahkan 5 ml asam asetat glasial P, aduk hingga Campuranpelarut Campuran air-rn etanol P (75:25).
endapan menggumpal, saning dan gunakan 25 ml filtrat, Fase gerak Buat campuran air-as etonitril P-asam
jika perlu gunakan asam asetat glasial Puntuk mengatur asetat glasial P (68:32:1), saring dan awaudarakan. Jika
pH. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada KromatograJI <931>.
Kandungan isopopil alkohol (bentuk hablur kiatrat) Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 24 mg
Larutan ba/cu internal Encerkan 2 ml larutan n-propil Warfarin BPFI, dan lebih kurang 24 mg Senyawa sejenis
alkohol P ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan air A Warfarin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukür
sampai tanda. 200-ml, larutkan dengan 4 ml natrium hidrok.sida 0,1 N
Larutan ba/cu Timbang saksama lebih kurang 1,6 g dan 50 ml metanol P. Encerkan dengan air sampai tanda.
isopropil akohol P, masukkan ke dalam labu tentukur Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 200-ml,
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml encerkan dengan Campuran pelarut sampai tanda. Pipet
ke dalam labu tentukur 100-ml tambahkan 10,0 ml 20 ml lanutan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
Larutan ba/cu internal, encerkan dengan air sampai dengan Campuran pelarut sampai tanda.
tanda. Larutan ba/cu mi mengandung isopropil alkohol Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg zat,
lebih kurang 1,6 mg per ml. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,85 g zat, encerkan dengan Campuran pelarut sampai tanda.
larutkan dengan lebih kurang 50 ml air dalam labu Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan ba/cu Kromatografi <931>. Knomatograf cair kinerja tinggi
internal, encerkan dengan air sampai tanda. dilengkapi dengan detektor 260 nm dan kolom 25 cm x
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera path 4,6 mm berisi bahan pengisi Lb. Laju alir lebih kuraxig
Kromafografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 1,8 m x 4 mm Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukun respons
berisi bahan pengisi dengan penyangga S2, dengan puncak seperti tertera path Prosedur: resolusi, R, antará
ukuran partikel 80 - 100 mesh. Pertahankan suhu kolom, puncak warfarin dan senyawa sejenis A wanfanin tidak
injektor dan detektor berturut-turut pada lebih kurang kurang dari 3 dan simpangan baku relatif pada
140°, 200° dan 250°. Gunakan nitrogen P sebagai gas penyuntikan ulang tidak iebih dari 5,0%.
pembawa, laju alir lebih kurang 40 nil per menit. Suhu Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kolom dapat disesuaikan sehinga kriteria kesesuaian sama (lebih kurang 50 i.tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
sistem dapat dipenuhi yaitu: Resolusi, R, antara n-propii ke dalam kromatognaf, rekain kromatogram dan ukur
alkohol dan isopropil alkohol tidak kurang dani 2,0. semua respons puncak. Waktu retensi relatif warfarin
Faktor ikutan, T, untuk puncak isopropil alkohol tidak dan senyawa sejenis A warfarin berturut-turut iebih
lebih dani 1,5 dan perbandingan simpangan baku relatif kurang 1,0 dan 1,2. Hitung persentase masing-masing
dari ivas isopropil alkohol terhadap luas n-propii alkohol cemaran daiam Warfarin Natrium yang digunakan
pada lima kali penyuntikan ulang Larutan ba/cu tidak dengan rumus:
iebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 5 tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam knomatograf dan ukur respons puncak utama
yang diperoleh. Hitung bobot dalam mg puncak utama.
W(L)
Hitung bobot dalam mg isopropil alkohol dalam warfarin C adalah kadan warfarin natrium dalam mg per ml
natrium yang digunakan dengan rumus: Larutan baku; M adalah jumlah warfarin natrium dalam
mg yang digunakan daiam Larutan uji; r, adalah respons
-1324-

puncak dari masing-masing cemaran, dan rs adalah TABLET WARFARIN NATRIUM


respons puncak utama warfarin dalam Larutan uji. Warfarin Sodium Tablet

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Tablef Warfarin Natrium mengandung Warfarin
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Natnium, C19H15NaO4, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
Kromatografi <931>. lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Dapar pH 7,4 Masukkan 1,36 g kalium fosfat
monobasa P ke dalam labu tentukur 200-ml, dan Baku pembanding Warfarin BPFI; Merupakan bentuk
ianitkan dengan 50 ml air. Tambahkan 39,1 ml natrium asam dari warfarin. Lakukan pengeringan di atas fosfor
hidroksida 0,2 N, dan encerkan dengan air sampai tanda. pentoksida P seiama 4 jam sebelum digunakan. Simpan
Atur pH hingga 7,4±0,1 dengan penambahan natrium dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
hidroksida P atau asamfosfat P.
Fare gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat Identifikasi
glasial P (64:36:1), saning dan awaudarakan. Jika periu A. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian s/stem seperti uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
tertera pada Kromatografi <931>. Atur perbandingan pada Penetapan kadar.
biia perlu. B. Gems sejumiah serbuk tablet setara dengan lebih
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 94 mg kunang 200 mg warfarin natrium dengan 50 ml air,
Warfarin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur sentrifus dan saring beningan. Ekstraksi dengan 50 ml
250-ml, larutkan dalam 97,8 ml natrium hidroksida eter P, pindahican lapisan air ke dalam corong pisah
0,1 N, tambahkan 62,5 ml kaliumfosfat monobasa 0,2 M, kedua dan buang lapisan eter. Atur pH hingga kurang
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml iarutan mi dari 3 dengan penambahan asam kiorida P
dan 15 ml DaparpH 7,4 ke dalam labu Erlenmeyer. menggunakan kertas pH indikator, ekstraksi dengan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg 50 ml kioroform P. Pindahkan lapisan kloroform ke
zat, lakukan seperti tertera pada Larutan baku. dalam corong pisah yang lain, ekstraksi dengan 50 ml
S/stem kromatografi Lakukan seperti tertera pada larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250) dan buang
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kineija tinggi lapisan kioroform. Pindahkan lapisan air ke dalam gelas
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 25 cm x piala dan atur pH hingga kurang dari 3 dengan
4,6 mm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang penambahan asam kiorida P (menggunakan kertas
1,4 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap indikator pH), untuk mengendapkan warfarin, biarkan
Larutan baku sebanyak 5 kali penyuntikan dan rekam endapan menggumpal. Saning dan cuci endapan empat
kromatogram. Ukur respons puncak yang dihasilkan kali, setiap kali dengan 5 ml air. Jika endapan tidak
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif putih, larutkan dengan sejumlah kecil larutan natrium
warfarin tidak lebih dari 2,0%. hidroksida P (1 dalam 250), encerkan dengan air hingga
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume 50 ml, ulangi prosedun mulai dan "ekstraksi dengan
sama (iebih kurang 20 .il) Larutan baku dan Larutan uji 50 ml eter F". Keringkan warfarin yang diperoleh di atas
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur fosfor pentoksida P dalam vakum selama 4 jam.
respons puncak utama. Spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan
Hitung jumlah dalam mg warfarin natrium, dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum
C19111502N40 4, dalam zat yang digunakan dengan hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
rumus: Warfarin BPFI.
3 ,31 i!i
cI 30
l308,34) r5
Disolusi <1231>
Media disolusi : 900 ml air
Alattipe2 :50rpm
330,31 clan 308,34 berturut-turut adalah bobot molekul Waktu: 30 menit
warfarin natrium dan warfarin; C adalah kadar Warfarin Lakukan penetapan jumlah warfarin natrium,
BPFI dalam tg per ml Larutan baku; ru dan r3 berturut- C19H15NaO4, yang tenlarut dengan cam KromatograJl cair
turut adaiah luas respons warfarin dalam Larutan uji dan kinerja tinggi seperti tertera path Kromatorafi <931>.
Larutan baku. Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Larutan ba/cu Timbang saksama sejumlah Warfarin
tidak tembus cahaya. BPFJ, larutkan dalam air hingga kadan lebih kurang
0,0008 L mg per ml. L adaiah jumlah dalam mg warfarin
Penandaan Etiket menunjukkan bentuk amorf atau natnium dalam tablet seperti tertera pada etiket [Catatan
hablur. Gunakan sejumlah kecil natrium hidroksida 0,1 N untuk
membantu kelarutan.]
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 40 tl) Larutan baku dan alikuot
- 1325 -

yang telah disaring ke dalam kromatograf, rekam berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji
kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung dan Larutan baku.
jumlah dalam mg warfarin natrium, C 19H15NaO4, yang
terlarut dengan rumus: Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
33032Y
900c( 308,34 rs XILOMETAZOLIN HIDROKLORIDA
Xylometazoline Hydrochloride
C adalah kadar Warfarin BPFI dalam mg per ml Larutan
H,C
baku; 330,32 dan 308,34 berturut-turut adalah bobot
molekul warfarin natrium dan warfarin; ru dan rs
berturut-turut adaiah respons puncak warfarin dan .HCI

alikuot yang telah disaring dan Larutan baku.


Toleransi Dalam waktu 30 menit hams larut tidak N H,C
kurang dan 80% (Q), warfarin natrium, C 19 H 15NaO4 dan
jumlah yang tertera pada etiket. 2-(4-tert-Butil-2, 6-dimetilbenzil)-2-imidazolin
monohidrokiorida [1218-35-5]
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. C16H24N2.HC1 BM 280,84
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana Xilometazolin Hidroklorida mengandung tidak kurang
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dani 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 16H24N2.HC1,
Kromatografi <931>. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Dapar pH 7,4 dan Sistem kromatografi Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Warfarin Pemerian Serbuk hablur; putih hingga hampir putih;
natrium. tidak berbau. Melebur di atas suhu 300° disertai
Campuran pelarut Campuran Dapar pH 7,4- perunalan.
asetonitril P (85:15).
Fase gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam etanol;
glasial P (68:32:1). Saning dan awaudarakan. Jika perlu agak sukar larut dalam kloroform; praktis tidak larut
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti dalam beuzen dan dalam eter.
tertera pada Kromatografl <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 62,5 mg Baku pembanding Xilometazolin Hidrokiorida BPFI;
Warfarin BPFJ, masukkan ke dalam labu tentukur lakukan pengeringan pada 105 0 selama 4 jam sebelum
200-ml dan larutkan dalam 78 ml natrium hidroksida digunakan.
0,1 N. Tambahkan 50 ml kaliumfosfat monobasa 0,2 N,
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 15 ml lanutan ke Identifikasi
dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan dengan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Campuran pelarut sampai tanda. dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet gelombang yang sama seperti pada Xilometazolin
setara dengan lebih kurang 5 mg warfarin natrium, Hidrokiorida BPFJ.
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 30 B. Harga R1 bercak utama pada kromatogram Larutan
ml Campuran pelarut, sonikasi selama 10 menit, aduk identWkasi sesuai dengan Larutan baku seperti tertera
secara mekanik selama 60 menit, encerkan dengan pada uji Kemurnian kromatografi.
Campuran pelarut sampai tanda dan saring.
Prosedur Suntikkan secara terpisali sejumlah volume pH <1071> Antara 5,0 dan 6,6; lakukan penetapan
sama (lebih kurang 20 il) Larutan baku dan Larutan uji menggunakan larutan (1 dalam 20).
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
warfarin natrium, C 1 9H1 5NaO4, dalam serbuk tablet yang lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
digunakan dengan rumus:
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
1
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 1,0%.
308,34 )L r5
Lakukan penetapan Kromatografi lapis tipis seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
C adalah kadan Warfarin BPFJ dalam mg per ml Larutan Fase gerak Campuran methanol P-amonium
baku; 330,31 dan 308,34 berturut-turut adalah bobot hidroksida P (20:1)
molekul warfarin natrium dan warfarin; ru dan rs
-1326-

Laru fan baku Timbang saksama sejumlah Timidin, 3 '-azido-3 ' deoksi-3 '-Azido-3 '-deoksitimidin
Xilometazolin Hidrokiorida BPFI, larutkan dalain [30516-87-1]
metanol P hingga kadar 100 tg per ml setara dengan C 10H13N504 BM 267,24
0,5% cemaran.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran Zidovudin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
Larutan baku dalam metanol P hingga kadar 80 p.g, tidak lebih dan 102,0%, C 10H13N504, dihitung terhadap
60 .tg, 40 jig dan 20 tg per ml berturut-turut setara zat anhidrat.
dengan 0,4%, 0,3%, 0,2%, dan 0,1% cemaran.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Pemerian Serbuk putih sampai kekuningan; melebur
dalam metanol P hingga kadar 20 mg per ml. path suhu 124° menghasilkan polimorfisme.
Larutan ident/ikasi Encerkan secara kuantitatif
sejumlah Larutan uji dengan metanol P hingga kadar Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
100 ig per ml. etanol.
Larutan penampak bercak Siapkan (1) larutan 500 mg
kalium iodida P dalam 50 ml air, dan (2) larutan 1,5 g Baku pembanding Zidovudin BPFI; tidak boleh
kanji P dalam 50 ml air mendidih. Sebelum digunakan, dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
campur 10 ml masing-masing larutan dengan 3 ml etanol P. terlindung cahaya. Simpan dalam lemani pendingin.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Senyawa Sejenis B Zidovudin BPFI; [3'-kloro-3'-
5 jil Larutan uji, Laru tan identflkasi, Larutan baku dan deoksitimidin] (C 10H13C1N2 04 BM 260,68) tidak boleh
Enceran larutan baku pada jarak yang sama, 2,5 cm dan dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tepi bawah lempeng kromatografi silika gel. Masukkan tertutup rapat, terlindung cahaya. Senyawa Sejenis C
lempeng ke dalam bejana kromatografi, yang telah Zidovudin BPFI; [Timin] (C5116N202 BM 126,12) tidak
dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
hingga 15 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, wadah tentutup rapat, terlindung cahaya.
biarkan Fase gerak menguap dengan dialiri udara hangat
selama tidakkurang dari 30 menit. Uapi lempeng dengan Identifikasi
gas kiorin tidak lebih dari 5 menit, dan keningkan di A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
udara hingga kionin hilang (lebih kurang 15 menit). dikeningkan dan didispersikan dalam kalium bromida F,
Semprot lempeng dengan Larutan penampak bercak dan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
segera bandingkan intensitas setiap bercak lain selain gelombang yang sama seperti pada Zidovudin BPFI.
bercak utama Larutan uji dengan bercak utama Larutan B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
baku dan Enceran larutan baku; jumlah intensitas uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
seluruh bercak lain selain bercak utama Larutan uji tidak pada Penetapan kadar.
lebih dari 1,0%.
Rotasi jenis <1081> Antara +60,5°dan +63°, lakukan
Penetapan kadar Timbang lebih kurang 500 mg zat, penetapan menggunakan larutan dalam etanol P yang
larutkan dalam 70 ml asam asetat glasial P, tambahkan mengandung 10 mg per ml.
10 ml raksa(II) asetat LP dan titrasi dengan asam
perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara Air <103 l>Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
potensiometrik, seperti tertera pada Titrimetri <711>,
menggunakan elektrode kalomel-kaca. Lakukan Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,25%.
penetapan blangko.
Kemurnian kromatografi
Tiap ml asam perkiorat 0,1 N UJIA
setara dengan 28,08 mg C161-124N2.HC1 Lakukan penetapan secara Kromatografi lapis fipis
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Fase gerak Campuran klorofrom P-metanol P (9:1)
tidak tembus cahaya. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Zidovudin
BPFI dan trfenilmetanol F, lanutkan dalam metanol P,
hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,1 mg
ZIDOVUDIN per ml.
Zidovudine Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
0
dalain metanol P hingga kadar lebih kurang 20 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
10 tl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
ON kromatografi campuran silika gel dengan indikator
fluoresein setebal 0,25 mm dan mempunyai intensitas
optimal pada 254 run. Masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fare
-1327-

gerak, biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per selama 15 menit, encerkan dengan metanol P sainpai
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas tanda.
perambatan, biarkan Fase gerak menguap dan amati di Larutan ba/cu Pipet 10 ml Larutan ba/cu persediaan,
bawah cahaya ultraviolet panjang gelombang pendek. 1 ml Larutan ba/cu persediaan senyawa sejenis B
Bandingkan intensitas bercak lain selain bercak utama zidovudin dan 1 ml Larutan ba/cu persediaan senyawa
dari Larutan uji dengan bercak utania dari Larutan ba/cu: sejenis C zidovudin ke dalam tabu tentukun 100-ml,
bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji, ukuran encerkan dengan metanol P sampai tanda.
dan intensitas tidak lebih dari bercak utama Larutan Larutan uji Timbang saksama lebih kunang 100 mg
ba/cu dan jumlah intensitas semua bercak lain selain zat, masukkan ke dalam tabu tentukur 100-ml, larutkan
bercak utama dari Larutan uji tidak lebih dari 3,0%. dan encenkan dengan rnetanol P sampai tanda, pipet
Semprot lempeng dengan campuran 0,5 g karbazol 10 ml lanutan ke dalam tabu tentukun 100-ml encerkan
dalam 95 ml etanol P dan 5 ml warn sulfat P, panaskan dengan metanol P sampai tanda.
selama 10 menit pada 1200 dan bandingkan intensitas Sistem krornatografl lakukan seperti tertera pada
bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji dengan Krornatografi <931>. Knomatograf cain kinerja tinggi
bercak utama dan Larutan ba/cu: bercak trifenilmetanol dilengkapi dengan detektor 265 nm, kolom 25 cm x
(Rj relatif terhadap Zidovudin lebih kurang 2,3) tidak 4.0 mm berisi bahan pengisi Li dan kolom pelindung
lebih intensif dari pada bercak Larutan ba/cu; bercak lain 1,5 cm 3,2 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alin lebih
selain bercak utama dari Larutan uji, ukuran dan kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
intensitasnya tidak lebih dari bercak utama Larutan ba/cu Larutan ba/cu, rekam knomatogram dan ukur respons
dan jumlah intensitas bercak lain selain bercak utama puncak seperti tertena pada Prosedur: waktu retensi
dari Larutan uji tidak lebih dari 3,0%. nelatif senyawa sejenis C zidovudin (timin), zidovudin
dan senyawa sejenis B zidovudin (3'-klono-3 -
UJI B deoksitimidin) masing-masing lebih kurang 0,25: 1,0
Senyawa sejenis B zidovudin tidak lebih dari 1,0%, dan 1,17; resolusi R,antara puncak zidovudin dan
senyawa sejenis C zidovudin tidak lebih dari 2,0%, dan senyawa sejenis B zidovudin tidak kurang dari 1,4.
jumlah semua cemaran dari Uji A dan Uji B tidak lebih Faktor ikutan tidak iebih dari 1,5 dan simpangan baku
dari 3,0%. Lakukan penetapan seperti tertera pada nelatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Penetapan kadar, menggunakan Larutan uji sebagai Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
Larutan uji. Hitung persentase cemaran dengan rumus: sama (lebih kurang 10 j.il) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatognaf, nekam knomatogram dan ukun
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
ioo( zidovudin, C 10H13N504, dalam zat yang digunakan
Lrsi) dengan numus:

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan r3


adalah jumlah respons dari semua puncak. l000C1 1-

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Metode V Memenuhi syarat; lakukan penetapan C adalah kadan Zidovudin BPFI dalam mg per ml
menggunakan dimetilsulfoksida sebagai pelarut. Larutan baku; ru dan rs berturut-tunut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Krornatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tentutup rapat,
Krornatografi <931>. tidak tembus cahaya.
Fase gerak Buat campuran air dan metanol P (80:20),
saning dan awaudarakan. Jika penlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada INJEKSI ZIDOVUDIN
Krornatograji <931>. Zidovudine Injection
Larutan ba/cu persediaan Timbang saksama sejumlah
Zidovudin BPFJ, larutkan dan encerkan dalam metanol P Injeksi Zidovudin adalah lanutan stenil dalam Air untuk
hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per ml. Larutan ba/cu Inje/csi. Mengandung zidovudin, C10H 1 3N504 tidak
persediaan senyawa sejenis B zidovudin. Timbang kunang dari 90,0% dan tidak lebih dani 110,0% dani
saksama sejumlah Senyawa Sejenis B Zidovudin BPFI, jumlah yang tertena pada etiket.
lanitkan dan encerkan dalam metanol P hingga kadar lebih
kurangO,l mg per ml. Baku pembanding Zidovudin BPFI, tidak boleh
Larutan ba/cu persediaan senyawa sejenis zidovudin dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup napat dan
C Timbang saksama lebih kurang 20 mg Senyawa tenlindung cahaya. Simpan dalam lemani pendingin.
Sejenis C Zidovudin BPFI, masukkan dalam tabu Senyawa Sejenis C Zidovudin BPFI [Timin] (C5H6N202
tentukur 100-ml, tambahkan 75 ml metanol P, sonikasi BM 126,12) tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
- 1328 -

Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. C adalah kadar Senyawa Sejenis C Zidovudin BPFI
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersfat pirogenik, dalam mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk adalah respons puncak senyawa sejenis C
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, zidovudin(timin) dari Larutan uji dan Larutan baku. Q
gunakan larutan dalam waktu 14 han. Simpan vial yang adalah jumiah dalam mg zidovudin dalam sejumlah
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. volume injeksi yang digunakan seperti tertera dalam
Penetapan kadar.
Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang Injeksi,
gelombang yang sama seperti pada Zidovudin BPFI.
Larutan uji (15 .tg per ml) dibuat dengan mencampur Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sejumlah volume injeksi setara dengan 20 mg zidovudin Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dan 50 ml campuran metanol P-air (75:25) dalam labu Kromatografi <931>.
tentukur 200-ml. Encerkan dengan campuran metanol P- Fase gerak, Larutan baku persediaan, Larutan baku
air (75:25) sampai tanda. Pipet 15 ml larutan mi ke persediaan senyawa sejenis C zidovudin dan Sistem
dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan /cromatografi Buat seperti tertera pada Penetapan kadar
canipuran metanol P-air (75:25) sampai tanda, dan dalam Zidovudin.
campur. Larutan ba/cu Pipet 10 ml Larutan ba/cu persediaan
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai dan 2,0 ml Larutan ba/cu persediaan senyawa sejenis C
dengan Larutan ba/cu seperti yang diperoleh pada zidovudin ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
Penetapan kadar. 25 ml air, campur dan encerkan dengan metanol P
sampai tanda.
Sterifitas <71> Memenuhi syarat lakukan penetapan Larutan uji Ukur saksaina sejumlah volume injeksi
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji setara dengan lebih kurang 25 mg zidovudin masukkan
Sterilitas dari produk yang diuji. ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan dan encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda.
pH <1071> Antara 3,5 dan 7,0; lakukan penetapan Prosedur Suntikkan secana terpisah sejumlah volume
menggunakan campuran sejumlah volume injeksi setara sama (lebih kurang 10 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
dengan 150 mg zidovudin dan 5 ml kalium kiorida ke dalam kromatografi, rekam kromatogram dan ukur
O,12M. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
zidovudin, C10H13N504, dalam jumlah volume injeksi
Endotoksin bakteri <201> Tidak iebih dari 1,0 unit yang digunakan dengan rumus:
Endotoksin FT per mg.

Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0%; Lakukan 1OOOCI!i


penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi r
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan ba/cu persediaan, Larutan ba/cu C adalah kadar Zidovudin BPFI dalam mg per ml
persediaan senyawa sejenis C zidovudin dan Sistem Larutan ba/cu; ru dan rs bertunut-turut adalah respons
kromatografi. Buat seperti tertera pada Penetapan kadar puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
dalam Zidovudin.
Larutan ba/cu Pipet 10 ml Larutan baku persediaan Wadah dan penyimpangan Dalam wadah tentutup
dan 1,0 ml Larutan baku pèrsediaan senyawa sejenis C rapat, tidak tembus cahaya.
zidovudin ke dalam iabu tentukur 100-ml tambabkan
25 ml air, campur, encerkan dengan metanol P sampai
tanda.
KAPSUL ZIDOVUDIN
Larutan uji Buat seperti tertera pada Larutan uji
dalam Penetapan kadar. Zidovudine Capsule
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Kapsul Zidovudin mengandung zidovudin C 10H13N504 ,
sama (lebih kurang 10 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
jumlah yang tentena pada etiket.
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg, senyawa
sejenis C zidovudin (timin) dalam volume injeksi yang
Baku pembanding Zidovudin BPFI, tidak boleh
digunakan dengan rumus:
dikeningkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung caiiaya. Simpan dalam lemani pendingin.
10001I Senyawa Sejenis C Zidovudin BPFI [Timin] (C51-16N202
Q rus BM 126,12) tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
-1329-

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Identifikasi Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera dalam
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan uji Kromatografl <931>.
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang Fase gerak, Larutan ba/cu persediaan dan Larutan
gelombang yang sama seperti pada Zidovudin BPFI. ba/cu persediaan senyawa sejenis C zidovudin. Buat
Larutan uji (15 j.tg per ml) dibuat dengan mencampur seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Zidovudin.
serbuk kapsul setara dengan 300 mg zidovudin dan Larutan ba/cu Pipet 10 ml Larutan ba/cu persediaan
50 ml campuran metanol P dan air (75:25) dalam labu dan 1 ml Larutan persediaan senyawa Se]enis C
tentukur 200-ml. Sonikasi selama 5 menit, encerkan zidovudin ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
dengan metanol P sampai tanda, dan campur. Biarkan 25 ml air, campur, encerkan dengan metanol P sampai
senyawa padat yang tidak larut mengendap, encerkan tanda.
caftan beningan seratus kali dengan campuran metanol P Larutan uji Timbang isi tidak kurang dari 20 kapsul.
dan air (75:25) dan campur. Timbang saksama sejumlah serbuk kapsul setara dengan
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai iebih kurang 100 mg zidovudin, masukkan ke dalam
dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada labu tentukur 1 00-ml. Larutkan dalam canipunan metanol
Penetapan kadar. P-air (75:25) sonikasi selama 20 menit dan encerkan
dengan campuran metanol P-air (75:25) salnpai tanda,
Disolusi<123 1> biarkan zat padat mengendap dan pipet 10 ml beningan
Media disolusi: 900 ml air. ke dalam labu tentukur 100-ml. Encerkan dengan
Alattipe2: 50 rpm. campuran metanol P dan aft (75:25) sampai tanda, dan
Waktu: 45 menit. saning. Buang 4 ml flitrat pertama.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 101113N5 04 Sistem /cromatografi Lakukan seperti tertera pada
yang terlarut seperti tertera pada Penetapan kadar, jika Kromatografi <931>. Kromatograf cain kinerja tinggi
perlu lakukan modifikasi. dilengkapi dengan detektor 265 run, kolom 25 cm x
Toleransi Dalam waktu 45 menit hanis larut tidak 4,0 mm berisi bahan pengisi Li dan kolom pelindung
kurang dan 75% (Q), zidovudin, C 1011 13 N504 dari jumlah 1,5 cm x 3,2 mm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih
yang tertera pada etiket. kunang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukur respons
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi
relatif senyawa sejenis C zidovudin dan zidovudin
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 3,0%; lakukan masing-masing 0,2 dan 1,0 resolusi, R antara puncak
pènetapan dengan cana Kromatografi cair kinerja tinggi zidovudin dansenyawa sejenis C zidovudin(timin) tidak
seperti tertera pada Kromatografi <931>. kurang dari 5,0; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
Fase gerak, Larutan baku persediaan, Larutan ba/cu simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
persediaan senyawa sejenis C zidovudin dan Sistem lebih dari 2,0%.
kromatografi Buat seperti tertera pada Penetapan kadar Prosedur Suntikkan secara tenpisah sejumlah volume
dalam Zidovudin. sama (lebih kurang 10 j.tl) Larutan ba/cu dan Larutan uji
Larutan baku Buat seperti tertera pada Larutan ba/cu ke dalam kromatognafi, rekam kromatogram dan ukur
dalam Penetapan kadar. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Larutan uji Buat seperti tertera pada Larutan uji zidovudin, C 10H13N504 dalam sebuk kapsul yang
dalam Penetapan kadar. digunakan dengan rumus:
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (iebih kurang 10 i.t1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
1000CIL
ke dalam knomatograf, rekam kromatogram dan ukur rs
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg, senyawa
sejenis C zidovudin (timin) dalam serbuk kapsul yang C adalah kadar Zidovudin BPFI dalam mg per ml
digunakan, dengan rumus: Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
l000IcirQ
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
C adaiah kadar Senyawa Sejenis C Zidovudin BPFJ
dalam mg per ml Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut
adaiah respons puncak senyawa sejenis C zidovudin LARUTAN ORAL ZIDOVUDIN
(timin) dari Larutan uji dan Larutan ba/cu; Q adalah Zidovudine Oral Solution
jumlah dalam mg zidovudin dalani serbuk kapsul yang
digunakan seperti tertera pada Penetapan kadar. Larutan Oral Zidovudin mengandung Zidovudin,
C1011 1 3N504, tidak kunang dari 90,0% dan tidak lebih dan
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
-1330-

Baku pembanding Zidovudin BPFI; tidak boleh dalam kromatografi, rekam kromatogram dan ukur
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan respons puncak. Hitting jumlah dalam mg senyawa
terlindung cahaya. Simpan dalam lemari pendingin. sejenis C Zidovudin (timin) dalam larutan oral yang
Senyawa Sejenis C Zidovudin BPFI; [Timin] (C5H6N202 digunakan, dengan rumus:
BM 126,12) tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
l0001..i.L-
Identifikasi
Q) r
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identflkasi
secara KromatograjI Lapis lipis<281>. C adalah kadar Senyawa Sejenis C Zidovudin BPFI
Fase gerak Campuran butil alkohol P-n-heplan F- dalam mg per ml Larutan ba/cu; ru dan r5 berturut-turut
aseton P-ammonium hidrok.ida P (40:30:30:1,0). adalah respons puncak senyawa sejenis C
Larutan baku Timbang saksama Zidovudin BPFI, buat zidovudin(timin) dari Larutan uji dan Larutan ba/cu. Q
larutan hingga kadar 5 mg per ml dalam campuran adalah jumlah dalam mg zidovudin dalam sejumlah
metanol P-air (75:25). volume larutan oral yang digunakan seperti yang
Larutan uji Timbang saksama zidovudin, buat larutan ditetapkan dalam Penetapan kadar.
hingga kadar 5 mg per ml zat dalam metanol P.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
5 tl Larutan uji dan Larutan ba/cu pada lempeng Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
kromatografi campuran silika gel dengan indikator Kromatografi pada <931>.
fluoresein setebal 0,25 mm dan mempunyai intensitas Fase gerak Buat cainpuran natrium asetat 0,040 M
optimal pada 254 nm. Biarkan hingga kering dan metanol P-as etronitril P-asam as etat glasial P
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang (900:90:10:2), saning dan awaudarakan. Jika perlu
telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
hingga lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. tertera pada Kromatografi <931>.
Angkat lempeng, tandal batas perambatan dan biarkan Larutan ba/cu persediaan Timbang saksama sejumlah
Fase gerak menguap. Amati lempeng di bawah sinar Zidovudin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase
ultraviolet panjang gelombang pendek: harga Rf bercak gerak hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per ml.
utama yang diperoleh dari larutan uji sesuai dengan yang Larutan ba/cu persediaan senyawa sejenis C zidovudin
diperoleh dari Larutan ba/cu. Timbang saksama lebih kurang 20 mg Senyawa
B.'Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Sejenis C Zidovudin BPFI, masukkan ke dalam labu
uji sesuai dengan Larutan ba/cu seperti yang diperoleh tentukur 200-ml tambahkan 150 ml Fare gerak, sonikasi
pada Penetapan kadar. selama 10 menit encerkan dengan Fare gerak sampai
tanda.
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Larutan ba/cu Pipet 10 ml Larutan ba/cu persediaan
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa dan 2 ml Larutan ba/cu persediaan senyawa sejenis C
dan tidak boleh mengandung Salmonella sp dan zidovudin ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
Escherichia coli. dengan Fare gerak sampai tanda, dan campur.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume larutan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Untuk oral setara dengan lebih kurang 100 mg zidovudin,
wadah dosis tunggal. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dengan Fare gerak sampai tanda. Pipet 5 ml
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. larutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
Untuk sediaan oral dosis ganda. dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera kepada
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,0: lakukan penetapan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
menggunakan campuran sejumlah volume larutan oral dilengkapi dengan detektor 240 nm dan koiom 12,5 cm x
setara dengan 150 mg zidovudin dan 5 ml Kalium 4,0 mm berisi bahan pengisi L.I. Laju alir lebih kurang
klorida 0,12 M(3:1). 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan ba/cu, rekam kromatogram dan ukun respons
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 3,0% lakukan puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi relatif senyawa sejenis C zidovudin(timin) dan
seperti tertera pada KromatograJI <931>. zidovudin masing-masing 0,12 dan 1,0, resolusi, R,
Fase gerak, Larutan ba/cu persediaan, Larutan ba/cu antara puncak zidovudin dan senyawa sejenis zidovudin
persediaan senyawa sejenis C zidovudin dan Sistem C (timin) tidak kunang dari 4,0, faktor ikutan tidak lebih
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
kadar. ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah sama Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
(lebih kurang 10 .tl ) Larutan ba/cu dan Larutan uji ke sama (iebih kurang 10 .ti) Larutan ba/cu dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
- 1331 -

respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
zidovudin, C 10111 3N504 dalam larutan oral yang Prosedur untuk keseragaman kandungan Lakukan
digunakan dengan rumus: penetapan dengan cara KromatograjI cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (4:1), saning
1000 CI.L dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
KromatograJI <931>.
C adalah kadar Zidovudin BPFJ dalam mg per ml Larutan ba/cu Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Larutan ba/cu; ru dan rs berturut-turut adalah respons kadar.
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Larutan uji Masukkan satu tablet dalam labu tentulcur
100-ml, tambabkan iebih kunang 20 ml air dan kocok
Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, menggunakan alat mekanik hingga tablet terdispresi.
tidak tembus cahaya. Tambahkan iebih kunang 30 ml metanol P dan sonikasi
selama 10 menit. Encerkan dengan air sampai tanda.
Pipet 4 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 100-ml dan
TABLET ZIDOVUDIN encerkan dengan air sampai tanda, dan saring sebagian
Zidovudine Tablet larutan melalui penyaning nilon yang sesuai, buang 2 ml
filtrat pertama.
Tablet Zidovudin mengandung zidovudin, C 10H1 3N504, Sistem kromatograJI Lakukan seperti tertera pada
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
jumiah yang tertera pada etiket. dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom 15 cm x
4,6 mm benisi bahan pengisi LI yang dideaktivasi
Baku pembanding Zidovudin BPFI; tidak boleh dengan basa. Laju alir lebih kunang 2,0 ml per menit.
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu, rekam
terlindung cahaya. Simpan dalam lemani pendingin. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Senyawa Sejenis B Zidovudin BPFI; [3'-kloro-3'- pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; dan
deoksitimidin] (C 10H13C1N204 BM 260,68) tidak boleh simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah lebih dari 2,0%.
tertutup rapat, terlindung cahaya. Senyawa Sejenis C Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Zidovudin BPFI;[Timin] (C5H6N202 BM 126,12) tidak sama (lebih kurang 10 p1) Larutan ba/cu dan Larutan uji
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
zidovudin, C10H13N504, dalam serbuk tablet yang
Identifikasi digunakan dengan rumus:
A. Spektrum serapan inframerah zat uji yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama 2500C1!iL
seperti pada Zidovudin BPFI. Zat uji dibuat dengan r
menggerus satu tablet dalam lumpang hingga tidak ada
serpihan besar tertinggal dan sisihkan selaput penyalut C adalah kadar Zidovudin BPFJ dalam Larutan ba/cu; ru
sehingga didapat sisa lebih kurang 5 mg serbuk tablet. dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai dan Larutan baku.
dengan Larutan ba/cu seperti yang diperoleh pada
Penetapan kadar. Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,5% cemaran dengan
waktu retensi relatif 0,17; cemaran lainnya masing-
Disolusi <1231> masing tidak lebih dari 0,2% dan total cemaran tidak
Media disolusi : 900 ml air lebih dari 2,0%.
Alattipe2: 50 rpm Fase gerak, Larutan ba/cu dan Sistem kromatografi
Waktu : 30 menit Lakukan seperti tertera pada Penetapan /cadar.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 10H 13N5 04 Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada
yang terlarut seperti tertera pada Penetapan kadar, Penetapan kadar.
menggunakan alikuot dibandingkan dengan Larutan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ba/cu Zidovudin BPFJ yang diketahui kadamya dalam yang sama (lebih kurang 20 .tI) Larutan ba/cu dan
media yang sama. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase
kurang dan 80% (Q), zidovudin, C 10H13N504 dari jumiah masing-masing cemaran dalam tablet, dengan numus:
yang tertera pada etiket.
-1332-

sejenis B zidovudin tidak kurang dari 2,5; faktor ikutan


1001 r, puncak zidovudin tidak lebih dari 2,0 dan simpangan
Fr baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dan
2,0%.
F adalah faktor respons puncak relatif senyawa sejenis C Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume
zidovudin dan puncak lainnya dengan nilai berturut-turut sama (lebih kurang 20 i.tl) Larutan baku dan Larutan uji
1,7 dan 1,0; r, adalah respons puncak cemaran pada ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Larutan uji dan rs adalah respons puncak zidovudin pada respons puncak utama. Hitung jumlah mg zidovudin,
Larutan baku. C10H13N5 04, dalam tiap tablet yang digunakan dengan
rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fare gerak Larutkan 3,0 g natrium asetat P dan 1,3 g )( ru
natrium 1-oktansulfonat P dalam 900 ml air.Tambahkan
90 ml metanol P dan 40 ml asetonitril P. Atur pH hingga C adalah kadan Zidovudin BPFI dalam mg per ml
5,3 dengan asam asetat glasial P, saring dan Larutan baku; N adalah jumlah tablet yang digunakan
awudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut dalam Larutan uji; rudan r5 berturut-turut adalah respons
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi puncak Larutan uji dan Larutan ba/cu.
<931>.
Larutan baku persediaan senyawa sejenis B Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
zidovudin Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis tidak tembus cahaya dan pada suhu ruang terkendali.
B Zidovudin BPFI, larutkan dalam metanol P. encerkan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol
P sehingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. ZINK KLORIDA
Larutan ba/cu persediaan senyawa sejenis C zidovudin Zinc Chloride
Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis C Zidovudin
BPFI, larutkan dalam metanol P dengan sonikasi selama Zink Kiorida [7646-85-7]
lebih kurang 15 menit, dan encerkan secara kuantitatif, ZnC12 BM 136,29
dan jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar
lebih kurang 0,2 mg per ml. Zink Kiorida mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
Larutan baku Timbang saksama lebih kunang 30 mg tidak lebih dari 100,5% ZnC1 2
Zidovudin BPFJ, masukkan ke dalam labu tentukur
250-ml, dan larutkan dalam 3,0 ml metanol P. Pemerian Serbuk hablur atau granul hablur; putih atau
Tambahkan 2,5 ml Larutan baku persediaan senyawa hampin putih. Dapat berupa massa seperti porselen atau
sejenis B zidovudin, 5,0 ml Larutan baku persediaan berbentuk silinder. Sangat mudah mencair. Larutan
senyawa sejenis C zidovudin, dan encerkan dengan air (1 dalam 10) bereaksi asam terhadap lakmus.
sampai tanda. Lanutan mi mengandung zidovudin,
senyawa sejenis B zidovudin, dan senyawa sejenis C Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
zidovudin dengan kadar berturut-turut lebih kurang 0,12; dalam etanol dan dalam gliserin. Larutan dalam air atau
0,001 dan 0,004 mg per ml. dalam etanol biasanya agak keruh, tetapi kekeruhan
Larutan uji Masukkan sejumlah tablet setara dengan hilang jika ditambahkan sedikit asam kiorida.
1500 mg zidovudin, ke dalam labu tentukur 500-ml.
Tambahkan lebih kurang 50 ml air, kocok secara Identifikasi Larutan menunjukkan reaksi Zink dan
mekanik, selama 30 menit sampai tablet terdispersi. Kiorida seperti tertera pada Uji Iden4fIkasi Umum <291>.
Tambahkan lebih kurang 150 ml metanol P dan sonikasi
selama 10 menit. Encerkan dengan air sampai tanda. Oksiklorida Larutkan 1,0 g zat dalam 20 ml air,
Pipet 4 ml ke dalam labu tentukur 100-ml, dan encerkan tambahkan 20 ml etanol P, dan campur Pada 10 ml
dengan air sampai tanda. Campur dan saring melalui larutan, tambahkan 0,30 ml asam kiorida 1,0 N: larutan
penyaning nilon yang sesuai, buang 2 ml filtrat pertama. menjadi jernih.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatograjl <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; larutkan 1,0 g zat
dilengkapi detektor 265 nm dan kolom 15 cm x 4,6 mm dalam 30 ml air: 20 ml lanutan mengandung sulfat tidak
berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih kurang 1,3 ml per lebih dari 0,20 ml asam sulfat 0,020 N.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu,
rekam knomatogram dan ukur respons puncak seperti Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 1,0% larutkan
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa 2,0 g zat dengan lebih kurang 150 ml air dalam labu
sejenis C zidovudin (Timin), zidovudin, dan senyawa tentukur 200-ml. Tambahkan sejumlah amonium
sejenis B zidovudin berturut-turut 0,17; 1,0; dan 1,2. sulfida LP hingga zink mengendap sempurna,
Resolusi, R, antara puncak zidovudin dan senyawa
- 1333 -

tambahkan air sampai tanda. Saring dengan penyaring Identifikasi


kering dan buang sejumlah volume filtrat pertama. Pada A. Jika dipanaskan dengan kuat, terjadi warna kuning
100 ml filtrat tambahkan 5 tetes asam sulfat P. uapkan yang akan hilang pada pendinginan.
hingga kering dan pijarkan: bobot sisa tidak lebih dan B. Larutan dalam asam kiorida 3 N sedikit berlebih,
10 mg. menunjukkan reaksi Zink seperti tertera pada Uji
IdentjfIkasi Umum <291>.
Garam amonium Pada 5 ml larutan (1 dalam 10)
tambahkan natrium hidroksida 1 N sampai endapan yang Kebasaan Campur 1,0 g zat dengan 10 ml air panas,
mula-mula terbentuk larut kembali, hangatkan larutan: tambalikan 2 tetesfenolfialein LP dan saning : jika terjadi
tidak terjadi bau amoniak. wama merah, diperlukan tidak lebih dari 0,30 ml asam
klorida 0,10 N untuk menghilangkannya.
Timbal <401> Tidak iebih dari 50 bpj; larutkan 500 mg
zat dalam 5 ml air dan pindahkan larutan dalam tabung Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
pembanding warna (A). Tambabkan 15 ml larutan pemijaran pada suhu 5000 hingga bobot tetap,
kalium sianida P (1 dalam 10). Campur dan biarkan menggunakan lebih kurang 2 g zat.
hingga larutan jemih. Masukkan 5 ml air ke dalam
tabung pembanding warna yang serupa (B), tambahkan Karbonat dan warna larutan Campun 2,0 g zat dengan
2,50 ml Larutan baku timbal seperti tertera pada Uji 10 ml air, tambahkan 30 ml asam sulfat 2 N, panaskan di
Batas Logam Berat <371> dan 15 ml larutan kalium atas tangas uap dengan pengadukan: tidak terjadi
sianida P (1 dalam 10). Pada masing-masing tabung (A gelembung gas, larutan jernih dan tidak berwarna.
dan B) tambahkan 0,1 ml natrium sulfat LP. Campur dan
biarkan selama 5 menit. Amati dengan latar belakang
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 6 bpj.
warna putih: larutan A tidak lebih gelap dari larutan B.
Besi dan logam berat lain Dinginkan 5 ml larutan yang
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
diperoleh pada penetapan Karbonat dan warna larutan,
Metode I Memenuhi syarat. dengan kalium besi(II) sianida LP dan dengan natrium
sulfida LP: terbentuk endapan putih.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
12 g zat, masukkan ke dalam tentukur 1000-ml, larutkan
Timbal <401> Tambahkan 2 g zat pada 20 ml air, aduk
dalam lebih kurang 500 ml air, tambahkan 12 g
baik-baik, tambahkan 5 ml asam asetat gasial P dan
amonium kiorida P, encerkan dengan air sampai tanda. hangatkan di atas tangas uap sampai larut, dengan
Pipet 25 ml larutan mi ke dalam gelas piala 400 ml,
penambahan 5 tetes kalium kromat LP: tidak terbentuk
tambahkan 100 ml air, 10 ml dapar amonium
kekeruhan atau endapan.
hidroksida-amonium kiorida LP dan 1 ml larutan hitam
eriokrom P (1 dalam 2000). Titrasi dengan dinatrium Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g
edetat 0,05 ML V sampai titik akhir berwarna biru tua. zat yang baru dipijarkan, tambahkan 2,5 g amonium
kiorida P, lanutkan dalam 50,0 ml asam sulfat 1 N LV,
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M jika penlu bantu dengan pemanasan lemah. Setelah larut
setara dengan 6,815 mg ZnC12 sempurna tambahkan jingga metil LP dan titrasi
kelebihan asam sulfat dengan natrium hidroksida
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 1NLV.

Tiap ml asam sulfat 1 N


ZINK OKSIDA setara dengan 40,69 mg AO
Zinc Oxide
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Zink Oksida [1314-13-2]
ZnO BM 81,38
ZINK SULFAT
Zink Oksida yang barn dipijarkan mengandung tidak Zinc Sulfate
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% ZnO.
ZnSO4 [7733-02-0] BM 161,44
Pemerian Serbuk amorf, sangat halus; putih atau putih ZnSO4.1120 BM 179,46
kekuningan; tidak berbau; larnbat laun menyerap karbon ZnSO4.71120 [7446-20-0] BM 287,54
dioksida dari udara.
Zink Sulfat mengandung satu atau tujuh molekul air
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut hidnat. Zink Sulfat monohidrat mengandung tidak kurang
dalam asam encer. dari 89,0% dan tidak lebih dari 90,4% ZnSO4, setara
dengan tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dan
-1334-

100,5% ZnSO 4.1120, dan zink suifat heptahidrat ZINK UNDESILENAT


mengandung tidak kurang dari 55,6% dan tidak iebih Zinc Undecylenate
dari 61,0% ZnSO4, setara dengan tidak kurang dan
99,0% dan tidak lebih dari 108,7% ZnSO 4.7H20,
1 cH2=cHcH2[cH21 6 cH2coo_1 Zn
Pemerian Habiur transparan atau jarum-janim kecil;
serbuk hablur atau butir; tidak berwarna; tidak berbau; Garam Zink dari asam 10-undesenoat [557-08-4]
larutan memberikan reaksi asam terhadap lakmus. C22H38 04Zn BM 431,92

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut Zink Undesilenat mengandung tidak kurang dari 98,0%
dalani gliserol; tidak larut dalam etanol. dan tidak lebih dari 102,0% C 22H3504Zn, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Identifikasi Larutan menunjukkan reaksi Zink dan
Sulfat, seperti tertera pada Uji Identj/Ikasi Umum <291>. Pemerian Serbuk halus; putih.
Keasamanan Larutan yang mengandung setara dengan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
28 mg ZnSO4 per ml, tidak berwarna merah muda etanol.
denganjingga metil LP.

Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 0,9%; larutkan Identifikasi
setara dengan 1,12 g ZnSO 4 dalam lebih kurang 150 ml A. Pada lebih kurang 5 g tambahkan 25 ml asam
air, masukkan ke dalam labu tentukur 200-mi. sulfat 2 N, tambahkan 20 ml air, lakukan ekstraksi dua
Tambahkan amonium sulfida LP secukupnya hingga kali, tiap kali dengan 25 ml eter P dalam corong pisah.
terbentuk endapan sempuma, encerkan dengan air Uapkan larutan eter hingga bau eter hilang. Tambahkan
sampai tanda. Campur dan saring melalui kertas saring kalium permanganat LP tetes demi tetes pada 1 ml
kering, buang sejumlah filtrat pertama. Pada 100 ml residu: warna permanganat hilang.
filtrat berikutnya, tambahkan beberapa tetes asam sulfat P. B. 3 ml larutan dari residu untuk Identj/Ikasi A
uapkan dalam cawan yang telah ditara hingga kering, memberikan reaksi seperti tertera pada Identfikasi B
pijarkan: bobot residu tidak lebih dari 5 mg. dalam Asam Undesilenat.
C. Lanutkan lebih kurang 100 mg zat dalam campuran
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 14 bpj; lakukan 10 ml air dan 1 ml amonium hidroksida P, tambahkan
penetapan menggunakan setara dengan 215 mg ZnSO 4 beberapa tetes natrium sulfida LP: terbentuk endapan
yang dilanutkan dalam 35 ml air. flokulen putih zink sulfida.

Timbal <401> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,25%;
penetapan menggunakan sejumlah zat setara dengan lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
250 mg ZnSO4 yang dilarutkan dalam 5 ml air,
masukkan ke dalam tabung pembanding warna A. Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 1,0%; didihkan
Tambahkan 10 ml lanutan kalium sianida P 10%, campur 1,50 g dengan campuran 50 ml air dan 10 ml asam
dan biarkan hingga jernih. Pada tabung pembanding kiorida P, saning selagi panas, cuci asam yang terpisah
warna yang lain (B) masukkan 5 ml air, tambahkan dengan lebih kurang 50 ml air panas. Kumpulkan filtrat
0,50 ml Larutan baku timbal (seperti tertera pada Uji dan air cucian, basakan dengan amonium hidroksida 6 N.
Batas Logam Berat <371> dan 10 ml larutan kalium tambahkan amonium suijIda LP sampai zink mengendap
sianida P 10%. Pada Masing-masing tabung tambahkan sempurna, encerkan dengan air sampai 200 ml, campur
0,1 ml natrium sulfida LP. Campur isi masing-masing dan sating. Pada 100 ml filtrat jemih tambahkan 0,5 ml
tabung, biarkan selama 5 menit, amati dengan arah tegak asam sulfat P. uapkan hingga kening dan pijarkan di atas
lurus tabung dengan dasar putih: warna larutan dalam api kecil hingga bobot tetap: bobot residu tidak lebih dan
tabung A tidak lebih gelap dari warna lanutan dalam 7,5 mg.
tabung B.
Penetapan kadar Timbang saksama Iebih kunang 1 g
Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah zat setara zat dan didihkan dengan 50,0 ml asam sulfat 0,1 N L
lebih kurang 170 mg ZnSO 4 larutkan dalam 100 ml air.
,
selama 10 menit atau lapisan asam undesilinat jernih,
Tambalikan 5 ml larutan dapar amonium hidroksida- jika penlu tambahkan air untuk menjaga volume agar
amonium kiorida LP dan 0,1 ml hitam eriokrom LP. tetap. Dinginkan dan pindahkan campuran dengan
Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 ML V hingga warna bantuan air ke dalam corong pisah 500 ml air, encerkan
biru taa. dengan air hingga lebih kurang 200 ml dan ekstraksi dua
kali, tiap kali dengan 100 ml n-heksan P, cuci kumpulan
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
heksan dengan air hingga cucian akhir memberikan
setara dengan 8,072 mg ZnSO4
reaksi netnal terhadap la/anus P. tambahkan air cucian ke
dalam lapisan air semula, uapkan di atas tangas uap
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
- 1335 -

sampai lebih kurang 100 ml. Dinginkan, tambah 3 tetes


jingga metil LP dan titrasi kelebihan asam sulfat dengan
natrium hidrokgida 0,1 N LV. Lakukan penetapan
blangko.

Tiap ml asam sulfat 0,1 N


setara dengan 21,60 mg C22H3804Zn

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.


L 1
-1339-

L AMPIRAN

BAKUPEMBANDJNGFARMAKOPEINDONFSIA41> Baku Pembanding Cemaran dapat berupa bahan tunggal


yang dimurnikan atau campuran lebih dari satu cemaran.
Baku Pembanding Farmakope Indonesia untuk Cara lain untuk mengendalikan cemaran adalah dengan
selanjutnya ditulis Baku Pembanding FT atau BPFI menyatakan kandungan cemaran pada bahan resmi
dibuat dan diedarkan di bawah wewenang Badan dalam sertifikat; menggunakan waktu retensi relatif
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, yang kromatografi dan faktor respons atau menyatakan nilai
masing-masing lotnya telah lobs dari seleksi dan teoritis seperti serapan jenis UV pada panjang
kesesuaian. Karakteristik kritis tiap lot dari spesimen gelombang tertentu. Nama senyawa baku pembanding
dipilih untuk pembuatan pembanding ditetapkan atas ditulis dalam nama umum dinyatakan dalam etiket dan
dasar hasil pengujian dan 3 (tiga) atau lebih sertifikat baku pembanding.
laboratorium secara independen.
BPFI adalah senyawa yang telah dikarakterisasi, seperti Bahan Pembanding Bersertifikat
obat tertentu (senyawa obat, produk biologik, eksipien, Bahan Pembanding Farmakopé Indonesia Bersertifikat
ceniaran, hasil urai, pereaksi dan juga termasuk baku adalali Baku Pembanding yang memiliki sertifikat nilai
pembanding untuk verifikasi kinerja). Jika disahkan karakteristik dengan ketidakpastian terkait dan
untuk digunakan sebagai baku pembanding pada ketertelusuran metrologi, yang sesuai dengan
pengujian kualitatif atau kuantitatif (sebagai bagian dan International Organization for Standardization (ISO)
monografi) pada Farmakope Indonesia, BPFI bersifat Guide 30-35. Penggunaan yang benar dari Bahan
resmi dan memiliki legalitas hukum di Indonesia. Pembanding Farmakope Indonesia Bersertifikat mi
Pemastian kesesuaian untuk pemakaian pada aplikasi menunjang ketertelusuran basil terhadap satuan Standar
lainnya ditentukan oleh pengguna. BPFI adalah baku Intemasional dan komparasi prosedur.
pembanding primer dalam wilayah hukum Republik
Indonesia, jika memungkinkan dikalibrasi atau Baku Pembanding Farmakope Indonesia untuk
dibandingkan terhadap baku pembanding internasional Produk Biologik
seperti disediakan oleh World Health Organization. Fanmakope Indonesia menyediakan Baku Pembanding
BPFI tidak digunakan untuk tujuan terapi. BPFI untuk produk biologi dan bahan tambahannya. Seperti
disediakan untuk tujuan metrobogi legal dan dapat tertera pada Unit Potensi (Produk Biologi) dalam
membantu memastikan perbandingan basil dan Ketentuan dan Persyaratan Umum, BPFI untuk produk
ketertelusuran terhadap Satuan Intemasional (SI), baik biologi dapat berbeda dalam satuan, defmisi, atau
disertifikasi atau tidak. standan lain yang diakui secara mtemasional. Baku
Pembanding Famiakope Indonesia dipersyanatkan dalam
JENIS BAKU PEMBANDING pengujian dan penetapan kadan pada Fanmakope
Indonesia.
Baku Pembanding untuk artikel Farmakope Indonesia
Baku Pembanding untuk artikel resmi dalam Farmakope Baku Uji Verifikasi Kinerja Farmakope Indonesia
Indonesia tersedia sebagai bahan murni atau campuran Baban mi digunakan untuk menganalisis atau untuk
bahan kimia seperti bahan obat atau eksipien tertentu. membantu penyesuaian operasi instrumen untuk
Penggunaan baban-bahan mi ditentukan dalam masing- memastikan babwa basil yang diperoleh akurat dan atau
masing monografi dan umumnya digunakan dalam presisi, atau memberikan hasil yang bisa diterima.
penetapan kadar danlatau uji identifikasi. Penggunaan Penggunaan Baku Pembanding mi secara umum
BPFI diluar ketentuan dalam monognafi adalah dijelaskan dalam bab uji umum dan informasi terkait.
tanggungjawab pengguna. Nilai karakteristik atau nilai
perhitungan BPFI dinyatakan pada sertifikat baku PENGGUNAAN BAKU PEMBANDING
pembanding. FARMAKOPE INDONESIA

Baku Pembanding Cemaran Penggunaan resmi Baku Pembanding Farmakope


Baku Pembanding untuk cemaran dapat berupa: Indonesia ditetapkan dalam monografi dan Ketentuan
• Cemaran organik yang terbentuk baik pada saat Umum Farmakope Indonesia, yaitu:
proses produksi maupun selama penyimpanan bahan • Penggunaan kuantitatif pada penetapan kadar dan
dan dapat termasuk bahan awal, bahan antana, zat aktif dan sediaan, uji batas, atau blangko dan
produk sampingan, pereaksi, katalisator, danlatau kontrol.
basil urai. • Penggunaan kualitatif (seperti uji identifikasi, uji
• Cemaran anorganik yang umumnya dihasilkan dan kesesuaian sistem, atau penanda puncak
proses sintesis; termasuk antara lain pereaksi, kromatografi).
katalisator, logam berat, dan garani anorganik. • Penggunaan metode kbusus (seperti baku verifikasi
• Sisa pelarut yang dapat berupa larutan organik atau kinerja, baku titik leleh, dan penghitung partikeb).
anorganik yang digunakan selama proses sintesis.
-1340-

PENGEMASAN Petunjuk penggunaan Baku Pembanding Farmakope


Indonesia meliputi sebagai berikut:
Jumlah bahan untuk masing-masing wadah Baku Gunakan langsung Tanpa perlakuan khusus atau
Pembanding Farrnakope Indonesia tergantung dan koreksi untuk penguapan.
penggunaan yang sesuai dan secara umum cukup untuk Keringkan sebelum digunakan Gunakan segera
beberapa kali pengulangan. Beberapa baku (khususnya setelah pengeringan pada kondisi yang ditentukan.
bahan dengan persyaratan penanganan khusus atau Pengeringan tidak boleh dilakukan pada wadah
bahan yang tersedia hanya dalam jumlah sedikit) aslinya. Sebagian bahan harus dipindahkan ke dalam
tersedia dalam wadah satuan tunggal. Wadah satuan wadah pengering.
tunggal tersebut umumnya diliofihisasi, dan Tetapkan kadar air secara titritnetri pada saat a/can
kandungannya diberi etiket dalam massa dan satuan digunakan Lakukan koreksi kadar air atau susut
aktivitas per wadah pada sertifikat pengujian. Jika diberi pengeringan yang ditetapkan pada sebagian bahan.
etiket demikian, kandungan wadah tersebut harus Penetapan kadar air secara titrimetri dilakukan
direkonstitusi seluruhnya tanpa penimbangan. Petunjuk dengan cara Metode I seperti tertera pada Penetapan
rekonstitusi diberikan pada sertifikat pengujian atau Kadar Air <1031>. Penetapan kadan air dapat juga
dalam monografi baku tersebut. dilakukan dengan metode instrumen atau
mikróanalitik. Jika menggunakan sejumlah tertentu
SERTIFIKAT PENGUJIAN (lebih kurang 50 mg Baku Pembanding), titrasi
dengan pereaksi yang diencerkan empat kali. Jika
Sertifikat pengujian berisi seluruh informasi yang dipersyanatkan penetapan susut pengeringan dan
diperlukan untuk penyimpanan dan pemakaian Baku Baku Pembanding Farmakope Indonesia, maka
Pembanding Farmakope Indonesia yang benar sesuai gunakan prosedur sesuai yang tertera pada sertifikat
monografi. Informasi termasuk petunjuk penggunaan, pengujian. Jumlah eontoh yang Iebih kecil dan
peringatan keamanan, informasi persyaratan untuk persyaratan yang tertera pada Susut Pengeringan
senyawa terkendali, dan nilai karakteristik atau nilai <1121> dapat digunakan untuk Baku Pembanding
perhitungan baku dengan pemakaian kuantitatif. Kecuali Farmakope Indonesia jika pengguna dapat
dinyatakan lain dalam prosedur pada monografi atau memperoleh hasil yang akurat.
Ketentuan Umum, Baku Pembanding Farmakope Jika path sertifikat pengujian dipersyaratkan
Indonesia harus digunakan sesuai dengan petunjuk pada pengeringan atau koreksi terhadap penguapan, harus
sertifikat pengujian Baku Pembanding. dilakukan pada saat akan digunakan. Perlakuan lebih
Walaupon Baku Pembanding Farmakope Indonesia lanjut harus dikendalikan oleh prosedur operasional
mengalami pengujian ulang untuk menentukan pengguna dan Cana Berlaboratorium yang Baik.
kesesuaian lanjutan penggunaan, Baku Pembanding
Farmakope Indonesia tidak mencantumkan waktu PENYIMPANAN
kedaluwarsa pada etiket.
Baku Pembanding Farmakope Indonesia harus disimpan
PENANDAAN dalam wadah yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia
(misalnya vial yang kedap udara atau vial yang dikemas
Tulisan pada etiket berisi informasi nama baku dalarn kantong tertutup kedap udara). Jika ditentukan
pembanding, nomor kontrol, massa, nama dan alamat penyimpanan khusus, maka hams mengikuti petunjuk
produsen. pada sertifikat pengujian. Vial yang belum dibuka harus
disimpan sesuai dengan petunjuk pada sertifikat
PEMAKAIAN pengujian. Pengguna harus memastikan bahwa isi dan
vial yang sudah dibuka masih sesuai untuk digunakan
Banyak pengujian dan penetapan kadar di Farmakope dan memenuhi nilai yang tertera, dan informasi
berdasarkan perbandingan antara zat uji dengan Baku ketidakpastian masih dalam rentang yang dapat diterima.
Pembanding Farmakope Indonesia. Pada pengujian
tersebut, pengukuran dilakukan terhadap sediaan zat uji
dan baku. Jika ditentukan bahwa larutan baku atau PERALATAN VOLUMETRIK <21>
preparasi baku disiapkan untuk pengujian kuantitatif
dengan pengenceran secara bertahap atau cara lain, maka Sebagian besar peralatan volumetrik yang digunakan
baku pembanding harus ditimbang saksama seperti dalam Fanmakope Indonesia Edisi V adalah peralatan
tertera pada Timbangan dan Anak timbangan <41> dan yang dikalibrasi pada suhu 20°, walaupun pada umurnya
Peralatan Volumetrik <21>. Perhitungan juga harus saat penggunaan alat tersebut di laboratorium suhu lebih
mencanturnkan kemungkinan kesalahan dan mendekati 25°, yaitu suhu yang umum digunakan untuk
penimbangan massa dalam jumlah sedikit seperti tertera pengujian dan penetapan kadar menurut Farmakope.
pada Penyesuaian Larutan dalam Ketentuan Umum.
Ketidaksesuaian mi tidak berarti, apabila suhu ruang tetap.
Baku Pembanding wadah satuan tunggal seperti tersebut
di atas adalah pengecualian.
- 1341 -

Penggunaan Untuk memperoleh derajat ketelitian yang Buret


diinginkan dalam penetapan kadar menurut Farmakope,
termasuk diantaranya pengukuran secara volumetri dan Volume yang 10
dinyatakan (ml) 25 50
pemyataan bahwa suatu pengukuran harus "diukur (tipe mikro)
secara seksama", alat hanis dipilih clan digunakan Batas kesalahan 0,10 0,10
0,02
dengan hati-hati. Ukuran buret hams sedemikian hingga (ml)
volume titran tidak kurang dan 30% volume nominal. Batas
0,02 0,03 0,05
Bila volume titran yang diukur kurang dari 10 ml, kesalahan (%) __________ __________
umumnya diperlukan buret 10 ml atau mikroburet.
Rancangan alat volumetrik merupakan faktor penting
dalam menjamin kesaksamaan. Misalnya panjang skala TERMOMETER <31>
dari gelas ukur hams tidak kurang dari 5 kali diameter
dalam; ujung buret dan pipet hams membatasi laju aliran Alat pembacaan suhu yang sesuai untuk uji
agar tidak lebih dari 500 jil per detik. Farmakope, memenuhi spesifikasi yang tertelusur
terhadap standar nasional. Alat pembacaan suhu dapat
Standar kesaksamaan Toleransi kapasitas untuk labu berupa tipe cairan dalam kaca atau suatu jenis indikator
tentukur, pipet volume dan buret hams sesuai dengan suhu digital atau analognya, seperti alat resistensi suhu,
yang tertera pada tabel. termister, atau termokopel.
Toleransi kapasitas untuk pengukuran pipet ukur Suatu indikator suhu digital atau analognya terdiri dan
sampai dengan kapasitas 10 ml agak lebih besar dan "probe" suhu yang merupakan tempat sensor. "Probe"
pipet volume dengan ukuran yang setara yaitu berturut- suhu dihubungkan dengan suatu alat ukur yang mampu
turut 10 .tl, 20 p1 dan 30 il untuk ukuran 2 ml, 5 ml dan menerjemahkan sinyal dalam ohm atau milivolt menjadi
10 ml. pembacaan suhu. Bagian "probe" suhu dari indikator
Pipet volume dan pipet ukiir yang dikalibrasi sebagai suhu digital atau analognya yang direndam dalam media
pemindah (td), hams dialirkan dalam posisi tegak lurus yang suhunya diukur hams dibuat dari bahan yang inert.
dan disentuhkan pada dindinglabu penampung untuk Standardisasi indikator suhu digital dan analognya
mengeluarkan sisa pada ujung pipet. Pembacaan volume dilakukan pada suhu standar yang tertelusur terhadap
pada buret hams dapat diperkirakan hingga mendekati standar nasional, dengan frekuensi pengujian yang
0,01 ml untuk buret 25 ml dan 50 ml dan hingga ditetapkan. Dalam pemilihan alat pembacaan suhu, perlu
mendekati 0,005 ml untuk buret 5 ml dan 10 ml. Pipet dipertimbangkan dengan hati-hati kondisi penggunaan.
yang dikalibrasi secara khusus (tc) umunya digunakan Termometer cair dalam kaca dapat distandandisasi
untuk pengukuran cairan kental seperti sirup, dalam hal dengan pencelupan total, pencelupan sebagian atau
demikian labu tentukur dapat dipakai sebagal pengganti pencelupan keseluruhan. Sepanjang dapat dilaksanakan,
pipet tersebut, untuk itu pipet atau labu tentijkur hams setiap termometer hams digunakan sesuai dengan
dibilas sampai bersih dan bilasan ditambahkan pada kondisi pencelupan seperti pada saat distandardisasi.
bagian cair yang diukur. Standardisasi tenmometer dilakukan pada frekuensi
Labu tentukur pengujian yang ditetapkan dengan suhu standar yang
tertelusur terhadap standan nasional. Mengacu pada
Volume standar El yang terkini. Standardisasi termometer cair
yang dalam kaca untuk pencelupan total, meliputi pencelupan
10 25 50 100 250 500 1000
dinyatakan termometer sampai bagian atas kolom cairan dengan sisa
(ml) batang termometer dan bagian atas dari ruang ekspansi
Batas dibiarkan pada suhu ruang. Standandisasi untuk
kesalahan 0,02 0,03 0,05 0,08 0,12 0,15 0,30 pencelupan sebagian, meliputi pencelupan termometer
(ml)
hingga batas ganis celup yang ditandai dengan goresan
Batas
kesalahan 0,20 0,12 0,10 0,08 0,05 0,04 0,03 pada bagian depan termometer dan menyisakan batang
(%) termometer yang dibiarkan pada suhu ruang.
Standardisasi untuk pencelupan keselunuhan, meliputi
Pipet volume pencelupan seluruh termometer, tidak ada bagian batang
termometer yang dibiarkan berhubungan dengan suhu
Volume ruang. Untuk penggunaan pada kondisi pencelupan lain,
yang diperlukan koreksi terhadap batang yang tidak tencelup
1 2 5 10 25 50 100
dinyatakan
(ml)
hingga diperoleh pembacaan suhu yang benar.
Batas Pada pemilihan termometer, penting untuk
kesalahan 0,006 0,006 0,01 0,02 0,03 0,05 0,08 dipertimbangkan dengan hati-hati, mengenai kondisi
(ml) pada saat digunakan. Tabel yang disertakan pada bagian
Batas mi menunjukkan spesifikasi sejumlah termometer yang
kesalahan 0,60 0,30 0,20 0,20 0,12 0,10 0,08 sesuai untuk uji Farmakope, tenmasuk angka-angka batas
(%)
- 1342-

atas dan batas bawah rentang suhu yang tercantum harus dilakukan dengan menggunakan alat timbangan
dalam Tabel. yang ketidakpastian pengukurannya (kesalahan acak
ditambah dengan kesalahan sistematik) tidak lebih dan
Spesifikasi Termometer 0,1% pembacaan. Misalnya, ditimbang sejumlah 50 mg,
maka kesalahan mutlak tidak lebih dari 50 .tg.
Seri Rentang Suhu Pembagian Pencelupan Ketidakpastian pengukuran memenuhi syarat jika pada
No (°C) Skala (°C) (mm) penimbangan ulang tidak kurang dari 10 kali, tiga kali
nilai simpangan baku dibagi dengan jumlah yang
Termometer untuk Pemakaian Umum termasuk ditimbang tidak lebih dari 0,001. Kecuali dinyatakan
Penetapan Jarak Lebur lain, untuk uji batas secara titrimetri, penimbangan hams
memungkinkan diperolehnya angka signifikan dan
1C -20 sampai 150 1 76 bobot analit setara dengan angka signifikan dari kadar
2C -5 sampai 300 1 76 titran.
3C -5 sampai 400 1 76 Penggolongan kelas benikut mi dibuat berdasarkan
peningkatan toleransi:
Termometer untuk Penetapan Jarak Didih atau Anak timbangan kelas 1 adalah anak timbangan yang
Jarak Destilasi atau Penetapan Suhu digunakan untuk kalibrasi pada timbangan berkapasitas
rendah dengan kepekaan tinggi. Tersedia dengan satuan
37C -2 sampai 52 0,2 100 yang bervariasi dari I mg sampai 500 mg. Toleransi
38C 24 sampai 78 0,2 100 untuk setiap satuan dalam kelas mi adalah 5 ji g.
39C 48 sampai 102 0,2 100 Dianjurkan untuk mengkalibrasi timbangan yang
40C 72 sampai 152 0,2 100 menggunakan metode optik atau elektnik untuk
41C 98 sampai 152 0,2 100 penimbangan dengan saksama sejumlah zat di bawah
102C 123 sampai 177 0,2 100 20 mg.
103C 148sampai202 0,2 100 Anak timbangan kelas 1 adalah anak timbangan
104C 173 sampai 227 0,2 100 dengan ketelitian tinggi yang digunakan untuk kalibrasi.
105C 198 sampai 252 0,2 100 Dapat digunalan untuk menimbang saksama sejumlah
106C 223 sampai 277 0,2 100 zat di bawãh 20 mg (untuk anak timbangan 10 g atau
107C 248 sampai 302 0,2 100 kurang, persyaratan kelas 1 memenuhi kelas M seperti
tertera pada Tabel).
Termometer untuk Penetapan Jarak Beku atau Anak timbangan kelas 2 adalah anak timbangan yang
Penetapan Suhu digunakan sebagai baku kenja untuk kalibrasi, terpasang
pada timbangan analitik dan anak timbangan
89C -20 sampai 10 0,1 76 laboratonium untuk analisis rutin (Persyaratan kelas 2
90C 0 sampai 30 0,1 76 memenuhi kelas S seperti tertera pada Tabel).
91C 20sampai 50 0,1 76 Anak timbangan kelas 3 dan 4 adalah anak timbangan
92C 40 sampai 70 0,1 76 yang digunakan pada timbangan laboratonium dengan
93C 60 sampai 90 0,1 76 ketelitian sedang (Pensyaratan kelas 3 memenuhi kelas
94C 80sampai 110 0,1 76 S-i; pensyaratan kelas 4 memenuhi kelas P seperti tertera
95C 100 sampai 130 0,1 76 pada Tabel).
96C 120 sampai 150 0,1 76 Kelas anak timbangan dipilih sehingga toleransi bobot
yang digunakan tidak lebih dari 0,1% dari jumlah yang
ditimbang. Umumnya kelas 2 dapat digunakan untuk
TIMBANGAN DAN ANAK TIMBANGAN <41> jumlah lebth besar dari 20 mg, kelas 3 untuk jumlah
lebih besar dari 50 mg dan kelas 4 untuk jumlah lebih
Pada pengujian dan penetapan kadar menurut besandari 100 mg.
Farmakope diperlukan penggunaan tinibangan yang Timbangan hams dikalibrasi secara berkala, sebaiknya
beragam dalam kapasitas, kepekaan dan reprodusibilitas. terhadap anak timbangan baku mutlak.
Kecuali dinyatakan lain, jika zat dinyatakan "timbang
saksama" untuk penetapan kadar, maka penimbangan
- 1343 -

Toleransi untuk anak timbangan barn dalam set

Kelas M Kelas S Kelas S-i Kelas P


Satuan Masing-masing Kelompok Masing-masing Kelompok Masing-tnasing Kelompok
(g) (j.tg) (j.tg) (tg)
100 500 250 1000 2000
50 250 120 600 1200
30 150 74 154 450 900
20 100 74 154 350 700
10 50 74 154 250 500

5 34 65 54 105 180 360


3 34 65 54 105 150 300
2 34 65 54 105 130 260
1 34 65 54 105 100 200

500 5,4 10,5 25 55 80 160


300 5,4 10,5 25 55 70 140
200 5,4 10,5 25 55 60 120
100 5,4 10,5 25 55 50 100

50 5,4 10,5 14 34 42 85
30 5,4 10,5 14 34 38 75
20 5,4 10,5 14 34 35 70
10 5,4 10,5 14 34 30 60

5 5,4 10,5 14 34 28 55
3 5,4 10,5 14 34 26 52
2 5,4 10,5 14 34 25 50
1 5,4 10,5 14 34 25 50
Catatan Tidak lebih dari sepertiga anak timbangan kelas S-I mempunyai kesalahan lebih dari setengah toleransi yang
tertera pada tabel

tiM BATAS MIKROBA<51> Prosedur Umum

A. UJI ENUMERASI MIKROBA Pengujian dilakukan pada kondisi aseptik sebagai


tindakan pencegahan untuk menghindari kontaminasi
Pendahuluan mikroba dari luar produk, tetapi tidak mempengaruhi
mikroba yang diuji.
Bab mi menjelaskan tentang pengujian kuantitatif Jika produk mempunyai aktifitas antimilcroba sebelum
untuk bakteri mesofil dan kapang yang dapat tumbuh diuji lakukan netralisasi menggunakan inaktivator yang
pada kondisi aerob. telah dibuktikan tidak toksik terhadap mikroba yang diuji.
Pengujian mi dirancang untuk menentukan suatu
bahan atau sediaan memenuhi spesifikasi mutu secara Metode Pengh,itungan
mikrobiologi yang telah ditetapkan, termasuk jumlah
sampel yang akan digunakan dan interpretasi basil uji. Pengujian dilakukan dengan metode Penyaringan
Metode mi tidak dapat diaplikasikan untuk produk Membran atau salah satu Metode Angka Lempeng yang
yang mengandung mikroba viabel sebagai bahan aktif. sesuai. Metode lain adalah Angka Paling Mungkin
Prosedur mikrobiologi lain termasuk metode (APM) yang umum digunakan untuk produk dengan
otomatisasi dapat digunakan setelah dibuktikan tingkat kontaminasi rendah.
kesetaraannya dengan metode farmakope. Pemilihan metode pengujian berdasarkan beberapa
faktor antara lain jenis produk yang diuji, persyaratan
yang ditentukan dan ukuran sampel yang memadai untuk
memperkirakan kesesuaian secara spesifik. Kesesuaian
metode yang dipilih harus ditetapkan.
-1344-

Metode Penghitungan disimpan pada 2° - 8°. Setelah dipilih untuk menyiapkan


suspensi segar sel vegetatif A.brasiliensis atau
Pengujian dilakukan dengan metode Penyaringan B.subtilis, siapkan suspensi spora yang stabil dan
Membran atau salah satu Metode Angka Lempeng yang gunakan untuk inokulum dalam pengujian dengan
sesuai. Metode lain adalah Angka Paling Mungkin (APM) volume yang sesuai. Suspensi spora yang stabil
yang umum digunakan üntuk produk dengan tingkat dipelihara pada 2° - 8° untuk jangka waktu yang
kontaminasi rendah. tervalidasi.
Pemilihan metode pengujian berdasarkan beberapa
faktor antara lain jenis produk yang diuji, persyaratan Kontrol Negatif
yang clitentukan dan ukuran sampel yang memadai untuk
memperkirakan kesesuaian secara spesifik. Kesesuaian Untuk membuktikan kesesuaian kondisi pengujian,
metode yang dipilih harus ditetapkan. kontrol negatif dilakukan menggunakan pengencer yang
sesuai seperti pada penyiapan larutan uji. Tidak boleh
UJI FERTILITAS, KESESUAIAN METODE terjadi pertumbuhan mikroba. Kontrol negatif dilakukan
PENGHITUNGAN DAN KONTROL NEGATIF pada saat pengujian seperti tertera pada Pengujian
Sediaan. Kegagalan kontrol negatif memerlukan
Ketentuan Umum investigasi.

Kemampuan metode untuk mendeteksi mikroba pada Fertilitas Media


produk harus ditetapkan.
Jika terjadi perubahan kinerja pengujian pada produk Uji setiap bets media jadi dan setiap bets media yang
yang mempengaruhi hasil uji, maka harus dilakukan dibuat dari media kering atau dari bahan yang tertera
verifikasi terhadap kesesuaian metode. pada formula.
Inokulasi sejumlah kecil mikroba (tidak Iebih dan
Penyiapan Galur Mikroba Uji 100 koloni per plate) ke dalam Soybean-Casein Digest
Broth, Soybean-Casein Digest Agar dan Sabouraud
Gunakan suspensi mikroba uji terstandar yang stabil. Dextrose Agar seperti tertera pada Tabel 1. Inkubasi
Galur mikroba uji dipelihara dengan Teknik Biakan Lot sesuai dengan kondisi yang tertera pada Tabel 1.
Benih tidak lebih dari 5 pasase dari master lot benih Untuk media padat, pertumbuhan yang diperoleh
ash. Biakkan tiap galur bakteri dan kapang uji secara tidak boleh berbeda dua kali dari nilai hitung inokulum
terpisah seperti tertera pada Tabel 1. standar. Pertumbuhan mikroba dan hasil uji fertilitas
Untuk membuat suspensi mikroba uji gunakan Dapar pada inokulum yang dibuat segar harus sebanding
Natrium Kiorida-Pepton pH 7,0 atau Dapar fosfat pH dengan bets sebelumnya. Media cair dapat digunakan
7,2; untuk memisahkan spora Aspergillus brasiliensis jika pertumbuhan mikroba uji terlihat jelas dan
tambahkan polisorbat 80 P 0,05% pada dapar. Gunakan sebanding dengan inokulum yang telah sesuai dengan
dapar dalam waktu 2 jam atau dalam 24 jam jika hasil uji fertilitas bets media sebelumnya.

Tabel 1.
Penyiapan dan Penggunaan Mikroba Vii
Kesesuaian Metode Penghitungan
Fertilitas
dalam Sediaan
Penghitungan Penghitungan Angka Lempeng
Penylapan Angka Kapang
Mikroba Uji Total Mikroba Total Kapang Total Mikroba
Galur Up dan Khamir
Aerob dan Khamir Aerob
Staphylococcus Soybean-Casein Soybean-Casein Soybean-Casein
aureus ATCC Digest Agar atau Digest Agar atau Digest
6538, NUMB Soybean- Casein Soybean- Casein Agar/APMSoybean
9518, CIP 4.83, Digest Broth, Digest Broth -Casein Digest
atau NBRC 30-35°, <100 koloni, Broth
13276 18-24 jam 30-35°, 100koloni,
3 han 30-35°,
3 han
Pseudomonas Soybean-Casein Soybean-Casein Soybean-Casein
aeruginosa Digest Agar atau Digest Agar atau Digest Agar/APM
ATCC 9027, Soybean- Casein Soybean- Casein Soybean-Casein
NCIMB 8626, Digest Broth, Digest Broth, Digest Broth,
CIP 82.118 atau 30-35°, 100 koloni 100 koloni,
NBRC 13275 18-24 jam 30-35°, 30-35°,
3hari 3hari
- 1345 -

Bacillus subtilis Soybean-Casein Soybean-Casein Soybean-Casein


ATCC 6633, Digest Agar atau Digest Agar atau Digest Agar/APM
NCIMB 8054, Soybean- Casein Soybean- Casein Soybean-Casein
CIP 52.62 atau Digest Broth, Digest Broth Digest Broth
NBRC 3134 30-35°, 100ko1oni, 100ko1oni,
18-24 jam 30-35°, 30-35°,
3hari 3hari
Candida albicans Sabouraud Soybean-Casein Sabouraud Soybean-Casein Sabouraud
ATCC 10231, Dextrose Agar Digest Agar Dextrose Agar Digest Agar Dextrose Agar
NCPF 3179, IP atau Sabouraud 100 koloni, 100 koloni, 100 koloni, 100 koloni,
48.72 atau NBRC Dextrose Broth, 30-35°, 20-25°, 3035 0 ,
20-25°,
1594 20-25°, < 5hari 5hari 5hari 5hari
2-3 han APM: tidak ada
Aspergillus Sabouraud Soybean-Casein Sabouraud Soybean-Casein Sabouraud
brasiliensis Dextrose Agar Digest Agar, Dextrose Agar, Digest Agar, Dextrose Agar,
ATCC 16404, atau Potato- 100 koloni, S100 koloni, 100 koloni, 100 koloni,
IMI 149007, IP Dextrose Agar 30-35°C 20-25°, 30-35°C, 20-25 0,

1431.83 atau 20-25°, 5hari 5hari 5hari 5hari


NBRC 9455 5-7 han, atau APM: tidak ada
hingga diperoleh
sporulasi yang
baik

Kesesnaian Metode Peaghitungan Mikroba Aduk perlahan-lahan dan jika perlu pertahankan suhu
dalam Sediaan dengan waktu sesingkat mungkin untuk pembentukan
emulsi. Lakukan pengenceran bertingkat dengan
PENYIAPAN SAMPEL pengencer yang sesuai mengandung surfaktan Polisorbat
80 P dengan kadar sesuai atau surfaktan non-inhibitor
Metode penyiapan sampel disesuaikan dengan sifat lain steril.
fisik sediaan yang diuji. Jika dengan prosedur yang Cairan atau Padatan dalam bentuk Aerosol
diuraikan di bawah mi tidak ada yang memuaskan maka Pindahkan seluruh isi sediaan dengan cara aseptiK
harus dikembangkan prosedur lain yang sesuai. dalam penyaning membrane atau wadah steril yang
Sediaan Larut Air Larutkan atau encerkan sediaan sesuai untuk pengambilan sampel. Gunakan seluruh isi
yang akan diuji (biasanya 1 dalam 10) dalam Larutan atau sejumlah tertentu sediaan dari tiap wadah yang
Dapar Natrium Kiorida-Pepton pH 7,0, atau Larutan diuji.
Dapar FosfatpH 7,2, atau Soybean-Casein Digest Broth "Transdermal Patches" Lepaskan lapisan, letakkan
bila perlu atur pH hingga 6 - 8. Jika perlu encerkan bagian berperekat menghadap ke atas pada lempeng
dengan pelarut yang sama. kaca steril atau baki plastik. Agar tidak saling menempel
Sediaan Bukan Lemak yang Tidak Larut dalam tutup permukaan berperekat dengan bahan berpori steril
Air Suspensikan atau encerkan sediaan yang akan diuji yang sesuai (misal kasa steril), kemudian pindahkan
(biasanya 1 dalam 10) dalam Larutan Dapar Natrium lembaran transdermal dalam wadah berisi pengencer
Kiorida-Pepton pH 7, 0, atau Larutan Dapar Fosfat pH yang mengandung polisorbat 80 P atau lesitin dengan
7,2, atau Soybean-Casein Digest Broth. Dapat volume yang sesuai. Kocok kuat selama tidak kurang
ditambahkan surfaktan seperti Polisorbat 80 1 g per L dari 30 menit.
untuk membantu mensuspensikan bahan yang sulit
dibasahi, jika perlu atur pH hingga 6 - 8. Jika perlu INOKULASI DAN PENGENCERAN
encerkan dengan pelarut yang sama.
Sediaan Berlemak Larutkan atau encerkan sediaan Tambabkan suspensi mikroba uji pada sampel dan
yang akan diuji dalam isopropil miristat steril yang suspensi kontrol (pengencer tanpa sampel) seperti tertera
disterilkan dengan cara penyaringan atau campurkan di atas, untuk mendapatkan inokulum dengan jumlah
sediaan yang akan diuji dengan sesedikit mungkin tidak lebih dan 100 koloni. Volume suspensi inokulum
surfaktan Polisorbat 80 steril atau surfaktan non- tidak lebih dan 1% dari volume sediaan yang
inhibitor lain steril, jika perlu hangatkan dalam tangas diencerkan.
air pada suhu tidak lebih dan 400 atau pada kasus Untuk menunjukkan perolehan kembali mikroba uji
tertentu tidak lebih dan 450 Aduk perlahan-lahan dan yang dapat ditenima dari sediaan, faktor pengenceran
jika perlu pertahankan suhu dalam tangas air. terendah dari sampel yang disiapkan hanus digunakan
Tambahkan secukupnya pengencer yang telah untuk pengujian. Jika hal tersebut tidak memungkinkan
dihangatkan hingga diperoleh pengenceran 1 dalam 10. karena adanya aktifitas antimikroba atau kelanutan
-1346-

sediaan yang rendah, perlu dikembangkan protokol uji Jika tidak dapat ditemukan metode netralisasi yang
yang sesuai. Jika sifat penghambatan pertumbuhan dan sesuai, dapat diartikan bahwa kegagalan isolasi mikroba
sampel tidak dapat dihindari, maka jumlah total suspensi yang diinokulasikan disebabkan oleh aktivitas
mikroba uji mungkin harus ditambah setelah proses antimikroba dari sediaan. Hal mi menunjukkan bahwa
netralisasi dengan pengenceran atau penyaringan. sediaan tidak terkontaminasi mikroba uji. Ulangi
pengujian dengan pengenceran yang Iebih tinggi yang
NETRALISASLIPENGHILANGAN sesuai dengan pentumbuhan mikroba uji dan kriteria
AKTIFITAS ANTIMIKROBA penerimaan khusus.

Jumlah perolehan kembali mikroba uji dari sampel PEROLEHAN KEMBALI MIKROBA UJI
yang disuspensikan seperti tertera pada Inokulasi dan DALAM SEDIAAN
Pengenceran, diinkubasi mengikuti prosedur yang
tertera pada Perolehan kembali mikroba uji dalam Untuk tiap mikroba yang terdaftar, lakukan uji
sediaan, dibandingkan dengan jumlah mikroba uji yang terpisah. Hanya mikroba yang ditambahkan yang
diperoleh kembali dari suspensi kontrol. dihitung.
Jika pertumbuhan terliambat (dengan faktor reduksi Penyaringan Membran Gunakan penyaning
lebih besar dan 2), maka lakukan perubahan prosedun membran dengan porositas tidak lebih dari 0,45 inn.
untuk penghitungan khusps untuk meyakinkan validitas Jenis bahan penyaning dipilih sedemikian rupa sehingga
hasil. Beberapa contoh perubahan prosedur yaitu dengan: kemampuan menahan bakteri tidak dipengaruhi oleh
(1) Penambahan jumlah volume pengencer atau kandungan sampel uji. Gunakan satu jenis membran
media biakan; penyaning untuk tiap mikroba uji.
(2) Penambahan larutan penetral khusus atau umum Pindahkan sejumlah suspensi sampel yang disiapkan
path pengencer; seperti tertera path Penyiapan Sampel, Inoiwlasi dan
(3) Penyaningan membran; atau Pengenceran serta Netralisasi/ Penghilangan AktUItas
(4) Kombinasi perubhan di atas. Antimikroba (minimal mengandung 1 g sediaan, atau
kurang jika diperkirakan jumlah koloni besar) saning
Zat Penetral Zat penetral digunakan untuk segera dan bilas penyaning membran dengan sejumlah
menetralkan aktifitas senyawa antimikroba. (seperti tertentu volume pengencer.
tertera pada Tabel 2). Zat tersebut dapat ditambahkan Untuk menentukan angka lempeng total mikroba
path pengencer atau media yang sesuai sebelum aerob (ALT), pindahkan penyaning membran ke
disterilkan. Jika digunakan metode tersebut, efikasi dan permukaan lempeng media Soybean-Casein Digest Agar
hilangnya toksisitas terhadap mikroba harus dibuktikan (SCDA). Untuk menentukan Angka Kapang Khamir
dengan melakukan penambahan zat penetral pada (AKK), pindahkan membran ke penmukaan lempeng
blangk9 tanpa sediaan. media Sabouraud Dextrose Agar. Inkubasi cawan seperti
tertera pada Tabel 1. Lakukan pengamatan dan
Tabel 2 penghitungan.
Zat Penetral Umum I Metode untuk Metode Angka Lempeng Total Metode angka
Zat Penghambat lempeng total dilakukan setidaknya duplo untuk tiap
media, dan hasil merupakan rata-rata hitung jumlah
Zat Penetral koloni.
Zat Penghambat
Potensial/Metode Metode Tuang Gunakan cawan Petri berdiameter
Glutaraldehid, raksa Natnium hidrogen sulfit 9 cm, inokulasikan 1 ml suspensi sampel seperti tertera
(Natrium bisulfit) pada Preparasi Penyiapan Sampel, Inokulasi dan
Fenolik, alkohol, Pengenceran senta Netralisasi/Penghilangan Akt/Itas
Pengenceran Antimikroba ke dalam tiap cawan dan kemudian
aldehid, sorbat
Senyawa amonium tambahkan 15 - 20 ml Soybean-Casein Digest Agar atau
kuartener, Sabouraud Dextrose Agar pada suhu tidak lebih dan 450
panahidroksibenzoat Lesitin Jika digunakan cawan Petri yang lebih besar, sesuaikan
(paraben), bis- jumlah media. Lakukan duplo untuk tiap miknoba uji
biguanida yang tercantum pada Tabel 1.
Senyawa amonium Inkubasi cawan seperti tertera pada Tabel 1. Hitung
kuartener, iodin, Polisorbat jumlah koloni rata-rata dan tiap cawan media dan
paraben jumlah koloni inokulum awal.
Raksa Tioglikolat Metode Sebar Untuk lempeng media gunakan cawan
Raksa, halogen, Petri diameter 9 cm, diisi 15-10 ml Soybean-Casein
Tiosulfat Digest Agar atau Sabounaud Dextrose Agar pada suhu
aldehid
EDTA(edetat) Ion Mg atau Ca lebih kurang 45° path tiap cawan Petri, dan biarkan
memadat. Jika digunakan cawan Petri yang lebih besar,
sesuaikan jumlah media. Keningkan permukaan lempeng
media dalam lemani laminar-airflow atau dalam
- 1347 -

inkubator. Lakukan duplo untuk tiap mikroba uji yang 2 0 0 9,2 1,5-3,5
tertera pada Tabel 1. Inokulasikan 0,1 ml suspensi 2 0 1 14 4-35
sampel yang disiapkan seperti pada Penyiapan Sampel, 2 0 2 20 _5-38
Inokulasi dan Pengenceran serta Netralisasil 2 1 0 15 _4-38
Penghilangan Akt/Itas Antimikroba dengan 2 1 1 20 5-38
menyebarkan pada permukaan lempeng media. Inkubasi 2 1 2 27 9-94
dan hitung jumlah koloni seperti telah dijelaskan pada 2 2 0 21 5-40
Metode Tuang. 2 2 1 28 9-94
Metode Angka Paling Mungkin (APM) Presisi 2 2 2 35 9-94
maupun akurasi Metode APM kurang dibandingkan 2 3 0 29 9-94
dengan Metode Penyaringan Membran atau Metode Angka 2 1 3 1 36 9-94
Lempeng Total. Hasilnya tidak dapat diandalkan terutama 3 0 0 23 5-94
untuk penghitungan khamir. Metode APM dapat 9-104
3 0 1 38
digunakan untuk menghitung ALT jika tidak ada metode
3 0 2 64 16-181
lain yang sesuai dan jika telah ditetapkan sebagai metode
pilihan. 3 1 0 43 9-181
Siapkan minimal tiga seri pengenceran (10', 102, 3 _1_ 1 75 17-199
10r3) suspensi sediaan dengan cara seperti tertera pada 3 1 2 120 30-360
Penyiapan Sampel, Inokulasi dan Pengenceran serta 3 _1_ 3 160 30-380
Netralisasi/Penghilangan Akt/Itas Antimikroba. Dan _3_ 2 0 93 18-360
tiap tingkat pengenceran suspensi sediaan inokulasikan _3_ 2 1 150 30-380
masing-masing 1 ml ke dalam tiga seri tabung berisi _3_ 2 0 93 18-360
9 - 10 ml media Soybean-Casein Digest Broth. Jika _3_ 2 2 210 30-400
perlu tambahkan surfaictan seperti polisorbat 80 P atau _3_ 2 3 290 90-990
inaktivator zat antimikroba ke dalam media. Jika dibuat 3 3 0 240 40-990
tiga tingkat pengenceran, maka diperoleh 9 tabung _3 3 1 460 90-1980
terinokulasi. Inkubasi semua tabung yang telah _3_ 3 2 1100 200-4000
diinokulasi pada suhu 300 - 350 selama tidak lebih dan 3 3 3 > 1100
3 han. Jika terdapat kesulitan dalam membaca hasil, atau
ketidakyakinan terhadap sifat dari sediaan yang diuji, HASIL DAN INTERPRETASI
lakukan sub-kultur pada media yang sama atau Soybean
Casein Digestic Agar selama satu sampai 2 hari pada Jika ada kesesuaian antara Metode Penyaringan
suhu yang sama, gunakan basil mi. Dengan Membran atau Metode Angka Lempeng, hitung jumlah
menggunakan Tabel 3 dapat ditentukan angka paling rata-rata mikroba uji dengan nilai penerimaan tidak lebih
mungkin (APM) per g atau ml sediaan uji. dari faktor 2 suspensi kontrol tanpa sediaan seperti
tertera pada Inokulasi dan Pengenceran.
label 3 Nilai Angka Paling Mungkin Mikroba Jika ada kesesuaian dengan Metode APM nilai
inokulum yang dihitung hanus dalam batas kepercayaan
Kombinasi Jumlah APM Batas 95% dan nilai suspensi kontrol.
Tabung Pada Tiap Seri per g atau per Kepercayaa Jika kriteria tersebut di atas tidak dapat dipenuhi
yang Menunjukkan mL sediaan n 95% untuk satu atau Iebih mikroba yang diuji dengan metode
Pertumbuhan tersebut di atas, maka metode dan kondisi uji harus
Jumlah g atau mL mendekati kriteria yang digunakan untuk menguji
sedia.an per tabung sediaan.
ik!._ 0,01 0,001
0 0 <3 0-9,4 [fIIVL1DI)1!V
0 0 1 3 0,1-9,5
0 1 0 3 0,1-10 Jumlah Sediaan yang Digunakan untuk Pengujian
0 1 1 6,1 1,2-17
0 2 0 6,2 1,2-17 Jika tidak dinyatakan lain gunakan 10 g atau 10 ml
0 3 0 9,4 3,5-35 sediaan uji yang diambil dengan cara seperti di atas.
1 0 0 3,6 0,2-17 Untuk sediaan cairan atau padatan dalam aerosol
0 1 7,2 1,2-17 gunakan 10 wadah sampel, demikian juga untuk sampel
- -

-- 0 2 11 4-35 "transdermal patches ".


1 0 7,4 1,3-20 Jumlah yang diuji dapat dikurangi untuk sediaan
-

--
-

1 1 11 4-35 dengan bahan aktif yang dibuat dalam tiap unit dosis
4-35 (contoh tablet, kapsul, injeksi) kurang dari atau sama
- 2 0 11
dengan 1 mg, atau jumlah per g atau ml (untuk
-- 2 1 1 15 1 5-38
penyiapan sampel tidak dalam unit dosis) kurang dan
1 3 1 0 16 1 5-38
-1348-

1 mg. Dalam hal mi jumlah sampel yang diuji tidak cawan Petri untuk tiap media dan tiap tingkat
kurang dari 10 unit dosis atau 10 g atau 10 ml sediaan. pengenceran. Untuk inkubasi dan penghitungan jumlah
Untuk bahan aktif dengan jumlah sampel terbatas koloni, lakukan seperti tertera pada Metode Tuang.
atau ukuran bets sangat kecil (misalnya kurang dan
1000 ml atau 1000 g) jumlah sampel yang diuji hams METODE ANGKA PALING MUNGKIN (APM)
1% dari bets kecuali jumlah yang lebih kecil ditentukan
atau dinyatakan dan disetujui. Siapkan dan encerkan sampel dengan metode sesuai
Untuk sediaan dengan total keseluruhan bets kurang seperti tertera pada Uji Fertilitas dan Kesesuaian
dari 200 unit (misal sampel untuk uji klinis), ukuran Metode Penghitungan. Inkubasi semua tabung selama
sampel dapat dikurangi menjadi dua unit atau satu unit 3-5 hari pada suhu 300 - 350 Jika perlu lakukan
jika kurang dari 100 unit. subkultur, gunakan metode yang sesuai. Catat jumlah
Ambil sampel secara acak dari ruahan sediaan atau tabung yang menunjukkan pertumbuhan mikroba pada
dari wadah yang tersedia pada saat pengerjaan. Untuk tiap tingkat pengenceran. Tentukan APM mikroba per g
mendapatkan jumlah yang diperlukan, campurkan atau ml sediaan berdasarkan Tabel 3.
sejumlah isi wadah hingga mencapai jumlah sampel
yang cukup. Interpretasi HasH

Pemeriksaan Sediaan Angka Lempeng Total (ALT) dianggap sama dengan


angka koloni yang ditemukan pada Soybean-Casein
PENYARINGAN MEMBRAN Digest Agar; jika koloni jamun ditemukan pada media
ini, dihitung sebagai bagian dari jumlah ALT. Total
Gunakan alat penyaring yang dirancang sedemikian jumlah kapang dan khamir (AKK) dianggap sama
rupa sehingga memungkinkan pemindahan membran dengan jumlah koloni yang ditemukan pada Sabouraud
penyaring ke media. Siapkan sampel menggunakan Dextrose Agar; jika koloni bakteri ditemukan pada
metode yang tertera pada Uji Fertilitas dan Kesesuaian media ini, maka dihitung sebagai bagian dari AKK. Jika
Metode Penghitungan, pindahkan sejumlah yang sesuai AKK diperkinakan melebihi kniteria penerimaan
path dua penyaring membran, saring segera. Bilas tiap bendasarkan pertumbuhan bakteni, dapat digunakan
penyaringan sesuai dengan prosedur. Sabounaud Dextrose Agar yang mengandung antibiotik.
Untuk menentukan ALT, pindahkan satu penyaning Jika penghitungan dilakukan menggunakan metode APM,
membran ke permukaan Soybean-Casein Digestic Agar. maka nilal penghitungan yang dipenoleh merupakan
Untuk menentukan AKK, pindahkan satu penyaring angka total mikroba aerobik (ALT).
membran yang lain ke permukaan Sabouraud Dextrose Jika telah ditetapkan kriteria penerimaan untuk mutu
Agar. Inkubasi cawan Soybean-Casein Digest Agar pada mikrobiologi, maka di-interpretasikan sebagai berikut:
suhu 300— 350 selama 3 - 5 hari dan cawan Sabounaud - 10' koloni: maksimal penghitungan yang dapat
Dextrose Agar path suhu 20° - 25° selama 5 - 7 han. diterima = 20;
Hitung jumlah koloni per g atau per ml sediaan. - 102 koloni: maksimal penghitungan yang dapat
Untuk pengujian sampel "transdermal patches diterima = 200;
secara terpisah saning 10% dari volume larutan seperti - 10 3 koloni: maksimal penghitungan yang dapat
tertera pada Penyiapan Sampel, gunakan dua penyaring diterima = 2000; dan seterusnya.
membran steril. Pindahkan sam membran pada Soybean- Lanutan dan media yang disarankan tertera pada Uji
Casein Digest Agar untuk ALT dan membran lainnya Mikroba Khusus.
padaSabouraud Dextrose Agar untuk AKK.
B. PENGUJIAN MIKROBA SPESIFIK
METODE ANGKA LEMPENG TOTAL
PENDAHULUAN
Metode Tuang Siapkan sampel menggunakan metode
yang sesuai seperti tertera pada Uji Fertilitas dan Pada Bab mi akan dijelaskan tentang Uji Batas
Kesesuaian Metode Penghitungan. Siapkan untuk Mikroba Spesfik yang mungkin terdeteksi dengan
masing-masing media sekurang-kurangnya dua cawan kondisi dan metode yang sesuai.
Petri untuk tiap tingkat pengenceran. Inkubasi cawan Metode uji dirancang untuk menetapkan suatu produk
Soybean-Casein Digest Agar pada suhu 30° - 35° selama memenuhi knitenia mutu secana miknobiologi. Untuk
3 - 5 hani dan cawan Sabouraud Dextrose Agar pada pelaksanaan pengujian ikuti petunjuk di bawah mi,
suhu 20° - 25° selama 5-7 han. Pilih cawan dari satu termasukjumlah sampel dan intenpretasi hasil uji.
tingkat pengenceran dengan jumlah koloni tertinggi yang Metode pilihan termasuk metode otomatik
kurang dari 250 untuk ALT dan 50 koloni untuk AKK. dimungkinkan untuk digunakan setelah dibuktikan
Hitung jumlah rata-rata koloni dalam media biakan dan kesetanaannya dengan metode farmakope.
jumlah koloni per g atau per ml sediaan.
Metode Sebar Siapkan sampel dengan metode yang
sesuai sepenti tertera path Uji Fertilitas dan Kesesuaian
Metode Penghitungan. Siapkan sekurang-kurangnya dua
-1349-

PROSEDUR UMUM Gunakan Dapar Natrium Klorida—Pepton pH 7 atau


Dapar Fosfat pH 7,2 untuk membuat suspensi uji.
Penyiapan sampel dilakukan seperti tertera pada Uji Gunakan suspensi tersebut dalam waktu 2 jam atau jika
enuinerasi mikroba. digunakan sampai 24 jam harus disimpan path suhu 2 0 - 80.
Jika produk yang akan diuji memiliki aktifitas
antimikroba, sebaiknya sifat antimikroba dihilangkan CLOSTRIDIA
atau dinetralkan seperti tertera pada Ufi enumerasi
mikroba. Gunakan Clostridium sporogenes seperti ATCC
Jika digunakan bahan aktif permukaan (surfaktan) 11437 (NBRC 14293, NCIMB 12343, CIP 100651) atan
untuk penyiapan sampel, harus dapat dibuktikan sesuai ATCC 19404 (NCTC 532 atau CIP 79.3). Biakkan galur
dan tidak toksik bagi mikroba dan sesuai dengan uji Clostridia dalam keadaan anaerob pada Reinforce
inaktivator yang digunakan dalani produk yang diuji Medium for Clostridia pada suhu 30° - 35° selama
seperti tertera path Uji enumerasi mikroba. 24 - 48 jam. Sebagai pilihan lain, siapkan dan encerkan
sel vegetatif dalam bentuk suspensi segar. Suspensi
FERTILITAS DAN DAYA HAMBAT MEDIA, spora stabil pada suhu 2° - 8° selama periode yang
KESESUAIAN UJI DAN tervalidasi.
KONTROL NEGATIF
Kontrol Negatif
Kemampuan metode deteksi mikroba yang terdapat
dalam produk yang diuji harus ditetapkan. Jika ada Untuk verifikasi kesesuaian kondisi pengujian, kontrol
perubahan kemampuan dalam pengujian atau ada negatif dilakukan menggunakan pelarut yang sesuai
perubahan dalam produk yang dapat mempengaruhi menggantikan sediaan uji. Tidak boleh terjadi
basil uji, harus dilakukan konfirmasi metode. pertumbuhan mikroba. Konirol negatifjuga dilakukan pada
saat dilakukan uji terhadap sediaan seperti tertera path
Pengujian Sediaan. Apabila terjadi kegagalan path
Penyiapan Galur Uji
kontrol negatif diperlukan investigasi.
Gunakan suspensi galur uji baku yang stabil. Galur uji
dipelihara dengan Teknik Biakan Lot Benih tidak lebih Fertifitas dan Daya hambat Media
dari 5 pasase dari master lot benih ash.
Uji setiap bets media siap-pakai, media yang
MIKROBA AEROB disiapkan dari media kering atau dari komponen media.
Verifikasi sifat seperti tertera pada Tabel 1.
Uji Fertffitas Media Cair Inokulasikan ke dalam
Biakkan masing-masing galur bakteri di bawah mi,
pisahkan masing-masing dalam wadah berisi media media yang sesuai, mikroba uji dalam jumlah sedikit
(tidak lebih dari 100 koloni), inkubasi pada suhu
Soybean-Casein Digest Broth atau Soybean-Casein
tertentu, tidak lebih dari periode terpendek yang tertera
Digest Agar, path suhu 300 - 350 selama 18 - 24 jam.
pada prosedur uji. Untuk media cain, pertumbuhan
Biakkan galur uji Candida albicans dalam Sabouraud
Dextrose Agar atau Sabouraud Dextrose Broth, pada mikroba uji hams terlihat jelas dan hams sania dengan
suhu 20° - 25 0 selama 2 - 3 han. inokulum yang telah sesuai dengan hasil uji fertilitas
bets media sebelumnya.
Uji Fertilitas Media Padat Gunakan Metode Sebar
Staphylococcus aureus ATCC 6538, NCIMB seperti tertera pada Metode Tuang dalam Uji enumerasi
95 18, CIP 4.83 atau mikroba. Inokulasikan masing-masing cawan dengan
NBRC13276
sejumlah mikroba uji yang sesuai (tidak lebih dari 100
Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, NCIMB koloni). Inkubasikan pada suhu tertentu tidak lebih dan
8626, CIP 82.118 atau periode terpendek seperti tertera dalam prosedur uji.
NBRC 13275 Pertumbuhan mikroba sania dengan inokulum yang telah
Escherichia co/i ATCC 8739, NCIMB sesuai dengan basil uji fertilitas bets media sebehumnya.
8545, CIP 53.126 atau Uji Daya Hambat Media Cair atan Padat
NBRC 3972 Inokulasikan sejumlah mikroba uji paling sedikit 100
Salmonella enterica ATCC 14028 koloni pada sejumlah media yang diinkubasi pada suhu
subsp enterica serovar tertentu tidak kurang dari periode terpanjang seperti
Typhimurium atau tertera pada Prosedur uji. Tidak boleh ada pertumbuhan
sebagai pilihan lain mikroba uji.
Salmonella enterica NBRC 100797, NCTC "Test for Indicative Properties" Gunakan Metode
subsp enterica serovar 6017 atau CIP 80.39 Sebar seperti tertera pada Metode Tuang dalam Uji
A bony enumerasi mikroba. Inokulasikan masing-masing cawan
Candida albicans ATCC 10231, NCPF dengan mikroba sesuai (tidak boleh lebih dari 100
3179, IP 48.72 atau NBRC kohoni). Inkubasikan pada suhu tertentu dalam batas uji.
1594
-1350-

Ciri koloni mikroba uji harus terlihat jelas dan hams Mikroba uji spesifik harus dapat dideteksi dengan
saina dengan inokulum yang sebelumnya. reaksi dan sifat-sifat seperti dijelaskan dalam Pengujian
Sediaan.
Kesesuaian Metode Uji Modifikasi prosedur uji untuk menetralkan aktifitas
antimikroba harus dilakukan (tertera pada
Untuk masing- masing sediaan baru yang diuji lakukan Netralisasi/Penghilangan Aktfltas Antimikroba
penyiapan sampel, seperti tertera pada Pengujian dalam Uji Enumerasi Mikroba).
Sediaan. Pada saat inokulasi suspensi sampel, Untuk sediaan yang telah diberi penetral aktivitas
tambahkan masing-masing galur mikroba uji tidak lebih antimikroba dengan mengacu pada prosedur yang sesuai,
dari 100 koloni dalam media pertumbuhan yang telah dan ternyata aktivitas antimikroba tidak dapat
ditentukan. dinetralkan, maka diasumsikan bahwa tidak ada mikroba
Lakukan uji seperti tertera pada Pengujian Sediaan yang terhambat dalam sediaan.
dengan masa inkubasi terpendek.

Tabel 1 Uji Fertilitas, Penghambatan dan "Test for Indicative Properties "

UjilMedia Sifat Mikroba Uji


UP Toleransi Empedu Bakteri Gram-
negative
Media Cair Pengkaya Enterobacteriaceae Fertilitas E. coli
Mossel P.aeruginosa
Daya hambat S. aureus
Violet Red Bile Glucose Agar Fertilitas + indikatif E.coli
P. aeruginosa
UP Escherichia coli
MacConkey Broth Fertilitas E.coli
Daya hambat S. aureus
MacConkey Agar Fertilitas + indikatif E.coli
lJji Salmonella
Rappaport Vassiliadis Salmonella Fertilitas Salmonella enterica subsp.
Enrichment Broth entericaserovar Typhimurium atau
Salmonella enterica subsp.
entericaserovar A bony
Daya hambat S.aureus
Xylose Lysine Deoxycholate Agar Fertilitas + indikatif Salmonella enterica
subsp.entericaserovar Typhimurium
atau Salmonella enterica subsp.
entericaserovar Abony
Uji Pseudomonas aeruginosa
Cetrimide Agar Fertilitas P.aeruginosa
Daya hambat E. coli
Uji Staphylococcus aureus
Mannitol Salt Agar Fertilitas + indikatif S.aureus
Daya hambat E. coIl
Uji Clostridia
Reinforced Medium for Clostridia Fertilitas Cl.sporogenes
Columbia Agar Fertilitas Cl.sporogenes
Uji Candida albicans
Sabouraud Dextrose Broth Fertilitas C.albicans
Sabouraud Dextrose Agar Fertilitas + indikatif C.albicans
- 1351 -

PENGUJIAN SEDIAAN Kesesuaian Metode Uji, campur dan inkubasi pada suhu
Uji Toleransi Empedu Bakteri Gram-negatif 30° - 35° selama 18- 24 jam.
Seleksi dan Subkultur Kocok wadah, pindahkan 1 ml
Penyiapan sampel dan pra-inkubasi Siapkan sampel biakan Soybean-Casein Digest Broth ke dalam 100 ml
1 dalam 10 volume pengencer dimana tidak lebih dan 1 g MacConkey Broth, inkubasi pada suhu 42° - 44° selama
sampel diuji seperti tertera pada Uji Enumerasi Mikroba, 24 - 48 jam. Inokulasi biakan MacConkey Broth pada
gunakan Soybean-Casein Digest Broth sebagai cawan media Mac Conkey Agar, suhu 30° - 35° selama
pengencer, campur, dan inkubasi pada suhu 20° - 25° 18- 72 jam.
selama waktu yang cukup untuk menumbuhkan bakteri Interpretasi Pertumbuhan koloni menunjukkan
tetapi tidak cukup untuk memicu multiplikasi mikroba adanya E.Coli yang dikonfirmasi dengan uji identifikasi.
(biasanya 2 jam tapi tidak boleh lebih dari 5 jam). Sediaan memenuhi syarat uji jika tidak ada kolom
yang tumbuh atau jika hasil uji konfirmasi identifikasi
Uji negatif Kecuali dinyatakan lain dalam masing- negatif.
masing monografi, gunakan 1 g sediaan seperti tertera
pada Penyiapan Sampel dan Pra-inkubasi, dalam media Salmonella
cair pengkaya Enterobacteriaceae Mossel. Inkubasi pada
suhu 30° - 35° selama 4 - 48 jam. Lakukan subkultur Penyiapan sampel dan Pra-inkubasi Siapkan sediaan
pada cawan Violet Red Bile Glucose Agar. Inkubasi pada uji seperti tertera pada Uji Enumerasi Mikroba. Gunakan
suhu 30° - 35° selama 18 - 24 jam. Sampel memenuhi jumlali yang sesuai, tidak kurang dari 10 g atau 10 ml,
syarat bila tidak ada pertumbuhan koloni. inokulasi ke dalain sejumlah volume Soybean-Casein
Digest Broth yang sesuai (seperti tertera pada Kesesuaian
Uji Kuantitatif Metode Uji), campur dan inkubasi pada suhu 30 1 - 35°
Seleksi dan subkultur Inokulasi sejumlah suspensi selama 18 -24 jam.
dengan penyiapan sampel langsung ke dalam media Seleksi dan Subkultur Pindahkan 0,1 ml biakan
Enterobacteria Enrichment Broth Mossel Encerkan Soybean-Casein Digest Broth ke dalam 10 ml media
suspensi sampel hingga mengandung 0,1 g, 0,01 g dan Rappaport Vasiliadis Salmonella Enrichment Broth,
0,001 g (atau 0,1 ml, 0,01 ml dan 0,001 ml), dan inkubasi inkubasi pada suhu 30° - 35° selama 18 - 24 jam.
pada suhu 30 0 - 35° selama 24 - 48 jam. Lakukan sub- Subkultun pada cawan Xylose Lysine Deoxycholate Agar,
kultur dengan menginokulasi masing-masing biakan pada
inkubasi pada suhu 30° - 35° selama 18 - 48 jam.
cawan media Violet Red Bile Glucose Agar, inkubasi Interpretasi Pertumbuhan koloni berwarna merah,
pada suhu 30° - 35° selama 18 - 24 jam.
dengan atau tanpa titik hitam di bagian tengah
Interpretasi Hasil positif ditunjukkan dengan adanya
menunjukkan karaktenistik Salmonella yang dikonfinmasi
pertumbuhan koloni.
dengan uji identifikasi.
Catat hasil positif pada jumlah terkecil sediaan dan hasil
Sediaan memenuhi syarat jika koloni yang tumbuh
negatif pada jumlah terbesar sediaan. Tentukan Angka
tidak seperti diuraikan di atas atau jika hasil uji
Paling Mungkin (APM) dari bakteri menggunakan Tabel 2.
konfirmasi identifikasi negatif.
Tabel 2 Interpretasi Hasil
Pseudomonas aeruginosa
Hasil dari masing-masing jumlah
Penyiapan Sampel dan Pra-Inkubasi Siapkan
sediaan ________ APM / g atau /ml
sampel menggunakan 1 dalam 10 volume pengencer
0,1 g atau 0,01 g atau 0,001 g
sediaan dimana tidak lebih dari 1 g sediaan diuji seperti tertera
0,1 ml 0,01 ml atau
0,001 ml pada Uji Enumerasi Mikroba. Gunakan 10 ml atau
+ + + Lebih dan 103 jumlah yang sesuai dengan 1 g atau 1 ml, inokulasi ke
+ + - Kurang dan 10 dalam media Soybean-Casein Digest Broth, dengan
dan lebih dan 102 jumlah yang sesuai (seperti tertera pada Kesesuaian
Metode Uji), campun dan inkubasi pada suhu 30° - 35°
+ - - Kurang dari 102 selama 18 -24 jam.
an lebih dari 10 Untuk menguji "transdermal patches ", gunakan
- - - Kurangdanilo membran penyaring steril, saring sejumlah volume
sampel yang sesuai dengan satu "patch" (lihat
Escherichia coli "Transdermal Patches" pada Penyiapan Sampel dalam
Uji Enumerasi Mikroba) dan masukkan penyaning
Penyiapan sampel dan pra inkubasi Siapkan sampel membran ke dalam 100 ml media Soybean-Casein Digest
menggunakan 1 dalam 10 volume pengencer dimana Broth. Inkubasi pada suhu 30° - 350 selama 18 -24 jam.
tidak kurang dan 1 g sediaan diuji seperti tertera pada Uji Seleksi dan Subkultur Lakukan subkultur pada cawan
Enumerasi Mikroba. Gunakan 10 ml atau sejumlah sesuai media Cetrimide Agar dan inkubasi pada suhu 300 - 350
sampai 1 g atau 1 ml, inokulasi ke dalam media Soybean- selama 18 - 72 jam.
Casein Digest Broth, dengan jumlah seperti tertera dalam
-1352-

Interpretasi Pertumbuhan koloni menunjukkan Candida albicans


adanya P.aeruginosa yang dikonfirmasi dengan uji
identifikasi. Penyiapan Sampel dan Pra-Inkubasi Siapkan
Sediaan memenuhi syarat jika koloni yang tumbuh sediaan yang akan diuji seperti tertera pada Uji
tidak seperti diuraikan di atas atau jika hasil uji Endumerasi Mikroba. Gunakan 10 ml atau jumlah yang
konfirmasi identifikasi negatif. sesuai tidak kurang dari 1 g atau 1 nil, inokulasi ke dalam
100 ml media Sabouraud Dextrose Broth, campur dan
Staphylococcus aureus inkubasi pada suhu 30° - 35° selama 3 - 5 han.
Seleksi dan Subkultur Lakukan subkultur pada cawan
Penyiapan Sampel dan Pra-Inkubasi Siapkan Sabouraud Dextrose Agar, dan inkubasi pada suhu 30° -
sampel menggunakan 1 dalam 10 volume pengencer 35° selama 24 - 48 jam.
dimana tidak kurang dari 1 g sediaan diuji seperti tertera Interpretasi Adanya pertumbuhan koloni berwarna
pada Uji Enumerasi Mikroba. Gunakan 10 ml atau putih menunjukkan adanya C.albicans. yang dikonfirmasi
junilah yang sesuai dengan 1 g atau 1 ml, inokulasi ke dengan uji identiftkasi.
dalam media Soybean-Casein Digest Broth, dengan Sediaan memenuhi syarat uji jika tidak ada pertumbuhan
jumlah yang sesuai (seperti tertera pada Kesesuaian koloni seperti diuraikan di atas atau jika hasil uji
Metode Uji) campur dan inkubasi pada suhu 30° - 35° konfirmasi identifikasi negatif.
selama 18- 24 jam.
Untuk menguji "transdermal patches", gunakan LARUTAN DAN MEDIA KULTUR
membran penyaning stenil, saring sejumlah volume YANG DISARANKAN
sampel yang sesuai dengan satu "patch" (lihat
"Transdermal Patches" pada Penyiapan Sampel [Catatan Bagian mi sebagai informasi.]
dalamUji Enumerasi Mikroba) dan masukkan penyaring Larutan dan media kultur berikut memenuhi tujuan
membran ke dalam 100 ml media Soybean-Casein seperti tertera pada uji kontaminasi mikroba dalam
Digest Broth. Inkubasi pada suhu 30° - 35° selama 18 - Farmakope. Media lain mungkin dapat digunakan setelah
24 jam. kesesuaiannya dibuktikan.
Seleksi dan Subkultur Lakukan subkultur pada cawan Larutan Dapar Persediaan Timbang 34 g Kalium
media Mannitol Salt Agar dan inkubasi pada suhu 30 0 - Dihidrogen Fosfat P, masukkan ke dalam labu tentukur
35° selama 18- 72 jam. 1000 ml, larutkan dalam 500 ml air, atur pH menjadi
Interpretasi Pertumbuhan koloni berwama kuning 7,2±0,2, tambahkan air murni sampai tanda, dan campur
atau putih dike lilingi zona kuning menunjukkan adanya homogen.
S.aureus yang di konfirmasi dengan uji identifikasi. Masukkan ke dalam wadah, dan sterilisasi. Simpan
Sediaan memenuhi syarat uji jika pertumbuhan koloni pada suhu 2° - 8°.
tidak seperti diuraikan atau jika hasil uji konfirmasi Larutan Dapar Fosfat pH 7,2 Siapkan campuran air
identifikasi negatif. murni dan Larutan Dapar persediaan (800:1 v/v),
kemudian stenilisasi.
Clostridia
Larutan Dapan Natrium Kiorida Pepton pH 7,0
-

Penyiapan Sampel dan Perlakuan Panas Siapkan Kalium dihidrogen fosfat 3,6 g
sampel menggunakan 1 dalam 10 volume pengencer Dinatnium hidrogen fosfat 7,2 g (setara
(dengan total volume minimum 20 ml) tidak kurang dan dihidrat 0,067 M fosfat)
2 g atau 2 ml sediaan untuk diuji seperti tertera pada Uji Natrium klorida 4,3 g
Enumerasi Mikroba. Pisahkan sampel menjadi dua Pepton (daging atau kasein) 1,0 g
bagian, sekurang-kurangnya 10 ml. Panaskan satu bagian Air murni T 1000 ml
pada 80° selama 10 menit, dinginkan dengan cepat. Satu Sterilisasi menggunakan otoklaf dengan siklus yang
bagian lainnya tidak dipanaskan. tervalidasi.
Seleksi dan Subkultur Gunakan 10 ml atau jumlah
yang sesuai dengan 1 g atau 1 ml kemudian keduanya Soybean-Casein Digest Broth
diinokulasi ke dalam sejumlah Reinforced Medium for Pancreatic digest of casein 17,0 g
Clostridia yang sesuai, (seperti tertera pada Kesesuaian Papaic digest of soybean 3,0 g
Metode Uji). Inkubasi pada kondisi anaerob pada suhu
Natrium kiorida 5,0 g
30° - 35° selama 48 - 72 jam.
Dibasa hidrogen fosfat 2,5 g
Interpretasi Pertumbuhan koloni anaerob bentuk
Glukosa monohidnat 2,5 g
batang (dengan atau tanpa endospora) memberikan reaksi
katalase negatif, menunjukkan adanya Clostridia yang Air murni 1000 ml
dikonfinmasi dengan uji identifikasi. Atun pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 7,3±0,2
Sediaan memenuhi syarat uji jika tidak ada koloni pada suhu 25°. Sterilisasi menggunakan otoklaf dengan
yang twnbuh atau jika hasil uji konfirmasi identifikasi sikius yang tervalidasi.
negatif.
- 1353 -

Soybean-Casein Digest Agar Natrium kiorida 5,0 g


Pancreatic digest of casein 15,0 g Glukosa monohidrat 10,0 g
Papaic digest of soybean 5,0 g Agar 15,Og
Natrium kiorida 5,0 g Merah netral 30 mg
Agar 150g Kristal violet 2 mg
Air murni 1000 ml Air murni 1000 ml
Atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 7,3±0,2 pada Atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 7,4±0,2 pada
suhu 25°. Sterilisasi menggunakan otokiaf dengan sikius 25°. Panaskan hingga mendidih, jangan dipanaskan
yang tervalidasi. menggunakan otokiaf.

Sabouraud Dextrose Agar MacConkey Broth


Dekstrosa 40,0 g Pancreatic digest ofgelatin 20,0 g
Mixture peptic digest of animal 10,0 g Laktosa monohidrat 10,0.g
tissue and pancreatic digest of Dehydrated ox bile 5,0 g
casein (1:1) Ungu bromokresol 10 mg
Agar 15,Og Air mumi 1000 ml
Air murni 1000 ml Atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 7,3±0,2 pada
Atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 5,6±0,2 pada 25°. Sterilisasi menggunakan otoklaf dengan sikius yang
suhu 25°. Sterilisasi menggunakan otokiaf dengan sikius tervalidasi.
yang tervalidasi.
MacConkey Agar
Potato Dextrose Agar Pancreatic digest ofgelatin 17,0 g
Infusion from potatoes 200 g Peptones (meat and casein) 3,0 g
Dekstrosa 20,0 g Laktosa monohidrat 10,0 g
Agar 15,Og Natrium kiorida 5,b g
Air murni 1000 ml Bile salts 1,5 g
Atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 5,6±0,2 pada Agar 13,5 g
suhu 25°. Sterilisasi menggunakan otokiaf dengan sikius Merah netral 30,0 mg
yang tervalidasi. Kristal violet 1 mg
Air murni 1000 ml
Sabouraud Dextrose Broth Atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 7,1±0,2 pada
Dekstrosa 20,0 g suhu 25°. Didihkan selama 1 menit dengan pengadukan
Mixture Peptic Digest of Animal 10,0 g konstan, kemudian sterilisasi menggunakan otokiaf
Tissue and Pancreatic Digest of dengan sikius yang tervalidasi.
Casein (1.1)
Air murni 1000 ml Rappaport Vassiliadis Salmonela Enrichment Broth
Atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 5,6±0,2 pada Soya peptone 4,5 g
suhu 25°. Sterilisasi menggunakan otokiaf dengan sildus Magnesium klorida heksahidrat 29,0 g
yang tervalidasi. Natrium klorida 8,0 g
Dikalium fosfat 0,4 g
Enterobacteria Enrichment Broth Mossel Kalium dihidrogen fosfat 0,6 g
Pancreatic digest ofgelatin 10,0 g Malachite green 0,036 g
Glukosa monohidrat 5,0 g Air murni 1000 ml
Dehydrated ox bile 20,0 g Larutkan dalam keadaan agak hangat. Sterilisasi
Kalium dihidrogen fosfat 2,0 g menggunakan otoklaf dengan siklus yang tervalidasi,
Dinatrium hydrogen fosfat 8,0 g pada suhu tidak lebih dari 115°. Setelah disterilisasi
dihidrat menggunakan otoklaf pH menjadi 5,2±0,2 pada suhu 25°.
Brilliant green 15 mg
Air murni 1000 ml Xylose Lysine Deoxycholate Agar
Atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 7,2±0,2 pada Xylose 3,5 g
25 0. Panaskan hingga 100 0 selama 30 menit dan L-lysine 5,0g
dinginkan segera. Laktosa monohidrat 7,5 g
Sukrosa 7,5 g
Violet Red Bile Glucose Agar Natnium klonida 5,0 g
Yeast extract 3,0 g Yeast extract 3,0 g
Pancreatic digest ofgelatin 7,0 g Merah fenol 80 mg
Bile salts 1,5g Agar 13,5 g
Sodium deoksikolat 2,5 g
-1354-

Sodium tiosulfat 6,8 g Columbia Agar


Besi (III) ammonium 0,8 g Pancreatic digest of casein 10,0 g
sitrat Meat peptic digest 5,0 g
Air murni 1000 ml Heart pancreatic digest 3,0 g
Atur pH sehingga setelah pemanasan menjadi 7,4±0,2 Yeast extract 5,0 g
pada suhu 25°. Panaskan hingga mendidih, dinginkan Maized starch 1,0 g
hingga 50°, tuang ke dalam cawan Petri. Jangan Natrium klorida 5,0 g
disterilisasi menggunakan otokiaf. Agar, tergantung pada 10,0-15,0 g
daya pembentukan gel
ANTIMIKRO B Air murni 1000 ml
Basahi dan larutkan agar menggunakan air murni, dan
panaskan hingga mendidih dengan pengadukan secara
Cetrimide Agar
terus menerus. Jika djperlukan, atur pH sehingga setelah
Pancreatic digest of 20,0 g
sterilisasi menjadi 7,3±0,2 pada suhu 25°. Sterilisasi
gelatin
menggunakan otoldaf dengan siklus yang tervalidasi.
Magnesium klorida 1,4 g
Dinginkan hingga mencapai 45-50°, bila perlu tambahkan
Dikalium sulfat 10,0 g gentamisin sulfat yang setara dengan 20 mg gentamisin
Setrimid 0,3 g basa, dan tuang ke dalam cawan Petri.
Agar 13,6g
Air murni 1000 ml
I Gliserol 10,0 ml UJI EFEKTIFITAS PENGAWET <61>
Panaskan - hingga mendidih selama I menit dengan
pengocokan. Atur pH sehingga setelab sterilisasi menjadi Pengawet adalah zat antimikroba yang ditambahkan pada
7,2±0,2 pada 25°. Sterilisasi menggunakan otokiaf sediaan non-steril untuk melindungi sediaan terhadap
dengan sikius yang tervalidasi. pertumbuhan mikroba yang ada atau mikroba yang masuk
secara tidak sengaja selama ataupun sesudah proses
Mannitol It Agar produksi. Dalam sediaan steril dosis ganda, pengawet
Pancreatic digest of casein 5,0 g ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
Peptic digest of animal 5,0 g yang mungkin masuk pada pengambilan berulang.
tissue Pengawet tidak boleh digunakan sebagai pengganti
Beef extract 1,0 g cara produksi yang baik atau semata-mata untuk
D-manitol 10,0 g menurunkan populasi mikroba "viabel" dari produk tidak
Natrium klorida 75,0 g steril atau mengontrol "bioburden" pra-sterilisasi dan
Agar 15,Og formulasi sediaan dosis ganda pada waktu diproduksi.
Merah fenol 0,025 g Pengawet sesuai bentuk sediaan dalam farmalcope
Air murni 1000 ml memenuhi syarat untuk Bahan Tambahan dalam
Panaskan hingga menclidih selama 1 menit dengan Ketentuan Umum.
pengocokan. Atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi Semua bahan antimikroba yang digunakan pada
7,4±0,2 pada suhu 25°. Sterilisasi menggunakan otokiaf dasarnya toksik. Untuk melindungi konsumen secara
dengan sildus yang tervalidasi. maksimum, kadar pengawet yang efektif dalam kemasan
akhir produk hendaknya di bawah tingkat toksik bagi
Reinforced Medium - r Clostridia manusia.
Beef extract 10,0 g Kadar pengawet yang ditambahkan dapat dikurangi apabila
bahan aktif dalam formulasi secara intrinsik mempunyai
Pepton 10,0 g
aktivitas antimikroba. Untuk semua produk injeksi dosis
Yeast extract 3,0 g
ganda atau produk lain yang mengandung pengawet,
Soluble starch 1,0 g harus menunjukkan efektivitas antimikroba baik sebagai
Glukosa monohidrat 5,0 g sifat bawaan dalam produk maupun yang dibuat dengan
Sistein hidroklorida 0,5 g penambahan pengawet. Efektivitas antimikroba juga
Natrium kiorida 5,0 g harus ditunjukkan untuk semua produk dosis ganda
Natrium asetat 3,0 g sediaan topikal, oral dan sediaan lain seperti tetes mata,
Agar 0,5 g telinga, hidung, irigasi dan cairan dialisis.
Air murni 1000 ml Pengujian berikut dimaksudkan untuk menunjukkan
Basahi dan larutkan agar menggunakan air murni, dan efektivitas pengawet. Penambahan pengawet harus
panaskan hingga mendidih dengan pengadukan secara dinyatakan pada etiket. Pengujian dan kriteria untuk
terus menerus. Jika diperlukan, atur pH sehingga setelah efektivitas berlaku hanya pada produk di dalam wadah
sterilisasi menjadi 6,8±0,2 pada suhu 25°. Sterilisasi asli belum dibuka yang didistribusikan oleh produsen.
menggunakan otokiaf dengan siklus yang tervalidasi.
- 1355 -

KATEGORI SEDLAAN pengujian, satu pasase didefinisikan sebagai transfer


mi1ooba dari biakan yang ditetapkan, ke media segar.
Untuk tujuan pengujian, sediaan dibagi menjadi 4 Semua transfer dihitung. Dalam kondisi mikroba yang
kategori. Kriteria efektifitas antimikroba untuk sediaan dipelihara dengan teknik lot benih, maka setiap sikius
tergantung cara pemberiannya. pembekuan, pencairan, dan penumbuhan kembali dalam
media segar, ditetapkan sebagai satu transfer. Teknik lot
Tabel 1 Kategori Sediaan benih hendaknya digunakan untuk penyimpanan kultur
jangka panjang. Biakan yang diterima dari ATCC hams
Kategori Uraian Sediaan diresusitasi sesuai prosedur. Jika ditumbuhkan dalam
Injeksi, sediaan parenteral lain media cain, sel diendapkan dengan cara sentrifus.
tennasuk emulsi, sediaan tetes telinga, Suspensikan kembali dalam media cair segar (1:20) dan
sediaan steril tetes hidung, dan sediaan tambahkan dengan volume sama campuran gliserol 20%
optalmik yang dibuat dengan dasar atau (v/v dalam air) steril. Sel yang ditumbuhkan dalam media
pembawa air. agar dipanen dari permukaan media ke dalam media cair
gliserol 10%. Bagikan suspensi mi dalam jumlah kecil ke
2 Sediaan topikal yang dibuat dengan dalam vial steril. Simpan vial dalam nitrogen cair atau
dasar atau pembawa air, sediaan tetes dalam "freezer" mekanik pada suhu tidak lebih dan —500 .

hidung non-steril, dan emulsi, termasuk Jika vial lot benih segar diperlukan, vial mi dapat
sediaan yang dioleskan ke membran digunakan untuk menginokulasi serangkaian kultun kerja.
mukosa. Kultur kerja mi kemudian dapat digunakan secara berkala
(setiap hari untuk bakteri dan khamir) untuk memulai
Sediaan oral selain antasida, dibuat kultun inokula.
dengan dasar atau pembawa air.
MEDIA
4 Antasida yang dibuat dengan pembawa
air. Seluruh media yang digunakan untuk pengujian hams
diuji fertilitas. Gunakan mikroba seperti tertera pada
MIKROBA UJI Mikroba uji.

Gunakan biakan mikroba berikut: Candida albicans PERSIAPAN IIOKULA


(ATCC No. 10231), Aspergillus niger (ATCC No.
16404), Escherichia coli (ATCC No. 8739), Persiapan sebelum pengujian, inokulasikan masing-
Pseudomonas aeruginosa (ATCC No. 9027) dan masing mikroba spesifik dari stok-biakan segar pada
Staphylococcus aureus (ATCC No. 6538). Mikroba hidup permukaan media agar yang sesuai.
yang digunakan untuk pengujian tidak boleh lebih dan
lima pasase dari biakan ATCC ash. Untuk tujuan

Tabel 2 Kondisi Biakan Pentuk Penyiapan Inokula

Waktu Inkubasi Waktu Inkubasi


Mikroba Media yang sesuai Suhu Inkubasi
Inokula Rekoveri Mikroba
Escherichia coli Soybean-Casein 32,50±2,5° 18 —24 jam 3 - 5 han
(ATCC No.8739) Digest Broth;
Soybean-Casein

Pseudomonas Soybean-Casein 32,5°±2,5° 18-24 jam 3 - 5 han


aeruginosa Digest Broth;
(ATCC No. 9027) Soybean-Casein
Digest Agar
Staphylococcus aureus Soybean-Casein 32,50±2,50 18 —24 jam 3 - 5 han
(ATCC No. 653 8) Digest Broth;
Soybean-Casein
Digest Agar
Candida albicans Sabouraud Dextrose 22,5°±2,50 44— 52 jam 3 - 5 han
(ATCC No. 1023 1) Agar;
Sabouraud Dextrose
Broth
-1356-

Waktu Inkubasi Waktu Inkubasi


Mikroba Media yang sesuai Suhu Inkubasi Rekoveri Mikroba
Inokula
Aspergillus niger Sabouraud Dextrose 22,5°d2,5° 6 10 han
- 3 —7 han
(ATCC No. 16404) Agar;
Sabouraud Dextrose
Broth

Kondisi biakan untuk inokula dalam media yang sesuai kadar akhir sediaan uji setelah inokulasi antara 1 x 103
yaitu Soybean-Casein Digest atau Sabouraud Dextrose dan 1 x 104 koloni/mI.
Agar seperti tertera pada Tabel 2 pada lampiran Uji Kadar awal mikroba "viabel" dalam setiap sediaan uji
Batas Mikroba <51>. diperkirakan berdasarkan kadar mikroba dalam inokula
Untuk memanen biakan bakteri dan C.albicans standar ditetapkan dengan metode angka lempeng total.
gunakan salin LP steril, cuci biakan yang tumbuh di Inkubasi wadah yang sudah diinokulasi pada
permukaan, kumpulkan dalam wadah yang sesuai dan 22,50 ± 2,5 0. Ambil sampel dari setiap wadah pada
tanabahkan salin LP steril secukupnya hingga diperoleh interval yang sesuai seperti tertera pada Tabel 3. Catat
suspensi dengan jumlah mikroba lebih kurang 1 x 10 8 setiap perubahan penampilan yang diamati pada interval
koloni per ml. Untuk memanen biakan A.niger gunakan tersebut. Tetapkan dengan prosedur angka lempeng total
salin LPsteril yang mengandung 0,05% polisorbat 80 P jumlah koloni yang ada dari setiap sediaan uji untuk
dan tambahkan salin LP steril secukupnya hingga interval yang digunakan seperti tertera pada lampiran Uji
diperoleh suspeiisi dengan jumlah mikroba lebih kurang Batas Mikroba <51>. Pada uji angka lempeng total atau
Ix 108 koloni per ml. pengenceran yang sesuai tambahkan inaktivator
Cara lain, mikroba stok-biakan dapat ditumbuhkan (penetral) antimikroba spesifik. Kondisi mi digunakan
dalam media cair yang sesuai (misalnya Soybean Casein untuk validasi sampel berdasarkan kondisi media dan
Digest Broth atau Sabouraud Dextrose Broth) dan sel waktu inkubasi rekoveri mikroba seperti tertera pada
mikroba dipanen dengan cara sentrifus kemudian dicuci Tabel 2. Dengan menggunakan jumlah kolonilml
dan disuspensikan kembali dalam salin LP steril terhitung path awal pengujian, hitung perubahan dalam
secukupnya hingga diperoleh suspensi dengan jumlah nilai log jumlah koloni/mI untuk setiap mikroba yang
mikroba lebih kurang I x 108 koloni per ml. [Catatan digunakan pada setiap interval uji dan nyatakan sebagai
Perkiraan kadar inokula dapat dilakukan dengan log reduksi.
pengukuran turbidimetri untuk mikroba tantang. Bila
tidak segera digunakan dalam wa/au 2 jam, suspensi KRJTERIA EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA
harus disimpan dalam lemaripendingin.]
Tetapkan jumlah koloni per ml dari setiap suspensi, Persyaratan untuk efektivitas antimikroba dipenuhi
menggunakan kondisi media dan waktu inkubasi untuk jika kriteria spesifik pada Tabel 3 dipenuhi: Tidak teijadi
rekoveri yang tertera pada Tabel 2 untuk memastikan peningkatan Iebih tinggi dari log 0,5 unit terhadap nilai
perkiraan jumlah awal. Nilai perkiraan mi digunakan log mikroba awal.
untuk mengkalibrasi ukuran inokula yang digunakan
dalam pengujian. Suspensi bakteri dan khamir harus Tabel 3 Kriteria untuk Miknoba uji
digunakan dalam waktu 24 jam dari panen, tetapi untuk
kapang dapat disimpan dalam lemari pendingin dalam Untuk Sediaan Kategori 1
waktu sampai 7 han. Bakteri Koloni tidak kurang dari 1,0 log reduksi
dari jumlah hitungan awal pada han ke-
PROSEDUR 7, tidak kurang dan 3,0 log reduksi dan
hitungan awal pada han ke-14, dan tidak
Pengujian dapat dilakukan dalam tiap lima wadah ash meningkat sampai dengan han ke-28.
bila volume sediaan tiap wadahnya mencukupi dan Kapang Koloni tidak meningkat dari jumlah
wadah sediaan dapat ditusuk secara aseptik (dengan dan khamir hitungan awal sampai han ke-7, 14 dan 28.
jarum dan alat suntik melalui tutup karet elastomerik), Untuk Sediaan Kategori 2
atau dalam lima wadah bakteriologi bertutup steril, Bakteni Koloni tidak kunang dari 2,0 log reduksi
berukuran mencukupi untuk volume sediaan yang dari jumlah awal pada han ke-14, dan
dipindahkan. Inokulasi tiap wadah dengan satu inokula tidak meningkat dan han ke-14 sampai
baku yang telah disiapkan dan diaduk. Volume suspensi han ke-28.
inokula yang digunakan antara 0,5% dan 1,0% dan Kapang Koloni tidak meningkat dari jumlah
volume sediaan. Kadar mikroba uji yang ditambahkan dan khamir hitungan awal sampai han ke- 14 dan 28.
pada sediaan (Kategori 1, 2, dan 3) seperti halnya kadar
akhir sediaan uji setelah diinokulasi antara 1 x 10 5 dan
1 x 106 koloni/mi. Untuk sediaan Kategori 4 (antasida)
- 1357 -

Untuk Sediaan Kategori 3 optimal ditentukan dari pabrik. Amati lempeng setelah
Bakteri Koloni tidak kiirang dari 1,0 log reduksi 24 dan 48 jam, catat jumlah koloni tiap lempeng; dan
dari jumlah hitungan awal pada han ke- gunakan jumlah koloni yang diamati setelah 48 jam
14, dan tidak meningkat sampai dengan untuk menghitung hasiL Hitung jumlah rata-rata spora
hanike-28. tiap indikator dari hasil penghitungan, menggunakan
Kapang Koloni tidak meningkat dari jumlah faktor pengenceran yang sesuai. Pengujian dinyatakan
dan khamir hitungan awal sampai han ke-14 dan 28. absah bila log jumlah spora per (kertas) pembawa pada
Untuk Sediaan Kategori 4 48 jam sama atau lebih besar dani log jumlah setelah
Bakteri, Koloni tidak meningkat dari jumlah 24 jam dalam tiap wadah. Untuk Indikator Biologi
kapang dan hitungan awal sampai harike-14 dan 28. Sterilisasi Uap Basah, Self-Contained lepaskan secara
khamir aseptik tiga buah pembawa dari masing-masing
wadahnya, dan perlakukan langsung seperti pada
Indikator Biologi Sterilisasi Uap Basah dengan
UJI KINERJA RESISTENSI INDIKATOR Pembawa Kertas.
Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Pemanasan Basah,
BIOLOGI <65> Pemanasan Kering, dan Gas, dengan Pembawa Non-
Kertas, lepaskan secara aseptik tiga buah pembawa dan
PENGHITUNGAN ANGKA SPORA masing-masing kemasan asli atau wadahnya. Masukkan
tiap pembawa ke dalam wadah steril yang sesuai berisi
Untuk indikator biologi dengan pembawa kertas,
100 ml Air Murni dingin, dan sonikasi atau kocok
lepaskan tiga buah indikator biologi yang relevan dan dengan pengocok-resiprok secukupnya. Lima belas
masing-masing wadahnya. Dispersikan kertas pembawa menit atau lebih mungkin diperlukan untuk perolehan
dengan memasukkan ke dalam 250 ml "blender" steril
kembali yang optimal. Sebaiknya telah dilakukan studi
berisi 100 ml Air Murni dingin, campurkan hingga
pendahuluan untuk memastikan bahwa metode
terbentuk suspensi homogen. Umumnya pencampuran
perolehan kembali menghasilkan sedikitnya 50%-300%
dilakukan selama 15 menit atau lebih untuk memperoleh
perolehan kembali angka spona hidup. Pindahkan
perolehan kembali yang optimal. Pindahkan sejumlah sejumlah 10 ml alikuot suspensi ke dalam 16 x 125 mm
10 ml alikuot suspensi ke dalam 16 x 125 mm tabung
tabung bertutup ulir steril. Panaskan tabung berisi
bertutup ulir steril. Untuk Indikator Biologi Sterilisasi
suspensi Bacillus atrophaeus, Bacillus subtilis, Bacillus
Uap Basah dengan Pembawa Kertas, panaskan tabung
coagulans path 80° - 85° selama 10 menit. Panaskan
berisi suspensi dalam tangas air pada 950 - 100 0 selama tabung benisi suspensi Geobacillus stearothermophilus
15 menit (syok panas) dimulai setelah suhu mencapai
pada 950 - 100° selama 15 menit. Penghitungan waktu
95°. Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Panas Kering
dimulai pada saat tiap rentang suhu pemanasan
dengan Pembawa Kertas dan Indikator Biologi mencapai yang terendah. Dinginkan segena dalam tangas
Sterilisasi Etilen Oksida, dengan Pembawa Kertas, air es pada 0° - 4 1. Pindahkan masing-masing 1 ml
panaskan tabung berisi suspensi dalam tangas air pada ahikuot ke dalam dua tabung yang sesuai, dan lakukan
80° - 85° selama 10 menit dimulai setelah suhu mencapai sen pengencenan secukupnya dalam Air Murni stenil,
80°. Dinginkan secara cepat dalam tangas air-es pada
00 - 4. Pindahkan 1 ml alikuot masing-masing ke dalam
pengencenan dipilih dengan hasil penghitungan 30 - 300
koloni, tetapi tidak kunang dani 6, pada tiap pasangan
dua tabung yang sesuai, dan lakukan seri pengenceran
lempeng dengan perlakuan sebagai benikut mi.
secukupnya dalam Air Murni steril, pengenceran dipilih Bila indikator biologi mempunyai kadar spora rendah,
dengan hasil penghitungan 30 - 300 koloni, tetapi tidak mungkin sen pengenceran perlu dimodifikasi dan
kurang dari 6, pada tiap pasangan lempeng dengan menggunakan lempeng lebih banyak untuk tiap
perlakuan sebagai berikut mi. Bila indikator biologi pengenceran. Siapkan sen terpisah lempeng untuk tiap
mempunyai kadar spora rendah, mungkin sen alikuot. Masukkan 1 ml suspensi dani tingkat
pengenceran perlu dimodifikasi dan menggunakan pengencenan yang dipilih ke dalam masing-masing dua
lempeng lebih banyak untuk tiap pengenceran. Siapkan cawán Petri 15 - 100 mm. Dalam waktu 20 menit
seri terpisah lempeng untuk tiap alikuot. Masukkan tambahkan pada tiap cawan 20 ml media Soybean-
1,0 ml suspensi dani tingkat pengenceran yang dipilih ke Casein Digest-Agar cain dan telah didinginkan 450 - 50°.
dalam masing-masing dua cawan Petri 15 - 100 mm. Campur dengan memutan cawan hingga suspensi
Dalam waktu 20 menit tambahkan pada tiap cawan homogen.
20 ml media Soybean-Casein Digest Agar cair dan telah Untuk G,stearothermophilus, B.atrophaeus, B.subtilis,
didinginkan 45° - 50°. Campur dengan memutar cawan
dan B.coagulans, gunakan media Soybean-Casein Digest
hingga suspensi homogen, dan kemudian dibiarkan Agar dan inkubasikan lempeng secara aerob dengan
memadat. Inkubasikan lempeng dengan posisi dibalik posisi dibahik pada suhu berturut-turut untuk tiap
pada 550 - 60°, untuk Indikator Biologi Sterilisasi Uap mikroba sebagai berikut: 55° - 60°, 30° - 350, 48° - 52°, atau
Basah dengan Pembawa Kertas, dan pada 30° - 35° pada suhu optimum khusus sesuai dengan indikator
Indikator Biologi Sterilisasi Etilen Oksida, dengan
biologi pabnik. Amati lempeng setelah 24 dan 48 jam.
Pembawa Kertas dan Indikator Biologi Sterilisasi Panas Catat jumlah koloni tiap lempeng. Hitung rata-rata
Kering dengan Pembawa Kertas atau pada suhu rekoveri jumlah spora tiap indikator dari hasil penghitungan,
-1358-

menggunakan faktor pengenceran yang sesuai. Prosedur uji penggunaan bejana REM untuk evaluasi
Pengujian dinyatakan absah bila log jumlah spora per resistensi mikroba ditetapkan dalam standar ISO sen
pembawa pada 48 jam sama atau lebih besar dari log 11138. Indikator biologi sebaiknya mengikuti standar
jumlah setelah 24 jam dalam tiap wadah. yang sesuai. Metode uji dan penggunaan pembawa
Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Pemanasan Basah, dengan REM mungkin dapat disesuaikan untuk
Pemanasan Kering, dan Gas, Suspensi Spora Cair, indikator biologi khusus. Metode dan peralatan yang
menggunakan G.stearotherinophilus, B.atrophaeus, digunakan untuk pembawa kertas dapat berbeda dengan
B.subtilts, dan B.coagulans sebagai indikator biologi, pembawa lain dan secara substansial berbeda dan
disiapkan seri pengenceran secukupnya, suspensi ash penggunaan suspensi indikator biologi.
spora dengan Air Murni dingin steril dalam tabung Kondisi pemaparan nilai-D untuk pembawa bahan
bertutup ulir 16 x 125 mm menggunakan prosedur alternatif sama dengan kondisi yang digunakan untuk
khusus penghitungan angka spora dengan Indikator menetapkan nilai-D pembawa kertas. Jika label pabrik
Biologi Sterilisasi Pemanasan Basah, Pemanasan membohehkan penggunaan pembawa dengan berbagai
Kering, dan Gas, dengan Pembawa Non-Kertas. metode sterilisasi, maka data nilai-D, "survival time ",
"kill time" disediakan oheh pabrik untuk setiap metode
PENETAPAN NILAI-D sterihisasi. Hal mi memungkinkan indikator biologi yang
diinokuhasi pada pembawa selain kertas disterilisasi/
Lakukan seluruh pengujian seperti dijelaskan dalam dekontaminasi dengan metoda gas atau uap seperti fase
bagian mi di bawah kondisi aseptik, menggunakan uap hidrogen peroksida dan Morin dioksida.
peralatan steril untuk rnikroba ion-termofilik. Standar kondisi fisik evaluasi indikator biohogi untuk
Penetapan Nilai-D untuk G.stearothermophilus dan penggunaan dengan fase uap hidrogen peroksida dan
B.coagulans dapat dilakukan di hingkungan tidak Morin dioksida behum ditetapkan. Dalam hal Morin
dikiasifikasi tetapi terkendahi. dioksida, kadar gas, kehembaban relatif, dan suhu
merupakan pengendahi kondisi proses yang penting,
Peralatan yang dapat diukur dengan akurat. Pabrik penghasil
indikator biologi menggunakan Morin dioksida harus
Peralatan uji untuk menetapkan resistensi menyatakan kondisi yang harus dihakukan di bawah
mikrobiologi yang dijelaskan secara rinci dalam ISO penetapan nilai-D, sehingga pengguna dapat paling tidak
18472, Sterilisasi Produk Kesehatan-Indikator Biologi melihat resistensi banyak indikator biohogi sebagai
dan Kimia-Peralatan Uji. Rincian Resistometer Evaluasi pembanding untuk mengantisipasi kondisi yang
Indikator Biologi (REIB) secara individu bervariasi digunakan. Situasi dengan fase uap hidrogen peroksida
dengan rancangan spesifik dan proses sterilisasi utama lebih kompheks, berbagai perahatan pabrik menawarkan
bersama dengan yang digunakan. Tetapkan bahwa dekontaminasi atau kondisi stenilisasi yang berbeda. Jadi
kinei:ja bejana REM sesuai dengan persyaratan standar tidak ada proses standar untuk mehakukan dekontaminasi
ISO untuk paparan indikator biologi, dengan perbedaan dengan fase uap hidrogen peroksida atau sterilisasi
rancangan yang dapat diterima. permukaan. Hal mi diikuti tidak adanya metode evaluasi
standar industri indikator biologi, walaupun mungkin
Prosedur tidak berhubungan langsung antara kadar uap dan
kecepatan ataupun keefektivan inaktivasi indikator
Lakukan pengujian Nilai-D pada setiap pengaturan biologi. Sebagai tambahan, suhit untuk mengases
kondisi sterilisasi, paket indikator biologi diberi tanda kehembaban nelatif secara akurat, yang sening ditetapkan
(label) untuk digunakan. Ambil kelompok spesimen sebagai parameter proses kritis dengan adanya uap
indikator biologi sejumlah yang cukup dalam wadah ash hidrogen peroksida. Untuk ahasan mi lebih masuk akah
masing-masing, setiap kelompok terdiri dari tidak untuk menetapkan nesistensi indikator biohogi menjadi
kurang 5 spesimen. Jumlah kelompok menyediakan relatif atau ukuran rehatif pabnik daripada nilai-D
rentang pengamatan dari tidak kurang dari satu label sebenarnya. Selanjutnya tergantung peralatan dan proses
nilai-D di bawah tanda waktu bertahan hidup ("survival yang dikerjakan, dan mi menjadi tidak mungkin bagi
time ') sampai tidak kurang dari satu label nilai-D di atas pengguna mengulangi uji resistensi biologi yang telah
tanda waktu mematikan ("kill time"). Letakkan setiap dilakukan oleh pabnik.
kelompok pada tempat spesimen ("specimen holder") Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Uap Basah,
terpisah yang sesuai yang memungkinkan setiap Pemancssan Kering, dan Gas, Suspensi Spora Cair,
spesimen terpapar kondisi sterihisasi yang telah dilakukan penétapan nilai-D untuk tiap mikroba untuk
ditentukan pada lokasi khusus dalam bejana sterilisasi menyediakan suspensi basil panen spora cair. Uji
REIB. Periksa alat REM untuk parameter pengoperasian dilakukan dengan seri pengenceran berdasarkan status
menggunakan "specimen holder" tanpa spesimen. Pilih titer spora dari suspensi dengan Air Murni dalam tabung
seri tainbahan waktu sterihisasi dari waktu terpendek stenil.
untuk spesimen yang diuji. Perbedaan pada seri waktu Bila suspensi dimasukkan pada atau dalam substrat
stenihisasi, sedapat mungkin konstan dan perbednan misal tutup elastomenik atau produk forrnulasi,
antara waktu yang berdekatan tidak lebih besar dan 75% resistensinya mungkin benbeda dari yang ditetapkan
nilai-D label. dalam Air Murni. Perbedaan itu mungkin bermakna
-1359-

untuk penggunaan indikator biologi dan pengukuran memberikan hasil berbeda lebih kepada sebagai alat dan
yang sesuai sebelumnya untuk digunakan dalam pada variasi kinerja indikator biologi.
aktivitas validasi sterilisasi.
"Survival time" dan "Kill time"
Perolehan Kembali
Gunakan dua kelompok, masing-masing terdini dan
Setelah melengkapi prosedur sterilisasi Indikator 10 indikator biologi yang relevan, dalam wadah ash.
Biologi untuk Sterilisasi Panas Kering dengan Pembawa Tempatkan spesimen tiap kelompok dalam rak spesimen
Kertas dan Indikator Biologi untuk Sterilisasi Etilen yang memungkinkan tiap spesimen terpapar kondisi
Oksida, dengan Pembawa Kertas; atau Jndikator Biologi sterilisasi pada lokasi khusus dalam bejana REIB.
untuk Sterilisasi Uap dengan Pembawa Kertas yang Lakukan pemaparan spesimen untuk "survival time"
dapat diterapkan dan dalam catatan waktu tidak lebih yang disyaratkan, masukkan ke dalam bejana, dan
dan 4 jam, buka secara aseptik dan tambahkan tiap strip pisahkan wadah yang berisi 10 spesimen. Ulangi
ke dalam media sesuai (lihat Media di bawah Uji prosedur di atas segera, atau panaskan sebelumnya bila
Sterilitas <71>) untuk merendam indikator biologi selang waktu yang cukup telah dilampaui, sehingga
dalam tabung yang sesuai. Untuk tiap Indikator Biologi wadah yang berisi 10 spesimen kedua diperlakukan
untuk Sterilisasi Uap Basah, Self-Contained spesimen, sama seperti yang pertama kecuali untuk persyaratan
strip kertas direndam dalam media self-contained "kill time ".
menurut petunjuk pabrik, dalam catatan waktu tidak "Survival time" dan "kill time" untuk seluruh
lebih dari 4 jam. Inkubasi tiap tabung pada suhu rekoveri monografi indikator biologi dijelaskan dalam masing-
optimal yang ditetapkan pabrik. Amati tiap tabung berisi masing monografi.
media yang diinokulasi pada interval yang cukup untuk
total 7 hari setelah inokulasi. (Bila terjadi pertumbuhan
pada saat pengamatan maka inkubasi tidak perlu UJI STERILITAS <71>
dilanjutkan). Catat jumlah spesimen yang tidak tumbuh
pada tiap waktu. Prosedur fanmakope mi didesain bukan untuk menjainin
Untuk Indikator Biologi untuk Sterilisasi Uap Basah, bahwa satu bets produk adalah steril atau telah
Pemanasan Kering, dan Sterilisasi Gas, Pembawa distenilkan. Hal mi terutama harus disertai dengan
Bukan kertas, rekoveri spora dari pembawa indikator validasi proses stenilisasi atau prosedur proses aseptik.
biologi akan mengikuti prosedur yang dijelaskan dalam Pengujian digunakan untuk bahan, sediaan, alat sesuai
prosedur Angka Total Spora Hidup. Metode penetapan dengan farmakope yang dipersyaratkan harus steril.
nilai-D indikator biologi dengan pembawa kertas dapat Hasil yang diterima menunjukkan bahwa tidak ada
digunakan untuk menghitung nilai-D untuk pembawa kontaminasi mikroba ditemukan dalam sampel di bawah
bukan kertas. Kondisi inkubasi mikroba yang akan kondisi pengujian.
digunakan untuk indikator biologi dengan pembawa
bukan kertas dijelaskan dalam bab Angka Total Spora TINDAKAN PENCEGAHAN TERIIADAP
Hidup. KONTAMINASI MIKROBA
Untuk Indikator Biologi untuk Sterilisasi Uap Basah,
Pemanasan Kering, dan Gas, Suspensi Spora Cair, Pengujian sterilitas dilaksanakan pada kondisi
metode rekoveri setelah kondisi pemaparan sterilisasi aseptik. Untuk mencapai kondisi tersebut, lingkungan
adalah metode yang dijelaskan dalam bab Angka Total pengujian harus dibuat sama seperti ketika uji sterilitas
Spora Hidup suspensi spora cair, dan jika penetapan dilakukan. Tindakan pencegahan untuk mencegah
nilai-D pemanasan kering dibuat dari suspensi B. kontaminasi tidak boleh mempengaruhi mikroba yang
atrophaeus, prosedur rekoveri sama seperti dijelaskan ada dalam pengujian. Kondisi pengerjaan, ketika uji
dalam Indikator Biologi untuk Sterilisasi Uap Basah dilakukan dimonitor secana berkala dengan melakukan
dengan Pembawa Kertas. sampling yang sesuai pada area kerja dan kontrol yang
Ketika digunakan Clostridium sporogenes sebagai sesuai.
indikator biologi, metode persiapan, inokulasi, metode
rekoveri clan media harus diadaptasikan untuk dapat MEDIA DAN SUHU INKUBASI
mengakomodasi penggunaan pembentukan spora
anaerob. Media untuk pengujian dapat dibuat seperti tertera di
bawah mi atau setara dengan media komersil yang
Penghitungan memenuhi syarat Uji Fertilitas Aerob, Anaerob dan
Kapang.
Penetapan nilai-D indikator biologi dapat dilakukan Media benikut adalah media yang sesuai untuk uji
menggunakan Metode Spearman-Karber Terbatas, sterihitas. Media Cair Tioglikolat terutama digunakan
Kurva Survival atau prosedur Sumbu-Murphy-Cochran. untuk pertumbuhan bakteri anaerob, termasuk juga
Lebih baik menggunakan metode sama dengan yang untuk mendeteksi bakteri aerob. "Soybean-Casein Digest
ditetapkan oleh pabnik indikator biologi untuk Medium" sesuai untuk pertumbuhan kapang dan bakteri
menetapkan nilai-D. Penggunaan metode berbeda akan aerob.
- 1360-

Media Cair Tioglikolat Soybean-Casein Digest Medium

L-Sistin P 0,5 g Pancreatic digest of casein 17,0 g


Natrium kiorida P 2,5 g Papaic digest ofsoybean meal 3,0 g
Dekstrosa monohidrat/anhidrat P 5,5 / 5,Og Natrium klorida P 5,0 g
Agar 0,75g Kaliumfosfat dibasa P 2,5 g
Yeast extract (larut dalam air) 5,0 g Dekstrosa monohidrat/anhidrat P 2 1 5/2,3 g
Pancreatic digest of casein 15,0 g Air murni 1000 ml
Natrium tioglikolat P atau 0,5 g pH setelah sterilisasi 7,3 ± 0,2
Asam tioglikolat P 0,3 ml
Larutan natrium resazurin P (1 dalam 1,0 ml Larutkan semua bahan padat dalam air murni, hangatkan
1000) dibuat segar ______ hingga larut. Dinginkan larutan hingga suhu ruang, dan
Air murni 1000 ml jika perlu atur pH larutan hingga setelah sterilisasi
pH setelah sterilisasi 7,1±0,2 7,3±0,2 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N. Jika
perlu saning hingga jernih, bagikan dalam wadah-wadah
Campur dan panaskan hingga larut L-sistin F, natrium yang sesuai dan sterilisasi menggunakan proses yang
kiorida P, dekstrosa, yeast extract dan pancreatic digest telah divalidasi. Simpan pada suhu antara 2° dan 25°
of casein dalam air murni. Larutkan natrium tioglikolat dalam wadah steril dan tertutup baik, kecuali jika segera
P atau asam tioglikolat P ke dalam larutan dan atur pH digunakan. Media tidak boleh digunakan lebih lama dan
hingga setelah sterilisasi 7,1±0,2 dengan penambahan waktu penyimpanan yang telah tervalidasi.
natrium hidroksida I N. Jika diperlukan penyaringan, Soybean Casein Digest Medium diinkubasi path 22,5±2,5°.
panaskan kembali larutan tanpa mendidih, dan saring
selagi panas melalui kertas saring yang telah dibasahkan. Media untuk Golongan Penisilin dan Sefalosporin
Tambahkan larutan natrium resazurin F, campur dan
tempatkan media dalam tabung yang sesuai, yang Jika media uji sterilitas akan digunakan pada metode
memberikan perbandingan permukaan dengan Inokulasi langsung ke dalam Media Uji seperti tertera
kedalaman media sedemikian rupa sehingga tidak lebih pada Uji Sterilitas Sediaan, modifikasi pembuatan
dan setengah bagian atas media yang mengalami media, baik Media Cair Tioglikolat maupun "Soybean
perubahan warna sebagai indikasi masuknya oksigen Casein Digest Medium" sebagai berikut: Masukkan
pada akhir masa inkubasi. Sterilisasi menggunakan secara aseptik pada setiap wadah media sejumlah 3-
proses yang telah divalidasi. Jika media disimpan, maka laktamase untuk menginaktifkan sejumlah antibiotik
simpan pada suhu antara 2° dan 25° dalam wadah steril dalam zat uji. Tetapkan jumlah J3-laktamase yang
tertutup rapat. Jika lebih dari sepertiga bagian atas media diperlukan untuk menginaktifkan antibiotik
terjadi warna merah muda, media dapat diperbaiki menggunakan sediaan 3-1aktamase yang sebelumnya sudah
kembali dengan pemanasan diatas tangas air atau dalam diuji inaktivasi daya hambat dari penisilin atau
uap air yang mengalir bebas hingga warna merah muda sefalosporin. [Catatan Media yang telah mengandung
hilang, dan dinginkan secepatnya, cegah masuknya J3-laktamase dapat juga digunakan untuk pengujian
udara tidak steril ke dalam wadah. Media tidak boleb dengan metode penyaringan membran.]
digunakan lebih lama dari waktu penyimpanan yang Sebagai alternatif (Lakukan uji di daerah yang benar-
telah tervalidasi. benar terpisah dari tempat uji sterilitas), tetapkan jumlah
Media Cair Tioglikolat diinkubasi pada suhu 30° - 35°. 3-laktamase yang diperlukan di dalam media seperti
Untuk sediaan yang mengandung pengawet raksa yang tertera pada Uji kesesuaian metode menggunakan
tidak dapat diuji menggunakan metode Penyaningan Staphylococcus aureus kurang dari 100 koloni (lihat
membran, Media Cair Tioglikolat diinkubasi pada suhu Tabel I) sebagai bakteri tantang. Amati pertumbuhan
20° - 25° sebagai pengganti "Soybean Casein Digest mikroba yang khas sebagai konfirmasi bahwa kadar
Medium" yang telah tervalidasi yang tertera pada uji -laktamase sudah tepat.
Fertilitas Anaerob, Aerob dan Kapang. Media
Tioglikolat Alternatif dapat digunakan jika sudah Tabel 1 Galur Mikroba Uji yang sesuai untuk
disetujui. Buat campuran menggunakan komposisi sama penggunaan Uji Fertilitas dan Uji kesesuaian metode
seperti Media Cair Tioglikolat tetapi tidak menggunakan
agar P dan larutan natrium resazurin P. Sterilkan sama Bakteri Aerob
seperti di atas. pH setelah sterilisasi 7,1±0,2. Panaskan Staphylococcus aureus ATCC 6538; CIP 4.83;
NCTC 10788; NCIMB 9518;
dalani tangas air sebelum digunakan dan inkubasi pada
NBRC 13276
suhu 30° - 35° dalam kondisi anaerob.
Bacillus subtilis ATCC 6633; CIP 52.62;
NCIMB 8054; NBRC 3134
Pseudomonas ATCC 9027; NCIMB 8626;
aeruginosa' IP 82.118; NBRC 13275
- 1361 -

Bakteri Anaerob menginaktifkan aktifitas residu antibiotik pada membran


Clostridium sporogenes2 ATCC 19404; CIP 79.3; setelah larutan uji disaring (lihat Media untuk Golongan
NCTC 532 atau ATCC Penisilin dan Sefalosporin.).
11437; NBRC 14293
Kapang Cairan D
Aspergillusbrasiliensis ATCC 16404; IP 1431.83
(Aspergillus niger) MI 149007; NBRC 9455
Untuk setiap liter Cairan A tambahkan I ml polisorbat
1.Altematif untuk Pseudomonas aeruginosa adalah Kocuria 80 P, atur pH hingga 7,1±0,2, bagikan ke dalam wadah-
rhizophila (Micrococcus luteus) ATCC 9341
2.Alternatif untuk Clostridium sporogenes, jika diinginkan wadah, dan sterilisasi menggunakan proses yang telah
mikroba yang bukan pembentuk spora adalah Bacteroides divalidasi. Gunakan cairan mi untuk bahan uji yang
vulgatus ATCC 8482. mengandung lesitin atau minyak, atau untuk alat
kesehatan yang beretiket lumen steril.
Media yang digunakan sesuai dengan uji di bawah mi.
Pengujian dilakukan sebelum atau bersamaan dengan Cairan K
penguj ian sediaan.
Larutkan 5,0 g peptic digest of animal tissue; 3,0 g beef
Sterifitas extract dan 10,0 g polisorbat 80 P, dalam air hingga 1
liter. Atur pH hingga setelah sterilisasi pH 6,9±0,2.
Inkubasi sebagian dari media pada suhu yang sesuai Bagikan ke dalam wadah-wadah, dan sterilisasi
selama 14 han. Tidak boleh ada pertumbuhan mikroba. menggunakan proses yang telah divahidasi.

Uji Fertffitas untuk Aerob, Anaerob dan Kapang UJI KESESUAIAN METODE

Lakukan uji fertilitas terhadap tiap lot media siap Lakukan uji seperti tertera pada Uji Sterilitas Produk
pakai dan tiap bets dari media yang dibuat menggunakan menggunakan metode yang sama, kecuali untuk
media kening atau dan bahannya. Galur mikroba yang modifikasi benikut mi:
sesuai dapat dilihat pada Tabel 1.
Inokulasikan sejumlah Media Cair Tioglikolat dengan Penyaringan Membran
sejumlah mikroba berikut (tidak lebih dari 100 koloni),
menggunakan sejumlah media terpisah untuk setiap Setelah isi wadah atau isi beberapa wadah yang diuji
spesies mikroba: Clostridium sporogenes, Pseudomonas disaring melalui membran, tambahkan inokulum dan
aeruginosa, dan Staphylococcus aureus. Inokulasikan sejumlah kecil mikroba "viable" (tidak lebih dari 100
sejumlah Media Tioglikolat Altematif dengan sejumlah koloni) ke dalam pembilas steril terakhir yang digunakan
Clostridium sporogenes (tidak lebih dari 100 koloni). untuk membilas penyaning.
Inokulasikan sejumlah "Soybean Casein Digest
Medium" dengan sejumlah mikroba berikut (tidak lebih Inokulasi langsung
dari 100 koloni) menggunakan sejumlah media terpisah
untuk setiap spesies mikroba: Aspergillus brasiliensis, Setelah isi wadah atau isi beberapa wadah yang diuji
Bacillus subtilis dan Candida albicans. Inkubasi tidak (gunakan helaian untuk benang bedah dan alat-alat
Iebih dari 3 hari untuk bakteri dan tidak lebih dari 5 han bedah yang digunakan dokter hewan) dimasukkan ke
untuk kapang. Teknik pemeliharaan lot benih kultur dalam media, tambahkan sejumlah kecil inokulum
(sistem lot benih) untuk miknoba viabel yang niikruba "viable" (tidak lebih dari 100 koloni) ke dalam media.
diinokulasikan tidak lebih dari 5 pasase yang diturunkan Pada kedua cana diatas, gunakan mikroba yang sama
dari lot benih master ash. seperti tertera pada Uji Fertilitas untuk Aerob, Anaerob
Media dapat digunakan jika tenlihat pertumbuhan dan Kapang. Lakukan uji fertilitas sebagai kontrol
miknoba dengan jelas. positif. Inkubasi semua wadah yang benisi media selama
tidak lebih dari 5 han.
CAIRAN PENGENCER DAN PEMBILAS Jika setelah masa inkubasi terlihat pertumbuhan mikroba
UNTUK PENYARINGAN MEMBRAN dengan jelas secana visual dibandingkan dengan tabung
yang tidak berisi sampel, maka sampel tidak mempunyai
Cairan A sifat antimikroba pada kondisi uji atau aktifitasnya telah
dihilangkan dengan sempuma. Uji stenilitas kemudian
Cara pembuatan Larutkan 1 g peptic digest of animal dapat dilakukan tanpa modifikasi lebih lanjut.
tissue dalam air hingga 1 liter, jika perlu saning atau Jika tidak terhihat pertumbuhan mikroba dengan jelas
sentrifus hingga jernih, atun pH hingga 7,1±0,2. Bagikan pada tabung yang berisi sampel secana visual ;
ke dalam wadah-wadah, dan stenilisasi menggunakan dibandingkan dengan tabung yang tidak benisi sampel,
proses yang telah divalidasi. maka sampel mempunyai aktifitas antimiknoba yang
Cara Pembuatan untuk Penisilin atau Sefalosporin tidak dapat dihilangkan pada kondisi pengujian.
Jika perlu tambahkan secara aseptik pada larutan diatas, Modifikasi kondisi mi untuk menghilangkan daya
sejumlah fl-laktamase steril yang cukup untuk aktifitas antimikroba dan ulangi Uji Kesesuaian Metode.
-1362-

Uji Kesesuaian Metode dilakukan untuk a) uji sterilitas menggunakan dua alau lebih media yang sesuai]. Jika isi
pada sediaan baru; b) ada perubahan yang dilakukan pada wadah tidak cukup untuk masing-masing media, gunakan
kondisi pengujian. Uji Kesesuaian Metode dapat jumlah dua kali dari yang tertera pada Tabel 3.
dilakukan secara simultan dengan Uji Sterilitas Sediaan. Pengujian terhadap contoh uji dapat dilakukan
menggunakan teknik Penyaringan Membran atau
WI STERILITAS SEDIAAN Inokulasi Langsung ke dalam Media Uji. Gunakan juga
kontrol negatif yang sesuai. Teknik Penyaringan
Jumlah Bahan yang Diuji Membran digunakan apabila sifat contoh sesuai, yaitu
untuk sediaan yang mengandung air dan dapat disaring,
Kecuali dinyatakan lain pada bab mi atau masing-masing sediaan yang mengandung alkohol atau minyak, dan
monografi, gunakan jumlah wadah seperti tertera pada sediaan yang dapat dicampur dengan atau yang larut
Tabel 3. Jika isi tiap wadah mencukupi (lihat Tabel 2) isi dalam pelarut air atau minyak, dengan ketentuan bahwa
wadah dapat dibagi sama banyak dan ditambahkan pada pelarut tidak mempunyai efek antimikroba pada kondisi
media yang sesuai. [Catatan Lakukan uji sterilitas pengujian.

Tabel 2 Jumlah Minimum yang Digunakan untuk hap Media

Isi per wadah Jumlah minimum yang digunakan


(Kecuali dinyatakan lain)
Larutan
Kurang dari 1 ml Seluruh isi tiap wadah
1 —40 ml setengah isi tiap wadah, tetapi tidak kurang dari 1 ml
Lebih dari 40 ml, tidak lebih dari 100 ml 20 ml
Lebih dari 100 ml 10% isi wadah, tetapi tidak kurang dari 20 ml
Larutan antibiotik 1 ml
Sediaan larut dalam air lainnya atau dalam isopropil Seluruh isi tiap wadah, sebanding dengan tidak kurang dan
miristat 200 mg
Sediaan yang tidak larut, krim,dan salep, yang tersuspensi Gunakan isi tiap wadah yang sebanding dengan tidak
atau teremulsi kurang dari 200 mg

ZatPadat -

Kunang dari 50 mg Seluruh isi tiap wadah


50 mg atau lebih, tetapi kurang dari 300 mg Setengah isi tiap wadah, tetapi tidak kurang dari 50 mg
300mg-5g 150 mg
Lebih besar dari 5 g 500 mg

Benang bedah dan peralatan bedah lainnya untuk 3 potongan untuk helai (panjang tiap potong 30 cm)
penggunaan dokter hewan
Pembalutl kapas/perban (dalam kemasan) 100 mg per kemasan
Benang bedah dan bahan sejenis yang dikemas untuk Seluruh alat
penggunaan sekali pakai
Alat Kesehatan lainnya Seluruh alat, potong kecil-kecil atau diuraikan

Tabel 3 Jumlah Minimum Bahan yang diuji sesual dengan Jumlah Bahan dalam Bets

Jumlah wadah dalam Bets* Jumlah Minimum wadah yang diuji tiap media (Kecuali
dinyatakan lain**)
Sediaan parenteral
Tidak lebih dari 100 wadah 10% atau 4 wadah, diambil yang lebih besar
Lebih dari 100, tetapi tidak lebih dari 500 wadah 10 wadah
Lebih dari 500 wadah 2% atau 20 wadah, diambil yang lebih kecil
Untuk sediaan volume besar 2% atau 10 wadah, diambil yang lebih kecil

Zat Padat antibiotik


Produk ruahan dalam kemasan <5 g 20 wadah
Produk ruahan dalam kemasan >5 g 6 wadah
Produk ruahan dan campuran lihat Produk ruahan padat
- 1363 -

Sediaan mata dan sediaan lain yang tidak disuntikkan


Tidak lebih dari 200 wadah 5% atau 2 wadah, diambil yang lebih besar
Lebih dari 200 wadah 10 wadah
Jika sediaan dalam bentuk wadah dosis tunggal, gunakan
skema diatas untuk sediaan parenteral
Benang bedah dan peralatan bedah lainnya untuk 2% atau 5 kemasan, diambil yang lebih besar, sampai total
penggunaan dokter hewan maksimum 20 kemasan
Tidak lebih dari 100 bahan 10% atau 4 bahan,diambil yang lebih besar
Lebih dari 100, tetapi tidak lebih dari 500 bahan 10 bahan
Lebih dari 500 bahan 2% atau 20 bahan, diambil yang lebih kecil

Produk ruahan padat


Sampai 4 wadah Tiap wadah
Lebih dari 4 wadah, tetapi tidak lebih dari 50 wadah 20% atau 4 wadah, diambil yang lebih besar
Lebih dari 50 wadah 2% atau 10 wadah, diambil yang lebih besar
*Jika besarnya bets tidak diketahui, gunakan jumlah maksimum
**Jjka isi satu wadah cukup untuk diinokulasikan ke dalam dna media, kolom mi menyatakanjumlah wadah yang diperlukan untuk
kedua media.
Penyaringan Membran tersebut tidak dapat menghilangkan daya antimikroba
secara sempuma.
Gunakan penyaring membran dengan porositas tidak Pindabkan seluruh membran utuh ke dalam media atau
lebih dari 0,45 urn yang telah terbukti efektif menahan potong menjadi dua bagian yang sama secara aseptik dan
mikroba. Sebagai contoh, penyaring selulosa nitrat pindahkan masing-masing bagian ke dalam dna media
digunakan untuk larutan yang mengandung air, minyak yang sesuai. Gunakan volume yang sama pada tiap media
dan larutan inengandung alkohol berkadar rendah; dan seperti pada Uji Kesesuaian Metode. Sebagai pilihan lain,
penyaning selulosa asetat digunakan untuk larutan pindahkan media ke dalam membran pada alat penyaring.
mengandung alkohol berkadar tinggi. Penyaring khusus Inkubasi media selama tidak kurang dari 14 han.
yang sesuai mungkin diperlukan untuk sediaan tertentu
(misal: untuk antibiotik). ZAT PADAT YANG DAPAT LARUT
Teknik pengujian di bawah mi menggunakan membran
berdiameter lebih kurang 50 mm. Jika digunakan Gunakan untuk tiap media tidak kurang dari sejumlah
penyaring dengan diameter yang berbeda, volume larutan sediaan seperti tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3, larutkan
pengencer dan pembilas harus disesuaikan. Peralatan dalam pelarut yang sesuai, air steril untuk injeksi, natnium
penyaring dan membran disterilisasi dengan cara yang klorida steril, atau larutan steril yang sesuai seperti
sesuai. Peralatan dirancang hingga larutan uji dapat Cairan A dan lakukan uji seperti tertera pada Larutan
dimasukkan dan disaring pada kondisi aseptik, membran dalam Air menggunakan penyaring membran yang sesuai
dapat dipindahkan secara aseptik ke dalam media, atau untuk pelarut yang telah dipilih.
dapat dilakukan inkubasi setelah media dimasukkan ke
dalam alat penyaring itu sendiri. MINYAK DAN LARUTAN MINYAK

LARUTAN DALAM AIR Gunakan untuk tiap media tidak kurang dari sejumlah
sediaan seperti tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3. Minyak
Jika penn pindahkan sejumlah kecil pengencer steril yang dan larutan minyak viskositas rendah dapat disaring
sesuai seperti Cairan A ke dalam membran dan saring. melalui membran kering tanpa pengenceran. Minyak
Pengencer dapat mengandung bahan penetral danIatau kental dapat diencerkan dengan pengencer stenil seperti
bahan inaktifator yang sesuai, misalnya pada kasus isopropil miristat P yang tidak mempunyai daya
antibiotik. antimikroba pada kondisi pengujian. Biarkan minyak
Pindahkan isi wadah atau beberapa wadah yang akan menembus membran dengan gaya beratnya sendiri,
diuji ke dalam satu membran atau beberapa membran, kemudian saning dengan menggunakan tekanan atau
jika penn diencerkan dengan pengencer steril yang dipilih penghisapan secara bertahap.
sesuai volume yang digunakan pada Uji Kesesuaian Cuci membran tidak kurang dari tiga kali dengan cara
Metode, tetapi jumlah yang digunakan tidak kurang dan menyaring, tiap kali dengan 100 ml lanutan stenil yang
yang tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3. Saning segera. Jika sesuai, seperti Cairan A yang mengandung bahan
sediaan mempunyai daya antimiknoba, cuci membran pengemulsi yang sesuai dengan kadar yang sesuai seperti
tidak kunang dari tiga kali dengan cara menyaring tiap pada Uji Kesesuaian Metode, misalnya polisorbat 80 P
kali dengan sejumlah volume pengencer yang digunakan dengan kadar 10 g per liter (Cairan K).
pada Uji Kesesuaian Metode. Setiap pencucian tidak Pindahkan membnan atau bebenapa membran ke dalam
lebih dari 5 kali 100 ml per membran, meskipun jika media seperti tertera pada Larutan dalam Air, dan
selama uji kesesuaian metode ditemukan pencucian inkubasi pada suhu dan waktu yang sama.
-1364-

SALEP DAN KRJM ZAT PADAT ANTIBIOTIK, RUAHAN


DAN CAMPURAN
Gunakan untuk tiap media tidak kurang dari sejumlah
sediaan seperti tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3. Salep Secana aseptik ambil secukupnya zat padat dari sejumlah
dengan basis lemak dan emulsi air dalam minyak dapat wadah yang sesuai (lihat Tabel 2), campur hingga
diencerkan sampai 1% dalam isopropil miristat P seperti diperoleh komposit yang setara dengan lebih kurang 6 g
metode diatas, jika perlu dengan pemanasan tidak lebih zat padat, dan pindahkan ke dalarn labu Erlenmeyer steril
dari 400. Pada kasus tertentu, mungkin diperlukan 500 ml, larutkan dalam lebih kurang 200 ml Cairan A.
pemanasan tidak lebih dan 44°. Saring sesegera mungkin, Lakukan uji seperti tertera pada Larutan Air.
dan lakukan seperti pada Minyak dan Larutan minyak.
SEDIAAN AEROSOL STERIL
ALAT SUNTIK TERISI
Untuk sediaan cair dalam bentuk aerosol bertekanan,
Untuk alat suntik terisi tanpa jarum steril, keluarkan isi bekukan wadah dalam campuran etanol P-es kering pada
dari tiap alat suntik ke d.alam satu atau dua tabung suhu minimal -20° selama lebih kurang 1 jam. Jika
penyaring membran yang terpisah atau ke dalam tabung memungkinkan, biankan propelan menguap sebelum
pengumpul yang terpisah untuk dipindahkan lagi. wadah dibuka secana aseptik, dan pindahkan isinya ke dalam
Jika jarum steril menyatu dengan alat suntik, keluarkan labu pengumpul steril, tambahkan 100 ml Cairan D ke
langsung isi tiap alat suntik seperti diatas dan lakukan uji dalam labu pengumpul, dan campur perlahan-lahan.
seperti tertera pada Larutan dalam Air. Uji sterilitas Lakukan uji seperti tertera path Larulan dalam Air atau
jarum menggunakan prosedur Inokulasi Langsung seperti Minyak dan Larutan Minyak.
tertera path Uji Kesesuaian Metode.
ALAT KESEHATAN DENGAN LUMEN
ZAT PADAT UNTUK INJIEKSI BERETIKET STERIL
SELAIN ANTIBIOTIK
Secara aseptik alirkan Cairan D sejumlah tidak kurang
Konstitusi bahan uji seperti tertera pada etiket dan dari 10 kali volume lumen alat yang akan diuji.
lakukan pengujian seperti tertera pada Larutan dalam Air Kumpulkan cairan ke dalam labu stenil yang sesuai, dan
atau Larutan Minyak. [Catatan Jika perlu, dapat lakukan uji seperti tertera path Larutan dalam Air atau
ditambahkan pengencer berlebih untuk membantu Minyak dan Larutan Minyak.
konstitusi dan penyaringan.] Path kasus alat suntik steril kosong, ambil pengencer
stenil melalui jarum, jika jarum terpasang pada alat, atau
ZAT PADAT ANTIBIOTIK UNTUK INJEKSI melalui jarum steril yang khusus dipasangkan untuk
pengujian mi, dan tekan isi ke dalam labu pengumpul
Produk ruahan yang dikemas <5 g Dari 20 wadah, steril. Lakukan uji seperti diatas.
pindahkan secara aseptik masing-masing lebih kurang
300 mg zat padat ke dalam labu Erlenmeyer steril 500 ml, Inokulasi Langsung ke dalam Media
larutkan dalam lebih kurang 200 ml Cairan A; atau
konstitusi masing-masing dari 20 wadah, seperti tertera Pindahkan sejumlah sediaan uji seperti tertera pada Ta be!
pada etiket dan pindahkan sejumlah larutan atau suspensi 2 dan Tabel 3 langsung ke dalam media hingga volume
setara dengan 300 mg zat padat ke dalam labu sediaan tidak lebih dan 10% volume media, kecuali
Erlenmeyer steril 500 ml, larutkan dalam lebih kurang dinyatakan lain.
200 ml Cairan A. Lakukan uji seperti tertera pada Jika sediaan uji mempunyai aktifitas antimikroba,
Larutandalam Air atau Minyak dan Larutan Minyak. lakukan uji setelah dinetralisasi dengan bahan penetral
Produk ruahan yang dikemas ~: 5 g Dari 6 wadah yang sesuai atau dengan cara mengencerkan dalam
pindahkan secara aseptik masing-masing lebih kurang 1 g sejumlah media yang cukup. Jika diperlukan penggunaan
zat padat ke dalam labu Erlenmeyer steril 500 ml, volume besan dari sediaan, maka lebih baik digunakan
larutkan dalam lebih kurang 200 ml Cairan A dan media yang lebih pekat dan dilakukan pengenceran
campur; atau konstitusi masing-masing dari 6 wadah bertahap. Jika sesuai, media pekat dapat ditambahkan
seperti tertera pada etiket, pindahkan sejumlah larutan langsung ke dalam sediaan dalam wadah.
yang setara dengan lebih kurang 1 g zat padat ke dalam
labu Erlenmeyer steril 500 ml, larutkan dalam lebih LARUTAN MINYAK
kurang 200 ml Cairan A. Lakukan uji seperti tertera pada
Larutan dala,n Air. Gunakan media yang telah ditambahkan bahan
pengemulsi yang sesuai dengan kadar seperti tertera pada
Uji Kesesuaian Metode, misalnya polisorbat 80 P
dengan kadar 10 g per liter.
- 1365 -

SALEP DAN KRIM Untuk alat kesehatan yang sangat besar, rendain bagian
alat yang kontak langsung dengan pasien ke dalain
Siapkan dengan mengencerkan lebih kurang 1 dalam 10 sejumlah volume media secukupnya yang dapat
dengan bahan pengemulsi yang sudah dipilih ke dalam membasahi seluruh bagian tersebut.
pengencer steril yang sesuai, seperti Cairan A. Pindahkan Untuk kateter yang mempunyai lumen dan bagian luarnya
sediaan yang telah diencerkan ke dalam media yang tidak harus steril, potong menjadi bagian-bagian sehingga
mengandung bahan pengemulsi. media dapat kontak dengan keseluruhan lumen atau isi
Inkubasi media yang telah diinokulasi selama tidak lumen dengan media, dan kemudian rendam unit yang
kurang dari 14 han. Amati biakan beberapa kali, selama utuh.
masa inkubasi. Pada saat pengamatan, kocok secara
perlahan biakan pada sediaan yang mengandung minyak Pengamatan dan Penafsiran Hasil Uji
setiap han. Jika digunakan Media Cair Tioglikolat untuk
mendeteksi mikroba anaerob, tidak boleh dikocok atau Pada interval waktu tertentu dan akhir periode inkubasi,
campur perlahan dengan maksud untuk mempertahankan amati secara visual adanya pertumbuhan mikroba dalam
kondisi anaerob. media. Jika bahan uji menimbulkan kekeruhan pada
media sehingga tidak dapat ditetapkan secara visual ada
BENANG BEDAH DAN ALAT BEDAH LAIN atau tidaknya pertumbuhan mikroba, 14 hari sejak mulai
UNTUK PENGGUNAAN DOKTER HE WAN inkubasi, pindahkan sejumlah media (tiap tabung tidak
kurang dari 1 ml) ke dalam media segar yang sama,
Gunakan untuk tiap media tidak kurang dari sejumlah kemudian inkubasi bersama-sama tabung awal selama
sediaan seperti tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3. Buka tidak kurang dari 4 han.
kemasan tersegel secara aseptik, dan masukkan tiga Jika tidak teijadi pertumbuhan mikroba, maka bahan uji
bagian helaian pada tiap media, lakukan seperti tertera memenuhi syarat sterilitas. Jika terbukti terjadi
pada Larutan dalam Air. Lakukan uji terhadap tiga pertumbuhan mikroba, maka bahan uji tidak memenuhi
bagian, panjang masing-masing 30 cm, yang dipotong syarat sterilitas, kecuali dapat ditunjukkan bahwa uji tidak
dari awal, tengah dan ujung helaian. Gunakan sehiruh absah disebabkan oleh hal yang tidak berhubungan
helaian dari kemasan yang baru dibuka. dengan bahan uji. Uji dikatakan tidak absah jika satu atau
Pindahkan tiap bagian helaian ke dalam media yang lebih kondisi dibawah mi dipenuhi:
sesuai. Gunakan media yang cukup untuk bahan yang a. Data pemantauan mikrobiologi terhadap fasilitas uji
diuji (20 - 150 ml). sterilitas menunjukkan ketidaksesuaian
b. Pengkajian prosedun uji yang digunakan selama
ZAT PADAT pengujian menunjukkan ketidaksesuaian
c. Pertumbuhan mikroba ditemukan pada kontrol negatif
Ambil sejumlah sediaan dalam bentuk kering padat (atau d. Setelah dilakukan identifikasi mikroba yang diisólasi
yang terlebih dahulu dibuat suspensi dalam pengencer dari hasil uji, pertumbuhan mikroba (beberapa
steril dalam kemasan langsung), sesuai dengan jumlah mikroba) dapat dianggap berasal dan kesalahan pada
yang tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3. Pindahkan bahan bahan uji, atau teknik pengujian yang digunakan pada
yang diperoleh ke dalam 200 ml Media Cair Tioglikolat, prosedun uji stenilitas.
dan campur. Dengan cara sama, pindahkan sejumlah
sama ke dalam 200 ml Soybean Casein Digest Medium, Jika pengujian dinyatakan tidak absah, lakukan uji ulang
dan campur. Lakukan uji seperti diatas. dengan jumlah bahan yang sama dengan uji awal. Jika
tidak terbukti terjadi pertumbuhan mikroba pada uji
KAPAS MURNI, PERBAN, PEMBALUT BEDAII ulang, maka contoh memenuhi syarat uji stenilitas. Jika
DAN BAHAN SEJENISNYA ditemukan pertumbuhan miknoba path uji ulang, maka
contoh tidak memenuhi syarat uji sterilitas.
Dari setiap kemasan kapas, perban gulung, atau pembalut
bedah yang besar, ambil secana aseptik dua bagian atau Aplikasi Uji untuk Sediaan Injeksi, Sediaan Obat
lebih masing-masing 100 - 500 mg dari bagian paling Mata, dan Sediaan bukan Injeksi yang Harus
dalam. Untuk bahan dengan kemasan tunggal, ambil Memenuhi Syarat Uji Sterifitas
secara aseptik seluruh bahan. Rendam bagian dari bahan
ke dalam tiap media, dan lakukan uji seperti diatas. Jika menggunakan teknik penyaningan membran, bila
memungkinan gunakan selunuh isi wadah, tetapi tidak
ALAT KESEHATAN STERIL kurang dari sejumlah yang tertera pada Tabel 2, encerkan
jika perlu dengan larutan steril yang sesuai, seperti
Bahan dapat direndam langsung atau diuraikan. Untuk Cairan A, hingga lebih kurang 100 ml-
menjamin bahwa lumen juga kontak dengan media, Jika menggunakan teknik Inokulasi Langsung ke dalam
rendam sejumlah unit yang sesuai ke dalam sejumlah media, gunakan sejumlah seperti tertera path Tabel 2,
volume media yang cukup untuk merendam alat dengan kecuali dinyatakan lain. Uji untuk bakteri dan kapang
sempurna, dan lakukan uji seperti diatas. pada uji sterilitas dilakukan terhadap sediaan uji yang
sama. Jika volume atau jumlah isi dalam satu wadah tidak
- 1366-

cukup untuk pengujian, gunakan isi dari dua atau lebih pembatasan bobot badan, umur, penanganan awal,
wadah untuk diinokulasikan ke dalam media berbeda. lingkungan dan faktor-faktor sejenis. Pada sejumlah
pengujian, hewan percobaan atau yang setara
Jumlah Minimum Sediaan Uji ditempatkan secara acak tetapi dalam jumlah sama untuk
dosis-dosis berbeda dari Baku dan Uji. Hal mi dilakukan
Jumlah minimum sediaan yang diuji yang berhubungan melalui proses acak yang objektif. Penyusunan jumlah
dengan ukuran satu bets, tertera pada Tabel 3. individu yang sama pada tiap perlakuan
menyederhanakan perhitungan-perhitungan benikutnya, dan
umumnya mengarahkan ke interval keyakinan yang
DESAIN DAN ANALISIS PENETAPAN terpendek untuk sejumlah pengamatan yang telah
IIAYATI <81> ditentukan.
Pada beberapa pengujian, respons potensial dapat
Umum dihimpun dalam kelompok homogen di awal perlakuan.
Perbedaan diantara kelompok, kemudian dipisah sehingga
Potensi beberapa obat farmakope harus ditetapkan tidak berpengaruh buruk terhadap potensi maupun
dengan uji hayati. Faktor kendali dalam desain pengujian interval keyakinan. Satu unit dalam setiap kelompok yang
dan analisis adalah variabilitas sistem uji hayati, yang diambil secara acak mengalami tiap perlakuan. Contoh
respons rata-ratanya dapat bervariasi antar laboratorium kumpulan acak adalah daerah-daerah bening di dalam
dan dan waktu ke waktu dalam laboratorium yang sama. satu lempeng path pengujian antibiotik, dan 4 pembacaan
Untuk mengendalikan jenis variasi ini, respons obat benpasangan berurutan pada tikus yang sama dalam
farmakope dibandingkan terhadap Baku Pembanding pengujian injeksi vasopresin. Dua kelompok diperoleh
Farmakope Indonesia atau baku pembanding lain yang jika setiap hewan percobaan digunakan dua kali, seperti
sesuai. Untuk mudahnya, setiap baku pembanding pada penetapan potensi injeksi tubokurarin klorida dan
tersebut disebut "Baku" dan setiap sediaan yang diuji atau injeksi insulin. Dalam hal mi baik perbedaan rata-rata di
contoh disebut "Uji" dan masing-masing akan dinyatakan antana individu maupun urutan penlakuan tidak dapat
dengan simbol S dan U. menyebabkan penyimpangan potensi atau presisi. Pada
Setelah variabel terusut dari pembandingan Baku dan penetapan aktivitas vitamin B 12 dan kalsium pantotenat
Uji ditiadakan, variansi kesalahan dihitung dari vaniasi secara miknobiologi, tabung replikasi ditempatkan pada
yang masih ada, yang meskipun tidak terkendali namun dua atau lebih kelompok lengkap yang terpisah, disusun
dapat diukur. Variansi kesalahan diperlukan dalam secana acak dalam tiap kelompok. Hal mi membatasi
menghitung interval keyakinan dari potensi yang diuji, vaniasi yang disebabkan posisi atau urutan dalam satu
interval keyakinan juga disebut interval fidusial, dihitung kelompok menjadi perbedaan dalam setiap neplikat
sedemikian sehingga batas tertinggi dan batas terendah lengkap.
dari 20 pengujian, diharapkan 19 mendekati potensi
sebenarnya sediaan uji. Banyak prosedur pengujian Peniadaan data pengamatan yang menyimpang
menetapkan rentang interval keyakinan yang dapat Respons yang menyimpang kanena tidak memenuhi
diterima, dan mungkin diperlukan dua atau lebih prosedun selama penetapan, dikeluankan. Nilai
pengujian independen untuk memenuhi batas yang menyimpang yang lain mungkin ditemukan setelah
disyaratkan. Baths keyakinan dari masing-masing nespons ditabulasi, tetapi kemudian dapat dihubungkan
pengujian komponen umumnya tumpang tindih. dengan ketidakteraturan uji, yang membenankan
Tujuan dari bab mi ialah menyajikan perhitungan yang peniadaan nilai tersebut. Peniadaan respons yang tampak
ringkas dari prosedur biometri untuk uji hayati menyimpang dapat menjadi sumber bias. Secana umum,
Farmakope Indonesia, dengan berbagai bagiannya saling peniadaan data pengamatan hanya bendasankan besanan
berhubungan. Meskipun prosedur dirancang terutama relatif adalah pnosedur yang sebaiknya dihindani. Jika hal
untuk pengujian sediaan tunggal, persamaan untuk mi tidak dapat dihindarkan, maka tiap nespons yang
pengujiän gabungan dari beberapa sampel diberikan dicurigai menyimpang dapat diuji dengan salah satu dan
dalam bab mi dan disimpulkan dalam bagian akhir. Bukti dua kritenia:
bahwa pengujian potensi memenuhi syarat batas 1. Kritenia pertama bendasankan pada vaniasi di dalam
keyakinan, juga dapat didasarkan pada metode biometri kelompok tunggal dengan respons yang diduga setana.
lain yang mempunyai presisi sama dengan metode yang Secara umum, satu data pengamatan yang absah dari 25
tertera disini. atau 50 kali pencobaan akan ditolak, sepanjang nespons
Tabel istilah dalam persamaan yang digunakan yang identik dalam kelompok relatif sedikit. Mulai
diberikan pada akhir bab mi. dengan nilai yang diduga menyimpang, susun nespons
dalam urutan besanan dan y ke YN N adalah banyaknya
Langkah-langkah yang diperlukan pengamatan di dalam kelompok. Hitung penbedaan relatif
untuk Perhitungan Potensi
G =21
Desain untuk memperkecil variansi kesalahan (YNYI)
Variasi respons sedapat mungkin dikurangi dengan
jika N = 3 hingga 7,
- 1367-

1. Kurangi jumlah pengamatan dalam kelompok yang


lebih besar sehingga jumlah respons sama untuk tiap
(Y3 — YI)
G2 = perlakuan. Jika hewan ditetapkan secara acak pada tiap
(YNI —v1) kelompok perlakuan, maka tiadakan satu atau lebih
jikaN8hinggal3 atau respons yang dipilih secara acak dari tiap kelompok yang
lebih besar, atau kurangkan harga rata-rata tiap kelompok
(y3 — y1) yang lebih besar dari total awal bila diperlukan. Teknik
G2 = yang disebut terakhir lebih disukai jika dengan sengaja
(YN-2 — YI) menambahkan hewan berlebih ke dalam kelompok baku.
jikaN= 14 hingga 24 Bila penetapan terdiri dari kumpulan acak, maka gunakan
hanya kumpulan yang lengkap.
Jika GI , 02 atau G3 melampaui nilai kritis dalam Tabel 1 2. Sebagai altematif kadang-kadang kelompok yang
untuk N yang diamati, maka secara statistik nilai lebih kecil dapat digunakan bila jumlah respons yang
menyimpang dapat ditiadakan. hilang tidak lebih dari satu dalam suatu perlakuan atau
Kriteria mi juga dapat diterapkan dalam penetapan 10% dalam keseluruhan penetapan. Penggantian untuk
mikrobiologi yang tiap perlakuan ditunjukkan oleh setiap nilai yang hilang dapat diperkirakan dengan
transmitans dalam tiap dua kelompok lengkap terpisah. metode a atau metode b. Satu derajat bebas (n)
Kurangi tiap transmitans dalam kelompok pertama dihilangkan dari variansi kesalahan s2 untuk tiap
dengan nilai pasangannya dalam kelompok kedua, dan penggantian dengan metode manapun kecuali pada
rekam tiap perbedaan dengan tanda positif atau negatif. penetapan mikrobiologi yang setiap respons berdasankan
Mulai dari perbedaan yang paling besar, susun N pada jumlah dari dua transmitans atau lebih dan hanya
perbedaan dalam urutan besaran dari yj hingga YN dan satu transmitants yang diganti.
hitung perbedaan relatif G1, 02 atau G3. Jika melampaui (a) Jika hewan telah digunakan untuk perlakuan
nilai kritis dalam Tabel 1, maka satu dari dua transmitans secana acak, tambahkan rata-rata respons sisa dalam
memberikan perbedaan yang diduga menyimpang dan kelompok yang tidak lengkap kepada totalnya. Pada
dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan atau penetapan mikrobiologi, bila satu dari dua transmitans
membandingkan dengan nilai yang diharapkan (lihat hilang pada suatu perlakuan, tambahkan perbedaan rata-
kolom berikut). Ulangi proses dengan perbedaan yang rata di antana kelompok, dihitung dari semua pasangan
masih tersisa bila suatu nilai yang menyimpang yang lengkap, kepada transmitans yang tersisa untuk
diperkirakan ada di pasangan kedua. memperoleh pengganti.
2. Kriteria kedua membandingkan rentang dari satu (b) Jika penetapan terdiri dari kumpulan acak, ganti
seri k = 2 kelompok atau lebih. Kelompok yang berbeda nilai yang hilang dengan:
dapat mengalami perlakuan yang berbeda, tetapi semuaf
respons dalam tiap kelompok mewakili perlakuan yang
- fT',+kT'—T'
sama. Hitung rentang tiap kelompok dengan cara respons (1)
tertinggi dikurangi respons terendah dalam masing- (f-1)(k-1)
masing dari k kelompok. Nilai rentang k terbesar dibagi
dengan jumlah semua rentangan yang ada dalam sen f adalah banyaknya kelompok; k adalah banyaknya
adalah R ". Rujuk R * mi kepada Tabel 2. Jika k tidak lebih perlakuan atau dosis dan T'r , T', dan T' berturut-turut
besar dari 10, gunakan nilai dari bagian atas Tabel 2; bila adalah nilai total untuk kumpulan acak, perlakuan dan
k lebih besar dari 10, kalikan R * dengan (k + 2) dan bila penetapan yang didalamnya ada pengamatan yang hilang.
perlu interpolasikan di antara nilai-nilai dari bagian Jika penetapan terdini dani n' kuadnat Latin dengan k bans
bawah Tabel 2. Jika R* melebihi nilai tabel atau hasil yang bersamaan, nilai yang hilang diganti dengan:
interpolasinya, kelompok dengan rentang terbesar
dicunigai dan pemeriksaan komponennya biasanya akan
mengidentifikasi pengamatan yang diperkirakan I - k(fl'T' c +Tr '+T;' (la)
menyimpang. Proses dapat diulangi dengan rentangan (k-1)(n'k-1)
yang tersisa apabila diduga ada yang menyimpang di
kelompok kedua. n' adalah banyaknya kuadrat Latin dengan k bans yang
bersamaan, k adalah jumlah perlakuan atau dosis dan Tc
Penggantian nilai yang hilang Sebagaimana Tr', Tt' dan T' bertunut-turut adalah total tidak lengkap
disebutkan dalam monografi dan pada bab mi, untuk kolom, bans, penlakuan dan penetapan yang di
perhitungan potensi dan interval keyakinan dari respons dalamnya ada pengamatan yang hilang.
total untuk tiap dosis sediaan memerlukan jumlah Jika lebih dari satu nilai yang hilang, substitusi rata-
pengamatan yang sama dalam tiap respons total. Jika rata perlakuan untuk sementana pada semua tempat
pengamatan hilang atau diperoleh respons tambahan dan kecuali dari tempat kosong, dan hitung y' untuk yang
baku, maka kesetimbangan dapat diperbaiki dengan satu lainnya dengan persamaan 1. Ganti tiap subtitusi awal
dari prosedur berikut hingga dapat digunakan persamaan dengan persamaan 1 dan ulangi proses dengan perkiraan
yang biasa. berturut-tunut hingga diperoleh y' yang tetap untuk tiap
pengamatan yang hilang.
- 1368 -

Tabel 1

Uji untuk nilai penyimpangan. Dalam contoh dari populasi normal, perbedaan sama atau lebih besar dari nilai G 1 , G2 adan
(33 dengan probabilitas P = 0,02 nilai yang menyimpang dapat terjadi hanya pada satu ujung atau dengan P = 0,04 nilai-
nilai yang menyimpang dapat terjadi pada kedua ujung.

N 3 4 5 6 7
G1 0,976 0,846 0,729 0,644 0,586
N 8 9 10 11 12 13
G2 0,780 0,725 0,678 0,638 0,586 0,578
N 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
G3 0,602 0,579 0,559 0,542 0,527 0,5 14 0,502 0,491 0,481 0,472 0,464

Tabel2

Uji untuk kuinpulan yang mengandung nilai penyimpangan. Hitung rentang dari f pengamatan dalam tiap k kelompok,
semua kelompok dalam suatu seri sama ukurannya. Perbandingan R* dari rentang terbesar terhadap jumlah k rentangan yang
diamati akan sama atau lebih besar dari nilai-nilai knitik berikut pada probabilitas P = 0,0.

Jumlah
R* kritis untuk rentangan masmg-masing dan fpengamatan
rentang
Ic 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 0,962 0,862 0,803 0,764 0,736 0,717 0,702 0,691 0,682
3 0,813 0,667 0,601 0,563 0,539 0,521 0,507 0,498 0,489
4 0,681 0,538 0,479 0,446 0,425 0,410 0,398 0,389 0,382
5 0,581 0,451 0,398 0,369 0,351 0,338 0,328 0,320 0,314
6 0,508 0,389 0,342 0,316 0,300 0,288 0,280 0,273 0,267
7 0,45 1 0,342 0,300 0,278 0,263 0,253 0,245 0,239 0,234
8 0,407 0,305 0,267 0,248 0,234 0,225 0,218 0,213 0,208
9 0,369 0,276 0,241 0,224 0,211 0,203 0,197 0,192 0,188
10 0,339 0,339 0,220 0,202 0,193 0,185 0,179 0,174 0,172
Jumlah (k 2)
+ R* knitis untuk rentangan masing-masing darifpengamatan
rentang
k 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10 4,06 3,04 2,65 2,44 2,30 2,21 2,14 2,09 2,05
12 4,06 3,03 2,63 2,42 2,29 2,20 2,13 2,07 2,04
15 4,06 3,02 2,62 2,41 2,28 2,18 2,12 2,06 2,02
20 4,13 3,03 2,62 2,41 2,28 2,18 2,11 2,05 2,01
50 4,26 3,11 2,67 2,44 2,29 2,19 2,11 2,06 2,01
-1369-

Perhitungan Potensi dari Penetapan Tunggal ditentukan secara tegas. Rata-rata yang bergerak
digunakan sebagai ganti intepolasi log-dosis yang
Petunjuk untuk perhitungan potensi dari data menyebabkan 50% penjendalan baik pada baku maupun
penetapan tunggal tertera pada masing-masing sediaan uji yang menuntun ke log potensi (seperti tertera
monografi. Dalam penetapan yang menekankan pada pada perhitungan Heparin Natnium). Presisi potensi
interpolasi dari kurva dosis-respons dan memenuhi diperkirakan dari kesuaian diantara penetapan yang
kondisi untuk keabsahan uji yang ditetapkan berikut, berdiri sendiri dari kesediaan uji yang sama.
potensi dapat dihitung dengan metode yang sesuai Untuk obat yang ditetapkan secara hayati, kunva
dengan bab mi. respons terhadap log-dosis pada rentang dosis yang
Perencanaan penetapan meliputi perkiraan potensi memadai, harus berupa garis lurus. Jika diperlukan uji
sediaan uji agar dapat digunakan dosis yang setara pendahuluan atau penetapan tergantung pada interpolasi
dengan baku. Semakin dekat kebenaran perkiraan asal dari kurva multi-dosis baku, gambankan di kertas
dengan hasil penetapan, semakin tepat perhitungan koordinat kurva respons rata-rata baku tiap tingkat dosis
potensi. Perbandingan dosis tertentu dari baku, dalam tg pada ordinat terhadap log-dosis x pada absis. Jika secara
atau unit Fl terhadap dosis sediaan uji yang prinsip garis cenderung linier dalam rentang dosis yang
bersangkutan dihitung seperti tertera pada monografi, ditentukan, maka unit respons awal dapat digunakan
secara seragam dinyatakan sebagai.R. Log potensi relatif langsung sebagai y; jika garis jelas merupakan
dalam jumlah perkiraan awal sama dengan baku lengkungan, transfonmasi yang sesuai tiap pembacaan
dinyatakan sebagai M'. Secara ideal, M' tidak berbeda awal dapat menghasilkan linieritas.
secara signifikan dari nol. Log potensi adalah: Salah satu transformasi yang mungkin ialah logaritma;
cara lain pada penetapan miknobiologi cara tabung, y =
MM'+ log R (2) (100 - % transmitans) yang terhadap log-dosis x tidak
atau membentuk ganis linier, maka diubah ke nilai probit.
Dalam hal mi bila serapan tidak dapat dibaca langsung,
Potensi = = antilog M (antilog M')R maka % transmitans untuk tiap tabung atau larutan uji
lebih dulu diubah menjadi serapan: A = 2- log (%
Penetapan dari Penentuan Langsung Dosis transmitans). Setiap nilai serapan kemudian diubah
Ambang Perbandingan dosis ambang rata-rata baku dan menjadi % pengurangan pertumbuhan bakteni sebagai:
sediaan uji memberikan potensi secara langsung. Dosis
ambang ditetapkan dua kali pada setiap hewan, satu kali % penguranga n = 100(A
- - A)
dengan baku dan satu kali dengan sediaan uji. Tiap dosis A
dikonversi kepada harga loganitmanya, perbedaan (x) Ac adalah kerapatan rata-rata untuk tabung kontrol
antara kedua log-dosis ditetapkan untuk setiap hewan, (tanpa antibiotik atau dengan vitamin berlebih) dalam
dan potensi dihitung dari rata-rata perbedaan tersebut. kelompok atau rak tabung yang sama. Persentase
Pada Uji Endotoksin Bakteri <201>, rata-rata pengunangan kemudian diubah ke dalani nilai probit
geometrik titik akhir pengenceran untuk sediaan uji sepenti tertera pada Tabel 3 hingga dipenoleh harga y
sesuai baku (dikalikan dengan faktor pengenceran, bila yang banu untuk semua perhitungan selanjutnya.
dapat digunakan), memberikan kadar endotoksin dalam Transformasi probit membenikan keuntungan dalam hal
sediaan uji. memperleban rentang kerja dani linienitas, bahkan bila
Pada penetapan mi, interval fidusial tergantung pada sebagian dari hubungan dosis-respons tidak linier dalam
variabilitas dosis ambang. unit asal dari 100% transmitans, asalkan masa inkubasi
tidak diperpanjang melewati fasa loganitma pertumbuhan
Penetapan tidak langsung dari hubungan antara dalam tabung kontrol.
log dosis dan respons Umumnya dosis ambang tidak LD50 pada Uji keamanan injeksi besi dekstran
dapat diukur secara langsung; oleh karena itu, potensi dihitung menggunakan log-dosis dan pnobit. Keenipat
ditetapkan secara tidak langsung dengan dosis injeksi dalam mg besi per kg bobot badan diubah
membandingkan respons dari dosis baku yang diketahui menjadi x 1 = 2,574, x2 = 2,699, x3 = 2,875 dan x4 =
dengan satu atau lebih dosis yang sama dari sediaan uji. 3000. Nilai probit sesuai jumlah kematian yang diamati
Dalam rentang dosis yang terbatas, biasanya suatu dalam tiap kelompok 10 tikus dinyatakan berturut-turut
respons yang sesuai dapat digambar sebagai suatu garis sebagai y1, y2, y3 dan y4 dan dibenikan pada Tabel 3
lurus terhadap log-dosis, merupakan kondisi yang untuk kematian dani 10% hingga 90%. Untuk kematian
menyederhanakan perhitungan potensi dan interval yang diamati dari 0 dan 10 terdekat ke dosis yang
keyakinan. Kemiringan dan posisi hubungan log-dosis menyebabkan separuh kematian gunakan pendekatan
respons ditentukan dalam setiap penetapan dengan probit bertunut-tunut 3,02 dan 6,98; hilangkan nilai akhir
menggunakan dua atau lebih tingkat dosis baku atau (pada x 1 atau x4) bila tidak berdekatan dengan sepanuh
lebih baik dikehendaki meliputi baku maupun sediaan kematian. Oleh karena informasi dalam probit bervaniasi
Uji. dengan yang dihanapkan, tetapkan pendekatan bobot
Pada penetapan heparin natniun, interval antara dosis relatif w tiap probit, untuk menghitung LD50 injeksi
yang menghasilkan penjedalan dan yang tidak adalah seperti dipenlihatkan pada tabel berikut.
sedemikian kecil sehingga kurva dosis-respons tidak
- 1370-

Tabel 3
Probit (deviasi normal + 5) sesuai dengan persentase dalam margin

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 - 2,67 2,95 3,12 3,25 3,36 3,45 3,52 3,59 3,66
10 3,72 3,77 3,82 3,87 3,92 3,96 4,01 4,05 4,08 4,12
20 4,16 4,19 4,23 4,26 4,29 4,33 4,36 4,39 4,42 4,45
30 4,48 4,50 4;53 4,56 4,59 4,61 4,64 4,67 4,69 4,72
40 4,75 4,77 4,80 4,82 4,85 4,87 4,90 4,92 4,95 4,97
50 5,00 5,03 5,05 5,08 5,10 5,13 5,15 5,18 5,20 5,23
60 5,25 5,28 ,31 5,33 5,36 5,39 5,41 5,44 5,47 5,50
70 5,52 5,55 5,58 5,61 5,64 5,67 5,71 5,74 5,77 5,81
80 5,84 5,88 5,92 5,95 5,99 6,04 6,08 6,13 6,18 6,23
90 6,28 6,34 6,41 6,48 6,55 6,64 6,75 6,88 7,05 7,33
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
7,33 7,37 7,41 7,46 - 7,51 7,58 7,65 7,75 7,88 8,09

label 4
Koefisien x. untuk menghitung respons YL dan YH diperkirakan oleh kuadrat terkecil pada k log-dosis nilai terendah dan
tertinggi jika ditempatkan pada interval yang sama.

Jumlah Y akhir yang 1 2 3 4 5 6 Pembagi


Dosis diperkirakan
3 Y 5 2 -1 6
YH -1 2 5 6
4 Y 7 4 1 -2 10
Yff -2 1 4 7 10
S Y 3 2 1 0 -1 5
YH -1 0 1 2 3 5
6 YL 11 8 5 2 -1 -4 21
YH -4 -1 2 5 8 11 21

LD50 untuk uji keamanan mi, dalam mg besi per kg


bobot tubuh, dihitung dengan rumus:
Jumlah 0 atau 10 1 atau 9 2 atau 8 3 atau 4 atau 6
kematian 6 LD , = anti log( x + (5 - y)/ b) (2c)
obot,w 0,3 0,7 1,0 1,2 1,3
Pada penetapan kuantal yang tidak termasuk dalam
Hitung rata-rata yang tertimbang Farmakope mi, seperti penetapan insulin dengan mencit,
perhitungan dengan probit meliputi pengaturan lain yang
E(wx) tidak tercantum di sini. -
Eu) Jika kurva respons rata-rata Y dari tiap dosis baku
terhadap log-dosis berbentuk linier, dan k dosis
dan ditempatkan dalam interval yang sama pada skala
- - I logaritma, respons yang diperkirakan (YL dan YH) pada
(2a) ujung dari garis yang paling sesuai dapat langsung
dihitung dengan koefisien x. dari Tabel 4, yang sesuai
dari jumlah bobot, S w, empat (atau tiga) respons yang dengan k log-dosis yang berturutan, dengan rumus:
dapat diterima dalam jumlah log-dosis tertimbang yang
sama, S (wx), dan dari probit, S (wy). Dari jumlah
produk tertimbang , S (wxy) 1 dan kuadrat tertimbang, S E(x.y 1 )
(2) hitung kemiringan b dari garis log-dosis probit L
pembagi
dengan rumus: dan

b= E(w.y)-xE(wy) E(x,y 1 )
(2b) YH
-

E(wx 2 ) - xE(wx) pembagi


- 1371 -

berarti jumlah dari nilai-nilai yang mengikutinya. Jika Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
dibuat kurva YL dan YH terhadap log-dosis rendah dan <131>, kemiringan b dari ganis lurus yang paling sesuai
tinggi, XL dan XH, nilai-nilai tersebut dapat dihubungkan dapat dihitung dengan ketentuan dalani Tabel 5 dan
dengan suatu garis lurus dengan kemiringan: respons rata-rata pada tiap dosis j' atau T = f jii yang
jumlah y's(J) adalah tetap untuk tiap dosis, sebagai:
(H —L)
b= (4) b = (x1 y 1 ) ( x 1 T1 )
(6)
(XH — XL)
Pada suatu log-dosis x baku yang dipilih respons yang ebi febi
diperkirakan adalah: Koefisien x1 adalah faktor pengali yang baik dan
pembedaan (x-) di sekitar log-dosis rata-rata i, dan eb '1
Y=y+b(x—x) (5) adalah faktor pengali yang sesuai dan (x-) 2. Respon
Y perkiraan pada suatu log-dosis X dapat dihitung
= (Ex)/k, dan 9 = ( YL YH)/2 atau untuk perkiraan di dengan mensubtitusi kemiringan penetapan b dalam
dalam suatu kumpulan, y adalah respons rata-rata untuk persamaan 5 dan rata-rata j baik dari semua respons
baku dalam kumpulan.
baku pada seluruh penetapan ataupun dari tiap kumpulan
Jika hubungan log-dosis respons adalah linier, tetapi k
dosis (dinyatakan dalam ml) terletak dalam urutan secara terpisah.
arimatik seperti dalam Tabel 5 yang merujuk pada

label 5
Koefisien x 1 untuk menghitung kemiringan b dari kurva log-dosis respons jika dosis ditempatkan pada skala animetik

Koefisien x1 untuk menghitung b dari respons y pada dosis,


Jumlah dalam ml Pembagi eb 'i Log dosis
dosis 1 1,5 2 3 4 5 rata-rata
4 - -29 -12 12 29 - 14,4663 0,38908
5 -34 - -9 5 15 23 24,7827 0,41584
5 - -20 -11 2 11 18 13,3249 0,45105
6 -15 -8 -3 4 9 13 14,1017 0,37588

POTENSI YANG DIINTERPOLASI dengan b untuk penetapan dan untuk jiuntuk tiap
DARI KURVA BAKU kumpulan dan respons Yu dalam tiap tabung sediaan uji
dalam kumpulan tersebut diubah ke log-potensi relatif
Jika kurva log-dosis respons baku suatu penetapan perkiraan.
merupakan garis lengkung dan secara grafik
menghubungkan titik.titik, jumlah baku yang diharapkan Y5)
menghasilkan tiap respons y yang diamati dari sediaan X = (Yu - (7)
b
uji diperkirakan dengan jalan interpolasi dari kurva dan
kemudian ditentukan kadar dan larutan uji tersebut. Ys adalah respons yang diperkirakan dengan kurva baku
Jika respons baku dapat dibuat linier terhadap log- pada log-dosis x perkiraan sediaan uji. Rata-rata
dosis, maka secara numerik dihubungkan oleh garis perkiraan terpisah setiap fkumpulan, M' = Ef adalah
lurus, seperti dijelaskan path bagian terdahulu. untuk log-potensi relatifsediaan uji.
penetapan dalam kumpulan acak, kurva baku dihitung
-1372-

Tabel 6

Koefisien faktorial x 1 untuk analisis uji hayati tertimbang, log-dosis baku yang berturutan (Si) dan sediaan uji
(U1) dipilah sama, masing-masing dengan banyaknya respons yang sama (f) yang mempunyai jumlah
keseluruhan T,

Koefisien faktorial x 1 untuk tiap dosis


Desain Bans S1 S2 53 S4 U1 U2 U3 U4 ei Ti
2,2 a ..1 .4 1 1 4 T
b -1 1 -1 1 4 T2
ab 1 .41 .4 1 4
3,3 a -1 -1 -1 -1 -1 1 6 T
b -1 0 1 1 0 1 4 r
ab 1 0 -1 -1 0 1 4 Yb
1 -2 1 1 -2 1 12 rb
q
ag -1 2 -1 -1 -2 1 12
4,4 a -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 8 T
b -3 -1 1 3 -3 -1 1 3 40 1°
75
ab 3 1 -1 -3 -3 -1 1 3 40
I -1 -1 1 1 -1 -1 1 8 Tab
q
aa -1 1 1 -1 1 -1 -1 1 8

Untuk Persamaan Tetapan Nilai tetapan untuk Desain


menghitung No. 2,2 3,3 4,4
M' 8,10 c 1 4/3 5
L 26,29 c 1 8/3 5

Penetapan faktorial dari respons flap perlakuan Jika


beberapa fungsi dari respons dapat dibuat linier terhadap M'=CTa/Tb (8)
log-dosis, potensi yang diuji dihitung dari respons total
untuk tiap perlakuan dan presisinya diukur berdasarkan i adalah interval dalam logaritma antara log-dosis yang
interval keyakinan. Hal mi memerlukan (1) dalam unit berurutan baik baku maupun sediaan uji dan tetapan c
yang sesuai respons y bergantung secara linier pada log- diberikan terpisah dbagian bawah tiap Tabel . Setiap M'
dosis dalam rentang dosis penetapan dan (2) banyaknya dikoreksi menjadi log-potensi M dengan persamaan 2.
() respons adalah sama pada setiap tingkat dosis, baik Jika dosis-dosis ditempatkan tidak sama pada skala log
baku maupun sediaan uji. Nilai y' dijumlah pada tiap seperti dalam Tabel 8, sebagai gantinya gunakan tetapan
tingkat dosis setiap sediaan. Pada kombinasi yang ci pada bagian bawah Tabel.
berbeda, total keseluruhan, T, menunjukkan secana Dalam penetapan kadar yang seimbang, seperti pada
langsung log-potensi relatif dan keabsahan penetapan penetapan kortikotropin, hitting M' dengan koefisien
uji. Koefisien faktorial pada Ta be! 6, 7 dan 8 dalam Tabel 6. Jika satu sediaan mempunyai kurang satu
menunjukkan cara penggabungannya. Dalam suatu bans dosis dari yang lainnya tetapi log-dosis yang berturutan
tertentu tiap T dikalikan dengan koefisien yang dari baku dan sediaan uji keduanya mempunyai selisih
bersangkutan dan hasil kali dijumlahkan untuk sebesar tetapan interval i, gunakan koefisien faktonial
memperoleh T1. T1 dalam bans-bans berikutnya pada Tabel 7, untuk koreksi perbedaan sebenarnya
mempunyai anti yang sama dalam semua penetapan. diantara log-dosis rata-rata yang diamati,
Ta dalarn bans pertama mengukur perbedaan dalam hitting dengan rumus:
respons rata-rata baku dalam sediaan uji. Tb dalam bans
kedua mengantarkan secara langsung kepada kemiringan M'=x—x+M' (9)
gabungan dari kurva dosis-respons untuk baku dan
sediaan uji. Bans ketiga sampai kelima (ab, q dan aq)
digunakan untuk menguji keabsahan penetapan, seperti
diterangkan pada bagian lebih lanjut. Dari total T0 dan
Tb, hitung log-potensi relatif sediaan uji, sebelum
disesuaikan untuk potensi perkiraannya sebagai:
- 1373 -

Tabel 7

Koefisien faktorial x 1 untuk menganalisis penetapan tertimbang parsial log-dosis baku yang berturutan (S) dan sediaan uji
(U1) dipilah sama, masing-masing dengan banyaknya 0 respons yang sama dengan jumlah keseluruhan 7;. Jika banyaknya
dosis yang berurutan dari sediaan uji lebih satu dari banyaknya pada baku, tukar tempat S 1 dan Uj dalam judul dibalikkan
semua tanda dalam bans a, ab dan aq.

Koefisien factorial x 1 untuk tiap dosis --


Desain Bans S 52 S3 54 U1 U2 U3 ei Ti
2,1 a -1 -1 2 1 6 T0
b -1 1 0 1 2 Tb

3,2 a -1 -1 -1 -1 -1 1 6 T
-1 0 1 1 0 1 4 7Q
b
ab 1 0 -1 -1 0 1 4 Tb
a 1 -2 1 1 -2 1 12 r
4,3 a -3 -3 -3 -3 4 4 4 84 T
b -3 -1 1 3 -2 0 2 28
ab 3 1 -1 -3 -5 0 5 70 Tb
q 3 -3 -3 3 2 -4 2 60
ag -1 1 1 -1 1 -2 1 10 lY ap

Untuk Persamaan Tetapan Nilai tetapan untuk Desain


menghitung No. 2,1 3,2 4,3
M' 8,10 c 1/2 5/6 7/6
L 26,29 c' 3/4
25/12 49/12

Pada penetapan dengan dosis yang berturutan tidak Penetapan dari perbedaan respons Jika dosis baku
ditempatkan dalam log-interval yang sama, log-potensi dan sediaan uji dibuat berpasangan dan perbedaan
relatif dari sediaan uji tunggal dapat dihitung dengan respons dihitung untuk tiap pasangan, perbedaan mi
persamaan 8 dengan koefisien faktorial dan e, pada tidak dipengaruhi oleh variasi dalam kepekaan rata-rata
pembacaan pasangan. Penetapan insulin dengan 2 dosis
Tabel 8.
yang dibuat berpasangan, sesuai dengan desain pertama
dalam Tabel 6, dan memerlukan empat kumpulan kelinci
Pada penetapan dengan dua atau lebih sediaan uji yang sama, masing-masing disuntik dua kali seperti
menggunakan baku yang sama, dengan ganis dosis- tertera pada Penetapan Potensi Insulin <161>.
respons yang sejajar di dalam kesalahan eksperimental, Perbedaan (y) dalam respons gula darah dari tiap kelinci
tiap log-potensi relatif dapat dihitung dengan kemiringan terhadap kedua perlakuan menganah ke log-potensi
penetapan yang sama sebagai benikut: Untuk tiap relatif M' (lihat dua panagraf pertama dari bab
sediaan, tentukan faktor kemiringan Tb' = E(xjT,) atau Perhitungan potensi dari penetapan tunggal). Injeksi
(x j Y), harga-harga x 1 adalah koefisien faktorial untuk Oktositosin ditetapkan berdasarkan perubahan tekanan
baku dalam bans yang sesuai b dari Tabel 6 atau Tabel darah pada hewan percobaan tunggal setelah
8. Log-potensi relatifdari tiap sediaan uji adalah: penyuntikan bergantian dari dosis tunggal baku dan satu
dari du dosis sediaan uji. Perhitungan potensi dan
M'=cih'Ta I2Tb ' (10) perbedaan respons sedian uji dan rata-rata dari dua
respons yang berdekatan baku adalah setara dengan
h' adalah banyaknya harga-harga Tb', yang dijumlahkan desain pertama pada Tabel 7 dengan membalikkan S dan
dalam denominator. U, I adalah log-interval di antara dua tingkat dosis
sediaan uji.
-1374-

Tabel 8

Koefisien faktorial x1 untuk menganalisis penetapan dengan sekuen 3- atau 4-dosis sebesar 1,5; 2,0; 3,0 dan 4,0 tiap dosis
mempunyai banyak respons (J) yang sama

-- Dosis Baku Dosis sediaan Uji


Desain Bans 1,5 2,0 3,0 4,0 1,5 2,0 3,0 4,0 ej Ti
4,4 a -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 8 T
b -29 -12 12 29 -29 -12 12 29 3940 r
12 29 3940 7-''
ab 29 12 -12 -29 -29 12
7yib
q 1 -1 -1 1 1 -1 -1 1 8
aq -1 1 1 -1 1 -1 -1 1 8 T1aq

3,3 a -1 -1 -1 1 1 1 6 Ti
b -25 -3 28 -25 -3 28 2836 7'
-3 28 2836 72
ab 25 3 -28 -25
7b
q 31 -53 22 31 -53 22 8508
aq -31 53 -22 31 -53 22 8508 Tth
aq

3,3 a -1 -1 -1 1 1 1 6 T
b -28 3 25 -28 3 25 2836 T
ab 28 -3 -25 -28 3 25 2836 7
q 22 -53 31 22 -53 31 8508 Tth
aq -22 53 -31 22 -53 31 8508 raq

Kesalahan Eksperimental dan Uji Keabsahan maka perlu diperhatikan tanda yang benar pada semua
Penetapan Istilah yang digunakan di sini, "kesalahan penjumlahan. Nyatakan total x untuk hewan yang
ekspenimental", merujuk ke variasi sisa dalam respons diinjeksi dengan baku pada hari kedua sebagai T2 .

dari indikator biologik, bukan untuk kesalahan dalam Hitung variansi kesalahan dari x dengan n = N - 2
prosedur atau untuk nilai menyimpang yang memerlukan derajat bebas sebagai:
penggantian. Kesalahan eskperimental diukur berkenaan
dengan vaniansi kesalahan pada respons tunggal atau
unit lain, yang dinyatakan secara seragam sebagai s 2
meskipun ada perbedaan dalam definisi unit. Hal mi
diperlukan dalam uji keabsahan penetapan dan dalam
,

s2
= I - T +

n
f
T2 2 1
] (12)

menghitung interval keyakinan.


N adalah total jumlah kelinci untuk menyelesaikan
Varansi Kesalahan Dosis Ambang Masing-masing penetapan, tidak termasuk penggantian nilai hilang
dosis ambang diukur secara langsung dalam beberapa untuk menyelamatkan ukuran dari dua kumpulan.
penetapan. Pada penetapan Digitalis masing-masing
dosis ambang dinyatakan dengan simbol z, banyaknya Variasi kesalahan dari Respons Individual Pada
atau frekuensi z oleh j' dan jumjah dari z untuk tiap penetapan di farmakope, perbedaan dalam dosis yang
sediaan oleh T, dengan subskrip S dan U masing-masing mengubah respons rata-rata diperkirakan tidak
untuk baku dan sediaan uji. Hitung variansi kesalahan mempengaruhi variabilitas dalam respons. Perhitungan
dari z sebagai: variansi kesalahan tergantung pada desain penetapan dan
bentuk pengatunan untuk setiap nilai yang hilang. Tiap
respons lebih dulu diubah ke dalam unit y yang
digunakan dalam menghitung potensi. Tentukan vaniansi
=[ fs fuj kesalahan tunggal dari kombinasi deviasi y sekitar rata-
n (") rata untuk tiap tingkat dosis, jumlahkan untuk setiap
tingkat. Nilai y yang meragukan dapat diuji seperti
n =fs +fu - 2 derajat bebas. Dalam penetapan lain, tiap dijelaskan pada Peniadaan data pengarnatan yang
log-dosis ambang sediaan uji yang diinjeksikan menyimpang, dan nilai menyimpang yang telah terbukti
dikurangi log-dosis baku yang bersangkutan pada kelinci dapat diganti sebagai nilai yang seperti tertera pada
yang sama untuk memperoleh perbedaan individual x. Penggantian nilai yang hilang.
Karena tiap x mungkin positif atau negatif (+ atau -), Dalam desain yang paling sederhana, unit respons
- 1375 -

diatur secara acak untuk tiap tingkat dosis, seperti pada f(T r) menunjukkan sumber variasi yang tidak
penetapan kortikotropin. Jika nilai yang hilang diganti mempengaruhi potensi yang diperkirakan dan oleh sebab
dengan menambahkan rata-rata y yang tersisa pada suatu itu dikeluarkan dari kesalahan penetapan. Hitung
tingkat dosis kepada totalnya, maka derajat bebas (n) perkiraan variansi kesalahan dari kuadrat masing-masing
pada variansi kesalahan dikurangi dengan satu untuk tiap y dan jumlah marginal, sebagai:
penggantian, tetapi tidak diperlukan perubahan lain
dalam perhitungan. Dengan menganggap bahwa f sama T2 T 21
untuk semua dosis atau kelompok, hitung variansi
kesalahan dari variasi dalam dosis untuk semua nilai y k f N
S2[ (16)
sebagai berikut:
n
T2 1
T= = ETC, dan n = (k — i) (1-i) derajat bebas harus
52 7] (13)
dikurangi dengan satu untuk tiap perbedaan dalam tabel
asal yang telah diisi dengan perhitungan.
n Jika urutan perlakuan merupakan sumber vaniasi
T adalah total pada tiap dosis dari . nilaifdari y, terdapat tambahan yang penting, pengaruhnya dapat dikoreksi
sebanyak k total T dan derajat bebas n = >.fk, dengan Yf dengan rejim dosis untuk suatu seri dan n' kuadnat Latin
dikurangi 1 untuk penggantian. dengan k bans secara bersama. Buat Tabel pengamatan
Jika variasi dalamfdiatur dengan mengurangkan nilai respons y dari tiap hewan penetapan dalam kolom yang
rata-rata kelompok dari total kelompok, hitung variansi terpisah menurut urutan dosis. Respons dari tiap k dosis
kesalahan dari y yang diamati dan total T yang tidak terjadi sening kali sama dalam tiap k bans dan dalam n 'Ic
diatur sebagai: kolom, n adalah banyaknya kuadrat Latin. Jumlahkan
respons y dalam tiap bans (Tn) dalam tiap kolom (Ta ),

dan dalam Tabel yang terpisah, untuk tiap dosis atau


(L11l perlakuan (7',). Suatu pengamatan yang hilang dapat
diganti menggunakan persamaan la seperti dijelaskan
s2 (14) pada Penggantian nilai yang hilang. Hitung vaniasi
n kesalahan dari kuadran masing-masing y dan dari total
n =f-k marginal dan perlakuan sebagai:

Dalam perhitungan hasil penetapan menggunakan


2 22T2
koefisien dari Tabel 6 atau Tabel 8, s2 dapat dihitung
dari respons y untuk tiap h sediaan, meliputi h sediaan E y2
n/c k n/c Nj
2 =[ (16a)
uji dan tingkat dosis baku yang berkaitan. Untuk tiap n
sediaan, hitung T' = >.y dan faktor kemiringan T,, = (xjy),
nilai dari x1 adalah koefisien faktorial untuk baku pada T=yy Tr Tc T,'danN(k-1)(nk2)
bans b yang sesuai Tabel 6 atau Tabel 8. Variansi
kesalahan penetapan adalah:

derajat bebas hanus dikurangi dengan satu untuk tiap


[y2 - T2 - 2(T,)21
perbedaan dalam tabel asal yang telah diisi dengan
k h'ebf ] perhitungan.
(15) Pada penetapan dengan reaksi yang terjadi dalain
pasangan, perbedaan di antara hewan penetapan atau
derajat bebas n = h'('k - 1) - 1, dan eb adalah ej dan reaksi pasangan secara otomatis dipisah-pisah dengan
Tabel dan bans yang sama sebagai koefisien x 1 . menghitung penetapan dari perbedaan dalam suatu
pasangan sebagai respons. Pada insulin, respons adalah
Variasi kesalahan pada Desain Terbatas Pada perbedaan y dalam gula darah pada kelinci tunggal
beberapa penetapan, respons individual terjadi dalam setelah dua kali penyuntikan seperti tertera pada
tiga atau lebih kumpulan acak. Contoh kumpulan adalah Penetapan Potensi Insulin <161>. Setelah pengaturan
pasangan hewan dalam penetapan vitamin D, daerah- untuk kehilangan kelinci selama penetapan, hitung
daerah bening dalam tiap lempeng pada penetapan vaniansi kesalahan dan respons pada semua empat
antibiotik. Masing-masing nilai y dari penetapan mi kelompok dan dari total kelompok T, = T1 hingga T4
disusun dalam Tabel dua arah, tiap kolom menunjukkan sebagai:
penlakuan atau dosis yang berbeda dan tiap bans
:T 2
menunjukkan kumpulan acak. Nilai-nilai yang hilang
dapat diganti seperti dijelaskan pada Penggantian nilai- [,
2 1
nilai yang hilang. Total kolom k adalah T yang f ] (17)
diperlukan untuk analis desain tertimbang. Total bans S2
n
-1376-

banyaknya kelinci f adalah sama dalam tiap kelompok dengan 3 atau 4 dosis melebihi s2 sebesar tiga kali lipat,
dan derajat bebas n = 4 - 1), dikurangi dengan satu hitung:
untuk setiap penggantian kelinci yang hilang selama (p2
penetapan. Pada penetapan Jnjeksi Oksitosin, setiap y I 1l
menunjukkan perbedaan antara respons tekanan darah ef
terhadap suatu dosis sediaari uji dan respons rata-rata F3= (20)
35 2
untuk dua dosis baku yang berdekatan. Hitung variansi
kesalahan dari y sebagai: Untuk penetapan dengan 2 dosis, hitung:

2T2_T22]
T ab
(18) 2
S2 = e ab fs (21)
n

n = 2(f— 1) derajat bebas; T1 adalah total y untuk dosis dan untuk penetapan 3,2 (Tabel 7) tentukan:
rendah sediaan uji dan 7'2 untuk dosis tinge.
Pada penetapan secara mikrobiologi yang dihitung
dengan interpolasi dari suatu kurva baku, ubah tiap
perbedaan antana respons pasangan terhadap unit log- lef I
dosis, X, menggunakan persainaan 7. Dengan setiap F2— "' (22)
perbedaan X sebagai unit, suatu komposit s2 dihitung 2s 2
dari vaniasi nilai-nilai X dalam funtuk tiap sediaan uji,
dijumlabkan dari semua h sediaan uji dalam penetapan Untuk suatu penetapan absah F1, F2 atau F3 tidak
sebagai: melebihi nilai yang tertera pada Tabel 9 (pada
kemungkinan I dalam 20) untuk derajat bebas n dalam
S 2.

2 I 2_

n
]

(19)
Suatu penetapan dapat tidak memenuhi uji keabsahan
dan masih digunakan untuk memperkirakan potensi yang
kemudian dapat dikombinasi dengan basil penetapan
yang kedua untuk sediaan uji yang sama seperti
= YX untuk sediaan uji tunggal dan derajat bebas nX diuraikan pada bagian lebih lanjut. Suatu tingkat dosis
= f— h. akhir baik baku maupun sediaan uji atau keduanya dapat
berada di luar daerah linier. Dengan tiga atau lebih
Pengujian Keabsahan Penetapan Sebagai tambahan tingkat dosis dan nilai-nilai T Tab' dan Taq' yang relatif
pada persyaratan yang khusus dalam tiap monografi dan besar, total respons T1 pada suatu dosis akhir dani suatu
kombinasi kurva log-dosis respons dengan kemiringan sediaan dapat mendekati batas tertinggi atau terendah
yang signifikan seperti tertera pada statistik C dalam dan menjadi penyebab nilai-nilai yang besar Tab dan Taq .
bagian selanjutnya, dua kondisi menentukan keabsahan T1 dapat dihilangkan dan penetapan dihitung kembali
dari masing-masing penetapan faktorial: (1) kurva log- dengan desain yang sesuai pada Tabel 7. Jika penetapan
dosis respons sediaan uji harus sejajar dengan kurva kemungkinan memenuhi pengujian dalam persamaan 20
baku di dalam kesalahan ekspenimental, dan (2) kedua atau 22, basil potensi yang didapat, M, dapat
kurva tidak menyimpang secara signifikan dari garis dikombinasi dengan basil dani penetapan kedua dalam
lurus. Jika penetapan sudah dibuat secara acak sempurna menghitung log-potensi sediaan uji seperti tertera pada
atau terdiri dari kumpulan acak, pengujian yang Kombinasi dari penetapan yang berdiri sendiri. Jika T
diperlukan adalah menghitung dengan koefisien faktorial tidak signifikan tetapi T. menunjukkan ganis lengkung
untuk ab, q, dan aq dari Tabel 6 sampai Tabel 8 dan kombinasi yang signifikan, dosis yang terbesar (atau
total perlakuan T,. Jumlahkan basil kali koefisien dalam terkecil) dari kedua sediaan yang mungkin tenlalu besar
tiap bans yang bersangkutan dengan T, untuk (atau terlalu kecil). Penghilangan nilai-nilai tersebut
mendapatkan total basil kali Ti . yang subskrip i masing- dapat menghasilkan penetapan yang absah dengan
masing berlaku untuk ab, q, dan aq. Masing-masing dan koefesien faktonial untuk desain yang lebih kecil
ketiga perbandingan T12/ef dihitung dengan nilai e1 yang berikutnya pada Tabel 6 atau Tabel 8. Tq atau ETq yang
sesuai dari tabel dan dengan f yang sarna dengan signifikan secana statistik dapat diabaikan dan semua
banyaknya y dalam tiap T,. Pada bans ab diuji tingkat dosis dipakai tanpa menyebabkan bias log-
kesejajaran ganis dosis-respons dan mi adalah satu- potensi M' yang dihitung dari interval keyakinan lebih
satunya pengujian yang ada pada penetapan dengan besar dan 5% apabila kesamaan berikut benan:
2 dosis. Dengan tiga atau lebih dosis dari kedua sediaan,
dalain bans q adalah pengujian lengkungan yang
lOOTq 2
dikombinasi pada arah yang sama, dan dalam bans aq
pengujian lengkungan yang terpisah pada arah yang eb eq
berlawanan. Jika tiap perbandingan dalarn penetapan
- 1377-

atau. Perhitungan umum Meskipun banyak bentuknya, uji


( Y, T b ' ) 100(Tq)2 hayati dapat digolongkan dalam dua kategori umum: (1)
(23) log-potensi dihitung langsung dari harga rata-rata atau
eb eq perbedaan rata-rata, dan (2) dihitung dari rasio dua
statistik.
tiap Tb dan Tq , dihitung dengan T, (atau y) untuk sediaan
tunggal dikali koefisien untuk Baku dalarn bans b dan q (1) Bila log-potensi dari suatu penetapan dihitung
berurutan. Jika Ta dan Tab keduanya signifikan pada sebagai rata-rata dari beberapa log-potensi yang
penetapan dengan 2 dosis, satu 7' mungkin di luar diperkinakan mempunyai presisi lebih kurang sarna, log-
daerah linier. Kadang-kadang perkiraan awal atau interval keyakinan adalah:
potensi perkiraan dapat dihitung dari nilai T yang tersisa 2 St
dan desain pertama dalam Tabel 7. Pada penetapan (24)
insulin dan obat-obat lain yang responsnya dibuat
berpasangan, uji kesejajaran sedemikian tidak peka s adalah deviasi baku dari log-potensi perkiraan tunggal,
sehingga dihilangkan. Jika tabung-tabung dalam tiap t dibaca dari Tabel 9 dengan derajat bebas n dalam s, dan
kumpulan diatur secara sistematik sebagai ganti cara k adalah banyaknya perkiraan yang dirata-ratakan.
acak pada penetapan mikrobiologi, uji keabsahan dapat Persamaan yang serupa digunakan dan log-potensi
mempunyai bias dari pengaruh posisi. dihitung sebagai rata-rata x dari k perbedaan x, dengan
deviasi baku s dari suatu x tunggal. Dalam hal manapun,
INTERVAL DAN BATAS KEYAKINAN log-potensi M perkiraan terletak ditengah interval
DARI POTENSI keyakinan, sehingga internal keyakinan adalah:

Uji hayati memberikan suatu perkiraan dari potensi XM=M+'/2L dan M=M-Y2L atau XM=M±'/2L (25)
sebenannya dari sediaan uji. Perkiraan tersebut terletak
dalam suatu interval keyakinan, yang dihitung Batas-batas tertinggi dan terendah diubah menjadi
sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak lebih dan antiloganitma untuk mendapatkan batas-batas potensi
1 dalam 20 (P = 0,05) bahwa potensi sebenarnya lebih yang jelas.
besar dari batas tertinggi interval keyakinan atau lebih
rendah dari batas terendah. Mengingat interval tersebut (2) Lebih sering, log-potensi atau potensi dihitung dati
ditentukan oleh sejumlah faktor yang dapat suatu rasio dan dalam hal mi panjang dari interval
mempengaruhi perkiraan potensi, presisi yang keyakinan dinyatakan sebagai log-interval dalam
diperlukan untuk sebagian besar uji hayati diberikan persamaan
dalam monografi dengan istilah interval keyakinan, yang
berhubungan secara langsung dengan potensi atau L = 2.,,,/(C - 1) (CM" + c'i2 ) (26)
logaritmanya.

Tabel 9
Nilai-nilai t, ?, Fi dan X2 untuk derajat bebas n yang berbeda yang akan dilebihi dengan suatu probabilitas
P = 0,05 (atau 0,95 rentang keyakinan)*

n t T = F1 F2 F3 n t 72 = F1 F2 F3
1 12,706 161,45 - - 3,84 19 2,093 4,381 3,52 3,13 30,1
2 4,303 18,51 19,00 19,16 5,99 20 2,086 4,351 3,49 3,10 31,4
3 3,182 10,128 9,55 9,28 7,82 21 2,080 4,325 3,47 3,07 32,7
4 2,776 7,709 6,94 6,59 9,49 22 2,074 4,301 3,44 3,05 33,9
5 2,571 6,608 5,79 5,41 11,07 23 2,069 4,279 3,42 3,03 35,2
6 2,447 5,987 5,14 4,76 12,59 24. 2,064 4,260 3,40 3,01 36,4
7 2,365 5,591 4,74 4,35 14,07 25 2,060 4,242 3,38 2,99 37,7
8 2,306 5,318 4,46 4,07 15,51 26 2,056 4,225 3,37 2,98 38,9
9 2,262 5,117 4,26 3,86 16,92 27 2,052 4,210 3,35 2,96 40,1
10 2,228 4,965 4,10 3,71 18,31 28 2,048 4,196 3,34 2,95 41,3
11 2,201 4,844 3,98 3,59 19,68 29 2,045 4,183 3,33 2,93 42,6
12 2,179 4,747 3,89 3,49 21,03 30 2,042 4,171 3,32 2,92 43,8
13 2,160 4,667 3,81 3,41 22,36 40 2,021 4,085 3,23 2,84 55,8
14 2,145 4,600 3,74 3,34 23,68 60 2,000 4,001 3,15 2,76 79,1
15 2,131 4,543 3,68 3,29 25,00 120 1,980 3,920 3,07 2,68 146,6
- 1378 -

16 2,120 4,494 3,63 3,24 26,30 a 1,960 3,841 3,00 2,60


17 2,110 4,451 3,59 3,20 27,59
18 2,101 4,414 3,55 3,16 28,87
*adopsi dan bagian-bagian label III hingga N dan "Statistical Tables for Biological, Agricultural and Medical Research",
R.A. Fisher and F.Yates, Oliver and Boyd, Ltd., Edinburgh.

M' adalah log-potensi relatif seperti telah didefinisikan tengah interval keyakinan. Batas keyakinan tertinggi dan
dalam Perhitungan Potensi dari suatu Penetapan terendah dalam logaritma adalah:
Tunggal; i adalah log-interval dosis yang berurutan dan c
adalah tetapan karakteristik dari prosedur penetapan. XM =logR+CM+'/2L dan logR=CM'—½L (30)
Istilah C tergantung pada ketepatan dengan kemiringan
kurva dosis-respons tela1 ditentukan. (Hal mi kadang- C sering kali agak lebih besar sedikit dari satuan, dan
kadang dinyatakan dalam istilah g = (C - 1)1C). Dalam makin tepat cara penetapannya, harga C makin
penetapan faktorial dihitung sebagai: mendekati tepat 1. R = z/z adalah perbandingan dosis
baku dan sediaan uji yang bersesuaian atau potensi
perkiraan dari sediaan uji. Batas keyakinan tertinggi dan
(27) terendah dalam log-potensi diubah secara terpisah
FT2efs2t2) menjadi antilogaritmanya untuk memperoleh potensi
yang bersesuaian.
2 adalah variansi kesalahan dari pengamatan tunggal,?
dibaca dan Tabel 9 dengan derajat bebas dalam s2 ; f Interval Keyakinan untuk Penetapan Individual
adalah banyaknya respons dalam tiap T, yang digunakan Oleh karena interval keyakinan dapat berbeda dalam
untuk menghitung Tb dan Tb serta eb dihitung dengan rincian dari pola-pola umum di atas, maka hitung untuk
koefisien faktorial untuk bans b dalam Tabel 6 hingga tiap penetapan dengan cara-cara khusus yang diberikan
Tabel 8. Variansi kesalahan s2 dalam persamaan 26 di bawah nama bahan pada paragraf berikut.
tergantung pada desain penetapan, seperti ditunjukkan Penetapan Antibiotik Interval keyakinan dapat
untuk setiap obat pada bagian selanjutnya. Pada dihitung dengan persamaan 24 dan persamaan 25.
penetapan yang absah C merupakan bilangan positif. Kalsium pantotenat Untuk log-potensi yang diperoleh
Dalam penetapan dua atau lebih sediaan uji terhadap dengan interpolasi dari kurva baku, interval keyakinan
baku bersama, semuanya dengan kurva dosis-respons dapat dihitung dengan persamaan 19 dan persamaan 24.
yang sejajar dalam batas kesalahan eksperimental, C Untuk log-potensi yang dihitung dengan persamaan 8
dapat dihitung dengan variansi kesalahan s2 untuk dan persamaan 10, s dapat dihitung dengan persamaan
penetapan dan dengan kemiringan penetapan sebagai: 15, C dengan persamaan 27 atau persamaan 28, dan
interval keyakinan L dengan persarnaan 26 dan
aby
( persamaan 29.
(Tb )2 - ebfl.:s2t2 (28) Injeksi Kortikotropin Hitung log interval keyakinan
dengan persamaan 26 dan pensamaan 27, koefisien dan
tetapan dalam Tabel 6 untuk penetapan 3 dosis, dan S2
Faktor keminingan Tb' = (x1 T1 atau Y, (xjy) untuk tiap
) seperti yang ditentukan dengan persamaan 13 atau
h sediaan, termasuk baku, dihitung dengan koefisein persamaan 14.
faktorial x1 untuk baku dalam bans b yang sesuai dan Digitalis Hitting interval keyakinan sebagai:
Tabel 6 hingga Tabel 8. Jika total perlakuan T,
mencakup satu atau lebih penggantian untuk respons ( 2
yang hilang, ganti ebf dalam persamaan 27 atau ebJlil2 L=2 (C —1) (31)
dalam persamaan 28 dengan /E(x12/f'), tiap x1 adalah ; : ) f)
koefisien faktorial dalam bans b dari Tabel 6 hingga
Tabel 8, dalam bab mi, danf adalah banyaknya respon j, danj adalah banyaknya pengamatan pada sediaan uji
dalam T1 yang bersangkutan, sebelum menambahkan dan pada bak, dan
pengganti. Dengan C mi, hitung interval keyakinan
sebagai: —2
zu
c=
L=2j(C_1)(CM2+ c'i2h' -2 s2t2 (32)
-) (29) zu -
2 fu
2
ditentukan dengan s dari pensamaan 11. Batas
Dalam penetapan yang dihitung dari suatu rasio, log-
potensi M yang paling mungkin terletak tidak tepat di keyakinan untuk potensi dalam unit Fl adalah:
-1379-

log-potensi M, harga M digabungkan untuk menentukan


potensi rata-rata tertimbang dari sediaan uji. Kecuali
xP . = R[C[LJ ± % L] (33) pada penetapan Heparin Natrium yang log-potensi sama
besar disetimbangkan, ketepatan relatif dua atau lebih M
definisi R dapat dilihat pada daftar istilah simbol. terpisah menentukan bobot yang ditentukan untuk setiap
nilai dalam menghitung harga rata-rata dan interval
Gonadotropin Korionik Lakukan seperti untuk Injeksi keyakinannya.
Korikotropin. Sebelum menggabungkan dua atau lebih M terpisah
Heparin Natrium Bila dua penentuan terpisah log- yang diperkirakan, konsistensi bersamanya harus diuji.
potensi M berbeda lebih dari 0,05; lakukan penetapan Bila harga-harga M konsisten, masing-masing interval
tambahan dan hitting variansi kesalahan dari M di antara keyakinannya akan tumpang tindih atau bila tumpang
nilai-nilai N sebagai: tindihnya kecil, hitung hanga pendekatan XM• Tentukan
dari tiap h penetapan individual suatu bobot w, yang
dinyatakan sebagai:
M 2MY 1 (34)
N 4t 2 (38)
S2[ J
n L2

n = N-I derajat kebebasan. Dengan nilai-nilai mi, dengan panjang interval keyakinan L yang dihitung
tentukan interval keyakinan dalam logaritma (L) dengan dengan persamaan yang sesuai dan bagian terdahulu,
persamaan 24. dan ? dibaca dari Tabel 9 untuk derajat bebas n dalam
Jnjeksi Insulin Hitung variasi kesalahan ( 2) dari y vaniansi kesalahan pengujian. Jumlahkan masing-masing
dengan persamaan 16 dan C sebagai: bobot untuk memperoleh E w. Kemudian suatu
pendekatan x2 dengan h-i derajat bebas ditentukan
sebagai:
= (T 2 _s2t2N) (35)
(W,2) { ( W)}
Pendekatan XM 2 =
? dari Tabel 9 tergantung kepada n = 4 (1-1) derajat Ew
bebas dalam s2 dan N = 4fadalah jumlah dari perbedaan
dalam empat kelompok. Dengan persamaan 26 hitung Untuk dua penetapan dengan log-potensi M1 dan M2 dan
interval keyakinan L dalam loganitma, dengan c 'i2 = bobot w1 dan w2 persamaan 35 disedenhanakan menjadi
0.09062. Batas keyakinan tertinggi dan terendah dalam
unit Insulin F! diperoleh dari antiloganitma dari XM pada
2
persamaan 30. = W 1 w2 (M 1 _M2)
Injeksi Oksitosin Hitung perkiraan log interval ke- PendekatanXM2 (40)
yakinan dengan persamaan 26, sebagai berikut: Wi + W2

(T T ), dengan satu derajat bebas. Jika pendekatan XM2 benar-


C= , — .

(36) benar terletak di bawah nilai kritis %2 dalam Tabel 9,


[(T, T)2] 4(f+1)5t gunakan bobot w dalam menghitung log-potensi rata-rata
3
M dan interval keyakinan L. Jika XM2 mendekati atau
s2 ditentukan denganpersamaan 18 dan N melebihi nilai knitis mi, sebagai gantinya gunakan semi-
bobot w' (persamaan 47 ketika menghitung M).
4f-1 Hitting log-potensi rata-rata M dari dua atau lebih
C8(fl) (37) penetapan yang sama-sama konsisten sebagai:

Aktivitas Vitamin B12 Lakukan seperti Kalsium (41)


Pantotenat.

Kombinasi dari Penetapan yang mi adalah nilai tunggal yang paling mungkin di dalam
Berdiri Sendiri interval keyakinan gabungan dengan panjang L
ditetapkan sebagai akar dan:
Bila metodenya memungkinkan, tainbahan hewan
dapat ditambahkan pada penetapan yang kurang presisi
hingga hasil-hasil yang digabungkan mengurangi L2=L (42)
4_
interval keyakinan dalam batas yang ditentukan dalam C n'
]
monografi. Jika diperlukan dua atau lebih penetapan
yang berdiri sendiri, masing-masing ditujukan kepada
- 1380-

tiap n' = n - 4(h-2)1(h-1) dan tL 2 diinterpolasi dari Tabel Jika XM2 pada persamaan 39, dari h = 4 atau lebih
9 dengan derajat bebas: perkiraan M, melebihi tingkat kritis dalam Tabel 9 lebih
dan 50%, dan bobot W berbeda kurang dan 30%, h
2 W
perkiraan dari M dapat diperiksa untuk nilai me-
nL =Z1(w2 in) nyimpang dapat dihilangkan dalam menghitung M
dengan w'.
Untuk dua penetapan (h = 2) dengan log-potensi M1 dan Jika potensi obat ditetapkan berulang kali di suatu
M2 dan bobot w1 dan w2, persamaan di atas dapat ditulis laboratorium dengan menggunakan metode uji hayati
kembali sebagai: yang sama, penetuan berturutan dari kemiringan b dan
variansi kesalahan s2 dapat tersebar ecara acak di dalam
kesalahan pengambilan contoh uji di sekitar nilai yang
2 = Q L [ 1+ 4w 1 w 2 11 + i umum untuk setiap parameter. Dengan membuat kurva
C Ew[ y 2 w n n2 Jj1 (43) perkiraan dari penetapan yang berturutan pada suatu peta
kendali mutu untuk masing-masing statistik dan
menghitung nilai tengah dan batas kendali yang
E w = w1 + w2. Apabila L interval keyakinan untuk menyatakan variasi acak yang diperbolehkan,
suatu perkiraan kombinasi, tidak melebihi persyaratan memungkinkan untuk memeriksa secara terus-menerus
dalam monografi, batas keyakinan tertinggi dan terendah konsistensi dari suatu teknik penetapan secara terus-
dalam 1/2 L, di atas dan di bawah M, untuk memperoleh menerus.
interval keyakinan mendekati 95%. Apabila perkiraan dari b dan s dari penetapan tunggal
Jika variasi potensi hasil penetapan antara h tenletak dalam batas kendali, maka dapat diganti dengan
penentuan terpisah, seperti diuji dengan XM2, meneapai rata-rata yang diperoleh laboratonium. Tolak tiap
atau melebihi P = 0,05, beberapa perkiraan ditetapkan penetapan yang statistiknya berada di luar batas kendali,
semi-bobot W'. Dari bobot w, hitung variansi dari tiap M atau tenima penetapan hanya setelah penelitian saksama
sebagai: validitasnya.

(44) Penetapan Gabungan dari Beberapa Sediaan


w 412
Setiap monografi menguraikan penetapan dari sediaan
Hitung variansi heterogenitas antara penetapan sebagai uji tunggal terhadap baku. Meskipun tidak diberikan
secara tegas, beberapa sediaan uji yang berbeda, sering
dimasukkan dalam penetapan yang sama dan masing-
VM2 M)
masing dibandingkan secara terpisah dengan respons
V= —
h-i
h - (45) yang sama terhadap baku. Kenyataan mi menjamin
h
bertambahnya jumlah pengamatan dengan baku. Dengan
Atau, bila h =2 fpengamatan pada tiap tingkat dosis dari masing-masing
h sediaan uji yang berbeda, jumlah pengamatan pada
tiap tingkat dosis baku dapat bertambah secara
2 2 (46) menguntungkan, bila h besan, menjadi Nh. Aturan mi
hanya dapat digunakan sebagai pendekatan di mana
Bila V bervariasi secara jelas hingga v yang dihitung perbedaan-perbedaan kecil atau kesetaraan harus
seperti di atas merupakan angka negatif, sebagai dipisah-pisah, dan dalam hal manapun hanyalah bersifat
gantinya hitung suatu perkiraan v dengan menghilangkan anjuran.
bagian setelah tanda minus pada persamaan 45 dan Jika semua dan beberapa penetapan yang dilakukan
persamaan 46. bersamaan memenuhi persyaratan keabsahan, dan
mempunyai kurva log-dosis respons yang linier dengan
Semi-bobot dinyatakan sebagai; kemiringan b yang sama dan vaniansi kesalahan s2 yang
F sama dari garis-ganis tersebut, kedua nilai statistik tadi
W=() (47) dapat dipandang sebagai karakteristik penetapan.
Kombinasi semua bukti dari penetapan yang sama
Substitusi w' dan E w' untuk w dan E w dalam menjadi nilai tunggal kemiringan penetapan
persamaan 41 untuk memperoleh rata-rata semi-bobot menghasilkan perkiraan b yang lebih stabil dan dapat
M. Hal mi terletak dekat dengan tengah interval dipercaya, dibandingkan jika setiap sediaan uji dianalisis
keyakinan dari perkiraan panjang L, secara terpisah. Demikian pula derajat bebas dan
kehandalan dari vaniasi kesalahan s2 dapat bentambah.
2 4t Interval keyakinan yang ,dihitung dengan nilai-nilai
L
- (48) gabungan untuk b dan s2 lebih kecil dalam rata-rata
dibandingkan bila berdasankan hanya kepada bagian data
dan ? dari Tabel 9 mempunyai En derajat bebas. yang relevan. Untuk perhitungan atau penggunaan
perkiraan penetapan yang demikian lihat persamaan 10,
- 1381 -

15, 16, 19, 28 dan 29. Potensi perkiraan dengan yang dihitung dari gabungan kemiringan untuk seluruh
kemiringan yang dihitung dari sediaan uji tunggal dan penetapan. Karena didasarkan pada bukti, cara yang
baku terletak di dalam bagian dari interval keyakinan terakhir dianggap merupakan perkiraan yang lebih balk.

DAFTAR ISTILAH
Simbol Keterangan
A serapan untuk menghitung % pengurangan pertumbuhan bakteri dari pengamatan kekeruhan

b kemiringan dari garis lurus hubungan respons (y) dengan log-dosis (x) [Persamaan 2b, 4, 5, 6]

c tetapan untuk menghitung M' dengan persamaan 8 dan 10

tetapan untuk menghitung L dengan persamaan 26 dan 29

ci tetapan untuk menghitung M' bila dosis ditempatkan seperti tertera pada Tabel 8.

c tetapan untuk menghitung L bila dosis ditempatkan seperti tertera pada Tabel 8.

C Simbol untuk menghitung ketepatan dari kemiringan dalam interval keyakinan [Persa-maan
27, 28, 35,36].

Tetapan statistik untuk menguji kesignifikanan suatu ketidaksesuaian [Tabel 9].

Xii x2 untuk menguji ketidaksesuaian antara log-potensi perkiraan yang berbeda [Persamaan 39,
40].

e& e1 dari bans b dalam Tabel 6 hingga Tabel 8.

eb 'i perkalian dan E (x - x)2 {tabel 5; Persamaan 6]

ej jumlah kuadrat dari koefisien faktorial dalam tiap bans dari Tabel 6 dan Tabel 8.

eq e, dari bans q dalam Tabel 6 dan Tabel 8

f banyaknya respons pada tiap kali tingkat dosis dari suatu sediaan; banyaknya replikat atau
kuinpulan.

banyaknya pengamatan pada baku.

banyaknya pengamatan pada sediaan uji

F1 hingga F3 rasio variansi yang diamati dengan derajat bebas 1 sampai 3 dalam pembilang [Tabel 9].

GI, G2 dan G3 perbedaan relatif dalam pengujian untuk nilai yang menyimpang [Tabel 1].

h banyaknya sediaan uji dalam penetapan ganda.

banyaknya sediaan dalam penetapan ganda, tçrmasuk baku clan h sediaan uji, h' = h + 1

interval dalam loganitma antara log dosis berurutan, sama untuk baku dan sediaan uji.

k banyaknya log-potensi perkiraan dalam suatu rata-rata [Persamaan 24; banyaknya perlakuan
atau dosis (Tabel 4; Persamaan 1, 13, 15, 16); banyaknya rentang atau kelompok dalain suatu
sen [Tabel 2]; banyaknya bans, kolom, dan dosis dalam suatu kuadrat latin tunggal
[Persamaan la, 16a].

L panjangnya interval keyakinan dalam loganitma [Persamaan 24, 26, 29, 38], atau dalam
pengertian ukuran dari potensi relatif dari pengenceran-pengenceran yang dibandingkan
[Persamaan 481
- 1382-

Simbol Keterangan
L panjangnya interval keyakinan gabungan [Persamaan 42, 43]

L' panjangnya interval keyakinan untuk rata-rata semi-bobot M [Persamaan 48]

LD50 dosis letal yang diharapkan mematikan 50% dari hewan penetapan yang diuji [Persamaan 2c]

M log-potensi [Persamaan 2]
M' log potensi sediaan uji, relatif terhadap potensi perkiraannya.

M log potensi rata-rata

n derajat bebas dalam suatu variansi perkiraan s2 atau dalam statistik t atau

n banyaknya kuadrat Latin dengan bans-bans yang bersamaan [Persamaan la, 16a]

N banyaknya; misalnya, pengamatan dalam suatu pengujian celah [Tabel 1], atau respon y pada
suatu penetapan [Persamaan 16]

P probabilitas dari pengamatan hasil tertentu, atau dari nilai-nilai tabel statistik, biasanya P0,05
atau 0,95 untuk rentang keyakinan [Tabel 1, 2, 9].

P potensi, P* = antilog Matau dihitung secara langsung

R perbandingan dari dosis tertentu sediaan baku terhadap dosis yang sesuai sediaan uji yang
sesuai, atau potensi perkiraan sediaan uji [Persamaan 2, 30, 33]

R perbandingan dari rentang yang terbesar pada k rentang dalam suatu seri terhadap jumlah
rentang [Tabel 2]
S= VS2 simpangan baku dari unit respons, juga dari log-potensi perkiraan tunggal dalam penetapan
langsung [Persamaan 241

s2 variansi kesalahan dari unit respons.

Si log-dosis baku [Tabel 6, 7]

jumlah dan.

t t studen untuk n derajat bebas dan probabilitas P = 0,05 [Tabel 9].

T jumlah dari y respons dalam sam penetapan [Persamaan 16]

T' jumlah yang tidak lengkap untuk suatu penetapan dalam kelompok acak dengan sam
pengamatan yang hilang [Persamaan 1]

T1 Z (y) untuk hewan percobaan yang disuntik dengan sediaan baku pada hari pertama
[Persamaan 18, 36]

(y) untuk hewan percobaan yang disuntik dengan sediaan baku pada hari kedua [Persamaan
18,361

T. T1 untuk perbedaan dalam respons terhadap baku dan sediaan uji [Tabel 6 hingga Tabel 8]

Tab T1 untuk untuk menguji perbedaan kemiringan antara sediaan baku dan sediaan uji [Tabel 6
hingga Tabel 8]

Tb T, untuk untuk menguji kelengkungan yang berlawanan dalam kurva-kurva untuk baku dan
sediaan uji [Tabel 6 hingga Tabel 8]
- 1383 -

Simbol - Keterangan
Tb (X 1T) atau (X 1 Y) untuk menghitung kemiringan dari kurva log-dosis respons [Persamaan
10, 23, 28].

jumlah dari hasil kali Tt dengan koefisien faktorial yang sesuai dalam masing-masing bans dan
Tabel 6 hingga Tabel 8.

Tq T, untuk menguji kelengkungan yang serupa dalam kurva-kurva untuk baku dan sediaan uji
[Tabel 6 hingga Tabel 8]

Tr bans atau total kumpulan dalam penetapan dengan kumpulan acak [Persamaan 16]

T,.' total yang tidak lengkap untuk kumpulan acak dengan suatu pengamatan yang hilang dalam
Persamaan 1.

T, total dari frespons y untuk dosis sediaan [Tabel 6 hingga Tabel 8; Persamaan 6, 13, 14, 16].

T1 ' Total yang tidak lengkap untuk perlakuan dengan suatu pengamatan yang hilang dalam
Persamaan 1.
U log dosis sediaan uji [Tabel 6 hingga Tabel 8]

Vaniansi untuk heterogenitas antara penetapan [Persamaan 45]

=I Vaniansi Mindividual [Persamaan 44hinggapersamaan 47]

w bobot yang ditetapkan untuk M untuk penetapan individual [Persamaan 38], atau untuk suatu
probit untuk menghitung LD 50 [Persamaan 2a, 2b]

W, semi-bobot untuk tiap M dalam suatu seri penetapan [Persamaan 47, 481

log-dosis obat dalam uji hayati [Persamaan 5];juga perbedaan antara dua log-dosis ambang
pada hewan yang sama [Persamaan 12]

koefisien untuk menghitung respons terendah dan tertinggi yang diharapkan YL dan YH dalam
kurva log-dosis respons [Tabel 4; Persamaan 3]

X1 koefisien faktorial untuk perkalian (x -i) untuk menghitung kemiringan dari garis lurus [Tabel
5; Persamaan 6]

X log-dosis rata-rata [Persamaan 5]

xS log-dosis rata-rata untuk baku [Persamaan 9]

xU log-dosis rata-rata untuk sediaan uji [Persamaan 91

X log-potensi dari suatu unit respons, sebagai interpolasi dari suatu kurva baku [Persamaan 7a,
7b, 19]

XM batas keyakinan untuk suatu log potensi Mperkiraan [Persamaan 25, 30]

XP* batas keyakinan untuk potensi perkiraan langsung P" seperti tertera pada penetapan Digitalis
[Persamaan 33]

y respons individual yang diamati terhadap dosis obat dalam unit yang digunakan dalam
menghitung potensi dan variansi kesalahan [Persamaan 13 hingga Persamaan 16]; perbedaan
unit antara respons berpasangan dalam penetapan 2 dosis [Persamaan 17, 18]
-1384-

Simbol Keterangan
y Respons yang diamati terdapat dalam daftar menurut urutan besarnya, untuk menghitung G1,
G2 atau G3 dalam Tabel 1.

y' penggantian untuk nilai yang hilang [Persamaan 1]

respons rata-rata dalam satu kelompok atau penetapan [Persamaan 5]

Yt respons rata-rata terhadap perlakuan tertentu [Persamaan 36]


Y respons perkiraan dari hubungan dosis respons sering dengan penilaian subskrip [Persamaan 3
hingga Persamaan 51

z Penetapan dosis ambang secara langsung dengan titrasi (seperti tertera pada penetapan
Digitalis) [Per.amaan 11]

Dosis ambang rata-rata dalam suatu kumpulan seperti tertera pada penetapan Digitalis
[Persamaan 31, 32, 33].

PENETAPAN AKT1VITAS VITAMIN B12 <91> sebanding dengan yang diperoleh dari formula berikut
mi. Tambahkan menurut urutan dalam daftar, larutkan
Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; Simpan secara hati-hati L-sistin P dan L-trflopan P dalam asam
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. klorida P sebelum penambahan delapan larutan
Lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam berikutnya dalam lanitan yang diperoleh. Tambahkan
sebelum digunakan. 10 ml air, campur, dan larutkan dekstrosa anhidrat P,
Larutan uji Ukur atau timbang saksama sejumlah zat natrium asetat P dan asam askorbat P. Saring jika perlu,
uji, bila perlu telah diserbukhaluskan, masukkan ke tambahkan Larutan polisorbat 80, atur pH larutan antara
dalam wadah yang sesuai berisi larutan pengekstraksi. 5,5 dan 6,0 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N
Untuk tiap g atau ml zat uji diperlukan 25 ml larutan dan tambahkan air murni hingga 250 ml.
pengekstraksi yang dibuat segar. Tiap 100 ml
pengekstraksi mengandung 1,29 g dinatrium fosfat P, L-Sistin P 0,1 g
1,1 g asam sitrat anhidrat P dan 1,0 g natrium L-TriptofanP 0,05 g
metabisulfit P dalam air. Campuran dipanaskan dalam Asam kiorida 1 N 10 ml
otokiaf pada suhu 121° selama 10 menit. Biarkan Larutan adenin-guanin-urasil 5 ml
partikel yang tidak larut mengendap, saring atau Larutan xantin 5 ml
sentrifus jika perlu. Encerkan sejumlah alikot jernih Larutan vitamin I 10 ml
dengan air hingga larutan uji akhir mengandung vitamin Larutan vitamin II 10 ml
B 12 dengan aktivitas Iebih kurang setara dengan aktivitas Larutan garam A 5 ml
Larutan baku sianokobalamin, yang dimasukkan ke Larutan garam B 5 ml
dalam tabung penetapan kadar. Larutan asparagin 5 ml
Larutan baku persediaan Timbang saksama Larutan kasein terhidrolisis asam 25 ml
sejumlah Sianokabalamin BPFJ, larutkan dalam etanol P Dekstrosa anhidrat P 10 g
25% hingga kadar 1,0 jg per ml. Simpan dalam lemari Natrium asetat anhidrat P 5 g
pendingin. Asam askorbat P 1 g
Larutan baku Encerkan sejumlah volume Larutan Larutan polisorbat 80 5 ml
baku persediaan dengan air hingga volume sedemikian
rupa hingga setelah masa inkubasi seperti tertera pada Larutan kasein terhidrolisis asam Buat seperti tertera
Prosedur, perbedaan transmitans antara blangko pada Penetapan Kadar Kalsium Pantotenat <121>.
terinokulasi dan aras 5,0 ml Larutan baku tidak kurang Larutan asparagin Lanutkan 2,0 g L-asparagin P
dan yang setara dengan perbedaan 1,25 mg bobot sel dalam air hingga 200 ml. Simpan di bawah lapisan
kering. Kadar mi biasanya antara 0,01 ng dan 0,04 per toluen dalam lemari pendingin.
ml Larutan baku. Buat larutan baku segar untuk setiap Larutan adenin-guanin-urasil Buat seperti tertera
penetapan kadar. pada Penetapan Kadar Kalsium Pantotenat <121>.
Larutan persediaan media basal Buat media sesuai Larutan xantin Suspensikan 200 mg xantin dalam
formula dan cara berikut: Campuran dehidrat yang 30 ml hingga 40 ml air, panaskan hingga suhu lebih
mengandung komponen sama dapat digunakan dengan kurang 70, tambahkan 6,0 ml amonium hidroksida 6 N,
syarat ketika dikonstitusi menurut ketentuan yang aduk sampai zat padat melarut. Dinginkan dan
tercantum path etiket, memberikan suatu media yang
- 1385 -

tambahkan air hingga 200 ml. Simpan di bawah lapisan pengatur suhu) dan biarkan tabung dingin dengan posisi
toluen dalam lemari pendingin. tegak. Inokulasi dengan cara tusukan tiga atau lebih
Larutan garam A Larutkan 10 g kalium fosfat tabung dengan biakan murni Lactobacillus leichmannii
monobasa P dan 10 g kalium fosfat dibasa P dalam air (sebelum menggunakan pertama kali biakan segar dalam
hingga 200 ml. Tambahkan 2 tetes asam kiorida P dan penetapan mi, lakukan pemindahan biakan paling sedikit
Simpan di bawah lapisan toluen. 10 kali berturut-turut selama 2 minggu). Inkubasi selama
Larutan garam B Larutkan 4,0 g magnesium sulfat P; 16 - 24 jam pada suhu yang dililih antara 30 0 dan 401 ,

0,20 g natrium kiorida P; 0,20 g besi(II) sulfat P dan usahakan tetap dalam ± 0,5 dan akhirnya simpan dalam
0,20 g mangan sulfat P dalam air hingga 200 ml. lemari pendingin. Buat biakan segar dalam agar tegak
Tambahkan 2 tetes asam kiorida P dan simpan di bawah paling sedikit tiga kali tiap minggu dan tidak boleh
lapisan toluen. digunakan untuk pembuatan inokulum jika berumur
Larutan polisorbat 80 Larutkan 20 g polisorbat 80 P lebih dari empat han. Aktivitas jasad renik dapat
dalam etanol P hingga 200 ml. Simpan dalam lemari ditingkatkan dengan memindahkan biakan tegak tiap
pendingin. han atau tiap 2 han, untuk mencapai tingkat dimana
Larutan vitamin I Larutkan 10 mg riboflavin P, ruahan dalam inokulum cain dapat diamati 2 - 4 jam
10 mg tiamin hidrokiorida F, 100 tg biotin P dan setelah inokulasi. Biakan yang tumbuh lambat, jarang
20 mg niasin P dalam asam asetat glasial 0,02 N hingga membenikan kurva respons yang sesuai dan dapat
400 ml. Simpan terlindung dari cahaya dan di bawah memberikan hasil yang salah.
lapisan toluen dalam lemari pendingin. Inokulum [Catawn Suspensi beku Lactobacillus
Larutan Vitamin II Larutkan 20 mg asam para-amino leichmannii dapat digunakan sebagai biakan indulç
benzoat P, 10 mg kalsium pantotenat F, 40 mg dengan syarat menghasilkan inokulum seperti biakan
piridoksin hidroklorida P, 8 mg piridiksamin segar.] Pindahkan set dari biakan induk Lactobacillus
hidrokiorida P dan 2 mg asam folat P dalam larutan leichmannii, ke dalam 2 tabung stenil masing-masing
etanol netral P (1 dalam 4) hingga 400 ml. Simpan benisi 10 ml media biakan. Inkubasi biakan selama
terlindung dari cahaya, dalam lemari pendingin. 16 - 24 jam pada suhu yang dipilih antara 30° dan 40 0 ;

Sediaan sari tomat Sentrifus dari tomat dalam kaleng pertahankan suhu tetap dalam ± 0,5°. Secara aseptik
yang dapat diperoleh di perdagangan hingga hampir sentrifus biakan dan enaptuangkan beningan.
seluruh daging buah terpisah. Suspensikan bahan Suspensikan set dari biakan dalam 5 ml Media suspensi
penyaring analitik lebih kurang 5 g per liter ke dalam steril dan campur. Tempatkan volume dengan media
beningan dan saring dengan bantuan pengurangan suspensi steril sedemikian nupa hingga enceran (1 dalam
tekanan melalui lapisan bahan penyaring. Ulangi jika 20) dalam larutan natrium kiorida P 0,9% memberikan
perlu, hingga diperoleh filtrat jernih berwarna jerami. transmitrans 70% jika diukur pada panjang gelombang
Simpan di bawah lapisan toluen dalam lemari pendingin. lebih kurang 530 nm menggunakan larutan natrium
Media Biakan [Catatan Campuran dehidrat yang kiorida P 0,9% sebagai blangko. Buat pengenceran (1
mengandung komponen sama dapat digunakan dengan dalam 400) suspensi yang telah diukur menggunakan
syarat jika dikonstitusi menurut ketentuan yang Larutan persediaan media basal dan gunakan untuk
tercantum pada etiket memberikan suatu media yang inokulum uji (Enceran mi dapat diubab bila perlu hingga
sebanding dengan yang diperoleh dari formula berikut diperoleh nespons uji yang diinginkan).
mi.] Larutkan 0,75 g ekstrak ragi P lanut-air; 0,75 g Kalibrasi spektrofotometer Tena panjang gelombang
pepton kering F; 1,0 g dekstrosa anhidrat P dan 0,20 g spektrofotometer secara benkala, menggunakan set
kaliumfosfat monobasa P dalam 60 ml hingga 70 ml air. panjang gelombang baku atau alat yang sesuai. Sebelum
Tambahkan 10 ml Larutan sari tomaf dan I ml Larutan membaca setiap pengujian, kalibrasi spektrofotometer
polisorbat 80. Atur pH larutan 6,8 dengan natrium untuk transitans 0% dan 100% menggunakan air dengan
hidroksida 1 N dan tambahkan air hingga 100 ml. panjang gelombang yang diatur pada 530 nm.
Masukkan 10 ml larutan dalam tabung reaksi dan tutup Prosedur Bensihkan semua alat secermat mungkin,
dengan kapas, sterilkan tabung dan isinya dalam otokiaf sebaiknya dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu
pada suhu 121° selama 15 menit. Dinginkan secepat 2500 selama 2 jam untuk tabung reaksi kaca tahan panas
mungkin untuk menghindarkan pembentukan warna dengan ukuran lebih kunang 20 mm x 150 mm dan alat
akibat panas berlebih. kaca lainnya, karena kepekaan yang tinggi dari jasad
Media suspensi Encerkan sejumlah volume Larutan nenik uji terhadap spora bahan pencuci. Tambahkan
persediaan media basal, dengan air sama banyak. dalam tiap tabung dari 2 seri tabung reaksi bertunit-turut
Masukkan 10 ml larutan ke dalam tabung reaksi. 1,0 rhl; 1,5 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml dan 5,0 mlLarutan
Sterilkan dan dinginkan seperti tertera pada Media baku. Pada tiap tabung mi dan 4 tabung kosong yang
biakan. serupa tambahkan 5,0 ml Larutan persediaan media
Biakan persediaan Lactobacillus leichmannii basal dan air hingga 10 ml. Letakkan 1 seri tabung berisi
Tambahkan 1,0 g hingga 1,5 g agar ke dalam 100 ml Larutan baku dan Larutan uji di dalam satu rak dan sen
Media biakan panaskan diatas tangas uap, sambil diaduk kedua dalam rak lain atau bagian dad nak, sebaiknya
hingga agar melarut. Masukkan lebih kurang 10 ml letakkan urutan tabung secana acak. Tutup tabung untuk
larutan panas dalam tabung reaksi, tutup dan sterilkan menghindankan kontaminasi bakteni dan sterilkan dalam
pada suhu 121° selama 15 menit dalam otoklaf (dengan otokiaf pada suhu 121° selama 5 menit, bila perlu atur
- 1386 -

supaya suhu tersebut tercapai tidak lebih dari 10 menit tidak Iebih dari 0,08, hanga rata-rata. M, adalah log
dengan cara memanaskan otokiaf sebelumnya. potensial sediaan uji, seperti tentera pada Penetapan
Dinginkan secepat mungkin untuk menghindarkan Akiivitas Vitamin B 12 dalam Desain dan Analisis
pembentukan warna media akibat panas benlebih. Penetapan Hayati <81>. Jika dua penetapan benbeda
Lakukan upaya untiik mempertahankan sterilitas dan lebih dari 0,08, lakukan satu atau lebih penetapan
pendinginan secara seragam selama penetapan kadar, tambahan. dani hanga rata-rata dua atau lebih hanga M
karena letak tabung yang terlalu berdekatan dalam yang tidak benbeda lebih dari 0,15 hitung potensi rata-
otoklaf dapat menyebabkan kecepatan pemanasan yang 1 rata Larutan uji.
bervariasi.
Secara aseptik tambahkan ke dalam tiap tabung
0,5 ml Inokulum kecuali 2 dari 4 tabung yang tidak PENETAPAN GOLONGAN DARAH ABO
benisi Larutan ba/cu (blangko tidak teninokulasi). DONOR <101>
Inkubasi tabung pada suhu antara 30 0 dan 40°
pertahankan suhu tetap dalam ± 0,50 selama 16 - 24 jam. Antigen sel darah merah dalam danah dan antibodi
Hentikan pertumbuhan dengan cara pemanasan pada dalam serum atau plasma ditentukan dengan cara manual
suhu tidak kurang dan 80° selama 5 menit. Dinginkan atau otomatis.
hingga suhu ruang. Goyangkan isinya, dan ukur Cana manual, ambil bebenapa ml danah tanpa anti
transmitans dengan spektrofotometer pada panjang koagulan dan biarkan menjendal. Buang serum dan
gelombang 530 nm. Pengamatan dilakukan beberapa suspensikan sel danah menah tensebut hingga kadan 2% -
detik setelah digoyang, bila transmitans tetap selama 3% dalam lanutan natrium kiorida P 0,9 % stenil.
30 detik atau lebih. Lakukan pembacaan untuk tiap Cara otomatis, ambil beberapa ml darah, hindani
tabung dalam selang waktu yang hampir sama. penjendalan dengan menambahkan 1 bagian volume
Dengan mengatur transitans pada 100 untuk blangko larutan dikalium edetat P 10 % untuk tiap 32 bagian
tidak terinokulasi, baca transmitans dari blangko volume danah yang diuji. Pisahkan plasma dan
terinokulasi. Jika perbedaan lebih besar dan 5% atau jika komponen sel dan buat suspensi sel danah menah dalam
terkontaminasi dengan jasad renik lain abaikan hasil larutan natrium kiorida P 0,9 % yang sesuai untuk jenis
penetapan. alat yang digunakan.
Dengan mengatur transmitans pada 100% untuk
blangko tidak terinokulasi, baca transmitans tiap tabung Uji Antigen
lain. Abaikan basil penetapan bila kemiringan kurva
baku menunjukkan masalah sensitivitas. Buat campuran tenpisah suspensi sel danah merah
Perhitungan Buat kurva baku antara konsentrasi dan masing-masing dengan Pereaksi golongan darah anti A,
respons dengan cara berikut. Periksa dan abaikan tiap Pereaksi golongan darah anti-B dan Pereaksi golongan
transitans yang menyimpang. Untuk tiap tingkat kadar darah anti—A, B (golongan 0), dengan spesifisitas yang
baku, hitung respons dari jumlah harga duplikasi telah ditunjukan dengan uji menggunakan sel darab
transmitans () sebagai selisih, y = 2,00 - Z. Buat kurva merah yang diketahui golongan A, B dan 0, dan
dengan respons pada ordinat kertas grafik terhadap tentukan antigen yang ada dengan aglutinasi.
loganitma volume dalam ml dari Larutan ba/cu dalam ml Uji Manual Campur I bagian volume Perekasi
tiap tabung pada absis menggunakan ordinat baik skala golongan darah ABO yang sesuai dengan I bagian
anitmetika atau logaritmik, sehingga diperoleh garis volume suspensi sel danab merah dalam tabung reaksi.
mendekati lurus yang lebih baik. Gambar garis lurus Diamkan tabung pada suhu nuang selama I - 2 jam dan
atau kurva yang paling mendekati titik yang diperoleh. goyang tabung penlahan-lahan agar endapan terbagi
Hitung respons y, dengan menambah bersama dua menata. Amati aglutinasi secana maknoskopis.
transmitans untuk tiap kadar Larutan uji. Baca dan Uji Otomatis Lakukan uji dengan peralatan otomatis,
kurva baku loganitma volume Larutan ba/cu yang sesuai sesuai ketentuan pabnik. Campun suspensi sel danah
untuk tiap harga y yang terletak dalam rentang titik menah dengan Perekasi golongan darah ABO yang
terendah dan tertinggi dan baku. Kurangkan dari tiap sesuai. Diamkan agar tenbentuk aglutanasi, tentukan
loganitma yang diperoleh dan loganitma volume dalam tingkat aglutinasi secara visual dengan menampung
ml dari Larutan uji untuk memperoleh perbedaan, x, endapan/aglutinat diatas kertas saning atau dengan
untuk tiap tingkat dosis. Hitung harga rata-rata dari x detekton fotometnik yang sesuai dilengkapi alat perekam
untuk tiap 3 atau lebih tingkat dosis untuk memperoleh x otomatis.
= M', log potensi relatif dari Larutan uji. Hitung jumlah
dalam p.g, Sianokabalamin BPFI sesuai dengan Uji Antibodi
sianokobalamin dalam sediaan uji dengan persamaan
antilog M = antilog (M' + log R), R adalah jumlah Buat campuran terpisah serum atau plasma dengan
dalam ig sianokobalamin dalam tiap mg (kapsul atau suspensi sel darah merah manusia golongan A (sub
tablet) yang digunakan. golongan A1 dan A2), golongan B dan golongan 0 dan
Replikasi Ulangi seluruh penetapan sekurang- tentukan antibodi yang ada dengan pola aglutinasi cana
kurangnya satu kali menggunakan Larutan uji yang manual atau otomatis sepenti tentena pada Uji Antigen.
dibuat terpisah. Jika perbedaan antara dua log potensi M
- 1387 -

Jika cara di atas digunakan untuk menetapkan tidak membentuk aglutinasi dalam kondisi seperti tertera
golongan darah penerima dan bukan untuk pexneriksaan pada penggunaan untuk tiap kumpulan set yang lengkap
donor, harus diperhatikan bahwa perkembangan antibodi dari golongan darah 0 dan A yang dipilih rnengandung
tidak sempurna pada bayi umur kurang dari 1 tahun; antigen set darah merah dengan rentang luas atau
dalam hat mi golongan darah pada anak hanya mengandung antibodi terhadap protein serum fakton Gm
berdasarkan pada antigen yang terdapat dalam set darah atau Km. Pereaksi tidak mengaglutinasi golongan darah
merah. merah 0 atau A yang dilapisi IgG.
Pereaksi golongan darah anti-A, B (golongan 0)
Pereaksi Golongan Darah ABO mengaglutinasi set danah menah manusia yang
mengandung antigen A atau B, yaitu mengaglutinasi set
[Catatan Pereaksi golongan darah ABO pada darah merah golongan A, B dan AB termasuk sub
umumnya dipilih atas dasar kesesuaian penggunaan golongan A 1 , A2, Ax, A 1B, A2B dan Ax B. Pereaksi
dalam uji manual.] Jika pereaksi akan digunakan untuk tidak mengaglutinasi set darah merah manusia yang
uji otomatis, kesesuaian pereaksi diperkirakan dengan tidak mengandung antigen A atau B yaitu set darah
melakukan uji otomatis menggunakan sejumlah besar merah golongan 0. Pereaksi tidak menunjukkan
suspensi set darah merah golongan ABO yang berbeda aglutinasi dalam kondisi seperti tertera pada penggunaan
termasuk sub golongan A 1 , A2, A2B dan Ax. untuk tiap kumpulan set yang Iengkap dari golongan
Pereaksi golongan darah ABO berasal dari serum atau darah 0 yang dipilih mengandung antigen dalam set
plasma defibrinasi dari donor terpilih yang mempunyai danah merah atau yang mengandung antibodi terhadap
golongan darah ABO yang sengaja diimunisasi dengan protein serum faktor Gm atau Km. Pereaksi tidak
set darah merah atau senyawa spesifik dari golongan mengaglutinasi set darah merah golongan 0 yang
darah atau sub golongan darah yang sesuai. Sebagai dilapisi IgG.
pengganti dapat berasal dari serum hewan atau biakan Baku pembanding Serum Golongan Darah Anti-A
limfosit mamalia. Sediaan yang berasal dari darah Manusia BPFI; Serum Golongan Darah Anti-B Manusia
manusia hams bebas dari antigen permukaan hepatitis B BPFI; Serum Golongan Darah Anti A, B Manusia BPFJ.
yang diuji dengan metode yang peka. Pereaksi golongan darah ABO bila perlu
Pereaksi golongan darah ABO dapat berupa cairan direkonstitusi sepenti tentera pada etiket, memenuhi
atau hasil konstitusi pereaksi kering. Pereaksi cair jemih syanat sebagai benikut:
atau sedikit opalesen, wama kekuningan atau tidak AVIDITAS Pada kaca obyek, campur sejumlah
berwarna dan tidak keruh dapat mengandung pengawet volume sediaan uji dengan volume sania suspensi
antimikroba yang sesuai. Pereaksi kering berupa serbuk 5% - 10%. Suspensi set danah merah dari masing-masing
wama kuning pucat atau padatan rapuh. golongan atau sub golongan; gunakan secara terpisah
Pereaksi golongan darah ABO terdiri dari tiga jenis untuk masing-masing tipe set darah. Waktu yang
yaitu, pereaksi golongan danah anti A, pereaksi golongan dipenlukan hingga aglutinasi yang timbul pertama (bila
darah anti B dan pereaksi golongan darah anti A, B dilihat dengan mata telanjang) tidak lebih dari 2 kali dan
(golongan 0). waktu yang dipenlukan bila digunakan Serum golongan
Pereaksi golongan darah anti-A mengaglutinasi set darah BPFJyang sesuai.
danah merah manusia yang mengandung antigen A, Pereaksi golongan darah anti A Gunakan set darah
meliputi sub golongan A 1 dan A2, tetapi jarang menah manusia dari sub golongan A 1 , A2B dan bila penlu
membentuk aglutinasi dengan set darah merah golongan sub golongan A2 dan A 1B, baku yang sesuai yaitu Serum
Ax. Pereaksi mi dapat mengaglutinasi set darah merah Golongan Darah Anti A Manusia BPFI.
golongan A dan AB meliputi sub golongan A 1 , A2, A1B Pereak.si golongan darah anti B Gunakan set danah
dan A2B tetapi tidak mengaglutinasi set darah merah sub merah manusia dari sub golongan B, baku yang sesuai
golongan Ax atau AxB. Pereaksi tidak mengaglutinasi yaitu Serum Golongan Darah Anti B Manusia BPFI.
set darah merah manusia yang tidak mengandung Pereaksi golongan darah anti A, B (Golongan 0)
antigen A, yaitu set darah merah golongan 0 dan B. Gunakan set danah menah manusia dari sub golongan A 1 ,
Pereaksi tidak menunjukkan aglutinasi dalam kondisi A2 dan golongan B, baku yang sesuai yaitu Serum
seperti tertera pada penggunaan untuk tiap kumpulan set Golongan Darah Anti A, B Manusia BPFI.
yang lengkap dari golongan darah 0 dan B yang dipilih Lakukan prosedur yang tentera di atas pada suhu
mengandung antigen set darah merah dengan rentang t 20° - 25° menggunakan set danah merah sub golongan
luas atau mengandung antibodi terhadap protein serum Ax; aglutinasi pertama yang timbul terlihat dengan mata
faktor Gm atau Km. Pereaksi tidak mengaglutinasi set telanjang tidak lebih dari 2 menit.
darah merah golongan 0 atau B yang dilapisi IgG. POTENSI Potensi pereaksi golongan danah ABO
Pereaksi golongan darah anti-B mengaglutinasi set ditetapkan dengan membandingkan aktivitas antibodi
darah merah manusia yang mengandung antigen B yaitu aglutinin .salin dengan Serum Golongan Darah BPFI
set darah merah golongan B dan AB termasuk sub atau dengan baku lain yang potensinya telah dibakukan
golongan A 1 B dan A2 B. Pereaksi tidak membentuk dengan baku BPFI yang sesuai.
aglutinasi dengan set darah merah yang tidak Lakukan titrasi pereaksi uji dan sediaan baku secara
mengandung antigen B yaitu set danah merah golongan bensamaan terhadap suspensi set danah merah manusia
0 dan A termasuk sub golongan A 1 dan A2. Pereaksi dari golongan atau sub golongan di bawah mi.
- 1388-

Pereak.si golongan darah Anti-A Tidak kurang dan merah positif-D (sebaiknya genotipe R 1r) dan sel darah
64 unit antibodi anti-A per ml; untuk tiap tipe sel darah merah negatif-D dan tentukan antigen anti-D jika dengan
merah terhadap yang dititrasi, titer pereaksi uji tidak cara aglutinasi. Jika digunakan pereaksi IgG, perlu
kurang dari seperempat dari titer Serum golongan darah dilakukan peningkatan aglutinasi dengan penambahan
anti-A manusia BPFI yang telah direkonstitusi. enzim proteolitik yang sesuai atau albumin serum sapi
Gunakan sel darah merah sub golongan A 1 , A2B dan atau dengan uji set danah merah yang telah disensitisasi
sebaiknya menggunakan juga sub golongan A2 dan A 1B. dengan pereaksi antiglobulin.
Pereaksi golongan darah Anti-B Tidak kurang dan Uji manual Gunakan satu dari beberapa cana benikut.
64 unit antibodi anti-B per ml; titer pereaksi uji tidak Fenotipe D" jarang terdeteksi dengan menggunakan 1gM
kurang dari seperempat titer Serum Golongan Darah pereaksi golongan darah anti D; maka gunakan IgG
anti-B manusla BPFJ yang telah direkonstitusi. Gunakan peredksi golongan darah anti D, sebaiknya sesuai
sel darah merah manusia golongan B. dengan metode (i) atau (iii) benikut:
Pereaksi golongan darah Anti-A, B (golongan 0) Menggunakan 1gM, pereak.si golongan darah anti-D
Tidak kurang dari 64 unit antibodi anti-A dan antibodi Campur 1 bagian volume pereaksi dengan 1 bagian
anti-B per ml; titer pereaksi uji tidak kurang dan volume suspensi sel danah merah dalam tabung reaksi.
seperempat titer Serum golongan darah anti-A, B Inkubasi tabung pada suhu 370 selama 1 - 2 jam dan
manusia BPFI yang telah direkonstitusi. ketuk penlahan-lahan hingga endapan sel terdispersi.
Gunakan sel darah merah manusia sub golongan A 1 Amati aglutinasi dalam tabung secara makroskopik.
dan A2 dan golongan B. Menggunakan IgG, pereaksi golongan darah anti D.
Pereaksi golongan darah anti-A, B yang tidak i. Campun I bagian volume pereaksi dengan 1 bagian
diencerkan memberikan aglutinasi yang mudah dideteksi volume suspensi sel darah merah dalam tabung reaksi
dengan sekurang-kurangnya satu contoh sel darah merah dan tambahkan sejumlah volume suspensi sediaan
sub golongan Ax. papain teraktivasi yang sesuai 0,5% pada pH 5,4.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Inkubasi tabung pada suhu 370 selama 30 menit dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah stenil ketuk perlahan-lahan hingga endapan set tersebar
tertutup kedap. Pereaksi golongan darah ABO cair yang merata. Amati aglutinasi dalam tabung secana
mengandung pengawet antimikroba, simpan dalam makroskopik.
keadaan beku, sebaiknya pada suhu di bawah 300. ii. Campur 1 bagian volume pereaksi dengan 1
Pereaksi golongan darah ABO cair yang bagian volume suspensi sel darah merah dalam tabung
mengandung pengawet antimikroba, simpan pada suhu neaksi. Inlcubasi tabung path suhu 370 selama 1 jam,
2° hingga 8 0; hindari pembekuan kecuali pengawet kemudian tambahkan 1 bagian volume larutan albumin
antimikroba tersebut tidak merusak sediaan dalam serum sapi P 30% untuk menggantikan beningan yang
keadaan beku. kontak dengan endapan set danah merah, dan jaga agar
Pereaksi golongan darah ABO kering disimpan pada endapan sel darah merah tidak terganggu. Inkubasi
suhu tidak lebih dan 20 0
.
kembali tabung pada suhu 370 selama 30 menit dan tutup
perlahan-lahan hingga endapan sel terdispersi. Amati
aglutinasi dalam tabung secana makroskopik.
PENETAPAN GOLONGAN Rh DONOR <111> iii. Lakukan uji antiglobulin tidak langsung dengan
membuat suspensi sel danah merah 10% dalam larutan
Antigen sel darah merah dalam darah dapat natrium klorida P 0,9% sebagai berikut. Tambahkan 4
ditentukan dengan cana manual atau otomatis. bagian volume peneaksi ke dalam 2 bagian volume
Mengingat antibodi sistem Rh hanya diketemukan dalam suspensi sel darah menah. Inkubasi tabung pada suhu 37°
darah manusia, yang telah diimunisasi dengan sel darah selama 45 menit. Buat kontrol positif menggunakan sel
merah manusia yang mengandung antigen Rh, dengan darah merah positif-D yang diketahui (sebaiknya
sengaja atau tidak sengaja, maka dalam penetapan genotipe R 1r) dan buat kontrol negatif menggunakan set
golongan Rh donor adalah penting hanya bergantung negatif-D yang diketahui. Setelah inkubasi, cuci set uji
pada reaksi sel danah merah. dan sel kontrol 4 kali dengan lanutan natrium klorida P
Untuk uji manual atau otomatis buat suspensi sel 0,9%, tiap kali buang cainan beningan sesempurna
darah merah manusia seperti tertera pada Penetapan mungkin. Suspensikan kembali sel dalam lanutan
Golongan Darah ABO Donor <101>, untuk uji manual natrium kiorida P 0,9% hingga diperoleh suspensi
gunakan suspensi darah yang sesuai yang telah dicegah padatan danah lebih kurang 10%. Campun 1 tetes
dari penjendalan dengan penambahan anti koagulan suspensi mi dengan volume sama peneaksi anti IgG
yang sesuai. manusia yang sesuai dengan pengencenan yang sesuai
[Catatan Bila dilakukan uji anti globulin tidak pada pelat tetes. Goyang pelat tetes perlahan-lahan,
langsung buat suspensi sel darah merah 10%.] amati reaksi positif berupa aglutinasi yang timbul setelah
5 menit (setelah waktu tersebut, besar kemungkinan
Uji Antigen D Campur suspensi sel darah merah terbentuk aglutinasi tidak khas). Dengan cara lain, cuci
dengan 1gM Pereaksi golongan darah anti-D atau sel uji dan set kontrol dengan larutan natrium kiorida P
dengan IgG, Pereaksi golongan darah anti-D, dengan 0,9% secara manual atau dengan alat mekanik otomatis,
spesifisitas yang telah ditunjukkan path uji sel darah dan kemudian tambahkan sejumlah volume yang sesuai
- 1389 -

pereaksi anti IgG manusia dengan pengenceran yang positif-D dalam larutan natrium klorida-P 0,9%.
sesuai. Setelah disentrifus amati aglutinasi berupa Pereaksi harus tidak menunjukkan aglutinasi atau
endapan sel darah merah. melapisi, dalam kondisi seperti tertera pada penggunaan,
Uji otomatis Lakukan dengan cara seperti tertera untuk tiap kumpulan sel yang lengkap yang tidak
pada Penetapan Golongan Darah ABO Donor <101>, mengandung antigen D dan yang dipilih sebagai antigen
menggunakan Pereak.si golongan darah Rh yang sesuai sel darah merah dengan rentang luas.
sebagai pengganti pereaksi golongan darah ABO. Pereaksi golongan darah anti-C mengandung
Uji Antigen C dan E Darah donor yang diuji dengan terutama 1gM, atau IgG, antibodi anti-C. Lakukan uji
cara di atas menunjukkan negatif-D, harus diuji lagi yang sesuai terhadap kelas imunologis antibodi yang ada
terhadap antigen C dan E. Hanya darah donor yang (masing-masing seperti tertera pada pereaksi golongan
negatif terhadap ketiga antigen dianggap sebagai negatif darah anti-D, 1gM, dan pereaksi golongan darah anti-D,
Rh (rr). Uji terhadap antigen C dan E dilakukan seperti IgG).
pada Uji Antigen-D menggunakan pereaksi golongan Untuk mendeteksi antigen C dalam donor negatif D;
darah Rh anti-C atau anti-E yang sesuai. Dalam sistem anti C, D (yaitu anti-G) dapat digunakan. Aktivitas anti-
otomatis, contoh darah biasanya diuji terhadap ketiga C harus dapat bereaksi dengan antigen Cv jika dalam
antigen secara simultan. kombinasi, C"Ic. Anti-G yang bereaksi dengan antigen C
Pereaksi golongan darah Rh Pereaksi golongan atau D, atau kedua antigen C dan D, jika ada tidak
darah Rh dipilih atas dasar kesesuaian penggunaan mempengaruhi sediaan yang negatif-DE. Dengan cana
dalam uji manual. Jika pereaksi tersebut akan digunakan lain pereaksi anti-C dapat digunakan, dibuat dan donor
dalam uji otomatis, kesesuaian pereaksi harus dikaji negatif-C, positif-D, E.
dengan melakukan uji otomatis menggunakan sejumlah Anti-C hams dapat mendeteksi antigen C"jika dalam
besar suspensi sel darah merah yang mencakup fenotipe kombinasi C"/c, dan dapat mendeteksi C dalam posisi
Rh dari berbagai variasi. sis dengan e dan E (Ce, CE). Pereaksi mi kurang dapat
Pereaksi golongan darah anti-D, pereaksi golongan bereaksi dengan kompleks CE (CDE, CdE). Pereaksi
darah anti-D, 1gM, mudah digunakan tapi tidak selalu golongan darah Anti-C tidak boleh menunjukkan
terpercaya. Pereaksi golongan darah anti-D, IgG, lebih aglutinasi, dalam kondisi seperti tertera pada
banyak tersedia dan lebih umum digunakan. penggunaan, untuk tiap kumpulan sel yang lengkap yang
Pereaksi golongan darah Rh dibuat dari sera atau tidak mengandung antigen C atau Cw (atau antigen D
plasma didefibrinasi dari satu orang atau lebih yang dalam anti-G) yang dipilih sebagai antigen sel darah
diimunisasi dengan antigen yang sesuai dari sistem Rh merah dengan rentang luas meliputi A, B dan E.
atau dari biakan limfosit mamalia. Hanya bahan yang Pereaksi golongan darah anti-E dapat mengandung
telah diuji negatif terhadap antigen permukaan Hepatitis terutama 1gM atau IgG, antibodi anti-E dan lakukan uji
B dengan metode peka dapat digunakan. Pereaksi yang sesuai terhadap kelas imunologis antibodi yang ada
golongan darah Rh dapat berupa cairan atau hasil (masing-masing seperti tertera pada pereaksi golongan
rekonstitusi pereaksi kering. danah anti-D, 1gM, dan pereaksi golongan darah anti-D,
Pereaksi cairjemih atau sedikit opalesen, kekuningan 1gM, dan pereaksi golongan danah anti-D, IgG).
atau cairan tidak berwarna tanpa kekeruhan, dapat Banyak contoh pereaksi anti-E mengandung
mengandung bahan pengawet antimikroba yang sesuai. sejumlah anti-cE, antibodi Rh yang mengaglutinasi
Pereaksi kening berupa serbuk kuning pucat atau padatan hanya sel darah merah manusia dengan antigen c dan E
rapuh. dinyatakan dengan gen c dan E yang terdapat dalam
Pereaksi golongan darah Rh terdiri dari 4 tipe, yaitu kompleks gen Rh yang sama, yaitu posisi cis, dan yang
pereaksi golongan darah anti-D, 1gM; pereaksi golongan tidak mengaglutinasi sel yang mengandung antigen E
darah anti-D, IgO; pereaksi golongan darah Anti-C; dan yang dinyatakan dari kompleks gen seperti CDE dan
pereaksi golongan darah anti-E. CdE yang tidak mengandung e. Pereaksi golongan darah
Pereaksi golongan darah anti-D, 1gM, anti-E hams menunjukkan aglutinasi terhadap sel danah
mengaglutinasi suspensi sel positif-D dalam larutan merah hams yang mengandung antigen E yang tidak
natrium kiorida P 0,9%. Pereaksi harus tidak i*enunjukkan kompleks gen yang juga mengandung e.
menunjukkan aglutinasi dalam kondisi seperti tertera Pereaksi tidak boleh menunjukkan aglutinasi, dalam
pada penggunaan untuk tiap kumpulan sel yang lengkap kondisi seperti tertera pada penggunaan, tiap kumpulan
yang tidak mengandung antigen D dan yang dipilih sel yang lengkap yang dipilih sebagai antigen sel darah
sebagai antigen sel darah merah dengan rentang luas. merah dengan rentang luas. Kemungkinan lain dapat
Pereaksi golongan darah anti-D, IgG, mengaglutinasi digunakan pereaksi anti-D, E.
sel darah merah manusia positif-D dalam larutan Pereaksi golongan danah Rh, jika perlu direkonstitusi
albumin serum sapi P 20% - 30%. Pereaksi mi juga seperti tertera pada etiket, memenuhi persyanatan
melapisi suspensi sel darah merah manusia positif-D benikut.
dalam larutan natrium klorida P 0,9% hingga sel mi
kemungkinan dapat diaglutinasi dengan pereaksi POTENSI
antiglobulin anti-IgG. Dengan modifikasi kimia IgG, Pereaksi golongan darah anti-D, 1gM Mengandung
pereaksi golongan darah anti-B, IgG, dapat anti-D sebagai aglutinin salin dalam jumlah yang
mengaglutinasi suspensi sel darah merah manusia memberikan reaksi positif pada pengenceran 1 dalam 32
- 1390-

terhadap set darah merah yang diketahui mengandung Larutan baku Pada hari pengujian, encerkan
antigen D. sejumlah Larutan ba/cu persediaan yang diukur saksama
Pereaksi golongan darah anti-D, IgG Potensi dengan air hingga kadan antara 0,01 tg dan 0,04 p.g
pereaksi golongan darah anti-D, IgG, ditetapkan dengan kalsium pantotenat per ml, gunakan kadar yang tepat
membandingkan aktivitas antibodi aglutinin albumin hingga respons yang diperoleh seperti tertera pada
dengan Serum Golongan Darah BPFJ yang sesuai atau Prosedur, 2,0 ml dan 4,0 ml Larutan ba/cu yang
dengan baku lain yang sesuai yang telah dibakukan digunakan, berada dalam garis lurus kurva respons log-
terhadap Serum Golongan Darah BPFI. kadar.
Lakukan penetapan titrasi pereaksi uji bersama
dengan sediaan baku terhadap suspensi set darah Larutan uji Buat larutan seperti tertera pada masing-
manusia yang mengandung antigen D. masing monografi dengan kadar setara kalsium
Pereaksi golongan darah anti-D, IgG, mengandung pantotenat dalam Larutan ba/cu.
tidak kurang dari 32 unit antibodi anti-D per ml, titer
pereaksi yang diuji tidak kurang dari setengah dari titer Larutan persediaan media basal
Serum Golongan Darah Tidak Lengkap Anti-Rho (anti- Larutan kasein terhidrolisa asani 25 ml
D) Manusia BPFI (mengandung 32 unit). Larutan Sistin Triptofan 25 ml
Pereaksi golongan darah anti-C Mengandung Larutan polisorbat 80 0,25 ml
antibodi anti-C dalam jumlah tertentu yang dapat Dekstrosa anhidrat log
memberikan reaksi positif terhadap set darah merah Natrium asetat anhidrat 5g
yang diketahui mengandung antigen C pada pengenceran Larutan Adenin-Guanin-Urasil 5 ml
I dalam 8. Larutan Riboflavin-Tiamin Hidroklorida
Pereaksi golongan darah anti-E Mengandung -Biotin 5 ml
antibodi anti-E dalam jumlah tertentu yang dapat Larutan asam para-aminobenzoat-Niasin
memberikan reaksi positif terhadap set darah merab -Piridoksin Hidrolrorida 5 ml
yang diketahui mengandung antigen E pada pengenceran Larutan garam A 5 ml
1 dalam 8. LarutangaramB 5 m

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Larutkan dekstrosa anJaidrat dan natrium asetat dalam
larutan yang dicampun terdahulu, atun pH 6,8 dengan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah steril penambahan natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan
tertutup kedap. air hingga 250 ml.
Sediaan dalam bentuk cair yang tidak mengandung
pengawet antimikroba disimpan dalam keadaan beku Larutan kasein terhidrolisis asam Campur 100 g
sebaiknya pada suhu di bawah -30°. kasein P bebas vitamin dengan 500 ml asam kiorida 6 N
Sediaan bentuk cair yang mengandung pengawet dan refluks campuran selama 8 - 12 jam. Hilangkan
antimikroba disimpan pada suhu 2° hingga 8°, hindani asam klorida dalam carnpuran dengan penyulingan pada
pembekuan kecuali bila pengawet tersebut tidak merusak tekanan rendah hingga sisa berbentuk pasta kental.
pereaksi dalam keadaan beku. Lanutkan kembali pasta yang terbentuk dengan air, atur
Sediaan kering disimpan pada suhu tidak lebih dan pH 3,5±0,1 dengan natrium hidroksida I N dan
20°. tambahkan air hingga 1000 ml. Tambahkan 20 g arang
aktfP, aduk selama 1 jam dan saning. Ulangi perlakuan
dengan arang aktif. Simpan di bawah toluen P dalam
PENETAPAN KADAR KALSIUM lemari pendingin pada suhu tidak kurang dan 10°. Saring
PANTOTENAT <121> larutan jika pada waktupenyimpanan terbentuk endapan.

Baku Pembanding Kalsium Pantotenat BPFI; Larutan sistin-triptofan Suspensikan 4,0 g L-sistin P
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam dan 1,0 g L-triptofan P (atau 2,0 g D,L-triptofan) dalam
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. 700 - 800 ml air, panaskan pada suhu 70° hingga 80° dan
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih tanibahkan larutan asam kiorida P (1 dalam 2) tetes
kurang 50 mg Kalsium Pantotenat BPFJ yang telah demi tetes dengan pengadukan sampai padatan larut.
dikeringkan dan disimpan di tempat gelap, diatas fosfor Simpan di bawah toluen P dalam lemari pendingin pada
pentoksida P, hindari penyerapan uap air selama suhu tidak kurang dan 10°.
penimbangan. Larutkan dengan lebih kurang 500 ml air
dalam tabu tentukur 1000-ml. Tambahkan 10 ml asam Larutan adenin-guanin-urasil Larutkan dengan
asetat 0,2 N dan 100 nil larutan natrium asetat P (1 pemanasan adenin sulfat P, guanin hidrokiorida Pdan
dalam 60), encerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml urasil P masing-masing 200 mg dalam 10 ml asam
larutan setana dengan 50 jig Kalsium Pantotenat BPFI. klorida 4 N, dinginkan dan tainbahkan air hingga 200
Simpan di bawah lapisan toluen P dalam lemari ml. Simpan di bawah lapisan toluen dalam lemani
pendingin. pendingin.
- 1391 -

Larutan polisorbat 80 Larutkan 25 g polisorbat 80 P masukkan sejumlah Larutan uji setara dengan 3 atau
dalam etanol P hingga 250 ml. lebih tingkat kadar Larutan baku meliputi tingkat 2,0
ml; 3,0 ml dan 4,0 ml. Pada masing-masing tabung
Larutan riboflavin-tiamin hidrokiorida-biotin Buat tambahkan 5,0 ml Larutan persediaan media basal dan
larutan dalam asam asetat 0,02 N hingga tiap ml air secukupnya hingga 10 ml. Tempatkan dua sen
mengandung masing-masing 20 j.tg riboflavin P, 10 j.tg tabung Larutan baku clan Larutan baku bersama-sama
tiamin hidrokiorida P dan 0,04 tg biotin P. Simpan di dalam rak tabung dan sebaiknya tempatkan tabung
bawah lapisan toluen dalam lemari pendingin. secara acak.
Tutup tabung untuk mencegah kontaminasi jasad
Larutan asam para aminobenzoat-niasin- renik dan panaskan dalam otoklafpada suhu 121° selania
piridoksin hidrokiorida Buat larutan dalam etanol P 5 menit. Dinginkan dan tambahkan 1 tetes inokula pada
25% netral hingga tiap ml mengandung 10 p.g asam p- tiap tabung kecuali 2 dari 4 tabung yang tidak benisi
aminobenzoat P, 50 jig niasin P dan 40 jig piridoksin Larutan baku (sebagai blangko yang tidak diinokulasi)
hidrokiorida P. Simpan dalam lemari pendingin. clan campur. Inokulasi tabung path suhu antara 30° dan
37° ± 0,5° selama 16 - 24 jam, sampai tidak terbentuk
Larutan garam A Larutkan 25 g kalium fosfat penambahan kekeruhan pada tabung yang mengandung
monobasa P dan 25 g kalium fosfat dibasa P dalam air baku kadar tertinggi dalam waktu 2 jam.
hingga 500 ml. Tambahkan 5 tetes asam klorida P, Tentukan transmitans tabung denga cara sebagai
simpan di bawah lapisan toluen. berikut: Campur isi tiap tabung, ukur transmitans pada
panjang gelombang antara 540 nm dan 660 run, setelah
Larutan garam B Larutkan 10 g magnesium sulfat P tercapai keadaan stabil. Keadaan stabil dicapai beberapa
dan 500 mg natrium kiorida F, 500 mg besi(II) sulfat P detik setelah dikocok, bila pembacaan transmitans stabil
dan 500 mg mangan sulfat P dalam air hingga 500 ml. selama 30 detik atau lebih. Gunakan interval waktu yang
Tambahkan 5 tetes asam kiorida P, simpan di bawah relatif sama untuk setiap pembacaan tabung.
lapisan toluen. Atur transmitans 1,00 menggunakan blangko yang
tidak diinokulasi, ukur transmitans blangko teninokulasi.
Biakan persediaan lactobacillus plantarum Dengan transmitans 1,00 untuk blangko terinokulasi,
Larutkan 2,0 g ekstrak ragi P larut air dalam 100 ml air, ukur transmitans tabung-tabung lain. Jika terjadi
tambahkan 500 mg dek.strosa anhidrat P, 500 mg kontaminasi dengan jasad renik asing, ulangi pengujian.
natrium asetat anhidrat P dan 1,5 g agar P, panaskan
capuran di atas tangas uap sambil diaduk hingga agar Perhitungan Buat kurva baku antar kadar dan
terlarut. Tuang masing-masing lebih kurang 10 ml respons dengan cam sebagai berikut: Untuk tiap tingkat
larutan agar panas ke dalam tabung reaksi, tutup tabung, kadar Larutan baku, hitung respons dari jumlah harga
sterilkan pada suhu 121°, biarkan tabung mendingin duplikasi transmitans () sebagai selisih, Y = 2,00 -
dalam posisi tegak. Buat biakan dari biakan mumi (dani transmitans). Gambarkan kurva dengan respons
Lactobacillus plantarum dengan tusukan pada tiga atau pada ordinat kertas grafik terhadap log dari volume
lebih tabung reaksi. Inkubasi selama 16 - 24 jam pada Larutan baku dalam ml tiap tabung path absis, untuk
suhu antara 30° dan 37 ° ±0,5° kemudian simpan dalam ordinat menggunakan skala aritmetika atau loganitmik
lemari pendingin. Buat biakan segar dari biakan sehingga diperoleh mendekati garis lurus. Gambar ganis
persediaan setiap minggu dan tidak boleh digunakan lurus atau kurva yang paling sesuai dengan titik yang
sebagai inokulum bila umur biakan lebih dari I minggu. diperoleh.
Hitung respons y dengan menambah bersama dua
Media biakan Pada tiap seri tabung berisi 5,0 ml transmitans untuk tiap kadar Larutan uji. Baca dan
Larutan persediaan media basal tambahkan 5,0 ml air kurva baku loganitma volume Larutan baku yang sesuai
yang mengandung 0,2 jig kalsium pantotenat. Sumbat untuk tiap harga y yang terletak pada rentang titik
tabung dengan kapas, sterilkan dengan otokiaf pada suhu terendah dan tertinggi dari baku. Kurangkan dari tiap
121° dan dinginkan. loganitma yang diperoleh, loganitma dari volume dalam
ml Larutan uji untuk memperoleh perbedaan, x, untuk
Inokula Pindahkan sel dari Biakan persediaan tiap tingkat dosis. Harga rata-rata x untuk masing-
lactobacillus plantarum ke dalam tabung steril berisi 10 masing tiga atau lebih tingkat dosis untuk memperoleh x
ml Media biakan. Inkubasi biakan selama 16 hingga 24 = M', log-potensi relatif Larutan uji. Hitung jumlah
jam pada suhu yang dipilih antara 30° dan 37°±0,5°. dalam mg Kalsium Pant otenat BPFI yang sesuai dengan
Suspensi sel yang diperoleh adalah Inokula. kalsium pantotenat dalam sejumlah bahan yang
digunakan untuk pengujian sebagai antilog:
Prosedur Pada dua sen tabung reaksi ukuran sama
masukkan 1,0 ml danlatau 1,5 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml M = antilog (lvi' + log R)
clan 5,0 ml Larutan baku. Pada tiap tabung clan 4 tabung
sejenis yang tidak benisi Larutan baku tambahkan 5,0 ml R adalah jumlah mg kalsium pantotenat yang
Larutan persediaan media basal dan air secukupnya diperkirakan ada dalam tiap mg (kapsul atau tablet) yang
hingga 10 ml. Pada dua seri tabung reaksi sejenis digunakan untuk pengujian.
-1392-

Iebih besar lebih menguntungkan danipada sirkulasi


Pengulangan Ulangi seluruh penetapan sekurang- udara.
kurangnya satu kali, dengan Larutan uji yang dibuat Spektrofotometer
terpisah. Jika perbedaan antara dua log-potensi M tidak
lebih dari 0,08, harga rata-rata M adalah log-potensi Pengukuran transmitans dalam pita frekuensi yang
sediaan uji seperti tertera pada Rentang dan batas sempit, membutuhkan spektrofotometer yang sesuai clan
keyakinan dari potensi dalam Desain analisis Penetapan mempunyai sumber cahaya panjang gelombang yang
Hayati <81>. Jika dua penetapan berbeda lebih dan dapat diubah atau dibatasi menggunakan filter 580 nm
0,008 lakukan satu atau lebih penetapan tambahan. Dan untuk penyiapan inokula dengan kerapatan tertentu, atau
harga rata-rata dua atau lebih harga M yang tidak dengan filter 530 nm untuk pengukuran serapan pada
berbeda lebih dari 0, 15, hitting potensi rata-rata Larutan uji. pengujian dengan cara tabung. Untuk tujuan yang
disebut terakhir, alat dapat diatur hingga dapat menenima
tabung yang digunakan untuk inkubasi (lihat Wadah
PENETAPAN POTENSI ANTIBIOTIK untuk Penetapan Secana Turbidimetri) dan
SECARA MIKROBIOLOGI <131> menggunakan sel yang dimodifikasi yang dilengkapi
dengan pipa pembuangan untuk memudahkan
Aktivitas (potensi) antibiotik dapat ditunjukkan pada pertukaran isi dengan cepat, atau lebih disukai sel yang
kondisi yang sesuai dengan efek daya hambatnya mempunyai saluran untuk pengaliran secana sinambung
terhadap mikroba. Penurunan aktivitas antimikroba tidak selama pengukuran. Atur serapan dengan blangko untuk
dapat ditunjukkan oleh metode kimia, sehingga serapan nol menggunakan media cain yang jennih tanpa
pengujian secara mikrobiologi atau biologi merupakan inokula yang disiapkan seperti dinyatakan untuk masing-
standar dalam penetapan penurunan aktivitas anti masing antibiotik, termasuk sejumlah yang sama larutan
mikroba. Bab mi mencakup cara kerja penetapan uji dan formaldehida dalam tiap sampel. [Catatan
antibiotik yang tercantum dalam Farmakope mi, dengan Pengukunan serapan atau tranmitans dapat digunakan
pengujian secara mikrobiologi. untukpenyiapan inokula.]
Ada dua metode umum yang dapat digunakan, yaitu
penetapan dengan lempeng-silinder atau "cawan" dan Wadah untuk Penetapan secara Lempeng-Silinder
penetapan dengan cara "tabung" atau turbidimetri. Untuk penetapan cana lempeng, gunakan cawan Petri
Metode pertama berdasarkan difusi antibiotik dan kaca atau plastik (lebih kurang 100 mm x 20 mm) yang
silinder yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar mempunyai tutup dari bahan yang sesuai. Untuk silinder,
padat dalam cawan Petri atau cawan, sehingga mikroba gunakan silinder besi tahan karat atau porselen dengan
yang ditambahkan dihambat pertumbuhannya pada tolenansi ukuran masing-masing Iebih kunang 0,1 mm:
daerah berupa Iingkaran atau "zona" di sekeliling diameter luan 8 mm, diameter dalam 6 mm, dan tinggi
silinder yang benisi larutan antibiotik. Metode 10 mm. Cuci silinder dengan saksama untuk
turbidimetni berdasarkan atas hambatan pertumbuhan membersihkan semua residu, kadang-kadang dipenlukan
biakan mikroba dalam larutan serba sama antibiotik, suatu asam seperti asam nitrat 2 N atau asam knomat
dalam media cair yang dapat menumbuhkan mikroba seperti tertena pada Pencucian Peralatan Kaca <1331>.
dengan cepat bila tidak terdapat antibiotik.

PERALATAN Wadah untuk Penetapan secara Turbidimetri


Untuk penetapan dengan cana tabung, gunakan tabung
Semua peralatan harus dicuci bersih sebelum dan reaksi kaca atau plastik dengan ukuran misalnya 125 x
sesudah digunakan. Peralatan gelas untuk menyimpan 16 mm atau 150 x 18 mm yang panjang, diameter dan
dan memindahkan mikroba uji, disterilkan dengan ketebalannya nelatif senagam serta permukaannya tidak
pemanasan kering atau dengan uap air. cacat dan tidak tergores. Tabung yang akan ditempatkan
pada spektnofotometer hams yang sesuai, tanpa gonesan
Pengendalian Suhu dan tidak cacat. Bersihkan saksama tabung dan semua
residu antibiotik dan sisa larutan pembersih, dan
Pengendalian termostatik dipenlukan dalam beberapa stenilkan sebelum digunakan untuk penetapan
tahap penetapan secara mikrobiologi, waktu benikutnya.
membiakkan mikroba dan penyiapan inokulanya, selama
inkubasi dalam penetapan pada cawan dan tabung. Suhu MEDIA DAN PENGENCER
pada penetapan dengan cara cawan dipentahankan pada Media
lebih kurang 0,5° dari suhu yang dipilih. Pengendalian
suhu yang lebih dekat (lebih kurang 0,1° dari suhu yang Media yang diperlukan untuk penyiapan inokula
dipilih) sangat penting untuk inkubasi pada penetapan mikroba uji dibuat dari bahan-bahan yang tertena di
dengan cara tabung, hal mi dapat diperoleh dengan bawah ini. Sedikit modifikasi dan masing-masing bahan,
sirkulasi udara atau air, kapasitas panas dari air yang atau media kening yang direkonstitusi, dapat dilakukan
dengan syanat media yang dihasilkan mempunyai daya
- 1393 -

menumbuhkan yang sama atau lebih baik dan DekstrosaP 2,5g


memberikan respons kurva baku yang sama. Agar P 20,0 g
Larutkan bahan-bahan dalam air hingga 1 liter, dan Air 1000 ml
atur pH larutan menggunakan natrium hidroksida 1 N pH setelah sterilisasi 7,2 ± 0,1
atau asam kiorida 1 N, hingga sesudah sterilisasi uap air
pH media sesuai dengan yang tertera.
MEDIA 10
MEDIA 1 Sama seperti Media 9, kecuali menggunakan agar P
Pepton P 6,0 g 12,0 g sebagai ganti 20,0 g, dan setelah pendidihan
Digesti pankreatik kasein 4,0 g media untuk melarutkan agar, tambahkan 10 ml
EkstrakragiP 3,0g polisorbat 80 P. pH setelah sterilisasi 7,2±0,1.
Ektrak daging P 1,0 g
Dekstrosa P 1,0 g
Air 15,Og MEDIA 11
Air 1000 ml Sama seperti Media I kecuali pH setelah sterilisasi
pH setelah sterilisasi 6,6±0,1 8,3±0,1.

MEDIA 2 MEDIA 13
Pepton P 6,0 g Dekstrosa P 20,0 g
Ekstrak ragi P 3,0 g PeptonP 10,0 g
Ektrak daging P 1,5 g Air 1000 ml
Agar 15,0g pH setelah sterilisasi 5,6±0,1
Air 1000 ml
pH setelah sterilisasi 6,6±0,1
MEDIA 19
PeptonP 9,4g
MEDIA 3 Ekstrak ragi P 4,7 g
Pepton P 5,0g Ekstrak dagingP 2,4 g
Ekstrak ragi P 1,5 g Natrium kiorida P 10,0 g
Ekrtrak daging P 1,5 g DekstrosaP 10,0g
Natrium kiorida P 3,5 g Agar 23,5g
Dekstrosa P 1,0 g Air 1000 ml
Kaliumfosfat dibasa P 3,68 g pH setelah sterilisasi 6,1±0,1
Kaliumfosfat monobasa P 1,32 g
Air 1000 ml
pH setelah sterilisasi 7,0±0,05 MEDIA 32
Sama seperti Media I kecuali tambahkan 300 mg
mangan sulfat P.

MEDIA 4 MEDIA 34
Sama seperti Media 2, kecuali tambahkan 1,0 g Gliserin P 10,0 g
Dekstrosa P. PeptonP 10,0 g
Ekstrak daging P 10,0 g
Natrium kiorida P 3,0 g
MEDIA 5 Air 1000 ml
Sama seperti Media 2, kecuali pH setelah sterilisasi pH setelah sterilisasi 7,0±0,1
7,9 ±0,1.

MEDIA 35
MEDIA 8 Sama seperti Media 3, kecuali tambahkan 17,0 g agar P.
Sama seperti Media 2, kecuali pH setelah sterilisasi
5,9 ±0,1.
MEDIA 36
Digesti pankreatik kasein P 15,Og
MEDIA 9 Digesti papaik kedele P 5,Og
Digesti pankreatik kasein P 17,0 g Natrium kiorida P 5,Og
Digestipapaik kedele P 3,0 g Agar P 15,Og
Natrium kiorida P 5,0 g Air 1000 ml
Kaliumfosfat dibasa P 2,5 g pH setelah sterilisasi 7,3 ± 0,1
-1394-

P dalam 1000 ml air. Atur pH hingga 7,0±0,2 dengan


asam fosfat 18 N atau natrium hidroksida JON.
MEDIA 39 Larutan Lain Gunakan bahan-bahan tertera pada
Sama seperti Media 3, kecuali pH setelah sterilisasi Pereaksi, Indikator dan Larutan. Untuk air, gunakan Air
7,9±0,1. Murni; untuk natrium kiorida gunakan Injeksi Natrium
Kiorida; untuk formaldehida encer adalah Larutan
Formaldehida yang diencerkan dengan air 1:3.
MEDIA 40
Ekstrak ragi P 20,0 g UNIT DAN BAKU PEMBANDING
Polipepton P 5,0 g
Dekstrosa P 10,0 g Potensi antibiotik dinyatakan dalam "unit" atau "tg"
Kaliumfosfat monobasa P 2,0 g aktivitas. Pada umumnya "unit" atau ".tg" aktivitas
Polisorbat 80 P 0,1 g antibiotik. Baku Pem banding Farmakope Indonesia
Agar 10,0g (BPFI) dikalibrasi terhadap baku primer antibiotik yang
Air 1000 ml bersangkutan. Antibiotik BPFI dibuat dan diedarkan oleh
pH setelah sterilisasi 6,7±0,2. instansi yang berwenang.
Pengertian "j.tg" aktivitas berasal dari sediaan antibiotik
yang dipilih sebagai baku pembanding yang dianggap
MEDIA 41 secara keselunuhan terdiri dari bahan kimia tunggal, dan
Digesti pankreatik kasein P 9,0 g oleh karena itu dinyatakan potensi 1000 "tg" per mg.
Dekstrosa P 20,0 g Dalam beberapa hal, sebagai hasil pengembangan
Ekstrak ragi P 5,0 g metode pembuatan dan pemurnian antibiotik tertentu,
Natrium sitrat P 10,0 g aktivitas sediaan dapat lebih dari 1000 "jig" per mg.
Kaliumfosfat monobasa P 1,0 g Karenanya dapat dimengerti bahwa sediaan yang
Kaliumfosfat dibasa P 1,0 g demikian mempunyai aktivitas yang setara dengan
Air 1000 ml jumlah tertentu "jig" baku pembanding ash. Tetapi pada
pH setelah sterilisasi 6,8±0,1 umumnya "jig" aktivitas adalah tepat setara secara
numerik dengan jig (bobot) sediaan murni. Kesulitan
timbul pada beberapa keadaan seperti jika antibiotik
Dapar Fosfat Dan Larutan Lain
terdiri dari bentuk basa bebas dan garamnya, dan "jig"
aktivitas dinyatakan untuk salah satu dari bentuk
Buat seperti di bawab mi atau dengan cara lain yang
tersebut; bahan antibiotik terdiri dari sejumlah
sesuai, dapar fosfat yang diperlukan untuk antibiotik
komponen yang mempunyai sifat kimia yang sangat
yang ditetapkan. Dapar disterilkan setelah pembuatan
mirip tetapi mempunyai aktivitas antibiotik yang
dan pH yang tertera pada masing-masing adalah pH
berbeda; atau potensi dari satu kelompok antibiotik
setelah sterilisasi.
dinyatakan dengan baku pembanding yang merupakan
Dapar Nomor 1; 1%; pH 6,0. Larutkan 2,0 g kalium
salah satu antibiotik anggotanya, tetapi sediaan itu
!osfat dibasa P dan 8,0 g kalium fosfat monobasa P
sendiri dapat tidak serba sama (heterogen). Dalam hal mi
dalam 1000 ml air. Atur pH hingga 6,0±0,05 dengan
"jig" aktivitas dinyatakan dalam "unit". "jig" aktivitas
asam fosfat 18 N atau kalium hidroksida iON.
harus tidak dianggap sama dengan jig (bobot) dari bahan
Dapar Nomor 3; 0,1 M; pH 8,0 Larutkan 16,73 g
antibiotik.
kalium fosfat dibasa P dan 0,523 g kaliu,n fosfat
monobasa P dalam air 1000 ml. Atur pH hingga
PENYIAPAN BAKU
8,0±0,1 dengan asamfosfat 18 N atau kalium hidroksida
JON. Untuk menyiapkan larutan persediaan, larutkan
Dapar Nomor 4; 0,1 M; pH 4,5 Larutkan 13,61 g
sejumlah baku pembanding antibiotik yang ditimbang
kalium fosfat monobasa P dalam 1000 ml air. Atur pH saksama dan sebelumnya telah dikeringkan seperti
hingga 4,5±0,05 dengan asam fosfat 18 N atau natrium tertera pada Tabel 1, atau seluruh isi satu vial, jika
hidroksida iON. diperlukan, dalam pelarut seperti tertera pada tabel
Dapar Nomor 6; 10%; pH 6,0 Larutkan 20,0 g kalium tersebut, kemudian encerkan hingga kadar yang
fosfat dibasa P dan 80,0 g kalium fosfat monobasa P dikehendaki. Simpan dalam lemari pendingin dan
dalam 1000 ml aft. Atur pH hingga 6,0±0,05 dengan asam gunakan dalam waktu yang ditentukan. Pada han
fosfat 18 N atau natrium hidroksida ION. penetapan, buat pengenceran dari larutan persediaan
Dapar Nomor 10; 0,2 M; pH 10,5 Larutkan 35,0 g 5 atau lebih larutan untuk pengujian dengan kadar
kaliumfosfat dibasa P dalam 1000 ml air dan tambahkan bertahap, umumnya dengan perbandingan 1:1,25 untuk
2 ml kalium hidroksida 10 N. Atur pH hingga 10,5±0,1 penetapan dengan prosedur Lempeng-Silinder atau lebih
dengan asamfosfat 18 N atau kalium hidroksida ION. kecil untuk penetapan turbidimetri. Gunakan pengencer
Dapar Nomor 16; 0,1 M; pH 7,0 Larutkan 13,6 g akhir yang dinyatakan dan urutan kadar dengan dosis
kaliu,n fosfat diba.sa P dan 4,0 g kaliumfos/at monobasa tengah yang ditentukan.
- 1395 -

lABEL 1
PENYIAPAN LARUTAN PEMBANDING PERSEDIAAN DAN PENGENCERANNYA

Larutan persediaan Enceran uji


Antibiotik dan cara Pelarut awal (Kadar awal yang Kadar Batas waictu Pengencer akhir Dosis tengah
penetapan (Cara Lempeng ditetapkan sebeluninya) [pengencer persediaan penggunaan (rig aktivitas
(CL) atau turbidimetri (T)] selanjutnya bila berbeda] akhir per ml atnu unit per ml)
Amfoterisin B (CL) Dimetil sulfoksida 1 mg han yang sama D.10 1,0 j.sg
Amikasin (T) Air 1 mg 14 hari Air 10 .sg
Bleomisin(CL) D.16 2U 14hari D,16 0,04U
Demeklosiklin (T) Asam klorida 0,1 N 1 mg 4 hari Air 0,1 p.g
Dihidrostreptomisin (CL) D.3 1 mg 30 had D.3 1,0 sg
Dihidrostreptomisin (T) Air 1 mg 30 hari Air 30 g
Doksisiklin (T) Asam klorida 0,1 N I mg 5 hari Air 05 1 Ag
Eritromisin (CL) Metanol (10 mg/ml); [D.3] 1 mg 14 hari D.3 1,0 g
Gentamisin (CL) D.3 1 mg 30 hari D.3 0,1 jig
Gramisidin (T) Alkohol 95% I mg 30 hari Alkohol 95% 0,04 gg
Kanamisin (T) Air 1 mg 30 hari Air 10 gg
Kandisidin (T) Dhnetilsulfoksida 1 mg hari yang sama Air 0,06 jig
Kapreomisin (T) Air 1 mg 7 han Air 100 jig
Karbenisilin (CL) D.1 I mg 14 han D.1 20 Mg
Kloksasilin (CL) D.1 1 mg 7 hari D.1 5,0 jig
Kloramfenikol (T) Alkohol (10 mg/ml); [Air] 1 mg 30 hari Air 2,5 jig
Klortetrasiklin (T) Asam Idonida 0,01 N 1 mg 4 hari Air 0,06 jig
Kolistin (CL) Air (10 mg/ml);[D. 6] I mg 14 hari D.6 1,0 jig
Metasiklin (T) Air 1 mg 7 hari Air 0,06 Mg
Nafsilin (CL) D.1 1 mg 2 hari D.1 250 jig
Natamisin (CL) Dimetil sulfoksida I mg hari yang sama D.10 550 jig
Natrium kolistimetat (CL) Air (10 mg/ml); [D.6] 1 mg hari yang sama D,6 1,0 jig
Neomisin(CL) D.3 1mg 14hari D.3 1,0 jig
Neomisin(T) D.3 100 jig 14hani D.3 1,0 jig
Netilmisin (CL) D.3 1 mg 7 hari D.3 0,1 Mg
Nistatin (CL) Dirnetilformaniida 1000 U hari yang sama D.6 20U
Novobiosin (CL) Alkohol (10 mg/ml); [D.3] 1 mg 5 hari D.6 0,5 Mg
Oksitetrasiklin (T) Asam klorida 0,1 N 1 mg 4 hari Air 0,24 Mg
Paromomisin (CL) D.3 I mg 21 hari D.3 1,0 jig
Penisilm G (CL) D,1 1000 U 4 hari D.1 1,0 jig
Polimiksin B (CL) Air; [D,6] 10.000 U 14 hari D.6 IOU
Rolitetrasiklin (1) Air 1 mg 1 hari Air 0,24 Mg
Sefalotin (CL) D.1 1 mg 5 had D.1 1,0 jig
Sefapirmn (CL) D.1 1 mg 3 hari D.1 1,0 jig
Sikioserin (T) Air 1 mg 30 hari Air 50 jig
Sisomisin (CL) D.3 1 mg 14 hari D.3 0,1 jig
Streptomisin (T) Air I mg 30 hari Air 30 jig
Tetrasiklin 1) Asam klorida 0,1 N 1 mg 1 hari Air 0,24 Mg
Tikansilin (CL) D.1 1 mg 1 hari D.1 5,0 jig
Tiostrepton (T) Dimetilsulfoksida 1U hari yang sama Dimetil sulfoksida 0,80 U
Tobramism (T) Air I mg 14 hari Air 2,5 jig
Troleandomism (T) Isopropil alkohol air (4:1)
- 1 mg hari yang sama Air 25 jig
Tilosin (T) Metanol (10 mg/ml); [D.16] 1 mg 30 hari D.3:Metanol (1:1) 4Mg
Vankomisin (CL) Air I mg 7 hari D.4 10 Mg
Zink Basitrasm (CL) Asam klorida 0,01 N 100 U hari yang sama D.1 1,0 U
Catatan: "D" menyatakan "dapaf' diikuti nomor sesuai dengan yang tertera path dapar kalium fosfat.
Untuk amfotetisin B, natrium kolistimetat dan nistatin, buat larutan baku pembanding dan larutan uji secara bersamaan.
Untuk amfotenisin B. encerkan selanjutnya lanutan persediaan dengan dimetil sulfoksida P hingga diperoleh kadar 12,8; 16; 20; 25 dan 31,2 jig
per ml pada saat menjelang membuat larutan uji. Enceran larutan uji hams mengandung sejumlah yang sama dimetil sulfoknida P seperti pada
enceran larutan baku pembanding.
Untuk zink basitrasin, nap enceran Larutan Baku harus mengandung asarn kiorida Psejumlah sama dengan Enceran larutan uji.
Untuk neomisin yang ditetapkan dengan cara Turbidirnetri encerkan secana kuantitatif Larutan persediaan 100 jig per ml dengan Dapar nornor
3 hingga diperoleh larutan dengan kadar setara 25,0 jig per ml. Ke dalam labu tentukur 50 ml yang terpisah, masukkan masing-masing 1,39;
1,67; 2,00; 2,40; dan 2,88 ml larutan mi, taxnbahkan 5,0 ml warn Idorida 0,01 N path tiap labu dan encerkan dengan Dapar nornor 3 sampai
tanda, hingga dipenoleh kadan neomisin larutan 0,69; 0,83; 1,0; 1,2; 1,44 jig per ml. Gunakan lanutan iiii untuk membuat ganis respons balm.
Untuk Nistatin, encerkan selanjulnya lanutan persediaan dengan dimetil fonnan,ida hingga cliperoleh kadar 256 unit, 320 unit, 400 unit, 500 unit
dan 624 unit per ml path sant menjelang membuat pengenceran Larutan uji. Bunt Larutan baku untuk garis respons bersamaan dengan
pengenceran Iarutan uji. Enceran larutan uji hams mengandung sejumlah yang sama dimetilformamida seperti path larutan balm. Gunakan
peralatan kaca aktinik rendah warna merah.
Untuk Polimiksin B, bunt lanitan persediaan dengan menambahkan 2 ml air untuk tiap 5 mg bahan balm pembanding.
-1396-

TABEL2
MIKROBA UJI UNTUK PENETAPAN ANTIJ3IOTIK DENGAN PROSEDUR SEPERTI
TERTERA PADA TABEL 1

Antibiotik Mikroba uji Nomor ATCC


Amfoterisin B Saccharomyces cerevisiae 9763
Ainikasin Staphylococcus aureus 29737
Basitrasin Micrococcus luteus 10240
Bleomisin Mycobacterium smegmatis 607
Demeklosiklin Staphylococcus aureus 29737
Dihidrostreptomisin (CL) Bacillus subtilis 6633
Dihidrostreptomisin (T) Klebsiellapneumoniae 10031
Doksisiklin Staphylococcus aureus 29737
Eritromisin Micrococcus luteus 9341
Gentamisin Staphylococcus epidermidis 12228
Gramisidin Enterococcus hirae 10541
Kanamisin Staphylococcus aureus 29737
Kandisidin Saccharomyces cerevisiae 9763
Kapreomisin Kiebsiella pneumoniae 10031
Karbenisilin Pseudomonas aeruginosa 25619
Kloksasilin Staphylococcus aureus 29737
Kioramfenikol Escherichia call 10536
Klortetrasiklin Staphylococcus aureus 29737
Kolistin Bordetella bronchiseptica 4617
Metasiklin Staphylococcus aureus 29737
Nafsilin Staphylococcus aureus 29737
Natrium kolistimetat Bordetella bronchiseptica 4617
Neomisin (CL) Staphylococcus epidermidis 12228
Neomisin (T) Kiebsiella pneumoniae 10031
Netilmisin Staphylococcus epidermidis 12228
Nistatin Saccharomyces cerevisiae 2601
Novobiosin Staphylococcus epidermidis 12228
Oksitetrasiklin Staphylococcus aureus 29737
Paramomisin Staphylococcus epidermidis 12228
Penisilin G Staphylococcus aureus 29737
Polimiksin B Bordetella bronchiseptica 4617
Rolitetrasiklin Staphylococcus aureus 29737
Sefalotin Staphylococcus aureus 29737
Sefapirin Staphylococcus aureus 29737
Sikloserin Staphylococcus aureus 29737
Sisomisin Staphylococcus epidermidis 12228
Spektinomisin Escherichia col! 10536
Streptomisin (T) Klebsiellapneumoniae 10031
Tetrasiklin Staphylococcus aureus 29737
Tilosin Staphylococcus aureus 9144
Tiostrepton (T) Enterococcus hirae 10541
Tobramisin Staphylococcus aureus 29737
Troleandomisin Klebsiellapneumoniae 10031
Vankomisin Bacillus subtilis 6633
- 1397 -

PENYIAPAN SAMPEL suspensi secara merata ke atas permukaan agar dengan


bantuan butiran kaca steril dan inkubasikan pada suhu yang
Dari informasi yang ada untuk penyiapan sediaan yang ditetapkan selama waktu tertentu. Pada akhir periode
akan diuji (contoh), berikan potensi perkiraan tiap satuan inkubasi, buat suspensi persediaan dengan mengumpulkan
bobot atau volume dan berdasarkan perkiraan mi, pada biakan ke dalam 50 ml larutan natrium kiorida P0,9% steniL
hari penetapan buat larutan persediaan serta enceran kecuali untuk bleomisin (gunakan 50 ml Media 34).
larutan uji seperti tertera pada setiap antibiotik dengan Tetapkan dengan percobaan, jumlah suspensi
pengencer akhir yang sama seperti untuk baku persediaan yang dimasukkan untuk Inokula, dimulai
pembanding. Penetapan menggunakan 5 tingkat dosis dengan volume yang tertera pada Tabel 3. Percobaan
baku, memerlukan hanya I tingkat dosis sampel pada hams diinkubasikan sesuai waktu yang tertera pada
kadar perkiraan sama dengan tingkat dosis tengah baku. Metode Turbidimetri di bagian Prosedur. Sesuaikan
jumlah Inokula pada kebutuhan perhani, jika dibutuhkan,
MIKROBA DAN INOKULA untuk mendapatkan suatu hubungan dosis-respon yang
Mikroba Uji optimum dari jumlah pertumbuhan mikroba uji di dalam
tabung dan lama waktu inkubasinya. Pada saat periode
Mikroba uji untuk tiap antibiotik tertera pada Tabel 2 inkubasi selesai sesuai dengan yang tertera pada Metode
beserta nomor identifikasi American Type Culture Turbidimetri di bagian Prosedur, tabung yang
Collection (ATCC) yang bersangkutan. Metode penetapan mengandung dosis tengah dari Larutan Baku hams
dengan mikroba uji tersebut tertera pada Tabel 1. Pelihara memiliki serapan paling sedikit 0,3; kecuali untuk
biakan pada media agar miring dengan kondisi inkubasi amikasin, klortetrasiklin, gramisidin, dan tetrasiklin
seperti tertera pada Tabel 3 dan pindahkan setiap minggu (serapannya 0,35), dan kapreomisin, metasiklin, dan
pada agar miring yang baru. Untuk Kiebsiella tobrainisin (serapannya 0,4).
pneumoniae gunakan biakan tidak berkapsul. Untuk Untuk penetapan dengan cara Lempeng-Silinder
Enterococcus hirae dapat digunakan biakan tusukan tetapkan dengan percobaan untuk mengatur jumlah
("stab cultures"). suspensi persediaan yang dimasukkan untuk inokula,
Penyiapan Inokula dimulai dengan volume yang tertera pada Tabel 3 hingga
menghasilkan batas daerah hambatan yang memuaskan
Untuk persiapan penetapan, lepaskan biakan segar dengan diameter lebih kurang 14 - 16 mm dan
mikroba dari agar miring atau biakan lain dalam 3 ml membenikan suatu hubungan dosis yang reprodusibel.
natrium kiorida P dan butiran kaca stenil. Buat inokula dengan menambahkan sejumlah suspensi
Inokulasikan ke permukaan 250 ml media agar seperti persediaan ke dalam media agar yang telah dicairkan dan
tertera pada Tabel 3 dalam sebuah botol Roux, kecuali didinginkan hingga suhu 450 - 500, putar hingga
untuk Enterococcus hirae dan Staphylococcus aureus dipenoleh suspensi homogen.
(ATCC 9144), dibiakkan dalam media cair. Sebarkan

TABEL 3
PENYIAPAN INOKULA
Kondisi Inkubasi Komposisi inokula yang
Mikmba uji & (Nomor ATCC) dianjurkan Antibiotik yang ditetapkan
Media Suhu (°) Waktu Media Jumlah (ml
(jam) per 100 nil)
Bacillus subtilis (6633) 32 32-35 5 hari 5 ** Dihidrostreptomisin,
8 ** Vankomisin
Bordetella bronchiseptica (4617) 1 32-35 24 10 0,1 Natnium kolistimetat, Kolistin, Polimlksin B
Escherichia coli (10536) 1 32-35 24 3 0,7 Kloramfenikol
Klebsiellapneumoniae (1003 1) 1 36-37,5 16-24 3 0,05 Kapreomisin
0,1 Sntomisin,Troleandomisin,Dihidrostreptomisin
39 2 Neomisin
Micrococcus luteus (9341) 1 32-35 24 11 1,5 Eritromisin
Micrococcus luteus (10240) 1 32-35 24 1 0,3 Basitnasin
It'fycobacterium smegmatis (607) 36 36-37,5 48 35 1,0 Bleomisin
Pseudomonas aeruginosa (25619) 1 36-37,5 24 10 0,5 Karbenisilin
Saccharomyces cerevisiae (9763) 19 29-31 48 13 0,2 Kandisidin
19 1,0 AmfoterisinB
Saccharomyces cerevisiae (260 1) 19 29-31 48 19 1,0 Nistatin
Staphylococcus aureus (9144) 3 35-39 16-18 39 2-3 Tilosin
1398 -

Kondisi Inkubasi Komposisi inokula yang


Mikroba uii & (Nomor ATCC) dianjurkan Antibiotik yang ditetapkan
Media Suhu (°) Waktu Media Jumlah (ml
(jam) per lOOmI)
Staphylococcus aureus (29737) 1 32-35 24 1 0,1 Sefalotin, Sefàpirin, Kloksasilin
1 0,3 Nafsilin
1 1,0 Penisilin G
3 0,1 Amikasin, Kiortelrasildin, Demeklosildin,
Doksisildin, Metasiklin, Oksitetrasildin,
3 0,2 Rolitetrasildin, Tetrasildm
3 0,4 Kanamisin
3 0,15 Sildoserin
Tobmmisin
Staphylococcus epidermidis 1 32-35 24 11 0,25 Netilmisin
(12228) 1 4,0 Novobiosin
11 0,03 Gentamisin, Sisomisin
11 0,4 Neomisin
11 2,0 Paromomisin
Enlerococcus hirae (10541) 3 36-37,5 16-18 3 1,0 Gramisidin
40 36-37,5 18-24 41 0,2 Tiostrepton
Seperti yang disyaratkan.
[Calatan Pada penetapan Karbenisin untuk Pseudomonas aeruginosa (A TCC 25619), gunakan 0,5 ml dari pengenceran 1:25 dari larutan stok suspensi
per 100 ml Medium 10.].

CARA PENGUJIAN Penetapan potensi secara mikrobiologi dipengaruhi


Desain Penetapan oleh variabel antar-penetapan dan intra-penetapan,
sehingga diperlukan dua atau lebih penetapan yang
Penetapan secara mikrobiologi memperoleh presisi berdiri sendiri untuk perkiraan potensi yang dapat
yang meyakinkan melalui pemisahan sumber-sumber dipercaya dari penetapan sediaan tertentu atau sediaan uji.
penyebab kesalahan potensial serta bias yang relatif besar Penetapan diawali dengan pembuatan terpisah larutan
dengan menggunakan desain penetapan yang sesuai. Pada persediaan dan pengenceran baik baku maupun sediaan
penetapan dengan metode Lempeng-Silinder, uji, ulangi penetapan sediaan uji pada hari yang berbeda.
perbandingan pokok dibatasi pada hubungan pengukuran Jika potensi perkiraan pada penetapan kedua berbeda
diameter hambatan antar cawan, tidak termasuk variasi di secara signifikan dari yang pertama, ditunjukkan oleh
antara cawan pada penyiapannya dan penanganan kesalahan baku terhitung, maka lakukan satu atau lebih
berikutnya. Untuk melaksanakan penetapan dengan penetapan tambahan. Gabungan hasil suatu seri kecil
turbidimetri sehingga perbedaan kekeruhan yang diamati penetapan yang berdiri sendiri dalam sebaran beberapa
akan menggambarkan perbedaan kadar antibiotik, hari merupakan perkiraan potensi yang lebih dipercaya
diperlukan keseragaman suhu tabung melalui pengendali daripada satu penetapan yang besar dengan jumlah
termostatik dalam inkubator dan penghindaran bias keseluruhan cawan atau tabung yang sama.
sistematik dengan penempatan tabung secara acak dalam
rak terpisah, tiap rak terdiri dari satu set perlakuan yang Metode Lempeng-Silinder
lengkap. Perbandingan pokok kemudian dibatasi pada
hubungan antara kekeruhan yang diamati pada tiap rak. Untuk mempersiapkan penetapan menggunakan cawan
[Catatan: Untuk beberapa tujuan, desain penetapan Petri, tuang 21 ml Media 2 ke dalam masing-masing
diatur sedemikian rupa hingga tiap satu set perlakuan sejumlah cawan yang dipenlukan, dan biarkan memadat
terdiri dari tidak kurang dari 3 tabung untuk tiap kadar sebagai lapisan dasar yang licin dengan ketebalan
sampel dan kadar baku, dan tiap set ditempatkan dalam seragam, kecuali untuk amfoterisin B dan nistatin, tidak
satu rak.] digunakan lapisan dasar yang terpisah. Untuk eritromisin,
Dengan pembatasan mi, dianjurkan menggunakan entamisin, neomisin B, paromomisin, dan sisomisin
desain penetapan satu tingkat dosis dengan suatu kurva gunakan Media 11. Untuk bleomisin, gunakan 10 ml
baku. Pada penetapan dengan kurva baku, buat Media 35. Untuk dihidrostreptomisn gunakan Media 5.
pengenceran larutan sebanyak 5, 6 atau lebih, diantaranya Untuk vankomisin, gunakan 10 ml Media 8. Untuk
satu kadar sesuai dengan kadar acuan (S 3) baku dan karbenisilin, natnium kolistimetat, kolistin, dan polimiksin
larutan uji dengan satu tingkat dosis tengah seperti tertera B, gunakan Media 9. Untuk netilmisin, gunakan 20 ml
pada Penyiapan Larutan Baku dan Sediaan Uji. Suatu Media 11. Tambahkan 4 ml lapisan inokula (lihat
penetapan dipandang sebagai penetapan pendahuluan jika Penyiapan Inokula dan Tabel 3), buat seperti tertera untuk
potensi yang dihitung kurang dan 80% atau lebih dan masing-masing antibiotik, kecuali untuk bleomisin
125% dari yang diperkirakan pada penyiapan larutan uji (gunakan 6 ml), untuk netilmisin (gunakan 5 ml), untuk
persediaan. Dalam hal mi, tentukan potensi perkiraan nistatin dan amfoterisin B (gunakan 8 ml), putarkan cawan
yang sesuai dan ulangi penetapan. untuk menyebar-ratakan inokula pada permukaan dan
biarkan memadat. Jatuhkan 6 buah silinder pada permukaan
-1399-

yang telah diinokulasi dari ketinggian 12 mm, serapannya dengan spektrofotometer yang sesuai pada
menggunakan alat mekanik atau alat lain untuk menjainin 530 tim atau 580 tim (lihat Spektrofotometer pada bagian
penempatannya pada radius 2,8 cm, kemudian tutup cawan Peralatan).
untuk mencegah kontaminasi. Setelah ke-6 silinder pada Pada penetapan 1 tingkat dosis dengan kurva balm,
tiap cawan Petri diisi dengan enceran larutan antibiotik buat pengenceran hingga 5 tingkat dosis larutan baku (S1
seperti tertera di bawah ini, inkubasi cawan pada suhu 32° - sampai S 5) dan satu tingkat dosis larutan uji (U3) dari tiap
35°, atau pada suhu seperti tertera di bawah mi sesuai sediaan sampai dengan 20 sediaan uji yang sama dengan
dengan masing-masing antibiotik selama 16 - 18 jam. S3 baku. Buat juga satu S 3 tambahan sebagai uji
Ambil semua silinder, ukur dan catat diameter tiap pertumbuhan. Tambahkan 1 ml masing-masing larutan
hambatan pertumbuhan hingga mendekati 0,1 mm. uji, kecuali untuk gramisidin, tiostrepton, dan tilosin
Inkubasi cawan pada suhu 29° - 310 untuk amfoterisin B (gunakan 0,10 ml). pada 3 tabung dan 1 ml pengencer
dan nistatin. Inkubasi novobiosin pada suhu 340 - 36°. bebas antibiotik pada 6 tabung sebagai kontrol. Letakkan
Inkubasi pada suhu 36° - 37,50 untuk Karbenisilin, natrium secara acak satu set lengkap, termasuk 2 tabung kontrol
kolistimetat, kolistin, dihidrostreptomisin, gentamisin, pada satu nak tabung. Tambahkan 9,0 ml inokula, kecuali
neomisin, netilmisin, paromomisin, polimiksin B, untuk tiostrepton (gunakan 10,0 ml inokula),
sisomisin, dan vankomisin. inkubasikan, tambahkan 0,5 ml formaldehida encer dan
Pada penetapan I tingkat dosis dengan kurva baku, buat akhini penetapan di atas. Tetapkan masa inkubasi yang
pengenceran dengan 5 tingkat dosis baku (S1 - S5) dan satu pasti dengan mengamati pertumbuhan pada kadar rujukan
tingkat dosis uji (U3 ) yang sesuai dengan S 3 kurva baku, (dosis tengah) pengenceran baku (S3).
seperti tertera pada Penyiapan Baku dan Penyiapan
Sampel Uji. Untuk memperoleh kurva baku, isi silinder CARA PERHITUNGAN
selang-seling pada tiap 3 cawan dengan dosis tengah baku
(S 3) dan tiap silinder dari 9 silinder sisanya dengan satu Untuk menghitung potensi dari data yang diperoleh
dari empat pengenceran larutan balm. Lakukan hat yang dengan metode lempeng silinder atau turbidimetni
sama untuk 3 pengenceran balm lainnya. Untuk tiap lakukan seperti tertera pada Potensi hasil interpolasi dan
sediaan uji, isi silinder selang-seling pada tiap 3 cawan kurva baku seperti tertera pada Desain dan Analisis
dengan dosis tengah balm (S 3) dan 9 silinder sisa dengan Penetapan Hayati <81>, menggunakan metode garis
enceran larutan uji yang sebanding (U 3). lurus transforinasi log dengan prosedur penyesuaian
kuadrat terkecil dan uji linienitas. Bila sejumlah
Metode Turbidimetri penetapan dari bahan uji yang sama dilakukan
menggunakan kunva baku yang sama, hitung koefisien
Pada hari penetapan, siapkan dosis yang diperlukan vaniasi dari hasil semua penetapan bahan uji. Bila lebih
dengan mengencerkan larutan persediaan baku dan tiap dari satu penetapan dilakukan untuk bahan uji dengan
larutan uji seperti tertera pada Penyiapan Baku dan kurva baku yang berbeda, buat rata-rata dari dua atau
Penyiapan Sampel. Tambahkan I ml tiap dosis, kecuali lebih nilai potensi.
untuk gramisidin, tiostrepton, dan tilosin (gunakan
0,10 ml) pada masing-masing 3 tabung reaksi yang telah
disiapkan dan tempatkan 3 replikat tabung dengan posisi PENETAPAN POTENSI FRAKSI FAKTOR
secara acak pada rak tabung. Secara bersamaan letakkan VIII <141>
pada tiap rak 1 tabung atau 2 tabung kontrol yang berisi
1 ml pengencer tanpa antibiotik (lihat Tabel 1) . Setelah Potensi fraksi faktor VIII ditetapkan dengan
selesai semua pengisian larutan (untuk kandisidin dalam membandingkan jumlah yang diperlukan untuk
waktu 30 menit ketika air ditambahkan pada Larutan mengurangi waktu jendal campuran uji yang
persediaan metilsulfo/csida ), tambahkan 9,0 ml inokula mengandung semua zat yang berperan dalam penjendalan
ke dalam tiap tabung pada rak dan setelah lengkap darah, dengan sejumlah sediaan balm yang diperlukan
pengisian rak segera ditempatkan dalam inkubator atau untuk menimbulkan efek sama dalam kondisi metode
tangas air dengan suhu yang dipertahankan pada penetapan yang sesuai. Metode tahap tunggal dapa
36° - 37,5° kecuali untuk kandisidin (inkubasi pada suhu digunakan jika membenikan hasil yang tidak berbeda
bermakna, menggunakan sediaan balm, dengan
27° - 29°). Inkubasi tabung selama 4 - 5 jam, kecuali
memperhatikan ketelitian metode.
untuk kapreomisin, kioramfenikol, sildoserin,
dihidrostreptomisin, spektinomisin, streptomisin, dan
Baku pembanding Faktor Koagulasi VIII Darah
Manusia BPFI.
troleandomisin (inkubasi selama 3 - 4 jam), tilosin
Metode Rekonstitusi seluruh isi satu ampul Faktor
(inkubasi selama 3 - 5 jam), dan kandisidin (inkubasi
selama 16- 18 jam). Setelah inkubasi, tambahkan 0,5 ml Koagulasi VIII Darah Manusia BPFI dengan 1 ml air,
larutan formaldehida encer ke dalam tiap tabung, kecuali gunakan segera. Ke dalam Faktor Koagulasi VIII Darah
untuk tilosin (panaskan rak di dalam tangas air pada suhu Manusia BPFI yang telah direkonstitusi dan sediaan uji
tambahkan Dapar imidazol pH 7,3 secukupnya hingga
80° - 90° selama 2 - 6 menit atau di dalam tangas uap
kadar antara 0,5 dan 2 unit per ml; lanutan stabil selama
selama 5 - 10 menit, dan biarkan sampai suhu kamar),
1 f rnenit pada suhu 20°. Buat 3 pengenceran dengan
ambil satu rak sekaligus, dan ukur transmitans atau
saksama berturut-turut berkelipatan dua dalam rentang (1
-1400-

dalam 16) sampai (1 dalam 256) menggunakan campuran jumlah faktor jendal V yang terdapat dalam plasma segar
1 bagian volume larutan trinatrium sitrat P 3,8% dan normal manusia.
5 bagian volume larutan natrium klorida P 0,9% hingga Tetapkan kandungan faktor jendal V dalam larutan
waktu jendal antara 17 detik dan 35 detik, gunakan dengan cara sebagai berikut: Buat dua pengenceran dalam
segera. Masukkan ke dalam 6 tabung (75 mm x 10 mm) Dapar imidazol pH 7,3 yang mengandung 1 bagian
masing-masing 0,1 ml Larutan faktor jendal V, Pereaksi volume larutan uji dalam 10 bagian volume dan 20
fosfolipida dan Pereaksi serum normal. Ke dalam tabung bagian volume. Lakukan uji pada tiap pengenceran
pertama, tambahkan 0,1 ml larutan baku pengenceran sebagai berikut: Campur masing-masing 0,1 ml Plasma
tertinggi, tempatkan tabung dalam tangas air pada suhu substrat kekurangan faktorjendal V, enceran larutan uji,
370 tambahkan 0,1 ml kalsium klorida 0.05 M dan mulai ekstrak trombokinase dan kalsium kiorida 0,025 M Catat
hitung waktu menggunakan penghitung detik. Menit sebagai waktu jendal, interval antara penambahan larutan
berikutnya tambahkan 0,1 ml larutan baku pengenceran kalsium klorida dan indikasi pertama terbentuk fibrin
tertinggi kedua ke dalam tabung kedua, tempatkan tabung yang dapat dilihat secara visual atau dengan alat mekanik.
ke dalam tangas air dan tambahkan 0,1 ml kalsium Dengan cara yang sama lakukan penetapan waktu
klorida 0,05 M pada saat 1 menit menggunakan jendal rangkap dua, untuk 4 pengenceran dari kumpulan
penghitung detik. Ulangi prosedur untuk larutan baku plasma normal manusia dalam Dapar imidazol pH 7,3
pengenceran terendah dan larutan uji pengenceran yang masing-masing mengandung 1 bagian volume
tertinggi sampai terendah hingga kalsium kiorida dalam 10 bagian volume (setara dengan 100% faktor
ditambahkan pada saat 2 menit, 3 menit, 4 menit dan jendal V), 50 bagian volume (20%), 100 bagian volume
5 menit masing-masing menggunakan penghitung detik. (10%) dan 1000 bagian volume (1%).
Siapkan 12 tabung kaca masing-masing mengandung Untuk menghitung basil waktu jendal, buat rata-rata
0,2 ml kalsium klorida 0,025 M dan tabung selanjutnya waktu jendal untuk setiap pengenceran plasma manusia
mengandung 3 ml Plasma substrat. Masukkan dalam pada kertas grafik log putaran ganda terhadap kesetaraan
tangas air pada suhu 37°. Pada saat 14 menit 40 detik persentase faktor jendal V dan baca persentase faktor
dengan penghitung detik, masukkan 0,1 ml campuran dan jendal V untuk dua pengenceran dari Larutan faktor
tabung inkubasi pertama ke dalam satu tabung yang jendal V dengan cara interpolasi kurva. Rata-rata dari dua
mengandung 0,2 ml larutan kalsium kiorida P dan hasil yang diperoleh sebagai persentase faktor jendal V
campur. Pada saat 15 menit, tambahkan 0,2 ml Plasma dalam larutan.
substrat hangat dan menggunakan penghitung detik Pereaksi serum normal Kumpulkan darah normal
kedua, catat sebagai waictu jendal, interval antara manusia dalam botol kaca kering steril, inkubasi pada
penambahan Plasma substrat dan indikasi pertama suhu 370 selama 3 jam, biarkan pada suhu 40 selama
terbentuknya fibrin yang dapat dilihat secara visual atau semalam, pisahkan serum, beku keringkan dan simpan
dengan alat mekanik. Ulangi prosedur menggunakan dalam desikator hampa udara di atasfosfor pentoksida P.
tabung inkubasi lain pada interval I menit dan lakukan Larutkan sejumlah serum kering yang dihitung diperoleh
penetapan seri kedua pada saat 21 - 26 menit. Periode dari 1 ml serum dalam Dapar imidazol pH 7,3
inkubasi diatur hingga waktu jendal dari penetapan yang secukupnya hingga 10 ml dan biarkan pada suhu 4 0
berkaitan dalam dua seri tidak berbeda lebih dan 5%, dan selama 24 - 36 jam.
menunjukkan pembentukan aktivator protrombin plato Otak lembu jantan yang dikeringkan dengan aseton
stabil telah tercapai. Untuk memastikan tidak terdapat Potong otak segar lembu jantan yang sebelumnya telah
cemaran bermakna dari pereaksi dengan faktor jendal dibebaskan dari pembuluh darah dan janingan ikat
VIII, lakukan penetapan blangko dengan cara larutan uji menjadi bagian kecil. Masukkan ke dalam aseton P untuk
diganti dengan sejumlah setara campuran 1 bagian dehidrasi awal. Sempumakan dehidrasi dengan cara
volume larutan trinatrium sitrat P 3,8% dan 5 bagian menumbuk sejumlah 30 g bahan di dalam mortir
volume larutan natrium klorida P 0,9%. Hasil penetapan beberapa kali bertunut-turut dengan 75 ml aseton P di
tidak absah jika waktu jendal yang dicatat dalam dalam mortir, beberapa kali berturut-turut sampai
penetapan blangko kurang dari 40 detik. Hitung hasil diperoleh serbuk kering setelah penyaringan. Kemudian
penetapan menggunakan metode statistik baku. keringkan pada suhu 370 selama 2 jam hingga semua sisa
aseton menguap.
Pereaksi Fosfolipida Cuci sejumlah otak manusia normal atau
Larutan faktor jendal V Larutan faktor jendal V otak sapi dan bebaskan dari selaput otak dan pembuluh
dibuat dengan metode di bawah mi atau dengan metode darah dan maserasi dalam alat pencampur yang sesuai.
lain dengan meniadakan faktor VIII. Buat dari plasma Timbang 1000 - 1300 g maserat dan ukur volume (v ml).
segar sapi beroksalat dengan fraksinasi pada suhu 40 Ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 4 kali v ml aseton P,
dengan larutan jenuh amonium sulfat P yang dibuat pada saning dengan diisap dan keringkan endapan pada suhu
suhu 40 Gunakan fraksi yang mengendap pada kejenuhan 370 selama semalam. Ekstraksi endapan kering dua kali,
antara 38% dan 50% (mengandung faktor jendal V tidak tiap kali dengan 2 kali v ml campuran 2 bagian volume
tercemar dengan faktor jendal VIII secara bermakna), eter minyak tanah P (jarak didih 30° - 40°) dan 3 bagian
dialisa untuk menghilangkan amonium sulfat dan volume eter minyak tanah P (jarak didih 40° - 60°), saring
encerkan dengan larutan natrium kiorida P 0,9% hingga masing-masing ekstrak melalui kertas saring yang
diperoleh larutan yang mengandung antara 10 dan 20 % sebelumnya telah dicuci dengan campuran eter minyak
- 1401 -

tanah. Kumpulkan ekstrak dan uapkan sampai kering dipenlukan untuk menimbulkan efek sama dalam kondisi
pada suhu 45° pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg. metoda penetapan yang sesuai.
Larutkan sisa dalam 0,2 v ml eter P dan biarkan pada
suhu 40 hingga terbentuk endapan. Sentrifus dan uapkan Baku pembanding Faktor koagulasi faktor IX Darah
beningan di bawah pengurangan tekanan hingga volume Manusia BPFI (mengandung sejumlah aktivitas faktor
lebih kurang 100 ml per kg dari maserat asal. Biarkan jendal IX).
pada suhu 40 hingga terbentuk endapan (12 - 24 jam) dan
sentrifus. Ke dalam beningan tambahkan 5 bagian Metode Larutan uji Larutkan isi wadah dalam volume
volume aseton P, sentrifus, buang beningan, keringkan tertentu air setara dengan volume air untuk injek.si P
endapan dan simpan dalam desikator hampa udara, seperti tertera pada etiket. Jika sediaan uji mengandung
terlindung cahaya. heparin, netralkan heparin dengan penambahan volume
Pereaksi fosfolipida Suspensikan 125 mg fosfolipida yang sesuai dari Injeksi Protamin Sulfat yang
dalam 5 ml air, kocok dan aduk hingga diperoleh mengandung 5 mg protamin sulfat per ml (seperti tertera
suspensi yang homogen. Bunt pengenceran dengan pada penetapan Heparin dalam Fraksi Faktor Lx).
larutan natrium kiorida P 0,9% hingga memberikan Rekonstitusi seluruh isi satu ampul Faktor Koagulasi
perbedaan waktu jendal minimum sesuai dengan IX Darah Manusia BPFI dengan 1 ml air dan gunakan
perbedaan waktu jendal terbesar antara pengenceran segera.
berturut-turut dari sediaan baku dan sediaan uji. Bunt larutan baku primer dari Faktor Koagulasi IX
Umumnya kadar antara 50 tg dan 250 tg per ml. Darah Manusia BPFI dalam Plasma kekurangan faktor
Suspensi encer dapat disimpan pada suhu -20° selama IX hingga mengandung lebih kurang 1 unit aktivitas
6 minggu. faktor jendal IX Fl per ml. Bunt dengan earn pengenceran
Plasma substrat Pisahkan plasma dari 9 bagian volume yang sama larutan dari sediaan uji, hingga diperkirakan
darah manusia atau darah sapi yang ditampung dalam 1 mempunyai kadan sama. Inkubasi larutan pada suhu 370
bagian volume larutan trinatrium sitrat P 3,8% atau dan selama 5 menit. Bunt dari masing-masing larutan 2 set
3,5 bagian volume darah manusia atau darah sapi yang terdini dari 3 seri pengenceran dalam Dapar imidazol pH
ditampung dalam 1 bagian volume larutan yang 7,3 mengandung antana 0,1 unit dan 0,01 unit per ml.
mengandung dinatrium hidrogen sitrat P 2% dan Masukkan 0,1 ml dari masing-masing pengenceran set
D-glukosa P 2,5%. Pada kasus pertama, Plasma substrat pertama kedalam tabung uji terpisah, masing-masing
dibuat pada hari pengambilan darah. Pada kasus kedua, mengandung 0,1 ml Plasma kekurangan faktor IX dan
Plasma substrat dapat dibuat hingga 2 hari setelah tandai tabung dengan S 1, untuk set pengenceran sediaan
pengambilan darah. uji. Masukkan 0,1 ml dari masing-masing pengenceran
Plasma substrat kekuranganfaktorjendal V Sebaiknya set kedua kedalam tabung uji terpisah, masing-masing
gunakan plasma yang berkekurangan bawaan atau dibuat mengandung 0,1 ml Plasma kekurangan faktor IX dan
dengan earn sebagai berikut: Pisahkan plasma dari darah tandai tabung dengan S 2 dan U2 dengan eana sama.
manusia yang dikumpulkan dalam 0,1 bagian volume Kedalam isi masing-masing tabung, dengan urutan S 1, U1,
larutan natrium ok.salat P 1,34% dan inkubasi pada suhu U2, S2 tambahkan 0,1 ml enceran yang sesuai dan
370 selama 24 - 36 jam. Plasma mi harus mempunyai Pereaksi sefalin dan tempatkan tabung dalam tanggas air
waktu jendal dari 70 detik sampai 100 detik, jika pada suhu 370 Setelah 30 detik tambahkan 0,1 ml
dilakukan penetapan seperti tertera pada penetapan Suspensi kaolin, tepat 10 menit kemudian tambahkan
kandungan dalam Larutan faktor jendal V; jika waktu 0,1 ml kalsium klorida 0,025 M dan catat waktu jendal.
jendal kurang dari 70 detik, inkubasi plasma selama Ulangi prosedur menggunakan 2 set pengenceran segar
12 - 24 jam lagi. Simpan dalam jumlah kecil pada suhu dimulai dari kata "Masukkan 0,1 ml masing-masing dan
20° atau dibawah -20 0
. pengenceran set pertama ....." tetapi tandai masing-
Ekstrak trombokinase Ekstraksi 1,5 g Otak lembu masing tabung dengan S3,U 3,S4 dan U4 dan atur secara
jantan yang dikeringkan dengan aseton dalam 60 ml air berunutan U3,S3,S4,U4. Untuk memastikan tidak terdapat
pada suhu 500 selama 10 - 15 menit, sentrifus selama cemanan bermakna dari pereaksi dengan faktor jendal I,
2 menit pada 1500 rpm dan tuang beningan. Aktivitas lakukan penetapan blanko dengan mengganti Larutan uji
ekstrak mi akan bertahan beberapa hari jika disimpan di dengan volume setana Dapar imidazol pH 7;3. Hasil
dalam lemani pendingin. Larutan kresol P 0,03% dapat penetapan absah jika waktu jendal blanko antana
ditambahkan sebagai bakterisida. 100 detik dan 200 detik. Hitung hasil penetapan
menggunakan metode statistik baku.

PENETAPAN POTENSI FRAKS! FAKTOR IX Pereaksi


<151> Pereaksi sefalin Pelarut yang digunakan untuk
membuat pereaksi hams mengandung antioksidan yang
Potensi fnaksi faktor IX ditetapkan dengan sesuai seperti hidroksianisol butilat P dengan kadar
membandingkan jumlah sediaan uji yang dipenlukan 0,1 mM. Ke dalam 0,5 g - 1 g Otak lembu jantan yang
waktu jendal campuran uji yang mengandung sejumlah dikeringakan dengan aseton, tambahkan 20 ml aseton P
zat yang berperan dalam penjendalan danah, kecuali dan diamkan selama 2 jam, sentnifus selama 2 menit pada
faktor jendal IX dengan jumlah sediaan baku yang 500 gravitasi dan tuang beningan. Keringkan sisa pada
- 1402-

tekanan 15 mmHg dan ekstraksi bahan kering dengan 20 Setelah dibuka, simpan dalam wadah tertutup rapat,
ml kloroform P selama 2 jam, kocok campuran berkali- lindungi dari cahaya dan kelembaban.
kali. Setelah pemisahan bahan padat dengan penyaringan
atau sentrifus, uapkan kloroform dari ekstrak pada Pengencer Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
tekanan 15 mmHg. Suspensikan sisa dalam 5 ml hingga monografi, siapkan larutan dalam air mengandung kresol
10 ml larutan natrium kiorida P 0,9 % . Emulsi P ataufenolP 0,1% - 0,25% (blv), gliserin P 1,4% - 1,8%
persediaan dapat disimpan beku atau beku kering selama (blv), dan asam kiorida P yang sesuai untuk mengatur pH
3 bulan. antara 2,5 dan 3,5.
Plasma kekurangan faktor IX Sediaan plasma manusia
dengan aktivitas faktor IX talc terdeteksi, disimpan pada Larutan baku persediaan Kecuali dinyatakan lain
suhu 20° selama tidak lebih dari 3 bulan. dalam masing-masing monografi, larutkan secara
Suspensi kaolin Suspensikan 0,4 g kaolin ringan P kuantitatif sejumlah Insulin BPFI yang ditimbang
dalam 100 ml larutan natrium kiorida P 0,9%. Kocok saksama atau satu vial beku kering Insulin BPFI, dan
segera sebelum digunakan. spesies yang sesuai dalam Pengencer untuk membuat
larutan baku persediaan yang mengandung 40 unit Insulin
Fl per ml dan mempunyai pH antara 2,5 dan 3,5. Simpan
PENETAPAN POTENSI INSULIN <161> di tempat dingin, hindari dari pembekuan dan gunakan
dalam waktu 6 bulan.
Manifestasi utama dari aktivitas insulin, yaitu
menurunkan kadar gula darah secara tiba-tiba yang Larutan baku Encerkan sejumlah Larutan baku
merupakan dasar untuk penetapan biologis potensi persediaan dengan Pengencer untuk membuat dua
insulin. Prosedur penetapan walaupun relatif tidak larutan, masing-masing mengandung 1,0 unit Insulin Fl
praktis, mempunyai nilai yang besar karena secara akurat per ml (larutan baku 1) dan 2,0 unit Insulin Fl per ml
menggambarkan dengan tepat efek pada penderita (larutan baku 2).
diabetes. Adanya metode fisikokimia yang canggih
(misalnya kromatografi cair) merupakan uji secara Larutan uji persediaan Lakukan sepenti tertera pada
kuantitatif yang memiliki tingkat akurasi dan presisi Larutan baku persediaan, kecuali menggunakan sejumlah
tinggi untuk mengukur potensi insulin dan sediaan zat uji sebagai pengganti Insulin BPFI. Larutan
insulin.Walaupun metode mi canggih tetapi tidak dapat mengandung lebih kurang 40 unit Insulin Fl per ml.
menggambarkan bioidentitas insulin dan sediaan insulin
tensebut. Selanjutnya uji kualitatif pada kelinci Larutan uji Encerkan sejumlah Larutan uji persediaan
dimasuldcan dalam bab mi dan penggunaannya ada dalam dengan Pengencer untuk membuat dua enceran uji,
setiap monografi yang sesuai. bendasarkan potensi yang diasumsikan, mengandung 1,0
Metode kuantitaqf gula darah kelinci digunakan untuk unit Insulin Fl per ml (Larutan Uji 1) dan 2,0 unit Insulin
penetapan potensi baku pembanding insulin, untuk Fl per ml (Larutan Uji 2). Jika injeksi insulin netnal, atur
validasi stabilitas sediaan insulin baru dan untuk pH antara 2,5 dan 3,5 sebelum membuat enceran.
penetapan aktifitas spesifik dari analog insulin.
Dosis enceran yang akan disuntikkan Pilih dosis
Metode Kuantitatif Gula Darah Kelinci enceran yang akan disuntikkan bendasankan percobaan
atau pengalaman, umumnya volume antara 0,30 ml dan
Baku pembanding Dekstrosa BPFI, bentuk anhidrat 0,50 ml. Untuk masing-masing hewan volume Larutan
dari dektrosa; keningkan pada suhu 105° selama 16 jam baku sama dengan Larutan uji.
sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Insulin BPFI; simpan pada suhu tidak lebih dan -15 0 .
Penyiapan hewan uji Pilih kelinci sehat yang sesuai
Setelah vial dibuka, tanpa penundaan, pindahkan secara dengan bobot tubuh tidak kurang dari 1,8 kg. Kelinci
saksama isi vial ke dalam labu tentukur kering dan bersih diaklimatisasi di labonatonium selama tidak kurang dan
yang sesuai. Tutup napat labu, simpan dalam lemari 1 minggu sebelum digunakan, pelihana dengan pakan
pembeku. Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan yang senagam dan air tersedia sepanjang waktu.
untuk uji atau penetapan kadar. Insulin Manusia BPFL
simpan dalam lemani pendingin pada suhu antana -20 0 dan Prosedur Kelinci dibagi 4 kelompok yang sama dengan
-18°. Setelah vial dibuka tanpa penundaan, pindahkan tidak kunang dani 6 pada setiap kelompok. Pada han
secara saksama isi vial ke dalam labu tentukun kering dan sebelumnya, lebih kunang 20 jam sebelum penetapan,
bersih yang sesuai. Tutup napat labu, simpan dalam sediakan sejumlah pakan untuk masing-masing kelinci
lemani pembeku. Tidak boleh dikeningkan sebelum yang akan dikonsumsi dalam waktu 6 jam. Ikuti jadwal
digunakan untuk uji atau penetapan kadar. Insulin (sapi) pembenian makan setiap hari pengujian. Selama
BPFI; tidak boleh dikeningkan. Simpan dalam lemani pengujian, puasakan kelinci sampai seluruh pengambilan
pembeku pada suhu antara -20° dan -18°, dalam wadah specimen danah selesai. Perlakukan kelinci secara hati-
tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan kelembaban. hati untuk mencegah kegelisahan, dan suntik secana
Insulin (babi) BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan subkutan sejumlah dosis yang ditetapkan sesuai
dalam lemari pembeku pada suhu antara -20° dan -18°. rancangan (Iihat Tabel 1), penyuntikkan kedua dilakukan
- 1403 -

pada hari berikutnya, atau tidak lebih dari 1 minggu Tetapkan rentang kepercayaan 95% untuk log potensi
kemudian. Waktu antara injeksi pertama dan kedua relatif menggunakan teori Fieller's (lihat Desain dan
adalah sama untuk setiap kelinci. Analisis Penetapan Hayati <81>). Jika rentang
kepercayaan lebih dari 0,082, yang sesuai pada P = 0,95
label 1 dengan batas kepercayaan lebih kurang 10% dari potensi
Kelompok Penyuntikan pertama Penyuntikan kedua yang dihitung, ulangi pengujian hingga gabungan data
Larutan Baku 2 Larutan Uji I dari dua atau lebih penetapan, tetapkan kembali seperti
2 Larutan Baku I Larutan Uji 2 tertera pada Kombinasi dari Penetapan yang Berdiri
3 Larutan Uji 2 Larutan Baku I Sendiri dalam Desain dan Analisis Penetapan Hayati
4 Larutan U/i 1 Larutan Baku 2 <81>, memenuhi batas yang dapat diterima.

Contoh darah Pada 1 jam±5 menit dan 2,5 jam±5 menit Tabel 2
setelah penyuntikan, ambil spesimen darah dari setiap
kelinci melalui vena tepi telinga atau lebih efektif dan Ke Perbedaan Respon Respons Standar
lom Individu Total Deviasi
arteri aunikularis.
pok (y) (T) Perbeda
an (S)
Penetapan dekstrosa Tetapkan kandungan dekstrosa 1 Larutan Baku 2 T1
Yi S1
dari spesimen darah dengan prosedur yang sesuai yang Larutan Uji 1
diadaptasi dengan analisis secara otomatis. Prosedur
dibawah mi dapat digunakan. Lanitan Uji 2- Y2 T2 S2
Larutan antikoagulan Larutkan 1 g natrium EDTA dan Larutan Baku 1
200 mg natnium fluorida dalam 1 liter air, campur.
Larutan ba/cu dekstrosa Pindahkan sejumlah Dekstrosa Larutan Uji 2- T3 T3 S3
BPFI yang diketahui kadamya. kedalam labu tentukur Larutan Baku 1
yang sesuai dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap
4 Larutan Baku 2- y4 T4 S4
dengan Larutan antikoagulan (1:9) untuk mendapatkan Larutan Uji 1
rentang kadar antara 20 dan 100 mg per 100 ml, yang
diketahui sama dengan kadar pada sampel darah kelinci. UJI BIOIDENTITAS
Larutan uji Pipet secara terpisah 0,1 ml setiap sampel
darah, masukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan Lakukan seperti pada Metode Kuantitat?f Gula Darah
0,9 ml Larutan antikoagulan. Kelinci dengan modifikasi sebagai berikut:
Prosedur Lakukan dialisa Larutan uji melalui
membran semipermeable dalam waktu yang cukup Prosedur Kelinci dibagi dalam 4 kelompok yang sama,
sehingga dekstrosa melewati membran masuk ke dalam masing-masing kelompok 2 kelinci.
larutan salin LP yang mengandung glukosa oksidase,
"horseradish peroxidase ", 3-metil-2-benzotiazolinon Perhitungan Lakukan perhitungan seperti pada Metode'
hidrazon hidrokiorida LP, dan N,N-dimetilanilin. Kuantitatjf Gula Darah Kelinci, tetapi tidak menetapkan
Tetapkan serapan Larutan Uji pada 600 nm pada rentang kepercayaan dari log potensi relatif, M'.
kolorimeter. Lakukan penetapan serupa terhadap serapan
Larutan Baku Dekstrosa pada awal dan akhir setiap Interpretasi hasil Jika nilai potensi yang diperoleh
penetapan. adalah tidak kurang dari 15 unit Fl per mg, persyaratan
Uji bioidentitas terpenuhi. Jika nilai potensi kurang dan
Perhitungan Hitung respons setiap kelinci pada tiap 15 unit Fl per mg, ulangi pengujian dengan menggunakan
penyuntikan dari jumlah 2 nilai gula darah, dan kurangi 8 kelinci lebih dari jumlah awal. Jika potensi rata-rata
respons tanpa memperhatikan urutan kronologis respons dari 2 kumpulan uji kurang dari 15 unit Fl per mg,
yang diamati, untuk memperoleh perbedaan individu, y, persyaratan uji terpenuhi.
seperti dijelaskan pada Tabel 2.
Jika data dari satu atau lebih kelinci hilang pada Lampiran
penetapan, jangan gunakan rumus interval kepercayaan Teori Fieller untuk Penetapan Rentang Kepercayaan
yang tertera, tapi gunakan rumus statistik lain. Data tetap Perbandingan
dapat dianalisa menggunakan analisa variansi yang
sesuai. Versi Teori Fieller mi digunakan bila pembilang dan
Jika jumlah kelinci, f, dilakukan melalui penetapan yang penyebut tidak saling berhubungan. Asumsi persamaan
sama dalam setiap kelompok, jumlah y's dalam setiap pembilang dan penyebut terdistnibusi normal dan
kelompok dan hitting T. T 1 + T 2 T 3 —T4 dan Tb = kelompok kelinci ukurannya sama.
T1 +.T 2+ T 3 +T4 Loganitma potensi relatif dan enceran Selanjutnya rentang kepercayaan 95% untuk rasio adalah:
uji adalah MD = 0,301 Ta /Tb Potensi injeksi dalam Unit M
per mg setara dengan antilog (log R + MD), dimana R =
v/v, v, adalah jumlah unit per ml Larutan Baku dan v
adalah jumlah mg insulin per ml yang sesuai LarutanUji.
- 1404 -

±ig)S2N+(M)2S dapar fosfat-sitrat pH 7,2 mengandung 3% albumin


M serum sapi P dan 0,1 ml larutan trombin mengandung 20
(L,U)=
1—g unit per ml, Letakkan semua tabung dalam tangas air 370
dan biarkan selama 2 menit hingga tercapai suhu yang
merata. Dengan pipet otomatis masukkan ke dasar tabung
fadalah derajat kebebasan pada standard errors= 4(k-1),
k adalah jumlah kelinci pada setiap kelompok; t adalah pertama 0,5 ml larutan Fraksi euglobulin 1%, campur.
Kemudian dengan selang waktu 5 detik masukkan
persentil atas 97,5 dari distribusi t dengan derajat
berturut-turut ke dalam tabung 0,5 ml larutan Fraksi
kebebasanfdan
euglobulin 1%. Dengan menggunakan penghitung waktu,
ukur waktu dalam detik mulai dari penambahan
(L,U)= euglobulin dan saat terjadinya lisis jendalan dalam tiap
tabung. Hitting basil uji dengan metode statistik baku
menggunakan logaritma waktu analisis.
Jika g ~: 1, penyebut tidak berbeda signifikan dari 0
sehingga rumus tidak dapat dipakai, Pereaksi
Fraksi Euglobulin Gunakan darah segar manusia yang
ditampung dalam wadah mengandung larutan
SN =O,3O1S+S+S+S antikoagulan (misalnya larutan natnium sitrat) atau darah
manusia untuk transfusi yang ditampung dalam kantong
plastik darah tepat mencapai waktu kadaluarsa. Buang
darah yang mengalami hemolisis. Sentrifus dengan
SD =0,301J /S +S +S +S kecepatan 1500 - 1800 g pada suhu 15°, sehingga
diperoleb plasma bening mengandung sedikit trombosit.
Plasma dari golongan darah yang sama dapat dicampur.
PENETAPAN POTENSI STREPTOKINASE <171> Tambahkan 75 g barium sulfal P pada 1 liter plasma
manusia dan kocok selama 30 menit. Sentrifus dengan
Potensi streptokinase ditetapkan dengan membandingkan kecepatan tidak kurang dari 15.000 gravitasi pada suhu
kemampuannya untuk mengaktivasi plasminogen 15°, ambil beningan. Tambahkan 10 ml larutan aprotinin
manusia menjadi plasmin terhadap Sediaan ba/cu. P mengandung 0,2 mg per ml dan kocok. Masukkan
Plasmin yang dihasilkan ditentukan dengan cara 25 liter air suhu 40 ke dalam wadah berukuran tidak
mengukur waktu lisis yang dibutuhkan untuk melisis kurang dari 30 liter dalam ruangan bersuhu 4°.
jendalan fibrin pada kondisi metode penetapan yang Tambabkan lebih kurang 500 g karbon dioksida padat.
sesuai. Segera tambahkan sambil diaduk cairan beningan yang
diperoleh dari plasma, terbentuk endapan putih. Biankan
Sediaan baku Sediaan baku Streptokinase- mengendap pada suhu 4° selama 10 - 15 jam. Buang
Streptodornase BPFI, terdiri dari campuran beku kering beningan jernih dengan pipa sifon. Kumpulkan endapan
streptokinase dan streptodornase dengan laktosa atau dengan cara sentnifus pada suhu 40 Suspensikan endapan
sediaan lain yang aktivitasnya telah dibakukan dengan dengan mendispersikan secara mekanik dalam 500 ml air
Streptokinase-Streptodornase BPFJ. pada suhu 4°. Kocok selama 5 menit dan kumpulkan
endapan dengan cara sentrifus pada suhu 4°. Dispersikan
Penetapan potensi Jika tidak dinyatakan lain, gunakan endapan secara mekanik dalam 60 ml larutan
dapar fosfat-sitrat pH 7,2 yang mengandung 3% serum mengandung larutan natrium kiorida P 0,9% dan larutan
albumin serum sapi P untuk membuat dan mengencerkan natrium sitrat P 0,09%, atur pH hingga 7,2 7,4 dengan
-

larutan. penambahan larutan natrium hidroksida P 1%. Saning


Buat larutan Sediaan ba/cu mengandung lebih kurang melalui penyaring kaca masir; untuk mempenmudah
1000 unit streptokinase per ml dan buat larutan sediaan kelarutan, haluskan partikel endapan dengan alat yang
uji dengan kadar lebih kurang sama. Simpan lanitan sesuai. Cuci penyaning dan alat penghalus dengan 40 ml
tersebut dalam es dan gunákan dalam waktu tidak Iebih larutan klonida-sitrat dan encerkan hingga 100 ml dengan
dari 6 jam. Buat tiga seri pengenceran larutan sediaan pelarut sama. Beku keningkan larutan, umumnya
baku dengan faktor pengenceran 1,5 sehingga waktu lisis diperoleh antara 6 - 8 g euglobulin per liter plasma
jendalan yang terlama tidak lebih dari 20 menit. Buat manusia.
larutan yang sama untuk sediaan uji. Simpan larutan Uji kesesuaian Buat larutan menggunakan dapar
dalam es dan gunakan dalam waktu tidak lebih dan fosfat sitrat pH 7,2 mengandung 3% albumin serum sapi
-

1 jam. Gunakan 24 tabung bergaris tengah 8 mm, tandai P. Masukkan 0,1 ml larutan sediaan baku streptokinase
tabung S 1 , S2, S3 sesuai dengan pengenceran sediaan baku mengandung 10 unit per ml dan 0,1 ml larutan trombin
dan T, 12, T3 sesuai dengan pengenceran sediaan uji, mengandung 20 unit per ml ke dalam tabung pada suhu
untuk tiap pengenceran digunakan 4 tabung. Letakkan 37°. Dengan cepat tambahkan I ml larutan Fraksi
semua tabung dalam es. Ke dalam tiap tabung masukkan euglobulin mengandung 10 mg per ml. terbentuk jendalan
masing-masing 0,2 ml larutan yang sesuai, 0,2 ml larutan padat yang jelas dalam waktu kurang dari 10 detik. Catat
waktu yang diperlukan mulai saat penambahan larutan
- 1405 -

Fraksi euglobulin sampai saat terjadinya lisis jendalan. memungkinkan. Batas endotoksin pada larutan pencuci
Waktu lisis tidak lebih dari 15 menit. atau pengekstrak dihitung menggunakan rumus:

Larutan trombin Larutan Sediaan baku trombin (K x N)/(V)


manusia mengandung 20 unit per ml dalam daparfosfat-
sitratpH 7,2 mengandung 3% albumin serum sapi P. K adalah jumlah endotoksin yang diprbo1ehkan per alat,
N adalah jumlah alat yang diuji, dan V adalah volume
Sediaan Baku Trombin Manusia Adalah Baku total ekstrak atau pencuci. Jika larutan pencuci atau
Internasional yang pertama dari campuran beku-kering pengekstrak tak diencerkan tidak sesuai untuk Uji
trombin manusia murni dengan sukrosa. Endotoksin Bakteri <201>, ulangi uji penghambat atau
pemacu setelah netralisasi dan pembuangan zat
Wadah dan penyimpanan Pada suhu 40 terlindung pengganggu atau setelah larutan diencerkan dengan suatu
dari kelembaban dan gunakan dalam waktu tidak lebih faktor yang tidak melebihi Pengenceran Valid
dari 1 tahun. Maksimum. Pengenceran valid maksimum suatu alat
dihitung dengan cara membagi batas endoktosin dengan
sensivitas 7 pada etiket Air Pereaksi LAL yang
PERANGKAT INFUS DAN TRANSFUSI <181> digunakan.

Pirogen Untuk contoh yang tidak dapat diuji dengan


Persyaratan mi digunakan untuk alat kesehatan yang
Uji Endotoksin Bakteri <201> karena penghambat atau
pada etiket tertera steril atau non-pirogen atau alat yang
pemacu uji tidak dapat dihilangkan, lakukan Uji Pirogen
kontak langsung atau tidak langsung dengan sistem
<231>. Pilih 10 sampel, dan untuk mendapat cairan
kardiovaskular, sistem limfatik atau cairan serebrospinal.
gabungan, gunakan metode penyiapan untuk alat yang
Semua alat kesehatan diantaranya perangkat pemberian
sesuai seperti tertera pada Uji Endotoksin Bakteri <201>,
larutan, perangkat perpanjangan fungsi organ, perangkat
tetapi menggunakan caftan pencuci atau pengekstrak
pemindah, perangkat pemberian darah, kateter intravena,
tidak lebih dari 40 ml larutan natnium klorida P 0,9%
alat oksigenerator luar tubuh yang ditanam dan
stenil bebas pftogen per alat. Memenuhi syarat Uji
perlengkapannya, alat dan slang dialisis beserta
Pirogen <231>.
perlengkapannya, katup jantung, alat cangkok pembuluh
darah, graf vaskular, keteter pemberian obat secara
Persyaratan lain Alat kesehatn yang tenbuat dan
intramuskular, dan perangkat infus dan transfusi.
plastik atau polimer lain memenuhi syarat
Persyaratan mi tidak berlaku untuk produk ortopedi,
Uji Biologi-Plastik dan Polimer lain seperti tertera pada
sarung tangan karet atau pembalut luka.
Wadah Plastik <1131>. Alat kesehatan yang terbuat dan
elastomer memenuhi syarat seperti tertera pada Tutup
Sterilitas Memenuhi syarat; lakukan penetapan
Elastomer untuk Injeksi <721>. Jika penandaan kelas
menurut A/at Kesehatan Steril seperti tertera pada Uji
elastomer, plastik dan polimer lain dipenlukan, lakukan
Sterilitas <71>.
uji in-vivo yang sesuai seperti tertera pada bab uji umum
pada Uji Reaktivitas Biologi, In Vivo <251>.
Endotoksin bakteri Lakukan seperti tertera pada Uji
Endotoksin Bakteri <201>.
Untuk alat kesehatan, batas endotoksin bakteri tidak
lebih dari 20,0 unit endotoksin FT per alat, kecuali untuk UJI DAYA HIPOTENSIF <191>
alat kesehatan yang kontak dengan caftan serobrospinal
batas endotoksin tidak lebih dari 2,15 unit endotoksin Fl. Baku pembanding Histamin Dihidrokiorida BPFI;
Alat yang gagal niemenuhi persyaratan, dapat diulang lakukan pengeningan diatas silika gel selama 2 jam,
sekali lagi dengan Uji Endotoksin bakteri yang lain. sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tentutup napat
Untuk alat kesehatan yang tidak dapat diuji menggunakan tenlindung cahaya.
Uji Endotoksin Bakteri <201> karena penghambat atau
pemacu uji tidak dapat dihilangkan, lakukan Uji Larutan baku histamin Timbang seksama sejumlah
Pirogen <231>. Histamin Dihidroklorida BPFI larutkan dalam aft hingga
Penyiapan alat Pilih tidak kurang dari 3 tetapi tidak kadar setana dengan 1,0 xg histamin basa per ml.
lebih dari 10 alat. Cuci atau rendam alat dengan Pereaksi
air LAL. Volume larutan pencuci atau pengekstrak Hewan uji Gunakan kucing dewasa sehat, bila betina
disesuaikan dengan ukuran dan konfigurasi alat. pastikan tidak hamil, dan timbang bobot tubuh, suntikkan
Untuk alat dengan etiket "jalur cairan nonpirogenik" secana intrapenitoneal bahan anastesi sepenti fenobanbital
alirkan pada jalun cairan pengekstrak yang telah natrium untuk mempertahankan tekanan darah. Hewan uji
dipanaskan 37°±1 ,0°, jaga cairan pengekstrak tetap disekap sedemikian hingga dapat mencegah kehilangan
kontak dengan jalur yang relevan tidak kurang dari 1 jam panas tubuh yang berlebihan. Bila dikehendaki masukan
kanula trakhea. Paparkan karotid atau arteni lain yang
pada suhu ruang terkontrol. Ekstrak dikumpulkan, jika
sesuai, pisahkan dari janingan sekelilingnya dan catat
tekanan darah berkesinambungan menggunakan
-1406-

manometer atau alat lain yang mempunyai kepekaan semua perbedaan tersebut. Pengujian memenuhi syarat
sama atau lebih. Kemudian paparkan vena femoral bila rata-rata dari perbedaan tersebut sedemikian hingga
sebagai tempat penyutikan intravena. respons hipotensif terhadap larutan uji tidak Iebih besar
Tetapkan kepekaan hewan uji terhadap histamin dari respons hipotensif yang disebabkan penyuntikan 0,1
dengan menyuntikan Larutan baku histamin yang setara sg histamin basa per kg, dan jika tidak lebih dan
dengan 0,05 p.g, 0,1 jsg dan 0,15 j.tg histamin basa per kg setengah dari respons hipotensifterhadap larutan uji lebih
bobot tubuh hewan uji, dengan interval waktu yang sama besar dari respons rata-rata dari masing-masing respons
tidak kurang dari 5 menit. Ulangi penyuntikan dan hipotensif yang disebabkan penyuntikan 0,1 tg histamin
abaikan respons seri pertama yang timbul. Tetapkan basa per kg.
variasi respon hipotensif terhadap dosis yang sama
dengan pengulangan penyuntukan 0,1 tg per kg.
Gunakan hewan uji hanya jika respons terhadap ENDOTOKSIN BAKTERI <201>
pemberian dosis yang bertingkat jelas berbeda dan
respons terhadap beberapa penyuntikan dengan dosis Uji endotoksin bakteri adalah uji untuk mendeteksi
0,1 jig per kg lebih kurang sama dan sebanding dengan atau mengkuantitasi endotoksin bakteri yang mungkin
penurunan tekanan yang tidak kurang dari 20 mmHg. terdapat dalam sampel yang diuji. Pengujian dilakukan
Bila dosis Larutan ba/cu histamin dan Larutan uji menggunakan Limulus Amebocyte Lysate (LAL) yang
disuntikan melalui kanula tunggal, tiap penyuntikan pada diperoleh dari ekstrak air amebosit dalam kepiting ladam
uji pendahuluan dan pada uji berikutnya segera diikuti kuda (Limulus polyphemus atau Tachypleus tridentatus)
dengan penyuntikan lebih kurang 2,0 ml Injeksi Natrium dan dibuat khusus sebagai pereaksi LAL.'
Kiorida untuk menghilangkan aktivitas yang tersisa. Terdapat dua tipe teknik uji, teknik pembentukan
Prosedur Larutan sediaan uji dengan pelarut yang jendal gel dan teknik fotometnik. Teknik fotometrik
telah ditetapkan hingga memberikan dosis seperti tertera mencakup metode turbidimetni, yang didasarkan pada
pada masing-masing monografi. Ikuti jadwal waktu yang pembentukan kekeruhan setelah penguraian substrat
sama dengan waktu yang diperlukan selama penyuntikan endogen, dan metode kromogenik yang didasarkan pada
Larutan ba/cu histamin. Lakukan satu seri penyuntikan pembentukan warna setelah terjadi penguraian kompleks
terdiri dari 3 dosis yaitu di antara 2 penyuntikan dengan kromogen-peptida sintetik. Lakukan salah satu dari teknik
dosis 0,1 tg histamin basa per kg, diseling dengan dosis tersebut, kecuali jika dinyatakan lain dalam monografi.
tertentu larutan uji seperti tertera pada masing-masing Jika terjadi keraguan, maka keputusan akhir didasarkan
monografi. Ukur perubahan tekanan darah setelah setiap pada hasil Teknik Pembentukan Jendal Gel, kecuali
penyuntikan. Respons hipotensif terhadap larutan uji dinyatakan lain dalam monografi.
tidak lebih besar dari setengah respons rata-rata yang Pada Teknik Pembentukan Jendal Gel, penetapan
disebabkan oleh penyuntikan 0,1 jig histamin basa per kg. titik akhir reaksi dilakukan dengan membandingkan
Jika tidak memenuhi syarat, lanjutkan dengan satu sen langsung enceran dan zat uji dengan enceran endotoksin
penyuntikan yang sama dengan di atas, hingga terdiri dan baku, dan jumlah endotoksin dinyatakan dalam unit
5 dosis dengan tiga dosis 0,1 .tg histamin basa per kg Endotoksin (UE).
diseling dua dosis larutan uji seperti tertera pada masing- Pereaksi LAL diformulasikan juga untuk digunakan
rnasing monografi. Ukur perubahan tekanan darah setelah dalam pengujian turbidimetri dan kolorimetni, maka
setiap penyuntikan ulang. Respons hipotensif terhadap pengujian-pengujian tersebut dapat digunakan untuk
tiap dosis larutan uji tidak lebih besar dari respons rata- memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Kedua uji mi
rata yang disebabkan penyuntikan 0,1 tg histamin basa memenlukan pembuatan kurva regresi baku dan
per kg berurutan. kandungan endotoksin dari zat uji ditetapkan dengan
Jika respons hipotensif terhadap salah satu dosis interpolasi dari kunva tersebut. Prosedur meliputi inkubasi
larutan uji lebih besar dari respons rata-rata terhadap selama waktu yang telah ditetapkan dari endotoksin yang
0,1 jsg histamin basa per kg, lanjutkan pengujian pada bereaksi dan larutan kontrol dengan pereaksi LAL, dan
hewan yang sama atau hewan lain yang telah pembacaan serapan cahaya pada panjang gelombang yang
dipersiapkan sama dan telah diuji responsnya terhadap sesuai. Pengukuran titik akhir pada prosedur secara
Larutan ba/cu histamin. Jika pengujian dilanjutkan pada turbidimetri, pembacaan dilakukan segera pada akhir
hewan yang sama, setelah dosis terakhir larutan ba/cu masa inkubasi. Pengukuran titik akhir pada prosedur
histamin dan seri awal, benikan 4 penyuntikan lagi yaitu secara kolonimetni, reaksi dihentikan pada akhir dan
dua dosis larutan uji dan dna dosis 0,1 gg histamin basa waktu yang telah ditetapkan, dengan penambahan zat
per kg secara berseling. Jika pengujian dilanjutkan pada pemutus-neaksi-enzim, sebelum pengukuran. Pada
hewan lain, buat larutan uji segar dari wadah lain, dan penetapan kadar secara kinetik (turbidimetri dan
suntikkan satu seri terdiri dari 5 dosis Larutan baku kolonimetri), serapan diukur selama periode reaksi dan
histamin dan larutan uji sesuai dengan urutan dari pengukunan tersebut ditetapkan nilai kecepatan
penyuntikan semula. Ukur perubahan tekanan darah reaksi.
setelah setiap penyuntikan tambahan. Hitung perbedaan
respons antara setiap dosis larutan uji dan respons rata-
rata disebabkan oleh 0,1 tg histamin basa per kg dalam
seluruh seri, awal dan tambahan dan hitung rata-rata
- 1407 -

ALAT DAN ALAT GELAS Peralatan plastik, misalnya microplate dan pipet tips
untuk pipet otomatis, gunakan hanya yang sudah
Depirogenasi seluruh peralatan gelas dan bahan dibuktikan bebas endotoksin dan tidak akan mengganggu
tahan panas lainnya dalam oven udara panas pengujian. [Catatan: Pada bagian mi, istilah tabung
menggunakan proses yang telah diva1idasi. 2 dimaksudkan untuk semua wadah, misalnya sumur mikro-
Umumnya waktu dan suhu minimum yang liter.]
digunakan adalah 30 menit pada 250 1. Jika menggunakan

1) Pereaksi LAL bereaksi dengan beberapa J3-glukan bila ditambahkan pada endotoksin. Beberapa sediaan yang diperlakukan tidak
bereaksi dengan -glukan dan hams digunakan untuk contoh yang mengandung glukan.
2)Prosedur untuk uji validasi inaktivasi endotoksin, lihat Sterilisasi Pemanasan Kering dalam Sterilisasi dan Jaminan Sterilitas untuk
Bahan Kompendial <1371>. Gunakan pereaksi LAL dengan sensitivitas tidak kurang dari 0,15 UE per ml.

PENYIAPAN diekstraksi dalam larutan mengandung air lainnya. Jika


LARUTAN INDUK BAKU PEMBANDING DAN perlu, atur pH larutan (atau hasil pengencerannya) yang
LARUTAN BAKU PEMBANDING ENDOTOKSIN akan diuji hingga pH campuran pereaksi LAL dan larutan
uji terletak pada rentang pH yang ditentukan oleh
Baku pembanding endotoksin (BPE) adalah produsen pereaksi LAL. Hal mi biasanya digunakan pada
Endotoksin BPFJ yang telah diketahui potensinya dalam produk dengan rentang pH 6,0-8,0. Pengaturan pH dapat
UE per vial. Konstitusi seluruh isi vial BPE dengan dilakukan dengan menggunakan asam, basa atau larutan
5,0 ml air pereaksi LAL 3 Catatan Air pereaksi LAL
. [ dapar yang sesuai dengan rekomendasi produsen
adalah air untuk injeksi atau air lain yang tidak bereaksi pereaksi LAL. Asam dan basa dapat dibuat dan
dengan pereaksi LAL yang digunakan pada batas konsentrat atau padatan dengan Air Pereaksi LAL dalam
kepekaan pereaksi.] wadah bebas endotoksin. Larutan dapar hams divalidasi
Campur dengan pengocok vorteks secara intermiten bebas endotoksin dan faktor pengganggu.
selama 30 menit. Gunakan larutan pekat mi untuk
membuat seri pengenceran yang sesuai. Simpan larutan
pekat dalam lemari pendingin, selama tidak lebih dan PENETAPAN PENGENCERAN MAKSIMUM
14 hari untuk membuat pengenceran berikutnya. Sebelum YANG ABSAH (PMA)
digunakan kocok kuat dengan pengocok vorteks selama
tidak kurang dari 3 menit. Campur setiap enceran tidak Pengenceran Maksimum yang Absah (PMA) adalah
kurang dari 30 detik sebelum membuat pengenceran pengenceran maksimum yang diperbolehkan dari suatu
berikutnya. Enceran tidak boleh disimpan karena contoh agar batas endotoksinnya dapat ditetapkan.
menyebabkan hilangnya aktivitas oleh penyerapan, Pengenceran Maksimum yang Absah diberlakukan untuk
kecuali ada data penunjang tentang hal mi. injeksi atau larutan parenteral terkonstitusi atau
diencerkan, atau jika diperlukan, untuk jumlah obat
Uji Persiapan dalam bobot jika volume obat yang diberikan bervariasi.
Persamaan umum untuk menentukan PMA adalah:
Gunakan Pereaksi LAL yang sudah ditetapkan PMA = (batas endotoksin x konsentrasi larutan
kepekaannya sesuai dengan yang tertera pada etiket. sampel)/X
Keabsahan hasil uji untuk endotoksin bakteri mi ? adalah kepekaan Pereaksi LAL yang tertera pada etiket
memerlukan pembuktian yang cukup bahwa contoh (UE/mL).
bahan atau larutan, pencuci, atau ekstrak yang digunakan Hubungan konsentnasi larutan sampel dan X dijelaskan di
pada uji, tidak menghambat atau memacu reaksi atau bawah mi:
dapat mengganggu pengujian dengan cara apapun. - Jika batas endotoksin dalam monografi dinyatakan
Validasi dilakukan dengan Uji penghambatan atau dalam konsentrasi (UE/mL), maka PMA dapat dihitung
pemacuan sebagaimana yang diuraikan pada 3 teknik dengan rumus:
yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam uji mi harus PMA = batas endotoksin (UE/mL) / X
dimasukkan kontrol negatif yang sesuai. Validasi harus - Jika batas endotoksin dalam monografi dinyatakan
diulang jika sumber Pereaksi LAL atau metode dalam UE/mg atau UEfUnit, maka PMA dapat dihitung
pembuatan atau formulasi bahan berubah. dengan rumus umum tersebut di atas, PMA = (batas
endotoksin x konsentrasi sampel)/ .
Penyiapan Larutan Uji PMA yang diperoleh adalah batas pengeceran yang
diperbolehkan untuk uji yang absah.
Siapkan larutan uji dengan melarutkan atau Konsentrasi sampel dengan satuan (mg/mL atau
mengencerkan obat, atau mengekstraksi alat kesehatan Unit/mL)
dengan Air Pereaksi LAL. Beberapa bahan atau sediaan
mungkin lebih baik dilarutkan, diencerkan atau
- 1408 -

PENETAPAN BATAS ENDOTOKSIN badan, dan M sama dengan dosis maksimum produk
pada manusia per kg berat badan dalam periode satu
Batas endotoksin obat parenteral, ditetapkan jam. Dalam masing-masing monografi, batas endotoksin
berdasarkan dosis, sama dengan K/M 4 . K adalah dosis obat parenteral dinyatakan dalam unit, misalnya UE/ml,
ambang pirogenik endotoksin pada manusia per kg berat UE/mg atau UE/unit aktivitas biologi.

3)Air steril untuk injeksi atau air lain yang tidak menunjukkan reaksi spesifik dengan pereaksi LAL yang akan digunakan, pada batas
sensitivitas pereaksi.
4) K adalah 5 UE per kg untuk semua cara pemberian selain dari intratekal (K adalah 0,2 UE per kg berat badan). Untuk sediaan
radiofarmaka yang tidak diberikan secara intratekal, batas endotoksin dihitung sebagai 175/V, V adalah dosis maksimum dalam ml
yang direkomendasikan. Untuk sediaan radiofarmaka yang diberikan secara intratekal. Batas endotoksin ditetapkan dengan rumus
14/V. Untuk formulasi (biasanya produk antikanker) diberikan berdasarkan pada m 2 luas permukaan tubuh, dengan rumus KIM, K= 5
UE per kg dan M adalah (dosis maksimumlm 2/jam x 1,80 m2)I 70 kg.

CARA JENDAL GEL Hitung nilai rata-rata dari logaritma konsentrasi titik
akhir, e, dan hitung antilogaritma dari nilai rata-rata
Cara jendal gel mendeteksi atau mengkuantitasi menggunakan rumus benikut:
endotoksin berdasarkan pembentukan jendal dan Rata-rata geometnik konsentrasi titik akhir = antilog
pereaksi LAL dengan adanya endotoksin. Konsentrasi (eit)
endotoksin yang dibutuhkan untuk menyebabkan lysate >2e adalah jumlah loganitma konsentrasi titik akhir dan
menjendal pada kondisi standar dinyatakan sebagai pengenceran seri yang digunakan; dan f adalah jumlah
kepekaan pereaksi LAL yang tertera pada etiket. Untuk replikasi. Rata-rata geometri konsentrasi titik akhir
menjamin presisi dan keabsahan pengujian, lakukan uji adalah hasil pengukuran kepekaan pereaksi LAL
konfirmasi kepekaan pereaksi LAL yang tercantum (UE/ml). Jika hasil pengukuran kepekaan tidak kurang
dalam etiket dan uji faktor pengganggu seperti tertera dari 0,5X dan tidak lebih dari 2X, maka kepekaan yang
dalam Uji Persiapanuntuk Cara Jendal Gel. tercantum di etiket sesuai dan dapat digunakan dalam
pelaksanaan pengujian dengan lys ate.
Uji Persiapan untuk Cara Jendal Gel
Uji Faktor Pengganggu untuk Cara Jendal Gel.
Uji Konfirmasi Kepekaan Pereaksi LAL Lakukan Siapkan larutan A, B, C, dan D seperti tertera pada Tabel
konfirmasi kepekaan pereaksi yang tertera pada etiket 1 dan lakukan uji penghambatan atau pemacuan pada
menggunakan tidak kurang dan 1 vial untuk setiap lot larutan sampel yang diencerkan kurang dani PMA, tidak
pereaksi LAL. Buat pengenceran seri kelipatan 2 dan mengandung endotoksin, dan ikuti prosedur dalam Uji
BPE dalam Air Pereaksi LAL hingga konsentrasi 2?; X; Konfirmasi Kepekaan Pereaksi LAL Rata-rata geometnik
0,5%; dan 0,25?. ? adalah kepekaan pereaksi LAL yang konsentrasi titik akhir dan larutan B dan C, ditetapkan
tertera pada etiket (UE/mL). Lakukan uji pada 4 dengan menggunakan persamaan uji di atas.
konsentrasi larutan baku, dalam 4 replikasi termasuk Uji mi hams diulang apabila terjadi perubahan
kontrol negatif. Uji konfirmasi kepekaan lysate kondisi yang dapat mempengaruhi hasil uji. Uji
dilakukan bila menggunakan pereaksi LAL bets baru dinyatakan absah apabila larutan A dan D membenikan
atau bila ada perubahan dalam kondisi uji yang dapat hasil negatif, dan basil larutan C sesuai dengan kepekaan
mempengaruhi hasil uji. yang tertera pada etiket.
Campur pereaksi LAL dengan larutan baku dan Jika kepekaan lysate yang diperoleh dalam larutan
masing-masing konsentrasi dalam tabung uji dengan uji pada larutan B tidak kunang dari 0,5k dan tidak lebih
volume yang sama (0,1 ml). Jika digunakan vial atau dan 2%, maka larutan uji tidak mengandung faktor
ampul uji tunggal berisi pereaksi LAL kering beku, pengganggu pada kondisi uji yang digunakan. Jika
tambabkan larutan langsung ke dalam vial atau ampul. sebaliknya, berarti terdapat faktor penggangu.
Inkubasi campuran reaksi dalam waktu yang tetap sesuai Jika sampel yang diuji tidak memberikan basil yang
dengan petunjuk produsen pereaksi LAL (biasanya sesuai pada pengenceran yang digunakan, ulangi uji
37°±1°, selama 60±2 menit), hindari getaran. Untuk menggunakan pengenceran yang lebih besan, tetapi tidak
menguji integnitas gel, ambil setiap tabung langsung dan boleh melebihi PMA. Bila digunakan lysate yang lebih
inicubator dan balikkan 180 1 secara perlahan-lahan. Jika peka, maka pengenceran sampel lebih besar, dan dalam
telah terbentuk gel yang kuat, yang tetap di tempatnya hal mi dapat mengurangi pengganggu.
walaupun telah dibalik, catat sebagai hasil positif. Jika Gangguan dapat diatasi dengan penanganan yang
gel tidak terbentuk atau gel yang terbentuk jatuh ketika sesuai misalnya penyaningan, netralisasi, dialisis, atau
dibalik, maka hasil dinyatakan negatif. Uji dinyatakan pemanasan. Untuk memastikan bahwa penanganan yang
absah, jika larutan baku konsentrasi terendah dipilih efektif menghilangkan gangguan tanpa
memberikan hasil negatifpada semua replikasi uji. menghilangkan endotoksin, lakukan pengujian di bawah
Titik akhir adalah konsentrasi terendah yang masih mi menggunakan sediaan uji dengan penambahan BPE
memberikan hasil positif dari satu pengenceran sen. sesuai dengan perlakuan yang dipilih.
-1409-

Uji Batas Jendal Gel kedua kontrol negatif larutan D adalah negatif. Sediaan
uji memenuhi syarat jika diperoleh hasil negatif pada
Uji mi dilakukan bila dalam monografi disebutkan kedua tabung reaksi yang berisi larutan A, dan tidak
batas endotoksin. memenuhi syarat jika diperoleh hasil positif pada dua
tabung.
Prosedur Siapkan larutan A, B, C dan D seperti Ulangi pengujian jika diperoleh hasil positif path
tertera pada Tabel 2 dan lakukan pengujian larutan mi satu tabung reaksi berisi larutan A dan hasil negatifpada
mengikuti prosedur Uji Konfirmasi Kepekaan Pereaksi tabung lainnya. Sediaan uji memenuhi syarat jika
LAL, yang dijelaskan dalam Uji Persiapan Cara Jendal Gel. diperoleh hasil negatif pada kedua tabung reaksi pada
pengujian ulang. Jika pengujian positif untuk sediaan uji
Interpretasi Uji absah jika kedua replikasi kontrol dengan pengenceran lebih kecil dari PMA, pengujian
positif larutan B dan C memberikan basil positif dan dapat diulang dengan pengenceran tidak melebihi PMA.

label 1 Penvianan Larutan untuk Uli Pen2hambatan/Pemacuan Cara Jendal Gel


Larutan Konsentrasi endotoksinlLarutan Pengencer Faktor pengencer Kadar endotoksin repiikasi
yang ditambah endotoksin awal
Aa 0 / larutan sampel - --- -- 4
Bb 2X/ larutan sampel larutan sampel 1 2? 4
2 1?. 4
4 0,5k 4
8 n ,) rk 4
Cc 2X/air untuk uji endotoksin Air Pereaksi LAL
bakteri 2 1?
4 0,5?.
8 0,25X
D 0/Air Pereaksi LAL
a Larutan A larutan sampel dari sediaan uji yang bebas endotoksin
b
Larutan B : Uji faktor pengganggu
Larutan C Kontrol kepekaan pereaksi LAL sesuai etiket
d
Larutan D : Kontrol negatif air pereaksi LAL

Tabel 2. Penyiapan Larutan untuk Pengujian Batas


Pembentukan Jendal Gel Penetapan Kadar Endotoksin Bakteri dengan
Cara Jendal Gel
Larutan* Kadar EndotoksiniLarutan yang Jumlah
ditambah endotoksm replikasi Penetapan kadar mi menghitung jumlah endotoksin
A 0/ larutan sampel yang diencerkan 2 bakteri dalam larutan sampel dengan cara titrasi hingga
•B 2./ larutan sampel yang diencerkan 2 titik akhir.
C 2?Jairpereaksi LAL 2
D 1 0 / air pereaksi LAL 2 Prosedur Siapkan larutan A,B,C dan D seperti
*Siapkan larutan A dan kontrol positif produk larutan B dengan tertera pada Tabel 3 dan uji larutan mi mengikuti
pengenceran tidak melebihi PMA dan lakukan seperti tertera pada uji
faktor pengganggu teknik pembentukan jendal gel, dalam Uji prosedur Uji Konfirmasi Kepekaan Pereaksi LAL, tertera
Persiapan untuk Cara Jendal Gel. Kontrol positif larutan B dan C dalam Uji Persiapan untuk Cara Jendal Gel.
mengandung endotoksm baku dengan konsentfasi dua kali kepekaan
pereaksi LAL yang tercantum pada etiket. Kontrol negatif, larutan D,
adalah Air Pereaksi LAL

label 3 Penyiapan Larutan untuk Penentuan Kadar Pembentukan Jendal Gel


Kadar endotoksinl Lanutan
Kadar endotoksin
Larutan dengan penambahan Pengencer Faktor pengencer Jumlah replikasi
awal
endotoksin
1 - 2
Aa 0 / larutan sampel air pereaksi LAL 2 - 2
4 - 2
8 - 2
B1 ' 2?J larutan sampel - 1 2. 2
1 2? 2
Cc 27,/áir pereaksi LAL air pereaksi LAL 2 IX 2
4 0,5X 2
8 0,25? 2
D 0 / air pereaksi LAL I - - - 2
- 1410-

A : larutan sampel pada pengenceran tidak lebih dari PMA yang pengujian terhadap faktor pengganggu pembentukan jendal
gel telah dilakukan. Pengenceran sampel berikutnya tidak lebih dari PMA. Gunakan air pereaksi LAL untuk membuat sen
pengenceran dalam empat tabung berisi larutan sampel yang diuji dengan kadar 1, Y2, '4, dan 1/8, relatif terhadap pengenceran yang
pengujian terhadap faktor pengganggu telah dilakukan. Pengenceran lainnya dapat digunakan bila sesuai.
b Larutan B Larutan A mengandung endotoksin baku pada kadar 2?. (kontrol positif produk)

Larutan C Dua seri dari 4 tabung air pereaksi LAL mengandung endotoksin baku dengan kadar berturut-turut 2?., ?., 0,5?. dan 0,25?..
d
Larutan D Air pereaksi LAL (kontrol negatif).

Perhitungan dan Interpretasi Uji absah jika kondisi mencapai nilai serapan yang telah ditentukan atau
berikut dipenuhi: (1) Kedua replikasi dari kontrol negatif kecepatan pembentukan wama.
larutan D adalah negatif; (2)Kedua replikasi dari kontrol Seluruh pengujian fotometrik dilakukan pada suhu
positif larutan B adalah positif; (3) Rata-rata geometrik inkubasi yang direkomendasikan oleh produsen Pereaksi
kadar titik akhir larutan C berada dalam rentang 0,5?. - 2?.. LAL, umumnya 37°±1°.
Untuk menentukan kadar endotoksin dalam larutan
A, hitung kadar titik akhir setiap seri replikasi dan UP Persiapan Cara Fotometrik
pengenceran dengan mengalikan tiap faktor pengenceran
titik akhir dengan X. Kadar endotoksin dalam sampel Untuk menjaniin presisi atau keabsahan dan cara
adalah rata-rata geometrik kadar titik akhir replikasi turbidimetri dan kromogenik dilakukan uji persiapan untuk
(lihat rumus yang diberikan dalam Uji KonjIrmasi memvenifikasi knitenia kurva baku yang absah dan lanitan
Kepekaan Pereaksi LAL, yang dijelaskan dalam Uji sampel tidak menghambat atau memacu reaksi. Revalidasi
Persiapan untuk Cara Jendal Gel). Jika pengujian metode pengujian diperlukan bila terjadi perubahan kondisi
dilakukan dengan mengencerkan larutan sampel, hitung yang dapat berpengaruh terhadap basil uji.
kadar endotoksin dalam sampel awal dengan Verifikasi Kriteria Kurva Baku Dengan
mengalikannya dengan faktor pengenceran. Jika tidak menggunakan larutan endotoksin baku, siapkan minimal
ada pengenceran sampel yang positif dalam pengujian 3 kadar endotoksin untuk membuat kurva baku. Lakukan
absah, laporkan kadar endotoksin kurang dan ?. (jika pengujian menggunakan minimal 3 replikasi untuk
enceran sampel yang diuji kurang dari 2. dikalikan faktor masing-masing kadar endotoksin baku, sesuai instruksi
pengenceran terkecil dari sampel). Jika semua produsen pereaksi LAL (perbandingan volume, waktu
pengenceran positif, kadar endotoksin dilaporkan sama inkubasi, suhu, pH, dan lain-lain). Jika rentang yang
atau lebih besar dari faktor pengenceran terbesar diinginkan dalam metode kinetik lebih besar dari 2 log,
dikalikan?.. (Misalnya: Faktor pengenceran awal 8 kali maka harus dimasukkan larutan baku tambahan, agar
2. pada Tabel 3). setiap kenaikan log tetap berada dalam rentang kurva
Bahan memenuhi syarat jika kadar endotoksin I I
baku. Nilai absolut dari koefisien korelasi, r ' harus
kurang dari nilai yang dinyatakan dalam masing-masing lebih besan atau sama dengan 0,980 untuk nentang kadar
monografi. endotoksin sebagaimana ditetapkan oleh produsen
peneaksi LAL.
CARA FOTOMETRIK Uji Faktor Pengganggu untuk Cara Fotometrik
Pilih satu kadar endotoksin pada atau di sekitar
Metode turbidimetri mengukur peningkatan pentengahan kunva baku endotoksin. Siapkan larutan A,
kekeruhan. Berdasarkan prinsip pengujian yang B, C dan D seperti tertera pada Tabel 4. Lakukan uji
digunakan, teknik mi dikiasifikasikan menjadi terhadap larutan A, B, C dan D minimal duplo sesuai
turbidimetni titik akhir dan turbidimetri kinetik. Cara instruksi untuk Peneaksi LAL yang digunakan (volume
turbidimetri titik akhir didasarkan pada hubungan sampel dan peneaksi LAL, perbandingan volume sampel
kuantitatif antara kadar endotoksin dan kekeruhan dengan peneaksi LAL, waktu inkubasi, dan lain-lain).
(serapan atau transmisi) dari campuran reaksi pada akhir Rata-rata penolehan kembali endotoksin yang
masa inkubasi. Cara turbidimetri kinetik dapat dilakukan ditambahkan adalah kadan endotoksin total dalam larutan
dengan dua cara: mengukun waktu yang dibutubkan dikurangi kadar endotoksin dalam larutan semula (jika
untuk mencapai nilai serapan yang telah ditetapkan atau ada). Agar dapat dinyatakan bebas dari faktor
kecepatan pembentukan kekeruhan. pengganggu pada kondisi pengujian, hasil pengukuran
Metode kromogenik mengukur kromofor yang kadan endotoksin yang ditambahkan pada sampel harus
dilepaskan dari peptida kromogenik yang sesuai, yang berada diantana 50-200% dari kadar endotoksin yang
dihasilkan dari reaksi antara endotoksin dengan pereaksi ditambahkan.
LAL. Berdasarkan prinsip pengujian yang digunakan, Bila penolehan kembali endotoksin benada di luar
teknik mi dikiasifikasikan sebagai teknik kromogenik rentang yang ditetapkan maka faktor pangganggu harus
titik akhir atau kromogenik kinetik Cara kromogenik dihilangkan dengan melakukan Uji Faktor Pengganggu
titik akhir didasarkan pada hubungan kuantitatif antara untuk Cara Jendal Gel sebagaimana yang dijelaskan
kadar endotoksin dan pelepasan kromofor pada akhir dalam Uji Persiapan Cara Jendal Gel. Ulangi Uji Faktor
masa inkubasi. Cara knomogenik kinetik dapat dilakukan Pengganggu untuk Cara Jendal Gel untuk memvalidasi
dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk penlakuan.
- 1411 -

Prosedur Cara Fotometrik 24 jam, tambahkan 1 bagian volume serum golongan 0


segar bebas lisin ke dalam tiap tabung sebagai sumber
Lakukan prosedur seperti tertera pada Uji Faktor komplemen. Cainpur isi tiap tabung, inkubasi pada suhu
Pengganggu untuk Cara Fotometrik dalam Uji Persiapan 370 selama 1 jam dan amati hemolisis dalam beningan.
Cara Fotometrik. Terhadap serum yang memberikan reaksi positifdalam uji
tersebut lakukan pengujian lebih lanjut sebagai berikut:
Perhitungan Untuk Cara Fotometrik Encerkan I bagian volume serum dengan 3 bagian
volume larutan natrium kiorida P 0,9% dan campur 1
Hitung kadar endotoksin dari tiap-tiap replikasi bagian volume serum encer dengan I bagian volume
larutan uji A, menggunakan kurva baku yang dibuat serum golongan 0 segar bebas lisin dan 1 bagian volume
dengan kontrol positif larutan C. Uji dinyatakan absah suspensi set A1 atau set B 10% dalam larutan natrium
jika kondisi berikut dipenuhi: (1) Hasil kontrol positif kiorida P 0,9% (yang mengalami lisis pada uji
larutan C memenuhi persyaratan validasi yang ditetapkan sebelumnya). Pada waktu yang bersamaan, dalam 2
pada Ver4fIkasi Kriteria Kurva Baku dalam Uji Persiapan tabung lain, campur 1 bagian volume larutan natrium
Cara Fotometrik; (2) Perolehan kembali endotoksin, kiorida P 0,9% dengan 1 bagian volume serum golongan
dihitung dari konsentrasi endotoksin larutan B setelah 0 secara segar bebas lisin. Ke dalam salah satu tabung mi
dikurangi konsentrasi endotoksin larutan A, berada pada tambahkan 1 bagian volume suspensi set A 1 , 10% dalam
rentang 50% - 200%; dan (3) Hasil kontrol negatiflarutan larutan natrium klorida P 0,9% dan ke dalam tabung
D tidak melebihi batas nilai blangko yang dipersyaratkan lainnya I bagian volume suspensi set B 10% dalam
dalam uraian pereaksi LAL yang digunakan. larutan natrium kiorida P 0,9%. Inkubasi semua tabung
pada suhu 370 selama 1 jam, campur isi masing-masing
Penafsiran Hasil Cara Fotometrik tabung dan amati hemolisis dalam beningan. Tidak
Pada pennetapan kadar secara fotometrik, sediaan uji terbentuk hemolisis dalam tiap tabung.
memenuhi syarat jika rata-rata kadar endotoksin dan
replikasi larutan A, setelah koreksi pengenceran dan
kadar, lebih kecil dari batas endotoksin produk. UJI HISTAMIN <221>

Bunuh marmut dengan bobot tubuh 250 g hingga 350 g


Tabel 4. Penyiapan Larutan untuk Uji yang telah dipuasakan selama 24 jam. Potong usus halus
Pen2hambatan/Pemacuan Cara Fotometrik bagian distal sepanjang 2 cm dan kosong-kan dengan
Larutan Kadar endotoksin Larutan yang Jumlah
ditanibah replika membilas hati-hati dengan Larutan B menggunakan alat
____ endotoksin suntik. Ikat dengan benang halus kedua ujungnya dan
0 Larutan Tidak kurang buat potongan melintang kecil pada bagian tengah
_______ sampel dan 2 potongan usus halus. Letakkan dalam bejana organ
B" kadar tengah Larutan Tidak kurang dengan kapasitas 10 ml hingga 20 ml berisi Larutan B,
_____ pada kurva baku sampel dan 2 yang dipertahankan pada suhu tetap (34 ° - 36) dan larutan
Cc Minimal 3 kadar Air Pereaksi Masing- dialiri udara atau campuran oksigen P - karbon dioksida
(kadar terendah LAL masing tidak P(95:5). Ikatkan salah satu benang dekat pada dasar
sama dengan X) kurang dari 2 bejana organ. Ikatkan benang yang lain pada miograf
D" 0 Air Pereaksi Tidak kurang isotonik dan rekam kontraksi organ pada kimograf atau
LAL I dari2
alat lain yang sesuai yang dapat memberikan rekaman
Larutan A : Larutan sampel, dapat diencerkan tidak lebih permanen. Jika digunakan pengungkit, panjangnya harus
dari PMA
b sedemikian rupa sehingga gerakan organ diperkuat lebih
Larutan B : Sediaan uji dengan pengenceran yang sama
dengan Larutan A mengandung endotoksin yang ditambahkan kurang 20 kali. Tegangan usus halus sebaiknya 9,8 mN
sehingga kadar yang sama dengan/mendekati kadar tengah dan disesuaikan dengan kepekaan organ. Bilas bejana
kurva baku. organ dengan Larutan B. Biarkan selama 10 menit. Bilas
Larutan C : Larutan baku Endotoksin baku dengan kadar dua atau tiga kali lagi dengan Larutan B. Tambahkan 0,2
sebagaimana yang digunakan dalam validasi metode seperti ml hingga 0,5 ml larutan histamin dihidrokiorida P yang
tertera pada Ver?flkasi Kriteria Kurva Baku dalam Liii diukur tepat, yang menimbulkan respons submaksimal
Persiapan untuk Cara Fotometrik(seri kontrol positif). yang reprodusibel. Dosis mi dinyatakan sebagai "dosis
d
Larutan D Air Pereaksi LAL (kontrol negatif). tinggi". Bilas bejana organ (sebaiknya dengan air yang
berlebih tanpa mengosongkan bejana), tiga kali dengan
UJI HEMOLISIN <211> Larutan B sebelum setiap penambahan histamin.
Penambahan berunutan dibuat dengan interval waktu yang
Tambahkan 1 bagian volume serum donor segar ke teratun sedemikian, sehingga terjadi relaksasi sempurna di
dalam 1 bagian volume suspensi set A 1 10% dalam antara dua penambahan (lebih kurang 2 menit).
larutan natrium kiorida P 0,9% dan tambalikan 1 bagian Tambahkan volume yang sama larutan histamin
volume kedalam 1 bagian volume suspensi set B yang dihidrokiorida P dengan kadar lebih rendah yang
serupa; pengujian serupa dilakukan menggunakan set 0 menimbulkan respons yang reprodusibel lebih kurang
sebagai kontrol negatif. Jika umun serum lebih dan setengah dari respons dosis tinggi. Dosis mi dinyatakan
-1412-

sebagai "dosis rendah". Lanjutkan penambahan secara antibiotik atau sediaan biologi petunjuk tambahan
teratur larutan histamin "dosis tinggi" dan "dosis rendah" diberikan dalam ketentuan lain.
dengan cara tersebut di atas, bergantian dengan enceran
larutan uji dengan volume yang sama, sesuaikan kadar ALAT DAN PENGENCER
enceran larutan uji sedemikian sehingga menimbulkan
kontraksi usus halus, jika ada lebih kecil dari respons Alat suntik, jarum dan alat gelas dibebaskan dari pirogen
yang disebabkan oleh histamin dosis tinggi. Tetapkan dengan pemanasan pada 250° selama tidak kurang dari 30
apakah terjadi kontraksi, jika ada, reprodusibel dan menit atau dengan metode lain yang sesuai. Perlakukan
apakah respons kontraksi terhadap histamin "dosis tinggi" semua pengencer dan larutan untuk mencuci dan
dan "dosis rendah" yang diberikan berikutnya tidak membilas peralatan atau alat suntik parenteral sedemikian
berubah. Hitung aktivitas zat uji dan nyatakan rupa yang dapat menjamin alat tersebut steril dan bebas
ekuivalensinya dalam mikrogram histamin basa dan pirogen. Lakukan uji pirogen pada pengencer dan larutan
pengenceran yang ditetapkan di atas. Jumlah yang untuk pencuci atau pembilas alat secara berkala. Bila
diperoleh tidak melebihi jumlah yang tertera pada digunakan Injeksi Natrium Klorida sebagai pengencer,
monografi. gunakan larutan yang mengandung natrium klorida 0,9%.
Jika zat uji tidak menimbulkan kontraksi, buat larutan
segar dengan penaxnbahan histamin sesuai dengan jumlab REKAMAN SUHU
maksimum yang dapat ditoleransi dalam monografi dan
catat apakah kontraksi yang dihasilkan oleh sediaan Gunakan alat pendeteksi suhu yang teliti seperti
dengan penambahan histamin sesuai dengan jumlah thermometer klinik atau alat termistor atau alat sejenis
histamin yang ditambahkan. Jika tidak, atau jika yang telah dikalibrasi untuk menjamin ketelitian ± 0,1 0
kontraksi yang disebabkan zat uji tidak reprodusibel, atau dan telah diuji untuk penetapan bahwa pembacaan
jika respons berikutnya terhadap histamin "dosis tinggi" maksimum dapat dicapai kurang dari 5 menit. Masukkan
dan "dosis rendah" berkurang, hasil uji dinyatakan tidak alat pendeteksi suhu ke dalam rektum kelinci uji dengan
absah dan laku-kan Uji Daya Hipotensf<l9 1 >. kedalaman tidak kurang dari 7,5 cm dan setelah periode
waktu tidak kurang dari yang ditetapkan sebelumnya,
Larutan A catat suhu tubuh kelinci.
Natrium kiorida P 160 g
Kalium kiorida P 4,0 g HEWAN UJI
Kalsium kiorida anhidrat P 2,0 g
Magnesium kiorida anhidrat 1,0 g Gunakan kelinci dewasa yang sehat. Tempatkan kelinci
Natriumfosfat dibasa P 50 mg satu ekor dalam satu kandang dalam ruangan dengan suhu
Air untuk injeksi P hingga 1000 ml yang seragam antara 20° - 23° dan bebas dari gangguan
yang menimbuilcan kegelisahan. Perbedaan suhu tidak
lebih dad ±3° dari suhu yang ditetapkan. Kelinci yang
Larutan B belum pemah digunakan untuk uji pirogen, adaptasikan
LarutanA 50 ml kelinci tidak lebih dad tujuh had dengan uji pendahuluan
Atropin sulfat P 0,5 ml yang meliputi semua tahap yang tertera pada Prosedur,
Natrium bikarbonat P 1,0 g kecuali penyuntikan. Kelinci tidak boleh digunakan untuk
D-Glukosa P 0,5 g uji pirogen lebih dad sekali dalam waktu 48 jam, atau
Air untuk injeksi P 950 ml sebelum 2 minggu untuk uji pirogen yang menunjukkan
kenaikan suhu 0,6° atau lebih, atau telah digunakan untuk
Larutan B hams dibuat segar dan digunakan dalam waktu uji sediaan yang dinyatakan pirogenik.
24 jam.
PROSEDUR

UJI PIROGEN <231> Lakukan uji dalam ruang terpisah yang dirancang untuk
pengujian pirogen dan pada kondisi lingkungan yang
UP pirogen dimaksudkan untuk membatasi risiko reaksi sama dengan ruang pemeliharaan hewan dan bebas dan
demam pada tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada gangguan yang menimbulkan kegelisahan. Kelinci tidak
pemberian sediaan injeksi. Pengujian meliputi diberi makan selama pengujian. Boleh diberi minum
pengukunan kenaikan suhu kelinci setelah penyuntikan setiap saat, tetapi terbatas. Jika termistor pengukur suhu
sediaan uji secara intravena dan ditujukan untuk sediaan rektum digunakan untuk pengujian, kelinci diletakkan
yang dapat ditoleransi oleh kelinci percobaan pada dosis dalam penyekap yang dapat menahan kelinci dengan
tidak lebih dari 10 ml per kg yang disuntikkan secara leher yang longgar sehingga dapat duduk dengan bebas.
intravena dalam periode tidak lebih dad 10 menit. Untuk Tetapkan suhu kontrol dad tiap kelinci tidak lebih dari 30
sediaan yang memerlukan penyiapan pendahuluan atau menit sebelum penyuntikan larutan uji. Suhu tersebut
cara pemberian khusus, ikuti petunjuk tambahan yang digunakan sebagai awal untuk penetapan setiap kenaikan
diberikan pada masing-masing monografi atau, dalam hal suhu yang dihasilkan dad penyuntikan larutan uji. Dalam
setiap kelompok kelinci uji, gunakan kelinci yang
- 1413 -

mempunyai perbedaan suhu kontrol antara satu dengan bahwa produk yang dibuat dari suatu bahan khusus tepat
lainnya tidak lebihdari 1 0, dan suhu kontrol setiap kelinci untuk tujuan penggunaannya.
tidak boleh lebih dari 39,8°. Kecuali dinyatakan lain pada
masing-masing monografi, suntikkan 10 ml larutan uji Baku pembanding Bioreaksi NegatfBPFI; Bioreaksi
per kg berat badan kedalam vena telinga setiap tiga PositjfPadat BPFI; EIctrak Bioreaksi Posit jIBPFI,
kelinci, lakukan penyuntikan dalam waktu 10 menit. Penyiapan Biakan Se! Buat biakan ganda sel fibroblas
Larutan uji berupa sediaan yang perlu dikonstitusi sesuai mamalia L-929 (ATCC cell line CCL1, NCTC klon 929)
etiket, atau bahan uji yang diperlakukan seperti tertera dalam media esensial minimum yang ditambah serum dan
pada masing-masing monografi dan disuntikkan sesuai tnempunyai kerapatan benih lebih kurang 10 5 sel per ml.
dosis tersebut. Untuk uji pirogen dari alat atau perangkat Inkubasi biakan pada suhu 37°±l° selama tidak kurang
injeksi, gunakan cucian atau bilasan permukaan yang dari 24 jam dalam atmosfer karbon dioksida 5 1/6±1%,
kontak dengan bahan yang diberikan secara parenteral, sampai diperoleh lapisan tunggal sel dan kompak lebib
tempat penyuntikan atau janingan tubuh pasien. Semua dan 80%. Periksa di bawah mikroskop untuk memastikan
larutan uji hanis terjamin bebas kontaminasi. Lakukan biakan merupakan lapisan tunggal seragam dan hampir
penyuntikan setelah larutan uji dihangatkan pada suhu kompak. [Catatan Reprodusibilitas Uji Reaktivitas
370±20 . Rekam suhu berturut-turut antara jam ke-1 dan secara Biologi in-vitro tergantungpada kerapatan biakan
ke-3 setelah penyuntikan dengan selang waktu 30 menit. sel yang seragam.]

INTERPRETASI HASIL DAN LANJUTAN Pelarut ekstraksi Injeksi natrium klorida seperti
tertera pada Injeksi Natrium Kiorida mengandung
Setiap penurunan suhu dianggap nol. Sediaan memenuhi natrium klorida 0,9%. Sebagai pengganti, dapat
syarat apabila tidak ada satupun kelinci yang digunakan media biakan sel mamalia bebas serum atau
menunjukkan kenaikan suhu 0,5° atau lebih. Bila ada media biakan sel mamalia yang ditambahkan serum.
kelinci yang menunjukkan kenaikan suhu 0,5° atau lebih, Penambahan serum digunakan bila ekstraksi dilakukan
lanjutkan uji menggunakan lima ekor kelinci lain. pada suhu 370 selama 24 jam.
Sediaan memenuhi syarat bebas pirogen bila, tidak lebih
dari 3 dari 8 ekor masing-masing menunjukkan kenaikan Alat
suhu 0,5° atau lebih dan jumlah kenaikan suhu Otokiaf Gunakan otokiaf yang dapat mempertahankan
maksimum 8 kelinci tidak melebihi 3,30• suhu 1210±20, dilengkapi dengan termometer, pengukur
tekanan, lubang ventilasi, rak yang cukup untuk
menampung wadah uji di atas permukaan air dan sistem
UJI REAKTIVITAS BIOLOGI SECARA pendingin air yang akan mendinginkan wadah uji sampai
IN-VITRO <241> suhu lebih kurang 20°, tetapi tidak di bawah suhu 20°,
segera setelah sikius pemanasan.
Uji berikut dirancang untuk menentukan reaktivitas Oven Gunakan oven, sebaiknya model konveksi
biologik biakan sel mamalia setelah kontak dengan mekanik yang akan mempertahankan rentang suhu kerja
plastik elastomer dan bahan polimer lain yang kontak 50° - 70° dalam kisaran lebih kurang 2°.
dengan penderita secara langsung atau tidak langsung, Inkubator Gunakan inkubator yang dapat
atau dengan ekstrak khusus yang dibuat dari bahan uji. mempertahankan suhu 37°±l° dan atmosfer karbon
Hal yang penting adalah menyediakan luas permukaan dioksida dalam udara 5%±l%. [Catatan Bi!a digunakan
spesifik untuk ekstraksi. Jika luas permukaan spesimen tabung biakan bertutup, atmosfer karbon dioksida dalam
tidak dapat ditentukan, gunakan 0,1 g elastomer atau inkubator tidak diper!ukan.]
0,2 g plastik atau bahan lain untuk setiap ml cairan Wadah untuk ekstraksi Gunakan hanya wadah seperti
ekstraksi. Juga penting berhati-hati dalam penyediaan ampul atau tabung biakan bertutup ulir, atau yang setana,
bahan-bahan tersebut untuk menghindari kontaminasi yang dibuat dari kaca Tipe I. Bila digunakan tabung
mikroba dan zat asing lain. biakan, atau yang setara, bertutup ulir berlapis
Tiga uji diuraikan di bawah mi: Uji Dfusi Agar, Uji elastometer yang sesuai, seluruh permukaan lapisan
Kontak Langsung, dan Uji Evaluasi. Keputusan jenis uji elastometer yang terpapar dilindungi dengan cakram
atau jumlah uji yang dilakukan untuk menilai respons padat inert setebal 0,05 mm hingga 0,075 mm. Cakram
biologik potensial sampel atau ekstrak khusus tergantung yang sesuai dapat dibuat dari politetrafluoroetilen
dari bahan, produk akhir dan tujuan penggunaan. Faktor (politef).
lain yang mungkin juga mempengaruhi kesesuaian Penyiapan alat Bersihkan semua alat gelas dengan
sampel untuk suatu penggunaan khusus adalah komposisi campuran pembersih asam kromat, bila perlu dengan
polimer; prosedur pembuatan dan pembersihan; media asam nitrat panas, kemudian dibilas dengan air untuk
kontak; tinta; perekat; absorbsi, adsorpsi dan injeksi P. Sterilkan wadah dan alat yang digunakan untuk
permeabilitas pengawet; dan kondisi penyimpanan. ekstraksi, pemindahan, atau pemberian bahan uji dan
Evaluasi terhadap faktor tersebut hams dilakukan dengan keringkan dengan cara yang sesuai. Bila etilen oksida
berbagai uji khusus tambahan sebelum menentukan digunakan untuk sterilisasi, biarkan tidak kunang dari 48
jam untuk pengawaudaraan yang sempuma.
-1414-

Prosedur Uji Kontak Langsung


Penyiapan sampel untuk ekstrak Lakukan prosedur
seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara Biologi, in-vivo Uji mi dirancang untuk bahan dalam berbagai bentuk.
<251>. Prosedur memungkinkan ekstraksi bersaman clan
Penyiapan ekstrak Lakukan penyiapan ekstrak seperti pengujian bahan kimia yang dapat lepas dari spesimen
tertera pada Penyiapan ekstrak dalam Uji Reaktivitas dengan media yang ditambah serum. Prosedur mi tidak
secara Biologi in-vivo <251>, menggunakan larutan sesuai untuk bahan dengan kerapatan sangat rendah atau
Injeksi Natrium Kiorida (natrium klorida 0,9%) atau sangat tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan
media biakan sel mamalia bebas serum sebagai Pelarut mekanis pada sel.
ekstraksi. [Catatan Bila ekstraksi dilakukan pada suhu Sampel Gunakan bagian dari spesimen uji yang
370 selama 24 jam, dalam inkubator, gunakan media mempunyai permukaan datar dengan luas permukaan
biakan sel yang dirambah serum. Kondisi ekstraksi tidak tidak kurang dari 100 mm 2 .

boleh menyebabkan perubahan fisik seperti fusi atau Prosedur Dengan menggunakan 2 ml suspensi sel yang
pelelehan potongan bahan kecuali sedikil perlengketan.] dibuat seperti tertera pada Penyiapan biakan sel, buat
lapisan tunggal biakan sel pada lempeng berdiameter
Uji Difusi Agar 35 mm. Setelah inkubasi, buang media biakan dengan
pipet, dan ganti dengan 0,8 ml media biakan segar.
Uji mi dirancang untuk tutup elastomer dalam berbagai Tempatkan Sampel tunggal, Biorekasi Negatf BPFI
bentuk. Lapisan agar berlaku sebagai bantalan untuk (sebagai Kontrol negat/), dan Ekstrak Bioreakni Positf
melindungi sel dan kerusakan mekanis dan sebagai BPFI atau Bioreaksi PositfPadat BPFI (sebagai Kontrol
sarana difusi bagi bahan kimia yang dapat terlepas dan posit/) pada masing-masing biakan. rangkap dua.
spesimen polimer. Ekstrak bahan uji diletakkan di atas Inkubasi semua biakan pada suhu 37°±1° selama tidak
selembar kertas saring. kurang 24 jam, sebaiknya dalam inkubator lembab yang
Sampel Gunakan ekstrak yang telah dibuat seperti yag mengandung karbon dioksida 5%±1%. Amati setiap
telah disebut atau gunakan bagian dari spesimen uji yang biakan pada tiap Sampel, Kontrol negatf dan Kontrol
mempunyai permukaan datar dengan luas permukaan positf secara visual atau dengan mikroskop bila perlu
tidak kurang dari 100 mm2 .
dengan menggunakan pewarna sitokimia.
Prosedur Menggunakan 7 ml suspensi sel yang dibuat Interpretasi hasil Lakukan sesuai tertera pada
seperti tertera pada Penyiapan biakan sel, buat lapisan Interpretasi hasil pada Uji Dfusi Agar. Sampel
tunggal biakan sel pada lempeng berdiameter 60 mm. memenuhi persyaratan uji bila tidak satupun biakan set
Setelah inkubasi, buang media biakan dari lapisan tunggal yang terpapan terhadap Sampel menunjukkan reaktivitas
dengan pipet, dan sebagai ganti dengan media biakan lebih besar dari reaktivitas ringan (Tingkat 2). Ulangi uji
yang ditambah serum dan mengandung agar P tidak lebih mi bila tidak ada kesesuaian sistem.
dan 2%. [Catatan Mutu agar harus cukup baik untuk
menunjang pertumbuhan sel. Lapisan agar harus cukup Tabel 1 Tingkatan Reaktivitas untuk Uji Difusi Agar
tipis sehingga bahan kimia yang terlepas dapat dan Uji Kontak Langsung
berdfusi.] Tempelkan permukaan datar Sampel,
Biorekasi Negatf BPFI (sebagai Kontrol negat/), dan Tingkat Reaktivitas Pemenian Daerah Reaktivitas
Ekstrak Bioreaksi Positf BPFI atau Bioreaksi Positf 0 Tidak ada Tidak ditemukan daerah
Padat BPFJ (sebagai Kontrol posi4/) dalam biakan reaktivitas sekitar dan di
rangkap dua pada permukaan agar yang telah memadat. bawah spesimen
Gunakan tidak lebih dari 3 spesimen per lempeng. 1 Sedikit Beberapa set dengan
Inkubasi semua biakan pada suhu 37°±1° selama tidak • malformasi dan degenerasi di
kurang 24 jam, sebaiknya dalam inkubator lembab yang bawah spesimen
mengandung karbon dioksida 5%±1%. Amati masing- 2 Ringan Daerah reaktivitas terbatas
masing biakan pada tiap Sampel, Kontrol negatf dan pada daerah di bawah
Kontrol posiqjç di bawah mikroskop, bila perlu dengan spesimen
menggunakan pewarna sitokimia. 3 Sedang Daerah reaktivitas meluas
Interpretasi hasil Reaktivitas biologik (degenerasi dan 0,5- 1,0 cm di luan spesimen
malformasi sel) digambarkan dan diberi skala 0 - 4 4 Berat Daerah reaktivitas meluas
(seperti tertera pada Tabel 1). Ukur respons yang tebih dari 1,0 cm di luar
diperoleh dari Kontrol negatfdan Kontrolpositf Sistem spesimen tetapi tidak sampai
uji mi sesuai bila respons yang diamati sesuai dengan seluruh cawan.
derajat reaktivitas biologik yang tertera pada penandaan
baku pembanding. Ukur respons yang diperoleh dan Uji Eluasi
Sampel. Sampel memenuhi persyaratan uji bila tidak
satupun biakan sel yang terpapar terhadap Sampel Uji mi dirancang untuk mengevaluasi ekstrak bahan
menunjukkan reaktivitas lebih besar dari neaktivitas polimer. Prosedur memungkinkan ekstnaksi spesimen
ningan (Tingkat 2). Ulangi uji mi bi1a tidak ada pada suhu fisiologik atau nonfisologik untuk berbagai
kesesuaian sistem.
- 1415-

interval waktu. Uji mi sesuai untuk bahan dengan 4 Berat Kerusakan lapisan sel hampir
kerapatan tinggi dan untuk evaluasi dosis-respons. menyeluruh.
Sampel Lakukan seperti tertera pada Penyiapan
ekstrak, menggunakan Injeksi Natrium Kiorida (natrium
kiorida 0,9%) atau media biakan sel mamalia bebas UJI REAKTIVITAS BIOLOGI SECARA IN-
serum sebagai Pelarut ekstraksi. Bila Sampel tidak dapat VIVO <251>
dengan mudah diukur, dapat digunakan tidak kurang dan
0,1 g bahan elastomer atau 0,2 g plastik atau bahan
Uji berikut dirancang untuk menentukan respons
polimer per ml media ekstraksi. Sebagai cara lain,
biologik hewan terhadap elastomer, plastik dan bahan
gunakan media biakan sel mamalia yang ditambah serum
polimer lain yang kontak dengan penderita secara
sebagai media ekstraksi untuk lebih mendekati kondisi
langsung atau tidak langsung, atau dengan penyuntikan
fisiologis. Buat ekstrak dengan memanaskan selama 24
jam dalam inkubator yang sebaiknya mengandung kanbon ekstrak khusus yang dibuat dari bahan uji. Hal yang
penting yaitu menyediakan daerah permukaan spesifik
dioksida 5%±1%. Pertahankan suhu ekstraksi pada
untuk ekstraksi. Jika daenah permukaan spesimen tidak
370±1°, karena suhu yang lebih tinggi dapat dapat ditentukan, gunakan 100 mg elastomer atau 200 mg
menyebabkan denaturasi protein serum.
plastik atau bahan lain untuk setiap ml cairan ekstraksi.
Prosedur Dengan menggunakan 2 ml suspensi sel yang
Juga penting berhati-hati dalam penyediaan bahan-bahan
dibuat seperti tertera pada Penyiapan biakan sel, buat
yang akan disuntikkan atau dimasukkan guna menghindani
lapisan tunggal biakan sel pada lempeng berdiameter 35
kontaminasi mikroba dan zat asing lain.
mm. Setelah inkubasi, buang media biakan dari lapisan
Tiga uji diuraikan di bawah ini. Uji Injeksi Sistemik
tunggal dengan pipet, dan ganti dengan ekstrak Sampel,
dan Uji Intrakutan digunakan untuk bahan elastomer,
Biorekasi Negatf BPFI (sebagai Kontrol negat/) dan
terutama untuk tutup elastomer dengan Uji Reaktivitas
Ekstrak Bioreaksi Positf BPFI. Ekstrak yang dibuat
secara Biologi in-vitro <241> yang sesuai telah
dengan media biakan sel yang beabs serum maupun yang
menunjukkan neaktivitas biologi yang bermakna. Kedua
ditambah serum diuji rangkap dua tanpa pengenceran
uji mi digunakan untuk plastik dan polimer lain di
(100%). Ekstrak larutan injeksi natrium kiorida
samping uji ketiga, Uji Implantasi, yaitu untuk menguji
diencerkan dengan media biakan sel yang ditambah
kesesuaian bahan yang dimaksudkan untuk penggunaan
serum dan diuji rangkap dua pada kadar ekstrak 25%.
dalam pembuatan wadah dan kelengkapannya, pada
Inkubasi semua biakan pada suhu 37°±1° selama 48 jam, penggunaan dalam sediaan parenteral, alat kesehatan,
dalam inkubaton yang sebaiknya mengandung karbon
implan, dan sistem lain. Ketiga uji mi digunakan untuk
dioksida 5%±I %. Periksa setiap biakan pada 48 jam di bahan atau alat kesehatan, jika dipenlukan untuk
bawah mikroskop jika perlu menggunakan pewarna klasifikasi plastik dan polimer lain berdasarkan pada Uji
sitokimia. Reaktivitas Biologi in-vivo.
Interpretasi hasil Lakukan sesuai yang tertena pada Dalam bab mi benlaku definisi benikut: Sampel adalah
Interpretasi hasil pada Uji Dfusi Agar tetapi gunakan spesimen yang diuji atau ekstrak yang dibuat dan
tabel 2. Ulangi uji mi bila tidak ada kesesuaian sistem. spesimen tersebut. Blangko terdiri dari media ekstnaksi
Sampel memenuhi persyaratan uji bila biakan yang yang sama dalam jumlah yang sama dengan yang
diperlakukan dengan Sampel menunjukkan reaktivitas digunakan untuk mengekstraksi spesimen yang diuji,
tidak lebih besar dari reaktivitas ningan (Tingkat 2). Bila yang diperlakukan dengan cana yang sama seperti media
biakan yang diperlakukan dengan Sampel menunjukkan ekstraksi yang mengandung spesimen uji. Kontrol Negatf
reaktivitas yang lebih besar secara bermakna adalah spesimen yang tidak membenikan taksi paLla kondisi
dibandingkan biakan yang diberi Kontrol negat/ ulangi uji.
uji dengan berbagai pengenceran ekslrak secara kuantitatif.
Klasifikasi Plastik Plastik diklasifikasikan menjadi
Tabel 2 Tinkatan Reaktivitas untuk Uii Elusi enam kelas seperti tertera pada Tabel 1. Klasifikasi
Tingkat Reaktivitas Kondisi Semua Biakan berdasarkan respons terhadap serangkaian uji in-vivo
0 Tidak ada Granul intrasitoplasmik yang yang ditetapkan untuk berbagai ekstrak, bahan dan cana
terpisah; tidak ada lisis sel. pemberian. Uji mi berhubungan langsung dengan
I Sedikit Tidak lebih dan 20% sel bulat, penggunaan akhir wadah plastik. Cairan ekstnak yang
hampir lepas dan tanpa granul dipilih mewakili pembawa dalam sediaan yang akan
intrasitoplasmik; kadang-kadang kontak dengan plastik tersebut. Klasifikasi dalam Tabel 1
ada sel lisis memberikan informasi untuk pemasok, pemakai dan
Ringan Tidak lebih dan 50% sel bulat dan pabrik plastik, berupa ringkasan uji yang ditentukan oleh
tanpa granul intrasitoplasmik; FL untuk wadah injeksi dan alat kesehatan.
banyak sel lisis dan daerah Kecuali untuk Uji Implantasi, prosedur berdasarkan
kosong di antara sel. penggunaan ekstnak yang tergantung pada daya tahan
Sedang Tidak lebih dan 70% lapisan sd bahan terhadap panas, dilakukan pada salah satu dan
mengandung sel bulat danlatau 3 suhu yaitu 500, 70°, dan 121°. Oleh karena itu
'isis. penandaan kelas plastik hams disertai dengan suhu
-1416-

ekstraksinya; misalnya IV - 121°, yang menunjukkan terhadap faktor tersebut dilakukan dengan berbagai uji
plastik kelas IV yang diekstraksi pada suhu 121 0 , atau I - khusus tambahan yang sesuai sebelum menentukan
50°, yang menunjukkan plastik kelas I yang diekstraksi kesesuaian bahan untuk tujuan penggunaannya.
pada suhu 50°. Plastik dapat dikiasifikasi sebagai Plastik
BPFI Kelas I - Kelas VI apabila didasarkan pada kriteria Media Ekstraksi Injeksi Natrium Kiorida seperti
respons yang ditentukan dalam Tabel 1. tertera pada monografi. Gunakan Injeksi natrium kiorida
Kiasifikasi tidak berlaku untuk plastik yang P 0,9%.
dimaksudkan untuk wadah sediaan oral atau topikal, atau Larutan Etanol P 1 dalam 20 pada larutan Injeksi
yang mungkin digunakan sebagai bagian dari formulasi Natrium Kiorida.
obat. Tabel 1 tidak berlaku untuk elastomer alamiah yang Polietilen Glikol 400 P
harus diuji dalam Injeksi Natrium Kiorida dan Minyak Minyak Nabati Gunakan Oleum Sesami yang baru
Nabali saja. dimurnikan, Oleum Lini atau minyak nabati lain yang
Uji Injeksi Sistemik dan Uji Intrakutan masing-masing sesuai.
dirancang untuk menentukan respons biologik sistemik Pembawa sediaan obat. (Jika perlu).
dan lokal hewan terhadap plastik dan polimer lain dengan Air untuk injeksi P.
penyuntikan dosis tunggal ekstrak khusus yang disiapkan [Catatan Oleum Sesami, Oleum Lini atau minyak nabati
dari Sampel. Uji Implantasi dirancang untuk menilai lain yang sesuai memenuhi persyaratan tambahan
reaksi jaringan hidup terhadap plastik dan polimer lain ben/cut: Siapkan bahan bila mungkin minyak yang baru
dengan implantasi Sampel ke dalam jaringan hewan. dimurnikan. Suntik secara intrakutan tiga ekor kelinci
Persiapan yang tepat dan penémpatan spesimen secara yang telah disiapkan dengan minyak tersebut dengan
aseptik penting dalam melaksanakan Uji Implantasi. dosis 0,2 ml pada masing-masing 10 tempat per hewan,
Semua uji dirancang untuk plastik dan polimer lain dan amati pada 24 jam, 48 jam, dan 72 jam setelah
dalam kondisi penggunaannya masing-masing. Bila suntikan. Ben/can skor penilaian seperti tertera pada
bahan akan mengalami proses pencucian atau sterilisasi Tabel 5 di setiap tempat suntikan. Untuk 3 ekor kelinci
sebelum penggunaan akhir, maka uji harus dilakukan (30 tempat suntikan), pada sesiap waktu pengama fan,
pada Sampel yang dibuat dari spesimen yang telah respons rata-rata berupa eritema tidak boleh lebih besar
mengalami proses sama. darl 0,5 dan berupa edema tidak lebih besar dari 1, 0, dan
Faktor seperti komposisi bahan, prosedur pembuatan tidak satu tempatpun yang memperlihatkan diameter
dan pembersihan, media kontak, tinta, perekat, absorbsi, reaksi jaringan lebih dari 10 mm, residu minyak. di
adsorbsi clan permeabilitas pengawet serta kondisi tempat penyuntikan tidak bole/i disalah-antikan sebagai
penyimpanan mungkin juga mempengaruhi kesesuaian edema. Jaringan yang mengalami edema a/can memutih
suatu bahan untuk penggunaan tertentu. Evaluasi bila ditelcan pelan-pelan].

Tabel 1 Klasifikasi Plastik

Kelas Pl astika Uji yang dilakukan


I II III IV V VIBahan uji Hewan Dosis Prosedurb
• X X X X X Ekstrak sampel dalani Injeki Mencit 50 mI/kg A (IV)
• x x x x x Natrium Klorida Kelinci 0,2 mI/ekor pada tiap 10 B
tempat penyuntikan
• X X X X Ekstrak sampel dalam Larutan Mencit 50 ml/kg A (IV)
• x x x x Etanol P dalam Larutan Injeksi Kelinci 0,2 mI/ekor pada tiap 10 B
Natrium Klorida 1 dalam 20 tempat penyuntikan
X X X Ekstrak sanipel dalam Polietilen Mencit 10 ml/kg A (IP)
X X Glikol 400 Kelinci 0,2 mllekor pada tiap 10 B
tempat penyuntikan
X X X X Sampel dalam Minyak Nabati Mencit 50 ml/kg A (IP)
xxx Kelinci 0,2 mI/ekor pada tiap 10 B
tempat penyuntikan
X X Sampel strip implan Kelinci 4 strip/ekor C
a
Uji yang diperlukan untuk setiap kelas dinyatakan dengan tanda "x" dalam kolom yang tersedia
b
Keterangan :A (ip) Uji Injeksi Sistemik (intraperitoneal);
A (iv) Uji Injeksi Sistemik (intravena);
B Uji Intrakutan;
C Uji Implantasi (irnplantasi intramuskular)
-1417-

Tabel 2 Penilaian Reaksi Kulit hingga 0,075 mm. Cakrani yang sesuai dapat dibuat dan
politetrafluoroetilen (politef).
Eritema dan Pembentukan Eskar Skor
Tidak ada eritema 0 Penyiapan alat Bersihkan semua alat gelas dengan
Eritema sangat sedikit (hampir tidak terlihat) 1 campuran pembersih asam kromat, jika perlu dengan
Eritema jelas terlihat 2 asam nitrat panas, kemudian dibilas dengan air.
Eritema sedang sampai berat 3 Bersihkan alat pemotong dengan cara yang sesuai
Eritema berat (merah ma) sampai pembentukan 4 (misalnya bersihkan berturut-turut dengan aseton dan
sedikit eskar (kerusakan yang lebih dalam) metilen kiorida) sebelum digunakan untuk membagi
Pembentukan Ed ema* Skor spesimen. Bersihkan alat-alat lain dengan menggosok
Tidak ada edema 0 menggunakan detergen yang sesuai dan bilas dengan air.
Edema sangat sedikit (hampir tidak terlihat) 1 Sterilkan wadah dan alat yang digunakan untuk ekstraksi,
Edema sedikit (tepi area terlihat sedikit 2 pemindahan, dan pemberian bahan uji kemudian
menonjol) keringkan dengan cara yang sesuai. [Catatan Bila
Edema sedang (menonjol kira-kira 1 mm) 3 digunakan etilen oksida untuk sterilisasi, diperlukan
Edema berat (menonjol lebih dari 1 mm dan 4 jangka waktu yang cukup untuk menghilangkan gas
lebih luas dari daerah taoaran dengan sempurna.]
* Tidak termasuk edema non inflamasi (mekanis) dan
blangko atau cairan ekstraksi Prosedur Penyiapan Sampel Uji Injeksi Sistemik dan
Uji Intrakutan dapat dilakukan dengan menggunakan
Mat ekstrak yang sama, atau dibuat ekstrak yang terpisah
Otokiaf Gunakan otokiaf yang dapat mempertahankan untuk masing-masing uji. Pilih dan bagi menjadi bagian-
suhu 121 °±2,0°, dilengkapi dengan termometer, pengukur bagian Sampel dengan ukuran seperti tertera pada Tabel
tekanan, lubang ventilasi, rak yang cukup untuk 2. Buang partikel seperti serat dan partikel bebas dengan
menampung wadah uji di atas permukaan air dan sistem memperlakukan setiap bagian Sampel atau Kontrol
pendingin air yang akan mendinginkan wadah uji sampai Negatfdengan cara sebagai berikut: Masukan Sampel ke
suhu lebih kurang 20°, tetapi tidak di bawah suhu 20°, dalam labu tentukur 100-ml bertutup kaca yang terbuat
segera setelah sikius pemanasan. dari kaca Tipe I, dan tambahkan lebih kurang 70 ml Air
Oven Gunakan oven, sebaiknya model konveksi untuk injeksi P. Kocok selama lebih kurang 30 detik dan
mekanik yang akan mempertahankan rentang suhu keija buang airnya, ulangi pencucian dan keringkan potongan
50° hingga 700 dalam kisaran ±2°. sampel untuk ekstraksi dengan Minyak Nabati dalam
Wadah untuk ekstraksi Gunakan hanya wadah seperti oven pada suhu tidak lebih dan 50°. [Catatan Tidak
ampul atau tabung biakan bertutup ulir, yang terbuat dan boleh membersihkan Sampel dengan kain kering atau
kaca Tipe I. Bila digunakan tabung biakan, atau yang basah atau dengan membilas atau mencuci dengan
setara, bertutup ulir berlapis elastome yang sesuai, pelarut organik, surfaktan, dsb.]
seluruh permukaan lapisan elastometer yang terpapar
dilindungi dengan piringan padat netral setebal 0,05 mm

Tabel 3 Luas Permukaan Spesimen yang Digunakanh*

Bentuk Bahan Ketebalan Jumlah Sampel untuk setiap 20 ml Dibagi menjadi


Media Ekstraksi
Film atau lembaran <0,5 mm Setara dengan luas permukaan total 120 Strip kira-kira 5 x 0,3 cm
cm (kedua sisi)
0,5 - 1 mm Setara dengan luas permukaan total 60
cm2 (kedua sisi)
Pipa/tabung <0,5 mm Panjang (dalam cm) 120 cm2! Potongan kira-kim 5 x 0,3 cm
(dinding) (jumlah keliling diameter dalam dan
diameter luar)
0,5 - 1 mm Panjang (dalam cm) = 60 cm2/(jumlah
(dinding) keliling diameter dalam dan diameter
luar)
Lempengan, pipa/tabung > 1 mm Setara dengan luas permukaan total 60 Potongan sampai kira-kira
dan bahan cetakan cm2 (semua permukaan yang terpapar) 5 x 0,3 cm
Elastomer > 1 mm Setara dengan luas permukaan total 25 Tidak boleh dibagi2 '
cm2 (semua permukaan yang terpapar) -
*
Bila luas permukaan tidak dapat ditentukan karena konfigurasi spesimen, gunakan 0,1 g elastomer
atau 0,2 g plastik atau polimer lain untuk setiap 1 ml cairan ekstraksi.
2'
Tutup elastomer cetakan diuji utuh.
- 1418-

Penyiapan ek.sfrak Masukkan Sampel uji yang telah maka Sampel memenuhi persyaratan uji. Bila 2 ekor atau
disiapkan ke dalam wadah ekstraksi dan tambalikan 20 ml lebih mencit mati, atau bila terlihat perilaku abnormal
media ekstraksi yang sesuai. Ulangi eara mi untuk setiap seperti konvulsi atau prostasi pada 2 ekor mencit atau
media ekstraksi yang diperlukan untuk uji. Juga siapkan lebih, atau bila terjadi penurunan bobot tubuh lebih dan
20 ml blangko setiap media untuk penyuntikan paralel 2 g pada 3 ekor mencit atau lebih, maka Sampel tidak
dan dengan cara yang sama sebagai pembanding. memenuhi persyaratan uji. Bila hewan yang diberi
Ekstraksi dengan memanaskan dalam otokiaf pada suhu Sampel ada yang memperlihatkan sedikit tanda-tanda
121 0 selama 60 menit, dalam oven pada suhu 70 1 selama reaktivitas biologik dan tidak lebih dari 1 ekor hewan
24 jam, atau pada suhu 500 selama 72 jam. Biarkan cairan memperlihatkan gejala reaktivitas biologik yang nyata
dalam wadah beberapa lama untuk mencapai suhu atau mati, ulangi uji dengan menggunakan kelompok
ekstraksi. yang terdiri dari 10 ekor mencit. Pada uji ulang, ke 10
[Catatan Kondisi ekstraksi tidak boleh menyebabkan ekor hewan yang diberi Sampel tidak boleh
perubahan fisik seperti fusi atau lelehnya potongan memperlihatkan reaktivitas biologik yang lebih besar
Sampel, yang menyebabkan berkurangnya luas secara signifikan dibanding hewan yang diberi Blangko
permukaan yang tersedia. Sedikit perlengketan antara selama periode pengamatan.
potongan sampel dapat diterima. Masukkan potongan
yang telah dibersihkan satu per satu ke dalam media. Tabel 4 Prosedur Injeksi - Uji Injeksi Sistemik
Bila digunakan tabung biakan bertutup ulir untuk
ekstraksi dalam otoklafdengan Minyak Nabati, tutup ulir Ekstrak atau Blangko Dosis Cara Kecepat
harus cukup rapat dengan pita peka tekanan.] per kg Pemberian* Injeksi
Dinginkan sampai kira-kira suhu kamar tetapi tidak i1Ideti1
kurang dari 20 0, kocok kuat selama beberapa menit dan Injekui Natrium Kiorida 50 ml IV 100
segera enaptuangkan setiap ekstrak secara aseptik ke Larutan 1 dalam 20 50 ml IV 100
dalam wadah kering dan stenil. Simpan ekstrak pada suhu Etanol P dalam Jnjeksi
antara 20 0 clan 30°, dan jangan digunakan untuk uji Natrium Kiorida
setelah Iebih dari 24 jam. Hal yang penting adalah kontak Polietilen Glikol 400 log I? -
antara media ekstraksi dengan daerah permukaan plastik Zat pembawa sediaan 50 ml IV 100
yang tersedia, waktu dan suhu selama ekstraksi, obat (bila perlu)
pendinginan yang semestinya, pengocokan dan proses MinyakNabati 50 ml IP -
enap tuang, clan penanganan aseptik serta penyiapan intravena (sampel dan blangko dalam pembawa air)
ekstrak setelah ekstraksi. IP = intraperitoneal (sampel dan blangko dalam
pembawa minyak)
Uji Injeksi Sistemik
Uji Intrakutan
Uji mi dirancang untuk menilai respons sistemik
terhadap ekstrak bahan uji setelah disuntikkan pada Uji mi dirancang untuk menilai respons lokal terhadap
mencit. ekstnak bahan uji setelah penyuntikan intrakutan pada
Hewan uji Gunakan mencit putih sehat dan belum kulit kelinci.
pemah digunakan sebelumnya, bobot tubuh antara 17 g Hewan Uji Pilih kelinci albino sehat dan berkulit tipis
dan 23 g. Untuk setiap kelompok uji gunakan mencit dan dan bulunya dapat dicukur pendek dan kulitnya bebas
sumber yang sama. Air dan makanan yang biasa dari iritasi mekanis atau trauma. Dalam memperlakukan
digunakan untuk hewan percobaan laboratorium dengan hewan uji, tempat penyuntikan jangan disentuh selama
komposisi yang telah diketahui, diberikan secukupnya. waktu pengamatan, kecuali untuk membedakan antara
Prosedur [Catatan Kocok kuat-kuat setiap ekstrak edema dan residu miñyak ikan [Catatan Kelinci yang
sebelum disuntikkan untuk memastikan bahwa ba/ian sebelumnya digunakan untuk uji yang tidak berhubungan,
yang terekstraksi terbagi rata. Akan tetapi, partikel yang misalnya Uji Pirogen <231>, dan yang telah mendapat
terlihat tidak boleh disuntikkan secara intravena] Suntik masa istirahat yang ditentukan, boleh digunakan untuk
masing-masing 5 ekor mencit dari kelompok uji dengan uji asal kulitnya bersih dan tidak cacat.]
Sampel atau Blangko seperti tertera pada Tabel 3, kecuali Prosedur [Catatan Kocok kuat-kuat setiap ekstrak
untuk setiap gram ekstrak Sampel yang dibuat dengan sebelum disuntikkan, untuk memastikan bahwa bahan
Polietilen Glikol 400 dan blangko, encerkan dengan 4,1 yang terekstraksi terbagi rata.] Pada hari uji, cukur bulu
bagian volume Larutan Injeksi Natriurn Kiorida untuk bagian punggung hewan uji pada kedua sisi tulang
mempenoleh larutan dengan kadar lebih kunang 200 mg belakang hingga diperoleh daerah uji yang cukup. Hindari
polietilen glikol per ml. initasi mekanis dan trauma. Bersihkan rambut yang lepas
Amati hewan uji segera setelah penyuntikan, setelah dengan pompa hisap. Bila perlu seka kulit dengan etanol
4 jam, dan kemudian sekunang-kurangnya setelah 24 jam, encer dan keringkan sebelum disuntik. Lebih dari satu
48 jam dan 72 jam. Bila selama masa observasi tidak ekstrak dari bahan tententu dapat digunakan untuk tiap
satupun di antara hewan yang diberi ekstrak Sampel ekor kelinci, bila telah dipastikan bahwa hasil uji tidak
menunjukkan reaktivitas biologik yang lebih besar secara akan dipenganuhi. Untuk setiap Sampel gunakan 2 ekor
signifikan dibanding hewan yang memperoleh Blangko, hewan dan suntik masing-masing hewan secara intrakutan
-1419-

dengan menggunakan satu sisi hewan untuk Sampel dan cukup besar untuk diimplantasi dengan strip uji. Jangan
sisi lainnya untuk Blangko, seperti tertera pada Tabel 4. menggunakan jaringan otot lain selain otot paravertebral.
Hewan hams dianestesi dengan bahan anestesi yang biasa
Tabel 5 Uji Intrakutan digunakan sampai derajat yang cukup dalam untuk
mencegah gerakan otot, seperti berkedut.
Ekstrak atau Jumlah tempat Dosis, t1 per Prosedur Lakukan uji dalam ruangan bersih. Pada han
Blangko penyuntikan tempat uji atau hingga 20 jam sebelum uji dilakukan, cukur bulu
(per ekor) penyuntikan kelinci pada kedua sisi tulang belakang. Bersihkan
Sampel 5 200 rambut yang lepas dengan pompa hisap. Seka kulit
Blangko 5 200 dengan etanol encer dan keringkan kulit sebelum
disuntik.
[Catatan Encerkan setiap gram ek.strak Sampel yang Implantasi 4 strip Sampel ke dalam otot paravertebral
di bu at dengan Polietilen Glikol 400, dan Blangko, pada satu sisi tulang belakang masing-masing dari kedua
dengan 7,4 volume Injeksi Natrium kiorida untuk kelinci, 2,5 hingga 5 cm dari garis tengah sejajar dengan
memperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 120 mg tulang belakang, dan terpisah lebih kurang 2,5 cm satu
polietilen glikol per ml]. sama lain. Dengan cana yang sama implantasi 2 strip
Amati tempat penyuntikan terhadap adanya reaksi Plastik Kontrol Negatif BPFJ ke dalam otot paravertebral
jaringan seperti eritema, edema, dan nekrosis. Bila perlu, sisi yang berlawanan dari setiap kelinci. Masukkan stilet
seka kulit perlahan-lahan dengan etanol encer untuk steril ke dalam jarum untuk menahan strip implan dalam
membantu pengamatan. Amati semua hewan pada 24 janingan sewaktu menarik jarum. Bila terjadi pendarahan
jam, 48 jam dan 72 jam setelah penyuntikan. Berikan yang benlebihan setelah implantasi masukkan strip kedua
skor penilaian untuk ekstrak Sampel dan Blangko di tempat lain.
ditentukan pada setiap interval penilaian (24 jam, 48 jam Pelihara hewan tersebut selama tidak kurang dari 120
dan 72 jam) untuk setiap ekor kelinci. Setelah penilaian jam, dan korbankan pada akhir waktu pengamatan dengan
72 jam, semua skor eritema ditambah skor edema membenikan dosis berlebihan bahan anestesi atau bahan
dijumlah untuk masing-masing Sampel dan Blangko. lain yang sesuai. Tunggu beberapa waktu sampai janingan
Bagi masing-masing jumlah dengan 12 (2 hewan x 3 dapat dipotong tanpa menimbulkan pendarahan. Periksa
waktu penilaian x 2 kategori penilaian) untuk secara makroskopik daerah janingan sekitar bagian tengah
menentukan skor rata-rata keseluruhan untuk setiap dari setiap strip implan. Gunakan kaca pembesar dan
Sampel versus setiap Blangko. Persyaratan uji dipenuhi sumber cahaya tambahan. Amati tempat implantasi
jika perbedaan skor rata-rata antara Sampel dan Blangko Sampel dan Kontrol terhadap terjadinya pendarahan,
tidak lebih dari 1,0, bila pada waktu pengamatan reaksi neknosis, perubahan warna, dan infeksi kemudian catat
rata-rata lebih besar secara meragukan dari reaksi data- hasil pengamatan. Ukur enkapsulasi, bila ada dengan
data Blangko, ulangi uji dengan menggunakan 3 ekor mengukun lebar kapsul (tepi rongga yang ditempati
kelinci tambahan. Persyaratan uji dipenuhi bila perbedaan implan Kontrol atau Sampel ke bagian tepi kapsul)
skor rata-rata antara Sampel dan Blangko tidak lebih dari 1,0. bulatkan sampai 0,1 mm. Beri skor untuk enkapsulasi
sesuai dengan Tabel 6.
Uji Implantasi Hitung perbedaan antana skor rata-rata Sampel dan
Kontrol. Persyaratan dipenuhi bila perbedaan tidak
Uji implantasi dirancang untuk menilai bahan plastik melebihi 1,0 atau bila perbedaan antana skor rata-rata
dan polimer lain yang kontak langsung dengan jaringan Sampel dan Kontrol untuk lebih dari satu di antara empat
hidup. Hal yang penting adalah penyiapan strip tempat implantasi tidak lebih dari 1 untuk semua hewan
implantasi dan implantasi secara tepat dengan kondisi yang diimplantasi.
aseptik. Siapkan untuk implantasi 8 strip Sampel dan 4
strip Plastik Kontrol Negatf BPFI. Setiap strip hams Tabel 6 Penilaian Enkapsulasi dalam
berukuran tidak kurang dari 10 mm x 1 mm. Tepi strip Uji Implantasi
hams sehalus mungkin untuk menghindarkan trauma
mekanis tambahan sewaktu implantasi. Strip dengan Leban kapsul Skor
ukuran minimum tertentu diimplantasi menggunakan Tidakada 0
jarum hipodermik (ukuran 15 hingga 19) dengan ujung Hingga 0,5 mm 1
intravena dan trokar steril. Gunakan jarum steril untuk 0,6-1,0mm 2
tempat memasukkan strip plastik steril secara aseptik, 1,1-2,0mm 3
atau masukkan setiap strip bersih ke dalam jarum, kanula Lebih dari 2,0 mm 4
dan bagian tengahnya dilindungi oleh penutup yang
sesuai, dan kemudian lakukan prosedur stenilisasi yang
sesuai. [Catatan Bila digunakan etilen oksida, diperlukan
jangka waktu yang cukup untuk menghilangkan gas
dengan sempurna.]
Hewan Uji Pilih kelinci dewasa sehat dengan bobot
tubuh tidak kurang dari 2,5 kg, dan otot paravertebralnya
-1420-

UJI KEAMANAN SECARA BIOLOGI bahan tersebut tidak memenuhi persyaratan uji, ulangi
seperti pada uji awal, dengan satu atau kedua spesies
Uji keamanan yang dimaksud ditujukan untuk yang digunakan pada uji yang tidak memenuhi
mendeteksi suatu bahan yang tidak diharapkan, persyanatan. Bila hewan memenuhi kriteria yang
reaktivitas secara biologi yang tidak dapat diterima. Uji ditentukan untuk uji awal, bahan tersebut memenuhi
secara in vivo mi disiapkan untuk penilaian keamanan pensyaratan uji. Bila bahan tersebut tidak memenuhi
secara biologi dan produk derivat bioteknologi. persyaratan setelah uji ulang pertama, dan tidak kurang
dan 50% dari jumlah hewan pada uji awal dan uji ulang
Uji Keamanan pertama, dari spesies yang tidak memenuhi persyanatan,
dapat melewati masa pengamatan, uji ulang kedua dapat
Pilih 5 ekor mencit sehat yang belum pernah dilakukan. Gunakan 2 kali jumlah hewan dari spesies
digunakan untuk pengujian, bobot tubuh antara 15 - 23 g, yang sesuai yang digunakan pada uji awal. Bila hewan
kecuali ditentukan lain dalam masing-masing monografi memenuhi kriteria yang ditentukan untuk uji awal,
atau di tempat lain dalam bab mi, dan pelihara dengan persyaratan uji dipenuhi.
diet seimbang yang cukup. Siapkan larutan uji seperti
tertera dalam masing-masing monografi. Kecuali bila
ditentukan lain dalam masing-masing monografi atau di IDENTIFIKASI BASA NITROGEN ORGANIK
tempat lain dalam bab ini, suntikkan secara intravena satu <261>
dosis 0,5 ml larutan uji pada masing-masing mencit
menggunakan jarum ukuran 26 dengan panjang sesuai, Cara mi digunakan untuk identifikasi senyawa amin
atau panjang ditentukan di bawah ini. Amati hewan uji tersier.
selama 48 jam setelah penyuntikan. Persyaratan uji Jika zat berupa ruahan, larutkan 50 mg zat dalam 25 ml
dipenuhi, bila pada akhir 48 jam, semua hewan hidup dan asam kiorida 0,01 N. Untuk bentuk sediaan tablet atau
tidak lebih dari satu ekor hewan menunjukkan gejala kapsul, timbang sejumlah serbuk setara dengan 50 mg
reaksi yang tidak biasa diharapkan dari derajat toksisitas zat, kocok dengan 25 ml asam kiorida 0,01 N selama 10
yang berhubungan dengan bahan tersebut. Bila sate atau menit. Pindahkan larutan ke dalam corong pisah, saring
lebih hewan mati atau bila lebih dari satu ekor hewan jika penlu, bilas penyaring dan sisa beberapa kali dengan
menunjukkan tanda toksisitas abnormal atau toksisitas sedikit air. Dalam corong pisah kedua Ianutkan 50 mg
yang tidak diinginkan dari bahan uji, ulangi uji Baku Pembanding Farmakope Indonesia yang sesuai
menggunakan sedikitnya 10 ekor mencit lain yang serupa dalam 25 ml asam Idorida 0,01 N. Pada masing-masing
dengan yang digunakan pada uji awal, tetapi bobot tubuh larutan tambahkan 2 ml natrium hidroksida I N dan 4 ml
20±1 g. Dalam kasus lain, bila semua hewan hidup karbon disulfida P dan kocok selama 2 menit. Jika penlu
selama 48 jam dan tidak menunjukkan gejala yang sentrifus, hingga lapisan bawah menjadi jernih, saring
menunjukkan indikasi toksisitas abnormal atau toksisitas melalui penyaning kening, kumpulkan filtrat dalam labu
yang tidak seharusnya dari bahan tersebut, persyaratan uji kecil bersumbat kaca.
dipenuhi. Segera ukur serapan inframerah dan masing-masing
Untuk bahan biologi, lakukan uji menggunakan tidak filtrat pada panjang gelombang antara 7 gm dan 15 p.m
kurang dari 2 ekor mencit yang serupa seperti dijelaskan menggunkaan sel 1 mm dengan karbon disulfida P
di atas, tetapi bobot tubuh kurang dari 22 g dan tidak sebagai blangko. Spektrum serapan inframerah Larutan
kurang dari 2 ekor marmut sehat dengan bobot tubuh uji menunjukkan maksimum pada bilangan gelombang
kurang dari 400 g. Kecuali bila ditentukan lain dalam yang sama seperti pada Larutan baku.
masing-masing monografi, untuk sediaan cair atau
sediaan beku kering yang telah direkonstitusi seperti
tertera pada etiket, suntikan 0,5 ml secara intraperitoneal IDENTIFIKASI TETRASIKLIN <271>
pada setiap mencit, dan suntikan 0,5 ml secara
intraperitoneal pada setiap marmut. Untuk sediaan beku Cana knomatognafi berikut mi digunakan untuk
kering yang volume konstitusi tidak tertera pada etiket, memastikan identitas zat golongan tetnasiklin seperti
atau untuk sediaan bukan cairan selain sediaan beku doksisiklin, oksitetnasiklin dan tetrasiklin, dan untuk
kering, lakukan uji menggunakan cara pemberian, dosis memastikan identitasnya dalam sediaan. Ada dua cara
uji dan pelarut yang disetujui oleh institusi yang yaitu knomatognafi kertas (Metode I) dan knomatografi
berwewenang, berdasarkan cukup bukti yang
lapis tipis (Metode II). Kecuali dinyatakan lain dalam
menunjukkan bahwa uji mi mempunyai kepekaan yang masing-masing monognafi, gunakan Metode I.
sama atau lebih besar dari uji yang diuraikan di atas. Larutan baku Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
Amati hewan uji selama masa pengamatan minimum 7 masing monognafi, lanutkan Baku Pembanding
han. Bila semua hewan dapat melewati periode uji, tidak Farmakope Indonesia untuk zat yang akan diidentifikasi
menunjukkan respons yang tidak spesifik atau tidak dalam pelarut yang sama dan kadan yang sama seperti
diharapkan dari sediaan tersebut yang mungkin pada Larutan uji.
menunjukkan perbedaan kualitas sediaan dan bobot tubuh Larutan uji Lakukan seperti tertera pada masing-
tidak berkurang pada akhir masa pengamatan dibanding masing monognafi.
pada waktu penyuntikan, persyaratan uji dipenuhi. Bila
- 1421 -

Metode I IDENTIFIKASI SECARA KROMATOGRAFI


LAPIS TIPIS <281>
Dapar pH 3,5 Larutkan 13,4 g asam sitrat anhidrat P
dan 16,3 g natrium fosfat dibasa P dalam 1000 ml air, PROSEDUR UMUM
campur.
Fase gerak Buat campuran segar kloroform F- Prosedur berikut dapat digunakan untuk membantu dalam
nitrometan P-piridin P (10:20:3). melakukan verifikasi identitas suatu zat aktif dan bentuk
Larutan uji campuran Buat campuran sama banyak sediaannya.
Larutan uji dan Larutan baku. Buat Larutan uji seperti tertera pada masing-masing
Kertas kromatografi Buat garis penotolan 2,5 cm dan monografi. Pada ganis sejajar dan berjarak lebih kurang 2
tepi bawah kertas saring (Whatman nomor 1 atau sejenis) cm dari tepi lempeng kromatografi lapis tipis campuran
20 x 20 cm. Impregnasi kertas dengan Dapar pH 3,5 silika gel setebal 0,25 mm dan mengandung zat
dengan cara mencelupkan ke dalam wadah, hilangkan berfluorosensi yang sesuai seperti tertera pada
sisa pelarut dengan menekan kertas saring diantara dua Kromatografi <931>, totolkan masing-masing 10 p.1
kertas penyerap yang tidak berfluoresensi. Larutan uji dan Larutan baku yang dibuat dari Baku
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 2 p.1 Pembanding Fl sesuai dengan zat yang diidentifikasi,
Larutan baku, Larutan uji dan. Larutan uji campuran dalam pelarut dan kadar yang sama dengan Larutan uji,
dengan jarak 1,5 cm. Diamkan sampai agak kering. kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monognafi.
Masukkan kertas ke dalam bejana untuk kromatografi Biarkan totolan mengering, kecuali dinyatakan lain dalam
menaik, yang telah berisi Fase gerak setinggi 0,6 cm, masing-masing monografi, eluasi dengan fase gerak
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Biarkan fase campuran kioroform P-metanol P-air (180:15:1), hingga
gerak merambat lebih kurang 10 cm. Angkat kertas dan fase gerak merambat lebih kurang tiga perempat tinggi
uapi dengan dengan uap amonia. Amati kromatogram di lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
bawah cahaya Ultra Violet dengan panjang gelombang biarkan fase gerak menguap. Kecuali dinyatakan lain
366 nm. Catat bercak utama yang berfluoresensi kuning. dalam masing-masing monografi, amati lempeng di
Harga R1 bercak utama Larutan uji dan Larutan uji bawah cahaya Ultra Violet 254 rim. Harga R1 bercak
campuran sesuai dengan bercak utama Larutan baku. utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

Metode II PROSEDUR UNTUK BASITRASIN,


NEOMISIN DAN POLIMIKSIN B
Larutan resolusi Kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi, buat larutan dalam metanol P Prosedur kromatografi lapis tipis berikut dapat digunakan
yang mengandung masing-masing 0,5 mg per ml untuk membantu dalam melakukan verifikasi identitas zat
Klortetrasiklin Hidrokiorida BPFI, Doksisiklin Hikiat aktif basitrasin, neomisin, dan polimiksin B dan dalam
BPFJ, Oksitetrasiklin BPFI danTetrasiklin Hidrokiorida bentuk sediaan tunggal dan dalam campuran dua atau tiga
BPFI. komponen.
Fase gerak Campuran asam oksalat 0,5 M, yang telah Buat Larutan uji berikut kecuali dinyatakan lain dalam
diatur pH hingga 2,0 dengan penambahan amonium masing-masing monografi.
hidrokida P-asetonitril P-metanol P(80:20:20).
Lempeng kromatografi Gunakan lempeng Larutan uji
kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel Untuk senyawa obat Larutkan sejumlah basitrasin, zink
teroktilsilanisasi P setebal 0,25 mm, aktifkan lempeng basitrasin, neomisin sulfat, atau polimiksin B sulfat dalam
pada suhu 130° selama 20 menit, dinginkan dan gunakan asam klorida 0,1 N hingga kadar masing-masing lebih
selagi masih hangat. kurang 500 unit basitrasin Fl per ml; 3,5 mg neomisinper
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Kromatografi ml, atau 10.000 unit polimiksin B Fl per ml.
<931>. Totolkan secara terpisah masing-masing 1 p.1 Untuk larutan Encerkan larutan yang mengandung
Larutan baku, Larutan uji dan Larutan resolusi. Diamkan neomisin dan polimiksin B dengan asam kiorida 0,1 N
sampai kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana hingga kadar setara dengan lebih kurang 3,5 mg neomisin
kromatografi, hingga merambat lebih kurang tiga per per ml. Untuk larutan yang mengandung polimiksin B
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas tetapi tidak mengandung neomisin, encerkan larutan
rambat, diamkan pada udara kering. Uapi dengan uap dengan asam kiorida 0,1 N hingga kadar lebih kurang
amoniak selama 5 menit, segera amati di bawah cahaya 10.000 unit polimiksin B Fl per ml.
Ultra violet dengan panjang gelombang 366 nm. Terjadi Untuk krim, losio, dan salep Untuk him, losio, atau
pemisahan sempurna pada bercak Larutan resolusi dan salep mengandung basitrasin atau zink basitrasin,
bercak utama Larutan uji mempunyai Rf, intensitas dan pindahkan setara dengan lebih kurang 500 unit basitrasin
penampakan yang sama seperti path Larutan baku. F!, ke dalam tabung sentnifugal 5 ml. Untuk krim, losio,
atau salep yang mengandung neomisin tapi tidak
mengandung basitrasin atau zink basitrasin, pindahkan
setara dengan lebih kurang 3,5 mg neomisin per ml ke
dalam tabung sentrifuga 15 ml. Tambahkan 4 ml
- 1422 -

kloroforrn P ke dalam tabung sentrifuga, kocok baik menggunakan Larutan uji rnodfikasi menggantikan
untuk mendispersikan krim, losio, atau salep. Tambahkan Larutan uji. Harga R1 masing-masing bercak utama
1 ml asam kiorida 0,1 N, vorteks selama 4 menit, kromatogram Larutan uji rnodflkasi sesuai dengan
sentrifus, dan gunakan beningan. Larutan baku untuk zat aktif atau masing-masing zat aktif
[Catatan Larutan uji rnodflkasi seperti tertera pada yang tertera pada etiket.
Prosedur rnodflkasi dapat digunakan sebagai pengganti
Larutan uji.]
Larutan baku basitrasin Larutkan sejumlah Zink UM IDENTIFIKASI UMUM <291>
Basitrasin BPFI dalam asam kiorida 0,1 N hingga kadar
lebih kurang 500 unit Basitrasin FT per ml. Berikut mi cara uji yang sering digunakan untuk
Larutan baku neomisin Larutkan sejumlab Neornisin identifikasi zat yang tertera dalam Farmakope.
Sulfat BPFI dalam warn klorida 0,1 N hingga kadar lebih [Catatan Uji mi tidak dirnaksudkan untuk dila/cukan
kurang 3,5 mg neomisin (basa) per ml. terhadap carnpurcm zat, kecualijika dmnyatciican deinildan.]
Larutan baku polimiksin B Larutkan sejumlah
Polirniksin B Sulfat BPFJ dalam asam kiorida 0,1 N Aluminium
hingga kadar lebih kurang 10.000 unit Polimiksin B FT A. Tambahkan arnonium hidroksida 6 N ke dalam
per ml. Jika sediaan mengandung basitrasin atau zink larutan garam aluminium: terbentuk endapan berupa gel
basitrasin, larutkan sejumlah Polirniksin B Sulfat BPFI putih yang tidak larut dalam arnoniurn hidroksida 6 N
dalam warn klorida 0,1 N hingga kadar lebih kurang 500J berlebih.
unit Polimiksin sulfat FT per ml. J adalah perbandingan B. Tambahkan natriurn hidroksida 1 N atau natrium
jumlah unit Polimiksin B Fl dengan jumlah unit sulfida LP ke dalam larutan garam aluminium: terbentuk
Basitrasin Fl dalam tiap g krim, losio, atau salep yang endapan berupa gel putih yang larut dalam natriurn
tertera pada etiket. hidroksida I N atau natriurn sulfida LP berlebih.
Fase gerak Campuran metanol P-isopropil alkohol P-
metilen kiorida P-arnoniurn hidroksida P-air Amonium Tambahkan natriurn hidroksida 1 N
(4:2:2:2:1,5). berlebih ke dalam garam amonium: terjadi uap amoniak
Prosedur Totolkan masing-masing 10 p1 Larutan uji yang dapat dikenal dan baunya dan mengubah warna
dan masing-masing Larutan baku yang sesuai, pada tepi kertas lakrnus rnerah P menjadi biru. Hangatkan larutan
lempeng kromatografi campuran silika gel setebal untuk mempercepat reaksi.
0,25 mm dan mengandung zat berfluorosensi yang sesuai
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Masukkan Antimon Tambahkan hidrogen sulfida LP ke dalani
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah larutan senyawa antimon(III) yang sudah diasamkan
dijenuhkan dengan fase gerak, eluasi dengan fase gerak dengan warn kiorida P: terbentuk endapan j ingga
hingga fase gerak merambat tiga perempat tinggi antimon sulfida yang tidak larut dalam arnoniurn hi-
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan droksida 6N, tetapi larut dalam arnoniurn sulfida LP.
keringkan pada suhu 105° selama 10 menit. Semprot
lempeng dengan larutan ninhidrin 0,2% dalam butil Asetat
alkohol F, dan panaskan pada 1050 selama 5 menit. Harga A. Hangatkan asam asetat atau garamnya dengan warn
Rjmasing-masing bercak utama kromatogram Larutan uji sulfat P dan etanol F: terjadi etil asetat yang dapat
sesuai dengan Larutan baku yang sesuai untuk setiap zat dikenal dari baunya yang khas.
aktif yang tertera pada etiket. Jika kromatogram Larutan B. Tambahkan besi(III) kiorida LP ke dalam larutan
uji menghasilkan kromatogram dengan penotolan yang asetat netral: terjadi warna merah tua yang rusak dengan
berlebih, lakukan seperti tertera pada Prosedur penambahan asam mineral.
rnodflkasi. C. Panaskan dengan séjumlah yang sama asarn oksalat
Prosedur modifikasi Pipet Larutan uji ke dalam F: terjadi uap asam dengan bau khas asam asetat.
tabung sentrifuga 15 ml, tambahkan 10 ml larutan asam D. Larutkan 20 hingga 40 mg dalam 3 ml air,
pikrat P jenuh (1,2% b/v), vorteks selama 1 menit, tambahkan berturut-turut 0,25 ml larutan lantanurn nitrat
sentrifus selama 10 menit, dan buang beningan. Cuci P 5%, 0,1 ml iodurn 0,1 N dan 0,05 ml arnoniurn
residu beberapa kali, tiap kali dengan I ml air sampai air hidroksida 2 N. Panaskan campuran hingga mendidih,
cucian tidak berwarna kuning. Buang air cucian, dan setelah beberapa menit: terbentuk endapan biru atau
keringkan residu dengan aliran nitrogen P pada suhu 50°. larutan warna biru tua.
Larutkan residu dalam I ml aseton P, tambahkan 1 ml
larutan asarn sulfat P dalam aseton P (1 dalam 100) yang Barium
dibuat segar, kocok, sentrifus selama 5 menit, dan buang A. Tambahkan warn sulfat 2 N ke dalam larutan garam
beningan. Bilas residu dengan 1 ml aseton F, sentrifus barium: terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam
sebentar, buang cucian. Ulangi pencucian sampai air asarn kiorida P dan dalam warn nitrat P.
cucian tidak berwarna kuning. Keringkan residu dengan B. Garam barium memberikan nyala hijau ke-kuningan
aliran nitrogen P pada suhu 50°. Larutkan residu dalam dalam nyala api yang tidak berwarna, dan jika dilihat
0,5 ml warn kiorida 0,1 N (Larutan uji rnodfikasi). melalui kaca hijau nyala berwarna biru.
Ulangi penetapan seperti tertera pada Prosedur
- 1423 -

Benzoat Bromida
A. Tambahkan besi(III) kiorida LP ke dalam larutan A. Tambahkan kior LP tetes derni tetes ke dalam
1etral benzoat: terbentuk endapan merah muda larutan bromida: terjadi brom bebas yang larut dalam
cekuningan. kloroform P pada pengocokan, lapisan kioroform
B. Asamkan larutan pekat benzoat dengan asam sulfat berwarna merah sampai cokelat kemerahan.
2 N: terbentuk endapan asam benzoat yang mudah larut B. Tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan
dalam eter P. bromida: terbentuk endapan putih kekuningan yang
tidak larut dalam asam nitrat P dan sedikit larut dalam
Besi Tambahkan amonium sulfida LP ke dalam amonium hidroksida 6 N.
larutan senyawa besi(II) atau besi(1II): terbentuk C. Ke dalam sejumlah zat uji setara dengan lebih
endapan hitam yang larut dalam asam kiorida 3 N dingin kurang 5 mg ion bromida di dalam tabung reaksi kecil
dengan membebaskan hidrogen sulfida. tambalikan 0,25 ml air, lebih kurang 75 mg timbal(IV)
oksida P dan 0,25 ml asam asetat 5 N, kocok perlahan-
Garam besi(III) lahan. Keringkan bagian dalam atas tabung dengan kertas
A. Tambahkan kalium hekrasianoferat(II) LP ke dalam saring dan biarkan selama 5 menit. Celup secarik kertas
larutan asam dari garam besi(III): terbentuk endapan biru saring dalam setetes magenta dekolorisasi LP dan segera
tua. masukkan ke dalam tabung reaksi: terjadi wama ungu
B. Tambahkan natrium hidroksida 1 N berlebih: ter- dalam 10 detik dimulai dari ujung kertas saring, yang
bentuk endapan cokelat kemerahan. dapat dibedakan dari warna merah magenta, yang terlihat
C. Tambahkan amonium tiosianat LP ke dalam larutan sedikit pada ujung kertas saring.
garam besi(III): terjadi warna merah tua yang tidak rusak
oleh penambahan asam mineral encer. Fosfat [Catatan Jika pada monografi dinyatakan
untuk uji Fosfat, lakukan penetapan menggunakan uji
Garcnn be.si(1J) ortofosfat, jika tidak dinyatakan atau jika dilakukan
A. Tambahkan kalium he ksasianoferat (III) LP ke pemUaran sebelum dilakukan uji gunakan uji pirofosfat.]
dalam larutan garam besi(JJ): terbentuk endapan biru tua
yang tidak larut dalam asam kiorida 3 N, tetapi terurai Orfofosfat
oleh natrium hidroksida 1 N. A. Tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan netral
B. Tambahkan natrium hidroksida 1 N ke dalam ortofosfat: terbentuk endapan kuning yang lanut dalani
larutan garam besi(II): terbentuk endapan putih kehijauan asam nitrat 2 N dan dalam amonium hidroksida 6 N.
yang dengan cepat berubah menjadi hijau dan kemudian B. Tambahkan amonium molibdat LP ke dalam larutan
cokelatjika dikocok. asam dari ortofosfat: terbentuk endapan kuning yang larut
dalani amonium hidroksida 6 N.
Bikarbonat Lakukan seperti tertera pada Karbonat.
Pirofosfat
Bismut A. Tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan
A. Larutkan garam bismut dalam asam nitrat P atau pirofosfat yang diperoleh dari pemijaran: terbentuk
asam kiorida P sedikit berlebih: terbentuk endapan putih endapan putih yang larut dalam asam nhtrat 2 N dan
pada pengenceran dengan air. Tatnbahkan hidrogen suIfI- dalam amonium hidrok.sida 6 N.
da LP atau natrium suijIda LP: endapan menjadi cokelat B. Tambahkan amonium molibdat LP: terbentuk
yang larut dalam campuran hangat asam nitrat P dan air endapan kuning yang larut dalani amonium hidroksida 6N.
volume sama.
B. Pada 40 hingga 50 mg zat tambahkan 10 ml asam Hipofosfit
nitrat 2 N, didihkan selama 1 menit, biarkan dingin dan A. Panaskan kuat-kuat: segera terbentuk fosfm yang
saring jika perlu. Pada 5 ml filtrat, tambahkan 2 ml mudah terbakar.
larutan tiourea P 10%: terbentuk endapan jingga B. Tambahkan raksa(II) kiorida LP ke dalam larutan
kekuningan. Tambahkan 4 ml larutan natrium fluorida P hipofosfit: terbentuk endapan putih yang berubah menjadi
2,5 %: wama larutan tidak hilang selama 30 menit. abu-abu pada hipofosfit benlebih.
C. Asamkan larutan hipofosfit dengan asam sulfat P,
Bisulfit Lakukan seperti tertera pada SuijIt. hangatkan dengan tembaga(II) sulfat LP: terbentuk
endapan merah.
Borat
A. Asamkan 1 ml larutan borat dengan asam kiorida P lodida
hingga bereaksi asam terhadap lakmus. Tambahkan A. Tambahkan kior LP tetes demi tetes ke dalam
3 atau 4 tetes larutan jenuh iodum LP dan 3 atau 4 tetes larutan iodida: terjadi iodum bebas yang memberi wanna
larutan polivinil alkohol P (1 dalam 50): terjadi warna kuning hingga merah pada larutan. Kocok larutan dengan
biru intensif. kioroform P: lapisan kloroform menjadi ungu. lodum
B. Tambahkan asam sulfat P dan metanol P, campur, yang dibebaskan juga membenikan warna biru dengan
kemudian bakar: terjadi nyala api bertepi hijau. kanji LP.
B. Tambabkan perak nitrat LP ke dalam lanutan
-1424-

iodida: terbentuk endapan kuning menggumpal seperti terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asarn
dadih yang tidak larut dalam asam nit rat P dan dalam nitrat I', tetapi larut dalam amonium hidroksida 6 N.
amonium hidroksida 6 N. B. Pada pemijaran akan dihasilkan klorida yang dapat
diidentifikasi seperti tertera pada uji Kiorida.
Kalium C. Tambahkan asarn sulfat P pada senyawa kiorat
A. Senyawa kalium memberikan wama ungu dalam kering: terjadi letikan dan timbul gas kuning kehijauan.
nyala api tidak berwarna, yang akan tertutup dengan [Perhatian Gunakan sedikit zat uji dan lakukan
adanya sedikit natrium. Pengaruh warna kuning yang dengan sangat hati-hati pada pengujian mi.]
dihasilkan oleh natrium dapat dihilangkan dengan
mengamati melalui penyaring biru yang menahan emisi Klorida
natrium pada 589 nm tetapi melewatkan emisi kalium A. Tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan
pada 404 urn. Juga dapat digunakan kaca kobalt dan klorida: terbentuk endapan putih seperti dadih yang tidak
penyaring lain yang tersedia secara komersial. larut dalam warn nitrat P, tetapi larut dalam amoniurn
B. Tambahkan natrium bitartrat LP ke dalam larutan hidroksida 6 N sedikit berlebih.
netral kalium, pekat atau cukup pekat (tergantung pada B. Path uji amin kiorida (terniasuk alkaloida klorida)
kelarutan dan kadar kalium): terbentuk endapan hablur tidak menunjukkan reaksi terhadap uji A, tambahkan 1
putih yang larut dalam amonium hidroksida 6 N dan tetes asarn nitrat encer Pdan 0,5 ml perak nitrat LP pada
dalam larutan alkali hidroksida dan alkali karbonat. larutan uji jika tidak dinyatakan lain pada monografi,
Pembentukan endapan, yang biasanya lambat, dipercepat lebih kurang 2 mg ion klorida dalam 2 ml: terbentuk
dengan pengadukan atau penggoresan bagian dalam endapan putih seperti dadih. Sentrifus segera campuran
tabung reaksi dengan batang pengaduk. Penambahan dan pisahkan beningan. Cuci endapan tiga kali, tiap kali
sedikit asam asetat glasial P atau etanol P dapat dengan 1 ml asarn nitrat P (1 dalam 100) dan buang air
mempercepat pengendapan. cucian. Tambahkan tetes demi tetes ammonia LP pada
endapan: endapan segera larut.
Kalsium C. Campur senyawa klorida kering dengan mangan
A. Ke dalam larutan garam kalsium (1 dalam 20) dioksida P bobot sama, basahi dengan warn sulfat P, dan
tambahkan 2 tetes merah metil LP, dan netralkan dengan panaskan perlahan: terbentuk klor yang menghasilkan
amonium hidroksida 6 N. Tambahkan asam klorida 3 N warna biru pada kertw kanji iodida P basah.
tetes demi tetes hingga larutan asam terhadap indikator. D. Masukkan ke dalam tabung reaksi sejumlah zat uji
Tambahkan amonium okra/at LP: terbentuk endapan yang mengandung 10 - 15 mg ion klorida, tambahkan
putih yang tidak larut dalam asam asetat 6 N, tetapi larut 200 mg kaliurn bikromat I' dan 1 ml warn sulfat P.
dalam warn kiorida P. Letakkan kertas saring yang dibasahi dengan 0,1 ml
B. Basahi garam kalsium dengan asarn kiorida P: dfeniikarbazida LP menutupi tabung reaksi: kertas saring
terjadi warna merah kekuningan dalam nyala tidak berubah menjadi merah ungu. Kertas saring yang dibasahi
berwama. tidak boleh menyentuh larutan kalium bikromat.
C. Ke dalam 0,2 ml larutan netral yang mengandung
lebih kurang 40 sg ion kalsium tambahkan 0,5 ml larutan Kobalt
glioksal-bis(2-hidroksianil) P 0,2% dalam etanol I', A. Ke dalam larutan garam kobalt (I dalam 20) dalam
9,2 ml natrium hidroksida 2 N dan 0,2 ml natrium warn kiorida 3 N, tarnbahkan larutan panas segar
karbonat I M. Ekstraksi dengan 1 hingga 2 ml kioroform I-nitroso-2-nafiol P (1 dalarn 10) dalam warn wetat 9 N
P dan tarnbahkan 1 - 2 ml air: lapisan kloroform berwarna volume sama, panaskan di atas tangas uap: terbentuk
merah. endapan merah.
D. Larutkan 20 mg dalam 5 ml asarn asetat 5 N, B. Jenuhkan larutan garam kobalt dengan kaliurn
tambahkan 0,5 ml larutan kaliurn heksasianoferat(II) P kiorida F, tambahkan kaliurn n/tnt P dan warn asetat P.
5,0%: larutan tetap jernih. Tambahkan lebih kurang 50 terbentuk endapan kuning.
mg amoniurn kiorida F: terbentuk endapan hablur putih.
Laktat Asamkan larutan laktat dengan asarn suifat F,
Karbonat kemudian tambahkan Ira//urn permanganat LP, dan
A. Tambahkan asam ke dalam karbonat atau panaskan: timbul asetaldehida, yang dapat dikenal dan
bikarbonat: terjadi gelembung gas tidak berwarna yang baunya yang spesifik. Lewatkan uap pada kertas saring
jika dialirkan ke dalam kalsium hidroksida LP segera yang telah dibasahi dengan campuran volume sama
membentuk endapan putih. larutan rnorfolin P 20% dan natriurn nitroferisianida LP
B. Tambahkanfenolflalein LP ke dalam larutan dingin dalam air: terjadi warna biru.
karbonat (1 dalam 20): terjadi warna merah, sedangkan
pada larutan dingin bikarbonat (1 dalam 20): tidak terjadi Litium
perubahan warna atau hanya sedikit berwarna. A. Basakan larutan garam litium yang cukup pekat
dengan natriurn hidroksida I', tarnbahkan natrium
Kiorat karbonat LP, dan didihkan: terbentuk endapan putih yang
A. Tambahkan perak nit rat LP ke dalam larutan klorat: lanit dalam amoniurn kionida LP.
tidak terbentuk endapan. Tarnbahkan asarn sulJlt P: B. Basahi garam litium dengan asarn kiorida I': terjadi
- 1425 -

warna merah tua dalam nyala api tidak berwama. Nitrit


C. Tambahkan asam sulfat 2 N atau sulfat yang larut A. Tambahkan asam mineral encer atau warn asetat 6 N
ke dalam larutan garam litium: tidak terbentuk pada nitrit: teijadi asap merah kecokelatan.
endapan (perbedaan dari stronsium). B. Teteskan larutan pada kertas kanji iodida P: teijadi
wama biru.
Magnesium
A. Tambahkan amonium kiorida P ke dalam larutan Oksa!at
garam magnesium, kemudian netralkan dengan amonium A. Tambahkan kalsiurn klorida LP ke dalam larutan
karbonat LP: tidak terbentuk endapan. Tambahkan selarijutnya netral atau alkalis oksalat: terbentuk endapan putih, yang
natrium fosfat dibasa LP: terbentuk endapan hablur putih, tidak larut dalam warn asetat 6 IV tetapi larut dalam
yang tidak larut dalam arnoniurn hidroksida 6 N. asam kiorida P.
B. Ke dalam 0,5 ml larutan netral atau sedikit asam B. Tambahkan larutan panas oksalat yang sudah
tambahkan 0,2 ml larutan kuning titan P 0,1 % dan 0,5 ml diasamkan ke dalam kaliurn permanganat LP: larutan
natrium hidroksida 0,1 N. terjadi kekeruhan merah terang tidak berwarna.
yang perlahan-lahan berubah menjadi endapan merah
terang. Perak
A. Tambahkan asarn klorida P ke dalam larutan garam
Mangan Tambahkan arnoniurn sulfida LP ke dalam perak: terbentuk endapan putih seperti dadih, yang tidak
larutan garam mangan: terbentuk endapan merah muda larut dalam asam nitrat P, tetapi mudah larut dalam
kekuningan, yang larut dalam asam asetat P. amoniurn hidroksida 6 N.
B. Tambalikan arnoniurn hidroksida 6 N dan sedikit
Natrium formaldehida LP ke dalam larutan garam perak,
A. Senyawa natrium menimbulkan warna kuning kemudian hangatkan: terbentuk cermin logam perak pada
intensifdalam nyala api yang tidak berwarna dinding tabung.
B. Jika tidak dinyatakan lain pada monografi, larutkan
100 mg senyawa natrium dalam 2 ml air, tambahkan 2 inl Permanganat Larutan permanganat yang diasamkan
larutan kaliurn karbonat P 15%, panaskan hingga mendidih: dengan asarn sulfat P akan hilang wamanya oleh
tidak terbentuk endapan. Tambahkan 4 ml kaliurn hidrogen peroksida LP dan natriurn bisuijIt LP, dalam
piroantiinonat LP dan panaskan sampai mendidih. keadaan dingin, dan oleh asam oksalat LP, dalam larutan
Dinginkan dalam es, jika perlu gores bagian dalam panas.
wadah dengan batang pengaduk: terbentuk endapan.
C. Ke dalam 0,5 ml larutan yang mengandung lebih Peroksida Asamkan larutan peroksida dengan asam
kurang 2 mg ion natrium tarnbahkan 1,5 ml asam sulfat P, tambahkan kaliurn bikromat LP: terjadi warna
a-metoksfenil asetat LP, dinginkan dalam es selama biru tua. Kocok campuran dengan eter P volume sama,
30 menit: terbentuk endapan hablur putih ruah. biarkan memisah: lapisan eter berwama biru.
Hangatkan dalam air pada suhu 20° dan aduk selama 5
menit: endapan tidak larut. Tambahkan 1 ml amonium Raksa
hidroksida 2 N, endapan larut sempurna. Tambahkan 1 A. Celupkan lembaran tembaga yang mengkilap ke
ml larutan amonium karbonat P 16%: tidak terbentuk dalam larutan garam raksa yang bebas dari, asam nitrat
endapan. berlebih: terjadi lapisan tipis yang setelah digosok
menjadi mengkilap keperakan.
Nitrat B. Tambahkan hidrogen sulfida LP ke dalam larutan
A. Campur larutan nitrat dengan asam sulfat P volume senyawa raksa: terbentuk endapan hitam, yang tidak larut
sama, dinginkan, dan alirkan larutan besi(II) sulfat P di dalam arnonium sulfida LP dan dalam warn nitrat 2 N
atas campuran tersebut: terjadi warna cokelat pada batas mendidih.
kedua cairan.
B. Panaskan nitrat dengan asarn sulfat P dan logam Gararn Raksa (II)
tembaga: terjadi asap merah kecokelatan. A. Tambahkan natrium hidroksida 1 N ke dalam
C. Tambahkan kaliurn perrnanganat LP asain pada larutan garam raksa: terbentuk endapan kuning.
nitrat: wama kalium pemrnnganat tidak hilang B. Tambahkan kalium iodida LP ke dalam larutan
(perbedaan dari nitrit) netral: terbentuk endapan merah tua yang sangat mudah
D. Ke dalam campuran 0,1 ml nitrobenzen P dan larut dalam pereaksi berlebih.
0,2 ml asarn sulfat P tambahkan sejumlah zat uji yang
mengandung !ebih kurang 1 mg ion nitrat, diamkan Gararn Raksa (I)
selama 5 menit. Dinginkan dalam es, tambahkan 5 ml air A. Tambahkan natrium hidroksida I N pada
perlahan-lahan dengan pengadukan, kemudian 5 ml senyawa raksa(I): terurai dan membentuk endapan hitam.
natrium hidrok.sida 10 N dan 5 ml aseton P, kocok dan B. Tambahkan asam kiorida P ke dalam larutan
diamkan: lapisan atas berwama ungu tua. garam raksa(I): terbentuk endapan putih yang akan
menjadi hitam path penambahan amoniurn hidroksida 6N.
-1426-

C. Tambahkan kalium iodida LP: terbentuk endapan B. Tambahkan amonium hidroksida 6 N berlebih ke
kuning, dan setelab didiamkan berubah menjadi hijau. dalam larutan garam tembaga(II): terbentuk endapan
kebiruan, kemudian larutan menjadi berwarna biru tua.
Salisilat C. Tambahkan kalium heksasianoferat(II) LP ke dalam
A. Tambahkan besi(JII) kiorida LP ke dalam larutan larutan garam tembaga(II): terbentuk endapan cokelat
encer salisilat: terjadi warna ungu. kemerahan yang tidak larut dalam asam encer.
B. Tambahkan asam kiorida P ke dalam larutan pekat
salisilat: terbentuk endapan hablur putih asam salisilat Timbal
yang melebur pada suhu antara 158° dan 161'. A. Tambahkan asam sulfat 2 N ke dalam larutan
garam timbal: terbentuk endapan putih yang tidak larut
Sitrat Larutkan atau suspensikan beberapa mg garam dalam asam kiorida 3 N atau asam nitrat 2 N, tetapi larut
sitrat dalam 1 ml air, tambahkan ke dalam 15 ml piridin dalam natrium hidrok.sida I N hangat dan dalam
F, dan kocok. Tambahkan 5 ml anhidrida asetat P ke amonium asetat LP.
dalam campuran, dan kocok: terjadi wama merah muda. B. Tambahkan kalium kromat LP ke dalam lanutan
garam timbal bebas atau hampir bebas asam mineral:
Sulfat tenbentuk endapan kuning yang tidak larut dalam asam
A. Tambahkan barium kiorida LP ke dalam larutan asetat 6 N tetapi larut dalam natrium hidroksida 1 N.
sulfat: terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam
asam kiorida P dan asam nifrat P. Tiosianat Tambahkan besi(III) kiorida LP ke dalam
B. Tambahkan timbal(II) asetat LP ke dalam larutan larutan tiosianat: terjadi warna menah yang tidak rusak
netral sulfat: terbentuk endapan putih yang larut dalam oleh asam mineral yang cukup pekat.'
amonium asetat LP.
C. Tambahkan asam kiorida P ke dalam larutan sulfat: Tiosulfat
tidak terbentuk endapan (perbedaan dari tiosulfat). A. Tambahkan asam kiorida P ke dalam lanutan
D. Tambahkan 0,1 ml iodum-kalium iodida LP ke tiosulfat: terbentuk endapan putih yang segera berubah
dalam suspensi yang didapat dari reaksi A: suspensi tetap menjadi kuning, dan terbentuk belenang dioksida yang
kuriing (ierbedaan dari sulfit dan ditionit), tetapi dengan menghitamkan kertas saning yang dibasahi dengan
penambahan timah(II) kiorida LP tetes demi tetes: warna raksa(I) nitrat LP.
suspensi hilang (perbedaan dari iodat). Didihkan B. Tambahkan besi(III) kiorida LP ke dalam larutan
campuran: tidak terbentuk endapan berwarna (perbedaan tiosulfat: terjadi warna ungu tua yang cepat hilang.
dan selenat dan tungstat).
Zink
Suffit Campur asam Idorida 3 N dengan sulfit atau A. Tambahkan hidrogen sulfida LP clan natrium asetat
bisulfit: terbentuk belerang dioksida yang menghitanikan P ke dalam larutan garam zink: terbentuk endapan putih,
kertas saring yang dibasahi dengan raksa(I) nitrat LP. yang tidak larut dalam asam asetat P. tetapi larut dalam
asam kiorida 3 N.
Tartrat B. Tambahkan amonium sulfida LP ke dalam larutan
A. Lamtkan beberapa mg garam tartrat dalam 2 tetes netral atau alkalis: terbentuk endapan putih seperti pada
larutan natrium periodat P (1 dalam 20). Tambahkan 1 ujiA.
tetes asam sulfat 1 N dan setelah 5 menit, tambalikan C. Tambahkan kalium heksasianoferat(II) LP ke dalam
beberapa tetes asam sulfi: P, kemudian beberapa tetes larutan garam zink: terbentuk endapan putih yang tidak
fukhsin-asam sulfit LP: terjadi warna merah muda dalam larut dalam asam kiorida 3 N.
waktu 15 menit.
B.Ke dalam 10 hingga 20 mg zatuji yang dilarutkan dalam
5 ml air, tambahkan 0,05 ml larutan beri(II) sulfat P 1% dan PENETAPAN SISA PEMIJARAN <301>
0,05 ml larutan hidrogen perokida P 3%: teijadi wama
kuning yang tidak stabil. Setelah warna hilang tambahkan Penetapan sisa pemijaran/abu sulfat mi menggunakan
natrium hidroksida 2 N tetes demi tetes: tezjadi wama biru prosedun untuk mengukur jumlah sisa zat yang tidak
intensif. menguap dari contoh bila contoh dipijarkan dengan
C. Campur 0,1 ml larutan yang mengandung 1 - 2 mg penambahan asam sulfat sesuai dengan prosedun yang
asam tartrat P dengan 0,1 ml larutan kalium bromida P diuraikan di bawah mi.
10%, 0,1 ml larutan resorsinol P 2%, dan 3 ml asam Uji mi mi biasanya digunakan untuk menentukan
sulfat P, panaskan di atas tangas air selama 5 - 10 menit: kandungan cemaran anorganik dalam zat organik
teijadi warna biru tua yang berubah meijadi merah jilca Prosedur Pijarkan krus yang sesuai (sebagai contoh
larutan didinginkan dan dituang ke dalam air. silika, kuarsa atau porselen) pada 600°±50° selama
30 menit, dinginkan krus dalam desikaton clan timbang
Tembaga saksama. Timbang saksama 1-2 g zat atau sejumlah
A. Asamkan larutan senyawa tembaga(ll) dengan asam seperti tertena pada masing-masing monografi kedalani krus.
Idorida P: terbentuk lapisan tipis merah logam tembaga pada Basahkan contoh dengan sejumlah kecil, umumnya
permukaan logam besi yang mengkilap. lmL asam sulfat P, kemudian panaskan penlahan-lahan
- 1427 -

sampai contoh mengarang sempurna, dinginkan. Kecuali benisi Larutan uji. Dalam waktu 30 menit alirkan
dinyatakan lain pada masing-masing monografi, basahkan kloroform P ke dalam kolom dan tampung fraksi
residu dengan sejumlah kecil, umumnya 1 ml asam sulfat berturutan: 5,0 ml; 5,0 ml; 10,0 ml; 10,0 ml dan 5,0 ml.
P, panaskan hati-hati sampai tidak terbentuk asap putih, Amati kolom selama eluasi dan perhatikan bila ada dua
dan pijarkan pada 600 0±500 kecuali dinyatakan pada pita kuning yang tenpisah. Buang fraksi atau fraksi-fraksi
temperatur yang khusus pada masing—masing monografi pita kuning pertama yang mengandung anhidnotetrasiklin.
sampai residu habis terbakar. Pastikan bahwa api tidak Fraksi-fraksi sesudah pita kuning pertama mengandung
diproduksi setiap saat selama prosedur. Dinginkan krus 4-epianhidrotetrasikiin. Tetapkan serapan tiap fraksi
dalam desikator, timbang saksama dan hitung persentasi 4-epianhidnotetrasiklin pada panjang gelombang serapan
sisa. Jika jumlah sisa yang diperoleh lebih dari batas yang maksimum lebih kurang 438 am, (jika penlu masing-
ditetapkan pada masing-masing monografi, kecuali masing fraksi tensebut diencerkan dengan kloroform P),
dinyatakan lain, basahkan lagi sisa dengan asam sulfat P, dan menggunakan kioroform P sebagai blangko. Hitting
panaskan dan pijarkan seperti sebelumnya selama jumlah dalam mg 4-epianhidnotetnasiklin dalam tiap
30 menit, sehingga perbedaan penimbangan dua berturut- fraksi dengan rumus:
turut tidak lebih dari 0,5 mg atau hingga persen dari sisa
memenuhi batas pada masing-masing monografi. AVD
Lakukan pemijaran dalam lemani asam berventilasi
baik, tetapi terlindung dari aliran udara dan pada suhu 20,08
serendah mungkin agar pembakaran karbon terjadi
sempuma. Dapat menggunakan tanur, jika diinginkan dan A adalah serapan; V adalah volume fraksi yang digunakan
untuk pemijaran akhir direkomendasikan menggunakan dalam ml; D adalah faktor pengenceran jika fraksi
suhu pada 600'±50'. tersebut diencenkan; 20,08 adalah serapan jenis
Kalibrasi tanur dapat dilakukan menggunakan 4-epianhidrotetrasildin pada 438 am. Dari jumlah
pengukur suhu digital yang sesuai dan termokopel kerja 4-epianhidnotetrasiklin yang terdapat dalam fraksi-fraksi,
yang dikalibrasi terhadap termokopel baku yang dapat hitting persentase 4-epianhidnotetrasiklin terhadap
ditelusuri ke "National Institute of Standards and tetnasiklin hidrokiorida dalam Larutan uji.
Technology ".
Periksa ketepatan pengukuran dan pengendalian sirkuit
tanur dengan memeniksa posisi didalam tanur pada suhu UM BATAS ALUMINIUM <315>
kontrol yang ditetapkan untuk penggunaan. Pilih posisi
letak zat yang sesuai dengan metode yang digunakan. Prosedun mi digunakan untuk menjelaskan bahwa
Toleransi ± 25° pada setiap posisi yang diukur. jumlah aluminium (Al) tidak boleh melebihi batas yang
tertera pada masing-masing monografi dari zat yang
tertera pada etiket yang dimaksudkan untuk digunakan
UJI BATAS 4-EPIANHIDROTETRASIKL1N <311> dalam hemodialisa. [Catatan Larutan Baku dan Larutan
Uji dapat dimodflkasi jika diperlukan, untuk
mendapatkan larutan yang sesuai yang dapat digunakan
Cara kromatografi mi digunakan untuk menunjukkan
ren tang kerja dariperalatan.]
kandungan 4-epianhidrotetrasiklin sebagai hasil urai
tetrasiklin, tidak melebihi batas yang tertera pada masing-
Pengencer Asam Nitrat Masukkan 40 ml asam nitrat
masing monografi.
P ke dalam labu tentukur 1000-ml, dan encerkan dengan
Dapar etilendiamintetraasetat Larutkan 37,2 g
air sampai tanda.
dinatrium etilendiamintetraasetat P dalam 800 ml air,
Larutan Baku Rendam sejumlah kawat alumunium
atur hingga pH 7,8 dengan ammonium hidroksida P,
dengan asam kiorida 6 N pada 80° selama beberapa
encerkan dengan air hingga 1000 ml.
menit. Timbang saksama sejumlah 100 mg kawat tersebut
Fase diam Tambahkan 5 ml Dapar
dan larutkan dalam campuran 10 ml asam kiorida P dan
etilendiamintetraasetat pada 10 g tanah silika untuk
2 ml asam nitrat P melalui pemanasan pada 80° selama
kromatografi P yang telah dicuci dengan asam, campur
lebih kurang 30 menit. Lanjutkan pemanasan sampai
sampai rata terbasahi.
volume lebih kurang 4 ml. Dinginkan sampai suhu ruang,
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada masing-
dan tambahkan 4 ml air. Uapkan lanutan sampai sekitar
masing monografi.
2 ml dengan pemanasan. Dinginkan, dan pindabkan
Prosedur Siapkan kolom kromatografi 15 x 170 mm
larutan mi dengan sejumlah air, ke dalam labu tentukun
dengan ujung bawah 4 mm x 50 mm, masukkan Fase
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda, campur. Pipet
diam sedikit demi sedikit, mampatkan kuat tiap
10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml kedua,
penambahan hingga terisi setinggi lebih kurang 10 cm.
encerkan dengan air sampai tanda, campur. Pipet 1 ml
Dalam gelas piala, campurkan 1 g tanah silika untuk
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml ketiga, encerkan
kromatografi P yang telah dicuci dengan asam dan 1 ml
dengan air sampai tanda. Kadan alumunium dalam lanutan
Larutan uji. Tuangkan campuran ke dalam bagian atas
baku sekitan 1,0 jig per ml. Jika larutan baku lain
kolom. Bilas gelas piala dengan Fase diam, masukkan ke
dipenlukan, pipet 1,0; 2,0 dan 4,0 ml larutan ke dalam
dalam kolom hingga setebal 1 cm di atas campuran yang
labu tentukur 100-ml terpisah, encerkan dengan
- 1428 -

Pengencer asam nitrat sampai tanda, campur. Larutan mi sulfat 2 N kemudian tambahkan air yang baru dididihkan
mengandung berturut-turut lebih kurang 0,01; 0,02 dan dan didinginkan sampai tanda, campur.
0,04 ig Al per ml.
Larutan Uji Kecuali dinyatakan lain dalam masing- Larutan baku arsen Pipet 10 ml Larutan persediaan
masing monografi, timbang saksama sejumlah zat seperti arsen trtoksida ke dalam labu tentukur 1000-ml,
tertera dalam masing-masing monografi, ke dalam labu tambahkan 10 ml warn sulfat 2 N, kemudian tambahkan
tentukur plastik 100-ml, tambahkan 50 ml air, dan air yang baru dididihkan kemudian didinginkan sampai
sonikasi selama 30 menit. Tambahkan 4 ml asam nitrat baths dan campur. Setiap ml Larutan baku arsen
P, encerkan dengan air sampai tanda. mengandung setara dengan I j.g Arsen (As). Simpan
Prosedur Ukur serapan Larutan Baku dan Larutan Uji larutan mi ke dalam wadah kaca dan gunakan dalam
pada garis emisi alumunium 309,3 nm dengan waktu 3 han.
Spektrofotometer Serapan Atom yang sesuai seperti
tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya Metode I
<1191> dilengkapi dengan lampu "hollow cathode"
alumunium dan tanpa nyala dari pemanasan listrik, Larutan baku Pipet 3,0 ml Larutan baku arsen ke
menggunakan asam nitrat P sebagai blangko. Buat kurva dalain labu generator dan encerkan dengan air sampai 35 ml.
yang menghubungkan antara serapan Larutan baku Larutan uji Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
dengan kadar Al, dalam Rg per ml, tank garis lurus yang masing monografi, pindahkan ke dalam labu generator
paling mendekati 3 titik. Dari kurva yang diperoleh, sejumlah zat uji, dalam g, dihitung dengan rumus:
tentukan kadar Al, dalam tg per ml Larutan Uji. Hitung
kadar Al pada sampel yang digunakan, dalam ig per g, 3,0
dengan mengalikan nilai yang diperoleh dengan 100/W,
W adalah bobot, dalam g, dari zat yang digunakan untuk L
membuat Larutan Uji.
dimana L adalah batas arsen dalam ppm. Larutkan dalam
air dan encerkan dengan air sampai 35 ml.
UJI BATAS ARSEN <321> Prosedur Perlakukan sama Larutan ba/cu dan Larutan
uji seperti berikut: tambahkan 20 ml warn sulfat 7 N,
Prosedur mi disusun untuk mendeteksi adanya cemaran 2 ml kaliurn iodida LP, 0,5 ml tirnah(II) kiorida pekat LP
arsenik dengan mengubah senyawa arsenik dalam suatu dan 1 ml isopropanol P dan campur. Diamkan pada suhu
senyawa pada uji terhadap arsen, kemudian dilewatkan kamar selama 30 menit. Tambahkan tabung slaber (c)
melalui larutan perak dietilditiokarbamat untuk dengan 2 gumpal kapas yang sudah dicelupkan ke dalam
membentuk komplek berwarna merah. Warna merah larutan timbal(II) asetat P. Hilangkan kelebihan larutan
yang terbentuk dibandingkan, baik secara visual atau dengan diperas dan keringkan dengan vakum pada suhu
secara spektrofotometri terhadap warna yang dihasilkan kamar. Buat janak 2 mm diantana kedua gumpalan. Lumas
dari cara yang sama menggunakan kontrol yang kedua sambungan b dan d dengan pelumas yang sesuai
mengandung sejumlah arsen setara dengan batasan yang diperuntukkan untuk pelarut organik, dan sambung unit
diberikan dalam masing-masing monografi. Batas pembersih ke dalam tabung penyenap (e). Pindahkan 3,0 ml
dinyatakan sebagai arsen (As), kadar arsenik tidak perak dietilditiokarbarnat LP ke dalam tabung penyerap.
melebihi batas yang tertera dalam masing-masing Tambahkan 3,0 g seng granul (20 mesh) ke dalam
monografi. campuran di dalam labu, segera sambung unit pembensih
Kedua metode yang diberikan, berbeda hanya dalam dan biarkan pelepasan hidrogen dan pengembangan
perlakuan awal terhadap zat uji dan standar. Pada warna terjadi pada suhu ruang selama 45 menit. Putar
umumnya digunakan Metode I untuk bahan anorganik, labu secara perlahan dengan antara 10 menit. Lepaskan
Metode II untuk bahan organik. tabung penyenap dari generator dan unit pembersih dan
pindahkan larutan absonpsi ke dalam sel absorpsi 1 cm.
Peralatan (Lihat gambar) terdiri dari sebuah arsen Warna merah yang dihasilkan oleh Larutan uJi tidak lebih
generator (a), dilengkapi dengan unit pembersih (c) dan intensif dari yang dihasilkan Larutan baku. Bila
tabung penyerap (e) dengan sambungan terasah atau diperlukan atau diinginkan, ukur absorpsi pada panjang
dengan dasar bola gelas dan soket penyambung (b dan d) gelombang senapan maksimum antara 535 - 540 rim
diantara unit-unit. Walaupun demikian, alat lain yang menggunakan spektrofotometer yang sesuai atau
sesuai, menggunakan prinsip alat yang disebutkan dan kolorimeter, menggunakan perak dietilditiokarbarnat LP
diilustrasikan dapat digunakan. sebagai blangko.
Zat Kimia Pengganggu Logam atau garam logam
Larutan persediaan arsen trioksida Timbang saksama seperti kromium, kobalt, tembaga, raksa, molibdenum,
132,0 mg arsen trioksida P, yang sebelumnya sudah nikel, valadium dan perak dapat mengganggu pelepasan
dikeringkan pada 105° selama 1 jam, masukkan ke dalam arsen. Antimon dalam bentuk stibin menghasilkan
labu tentukur 1 000-ml dan larutkan ke dalam 5 ml larutan pengganggu positif pada pengembangan warna
natriurn hidroksida P (1 dalam 5) Netralkan larutan menggunakan perak dietilditiokarbamat LP. Bila
dengan asarn sulfat 2 N, tambahkan kembali 10 ml warn diperkirakan terdapat antimon, warna merah yang
-1429-

dihasilkan dalam 2 larutan perak dietilditiokarbamat saat selama ekstraksi dengan menambahkan sedikit demi
dapat dibandingkan pada panjang geloinbang serapan sedikit larutan hidrogen peroksida P, jika campuran
maksimum antara 535 nm dan 540 rim menggunakan menjadi cokelat atau gelap. Lanjutkan ekstraksi hingga
kolorimeter yang sesuai, dimana pada panjang gelombang zat organik terurai, naikkan suhu lempeng pemanas
mi gangguan yang disebabkan oleh stibin dapat secara bertahap hingga asap dari belerang tnioksida
diabaikan. dibebaskan dan larutan menjadi tidak berwarna atau
berwarna kuning pucat. Dinginkan, tambahkan hati-hati
Metode II 10 ml air, campur dan uapkan sekali lagi hingga terjadi
asap tebal. Ulangi prosedur mi untuk menghilangkan sisa
Catatan: hidrogén peroksida. Dinginkan, tambahkan hati-hati
(1)Perhatian Lakukan dengan hati-hati. Beberapa zat 10 ml air, bilas dinding labu dengan beberapa ml air, dan
dapat bereakci dengan ledakan yang membahayakan encerkan dengan air hingga 30 ml.
bila dicampur dengan hidrogenperokida. Prosedur Lakukan seperti tertera pada Metode I
(2)Apabila terdapat campuran mengandung halogen Zat Kimia Pengganggu Lakukan seperti tertera pada
gunakan suhu lebih rendah pada saat memanaskan Metode I.
zat uji dengan asam sulfat F, hindari mendidihnya
campuran dan tambahkan hidrogen peroksid dengan
hati-hati sebelum terjadi pengarangan, untuk UJI BATAS BESI <331>
mencegah hilangnya arsen trivalen.
(3)Apabila zat uji bereaksi dengan asam sulfat 5 ml Uji batas besi digunakan untiik menunjukkan bahwa
sangat cepat, dan sudah terjadi pengarangan pada kandungan besi, dalam bentuk besi(III) atau besi(II) tidak
penambahan 5 ml asam sulfat P sebelum pemanasan, lebih dari batas besi yang tertera pada masig-masing
sebagai pengganti gunakan 10 ml asam sulfat encer monografi. Penetapan dilakukan dengan membandingkan
dingin (1 dalam 2) dan tambahkan beberapa tetes secara visual dengan larutan yang dibuat khusus dan
hidrogen perokrida P sebelum pemanasan. Larutan baku besi.
Larutan baku Pipet 3,0 ml Larutan baku arsen ke Pereaksi khusus
dalam labu generator, tambah 2 ml asam sulfat, campur Larutan baku besi Larutkan 863,4 mg besi(IJJ)
dan tambahkan sejumlah 30% hidrogen peroksida P yang ammonium sulfat P [FeNH4(SO4)2.12H20] dalam air,
digunakan dalam pembuatan Larutan uji. Panaskan tambahkan 10 ml asam sulfat 2 N dan encerkan dengan
campuran hingga terjadi asap putih tebal, dinginkan air hingga 100,0 ml. Pipet 10 ml larutan mi ke dalain labu
tambahkan perlahan-lahan 10 ml air, dan panaskan lagi tentukur 1000-ml, tambahkan 10 ml asam sulfat 2 N,
sampai terjadi asap putih tebal. Ulangi prosedur dengan ecerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan mi
menggunakan 10 ml air untuk menghilangkan sisa mengandung 10 .tg Fe.
hidrogen peroksida. Dinginkan dan encerkan dengan air Larutan ammonium tiosianat Lanutkan 30 g ammonium
sampai 35 ml. tiosianat P dalam air hingga 100 ml.
Larutan uji Jika tidak dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi masukkan ke dalam labu generator Larutan baku Pipet 1 ml larutan baku besi (10 .tg Fe)
sejumlah zat uji, dalam g, dihitung menggunakan rumus: ke dalam tabung pembanding warna 50 ml, encerkan
dengan air hingga 45 ml, tambahkan 2 ml asam klorida P
3,0 dan campur.
L
Larutan uji Masukkan sejumlah larutan uji seperti
dimana L adalah batasan arsen dalam ppm. Tambahkan 5 tertera pada masing-masing monografi ke dalam tabung
ml asam sulfat P dan beberapa manik kaca, ekstraksi pembanding wanna 50 ml, bila perlu encerkan dengan air
dalam lemani asam, lebih baik menggunakan lempeng hingga 45 ml; atau larutkan sejumlah g zat dalam air
pemanas dan pada suhu tidak lebih dari 120 0 hingga hingga 45 ml yang dihitung dengan rumus:
terjadi pengarangan. (Mungkin diperlukan asam sulfat
berlebih untuk membasahkan zat uji secara sempurna, 1,0
tetapi jumlah volume yang ditambahkan tidak lebih 10
ml). Tambahkan hati-hati tetes demi tetes 30% hidrogen (1000L)
peroksida P biarkan reaksi terjadi dan panaskan kembali
diantara penetesan. (Tambahkan dengan sangat hati-hati L adalah batas besi dalam persen. Tambahkan 2 ml asam
beberapa tetes pertama dengan mencampur secukupnya, klorida P dan campur.
untuk menghindari reaksi cepat). Hentikan pemanasan
bila terbentuk busa berlebih. Bila reaksi berkurang, Prosedur ke dalam masing-masing tabung yang berisi
panaskan hati-hati, goyangkan labu sesekali untuk Larutan baku dan Larutan uji, tambahkan 50 mg
mencegah zat melekat pada dinding labu yang kontak amonium peroksida sulfat P dan 3 ml Larutan amonium
dengan pemanasan. Pertahankan kondisi oksidasi setiap
-1430-

tiosianat dan campur: warna yang terjadi pada Larutan tercampur. Pindahkan 10 g larutan mi pada labu tentukur
uji tidak lebih gelap dari Larutan baku 50-mi. Tambahkan 30 ml air dan campur. Encerkan
dengan air sampai tanda, dan campuran yang diperoieh
mengandung etiien oksida lebih kurang 10 tg per ml.
UJI BATAS ETILEN OKSIDA DAN DIOKSAN [Catatan Gunakan peralatan yang telah didinginkan jika
<342> diperlukan. Buat segera sebelum digunakan.]

Prosedur berikut mi digunakan untuk menetapkan Larutan dioksan 500 .tg per ml diokan P.
jumlah residu etiien oksida dan dioksan dalam sediaan
yang dibuat dari etilen oksida. Kecuali dinyatakan lain Larutan Baku A Masukkan 0,1 ml Larutan etilen
pada masing-masing monografi, gunakan Metode I. ok.iida ke dalam vial 10-ml "headspace" bertekanan.
[Catatan Vial berukuran lain misainya vial 22-ml
Metode I "headspace" bertekanan dapat digunakan, tergantung
kondisi operasional. Akan tetapi harus digunakan
[Peringatan Etilen oksida adalah zat toksik dan mudah "headspace" berukuran sama untuk Larutan baku A,
terbakar. Siapkan larutan mi dengan hati-hati di dalam Larutan baku B dan Larutan uji.] Tambahkan 0,1 ml
lemari asam berventilasi baik. Lindungi tangan dan Larutan Asetaidehida dan 0,1 ml Larutan dioksan, tutup
wajah dengan memakai sarung tangan polietilen dan vial dan campur.
masker yang sesuai. Simpan semua larutan dalam wadah
kedap udara, pada suhu antara 4°-80.] Larutan Baku B Timbang 1,0 g zat uji, masukkan ke
[Catatan Sebelum menggunakan polietilen glikol 200 P dalam vial 10-mi "headspace" bentekanan dan tambahkan
pada pengujian ini, hilangkan semua komponen mudah 0,1 ml Larutan etilen oksida; 0,1 ml Larutan dioksan dan
menguap dengan menempatkan 500 ml polietilen gil/cal 1,0 ml NN-dimetilasetamida P. Tutup vial dan campur.
200 P dalam labu alas bulat 1000 ml dan sambungkan
labu dengan penguap berputar, pertahankan pada suhu Larutan uji Timbang 1,0 g zat uji masukkan ke dalam
600 dan va/aim 10-20 mmHg selama 6 jam.] vial 10-ml "headspace" bertekanan dan tambahkan
1,0 ml NN-dimetilasetamida P dan 0,2 ml air. Tutup vial
Larutan Asetaldehida Asetaldehida P 10 .tg per ml dan campur.
[Catatan Slap/can segera sebelum digunakan.]
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
Larutan persediaan etilen oksida Buat larutan etilen Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
dioksida 2,5 mg per g yang disiapkan dengan cara sebagai <931>. Kromatograf gas "headspace" dilengkapi
berikut: Tara Erlenmeyer bersumbat kaca, tambahkan detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler terbuat dan
50 ml polietilen glikol 200 F, dan timbang kembali kaca atau kuarsa 30 m x 0,32 mm, benisi bahan pengisi
Erlenmeyer. Masukkan 5 ml etilen oksida P cair dalam fase GI dengan tebal lapisan 1,0 pm. Gas pembawa
gelas piala 100 ml dinginkan dalam campuran natrium helium P dipertahankan pada kecepatan linier 20 cm per
kiorida P dan es (1:3). Masukkan 300 j.tI (250 mg) etilen detik. Suhu injektor dan detektor dipertahankan berturut-
oksida cair P pada polietilen glikol 200 P, aduk penlahan- turut pada suhu 1500 dan 2500. Suhu kolom diprogram
lahan sampai tercampur. Sumbat Erlenmeyer, timbang sebagai berikut:
kembali labu dan tetapkan jumlah etilen dioksida yang
diabsorbsi dengan adanya perbedaun berat. Atur berat Suhu Kenaikan Suhu Waktu dipertahankan
campuran dengan menambahkan polietilen gil/cal 200 P awal suhu akhir pada suhu akhir
sampai 100,0 g, sumbat Erlenmeyer dan goyang hati-hati (°) (° per menit) (°) (menit)
sampai tercampur. [Catatan Isi botol pendingin 50 - 50 5
bertekanan dengan etilen oksida cair dan simpan dalam 50 1 5 1 180 1 -

lemari pembeku bila tidak digunakan. Gunakan sepotong 180 1 30 1 230 1 5


kecil film polietilen untuk melindungi cairan dari kontak
dengan karet penutup. Gunakàn peralatan yang teiah Lakukan kromatografi terhadap Larutan ba/cu A, rekam
didinginkan bila diperlukan. Bual larutan persediaan kromatogram dan ukur respons puncak utama seperti
segera sebelum digunakan, dan simpan dalam lemari tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara aseltadehida dan
pendingin.] etilen oksida tidak kurang dari 2,0; perbandingan "signal
to noise" tidak kurang dari 5,0 ditetapkan dari puncak
Larutan etilen oksida Tara Erlenmeyer bersumbat dioksan; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
kaca dan dinginkan dalam lemani pendingin. Tambahkan tidak lebih dari 15,0%. [Catatan Waktu retensi relatf
35 ml polietilen glikol 200 P, dan timbang kembali labu. asetaidehida dan etilen oksida berturut-turut adalah 0,94
Masukkan 1 g Larutan persediaan etilen dioksida dingin dan 1, 0.]
ke dalam Erlenmeyer bersumbat. Atun berat campunan
dengan menambahkan polietilen glikol 200 P sampai Sistem "headspace sampler" Atur suhu "transfer line"
50,0 g, sumbat kembali, goyang hati-hati sampai 150°, suhu pengaturan tekanan I menit dan waktu injeksi
- 1431 -

12 detik. Waktu untuk kesetimbangan suhu selama membran silikon berlapis politef dan perkuat dengan
45 menit dan suhu kesetimbangan masing-masing: tutup luar aluminium, campur hati-hati.
700 untuk Larutan ba/cu A, 90 0 untuk Larutan baku B dan
900 untuk Larutan uji. Larutan baku A Buat larutan etilen oksida dengan
kadar 0,48 .tg per ml dari Larutan baku etilen oksida dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dioksan dengan kadar 0,005 ig per jLl dari Larutan ba/cu
sama (lebih kurang 1 ml "headspace" gas dengan "split dio/csan.
ratio" 20:1) Larutan baku B dan Larutan uji ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons Larutan baku B Timbang 1,0 g zat, masukkan ke
puncak utama. [Catatan Waktu retensi relatfuntuk etilen dalam vial 10-ml "headspace". Tambahkan 2,0 ml
oksida dan dioksan berturut-turut adalah 1,0 dan 2,5] Larutan baku A. Segera tutup vial dengan membran
Hitung jumlah etilen dioksida dalam bpj, dalam zat yang silikon berlapis politef dan perkuat dengan tutup luar
digunakan dengan rumus: aluminium, campur hati-hati.

A E xr Larutan uji Timbang 1,0 g zat, masukkan ke dalam


u
[(rs xW )- (ru xW s )] vial 10-ml "headspace". Tambahkan 2,0 ml air. Segera
tutup vial dengan membran silikon berlapis politef dan
perkuat dengan tutup luar aluminium, campur hati-hati.
AE adalah jumlah etilen oksida dalam xg yang
ditambahkan dalam Larutan baku B; ru dan rs berturut- Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
turut adalah respon puncak etilen oksida dari Larutan uji Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
dan Larutan baku B; Wu adalah bobot zat dalam g yang <931>. Kromatograf gas "headspace" dilengkapi
digunakan untuk membuat Larutan uji; Ws adalah bobot detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler terbuat dan
dalam g yang digunakan untuk membuat Larutan baku B. leburan silika 0,53 mm x 50 m, berisi bahan pengisi
Hitung jumlah dioksan dalam bpj, dalam zat yang fase G27 dengan tebal lapisan 5,0 jtm. Gas pembawa
digunakan dengan rumus: helium P dipertahankan pada laju alir 4 mm per menit.
Sistem "headspace sampler" waktu untuk kesetimbangan
A D xru suhu selama 30 menit dan suhu kesetimbangan 80°. Suhu
[(rs xw, ) -
re, xW 5 )]
( injektor dan detektor dipertahankan berturut-turut pada
suhu 85° dan 250°. Suhu kolom diprogram sebagai
AD adalah jumlah dioksan dalam .tg yang ditambahkan berikut: suhu awal dipertahankan pada 700 selama
dalam Larutan baku B; ru dan rs berturut-turut adalah 10 menit, kemudian diatur kecepatan kenaikan suhu lebih
respon puncak dioksan dari Larutan uji dan Larutan baku kurang 100 per menit sampai 250° dan pertahankan suhu
B; W u adalah bobot zat dalam g yang digunakan untuk tersebut selama 5 menit. Lakukan kromatografi terhadap
membuat Larutan uji; Ws adalah bobot zat dalam g yang Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons
digunakan untuk membuat Larutan ba/cu B. puncak utama seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
antara asetaldehida dan etilen oksida tidak kurang dari 2,0
Metode II [Catatan Waktu retensi relatf asetaldehida dan etilen
oksida berturut-turut adalah 0,9 dan 1, 0.]
Larutan baku etilen dioksida Encerkan 0,5 ml etilen
oksida dalam metilen kiorida P (50 mg per ml)' dengan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
air sampai 50,0 ml. [Catatan Larutan stabil selama sama (lebih kurang 1 ml "headspace" gas dengan "split
3 bulan jika disimpan dalam vial politetrafluoroetilen ratio" 3,5:1) Larutan ba/cu B dan Larutan uji ke dalam
(politeJ)-dengan tutup berlapis membran silikon pada kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
suhu -20°.] Biarkan sampai mencapai suhu ruang. puncak utama. [Catatan Waktu retensi relatfuntuk etilen
Encerkan 1,0 ml larutan dengan air sampai 250,0 ml okgida dan dioksan berturut-turut adalah 1,0 dan 1,9.]
hingga diperoleh larutan dengan kadar etilen dioksida Hitung jumlah etilen dioksida dalam bpj, dalam zat yang
2 .tg per ml. [Catatan Buat segera sebelum digunakan.] digunakan dengan rumus:

Larutan baku dioksan 0,05 il per ml dioksan. CE x Vxr


{(rxWo )- (r,xW )1
Larutan baku aseltadehida Larutan mengandung
asetaldehida 10 j.tg per ml [Catatan Buat segera sebelum CE adalah kadar etilen oksida dalam .tg per ml Larutan
digunakan.] ba/cu A; V adalah volume Larutan ba/cu A yang
ditambahkan pada Larutan ba/cu B (2,0 ml); ru dan rs
Larutan Resolusi Pipet 2 ml Larutan ba/cu berturut-turut adalah respon puncak etilen oksida Larutan
asetaldehida dan 2 ml Larutan ba/cu etilen oksida ke uji dan Larutan baku B; Wu adalah bobot dalam g zat
dalam vial 10-mi "headspace ". Segera tutup vial dengan yang digunakan untuk membuat Larutan uji; Ws adaiah
bobot dalam g zat yang digunakan untuk membuat
-1432-

Larutan ba/cu B. Hitung jumlah dioksan dalam bpj, dalam biarkan hangat sampai suhu kamar. Jika perlu panaskan
zat yang digunakan dengan rumus: hati-hati untuk mendapatkan canipuran yang jemih atau
hanya sedikit keruh. Dinginkan sampai suhu kamar, jika
perlu, encerkan dengan air sampai tanda. Jika perlu,
C D XVXPXFXr U saring atau sentrifus untuk mendapatkan larutan yang
[(rs xW )- (r u xW s )] jernih.
Atur fotometer nyala sampai diperoieh pembacaan
CD adalah kadar dioksan dalam tl per ml Larutan ba/cu A; mendekati transmitans 100% dengan Larutan ba/cu pada
V adalah volume Larutan ba/cu A yang ditambahkan pada panjang gelombang yang memberikan emisi maksimum
Larutan baku B (2,0 ml); p adalah berat jenis dioksan yang sesuai dengan panjang gelombang yang spesifik
(1,03 g per ml = 1,03 .tg per .t1); F adalah faktor konversi seperti tertera pada daftar di bawah. Gunakan lebar celah
(1000 .tg per mg); ru respons puncak dioksan dan keluar yang sesuai, sedekat mungkin dengan lebar pita
Larutan uji; rs adalah respons puncak etilen oksida dan yang ditentukan. Rekam transmitans yang dibaca (S).
Larutan ba/cu B; Wu adaiah bobot zat dalain g yang Encerkan alikot Larutan uji dengan air untuk
digunakan untuk membuat Larutan uji dan Ws adalah mendapatkan kadar larutan yang sesuai dengan Larutan
bobot zat dalam g yang digunakan untuk membuat ba/cu. Tanpa mengubah pengaturan kondisi fotometer
Larutan ba/cu B. nyala, tetapkan emisi larutan sebagai persentase
transmisi, rekam pembacaan (7). Pengaturan kembali
hanya pada monokromator, ke panjang gelombang yang
UJI BATAS KALSIUM, KALIUM DAN ditentukan untuk penetapan latar belakang. Tetapkan
NATRIUM <351> emisi larutan pada panjang gelombang tersebut sebagai
persentase transmisi, dan rekam pembacaan (B).
Fotometer nyala khusus dilengkapi dengan detektor
tabung foto pelipat ganda untuk penetapan kaisium atau Panjang gelombang (nm) Lobar pita
Ion (nm)
natrium, detektor tabung cahaya peka warna merah untuk Spesifik Latar belakang
penetapan kalium, mono-kromator, ceiah keluar yang Kalsium 422,7 430 0,8
mudah diatur, alat kendali yang peka, dan pembakar
Kalium 766,5 750 12
oksiasetilena. Pembakar oksihidrogen diperlukan untuk
Natnium 589 580 0,8
penetapan kalium di dalam campuran dengan kalsium
jumiah besar.
Larutan ba/cu ion kalsium Masukkan 249,7 mg kalsium Pengujian mi dinyatakan memenuhi syarat, jika harga
karbonat P yang teiah dikeringkan pada suhu 300° Tkurang B, lebih kecii dari atau sama dengan S kurang T.
selama 3 jam dan didinginkan dalam eksikator selama
2 jam, ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam
campuran 20 ml air dan 5 ml asam klorida 3 N, encerkan UJI BATAS KLORIDA DAN SULFAT <361>
dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan mengandung
1,00 mg ion kalsium (Ca). Uji batas kiorida dan sulfat berikut adaiah prosedur
Larutan ba/cu ion kalium Masukkan 190,7 mg kalium umum untuk menetapkan batas klorida dan sulfat yang
kiorida P yang telah dikeringkan pada suhu 105° seiama tertera pada masing-masing monografi.
2 jam, ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Lakukan pengujian dan pembandingan menggunakan
encerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml iarutan sepasang tabung kaca dengan diameter sama dan
mengandung 1,00 mg ion kalium (K). disetarakan sebaik mungkin seperti tertera pada
Larutan ba/cu ion nairium Masukkan 254,2 mg natrium pembandingan visual dalam Spektrofotometri dan
kiorida P yang telab dikeringkan pada suhu 105° selama Hamburan Cahaya <1191>. Gunakan jumlah dan jenis
2 jam, ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan pereaksi yang sama pada Larutan uji maupun Larutan
encerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan pembanding yang mengandung sejumiah volume tertentu
mengandung 1,00 mg ion natrium (Na). kiorida atau sulfat. Jika setelah diasamkan larutan tidak
Larutan baku Masukkan 50 ml aiikot Larutan uji ke jernih, saring melaiui kertas saring yang tidak
dalarn labu tentukur 100-ml, tambahkan sejumlah volume memberikan reaksi terhadap klorida dan sulfat.
Larutan ba/cu ion yang tertera pada masing-masing Tambahkan sejumlah larutan pengendap perak nitrat LP
monografi, encerkan dengan air sampai tanda. Encerkan atau barium kiorioda LP sejumiah yang diperlukan pada
iarutan mi secara kuantitatif dengan air secukupnya, Larutan uji dan Larutan pembanding pada saat yang
untuk mendapatkan kadar ion yang diuji sesuai dengan bersamaan.
daerah pengukuran yang ideal pada fotometer nyala yang Jika pada masing-masing monografi, pengujian
digunakan. dilakukan terhadap volume tertentu Larutan uji, dan batas
Larutan uji Kecuali dinyatakan lain pada masing- kiorida atau sulfat sesuai dengan atau kurang dari 0,20 ml
masing monografi, masukkan 2,000 g zat uji ke dalam asam kiorida 0,02 N atau asam sulfat 0,02 N, lakukan
labu tentukur 100-ml, dinginkan daiam tangas es, pengujian tanpa pengenceran lebih ianjut. Dalam hal mi,
tambahkan 5 ml asam nitrat P, goyang sampai larut dan pertahankan volume Larutan pembanding sama seperti
- 1433 -

pada Larutan uji. Untuk pengujian pada garam logam Larutan ba/cu internal, kocok kuat selama 1 menit, dan
berat, yang pada umumnya bereaksi asam, hilangkan sentrifus. Gunakan beningan sebagai Larutan uji.
penambahan asam dan larutan tidak boieh dinetralkan.
Larutkan garam bismuth dalam beberapa ml air dan 2 ml Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
asam nitrat P sebelum penambahan larutan pengendap. Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Kromatograf gas diiengkapi dengan detektor
Kiorida Larutkan sejumlah zat uji dalam 30 - 40 ml ionisasi nyala dan kolom 2 mm x 2 m berisi bahan
air, atau, jika zat uji adaiah larutan, tambahkan air pengisi 3 % fase cair G3 pada partikel penyanggga S1A
secukupnya hingga jumiah volume 30 - 40 ml, dan jika tersiianisasi, pertahankan suhu pada 120 1. Gunakan
perlu netralkan larutan dengan asam nitrat P terhadap nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih
kertas lakmus P. Tambahkan 1 ml asam nitrat P dan kurang 30 ml per menit.
I ml perak nitrat LP, dan tambahkan air secukupnya
hingga 50 ml. Campur, dianikan larutan 5 menit Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiali volume
terlindung cahaya matahari langsung. Bandingkan sama (dengan rentang 2 - 20 ti) Larutan ba/cu dan
kekeruhan yang terjadi dengan larutan pembanding yang Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
mengandung sejumiah volume asam kiorida 0,020 N dan ukur luas puncak utama. Perbandingan respons
seperti tertera pada monografi. puncak dimetiianilin terhadap puncak naftalena yang
diperoleh dari Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan
Sulfat Larutkan sejumiah zat uji dalam 30 - 40 ml air, ba/cu (0,002 %).
atau, jika zat uji adalah larutan, tambahkan air
secukupnya hingga jumlah volume 30 - 40 ml, dan jika
perlu netralkan larutan dengan asam kiorida P terhadap UJI BATAS LOGAM BERAT <371>
kertas lakmus P. Tambahkan 1 ml asam klorida 3 N,
3 ml barium kiorida LP dan air secukupnya hingga 50 ml. Pengujian mi dimaksudkan untuk menunjukkan
Campur, diamkan larutan 10 menit. Bandingkan bahwa cemaran logam yang dengan ion sulfida
kekeruhan yang terjadi dengan larutan pembanding yang menghasilkan wama pada kondisi penetapan, tidak
mengandung sejumlah volume asam sulfat 0,020 N melebihi batas logam berat yang tertera pada masing-
seperti tertera pada monografi. masing monografi, dinyatakan daiam % (bobot) timbal
dalam zat uji, ditetapkan dengan membandingkan secara
visual seperti tertera pada pembandingan visual dalam
UJI BATAS DIMETILANILIN <362> Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> dengan
pembanding Larutan ba/cu timbal. [Catatan Senyawa-
Uji batas berikut digunakan sebagai prosedur umum, senyawa yang mernberikan respons pada uji mi adalah
bila dinyatakan pada masing-masing monografi untuk timbal, raksa, bismut, arsen, antimon, timah, kadmium,
menetapkan dimetilanilin (sebagai penangkap asam perak, tern baga, dan molibdenum.]
klorida yang mungkin digunakan selama proses) dalam Tetapkan jumlah logam berat menggunakan Metode I,
suatu zat secara kromatografi gas. kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
Metode I digunakan untuk zat yang pada kondisi
Larutan baku internal Kecuali dinyatakan lain dalam penetapan memberikan lanitan jemih dan tidak berwama
masing-masing monografi, buat larutan naftalena dalam pada kondisi uji. Metode III digunakan untuk zat yang
sikloheksana P dengan kadar iebih kurang 50 ig per ml. pada kondisi Metode I tidak menghasilkan larutan jemih
dan berwarna, atau senyawa yang karena sifatnya
Larutan baku Kecuali dinyatakan lain dalam masing- menganggu pengendapan logam oieh ion sulfida atau
masing monografi, timbang saksama iebih kurang 50 mg minyak lemak dan minyak menguap. Metode V suatu
N,N—dimetilanilin masukkan ke dalam labu tentukur metode digesti basah, hanya digunakan bila Metode I dan
50-ml, tambahkan 25 ml asam klorida I N, goyangkan Metode III tidak dapat digunakan.
hingga larut, encerkan dengan air sampai tanda dan
campur. Masukkan 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur Pereaksi khusus
250-ml, encerkan dengan air sampai tanda dan campur.
Pipet 1 ml larutan masukkan ke dalam tabung sentrifuga Larutan persediaan timbal(II) nitrat Larutkan
yang sesuai, tambahkan 5,0 ml natrium hidroksida I N 159,8 mg timbal(II) nitrat P dalam 100 ml air yang telah
dan 1,0 ml Larutan ba/cu internal, kocok kuat selama ditambah 1 ml asarn nitrat P, kemudian encerkan dengan
1 menit, dan sentrifus. Gunakan beningan sebagai air hingga 1000,0 ml. Buat dan simpan larutan mi dalam
Larutan ba/cu. wadah kaca yang bebas dari garam-garam timbal yang
larut.
Larutan uji Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi, timbang saksama lebih kurang 1 g zat Larutan baku timbal Buat iarutan segar dengan
uji, masukkan ke dalam tabung sentrifuga yang sesuai, mengencerkan 10,0 ml Larutan persediaan timbal(II)
tambahkan 5,0 ml natrium hidrokrida 1 N dan 1,0 ml nitrat dengan air hingga 100,0 ml. Tiap ml Larutan baku
-1434-

timbal setara dengan 10 j.tg timbal. Larutan pembanding Larutan baku Campur 10 ml Larutan baku timbal
yang dibuat dari 100 jtl Larutan baku timbal dalam 1 bpj atau 2 bpj sesuai yang ditetapkan dengan 2 ml
1 gram zat uji setara dengan 1 bagian timbal per sejuta. Larutan uji.

Metode I Larutan blangko Campur 10 ml air dengan 2 ml


Larutan uji.
Dapar asetat pH 3,5 Larutkan 25,0 g amonium
asetat P dalam 25 ml air dan tambahkan 38,0 ml asam Prosedur Ke dalam tiap larutan tambahkan 2 ml
klorida 6 N. Jika perlu atur pH hingga 3,5 dengan dapar asetat pH 3,5 dan campur. Tambai3 1,2 ml
penambahan amonium hidroksida 6 N atau asam kiorida tioasetamida LP, campur dengan cepat dan diamkan
6 N, encerkan dengan air hingga 100 ml, campur. 2 menit. Amati permukaan dari atas pada dasar putih: uji
tidak absah bila Larutan ba/cu tidak menunjukkan warna
Larutan baku Pipet 2 ml Larutan ba/cu timbal cokelat dibanding Larutan blangko, warna cokelat yang
(20 tg Pb) ke dalam tabung pembanding warna 50 ml, terjadi pada Larutan uji tidak lebih intensif dari warna
dan encerkan dengan air hingga 25 ml. Atur pH antara Larutan ba/cu. Jika hasil yang diperoleh sulit untuk
3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat I N atau disimpulkan, saring larutan melalui penyaring membran
amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air hingga 40 ml, (ukuran pori 3 gm); lihat gambar alat tanpa prefilter.
campur. Lakukan penyaringan secara lambat dan menyeluruh
menggunakan tekanan sedang dan konstan. Bandingkan
Larutan uji Ke dalam tabung pembanding warna bercak pada penyaring di antara ketiga larutan.
50 ml masukkan 25 ml Larutan uji seperti tertera pada
masing-masing monografi atu menggunakan sejumlah Metode III
volume asam jika dinyatakan dalam masing-masing
monografi, larutkan dan encerkan dengan air hingga [Catatan Metode mi tidak mencakup merkuri.]
25 ml, Gunakan sejumlah zat uji dalam g, yang dihitung
dengan rumus: Dapar asetat pH 3,5 Buat seperti tertera path Metode I.

2,0 Larutan baku Buat seperti tertera path Metode I.


1000L
Larutan uji Gunakan sejumlah zat uji dalam g, yang
L adalah batas Logam berat dalam persen. Atur pH antara dihitung dengan rumus:
3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N atau
amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air hingga 2,0
40 ml, campur. 1000L
Larutan pembanding Masukkan 25 ml larutan yang L adalah batas Logam berat dalam persen. Masukkan
dibuat sama seperti Larutan uji ke dalam tabung sejumlah zat yang telah ditimbang ke dalam krus yang
pembanding warna 50 ml, dan tambahkan 2,0 ml Larutan sesuai, tambahkan asam sulfat P secukupnya untuk
baku timbal. Atur pH antara 3,0 dan 4,0 dengan
membasahi, dan pijarkan hati-hati pada suhu rendah
penainbahan asam asetat I N atau amonium hidroksida hingga mengarang. Selarna pengarangan krus tidak boleh
6 N, encerkan dengan air hingga 40 ml, campur.
ditutup rapat. Pada bagian yang telah menganang,
tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes asam sulfat P,
Prosedur Ke dalam tiap tabung dari 3 tabung yang panaskan hati-hati sampai asap putih tidak terbentuk lagi.
masing-masing berisi Larutan baku, Larutan uji dan Pijarkan, sebaiknya dalam tanur, pada suhu 500° - 600°,
Larutan pembanding tambahkan 2 ml dapar asetat pH
sampai anang habis terbakar. Dinginkan, tambahkan 4 ml
3,5 kemudian tambahkan 1,2 ml tioasetamida LP, asam klonida 6 N, tutup, digesti di atas tangas uap selama
encerkan dengan air hingga 50 ml, campur, diamkan 15 menit, buka dan uapkan perlahan-lahan di atas tangas
selama 2 menit. Amati permukaan dari atas pada dasar uap hingga kering. Basahkan sisa dengan 1 tetes asam
putih: Warna yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih klonida P, tambahkan 10 ml air panas, dan digesti selama
gelap dari wanna yang terjadi pada Larutan baku dan 2 menit. Tambahkan amonium hidroksida 6 N tetes demi
wama yang terjadi pada Larutan pembanding sama atau tetes, hingga larutan bereaksi basa terhadap kertas
lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan baku
lakmus, encerkan dengan air hingga 25 ml, dan atur pH
[Catatan Bila warna pada larutan pembanding lebih antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N,
muda dari warna larutan baku gunakan Metode III menggunakan kertas indikator pH rentang pendek sebagai
sebagaipengganti Metode I untuk zal uji.] indikator ekstemal. Saning jika perlu, bilas krus dan
penyaning dengan 10 ml air. Kumpulkan filtrat dan air
Metode II cucian dalam tabung pembanding warna 50 ml, encerkan
dengan air hingga 40 ml, dan campur.
Larutan uji 12 ml larutan zat uji seperti tertera pada
masing-masing monografi.
- 1435 -

Prosedur Ke dalam tiap tabung yang masing-masing asam nitrat P yang sama dengan jumlah yang
berisi Larutan baku dan Larutan uji tambahkan 2 ml ditambahkan pada Larutan uji. Panaskan larutan hingga
dapar asetat pH 3,5 kemudian tambahkan 1,2 ml terbentuk asap putih tebal, dinginkan, tambahkan dengan
tioasetamida LP, encerkan dengan air hingga 50 ml, hati-hati 10 ml air; dan jika digunakan hidrogen
campur, diamkan selama 2 menit. Amati permukaan dan peroksida pada pembuatan Larutan uji, tambahkan
atas pada dasar putih: Warna yang terjadi pada Larutan sejumlah volume yang sama hidrogen peroksida P 30%
uji tidak lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan yang digunakan pada Larutan uji, didihkan perlahan-
ba/cu. lahan hingga terbentuk asap putih tebal. Dinginkan lagi,
tambahkan hati-hati 5 ml air, campur dan didihkan hati-
Metode IV hati hingga terbentuk asap putih tebal, hingga volume
2 ml sampai 3 ml. Dinginkan, encerkan hati-hati dengan
Larutan uji Masukkan sejumlah zat (tidak lebih dan beberapa ml air, tambahkan 2,0 ml Larutan ba/cu timbal
2 g) ke dalam krus silika dan 4 ml larutan magnesium (20 pg Pb) dan campun. Pindahkan ke dalam tabung
sulfat P 25% dalam asam sulfat 2 N. Aduk dengan batang pembanding wanna 50 ml, bilas labu dengan air,
pengaduk kaca kecil dan panaskan hati-hati. Jika tambahkan air bilasan ke dalam tabung hingga 25 ml dan
campuran berbentuk cairan, uapkan perlahan-lahan di campur.
atas tangas air hingga kering. Pijarkan dengan cepat, suhu
tidak lebih dari 800°, dan lanjutkan pemanasan hingga Larutan uji Kecuali dinyatakan lain pada masing-
sisa berwarna putih atau keabu-abuan. Biarkan dingin, masing monognafi, gunakan sejumlah zat uji dalam g,
basahkan sisa dengan 0,2 ml asam sulfat 2 N, uapkan, yang dihitung dengan rumus:
pijarkan kembali dan biarkan dingin. Lama pemijaran
tidak boleh lebih dari 2 jam. Larutkan residu dalam 5 ml 2,0
asam klorida 2 N, dan tambahkan lagi 5 ml asam kiorida 1000L
2 N. Tambahkan 0,1 ml fenolfialein LP dan amonium
hidroknida 13 N tetes demi tetes hingga terjadi wama L adalah batas Logam berat dalam pensen.
merah muda. Dinginkan, tambahkan asam asetat glasial P
hingga larutan tidak berwama, clan tambahkan lagi Jika zat uji berbentukpadat Masukkan sejumlah zat uji
0,5 ml asam asetat glasial P. Saring jika perlu clan ke dalam labu Kjeldahl 100 ml yang bensih dan kering.
encerkan larutan dengan air hingga 20 ml. [Catatan Labu 300 ml dapat digunakan jika reaksi
membentuk busa berlebihan.] Kiem labu dengan sudut
Larutan baku Buat seperti tertera pada larutan uji 45°, dan tambahkan campuran 8 ml asam sulfat P dan
menggunakan sejumlah Larutan timbal yang ditentukan 10 ml asam nitrat P secukupnya untuk membasahi zat.
(10 bpj Pb) untuk mengganti zat yang diuji. Pada 10 ml Hangatkan penlahan-lahan hingga tenjadi reaksi, biankan
larutan yang diperoleh tambahkan 2 ml Larutan uji. reaksi mereda. Tambahkan sejumlah sama campuran
asam, panaskan pada setiap penambahan, sampai jumlah
Larutan blangko Campur 10 ml air dengan 2 ml campuran asam yang ditambahkan 18 ml. Naikkan suhu
Larutan uji. dan didihkan perlahan-lahan hingga larutan menjadi
gelap. Dinginkan, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan
Prosedur Ke dalam masing-masing 12 ml larutan panaskan lagi hingga larutan menjadi gelap. Lanjutkan
tambahkan 2 ml dapar asetat pH 3,5 dan campur. pemanasan, diikuti dengan penambahan asam nitrat P
Tambahkan 1,2 ml tioasetamida LP, campur dengan sampai tidak lagi gelap, kemudian panaskan kuat sampai
cepat, diamkan 2 menit. Amati permukaan dan atas pada terbentuk asap putih tebal. Dinginkan, tambahkan hati-
dasan putih: Uji tidak absah bila Larutan ba/cu tidak hati 5 ml air, didihkan perlahan-lahan sampai terbentuk
menunjukkan warna cokelat dibanding Larutan blangko, asap putih, dan lanjutkan pemanasan sampai volume
wama cokelat yang teijadi pada Larutan uji tidak lebih berkunang hingga beberapa ml. Dinginkan, tambahkan
intensif dari wama Larutan ba/cu. Jika hasil yang dengan hati-hati 5 ml air dan amati warna larutan. Jika
diperoleh sulit untuk disimpulkan, saring larutan melalui berwarna kuning, tambahkan dengan hati-hati 1 ml
penyaning membran (ukuran pori 3 sm); lihat gambar alat hidrogen peroksida 30% dan uapkan lagi sampai
tanpa prefilter. Lakukan penyaningan secara lambat dan tenbentuk asap putih tebal dan volume menjadi 2 hingga
menyeluruh menggunakan tekanan sedang dan konstan. 3 ml. Jika warna larutan masih kuning, ulangi
Bandingkan bercak pada penyaning di antara ketiga penambahan 5 ml air dan penoksida seperti di atas.
larutan. Dinginkan, encerkan hati-hati dengan beberapa ml air,
pindalikan ke dalam tabung pembanding wama 50 ml,
Metode V dan bilas. Jaga kumpulan volume bilasan tidak lebih dani
25 ml.
Dapar asetat pH 3,5 Buat seperti tertera pada Metode I Jika zat berbentuk cair Masukkan sejumlab zat uji ke
dalam labu Kjeldahl 100 ml yang bersih dan kering.
Larutan baku Masukkan campuran 8 ml asam sulfat P [Catatan Labu 300 ml dapat digunakan jika reaksi
dan 10 ml asam nitrat P ke dalam labu Kjeldahl 100 ml membentuk busa berlebihan.] Klem labu pada sudut 45°
yang bersih dan kering, tambahkan sejumlah volume dan tambahkan dengan hati-hati beberapa ml campunan
-1436-

8 ml asam sulfat P dan 10 ml asam nitrat P. Hangatkan wanna cokelat yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih
perlahan-lahan hingga terjadi reaksi, biarkan reaksi intensif dari wanna Larutan ba/cu. Jika hasil yang
mereda dan lanjutkan seperti tertera pada Jika zat uji diperoleh sulit untuk disimpulkan, saning larutan melalui
berbentuk padat dimulai dengan "Tambahkan lagi penyaning membran (ukuran pori 3 tim); lihat gambar alat
sejumlah campuran asam yang sama". tanpa prefilter. Lakukan penyaningan secara lambat dan
menyeluruh menggnnakan tekanan sedang dan konstan.
Larutan pembanding Lakukan digesti menggunakan Bandingkan bercak pada penyaning di antara ketiga
sejumlah sama sampel dengan prosedur yang sama larutan.
seperti tertera pada Larutan uji sub bagian Aka zat
berbentuk padat sampai langkah "Dinginkan, tambahkan
dengan hati-hati dengan beberapa ml air". Tambahkan
2,0 ml Larutan baku timbal (20 .tg Pb), campur.
Pindahkan ke dalam tabung pembanding wama 50 ml,
cuci labu dengan air, tambahkan air cucian ke dalam
tabung sampai 25 ml dan campur. Pm. P.ryaiiig

Prosedur Perlakukan Larutan uji, Larutan baku dan


Peny$ng Pm.
Larutan pembanding sebagai berikut: Atur pH larutan
N'
antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan amonium
hidroksida P (amonia LP dapat digunakan jika diinginkan Plpmyitpn Pmylrthgin
WN
pada saat mendekati jarak pH yang ditetapkan), encerkan k MOW ditimb.h
dengan air hingga 40 ml, campur. Ke dalani tiap tabung piths
tainbahkan 2 ml dapar asetat pH 3,5 kemudian 1,2 ml
tioasetamida LP, encerkan dengan air hingga 50 ml,
campur dan diamkan 2 menit. Amati permukaan dari atas
path dasar putih: Warna yang terjadi pada Larutan uji
tidak lebih gelap dari warna yang teijadi pada Larutan
baku dan warna yang terjadi pada Larutan pembanding
sama aiau lebih gelap dari warna yang terjadi pada
Larutan baku. Alat untuk Uji Batas Logam Berat
Metode VI

Larutan uji Campur sejumlah zat uji dengan 50 mg


UJI BATAS RAKSA <381>
magnesium oksida P dalam krus silika. Pijarkan di atas
Metode I
nyala api sampai terbentuk masa homogen berwarna
putih atau putih keabu-abuan. Jika seteiah 30 menit
campuran masih berwarna, biarkan dingin, aduk dengan [Catatan Raksa(II) ditizonat peka terhadap cahaya.
batang pengaduk kaca kecil dan ulangi pemijaran. Lakukan pengujian dalam cahaya lemah.]
Panaskan pada suhu 8000 selama lebih kurang 1 jam,
Pereaksi Larutan persediaan ditizon Larutkan 40 mg
larutkan residu dalam 5 ml asam kiorida 5 N, tambahkan
ditizon P dalam 1000 ml kioroform P.
lagi 5 ml asam kiorida 5 N dan lanjutkan prosedur
Titran ditizon Encerkan 30,0 ml Larutan persediaan
seperti tertera pada Metode IV, mulai dengan
ditizon dengan kioroform P hingga 100,0 ml. Larutan mi
"Tambahkan 0,1 ml ...".
mengandung lebih kurang 12 mg ditizon P per liter.
Larutan persediaan raksa Masukkan 135,4 mg
Larutan baku Buat seperti tertera pada Larutan uji
raksa(II) Iclorida P ke dalam labu tentukur 100-ml,
menggunakan Larutan baku timbal yang ditetapkan
encerkan dengan asam sulfat I N sampai tanda. Larutan
(10 bpj) untuk menggantikan zat yang diuji dan keringkan
dalam oven pada suhu 100° - 105°. Pada 10 ml larutan
mi mengandung setara dengan 100 mmHg per 100 ml.
Larutan raksa untuk pembakuan titran ditizon
yang diperoleb, tambahkan 2 ml Larutan uji.
Masukkan 2,0 ml Larutan persediaan raksa ke dalam
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam sulfat 1 N
Larutan blangko Campur 10 ml air dan 2 ml Larutan
sampai tanda. Tiap ml larutan mi mengandung setara
uji.
dengan 20 .tg Hg.
Prosedur Ke dalam masing-masing 12 ml larutan Larutan-larutan berikut digunakan untuk uji batas raksa
tambahkan 2 ml dapar asetat pH 3,5 dan campur. yang tertera pada monografi: Besi(II) Fumarat dan
Besi(II) Sulfat.
Tambahkan 1,2 ml tioasetamida LP, campun dengan
cepat, diamkan 2 menit. Amati permukaan dari atas pada
Larutan hidroksilamina hidroklorida Buat seperti
dasar putih: Uji tidak absah bila Larutan ba/cu tidak
tertera pada Uji Batas Timbal <401>.
menunjukkan warna cokelat dibanding Larutan blangko,
-1437-

Larutan baku raksa Buat larutan segar dengan Mat aerasi (Lihat gambar) Terdiri dari pengukur laju
mengencerkan secara kuantitatif 1,0 ml Larutan aliran yang dapat mengukur laju aliran dari 500 ml
persediaan raksa dengan warn sulfat I N sampai hingga 1000 ml per menit, yang dihubungkan kran
1000 ml. Tiap ml larutan mi setara dengan 1 tg Hg. bertutup politef tiga aliran ke bejana aerasi (botol pencuci
gas 250 ml), tabu perangkap; tabung pengering berisi
Larutan pengekstraksi ditizon Buat seperti tertera magnesium perkiorat P dan set 10 cm x 25 mm dengan
pada Uji Batas Timbal <401>. jendela kuarsa, yang dihubungkan ke lemari asam.

Larutan pengekstraksi ditizon encer Buat larutan Kran bertutup


pblitef tigaIirafl
segar, encerkan 5 ml Larutan pengekstraksi ditizon
dengan 25 ml kiorofrom P.
Pembakuan titran ditizon Masukkan 1,0 ml Larutan
raksa untuk pembakuan titran ditizon ke dalam corong
pisah 250 ml, tambahkan 100 ml asam sulfat 1 N, 90 nil
air, 1 ml asam asetat glasial P dan 10 ml larutan IOOm.
hidroksilamina hidrokiorida P (1 dalam 5). Titrasi larutan
dengan Titran ditizon menggunakan buret mikro 10 ml,
kocok campuran 20 kali setiap penetesan dan biarkan B.lafla "MI SO 10 cm.d
(botol pencud gas)
lapisan kioroform memisah, kemudian buang lapisan
kloroform. Lanjutkan sampai penambahan Titran ditizon sambugan dad kaca atau porwhi4 kio,tda
terakhir berwarna hijau setelah dikocok. Hitung jumiah
dalam jig kesetaraan Hg untuk tiap ml Titran ditizon
dengan rumus: Alat Aerasi Raba

(20 Pereaksi
"V Larutan kalium permanganat Larutkan 5 g kalium
permanganat P dalam 100 ml air.
V adalah volume, dalam ml Titran ditizon yang Larutan hidroksilarnina hidrokiorida Lanutkan 10 g
ditambahkan. hidroksilamina hidrokiorida P dalam 100 ml air.
Larutan uji Timbang saksama iebih kurang 2 g, Larutan timah(II) kiorida Larutkan 10 g timah(II)
masukkan ke dalam tabu Erlenmeyer 250 ml bersumbat kiorida, SnC12.2H20 dalam 20 ml asam kiorida P hangat,
kaca, tambahkan 20 ml campuran asam nitrat P dan asam tambahkan 80 ml air. Buat segar setiap minggu.
sulfat P volume sama, hubungkan dengan pendingin yang Larutan baku raksa Buat dari Larutan persediaan
sesuai, refluks campuran selama 1 jam, dinginkan, raksa seperti pada Metode I. Tiap ml Larutan baku raksa
encerkan hati-hati dengan air dan didihkan sampai uap mengandung setana dengan 1 jtg Hg.
asam nitrit habis. Dinginkan larutan, encerkan hati-hati
dengan air, pindahkan ke dalam tabu tentukur 200-ml, Larutan uji Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
encerkan dengan air sampai tanda, campur dan saning. masing monografi, timbang dalam g, zat uji yang dihitung
Prosedur Masukkan 50,0 ml Larutan uji ke dalam dengan rumus:
corong pisah 250 ml, ekstraksi beberapa kaii dengan
sedikit kioroform F, sampai ekstrak kioroform terakhir (2,0
tidak berwarna. Buang ekstrak kloroform dan pada
lanitan tarnbahkan 50 ml warn sulfat 1 N, 90 ml air, 1 ml
asam asetal glasial P dan 10 ml larutan hidroksilamina L adalah batas raksa dalam bpj.
hidrokiorida P (1 dalam 5). Lakukan seperti path
Pembakuan titran ditizon, mulai dengan "Titrasi larutan
dengan Titran ditizon". Hitung jumlah raksa. Metode ha

Metode II Larutan baku Pipet 2,0 ml Larutan baku raksa ke


dalam gelas piala 100 ml, tambahkan 35 ml air, 3 ml
Instrumen deteksi raksa Gunakan spektrofotometer asam sulfat P. dan I ml Larutan kalium permanganat.
serapan atom yang sesuai, dilengkapi dengan perekam Tutup gelas piala dengan kaca anloji, didihl,can beberapa
respons cepat dan dapat mengukur radiasi yang diserap detik, dinginkan.
oleh uap raksa pada garis resonansi raksa pada 253,6 nm.
[Catatan Cuci semua peralatan kaca yang digunakan Larutan uji Masukkan sejumlah zat uji ke dalam gelas
dengan asam nitrat P, dan bilas seaksama dengan air piala 100 ml, dan tambalikan 35 ml air. Aduk dan
sebelum digunakan.] hangatkan jika perlu untuk melarutkan. Tambahkan
2 tetes fenoiftalein LP, dan perlahan-lahan netralkan
seperlunya sambil terus diaduk, dengan natrium
- 1438 -

hidroksida 1 N atau asam sulfat I N. Tambahkan 3 ml sempurna, tambahkan hati-hati melalui kondensor, tetapi
asam sulfat P dan 1 ml Larutan kalium permanganat. jumlahnya tidak boleh lebih dari 10 ml). Setelah zat uji
Tutup gelas piala dengan kaca arloji, didihkan beberapa terurai oleh asam, tambahkan hati-hati melalui pendingin,
menit, dan dinginkan. tetes demi tetes hidrogen peroksida P. biarkan reaksi reda
dan panaskan lagi di antara penetesan (tambahkan
Prosedur Pasang alat aerasi seperti pada gambar, beberapa tetes pertama dengan sangat hati-hati dengan
dengan bejana aerasi dan labu perangkap dalam keadaan pencampuran yang cukup, untuk mencegah reaksi yang
kosong, dan ban pada posisi langsung ke labu perangkap. cepat; hentikan pemanasan jika terjadi buih berlebihan).
Hubungkan alat dengan sel penyerap, dan atur laju aliran Jika reaksi telah reda, panaskan hati-hati, goyang labu
udara atau nitrogen P sehingga dalam prosedur berikut sesekali untuk mencegah zat melekat pada dinding dasar
diperoleh penyerapan dan reprodusibilitas maksimum, labu yang kontak dengan pemanas. Pertahankan kondisi
tanpa busa berlebih dalam Larutan uji. Usahakan oksidasi selama digesti dengan penambahan sedikit
pembacaan garis dasar yang lurus pada 253,6 rim, sesuai hidrogen peroksida apabila campuran menjadi cokelat
buku petunjuk penggunaan alat. Perlakukan Larutan ba/cu atau hitam. Lanjutkan digesti sampai zat organik terurai,
dan Larutan uji dengan cara yang sama sebagai berikut: clan kemudian refluks campuran selama 1 jam. Hentikan
Hilangkan kelebihan permanganat dengan penambahan sirkulasi air pendingin, dan panaskan hingga terjadi asap
tetes demi tetes Larutan hidroksilamina hidroksida, putih belerang trioksida berlebih dan larutan menjadi
sampai larutan tidak berwarna. Segera masukkan larutan tidak berwarna atau sedikit kekuningan. Dinginkan, dan
ke dalam bejana aerasi, bilas dan encerkan dengan air tambahkan 10 ml air hati-hati melalui kondensor, sambil
hingga 100 ml. Tambahkan 2 ml Larutan timah(II) menggoyangkan labu. Panaskan kembali hingga terjadi
kiorida, dan segera hubungkan kembali bejana aerasi uap putih. Dinginkan, tambahkan 15 ml air hati-hati.
dengan A/at aerasi, putar kran dari posisi langsung ke Lepaskan pendingin, bilas dinding labu sebelah dalam
labu perangkap ke posisi aerasi, dan teruskan aerasi dengan beberapa ml air hingga diperoleh volume 35 ml.
sampai puncak serapan telah terlampaui dan pena Tambahkan 1 ml Larutan kalium permanganat, didihkan
pencatat kembali ke garis dasar. Lepaskan bejana aerasi selama beberapa detik, dan dinginkan.
dari alat, dan cuci alat setelah digunakan. Setelah
dikoreksi dengan blangko pereaksi, serapan Larutan uji Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam
tidak lebih dari Larutan ba/cu. Metode ha.

Metode Hb
UJI BATAS SELENIUM <391>
[Perhatian Beberapa zat pada waktu didigesti dengan
hidrogen peroksida dapat menimbulkan ledakan hebal. Larutan persediaan Larutkan 40,0 mg selenium P
Perhatikan keamanan selama bekerja.] dalam 100 ml larutan asam nitrat P (1 dalam 2) dalam
labu tentukur 1000-ml, jika perlu hangatkan hati-hati di
Larutan baku Pipet 2 ml Larutan baku raksa ke atas tangas uap hingga larut, tambahkan air sampai tanda.
dalam Erlenmeyer 125 ml, tambahkan masing-masing Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 200-ml,
3 ml asam nitrat P clan asam sulfat P, campur, clan tambahkan air sampai tanda. Tiap ml larutan mengandung
tambahkan sejumlah hidrogen peroksida P sejumlah yang setara dengan 1 sg selenium (Se).
saina seperti yang digunakan pada pembuatan Larutan
uji. Hubungkan labu dengan kondensor air dingin yang Larutan diaminonaftalena Larutkan 10 mg 2,3-di-
sesuai, dan refluks di dalam lemari asam selama 1 jam. aminonafialena P dan 500 mg hidroksilamin hidrokiorida
Hentikan sirkulasi air yang melewati kondensor, clan P dalam asam kiorida 0,1 N hingga 100 ml. Larutan
panaskan hingga terjadi uap putih di dalam labu. dibuat segar.
Dinginkan, dan secara hati-hati tambahkan 10 ml air
melalui pendingin, sambil goyangkan labu. Panaskan Larutan baku Pipet 6 ml Larutan persediaan ke
kembali hingga terjadi uap putih, dinginkan dan dalam gelas piala 150 ml, tambahkan 25 ml larutan asam
tambahkan lagi 15 ml air. Lepaskan kondensor dan bilas nitrat P(l dalam 30) dan 25 ml air.
dinding labu hingga diperoleh volume 35 ml. Tambahkan
1 ml Larutan kalium permanganat, didihkan selama Larutan uji Faktor penting dalam pengujian adalah
beberapa detik, dan dinginkan. pembakanan sempuma zat uji. Untuk senyawa yang
pembakanannya kurang sempurna dan menghasilkan
Larutan uji Masukkan sejumlah zat uji yang telah jelaga, penambahan magnesium oksida P biasanya
dihitung ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml. Tambahkan menghasilkan pembakaran iebih sempurna dan
masing-masing 5 ml asam nitrat P dan asam sulfat P dan mengurangi pembentukan jelaga. Penambahan
beberapa manik kaca. Hubungkan labu dengan kondensor magnesium oksida yang diperlukan tertera pada masing-
air dingin dan digesti dalam lemari asam, sebaiknya masing monografi. Gunakan labu penibakar 1000 ml dan
dengan lempeng pemanaspada ruhá tidak lebih dari 120° 25 ml larutan asam nitrat P (1 dalam 30) sebagai cairan
sampai mulai penganangan. (Jika diperlukan penambahan penjerap, dan lakukan seperti tertera pada Pembaka ran
asam szilfat P untuk membasahi spesimen secara
-1439-

dengan Labu Oksigen <501>, jika tidak dinyatakan lain beberapa kali, tiap kali dengan 20 ml Larutan
dalam masing-masing monografi, gunakan contoh pengek.strak.si ditizon, hingga tinggal larutan ditizon yang
pengujian 100 - 200 mg. Setelah pembakaran sempurna, berwarna jingga-hijau.
basahi mulut tabu dengan beberapa ml air, longgarkan Enceran larutan ba/cu timbal Encerkan sejumlah
sumbat, dan bilas sumbat, tenipat contoh, dan dinding volume Larutan baku timbal yang diukur saksama seperti
tabu dengan lebih kurang 10 ml air. Masukkan larutan tertera pada Uji Batas Logam Berat <371> (mengandung
dengan bantuan lebih kurang 20 ml air ke dalam gelas 10 tg Pb per ml), dengan 9 bagian volume larutan asam
piala 150 ml dan panaskan hati-hati sampai suhu didih. nitrat P (1 dalam 100) hingga kadar timbal 1 .tg per ml.
Didihkan selama 10 menit dan biarkan dingin pada suhu Larutan pengekstraksi ditizon Larutkan 30 mg ditizon P
kamar. dalam 1000 ml kloroform P dan tambahkan 5 ml etanol P.
Simpan larutan dalam lemari pendingin.
Prosedur Perlakukan Larutan baku, Larutan uji dan Sebelum digunakan, kocok sejumlah volume Larutan
blangko pereaksi yang mengandung 25 ml larutan asam pengekstraksi ditizon dengan lebih kurang setengah
nitraf P (1 dalam 30) dan 25 ml air, secara bersamaan volume larutan asam nitrat P (1 dalam 100), buang
sebagai berikut: Tambalikan larutan amoniumm bagian asam nitrat.
hidroksida P (1 dalam 2) hingga pH 2,0±0,2. Encerkan Larutan hidroksilamina hidrokiorida Larutkan 20 g
dengan air hingga 60,0 ml dan pindahkan ke dalam hidroksilamina hidrokiorida P dalam air secukupnya
corong pisah aktinik rendah dengan bantuan 10,0 ml air, hingga lebih kurang 65 ml, pindahkan ke dalam corong
tambahkan 10,0 ml air bilasan ke dalam corong. pisah, tambahkan 5 tetes biru timol LP kemudian
Tambahkan 200 mg hidroksilamina hidrokiorida P, tambahkan amonium hidroksida P hingga terjadi warna
goyang hingga larut, tambahkan segera 5,0 ml larutan kuning. Tambahkan 10 ml larutan natrium
diaminonaftalena, tutup labu, goyang. Diamkan larutan dietilditiokarbamat P (1 dalam 25), campur dan diainkan
pada suhu kamar selama 100 menit. Tambahkan 5,0 ml selama 5 menit. Ekstraksi larutan beberapa kali, tiap kali
sikloheksana P, kocok kuat selama 2 menit, biarkan dengan 10 - 15 ml kioroform P hingga 5 ml ekstrak
lapisan memisah. Buang lapisan air, dan sentrifus ekstrak kioroform tidak menghasilkan wama kuning apabila
sikloheksana untuk menghilangkan air yang terdispersi. dikocok dengan tembaga(II) sulfat LP. Tambahkan asam
Tetapkan serapan ekstrak sikloheksana Larutan uji dan kiorida 3 N sampai larutan berwarna merah muda (jika
Larutan baku pada panjang gelombang serapan perlu, tambahkan lagi 1 tetes atau 2 tetes biru timol LP)
maksimum lebih kurang 380 am, gunakan ekstrak dan encerkan dengan air hingga 100 ml.
sikloheksana dari blangko pereaksi sebagai blangko. Larutan kalium sianida Larutkan 50 g kalium sianida P
Serapan Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan ba/cu, dalam air secukupnya hingga 100 ml. Hilangkan timbal
menggunakan 200 mg contoh pengujian atau jika dengan cara mengekstraksi larutan beberapa kali, tiap kali
digunakan 100 mg contoh pengujian, tidak lebih besar menggunakan Larutan pengekstraksi ditizon seperti
dari setengah kali serapan Larutan ba/cu. tertera pada Larutan amonium sitrat di atas, kemudian
ekstraksi sisa ditizon dengan kioroform P. Encerkan
Larutan sianida dengan air secukupnya hingga kadar 10 g
UJI BATAS TIMBAL <401> kalium sianida per 100 ml.
Larutan ba/cu ditizon Larutkan 10 mg ditizon P dalam
Ketatnya batas jumlah timbal yang diperbolehkan 1000 ml kioroform P. Simpan larutan dalam botol bebas
dalam sediaan farmasi mengakibatkan penggunaan dua timbal bersumbat kaca, lindungi tenhadap cahaya
metode yang salah satunya adalah metode berikut mi menggunakan pelindung yang sesuai, simpan dalam
yang bergantung pada ekstraksi timbal dengan larutan lemari pendingin.
ditizon. Untuk penetapan kadar logam berat secara
umum, dihitung sebagai timbal, dapat dilihat pada Uji Larutan uji [Catatan Apabila dalam pembuatan
Batas Logam Berat <371>. larutan uji berikut mi, zat uji sangat cepat bereaksi dan
Untuk uji berikut mi, gunakan pereaksi yang mulai mengarang dengan 5 ml asam sulfat P sebelum
mempunyai kandungan timbal serendah mungkin dan dipanaskan, gunakan 10 ml larutan asam sulfat sulfat P
simpan semua pereaksi dalam wadah kaca borosilikat. (1 dalam 2) dingin dan tambahkan beberapa fetes
Bilas semua alat kaca dengan larutan asam nitrat P hidrogen peroksida P sebelum dipanaskan.] Apabila
(1 dalam 2) hangat, kemudian bilas dengan air. dalam monografi tidak dicantumkan pembuatan larutan
uji secara khusus, buat Larutan uji sebagai benilcut.
Pereaksi khusus [Perhatian Lakukan prosedur mi dengan hati-hati, sebab
Larutan amonia sianida Larutkan 2 g kalium sianida P beberapa zat mudah meledak apabila bereaksi dengan
dalam 15 ml amonium hidroksida P dan encerkan dengan hidrogen peroksida.] Masukkan 1,0 g zat uji ke dalam
air hingga 100 ml. tabu yang sesuai, tambahkan 5 ml asam sulfat P dan
Larutan Omonium sitrat Larutkan 40 g asam sitrat P beberapa manik kaca, dan ekstraksi di atas lempeng
dalam 90 ml air. Tambahkan 2 tetes atau 3 tetes merah pemanas dalam lemari asam hingga mulai mengarang.
fenol LP dan secara hati-hati tambahkan amonium Pemanasan dapat dilakukan dengan .cara lain yangsesuai
hidroksida P hingga berwarna kemerahan. Hilangkan (jika perlu tambahkan asam sulfat P lagi, agar basah
timbal yang masih ada dengan cara mengekstraksi larutan sempuma, tetapi penambahan jangan lebih dari 10 ml).
-1440-

Tambahkan hidrogen peroksida P 30% tetes demi tetes asam sulfat LP dalam tabung reaksi, panaskan seperti
dengan hati-hati, biarkan reaksi mereda dan panaskan lagi yang ditentukan, pindahkan ke dalam wadah banding
diantara penetesan. Tambahkan beberapa tetes pertama untuk membandingkan dengan Larutan padanan yang
secara sangat pelan, campur hati-hati supaya reaksi tidak telah ditentukan seperti tertera path Warna dan
terlalu cepat, dan hentikan reaksi jika terbentuk busa Akromisitas <1291>.
berlebih. Goyang larutan dalam labu unmk mencegah zat Perlu diperhatikan kadar asam sulfat yang digunakan.
yang tidak bereaksi menempel pada dinding labu Pereaksi yang berkadar 95,0 %±0,5 % H2SO4 ditetapkan
[Catatan tambahkan peroksida jika campuran menjadi sebagai Larutan uji.
cokelat atau menjadi gelap.] Lanjutkan ekstraksi hingga
zat terurai sempuma, timbul asap belerang trioksida dan
larutan menjadi tidak berwama. Dinginkan, tambahkan KADAR ZINK OKSIDA DALAM MASSA
hati-hati 10 ml air, panaskan hingga belerang trioksida PEREKAT <421>
timbul lagi, dan dinginkan. Ulangi prosedur mi
menggunakan 10 ml air lagi untuk menghilangkan sisa Panaskan 1 g contoh yang telah dipotong-potong
hidrogen peroksida, encerkan hati-hati dengan 10 ml air dengan 75 ml kioroform P, 6 ml asam asetat 6 N dan
dan dinginkan. 40 ml air dalam labu Erlenmeyer hingga lapisan
kioroform mendidih, lanjutkan pemanasan selama
Prosedur Pindahkan Larutan uji, bilas dengan 10 ml 4 menit sambil sering digoyang, biarkan agak dingin,
air, atau sejumlah volume larutan uji khusus seperti tutup labu, kocok kuat-kuat selama 2 menit, bilas tutup
tertera pada monografi, ke dalam corong pisah, dan dengan air dan kumpulkan bilasan dalam labu.
apabila tidak dinyatakan lain dalam monografi, Tambahkan 10 ml larutan dapar amonia pH 10,9 dan
tambahkan 6 ml Larutan amonium sifrat dan 2 ml titrasi selagi hangat dengan dinatrium edetat 0,1 M L
Larutan hidroksilamina hidrokiorida. (Untuk penetapan sambil terus digoyang, menggunakan 0,2 ml campuran
timbal dalam garam besi gunakan 10 ml Larutan indikator larutan hitam eriokrom P 0,5% dan larutan
amonium sitrat). Tambahkan 2 tetes merah fenol LP dan hidroksilamin hidrokiorida P 4,5% dalam metanol P.
basakan dengan amonium hidroksida P, hingga berwarna Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M setara dengan 8,137 mg
merah. Dinginkan larutan jika perlu, tambahkan 2 ml ZnO. Enaptuangkan cairan titrasi melalui penyaring
Larutan kalium sianida. Ekstraksi segera larutan mi berukuran 106 gm, kembalikan serat yang terkumpul
beberapa kali, tiap kali dengan 5 ml Larutan pada kain ke dalam labu, cuci beberapa kali dengan
pengekstraksi ditizon, alirkan tiap ekstrak ke dalam sedikit kioroform P dan keringkan pada suhu 105 1 .

corong pisah lain hingga larutan ditizon tetap berwarna Biarkan bahan yang sudah kering pada suhu dan
hijau. Kocok kumpulan larutan ditizon selama 30 detik kelembaban seperti tertera pada Penyiapan sediaan dalam
dengan 20 ml larutan asam nitrat P (1 dalam 100) dan IdentWkasi Serat <841> dan timbang. Bobot massa
buang lapisan kloroform. Ke dalam larutan asam, perekat adalah selisih dalam bobot. Hitung persentase
tambabkan 5,0 ml Larutan ba/cu ditizon dan 4 ml Larutan kandungan zink oksida dalam massa perekat.
amonia-sianida dan kocok selama 30 detik: warna
lembayung lapisan kioroform tidak lebih tua dari path
larutan pembanding yang dibuat dari sejumlah volume KANDUNGAN ANTISEPTIK DALAM
Enceran larutan baku timbal yang setara dengan batas PEMBALUT <431>
timbal zat uji, menggunakan pereaksi yang sama dan
diperlakukan sama seperti zat uji. Aminakrin hidroklorida Ekstraksi 25 gr potongan-
potongan kecil pembalut yang telah diimpregnasi dengan
eter P menggunakan alat Soxhlet hingga lemak
UJI ZAT MUDAH TERARANGKAN <411> terekstraksi sempurna. Kocok ekstrak eter dengan 20 ml
air, biarkan memisah dan simpan lapisan air. Keringkan
Pada uji zat mudah terarangkan, kecuali dinyatakan bahan yang terekstraksi dalam alinan udara hangat dan
lain, tambahkan sejumlah tertentu zat yang telah di ekstraksi kembali dengan metanol P yang mengandung
serbuk halus jika berbentuk padat, sedikit demi sedikit ke 1 ml asam kiorida 2 N sampai bahan antiseptik
dalam wadah banding, yang terbuat dari kaca tak terekstraksi sempurna, uapkan ekstrak di atas tangas air
berwarna, tahan asam sulfat dan berisi sejumlali volume sampai lebih kurang 10 ml, tambahkan lapisan air yang
tertentu asam sulfat LP. diperoleh dari ekstraksi dengan eter, kemudian
Aduk campuran dengan batang pengaduk kaca sampai tambahkan 100 ml air, didihkan untuk mengurangi
larut, diamkan selama 15 menit. Kecuali dinyatakan lain, volume hingga lebih kurang 60 ml, dinginkan dan atur pH
bandingkan warna larutan dengan larutan padanan, yang hingga 5,0 dengan larutan natrium asetat P 10%. Sambil
terdapat dalam wathh banding terbuat dari kaca tak diaduk tambahkan 5 ml kalium he kasianoferat (III)
berwarna dan mempunyai ukuran sama bagian dalam dan 0,04 M, biankan selama 30 menit, sating dan cuci residu
penampang melintang. Amati kedua cairan dari atas dengan 50 ml air. Pada kumpulan filtrat dan air cucian,
dengan latar belakang porselen atau kaca putih. tambahkan berturut-turut 1 ml asam kiorida P, I g
Jika pemanasan diperlukan untuk mempercepat natrium kiorida P, 5 ml larutan kalium iodida P 2,0% dan
pelarutan zat dalam asam sulfat LP, campur zat dengan
-1441-

2 ml larutan zink sulfat P 15,0%, sambil diaduk setelah tanpa diimpregnasi dan tidak diberi zat perwarna yang
setiap penambahan. Biarkan selama 3 menit dan titrasi telah diberi larutan 5,0 ml domjfen bromida P 0;140%
dengan natrium tiosulfat 0,04 M LV menggunakan dalam metanol P dan telah didispersikan dan dikeringkan
indikator natrium amilum glikolat LP. Lakukan pada suhu 105° (V 2 ml). Hitung persentase C 22H40BrN0,
penetapan blangko. dengan rumus:

1 ml natium tiosulfat 0,04 M 0,7V1


setara dengan 29,85 mg C13H101'12.HCI.H20 wV 2
Klorheksidin hidrokiorida Larutan uji Timbang
Metode II Buat kolom kromatografi sebagai benikut:
seksama 30 g pembalut yang telah diimpregnasi,
Suspensikan sejumlah resin penukar anion basa kuat
tambahkan 140 ml air dan 60 ml asam kiorida 1 N, kocok (Amberlit IRA-400, Deasidit FF-IP atau Zerolit FF)
selama 30 menit, enaptuangkan. Kocok residu selama
15 menit dua kali, tiap kali dengan 100 ml campuran dalam asam klorida 2 N dan biarkan selama 10 menit.
Masukkan suspensi secukupnya ke dalani tabung
7 volume air dan tiga kali volume asam klorida 1 N, kromatografi yang sesuai, dilengkapi gumpalan wol kaca
enaptuangkan setiap ekstrak. Encerkan kumpulan ekstrak
pada ujungnya yang menyempit, hingga tinggi kolom
dengan air hingga 1000 ml. Pada 40,0 ml larutan mi
lebih kurang 15 cm, cuci kolom dengan air hingga pH
tambahkan 45 ml air dan 5 ml larutan setrimida P 20%,
eluat 6- 7, kemudian cuci beberapa kali dengan metanol P.
basakan dengan natrium hidroksida 5 N, terhadap kerlas
la/anus I', tambahkan 2 ml brom P 1,0% dalam natrium Keringkan 5 g potongan-potongan kecil bahan
pembalut yang akan diuji pada suhu 105° hingga bobot
hidroksida JON dan kocok. Tambahkan 1 ml isopropanol
P untuk menghilangkan buih, encerkan dengan air hingga tetap, celupkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang
100 ml dan biarkan pada suhu 18° - 22° selama 25 menit. berisi 100 ml metanol P dan kocok selama 30 menit.
Ukur serapan dari larutan yang dihasilkan pada panjang Enaptuangkan cairan bagian atas yang jernih. Masukkan
50 ml ke dalam kolom melalui corong pisah dengan
gelombang serapan maksimum lebih kurang 480 nm.
kecepatan lebih kurang 3 ml per menit, kumpulkan eluat
Kurva kalibrasi Buat kurva kalibrasi serapan
menggunakan larutan yang mengandung 0,001% sampai dalam labu alas datar, cuci kolom dengan 40 ml metanol P,
uapkan kumpulan eluat dan cucian di atas tangas air
0,005% Klorhek.sidin Hidrokiorida BPFI dalam
campuran 5 volume asam kiorida 1 N dan 95 volume air. hingga volume 5 ml sampai 10 ml, biarkan dingin dan
Lakukan seperti tertera pada Larutan uji, mulai dan lakukan seperti tertera pada Metode I, mulai dan
"Pada 40,0 ml larutan mi tambahkan". Hitting kandungan "Tambahkan 40 ml air dan".
C22H30C12N10.2HC1 menggunakan kurva kalibrasi.

Klorheksidin glukonat Lakukan penetapan seperti KANDUNGAN ZAT ANTIMIKROBA <441>


tertera pada Klorheksidin Hidrokiorida, menggunakan
larutan Klorheksidin Glukonat BPFI untuk membuat Komponen penting dalam injeksi yang dikemas dalam
kurva kalibrasi. Hitung kandungan CH 30Cl2N10.2C6H1207. wadah dosis ganda adalah zat atau zat-zat yang dapat
mengurangi bahaya cemaran mikroba. Farmakope
Domifen bromide Gunakan Metode I atau Metode H. mensyaratkan pencantuman nama dan jumlali zat
Metode I umumnya segera digunakan, tetapi pada antimikroba pada etiket. Metode di bawah mi adalah
pembalut tertentu, zat warna yang digunakan pada untuk zat-zat yang paling umum digunakan untuk
pembuatan pembalut dapat mengganggu warna biru menunjukkan bahwa zat yang tertera memang ada tetapi
normal lapisan kioroform pada waktu titrasi. Dalam hal tidak lebih dan 20% dari jumlah yang tertera pada etiket.
mi gunakan Metode H. Kadar pengawet antimikroba yang ditambahkan ke
Metode I Keringkan 5 g (w g) potongan-potongan kecil dalam sediaan parenteral dosis ganda atau dosis tunggal,
pembalut yang telah diimpregnasi path suhu 105° sampai sediaan telinga, hidung dan mata dapat berkurang selama
bobot tetap. Celupkan bahan yang telah kering dalam 100 masa berlakunya suatu produk. Karena diketahui bahwa
ml asam kiorida P-metanol 1 N yang dibuat dengan kadar pengawet dalam sediaan dapat berkurang selama
mengalirkan gas hidrogen kiorida P ke dalam metanol P, masa berlakunya produk, produsen hendaknya
kocok selama 30 menit, enaptuangkan larutan; masukkan menentukan kadar pengawet terendah yang masih efektif
50 ml ke dalam labu bulat alas datar, uapkan hingga 5 ml dan produk tersebut harus diformulasikan sedemikian
sampai 10 ml diatas tangas air dan biarkan dingin. untuk meyakinkan bahwa kadar terendah mi dilampaui
Tambahkan 40 ml air dan 0,2 ml biru bromofenol LP. selama masa berlakunya produk. Pada saat pembuatan,
Titrasi dengan natrium hidroksida 2 N LV sampai produk harus mengandung sejumlah pengawet
berwarna biru atau hijau dan tambahkan berlebih 5 ml. antimikroba seperti tertera pada etiket (dalam rentang
Tambahkan 3,0 g natrium asetat anhidrat P dan 10 ml ±20%). Pencantuman jumlah pengawet yang tertera pada
kioroform P, kocok dan titrasi dengan larutan natrium etiket bukan berarti bahwa jumlah tersebut tetap selama
dodesil sulfat P 0,014% hingga warna lapisan kloroform masa berlaku produk, tetapi merupakan pernyataan
berubah menjadi tidak berwarna atau kuning (V 1 ml). tentang jumlah yang ditambahkan, dalam batas proses,
Ulangi pengujian menggunakan 5 g kain pembalut dasar dan tidak melampaui 20%. Contoh pernyataan pada etiket
- 1442-

(unit) ditambahkan sebagai pengawet". [Catatan


(unit) berupa angka yang diikuti dengan satuan 100 1ciii
VJp 2 )(,P1
ukuran, misalnya 0,015 mgper ml atau 0,1%.]
Zat-zat yang paling lazim digunakan adalah 2 senyawa
raksa: fenil raksa(II) nitrat dan timerosal; dan 4 homolog
C adaiah kadar benzil alkohol dalam mg per ml Larutan
ester asam p-hidroksibenzoat, fenol, benzil alkohol, dan
baku; V adalah volume zat uji dalam ml tiap 100 ml
klorobutanol. Cara penetapan fenil raksa(II) nitrat dan
Larutan uji.
timerosal dengan metode polarografi, sedangkan yang
lainnya secara kromatografi gas.
Klorobutanol
METODE UMUM KROMATOGRAFI GAS
Larutan baku internal Larutkan lebih kurang 140 mg
benzaldehida P dalam 10 ml metanol P dalam labu
Prosedur umum berikut mi dapat digunakan untuk
tentukur 100-ml, goyang sampai larut, dan encerkan
penetapan kuantitatif benzil alkohol, kiorobutanol, fenol
dengan air sampai tanda.
dan ester metil, etil, propil dan butil asam
p-hidrobenzoat, yang disebut terakhir dianggap sebagai
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 125 mg
satu kelompok, dan masing-masing, jika ada, dapat
ditetapkan secara terpisah. Buat Larutan baku internal klorobutanol P, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml.
dan Larutan baku untuk tiap senyawa seperti berikut mi. Tambahkan 2 ml metanol P, goyang sampai larut.
Kecuali dinyatakan lain, buat Larutan uji dengan cara Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan mi
mencampur sejumlah Larutan baku internal dan sejumlah dan 5,0 ml Larutan ba/cu internal, masukkan ke dalam
zat uji yang diukur saksama, hingga kadar zat labu tentukur 25-ml, campur hingga kadar kiorobutanol
antimikroba dan komposisi pelarutnya mendekati kadar lebih kurang 2,5 mg per ml.
dan komposisi Larutan baku. Parameter operasional
Larutan uji Ukur saksama sejumlab volume zat uj i,
kromatograf gas disarankan seperti tertera pada
tabel dibawah mi; sebagai gas pembawa helium P atau jika perlu encerkan dengan metanol P hingga
nitrogen P; tipe detektor ionisasi nyala. mengandung kiorobutanol tidak lebih dan 5,0 mg per ml.
Campur 3,0 ml larutan mi dengan 3,0 ml Larutan baku
Tabel Parameter Operasional internal.
Kromatograf Gas
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
Ukuran kolom laju kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografl <931>
Isi koloml
aliran, suhu
Zat fase [Catatan lihat Tabel Parameter Operasional
ml per kolom
Diameter penyangga
pajag
dalam
menit Kromatograf Gas.] Pertahankan suhu injektor dan
BenzilAlkohol I,8m 3 m 5%GI6ISIA 50 140° detektor masing-masing pada suhu 1800 dan 220°.
Klorobutanol 1,8 m 2m 5% G16/SJA 20 I100
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Fenol 1,2 m 3 m 5% G16/S!A 50 145°
Paraben 1,8 m 2mm 5% G2/SIA 20 1500 kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak benzaldehida
Benzil Alkohol dan klorobutanol tidak kurang dari 2,0 dan simpangan
baku relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Larutan baku internal Larutkan lebih kurang 380 mg
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
fenol P dalam 10 ml metanol P dalam labu tentukur
200-ml, tambahkan air sampai tanda. sama (lebih kurang 1 jil) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Larutan baku Timbang saksama Iebih kurang 180 mg Waktu retensi relatif benzaldehida dan klorobutanol
benzil alkohol P, larutkan dalam 20,0 ml metanol P masing-masing lebih kurang 0,8 dan 1,0. Hitting jumlah
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan Larutan baku dalam mg C41-17 030, per ml zat uji yang digunakan
internal sampai tanda. dengan rumus:

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume C( L )~ R u


sama (lebih jurang 5 .tl) Larutan baku dan Larutan uji, D RS
gunakan parameter operasional kromatograf gas yang
tertera pada Tabel. Ukur luas puncak benzil alkohol dan C adaiah klorobutanol dihitung terhadap zat anhidrat
fenol Larutan baku, tandai masing-masing dengan Pj dan dalam mg per ml Larutan baku; L adalah jumlah
P2, dan luas puncak Pi dan P2 dari Larutan uji. Hitung kiorobutanol yang tertera pada etiket dalam mg per ml zat
jumlah dalam mg C71-180, per ml zat uji yang digunakan uji; D adalah kadar klorobutanol dalam mg per ml
dengan rumus: Larutan uji dihitung terhadap volume zat uji yang telab
diencerkan; Ru dan Rs berturut turut adalah perbandingan
-

puncak klorobutnol dan benzaldehida dalam Larutan uji


dan Larutan baku.
- 1443 -

Fenol Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume


sama (lebih kurang 2 iii) Larutan baku dan Larutan uji
Larutan baku internal Pipet 1 ml benzil alkohol P, masing-masing yang telah disilanisasi, gunakan
masukkan ke dalam tabu tentukur 500-ml, tambahkan parameter operasional kromatograf gas seperti tertera
metanol P sampai tanda. pada Tabel. Ukur luas puncak metil paraben, propil
paraben dan benzofenon Larutan ba/cu, tandai masing-
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 75 mg masing dengan Pj. P2 dan P3, dan luas puncak Pi P2 dan
fenol P, larutkan dalam 7,5 ml metanol P dalam tabu P3 dari Larutan uji. Hitung jumlah dalam .Lg C 8H803, per
tentukur 100-ml. Tambahkan 20,0 ml Larutan ba/cu ml zat uji dengan rumus:
internal dan tambahkan air sampai tanda.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 1oo( )1L)1.


V )p 3 )]
sama (lebih kurang 3 j.tl) Larutan baku dan Larutan uji,
gunakan parameter operasionai kromatograf gas seperti
tertera pada Tabel. Ukur ivas puncak fenol dan benzii CM adalah kadar metilparaben dalam tg per ml Larutan
alkohol dari Larutan baku, tandai masing-masing dengan baku; V adalah volume zat uji dalam ml. Dengan cara
P1 dan P2, dan puncak p' dan P2 dari Larutan uji. Hitung yang sama, hitung jumlah dalam ig propilparaben,
jumlah daiam mg C61-160, daiam per ml zat uji yang C 10H 2 0 3 per ml zat uji dengan rumus:
digunakan dengan rumus:

100 .)1..L'11.a
10( 2L))(. "
V p3 )
11.
(
V)p 2 )P1
C,, adalah kadar propilparaben dalam ig per ml Larutan
C adalah kadar fenoi dalam mg per ml Larutan ba/cu; V baku. Etilparaben dan Butilparaben dapat ditetapkan
adalah volume zat uji dalam ml per 100 ml Larutan uji. dengan cara yang sama.

Metilparaben dan Propilparaben METODE POLAROGRAFI

Larutan baku internal Timbang lebih kurang 200 mg Fenil Raksa(II) Nitrat
benzofenon P, masukkan ke dalam tabu tentukur 250-ml,
tambahkan eter P sampai tanda. Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 100 mg
fenil raksa(II) nitrat P, larutkan dalam larutan natrium
Larutan baku Timbang saksama masing-masing hidroksida P (1 dalam 250) dalam tabu tentukur 1000-ml,
100 mg metilparaben P dan 10 mg propilparaben P, jika perlu dihangatkan, tambahkan larutan natrium
masukkan ke dalam tabu tentukur 200-ml, tambahkan hidroksida P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan mi,
Larutan ba/cu internal sampai tanda. Pipet 10' ml larutan masukkan ke dalam tabu tentukur 25-ml dan lanjutkan
ini, masukkan ke dalam tabu Erlenmeyer 25 ml dan seperti tertera pada Larutan uji, mulai dan "tambahkan
lanjutkan seperti tertera pada Larutan uji, mulai dan 2 ml larutan kalium nitrat P (1 dalam 100)".
"Tambahkan 3 ml piridina F".
Larutan uji Pipet 10 ml zat uji, masukkan ke dalam
Larutan uji Pipet 10 ml zat uji dan 10 ml Larutan tabu tentukur 25-ml, tambahkan 2 ml larutan kalium
ba/cu internal, masukkan ke dalain corong pisah kecil. nitrat P (1 dalam 100) dan 10 ml Larutan dapar borat
Kocok kuat-kuat, biarkan lapisan memisah, pindalikan basa dan atur pH hingga 9,2 jika perlu dengan
lapisan air ke dalam corong pisah kedua, dan pindahkan penambahan asam nitrat 2 N. Tambahkan 1,5 ml larutan
lapisan eter ke dalam tabu kecil melalui corong yang segar gelatin P (1 dalam 1000), kemudian tambalikan
berisi natrium sulfat anhidrat P. Ekstraksi lapisan air Larutan dapar borat basapH 9,2 sampai tanda.
dua kali, tiap kali dengan 10 ml eter P, saring ekstrak
melalui natrium sulfat anhidrat P. Uapkan kumpulan Prosedur Masukkan sejumlah Larutan uji ke dalam set
ekstrak dengan aliran udara kering hingga volume lebih polarograf, hilangkan udara dengan mengalirkan gas
kurang 10 ml, dan masukkan residu ke dalam tabu nitrogen ke dalam larutan selama 15 menit. Masukkan
Erlenmeyer 25 ml. Tambahkan 3 ml piridina P, uapkan elektrode tetes raksa pada polarograf yang sesuai
eter hingga sempuma dan didihkan di atas lempeng panas (Lakukan polarografi seperti tertera pada Polarografi
hingga volume lebih kurang 1 ml. Dinginkan, dan <1161> dan rekam polarogram dan -0,6 volt hingga
tambahkan 1,0 ml zat sililasi yang sesuai, seperti -1,5 volt terhadap elektrode kalomel jenuh. Tetapkan arus
heksametildisilazana P yang sebelumnya telah difusi (i) dari Larutan uji, sebagai selisih antara arus
ditambahkan trimetilklorosilana F, bis(trimetilsilil) sisa dan anus batas. Dengan cara yang sama dan
asetamida P, atau bis(trimetilsilil)trfluoroasetamida P. bensamaan, lakukan penetapan anus difusi (id) dan
Campur dan biarkan tidak kurang dari 15 menit. Larutan ba/cu. Hitung jumlah dalam p.g, C6H5HgNO3,
per ml zat uji dengan numus:
-1444-

batang pengaduk terpusat daiam geias piala, seperti yang


2 ,5 C[ fL ditetapkan oleh takometer optik yang sesuai.
L ('d )s Larutan uji
C adalah kadar fenil raksa(II) nitrat dalam Rg per ml Serbuk Timbang saksama sejumlah zat uji seperti yang
Larutan baku. tertera dalam masing-masing monografi, masukan ke
dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 70 ml air dan
Timerosal campun menggunakan Pengaduk magnetik selama
1 menit.
Larutan baku Buat larutan segar dengan menimbang Padatan efervesen Timbang saksama sejumlah zat uji
saksama iebih kurang 25 mg timerosal F, masukkan ke setara dengan dosis terkecil dari yang tertera path etiket,
dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan air sampai tanda. masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 10 ml
Lindungi dari pengaruh cahaya. Pipet 15 ml larutan mi ke air dan goyang perlahan-lahan biarkan reaksi mereda.
dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 1,5 ml larutan Tambahkan lagi 10 ml air dan goyang perlahan-lahan.
gelatin P (1 dalam 1000), kemudian tambahkan larutan Cuci dinding bagian dalam gelas piala dengan 50 ml air
kalium nitrat P (1 dalam 100) sampai tanda. dan campur menggunakan Pengaduk magnetik selama
1 menit.
Larutan uji Pipet 15 ml zat uji ke dalam labu dalam Suspensi dan Cairan lain Kocok wadah sampai isinya
labu tentukur 25-ml, tambahkan 1,5 ml iarutan gelatin P homogen dan tetapkan bobot jenisnya. Timbang saksama
(1 dalam 1000) tambahkan iarutan kalium nitrat P sejumlah campuran tersebut yang tertera pada etiket
(1 dalam 100) sampai tanda. masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan air
hingga jumlah volume lebih kurang 70 ml dan campur
Prosedur Masukkan sejumlah Larutan uji ke daiam sel menggunakan Pengaduk magnetik selama 1 menit.
poiarograf, hiiangkan udara dengan mengalirkan gas Tablet Timbang dan serbukkan tidak kurang dan
nitrogen ke dalam larutan selama 15 menit. Masukkan 20 tablet, hitung bobot rata-rata. Timbang saksama
eiektrode tetes raksa pada poiarograf yang sesuai sejumlah serbuk setara dengan dosis terkecil dari yang
(Lakukan poiarografi seperti tertera pada Polarografi tertera path etiket, masukkan ke dalam gelas piala
<1161>) dan rekam polarogram dan -0,2 volt sampai - 1,4 250 ml. Jika perlu pembahasan, tambahkan tidak iebih
volt terhadap eiektrode kaiomei jenuh. Tetapkan anus 5 ml etanol P (yang teiah dinetraikan sampai pH 3,5), dan
difusi (i4) dari Larutan uji sebagai selisih antana anus sisa campur sampai semuanya basah, Tambahkan 70 ml air
dan anus batas. Dengan cara yang sama dan secara dan campur menggunakan Pengaduk magnetik selama
bersamaan, lakukan penetapan anus difijsi (i). dan 1 menit.
Larutan baku. Hitung jumiah dalam j.tg C 6H9HgNaO2S, Tablet kunyah Lakukan penyiapan seperti tertera pada
per ml zat uji dengan rumus: Tablet.
Tablet wajib kunyah Masukkan 1 tablet ke dalam gelas
piala 250 ml tambahkan 50 ml air dan campur
1,667 menggunakan Pengaduk magnetik selama 1 menit.
(d
[(id). J Kapsul Timbang saksama tidak kurang dari 20 kapsul,
keluarkan semua isi kapsul, jika perlu bersihkan dengan
C adalah kadar timerosal dalam tg per ml Larutan baku kapas. Timbang saksama cangkang kapsul dan hitung
bobot rata-rata isi kapsul. Campur homogen semua isi
kapsul, dan lakukan penetapan seperti tertera pada Tablet,
dimulai dani "Timbang saksama sejumlah serbuk setara
KAPASITAS PENETRALM4 ASAM <451>
dengan dosis tenkecil dan yang tentera pada Tablet,
dimulai dani "Timbang saksama sejumlab serbuk setara
[Catatan Seluruh pengujian dilakukan pada suhu dengan dosis terkecil dani yang tertera pada etiket,
37°±3°.] masukkan"
Standardisasi pH meter Lakukan kalibrasi pH meter Prosedur untuk Serbuk, Padatan Efervesen,
menggunakan Larutan dapar ba/cu kalium bflalat Suspensi dan Cairan lain, Tablet, Tablet kunyah dan
0,05 M dan kalium tetraoksalat 0,05 M seperti tertera Kapsul Pipet 30 ml asam klorida 1,0 N LV ke dalam
pada PenetapanpH <1071>. Larutan uji sambii diaduk terus menggunakan Pengaduk
magnetik. [Catatan Bila kapasitas penetralan asam zat
Pengaduk magnetik Masukkan 100 ml air ke dalam uji lebih besar dari 25 mEq, gunakan 60,0 ml asam
geias piala 250 ml yang benisi batang pengaduk magnetik kiorida 1,0 N LV] Setelah penambahan asam, aduk
40 mm x 10 mm yang dilapisi penfluorokanbon padat dan selama 15 menit tepat, segera titrasi. Titrasi kelebihan
mempunyai cincin putaran pada pusatnya. Atur daya asam klonida dengan natrium hidroksida 0,5 N LV dalam
pengaduk magnetik hingga menghasilkan kecepatan waktu tidak lebih dani S menit sampai dicapai pH 3,5
pengadukan rata—rata 300±30 putanan per menit, bila yang stabil (selama 10 detik sampai 15 detik). Hitung
jumlah mEq asam yang digunakan dengan rumus:
-1445-

Total mEq = (30 x NHCI) - (VN aOH X NNaOH) Larut dalam n bagian volume etanol (a%), menjadi
berkabut jika diencerkan; jika larutan jemih dalam n
NHCI dan NNaOH berturut-turut adalah normalitas dan bagian volume manjadi berkabut dalam n1 bagian volume
asam kiorida LV dan natrium hidroksida LV; (iij kurang dan 20) dan tetap berkabut setelah
VNaOH adalah volume dari natrium hidroksida LV yang
penambahan bertahap berjumlah 20 bagian volume
digunakan untuk titrasi. Hasil dinyatakan dalam mEq etanol.
asam yang digunakan tiap g zat uji. Larut dalam n bagian volume etanol (a%), menjadi
berkabut dalam nj bagian volume (ni kurang dan 20);
Prosedur untuk tablet kunyah Pipet 30 ml asam jika larutan jemih dalam n bagian volume menjadi
klorida 1,0 N LV ke dalam Larutan uji sambil diaduk berkabut dan tetap berkabut setelah penambahan bertahap
terus menggunakan Pengaduk magnetik selama 10 menit hingga jumlah n2 bagian volume (n2 kurang dan 20),
tepat, setelah penambahan asam. Hentikan sebentar kemudian menjadi jernih. Maka kelarutan minyak
pengadukan dan segera keluarkan zat yang lengket dan menguap dalam etanol (a%) adalah 1 bagian volume
gelas piala menggunakan jarum panjang. Segera cuci dalam n bagian volume dan berkabut antara n1 clan n2
jarum menggunakan 20 ml air, kumpulkan air cucian bagian volume.
dalam gelas piala, dan lanjutkan kembali pengadukan Larut dengan kekeruhan; jika larutan etanol berwarna
selama 5 menit tepat. Segera titrasi kelebihan asam sedikit kebiruan sama dengan yang ditimbulkan dengan
klorida dengan natrium hidrok.sida 0,5 N LV dalam waktu penambahan 0,5 ml perak nitrat 0,1 N dan 0,1 ml asam
tidak lebih dari 5 menit sampai dicapai dengan pH 3,5 nitrat P pada 50 ml larutan natrium kiorida P 0,0012%,
yang stabil (selarna 10 detik sampai 15 detik). Hitung campur, biarkan selama 5 menit.
jumlah mEq asam yang digunakan oleh tablet yang diuji
dengan rumus:
CEMARAN SENYAWA ORGANIK MUDAH
Total mEq = (30 x NHCI) - (VN aOH X NNaOH) MENGUAP <471>

NHCI clan NNaOH berturut-turut adalah normalitas dan Metode berikut diberikan untuk penetapan cemaran
asam klorida LV dan natrium hidroksida LV; senyawa organik mudah menguap dalam bahan
VNaOH adalah volume dari natrium hidroksida LV yang Farmakope. Metode khusus yang digunakan dan jenis
digunakan untuk titrasi. Hasil dinyatakan dalam mEq metode yang diperlukan diuraikair di dalam masing-
asam yang digunakan tiap g zat uji. masing monografi.
Pengujian yang tidak perlu dapat diabaikan jika
produsen memberikan jaminan, berdasarkan data yang
KELARUTAN DALAM ETANOL <461> jelas dani proses pembuatan dan penanganan terkendali
dan penyimpanan bahan, bahwa tidak ada kecenderungan
Timbang 1 ml minyak dalam gelas ukur bersumbat adanya pelarut beracun spesifik, dan bahan jika diuji,
kaca 25 ml atau 30 ml clan masukkan ke dalam slat yang akan memenuhi persyaratan yang ditetapkan, seperti
mempunyai suhu tetap yang dipertahankan pada suhu tertera pada Ketentuan dan Persyaratan Umum. [Catatan
19,8° - 20,2°. Dengan menggunakan buret berkapasitas Air bebas senyawa organik seperti tertera pada metode
tidak kunang dari 20 ml tambahkan etanol dengan kadar berikut, jika dilakukan kromatografi tidak memberikan
seperti dinyatakan pada monografi, tiap kali dengan puncak ikutan yang berarti.]
0,1 ml sampai larut sempuma kemudian tiap kali dengan
0,5 ml sampai jumlah 20 ml dan sening dikocok kuat. Etilen Oksida Pengujian etilen oksida dilakukan hanya
Catat volume etanol yang diperlukan untuk mendapatkan jika disebutkan dalam masing-masing monografi.
larutan jernih. Lanjutkan penambahan jumlah etanol Parameter lanutan baku dan metode penetapan diunaikan
dengan cara yang sama. Jika larutan menjadi berkabut dalam masing-masing monografi. Batas kadar tidak lebih
atau keruh sebelum penambahan 20 ml etanol, catat dari lObpj.
volume pada saat terjadi kabut atau kekeruhan, dan juga
volume pada saat kabut atau kekeruhan hilang. Jika tidak Metode I
diperoleh larutan jemih dengan penambahan 20 ml
etanol, ulangi pengujian dengan kadar etanol yang lebih Lakukan knomatografi gas seperti tertena pada
tinggi. Kromatografi <931>.
Pada prosedun berikut digunakan knomatograf gas yang
Ketentuan yang digunakan dilengkapi dengan program suhu, dengan kolom tabuler
Larut dalam n bagian volume etanol (a%) atau lebih; terbuka berlubang lebar dengan dinding bersalut dan
jika larutan jemih dalam n bagian volume etanol, setelah detektor ionisasi nyala.
penambahan selanjutnya dengan etanol berkekuatan sama
hingga berjumlah 20 bagian volume, tetap jemih Larutan baku Buat larutan, dalam air bebas senyawa
dibandingkan terhadap minyak yang tidak diencerkan. organik atau pelanut seperti tertera pada monografi, yang
mengandung 1,0 .tg kioroform P dan masing-masing
-1446-

2,0 tg benzen P, 1,4-dioksan P, melilen kiorida P dan memanaskan perangkap dan mengaliri kembali
trikioroetilena P per ml. perangkap dengan gas pembawa ke dalam kromatograf.

Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Larutan
dengan detektor ionisasi nyala, sistem injeksi tanpa celah, ba/cu dalam Metode I.
kolom analitik leburan silika 0,53 mm x 30 m, diameter
dalam disalut dengan fase diam G27 sambung silang Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Larutan uji
secara kimia setebal 5 gm dan kolom pelindung silika dalam Metode I.
0,53 mm x 5 m, diameter dalam dideaktivasi dengan
fenilmetil siloksan. Gunakan helium P sebagai gas Alat perangkap dan pendorong Alat mi terdiri dan
pembawa dengan kecepatan linier Iebih kurang 35 cm per 3 bagian yang terpisah: pendorong zat uji, perangkap dan
detik [Catatan Dapat digunakan nitrogen P.] alat pembebas. Pendorong zat uji dirancang agar dapat
Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing menenima 5 ml zat uji dengan kolom air yang
pada 70° dan 260°. Atur suhu kolom sebagai berikut: kedalamannya tidak kurang dari 3 cm. Ruang kosong di
pertahankan suhu 350 selama 5 menit, kemudian naikkan bagian atas yang benisi gas antara kolom air dan
suhu hingga 175° dengan kecepatan 8° per menit, diikuti perangkap mempunyai jumlah volume kurang dari 15 ml.
dengan kenaikan suhu hingga 260° dengan kecepatan 350 Gas pendorong yang dilewatkan melalui kolom air
per menit dan pertahankan suhu paling sedikit 16 menit. membentuk gelembung udara yang terbagi halus dengan
Suntikkan Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur diameter kurang dari 3 mm pada waktu keluar pertama
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: sistem kali. Gas pendorong yang dialirkan tidak lebih dari 5 mm
dinyatakan sesuai jika menghasilkan kromatogram yang dari dasan kolom air.
semua komponen dalam Larutan ba/cu terpisah, resolusi, Perangkap mempunyai panjang tidak kurang dan
R, antara dua komponen tidak kurang dari 1,0 dan 25 cm dan diameter dalam tidak kurang dari 2,67 mm.
simpangan baku relatif dari respons puncak masing- Perangkap dikemas dengan zat penjerap dengan panjang
masing pada penyuntikan ulang tidak lebih dan 15%. minimal seperti yang tertera di bawah mi, mulai dan
tempat masuk gas pada perangkap dengan urutan sebagai
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume benikut: 7,7 cm polimer 2,6-difenilena oksida; 7,7 cm
sama (lebih kurang 1 1) Larutan ba/cu dan Larutan ujike silika gel dan 7,7 cm arang tempurung kelapa.
dalam kromatograf, ukur respons puncak. Identifikasi Alat pembebas harus tahan pada pemanasan perangkap
setiap puncak pada kromatogram Larutan uji, yang cepat sampai 250°. Perangkap tidak boleh
berdasarkan waktu retensi, dan hitung jumiah cemaran dipanaskan lebih dari 250°. Kondisikan perangkap
senyawa organik mudah menguap yang terdeteksi. terpasang pada awal penggunaan, pada suhu 225° selama
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, semalam dengan gas inert dengan laju aliran tidak kurang
jumlah masing-masing cemaran senyawa organik mudah dari 20 ml per menit. Pada penggunaan sehari-hari,
menguap dalam zat uji tidak lebih dari batas seperti kondisikan perangkap lebih dahulu pada suhu 225°
tertera pada Tabel 1. selama 15 menit.

Tabel 1 Sistem kromatografi Alat perangkap dan pendorong


dihubungkan dengan knomatograf gas yang dilengkapi
Cemaran senyawa organik Batas (bpj) dengan detekton ionisasi nyala, dan kolom kaca 2,44 m x
Mudah menguap 2 mm diameter dalam benisi bahan pengisi 1% fase diam
Benzen 100 G25 pada partikel penyangga S12. Gunakan helium P
Kioroform 50* sebagai gas pembawa dengan laju alir yang dipentahankan
1 ,4-Dioksan 100 40 ml per menit. Atur suhu kolom sebagai berikut;
Metilen kionida 100 pertahankan pada suhu 45° selama 3 menit, kemudian
Tnildoroetilen 100 naikkan hingga 220° dengan kecepatan 8° per menit clan
pentahankan suhu pada 220° selama 15 menit.
*Batas kurang dari 100 bpj berdasarkan toksisitas yang
relatif lebih besar. Prosedur Atur gas pendorong nitrogen P hingga laju
aliran 40 ml per menit, masukkan secara tenpisah masing-
Metode II masing 5,0 ml Larutan ba/cu dan Larutan uji ke dalam
pendonong zat uji dan donong selama 10 menit (lebih
Lakukan knomatografi gas seperti tertera pada kunang 0,1 menit) pada suhu nuang. Setelah 10 menit,
Kromatografi <931>. hubungkan penangkap dengan knomatognaf. Atur alat ke
Gunakan kromatograf gas dengan teknik dinamika posisi desonpsi dan mulai atur suhu kolom. Alinkan
ruang kosong di bagian atas untuk prosedur berikut. senyawa organik mudah menguap yang tenpenangkap ke
Cemaran senyawa organik mudah menguap ditangkap dalam kromatograf dengan pemanasan perangkap secana
dalam penangkap jerap dan gas pendorong dilepaskan. cepat sampai pada suhu 180° dan pentahankan suhu mi
Cemaran senyawa organik mudah menguap yang selama 4 menit sambil alini kembali perangkap dengan
terperangkap dibebaskan dari perangkap dengan nitrogen dengan laju aliran 40 ml per menit. Rekam
- 1447 -

kromatogram dan ukur respons puncak. Sistem bergerigi, berisi 1 g natrium sulfat P, dan disegel.
dinyatakan sesuai jika menghasilkan kromatogram Panaskan vial bersegel pada suhu 80° selama 60 menit.
dengan semua komponen dalam Larutan baku terpisah:
resolusi, R, antara dua komponen tidak kurang dari 1,5 Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti
dan simpangan baku relatif dari respons puncak masing- tertera pada Metode V, kecuali pada penyuntikan,
masing tidak lebih dan 10%. Identifikasi setiap puncak gunakan alat suntik kedap gas yang dipanaskan, dengan
pada kromatogram Larutan uji, berdasarkan waktu ruang kosong di bagian atas 1 ml.
retensi. Hitung jumlah cemaran senyawa organik mudah
menguap dalam zat uji yang digunakan. Kecuali Metode V
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, jumlah
setiap cemaran senyawa organik mudah menguap tidak Lakukan Kromatografi gas seperti tertera pada
lebih dari batas seperti tertera pada Tabel 1. Kromatografi <931>.

Metode III Larutan baku dan Larutan uji Lakukan seperti


tertera pada Metode I.
Gunakan kromatograf gas dengan teknik dinamik ruang
Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi
kosong di bagian atas seperti tertera pada Metode II,
detektor ionisasi nyala, kolom analitik leburan silika
kecuali untuk deteksi dan penetapan kadar, gunakan
spektrometer massa. 30 m x 0,53 mm diameter dalam yang disalut fase diam
G43 setebal 3,0 gm, kolom pelindung silika 5 m x
Larutan baku, Larutan uji dan Alat perangkap dan 0,5 mm diameter dalam yang dideaktivasi dengan
pendorong Buat seperti tertera pada Metode H. fenilmetil siloksan dan sistem injeksi tanpa celah. Gunakan
helium P sebagai gas pembawa dengan kecepatan linier
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada lebih kurang 35 cm per detik. Suhu injektor dan suhu
Metode II kecuali kromatograf dihubungkan dengan detektor masing-masing dipertahankan pada 140 ° dan
spektrometer massa sebagai pengganti detektor ionisasi 260°. Atur suhu kolom sebagai berikut: Pertahankan suhu
nyala. Spektrometer massa hams mampu mencacah dan pada 40° selama 20 menit, kemudian naikkan dengan
20 unit hingga 260 unit massa atom tiap 7 detik atau cepat hingga suhu 240° dan pertahankan selama 20 menit.
kurang, menggunakan energi elektron 70 volt (nominal) Suntikan Larutan ba/cu, rekam knomatognam dan ukur
secara ionisasi impak elektron. Penghubung antara nespons puncak seperti tertera pada Prosedur: sistem
kromatograf dan spektrometer massa sebaiknya dinyatakan sesuai jika menghasilkan kromatogram
seluruhnya terbuat dari kaca atau bahan sejenis kaca. dengan semua komponen dalam Larutan ba/cu terpisah,
Kaca dapat dideaktivasi dengan cara silanisasi resolusi, R, antara dua komponen tidak kurang dari 3 dan
menggunakan dikiorodimetilsilan. simpangan baku relatif masing-masing respons puncak
Sistem komputer yang dapat mengakuisisi secara terus- path penyuntikan ulang tidak lebih dan 15%.
menerus dan menyimpan seluruh spektrum massa yang
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Metode I,
diperoleh selama proses kromatografi hams dihubungkan
volume injeksi lebih kurang 1 pl.
dengan spektrometer massa.
Komputer hams mempunyai perangkat lunak yang Metode VI
dapat mencari setiap arsip data kromatograf
gas/spektrometer massa untuk ion-ion dengan massa yang Lakukan Kromatografi gas seperti tertera pada
spesifik dan membuat kurva kumpulan ion-ion terhadap KromatograjI <931>.
waktu atau nomor cacah. Cara mi disebut sebagai Profil
Arus Ion Terekstraksi (PAIT). Perangkat lunak juga hams Larutan baku dan Larutan uji Lakukan seperti
tersedia untuk integrasi antara waictu tertentu atau batas tertera pada Metode I.
nomor cacah dari kumpulan tiap PAIT.
Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi
Metode IV detektor ionisasi nyala. Kondisi kolom dan suhu kolom,
dipilih dari Tabel 2, yang ditetapkan dalam masing-
Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Larutan masing monografi. Gas pembawa, kecepatan linier atau
ba/cu dalam Metode I. Pipet 5 ml larutan mi ke dalam vial laju alin, suhu detektor, dan suhu injektor disesuaikan
dengan septum dan tutup bergerigi, berisi I g natrium dengan dimensi kolom dan suhu kolom yang dipilih
sulfat P, dan disegel. Panaskan vial bersegel pada suhu dalam Ta be! 2. Suntikkan Larutan ba/cu, rekam
80° selama 60 menit. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
path Prosedur: sistem sesuai jika menghasilkan
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Larutan uji kromatogram dengan semua komponen dalam Larutan
dalam Metode I. Jika bahan tidak larut dalam air, suspensi ba/cu terpisah, resolusi; R, antana dua komponen tidak
dapat digunakan sebagai pengganti larutan jernih. Pipet kurang dari 1,0 dan simpangan baku relatif masing-
5 ml larutan ke dalam vial dengan septum dan tutup masing respons puncak pada penyuntikan ulang tidak
lebih dan 15%.
- 1448 -

Prosedur Lakukan seperti tertera pada Metode I, Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Larutan baku
volume injeksi lebih kurang 1 .t1. dengan menggunakan 20 ml air bebas senyawa organik
sebagai pengganti 20 ml Larutan persediaan.
Metode untuk Melilena Kiorida
dalam Tablet Salut Larutan kesesualan sistem Buat larutan dalam air
bebas senyawa organik berisi masing-masing 5 g etanol P
Lakukan KromatograJI gas seperti tertera pada dan metilen kiorida P per ml. Pindahkan 2,0 ml larutan ke
Kromaiografi <931>. Batas metilen kiorida adalah 500 tg dalam vial yang dilengkapi dengan septum dan tutup
per han, berdasarkan dosis maksimum per hari yang logam bergerigi, dan segel. Letakkan vial dalam tangas
tertera pada penandaan. air pada suhu 85°, biarkan selama 20 menit.

Larutan persediaan Masukkan saksama 3,8 1.11 (setara Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi
5 mg) metilen kiorida P ke dalam labu tentukur 1 000-ml, detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 1,8 m x 2 mm
encerkan dengan air bebas senyawa organik sampai berisi bahan pengisi 0,2% fase diam G39 pada partikel
tanda. penyangga S7. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa
dengan laju alir lebih kurang 20 ml per menit. Suhu
Larutan baku [Calatan Untuk penyiapan larutan, injektor dan suhu detektor dipertahankan pada 200°. Atur
hilangkan terlebih dahulu selaput dari tablet salut.] suhu kolom sebagai berikut: pertahankan suhu pada 80°
Masukkan sejumlah tablet utah, setara dengan lebih selama 2 menit, kemudian naikkan sampai suhu 150°
kurang 1 g, ke dalam labu bersumbat kaca. Pipet 20 ml dengan kecepatan 30 ° per menit, kemudian pertahankan
Larutan persediaan ke dalam labu tersebut, tutup rapat, suhu 150° selama 5 menit. Suntikkan 1 ml fase gas dan
letakkan dalam tangas ultrasonik sampai semua tablet Larutan kesesuaian sistem seperti tertera pada Prosedur:
hancur sempurna dan sentrifiis. Pipet 2 ml beningan ke resolusi, R, antara etanol dan metilen klorida tidak kurang
dalam vial yang dilengkapi dengan septum dan tutup dari 1,5, dan waktu retensi relatif puncak etanol lebih
logam bergerigi, dan segel. Letakkan vial dalam tangas kurang 0,8 terhadap puncak metilen kiorida. Simpangan
air dengan suhu yang dipertahankan pada 85°, biarkan baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak
selama lebih kurang 20 menit. lebih dari 5,0%.

Tabel 2

Kondisi Penentuan Ukuran kolom Suhu kolom


kromatografi kolom
A S3 2mx3mni 1900
B S2 2,1mx 3 m 160°
C 016 30 m x 0,53 mm 400
D 039 2mx3mm 65 0
E G1 6 2mx3mm 70°
F S4 2 ,5 m x 2 mm Pertahankan 120° (35 menit),
Gradien 120° 2000 (2°/menit)
-

Pertahankan 20 menit
H G1 4 2 ,5 m x 2 mm Pertahankan 45° (3 menit),
Gradien 45° 120° (8°/menit)
-

Pertahankan 15 menit
I G27 30 m x 0,53 mm Pertahankan 35° (5 menit),
35° - 175° (8°/menit)
175° - 260° (35°/menit)
Pertahankan 16 menit
J G16 30 m 0,33 mm Pertahankan 50 1 (20 menit),
50° - 165° (6°/menit)
Pertahankan 20 menit
-1449-

Prosedur Gunakan alat suntik kedap gas, suntikkan Metode Kecuali dinyatakan lain dalam .masing-masing
secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang monografi, perhitungan persentase clan jumlah cemaran
1 ml) gas dari ruang kosong di bagian atas Laru tan ba/cu umum ditetapkan dengan metode relatif daripada
dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam membandingkan dengan masing-masing baku
kromatogram dan ukur respons puncak. Tetapkan, pembanding. Deteksi cemaran lain yang tidak spesifik
berdasarkan perbandingan waktu retensi, adanya metilen jugasesuai dengan metode mi.
kiorida dalam Larutan uji. Tetapkan jumlah metilen Uji khas cemaran umum menggunakan teknik
kiorida yang terdeteksi, dalam .tg per tablet. Hitung Kromatografi lapis tipis. Lakukan seperti tertera pada
jumlah maksimum metilen kiorida, dalam tg per tablet Kromatografi <931>. Uji untuk senyawa sejenis atau
per hari yang diperbolehkan dalam unit dosis dengan kemurnian kromatografi dapat juga digunakan untuk
rumus: evaluasi cemaran umum. Metode lain (seperti
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Kromatografi Lapis
Jumlah maksimum yang diperbolehkan (ig/hari/tablet) = Tipis Kinerja Tinggi) dapat juga digunakan sebagai
metode alternatif dengan alasan yang jelas. Jika tidak
500 (pg/han) kekuatan tablet seperti dicantumkan pada masing-masing monografi, gunakan
X yang tertera pada metode berikut.
Dosis ma/csimum etiket (mg/tablet)
per han (mg) Larutan uji Buat saksama dalam pelarut seperti tertera
pada monografi, hingga kadar lebih kurang 10 mg per
Jumlah metilen kiorida yang terdeteksi per tablet tidak ml.[Catatan Pemanasan atau sonikasi dapat digunakan
boleh lebih dari jumlah maksimum yang diperbolehkan untuk melanutkan jika hal 1ni tidak menusak ba/ian.]
menurut hasil perhitungan.
Larutan baku Buat saksama larutan Baku
Pembanding Fl dalam pelarut seperti tertera pada
CEMARAN UMUM <481> monognafi hingga kadar 0,01;0,05;0,1 dan 0,2 mg per ml.
[Catatan Pemanasan atau sonikasi dapat digunakan
Uji cemaran umum yang tertera pada masing-masing untuk melarutkanjika hal mi tidak merusak bahan.]
monografi digunakan untuk menilai profil cemaran suatu
bahan. Cemaran umum didefinisikan sebagai bahan yang Prosedur Lakukan Kromatognafi lapis tipis
ada dalam senyawa obat danlatau sediaan obat dalam menggunakan lempeng si/i/ca gel P setebal 0,25 mm dan
jumlah tertentu mempunyai aktivitas biologi yang tidak Fase gerak seperti tertera pada monografi. Totolkan
diinginkan. Cemaran mi dapat timbul akibat sintesa, secana terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang
proses pembuatan sediaan, atau peruraian bahan. Dalam 20 tl) Larutan uji dan Larutan ba/cu, gunakan aliran
beberapa kasus, cemaran yang berisiko terhadap nitrogen P untuk mengeringkan bencak. Masukkan
kesehatan dapat diidentifikasi. Pada bab mi masing- lempeng ke dalam bejana kromatognafi yang telah
masing cemaran tidak akan diidentifikasi, uji terpisah dijenuhkan dengan Fase gerak hingga merambat lebih
mungkin dipenlukan untuk memastikan bahwa cemaran kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
yang diidentifikasi telah memenuhi persyaratan batas keningkan diudana. Amati lempeng menggunakan teknik
seperti tertera dalam definisi cemaran umum. Pemilihan penampakan bercak yang tentera. Tentukan intensitas
uji dan penetapan kadar memungkinkan untuk relatif bercak lain selain bercak utama Larutan uji dengan
menetapkan jumlah cemaran yang dapat diterima pada membandingkan terhadap kromatogram Larutan ba/cu.
suatu bahan untuk digunakan.
Petunjuk Teknik Penampak Bercak
Laporan dan persyaratan Jumlah cemaran umum (1) Gunakan cahaya ultra violet pada 254 nm dan
tidak lebih dari 2,0%, kecuali dinyatakan lain pada 366nm.
masing-masing monografi. (2) Gunakan iodoplatinat LP.
Jika pada monografi tertera batas komponen tertentu (3) Larutan A Buat campuran 850 mg bismut subnitrat
danlatau cemaran atau produk terurai yang dapat P dengan 40 ml air dan 10 ml asam asetat glasial P.
diidentifikasi, cemaran umum tidak termasuk dalam Larutan B Larutkan 8 g kalium iodida P dalam
perhitungan total cemaran kecuali dinyatakan lain dalam 20 ml air. Campur Larutan A dan B hingga diperoleh
monografi. Komponen yang ada bersama-sama dalam Lanutan persediaan yang dapat disimpan beberapa bulan
bahan didefinisikan sebagai bahan tertentu dari sediaan dalam botol gelap. Campur 10 ml Larutan persediaan
obat yang tidak dianggap sebagai cemaran dalam konteks dengan 20 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan air
farmakope. Contoh komponen yang ada bersama-sama sampai 100 ml, untuk lanutan penampak bercak.
dalam bahan mi adalah campuran isomer geometnik dan (4) Pereaksi penampak bercak ninhidrin Larutkan
optik (atau rasemat) dan antibiotik. Komponen lain yang 200 mg ninhidnin P dalam 100 ml etanol P, panaskan
dianggap toksik karena efek biologis tertentu yang tidak lempeng setelah penyemprotan.
diinginkan tidak disebut sebagai komponen yang ada (5) Pereaksi penampak bercak asam Dalam tangas es,
bersama-sama dengan bahan. tambahkan perlahan-lahan dan hati-hati sambil diaduk,
-1450-

10 ml asam sulfat P ke dalam 90 ml etanol P. Semprot LEMAK DAN MINYAK LEMAK <491>
lempeng dan panaskan sampai timbul bercak.
(6) Pereaksi penampak bercak dikromat-asam Definisi dan prosedur umum berikut digunakan
Tambahkan kalium dikromat P secukupnya ke dalam 100 ml untuk lemak, minyak lemak, malam, resin, balsam dan
asam sulfat P hingga diperoleh larutan jenuh. Semprot zat-zat sejenis.
lempeng dan panaskan sampai timbul bercak.
(7) Vanilin Larutkan I g vanilin P dalam 100 ml asam Penyiapan Sampel
sulfat P.
(8) Kioramin T-asam trikioroasetat Campur 10 ml Bila contoh minyak menunjukkan kekeruhan yang
dalam larutan kloramin T 3 % dalam air dengan 40 ml disebabkan oleh pemisahan stearin, hangatkan wadah
larutan asam trikloroasetat P 25% dalam etanol P. Buat dalam tangas air pada suhu 500 sampai minyak jernih,
larutan segar sebelum digunakan. atau bila minyak pada penghangatan tidak menjadi jernih,
(9) Folin-C Tambahkan 10 g natrium tungstat P dan saring melalui kertas saring kering pada corong yang
2,5 g natrium moblidat P ke dalam 70 ml air, tambahkan terletak di dalam mantel air panas. Campur dengan baik,
5 ml larutan asamfosfat P 85% dan 10 ml larutan asam dan timbang sekaligus sebanyak yang diperlukan untuk
klorida P 36%, refluks larutan mi selama 10 jam. berbagai penetapan, sebaiknya menggunakan botol
(10) KMn0 4 Larutkan 100 mg kalium permanganat P berpipet tetes, atau buret timbang. Jaga contoh tetap
dalani 100 ml air. meleleh, jika pada suhu kamar berupa padatan, sampai
(11) DAB Campur 1 g p-dimetilamino-benzaldehida P diperoleh sejumlah yang diperlukan.
dalam 100 ml asam klorida 0,6 N.
(12) DAC Campur 100 mg p-dimetilamino- Bobot Jenis
sinamaldehida P dalam 100 ml asam kiorida 1 N.
(13) Besi(III) sianida Campur sejumlah volume yang Tetapkan bobotjenis lemak atau minyak lemak seperti
sama larutan besi(JII) kiorida P 1% dan larutan kalium tertera pada Penetapan BobotJenis <981>.
besi (II) sianida P 1%. Gunakan segera.
(14) Fast Blue B - Pereaksi A larutkan 500 mg garam Suhu Lebur
Fast Blue B dalam 100 ml air.
Pereaksi B Natrium hidrok.sida 0,1 N. Tetapkan suhu lebur seperti tertera pada Penetapan Jarak
Semprot mula-mula dengan Pereaksi A, kemudian Lebur atau Suhu Lebur <1021> Metode lv.
dengan Pereaksi B.
(15) Besi(III) sianida basa Encerkan 1,5 ml larutan Bilangan Asam (Asam Lemak Bebas)
kalium besi(III) sianida P 1% dengan air hingga 20 ml,
tambahkan 10 ml larutan natrium hidroksida P 15%. Keasaman lemak dan minyak lemak dinyatakan sebagai
(16) Pereaksi penampak bercak iodium Buat larutan jumlah ml alkali 0,1 N yang diperlukan untuk
iodium P 0,5 % dalam kloroform P. menetralkan asam bebas dalam 10,0 g zat. Keasaman
(17) Letakkan lempeng selama 10 menit dalam bejana sering dinyatakan sebagai Bilangan asam, yaitu jumlah
tertutup yang telah dijenuhkan dengan uap iodium dan mg kalium hidroksida yang diperlukan untuk menetralkan
pada dasar bejana terdapat hablur iodium P. asam bebas dalam 1,0 g zat. Kecuali dinyatakan lain
(18)Larutan A Larutkan kalium iodida P dalam 50 ml air. dalam masing-masing monografi, gunakan Metode I.
Larutan B buat larutan 500 mg pati larut P dalam
50 ml air panas. Metode I
Segera sebelum digunakan, campur sejumlah volume
sama Larutan A dan Larutan B. Prosedur Kecuali dinyatakan lain, timbang saksama
(19) PTSS Larutkan 20 g asam p-toluensulfonat P lebih kurang 10,0 g zat, larutkan dalam labu yang berisi
dalam 100 ml etanol P, semprot lempeng, keringkan 50 ml campuran sama banyak etanol P-eter P dan telah
selarna 15 menit pada suhu 110°, amati dibawah cahaya dinetralkan terhadap fenofialein LP dengan kaliurn
ultra violet pada 366 nm. hidroksida 0,1 N atau natriurn hidro/tuida 0,1 N, kecuali
(20) Pereaksi penampak bercak o-tolidina Larutkan dinyatakan lain. Bila contoh tidak larut dalam pelarut
160 mg o-tolidina P dalam 30 ml asam asetat glasial P. dingin, hubungkan labu dengan pendingin yang sesuai
Encerkan dengan air hingga 500 ml, tambahkan 1 g dan hangatkan perlahan-lahan, sambil sering dikocok
kalium iodida P, aduk hingga larut. sampai contoh larut. Tambahkan 1 ml fenoiftalein LP,
(21) Campur 3 ml larutan asam kioroplatinat P (1 dan titrasi dengan kaliurn hidroksida 0,1 N LV atau
dalam 10), dengan 97 ml air, kemudian tambahkan 100 ml natriurn hidroksida 0,1 N LV sampai larutan berwarna
larutan kalium iodida P (6 dalam 100) untuk membuat merah muda lemah yang tetap setelah dikocok selama
pereaksi penampak bercak. 30 detik. Hitung Bilangan warn atau jumlah ml alkali 0,1 N
(22) Pereaksi penampak bercak metanol-iodium Buat yang diperlukan untuk menetralkan 10,0 g contoh (asam
campuran iodium LP dan metanoiP (1:1). lemak bebas). Hitung Bilangan warn dengan rumus:
- 1451 -

N dinetralkan. Tambahkan 25,0 ml kalium hidroksida-


56)11V X etanol 0,5 N LV, lakukan seperti tertera pada Bilangan
penyabunan mulai dengan "Panaskan labu ..." dan
penambahan fenolfialein LP dapat diabaikan. Hitung
56,11 adalah bobot molekul kalium hidroksida; V adalah Bilangan ester dengan rumus:
volume, dalam ml; N adalah normalitas larutan kalium
hidroksida atau larutan natrium hidroksida; W adalah
56,1
bobot dalam g zat yang digunakan. iN (VT
.T V B
Jika volume kalium hidroksida 0,1 N LV atau natrium
hidroksida 0,1 N L yang diperlukan untuk titrasi kurang
dari 2 ml, dapat digunakan titian lebih encer, atau jumlah 56,11 adalah bobot molekul kalium hidroksida; VT dan
contoh disesuaikan. Hasil dapat dinyatakan dalam VB berturut-turut adalah volume dalam ml dari asam
volume titian yang digunakan atau dalam kesetaraan volume kiorida 0,5 N yang diperlukan dalam penetapan contoh
kalium hidrokida 0,1 N atau natrium hidroksida 0,1 N. dan penetapan blangko; N adalah normalitas larutan
Jika minyak telah dijenuhkan dengan karbon dioksida asam klorida; W adalah bobot dalam g zat yang
untuk tujuan pengawetan, refluks perlahan-lahan digunakan.
larutan etanol-eter selama 10 menit sebelum titrasi.
Minyak juga dapat dibebaskan dan karbon dioksida Bilangan Hidroksil
dengan menempatkannya pada cawan dangkal di
dalam desikator vakum selama 24 jam sebelum Bilangan Hidroksil adalah jumlah mg kalium
contoh ditimbang. hidroksida yang setara dengan kandungan hidroksil dalam
1,0 g zat
Metode II
Pereaksi piridina-anhidrida asetat Buat cainpuran
Prosedur Buat 125 ml campuran sama banyak segar, 3 bagian volume piridina P yang barn dibuka atau
isopropanol P dan toluen P. Sebelum digunakan, barn didestilasi dengan 1 bagian volume anhidrida aretat
tambahkan 2 ml larutan fenolfialein P 1% dalam P yang barn dibuka atau barn didestilasi.
isopropanol P dan netralkan dengan basa sampai
berwarna merah muda lemah. Timbang saksama sejumlah Prosedur Timbang saksama sejumlah zat sesuai
contoh cair, yang telah tercampur baik, seperti tertera dengan tabel di bawah ini, masukkan ke dalam labu
pada tabel di bawah mi dan larutkan dalam campuran Erlenmeyer bersumbat kaca 250 ml, dan tambahkan
larutan yang sudah dinetralkan. Bila contoh tidak larut 5,0 ml Pereaksi piridina-anhidrida asetat. Masukkan
dalam pelarut dingin, hubungkan labu dengan 5,0 ml Pereaksi piridina-anhidrida asetat, sebagai
pendingin yang sesuai dan hangatkan perlahan-lahan, blangko ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca 250 ml
sambil sering dikocok sampai contoh larut. Kocok kuat kedua. Hubungkan kedua labu dengan pendingin refluks
selama titrasi dengan kalium hidroksida 0,1 N LV atau dengan sambungan asah yang sesuai, panaskan di atas
natrium hidroksida 0,1 N LV sampai berwarna merah tangas uap selama 1 jam, pada masing-masing labu
muda dengan intensitas yang sama dengan pelarut yang tambahkan 10 ml air melalui pendingin, dan
sudah dinetralkan. Hitung jumlah asam lemak seperti panaskan lagi di atas tangas uap selama 10 menit.
tertera pada Metode I. Dinginkan, dan ke dalam masing-masing labu
tambahkan 25 ml butanol P, yang telah dinetralkan
Bilangan Asam Bobot contoh (g) terhadap fenolfialein LP dengan kalium hidroksida-etanol
0-1 20 0,5 N, dengan menuangkan 15 ml melalui masing-
1-4 10 masing pendingin dan setelah pendingin dilepas, cuci
4-15 2,5 dinding kedua labu dengan 10 ml sisanya. Ke dalam
15-74,9 0,5 masing-masing labu tambahkan 1 ml fenoiftalein LP, dan
?75,0 0,1 titrasi dengan kalium hidroksida-etanol 0,5 N LV Catat
volume dalam ml, yang diperlukan pada penetapan
larutan uji sebagai T dan yang diperlukan oleh blangko
Bilangan Ester
sebagai B. Dalam labu Erlenmeyer 125 ml, campur
Bilangan ester adalah jumlah mg kalium hidroksida yang
lebih kurang 10 g zat yang ditimbang saksama, dengan
diperlukan untuk menyabunkan ester dalam 1,0 g zat.
10 ml piridina P yang barn didestilasi, dan telah
Jika Bilangan penyabunan dan Bilangan asam telah
ditetapkan, selisih antara keduanya menunjukkan dinetralkan terhadap fenolfialein LP, tambahkan 1 ml
Bilangan ester, Bilangan ester = Bilangan penyabunan - fenolfialein LP, dan titrasi dengan kalium hidroksida-
Bilangan asam. etanol 0,5 N LV, catat volume dalam ml, yang
digunakan oleh asam bebas dalam contoh sebagai A.
Prosedur Timbang saksama sejumlah 1,5 - 2 g zat
dalam labu 250 ml yang telah ditara, tambahkan 20 ml Hitung Bilangan hidroksil dengan rumus:
hingga 30 ml etanol P yang telah dinetralkan, kocok.
Tambahkan 1 ml fenoiftalein LP, dan titrasi dengan (56,1lNr (WA'I
I IB+I— i— T
kalium hidroksida-etanol 0,5 N LV sampai asam bebas W )[ C)
- 1452 -

menggunakan contoh dalam jumlah lebih kecil.]


W dan C berturut-turut adalah bobot dalam g zat yang
digunakan untuk asetilasi dan untuk penetapan asam Bobot Sampel
bebas; N adalah normalitas kalium hidroksida-etanol; Pei1chanbilangan lodum Bobotdalam g, ± 0,1
56,11 adalah bobot molekul kalium hidroksida. Jika <5 3,0
Bilangan asam dalam zat sudah diketahui, hitung 5-20 1,0
Bilangan hidroksil dengan rumus: 21-50 0,4
51-100 0,2
56,11N 101-150 0,13
w ) (B - r)
+ Blltmgan asam 151-200 0,1
(

W adalah bobot dalam g zat yang digunakan dalam Metode II (Metode Wijs)
asetilasi; N adalah normalitas kaiium hidroksida-etanol;
56,11 adalah bobot molekul kalium hidroksida. Larutan Kalium lodida Timbang saksama lebih
kurang 10 g kalium iodida P masukkan ke dalam labu
Perkiraan bilangan hidroksil Bobot contoh (g) tentukur 100-mi, larutkan dan encerkan dengan air
0 sampai 20 10 sampai tanda. Simpan dalam wadah terlindung cahaya.
20 sampai 50 5 Indikator Larutan Kanji Campur 1 g kanji larut P
50 sampai 100 3 dengan air agak dingin untuk membuat pasta.
lOOsampai 150 2 Tambahkan air mendidih sampai dengan 100 ml sambil
150 sampai 200 1,5 diaduk. Campur dan dinginkan. Gunakan hanya bagian
200 sampai 250 1,25 yang jemih.
250 sampai 300 1,0 Prosedur Lelehkan contoh, jika tidak dalam bentuk
300 sampai 350 0,75 cair. [Catalan Suhu selama pelelehan tidak boleh lebih
10° dari titik leleh zat.] Saring melaiui dua buah kertas
Bilangan lodum saring untuk memisahkan cemaran padat dan sisa
lembab. Penyaringan dapat dilakukan dalam oven pada
Bilangan lodum adalah jumlah g iodum yang diserap 1000 tetapi harus selesai dalain 5 menit±30 detik. Contoh
oleh 100 g zat, pada kondisi yang ditetapkan. Kecuali harus benar-benar kering. Semua alat gelas harus benar-
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, benar bersih dan kering. Setelah penyaringan, filtrat
tetapkan Bilangan iodum dengan Metode I. contoh dikondisikan pada suhu 68 0 - 71 1±1 0 sebelum
ditimbang. Setelah suhu 68° - 71 0±1° tercapai, contoh
Metode I (Metode Hanus) segera ditimbang, masukkan ke dalam labu iodum 500-ml,
timbang saksama seperti tertera pada tabel. [Catalan
Prosedur Timbang saksama sejumlah zat sesuai Penimbangan contoh harus sedemikian rupa sehingga
dengan tabel di bawah mi, masukkan ke dalam labu terdapat kelebihan iodoklorida LV 50% sampai 60%
iodum 250 ml, larutkan dalam 10 ml kioroform P, dari jumlah yang ditambahkan, yang berarti, 100%
tambahkan 25,0 ml iodo-bromida LP, tutup rapat, sampai 150% darijumlah yang diabsorbsi.] Tambahkan
biarkan selama 30 menit di tempat terlindung cahaya, 15 ml campuran segar sikloheksan P dan asam asetat
dengan sesekali dikocok. Tambahkan berturut-turut 30 glasial P (1:1), clan aduk untuk melarutkan contoh.
ml kalium iodida LP dan 100 ml air, dan titrasi iodum Tambahkan 25 ml iodo kiorida LP, tutup rapat dan
yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, goyang hingga tercampur. Biarkan sampai suhu
kocok kuat-kuat setelah setiap penambahan tiosulfat. mencapai 250±5°, lindungi dari cahaya, dengan sesekali
Bila warna iodum menjadi agak pucat, tambahkan 3 ml dikocok, selama 1 - 2 jam, tergantung dari Bilangan
kanji LP, dan lanjutkan titrasi dengan natrium tiosulfat Jodum contoh; Bilangan lodum kurang dari 150, 1 jam;
0,1 N L hingga wama biru hilang. Lakukan penetapan Bilangan lodum kurang iebih sama atau lebih dari 150, 2
blangko. Hitung Bilangan iodum dengan rumus: jam. Kemudian dalam waktu 3 menit setelah waktu
reaksi yang ditentukan, tambahkan secara berturut-turut
126,9(VB - V5)N 20 ml Larutan kalium iodida dan 150 ml air bebas
low karbondioksida P, campur. Dalam waktu 30 menit, titrasi
iodum yang dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N
126,9 adalah bobot atom lodum, VB dan Vs berturut-turut LV sambil diaduk secara mekanik setiap penambahan
adalah volume natrium tiosulfat 0,1 N LV yang tiosulfat. Ketika warna kuning iodum hampir hilang,
digunakan untuk penetapan blangko dan penetapan tambahkan 1 - 2 ml Indikator larutan kanji, dan
contoh, dalam ml; N adaiah normalitas kalium ianjutkan titrasi sampai wama biru hilang. Lakukan
hidroksida-etanol; W adalah bobot contoh yang titrasi blangko. Hitung Bilangan iodum dengan rumus
digunakan, dalam g. yang samã pada perhitungan Metode I.

[Catalan Bila lebih dari setengah iodobromida LP


diserap oleh contoh, ulangi penetapan dengan
- 1453 -

Bilangan Peroksida pada cawan dangkal dalam desikator vakum selama


24 jam sebelum contoh ditimbang.
Bilangan Peroksida adalah jumlah yang menunjukkan,
dalam miliekivalen, oksigen aktif, yaitu jumlah peroksida Zat Tak Tersabunkan
yang terkandung dalam 1000 g zat [Catatan Uji hams
segera dilakukan setelah sampling untuk mencegah Zat tak tersabunkan dalam minyak atau lemak adalah
oksidasi dari zat yang diuji.] zat yang tidak tersabunkan oleh alkali hidroksida, tetapi
Prosedur Jika tidak dinyatakan lain, timbang saksama larut dalam pelarut umum lemak, dan hasil penyabunan
Iebih kurang 5 g zat ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat yang larut dalam pelarut tersebut.
kaca 250 ml. Tambahkan 30 ml campuran asam asetat Prosedur Timbang saksama 5,0 g minyak atau lemak
glasial P dan kloroform P (3:2), kocok untuk melanitkan, dalam labu Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 50 ml larutan
dan tambahkan 0,5 ml larutan jenuh kalium iodida P. kalium hidroksida-etanol yang dibuat dari 12 g kalium
Kocok selama 1 menit tepat dan tambahkan 30 ml air. hidroksida P dalam 10 ml air, dan encerkan dengan
Titrasi dengan natnium tiosulfat 0,01 N LV secara etanol sampai 100 ml, refiuks di atas tangas uap, selama
perlahan dengan pengocokan terus menerus sampai warna I jam, kocok secara berkala. Dinginkan sampai suhu
kuning hampir hilang. Tambahkan 5 ml Indikator larutan dibawah 250, pindahkan larutan ke dalam corong pisah
kanji LP, dan lanjutkan titrasi dengan pengocokan kuat dengan kran terbuat dari politetrafluoroetilena, bilas labu
sampai warna biru hilang. Lakukan penetapan blangko. dua kali, tiap kali dengan 50 ml air yang dimasukkan ke
[Catatan Volume titran yang digunakan untuk blangko dalam corong pisah (jangan gunakan lemak pada kran).
tidak lebih dari 0,1 ml.] Hitung Bilangan peroksida Ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 100 ml eter F,
dengan rumus: masukkan kumpulan ekstrak eter ke dalam corong pisah
lain yang berisi 40 ml air. Putar perlahan atau kocok
1000 (VT —VB )N corong pisah selama beberapa menit. [Catatan
w Pengocokan keras menyebabkan terbentuk emulsi yang
sukar dipisahkan.] Biarkan campuran memisah dan
Vs.. dan VB berturut-turut adalah volume dalam ml natrium buang lapisan bawah fasa air. Cuci ekstrak eter sebanyak
tiosulfat 0,01 N LV yang digunakan untuk penetapan dua kali, tiap kali dengan 40 ml air, dan buang lapisan
contoh dan penetapan blangko; N adalah normalitas bawah fasa air. Cuci ekstrak eter berturut-turut dengan 40
natrium tiosulfat; W adalah bobot contoh yang digunakan ml larutan kalium hidroksida P (3 dalam 100) dan 40 ml
dalam g. air. Ulangi pencucian menggunakan larutan kalium
hidroksida-air sebanyak tiga kali. Cuci kembali
Mangan Penyabunan kumpulan ekstrak dengan 40 ml air sampai cucian
terakhir tidak memberikan warna merah pada
Bilangan Penyabunan adalahjumlah mg kalium hidroksida penambahan 2 tetes fenolfialein LP. Masukkan ekstrak
yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dan eter ke dalam gelas piala yang telah ditara, dan bilas
menyabunkan ester yang terkandung dalam 1,0 g zat. corong pisah dengan 10 ml eten P, tambahkan bilasan ke
Prosedur Timbang saksama 1,5 g hingga 2 g zat, dalam dalam gelas piala. Uapkan eter di atas tangas uap hingga
labu 250 ml yang telah ditara dan tambahkan 25,0 ml hampir kering, dan tambahkan 6 ml aseton P pada residu.
kalium hidroksida-etanol 0,5 N LV. Panaskan labu diatas Uapkan aseton dengan udara mengalir dan keringkan
tangas uap, refluks dengan pendingin yang sesuai, selama residu pada suhu 105° sampai antar penimbangan
30 menit, sambil sering diputar. [Catatan Waktu reflukr berbeda tidak lebih dari 1 mg. Hitung persentase dan zat
bisa mencapai 90 menit untuk memastikan sempurnanya ink tersabunkan dalaip minyak atau lemak dengan rumus
proses penyabunan, tergantung dari tipe ester yang
ditetapkan] Kemudian tambalikan 1 ml fenolfialein LP,
dan titrasi kelebihan kalium hidroksida dengan asam ~VR-"1l00
klorida 0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko. Titrasi W5 )
dapat juga dilakukan dengan titrasi potensiometri. Hitung (

Bilangan penyabunan dengan rumus:


WR adalah bobot, dalam g, residu; Ws adalah bobot,
Só,ll(VR —V)N dalam g, minyak atau lemak dari zat uji.
w Larutkan residu dalam 20 ml etanol F, yang telah
dinetralkan terhadap fenolfialein LP, tambahkan
56,11 adalah bobot molekul kalium hidroksida; VT dan fenolfialein LP dan titrasi dengan natnium hidroksida-
VB bertiirut-turut adalah volume dalam ml asam klonida etanol 0, IN LV, sampai larutan berwarna merah muda
0,5 N LV yang digunakan dalam penetapan contoh dan yang tetap selania tidak kurang dari 30 detik. Jika volume
penetapan blangko; N adalah normalitas asam kiorida; W natnium hidroksida-etanol 0,1 N LV yang diperlukan
adalah bobot contoh yang digunakan dalam g. untuk titrasi lebih dari 0,2 ml, pemisahan lapisan belum
Jika minyak telah dijenuhkan dengan karbondioksida lengkap; bobot residu tidak dapat dinyatakan sebagai zat
dengan tujuan pengawetan, tempatkan minyak tersebut ink tersabunkan, dan pengujian hams diulang.
-1454-

Suhu Pemadatan Asam Lemak adalah sebagai berikut:

Penyiapan asam lemak Panaskan 75 ml Larutan Panjang Jumlah


gliserin-kalium hidroksida (dibuat dengan melarutkan Persen Ester Asam Lemak Rantai Ikatan
25 g kalium hidroksida P dalam 100 ml gliserin P) dalam Karbon Rangkap
gelas piala 800 ml hingga suhu 150°, dan tambahkan 7,0 metil kaprilat 8 0
50 ml lemak yang telah dijernihkan, dan jika perlu 5,0 metil kaprat 10 0
dilelehkan. Panaskan campuran selama 15 menit sambil 48,0 metil laurat 12 0
sering diaduk, tetapi hindarkan suhu Iebih dari 150°. 15,0 metil miristat 14 0
Penyabunan sempurna bila campuran menjadi homogen, 7,0 metil palmitat 16 0
tanpa ada partikel yang melekat pada meniskus gelas 3,0 metil stearat 18 0
piala. Pindahkan ke dalam gelas piala atau cawan 800 ml 12,0 metil oleat 18 1
berisi 500 ml air yang hampir mendidih, tambahkan 3.0 metil linoleat 18 2
perlahan-lahan 50 ml asam sulfat P (3:1), dan panaskan
larutan, sambil sering diaduk, sampai asam lemak Larutan uji [Catatan Aka dalam contoh terdapat
memisah dengan baik sebagai lapisan jernih. Cuci asam lemak yang mengandung lebih dari 2 ikatan
dengan air mendidih sampai bebas dari asam sulfat, rangkap, hilangkan udara dari labu menggunakan gas
kumpulkan asam lemak dalam gelas piala kecil, letakkan nitrogen selama beberapa menit.] Timbang lebih kurang
di atas tangas uap sampai air memisah dan asam lemak 100 mg contoh, masukkan ke dalam labu 50 ml yang
jemih, saning dalam keadaan panas ke dalam gelas piala terhubung dengan refluks-kondesor pendingin yang
kering, dan keringkan pada suhu 105° selama 20 menit. sesuai dan pengaduk magnet. Tambahkan 4 ml larutan
Masukkan asam lemak hangat ke dalam wadah yang natrium hidroksida metanolik 0,5 N LP dan refluks
sesuai, dan dinginkan dalam tangas es sampai membeku. sampai letupan lemak hilang (biasanya 5 - 10 menit).
Uji kesempurnaan penyabunan Masukkan 3 ml asam Tambahkan 5 ml larutan yang dibuat dari 14 g boron
lemak yang telah kering ke dalam tabung reaksi, dan trfluorida P dalam metanol P untuk membuat 100 ml,
tainbalikan 15 ml etanol P. Panaskan larutan hingga goyang untuk mencampur dan refluks selama 2 menit.
mendidih, dan tambahkan volume sama amonium Tambahkan 4 ml heptana untuk kromatograJI P, melalui
hidroksida 6 N. Diperoleh larutan jernih. kondensor dan refluks seiama I menit. Dinginkan dan
Prosedur Gunakan alat yang sama seperti pada pindahkan kondensor, tambahkan lebih kurang 15 ml
Alat penetapan suhu beku dan lakukan penetapan seperti larutan natrium kiorida P jenuh, kocok dan biarkan
tertera pada Prosedur dalam Penetapan Suhu Beku lapisan memisah. Masukkan lapisan heptana ke dalam
<1101>, "suhu beku" dibaca sebagai "suhu pemadatan". labu yang sesuai melalui 0,1 g natrium sulfat anhidrat P
Suhu pemadatan asam lemak diperoleh yang telah dibilas dengan heptana untuk kromatografi P.
dari harga rata-rata tidak kurang dari empat pembacaan Pipet I ml larutan tersebut ke dalam labu tentukur 10-ml,
berturut-turut titik tertinggi pada waktu suhu naik. encerkan dengan heptana untuk kromatografi P sampai
tanda.
Komposisi Asam Lemak
Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang
20 mg masing-masing asam stearat, asam paimitat dan
Larutan baku Buat campuran ester sesuai dengan
asam oleat, masukkan ke dalam labu 25 ml yang
komposisi kandungan ester pada masing-masing
terhubung dengan refluks-kondensor pendingin yang
monografi. Larutan baku dapat mengandung komponen
sesuai dan pengaduk magnet dan lakukan sesuai prosedur
lain [Catatan Campuran ester tersedia secara pada larutan uji, mulai dan "Tambahkan 5,0 ml iarutan
komersial.] Komposisi campuran yang tersedia secara
yang dibuat dengan melarutkan".
komersial adaiah sebagai berikut:
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
Panjang Jumlah Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
Persen Ester Asam Lemak Rantai Ikatan <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor
Karbon Rangkap ionisasi nyala yang dipertahankan pada suhu 260°, sistem
1,0 metil miristat 14 0 injeksi "splitless" dan kolom kapiler leburan silika 30 m
4,0 metil palmitat 16 0 x 0,53 mm, yang dilapisi fasa G16 dengan ketebalan
3,0 metil stearat 18 0 1,0 i.Lm. Pertahankan suhu kolom pada 70° selama
3,0 metil arakidat 20 0 2 menit setelah penyuntikan, kemudian naikkan dengan
3,0 metil behenat 22 0 kecepatan 5° per menit hingga suhu 240°, pertahankan
3,0 metil lignoserat 24 0 selama 5 menit. Pertahankan suhu injektor lebih kurang
45,0 metil oleat 18 220° dan laju alir gas helium P Iebih kurang 50 cm per
15,0 metil linoleat 18 2 detik.
3,0 metil linolenat 18 3 Suntikkan Larutan kesesuaian sistem dan rekam
20,0 metil erukat 22 kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk metil palmitat,
Komposisi campuran lain yang tersedia secara komersial metil stearat dan metil oleat berturut-turut lebih kurang
- 1455 -

0,87; 0,99 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak metil stearat Larutan uji 1 (untuk trigliserida) Timbang saksama
dan metil oleat tidak kurang dari 1,5 dan simpangan baku lebih kurang sejumlah contoh seperti tertena pada tabel
relatif dari repons puncak palmitat dan stearat pada masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
penyuntikan ulang tidak lebih dari 6,0%. Simpangan baku encerkan dengan Larutan antioksidan sampai tanda. Pipet
relatif dari perbandingan respons puncak palmitat 2 ml larutan ke dalam tabung reaksi, uapkan pelarut
terhadap stearat pada penyuntikan ulang tidak lebih dan dengan mengalirkan nitrogen P secara perlahan.
1,0%. Tambahkan 1,5 ml natrium hidroksida P 2% dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume metanol, tutup rapat dengan tutup politetrafluoroetilen,
sama (lebih kurang 1 p1) Larutan baku dan Larutan uji ke campur, dan panaskan dalam tangas air selama 7 menit.
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Dinginkan, tambahkan 2 ml larutan boron triklorida P
respons puncak ester asam lemak dari knomatogram dalam metanol P (120 g dalam 1000 ml), alirkan nitrogen
Larutan uji dengan membandingkan waktu retensi P, tutup rapat, campur, dan panaskan dalam tangas air
puncak dari kromatogram Larutan ba/cu. Ukur luas selama 30 menit. Dinginkan hingga suhu 40° - 50°,
puncak dari semua puncak ester asam lemak tambahkan 1 ml 2,2,4-trimetilpentana F, tutup, dan
knomatogram Larutan uji. Hitung persentase dari masing- campur menggunakan vortex atau kocok kuat selama
masing komponen asam lemak dalam contoh dengan tidak kunang dari 30 detik. Segera tambahkan 5 ml larutan
rumus: natrium kiorida P jenuh yang mengandung 1 bagian
natnium kiorida dan 2 bagian air. [Catatan Kocok setiap
kali proses. Sebelum digunakan, pisahkan larutan dan
A 100 zat yang tidak larut, saring bila perlu.] Alinkan nitrogen
B)
P, tutup, dan campur dengan vortex atau kocok kuat
selama tidak kunang dari 15 detik. Diamkan sampai
A adalah respons puncak dari masing-masing komponen
lapisan atas jennih, pindahkan ke tabung yang lain. Kocok
ester asam lemak; B adalah jumlah respons puncak dan
lapisan metanol sekali lagi dengan 1 ml 2,2,4-
semua puncak, kecuali puncak pelarut dari kromatogram
trimetilpentana P, dan kumpulkan ekstrak 2,2,4-
Larutan uji.
trimetilpentana. Cuci kumpulan ekstrak 2 kali, masing-
masing dengan 1 ml air, dan keringkan melalui natrium
Penetapan dan Profil Asam Lemak Omega-3
su/fat anhidrat P.
Larutan uji 2 (untuk tnigliserida) Timbang saksama
Prosedur berikut digunakan untuk penetapan asam
lebih kunang sejumlah sama contoh seperti yang
eikosapentaenoat (EPA) (C20:5 n-3), asam dokosa-
digunakan pada penyiapan Larutan uji 1, masukkan ke
heksaenoat (DHA) (C22:6 n-3) dan total asam omega-3
dalam labu tentukur 10-mi, larutkan dan encenkan dengan
yang diperoleh dari ikan, tanaman, atau sumber mikroba
Larutan baku internal sampai tanda Lakukan penyiapan
dalam minyak mentah dan minyak terenkapsulasi.
seperti pada Larutan uji 1, dimulai dengan "Pipet 2 ml
Lindungi larutan dari cahaya, senyawa pengoksidasi,
larutan ke dalam tabung reaksi".
katalis oksidasi dan udara.
Larutan uji 3 (untuk etil ester) Timbang saksama
lebih kurang sejumlah contoh seperti tertera pada tabel,
Kandungan EPA dan DHA
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dan
encenkan dengan Larutan baku internal sampai tanda.
Baku Pembanding Ed! Ester Asam Dokosaheksanoai
Larutan uji 4 (untuk etil ester) Timbang saksama
BPFI; Etil Ester Asam Eikosapentanoat BPFI; Metil
lebih kunang sejumlah sama contoh seperti yang
Trikosanoat BPFI.
digunakan pada penyiapan Larutan uji 3, masukkan ke
Larutan antioksidan Timbang saksama sejumlah
dalam labu tentukur 10-ml, iarutkan dan encerkan dengan
tertentu butilat hidroksitoluen larutkan dalam 2,2,4-
Larutan antioksidan sampai tanda.
trimetilpentana P untuk mendapatkan. larutan dengan
Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang 0,10 g
kadan 0,05 mg per ml.
masing-masing Etil Ester Asam Dokosaheksanoat BPFI
Larutan baku internal Timbang saksama sejumiah
dan Ed! Ester Asam Eikosapentanoal BPFI dalam labu
Metil Trikosanoat BPFI, masukkan dalam labu tentukun
tentukur 10-ml, iarutkan dan encerkan dengan Larutan
yang sesuai. Larutkan dan encenkan dengan Larutan
baku internal sampai tanda.
antiokridan hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih
Larutan baku 2 Pipet 2 ml Larutan baku 1 ke dalam
kunang 7,0 mg per ml. [Catatan Lindungi larutan
tabung reaksi, uapkan pelanut dengan mengalirkan
terhadap penguapan se/ama pengujian.]
nitrogen P secana penlahan. Lakukan penyiapan seperti
pada Larutan uji 1, dimulai dengan "Tambahkan 1,5 ml
Perkiraan Jumiah Jumlab contoh yang natnium hidroksida P".
EPA + DHA ditimbang Larutan kesesuaian sistem 1 Timbang saksama lebih
30% - 50% 0,4 - 0,5 g kurang 0,30 g masing-masing metil pahnitat, metil
50% - 70% 0,3 g stearat, metil anakidat dan metil behenat, masukkan ke
70% - 80% 0,25 g dalam labu tentukun 10-ml, larutkan dan encerkan dengan
Larutan antioksidan sampai tanda.
- 1456-

Larutan kesesuaian sistem 2 Timbang saksama lebih EPA atau DHA relatif terhadap baku internal path
kurang 55 mg metil ester asam dokosaheksanoat dan kromatogram Larutan uji 1. Ru dihitung sebagai berikut:
5 mg metil ester asam tetrakos- 1 5-enoat (asam nervonat),
masukkan dalam labu tentukur 10-ml, Iarutkan dan rUI
_rr2
encerkan dengan Larutan antioksidan sampai tanda. rr2 rUT
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi ru2 adalah respons puncak baku internal kromatogram
<931>. Kromatograf gas diiengkapi dengan detektor pada Larutan uji 2; ru, adaiah respons puncak yang
ionisasi nyala dan kolom kapiler leburan silika 25 m x berada pada waktu retensi yang sama dengan baku
0,25 mm, yang dilapisi fasa G16 dengan ketebaian internal dari kromatogram Larutan uji 1; rTJ adalah
0,2 p.tm. Pertahankan suhu detektor dan injektor pada respons puncak dari EPA atau DHA pada kromatogram
2700 dan 250°. Atur suhu awal kolom pada 1700 selama Larutan uji I; dan rT2 adalah respons puncak dari EPA
2 menit, kemudian naikkan dengan kecepatan 3 0 per atau DHA pada knomatogram Larutan uji 2. Hitung
menit sampai 240°, pertahankan selama 2,5 menit. persentase etil ester dengan rumus:
Gunakan Helium P sebagai gas pembawa dengan
perbandingan split 1: 200 dan laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. [Catalan Jika digunakan sistem injeksi
OOF
splitless, larutan harus diencerkan 1 dalam 200.]
Suntikkan Larutan kesesualan sistem 1 dan Larutan
W )( R5)
kesesuaian sis fern 2, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: dengan F adalah faktor yang menggambarkan kandungan DHA
Larutan kesesuaian sistern 1, persen respons meningkat (F = 0,921) dan EPA (F = 0,915) sebagai asam lemak
berturut-turut; metil paimitat, metil stearat, metil bebas; C adaiah kadar, dalam mg per ml, dari DHA atau
arakhidat, metii behenat; perbedaan persen respons antara EPA dalam Larutan baku 1; W adalah bobot, dalam mg,
metil palmitat dan metil behenat kurang dari 2,0 unit contoh yang digunakan daiam penyiapan Larutan uji 3;
persen respons; dengan Larutan kesesuaian sistem 2, R5 adalah perbandingan respons puncak dani EPA atau
resolusi, R, antara metii ester asam dokosaheksanoat dan DHA relatif terhadap baku internal pada kromatogram
metil ester asam tetrakos- 1 5-enoat tidak kurang dari 1,2. Larutan ba/cu 1; Ru adaiah respons puncak terkoreksi dan
[Catatan Berkaitan dengan persyaratan kesesuaian EPA atau DHA relatif terhadap baku internal path
sistem di atas, persyaratan berikut berlaku untuk analisis kromatogram Larutan uji 3. Ru dihitung sebagai berikut:
trigliserida tetapi tidak berlaku untuk etil ester.] Untuk
trigliserida, lakukan kromatografi pada Larutan baku I
dan Larutan baku 2, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi
_—_
rr2 rn
rUI
Jxrr2

derivatisasi untuk konversi dari asam lemak etil ester


menjadi asam lemak metil ester tidak kurang dari 90,0% ru2 adalah respons puncak baku internal pada
untuk masing-masing asam lemak (DHA dan EPA). kromatogram Larutan uji 3; rul adalah respons puncak
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing yang berada di waktu retensi yang sama dengan baku
dua kaii dengan volume sama (lebih kurang 1 t1) Larutan internal dari kromatogram Larutan uji 4; rTj adalah
baku 1, Larutan ba/cu 2, Larutan uji 1 (untuk trigliserida), respons puncak dari EPA atau DHA pada kromatogram
Larutan uji 2 (untuk trigliserida), Larutan uji 3 (untuk etil Larutan uji 4; dan rT2 adaiah respons puncak dari EPA
ester), dan Larutan uji 4 (untuk etil ester) ke dalam atau DHA pada kromatogram Larutan uji 3.
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak. Identifikasi waktu retensi puncak baku internal Kandungan Total Asam Omega-3
untuk membandingkan kromatogram Larutan uji 3 dan
Larutan uji 4 (untuk etii ester). Hitung persentase EPA Hitung kandungan total asam omega-3 dengan rumus:
dan DHA dalam trigiiserida dengan rumus:
EPA + DHA + ((An -3 X (EPA + DHA))/(A EPA + ADHA))

OOF EPA adalah kandungan dari EPA, dalam mg per g,


I.,WAR S ) diperoleh dari uji Kandungan EPA dan DHA; DHA
adalah kandungan dani DHA, dalam mg per g, diperoleh
F adalah faktor yang menggambarkan kandungan DHA dari uji Kandungan EPA dan DHA; A - adalah jumlah
(F = 0,921) dan EPA (F = 0,915) sebagai asam lemak respons puncak sesuai dengan jumlah rantai Cl 8 : 3 n-3,
bebas; C adalah kadar, daiam mg per ml, DHA atau EPA C18 : 4 n-3, C20 : 4 n-3, C21 : 5 n-3 dan C22 : 5 n-3
dalam Laru fan ba/cu 2; W adalah bobot, dalam mg, metil ester pada kromatogram Larutan uji I untuk
contoh yang digunakan dalam penyiapan Larutan uji I; tnigliserida atau sesuai dengan etil ester pada
R5 adalah perbandingan respons puncak dan EPA atau kromatogram Larutan uji 3; AEPA adalah respons puncak
DHA relatif terhadap baku internal pada kromatogram sesuai dengan etil ester EPA pada kromatogram Laru fan
Larutan ba/cu 2; Ru adalah respons puncak terkoreksi dani uji 3 untuk etil ester; dan ADHA adaiah respons puncak
- 1457 -

sesuai dengan metil ester DHA pada kromatogram Larutan baku Pipet 5 ml isooktan P, tambahkan
Larutan uji 1 untuk trigliserida atau puncak sesuai dengan 1,0 ml dari lanutanp-anisidin P 2,5 g per liter dalam asam
etil ester DHA pada kromatogram Larutan uji 3. asetat glasial P, kocok, simpan terlindung cahaya.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji A pada 350 nrn
Air dan Sedimen dalam Minyak Lemak menggunakan isooktan P sebagai blangko. Ulcur serapan
Larutan uji B pada 350 nm tepat 10 menit setelah
Alat Alat sentrifus, sebaiknya mempunyai diameter disiapkan, gunakan Larutan baku sebagai pembanding.
ayunan (d = jarak dari ujung ke ujung tabung berputar) Hitung Bilangan anisidin dengan rumus:
38 cm sampai 43 cm dan dijalankan pada kecepatan
lebih kurang 1500 rpm. Jika digunakan sentnifuga 25(1,2A - Ab)
dengan dimensi berbeda, hitung kecepatan putaran yang
diinginkan dengan rumus: M

rpm =
r
~O A s adalah serapan dari Larutan uji B pada 350 inn; Ab
adalah serapan dari Larutan uji A pada 350 urn; m adalah
bobot, dalam g, dari Larutan uji A.

Tabung sentnifuga berbentuk buah pir, dengan sumbat Bilangan Total Oksidasi (Totox)
yang sesuai. Kapasitas total tiap tabung lebih kurang
125 ml. Pembagian skala jelas dan dapat dibedakan, Bilangan total oksidasi dinyatakan dengan rumus:
dengan pembacaan dari dasar tabung menurut skala
seperti tertera pada tabel berikut: 2PV + A V

Volume (ml) Pembagian skala (ml) PV adalah Bilangan Peroksida


0 sampai 3 0,1 A V adalah Bilangan Anisidin
3 sampai 5 0,5
5 sampai 10 1,0 Cernaran Logam
10 sampai 25 5,0
25 sampai 50 25.0 Alat
50 sampai 100 50,0 Labu destruksi Gunakan tabung politetrafluoroetilen
dengan volume lebih kurang 120 ml, dengan penutup
yang sesuai, berkatup untuk mengatur tekanan udara di
Prosedur Masukkan masing masing 50,0 ml benzen P
-
dalam wadah, dan tabung politetrafluoroetilen untuk
ke dalam 2 tabung sentnifuga, dan ke dalam flap tabung
melepaskan gas.
tambahkan 50,0 ml minyak, hangatkan jika perlu untuk Sistem Pastikan tabung kedap udara, gunakan tekanan
menggabungkan kembali steanin yang terpisah, dan yang sama untuk masing-masing tabung.
cainpur kuat-kuat path suhu 25°. Tutup rapat tabung, dan Oven "microwave" Mempunyai frekuensi magnet
kocok kuat sarnpai isinya benar-benar tercampur, kemudian pada 2450 MHz, dengan output 0 630±70 W dengan
-

celupkan tabung ke dalam tangas air path suhu 50° selama peningkatan 1%, program komputer digital, dinding yang
10 menit. Sentrifus selama 10 menit. Baca volume dilapisi politetrafluoroetilen dengan "exhaust fan" yang
campuran air dan sedimen path dasar tiap tabung. Sentrifus kecepatannya bervaniasi, sistem rotasi, dan saluran
berulang-ulang, setiap 10 menit sekali hingga volume pembuangan untuk melepaskan gas.
campuran air dan sedimen tetap konstan path tiga kali Spektrofotometer Serapan Atom Merupakan
pembacaan berturut-turut. Jumlah volume campuran air peralatan dengan lainpu katoda berongga sebagai sumber
-

dan sedimen dalam kedua tabung menunjukkan nadiasi dan lampu deuterium sebagai korektor latar
persentase, dalam volume, dari air dan sedimen dalam belakang; sistem terdini dan:
minyak. Tungku Grafit sebagai alat atomisasi untuk kadmiuni,
tembaga, besi, timbal, nikel dan seng.
Bilangan Anisidin Sistem otomatis pembentukan aliran uap hidnida
berkesinarnbungan ("continuous-flow hydride vapor
Bilangan anisidin adalah 100 kali pengukuran generation') untuk arsen dan raksa.
kerapatan optik dalam sel 1-cm dari larutan yang
mengandung 1 g zat dalam 100 ml campuran pelarut dan Prosedur Umum
pereaksi seperti path metode berikUt. [Catatan Lakukan
penetapan secepat mungkin untuk menghindarkan paparan Perhatian Standar keselamatan dan instruksi
cahaya.] pengoperasian alat labu destruk.si tekanan tinggi dan
Larutan uji A Larutkan 0,500 g zat dengan isooktan F, "microwave" harus diikuti sesuaiprosedur.
encerkan hingga 25,0 ml. [Catatan Jika digvnakan peralatan dengan spesflkasi
Larutan uji B Pipet 5 ml Larutan uji A, tambahkan yang berbeda, perlu dilakukan penyesuaian terhadap
1,0 ml larutan p-anisidin P 2,5 g per liter dalam asam parameter peralatan.]
asetat glasial P, kocok, simpan terlindung cahaya.
- 1458 -

Pencucian Cuci alat gelas dan perlengkapan Larutan blangko 1 Masukkan labu destruksi berisi
laboratorium dengan larutan asam nitrat P 10 mg per Larutan blangko persediaan ke dalam oven
ml sebelum digunakan. "microwave". Lakukan prosedur seperti tertera pada
Asam nitrat bebas cemaran logam Asam nitrat P Larutan uji 1 mulai dan "Destruksi dengan tiga tahap
yang memenuhi persyaratan nilai maksimum arsen proses berikut".
(As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), besi (Fe), raksa Kalibrasi Iangsung [Catatan Kadar larutan baku
(Hg), timbal (Pb), nikel (Ni) dan zink (Zn) berturut- tergantung dari kandungan logam dari contoh uji.]
turut setara 0,005 bpj; 0,005 bpj; 0,001 bpj; 0,02 bpj; Untuk pengukuran rutin, diperlukan tiga larutan baku,
0,002 bpj; 0,001 bpj; 0,005 bpj dan 0,01 bpj. Larutan blangko 1 dan Larutan uji 1.
Asam klorida bebas cemaran logam Asam kiorida Gunakan Larutan uji I dan Larutan blangko I
P yang memenuhi persyaratan nilai maksimum As, Cd, seperti tersebut di atas atau sesuai dengan monografi.
Cu, Fe, Hg, Pb, Ni dan Zn berturut-turut setara 0,005 Buat tidak kurang dari tiga larutan baku yang
bpj; 0,003 bpj; 0,003 bpj; 0,05 bpj; 0,005 bpj; 0,001 bpj; mengandung semua elemen logam yang akan diuji.
0,004 bpj dan 0,005 bpj. Nilai serapan Larutan uji 1 yang diperoleh untuk
Asam sulfat bebas cemaran logam Asam sulfat P masing-masing elemen logam hams berada dalam
yang memenuhi persyaratan nilai maksimum As, Cd, rentang kalibrasi. Semua pereaksi yang digunakan
Cu, Fe, Hg, Pb, Ni dan Zn berturut-turut setara dalam pembuatan Larutan uji I ditambahkan dengan
0,005 bpj; 0,002 bpj; 0,001 bpj; 0,05 bpj; 0,005 bpj; kadar yang sama dengan larutan baku.
0,00 1 bpj; 0,002 bpj dan 0,005 bpj. Ukur serapan masing-masing larutan dengan
Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih Spektrofotometer Serapan Atom dengan jumlah
kurang 0,5 g minyak lemak dalam labu destruksi, pengulangan yang sama untuk memperoleh pembacaan
seperti tertera pada masing-masing monografi. yang stabil.
Tambahkan 6 ml Asam nitrat bebas cemaran logam Buat kurva kalibrasi dari nilai rata-rata hasil
dan 4 ml Asam kiorida bebas cemaran logam. Sumbat pembacaan Larutan uji I sebagai fungsi kadar larutan
labu. baku. Hitung kadar elemen dalam Larutan uji 1 yang
Tabel 1 dihitung terhadap kurva yang diperoleh.
Penambahan baku Masukkan sejumlah sama
Cd Cu Fe Pb Ni Zn Larutan uji 1 yang dibuat sesuai dengan prosedur di
Panjang 228,8 324,8 248,3 283,5 232 213,9 atas atau sesuai dengan monografi ke dalam empat
gelombang (nm)
Celah(nm) 0,5 0,2 0,5 0,2 0,5
buah labu tentukur. Tambahkan larutan baku dengan
_Q
Mis lampu (mA) 6 7 5 5 10 7 kadar elemen uji yang diketahui ke dalam masing-
Suhu pemijaran 800 800 800 800 800 800 masing labu dengan volume bertingkat sehingga
diperoleh larutan dengan kadar elemen uji yang menaik
Suhu atomisasi 1800 2300 2300 2200 2500 2000 untuk mendapatkan kurva dengan respons yang linear.
Koreksi latar on Off off off off off Labu tanpa penambahan larutan baku ditandai sebagai
belakang larutan uji.
Aliran nitrogen 3 3 3 3 3 3 Ukur serapan masing-masing larutan menggunakan
(liter per menit) I Speklrofotometer Serapan Atom, lakukan pengulangan
pengukuran yang sama untuk masing-masing larutan
Larutan biangko persediaan Campur 6 ml Asam
untuk mendapatkan hasil pembacaan yang stabil.
nitrat bebas cemaran logam dan 4 ml Asam klorida Buat kurva antara serapan larutan baku elemen uji
bebas cemaran logam ke dalam labu destruksi. terhadap kadar elemen uji. Ekstrapolasikan ganis pada
Larutan uji 1 Masukkan labu destruksi yang berisi kurva hingga memotong sumbu x. Jarak antara titik
Larutan uji persediaan ke dalam oven "microwave ". perpotongan tersebut dengan titik nol merupakan kadar
Destruksi dengan tiga tahap proses berikut: energi 80% elemen uji dalam larutan uji.
selama 15 menit, energi 100% selama 5 menit dan
energi 80% selama 20 menit. Uji Spesifik
Setelah selesai proses destruksi biarkan labu menjadi
dingin. Tambahkan 4 ml Asam sulfat bebas cemaran KADNIUM (Cd), TEMBAGA (Cu), BESI (Fe),
logam P. Ulangi proses destruksi, biarkan labu menjadi TIMBAL (Pb), NIKEL (Ni) DAN ZINK (Zn)
dingin sampai suhu kamar. Buka labu destruksi dan
pindahkan larutan jernih dan tidak berwama yang Larutan baku persediaan Buat larutan dengan
diperoleh ke dalam labu tentukur 50-mi. Bilas labu kadar 5 jg per ml dari masing-masing elemen uji.
destruksi dua kali masing-masing dengan 15 ml air dan Larutan baku Masukkan masing-masing 10 .tl,
masukkan air bilasan ke dalam labu tentukur tersebut. 20 j.il dan 40 j.tl Larutan ba/cu persediaan ke dalam tiga
Tambahkan 1,0 ml larutan magnesium nitrat P 10 mg buah labu tentukur 10-ml. Ke dalam masing-masing
per ml dan 1,0 ml larutan amonium dihidrogenfosfat P labu, tambahkan 0,1 ml larutan magnesium nitrat P 10
100 rug per ml ke dalam labu. Encerkan dengan air mg per ml; 0,1 ml larutan amonium dihidrogen fosfat P
sampai tanda dan campur. 100 mg per ml; 0,6 ml Asam nitrat bebas cemaran
logam; 0,4 ml Asam kiorida bebas cemaran logam dan
-1459-

0,4 ml Asam sulfat bebas cemaran logam, campur. Raksa


Tambahkan 5,0 ml Larutan uji I ke dalam masing- Larutan blangko 4 Lakukan seperti pada Larutan
masing labu, encerkan dengan air sampai tanda, blangko 3.
campur. Larutan uji 4 Lakukan seperti pada Larutan uji 3.
Larutan uji 2 Masukkan ke dalam labu tentukur Pereaksi asam 2 Asam kiorida bebas cemaran logam
10-ml: 0,1 ml larutan magnesium nitrat P 10 mg per 515 mg per ml.
ml; 0,1 ml larutan amonium dihidrogenfosfat P 100 mg Pereaksi pereduksi 2 Larutan timah(II) kiorida P
per ml; 0,6 ml Asam nitrat bebas cemaran logam; 10 mg per ml dalam Asam kiorida bebas cemaran logam
0,4 ml Asam kiorida bebas cemaran logam dan 0,4 ml 200 mg per ml.
Asam sulfat bebas cemaran logam, campur. Parameter alat dapat digunakan seperti tertera pada
Tambahkan 5,0 ml Larutan uji 1, encerkan dengan air Tabel 2.
sampai tanda, campur. Tabel 2
Larutan blangko 2 Masukkan ke dalam labu As Hg
tentukur 10-ml: 0,1 ml larutan magnesium nitrat P Panjang gelombang (nn) 1937
, 253 1 7
10 mg per ml; 0,1 ml larutan amonium dihidrogen Lebar celah (am) 0,2 0,5
fosfal P 100 mg per ml; 0,6 ml Asam nitrat bebas Arus lampu (mA) 10 4
cemaran logam; 0,4 ml Asam kiorida bebas cemaran Laju alir pereaksi asam (ml 1,0 1,0
logam dan 0,4 ml Asam sulfat bebas cemaran logam, per menit)
campur. Tambahkan 5,0 ml Larutan blangko 1, Laju alir pereaksi pereduksi 1,0 1,0
(ml per menit)
encerkan dengan air sampai tanda, campur.
Laju alir larutan blangko, 7,0 7,0
Prosedur Ukur kandungan Cd, Cu, Fe, Pb, Ni dan baku, uji (ml per menit)
Zn menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom sel absorpsi kuarsa kuarsa
dengan tungku grafit yang sesuai. Dalam waktu (dipanaskan) (tidak
berurutan, ukur serapan Larutan blangko 1, Larutan dipanaskan)
baku dan Larutan uji 2 masing-masing tidak kurang Koreksi latar belakang off off
dari tiga kali pengukuran. Nilai serapan Larutan Laju alir nitrogen (liter per 0,1 0,1
blangko 2 sebagai koreksi dari nilai serapan Larutan menit)
ba/cu dan Larutan uji 2. Lakukan seperti pada prosedur
Penambahan baku dalam metode Prosedur umum di KOMPOSISI STEROL
atas. Parameter alat yang dapat digunakan seperti
tertera pada Tabel 1. Pemisahan Fraksi Sterol

ARSEN (As) DAN RAKSA (Hg) Larutan pembanding A Timbang saksama


sejumlah kolesterol dan larutkan dalam kioroform P
Ukur kandungan arsen dan raksa terhadap larutan hingga kadar 5% (b/v).
baku arsen atau raksa pada kadar yang diketahui Larutan uji A Timbang saksama lebih kurang 5 g
menggunakan metode Kalibrasi langsung pada contoh uji dalam labu 250 ml. Tambahkan 50 ml
Prosedur umum di atas, dengan sistem otomatis kalium hidroksida-etanol 2 N, refluks secara perlahan
pembentukan aliran uap hidrida berkesinambungan. dengan pengocokan kuat sampai terjadi penyabunan
Untuk pengujian batas spesifikasi arsen 1 bpj dan (larutan menjadi jernih). Lanjutkan pemanasan selama
raksa 1 bpj, buat tiga larutan baku kerja dengan kadar 20 menit, tambahkan 50 ml air dari atas kondensor.
5 ng per ml, 10 ng per ml dan 20 ng per ml untuk Dinginkan hingga suhu 30°. Pindahkan larutan ke dalam
masing-masing elemen uji. corong pisah 500 ml, bilas labu dengan air sampai
Nilai serapan larutan blangko secara otomatis sebagai volume kurang lebih 50 ml. Tambahkan lebih kurang
koreksi nilai serapan larutan uji. 80 ml eter P, kocok kuat selama 30 detik dan biarkan
memisah. [Catatan Emulsi dapat dihilangkan dengan
Arsen menambahkan sedikit etanol atau methanol.] Pisahkan
Larutan blangko 3 Tambahkan 1,0 ml larutan Kalium lapisan bawah fasa air dan kumpulkan ke dalam corong
iodida P 200 mg per ml ke dalam 19,0 ml Larutan pisah yang lain. Lakukan ekstraksi kembali sebanyak dua
blangko 1. Biarkan larutan pada suhu ruang selama kali pada fase air-etanol, menggunakan 60 - 70 ml eter P
50 menit atau pada suhu 700 selama 4 menit. pada tiap kali ekstraksi. Kumpulkan ekstrak eter ke
Larutan uji 3 Tambahkan 1,0 ml larutan Kalium dalam corong pisah, cuci dengan air tiap kali 50 ml,
iodida P 200 mg per ml ke dalam 19,0 ml Larutan uji I. sampai air pencuci tidak bersifat basa terhadap
Biarkan larutan pada suhu ruang selama 50 menit atau fenolfialein LP. Saning fasa eter melalui natrium sulfat
pada suhu 700 selama 4 menit. anhidrat P ke dalam labu 250 ml yang sudah ditara, cuci
Pereaksi asam 1 Asam kiorida bebas cemaran logam. corong dan kertas saning dengan sedikit eter P. Destilasi
Pereaksi pereduksi Larutan natrium tetrahidroborat P eter hingga menjadi beberapa ml, keringkan dengan
6 mg per ml dalam natrium hidroksida P 5 mg per ml. pengening hampa udara atau dengan aliran nitrogen P.
Parameter alat dapat digunakan seperti tertera pada Sempurnakan pengeningan pada suhu 100° selama
Tabel 2. kurang lebih 15 menit, dinginkan dalam desikator dan
-1460-

timbang. Larutkan zat tidak tersabunkan dalam eter P dan kumpulkan filtrat dalam labu yang sama.
kioroform P hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih Uapkan filtrat hingga volume 4 - 5 ml, pindahkan larutan
kurang 5%. residu ke dalam tabung uji berujung runcing dan bertutup
Larutan uji B Timbang 5 g minyak kanola dan ulir yang sebelumnya sudah ditimbang, uapkan hingga
lakukan seperti pada Larutan uji A, mulai dan kering dengan pemanasan perlahan melalui aliran
"Tainbahkan 50 ml kalium hidroksida-etanol 2 N". nitrogen P. Larutkan residu dengan beberapa tetes aseton
Larutan uji C Timbang 5 g minyak biji bunga P dan uapkan kembali hingga kering. Panaskan pada
matahani dan lakukan seperti pada Larutan uji A, mulai suhu 105° selama lebih kurang 10 menit, dinginkan
dan "Tambahkan 50 ml kalium hidroksida-etanol 2 N". dalam desikator dan timbang.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Perlakukan Larutan uji B dan Lanutan uji C sama
tertera pada Kromatografi <931>. seperti Larutan uji A.
Fase gerak Buat campuran toluen P dan aseton P (95:
5) atau campuran heksana P dan eter P (65 : 35). Penetapan Sterol
Masukkan campuran dalam bejana kromatografi hingga
tinggi larutan lebih kurang 1 cm. Tutup bejana dengan Larutan Uji D Ke dalam tabung uji yang
penutup yang sesuai, biarkan selama kurang lebih 30 mengandung fraksi sterol yang telah dipisahkan dan
menit, Garis penanda pada kertas saring yang dicelupkan contoh uji menggunakan kromatografi lapis tipis,
ke dalam larutan dapat ditempatkan pada dinding dalam tambahkan campuran piridin anhidrat P,
bejana. [Cata tan Campuran Fase gerak sebaiknya heksametildisilazan P dan klorotnimetilsilan P (9:3:1)
diganti setiap kali pengujian untuk menjamin yang dibuat segar dengan perbandingan 50 il untuk tiap
reprodusibilitas kondisi eluasi.] mg sterol, hindarkan kondisi lembab. Sumbat tabung
Penjerap Campuran silika gel P dengan ukuran dengan rapat dan kocok hati-hati sampai sterol larut
partikel 5 - 17 pm dan ketebalan lapisan 200 im pada sempurna. Biarkan pada suhu ruang selama 15 menit dan
lempeng poliester 20 cm x 20 cm. sentrifugasi selama beberapa menit jika penlu. Gunakan
Prosedur Rendam Penjerap dalam kalium hidroksida- beningan. [Catatan Kekeruhan tipis yang terbentuk
etanol 0,2 N selama 10 detik, keringkan dalam lemari adalah normal dan tidak menyebabkan anomali. Tetapi
asam selama 2 jam dan panaskan pada suhu 1000 selama jika terbentuknya endapan putih keras atau terjadi
1 jam. [Cata tan Pindahkan dari alat pemanas tervalidasi warna merah muda menunjukkan adanya kelemba ban
dan simpan lempeng dalam desikator sampai waktunya atau kerusakan pereaksi. Jika hal mi terjadi, pengujian
digunakan. Lempeng harus digunakan dalam rentang harus diulang.]
waktu 15 han. Lempeng kromatografi lapis tipis tanpa Larutan pembanding E Ke dalam 9 bagian sterol
pengkondisian awal juga tersedia secara komersiaL] yang dipisahkan dari minyak kanola dengan
Gunakan lempeng terpisah untuk masing-masing larutan kromatografi lapis tipis, tambahkan 1 bagian kolesterol.
uji. Lakukan yang sama seperti path pembuatan Larutan uji D.
Totolkan 0,3 ml Larutan uji A lebih kurang 2 cm dan Larutan pembanding F Lakukan pemisahan sterol
tepi bawah dengan ukuran bercak sekecil mungkin dan dari minyak biji bunga matahari dengan kromatografi
sama untuk masing-masing bercak. Sejajar dengan lapis tipis. Perlakukan sama seperti Larutan uji D.
bercak tersebut, totolkan 2 sampai 3 tl Larutan Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan
pem banding A pada ujung lempeng. Masukkan lempeng Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak, biarkan <931>. Knomatograf gas dilengkapi dengan detektor
merambat hingga mencapai lebih kurang 1 cm dari ujung ionisasi nyala dan kolom kaca atau leburan silika 0,25
atas lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, sampai 0,32 mm x 20 sampai 30 m, yang dilapisi fasa
kerrngkan pada aliran udara panas [Catatan Hindarkan diam G27 atau G36 dengan ketebalan 0,10 sampai
panas yang berlebihan.] atau dengan cara menmpatkan 0,30 Rm. Pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom
lempeng dalam lemari asam. Semprot lempeng dengan bertunit-turut pada 280°, 2900 dan 260°±5°. Gunakan
2, 7-diklorofluoresin P 0,2% dalam etanol P dan amati di helium P sebagai gas pembawa dengan kecepatan aim
bawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm. 20 - 35 cm per detik atau hidrogen P dengan kecepatan
[Catatan Lempeng yang dilapisi senyawa indikator UV alir 30 sampai 50 cm per detik. Perbandingan celah 1:50
juga tersedia secara komersial dengan tujuan sampai I : 100. Suntikkan Larutan pembanding E dan
penggunaan yang sama.] Pada masing-masing lempeng, Lanutan pembanding F, rekam kromatogram dan ukur
tandai pita sterol yang sejajar dengan bercak Larutan respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
pembanding A, termasuk pada daerah 2 - 3 mm di atas retensi 3-sitosterol 20±5 menit dan semua puncak sterol
dan di bawah bercak yang sejajar dengan bercak Larutan yang ada terpisah. Knomatogram dari Larutan
pembanding A. Pindahkan silika gel pada bagian yang pembanding E menunjukkan empat puncak spesifik
terdapat bercak ke atas penyaring kaca masir dengan kolesterol, brassikasterol, kampesterol dan -sitosterol;
septum berpori G3. Tambahkan 10 ml kloroform P kromatogram dari Larutan pembanding F menunjukkan
panas, campur hati-hati dengan spatula logam, saning di empat puncak spesifik kampesterol, stigmasterol,
bawah kondisi hampa udara, kumpulkan ifitrat dalam 13-sitosterol dan 7- stigmasterol. Waktu retensi untuk
labu yang dihubungkan dengan penyaning. Cuci residu sterol dengan pembanding -sitosterol tertena pada Tabel 3.
dalam penyaning tiga kali masing-masing dengan 10 ml
- 1461 -

label 3. Waktu Retensi Relatif Sterol dengan Dua


Kolom yang Berbeda TT litik nyu.

Identifikasi Kolom G36 Kolom G27 ~Lv Zat dibuflgku8


Kolesterol 0,67 0,63
Brassikasterol 0,73 0,71 -
PeaUJ
24-Metilen-kolesterol 0,82 0,80
Kampesterol 0,83 0,81 Catran penyerap
Kampestanol 0,85 0,82
Stigmasterol 0,88 0,87 Penutup dengun
sambungan kaca aSah
i7-Kampestero1 0,93 0,92
A5,23-Stigmastadienol 0,95 0,95
Kierosterol 0,96 0,96
-Sitostero1 1,00 1,00 A&it untuk Pembalatran dengan Labu Qkgru
Sitostanol 1,02 1,02
i5-Avenasterol 1,03 1,03 Prosedur [Perhatikan Gunakan kaca mata pengaman
5, 24- 1,08 1,08 dan gunakan perisai pengaman selama penetapan. Labu
Stigmastadienol harus benar-benar bersih dan bebas dari pelanut
i7-Sti2masteno1 1,12 1,12 organik.] Jika zat yang diuji padat, timbang zat di atas
7- Avenasterol 1,16 1,16 kertas saring bebas halida berukuran lebih kurang 4 cm2,
dan lipat kertas untuk membungkus zat. Jika zat yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah dengan volume diuji cairan, timbang dalam kapsul yang telah ditara;
sama (lebih kurang 1t d) Larutan uji D, Larutan kapsul selulosa asetat digunakan untuk cairan dengan
pembanding E dan Larutan pembanding F, rekam volume tidak lebih dari 200 tl, dan kapsul gelatin
kromatogram dan ukur respons puncak dari sterol. Hitung digunakan untuk cairan dalam volume besar [Catatan
persentase dan masing-masing sterol dalam fraksi sterol Kapsul gelatin mungkin mengandung campuran halida
contoh uji dengan rumus: atau belerang dalam jumlah cukup besar. Aka kapsul
seperti itu digunakan, lakukan penetapan blangko.]
Masukkan zat uji bersama kertas saring pita sumbu ke
1100 dalam pembawa zat uji kasa platina. Masukkan cairan
S) penyerap yang disebutkan dalam masing-masing
monografi atau lampiran ke dalam labu, basahkan dengan
A adalah respons puncak komponen sterol dari contoh air bagian sumbat yang berhubungan dengan labu, alirkan
dan S adalah jumlah respons puncak komponen yang ok.sigen P dengan aliran yang cepat untuk mengusin udara
tertera dalam Tabel 3. dani labu, goyangkan labu untuk membantu cairan
menyerap oksigen [Catatan Penjenuhan cairan dengan
oksigen sangat perlu untuk kesempurnaan pembakaran.]
PEMBAKARAN DENGAN LABU OKSIGEN <501> Nyalakan pita sumbu dengan alat yang sesuai. Jika pita
dinyalakan di luan labu, segera masukkan pembawa zat
Prosedur pembakanan dengan labu oksigen merupakan uji ke dalam labu, balikkan labu hingga cairan penyerap
langkah persiapan penetapan Brom, Kior, Jodum, membentuk sekat di sekeliling sumbat dan pegang kuat-
Selenium dan Belerang dalam bahan obat. Pembakaran kuat sumbat di tempat. Jika pita dinyalakan dalam sistem
zat uji (biasanya senyawa organik) menghasilkan tertutup, labu tidak penlu di balik. Setelah pembakaran
senyawa anorganik yang larut dalam air, yang dianalisis sempuma kocok labu kuat-kuat, biankan selama tidak
untuk unsur khusus menurut cara yang tertera dalam kurang dari 10 menit dengan sekali-sekali dikocok.
monografi atau menurut pengujian umum dalam Lanjutkan penetapan menurut cara yang tertera pada
lampiran. masing-masing monografi atau lampinan.
Peringatan yang diberikan pada Prosedur sebagai
tindakan pengamanan minimum dan ditekankan perlunya
tindakan yang sangat hati-hati selama bekerja. PENETAPAN KADAR VITAMIN A <511>

Alat Terdiri dari labu Erlenmeyer 500 ml berdinding METODE KIMIA


tebal atau labu yang lebih besar, bagian atas seperti
mangkuk, dilengkapi dengan sumbat yang terbuat dan Cara mi digunakan untuk penetapan vitamin A dalam
kaca asah, dengan pembawa zat uji, yang terdini dan sediaan Farmakope. Lakukan penetapan secepat
kawat platina tebal dan kuat dan sepotong kasa platina mungkin, upayakan seminimum mungkin dari penganuh
yang dilas, berukuran 2 cm x 1,5 cm. cahaya, oksigen dari udana dan zat pengoksidasi lain,
sebaiknya menggunakan alat kaca aktinik rendah dan gas
inert.
-1462-

Pereaksi Khusus dengan 10 ml air. Dinginkan, pindahkan iarutan ke daiam


Eter Gunakan eter P dalam waktu 24 jam seteiah corong pisah dengan bantuan 20 ml air. Tambahkan 4 g
wadah dibuka. serbuk halus natrium sulfat dekahidrat P. Ekstraksi satu
Jsopropanol Gunakan isopropanol P kualitas kali dengan 150 ml eter P, dan jika terbentuk eniulsi,
spektrofotometrik. ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 25 ml eter P.
Alat Kumpulkan ekstrak eter, bila perlu cuci dengan 50 ml air
Hidrogenator Peralatan yang sesuai untuk hidrogenasi dengan menggoyang periahan-lahan. Ulangi pencucian
tekanan rendah dapat dirangkai dengan cara sebagai tiga kali, tiap kaii dengan 50 ml air dengan menggoyang
berikut: susun dalam rak atau kiem tabung sentrifus lebih kuat. Pindahkan ekstrak eter yang telah dicuci ke
50 ml, yang dihubungkan secara seri dengan pipa kaca dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan eter P sampai
dan plastik inert, dan penutup kaca, polimer atau gabus tanda. Pipet 100 ml ekstrak eter, masukkan ke dalam
yang sesuai (hindarkan seluruh penggunaan bahan karet). corong pisah, cuci satu kali dengan 50 ml larutan kalium
Gunakan satu tabung untuk blangko dan tabung lainnya hidroksida P (1 dalam 33), bila perlu tambahkan etanol P
untuk zat uji. Rangkai pipa pendispersi gas hingga untuk memecahkan emulsi yang terbentuk. Cuci dengan
hidrogen dikeluarkan sebagai gelembung pada dasar 50 ml air dengan menggoyangkan periahan-lahan. Ulangi
masing-masing tabung. Alirkan hidrogen pertanla melalui pencucian tiga kali, tiap kali dengan 50 ml air dengan
tabung blangko dan kemudian melalui tabung zat uji. menggoyang lebih kuat. Pindahkan ekstrak eter yang
Prosedur Timbang, hitung, atau ukur secara saksama telah dicuci ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
sediaan uji setara dengan tidak kurang dari 0,15 mg eter P sampai tanda.
retinol tetapi tidak boleh mengandung lemak iebih dan Uapkan 50,0 ml ekstrak eter yang tidak tersabunkan
1 g. Bila berbentuk kapsul, tablet atau bentuk padat hingga lebih kurang 5 ml. Hilangkan sisa eter tanpa
lainnya yang tidak dapat disabunkan secara efisien pemanasan dan dengan bantuan aliran gas inert atau
dengan cara yang diberikan, refluks dalam 10 ml air di hampa udara, pindahkan residu eter. Larutkan residu
atas tangas uap selama lebih kurang 10 menit, hancurkan dalam 50,0 ml isopropanol P.
bagian padat yang masih tertinggal dengan batang Bagian yang terhidrogenasi Pipet 15 ml larutan
pengaduk kaca tumpul, hangatkan selama iebih kurang isopropanol P ke dalam tabung sentrifliga 50-ml,
5 menit lagi. tambahkan lebih kurang 200 mg katalis paladium P, aduk
Masukkan ke dalam labu kaca borosilikat yang sesuai, dengan batang pengaduk kaca dan hidrogenasi selama
tambahkan 30 ml etanol P, dan 3 ml larutan kalium 10 menit dalam Hidrogenator. Gunakan isopropanol P
hidroksida P (9 dalam 10). Refluks dalam alat yang sebagai blangko. Tambahkan lebih kurang 300 mg tanah
keseluruhannya terbuat dari kaca borosilikat selama silika untuk kromatografi P, aduk dengan batang
30 menit. Dinginkan larutan, tambahkan 30 ml air, pengaduk kaca, sentrifus segera hingga larutan jernih.
masukkan ke dalam corong pisah. Tambahkan 4 g serbuk Pipet 1 ml larutan, uapkan pelarutnya, larutkan residu
halus natrium sulfat dekahidrat P. Ekstraksi satu kali dalam 1 ml kioroform P, tambahkan 10 ml asam
dengan 150 ml eter P, kocok selama 2 menit, bila fosfomolibdat P LV, tidak terbentuk warna hijau biru.
terbentuk emulsi, ekstraksi lagi 3 kali, tiap kali dengan [Catatan Bila terjadi warna hUau biru, ulangi
25 ml eter P. Kumpulkan ekstrak eter, bila perlu cuci hidrogenasi dengan waktu lebih lama, atau gunakan
dengan 50 ml air dengan menggoyang periahan-lahan. katalisator yang baru.]
Ulangi pencucian tiga kali, tiap kali dengan 50 ml air Ke dalam dua labu terpisah, pipet masing-masing
dengan menggoyang lebih kuat. Pindahkan ekstnak eter sejumlah volume sama Bagian yang terhidrogenasi dan
yang telah dicuci ke dalam labu tentukur 250-ml, larutanisopropanol tanpa perlakuan, tambahkan
tambahkan eter P saxnpai tanda. isopropanol P secukupnya hingga kadar vitamin A setara
Uapkan 25,0 ml ekstrak eter sampai iebih kurang 3 - 5 jig per ml. Ukun serapan dalam rentang 0,5 - 0,8
5 ml. Tanpa pemanasan dan dengan bantuan aliran gas pada 325 nm. Ukur serapan larutan isopropanol tanpa
inert atau hampa udana, lanjutkan penguapan hingga iebih perlakuan terhadap larutan Bagian yang terhidrogenasi
kurang 3 ml. Larutkan residu dalam isopropanol P sebagai blangko pada panjang gelombang 310 nm,
secukupnya hingga kadar vitamin A setara 3 gg sampai 325 nm dan 334 nm menggunakan kuvet atau sel kuarsa,
5 j.tg per ml atau memberikan serapan dalam rentang 0,5
hingga 0,8 pada panjang gelombang 325 tim. Ukur Perhitungan Hitung kadan Vitamin A dengan rumus:
serapan larutan pada panjang gelombang 310 tim, 325 nm
dan 334 nm menggunakan sel kuarsa dan gunakan = 0,549A5
Kadar (dalam mg)
isopropanol P sebagai blangko. LC
MKA MENGANDUNG TOKOFEROL Ukur saksama
sejumlah zat uji atau timbang saksama tidak kurang dan A 325 adalah serapan pada panjang gelombang 325 nm; L
5 tablet atau kapsul yang telah digerus, masukkan ke adalah panjang sel, dalam cm; C adalah jumlah sediaan
dalam labu kaca borosilikat. Refluks dalam alat yang uji dalam g, kapsul atau tablet dalam tiap 100 ml larutan
keseluruhannya terbuat dari kaca borosilikat dengan akhir isopnopanol, pada A 325 mempunyai hanga tidak
30 ml etanol P dan 3 ml larutan kalium hidroksida P (9 kunang dan [A325111,030 dan tidak iebih dan [A325110,970,
dalam 10) selama 30 menit. Tambahkan 2,0 g asam sitrat dimana [A 325] adalah serapan pada 325 nm yang telah
monohidrat P melalui kondenser, bilas dinding pendingin dikoreksi dengan rumus:
- 1463 -

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume


[A 325] = 6,815 A 325 - 2,555A310 4,260 A 334 sama (lebih kurang 40 t1) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons
A adalah serapan pada masing-masing panjang puncak retinil asetat dari Larutan baku dan respons
gelombang. puncak retinil asetat atau retinil palmitat dari Laru tan uji.
Jika [A 325] mempunyai harga kurang dari A 32511,030, Hitung jumlah dalam mg, vitamin A setara dengan
gunakan rumus berikut: retinol, C20 11300, dalam bagian vitamin A yang digunakan
dengan rumus:
Kadar (dalam mg)
= LC O,872CD ( '"

rs )
Tiap mg Vitamin A (alkohol) setara dengan 3333 unit
Vitamin A Fl. 0,872 adaiah faktor konversi retinil asetat dan vitamin A
Rentang kepercayaan Rentang batas kesalahan yang terhadap kesetaraan retinol; C adalah kadar Vitamin A
menunjukkan tingkat ketidak sesuaian yang diharapkan BPFI, dalam mg per ml Larutan baku; D adalah faktor
pada hasil dari laboratorium yang berbeda pada P = 0,05, pengenceran Larutan uji, dalam ml; ru dan r5 berturut-
adalah kira-kira ± 8%. tunut adalah respons puncak ester retinil dan Larutan
baku dan Larutan uji. [Catalan Respons molar retinil
METODE KROMATOGRAFI asetat dan retinilpalmitat adalah setara.]

Prosedur kromatografi cair kinerja tinggi berikut


digunakan untuk penetapan vitamin A. Jika pada prosedur PENETAPAN KADAR ANTIBIOTIK SECARA
disebutkan menggunakan ester vitamin A (retinil asetat IODOMETRI <521>
atau retinil paimitat), gunakan sesuai bentuk kimia yang
ada dalam bahan baku. Gunakan alat gelas aktinik rendah. Metode mi digunakan untuk penetapan kadar sebagian
Baku pembanding Vitamin A BPFI; Pada saat besar senyawa antibiotik penisilin dan bentuk sediaannya
digunakan, gunting ujung kapsul, keluarkan dan timbang yang tercantum dalam Farmakope, dan titrasi iodometri
larutan. Buang bagian yang tidak digunakan setelah merupakan metode yang paling sesuai.
kapsul dibuka. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
simpan pada tempat dingin dan kering atau pada lemari Larutan baku Timbang saksama sejumlah Baku
pendingin, lindungi dari cahaya. [Catalan Gunakan Pembanding Fl seperti tertera pada masing-masing
Vitamin A BPFI, semua bentuk trans retinil asetat, untuk monografi, yang telah dikeningkan dengan cara seperti
penetapan bentuk sediaan farmasi yang pada etiket yang tertera dalam monografi, larutkan dalam pelarut
mencantumkan mengandung retinol atau ester Vitamin A seperti tertera pada Tabel Pelarut dan Kadar Akhir,
(retinil asetat atau retinilpalmitat).] encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan pelanut
Fase gerak Gunakan n-heksan P. yang sama hingga kadan tertentu lebih kurang seperti
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama yang tertera dalam Tabel. Pipet masing-masing 2 ml
sejumiah retinil palmitat dan Vitamin A BPFI, larutkan larutan mi ke dalam dua labu Erlenmeyer 125 ml
dalam n-heksana P hingga kadar masing-masing lebih bersumbat kaca.
kurang 7,5 xg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumiah Vitamin A label Pelarut dan Kadar Akhir
BPFI, iarutkan dalam n-heksana P, jika perlu encerkan Antibiotik Pelanit* Kadar akhir
secara bertahap dan kuantitatif hingga kadar retinil asetat per ml
lebih kurang 15 jig per ml.
Larutan uji Timbang saksama zat setara lebih kurang Amoksisilin Air 1,0 mg
15 mg ester vitamin A (retinil asetat atau retinil Ampisilin Air 1,25 mg
paimitat), masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, Ampisilin Natrium Dapar nomor 1 1,25 mg
larutkan dan encerkan dengan n-heksana P sampai tanda. Kloksasilin Natrium Air 1,25 mg
Pipet 5 ml larutan mi ke dalam labu tentukur 50-ml Siklasilin Air 1,0 mg
encerkan dengan n-heksana P sampai tanda. Dikloksasilin Natrium Dapar nomor 1 1,25 mg
Metisilin Natrium Dapar nomor 1 1,25 mg
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Nafsilin Natrium Dapar nomor 1 1,25 mg
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Oksasilin Natrium Dapar nomor 1 1,25 mg
dilengkapi dengan detektor 325 nm dan kolom 15 cm x Penisilin G Kalium Dapar nomor 1 2000 unit
4,6 mm, berisi bahan pengisi L8. Laju alir lebih kurang Penisilin G Natrium Dapar nomor 1 2000 unit
1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Penisilin V Kalium Dapar nomor 1 2000 unit
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons Fenetisilin Kalium Dapar nomor 1 2000 unit
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
retinil asetat dan retinil paimitat tidak kurang dan 10; * Kecuali dinyatakan lain, Dapar adalah Dapar fosfat
simpangan baku reiatif pada penyuntikan uiang tidak seperti tertera pada Media dan Pengencer dalam
iebih dari 3,0%. Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
-1464-

<131>, kecuali tidak perlu dilakukan sterilisasi sebelum Pertahankan suhu kolom pada suhu 200 0±10°, injektor
digunakan. dan detektor masing-masing pada suhu lebih kurang 225°.
Jika perlu suhu kolom dapat bervariasi dalam batas
Larutan uji Kecuali dinyatakan dalam masing-masing tersebut, hingga memenuhi spesifikasi Kesesuaian sistem
monografi, timbang saksama sejumlah tertentu zat uji, dan diperoleh waktu retensi yang sesuai. Gunakan gas
larutkan dalam pelarut seperti tertera pada Tabel Pelarut pembawa yang sesuai, seperti nitrogen kering, dengan
dan Kadar Akhir, dan encerkan secara kuantitatif dengan laju aliran yang sesuai, 60 - 80 ml per menit. Lakukan
pelarut yang sama hingga kadar tertentu lebih kurang penyuntikan langsung pada kolom.
seperti tertera pada Tabel. Pipet masing-masing 2 ml [Catalan Jika pada alat tidak terdapat sarana untuk
larutan mi ke dalam dua tabu Erlenmeyer 125 ml penyuntikan langsung pada kolom, gunakan tempat
bersumbat kaca. penyuntikan yang dilapisi kaca yang telah dicuci
berturut-turut dengan larutan penguji asam kromat, air,
Prosedur Inaktivasi dan titrasi Pada 2,0 ml Larutan metanol, kioroform, larutan trimetilkiorosilan dalam
baku clan Larutan uji dalam tabu terpisah, masing-masing kioroform (1 dalam 10), dan kioroform.]
tambahkan 2,0 ml natrium hidrokrida 1,0 N, campur
dengan menggoyang tabu, dan biarkan selama 15 menit. Kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada
Ke dalam tiap tabu tambahkan 2,0 ml asam kiorida 1,2 N Krornatografi <931>. Suntikkan Larutan baku lima kali
dan 10,0 ml iodum 0,01 N LV, segera tutup tabu, biarkan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram clan ukur
selama 15 menit. Titrasi dengan natrium tiosulfat 0,01 N respons puncak seperti tertera pada Prosedur. Simpangan
LV. Pada saat mendekati titik akhir, tambahkan I tetes baku relatif untuk Rs tidak lebih dari 1,5%. Resolusi, R,
pasta kanji-iodida LP, lanjutkan titrasi hingga warna biru antara asam barbiturat dan Baku internal tidak kurang
hilang. dari harga yang diberikan dalam masing-masing
Penetapan blangko Ke dalam tabu berisi 2,0 ml monografi, dan faktor ikutan, T, untuk kedua puncak
Larutan baku tambahkan 10,0 ml iodum 0,01 N LV. Bila tersebut masing-masing tidak lebih dari 2,0.
Larutan baku mengandung amoksisilin atau ampisilin,
segera tambahkan 0,1 ml asam kiorida 1,2 N. Segera Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
titrasi dengan natrium tiosulfat 0,01 N LV. Pada saat sama (lebih kurang 5 p1) Larutan baku dan Larutan uji ke
mendekati titik akhir, tambahkan 1 tetes pasta kanji- dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
iodida LP, dan lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang. respons puncak utama. Hitung jumlah senyawa barbiturat
Lakukan dengan cara yang sama untuk tabu berisi 2,0 ml atau asam barbiturat dari Larutan uji dengan rumus
Larutan uji. seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Ru
Perhitungan Hitung kesetaraan (F) dalam mikrogram adalah perbandingan respons puncak asam barbiturat
(atau unit) tiap ml natrium tiosulfat 0,01 N yang terhadap Baku internal clan Larutan uji; Qs adalah
digunakan oleh Larutan baku, dengan rumus: perbandingan bobot asam barbiturat dan Baku internal
dalam Larutan ba/cu; C adalah kadar dalam mg per ml
(2CP) Baku internal dalam Larutan baku internal; Rs adalah
perbandingan respons puncak asam barbiturat terhadap
(B—I) Baku internal dalam Larutan baku.
C adalah kadar Baku Pembanding dalam mg per ml
Larutan ba/cu; P adalah potensi, dalam gg (atau unit) per PENETAPAN KADAR GARAM BASA
mg Baku Pembanding; B adalah volume dalam ml, NITROGEN ORGANIK <541>
natrium tiosulfat 0,01 N yang digunakan dalam Penetapan
blangko; I adalab volume dalam ml, natrium tiosulfat
0,01 N yang digunakan dalam Inaktivasi dan titrasi.
Larutan baku Kecuali dinyatakan lain, timbang
saksama sejumlah Baku Pembanding Farmakope
Hitung potensi zat uji dengan rumus seperti tertera dalam
masing-masing monografi. Indonesia (BPFI), larutkan dalam larutan asam sulfat P
(1 dalam 70) hingga kadar lebih kurang 500 jig per ml,
dihitung terhadap zat anhidrat.
Larutan uji Jika bentuk tablet, timbang dan serbukkan
PENETAPAN KADAR BARBITURAT <531> tidak kurang dari 20 tablet, timbang saksama sejumlah
serbuk tablet setana dengan 25 mg zat aktif, dan
Baku internal, Larutan baku internal, Larutan ba/cu pindahkan ke dalam corong pisah 125 ml; atau jika
dan Larutan uji. Buat seperti tertera pada masing-masing bentuk cair, ukur saksama sejumlah volume setara dengan
monografi. lebih kurang 25 mg zat aktif, masukkan ke dalam corong
pisah 125 ml. Ke dalam corong pisah tambahkan 20 ml
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada larutan asam sulfat P (1 dalam 350 ml), dan kocok kuat
Kromatogràfi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan selama 5 menit. Tambahkan 20 ml eter P, kocok hati-hati,
detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 0,9 m x 4 mm saning lapisan asam ke dalam corong pisah 125 ml kedua.
berisi 3 % bahan pengisi fase cair GlO pada penyangga Kocok lapisan eten dua kali, tiap kali dengan 10 ml
S1A dengan ukuran partikel 80 mesh hingga 100 mesh.
- 1465 -

larutan asam sulfat P (1 dalam 350), saring tiap lapisan sambil mencegah goncangan. Asaxnkan dengan 5 ml
asam ke dalam corong pisah 125 ml kedua dan buang asam sulfat 1 N, campur perlahan-lahan, biarkan selama
lapisan eter. Pada ekstrak asam tambahkan 10 ml natrium tidak kurang dari 1 menit. Titrasi dengan natrium
hidroksida LP dan 50 ml eter P, kocok hati-hati, tiosulfat 0, OOSN L segar menggunakan indikator 1 ml
pindahkan lapisan air ke dalam corong pisah 125 ml kanji LP. Lakukan penetapan blangko dengan mengganti
ketiga berisi 50 ml eter P. Kocok corong pisah ketiga filtrat darah dengan air. Hitung jumlah glukosa dalam g
hati-hati, buang lapisan air, cuci lanitan eter, pada corong per 1000 ml darah dengan rumus:
pisah kedua dan ketiga berturut-turut dengan 20 ml air,
buang lapisan air. Ekstraksi kedua larutan eter masing- V x 1,13
masing dengan 20 ml, 20 ml, dan 5 ml larutan asam sulfat P
(1 dalam 70). Lakukan ekstraksi pada corong pisah ketiga F
iebih dahulu, seteiah itu corong pisah kedua. Campur
ekstrak asam dalam labu tentukur 50-ml, encerkan V adalah jumlah dalam ml natrium tiosulfat 0,005 N L
dengan asam sampai tanda. yang diperlukan; F adalah jumlah dalam ml filtrat darah
[Catalan Heksana atau heptana dapat dipakai sebagai yang digunakan.
pengganti eterjika perbandingan distribusi basa nitrogen
antara air dengan heksana, atau air dengan heptana, B. Cara Mikro Kalium Heksasianoferat (III)
inemberikan ekrtraksi sempurna denganfase gerak]
Prosedur Kecuali dinyatakan lain, encerkan masing- Pereaksi
masing 5,0 ml Larutan baku dan Larutan uji dengan Campuran oksalat-fiuorida Campur hati-hati 6 g
larutan asam sulfat P (1 dalam 70) hingga 100,0 ml dan kalium okralat P dengan 4 g natrium fluorida P bebas
tetapkan serapan tiap larutan pada panjang gelombang nitrat.
tertentu menggunakan iarutan asam sulfat P (1 dalam 70) Larutkan kadmium sulfat asam Larutkan 26 g
sebagai blangko. Hitung hasil penetapan kadar seperti kadmium sulfat P dalam 127 ml asam sulfat I N dan air
tertera pada tiap monografi; As dan Au berturut-turut secukupnya hinggal 1000,0 ml.
adalah serapanLarutan baku dan Larutan uji. Larutan natrium hidroksida Pada 55 ml natrium
hidrok.sida 1 N tambalikan air secukupnya hingga
100,0 ml.
PENETAPAN KADAR GULA DARAH <551> Kalium heksasianoferat (III) 0,005 M basa Larutkan
1,645 g kalium heksasianoferat (III) P dan 28,60 g
Kadar gula darah dapat ditetapkan dengan salah satu natrium karbonat P dalam air secukupnya hingga
cara di bawah mi. 1000,0 ml. simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya.
A. Cara Tembaga (II) lodida Larutan zink Larutkan 50 mg zink sulfat P dan 250 g
natrium kiorida P dalam air secukupnya hingga
Pereaksi 1000,0 ml.
Larutan zink sulfat asam Larutkan 12,5 g zink sulfat P Larutan kalium iodida Larutkan 15 g kalium iodida P
dalam lebih kurang 200 ml air, tambahkan 31,25 ml asam dalam air untuk injeksi P secukupnya hingga 100,0 ml.
sulfat 1 N dan air secukupnya hingga 1000,0 ml. ukur Simpan dalam botol bersumbat kaca terlindung cahaya.
seksama 50 ml larutan, tambahkan 3 tetesfenolfialein LP. Larutan asam asetat Larutkan 3 g asam asetat glasial
Titrasi perlahan-lahan sambil terus menerus diaduk P dalam air secukupnya hingga 100,0 ml.
dengan campuran yang terdiri dari 81 ml natrium Pengujian terhadap pereaksi Pada 3 ml campuran
hidroksida 1 N dan air secukupnya hingga 100,0 ml: segar Larutan zink dan Larutan kalium iodida (6:1),
terjadi wama merah jambu stabil. Diperlukan tidak tambahkan 2 ml Larutan asama asetat dan 3 sampai
kurang dari 6,2 ml dan tidak lebih dari 6,3 ml. 6 tetes kanji LP, tidak terjadi warna biru dalam Imenit.
Prosedur Masukkan 1 ml darah dan 8 ml Larutan Tambahkan 0,02 ml kalium heksasianoferat (III) 0,005 M
zink sulfaz asam ke dalam labu atau tabung reaksi. basa: terjadi warna biru lemah yang nyata.
Tambahkan 1 ml campuran yang terdiri dari 81 ml Larutan uji Masukkan 10,4 ml air ke dalam tabung
natrium hidroksida 1 N dan air secukupnya hingga sentrifuga, tambahkan dengan pipet mikro skala 0,1 ml,
100,0 ml, tutup, kocok kuat-kuat, biarkan selama darah yang sebelumnya disiapkan dengan menambabkan
beberapa menit, saring melalui penyaning kering ke dalam 80 mg Campuran oksalat-fluorida per 10 ml danah. Bilas
labu. Pada 5 ml tembaga(II) iodida alkali LP dalam pipet hati-hati dengan cairan yang terdapat dalam tabung
tabung reaksi diameter 25 mm, panjang 200 mm, sentrifuga dengan pengisapan dan pengeluanan cepat.
tambahkan 2 ml hingga 5 ml filtrat yang telah diukur Tambahkan I ml Larutan kadmium sulfat asam, campur,
saksama, campur perlahan-lahan, tutup labu tidak terlalu tambahkan tetes demi tetes 0,5 ml Larutan natrium
rapat. Tempatkan pada rak logam yang dibuat sedemikian hidrok.sida sambil dikocok, biankan selama beberapa
rupa hingga tabung tidak bergoyang selama pemanasan menit, sentrifus dengan kecepatan tinggi. Enap tuangkan
dalam tangas air. Masukkan dalam tangas air sedalam sesempurna mungkin ke dalam labu Erlenmeyer.
lebih kurang 10 cm, panaskan selama 20 menit.
Dinginkan cepat dengan air hingga suhu dibawah 30 0
- 1466-

Larutan pembanding Pada waktu bersamaan buat 0,005 N LV dengan indikator kanji LP menggunakan
campuran yang terdiri dari 10,5 ml air, 1 ml Larutan buret mikro skala 0,01 ml. Hitung kadar gula darah dalam
kadmium sulfat asam dan 0,5 ml Larutan natrium g glukosa per 1000 ml darah, dalam Tabel hubungan
hidroksida. antara kadar gula darah dengan nilai N.Nilai N dihitung
Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji ke dalam labu dengan rumus:
Erlenmeyer 30 ml dan 10 ml Larutan pembanding ke
dalam labu Erlenmeyer 30 ml yang lain. Path masing- - - x 12
N
masing labu tambahkan 2 ml kalium hekasianoferat (III) 10
0,005 M basa. Panaskan kedua labu di atas tangas air
selama 20 menit, dinginkan dengan air dingin tanpa n adalah volume dalam ml natrium tiosulfat 0.005 N yang
dikocok. Pada masing-masing labu tambahkan 3 ml digunakan beningan yang mengandung darah;
campuran Larutan zink dan Larutan kalium iodida (6:1), n' adalah volume dalam ml natrium tiosulfat 0,005 N
kocok, kemudian tambahkan 2 ml Larutan asam asetat,
yang digunakan dalam larutan pembanding.
biarkan selama 5 menit. Titrasi dengan natrium tiosulfat

Tabel hubungan antara kadar gula darah


dengan nilai N

Satuan Persepuluhan Perseratusan


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 0,02 0,03 0,05 0,07 0,08 0,10 0,12 0,14 0,15
0 1 0,17 0,19 0,20 0,22 0,24 0,25 0,27 0,29 0,31 0,32
0 2 0,34 0,36 0,38 0,39 0,41 0,43 0,45 0,47 0,48 0,50
0 3 0,52 0,54 0,56 0,57 0,59 0,61 0,63 0,65 0,66 0,68
0 4 0,70 0,72 0,74 0,75 0,77 0,79 0,81 0,83 0,84 0,86
0 5 0,88 0,90 0,92 0,93 0,95 0,97 0,99 1,01 1,02 1,04
0 6 1,06 1,08 0,10 1,11 1,13 1,15 1,17 1,19 1,20 1,22
0 7 1,24 1,25 1,27 1,29 1,31 1,32 1,34 1,36 1,38 1,39
0 8 1,41 1,43 1,45 1,46 1,45 1,50 1,52 1,54 1,55 1,57
0 9 1,59 1,61 1,67 1,64 1,66 1,68 1,70 1,72 1,73 1,75

PENETAPAN KADAR KALSIFEROL <561> dibuka. Gunakan zat segera, dan buang sisa yang tidak
terpakai.
METODE KROMATOGRAFI
Pereaksi dan larutan khusus
Prosedur kromatografi cair kinerja tinggi berikut Eter Gunakan etil eter P. Gunakan dalam waktu
adalah digunakan untuk penetapan Vitamin D sebagai 24 jam setelah wadah dibuka.
kolekalsiferol atau sebagai ergokalsiferol, yang Hek.san dehidrat Siapkan kolom kromatografi dengan
merupakan salah satu kandungan sediaan multi vitamin. mengisi tabung kromatografi berukuran 60 x 8 cm
Selama penetapan, lindungi larutan yang mengandung dengan 500 g tanah silika untuk kromatografi, ukuran
atau yang diperoleh dari bahan uji, dan Baku Pembanding 50 gm hingga 250 gm, yang diaktilkan dengan
terhadap udara dan cahaya. Sebaiknya menggunakan pengeningan pada suhu 1500 selama 4 jam seperti tertera
lapisan gas inert dan alat gelas rendah aktinik. pada Kromatografi adsorpsi kolom dalam KromatograJI
<931>. Tuangkan 500 ml hek.an P melalui kolom, dan
Baku pembanding [Catatan Gunakan Ergokalsferol kumpulkan eluat dalam labu bertutup kaca.
BPFI atau Kolekalsferol BPFI untuk penetapan kadar Larutan hidroksitoluen terbutilasi Larutkan sejumlah
sediaanfarmasi yang pada etiket mengandung vitamin D hidroksitoluen terbutilasi dalam heksan untuk
sebagai ergoka1sferol atau ko1eka1sferoL] Ko1ekalsfero1 kromatografi hingga kadar 10 mg per ml.
BPFL 44, 6-Kolestadienol BPFI; Ergoka1sferol BPFI; Larutan kalium hidrok.sida dalam air Larutkan 500 mg
Vitamin D BPFJ untuk Kesesuaian Sistem pada kalium hidroksida P dalam 500 ml air yang baru
Penetapan Kadar. Simpan ditempat yang dingin, dididihkan, campur dan dinginkan. Buat larutan mi segar
terlindung cahaya. Biarkan mencapai suhu kamar setiap han.
sebelum ampul
- 1467 -

Larutan kalium hidrokida etanol Larutkan 3 g kalium Kocok kuat campunan yang sudah tersabunkan dan bilas
hidroksida P dalam 50 ml air yang baru dididihkan, selama 30 detik, diamkan sampai kedua lapisan jernih.
tambahkan 10 ml etanol P, encerkan dengan air yang Pindahkan lapisan air ke dalam corong pisah kedua,
bani dididihkan hingga 100 ml, campur. Buat larutan mi tambahkan campuran 10 ml etanol P dan 50 ml heksan P,
segar setiap han. kocok kuat. Biarkan memisah, pindahkan fase air ke
Larutan natrium askorbat Larutkan 3,5 g asam dalam corong pisah ketiga, dan pindahkan fase heksan ke
askorbat P dalam 20 ml natrium hidrok.ida 1 N. Buat corong pisah pertama, bilas corong pisah kedua 2 kali,
larutan mi segar setiap han. tiap kali dengan 10 ml heksan P, tambahkan bilasan ke
Larutan natrium sulfida Larutkan 12 g natrium sulfida corong pisah pertama. Kocok fase air dalam corong pisah
P dalam 20 ml air, encerkan dengan gliserin P hingga ketiga dengan 50 ml heksan P dan tambahkan fase heksan
100 ml. ke corong pisah pertama. Cuci gabungan ekstrak eten-
Fase gerak A Buat campuran asetonitril F- metanol heksan dengan mengocok kuat tiga kali, tiap kali dengan
P—air (25:25:1). Jumlah air dan laju aliran dapat diubah- Larutan kalium hidroksida etanol, cuci secana kuat
ubah agar memenuhi persyaratan Kesesuaian sistem. dengan 50 ml air sampai pencucian terakhir netral
Fase gerak B Buat campuran n-amil alkohol P dalam terhadap fenolfialein P. Tiniskan sisa tetesan air dan
heksan dehidrat P (3 dalam 1000). Perbandingan gabungan ekstrak eter-heksan, masukkan dua lembar
komponen dan laju aliran dapat diubah-ubah agar kertas saning 9 cm dalam bentuk pita-pita ke dalam
memenuhi persyaratan Kesesuaian sistem. corong pisah dan kocok. Pindabkan ekstrak eter-heksan
yang sudah dicuci ke dalam labu alas bundar, bilas
Larutan baku internal Timbang saksama 15 mg corong pisah dan kertas dengan heksan P. Gabungkan
44, 6-Kolestadienol BPFL masukkan ke dalam labu bilasan heksan dengan ekstrak eter-heksan, tambahkan
tentukur 200-ml, tambahkan campuran toluen P dan Fase 5,0 ml Larutan ba/cu internal clan 100 ILl Larutan
gerak B (1 dalam 10) sampai tanda. hidroksitoluen terbutilasi dan campur. Uapkan sampai
kering dalam hampa udana dengan menggoyang dalam
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 25 mg tangas air pada suhu tidak lebih dari 400 Dinginkan di
Ergokalsferol BPFI atau Kolekalsferol BPFI, masukkan bawah air mengalir dan tambahkan gas nitrogen
ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam toluen P secukupnya untuk memulihkan kembali tekanan
tanpa pemanasan, tambahkan toluen P sampai tanda. atmosfer. Segera lanitkan residu dalam 5,0 ml campuran
Pipet 10 ml larutan persediaan mi ke dalam labu tentukur asetonitril P-metanol P dengan perbandingan volume
100-ml, encerkan dengan toluen P sampai tanda. Buat yang sama atau dalam sejumlah tertentu campunan
larutan persediaan segar setiap han. asetonitril P-metanol P hingga kadan vitamin D lebih
kurang 25 tg per ml, untuk mendapatkan Larutan uji.
Penetapan Kadar Sistem kromatografi Gunakan kromatografi yang
Untuk larutan mengandung minyak Timbang saksama dioperasikan pada suhu kamar dilengkapi dengan detektor
sejumlah zat, sebaiknya lebih dari 500 mg dan setara ultra violet pada 254 nm, kolom pembersih baja tahan
dengan lebih kurang 125 tg koiekalsiferol atau karat ukuran 30 cm x 4,6 mm, benisi bahan pengisi L7
ergokalsiferol (5000 unit F!). Tambahkan I ml Larutan dan menggunakan Fase gerak A dan kolom analitik baja
natrium askorbat, 25 ml etanol F, dan 2 ml Larutan tahan karat ukuran 25 cm x 4,6 mm, berisi bahan pengisi
kalium hidroksida dalam air, campur. L3 dan menggunakan Fase gerak B.
Untuk kapsul atau tablet Refluks tidak kurang dari 10 Uji kesesuaian sistem kolom pembersih Pipet 5 ml
kapsul atau tablet dengan campuran 10 ml Larutan Larutan ba/cu ke dalam labu alas bulat yang dilengkapi
natrium askorbat dan 2 tetes Larutan natrium sulfida di dengan pendingin refluks, tambahkan 2 atau 3 butir
atas tangas uap selama 10 menit, hancurkan setiap hablur hidroksitoluen terbutilasi. Alirkan gas nitrogen
padatan yang tertinggai dengan batang pengaduk kaca dan panaskan di atas tangas air pada suhu 90 0 dalam
tumpul, dan lanjutkan pemanasan selama 5 menit. cahaya redup clan di bawah atmosfer nitrogen selama
Dinginkan, tambahkan 25 ml etanol P dan 3 ml Larutan 45 menit, untuk mendapatkan larutan yang mengandung
kalium hidroksida dalam air, clan campur. vitamin D dan pre-vitamin D. Dinginkan, tambahkan
Untuk sediaan kering dan dispersi dalam air Timbang 10,0 ml Larutan baku internal, campun, uapkan hingga
saksama sejumlah zat, sebaiknya lebih dari 500 mg dan kering dalam hampa udara dengan menggoyang dalam
setara dengan lebih kurang 125 tg kolekalsiferol atau tangas air pada suhu tidak lebih 40 0. Dinginkan di bawah
ergokalsiferol (5000 unit Fl). Tambahkan sedikit demi air mengalir, dan alirkan gas nitrogen secukupnya untuk
sedikit, sambil digoyang perlahan, 25 ml etanol P, 5 ml memulihkan kembali tekanan atmosfer. Segera larutkan
Larutan natrium askorbat dan 3 ml Larutan kalium residu dalam 10,0 ml campuran asetonitril P dan metanol
hidroksida dalam air, dan campur. P dengan perbandingan volume sama, campun. Suntikkan
Penyabunan dan ekstraksi Refluks sejumlah zat di atas SOOILl larutan mi ke dalam kolom pembersih, rekam
tangas uap selama 30 menit. Dinginkan segera di bawah kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
air mengalir, dan pindahkan campunan yang sudah pada Prosedur. Kromatogram menunjukkan adanya
tersabunkan ke dalam conong pisah, bilas labu puncak dengan waktu retensi antara 5 menit dan 9 menit,
penyabunan dua kali, tiap kali dengan 15 ml air, 10 ml sesuai dengan pemisahan satu puncak tunggal dan
etanol P dan dua kali, tiap kali dengan 50 ml eter P. campuran vitamin D, pre-vitamin D, dan M,6-
- 1468 -

Kolestadienol dari senyawa lain. Bila perlu, atur CR adalah kadar ,M,6-Kolestadienol, dalam tg per ml,
kandungan air atau parameter kerja iainnya seperti tertera dan R's adalah perbandingan respons puncak vitamin D
pada Fare gerak A. terhadap M,6-Kolestadienoi. Hitung kadar (C 'ppg) pre-
Uji kesesuajan sistem kolom analitik Masukkan lebih vitamin D, dalam gg per ml, dalam Campuran kerja
kurang 100 mg Vitamin D BPFI untuk Kesesuaian Sistem dengan rumus:
pada Penetapan Kadar ke dalam labu tentukur 100-ml,
tainbahkan campuran toluen P-fare gerak B ( idalam 20) C= Cs — C's
sampai tanda, campur. Refluks sejumlah larutan pada
suhu 90° selama 45 menit dan dinginkan. Lakukan lima Hitung faktor respons pre-vitamin D, Fp RE, dengan
kali penyuntikan dari iarutan mi, rekam kromatogram dan rumus:
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
resolusi, R, antara trans-kolekaisiferol dan pre- (F0R's C'Pp')/(R'p C's)
kolekalsiferol tidak kurang dari 1,0 dan simpangan baku
relatif untuk respons puncak kolekalsiferol tidak lebih R 'pRE adalah perbandingan respons puncak pre-vitamin D
dari 2,0%. [Catatan Kromatogram yang diperoleh pada terhadap M,6-Kolestadienoi. [Catatan Nilai Fpp
uji mi menunjukkan waktu retensi relatflebih kurang 0,4 ditetapkan dua kali pada hari yang berlainan, dapat
untuk pre-kolekalsferol; 0,5 untuk trans-kolekalsferol digunakan untuk seluruh prosedur.]
dan 1,0 untuk kolekalsferol.J Prosedur Suntikkan 500il Larutan uji ke dalam
kolom pembersih, dan tampung dalam labu alas bulat
Kalibrasi fraksi yang keluar pada 0,7 - 1,3 relatif terhadap waktu
Faktor respons vitamin D Masukkan 4,0 ml Larutan retensi puncak campuran vitamin D seperti tertera .pada
baku dan 10,0 ml Larutan ba/cu internal dalam labu Uji /cesesuaian s/stem kolom pembersih . Tambahkan
tentukur 100-ml encerkan dengan Fase gerak B sampai 50ti Larutan hidro/csitoluen terbutilasi, campur dan
tanda, campur untuk mendapatkan Larutan ba/cu kerfa. uapkan dalam hampa udara sampai kering dalam tangas
Simpan Larutan ba/cu kerja pada suhu tidak iebih dan 0°, air pada suhu tidak iebih dan 40° sambil digoyang.
simpan bagian yang tak digunakan untuk Prosedur. Dinginkan di bawah air mengalir dan alirkan gas nitrogen
Suntikican 200t1 Larutan ba/cu kerja ke dalam kolom secukupnya untuk memulihkan kembali tekanan
analitik, ukur respons puncak untuk vitamin D dan M,6- atmosfer. Segera larutkan residu dalam 5,0 ml campuran
Kolestadienoi Waktu retensi relatif untuk i4,6- toluen P- metanol P (1 dalam 20). Suntikkan 200tl
Kolestadienol lebih kurang 1,3. Hitung faktor respons, larutan mi ke dalam kolom analitik, rekam kromatogram
FD, dengan rumus: dan ukur respons vitamin D, pre- vitamin D, dan M,6-
Kolestadienol. Hitung kadar kolekalsiferol (C 27H0)
Cs atau ergokalsiferol (C 28H0), dalam p.g per ml, dalam
Larutan uji dengan rumus:
(R 5 x CR)
(R"DFD + R "PRE FPRF) C "R
Cs dan CR berturut-turut adaIah kadar vitamin D dan
i4,6-Koiestadienol, dalam gg per ml, dalam Larutan R D adaiah perbandingan respons puncak vitamin D
ba/cu kerja; dan Rs adaiah perbandingan respons puncak terhadap M,6-Kolestadienol; R "pRE adalah perbandingan
vitamin D terhadap M,6-Kolestadienol. respons puncak pre-vitamin D terhadap M,6-
Faktor respons pre-vitamin D Pipet 4 ml Larutan ba/cu Kolestadienol; C"R adalah kadar M,6-Kolestadienol,
ke dalam labu alas bulat yang diiengkapi dengan dalam p.g per ml Larutan uji.
pendingin refluks, tambahkan 2 atau 3 butir habiur
hidroksitoluen terbutilasi. Alirkan gas nitrogen P dan METODE KIMIA
panaskan di atas tangas air pada suhu 90 0 dalam cahaya
redup dan di bawah atmosfer nitrogen selama 45 menit, Prosedur berikut mi digunakan untuk penetapan
untuk mendapatkan larutan yang mengandung vitamin D vitamin D sebagai suatu kandungan dalam sediaan
dan pre-vitamin D. Dinginkan, pindalilcandengan bantuan Farmakope.
Fare gerakB ke labu tentukur 100-mi yang berisi 10,0 ml Lakukan penetapan dengan cepat, selama percobaan
Larutan ba/cu internal,encerkan dengan Fase gerak B dilakukan hams diusahakan agar paparan udara dan
sampai tanda, campur, diperoleh Campuran kerf a. cahaya aktinik serendah mungkin, sebaiknya
Suntikkan 2001l Campuran kerja mi ke dalam kolom menggunakan lapisan gas inert dan peralatan gelas rendah
analitik, dan ukur respons puncak untuk vitamin D, pre- aktinik.
vitamin D dan i4,6-Kolestadienol. Hitung kadar (Cs)
vitamin D, dalam p.g per ml, dalam Campuran kerja Baku pembanding [Catatan Gunakan Ergokalsferol
(dipanaskan) dengan rumus: BPFI atau Kolekalsferol BPFI untuk penetapan kadar
sediaan fanmasi yang pada etiket mengandung vitamin D
FD CRR 's sebagai ergokalsferol atau kalekalsferol.] Kolekalsferol
BPFI; Ergokalsferol BPFI.
-1469-

Pereaksi dan larutan khusus 25 g tanah silika untuk kromatografi, dan kocok sampai
Tanah Fuller untuk kromatografi Gunakan tanah fuller terbentuk massa kental. Tambahkan 10 ml polietilen
untuk kromatografi yang mempunyai kandungan air glikol 600 P tetes demi tetes sambil diaduk kuat. Buka
dengan susut pengeringan antara 8,5% dan 9,0%. tutup botol, kocok kuat selama 2 menit. Tuangkan lebih
Heksan P Gunakan heksan P seperti tertera pada kunang setengah bagian massa kental ke dalam tabung
Pereaksi, Indikator dan Larutan, bila perlu didestilasi knomatografi dan biarkan mengendap oleh gravitasi.
kembali agar memenuhi persyaratan tambahan benikut Kemudian pasang pompa pengisap dan tambahkan sisa
mi: Kemurnian spektral Ukur dalam kuvet 1 cm secara suspensi sedikit demi sedikit, dengan memampatkan
spektrofotometri pada 300 nm terhadap udara sebagai setiap kali menggunakan alat penekan. Jika terbentuk
blangko; serapan tidak lebih dari 0,070. penmukaan yang padat, hentikan pompa pengisap dan
Etilen dikiorida Murnikan melalui kolom granul silika tambahkan 2 ml isooktan P.
gel (20 mesh hingga 200 mesh). Kolom kedua Isi bagian tengah tabung dengan 3 g
Larutan kalium hidroksida Larutkan 500 g kalium tanah fuller untuk kromatografi P yang agak kasar
hidroksida P dalam air hingga 1000 ml. dengan bantuan pompa penghisap berdaya lemah (lebih
Larutan hidroksi toluen terbutilasi Larutkan 10 mg kurang 125 mm naksa).
hidroksitoluen terbutilasi P dalam 100 ml etanol P. Buat
larutan mi segar setiap han. Larutan baku Timbang saksama Iebih kurang 25 mg
Eter Gunakan eter yang barn didestilasi, buang 10% Baku pembanding, larutkan dalam isooktan P hingga
destilat awal dan destilat akhir. kadar lebih kurang 250 jig per ml. Simpan dalam lemani
Pereakri warna Buat 2 larutan persediaan sebagai pendingin. Pada saat penetapan, pipet 1 ml larutan mi ke
berikut: dalam labu tentukun 50 ml, uapkan pelarut dengan aliran
Larutan A Keluarkan tanpa menimbang, seluruh kristal nitrogen F, larutkan dan encenkan residu dengan etilen
kering antimon trikiorida P dari botol yang berisi 113 g diklorida P sampai tanda.
zat yang belum pemah dibuka sebelumnya. Masukkan ke
dalam labu yang berisi lebih kurang 400 ml Etilen Larutan uji Timbang atau ukur saksama sejumlah
dikiorida P. Tambahkan lebih kurang 2 g alumina contoh setara dengan tidak kurang dari 125 gig, tetapi
anhidrat P, campur, dan saring melalui kertas saning ke sebaiknya setara dengan lebih kurang 250 gig
dalam wadah kaca jemih bersumbat kaca dan terkalibrasi ergokalsiferol (10.000 unit Fl). Jika hanya ada sedikit
pada 500 ml. Encerkan dengan etilen dikiorida P sampai atau tidak ada vitamin A sama sekali dalam contoh,
tanda, campur: serapan larutan tidak lebih dari 0,070, tambahkan lebih kurang 1,5 mg vitamin A asetat (setara
diukur dalam kuvet 20 mm pada 500 nm menggunakan dengan 3000 unit Fl) untuk membenikan pita pemandu
spektrofotometer terhadap blangko etilen diklorida P. dalam kromatografi berikutnya.
Larutan B Campur di dalam lemari asam, 100 ml asetil Untuk kapsul atau tablet, refluks tidak kurang dan 10
kiorida P dan 400 ml etilen dikiorida P. Campur 45 ml buah dalam 10 ml air di atas tangas uap selama lebih
Larutan A dan 5 ml Larutan B untuk mendapatkan kunang 10 menit, hancurkan sisa padatan dengan batang
Pereaksi warna. Simpan dalarn wadah tertutup rapat, dan pengaduk kaca dan hangatkan lagi selama 5 menit.
gunakan dalam 7 han, buang pereaksi jika terbentuk Tambahkan sejumlah volume Larutan kalium
warna. hidroksida sebanyak 2,5 ml untuk setiap gram contoh,
tetapi tidak kunang dari total 3,0 ml. Tambahkan 10 ml
Tabung Kromatografi larutan hidroksi toluen terbutilasi dan 20 ml etanol P.
Kolom pertama Susun untuk mendapatkan peralatan Refluks kuat di atas tangas uap selama 30 menit.
kromatografi kolom menurun, sebuah tabung berdiameter Dinginkan, pindahkan campunan yang sudah tersabunkan
dalam 2,5 cm, panjang lebih kurang 25 cm, dan ke dalam corong pisah, bilas labu penyabunan tiga kali
menyempit menjadi berdiameter 8 mm sepanjang 5 cm tiap kali dengan 10 ml air kemudian bilas tiga kali tiap
pada ujung bawah, masukkan kaca masir berporositas kali dengan 50 ml eter P, tambahkan setiap bilasan ke
besar atau sumbat kecil wol kaca pada batas dalam corong pisah. Tambahkan lebih kurang 4 g natrium
penyempitan. Bagian yang menyempit dapat dilengkapi sulfat dekahidrat P ke dalam corong pisah, dan ekstraksi
dengan kran plastik inert. dengan mengocok selama 2 menit. Jika terbentuk emulsi,
Kolom kedua Pilih tabung yang terdiri dari tiga bagian: ekstraksi tiga kali tiap kali dengan 25 ml eter P.
1. Bagian atas yang melebar, dengan diameter dalam Gabungkan ekstrak eter, jika penlu cuci dengan 50 ml air
18 mm dan panjang lebih kurang 14 cm; 2. Bagian tengah sambil digoyang lemah. Ulangi pencucian beberapa kali
dengan diameter dalam 6 mm dan panjang lebih kurang dengan pengocokan lebih kuat, tiap kali menggunakan
25 cm, dan 3. Tabung bagian bawah yang menyempit dan 50 ml air sampai pencucian terakhin tidak menunjukkan
runcing untuk pengeluaran dengan panjang lebih kurang wanna menah muda pada penambahan fenolfialein LP.
5 cm. Masukkan sumbat kecil wol kaca 1 cm di sebelah Pindahkan ekstrak eten yang sudah dicuci ke dalam labu
atas bagian yang menyempit. tentukur 250-ml, encerkan dengan eter P sampai tanda,
campur. Pindahkan seluruh atau sejumlah volume yang
Kolom kromatografi diukur saksama yang mengandung 250 gig ke dalam gelas
Kolom pertama Pada lebih kurang 125 ml isooktan P piala 400 ml benisi lebih kunang 5 g natrium sulfat
pada botol benmulut lebar dan bentutup ulir, tambahkan anhidrat P. Aduk selama 2 menit, enaptuangkan larutan
-1470-

ke dalam gelas piala kedua. Bilas natrium suifat tiga kali berdiameter dalam iebih kurang 20 mm dan diberi tanda
tiap kali dengan 25 ml eter P, tambahkan tiap bilasan ke 1, 2, 3. Ke dalam tabung 1, pipet 1 ml Larutan baku, ke
bagian utaina. Uapkan di atas tangas uap hingga lebih dalam tabung 2, pipet 1 ml etilen dikiorida F, ke dalam
kurang 30 ml, pindalikan konsentrat ke dalam labu tabung 3, pipet 1 ml campuran volume sama anhidrida
penguapan alas bulat. Bilas gelas piala tiga kali tiap kali asetat P dan etilen dikiorida P. Pada setiap tabung segera
dengan 10 ml eter P, tambahkan bilasan ke dalam tambahkan 5,0 ml Pereaksi warna, sebaiknya
iabu.Uapkan sisa pelarut dengan sempurna di atas tangas menggunakan pipet otomatis, campur. Setelah 45 detik,
air pada suhu tidak lebih dari 400 dengan bantuan hampa yang diukur saksama, penambahan Pereaksi warna, ukur
udara, atau dengan aliran gas nitrogen pada suhu kamar. serapan ketiga larutan pada 500 nm dengan
Larutkan residu dalam sedikit heksan P, pindahkan ke spektrofotometer yang sesuai, menggunakan etilen
dalain labu tentukur 10-ml, encerkan dengan heksan P dikiorida P sebagai blangko. Dengan cara yang sama,
sampai tanda, campur untuk mendapatkan Larutan uji. 45 detik setelah pembacaan pertama setiap larutan, ukur
serapan larutan daiam tabung 2 dan 3 pada panjang
Prosedur geiombang 550 nm. Beri tanda serapan berturut-turut
KromatograJI kolom pertarna Segera seteiah 2 ml sebagai A 1 500, A 2500, A 3500, A 2550, dan A 3550, superskrip
isooktan P habis dari permukaan Kolom pertama, pipet menunjukkan nomor tabung dan subskrip menunjukkan
2 ml Lanutan uji ke daiam kolom. Seteiah meniskus panjang gelombang.
Larutan uji mencapai permukaan kolom, tambahkan 2 ml
pertama dari tiga kali 2 ml heksan F, tambahkan tiap Perhitungan Hitung jumiah .tg vitamin D dalam zat
bagian berturut-turut sebelum larutan habis masuk ke yang digunakan dengan rumus:
dalam kolom. Lanjutkan penathbahan heksan P 5 - 10 ml
sampai jumlah penambahan adalah 100 ml. Jika perlu, (C ) (±
atur laju aliran antara 3 ml dan 6 ml per menit dengan ( u-)
memberikan tekanan lemah pada bagian atas tabung C A5
kromatografi.
Buang 20 ml eluen pertama, tampung sisanya. Amati C, adalah kadar vitamin D, dalam pg per ml Larutan
kolom di bawah cahaya ultra violet pada beberapa baku; C adalah kadar contoh (dalam g, kapsul, tablet, dan
interval selama knomatografi berlangsung, dan hentikan lain-lain), dalam tiap ml larutan akhir; Au mempunyai
aliran jika batas pita yang berfluoresensi yang niiai (A 2500 - A 3500) - 0,67(A2550 - A 3550) ditetapkan dan
menunjukkan vitamin A berada lebih kurang 5 mm dan serapan yang diamati pada iarutan dari Larutan uji, dan
dasar koiom. (Lampu ultra violet hams memberikan As mempunyai niiai A' 500 - A 2500 ditetapkan pada larutan
radiasi lemah pada daerah 300 nm. Seringkali diperlukan dari Larutan baku.
penggunaan celah atau tabir sempit dengan lampu
perdagangan untuk mengurangi jumiah radiasi hingga METODE BIOLOGI
persyaratan minimum untuk mendeteksi vitamin A dalam
kolom). Penetapan vitamin D secara biologi terdiri dan
Pindahkan eluat ke dalam labu penguapan yang sesuai, pencatatan dan interpretasi hasil pengamatan pada
uapkan heksan dengan smpurna di bawah hampa udara sekelompok tikus yang dipelihara dengan makanan
pada suhu tidak iebih dan 40° atau dengan aliran gas khusus selama suatu periode tertentu, dimana respons
nitrogen pada suhu kamar. Larutkan residu dalam Iebih biologi terhadap sediaan, dibandingkan dengan respons
kurang 10 ml heksan P. terhadap kapsul vitamin D BPFI.
KromatograJI kolom kedua Tambahkan Larutan
Heksana pelarut yang diperoleh dari Kromatografi kolom Baku pembanding Ko1ekalsferol BPFI.
pertama pada Kolom kedua. Bilas labu penguapan dengan
total 10 ml hek.san P sedikit demi sedikit, dan masukkan Periode pendahuluan Selama periode pendahuluan
setiap bilasan ke dalam kolom kedua, biarkan mengalir pada kehidupan seekor tikus, yang tidak lebih dan
meialui kolom dan buang eluat yang keluar. Jika heksan 30 han, dari waktu kelahiran sampai pada hari pertama
di atas permukaan kolom tersisa iebih kurang 1 ml, periode pembenian makanan, kandang tikus diawasi
tambahkan 75 ml toluen P dan eluasi dengan bantuan langsung, atau sesuai dengan petunjuk penanggung jawab
pompa pengisap (iebih kurang 125 mm raksa) dan percobaan. Selama periode pendahuluan, gunakan
tampung eluat. Uapkan toluen di bawah hampa udara makanan yang memberikan perkembangan normal tetapi
pada suhu tidak iebih dan 40° atau dengan aliran gas kandungan vitamin D terbatas hingga jika diberikan
nitrogen P pada suhu kamar. Makanan rakhitogenik pada periode penlakuan makanan,
Larutan uji Larutkan residu yang diperoleh dan tikus akan menderita rakhitis. Pada akhir periode
Kromatografi kolom kedua dalam sedikit etilen diklorida pendahuluan, sisihkan setiap tikus yang berbobot kunang
F, pindahkan ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dari 44 g atau iebih dari 60 g, atau yang menunjukkan
dengan etilen dikiorida P sampai tanda, campur untuk gej ala-gej ala yang menugikan, penyakit atau abnormalitas
mendapatkan Larutan uji. anatomi.
Pengembangan warna Pipet 1 ml Larutan uji Ice dalam
masing-masing 3 tabung kolorimeter yang sesuai,
- 1471 -

Periode perlakuan makanan Selama periode Dosis uji Pilih dua tingkat dosis Ko1eka1sferol BPFI,
perlakuan makanan yang berlangsung dan akhir periode yang berbeda sedemikian rupa hingga penbandingan dosis
pendahuluan sampai hari pertaina periode uji, beri setiap yang lebih besar tenhadap dosis yang lebih kecil tidak
tikus dengan Makanan rakhitogenik dan air secukupnya, kurang dari 1,5 atau tidak lebih dari 2,5. Pilih satu atau
dan jangan diberi makanan atau tambahan makanan lain. dua tingkat dosis yang didasarkan pada potensi yang
diduga tunggal untuk masing-masing zat uji. Tingkat
Makanan rakhitogenik Makanan rakhitogenik terdiri dosis zat uji adalah setara dengan dosis baku atau dosis
dari campuran yang sama dari kandungan berikut dengan tengah yang sama dengan akar pangkat dua dari hasil dua
perbandingan yang ditunjukkan pada tabel berikut. tingkat dosis baku.
Pilih tingkat dosis sedemikian hingga jika diberikan
Makanan rakhitogenik pada tikus rakhitis, tikus mi diharapkan menghasilkan
Kandungan Bagian dalam bobot derajat kalsifikasi dalam rentang seperti dinyatakan pada
uji dari data kebertenimaan. Sebelum dibenikan, Baku
Bijijagung kuning, digiling 76 pembanding, dan atau zat uji dapat diencerkan dengan
Gluten (zat perekat) gandum, 20 minyak biji kapas dengan syarat tidak lebih dari 0,2 ml
digiling. yang dibenikan pada setiap han. Simpan larutan minyak
Kalsium karbonat 3 dalam botol tertutup baik, terlindung cahaya, pada suhu
Natnium kiorida 1 tidak lebih dari 100, dan gunakan dalam waktu 5 minggu.
Jika suatu analisis secara kimia dari keseluruhan Tetapkan satu kelompok tikus untuk setiap tingkat
makanan menunjukkan perbandingan Ca: P kurang dan dosis baku dan dosis satu atau lebih zat uji.
4:1 atau lebih dan 5:1, maka jumlah kalsium karbonat
dapat diubah-ubah untuk membuat perbandingan yang Periode uji Selama periode uji, yang benlangsung dan
sesuai pada tingkat yang sama dalam rentang mi. akhin periode penlakuan makanan selama interval tetap 7 -
Pengelompokan tikus untuk periode penetapan uji 10 han, kurung masing-masing tikus sendiri-sendiri dan
Kandang dianggap sesuai untuk periode uji, jika masing- benikan Makanan rakhitogenik dan air secukupnya.
masing tikus dalam kandang menunjukkan gej ala rakhitis Benikan Makanan rakhitogenik yang dibuat dari zat yang
seperti sendi-sendi yang membesar, terhuyung-huyung sama kepada semua tikus. Pada hari pertaina dan han
dengan aneh, langkah cepat rakhitis, dengan catatan ketiga (atau keempat) peniode uji, beri setiap tikus
periode perlakuan makanan tidak kurang dari 19 hari dan setengah dosis total yang ditetapkan.
tidak lebih dari 25 han. Timbulnya rakhitis dapat juga Sepanjang periode uji, kondisi lingkungan
dilihat dari ketebalan metafisis rakhitis jika diperiksa dipertahankan seseragam mungkin untuk semua tikus dan
dengan sinan-X atau dengan menggunakan Uji garis hindani paparan tenhadap radiasi antirakhitik. Pada akhir
(akan dijelaskan di bawah) pada tulang kaki salah seekor periode tetap dan 7 - 10 harm, timbang dan bunuh tikus.
tikus dalam masing-masing kandang. Dari tikus-tikus tensebut yang pada akhin periode
Catat bobot masing-masing tikus, bagi dalam suatu berbobot tidak kurang dari bobot awal periode uji dan
kelompok dimana setiap tikus diberi makan dosis tertentu yang sudah menenima dosis yang ditetapkan dalam
Baku pembanding atau contoh yang akan diuji potensi 24 jam waktu pemberian makan, bedah satu atau lebih
vitamin D nya. Untuk masing-masing contoh uji sediakan tulang kaki untuk pemeniksaan Uji garis.
satu atau lebih kelompok uji dan tidak kurang dari 2
kelompok baku. Kedua kelompok baku dapat digunakan Uji garis Ambil ujung pnoksimal tibia atau ujung distal
untuk uji bersama lebih dari satu contoh uji. Dalam radius, dan bersihkan dari janingan yang melekat, dalam
setiap satu percobaan menggunakan tulang yang sama
interval tidak lebih dari 30 han, sempumakan
dari semua hewan. Dengan pisau bersih tajam, buat
pengelompokkan tikus sesuai dengan desain yang
membagi kandang diantara kelompok untuk mencapai potongan longitudinal, median melalui penghubung
epifisis dan diafisis pada tempat sama pada setiap tulang.
keseimbangan yang sempuma.
Untuk keseimbangan yang sempurna, setiap kandang Bilas kedua bagian dalam air murni, celupkan segena
terwakili sama dalam setiap kelompok, gunakan tujuh dalam lanutan perak nitrat P (1 dalani 50) selama 1 menit,
atau lebih kandang yang berisi tikus yang telah diberi dan bilas lagi dalam air murni. Papankan permukaan
makanan, yang jumlahnya paling sedikit adalah sama potongan tulang dalam air tenhadap cahaya matahani atau
sumben cahaya aktinik lain hingga daerah yang
banyak dengan kelompok yang ada. Dari suatu kandang
tenkalsifikasi membentuk noda yang jelas tanpa tanda
tertentu, pilih seekor tikus secara acak pada setiap
kelompok di hari yang sama. Jika suatu kandang berisi penubahan wanna pada daenah yang tidak terkalsifikasi.
Prosedur pewarnaan dapat dimodifikasi untuk lebih
tikus sebanyak dua kali kelompok yang ada, pilih sen
tikus kedua dengan cana yang sama. Satu atau dua membedakan antana daerah terkalsifikasi dan daerah tak
kandang terakhir yang dipilih dapat dibagi menjadi terkalsifikasi.
kelompok sedemikian sehingga pada awal peniode uji Angka denajat kalsifikasi metafisis rakhitis pada setiap
bobot badan rata-rata setiap kelompok yang telah tikus, sesuai dengan skala yang membenikan nespons rata-
rata dan dapat digambarkan sebagai ganis lunus terhadap
sempuma, tidak akan berbeda lebih dari 8 g dari bobot
badan rata-rata setiap kelompok lain. loganitma dosis.
- 1472-

Keberterimaan Pengamatan dapat diterima untuk menengah atau rata-rata dari tingkat dosis tinggi dan
digunakan dalam perhitungan potensi hanya dan rendah dan dimana Tb = D7'2 - 0 Tj dan Ta adalah seperti
kelompok yang menunjukkan kalsifikasi dua pertiganya yang telah ditetapkan pada Desain dan Analisis
atau lebih, tetapi tidak kurang dari 7 ekor tikus, paling Penetapan Hayati <81>. Konversikan setiap M' yang
tidak sama besar seperti tingkat paling bawah dan tidak diamati menjadi antilogaritmanya untuk memperoleh
lebih besar dan tingkat tertinggi. Jika angka rata-rata potensi relatif zat. Kalikan potensi relatif dengan potensi
tingkat dosis tinggi pada kelompok baku tidak lebih besar yang diduga dari minyak uji (datam satuan unit per g),
dari angka rata-rata tingkat dosis rendah pada kelompok yang diadopsi dari awal pengujian, untuk memperoleh
baku, maka hasil tidak dapat dipakai dan ulangi kandungan vitamin D dalam satuan unit Fl per g.
pengujian. Jika suatu contoh uji diwakili oleh kelompok
uji yang pengukuran potensi vitamin D nya tidak dapat
diterima dan angka rata-rata dalam setiap kelompok PENETAPAN KADAR KOBALAMIN SECARA
adalah kurang dari angka rata-rata tingkat dosis rendah PERUNUT RADIOAKTIF <571>
pada kelompok baku atau lebih besar dari angka rata-rata
tingkat dosis tinggi pada kelompok baku, maka Semua penetapan radioaktif yang menggunakan
kandungan vitamin D yang ditetapkan masing-masing metode mi hams dilakukan dengan alat pencacah yang
adalah kurang dari yang ditunjukkan oleh dosis rendah sesuai, clan dalam jangka waktu optimal untuk alat
atau lebih besar dari yang ditunjukkan oleh dosis tinggi pencacah tersebut. Semua prosedur harus dilakukan
Baku pembanding. pengulangan untuk mendapatkan ketepatan yang tinggi.
Perhitungan Buat tabel, tabulasikan angka (y), tuliskan Baku pembanding Sianokobalamin BPFI; lakukan
setiap kandang dalam suatu bans yang terpisah dan setiap pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum
kelompok perlakuan dalam kolom. Hilangkan setiap digunakan.
kelompok yang tidak memenuhi Uji Akseptabilitas.
Samakan jumlah pengamatan dalam kelompok yang Pereaksi perunut sianokobalamin Ukur saksama
diterima dengan mengabaikan hasil yang tak sama dalam sejumlah volume larutan sianokobalamin radioaktif,
kelompok pada semua kandang atau dengan cara lain encerkan dengan air hingga larutan mempunyai
yang sesuai seperti tertera pada Desain dan Analisis radioaktivitas antara 500 dan 5000 cacahan per menit per
Penetapan Hayati <81>. Jumlahkan nilaifuntuk masing- ml larutan, tambahkan 1 tetes kresol P per liter larutan
masing kelompok perlakuan, dimana f adalah jumlah dan simpan dalam lemari pendingin.
kandang, dan tandai setiap jumlah sebagai sebagai T
dengan subkskrip masing-masing 1 dan 2 untuk tingkat Pembakuan Timbang saksama sejumlah
dosis rendah dan tinggi. Hitung kemiringan b dari jumlah Sianokobalamin BPFI, dan larutkan dalam air hingga
T1 yaitu 0 r1 dan jumlah T2 yaitu 0 T, untuk baku dan
, ,
kadar 20 - 50 tg per ml. Lakukan seluruh prosedur
zat uji, yang ditunjukkan pada kedua tingkat dosis, penetapan pada 10,0 ml larutan seperti tertena pada
dengan persamaan: Larutan uji, mulai dan "Tambahkan air hingga volume".
(IT2 —IT 1 )
Larutan kresol-karbon tetrakiorida Buat campuran
ifh' dalam volume yang sama karbon tetraklorida P dengan
kresol P yang baru didestilasi.
i adalah loganitma dari perbandingan dosis tinggi
terhadap dosis rendah dan nilainya sama untuk setiap Larutan fosfat-sianida Larutkan 100 mg kalium
sediaan, dan h' adalah jumlah sediaan yang ditunjukkan sianida P dalam 1000 ml larutan jenuh natrium fosfat
oleh dua tingkat dosis dan termasuk dalam perhitungan dibasa P.
nilai b.
Hitung loganitma dan potensi relatif setiap zat dengan Larutan butanol-benzalkonium klorida Encerkan
persamaan: larutan benzalkonium klorida P (17 dalam 100) dengan
air (3:1), campur dengan 36 volume butanol P.
Log (potensi relatif) = M'
Kolom alumina-resin Masukkan segumpal wol kaca
— tt —
'I i's ke dalam dasar kolom 50 ml, masukkan sejumlah bubur
- b resin penukar ion P dalam air ke dalam kolom hingga
setinggi 7 cm. Bila resin sudah mengendap, biarkan air
menetes hingga tinggi air di atas kolom resin tinggal 1 cm;
2E7 padatkan perlahan kolom resin. Tambahkan sejumlah
volume bubur alumina anhidrat P (tanpa pencucian
y; adalah setiap angka rata-rata zat uji, y, adalah setiap asam) dalam air secukupnya sampai tinggi kolom
angka rata-rata Baku pembanding, yang merupakan rata- menjadi 10 cm, keluankan air hingga tinggal 1 cm di atas
rata dari masing-masing angka untuk tingkat dosis kolom alumina. Tutup dengan wol kaca, cuci kembali
- 1473 -

kolom dengan 50 ml air, dan buang air hingga tinggi air Bila perbandingan serapan dalam ekstrak air memenuhi
di atas kolom tinggal 1 cm. Buat kolom barn untuk setiap syarat, tetapkan radioaktivitas dalam cacahan per menit,
penetapan. menggunakan alat pencacah yang sesuai dalam waktu
optimal untuk alat pencacah tersebut. Hitting hasil rata-
Larutan uji Timbang atau ukur saksama sejumlah zat rata, dan koreksi terhadap latar belakang radioaktivitas
dengan aktivitas vitamin B 12, setara dengan 200 500 .Lg
- yang ditetapkan dua kali atau lebih selama waktu
sianokobalamin, masukkan ke dalam gelas piala. 30 menit.
Tambahkan air hingga volume tidak kurang dari 25 ml,
tambahkan 5 ml Pereaksi perunut sianokobalamin. Perhitungan Hitting kandungan kobalainin yang
Tambahkan 5 mg natrium nitrit P dan 2 mg kalium dinyatakan dalam pg sianokobalamin dengan rumus:
sianida P pada tiap ml lanutan yang dihasilkan. Lakukan
penambahan dalam lemani asam. Atur pH hingga 4
dengan penambahan asam kiorida encer P, panaskan di
atas tangas uap selama 15 menit. Dinginkan dan atur pH
R194 ~
I\ CU ) A
-
u -)

hingga 7,6 8,0 dengan penambahan natrium hidroksida


-

I N. Sentrifus atau saring untuk membuang bagian padat R adalah jumlah pg sianokobalamin dalam Larutan baku
yang tidak larut. yang digunakan; C5 dan C berturut-turut adalah nilai
Prosedur Masukkan Larutan uji ke dalam tabung radioaktivitas rata-rata yang telah dikoreksi, dinyatakan
sentrifuga 250 ml, tambahkan 10 ml Larutan kresol dalam cacahan per menit per ml dari Larutan baku dan
karbon tetrakiorida, tutup tabung dengan tutup kaca, Larutan uji; Au dan A 5 berturut-turut adalah serapan pada
polietilen atau karet yang dibungkus kertas logam, kocok 361 nm dari Larutan uji dan Larutan baku.
kuat-kuat selama 2 5 menit, dan sentrifus, ambil larutan
-

bagian bawah. Ulangi ekstraksi menggunakan 5 ml


Larutan kresol-karbon tetrakiorida, dan gabungkan PENETAPAN KADAR NITROGEN <581>
ekstrak larutan bagian bawah ke dalam tabung sentrifus
atau corong pisah kapasitas 50 100 ml.
-

Cuci gabungan ekstrak beberapa kali, tiap kali dengan Beberapa alkaloid dan senyawa organik lain yang
1 ml asam sulfat 5 N sampai cucian terakhir praktis tidak mengandung nitrogen tidak dapat melepaskan selunuh
berwanna, (biasanya cukup dua kali). Selama tiap nitrogen setelah ekstraksi dengan asam sulfat F; karena
pencucian kocok 2 5 menit, diamkan sampai terpisah,
-
itu metode mi tidak dapat digunakan untuk penetapan
bila perlu sentrifus, dan buang lapisan asam. Cuci nitogen dalam semua senyawa organik.
kembali dua kali, tiap kali dengan 10 ml Larutan fosfat
sianida. Terakhir cuci dengan 10 ml air. Buang semua Metode I
cairan pencuci.
Pada ekstrak yang sudah dicuci, tambahkan 30 ml Tanpa Nitrat dan Nitrit Timbang saksama lebih
campuran Larutan butanol-benzalkonium kiorida dan kurang 1 g zat, masukkan ke dalam labu Kjeldahl
karbon tetrakiorida P (2:1). Ekstraksi dua kali, tiap kali
500 ml dan kaca borosilikat keras. Jika zat padat atau
dengan 5 ml air, tiap kali kocok kuat selama I menit, setengah padat, dapat dibungkus dengan sehelai kertas
sentrifus, ambil dan simpan lapisan air. Lewatkan saning bebas nitrogen untuk memudahkan pemindahan ke
campuran ekstrak air melalui kolom alumina-resin, dalam labu. Tambahkan 10 g serbuk kalium sulfat P atau
dengan kecepatan lebih kurang 1 ml per menit, dengan natrium sulfat anhidrat F, 500 mg serbuk tembaga(II)
menjaga tinggi lapisan cairan 1 cm di atas kolom dengan sulfat P dan 20 ml asam sulfat P. Miringkan labu pada
menambahkan air secukupnya. Buang eluat awal yang posisi dengan sudut lebih kunang 45°, panaskan campuran
tidak berwarna (biasanya lebih kurang 5 ml), dan dengan hati-hati, jaga suhu di bawah titik didih sampai
kumpulkan eluat berwarna (biasanya lebih kurang 10 ml) tidak berbuih lagi. Tingkatkan pemanasan sampai asam
ke dalam tabung sentrifus atau corong pisah 50 ml yang mendidih secana cepat dan teruskan pemanasan sainpai
berisi 500 pA asam asetat encer P. Ekstraksi eluat dengan lanutan berwama hijau jemih atau hampir tak berwarna
cara mengocok selama 2 5 menit dengan 5 ml Larutan
-
selama 30 menit. Biarkan hingga dingin, tambahkan 150
kresol karbon tetrakiorida, kemudian buang lapisan air ml air, campur dan dinginkan lagi. Tambahkan hati-hati
yang diatas. Ke dalam ekstrak tambahkan 5,0 ml air, 5 ml 100 ml larutan natrium hidroksida P (2 dalam 5) melalui
karbon tetrakiorida P dan 10 ml butanol P. Kocok, dinding sebelah dalam labu hingga terbentuk lapisan di
diamkan sampai lapisan atas jemih dan pindahkan lapisan bawah lanitan asam. Segera tambahkan beberapa butir
air yang di atas. Ukur serapan ekstrak air pada 361 rim zink P dan segera hubungkan labu ke bola (perangkap)
dan 550 nm dengan spektrofotometer. Pada pembacaan penghubung Kjeldahl, yang sebelumnya telah
361 nm gunakan filter untuk mengurangi sinar bias. dihubungkan dengan kondensor, yang pipa penyalumya
Hitung perbandingan A 3611A 550; kemurnian ekstrak air tercelup di bawah permukaan larutan 100 ml larutan asam
memenuhi syarat bila perbandingan antana 3,10 dan 3,40. borat P (1 dalam 25) dalam labu Erlenmeyer 500 ml.
Bila perbandingan di luar nilai tersebut ulangi pemurnian Campur isi labu Kjeldahl dengan memutar hati-hati dan
ekstrak air dengan mengulangi sikius ekstraksi dan destilasi sampai lebih kurang empat perlima isi labu
lanjutkan pengujian sebagai berikut. terdestilasi. Titrasi dengan asam sulfat 0,5 N LV.
-1474-

Tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan 1 ml asam sulfat 0,01 N


penetapan blangko. setara dengan 140,1 pg nitrogen.

1 ml asam sulfat 0,5 N Jika zat mengandung nitrogen lebih dan 2 - 3 mg,
setara dengan 7,003 mg nitrogen dapat digunakan asam sulfat 0,02 N atau asam sulfat 0,01
N dan dibutuhkan tidak kurang dari 15 ml. Jika jumlah
Jika kandungan nitrogen dalam zat rendah, asam sulfat bobot bahan kering lebih besar dari 100 mg, jumlah asam
0,5 NL V dapat diganti dengan asam sulfat 0,1 NLV. sulfat P dan natrium hidroksida P yang digunakan
dinaikkan hingga sebanding dengan bobot bahan.
1 ml asam sulfat 0,1 N
setara dengan 1,401 mg nitrogen
PENETAPAN KADAR NITROGEN DALAM
Aka Ada Nitrat dan Nitnt Timbang saksama PRODUK DARAH <591>
sejumlah zat setara dengan lebih kurang 150 mg nitrogen,
masukkan ke dalam labu Kjeldahl 500 ml dari kaca Metode I
borosilikat keras, tambahkan iarutan 1 g asam salisilat P
dalam 25 ml asam sulfat P. Campur isi labu, biarkan Masukkan sejumlah zat yang mengandung Iebih kurang
selama 30 menit dan sering dikocok. Tambahkan 5 g 2 mg nitrogen, ke dalam labu leher panjang 200 ml,
serbuk natrium tiosulfat P, campur, tambahkan 500 mg tambahkan 3 butir manik kaca dan 4 g campuran serbuk
serbuk tembaga(JI) sulfat P, lakukan seperti tertera pada terdiri dari kalium sulfat P, tembaga(II) sulfat P, dan
Tanpa nitrat dan nitrit, mulai dengan "Miringkan labu selenium P (100:5:2,5). Tambahkan 5 ml asam sulfat
pada posisi dengan sudut lebih kurang 450• bebas nitrogen P, campur, dan longgarkan penutup labu.
Jika kandungan nitrogen dalam zat lebih dan 10%, Panaskan perlahan hingga mendidih clan jika tidak
tambahkan 500 mg hingga 1 g asam benzoat P sebelum dinyatakan lain, didihkan selama 30 menit, dan hindarkan
ekstraksi untuk memudahkan peruraian senyawa. panas berlebih pada bagian labu di atas permukaan
cairan. Dinginkan, larutkan sisa dengan penambahan
MetOde II 25 ml air secara hati-hati, dinginkan lagi clan hubungkan
labu dengan alat destilasi uap. Tambahkan 30 ml natrium
Peralatan Pilih satu unit tipe umum alat Kjeldahl semi hidroksida 10 N dan destilasi segera. Tampung lebih
mikro, mula-mula nitrogen dibebaskan dengan ekstraksi kurang 40 ml destilat dalam campuran 20 ml asam
asam dan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam wadah klorida 0,01 N LV dan air secukupnya hingga ujung
titrasi dengan destilasi uap. kondensor tercelup. Hindarkan air masuk dari permukaan
Prosedur Timbang saksama atau ukur secara luar kondensor ke dalam penampung. Titrasi kelebihan
kuantitatif sejumlah zat setara dengan 2 - 3 mg nitrogen, asam dengan natrium hidroksida 0,01 N LV
masukkan ke dalam labu ekstraksi. Tambahkan 1 g menggunakan merah metil biru metilen LP sebagai
canipuran serbuk kalium sulfat P dan tembaga(II) sulfat P indikator. Ulangi penetapan menggunakan 50 mg D-
(10:1) dan cuci serbuk yang menempel pada leher labu glukosa sebagai pengganti zat uji. Perbedaan hasil kedua
dengan semprotan air. Tambahkan 7 ml asam sulfat P titrasi menunjukkan amonia yang dibebaskan oleh zat uji.
melalui dinding untuk membilas, kemudian sambil
memutar labu, tambahkan 1 ml hidrogen peroksida P, Tiap ml asam kiorida 0,01 N
30% dengan hati-hati melalui dinding labu (jangan setara dengan 0,1401 mg N
menambahkan hidrogen peroksida selama ekstraksi).
Panaskan labu di atas api langsung atau pemanas Metode II
elektrik sampai larutan berwarna biru jernih dan dinding (Penetapan Protein dalam Produk Darah)
labu bebas dari zat yang mengarang. Tambahkan hati-hati
70 ml air pada campuran ekstrak, dinginkan, lakukan Untuk produk darah kering, rekonstitusi seperti tertera
destilasi uap. Tambahkan 30 ml larutan natrium pada mongrafi.
hidroksida P (2 dalam 5) dengan corong sedemikian rupa Pada sejumlah volume yang diperkirakan mengandung
sehingga larutan mengalir melalui dinding sebelah dalam lebih kurang 100 mg protein, tambahkan larutan natrium
labu hingga terbentuk lapisan di bawah larutan asam, klorida P 0,9% secukupnya hingga 20 ml. Masukkan
bilas corong dengan 10 ml air, tutup rapat, segera lakukan 2 ml lanutan mi ke dalam labu didih 75 ml, tambahkan 2 ml
destilasi uap. Tampung destilat dalam 15 ml larutan asam asam sulfat 75% bebas nitrogen, kalium sulfat P 4,5%
borat P (1 dalam 25) yang telah ditambah dengan 3 tetes dan tembaga(II) sulfat P 0,5%, campur dan longgarkan
merah metil-biru metilen LP dan air secukupnya untuk tutup. Panaskan perlahan, didihkan kuat selama 1,5 jam
menutup ujung pipa kondensor. Lanjutkan destilasi dan dinginkan. Jika larutan tidakjernih, tambahkan 0,25 ml
hingga destilat mencapai 80 - 100 ml. Pindahkan labu larutan hidrogen peroksida P 6%, lanjutkan pemanasan,
serap, bilas ujung pipa pendingin dengan sedikit air dan hingga lanutan jernih dan dinginkan. Selama pemanasan,
titrasi destilat dengan asam sulfat 0,01 N LV. Lakukan hindankan panas berlebih pada bagian atas tabung.
penetapan blangko.
- 1475 -

Pindahkan larutan ke dalam alat destilasi bilas tiga kali, hingga tidak terbentuk endapan lagi (umumnya pada pH
tiap kali dengan 3 ml air, tambahkan 10 ml natrium lebih kurang 4,5, yang merupakan titik isoelektrik
hidroksida 10 N, dan lalcukan destilasi secara cepat sebagian besar protein). Encerkan campuran dengan air
selama 4 menit, tampung destilat dalam campuran 5 ml sampai volume tertentu hingga kadar riboflavin lebih
larutan jenuh asam borat P dan 5 ml air dan jaga ujung kurang 0,11 ig per ml, saring melalui kertas saring yang
kondensor tercelup, Turunkan labu penampung sehingga tidak menyerap riboflavin. Pada sejumlah filtrat,
destilat dalam kondensor dapat mengalir bebas dan tambahkan larutan natrium hidrok.sida sambil terus
lanjutkan destilasi selama 1 menit. Titrasi dengan asam dikocok kuat hingga pH 6,6 - 6,8, encerkan larutan
kiorida 0,02 N L menggunakan indikator merah metil- dengan air sampai volume akhir tertentu hingga kadar
biru metilen LP (VI ml). riboflavin 0,1 jtg per ml, saring lagi bila terjadi
Pada sejumlah volume sediaan uji atau iarutannya yang kekeruhan.
diperkirakan mengandung 100 mg protein, tambahkan Prosedur Pada masing-masing empat atau lebih
12 ml larutan natrium klorida P 0,9%, 2 ml larutan tabung reaksi, tambahkan 10,0 ml Larutan uji. Pada
natrium molibdat P 7,5% dan 2 ml campuran asam sulfat masing-masing dua atau lebih tabung mi, tambahkan
bebas nitrogen P-air (1:30). Kocok dan biarkan selama 1,0 ml Larutan ba/cu, dan pada masing-masing dua atau
15 menit, tambahkan air secukupnya hingga 20 ml, kocok lebih tabung yang tersisa, tambahkan 1,0 ml air. Pada tiap
lagi dan sentrifus. Ulangi prosedur di atas menggunakan tabung tambahkan 1,0 ml asam asetat glasial, campur,
2 ml larutan beningan mulai dan "Ke dalam labu didih dan tambahkan sambil dikocok 0,5 ml larutan kalium
75 ml" (V2 ml). Hitting kandungan protein dalam mg per permanganat (1 dalam 25), biarkan selama 2 menit. Pada
ml menggunakan rumus: tiap tabung, tambahkan sambil dikocok 0,5 ml larutan
hidrogen peroksida hingga warna permanganat hilang
6,25 xO,280 (V 1 —V2 ) dalam 10 detik. Kocok tabung dengan kuat sampai
kelebihan oksigen hilang. Hilangkan sisa gelembung gas
dan dengan memperhitungkan faktor pengenceran. pada dinding tabung setelah busa tidak timbul lagi dengan
meminingkan tabung hingga larutan mengalir perlahan
dari ujung ke ujung tabung. Pada fluorometer yang
PENETAPAN KADAR RIBOFLAVIN <601> sesuai, yang mempunyai suatu filter input dari rentang
transmitan lebar dengan maksimum lebih kurang 440 nm
Prosedur berikut digunakan untuk penetapan riboflavin dan suatu filter output dari rentang transmitan lebar
dalam sediaan campuran. Selama penetapan, pH larutan dengan maksimum lebih kurang 530 nm, ukur fluoresensi
dipertahankan di bawah 7 dan terlindung cahaya semua tabung, l, adalah fluoresensi rata-rata dan tabung
langsung. Larutan uji dan 1s adalah fluoresensi rata-rata dari tabung
Baku pembanthng Riboflavin BPFJ. yang berisi campuran Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih Kemudian pada tiap satu atau lebih tabung dari tiap jenis,
kurang 50 mg Riboflavin BPFJ yang telah dikeringkan tambahkan sambil dikocok 20 mg natrium hidrosulfit P,
dan disimpan terlindung cahaya dalam desikator di atas dan dalam waktu 5 detik ukur fluoresensi, fluoresensi
fosfor pentoksida P, tambahkan lebih kurang 300 ml rata-rata dinyatakan sebagai 'B.
asam asetat 0,02 N, panaskan campuran di atas tangas Perhitungan Hitting jumlah C 17H20N406, dalam mg
uap sambil sering dikocok, hingga riboflavin larut. per ml, Larutan uji dengan rumus:
Dinginkan, tambahkan asam asetat 0,02 N hingga
500 ml. Simpan di bawah toluen dalam lemari pendingin. ObOOl (' -
Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku persediaan
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan air sampai
tanda. Tiap ml mengandung 1,0 tg Riboflavin BPFI. Hitting jumlah C 17H20N406 , dalam mg per kapsul atau
Larutan ba/cu hams dibuat segar. tablet.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
masukkan ke dalam labu yang sesuai, tambahkan
sejumiah volume asam kiorida 0,1 N yang tidak kurang PENETAPAN KADAR ZINK <611>
dari 10 kali bobot kering zat dalam g, sehingga larutan
yang diperoleh mengandung riboflavin tidak lebih dan Penetapan kuantitatif zink di dalam sediaan insulin
100 tg per ml. Bila zat tidak mudah larut, usahakan diperlukan karena zink merupakan unsur komponen
hingga terdispersi merata dalam cairan. Kocok kuat dan esensial dari knistal zink-insulin. Seperti pada timbal, zink
bilas tepi labu dengan asam klorida 0,1 N. dapat ditetapkan dengan metoda ditizon atau spektrum
Panaskan campuran dalam otoklaf pada 121° - 123° serapan atom.
selama 30 menit, dinginkan. Bila terbentuk gumpaian,
kocok campuran hingga partikel-partikel terdispersi Metode Ditizon
merata. Sambil dikocok kuat, atur pH campuran 6,0 - 6,5
dengan larutan natrium hidroksida yang sesuai, kemudian Gunakan semua pereaksi dengan kandungan logam
tambahkan segera larutan asam kiorida yang sesuai berat serendah mungkin. Jika perlu, destilasi air dan
- 1476 -

pelarut lain dalam alat kaca borosilikat. Bilas semua alat PENETAPAN KADAR SINEOL <621>
kaca dengan larutan asam nitrat P hangat (1 dalam 2),
kemudian dengan air. Pada penggunaan corong pisah Timbang saksama sejumlah 3 g zat uji yang telah
hindarkan pelumas yang larut dalam kloroforrn. dikeringkan dengan natrium sulfat anhidrat P, masukkan
Larutan dan pelarut khusus ke dalam tabung reaksi kering, tambahkan 2,10 g
Larutan amonium sit rat alkalis Larutkan 50 g ortokresol P yang telah dileburkan. Masukkan tabung
amonium sitrat dibasa P dalam air hingga 100 ml. reaksi ke dalam alat seperti tertera pada Penetapan Suhu
Tambahkan 100 ml amonium hidroksida P. Hilangkan Beku <1101>, biarkan dingin dan aduk terus menerus.
logam berat dengan mengekstraksi larutan beberapa kali, Jika terjadi penghabluran, catat suhu tertinggi
tiap kali menggunakan 20 ml Larutan pengekstraksi penghabluran (t1).
ditizon seperti tertera pada Uji Batas Timbal <401> Lebur kembali hablur di atas tangas air hingga suhu
hingga larutan ditizon tetap berwarna hijau jernih, tidak melebihi 5° di atas t1; masukkan tabung ke dalam
kemudian ekstraksi sisa ditizon dalam larutan sitrat alat Penetapan Suhu Beku <1101> yang diatur dengan
dengan kloroform P. suhu 5° di bawah ti. Jika terjadi penghabluran kembali
Kioroform Destilasi kloroform P dalam alat kaca atau suhu turun 30 di bawah t1, aduk terus menerus
borosilikat, tampung destilat dalam etanol mutlak P sampai campuran membeku, catat suhu pembekuan
secukupnya hingga setiap 100 ml destilat mengandung tertinggi (t2). Ulangi penetapan hingga dua suhu tertinggi
1 ml etanol. yang diperoleh pada t2, tidak berbeda lebih dari 0,20. Jika
Larutan ditizon Gunakan Larutan baku ditizon seperti teijadi pendinginan benlebihan, untuk mempercepat
tertera pada Uji Batas Timbal <401> menggunakan terbentuknya hablur, tambahkan sedikit hablur senyawa
kioroform P. kompleks sineol orto-kresol yang diperoleh dan 3,0 g
Larutan baku zink Timbang saksania 625 mg zink sineol P dan 2,10 g ortokresol P. Jika t2 di bawah 27,4°
oksida P yang telah dipijarkan hingga bobot tetap, ulangi penetapan sesudah penambahan 5,10 g senyawa
larutkan dalam 10 ml asam nitrat P, dan tambahkan air kompleks.
hingga 500,0 ml. Larutan mi mengandung 1,0 mg zink Tetapkan persentase (b/b) sineol sesuai suhu beku (t2)
per ml. dari Tabel, yang diperoleh dari harga antara dengan cara
Enceran larutan baku zink Pipet 1 ml Larutan baku interpolasi. Bila digunakan penambahan 5,10 g senyawa
zink ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 2 tetes kompleks, hitung persentase (b/b) sineol dengan rumus 2
asam nifrat P encerkan dengan air sampai tanda. Larutan (A-50). A adalah harga yang sesuai dengan suhu beku t2
mengandung 10 gg zink per ml. Gunakan larutan mi tidak dari Tabel.
lebih dari 2 minggu.
Larutan asam trikloroasetat Larutkan 100 g asam Sineol t2° Sineol
trikloroasetat P dalam air hingga 1000 ml. %b/b %b/b
Prosedur Pipet 1 - 5 ml zat uji, masukkan ke dalam 24 45,5 40 67,0
tabung sentrifuga 40 ml berskala. Jika perlu, tambahkan 25 47,0 41 68,5
asam kiorida 0,25 N tetes demi tetes hingga larutan 26 48,5 42 70,0
jernih. Tambahkan 5 ml Larutan asam trikioroasetat dan 27 49,5 43 72,5
air secukupnya hingga 40,0 ml. Campur dan sentrifus. 28 50,5 44 74,0
Ukur saksama sejumlah volume beningan yang 29 52,0 45 76,0
mengandung 5 - 20 jig zink, masukkan ke dalam corong 30 53,5 46 78,0
pisah. Tambahkan air hingga lebih kurang 20 ml, 31 54,5 47 80,0
tainbahkan 1,5 ml Larutan amonium sitrat alkalis dan 32 56,0 48 82,0
35 ml Larutan ditizon. Kocok kuat 100 kali, biarkan 33 57,0 49 84,0
lapisan kioroform memisah. Masukkan kapas ke dalam 34 58,5 50 86,0
tangkai corong pisah untuk menghilangkan emulsi air. 35 60,0 51 88,5
Kumpulkan ekstrak kioroform (buang cairan pertaina 36 61,0 52 91,0
yang keluar) dalam tabung reaksi, dan ukur serapan pada 37 62,5 53 93,5
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 38 63,5 54 96,0
530 nm terhadap larutan blangko. 39 65,0 55 99,0
Hitung jumlah zink menggunakan kurva kalibrasi yang
diperoleh dari 0,5 ml, 1 ml dan 1,5 ml Enceran larutan
ba/cu zink. Jika kandungan zink yang telah diekstraksi
dan contoh telah melebihi 15 jig, perlakukan 2,0 ml PENETAPAN KADAR STEROID <631>
enceran Larutan baku zink yang telah dikoreksi terhadap
blangko yang diperlakukan sama, tetapi tanpa Cara mi digunakan untuk penetapan kadan steroid yang
penambahan zink. mempunyai gugus fungsi meneduksi seperti a-ketol.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Baku
Pembanding Fl, seperti tertera path monografi, yang
sebelumnya telah dikeningkan menurut cara yang tertera
pada monografi, larutkan dalam etanol P. Lakukan
- 1477 -

pengenceran bertingkat dengan etanol P secukupnya dijenuhkan, biarkan merambat hingga 15 cm dari garis
hingga kadar lebih kurang 10 tg per ml. Pipet 20 ml penotolan. Angkat lempeng, biarkan menguap di udara,
lanitan mi ke dalam tabu Erlenmayer 50 ml bersumbat dan amati bercak utama berupa pita dari Larutan ba/cu di
kaca. bawah cahaya ultra violet. Tandai pita i, dan pita yang
Larutan uji Buat seperti tertera pada masing-masing sesuai dari Larutan uji dan blangko. Pindahkan silika gel
monografi. dari tiap-tiap pita secara terpisah ke dalam tabung
Prosedur Ke dalam dua tabu yang masing-masing sentrifus 50 ml bersumbat kaca. Ke dalam tiap tabung
berisi Larutan uji dan Larutan ba/cu dan ke dalam tabu tambahkan 25,0 ml etanol P, dan kocok selama tidak
ketiga yang berisi 20,0 ml etanol P sebagai blangko, kurang dari 2 menit. Sentrifus selama 5 menit, pipet
tambahkan 2,0 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan 20 ml beningan dari masing-masing tabung ke dalam tabu
50 mg biru tetrazolium P dalam 10 ml metanol P, dan Erlenmeyer 50 ml bersumbat kaca, tambahkan 2,0 ml
campur. Kemudian ke dalam tiap tabu tambahkan 2,0 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan 50 mg b/ru
campuran etanol P-tetrametil amonium hidrok.sida LP tetrazolium P dalam 10 ml metanol F, dan campur.
(9 : 1), campur, dan biarkan dalam gelap selama Lakukan seperti tertera pada Prosedur pada Penetapan
90 menit. Ukur segera serapan larutan yang di peroleh Kadar Steroid <631> mulai dan "Kemudian ke dalam
dari Larutan uji dan Larutan baku pada panjang tiap labu..
gelombang lebih kurang 525 nmdibandingkan terhadap
blangko. Hitung kadar steroid dengan rumus seperti
tertera pada masing-masing monografi. C adalah kadar PENETAPAN KADAR TIAMIN <651>
baku pembanding, dalam jig per ml Larutan ba/cu; A dan
A s berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan Baku pembanding Tiamin Hidrokiorida BPFI; tidak
ba/cu. boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara titnimetni
pada waktu akan digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung cahaya.
PENETAPAN KADAR STEROID TUNGGAL Prosedur berikut mi digunakan untuk penetapan tiamin
<641> dalam sediaan multi komponen.
Larutan dan pelarut khusus
Dalam prosedur berikut, steroid yang akan ditetapkan Larutan kalium besi(IIl) sianida Larutkan 1,0 g kalium
kadarnya dipisahkan dari steroid asing sejenis dan besi(IIl) sianida P dalam air hingga 100 ml. Larutan
eksipien dengan cara kromatografi lapis tipis dan dibuat segan.
ditetapkan perolehan kembali dari kromatogram. Pereaksi pengoksidasi Pada 4,0 ml Larutan kalfum
Penyiapan lempeng Buat lumpuran dari 30 g silika gel heksasianoferat(lII) tambahkan natrium hidrok.sida 3,5 N
dengan zat berfluoresensi yang sesuai, dengan hingga 100 ml. Gunakan larutan mi dalam 4 jam.
menambahkan bertahap dan mencampur, lebih kurang 65 Larutan persediaan kuinin sulfat Larutkan 10 mg
ml campuran air-etanol P (5:2). Pindahkan lumpuran ke kuinin sulfat dalam asam sulfat 0,1 N hingga 1000 ml.
atas lempeng bersih 20 cm x 20 cm, ratakan hingga Simpan larutan mi dalam lemari pendingin dan terlindung
diperoleh lapisan serba rata setebal 0,25 mm dan cahaya.
keringkan pada suhu kamar selama 15 menit. Panaskan Larutan ba/cu kuinin sulfat Encerkan Larutan
lempeng pada suhu 1050 selama 1 jam dan simpan dalam persediaan kuinin sulfat dengan asam sulfat 0,1 N (1:39).
desikator. Larutan mi mempunyai derajat ñuoresensi yang hampir
Fase gerak A Campuran dikiorometana P-metanol P sama dengan tiokrom yang diperoleh dari 1 tg tiamin
(180:16). hidroklonida dan digunakan untuk koreksi fluorometer
Fase gerak B Campuran kioroform P-aseton P (4:1). pada interval tertentu terhadap variasi kepekaan tiap
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Baku pengukuran. Larutan dibuat segar.
Pembanding Fl yang tertera pada masing-masing Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
monografi, yang sebelumnya telah dikeringkan menurut kurang 25 mg Tiamin Hidrokiorida BPFI, masukkan ke
cara yang tertera pada monografi, larutkan dalam dalam tabu tentukun 1000-ml, larutkan dalam lebih
campuran kioroform P-etanol P (1:1) hingga kadar lebih kunang 300 ml larutan etanol P (1 dalam 5) yang diatur
kurang 2 mg per ml. pH 4,0 dengan penambahan asam kiorida 3 N dan
Larutan uji Buat seperti tertera pada masing-masing tambabkan pelarut yang sama sampai tanda. Simpan
monografi. dalam wadah tidak tembus cahaya di dalam lemani
Prosedur Bagi lempeng menjadi 3 bagian yang sama, pendingin. Gunakan larutan mi dalam waktu satu bulan.
bagian kiri dan kanan masing-masing untuk Larutan uji Larutan baku Encerkan sejumlah Larutan ba/cu
dan Laruan ba/cu dan bagian tengah untuk blangko. persediaan secana kuantitatif dan bertahap dengan asam
Totolkan terpisah berupa garis masing-masing 200 tl kiorida 0,2 N hingga kadan tiamin hidroldonida lebih
Larutan uji dan Larutan baku dengan jarak 2,5 cm dan kunang 0,2 .tg per ml.
tepi bawah lempeng. Keningkan lempeng dengan aliran Larutan uji Timbang atau ukur saksama sejumlah zat,
udara. Dengan menggunakan Fase gerak yang terdapat masukkan ke dalam tabu tentukur yang sesuai, encerkan
pada masing-masing monografi, eluasi lempeng dalam dengan asam kiorida 0,2 N hingga kadar tiamin
bejana kromatografi yang sesuai, yang sebelumnya telah hidroklonida (atau mononitrat) lebih kurang 100 .tg per
-1478-

ml. Jika sampel sukar larut, panaskan di atas tangas uap, membran dengan porositas 5 .tm atau lebih halus, dan
kemudian dinginkan dan encerkan dengan asam kiorida awaudarakan.
0,2 N sampai tanda. Encerkan 5 ml larutan mi secara Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 80 mg
kuantitatif dan jika perlu bertahap, dengan asam kiorida Penisilin G Kalium BPFI, masukkan ke dalam labu
0,2 N hingga kadar tiamin hidrokiorida (mononitrat) lebih tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 50 ml Fase
kurang 0,2 Rg per ml. gerak, kocok sampai larut, encerkan dengan Fase gerak
Prosedur Pipet 5 ml Larutan baku ke dalam tiap sampai tanda.
tabung dari tiga atau lebih tabung (atau wadah lain yang Larutan uji Kecuali dinyatakan lain dalam monografi;
sesuai) berkapasitas lebih kurang 40 ml. Ke dalam dua lakukan seperti tertera pada Larutan ba/cu.
tabung tersebut, masing-masing tambahkan secara cepat Larutan kesesuaian sistem Buat larutan penisilin V
(dalani I - 2 detik) 3,0 ml Pereaksi pengoksidasi sambil kalium dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg
dicampur, dan dalam 30 detik tambahkan 20,0 ml isobutil per ml. Campurkan lanutan mi dan Larutan ba/cu volume
alkohol F, tutup tabung kocok kuat-kuat selama 90 detik sama.
dengan tangan atau dengan mengalirkan gelembung udara Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
ke dalam campuran. Buat larutan blangko menggunakan Kromatografi <931>. Kromatograf cair dilengkapi
tabung sisa berisi Larutan baku, sebagai pengganti dengan detektor 225 nm dan kolom 30 cm x 4 mm berisi
Pereaksi pengoksidasi digunakan natrium hidroksida bahan pengisi Li dengan ukuran partikel 10 p.m. Laju alir
3,5 N sejumlah volume yang sama dan diperlakukan sama Iebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
seperti di atas. terhadap Larutan ba/cu dan Larutan kesesuaian sistem,
Pipet 5 ml Larutan uji ke dalam tiap tabung dari tiga atau rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama
lebih tabung yang serupa, dan diperlakukan sama seperti seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom ditentukan
Larutan baku. dari puncak analit tidak kurang dari 600 lempeng teoritis;
Pada keenam tabung diatas masukkan masing-masing resolusi, R, antara puncak penisilin G dan penisilin V
2,0 ml, etanol rnutlak P, goyang selama beberapa detik, tidak kurang dari 2,0; simpangan baku relatif pada
biarkan lapisan memisah dan enaptuangkan atau ambil penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 1,0%.
lebih kurang 10 ml beningan larutan isobutil-alkohol ke Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dalam kuvet yang telah dibakukan, ukur fluoresensi pada sama (lebih kurang 10 p.1) Larutan ba/cu, Larutan uji dan
panjang gelombang maksimum emisi lebih kurang Larutan kesesuaian sistem ke dalam kromatograf, ukur
435 nm dengan panjang gelombang maksimum eksitasi respons puncak utama. Waktu retensi relatif penisilin G
lebih kunang 365 nm. (C 16H18N204S)dalam zat uji dengan rumus:
Perhitungan Hitung jumlah C 12H17C1N40S.HC1 dalam
tg per 5 ml Larutan uji, dengan rumus: Gs Ws )(r ru
(A — b) Wu Ir
(s
(

— d)
G5 adalah kandungan penisilin G, dalam persen terhadap
A dan S berturut-turut adalah fluoresensi rata-rata dan Penisilin G Kalium BPFI; Ws dan Wu berturut-turut
Larutan uji dan Larutan ba/cu yang direaksikan dengan adalah jumlah dalam mg Penisilin G Kalium BPFI dan
Pereaksi pengoksidasi; b dan d berturut-turut adalah zat uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
fluoresensilarutan blangko dari Larutan uji dan Larutan Laru fan uji dan Larutan ba/cu.
ba/cu. Hitung jumlah tiamin hidroklonida
C 12H17CIN40S.HCI, dalam mg contoh berdasarkan
jumlah alikot yang digunakan. Bila yang diuji adalah PENGAMBILAN CONTOH DAN METODE
tiamin mononitrat,, C 1211 17N504S, kalikan dengan faktor ANALISIS SIMPLISIA <671>
0,9706.
Pengambilan Contoh

PENETAPAN PENISILIN G <661> Penlu diperhatikan bahwa contoh suatu simplisia hams
mewakili bets yang diuji, untuk mengurangi penyimpangan
Cara mi digunakan untuk menetapkan kandungan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh
pinisilin G dalam substansi antibiotik, jika suatu terhadap hasil analisis baik kualitatif maupun kuantitatif.
persyaratan tertera pada monografi. Cana pengambilan contoh berikut merupakan cara paling
Dapar fosfat 0,05 M, pH 6 Larutkan 6,8 g kalium sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati.
fosfaf monobasa P dalam 900 ml air, atun pH hingga 6 Beberapa bahan produk atau metode pengujian tertentu
dengan natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan air memenlukan cara kerja yang lebih ketat, termasuk
hingga 1000 ml. kebutuhan pengambilan contoh dari wadah yang lebih
Fase gerak Buat campuran Daparfosfat 0,05 MpH 6 banyak dan atau pengambilan contoh yang iebih banyak
dan asefonifril P (4:1), saning melalui penyaring dari setiap wadah.
-1479-

Contoh dalam skala besar Jika pada pengamatan bagian dapat digiling, perkecil sedapat mungkin sehingga
luar wadah, penandaan dan keterangan etiket menjadi lebih halus, campur dengan mengguling-
menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen, ambil gulingkan pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan
contoh secara terpisah dari berbagai wadah yang dipilih tipis dan ambil bagian untuk pengujian.
secara acak sesuai ketentuan di bawah mi. Jika bets tidak
dapat dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets Bahan Organik Asing
yang sehomogen mungkin, kemudian lakukan
pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti Contoh untuk pengujian Kecuali dinyatakan lain
pada bets yang homogen. dalam monografi, timbang sejumlah contoh dalam skala
laboratorium seperti di bawah ini, usahakan agar bagian
Jumlah wadah Jumlah wadah yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat):
dalam bets (N) yang harus di-
ambil contohnya (n) Akar, rimpang, kulit batang dan herba 500 g
1 sampai 10 Semua Daun, bunga, biji dan buah 250 g
Potongan bagian tanaman (bobot rata-
11 sampai 19 11
rata setiap potongan kurang dari 500 mg) 50 g
>19 N
n10+( 10 Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan
bahan organik asing dengan tangan sesempuma mungkin.
Timbang dan hitung persentase bahan organik asing
Catatan Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.
terhadap bobot contoh yang digunakan.
Contoh bahan hams diambil pada bagian atas, tengah
Penetapan Kadar Abu
dan bawah dari setiap wadah. Jika contoh bahan terdiri
dari bagian-bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan
Timbang saksama, dalam knus yang telah ditara,
untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling,
sejumlah contoh setara dengan 2 - 4 g bahan yang telah
lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu
dikeringkan di udara; pijarkan perlahan-lahan, kemudian
alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dan
naikkan suhu secara bentahap hingga 675°±25° sampai
bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak kurang dan
bebas kanbon dan tetapkan bobot aba. Jika abu bebas
dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang
karbon tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut,
berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan ukuran
lakukan penyarian dengan air panas, tampung sisa yang
lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan
tidak larut pada kertas saring bebas abu, pijarkan residu
tangan. Untuk bahan dalam wadah atau bungkus yang
dan kertas saning sampai abu berwama putih atau hampir
besar pengambilan contoh harus dilakukan pada
putih, kemudian tambahkan filtrat, uapkan sampai kering,
kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan
dan panaskan hingga suhu 675°±25°. Jika abu bebas
mungkin berbeda dengan bagian dalam.
karbon tidak dapat diperoleh dengan cana mi, dinginkan
Persiapkan contoh dalam skala besar dengan
krus, tambahkan 15 ml etanol P, lepaskan abu dengan
menggabungkan dan mencampunkan setiap contoh yang
pengaduk gelas, bakar etanol dan panaskan lagi isi knus
telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka, dan
hingga suhu 6750±25°. Dinginkan dalam desikator,
dijaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi
timbang abu clan hitung kadar abu dalam persen tenhadap
atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.
bobot contoh yang digunakan.
Contoh dalam skala laboratorium Persiapkan contoh
laboratorium dengan membagi contoh dalam skala besar
Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam
menjadi empat bagian [Catatan Cara membagi empat
Didihkan abu yang diperoleh seperti tertena pada
adalah dengan menempatkan contoh, yang telah
Penetapan kadar abu dengan 25 ml asam klorida 3 N
dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan
selama 5 menit, kumpulkan bagian tidak larut pada krus
segi empat dan sama rata, kemudian dibagi secara
kaca masir yang telah ditara atau kertas saning bebas abu,
diagonal menjadi empat bagian sama. Ambil kedua
cud dengan air panas, pijarkan clan timbang. Hitung
bagian yang berlawanan dan campur secara hati-hati.
kadar abu tidak larut dalam asam, dalam persen, dihitung
Ulangi proses mi secukupnya sampai diperoleh jumlah
terhadap bobot contoh yang digunakan.
yang diperlukan.]
Contoh skala laboratorium harus mencukupi untuk
Penetapan Serat Kasar
memenuhi kebutuhan semua pengujian yang diperlukan.
Contoh untuk pengujian Kecuali dinyatakan lain
Timbang sejumlah contoh yang setara dengan 2 g bahan,
pada monografi, buat contoh pengujian sebagai berikut:
ekstraksi dengan eter P. Tambahkan 200 ml larutan asam
Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium
sulfat P (1 dalam 78) yang mendidih, pada sisa penyarian
dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian dapat
dalam labu 500 ml dan refluks seláma tepat 30 menit;
mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak
saning melalui kain linen atau kertas saring yang
diserbukkan, giling contoh sehingga melewati pengayak
dikeraskan. Cuci residu yang tendapat pada penyaring
nomor 20, dan campur hasil ayakan. Jika bahan tidak
-1480-

dengan air mendidih hingga cairan pencuci tidak bereaksi ke dalam labu, dan tambahkan air sampai setengah dan
asam. Masukkan residu ke dalam labu dengan dibilas labu. Hubungkan dengan bagian pendingin dan penam-
menggunakan 200 ml larutan natrium hidroksida P pung berskala. Didihkan isi labu dengan pemanasan yang
1,25% yang mendidih, yang telah ditepatkan menjadi sesuai untuk menjaga agar pendidihan berlangsung tidak
1,25% dengan titrasi dan bebas dari natrium karbonat. terlalu kuat selama 2 jam, atau sampai minyak atsiri
Refluks kembali campuran selama tepat 30 menit, saring terdestilasi sempurna dan tidak bertambah lagi dalam
secara cepat melalui penyaning yang telah ditara, cuci bagian penampung berskala.
residu dengan air mendidih sampai cairan pencuci Jika sejumlah volume minyak atsiri telah tertampung
terakhir bereaksi netral dan keringkan pada suhu 110 0 dalam bagian penampung berskala, pencatatan dapat
hingga bobot tetap. Pijarkan residu yang telah kering dilakukan dengan pembacaan sampai 0,1 ml, dan volume
sampai bobot tetap, dinginkan dalam desikator dan minyak atsini untuk setiap 100 g bahan dapat dihitung
timbang abu. Perbedaan antara bobot yang diperoleh pada dari bobot bahan yang ditimbang. Skala pada penampung
pengeningan pada suhu 1100 dan bobot abu yang untuk minyak atsiri dengan bobot jenis lebih besar dan
diperoleh menunjukkan bobot serat kasar. air diletakkan sedemikian hingga minyak akan
[Catatan Pendidihan dengan asam dan basa harus tentampung di bawah kondensasi air, sehingga secara
dilakukan selama tepat 30 menit dihitung dari saat cairan otomatis air kembali ke dalam labu.
(yang diinginkan di bawah titik didihnya dengan
menuangkannya ke dalam labu dingin) mulai mendidih Penetapan Kadar Air
lagi. Setelah larutan mendidih, pemanasan harus di
turunkan secukupnya untuk menjaga tetap mendidih. Untuk bahan yang tidak dihaluskan atau tidak
Selama pendidihan, labu harus secara hati-hati diputar diserbukkan, siapkan lebih kurang 10 g sampel
dari waktu ke waktu untuk inelepaskan partikel yang laboratorium, dengan memotong, membentuk granul atau
mungkin melekat pada dinding labu. Alirkan udara mengiris hingga diperoleh bagian dengan ketebalan lebih
perlahan-lahan ke dalam labu selama pendidihan untuk kurang 3 mm. Biji atau buah lebih kecil dari 3 mm hams
mencegah buih yang berlebihan.] dipecahkan. Hindarkan penggunaan alat penyerbuk
dengan kecepatan tinggi pada penyiapan contoh; dan
Penetapan Kadar Minyak Atsiri harus dijaga agar tidak terjadi kehilangan air selama
proses penyiapan contoh dan bagian yang diambil
Letakkan labu alas bulat 1 liter, berleher pendek, dalam mewakili contoh dalam skala laboratorium. Tetapkan
mantel pemanas yang dilengkapi dengan pengaduk kadar air seperti terterapada Prosedun untuk Obat Tanaman
magnetik. Masukkan batang pengaduk magnetik ke dalam Penetapan Kadar Air <1031> Metode IlL
dalam labu, hubungkan labu dengan pendingin dan alat
penampung berskala seperti pada Gambar.
TITRIMETRI <711>

Titrasi Langsung adalah penlakuan terhadap suatu

II
senyawa yang larut (titrat), dalam suatu bejana yang
sesuai, dengan larutan yang sesuai yang sudah dibakukan
(titran), dan titik akhir ditetapkan dengan instrumen atau
secara visual menggunakan bantuan indikator yang
sesuai.
Titran ditambahkan dari buret yang dipilih sedemikian
hingga sesuai dengan kekuatannya (normalitas), dan
volume yang ditambahkan adalah antara 30% dan 100%
kapasitas buret. [Catatan Jika dibutuhkan titran kurang

14 1 dari 10 ml, harus digunakan mikroburet yang sesuai.]


Titrasi dilakukan dengan cepat tetapi hati-hati, mendekati
titik akhir titran ditambalikan tetes demi tetes dari buret
mat AIat2 agar tetes terakhir yang ditambahkan tidak melewati titik
UnWkmlnyak ats1i dengan UnWk minyak atsu dengan akhir. Jumlah senyawa yang dititrasi dapat dihitung dan
bobotjonis Ioblh kecil da,1 air bobotjenls lebiI besar dad air
volume dan faktor normalitas atau molaritas titnan dan
fakton kesetanaan untuk senyawa, yang tentena pada
Timbang secukupnya sejumlah bahan yang telah masing-masing monografi.
dihancurkan, hingga diperkirakan dapat menghasilkan
1 ml sampai 3 ml minyak atsiri. Biji yang kecil, buah atau Titrasi Residual Beberapa penetapan kadan dalam
potongan daun dari herba pada umumnya tidak perlu Farmakope memerlukan penambahan larutan volumetrik
dihancurkan. Serbuk yang sangat halus hams dihindari. yang terukur, berlebih dari jumlah yang sebenarnya
Jika hal mi tidak memungkinkan, bahan dapat dicampur diperlukan untuk bereaksi dengan senyawa yang
dengan serbuk gergaji atau pasir yang telah dimurnikan. ditetapkan kadarnya, kelebihan larutan mi kemudian
Masukkan sejumlah bahan yang telah ditimbang saksama dititrasi dengan larutan volumetnik kedua. Titnasi mi
- 1481 -

dikenal sebagai "titrasi kembali". Jumlah senyawa yang cepat di sekitar titik kesetaraan. Titik tengah bagian
dititrasi dapat dihitung dari selisih antara volume larutan vertikal yang linier mi atau titik infleksi dapat diambil
volumetrik yang ditambahkan mula-mula dan volume sebagai titik akhir. Titik kesetaraan dapat juga ditetapkan
titran dalam titrasi kembali, dengan memperhatikan secara matematik tanpa membuat kurva. Walaupun begitu
faktor normalitas atau molaritas kedua larutan dan faktor harus dicatat bahwa untuk reaksi asimetris, yaitu reaksi
kesetaraan untuk senyawa yang tertera pada masing- dengan jumlah anion dan kation yang bereaksi tidak
masing monografi. sama, titik akhir yang ditunjukan oleh titik infleksi kurva
titrasi tidak terdapat tepat pada titik kesetaraan
Penetapan Titik Akhir (Menggunakan Indikator stokiometri. Jadi, deteksi titik akhir secara
atau secara Potensiometrik) Metode yang sederhana potensiometrik dengan cara mi tidak sesuai untuk reaksi
dan paling mudah untuk penetapan titik kesetaraan, yaitu asimetris, sebagai contoh adalah reaksi pengendapan,
titik pada saat reaksi analitik stokiometri sempuma, dapat
ditetapkan dengan penggunaan indikator. Bahan kimia mi 2,4g++ Cr042
biasanya berwarna, dan memberikan respons untuk
berubah dalam kondisi larutan sebelum dan sesudah titik dan reaksi oksidasi reduksi,
kesetaraan dengan menunjukan perubahan warna yang
dapat dilihat secara visual sebagai titik akhir dan 5Fe2 + Mn04
merupakan perkiraan titik kesetaraan yang dapat
dipercaya. Semua reaksi asam-basa adalah simetris. Jadi, deteksi
Metode yang juga berguna untuk penetapan titik akhir titik akhir secara potensiometrik dapat digunakan dalam
adalah yang menggunakan pengukuran elektrokimia. Jika titrasi asam-basa dan titrasi lain yang melibatkan reaksi
suatu elektrode indikator yang peka terhadap kadar reversibel simetris, dengan indikator yang sudah
senyawa yang bereaksi dan suatu elektrode pembanding ditentukan, kecuali jika dinyatakan lain dalam masing-
yang potensialnya tidak peka terhadap berbagai senyawa masing monografi.
yang terlarut dicelupkan dalam titrat sehingga Ada dua jenis titrator elektrometik otomatik. Titrator
membentuk sel Galvanik, perbedaan potensial antara jenis pertama dapat menambahkan titran secara otomatik
kedua elektrode dapat dideteksi dengan pH meter dan dan mencatat beda potensial selama titrasi berlangsung
sekaligus dapat digunakan untuk mengikuti sebagai kurva sigmoid. Pada jenis kedua, penambahan
berlangsungnya reaksi. Jika suatu seri pengukuran mi titran dilakukan secara otomatik sampai tercapai potensial
digambarkan dengan benar (yaitu, untuk titrasi asam- atau pH, yang menunjukan titik akhir, dan pada titik
basa, pH terhadap ml tiran yang ditambahkan; untuk tersebut penambahan titran akan berhenti.
titrasi pengendapan, kompleksometri atau titrasi oksidasi Beberapa sistem elektrode yang dapat digunakan untuk
reduksi, mV terhadap ml titran yang ditambahkan), akan titrasi potensiometri dapat dilihat dalam Tabel 1.
dihasilkan kurva sigmoid dengan bagian yang berubah

Tabel 1 Sistem Elektrode Titrasi Potensiometri

Titrasi Elektrode Persamaan' Elektrode Penggunaan2


Indikator Pembanding
Asam-basa Kaca E = k + 0,0591 pH Kalomel atau Titrasi asam-basa
perak-perak klorida
Pengendapan Perak E = E' + 0,0591 log [Ag] Kalomel (dengan Titrasi dengan atau untuk
(perak) jembatan garam kalium perak melibatkan halida atau
nitrat) tiosianat
Kompleksometri Raksa- E = E° + 0,0296 (log k'- pM) Kalomel Titrasi berbagai logani (M),
raksa(II) seperti Mg2 , Ca2 , Al', Bj3 ,

dengan EDTA
Oksidasi- Platina E = E° + 0,0591 log L&l Kalomel atau Titrasi dengan arsenit, brom,
reduksi n [red] perak-perak klorida serium(IV), dikromat,
heksasianoferat(II1), iodat,
nitrit, permanganat, tiosulfat.
Bentuk persamaan Nernst yang sesuai untuk menyatakan sistem elektrode; k = tetapan elektrode kaca, k'= tetapan yang
diperoleh dari kesetimbangan Hg-Hg(II)-EDTA; M = setiap logam yang dititrasi dengan EDTA; [oks] dan [red] dan
ersamaan oks + ne = red.
Daftar mi cukup representatiftapi belum lengkap.
-1482-

KOREKSI BLANGKO Seperti sudah dinyatakan, natrium hidroksida 1 N menggunakan merah metil LP
penetapan titik akhir dalam suatu penetapan titrimetri sebagai indikator. Panaskan larutan hingga mendidih,
adalah perkiraan titik kesetaraan reaksi. Validitas diamkan selama 10 menit di atas tangas air, segera
perkiraan mi antara lain tergantung pada sifat konstituen dinginkan, tambahkan lebih kurang 50 mg jingga xilenol
titrat dan kadar titran. Koreksi blangko yang sesuai dapat carnpur P dan 5 g heksamin P dan titrasi kelebihan
digunakan dalam penetapan titrimetri untuk dinatnium edetat dengan timbal(II) nitrat 0,05 M LV
meningkatkan kepercayaan penetapan titik akhir. Koreksi hingga merab.
blangko seperti mi biasanya diperoleh dengan blangko
titrasi residual dengan mengulang selengkapnya prosedur Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
yang dibutuhkan terkecuali senyawa yang hendak setara dengan 1,349 mg Al
dianalisis tidak diikutsertakan. Dalam hal demikian,
volume titran yang sebenarnya, yang setara dengan
senyawa yang dianalisis, adalah volume yang dibutuhkan Bismut Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
untuk titrasi blangko dikurangi volume yang dibutuhkan monografi, gunakan Metode I.
untuk titrasi senyawa. Volume yang terkoreksi yang Metode I Encerkan larutan uji dengan air hingga
diperoleh dengan cara mi kemudian digunakan dalam 250,0 ml, dan kecuali dinyatakan lain tambahkan
perhitungan kadar senyawa yang dititrasi, seperti yang amonium hidroksida P tetes demi tetes sambil dikocok
dinyatakan dalam Titrasi residual. Jika digunakan hingga larutan mulai keruh. Tambahkan 0,5 ml asam
penetapan titik akhir secara potensiometrik, koreksi nitrat P dan panaskan hingga suhu 70°, pertahankan
blangko biasanya diabaikan. larutan pada suhu mi hingga larutan jernih. Tambahkan
lebih kurang 50 mg jingga xilenol campur P dan titrasi
TITRASI KOMPLEKSOMETRI Keberhasilan titrasi dengan dinatrium edetat 0,1 MLV hingga warna berubah
kompleksometri tergantung dari beberapa faktor. Tetapan dari ungu kemerahan menjadi kuning sitrun.
kesetimbangan untuk pembentukan kompleks analit-titran
harus cukup besar, sehingga pada titik akhir hampir 100% Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M
analit sudah membentuk kompleks. Pembentukan akhir setara dengan20, 90 mg Bi
dan kompleks harus berlangsung secara cepat. Jika reaksi
analisis berjalan lambat, perlu dilakukan titrasi kembali. Metode II Larutkan sejumlah zat uji dalam volume
Secara umum, indikator kompleksometri berperan sesedikit mungkin asan nitrat 2 N, tambahkan 50 ml air
sebagai senyawa pembentuk kompleks. Reaksi antara ion dan atur pH hingga 1 - 2 dengan menambahkan asam
logam dan indikator harus cepat dan reversible. Tetapan nitrat 2 N atau amonium hidroksida 5 N tetes demi tetes
kesetimbangan yang terbentuk dari kompleks logam- sambil dikocok. Tambahkan lebih kurang 30 mg jingga
indikator harus cukup besar untuk menghasilkan xilenol campur P dan titrasi dengan dinatrium edetat
perubahan warna yang tajam, tetapi harus lebih kecil dan 0,05 MLVhingga warna berubah menjadi kuning.
tetapan kesetimbangan kompleks logam-titran. Pemilihan
indikator sangat ditentukan oleh rentang pH pada saat Rap ml dinatrium edetat 0,05 M
reaksi kompleks berlangsung, dan juga adanya ion lain setara denganlo,45 mg Bi
yang berasal dari sampel atau dapar. Ion pengganggu
dapat ditutup (masking) atau dilapis dengan penambahan Kalsium Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
senyawa pembentuk kompleks lain. (Teknik masking mi masing monografi, gunakan Metode I.
juga dapat digunakan dalam titrasi reduksi-oksidasi). Metode I Encerkan larutan uji dengan air hingga
300 ml, tambahkan 6 ml natrium hidroksida 10 N dan
Prosedur lebih kunang 15 ml asam kalkon karboksilat campur P
Aluminium Kecuali dinyatakan lain dalam masing- dan titrasi dengan dinatrium edetat 0,1 M L hingga
masing monografi, gunakan Metode I. warna berubah dari ungu menjadi biru tua.
Metode I Ke dalam 20,0 ml larutan uji tambahkan
25,0 ml dinatrium edetat 0,1 MLV dan 10 ml campuran Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M
volume sama amonjum asetat 2 N dan asam asetat 2 N. setara dengan 4,008 mg Ca
Panaskan hingga mendidih selama 2 menit, dinginkan dan
tarnbahkan 50 ml etanol mutlak P dan 3 ml larutan Metode II Larutkan sejumlah zat uji dalam beberapa ml
ditizon P 0,0025% dalam etanol mutlak P yang dibuat air, asamkan bila perlu, encerkan dengan air hingga lebih
segar. Titrasi kelebihan dinatnium edetat dengan zink kurang 50 ml. Titnasi dengan dinatrium edetat 0,05 MLV
sulfat 0,1 MLV hingga warna berubah dari biru kehijauan hingga mendekati titik akhir yang dihanapkan, tambahkan
menjadi ungu kemerahan. 4 ml natrium hidroksida 10 N dan 100 mg kalkon campur
P dan lanjutkan titrasi hingga wanna berubah dari merah
Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M muda menjadi biru.
setara dengan 2,698 mg Al
Pap ml dinatrium edetat 0,05 M
Metode II Larutkan sejumlah zat uji dalam campuran setara dengan 2,004 mg Ca
2 ml asam klorjda 1 N dan 50 ml air, tambahkan 50,0 ml
dinatrium edétat 0,05 M LV dan netralkan dengan
- 1483 -

Timbal Encerkan larutan uji dengan air hingga 200 ml penetapan senyawa pengoksidasi karena hampir semua
atau larutkan sejumlah zat uji dalam 5 ml hingga 10 ml larutan volumetrik senyawa pereduksi secara perlahan
air atau dalam sedikit asam asetat 5 N dan encerkan akan teroksidasi oleh oksigen di atmosfer.
dengan air hingga 50 ml. Tambahkan lebih kurang 50 mg
jingga xilenol campur P dan heksamin P secukupnya Titrasi Bebas Air (litrasi dalam Pelarut bukan Air) Asam
hingga warna merah muda ungu. Titrasi dengan dinatrium dan basa adalah senyawa yang memberikan ion hidrogen
edetat 0,05 M LV atau 0,1 M LV, seperti tertera pada clan ion hidroksil bila dilarutkan dalam air. Definisi yang
monografi, hingga warna berubah menjadi kuning sitrun. diperkenalkan oleh Arrhenius mi tidak mencakup
kenyataan bahwa sifat yang spesifik dari asam dan basa
Pap ml dinatrium edetat 0,1 M mi dapat juga terjadi dalam pelarut lain. Definisi yang
setara dengan 20,72 mg Pb lebih umum adalah definisi Bronsted, yang menyatakan
bahwa asam adalah suatu senyawa yang dapat
Magnesium Encerkan larutan uji dengan air hingga memberikan proton, dan basa adalah suatu senyawa yang
300 ml atau larutkan sejumlah zat uji dalam 5 - 10 ml air dapat mengikat proton. Yang lebih luas lagi adalah
atau dalam sedikit asam klorida 2 N dan encerkan dengan definisi Lewis, yang menyatakan bahwa asarn adalah
air hingga 50 ml. Tambahkan 10 ml dapar amonium pH setiap senyawa yang dapat menerima pasangan elektron,
10,0 dan lebih kurang 50 mg hUam eriokrom campur P basa adalah bahwa setiap senyawa dapat memberikan
Panaskan hingga 40 0 dan titrasi dengan dinatrium edetat pasangan elektron, dan netralisasi adalah pembentukan
0,1 MLVhingga warna berubah dari ungu menjadi biru. ikatan koordinasi antara suatu asam dan suatu basa.
Kekuatan suatu asam atau suatu basa ditentukan oleh
Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M kemampuannya bereaksi dengan pelarut. Dalam larutan
setara dengan 2,431 mg Mg air semua asam kuat tampak sama kuat karena senyawa
mi bereaksi dengan pelarut dan konversi sempurna
Zink Encerkan larutan uji dengan air hingga 200 ml menjadi ion oksonium dan anion asam (efek
atau larutkan sejumlah zat uji dalam sejumlah asam penyetingkatan). Dalam pelarut protofihik lemah seperti
asetat 2 N dan encerkan dengan air hingga 50 ml. asam asetat, kemampuan pembentukan ion asidium asetat
Tambahkan lebih kurang 50 mg jingga xilenol campur P menunjukan bahwa urutan penurunan kekuatan untuk
dan heksamina P secukupnya hingga warna merah muda asam adalah asam perkiorat, asam bromida, asam sulfat,
ungu. Tambahkan lagi 2 g heksamin P dan titrasi dengan asam klorida dan asam nitrat (efek diferensiasi).
dinatrium edetat 0,1 ML seperti tertera pada monografi, Asam asetat bereaksi tidak sempuma dengan air untuk
hingga warna berubah menjadi kuning. membentuk ion oksonium, oleh karena itu merupakan
asam lemah. Sebaliknya, senyawa mi larut dalam basa
Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M seperti etilendiamina, dan bereaksi sempurna dengan
setara dengan 6,538 mg Zn pelarut, sehingga bersifat sebagai asam kuat. Hal yang
sama berlaku juga untuk asam perklorat.
TITRASI OKSIDASI REDUKSI (REDOKS) Efek penyetingkatan juga terlihat pada basa. Dalam
Penetapan dilakukan dengan menggunakan pereaksi yang asam sulfat hampir semua basa berkekuatan sama. Sifat
menyebabkan reaksi oksidasi atau reduksi pada analit. asam sebagai pelarut menurun dalam seri asam sulfat,
Beberapa kurva titrasi redoks tidak simetris pada titik asam asetat, fenol, air, piridina clan butilamina, dalam sen
kesetaraan sehingga penetapan titik akhir dengan grafik kebalikannya sifat basa menurun dan asam yang paling
tidak mungkin dilakukan, tetapi tersedia indikator untuk kuat kehilangan sifat basanya. Basa kuat dengan urutan
beberapa penetapan. Beberapa pereaksi redoks dapat juga kekuatan yang menurun, adalah natrium 2-aminoetoksida,
berfungsi sebagai indikator. Seperti dalam beberapa tipe kalium metoksida, natrium metoksida dan litium
titrasi, perubahan wama indikator hams sangat dekat metoksida.
dengan titik kesetaraan. Jika titran yang digunakan juga Berbagai senyawa tidak larut dalam air memperoleh
berfungsi sebagai indikator, perbedaan antara titik akhir peningkatan sifat asam atau sifat basa jika dilarutkan
dan titik kesetaraan ditetapkan berdasarkan kemampuan dalam pelarut organik. Oleh karena itu pemilihan pelarut
analis melihat perubahan wama. Contoh umum adalah yang sesuai dapat memberikan peluang untuk penetapan
penggunaan ion permanganat sebagai titran pengoksidasi, berbagai senyawa tersebut secara titrasi bebas air.
sedikit kelebihan titran dapat dilihat dengan terjadinya Selanjutnya tergantung bagian mana suatu senyawa
wama merah muda. Titran lain yang dapat berfungsi merupakan bagian yang aktif, seringkali mungkin untuk
sebagai indikator adalah iodum, garam serium(IV), clan mentitrasi bagian mi dengan pemilihan pelarut dan titran
kalium dikromat. Dalam beberapa keadaan, penggunaan yang tepat. Senyawa murni dapat langsung dititrasi, tetapi
indikator redoks yang tepat akan menghasilkan titik akhir untuk sediaan farmasi seringkali diperlukan pemisahan
yang lebih tajam. zat aktifnya dari eksipien clan pembawa yang menggangu.
Mungkin diperlukan penyesuaian tingkat oksidasi dan Jenis senyawa yang dapat dititrasi sebagai asam antara
analit sebelum dilakukan titrasi dengan menggunakan lain halida asam, anhidnida asam, asam karboksilat, asam
senyawa pengoksidasi atau pereduksi yang tepat; amino, senyawa enol seperti barbiturat dan xantin, imida,
kemudian kelebihan pereaksi hams dihilangkan dengan fenol, pirol dan sulfonamida. Jenis senyawa yang dapat
cara pengendapan. Hal mi hampir selalu dilakukan pada dititrasi sebagai basa antara lain amina, senyawa
-1484-

heterosiklik yang mengandung nitrogen, oksazolin, Karena adanya gangguan oleh karbon dioksida, pelarut
senyawa amonium kuarterner, garam alkali asam organik, untuk senyawa asam harus dilindungi dari paparan
garam alkali asam anorganik Iemah dan beberapa garam atmosfer yang berlebih dengan penutup yang sesuai atau
ainina. Beberapa garam asam halogen dapat dititrasi bekeija dengan atmosfer inert selama titrasi. Adanya
dalam asam asetat atau anhidrida asetat setelah absorpsi karbon dioksida dapat ditetapkan dengan
penambahan raksa(II) asetat, yang akan mendesak ion melakukan penetapan blangko. Blangko tidak boleh
halida sebagai kompleks raksa(II) halida yang tak melebihi 0,01 ml natrium metoksida 0,1 N LV per ml
terionisasi dan membebaskan ion asetat. pelarut.
Untuk titrasi senyawa basa, larutan volumetrik asam Titik akhir dapat ditentukan secara visual dengan
perkiorat dalam asam asetat glasial lebih disukai, mengamati perubahan warna yang terjadi, atau secara
walaupun asam perklorat dalam dioksan juga digunakan potensiometrik seperti tertera pada masing-masing
dalam kealaan tertentu. Sistem elektrode kaca-kalomel monografi. Jika digunakan elektrode pembanding
dapat digunakan untuk keadaan mi. Dalam pelarut asam kalomel, akan lebih baik jika jembatan garam kalium
asetat sistem elektrode mi berfungsi sesuai teori. klonida dalam air digantikan dengan larutan litium
Untuk titrasi senyawa asam ada dua golongan titran: perkiorat 0,1 N dalam asam asetat glasial untuk titrasi
alkoksida logam alkali dan tetraalkilamonium hidroksida. dalam pelarut asam, atau kalium klorida dalam metanol
Larutan volumetrik natrium metoksida dalam campuran untuk titrasi dalam pelarut basa.
metanol dan toluen sering digunakan, walaupun litium Jika campuran mi atau campuran yang lain telah tertera
metoksida dalam pelarut metanol-benzen banyak pada masing-masing monografi, elektrode pembanding
digunakan untuk senyawa yang dapat menghasilkan kalomel dimodifikasi dengan lebih dahulu menghilangkan
endapan serupa gelatin jika dititrasi dengan natrium larutan kalium klonida dalam air dan kalium klorida yang
metoksida. tersisa jika ada, dengan membilasnya dengan air,
Kesalahan alkali membatasi penggunaan elektrode kemudian menghilangkan sisa air dengan membilas
kaca sebagai elektrode indikator dalam hubungannya dengan pelarut bebas air yang akan digunakan, clan
dengan titran alkoksida logam alkali, terutama dalam akhirnya mengisi elektrode dengan campuran bebas air
pelarut basa. Dengan demikian elektrode indikator yang sudab ditentukan.
antimon, walaupun bersifat agak tidak menentu dapat Pada hampir semua kasus, kecuali jika ion perak
digunakan untuk titrasi seperti mi. Penggunaan senyawa mengganggu, elektrode kalomel dapat diganti dengan
amonium hidroksida kuartener seperti tetra-n- elektrode pembanding perak-perak kionida. Elektrode
butilamonium hidroksida dan trimetil heksadesil- perak-perak klorida lebih tahan dan digunakan untuk
amonium hidroksida (dalam benzen-metanol atau membantu mengurangi penggunaan garam raksa yang
isopropanol) mempunyai dua keuntungan dibanding-kan beracun di laboratoriurn. Umumnya, jembatan garam
titran lainnya yaitu (a) garam tetraalkilamonium dan dapat digunakan untuk menghindarkan gangguan ion
asam yang dititrasi larut dalam media titrasi, dan (b) perak.
elektrode kaca-kalomel yang sesuai dapat digunakan Sistem yang dapat digunakan untuk titrasi bebas air
untuk titrasi potensiometri. dapat dilihat pad.a Tabel 2.

Tabel 2 Sistem untuk Titrasi Bebas Air


Jenis Asam Relatfnetra1 Basa Rela4fnetral
Pelarut (untuk titrasi basa dan (untuk titrasi (untuk titrasi asam) (untuk titrasi
garamnya) turunan basa) turunan asam)
Pelarut' Asam asetat glasial Asetonitnil Dimetil formamida Aseton
Anhidrida asetat Alkohol n-Butilammna Asetonitril
Asam format Kioroform Piridina Metil etil keton
Asam propionat Benzen Etilendiamina Metil isobutil keton
Sulfuril kionida Toluen Morfolina Tert-Butil alkohol
Klorobenzen
Etil Asetat Dioksan
Indikator Kristal violet Merah metil Biru timol Lembayung azo
Merah kuinaldin Jingga metil Timolftalein Biru bromotimol
p-Naftol benzein p-Naftolbenzein Lembayung azo p-Hidroksi azobenzen
Alfazunin 2-0 o-Nitroanilina Biru timol
Hijau malakit p-Hidroksiazobenzen
Elektrode Kaca-kalomel Kaca-kalomel Antimon-kalomel Antimon-kalomel
Kaca-perak- Kalomel-perak- Antimon kaca Kaca-kalomel
perak kiorida perak klonida Antimon-antimon2 Kaca-platina2
Raksa-raksa(II) Platina-kalomel
Asetat Kaca-kalomel
'Pelarut relatif netral dengan tetapan dielektrik rendah seperti benzen, toluen, kioroform atau dioksan dapat digunakan
bersama dengan berbagai pelarut asam atau basa untuk meningkatkan sensitivitas titik akhir titrasi.
2Dalam titran
- 1485 -

Prosedur terjadi, jika sambungan antara potensiometer dan sistem


Metode I elektrode tidak sesuai dengan petunjuk pabrik.
Larutkan sejumlah zat uji dalam sejumlah volume
yang sesuai asam asetat glasial P yang sebelumnya TITRASI NITRIMETRI Metode mi umum digunakan
dinetralkan terhadap indikator seperti tertera pada untuk penetapan sebagian besar obat sulfonamida dan
monografi, jika perlu hangatkan dan dinginkan, atau buat sediaannya dalam Farmakope, juga obat-obat lain jika
larutan seperti yang ditentukan. Jika zat uji berupa garam titrasi nitrimetri mi sesuai untuk digunakan.
asam kiorida atau bromida, tambahkan 15 ml raksa(II)
asetat LP, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Baku pembanding Sulfanilamida BPFI; lakukan
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga pengeringan pada suhu 105 0 selama 3 jam sebelum
perubahan warna indikator yang sesuai dengan harga digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
mutlak maksimum dE/dV (E adalah daya elektromotif terlindung cahaya.
dan V adalah volume titran) dalam titrasi potensiometri.
Indikator yang tertera pada monografi juga digunakan Prosedur Timbang saksama lebih kurang 500 mg
untuk menetralkan raksa(II) asetat LP dan pembakuan sulfonamida atau sejumlah yang tertera pada monografi
titran. dan masukkan ke dalam gelas piala yang sesuai.
Jika suhu titran pada saat penetapan (t2) berbeda dan Tambahkan 20 ml asam kiorida P dan 50 ml air, aduk
suhu titran pada saat pembakuan (tj), kalikan volume hingga larut, dinginkan hingga suhu lebih kunang 15°
titran yang diperlukan dengan [1+0,00 1 1(t 1 —t2)] dan dan titrasi perlahan dengan natrium nitrit 0,1 MLV yang
hitung hasil penetapan dari volume terkoreksi. sebeluninya telah dibakukan terhadap Sulfanilamida BPFL
Titrasi potensiometri dapat dilakukan menggunakan Tetapkan titik akhir secana elektrometnik,
elektrode kaca clan elektrode pembanding kalomel jenuh menggunakan elektrode yang sesuai (platina-kalomel
(pastikan tidak teijadi kebocoran dari larutan jembatan atau platina-platina). Tempatkan ujung buret di bawah
garam) atau gunakan elektrode kombinasi. Hubungan permukaan lanutan untuk menghindari oksidasi oleh
antara elektrode kalomel dan cairan titrasi harus udana terhadap natrium nitrit dan aduk lanutan perlahan
mempunyai tahanan listrik cukup rendah dan menggunakan pengaduk magnetik, tanpa menimbulkan
perpindahan cairan dan satu sisi ke sisi lain harus putaran udara di bawah permukaan, clan pertahankan
seminimum mungkin. Pembacaan hasil pengukuran suhu path lebih kurang 15°. Titrasi dapat dilakukan
kurang dari nol dapat dihindari dengan menggunakan secana manual atau menggunakan titrator automatik.
sumber daya elektromotif stabil yang dipasang secara Pada titrasi secara manual, tambahkan titran hingga I ml
seri dengan sistem elektrode. Ketidakstabilan dapat mendekati titik akhir, kemudian tambahkan setiap kali
terjadi, jika sambungan antara potensiometer clan sistem 0,1 ml titran dengan selang waktu tidak kurang dani
elektrode tidak sesuai dengan petunjuk pabrik. 1 menit (jarum alat menyimpang dan kembali mendekati
posisi semula hingga titik akhir tercapai).
Metode II Bobot zat dalam mg per ml natrium nitrit 0,1 M LV
Gunakan titran, pelarut dan indikator seperti tertera setara dengan yang tertera pada masing-masing
pada monografi. monografi.
Lindungi larutan dan titran dari karbon dioksida dan Penetapan kadar tablet sulfonamida atau obat lain
lembab dari udara selama penetapan. Timbang dan serbuk haluskan tidak kurang dan
Larutkan sejumlah zat uji dalam sejumlah volume 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
pelarut yang sesuai, yang sebelumnya telah dinetralkan dengan lebih kurang 500 mg sulfonamida atau sejumlah
terhadap indikator, jika perlu hangatkan dan dinginkan, obat yang tertera dalam masing-masing monografi dan
atau buat larutan seperti yang ditentukan. Titrasi hingga lakukan penetapan mulai dan "Masukkan ke dalam gelas
perubahan warna indikator yang sesuai dengan harga piala yang sesuai...".
mutlak maksimum dE/dV (E adalah daya elektromotif Penetapan kadar injeksi dan sediaan cairan lainPipet
dan V adalah volume titran) dalam titrasi potensiometri. sejumlah volume setara dengan lebih kurang 500 mg
Titran dibakukan menggunakan pelarut clan indikator sulfonamida atau sejumlah obat yang tertera dalam
yang sama seperti yang ditentukan untuk zat tersebut. masing-masing monografi, ke dalam gelas piala yang
Titrasi potensiometri dapat dilakukan menggunakan sesuai dan lakukan penetapan mulai dan "Tambahkan
elektrode kaca clan elektrode pembanding kalomel jenuh, 20 ml asam kiorida P...".
larutan jenuh kalium kiorida P dalam air diganti dengan
larutan jenuh kalium kiorida P dalam metanol P
Hubungan antara elektrode kalomel dan cairan titrasi TUTUP ELASTOMERIK UNTUK INJEKSI
harus mempunyai tahanan listnik cukup rendah dan <721>
perpindahan cairan dari satu sisi ke sisi lain harus
seminimum mungkin. Pembacaan hasil pengukuran Penutup elastomerik untuk wadah yang digunakan
kurang dari nol dapat dihindari dengan menggunakan pada tipe sediaan yang ditetapkan pada Injeksi dibuat
sumber daya elektromotif stabil yang dipasang secara dani bahan yang dibuat melalui proses vulkanisasi
seri dengan sistem elektrode. Ketidakstabilan dapat polimerisasi, poliadisi, atau polikondensasi bahan
organik makromolekular (elastomer). Fonnulasi penutup
-1486-

terdiri dari elastomer alami atau sintetis dan bahan masih memenuhi persyaratan uji Tipe II, maka penutup
tambahan organik dan anorganik untuk membantu atau dikiasifikasi sebagai Tipe II. Semua penutup elastomer
mengendalikan vulkanisasi, memberi sifat fisika, kimia yang digunakan untuk sediaan injeksi harus memenuhi
dan warna atau menstabilkan formulasi penutup. uji batas Tipe I atau Tipe II. Akan tetapi spesifikasi mi
Bab mi berlaku untuk penutup yang digwiakan untuk tidak dimaksudkan sebagai satu-satunya kriteria evaluasi
penyimpanan jangka panjang sediaan yang ditetapkan untuk seleksi penutup.
dalam sediaan umum Injeki. Tutup yang khusus Bab mi tepat digunakan untuk identifikasi penutup
digunakan sebagai bagian dari vial, botol, atau sistem elastomerik sediaan injeksi berdasarkan reaktivitas
kemasan alat injeksi yang telah berisi sediaan. biologinya, sifat fisikokimia ekstrak berbasis air, dan
Bab mi berlaku untuk penutup yang diformulasi dan kegunaannya.
bahan elastomerik alami atau sintetis. Bab mi tidak Berikut persyaratan evaluasi penutup yang tidak
berlaku untuk penutup yang dibuat dari elastomer termasuk dalam bab mi:
silikon; akan tetapi berlaku untuk penutup yang dilapisi - Penetapan uji identifikasi dan spesifikasi penutup
silikon (misalnya dimetikon). Apabila melakukan - Verifikasi kesesuaian fisikokimia sediaan dengan
pengujian berdasarkan bab mi, tidak disyaratkan penutup
menggunakan penutup yang dilapisi silikon, meskipun - Identifikasi dan penetapan keamanan kemampuan zat
tidak ada larangan untuk menggunakan tutup silikon. kimia bermigrasi secara spontan pada penutup yang
Bab mi juga berlaku untuk penutup yang dilapis ditemukan pada kemasan sediaan.
dengan bahan pelincir lain (misalnya bahan yang terikat - Verifikasi fiingsi penutup kemasan sediaan dalam
secara kimia atau mekanik pada penutup) yang tidak kondisi penyimpanan dan penggunaan.
dimaksudkan atau tidak menyebabkan hambatan ke Pabrik pembuat sediaan injeksi (pengguna) hams
dasar elastomer. Apabila melakukan pengujian, penutup mendapatkan jaminan dari pemasok penutup bahwa
tanpa penghalang pelincir akan diuji dalam kondisi komposisi penutup tidak bervaniasi dan sama dengan
terlapis. penutup yang digunakan dalam uji kesesuaian. Apabila
Penjelasan berikut hanya berkaitan dengan penutup pemasok menginformasikan kepada pengguna adanya
yang dilaminasi atau dilapisi dengan bahan yang menjadi perubahan komposisi, uji kesesuaian hares diulang,
penghalang terhadap dasar elastomer (misal PTFE atau secara total atau sebagian, tergantung sifat perubahan.
lapisan pelincir). Tidak diperbolehkan menggunakan Penutup hams disimpan baik, bersih dan bebas dan
bahan penghalang untuk mengubab tutup yang tidak kontaminan lingkungan dan endotoksin, dan untuk
memenuhi persyaratan menjadi memenuhi persyaratan proses aseptik selanjutnya, harus distenilkan sebelum
kompendial. Oleh karena itu seluruh Uji FLsikokimia digunakan sebagai kemasan sediaan injeksi.
dilakukan pada formula dasar penutup, seperti penutup
yang dilapisi atau dilaminasi. Untuk memperoleh hasil Karakteristik Penutup elastomerik bening atau opaq
Uji Fisikokimia, uji dilakukan terhadap penutup yang dan tidak memiliki karaktenistik wanna tertentu, warna
tidak dilapis atau dilaminasi dengan bahan elastomer penutup tergantung bahan tambahan yang digunakan.
yang saina, seperti halnya pada tutup yang dilapisi. Uji Penutup bersifat homogen clan praktis bebas dan
Fungsi dilakukan dengan menggunakan tutup serpihan dan bahan asing (misalnya serat, partikel asing
elastomerik yang dilapisi atau dilaminasi. Uji Biologi dan sisa karet).
digunakan pada bahan pelapis atau laminasi, seperti pada
formula dasar. Uji Biologi dapat dilakukan pada tutup Identifikasi Penutup dibuat dari berbagai variasi bahan
yang dilaminasi atau dilapisi, atau bahan elastomenik dengan pelapis polimenik yang dapat dipilih.
pelapis/laminasi, atau tutup yang tidak dilapisi atau Oleh karena itu, untuk menetapkan uji identifikasi yang
dilaminasi dengan bahan elastomerik yang sama. Hasil mencakup semua kemungkinan jenis penutup, tidak
akhir pengujian akan dilaporkan secara terpisah. Uji termasuk bab i. Akin tetapi, pemasok penutup dan
fisikokimia atau uji biologi menggunakan formula dasar pabrik pembuat sediaan injeksi (pengguna) bertanggung
untuk pemenuhan persyaratan farmakope untuk penutup jawab untuk melakukan venifikasi terhadap formulasi
yang dilapisi sesuai dengan bentuk clan ukuran penutup penutup elastomenik dan setiap bahan pelapis atau
yang dilapisi. laminasi yang digunakan dengan uji identifikasi yang
Untuk semua uji pada bab mi yang dilakukan untuk sesuai. Beberapa contoh metodologi uji yang dapat
setiap tipe penutup, perlu dilakukan dokumentasi sampel digunakan termasuk bobot jenis; kadar abu; kadar sulfur;
yang diuji, termasuk gambaran lengkap elastomer, uji FTIR-ATR; knomatografi lapis tipis dan
pelincir, pelapis, laminasi atau perlakuan. spektrofotometni serapan UV dari ekstrak atau
Bab mi mencantumkan uji batas untuk penutup spektofotometri serapan IR dari pirolisat.
elastomer Tipe I clan Tipe II. Penutup Tipe I digunakan
untuk sediaan berbasis air. Penutup Tipe II digunakan Prosedur Uji Penutup elastomenik hares memenuhi
untuk sediaan tidak berbasis air dan untuk sediaan yang persyaratan biologi, fisikokimia dan fungsi mulai dan
mempunyai sifat khusus, sehingga mungkin tidak penginiman oleh pemasok penutup ke pabrik pembuat
memenuhi semua persyaratan penutup Tipe I karena sifat sediaan injeksi (pengguna) dan tahap akhir siap-pakai.
fisik, konstruksi bahan atau keduanya. Jika penutup tidak
memenuhi satu atau lebih persyaratan uji Tipe I, tetapi
- 1487 -

Oleh karena itu, pada proses pembuatan penutup Untuk penutup yang dilapisi atau dilaminasi dengan
elastomer yang dilakukan oleh pemasok sebelum pelapis yang berfungsi sebagai penghalang (misalnya
didistribusi ke pengguna, pemasok harus menunjukkan PTFE atau lapisan pelincir), uji fisikokimia kompendial
bahwa penutup memenuhi persyaratan kompendial diterapkan pada dasar elastomer tidak terlapis, seperti
mengenai kemampuan penutup terhadap paparan pada pada penutup berlapis. Dalam hal mi pemasok
proses tertentu atau tahapan sterilisasi. Sama halnya jika bertanggung jawab untuk menunjukkan bahwa penutup
penutup elastomerik yang diterima oleh pengguna akan yang berlapis memenuhi kompendial fisikokimia, seperti
diproses atau disterilisasi lagi, pengguna bertanggung pada tutup yang tidak berlapis, dengan proses atau
jawab untuk menunjukkan bahwa penutup tetap perlakuan dalam kondisi simulasi tertentu yang hams
memenuhi persyaratan kompendial setelah proses dilakukan oleh pemasok untuk penutup tersebut sebelum
tertentu atau proses sterilisasi. Hal mi penting terutama dikirim ke pengguna. Ukuran dan konfigurasi penutup
jika penutup akan terpapar pada proses atau kondisi yang tidak berlapis yang digunakan untuk uji fisikokimia
berpengaruh secara nyata terhadap karakteristik biologi, hams sama dengan penutup yang berlapis. Pengguna
fisikokimia dan fungsi penutup (misal radiasi sinar penutup yang berlapis juga bertanggung jawab untuk
Gamma). menunjukkan bahwa penutup yang dilapisi memenuhi
Untuk penutup yang biasanya diberi pelincir silikon kompendial fisikokimia, dengan proses atau perlakuan
sebelum digunakan, diperbolehkan untuk melakukan dalam kondisi simulasi tertentu yang dilakukan oleh
pengujian fisikokimia pada penutup yang belum diberi pengguna sebelum digunakan.
pelincir, untuk menghindari kemungkinan gangguan Dalam laporan hasil uji hams dicantumkan semua
pada metode dan kesulitan interpretasi hasil uji. Untuk kondisi dalam proses pembuatan penutup, pra-perlakuan,
tutup berpelincir lain tanpa penghalang, seluruh uji hams sterilisasi atau pelincir.
dilakukan dengan penutup yang dilapisi. Persyaratan uji penutup serta tanggung jawab
pemasok dan pengguna tercantum Tabel 1.

Tabel II
Tipe penutup (seperti yang Persyaratan Uji
tersedia atau yang digunakan) Uji Fisikokimia Uji Fungsi Uji Biologi
Penutup dengan atau tanpa Dilakukan Dilakukan Dilakukan
lapisan silikon Pilihan bila menggunakan Pilihan bila menggunakan Pilihan bila menggunakan
silikon. Penanggung jawab: silikon. silikon.
Pemasok dan Pengguna Penanggung jawab: Peanggung jawab:
Pemasok dan Pengguna Pemasok dan Pengguna
Penutup dengan lapisan Dilakukan pada penutup Dilakukan pada penutup Dilakukan pada penutup
pelincir (bahan tanpa yang dilapisi. yang dilapisi. yang dilapisi.
penghalang; bukan silikon) Penanggung jawab: Penanggung jawab: Penanggung jawab:
Pemasok dan Pengguna Pemasok dan Pengguna Pemasok dan Pengguna
Penutup dengan lapisan Dilakukan pada penutup Dilakukan pada penutup Dilakukan pada penutup
penghalang yang dilapisi. yang dilapisi, yang dilapisi
Penanggung jawab: Penanggung jawab: ATAU
Pemasok dan Pengguna Pemasok dan Pengguna Dilakukan pada penutup
DAN yang belum dilapisi
Dilakukan pada penutup (formula dasar) dan
yang belum dilapisi bahan pelapis (laporan
(formula dasar) hasil uji terpisah).
Penanggung jawab: Penanggung jawab:
Pemasok Pemasok dan Pengguna

Uji Biologi Terdapat dua tahapan uji. Tahap pertama Uji Fisikokimia
adalah prosedur uji in-vitro seperti yang dijelaskan Persiapan Larutan S Masukkan seluruh penutup
dalam lampiran Uji Reaktivitas Secara Biologi, In-Vitro yang belum dipotong dengan luas permukaan
<241>. Bahan yang tidak memenuhi syarat uji in-vitro 100±10 cm ke dalam wadah kaca yang sesuai. Rendam
diuji kembali pada tahap kedua, yaitu uji in-vivo Uji tutup dengan 200 ml Air Murni atau Air untuk Injek.si.
Jnjeksi Sistemik dan Uji Intrakutan pada lampiran dalam Jika tidak memungkinkan mendapatkan penutup yang
Uji Reaktivitas Secara Biologi, In-Vivo <251>. Bahan belum dipotong dengan luas permukaan 100±10 cm2 ,

yang sudah memenuhi syarat uji in-vitro tidak perlu uji pilih sejumlah tutup dengan luas area mendekati 100 cm 2
,

in-vivo. dan atur volume air yang digunakan setara 2 ml per cm2
Penutup Tipe I dan Tipe II hams memenuhi permukaan penutup yang sebenarnya digunakan.
persyaratan uji reaktivitas biologi in-vitro atau in-vivo. Didihkan selama 5 menit, dan bilas lima kali dengan Air
Murni atau Air untuk Injeksi dingin.
- 1488 -

Masukkan penutup yang telah dicuci ke dalam labu 30 menit. Dinginkan pada suhu ruang selama lebih
kaca berleher besar Tipe I seperti tertera pada Wadah kurang 30 menit. Tambahkan Air Murni atau Air untuk
gelas <1271>, tambahkan sejumlah sama Air Murni atau Injeksi untuk mencapai bobot awal. Kocok, segera tuang
Air untuk Injeksi yang ditambahkan sebelumnya pada dan kumpulkan larutan. [Calatan Larutan mi harus
penutup dan timbang. Tutup mulut labu dengan gelas dikocok sebelum digunakan untuk setiap uji.]
piala Tipe I. Persiapan Blangko Siapkan larutan blangko dengan
Panaskan dalam otokiaf hingga suhu 121±2°C yang cara yang sama menggunakan 200 ml Air Murni atau Air
dicapai dalam 20 - 30 menit dan pertahankan selama untuk Injeksi tanpa penutup.

Tabel 2
Suspensi Suspensi Suspensi Suspensi
Pembanding A Pembanding B Pembanding C Pembanding D
Baku opalesens 5,0 ml 10,0 ml 30,0 ml 50,0 ml
Air 95,0 ml 90,0 ml 70,0 ml 50,0 ml
Unit Turbiditas 3 NTU 6 NTU 18 NTU 30 NTU
Nefelometrik
(NTU)

Tampilan Larutan dengan Suspensi Pembanding A, B, C dan D.


(Turbiditas/Opalesens dan Warna) Bandingkan larutan dalam kondisi cahaya yang terang,
5 menit setelah penyiapan Suspensi Pembanding, amati
Penetapan Turbiditas (Opalesens) Catatan secara vertikal dengan latar belakang hitam. Kondisi
Penetapan turbiditas dilakukan dengan membandingkan cahaya akan membedakan Suspensi Pern banding A
secara visual (Prosedur A) atau menggunakan alat dengan air dan Suspensi Pembanding B dapat dibedakan
turbidimeter (Prosedur B). Untuk diskusi mengenai dengan Suspensi Pem banding A.
turbidimetri dapat dilihal pada Spektofotometri dan Persyaratan Untuk penutup Tipe I Larutan S tidak
Hamburan Cahaya <1191>. Penilaian kejernihan lebih opalesens dari pada Suspensi Pembanding B, dan
menggunakan alat memberikan perbedaan yang nyata untuk penutup Tipe II Larutan S tidak lebih opalesens
pada hasil yang tidak bergantung pada ketajaman dari pada Suspensi Pembanding C. Larutan S dikatakan
pengamatan visual analis. bersih jika kejernihannya sama seperti air ketika diuji
Larutan Hidrazin Sulfat Larutkan 1,0 g hidrazin seperti dijelaskan di atas atau jika opalesensinya tidak
sulfat P dalam air dan encerkan dengan air sampai lebih nyata dari pada Suspensi Pembanding A (lihat
100,0 ml. Diamkan selama 4-6 jam. Tabel 3).
Larutan Heksametilentetramin Larutkan 2,5 g Prosedur B Menggunakan Alat Ukur turbiditas
hek.sametilentetramin P dalam 25,0 ml air dalam labu Suspensi Pembanding dalam turbidimeter terkalibrasi
bersumbat kaca 100 ml. yang sesuai seperti pada Spektrofolometri dan
Suspensi persediaan opalesens Tambahkan 25,0 ml Hamburan Cahaya <1191>. Blangko hams diukur dan
Larutan Hidrazin Sulfat ke dalam Larutan hasil pengukuran dikoreksi terhadap blangko. Suspensi
Heksametilentetramin dalam labu. Campur dan diamkan Pembanding A, B, C dan D berturut-turut mewakili 3, 6,
selaina 24 jam. Suspensi mi stabil selama 2 bulan, 18 dan 30 NTU. Ukur turbiditas Larutan S menggunakan
simpan dalam wadah kaca tanpa cacat pada turbidimetri terkalibrasi.
permukaannya. Suspensi tidak boleh melekat pada gelas Persyaratan Untuk penutup Tipe I turbiditas Larutan
dan tercampur baik sebelum digunakan. S tidak lebih besar dari pada Suspensi Pembanding B (6
Suspensi baku opalesens Siapkan suspensi dengan NTU) dan untuk penuttip Tipe II Larutan S tidak lebih
mengencerkan 15,0 ml Suspensi persediaan opalesens besar daripada Suspensi Pembanding C (18 NTU).
dengan air hingga 1000,0 ml. Suspensi saku opalesens
stabil selama lebih kurang 24 jam setelah disiapkan. Tabel3
Suspensi pembanding Siapkan berdasarkan Tabel 2. Perbandingan Metode
Campur dan kocok sebelum digunakan. [Catatan Persyaratan Prosedur A Prosedur B
Suspensi formazin yang distabilkan dapat digunakan opalesens (Visual) (Alat)
untuk menstabilkan baku turbiditas encer yang dapat Penutup Tipe I tidak lebih tidak lebih
diperoleh secara komersial dan dapat digunakan setelah opalesen dari dari 6 NTU
membandingkan dengan baku yang disiapkan seperti Suspensi
yang telah d/elaskan di atas.] PembandingB
Prosedur A Perbandingan Visual Gunakan tabung uji Penutup Tipe II tidak lebih tidak lebih
yang seragam, terbuat dari kaca netral tidak berwarna, opalesen dari dari 18 NTU
transparan dengan dasar rata, dan diameter bagian dalam Suspensi
15 - 25 mm (tabung Nessler). Isi satu tabung dengan Pembanding C I
Larutan S dengan tinggi 40 mm, dengan tinggi yang
sama isi satu tabung dengan air dan empat tabung lain
- 1489 -

Penetapan Warna Lakukan titrasi menggunakan 20,0 ml blangko dan catat


Baku Warna Siapkan larutan dengan mengencerkan perbedaan volume natrium tiosulfat yang diperlukan.
3,0 ml Larutan Padanan 0 seperti pada Warna dan Persyaratan Untuk penutup Tipe I perbedaan antara
Akromisitas <1291> dengan 97,0 ml asam hidrokiorida volume titrasi tidak lebih dari 3,0 ml dan untuk penutup
encer LP. Tipe II tidak lebih dari 7,0 ml.
Prosedur Gunakan tabung uji yang seragam, terbuat
dari kaca netral, tidak berwarna, transparan dengan dasar Logam Berat
rata, dan diameter bagian dalam 15 - 25 mm (tabung Prosedur Lakukan pengujian seperti tertera pada
Nessler). Isi satu tabung dengan Larutan S dengan tinggi Metode I dalam Logam Berat <371> Siapkan larutan uji
40 mm, satu tabung kedua dengan Baku Warna. menggunakan 10,0 ml Larutan S.
Bandingkan larutan pada kondisi terang, 5 menit setelah Persyaratan Larutan Smengandung logam berat tidak
penyiapan Larutan padanan, amati secara vertikal lebih dari 2 bpj dihitung sebagai Pb.
dengan latar belakang putih.
Persyaratan Larutan S berwarna tidak lebih intens Zink terekstraksi
dari pada Baku Warna. Larutan Uji Pipet 10 ml Larutan S ke dalam tabu
tentukur 100-mi, encerkan dengan asam kiorida 0,1 N
Keasaman dan Kebasaan sampai tanda. Siapkan blangko uji dengan cara yang
Larutan Biru Bromtimol Larutkan 50 mg biru sama menggunakan Blangko untuk Larutan S.
bromtimol P dalam campuran 4 ml natrium hidroksida Larutan Baku Larutkan zink sulfat P dalam asam
0,02 M dan 20 ml etanol P. Encerkan dengan air sampai kiorida 0,1 N hingga kadar zink lebih kunanglO bpj.
100 ml. Larutan Pembanding Siapkan tidak kurang dari 3
Prosedur Pada 20 ml Larutan S tambahkan 0,1 ml larutan pembanding dengan mengencerkan Larutan
Larutan Biru Bromtimol. Jika larutan berwarna kuning, Baku dalam asam kiorida 0,1 N. Kadan zink dalam
titrasi dengan natrium hidroksida 0,01 N sampai dicapai Larutan Pembanding benada dalam rentang batas yang
titik akhir biru. Jika larutan berwarna biru, titrasi dengan diperkirakan dari Larutan Uji.
asam kiorida 0,01 N sampai dicapai titik akhir kuning. Prosedur Gunakan spektrofotometen senapan atom
Jika larutan berwarna hijau, bersifat netral maka tidak seperti pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
p.erlu dititrasi. <1191> yang dilengkapi dengan lampu "hollow cathode"
Koreksi Blangko Uji 20 ml blangko yang sama. zink dan nyala asetilen-udara. Prosedur alternatif yang
Koreksi hasil yang diperoleh untuk Larutan S dengan dapat digunakan adalah analisis Inductively Couple
mengurangi atau menambah volume titran untuk Blangko Plasma (ICP) yang sudah divalidasi.
seperti tertera path Titrimetri <711>. Uji tiap Larutan Pembanding pada ganis emisi zink
Persyaratan Untuk pembentukan wama biru 213,9 mn minimal tiga kali. Catat pembacaan secara
diperlukan tidak lebih dari 0,3 ml larutan natrium terus menerus. Bilas penalatan dengan larutan blangko
hidroksida 0,01 N, atau untuk pembentukan warna uji setiap kali uji, untuk memastikan pembacaan kembali
kuning diperlukan tidak lebih dan 0,8 ml larutan asam ke nilai blangko awal. Buat kurva kalibnasi dan rata-rata
kiorida 0,01 N, atau tidak perlu dititrasi. angka pembacaan untuk setiap Larutan Pembanding.
Catat serapan Larutan Uji. Tetapkan kadan zink dalam
Serapan bpj dari Larutan Uji menggunakan kurva kalibrasi.
Prosedur [Catalan Lakukan uji mi dalam waktu 5jam Persyaratan Larutan S mengandung zink terekstraksi
setelah penyiapan Larutan S.] Saring Larutan S melalui tidak lebih dari 5 bpj.
membran dengan porositas 0,45 .tm, buang beberapa ml
filtrat pertama. Ukur serapan filtrat pada panjang Amonium
gelombang antara 220 dan 360 nm dalam kuvet 1 cm Larutan Kalium Tetraiodomerkurat Alkalis Larutkan
menggunakan blangko. Jika diperlukan pengenceran 11 g kalium iodida P dan 15 g raksa(II) iodida P dalam
filtrat sebelum pengukuran serapan, maka hasil uji penlu air hingga 100 ml. Segera sebelum digunakan, campun
dikoreksi. volume sama larutan mi dengan lanutan natnium
Persyaratan Untuk penutup Tipe I serapan tidak lebih hidnoksida 250 g per liter.
dari 0,2 dan untuk penutup Tipe II serapan tidak lebih Larutan Uji Encenkan 5 ml Larutan S dengan air
dari4,0. sampai 14 ml. Basakan jika perlu dengan menambahkan
natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan air sampai
Zat Tereduksi 15 ml. Tambahkan 0,3 ml Larutan Kalium
Prosedur [Catalan Lakukan uji mi dalam waktu 4jam Tetraiodomerkurat Alkalis kemudian tutup wadah.
setelah penyiapan Larutan S.] Pada 20,0 ml Larutan S Larutan Baku Buat lanutan amonium klorida P dalam
tambahkan 1 ml asam sulfat encer LP dan 20,0 ml air hingga kadar NH4 1 bpj. Campur 10 ml larutan 1 bpj
kalium permanganat 0,002 M. Didihkan selama 3 menit. amonium klorida dengan 5 ml air dan 0,3 ml Larutan
Dinginkan, tambahkan 1 g kalium iodida F, dan titrasi Kalium Tetraiodomerku rat alkalis kemudian tutup
segera dengan natrium tiosulfat 0,01 M LV, wadah.
menggunakan 0,25 ml amilum LP sebagai indikator.
- 1490-

Persyaratan Setelah 5 menit, warna kuning dan Persyaratan Tidak boleh terlihat lebih dari 5 fragmen.
Larutan Uji tidak lebih gelap dari Larutan Baku Batasan mi berdasarkan asumsi bahwa fragmen dengan
Amonium (tidak lebih dari 2 bpj NH4 dalam Larutan 5). diameter >50 j.tm akan terlihat oleh mata. Jika timbul
keraguan atau perbedaan maka partikel diuji secara
Sulfida mudah menguap mikroskopis untuk memvenifikasi sifat dan ukurannya.
Prosedur Masukkan penutup jika perlu dipotong-
potong, dengan luas area permukaan total 20±2 cm 2 ke Kapasitas Menutup Sendiri (Self-Sealing)
dalam labu 100 ml dan tambahkan 50 ml larutan asam Prosedur Isi 10 vial dengan air hingga volume
sitrat P 2%. Dalam waktu dan cara yang sama siapkan nominal. Pasang penutup yang akan diuji, dan perkuat
larutan pembanding dalam labu tentukur 100-ml terpisah dengan tutup luar. Gunakan jarum hipodermik baru
dengan melarutkan 0,154 mg natrium sulfida P dalam untuk tiap penutup, tusuk tiap penutup masing-masing
50 ml larutan asam sitrat P 2%. Letakkan sepotong 10 kali, setiap penusukkan dilakukan pada tempat yang
kertas timbal(II) asetat P di atas mulut tiap labu dan berbeda. Rendam 10 vial tersebut dalam larutan biru
pertahankan kertas dalam posisi tersebut dengan metilen P 0,1%, dan kurangi tekanan luar sampai 27 kPa
meletakkan botol timbang yang dibalik di atasnya. selama 10 menit. Kembalikan pada tekanan atmosfer,
Panaskan labu dalam otoklaf pada suhu 1210±20 selama dan biarkan vial terendam selama 30 menit. Bilas bagian
30 menit. luar vial.
Persyaratan Bercak hitam pada kertas yang dihasilkan Persyaratan Tidak satupun vial mengandung sisa
oleh Larutan S tidak lebih intens dari pada bercak hitam larutan biru metilen.
yang dihasilkan oleh larutan pembanding.

Uji Fungsi UJI BAHAN TAMBAHAN DALAM VAKSIN


Perlakuan sampel seperti pada penyiapan Larutan S dan DAN IMUNOSERUM <731>
udara kering sebaiknya digunakan untuk Uji Fungsi dan
Daya Tembus, Fragmentasi dan kapasitas menutup Fenol Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
sendiri (Self-Sealing). Uji Fungsi dilakukan pada monografi, vaksin dan imunoserum yang mengandung
penutup yang akan ditusuk dengan jarum hipodermik. fenol sebagai pengawet tidak lebih dari 0,25% bila
Uji kapasitas "Self-Sealing ", diperlukan hanya untuk ditetapkan dengan cara sebagai benikut. Kocok
penutup wadah sediaan dosis ganda. Jarum yang homogen, ukur saksama sejumlah zat uji, encerkan
dikhususkan untuk setiap uji adalah jarum hipodermik dengan air hingga larutan mengandung fenol lebih
panjang diberi pelincir, dengan sudut kemiringan 12'±2'. kurang 0,0015%. Ke dalam 5 ml larutan tambahkan
masing-masing 5 ml Dapar borat pH 9,0, larutan
Daya Tembus 4-aminofenazon P 0,1% dan larutan kalium heksa
Prosedur Isi 10 vial yang sesuai dengan sejumlah air sianoferat(III) P 5%. Biankan larutan selama 10 menit
dengan volume tertentu, pasang penutup yang diuji, dan dan ukur serapan pada 546 nm. Hitung kadar fenol
perkuat dengan tutup luar. Gunakan jarum hipodermik dalam zat uji, menggunakan kurva kalibrasi yang
baru untuk setiap penutup, tusuk penutup dengan jarum diperoleh dengan cara yang sama dan 5 ml larutan baku
tegak lurus ke permukaan. fenol yang masing-masing mengandung 0,0005%;
Persyaratan Kekuatan untuk menusuk tidak lebih dan 0,0010%; 0,0015; 0,0020% dan 0,0030%.
10 N (lkgf) untuk setiap tutup, tetapkan dengan
ketelitian ±0,25 N (25 gf). Formaldehida bebas Tidak lebih dari 0,02% jika
ditetapkan dengan cara sebagai berikut [Catatan Jika
Fragmentasi metabisuijut digunakan untuk menetralkan kelebihan
Penutup untuk Sediaan Cair Isi 12 vial bersih dengan formaldehida, metode mi tidak dapat digunakan.]
sejumlah air clengan volume 4 ml kurang dan volume Encerkan sediaan uji 10 kali dengan air, ambil 1 ml
nominal. Pasang penutup yang diuji, dan perkuat dengan tambahkan 4 ml air dan 5 ml asetilaseton LP. Hangatkan
tutup luar, biarkan selama 16 jam. dalam tangas air pada suhu 40° selama 40 menit. Warna
Penutup untuk Sediaan Kering Pasang penutup yang yang terjadi tidak lebih kuat dari warna larutan
diuji pada 12 vial bersih dan perkuat dengan tutup luar. pembanding yang dibuat dengan cara dan dalam waktu
Prosedur Gunakan jarum hipodermik pada siring yang sama, menggunakan 1 ml lanutan yang mengandung
bersih, suntikkan ke dalam tiap vial 1 ml air sambil formaldehida P, CH20, 0,002% sebagai pengganti
memindahkan 1 ml udana. Ulangi prosedur mi sebanyak larutan uji. Pada saat membandingkan, amati tabung
empat kali untuk tiap penutup, setiap penusukkan dalam posisi vertikal dari atas.
dilakukan pada tempat yang berbeda. Gunakan jarum
baru untuk tiap penutup, pastikan tidak ada yang tumpul Aluminium Kecuali dinyatakan lain dalam masing -
selama uji. Saning volume total yang ada dalam semua masing monografi, vaksin jerap mengandung aluminium
vial, melalui satu filter dengan porositas tidak lebih dan tidak lebih dari 1,25 mg per dosis bila ditetapkan dengan
0,5 Rm. Hitung fragmen (kepingan) karet di permukaan cara sebagai berikut. Kocok homogen sediaan uji,
filter yang dapat dilihat oleh mata. pindahkan sejumlah sediaan mengandung 5 - 6 mg
- 1491 -

aluminium ke dalam labu destruksi 50 ml. Tambahkan Selanjutnya penetapan dapat memberikan informasi
1 ml asam sulfat P, 0,3 ml asam nitrat P dan sejumlah pada kesempumaan hablur, polimorf'isma, suhu lebur,
batu didih. Panaskan larutan hingga terbentuk asap sublimasi, transisi kaca, dehidrasi, penguapan, pinolisis,
berwarna putih. Bila terjadi pengarangan, tambahkan interaksi padat-padat dan kemurnian. Data semacam itu
beberapa tetes asam nitrat P dan lanjutkan pendidihan berguna untuk karakterisasi senyawa dengan
hingga pengarangan hilang. Biarkan dingin selama memandang kesesuaian, stabilitas, kemasan dan
beberapa menit, tambahkan hati-hati 10 ml air dan pengawasan kualitas. Pengukuran yang sering digunakan
didihkan hingga larutan jernih. Biarkan dingin, dalam analisis termal yaitu: suhu transisi dan suhu lebur
tambahkan 0,1 ml jingga metil LP dan netralkan dengan menggunakan differential scanning calorimetri (DSC),
natrium hidroksida ION(lebih kurang 6,5 - 7,0 ml). Bila analisis termogravimetri, hot-stage microscopy dan
terbentuk endapan, larutkan endapan dengan eutectic impurity analysis akan diuraikan disini.
penambahan asam sulfat I Mtetes demi tetes. Pindahkan
larutan ke dalam labu, bilas labu destruksi dengan 25 ml SUHU TRANSISI DAN TITIK LEBUR
air. Tambahkan 25 ml dinatrium edetat 0,02 M LV,
10 ml dapar asetat pH 4,4 dan beberapa batu didih. Jika suatu contoh dipanaskan, timbulnya panas dapat
Didihkan perlahan-lahan selania 3 menit. Tambahkan diukur [differential scanning calorimetri (DSC)] atau
0,25 ml larutan piridilazonafiol P dan titrasi kelebihan perbedaan suhu yang diakibatkan dapat diukur terhadap
dinatrium edetat dalam keadaan panas dengan pembanding inert yang dipanaskan secana identik
tembaga(II) sulfat 0,02 M LV hingga warna berubah [differential thermal analysis (DTA)] atau diamati
menjadi cokelat keunguan. Lakukan penetapan blangko. secara "hot-stage microscopy ". Dalam perubahan panas
Perbedaan volume titran menunjukkan volume dinatrium secara terus menerus DSC, perbedaan antara contoh dan
edetat 0,02 M setara dengan jumlah aluminium. bahan pembanding ditetapkan. Penggantian tenaga/daya
DSC, contoh dan bahan pembanding diatur path suhu
Tiap ml dinatrium edetat 0,02 M sama, menggunakan elemen pemanas individu dan
setara dengan 0,5396 mg Al perbedaan dalam masukan tenagaldaya pada kedua
pemanas direkam. Monitor/rekam DTA perbedaan suhu
Kaisium Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing antara contoh dan pembanding. Transisi dapat diamati
monografi, vaksin jerap mengandung kalsium tidak lebih termasuk yang tertera pada Tabel I di bawah. Pada
dari 1,3 mg per dosis bila ditetapkan dengan cara kasus titik lebur kedua suhu "permulaan" dan "puncak"
berikut. Kocok homogen sediaan uji, ambil 1,0 ml dapat ditetapkan secana obyektif dan reprodusibilitasnya
tambahkan 0,2 ml asam kiorida P dan encerkan dengan baik, sering hingga persepuluh derajat. Meskupun suhu
air hingga 3,0 ml. Tetapkan kadar kalsium dengan mi berguna untuk kanakterisasi senyawa dan perbedaan
Spektrofotometri Emisi Atom seperti tertera pada dua suhu menunjukkan kemurnian, nilai tersebut tidak
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> pada dapat dibandingkan langsung secana visual sebagai
620 nm menggunakan Larutan baku kalsium, jika perlu "jarak lebun" atau 'suhu lebur" atau dengan konstanta
encerkan dengan air. seperti "titik tnipel" bahan murni.
Selanjutnya, peringatan harus digunakan ketika
membandingkan hasil yang diperoleh oleh perbedaan
ANALISIS TERMAL <741> metode analisis. Metode optik dapat mengukur titik
lebur sebagai suhu dimana tidak terlihat padatan.
Penetapan secara tepat peristiwa termodinamik, Perbedaan, titik lebur yang diukur secara DSC dapat
seperti perubahan keadaan, dapat menunjukkan menunjukkan permulaan suhu atau suhu dimana
identitas dan kemurnian suatu obat. Farmakope kecepatan melebur maksimum (puncak) diamati.
telah menetapkan pengujian terhadap suhu lebur Walaupun demikian, puncak sensitif terhadap bobot
atau suhu didjh suatu senyawa. Perubahan terjadi contoh, kecepatan panas dan faktor lain, mengingat
pada suhu yang karakteristik, oleh karena itu suhu awal kurang dipengaruhi oleh faktor mi. Dengan
farmakope menetapkannya sebagai suatu identifikasi teknik termal perlu untuk dipertimbangkan pembatasan
senyawa. Efek cemaran terhadap perubahan mi bentuk padat dan cair, ketakiarutan dalam leburan,
dapat diramalkan, farmakope yang sama polimofi dan dekomposisi selama analisa.
memberikan kontribusi pada pengujian mi untuk Tabel I
pengawasan kemurnian senyawa. Melebur Endotermis
Analisis termal dalam pengertian luas adalah Cair ke gas Menguap Endotermis
pengukuran sifat kimia-fisika bahan sebagai fungsi Cair ke Pembekuan Eksotermis
suhu. Metode instrumen sebagian besan telah padat Penghabluran Eksotermis
menggantikan metode lama yang tergantung pada Padat ke gas Sublimasi Endotermis
pemeriksaan visual dan pengukuran dengan kondisi Padat ke Transisi kaca Kejadian orde kedua
tertentu atau berubah-ubah, sebab penetapannya padat Desolvasi Endotermis
menjadi lebih objektif, lebih memberikan banyak Amorfke hablur Eksotermis
informasi, memungkinkan pencatatan tetap dan Polimorfi Endotermis atau
umumnya lebih sensitif, lebih teliti dan lebih tepat. Eksotemiis
- 1492 -

HasH Pelaporan Metode Instrumentasi Deskripsi Pada pengujian bahan hablur murni, laju pemanasan
10 per menit mungkin cukup, sedangkan laju pemanasan
lengkap kondisi penggunaan harus disertakan tiap
termogram, termasuk model instrumen/alat dan tahun mulai hingga laju pemanasan mulai hingga 20°
pembuatan; rekaman kalibrasi terakhir; ukuran contoh per menit lebih sesuai untuk bahan polimer dan semi
dan identifikasi (termasuk riwayat termal sebelumnya; hablur. Mulai analisis dan rekam kurva differential
wadah; identitas, laju alir dan tekanan gas atmosfer; thermal analysis dengan suhu pada sumbu x dan
petunjuk dan perubahan kecepatan suhu; kepekaan alat perubahan energi pada sumbu y. Suhu lebur (sumbu
dan rekorder). permulaan meleleh/lebur) adalah perpotongan (188,74°)
dari perluasan garis dasar dengan tangen pada titik slope
PENETAPAN SUHU TRANSISI (lereng) terbesar (titik infleksi/perubahan) dari kurva
(SUHU AWAL PELEBURAN) DAN (lihat Gambar 1). Puncak adalah suhu pada puncak
SUHU TITIK LEBUR kurva (190,31°). Entalpi dari kejadian adalah
proporsional pada area di bawah kurva setelah
Mat Jika tidak dinyatakan lain dalam monografi, penggunaan koreksi garis dasar.
gunakan DTA atau DSC yang dilengkapi dengan alat
pemogram suhu, detektor termal dan sistem perekam ANALISIS TERMOGRAFI
yang dapat dihubungkan dengan komputer.
Analisis termogravimetri mencakup penetapan rnassa
Kalibrasi Kalibrasi instrumen untuk perubahan suhu contoh sebagai fungsi suhu, atau Iamanya pemanasan,
dan "entalpi" menggunakan indium atau bahan lain atau keduanya, dan jika dilakukan dengan baik dan
yang bersertifikat. Suhu kalibrasi dilakukan dengan benar, akan memberikan informasi lebih banyak
pemanasan standar melalui transisi melebur dan dibandingkan dengan susut pengeringan pada suhu
perbandingan ekstrapolasi titik lebur permulaan baku tetap, sering untuk waktu yang ditentukan dan biasanya
pada sertifikat titik lebur permulaan. Suhu lebur didalam lingkungan yang tak diatur dengan baik.
kalibrasi harus dilakukan pada kecepatan pemanasan Biasanya, kehilangan pelarut yang terserap pada
sama sebagai percobaan/eksperimen. Kalibrasi permukaan dapat dibedakan dari pelarut dalam kisi-kisi
entalpi dilakukan dengan pemanasan baku melalui hablur dan dari kehilangan akibat degradasi.
transisi lebur dan dibandingkan perhitungan panas Pengukuran dapat dilakukan dalam Iingkungan dengan
peleburan path nilai teoritis. kelembaban dan kadar oksigen yang dapat diatur untuk
menyatakan adanya interaksi dengan senyawa obat,
Prosedur Timbang saksama sejumlah yang cocok antara senyawa obat dan antara bahan aktif dan pengisi
senyawa yang akan diuji dalam wadah contoh, atau bahan pengemas.
seperti tertera path monografi. Atur path suhu awal,
kecepatan pemanasan, arah perubahan suhu -dan Alat Rincian tergantung pada pabrik, ciri-ciri penting
suhu akhir seperti tertera dalam monografi. Jika dari alat adalah rekaman penimbangan dan sumber
tidak tercantum dalam monografi, parameter panas dapat diprogram. Peralatan berbeda dalam
ditetapkan sebagai berikut: dibuat pengujian kemampuan menangani contoh berbagai ukuran, rata-
pendahuluan dengan rentang lebar (khusus suhu rata suhu sensor dan rentang kontrol atmosfer.
ruang hingga suhu peruaraian atau lebih kurang
100 - 20° diatas titik lebur) dan laju pemanasan Kalibrasi Kalibrasi dipenlukan dengan seluruh
yang lebar (1 ° - 20° per menit) untuk menunjukkan sistem: adalah, skala massa dikalibrasi dengan bobot
adanya efek yang tidak lazim. Kemudian tetapkan baku, dan kalibrasi skala suhu termasuk penggunaán
kecepatan pada pemanasan yang Iebih rendah bahan pembanding, sebab itu diterima suhu contoh
sehingga peruraian diminimalkan dan suhu transisi adalah suhu tanur. Kalibrasi bobot dilakukan dengan
tidak disetujui. Tetapkan dalam rentang suhu transisi mengukur massa dari sertifikat atau bobot pembanding
dengan menarik garis dasar di perpanjang hingga dan membandingkan massa yang diukur dengan nilai
memotong tangen leburan (lihat Gambczr 1). sertifikat. Kalibrasi suhu dilakukan dengan menganalisa
pembanding magnetik kemurnian tinggi seperti nikel
untuk suhu "curie' dan bandingkan nilai yang terukur
terhadap nilai teoritis.

Prosedur Gunakan metode pada contoh,


menggunakan kondisi seperti tertera dalam monografi,
dan hitung massa yang bertambah atau hilang,
dinyatakan dalam prosentase perubahan niassa. Sebagai
alternatif, tempatkan sejumlah yang cocok bahan dalam
pemegang contoh, dan rekam massa. Sebab lingkungan
uji kritis, tekanan atau kecepatan/laju alir dan komposisi
gas ditentukan. Atur suhu awal, kecepatan pemanasan
Gambar 1. Termogram dan suhu akhir, tergantung pada instruksi pabnik dan
- 1493 -

kenaikan suhu awal. Sebagai altematif, lakukan dalam jumlah kecil, dan metode mi tidak memeriukan
pengujian termogram di atas suhu rentang lebar pengulangan pengukuran suhu sebenamya yang tepat.
(khusus, dari suhu ruang hingga suhu peruraian, atau Unit termogram iangsung dapat diubah menjadi
100 hingga 20° per menit). Hitung massa yang pemindahan panas, miii kalori per detik.
bertambah atau hilang, dinyatakan dalam presentase Penurunan titik beku dalam larutan encer oieh molekui
perubahan massa. berukuran hampir sama dinyatakan dalam persamaan
Van't Hoff yang dimodifikasi:
"HO T-S TA GE MICR OSCOPY"
dl' - RT 2 (1)
- 1)
"Hot-Stage Microscopy" adalah teknik analitik dX 2
menyangkut monitoring sifat optik contoh
menggunakan mikroskop sebagai fungsi suhu. T = suhu mutiak daiam derajat Kelvin (°K), X2 = fraksi
"Hot-stage microscopy" dapat digunakan sebagai mol dari komponen minor (zat terlarut; cemaran);
teknik melengkapi teknik analisis termal iainnya iHf = panas peieburan molar komponen utama;
seperti DSC, DTA atau variabel suhu difraksi sinar- R = konstanta gas; K = rasio distribusi zat teriarut
X serbuk untuk karakteristik keadaan padat dalam fase padat dan cair.
senyawa farmasetik. Sangat bermanfaat untuk Dengan anggapan bahwa rentang suhu adalah sempit
menegaskan transisis seperti sebagai dan tidak ada larutan padatan yang terbentuk (KD = 0),
melelehlmelebur, penghabluran kembali, dan integrasi persamaan Vant Hoff menghasiikan hubungan
transformasi keadaan padat menggunakan teknik antara fraksi moi dari cemaran dan penurunan suhu
visual. "hot-stage microscopy" hams dikalibrasi iebur benikut mi:
untuk suhu.
(T0 Tm )ISR1
ANALISIS CEMARAN EUTEKTIK (2)
RT
Prinsip dari metode kemurnian secara kalorimetri
adalah adanya hubungan antara penurunan suhu To = suhu lebur senyawa murni dalam °K, dan
lebur dan suhu beku, dengan tingkat cemaran. T. = suhu lebur contoh yang uji dalam °K.
Leburnya suatu senyawa ditandai dengan
penyerapan panas peleburan laten AHf, pada suhu Dengan tidak adanya pembentukan larutan fase padat,
spesifik, T0. Secara teoritis, transisi peleburan untuk kadar cemaran dalam fase cain path suatu suhu selama
senyawa hablur murni mutlak akan terjadi dalam peleburan berbanding terbalik dengan fraksi yang
rentang yang sangat sempit. Pelebaran jarak lebur, melebur pada suhu tersebut dan penurunan suhu lebur
yang disebabkan cemaran, memberikan kriteria berbanding lurus dengan fraksi mol cemaran.
kemurnian yang peka. Efek itu nyata secara visual Gambar hubungan suhu contoh uji yang diamati, T,,
dengan mengamati termogram contoh yang berbeda terhadap kebalikan fraksi yang melebur, 1/F, pada
beberapa per sepuiuh persen daiam kandungan cemaran. suhu T3, akan menghasiikan garis iurus dengan
Bahan dengan kemurnian 99%, meieleh lebih kurang kemiringan yang sama dengan penurunan suhu iebur
20% pada suhu 3 0 di bawah titik lebur bahan murni (T o Tm). Suhu lebur senyawa mumi secara teoritis
(lihat gambar yang disertakan). diperoleh dengan ekstrapolasi padal/F = 0;

- RT02X 2 (1/F)
Terrnogram yang terganggu,nenggmnbarkan (3)
p.ngarh e.maan pad& b.ntuk puncak I.bur OSC uHf
Temparstur

Penggantian harga T0 - Tm , AHf dan To hasil percobaan


dalam persamaan 2 menghasilkan fraksi mol dan
jumlah cemanan eutetik, yang bila dikalikan 100
memberikan persentase mol jumiah cemanan eutektik.
Penyimpangan dari kurva linier teoritis disebabkan
karena pembentukan ianutan padat (KD i4 0), sehingga
hams berhati-hati dalam menginterpretasi data.
Untuk mengamati efek linier kadar cemanan terhadap
penurunan suhu iebur, cemaran hams iarut daiam fase
cain atau leburan senyawa tetapi tidak larut dalam fase
padatan, artinya tidak terbentuk larutan fase padat.
Parameter peieburan (janak iebur, AH1 dan kemurnian Untuk dapat larut dalam lebunan diperiukan beberapa
eutektik yang dihitung) diperoleh dari termogram suatu kesamaan kimiawi. Sebagai contoh, adanya senyawa
peristiwa melebur tunggai menggunakan contoh uji ionik dalam senyawa organik netrai dan adanya
peruraian termal mungcin tidak tercerniin dalam
-1494-

perkiraan kemurnian. Pembatasan teori baru hanya atau membenikan hasil yang tidak absah. Diharapkan
sebagian yang telah diteliti. bahwa sebagian besar sediaan akan memenuhi
Cemaran yang berasal dari jalur sintesis sering minip persyaratan atas dasar uji pengaburan cahaya saja, tetapi
dengan produk akhir, sebab itu biasanya tidak mungkin juga sediaan tertentu memerlukan pengujian
merupalcan masalah kelarutan dalam leburan. Cemaran dengan uji pengaburan cahaya yang diikuti dengan uji
dengan molekul-molekul yang sama bentuknya, ukuran mikroskopik untuk memastikan kesesuaian terhadap
dan sifat-sifatnya seperti komponen utama dapat pas ke persyaratan.
dalam matriks komponen utama tanpa gangguan dan Semua injeksi volume besar untuk infus dosis tunggal
kisi-kisi, pembentukan larutan padatan atau inklusi; dan injeksi volume kecil yang monografinya
cemaran seperti itu tidak terdeteksi oleh DSC. Perkiraan menetapkan persyaratan, harus memenuhi batas bahan
kemurnian dapat tenlalu tinggi dalam kasus seperti itu. partikulat seperti tertera pada uji yang digunakan,
Hal mi lebih umum pada hablur yang kurang teratur seperti kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
yang ditunjukkan oleh panas peleburan yang rendah. monografi. Injeksi yang dimaksudkan hanya untuk
Tingkat cemaran yang dihitung dari termogram adalah penggunaan intramuskular dan subkutan dikecualikan
berulang dan keandalannya mungkin dalam batas 0,1% dari persyanatan pada bab mi.
untuk senyawa ideal. Penetapan suhu lebur dengan Tidak semua formulasi injeksi dapat diamati partikelnya
"Scanning calorimetry" memiliki reprodusibilitas dengan salah satu atau kedua cara penigujian tersebut.
dengan simpangan baku lebih kurang 0,2°. Kalibrasi Tiap produk yang bukan larutan sempurna, yang
terhadap baku dapat memberikan akurasi lebih kurang kejernihan dan viskositasnya menyerupai air, dapat
1° untuk suhu lebur, sehingga teknik mi dapat menghasilkan data yang menyimpang pada pemeniksaan
dibandingkan terhadap prosedur lain. dengan metode penghitungan pengaburan cahaya. Bahan
Senyawa dalam bentuk polimorf tidak dapat digunakan demikian dapat diperiksa dengan metode mikroskopik.
dalain penetapan kemurnian kecuali senyawa diubab Contoh, emulsi, koloid, dan sediaan liposom. Demikian
seluruhnya menjadi satu bentuk. Sebaliknya DSC dan pula, produk yang menghasilkan udara atau gelembung
DTA selalu berguna untuk deteksi, oleh karena itu juga gas jika dimasukkan ke dalam sensor, misalnya formula
dapat digunakan untuk pemantauan polimorfisma. dapar bikarbonat, juga memenlukan pengujian
mikroskopik. Jika terjadi keraguan pada penerapan
Prosedur Prosedur aktual dan perhitungan yang metode pengujian, sebagai acuan digunakan metode
digunakan tergantung pada instrumen yang yang tertera pada masing-masing monografi. Batas yang
digunakan. Lihat pustaka pabrik dan atau pustaka lebih tinggi sesuai untuk sediaan tertentu dan akan
analisis termal untuk mendapatkan teknik yang diuraikan dalam masing-masing monografi.
tepat untuk alat tertentu. Perlu diperhatikan Pada beberapa keadaan, viskositas bahan uji mungkin
keterbatasan yang berasal dan pembentukan larutan cukup tinggi, sehingga menghalangi pemeriksaan
padatan, ketakiarutan dalam leburan, polimorfisma dengan kedua metode pengujian. Dalam hal mi dapat
dan peruraian selama analisis. dibuat pengenceran kuantitatif sepenlunya dengan
pengencer yang sesuai untuk menurunkan viskositas,
BAHAN PARTIKIJLAT DALAM II4JEKSI <751> sehingga pemeniksaan dapat dilakukan.
Path uji yang diuraikan di bawah mi, untuk injeksi volume
Bahan partikulat berupa zat asing yang bergerak dan besar dan injeksi volume kecil, hasil yang diperoleh dan
asalnya tidak tentu, kecuali gelembung gas, yang tidak pengamatan unit tersendini atau kelompok unit terhadap
dapat dikuantitasi dengan analisis kimia karena jumlah bahan partikulat, tidak dapat diekstrapolasikan dengan
materinya yang kecil dan komposisi yang heterogen. pasti pada unit lain yang tidak diuji.
Larutan injeksi, termasuk larutan yang dikonstitusikan Rancangan pengambilan sampel yang memenuhi syarat
dari zat padat steril untuk penggunaan parenteral, harus secara statistik berdasarkan sejumlah faktor operasional
bebas dari partikel yang dapat diamati pada pemeriksaan yang diketahui, harus dikembangkan jika akan ditanik
secara visual. Pengujian yang disebutkan di sini adalah kesimpulan yang absah dari data yang teramati untuk
uji fisika yang bertujuan menghitung partikel asing menentukan tingkat bahan partikulat pada sekelompok
subvisibel dalam rentang ukuran tertentu. besar unit. Rancangan pengambilan sampel harus
Prosedur mikroskopik dan pengaburan cahaya untuk didasarkan atas pertimbangan volume produk,
penetapan bahan partikulat diuraikan di sini. Bab mi banyaknya partikel yang secana histonis ditemukan
memberikan pendekatan pengujian dua tahap. Larutan dibandingkan dengan batas yang ditentukan, distnibusi
injeksi mula-mula diuji dengan prosedur pengaburan ukuran partikel-partikel yang ada dan variabilitas
cahaya (tahap 1). Jika tidak memenuhi batas yang banyaknya pantikel antar unit.
ditetapkan, larutan uji harus memenuhi prosedur
mikroskopik (tahap 2) dengan batas-batas tersendiri. Jika UJI HITUNG PARTIKEL SECARA
larutan uji, karena alasan teknis, tidak dapat diuji secara PENGABURAN CAHAYA
pengaburan cahaya, dapat digunakan pengujian
mikroskopik saja. Dalam tiap kasus diperlukan Baku Pein banding Fl - Hitung Partikel BPFI
dokumentasi yang menunjukkan bahwa prosedur Uji mi dapat digunakan untuk injeksi volume besar yang
pengaburan cahaya tidak mampu menguji larutan injeksi, menurut etiket benisi lebih dani 100 ml, kecuali
- 1495 -

dinyatakan lain pada masing-masing monografi. Pada uji khusus untuk kalibrasi atau pembakuan sistem instrumen
mi dihitung partikel tersuspensi, padat ataupun cair. Uji tertentu. Pendekatan mi tampak pada uraian kalibrasi,
mi juga dapat digunakan untuk injeksi volume kecil yang hams mempertimbangkan metode manual maupun
dosis tunggal atau dosis ganda yang menurut etiket berisi metode yang berdasarkan perangkat keras, perangkat
100 ml atau kurang, dalam larutan atau dalam larutan lunak, atau penggunaan alat uji elektronik. Kualifikasi
yang dikonstitusikan dari zat padat steril, jika uji bahan instrumen yang sesuai sangat penting agar kineia
partikulat dipersyaratkan path masing-masing monografi. pengujian memenuhi persyaratan. Karena dapat
Produk yang dalam monografinya mempersyaratkan digunakan instrumen dengan merk yang berbeda-beda,
penandaan bahwa produk tersebut dapat digunakan dengan pemakai bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
penyaringan akhir, dikecualikan dari persyaratan mi. penghitung yang digunakan beroperasi sesuai dengan
petunjuk khusus dari pabriknya; pninsip yang hams
Peralatan diikuti untuk memastikan bahwa instrumen beroperasi
dalam batas-batas yang dapat diterima ditetapkan di
Merupakan sistem elektronik, penghitung partikel yang bawah mi.
ada dalam cairan, yang memanfaatkan sensor Informasi benikut untuk pembakuan instrumen
pengaburan cahaya beserta perangkat pengumpan membantu memastikan bahwa akurasi volume sampel,
sampel yang sesuai. Beragam alat sejenis mi yang sesuai laju aliran sampel, kurva respon ukuran partikel, resolusi
dapat diperoleh secara komersi al. Pelaksana pengujian sensor dan akurasi penghitungan sesuai dengan kinerja
bertanggung jawab untuk memastikan kesesuaian uji. Lakukan prosedur mi dengan selang waktu tidak
parameter operasional peralatan dengan akurasi dan lebih dani enam bulan.
presisi hasil uji yang diperlukan dan untuk memberikan
pelatihan yang memadai kepada pelaksana teknis
AKURASI VOLUME SAMPEL
pengujian.
Perlu dicatat tujuan akhir pada uji farmakope, bahwa
Karena banyaknya partikel dalam sejumlah sampel
penghitung partikel mampu menilai ukuran dan
berbanding lunus dengan volume cairan sampel, perlu
menghitung jumlah partikel dalam larutan injeksi yang
diketahui bahwa akurasi pengambilan sampel ada dalam
diuji secara reprodusibel. Peralatan yang tersedia
rentang tertentu. Untuk penetapan volume sampel,
berkisar dari sistem yang menggunakan kalibrasi dan tetapkan volume kosong (tara) pengumpan sampel
pembakuan secara manual, hingga sistem canggih yang
dengan air suling atau air deionisasi yang telah disaring
menggabungkan perangkat keras dan perangkat lunak melalui saningan dengan porositas 1,2 jim atau lebih
untuk prosedur pembakuan. Jadi, tidak mungkin kecil. Pindahkan volume tertentu air suling atau air
menetapkan metode yang pasti untuk standanisasi alat, deionisasi yang telah disaring, yang lebih besar dan
perlu ditekankan bahwa hasil akhir lebih diperlukan pada volume sampel ke dalam wadah, dan timbang. Ambil
prosedur standarisasi, dari pada metode untuk mencapai sejumlah volume sampel menggunakan alat yang sesuai
hasil tersebut. Bagian mi dimaksudkan untuk melalui alat pengumpan sampel dan timbang lagi
menekankan kniteria yang harus dipenuhi oleh sistem wadahnya. Tetapkan volume sampel dengan mengurangi
dari pada metode khusus untuk penetapannya. volume tara dari gabungan volume sampel dan tara.
Pemakai bertanggung jawab untuk menerapkan berbagai Pastikan bahwa nilai yang diperoleh dalam batas 5 %
metode standarisasi yang tepat untuk alat tertentu. dari volume sampel yang sesuai untuk pengujian.
Kriteria operasional yang kritis terdiri dari hal benikut. Altennatif lain, volume sampel dapat ditetapkan dengan
Batas Konsentrasi Sensor Gunakan alat dengan yang gelas ukur kelas A yang sesuai (lihat Peralatan
batas konsentrasi (jumlah maksimum partikel per ml), Volumetrik) [Catatan Instrumen jenis mi memerlukan
yang ditetapkan oleh pabrik, lebih besar dari konsentrasi volume tara yang bervariasi. Volume tara adalah
partikel dalam bahan uji. Batas konsentrasi yang banyaknya sampel yang diambil sebelum penghitungan.
ditetapkan oleh pabrik untuk suatu sensor dinyatakan Volume tersebut dapat ditetapkan untuk alat pengambil
sebagai tingkat penghitungan yang menghasilkan sampel yang beroperasi dengan penyemprot, dengan
penghitungan kebetulan akibat adanya dua atau lebih cara mengatur volume sampel sama dengan no!,
partikel dalam volume yang dicakup oleh sensor, kurang kemudian sampel diambil sehingga volume larutan yang
dan 10% dari jumlah partikel berukuran 10 j.tm yang terambil hanyalah volume tara. Untuk menetapkan
terhitung. volume sampel, kurangi volume tara dari total volume
larutan yang diambil pada sikius pengambilan sampel.]
Rentang Dinamik Sensor Rentang dinamik alat yang
digunakan (rentang ukuran partikel yang dapat diukur LAJU ALIR SAMPEL
dan dihitung) harus mencakup ukuran partikel terkecil
yang akan dihitung dalam bahan uji. Pastikan bahwa laju alir dalam batas spesifikasi pabnik
untuk sensor yang digunakan. Hal mi dapat dicapai
Pembakuan Instrumen dengan menggunakan stopwatch yang terkalibrasi untuk
mengukur waktu yang dibutuhkan instrumen untuk
Pembahasan benikut mengenai pembakuan instrumen mengambil dan menghitung volume sampel tertentu
menekankan pada kriteria kinerja dari pada metode (yaitu waktu antara awal dan akhir siklus penghitungan
-1496-

sebagaimana yang dinyatakan oleh lampu indikator Metode Otomatis Kurva kalibrasi (respon ukuran)
instrumen atau dengan cara lain). Sensor dapat dapat ditetapkan untuk sistem instrumen-sensor dengan
dioperasikan secara akurat dalam rentang laju alir menggunakan perangkat lunak validasi yang disediakan
tertentu. Laksanakan Prosedur Pengujian pada laju alir oleh pabrik instrumen; perangkat lunak tersebut
yang sama seperti pada kalibrasi instrumen. mungkin merupakan bagian dari perangkat lunak
instrumen atau digunakan dalam rangkaian dengan
KALIBRASI mikrokomputer yang dihubungkan dengan alat
penghitung. Penggunaan metode otomatis mi tepat, jika
Gunakan salah satu metode berikut. pabrik memberikan pernyataan tertulis bahwa perangkat
Metode Manual Kalibrasi instrumen dengan lunaknya menghasilkan kurva respon setara dengan hasil
sekurang-kurangnya tiga kalibrator, masing-masing metode manual, bila diperlukan akan divalidasi oleh
terdiri atas butiran polistiren berukuran hampir sama pemakai.
dengan diameter lebih kurang 10, 15, dan 25 j.tm dalam
pembawa air. Butiran kalibrator harus mempunyai Metode Elektronik Tetapkan bagian tengah saluran
diameter rata-rata dalam batas 5 % dari diameter dari respon penghitung partikel untuk masing-masing
nominal sebesar 10, 15, dan 25 gm dan harus dibakukan suspensi baku, menggunakan penganalisis tinggi puncak
terhadap bahan yang mampu telusur terhadap bahan multisaluran. Pengaturan tegangan puncak tersebut
pembanding baku NIST. Banyaknya butiran yang menjadi ambang yang digunakan untuk perhitungan
terhitung hams dalam batas konsentrasi sensor. Buat k.urva respon tegangan dari instrumen. Suspensi baku
suspensi butiran kalibrator dalam air dengan konsentrasi yang digunakan untuk kalibrasi diukur secara berurutan,
1000 - 5000 partikel per ml, dan tetapkan pengaturan dan ditetapkan masing-masing nilai tengah denyut
saluran yang berhubungan dengan pengaturan tegangan. Ambang tersebut kemudian digunakan untuk
penghitungan tertinggi untuk distribusi butiran. menghasilkan kurva respon ukuran secara manual atau
Penetapan dilakukan menggunakan pengaturan ambang dengan perangkat lunak yang biasa digunakan. Ambang
penghitungan tertinggi untuk membagi distribusi ke yang ditetapkan dari data penganalisis multisaluran
dalam dua wadah yang mengandung jumlah hasil hitung kemudian dipindahkan ke penghitung untuk melengkapi
yang sama, sedangkan instrumen diatur dalam kalibrasi. Jika prosedur penggunaan instrumen
penghitungan diferensial (metode "moving window half- berdasarkan komparator, maka penghitung sebelumnya
count"). Untuk perhitungan hanya digunakan bagian hams disesuaikan secara tepat.
tengah dari distribusi untuk mencegah masuknya bagian
asimetris dari puncak. Bagian dari distribusi yang hams RESOLUSI SENSOR
dibagi sama besar adalah bingkai penghitungan. Bingkai
terikat pada pengaturan ambang yang akan menetapkan Resolusi ukuran partikel dari instrumen penghitung
bingkai tegangan ambang pada ±20% dari diameter rata- partikel bergantung kepada sensor yang digunakan dan
rata butiran uji. Bingkai diharapkan mencakup semua dapat berbeda dengan sensor lain dengan model yang
butiran tunggal, dengan memperhatikan simpangan baku sama. Tetapkan resolusi penghitung partikel untuk
butiran dan resolusi sensor, sedangkan noise dan partikel berukuran 10 tm menggunakan butiran
gabungan butiran tidak tercakup. Nilai 20% dipilih kalibrator 10 tm. Simpangan baku relatif dari distribusi
berdasarkan resolusi sensor terburuk sebesar 10% dan ukuran pantikel baku yang digunakan tidak Iebih dan
simpangan baku butiran terburuk sebesar 10%. Karena 5%. Metode yang dapat diterima untuk menetapkan
ambang sebanding dengan luas butiran dan pada resolusi ukuran partikel adalah: (1) penetapan secara
diametemya, pengaturan tegangan rendah dan tinggi manual besarnya pelebaran puncak akibat respon
ditetapkan menurut persamaan berikut: instrumen; (2) menggunakan metode elektronik untuk
mengukur dan memilih luaran tegangan sensor partikel
YL = 0,64 vs dengan penganalisis multi saluran; dan (3) metode
otomatis.
VL adalah pengaturan tegangan bawah; V 5 adalah
tegangan pada bagian tengah puncak; dan Metode Manual Atur penghitung partikel agar
bekerja dalam moda kumulatif atau moda hitting total.
VU = 1,44 vs Tetapkan tegangan ambang untuk bola 10 j.tm, mengacu
kepada kurva kalibrasi yang telah diperoleh sebelumnya.
Vu adalah pengaturan tegangan atas. Atur 3 saluran alat penghitung yang digunakan pada
prosedur kalibrasi sebagai benikut:
Jika nilai ambang tengah puncak telah ditetapkan, Saluran I diatur untuk 90% dari tegangan ambang
ambang tersebut dapat digunakan sebagai baku, untuk Saluran 2 diatur untuk tegangan ambang
membuat regresi log tegangan terhadap log ukuran Saluran 3 diatur untuk 110% dari tegangan ambang
pantikel; dari regresi tersebut dapat ditetapkan Alirkan sampel melalui sensor, amati penghitungan pada
pengaturan instrumen untuk ukuran 10 dan 25 gm. Saluran 2. Jika penghitungan partikel di saluran tersebut
telah mencapai lebih kurang 1000, hentikan
penghitungan, dan amati hasil hitungan di Saluran I dan
- 1497 -

3. Pastikan bahwa hasil hitungan di Saluran 1 dan Saluran AKURASI PENGHITUNGAN PARTIKEL
3 masing-masing 1,68±10% dan 0,32±10% dari hasil Tetapkan akurasi penghitungan partikel dari instrumen,
hitungan di Saluran 2. Jika nilai tersebut belum menggunakan Metode 1 (untuk injeksi volume kecil) atau
terpenuhi, sesuaikan ambang Saluran I dan Saluran 3 Metode 2 (untuk injeksi volume besar).
sehingga memenuhi kriteria tersebut. Jika kriteria
tersebut telah terpenuhi, alirkan sampel suspensi melalui Metode I
alat penghitung sampai penghitungan di Saluran 2 Prosedur Buat suspensi dan blangko, menggunakan
mencapai lebih kurang 10.000, atau sampai sejumlah baku Hitung Partikel BPFI. Lakukan penghitungan pada
volume yang sesuai (misalnya 10 ml) dari suspensi pengaturan lebih besar atau sama dengan 10 pm dan
butiran telah dihitung. Periksa bahwa hasil hitungan di lebih besar atau sama dengan 15 rim, instrumen diatur
Saluran I dan Saluran 3 masing-masing 1,68±3% dan untuk menghitung dalam moda kumulatif (total).
0,32±3% dari hasil hitungan di Saluran 2. Campur blangko dengan cara membalikkan 25 kali
Catat ukuran partikel pada ambang yang ditetapkan dalam 10 detik dan awaudarakan campunan dengan cana
untuk Saluran 1, 2, dan 3. Kurangi ukuran partikel untuk sonikasi (pada 80 - 120 watt) selama 30 detik atau
Saluran 2 dari ukuran partikel Saluran 3. Kurangi dengan cara mendiamkannya. Buka penutup wadah,
ukuran partikel untuk Saluran 1 dari ukuran partikel aduk isinya perlahan-lahan dengan gerakan tangan atau
Saluran 2. Nilai yang ditetapkan dengan cara mi adalah secara mekanis, jaga agar gelembung udara atau
simpangan baku yang teramati pada sisi positif dan cemaran tidak masuk. Aduk terus-menerus sepanjang
negatif dari nilai hitung rata-rata untuk baku 10 run. analisis. Ambil langsung dan wadah, berturut-tunut tiga
Hitung persentase resolusi sensor dengan rumus: bagian volume masing-masing tidak kurang dari 5 ml,

( _c,
1001 I
I2 q2

D
lakukan penghitungan partikel dan buang data dan
bagian pertama. [Catatan Selesaikan prosedur dalam
5 men it.] Ulangi prosedun menggunakan suspensi
sebagai pengganti blangko. Menggunakan rata-rata hasil
hitung dari analisis dua bagian suspensi pada tingkat
So adalah simpangan baku tertinggi pengamatan untuk lebih besan atau sama dengan 10 tni dan dani analisis
butiran, Ss adalah simpangan baku butiran menurut dua bagian blangko pada tingkat lebih besar atau sama
pabrik, D adalah diameter butiran dalam satuan tm dengan 10 gm, hitung banyaknya partikel dalam tiap ml,
menurut pabrik. Resolusi tidak lebih dan 10%. dengan rumus,

Metode Otomatis Untuk beberapa alat penghitung P P


,

tersedia perangkat lunak yang memungkinkan penetapan


resolusi sensor secara otomatis. Perangkat lunak tersebut
dapat merupakan bagian dari instrumen atau digunakan Ps adalah rata-rata hasil hitung partikel pada suspensi;
dalam rangkaian dengan mikrokomputer yang dihubungkan PB adalah rata-rata hasil hitung partikel pada blangko;
dengan alat penghitung. Penggunaan metode otomatis mi dan V adalah rata-rata volume dalam ml dan 4 bagian
tepat, jika pabnik membenikan pemyataan tertulis bahwa yang diuji. Ulangi perhitungan, menggunakan hasil yang
perangkat lunak tersebut menghasilkan penetapan diperoleh pada pengaturan tidak kunang dari 15 pm,
resolusi yang setara dengan hasil menggunakan metode Interpretasi Instrumen memenuhi persyaratan Akurasi
manual dan jika penetapan resolusi otomatis divalidasi Penghitungan Partikel, bilamana hasil hitung yang
secara semestinya oleh pemakai. diperoleh pada tingkat lebih besar atau sama dengan
10 pm dan rasio hasil hitung pada tingkat lebih besar
Metode Elektronik Catat distribusi luaran tegangan atau sama dengan 10 pm tenhadap hasil hitung pada
dari sensor partikel, menggunakan penganalisis multi tingkat lebih besar atau sama dengan 15 pm sesuai
saluran sambil memeriksa suspensi partikel baku dengan nilai yang terdapat pada baku Hirung Partikel
berukuran 10 rim. Untuk menetapkan resolusi, kursor BPFJ. Jika instrumen tidak memenuhi persyanatan
pada penganalisis multisaluran digerakkan naik turun Akurasi Penghitungan Partikel, ulangi pnosedun
pada skala potensial listnik dari nilai tengah denyut menggunakan suspensi dan blangko yang tersisa. Jika
tegangan untuk menemukan saluran pada kedua sisi hasil uji kedua berada dalam batas tersebut di atas,
puncak 10 pm yang mencatat hasil hitung lebih kurang instrumen memenuhi persyaratan uji Akurasi
61% dari hasil hitung di saluran tengah. Penggunaan Penghitungan Partikel. Jika pada percobaan kedua
kurva respon ukuran penghitung untuk konversi nilai instrument tidak memenuhi persyaratan uji, tetapkan dan
mV kedua saluran tersebut menjadi ukuran partikel perbaiki sumber kegagalan, dan ulangi pengujian
dalam rentang 1 kali simpangan baku dari baku 10 Rm. instrumen.
Gunakan nilai tersebut untuk menghitung resolusi seperti
tertera pada Metode Manual. Metode II
Prosedur Menggunakan butinan kalibrator baku
dengan diameter nominal 15 - 30 pm, buat suspensi yang
mengandung antara 50 - 200 pantikel per ml. Awaudarakan
suspensi dengan cara sonikasi (pada 80 - 120 watt)
- 1498 -

selama 30 detik atau dengan cara mendiamkannya. gabungan sampel 10 ml, maka lingkungan tidak sesuai
Suspensikan partikel dengan pengadukan hati-hati dan untuk analisis partikel: air suling atau air deionisasi
lakukan penghitungan lima kali pada susperisi bervolume yang tersaning dan alat gelas tidak dipersiapkan dengan
5 ml, menggunakan ambang berukuran 10 tm dan baik atau alat penghitung memberikan basil yang palsu.
penghitung partikel. Diperoleh basil hitung partikel Dalam hal ini, ulangi langkah-langkah persiapan sampai
kumulatif rata-rata per ml. Pipet sejumlah volume kondisi analisis sesuai untuk pengujian.
suspensi tersebut yang mengandung 250 - 500 partikel
ke dalam corong penyaring yang dibuat seperti tertera Prosedur Pengujian
pada Peralatan Penyaringandalam Uji Hitung Partikel Persiapan pengujian Siapkan bahan uji dengan urutan
Mikroskopik. Setelah membran dikeringkan, hitung sebagai berikut. Di luar lapisan penutup, lepaskan
jumlah total butiran baku yang terkumpul pada penutup luar, pita segel dan semua etiket kertas yang
penyaring membran. Hasil hitung tersebut harus berada dapat terlepas. Bilas bagian luar wadah dengan air
dalam batas 20% dari basil hitung instrumental rata-rata suling atau air deionisasi yang tersaning seperti tertera
per ml untuk suspensi tersebut. pada Lingkungan Pengujian. Lindungi wadah dan
cemaran sekitarnya hingga analisis selesai dilakukan
Lingkungan Pengujian Keluarkan isi wadah yang diuji dengan cara yang
Lakukan pengujian dalam lingkungan yang tidak mempunyai kemungkinan paling kecil menghasilkan
melepaskan bahan partikulat dalam jumlah yang partikel yang dapat masuk ke dalam sampel. Isi wadah
bermakna. Contoh-contoh hams dibersihkan sedemikian yang penutupnya dapat dilepas, dapat dikeluarkan
sehingga tingkat pertambahan partikel tidak langsung dengan cara membuka penutupnya. Alat
memberikan pengaruh yang nyata terhadap basil pengambil sampel yang mempunyai jarum yang dapat
pengujian. Sebaiknya bahan uji, alat gelas, penutup, dan menembus penutup dapat pula digunakan. Sampel dan
peralatan lain yang diperlukan, dipersiapkan dalam produk yang dikemas dalam wadah plastik lentur dapat
lingkungan yang terlindung oleh penyaring udara diambil dengan cara memotong mulut atau salah satu
partikulat berefisiensi tinggi (HEPA), dan selama sudut wadah dengan pisau atau gunting bersih yang
penyiapan sampel digunakan pakaian serta sarung sesuai.
tangan yang tidak melepaskan partikel. Produk kering atau beku kering dapat dikonstitusikan
Bersihkan alat gelas, penutup, dan peralatan lain yang dengan cara membuka penutupnya untuk menambahkan
diperlukan, sebaiknya dengan cara merendam dan pengencer atau dengan cara menyuntikkan pengencer
menyikat dalam larutan detergen nonionik hangat. Bilas dengan alat suntik hipodermik dengan penyaring alat
dengan air mengalir, dan bilas ulang dengan air suling suntik berukuran 1,2 gm atau lebih kecil. Jika bahan uji
atau air deionisasi tersaning yang mengalir. Untuk hams digabung, buka penutupnya dan tuang isinya ke
membantu pembersihan dapat digunakan pelarut dalam wadah bersih.
organik. [Catatan Langkah-langkah mi merupakan Suatu bets atau kelompok unit yang diwakili oleh bahan
salah satu cara membersihkan peralatan; cara lain, uji memenuhi atau melampaui batas, ditentukan oleh
peralatan bebas partikel dapat diperoleh dari pabrik banyaknya bahan uji yang cukup untuk menghasilkan
yang sesuai.J Akhirnya, bilas peralatan dengan air suling penilaian yang andal secana statistik. Jika volume wadah
atau air deionisasi yang tersaring, menggunakan alat kurang dari 25 ml, lakukan pengujian dengan cana
penyemprot manual bertekanan dengan penyaring akhir menggabungkan volume dari 10 unit atau lebih. Unit
atau sumber lain air tersaring yang sesuai, seperti air injeksi tunggal volume kecil dapat diuji tersendiri, jika
suling atau air deionisasi yang dialirkan melalui volume unit individualnya 25 ml atau lebih. Untuk
penyaning dengan porositas 1,2 pm atau lebih kecil. injeksi volume besar, lakukan pengujian terhadap tiap
Untuk mengumpulkan hasil penghitungan blangko, unit individual. Untuk injeksi volume besar atau injeksi
gunakan bejana bersih dengan jenis dan volume yang volume kecil dengan volume unit individual 25 ml atau
setara dengan bejana yang digunakan pada pengujian. lebih, dapat diuji kurang dari 10 unit, berdasarkan
Tuang 50 ml air suling atau air deionisasi yang tersaring ketentuan rencana pengambilan sampel yang sesuai.
ke dalam bejana, dan aduk sampel air dalam alat gelas
yang bersih tersebut dengan cara membolak-balikkan PENETAPAN PRODUK
atau menggoyang. [Catatan Volume yang lebih kecil
dapat digunakan, disesuaikan dengan bahan yang akan Bergantung kepada bentuk sediaan yang diuji, lakukan
dihitung.] Awaudarakan dengan cara sonikasi (pada menurut petunjuk untuk kelompok yang sesuai di bawah
80 - 120 watt) selama Iebih kurang 30 detik atau dengan mi.
cara mendiamkannya. Goyang bejana berisi sampel air
secara manual atau aduk secara mekanis agar partikel Sediaan Cair
tersuspensi. Ambil dan lakukan penghitungan partikel Volume dalam Wadah Kunang dari 25 ml Siapkan
berturut-turut terhadap tiga sampel dengan volume wadah-wadah seperti tertera pada Pensiapan Pengujian.
masing-masing tidak kurang dari 5 ml, abaikan Campur dan suspensikan bahan partikulat dalam tiap
penghitungan pertama. Jika terdapat lebih dan unit dengan membalikkan unit 20 kali. [Catatan Kanena
10 partikel berukuran 10 pm atau lebih besar, atau lebih beberapa produk volumenya kecil, diperlukan
dari 2 partikel berukuran 25 pm atau lebih besar, dalam pengocokan lebih kuat supaya partikelnya tersuspensi
- 1499 -

dengan baik.] Ke dalam suatu wadah yang bersih, menurut petunjuk pada etiket dengan perlakuan dan
campurkan isi dari 10 unit atau lebih, untuk pengocokan sedemikian untuk memastikan pencampuran
memperoleh volume tidak kurang dari 20 ml. komponen yang terpisah dan pelarutan obat.
Awaudarakan larutan gabungan dengan cara sonikasi Awaudanakan unit yang diuji dengan cara sonikasi atau
selama lebih kurang 30 detik atau dengan cara dengan cara mendiamkan larutan sampai bebas
mendiamkan larutan sampai bebas gelembung udara. gelembung udara. Lanjutkan menurut petunjuk untuk
Aduk isi wadah perlahan-lahan secara manual atau volume unit sepenti tertera pada Sediaan Cair dan
mekanis, jaga jangan sampai gelembung udara atau lakukan analisis dengan mengambil sekurang-
cemaran masuk. Ambil sekurang-kurangnya tiga alikot, kunangnya tiga alikot, masing-masing volume tidak
masing-masing tidak kurang dari 5 ml, tuang ke dalam kurang dari 5 ml, tuang ke dalam sensor penghitung
sensor penghitung pengaburan cahaya. Buang data dan pengaburan cahaya. Buang data dari bagian pertama.
bagian pertama. [Catatan Untuk beberapa produk, suatu
gabungan dari 15 unit atau lebih diperlukan untuk Produk Berlabel "Kemasan Ruahan untuk Farmasi -
memperoleh volume gabungan yang cukup untuk tiga Tidak untuk Infus Langsung" Lakukan seperti tertera
alikot sampel dengan volume 5 ml. Alikot sampel yang pada Sediaan Cain dengan volume 25 ml atau lebih.
lebih kecil (yaitu kurang dari 5 ml) dapat digunakanjika Hitung hasil uji pada bagian yang setara dengan dosis
hasil penetapan yang diperoleh dengan alikot kecil maksimum yang tertena pada etiket. Misalnya, jika
divalidasi dan hasil penilaiannya menunjukkan volume kemasan ruahan total 100 ml dan volume dosis
kesesuaian bets yang setara dengan hasil yang diperoleh maksimum 10 ml, maka hasil hitung partikel pengaburan
dengan volume alikot 5 ml tersebut di atas.] cahaya rata-rata per ml harus dikalikan 10 untuk
Volume dalam Wadah 25 ml atau Lebih Siapkan memperoleh hasil uji bendasankan dosis maksimum
wadah-wadah seperti tertera pada Persiapan Pengujian. 10 ml. [Catatan Untuk penhitungan hasil uji, bagian
Campur dan suspensikan bahan partikulat dalam tiap dosis maksimum mi dianggap setana dengan isi satu
unit dengan membalikkan unit 20 kali. Awaudarakan wadah penuh.]
larutan dengan cara sonikasi selama lebih kurang
30 detik atau dengan cara mendiamkan larutan sampai Perhitungan
bebas gelembung udara. Lepaskan penutup unit atau
buka wadah dengan cara lain, sehingga alat penghitung Sampel Gabungan (Injeksi Volume Kecil) Rata-
dapat ditempatkan di tengah larutan. Aduk isi wadah ratakan hasil hitung dari dua atau lebih bagian alikot
perlahan-lahan secara manual atau mekanis. Ambil tidak yang dianalisis. Hitung banyaknya partikel dalam tiap
kurang dari tiga alikot, masing-masing volume tidak wadah dengan rumus:
kurang dari 5 ml, tuang ke dalam sensor penghitung
pengaburan cahaya. Buang data dari bagian pertama. PV
VA
Sediaan Kering atau Beku kering Siapkan wadah-
wadah seperti tertera pada Persiapan Pengujian. Buka P adalah hasil hitung partikel rata-rata yang diperoleh
tiap wadah, jaga agar penutup atau proses membuka dani bagian yang dianalisis; V1 adalah volume sampel
tidak mencemari. Konstitusikan seperti tertera pada gabungan, dalam ml; VA adalah volume, dalam ml, dan
Penyiapan Pengujian, menggunakan volume air yang tiap bagian yang dianalisis; n adalah banyaknya wadah
telah disaning dan ditetapkan, atau pengencer yang tepat yang digabung.
dan telah disaring jika air tidak sesuai untuk digunakan.
Tutup kembali, dan kocok wadah secara manual Sampel Individual (Injeksi Volume Keel) Rata-
secukupnya untuk memastikan pelarutan obat. [Catatan ratakan hasil hitung yang dipenoleh dari bagian alikot
Untuk beberapa produk kening atau beku kering, wadah 5 ml atau lebih dad tiap unit terpisah yang dianalisis, dan
perlu didiamkan beberapa saw, kemudian dikocok lagi hitung banyaknya partikel dalam tiap wadah dengan
untuk menyempurnakan pelanutan.] Setelah obat dalam rumus:
sampel terkonstitusi larut sempuma, campur dan
suspensikan bahan partikulat yang ada pada tiap unit t2!4
dengan cara membalikkannya 20 kali, sebelum analisis.
Lanjutkan menunut petunjuk untuk volume unit seperti VA
tertera pada Sediaan Cair dan lakukan analisis dengan
mengambil sekurang- kurangnya tiga alikot, masing- P adalah hasil hitung partikel rata-rata yang diperoleh
masing volume tidak kurang dari 5 ml dan tuang ke dari bagian yang dianalisis; V adalah volume, dalam ml,
dalam sensor penghitung pengaburan cahaya. Buang dari unit yang diuji; VA adalah volume, dalam ml, dan
data dari bagian pentama. tiap bagian yang dianalisis.

Produk yang Dikemas dalam Dua Bagian yang Sampel Unit Individual (Injeksi Volume Besar) Rata-
Mengandung Produk Obat dan Pelarut dalam ratakan hasil hitung yang dipenoleh dari dua atau lebih
Bagian Terpisah Siapkan unit-unit yang diuji seperti bagian alikot bervolume 5 ml yang diambil dad unit
tertera pada Persiapan Pengujian. Campur tiap unit
- 1500-

larutan. Hitung banyaknya partikel dalam tiap ml injeksi dengan menguji sampel larutan secara hitung partikel
yang digunakan dengan rumus: pengaburan cahaya.

P Peralatan
Mikroskop Gunakan mikroskop binokuler majemuk
V yang dapat mengoreksi perubahan jarak antar pupil
dengan mempertahankan panjang tabung. Gabungan
P adalab hasil hitting partikel rata-rata untuk sampel lensa objektif dan okuler hams memberikan perbesaran
individual 5 ml atau lebih; V adalah volume, dalam ml, lOO±lOx. Objektif hams memberikan perbesaran
dari bagian yang digunakan. nominal 10 x, berupa lensa akromat planar atau bermutu
lebih baik, dengan apertur numerik minimum 0,25.
Untuk semua jenis produk, jika bahan yang diuji Selain itu, objektif hams kompatibel dengan alat
diencerkan untuk menurunkan viskositas, faktor pelengkap lampu penerang episkopik. Okuler hams
pengenceran hams diperhitungkan dalam perhitungan memberikan perbesaran 1 Ox. Selain itu, salah satu okuler
hasil akhir. hams dapat memuat dan terpusat kepada suatu gratikul
okuler. Mikroskop hams mempunyai penggerak mekanis
Interpretasi yang mampu memegang dan melintasi seluruh luas
penyaringan dari penyaring membran berukuran 25 atau
Injeksi memenuhi persyaratan uji, jika menurut 47 mm.
perhitungan banyaknya partikel yang ada dalam tiap unit
tertentu yang diuji atau tiap sampel gabungan yang diuji Lampu penerang Diperlukan dua lampu penerang.
tidak melebihi nilai yang sesuai yang tercantum pada Pertama adalah lampu pembantu yang dapat difokuskan,
Tabel 1. Jika banyaknya partikel rata-rata melebihi batas, eksternal, dapat diatur untuk memberikan cahaya masuk
uji sediaan dengan Uji Hitung Partikel secara yang miring dengan sudut 10 0 200. Kedua adálah lampu
-

Mikroskopik. cerah episkopik yang merupakan bagian internal


mikroskop. Kedua lampu tersebut hams mempunyai
Tabel 1. Hasil Hitting Partikel daya (watt) yang cukup untuk memberikan penerangan
Uji Pengaburan Cahaya yang cerah dan merata dan dapat dilengkapi dengan
filter biru untuk mengunangi kelelahan pemakainya.
~!lOPin 25tm
Injeksi volume kecil 6000 600 perwadah Gratikul Diameter Lingkaran Gunakan gratikul
Injeksi volume besar 25 3 per ml diameter lingkaran (lihat Gambar I) yang disesuaikan
dengan objektif dan okuler model mikroskop, sehingga
UJI HITUNG PARTIKEL lingkaran pengukur dalam batas 2% dari ukuran yang
SECARA MIKROSKOPIK dinyatakan pada bidang meja mikroskop.
Lingkaran besar yang dibagi menjadi 4 kuadran oleh
Uji bahan partikulat secara mikroskopik dapat benang silang disebut bidang pandang gratikul (gralicule
diterapkan pada injeksi volume besar dan injeksi volume field of view GFOV). Lingkaran transpanan dan hitam
-

kecil. Uji mi menghitung bahan partikulat subvisibel, dengan diameter 10 I.tm dan 25 pm pada perbesaran
pada dasarnya padat, dalam produk-produk mi atas dasar 100 x digunakan sebagai skala pembanding untuk
hitungan per volume atau per wadah, setelah pengukuran partikel.
pengumpulannya pada penyaring membran mikropori.
Beberapa sediaan tidak dapat diuji menggunakan Mikrometer Gunakan mikrometer meja, ditandai
pengaburan cahaya. Dalam kasus demikian, monografi dengan pembagian 10 pm, yang disertifikasi oleh NIST.
hanya menyebut cara penetapan mikroskopik mi.
Larutan yang dikecualikan dari analisis secara penetapan Peralatan Penyaringan Gunakan corong penyaring
mikroskopik disebutkan dalam monografinya. Contoh, yang sesuai untuk volume pengujian, dengan diameter
larutan yang tidak mudah disaring karena viskositas minimum lebih kurang 21 mm. Corong terbuat dan
yang tinggi (misalnya larutan dekstrosa pekat, amilum, plastik, kaca atau baja tahan karat. Gunakan penunjang
atau dekstran). Pada cara penetapan mikroskopik, jangan penyaring terbuat dari kawat baja tahan karat atau kaca
mengukur atau menghitung bahan amorf, semi-cair, atau masir sebagai penyebar penyaringan. Peralatan
yang tidak jelas bentuknya yang tampak seperti bercak penyaringan dilengkapi dengan sumber vakum, penyedia
atau perubahan warna pada permukaan membran. Bahan pelanit yang mampu menyalurkan pelarut yang tersaring
itu hanya sedikit atau tidak timbul pada permukaan dan dengan ukuran tertahan 1,2 .tm atau lebih kecil pada
berbentuk seperti gelatin atau selaput. Oleh karena rentang tekanan 10 80 psi dan penyaning membran (25
-

dalam larutan bahan tersebut terdiri atas unit-unit atau 47 mm berpetak-petak atau tidak, hitam atau abu-
berukuran 1 pm atau lebih kecil, hanya dapat dihitung abu tua, atau dari bahan yang sesuai dengan produk,
setelah teijadi agregasi atau deformasi pada membran dengan porositas 1,0 gm atau lebih kecil). Gunakan
analitik, interpretasi penghitungan dapat dilakukan pinset tumpul untuk memegang penyaring membran.
- 1501 -

PENYIAPAN MIKROSKOP

Letakkan lampu penerang pembantu di dekat meja


Lingkaran GFOV mikroskop, lampu difokuskan sehingga penerangan
terpusat pada daerah tempat membran penyaring pada
Helalan silang meja mikroskop. Atur tinggi lampu sehingga sudut
masuk cahaya 100 - 20 ° terhadap bidang horizontal.
Lingkaran acuan Menggunakan lampu cerah episkopik internal, buka
sepenuhnya diafragma bidang dan apertur. Pusatkan
kawat lampu dan fokuskan mikroskop pada penyaring
yang mengandung partikel-partikel. Atur intensitas
penerangan yang dipantulkan hingga partikel-partikel
Skala linier tampak jelas dan menunjukkan bayangan yang nyata.
Atur intensitas lampu episkopik serendah mungkin,
kemudian tingkatkan intensitas lampu episkopik sampai
bayangan partikel-partikel menunjukkan pengurangan
kontras terkecil yang dapat diamati.
Gambar 1. Gratikul diameter lingkaran.
PENGGUNAAN GRATIKUL
DIAMETER LJNGKARAN
Lingkungan Pengujian

Gunakan lemari laminar atau lemari laminar bertutup Kesalahan relatif gratikul yang digunakan mula-mula
harus diukur dengan mikrometer meja bersertifikat
lain, dengan kapasitas cukup untuk mencakup luas
daerah penyiapan analisis dan mengandung udara yang NIST. Untuk melaksanakannya, tempatkan skala
disaring dengan penyaring HEPA, dengan jumlah mikrometer gratikul dan mikrometer meja sehingga
partikel tidak lebih dari 100 (0,5 I.tm eau lebih besar) per sej ajar. (Bandingkan skalanya, menggunakan sebanyak
kaki kubik. Untuk penetapan blangko, tuang 50 ml air mungkin penanda ukuran pada skala masing-masing.)
suling atau air deionisasi yang telah disaring ke dalam Baca banyaknya pembagian skala gratikul (graticule
corong penyaning. Vakum dan alirkan air seluruhnya scale divisions, GSD), dibandingkan dengan banyaknya
melalui penyaring membran. Lepaskan membran dan pembagian mikrometer meja (stage micrometer
dasar corong penyaning, dan letakkan di atas secarik pita divisions, SMD). Hitung kesalahan relatif dengan rumus
perekat bersisi-dua dalam keping Petri atau cawan Petri.
Setelah membran dibiarkan kering, amati dengan
mikroskop pada perbesaran 100 x. Jika pada daerah
permukaan penyaringan terdapat tidak lebih dan
100
I GSD - SIitID
SMD

20 partikel berukuran 10 pm atau lebih besar dan Kesalahan relatif ±2% dapat ditenima. Teknik dasar
5 partikel berukuran 25 pm atau lebih besar, maka pengukuran yang diterapkan pada penggunaan gratikul
tingkat partikel blangko cukup rendah untuk pelaksanaan diameter lingkaran adalah dengan cara membayangkan
penetapan mikroskopik. atau menganggap bahwa tiap partikel menjadi
Sepanjang pelaksanaan prosedur mi, dianjurkan lingkaran, kemudian membandingkannya dengan
menggunakan sarung tangan bebas serbuk dan alat gelas lingkaran acuan gratikul 10 pm dan 25 gm. Proses
serta peralatan yang sangat bersih. Sebelum melakukan pengukuran dilakukan tanpa membuat partikel itu
pengujian, bersihkan perrnukaan kerja dalam lemari benimpit dengan lingkaran acuan; partikel-partikel tidak
laminar bertutup dengan pelarut yang sesuai. Alat gelas dipindahkan dari tempatnya di dalam bidang pandang
dan peralatan harus dibilas berturut-turut dengan larutan gratikul (lingkaran besar) untuk dibandingkan dengan
detergen bebas-residu yang hangat, air panas, air suling lingkaran acuan. Bandmngkan luas pantikel yang akan
atau air deionisasi yang telah disaring, dan isopropanol. diukur dengan luas lingkaran hitam atau transparan.
[Catatan Sebelum digunakan, alirkan air suling atau air Gunakan luas lingkaran acuan gratikul yang jernih untuk
deionisasi dan isopropanol melalui penyaring dengan mengukur partikel putih atau tnansparan. Gunakan luas
porositas 1,2 pm atau lebih keciL] Lakukan pembilasan lingkaran acuan yang hitam untuk mengukur partikel
di dalam lemari laminar bertutup yang dilengkapi yang gelap.
penyaning HEPA. Biarkan alat gelas dan peralatan Putar gratikul pada okuler mikroskop sebelah kanan
penyaring mengering di dalani lemari tersebut, sebelum sehingga skala linear tenletak di bagian bawah bidang
melakukan kegiatan lain. Sebaiknya lemari HEPA yang pandang, fokuskan pada gratikul dengan cara mengatur
digunakan ditempatkan di ruang terpisah, dilengkapi cincin diopten okuler kanan sambil mengamati contoh di
dengan udara ber-AC yang disaring dan bertekanan luar fokus. Fokuskan mikroskop pada contoh sambil
positif terhadap daerah sekitarnya. mengamati melalui okuler kanan saja. Kemudian, sambil
mengamati melalui okuler kin, atur diopter okuler kini
sehingga terfokuskan pada contoh.
- 1502-

PENYIAPAN PERALATAN PENYARING Hitung Parsial dalam Penghitungan Partikel), jangan


biarkan volume cairan pada corong penyaring turun di
Sebaiknya cuci corong penyaring, dasar penyaring dan bawah setengah volume corong di antara tiap
penyebarnya dalam larutan detergen cair dan air panas. penambahan volume. [Catatan Gunakañ corong
Bilas dengan air panas. Setelah pembilasan dengan air penyaring yang sesuai dengan volume larutan, jika a/can
panas, lakukan pembilasan kedua dengan air suling atau menggunalcan prosedur hitung parsial. Hal mi perlu
deionisasi yang telah disaring, menggunakan pancaran untuk memastikan penyebaran merata partikel-partikel
air bertekanan pada seluruh permukaan luar dan dalam pada membran analitik]
peralatan penyaringan. Ulangi prosedur pembilasan Setelah penambahan larutan terakhir, bilas dinding
bertekanan menggunakan isopropanol yang telah corong dengan cara mengarahkan aliran air suling atau
disaring. Akhirnya, menggunakan alat pembilas deionisasi yang telah disaring bertekanan rendah dengan
bertekanan, bilas peralatan dengan air suling atau gerak melingkari dinding corong dan membilas corong
deionisasi yang telah disaring. dihentikan sebelum volume turun di bawah seperempat
Ambil sehelai penyaring membran dari wadahnya, volume corong. Pertahankan vakum hingga cairan di
menggunakan pinset tumpul yang sangat bersih. corong tidak bersisa.
Gunakan aliran air murni tersaring bertekanan rendah Angkat corong penyaring dari dasar penyaring sambil
untuk mencuci kedua sisi penyaring secara menyeluruh, mempertahankan vakum, kemudian hentikan vakum dan
mulai dari atas dan menyapu bolak-balik ke bawah. angkat membran penyaring dengan pinset tumpul.
Pasang peralatan penyaring yang telah dibersihkan Tempatkan penyaring di dalam cawan Petri atau wadah
dengan alat penyebar di atas dasar penyaring dan sejenis, lekatkan dengan pita perekat bersisi-dua dan
tempatkan penyaring membran yang bersih di atas alat tandai dengan identitas sampel. Biarkan penyaring
penyebar. Tempatkan perlengkapan corong di atas dasar mengering di udara dalam lemari laminar bertutup
penyaring dan katupkan pada tempatnya. dengan penutup yang sedikit terbuka.

Prosedur Pengujian Sediaan Kering atau Beku kering Untuk menguji vial
serbuk kening atau wadah sejenis berisi serbuk obat,
PENYIAPAN PENGUJIAN konstitusikan bahan dengan pelarut sesuai, menggunakan
metode yang paling sedikit memungkinkan masuknya
Lakukan seperti tertera pada Persiapan Pengujian dalam cemaran dan luar, seperti tertera pada Penyiapan
Uji Hitung Partikel secara Pengaburan Cahaya,mulai Pengujian dalam Uji Hitung Partikel secara
dan "Siapkan bahan uji dengan urutan sebagai berikut." Pengaburan Cahaya. Menggunakan gabungan lanutan
sampai dengan "Untuk injeksi volume besar, unit dari 10 unit atau lebih, atau sejumlah unit individual
individualnya yang diuji". Untuk injeksi volume kecil yang diinginkan, lakukan seperti tertera pada Sediaan Cair.
berisi 25 ml atau lebih diuji tersendiri dan untuk injeksi
volume besar, seluruh volume unit diuji. Untuk injeksi Produk yang Dikemas dalam Dua Bagian yang
volume besar atau injeksi volume kecil dengan volume Mengandung Produk Obat dan Pelarut dalam
unit individual 25 ml atau lebih, dapat diuji kurang dan Bagian Terpisah Siapkan tiap unit seperti tertera pada
10 unit, berdasarkan ketentuan rencana pengambilan etiket, kocok secukupnya untuk memastikan
sainpel yang sesuai. pencampuran menyeluruh komponen-komponen yang
terpisah, kemudian lakukan seperti tertera pada Sediaan
PENETAPAN PRODUK Cair.

Bergantung kepada bentuk sediaan yang diuji, lakukan Kemasan Ruahan untuk Farmasi atau Wadah Dosis-
menurut petunjuk untuk kelompok yang sesuai di bawah Ganda Untuk Produk Beretiket "Kemasan Ruahan
mi. untuk Farmasi - Tidak untuk Infus Langsung" atau untuk
Sediaan Cair Campur unit-unit yang akan diuji wadah dosis-ganda, lakukan seperti tertera pada Sediaan
dengan cara membalikkan 20 kali. Buka unit-unit Cair, saning volume unit seluruhnya.
tersebut dengan cara yang menghasilkan sesedikit Hitung hasil uji untuk bagian yang sama dengan dosis
mungkin partikel yang berasal dari lingkungan. Untuk maksimum seperti tertera pada etiket. Anggap bagian mi
produk lcurang dari 25 ml, buka dan gabung isi 10 unit setara dengan isi satu wadah penuh. Misalnya, jika
atau lebih di dalam wadah bersih. Saring unit injeksi volume kemasan ruahan total 100 ml dan dosis
volume besar secara individual. Unit injeksi volume maksimum tercantum 10 ml, maka basil uji hitung
kecil yang volumenya 25 ml atau lebih dapat disaring volume unit total secara mikroskopik harus dikalikan 0,1
sécara individual. untuk memperoleh hasil uji untuk volume dosis 10 ml.
Pindabkan seluruh volume gabungan larutan atau unit [Catatan Untuk perhitungan hasil uji, anggap bagian
tunggal ke dalain corong penyaring, dan vakum. Jika mi setara dengan isi satu wadah penuh].
volume larutan yang akan disaning melebihi volume
corong penyaningan, tambahkan bagian larutan secara
bertahap sampai selurub volume tersaring. Jika akan
digunakan prosedur hitung parsial (lihat Prosedur
- 1503 -

Penghitungan Partikel Pada penghitungan parsial, banyaknya GFOV yang


dihitung biasanya berjumlah 20. Jika hasil yang
Uji secara mikroskopik yang diuraikan di seksi mi diinginkan mempunyai rentang keyakinan yang lebih
bersifat fleksibel, yaitu dapat menghitung partikel dalam kecil, dapat dihitung sejumlah bidang yang lebih besar
contoh yang mengandung 1 partikel per ml maupun dengan jumlah partikel yang lebih banyak. Hitung semua
contoh yang mengandung jauh lebih banyak partikel per partikel dengan diameter lingkar 10 p.m atau lebih besar
ml. Metode mi dapat digunakan dengan cara menghitung dan 25 pm atau lebih besar di dalam GFOV dan yang
semua partikel pada permukaan membran analisis atau menyentuh sisi kanan lingkaran GFOV. Pantikel di luar
dengan cara menghitung hanya partikel-partikel pada GFOV tidak diperhitungkan. Abaikan partikel yang
sebagian permukaan membran. menyentuh sisi kiri lingkaran GFOV. Garis pemisah
antara sisi kanan dan sisi kiri lingkaran GFOV adalah
PROSEDUR PENGHITUNGAN TOTAL benang silang vertikal. [Catatan Ambil kesimpulan
terbaik mengenai uku ran partikel tanpa mengithah
Pada pelaksanaan penghitungan total, bidang pandang perbesaran atau penerangan, mikroskop.]
gratikul (GFOV) yaitu lingkaran besar gratikul diabaikan Untuk melakukan penghitungan parsial partikel pada
dan digunakan benang silang vertikal. Telusuri seluruh membran, dimulai dari tepi tengah kanan daerah
membran dari kiri ke kanan pada jalur yang penyaningan dan mulailah penghitungan pada GFOV
berdampingan dengan jalur sebelumnya. Ulangi yang berdekatan. Jika telah dicapai tepi kiri daerah
prosedur mi dengan gerak dari kiri ke kanan dan kembali penyaringan, pindahlah sam GFOV ke arah atas
ke kiri sampai semua partikel pada membran terhitung. penyaring dan lanjutkan penghitungan GFOV ke arah
Catat banyaknya semua partikel berukuran 10 p.m atau berlawanan. Perpindahan dari GFOV yang sam ke
lebih besar dan banyaknya partikel berukuran 25 gm GFOV berikutnya dapat dilakukan dengan dua cara.
atau lebih besar. Untuk injeksi volume besar, hitung Metode pertama menetapkan suatu patokan (partikel
banyaknya partikel per ml untuk unit yang diuji dengan atau ketidakteraturan pada permukaan penyaring) dan
rumus: bergeser sam GFOV dengan patokan tersebut sebagai
acuan. Metode kedua menggunakan alat pengatur pada
P meja mikroskop untuk bergeser 1 mm antar GFOV.
V Untuk membantu metode kedua, tempatkan pengatur
posisi x dan y di meja mikroskop pada angka bulat pada
P adalah banyaknya semua partikel yang terhitung; posisi awal di tepi kanan tengah daerah penyaningan,
V adalah volume larutan, dalam ml. maka GFOV benikutnya dicapai dengan pergesenan
Untuk injeksi volume kecil, hitung banyaknya partikel pengatur posisi x sebanyak satu satuan bulat. Jika bagian
per wadah dengan rumus: atas clan daenah penyaningan tercapai sebelum diperoleh
jumlah GFOV yang diinginkan, mulailah lagi di tepi
tengah kanan daenah penyaning satu GFOV di bawah
yang pertama. Geserlah ke arah bawah membran, jika
telah dicapai ujung bans GFOV. Lanjutkan seperti
sebelumnya hingga dipenoleh jumlah GFOV yang cukup.
P adalah banyaknya semua partikel yang terhitung; dan Untuk injeksi volume besar, jika digunakan prosedur
n adalah banyaknya unit yang digabung (n = 1, jika penghitungan parsial untuk rentang ukuran 2: 10 p.m dan
digunakan unit individual). 2: 25 gm, hitung banyaknya partikel per ml dengan
rumus:
PROSEDUR PENGHITUNGAN PARSIAL

Jika akan dilaksanakan penghitungan parsial partikel PA T


pada membran, pelaksana analisis pertama-tama hams AV
memastikan bahwa partikel-partikel pada membran
tersebar secara merata. Hal mi dilakukan dengan
P adalah banyaknya partikel yang terhitung; AT adalah
mengamati secara cepat adanya gumpalan partikel.
luas daerah penyaringan membran, dalam mm 2; A
Gumpalan tersebut tidak boleh ada satupun. Hitung
adalah luas daerah parsial yang dihitung, dalarn mm 2,
partikel 10 gm atau lebih besar pada satu GFOV di tepi
didasarkan atas banyaknya bidang gratikul yang
daerah penyaringan dan sam lagi pada bagian tengah
dihitung; dan V adalah volume larutan yang disaring,
membran. Banyaknya partikel ~! 10 im atau lebih besar
dalam ml. Untuk gabungan larutan (unit injeksi volume
di GFOV dengan hasil hitung partikel total tertinggi
kecil yang mengandung kurang dari 25 ml) atau unit
tidak lebih dari dua kali banyaknya partikel di GFOV
tunggal injeksi volume kecil, hitung banyaknya partikel
dengan hasil hitung terendah. Buang penyaring yang
per unit dengan rumus:
tidak memenuhi kniteria tersebut dan siapkan yang lain
jika akan digunakan prosedur penghitungan parsial atau
dengan alternatif, analisis membran dengan metode
PA
penghitungan total. An
-1504-

n adalah banyaknya unit yang dihitung (n = 1, jika Metode III


digunakan unit individual); dan arti lambang lain seperti
disebut di atas. Untuk pembalut bentuk Pita dengan lebar lebih dan
Untuk semua jenis produk, jika bahan uji diencerkan 50 mm, buat potongan sejajar dengan tepi sedemikian
untuk mengurangi viskositas, faktor pengenceran harus sehingga didapat potongan dengan lebar tidak kurang
diperhitungkan pada perhitungan hasil akhir. dari 60 mm dihitung dari pusat pembalut. Kemudian
buang kedua tepi pembalut tersebut sehingga didapat
Interpretasi Injeksi memenuhi persyaratan uji, jika ukuran tepat dengan lebar 50 mm dan panjang 5 mm.
banyaknya partikel yang ada (secara nyata atau menurut Untuk Pita berukuran kurang dari 50 mm, gunakan
perhitungan) dalam tiap unit tertentu yang diuji atau tiap seluruh lebar contoh, hitting hasilnya dibandingkan
sampel gabungan yang diuji tidak melebihi nilai yang terhadap ukuran lebar 50 mm. Siapkan sejumlah
sesuai yang tercantum pada Tabel 2. 5 potong bahan uji dengan ukuran yang sesuai hingga
jarak antara kedua penjepit adalah 200 mm. Jepit
Tabel 2. Hasil Hitung Partikel masing-masing Pita pada mesin berkecepatan antara
Metode Mikroskopik 90 - 110 mm per menit, dan tetapkan beban regang tiap
potongan. Hitung nilai rata-rata.
2-10 4m 2!25i.tm
Injeksi volume kecil 3000 300 perwadah Metode IV
Injeksi volume besar 12 2 per ml
Siapkan 10 potong bahan, tiap potong dengan lebar
50 mm dan panjang yang sesuai hingga jarak antara
BEBAN REGANG MINIMUM <761> kedua penjepit adalah 200 mm. Potong 5 sediaan ke arah
melebar dan 5 sediaan ke arah memanjang, dipotong
Metode I tidak kurang dari 15 mm dari tepi sediaan untuk
menghindani tepi yang terlipat atau tidak tertenun
Siapkan 5 potong uji bahan uji berupa Pita yang sempurna. Jepit masing-masing potongan pada mesin
mewakili sediaan uji, dengan panjang masing-masing dengan kecepatan gerak penjepit antara 90 mm hingga
200 mm dan lebar seperti tidak Iebih dari 25 mm (jika 110 mm per menit. Ulcur beban regang tiap potongan.
perlu dipotong membujur agar diperoleh Pita dengan Hitung nilai rata-rata.
lebar seperti tersebut di atas), sehingga kedua permukaan
Pita dapat dikondisikan selama 24 jam sebelum
pengujian dilakukan seperti tertera pada Penyiapan BOBOT PER SATUAN LUAS <771>
sediaan dalam Identflkasi Serat <841>.
Tetapkan beban regang tiap Pita pada mesin, yang 1. Sediaan Tanpa Perekat
dilengkapi dengan penjepit yang dapat bergerak dengan Metode I
kecepatan tetap antara 270 - 330 mm per menit, dan pada
saat sediaan putus, mempunyai kapasitas pembacaan Tetapkan bobot sediaan (W g). Ukur lebar tanpa
15% hingga 85% dilleksi skala penuh. Letakkan salah diregangkan (a cm) dan panjang pada saat meregang
satu ujung Pita pada penjepit yang tidak bergerak dan sempuma (b cm) seperti tertera pada Elastisitas <821>.
ujung yang lain pada penjepit yang bergerak sedemikian Hitung bobot per satuan luas dalam g per m 2, dengan
hingga jarak antara kedua penjepit adalah 100 mm. rumus:
Setiap Pita yang lepas atau putus pada jarak pengujian
10 mm dari penjepit, harus dibuang dan diganti dengan 10.000 W
Pita lain. Ulangi pengujian, terhadap 4 potong Pita ab
lainnya. Hitung nilai rata-rata.
Metode II
Metode IT
Tetapkan bobot sediaan (W g). Ukur lebar (a cm) dan
Lakukan Metode I menggunakan 6 potong bahan uji panjang (b cm) tanpa diregangkan. Hitung bobot per
berupa Pita dengan panjang 200 mm, dan mesin yang satuan luas dalam g per m2, dengan rumus:
dilengkapi dengan penjepit yang dapat bergerak dengan
kecepatan yang tetap antara 90 - 110 mm per menit. 10.000 W
Letakkan salah satu ujung Pita pada penjepit yang tidak ab
bergerak, sedangkan ujung yang lain pada penjepit yang
bergerak hingga jarak kedua penjepit adalah 175 mm, Metode III
kecuali untuk sediaan plastik berbentuk lapisan tipis,
jarak kedua penjepit dapat dikurangi sampai 100 mm. Potong bahan yang akan diuji seluas tidak kurang dan
Ulangi pengujian terhadap 5 potong Pita yang lain. 100 cm2 dan tetapkan bobot (W g) dan luas (A cm2). Jika
Hitung nilai rata-rata. uji dilakukan terhadap contoh kering, lakukan koreksi
- 1505 -

bobot terhadap lembab yang terserap keinbali. Hitung W adalah bobot awal (dalam g) dari contoh tanpa
bobot per satuan luas dalam g per m 2, dengan rumus: ekstraksi; w adalah bobot contoh (dalam g) yang
dipotong dari tiga tempat yang berjarak sama sepanjang
10.000 W bahan; f adalah bobot (dalam g) dari kain kering yang
A tersisa; A luas contoh awal (dalam m 2) tanpa ekstraksi.
Jika luas perekat yang tersebar (B m2) berbeda dengan
Jika ukuran atau jumlah satuan bahan cukup, ulangi luas awal contoh, ganti A dengan B dalam rumus di atas.
pengujian pada contoh lainnya dan hitung nilai rata-rata.

2. Sediaan Tanpa Perekat DAYA KAIT JARUM BEDAH <780>


Metode I
Benang bedah teradsorpsi (kolagen) dan benang
Tetapkan bobot bahan yang akan diuji (W g). Ukur lebar bedah tidak teradsorpsi dengan daya kait jarum baku,
dan panjang dan hitung luas (A m2). Potong berbentuk berarti janimnya tenikat kuat dan tidak dapat terpisah.
empat persegi panjang dengan lebar tetap seperti semula, Benang bedah yang terikat dengan jarum bedah tanpa
dengan bobot masing-masing 3 - 4 g, dari 3 tempat yang lubang termasuk kategori daya kait jarum baku atau
berjarak hampir sama sepanjang bahan yang diuji. kategori daya kait jarum lepas. Daya kait jarum lepas
Kumpulkan dan timbang saksama (w g) dan maserasi dari kedua benang bedah teradsorpsi ataupun benang
dengan 250 ml kioroform P atau pelarut lain yang sesuai bedah tidak teradsorpsi adalah sedernikian hingga jarum
sampai massa perekat terlepas. Enaptuangkan tiap dapat dipisahkan dari benang bedah dengan sentakkan
ekstrak melalui penyaring dengan ukuran 106 gm dan cepat. Kedua jenis daya kait diuji menggunakan alat
serat yang tertinggal dijadikan satu. Tambahkan asam seperti tertera pada Daya Regang Benang Bedah <781>.
asetat P 50% pada ekstrak kain dan diamkan sampai
semua zink oksida larut. Enaptuangkan cairan dan cuci Prosedur Jepit masing-masing dari 5 benang bedah
kain dengan air sampai bebas dari asam, lewatkan air dalam tensilometer sedemikian hingga jarum tepat pada
cucian melalui penyaning dan satukan benang-benang penjepit dengan semua benang bedah sejajar dengan arah
yang terdapat pada penyaring dengan kain. Keringkan gaya yang akan diberikan melalui penjepit yang
kain yang sudah diekstraksi pada suhu 105°, lakukan bergerak. Tetapkan gaya yang dibutuhkan untuk melepas
seperti tertera pada Penyiapan sediaan dalam benang dari jarum. Dalam hal daya kait jarum baku,
Idenq/lkasi Serat <841> dan tetapkan bobot (f g). benang mungkin putus tanpa terlepas dari jarum.
Hitung bobot per satuan luas dalam g per m 2 , dengan
rumus: DAYA KAIT JARUM BAKU Memenuhi persyanatan
f jika hanga rata-rata dari 5 penetapan ataupun harga
masing-masing tidak kurang dari batas yang tertera pada
Tabel 1.

Metode II DAYA KAIT JARUM LEPAS Memenuhi persyaratan


jika harga rnasing-rnasing dari 5 benang dalam batas
Ukur luas contoh berbobot 9,0 - 11,0 g. Maserasi contoh yang tertera pada Tabel 2.
dengan petroleum eter P (Jarak didih 40° hingga 60° atau [Catatan Untuk masing-masing tipe kedua kaitan, jika
pelarut lain yang sesuai hingga perekat larut sempurna tidak lebih dari I harga masing-masing tidak sesuai
dan keringkan bahan yang tersisa dengan aliran udara dengan batas yang ditetapkan, ulangi pengujian
hangat hingga bobot tetap. Hitung bobot per satuan luas menggunakan tambahan 10 benang. Pengujian
bahan dari luas contoh tanpa ekstraksi dalam g per rn2 . memenuhi syarat jika tidak satupun harga masing-
masing dari 10 benang tambahan tidak sesuai dengan
3. Bobot Massa Perekat batas yang ditetapkan.]

Lakukan Prosedur seperti tertera pada Pembalut dengan


perekat menggunakan Metode I atau Metode II seperti
tertera pada monografi. Hitung bobot massa perekat
dalam g per m2 dengan rumus:

(w -f) W untuk Metode I


Aw

(W f)
untuk Metode II
A
-1506-

Tabel 1 pada kertas di sebuah titik, tidak lebih 2,5% dan


Daya Kait Jarum Baku untuk Ben aug Terabsorpsi kapasitas kertas jika tidak ada bahan yang dijepit.
dan Tidak Terabsorpsi Untuk benang bedah dengan ukuran sedang atau yang
lebih besar, penjepit untuk pemegang bahan adalah dan
Nomor ukuran tipe gulungan dengan permukaan genggam yang rata.
Benang Benang tak Ukuran Batasan daya kait Diameter penggulung 19 mm dan panjang permukaan
terabsorpsi terabsorpsi FT jarum genggam tidak kurang dari 25 mm. Panjang bahan
(kolagen) dan benang Rata- Masing- setelah dijepit tidak kurang dari 127 mm dihitung dan
sintesis rata masing ujung penjepit satu ke ujung penjepit lainnya. Kecepatan
terabsorpsi (kgf) (kgf) kemiringan bidang uji adalah sedemikian sehingga akan
(mi n) (mi n ) mencapai kemiringan penuh 30° dari kedudukan
0,1 11 -0 0,007 0,005
horizontal dalam waktu 20±1 detik dihitung dari saat uji
0,2 10-0 0,014 0.010
0,4 0,3 9-0 0,021 0,015 dilakukan.
0,5 0,4 8-0 0,050 0,025 Untuk benang bedah dengan ukuran Iebih kecil,
0,7 0,5 7=0 0,080 0,040 panjang permukaan rata penjepitnya tidak kurang dan
1 0,7 6=0 0,17 0,08 13 mm. Panjang bahan setelah dijepit tidak kurang dan
1,5 1 5-0 0,23 0,11 127 mm dihitung dari penjepit ke penjepit atau 35 mm
2 1,5 4-0 0,45 0,23 lebih pendek dari panjang yang tertera pada etiket bila
3 2 3-0 0,68 0,34 jaraknya lebih pendek. Dalam hal panjang yang tertera
3,5 3 2-0 1,10 0,45 pada etiket kurang dari 47 mm gunakan jarak antara
4 3,5 0 1,50 0,45 penjepit 12 mm. Kecepatan kemiringan bidang adalah
5 4 1 1,80 0,60 sedemikian rupa sehingga bidang mencapai kemiringan
6dan Sdan 2dan 1,80 0,70 30° dari horisontal dalam waktu 60±5 detik dari saat uji
lebih besar lebih lebih dilakukan.
besar besar Prosedur Tetapkan daya regang benang bedah segera
setelah dikeluarkan dari kemasan, baik dalam bentuk
Tabel2 kering atau dalam cairan, tanpa pengeringan atau
Daya Kait Jarum Lepas untuk Benag Bedah pengkondisian terlebih dahulu.
Terabsorbsi dan Tidak Terabsorbsi Kecuali apabila ditarik lurus (tanpa simpul) seperti
tertera pada monografi benang bedah, benang bedah
Nomor ukuran yang akan diuji diikat pada simpul bedah, dengan satu
Benang Benang tak Uku- Batasan daya kait lilitan disekeliling pipa karet lentur dengan diameter
terab- ter-absorpsi ran FT jarum dalam 6,5 mm dan tebal dinding 1,6 mm. Simpul bedah
sorpsi dan benang Rata- Masing- adalah simpul persegi mula-mula ujung bebas
(kolagen) sintesis ter- rata masing
absorpsi dilingkarkan dua kali melalui lingkaran dan ditarik kuat-
(kgf) (kgf)
(mi n) (min) kuat, kemudian ujung bebas dilewatkan lingkaran kedua
1,5 1 5-0 0,028 1,59 kedua ujungnya ditarik sehingga simpul yang kedua
2 1,5 4-0 0,028 1,59 memperkuat simpul yang pertama. Buat simpul dengan
3 2 3-0 0,028 1,59 ujung kiri berada di atas ujung kanan. Ikatan simpul
3,5 3 2-0 0,028 1,59 harus kuat. Bila contoh uji mempunyai simpul, letakkan
4 3,5 0 0,028 1,59 contoh dalam alat penguji dengan lilitan berada di
5 4 1 0,028 1,59 tengah-tengah diantara penjepit.
6 5 2 0,028 1,59 Letakkan satu ujung benang bedah pada penjepit
diujung peregangan dari mesin melewati ujung lain
hingga ke penjepit kedua. Lakukan pengujian putus mi
DAYA REGANG BENANG BEDAH <781> sejumlah seperti tertera pada masing-masing monografi.
Apabila contoh putus tidak di tengah 80% dari panjang
Peralatan Tetapkan daya regang benang bedah pada bahan, hasil tidak digunakan. Apabila pada etiket tertera
sebuah mesin uji daya regang yang digerakkan dengan panjang lilitan melebihi 7 meter (25 kaki), ambil 2 m
motor menggunakan prinsip peregangan contoh yang dari tiap 5 benang yang dipilih secara acak dari suatu lot,
konstan, mempunyai penjepit yang sesuai untuk buang 30 cm pertama (12 mci) dari ujung, buat
memegang bahan dengan kuat. minimum dua kali putus pada tiap lilitan berjarak lebih
Uraian mi berlaku khusus terhadap alat pengujian kurang 60 - 100 cm.
bidang miring.
Penarik yang dipergunakan pada setiap uji
mempunyai bobot sedemikian jika putus, posisi pena DAYA REKAT <791>
perekam pada kertas grafik berada di antara 20% dan
80% dari kapasitas yang dapat direkam pada kertas. ALAT
Gesekan pada penarik harus cukup rendah untuk Lempeng baja tahan karat Gunakan lempeng baja
memungkinkan pena perekam bergerak dari garis nol tahan karat, mengandung kurang dari 0,12% karbon,
-1507-

tidak kurang dan 8% nikel dan tidak kurang dan 17% dalam atmosfer ruang. Tandai lempeng dengan membuat
krom dengan ukuran 200 mm x 50 mm, tebal lebih garis pada ujung plester. Berikan beban setara dengan
kurang 2 mm dan kekerasan menurut Brinell antara berat 0,8 N (80 gO per cm lebar pada ujung plester yang
130 - 200. Permukaan lempeng digosok secara mekanis tidak dilekatkan menggunakan batang sehingga beban
kemudian diampelas sejajar dengan panjang lempeng merata pada selunuh lebar plester. Gantungkan lempeng
menggunakan ampelas yang sesuai. Permukaan yang dalam oven udana panas yang dihubungkan dengan alat
telah diampelas diperiksa sebanyak lima kali dengan pengatur aliran udana pada suhu 36° - 38° selama
pengukuran melintang hingga diperoleh daerah 0,8 mm 30 menit, sedemikian hingga membentuk sudut 2° dan
yang dibatasi dua garis berjarak 10 mm dari garis tengah arah vertikal hingga plester tidak terlepas dari lempeng,
lempeng terpanjang. Derajat kasar permukaan yang sedang pemberat akan tergantung dengan bebas. Ulangi
diperoleh dari garis rata-rata memenuhi simpangan pengujian mi terhadap 4 plester lainnya. Ujung paling
aritmatik 0,05 - 0,40 gm, tinggi maksimum atas dari sediaan yang menempel pada lempeng tidak
ketidakteraturan lebih kecil dan 4 urn, panjang boleh bergeser lebih dari 2,5 mm selama pemanasan
pengambil sampel 0,8 mm dan panjang melintang lima berlangsung.
kali panjang pengambil sampel. Searah panjang lempeng Untuk plester terbuat dari film plastik yang bersifat
diberi tanda pada beberapa tempat pada jarak 30 mm; sangat sangat elastis, tempelkan sepotong plester yang
tanda pertama berjarak 25 mm dari salah satu ujung sisi tidak elastis dengan leban sama pada plester sangat
yang lebih pendek. elastis sebelum dibeni beban.
Selama pengujian jaga jangan sampai terjadi goresan Untuk plester tenbuat dari bahan tekstil yang akan
yang berarti pada lempeng yang dapat mengubah elastis ke anah panjang plesten, lakukan uji menggunakan
keadaan permukaan yang sudah ditetapkan. benang elastis yang dililitkan sepanjang lebar lempeng
Sebelum digunakan bersihkan lempeng baja dengan dan berikan beban searah benang yang tidak elastis.
kapas yang telah dibasahi toluen P. Gantungkan Dalam hal mi hanya dapat dilakukan pada bahan dengan
lempeng dalam tangas uap toluen dan usahakan agar lebar minimum 25 mm. Jika leban sediaan tepat 25 mm,
lempeng tidak mengenai cairan toluen. Biarkan uap tempel bagian leban bahan yang tidak elastis, yaitu
toluen mencapai ujung lempeng dan pertahankan panjang lebih kunang 60 mm, dan potong dengan lebar
keadaan mi selama 30 menit dalam atmosfer ruang. sama, tepat pada lempeng sehingga bagian yang tidak
Alat pengguiung Gunakan silinder logam yang telah melekat akan tergantung pada ujung lempeng.
digosok dengan diameter tidak kurang dari 50 mm. Bila Hubungkan bagian mi dengan beban berupa batang besi
perlu bobot ditambahkan hingga diperbolehkan beban sehingga beban merata pada seluruh bahan.
20 N (2 kgf) per cm lebar dari bahan uji.
UJI II
WI I
Kondisikan gulungan atau lembanan plester selama
Kondisikan gulungan atau lembaran plester selama 24 jam segena sebelum dila.kukan pengujian. Jika plester
24 jam sebelum pengujian dimulai. Untuk plester dalam berbentuk lembaran yang digulung, buka dari gulungan
bentuk lembaran yang digulung, lepaskan dari gulungan dengan kecepatan lebih kurang 30 cm per detik segera
dengan kecepatan lebih kurang 30 cm per detik segera sebelum dilakukan uji, kemudian potong sepanjang lebih
pengujian dilakukan dan potong dengan panjang lebih kunang 400 mm. Jika lebar sediaan tidak lebih dan
kurang 60 mm. Jika lebar bahan tidak lebih dari 25 mm, 25 mm, gunakan seluruh lebar sediaan, jika leban lebih
gunakan selunuh lebar sediaan. Jika lebar sediaan lebih dari 25 mm, potong sediaan dengan lebar 25 mm.
dari 25 mm, potong selebar 25 mm. Untuk plester dalam Jika bahan dalam bentuk lembaran, lepaskan lapisan
bentuk lembaran, lepaskan segera lapisan pelindung pelindungnya segera sebelum dilakukan pengujian dan
pada saat pengujian akan dilakukan, potong sesuai potong sesuai ukuran yang diperlukan. Lakukan hati-hati
ukuran yang dipenlukan. Lakukan hati-hati sehingga sehingga tidak tenjadi kontaminasi permukaan berperekat
tidak terjadi kontarninasi pada permukaan berperekat sediaan selama pengujian.
selama pengujian. Lekatkan bahan ditengah lempeng baja tahan karat
Salah satu ujung lembaran plester yang berperekat yang sudah dibersihkan sehingga sisi bahan sejajar
ditempelkan pada permukaan lempeng baja tahan karat dengan sisi lempeng terpanjang. Benikan beban pada
yang sudah dibersihkan sedemikian rupa, sehingga bagian sediaan yang melekat menggunakan alat
seluruh lebar lembaran dilekatkan pada lempeng penggulung dan biankan lewat 4 kali pada sepanjang
berjarak 25 mm dari salah satu ujung, dengan sisi-sisi bahan dengan kecepatan lebih kunang 60 cm per menit,
sejajar terhadap sisi lempeng yang lebih panjang dan kondisikan selama 10 menit dalam atmosfer ruang.
bagian plester yang tidak dilekatkan menggantung pada Tetapkan daya yang diperlukan untuk melepaskan
ujung lempeng. Usahakan jangan sampai ada gelembung bahan dari lempeng baja menggunakan alat sedemikian
udara yang terperangkap antara plester dan lempeng. hingga daya yang dipenlukan menunjukkan defleksi
Berikan beban pada plester yang dilekatkan skala penuh 15% hingga 85%, jika percobaan dilakukan
menggunakan A/at pengguiung, lewatkan sebanyak pada sudut 180° dengan kecepatan lintas tetap antana
empat kali pada panjang sediaan dengan kecepatan lebih 270 - 330 mm per menit. Lepaskan bahan, amati daya
kurang 60 cm per menit; kondisikan selama 10 menit yang digunakan pada waktu 25 mm pertama dan pada
- 1508 -

tiap 30 mm bahan berikutnya dilepas. Hitung harga rata- regangkan dengan alat sesuai misalnya dengan cara
rata keenain hasil pengujian. Ulangi pengujian terhadap meletakkan ujung lilitan yang bebas di sekeliling silinder
empat lembar bahan dan hitung rata-rata lima nilai atau gulungan dan diberi beban Iebih kurang setengah
percobaan. dari batas tarikan simpul untuk benang bedah tidak steril
Daya rata-rata yang dibutuhkan tidak kurang dari I N kelas I dengan ukuran tersebut, hati-hati agar lilitan tidak
(100 gf) per cm lebar. terpelintir. Ukur diameter pada tempat-tempat yang telah
ditentukan dan hitung harga rata-ratanya.

DIAMETER BENANG BEDAH <801>


DIFRAKSI SINAR-X <811>
Alat ukur yang dipakai untuk penentuan diameter
benang bedah adalah tipe bobot mati, mekanis atau Setiap bentuk hablur dari suatu senyawa
elektris, dilengkapi dengan cara baca langsung, digital menghasilkan pola difralcsi sinar-X yang khas. Pola
terbaca atau tercetak. Gunakan alat ukur dengan skala difraksi mi dapat dihasilkan baik dari hablur tunggal
sampai 0,002 mm atau lebih kecil. Diameter dasar alat maupun dari bentuk serbuk (berisi sejumlah hablur)
ukur adalah lebih kurang 50 mm dan diameter penekan suatu bahan. Jarak antara dan intensitas relatif puncak
12,70±0,02 mm. Penekan dan bagian-bagian bergerak terdifraksi dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan
yang dihubungkan dengan benang uji hams mempunyai kuantitatif bahan bentuk hablur. Teknik difraksi serbuk
total bobot 210±3 g. Permukaan alat penekan dan dasar paling sening digunakan pada identifikasi secara rutin
alat ukur datar dalam batas 0,005 mm dan sejajar satu dan penetapan kemumian relatif bahan bentuk hablur.
sama lain dengan jarak 0,005 mm. Untuk mengukur Namun sejumlah kecil cemaran umumnya tidak
diameter benang bedah dan ukuran metrik 0,4 atau lebih terdeteksi dengan metode difraksi sinar-X dan untuk
kecil, berat alat penekan hams dikurangi hingga jumlah pengukuran kuantitatif dipenlukan persiapan contoh
beban yang diterima benang bedah tidak lebih dati 60 g. dengan hati-hati untuk menghindani efek orientasi yang
sering terjadi.
Benang bedah kolagen yang dapat diabsorpsi Metode serbuk mempunyai keuntungan dibandingkan
Tetapkan diameter benang bedah segera setelah dengan metode lain karena cara mi uniumnya tidak
dikeluarkan dari tempatnya tanpa diregangkan. Letakkan merusak contoh (persiapan contoh umumnya terbatas
lilitan benang tersebut melalui bagian tengah dasar alat pada penggerusan untuk menjamin orientasi acak pada
ukur dan alat penekan, kemudian perlahan-lahan alat contoh dan efek kerusakan senyawa obat oleh sinar-X
penekan diturunkan sehingga seluruh bobotnya tertumpu umumnya tidak terjadi). Penggunaan data difraksi hablur
pada benang bedah. Ukur diameter tiap lilitan pada tiga tunggal adalah untuk penetapan bobot molekul dan
tempat berbeda, yaitu pada seperempat, setengah dan analisis struktur hablur pada tingkat atom. Namun
tiga per empat panjangnya. difraksi hablur tunggal dapat digunakan untuk
menunjang pola spesifik serbuk sebagai wakil dari fase
Benang bedah sintetik dapat diabsorpsi Lakukan tunggal.
penetapan seperti tertera pada Benang bedah tidak dapat
diabsorpsi. Zat padat Zat padat dapat dikiasifikasikan sebagai
hablur, bukan hablur atau campuran kedua bentuk
Benang bedah tidak dapat diabsorpsi Letakkan lilitan tersebut. Pada bahan bentuk hablur, molekul atau atom
melalui bagian tengah dasar alat ukur dan alat penekan. tertata dalam susunan tiga dimensi yang disebut kisi
Kemudian turunkan beban penekan perlahan-lahan dalam partikel padat. Tatanan komponen molekul mi
hingga seluruh bobot beban penekan tertumpu pada tidak terdapat dalam bahan bukan hablur. Zat padat
benang bedah. Ukur benang bedah tidak dapat bukan hablur kadang-kadang disebut sebagai kaca atau
diabsorpsi, baik yang dikemas dalam keadaan kering zat padat amorfbila susunan yang terulang tidak terdapat
maupun dalam cairan, segera setelah dikeluarkan dan dalam seluruh susunan tiga dimensi. Mungkin juga
kemasannya, tanpa proses pengeringan atau terdapat susunan hanya dalam satu atau dua dimensi,
pengkondisian. disebut fase mesomorfik (hablur cair). Walaupun bahan
Ukur diameter benang bedah pada tiga tempat, pada bentuk hablur umumnya dianggap mempunyai bentuk
seperempat, setengah dan tiga per empat dan morfologi luar yang tertentu, tetapi hal mi bukati
panjangnya. Dalam hal benang bedah yang dikepang keharusan untuk analisis difraksi sinar-X.
dengan ukuran lebih dan 3 - 0 (ukuran metrik 2), buat Susunan molekul yang relatif acak pada zat bukar
pengukuran pada dua titik yang tegak lurus sesamanya hablur menyebabkan penyebaran sinar-X yang kuran
dan gunakan nilai rata-rata sebagai diameter yang koheren, menghasilkan puncak difusi yang lebar daIan
teramati pada titik tersebut. pola difraksinya. Pola difraksi sinar-X nya sanga
Pada pengukuran benang bedah multifilamen, jepitkan berbeda dengan zat bentuk hablur yang membenikan poli
bagian dari lilitan yang akan diukur dengan penjepit difraksi yang tajam.
sedemikian sehingga lilitan terletak melalui bagian Banyak senyawa yang dapat membentuk hablur
tengah dasar alat ukur. Sambil memegang lilitan benang dengan lebih dan satu jenis kisi hablur. Pada suhu dat
pada bidang yang sama dengan dasar alat ukur, tekanan tertentu, hanya satu bentuk hablur yang stabi
-1509-

secara termodinamik. Karena laju perubahan dari fase 1) intensitas dan panjang gelombang radiasi; 2) volume
polimorf metastabil ke fase stabil mungkin sangat contoh bentuk hablur; 3) penyerapan sinar-X oleh contoh
lambat, adalah hal biasa menemukan beberapa hablur dan 4) susunan peralatan percobaan yang digunakan
polimorf dalam senyawa obat pada kondisi normal. untuk merekarn path intensitas. Oleh karena itu, kondisi
Di samping polimorfisma, banyak senyawa percobaan sangat penting dalam pengukuran intensitas
membentuk solvat hablur dengan molekul pelarut difraksi.
sebagai bagian integral dari struktur hablur. Seperti Hanya beberapa bidang Bragg yang dapat
halnya tiap polimorfisma mempunyai pola sinar-X yang menimbulkan difraksi bila sinar-X monokromatis
spesifik, demikian juga solvatnya. Kadang-kadang melalui hablur tunggal. Teknik perekaman intensitas
perbedaan pola difraksi antara polimorfIsma yang semua bidang hkl yang mungkin tendifraksi melibatkan
berlainan relatif kecil sehingga harus dievaluasi dengan pergerakan hablur tunggal dan media perekam.
hati-hati sebelum membuat kesimpulan. Dalam beberapa Perekaman data mi dilakukan dengan teknik fotografi
hal, polimorfisma dan atau solvatnya menunjukkan (film) atau dengan detektor radiasi.
perbedaan laju disolusi. Oleh karena itu path skala Benkas sinar yang melalui sejumlah besar hablur kecil
waktu ketersediaan hayati senyawa obat, terdapat beronientasi acak menimbulkan kerucut sinambung sinar
perbedaan dalam jumlah obat yang terlarut, sehingga terdifraksi dari flap kumpulan bidang kisi. Tiap kerucut
menyebabkan kesetaraan biologis yang nyata pada berhubungan dengan difraksi dari berbagai bidang yang
berbagai bentuk sediaan obat. mempunyai jarak interplanan. Intensitas dan nefleksi
Bragg mi dapat dinekam dengan film atau detektor
Prinsip dasar Berkas sinar-X monokromatis yang radiasi. Sudut Bragg dapat diukur dengan mudah dan
terkolimasi terdifraksi dalam berbagai arah bila jatuh film, tetapi dengan adanya detektor radiasi telah
path hablur yang berotasi atau serbuk hablur yang memungkinkan untuk membuat difraktometer yang
berorientasi acak. Hablur bertindak sebagai kisi-kisi dapat langsung mengukur sudut mi. Intensitas dan jarak
difraksi tiga dimensi terhadap radiasi mi. Fenomena mi d lebih mudah ditentukan dengan difraktometen serbuk
ditunjukkan oleh hukum Braggs yang menyatakan yang menggunakan detektor radiasi daripada metode
bahwa difraksi (interferensi konstruktit) hanya dapat film. Mikrofotometer sening digunakan path pengukuran
terjadi bila gelombang yang terhambur dari bagian intensitas yang teliti dari film.
berbeda dari hablur, dengan arah yang spesifik, melalui Salah satu contoh dari pola serbuk yang dipenoleh dan
jarak tempuh yang perbedaannya merupakan angka empat jenis fase padat ampisilin ditunjukkan pada
integral (n) dari panjang gelombang (2). Path keadaan gambar di bawah. Pola difraksi mi diperoleh dad
tersebut, gelombang berada dalam fase. Kondisi mi difraktometer senbuk yang dilengkapi dengan detektor
dinyatakan dengan persamaan Bragg: Geiger Muller menggunakan radiasi Cu & yang disaning
dengan nikel.
n2
2 sin 0
UMJ Radiasi Sumber radiasi utama yang digunakan untuk
difraksi sinar-X adalah tabung hampa udara dengan
dhkl adalah jarak interplanar; 0 adalah sudut difraksi. tembaga, molibden, besi dan krom sebagai anoda; sinar-
Sekumpulan bidang dalam ruang dapat diberi indeks X dari tembaga umumnya digunakan untuk senyawa
dalam tiga bilangan bulat, umumnya disebut sebagai onganik. Pada setiap radiasi mi terdapat unsur yang dapat
indeks Miller. Indeks mi merupakan bilangan kebalikan menahan radiasi K dan meneruskan radiasi Ka
dan dibulatkan sampai bilangan terkecil dan (digunakan nikel path radiasi tembaga). Dalam hal mi
perpotongan suatu bidang sepanjang sumbu sesuai radiasi praktis menjadi monokromatis. Pemilihan radiasi
dengan tiga tepi satuan sel yang tidak paralel (satuan yang akan digunakan tergantung path sifat serapan zat
dasar knistalografi). Dimensi satuan sel diperoleh dan dan kemungkinan fluoresensi oleh atom yang terdapat
jarak sepanjang ketiga sumbu a,b,c dan sudut antaranya dalam contoh.
a, 3 dan y. Jarak interplanar untuk sekumpulan tertentu [Perhatian Hati-hati bekerja dengan radiasi, bagi
bidang panalel h/cl dinyatakan dalam dhk!. Tiap kumpulan yang belum terbiasa menggunakan peralatan sinar-X,
bidang demikian dapat menunjukkan tingkat difraksi harus minta bantuan ahlinya. Penggunaan yang salah
yang lebih tinggi dan nilai d untuk kumpulan bidang dapat membahayakan operator.]
terkait nh, nk, ni berkurang dengan faktor 1/n (n
merupakan bilangan bulat 2, 3, 4 dan seterusnya). Setiap
kumpulan bidang dalani kristal mempunyai hubungan
dengan sudut difraksi Bragg yang terkait (untuk ?
tertentu).
Amplitudo dari berkas sinar-X yang terdifraksi dan
kumpulan bidang tergantung path sinar atom hablur
sebagai berikut: 1) posisi tiap atom dalam dalam satuan
sel; 2) faktor penyebaran atom; 3) masing-masing
gerakan panas. Faktor lain yang langsung dapat
mempengaruhi intensitas sinar terdifraksi adalah:
-1510-

mencakup nilai d hingga 0,998 nm, Tetradekanol dapat


Non kristal (axthidrat) digunakan (d = 3,963 nm) untuk jarak yang lebih besar.
Serapan radiasi oleh contoh ditentukan oleh jumlah
dan jenis atom yang dilalui sinar-X. Matriks organik
umumnya menyerap lebih sedikit radiasi terdifraksi
dibandingkan dengan matriks anorganik. Oleh karena
itu, dalam penetapan kuantitatif sangat penting dibuat
Tiihidrat kurva baku antara jumlah zat dan intensitas pada jarak d
tertentu untuk zat yang ditetapkan dalam matriks yang
sama dengan matriks tempat senyawa yang akan
dianalisis.
Dalam analisis kuantitatif, umumnya ditambah baku
pembanding dalam jumlab yang diketahui pada sejumlah
bobot contoh yang akan dianalisis. mi memungkinkan
menetapkan jumlah zat relatif terhadap baku
pembanding yang ditarnbahkan. Baku pembanding yang

JJ
Anlddrat I digunakan harus mempunyai densitas yang lebih kurang
sama dan karakteristik penyerapan yang sama dengan
contoh. Lebih penting lagi pola difraksinya tidak
tumpang tindih sedikitpun dengan bahan yang dianalisis.
- Dengan kondisi mi didapatkan hubungan linier antara
I I I I
intensitas garis dan kadar. Dalam hal tertentu, jumlah
bahan bentuk hablur sekecil 10% masih dapat ditentukan
dalam matriks padat.
Identifikasi bahan bentuk hablur dapat dilakukan
Anhfdz-at 2 dengan membandingkan pola difraksi sinar-X yang
diperoleh dari zat yang diketahui dengan pola difraksi
zat yang belum diketahui. Perbandingan intensitas
(perbandingan intensitas puncak dari jarak d tertentu
dengan intensitas puncak terkuat dalam pola difraksi),
5 10• 15 20 25 0
dan jarak d yang digunakan dalam perbandingan. Bila
20 -h-- Baku Pembanding (BPFI) tersedia, dapat dibuat pola
Pola sebuk yang khas yang diperoleh dan
pembanding primer dengan menggunakan alat dan
empatfaepadat Ampisilin kondisi yang sama seperti pada zat uji. Pada kebanyakan
hablur organik adalah tepat merekam pola difraksi yang
Sediaan uji Untuk memperbaiki orientasi acak hablur mencakup nilai 2 0 dari rentang sedekat mungkin
(dan pada teknik film untuk menghindarkan terjadinya 00 - 400. Kesesuaian antana contoh dan baku pembanding
pola berbintik), contoh digerus halus dalam mortir. harus dalam batas presisi kalibrasi difraktometer untuk
Tekanan penggerusan dapat menimbulkan perubahan sudut difraksi ( harga 2 0 harus dapat diulang sampai
fase, oleh karena itu dianjurkan untuk memeriksa pola ±0,100 hingga 0,20°), sedangkan intensitas relatif antara
difraksi dari sampel yang tidak digerus. contoh dan baku pembanding dapat berbeda hingga
Pada wnuninya, bentuk partikel hablur cenderung 20%. Untuk jenis contoh lain (seperti garam anorganik)
membuat contoh menunjukkan derajat orientasi terpilih mungkin perlu memperluas daerah 2 0 yang dicacah
dalam alat pemegang contoh. Hal mi terutama terlihat hinggajauh melampaui 40 0 .
path hablur bentuk jarum atau bentuk lempeng yang
path pengurangan ukuran partikel menghasilkan jarum
atau lempeng yang lebih halus. Orientasi terpilih dalam ELASTISITAS <821>
contoh mempengaruhi intensitas relatif dari berbagai
refleksi. Metode I
Beberapa teknik penanganan khusus dapat digunakan Ukur panjang bahan tanpa diregangkan (L cm). Letakkan
untuk mengurangi orientasi pilihan, tetapi teknik salah satu ujung bahan pada penjepit, ujung yang lain
memperkecil ukuran partikel adalah cara yang terbaik. pada penjepit yang dapat digerakkan oleh dinamometer
Bila diperlukan pengukuran sudut Bragg yang sangat pegas atau alat lain yang sesuai sedemikian rupa
teliti, dapat ditambahkan sejumlah kecil baku internal sehingga bahan dapat meregang sesuai arah elastisitas.
pada contoh. mi memungkinkan dilakukannya kalibrasi Ujung bahan harus terikat kuat, misalnya dengan
pada film atau alat perekam. Jika dilakukan penjepit untuk menghindari kemungkinan bahan terlepas
perbandingan dengan nilai pada literatur untuk d, selania diberi beban. Beri tanda pada bahan yang terletak
difraktometer harus dikalibrasi. Baku yang tersedia di antara dua penjepit sehingga jarak antara masing-
masing tanda lebih kurang 50 cm (1 cm). Tambahkan
beban secara bertahap pada penjepit bergerak hingga
- 1511 -

tercapai 10 N per cm lebar (lebih kurang 1 kgf per cm) 1. Sumber tenaga yang sesuai yang dapat
dan usahakan beban penuh tersebut diperoleh dalam menyediakan arus searah dan dilengkapi dengan
waktu 5 detik sejak peregangan dimulai. Ukur panjang peralatan untuk menunjukkan dan mengatur tegangan
bahan antara 2 tanda dalam cm segera setelah diberi atau arus yang digunakan; sirkuit tambahan dapat
beban penuh (s cm). digabungkan untuk menstabilkan tegangan.
Pertahankan beban dan pastikan beban tidak 2. Bejana elektroforesis yang biasanya berbentuk
bertambah selama waktu peregangan antara empat persegi panjang dan terbuat dari kaca atau plastik
55 - 65 detik. Kemudian hentikan tegangan secepat kaku, dengan dua bak ganda yang terpisah, anode dan
mungkin dan usahakan agar bahan tidak sampai melilit. katode, berisi larutan elektrolit.
Lepaskan bahan dari penjepit kemudian lipat secara Pada satu kompartemen dari tiap bak dicelupkan
longgar dan berbiku-biku dengan lipatan antara 15 -20 cm. elektrode, sebagai contoh platina atau grafit, yang
Biarkan bahan selama 4,75 - 5,25 menit sejak tegangan dihubungkan dengan sirkuit terisolasi pada terminal
dihentikan. Untuk bahan berperekat, sebelum dilepas yang sesuai dari sumber tenaga membentuk anode dan
dari penjepit, rapatkan ujung-ujung bahan ke arah katode. Permukaan cairan dalam kedua bak
memanjang sepanjang bahan dengan bagian berperekat dipertahankan sama tinggi untuk mencegah penyedotan.
di sebelah dalam. Buka lipatan dan ukur panjang bahan Kontak antara kompartemen dalam dan luar dari tiap-
antara dua tanda, dinyatakan dalani cm (r cm). tiap bak ganda dibuat dengan jembatan kertas
Hitung panjang peregangan sempurna dengan rumus: elektroforesis atau dengan melubangi bagian tengah
dengan beberapa lubang atau metode lain yang sesuai.
Bejana elektroforesis dilengkapi dengan penutup kedap
() udara yang dapat mempertahankan kelembaban udara
jenuh selama percobaan dan mengurangi penguapan
dan hitung panjang setelah diregangkan sempuma pelarut. Alat pengaman dapat digunakan untuk
memutuskan anus jika tutup dibuka. Jika daya listnik
yang diukun melebihi 10 W, sebaiknya dinginkan
(if) penyangga
3. Alat pembawa penyangga
Ulangi pengujian menggunakan contoh lain, dan Elektroforesis bidang Bidang penyangga, sebelumnya
hitung harga rata-rata. dibasahi dengan lanutan penghantar yang sama dan
dicelupkan masing-masing ujungnya ice dalam
Metode II kompantemen tiap bak yang tidak berisi elektrode,
Untuk bahan berbentuk pipa yang elastis ke arah bagian dilekatkan dengan kuat pada pembawa yang sesuai yang
yang melebar, potong sepanjang 10 cm. Tandai kedua dirancang untuk mencegah difusi elektrolit penghantan,
titik pengukuran melalui bagian yang melebar, dengan seperti bingkai horisontal, penyangga bentuk V yang
jarak tidak kurang dan 50% dari lebar bahan yang datar. terbalik atau penmukaan serba sama dengan titik kontak
Berikan beban seberat 20 N (lebih kurang 2 kgf) dengan padajarak antara yang sesuai.
cara menggerakkan j ari atau batang yang dimasukkan ke Elekroforesis gel Alat terdiri dan sebuah lempeng
dalam tabung. kaca (misalnya kaca obyek) dengan suatu lapisan gel
yang dilapiskan di atas selunuh penmukaan dengan
ketebalan serba sama. Hubungan antara gel dan larutan
ELEKTROFORESIS <831>
penghantar dipenganuhi dalam berbagai cara tengantung
pada tipe dari peralatan yang digunakan. Harus
Elektroforesis adalah metode analisis fisika dipenhatikan untuk mencegah terjadinya kondensasi uap
berdasarkan migrasi partikel bermuatan yang terlarut air atau pengeringan lapisan padat.
atau terdispersi, dalam larutan eletrolit di bawah medan
4. Alat pengukur atau pendektesi
listnik Peralatan untuk elekiroforesis gel poliakrilaniida
Mobilitas elektroforetik adalah kecepatan gerak dalam tendini dari dua wadah dapar terbuat dani bahan yang
meter per detik partikel bermuatan di bawah pengaruh sesuai seperti poli-(metil metaknilat) yang dipasang
medan listrik 1 volt per meter dan dinyatakan dalam ventikal satu di atas lainnya. Tiap wadah dilengkapi
meter persegi per volt detik. Untuk alasan praktis dengan elektnode platna. Elektnode dihubungkan dengan
dinyatakan dalam sentimeter persegi per volt detik. sumben tenaga yang memungkinkan pengoperasian pada
Mobilitas dapat ditetapkan hanya untuk elektrolit anus konstan atau pada tegangan konstan. Untuk gel
tertentu di dalam kondisi percobaan operasional yang batang, bagian dasar wadah sebelah atas mempunyai
tepat. beberapa pegangan yang samajanaknya dan elektnode.
ALAT

Alat untuk elektroforesis, selain elektroforesis gel


poliaknilamida, terdiri atas komponen utama sebagai
berikut:
- 1512-

Metode ELEKTROFORESIS GEL-AGAROSE


Gunakan lempeng kaca dengan dimensi yang sesuai
ELEKTROFORESIS GEL-AGAR yang pada permukaannya melekat erat lapisan gel tipis
Metode I Agarose FE, dengan ketebalan serba sama. Gunakan
Letakkan sebuah bingkai logam atau plastik yang larutan elektrolit I untuk menyeimbangkan agarose.
sesuai pada lempeng kaca, lekatkan tepi bagian dalam Totolkan secara terpisah pada gel 2 - 3 l larutan yang
pada lempeng dengan sejumlah kecil Media A cai1 disiapkan seperti tertera pada monografi. Tutup bejana,
letakkan lempeng di atas permukaan yang datar dan hubungkan elektrode pada sumber tenaga dan biarkan
tuang secukupnya Media A cair yang sebelumnya elektroforesis pada arus 1 - 2 mA per cm lebar gel pada
diinokulasi dengan Inokulum organisme uji A 1% tegangan 300 volt selama lebih kurang 10 menit.
sehingga menghasilkan lapisan dengan ketebalan Lepaskan elekrode, angkat lemnpeng kaca dan warnai gel
1,2 - 1,6 mm. Biarkan media membeku, angkat bingkai menggunakan lanutan toluidina biru P 0,1%, hilangkan
dan buat tidak kurang 32 lubang dengan diameter lebih kelebihannya dengan pencucian. Evaluasi gel seperti
kurang 1 mm, dalam media dengan cara sedemikian tertera dalam monografi.
hingga larutan dapat ditempatkan dalam bentuk desain
kuadrat Latin atau blok teracak dan mempunyai jarak ELEKTROFORESIS GEL-AGAROSE PAT!
yang cukup untuk pemisahan komponen. Gunakan lempeng kaca dengan ukuran yang sesuai.
Masukkan sejumlah 5 p3 masing-masing dari 4 larutan Tempatkan sebuah bingkai logam atau plastik pada
yang tertera pada monografi dalam lubang sesuai disain lempeng kaca, lekatkan tepi bagian dalam pada lempeng
yang dipilih. Pindahkan lempeng yang telah disiapkan ke dengan sejumlah kecil Media C cair, letakkan lempeng
dalam alat elekroforesis dan masukkan ke dalam tiap bak pada suatu permukaan yang datar dan tuangkan
sejumlah volume sama Media A cair, yakinkan bahwa secukupnya Media C cair untuk menghasilkan lapisan
posisi lempeng datar. Dengan menggunakan sumbu yang dengan ketebalan lebih kurang 1 mm. Biarkan media
terdiri dari lapisan ganda kain jerap tiras yang dibasahi membeku, angkat bingkai dan buat 2 buah lubang
dengan metode A cair hubungkan isi kompartemen yang dengan diameter 1 mm pada permukaan media. Lubang
sesuai dari tiap-tiap bak dengan media pada pada hams berjarak 5 cm satu sama lainnya dan 5 cm dani
lempeng yang sudah disiapkan; untuk hal yang terakhir salah satu ujung lempeng.
mi sumbu hams mencapai 2 cm melewati media padat Masukkan ke dalam lubang sejumlah 5 p1 masing-
dan ditekan hati-hati supaya terjadi kontak. Tutup bejana masing lanutan seperti tertera pada monografi, tuangkan.
dan berikan tegangan antara elektrode untuk ke dalam masing-masing kompartemen bejana sejumlah
menghasillcan tegangan 15 - 20 volt per cm panjang volume yang cukup Larutan elektrolit II dan letakkan
lapisan Media A, sebaiknya menggunakan sumber lempeng gel menghadap ke atas, di dalam bejana,
tegangan yang distabilkan. Selama elektroforesis alirkan pastikan bahwa lempeng datar. Dengan menggunakan
air atau cairan pendingin lain yang sesuai melalui sumbu yang terdini dari dua lapisan kain tiras penjerap
lempeng logam untuk mencegah suhu naik di atas 150. dan dibasahi dengan Larutan elektrolit II, hubungkan isi
Dalam udara dengan kelembaban tinggi, kondensasi uap kompartemen yang sesuai dari masing-masing bak
air dapat terjadi pada permukaan lapisan Media A jika dengan media padat pada lempeng yang disiapkan
ventilasi kotak dan pendinginan tidak terkendali dengan hingga katode dihubungkan pada ujung akhir lempeng
baik. yang berlubang; sumbu hams mencapai 2 cm melewati
Biarkan elektroforesis berlangsung hingga pemisahan media padat dan ditekan perlahan-lahan hingga terjadi
dari zat yang akan ditetapkan telah tercapai. Lepaskan kontak. Tutup bejana dan berikan tegangan 20 volt per
elektrode, angkat lempeng kaca, tutupi dan inkubasi cm panjang lapisan media, sebaiknya menggunakan
pada suhu 30° - 35 1 selama 18 jam, sambil dijaga jangan sumber tegangan yang distabilkan. Biankan elekiroforesis
sampai lapisan media menjadi kering. Ukur diameter, berlangsung selama 30 menit, lepaskan elektrode dan
.pada suhu 901 terhadap arah migrasi, dari zone inhibisi angkat lempeng kaca. Gunakan prosedun yang sama
yang dihasilkan oleh larutan pembanding dan setiap zone seperti tertera di atas, lapisi gel dengan Lapisan Media A
yang sesuai yang dihasilkan oleh zat uji. Hitung hasil cair yang sebelumnya telah di inokulasi dengan
presentase dari zat uji. inokulum organiseme uji A 1% untuk menghasilkan
lapisan dengan ketebalan 1,2 - 1,6 mm. Inkubasi pada
Metode II suhu 30° - 35° selama 18 jam dan ukur zone inhibisi
Lakukan Metode I dengan modifikasi sebagai berikut yang dihasilkan.
gunakan masing-masing Media B, Media B cair dan
inokulum organisme uji B sebagai ganti Media A, Media ELEKTROFORESIS SELULOSA ASETAT
A cair dan inokulum organisme uji A. Jika tidak dinyatakan lain gunakan Metode I.
Berikan tegangan antara elektrode untuk Metode I
menghasilkan tegangan 25 - 30 volt per cm dari panjang Isi bak pada alat dengan larutan elektrolit seperti
lapisan Media B. Biankan elektroforesis selama 2 jam. tertera pada monografi. Rendam lembaran selulosa asetat
dengan ukuran yang sesuai selama 5 menit dalam larutan
yang sama dan tekan lembaran agar kering di antana
kertas saning. Totolkan secata terpisah pada lembaran
- 1513 -

pada titik-titik 1 cm dari ujung anode dengan jarak ELEKTROFORESIS GEL POLIAKRILAMIDA
2,5 cm satu sama lainnya, 1 il masing-masing larutan Gel dapat dibuat dalam tabung (gel batang), satu
seperti tertera pada monografi. Atur tegangan seperti larutan digunakan untuk tiap batang, atau dapat dibuat
tertera pada monografi dan lakukan elektroforesis antara lempeng kaca (gel lempeng), beberapa lanutan
menurut waktu yang telah ditentukan. Tekan lembaran digunakan untuk tiap lempeng.
agar kering dan rendam ke dalam larutan yang dibuat
sebagai berikut: 1 g kalium heksasianoferat (III) P dalam Metoda I Buat Campuran gel A path suhu ruang segera
50 ml air dan tambahkan 2 ml larutan jenuh besi(III) sebelum digunakan. Tuangkan ke dalam tabung kaca
kiorida heksahidrat P. Cuci dengan larutan asam bersih 7,5 cm x 0,5 cm yang tertutup bagian dasamya,
ortofosfat P 5% hingga latar belakang sepucat mungkin hingga janak sama (lebih kurang 1 cm) dari masing-
dan akhimya cuci dengan air. Amati elektroforetogram. masing ujung atas. Pada bagian dasar tidak boleh ada
gelembung udara yang terperangkap. Tutup campunan
Metode II gel dalam tabung dengan lapisan air untuk
Isi bak dengan campuran dapar barbital pH 8,6. Jika menghilangkan udara dan biarkan memadat.
tidak dinyatakan lain gunakan lembaran selulosa asetat Pembentukan gel umumnya memerlukan waktu lebih
terpisah untuk masing-masing larutan seperti tertera kurang 30 menit dan sempuma jika terbentuk batas
pada monografi dan totolkan 2,5 .il larutan dalam bentuk tajam antara gel dan lapisan air. Hilangkan lapisan air. Isi
pita 10 mm, atau jika digunakan lembaran lebih sempit, pencadang bawah dengan Dapar tris-glisin pH 8,3.
totolkan 0,25 il larutan per mm lebar lembaran. Berikan Pasang tabung, yang tutupnya telah dilepaskan, ke dalam
medan listrik yang sesuai hingga pita yang paling cepat pemegang karet di dalam pencadang atas dan turunkan
bergerak tidak kurang dari 30 mm. Pita dicat dengan ke posisi sedemikian hingga bagian dasar tabung
larutan hitam naflalena 12B P 0,5% dalam campuran terendam dalam larutan dapar dalam pencandang bawah.
metanol P dan asam asetat 5 M (90:10) selama 5 menit, Totolkan' larutan, yang dibuat seperti tentera pada
kemudian warna dihilangkan dengan campuran metanol P monografi dan diencerkan dengan volume sama larutan
dan asam asetat 5 M (81:19) hingga latar belakang jenuh sukrosa P, satu larutan pada bagian atas dani
sedapat mungkin transparan. Ukur serapan pita pada masing-masing gel. Tuangkan dengan hati-hati Dapar
600 rim dengan alat yang mempunyai respons linier di trisglisin pH 8,3 pada bagian atas larutan hingga seluruh
atas rentang tidak kurang dan 0 - 3 (seperti tertera pada tabung tenisi penuh, kemudian tambahkan lagi larutan
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>). dapar yang sama pada pencadang atas. Tambahkan
Hitung hasil rata-rata dari tiga kali pengukuran pada tiap 0,2 ml larutan biru bromofenol P. Hubungkan elektnode
lembar. pada sumber tenaga dan lakukan elektroforesis pada anus
tetap 1 mA per tabung selama 30 menit, kemudian
ELEKTROFORESIS KERTAS naikkan menjadi 3 mA per tabung. Matikan anus jib pita
Isi bak bejana dengan larutan elektrolit seperti tertera biru bromofenol telah bergerak melalui gel hampir
pada monografi. medekati pencadang bawah. Angkat masing-masing
Totolkan secara terpisah pada titik sepanjang garis tahng i dari alat dan keluarkan gel dengan
penotolan (lebih kurang 13 cm dari salah satu ujung thlpaskannya di bawah air dengan kawat baja tahan
Kertas elektroforesis), 1 cm dari tepi kertas dan dengan karat halus atau dengan menyuntikkan air antara gel dan
jarak penotolan tidak kurang dari 2,5 cm sejumlah dinding tabung dengan alat suntik yang dilengkapi jarum
volume larutan yang dibuat seperti tertera pada halus dan keluarkan dan tabung dengan ujung pipet.
monografi. Prosedur pewarnaan Rendam gel dalam hitam
Biarkan bercak kering dan kemudian tempatkan ujung nafialena LP dalam tabung uji selama 1 jam, pindahkan
kertas yang dekat dengan ganis penotolan dalam ke dalam wadah plastik yang tertutup dengan dinding
kompartemen yang sesuai dari bak anode dan ujung lain berlubang dan aduk dalam asam asetat I M selama
dalam kompartemen yang sesuai dari bak katode. Basahi 1 malam untuk menghilangkan kelebihan zat warna. Gel
kertas menggunakan larutan elektrolit dengan cara yang dapat disimpan dalam asam asetat I M. Evaluasi gel
sesuai (misalnya gunakan sikat, mulai dari ujung hingga seperti yang tertera dalam monografi.
tempat garis penotolan). Lembaran tempat contoh
ditotolkan tidak boleh dibasahi. Tutup bejana, biarkan Metode II
larutan elektrolit berfungsi melintasi ganis penotolan, Lakukan seperti Metode I dengan modifikasi sebagai
jika perlu tutup alat hingga terhindar dari cahaya, benikut: gunakan Campuran gel B sebagai ganti
hubungkan kabel pada sumber tenaga dan hidupkan arus. Campuran gel A. Tempatkan larutan yang dibuat seperti
Atur tegangan hingga lebih kurang 20 volt per cm kertas tertera pada monografi, satu larutan pada bagian atas dan
antara bak dan lakukan elektroforesis selama waktu yang masing-masing gel.
ditetapkan atau hingga zat pemberi tanda telah Prosedur pewarnaan Rendam gel dalam larutan asam
menempuh jarak yang ditetapkan, jika perlu di tempat trikloroasetat P 12,5%. Selama tidak kurang dani I jam.
gelap, dengan aliran udara dan amati di bawah lampu Untuk tiap 10 ml larutan asam yang digunakan
ultra violet (254 nm). tambahkan 0,5 ml larutan biru asam 90 P 0,25% dan
biarkan selama 1 malam. Masukkan larutan pewama dan
cuci gel dengan tidak kurang dari satu kali penggantian
-1514-

asam asetat I M. Setelah dipindahkan dad pencucian Media B


simpan gel dalam asam asetat I M. Evaluasi seperti PeptonP 3,0 g
tertera pada monografi. Digesti pankreatik kasien P 2,0 g
Ekstrak daging sapi P 750 mg
Pereaksi EkstrakragiP 1,5 g
Agarose FE Gunakan kualitas untuk elektroforesis. AgarP 10,0 g
Larutan elektrolit I Campur 50 ml asam asetat glasial Air secukupnya hingga 1000 ml
P dan 800 ml air, atur pH hingga 3,0 dengan litium
hidroksida P dan encerkan dengan air hingga 1000 mi. Sterilkan dengan pemanasan dalam otokiaf. Segera
Larutan elektrolit II Larutkan 1,015 g kalium fosfat sebelum digunakan atur pH hingga 6,5 dengan
dibasa P dan 340 mg kalium fosfat monobasa P dengan penambahan asam klorida 0,1 N.
air hingga 1000 mi. Media B cair Buat seperti tertera pada Media B
Kertas elektroforesis Kertas saring yang sesuai menggunakan isi yang sama tanpa menggunakan agar P.
(Whatman 3 MM atau kualitas yang sama) yang telah
dicuci secara kromatografi selama 16 jam dengan Media C
campuran aseton P dan air (2:1). Setelah pengeringan, Agarosse FE 10 g
potong kertas menjadi lembaran dengan ukuran yang Pati terhidrolisa 10 g
sesuai. Larutan elektrolit II secukupnya hingga 1000 ml.
Campuran gel A Campur air, Larutan A, Larutan B
dan larutan amonium persulfat P 0,14% (1:1:2:4). Buat Tambahkan agarose FE dan pati terhidrolisa pada
gel segera sebelum digunakan. larutan elektrolit dan panaskan dalam uap jenuh pada
Campuran gel B Campur 1 bagian volume larutan A, suhu 1210 hingga larut. Pertahankan gel yang dilelehkan
2 bagian volume larutan B, urea P secukupnya hingga pada suhu 500 sampai saat digunakan.
kadar 8 M (11,5 g untuk volume akhir 24 ml) dan air
secukupnya hingga volume total 7 bagian volume. Jika Dapar yang digunakan untukpenotolan
perlu hangatkan hingga suhu tidak lebih dari 400 sampai Tris (hidroksimetil) metilamina P 1,5 g
urea larut. Larutan diawaudarakan dan tambabkan Asam klorida 1 N 12 ml
1 bagian volume larutan amonium persulfat P 0,56%. UreaP 96,0 g
Buat gel segera sebelum digunakan. Air secukupnya hingga 200 ml

Inokulum organisme uji A Biakkan Bacillus subtilis Larutan A


(NCTC 8236) pada suhu 370 - 390 selama 7 had pada Tris (hidroksimetil) metilamina P 36,6 g
permukaan Media A yang mangan(II) sulfat P 0,001%. N,N,NN'-Tetrametiletilendiamina P 0,23 ml
Gunakan air steril, cuci pertumbuhan, yang sebagian AsamkloridalN 48,0 ml
besar terdiri dad spora, dan encerkan hingga diperoleh Air secukupnya hingga 100 ml
suspensi yang sesuai; derajat pengenceran harus
ditetapkan berdasarkan percobaan. Suspensi yang sesuai Larutan B
umumnya mengandung antara 107 - 108 spora per mi. Akrilamida P 30,0 g
Suspensi dapat disimpan untuk waktu yang lama pada N,N'- metilenbisakrilamida P 735 mg
suhu tidak lebih dad 40
. Air secukupnya hingga 100 ml
Inokulum organisme uji B Buat seperti pada Inokulum
organisme uji A, tetapi menggunakan Media B sebagai
ganti Media A. ESTIMASI DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL
DENGAN PENGAYAKANALHIK 835
Media A
PeptonP 6 g Pengayakan adalah salah satu metode paling
Digestipankreatik kasein P 4 g konvensional untuk mengelompokkan serbuk dan granul
Ekstrak daging sapi P 1,5 g berdasarkan distnibusi ukuran partikel. Pengayak dan
Ekstrak ragi P 3 g kain tenun akan memisahkan partikel berdasarkan
D-glukosa monohidrat 1 g ukuran dimensi menengah (contohnya luas atau lebar).
AgarP 15 g Pengayakan secara mekanis adalah metode yang paling
Air secukupnya hingga 1000 ml sesuai untuk sebagian besar partikel yang berukuran
lebih besar dari 75 gm. Untuk ukuran partikel yang lebih
Sterilkan dengan pemanasan dalam otokiaf. Segera kecil, bobot yang ningan tidak memiliki gaya yang cukup
sebelum digunakan atur pH hingga 6,5 dengan
untuk melawan gaya permukaan kohesi dan adhesi yang
penambahan asam klorida 0,1 N.
menyebabkan partikel saling melekat satu sama lain dan
Media A cair Buat seperti tertera pada Media A
melekat pada pengayak selama pengayakan, yang
menggunakan bahan yang sama tanpa menggunakan menyebabkan partikel tertahan tidak melewati pengayak.
agar P. Untuk sejumlah zat, cam agitasi seperti pengayakan
- 1515-

udara-jet atau pengayakan sonik merupakan cara yang berkurang. Kelembaban relatif ruangan selama
lebih sesuai. Meskipun demikian, pengayakan terkadang pengayakan dilakukan hams dikendalikan untuk
dapat digunakan untuk beberapa ukuran partikel yang mencegah terjadinya peningkatan atau penurunan
lebih kecil dari 75 pm ketika metode mi bisa divalidasi. kelembaban yang disebabkan oleh zat uji. Uji
Dalam sediaan farmasi, pengayakan biasanya dipilih pengayakan secara analitik biasanya dilakukan pada
untuk mengelompokkan tingkat kekasaran dari serbuk kelembaban ruang. Kondisi khusus yang dipakai oleh zat
dan granul. Metode mi sering dipilih untuk tertentu hams dijelaskan dalam masing-masing
mengelompokkan serbuk dan granul berdasarkan pada monografi.
ukuran partikel, dan pada umumnya penetapan dilakukan
dalam keadaan kering. Prinsip Pengayakan Analitik Pengayak analitik dibuat
Keterbatasan metode pengayakan diantaranya adalah dari tenunan kawat, yang ditenun secara sederhana yang
membutuhkan zat uji bentuk serbuk atau granul dalam diasumsikan bentuknya seperti janing persegi dan
jumlah yang cukup besar (biasanya tidak kurang dan dilekatkan pada dasar wadah silinder yang terbuka.
25 g, tergantung pada densitas serbuk atau granul dan Dasar dari metode pengayakan adalah menyusun
diameter ayakan) dan kesulitan dalam pengayakan pengayak berdasarkan derajat kekasaran yang
serbuk atau granul yang berminyak atau gaya kohesi meningkat, kemudian zat uji ditempatkan pada pengayak
lain, yang cenderung menyebabkan pengayak tersumbat. paling atas.
Metode mi pada dasamya merupakan perhitungan dua Sarang pengayak digunakan untuk standarisasi
dimensi ukuran karena seningkali yang melewati celah periode agitasi, kemudian bobot zat yang tertahan pada
ayakan tergantung dari lebar dan ketebalan dibandingkan setiap pengayak ditimbang saksama. Hasil uji
dengan panjang. menunjukkan persentase bobot serbuk dalam setiap
Metode mi dimaksudkan untuk memperkirakan rentang ukuran pengayak.
distribusi ukuran partikel total dari zat tunggal. Metode Proses pengayakan untuk memperkirakan distnibusi
mi tidak dimaksudkan untuk menentukan proporsi ukuran patikel path serbuk sediaan farmasi tunggal
partikel yang melewati atau tertahan dalam satu atau dua umumnya digunakan untuk memperoleh partikel yang
pengayak. sedikitnya 80% mempunyai ukuran lebih besar dan
Perkiraan distnibusi ukuran patikel tertera dalam 75 gm. Parameter ukuran yang berperan dalam
Metode Pengayakan Kering, kecuali dinyatakan lain menentukan distnibusi ukuran partikel dengan
dalam masing-masing monografi. Jika terdapat kesulitan pengayakan secara analitik adalah panjang sisi terkecil
dalam melakukan pengayakan (contoh, zat yang tidak dari lubang persegi pengayak yang dilewati partikel.
mudah melalui pengayak) atau jika perlu menggunakan
pengayak yang lebih halus pada akhir pengayakan (di Uji Pengayak
bawah 75 pm), dapat dipertimbangkan penggunaan Uji pengayak untuk uji farmasi sesuai dengan edisi
metode lain untuk pemisahan partikel. terbaru International Organization of Standardization
Pengayakan hams dilakukan pada kondisi yang tidak Spesflcation ISO 3310-1 : Uji Pengayak-Persyaratan
menyebabkan kelembaban zat uji meningkat atau Teknis dan Pengujian (lihat Tabel 1). Kecuali dinyatakan
lain dalam masing-masing monografi, gunakan
pengayak ISO seperti tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Ukuran dari sen pengayak standar untuk berbagai keperluan

Nominal Pengayak bendasarkan ISO Nomor Pengayak yang Nomor Nomor


Nomor US Direkomendasikan USP
Pengayak Pengayak Pengayak
Ukuran Utama Ukuran tambahan
R 20/3 R 20 R 40/3 (mikron) Eropa Jepang
11,20 mm 11,20 mm 11,20 mm
10,00mm
9,50 mm
9,00 mm
8,00 mm 8,00 mm 8,00 mm
7,10 mm
6,70 mm
6,30 mm
5,60 mm 5,60 mm 5,60 min 5600 3,5
5,00 mm
4,75 mm 4
4,50 mm
4,00 mm 4,00 mm 4,00 mm 5 4000 4000 4,7
3,55 mm
3,35 min 6 5,5
3,15 mm
2,80 mm 2,80 mm 2,80 mm 7 2800 2800 6,5
2,50 mm
-1516-

2,36mm 8 7,5
2,24 mm
2,00 mm 2,00 mm 10 2000 2000 8,6
2,00 mm
1,80 mm
1,70 mm 12 10
1,60 mm
1,40 mm 1,40 mm 14 1400 1400 12
1,40 min
1,25 mm
1,18 mm 16 14
1,12 mm
1,00 mm 1,00 mm 18 1000 1000 16
1,00 Mm
900 gm
850 gm 20 18
800 gm
710 gm 710jim 710 gm 25 710 710 22
630 gm
600 gm 30 26
560 gm
500 gm 500 gm 500 gm 35 500 500 30
450 jim
425 gm 40 36
355 gm 400 jim
355 gm 355 gm 45 355 355 42
315 gm
300 gm 50 50
280 gm
250 gm 250 gm 250 gm 60 250 250 60
224 gm
212 gm 70 70
200 gm
180 gm 180 gm 180 gm 80 180 180 83
160 gm
150 gm 100 100
140 gm
125 gm 125 gm 125 gm 120 125 125 119
112 gm
106 gm 140 140
100 gm
90 gm 90 gm 90 gm 170 90 90 166
80 jim
• 75 gm 200 200
71 gm
63 jim 63 gm 63 jim 230 63 63 235
56 gm
53 gm 270 282
50 gm
45 gm 45 gm 45 jim 325 45 45 330
40 gm
38 urn 38 391

Pemilihan pengayak harus mencakup seluruh rentang perhatikan pengayak secara saksama dari penyimpangan
ukuran partikel zat uji. Susunan pengayak disarankan atau kerusakan, terutama pada sambungan bingkai kasa.
mempunyai peningkatan bukaan lubang pengayak Kalibrasi pengayak secara optik untuk mengestimasi rata-
rata ukuran awal, dan vaniabilitas awal dari mesh ayakan.
sebesar 'ii. Susun ayakan dengan bukaan terbesar di
Gunakan Bola Kaca Standar untuk evaluasi efektivitas
bagian paling atas dan pengayak dengan bukaan terkecil
bukaan pengayak pada rentang ukuran 212 - 850 gm.
di bagian paling bawah. Gunakan satuan mikrometer atau
Kecuali dinyatakan lain dalain masing-masing monografi,
milimeter dalam menunjukkan bukaan pengayak.
lakukan analisis pengayakan dalam suhu ruang terkendali
[Catatan Jumlah mesh dalam tabel hanya untuk tujuan
dan kelembaban relatif sekitar.
konversi.] Pengayak terbuat dari baja tahan karat,
Pembersihan Pengayak Pada umumnya, pengayak
sedangkan kuningan, atau kawat non-reaktif lainnya
harus dibersihkan hanya menggunakan udara jet atau
kurang disukai.
dengan mengalirkan cairan. Jika beberapa lubang tetap
Kalibrasi dan kalibrasi ulang pengayak sesuai dengan
tersumbat oleh partikel, sebagai upaya terakhir sikat hati-
edisi terbaru dan ISO 3310-1. Sebelum digunakan,
hati.
- 1517 -

Sampel uji Jika bobot contoh tidak dinyatakan dalam Penentuan Titik Akhir Analisis uji pengayakan
monografi, gunakan bobot antara 25 dan 100 g, lengkap apabila bobot pada setiap pengayak tidak
tergantung pada kerapatan ruahan contoh dan gunakan berubah lebih dan 5% atau 0,1 g (10% dalain kasus
pengayak dengan diameter 200 mm. Untuk pengayak ayakan 76 mm) dari berat sebelumnya pada pengayak.
dengan diameter 76 mm, jumlah contoh yang dapat Jika hasil pengayakan kurang dan 5% dari berat total
ditampung sekitar 1/7 dari yang dapat ditampung contoh, titik akhir untuk pengayak meningkat dengan
pengayak dengan diameter 200 mm. Tentukan bobot perubahan bobot tidak lebih dan 20% dani berat
contoh yang paling tepat dari hasil uji pengayakan sebelumnya pada pengayak tersebut.
dengan menimbang saksama dari bobot yang berbeda, Jika lebih dan 50% dari berat total contoh ditemukan
seperti 25, 50, dan 100 g, untuk periode waktu yang sama pada satu pengayak, kecuali dinyatakan lain dalam
pada pengocok mekanik. [Cafatan Jika hanl uji serupa monografi, pengujian hams diulang, tetapi dengan
pada contoh dengan bobot 25 g dan 50 g, tetapi contoh penambahan pengayak yang lebih kasar di atas pengayak
dengan bobot 100 g menunjukkan persentase yang !ebih yang menampung berat lebih dan 50% pada susunan
rendah melalui pengayak halus, maka ulcuran contoh pengayak.
dengan bobot 100 g terlalu banyak.] Jika hanya contoh
dengan bobot 10 - 25 g yang tersedia, pengayak dengan Metode Pengayakan
diameter lebih kecil dengan spçsifikasi mesh yang sama Agitasi Mekanik
bisa digunakan, tetapi titik akhimya harus ditentukan Metode Pengayakan Kering Timbang saksama masing-
ulang. Penggunaan zat uji yang memiliki massa lebih masing pengayak dan panci pengumpul dengan ketelitian
kecil (contoh, kurang dari 5 g) mungkin diperlukan. 0,1 g. Timbang saksama sejumlah contoh masukkan ke
Untuk zat dengan kerapatan partikel tampak yang rendah, dalam pengayak yang paling atas (yang paling kasar) dan
atau untuk zat yang sebagian besar terdiri dari partikel pasang penutup. Agitasi susunan pengayak selama
dengan bentuk sangat isodiametrikal, diperlukan bobot 5 menit. Kemudian dengan hati-hati angkat setiap
contoh di bawah 5 g dengan kasa 200 mm untuk pengayak dari susunannya tanpa ada contoh yang hilang.
menghindari penahanan berlebih pada pengayak. Selama Timbang ulang setiap pengayak dan tentukan bobot
validasi metode analisis pengayak, diharapkan bahwa sampel dalam setiap pengayak. Dengan cana yang sama,
masalah penyumbatan pada pengayak mi dapat tenlihat. tentukan bobot contoh dalam panci pengumpul. Pasang
Jika kadar air contoh cenderung bertambah atau kembali susunan pengayak, dan agitasi selama 5 menit.
berkurang secara signifikan karena kelembaban yang Angkat dan timbang setiap pengayak seperti cara yang
berubah-ubah, maka uji harus dilakukan dalam ruangan tertera sebelumnya. Ulangi langkah tersebut hingga
yang dikendalikan dengan tepat. Demikian pula jika kriteria titik akhir tercapai (lihat Penentuan TItik akhir
contoh diketahui menghasilkan muatan elektrostatik, dalam Uji Pengayakan). Setelah analisis selesai,
perlu dipastikan bahwa muatan tersebut tidak jumlahkan seluruh bobot contoh. Jumlah susut bobot
inempengaruhi analisis. Untuk meminimailcan efek statis tidak lebih dan 5% bobot awal.
dapat ditambahkan bahan antistatik, seperti silikon Ulangi analisis dengan contoh baru, tetapi dengan satu
dioksida koloidal dan atau aluminium oksida sebanyak kali pengayakan dengan waktu yang setara dengan
0,5% (b/b). Jika kedua pengaruh tersebut di atas tidak gabungan waktu pengayakan di atas. Tetapkan bahwa
dapat diatasi, maka harus dipilih teknik lain untuk pengayakan memenuhi syarat untuk penentuan titik akhir,
pengukuran partikel. jika titik akhir mi telah divalidasi untuk contoh tertentu,
maka pengayakan dengan satu waktu dapat digunakan
Metode agitasi Beberapa pengayak yang berbeda dan untuk analisis selanjutnya dengan distnibusi ukuran
perangkat agitasi serbuk tersedia secara komersial yang partikel berada dalam variasi normal.
semuanya dapat digunakan untuk melakukan analisis Jika ada partikel yang tertahan pada setiap pengayak
pengayakan. Namun, perbedaan metode agitasi dapat merupakan agregat bukan berupa partikel tunggal,
memberikan hasil analisis pengayakan dan penentuan penggunaan pengayakan kering secana mekanik tidak
titik akhir yang berbeda karena perbedaan jenis dan mungkin memberilcan reprodusibilitas yang baik dan
besamya gaya yang bekerja pada masing-masing partikel hams menggunakan metode analisis untuk ukuran
yang diuji. Tersedia metode yang menggunakan agitasi partikel yang lain.
mekanik atau agitasi elektromagnetik, dan yang dapat
menginduksi baik mengayun vertikal atau gerakan Metode Entrainment Udara
berputar horizontal, atau ketukkan atau kombinasi Pengayakan Sifter Sonik dan Udara Jet Berbagai jenis
ketukkan dengan gerak berputar horizontal. Memasukkan peralatan komersial yang menggunakan aliran udara saat
partikel ke dalam aliran udara juga dapat digunakan. Pada mi tersedia untuk pengayakan. Sistem yang menggunakan
hasil harus dinyatakan penggunaan metode agitasi dan pengayakan tunggal pada suatu waktu disebut sebagai
parameter agitasi yang digunakan (jika bervariasi), karena pengayakan udara jet. Sistem mi menggunakan metode
perubahan dalam kondisi agitasi akan memberikan hasil pengayakan umum yang sama seperti yang dijelaskan
yang berbeda untuk analisis pengayakan dan penentuan dalam Metode Pengayakan Kering, tetapi dengan udana
titik akhir dan dapat menimbulkan kegagalan dalam jet terstandan sebagai pengganti mekanisme agitasi
kondisi tertentu. normal. mi membutuhkan rangkaian analisis pengayak
tunggal dimulai dari pengayak yang paling halus untuk
- 1518-

memperoleh distribusi ukuran partikel. Pengayakan udara Identifikasi Serat


jet sering menggunakan pengayak yang lebih halus
dibanding dengan pengayakan kering biasa. Teknik mi KATUN
lebih sesuai untuk fraksi yang terlalu besar atau terlalu A. Jika diamati di bawah mikroskop, tiap serat terdiri
kecil. dari sel tunggal, dengan panjang sampai Iebih kurang
Dalam metode pengayakan sonik, gunakan susunan 4 cm dan lebar sampai lebih kurang 40 m, berbentuk
pengayak dan lakukan uji contoh dalam kolom yang pipa pipih dengan dinding tebal dan bulat dan sering
berayun secara vertikal di udara mengangkat contoh dan membelit.
kemudian kembali ke lubang pengayak dengan sejumlah B. Dengan zink kiorida LP teriodinasi, serat menjadi
getaran per menit. Jika menggunakan pengayak sonik, ungu.
dapat mengurangi jumlah contoh sampai 5 g. C. Serat larut dalam asam sulfat P 66%. Mengembang
Metode pengayakan udara jet dan pengayakan sonik mi secara merata kecuali isi lumen, larut dalam tembaga(II)
berguna untuk serbuk atau granul ketika teknik oksida amonia LP. Tidak larut dalam natrium hidroksida
pengayakan mekanik tidak mampu memberikan hasil 1,25 N,
yang memuaskan. D. Pada 600 mg zat tambahkan 10 ml zink kiorida LP,
Metode mi sangat tergantung pada dispersi serbuk panaskan sampai suhu 40 0 dan diamkan selama 2,5 jam,
yang sempurna dalam aliran udara. Persyaratan mi sulit kocok sekali-sekali: serat tidak melarut.
dicapai jika metode yang digunakan di bawah batas
rentang pengayakan (yaitu, di bawah 75 .tm), jika partikel VISKOSA
cenderung lebih kohesif, terutama dengan adanya Bila pada pengujian identifikasi serat dipakai istilah
kecenderungan dari zat tersebut menghasilkan muatan viskosa yang dhnaksudkan adalah viskosa mengkilat atau
elektrostatik. Untuk keadaan di atas penetapan titik akhir viskosa tidak mengkilat.
sangat kritis dan sangat penting untuk memastikan bahwa Viskosa mengkilat
contoh yang lebih besar terdiri dari partikel tunggal dan A. Jika dalam keadaan kering diamati di bawah
bukan berupa agregat. mikroskop, serat terlihat terdiri dari lebar yang seragam
dan ganis-ganis membujur paralel yang tersebar tidak
Interpretasi Data mentah harus meliputi bobot contoh, sama di daerah lebar. Pada ujung potongan gumpalan
total waktu pengayakan, metode pengayakan yang tepat, bentuknya agak lurus. Pada potongan melintang, tenlihat
pengaturan nilai untuk setiap variabel parameter, serta bentuk seperti lingkaran atau elips dengan diameter lebih
bobot contoh yang tertahan pada setiap pengayak dan kurang 10 - 20 gm: permukaan serat kelihatan tidak rata.
dalam panci pengumpul. Data mentah dapat dengan B. Jika dilihat di bawah mikroskop, dalam kioraihidrat
mudah diubah menjadi distribusi bobot kumulatif. Jika LP dan dalam laktofenol P serat tenlihat jelas, dalam
ingin menyatakan distribusi bobot rendah kumulatif, kresol P hampir tidak tenlihat dan jika diamati antara
rentang pengayak yang digunakan harus mencakup polaritas silang dalam posisi ortogonal juga tidak tenlihat.
pengayak yang dapat dilalui oleh semua contoh. Jika C. Dengan zink kiorida LP, serat menjadi ungu.
selama proses pengayakan terbentuk agregat dari contoh D. Larutkan residu yang diperoleh dan sisa pemijaran
yang tertinggal dalam pengayak, analisis tersebut tidak dalam 5 ml asam sulfat P, dengan sedikit pemanasan,
valid. biarkan dingin dan tambahkan hati-hati 0,2 ml larutan
hidrogen peroksida P 3,0%: tidak terjadi warna kuning
jingga.
IDENTIFIKASI SERAT <841> E. Rendam dalam iodum LP beberapa menit, buang
kelebihan pereaksi dengan menggunakan kertas saring
Ruangan Terkondisi dan tambahkan 0,05 - 0,1 ml asam sulfat P 66%: serat
berwarna him.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing F. Taznbahkan larutan floroglusinol P 0,1% dalarn
monografi, kondisi ruangan untuk pengujian adalah pada etanol P 90%, kemudian tambahkan asam kiorida P:
suhu 18° - 22° dengan kelembaban relatif 60% - 70%. serat tidak berwarna merah.
G. Serat larut dalam asam sulfat P 66%. Mengembang
dan larut dalam tembaga(II) oksida amonia LP. Tidak
Penyiapan Sediaan larut dalam asam format P dan hampir tidak larut dalam
natrium hidroksida 1,25 N.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing H. Pada 100 mg serat tambahkan 10 ml zink kiorida
monografi sediaan yang akan diuji bobot, jumlah benang LP, panaskan pada suhu 40° dan biarkan selama 2,5 jam
per satuan luas, beban regang minimum dan daya serap, sambil sekali-sekali dikocok: serat larut sempunna.
sebelum diuji harus dilepaskan dari gulungan, didiamkan Viskosa tidak mengkilat
selama tidak kurang dari 24 jam dalam ruang terkondisi Lakukan seperti tertera pada identifikasi Viskosa
seperti tertera di atas dan diuji pada konclisi yang sama. mengkilat dengan modifikasi A dan B. Bila dilihat di
bawah mikroskop, serat terdiri dan partikel berbentuk
granul dengan diameter rata-nata 0,25 - 1 Rm.
- 1519-

A. Dengan penambahan hidrogen peroksida LP: terjadi dari jumlah yang tertera pada etiket. Jika persyaratan mi
wama kuning jingga. tidak dipenuhi, tetapkan isi bersih dari 20 wadah
B. Partikel berbentuk granul tidak larut. tambahan. Rata-rata isi dari 30 wadah tidak kurang dan
jumlah yang tertera pada etiket dan hanya satu wadah dan
30 wadah yang isinya kurang dari 90 % dari jumlah yang
INDEKS PENGEMBANGAN <851> tertera pada etiket untuk bobot 60 g atau 60 ml atau
kurang atau tidak kurang dan 95% dari jumlah yang
Indeks pengembangan adalah volume dalam ml yang tertera pada etiket untuk bobot lebih dari 60 g atau 60 ml
ditempati oleh 1 g obat, termasuk musilago yang tetapi tidak lebih dari 150 g atau 150 ml.
menempel, setelah mengembang di dalam cairan yang Prosedur untuk aerosol Ambil 10 wadah, hilangkan
mengandung air selama 4 jam. semua etiket yang dapat mempengaruhi bobot, pada
Masukkan 1 g obat, seutuhnya atau zat dengan derajat waktu isi wadah dikeluarkan. Bersihkan dan keringkan
kehalusan seperti tertera dalam masing-masing dengan sempuma bagian luar wadah dengan cara yang
monografi, ke dalam gelas ukur bersumbat kaca asah sesuai, dan timbang satu persatu. Keluarkan isi tiap wada
25 ml berskala, tinggi 120 - 130 mm dengan pembagian menggunakan earn yang aman, misalnya dengan
skala 0,5 ml. Kecuali dinyatakan lain, basahi obat dengan pendinginan untuk mengurangi tekanan dalam wadah,
1,0 ml etanol P (96%), tambahkan 25 ml air dan tutup buka katup dan tuang. Keluarkan isi yang tentinggal
gelas ukur. Kocok kuat-kuat setiap 10 menit selama 1 jam dengan pelarut yang sesuai, kemudian bilas dengan
dan diamkan selama 3 jam. Satu setengah jam setelah sejumlah kecil metanol P. Panaskan wadah, katup, dan
pengujian dimulai, hilangkan sebanyak mungkin volume bagian lain wadah pada suhu 1000 selama 5 menit.
cairan yang tertinggal dalam lapisan obat dan setiap Dinginkan dan timbang kembali tiap wadah beserta
partikel obat yang mengapung pada permukaan caftan bagiannya. Perbedaan antara penimbangan pertama dan
dengan cara memutar gelas ukur mengelilingi sumbu penimbangan wadah kosong adalah bobot bersih isi
tegak. Ukur volume yang ditempati obat, termasuk wadah. Persyanatan dipenuhi jika bobot bersih isi masing-
musilago yang menempel. Lakukan tiga kali pengujian masing 10 wadah yang diuji tidak kurang dari jumlah
penetapan pada waktu yang sama. Hitung indeks yang tertera pada etiket.
pengembangan dari rata-rata tiga kali pengujian tersebut.

JUMLAH BENANG PER SATUAN PANJANG 71>


ISI MINIMUM <861>
Pembalut Tidak Meregang
Pengujian dan spesifikasi berikut digunakan untuk
Metode I
sediaan knim, gel, jeli, salep, pasta, serbuk dan aerosol
temiasuk semprot topikal bertekanan dan tak bertekanan
serta inhalasi dosis terukur yang dikemas dalam wadah Tetapkan jumlah benang per 10 cm atau jika tidak
dengan etiket yang mencantumkan bobot bersih tidak memungkinkan lakukan pada jarak terpanjang sediaan
yang diuji. Jika ukuran atau jumlah unit yang tersedia
lebih dari 150 g atau 150 ml.
memungkinkan, ulangi pengujian pada tidak kurang dan
Prosedur untuk sediaan bukan aerosol Untuk wadah
4 posisi lainnya yang dipilih dan mewakili sediaan yang
yang dibeni etiket bobot, ambil 10 wadah, hilangkan
diuji. Kecuali dinyatakan lain pada monografi, hitung
semua etiket yang dapat mempengaruhi bobot pada waktu
jumlah rata-rata benang per 10 cm.
isi wadah dikeluarkan. Bersihkan dan keringkan dengan
sempurna bagian luar wadah dengan cara yang sesuai dan
timbang satu per satu. Keluarkan isi secara kuantitatif
dari masing-masing wadah, potong ujung wadah, jika Metode II
perlu cuci dengan pelarut yang sesuai, hati-hati agar tutup
Tetapkan jumlah benang per 2,5 cm dengan alat yang
dan bagian lain wadah tidak terpisah. Keringkan dan
sesuai. Jika ukuran atau jumlah unit yang tersedia
timbang kembali masing-masing wadah kosong beserta
memungkinkan, ulangi pengujian pada tidak kurang dan
bagian-bagiannya. Perbedaan antara kedua penimbangan
4 posisi lainnya yang dipilih dan mewakili sediaan yang
adalah bobot bersih isi wadah. Untuk wadah yang diberi
diuji. Kecuali dinyatakan lain pada monografi, hitung
etiket volume, tuangkan isi dari 10 wadah ke dalam
jumlah rata-rata benang per 10 cm.
10 gelas ukur yang sesuai. Catat volume dari masing-
masing isi wadah. Volume bersih rata-rata isi dari 10
Metode III
wadah tidak kurang dari volume yang tertera pada etiket
dan volume bersih dari masing-masing wadah tidak
Tetapkan jumlah seluruh benang anali memanjang
kurang dan 90% dari jumlah seperti tertera pada etiket
dalam bahan yang tidak meregang dan ukun lebar bahan
jika pada etiket tertera 60 g atau 60 ml atau kurang.
dihitung dari kedua sisi yang berlawanan. Jika jumlah
Untuk etiket dengan bobot tertera lebih dari 60 g atau 60
satuan yang tersedia memungkinkan, ulangi pengujian
ml, tetapi tidak Iebih dari 150 g atau 150 ml, volume
menggunakan tidak kurang dari 4 satuan lain yang dipilih
bersih dari masing-masing wadah tidak kurang dan 95%
dan mewakili sediaan yang diuji. Kecuali dinyatakan lain
- 1520-

dalam monografi, hitung jumlah benang rata-rata per jumlah karbon dioksida yang terbentuk dalam air.
10 cm, Kemudian jumlah karbon dioksida tersebut ditetapkan
sebagai kadar karbon organik total dalam air.
Metode IV Semua teknologi harus dapat membedakan antara
karbon anorganik yang mungkin ada dalam air berasal
Tetapkan jumlah benang arah memanjang dan arah dari sumber seperti CO2 terlarut dan bikarbonat, dan CO2
melebar pada 3 tempat dengan luas 10 cm x 10 cm. yang dihasilkan dari oksidasi molekul organik dalam
Hitting jumlah benang rata-rata 10 cm arah memanjang contoh. Perbedaan dapat ditunjukkan baik dengan
dan arab melebar. menetapkan karb*i anorganik dan mengurangkan dan
Jika lebar bahan lebih kecil dari 10 cm, hitung jumlah karbon total (karbon total merupakan jumlah karbon
benang pada seluruh lebar dan hitung jumlah benang per organik dan karbon anorganik) atau dengan
10 cm berdasarkan lebar yang tertera pada etiket. Jika menghilangkan karbon anorganik dari contoh sebelum
lebar sediaan lebih besar dari 10 cm, bagian benang yang dioksidasi. Pada waktu menghilangkan kanbon anorganik
tidak tertenun dengan sempurna tidak dihitung. kemungkinan sebagian kecil molekul karbon organik
dalam air untuk farmasi yang ikut terbuang dapat
Pembalut Meregang Sempurna diabaikan.

Tetapkan jumlah benang ke arah memanjang pada Persyaratan Peralatan Metode uji mi dilakukan baik
bahan yang meregang sempurna dengan memberikan sebagai uji langsung atau tidak langsung di laboratorium
beban ke arah melebar 10 N per cm leban (lebih kurang menggunakan alat terkalibrasi. Kesesuaian alat harus
1,07 kgf per cm lebar). ditunjukkan secara berkala seperti dijelaskan di bawah
Tetapkan jumlah benang ke arah melebar pada saat mi. Sebagai tambahan, batas deteksi spesifik dari pabrik
sediaan meregang sempurna dengan memberikan beban pembuat hams 0,05 mg karbon per liter (0,05 bpj karbon)
ke arah memanjang 10 N per cm lebar (lebih kurang atau dibawahnya.
1,07 kgf tiap cm lebar). Hitting jumlah benang sepanjang Jika pengujian air untuk keperluan pengawasan mutu,
10 cm. Kecuali jika per cm terdapat 10 benang atau lebih, pastikan bahwa alat dan data berada di bawah
lakukan penghitungan sepanjang 2,5 cm menggunakan pengawasan yang memadai. Metode dan lokasi
alat yang sesuai. Jika pengukuran bahan tidak mungkin pengambilan contoh untuk pengukuran langsung maupun
dilakukan pada jarak 10 cm, gunakan ukuran terbesar tidak langsung hanus dapat menggambarkan kualitas air
yang dapat dilakukan. Jika ukuran atau jumlah satuan yang digunakan. Produksi, distribusi dan penggunaan air
yang tersedia memungkinkan ulangi pengujian tidak mempengaruhi pemilihan metode pengukuran secana
kurang dari 4 posisi lainnya yang dipilih dan mewakili langsung atau tidak langsung.
sediaan yang diuji. Kecuali dinyatakan lain pada
monografi, hitung jumlah rata-rata benang per 10 cm. Baku Pembanding 1,4-Benzokuinon BPFI; Sukrosa
BPFI.

KAREON ORGANIK TOTAL <875> Air Gunakan air yang memiliki tingkat KOT tidak
lebih dan 0,1 mg per liter. [Catatan Persyaratan
Karbon Organik Total (KOT) adalah suatu pengukuran konduktivitas mungkin diperlukan untuk memastikan
tidak langsung molekul organik yang ada pada air untuk kehandalan metode.]
farmasi yang diukur sebagai karbon. Molekul organik
masuk ke dalam air berasal dari sumber air, dari sistem Wadah Kontaminasi bahan organik dari wadah dapat
pemurnian dan distribusi bahan dan dari bioftim yang menghasilkan nilai KOT yang tinggi. Oleh karena itu,
tumbuh dalam sistem. KOT dapat digunakan sebagai gunakan alat gelas atau wadah contoh yang telah
kendali proses untuk mengawasi kinerja unit operasi dibersihkan secara sempurna dari residu organik. Metode
dalam sistem pemurnian dan distribusi air. Pengukuran apapun yang secara efektif mampu menghilangkan bahan
KOT tidak dapat menggantikan uji endotoksin atau organik dapat digunakan, seperti tertera pada Pencucian
mikrobiologi. Sementara itu, ada hubungan kualitatif Peralatan Kaca <1331>. Gunakan Air untuk pembilasan
antara sumber makanan dan aktivitas mikrobiologi tetapi akhir.
tidak ada hubungan langsung secara kuantitatif.
Ada sejumlah metode yang dapat digunakan untuk Larutan Baku Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
menganalisis KOT. Bab mi tidak bermaksud masing monografi, timbang saksama sejumlab Sukrosa
menganjurkan, membatasi atau mencegah penggunaan BPFI, larutkan dalam Air, hingga kadar lebih kurang
teknologi, tetapi merupakan pedoman untuk menilai 1,19 mg per liter (0,50 mg karbon per liter).
teknologi tersebut melalui interpretasi hasil pengujian
peralatan yang digunakan sebagai uji batas. Larutan Kesesuaian Sistem Timbang saksama
Alat yang umumnya digunakan untuk penetapan KOT sejumlah 1,4-Benzokuinon BPFI, larutkan dalam Air,
dalam air untuk farmasi biasanya digunakan dengan hingga kadar lebih kurang 0,75 mg per liter (0,50 mg
tujuan mengoksidasi molekul organik dalam air untuk kanbon per liter).
menghasilkan karbon dioksida diikuti dengan pengukuran
- 1521-

Kendall untuk Air Gunakan sejumlah tertentu Air digunakan dalam pengujian dengan kondisi yang
yang sama dengan yang digunakan pada pembuatan dipersyaratkan, atau jika opalesen tidak lebih dan
Larutan Baku dan Larutan Kesesuaian Sistem. suspensi padanan I.

Larutan Uji Gunakan contoh air yang diperoleh secara Larutan hidrazin sulfat Larutkan dan eneerkan 1,0 g
langsung maupun tidak langsung yang sesuai dan dapat hidrazin sulfat P hingga 100 ml dengan air, biarkan
mewakili kualitas air yang digunakan. selama 4 - 6 jam.

Larutan Kendali Lain Siapkan sejumlah larutan Larutan heksametilentetramin. Larutkan 2,5 g
pereaksi blangko atau larutan spesifik lainnya yang heksametilentetramin P dalam labu bersumbat kaca
diperlukan untuk menetapkan garis dasar alat atau 100,0 ml dengan 25,0 ml air.
penyesuaian kalibrasi dengan mengikuti instruksi dan
pabrik pembuat, dan lakukan pengukuran blangko untuk Suspensi opalesen primer (suspensi formazin)
mendapat nilai no! alat. Dalam wadah yang berisi Larutan heksametilen- tetramin
tambahkan 25,0 ml Larutan hidrazin sulfat. Aduk dan
Kesesuaian Sistem Lakukan pengujian Kendall untuic biarkan selama 24 jam. Larutan stabil selama 2 bulan,
Air pada alat dan rekam respons, r. Ulangi pengujian jika disimpan dalam wadah kaca bebas dari kerusakan
menggunakan Larutan Baku dan rekam respons, r3. permukaan. Suspensi tidak boleh menempel di kaca dan
Hitung respons Larutan Baku yang telah dikoreksi, yang hams dikocok bila akan dipergunakan.
merupakan batas respons, dengan mengurangkan respons
Kendali untuk Air dari respons Larutan baku. Batas Baku opalesense Encerkan 15,0 ml Larutan opalesen
teoritis 0,50 mg karbon per liter setara dengan respons primer dengan air sampai 1000,0 ml. Larutan harus
Larutan Baku terkoreksi, r3 - r. Uji Larutan Kesesuaian dibuat barn dan dapat digunakan 24 jam setelah
Sistem dalam alat dan rekam respons, r5 . Hitung respons pembuatan.
Larutan Kesesuaian Sistem terkoreksi dengan
mengurangkan respons Kendall untuk Air dengan respons Suspensi padanan Siapkan suspensi padanan seperti
Larutan Kesesuaian Sistem, r - r. Hitung persentase Table 1. Kocok dan aduk sebelum digunakan.
efisiensi respons Larutan Kesesuaian sistem dengan
rumus: Tabel 1
I II III IV
100 [(rss — rw ) Baku opalesen 5,0 ml 10, ml 30,0 ml 50,0 ml
Air 95,0 ml 90,0 ml 70,0 ml 50,0 ml
L rs—rw
Baku kekeruhan. Siapkan suspensi formazin dengan
Sistem mi sesuai jika efisiensi respons tidak kurang dan
mencampurkan Larutan hidrazin sulfat dengan Larutan
85% dan tidak lebih dari 115% respons teoritis.
heksametilentetramin dalam jumlah yang sama dan
ditetapkan sebagai baku padanan primer 4000 NTU
Prosedur Lakukan uji pada Larutan Uji dan rekam
(Nefelometri Turbidity Units). Larutan padanan I, II, II
respons, ru. Larutan Uji memenuhi syarat jika ru tidak
dan IV masing-masing memiliki nilai 3 NTU, 6 NTU,
lebih dari batas respons rs - rw. Metode mi dapat
18 NTU dan 30 NTU. Penstabil suspensi formazin yang
dilakukan menggunakan alat langsung atau tidak dapat digunakan untuk menjaga kestabilan, baku
langsung yang memenuhi Persyaratan Peralatan.
kekeruhan encer tersedia secara komersial dan dapat
dipergunakan setelah dibandingkan dengan baku yang
dibuat seperti yang telah dijelaskan. Formazin memiliki
K&JERNIHAN DAN WARNA LARUTAN <881> beberapa karakteristik yang diinginkan sebagai baku
kekeruhan yang baik. Jika ingin mendapatkan
A. Kejernihan Larutan pengulangan yang baik siapkan dari bahan baku, uji.
Metode Visual Karakteristik fisika membuatnya menjadi baku kalibrasi.
Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi alas Polimer formazin disusun dari rantai panjang yang
datar dengan diameter dalam 15 - 25 mm, tidak berwarna, berbeda yang berlipat menjadi susunan acak. Hasil mi
tranparan dan terbuat dari kaca netral. Bandingkan berada dalam rentang uji yang lebar dari bentuk dan
larutan uji dengan larutan suspensi padanan yang dibuat ukuran partikel, yang secara analitik cocok dengan
segar, setinggi 40 mm. Bandingkan kedua larutan di kemungkinan ukuran dan bentuk partikel yang berbeda
bawah cahaya yang terdifusi 5 menit setelah pembuatan ditemukan dalam contoh nyata. Oleh karena
suspensi padanan dengan tegak lurus ke arah bawah reprodusibilitas formazin, kanakteristik hamburan dan
tabung menggunakan latar belakang berwama hitam. mampu telusur, maka algoritma kalibrasi instnumen dan
Difusi cahaya hams sedemikian rupa sehingga suspensi kriteria kinerja sebagian besar didasarkan pada baku mi.
padanan I dapat dibedakan dari air dan suspensi padanan
II dapat dibedakan dari suspensi padanan I. Larutan
dianggap jernih apabila sama dengan air atau larutan yang
- 1522-

Metode Instrumental tersebar dan partikel lain menghalangi jalannya menuju


Pendahuluan ke detektor. Nilai terbesar dan nefelometni, dimana
Tingkat dari opalessense dapat diterangkan dengan pengukuran dapat diandalkan dibuat pada batas 1750 -
pengukuran menggunakan instrumental dari cahaya yang 2000 NTU. Lineanitas ditunjukkan dengan membuat
diserap atau disebarkan pada jumlah kepadatan optik kurva kalibrasi menggunakan sekurang-kurangnya 4 titik
submikroskopis yang tidak homogen dari larutan konsentrasi.
opalesen dan suspensi. Dua bagian dari teknik tersebut
adalah nefelometri dan turbidimetri. Untuk pengukuran Kekeruhan
kekeruhan dari warna contoh, dapat digunakan pemilihan Sifat-sifat optik yang dinyatakan sebagai kekenuhan
rasio turbidimetri dan nefelometri. Efek dan adalah interaksi antana cahaya dan partikel dalam cahan.
penghamburan cahaya dari partikel suspensi dapat diukur Hal mi merupakan pernyataan dari peralatan optik yang
dengan mengamati cahaya yang ditransmisikan menyebabkan cahaya lebih dihamburkan dan diserap dan
(turbidimetri) atau cahaya yang dihamburkan pada ditransmisikan secana lurus melalui contoh. Jumlah
(nefelometni). Perbandingan turbidimetri adalah mateni padat dalam suspensi dapat ditentukan dengan
kombinasi antara nefelometri dan turbidimetri. pengukuran cahaya yang ditransmisikan. Hubungan linear
Tunbidimetri dan nefelometri berguna untuk pengukuran antara kekenuhan dan kadan diperoleh ketika di dalam
dari sedikit suspensi opalesen. Pembuatan suspensi suspensi terdapat ukuran partikel yang seragam dan
padanan haruslah dengan kondisi yang baik. Untuk homogen. Hal mi hanya berlaku di dalam suspensi yang
pengukuran kuantitatif, perlu digunakan kurva kalibrasi, sangat encer yang mengandung partikel kecil. Linienitas
hubungan añtara karakteristik optik dari suspensi dan antara kekeruhan dan kadan didapatkan dengan membuat
kadar fase yang terdispersi pada semi-empirik terbaik. kurva kalibrasi menggunakan sekurang-kurangnya 4 titik
Penentuan opalesen dari warna larutan dilakukan konsentrasi.
berdasarkan perbandingan turbidimeter atau nefelometer
dengan cara pemilihan perbandingan, karena warna dapat Perbandingan kekeruhan
menimbulkan gangguan negatif, melemahkan kedua Dalam perbandingan kekeruhan, hubungan dan
kejadian, menghamburkan cahaya dan menurunkan nilai perhitungan transmisi untuk pengukuran cahaya yang
kekeruhan. Efeknya begitu besar untuk contoh berwarna dihamburkan sebesan 900 dapat ditentukan. Prosedur mi
dimana nephelometer konvensional tidak dapat digunakan untuk cahaya yang berkurang oleh warna
digunakan. contoh. Pengaruh wanna contoh hams dihilangkan dengan
Pengukuran kejernihan dan opalesen dengan instrumen menggunakan Infrared Light-Emitted Diode (JR LED)
memberikan lebih banyak uji pengecualian yang tidak pada 860 nm dan sumber cahaya alat. Instrumen dengan
akan muncul pada analisa secara visual. Hasil berupa detektor fotodioda menerima dan mengukur hamburan
angka lebih banyak dipakai dalam pengamatan kualitas cahaya pada sudut 900 dari contoh serta mengukur
dan proses pengawasan, terutama dalam stabilitas. hamburan kedepan (cahaya yang dipantulkan) pada
Sebagai contoh, sebelum data angka dalani stabilitas bagian depan sampel secara terus menenus dengan
diproyeksikan untuk penentuan apakah ukuran dan mengukur cahaya yang ditransmisikan langsung melalui
perumusan atau kandungan aktif akan melampaui batas sampel. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan NTU
shelf-life dari waktu kedaluarsa. (perbandingan) yang dipenoleh dengan menghitung
perbandingan hamburan cahaya pada sudut 90° cahaya
Nefelometri dan hamburan cahaya yang diukur terhadap penjumlahan
Ketika larutan memberikan gambaran pada sudut komponen dan hamburan ke depan dan nilai cahaya yang
kanan dari arah jatuhnya cahaya, sistem opalesen akan ditransmisikan. Pada perbandingan turbidimetni pengaruh
menghadap ke anah bayangan dari partikel larutan (efek cahaya menyimpang dapat ditiadakan. Nefelometer
Tyndall). Pastinya sebagian sorot cahaya masuk, sebagian digunakan untuk mengukur tingkat opalesen daii wanna
dari kekeruhan larutan dipancankan, sebagian lainnya larutan.
diabsorsi dan sebagian dihamburkan oleh partikel Pengukuran suspensi padanan I - IV dengan perbandingan
suspensi. Jika ukunan lebar cahaya dibuat 900 dari lebar turbidimeter ditunjukkan dalam hubungan linear antana
cahaya, maka cahaya yang dihamburkan oleh partikel kadar dan nilai NTU. Suspensi padanan I - IV dapat
suspensi akan dipergunakan untuk menentukan kadar, digunakan sebagai kalibrator untuk instrumen.
penyajian angka dan ukuran partikel berpengaruh
terhadap sisa tersebar. Suspensi padanan hanus label 2
mempertahankan tingkat kekeruhan yang tetap konstan, Nilai opalesen
contoh dan suspensi padanan hams disiapkan dengan Suspensi Fonniazin (NTU)
kondisi yang sama. Efek Tyndall tergantung pada jumlah Suspensi padanan I 3
dan ukuran pantikel. Pengukuran nefelometni lebih dapat Suspensi padanan II 6
diandalkan pada jarak kekeruhan yang rendah, karena Suspensi padanan III 18
pada kondisi tersebut terdapat hubungan yang linear Suspensi padanan IV 30
antara nilai Nefelometric Turbity Unit (NTU) dengan Baku opalesen 60
signal relatif detektor. Tingkat kekeruhan meningkat, Suspensi opalesen primer 4000
tidak semua partikel terpapar bersama cahaya dan radiasi
- 1523 -

untuk rentang 0 - 10 NTU, <0,5 NTU untuk rentang


Penentuan Opalesen dengan instrumen 10- 1000 NTU.
Persyaratan dalam monografi dinyatakan dalam
metode pemeriksaan visual dengan suspensi padanan. Karakteristik instrumen sesuai persyaratan di atas dan
Metode instrumen akan dipergunakan untuk menentukan diverifikasi menggunakan suspensi padanan dan
kepatuhan dengan persyaratan monografi, salah satunya diunaikan dengan metode visual yang dapat digunakan
adalah kesesuaian dari instrumen yang diuraikan di sebagai pengganti pemeriksaan visual untuk penentuan
bawah antara tetapan dan kalibrasi dengan suspensi ketepatan dengan persyaratan monografi. Peralatan
padanan I - IV dan dengan air atau dengan pelarut yang dengan batas atau resolusi, akurasi dan kemampuan
digunakannya. pengulangan selain dari yang disebutkan di atas dapat
dipergunakan bila telah divalidasi dan mampu untuk
Peralatan penggunaan yang dimaksudkan. Metode pengujian untuk
Rasio turbidimeter atau nephelometer dengan zat atau produk harus divalidasi untuk menunjukkan
pemilihan aplikasi rasio menggunakan sumber cahaya kemampuan analisis. Peralatan dan metode harus
lampu tungsten dengan sensitifitas spektra antara 550 nm konsisten dengan sifat dari produk yang diuji.
yang beroperasi pada filament warna bersuhu 2700 K,
atau JR LED yang memiliki emisi maksimal pada 860 rim
dengan panjang gelombang spektra 60 nm. Dapat juga KERAPATAN SERBUK RUAHAN DAN
dipergunakan sumber cahaya lainnya yang sesuai. SERBUX MAMPAT <891>
Photodiode silicon dan photomultiplier biasanya
digunakan sebagai detektor dan pencatat perubahan di Kerapatan Serbuk Ruahan
dalam hamburan cahaya atau transmisi oleh contoh.
Hamburan cahaya pada 90±2,5° dideteksi oleh detektor Kerapatan serbuk ruahan adalah perbandingan antara
pertama. Detektor lainnya mendeteksi kembali dan massa serbuk yang belum dimampatkan terhadap volume
meneruskan hamburan cahaya sebagai cahaya transmisi. termasuk kontribusi volume pori antanpantikel. Oleh
Instrumen yang digunakan dikalibrasi lagi dengan baku karena itu, kerapatan serbuk ruahan tergantung pada
untuk mengetahui kekeruhan dan mampu dengan segera kepadatan partikel serbuk dan susunan pantikel serbuk.
menentukan kekeruhan. Hasil uji dinyatakan dalam NTU Satuan internasional kilogram per meter kubik (I g/ml =
yang diperoleh dari instrumen dan membandingkan 1000 kg/M 3 ), karena pengukunan dilakukan dengan
perinciannya dengan masing-masing monografi. menggunakan gelas ukur maka kerapatan serbuk ruahan
Instrumen yang digunakan memiliki spesifikasi yang dinyatakan dalam gram per ml (g/ml). Hal mi dapat jua
sesuai. dinyatakan dalam gram per sentimeter kubik (g/cm).
- Unit pengukuran: NTU adalah dasar kekeruhan dan Sifat dari kerapatan serbuk tergantung pada
baku padanan primer formazin. FTU (Formazin penanganannya seperti persiapan, perlakuan dan
Turbidity Units) atau FNU (Formazin Nephelomety penyimpanan. Pantikel-partikel dapat dikemas untuk
Units) juga dapat digunakan dan ekuivalen dengan rnemiliki berbagai kerapatan serbuk ruahan, tetapi sedikit
NTU pada daerah rendah (di atas 40 NTU). Satuan gangguan pada serbuk dapat menyebabkan perubahan
mi dipakai dalam semua metode yang dipergunakan pada kerapatan serbuk ruahan. Keberulangan pengukunan
(nefelometri, turbidimetri dan perbandingan yang baik sering kali sulit diperoleh sehingga dalam
kekeruhan) pelaporan hasil harus dinyatakan secana rind bagaimana
- Batas pengukuran : 0,01 - 1100 NTU pengukuran tersebut dilakukan. Kerapatan serbuk ruahan
- Resolusi : 0,01 NTU di dalam batas 0— 10 NW; 0,1 ditetapkan dengan mengulcun volume contoh serbuk yang
NTU di dalam batas 10 - 100 NW, dan I NW telah diayak dan diketahui bobotnya kemudian
untuk batas> 100 NTU. Instrumen dikalibrasi dan dimasukkan ke dalam gelas ukun (Metode I) atau
dikontrol dengan baku padanan formazin. menimbang massa serbuk yang telah diketahui
- Akurasi NTU: ± ( 2% dari pernbacaan + 0,01) NTU. volumenya menggunakan volumeter ke dalam sebuah
10- 1000 NTU:±5%. cawan (Metode II) atau pengukuran dengan bejana
- Repetabiliti: 0 - 10 NTU: ± 0,01 NTU. 10 - 1000 pengukur (Metode III).
NTU: ± 2 persen dari nilai perhitungan. Metode I dan Metode III lebih disukai.
- Kalibrasi: rnenggunakan 4 suspensi padanan dan
\ formazin dalam batas yang disesuaikan dengan Metode I - Pengukuran Menggunakan Gelas Ukur
tujuan. Suspensi padanan diuraikan dalam bab mi Prosedur Sejumlah serbuk yang mencukupi untuk
atau dilakukan kalibrasi ulang pada baku padanan pengujian jika perlu diayak dengan ayakan yang memiliki
yang sesuai dengan menggunakan suspensi padanan lubang ayakan yang lebih besar atau sama dengan 1,0 mm
primer. untuk memecah gumpalan yang mungkin terbentuk
- Cahaya sesatan: adalah sumber kesalahan yang selama penyimpanan; hal mi hams dilakukan secara
berarti dalam perhitungan kekeruhan tingkat rendah, perlahan untuk mencegah perubahan sifat materi.
cahaya sesatan mencapai detektor dari sistem optik, Timbang saksama lebih kunang 100 g serbuk yang telah
tetapi tidak sampai terhadap contoh, < 0,15 NW diayak, (M), dengan tingkat akurasi 0,1%, masukkan ke
- 1524-

dalam gelas ukur 250 ml (dengan skala terkecil 2 ml), tajam secara tegak lurus dengan permukaan atas wadah
tanpa pemampatan. Ratakan permukaan serbuk dengan itu, pertahankan posisi spatula tegak lurüs guna menjaga
hati-hati taupa dimampatkan jika perlu, dan bacalah kemasan atau mengikis serbuk dari wadah. Bersihkan
volume yang terlihat (V0) ke skala terdekat. Hitung dinding luar wadah dan tentukan bobot, M, dari serbuk
kerapatan ruahan dalam g/mI dengan rumus MIV 0 . dengan tingkat akurasi 0,1%. Hitung kerapatan ruahan,
Lakukan pengukuran secara berulang. Jika kepadatan dalam g per ml, dengan rumus:
serbuk terlalu rendah atau terlalu tinggi, sehingga contoh
uji memiliki volume yang belum dimampatkan lebih dan M
250 ml atau kurang dari 150 ml, tidak dimungkinkan V0
untuk menggunakan 100 g contoh serbuk. Oleh karena
itu, jumlah serbuk yang berbeda hams dipilih sebagai V0 adalah volume wadah dalam ml. Hitung rata-rata dan
cpntoh uji, sehingga volume serbuk yang belum tiga pengukuran menggunakan tiga contoh serbuk yang
dimampatkan berada diantana 150 - 250 ml (volume lebih berbeda.
besar atau saina dengan 60% dari volume gelas ukur);
bobot serbuk uji yang digunakan dicantumkan dalam Metode ifi Pengukuran Menggunakan
hasil. Untuk serbuk yang memiliki volume antara 50 ml Bejana Pengukur
clan 100 ml, gunakan gelas ukur 100 ml dengan skala
1 ml; volume gelas ukur yang digunakan dicantumkan Peraiatan Alat terdini dari sebuah bejana pengukur
dalain hasil. silinder tahan karat berukuran 100-ml dengan ukuran
yang ditetapkan seperti pada Gambar 2.
Metode II- Pengukuran Menggunakan Volumeter
Peralatan Alat (Gambar 1) terdini dari corong pada
bagian atas yang dilengkapi dengan ayakan 1,0 mm'.
Corong yang terpasang di atas kotak penyokat berisi
empat lempeng penyekat kaca dimana serbuk meluncur
dan terpental saat melewatinya. Pada bagian bawah kotak
1
52.0
fl45o.5

II 50.0
penyekat terdapat corong yang mengumpulkan serbuk
dan memungkinkan untuk dituang ke dalam cawan
I JJ
10.0 tk-54.o
dengan kapasitas tertentu yang dipasang laugsung di
bawabnya. Cawan bisa berbentuk silinder (volume
25,00±0,05 ml dengan diameter dalam 30,00±2,00 mm) Gamban 2
atau persegi (volume 16,39±0,2 ml dengan dimensi dalam Prosedur Sejumlah serbuk yang mencukupi untuk
25,4±0,076 mm). pengujian jika perlu diayak dengan ayakan yang memiliki
lubang ayakan yang lebih besar atau sama dengan 1,0 mm
untuk memecah gumpalan yang mungkin terbentuk
Coristhak
selama penyimpanan sehingga memungkinkan contoh
mengalir bebas ke dalam bejana pengukur (yang telab
ditara) sampai berlebih. Secara hati-hati kikis kelebihan
Pmewi
serbuk dari bagian atas bejana pengukur seperti yang
dijelaskan pada Metode II. Tentukan bobot (M o) serbuk
dengan pendekatan 0,1%. Hitung kerapatan serbuk
ruahan (g/ml) dengan numus M 0/1 00, dan catat rata-rata
tiga pengukuran menggunakan tiga contoh serbuk yang
berbeda.

Kerapatan Serbuk Mampat adalah tingkatan dan


kerapatan serbuk mampat yang diperoleh dengan cara
mengetuk secara mekanis gelas ukur atau bejana
CAWAUPON"bM. 1.1
pengukur yang benisi serbuk. Setelah mengamati volume
atau bobot serbuk awal, gelas ukun atau bejana pengukur
Gambar 1 diketuk secara mekanik dan pembacaan volume atau
bobot dilakukan setelah terjadi perubahan volume atau
Prosedur Alirkan serbuk dalam jumlah berlebih bobot. Pengetukan secara mekanik didapat dengan cara
melalui alat tersebut ke dalam wadah penampung (yang meninggikan gelas ukun atau bejana pengukur sehingga
telah ditara) sampai melimpah. Gunakan wadah memungkinkan serbuk untuk tunun karena pengaruh
penampung dengan volume minimum 25 cm3 untuk bobotnya sendiri sampai jarak tertentu, menurut salah
bentuk persegi dan 35 cm untuk bentuk silinder. Hati- satu dan tiga metode seperti dijelaskan di bawah. Alat
hati mengikis kelobihan serbuk dari atas wadah yaitu yang memutan gelas ukur atau bejana pengukur selama
dengan cara gerakan perlahan pinggiran spatula yang pengetukan mungkin lebih disukai untuk meminimalkan
kemungkinan pemisahan massa selama pengetukan.
- 1525 -

pengukuran menggunakan tiga contoh serbuk yang


Metode I berbeda.

Peralatan Alat (Gambar 3) terdiri dan:


• Sebuah gelas ukur 250 ml (skala 2 ml dengan massa
220±44 g)
• Sebuah alat pemampat yang mampu menghasilkan Pengukuran Kompresibilitas Serbuk
250±15 ketukan per menit dari ketinggian 3±0,2mm
atau 300±15 ketukan dari ketinggian 14±2 mm. Karena interaksi antar partikel yang mempengaruhi
• Penyangga gelas ukur dengan massa 450±10 g. sifat ruahan dari serbuk juga mempengaruhi aliran
serbuk, perbandingan antara kerapatan serbuk ruahan dan
Prosedur Lakukan seperti yang dijelaskan di atas kerapatan serbuk mampat menggambarkan nilai interaksi
untuk penentuan volume ruah (Vo). Pasang gelas ukur mi dalam serbuk. Perbandingan mi sering digunakan
pada penyangga. Lakukan 10, 500, dan 1250 ketukan sebagai indeks kemampuan serbuk mengalir, misalnya
pada contoh serbuk yang sama dan bacaV 10,V500, V 1250 ke Indeks Kompresibilitas atau Perbandingan Hausner
satuan gelas ukur terdekat. Jika perbedaan antara V 500 dart sepenti dijelaskan di bawah mi.
V 1250 kurang dari 2 ml, maka V 1 250 adalah volume Indeks Kompresibilitas dan Perbandingan Hausner
pemampatan. Jika perbedaan antara V500 dan V 1250 adalah ukuran dari kecenderungan serbuk yang akan
melebihi 2 ml, ulangi peningkatan seperti pengetukan dikompres seperti dijelaskan di atas, yang merupakan
1250, hingga perbedaan antara pengukuran kurang dan kemampuan serbuk untuk mantap dan relatif berguna
2 ml. Mungkin diperlukan pengetukan yang lebih sedikit untuk menetapkan interaksi antar partikulat. Pada serbuk
untuk beberapa jenis serbuk, saat divalidasi. Hitung yang mengalin bebas, interaksi tersebut kurang berarti dan
kerapatan serbuk mampat (g/ml) dengan menggunakan nilai kerapatan serbuk nuahan dan serbuk mampat lebih
rumus MJVF, VF adalah volume setelah pengetukan akhir. dekat. Untuk bahan yang lebih sukan mengalir, interaksi
Lakukan pengukuran secara berulang. Tetapkan antar partikel sering lebih besar dan perbedaan antara
ketinggian jatuh serta hasilnya. Jika tidak mungkin untuk kerapatan serbuk nuahan dan serbuk mampat juga besan.
menggunakan 100 g contoh uji, gunakan contoh yang Perbedaan mi tercermin dalam Indeks Kompresibilitas
dikurangi jumlahnya dan gelas ukur 100 ml (skala 1 ml) dan Perbandingan Hausner,
dengan berat 130±16 g dan terpasang pada dudukan
dengan berat 240±12 g. Modifikasi kondisi uji cantumkan
dalam laporan hasil. I i I
Metode II

Peralatan dan Prosedur Lakiikan seperti yang C:du:IedclInder


dijelaskan pada Metode I kecuali bahwa alat uji mekanik
memberikan tetesan tetap sebesar 3±0,2 mm pada Cylinder
kecepatan 250 ketukan per menit. support

Metode III

Peralatan dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada


Metode III Pengukuran Menggunakan Bejana Pengukur Anvil
7Ftos dIrnension Is such
dalam Kerapatan Serbuk Ruahan untuk mengukur that the drop () meets
spacllicetlons and that, at
kerapatan serbuk mampat menggunakan perlengkapan f the lowest point of cam,
bejana tertutup seperti Gam bar 2. Bejana pengukur yang / the cylinder support Is sitting
freely on the upper part of
dilengkapi dengan penutup, diangkat 50 - 60 kali per the anvil.
menit menggunakan alat uji kerapatan serbuk mampat Cam

yang sesuai. Lakukan 200 kali pengetukan, buka penutup,


dan secara hati-hati kikis kelebihan serbuk dari atas Gambar 3
bejana pengukur seperti yang dijelaskan dalam Metode III
Pengukuran Menggunakan Bejana Pengukur untuk Indeks Kompresibifitas Dihitung dengan rumus:
mengukur kerapatan serbuk ruahan. Ulangi prosedur
menggunakan 400 kali pengetukan. Jika perbedaan antara 1001v0 —VF
dua massa setelah 200 dan 400 pengetukan melebihi 2%,
lakukan pengujian menggunakan tambahan 200 kali VO
pengetukan lagi sampai diperoleh perbedaan antara kedua
pengukuran kurang dan 2%. Hitting kerapatan serbuk V0 = volume sebelum dimampatkan
mampat (g/ml) dengan rumus MF/ 100, MF adalah massa VF = volume setelah pengetukan
serbuk pada bejana pengukur. Hitung rata-rata dari tiga
-1526-

Perbandingan Hausner Dihitung dengan rumus: dosis tunggal dan tidak mengandung zat
tambahan aktif atau inaktif;
V0 (133)Sediaan padat (termasuk sediaan padat steril)
yang dikemas dalam wadah dosis tunggal, dengan
VF atau tanpa zat tambahan aktif atau inaktif, yang
disiapkan dari larutan asal dan dibeku-keringkan
Tergantung pada serbuk, indeks kompresibilitas dapat dalam wadah akhir dan pada etiket dicantumkan
diukur menggunakan V 10 selain Vo. [Catatan Aka V10 metode pembuatan; dan
digunakan, harus dicantumkan pada laporan haril.] (134)Kapsul keras, tablet tidak bersalut atau tablet salut
selaput, mengandung zat aktif 25 mg atau Iebih
yang merupakan 25% atau lebih terhadap bobot,
KESEMPURNAAN MELARUT <901> satuan sediaan atau dalam kasus kapsul keras,
kandungan kapsul, kecuali keseragaman dari zat
aktif lain yang tersedia dalam bagian yang lebih
Masukkan sejumlah zat seperti tertera dalam masing- persyaratan keseragaman
kecil memenuhi
masing monografi ke dalam gelas ukur bersumbat kaca kandungan.
10 ml dengan ukuran lebih kurang 125 mm x 13 mm dan
telah dibersihkan dengan cermat. Dengan menggunakan
Uji Keseragaman kandungan dipersyaratkan untuk
pelarut seperti tertera dalam masing-masing monografi
semua bentuk sediaan yang tidak memenuhi kondisi di
atau pada etiket, isi gelas ukur hingga hampir ke leher
atas pada uji Keragaman bobot. Jika dipersyaratkan uji
gelas. Kocok hati-hati hingga larut; larutan harus sama
Keseragaman kandungan, industri dapat memenuhi
jernihnya dengan sejumlah volume sama dari pelarut
persyaratan mi dengan melakukan uji Keragaman bobot
yang sama, dalam wadah yang serupa dan diperlakukan
jika simpangan baku relatif (SBR) kadar dari zat aktif
dengan cara yang sama.
pada sediaan akhir tidak lebih dan 2%. Penetapan SBR
mi berdasarkan data validasi proses dan pengembangan
produk industni. SBR kadar adalah simpangan baku relatif
KESERAGAMAN SEDIAAN <911>
kadar per satuan sediaan (bib atau blv) dengan kadar tiap
satuan sediaan setara dengan hasil penetapan kadar
[Catatan Dalam bab mi, satuan dan satuan sediaan tiapsatuan sediaan dibagi dengan bobot masing-masing
adalah sinonim.] satuan sediaan (Tabel 2). Jika sediaan diuji Keragaman
Untuk menjamin konsistensi satuan sediaan, masing- bobo tseperti di atas, Keseragaman kandungan hams
masing satuan dalam bets harus mempunyai kandungan memenuhi syarat.
zat aktif dalam rentang sempit yang mendekati kadar
yang tertera pada etiket. Satuan sediaan didefinisikan Keseragaman Kandungan
sebagai bentuk sediaan yang mengandung dosis tunggal
atau bagian dari suatu dosis zat aktif pada masing-masing Ambil tidak kurang dari 30 satuan dan lakukan sepenti
satuan. Persyaratan keseragaman sediaan tidak berlaku berikut untuk bentuk sediaan yang dimaksud.
untuk suspensi, emulsi atau gel dalam wadah satuan dosis Jika prosedur yang digunakan untuk penetapan kadar dan
yang ditujukan untuk penggunaan secara eksternal pada uji Keseragaman sediaan berbeda, diperlukan faktor
kulit. koreksi yang akan digunakan untuk memperoleh hasil pengujian.
Keseragaman sediaan didefinisikan sebagai derajat
keseragaman jumlah zat aktif dalam satuan sediaan. Sediaan padat Tetapkan kadar masing-masing 10
Persyaratan yang ditetapkan dalam bab mi berlaku untuk satuan menggunakan metode analisis yang sesuai. Hitung
masing-masing zat aktif yang terkandung dalam satuan nilai penenimaan (Tabel 2).
sediaan yang mengandung satu atau lebih zat aktif,
kecuali dinyatakan lain dalam FT. Sediaan cair Lakukan penetapan kadar pada sejumlah
Keseragaman sediaan ditetapkan dengan salah satu dan tententu bahan yang ditelah dikocok dan dipindahkan dan
dua metode, yaitu Keragaman bobot dan Keseragaman masing-masing wadah dalam kondisi penggunaan yang
kandungan (Tabel 1). Uji Keseragaman kandungan normal dan nyatakan hasil sebagai dosis terbagi. Hitung
berdasarkan pada penetapan kadar masing-masing nilai penenimaan (Tabel 2).
kandungan zat aktif dalam satuan sediaan untuk
menentukan apakah kandungan masing-masing terletak Perhitungan Nilai Penerimaan Hitung nilai
dalam batasan yang ditentukan. Metode keseragaman penerimaan dengan numus:
kandungan dapat digunakan untuk semua kasus.
Uji Keragaman bobot diterapkan pada bentuk sediaan
berikut:
IM
(B!) Larutan dalam wadah satuan dosis dan dalam
kapsul lunak; Keterangan seperti tercantum pada Tabel 2.
(B2) Sediaan padat (termasuk serbuk, granul dan
sediaan padat steril) yang dikemas dalam wadah
- 1527-

Keragaman Bobot X1, X2,..., Xn = Perkiraan masing-masing


kandungan dan satuan yang diuji,
Lakukan penetapan kadar zat aktif pada contoh bets denganX1 = wi x A/ K'
yang mewakili menggunakan metode analisis yang WI, w2, = Bobot masing-masing satuan yang
..., Wn
sesuai. Nilai mi disebut hasil A, dinyatakan dalam persen diuji pada Keragaman bobot
dari jumlah yang tertera pada etiket (seperti tertera pada kandungan zat aktif (persen
A =
Perhitungan nilai penerimaan) dengan asumsi kadar terhadap jumlah yang tertera pada
(bobot zat aktif per bobot satuan sediaan) homogen. etiket) yang diperoleh
Ambil tidak kurang dari 30 satuan sediaan dan lakukan menggunakan metode analisa yang
seperti berikut untuk bentuk sediaan yang dimaksud.
sesuai
Tablet tidak bersalut atau bersalut selaput Timbang rata-rata dari bobot masing-masing
saksama 10 tablet satu per satu. Hitung jumlah zat aktif W =
satuan(w 1 ,w2,...,w)
dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dan
X1, X2,..., X,, = perkiraanmasing-masing
jumlah yang tertera pada etiket dari hasil Penetapan
kandungandari satuan yang diuji,
kadar masing-masing tablet. Hitung nilai penerimaan.
Kapsul keras Timbang saksama 10 kapsul satu per denganX1 = w1 x A/W
satu, beri identitas masing-masing kapsul. Keluarkan isi w1, w2, ..., w,, = Bobot masing-masing satuan yang
masing-masing kapsul dengan cara yang sesuai. Timbang diuji pada Keragaman bobot
saksama tiap cangkang kapsul kosong, dan hitung bobot A = kandungan zat aktif (persen
bersih dari isi tiap kapsul dengan cara mengurangkan terhadap jumlah yang tertera pada
bobot cangkang kapsul dari masing-masing bobot bruto. etiket) yang diperoleh
Hitung jumlah zat aktif dalam tiap kapsul dari hasil menggunakan metode analisa yang
Penetapan kadar masing-masing isi kapsul. Hitung nilai sesuai
penenimaan. W = rata-rata dari bobot masing-masing
Kapsul lunak Timbang saksama 10 kapsul utuh satu satuan (w 1 , W2, ..., w)
per satu untuk memperoleh bobot kapsul, beri identitas
tiap kapsul. Kemudian buka kapsul dengan alat pemotong
bersih dan kering yang sesuai seperti gunting atau pisau
tajam, keluarkan isi, dan bilas dengan pelarut yang sesuai. Kriteria
Biarkan sisa pelarut menguap dari cangkang kapsul pada
suhu ruang dalam waktu lebih kurang 30 menit, lindungi Gunakan knitenia berikut kecuali dinyatakan lain dalam
terhadap penarikan atau kehilangan kelembaban. masing-masing monografi.
Timbang tiap cangkang kapsul, dan hitung bobot bersih Sediaan padat dan cair Keseragaman sediaan
isi kapsul. Hitung jumlah zat aktif dalam tiap kapsul dan memenuhi syanat jika nilai penerimaan 10 unit sediaan
hasil Penetapan kadar masing-masing isi kapsul. Hitung pertama tidak kunang atau sama dengan L1%. Jika nilai
nilai penerimaan. penenimaan lebih besar dan L1%, lakukan pengujian pada
Sediaan padat selain tablet dan kapsul Lakukan 20 unit sediaan tambahan, dan hitung nilai penenimaan.
seperti tertera pada Kapsul keras. Hitung nilai penerimaan. Memenuhi syarat jika nilai penerimaan akhir dari 30 unit
Sediaan cair Timbang saksama sejumlah cairan yang sediaan lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada
dikeluankan dari 10 wadah satu per satu seperti satu unitpun kurang dan [1 (0,01)(L2)]M atau tidak satu
-

penggunaan normal. Jika perlu lakukan perhitungan unitpun lebih dan [1 + (0,01)(L2)]M sepenti tertera pada
kesetaraan volume setelah penetapan bobot jenis. Hitung Perhitungan nilai penerimaan dalam Keseragaman
jumlah zat aktif dalam tiap wadah dari hasil Penetapan kandungan atau Keragaman bobot. Kecuali dinyatakan
kadar. Hitung nilai penerimaan. lain Li adalah 15,0 dan L2 adalah 25,0.
Perhitungan nilai penerimaan Hitung nilai
penenimaan seperti pada uji Keseragaman kandungan,
kecuali kandungan masing-masing satuan diganti dengan
perkiraan kandungan masing-masing sebagai berikut:
Tabel 1 Penggunaan Uji Keseragaman kandungan dan Uji Keragaman bobot untuk sediaan

Bentuk sediaan Tipe Sub tipe Dosisdan perbandingan zat aktlf


~:25mgdan ~:25% <25mgatau<25%
Tablet Tidak bersalut Keragaman bobot Keseragaman
kandungan
Salut Selaput Keragaman bobot Keseragaman
kandungan
Lainnya Keseragaman Kesenagaman
kandungan kandungan
- 1528-

Kapsul Keras I Keragaman bobot Keseragaman


kandungan
Lunak Suspensi, emulsi, Keseraganian Keseragaman
atau gel kandungan kandungan
Larutan Keraganian bobot Keragaman bobot
Sediaan padat dalam wadah dosis Komponen tunggal Keragaman bobot Keragaman bobot
tunggal Multi komponen Larutan beku kering Keragaman bobot Keragaman bobot
dalam wadah akhir
Lainnya Keseragaman Keseragaman
kandungan kandungan
Larutan dalarn wadah satuan dosis Keragaman bobot Keragaman bobot
dan dalani kapsul lunak
Lainnya Keseragaman Keseragainan
kandungan kandungan

Tih1 2
Variabel Definisi Kondisi Nilai
Rata-rata dari masing-masing kandungan
(X1,X2,..,X) yang dinyatakan dalam
persentase dari jumlah yang tertera pada
etiket
X1, X2, ..., X. Kandungan masing-masing satuan sediaan
yang diuji, dinyatakan dalam persentase
dari jumlah yang tertera pada etiket
n Jumlah sampel
(jumlah satuan dalam sampel)
k Konstanta penerimaan Jika n = 10, maka k = 2,4
Jika n = 30, maka k= 2,0
s Simpangan baku sampel (x -
n-I

SBR Simpangan baku relatif (simpangan baku loos


contoh yang dinyatakan dalam persentase
rata-rata)
M (kasus 1) yang Nilai rujukan Jika 98,5% Y:5101,5%, M= X
digunakanjika T101,5 maka (NP =ks)
Jika Y<98,5%, maka M = 98,5%
(NP =98,5- X +ks)
JikaX>101,5%,maka M=l0l,5%
(NP= X-101,5%As)
M (kasus 2) yang Nilai rujukan Jika 98,5%:5 X 1517 maka M= X
digunakanjika T> 101,5 (NP =ks)
M = 98,5% -
Jika X <98,5%, malca
As)
M=T%
Jika X>Tmaka
(NP = X -T+ks)
Nilai penenimaan (NP) Rumus umum - IM + ks
(perhitungan diatas
dinyatakanuntuk kasus yang
berbeda)
Li Nilai penenimaan maksimum yang Li = 15,0 kecuali dinyatakan
diperbolehkan lain pada masing-masing
monografi
L2 Rentang deviasi maksimum dari tiap Pada bagian bawah, tidak ada L2 = 25,0 kecuali dinyatakan
satuan sediaan yang diuji dari perhitungan satupun hasil satuan sediaan lain dalam masing-masing
nilai M yang boleh kurang dan [1- monografi
(0,01)(L2)J M. Pada bagian
atas tidak ada satupun hasil
satuan sediaan yang boleh
lebih besan dan [1+(0,01)(L2)}
M (berdasankan nilai L2 = 25,0)
- 1529 -

Variabel Defmisi Kondisi Nilai


T Nilai kandungan tiap satuan sediaan pada
saat diproduksi, dinyatakan sebagai
persentase dari jumlah yang tertera pada
etiket. Untuk penggunaan pada fannakope,
kecuali dinyatakan lain pada masing-
masing monografi, T adalah 100,0%.
Untuk tujuan produksi, T adalah nilai yang
disetujui oleh industni pada saat produksi.

KETAHANAN TERHADAP AIR <921> Letakkan sampel, berbentuk lingkaran dengan diameter
terbesar 5 cm, pada cicin bawah dengan cara menggeser
Air tidak boleh menembus paling sedikit lima contoh, horizontal sedemikian rupa untuk menghindari
jika diuji dengan cara berikut. penyusupan udara antara permukaan air dan permukaan
bawah sampel. Tutup pexmukaan atas dengan kertas
Alat saring kering berdiameter 45 mm, letakkan cicin atas dan
Alat yang sesuai (lihat gambar) terdiri dari sel yang kencangkan sekrup. Tuangkan air ke dalam tabung
dapat memberi tekanan hidrostatik 500 mm air kepada sampai diperoleh tinggi air yang dipersyaratkan di atas
permukaan lingkaran lebih kurang 20 cm 2 air pada sisi talc permukaan contoh. Pertahankan tekanan hidrostatik
berperekat dari bahan yang akan diuji. Contoh dijepit selama 5 menit kecuali dinyatakan lain dalam monografi,
pada posisi horizontal menggunakan dua cicin, cincin periksa kertas saring. Ulangi prosedur pada lima contoh
bawah merupakan bagian dari sel. Permukaan cincin yang berikutnya.
berhubungan langsung dengan contoh dilapis dengan
bahan salut yang sesuai, seperti karet. Penjepit
dikencangkan dengan memutar sekrup untuk mencegah KONDUKTIVITAS AIR <925>
kebocoran air atau bergeraknya contoh selama pengujian.
Tekanan hidrostatik dibangkitkan dari tabung vertikal, Konduktivitas elektrik air adalah pengukuran elektron
berdiameter dalam lebih kurang 10 mm, dan dihubungkan melalui fasilitas ion yang mengalir. Molekul air
dengan dasar sel. berdisosiasi menjadi ion sebagai fungsi dari pH dan suhu,
dan menghasilkan konduktivitas air yang dapat
diperkirakan. Beberapa gas, khususnya karbon dioksida,
mudah larut dalam air dan berinteraksi membentuk ion,
MM
mempengaruhi konduktivitas yang dapat diperkirakan,
seperti halnya pada pH. Untuk tujuan diskusi mi, ion-ion
tersebut dan nilai konduktvitasnya dapat dipertimbangkan
sebagai sifat intrinsik air.
Konduktivitas air juga dipengaruhi adanya ion dan
luar. Contoh konduktivitas dari ion luar adalah ion

T;T_
so J so
430
klorida dan natrium. Batasan cemaran utama yang
diperbolehkan terdapat pada air adalab 0,47 bpj untuk ion
klorida dan 0,3 bpj untuk ion amonium. Sebagai
kesetimbangan jumlah kation, misal ion natrium,
termasuk pada tingkat cemaran yang diperbolehkan untuk
mempertahankan elektronetralitas. Ion luar seperti mi
5 MM mempunyai pengaruh nyata pada kemurnian kimia air
dan kesesuaian pada penggunaan di bidang farmasi.
Prosedur pada Air Ruahan dibuat untuk pengukuran
konduktivitas air seperti Air Murni, Air untuk Injeksi, air
Xaterangan gmbar;
untuk hemodialisis dan kondensat uap air murni. Prosedur
A. A1t penelcan dalam bagian Air Steril mempersyaratkan pengukuran
[I, CicIn karet
C.Kertas asring konduktivitas air seperti pada Air Murni, Air untuk
D.Bahan yang diuji
EOndnksret
Injeksi, air untuk inhalasi dan air steril untuk irigasi.
Uji konduktivitas secara langsung memberi
Gambar Mat untuk Penguran XtaJianan Terbadap Air
(uku ran daiwa mm) pengukuran pada saat yang sama dan kemungkinan untuk
memantau proses, membuat keputusan dan
Prosedur mengintervensi pada saat yang sama. Tindakan
Siapkan contoh tanpa dilipat dan tanpa perlakuan pencegahan hams dilakukan pada saat pengumpulan
tambahan. Isi sel dengan air suhu antara 19° - 21°. contoh air untuk pengukuran konduktivitas. Contoh dapat
dipengaruhi oleh metode pengambilan contoh, wadah
-1530-

sampel dan faktor lingkungan seperti konsentrasi karbon digunakan pada metode mi adalah pengukuran pengganti
dioksida dan uap organik di udara sekitar. tanpa pengaruh suhu. Pengukuran suhu disyaratkan untuk
kinerja pada uji Tahap 1. Uji mi menggunakan sensor
suhu eksternal yang diletakkan di dekat sensor
SPESIFIKASI ALAT DAN PARAMETER KERJA konduktivitas yang dapat diterima. Ketepatan pengukuran
suhu hams ±2°.
Konduktivitas air harus diukur secara tepat Prosedur berikut hams dilakukan menggunakan alat
menggunakan peralatan terkalibrasi. Sel konduktivitas yang telah dikalibrasi yang memiliki sel sensor
konstan, suatu faktor yang menunjukkan sifat geometrik konduktivitas yang tetap yang telah ditetapkan secara
sensor konduktivitas, diketahui memiliki ketelitian ±2%. akurat dan mempunyai fungsi kompensasi suhu tidak
Tetapan sel dapat diverifikasi secara langsung berfungsi. Untuk pengukuran langsung atau tidak
menggunakan suatu larutan yang diketahui atau dapat langsung kesesuaian alat untuk uji pengendalian mutu
tertelusur konduktivitasnya, atau secara tidak langsung juga tergantung pada tempat pengambilan contoh pada
dengan membandingkan pembacaan alat dari sensor sistem pengolahan air. Pemilihan tempat pengambilan
konduktivitas yang diuji dengan sensor konduktivitas dan contoh pada alat pengolahan air hams menunjukkan
tetapan sel yang diketahui atau yang dapat tertelusur. kualitas air yang digunakan.
Kalibrasi dapat dilakukan dengan mengganti sensor
konduktivitas dengan standar nasional (dengan ketelitian
resistor yang tertelusur dengan akurasi ±0,1% dari nilai AIR RUAHAN
tertera) atau alat dengan resistivitas yang sesuai dengan
tahanan yang dapat diatur misalnya Jembatan Prosedur dan uji batas pada bab mi dimaksudkan
Wheatstone, hingga memberi respon seperti yang untuk menguji Air Murni, Air untuk Injek.si, air untuk
diinginkan. Skala pada alat ukur membutuhkan kalibrasi hemodialisa, kondensat uap air murni dan monografi lain
secara terpisah sebelum digunakan. Frekuensi rekalibrasi yang dinyatakan pada bab mi.
tergantung desain alat, derajat penggunaan dan lain-lain. Konduktivitas gabungan ion intrinsik dan ion asing
Alat multi skala memerlukan pengaturan kalibrasi berbeda sebagai fungsi dan pH dan menjadi dasar
tunggal, rekalibrasi diperlukan diantara setiap spesifikasi konduktivitas yang digambarkan pada tabel
penggunaan skala berbeda. Disamping akurasi tetapan Tahap 3 (Persyaratan pH dan Konduktivitas) dan
secara sensor konduktivitas, akurasi alat harus digunakan jika metode uji Tahap 3 dilakukan. Dua tahap
±0,1 IS/cm. pendahuluan yang dilakukan termasuk dalam uji metode
Untuk meningkatkan akurasi pengukuran pada jarak mi. Jika kondisi uji dan batas konduktivitas memenuhi
konduktivitas yang digunakan, yang mungkin cukup pada tahap pendahuluan, air memenuhi syarat pada
lebar, dan untuk menjamin peralatan kalibrasi yang pengujian ini. Pengujian Tahap 3 pada keadaan mi tidak
lengkap, disarankan untuk melakukan verifikasi secara diperlukan. Hanya jika pada tahap uji akhir gagal, contoh
berkala kinerja alat secara keseluruhan. Hal mi dapat dinilai tidak memenuhi syarat uji.
dilakukan dengan membandingkan nilai
konduktivitas/resistivitas yang terbaca pada alat ukur Prosedur
dengan alat pengukur konduktivitas terkalibrasi secara
ekstemal. Perbedaan dua nilai konduktivitas atau Tahap 1
resistivitas tanpa pengaruh suhu dilakukan tidak lebih Tahap 1 dimaksudkan untuk pengukuran langsung atau
dari ±20% atau perbedaan yang dapat diterima mungkin digunakan secana tidak langsung pada wadah
berdasarkan titik kritis produksi air dan atau rentang yang sesuai.
konduktivitas air yang diukur. Dua sensor konduktivitas 1. Tetapkan suhu dan konduktivitas air menggunakan
seharusnya ditempatkan bersama dalam jarak cukup dekat pembacaan konduktivitas tanpa pengaruh suhu.
untuk mengukur contoh air yang sama pada kondisi 2. Menggunakan tabel Tahap I (Persyaratan Suhu
lingkungan yang sama. dan Konduktivitas), dapatkan nilai suhu yang tidak lebih
Sebagai tambahan untuk metode verifikasi kinerja pada besar dari suhu yang diukur misalnya suhu rendah
model pengganti tanpa pengaruh suhu, verifikasi kinerja berikutnya. Nilai konduktivitas yang sesuai dalam tabel
yang mirip dapat dilakukan seperti pada model pengganti mi adalah nilai baths [Catalan Jangan lakukan
suhu untuk menjamin akurasi yang cukup dari alat jika interpolasi.]
model alat tersebut digunakan untuk analisis 3. Jika pengukuran konduktivitas tidak lebih besar
kecenderungan atau tujuan lain. dari nilai pada tabel, air memenuhi syarat uji
Suhu mempengaruhi pembacaan konduktivitas contoh. konduktivitas. Jika konduktivitas lebih besar dari nilai
Banyak alat yang dapat mengoreksi secara otomatis pada tabel, lanjutkan ke Tahap 2.
pembacaan aktual untuk penunjukan nilainya, yang
secara teroritis dapat diamati pada suhu nominal 25 0. Hal
mi khususnya dilakukan menggunakan sensor suhu yang
ditempelkan pada sensor konduktivitas dan suatu
algoritma pada sirkuit alat. Algoritma pengganti suhu mi
mungkin tidak akurat. Nilai konduktivitas yang
- 1531 -

Tahap 1 Persyaratan suhu dan konduktivitas Tahap 3 Persyaratan pH dan Konduktivitas


(hanya untuk pengukuran konduktivitas tanpa pengaruh (hanya untuk contoh pada kesetimbangan
suhu) atmosfer dan suhu)

Suhu I Persyaratan Konduktivitas Suhu I Persyaratan Konduktivitas

0 0,6 5,0 4,7


5 0,8 5,1 4,1
10 0,9 5,2 3,6
15 1,0 5,3 3,3
20 1,1 5,4 3,0
25 1,3 5,5 2,8
30 1,4 5,6 2,6
35 1,5 5,7 2,5
40 1,7 5,8 2,4
45 1,8 5,9 2,4
50 1,9 6,0 2,4
55 2,1 6,1 2,4
60 2,2 6,2 2,5
65 2,4 6,3 2,4
70 2,5 6,4 2,3
75 2,7 6,5 2,2
80 2,7 6,6 2,1
85 2,7 6,7 2,6
90 2,7 6,8 3,1
95 2,9 6,9 3,8
100 3,1 7.0 4.6

Tahap 2 AIR STERIL


4. Masukkan sejumlah air (100 ml atau lebih) ke
dalam wadah yang sesuai, aduk. Jika perlu atur suhu, Prosedur dan uji batas Air Murni Steril, Air Steril
pertahankan pada 25°±1°, kocok kuat ukur konduktivitas untuk Injeksi, Air Steril untuk Inhalasi dan Air Steril
secara berkala. Jika terjadi perubahan konduktivitas (yang untuk higasi dan Monofrafi lain yang dicantumkan pada
disebabkan penyerapan karbon dioksida dari udara) bab mi. Air steril dibuat dari Air Murni, Air untuk Injeksi
kurang dan 0,1 tS/cm per 5 menit, catat konduktivitas. yang diketahui memenuhi persyaratan Air Ruahan
5. Jika konduktivitas tidak lebih besar dan sebelum di simpan dalam wadah. Spesifikasi berisi batas
2,1 jiS/cm, air memenuhi syarat uji konduktivitas. Jika maksimum nilai konduktivitas dengan mempertimbangkan
konduktivitas lebih besar dari 2,1 p.S/cm, lanjutkan ke keterbatasan metode pengukuran dan pengambilan dan
Tahap 3. wadah. Spesifikasi tersebut dan pemilihan volume
pengambilan contoh hams ditetapkan dan divalidasi
Tahap 3 berdasarkan tujuan penggunaan air.
6. Lakukan uji penetapan konduktivitas pada
langkah 5 selama lebih kurang 5 men it, dengan Prosedur
mempertahankan suhu pada 25°±1°. Tambalikan larutan Masukkan sejumlah air ke dalam wadah yang sesuai,
kalium klorida jenuh ke dalam contoh air yang sama (0,3 aduk. Jika perlu atur suhu, pertahankan pada 25±11 ,

ml per 100 ml zat uji), tentukan pH hingga 0,1 unit pH kocok kuat ukur konduktivitas secara berkala. Jika terjadi
terdekat seperti pada Penetapan pH <1071>. perubahan konduktivitas (yang disebabkan penyerapan
7. Mengacu pada tabel Tahap 3 (Persyaratan pH karbon dioksida dari udara) kurang dari 0,1 p.S/cm per
dan Konduktivitas), tetapkan batas konduktivitas pada 5 menit, catat konduktivitas.
nilai pH terukur. Jika konduktivitas terukur pada langkah Untuk wadah dengan volume 10 ml atau kurang, jika
4 tidak lebih besar dari persyaratan konduktivitas untuk konduktivitas tidak lebih besar dari 25 p.S/cm, air
penetapan pH pada langkah 6, air memenuhi syarat uji memenuhi syarat. Untuk wadah dengan volume lebih
konduktivitas. Jika konduktivitas terukur lebih besar dan besar dari 10 ml, jika konduktivitas tidak lebih dan
nilai tabel atau di luar rentang 5,0 - 7,0, air tidak 5 jtS/cm, air memenuhi syarat.
memenuhi syarat uji konduktivitas.

KROMATOGRAFI <931>

Teknik pemisahan kromatografi adalah metode


pemisahan multi tahap dimana komponen suatu sampel
- 1532-

didistribusikan antara dua fase, yaitu fase diam dan fase menggunakan batang untuk memegang ujung atas
gerak. Fase diam dapat berupa padatan atau cairan kertas dalam palung pelarut. [Catatan Pastikan posisi
pendukung pada suatu padatan atau gel. Fase diam dapat kertas yang menggantung tidak menyentuh rak,
dikemas dalam suatu kolom, menyebar sebagai suatu dinding bejana kromatografi, ataupun larutan dalam
lapisan, didistribusikan sebagai suatu film, atau bejana kromatografi.]
diaplikasikan oleh teknik lain. Fase gerak dapat berupa 2. Bejana kromatografi ditutup rapat, masukkan fase
gas atau cairan atau fluida superkritikal. Proses gerak melalu inlet, biarkan sampai bejana
pemisahan dapat berupa suatu adsorpsi, distribusi massa kromatografi jenuh dengan uap fase gerak.
(partisi), atau pertukaran ion, atau berdasarkan perbedaan 3. Kelebihan tekanan dapat dikurangi bila diperlukan,
antara sifat fisika kimia suatu molekul, seperti ukuran, tutup inlet dan biarkan fase gerak merambat pada
massa dan volume. Bagian mi mencakup tentang kertas secara menurun sesuai dengart jarak yang telah
prosedur umum, definisi dan perhitungan dari parameter ditentukan.
uinum dan menjelaskan persyaratan umum untuk 4. Keluarkan kertas dari bejana kromatografi.
kesesuaian sistem. Jenis-jenis kromatografi yang 5. Tandai batas rambat dan keringkan kertas.
digunakan dalam prosedur analisis kualitatif dan 6. Amati kromatogram dengan penampak bercak atau
kuantitatif dalam Farmakope adalah kromatografi kolom, sinar UV.
kromatografi gas, kromatografi kertas dan kromatografi
lapis tipis (termasuk kromatografi lapis tipis kinerja Prosedur Kromatografi Kertas Eluasi Menaik
tinggil KLTKT), dan kromatografi cairan yang diberi 1. Masukkan fase gerak ke dalam bejana kromatografi.
tekanan atau yang biasa dikenal dengan kromatografi cair 2. Tutup rapat bejana kromatografi hingga jenuh dengan
kinerja tinggi (KCKT). uap fase gerak. Kelebihan tekanan dapat dikurangi
bila diperlukan.
PROSEDUR UMUM 3. Celupkan kertas kromatografi ke dalam fase.
4. Ketika eluasi sampai pada batas yang telah
Bagian mi menggambarkan prosedur dasar yang ditentukan, keluarkan kertas kromatografi dan
digunakan ketika metode kromatografi terdapat dalam keringkan.
suatu monografi. Prosedur benikut mi harus diikuti 5. Amati kromatogram dengan penainpak bercak atau
kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. sinar UV.

KROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Fase diam Merupakan lembaran kertas dengan bentuk
dan ketebalan yang sesuai. Proses eluasi dapat menaik, Fase diam Berupa lapisan tipis, kenmng merata, terbuat
dimana fase gerak dibawa oleh kertas melalui gaya dari bahan senbuk halus dilapiskan secara akurat pada
kapiler, atau eluasi menurun, dimana fase gerak suatu kaca, plastik, atau lempeng aluminium (umumnya
merambat dengan bantuan gaya gravitasi. Arah kertas semua disebut lempeng). Fase diam dari lempeng
sehubungan dengan rambatan fase gerak harus kromatografi lapis tipis (KLT) mempunyai ukuran
dipertahankan konstan dalam serangkaian kromatogram. partikel rata-rata 10 - 15 gm, dan KLTKT mempunyai
ukuran partikel rata-rata 5 jim. Lempeng komersial
Peralatan Peralatan penting untuk kromatografi kertas dengan zona preadsorbent dapat digunakan apabila
terdiri dari bejana kromatografi kedap udara degan inlet spesifikasinya sesuai dengan monografi. Sampel
untuk memasukkan eluen atau menurunkan tekanan ditotolkan pada daerah preadsorbent dikembangkan
dalam bejana dan rak dari bahan tahan konosi, 5 cm di dalam pita pendek yang tajam pada interface
bawah bagman dalam mulut bejana kromatografi. Rak preadsorbent-sorbent. Pemisahan dicapai berdasankan
berfungsi sebagai pendukung untuk palung pelanut dan adsorpsi, partisi, atau kombinasi dari keduanya,
batang untuk gantungan kentas kromatografi. Bagian tergantung padajenis partikel dari fase diamnya.
bawah bejana kromatografi berisi fase gerak yang telah
ditetapkan. Jenuhkan bejana dengan uap fase gerak Peralatan Bejana kromatografi harus inert, transparan,
dengan meletakkan kertas saning yang telah dibasahm fase dengan spesifikasi sebagai berikut: bagian bawah datar
genak sepanjang dinding bagian dalam bejana. atau "twin trough ", tutup rapat, dan ukurannya sesuai
dengan lempeng. Bejana kromatografi dItandai dengan
Penotolan Zat atau campuran zat yang akan diuji paling tidak satu dmndingnya dimasukkan kertas saning.
dilanutkan dalam pelarut yang sesuai. Larutan biasanya Fase gerak atau pelarut pengembang yang sesuai
mengandung I - 20 jig senyawa, dengan menggunakan ditambahkan ke dalam bejana knomatografi, setelah
niiknopipet yang sesuai, ditotolkan dalam bentuk titik 6- impregnasi kertas saning, lempeng dengan ukuran yang
10 mm, dengan jarak totolan tidak kunang dari 3 cm. tepat dapat digunakan. Bejana kromatografi ditutup dan
dibiarkan jenuh [Catatan Kecuali dinyatakan lain dalam
Prosedur Kromatografi Kertas Eluasi Menurun: masing-masing monograft, pemisahan kromatograJI
1. Kertas kromatografi yang telah ditotolkan larutan uji, dilakukan pada kondisi bejana yang jenuh.]
dimasukkan ke dalam bejana, digantung
- 1533-

Deteksi Untuk pengamatan lakukan dengan lampu UV pemampat biasanya mempunyai diameter lebih kurang 1
gelombang pendek (254 nm) dan UV gelombang panjang mm lebih kecil dari diameter dalam kolom clan panjang
(36 nn). Berbagai penampak bercak dapat digunakan. minimal 5 cm melebihi panjang efektifkolom.

Penootan Totolkan larutan pada permukaan lempeng A. Kromatografi Kolom Adsorpsi


deian volume penotolan yang telah ditentukan untuk Zat penjerap (misalnya alumina atau silika gel yang
meinperoleh totolan dengan diameter 2 - 5mm (1-2 mm telah diaktifkan, tanah diatomae terkalsinasi, atau tanah
pada lempeng KLTKT) atau bentuk pita 10 - 20 mm x 1 - silika yang dimurnikan untuk kromatografi) dalam
2 mm (5 - 10 mm x 0.5 - 1 mm pada lempeng KLTKT) keadaan kering atau sebagai bubur, dimampatkan ke
dengan jarak yang telah ditetapkan dari tepi bawah dan dalam tabung kromatografi kaca atau kuansa. Zat uji yang
sisi samping lempeng. [Catatan Selama proses eluasi, dilarutkan dalam sejumlah kecil pelarut, dituangkan ke
posisi penotolan harus sedikitnya 5 mm (KLT) atau 3 mm dalam kolom, dan dibiarkan mengalir ke dalam zat
(KLTKT) di atas permukaan fase gerak.] penjerap. Zat berkhasiat diadsorpsi dan larutan secana
Larutan ditotolkan secara paralel dari tepi bawah lempeng kuantitatif oleh bahan penjerap berupa pita sempit pada
dengan jarak antara 2 titik pusat penotolan tidak kunang penmukaan atas kolom. Dengan penambahan pelarut lebih
dari 10 mm dan 5 mm pada lempeng KLTKT. Untuk lanjut melalui kolom, pita bergerak oleh gaya gravitasi
penotolan berupa pita, jarak antara 2 ujung pita tidak atau dengan memberikan tekanan. Masing-masing zat
kurang dari 4 mm dan 2 mm pada lempeng KLTKT, bergerak turun dengan kecepatan tertentu, sehingga
kemudian biarkan kening. terjadi pemisahan dan diperoleh kromatogram. Laju
gerakan zat dipengaruhi oleh sejumlah variabel, misalnya
Prosedur: daya adsorpsi zat penjerap, ukuran partikel dan luas
1. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi, permukaan, sifat dan polaritas pelarut, tekanan yang
pastikan titik atau pita basil penotolan di atas digunakan dan suhu sistem kromatografi.
permukaan fase gerak. Jika senyawa yang terpisah berwarna atau
2. Tutup bejana knomatografi. berfluoresensi di bawah cahaya ultra violet, kolom
3. Biarkan fase gerak merambat hingga batas yang penjenap dapat dikeluankan dan dengan cara memotong
ditetapkan, tigaperempat tinggi lempeng atau jarak melintang, lapisan yang diperlukan dapat dipisahkan.
sesuai pada monografi. Senyawa yang dikehendaki diekstraksi dari tiap lapisan
4. Angkat lempeng, tandai batas rambat, keringkan. dengan pelarut yang sesuai.
5. Deteksi kromatogram sesuai prosedur. Jika senyawa tidak berwarna, letaknya dapat diketahui
6. Tentukan harga Rf bercak. dengan cara memberi wama atau menyemprot kolom
7. Identifikasi sementara dapat dibuatdengan mengamati yang telah dikeluarkan dengan pereaksi yang dapat
harga Rf bercak dibandingkan dengan baku. membentuk wama. Zat radioaktif yang diknomatografi
Perbandingan visual dari ukuran atau intensitas bercak dapat diketahui letaknya dengan menggunakan pencacah
atau zona dapat digunakan untuk perkiraan Geiger-Muller atau yang sejenis. Tabung plastik yang
semikuantitatif. Pengukuran kuantitatif dapat jernih terbuat dari bahan seperti nilon, yang bersifat inert
dilakukan secara densitometri. terhadap kebanyakan pelanut dan transparan terhadap
cahaya ultra violet gelombang pendek, dapat diisi zat
KROMATOGRAFI KOLOM penjerap dan digunakan sebagai kolom kromatografi.
Kolom semacam mi dapat disayat dengan pisau yang
Alat Terdiri dari tabung knomatognafi dan sebuah tajam, tanpa mengeluarkan isi kolom dad tabungnya. Jika
batang pemampat yang diperlukan untuk memadatkan digunakan zat penjenap yang benfluoresensi, kolom dapat
wol kaca atau kapas pada dasar tabung jika diperlukan, ditandai di bawah cahaya ultra violet sebelum disayat.
serta untuk memadatkan zat penjerap atau campuran zat Knomatognam yang sening digunakan, diperoleh
penjerap dan air secara merata di dalam tabung. Kadang- dengan prosedur mengalirkan pelarut melalui kolom
kadang digunakan cakram kaca berpori yang melekat sehingga obat yang dipisahkan keluar bersama pelarut, mi
pada dasar tabung untuk menyangga isinya. Kecuali disebut eluat. Kadan obat di dalam eluat dapat ditetapkan
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, tabung dengan metode titrasi, spektrofotometni, kolorimetni, atau
berbentuk silinder dan terbuat dari kaca. Sebuah keran pelarutnya dapat divapkan, sehingga diperoleh obatnya
dengan diameter yang lebih kecil menyatu dengan tabung dalam keadaan lebih kurang murni. Jika tendapat zat
pada ujung bawah tabung utama atau disambung berkhasiat yang kedua, elusi dapat dilanjutkan dengan
menggunakan suatu sambungan anti bocor. Ukuran pelarut yang sama atau pelarut lain yang mempunyai daya
kolom bervariasi; kolom yang umum digunakan dalam elusi yang lebih kuat. Efisiensi pemisahan dapat dipenoleh
analisis farmasi mempunyai diameter dalam 10 - 30 mm melalui uji knomatografi lapis tipis pada masing-masing
dan panjang 150 - 400 mm, tidak termasuk keran. Keran, fraksi.
umumnya mempunyai diameter dalam 3 - 6 mm. Batang Pada keadaan tententu digunakan cana yang
pemampat merupakan suatu batang silinder, melekat kuat dimodifikasi untuk menambahican campuran pada kolom.
pada sebuah tangkai yang terbuat dari plastik, kaca, baja Obat dalam bentuk padat, misalnya senbuk tablet tanpa
tahan karat, atau aluminium, kecuali bila dinyatakan lain pemisahan dari eksipien dicampun dengan sebagian zat
dalam masing-masing monografi. Tangkai batang penjerap dan dimasukkan ke dalam bagian atas kolom.
-1534-

Selanjutnya aliran pelarut membawa obat turun dengan Fase gerak Gunakan pelarut atau larutan yang tertera
cara seperti yang diuraikan di atas. dalam masing-masing monografi. Jenuhkan dengan air,
jika fase diam merupakan larutan dalani air, jika fase
B. Kromatografi Kolom Partisi diam merupakan cairan organik polar, jenuhkan dengan
Pada kromatografi partisi, zat yang harus dipisahkan cairan tersebut.
terbagi ke dalam dua cairan yang tidak bercampur. Salab
satu cairan sebagai fase diam, disalutkan pada penyangga Pembuatan Kolom Kromatografi Kecuali dinyatakan
padat, sebingga mempunyai area permukaan sangat luas lain dalam masing-masing monografi, tabung
yang bersentuhan dengan fase gerak. Kontak cairan kromatografi mempunyai diameter dalam lebih kurang 22
dengan cairan secara berturutan dan berulangkali, mm dan panjang 200 - 300 mm, tanpa cakram kaca
menghasilkan efisiensi pemisahan yang tidak dapat berpori. Pada tabung mi dihubungkan tabung pengalir
dicapai dengan cara ekstraksi cair-cair biasa. tanpa keran, dengan diameter dalam Iebih kurang 4 mm
Penyangga padat umumnya bersifat polar, dan fase dan panjang lebih kurang 50 mm. Mampatkan segumpal
diam yang teradsorpsi bersifat lebih polar dari pada fase wol kaca halus pada dasar tabung. Masukkan fase diam
gerak. Penyangga padat yang banyak digunakan adalah dengan volume tertentu, dalam gelas piala berukuran 100
tanah silika dengan ukuran partikel yang sesuai sehingga ml sampai 250 ml. Tambahkan sejumlah tertentu
fase gerak dapat mengalir dengan baik. Pada penyangga padat dan campur hingga homogen.
kromatografi partisi fase balik, fase diam yang teradsorpsi Masukkan campuran mi ke dalam tabung kromatografi
bersifat kurang polar dari pada fase gerak dan zat dan mampatkan dengan tekanan sedang, agar diperoleh
penjerap dibuat non-polar dengan perlakuan yang sesuai massa yang homogen. Jika jumlah penyangga padal
menggunakan pereaksi silanisasi, seperti ditentukan lebih dari 3 g, masukkan campuran ke dalam
dildorodimetilsilan, sehingga dihasilkan tanah silika yang kolom sedikit demi sedikit dan mampatkan setiap
tersilanisasi untuk kromatografi. penambahan sampai habis. Jika untuk penetapan kadar
Contoh yang akan dikromatografi umumnya atau pengujian dipenlukan kolom bersegmen banyak
dimasukkan ke dalam sistem kromatografi menggunakan dengan fare diam yang berlainan untuk masing-masing
salah satu dari dua cara benikut: (a) Larutan uji dalam segmen, lakukan pemampatan setiap penambahan tiap
sejumlah kecil fase gerak dimasukkan nielalui bagian atas segmen, kemudian langsung ditambahkan segmen
kolom, atau, (b) Larutan uji dalam sejumlah kecil fase berikutnya.
diain dicampur dengan penyangga padat dan dimasukkan Jika larutan uji dicampurkan dengan fase diam.,
ke dalam kolom sebagai lapisan di atas campuran fase masukkan secara kuantitatif ke dalam tabung, dengan
diam dan zat penjerap. membilas gelas piala yang dipakai untuk membuat
Eluasi dilakukan dengan pelarut yang mengalir seperti campuran yang akan diuji dengan suatu campuran yang
disebutkan sebelumnya. Umumnya sebelum digunakan, terdini dari lebih kurang 1 g penyangga padat dan
fase gerak dijenuhkan dahulu dengan fase diam. bebenapa tetes pelanut yang dipakai untuk membuat
Pada kromatografi partisi cair-cair yang konvensional, larutan uji.
derajat partisi suatu senyawa tertentu diantara dua fase Mampatkan segumpal wol kaca halus di atas kolom.
cain dinyatakan sebagai koefisien partisi atau koefisien Fase gerak mengalir melalui kolom dengan laju alir
distribusi. Dalam hal senyawa yang terdisosiasi, distribusi sedang atau menetes penlahan-lahan jika menggunakan
dapat diatur dengan modifikasi pH, tetapan dielektrik, kromatografi fase balik.
kekuatan ion, serta sifat-sifat lain dari kedua fase tersebut.
Eluasi selektif dari komponen-komponen suatu campuran Prosedur Masukkan fase gerak ke dalam ruang
dapat dicapai dengan mengubah fase gerak sampai kosong di atas kolom dan biarkan mengalir melalui
diperoleh koefisien partisi yang lebih baik atau dengan kolom oleh gaya gravitasi. Bilas ujung kolom
mengubah pH fase diam secara in situ dengan suatu fase kromatognafi dengan lèbih kurang 1 ml fase gerak
gerak, yang terdiri dari larutan asam atau basa yang sebelum mengubah komposisi fase gerak dan sesudah
sesuai dalam pelarut organik. selesai eluasi. Jika zat uji ditambahkan pada kolom
Jika tidak dinyatakan lain dalam masing-masing sebagai larutan dalamfase gerak, biankan agar seluruhnya
monografi, maka penetapan kadar dan pengujian, yang melalui isi kolom, kemudian tambahkan sejumlah kecil
menggunakan kromatografi kolom partisi, dilakukan fase gerak beberapa kali, tiap kali biarkan pelarut
menurut metode umum. mengalir seluruhnya melewati kolom, sebelum
menambahkan sisafase gerak. Bila pada penetapan kadar
Penyangga padat Gunakan tanah silika yang telah atau pengujian, dikehendaki pemakaian kolom
dimumikan. Pada kromatografi kolom pantisi fase balik, kromatografi ganda yang dihubungkan secara seri serta
gunakan tanah silika yang tersilanisasi untuk penambahan fase gerak dalam jumlah terbagi, biarkan
kromatografi. tiap bagian tersebut seluruhnya melewati kolom, dan bilas
ujungnya tiap kali dengan fare gerak, sebelum
Fase diam Gunakan pelarut atau lanutan yang tertera penambahan sisa pelanut berikutnya.
dalam masing-masing monografi. Jika digunakan
campuran cairan sebagai fase diam, campurkan cairan
tersebut sebelum diadsorpsikan padapenyanggapadat.
- 1535 -

KROMATOGRAFI GAS (KG) Fase diam Pemisahan dicapai melalui partisi, adsorpsi,
atau proses pertukaran ion tergantung jenis fase diam
Fase diam cair Jenis mi dipakai dalam kolom kemasan yang digunakan. Fase diam yang umumnya digunakan
dan kolom kapiler. adalah silika yang dimodifikasi atau butiran polimerik.
Butiran dibuat dengan penambahan hidrokarbon rantai
Kolom Kemasan KG Fase diam cair disalutkan pada panjang. Jenis fase diam yang diperlukan dalam suatu
penyangga padat yang inert dan halus, seperti tanah pengujian dinyatakan dalam masing-masing monografi
diatome, polimer berpori, atau karbon grafit, yang dan ditunjukkan oleh tanda "L" (lihat juga bagian Kolom
dikemas ke dalam kolom dengan diameter dalam 2 - 4 Kromatografi, di bawah). Ukuran dari partikel sering
mm dan panjang 1 - 3 m. disebutkan dalam monografi. Perubahan dalam jenis fase
diam dan ukuran diatur dalam bagian Kesesuaian Sistem.
Fase diam padat Jenis mi dipakai hanya untuk kolom
kemasan. Pada kolom mi fase padat sebagai adsorben Kolom Kromatografi Bagian kolom termasuk baja
aktif, seperti alumina, silika, atau karbon, di kemas ke tahan karat, baja tahan karat berlapis dan kolom polimer
dalam kolom. Resin berpori poliaromatik yang digunakan diisi dengan fase diam. Panjang dan diameter dalam
pada kolom kemasan, tidak ditutupi dengan fase cair. kolom mempengaruhi pemisahan, selanjutnya ukuran
[Catatan Kolom kemasan dan kolom kapiler harus kolom terdapat dalam masing-masing monografi.
disetimbangkan sebelum digunakan sampai garis dasar Perubahan dalam ukuran kolom didiskusikan pada bagian
dan parameter lain telah stabil.] Kesesuaian Sistem pada bab ini. Lihat bagian Kolom
Kromatografi untuk informasi lebih lanjut
Peralatan Kromatografi gas terdiri dari sumber gas
pembawa, injektor, kolom, detektor, dan perangkat Fase gerak Fase gerak merupakan pelarut atau
perekam. Injektor, kolom dan detektor dikontrol suhunya campuran pelarut seperti tertera dalam masing-masing
dan berbeda untuk setiap analisa. Jenis gas pembawa monografi.
yaitu helium, nitrogen, atau hidrogen, tergantung kolom
dan detektor yang digunakan. Jenis detektor yang Peralatan Kromatografi cain terdini dari wadah benisi
digunakan tergantung senyawa yang dianalisa dan fase gerak, pompa untuk mendorong fase gerak masuk ke
ditentukan dalam masing-masing monografi. Luaran dalam sistem dengan tekanan tinggi, injektor untuk
detektor dibaca sebagai fungsi waktu, sedangkan respon memasukkan sampel ke dalam fase gerak, kolom
alat diukur sebagai luas puncak atau tinggi puncak dan knomatografi, detektor, dan perangkat pengumpul data.
dibaca sebagai fungsi dari jumlah.
Eluasi Gradien Perubahan komposisi fase gerak
Program Suhu Panjang dan kualitas dari pemisahan selama proses kromatografi disebut eluasi gradien atau
KG dapat dikontrol dengan cara mengubah suhu pada program pelarut. Profil eluasi gradien terdapat dalam
kolom kromatografi. Jika dipenlukan, program suhu masing-masing monografi sebagai tabel gradien, yang
tercantum pada masing-masing monografi dalam bentuk mana diatur waktu dan perubahan komposisi fase gerak.
tabel. Pada tabel dicantumkan suhu awal, rentang
perubahan suhu, suhu akhir, dan waktu retensi pada saat Prosedur:
suhu akhir. 1. Setimbangkan kolom dan detekton dengan fase gerak
dengan laju alir tertentu sampai di capai kondisi
Prosedur konstan.
1. Lakukan kesetimbangan kolom, injektor, dan detektor 2. Suntikkan sampel melalui injektor, atau gunakan
dengan aliran gas pembawa sampai tercapai sinyal autosampler.
yang konstan. 3. Program gradien dimulai.
2. Suntikkan sampel melalui septum injektor atau 4. Rekam kromatogram
gunakan autosampler. S. Analisa kromatogram.
3. Mulia program suhu.
4. Rekam kromatogram.
5. Lakukan analisis seperti tertera pada masing-masing
monografi.

KROMATOGRAFI CAIR (KC)


Time
Istilah kromatografi cair, yang digunakan dalam
Farmakope Indonesia adalah kromatografi cain tekanan Gambar 1. Pemisahan knomatografi dua bahan
tinggi atau kromatografi cain kmnerja tinggi (KCKT). KC
merupakan teknik pemisahan berdasarkan fase diam Kromatografi Eksklusi-ukuran
berupa padatan dan fase gerak berupa cairan. Kromatografi eksklusi-ukuran adalah KCKT yang
memisahkan molekul di dalam larutan berdasarkan
- 1536-

ukurannya. Metode kromatografi eskiusi-ukuran dibagi teoritis, N (lihat interpretasi kromatogram). Sifat
atas metode kromatografi perembesan (permeasi) gel dan komponen yang dielusi dalam kolom tertentu dinyatakan
metode kromatografi penyaringan (filtrasi) gel. dengan koefisien distnibusi, KD, yang dihitung dengan
Kromatografi perembesan (permeasi) gel menggunakan rumus:
fase gerak organik non-polar dan kemasan hidrofihik.
Kromatografi penyaringan (filtrasi) gel menggunakan (v-v)
fase gerak yang mengandung air dan kemasan hidrofobik. (v-v)
Sampel dimasukkan ke dalam kolom yang berisi bahan
pengemas gel atau partikel berpori dan dibawa melewati V 0 , VT dan V 1 adalah volume retensi untuk komponen
kolom oleh fase gerak. Pemisahan ukuran molekul terjadi yang tidak tertahan, komponen yang tertahan di dalam
melalui pertukaran berulang molekul zat terlarut antara poni-pori peyangga dan komponen yang diuji. Masing-
pelarut fase gerak dan pelarut yang sama di dalam fase masing volume retensi diukur dan saat penyuntikan
diam dalain pori-pori bahan pengisi kolom. Rentang sampai puncak maksimwn.
ukuran pori dari bahan pengisi menentukan rentang Penetapan Komponen Relatf terhadap Komposisi dan
ukuran molekul dimana pemisahan akan terjadi. Campuran Lakukan pengujian dengan kondisi seperti
Molekul yang cukup kecil akan masuk ke seluruh tertera pada masing-masing monografi. Amati elusi dan
ruang pori dan mengeluasi pada volume total permeasi, komponen secara terus-menerus dan ukur luas puncak.
VT. Molekul yang lebih besar dari ukuran maksimum pori Jika semua komponen yang diuji menunjukkan respon
bahan pengisi akan bermigrasi sepanjang kolom hanya yang setara tenhadap sifat fisika-kimia yang dimonitor
melalui ruang di antara partikel bahan pengisi tanpa (misalnya, jika komponen menunjukkan sifat
ditahan dan dieluasi pada volume eksklusi, V0 (volume absorptivitas), maka hitung jumlah nelatif masing-masing
kosong). Pemisahan berdasarkan ukuran molekul terjadi komponen dengan membagi luas puncak dengan jumlah
antara volume eksklusi dan volume total permeasi, seluruh luas puncak komponen yang diuji. Jika respon
pemisahan biasanya terjadi pada bagian dua per tiga tidak setara, hitung komposisi relatif komponen dengan
rentang mi. kurva kalibrasi yang dipenoleh dari pnosedun kalibrasi
Alat Bagian dari kromatografi seperti terera pada seperti tertera pada masing-masing monografi.
KCKT. Penetapan bobot molekul Knomatognafi eksklusi-
Kolom Jika diperlukan, kolom dilengkapi dengan ukuran digunakan untuk menetapkan bobot molekul
pengatur suhu. Kolom diisi dengan bahan pemisah yang komponen uji dengan membandingkan terhadap baku
mampu melakukan fraksinasi ukuran molekular yang kalibrasi yang tertena pada masing-masing monografi.
rentangnya sesuai dan fase gerak dapat mengalir dengan Buat kurva kalibnasi antara volume retensi baku terhadap
laju yang tetap. Satu ujung kolom biasanya dilengkapi loganitma bobot molekul. Buat ganis yang
dengan alat yang sesuai untuk memasukkan sampel, menggambarkan hubungan antana eksklusi dengan batas
misalnya adaptor laju, syring melalui septum atau katup permeasi total untuk media pemisahan khusus. Dan
injeksi dan juga dapat dihubungkan pada pompa yang kurva kalibrasi dapat diperkirakan bobot molekul
sesuai untuk mengontrol aliran fase gerak. Sebagai komponen zat uji. Kalibrasi mi absah hanya untuk sistem
altematif sampel dapat langsung dimasukkan ke dalam larutan-pelarut dari makro molekul yang digunakan
permukaan yang rata atau bila sampel lebih pekat dan dalam kondisi penetapan yang telah ditetapkan.
fase gerak dapat dimasukkan bersamaan fase gerak. Penetapan distribusi bobot mole/wi polimer Bahan
Bahan pengisi dapat berupa penyangga lunak seperti gel yang digunakan untuk kalibrasi dan metode yang
mengembang atau penyangga padat seperti kaca, silika digunakan untuk penetapan dari distnibusi bobot molekul
atau pelarut yang sesuai, polimer organik berikatan polimer seperti tertera pada masing-masing monografi.
silang. Penyangga padat bisanya memerlukan sistem Perbandingan sampel dinyatakanabsah hanya jika hasil
bertekanan yang memberikan pemisahan lebih cepat. yang diperoleh dalam kondisi penetapan yang sama.
Fase gerak dipilih berdasarkan jenis sampel, media
pemisahan dan metode deteksi. DEFINISI DAN INTERPRETASI
Detektor Saluran luaran dari kolom biasanya KROMATOGRAM
dihubungkan dengan detektor yang sesuai yang
dilengkapi dengan suatu perekam otomatis untuk Kromatogram Kromatogram adalah grafik yang
memantau kadar relatif komponen yang dipisahkan dan mewakili nespons detektor, konsentrasi suatu analit dalarn
sampel. Detektor didasarkan pada sifat fotometri, effluent, atau jumlah lain yang digunakan untuk
refraktometri atau luminesen (lihat Detektor pada KCKT). menghitung konsentrasi effluent terhadap volume effluent
Jika perlu dapat dipasang suatu pengumpul fraksi atau waktu. Pada kromatografi planar, kromatogram
otomatis. dapat berupa kentas atau lapisan yang memiliki bencak
Prosedur Sebelum melakukan pemisahan, bahan yang terpisah.
pengemas dijenuhkan dan kolom dilapisi sesuai dengan Gambar 1 Mewakili tipe pemisahan kromatografi dan
monografi atau berdasarkan instruksi dari pabrik. Jika dua senyawa, 1 dan 2. tRI dan tR2 adalah waktu retensi,
perlu, lakukan prosedur untuk verifikasi kesesuaian dan h adalah tinggi, h/2 adalah setengah tinggi, dan Wh12
sistem seperti tertera pada masing-masing monografi. adalah luas pada setengah tinggi, untuk puncak 1. W I dan
Efisiensi kolom dapat dievalusi dari jumlah lempeng W2 adalah luas puncak 1 dan 2 dihitung dani ganis dasar.
-1537-

Puncak udara dalam kromatogram gas berhubungan ganis dasar dan H adalah tinggi dihitung dari titik
dengan batas pelarut di dalam kromatografi cair. Waktu terendah antara dua puncak yang terpisah dari ganis dasar.
retensi dari puncak udara atau komponen yang tidak
tertahan, dilambangkan dengan tM.
P =H
Dwell Volume (D) Disebut juga gradient delay volume v
adalah volume antara titik awal fase gerak dan ujung
kolom. p/v

Hold-Up Time (tM) Adalah waktu yang diperlukan untuk


eluasi senyawa yang tidak ditahan di kolom (lihat gambar
1), ditunjukkan sebagai udara atau puncak pelarut yang
tidak ditahan, dengan skala garis dasar dalam menit.
HP
Hold-Up Volume (V M ) Volume fase gerak yang
dibutuhkan untuk eluasi komponen yang tidak ditahan.
Dapat dihitung dari hold up time dan laju alir F, dalam
mm per menit:

VM = tM x F
Pada kromatografi ekslusi, digunakan simbol V 0 .

Gamban 2. Penetapan perbandingan


Jumlah Lempeng Teoritis (N) Adalah pengukuran puncak terhadap lembah
efisiensi kolom. Untuk Puncak Gaussan, dihitung dengan
rumus: Hambatan relatif (R re t) adalah perbandingan dan
jarak yang ditempuh oleh analit terhadap jarak yang
ditempuh oleh senyawa pembanding (lihat Gambar 3) dan
N16(L digunakan dalam kromatografi planar.
W)
tR adalah waktu retensi suatu senyawa, dan W adalah luas
puncak dari dasar, diperoleh dari perhitungan garis lurus
R rei =
disamping puncak ke garis dasar. Nilai N tergantung dan
senyawa pada basil kromatogram sesuai dengan kondisi
operasional. Seperti laju alir clan suhu dari fase gerak atau
ga pembawa, kualitas dari kemasan kolom, dan
keseragaman pengemasan kolom, dan pada kolom
kapiler, ketebalan dari film fase diam dan diameter Mobile phase
internal serta panjang kolom.
Ketika integrator elektronik digunakan, sesuai untuk
menentukanjumlah lempeng teonitis, berdasankan rumus: Sample spot

Reference spot
N = 554J
Wh/2

W 2 adalah luas puncak pada setengah tinggi puncak.


Bagaimanapun, adanya perbedaan persepsi, hanya rumus
dengan luas puncak dari garis dasar yang digunakan. Stating
point (line)
Puncak adalah bagian dari kromatogram dari respons
detektor ketika senyawa tunggal dielusi dari kolom. Gamban 3. Tipe kromatografi planar.
Apabila pemisahan tidak lengkap, dua atau lebih
komponen bisajadi terelusi sebagai puncak yang pecah. Retensi relatif (r) Adalah perbandingan dani waktu
retensi suatu komponen relatif terhadap komponen
Perbandingan Puncak terhadap lembah (ply) Nilai lainnya yang digunakan sebagai pembanding yang sesuai
p/v digunakan sebagai kniteria kesesuaian sistem dalain pada kondisi yang sama.
pengujian untuk zat terkait ketika ganis dasar untuk
pemisahan antana dua puncak tidak tercapai. Gambar 2 tR2 tM
merupakan pemisahan sebagian dari dua zat, dimana H R=
tRj tM
adalah tinggi dihitung dari tinggi puncak terkecil diatas
- 1538-

tR2 adalah waktu retensi diukur dari titik injeksi suatu pembuatan dan profil identifikasi tapi bisa jadi tidak
senyawa target, tRI adalah waktu retensi diukur dari titik cukup hanya untuk identifikasi. Waktu retensi absolut
injeksi senyawa yang digunakan sebagai pembanding, yang diberikan oleh senyawa berbeda dari kromatogram
dan tM adalah waktu retensi dari marker yang tidak satu dengan lainnya.
teretensi pada kondisi percobanan yang sama pada kolom
yang sama. Volume Retensi (YR) Adalah volume fase gerak yang
dibutubkan untuk mengelusi suatu komporien. Dapat
Waktu Retensi Relatif (WRR) Atau dikenal sebagai dihitung dari waktu retensi dan laju alir dalam mL per
retensi relatif yang tidak diatur. Di dalam Fl biasanya menit:
dikenal dengan istilah retensi relatif yang tidak diatur,
kecuali jika dinyatakan lain. VR = tR x F

Resolusi (Rs) Adalah pemisahan antara dua komponen


WRR = dalam suatu campuran, dihitung dengan:
tRi
Simbol r0 juga dapat digunakan untuk melambangkan
2(tRl-tRl)
retensi relatif yang tidak diatur. R =
WI +w2
Simpangan Baku Relatif (SBR) dalam persentase

N - 11/2
t,udan tRI adalah waktu retensi dari dua komponen, dan
W2 dan W1 adalah luas puncak dihitung dan lebar dan
tinggi puncak diukun dengan garis lurus disamping
%SBR J--- l=1 I
puncak dari garis dasan.
N
j
Faktor hambatan (RF) Adalah perbandingan dan
Apabila integrasi elektronik digunakan, rumus yang
sesuai untuk menentukan resolusi adalah:

jarak yang ditempuh dari pusat bercak terhadap janak - (tR, tRI)
keseluruhan yang ditempuh oleh fase gerak dan R5 - 1l8(
digunakan dalam kromatografi planar. Dengan + W2h12)
menggunakan simbol dalam Gambar 3:
Faktor pemisahan (a) Adalah retensi nelatif yang
RF dihitung untuk dua puncak yang berdekatan (ketentuan,
nilai faktor pemisahan selalu >1):

Faktor retensi (k') : juga dikenal dengan sebutan A=!


faktor kapasitas (k'). Didefinisakan sebagai: k1
- jumiak zat dalam fase diam Faktor simetri (As) Faktor simetri dikenal juga dengan
k sebutan faktor ikutan suatu puncak (lihat gamban 4)
- juinlak zat datamfase gerak
dihitung dengan:
Atau
0,005
- waktu tempuh zat datamfase diam AS
k 2f
- waktu tempuk zat dalain fase gerak
W0005 adalah leban puncak pada 5% tinggi danf adalah
jarak dari puncak maksimum terhadap tepi puncak , jarak
Faktor retensi suatu komponen dapat ditentukan dan diukur dari titik 5% tinggi puncak dani garis dasan
kromatogram:

- tM)
k = OR
tM
Waktu retensi (t n) Pada knomatografi cair dan
kromatografi gas, waktu retensi, tR, didefinisikan sebagai
waktu yang ditempuh antara proses injeksi sampel dan
munculnya puncak maksimum sebagai respons dari zona
sampel yang terelusi. Kromatogram waktu netensi
merupakan kanakterisitk suatu senyawa tapi tidak khas.
Adanya waktu retensi suatu sampel dan zat pembanding
dapat digunakan sebagai kritenia sebagian dalam Gambar 4. Puncak knomatografi asimetri
- 1539 -

minus 100%, n adalah jumlah replikasi injeksi suatu


Faktor ikutan (T) lihat bagian faktor simetri. larutan pembanding (3 S n S 6); dan t 90,.1 adalah
Students t pada level kemungkinan 90% (dua sisi) dengan
Kesesuaian Sistem n-i derajat kebebasan.
Uji kesesuaian sistem adalah bagian integral dan
metode kromatografi cair dan kromatografi gas. Uji mi Kecuali jika dinyatakan lain yang telah ditentukan, SBR
digunakan untuk verifikasi bahwa sistem kromatografi maksimum yang dibolehkan tidak boleh melampaui niiai
memadai untuk analisis tersebut. yang ditetapkan seperti tertera pada tabel persyaratan
Faktor yang mempengaruhi kondisi kromatografi adalah keberulangan.
sebagai berikut:
• Komposisi, kekuatan ion, suhu, dan pH fase gerak Persyaratan Simpangan baku Relatif (SBR)
• Laju alir, ukuran kolom, suhu kolom, dan tekanan Jumlah masing-masing injeksi
• Karakteristik fase diam, termasuk jenis pendukung 3 1 4 I 5 1 6
kromatografi (berbahan partikel dan monolitik), B(%) Nilai SBR maksimal yang dibolehkan
partikel atau ukuran berpori besar, porositas dan 2,0 0,41 0,59 0,73 0,85
permukaan area tertentu. 2, 5 ,052 0,74 0,92 1,06
• Fase terbalik dan modifikasi permukaan lain suatu fase 3,0 0,62 0,89 1,10 1,27
diam, modifikasi bahan kimia yang luas (seperti end-
capping, loading carbon, dan lain-lain.) Faktôr simetni, As, ukuran simetri suatu puncak, adalah
satuan untuk puncak yang sangat simetnis, dan nilainya
Resolusi, Rs, adalah fungsi dari jumlah lempeng meningkat selama tailing bertambah (lihat Gambar 4).
teoritis, N (juga disebut efisiensi), faktor pemisahan, a, Pada beberapa kasus, nilai yang kurang dari kesatuan
dan faktor kapasitas, k. [Catatan Semua istilah dan dapat diamati. Simetni suatu puncak menjauh dari angka
simbol didefinisikan pada bagian sebelumnya Definisi 1, integrasi, dan oleh kanena itu presisi menjadi kunang
dan Interpretasi Kromatogram.] Untuk fase gerak dan dipercaya.
fase diam yang diberikan, N dapat ditentukan untuk Perbandingan signal to noise (S/N) berguna untuk
memastikan bahwa elusi komponen yang dekat terpisah parameter kesesuaian sistem. S/N dapat dihitung sebagai
satu sama lainnya, untuk menetapkan kekuatan berikut:
pemisahan secara umum dalam suatu sistem, dan untuk
memastikan bahwa pembanding internal terpisah dan S 2H
senyawa obat. Hal mi adalah cara yang sedikit dipercaya =
untuk memastikan resolusi dibanding pengukuran N h
langsung. Efisiensi kolom adalah bagian, dari refleksi
ketajaman suatu puncak, sangat penting untuk mendeteksi H adalah tinggi puncak yang diukur dari pucak ke garis
komponen kecil. dasar yang telah dihitung dengan jarak 2 5 kali lebar
Injeksi berulang larutan baku atau lanutan baku lainnya setengah tinggi puncak dan h adalah perbedaan antara
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah memenuhi noise tertinggi dengan noise terendah yang diamati pada
persyaratan presisi. Kecuali jika dinyatakan lain dalam jarak lebih 2 5 kali lebar pada setengah tinggi puncak
masing-masing monografi, data dari 5 injeksi berulang dan, apabila memungkinkan, kondisikan hal yang sama
suatu analit digunakan untuk menghitung, Simpangan untuk daenah sekeliling puncak yang diinginkan (lihat
Baku Relatif, %SBR, apabila persyaratannya adalah 2,0% Gambar5).
atau kurang; dan data dari 6 injeksi berulang digunakan
apabila persyaratan untuk SBR lebih dari 2,0%.
Untuk penetapan dalam monografi zat obat, dimana nilai
untuk zat mumi adalah 100%, dan tidak ada ketentuan
maksimum untuk SBR, %SBR yang dibolehkan dihitung
untuk injeksi berulang dari lanutan baku adalah:

%SBR KBJ
t90%, _1
K adalah konstanta (0,349), didapat dari persamaan: Gambar 5 Noise and Chromatographic peak,
componen of the SIN ratio.
K = (0,6142) x (t 5146)
Uji Kesesuaian Sistem mi dilakukan dengan cara
dimana 0, 6112 mewakili persentase SBR yang dibutuhkan mengumpulkan data dari penginjekan berulang larutan
setelah enam kali injeksi untuk B = 1,0; B adalah batas baku atau iarutan lainnya yang telah ditetapkan dalam
atas dinyatakan dalam definisi masing-masing monografi masing-masing monografi.
-1540-

Spesifikasi dari penetapan parameter di dalam Campuran Ternary


monografi tidak membatasi penggunaan dari kondisi Perbandingan 60:35:5 Untuk komponen kedua, 30%
operasional yang yang sesuai lainnya. Penetapan dari 35 adalah 10,5%, yang mana penibahan maksimal
dibolehkan hanya ketika: yang dibolehkan ±10% dalam sejumlah komponen.
• Baku yang sesuai (termasuk Baku Pembanding) Untuk komponen ketiga, 30% dan 5 adalah 1.5% pada
tersedia untuk semua senyawa yang digunakan dalam semua kasus, jumlah yang cukup dari komponen pertama
uji stabilitas; dan digunakan untuk menghasilkan total 100%. Oleh karena
• Larutan baku tersebut menunjukkan bahwa penetapan itu rentang campuran adalah 50:45:5 sampai 70:25:5 atau
meningkatkan kualitas dari kromatogram yang 58,5: 35:6,5 sampai 61,5:35:3,5 akan memenuhi
memenuhi persyaratan kesesuaian. persyaratan.
Penetapan untuk sistem kromatografi dilakukan untuk
memenuhi persyaratan kesesuaian tidak dibuat untuk Panjang gelombang pada detektor UV-Vis (KCKT)
mengganti kegagalan kolom atau kegagalan sistem. Deviasi dari panjang gelombang yang ditentukan dalam
Apabila pengaturan kondisi operasional penting dalam prosedur tidak dibolehkan. Prosedur ditentukan oleh
rangka memenuhi persyaratan kesesuaian, masing-masing pabrik pembuat detektor, atau prosedur validasi lainnya,
hal dalam daflar berikut adalah variasi malcsimal yang yang digunakan untuk menverifikasi kesalahan dalam
dapat dianggap, kecuali dinyatakan lain dalam masing- panjang gelombang detektor adalah, umumnya ±3 nm.
masing monografi; perubahan mi bisa jadi membutuhkan
data validasi tambahan. Untuk melakukan verifikasi Fase diam
terhadap kesesuaian sistem dengan kondisi baru, nilai Panjang kolom (KG, KCKT) Dapat diatur ±70%.
karakteristik dari performa analitikal sejenis dipengaruhi Diameter internal kolom (KCKT) Dapat diatur apabila
oleh perubahan. Pengaturan multipel dapat kecepatan linear dijaga konstan. Lihat laju alir (KCKT)
mempengaruhi secara kumulatif pada kinerja suatu sistem dibawah.
dan harus dipertimbangkan secara hati-hati sebelum Diameter internal kolom (KG) Dapat diatur ±50%
diterapkan. Pengaturan terhadap komposisi fase gerak untuk KG.
dalam elusi gradien tidak direkomendasikan. Apabila Ketebalan film (kolom kapiler KG) Dapat diatur ±50%
pengaturan dianggap penting, hanya perubahan kolom sampai 100%.
(bahan kemasan sama) atau pengaturan dwell volume
direkomendasikan. Ukuran partikel (KCKT) Dapat dikurangi sebanyak
50%, tapi tidak dapat diperbanyak.
pH Fase Gerak (KCKT) pH suatu larutan dapar yang
digunakan dalam pembuatan fase gerak dapat ditetapkan Ukuran partikel (KG) Berubah dari ukuran partikel
menjadi ± 0,2 satuan nilai atau rentang yang ditentukan. yang besar ke yang kecil atau dari yang kecil ke ukuran
partikel yang lebih besan apabila memenuhi persyaratan
Kadar garam dalam dapar (KCKT) Kadar ganam kromatografi untuk kesesuaian sistem dan perbandingan
yang digunakan dalam pembuatan larutan dapar untuk perubahan ukuran partikel yang sama dipertahankan.
fase gerak dapat di tetapkan menajdi ±10% apabila Perbandingan perubahan ukuran partikel didefinisikan
variasi pH yang dibolehkan (lihat diatas) dicapai. sebagai diameter dari pantikel terbesar dibagi dengan
diameter pantikel terkecil.
Perbandingan komponen dalam fase gerak (KCKT)
Penetapan berikut membatasi dilakukan pada komponen Laju alir (KG) Dapat diatur sebanyak ±50%.
minor fase gerak (ditentukan pada 50% atau kurang).
Jumlah komponen mi dapat di atur dengan relatif ±30%. Laju alir (KCKT) Jika ukuran kolom diubah, laju alir
Bagaimanapun, perubahan terhadap beberapa komponen dapat diatur dengan ménggunakan rumus:
tidak dapat melebihi ±10% absolut (contohnya : berkaitan
dengan jumlah fase gerak). Pengaturan dapat dibuat pada 2
2d2
12d 2
satu komponen minor dalam campuran berikut. F2=F
I1 d
Campuran Binary
Perbandingan 50.50 30% dari 50 adalah 15%, tapi mi F1 adalah laju alir yang ditunjukkan dalam monografi
melebihi perubahan maksimal yang dibolehkan dan dalam ml per menit; F2 adalah laju alir yang telah diatur,
±10% dalam komponen lain. Oleh karena itu, dalam ml per menit; I adalah panjang kolom yang sesuai
perbandingan fase gerak dapat diatur hanya pada rentang dengan monografi, 12 adalah panjang kolom yang
40:60 sampai 60:40. digunakan, d1 adalah diameter dalam kolom yang sesuai
Perbandingan 2:98 30% dari 2 adalah 15%. Oleh dalam monografi, d2 adalah diameter dalam kolom yang
karena itu pengaturan maksimal yang dibolehkan adalah digunakan. Sebagai tambahan, laju lair dapat diatur
padarentang 1,4: 98,6 sampai 2,6: 97,4. sainpai dengan ±50%.
- 1541 -

Volume injeksi (KCKT) Volume injeksi dapat diubah yang berekor dengan puncak lainnya dihindari apabila
selama memenuhi presisi dan limit deteksi; tidak ada dimungkinkan.
penambahan volume dibolehkan. Walaupun perbandingan suatu puncak pengotor dengan
lainnya dalain suatu kromatogram dari. suatu baku pada
Volume injeksi dan Volume Split (KG) Volume kadar yang sama lebih disukai, uji pengotor bisa juga
injeksi dan volume split dapat disesuaikan apabila deteksi berdasarkan pengukuran respon puncak dimana pengotor
dan keberulangan memuaskan. diperlihatkan sebagai persentase dari luas suatu puncak
obat. Baku bisa jadi obat itu sendiri atau level yang
Suhu kolom (KCKT) Suhu kolom dapat diatur berhubungan dengan itu, misalnya, 0,5% pengotor,
sebanyak ± 10 0 . Suhu kolom disarankan untuk dianggap sama dengan respon puncak. Ketika pengotor
meningkatkan kontrol dan keterulangan waktu retensi. harus ditentukan dengan sangat pasti, gunakan baku dan
pengotor itu sendiri atau lakukan faktor koreksi
Suhu oven (KG) Suhu oven dapat diatur sebanyak berdasarkan respons relatif pengotor terhdap komponen
±10%. utama.

Program suhu oven (KG) Pengaturan suhu dapat Metode baku eksternal Analisis kuantitatif dan
diatur sesuai dengan pernyataan diatas. Ketika suhu yang konsentrasi suatu komponen ditetukan dengan cara
telah ditetapkan harus di pertaharikan atau ketika suhu membandingkan respon yang dihasilkan oleh larutan
harus diubah dari nilai satu ke nilai lainnya, pengaturan sampel dengan respons dihasilkan oleh larutan baku.
sebanyak 20% dibolehkan.
Kecuali jika dinyatakan lain dalam masing-masing Metode Baku Internal Jumlah yang sama dari baku
monografi, parameter kesesuaian sistem ditentukan dan internal dimasukkan ke dalam larutan sampel dan larutan
puncak analit. Nilai yang diukur, R, atau R1, atau Rs untuk baku. Baku internal ynag dipiloh tidak berekasi dengan
sampel suatu zat tidak berbeda jauh dengan nilai yang bahan yang diuji, stanil, terpisah dan analit, dan tidak
diperoleh dari senyawa pembanding dan campuran. mengandung pengotor dengan waktu retensi yang sama
Waktu retensi relatif terdapat dalam monografi untuk dengan analit. Konsentrasi suatu analit ditentukan dengan
tujuan hanya informasi untuk membantu dalam cara membandingkan rasio luas puncak dan tinggi puncak
identifikasi puncak. Tidak ada kriteria penerimaan yang analit dengan bah internal dalam lanutan baku.
dipakai dalam waktu retensi relatif.
Uji kesesuaian sistem digunakan untuk memastikan Prosedur normalisasi Persentase kandungan suatu
keefektifan sistem orperasional. Yang mana hams komponen dihitung dengan cara menentukan luas puncak
dilahukan pada uji mi. Membuat injeksi suatu preparasi yang dimaksud dengan total luas dari semua puncak yang
yang tepat dibutuhkan untuk memperlihatkan kesesuaian ada, kecuali puncak yang dihasilkan karena adanya
sistem yang cukup (seperti yang digambatkan dalam penganuh pelarut atau pereaksi, atau muncul karena
bagian metode sistem kromatografi dalam monografi). adanya fase gerak ataupun matniks sampel, dan puncak
Preparasi dapat berupa preparasi larutan baku atau yang berada dibawah limit deteksi yang semuanya dapat
larutan yang mengandung jumlah analit yang diketahui diabaikan.
dan beberapa penambahan bahan-bahan (misalnya
eksipien atau pengotor) yang digunakan dalam mengotrol Prosedur kalibrasi Hubungan antará pengukuran atau
sistem analasis. Ketika terjadi perubahan signifikan evaluasi signal y dan dan kuantitasi (misalnya kadar,
dalam sistem kromatografi (peralatan, komponen fase bobot), dengan senyawa x ditentukan, dan fungsi
gerak, atau komponen lainnya) atau pereaksi kritikal, uji kalibrasi dihitung. Hasil analisis dihitung dari pengukuran
kesesuaian sistem hams dilakukan kembali. Tidak ada signal atau evaluasi signal suatu analit dan posisinya dan
analisis sampel diterima kecuali telah dilakukan uji kunva kalibrasi.
kesesuaian sistem. Pada uji untuk pengotor pada metode baku eksternal,
ketika pengenceran larutan sampel digunakan untuk
KUANTITASI perbandingan, dan prosedun normalisasi, adanya faktor
koneksi ditunjukkan dalam monografi (misalnya ketika
Selama kuantitasi, abaikan puncak yang disebabkan faktor nespon di luan rentang 0,8 - 1,2). Ketika uji
oleh pelarut ataupun pereaksi atau muncul karena adanya pengotor menentukan total jumlah pengotor atau adanya
fase gerak ataupun matriks sampel. penentuan kuantitatif suatu pengotor, pilihan pengaturan
Dalam rentang linier, luas puncak dan tinggi puncak yang tepat dan integrasi yang tepat untuk integnasi luas
biasanya sebanding untuk kuantitasi elusi suatu senyawa. puncak adalah penting, dalam beberapa uji, batas pada
Luas puncak dan tinggi puncak biasanya diukur dengan atau dibawah dimana puncak bisa diabaikan umumnya
cara integrator elektronik tapi dapat juga ditentukan 0,05%. Selanjutnya batas pengatunan dan sistem
dengan cara pendekatan kiasikal. Luas puncak umumnya pengumpulan data sesuai dengan setidaknya setengah dan
digunakan tapi bisa jadi tidak akurat apabila tenjadi batas. Integnasi Was puncak pada beberapa pengotor yang
interferensi. Komponen yang diukur dipisahkan dari dan tidak sepenuhnya terpisah dari puncak utama, sebaiknya
beberapa komponen yang bercampur. Puncak yang berdasarkan ekstrapolasi lembah terhadap lembah
tailing dan fronting dikurangi, dan pengukuran pucak (tangential skim).
-1542-

Li 7 Resin penukar kation kuat yang terdiri dan


KOLOM KROMATOGRAFI kopolimer ikatan silang stirena-divinilbenzena
tersulfonasi dalam bentuk hidrogen, diameter 7 - 11 jim.
Daftar isi kolom (L), fase (G) dan penyangga (S) L18 Gugus amino dan siano yang terikat secara
berikut mi merupakan acuan bagi pemakai kromatograf. kimiawi pada partikel silika berpori, diameter 3 - 10 gm.
[Catatan Ukuran partikel dalam dafiar mi merupakan L19 Resin penukar kation kuat yang terdiri dan
ukuran yang umum digunakan. Apabila diperlukan kopolimer ikatan silang stirena-divinilbenzena
ukuran partikel yang lain, umumnya yang lebih halus, tersulfonasi dalam bentuk kalsium, diameter lebih kurang
maka ukuran tersebut dinyatakan pada masing-masing 9jim.
monografi. Untuk suatu kategori isi kolom ataufase yang L20 Gugus dihidroksipropan yang terikat secara
tercantum dalam daflar dibawah mi, tersedia berbagai kimiawi pada partikel silika berpori, diameter 5 - 10 pm.
kolom. Apabila kondisi kromatografi perlu dinyatakan L21 Suatu kopolimer stirena-divinilbenzena ber bentuk
secara lebih spes/Ik maka hal itu dinyatakan pada bulat yang kaku, diameter 5 - 10 gm.
masing-masing rnonografi.] L22 Resin penukar kation terbuat dari gel poli stiren
yang berpori dengan gugus asam sulfonat, ukuran lebih
Isi Kolom kurang 10 gm.
L23 Resin penukar anion terbuat dari gel polimeta
Li Oktadesil silana terikat secara kimiawi pada partikel krilat atau poliakrilat berpori dengan gugus amonium
mikro silika berpori atau partikel mikro keramik, dengan kuartener, ukuran lebih kurang 10 gm.
diameter 3 - 10 tm, atau batang silika monolitik. L24 Gel hidrofil setengah kaku yang terdiri dan
L2 Oktadesil silana terikat secara kimiawi pada silika polimer vinil, dengan beberapa gugus hidroksi pada
gel dengan porositas permukaan yang diatur dan terikat permukaan matriks, diameter 32 - 63 jim.
pada suatu inti bulat padat diameter 30 - 50 tm. L25 Isi kolom dengan kemampuan untuk memisahkan
L3 Partikel silika berpori, diameter 5 - 10 pim. senyawa-senyawa dengan bobot molekul 100 hingga
L4 Silika gel dengan porositas permukaan yang diatur 5000 (ditentukan sebagai polietilen oksida), yang dipakai
dan terikat pada suatu inti bulat padat, diameter untuk polimer larut air yang bersifat netral, anionik dan
30-50tm. kationik. Yang sesuai untuk digunakan adalah resin
L5 Alumina dengan porositas permukaan yang diatur, polimetakrilat yang mempunyai ikatan silang dengan eter
dan terikat pada suatu inti bulat padat, diameter polihidroksil (permukaannya mengandung sedikit sisá
30-50.im. gugus fungsi karboksil).
L6 Penukar kation hat berupa polimer fluoro karbon L26 Butil silana yang terikat secara kimiawi pada
tersulfonasi dilapiskan pada suatu inti bulat padat, partikel silika yang berpori seluruhnya, diameter
diameter 30 - 50 gm. 3 - lOjim.
L7 Oktilsilana terikat secara kimiawi pada partikel L27 Partikel silika berpori, diameter 30 - 50 gm.
silika yang berpori seluruhnya, diameter 1,7 - 10 tim. L28 Suatu penyangga multifungsi, yang terdiri dan
L8 Suatu lapisan monomolekuler aminopropil silana substrat silika berbentuk bulat, dengan tingkat kemumian
yang terikat secara kimiawi pada penyangga silika gel tinggi, ukuran 100 Angstrom, yang terikat dengan gugus
yang berpori seluruhnya, diameter 3 - 10 pm. fungsi anion (amina) disamping fungsi fase terbalik C8
L9 Silika gel talc beraturan, ukuran 3 - 10 jim, yang konvensional.
seluruhnya berpori dan diberi lapisan penukar kation L29 Partikel polibutadiena-alumina berbentuk bulat
yang bersifat asam kuat dan terikat secara kimiawi. (gamma alumina, fase balik, persen bobot karbon
LiO Gugus nitril yang terikat secara kimiawi pada rendah), diameter 5 jim dengan volume pori 80
partikel silika berpori, diameter 3 - 10 pm. Angstrom.
Lii Gugus fenil yang terikat secara kimiawi pada L30 Etil silana yang terikat secara kimiawi pada
partikel silika berpori, diameter 1,7 - 10 jim. partikel silika yang berpori seluruhnya, diameter
L12 Suatu penukar anion kuat untuk isi kolom yang 3- lOjim.
dibuat dari amina kuartener yang terikat secara kimiawi L31 Resin penukar anion kuat, amina kuartemer,
path inti silika bulat padat, diameter 30 - 50 jim. selektif terhadap hidnoksida, terikat pada partilcel lateks
L13 Trimetilsilana yang terikat secara kimiawi pada pada inti partikel makro pori dengan diameter inti 8,5 gm
partikel silika berpori, diameter 3 - 10 jim. dengan ukuran pori 2000 angstrom mengandung ikatan
L14 Silika gel, diameter 5 - 10 gm, dengan lapisan silang etil-vinil benzena dengan divinilbenzena 55%.
penukar anion ammonium kuartener yang bersifat basa L32 Suatu penukar ligan kiral untuk isi kolom
kuat dan terikat secara kimiawi. kompleks kovalensi tembaga L-prolina yang terikat
L15 Heksilsilana yang terikat secana kimiawi pada secara tidak teratur pada partikel silika, diameter
partikel silika yang berpori seluruhnya, diameter 3 - 10 5- 10 jim.
jim. L33 Kolom berisi silika berbentuk bulat dan diproses
L16 Dimetilsilana yang terikat secara kimiawi pada untuk memberilcan stabilitas pH dengan kapasitas
partikel silika berpori, diameter 5 - 10 gm. pemisahan molekul dekstran berukuran 4.000 - 500.000 Da.
- 1543 -

L34 Resin penukar kation kuat yang terdiri dari ikatan dengan asam karboksilat danlatau asam fosfat. Kapasitas
silang kopolimer stirena-divinilbenzena tersulfonasi tidak kurang dari 500 pEq per kolom.
dalam bentuk garam Pb, diameter lebih kurang 9pm. L54 Kolom eksklusi ukuran yang terbuat dari ikatan
L35 Silika berbentuk bulat yang distabilisasi dengan kovalen dekstran dengan ikatan silang kuat butiran
zirkonium dan disalut dengan satu fase lapisan molekul agarosa, diameter lebih kurang 13 pm.
hidrofihik (tipe diol) berpori dengan ukuran 150A. L55 Resin penukar kation kuat yang terbuat dari silika
L36 Turunan 3,5 dinitrobenzoil dan L-fenilglisin yang berpori yang dilapisi dengan kopolimer asarn maleat-
terikat secara kovalen pada aminopropil silika yang polibutadiena, diameter lebih kurang 5 pm.
berukuran 5pm L56 Propilsilana yang terikat secara kimia pada partikel
L37 Gel polimetakrilat dengan kapasitas pemisahan silika yang berpori seluruhnya, diameter 3 - 10 pm.
molekul protein berukuran 2.000 - 40.000 Da. L57 Ovomukoid yang diketahui sebagai protein kiral
L38 Kolom eksklusi ukuran berisi basa metakrilat yang terikat secara kimia pada partikel silika, diameter
untuk zat uji yang larut dalam air. lebih kurang 5 pm dan ukuran pori 120A.
L39 Gel polimetaknilat hidrofihik dari resin bulat yang L58 Resin penukan kation kuat yang terdiri dari ikatan
berpori seluruhnya. silang kopolimer stirena-divinilbenzena tersulfonasi
L40 Partikel silika berpori dengan diameter 5 - 20 pm dalam bentuk ganam natnium, diameter 7 - 11 pm.
yang dilapisi selulosa iris 3-5-dimetilfenilkarbamat L59 Kolom berisi silika-basa bulat (10 pm) dan dibuat
L41 a1 Asam glikoprotein yang tidak bergerak pada dengan karakterisasi hidrofihik dan stabilitas pH yang
partikel silika bulat dengan diameter 5 pm. mempunyai kapasitas pemisahan protein dengan berat
L42 Gugus oktilsilana dan oktadesilsilana yang terikat molekul 10 - 500 kDa.
secara kimia pada partikel silika berpori, diameter 5Mm. L60 - Silika gel bulat berponi dengan diameter 3 - 5 pm
L43 Gugus pentafluorofenil yang terikat secara kimia yang permukaannya dimodifikasi dengan ikatan kovalen
pada partikel silika oleh propil "spacer", diameter gugus palmitamido-propil dan "end-capped".
5— 10 pm. L61 Resin penukar anion kuat selektif terhadap
L44 Penyangga multifiingsional yang berisi substrat hidroksida terdini dari ikatan silang kuat path inti
silika bulat dengan kemurnian tinggi 60 A, yang terikat partikel mikropori, ukunan 13 pm, poni berukuran tidak
dengan penukar kation, asam sulfonat, dalam fase balik kurang dari 1 OA unit dan terdini dani ikatan silang
konvensional C8. etilvinilbenzena dengan 55% divinilbenzena dengan
L45 Beta siklodekstrin yang terikat pada partikel silika lapisan lateks yang tersusun dari butiran mikro berukuran
berpori, diameter lebih kurang 10pm 85 rim, terikat dengan ion alkanol ammonium kuartemer
L46 Substrat polistirenaIdivinilbenzena yang 6%.
teraglomerasi pada butiran lateks amonium kuarterner, L62 Fase silana C30 terikat pada sihika bulat yang
diameter 10pm. berpori seluruhnya, diameter 3 - 15 pm.
L47 Substrat mikropori penukar anion berkapasitas
tinggi yang dibuat berfungsi dengan gugus trimetilamina Fase
diameter 8 Mm.
L48 Polistirena dengan ikatan silang tersulfonasi GI Minyak dimetilpohisiloksan
dengan butiran mikro penukar anion berpori, dengan G2 Gom dimetilpolisiloksan
lapisan luar submikron, diameter 15 Mm. G3 Fenil 50%- metilpohisiloksan5O%
L49 Kolom fase balik yang berisi partikel zinkonia G4 Poliester dietilen glikol suksinat
bulat berpori dengan lapisan tipis polibutadiena dengan G5 3-sianopropilpolisiloksan
diameter 3 - 10 Mm. G6 Trifluoropropilmetilpolisiloksan
L50 Resin multifungsional dengan fase balik yang G7 3-sianopropil 50%- fenilmetilsilikon 50%
berfungsi sebagai penahan penukar anion kuat, berisi G8 bis (3-sianopropil) 80% - 3-sianopropil fenil
55% ikatan silang etilvinilbenzena dengan polimer pohisiloksan 20% (persen menyatakan substitusi molar)
divinilbenzena, diameter 3 - 15 pm, dan luas permukaan G9 Metilvinilpolisiloksan
tidak kurang dari 350 m2 per gram. Substrat disalut GlO Pohiamida yang dibentuk dengan mereaksikan
dengan partikel lateks yang difungsikan dengan asam C36 asam dikarboksilat dengan 1,344-
ammonium kuarterner berisi ikatan silang stirena- pipenidilpropan dan piperidin dalam perbandingan
divinilbenzena. molekul 1,00: 0,90: 0,20.
L51 Partikel silika bulat, disalut dengan amilosa iris Gil Poliester bis(2-etilheksil)sebakat.
3,5-dimetilfenilkarbamat, diameter 5 - 10 G12 Poliester fenildietanolamina suksinat.
L52 Resin penukar kation kuat yang terbuat dari silika G13 Sorbitol
berpori dengan gugus sulfopropil, diameter 5 - 10 G14 Polietilen glikol (bobot molekul rata-rata 950
L53 Resin penukar kation lemah terdiri dari ikatan sampai 1050)
silang etilvinilbenzena 55% dengan kopolimer divinil G15 Polietilen ghikol (bobot molekul rata-rata 3000
benzena, diameter 3 - 15 pm. Substrat merupakan sampai 3700)
permukaan dengan tambahan monomer difungsikan G16 Senyawa polietilen ghikol (bobot molekul rata-rata
lebih kurang 15.000). Suatu senyawa berbobot molekul
-1544-

tinggi yang terbentuk dari polietilen glikol dengan suatu 9001 . Tanah silika tersebut dicuci dengan asam,
ikatan diepoksida. kemudian dicuci dengan air sampai netral, tetapi tidak
G1 7 Fenil 75% - metilpolisiloksan 25% dicuci dengan basa. Tanah silika itu dapat disilanisasikan
G18 Polialkilen glikol dengan jalan diberi perlakuan dengan suatu pereaksi,
G19 Fenil 25% - sianopropil 25% - metilsilikon seperti dimetildiklorosilan, untuk menutupi gugus silanol
50%. yang terdapat pada permukaan. Jika tidak disebutkan lain
G20 Polietilen glikol (bobot molekul rata-rata 380 dalam monografi, yang dimaksudkan adalah penyangga
sampai 420). yang tersilanisasi.
G21 Neopentil glikol suksinat. SlAB Tanah silika seperti yang disebutkan di atas
G22 Bis(2-etilheksil)ftalat. dicuci dengan asarn dan basa. Jika tidak disebutkan lain
G23 Polietilen glikol adipat. dalam monografi, yang dimaksudkan adalah penyangga
G24 Diisodesil ftalat. yang tersilanisasi.
G25 Senyawa polietilen glikol TPA. Suatu senya-wa SIC Penyangga yang terbuat dari bata tahan api yang
berbobot molekul tinggi yang terbentuk dari suatu dihancurkan serta dikalsinasikan atau dibakar dengan
polietilen glikol dan suatu diepoksida yang diesterkan pengikat tanah hat diatas suhu 900°, diikuti pencucian
dengan asam tereftalat. memakai asam, dan dapat disilanisasikan.
G26 2-sianoetil 25% - metilpolisiloksan75% SINS Tanah silika tanpa perlakuan.
G27 Fenil 5% - metilpolisiloksan 95% S2 Kopolimer stirena-divinilbenzena dengan luas
G28 Fenil 25% - metilpolisiloksan75% permukaan nominal kurang dari 50 m 2 per g dan diameter
G29 3,3'-Tiodipropionitril pori rata-rata 0,3 - 0,4 gm.
G30 Tetraetilen glikol dimetil eter S3 Kopohimer dari etildivinilbenzena dan
G31 Nonilfenoksipoli(etilenoksi)etanol (panjang rantai divinilbenzena dengan luas permukaan nominal 500 m 2
etilenoksi rata-rata 30); Nonoksinol 30. sampai 600 m2 per g dan diameter poni rata-rata 0,0075 j.tm
G32 Fenilmetil 20% - dimetilpolisiloksan 80% S4 Kopolimer stirena-divinilbenzena dengan gugus -0-
G33 Karboran 20% - metilsilikon 80% dan -N aromatik, yang mempunyai luas permukaan
G34 Poliester dietilen glikol suksinat yang dibuat stabil nominal 400 m2 - 600 m2 per g dan diameter pori rata-rata
dengan asam fosfat. 0,0076 gm.
G35 Suatu senyawa berbobot molekul tinggi yang S5 Polimer tetrafluoroetilen dengan bobot molekul
terbentuk dari suatu polietilen glikol dan suatu diepoksida tinggi dan ukunan 40- 60 mesh.
yang diesterkan dengan asam nitrotereftalat. S6 Kopolimer stirena-divinilbenzena dengan luas
G36 Vinil 1% - fenilmetilpolisiloksan 5% permukaan nominal 250 - 350 m 2 per g dan diameter poni
G37 Poliimida rata-rata 0,0091 gm
G38 Fase GI yang mengandung sejumlah kecil S7 Karbon grafit dengan luas permukaan nominal
persentase penghambat pembentukan faktor ikutan. l2m2 per g.
G39 Polietilen glikol (bobot molekul rata-rata lebih
S8 Kopolimer 4-vinil-pitidin dan stirenadivinil benzena.
kurang 1500)
S9 Polimer berpori dari 2,6-difenil-p-fenilen oksida.
G40 Etilenglikol adipat SlO Kopolimer benikatan silang akrilonitnil dan
G4lFenilmetildimetilsilikon (tersubsitusi fenil divinilbenzena yang bersifat sangat polar.
sebanyak 10%)
Sil Karbon grafit dengan luas permukaan nominal 100
G42 Fenil 35%- dimetilpolisiloksan 65% (persen
m2 per g, yang dimodifikasi dengan sedikit vaselin dan
menyatakan substitusi molar) senyawa polietilen glikol.
G43 Sianopropilfenil 6% - dimetilpolisiloksan 94% S12 Kanbon grafit dengan luas permukaan nominal 100
(persen menyatakan substitusi molar). per g.
G44 Petrolatum hidrokarbon berbobot molekul rendah
2% dan 1% larutan kalium hidroksida.
G45 Divinilbenzena-etilen glikol-dimetilakrilat
G46 Sianopropilfenil 14% - metilpolisiloksan 86%
OSMOLALITAS DAN OSMOLARITAS <941>
G47 Polietilen glikol (bobot molekul rata-rata lebih
kurang 8000) Tekanan osmotik memegang peran penting dalam
G48 Sianopolisiloksan berikatan silang sebagian dan semua proses biologi yang melibatkan difusi zat tenlarut
bersifat sangat polar. atau transfer cairan melalui membran. Osmosis terjadi
ketika pelarut, bukan molekul zat terlarut melewati
Penyangga membran semipermiabel dari bagian yang konsentrasinya
lebih rendah ke bagian yang konsentrasinya lebih tinggi
[Catatan jika tidak disebutkan lain, ukuran yang sehingga terjadi kesetimbangan. Pengetahuan mengenai
dimaksud adalah 80 - 100 mesh atau sebagai a1ternatf tekanan osmotik penting bagi para praktisi kesehatan
100 - 120 mesh.] untuk menentukan suatu larutan parenteral bersifat hipo-
SJA Tanah silika untuk kromatografi gas, yang telah osmotik, iso-osmotik atau hiper-osmotik. Pengukuran
diflukskalsinasikan dengan jalan mencampurkan diatomit kuantitatif tekanan osmotik akan memudabkan
dengan natrium karbonat serta dikalsinasikan di atas suhu
- 1545 -

perhitungan pengenceran yang diperlukan untuk uap, peningkatan titik didih dan penurunan titik beku
membuat suatu larutan relatif iso-osmotik terhadap darah. berkaitan langsung dengan osmolalitas larutan.
Osmolalitas suatu larutan dapat ditentukan secara lebih
Tekanan Osmotik akurat dan mudah dengan mengukur penurunan titik beku
Tekanan Osmotik dari larutan tergantung pada jumlah (iTb):
partikel dalam larutan, sesuai dengan sifat koligatif
larutan. Suatu partikel dapat berupa spesi molekul atau zlTb = Ic,, 4m
ion atau agregat (seperti dimer) yang dapat terpisah dan
larutan. Suatu larutan menunjukan sifat ideal jika tidak Ic,, adalah tetapan molal krioskopik, yang merupakan sifat
ada interaksi antara zat terlarut dan pelarut, kecuali jika dari pelarut. Untuk air, nilai kb adalah 1,860° per Osmol.
molekul pelarut terikat pada zat terlarut oleh ikatan Artinya 1 Osmol zat terlarut yang ditambahkan ke dalam
hidrogen atau kovalen koordinat. Untuk larutan seperti mi 1 kg air menurunkan titik beku sebesar 1 , 8600.
yang mengandung zat terlarut tidak terdisosiasi, tekanan
osmotik (in) sebanding dengan molalitasnya (jumlah mol Osmolaritas
zat terlarut per kg pelarut): Osmolaritas larutan secara teoritis dinyatakan dalam
osmol per liter (Osmol per L) larutan dan banyak
,r= (pRT/1000) m digunakan secara luas dalam praktek klinis karena osmol
dinyatakan dalam osmol sebagai fungsi volume.
p adalah kerapatan pelarut pada suhu T (dalam skala Osmolaritas tidak dapat diukur, tetapi dihitung secara
absolut, °K); R adalah tetapan gas dan m adalah molalitas teoritis dari pengukuran osmolalitas secara eksperimen.
larutan. Kadang-kadang osmolaritas () dihitung secara teoritis
Untuk suatu larutan nyata yang mengandung lebih dan dari konsentrasi molar:
satu zat terlarut, tekanan osmotik dinyatakan dengan
rumus: = Iv, C,

(pRT v, adalah jumlah partikel hasil disosiasi satu molekul zat


terlarut yang ke-i; c, adalah konsentrasi molar zat tenlarut
1000 yang ke-i dalam larutan. Sebagai contoh, osmolanitas
larutan yang dibuat dengan melarutkan 1 g vankomisin
dalam 100 ml larutan natrium kionida 0,9 % dapat
v, adalah jumlah partikel hasil disosiasi satu molekul zat
dihitung sebagai berikut:
tënlarut yang ke-i; v 1 = I untuk zat tenlarut non-ionik
(tidak terdisosiasi); m1 adalah molalitas zat terlarut ke-i;
dan Omi adalah koefisien osmotik molal dari zat terlarut 3x1 Og / liter)+( 2x9g I liter )]1000
[(

ke-i. Koefisien osmotik molal dihitung terhadap sifat 1449,25 58,44


ideal larutan. Nilainya tergantung pada konsentrasi zat
= 329mOsmol /liter
terlarut dalam larutan, sifat kimia dan karakteristik ion.
Nilai koefisien osmotik molal dari zat terlarut dapat
1449,25 adalah BM vankomisin dan 58,44 adalah BM
ditentukan secara eksperimen dengan mengukur
natrium kiorida.
penurunan titik beku pada konsentrasi molal yang
Hasil menunjukkan bahwa larutan tersebut agak hiper-
berbeda. Untuk keperluan farmasi, nilai koefisien osmotik
osmotik karena osmolalitas darah berada diantana 285 dan
adalah kurang dari 1. Koefisien osmotik molal menurun
dengan meningkatnya kadar zat terlarut, seperti tertera 310 mOsmol per kg. Apabila larutan yang ditentukan
secana eksperimen mempunyai nilai osmolalitas sebesar
pada Tabel 1.
255 mOsmol per kg, maka larutan tersebut bersifat hipo-
osmotik. Contoh tersebut di atas menggambarkan bahwa
Osmolalitas
nilai osmolanitas yang dihitung secara teoritis dan
Osmolalitas larutan (E mi) dinyatakan dengan rumus: konsentrasi larutan sebaiknya diinterpretasikan secara
hati-hati dan mungkin tidak mewakili sifat osmotik
mi Ev,m, Pmi
larutan infus.
Ketidaksesuaian antara hasil teoritis (osmolanitas) dan
Osmolalitas lanutan nyata berkaitan dengan molalitas ekspenimen (osmolalitas) sebagian disebabkan oleh
larutan ideal yang mengandung zat terlarut yang tidak kenyataan bahwa tekanan osmotik berkaitan dengan
terdisosiasi dan dinyatakan dalam osmol atau miliosmol osmolalitas dan bukan osmolanitas. Secara lebih
per kg pelarut (Osmol per kg atau mOsmol per kg). Suatu signifikan, ketidaksesuaian antara hasil eksperimen dan
satuan yang minip dengan molalitas larutan Osmolalitas perhitungan teonitis disebabkan oleh kenyataan bahwa
merupakan satuan dari molalitas larutan. Jadi, osmolalitas tekanan osmotik suatu larutan nyata lebih kecil danipada
adalah ukuran tekanan osmotik yang disebabkan oleh tekanan osmotik suatu larutan ideal karena adanya
suatu larutan nyata yang melewati membran interaksi antar molekul zat terlarut atau antara molekul
semipermiabel. Seperti halnya tekanan osmotik, sifat zat terlarut dengan molekul pelanut dalam lanutan.
koligatif lain dari suatu larutan seperti penurunan tekanan
-1546-

Interaksi-interaksi tersebut mengurangi 'tekanan yang diharapkan dari penurunan titik beku. Alat akan
didesak oleh molekul zat terlarut pada membran memberikan basil ketika kesetimbangan dicapai.
semipermiabel, mengurangi nilai osmolalitas Kalibrasi osmometer pembacaan menggunakan alat
eksperimental dibandingkan nilai teoritis. Perbedaan mi pengatur yang memadai sehingga sesuai dengan nilai
berhubungan dengan koefisien molal osmotik (.D mi). osmolalitas atau penurunan titik beku dari Larutan ba/cu
Contoh tersebut juga menggambarkan pentingnya yang ditunjukkan pada Tabel 1. [Catalan Beberapa alat
penentuan osmolalitas suatu larutan secara eksperimen, yang menunj uk/can osmolalitas dan ada yang
daripada perhitungan nilai osmolalitas secara teoritis, menunjukkan penurunan titik be/cu.] Sebelum
pengukuran, bilas sel pengukuran sekurang-kurangnya
PENGUKURAN OSMOLALITAS dua kali dengan larutan yang akan diuji. Ulangi prosedur
dengan masing-masing Larutan uji. Baca osmolalitas
Osmolalitas larutan secara umum ditentukan dengan Larutan uji secara langsung, atau hitung dari pengukuran
cara mengukur penurunan titik beku larutan. penurunan titik beku.
Alat Osmometer digunakan untuk pengukuran Dengan asumsi nilai koefisien osmotik sama, baik
penurunan titik beku, terdiri dan: wadah pendingin yang dinyatakan dalam molalitas maupun dalam molaritas,
digunakan untuk pengukuran; tahanan yang sensitif osmolalitas suatu larutan yang ditetapkan secana
terhadap perubahan suhu (termistor), alat pengukur ekspenimen dapat dikonversikan ke dalam osmolaritas
perbedaan arus atau potensial yang ditunjukan dalam dengan cana yang sama sepenti konvensi molalitas ke
perubahan suhu atau osmolalitas; dan alat pengaduk molanitas. Kecuali dinyatakan lain, jika konsentnasi
sampel. Osmometer yang digunakan untuk mengukur lanutan sangat pekat, osmolaritas suatu larutan () dapat
tekanan nap larutan, jarang digunakan. Alat mi dihitung dari hasil penetapan osmolalitas (em) secara
memerlukan volume zat uji yang lebih kecil (umumnya eksperimen:
lebih kurang 5 xl), tetapi akurasi dan presisi hasil
penetapan osmolalitasnya sebanding dengan hasil yang = I000
diperoleh apabila menggunakan osmometer yang C
(100/p)+w,v
berdasarkan pengamatan titik beku larutan.
Larutan ba/cu Buat larutan baku seperti tertera pada
Tabel 1. w1 adalah bobot dalam g; v1 adalah volume spesifik
Larutan uji Untuk padatan pro injeksi, larutkan pansial dari zat tenlarut yang ke-i, dalam ml per g. Volume
dengan pelarut yang sesuai dengan instruksi seperti spesifik parsial suatu zat tenlanut adalah perubahan
tertera pada etiket. Untuk larutan, gunakan sampel volume apabila ada penambahan 1 g zat tenlarut dalam
sebagai berikut [Catalan Jika perlu larutan dapat larutan tersebut. Volume mi dapat ditetapkan dengan
diencerkan hingga masuk dalam rentang penguku ran pengukuran kenapatan larutan sebelum dan sesudah
osmometer tetapi hasil harus dinyatakan dalam larutan penambahan zat tenlarut. Volume spesifik pansial garam
yang encer tersebut dan tidak dihitung dengan pada umumnya sangat kecil, sekitar 0,1 ml per g. Tetapi
mengalikan faktor pengenceran untuk mendapatkan untuk zat tenlanut lain pada umumnya mempunyai volume
osmolalitas larutan awal, kecuali li/ca dinyatakan lain spesifik pansial yang lebih tinggi. Contohnya: volume
dalam monografi. Koefisien osmotik molal adalah fungsi spesifik parsial asam amino berada dalam rentang 0,6 -
darl konsentrasi, oleh karena itu koefisien osinotik molal 0,9 ml per g. mi dapat ditunjukan dari pensamaan di atas
a/can berubah dengan dilakukannyapengenceran.] yang menghubungkan osmolanitas dengan osmolalitas.
Prosedur Diawali dengan kalibrasi alat sesuai dengan
petunjuk pabnik. Konfirmasikan basil kalibrasi alat m (P - c)
dengan sekurang-kurangnya dua larutan dari Tabel 1
sehingga osmolalitas Larutan ba/cu menjangkau rentang p adalah kenapatan larutan dan c adalah konsentrasi zat
osmolalitas Larutan uji yang dapat ditenima. tenlarut total, keduanya dinyatakan dalam g per mi. Jadi,
Pembacaan alat sebaiknya dalam ± 2 mOsmol/kg dan sebagai alternatif, osmolanitas dapat juga dihitung dan
Larutan ba/cu (pada rentang baku 100 sampai 700 penetapan osmolalitas secara ekspenimen, dari metode
mOsmollkg). Masukkan sejumlah volume masing-masing yang sesuai untuk menetapkan kerapatan larutan dan
Larutan baku ke dalam sel pengukuran sesuai petunjuk bobot total zat tenlarut per ml larutan setelah dikoneksi
pabrik dan jalankan sistem pendinginan. Biasanya alat tenhadap kadar air
pencampur diprogram di bawah suhu terendah yang
MMYR

Tabel 1. Larutan Baku untuk Kalibrasi Osmometer

Larutan baku (bobot dalam Osmolalitas (mOsmolfkg) Koefisien osmotik molal NaCl Penurunan titik
g NaCl per kg air) (,m) (m NCI) (Tb)
3,087 100 0,9463 0,186
6,260 200 0,9337 0,372
9,463 300 0,9264 0,558
12,684 400 0,9215 0,744
15,916 500 0,9180 0,930
19,147 600 0,9157 1,116
22,380 1 700 0,9140 1,302

PANJANG SERAT <951> digosok berukuran lebih kurang 25 mm x 50 mm dengan


tombol atau gagang pada permukaan atas lempeng yang
Penetapan panjang dan penyebaran panjang serat kapas licin, letakkan serat diatas permukaan beludru dan
dalam kapas murni, gunakan metode sebagai berikut: susunan lempeng. Lempeng ditutupi beludru yang
Kondisikan bahan yang akan ditetapkan panjang serat diatasnya diletakkan serat dalam bentuk susunan lempeng
dari kapas murni pada suhu 210±1,10 dengan kelembaban merupakan lembaran aluminium berukuran lebih kurang
relative 65%±2%. 100 mm x 225 mm x 2,4 mm, tertutup pada 2 sisi dengan
beludru berkualitas tinggi, sebaiknya berwama hitam.
Alat Alat pemilah (lihat gambar) terdiri dari 2 lekukan
sisir yang dipasang secara kaku bersebelahan pada sisi Pemilahan kapas buka gulungan kapas, lakukan
alas yang sama. hap lekukan sisir terdiri tidak kurang pengujian menggunakan 250 g hingga 500 g, 32
dari 12 sisir berjarak 3,2 mm, berurutan dan dipasang jumputan (lebih kurang 75 mg tiap jumputan), dari 250
dalam alur sehingga pada saat sisir-sisir didekatkan pada gg tiap jumputan). Ambil bagian yang baik dari gulungan,
waktu proses pemilahan dan tidak dibutuhkan lagi, sisir- 16 jumputan yang mewakili dari setengah gulungan arah
sisir tersebut dapat ditunmkan dibawah alat kerja. .Tiap membujur. Jangan memotong ujung gulungan dan ambil
sisir mempunyai satu jajaran yang benar-benar lurus dan secara khusus bagian yang tertutup sepanjang tebal
gigi yang sangat tajam dengan panjang 12 mm, terdiri gulungan. Hindani serat yang panjang atau pendeknya
dari jarum-jarum dengan diameter 0,38 mm. Gigi tidak sama, ganti semua serat dan jaga agar tidak meleset
berjarak 62 mm hingga 25 mm sepanjang lebih kurang dari jar. Dari contoh dengan bobot kurang dari 125 g,
50 mm. ambil 8 jumputan dan dari contoh dengan bobot lebih
dari 125 g dan kurang 250 g, ambil 16 jumputan, pilih
yang baik.
Campur semua bahan yang diambil dan gabungkan
hati-hati tiap pasang dengan menanik dan menggulung
pada jan. Kemudian bagi tiap pasang dengan pembelahan
membujur dibagi menjadi 2 bagian yang sama dan
gunakan I bagian dalam pencampuran lebih lanjut.
(Bagian lain dibuang atau disimpan untuk pengujian
selanjutnya).
Ulangi proses yang tertera diatas dengan setengah
bagian dari sen yang sudah dibagi dua sampai dihasilkan
1 jumputan, yaitu bagian uji gabungan akhir. Dengan
Gambar Alat Pemilah Serat Katun hati-hati, sejajar dan luruskan serat pada uji bagian
gabungan akhir dengan menarik dan melihitkan pada
Bagian dari alat terdiri atas alat berbentuk pinset untuk tangan. Simpan semua serat, termasuk juga serat yang
memilah, kisi penekan serat, lempeng licin penekan serat kusut dan gumpalan serat kusut, buang serat-serat dengan
dan beludru penutup lempeng. Pinset pemilah serat terdiri fragmen biji yang masih hijau dan bahan asing seperti
dari 2 keping kuningan dengan panjang lebih kurang 75 tangkai, daun dan fragmen biji.
mm, digantung pada pada satu ujung dan ganis tipis pada Dari bagian gabungan akhir seperti tertera diatas,
ujung penjepit untuk menjepit serat yang menonjol pada pisahkan secara membujur untuk bahan uji, timbang
permukaan sisir. Biasanya salah satu ujung penjepit saksama 75 mg±2 mg. Bila perlu simpan sisa untuk
mempunyai kulit atau lapisan benang lainnya. Lebar pengujian selanjutnya.
ujung penjepit lebih kurang 19 mm.
Kisi penekan serat terdiri dari satu seri tangkai Prosedur Gunakan kisi penekan serat, masukkan hati-
kuningan berjarak 3,2 mm ditempatkan diantara sisir pada hati bahan uji yang telah ditimbang kedalam satu lekukan
penekan serat berada diantara gigi. Lempeng hem sisir dengan lebih kunang sudut tegak lurus.
penekan serat terdiri dari lempeng kuningan yang telah
- 1548 -

Dengan pinst pemilah, ambil sebagian kecil ujung dapat ditunjukkan bahwa penggantian media tidak
bebas serat, masukkan pada gigi sisir yang paling dekat diperlukan, lakukan koreksi terhadap perubahan volume
dengan operator; hati-hati dan perlahan tank sisir dalam perhitungan. Jaga wadah agar selalu tertutup
kedepan, pindahkan pada gigi lekukan sisir kedua, selama penetapan dan periksa suhu campuran uji pada
letakkan sejajar, lurus dan lebih kurang pada sudut siku- waktu tertentu.
siku terhadap permukaan sisir, lepaskan ujung kisi dekat
permukaan bagian depan sisir. Dengan kisi penekan, RUTE TRANSDERMAL -
tekan hati-hati serat yang dipindahkan kebawah gigi sisir. PELEPASAN OBAT SECARA UMUM
Ulangi hingga semua serat masuk kedalam lekukan sisir
yang kedua. Selama pemindahan serat, keluarkan lekukan Alat 5 ( Dayung di atas Cakram)
sisir pertama berturut-turut dan hilangkan semua serat
yang menonjol. Gunakan dayung clan tabu dari Alat 2 seperti tertera
Putar mesin 1800 dan masukkan serat kapas kenbali pada Uji Disolusi <1231> dengan penambahan suatu
pada lekukan pertama sisir dengan cara yang sama seperti cakram baja tahan karat yang dirancang untuk menahan
tertera diatas. sediaan transdermal pada dasar tabu. Alat-alat yang
Hati-hati dalam meratakan ujung serat selama kedua sesuai lainnya dapat digunakan asalkan tidak menyerap,
pemindahan diatas,susun dengan teliti kepermukaan tidak bereaksi dengan zat aktif atau tidak mengganggu
depan sisir terdekat. Perataan ujung serat dapat meliputi cuplikan yang diuji. Suhu dipertahankan pada 32°±0,5°.
penarikan, penguraian serat dari depan kebelakang Jarak 25±2 mm antara bilah dayung dengan permukaan
sisir,mengembalikannya kedalam dan keatas gumpalan cakram dipertahankan selama penetapan. Labu dapat
utania sisir. ditutup selama penetapan untuk mengurangi penguapan.
Putar lagi mesin 180 °, bila perlu keluarkan sisir Cakram untuk menahan sediaan transdermal dirancang
secukupnya untuk membuka ujung serat yang paling agar volume tak terukur antara dasar tabu dengan cakram
panjang dan kembalikan beberapa serat yang terurai. minimal. Cakram menahan sediaan secara datar
Tank sebagian kecil serat yang menonjol dengan pinset. ditempatkan sedemikian rupa sehingga permukaan
Dengan cara mi lanjutkan penarikan sisa serat yang pelepasan sejajar dengan bilah dayung (Lihat Gambar 1).
menonjol kembali ke bagian depan permukaan sisir. Gambar 1. Dayung di atas cakram (Semua pengukuran
Turunkan sisir dan ulangi pengujian dengan cara yang dinyatakan dalam mm kecuali jika dinyatakan lain).
sama sampai semua serat tertarik keluar. Agar tidak
mengganggu bagian yang diuji,dan dengan demikian
tidak merusak panjang menjadi panjang kelompok, buat
beberapa tarikan (sebanyak 8 hingga 10) antara setiap
pasangan sisir.
Letakkan tarikan pada lempeng yang dilapisi beludru
sepanjang sisi yang satu dengan lain selurus mungkin
dengan ujung yang jelas dan jarak terakhir tersusun dalam P
garis lurus, tekan kebawah hati-hati dan halus A

menggunakan lempeng licin penekan serat sebelum


melepaskan tarikan dari jepitan. Gunakan tidak kurang
dari 50 dan tidak lebih dari 100 tarikan untuk memecah
bagian yang diuji.
19-;-k --

Gambar 1 Dayung di atas Ca/cram


Kelompokkan semua serat berukuran panjang 12,5 mm
(lebih kurang 0,5 mci) atau lebih, dan timbang lebih Verifikasi kinerja dan Media Disolusi Lakukan seperti
kurang 0,3 mg. Dengan cara yang sama, kumpulkan tertera pada A/at 2 dalam Uji Disolusi <1231>.
semua serat dengan panjang 6,25 mm (lebih kurang 0,25
mci) atau kurang dan timbang. Terakhir, kumpulkan sisa Prosedur
serat dari panjang rata-rata dan timbang. Jumlah dari tiga Masukkan sejumlah volume media disolusi ke dalam
penimbangan tidak berbeda lebih dari 3 mg dari bobot tabu, pasang alat tanpa cakram dan biankan media hingga
awal. Persentase bobot serat dalam kedua rentang panjang mencapai suhu 32°±0,5°. Lekatkan sediaan uji pada
adalah bobot tiap 2 kelompok pertama dibagi dengan cakram, pastikan agar permukaan pelepasan sediaan
bobot zat uji yang ditimbang. serata mungkin. Sediaan dapat dilekatkan pada cakram
dengan menggunakan perekat yang sesuai pada cakram.
PELEPASAN OBAT <961> Keringkan selama I menit. Tekan sediaan, permukaan
pelepasan menghadap ke atas pada sisi cakram yang
Pengujian mi bertujuan untuk menentukan kesesuaian dilapisi perekat. Jika digunakan suatu membran sebagai
pelepasan obat dengan persyaratan yang tercantum pada penyangga sediaan, tidak boleh terdapat gelembung
masing-masing monografi. Gunakan alat yang tercantum antana membran dan permukaan pelepasan. Letakkan
pada monografi. Ganti alikot yang diambil untuk analisis cakram secara mendatar pada dasan tabu dengan
dengan sejumlah volume sama media disolusi yang baru permukaan pelepasan menghadap ke atas dan sejajan
pada suhu yang dinyatakan dalam monografi atau jika dengan ujung bilah dayung dan permukaan media
- 1549-

Alat 6 (Sunder)

disolusi. Ujung dayung bagian bawah berjarak 25±2 mm Gunakan labu dari Alat 1 seperti tertera pada Uji
dari permukaan cakram. Segera jalankan alat pada Disolusi <1231>, kecuali keranjang dan tangkai pemutar
kecepatan seperti tertera pada masing-masing monografi. diganti dengan elemen pemutar silinder yang terbuat dan
Pada setiap interval waktu pengambilan cuplikan, anibil baja tahan karat, dan suhu dipertahankan pada 320±0,5°
cuplikan dari bagian tengah antara permukaan media selama penetapan berlangsung. Komponen tangkai dan
disolusi dan bagian atas bilah dayung, tidak kurang 1 cm silinder dari elemen pemutar terbuat dari baja tahan karat
dari dinding labu. Lakukan penetapan kadar tiap cuplikan dengan spesifikasi seperti tertera pada Gambar 7.
seperti tertera pada masing-masing monografi, jika perlu Sediaan uji ditempatkan pada silinder pada permulaan
lakukan koreksi terhadap setiap kehilangan volume. tiap penetapan. Jarak antara bagian dalam labu dan
Ulangi pengujian dengan sediaan transdermal lainnya. silinder dipertahankan pada 25±2 mm selama penetapan.

Waktu Waktu pengambilan cuplikan umumnya tiga titik, Media Disolusi Gunakan media seperti tertera path
dinyatakan dalam satuan jam. Cuplikan harus diambil Uji Disolusi <1231>.
dalam batas toleransi ±15 menit atau ±2 % dari waktu
yang tertera pada masing-masing monografi. Pilih Prosedur
toleransi yang menghasilkan interval waktu paling Masukkan sejumlah volume media disolusi ke dalam
sempit. labu dari alat yang ditentukan dalam tiap monografi,
pasang alat dan panaskan Media disolusi hingga
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing- mencapai suhu 32°±0,50. Kecuali dinyatakan lain dalam
masing nionografi, persyaratan dipenuhi jika jumlah monografi, siapkan sistem uji sebagai berikut. Anibil
bahan aktif yang dilepas dari sediaan dan larut dalam ganis pelindung dari sistem dan tempatkan sisi perekat
media disolusi memenuhi kriteria Tabel Penerimaan 1 pada sepotong Curophan yang lebih besar, tidak kurang 1
untuk rute transdermal. Lakukan penetapan hingga tahap cm pada semua sisi sistem. [Catatan Gunakan Curophan
3 kecuali hasil pada tahap sebelumnya telah memenuhi tipe 150 pm, tebal 11±0,5 pm, inert, bahan selulosa
syarat L 1 atau L2. berpori yang tersedia dari Medicell International Lid 230
Liverpool Road, London.] Tempatkan sistem dan
Tabel Penerimaan 1 Cunophan (menutup sisi bawah) pada permukaan yang
Level Jumlah Kriteria bensih dan gunakan bahan perekat yang sesuai pada baths
Ui' Curophan yang terpapan. Keringkan selama 1 menit.
Ll 6 Tidak ada satu nilaipun yang Gunakan sisi sistem yang tenlapisi perekat secara hati-hati
terletak di luar rentang penerüniaan pada bagian luar silinder sehingga sumbu axis yang
yang dinyatakan. panjang tetap di sekeliling silinder. Tekan
L2 6 Nilai rata-rata dari 12 unit lapisan/Curophan untuk menghilangkan gelembung udara
sediaan (Ll + L2) terletak yang terperangkap. Tempatkan silinder dalam alat dan
dalam rentang penerimaan yang dengan segera putan pada kecepatan seperti tertera pada
dinyatakan. Tidak satu nilaipun masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang
yang terletak di luar rentang dinyatakan, ambil sejumlah Media disolusi untuk analisis
penerimaan lebih dari 10 % dan dari therah tengah antara penmukaan media disolusi dan
rata-rata rentang penenimaan ujung silinder yang berputan, tidak kunang 1 cm dan
yang dinyatakan. dinding labu. Lakukan analisis seperti tertera pada
L3 12 Nilai rata-rata dari 24 unit masing-masing monografi, jika perlu lakukan koreksi
sediaan (Li + L2 + L3) terletak kehilangan volume. Jika perlu. ulangi pengujian
dalam rentang penerimaan yang menggunakan sediaan tambahan.
dinyatakan. Tidak iebih dari 2
dari 24 unit sediaan yang diuji Waktu Lakukan seperti tertera pada Alat 5.
terletak di luar rentang
penerimaan yang dinyatakan Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
Iebih dari 10 % dari rata-rata masing monografi, persyanatan dipenubi jika jumlah
penerimaan yang dinyatakan; bahan aktif yang dilepas dari sediaan dan larut dalam
tidak ada satu unitpun sediaan media disolusi memenuhi kniteria Tabel Penerimaan 1
yang terletak di luar rentang untuk rute transdenmal. Lakukan penetapan hingga tahap
penerimaan yang dinyatakan 3 kecuali basil pada tahap sebelumnya telah memenuhi
lebih dari 20 % dari rata-rata syarat L 1 atau L2.
rentang penenimaan yang
dinyatakan.
-1550-

Penylapan Sampel A ( Sediaan Tablet Bersalut )


Pasang tiap sistem yang harus diuji ke pegangan sampel
yang sesuai (misalnya dengan merekatkan ujung sistem
- r dengan perekat 2-siano akrilat ke ujung tali plastik atau
L2lOmm dengan menempatkan sediaan ke dalam tas/kantong
jaring nilon kecil pada ujung tali plastik atau dalam
u2, gulungan logam yang dipasangkan pada tali logam).

Penyiapan Sampel B ( Sediaan Rute Transdermal)


Tekan sistem ke dalani selembar Curophan kering yang
40.640cm
belum pernah digunakan, jaring nilon atau yang setara
makilmum 0300an

___________________4
I dengan sisi perekat menghadap substrat terpilih dengan
berhati-hati untuk mengurangi gelembung udara antara
TCIIi27
.
permukaan substrat dengan permukaan pelepasan. Pasang
.mu. pecmuln I ki .rnak.n sistem pada penyangga sampel yang ukurannya sesuai
3Z .IrJIo India. Hfl.t&JI
F694u270cm 3J0 I untilcslatam dengan cincin-O yang sesuai sehingga bagian belakang
baw

4
p.Iumsu.bs4um sistem berdekatan/berbatasan dan di tengah-tengah dasar
p.mssarpnaldilrbit.rg
dai9ilInd,r penyangga sampel berbentuk cakram atau berpusat
mengelilingi lingkaran luar penyangga sampel berbentuk
8aJ.tihsn kirat3O4 5.7n an silinder. Buang kelebihan substrat dengan pisau yang
CHIKON taj am.
I•— 445O.02 cm
Gam bar 2 Elemen Silinder Stirrer Magnetik Penyiapan sampel C (Sediaan lain selain jenis sampel
A dan B) Tempatkan sediaan uji pada penyangga yang
sesuai seperti tertera pada monografi.
Alat 7 ( Penyangga Bolak-balik)
Prosedur Lekatkan penyangga sampel pada pengaduk
Catatan Alat mi terutama digunakan untuk sediaan yang bergerak turun naik sehingga tiap sistem terendam
transdennal, tetapi dapat juga digunakan untuk berbagai secara terus menerus dalam sejumlah volume Media
bentuk sediaan lain. disolusi yang terukur saksama dalam suatu wadah
terkalibrasi yang sebelumnya telah dipanaskan hingga
Alat Terdiri dari 1 set wadah larutan yang terkalibrasi mencapai suhu T (lihat pengaturan pada subjudul
secara volumetri atau tertara, terbuat dari kaca atau bahan ALAT).
inert' lain yang sesuai, motor dan kemudi yang dipasang Turun naikkan pada kecepatan lebih kurang 30 kali per
untuk menggerakkan sistem turun naik secara vertikal menit dengan amplitudo lebih kurang 2 cm, atau seperti
dan mengarahkan tertera pada masing-masing monografi, untuk waktu
sistem secara horizontal secara otomatis ke deret labu tertentu dalam media yang ditentukan pada tiap titik
yang berbeda jika diinginkan, dan satu set penyangga pengambilan cuplikan. Angkat wadah larutan dari tangas,
cuplikan yang sesuai (Lihat Gambar 8 dan Gambar 9a - dinginkan pada suhu ruang dan tambahkan larutan
9d). Wadah larutan sebagian dicelupkan dalam tangas air secukupnya (biasanya air) untuk mengoreksi kehilangan
dengan ukuran yang sesuai sehingga memungkinkan volume karena penguapan. Lakukan penetapan kadar
terpeliharanya suhu, T, di dalam wadah pada 32°±0,5° seperti tertera pada masing-masing monografi. Jika perlu
atau dalam rentang yang diinginkan, seperti dinyatakan ulangi pengujian menggunakan sediaan tambahan.
dalam tiap monografi, selama uji. Tidak ada satupun
bagian alat termasuk lingkungan di mana alat dipasang Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam monografi,
yang berkontribusi pada pergerakan, agitasi atau getaran uji memenuhi syarat jika jumlah bahan aktif yang
yang bermakna yang mempengaruhi kehalusan, gerakan dilepaskan dari sistem dan larut dalam Media disolusi
turun naik penyangga cuplikan secara vertikal. Alat yang memenuhi kriteria Tabel Penerimaan 3 untuk tablet
memungkinkan pengamatan sistem dan penyangga bersalut pada Uji Disolusi <1231>; Tabel Penerimaan 6
selama uji lebih disukai. Gunakan ukuran wadah dan untuk sediaan transdermal. Lakukan penetapan hingga
tempat sampel sebagaimana ditentukan pada masing- tahap 3 kecuali hasil pada tahap sebelumnya telah
masing monografi. memenuhi syarat Li atau L2.

Media Disolusi Gunakan seperti tertera pada monografi,


lihat Uji Disolusi <1231>.
- 1551 -

Bahan tidak boleh mengabsorbsi, bereaksi dengan atau


mengganggu cuplikan yang diuji

- Radius 0.1143 cm diameter 0.3175 cm - taken


- toot pade bagianates - -

- -

Gambar khusua - des am ataU


ukuran dapat berub Clh

0- bi

Gambar 3 Penyangga Cuplikan Ca/cram Turun-Naik

Kepala _________ Tangkai ________ Cincin 0


Sistem a
A (diameter) (cm) B (cm) C (cm) Bahan b D (cm) Bahan c Tidak terlihat
1,6 cm' 1,428 0,9525 0,4750 SS/VT 30,48 SSIP Parker 2-311-V884-75
2,5 cm' 1,778 0,9525 0,4750 SS/VT 30,48 SS/P Parker 2-016-V884-75
5 em 2,6924 0,7620 0,3810 SS/VT 8,890 SS/P Parker 2-022-V884-75
7cm2 3,1750 0,7620 0,3810 SS/VT 30,48 SS/P Parker 2-124-V884-75
10 cm2 5,0292 0,6350 0,3505 SS/VT 31,01 SS/P Parker 2-225-V884-75
au kuran sistem khas bSSNT: dapat baja tahan karat atau teflon mumi css/p: dapat baja tahan karat atau kaca pleksi
-1552-

CincIn 0 Parker

Lempong 1.960 m.nunaksn cInIn 0 2-225-V$84-76

atau
L.mp.ng 1.420 m.nunakan aInGIfl 0 2-216-VS$4.76
tabuuIg baja t.h.n karat
12InchIx3IlO 0

t.fIon mural

o 1 dlsm.t.r

Gambar 4a Sistem Penyangga Transdermal - Leinpeng Bersudut

Silinder teflon murni 3518 inchi x 13/8 inchi 0

Tabung baja tahan karat 8 Inchl x 118 Inchl 0

CincIn 0 Parker 2-026-V884-75

0 <Vowotmv
Gambar 4b Sistem Penyangga Transdermal - Silinder

TI,u.rng m 1crillic 1 2 IriehI ,c 118 Irachl 0

Gambar 4c Sistem Penyangga Tablet Lepas Lambat —Batang dengan Ujung untuk Melekatkan

tabunØ baja tahan Karat


\
p.gs baja tahan karat 11 IihI ,c 118 Isiahl 0

pSgaS bajo tahan karat


dlm.nal
_A B
1.45 .8 0
140 .1 0
.96 .330
6O .250

on dlomsfor

Gam bar 4d Sistem Penyangga Transdermal-Penyangga


- 1553 -

PENETAPAN BATAS FLOKULASI VAKSIN Metode I


DAN TOKSIN DIFTERI <971>
Prosedur Gunakan piknometer bersih, kering dan telah
dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan
Batas flokulasi (U) toksin difteri ditetapkan dengan
bobot air yang baru dididihkan, dinginkan hingga suhu
melakukan inkubasi sediaan uji bersama dengan sediaan
baku antitoksin difteri untuk uji flokulasi dengan kadar 251. Atur suhu zat uji hingga lebih kurang 20 1, tnasukkan
yang sesuai. Bila kadar toksin atau vaksin tetap dan kadar cairan ke dalam piknometer. Atur suhu piknometer yang
antitoksin bervariasi dalam campuran dengan volume telah diisi hingga suhu 25°, buang kelebihan zat uji dan
tetap, maka campuran yang menunjukkan terjadinya timbang. Jika pada monografi tertera suhu yang berbeda
flokulasi pertama adalah campuran yang mengandung dan 25 0 piknometer yang telah diisi harus diatur hingga
,

jumlah toksin atau vaksin yang mendekati setara dengan mencapai suhu yang diinginkan sebelum ditimbang.
antitoksin. Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot
piknometer yang telah diisi.
Baku pembanding Antitoksin D?fteria untuk Flokulasi Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh
BPFI. dengan membagi bobot zat dengan bobot air, dalam
piknometer. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi,
Penetapan potensi LakUkan uji pendahuluan terlebih keduanya ditetapkan pada suhu 250 .

dahulu untuk menetapkan rentang kadar yang digunakan,


tambahkan volume tetap Larutan uji (misalnya 1 ml) ke Metode II
dalam masing-masing dari 1 seri tabung kecil yang berisi
volume sama Larutan baku dengan kadar meningkat. Di Prosedur berikut meliputi penggunaan "Oscillating
dalam tabung, yang berurutan kadar antitoksin meningkat transducer density meter". Alat terdiri atas:
tidak lebih 10% dari kadar tengah pada rentang kadar. - tabung berbentuk U, umumnya berupa gelas
Rentang kadar dipilih sedemikian rupa sehingga flokulasi borosilikat, berisi cairan uji
optimum campuran terletak di tengah rentang kadar. Bila - sistem eksitasi elektrik magneto atau elektrik piezo
waktu yang diperlikan untuk flokulasi antitoksin 1 Lf yang menyebabkan tabung berosilasi sebagai osilator
setara dengan 1 Lf toksin terlalu lama, sebaiknya lakukan cantilever pada frekuensi tertentu tergantung densitas
uji pada tingkat 50 Lf. Panaskan semuatabung di dalam cairan zat uji
tangas air pada suhu 450 sampai 50, hingga setengah - alat untuk mengukur periode osilasi (T), yang akan
tabung terendam hingga diperoleh anus konveksi dan dikonversi oleh alat untuk memberi pembacaan
amati terus-menerus hingga campuran yang menunjukkan langsung densitas atau menghitung densitas dengan
flokulasi tercepat dapat ditentukan. Harga Lf dalam menggunakan konstanta A dan B seperti diuraikan di
sediaan uji setara dengan Lf antitoksin dalani campuran. bawah mi; dan
Kesalahan penetapan tunggal diperkirakan kurang dan - alat untuk mengukur dan atau mengontrol suhu
lebih kurang 5%. oscilating transducer yang berisi zat uji.

Periode osilasi merupakan fungsi dari konstanta (c)


PENETAPAN BOBOT JENIS <981> dan sistem masa; p adalah densitas zat uji; M adalah
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing massa tabung dan V volume tabung yang terisi.
monografi, penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk
cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada M pxV'\
perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 ° terhadap T2 =I—+ 1x 4,r 2
C )
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu
ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah
perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah
ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu
KonstantaA = _
(41r
c
2xVJ danB V ),
yang sama. Bila pada suhu 250 zat berbentuk padat,
tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada persamaan untuk oscillating transducer:
masing-masing monografi, dan mengacu pada air pada
suhu 25°.
p=AxT 2 —B
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi, densitas didefinisikan sebagai masa dari satu
unit volume zat pada suhu 25 ° dalam kilogram per meter Bobotjenis spesifik zat uji menggunakan persamaan:
kubik atau gram per sentimeter kubik (kg/m' atau glcm 3).
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi, gunakan Metode I.
P(w)
-1554-

P(L) dan P(w) berturut-turut adalah densitas zat uji dan Bobot per liter air (g)
Suhu (°)
air pada suhu 25°, kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi.
Kalibrasi Konstanta A dan B diperoleh dengan cara 20 997,18
mengoperasikan alat dengan tabung U yang diisi oleh dua 25 996,02
sampel berbeda yang diketahui densitasnya (misal air 30 994,62
yang sudah diawaudarakan dan udara). Lakukan kontrol
pengukuran setiap han, menggunakan air yang
diawaudarakan; hasil pengukuran kontrol menggunakan
PENETAPAN INDEKS BIAS <1001>
air yang diawaudanakan menunjukkan bahwa densitas
tidak berbeda dari nilai pembanding (p 25 = 0,997043 Indeks bias suatu zat (n) adalab perbandingan
g/cm3). Presisi merupakan fungsi keterulangan dan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya
stabilitas frekuensi osilator. Density meter dapat dalam zat tersebut. Indeksi bias berguna untuk
melakukan pengukuran dengan nilai kesalahan 1x10 3 identifikasi zat dan deteksi ketakmurnian.
g/cm3 sampai lxi 0 /cm3 dan keterulangan lx10 4 g/cm3 Walaupun menurut Farmakope suhu pengukuran
sampai ix10 6 g/cm. Contoh, aiat dengan spesifikasi adaiah 25°, tetapi pada banyak monografi indeks bias
lx10 g/cm3 harus menunjukkan 0,9970±0,0001 g/cm3 ditetapkan pada suhu 20°. Suhu pengukuran hams benar-
agar dapat digunakan untuk mengukur, kecuali benar diatur dan dipertahankan, karena sangat
diperlukan penyesuaian kembali. Kalibrasi hendaknya mempengaruhi indeks bias.
diiakukan secara teratur dengan menggunakan bahan Harga indeks bias dalam Farmakope mi dinyatakan
yang sudah disertifikasi. untuk ganis D cahaya natrium pada panjang gelombang
Prosedur Menggunakan instruksi dari pabrik, lakukan dublet 589,0 rim dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang
pengukuran menggunakan prosedur seperti pada untuk digunakan dengan cahaya putih, tetapi dikalibrasi
Kalibrasi. Jika perlu lakukan kesetimbangan cairan uji agar memberikan indeks bias untuk garis D cahaya
pada 25° sebelum dimasukkan untuk menghindari natrium.
pembentukan gelembung dan mengurangi waktu Refraktometer Abbe' digunakan ntuk mengukur
pengukuran. Faktor yang mempengaruhi akurasi rentang indeks bias dari bahan-bahan yang tercantum
pengukuran adalah: dalam Farmakope Indonesia, berikut harga indeks
keseragaman suhu pada tabung biasnya. Refraktometer lain dengan ketelitian yang setara
- rentang densitas nonlinier atau lebih dapat digunakan.
-. efek "parasitic resonants" Untuk mencapai ketelitian teoritis ±0,0001, perlu
- kekentaian, jika "oscillating transducer density meter" dilakukan kalibrasi alat terhadap baku yang disediakan
yang digunakan tidak memiiiki pengkompensasi oleh pabriknya dan lakukan pengecekan seringkali
otomatis terhadap pengaruh viskositas sampel. terhadap pengendali suhu dan kebersihan alat dengan
menetapkan indeks bias air destilasi adalah 1,3330 pada
suhu 20° dan 1,3325 pada suhu 25°.
PENETAPAN BOBOT PER MILILITER <991>

Bobot per mililiter suatu cairan adalah bobot dalam g PENETAPAN JARAK DESTILASI <1011>
per ml cairan yang ditimbang di udara pada suhu 20°,
kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Untuk penetapan jarak suhu suatu cairan terdestilasi,
Bobot per ml zat cair ditetapkan dengan membagi atau presentase dan bahan yang terdestilasi antara dua
bobot zat cair di udara yang dinyatakan daiam g, dan suhu tertentu, gunakan Metode I atau Metode II seperti
sejumiah cairan yang mengisi piknometer pada suhu yang tertera pada masing-masing monografi. Batas terendah
teiah ditetapkan dengan kapasitas piknometer yang dari jarak suhu, adalah suhu yang ditunjukkan oleh
dinyatakan dalam ml, pada suhu yang sama. Kapasitas termometer pada saat tetesan pertama kondensat
piknometer ditetapkan dari bobot di udara dari sejumlah meninggalkan ujung kondensor, dan batas tertinggi
air yang dinyatakan dalam g, yang mengisi piknometer adalah titik kering, yaitu suhu pada saat tetesan terakhir
pada suhu tersebut. Bobot 1 liter air pada suhu yang teiah cairan menguap dari titik terendah dalam labu destilasi,
ditetapkan bila ditimbang terhadap bobot kuningan di tanpa memperhatikan adanya cairan yang tersisa pada
udara dengan kerapatan 0,0012 g per ml seperti tertera dinding labu, atau pada suhu yang teramati saat bagian
dalam tabel berikut. Penyimpangan kerapatan udara dan tertentu yang tertera dalam masing-masing monografi
harga tersebut di atas, yang diambil sebagai harga rats- telah terkumpul.
rats, tidak mempengaruhi basil penetapan yang [Catatan Dinginkan semua cairan yang terdestilasi di
dinyatakan dalam Fl. bawah suhu 800 sampai suhu antara 10° dan 15°, sebelum
cuplikan diukur untuk destilasi.]
- 1555-

Metode I api dan rangkaian labu terhadap aliran udara luar dan
lakukan pemanasan yang diatur sedemikian rupa sehingga
Alat Gunakan alat yang sama seperti ditetapkan pada waktu 5 hingga 10 menit berlalu sebelum tetesan pertama
Metode II, kecuali labu destilasi berkapasitas 50 - 60 ml, destilat keluar dari pendingin. Lanjutkan destilasi pada
panjang leher labu 10 - 12 cm dan diamater dalam 14 - 16 kecepatan 4 - 5 ml destilat per menit; kumpulkan destilat
mm. Jika digunakan papan asbes yang bagian atasnya dalam penampung. Catat suhu pada saat tetesan pertama
berlubang sedemikian rupa hingga, apabila labu destilat keluar dari pendingin, dan juga saat tetesan
diletakkan, bagian labu di bawah permukaan atas asbes terakhir cairan menguap dari dasar labu atau jika
mempunyai kapasitas 3 - 4 ml. presentase yang telah ditetapkan telah terdestilasi. Jika
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Metode II, tidak dinyatakan lain dalam monografi, laporkan suhu
menggunakan 25 ml cairan yang akan diuji. yang telah disesuaikan dengan tekanan udara dengan
melakukan koreksi terhadap batang termometer
Metode II menggunakan rumus:

Mat Gunakan alat yang terdiri dari bagian-bagian t = to + [(t0 10 4 + 0,033)(760 - p)}
berikut:
Labu destilasi Labu destilasialas bundan, terbuat dan t adalah suhu didih terkoreksi dalam skala Celcius; to
kaca tahan panas dengan kapasitas 200 ml dan adalah suhu didih terukun dalam skala Celcius; dan p
mempunyai panjang keseluruhan 17 - 19 cm serta adalah tekanan udara pada saat pengukuran dalam
diamater dalam leher labu 20 - 22 mm. Lebih kurang mmHg.
pertengahan leher kira-kira 12 cm dari dasar labu ada
lengan samping dengan panjang 10 - 12 cm dan diamater
dalam 5 mm, yang membentuk sudut 700 - 750 dengan PENETAPAN JARAK LEBUR ATAU SUHU
bagian bawah leher. LEBUR <1021>
Pendingin Pendingin kaca yang lurus, panjang 55 - 60
cm dilengkapi jaket air, dengan panjang lebih kurang 40 Dalam Farmakope, jarak lebur atau suhu lebur zat
cm, atau pendingin bentuk lain yang mempunyai padat didefinisikan sebagai rentang suhu atau suhu pada
kapasitas pendinginan yang setara. Ujung bawah saat zat padat menyatu dan melebur sempuma, kecuali
pendingin dapat dibengkokkan sebagai pipa pengalir, atau didefinisikan lain untuk Metode IV dan V di bawah mi.
dapat dihubungkan dengan adaptor bengkok yang Setiap alat atau metode yang mampu dan memilild
bertindak sebagai pipa pengalir. ketelitian yang setara dapat digunakan. Ketelitian hams
Papan asbes Dua buah papan asbes bujur sangkar sering diperiksa dengan menggunakan satu atau lebih dan
dengan sisi 14 - 16 cm, dan ketebalan 5 - 7 mm, sesuai enam Baku Pembanding Suhu Lebur BPFI, lebih balk
untuk menahan panas pada bagian bawah labu. Masing- digunakan satu baku yang melebur paling dekat dengan
masing papan berlubang di bagian tengah dan kedua suhu lebur senyawa yang ditetapkan seperti tertera pada
papan berbeda hanya pada diameter lubang, satu Baku Pem banding <11>.
berdiameter 4 cm dan yang lain 10 cm. Pada Enam prosedur untuk penetapan jarak lebur atau suhu
penggunaannya papan diletakkan bersusun satu di atas lebun yang diberikan berikut mi bervaniasi tergantung
yang lainnya dengan papan yang mempunyai lubang pada keadaan sifat dasar senyawa yang diuji. Jika tidak
lebih besar di atas, dan diletakkan di atas kaki tiga atau dinyatakan dalam monografi, gunakan Metode III.
penyangga lain yang sesuai. Prosedur yang dikenal sebagai penetapan suhu lebur
Penampung Gelas ukur 100 ml dengan pembagian campuran, untuk jarak lebur suatu zat padat yang diuji
skala 1 cm. dibandingkan dengan campunan bagian yang sama dan
Termometer Untuk menghindani koreksi batang zat padat tersebut dan senyawa aslinya, misal: Baku
termometer, disarankan penggunaan termometer yang Pembanding F1 yang sesuai, dapat digunakan untuk
tercelup sebagian yang mempunyai pembagian skala konfirmasi uji identifikasi. Kesesuaian dani hasil
praktis paling kecil (tidak lebih dan 0,2°). Termometer pengamatan contoh asli dan campuran menunjukkan
yang sesuai dari seri nomor 37C sampai dengan 41C, dan identitas kimia yang jelas dan dapat dipercaya.
102C sampai dengan 107C (seperti yang tertera pada
Termometer <31>). Jika ditempatkan pada posisi dengan Alat I Contoh alat penetapan jarak lebur yang sesuai
batang berada di bagian tengah leher dan bagian atas terdiri dari wadah gelas untuk tangas cairan transparan,
ruang kontraksi (atau pencadang raksa, jika digunakan alat pengaduk yang sesuai, termometer yang akurat
termometer seri nomor 37C atau 38C) sama tinggi dengan (seperti tertera pada Termometer <31>) dan sumber
bagian bawah lubang ke lengan samping. panas yang terkendali. Cairan dalam tangas dipilih
Sumber panas Api Bunsen kecil atau pemanas elektrik dengan melihat suhu yang dikehendaki, tetapi umumnya
atau mantel listrik yang dapat diatun sama seperti api digunakan parafin cair dan silikon cair yang baik untuk
Bunsen. rentang suhu yang lebih tinggi. Cairan dalam tangas
Prosedur Pasang alat, dan masukkan 100 ml cairan uji mempunyai kedalaman yang cukup sehingga
ke dalam labu dengan hati-hati agar caftan tidak masuk termometer dapat tercelup dengan pencadang raksa tetap
ke dalam lengan samping. Sisipkan termometer, lindungi berada lebih kurang 2 cm di atas dasar tangas. Panas
-1556-

didapat dari api bebas atau listrik. Pipa kapiler berukuran sepenti berikut: Panaskan tangas hingga suhu 10'±P di
panjang lebih kurang 10 cm dan diameter dalam 0,8 - bawah rentang lebur yang diperkirakan. Kemudian
1,2 mm dengan ketebalan dinding 0,2 - 0,3 mm. masukkan kapiler yang berisi zat uji, dan panaskan
dengan kenaikan suhu 3°±0,5° per menit hingga
Alat II Alat yang dapat digunakan untuk metode I, II melebur sempurna. Catat jarak lebur seperti tertera pada
dan III. Sebagai contoh, alat yang sesuai untuk Metode I.
penetapan jarak lebur, alat 11 terdiri dari potongan logam Jika ukuran partikel tenlalu besar untuk kapiler,
yang dapat dipanaskan dengan kecepatan yang dapat dinginkan lebih dulu zat uji seperti di atas, gems partikel
dikendalikan dan suhu mi dapat diamati melalui sensor. hati-hati dengan tekanan rendah hingga sesuai dengan
Pada potongan logam terdapat lubang untuk kapiler dan segera isikan ke dalam kapiler.
menempatkan kapiler yang berisi zat uji dan dapat untuk
mengamati proses peleburan, yang secara khusus terdiri Metode Ill ( kelas Ia, alat 1) Siapkan zat uji dan
dari seberkas cahaya dan detektor. Sinyal detektor dapat masukkan ke dalam kapiler seperti pada Metode I.
diproses oleh komputer untuk menetapkan dan Panaskan tangas hingga suhu Iebih kurang 10° di bawah
menunjukkan titik atau jarak lebur, sinyal detektor dapat suhu lebur yang diperkirakan, dan naikkan suhu dengan
diplotkan untuk memperoleh estimasi visual dari titik kecepatan 1 1±0,5 1 per menit. Masukkan kapiler seperti
ataujarak lebur. Metode I, bila suhu mencapai 5° di bawah suhu terendah
yang diperkirakan, lanjutkan pemanasan hingga melebur
Metode I (kelas I, alat 1) Gems senyawa uji menjadi sempurna. Catatjarak lebun seperti pada Metode I.
serbuk saingat halus, dan kecuali dinyatakan lain, jika
mengandung air hidrat ubah menjadi anhidrat dengan Metode IV (kelas II) Lebun hati-hati senyawa yang
pengeringan pada suhu yang tertera pada monografi, atau, akan ditetapkan pada suhu serendah mungkin, masukkan
jika senyawa tidak mengandung air hidrat, keringkan di ke dalam pipa kapilen, yang kedua ujungnya terbuka,
atas bahan pengering yang sesuai selama tidak kurang hingga kedalaman 10 mm. Dinginkan kapiler yang telah
dari 16 jam. benisi zat uji pada suhu 10° atau lebih rendah selama
Isi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya tertutup, 24 jam, atau tempelkan pada es selama tidak kurang dan
dengan serbuk kering secukupnya hingga membentuk 2 jam. Kemudian tempelkan tabung pada termometer
kolom di dasar tabung dengan tinggi 2,5 mm hingga 3,5 dengan cara yang sesuai, atur dalam tangas air
mm setelah diisi semampat mungkin dengan cara sehingga ujung atas dari zat uji 10 mm di bawah
mengetukkan secukupnya pada permukaan padat. permukaan air dan panaskan seperti pada Metode I
Panaskai tangas hingga suhu lebih kurang 300 di kecuali, sampai 5° dari suhu lebun yang diperkirakan,
bawah sühu lebur yang diperkirakan. Angkat atur kenaikan suhu 0,50 - 1,0 0 per menit. Suhu pada
tennorneter dan secepatnya tempelkan tabung kapiler saat senyawa yang diamati dalam pipa kapiler
pada tèrinometer dengan membasahi keduanya dengan menaik adalah suhu lebun.
tetesan caftan dari tangas atau sebaliknya, dan atur
hingga tinggi bahan dalam kapiler setinggi pencadang Metode V (kelas III) Lebur perlahan-lahan sejumlah
ralcsa. Tempatkan kembali termometer, dan lanjutkan zat uji, sambil diaduk, hingga mencapai suhu 90 0 - 92°.
pemanasan dengan pengadukan tetap secukupnya, Pindahkan sumber panas dan biarkan leburan senyawa
hingga menyebabkan suhu naik lebih kurang 30 per mendingin hingga 8° - 10 0 di atas suhu lebur yang
menit. Pada saat suhu lebih kurang 30 di bawah dan diperkirakan. Dinginkan pencadang raksa (seperti tertera
batas bawah jarak lebur yang diperkirakan, kurangi pada Termometer <31>) hingga suhu 50, bersihkan
pemanasan sehingga suhu naik lebih kurang 10 - 2° per hingga kening, dan sewaktu masih dingin celupkan ke
menit. Lanjutkan pemanasan sampai melebur sempurna. dalam leburan senyawa hingga Iebih kurang separuh
Suhu pada saat kolom zat uji yang diamati terlepas bagian bawah pencadang terendam. Ambil secepatnya,
sempurna dari dinding kapiler didefinisikan sebagai dan tahan secara vertikal dari panas hingga permukaan
permulaan melebur, dan suhu pada saat zat uji mencair zat uji menjadi buram, kemudian celupkan selama
seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau 5 menit ke dalam tangas air pada suhu tidak lebih dan
"suhu lebur". Kedua suhu tersebut berada dalam batas 16°.
jarak lebur. Lekatkan erat termometer dalam tabung reaksi
sehingga ujung terendah 15 mm di atas dasar tabung
Metode II (kelas lb, alat 1) Letakkan zat uji dalam reaksi. Celupkan tabung reaksi dalam tangas air yang
wadah tertutup, dinginkan hingga suhu 10° atau Iebih telah diatur pada suhu-lebih kurang 16°,dan naikkan suhu
rendah selama tidak kurang dari 2 jam. Tanpa tangas 2° per menit hingga suhu 30°, kemudian turunkan
diserbukkan sebelumnya, isikan bahan yang sudah hingga suhu 1° per menit, dan catat suhu pada saat tetesan
dingin ke dalam pipa kapiler seperti pada Metode I, pertama senyawa meleleh lepas dari termometer. Ulangi
kemudian segera letakkan kapiler yang telah diisi ke penetapan dua kali menggunakan senyawa yang baru
dalam desikator hampa, keningkan pada tekanan tidak dilelehkan. Jika variasi tiga kali penetapan kurang dari 1°,
lebih dari 20 mmHg selama 3 jam. Segera keluarkan dan gunakan hasil rata-rata ketiga penetapan tersebut sebagai
desikator, lebur tutup ujung terbuka kapiler, dan suhu lebur. Jika variasi tiga kali penetapan lebih besar
sesegera mungkin lanjutkan penetapan jarak lebur
- 1557-

dan 1° , lakukan dua penetapan tambahan dan gunakan yang diinginkan harus digunakan suatu teknik yang
hasil rata-rata dari lima penetapan sebagai suhu lebur. dibakukan secara empirik. Presisi dalam metode mi
sebagian besan bergantung pada sejauh mana kelembaban
Metode VI (kelas I, alat 2) Siapkan bahan dan udana dihilangkan dari sistem. Titrasi air biasanya
masukkan zat uji ke dalam pipa kapiler sesuai petunjuk dilakukan menggunakan metanol murlak P sebagai
untuk metode I. Operasikan alat sesuai dengan petunjuk pelarut zat uji; tetapi, pelarut lain yang sesuai dapat
pabrik. Panaskan potongan logam sampai suhu kira-kira digunakan untuk zat uji khusus.
300 di bawah titik lebur yang diharapkan. Masukkan pipa
kapiler ke dalam potongan logam dan lanjutkan Mat Dapat digunakan alat yang mencegah masuknya
pemanasan hingga suhu meningkat kira-kira 1° - 2° per kelembaban udara dan penetapan titik akhir yang
menit sampai melebur sempuma. Suhu dimana sinyal memadai. Untuk larutan tidak berwama, yang dititrasi
detektor pertama kali rneninggalkan nilai awalnya langsung, titik akhir dapat diamati secara visual sebagai
didefinisikan sebagai awal peleburan dan suhu dimana perubahan warna kuning kenani menjadi kuning
sinyal detektor mencapai nilai akhir dinyatakan sebagai kecokiatan. Kebalikannya diamati pada titrasi kembali zat
akhir peleburan atau disebut titik lebur. Kedua suhu uji. Tetapi pada umumnya titik akhir ditetapkan secana
tersebut merupakan batas-batas dari jarak lebur. Jika elektrometnik menggunakan alat dengan sirkuit listrik
terjadi keraguan, hanya jarak lebur atau suhu yang sederhana yang berfungsi untuk memberikan lebih kunang
diperoleh pada Metode I (kelas I, alat 1) yang digunakan. potensial 200 mV yang digunakan, antara sepasang
elektroda platina yang dicelupkan dalam lanutan yang
akan dititrasi. Pada titik akhir titrasi sedikit pereaksi
PENETAPAN KADAR AIR <1031> berlebih menaikkan aliran arus sainpai antara 50 dan
150 mikroampere selama 30 detik hingga 30 menit
Sebagian besar bahan yang tercantum dalam bergantung pada larutan yang dititrasi. Waktu paling
farmakope berupa senyawa hidrat atau mengandung air pendek terjadi untuk zat yang lanut dalam pereaksi.
dalam bentuk terserap, karena itu penetapan kadar air Beberapa jenis titrator otomatik, perubahan anus atau
penting untuk memenuhi standar farmakope. Umumnya potensial yang tiba-tiba pada titik akhir akan menutup
salah satu metode tersebut di bawah mi disebut dalam katup solenoid pada bunet yang mengendalikan penetesan
masing-masing monografi, tergantung dari sifat bahan. titran. Umumnya alat yang diperoleh dalam perdagangan
Dalam hal tertentu, diperbolehkan memiiih salah satu dan terdiri atas sistem tertutup yang mempunyai satu atau dua
tiga metode. Jika bahan mengandung air hidrat dapat buret otomatik dan tabu titrasi tertutup rapat dilengkapi
digunakan Metode I (Titrimetri), Metode II (Azeotropi), dengan elektrode yang diperlukan dan pengaduk
atau Metode III (Gravimetri), seperti tertera pada masing- magnetik. Udana dalam sistem dipertahankan kering
masing monografi dan persyaratan kadar air tercantum dengan zat pengering yang sesuai dan tabu titrasi dapát
pada subjudul Air. dibersihkan dengan aliran nitrogen kering atau anus udara
Subjudul Susut Pengeringan <1121> digunakan kering.
untuk bahan yang pada pemanasan tidak hanya
kehilangan air. Pereaksi Buat Pereaksi Karl Fischer sebagai berikut:
Tambahkan 125 g iodum P ke dalam lanutan yang
METODE I (TITRIMETRI) mengandung 670 ml metanol P dan 170 ml piridina P,
dan dinginkan. Masukkan 100 ml piridina P ke dalam
Tetapkan air dengan Metode Id, kecuali dinyatakan silinder berskala 250 ml,dan dinginkan dalam tangas es,
lain dalam masing-masing monografi. alirkan belerang dioksida kering sampai volume
mencapai 200 ml. Perlahan-lahan tambahkan lanutan mi,
Metode la (Titrasi Langsung) sambil dikocok, ke dalam campunan larutan iodum yang
didinginkan. Kocok baik-baik untuk melanutkan iodum.
Prinsip Penetapan kadar air secana titrimetri Biankan senialam sebelum dibakukan. Satu ml larutan mi
berdasarkan atas reaksi secara kuantitatif air dengan jika dibuat segar setara dengan lebih kunang 5 mg air,
larutan anhidrat belerang dioksida dan iodum dengan tetapi lanitan mi terurai secana bertahap; karena itu
adanya dapar yang bereaksi dengan ion hidrogen. bakukan dalam waktu 1 jam sebelum digunakan, atau tiap
Dalam larutan titrimetri ash, yang dikenal sebagai hari jika digunakan terus-menerus. Selama digunakan
pereaksi Karl Fisher, belerang dioksida dan iodum lindungi dari cahaya. Simpan larutan pereaksi induk
dilarutkan dalam piridina P dan metanol P. Zat uji dapat dalam wadah bersumbat kaca tertutup rapat, terlindung
dititrasi dengan Pereaksi secana langsung, atau analisis dan cahaya, dalam lemani pendingin.
dapat dilakukan dengan titrasi kembali. Stokiometri Dapat digunakan larutan Pereaksi Karl Fischer yang
reaksi tersebut tidak tepat, dan keberulangan penetapan telah distabilkan yang ada dalam perdagangan. Pereaksi
bergantung pada beberapa faktor seperti kadar relatif yang ada dalam perdagangan yang mengandung pelarut
komponen Pereaksi, sifat pelanut iner yang digunakan atau bahan dasar selain dari pinidina dan/ atau alkohol-
untuk melarutkan zat uji, dan teknik yang digunakan pada alkohol selain metanol dapat juga digunakan. mi
penetapan tertentu. Karena itu, untuk mencapai akurasi merupakan lanutan tunggal atau pereaksi yang dmbuat
langsung dengan mencampur komponen pereaksi yang
- 1558-

ada dalam dua larutan pereaksi yang berbeda. Pereaksi


yang diencerkan yang tercantum dalam beberapa 18,02 dan 230,08 berturut-turut adalah bobot molekul air
monografi harus diencerkan menurut petunjuk pabrik. dan natrium tartrat dihidrat; W adalah bobot, dalam mg,
Baik metanol maupun pelarut lain yang sesuai, seperti natrium tantrat dihidrat; V adalah volume, dalam ml,
etilen glikol monometil eter dapat digunakan sebagai pereaksi yang digunakan pada titrasi kedua.
pengencer. Untuk ketepatan penetapan sejumlah air (lebih dari 1 %),
gunakan Air Murni yang diperoleh dari destilasi sebagai
Larutan uji Kecuali dinyatakan lain dalam masing- baku pembanding. Tambahkan segera antara 25 dan
masing monografi, gunakan sejumlah zat uji yang 250 mg air, yang ditimbang saksama dengan perbedaan
ditimbang atau diukur saksama yang diperkirakan bobot, dari pipet timbang atau dari alat suntik atau dan
mengandung 10 mg sampai 250 mg air. mikropipet yang telah dikalibrasi, jumlah yang digunakan
Jika zat uji berupa aerosol dengan propelan, masukkan ditentukan oleh kekuatan pereaksi dan ukuran buret,
dalam lemari pembeku selama tidak kurang dari 2 jam, seperti tercantum pada Peralatan Volumetrik <21>.
buka wadah, dan uji 10,0 ml zat uji yang dicampur baik. Titrasi sampai titik akhir. Hitung faktor kesetaraan air, F,
Pada titrasi zat uji, tetapkan titik akhir pada suhu 100 atau dalam mg air per ml pereaksi, dengan rumus:
lebih tinggi.
Jika zat uji berupa kapsul, gunakan sejumlah isi kapsul (w
yang telah dicampur, dari tidak kurang dari 4 kapsul.
Jika zat uji berupa tablet, gunakan serbuk tablet dan
tidak kurang dari 4 tablet yang diserbuk sampai halus
dalam atmosfer dengan suhu dan kelembaban relatif yang W adalah bobot air dalam mg, dan V adalah volume
diketahui tidak mempengaruhi hasil. pereaksi yang dibutuhkan dalam ml.
Jika dalain monografi tercantum bahwa zat uji
higroskopis, gunakan alat suntik kering, masukkan Prosedur Kecuali dinyatakan lain, masukkan 35 ml
sejumlah volume metanol atau pelarut lain yang sesuai, hingga 40 ml metanol P atau pelarut lain yang sesuai ke
yang diukur saksama ke dalam wadah yang telah ditara, dalam labu titrasi, dan titrasi dengan Pereaksi sampai titik
dan kocok untuk melarutkan zat uji. Dengan akhir secara elektrometnik atau visual untuk menetapkan
menggunakan alat suntik yang sama, pindahkan larutan kelembaban yang mungkin ada (Abaikan volume pereaksi
dari wadah, ke dalam labu titrasi yang disiapkan seperti yang digunakan karena tidak termasuk dalam
tertera pada Prosedur. Ulangi prosedur dengan porsi perhitungan). Tambahkan segera Larutan Uji, campur
kedua metanol atau pelarut lain yang sesuai yang diukur dan titrasi dengan Pereaksi sampai titik akhir secara
saksama, masukkan bilasan ke dalam labu titrasi, dan elektrometnik atau visual. Hitung kadar air dalam zat uji,
titrasi segera. Tetapkan kadar air, dalam mg, dari jumlah dalam mg, dengan rumus:
pelarut dengan jumlah total volume yang sama seperti
yang digunakan untuk melarutkan zat uji dan untuk SxF
mencuci wadah dan alat suntik, seperti tertera pada
Pembakuan larutan air untuk titrasi kembali dan S adalah volume Pereaksi, yang digunakan pada
kurangkan harga mi dari kadar air, dalam mg, yang titrasi kedua, dalam ml dan F adalah faktor kesetaraan air
diperoleh dalam titrasi zat uji. Keringkan wadah dan dari Pereaksi.
sumbat pada suhu 1000 selama 3 jam, dinginkan dalam
desikator dan timbang. Tetapkan bobot zat uji dan Metode lb (Titrasi kembali)
perbedaan bobot dari bobot wadah semula.
Prinsip Lihat keterangan pada Prinsip dalam Metode
Pembakuan pereaksi Masukkan sejumlah metanol P Ia. Pada titrasi kembali, sejumlah Pereaksi berlebih
atau pelarut lain yang sesuai ke dalam labu titrasi hingga ditambahkan pada zat uji, dibiarkan beberapa lama
elektrode terendam, dan tambahkan Pereaksi secukupnya sampai reaksi sempurna dan kelebihan Pereaksi dititrasi
untuk memberikan wama titik akhir yang spesifik, atau dengan larutan baku air dalam pelarut seperti metanol.
100±50 mikroamper arus searah pada lebih kurang 200 Prosedur titrasi kembali lebih umum digunakan dan
mY potensial yang digunakan. menghindarkan kesulitan yang mungkin terjadi pada
Untuk penetapan sejumlah kecil air (kurang dan 1 %), titrasi langsung suatu zat yang melepaskan air secara
dapat digunakan natrium tantrat sebagai baku pembanding perlahan-lahan.
air yang sesuai. Tambahkan segera 150 mg sampai 350
mg natnium tartrat (C 4H4Na2 0 6.2H20), yang ditimbang Mat, pereaksi dan larutan uji Gunakan Metode Ia.
saksama dan perbedaan bobot, dan titrasi sampai titik
akhir. Hitung faktor kesetaraan air, F, dalam mg air per Pembakuan larutan air untuk titrasi kembali Buat
ml pereaksi, dengan rumus: Larutan air dengan mengencerkan 2 ml air dalam
metanol atau pelanut lain yang sesuai hingga 1000 ml.
18,02 Bakukan lanutan mi dengan mentitrasi 25,0 ml dengan
Pereaksi, yang sebelumnya telah dibakukan seperti
2( 230 ,08 ) V
- 1559-

tertera pada Pembakuan pereaksi. Hitung kadar air, mana kelembaban udara dihilangkan dari sistem.
dalam mg per ml, Larutan air dengan rumus: Pemasukan zat padat ke dalam sel tidak disarankan
kecuali dilakukan tindakan pencegahan seperti bekeija
V'F dalam "glove-box" yang berisi gas iner kering.
Pengendalian sistem dapat dimonitor dengan pengukuran
25 jumlah "drift" pada ganis dasar. Metode mi khususnya
sesuai untuk zat iner secara kimia seperti hidrokarbon,
V' adalah volume Pereaksi yang digunakan; F adalah alkohol dan eter. Dibandingkan dengan titrasi Karl
faktor kesetaraan air dari Pereaksi. Tetapkan kadar air Fischer volumetrik, "Coulometri" merupakan metode
dari Larutan air tiap minggu dan bakukan Pereaksi mikro.
secara berkala sesuai penggunaan terhadap Larutan air.
Alat Setiap alat yang tersedia di perdagangan mempunyai
Prosedur Bila dalam monografi tercantum kadar air sistem yang tertutup kedap dilengkapi dengan elektroda
hams ditetapkan dengan Metode Ib, masukkan 35 - 40 ml yang diperlukan dan pengaduk magnetik yang sesuai.
metanol atau pelarut lain yang sesuai ke dalam labu Mikroprosesor dapat mengendalikan prosedur analitik
titrasi, dan titrasi dengan Pereak.si sampai titik akhir dan menunjukkan hasil. Kalibrasi alat tidak dipenlukan
secara elektrometrik atau visual. Secara cepat tambahkan karena arus yang diperlukan dapat diukur secara tepat.
Larutan uji, campur dan tambahkan sejumlah berlebih
Pereakgi yang diukur saksama. Biarkan beberapa waktu Pereaksi Lihat Pereaksi path Metode la tanpa iodum P.
sampai reaksi sempurna, dan titrasi pereaksi yang tidak
digunakan dengan Larutan air yang telah dibakukan Larutan Uji Jika zat uji berupa zat padat yang larut,
sampai titik akhir secara elektrometrik atau visual. Hitung timbang saksama sejumlah zat dan larutkan dalam
kadar air dalam zat uji, dalam mg, dengan rumus: metanol anhidrat atau pelarut lain yang sesuai dalam
jumlah yang tepat. Cairan dapat langsung digunakan atau
F(X'-XR) diencerkan secara saksama dalam pelarut anhidrat yang tepat.
Jika zat uji berupa zat padat yang tidak larut, air dapat
F adalah faktor kesetaraan air dari Pereaksi; X' adalah diekstraksi menggunakan pelarut anhidrat yang sesuai
volume Pereaksi yang ditambahkan setelah zat uji, dalam dalam jumlah yang tepat, ditimbang saksama dan
ml; X adalah volume dari Larutan air yang telah dibakukan disuntikkan ke dalam kompartemen anoda. Sebagai
untuk menetralkan Pereaksi yang tidak digunakan, dalam alternatif dapat digunakan teknik penguapan, air dilepas
ml; R adalah rasio V'/25 (ml Pereaksil ml Larutan air), yang dan divapkan dengan peinanasan zat uji dalam tabung
ditetapkan dari Pembakuan larutan air untuk titrasi kembali. yang dialini gas iner kering, kemudian gas mi dimasukkan
ke dalam sel.
Metode Ic (Titrasi "Coulometri")
Prosedur Gunakan alat suntik kening, suntikkan dengan
Prinsip Reaksi Karl Fischer digunakan dalam penetapan cepat larutan uji yang telah diukun saksama dan
kadar air secara "coulometri ". lodum tidak ditambahkan diperkirakan mengandung 0,5 - 5 mg air atau sesuai
dalam bentuk larutan volumetrik tetapi dihasilkan dalam dengan yang disanankan oleh pembuat alat, ke dalam
larutan yang mengandung iodida oleh oksidasi anoda. Sel kompartemen anoda, campur dan lakukan titrasi
reaksi umumnya terdiri dari kompartemen besar anoda coulometni hingga titik akhir yang dideteksi secara
dan kompartemen kecil katoda yang dipisahkan oleh langsung path alat secara elektrometrik. Baca kadar air
suatu diafragma. Tipe sel reaksi lainnya yang sesuai larutan uji yang ditunjukkan oleh alat dan hitung
(misalnya, tanpa diafragma) dapat juga digunakan. Setiap persentase yang ada dalam zat. Lakukan penetapan
kompartemen mempunyai elektroda platina yang blangko dan buat koreksi jika penlu.
menyalurkan arus melalui sel. lodum yang dihasilkan
pada elektroda anoda, segera bereaksi dengan air yang METODE II AZEOTROPI
ada dalam kompartemen tersebut. Ketika seluruh air telah (DESTILASI TOLUENA)
digunakan, iodum berlebih yang terjadi menunjukkan titik
akhir yang umumnya dideteksi secana elektrometrik. Alat Gunakan sebuah labu kaca A 500 ml yang
Kelembaban dieliminasi dari sistem dengan pre- dihubungkan melalui sebuah perangkap B kepada
elektrolisis. Penggantian larutan Karl Fischer setiap pendingin refluks C dengan sambungan kaca asah (lihat
selesai penetapan tidak diperlukan karena penetapan Gambar).
benikutnya dapat dilakukan dalam larutan pereaksi yang
sama. Persyaratan pada metode mi, setiap komponen zat
uji harus dapat digunakan bersama komponen lain dan
tidak mengalami neaksi samping. Contoh biasanya
dimasukkan ke dalam bejana sebagai larutan dengan
menyuntikkan melalui septum. Gas dapat dimasukkan ke
dalam sel melalui pipa inlet gas yang sesuai. Presisi
dalam metode mi sebagian besar bergantung pada sejauh
-1560-

METODE III (GRAVIMETRI)

Prosedur untuk Bahan Kimia Lakukan seperti tertera


pada masing-masing monografi, siapkan zat seperti
tertera padaPenetapan Susut Pengeringan <1121>.

Prosedur untuk Bahan Biologis Lakukan seperti tertera


pada masing-masing monografi.

Alat Kelembaban Toluena Prosedur untuk Obat Tanaman Masukkan lebih kurang
10 g zat, yang disiapkan seperti tertera pada Pengambilan
Dimensi kritis bagian-bagian peralatan adalah sebagai Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671> dan
berikut: Diameter dalam tabung penghubung D adalah 9 - timbang saksama dalam wadah yang telah ditara.
11 mm. Tabung perangkap, dengan panjang 235 - 240 Keringkan pada suhu 1050 selama 5 jam, dan timbang.
mm. Pendingin, bila dari jenis tabung lurus, panjang lebih Lanjutkan pengeringan dan timbang pada selang waktu 1
kirang 400 mm dan diameter lubang tidak kurang dari 8 jam sampai perbedaan antara dua penimbangan berturut-
mm. Tabung penerima E mempunyai kapasitas 5 ml dan turut tidak lebih dari 0,25%.
bagian silindnis, panjang 146 - 156 mm, berskala 0,1 ml,
sehingga kesalahan pembacaan tidak lebih besar dari 0,05
nil untuk volume yang ditunjukkan. Sumber panas PENETAPAN KADAR ETANOL <1041>
sebaiknya pemanas listnik dengan pengatur rheostat atau
tangas minyak. Bagian atas labu dan tabung penghubung Metode I Cara Destilasi
dapat diisolasi dengan asbes.
Bersihkan tabung penerima dan pendingin dengan Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
cainpuran pencuci asam kromat, bilas sampai bersih monografi, lakukan penetapan dengan Metode I. Cara mi
dengan air, dan keringkan dalam oven. Siapkan toluena sesuai untuk penetapan sebagian besar ekstrak cair dan
yang akan digunakan dengan mula-mula mengocok tingtura asalkan kapasitas labu destilasi cukup (umumnya
dengan sejumlah kecil air, pisahkan kelebihan air dan 2 hingga 4 kali volume cairan yang akan dipanaskan) dan
destilasi toluena. kecepatan destilasi diatur sedemikian sehingga diperoleh
destilat yang jernih. Destilat yang keruh dapat dijernihkan
Prosedur Masukkan ke dalam labu kening sejumlah zat dengan pengocokan menggunakan talk P atau kalsium
yang ditimbang saksama sampai paling dekat dengan karbonat P, dan saring, setelah itu suhu filtrat diatur dan
sentigram yang diperkirakan menghasilkan 2 - 4 ml air. kandungan etanol ditetapkan dari bobot jenis. Lakukan
Bila zat dalam bentuk pasta, timbang dalam wadah semua pekerjaan dengan hati-hati untuk mengurangi
lemberan logam dengan ukuran yang dapat melewati kehilangan etanol oleh penguapan.
leher labu. Bila zat dapat menimbulkan gejolak, Untuk mencegah buih yang mengganggu dalam cairan
tanibahkan dalam jumlah cukup pasir yang telah dicuci selama destilasi, tanibahkan asam kuat seperti asamfosfat P,
dan kering untuk menutup dasar labu, atau sejumlah asam sulfat P atau asam tanat P atau cegah dengan
tabung kapiler untuk penentuan suhu lebur dengan penambahan larutan kalsium klorida P sedikit berlebih,
panjang lebih kurang 100 mm, yang dileburkan pada atau sedikitparqfin P atau minyak silikon sebelum destilasi.
bagian ujung atas. Masukkan lebih kurang 200 ml toluena Cegah gejolak selama destilasi dengan penambahan
P ke dalam labu, hubungkan alat, dan isi tabung penerima keping-keping berponi dari bahan yang tidak larut seperti
E dengan toluena yang dituangkan melalui puncak silikon karbida P, atau manik-manik.
pendingin. Panaskan labu penlahan-lahan selama 15 menit Cara untuk cairan yang diperkirakan men gandung
dan bila toluena mulai mendidih, suling dengan kecepatan etanol 30% atau kurang Pipet tidak kunang dari 25 ml
lebih kurang 2 tetes per detik sampai sebagian besar air cairan uji ke dalam alat destilasi yang sesuai, catat suhu
tersuling. Kemudian naikkan kecepatan penyulingan pada pemipetan. Tambahkan air volume yang sama,
hingga lebih kurang 4 tetes per detik. Bila semua air destilasi hingga dipenoleh destilat lebih kurang 2 ml lebih
tersuling, bilas bagian dalam tabung kondensor dengan kecil dari volume cainan uji yang dipipet. Atur suhu
toluena, sambil menyikat tabung kondensor dengan sikat destilat hingga sama dengan suhu pada waktu pemipetan.
tabung yang dilekatkan pada kawat tembaga dan Tambahkan air secukupnya hingga volume sama dengan
dijenuhkan dengan toluena. Lanjutkan penyulingan volume cairan uji. Destilat jennih atau keruh lemah dan
selama 5 menit, lalu hentikan pemanasan dan dinginkan hanya mengandung lebih dani sesepona sisa zat mudah
sampai suhu kamar. Bila ada tetesan air menempel pada menguap lainnya. Tetapkan bobot jenis cairan pada suhu
dinding tabung penenima, lepaskan dengan sikat yang 25°C seperti tertena pada Penetapan Bobot Jenis <981>.
terdiri atas karet yang diikatkan pada kawat tembaga dan Hitung presentase dalam volume, dari C 2H5OH dalam
dibasahi dengan toluena. Bila air dan toluena memisah cairan menggunakan Tabel Bobot Jenis dan Kadar
sempuma, baca volume air, dan hitung persentase yang Etanol.
ada dalam zat.
- 1561 -

Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung Metode II Cara Kromatograti Gas
etcinol lebih dari 30 % Lakukan menurut cara diatas,
kecuali gunakan cairan uji yang diencerkan dengan air Metode ha digunakan jika Metode II dinyatakan dalam
lebih kurang dua kali volume cairan uji. Kumpulkan masing-masing monografi.
destilat hingga lebih kurang 2 ml lebil1 kecil dari dua kali
volume cairan uji yang dipipet, atur suhu sama dengan Metode ha
cairan uji. Tambahkan air secukupnya hingga volume dua Alat Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi
kali volume cairan uji yang dipipet, carnpur dan tetapkan nyala dan kolom kaca 4 mm x 1,8 m berisi fase diam S3
bobot jenis. Kadar C2H5OH dalarn volume destilat, sama dengan ukuran partikel 100 hingga 120 mesh. Gunakan
dengan setengah kadar etanol dalam cairan. nitrogen P atau helium P sebagai gas pembawa. Sebelum
digunakan, kondisikan kolom semalam pada suhu 235 0 ,

Asam Dan Basa Mudah Menguap Pada sediaan yang alirkan gas pembawa dengan laju alir lambat. Suhu kolom
mengandung basa mudah menguap tambahkan asam dipertahankan pada 1200 injektor dan detektor
,

sulfat encer P hingga sedikit asam, sebelum didestilasi. dipertahankan pada 210 0. Atur laju alir gas pembawa dan
Jika sediaan mengandung asam mudah menguap, buat suhu sehingga baku internal asetonitril tereluasi cialam
sedikit basa dengan natrium hidroksida LP. waktu 5 hingga 10 menit.

Gliserin Pada cairan yang mengandung gliserin Larutan


tambahkan air secukupnya hingga sisa setelah didestilasi Larutan baku internal Encerkan 5,0 ml asetonitril P
mengandung tidak kurang dan 50% air. dengan air hingga 250,0 ml.
Larutan baku persediaan Encerkan 5,0 ml etanol
lodium Pada larutan. yang mengandung iodium bebas, mutlak P dengan air hingga 250,0 ml.
tambahkan serbuk zink P, sebelum didestilasi, atau Larutan baku Pipet masing-masing 5 ml Larutan bàku
hilangkan warna dengan penambahan larutan natrium persediaan dan Larutan baku internal ke dalam labu
tiosulfat P (1 dalam 10) secukupnya, dan beberapa tetes tentukur 50 ml, encerkan dengan air sampai tanda.
natrium hidro/crida LP. Larutan uji persediaan Encerkan zat uji secara
bertahap dengan air hingga kadar etanol lebih kurang 2%
Zat Mudah Menguap Lainnya Spirit, eliksir, tingtura v/v.
dan sediaan sejenis yang mengandung sejumlah cukup Larutan uji Pipet masing-masing 5 ml Larutan uji
banyak zat mudah menguap lain selain etanol, seperti persediaan dan Larutan baku internal ke dalam labu
minyak atsiri, kloroform, eter, kamfer dan lain-lain tentukur 50 ml, encerkan dengan air sampai tanda,
memerlukan penanganan khusus sebagai berikut: Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing 2
Untuk cairan yang diperkirakan mengandung 50% kali sejumlah volume sama (lebih kurang 5 Al) Larutan
etanol atau kurang Pipet 25 ml cairan uji ke dalam uji dan Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam
corong pisah, tambahkan air volume sama. Jenuhkan kromatogram dan ukur perbandingan respons puncak.
campuran dengan natrium klorida P, tambahkan 25 ml Hitung persentase etanol v/v dalam contoh dengan rumus:
heksana P dan kocok untuk mengekstraksi zat mudah
menguap lain yang mengganggu. Pisahkan lapisan bawah
CD-
ke dalam corong pisah kedua. Ulangi ekstraksi dua kali, R5
tiap kali dengan 25 ml heksana P. Ekstraksi kumpulan
larutan heksana P tiga kali, tiap kali dengan 10 ml larutan
jenuh natrium kiorida P. Destilasi kumpulan larutan C adalah kadar etanol mutlak, D adalah faktor
garam, tampung destilat hingga sejumlah volume pengenceran Larutan uji persediaan. Ru dan R5 berturut-
mendekati volume cairan uji semula. turut adalah perbandingan respons puncak dalam etanol
Untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku
lebih dan 50%. Encerkan cairan uji dengan air hingga
kadar etanol lebih kurang 25% kemudian lanjutkan Uji kesesuaian sistem Pada kromatogram yang sesuai,
menurut cara diatas mulai dan "Jenuhkan campuran faktor resolusi, R, tidak kurang dan 2; faktor ikutan
dengan natrium kiorida P...". puncak etanol tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
Jika hanya mengandung sedikit minyak atsiri dan hasil relatif perbandingan respons puncak etanol dan baku
destilasi keruh, perlakuan dengan pelarut heksana P internal pacla enam kali penyuntikan Larutan baku tidak
seperti di atas tidak dilakukan, destilat dapat dijernihkan lebib dad 2,0%.
dan dapat digunakan untuk penetapan bobot jenis dengan
mengocok dengan heksana P lebih kurang seperlima Metode II b
bagian volume atau dengan penyaringan melalui lapisan Mat Kromatograf gas dilengkapi dengan injektor split
tipis talk. dengan perbandingan split 5: 1, detektor ionisasi nyala
dan kolom kapiler 30 m x 0,53 mm dilapisi fase diani
G43 setebal 3,0 gm. Gunakan helium P sebagai gas
pembawa dengan laju liniçr 34,0 cm per detilc.
Kromatograf di program sebagai berikut: suhu kolom
-1562-

dipertahankan pada 50° selama 5 menit; kemudian suhu secara umum kekentalan menurun dengan naiknya suhu.
dinaikkan dengan kecepatan 10 0 per menit hingga Bila skala kekentalan mutlak diukur dalam poise atau
mencapai 200° dan dipertahankan selama 4 menit. sentipoise, maka untuk memudahkan umumnya
Pertahankan suhu port injektor pada 210° dan detektor digunakan skala kinematik dalam stoke dan sentistoke
pada 280°. (1 stoke = 100 sentistoke). Untuk memperoleh kekentalan
kinematik dari kekentalan mutlak, kekentalan mutlak
Larutan dibagi dengan kerapatan cairan pada temperatur yang
Larutan baku internal Encerkan 5,0 ml asetonitril P sama; yaitu kekentalan kinematik = (kekentalan
dengan air hingga 250,0 ml. mutlak)/kerapatan. Ukuran satuan kekentalan dalam
Larutan baku persediaan Encerkan 5,0 ml etanol rentang normal dinyatakan dalam sentistoke. Perkiraan
mutlak P dengan air hingga 250,0 ml. kekentalan dalam sentistoke pada suhu kamar, untuk eter
Larutan baku Pipet masing-masing 5 ml Larutan baku 0,2; air 1; minyak tanah 2,5; minyak mineral 20 - 70 dan
persediaan dan Larutan baku internal ke dalam labu madu, 10.000.
tentukur 50 ml, encerkan dengan air sampai tanda. Kekentalan mutlak dapat diukur secara langsung jika
Larutan uji persediaan Encerkan zat uji secara dimensi alat pengukur diketahui dengan tepat, tetapi
bertahap dengan air hingga kadar etanol lebih kurang 2% umumnya pengukuran lebih praktis dilakukan dengan
v/v. mengkalibrasi alat menggunakan cairan yang diketahui
Larutan uji Pipet masing-masing 5 ml Larutan uji kekentalannya, kemudian kekentalan cairan uji ditetapkan
persediaan dan Larutàn baku internal ke dalam labu dengan membandingkan terhadap kekentalan cairan yang
tentukur 50 ml, encerkan dengan air sampai tanda. telah diketahui.
Banyak zat, seperti gom, yang digunakan dalam bidang
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing 2 kali farmasi mempunyai kekentalan yang bervariasi, dan
sejunilah volume sama (0,2 hingga 0,5 il) Larutan uji kebanyakan bersifat kurang menghambat aliran pada
dan Larutan ba/cu ke dalam kromatograf, rekam kecepatan aliran yang lebih tinggi. Pada keadaan mi,
kromatogram dan ukur perbandingan respons puncak. dipilih suatu kondisi pengukuran, dan pengukuran yang
Hitting persentase etanol v/v dalam contoh dengan rumus: diperoleh dinyatakan sebagai kekentalan yang terukur.
Karena perubahan kondisi pengukuran akan
Ru menyebabkan perubahan nilai kekentalan terukur suatu
CD
Rs zat, maka dimensi alat dan kondisi pengukuran harus
diikuti dengan saksama.

C adalah kadar etanol baku, D adalah faktor pengenceran Pengukuran Kekentalan Metode yang umum digunakan
volume Larutan uji persediaan. Ru dan R5 berturut-turut untuk pengukuran kekentalan meliputi penetapan waktu
adalah perbandingan respons puncak dalam etanol yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan
terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku. untuk mengalir melalui kapiler. Banyak jenis
viskosimeter tabung kapiler telah dirancang, tetapi
Uji kesesuaian sistem Pada kromatogram yang sesuai, viskosimeter Ostwald dan Ubbelohde adalah yang paling
faktor resolusi, R, antara etanol dan larutan baku internal sering digunakan. Beberapa tipe dijelaskan dengan
tidak kurang dan 4; faktor ikutan pada puncak etanol petunjuk pemakaian oleh Badan Standardisasi Nasional
tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif (BSN). Kekentalan minyak dinyatakan dalam skala
perbandingan respons puncak etanol dan baku internal arbitrasi yang dapat berbeda antara satu negara dengan
pada enam kali penyuntikan ulang Larutan baku tidak negara lain, karena penggunaan alat yang berbeda. Alat
lebih dari 4,0%. yang paling banyak digunakan adalah Redwood nomor I
dan nomor 2, Engler, Saybolt Universal, dan Saybolt
Furol. Tiap alat mi menggunakan satuan arbitrasi menurut
PENETAPAN KEKENTALAN <1051> nama masing-masing alat. Suhu baku digunakan untuk
memudahkan pemakaian alat. Pada alat Saybolt,
Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan pengukuran umumnya dilakukan pada suhu 100°F dan
erat dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan 2 10°F; alat Redwood dapat digunakan pada beberapa
didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk suhu hingga 250°F; dan hasil yang diperoleh dengan alan
menggerakkan secara berkesinambungan suatu Engler umumnya pada 20°C dan 50°C. Jenis alat yang
permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam relatif mudah dan cepat adalah viskosimeter rotasi, yang
kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan menggunakan gasing atau kumparan yang dicelupkan ke
tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan dalam zat uji, dan mengukur tahanan gerak dari bagian
kekentalannya. Kekentalan adalah tekanan geser dibagi yang berputar. Tersedia kumparan yang berbeda untuk
laju tegangan geser. Satuan dasarnya yaitu poise; namun rentang kekentalan tertentu, dan umumnya dilengkapi
oleh karena kekentalan yang diukur umumnya merupakan dengan beberapa kecepatan rotasi. Alat rotasi lain
harga pecahan poise, maka lebih mudah digunakan satuan mempunyai gasing yang statis dan cawan berputar.
dasar sentipoise (1 poise = 100 sentipoise). Penentuan Viskosimeter Brookfield, Rotouisco dan Stormer
suhu penting karena kekentalan berubah sesuai suhu; merupakan contoh alat gasing berputar dan MacMichael
- 1563 -

merupakan contoh alat cawan berputar. Banyak alat rotasi Jika viskosimeter diperbaiki, harus dikalibrasi ulang,
lain dengan rancangan yang lebih canggih dilengkapi karena perbaikan yang kecil seringkali menyebabkan
dengan alat khusus untuk pembacaan atau pencatatan dan perubahan bermakna pada konstanta, k.
dengan rentang kecepatan rotasi yang lebih luas.
Bila hanya diperlukan jenis alat tertentu, jenis alat mi
akan tertera pada masing-masing monografi. PENETAPAN PARTIKEL LOGAM DALAM
Untuk mengukur kekentalan, suhu zat uji yang diukur SALEP MATA <1061>
hams dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu
yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan Uji berikut dirancang untuk membatasi jumlah dan
yang berarti. Untuk pengukuran sediaan farmasi, suhu ukuran partikel logam yang diperbolehkan dalam salep
dipertahankan dalam batas lebih kurang 0,10. mata.
Prosedur untuk Turunan Selulosa Pengukuran Prosedur Keluarkan sesempurna mungkin, isi 10 tube,
kekentalan larutan metilselulosa jenis kekentalan tin ggi
masukkan masing-masing ke dalam cawan Petri terpisah
merupakan hal khusus, karena larutan mi terlalu kental
ukuran 60 mm, alas datar, jernih dan bebas goresan.
untuk viskosimeter biasa. Viskosimeter Ubbelohde dapat
Tutup cawan, panaskan pada suhu 850 selama 2 jam, jika
digunakan untuk mengukur kekentalan larutan
perlu naikkan suhu sedikit lebih tinggi sampai salep
metilselulosa.
meleleh sempuma. Dengan menjaga kemungkinan
terjadinya gangguan terhadap massa yang meleleh,
Kalibrasi Viskosimeter Tipe Kapiler Tentukan
biarkan masing-masing mencapai suhu kamar dan
konstanta viskosimeter, k, untuk setiap viskosimeter
membeku.
dengan menggunakan minyak yang telah diketahui
kekentalannya. Angkat tutup, balikkan cawan Petri sehingga berada di
bawah mikroskop yang sesuai untuk pembesaran 30 kali
Viskosimeter Tipe Ostwald Isi tabung dengan sejumlah
yang dilengkapi dengan mikrometer pengukur dan
tertentu minyak (atur suhu pada 20,0°±0,1°) sebagaimana
dikalibrasi pada perbesaran yang digunakan. Selain
dinyatakan oleh pabrik. Atur meniskus cairan dalam
sumber cahaya biasa, arahkan iluminator dari atas salep
tabung kapiler hingga garis graduasi teratas dengan
dengan sudut 450. Amati partikel logam pada seluruh
bantuan tekanan atau pengisapan. Buka kedua tabung
pengisi dan tabung kapiler agar cairan dapat mengalir dasan cawan Petri. Vaniasikan intensitas iluminator dan
atas sehingga memungkinkan partikel logam dapat
bebas ke dalam wadah melawan tekanan atmosfer.
dikenali dari refleksi karakteristik cahaya.
[Catatan Kegagalan membuka salah satu tabung akan
menyebabkan kesalahan pengamatan.] Catat waktu,
Hitung jumlah partikel logam yang berukuran 50 gm
atau lebih besar pada setiap dimensi: persyaratan
dalam detik, yang diperlukan cairan untuk mengalir dan
dipenuhi jika jumlah partikel dari 10 tube tidak lebih dan
batas atas hingga batas bawah dalam tabung kapiler.
50 partikel dan jika tidak lebih dari 1 tube mengandung
Viskosiineter Tipe Ubbelohde Masukkan sejumlah
8 partikel. Jika persyaratan tidak dipenuhi, ulangi uji
minyak ke dalam tabung pengisi, atur suhu pada
dengan penambahan 20 tube lagi: persyaratan dipenuhi
20,0°±0,1°) dan pindahkan ke tabung kapiler dengan
jika jumlah partikel logam yang berulcuran 50 gm atau
pengisapan perlahan, dan hati-hati untuk mencegah
lebih besar pada tiap dimensi dari 30 tube tidak lebih dan
terbentuknya gelembung udara dalam cairan dengan
150 partikel dan jika tidak lebih dari 3 tube masing-
menutup lubang tabung pengisi. Atur meniskus cairan
masing mengandung 8 partikel.
dalam tabung kapiler hingga ganis graduasi teratas. Buka
lubang udara dan tabung kapiler agar cairan dapat
mengalir bebas ke dalam wadah melawan tekanan
atmosfer. [Catatan Kegagalan membuka lubang tabung PENETAPAN pH <1071>
pengisi sebelum melepas tabung kapiler akan
menyebabkan kesalahan pengamatan.] Catat waktu Harga pH adalah hanga yang diberikan oleh alat
dalam detik, yang diperlukan cairan untuk mengalir dan potensiometnik (pH meter) yang sesuai, yang telah
batas atas hingga batas bawah dalam tabung kapiler. dibakukan sebagaimana mestinya, yang mainpu
mengukur hanga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan
Perhitungan elektrode indikator yang peka, elektroda kaca, dan
Hitung konstanta viskosimeter, k, dengan rumus: elektrode pembanding yang sesuai.
Alat hams mampu menunjukan potensial dari pasangan
elektrode dan untuk pembakuan pH menggunakan
k potensial yang dapat diukun oleh sirkuit dengan
dt menggunakan "pembakuan no!", "asimetri", atau
"ka!ibrasi" dan hams mampu mengontrol perubahan
v adalah kekentalan cainan yang diketahui dalam
dalam milivolt per perubahan unit pada pembacaan pH
sentipoise; d adalah bobot jenis cairan uji pada 20 0/20°;
melalui kendali "suhu" dan/ atau kemiringan. Pengukuran
t adalah waktu mengalir cairan dalam detik, dari batas
dilakukan pada suhu 25°±2°, kecua!i dinyatakan lain
atas hingga batas bawah dalam tabung kapiler.
-1564-

dalam masing-masing monografi. Skala pH ditetapkan Kalium bfialat 0,05 m Larutkan 10,12 g KHC 8H404,
dengan persamaan sebagai berikut: yang telah dikeringkan pada suhu 110 0 selama 1 jam,
dalam air hingga 1000 ml.
Ekuimolalfosfat 0,05 m Larutkan 3,53 g Na2HPO4 dan
pH = pH, + (E —Ej 3,39 g KH2PO4 , masing-masing telah dikeringkan pada
suhu 120° selama 2 jam, dalam air hingga 1000 ml.
E dan E berturut-turut adalah potensial terukur dengan Natrium tetraborat 0,01 m Larutkan 3,80 g
sel galvanic berisi larutan uji, dinyatakan sebagai pH dan Na2B4 0 7. 1 0H20 dalam air hingga 1000 ml. Lindungi dan
Larutan dapar untuk pembakuan yang tepat, dinyatakan penyerapan karbon dioksida.
sebagai pHs; harga k adalah perubahan dalam potensial Kalium hidroksida jenuh pada suhu 250 Kocok kalium
per perubahan unit dalam pH, dan secara teoritis sebesar hidroksida P berlebih dengan air dan enap tuangkan pada
{0,05916 + 0,000198 (t - 25)} volt pada suhu t. suhu 25° sebelum digunakan. Lindungi dari penyerapan
karbon dioksida.
Perlu ditekankan disini bahwa definisi pH, skala pH, Karena adanya variasi dalam sifat maupun cara kerja
dan harga yang ditunjukkan oleh Larutan dapar untuk pH meter, tidak praktis untuk memberikan petunjuk yang
pembakuan ditujukan untuk memperoleh sistem dapat diterapkan secara umum untuk penetapan pH secara
operasional yang praktis, sehingga basil dapat potensiometrik. Prinsip umum yang hams diikuti dalam
dibandingkan antar laboratorium. Harga pH yang diukur melakukan petunjuk yang terdapat pada masing-masing
disini tidak persis sama dengan yang diperoleh dengan alat oleh pabrik yang akan diuraikan pada paragraf
definisi kiasik, bahwa pH = - [log H(dalam air)]. Jika pH berikut. Sebelum digunakan, periksa elektrode, dan
larutan yang diukur mempunyai komposisi yang cukup jembatan garam jika ada. Jika perlu, isi lagi larutan
mirip dengan larutan dapar yang digunakan untuk jembatan garam dan perhatikan petunjuk lain yang
pembakuan, pH yang diukur mendekati pH teoritis. diberikan oleh pabrik alat atau pabrik elektrode. Untuk
Meskipun tidak ditegaskan hubungan pengukuran pembakuan pH meter, pilih 2 Larutan dapar untuk
kesesuaian sistem untuk aktivitas ion hidrogen dalam pembakuan yang mempunyai perbedaan pH tidak lebih
larutan air. dari 4 unit dan sedemikian rupa sehingga pH larutan uji
Jika pH meter dibakukan menggunakan larutan dapar diharapkan terletak diantaranya. Isi sel dengan salah satu
dalam air, kemudian digunakan untuk mengukur "pH" Larutan dapar untuk pembakuan pada suhu yang larutan
larutan atau suspensi dalam pelarut bukan air, maka ujinya akan diukur. Pasang kendali pada suhu larutan, dan
tetapan pengionan dari asam atau basa, tetapan dielektrik atur kontrol kalibrasi untuk membuat pH identik dengan
dari medium, potensial sambungan cairan (yang dapat yang tercantum pada Tabel. Bilas elektrode dan sd
memberikan kesalahan lebih kurang 1 unit pH), dan beberapa kali dengan Larutan dapar untuk pembakuan
rospons ion hidrogen dari elektrode kaca, semua akan yang kedua, kemudian isi sel dengan larutan tersebut
berubah, Oleh karena itu, harga yang diperoleh dengan pada suhu yang sama dengan larutan uji. pH dari larutan
larutan yang sifatnya hanya mengandung sebagian air, dapar kedua ±0,07 unit pH dari harga yang tertera dalam
dapat dianggap hanya sebagai harga pH. Tabel. Jika penyimpangan terlihat lebih besar, periksa
elektrode dan jika terdapat kesalahan, supaya diganti.
Larutan Dapar untuk Pembakuan pH Meter Atur "kemiringan" atau "suhu" hingga pH sesuai dengan
Larutan dapar untuk pembakuan Buat menurut yang tertera dalam Tabel. Ulangi pembakuan hingga
petunjuk sesuai Tabel. Simpan dalam wadah tahan bahan kedua Larutan dapar untuk pembakuan membenikan
kimia, tertutup rapat, sebaiknya dan kaca Tipe I atau harga pH tidak lebih 0,02 unit pH dani harga yang tertera
botol polietilen dengan tutup rapat atau tabung yang dalam Tabel, tanpa pengaturan lebih lanjut dan
menyerap karbon dioksida (kaca soda). Larutan segar pengendali. Jika sistem telah berfungsi dengan baik, bilas
sebaiknya dibuat dengan dengan interval tidak lebih dan elektrode dan sel beberapa kali dengan larutan uji, isi sel
3 bulan menggunakan air bebas karbon dioksida. Tabel dengan sedikit larutan uji dan baca harga pH. Gunakan
berikut menunjukan pH dari larutan dapar sebagai fungsi air bebas karbon dioksida P untuk pelarutan atau
dari suhu. Petunjuk mi digunakan untuk pembuatan pengenceran larutan uji pada penetapan pH. Pada semua
larutan dapar dengan kadar molal sebagaimana pengukuran pH, diperlukan waktu yang cukup untuk
disebutkan. Untuk memudahkan, petunjuk diberikan mencapai kestabilan. Jika hanya diperlukan harga pH
dengan pengenceran hingga volume 1000 ml g pelarut perkiraan dapat digunakan indikator dan kertas indikator.
yang merupakan dasar sistem molalitas dari kadar larutan, Untuk pemilihan dapar dan komposisi Larutan dapar
Jumlah yang disebutkan tidak dapat secara sederhana untuk pembakuan seperti tertera pada uji dan penetapan
diperhitungkan tanpa informasi tambahan. kadar dalam kompendia (lihat Larutan dapar pada
Kalium tetraoksalat 0,05 m Larutkan 12,61 g Pereaksi, indikator dan Larutan).
KH3(C204)22H20 dalam air hingga 1000 ml.
- 1565 -

Hara DH Larutan Dapar untuk Pembakuan


Kalsium
Kalium tetraoksalat Kalium biftalat Ekimolal fosfat Natrium tetraborat hidroksidajenuh
Suhu °C 0,05 in 0,05 m 0,05 m 0,01 m
padasuhu 25° C
10 1,67 4,00 6,92 9,33 13,00
15 1,67 4,00 6,90 9,28 12,81
20 1,68 4,00 6,88 9,23 12,63
25 1,68 4,01 6,86 9,18 12,45
30 1,68 4,02 6,85 9,14 12,29
35 1,69 4,02 6,84 9,10 12,13
40 1,69 4,04 6,84 9,07 11,98
45 1,70 4,05 6,83 9,04 11,84
50 1,71 4,06 6,83 9,01 11,71
55 1,72 4,08 6,83 8,99 11,57
60 1,72 4,09 6,84 8,96 11,45

MIKROSKOPI OPTIK <1076> Pencahayaan Persyaratan pencahayaan yang balk


adalah seragam dan intensitas yang dapat diatur dengan
Mikroskopi optik dapat digunakan untuk penetapan lampu yang di atas bidang pengamatan; lebih baik dengan
sifat partikel, umumnya partikel dengan ukuran 1 gm dan pencahayaan Kohler. Dengan partikel berwarna, pilih
lebih besar. Mikroskopi optik untuk penetapan sifat-sifat warna penyaning yang digunakan sehingga dapat
partikel dapat digunakan untuk partikel dengan ukuran mengontrol kontras dan rincian bayangan.
1 gm dan lebih besar. Batas kemampuan terendah
ditentukan oleh kemampuan pemisahan dari mikroskop Karakterisasi visual Perbesaran dan ukuran celah
untuk menghasilkan gambaran-gambaran terpisah dan hams cukup tinggi untuk memungkinkan resolusi
benda-benda yang berdekatan. Batas atas kurang bayangan yang cukup sifat dari partikel. Tetapkan
terdefinisi dan ditetapkan dengan peningkatan kesulitan perbesaran aktual menggunakan mikrometer yang telah
penggabungan sifat partikel yang besar. Banyak cara dikalibrasi untuk mengkalibrasi mikrometer okuler.
tersedia untuk penetapan sifat-sifat partikel diluar rentang Kesalahan dapat diminimalkan jika perbesaran cukup
kemampuan mikroskopi optik. Mikroskopi optik untuk membentuk bayangan partikel sekurang-kurangnya
khususnya digunakan untuk penetapan partikel yang tidak 10 bagian okuler. Tiap Objektif hams dikalibrasi terpisah.
bulat. Metode mi dapat juga dipakai sebagai dasar untuk Untuk mengkalibrasi skala okuler, skala mikrometer
kalibrasi yang lebih cepat dan pengembangan metode meja dan skala okuler hams sejajar. Dengan cara mi,
rutin. dapat dibuat penetapan yang tiap janak bagian meja
okuler. Beberapa prbedaan perbesaran diperlukan untuk
Mat gunakan mikroskop yang stabil dan terlindung menetapkan sifat bahan yang mempunyai distribusi
dari getaran. Perbesaran mikroskop (untuk perbesaran ukuran partikel yang lebar.
objek, okuler dan komponen tambahan) hams cukup
untuk menetapkan partikel terkecil dalam contoh. Ukuran Karakterisasi fotografi Jika ukuran partikel
celah terbesar dari objektifharus dicari untuk tiap rentang ditetapkan dengan metode fotografi, hati-hati untuk
perbesaran. Penyaning polanisasi dapat digunakan memastikan objek terfokus tajam pada emulsi fotografi
bersama-sama dengan alat analisa yang sesuai dan yang datan. Tetapkan perbesaran aktual dengan
lempeng retardasi. Penyaning wama dengan spektra pemotretan mikrometer meja yang telah dikalibrasi
transmisi yang relatif sempit hams digunakan dengan menggunakan film fotografi dengan kecepatan yang
objektif akromatis, lebih baik dengan apokromat, dan cukup, kemampuan alat optik untuk menghasilkan
dipersyaratkan untuk penafsiran warna yang sesuai pada gambaran-gambaran terpisah dari benda-benda yang
fotomikrografi. Kondensor mengoreksi sekurang- berdekatan dan kontras. Penyinanan dan proses hams
kurangnya penyimpangan bulat hams digunakan pada identik untuk contoh dan penetapan perbesanan.
meja mikroskop dan dengan lampu. Ukuran celah dan Bayangan fotografi dengan ulkuran yang jelas
meja kondensor hams sesuai objektif dibawah kondisi dipengaruhi oleh proses penyinaran, pengembangan, dan
penggunaan dan dipengaruhi oleh celah aktual dan pencetakan dan oleh kemampuan mikroskop untuk
diafragma kondensor dan adanya penggunaan minyak menghasilkan gambaran-gambaran terpisah dani benda-
imersi. Ketelitian garis sejajar. benda yang berdekatan.

Pengaturan Penting untuk dilakukan penyelanasan Penyiapan fiksasi Media fiksasi bervaniasi
seluruh elemen sistem optik dan pemfokusan (focusing) tergantung pada sifat fisik contoh. Kontras antana contoh
yang sesuai. Fokus bagian yang akan dipeniksa sesuai dan media fiksasi cukup tapi tidak benlebihan, diperlukan
dengan persyaratan yang direkomendasikan oleh pabrik untuk memastikan dari tepi contoh. Pantikel hams
mikroskop. Kesejajanan aksial knitis direkomendasikan. ditempatkan pada satu tempat dan terdispersi secara
memadai untuk membedakan partikel individu yang
-1566-

diinginkan. Selanjutnya, partikel hams mewakili panjang


distribusi ukuran dalam bahan dan tidak boleh digantikan
selama penyiapan fiksasi. Pastikan persyaratan penting
mi dipenuhi. Pemilihan media fiksasi harus lameter feret
memperhatikan kelarutan analit.
Diameter martin
Karakterisasi sifat hablur - Sifat hablur dari material
hams dikarakterisasi untuk menetapkan kesesuaian Diameter proyeksl
persyaratan sifat hablur yang dicantumkan pada masing- Intersep horizontal
masing monografi. Jika tidak dinyatakan lain dalam mkcimum
lebar
monografi, fiksasi beberapa partikel contoh dalam
minyak mineral pada kaca objek bersih. Amati campuran
menggunakan mikroskop polarisasi: partikel yang Karakterisasi Bentuk Partikel Untuk bentuk
menunjukkan warna pengganggu dan bagian yang tidak partikel yang tidak beraturan, karaktenisasi ukuran
terlihatjika perbesaran mikroskop diubah. partikel hams mencakup informasi bentuk partikel.
Homogenitas serbuk hams diperiksa menggunakan
Uji Batas Ukuran Partikel secara Mikroskopi perbesaran yang sesuai. Beberapa definisi benikut umum
Timbang sejumlah serbuk untuk ditentukan (misalnya digunakan untuk menggambarkan bentuk partikel (lihat
10 - 100 mg) dan suspensikan ke dalam 10 ml dalam gambar 2)
media yang sesuai yang tidak melarutkan zat uji, jika Acicular - Bentuk silinder,
perlu tambahkan bahan pembasah. Suspensi partikel yang partikel seperti jarum dengan lebar
homogen dipertahankan dengan mensuspensikan partikel dan ketebalan yang serupa.
ke dalam media yang sama atau mempunyai densitas
yang sesuai dan dengan pengadukan yang cukup.
Masukkan sejumlah suspensi homogen ke dalam sel Columnar (kolom) - Partikel
penghitung yang sesuai dan amati di bawah mikroskop panjang, tipis dengan lebar dan
path bidang yang sesuai dengan tidak kurang dari 10 j.ig ketebalan yang lebih besar dan
serbuk yang diamati. Hitung semua partikel yang Cørumna, partiker acicular.
mempunyai dimensi. maksimum lebih besar dari batas
ukuran yang tercantum. Batas ukuran dan jumlah partikel
yang melebihi yang masih diperbolehkan ditetapkan Flake (serpih) - Partikel tipis, rata,
untuk masing-masing bahan. yang lebar dan panjangnya serupa.

Karakteristik uku ran partikel Pengukuran


berbagai ukuran partikel dalam kompleksitas tergantung Plate (Lempeng) - Partikel rata,
pada bentuk partikel dan jumlah partikel yang dengan panjang dan lebar yang
Plate serupa tetapi lebih tebal dan flake.
dikarakterisasi harus cukup untuk memastikan batas
penerimaan ketidaksesuaian pada parameter yang diukur.
Infomiasi tambahan pada pengukuran ukuran partikel,
ukuran sampel, dan data analisis tersedia, sebagai contoh Lath (bilah) - Partikel panjang,
dalam ISO 9276. Untuk partikel bulat, ukuran ditetapkan tipis dan menyerupai pisau.
dengan diameter. Untuk partikel tidak beraturan,
penetapan ukuran partikelnya bervaniasi. Secara umum,
untuk partikel yang bentuknya tidak beraturan, r' Equant - Partikel yang panjang,
karaktenisasi ukuran partikel hams mencakup informasi lebar dan ketebalannya serupa; tenmasuk
pada tipe juga diameter yang diukur seperti pada partikel partikel yang berbentuk kubus dan bulat.
quant
bulat. Beberapa pengukuran yang umum digunakan untuk
ukuran partikel didefinisikan sebagai berikut (lihat gambar 1)
Diameter Feret Jarak antara ganis sejajar imajiner Pengamatan Umum Pantikel secara umum adalah
yang bersinggungan dengan partikel yang tidak beraturan unit terpisah yang paling kecil. Partikel bisa berupa
dan tegak lurus pada skala okuler. tetesan cairan atau setengah padat; hablur tunggal atau
Diameter Martin Diameter partikel pada titik polihablur; amorf, atau agglomerat. Partikel dapat
pembagi partikel yang tidak beraturan menjadi dua digabungkan. Derajat penggabungan mi dapat
daerah proyeksi yang sama. didesknipsikan sebagai berikut
Diameter daerah Proyeksi Diameter lingkaran yang Lamellar-Tumpukan lempeng
mempunyai daerah proyeksi yang sama dengan partikel. Aggregate-massa partikel yang melekat
Panjang Dimensi terpanjang dari ujung ke ujung Agglomerate/tumpukan-partikel yang bergabung atau
partikel yang sejajar dengan skala okuler. menyatu
Lebar Dimensi terpanjang dari pertikel diukur pada Conglomerate-C ampuran dari dua atau lebih tipe partikel
sudut siku-siku ke panjang.
- 1567-

Spherulite-bola-bola kecil-Kelompok partikel berbentuk bentuk senyawa khiral. Sintesis senyawa tersebut dan
radial senyawa nonkhiral menghasilkan junilah yang setara
Kondisi partikel digambarkan sebagai bentuk: yaitu rasemat. Rasemat tidak menunjukkan rotasi optik,
dan sifat fisikanya berbeda dari sifat enansiomer-
Drusy-Partikel yang terbungkus partikel sangat kecil. enansiomer penyusunnya. Metode sintesis stereoselektif
Edges-Bersudut, bulat, halus tajam, patahan. atau stereospesifik atau pemisahan campuran rasemat
Optikal-warna (menggunakan penyaring warna yang dapat digunakan untuk mendapatkan isomer optik
seimbang), transparan, jernih tidak tembus cahaya. tunggal.
Defect-Penghambatan, pemasukan Pengukuran rotasi optik dilakukan menggunakan
Karakteristik perniukaan digambarkan sebagai berikut: polarimeter yang telah dikalibrasi. Persamaan umum
Cracked/ retak-Terbelah sebagian, patah, atau retak. yang digunakan dalam polarimetri adalah:
Smooth-Bebas dari ketidakberaturan, kekasaran atau
1 OOa
tonjolan. [al=
Porous-Mempunyai lubang atau berongga. Ic
RougMcasar-berlubang-lubang, tidak rata, tidak halus.
[a] adalah rotasi jenis pada panjang gelombang ?,
Piited/ berlubang-Lekukan kecil. adalah suhu, a adalah rotasi yang diamati dalani satuan
derajat (°), I adalah panjang tabung polarimeter dalam
desimeter, dan c adalah kadar analit dalam g per 100 mi.
PENETAPAN ROTASI OPTIK <1081> Dengan demikian, [a] adalah nilai pengukuran dikali 100,
dalam derajat (°), untuk larutan mengandung 1 g per 100
Banyak bahan obat bersifat optik aktif dalam ml, diukur menggunakan sel dengan panjang 1.0
pengertian dapat memutar bidang cahaya terpolanisasi desimeter dibawah kondisi yang ditetapkan pada panjang
yang datang, sehingga bidang cahaya yang ditransmisi gelombang cahaya dan suhu tertentu. Untuk beberapa
membentuk sudut yang terukur terhadap bidang cahaya bahan Farmakope, khususnya cairan seperti minyak
datang. Sifat mi khas untuk beberapa hablur dan banyak esensial, persyaratan rotasi optik dinyatakan dalani istilah
cairan atau larutan obat. Sifat yang dimiliki oleh cairan rotasi yang diamati, a, ditetapkan dibawah kondisi seperti
atau zat terlarut itu umumnya disebabkan oleh yang dinyatakan dalam monografi. Rotasi jenis untuk
keberadaan satu atau lebih pusat asimetri, biasanya atom cairan tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
karbon dengan empat substituen yang berbeda. Jumlah
isomer optik adalah 2; n adalah jumlah pusat asimetri.
a
Polanimetri, yaitu pengukuran rotasi optik, dari bahan [aJ2
obat merupakan satu-satunya cara yang mudah untuk Id
membedakan isomer-isomer aktif optik, sehingga
merupakan penanda yang penting untuk identitas dan d adalah bobotjenis cairan pada suhu pengamatan.
kemurnian. Menurut sejarah, polarimetri dilakukan menggunakan
Senyawa yang memperlihatkan kekuatan memutar instrumen dimana besarnya rotasi optik diperkirakan
bidang optik adalah senyawa khiral. Senyawa yang melalui penyesuaian visual dari intensitas bidang
memutar bidang cahaya sesuai arah jarum jam dilihat ke berbelah. Oleh karenanya, paling sering digunakan ganis
arah sumber cahaya, bersifat dekstrorotatori atau isomer —D lampu natrium pada panjang gelombang cahaya
opt 1k (+). Senyawa yang memutar bidang cahaya tampak 589 nm. Rotasi jenis yang ditetapkan pada garis-
berlawanan dengan arah jarum jam disebut levorotatori D dinyatakan dengan simbol:
atau isomer optik (-). (Simbol d- dan 1- yang sebelumnya
digunakan untuk menunjukkan isomer delcstrorotatori [a]25 atau [a]20
D D
dan levorotatori, tidak lagi digunakan karena mirip
dengan D- dan L- yang mengacu kepada konfigurasi
D-gliseraldehida. Simbol R dan S, a dan fi juga dan banyak data yang tersedia dinyatakan dalam bentuk
digunakan untuk mengindikasikan konfigurasi, mi. Penggunaan panjang gelombang yang lebih rendah,
pengaturan atom atau grup atom di dalam ruang). seperti pada lampu merkuri yang dipisahkan
Sifat fisikokimia dari senyawa-senyawa khiral yang menggunakan penyaning dengan transmitan maksimum
tidak setangkup yang memutar bidang cahaya pada kira-kira 578, 546, 436, 405, dan 365 nm dalam
terpolarisasi ke arah berlawanan dengan besaran yang polarimeter fotoelektrik, temyata lebih menguntungkan
sama, enansiomer, adalah identik, kecuali untuk sifat dalam hal kepekaan sehingga dapat menurunkan kadar
rotasi optiknya dan reaksinya dengan senyawa khiral senyawa uji. Secara umum, pengamatan rotasi optik pada
lainnya. Enansiomer sering menunjukkan perbedaan yang panjang gelombang 436 nm adalah dua kalinya dan pada
mendalam dalam farmakologi dan toksikologi, sesuai 365 urn adalah tiga kalinya dibandingkan pada 589 urn.
dengan fakta bahwa reseptor biologi dan enzim adalah Pengunangan kadar zat terlarut yang dibutuhkan untuk
khiral. Banyak bahan alam, seperti asam amino, protein, penetapan kadang-kadang dicapai dengan konversi
alkaloid, antibiotik, glikosida, dan gula berada dalam senyawa itu menjadi senyawa yang rotasi optiknya lebih
tinggi secara signifikan. Rotasi optik juga dipengaruhi
- 1568 -

pelarut yang digunakan dalam pengukuran, dan hal mi umumnya membeku pada suatu rentang suhu. Untuk
harus ditetapkan. banyak campuran, suhu beku yang ditetapkan dengan
Sekarang lazim menggunakan sumber cahaya lain metode empirik secara saksama, merupakan indeks
seperti xenon atau tungsten halogen, dengan penyaring kemurnian yang berguna. Metode penetapan suhu beku
yang sesuai, karena hat mi akan memberikan keuntungan berikut mi dapat digunakan untuk zat yang melebur
biaya, umur alat, dan rentang lebar panjang gelombang antara -20° dan +150 0, rentang suhu termometer yang
emisi, dibanding dengan sumber eahaya tradisional. biasa digunakan dalam tangas. Suhu beku adalah titik
maksimum (atau bila tidak ada maksimum, titik infleksi)
Rotasi jenis Acuan rotasi jenis di dalam monografi pada kurva suhu-waktu.
menyatakan bahwa rotasi jenis dihitung dari rotasi optik Alat Pasang alat seperti pada gambar, wadah untuk zat
hasil pengamatan dalam Larutan Uji. Kecuali dinyatakan adalah tabung reaksi 100 mm x 25 mm, dilengkapi
lain, pengukuran rotasi optik dilakukan pada 589 nm pada dengan termometer yang sesuai dengan rentang suhu
25°. Jika digunakan polarimeter fotoelektrik, maka pendek yang digantungkan di tengah dan pengaduk kawat
pengukuran tunggal hams dikoreksi terhadap larutan dengan panjang sekitar 30 cm, dibengkokkan pada ujung
blangko. Jika digunakan polarimeter visual, hams diambil bawah menjadi lingkaran horisontal disekeliling
rata-rata tidak kurang dari lima kali penetapan, dan termometer.
koreksi pembacaan dilakukan dengan larutan blangko Wadah untuk zat disangga dengan gabus dalam tabung
menggunakan tabung yang sama. Pada larutan ataupun silinder yang sesuai dan kedap air dengan diameter dalam
cairan uji, suhu hams dipertahankan dalam rentang 0,5° lebih kurang 50 mm dan panjang 11 cm. Tabung silinder
dari nilai yang ditetapkan. Set untuk larutan uji dan disangga dalam tangas yang sesuai sedemikian hingga
blangko hams sama. Perlakuan pada tiap set hams tidak kurang dari lapisan setebal 37 mm disekeliling sisi
dipertahankan sama pada setiap kali pembacaan. dan dasar tabung silinder. Tangas luar dilengkapi dengan
Tempatkan set sedemikian rupa sehingga cahaya termometer yang sesuai.
melewatinya dengan arah yang sama setiap saat. Kecuali Prosedur Gunakan termometer yang mempunyai
dinyatakan lain, rotasi jenis dihitung terhadap zat yang rentang suhu tidak melebihi 300 dengan pembagian skala
dikeringkan menurut Penetapan Susut Pengeringan 0,1° clan telah dikalibrasi, tetapi tidak digunakan pada
seperti tertera pada monografi atau dihitung terhadap zat pencelupan 76 mm. Satu seri termometer yang sesuai,
anhidrat bila dilakukan Penetapan Kadar Air. mencangkup rentang suhu dan -20° hingga +150° tersedia
Rotasi optik dari larutan hams ditentukan dalam waktu sebagai Termometer sen 89C hingga 96C seperti tertera
30 menit setelah pembuatan. Dalam hal senyawa pada Termometer <31>. Leburkan zat jika merupakan
diketahui mengalami rasemisasi atau mutanotasi, padatan, pada suhu tidak lebih dan 20° di atas suhu beku
perhatian hams diberikan untuk membakukan waktu yang diperkirakan, dan tuangkan ke dalam tabung reaksi
antara penambahan zat terlarut ke dalam pelarut dan hingga tinggi antana 50 - 57 mm. Pasang alat dengan
penempatan lanutan ke dalam tabung polarimeter. pencadang raksa termometer dalam tabung uji tercelup
setengah antara ujung atas dan dasar zat dalam tabung
Sudut rotasi (rotation angular) Acuan sudut rotasi dalam reaksi. Isi tangas hingga lebih kurang 12 mm dari ujung
monografi, kecuali dinyatakan lain, adalah rotasi optik atas tabung dengan cairan yang sesuai pada suhu 40 - 5° di
dari cairan yang ditetapkan menggunakan tabung 1,0 dm bawah suhu beku yang diperkirakan.
pada 589 nm dan suhu 25°, dan dikoreksi terhadap Untuk senyawa yang berbentuk cair pada suhu kamar,
pembacaan menggunakan tabung kosong dan kering. lakukan penetapan menggunakan suhu tangas lebih
kurang 15° di bawah suhu beku yang diperkirakan.
Jika zat uji telah didinginkan sampai lebih kurang 50 di
3I DV IF.11 MMI OFN 0 1 U1SJ tLItJ atas suhu beku yang diperkirakan, atur tangas hingga
suhu 70 - 8° di bawah suhu beku yang diperkirakan. Aduk
Pengujian mi digunakan untuk memenuhi persyaratan zat secara sinambung selama sisa waktu penetapan
sifat hablur yang tertera pada masing-masing monografi dengan menggerakkan lingkaran kawat pengaduk naik-
bahan obat. turun antara bagian atas dan bawah zat uji pada kecepatan
Prosedur Prosedur uji seperti tertera pada Mikroskop tetap 20 putaran sempurna per menit.
Optik <1076>

PENETAPAN SUHU BEKU <1101>

Suhu pada saat zat cair berubah menjadi padat pada


pendinginan merupakan indeks yang berguna untuk
kemurnian jika panas dibebaskan pada saat pemadatan,
asalkan cemaran yang ada hanya terlanut dalam cairan
dan tidak dalam padatan. Zat murni memiliki suhu beku
yang lebih pasti dan jelas, tetapi campuran zat pada
- 1569-

monografi. Kecuali ada peralatan lain yang ditentukan


pada masing-masing monografi, lakukan pemijaran dalam
tanur atau oven yang sesuai yang mainpu
mempertahankan suhu lebih kurang 25 0 dari yang
diperlukan untuk penetapan. Gunakan krus yang sesuai,
bertutup, yang sebelumnya dipijar selama 1 jam pada
suhu yang sama, didinginkan dalam desikator, dan
ditimbang saksama.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi, masukkan ke dalam krus yang telah ditara
sejumlah zat uji yang ditimbang saksama dalam g, lebih
kurang sama dengan yang dihitung dengan rumus:
10
L
L adalah batas (atau nilai rata-rata batas) susut pemijaran,
dalam presentase. Pijarkan krus berisi zat uji tanpa tutup
dan tutup pada suhu tertentu ±25° selama jangka waktu
seperti tertera pada masing-masing monografi. Jika
dinyatakan pemijaran sampai bobot tetap, pijarkan dalam
jangka waktu 1 jam berturutan. Pada akhir setiap
Alat Penetapan Suhu Beku pemijaran, krus ditutup dan biarkan menjadi dingin dalam
deksikator sampai suhu ruang sebelum ditimbang.
Pembekuan seringkali dapat dirangsang dengan
menggosok dinding dalam tabung reaksi dengan
termometer, atau dengan memasukkan hablur kecil dan PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN <1121>
senyawa yang sebelumnya dibekukan. Pendinginan yang
berlebihan dapat menyebabkan penyimpangan dari pola Prosedur mi digunakan untuk penetapan jumlah semua
normal perubahan suhu. Jika terjadi penyimpangan jenis bahan yang mudah menguap dan hilang pada
seperti mi, ulangi penetapan dengan memasukkan partikel kondisi tertentu. Untuk zat yang diperkirakan
kecil zat uji dalam bentuk padat selang 10 pada saat suhu mengandung air sebagai satu-satunya bahan mudah
mendekati suhu yang diperkirakan. menguap, cara yang terdapat pada Penetapan Kadar Air
Catat pembacaan termometer pada tabung reaksi setiap <1031> sudah memadai dan dicantumkan dalam masing-
30 detik. Lanjutkan pengadukan hanya selama suhu masing monografi.
menurun secara teratur, dan hentikan jika suhu menjadi Campur dan timbang saksama zat uji, kecuali
tetap atau mulai sedikit naik. Lanjutkan pencatatan suhu dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, lakukan
dalam tabung reaksi setiap 30 detik selama tidak kurang penetapan menggunakan I - 2 g. Apabila zat uji berupa
3 menit setelah suhu mulai menunun lagi setelah suhu hablun besan, gems secara cepat hingga ukuran pantikel
tetap. lebih kurang 2 mm. Tana botol timbang dangkal
Harga rata-rata dari tidak kurang 4 kali pembacaan bersumbat kaca yang telah dikeringkan selama 30 menit
berturut-turut yang terletak antara rentang 0,2° pada kondisi seperti yang akan digunakan dalam
merupakan suhu beku. Pembacaan mi terletak pada lebih penetapan. Masukkan zat uji ke dalam botol timbang
kurang titik infleksi atau maksimum, pada kurva suhu- tersebut, dan timbang saksama botol beserta isinya.
waktu, yang terjadi setelah suhu menjadi tetap atau mulai Perlahan-lahan dengan menggoyang, ratakan zat uji
menaik dan sebelum mulai menurun lagi. Harga rata-rata sampai setinggi lebih kurang 5 mm dan dalam hal zat
yang mendekati 0,10 adalah suhu beku. ruahan tidak lebih dari 10 mm. Masukkan ke dalam oven,
buka sumbat dan biarkan sumbat mi di dalam oven.
PENETAPAN SUSUT PEMIJARAN <1111> Panaskan zat uji pada suhu dan waktu tertentu seperti
tertera pada monografi.
Cara mi digunakan untuk penetapan presentase zat uji [Catatan Suhu yang tercantum dalam monografi
yang mudah menguap dan hilang pada kondisi yang haruslah dianggap dalam rentang ±2 °dari angka yang
ditetapkan. Pada umumnya cara mi tidak merusak zat uji, tertulis.] Pada waktu oven dibuka, botol segera ditutup
tetapi zat mi dapat diubah menjadi bentuk lain seperti dan biarkan dalam desikator sampai suhunya mencapai
bentuk anhidrat. suhu kamar sebelum ditimbang.
Lakukan penetapan terhadap bahan yang diserbuk Jika zat uji melebur pada suhu lebih rendah dari suhu
halus, dan jika perlu gumpalan digerus dengan bantuan yang ditetapkan untuk penetapan Susut Pengeringan,
lumpang dan alu sebelum ditimbang. Timbang zat uji biankan botol beserta isinya selama 1 - 2 jam pada suhu
tanpa perlakuan lebih lanjut kecuali jika pengeringan 50
- 10° di bawah suhu lebur, kemudian keringkan pada
awal dilakukan pada suhu rendah atau jika ada perlakuan suhu yang telah ditetapkan.
khusus lain, seperti tertera dalam masing-masing
-1570-

Jika contoh yang diuji berupa kapsul, gunakan Kelebihan Volume yang Di-
sejumlah campuran isi tidak kurang dari 4 kapsul. Volume tertera anjurkan
Jika contoh yang diuji berupa tablet, gunakan sejumlah dalam penandaan Untuk Cairan Untuk Cairan
Encer Kental
serbuk tablet tidak kurang dari 4 tablet yang 0,12m1
0,5 ml 0,10 ml
diserbukhaluskan. 1,0 ml 0,10m1 0,15 ml
Jika dalam monografi susut pengeringan ditetapkan 2,0 ml 0,15 ml 0,25 ml
dengan analisis termogravimetri, gunakan timbangan 5,0 ml 0,30 ml 0,50 ml
analitik yang peka. 10,0 ml 0,50 ml 0,70 ml
Aka dalam monografi ditetapkan pengeringan dalam 20,0 ml 0,60 ml 0,90 ml
hampa udara di atas zat pengering, gunakan sebuah 30,0 ml 0,80 ml 1,20 ml
desikator vakum atau pistol pengering vakum atau alat 50,0mlataulebih 2% 3%
pengering vakum lain yang sesuai.
Jika pengeringan dilakukan dalam desikator; lakukan Bila dalam wadah dosis ganda berisi beberapa dosis
penanganan khusus untuk menjamin zat pengering tetap volume tertera, lakukan penentuan seperti di atas dengan
efektif dengan cara menggantinya sesering mungkin. sejumlah alat suntik terpisah sejumlah dosis tertera.
Jika dalam monografi ditetapkan pemanasan dalam Volume tiap alat suntik yang diambil tidak kurang dan
botol bersumbat kapiler dalam hampa udara, gunakan dosis yang tertera.
botol atau tabung dengan sumbat kapiler berdiameter Untuk injeksi mengandung minyak, bila perlu
225±25 .tm dan atur bejana pemanas pada tekanan hangatkan wadah dan segera kocok baik-baik sebelum
5 mmHg atau kurang. Pada akhir pemanasan, biarkan memisahkan isi. Dinginkan hingga suhu 250 sebelum
udara kering mengalir ke dalam bejana pemanas, angkat pengukuran volume.
botol bersumbat kapiler, biarkan dingin dalam desikator
sebelum ditimbang.
PENGAYAK DAN DERAJAT HALUS SERBUK
<1141>
PENETAPAN VOLUME INJEKSI DALAM
WADAH <1131> Pengayak dan derajat halus serbuk dalam Farmakope
dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor
Pilih salah satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti tertera pada
atau lebih, 3 wadah atau lebih bila volume lebih dari 3 ml Tabel 1.
dan kurang dari 10 ml, atau 5 wadah atau lebih bila Sebagai pertimbangan pnaktis, pengayak terutama
volume 3 ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan dimaksudkan untuk pengukuran derajat halus serbuk,
alat suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih dan untuk sebagian besar keperluan farmasi; walaupun
tiga kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan penggunaannya tidak meluas untuk keperluan
jarum suntik nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm. pengukuran rentang ukunan partikel yang bertujuan
keluarkan gelembung udara dari dalam jarum clan alat meningkatkan penyerapan obat dalam salunan cerna.
suntik dan pindalikan isi dalam alat suntik, tanpa Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal
mengosongkan bagian jarum, ke dalam gelas ukur kering kurang dan 100 gm, alat lain selain pengayak mungkin
volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume lebih berguna.
yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume Efisiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh
dan kapasitas tertera (garis-garis penunjuk volume gelas pengayak beragam berbanding terbalik dengan jumlah
ukur menunjuk volume yang ditampung, bukan yang partikel termuat. Efektivitas pemisahan menurun dengan
dituang). Cara lain, isi alat suntik dapat dipindahkan ke cepat, jika kedalaman muatan melebihi lapisan dan
dalam gelas piala kering yang telah ditara, volume dalam 6 - 8 partikel.
ml diperoleh dari basil perhitungan berat dalam g dibagi
bobot jenis cairan. Isi dari dua atau tiga wadah 1 ml atau Pengayak untuk Pengujian secara Farmakope adalah
2 ml dapat digabungkan untuk pengukuran dengan anyaman kawat, bukan tenunan; kecuali untuk ukuran
menggunakan jarum suntik kering terpisah untuk nomor 230, nomor 270, nomor 325 dan nomor
mengambil isi tiap wadah. Isi dari wadah 10 ml atau lebih 400, anyaman terbuat dan kuningan, perunggu, baja tahan
dapat ditentukan dengan membuka wadah, memindahkan karat, atau kawat lain yang sesuai, dan tidak dilapisi atau
isi secara langsung ke dalam gelas ukur atau gelas piala disepuh. Tabel 2 memberikan ukuran rata-rata lubang
yang telah ditana. pengayak baku anyaman kawat.
Volume tidak kurang dari volume yang tertera path
wadah bila diuji satu per satu, atau bila wadah volume Serbuk Simplisia Nabati dan Simplisia Hewani
1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah Dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati
yang tertera pada etiket bila isi digabung. dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang
dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
- 1571 -

Metode Penetapan Keseragaman Derajat Hams Untuic Untuk serbuk halus atau sangat halus Lakukan
penetapan keseragaman derajat halus serbuk obat dan penepatan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak
bahan kimia, cara berikut boleh dilakukan, menggunakan lebih dari 25 g dan pengayak yang digunakan digoyang
pengayak baku yang memenuhi persyaratan tersebut di selama tidak kurang dari 30 menit atau. sampai
atas. Hindani penggoyangan lebih lama, yang akan pengayakan praktis sempuma.
menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang
penetapan. cenderung menggumpal dan dapat menyumbat lubang,
Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar sikat pengayak secara berkala dengan hati-hati selama
Masukkan 25 - 100 g serbuk uji pada pengayak baku penetapan. Hancurkan gumpalan yang terbentuk selama
yang sesuai. yang mempunyai panci penampung dan pengayakan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia
tutup yang sesuai. Goyang pengayak dengan arah putaran dapat juga ditetapkan dengan cara melewatkan pada
horizontal dan ketukkan secara vertikal pada permukaan pengayak yang dapat digoyang secara mekanik yang
yang keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai memberikan gerakan berputar dan ketukan seperti pada
pengayakan praktis sempurna. Timbang saksama jumlah pengayak yang menggunakan tangan, tetapi dengan
yang tertinggal pada pengayak dan dalam panci gerakan mekanik yang seragam, mengikuti petunjuk dan
penampung. pabrik pembuat pengayak.
Tabel 1
Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus
Simplisia Nabati dan Simplisia Hewani Bahan Kimia
Kiasifikasi Batas Derajat Halus2 Batas De 'at Halus2
Nomor Nominal Nomor Nominal
Serbuk Nomor Nomor
Serbuk % Serbuk %
Pengayak Pengayak
Sangat Kasar 8 20 60
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah Kasar 40 40 80 40 60 60
Halus 60 40 100 80 60 120
SangatHalus 80 100 80 120 100 120
Keterangan: 1. Semua partikel serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal tertentu.
2. Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.

Tabel 2 Lubane Penavak Baku PERMEABILITAS UAP AIR <1151>


Penandaan pengayak
Nomor nominal ukuran lubang I. Plester
pengayak
2 9,5mm Jika plester dinyatakan dapat ditembus uap air,
3,5 5,6mm permeabilitasnya tidak kurang dari 500 g per m 2 selama
4 4,75 mm 24 jam bila dilakukan dengan cara sebagai berikut.
8 2,36 mm Alat Kotak terbuat dari bahan yang sesuai, tidak
10 2,00 mm bersifat korosif, dengan ukuran luar lebih kurang 95 mm
14 1,40 mm x 25 mm x 20 mm, bobot kosong tidak lebih dari 60 g,
16 1,18mm tertutup rapat kecuali pada bagian terbuka yang berbentuk
18 1,00mm empat persegi panjang dengan ukuran 80 mm x 10 mm
20 850 jim pada bagian atas. Kotak tidak tembus air atau uap air,
25 710 pm
kecuali pada bagian terbuka tadi yang akan ditutup
30 600 pm
dengan bahan uji.
35 500 pm
40 425 pm Metode Letakkan nampan berisi lebih kurang 1 kg
45 355 pm kalsium kiorida anhidrat P pada dasar lemani lembab dan
50 300 pm dipanaskan dengan pemanas listrik, dilengkapi dengan
60 250 jim alat sirkulasi udara yang efisien dan suhu dipertahankan
70 212 gm pada 36° - 38°. Masukkan lebih kurang 2 g kapas ke
80 180 gm dalam masing-masing 5 kotak dengan spesifikasi seperti
100 lSOjim tersebut di atas. Tuangkan lebih kurang 20 ml air ke
120 125 jim dalam tiap kotak, tutup bagian terbuka dengan bahan uji
200 75 gm yang ditekan ke bawah tanpa direganglcan sehingga
230 63 gm bagian terbuka kotak tersegel sempurna. Pastikan bahwa
270 53 jim kapas basah tidak menempel pada pemiukaan bawah
325 45 gm bahan uji. Lebar bahan uji paling sedikit 5 mm Iebih
400 38jim besar dani ukuran bagian kotak yang terbuka.
-1572-

Timbang kotak-kotak yang disegel tersebut sampai 1 jam, timbang kembali hingga skala mg. Dari bobot rata-
skala mg, dan simpan dalam lemari selama 18 jam rata yang hilang dan luas permukaan pembalut busa
(dengan simpangan waktu lebih kurang 15 menit). sebagai penutup, hitung permeabilitas uap air dalam g per
Keluarkan kotak dari dalam lemari, dinginkan dalam m2 selama 24 jam.
atmosfer yang dikondisikan selama 1 jam, timbang
kembali hingga skala mg.
Dan bobot yang hilang dan luas tiap bagian terbuka POLAROGRAFI <1161>
kotak, hitung permeabilitas uap air dalam g per m 2 selama
24 jam. Polarografi adalah suatu metode analisis elektrokimia
Hitung hasil rata-rata dari 5 pengujian. berdasarkan pengukuran anus listnik hasil elektrolisis
suatu larutan pada mikroelektrode yang dapat
II. Pembalut Busa terpolanisasi, sebagai fungsi tegangan yang digunakan.
Polarogram yang diperoleh (lihat Gambar 1) dengan cara
Alat Bejana berbentuk silinder dengan penutup yang pengukuran mi dapat memberikan data kualitatif dan
terpisah terbuat dari bahan yang sesuai, tidak bersifat kuantitatif zat-zat yang dapat dineduksi atau dioksidasi
korósif dengan ukuran luar sesuai Garnbar di bawah, secara elektrokimia. Kadar normal yang digunakan dalam
tertutup rapat kecuali pada bagian terbuka berbentuk analisis antara 10.2 molar dan 10-5 molar.
bulat dengan diameter 40 mm, pada bagian atas. Penutup Pada polanografi anus seanab sebagai miknoelektrode
mempunyai diameter yang sama dihubungkan dengan adalah elektrode raksa tetes yang terdini dan tetes-tetes
4 baut yang terpisah. Cincin karet silikon yang rata kecil raksa yang senagam yang terbentuk terus menenus
dengan tebal antara 2,4 mm sampai 2,6 mm dengan pusat yang mengalin dari ujung sebuah tabung kapiler yang
penutup berbentuk bulat dengan diameter 54 mm sampai dihubungkan dengan pencadang raksa. Pada umumnya
56 mm disisipkan antara penutup dan bejana. Bejana sebagai elektnode pembanding digunakan elektrode
sama sekali tidak tembus air atau uap air, kecuali pada kalomel jenuh dengan permukaan yang luas. Pada waktu
bagian terbuka yang akan ditutupi bahan uji. tegangan sel dinaikkan, hanya mengalin anus sisa yang
sangat kecil hingga saat zat yang ditetapkan kadamya
mengalami neduksi atau oksidasi. Kemudian secara
bertahap anus akan bentambah besar, kemudian
IJ I
pertambahannya hampir sebanding dengan naiknya
tegangan, dan secana bertahap mencapai suatu harga batas
sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 1. Path saat
awal kenaikan dani suatu gelombang polanognafi,
kenaikan anus alinan menyebabkan penurunan kadar jenis
elektnoaktif pada penmukaan elektrode. Apabila tegangan
dan anus meningkat, kadar dan zat yang reaktif benkurang
tenus sampai mencapai suatu hanga minimum pada
penmukaan elektrode. Besarnya anus kemudian dibatasi
Alat Penetapan Permeabilitas Uap Air
oleh laju difusi zat yang beneaksi dan larutan ke
ukuran dalam mm
permukaan miknoelektrode. Kenaikan anus yang tenakhin
disebabkan oleh neaksi elektrolit penyangga. Kadan
Keterangan gambar:
elektrolit yang besar mi bersifat inert dalam rentang
A. Tempat penyimpanan air
daenah tegangan yang digunakan dalam analisis, dan
B. Cincin karet
mencegah agar zat yang reaktif tidak mencapai elektnode
C. Penutup
dengan cara migrasi elektrik, sehingga dapat dipastikan
bahwa anus batas diatur oleh difusi.
Metode Masukkan lebih kurang 20 ml air ke dalam
Oleh karena dalam hal elektnode tetes raksa,
masing-masing 5 bejana dengan spesifikasi seperti
permukaan elektrode terus-menerus dipenbaharui secara
tersebut di atas. Bahan uji berbentuk cakram bulat dengan
siklik, kuat anus bertambah dari suatu hanga yang kecil
diameter 54 - 56 mm, letakkan di tengah-tengah
pada waktu tetesan mulai tenbentuk, sampai suatu harga
permukaan atas bejana. Tempatkan pengikat cincin karet
maksimum ketika tetesan tensebut itu jatuh. Dengan
sekeliuingnya dan jepit penutup menggunakan 4 buah baut.
Letakkan nampan benisi lebih kurang 1 kg silika gel P menggunakan suatu alat perekam yang sesuai untuk
mengukun besarnya anus, diperoleh kurva bergenigi
yang bersifat indikator, yang disebarkan sehingga
gergaji yang khas. Arus batas menupakan jumlah anus sisa
membentuk lapisan setebal 3 cm, pada dasar lemari
dan anus difusi. Dengan jalan mengurangkan anus batas
pemanas listnik dilengkapi dengan alat sinkulasi udara
dengan anus sisa diperoleh tinggi gelombang.
yang efisien pada suhu yang dipertahankan path
36° - 38°. Timbang bobot bejana yang disegel tersebut
Persamaan Ilkovic Hubungan linien antara anus difusi
sampai skala mg.
(Id)dan kadar elektroaktif ditunjukkan oleh pensamaan
Simpan dalam lemari selama 24 jam. Keluarkan
bejana, biarkan dingin dalam atmosfer terkondisi selama Ilkovic:
- 1573 -

1d = 708nD "2 Cmt"6 sedemikian singkat itu memungkinkan perekaman


polanognam secara lebih cepat.
1d adalah arus maksimum dalam mikroAmpere; n adalah Anus yang mengalin melalui lanutan uji selama
jumlah elektron yang diperlukan tiap molekul zat yang penekaman polanogram adalah dalam batas miknoAmpere.
etektroaktif; D adalah koefisien difusi dalam cm 2 per Jadi aliran anus menghasilkan perubahan kadan dalam
detik; C adalah kadar yang dinyatakan dalam milimolar larutan yang dapat diabaikan dan beberapa polarogram
per liter; m adalah laju aliran raksa dari elektrode tetes dapat dibuat dengan larutan uji yang sama, tanpa
raksa dalam mg per detik; t adalah waktu tetes dalam menunjukkan perbedaan yang berarti.
detik.
Polarograf modem dilengkapi dengan alat perekam Potensial Gelombang-paruh Potensial gelombang-
yang mampu merekam kuat arus pada bagian akhir paruh (E112) terdapat pada titik tengah antara anus sisa dan
tetesan; sehingga, osilasi maksimum adalah ukuran dan dataran anus batas. Potensial mi merupakan ciri khas dan
kuat anus. Apabila kuat anus diukur hanya pada akhir zat elektnoaktif dan tidak tengantung pada kadar atau
tetesan, cara mi dinamakan polarografi arus searah kapiler yang digunakan untuk mempenoleh gelombang
dengan pengaxnbilan contoh. Dalam hat mi, hanya anus tersebut. Potensial mi tergantung dari komposisi lanutan
maksimum yang direkam dan osilasi yang disebabkan dan dapat benubab jib pH berubah atau sistem pelarut
oleh pertumbuhan tetesan tidak diamati. atau ada penambahan zat pembentuk kompleks. Jadi
Untuk instrumen yang dilengkapi dengan galvanometer potensial gelombang panuh merupakan kniteria untuk
sebagai pengukur arus atau perekam dengan mode identifikasi kualitatif suatu zat.
peredam, gelombang bergerigi gergaji sebanding dengan Potensial elektrode tetes raksa sama dengan tegangan
osilasi di sekitar anus rata-rata. Dalam hal yang terakhir yang digunakan diukun terhadap e!ektrode pembanding,
mi, rata-rata osilasi menyatakan kuatnya anus. Untuk setelah dikoreksi dengan selisih tegangan iR (potensial
polarogram yang diperoleh dengan cana mi, id dalam yang dipenlukan untuk mengalirkan arus I melalui larutan
persamaan Ilkovic merupakan anus rata-rata dalam dengan tahanan R). Untuk !arutan bebas air yang
mikroAmpere yang diamati selama terbentuknya tetesan, umumnya mempunyai tahanan yang tinggi, koreksi mi
jika koefisien 708 diganti dengan 607. menjadi penting seka!i, jika diperlukan potensial yang
tepat bagi e!ektnode tetes raksa. Dalam analisis kuantitatif
Pengaturan Arus Difusi Persamaan Ilkovic tidak diperlukan koreksi potensia! gelombang-panuh.
menunjukkan variabel-variabel yang harus diatur agar Kecua!i dinyatakan lain, pengukuran potensial dilakukan
arus difusi berbanding lurus dengan kadar zat yang terhadap elektnode ka!ome! jenuh.
elektroaktif. Pada suhu 25° koefisien difusi lanutan ion
dan molekul organik dalam air akan naik 1% sampai 2% Menghilangkan Oksigen Ter!arut Pada elektrode
untuk setiap derajat kenaikan suhu, sehingga suhu sel tetes raksa, okaigen tereduksi dalam dua tingkat, mula-
polarograf hams dipertahankan dalam batas lebih kurang mula terjadi hidnogen penoksida kemudian teijadi air. Jib
0,5°. Jumlah m dan t tengantung ukuran kapilen dan tinggi polanogram dibuat pada daerah potensial yang lebih
kolom raksa di atas elektrode. Meskipun hasil yang negatif dan !ebih kurang 0 volt terhadap elektrode
diperoleh dengan menggunakan kapiler yang berbeda kalomel jenuh, oksigen harus dihilangkan dari larutan zat
dapat dibandingkan, jika harga m213 t"6 diketahui, yang hams diuji. Oksigen dapat dihilangkan dengan
sebaiknya digunakan kapilen yang sama yang mengalinkan gas nitrogen bebas oksigen ke dalam lanitan
membenikan tetes raksa yang konstan untuk satu sen selama 10 menit sampai 15 menit tepat sebelum
penetapan. Arus difusi sebanding dengan akar pangkat perekaman gelombang. Untuk mencegah penguapan
dua dari tinggi kolom raksa. Pencadang raksa dengan pelarut, sebelum dialinkan ke dalam !arutan uji, nitrogen
diameter lebih dari 4 cm dapat mencegah penurunan dialirkan lebih dulu ke dalam sebagian larutan uji yang
permukaan raksa yang bermakna pada waktu melakukan te!ah dipisahkan.
satu seri penetapan. Selama perekaman polarognam, larutan hams tenang
Kapiler yang dipergunakan untuk elektrode raksa tetes dan ticlak ada getanan, agar dapat dipastikan bahwa anus
bendiameter - dalam lebih kurang 0,04 mm dan yang menga!in disebabkan oleh difusi. Oleh karena itu,
panjangnya 6 - 15 cm. Tinggi kolom raksa, diukur dan nitrogen tidak lagi dia!irkan ke da!am !arutan, melainkan
ujung kapiler sampai ke permukaan raksa dalam dianahkan ke atas permukaan !arutan, sebelum penekaman
pencadang, berkisar antara 40 cm sampai 80 cm. Panjang po!anogram,
yang tepat dari kapiler dan tinggi kolom raksa Dalam media yang alkalis, dapat ditambahkan natrium
disesuaikan agar membenikan waktu tetes antara 3 - 5 bisuijit P untuk menghilangkan oksigen, asalkan pereaksi
detik pada keadaan sirkuit terbuka dengan kapiler tensebut tidak beneaksi dengan komponen sistem lainnya.
tercelup dalam larutan uji.
Dikenal juga alat yang dapat mengatur waktu tetes, Pengukuran Tinggi Ge!ombang Bila polarognam
mulai kurang dari satu detik hingga beberapa detik. Oleh digunakan untuk analisis kuantitatif, penlu di!akukan
karena rincian dalam suatu polarogram terkait dengan pengukuran tinggi gelombang. Oleh karena merupakan
jumlah tetesan yang terbentuk selama terjadinya ukuran bagi besamya arus difusi, tinggi gelombang
perubahan potensial tertentu, waktu tetesan yang diukun secana vertikal. Untuk mengurangkan anus sisa,
bagian kurva yang mendahului gelombang
- 1574-

diekstrapolasikan hingga melampaui bagian menaik dan pada lapisan ganda elektrokimia). Perubahan dalam arus
gelombang. Untuk gelombang yang baik bentuknya, garis tersebut selama perubahan ukuran tetes raksa
ekstrapolasi sejajar dengan dataran arus batas dan menghasilkan osilasi dalam polarogram arus searah yang
pengukuran dapat dilakukan dengan pasti. Untuk khas.
gelombang yang kurang baik bentuknya, dapat digunakan
prosedur berikut mi, kecuali dinyatakan lain dalam
monografi. Arus sisa dan arus batas kedua-duanya
diekstrapolasikan dengan garis lurus seperti ditunjukkan
C
pada Gambar 1. Sebagai tinggi gelombang diambil jarak
vertikal antara kedua garis tersebut yang diukur pada
potensial gelombang-paruh.
LQ

Waktu

Gambar 2 Polarografi Arus Searah

I
V
n

r#aww— IV
Gain bar I Polarogram yang menunjukkan perubahan aliran
arur dengan meningkatnya potensial yang p.— W,ktu —4--- Waktu —+— menetes
Waktu —1
digunakan terhadap elektrode tetes raksa m.netes men.tes

Prosedur [Perhatian Uap raksa sangat beracun, dan Gambar 3 Polarografi Pulsa
logam raksa mempunyai tekanan uap yang nyata pada
suhu kamar. Ruang kerja harus dibuat sedemikian rupa
I I
hingga setiap tumpahan atau ceceran tetes raksa dapat
dibersihkan dengan sempurna secara mudah. Bersihkan
sehabis pemakaian setiap alat dengan saksama.
Upayakan agar ruang kerja mendapat ventilasi yang
secukupnya dan bersihkan hati-hati raksa yang
tertumpah.] Sejumlah volume enceran terakhir zat yang
ditetapkan kadarnya dipindahkan ke dalam sel polarograf
yang dicelup dalam tangas air bersuhu 25°±0,5°. Alirkan
nitrogen P ke dalam larutan selama 10 - 15 menit untuk
menghilangkan oksigen yang terlarut. Biarkan raksa
mulai menetes dan kapiler, celupkan kapiler ke dalam
larutan uji dan atur tinggi pencadang raksa. Pindahkan
aliran nitrogen ke atas permukaan larutan, dan rekam
Gam bar 4 Kurva Arus terhadap Waktu
polarogram pada daerah potensial yang dinyatakan pada
(Polarografi Pulsa).
masing-masing monografi, menggunakan alat perekam
atau galvanometer yang peka untuk mendapatkan
Pada polarografi pulsa normal, diberikan pulsa
gelombang yang sesuai. Ukur tinggi gelombang, kecuali
tegangan pada elektrode raksa mendekati jatuhnya
dinyatakan lain dalam monografi, bandingkan dengan
tetesan, dengan mempertahankan tetesan pada tegangan
tinggi gelombang yang diperoleh dengan Baku
awal selama periode pertumbuhannya (lihat Gambar 3).
Pembanding Fl yang diukur pada kondisi yang sama.
Tiap tetesan berikutnya diberi pulsa yang sedikit lebih
tinggi, dengan memilih laju pertambahan yang
Polarografi Pulsa Pada polarografi arus searah yang
dikehendaki. Kuat arus diukur pada akhir pulsa, pada
konvensional arus diukur secara terus menerus selama
waktu arus kapasitatif mendekati nol, sehingga pada
pemberian tegangan yang bertambah tinggi secara linier
dasarnya arus Faradaylah yang terukur (lihat Gambar 4).
(lihat Gambar 2). Arus mi terdiri atas dua unsur. Unsur
Dapat ditambahkan, karena pemberian pulsa hanya untuk
pertama, arus difusi (Faraday), dihasilkan oleh zat yang
waktu yang pendek, pengosongan lapisan difusi tidaklah
mengalami reduksi atau oksidasi pada elektrode kerja,
sejauh pada polarografi arus searah dan diperoleh kuat
dan berbanding lurus dengan kadar zat tersebut. Unsur
arus yang lebih besar untuk kadar yang setara. Kadar
kedua, merupakan arus kapasitatif (pemberian muatan
sampai 10-6 M dapat diukur, berarti peningkatan
- 1575 -

sensitivitas 10 kali dibandingkan dengan polarografi arus positif daripada raksa, serta raksa sendiri, pertu
searah. Harga arus batas pun lebih mudah diukur, karena digunakan elektrode padat seperti platina, emas atau
gelombangnya bebas dari osilasi. karbon. Sebagai elektrode pembanding digunakan
elektrode kalomel jenuh atau elektrode perak-perak
kiorida, kecuali untuk analisis raksa atau perak. Sebagai
elektrode berlawanan biasa digunakan kawat platina.
Zat uji yang mengandung elektrolit yang sesuai dipipet
C ke dalam set. Oksigen terlarut dihilangkan dengan
mengalirkan nitrogen melalui set setama 5 - 10 menit.
Pada umumnya, digunakan tegangan elektrolisis setara
U dengan 200 mV sampai 300 mV lebih negatif dari pada
potensial getombang paruh zat uji (sekalipun potensiat mi
harus ditentukan secara eksperimen), dengan pengadukan
selama I - 10 menit. Agar diperoteh keberulangan hasil
menetes menetes yang baik, kondisi yang konstan perlu dipertahankan
(waktu deposisi, laju pengadukan, suhu, volume zat uji,
Gambar 5 Polarografi Pulsa Dferensial
dan ukuran tetes, jika digunakan elektrode tetes raksa
gantung).
Polarografi pulsa diferensial merupakan suatu teknik,
Sesudah deposisi, pengadukan dihentikan, larutan dan
yang memberikan pulsa yang tetap tingginya menjelang
elektrode dibiarkan setimbang untuk waktu yang pendek.
tetesan jatuh, bertumpu di atas tegangan searah yang
Kemudian dilakukan perubahan potensiat anode secara
bertambah secara tinier (lihat Gambar 5). Kuat arus
cepat (10 mV/detik atau lebih besar pada polarografi arus
diukur tepat pada saat sebelum pemberian putsa dan
searah dan 5 mV/detik pada polarografi pulsa diferensial).
sekali lagi pada akhir putsa. Selisih kedua arus tersebut
Seperti halnya pada potarografi, kuat arus batas
diukur dan disampaikan pada alat perekam. Sinyal
diferensiat semacam itu menghasilkan kurva yang sebanding dengan kadar zat (tinggi getombang pada
merupakan pendekatan bagi turunan suatu getombang potarografi arus scarab dan pulsa; tinggi puncak pada
potarografi serta memberikan suatu puncak. Potensiat polarografi pulsa diferensiat), sedangkan potensial
puncak besarnya setara dengan: getombang-paruh (potarografi arus searah, pulsa) atau
potensial puncak (polarografi pulsa diferensial)
menyatakan identitas zat. Pemitihan etektrolit penyangga
AE perlu dilakukan secara hati-hati agar supaya diperoteh
E112
2 hasil yang memuaskan. Analisis kuantitatif biasanya
LE adatah tinggi pulsa. Tinggi puncak berbanding turus dapat dilakukan dengan metode tambahan baku atau
dengan kadar pada taju pertambahan tegangan yang metode kalibrasi.
Teknik mi sesuai untuk anatisis sesepora logam
konstan dan tinggi putsa konstan. Teknik mi sangat peka
runutan, akan tetapi terbatas penggunaannya untuk
(tingkat kadar 1 0 M dapat diukur) serta memungkinkan
penentuan zat organik, oteh karena banyak reaksinya
resolusi yang lebih baik di antara getombang-getombang
tidak reversibel. Pada analisis zat seperti kiorida, dapat
yang berdekatan.
digunakan voltammetri striping katode. Teknik mi sama
dengan voltammetri striping anode, kecuati bahwa bahan
Vottammetri Striping Anode Voltammetri Striping
tersebut dideposisikan pada anode, kemudian dilakukan
Anode merupakan suatu teknik elektrokimia, yang
striping dengan jalan memberikan perubahan tegangan
mengkonsentrasikan (mereduksi) jumlah sesepora zat
yang cepat pada katode.
dalam larutan pada suatu elektrode dan kemudian
dioksidasikan kembali ke dalam larutan dengan
pemberian tegangan pada anode. Pengukuran kuat arus
yang mengatir sebagai fungsi tegangan serta laju RADIOAKTIVITAS <1171>
perubahan tegangan memberikan informasi kualitatif dan
kuantitatif pada zat-zat semacam itu. Tahap ?emekatan itu Radiofarmaka perlu penanganan dan pengujian khusus
memungkinkan anatisis pada tingkat kadar 10 - 10 M. agar diperoleh hasit yang benar, dan bahaya terhadap
Peratatan dasar mencakup generator peningkat personil sekecil mungkin. Semua pengerjaan harus
tegangan; sirkuit pengukur arus; sebuah sel dengan ditaksanakan oleh atau dibawah pengawasan personil
elektrode kerja, elektrode pembanding dan elektrode yang tertatih dan mempunyai pengetahuan datam
berlawanan; dan sebuah atat perekam atau alat pembaca penanganan zat radioaktif.
lainnya.' Peratatan dengan kemampuan potarografi arus Fasilitas untuk produksi, penggunaan serta
searah atau pulsa, cukup memadai untuk aplikasi striping. penyimpanan radiofarmaka secara umum harus mengikuti
Elektrode kerja yang biasa digunakan adalah elektrode perizinan yang dikeluarkan oleh Badan Atom Nasional
tetes raksa gantung, sekalipun elektrode lapisan tipis (BATAN), yang pelaksanaan pengawasannya
raksa dapat dipakai. Untuk analisis logam misalnya didelegasikan kepada Biro Pengawasan Tenaga Atom
perak, platina dan emas, yang potensiat oksidasinya lebih (BPTA).
-1576-

Selain harus mengikuti peraturan Badan Pengawas Aktivitas suatu zat radioaktif dinyatakan sebagai jumlah
Obat dan Makanan, setiap produsen dan pemakai hams transformasi nuklir per satuan waktu. Satuan dasar
memiliki izin dari BATAN dan mengikuti semua radioaktivitas, curie (Ci), didefinisikan sebagai
peraturan mengenai pengangkutan maupun pemakaian 3,700 x 1010 transformasi nuklir per detik. Milicurie
radioaktif. (mCi) dan mikrocurie (1.tCi) merupakan satuan yang
Definisi, pertimbangan khusus dan prosedur yang sering digunakan. Jumlah transformasi nuklir per satuan
berkaitan dengan monografi untuk sediaan yang bersifat waktu adalah jumlah laju peluruhan dari semua tipe
radioaktif dibahas dalam bab mi. disintegrasi radionuklida induk. Sebelum aktivitas
radionuklida suatu zat yang diukur dinyatakan dalam
PERTIMBANGAN UMUM Curie, perlu diketahui kelimpahan emisi radiasi yang
Hukum Dasar Peluruhan diukur.
Geometri
Peluruhan zat radioaktif dinyatakan dengan rumus:
Validitas kalibrasi relatif dan pengukuran radionuklida
N, = N. e' tergantung pada keberulangan dari hubungan sumber
radioaktif terhadap detektor dan keadaan sekelilingnya.
N,adalah jumlah atom zat radioaktif setelah waktu t; N0 Hams dibuat pendukung yang sesuai untuk konfigurasi
adalah jumlah atom radioaktif pada t = 0 dan ? adalah sumber.
tetapan peluruhan atau transformasi, yang nilainya
tertentu untuk setiap jenis radionuklida. Waktu paruh Latar Belakang
(T112 ) adalah waktu yang diperlukan oleh radiaktif tertentu
untuk meluruh sehingga radioktivitasnya tinggal separuh Sinar kosmik, radioaktivitas sisa yang ada pada
dari nilai radioaktivitas awal. Hubungan antara T112 detektor dan bahan pelindung, serta radiasi dari sumber
dengan tetapan peluruhan dinyatakan dengan persamaan: radioaktif di sekitar alat pengukur yang tidak cukup
tenlindung, semua mi dapat memberikan konstribusi pada
0,69315 laju cacahan latar belakang. Semua pengukuran
T1/2 radioaktivitas hams dilakukan koreksi dengan cara
mengurangi laju cacahan cuplikan zat radioaktif dengan
Aktivitas suatu radioaktif (A) sebanding dengan jumlah laju cacahan latar belakang.
atom zat radioaktif tersebut, dinyatakan dengan
persarnaan: Statistik Pencacahan
A = AN Pada proses peluruhan radioaktif berlangsung secara
acak, maka kejadian yg dicacah menupakan urutan acak
Jumlah atom zat radioaktif pada waktu t dapat dihitung, dalam waktu. Oleh karena itu, pencacahan dalam waktu
sehinggajumlah massa zat radioaktifdapat ditentukan. yang terbatas hanya menghasilkan perkiraan terhadap laju
Aktivitas suatu zat radioaktif murni sebagai fungsi cacahan yang sebenarnya. Ketelitian perkiraan mi,
waktu dapat diperoleh dari persamaan eksponensial atau berkaitan dengan fluktuasi statistik, tergantung pada
dari tabel peluruhan, atau dari grafik peluruhan (Gambar 1) jumlah cacahan yang terkumpul pada suatu pengukuran
yang didasarkan pada waktu paruh. dan dapat dinyatakan dengan simpangan baku (ci).
Perkiraan untuk r adalah 4n; .n adalah jumlah cacahan
yang terkumpul pada suatu pengukuran. Kemungkinan
suatu pengukuran tunggal tenletak antara ±10014n% dan
rata-rata sejumlah besar pengukunan adalah 0,68. Beranti
bila dilakukan banyak pengukuran pada cuplikan n
cacahan, maka sekitan 2/3 dari pengamatan akan terletak
pada antara 10014n% dari nilai rata-rata cacahan dan

I sisanya terletak di luar rentang tensebut.


Karena sifat acak dari peluruhan radioaktif, maka
pengulangan pencacahan suatu sumber radioaktif dengan
geometni yang tetap pada alat pencacah akan
menghasilkan nilai laju cacahan yang mengikuti frekuensi
distnibusi normal. Penyimpangan nilai dari distnibusi
normal memenuhi uji %2• Oleh karena itu uji x2 sening
digunakan untuk menentukan keandalan dan kebenaran
operasi suatu sistem alat pencacah. Pada pemilihan alat
WakW pare dan kondisi untuk menetapkan sumber radioaktif nilai
Gambar I Graflk.peiuruIan zat radioakef e21B hams maksimum (e = efisiensi pencacahan = laju
cacahan yang diamati/laju peluruhan dan B = laju cacahan
latar belakang).
- 1577 -

Kehilangan Pencacahan Kemurnian Radiokimia

Interval waktu minimum yang diperlukan alat Kemurnian radiokimia suatu sediaan radiofarmaka
pencacah untuk memisahkan 2 pulsa sinyal yang menunjukkan fraksi radionuklida yang berada dalam
berturutan dinamakan waktu mati, Waktu mati mi bentuk kimia yang dimaksud. Cemaran radiokimia dalam
berbeda-beda dari orde mikrodetik untuk pencacahan sediaan radiofarmaka dapat disebabkan oleh adanya
sintilasi, dan proporsional ratusan mikrodetik untuk penguraian dan berasal dari prosedur pembuatan yang
pencacah "Geiger Muller". Sinyal nuklir yang terjadi tidak benar. Radiasi dapat menyebabkan penguraian air,
dalam waktu mati pencacah tidak akan tercatat. Untuk yaitu komponen utama sediaan radiofarmaka, yang
memperoleh laju cacahan yang terkoreksi, R, dari laju menghasilkan atom hidrogen reaktif dan radikal hidroksil,
cacahan yang diamati, r, dengan rumus: elektron terhidrasi, hidrogen, ion hidrogen dan hidrogen
peroksida yang reaktif. Hidrogen peroksida reaktif
R= terbentuk karena adanya radikal oksigen yang dihasilkan
dari peruraian radiolisis dan oksigen terlarut. Stabilitas
r adalah waktu mati. Koreksi selanjutnya menunjukkan sediaan radioaktif umumnya meningkat bila oksigen
waktu mati yang tidak berlanjut. Jadi untuk validitas nilai dihilangkan. Radiasi juga dapat mempengaruhi sediaan
r tidak boleh melebihi 0,1. Laju cacahan yang diamati; radiofarmaka itu sendiri, membentuk ion, radikal dan
r dalam rumus mi tidak perlu dikurangi dengan laju keadaan tereksitasi. Zat mi dapat bereaksi satu sania lain
cacahan latar belakang. dan atau dengan spesi aktif yang terbentuk dari air.
Penguraian akibat radiasi dapat dikurangi dengan
Baku Kalibrasi menggunakan bahan kimia yang dapat bertindak sebagai
penangkap elektron atau radikal. Elektron yang
Lakukan semua penetapan radioaktivitas menggunakan terperangkap dalam padatan menyebabkan hilangnya
sistem pengukuran yang terkalibrasi dengan baku warna akibat terbentuknya pusat dan menjadi gelapnya
radioaktif yang telah disertifikasi dengan benar. Baku wadah kaca radiofarmaka merupakan suatu hal yang
kalibrasi tersebut dapat dibeli langsung dari Badan spesifik.
Tenaga Atom Nasional atau dari sumber lain melalui Kemumian radiokimia sediaan radiofarmaka dapat
keikutsertaan dalam program pengukuran kolaborasi. ditentukan dengan kromatografi kolom, kertas dan lapis
tipis atau dengan teknik pemisahan analisis lain yang
Pembawa sesuai, seperti tertera pada masing-masing monografi.

Jumlah massa atom atau molekul radioaktif untuk Kemurnian Radionuklida


sumber radioaktif tertentu, berbanding langsung dengan
radioaktivitas radionuklida yang bersangkutan dan waktu Kemurnian radionuldida sediaan radiofarmaka
paruhnya, dan jumlah yang ada dalam radiofarmaka menunjukkan fraksi radioaktivitas yang berasal dan
umumnya terlalu kecil untuk diukur dengan cara kimia radionuklida yang dimaksud dalam radioaktivitas total
atau fisika biasa. Misalnya, massa 1311 mempunyai yang diukur. Kemurnian radionuklida mi penting dalam
100 mCi adalah 8 x 10 7g. karena jumlah zat sekecil itu perkiraan dosis radiasi yang diterima oleh pasien bila
mempunyai sifat menyimpang secara kimia, maka sediaan tersebut diberikan. Cemaran radionuklida dapat
biasanya ditambahkan zat pembawa dalam bentuk isotop berasal dari cemaran yang ada pada sasaran, perbedaan
non radioaktif nuklida yang sama selama proses, agar penampang lintang, nilai berbagai kompetisi produksi dan
mudah ditangani. Dalam banyak hal, adsorpsi dapat fungsi eksitasi pada energi partikel penembak pada waktu
dihindari dengan penambahan kadar ion hidrogen dalam produksi.
larutan. Jumlah zat yang ditambahkan tersebut
sedemikian kecil, agar tidak terjadi efek fisiologis. Istilah Definisi dan Istilah
bebas zat pembawa hanya untuk sediaan radioaktif yang
tidak mengandung isotop non radioaktif dan radionuklida Tanggal pembuatan adalah tanggal selesainya proses
yang bersangkutan. mi berarti bahwa radiofarmaka yang produksi.
dibuat melalui reaksi (n,'y) dianggap tidak "bebas zat Tanggal penetapan adalah tanggal (dan waktu, jika
pembawa". perlu) yang sesungguhnya saat pengukuran radioaktivitas
Kadar radioaktif adalah radioaktivitas per satuan dilakukan.
volume atau per satuan bobot media atau pembawa yang Tanggal kalibrasi adalah tanggal dan waktu yang
mengandung zat radioaktif, baik bersifat bebas zat ditetapkan, yang merupakan awal perhitungan
pembawa maupun yang mengandung zat pembawa. radioaktivitas untuk memudahkan pengguna.
Sedangkan aktifitas jenis digunakan untuk menyatakan Tanggal kedaluarsa adalah tanggal yang ditetapkan
radioaktivitas radionuklida per gram unsurnya. sebagai batas waktu penggunaan produk. Rentang
kedaluarsa (adalah rentang waktu antana tanggal
pembuatan dan tanggal kedaluarsa), didasarkan pada sifat
radioaktivitas produk dan hasil penelitian kestabilan
bentuk produk akhir.
- 1578 -

Penandaan radioaktivitas sediaan radiofarmaka yang menggunakan


bejana pengion bentuk sumur dikenal dengan nama
Penandaan pada masing-masing monografi kalibrator dosis, yang paling banyak digunakan.
radiofarmaka mencantumkan: Tanggal kedaluarsa, Walaupun faktor kalibrasi untuk setiap radionuklida
tanggal kalibrasi dan pernyataan "Awas Bahan dapat diinterpolasi dari kurva respons energi dari bejana
Radioaktif'. Etiket memberi petunjuk bahwa dalam pengion, terdapat sejumlah kemungkinan kesalahan bila
perhitungan dosis perlu dilakukan koreksi terhadap prosedur tersebut dilaksanakan. Untuk itu disarankan agar
peluruhan radioaktif dari waktu paruh radionuklida. semua kalibrasi bejana pengion dilakukan dengan
Untuk larutan injeksi harus memenuhi persyaratan menggunakan baku acuan yang otentik untuk masing-
Penandaan dalam Injeksi, dan untuk produk hayati selain masing radionuklida, sebagaimana diterangkan berikut
hams memenuhi persyaratan Penandaan dalam Injeksi, ml.
etiket pada wadah akhir untuk setiap produk biologik Kalibrasi suatu kalibrator dosis harus dijaga dengan
mencantumkan: judul atau nama sebenarnya (nama menghubungkan hasil pengukuran respons suatu baku
produk yang diizinkan oleh peraturan yang berlaku); dengan baku yang mempunyai waktu paruh panjang,
naina, alamat, dan nomor izin produsen; nomor lot; seperti radium 226 yang berada dalam kesetimbangan
tanggal kedaluarsa; dan dosis individual yang dianjurkan dengan nuldida anaknya. Alat hams diuji setiap han
untuk wadah dengan dosis - ganda. Etiket kemasan dengan 226 R atau sumber lain untuk menguji kestabilan
mencantumkan seluruh keterangan diatas, dengan jangka panjang. Pengujian mi termasuk kinerja
menambahkan: pengawet yang digunakan dan jumlahnya; pembacaan baku pada semua pengaturan radionuklida
jumlah wadah, bila lebih dan 1; jumlah produk di dalam yang digunakan. Untuk memperoleh aktivitas (A s) dan
wadah; suhu penyimpanan yang dianjurkan; bila perlu, radionuklida yang sedang diukur, gunakan persamaan:
pemyataan bahan pembekuan harus dihindari; dan
keterangan lain yang sesuai dengan peraturan perundang- RR
undangan yang berlaku.

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN R adalah pembacaan baru untuk radium atau sumber lain;
KADAR RADIONUKLIDA R adalah pembacaan sumber yang sama yang diperoleh
pada awal prosedur kalibrasi; R adalah pembacaan
Peralatan radionuklida. Koreksi terhadap peluruhan radioaktif hams
dilakukan terhadap sumber acuan. Penggunaan prosedur
BEJANA PENGION mi hams mengurangi sejauh mungkin setiap efek akibat
penyimpangan respons terhadap alat.
Bejana Pengion adalah suatu alat dengan medan listrik Radioaktivitas 226 R atau sumben lain yang digunakan
melalui sejumlah volume gas yang dimaksudkan untuk untuk prosedur tersebut diatas dianjurkan 75 - 150 .tCi.
mengumpulkan ion-ion yang dihasilkan oleh medan Disarankan juga agar keberulangan danlatau stabilitas
radiasi. Ion positif dan elektron negatif bergerak daTi alat yang mempunyai rentang pembacaan ganda diuji
sepanjang garis gaya medan listrik dan dikumpulkan pada untuk semua nentang pembacaan dengan menggunakan
elektrode dan kemudian menghasilkan suatu arus ionisasi. baku yang sesuai.
Dalam bejana pengion bentuk sumun yang didesain Ukunan dan sumben nadioaktif dapat mempengaruhi
dengan baik, arus ionisasi tidak boleh terlalu bergantung respons pada kalibrator dosis, clan sening perlu dilakukan
pada letak zat nadioaktif, dan nilai arus per satuan koneksi untuk pengukuran cuplikan yang besar.
aktivitas, yang disebut faktor kalibrasi, adalah khas untuk
setiap radionuldida yang memancarkan sinai gamma. DETEKTOR SNTILASI DAN
Arus ionisasi yang dihasilkan dalam bejana pengion SEMIKONDUKTOR
berkaitan dengan energi rata-rata nadiasi yang
dipancarkan dan sebanding dengan insensitas radiasi. Bila Bila semua atau sebagian energi nadiasi sinar beta atau
sumber baku dengan laju peluruhan diketahui, digunakan sinai gamma dilepaskan dalam sintilator, maka dihasilkan
untuk kalibrasi efisiensi, maka bejana pengion kemudian foton dengan intensitas sebanding dengan jumlab energi
dapat digunakan untuk penetapan aktivitas antara yang dilepaskan. Pulsa-pulsa mi dideteksi oleh tabung
beberapa miknocurie sampai ratusan milicunie atau Iebih. foto pelipat ganda elektron dan diubah menjadi pulsa
Batas atas aktivitas yang dapat diukur dalam bejana listrik, kemudian dianalis dengan penganalisa tinggi pulsa
pengion biasanya tidak jelas dan dapat dibatasi oleh menghasilkan spektnum tinggi pulsa yang berkaitan
pertimbangan kejenuhan, rentang amplifier, dan desain dengan spektrum energi dari radiasi yang dipancankan
bejana pengion sendiri. Data yang menyentai suatu alat oleh sumben. Pada umumnya, spektrum tinggi pulsa
tertentu, hams dikaji ulang untuk meyakinkan rentang sintilasi partikel Sinai beta, hampin mendekati spektrum
energi dan intensitas yang dapat digunalcan dengan baik energi sinai beta yang sebenannya, asalkan sumber
pada alat tersebut. partikel sinai beta dibuat sedemikian sehingga absorpsi
Keberulangan sekitar 5% atau kurang dapat diperoleh sendiri sekecil mungkin. Spektrum sinai beta dapat
dalam waktu lebih kurang 10 detik, bila digunakan diperoleh dengan menggunakan kalsium fluorida P atau
bejana pengion bentuk sumun. Alat pengukur anfrasena P sebagai sintilator, sedangkan sinaigamma
-1579-

biasanya diperoleh dengan hablur natrium iodida P yang identifikasi nadionuklida yang bensangkutan hams
diaktifkan dengan talium P atau detektor semikonduktor dilakukan dengan cara berikut mi. Cuplikan radionuklida
germanium-litium volume besar. Spektrum partikel yang akan diidentifikasi memenuhi dua atau lebih
bermuatan juga dapat diperoleh dengan menggunakan parameter peluruhan nuklir berikut, dan memenuhi pada
detektor semi konduktor silikon danlatau pencacah rentang ±10%: (1) waktu paruh; (2) energi tiap sinar
proporsional gas. Detektor semi konduktor pada dasarnya gamma atau X yang dipancankan; (3) kelimpahan masing-
adalah bejana pengion bentuk padat, tetapi energi yang masing sinar yang dipancarkan dan (4) Energi maksimum
diperlukan untuk menimbulkan pasangan elektron lubang (Em ) untuk radionuklida yang luruh dengan pancaran
atau untuk meningkatkan elektron dari pita valensi ke pita partikel sinar P . Pengukuran-pengukunan tersebut diatas
konduksi dalam semikonduktor adalah lebih kurang dilakukan pada bagian Identflkasi dan Penetapan kadar
sepersepuluh dari energi yang dibutuhkan untuk pada bab mi. Apabila dua atau lebih parameter yang
menghasilkan pasangan ion dalam bejana pengion yang diukur telah sama dengan data peluruhan nuklir yang
berisi gas atau pencacah proporsional, dan jauh lebih telah dipublikasikan, maka radionuklida yang
kecil dari energi yang diperhikan untuk menghasilkan diidentifikasi sesuai dengan yang diharapkan.
foton dalam hablur sintilasi NaI(TI). Dalam
spektrofotometri sinar gamma, detektor Ge(Li) dapat Pencacah Sintilasi Cairan
menghasilkan daya pisah energi sebesar 0,33% untuk Radionuklida yang memancarkan sinar alfa dan sinar
energi sinar gamma 1,33 MeV dan 60Co, sedangkan beta dapat ditentukan dengan sistem detektor sintilasi
hablur NaI(TI) 3 mci x 3 mci dapat memberikan daya cairan. Dalam sintilasi caftan, energi radiasi diubah
pisah energi 5,9% untuk energi sinar gamma yang sama. menjadi kuantum cahaya yang biasanya dideteksi dengan
Daya pisah energi merupakan ukuran kemampuan untuk dua 'tabung No pelipat ganda yang diatur sedemikian
membedakan adanya dua sinar gamma yang energinya hingga hanya akan mencacah nadiasi koinsiden. Sintilasi
berdekatan, dan secara konvensi dinyatakan dengan lebar cairan adalah larutan yang terdiri dari pelarut, zat terlarut
penuh puncak foton pada setengah tinggi, dinyatakan primer dan sekunder dan zat tambahan. Partikel
dalam persen energi foto puncak. bermuatan melepaskan energinya dalam pelarut dan
Spektrum sinar gamma menunjukkan satu atau lebih sebagian energi mi diubah menjadi fluoresensi dalam zat
foto puncak yang tajam dan khas atau puncak energi tenlarut primer. Fungsi zat terlarut sekunder adalah untuk
penuh sebagai hasil serapan total dalam détektor dan menggeser radiasi fluoresensi sehingga mempunyai
seluruh energi radiasi gamma sumber radioaktif; puncak- panjang gelombang yang lebih panjang dan dapat
puncak mi sangat berguna untuk tujuan identifikasi. dideteksi secara lebih efisien oleh tabung No pelipat
Puncak-puncak sekunder juga diamati sebagai akibat ganda. Pelarut yang sening digunakan adalah toluena P
hamburan balik, radiasi anihilasi, penjumlahan dan p-xilena; zat terlarut primer adalah 2,5-difeniloksazol
koinsidensi, fluoresensi sinar-X, dan sebagainya, diikuti (PPO) dan 2-(4'-tent-butilfenil)-5-(-4-bifenilil)-1 ,3,4-
oleh pita lebar yang disebut puncak Compton, yang oksadiazol (butil-PBD); dan sebagai zat tenlarut sekunder
timbul dari hamburan foton dalam detektor dan dan yang sening digunakan 2,2'-p-fenilenabis[4-metil-5-
bahan sekitamya. Karena respons foto puncak berbeda- feniloksazol](dimetil-POPOP) dan p-bis(o-metil
beda tergantung dari energi sinar gamma, maka kalibrasi stnilil)benzena (bis-MSB). Untuk mempentahankan agar
spektrometri sinar gamma harus dilakukan dengan tetap dapat tergabungkan dan tercampurkan dengan
radionuklida baku yang mempunyai energi sinar gamma cuplikan berair yang akan ditetapkan, beberapa zat
dan laju emisi yang telah diketahui. Bentuk spektrum ditambahkan sepenti surfaktan dan zat pembantu
sinar gamma tergantung dari bentuk dan ukuran detektor kelarutan juga ditambahkan pada sintilator. Agar
serta jenis bahan pelindung yang digunakan. penentuan radioaktivitas cuplikan dapat teliti, penyiapan
Dalam konfirmasi identifikasi radionuklida dengan cuplikan hams dilakikan dengan hati-hati agar benar-
spektrometni sinar gamma, penn dibuat perbandingan benar homogen. Adanya cemaran atau warna dalam
antara spektrum dari cuplikan dengan spektrum dan larutan dapat menyebabkan penurunan keluaran foton
radionuklida yang sama yang kemumiannya telah sintilator. Penurunan yang demikian dikenal sebagai
diketahui menggunakan parameter alat dan geometri pemadaman. Pengukuran nadioaktivitas yang tepat
cuplikan yang sama. Bila radionuklida memancarkan memenlukan koreksi terhadap laju cacahan yang. hilang
memancarkan sinar-X atau gamma koinsiden, maka sifat akibat pemadaman.
khas distribusi tinggi pulsa sening berubah secara drastis, Laju pelunuhan suatu sumber partikel sinar beta dapat
karena adanya efek penjumlahan radiasi koinsiden ditentukan dengan suatu cara dengan laju cacahan
tersebut dalam detektor karena efisiensi detektor integral dari cuplikan diukun sebagai fungsi dan
bentambah tinggi (misalnya dengan mendekatkan sumber penyimpangan diskniminasi tinggi pulsa dan laju emisi
pada detektor). Efek mi khususnya dapat tenlihat pada diperoleh dengan ekstnapolasi hingga penyimpangan nol.
lodum 125. Penggunaan spektrometri sinar gamma mi Pemancar partikel sinar alfa dengan energi tinggi dapat
tenutama sangat bermanfaat dalam identifikasi radio pula diukur dengan cara mi.
nuklida dan penentuan cemaran radionuldida.
Jika konfirmasi identitas suatu nadionuklida dengan
membandingkan langsung dengan spektrum baku
radionuklida yang sama tidak mungkin dilakukan, maka
-1580-

Identifikasi pisah energinya tinggi, maka detektor padatan [Ge(Li)]


jauh lebih unggul daripada detektor sintilasi padatan
Radionuklida dapat diidentifikasi dari cara [NaI(TI)] dalam spektrometri sinar gamma.
peluruhannya, waktu paruhnya dan energi dari emisi Aktivitas larutan radiofarmaka umumnya dalam satuan
nuklirnya. milicunie per ml. Lanitan demikian biasanya hanis
Waktu paruh radioaktif dengan mudah dapat diencerkan beberapa kali sebelum diukur. Pelarut yang
ditentukan dengan pencacahan berturut-turut sumber digunakan harus dapat bercampur dengan sediaan
radionuklida pada rentang waktu tertentu yang lebih radiofarmaka, ditinjau dari faktor-faktor misalnya pH dan
panjang dibandingkan dengan waktu paruh radionuklida daya redoks, sehingga tidak akan terjadi hidrolisis atau
tersebut. Respons yang dihasilkan oleh alat pencacah perubahan tingkat oksidasi selama pengenceran, yang
digunakan untuk mengukur peluruhan radionuklida yang dapat mengakibatkan penyerapan dan pemisahan
mempunyai waktu paruh panjang, harus dipantau radionuklida dari larutan.
menggunakan suinber acuan baku yang mempunyai
waktu paruh yang lebih panjang lagi untuk menilai dan RADIONUKLIDA PEMANCAR SINAR BETA
mengkompensasi kesalahan yang ditimbulkan karena
perubahan elektronik. Dalam hal radionuklida yang Prosedur penetapan koefisien serapan massa
berumur pendek, bila rentang waktu pencacahan Totolkan dan keringkan cuplikan larutan fosfor 32 di atas
merupakan fraksi yang bermakna daripada waktu paruh lapisan plastik tipis untuk mengurangi terjadinya
radionuklida yang bersangkutan, maka laju cacahan yang hainburan balik, dan letakkan di bawah alat pencacah
dicatat harus dikoreksi pada waktu saat pencacahan yang sesuai. Tentukan laju cacahan secara berturut-turut,
dimulai, sesuai dengan rumus sebagai berikut: menggunakan tidak kurang dari 6 ketebalan alumunium
yang berbeda-beda masing-masing antara 20 mg/cm' dan
r,t 50 mg/cm2, dan satu penyerap yang tunggal yang lebih
R
- tebal dari 800 mg/cm 2 digunakan untuk mengukur
cacahan latar belakang. (Penyerap disisipkan diantara
R1 adalah laju cacahan pada awal rentang waktu cuplikan yang diuji dan pencacah, tetapi ditempatkan
pencacahan; r adalah laju cacahan yang diamati; t adalah lebih dekat ke jendela pencacah untuk mengurangi
rentang waktu pencacahan; A adalah tetapan peluruhan hamburan). Laju cacahan bersih partikel sinan beta
radionuklida; € adalah dasar logaritma natural. Bib t kecil diperoleh setelah pengurangan laju cacahan cuplikan
dibandingkan dengan waktu paruh radionuklida, sehingga dengan laju cacahan yang diperoleh menggunakan
A< 0,05, maka (1— e) mendekati nilai At; maka koreksi penyerap yang mempunyai ketebalan 800 mg/cm 2 atau
seperti tersebut diatas tidak diperlukan. lebih. Buat grafik logaritma dengan laju cacahan bersih
Energi emisi nuklir inti sering ditentukan dengan partikel sinar beta sebagai fungsi dari ketebalan total
rentang maksimuin daya tembus radiasi dalam bahan penyerap. Ketebalan total penyerap adalah ketebalan
(untuk partikel sinar alfa dan sinar beta) dan dengan penyerap aluminium ditambah ketebalan permukaan
puncak energi penuh atau foto puncak dalam spektrum jendela pencacah (sesuai dengan yang dinyatakan oleh
sinar gamma (untuk partikel sinar X dan sinar gamma). produsen) ditambah ketebalan ekivalen udara (jarak
Karena partikel sinar beta dipancarkan dengan spektrum cuplikan dalam centimeter, dari permukaan pencacah
energi kontinu, maka eiiergi sinar beta maksimum, Emakc dikalikan dengan 1,205 mg/cm3 pada suhu 20° dan
merupakan indeks yang khas untuk setiap radionuklida 76 cmHg), semua dinyatakan dalam mg/cm 2. Garis yang
pemancar sinar beta. Selain rentang maksimum daya dihasilkan mendekati ganis lurus.
tembus dan spektrum energi partikel sinar beta, maka Pilih dua ketebalan total penyerap yang berbeda
koefisien serapan, bila diperoleh dari kondisi pencacahan 20 mg/cm2 atau lebih dan terletak pada garis lurus, dan
yang berulang, dapat menjadi indeks yang handal untuk hitung koefisien serapan massa i dengan persamaan:
identifikasi pemancar sinar beta.
Serapan partikel sinar beta dalam bahan, hampir 1 lnu1j"1
bersifat eksponensial, dan grafik logaritma laju cacahan
partikel sinar beta sebagai fungsi ketebalan penyerap, r2 —t 1 1N, 2 )
dikenal dengan kurva serapan. Bagian awal dari kurva
serapan menunjukkan garis lurus, dari bagian mi = 2,303 (log
N, 1 - log N, 2 )
koefisien serapan dapat ditentukan. Rentang maksimum t2 - ti
daya tembus, ditentukan dengan menggunakan penyerap
yang ketebalannya beragani, dan spektrum energi diukur t, dan t2 adalah ketebalan total penyerap dalam mg/cm 2, t2
dengan spektrometri sintilasi sinar beta. untuk penyerap yang lebih tebal; N,, dan N,2 adalah laju
Serapan sinar gamma dalam bahan sangat cacahan bersih partikel sinar beta dengan masing-masing
eksponensial, tetapi nilai ketebalan paruh pada penipisan ketebalan penyerap t, dan t2.
sangat tidak berguna untuk tujuan karakterisasi Untuk karakterisasi radionuklida, koefisien serapan
radionuklida. Sinar gamma dari setiap transisi isomerik massa hams terletak pada ±5% dari nilai yang diperoleh
selalu berenergi tunggal, dan energinya dapat diukur dan cuplikan murni radionuklida yang sama, dan
langsung dengan spektrometri sinar gamma. Karena daya
- 1581 -

ditentukan pada kondisi dan geometri pencacahan yang partikel sinar alfa, disebut massa stabil sinar aifa, lebih
sama. rendah dari massa stabil sinar beta, untuk pencacahan
radiasi sinar beta dan sinar gamma. Tegangan massa
Metode lain untuk identifikasi Metode lain untuk stabil sinar aifa dan sinar beta dengan pencacah gas P-10
identifikasi pemancar sinar beta juga didasarkan pada masing-masing adalah 900 - 1300 volt dan 1600 - 2000
penetapan Ema . Hal mi dapat dilakukan dengan beberapa volt.
cara misalnya: (1) menggunakan hubungan rentang Bila fosfor zink-suifida yang diaktifkan dengan perak
penyerap dan energi dari partikel sinar beta dalam digunakan untuk deteksi partikei sinar aifa, maka partikel
penyerap; atau (2) penetapan E,,, A, dari spektrum partikel sinar aifa dapat dibedakan dari radiasi pengganggu lain
sinar beta yang diperoleh pada spektrometer sinar beta dan perbedaan tinggi puisa. Diperlukan tindakan yang
yang energinya terkalibrasi menggunakan sumber hati-hati untuk mengurangi serapan diri pada sumber saat
radionuklida yang tipis (seperti tertera pada Detektor penyiapannya untuk pencacahan sinar alfa.
Sintilasi dan Semikonduktor dalam bab ii).
Penetapan Kadar
RADIONUKLIDA PEMANCAR SINAR GAMMA
RADIONUKLIDA PEMANCAR SINAR BETA
Spektrum sinar gamma suatu radionukiida sangat
berguna dalam identifikasi radionuklida pemancar sinar Prosedur Laju peluruhan (A) suatu cuplikan pemancar
gamma. Puncak energi penuh atau foto puncak partikel sinar beta diperoieh dengan pencacahan cuplikan
diidentifikasi dengan energi transisi sinar gamma, yang yang diketahui jumiahnya dengan geometri tertentu
diberikan pada skema peluruhan radionukiida tersebut. menggunakan rumus:
Dalam identifikasi dan penentuan kemurnian R
A
radionuklida, spektrum sinar gamma suatu zat radioaktif E X I, X fb X f$
dapat diperoleh baik dengan menggunakan detektor
hablur Nal (Ti) atau detektor semikonduktor Ge(Li). A adalah efisiensi pencacahan dari alat pencacah; j,
Detektor Ge(Li) mempunyai daya pisah energi lebih adalah faktor koreksi terhadap waktu mati alat pencacah;
besar dari NaI(Ti) dan iebih banyak digunakan untuk fb adalah faktor koreksi terhadap hamburan balik; J
tujuan analisis. Bentuk spektrum yang diperoleh harus adalah faktor koreksi terhadap serapan din. Laju cacahan
sama dengan spektrum dari radionukiida yang murni, biia untuk penyerap nol didapat dengan ekstrapolasi bagian
ditentukan dengan geometri dan sistem deteksi yang linier awal kurva penyerapan hingga ketebaian penyerap
sama. Spektrum sinar gamma dari sediaan radiofarmaka no!, dengan mempertimbangkan ketebalan tutup cuplikan
hams hanya mengandung foto puncak yang dapat (mg/cm2), jendela aiat pencacah, dan jarak udara antara
diidentifikasi dengan energi transisi sinar gamma yang cuplikan dengan jendela aiat pencacah. Efisiensi alat
diperoieh dari skema peluruhan untuk radionuklida pencacah, A, ditentukan dengan menggunakan baku
tersebut. Untuk efisiensi geometri yang rendah, maka luas sekunder berumur panjang yang mempunyai karakteristik
puncak setelah dikoreksi dengan efisiensi detektor, spektrum yang sama. RaD + E sering digunakan untuk
sebanding dengan kelimpahan atau laju emisi masing- kaiibrasi efisiensi alat-alat pencacah untuk fosfor 32.
masing sinar gamma daiam radionukiida tersebut. Dengan menggunakan kondisi pengukuran yang sama
untuk cuplikan dan baku (dan ekstrapolasi ke penyerap
CEMARAN RADIONUKLIDA no!), perbandingan nilai-nilai dari fr, fb dan j untuk baku
dan cuplikan mendekati sama.
Karena bersifat sangat racun, maka cemaran nuklida Rumus tersebut di atas juga berlaku bila pencacah telah
pemancar sinar alfa hams dibatasi dengan ketat dalam dikalibrasi dengan radionuklida baku yang sama dengan
sediaan radiofarmaka. Prosedur untuk identifikasi radionuklida yang akan ditentukan. Tetapi daiam hal mi
radionukiida pemancar sinar beta dan sinar gamma ekstrapolasi ke ketebaian penyerap nol untuk cuplikan
seperti yang diberikan di atas dapat digunakan untuk dan baku tidak diperiukan, karena kedua koreksi serapan
mendeteksi cemaran sinar gamma dan umumnya sinar dapat dihilangkan untuk suatu geometri tertentu. Cara lain
beta. yang sering digunakan untuk penentuan !aju peluruhan
Aktivitas partikel sinar aifa dalam sediaan suatu radionukiida pemancar sinar beta adalah
radiofarmaka dapat diukur dengan menggunakan alat pencacahan dengan sintiiasi cair, yang juga menggunakan
pencacah proporsional tanpa jendela atau detektor ekstrapolasi !aju cacahan cuplikan hingga penyimpangan
sintilasi menggunakan fosfor zink-sulfida yang teraktivasi tinggi puisa nol.
dengan perak atau dengan teknik pencacahan sintiiasi cain.
lonisasi kuat yang disebabkan oleh partikei sinar aifa RADIONUKLIDA PEMANCAR SINAR GAMMA
memungkinkan untuk melakukan pengukuran
radionuklida pemancar sinar alfa yang mengandung Ada 3 cara yang dapat digunakan untuk penetapan
nukiida pemancar sinar beta dan sinar gamma dalam nadionu!dida pemancar sinar gamma. Pemiiihan cara yang
jumiah besar, dengan menggunakan teknik yang sesuai akan digunakan ditentukan oleh tersedianya baku
untuk membedakan amplitudo pulsa. Dalam pencacahan kaiibrasi radionuk!ida yang akan ditentukan, dan
proporsional, daerah tegangan kerja untuk pencacahan kemurnian radionuklidanya sendiri.
-1582-

Perbandingan langsung dengan baku kalibrasi S adalah kekuatan baku dalam pCi; D adalah faktor
diperlukan bila tersedia baku kalibrasi dari radionuklida pengenceran; g dan b berturut-turut adalah laju cacahan
yang akan ditetapkan, dan bila batas atas kesalahan dalam basil pengukuran untuk cuplikan dan baku.
penetapan radioaktivitas yang timbul karena cemaran
radionuklida telah ditetapkan kurang dan 3%. Bila baku Penetapan cara sistem pencacah integral yang
kalibrasi yang diperlukan tidak tersedia secara rutin, terkalibrasi Sama dengan prosedur yang diberikan pada
misalnya karena umurnya pendek, tetapi telah tersedia penetapan cara perbandingan langsung, kecuali bahwa
pada waktu sebelumnya dan dipakai untuk penetapan efisiensi sistem detektor ditentukan dan direkam untuk
efisiensi sistem pencacah, maka gunakan sistem pencacah setiap radionuklida yang akan ditetapkan, dan tidak hanya
yang telah terkalibrasi asalkan kandungan cemaran dengan merekam laju cacahan baku. Jadi, efisiensi untuk
radionuklida dalam cuplikan memenuhi persyaratan yang radionuklida tertentu, x, ditentukan dengan € = bJs
dinyatakan pada cara perbandingan langsung. Bila kedua ;badalah laju cacahan yang telah dikoreksi terhadap
cara di atas tidak terpenuhi, gunakan cara penetapan cacahan latar belakang dan waktu mati, untuk baku
radioaktivitas dari kurva kalibrasi. kalibrasi radionuklida, x; dan s, adalah aktivitas baku
Kecuali pada cara pertama, kestabilan sistem pencacah kalibrasi yang telah disertifikasi, dengan transformasi
yang digunakan perlu dipantau. Hal mi dapat dilakukan perdetik. Radioaktivitas ditentukan dengan rumus:
dengan dengan cara pengujian harian menggunakan
sumber yang mempunyai umur panjang dan pengujian (Dg .
mingguan dengan setidaknya 3 sumber yang mempunyai A—
x
energi emisi sinar gamma yang lebar (seperti "Co, ' 31 Cs e- )
dan 60Co). Bila ditentukan penyimpangan dengan
pengukuran-pengukuran tersebut, maka perlu dilakukan D adalah faktor pengenceran; g adalah laju cacahan
kalibrasi ulang atau perbaikan alat atau perbaikan alat dan cuplikan (dikoreksi terhadap cacahan latar belakang dan
kalibrasi ulang secara menyeluruh sistem pencacah waktu mati); €,, adalah efisiensi untuk radionuklida yang
sebelum digunakan lebih lanjut. bersangkutan.

Penetapan cara perbandingan langsung dengan Penetapan aktivitas dari suatu kurva kalibrasi
baku kalibrasi Suatu sistem pengukuran yang selektif Kemampuan dalam pengukuran intensitas absolut sinar
p&la energi (misalnya penganalisis tinggi pulsa) tidak gamma bisa dicapai dengan menggunakan analisis tinggi
diperlukan dalam prosedur mi. Gunakan bejana pengion pulsa pada saluran ganda. Efisiensi deteksi No puncak
atau sistem pencacah integral dengan detektor Nal (TI). dan sistem detektor dapat ditentukan sebagai fungsi
Faktor geometni yang konsisten untuk setiap cuplikan energi sinar gamma dengan menggunakan suatu seri laju
sangat diperlukan agar diperoleh hasil pengukuran yang baku pemancar sinar gamma, dan laju emisi sinar gamma
tepat. Jika dilakukan berhati-hati ketepatan metode mi suatu radionuklida yang tidak terdapat dalam seri baku
mendekati ketepatan laju peluruhan baku kalibrasi yang bisa ditentukan dengan cara interpolasi dan kurva
diketahui. efisiensi tersebut. Namun demikian, harus diperhatikan
Tentukan laju cacahan sistem detektor untuk baku bahwa kurva efisiensi sistem detektor harus mencakup
kalibrasi dari radionuklida yang akan ditetapkan (gunakan seluruh daerah energi yang diperlukan dengan
aktivitas yang cukup agar memberikan pengukuran menggunakan sejumlah titik kalibrasi yang cukup
statistik yang baik, tetapi tidak terlalu besar agar tidak sepanjang sumbu energi foto puncak.
timbul masalah waktu mati), dan dengan pemilihan baku Pemilihan alat pencacah dan sistem terkalibrasi
demikian hingga mendapatkan ketepatan yang optimum Spektrometer sinar gamma digunakan untuk identifikasi
untuk sistem yang digunakari. Ukur secara teliti sejumlah radionuldida pemancar sinar X atau sinar gamma pada
larutan cuplikan (encerkan bila perlu), masukkan ke peluruhannya. Persyanatan untuk suatu sistem pencacah
dalam wadah yang sama dengan wadah yang digunakan yang sesuai untuk identifikasi dan penetapan radionuklida
untuk baku, dan ukur cacahan cuplikan selama waktu dan yang digunakan dalam radiofarmaka adalah: (a) Daya
kondisi geometri yang sama dengan yang digunakan pisah detektor didasarkan pada No puncak 662 keV dan
untuk baku. Jika perbedaan waktu pengukuran antara 37c, - I 3 lmBa hams 8,0% atau lebih baik; (b) Detektor
cuplikan dan baku lebih dari 12 jam, uji kestabilan sistem hams dilengkapi dengan pemegang cuplikan yang
pengukuran dalam waktu 8 jam setelah pengukuran didesain agar geometrinya tetap untuk menjamin
cuplikan menggunakan sumber yang berumur panjang. keberulangan geometri pencacahan dan (c) Penganalisis
Rekam respons alat pencacab terhadap sumber yang juga tinggi pulsa hams mempunyai saluran yang cukup agar
digunakan pada waktu kalibrasi, dan bila respons dapat menggambarkan secara jelas foto puncak yang
melebihi d3% dari respons semula, maka perlu dilakukan diamati.
kalibrasi ulang. Lakukan koreksi pada kedua penetapan Prosedur Persyaratan minimal untuk memelihara
radioaktivitas terhadap cacahan latar belakang dan hitung kalibrasi peralatan hams terdiri dari pengujian mingguan
radioaktivitas dalam tCi per ml, dengan rumus: dengan sumber acuan yang sesuai dan kalibrasi ulang
secara keseluruhan setiap setengah tahun. Jika pada
pengujian mingguan terjadi penyimpangan lebih dan
SDII 4,0% dari nilai yang ditentukan pada waktu kalibrasi,
maka perlu dilakukan kalibrasi ulang secara menyelunuh
padasaatitu.
- 1583 -

Cara mi terdiri dari tiga tahap yaitu integrasi foto Tahap-tahap perhitungan yang diperlukan untuk
puncak, penentuan kurva efisiensi No puncak dan menggunakan cara di atas adalah sebagai berikut:
perhitungan aktivitas cuplikan. (1) Kurangi foto puncak yang akan diukur dengan
kontribusi Compton dan latar belakang.
Integrasi Foto Puncak Cara untuk penentuan luas (2) Tentukan laju cacahan saluran puncak (laju
puncak menggunakan pendekatan Gaussian untuk cacahan saluran maksimum setelah dikurangi Compton
menetapkan foto puncak. Bagian yang tetap dari jumlah dan latar belakang), P.
total cacahan foto puncak dapat diperoleh dengan (3) Kalikan P dengan 0,606, dan tentukan garis
mengambil lebar puncak, a1 pada bagian tertentu dan horizontal yang sesuai dengan lebar puncak, a.
maksimum, dimana bentuk puncak secara eksperimen (4) Tentukan lebar puncak a, dengan memasukkan
telah mendekati Gaussian dan dikalikan dengan laju nilai-nilai vaniabel (diperoleh dengan cara yang
cacahan pada saluran dari puncak, P, setelah laju cacahan ditunjukkan pada Gam bar 3) ke dalam persamaan untuk a.
puncak dikoreksi terhadap kontribusi laju cacahan puncak (5) Bagian luas puncak terkalibrasi yang diinginkan
dikoreksi terhadap kontribusi Compton dan latar sama dengan a x P atau F = aP dimana F adalah bagian
belakang. Cacahan latar belakang biasanya dapat di luas puncak yang sebanding dengan laju pancaran sumber
tentukan dengan interpolasi linier. Hal mi digambarkan radioaktif.
pada Gambar 2 Metode mi merupakan cara yang cepat dan tepat untuk
penetapan laju emisi sinar gamma dari sumber, sambil
terutama menghindarkan perkiraan subjektif pada bentuk
puncak-puncak ikutan.
Kesalahan yang disebabkan oleh penggunaan laju cacah
saluran maksimum, dari penggunaan rnaksimum teoritis
atau laju saluran puncak, adalah sekitar 1,0% jika a = 6
atau lebih besar.

KALIBRASI EFISIENSI FOTO PUNCAK


Gambar Z Spektnan snia, gamnia yang menunjukkan pe.
mlUhan lain cacahah saluran puncak, P. setelak dikoreksi ;
terhadap kontnbusl Cotnpton dan iatpr belakang
Radionuklida-radionuldida seperti yang tercantwn dalam
Tabel disertai beberapa data peluruhan nuklimya, tersedia
Bentuk kurva foto puncak paling mendekati ganis lurus sebagai baku pembanding. Sejumlah yang cukup sumber
pada 0,606 P dan kontribusi sebagian saluran-saluran lain
baku pembanding radioaktif hams dipilih untuk
terhdap a dapat diperkirakan secara teliti dengan cara
mendapatkan kurva kalibrasi yang mencakup daerah yang
interpolasi. Hitung a dengan persamaan: diinginkan. Jika mungkin, sumber baku radionuklida-
d-0606P d'-0,606P radionuklida yang dianalisis termasuk di dalanmya.
d....c
+ Hitung laju emisi sinar gamma dengan persamaan:

r = A,b
c dan d dan juga c' dan d' berturut-turut adalah laju
cacahan saluran tunggal pada kedua sisi dari 0,606 p; D
A adalah aktivitas, dalam peluruhan per detik baku yang
dan D adalah nomor-nomor saluran (lokasi) berturut-tunut digunakan; b adalah jumlah sinar gamma tiap pelunuhan
d dan d'. Lokasi vaniabel yang diperlukan pada foto pada energi tersebut.
puncak dapat dilihat pada Gambar 3. Ukur dengan tepat sejumlah larutan baku flap
radionuklida dalam wadah yang sama dan tentukan fraksi
luas foto puncak (F) masing-masing baku.
Menggunakan persamaan E =FI'y, hitung efisiensi foto
puncak e,,, dan gambar grafik dalam bentuk log-log antara
€ terhadap energi sinar gamma dapat dilihat pada
Gambar 4



Enorga -
Ganthar3 Lokasi variabel yang diperlukan untuk
penetapan lebar puncak, a, pada 0.606 P
• ___

Dani nilai laju cacahan yang telah diketahui pada


saluran dari foto puncak, P, dan lebar puncak pada 0,606

P, a, adalah fraksi luas foto puncak yang terkalibrasi


yang dapat diperoleh dari hasil kali a x P(aP). • 0.1
-NeUhIL
0.2 0.5 •.0 20

,ltl2r 4 Ko,n,, 1(oUb..i Eflian FoeO P.i..çk 111.k


• brb0g.i D,.#,kto, N..! eti)
-1584-

Tabel sifat-sifat Nuk1ir 1 '2

Emisi Energi Foton Emisi Energi (keY) ioton


dasar (key) perIOO dasar perlOO
Non peluruhan Non peluruhan
1291 (T,,2 = 1,57x101 tahun) Bobotrata-rata 4 (34,1) (81,3)
29,8 37,0 y
1 165,8 80,0
29,5 29,0 203 Hg(T,12 = 46,6 han)
Kp 33,6 13,2 EXL 10,3 5,6
39,6 7,52 K 72,87 6,27
Bobotrata-rata 41 (31,3) (77,80) Ka2 70,83 3,72
241 Am(T,,2 = 432,2 tahun) Kp 82,6 2,79
XL 13,9 38,2 Bobot rata-rata 4 (74,6) (12,8)
26,4 2,5 y' 279,2 81,5
59,5 35,9 II 3 Sn ..I 3 mIfl (TI = 115,1 han)
' °9 Cd(T,,2 =464hani) EXL 3,3 9,0
Kai 22,2 55,1 K., 24,2 51,5
22,0 29,1 Ka2 24,0 27,5
Kp 24,9 17,8 Kp 27,3 17,3
Bobot rata-rata 4 (22,6) (102,0) Bobot rata-rata 4 (24,7) (96,7)
1
7' 88,0 3,72 7 255,1 1,9
72
"'Au (T,,2 = 183 han) 391,7 64,6
Kai 66,83 50 " (T,,2 = 10,72tahun)
Kr
65,12 29,0 y' 514,0 0,43
((p 75,7 21,7 137 Cs 37mBa (T,,2 = 30,0 tahun)

Bobotrata-rata 4 (68,25) (100,7) Kai 32,2 3,90


30,88 0,83 K02 31,8 2,11
98,86 10,9 Kp 36,4 1,42
129,7 0,89 Bobot rata-rata 4 (32,9) (7,43)
"Co (T,,2 = 270,9 han) y' 661,6 89,9
6,5 56,0 94Nb (T1 2x104 tahun)

7' 14,4 9,5 7 702 100,0


2
122,1 85,6 7 871 100,0
136,4 10,6 22 N (T,,2 = 2,60 tahun)
Bobot rata-rata (2 (4)
(125,0) (96,2) Hu 511 179,78(')
' 39 Ce (T,,2 = 137,7 han) y' 1274,5 99,95
Kai 33,4 42,6 60 Co (T, 12 = 5,27 tahun)

Kaa 33,0 23,1 7' 1173,2(6 ) 99,88


Y2 1332,5(6 ) 99,98
Kp 37,8 15,6

1) Untuk tujuan pengukuran sinar gamma atau sinar X radiasi fluoresensi dari perisai timbal (khususnya, sinar X timbal K ,v76
key) dapat mempenganuhi basil kuantitatif. Untuk mengatur efek mi atau menekan radiasi dapat dilakukan dengan cara melapisi timbal
yang terpapar dengan lembaran kadmium setebal antara 0,06 mci dan 0,08 mci; kemudian lapisi kadmium dengan tembaga setebal
antana 0,02 mci dan 0,04 mci.
2) Yang biasanya disertakan hanyalah emisi foton yang mempunyai limpahan lebih besar atau sama dengan 1%.
3) Notasi K mengacu pada emisi sinan-X
4) Energi rata-rata dan intensitas total yang diukur dari kelompok foton-foton tidak dapat dipisahkan oleh detektor Nal (Ti).
5) Untuk intensitas foton mi agar digunakan, seluruh positron yang diemisi hams dihilangkan dari bahan sumber.
6) Riam
- 1585 -

PENETAPAN AKTIVITAS CUPLIKAN beberapa ratus juta. Dua teknik yang sering digunakan
dalam analisa farmasi adalah turbidimetri dan
Dengan cara yang sama seperti pada pembuatan kurva nefelometri.
kalibrasi, tentukan Was fotopuncak utama (F) pada Spektroskopi Raman (hamburan cahaya tidak elastis)
cuplikan atau alikot yang diukur saksama dengan volume merupakan proses hamburan cahaya yang contoh ujinya
dan wadah yang sama seperti pada baku. Dari kurva disinani dengan cahaya monokrornatik kuat (biasanya
kalibrasi, tentukan harga c untuk radionuklida yang cahaya laser) dan cahaya yang dihamburkan dari contoh
diukur. Dengan menggunakan persamaan: tersebut dianalisis pergeseran frekuensinya.
Jangkauan panjang gelombang yang tersedia untuk
pengukuran membentang dari panjang gelombang pendek
(F ultra violet sampai ke inframerah. Untuk mempermudah
y= I -
Ep
acuan, daerah spektrum mi pada ganis besamya dibagi
dalam daerah ultra violet (190 380 run), daerah cahaya
-

tampak (380 -780 run), daerah inframerah dekat


hitung laju emisi sinar gamma (y). Hitung aktivitas (A)
dan contoh dalam satuan peluruhan per detik dengan (780 3000 nm) dan daerah inframerah (2,5 40 pm atau
- -

persamaan: 4000 -250 cm 1).

Kegunaan Komparatif Daerah Spektrum


A = (2~) D
Untuk sebagian besar bahan farmasi pengukunan
spektrum dalam daerah ultra violet dan cahaya tampak
b adalah jumlah sinar gamma tiap pelarutan; D adalab dapat dilakukan dengan ketelitian dan kepekaan yang
faktor pengenceran. lebih baik daripada dalam daerah inframerah dekat dan
Untuk mendapatkan aktivitas dalam satuan tCi atau inframerah. Apabila larutan diamati dalam sel 1 cm
mCi, bagi A berturut-turut dengan 3,7 x 104atau 3,7 x dengan kadar lebih kurang 10 tg per ml contoh, sering
10 7 .
Hubungan di atas berlaku juga untuk aktifitas dan menghasilkan serapan sebesan 0,2 0,8 di daerah ultra
-

kapsul atau cuplikan yang tidak diencerkan; dalam hal mi violet atau cahaya tampak. Di daerah inframerah dan
faktor pengenceran; D adalah sama. inframerah dekat, dipenlukan kadar bertunut-turut sebesar
1 10 mg per ml dan sampai 100 mg per ml, untuk
-

menghasilkan serapan yang memadai; untuk daerah


SPEKTROFOTOMETRI DAN HAMBURAN spektrum mi biasanya dipakai sel dengan panjang
CAHAYA <1191> 0,01-3 mm.
Spektrum ultra violet dan cahaya tampak suatu zat
PENGUKURAN ULTRA VIOLET, CAHAYA TAMPAK, pada umumnya tidak mempunyai derajat spesifikasi yang
INFRAMERAH, SERAPAN ATOM, FLUORESENSI, tinggi. Walaupun demikian, spektrum tersebut sesuai
TURBIDIMETRI, NEFELOMETRI DAN RAMAN untuk pemeriksaan kuantitatif dan untuk berbagai zat,
spektrum tersebut bermanfaat sebagai tambahan untuk
Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran süatu identifikasi.
interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau Spektroskopi inframerah dekat, makin sening
atom dari suatu zat kimia. Teknik yang sering digunakan digunakan dalam analisis farmasi terutama untuk
dalam analisis fannasi meliputi spektroskopi serapan ultra identifikasi cepat dengan jumlah contoh yang banyak dan
violet, cahaya tampak, inframerah dan serapan atom. juga untuk penetapan kadar air.
Pengukuran spektrofotometri di dalam daerah cahaya Daerah inframerah dekat terutama sesuai untuk
tampak, semula disebut kolorimetri, tetapi istilah penetapan gugus OH dan —NH, seperti air dalam

"kolorimetri" lebih tepat digunakan untuk persepsi alkohol, —OH dalam lingkungan amina, alkohol dalam
tentang warna. hidrokarbon, dan amina primer dan sekunder dalam
Spektrofotometri fluorosensi merupakan pengukunan lingkungan amina tersier.
emisi cahaya dari suatu zat kimia selama diberi paparan Spektrum inframerah bersifat khas untuk suatu
ultra violet, cahaya tampak atau radiasi elektromagnetik senyawa kimia tertentu, dengan pengecualian isomer
lainnya. Pada umunmya cahaya yang diemisikan oleh optik yang mempunyai spektrum identik. Namun
larutan yang berfluorosensi mempunyai intensitas polimorfisme kadang-kadang dapat menyebabkan
maksimum pada panjang gelombang yang biasanya perbedaan dalam spektrum inframerah suatu senyawa
20 30 urn lebih panjang dari panjang gelombang radiasi
- tertentu dalam keadaan padat. Seringkali perbedaan kecil
eksitasi. dalam struktur menghasilkan perbedaan yang signifikan
Hamburan cahaya menyangkut pengukuran cahaya dalam spektna. Karena banyaknya maksimum yang
yang dihamburkan akibat tidak homogennya densitas terdapat dalam spektra serapan inframerah, kadang-
optik submikroskopis dari larutan dan berguna dalam kadang dimungkinkan untuk melakukan pengukuran
penentuan bobot molekul rata-rata sistem polidispersi kuantitatif masing-masing komponen dari suatu
dengan jangkauan bobot molekul dari 1000 sampai campuran yang komposisi kualitatithya diketahui tanpa
pemisahan terlebih dahulu.
-1586-

Spektrum Raman dan spektrum inframerah Spektrofotometri fluoresensi sering kali lebih sensitif
memberikan data yang serupa, walaupun intensitas daripada spektrofotometri serapan. Dalam pengukuran
spektranya ditentukan oleh sifat molekul yang berlainan. serapan, transmitan contoh dibandingkan dengan
Spektroskopi raman dan inframerah memperlihatkan transmisi blangko; dan pada kadar rendah, larutan
kepekaan relatif yang berbeda untuk gugus fungsional keduanya memberikan sinyal yang tinggi. Sebaliknya,
yang berbeda, misalnya spektroskopi raman terutania pada spektrofotometri fluoresensi blangko pelarut
sensitif terhadap ikatan rangkap C—S dan C—C, dan memberikan luaran yang rendah, sehingga radiasi latar
beberapa senyawa aromatik lebih mudah belakang tidak menggangu penetapan pada kadar rendah
diidentifikasikan melalui spektra raman. Air mempunyai menjadi berkunang. Hanya ada sedikit senyawa yang
intensitas spektrum serapan inframerah yang sangat dapat ditetapkan dengan baik sekali pada kadar dibawah
tinggi, tetapi spektrum ramannya sangat lemah. Oleh 10 M dengan serapan cahaya, namun tidak luar biasa
sebab itu, air hanya mempunyai daerah inframerah untuk menggunakan kadar dan 10 -' M hingga 10-8 M
terbatas yang dapat digunakan untuk menguji zat terlarut dalam spektrofotometri fluoresensi.
dalam cairan mengandung air, sedangkan spektrurn
raman dari air hampir transparan seluruhnya dan berguna Teori dan Istilah
untuk identifikasi zat yang terlarut. Dua keterbatasan
utama spektroskopi raman adalah kadar minimum Daya dari suatu berkas radiasi akan berkurang
spesimen yang dapat dideteksi biasanya 10,2 hingga 10-1 M sehubungan dengan jarak yang ditempuhnya melalui
dan bahwa cemaran yang terdapat dalam berbagai zat medium penyerap. Daya tersebut juga akan berkurang
dapat berfluorosensi serta menggangu deteksi sinyal sehubungan dengan kadar molekul atau ion yang terserap
Raman yang terhamburkan. dalarn medium tersebut. Kedua faktor tersebut
Pengukuran reflektansi optikal memberikan informasi menentukan proporsi dad kejadian total energi yang
spektral yang serupa dengan yang diperoleh pada timbul. Penurunan daya radiasi monokromatis yang
pengukuran transmisi. Oleh karena pengukuran melalui medium penyerap yang homogen dinyatakan
reflektansi hanya memeriksa komposisi permukaan secara kuantitatif oleh Hukum Beer, log 10 (lIT) = A =
contoh tersebut, kesulitan yang berkaitan dengan abc; istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut:
ketebalan optik serta sifat hamburan cahaya dari zat Serapan [Simbol: A] Logaritma dasan 10 dari kebalikan
tersebut tereliminasi. Dengan demikian, sering kali transmitans (7). [Catatan Istilah yang dinakan
pengukuran reflektansi dapat dilakukan dengan lebih sebelumnya meliputi dens itas optik; absorbansi dan
sederhana pada bahan yang serapannya intensif. Suatu ekstingsi.]
teknik yang biasa digunakan untuk pengukuran Daya serap [Simbol: a] adalah hasil bagi serapan (A)
reflektansi inframerah dinamakan reflektansi total dibagi dengan hasil penkalian kadar yang dinyatakan
teratenuasi (RTA), juga dikenal sebagai reflektansi dalam g per liter zat (c) dan panjang sel dalam cm (b).
internal ganda (RIG). Dalam teknik RTA, berkas [Catatan Jangan dirancukan dengan indeks
spektrofotometri inframerah dilewatkan melalui bahan absorbansi; ekstingsi spesflk atau koefisien ekstingsi]
jendela inframerah yang sesuai (misal KRS-5, suatu Daya serap molar [Simbol: C] Hasil bagi senapan (A)
campuran etetik TIBr-TII), yang dipotong pada sudut dengan hasil perkalian kadar zat, dinyatakan dalam mol
sedemikian sehingga berkas inframerab memasuki per liter, dengan panjang serapan dalam cm. [Catatan:
perrnukaan pertama (depan) jendela, tetapi terefleksi Istilah yang digunakan sebelumnya meliputi indeks
secara total apabila berkas ito jatuh pada permukaan serapan molar, koefisien ekstingsi molar dan koefisien
kedua (belakang) (artinya sudut jatuh radiasi pada serapan molar.]
permukaan yang kedua dari jendela melampaui sudut Untuk sebagian besar sistem yang digunakan dalam
kritis untuk bahan tersebut). Dengan konstruksi jendela spektrofotometni senapan, daya senap suatu zat merupakan
yang tepat, memungkinkan untuk memperoleh banyak konstanta yang tidak tergantung pada intensitas radiasi
refleksi internal dari berkas inframerah sebelum berkas datang, panjang sel bagian dalam dan kadar, dengan
ditransmisikan keluar jendela. Jika contoh ditempatkan demikian kadar dapat ditetapkan secara fotometri.
melekat erat pada jendela sepanjang sisi yang merefleksi Hukum Beer tidak menunjukkan adanya pengaruh
cahaya inframerah secara total, maka intensitas radiasi suhu, panjang gelombang atau jenis pelarut. Untuk
yang direfleksikan berkurang pada tiap panjang sebagian besar analisis pengaruh variasi suhu yang
gelombang (frekuensi) yang diserap oleh contoh. Dengan normal dapat diabaikan.
demikian bila dibandingkan dengan pengukuran Penyimpangan dad Hukum Beer dapat disebabkan oleh
reflektansi sederhana, teknik RTA menghasilkan variabel kimia atau instrumen. Kegagalan Hukum Beer
spektrum reflektansi yang bertambah intensitasnya dapat disebabkan oleh perubahan kadar molekul terlarut
sebanyak jumlah reflektansi berkas inframerah dalam sebagai akibat penggabungan antar molekul tenlarut atau
jendela. Teknik RTA memberikan kepekaan yang baik, penggabungan antara molekul terlarut dan molekul
akan tetapi keberulangannya tidak baik dan bukan pelarut, atau disosiasi atau ionisasi. Penyimpangan lain
merupakan teknik kuantitatif yang dapat diandalkan, dapat disebabkan oleh pengaruh instrumen seperti radiasi
kecuali bila digunakan baku internal yang dicampurkan polikromatis, pengaruh lebar celah atau cahaya yang
dengan baik sekali dengan setiap contoh uji. menyimpang.
- 1587-

Bahkan pada suhu tertentu dalam pelarut tertentu, daya Turbidansi [Simbol: 5'] Efek hamburan cahaya dan
serap tidak benar-benar konstan. Walaupun demikian partikel yang tersuspensi. Jumlah zat yang tersuspensi
dalam hal contoh hanya mempunyai satu komponen yang dapat diukur dengan mengamati cahaya yang
menyerap, tidak perlu sistem serapan tersebut memenuhi ditransmisikan (turbidimetri) atau yang dihamburkan
Hukum Beer untuk digunakan dalam analisa kuantitatif. (nefelometni).
Kadar yang tidak diketahui dapat diperoleh dengan Turbiditas [Simbol: t] Pada pengukuran hamburan
membandingkan dengan suatu kurva baku yang cahaya, turbiditas merupakan ukuran bagi berkurangnya
ditetapkan secara eksperimental. intensitas berkas datang per unit panjang suatu suspensi
Meskipun dalam pengertian yang eksak, Hukum Beer tertentu.
tidak berlaku dalam spektrofotometri serapan atom Aktivitas hamburan Raman. Sifat molekul (dalam unit
karena kurang pastinya panjang sel dan kadar, proses cm4 per g) yang menentukan intensitas pita Raman yang
penyerapan yang terjadi dalam nyala api pada kondisi diamati untuk suatu contoh berorientasi acak. Aktivitas
aspirasi yang berulang kembali, pada prinsipnya hamburan ditentukan dari derivatif kemampuan
mengikuti Hukum Beer tersebut. Khususnya logaritma polanisasi molekul terhadap gerak molekul yang
negatif dari transmitans atau serapan berbanding lurus menimbulkan pita pergeseran Raman. Pada umumnya,
dengan koefisien absorpsi, jadi berbanding lurus dengan intensitas pita Raman berbanding lurus dengan kadar
banyaknya atom yang menyerap. Atas dasar ini, kurva analit.
kalibrasi dapat dibuat untuk evaluasi nilai serapan yang
tidak diketahui dalam arti kadar zat dalam larutan. Penggunaan Baku Pembanding
Spektrum serapan Suatu penampilan dalam bentuk
grafik dari serapan atau fungsi dari serapan terhadap Dengan beberapa pengecualian, pengujian dan
panjang gelombang atau suatu fungsi dari panjang penetapan kadar secara spektrofotometri pada Fanmakope
gelombang. memerlukan Baku Pembanding M. Hal mi untuk
Transmitan [Simbol: T] Hasil bagi daya radiasi yang memastikan bahwa pengukuran dilakukan pada kondisi
ditransmisikan oleh contoh dengan daya radiasi yang yang sama untuk contoh uji dan zat pembanding. Kondisi
jatuh pada contoh tersebut. [Catatan Istilah yang tersebut mencakup penetapan panjang gelombang,
digunakan sebelumnya term asuk transmitansi dan pengaturan lebar celah, penempatan sel dan koreksi sel
transmisi.] serta aras transmitannya. Perlu dicatat bahwa sel yang
Intensitas fluoresensi [Simbol: I] Suatu pemyataan menunjukkan transmitan yang identik pada panjang
empiris dari aktivitas fluoresensi, biasanya diberikan gelombang tertentu dapat sangat berbeda transmitansinya
dalam unit berubah-ubah yang sebanding dengan respon pada panjang gelombang yang lain. Harus ditetapkan dan
detektor. Spektrum emisi fluoresensi merupakan suatu dilakukan koreksi sel yang tepat apabila diperlukan.
penyajian grafik dari distnibusi spektrum radiasi yang Pemyataan "sediaan yang serupa" dan "larutan yang
diemisikan oleh suatu zat yang diaktifkan, yang serupa" seperti yang digunakan dalam pengujian dan
menunjukkan intensitas radiasi yang diemisikan sebagai penetapan kadan secara spektrofotometri, menunjukkan
ordinat dan panjang gelombang sebagai absis. Spektrum bahwa bahan pembanding tersebut adalah Baku
eksitasi fluoresensi merupakan penyajian graft dan Pem banding Fl, yang disiapkan dan diamati dengan cana
spektrum aktivasi yang menunjukkan intensitas radiasi yang praktis sama dengan yang digunakan untuk contoh
yang diemisikan oleh zat yang diaktiflcan sebagai ordinat uji. Biasanya dalam membuat larutan Baku Pembanding
dan panjang gelombang radiasi yang mengaktiflcan yang ditentukan, larutan disiapkan dengan kadar lebih
sebagai absis. Seperti dalam spektrofotometri serapan, kurang (sampai 10%) seperti yang diinginkan dan serapan
daerah penting spektrum elektromagnetik yang dicakup jenis dihitung berdasankan jumlah tepat yang ditimbang;
oleh fluoresensi senyawa organik adalah daerah ultra jika tidak digunakan bahan Baku Penibanding yang telah
violet, cahaya tampak, dan inframerah dekat, yaitu daerah dikeringkan sebelumnya, serapan jenis dihitung terhadap
dari 250 - 800 nm. Setelah molekul menyerap radiasi, zatanhidnat.
energi dapat hilang sebagai panas atau dibebaskan dalam Pernyataan "tetapkan secara bersamaan" dan "ukur
bentuk radiasi dengan panjang gelombang yang sama bersamaan" seperti yang digunakan dalam pengujian dan
atau lebih panjang dari radiasi yang diserap. Baik serapan penetapan kadan secara spektrofotometri, memberikan
maupun emisi radiasi keduanya disebabkan oleh transisi petunjuk bahwa serapan larutan zat uji dan lanutan zat
elektron diantara tingkat energi atau orbital yang berbeda pembanding, yang ditetapkan terhadap blangko, hanus
dari molekul. Terdapat penundaan waktu antara serapan diukur berturut-turut dengan segera.
dan emisi cahaya; interval waktu mi, yang menyatakan
panjangnya waktu keadaan tereksitasi tersebut PERALATAN
berlangsun, telah diukur lamanya lebih kurang 1 9 detik
hingga 10 detik untuk sebagian besar larutan organik Tersedia beberapa jenis spektrofotometer. Pada
yang berfiouresensi. Umur fluoresensi yang pendek dasarnya, umumnya jenis spektrofotometer melewatkan
tersebut membedakan tipe luminesensi dari fosforesensi energi radiasi monokromatis ke contoh dalain bentuk
yang umurnya panjang, dari 10 ,3 detik sampai beberapa yang sesuai, dan mengukur intensitas dari fraksi yang di
menit. transmisi, kecuali pada spektrofotometer JR.
Spektrofotometer Fouirer Transform Infrared (FTIR)
-1588-

menggunakan teknik interferometri dimana radiasi membaca persen transmitan, pensen serapan atau
polikromatis melewati analit ke dalam detektor konsentrasi dapat digunakan jika numus perhitungan yang
berdaarkan intensitas dan waktu. Spektrofotometer UV, tertera pada masing-masing monografi disesuaikan
cahaya tampak dan IR dispersif terdiri dari sumber sehingga membenikan hasil kuantitatif. Persen serapan
energi, alat dispersi (misal pnisma atau gratting), celah atau persen transmitan diubah menjadi serapan, A,
untuk seleksi pita panjang gelombang, sel atau wadah dengan rumus sebagai berikut:
untuk zat uji, detektor energi radiasi, dilengkapi dengan
amplifier dan alat pengukur. Pada spektrofotometer dioda A = 2- logio (100 - % serapan)
array, energi dari sumber melewati zat uji dan kemudian
didispersikan melalui gratting ke dalam beberapa ratus atau
dioda peka cahaya yang masing-masing membentuk
sinyal Non pada rentang panjang gelombang yang kecil, A= 2- log o (% transmitan)
sinyal tersebut kemudian dikomputerisasi dengan cepat
path rentang terpilih yang mempresentasikan spektrum Pembacaan alat dengan pengukur meter, pencacah
lengkap. Sistem FuR menggunakan interferometer digital, perekam atau printer, tergantung dari jenis alat
menggantikan alat dispersi dan komputer digital untuk yang digunakan. Alat cahaya tunggal atau cahaya ganda
memproses data spektra. Beberapa instrumen yang tersedia dipasaran keduanya dapat digunakan.
dioperasikan secara manual, sedangkan yang lainnya Pengukuran intensitas fluorosensi dapat dilakukan
dioperasikan dengan otomatis dan merekam secara dengan suatu fluorometer penyaring sederhana. Alat
berkesinambungan. Alat yang digabungkan dengan semacam itu terdiri dari sumber radiasi; penyaring
komputer mempunyai kemampuan untuk menambah dan primer, bejana uji, penyaning sekunder dan sistem deteksi
menyimpan spektra menampilkan perbandingan spektra, fluorosensi. Path jenis fluorometer mi, detektor
dan menunjukkan perbedaan dengan spektroskopi ditempatkan di atas sëbuah sumbu yang membentuk
(penyelesaian dengan penggunaan metode pengurangan sudut 900 dengan berkas eksitasi. Geometri sudut siku mi
absorbansi digital). memungkinkan radiasi eksitasi menembus contoh uji
Alat—alat tersebut dapat digunakan pada daerah tanpa mengkontaminasi sinyal luaran yang ditenima oleh
spektrum cahaya tampak; cahaya tampak dan ultra violet detektor fluorosensi. Akan tetapi tidak dapat dihindarkan
(UV); cahaya tampak, UV dan inframerah (IR) dekat; dan detektor menerima sejumlah radiasi eksitasi sebagai
path daerah IR spektrum. Pemilihan jenis analisis akibat sifat menghamburkan yang ada pada larutan itu
spektrofotometri dan alat yang digunakan tergantung sendini atau adanya debu atau padatan lainnya. Penyaring
pada berbagai faktor seperti komposisi dan jumlah contoh digunakan untuk menghilangkan sisa hamburan tersebut.
uji yang tersedia, derajat akurasi, sensitivitas, dan Penyaning utama menyeleksi radiasi dengan panjang
selektifitas yang dikehendaki, dan perlakuan terhadap gelombang pendek yang sanggup mengeksitasi contoh
contoh uji. uji, sedangkan penyaning kedua biasanya menupakan
Alat yang digunakan pada spektrofotometer serapan suatu penyaning yang lebih halus sehingga melewatkan
atom mempunyai beberapa kemampuan khusus. Untuk fluoresensi dengan panjang gelombang yang lebih
tiap elemen yang ditetapkan sumber yang spesifik panjang tetapi menahan hamburan eksitasi.
mengemisikan garis spektra untuk diserap harus dipilih. Pada umumnya fluorometer menggunakan tabung-
Sumber biasanya adalah lampu hollow katoda, suatu tabung pengganda cahaya sebagai detektor, tersedia
katoda yang dirancang untuk mengemisikan radiasi yang banyak tipe dan masing-masing mempunyai sifat khusus
dikehendaki pada kondisi tereksitasi. Saat radiasi diserap yaitu daerah spektra dengan kepekaan maksimum,
oleh elemen contoh uji, biasanya pada panjang keuntungan dan derau elektrik. Cahaya yang ditenuskan
gelombang yang sama dengan ganis emisinya, elemen diperkuat dan dibaca path sebuah meter atau rekorder.
pada lampu hollow katoda sama dengan elemen yang Spektrofluorometer berbeda dengan :fluorometer
ditetapkan. Alat dilengkapi dengan aspirator untuk penyaring, dimana penyaning diganti dengan
membawa contoh uji ke dalam nyala, yang biasanya monokromator dari pnisma atau gratting. Untuk
dihasilkan dan udara-asetilena, udara-hidrogen atau untuk penggunaan analitikal, spektrofluorometer lebih unggul
kondisi refraktoni, nitrogen oksida-asetilena. Nyala dari fluorometer penyaring dalam pemilihan panjang
benpengaruh pada pemanasan bejana uji. Detektor gelombang; fleksibilitas dan kemudahan, dalam hal yang
digunakan untuk membaca sinyal dari bejana uji. sama spektrofotometer lebih unggul dari fotometer
Gangguan radiasi dani nyala selama pembakaran dapat penyaring.
ditiadakan dengan penggunaan sinyal yang terputus-putus Banyak tersedia sumber radiasi, lampu merkuri relatif
dari lampu sumber pada frekuensi yang ditentukan. stabil dan memancarkan energi terutama pada panjang
Detektor harus berada pada frekuensi alternatif supaya gelombang terpisah. Lampu tungsten memberikan energi
sinyal langsung yang berasal dari nyala diabaikan. Sistem terus menerus pada daerah cahaya tampak. Lampu xenon
deteksi, hanya membaca perubahan sinyal dari sumber bertekanan tinggi sering digunakan pada
hollow katoda, yang berbanding langsung dengan jumlah spektrofluorometer karena merupakan sumber dengan
atom yang ditetapkan dari contoh uji. Untuk kebutuhan intensitas tinggi yang dapat mengemisikan energi secara
pemeniksaan obat, dipersyaratkan alat yang dapat terus-menerus dani ultra violet sampai inframerah.
membaca unit serapan secara langsung. Alat yang
- 1589-

Pada spektrofluorometer, monokromator dilengkapi fotometriknya; jika digunakan sumber garis spektra, yang
dengan celah. Celah yang sempit menghasilkan resolusi harus diperiksa hanya skala fotometrik. Sejum!ah sumber
tinggi dan kemurnian spektra, sedangkan celah yang energi radiasi yang mempunyai garis spektra yang sesuai
besar mengorbankan hal tersebut untuk kepekaan yang intensitasnya, mempunyai ruang yang cukup pada rentang
tinggi. Pemilihan ukuran celah berdasarkan pemisahan spektra yang dipilih. Sumber spektra kalibrasi tunggal
diantara panjang gelombang eksitasi dan emisi, begitu untuk UV dan cahaya tampak yang terbaik adalah lampu
juga tingkat kepekaan yang dibutuhkan. merkuri-kuarsa, menggunakan panjang gelombang 253,7;
Sel contoh yang digunakan pada pengukuran 302,25; 313,16; 334,15;365,48; 404,66 clan 435,83 nm.
fluorosensi berupa tabung bulat atau persegi panjang Merkuri-kaca juga digunakan diatas 300 rum Panjang
sama seperti pada penggunaan spektrofotometri serapan, gelombang 486,13 dan 656,28 run dapat juga digunakan
kecuali keempat sisi vertikalnya dipoles. Ukuran contoh untuk lampu hidrogen. Skala panjang gelombang dapat
uji biasanya 2 - 3 ml, tetapi beberapa alat dapat dika!ibrasi dengan kaca penyaning yang sesuai, yang
menggunakan sel kecil dengan volume 100 - 300 LL atau digunakan pada pita serapan daerah UV dan cahaya
dengan pemegang pipa kapiler yang dapat menampung tampak. Kaca baku yang mengandung didiniuni
jumlah lebih kecil contoh uji. (campuran proseodimium dan neodimium) banyak
Alat hamburan cahaya yang tersedia umumnya terdiri digunakan meskipun kaca yang mengandung holmium
dari lampu merkuri, dengan penyaring untuk cahaya hijau lebih baik. Larutan baku holmium oksida telah
atau biru kuat, sebuah alat pengatur paparan cahaya, menggantikan penggunaan kaca holmium. Skala panjang
seperangkat penyaring netral yang sudah diketahui gelombang spektrofotometer JR dekat dan JR diperiksa
transmitannya, dan pengganda cahaya yang peka yang menggunakan pita serapan dari film polistirena,
ditempatkan pada lengan yang dapat mengitari sel larutan karbondioksida, uap air atau gas amonia.
dan dapat diatur pada suatu sudut dan -135 1 hingga 01 Untuk memeriksa ska!a fotometrik dapat digunakan,
hingga +135° oleh sebuah piringan di luar kotak sejumlah penyaring anorganik baku yang sama baiknya
penyimpanan yang kedap cahaya. Sel larutan bentuknya dengan larutan baku yang diketahui transmitannya seperti
bermacam-macam, misalnya persegi untuk mengukur kalium bikromat.
hamburan 90°, semioktagonal untuk hamburan 450, 900 Pengukuran serapan kuantitatif biasanya
dan 135°, dan silindris untuk hamburan pada semua menggunakan larutan zat pada sel penahan cairan. Karena
sudut. Oleh karena penetapan bobot molekul memerlukan pelanit dan jendela sel keduanya meñyerap cahaya, hams
pengulcuran secara tepat perbedaan indeks refraksi dilakukan koreksi pada pengukuran serapan. Sel
diantara larutan dan pelarut [(n-n 0)/C], maka diperlukan pembanding untuk spektrofotometer UV dan cahaya
alat kedua, sebuah refraktometer diferensial, untuk tampak yang tidak memerlukan sel koreksi tersedia di
mengukur perbedaan yang kecil tersebut. pasanan. Pada spektrofotometer IR, koreksi untuk
Spektrometri raman terdiri dari komponen utama perbedaan sel hams dilakukan. Pada beberapa kasus,
sebagai berikut: sumber cahaya radiasi monokromatis sepasang sel diisi dengan pelarut yang dipilih dan
(berbagai sinar laser); optik untuk mengumpulkan ditentukan perbedaan serapannya pada panjang
hamburan cahaya pada contoh uji; monokromator ganda gelombang yang dipi!ih. Sel yang digunakan untuk
untuk mendispersikan hamburan cahaya dan !arutan uji adalah yang menunjukkan serapan lebih besar
menghilangkan intensitas kejadian; sistem penguatan dan dan pengukuraii serapan hams dikoreksi dengan
detektor cahaya yang sesuai. Pengukuran raman mengurangkan perbedaan sel.
sederhana pada sebagian besar contoh uji dengan Pada FTIR yang terkomputenisasi koreksi tidak
mengukur titik lebur menggunakan kapiler secara diperlukan karena dapat digunakan sel yang sama untuk
langsung. Karena sumber laser dapat difokuskan secara blangko dan larutan uji. Tetapi, harus dipastikan bahwa
tepat, hanya membutuhkan beberapa mikroliter contoh uji. transmisi sel konstan.
Perbandingan contoh uji dengan baku pembanding
PROSEDUR menggunakan puncak serapan spektra sangat balk untuk
zat yang dikehendaki. Penetapan kadar menggunakan
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN spektrofotometri biasanya menggunakan panjang
gelombang untuk puncak serapan spektra zat yang diuji.
Petunj uk operasional rinci dari spektrofotometer Spektrofotometer yang berbeda menunjukkan perbedaan
diberikan oleh pabrik. Untuk mendapatkan hasil yang yang kecil pada puncak panjang gelombang yang nyata.
absah, operator harus memahami keterbatasan, sumber Untuk hasil yang baik membutuhkan pembandingan pada
kesalahan potensial dan variasi alat. Petunjuk penggunaan panjang gelombang serapan maksimum. Jika perbedaan
untuk pemeliharaan, pembersihan, dan kalibrasi alat serta lebih dari ±1 nm dari panjang gelombang yang tertera
teknik penanganan sel serapan harus diikuti sesuai pada monografi, maka perlu dilakukan rekalibrasi.
petunjuk operasi. Hal-hal berikut mi penting untuk
diperhatikan. Larutan uji
Periksa instrumen untuk ketepatan kalibrasi. Jika
digunakan sumber radiasi yang berkesinambungan, harus Untuk penetapan menggunakan spektrofotometer UV
diperhatikan panjang gelombang dan skala atau cahaya tampak, umumnya contoh uji dilarutkan ke
da!am suatu pe!arut. Jika tidak dinyatakan lain dalam
- 1590-

monografl, penetapan dilakukan pada suhu ruang Jika nilai panjang gelombang JR diberikan pada
menggunakan panjang lumen 1 cm. Sebagian besar masing-masing monografi, huruf s,m,w menunjukkan
pelarut sesuai untuk rentang mi, tennasuk air, alkohol, serapan kuat, serapan sedang dan serapan lemah, sh
kioroform, hidrokarbon rantai pendek, eter dan pelarut adalah pundak, bd adalah pita, dan v adalah banyak. Nilai
asam dan basa kuat. Harus diperhatikan agar pelarut yang bervariasi dari 0,1 jim atau 10 cm', tergantung pada jenis
digunakan bebas dari kontaminan yang memberikan alat yang digunakan. Polimorfisme memberikan
serapan pada daerah spektra yang digunakan. Biasanya peningkatan variasi pada spektra JR dari sejumlah
disarankan menggunakan pelarut metanol atau alkohol senyawa dalam bentuk padat. Pada pengujian dengan
bebas air, atau alkohol yang didenaturasi dengan serapan IR, jika terdapat perbedaan antara spektra JR dan
penambahan metanol tetapi tidak mengandung benzena analit dengan baku, larutkan sejumlah bagian yang sama
atau cemaran pengganggu lainnya. Pelarut dengan zat uji dan baku ke dalam sejumlah volume yang sama
kualitas khusus untuk spektrofotometri yang terjamin pelarut yang sesuai, uapkan larutan sampai kering pada
bebas kontaminasi banyak tersedia dipasaran dan wadah yang serupa dengan kondisi yang identik, dan
berbagai pabrik. Beberapa pelarut organik kualitas analisa ulangi pengujian menggunakan residu yang diperoleh.
lain mungkin mengandung cemaran dalam jumlah kecil Spektroskopi JR dekat saat mi sangat disukai karena
yang mennyerap kuat pada daerah LTV. Lot baru dan pengujian yang mudah. Zat uji dianalisis dalam bentuk
pelarut mi harus di periksa dan penggunaan lot yang sama serbuk atau dengan teknik reflektansi menggunakan
pelarut tersebut untuk penyiapan larutan uji dan larutan sedikit atau tanpa perlakuan. Pemenuhan spesifikasi
baku serta blangko hams dilakukan secara hati-hati. laboratorium dapat ditentukan dengan membandingkan
Tidak ada pelarut dengan ketebalan yang cukup spektra dengan spektra sebelumnya yang diperoleh dan
transparan secara sempurna pada semua daerah spektra baku pembanding. Beberapa bahan obat menunjukkan
JR dekat dan spektra IR. Karbon tetrakiorida (ketebalan daya serap yang rendah pada daerah spektra mi yang
5 mm) praktis transparan hingga 6 I.tm (1666 cm'). dapat menimbulkan radiasi JR dekat yang berpenetrasi ke
Karbon disulfida (ketebalan 1 mm) sesuai sebagai pelarut dalam zat uji lebih dalam dai-i pada radiasi ultra violet,
hingga 40 m (250 cm') dengan pengecualian pada cahaya tampak dan JR. Spektrofotometri IR dekat dapat
daerah 4,2 pm sampai 5,0 pm (2381 cm' sampai 2000 digunakan untuk mengamati modifikasi matriks, dan
cm') dan 5,5j.tm sampai 7,5 jim (1819 cm' sampai 1333 dengan kalibrasi yang baik dapat digunakan untuk
cm4), dimana karbon disulfida mempunyai serapan yang analisis kuantitatif.
kuat. Pelarut lain mempunyai daerah transparan yang Pada spektrofotometri serapan atom, sifat pelarut dan
relatif sempit. Untuk spektrofotometri IR, penambahan konsentrasi zat padat hams menjadi pertimbangan
kualifikasi untuk pelarut yang sesuai adalah hams tidak khusus. Pelarut yang ideal adalah yang memberi
memberikan pengaruh pada zat, biasanya digunakan gangguan minimal baik pada serapan maupun emisi dan
natrium klorida sebagai sel. Contoh uji disiapkan dengan menghasilkan atom netral pada nyala. Jika terdapat
mendispersikan serbuk halus zat padat contoh pada perbedaan yang signifikan antara tegangan permukaan
minyak mineral atau dengan mencampur homogen atau viskositas dari larutan uji dan larutan baku, larutan
sebelumnya dengan garam halida alkali yang telah diaspirasi atau diatomisasi pada kecepatan yang berbeda
dikeringkan sebelumnya (biasanya digunakan kalium yang menyebabkan perbedaan yang signifikan dari sinyal
bromida). Campuran dengan garam halida alkali yang dihasilkan. Konsentrasi asam dari larutan juga
ditetapkan langsung atau dengan cakram atau pelet berpengaruh pada proses penyerapan. Pelarut yang
transparan dengan cara mengempa campuran pada digunakan pada penyiapan zat uji dan baku hams sama
cetakan. Kondisi pengeringan untuk kalium bromida atau sebisa mungkin serupa dan larutan hasil hams dapat
adalah 105° dengan vakum selania 12 jam, walaupun dengan mudah diaspirasi melalui tabung zat uji dan
tersedia kalium bromida yang tidak membutuhkan pembakar aspirator. Karena zat yang tidak larut dalam
pengeringan. Mikroskopi inframerah atau dispersi minyak larutan memberikan peningkatan gangguan. Kandungan
mineral lebih disukai bila ketidakproporsionalan antara total zat padat yang tidak larut pada semua larutan
halida alkali dan contoh uji. Contoh uji untuk mikroskopi sedapat mungkin dibawah 2%.
inframerah disiapkan dengan ketipisan yang tepat, dan
untuk dispersi dalam minyak mineral zat uji Perhitungan
disuspensikan sebagai lapisan tipis. Untuk spektrometri
raman, banyak pelarut yang sesuai, dan sel kaca zat uji Penggunaan spektrofotometri serapan dalam
yang normal (tidak berfluoresensi) dapat digunakan. penetapan kadar dan pengujian umum mempersyaratkan
Daerah spektra JR elektromagnetik 0,8 - 400 jim. Dan penggunaan baku pembanding. Beberapa pengukuran,
800 - 2500 nm (0,8 - 2,5 pm) umumnya dianggap sebagai terutama pada penetapan kadar, rumus yang ada
daerah JR dekat, 2,5 sampai 25 pm (4000 - 400 cm- ) digunakan untuk menghitung hasil yang diinginkan.
pada daerah JR tengah, dan 25 sampai 400 pm umumnya Bilangan konstanta biasanya termasuk dalam mmus.
dianggap sebagai daerah JR jauh. Jika tidak dinyatakan Penurunan rumus berikut menunjukkan pendekatan
lain pada monografi, daerah 3800 sampai 650 cm -1 logika pada penetapan konstanta yang terdapat pada
rumus penetapan kadan yang tertera pada beberapa
(2,6 - 15 pm) digunakan untuk memastikan pemenuhan
monografi.
spesifikasi monografi serapan JR.
- 1591 -

Hubungan hukum Beer absah untuk larutan baku (S) yang dibuat dari BPFI sebelumnya dan jika penetapan
dan larutan uji (U) kadan memenuhi hukum Beer dalam rentang antara 75%
sampai 125% konsentrasi akhir yang digunakan untuk
(1) A 5 =abC5 penetapan kadar. Dalam hal mi, serapan yang didapat
pada penetapan kadar dapat diinterpolasikan pada kurva
baku dan hasil penetapan kadar dihitung dari kurva baku.
(2) A = abC Kurva baku harus selalu dikonfirniasi secara teratur,
dan dibuat barn pada penggunaan spektrofotometer barn
A5 adalah serapan larutan baku, C adalah konsentrasi atau pereaksi dengan lot baru.
larutan baku, Au adalah serapan larutan uji dan C u adalah Penetapan kadar secara spektrofotometri lebih baik
konsentrasi larutan uji. Jika C dan Cu ditunjukkan dengan dilakukan dengan penyiapan langsung dan menggunakan
unit yang sama dan serapan dari kedua larutan diukur kurva baku. Jika penetapan kadar dilakukan tidak rutin,
menggunakan sel pembanding mempunyai dimensi yang jangan gunakan kurva baku tetapi menggunakan
sama, daya serap, a dan ketebalan sel, b, sama, maka perbandingan langsung dengan baku pembanding yang
kedua rumus dapat digabung, untuk menetapkan C jumlahnya lebih kunang sama dengan zat uji dan
diperlakukan sama.

(3) C,=C5 SPEKTROFOTOMETRJ FLUORESENSI


A5
Pengukuran dengan fluoresensi merupakan teknik
Jumlah contoh uji bentuk padat yang digunakan analisis yang berguna. Fluoresensi adalah emisi cahaya
untuk analisis biasanya dinyatakan dalam mg. Petunjuk dari senyawa dalam keadaan tereksitasi yang dicapai
pengenceran diberikan pada penetapan kadar dan dengan menyerap energi radiasi. Senyawa tersebut
konsentrasi enceran larutan yang digunakan untuk disebut fluoresen jika dapat berfluoresensi. Beberapa
pengukuran serapan, biasanya dinyatakan dalam .tg per senyawa dapat ditetapkan dengan prosedur fluoresensi
ml. Jumlah dalam mg contoh uji dari senyawa obat atau inheren atau dengan membuat derivat fluoresensi yang
bentuk sediaan padat untuk analisis, mengikuti volume sesuai.
(V5) dalam L, konsentrasi (C u) yang didapat dari jumlah Contoh uji yang disiapkan untuk spektrofotometri
zat uji yang terkandung dalam bobot (Wu) dalam mg dan fluoresensi biasanya mempunyai konsentrasi I per 10
senyawa obat [Catatan Cu dinyatakan dalam pg per ml sampai 1 per 100 dari yang digunakan pada
atau mgper L] spektrofotometri serapan, dengan alasan berikut. Pada
penggunaan analitik, sebaiknya fluoresensi berbanding
(4) W=JC
lunus dengan konsentrasi, tetapi jika konsentrasi contoh
terlalu pekat, bagian yang signifikan pada cahaya yang
Bentuk rumus yang ditunjukkan pada penetapan kadar datang diserap oleh zat uji dekat permukaan sel, dan
dalam monografi zat padat dapat diturunkan dengan cahaya yang menuju pusat dapat tereduksi. Pada kondisi
mengganti Cu pada rumus (3) ke dalam rumus (4). Pada mi, contoh dapat bertindak sebagai penyaning.
rangkuman digunakan rumus (4) dengan pertimbangan Spektrofotometri fluoresensi merupakan teknik dengan
keperluan konversi beberapa unit untuk mencapai sensitifitas tinggi, dan konsentrasi yang sering digunakan
kesamaan pada rumus (5), Lakukan perhitungan faktor antana 10 - 10 M. Jika penlu buat kurva kerja antara
konstanta (Va) hingga diperoleh rumus akhir intensitas fluoresensi dengan konsentrasi dalam hubungan
yang linier. Lakukan koreksi menggunakan larutan
Au blangko pada semua pengukuran.
(5) W=VC5 Pengukuran fluoresensi sensitif terhadap debu dan
A5
partikel padat lain pada contoh uji. Beberapa pengotor
mengurangi intensitas eksitasi dan memberikan kesalahan
Penurunan yang sama digunakan pada rumus yang pembacaan yang lebih tinggi karena terjadi refleksi ganda
tertera pada monografi untuk zat cair yang penetapan pada sel contoh uji. Partikel padat dapat dihilangkan
kadarnya menggunakan spektrofotometri serapan. Untuk dengan sentrifugasi, dapat juga digunakan penyaningan
sediaan cair, hasil perhitungan umumnya dinyatakan tapi beberapa kertas saning mengandung pengotor
dalam jumlah mg bahan obat tiap ml sediaan. Jadi perlu berfluoresensi.
untuk memasukkan dalam rumus tambahan persyaratan Pengaturan suhu sering menjadi penting pada
volume (V) dalam ml larutan uji yang digunakan. spektrofotometri fluoresensi. Untuk beberapa senyawa,
Penetapan kadar pada daerah sinar tampak biasanya efisiensi fluoresensi dapat berkurang 1% - 2% tiap derajat
untuk membandingkan kesesuaian serapan Larutan uji peningkatan suhu. Pada beberapa kasus, jika presisi
dan Larutan baku yang mengandung sejumlah BPFI yang maksimum diinginkan, diperlukan pengendalian suhu
lebih kurang sama. Path keadaan tertentu, dibolehkan pada sel contoh. Untuk analisis rutin, cukup dengan
tidak menggunakan baku pembanding. Hal mi dapat membuat pengukuran yang cukup cepat sehingga contoh
dilakukan jika penetapan kadar dengan spektrofotometni uji tidak mengalami peningkatan suhu karena paparan
digunakan untuk analisa rutin dan tersedia kurva baku, sumber cahaya. Beberapa senyawa fluoresensi sensitif
- 1592-

terhadap cahaya. Paparan pada fluorometer, yang diperoleh pada kondisi yang tepat sama dari bahan
menyebabkan senyawa tersebut mengalami degradasi tersuspensi yang diketahui kadarnya.
menjadi produk yang Iebih atau kurang befluoresensi. Turbidimetri atau Nefelometri dapat digunakan untuk
Efek tersebut dapat dideteksi dengan mengamati respon mengukur endapan yang terbentuk karena interaksi
detektor berhubungan dengan waktu, dan dapat dikurangi larutan pereaksi yang sangat encer atau bahan partikulat
dengan atenuasi sumber cahaya dengan penyaring atau lainnya, seperti suspensi sel bakteri. Untuk memperoleh
tabir. hasil yang konsisten, semua variabel hams dikontrol
Perubahan pelarut dapat dengan jelas mempengaruhi dengan teliti. Apabila kontrol semacam itu
intensitas dan distribusi spektra fluoresensi. Tidak dimungkinkan, suspensi yang sangat encer dapat diukur.
dianjurkan untuk mengganti spesifikasi pelarut yang telah Contoh terlarut dilarutkan dalam pelarut pada berbagai
ditetapkan pada metoda tanpa penelitian pendahuluan. kadar yang berbeda yang diketahui dengan tepat, pilihan
Beberapa senyawa bertluoresensi dalam pelarut organik kadar tergantung pada bobot molekul dari zat terlarut dan
tetapi tidak berfluoresensi dalam air. Beberapa pelarut berkisar dan 1% untuk bobot molekul = 10.000 hingga
harus dicoba untuk mengetahui senyawa berfluoresensi 0,01% untuk bobot molekul = 1.000.000. Setiap larutan
atau tidak dalam pelarut tersebut sebelum diputuskan hams dibersihkan dengan sangat teliti sebelum
untuk digunakan. Pada beberapa pelarut organik, pengukuran dengan cara penyaringan berulang-ulang
intensitas fluoresensi meningkat dengan berkurangnya melalui penyaring yang halus. Sebuah partikel debu
oksigen terlarut, yang mempunyai efek pemadaman yang dalam larutan melemahkan intensitas cahaya terhambur
kuat. Oksigen dihilangkan dengan mengalirkan gas iner yang diukur. Kriteria untuk larutan yang jernih adalah
seperti nitrogen atau helium pada contoh uji. telah dicapai minimum perbandingan intensitas hamburan
Perbandingan intensitas fluoresensi contoh uji dengan pada 45°/1350 .

intensitas fluoresensi zat baku yang diperoleh pada Kekeruhan dan indeks refraksi larutan dapat diukur.
pengaturan alat yang sama memberikan ukuran Dari persamaan umum hamburan cahaya 90° dibuat
semikuantitatif bagi kekuatan fluoresensi. Sering kali grafik HC/t terhadap C dan diekstrapolasikan sampai
sebagai baku pembanding digunakan larutan kuinin dalam pengenceran tak terhingga dan bobot molekul rata-rata,
asam sulfat 0,1 N atau fluoresein dalam natrium M dihitung dari titik perpotongan 1IM
hidroksida 0,1 N dengan kadar tertentu.
PERBANDINGAN VISUAL
HAMBURAN CAHAYA
Jika warna atau kekeruhan dibandingkan secara
Kekeruhan dapat diukur dengan fotometer penyaring langsung, tabung pembanding wanna yang digunakan,
fotoelektrik standar atau spektrofotometer, lebih disukai diameter dalam dan semua bahan yang digunakan hams
dengan iluminasi di daerah biru dari spektrum. sesuai. Untuk pembanding warna, tabung hams dapat
Pengukuran Nefelometer memerlukan alat dengan fotosel dilihat dan bagian atas pada latar belakang putih dengan
yang ditempatkan sedemikian hingga dapat menerima sumber cahaya berasal dari dasar tabung. Untuk
cahaya yang dihamburkan, bukan cahaya yang pembanding kekeruhan, tabung hams dapat dilihat secara
ditransmisikan; geometni mi juga digunakan dalam horisontal dengan latar belakang gelap dan sumben
fluorometer, sehingga pada umumnya dengan memilih cahaya langsung dari sisi tabung.
penyaring yang sesuai, fluorometer dapat dipakai sebagai Pada penetapan uji batas yang menggunakan
nefelometer. pembanding wama dalam dua wadah yang serupa (misal
Turbidimetni perbandingan mengkombinasikan tabung pembanding padanan wanna), dapat digunakan
teknologi Nefelometri 90° dan Turbidimetri; yang berisi alat yang sesuai dan pada mata telanjang.
fotosel yang menenima dan mengukur hamburan cahaya
pada sudut 90° dari contoh dan juga menenima dan
mengukur hamburan cahaya yang diteruskan di depan SPEKTROMETRI MASSA <1201>
contoh; juga mengukur cahaya yang ditransmisikan
secara langsung melalui contoh. Spektnometer massa dapat digunakan untuk mengukun
Linienitas dicapai dengan menghitung perbandingan penbandingan massa ion terhadap muatan ion dan untuk
pengukuran hamburan cahaya sudut 90° terhadap jumlah mempelajani proses ionisasi. Selain itu, juga
pengukuran hamburan cahaya sebelumnya dan dimungkinkan untuk mempelajani reaksi ion dalam fase
pengukuran cahaya yang ditransmisikan. gas seperti proses dekomposisi unimolekulen dan reaksi
Keuntungan menggunakan sistem Turbidimetri ion molekul.
perbandingan adalah pengukuran cahaya yang Spektrometen massa adalah suatu instrumen yang
menyimpang dapat diabaikan. menghasilkan berkasion dari suatu zat uji, memilih ion
Dalam praktek, disarankan agar dipastikan bahwa tersebut menjadi spektrum sesuai dengan penbandingan
teijadinya pengendapan partikel yang diukur dapat massa terhadap muatan (m/z) dan menekam kelimpahan
diabaikan. Hal mi biasanya dilakukan dengan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya ion positif yang
memasukkan suatu koloida pelindung ke dalam medium dipelajari, karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber
cairan suspensi. Hasil diintepretasikan dengan cara tumbukan elektron (TE) umumnya sedikit. Dengan
membandingkan pembacaan tersebut dengan pembacaan
- 1593 -

diperkenalkannya teknik ionisasi kimia (1K) dan Dengan adanya medan magnetik yang tegak lurus
tembakan atom cepat (TAC) yang keduanya dapat terhadap gerakan berkas ion positif, tiap ion mengalami
menghasilkan ion negatif yang banyak, maka perhatian suatu gaya pada sudut 90 1 (siku) terhadap arah gerak
terhadap analisis ion negatif meningkat. maupun arah medan magnet dan karena itu berkas ion
Secara umum, spektrometer massa terdiri dari tiga tadi dibelikkan. Gerakan tersebut dinyatakan oleh
komponen utama seperti yang ditunjukkan pada gambar persamaan:
di bawah: Sumber ion untuk menghasilkan ion berbentuk
gas dari zat uji; penganalisis untuk memisahkan ion H2r 2
menjadi komponen massa yang khas sesuai dengan m/z=
perbandingan massa terhadap muatan dari ion yang ada;
dan sistem detektor untuk merekam kelimpahan relatif m adalah massa dalam satuan massa atom; z adalah
atau intensitas tiap jenis ion yang dipisahkan. Selain itu, jumlah muatan listrik; H adalah kekuatan medan magnet
sistem pemasukan contoh diperlukan untuk memasukkan dalam Gauss; r adalah jar-jar lintasan ion dalain cm; dan
zat uji pada sumber ion sambil tetap mempertahankan V adalah tegangan akselerasi. Spektrum massa dihasilkan
persyaratan hampa udara yang tinggi (setara 10 .6 - 10 8 dengan merubah kekuatan medan magnet dan mendeteksi
torn). Seperti yang ditunjukkan pada gambar, kebanyakan ion yang melewati celah keluar pada saat difokuskan.
instrumen dilengkapi suatu komputer untuk memudahkan Dalam penganalisis waktu tempuh, pemisahan ion
penanganan sejumlah besar data yang dihasilkan. dengan massa yang berbeda berdasarkan pada pemberian
energi yang sama kepada semua ion. Oleh karena itu ion
Sistem Pemasukan dengan massa yang berbeda, mempunyai kecepatan yang
Contoh berbeda. Jika ion melewati jarak tertentu, waktu tempuh
jarak tersebut akan bervaniasi sesuai dengan massanya.
I Penganalisis I Massa yang Iebih ringan bergerak lebih cepat dan
mencapai detekton dalam jangka waktu yang lebih
_Detektor
pendek. Waktu tempuh diberikan oleh rumus:
-

Komputer t(f) = krf


z
Penganalisis Penganalisis massa memisahkan massa
yang berbeda dalam contoh yang terionisasi, hal mi t ()) adalah waktu tempuh dalam detik; m dan z adalah
memungkinkan penetapan massa dan akhirnya sama dengan yang telah diuraikan sebelumnya. Oleh
kelimpahan atau intensitas relatif tiap jenis ion dapat karena itu, waktu tempuh berbagai ion adalah sebanding
ditentukan. Empat dari beberapa metode yang umum dengan akar kuadrat dari perbandingan massa terhadap
digunakan adalah (1) kuadruprol (2) penganalisis muatan ion.
magnetik, penganalisis, (3) penganalisis waktu tempuh Spektrometer massa alibragaman Fourier (SMAF)
dan (4) penganalisis alihragaman Fourier. Penganalisis adalah teknik yang didasankan pada gerakan sikiotron ion
elektrostatik sening digunakan bersamaan dengan dalam medan magnet yang beragam. Dalam medan
penganalisis massa lainnya. magnet dengan kerapatan B, ion dipaksa bergenak dalam
Pada metode kuadruprol, pemisahan massa dapat orbit yang sirkuler (sikiotron). Frekuensi sudut, Co. dan
terjadi dalam suatu instrumen yang terdiri dari 4 batang gerakan sikiotron diberikan oleh persamaan:
koaksial, idealnya tiap batang mempunyai potongan
melintang hiperbolik, tetapi dalam praktek batang sirkuler °zxB
yang umum digunakan. Dua batang yang berlawanan (0=
mempunyai potensial listrik yang tetap (U), dua lainnya M
mempunyai potensial bolak balik frekuensi radio (V,2).
Di bawah pengaruh medan listrik i, semua ion (kecuali Dalam spektrometer massa resonansi siklotron, orbit
satu massa tertentu) dalam berkas ion dibelokkan ke arah sikiotron dapat dipenluas dengan menempatkan ion path
sisi dan lenyap; massa terpilih (yang ditetapkan dengan medan listrik bolak-balik. Jika frekuensi dari pembangkit
cara mengatur U, V$) dibiarkan melewati batang-batang. sinyal sesuai dengan frekuensi sikiotron, ion dipercepat
Oleh karena semua nilai m/z lainnya ditolak kecuali satu secana teratur mencapai radius yang makin lama makin
yang terpilih, maka kadang-kadang penganalisis disebut besar hingga terjadi suatu gerakan koheren (dari sejunilah
penyaring massa. Teori menyatakan bahwa massa ion ion) sesuai dengan sejumlah energi kinetik yang
yang tinggi memerlukan waktu yang lebih lama untuk bermakna. Setelah eksitasi dihentikan, ion sildotronik
melewati penganalisis, akibatnya mempunyai lebih menaikkan anus bolak-balik tertentu pada elektrode-
banyak kesempatan untuk fragmentasi maupun elektrode yang kemudian diperkuat. Analisis frekuensi
bertumbukan dengan molekul gas tersisa, kepekaan terhadap sinyal penerima menghasilkan massa dari ion
berkurang dengan meningkatnya massa: fenomena mi yang tenlibat dengan ketepatan tinggi. Oleh karena itu,
disebut diskriminasi massa dan merupakan sifat dasar alibragaman Fourier dari sinyal yang waktunya hanya
dari penganalisis kuadoprol.
- 1594-

sebentar menghasilkan spektrum frekuensi untuk lonisasi kimia (1K) adalah teknik ionisasi sekunder
komputasi spektrum massa. yang populer, dan kebanyakan instrumen banu dilengkapi
Teknik ionisasi Ion positif dapat dihasilkan dengan dengan fasilitas mi.
melewatkan berkas elektron, melalui gas pada tekanan Dalam ionisasi kimia, gas pereaksi pada tekanan lebih
lebih kurang 10-'- 10-6 mmHg. Dapat juga digunakan kurang 0,1 sampai 10 ton dimasukkan pada sumber dan
tekanan yang berbeda dengan tekanan diatas, tetapi teronisasi. Pada tekanan mi, terjadi reaksi molekul-ion
rentang tekanan tersebut adalah yang paling umum. dan terjadi reaksi lebih lanjut ion gas pereaksi primer.
Energi berkas elektron umumnya terkendali. Jika energi Gas pereaksi yang paling umum digunakan adalah
berkas elektron lebih besar dari potensial ionisasi gas, metana, isobutana, dan amonia. Reaksi yang khas untuk
elektron dapat menyebabkan ionisasi danlatau metana ditunjukkan oleh persainaan berikut mi:
fragmentasi molekul gas yang ditunjukkan sebagai
berikut: CH4 + e - CH' + + CH2 '

e + M - M + 2e CH4 ' + CH4 - CH5 + CH3 '

Sumber jenis mi disebut sumber tumbukan elektron CH3 + CH4 -+ C2H5 + H2


(TE). Elektron umumnya diemisikan dari filamen
tungsten atau rhenium yang dipanaskan. CH5 merupakan asam kuat Bronsted dan dapat
Ion yang dibentuk dalam bejana ionisasi dipercepat memindahkan proton kepada kebanyakan senyawa
xnelalui celah keluar dari sumber menuju daerah organik sebagai berikut:
penganalisis oleh suatu medan penolakanlpenanikan yang
sebagian ditetapkan oleh penetrasi medan melalui celah CH5 +M—MH+CH4
keluar sumber dan sebagian lagi oleh potensial kecil yang
diberikan pada lempeng penolak ion dalam bejana Dengan metana, ion molekul terprotonasi (MH) yang
ionisasi. Ion selanjutnya dipercepat oleh medan yang jauh terbentuk mula-mula dapat mempunyai energi yang
lebih besar antara bejana ionisasi dan celah keluar cukup untuk terionisasi lebih lanjut.
sumber, celah terakhir berada pada potensial dasar. Dengan metode tembakan atom cepat (TAC)
Konversi suatu spektrometer massa menjadi modus ion menggunakan berkas atom netral yang cepat untuk
negatif adalah mudah, dan alat modem dirancang untuk menembaki contoh, kanena itu persyaratan pertama teknik
melaksanakan prosedur itu secara otomatik pada mi adalah berkas atom yang bergerak cepat, diarahkan
pemilihan parameter tunggal. Secara teoritis, semua yang dengan tepat pada contoh sasaran, yang dilarutkan dalam
diperlukan adalah membalikkan arah semua tegangan dan matriks cair yang tidak menguap. Hal mi relatif mudah
medan percobaan. Ion negatif juga dibentuk dalam dan metode untuk menghasilkan berkas atom tersebut
berbagai proses ionisasi di atas, sedangkan pemasukan telah dikembangkan dengan baik. Penembak ion
contoh dengan penampang melintang penangkapan digunakan untuk menghasilkan berkas ion xenon yang
elektron yang tinggi menghasilkan pembentukan ion mengalami pertukaran muatan dalam sel penumbuk
negatif yang berlimpah. Karena itu, seringkali dibuat dengan gas xenon cepat yang diperlukan. Prosesnya
turunan multi-halida dari senyawa uji. disimpulkan pada persamaan berikut:
Spektrum massa ion negatif telah berhasil digunakan
dalam analisis pestisida karena struktumya sesuai dengan Xe -p Xe + e
teknik mi.
Dalam sumber ionisasi medan (IM) ion terbentuk Xe + +Xe-4Xe+Xe +
dalam medan elektrostastik kuat yang terbentuk pada
ujung kawat elektrode yang dialiri tegangan tinggi. Ion Tanda panah di bawah menunjukkan bahwa partikel
yang terbentuk dari molekul yang berada pada ujung bergerak cepat.
kawat hampir semua adalah ion induk. Sumber tidak Karena teknik tembakan atom cepat (TAC) adalah
digunakan secara luas tetapi sangat bermanfaat untuk teknik analisis permukaan, penyiapan contoh dalam
mempelajari molekul yang sangat tidak stabil atau rangka mengoptimalkan kondisi permukaan adalah sangat
campuran yang sangat kompleks dan dalam mempelajari penting. Jika contoh dilapiskan pada 'probe' melalui
reaksi permukaan. penguapan larutan, berkas ion contoh yang dihasilkan
Desorpsi medan (DM) dapat dianggap sebagai sering tidak tetap. Sering dihasilkan ion antara.
perluasan ionisasi medan, perbedaan utamanya adalah Kecenderungan pembentukan ion antara (M + Na) dan
bahwa contoh dilapiskan pada ujung pengemisi ion (M + K) mempunyai beberapa analagi dalam desorpsi
medan dan ionisasi terjadi dari fase padat. Teknik mi medan (DM), terutama dalam ionisasi golongan gula.
memerlukan pengalaman untuk memperoleh hasil yang Fenomena mi dimanfaatkan untuk membantu dalam
dapat dipercaya. Spektrum massa yang terutama terdiri ionisasi senyawa golongan ini. Permiikaan contoh sering
dari ion molekular dapat direkam dari senyawa yang diberikan larutan natrium kiorida untuk meningkatkan
sangat tidak mudah menguap dan tidak stabil terhadap jumlah ion antara. Pemanasan contoh selama analisis
panas. kadang-kadang dapat meningkatkan ion yang dihasilkan.
- 1595-

Penekanan jumlah ion contoh mungkin disebabkan spektrometer massa kedua untuk mempelajari pola
oleh destruksi permukaan contoh dan diperlukan cara fragmentasi.
untuk terus menerus memperbaharui permukaan contoh Analisis data dan interpretasi Walaupun molekul
selama analisis yang dapat dilakukan dengan melarutkan umumnya bermuatan netral, jika satu elektron diambil
contoh dalam cairan tidak menguap yang sesuai dan atau ditambahkan, akan menghasilkan ion molekuler.
dengan melapiskan campuran path "probe ". Dengan cara Massa ion mi adalah bobot molekul dari molekul yang
lain, umur contoh lebih lama 1 jam dalam sumber ion diteliti. Selanjutnya, seringkali dimungkinkan untuk
telah menjadi kenyataan dan jangkauan senyawa yang menentukan massaa ion mi secara akurat dengan
dapat diuji dengan tembakan atom cepat (TAC) sangat ketepatan yang cukup untuk dapat menghitung rumus
diperluas. Umur contoh yang panjang dan kepekaan empiris dari senyawa. Massa yang akurat dapat
tinggi menjadikan tembakan atom cepat (TAC) suatu ditetapkan pada resolusi yang tinggi baik oleh
teknik spektrum massa yang penting untuk menghasilkan pengukuran melalui penatahan atau mencocokkan puncak
spektrum massa dan bahan belum diketahui, bahan yang zat.
sulit ditangani, bahan biokimia dan juga memberikan Ion fragmen dihasilkan dan ion-ion molekular melalui
identifikasi tanpa keraguan dari rumus elemen bahan berbagai proses pemecahan ikatan. Terdapat banyak
melalui penetapan massa yang akurat. Keuntungan lain pustaka yang membahas kaitan antara pola pemecahan
dari TAC adalah dalam penetapan struktur berdasarkan ikatan (pola fragmen) dengan struktur molekuler.
pada ion fragmen dalam spektrum. Korelasi spektrum massa dan struktur molekul dibahas
Cara pemasukan contoh Contoh dimasukkan ke dalam untuk steroid, aromatik, alifatik dan akhir-akhir mi juga
bejana ionisasi dalam bentuk gas atau uap. Karena untuk senyawa kompleks yang berasal dari bioteknologi.
banyak contoh berbentuk gas atau cairan pada suhu ruang Spektrum massa seringkali sangat kompleks dan tidak
dan tekanan atmosfer, diperlukan suatu sistem semua ion dapat dipisahkan dengan spektnometer massa.
penanganan contoh dan rangkaian yang memungkinkan Batas kemampuan instrumen untuk memisahkan dua ion
masuknya contoh ke sumber ion. yang massanya sangat berdekatan disebut daya pisah dan
Untuk menghasilkan berkas molekular secara langsung instrumen. Definisi mi menyatakan daya pisah dari suatu
dan zat padat dalam sistem hampa udara dapat dilakukan spektrometer masssa adalah nomor nilai massa tertinggi
secara mudah dengan pemanasan contoh padat dalam pada tempat puncak-puncak dengan bobot molekul
krus pada suhu yang cukup tinggi. Beberapa "probe" berdekatan dan tinggi yang sama mempunyai suatu
atau "catridge" yang terdapat di pasaran dapat digunakan "lembah" diantananya seharga 10% dari tinggi puncak.
tergantung path jenis instrumen dan tujuan penggunaan. Dalam spektrometer massa, resolusi rendah mencakup
Instrumen analitik yang lain digunakan sebagai tempat rentang lebih kunang 100 - 2000, resolusi sedang 2000 -
pemasukan contoh ke dalam spektrometer massa. Yang 10.000 dan resolusi tinggi lebih besar dari 10.000.
paling populer dan berhasil pertama kali dikembangkan Analisis kuantitatif dalam spektrometer massa
dalam spektrometer massa adalah gabungan dan umumnya dilakukan dengan salah satu dari dua cana.
kromatografi gas dan spektometer massa (KG/MS). Yang pertama adalah pemantauan secara ion selektif.
Gabungan instrumen mi dianggap berhasil karena yang Dalam teknik ini, sekelompok ion yang diinginkan
keluar dari kromatografi gas dalam keadaan uap dan difokuskan tersendiri pada detektor dan diukur. Baik
mãsalah utamanya hanya terletak pada keharusan kepekaan maupun selektifitas ditingkatkan melalui teknik
menghilangkan secara selektif gas pembawa yang tidak in'.
diinginkan. Teknik kuantitatif kedua yang terkenal adalah
Kombinasi kromatograf cair dengan spektrometer pengenceran isotop. Metode mi dapat dilaksanakan
massa (KC/SM) adalah masalah yang lebih sulit. melalui penggunaan isotop yang reaktif atau stabil,
Sekalipun kromatografi cair merupakan instrumen penggunaan isotop yang stabil lebih disukai untuk
pemisah yang bermanfaat, pelarut pengeluasi yang spektrometri massa. Teknik pengenceran isotop
banyak digunakan sering kali adalah pelarut yang cukup mempunyai keuntungan yang unik, bahwa tidak perlu
polar, kompleks dan relatif tidak mudah menguap. untuk memperoleh kembali seluruh bahan asal yang
Meskupun demikian, gabungan kedua instrumen dapat dianalisis untuk mendapatkan informasi kuantitatif yang
dilakukan dan instrumen KC/MS tersedia di pasaran. diinginkan. Teknik mi telah berhasil diterapkan dalam
Pada akhirnya, hampir semua dari berbagai gabungan mempelajani bahan biologik, sering dalam kombinasi
antara spektrometer massa yang merupakan sistem tempat dengan KG/SM atau KC/SM.
pemasukan contoh dengan spektrometer massa lain
(SMIMS) telah dikembangkan dan dipelajari misalnya;
TOF dengan sektor magnetik, dua sektor magnetik, UJI AEROSOL <1211>
kuadoprol dengan sektor magnetik dan lain-lain.
Penggunaan teknik mi paling berhasil untuk analisis PROPELAN
campuran. Juga telah digunakan untuk .analisis struktur
yang memerlukan pengionan terhadap molekul yang akan [Perhatian Propelan hidrokarbon sangat mudah terbakar
ditetapkan dengan teknik yang terutama menghasilkan dan meledak. Perhatikan tindakan pengamanan; lakukan
ion induk, kemudian ion induk mi dimasukkan ke dalam pengambilan cuplikan dan pekerjaan analitik dalam
lemari asam berventilasi baik.]
- 1596 -

Prosedur Umum Pengambilan Cuplikan 50 ml propelan, dan buang bagian propelan cair tersebut.
Lanjutkan pengaliran propelan cair dari kumparan
Prosedur mi digunakan untuk pengambilan cuplikan pendingin, dan tampung dalam tabung sedimentasi
propelan dalam bentuk gas pada suhu lebih kurang 25° kerucut 1000 ml yang sebelumnya sudah didinginkan,
dan disimpan dalam silinder bertekanan tinggi. Gunakan sampai tanda. Biarkan propelan menguap, menggunakan
silinder cuplikan dari baja tahan karat, yang dilengkapi tangas air hangat yang suhunya dijaga tetap pada lebih
dengan katup baja tahan karat, berkapasitas tidak kurang kurang 40° untuk mengurangi waktu penguapan. Apabila
dari 200 ml dan daya tekanan 240 psi atau lebih. semua cairan sudah menguap, bilas tabung sedimentasi
Keringkan silinder dengan katup terbuka pada suhu 110 0 berbentuk kerucut dua kali masing-masing dengan 50 ml
selama 2 jam, dan hampakan silinder panas tersebut pentana, dan kumpulkan bilasan dalam cawan penguap
hingga tekanan kurang dari 1 mm}-lg. Tutup katup, 150 ml yang sudah ditara. Masukkan 100 ml pelarut
dinginkan dan timbang. Sambungkan salah satu ujung pentana ke dalam cawan penguap 150 ml kedua yang
unit pengisi secara ketat pada wadah propelan, sedangkan sudah ditara; letakkan kedua cawan penguap tersebut di
ujung lain disambungkan secara longgar pada silinder atas tangas air, uapkan sampai kering, dan panaskan
cuplikan. Buka wadah propelan hati-hati, dan biarkan kedua cawan penguap dalam oven pada suhu 100° selama
propelan mengalir keluar unit pengisi melalui sambungan 60 menit. Dinginkan dalam desikator, dan timbang.
yang dapat dilonggarkan. Hindari pengaliran terlampau Ulangi pemanasan setiap kali selama 15 menit hingga
cepat yang mengakibatkan kelembaban membeku pada pada penimbangan berturutan perbedaan bobot sekitar
unit pengisi dan sambungan. Ketatkan sambungan 0,1 mg. Hitung bobot residu propelan, dari perbedaan
silinder cuplikan dan buka katup hingga propelan bobot antara kedua cawan penguap tersebut.
mengalir ke dalam silinder yang telah dikosongkan.
Lanjutkan pengambilan cuplikan hingga diperoleh jumlah
cuplikan yang dibutuhkan, kemudian tutup katup wadah Kandungan Air
propelan, dan akhirnya tutup katup silinder cuplikan.
[Perhatian Silinder cuplikan tidak boleh diisi Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar Air
berlebihan.] Timbang lagi silinder cuplikan yang sudah <1031>, dengan modifikasi sebagai benikut: (a) Sediakan
terisi dan hitung bobot cuplikan. labu titrasi sistem tertutup dengan sebuah lubang lubang
yang dapat dilalui oleh pipa dispersi gas dengan porositas
Suhu Didih Perkiraan kasar untuk dispersi gas yang disambungkan pada silinder
cuplikan; (b) Encerkan Pereaksi dengan metanol anhidrat P
hingga tercapai faktor kesetaraan air antara 0,2 dan 1,0
Masukkan 100 ml cuplikan ke dalam tabung sentrifuga mg per ml; diamkan larutan encer tersebut tidak kurang
alas bulat yang sebelumnya telah ditara, dan berisi
dari 16 jam sebelum pembakuan; (c) Dapatkan 100 g
beberapa batu didih, kemudian timbang. Celupkan cuplikan seperti tertera pada prosedur Umum
termometer ke dalam cairan, dan letakkan tabung di Pengambilan Cuplikan, dan masukkan cuplikan ke dalam
dalam media yang suhunya dipertahankan pada 32 1 di
labu titrasi melalui pipa dispersi gas dengan laju aliran
atas suhu didih perkiraan. Bila pembacaan suhu lebih kurang 100 ml gas per menit; jika perlu panaskan
termometer sudah tetap, rekam sebagai suhu didih silinder cuplikan hati-hati, untuk menjaga laju aliran mi.
pembacaan termometer setelah 5% cuplikan terdestilasi.
Simpan sisa cuplikan untuk penetapan Residu Suhu Didih
Tinggi. Isi Minimum

Residu Suhu Didih Tinggi, Metode I Aerosol topikal dan inhaler dosis tenukur bertekanan
memenuhi persyaratan aerosol seperti tentera pada Isi
Biarkan 85 ml cuplikan sepenti pada pengujian Suhu Minimum <861>.
didih perkiraan, dan pindahkan tabung sentnifuga yang
berisi 15 ml cuplikan yang tersisa dalam media yang JUMLAH TOTAL SEMPROTAN TIAP
suhunya dipertahankan pada 100 di atas suhu didih. WADAH ATAU INHALER
Sesudah 30 menit, keluarkan tabung dari tangas air,
keningkan bagian luar tabung dengan kertas pengering, Lakukan pengujian mi untuk aerosol topikal dan
dan timbang. Hitung bobot residu. inhaler dosis terukur, pada sat dan wadah yang sama
untuk uji Keseragaman Kandungan Semprotan dan untuk
Residu Suhu Didih Tinggi, Metode II Penetapan kadar. Tentukan jumlah total semprotan
penghantaran dengan menghitung jumlah semprotan
Buat kumparan pendingin dani pipa tembaga (diameter
untuk persiapan, ditambah bagian yang digunakan untuk
luar lebih kurang 6 mm x panjang 6,1 m) yang
penentuan kandungan semprotan, dan lanjutkan
dipasangkan pada labu hampa udara bermantel. Celupkan
penyemprotan sampai wadah atau inhaler kosong.
kumparan pendingin ke dalam campuran es kening dan
Persyaratan dipenuhi jika semua wadah atau inhaler
aseton di dalam labu hampa udara bermantel, dan
yang diuji mengandung tidak kurang dari jumlah
hubungkan salah satu ujung tabung dengan silinder
semprotan sepenti tertera pada etiket.
cuplikan propelan. Buka katup silinder cuplikan secara
hati-hati, bilas kumparan pendingin dengan lebih kunang
- 1597 -

UJI KEBOCORAN AEROSOL TOPIKAL


Laju Semprotan
Pilih 12 wadah aerosol, catat tanggal dan waktu
dengan ketelitian setengah jam. Timbang masing-masing Pilih tidak kunang dari 4 wadah aerosol, kocok jika
wadah dengan ketelitian mg dan catat bobot dalam mg dinyatakan pada etiket, buka penutup dan pembungkus,
dari masing-masing wadah sebagai Wj. Biarkan wadah tekan masing-masing katup selama 2 3 detik. Timbang
-

dalam posisi tegak lurus pada suhu kamar selama tidak saksama masing-masing wadah, celup dalam tangas
kurang dari 3 han, dan timbang kembali masing-masing dengan suhu tetap sampai tekanan internal mencapai
wadah, catat bobot dalam mg dari masing-masing wadah keseimbangan pada suhu 25 1 seperti ditentukan dengan
sebagai W2, catat tanggal dan waktu dengan ketelitian tekanan internal yang tetap sepenti tertera pada Uji
setengah jam. Tentukan waktu, 7', dalam jam, yaitu Tekanan. Keluankan wadah dari tangas, keringkan lembab
jangka waktu pengujian. Hitung laju kebocoran dalam mg berlebih pada wadah menggunakan kertas pengering,
per tahun, dari masing-masing wadah dengan rumus: kocok, jika dinyatakan pada etiket, tekan masing-masing
katup selama 5,0 detik (catat waktu dengan seksama
4' menggunakan pencatat waktu) dan timbang kembali
(365) (w - w2) bobot masing-masing wadah. Kembalikan wadah ke
(~T
dalam tangas dengan suhu tetap, dan ulangi tiga kali
Jika pengujian dilakukan dilakukan terhadap wadah prosedur yang telah dilakukan untuk setiap wadah.
aerosol dari kaca berlapis plastik, keningkan wadah dalam Hitung laju semprotan rata-rata, dalam gram per detik,
desikator selama 12 18 jam, dan diamkan selama 24 jam
-
untuk masing-masing wadah.
pada lingkungan kelembaban tetap sebelum penetapan
bobt awal seperti diuraikan di atas. Lakukan pengujian Uji Tekanan
pada kondisi kelembaban yang sama. Kosongkan isi
masing-masing wadah menggunakan cara yang aman; Uji mi dimaksudkan untuk wadah yang dilengkapi
misalnya dengan pendinginan untuk menurunkan tekanan dengan katup semprotan berkesinambungan. Pilih tidak
internal; buka katup dan tuang. Hilangkan semua residu kunang dari 4 wadah aerosol, lepaskan penutup dan
kandungan dengan pembilasan menggunakan pelarut pembungkus, celup dalam tangas dengan suhu tetap
yang sesuai, kemudian bilas beberapa kali dengan hingga tekanan internal tetap pada suhu 25°. Keluarkan
metanol. Kumpulkan wadah, katup, dan semua bagian wadah dari tangas, kocok dan buka penyemprot dan
yang ada hubungan sebagai kesatuan wadah dan bersihkan sisa air dari batang katup kalau masih ada.
panaskan pada suhu 1000 selama 5 menit. Dinginkan, Letakkan masing-masing wadah pada posisi tegak lunus,
timbang, dan catat bobot sebagai W3 dan tentukan bobot dan tetapkan tekanan masing-masing wadah dengan
isi bersih (W1- W) untuk masing-masing wadah yang memasang alat pengukur tekanan pada batang katup,
diuji. Jika bobot rata-rata isi bersih sudab ditentukan pasang kuat dan genakkan katup hingga terbuka
sebelumnya, harga mi dapat digunakan sebagai bobot isi sempurna. Alat dikalibrasi mendekati tekanan yang
bersih. Persyaratan dipenuhi jika laju kebocoran rata-rata diperkirakan dan dihubungkan menggunakan adaptor
per tahun untuk ke 12 wadah tidak lebih dari 3,5% dan yang sesuai untuk ukuran batang katup. Baca tekanan,
bobot isi bersih, dan tidak satupun wadah menunjukkan langsung dan alat pengukur tekanan.
kebocoran lebih dari 5,0% dari bobot isi bersih per tahun.
Jika 1 wadah menunjukkan kebocoran lebih dari 5,0% per INHALER DOSIS TERUKUR BERTEKANAN
tahun dan tidak satupun wadah menunjukkan kebocoran
lebih dari 7,0% per tahun, tentukan laju kebocoran dan Uji-uji berikut dapat ditenapkan untuk inhaler dosis
24 wadah yang lain. Tidak lebih 2 dari 36 wadah terukur bertekanan yang diformulasi sebagai suspensi
menunjukkan kebocoran lebih dari 5,0% bobot isi bersih atau larutan bahan aktifdalam propelan.
per tahun dan tidak satupun dari 36 wadah yang
menunjukkan kebocoran lebih dari 7,0% bobot isi bersih Kinerja Pengukuran
per tahun. Apabila bobot isi bersih kurang dari 15 g dan
Pilih 10 inhaler bentekanan, lengkap dengan
pada etiket tertera masa kedaluarsa, persyaratan dipenuhi
penyemprot, beri tanda pada masing-masing wadah untuk
jika laju kebocoran rata-rata dari 12 wadah tidak lebih
mencegah kekeliruan identitas, dan ikuti prosedur benikut
dari 525 mg per tahun dan tidak satupun menunjukkan
untuk masing-masing wadah. Kocok selama tidak kurang
kebocoran lebih dari 750 mg per tahun. Jika satu wadah
dari 5 detik, dan dengan unit batang katup mengarah ke
menunjukkan kebocoran lebih dari 750 mg per tahun,
bawah, buang 1 kali semprotan. Ulangi langkah di atas
tetapi tidak lebih dari 1,1 g per tahun, tentukan laju
hingga 5 kali semprotan. Sesudah 1 menit, timbang unit
kebocoran dari 24 wadah tambahan lain. Tidak lebih 2
tersebut dan catat bobot sebagai W1 . Kocok lagi selama
dari 36 wadah menunjukkan kebocoran lebih dari 750 mg
5 detik, dan dengan unit batang katup menganah ke
per tahun, dan tidak satupun dari 36 wadah menunjukkan
bawah, buang 1 kali semprotan. Sesudah 1 menit,
kebocoran lebih dan 1,1 g per tahun. Uji mi dilakukan
timbang inhaler dan catat bobot sebagai W2. Hitung
disamping uji kebocoran yang lazim dilakukan untuk
bobot, WD 1, isi yang dikeluarkan dani setiap wadah
masing-masing wadah.
inhaler menggunakan rumus:
- 1598 -

W1 —W2 waaasi
4e,osol

Letakkan masing-masing 10 inhaler, lengkap dengan


penyemprot pada posisi tegak, dengan batang katup
mengarah ke atas, diamkan unit tersebut tanpa gangguan Ke Sistem
selama 6 jam atau jangka waktu antara dosis-dosis seperti Hempa Uda(

dinyatakan pada etiket. Setelah waktu tersebut lewat,


balikkan masing-masing unit hingga batang katup
mengarah ke bawah, kocok baik-baik dan segera buang
satu semprotan. Timbang inhaler, dan catat bobot sebagai
W3. Hitung bobot, WE) 2 isi yang dikeluarkan dari masing-
,

masing wadah inhaler menggunakan rumus:

w2 -w3
Gambar 1 Alat Pengambi Ian Cuplikan unWk
Inhaler DosisTerukur Berlekanan
Untuk tiap inhaler yang diuji, hitung persentase variasi
dalam bobot yang disemprotkan, menggunakan rumus:
Untuk menghindari terlepasnya obat ke dalam
atmosfer pada saat aerosol disemprotkan, udara diisap
IVD2
loo terus menerus dengan kecepatan 12 liter per menit,
(
WD 1 melalui sistem penerima ke dalam bejana penampung dan
larutan pengabsorbsi, menggunakan sistem hampa udara.
Persyaratan uji dipenuhi jika tidak lebih 1 dari 10 hasil
uji berada di luar rentang 75,0% sampai 125,0%. Jika Ukuran Partikel
tidak lebih dari 2 hasil uji terletak di luar rentang 75,0%
sampai 125,0%, lakukan uji pada 10 inhaler tambahan. Distribusi ukuran partikel dan tetesan semprotan yang
Persyaratan uji dipenuhi jika tidak lebih 2 dari 20 hasil uji dikeluarkan inhaler dosis terukur merupakan parameter
berada di luar rentang 75,0% - 125,0%. penting untuk menilai kinerjanya. Partikel inhaler dosis
terukur tipe suspensi tidak lebih dari 10 ttm, jika selama
inhalasi dimaksudkan agar terdeposit pada paru-paru.
Keseragaman Kandungan Semprotan Dalam hal ini, biasanya partikel dihaluskan hingga lebih
kecil dari 5 gm, dan jumlah partikel besan yang
Penetapan kandungan bahan aktif dalam semprotan disemprotkan dari inhaler dosis terukur dievaluasi dengan
dari inhaler dosis terukur bertekanan, dapat dilakukan cara seperti tertera pada Mikroskopi. Demikian juga
menggunakan alat untuk pengambilan cuplikan halnya dengan Distribusi Ukuran Aerodinamik yang
semprotan yang diuraikan berikut. Alat mi dianggap menentukan Median Diameter Massa Aerodinamik
memenuhi syarat untuk pengambilan cuplikan dengan (IvIDMA) dan Simpangan Baku Geometrik (SBG) obat
laju aliran rendah (12,5 liter per menit). Sebagai alternatif yang dikeluankan inhaler dosis terukur.
dapat pula digunakan peralatan seperti yang diuraikan Tetapkan distribusi ukuran aerodinamik menggunakan
clan digambarkan pada Gambar 1. impaktor tingkat tunggal atau ganda yang terkalibrasi
(Alat 1, Alat 2 atau Alat 3) pada rentang suhu dan
ALAT PENGAMBILAN CUPLIKAN SEMPROTAN
kelembaban tertentu untuk menentukan Dosis Terhirup
Alat yang diuraikan berikut digunakan, apabila atau Fraksi Terhirup sebagai bagian dani keluaran inhaler
dinyatakan dalam masing-masing monografi, untuk yang diharapkan berpenetnasi ke paru-paru selama
memperoleh cuplikan dari aerosol dosis terukur inhalasi.
menggunakan penyemprot inhalasi yang terpasang.
Alat mi terdiri dari suatu sistem penenima yang MIKROSKOPI
mencakup penyemprot inhalasi (A); adaptor penerima
(B); dan tabung penerima (C, lebih kurang 5 cm x 15 cm, Persiapkan katup inhaler dosis terukur bertekanan
menyempit samapi 8 mm pada salah satu ujungnya); satu dengan mengocok dan menyemprotkan beberapa kali,
tabung penyemprot yang pada ujungnya dihubungkan kemudian semprotkan satu semprotan terukur pada kaca
dengan kaca masir porositas kasar untk mendispersikan objek bersih dan kering pada jarak 5 cm dari ujung akhir
gelembung udara (D); bejana penampung (E, botol penyemprot inhalasi oral, dengan arah tegak lurus dan
pencuci gas) yang berisi larutan pengabsorpsi; dan suatu anah penyemprotan. Amati kaca objek di bawah
sistem hampa udara dilengkapi dengan sumber mikroskop yang dilengkapi mikrometer okular
penghampa udara, pengatur dan pengukur aliran. terkalibrasi dengan perbesaran lebih kunang 500 kali.
Adaptor penerima dibuat sedemikian rupa sehingga Fokuskan pada partikel dalam 25 luas pandangan di dekat
dapat disambungkan pada penyemprot inhalasi dan daerah tengah dari pola cuplikan uji dan catat ukuran
aerosol yang diuji. partikel lebih kecil dari 5 pm yang paling banyak diukun
menurut sumbu terpanjang. Catat jumlah dan ukuran
-1599-

semua partikel berbentuk 10 jim diukur menurut sumbu secara kedap udara untuk mencegah kebocoran.
terpanjang: teramati tidak lebih dari 10 partikel. Hidupkan pompa, dan kalibrasi aliran udara melalui
sistem tersebut menggunakan pengukur aliran yang sesuai
DISTRIBUSI UKURAN AERODINAMIK yang disambungkan pada ujung terbuka pintu induksi.
Atur katup pengatur kecepatan pada pompa hampa udara
Peralatan tumbukan digunakan mengukur diameter hingga mencapai aliran mantap melalui sistem dengan
aerodinamik. Dengan menggunakan metode penetapan laju yang dibutuhkan, dan pastikan agar laju aliran udara
kadar cara spektroskopi atau kromatografi yang sesuai pada seluruh sistem berada dalam batas ± 2% dari laju
dan alat tumbukan yang sudah dikalibrasi dengan aliran yang ditetapkan oleh produsen. Pastikan pula agar
distribusi ukuran partikel aerodinamik dari obat dapat laju aliran tidak berubah ketika inhaler dihubungkan
ditetapkan cukup baik. Pada beberapa keadaan, mungkin dengan pintu induksi.
diperlukan pengaturan suhu dan kelembaban udara sekitar Prosedur Persiapkan katup aerosol dengan mengocok
dan yang melalui peralatan. Kondisi lingkungan dianggap kuat inhaler beberapa detik, dan segera buang satu
cukup kecuali dinyatakan lain pada masing-masing semprotan. Ulangi prosedur mi lima kali. Bilas
monografi. Selain distribusi ukuran untuk aerosol yang permukaan atas katup pengukur, bagian mulut, bagian
disemprot dari inhaler dapat juga diperoleh keseimbangan luar dan dalam dari batang katup menggunakan pelanut
bahan lengkap yang ditetapkan dengan pengujian analitik yang sesuai, dan uapkan sisa pelarut dengan bantuan
yang baik. Gunakan alat seperti tertera pada masing- aliran udara. Timbang saksama bobot wadah inhaler dan
masing monografi untuk menetapkan fraksi ukuran catat. Pasang wadah inhaler pada bagian mulut selama
partikel halus yang disemprotkan dari inhaler dosis beberapa detik. Dengan pengisap hampa udara dalam
terukur melalui penyemprot inhalasi. keadaan jalan pasangkan bagian mulut pada leher pintU
induksi dan segera semprotkan satu dosis ke dalam
Impaktor Riam Tingkat Ganda Alat 1 Desain dan impaktor niam.
susunan dari impaktor riam tingkat ganda dan pintu Karena katup pengukur terisi jika batang katup kembali
induksi yang menghubungkan alat dengan inhaler dosis pada posisi istirahat, bebaskan tekanan terhadap bagian
terukur bertekanan dapat dilihat pada Gambar 2a dan bawah wadah segera sesudah satu dosis dikeluarkan. Jika
Gambar 2b. Pilih peralatan dan pintu induksi dengan laju dibutuhkan dosis tambahan sebagai cuplikan, dianikan
aliran yang cukup cepat agar menyerupai terjadinya selama 30 detik sebelum melepaskan pasangan bagian
inhalasi dan mencegah hilangnya obat akibat peniupan mulut wadah dari leher pintu induksi untuk
balik ketika inhaler disemprotkan. Susun impaktor riam memungkinkan katup kembali pada suhu kamar.
tingkat ganda seperti diuraikan dalam petunjuk produsen Lepaskan pasangan bagian mulut wadah dari leher pintu
alat, dan jika perlu dikalibrasi. Jika perlu pasang induksi. Kocok pasangan bagian mulut wadah dengan
penyaring akhir di bawah tingkat terakhir untuk kuat, pasangkan bagian mulut pada leher pintu induksi;
menangkap tiap partikel halus yang mungkin akan keluar dan segera sempnotkan dosis selanjutnya. Ulangi hingga
dari impaktor riam. Sambungkan pintu induksi dan jumlah dosis yang dibutuhkan telah disemprotkan.
bagian mulut agar terjadi kedap udara antara bagian Sesudah dosis terakhir disemprotkan, lepaskan wadah
pinggiran mulut dan pintu induksi seperti terlihat pada dari bagian mulut, bilas bagian dalam batang katup
Gambar 2b. Pastikan bahwa berbagai tingkat peralatan dengan pelarut, dan encerkan secara kuantitatif hingga
(lihat Gambar 2a) juga disambungkan volume yang sesuai. Bilas semua obat dan bagian mulut
dengan pelarut yang sesuai untuk obat yang bersangkutan

T
Th,gk.t
Pip. S.mproc
Lb.pg J.
dan encerkan secara kuantitatif hingga volume yang
sesuai. Bilas leher pintu induksi dengan pelarut, dan
encerkan secara kuantitatif hingga volume yang sesuai.
Bilas pintu induksi dengan pelarut dan encerkan secara
ifl,pkCor kuantitatif hingga volume yang sesuai. Bongkar impaktor
niam, letakkan masing-masing tingkat dan penyaring
Thgk.t 2
akhir (jika digunakan) dalam wadah terpisah, dan bilas
masing-masing tingkat untuk menghilangkan obat.
Encerkan masing-masing secara kuantitatif hingga
volume yang sesuai.
t
Tingk.t N
Keningkan katup dan bagian dalam batang dengan
udara yang dimampatkan, dan timbang wadah untuk
menentukan jumlah keseluruhan massa dan formulasi
PPnyaPmg
Ahk_j yang dilepas ke dalam impaktor niam dan katup.

K. P..ep, h.e,p. pd.r.

Gambar 2. Gambaran SkrniaUk prinsip oprasi impaktor


berlingkat. (Linluk 'flenyeder)tanakan digantharkan, suatu
"jet tunggai per thigka? impaktor. Impaktor dengan banyak
"jet " pada set tap tingkat berfungsi dengan cara sam.)
- 1600 -

Lubang dan tempat penutup 2,5 rn 100.0


• /
x 0,45 m dengan kedalaman 3,8

5t ,/___•,__ - -T ----- I
100

II /
/ , I i•I go, t50
I I . '.— .
/ Permukaan Iu6ang berikut 104.3
•I_I(
127 1.
penutup harus # 4 dengan
diameter 19.0 -r
I.5x450CH

: =
± —


Potongan A - A - 31 —
0

Lubang dengan diameter. 2,9 A — A I


seperti gmbar (2) lubang c
oukurafl02,j m dengan sarbungan
r -
- 30.5

penutup atas bersekrup

r -------
I

)iH
• Keterangan:
1. Terbuat dari aluminium atau baja tahan karat
0 • 0
2. Susunpadarak, -
3. Lubang dengan diameter 19,0 dan licin
0
4. Potong tabung tepat 450 seperti gambar
•• 5. Licinkan ujung-ujung sambungan untuk segel
0 • tahan bocor
0

0 6. Disusun dalam bentuk tetap untuk benang dertgan


ukuran 2,5 m, lubang dalam (4) 19,0) harus sesuai
0 ur.tuk mencegah semirilmal mungkin ketidak
0 0 teraturan 0

0
•'
7. Lubang dengan diameter 31,5 dapat diubah agar
tepat pada iinpaktor
0
• • 0
• 8. Ukuran dalam mm

- Giunbar 2b Pintu induksi-cuplikan terlihat dipasngkan pada impaktor ziam



- 1601 -

Dengan metode analisis yang dinyatakan dalam masing- UkunrnX


masing monografi tentukan massa total obat yang S8G
ditampung dari tiap komponen. 4UbsmnY.
Perhitungan Fraksi Terhirup dan Dosis Terhirup
Fraksi terhirup dari dosis yang diberikan, atau dengan
kata lain, Median Diameter Massa Aerodinamik dan
Simpangan Baku Geometrik dihitung sebagai berikut:
Hitung massa total, A, obat yang dikeluarkan dari bagian
mulut inhaler. Hitung massa total, R, dari obat yang
ditemukan pada semua tingkat impaktor dan penyaning
akhir, jika digunakan, yang menangkap obat yang berada
dalam rentang ukuran partikel terhirup untuk obat yang • %ada.
diuji. mi adalah dosis terhirup. Hitung fraksi terhirup #.cdp)
yang akan diberikan dari inhaler kepada pasien IW
menggunakan rumus: I
I
- I
I

R
A
Ukurwi Part"t'
Median Diameter Massa Aerodinamik (MDMA) dan kbilt W
aerosol yang dikumpulkan dalam impaktor riam. Buat Stnukuin -
Tabel Perolehan Persentase Kumulat/Ukuran Partikel
Kurang dari yang Dinyatakan (Tabel I dan Tabel 2) Keseimbangan bahan Untuk memastikan validitas
sebagai berikut. Hitung massa total B, dari obat yang percobaan, hitmg keseimbangan bahan sebagai benikut.
dikumpulkan dalam impaktor riam. Mulai dengan obat Hitung massa jumlah, C, dari obat yang dikumpulkan
yang terkumpul pada tingkat yang menangkap fraksi (dari batang hingga tingkat akhir impaktor). Tentukan
ukuran pertikel terkecil (yaitu pada penyaring akhir, jika massa jumlah formulasi yang dilepas dari wadah selama
digunakan), dan bagi massa obat mi dengan massa total percobaan (bobot wadah sebelum pengambilan cuplikan
obat, B, yang didapat di atas. Kalikan hasil bagi mi dikurangi bobot sesudah pengambilan cuplikan). Hitung
dengan 100 untuk mengubah menjadi persentase. massa, D, dari obat yang diperkirakan dilepas dengan
Masukkan persentase mi pada batas diameter efektif mengalikan massa fonmilasi yang dilepas dengan kadar
partikel pada tingkat di atasnya dalam susunan impaktor. obat dalam formulasi. Hitung persentase kesetimbangan
Ulangi langkah mi untuk tiap tingkat selanjutnya menurut bahan menggunakan rumus:
urutan menaik. Untuk setiap tingkat, tambahkan
persentase massa yang diperoleh pada tingkat di
1001
bawahnya. Plot persentase massa kurang dari ukuran
partikel yang dinyatakan terhadap ukuran partikel, di atas
kertas logaritma, dan tank ganis lunis terbaik yang Keseimbangan bahan tidak kurang dari 90,0% dan tidak
menghubungkan titik-titik. (lihat Gambar 2c.). Jika lebih dan 110,0%.
diperlukan, analisis persamaan regresi dengan
pengurangan bobot dapat pula digunakan untuk Tabel 1 Rangkuman Massa untuk Analisis
mendapatkan hasil yang terbaik. Tentukan ukuran
partikel pada waktu garis memotong ordinat 50%. Ukuran
partikel mi merupakan perkiraan Median Diameter Massa Massa dari bilasan batang katup C
Aerodinamika (MMID). Massa dari bilasan bagian mulut C
Perhitungan simpangan baku geometrik Gunakan Massa dan bilasan leher A C
kurva logaritmik yang digunakan untuk menghitung Massa dari bilasan pintu induksi A C
Median Diameter Massa Aerodinamik Jika garis tepat Massa dari impaktor bertingkat n A B C
benar dengan data, maka distribusi ukuran merupakan
log-normal, dan dapat dihitung Simpangan Baku Jumlah massa A BC
Geometrik Catat ukuran partikel pada waktu garis
memotong ordinat 84,13%, nyatakan sebagai ukuran X Impaktor Satu Tingkat Alat 2 Untuk menentukan
Catat ukuran partikel pada waktu garis memotong ordinat fraksi ukuran partikel halus dari dosis yang dikeluarkan
15,87%, nyatakan sebagai ukuran Y Hitung Simpangan inhaler dosis terukur dengan cara inhalasi melalui
Baku Geometrik (SBG) menggunakan rumus: penyemprot yang tersedia gunakan alat yang diunaikan
dalam Gam bar 3, seperti yang dinyatakan dalam masing-
masing monografi. Unit komponen pada Gam bar 3 dapat
dilihat pada Tabel 3.
- 1602 -

Bagian bawah alat dirancang sedemikian rupa hingga menit, maka batas ukuran efektif partikel aerodinamik
pada kecepatan aliran udara dalam sistem 60 liter per (rata-rata) adalah 6,4 tim. Bagian atas alat menggunakan
aliran udara vertikal ditiupkan pada permukaan cairan, Prosedur Hubungkan pompa dengan saluran keluar
membentuk pusaran (atau kantong) agar partikel obat (F). aliran udara melalui alat, seperti yang terukur pada
ukuran Iebih besar dari 6,4 gm dapat ditangkap secara saluran masuk bagian kerongkongan (B); diatur pada
efektif, mudah diambil untuk penetapan kadar secara pompa dengan volume 60±5 liter per menit. Siapkan
kimia. katup pengukuran inhaler pada penyemprot dengan
Sejumlah volume pelarut yang dinyatakan dalam mengocok selama 30 detik, buang satu semprotan dan
masing-masing monografi, dimasukkan ke dalam labu ulangi langkah mi dalam jangka waktu 5 detik dan
penampung atas (D) (lihat Gambar 3). Labu penampung langkah pertama. Lepaskan wadah bertekanan dan
bawah, H, dan komponen alat dipasang, pastikan alat penyemprotkemudian cuci bagian dalam dan luar
terpasang secara vertikal, keseluruhan alat cukup permukaan batang katup dan penyemprot, menggunakan
ditopang dan penjepit pada rakitan jet bagian bawah (G), pelarut yang sesuai. Sesudah pasangan penyemprot clan
tepat menyentuh dasar labu penampung (II). Sangat katup dikeringkan, hati-hati pasang lagi wadah
penting diperhatikan agar adaptor penyemprot (A), berada bertekanan pada penyemprot. Gunakan penyemprotan
pada arah yang tepat sehingga bila unit bagian mulut udara untuk memastikan semua pelarut menguap. Kocok
penyemprot wadah bertekanan yang telah disiapkan, unit inhaler selama lebih kurang 30 detik, jalankan unit
dipasang, akan tepat horizontal terhadap leher (B) pompa dari alat penampung, dan pasangkan bagian mulut
sedangkan sumbu wadah berada pada posisi vertikal penyemprot pada bagian mulut adaptor (A).
seperti halnya alat tersebut. Bagian kerongkongan alat
hams dapat menyerupai gerakan kerongkongan pasien
dan memungkinkan penyemprotan dan pengumpulan
dosis terukur yang serupa dengan tujuan penggunaan,

Kerongkongan

Tlngkat 2 I Tlngkat 1J
, Adaptor bagian mulut
L_ cm I 11 j terbuat dad karet cefak
untuk Inhaler
CLe
Leber

El
Raglan atas alat

KePompa
HanipaVw
ldarms
F
Cairan

Rakitan jet b'aglan


bawah poilpropllena
Raglan hewah
alat G

H WRuang penjpit jet


o
00
G 1 dan 4 1,85 mm jet

Ca Iran

Gambar 3 Impaktor Satu Tingkat Mat 2


- 1603 -

label 2 Perolehan persentase Kumulatif-Ukuran Partikel Kurang dari yang Dinyatakan [label untuk Impaktor 8
Tingkat S0 sampai dengan S 7 dengan Penyaring Akhir (PA)]

Tingkat impaktor % obat terkumpul pada tiap tingkat %Massa Ukuran partikel
PA (massa pada AF/B) x 100 = a% a% +0 = a% ap
S7 (massa path S7/13) x 100 = b% b% + a% = ab% bp
S6 (massa pada S6/13) x 100 = c% c% + ab% = ac% cp
S5 (massa pada S5/B) x 100 = No No + ac% = ad% dp
S4 (massa pada S4/B) x 100 = e% e% + ad% = ae% ep
S3 (massa pada S3/B) x 100 = No f% + ae% = af'3'o fp
S2 (massa pada S2/B) x 100=g% g%+af'i/o =ag% gp
Si (massapadaS1/B)xi00''h% h%+ag% =ah% hp
SO (massapada SO/B) x 100 = i% i% + ah% = ih% = 100%

Segera sesudah dipasang, semprotkan inhaler sekali dan Selama digunakan, penyemprotan aerosol (B) diatur
lepaskan penyemprot dan wadah dari mulut adaptor. posisinya, dan langsung dihubungkan dengan saluran
Kocok wadah selama tidak kurang dari 5 detik, masuk menggunakan alat penyambung yang sesuai (C),
pasangkan kembali pada mulut adaptor dan semprotkan sehinga terbentuk sambungan kedap udara antara B, C,
lagi. Ulangi langkah yang sama sebanyak 8 kali lagi. dan D.
Setelah rentang minimal 5 detik sesudah semprotan ke
sepuluh, matikan pompa dan lepaskan peralatan.
Menggunakan pelarut yang sesuai, cuci bagian dalam dan
tabung saluran masuk (H), menuju tabu penampung
bawah (I]), dan permukaan luar tabung yang masuk ke
dalam tabu. Kumpulkan cucian pada tabu bawah.
Pindahkan isi tabu H ke dalam tabu tentukur, bilas tabu
dengan pelarut yang sama, masukkan bilasan ke dalam
tabu tentukur dan encerkan dengan peiarut yang sesuai
sampai tanda. Dengan menggunakan metode analisis
seperti tertera pada masing-masing monografi, lakukan
penetapan kuantitatif bahan aktif dalam larutan mi.
Hitung jumlah bahan aktif yang dikumpulkan pada tabu
Ganthar 0 Impakior Satu Tinghfl Alat 3 Tampak Atas'
penampung bawah pada setiap semprotan melalui
penyemprot, dan nyatakan hasil sebagai fraksi atau
persentase (berturut-turut Fraksi Terhirup atau A - Wadah inhalasi bertekanan
Persentase Terhirup) dari hasil rata-rata yang diperoleh B - Penyemprot
dari penentuan Keseragaman Kandungan Semprotan. C - Adaptor -
Persentase Terhirup memenuhi persyaratan seperti tertera D - Kerongkongan
pada masing-masing monografi. E - Jet
F - Ruang tumbukan
Impaktor Satu lingkat Alat 3 (Gambar 4a dan G - Lempeng kaca masir
Gambar 4b) Alat terdini dari satu saluran masuk H - Kiem penyaring dari baja tahan karat
kerongkongan (D) yang bengkok tegak lurus, dijepitkan J - Unit penyaning dari kaca atau baja tahan karat
dengan tabu tumbukan, dengan diameter internal 19 mm, K - Pompa vakum
dihubungkan dengan jet tumbukan (K) dan lempeng kaca L - Penutup aluminium ruang tumbukan
masir (G). Lempeng tumbukan berada di dalam bejana M - Cincin karet berbentuk 0
tumbukan (F) dan lempeng dinaikkan dari dasar bejana
dengan empat alat penyangga bentuk segi empat. Pada Prosedur Pasang alat seperti pada Gambar 4a dan
dinding ruangan diberi pelicin untuk memudahkan Gambar 4b. Letakkan adaptor penyemprot path bagian
sambungan dinding gelas maupun rumah penyaring ujung kerongkongan sedemikian rupa sehingga apabila
logam (J). Penutup (L), saluran masuk, dan jet tumbukan dimasukkan ujung mulut penyemprot berada pada sumbu
dieratkan pada bagian dasar bejana dengan tiga sekrup, horizontal kerongkongan dan bagian terbuka penyemprot,
bagian mi dapat ditanggalkan untuk keperluan penetapan yang dihubungkan wadah bertekanan berada paling atas
kadar atau pembersihan. Badan alat mi biasanya dibuat dan pada bidang vertikal yang sama seperti bagian lain
dari aluminium keras, dan rumah penyaring dibuat dan dari alat. Hubungkan pompa dengan saluran keluar alat,
kaca atau baja tahan karat. atur laju aliran udana melalui alat, sebagaimana terukur
-1604-

pada saluran masuk menuju kerongkongan sampai 60±5 pengocokan diantara tiap penyemprot. Sesudah
liter per menit. Pada laju aliran mi ukuran partikel semprotan kesepuluh kali, tunggu selama tidak kurang
aerodinamik efektif (rate-rate) adalah 9,8 j.tm. dari 5 detik dan kemudian matikan pompa.
Persiapkan katup pengukur dengan mengocok wadah Tanggalkan peralatan, dan cuci unit penyaring dengan
selama 30 detik, buang sate kali semprotan. Sesudah mèlewatkan pelarut yang dinyatakan pada monografi
tidak kurang dari 5 detik ulangi pengocokan dan melalui penyaning dan tampung dalam gelas tentukur.
penyemprotan. Lepaskan wadah bertekanan dan Encenkan filtrat hingga tanda. Menggunakan metode
penyemprotnya. Cuci penyemprot dan batang katup analisis seperti dinyatakan dalam monografi, tentukan
bagian dalam dan luar menggunakan pelarut yang sesuai. kandungan bahan aktif dalam larutan. Hitung jumlah
Keringkan penyemprot dan unit katup menggunakan bahan aktif yang terkumpul pada unit penyaringan setiap
aliran udara bertekanan untuk memastikan agar semua kali penyempnot alat. Jumlah bahan aktif memenuhi
pelarut hilang dari dinding batang penyemprot dan bagian persyaratan seperti tertera pada masing-masing
dalam batang katup. Hati-hati tempatkan kembali wadah monografi.
bertekanan dalam penyemprot. Kocok selama lebih
kurang 30 detik, hidupkan pompa, dan pasangkan ujung Keseragaman Sediaan
bagian mulut penyempnot pada adaptor. Semprot sate kali
Uji Keseragaman kandungan dipersyaratkan untuk
dengan segera. Sesuai sifat formulasi sediaan, jika penlu
inhaler dosis terukur bertekanan dan tidak bertekanan.
lepaskan inhaler yang terpasang dari adaptor, kocok
Kecuali dinyatakan lain path masing-masing monografi;
selama tidak kurang dari 5 detik, kembalikan ujung mulut
diberlakukan kritenia persyaratan unit inhaler dosis
penyemprot path adaptor, dan semprot lagi. Ulangi
terukur seperti tertera pada Keseragaman Sediaan <911>.
langkah penyemprotan tersebut 8 kali, jika perlu lakukan

Tabel 3 Unit Komponen Impaktor Satu Tingkat Alat 2

Jenis/Bagian Kode Ukuran dalam


Desknpsi .
dentiflkasi*
i nun sesuai ISO

1. Adaptor bagian mulut Adaptor terbuat dari karet cetak untuk bagian mulut A
penyemprot
2. Kerongkongan Labu alas bulat yang dimodifikasi B 50 ml
Saluran masuk terbuat dari kaca asah 29/32
Saluran keluar terbuat dari kaca asah berbentuk kerucut
24/29
3. Bagian leher Adaptor kaca yang dimodifikasi C
Saluran masuk terbuat dari kaca asah 24/29
Saluran keluar terbuat dari kaca asah berbentuk
kerucut 24 /29
Saluran keluar di bawah dibuat dari tabung kaca
berlubang presisi, dan diameter lubang 14
Tabung kaca berlubang path dindingnya, diameter
eksternal 17

4. Labu penampung atas Labu alas bulat yang dimodifikasi D 100 ml


Sambungan saluran masuk terbuat dari kaca asah, 24/29
Sambungan saluran keluar terbuat dan kaca asah 14/23

5. Tabung penggandeng Tabung kaca, berdinding ukuran medium, kerucut kaca


asah E 14/23
Bagian lengkung dan bagian vertikal atas, diameter
eksternal 13
Bagian vertikal bawah, diameter eksternal 8
6. Adaptor samping Tutup sekrup plastik F 28/13
dengan ulir sekrup Cincin karet silikon 28/11
Pencuci politef 28/11
Ulin sekrup kaca, ukuran 28
Saluran samping ke pompa
vakum diameter lubang 11
- 1605 -

Kode Ukuran dalain


Jenis/Bagian Deskripsi identifikasi* mm sesuai ISO
7. Rakitan jet bagian Penyangga penyaring polipropilen yang dimodifiasi, **
bawah dihubungkan dengan bagian vertikal bawah tabung
penggandeng oleh tabung politef
Cawan sirkular asetal dengan 4 jet yang dirangkai pada G lihat gambar 2
lingkaran dan dengan penj epit jet
Diameter penjepit 0' 10
Pengaman penjepit 2
2
8. Labu penampung Labu Erlenmeyer H 250 ml
bawah Saluran masuk terbuat dari kaca asah 24/29
Catatan :* Keterangan gainbar 3
** Modifikasi penyaring penyangga Millipore Propillena Swinnex 13
atau penyangga yang setara

UJII DAYA SERAP <1221>


masing monografi untuk sediaan yang digunakan secara
Metode I oral. Pada lampiran mi, satuan sediaan yang dimaksud
adalah 1 tablet atau 1 kapsul atau sejumlah yang
Siapkan keranjang uji berbentuk silinder dengan bobot ditentukan. Dari jenis alat yang diuraikan di sini, gunakan
tidak lebih dari 3 g, terbuat dari kawat tembaga, salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-
berdiameter lebih kurang 0,4 mm, diameter silinder lebih masing monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa
kurang 5 cm dan tinggi 8 cm, dengan jarak antar kawat sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing
lebih kurang 2 cm. Ambil beberapa bagian kapas yang monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara
telah dimumikan berbobot 1±0,05 g yang diambil dari 5 khusus dinyatakan untuk sediaan lepas tunda, prosedur
tempat yang berbeda dari kemasan dengan cara ditanik, dan interpretasi yang tertera pada sediaan lepas tunda
tidak boleh digunting, masukkan kedalam keranjang dan dapat digunakan, kecuali dinyatakan lain pada tiap
timbang. Gantung keranjang lebih kurang 12 mm diatas monografi. Untuk kapsul gelatin keras atau lunak dan
permukaan air pada suhu 25°±1°, dan jatuhkan kedalam tablet salut gelatin, yang tidak memenuhi syarat uji
air. Hitung waktu dalam detik dengan pencatat waktu, disolusi ulangi uji sebagai berikut:
sampai kapas terendam sempuma.
Angkat keranjang dari air, biarkan menetes selama - Jika media disolusi yang dinyatakan pada masing-
10 detik pada posisi horizontal, yang sama dan letakkan masing monografi adalah air atau media dengan pH
segera dalam wadah bertutup yang sudah ditara dan kurang dari 6,8 gunakan media yang sama dengan
ditimbang, kurangi bobot keranjang uji dan bobot kapas, penambahan pepsin yang dimumikan hingga aktivitas
sehingga diperoleh bobot air yang diserap. tidak lebih dari 750.000 Unit per 1000 ml.
- Untuk media dengan pH 6,8 atau lebih besar, dapat
Metode II ditambahkan pankneatin hingga aktivitas protease tidak
lebih dari 1750 Unit FT per 1000 ml.
Menggunakan alat penjepit contoh, lipat cuplikan yang
berbobot 1 g menjadi empat (16 lipatan) dan ratakan Baku pembanding Gunakan Tablet lepas lambat
permukaannya. Untuk kasa ukuran kecil, lipat seperlunya Kiorfeniramin Maleat BPFJ, Tablet Prednison BPFI.
beberapa kali hingga diperoleh lipatan dengan panjang
tidak lebih dari 8 cm. Biarkan contoh jatuh perlahan- ALAT
lahan pada permukaan air bersuhu 20° dalam gelas piala
berdiameter tidak kurang dari 12 cm dan berisi air Alat 1 (Tipe Keranjang)
setinggi 10 cm. Hitung waktu yang diperlukan oleh kasa
untuk tenggelam dibawah permukaan air, menggunakan Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dan
pencatat waktu. Ulangi percobaan dua kali menggunakan kaca atau bahan transpara& lain yang inert; sebuah
contoh selanjutnya dan hitung harga rata-rata. motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor;
dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup
sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai, berukuran
UJI DISOLUSI <1231> sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu di
dalam wadah pada 37°±0,5 0 selama pengujian
Uji mi digunakan untuk menentukan kesesuaian berlangsung dan menjaga agar gerakan air dalam tangas
dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing- air halus dan tetap. Bagian dari alat, termasuk lingkungan
tempat alat diletakkan tidak boleh menimbulkan gerakan,
-1606-

'Bahan tidak boleh menyerap, bereaksi, atau mengganggu spesimen


goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan
yang diuji.
akibat perputaran alat pengaduk. Akan lebih baik apabila 2 Penutup yang digunakan tetap memberikan keleluasaan untuk
alat yang digunakan memungkinkan pengamatan contoh memasukkan termometer dan pengambilan cuplikan
dan alat pengaduk selama pengujian berlangsung. Wadah
disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola Alat 2 (Tipe Dayung)
dengan dimensi dan kapasitas sebagai berikut: untuk
kapasitas nominal 1000 ml, tinggi 160 mm hingga Sama seperti Alat I, kecuali pada alat mi digunakan
210 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm; untuk dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai
yang berkapasitas nominal 2000 ml, tinggi 280 mm pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian
hingga 300 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm; sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap
untuk kapasitas nominal 4000 ml, tinggi 280 mm hingga titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus
300 mm dan diameter dalam 145 mm hingga 155 mm. tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter
Tepi bagian atas wadah melebar. Untuk mencegah batang sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung
penguapan dapat digunakan suatu penutup yang cocok. memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25±2 mm
Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan
sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam
sumbu vertikal wadah, berputar dengan halus dan tanpa yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu
goyangan yang berarti yang dapat mempengaruhi hasil penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiankan tenggelam
uji. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga ke dasar wadah sebelum dayung mulai diputar. Sepotong
memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat
dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah
tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih mengapungnya sediaan. Altematif pemberat (sinker)
kurang 4%. ditunjukkan pada Gambar 2a. Alat lain yang dapat
Komponen batang logam dan keranjang yang mencegah mengapungnya sediaan dan telah divalidasi
merupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja tahan dapat digunakan.
karat tipe 316 atau bahan lain yang inert sesuai dengan
spesifikasi pada Gambar 1. Dapat juga digunakan
keranjang berlapis emas setebal 0,0001 mci (2,5 tm).
Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering
pada tiap awal pengujian. Selama pengujian berlangsung I,)

jarak antara bagian dasar dalam wadah dan keranjang


9
adalah 25±2 mm. tt1
d.d
9.4 hkigp io.1 mmdi.metar
) I
Okm

Wmmadfw

Z22 mm mdlv. mm

j i9.0nn
till I
420mm

4O1.0 mm

I
I I
-I
_l —I- -
ZqO,..nhInwfl.Omm

Gam bar 2 Pengaduk Bentuk Dayung

Gam bar 1 Pengaduk Bentuk Keranjang


- 1607-

A ecI*1um
B
354d\ 3.0-3.5 35-40 Lengudera
. dameter91mm

3.5 IIfl 33 -4.0


~
$.1*1mim
A A: Sabuk kawattahan asn
D*tn kat lipe 318
B: Kawat penyangga tahan asam a
c,nater35nini
Laag udaza
dM*3*O1 MO
Gam bar 2a Pemberat (sinker) *
26MM
rii bpCfla1hg

Alat 3 (Sifinder kaca Bolak-balik)


E
Alat terdiri dad satu rangkaian labu kaca beralas rata sndrioa
berbentuk silinder; rangkaian silinder kaca yang bergerak
bolak balik; penyambung inert dari baja tahan karat (tipe
316 atau yang setara) dan kasa polipropilen yang terbuat
E R 5
i -
bcIak.etik

dad bahan yang sesuai, inert dan tidak mengabsorbsi,


dirancang untuk menyambungkan bagian atas dan alas
silinder yang bergerak bolak balik; dan sebuah motor
serta sebuah kemudi untuk menggerakkan silinder bolak 47*1.4mm
balik secara vertikal dalam labu dan, jika perlu silinder
dapat digeser secara horizontal dan diarahkan ke deretan
I
labu yang lain. Labu tercelup sebagian di dalam suatu 8
tangas air yang sesuai dengan ukuran sedemikian 41

sehingga dapat mempertahankan suhu di dalam wadah bbukac


pada 370±0,50 selama pengujian berlangsung. Bagian dan
alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak
boleh menimbulkan gerakan, goncangan atau getaran I I I
signifikan di luar yang disebabkan oleh gerakan halus I I I

silinder yang bergerak turun-naik. Suatu alat pengatur


kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk Gambar 3 Alat 3 (Silinder kaca bolak balik)
memilih dan mempertahankan kecepatan bolak balik
seperti tertera dalam monografi dalam batas lebih kurang Mat 4 Sel yang Dapat Dialiri)
(

5%. Akan lebih baik apabila alat yang digunakan


memungkinkan pengamatan contoh dan silinder selama Alat terdiri dari sebuah wadah dan sebuah pompa untuk
pengujian berlangsung. Wadah dilengkapi dengan Media disolusi; sebuah sel yang dapat dialini; sebuah
penutup yang berada tetap pada tempatnya untuk tangas air yang dapat mempertahankan suhu Media
mencegah penguapan selama pengujian dilakukan. Setiap disolusi pada 370±0,50 (Gambar 2 dan Gambar 3).
komponen harus memenuhi ukuran seperti tertera pada Ukuran sel dinyatakan dalam masing-masing monografi.
Gambar 3 kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing Pompa mendorong Media disolusi ke atas melalui
monografi. pompa sel. Pompa memiliki kapasitas aliran antara
240 ml per jam dan 960 ml per jam, dengan laju alir baku
4 ml, 8 ml dan 16 ml per menit. Alat memberikan aliran
konstan (±5% dad laju alir); profil aliran adalah
sinusoidal dengan 120±10 pulsa/denyut per menit. Pompa
tanpa denyut juga dapat digunakan. Bagaimanapun juga,
uji disolusi menggunakan sel yang dapat dialiri harus
memperhatikan laju aliran dan denyut.
Se! (Gambar 4 dan Gambar 5) terbuat dari bahan
yang inert dan transparan, dipasang vertikal dengan suatu
sistem penyaning (seperti tertera pada masing-masing
monografi) yang mencegah lepasnya partikel tidak larut
dari bagian atas Se!; diameter sel baku adalah 12 mm dan
22,6 mm; bagian bawah yang meruncing umumnya diisi
dengan butiran kaca kecil dengan diameter lebih kurang
5 mm yang diletakkan pada bagian ujung untuk
-1608-

mencegah cairan masuk ke dalam tabung; terdapat suatu


alat pemegang tablet (Gambar 4a dan Gambar 5a) untuk
meletakkan bentuk sediaan tertentu, misalnya tablet
tatahan. Sel tercelup dalam sebuah tangas air dan suhu
I k' 020.2 mm

0 ±1'
/
dm,ieter 0.2 mm
I.br 0.45 mm

dipertahankan 370±0,50.
Mat menggunakan mekanisme penjepit dan dua
cincin bentuk 0 untuk menahan sel. Pompa terpisah dan
unit disolusi untuk melindungi unit disolusi dari getaran
yang berasal dari pompa. Posisi pompa tidak boleh lebih
tinggi dari posisi labu penampung. Sainbungan pipa harus
E
01
ó
io

In
In

F12Im
i i
I

I
I
' P.nIwi
sependek mungkin. Gunakan pipa politef dengan a
p.megangtth4.(
diameter dalam 1,6 mm dan sambungan yang ujungnya In

melebar dan inert secara kimia.

bejana penyarng
f ukuran 40 mesh
diameter: 02mm
r_JJEL. 0 0,8 05 mm
E I - (00.3 nwn(
ø2O± O.2 mmi Iebar0.45 mm
F'- 'I Gambar 5 Sel kecil untuk tablet dan kapsul
E øfl.6t0.2mm

'- penahan
pemegang tablet

40J ±I .
dl

(03 mm)

0.5 MM
min, 3 mm

00.8±0.05 mm

Gambar 4 Sel besar untuk tablet dan kapsul

.5mm
13.6mm 0

J \T 9.5 mm
Gambar 5a A lat pemegang tablet untuk sel kecil

KESESUAIAN ALAT

Penetapan uji kesesuaian dari uji disolusi meliputi


kesesuaian terhadap ulcuran dan toleransi untuk alat
seperti tersebut diatas. Sebagai tambahan, parameter uji
kritis dipantau secara periodik selama pengujian,
meliputi: volume, suhu media disolusi, kecepatan rotasi
(alat 1 dan alat 2), kecepatan turun naik (alat 3) dan laju
±0.5 mm alir media (alat 4) Penetapan kinerja penerimaan uji
24.0 mat 0 disolusi dilakukan secara peniodik. Kesesuaian untuk
N
masing masing alat dilakukan dengan verifikasi kinerja.

Gambar 4a A lat pemegang tablet untuk sel besar Verifikasi kinerja, Alat 1 dan 2 Lakukan pengujian
masing-masing wadah menggunakan 1 tablet Prednison
BPFI sesuai dengan kondisi operasional yang ditentukan.
Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada
dalam rentang yang diperbolehkan seperti tertera pada
sertifikat dari tablet yang bersangkutan.
-1609-

Verifikasi kinerja, Alat 3 Lakukan pengujian masing- pengujian dimulai. Salah saW metoda deaerasi sebagai
masing wadah menggunakan I tablet lepas lambat berikut: Panaskan media, sambil diaduk perlahan,
Kiorfeniramin Maleat BPFI sesuai dengan kondisi hingga suhu 410, segera saring menggunakan vakum
operasional yang ditentukan. Alat dianggap sesuai bila dengan penyaring berporositas 0,45 pm atau kurang,
hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang dengan pengadukan yang kuat, dan pengadukan yang
diperbolehkan dalam sertifikat dari tablet yang terus menerus sambil divakum selama lebih kurang
bersangkutan. 5 menit. Cara deaerasi lain yang sudah divalidasi dalam
menghilangkan gas terlarut dapat digunakan.]
PROSEDUR
Waktu Pengambilan cuplikan harus dilakukan pada
Alat 1 dan Alat 2 waktu yang dinyatakan dengan toleransi ±2%. Bila dalam
spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat
SEDIAAN LEPAS SEGERA diakhiri dalam waktu yang lebih singkat bila persyaratan
jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi.
Masukkan sejumlah volume (±l%) Media disolusi
seperti tertera pada masing-masing monografi ke dalam Prosedur untuk Gabungan sampel untuk sediaan
wadah pada alat yang sesuai, jalankan pemanas alat lepas segera Gunakan prosedur mi bila prosedur untuk
hingga Media disolusi mencapai suhu 37°±0,5°, hentikan gabungan sampel dinyatakan pada masing-masing
alat, angkat termometer. Masukkan 1 unit sediaan ke monografi. Lakukan seperti pada Prosedur pada Alat 1
dalam masing-masing wadah, jaga agar gelembung udara dan Alat 2 pada sediaan lepas segera. Campur sejuinlah
tidak menempel pada permukaan sediaan, dan segera sama filtrat larutan dari enam atau duabelas contoh yang
operasikan alat pada kecepatan yang sesuai dengan yang diambil, dan gunakan gabungan sampel sebagai sampel
tertera pada masing-masing monografi. Dalam interval uji. Tentukan nilai rata-rata jumlah zat terlarut dalam
waktu yang ditentukan, atau pada tiap waktu yang tertera gabungan sampel.
ambil sejumlah sampel pada daerah pertengaban antara
permukaan Media disolusi dan bagian atas keranjang SEDIAAN LEPAS LAMBAT
atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah
[Catatan Bila pengambilan sampel dinyatakan pada Lakukan sesuai dengan Sediaan lepas segera.
beberapa waktu, gantijumlah volume alikot yang diambil
dengan sejumlah volume Media disolusi yang sama yang Media disolusi Lakukan seperti pada Sediaan lepas
bersuhu 37°, atau bila ml dapat menunjukkan bahwa segera.
penggantian media tidak diperlukan, lakukan koreksi
perubahan volume pada perhitungan. Jaga labu tetap Waktu Waktu pengambilan cuplikan umumnya tiga
terlutup selama pengujian dan amati suhu pada saat titik, dinyatakan dalam satuan jam.
pengadukan sesuai waktu yang dibutuhkan.] Lakukan
analisis seperti tertera pada masing-masing monografi, [Catatan Ganti alikot yang diambil untuk analisis dengan
menggunakan metode penetapan kadar yang sesuai. sejumlah volume sama media disolusi yang baru pada
[Catatan : Larutan Uji disaring segera pada saat suhu yang dinyatakan dalam monografi atau fl/ca dapat
sampling kecuali proses penyaringan tidak diperlukan. ditunjukkan bahwa penggantian media tidak diperlukan,
Gunakan penyaring yang inert yang tidak menyebabkan lakukan koreksi terhadap perubahan volume dalam
absorbsi zat aktf atau dapat mempengaruhi analisis.] perhitungan. Jaga wadah agar selalu tertutup selama
Ulangi pengujian menggunakan sediaan uji tambahan bila penetapan dan periksa suhu campuran uji pada waktu
diperlukan. tertentu.]
Bila digunakan alat otomatis untuk pengambilan
sampel ataupun peralatan yang dimodifikasi, hasil SEDIAAN LEPAS TUNDA
verifikasi alat tersebut harus menunjukkan basil yang
sama dengan alat yang baku seperti tertera pada ketentuan (Junakan metoda A atau metoda B dan alat yang
umum. ditentukan dalam masing-masing monografi. Kecuali
dinyatakan lain pengambilan cuplikan hams dilakukan
Media disolusi Gunakan media disolusi yang sesuai pada waktu yang dinyatakan dengan toleransi ± 2%.
seperti tertera pada masing-masing monografi.
Pengu/curan volume dilakukan pada suhu antara 20° dan Metode A
25°. Bila Media disolusi adalah suatu larutan dapar, atur Prosedur (kecuali dinyatakan lain dalam masing-
pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 masing monografi)
satuan pH yang tertera pada masing-masing monografi. Tahap asam Masukkan 750 ml asam kiorida 0,1 N
[Catatan Gas terlarut dapat membentuk gelembung yang dalam wadah dan pasang alat. Biarkan media hingga suhu
dapat merubah hasil pengujian. Ole/i karena itu gas 37°±0,5°. Masukkan satu satuan sediaan ke dalam alat,
terlarut hams dihulangkan terlebih dahulu sebelum
- 1610-

tutup wadah, jalankan alat pada kecepatan yang tertera menggunakan metoda penetapan yang sesuai seperti
pada masing-masing monografi. dinyatakan dalam masing-masing monografi.
Setelah 2 jam pengujian tahap asam, ambil sejumlah Penetapan dapat diakhiri dalam periode yang lebih
cairan alikot dan lanjutkan segera seperti tertera pada singkat dari yang dinyatakan untuk Tahap dapar bila
tahap dapar. persyaratan jumlah minimum terlarut dipenuhi pada
Lakukan penetapan kadar terhadap alikot waktu lebih awal.
menggunakan metoda penetapan yang sesuai, seperti
dinyatakan dalam masing-masing monografi. Alat 3
Tahap dapar [Catatan Lakukan penambahan dapar SEDIAAN LEPAS SEGERA
dan pengaturan pH dalam waktu tidak lebih dan
5 menit.] Masukkan sejumlah volume media disolusi ke dalam
Jalankan alat pada kecepatan seperti tertera pada labu, pasang alat, biarkan media disolusi hingga suhu
monografi, tambahkan 250 ml larutan natnium fosfat 37°±0,5°, keluarkan termometer dari alat. Masukkan satu
berbasa tiga 0,2 M yang bersuhu 370±0,50 ke dalam labu. unit sediaan pada masing- masing dari enam silinder,
Jika perlu atur pH hingga 6,8±0,05 dengan penambahan hati-hati jangan sampai ada gelembung udara pada
asam kiorida 2 N atau natrium hidroksida 2N. Lanjutkan permukaan tiap unit sediaan, segera jalankan alat seperti
pengujian selama 45 menit atau selama waktu seperti tertera pada masing-masing monografi. Pada gerakan
dinyatakan pada masing-masing monografi. Pada akhir turun naik, silinder bergerak melalui jarak total 9,9 cm
periode pengujian, asnbil sejumlah cairan alikot. Lakukan hingga 10,1 cm. Dalam selang waktu yang dinyatakan
penetapan kadar terhadap alikot menggunakan metoda atau pada setiap waktu yang dinyatakan, naikkan silinder,
penetapan yang sesuai seperti dinyatakan dalam masing dan ambil sebagian larutan uji dari tengah-tengah antara
masing monografi. permukaan media disolusi dan alas masing-masing labu.
Penetapan dapat diakhiri dalam periode yang Iebih Lakukan penetapan kadar seperti tertera pada masing-
singkat dari yang dinyatakan untuk Tahap dapar bila masing monografi. Jika penlu, ulangi pengujian dengan
persyaratan jumlah minimum terlarut dipenuhi pada sediaan lain.
waktu lebih awal.
Media disolusi Lakukan seperti tertera pada
Metode B Sediaan lepas segena pada Alat I dan Alat 2.
Prosedur (kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi) Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas
Tahap asam Masukkan 1000 ml warn kiorida 0,1 N segena pada Alat 1 dan Alat 2.
dalam labu dan pasang alat. Biarkan media hingga suhu
37°±0,5°. Masukkan satu unit sediaan ke dalam alat, tutup SEDIAAN LEPAS LAMBAT
wadah, jalankan alat pada kecepatan yang tercantum
dalam masing-masing monografi. Lakukan seperti tertera pada Sediaaan lepas segera pada
Setelah 2 jam pengujian tahap asam, ambil sejumlah Alat 3.
cairan alikot dan lanjutkan segera seperti tercantum pada
tahap dapar. Media disolusi
Lakukan penetapan kadar terhadap alikot Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas lambat
menggunakan metoda penetapan kadar yang sesuai, pada Alat I dan Alat 2.
seperti yang tercantum pada masing-masing monografi.
Tahap dapar [Catatan Pada tahapmi gunakan Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas
dapar yang tenlebih dahulu dipanaskan hingga suhu lambat padaAlat 1 danA1at2.
37°±0,5°]. Buang larutan asam dari labu, tambahkan ke
dalam labu 1000 ml dapar fosfat pH 6,8, yang dibuat Alat 4
dengan cara mencampur asam klorida 0,1 N dengan SEDIAAN LEPAS SEGERA
natrium phosfat berbasa tiga 0,2 M (3:1), jika perlu atur
pH hingga 6,8±0,05 dengan penambahan asam kiorida 2 Masukkan butiran kaca ke dalam sel seperti yang
N atau natrium hidroksida 2 N. [Catatan Penggantian dinyatakan dalam masing-masing monografi. Masukkan 1
media disolusi dapat juga dilakukan dengan unit sediaan di atas butiran atau pada sebuah kawat
mengeluarkan labu berisi larutan asam dari alat dan pembawa jika dinyatakan dalam monografi. Pasang
menggantinya dengan labu lain yang berisi larutan dapar bagian atas penyaning, dan kencangkan bagian-bagiannya
dan rnernindahkan sediaan uji ke dalam labu yang benisi dengan penjepit yang sesuai. Masukkan Media disolusi
larutan dapar tersebut.] yang sebelumnya sudah dipanaskan hingga suhu 37°±0,5°
Jalankan kembali alat selama 45 menit atau selama dengan pompa melalui bagian dasar sel dengan laju alir
waktu yang dinyatakan dalam masing- masing monografi. sepenti tertera pada masing-masing monografi dan ukur
Pada akhir periode pengujian, ambil sejumlah caftan dengan ketelitian 5%. Kumpulkan larutan tiap fraksi pada
alikot, lakukan penetapan kadar terhadap alikot tiap waktu yang ditentukan. Lakukan penetapan kadar
- 1611 -

seperti tertera pada masing-masing monografi. Jika perlu Sediaan lepas segera gabungan sampel Kecuali
ulangi pengujian dengan sediaan lain. dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif terlarut dan
Media disolusi Lakukan seperti tertera pada Sediaan Gabungan sampel sesuai dengan Tabel Penerimaan 2.
lepas segera pada A/at 1 dan Alat 2. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila basil
pengujian memenuhi tahap S 1 atau S2. Harga Q adalah
Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas jumlah zat aktif yang terlarut seperti tertera pada masing-
segera pada A/at 1 dan A/at 2. masing monografi, dinyatakan dalam persentase terhadap
kadar yang tertera pada etiket.
SEDIAAN LEPAS LAMBAT
Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas segera pada Tabel Penerimaan 2 Gabun2an sampel
Alat4. Tahap Jumlah Kniteria Penerimaan
yang diuji
Media disolusi Lakukan seperti tertera pada Sediaan S1 6 Rata-ratajuinlali zat terlarut
lepas segera pada Alat 4. tidak kurang dan Q + 10%
S2 6 Rata-rata jumlah zat terlarut (S 1
+ S2 adalah sama dengan atau
)
Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas Iebih besar dan Q + 5%
segera pada A/at 4. S3 12 Rata-ratajunilah zat terlarut (S 1
+ S2 + S3 adalah sama atau
)

SEDIAAN LEPAS TUNDA lebih besar dari p


Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas tunda,
pada A/at I dan A/at 2 menggunakan media yang telah Sediaan Lepas Lambat
ditentukan.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
Waktu Lakukan seperti tertera pada Sediaan lepas monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif
tunda pada Alat 1 dan A/at 2. tenlarut dari unit sediaan yang diuji sesuai dengan Tabel
Penerimaan 3. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap
INTERPRETASI kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap L 1 atau U2 .

Sediaan Lepas Segera Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti
tertera pada masing-masing monografi, dinyatakan dalam
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing persentase terhadap kadar yang tertera pada etiket. Q
monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif adalah nilai rata-rata dari Qi, jumlah zat aktif yang
terlarut dari unit sediaan yang diuji sesuai dengan Ta be! tenlarut pada tiap-tiap dosis per interval waktu. Jika dalam
Penerimaan 1. Lanjutkan pengujian sainpai tiga tahap monografi menyatakan lebih dari satu rentang waktu,
kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S 1 atau S2 .
knitenia penerimaan pada Tabe/ Penerimaan 3 berlaku
Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti pada masing-masing rentang waktu.
tertera pada masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentase kadar pada etiket, angka 5%, 15%, dan 25% label Penerimaan 3
dalam tabel adalah persentase terhadap kadar yang tertera Tahap Jumlah Kriteria Penerimaan
pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama yang diuji
dengan Q.
L1 6 Tidak satu nilaipun diluar rentang
Tabel Penerimaan 1 penenimaan yang dinyatakan dan
tidak satupun nilai yang kurang
Tahap Jumlah yang Kniteria Penenimaan dari jumlah yang dinyatakan path
diuji waktu penetapan akhir.
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang
dariQ+5% L2 6 Nilai rata-rata dari 12 unit sediaan
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S 1 + S2
)
(Li +L2 terletak dalain tiap
)

adalah sama dengan atau lebih rentang penenimaan yang


besar dari Q, dan tidak satu dinyatakan dan tidak kurang dan
jumlah yang dinyatakan pada
unitpun yang lebih kecil dan waktu pengujian akhir; tidak
Q- 15% satupun yang lebih 10% dan
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S 1 jumlah yang tertera pada etiket
+S2+S3 adalah sama atau
)
diluar tiap rentang penerimaan
lebih besar dari Q, tidak lebih yang dinyatakan; dan tidak ada
dari 2 unit sediaan yang lebih satupun yang lebih dan 10% dan
kecil dan Q - 15% dan tidak jumlah yang tertera pada etiket di
satu unitpun yang lebih kecil bawah jumlah yang dinyatakan
daniQ-25%. pada waktu pengujian akhir.
-1612-

L3 12 Nilai rata-rata dari 24 unit sediaan dinyatakan pada masing-masing monografi adalab jumlah
(L1 +L2+L3 terletak dalam tiap
) total zat aktif terlarut pada kedua tahap asam dan tahap
rentang penerimaan yang dapar, dinyatakan dalam persen terhadap kadar yang
dinyatakan dan tidak kurang dan tertera pada etiket. Nilai 5%, 15% dan 25% pada Tabel
jumlah yang dinyatakan pada
waktu pengujian akhir; tidak Iebih Penerimaan 5 adalah persentase terhadap kadar yang
dari 2 dari 24 unit sediaan yang tertera pada etiket hingga nilai-nilai mi dan Q memilki
diuji lebih dan 10% dari jumlah satuan yang sama.
yang tertera pada etiket di luar Tabel Penerimaan 5
rentang yang dinyatakan; tidak Tahap Jumlah Knitenia Penenimaan
Iebih dari 2 dari 24 unit sediaan yang
yang diuji lebih dan 10% dan
jumlah yang tertera pada etiket di diuji
bawah jumlah yang dinyatakan B1 6 Tiap unit sediaan tidak
pada waktu pengujian akhir; dan kurangdaniQ+5%.
tidak satupun dari keseluruh unit B2 6 Rata-rata dari 12 unit sediaan
yang diuji lebih dan 20% dan (B 1+B2) sama atau Iebih besan
jumlah yang tertera pada etiket dari Q dan tidak satu unit
diluar tiap rentang yang sediaa pun yang kunang dad
dinyatakan, atau lebih dan 20% Q-15%.
dari jumlal3 yang tertera pada B3 12 Rata-rata dad 24 unit sediaan
etiket di bawah jumlah yang (B 1+B2+ B3 ) sama atau lebih
dinyatakan pada waktu pengujian besar dad Q, tidak Iebih dad
akhir. 2 unit sediaan kunang dan Q-
15% dan tidak satu unitpun
Sediaan Lepas Tuda yang kurang dan Q-25%.

Tahap asam
Keuali dinyatakan lain dalam masing-masing UJI SALEP MATA <1241>
monografi, persyaratan tahap tersebut dipenuhi jika
jumlah zat aktif terlarut berdasarkan persentase Bahan tambahan Bahan-bahan yang sesuai boleh
kandungan yang tertera pada etiket sesuai dengan Tabel ditambahkan pada salep mata untuk meningkatkan
Penerimaan 4. Lakukan penetapan sampai tahap 3 kestabilan atau kegunaan, kecuali jika dilarang pada
kecuali jika kedua tahap asam dan dapar memenuhi masing-masing monografi dengan syarat tidak berbahaya
persyaratan pada tahap sebelumnya. dalam jumlah yang diberikan dan tidak boleh
mempengaruhi efek terapi atau respons pada penetapan
Tabel Penerimaan 4 kadar dan pengujian yang spesifik. Pada sediaan untuk
Tahap Jumlah Knitenia Penerimaan penggunaan mata, tidak boleh ditambahkan zat warna,
yang semata-mata untuk tujuan pewarnaan pada sediaan akhir.
diuji Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk
A1 6 Tidak satupun jumlah zat mencegah pertumbuhan mikroorganisme harus
aktif yang terlarut melebihi
10%. ditambahkan ke dalam salep mata yang dikemas dalam
A2 6 Rata-ratajumlah zat aktif wadah untuk pemakaian ganda, tanpa memperhatikan
yang tenlarut dari 12 unit metode sterilisasinya, kecuali jika disebutkan dalam
sediaan (A 1+A2) tidak lebih masing-masing monografi, atau formula tersebut bersifat
dan 10% dan tidak satu bakteriostatik. Bahan tersebut digunakan dalam kadar
unitpun dan jumlah zat aktif tertentu yang akan mencegah pertumbuhan atau
yang terlarut Iebih dan 25%. membunuh mikroorganisme dalam salep mata seperti
A3 12 Rata-ratajumlah zat aktif tertera pada Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba <61>
yang terlarut dari 24 unit dan Kandungan Zat Antimikroba <441>. Proses sterilisasi
sediaan (A 1+A2+ A3 ) tidak
lebih dan 10%, dan tidak dilakukan pada produk akhir atau semua bahan jika salep
satupun dari jumlah zat aktif dibuat dengan cara aseptis, seperti tertera pada Bahan
terlarut lebih dan 25%. Tambahan dalam Ketentuan Umum dan Sterilisasi dan
Jaminan Sterilitas Bahan Kompendia <1371>. Salep
Tahap dapar mata dikemas dalam wadah dosis tunggal, tidak
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing memerlukan tambahan bahan antibakteri; tetapi, harus
monografi, persyaratan dipenuhi jika jumlah zat aktif tetap memenuhi syanat Uji Sterilitas <71>.
terlarut dari unit sediaan uji memenuhi Tabel Penerimaan
5. Lakukan penetapan hingga tahap 3 kecuali hasil pada Wadah Wadah termasuk penutup untuk salep mata
tahap sebelunmya telah memenuhi. Nilai Q pada Tabel tidak boleh berinteraksi secara fisika atau kimia dalam
Penerimaan 5 adalah 75% terlarut, kecuali dinyatakan bentuk apapun dengan sediaan yang dapat mengubah
lain pada masing-masing monografi. Nilai Q yang kekuatan, mutu atau kemurniaan di luan persyaratan resmi
pada kondisi umum atau biasa pada saat penanganan,
MINE

pengiriman, penyimpanan, penjualan dan penggunaan bergerak ke bawah dan perubahan pada arah gerakan
seperti tertera pada Wadah untuk artikel yang ditujukan merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang
pada penggunaan Sediaan Mata dalam Ketentuan Umum. tiba-tiba dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak
vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal
Partikel logam Lakukan Prosedur seperti tertera pada yang berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.
Penetapan PartikelLogam dalam Salep Mata <1061>. Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas
6 tabung transparan yang kedua ujungnya terbuka,
Kebocoran Pilih 10 tube salep mata, dengan segel masing-masing dengan panjang 77,5±2,5 mm, diameter
khusus jika disebutkan. Bersihkan dan keringkan baik- dalam 20,7 - 23 mm dan tebal dinding 1,0 - 2,8 mm,
baik permukaan luar tiap tube dengan kain penyerap. tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua
Letakkan tube pada posisi horizontal di atas lembaran lempengan plastik, masing-masing dengan diameter
kertas penyerap dalam oven dengan suhu yang di atur 88 - 92 mm, tebal 5 - 8,5 mm, dengan enam buah lubang,
pada 60°±3° selama 8 jam. Tidak boleh terjadi kebocoran masing-masing berdiameter 22 - 26 mm dan berjarak
yang berarti selama atau setelah pengujian selesai sama dari pusat lempengan maupun antara lubang satu
(Abaikan bekas salep yang diperkirakan berasal bagian dengan lainnya. Pada permukaan bawah lempengan
luar dimana terdapat lipatan dari tube atau dari bagian ulir dipasang suatu kasa baja tahan karat benukuran 10 mesh
tutup tube). Jika terdapat bocoran pada satu tube tetapi nomor 23 (0,025 ii). Bagian-bagian alat dirangkai dan
tidak lebih dari satu tube; ulangi pengujian dengan dikencangkan oleh tiga buah baut melalui kedua
tambahan 20 tube salep. Pengujian memenuhi syarat jika lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat
tidak ada satupun kebocoran diamati dari 10 tube uji yang menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu
pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dan titik pada sumbunya, digunakan untuk menggantungkan
satu dari 30 tube yang diuji. rangkaian keranjang.
Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda
asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa
UJI WAKTU HANCUR <1251> dipertahankan.
Ca/cram Penggunaan cakram hanya diijinkan apabila
Uji mi dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian tertera pada masing-masing monografi. Tiap tabung
batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi,
monografi, kecuali pada etiket dmnyatakan bahwa tablet tebal 9,5±0,15 mm dan diameter 20,7±0,15 mm. Cakram
atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai,
atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara mempunyai bobotjenis antana 1,18 - 1,20. Terdapat lima
bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan lubang benukuran 2±0,1 mm yang tembus dari atas ke
obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder,
waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. sedangkan lubang lain paralel terhadapnya dengan radius
Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta jarak 6±0,2 mm. Pada sisi silinder terdapat 4 lekukan
dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lunus terhadap
6 unit sediaan atau lebih. ujung silinder. Sisi paralel trapesoid pada dasan
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan mempunyai panjang 1,6±0,1 mm dan ujung bawah
atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan terletak 1,5 - 1,8 mm dari keliling silinder. Sisi paralel
dinyatakan hancur sempuma bila sisa sediaan, yang pada bawah silinder mempunyai panjang 9,4±0,2 mm,
tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang dan tengahnya terletak pada kedalaman 2,6±0,1 mm dan
tidak mempunyai inti yang jelas. Kecuali bagian dan keliling silinder. Seluruh permukaan cakram licin. Jika
penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut. penggunaan cakram dicantumkan dalam masing-masing
monografi, tambahkan cakram pada masing-masing
Alat tabung dan lakukan penetapan seperti tentera pada
Prosedur.
Alat tendini atas suatu rangkaian kenanjang, gelas piala
benukunan 1000 ml, dengan tinggi 138 - 160 mm dan Prosedur
diameter dalam 97 - 115 mm, thermostat untuk
memanaskan cairan media antara 350 - 390 dan alat untuk Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-
menaikturunkan keranjang dalam cairan media pada masing 6 tabung dari kenanjang, jika dinyatakan
frekuensi yang tetap antara 29 - 32 kali per menit melalui masukkan 1 caknam pada tiap tabung. Jalankan alat,
janak tidak kurang dari 53 mm dan tidak lebih dan gunakan air bensuhu 37°±2° sebagai media kecuali
57 mm. Volume cairan dalam wadah sedemikian dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-
sehingga pada titik tertinggi genakan ke atas, kawat kasa masing monografi. Pada akhir batas waktu sepenti tentera
berada paling sedikit 15 mm di bawah penmukaan cainan pada monografi, angkat kenanjang dan amati semua
dan pada gerakan ke bawah berjarak tidak kunang dari 25 tablet: semua tablet hanus hancun sempurna. Bila 1 atau 2
mm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak tablet tidak hancun sempuma, ulangi pengujian dengan 12
ke atas adalah sama dengan waktu yang diperlukan untuk
-1614-

tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji Mat Rak-Keranjang Cab-am
harus haneur sempurna.

Tablet bersalut bukan enterik


Lakukan pengujian dengan prosedur seperti tertera Tampak
Atas
pada Tablet tidak bersalut, amati tablet dalam batas
waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi. II
9 4_
I.-
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-
masing 6 tabung dari keranjang, bila tablet mempunyai TampOk
salut gula yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air Sampkg
pada suhu kamar selarna 5 menit.
Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan
cairan lambung buatan LP bersuhu 37°±2° sebagai 20.1 0.15

b
media. Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat
TanVak
keranjang dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, 0 Sawsh
—7 0 0 *WT-
retak, atau menjadi lunak. Jalankan alat, gunakan cairan
usus buatan LP bersuhu 37±2° sebagai media, selama
jangka waktu yang dinyatakan dalam masing-masing
monografi. Angkat keranjang dan amati semua tablet:
semua tablet hancur sempunna. Bila 1 tablet atau 2 tablet
tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet VOLUME TERPINDAHKAN <1261>
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna. Uji berikut dirancang sebagai jaminan bahwa cairan
oral yang dikemas dengan volume yang tertera pada
Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur etiket tidak Iebih dari 250 ml, yang tersedia dalam bentuk
seperti tertera pada Tablet tidak bersalut. Setelah 4 jam, sediaan cair atau sediaan cain yang dikonstitusi dan
angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa
harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur tertentu dengan volume yang ditentukan, jika
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: dipindahkan dari wadah ash, akan memberikan volume
tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji hams hancur terpindahkan sediaan seperti tertera pada etiket.Uji mi
sempurna. tidak ditujukan untuk sediaan wadah dosis tunggal, jika
dalam monografi tertera Keseragaman sediaan <911>.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan
prosedur seperti tertera pada Tablet tidak bersalut, Amati PERSIAPAN UJI
tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-
masing monografi: semua tablet harus hancur. Bila 1 Untuk penetapan volume terpindahkan, pihih tidak
tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya ikuti prosedur
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dan benikut untuk bentuk sediaan tersebut.
18 tablet yang diuji hams hancur sempuma. Larutan oral, suspensi oral dan bentuk sediaan
cairan oral lain Kocok isi dari 10 wadah satu persatu.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan Serbuk dalam wadah dosis ganda yang
prosedur seperti tertera pada Tablet tidak bersalut, tanpa mencantumkan penandaan volume untuk cairan oral
menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram yang dihasilkan bila serbuk dikonstitusi dengan
digunakan suatu kasa berukuran 10 mesh seperti yang sejumlah pembawa seperti tertera pada etiket
diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa mi ditempatkan Konstitusi 10 wadah dengan volume pembawa seperti
pada permukaan lempengan atas dari rangkaian tertera pada etiket, ukun saksama, dan kocok satu per
keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang satu.
dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua
kapsul hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila PROSEDUR
I kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dan Tuang perlahan-lahan isi dari tiap wadah ke dalam
18 kapsul yang diuji hams hancur sempurna. gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang
diukur dan telah dikalibrasi, secara hati-hati untuk
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan menghindarkan pembentukan gelembung udara pada
prosedur seperti tertera pada Kapsul gelatin keras. waktu penuangan dan diamkan selama tidak Iebih dan
30 menit untuk wadah dosis ganda dan 5 menit untuk
wadah dosis tunggal kecuali dinyatakan lain dalam
monografi.
- 1615 -

Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume 20 wadah tambahan. Volume rata-rata cairan yang
dari tiap campuran. Untuk sediaan volume kecil yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dan
dikemas dalam wadah dosis tunggal, volume dapat volume yang tertera pada etiket, dan volume caftan yang
dihitung sebagai berikut: (1) keluarkan isi dari wadah ke diperoleh tidak lebih dari satu dari 30 wadah yang
dalam wadah yang sesuai dan telah ditara (biarkan volumenya kurang dan 95%, tetapi tidak kurang dan 90%
mengalir sampai tidak lebih dari 5 detik); (2) tentukan dari volume yang tertera pada etiket.
bobot isi dari wadah; dan (3) hitung volume setelah
penetapan bobot jenis. Untuk sediaan wadah dosis tunggal Memenuhi
syarat seperti tertera pada Gambar 2. Volume rata-rata
KRITERIA PENERIMAAN cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dan
100%, dan volume dari masing-masing wadah dan
Gunakan kriteria berikut untuk menentukan pemenuhan 10 wadah terletak dalam rentang 95% - 110% dan
syarat uji. volume yang tertera pacla etiket. Jika A adalah volume
Untuk sediaan wadah dosis ganda Memenuhi syarat rata-rata kurang dari 100% dari volume yang tertera pada
seperti tertera pada Gambar 1. Volume rata-rata cairan etiket, tetapi tidak ada satu wadah pun volumenya terletak
yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%, diluar rentang 95% - 110% dari volume yang tertera pada
dan tidak ada satu wadahpun volumenya kurang dan etiket, atau B adalah volume rata-rata tidak kurang dan
95% dari volume yang tertera pada etiket. Jika A adalah 100% dan tidak lebih dari sam wadah yang volumenya
volume rata-rata kurang dari 100% dari volume yang diluar rentang 95% - 110%, tetapi dalam rentang 90%
tertera pada etiket, tetapi tidak ada satu wadahpun sampai 115%, lakukan uji terhadap 20 wadah tambahan.
volumenya kurang dan 95% dari volume yang tertera Volume rata-rata cairan yang diperoleh dafi 30 wadah
pada etiket, atau B adalah volume rata-rata tidak kurang tidak kurang dari 100% dari volume yang tertera pada
dari 100% dan tidak lebih dari satu wadah yang etiket, dan tidak lebih dari sam dari 30 wadah volumenya
volumenya kurang dan 95%, tetapi tidak kurang dan 90% diluar rentang 95% sampai 110%, tetapi masih dalam
dari volume yang tertera pada etiket, lakukan uji terhadap rentang 90% - 115% dari volume yang tertera pada etiket.
-1616-

yR10

I Kurang dari 100% VE I I Tidak kurang dan 100% VE I

Volume dari 1 Volume dan 1 wadah Tidak ada wadah yang


Tidak ada wadah yang volumenya kurang dan
wadah kurang dan atau lebih, kurang dari
volumenya kurang dan
95% YE 95% YE 95% VE
95% VE

Uji memenuhi
Uji tidak
syanat
memenuhi Tidak lebih dari 1 wadah
syarat Lebih dari 1 wadah
yang volumenya, kurang yang volumenya
dan 95% YE tetapi tidak
kurang dan 95% VE
kurang dan 90% YE

A BI
I Ujitidak
Uji terhadap 20 wadah tambahan memenuhi
I syarat

YR30

Kurang dari 100% YE


Tidak kurang dari 100% YE

Tidak
memenuhi Lebih dari I wadah Tidak lebih dari I wadah
syarat yang volumenya yang volumenya, kunang
kurang dan 95% YE dan 95% YE tetapi tidak
kurang dan 90% YE

Tidak Memenuhi
memenuhi syarat
syarat

Gambar 1. Alur skema untuk wadah dosis ganda ( yR = Volume rata-rata, YE = Volume yang tentera pada etiket).
- 1617 -

YR10

I Kurangdaril00%VE I I Tidakkurangdari 100%VE I

Volume dari I wadah I Tidak ada wadah yang I Volume dari 1 wadah atau Volume dari tiap wadah
atau lebih terletak diluar
rentang 95% sampai
II volumenya terletak diluar
rentang 95% sampai 110% VE
I lebih tenletak diluar rentang
95% sampai 110% VE
terletak di dalam rentang
95% sampai 110% VE
110% yE

I Uji
Uji tidak Tidak lebih dari 1 wadah
Lebih dari 1 wadah memenuhi
memenuhi yang volumenya terletak Syanat
yang volumenya
syarat diluar rentang 95% -110% terletak diluar rentang
tetapi masih dalam rentang 95%sampai 110%VE
90%-115% VE
A
BI
Ujitidak
Uji terhadap 20 wadah tambahan mernenuhi
syarat

IVR30 I
I I
Kurang dari 100% VE Tidak kurang dari 100% VE

- T
Uji tidak Lebih dari 1 wadah
yang volumenya diluar
Tidak lebih dari 1 wadah yang
volumenya terletak diluar
memenuhi
rentang 95% sampai rentang 95% -110% tetapi
syarat masih dalam rentang 90% -
110% YE
115% YE

Ujitidak Uji
memenuhi memenuhi
syarat syarat

Gambar 2 Alur skema untuk wadah dosis tunggal (YR = Volume rata- rata; YE = Volume yang tertera pada etiket).
- 1618-

WADAH <1271> Tabel 1 berdasarkan uji pada bab mi, Wadah Tipe I kaca
borosilikat umumnya digunakan untuk sediaan
parenteral. Wadah kaca Tipe I atau kaca Tipe II (seperti
WADAH KACA
kaca soda kapur yang didealkalisasi dengan cara yang
Wadah kaca untuk penggunaan farmasi adalah wadah sesuai), biasanya digunakan untuk kemasan sediaan
yang kontak langsung dengan sediaan farmasi. Kaca parenteral bersifat asam dan netral. Wadah kaca Tipe I
yang digunakan untuk wadah sediaan farmasi terbuat atau wadah kaca Tipe II (kesesuaian ditunjukkan dengan
dari kaca borosilikat (netral) atau kaca soda kapur. Kaca data stabilitas) digunakan untuk sediaan parenteral
borosilikat mengandung sejumlah oksida borat, bersifat alkali. Wadah Tipe III kaca soda kapur biasanya
alumunium oksida, alkali danlatau oksida alkali dan tidak digunakan untuk sediaan parenteral, kecuali jika
oksida alkali tanah. Kaca borosilikat mempunyai data uji stabilitas yang sesuai menunjukkan bahwa kaca
ketahanan hidrolitik tinggi, karena sifat khas komposisi Tipe III tersebut memenuhi syarat untuk sediaan
kimia kaca tersebut; kaca mi dikelompokkan sebagai parenteral.
kaca Tipe I. Kaca soda kapur adalah kaca silika yang
mengandung oksida logam alkali. Kaca soda kapur label 1 Tipe Kaca
mengandung ketahanan hidrolitik menengah karena sifat Tipe Uraian umuni Tipe Uji
khas komposisi kimia kaca tersebut; kaca mi I Kaca borosilikat, Serbuk kaca
dikelompokkan sebagai kaca Tipe III. Permukaan bagian ketahanan tinggi
dalam wadah kaca dapat dilapisi, misalnya untuk II Kaca soda kapur berlapis Ketahanan
meningkatkan ketahanan hidrolitik. Pelapisan wadah terhadap air
kaca Tipe III dapat meningkatkan ketahanan hidrolitik III Kaca soda kapur Serbuk kaca
dari menengah ke tingkat lebih tinggi, sehingga terjadi
perubahan pengelompokkan menjadi kaca Tipe II. Alat
Permukaan luar wadah kaca dapat dilapisi untuk
mengurangi gesekan atau untuk perlindungan terhadap OTOKLAF Gunakan otokiaf yang mampu
abrasi atau pecah. Pelapisan permukaan luar tidak mempertahankan suhu 121±2,0', dilengkapi dengan
kontak dengan permukaan dalam wadah. Untuk termometer, pengukur tekanan, pengatur ventilasi, dan
melindungi isi dari cahaya, kaca dapat diberi warna atau rak yang cukup untuk menampung tidak kurang 12
diberi lapisan pada permukaan luar. Beberapa wadah wadah uji di atas permukaan air.
memenuhi persyaratan Transmisi cahaya pada Uji
Kinerja Wadah <1281>. Wadah jernih atau tidak LUMPANG DAN ALU Gunakan lumpang dan alu
berwarna atau tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus terbuat dari baja diperkeras yang dibuat menurut
cahaya dengan menggunakan lapisan buram (seperti spesifikasi pada Gambar 1.
tertera pada Wadah tahan cahaya dalam Pengawet,
Pengemas, Penyimpanan dan Penandaan pada
Ketentuan Umum) dikecualikan dari persyaratan
Transmisi Cahaya.
Mutu wadah kaca ditentukan dengan pengukuran
H
63.5j
ketahanan terhadap bahan kimia. Sebagai tambahan,
wadah Tipe I untuk sediaan parenteral mengandung air, is
dilakukan uji pelepasan arsen, dan terhadap wadah kaca
berwarna dilakukan uji terhadap Transmisi Cahaya.

Ketahanan Bahan Kimia 44

IO8R. I 1
Uji berikut mi dirancang untuk menetapkan daya O.4D
tahan wadah kaca baru (yang belum pemah digunakan)
terhadap air. Tingkat ketahanan ditentukan oleh jumlah
alkali yang dilepaskan dari kaca karena pengaruh media
pada kondisi yang telah ditentukan. Jumlah alkali yang
dilepaskan sangat kecil pada kaca dengan ketahanan
yang lebih tinggi, sehingga memerlukan perhatian
terhadap semua rincian uji dan perlu digunakan alat
dengan mutu dan ketelitian tinggi. Pengujian harus
dilakukan di ruangan yang relatif bebas dari asap dan
debu berlebih.
Gambar 1. Lumpang dan alu untuk
Tipe kaca. Wadah kaca yang sesuai untuk kemasan
sediaan fanmasi diklasifikasikan seperti tertera pada menyerbukkan kaca
- 1619 -

ALAT LAIN Pengayak terbuat dari baja tahan karat lumpang setiap kali ke dalam pengayak nomor 20.
ukuran 20,3 cm yaitu nomor 20, 40 dan 50, dilengkapi Goyang pengayak sebentar, kemudian pindahkan kaca
dengan penampung dan tutup (seperti tertera pada dari pengayak nomor 20 dan pengayak nomor 40, gems
Pengayak dan derajat halus serbuk <1141>); labu kembali dan ayak lagi seperti sebelumnya. Ulangi
Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan lekang seperti kembali penggerusan dan pengayakan. Kosongkan
yang ditetapkan; palu 900 g; magnet permanen; wadah penampung, pasang susunan pengayak, dan
desikator dan peralatan volumetnik secukupnya. goyang secana mekanik selama 5 menit atau dengan
tangan untuk waktu yang setara. Pindahkan bagian yang
Pereaksi tersisa pada pengayak nomor 50, yang bobotnya hams
lebih dari 10 g, ke dalam wadah bertutup, dan simpan
AIR KEMURNIAN TINGGI Air yang digunakan dalam desikator sampai saat pengujian.
pada uji mi mempunyai konduktivitas tidak lebih dan Sebarkan contoh pada selembar kertas kaca dan
0,15 tS per cm, penetapan dilakukan dalam sel pada lewatkan magnet melalui contoh tersebut untuk
suhu 25°, sesaat sebelum digunakan. Pastikan juga menghilangkan partikel besi yang terikut selama
bahwa air tidak dicemari oleh tembaga atau produk penggerusan. Masukkan contoh ke dalam labu
terbuat dari tembaga (seperti pipa, cemaran atau wadah Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan bahan kimia,
penampung tembaga). Air mi dapat dibuat dengan dan cuci 6 kali, tiap kali dengan 30 ml bagian aseton P,
melewatkan air suling melalui tabung deionisasi berisi goyang setiap kali selama lebih kurang 30 detik dan
campuran resin kualitas nuklir, kemudian melalui dengan hati-hati, enaptuangkan aseton. Setelab dicuci,
membran ester selulosa yang mempunyai porositas tidak contoh hams bebas dari gumpalan serbuk kaca dan
lebih dari 0,45 gm. Tidak boleh menggunakan pipa permukaan butiran praktis harus bebas dari pengaruh
tembaga. Bilas saluran sebelum air dibagikan ke dalam partikel halus yang melekat. Keringkan labu dan isi pada
bejana. Jika persyaratan konduktivitas tidak dapat suhu 140° selama 20 menit, masukkan butiran ke dalam
dipenuhi, ganti tabung deionisasi. botol timbang dan dinginkan dalam desikator. Gunakan
contoh uji dalam waktu 48 jam setelah pengeringan.
AIR BEBAS KARBONDIOKSIDA Gunakan Air
bebas karbon diokida P. LARUTAN MERAH METIL Prosedur Timbang saksama 10,00 g contoh uji,
(Uji Serbuk Kaca dan Ketahanan air pada 121°) masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang
Larutkan 24 mg natrium merah metil P dalam Air murni sebelumnya telah didigesti dengan Air kemurnian tinggi
hingga 100 mi. Jika perlu, netralkan larutan dengan di dalam tangas air pada suhu 90° selama tidak kurang
natrium hidroksida 0,02 N atau asamkan dengan asam dari 24 jam atau pada suhu 121 1 selama 1 jam.
sulfat 0,02 N. Titrasi 100 ml Air kemurnian tinggi yang Tambahkan 50,0 ml Air kemurnian tinggi ke dalani labu
mengandung 5 tetes indikator, diperlukan tidak lebih dan ke dalam labu lain untuk blangko. Tutup semua labu
dari 0,020 ml natrium hidroksida 0,020 N untuk dengan gelas piala terbuat dari borosilikat yang
mengubah wanna indikator, dan mi terjadi pada pH 5,6. sebelumnya sudah dipenlakukan seperti pada labu,
dengan ukuran sedemikian hingga dasar gelas piala
LARUTAN MERAH METIL (Uji Permukaan Kaca) menyentuh bagian tepi labu. Letakkan wadah dalam
Larutkan 50 mg merah metil P dalam 1,86 ml natrium otoklaf, dan tutup hati-hati, biarkan lubang ventilasi
hidroksida 0,1 M dan 50 ml etanol 96% P dan encerkan terbuka. Panaskan hingga uap keluar dan lanjutkan
hingga 100 ml Air murni. Untuk uji sensitifitas, pemanasan selama 10 menit. Tutup lubang ventilasi dan
tambahkan 100 ml Air bebas karbon dioksida P dan 0,05 atur suhu pada 121°, dipenlukan 19 - 23 menit untuk
ml asam kiorida 0,02 M ke dalam 0,1 ml larutan merah mencapai suhu yang diinginkan. Pentahankan suhu pada
metil: diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml natrium 121°±2,0° selama 30 menit. Kurangi panas hingga
hidroksida 0,1 M untuk mengubah warna menjadi otoklaf mendingin dan mencapai tekanan atmosfer
kuning. Perubahan warna: pH 4,4 (merah) menjadi pH dalam 38 - 46 menit, jika perlu buka lubang ventilasi
6,0 (kuning). untuk mencegah terjadinya hampa udara. Dinginkan
segera labu dalam air mengalir, enaptuangkan air dan
Uji Serbuk Kaca labu ke dalam labu bersih yang sesuai, dan cuci sisa
serbuk kaca empat kali, tiap kali dengan 15 ml Air
Pilih secara acak enam atau lebih wadah, bilas dengan kemurnian tinggi, kumpulkan hasil cucian. Tambahkan
Air murni, keringkan dengan aliran udana kering dan S tetes Larutan merah metil, dan titrasi segera dengan
bersih. Gems wadah menjadi pecahan berukuran lebih asam sulfat 0,020 N LV. Jika volume lanitan titran
kurang 25 mm, kemudian bagi lebih kurang 100 g diperkirakan kunang dari 10 ml, gunakan buret mikro.
pecahan kaca yang sudah digerus secara kasar menjadi 3 Catat volume asam sulfat 0,020 N LV yang digunakan
bagian yang lebih kurang sama, dan masukkan satu untuk menetralkan ekstnak dari 10 g contoh uji, lakukan
bagian ke dalam lumpang khusus. Dengan alu pada titrasi blangko. Volume tidak lebih dari yang terterà
tempatnya, gems kaca dengan cara menggosok 3 atau 4 pada Tabel 2 untuk tipe kaca yang diuji.
kali dengan palu. Pasang pengayak, ayak serbuk kaca
melalui pengayak nomor 20. Ulangi hal yang sama
untuk setiap bagian dari dua bagian lain, kosongkan
-1620-

Tabel 2 Batas uji untuk Uji serbuk kaca Uji Lakukan penetapan pada wadah yang tidak
digunakan. Volume cairan uji diperlukan untuk
Batas penetapan akhir ditunjukkan seperti yang tertera pada
Tipe Uraian Tipe uji Ukuran volume Tabel 3.
umum b), ml asam
0,020 N Tabel 3 Volume Cairan Uji dan Volume Titran
Kaca Serbuk semua 1,0 Volume Volume cairan Jumlah titrasi
borosilikat, kaca pengisian (ml) untuk satu titrasi
ketahanan (ml)
Hingga3 25,0 1
III Kaca soda- Serbuk semua 8,5 Diatas 3 dan 50,0 2
kapur kaca sampai 30
a)pemeri an wadah untuk tipe kaca mi biasanya tersedia
b) oan menunjukkan kapasitas br1ebih 1ari wadah
Diatas3Odan 100,0 2
sampai 100
Diatas 100 100,0 3
Uji Permukaan Kaca
Pencucian Sebelum penetapan, bersihkan cemaran
Penentuan volume pengisian Volume pengisian atau debu. Sesaat sebelum pengujian, bilas masing-
ada.lah volume Air murni yang diisi ke dalam wadah. masing wadah secara hati-hati sedikitnya dua kali
Untuk vial dan botol, volume pengisian adalah 90% dan dengan Air murni, dan diamkan. Segera sebelum uji,
kapasitas penuh. Untuk ampul volume mi sampai kosongkan wadah, bilas satü kali dengan Air murni,
setinggi bahu. kemudian dengan Air bebas karbondioksida dan biarkan
mengening. Lakukan prosëdur pengeningan dan
Vial dan botol Pilih secara acak 6 wadah dari lot pembilasan pertama dalam waktu tidak kurang dan
sampel, atnu 3 jika kapasitas lebih dari 100 ml, dan 20 menit dan tidak lebih dani 25 menit. Panaskan ampul
hilangkan kotoran atau cemaran. Timbang wadah tertutup dalam tangas air atau dalam oven udara panas
kosong dengan ketepatan 0,1 g. Letakkan wadah pada pada suhu lebih kurang 50° selama lebih kurang 2 menit
permukaan horizontal, isi dengan Air murni pada lebih sebelum dibuka. Jangan dibilas sebelum uji.
kurang tepi lingkaran, hindani masuknya gelembung
udara. Atur garis permukaan cairan penuh. Timbang Pengisian dan Pemanasan Wadah diisi dengan Air
wadah yang sudah diisi untuk memperoleh massa dan bebas karbon dioksida sampai volume pengisian. Wadah
air, nyatakan pada 2 desimal untuk wadah yang dalam bentuk tabung atau siring pra pengisian ditutup
mempunyai volume kurang atau sama dengan 30 ml, dan dengan cara yang sesuai dengan bahan yang tidak
nyatakan dalam 1 desimal untuk wadah yang mengganggu pengujian. Masing-masing wadah,
mempunyai volume lebih dari 30 ml. Hitung nilai rerata termasuk ampul ditutup dengan bahan inert seperti kaca
kapasitas penuh dalam ml, dan kalikan dengan 0,9. netral atau alumunium foil yang sebelumnya dibilas
Volume ini, dinyatakan dalam satu desimal adalab dengan Air murni. Letakkan wadah ke dalam otokiaf.
volume pengisian untuk lot wadah. Letakkan keranjang dalam otokiaf, tidak menyentuh
air. Tutup otoklaf dan lakukan prosedur sebagai benikut:
Ampul Letakkan tidak kurang dari 6 ampul kering 1.panaskan hingga suhu 100° dan biarkan uap keluar
pada bidang rata, permukaan honisontal dan isi dengan dari lubang ventilasi selama 10 menit;
Air murni melalui buret sampai air mencapai titik A, 2.tutup lubang ventilasi dan tingkatkan suhu dan
yaitu posisi badan ampul menurun pada bahu ampul 1000 - 121° dengan kecepatan 1° per menit;
(seperti tertera pada Gambar 2). Baca kapasitas, 3.pertahankan suhu pada 121°±1° selama 60±1 menit;
nyatakan dalam 2 desimal clan hitung nilai reratanya. 4.tununkan suhu dari 121° - 100° dengan kecepatan
Volume pengisian untuk lot ampul tertentu, dinyatakan 0,50 per menit, buka lubang ventilasi untuk
dalam 1 desimal. Volume pengisian dapat juga mencegah hampa udana;
ditetapkan dengan penimbangan. 5.jangan membuka otoklaf sebelum didinginkan
hingga 95°;
6.keluankan wadali dari otoklaf, tempatkan dalam
tangas air pada 80° dan alinkan air knan dingin, jaga
sehingga air tidak kontak dengan tutup alumunium
foil yang longgar untuk menghindani kontaminasi
larutan ektnaksi;
7.waktu pendinginan tidak lebih dari 30 menit.

Larutan ektraksi dianalisis dengan titrasi menurut cara


benikut mi.
Gambar 2. Volume pengisian ampul
(sampai titik A)
- 1621 -

Metode Lakukan titrasi dalam w, aktu 1 jam setelah indikator yang sama. Volume tidak lebih dari yang
wadah dikeluarkan dari otokiaf. tertera pada Tabel 5.
Gabungkan caftan yang diperoleh dari wadah dan
campur. Masukkan volume seperti tertera pada Tabel 3 Tabel 5 Batas uji ketahanan terhadap air
ke dalam labu tentukur. Masukkan volume sama Air pada suhu 1211
bebas karbondioksida ke dalam labu ke dua sebagai
blangko. Tambahkan 0,05 ml Larutan merah metil ke Batas
dalam masing-masing labu untuk tiap 25 ml caftan. Tipe Uraian Tipe uji Ukuran Volume
Titrasi blangko dengan asam kiorida 0,01 M. Titrasi umum ml asam
cairan uji dengan asam yang sama sampai warna larutan 0,020 N
(ml)
sama dengan wama blangko. Kurangi nilai yang
II Kaca Ketahanan 100 atau 0,7
diperoleh dari titrasi blangko dari nilai yang diperoleh soda- terhadap kurang
untuk cairan uji, dan nyatakan dalam ml asam kionida kapur air
0,01 M per 100 ml. Nyatakan nilai titrasi kurang dan yang
1,0 ml dalam 2 desimal dan nilai titrasi lebih atau sama dilapisi
dengan 1,0 ml dalam 1 desimal. Lebih 0,2
dari 100
Batas Hasil atau rerata hasil jika lebih dari satu titrasi a)pemen i an wadah untuk tipe kaca mi biasanya tersedia
b)ç.j.
dilakukan adalah tidak lebih besar dari nilai yang menunjukkan kapasitas penuh dari wadah
dinyatakan dalam Tabel 4.
Arsen
Tabel 4 Batas uji untuk uji permukaan kaca
Arsen <321> Tidak lebih dari 0,1 bpj; sebagai larutan uji
Volume pengisian Volume maksimum HC1 gunakan 35 ml air dan satu wadah kaca Tipe I atau untuk
(ml) 0,01 M per 100 ml caftan uji wadah lebih kecil 35 ml isi gabungan beberapa wadah kaca
(ml) Tipe I, lakukan penetapan seperti tentera path Prosedur
Tipe I dan II Tipe III dalam Ketahanan terhadap air pada suhu 1210.
Sampai 1 2,0 20,0
Diatasl-2 1,8 17,6 WADAH PLASTIK
Diatas2-5 1,3 13,2
Diatas5-l0 1,0 10,2
Diatasl0-20 0,80 8,1 Bagian mi menetapkan standan untuk bahan dan
Di atas 20-50 0,60 6,1 komponen plastik yang digunakan dalam kemasan medis
Diatas50-l00 0,50 4,8 (farmasi, biologi, supiemen makanan, dan aiat
Di atas 100-200 0,40 3,8 kesehatan). Definisi yang diterapkan pada bagian mi
Di atas 200 500
- 0,30 2,9 tertera pada Pengawet, Pengemas, Penyimpanan, dan
Di atas 500 0,20 2,2 Penandaan dalam Ketentuan Umum. Standar dan uji
sifat fungsional dari wadah dan komponennya seperti
Ketahanan Terhadap Air pada suhu 121 1 tertena pada Uji Kinerja Wadah <1281>.
Artikei plastik diidentifikasi dan dikaraktenisasi
Pilihan Uji Ketahanan Air pada suhu 1210 dapat menggunakan spektnoskopi inframerah dan "differential
diterapkan pada mutu kaca Tipe II. scanning calorimetry ". Derajat uji bendasarkan path
Pilih secara acak 3 atau lebih wadah, bilas dua kali apakah wadah kontak langsung dengan sediaan obat atau
dengan Air kemurnian tinggi. tidak, dan nisiko berdasarkan pada rute pembenian obat.
Prosedur Isi masing-masing wadah dengan Air Piastik yang dibuat dari campuran poiimer homolog,
kemurnian tinggi hingga 90% dari kapasitas penuh, dan mempunyai rentang bobot moiekul tertentu. Plastik
lakukan penetapan seperti tertera pada Prosedur dalam dapat mengandung bahan lain seperti sisa proses
Uji serbuk kaca, mulai dan "Tutup semua labu ", kecuali polimerisasi, plastisizer, penstabil, antioksidan, pewarna
waktu pemanasan otoklaf menjadi 60 menit bukan dan pelincin. Semua bahan tersebut harus memenuhi
30 menit, dan akhiri dengan "untuk mencegah terjadinya persyaratan untuk kontak dengan makanan. Faktor
hampa udara". Kosongkan isi dari I atau lebih wadah ke seperti komposisi plastik, proses dan prosedur
dalam gelas ukur 100 ml, dalam hal wadah yang lebih pencucian, penanganan permukaan, media kontak, tinta,
kecil, gabungkan isi dari beberapa wadah untuk perekat, penyenapan dan permeabilitas pengawet, dan
memperoleh volume 100 ml. Masukkan gabungan kondisi penyimpanan dapat juga mempenganuhi
contoh ke dalam labu tentukur 250-ml terbuat dari kaca kesesuaian piastik untuk penggunaan khusus. Uji
tahan bahan kimia, tambah 5 tetes Larutan merah metil, ekstraksi dirancang untuk mengkaraktenisasi komponen
dan titrasi selagi hangat, dengan asam sulfat 0,020 N LV. yang terekstraksi dan identifikasi kemungkinan migrasi.
Selesaikan titrasi dalam waktu 60 menit sesudah otokiaf Derajat atau tingkat pengujian untuk komponen yang
dibuka. Catat volume asam sulfat 0,020 N LV yang terekstraksi tergantung pada maksud penggunaan dan
digunakan, lakukan titrasi blangko menggunakan 100 ml derajat risiko dampak merugikan pada efikasi sediaan
Air kemurnian tinggi pada suhu sama dan dengan jumlah (fanmasi, biologi, suplemen makanan, atau aiat
- 1622-

kesehatan). Uji ekstraksi untuk resin spesifik terdapat Polietilen Kerapatan Tinggi
dalam bagian polietilen, polipropilen, polipropilen
tereftalat, dan polipropilen tereftalat G. Seluruh uji Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti
plastik lain tertera pada Uji Fisikokimia dalam Metode tertera pada Metode Uji dalam Pantulan ganda internal.
Uji. Lakukan uji Kapasitas Dapar hanya apabila wadah Spektrum serapan contoh menunjukkan pita serapan
dimaksudkan untuk sediaan cair. utama hanya pada bilangan gelombang yang sama
Komponen plastik yang digunakan untuk sediaan seperti pada Polietilen Kerapatan Tinggi BPFI.
risiko tinggi, seperti untuk inhalasi, sediaan parenteral
dan sediaan mata diuji menggunakan Uji Biologi dalam "Differential Scanning Calorimetry" Lakukan
bagian Metode Uji, penetapan seperti tertera pada Analisis Termal dalam
Wadah plastik yang dimaksudkan untuk pengemasan Metode Uji. Termogram contoh sesuai dengan
produk sediaan parenteral harus memenuhi persyaratan termogram Polietilen Kerapatan Tinggi BPFI, yang
seperti tertera pada Uji Biologi dan Uji Fisikokimia ditetapkan dengan cara yang sama dan suhu endoterm
dalain Metode Uji. Standar juga berlaku untuk wadah (pelelehan) dalam termogram contoh berbeda tidak lebih
polietilen yang digunakan untuk mengemas bentuk dari 6,00 dari pembanding BPFI.
sediaan oral kering yang tidak ditujukan untuk
dikonstitusi menjadi larutan. Logam berat dan residu tidak menguap Siapkan
ekstrak contoh uji seperti tertera pada Uji Fisikokimia
WADAH POLIETILEN dalam Metode Uji, kecuali Larutan uji untuk masing-
masing 20,0 ml Media Ekstraksi menjadi 60 cm2 tanpa
Cakupan memperhatikan ketebalan.
LOGAM BERAT Wadah memenuhi persyaratan
Standar dan uji dalam bagian mi untuk seperti tertera pada Logam Berat dalam Uji Fisikokimia
mengkarakterisasi wadah dan komponennya dari wadah pada Metode Uji.
polietilen kerapatan rendah atau polietilen kerapatan RESIDU TIDAK MENGUAP Lakukan penetapan
tinggi dan wadah homopolimer atau resin kopolimer. seperti tertera pada Residu tidäk menguap dalam Uji
Semua komponen polietilen diuji secara spektroskopi Fisikokimia, kecuali bahwa Blangko menggunakan
inframerah dan "differential scanning calorimetry ". Jika pelarut yang sama pada kondisi uji berikut: perbedaan
uji stabilitas telah dibuat untuk menetapkan tanggal antara hasil yang diperoleh dari Larutan uji dan Blangko
kedaluwarsa dari suatu bentuk sediaan dalain wadah tidak lebih dari 12,0 mg jika digunakan air pada suhu
polietilen yang sesuai, maka wadah polietilen lain yang 700 sebagai Media ekstraksi; tidak lebih dari 75,0 mg
memenuhi persyaratan dapat digunakan untuk jika digunakan etanol pada suhu 70° sebagai Media
mengemas sediaan tersebut, jika dilakukan uji stabilitas ekstraksi; dan tidak lebih dari 100,0 mg jika digunakan
yang sesuai untuk wadah alternatif, yang bertujuan untuk heksan pada suhu 500 sebagai Media ekstraksi.
menjarnin bahwa identitas, kekuatan, kualitas dan
kemurnian bentuk sediaan dipertahankan selama periode Polietilen yang digunakan sebagal wadah cairan
penggunaan. oral Lakukan penetapan seperti tertera pada Kapasitas
Dapar dalam Uji Fisikokimia pada Metode Uji.
Latar belakang
Polietilen Kerapatan Rendah
Polietilen kerapatan tinggi dan kerapatan rendah
adalah polimer rantai panjang yang disintesa dibawah Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti
kondisi panas dan tekanan terkendali, dengan bantuan tertera pada Pantulan ganda internaldalam Metode Uji.
katalis dengan tidak kurang dari 85,0% etilen dan tidak Spektrum serapan contoh menunjukkan maksimum
kurang dari 95,0% total olefin. Bahan olefin lain yang hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
sering digunakan adalah butana, heksana, dan propilen. Polietilen Kerapatan Rendah BPFI.
Polietilen kerapatan tinggi dan kerapatan rendah
keduanya mempunyai spektrum serapan inframerah "Differential Scanning Calorimetry" Lakukan
yang khusus untuk polietilen dan masing-masing penetapan seperti tertera pada Analisis Termal dalam
mempunyai karakteristik sifat panas tertentu. Polietilen Metode Uji. Termogram contoh sesuai dengan
kerapatan tinggi mempunyai bobot jenis antara 0,941 termogram Polietilen Kerapatan Rendah BPFI, yang
dan 0,965 g per cm 3 . Polietilen kerapatan rendah ditetapkan dengan cana yang sama dan suhu endoterm
mempunyai bobot jenis antara 0,850 dan 0,940 g per (pelelehan) dalam termogram contoh berbeda tidak lebih
cm3. Sifat lain yang mempengaruhi mutu polietilen dan 8,0° dari pembanding BPFI.
termasuk elastisitas, indeks leleh, ketahanan retak
terhadap tekanan lingkungan dan derajat hablur sesudah Logam berat dan residu tidak menguap Buat
pencetakan. ekstrak contoh uji seperti tertera pada Uji Fisikokimia
dalam Metode Uji, kecuali Larutan uji untuk masing-
masing 20,0 ml Media Ekstraksi menjadi 60 cm2 tanpa
memperhatikan ketebalan.
- 1623 -

LOGAM BERAT Wadah memenuhi persyaratan kemasan sediaan obat adalah permeabilitas terhadap
seperti tertera pada Logam Berat dalam Uji Fisikokimia oksigen dan kelembapan, elastisitas, indeks leleh,
pada Metode Uji. ketahanan retak terhadap tekanan lingkungan dan derajat
RESIDU TIDAK MENGUAP Lakukan penetapan hablur sesudah pencetakan. Persyaratan dalam bab mi
seperti tertera pada Residu tidak menguap dalam Uji harus dipenuhi untuk jenis wadah yang telah dijelaskan
Fisikokimia, kecuali bahwa Blangko menggunakan tersebut jika digunakan untuk mengemas sediaan padat
pelarut yang sama pada kondisi uji berikut: perbedaan kering dan sediaan cair oral.
antara hasil yang diperoleh dari Larutan uji dan Blangko
tidak lebih dari 12,0 mg jika digunakan air pada suhu Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti
700 sebagai Media ekstraksi; tidak lebih dari 75,0 mg tertera pada Pantulan ganda internaldalam Metode Uji.
jika digunakan etanol pada suhu 700 sebagai Media Spektrum serapan contoh menunjukkan maksimum
ekstraksi; dan tidak lebih dari 350,0 mg jika digunakan hanya pada bilangan gelombang yang sania seperti pada
heksan pada suhu 500 sebagai Media ekstraksi. Polipropilen Homopolimer BPFI atau kopolimer
polipropilen baku.
Polietilen yang digunakan sebagai wadah cairan
oral Lakukan penetapan seperti tertera pada Kapasitas "Differential Scanning Calorimetry" Lakukan
Dapar dalam Uji Fisikokimia pada Metode Uji. penetapan seperti tertera pada Analisis Termal dalam
Metode Uji. Suhu endoterm (pelelehan) dalam
WADAH POLIPROPILEN termogram contoh berbeda tidak lebih dari 6,0 0 dan
Polipropilen Homopolimer BPFI. Suhu endoterm
Cakupan (pelelehan) dalam tenmogram contoh kopolimer
polipropilen berbeda tidak lebih dari 12,0° dan
Standar dan uji dalam bagian mi untuk karakterisasi kopolimer polipropilen baku.
wadah polipropilen yang dibuat dari homopolimer atau
kopolimer yang dapat dipertukarkan untuk kemasan Logam berat dan residu tidak menguap Buat
bentuk sediaan padat kering dan sediaan cair oral yang ekstrak contoh seperti tertera pada Larutan uji dalam Uji
sesuai. Jika uji stabilitas telah dilakukan untuk Fisikokimia pada Metode Uji, kecuali untuk masing-
menetapkan tanggal kedaluwarsa dari suatu bentuk masing 20,0 ml Media Ekrtraksi menjadi 60 cm2 tanpa
sediaan dalam wadah polipropilen yang sesuai, maka memperhatikan ketebalan.
wadah polipropilen lain yang memenuhi persyaratan LOGAM BERAT Wadah memenuhi persyaratan
dapat digunakan untuk mengemas sediaan tersebut, jika seperti tertera pada Logam Berat dalam Uji Fisikokimia
dilakukan uji stabilitas yang sesuai untuk wadah pada Metode Uji.
alternatif, yang bertujuan untuk menjamin bahwa RESIDU TIDAK MENGUAP Lakukan penetapan
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian bentuk seperti tertera pada Residu tidak menguap dalam Uji
sediaan dipertahankan selama periode penggunaan. Fisikokimia pada Metode Uji, kecuali bahwa Blangko
menggunakan pelarut yang sama pada kondisi uji
Latar belakang berikut: perbedaan antara hasil yang diperoleh dan
Larutan uji dan Blangko tidak lebih dari 10,0 mg jika
Polimer propilen adalah polimer rantai panjang yang digunakan air pada suhu 70° sebagai Media ekstraksi;
disintesa dari propilen atau propilen dan olefin lain pada tidak lebih dani 60,0 mg jika digunakan etanol pada suhu
kondisi pemanasan dan tekanan rendah terkendali, 70° sebagai Media ekstraksi; dan tidak lebih dani
dengan bantuan katalisator. Contoh olefin lain yang 225,0 mg jika digunakan heksan pada suhu 50° sebagai
umum digunakan adalah etilen dan butena. Polimer Media ekstraksi. Wadah memenuhi persyanatan Residu
propilen, komponen yang digunakan untuk membuat tidak menguap untuk semua media ekstraksi tersebut.
polimer propilen dan komponen yang digunakan untuk [Catatan Heksan dan etanol mudah terbakar. Ketika
membuat wadah hams memenuhi syarat yang berlaku. menguapkan pelarut mi, gunakan aliran udara dan
Faktor seperti komposisi plastik, prosedun proses dan penangas air; ketika mengeringkan residu, gunakan
pencucian, media kontak, tinta, perekat, penyerapan dan oven tahan ledak]
permeabilitas pengawet, dan kondisi penyimpanan dapat
juga mempengaruhi kesesuaian plastik untuk Polipropilen yang digunakan sebagal wadah cairan
penggunaan khusus. Kesesuaian polipropilen tertentu oral Lakukan penetapan seperti tertera pada Kapasitas
hams ditetapkan dengan pengujian yang sesuai. Dapar dalam Uji Fisikokimia pada Metode Uji.
Polipropilen mempunyai spektrum serapan IR yang
berbeda dan karakteristik sifat termal. Polipropilen
mempunyai bobot jenis antara 0,880 dan 0,913 g per
cm3. Sifat permeasi dari wadah polipropilen yang
terbentuk dapat terpengaruh jika ada sisa polimer dasar
yang tidak terikat, tergantung dari jumlah bahan dasar
dalam produk akhir. Sifat lain yang dapat mempengaruhi
kesesuaian polipropilen yang digunakan sebagai
- 1624 -

WADAII BOTOL POLIETILEN TEREFTALAT termasuk PET. Resin PETG mempunyai bobot jenis
DAN POLIETILEN TEREFTALAT G lebih kurang 1,27 g per cm3 dan kekentalan intriksik
minimum 65 ml per g, yang sesuai dengan rerata bobot
Cakupan molekul lebih kurang 16.000 Da.
Resin PET dan PETG, dan bahan lain yang digunakan
Standar dan pengujian dalam bab mi untuk dalam pembuatan botol sesuai dengan persyaratan yang
karakterisasi botol-botol polietilen tereftalat (PET) dan berlaku, terkait dengan penggunaan botol yang kontak
polietilen tereftalat G (PETG) yang dapat dipertukarkan dengan bahan makanan dan minuman beralkohol. Resin
untuk kemasan bentuk sediaan oral cair yang sesuai. Uji PET dan PETG tidak boleh mengandung plastisizer,
stabilitas sudah dilakukan dalam menetapkan waktu bahan pembantu proses atau antioksidan. Pewama, jika
kedaluwarsa dari bentuk sediaan oral cair tertentu dalam digunakan dalam pembuatan botol PET dan PETG, tidak
botol yang memenuhi syarat baik untuk botol PET boleh bermigrasi pada cairan didalamnya.
máupun PETG, maka botol PET atau PETG lain yang
memenuhi persyaratan dapat digunakan untuk Spektroskopi Inframerah Lakukan penetapan seperti
mengemas sediaan tersebut, jika dilakukan uji stabilitas tertera pada Pantulan ganda internal dalam Metode Uji.
yang sesuai untuk botol alternatif, yang bertujuan untuk Spektrum serapan contoh menunjukkan maksimum
menjamin bahwa identitas, kekuatan, kualitas dan hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
kemurnian bentuk sediaan dipertahankan selama periode spektrum Polietilen Tereftalat BPFI atau Polietilen
penggunaan. Kesesuaian dari botol PET dan PETG Tereftalat G BPFI.
tertentu untuk penggunaan dalam peracikan sediaan
farmasi cair oral tertentu harus ditetapkan dengan uji "Differential Scanning Calorimetry" Lakukan
yang sesuai. penetapan seperti tertera pada Analisis Termal dalam
Metode Uji. Untuk Polietilen tereftalat, termogram
Latar Belakang contoh sesuai dengan termogram Polietilen Terefialat
BPFI, dengan penetapan yang sama titik lebur (T m) darn
Resin PET adalah polimer hablur rantai panjang yang contoh, tidak berbeda lebih dari 9,0°, dan suhu transisi
dibuat dengan kondensasi etilena glikol dengan dimetil kaca (Tg) contoh tidak berbeda lebih dari 4,0 0. Untuk
tereftalat atau asam tereftalik. Resin kopolimer PET Polietilen tereftalat G, termogram contoh sesuai dengan
dibuat dengan cara yang sama, kecuali mempunyai termogram Polietilen terefialat G BPFI, dengan
sejumlah kecil dari asam isoftalat (tidak lebih dari 3 penetapan yang sama suhu transisi kaca (T g) contoh
persen mol) atau 1 ,4-sikloheksanadimetanol (tidak lebih tidak berbeda lebih dan 6,0 0.

dari 5 persen mol). Polimerisasi dilakukan pada kondisi


pemanasan dan tekanan rendah yang terkendali dengan Ekstraksi Pewarna Pilih tiga botol uji. Potong secara
bantuan katalisator dan penstabil. relatif rata bagian dani sisi dinding dani satu botol, dan
Resin kopolimer PET mempunyai sifat fisika dan bentuk jika perlu agar sesuai dengan pemegang sampel
spektra minip PET dan untuk tujuan praktis diperlakukan dari spektrofotometer. Lakukan serapan spektrum sinar
sebagai PET. Uji dan spesifikasi dalam bab mi untuk tampak sisi dinding dari 350 hingga 700 nm. Tetapkan,
karakterisasi resin PET dan botol juga berlaku untuk sampai mendekati 2 nm, panjang gelombang serapan
resin kopolimer PET dan botol yang terbuat dan maksimum. Jsi dua botol yang lain, dengan etanol 50%
kopolimer tersebut. untuk botol PET dan etanol 25% untuk botol PETG.
Resin PET dan kopolimer PET umumnya Tutup botol dengan segel, seperti alumunium foil, dan
menunjukkan molekul yang besar. Sebagai hasilnya, gunakan penutup. Isi botol kaca yang mempunyai
menunjukkan karakteristik sifat komposisi yang kapasitas yang sama seperti botol uji dengan pelarut
tergantung pada suhu, termasuk suhu transisi kaca lebih yang sama, tutup botol dengan segel seperti alumunium
kurang 761 dan suhu leleh lebih kurang 250°. Resin mi foil, dan gunakan penutup. Inkubasi botol uji dan botol
mempunyai spektrum serapan JR yang berbeda dan kaca pada suhu 49° selama 10 han. Keluarkan botol dan
bahan plastik lain (seperti resin polikarbonat, polistiren, biarkan dingin hingga suhu ruang. Tetapkan serapan
polietilen, dan PETG). Resin kopolimer PET dan PETG larutan uji dalam sel 5-cm pada panjang gelombang
mempunyai bobot jenis antara 1,3 dan 1,4 g per cm 3 dan serapan maksimum seperti tertera pada Spektrofotometri
kekentalan intrinsik minimum 70 ml per g, yang sesuai dan Hamburan Cahaya <1191>, gunakan pelarut yang
dengan rerata bobot molekul lebih kurang 23.000 Da. sesuai dari botol kaca sebagai blangko. Nilai serapan
Resin PETG adalah polimer dengan bobot molekul yang diperoleh kurang dari 0,01 untuk kedua larutan.
tinggi yang dibuat dengan kondensasi etilena glikol
dengan dimetil tereftalat atau asam tereftalat dan 1,4- Logam berat, jumlah Tereftaloil, dan Etilen glikol
sikloheksanadimetanol 15 hingga 34 persen mol. Resin
PETG bening, polimer amorf, mempunyai suhu transisi MEDIA EKSTRAKSJ
kaca lebih kurang 81° dan tidak ada titik leleh hablur, Air murni Seperti tertera pada monografi.
jika ditetapkan dengan "differential scanning Etanol 50 % Encerkan 125 ml etanol P dengan air
calorimetry". Resin PETU mempunyai spektrum serapan hingga 238 ml dan cainpur.
inframerah yang berbeda dari bahan plastik lain,
- 1625 -

Etanol 25% Encerkan 125 ml Etanol 50 % dengan air Larutan natrium bisuijit Larutkan 0,1 g natrium
hingga 250 ml, dan campur n-Heptan. bisuijIt P dalam 10 ml air. Gunakan larutan dalam waktu
PROSEDUR [Catatan Gunakan Media ekstraksi 7 han.
etanol 50 % untuk botol PET dan etanol 25 % untuk Larutan dinatrium kromotropat Larutkan 100 mg
botol PETG]. Isi sejumiah botol uji hingga 90% dinatrium kromotropat P dalam 100 ml asam sulfat P.
kapasitas penuh untuk memperoleh tidak kurang dan Lindungi larutan dari cahaya dan gunakan dalarn waktu
30 ml untuk setiap Media ekstraksi. Isi sejumlah yang 7hani.
sama botol kaca dengan Air murni, Etanol 50 % atau Larutan baku Timbang saksama sejumlah etilen
Etanol 25%, atau n-heptan untuk digunakan sebagai glikol, larutkan dalam air dan encerkan secara kuantitatif
Media ekstraksi blangko. Tutup botol dengan segel, dan jika perlu bertahap, hingga kadar lebih kurang 1 fig
seperti alumunium foil, gunakan penutup. Inkubasi botol per ml.
yang diuji dan botol kaca path suhu 490 selama 10 han. Larutan uji Gunakan ekstrak Air murni.
Keluarkan botol uji dengan Media ekstraksi dan botol Prosedur Pipet 1 ml Larutan ba/cu ke dalam labu
kaca dengan Media ekstraksi biangko dan simpan pada tentukur 10-ml. Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam labu
suhu ruang. Jangan pindahkan Media ekstraki contob ke tentukur ke dua. Pipet 1 ml Media ekstraksi Air murni ke
dalam labu lain. dalam labu tentukur 10-ml ke tiga. Ke dalam masing-
LOGAM BERAT Pipet 20 ml ekstrak Air murni botol masing labu tentukur, tambahkan 100 .tl Larutan asam
uji, saring jika perlu, ke dalam satu dari dua tabung periodat, goyang hingga bercampur dan diamkan selama
pembanding wama 50-ml yang sesuai, dan sisa ekstrak 60 menit. Tambahkan 1,0 ml Larutan natrium bisulfit ke
Air murni botoi uji untuk digunakan dalam uji Etilen dalam masing-masing labu tentukur, dan campur.
glikol. Atur pH ekstrak hingga antara 3,0 dan 4,0 dengan Tambahkan 100 p1 Larutan dinatrium kromotropat ke
penambahan asam asetat 1 N atau amonium hidroksida dalam masing-masing labu tentukur dan campur.
6 N, menggunakan kertas pH. Encerkan dengan air [Catatan Semua larutan harus dianalisis dalam wa/au 1
hingga 35 ml dan campur. jam setelah penambahan Larutan dinatrium
Ke dalam tabung pembanding warna kedua, pipet kromotropat.] Tambahkan secara hati-hati 6 ml Asam
2 ml Larutan timbal baku yang dibuat segar (pada sulfat encer ke dalam masing-masing labu tentukur,
penggunaan sehari) seperti tertera pada Logam berat campur dan biarkan larutan dingin sampai suhu ruang.
<371> dan tambahkan 20 ml Air murni. Atur pH hingga [Perhatian Pengenceran asam sulfat menghasilkan
antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N panas dan dapat menyebabkan larutan mendidih.
atau amonium hidroksida 6 N, menggunakan kertas pH. Perhatikan penambahan larutan harus secara hati-hati.
Encerkan dengan air hingga 35 ml dan campur. Timbulnya gas sulfur dioksida harus diperhatikan.
Pada masing-masing tabung tambahkan 1,2 ml Disarankan gunakan lemari asam.] Encenkan masing-
tioasetamida LP dan 2 ml Dapar asetat pH 3,5 seperti masing lanitan dengan Asam sulfat encer sampai tanda.
tertera pada Logam berat <371>, encerkan dengan air Tetapkan secara berurutan serapan Larutan baku dan
hingga 50 ml, dan campur: warna yang dihasilkan dalam Larutan uji dalam sel 1-cm pada panjang gelombang
waktu 10 menit, pada tabung yang berisi ekstrak Air serapan maksium lebih kurang 575 nm seperti tertera
murni botol uji tidak melebihi dari tabung yang berisi pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>,
Larutan timbal baku, kedua tabung dilihat secara gunakan Media ekstraksi Air murni sebagai blangko:
vertikal pada permukaan putih (1 bpj dalam ekstrak). serapan Larutan uji tidak lebih besan dari Larutan baku,
JUMLAH TEREFTALOIL Lakukan penetapan setana dengan tidak lebih dari 1 bpj etilen glikol.
serapan ekstrak Etanol 50 % atau Etanol 25 % dalam sel
1-cm pada panjang gelombang serapan maksimum lebih METODE UJI
kurang 244 nm seperti tertera pada Spektrofotometri dan
Hamburan Cahaya <1191>, gunakan Media ektrak.si Pantulan Ganda Internal
sebagai blangko: serapan ekstrak tidak lebih dari 0,150,
setara dengan tidak lebih dari 1 bpj jumlah tereftaloil. Alat Gunakan spektrofotometer inframerah yang
Lakukan penetapan serapan ekstrak n-heptan dalam mampu mengkoreksi spektrum blangko dan dilengkapi
sel 1-cm pada panjang gelombang serapan maksimum dengan alat tambahan pantulan ganda internal dan
lebih kurang 240 nm seperti tertera pada lempeng pantulan internal KRS-5. Habiur KRS-5
Spektrofotometri dan Ham buran Cahaya <1191>, dengan tebal 2 mm mempunyai sudut 450 yang
gunakan Media ekstraksi n-heptan sebagai blangko: menghasilkan jumlah pantulan yang cukup.
serapan ekstrak tidak lebih dari 0,150, setara dengan
tidak lebih dari 1 bpj jumlah tereftaloil. Penyiapan contoh Potong dua lempeng bagian datar
ETILEN GLIKOL yang mewakili ketebalan rata-rata dinding wadah, dan
Larutan asam periodat Larutkan 125 mg asam potong bila perlu untuk memperoleh bagian yang sesuai
periodat P dalam 10 ml air. untuk dipasang dalam alat tambahan pantulan ganda
Asam sulfat encer Ke dalam 50 ml air tambahkan internal. Lakukan hati-hati untuk menghindani goresan
50 ml asam sulfat P secara penlahan dan dengan permukaan, usap dengan kertas kening atau jika penlu,
pengadukan tetap dan biarkan dingin sampai suhu ruang. bersihkan dengan dengan kain lembut yang dibasahi
metanol P, dan biarkan kening. Pasang dengan erat
- 1626 -

contoh pada kedua sisi lempeng pantulan internal KRS- Uji Biologi
5, pastikan bahwa kontak permukaan cukup. Sebelum
memasang contoh pada lempeng, dapat dikempa Uji biologi in vitro dilakukan menurut prosedur
menjadi lapis film tipis dan merata, dengan pemaparan seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara Biologi, In
pada suhu lebih kurang 177° dengan tekanan tinggi Vitro <241>. Komponen-komponen yang memenuhi
(15.000 psi atau lebih). persyaratan uji in vitro tidak perlu menjalani uji lanjutan.
Tidak dilakukan pengujian terhadap jenis plastik. Bahan-
Prosedur Letakkan contoh yang telah dipasang dalam bahan yang tidak memenuhi persyaratan uji in vitro tidak
alat tambahan pantulan ganda internal, dan letakkan sesuai untuk wadah sediaan obat.
rakitan dalam berkas contoh spektrofotometer Jika digunakan plastik dan polimer lain yang harus
inframerah. Atur kedudukan di dalam perlengkapan memenuhi syarat Uji Reaktivitas Biologi, In Vitro <241>,
untuk membiarkan transmisi cahaya maksimum dan lakukan pengujian in vivo khusus pada Uji KlasfIkasi
berkas pembanding yang tidak diatenuasi (Untuk Plastik dalam Uji Reakiivitas Biologi, In Vivo <251>.
instrumen berkas ganda, setelah selesai melakukan
penyesuaian dalam perlengkapan, lemahkan berkas Uji Fisikokimia
pembanding untuk memberikan defleksi pantulan skala
penuh selama penatahan contoh). Tetapkan spektrum Uji berikut, dirancang untuk menetapkan sifat fisika
inframerah dari 3500 - 600 cm' untuk polietilen dan dan kimia plastik dan ekstraknya, berdasarkan pada
polipropilen dan dari 4000 - 400 cm-1 untuk PET dan ekstnaksi bahan plastik, perlu ditetapkan jumlah plastik
PETG. yang akan digunakan. Juga luas permukaan plastik harus
cukup untuk diekstraksi pada suhu yang ditentukan.
Analisis Termal
Parameter uji
Prosedur Timbang lebih kurang 12 mg potongan Media ekstraksi Kecuali dinyatakan lain gunakan Air
contoh dan letakkan dalam piring contoh uji. [Catatan murni (seperti tertera pada monografi) sebagai Media
Dekatkan kontak antara piring dan termokopel, untuk Ekstraksi, pertahankan pada suhu 70° selama ekstraksi
hasil yang reprodusibel.] Tetapkan termogram di bawah Larutan uji.
aliran nitrogen, gunakan kondisi pemanasan dan Blangko Gunakan Air murni.
pendinginan seperti yang ditetapkan untuk tipe resin dan Alat Gunakan tangas air dan Wadah Ekstraksi seperti
gunakan alat yang mampu melakukan penetapan seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara Biologi, In Vivo
tertera padaAnalisis Termal <741>. <251>. [Catatan Wadah dan peralatan tidak perlu
steril.]
Untuk polietilen Lakukan penetapan termogram di Larutan uji Dari contoh plastik homoen jumlah luas
bawah aliran nitrogen pada suhu antara 40 0 dan 200° permukaan setara dengan 120 cm (kedua sisi
dengan kecepatan pemanasan antara 2° dan 10° per permukaan digabungkan), gunakan untuk tiap 20,0 ml
menit diikuti pendinginan dengan kecepatan antara 2 0 Media Ekstraksi, dan dipotong menjadi bentuk pita
dan 10° per menit hingga suhu 40°. dengan lebar Iebih kurang 3 mm dan panjang lebih
kurang 5 cm. Masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml
Untuk polipropilen Lakukan penetapan termogram terbuat dari kaca Tipe I, bersumbat kaca dan tambahkan
di bawah aliran nitrogen pada rentang suhu antara suhu Iebih kurang 150 ml Air murni. Kocok lebih kurang
ruang hingga 30° di atas titik leleh. Pertahankan suhu 30 detik, buang cairan dan ulangi pencucian.
selama 10 menit, kemudian dinginkan hingga 50° di Ekstrak Larutan Uji Masukkan Larutan uji ke dalam
bawah suhu penghabluran puncak pada kecepatan 10° - labu yang sesuai, dan tambahkan sejumlah Media
200 per menit. ekstraksi yang dibutuhkan. Ekstraksi dengan pemanasan
dalam tangas air pada suhu yang ditetapkan untuk Media
Untuk polietilen tereftalat Lakukan pemanasan ekstrak.i selama 24 jam. Dinginkan, tetapi tidak di
contoh dari suhu ruang hingga 280° pada kecepatan bawah 20°. Pipet 20 ml ekstrak ke dalam wadah yang
pemanasan lebih kurang 20° per menit. Pertahankan sesuai. [Catatan Gunakan bagian mi dalam uji untuk
suhu contoh pada 280° selama 1 menit. Secara cepat Kapasitas Dapar.] Enaptuangkan dengan segera sisa
dinginkan contoh sampai suhu ruang, dan panaskan ekstrak ke dalam labu yang sesuai dan segel.
kembali hingga suhu 280° dengan kecepatan pemanasan
lebih kurang 50 per menit. Residu tidak menguap Pipet 50 ml Ekstrak Larutan
Uji ke dalam krus yang sudah ditara (lebih baik krus
Untuk polietilen tereftalat G Lakukan pemanasan leburan silika yang sudah dicuci dengan asam), dan
contoh dari suhu ruang hingga 120° pada kecepatan uapkan bahan mudah menguap di atas tangas uap.
pemanasan lebih kurang 20° per menit. Pertahankan Dengan cara yang sama uapkan 50,0 ml Blangko dalam
suhu contoh pada 120° selama 1 menit, dinginkan krus ke dua. [Catatan Jika diperkirakan residu
dengan cepat hingga suhu ruang clan panaskan kembali berminyak, amati krus secara berulang selama periode
hingga 120° pada kecepatan pemanasan lebih kurang 10 0 penguapan dan pengeringan, dan kurangi pernanasan
per menit. jika minyak cenderung merambat sepanjang dinding
- 1627 -

krus.] Keringkan pada suhu 105 0 selama 1 jam: yang digunakan. Bagian Wadah Satuan Ganda untuk
perbedaan antara jumlah yang diperoleh dari Ekstrak Kapsul dan Tablet digunakan untuk wadah satuan ganda.
Larutan Uji dan Blangko tidak lebih dari 15 mg. Bagian Wadah Satuan Tunggal dan Wadah Dosis-
Satuan untuk Kapsul dan Tablet digunakan untuk wadah
Sisa pemijaran <301> [Catatan Uji mi tidak satuan tunggal dan dosis satuan. Bagian Wadah Satuan
diperlukan jika Residu Tidak Menguap tidak lebih dan Ganda untuk Kapsul dan Tablet (Tanpa Penutup)
5 mg]. Lakukan penetapan terhadap residu yang digunakan untuk wadah polietilen atau polipropilen yang
diperoleh dari Ekstrak Larutan Uji dan Blangko pada tidak bertutup. Wadah Satuan Ganda dan Satuan
Residu Tidak Menguap. Jika perlu, tambahkan asam Tunggal untuk Cairan digunakan untuk wadah satuan
sulfat P volume sama ke dalam masing-masing krus: tunggal dan ganda.
perbedaan antara jumlah residu pada pemijaran yang Suatu wadah yang dimaksudkan untuk memberikan
diperoleh dari Ekstrak Larutan Uji dan Blangko tidak perlindungan dari cahaya atau sebagai wadah yang
lebih dari 5 mg. resisten terhadap cahaya, memenuhi persyaratan untuk
Transmisi Cahaya, seperti perlindungan atau resistensi
Logam Berat Tidak lebih dari 1 bpj dalam ekstrak. yang merupakan sifat spesifik dari bahan wadah,
Pipet 20 ml Ek.strak Larutan Uji, saring jika perlu, ke termasuk bahan pelapis yang digunakan. Suatu wadah
dalam satu dari dua tabung pembanding warna 50 ml yang jemih, tidak berwama atau tembus cahaya yang
yang sesuai. Atur pH hingga antara 3,0 dan 4,0 dengan dibuat resisten cahaya dengan menggunakan pelapis
penambahan asam asetat 1 N atau amonium hidroksida 6 yang tidak tembus cahaya seperti tertera pada Ketentuan
N, gunakan kertas pH, encerkan dengan air hingga lebih Umum dibebaskan dari persyaratan untuk Transmisi
kurang 35 ml, dan campur. Cahaya. Dalam hal mi, yang dimaksud dengan "wadah"
Pipet 2 ml Larutan timbal baku seperti tertera pada adalah seluruh sistem yang biasanya terdini dan wadah
Logam berat <371> ke dalam tabung pembanding warna itu sendini, pelapis (jika digunakan), penutup pada
kedua, dan tambahkan 20 ml Blangko. Atur pH hingga wadah satuan ganda dan penutup/blister pada wadah
antara 3,0 clan 4,0 dengan penambahan asam asetat dosis satuan.
glasial 1 N atau amonium hidroksida 6 N, gunakan
kertas pH, encerkan dengan air hingga lebih kurang PERMEASI KELEMBAPAN
35 ml, dan campur. Ke dalam masing-masing tabung Wadah Satuan Ganda untuk
tambahkan 1,2 ml tiosetamida LP dan 2 ml dapar asetat Kapsul dan Tablet
pH 3,5 seperti tertera pada Logam berat <371>,
encerkan dengan air hingga 50 ml, dan campur: warna Desikan Tempatkan sejumlah kalsium klorida
cokiat yang dihasilkan dalam waktu 10 menit dalam anhidnat P berukuran 4 - 8 mesh dalam wadah dangkal,
tabung yang berisi Ekstrak Larutan Uji tidak melebihi hati-hati agar serbuk halus tidak keluar; lakukan
dari tabung yang benisi Larutan timbal baku diamati pegeringan pada suhu 1100 selama 1 jam dan dinginkan
vertikal pada permukaan putih. dalam desikator.

Kapasitas Dapar Kumpulkan 20 ml Ekstrak Larutan Prosedur Pilih 12 wadah dengan ukuran dan tipe
Uji, titrasi dengan asam klonida 0,010 N LV atau natrium seragam, bersihkan penmukaan segel dengan kain bebas
hidroksida 0,010 N LV tergantung keperluan. Titik akhir senat, tutup dan buka setiap wadah 30 kali. Tutup napat
diamati secara potensiometnik hingga pH 7,0. Lakukan dengan cara sama setiap kali wadah ditutup. Tutup
penetapan 20,0 ml Blangko dengan cara yang sama: jika penutup sekrup wadah dengan tenaga putaran dalam
diperlukan pentiter yang sama untuk uji dan blangko, rentang kenapatan yang tentera pada Tabel 1. Tambahkan
maka perbedaan antara dua volume tidak lebih dan Desikan ke dalam 10 wadah uji. Isi setiap wadah hingga
10,0 ml dan jika asam diperlukan untuk uji atau untuk mencapai 13 mm dani tutup jika volume wadah 20 ml
blangko diperlukan alkali, jumlah kedua volume yang atau lebih; atau isi setiap wadah hingga 2/3 kapasitas
dibutuhkan tidak lebih dari 10,0 ml. jika volume wadah kurang dari 20 ml. Jika kedalaman
wadah lebih dari 63 mm, tempatkan pengisi atau
pengatur jarak inert pada dasar wadah untuk
UJI KINERJA WADAH <1281> memperkecil bobot total wadah dan Desikan; tebal
lapisan Desikan dalam wadah tidak kurang dari 5 cm.
Tujuan dan lampiran mi adalah menyediakan standar Tutup wadah segena setelah penambahan Desikan
untuk sifat-sifat fungsi/kegunaan wadah plastik dan dengan tenaga putaran yang tentena dalam Tabel 1, pada
komponen-komponennya yang biasa digunakan .untuk waktu menutup seknup wadah. Pada masing-masing dan
kemasan pnoduk yang diatur dengan regulasi 2 wadah sisa yang dipenlakukan sebagai kontrol,
(farmasetik, produk biologik, suplemen dan alat). tambahkan sejumlah manik kaca secukupnya, untuk
Definisi yang digunakan pada lampinan mi tensedia memperoleh bobot lebih kurang setara dengan setiap
dalam Perlmndungan, Wadah, Penyimpanan dan wadah uji, tutup dengan tenaga putaran yang tertera
Penandaan yang tentena pada Ketentuan Umum. Uji mi dalam Tabel 1, path waktu menutup sekrup wadah.
dimaksudkan untuk menetapkan permeabilitas Catat bobot masing-masing wadah yang telah disiapkan
kelembaban dan transmisi cahaya melalui wadah plastik dengan ketelitian mendekati 0,1 mg, jika volume wadah
- 1628 -

kurang dari 20 ml; ketelitian mendekati 1 mg, jika Diameter Rentang Kerapatan yang disarankan
volume wadah 20 ml atau lebih tetapi kurang dan Penutup a dengan Tenaga Putaran secara Manual
200 ml; atau ketelitian mendekati 10 mg, jika volume (mm) ("inch —pounds")
wadah 200 ml atau lebih; dan simpan path kelembapan 38 17-26
relatif 75±3% dan pada suhu 23°±2°. [Catalan Larutan 43 17-27
jenuh dari 35 g natrium kiorida P untuk setiap 100 ml 48 19-30
air diletakkan pada dasar desikator; dapat 53 21-36
mempertahankan kelembapan yang telah ditentukan: 58 23-40
untuk mempertahankan kondisi mi dapat digunakan 63 25-43
cara lain.] Setelah 336±1 jam (14 han), catat bobot 66 26-45
setiap wadah dengan cara yang sama. Isi penuh 5 wadah 70 28-50
kosong, dengan ukuran dan tipe yang sama seperti 83 32-65
wadah yang akan diuji, dengan air atau padatan yang 86 40-65
bersifat mengalir bebas, tidak dapat dikempa seperti 89 40-70
manik kaca yang halus dan padat, hingga tinggi yang 100 45-70
ditunjukkan oleh permukaan penutup jika penutup ada 110 45-70
path tempatnya. Pindahkan setiap isi ke dalam gelas 120 55-95
ukur; tentukan volume wadah rata-rata dalam ml. Hitung 132 60-95
laju permeabilitas kelembaban dalam mg per hari per a
Untuk pentutup dengan diameter diantara yang tertera
liter, dengan rumus: pada Tabel, gunakan tenaga putaran yang ditetapkan
untuk diameter yang lebih besar
(1000
[(TF - T1) - (CF - C1)]

Wadah Satuan Ganda untuk Kapsul dan Tablet


V adalah volume wadah dalam ml; (TF - T1) adalah (Tanpa Penutup)
perbedaan antara bobot akhir dan bobot awal setiap
wadah uji dalam mg; dan (CF - C1) adalah perbedaan Wadah Polietilen Pastikan wadah dengan segel
rata-rata antara bobot akhir dan bobot awal dari dua kedap air yang diperoleh dari botol bersegel panas
wadah kontrol dalam mg. dengan lembar alumunium berlapis polietilen atau segel
Pada wadah yang digunakan untuk obat yang yang sesuai 0. Uji wadah seperti yang dinyatakan dalam
dibenikan berdasarkan resep, wadah yang diuji Wadah Satuan Ganda untuk Kapsul dan Tablet: Wadah
dinyatakan tertutup rapat jika tidak lebih I dari 10 polietilen berat jenis tinggi yang diuji memenuhi
wadah uji mempunyai permeabilitas kelembapan persyaratan jika tidak lebih I dari 10 wadah uji
melebihi 100 mg per hari per liter dan tidak satupun mempunyai permeabilitas kelembaban melebihi 10 mg
melebihi 200 mg per hari per liter. per hari per liter, dan tidak satupun melebihi 25 mg per
Pada wadah yang digunakan untuk obat yang hari per liter. Wadah polietilen berat jenis rendah yang
diberikan berdasarkan resep, wadah yang diuji diuji memenuhi persyaratan jika tidak lebih 1 dari 10
dinyatakan tertutup baik jika tidak lebih 1 dari 10 wadah wadah uji mempunyai permeabilitas kelembaban
uji mempunyai permeabilitas kelembapan melebihi 2000 melebihi 20 mg per hari per liter dan tidak satupun
mg per hari per liter, dan tidak satupun melebihi 3000 melebihi 30 mg per hari per liter.
mg per hari per liter.
Wadah Polipropilen Pastikan wadah dengan segel
Tabel 1 kedap air yang diperqleh dari botol bersegel panas
Torsi yang digunakan untuk Wadah Tipe Tutup Ulir dengan lembar alumunium berlapis polietilen atau segel
yang sesuai. Uji wadah seperti yang dinyatakan dalam
Diameter Rentang Kerapatan yang disarankan Wadah Satuan Ganda untuk Kapsul dan Tablet: Wadah
Penutup a dengan Tenaga Putaran secara Manual memenuhi persyaratan jika tidak lebih I dari 10 wadah
(mm) ("inch —pounds") uji mempunyai permeabilitas kelembaban melebihi
8 5 15 mg per hari per liter, dan tidak satupun melebihi
10 6 25 mg per hari per liter.
13 8
15 5-9 Wadah Satuan Tunggal dan
18 7-10 Wadah Dosis Satuan untuk Kapsul dan Tablet
20 8-12
22 9-14 Untuk dapat mencantumkan keterangan yang
24 10-18 berkaitan dengan pengemasan yang sesuai untuk tipe
28 12-21 produk tertentu, dibuat prosedur dan kiasifikasi berikut
30 13-23 untuk mengevaluasi sifat permeasi kelembaban wadah
33 15-25 satuan tunggal dan wadah dosis satuan. Sesungguhnya
-1629-

peralatan dan cara pengoperasian dapat mempengaruhi kontrol diamati mencapai keadaan setimbang dalam 7
terbentuknya atau tertutupnya permeasi kelembaban dan han, permeasi individu dapat ditentukan lebih saksatna
suatu wadah, sifat spesifik permeasi lembab dari sistem pada hari ke 7 menggunakan bobot wadah uji dan
pengemasan yang digunakan harus ditentukan. wadah kontrol, bertunut-turut sebagai WI dan C1 dalam
perhitungan. Dalam hal i, suatu interval uji yang
Desikan Keringkan sejumlah pelet desikan pada suhu sesuai untuk Kelas A (seperti tertera pada Hasil), tidak
1100 selama 1 jam sebelum digunakan. Gunakan pelet akan kurang dari 28 hari mulai hari ke 7 peniode
yang masing-masing bobotnya lebih kurang 400 mg dan kesetimbangan awal (total 35 han).]
berdiameter lebih kurang 8 mm. [Catatan Jika perlu Metode II Gunakan prosedur mi untuk kemasan
ukuran wadah dosis satuan dibatasi, pelet yang masing- berbentuk lempeng pipih dengan menggabungkan
masing bobotnya kurang dari 400 mg dan berdiameter sejumlah wadah dosis satuan yang disegel terpisah atau
kurang dari 8 mm dapat digunakan.] blister. Segel sejumlah kemasan secukupnya, tidak
kurang dari 4 kemasan dan total tidak kurang dan
Prosedur 10 wadah dosis satuan atau blister, masukkan 1 pelet
Metode I Segel tidak kurang dari 10 wadah dosis- dalam tiap satuan wadah uji. Segel sejumlah kemasan
satuan yang berisi 1 pelet per wadah dan segel 10 wadah kosong, setiap kemasan mengandung wadah dosis satuan
dosis-satuan kosong sebagai kontrol. Gunakan pinset atau blister dengan jumlah sama seperti pada kemasan
atau tang untuk memegang wadah tersegel. Beri nomor uji, sebagai kontrol. Simpan semua wadah pada
wadah dan catat bobot masing-masing hingga mg yang kelembaban relatif 75±3% dan suhu 23°±2°. [Catatan
terdekat. Timbang wadah kontrol sebagai satu satuan Larutan jenuh dari 35 g natrium klorida P untuk setiap
dan bagi bobot total dengan jumlah wadah kontrol untuk 100 ml air diletakkan pada dasar desikator; dapat
memperoleh bobot rata-rata wadah kosong. Simpan mempentahankan kelemba ban yang telah ditentukan:
semua wadah pada kelembaban relatif 75±3% dan suhu untuk mempentahankan kondisi mi dapat digunakan
23°±2°. [Catatan Larutan jenuh dari 35 g natrium cara lain.] Setelah interval 24 jam atau kelipatannya
kionida P untuk setiap 100 ml air diletakkan pada dasar (seperti tertera pada Hasil), pindahkan kemasan dan
desikaton; dapat mempertahankan kelemba ban yang bejana clan biarkan terjadi kesetimbangan selama lebih
telah ditentukan: untuk mempertahankan kondisi mi kurang 45 menit. Catat bobot masing-masing kemasan
dapat digunakan cara lain.]Setelah interval 24 jam atau dan kembalikan ke dalam bejana. Timbang kemasan
kelipatannya (seperti tertera pada Hasil), pindahkan kontrol sebagai suatu satuan, clan bagi bobot total
wadah dari bejana dan biarkan terjadi kesetimbangan dengan jumlah kemasan kontrol untuk memperoleh
selama 15 - 60 menit di ruang penimbangan. Catat bobot kemasan kosong rata-rata. [Catatan Aka pelet
kembali bobot setiap wadah dan gabungan kontrol menunjukkan perubahan wanna menjadi menah muda
dengan cara sama. selama pengenjaan atau jika bobot pelet naik melebihi
10916, hentikan pengujian dan anggap penetapan
terdahulu sebagai hasil yang valid] Hitting laju
Suatu lapisan yang sesuai untuk segel, berupa lapisan polietilen
wadah tidak kurang dari 0,025 mm (0,001 mci), dengan lapisan
penmeasi kelembaban rata-rata, dalam mg per han untuk
tambahan bahan pendukung. Suatu segel yang sesuai dapat diperoleh tiap wadah dosis-satuan atau blister dalam setiap
juga dari penggunaan lempeng kaca dan suatu segel menggunakan kemasan yang digunakan dengan rumus:
malam yang mengandung 60% malam bentuk amorf halus dan 40%
malani parafm bentuk hablur halus.

[Catatan Jika pelet menunjukkan perubahan warna


menjadi merah muda selama pengenjaan ataujika bobot
NL X)
[(WF - W1) - (CF - C1)]

pelet naik melebihi 10%, henlikan pengujian dan anggap N adalah jun1ah hari hingga akhir periode pengujian
penetapan terdahulu sebagai hasil yang valid.] (dimulai setelah 24 jam pertama dari periode
Kembalikan wadah ke dalam bejana lembab. Hitung laju kesetimbangan); X adalah jumlah unit segel yang
permeasi kelembaban dalam mg per hari dari tiap wadah terpisah per kemasan; (WF - W) adalah perbedaan antara
yang digunakan dengan rumus: bobot akhin dan bobot awal setiap kemasan uji dalam
mg; dan (CF - C) adalah perbedaan rata-rata, antara
bobot akhir dan bobot awal kemasan kontrol dalam mg,
{(W - W 1) - (CF - C1)] laju dihitiing hingga dua angka dibelakang koma.

Hasil Wadah dosis satuan tunggal yang diuji menurut


N adalah jumlah hari hingga akhir peniode pengujian
Metode I dinyatakan sebagai Kelas A jika tidak lebih
(dimulai setelah 24 jam pertama peniode 1 dani 10 wadah uji mempunyai laju permeabilitas
kesetimbangan); (WF - W 1) adalah perbedaan antara
kelembaban lebih dani 0,5 mg per hari dan tidak satupun
bobot akhir dan bobot awal setiap wadah uji dalani mg;
lebih dari 1 mg per hani; dinyatakan sebagai Kelas B jika
dan (CF - C1) adalah perbedaan rata-rata antara bobot tidak lebih 1 dani 10 wadah uji melebihi 5 mg per han
aithir dan bobot awal wadah kontrol dalam mg, data
dan tidak satupun lebih dari 10 mg per hani; dinyatakan
dihitung hingga dua angka dibelakang koma. [Catatan sebagai Kelas C jika tidak lebih 1 dari 10 wadah uji
Jika permeasi kurang dari 5 mg per hari dan jika
- 1630-

melebihi 20 mg per hari dan tidak satupun lebib dan W, adalah bobot awal masing-masing wadah; WT adalah
40 mg per han; dinyatakan sebagai Kelas D jika wadah bobot tara; W141 adalah bobot masing-masing wadah
tidak memenuhi persyaratan laju penneasi kelembaban. pada hari ke 14; dan (WC1 - WC14) adalah bobot rata-rata
Kemasan yang diuji pada Metode II dinyatakan perubahan kontrol dari awal sampai han ke-14. Wadah
sebagai Kelas A jika tidak satupun kemasan uji yang diuji memenuhi persyaratan wadah tertutup rapat
mempunyai rata-rata laju permeabilitas kelembaban jika tidak lebih 1 dati 10 wadah uji, kehilangan bobot air
blister melebihi 0,5 mg per han; dinyatakan sebagai melebihi 2,5% per tahun dan tidak satupun melebihi
Kelas B jika tidak satupun kemasan uji melebihi 5 mg 5,0% per tahun.
per han; dinyatakan sebagai Kelas C jika tidak satupun
kemasan uji melebihi 20 mg per han; dinyatakan sebagai UJI TRANSMISI CAHAYA
Kelas D jika kemasan uji tidak memenuhi persyaratan
rata-rata laju permeabilitas kelembaban blister. Alat Gunakan spektrofotometer dengan sensitivitas
Dengan penggunaan Desikan seperti tersebut di atas, dan akurasi yang sesuai untuk pengukuran sejumlah
seperti yang dinyatakan pada Metode I dan Metode II, cahaya yang ditransmisikan oleh kaca atau bahan kaca
setelah setiap 24 jam, wadah uji dan wadah kontrol atau tembus cahaya yang digunakan untuk wadah farmasetik.
kemasan ditimbang; dan interval uji yang sesuai untuk Selain itu, spektrofotometer mampu mengukur dan
penimbangan akhir WF dan CF adalah 24 jam untuk merekam difusi cahaya yang ditransmisikan sama baik
Kelas D; 48 jam untuk Kelas C; 7 hari untuk Kelas B; dengan sinar paralel.
dan tidak kurang dari 28 hari untuk Kelas A.
Prosedur Pilih bagian yang mewakili ketebalan rata-
Wadah Satuan Ganda dan rata. Potong 2 atau lebih secara sirkular bagian wadah
Wadah Dosis Satuan untuk Cairan dan buat ganis untuk memberikan tanda bagian dan
ukuran yang tepat untuk tempat spesimen dalam
Standar dan uji yang diberikan dalam bagian mi untuk spektrofotometer. Cuci dan keringkan setiap spesimen,
mengukur kegunaan clan kinerja dari wadah plastik yang jaga agar permukaan tidak tergores. Jika spesimen
biasa digunakan untuk kemasan sediaan berbasis air tenlalu kecil untuk menutupi tempat spesimen yang
melalui pengukuran kehilangan bobot cairan air sebagai terbuka, tutup bagian yang tidak tertutup dengan kertas
persen kandungan. Uji mi dapat juga digunakan untuk tidak tembus cahaya atau pita penutup, hat mi
menunjukkan kinerja atau fungsi yang dapat memberikan panjang spesimen yang lebih besar dan
diperbandingkan. [Cata tan Dari keseluruhan prosedur celah spektrofotometer. Segera sebelum ditempatkan
yang diikuti, tentukan bobot masing-masing wadah- pada tempat spesimen, usap spesimen dengan kertas
sistem penutup (botol, jika digunakan segel sebelah lensa. Tempatkan spesimen dengan bantuan malam atau
dalam dan penutup) berturut-turut sebagai bobot tara alat lain yang tepat, jaga agar sidik jar yang tertinggal
dan bobot isi dengan ketelitian mendekati 0,1 mg jika atau tanda lain pada permukaan tidak terlewati olehjalan
kapasiras botol kurang dari 200 ml; ketelitian mendekati cahaya. Tempatkan bagian dalam spektrofotometer
1 mg jika kapasitas botol 200 ml atau lebih tetapi dengan aksis silindris yang paralel terhadap bidang celah
kurang dari 1000 ml; atau ketelitian mendekati 10. mg dan lebih kurang di pusat celah. Jika ditempatkan
jika kapasitas botol 1000 ml atau lebih.] dengan baik, berkas cahaya yang sampai ke permukaan,
hanya sedikit (minimum) yang dipantulkan.
Prosedur Pilih 12 botol dengan ukuran dan tipe Ukur berturut-turut transmitan bagian tersebut dengan
seragam, bersihkan permukaan segel dengan kain bebas pembanding terhadap udara dalam daerah spektra yang
serat. Pastikan setiap botol dengan 1 penutup ulir (jika diinginkan dengan pembacaan instrumen atau pada
digunakan) atau penutup. Beri nomor setiap wadah- interval lebih kurang 20 nm dengan instrumen manual
sistem penutup dan catat bobot tara. dalam rentang antara 290 dan 450 nm.
Buka penutup dan isi 10 botol dengan air sampai
penuh dengan menggunakan pipet. Isi 2 wadah yang lain Batas Transmisi cahaya yang diamati tidak lebih dan
dengan manik-manik gelas dengan bobot setara dengan batas yang tertera pada Tabel 2 untuk wadah
wadah yang diisi air. Pastikan botol dengan segel dan penggunaan parenteral.
gunakan penutup. Jika menggunakan penutup sekrup,
gunakan tenaga putaran dalam rentang kerapatan yang Tabel 2
tertera pada Tabel 1. Simpan semua wadah bersegel Batas untuk Kelas Plastik I sampai VI
pada suhu 25°±2° dan kelembaban relatif 40±2%.
Setelah 336±1 jam (14 han), catat bobot masing-masing Persentase Maksimum Transmisi
wadah. Hitung laju permeasi nap air, dalam persen Cahaya pada berbagai Panjang
kehilangan bobot air per tahun untuk setiap botol yang Ukuran
Gelombang antara 290 dan 450 nm
digunakan dengan rumus: Nominal
Wadah yang
(ml) Wadah dengan
ditutup dengan
penutup segel
- w) - (w14, WT)(WC1 _wc) i4 ] 365 pemanasan
to o 1 50 25
(W'j (w1 , - WT)14
2 45 20
- 1631 -

5 40 15 Ketiga sifat warna dapat digunakan untuk menetapkan


10 35 13 ruang warna tiga dimensi berdasarkan koordinatnya.
20 30 12 Ruang warna yang dipilih adalah ruang warna dengan
50 15 10 keseragaman secara visual, bila jarak geometrik antara
[CatatanTiap wadah berukuran diantara ukuran yang dua warna dalam ruang warna merupakan ukuran
tertera pada Tabel menunjukkan transmisi yang tidak langsung jarak warnanya. Koordinat silindnis sering
lebih besar dari transmisi wadah berukuran lebih besar merupakan pilihan yang sesuai.
berikutnya. Untuk wadah lebih besar dari 50 ml, Titik-titik di sepanjang aksis panjang menunjukkan
gunakan batas untuk 50 ml.] nilai dari gelap ke terang atau dari hitam ke putih,
memiliki wanna yang tidak dapat ditetapkan dan tanpa
Transmisi cahaya yang diamati pada wadah plastik intensitas wama. Dengan menggunakan perpotongan
untuk pemberian oral dan topikal, tidak lebih dan 10% garis tegak lurus terhadap aksis nilai, wanna ditetapkan
pada berbagai panjang gelombang dalam rentang antara berdasarkan sudut sepanjang aksis panjang dan intensitas
290dan450nm. wanna ditetapkan berdasarkan jarak aksis panjang.
Merah, kuning, hijau, biru, ungu dan wama-warna
diantananya diperoleh dari perbedaan sudutnya. Warna
WARNA DAN AKROMISITAS <1291> sepanjang radius dari perpotongan memiliki warna yang
sama, tetapi intensitas akan meningkat dengan
Metode 1 bertambahnya jarak. Contoh: air tidak berwarna atau
jernih memiliki warna yang tidak dapat ditetapkan, nilai
Definisi Warna dalam hal mi didefinisikan sebagai tinggi dan tanpa intensitas wama. Bila suatu zat
persepsi atau respon subjektif seorang pengamat berwarna yang larut ditambahkan, air menjadi berwarna.
terhadap rangsangan objektif energi sinar pada spektrum Lebih banyak ditambahkan, warna menjadi lebih gelap,
cahaya tampak pada panjang gelombang 400 - 700 nm. lebih kuat, lebih tua, dengan demikian intensitas wama
Wama yang tampak jelas merupakan fungsi dari tiga umumnya bertambah clan nilainya berkunang. Jika zat
vaniabel, yaitu sifat spektrum benda, serapan dan yang larut berwarna netral, yaitu abu-abu, nilai akan
refleksi; sifat spektrum sumber iluminasi dan sifat visual berkurang, tidak ada peningkatan intensitas wama yang
dari pengamat. tenamati dan warna tetap tidak dapat ditetapkan.
Dua benda disebut memiliki warna sepadan untuk Pengukuran secana spektroskopik dapat dikonversikan
iluminasi tertentu bila seorang pengamat tidak dapat menjadi pengukuran ketiga sifat wama. Hasil
membedakan perbedaan warna tersebut. Bila sepasang spektnoskopik ketiga cahaya atau stimulus terpilih dibeni
benda menunjukkan wama yang sepadan terhadap satu bobot oleh ketiga fungsi distnibusi hingga menghasilkan
sumber iluminasi dan tidak dengan yang lain, keduanya nilai tristimulus X, Y, Z seperti tentera pada Pengukuran
merupakan pasangan metamenik. Warna yang sepadan Warna dengan Instrumen <1341>. Fungsi distnibusi
dari dua benda terjadi untuk semua sumber iluminasi ditetapkan berdasankan pencobaan penbandingan wama
bila spektrum serapan dan reflektans dari dua benda dengan subyek manusia.
tersebut sama. Nilai tristimulus bukan merupakan koordinat dalam
Akromisitas atau ketidakberwarnaan adalah suatu ruang wanna dengan keseragaman secara visual; namun
skala warna transmisi cahaya yang ekstnim. Hal itu beberapa transformasi telah diusulkan sebagai
berarti tidak ada warna, dan oleh karena itu spektrum pendekatan bentuk keseragaman, diantaranya seperti
cahaya tampak benda tersebut kurang memberikan tentena pada Pengukuran Warna dengan Instrumen
serapan. Untuk tujuan praktis, bila pengamat <1341>. Nilai tersebut sering merupakan fungsi nilai
menyatakan sedikit atau tidak sama sekali tenjadi saja. Untuk mempenoleh keseragaman dalam sub ruang
penyerapan dalam spektrum cahaya tampak. warna dan intensitas, belum memuaskan. Secara praktis
hal mi berarti bahwa dalam membandingkan wanna
Sifat-sifat warna Karena sensasi warna dapat bersifat secara visual dari dna benda yang warnanya berbeda
subjektif dan objektif, warna tidak dapat digambarkan secana benarti, sulit memutuskan intensitas warna mana
hanya dalam batasan-batasan spektrofotometrik saja. yang lebih tinggi. Dengan demikian adalah penting
Oleh karena itu sifat-sifat umum suatu warna tidak dapat membandingkan warna baku terhadap contoh sedekat
dikaitkan langsung dengan terminologi spektrum. mungkin, terutama untuk sifat-sifat warna dan intensitas
Tiga sifat yang umum digunakan untuk warna.
mengidentifikasi suatu warna adalah (1) Warna atau
kualitas yang membedakan satu golongan warna dan Penetapan warna dan baku Pengertian warna dan
lainnya seperti merah, kuning, biru hijau dan warna- kesepadanan wanna tengantung pada kondisi-kondisi
wama diantaranya, (2) Nilai atau kualitas yang pandangan dan iluminasi. Penetapan hams menggunakan
membedakan warna gelap terhadap terang, (3) Intensitas iluminasi baur dan seragam pada kondisi yang dapat
warna, atau kualitas yang membedakan warna kuat mengurangi bayangan dan reflektans non spektral
terhadap yang lemah atau sejauh mana suatu wama sampai tingkat minimum. Permukaan serbuk hanus
berbeda dari nilai yang sama. dihaluskan dengan tekanan ningan sehingga diperoleh
permukaan yang datan bebas dari ketidaktenaturan.
-1632-

Cairan harus dibandingkan dalam tabung pembanding III, Larutan padanan U, Larutan Padanan V, Larutan
warna yang sepadan, dengan latar belakang putih. Jika padanan W, Larutan padanan X, Larutan padanan Y)
hasil yang diperoleh bervariasi menurut iluminasinya, yang dinyatakan dalam monografi. Bandingkan warna
hasil yang diperoleh dari cahaya alam atau cahaya dalam cahaya baur dengan mengamati secara horisontal
buatan path siang hari dianggap yang benar. Selain terhadap latar belakang putih.
penetapan secara visual dapat digunakan metode
peralatan yang sesuai. Penyimpanan Simpan Larutan padanan dalam tabung
Baku warna haus sedekat mungkin terhadap warna yang disegel, tidak berwarna, transparan, kaca netral
bahan uji unthkienetapan kuantitatif perbedaan warna. dengan diameter luar 12 mm dan tenlindung cahaya.
Baku untuk bahan tidak tembus cahaya tersedia secara
komersial. Larutan padanan untuk membandingkan Metode III
warna-warna cairan dapat dibuat menurut Tabel berikut.
Untuk membuat larutan padanan yang diperlulcan, pipet Definisi Larutan dinyatakan tidak berwarna jika
sejumlah volume larutan uji kolorimetri (seperti tertera mempunyai penampilan seperti air atau pelarut atau
pada Larutan Kolorimetri (LX)) dan air ke dalam salah wamanya tidak lebih kuat dari Larutan padanan U9.
satu tabung pembanding, campur. Buat pembanding
sesuai dengan yang tertera pada masing-masing Penetapan warna Gunakan tabung yang sama, tidak
monografi dibawah kondisi pengamatan. Larutan berwarna, tembus pandang, kaca netral, dengan alas
padanan atau campuran larutan kolorimetri lain, dapat datar dan diameter dalam 15 - 25 mm, bandingkan
digunakan dengan kadar sangat rendah untuk mengukur 40 mm lapisan lanutan yang diuji dengan 40 ml lapisan
deviasi akromisitas. air atau pelarut atau Larutan padanan. (Tabel Larutan
Padanan Induk Metode II dan Metode III, Larutan
Tabel 1 Larutan Padanan Metode 1 Padanan U, Larutan Padanan V, Larutan padanan W,
Larutan Padanan X Larutan Padanan 19 yang
Larutan Bagian Bagian Bagian Bagian dinyatakan dalam monografi. Bandingkan kolom cairan
padanan Kobalt(II) Besi (III) Tembaga Air dalam cahaya baur dengan mengamati dan atas terhadap
kionida kionida (II)sulfat latar belakang putih.
LK LK LK
A 0,1 0,4 0,1 4,4 Penyimpanan Buat Larutan padanan segera sebelum
B 0,3 0,9 0,3 3,5 digunakan dari Larutan padanan induk.
C 0,1 0,6 0,1 4,2
D 0,3 0,6 0,4 3,7 Tabel Larutan Padanan Induk Metode II
E 0,4 1,2 0,3 3,1 dan Metode III!
F 0,3 1,2 0,0 3,5
G 0,5 1,2 0,2 3,1 Larutan Kobalt(II) Besi (III) Tembaga Asam
H 0,2 1,5 0,0 3,3 padanan klorida kiorida (II) sulfat klorida
I 0,4 2,2 0,1 2,3 Induk LK LK LK 1% b/v
J 0,4 3,5 0,1 1,0 (ml) (ml) (ml) (ml)
K 0,5 4,5 0,0 0,0 U 30 30 24 16
L 0,8 3,8 0,1 0,3 V 10 24 4 62
M 0,1 2,0 0,1 2,8 W 6 24 0 70
N 0,0 4,9 0,1 0,0 X 2 96 2 0
0 0,1 4,8 0,1 0,0 Y 20 10 0 70
P 0,2 0,4 0,1 4,3
Q 0,2 0,3 0,1 4,4 Tabel Larutan Padanan U
R 0,3 0,4 0,2 4,1
S 0,2 0,1 0,0 4,7 Larutan Lanutan padanan Asam kiorida
T 0,5 0,5 0,4 3,6 padanan induk U 1% b/v
(ml) (ml)
Metode II Ui 75,0 25,0
U2 50,0 50,0
Definisi Larutan dinyatakan tidak berwarna jika U3 37,5 62,5
mempunyai penampilan seperti air atau pelarut atau U4 25,0 75,0
warnanya tidak lebih kuat dari Larutan padanan U9. U5 12,5 87,5
U6 5,0 95,0
Penetapan warna Gunakan tabung yang sama, tidak U7 2,5 97,5
berwarna, tembus pandang, kaca netral, dengan diameter U8 1,5 98,5
luar 12 mm, bandingkan 2,0 ml dari larutan yang diuji U9 1,0 99,0
dengan 2,0 ml air atau pelarut atau Larutan padanan
(Tabel Larutan Padanan Induk Metode II dan Metode
- 1633 -

Tabel Larutan Padanan V Metode I


Didihkan 7 g zat dengan 700 ml' air selama 30 menit
Larutan Larutan padanan Asam kiorida sambil sering diaduk dan tainbahkan air yang hilang
padanan induk V 1% b/v karena penguapan. Enaptuangkan cairan ke dalain gelas
(ml) (ml) piala, tekan hati-hati sisa air yang tertinggal pada bahan
vi 100,0 0 dengan batang pengaduk, campur larutan dan saring
V2 75,0 25,0 ekstrak selagi panas. Uapkan 400 ml dan keringkan
V3 50,0 50,0 residu sampai bobot tetap pada suhu 1000 - 105 0 .

V4 25,0 75,0
V5 12,5 87,5 Metode II
V6 5,0 95,0
V7 2,5 97,5 Keringkan 5 g zat sampai bobot tetap pada suhu 105 0
dan tetapkan kehilangan bobot. Tambahkan 400 ml air,
Tabel Larutan Padanan W panaskan perlahan dan didihkan selama 1 menit,
dinginkan dengan penambahan lebih kurang 400 ml air
Larutan Larutan padanan Asam klorida dan enaptuangkan caftan melalui penyaring dengan
padanan induk W 1% b/v ukuran lubang 106 tm, peras bahan dengan tangan
(ml) (ml) untuk menghilangkan caftan sebanyak mungkin;
w 100,0 0 kembalikan bahan ke dalam wadah dan ulangi pencucian
W2 75,0 25,0 lima kali, tiap kali dengan 400 ml air dengan cara yang
W3 50,0 50,0 sama. Masukkan bahan dan benang atau serat yang
W4 25,0 75,0 terlepas dari penyaring ke dalam gelas piala, tambahkan
W5 12,5 87,5 larutan diastase 0,5%, panaskan dan pertahankan suhu
W6 5,0 95,0 pada 700 atau jika bahan mengandung wol pada suhu
W7 2,5 97,5 450 - 500, sampai bebas pati. Enaptuangkan cairan
melalui penyaningan, kembalikan serat atau benang yang
Tabel Larutan Padanan X terlepas yang tertahan pada penyaring kepada bahan di
dalam wadah, ulangi pencucian dengan air mendidih dan
Larutan Larutan padanan Asam kiorida kembalikan lagi serat atau benang yang terlepas pada
padanan induk X 1% b/v bahan. Keringkan bahan dan tetapkan kehilangan bobot.
(ml) (ml) Untuk krep katun, dikurangkan dari kehilangan bobot
Xl 25,0 75,0 3% dari bobot contoh akhir yang telah dikeringkan; jika
X2 15,0 85,0 bahan berwarna, dikurangkan 1%; untuk pembalut krep,
X3 8,5 91,5 dikurangkan 2%.
X4 5,0 95,0 Hitung persentase zat larut dalam air terhadap bahan
X5 3,0 97,0 yang dikeringkan sanipai bobot tetap pada suhu 105 0 .

X6 1,5 98,5
X7 0,75 99,25
ZAT LARUT DALAM ETER <1311>
Tabel Larutan Padanan Y
Masukkan 5 g ke dalam alat Soxhiet, ekstraksi dengan
Larutan Larutan padanan Asam kiorida eter P selama 4 jam, atur alat sedemikian rupa sehingga
padanan induk Y 1% b/v laju tidak kurang dari 4 ekstraksi per jam. Uapkan
(ml) (ml) ekstrak eter dan keringkan residu sampai bobot tetap
Yl 100,0 0 pada suhu 1000 - 105 °, kecuali dinyatakan lain dalam
Y2 75,0 25,0 monografi.
Y3 50,0 50,0
Y4 37,5 62,5
Y5 25,0 75,0 INDIKATOR BIOLOGIK UNTUK
Y6 12,5 87,5 STERILISASI <1321>
Y7 5,0 95,0

Indikator biologik secara luas didefinisikan sebagai


ZAT LARUT DALAM AIR <1301> produk terkarakteristik dari mikroba spesifik yang
resisten terhadap proses sterilisasi tertentu. Beberapa
Gunakan Metode I kecuali dinyatakan lain pada mikroorganisme yang secara luas dikenal sesuai sebagai
monografi indikator biologik adalah bakteri pembentuk spora yang
secara nyata lebih resisten dibandingkan mikroflora
-1634-

normal, kecuali dengan proses radiasi ionisasi.Indikator akan menurunkan resistensi sterihisasi dari indikator
biologik digunakan untuk: biologik. Desain fisik sediaan sebenarnya atau sediaan
simulasi dapat mempengaruhi resistensi suspensi spora
• membantu kualifikasi kinerja alat sterilisasi, dalam yang diinokulasikan pada atau ke dalam sediaan. Pada
pengembangan dan penetapan proses sterilisasi yang kasus sediaan cair yang diinokulasi, sering disarankan
tervalidasi untuk bahan tertentu. untuk menetapkan kedua nilai D dan z dari mikroba
• proses yang menghasilkan produk steril dalam wadah indikator biologik spesifik pada sediaan cair tertentu.
atau kemasan akhir, juga untuk sterilisasi peralatan, Bila perlu hendaknya ditentukan populasi, nilai D, nilai z
bahan, dan komponen kemasan yang digunakan pada dan titik akhir waktu kematian yang digunakan pada
proses aseptik. sediaan sebenarnya atau sediaan simulasi yang
• memantau siklus sterilisasi yang pernah dilakukan diinokulasi.
dan revalidasi proses sterilisasi secara berkala. Bentuk ketiga dari indikator biologik adalah indikator
• mengevaluasi kemampuan proses dekontaminasi "self-contained". Indikator biologik "self-contained"
isolator atau lingkungan ruang bersih. didesain sehingga kemasan primer yang ditujukan untuk
inkubasi setelah proses sterilisasi, mengandung media
Prinsip dan persyaratan untuk aplikasi mi dijelaskan pertumbuhan untuk menumbuhkan kembali mikroba
dalam Sterilisasi dan Jaininan Sterilitas Bahan yang terpapar. Bentuk indikator biologik bersama
Kompendia <1361>. dengan media pertumbuhan "self-contained" dapat
dianggap satu sistem. Pada kasus indikator biologik
JENIS INDIKATOR BIOLOGIK "self-contained", seluruh sistem memberikan resistensi
terhadap proses sterilisasi.
Terdapat sedikitnya tiga jenis indikator. Masing- Apabila indikator biologik adalah strip atau cakram
masing jenis indikator mengandung satu jenis spesies kertas pada kemasan "self-contained" yang mengandung
mikroba yang telah diketahui resistensi sterilisasinya media kultur, bentuk kemasannya seharusnya dapat
terhadap cara sterilisasi. Beberapa indikator biologik dipenetrasi oleh agen pensteril. Untuk memberikan "time
dapat juga mengandung dua spesies yang berbeda dan lag" agar agen pensteril mencapai mikroba yang
jumlah mikroba. terkandung dalam sistem, nilai D, proses titik akhir
Salah satu bentuk indikator biologik termasuk spora waktu kematian dan waktu bertahan hidup pada sistem
yang ditambahkan pada suatu pembawa (kertas saring hams dikarakterisasi, dan hal mi tidak hanya benlaku
berbentuk cakram atau strip; kaca, plastik atau bahan untuk strip kertas pada unit "self-contained". Setelah
lain) dan dikemas sedemikian rupa agar dapat proses sterilisasi, strip atau cakram spora dicelupkan ke
mempertahankan integritas dan viabilitas pembawa yang dalam media "self-contained", sehingga memungkinkan
diinokulasi. kontak media dengan kultur.
Pembawa dan kemasan primer harus tidak Indikator biologik "self-contained" juga dapat terdiri
mengandung kontaminan (fisik, kimia atau mikroba) dari suspensi spora pada medianya sendiri, dan
yang akan berdampak pada kinerja atau stabilitas seringkali juga mengandung pewanna yang dapat
karakteristik dari indikator biologik. Pembawa dan menunjukkan pertumbuhan positif atau negatif setelah
kemasan primer harus tidak terdegradasi oleh proses inkubasi. Resistensi sistem "self-contained" tergantung
sterilisasi tertentu, yang akan mempengaruhi kinerja pada penetrasi dari agen pensteril ke dalam kemasan.
indikator biologik. Pembawa harus tidak terpengaruh Penetrasi dapat dikontrol oleh industri melalui berbagai
selama transportasi dalam kemasan primer dan sekunder desain dan komposisi dari bentuk kemasan, ampul atau
serta penanganan pada saat penggunaan. Desain wadah. Ampul yang mengandung indikator biologik
pembawa dan kemasan primer harus meminimalkan "self-contained" dapat langsung diinkubasi setelah
kehilangan inokula asli pada waktu transportasi, terpapar proses sterilisasi. Seluruh sistem kemudian
penanganan, dan penyimpanan selama belum diinkubasi di bawah kondisi tertentu. Ada atau tidaknya
kedaluwarsa. pertumbuhan spora yang diberi perhakuan ditetapkan
Bentuk lain dari indikator biohogik adalah suspensi secara visual (dengan mengamati perubahan wanna
spora yang diinokulasi pada atau ke dalam unit yang tertentu dari indikator yang dimasukkan dalam media
mewakili bets yang disterilkan. Hal mi menunjukkan atau dengan kekeruhan) atau dengan pengamatan
sediaan yang diinokulasi; akan tetapi dapat digunakan mikroskopik dari media yang diinokulasi.
simulasi sediaan yang diinokulasi, apabila tidak praktis Karakteristik dari resistensi sistem self-contained juga
untuk menginokulasi sediaan sebenarnya. Simulasi hams sesuai dengan etiket dan monografi indikator
sediaan adalah sediaan yang dibuat dengan satu atau biologik yang relevan. Sistem indikator biologik "self-
beberapa perbedaan dari sediaan yang sebenarnya, tetapi contained" hams tidak terpengaruh selama transportasi
kineijanya sama seperti sediaan bila menggunakan dalam kemasan sekunder dan penanganan pada saat
kondisi uji dan proses sterilisasi yang sebenarnya. penggunaan tanpa rusak. Desain indikator biologik "self-
Suspensi spora dengan nilai D yang telah diketahui contained" hendaknya sedemikian rupa sehingga
digunakan untuk menginokulasi sediaan sebenarnya atau meminimalkan kehilangan inokula mikroba asli selama
sediaan simulasi. Apabila digunakan sediaan simulasi transportasi dan penanganan. Selama atau sesudah
yang diinokulasi, maka harus dibuktikan bahwa itu tidak proses stenilisasi, bahan yang digunakan dalam sistem
- 1635 -

"self-contained" harus tidak menyisakan atau disarankan untuk menggunakan mikroba yang telah
mengeluarkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan dinyatakan pada literatur ilmiah sebagai mikroba
sejumlah kecil mikroba indikator yang bertahan hidup indikator dan pengguna hams mempunyai kemampuan
pada kondisi pertumbuhan. Tahapan yang tepat hams menentukan nilai D dan z untuk indikator biologik
dilakukan untuk membuktikan bahwa media untuk buatan sendiri. Jika indikator biologik disiapkan sendiri,
rekoveri dapat mempertahankan sifat yang mendukung pengguna harus mengkonfirmasi populasi, kemurnian
pertumbuhan setelah terpapar proses sterilisasi. dan masa hidup indikator biologik tersebut untuk
menjamin validitas setiap uji yang menggunakan
Penyiapan indikator biologik buatan sendiri. Jika digunakan bentuk
proses sterilisasi berdasarkan bioburden, data
Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan perbandiñgan resistensi antara indikator biologik
penyiapan indikator biologik dikendalikan dengan terhadap bioburden sangat penting. Diperlukan juga
sistem dokumen mutu. Ketertelusuran dipelihara untuk penghitungan bioburden yang terkandung dalam bahan
semua bahan dan komponen yang tergabung dalam atau yang akan disterilkan. Proses mi hams menghasilkan
yang masuk kontak langsung dengan suspensi mikroba, kematian secara biologi tervenifikasi yang mamadai
pembawa yang diinokulasi atau indikator biologik. untuk mencapai suatu kemungkinan diperolehnya unit
Penyiapan stok suspensi spora mikroba tertentu yang nonsteril kurang dari satu dalam sejuta.
digunakan sebagai indikator biologik memerlukan Sebagai altematif, metode "overkill" dapat digunakan
pengembangan prosedur yang sesuai meliputi dalam desain proses sterilisasi. Pada kasus mi, asumsi
perbanyakan biakan, pemanenan, pemurnian, dan khusus dibuat berdasarkan asumsi resistensi yang
pemeliharaan suspensi spora. Stok suspensi hams digunakan dalam menetapkan persyaratan proses
mengandung terutama spora dorman (tidak sterilisasi. Secara umum, semua proses "overkill"
bergerminasi) yang disimpan dalam cairan tidak berdasarkan asumsi bahwa "bioburden" setara dengan
bemutrisi. satu juta mikro badan yang mempunyai resistensi tinggi
Produk akhir (suspensi mikroba, pembawa sehingga untuk mencapai persyaratan probabilitas dan
terinokulasi atau indikator biologik) yang disediakan unit nonsteril yaitu kurang dari sam dalam satu juta,
oleh industri hams tidak mengandung mikroba selain minimum diperlukan proses 12 D. Proses 12 D
mikroba uji, dalam jumlah yang cukup didefinisikan sebagai proses yang memberikan kematian
untukmempengaruhi produk. Sistem untuk yang cukup untuk menghasilkan penurunan 12 log, yaitu
meminimalkan keberadaan mikroba selain mikroba setara dengan 12 kali nilai D terhadap mikroba dengan
indikator biologik dalam produk hams divalidasi, resistensi yang lebih tinggi dibandingkan resistensi rata-
dipantau dan dicatat. rata "bioburden". Karena "bioburden" diasumsikan
sebagai satu juta, pada praktek sesungguhnya proses
Pemilihan Proses Sterifisasi Spesifik "overkill" akan menghasilkan probabilitas nonsteril lebih
kecil dan 1(16. Rancangan dan evaluasi proses "overkill"
Pemilihan indikator biologik memerlukan dapat berbeda tergantung proses sterilisasi dalam
pengetahuan resistensi sistem indikator biologik pengujian. Penggunaan rancangan "overkill" dan
terhadap proses sterilisasi spesifik. Hams dibuktikan pendekatan validasi dapat meminimalkan atau
bahwa sistem indikator biologik memberikan suatu meniadakan kebutuhan identifikasi dan perhitungan
ketahanan terhadap proses sterilisasi yang melebihi "bioburden".
ketahanan mikroba alami yang ada dalam atau pada
produk. Panas basah Untuk sterilisasi panas basah, spora dan
Penggunaan indikator biologik yang efektif untuk strain Bacillus stearothermophilus tersedia secara
pengembangan sikius, proses dan validasi produk dan komersil sebagai indikator biologik dan sering
pemantauan produksi rutin dari sebuah proses sterilisasi digunakan. Mikroba pembentuk spora lain yang tahan
membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh atas pemanasan seperti Clostridium sporogenes, Bacillus
produk yang akan disterilisasi dan komponennya (bahan subtilis, dan Bacillus coagulans juga telah digunakan
dan kemasan). Hanya indikator biologik yang dikenal dalam pengembangan dan validasi proses sterilisasi
secara luas yang disebutkan dalam monografi indikator panas basah.
biologik yang dapat digunakan pada pengembangan atau
validasi proses sterilisasi. Hal mi menjamin bahwa Panas kering Untuk stenilisasi panas kering, spora
indikator biologik yang dipilih memberikan ketahanan Bacillus subtilis spp. dapat digunakan untuk validasi.
yang lebih besar terhadap proses sterilisasi dibandingkan proses. Selama validasi proses stenilisasi panas kering,
jumlah mikroba dalam atau pada produk. Beberapa pengkajian depirogenasi endotoksin biasanya dilakukan
pengguna mungkin membutuhkan indikator biologik sebagai pengganti dari pengkajian inaktifasi mikroba
dengan karakteristik yang berbeda dari yang beredar luas selama penentuan sikius stenilisasi karena kecepatan
secara komersial. Pada kasus seperti mi, pengguna dapat inaktifasi endotoksin tersebut lebih lambat dibandingkan
menumbuhkan kultur spora sendiri dalam penyiapan kecepatan inaktifasi spora Bacillus subtilis. Pada praktek
indikator biologik buatan sendiri untuk digunakan penununan titer endotoksin oleh 3 log atau lebih akan
sendiri. Pada kasus seperti itu, pengguna sangat
-1636-

berakibat dalam proses yang juga mencapai probabilitas dekontaminasi, nilai penurunan spora 3 sampai 4 log
unit nonsteril lebih rendah dan 10-'. memadai karena sasarannya adalah lebih kepada
dekontaminasi dibanding stenilisasi.
Radiasi ionisasi Spora Bacillus pumilus telah Bacillus stearothermophilus paling banyak digunakan
digunakan untuk memantau proses sterilisasi sebagai indikator biologik untuk validasi VPHP.
menggunakan radiasi ionisasi, akan tetapi hal mi tidak Mikroba lain yang dapat digunakan sebagai indikator
praktis. Metode pengaturan dosis radiasi yang tidak biologik dalam proses VPHP adalah spora dari Bacillus
menggunakan indikator biologik telah digunakan secara subtilis dan Clostridium sporogenes. Mikroba lain dapat
luas untuk melakukan proses radiasi. Disamping itu dipertimbangkan jika respons terhadap VPHP sama
"bioburden" mikroba tertentu dapat menunjukkan dengan mikroba yang disebutkan di atas.
resistensi yang lebih besar terhadap radiasi dibandingkan Spora dapat diinokulasi pada permukaan berbagai
Bacillus pumilus sistem yang kedap air seperti permukaan kaca, logam
atau plastik. Permukaan dengan daya serap tinggi seperti
Etilen oksida Untuk stenilisasi etilen oksida, biasa substrat fiber atau substrat lain yang dapat menyerap
digunakan spora sub spesies Bacillus subtilis (Bacillus VPHP atau lembab dapat membeni pengaruh merugikan
subtilis var. niger). Sistem indikator biologik yang sarna terhadap kadar VPHP untuk inaktifasi mikroba yang
pada umumnya digunakan apabila etilen oksida 100% diinokulasi. Substrat kertas tidak digunakan karena
atau etilen oksida yang berbeda dan sistem pembawa gas VPHP akan mendegradasi bahan yang mengandung
digunakan sebagai pensteril. selulosa.

Hidrogen Peroksida Fase Uap ("Vapor Phase Karakteristik yang mewakili indikator biologik yang
Hydrogen Peroxide"/VPHP) Proses mi telah tersedia secara komersil tertera pada Tabel 1.
menunjukkan sebagai pensteril atau dekontaminan Indikator biologik juga dapat dikemas secara individu
pennukaan yang efektif. VPHP mampu mencapai dalam sebuah kemasan primer terbungkus secara
sterilisasi (probabilitas nonsteril kurang dari satu dalam memadai yang tidak berpenganuh menugikan pada
satu juta) jika kondisi proses tententu dan target yang kinerja indikator dan dapat ditembus oleh VPHP. Bahan
disterilisasi disusun dengan memadai. VPHP juga biasa serat poliolefin telah terbukti sesuai sebagai pengemas
digunakan sebagai agen dekontaminan permukaaan pada indikator biologik yang dimaksudkan untuk penggunaan
perlakuan uji stenilitas, wadah bahan biologi atau kimia, dalam evaluasi proses VPHP. Bahan yang sudah
isolator pabrik dan nuang steril. dikemas dapat mempermudah penanganan laboratorium
Dekontaminasi permukaan adalah sebuah proses yang untuk indikator biologik setelah paparan VPHP.
berbeda dari stenilisasi yang mengandung bahan yang Penggunaan bahan pengemas
bersentuhan dengan produk, wadah sistem tertutup atau
produk. Proses mi dirancang untuk membeni lingkungan
yang bebas dari mikroba yang dapat terdeteksi atau yang
dapat hidup kembali. Akan tetapi pada kasus

.Tabel 1 Karakteristik Spesifik Sistem Indikator Biologik Komersil

Rentang nilai D untuk seleksi Batas untuk resistensi yang sesuai


Contoh dari nilai
Cara sterilisasi indikator biologik yang sesuai (bergantung pada nilai Dtertentu [menit])
D khas (menit)
(menit) Waktu bertahan hidup Waktu kematian
Pemanasan 1,9 Mm. 1,0 Mm. 4,0 10,0

1600 Maks. 3,0 Maks. 14,0 32,0

Etilen Oksidat
600 mg /L 3,5 Mm. 2,5 Mm. 10,0 25,0
540 Maks. 5,8 Maks, 27,0 68,0
60%RH%
Panas basah'
121 0 1,9 Mm. 1,5 Mm. 4,5 13,5
Maks. 3,0 Maks. 14,0 32,0
'Untuk 1,0 x 106 sampai dengan 5,0 x 106 spora per pembawa
bn;.jç 1,0 x 106 sampai dengan 5,0 x 10 7 spora per pembawa
" Untuk 1,0 x 106 sampai dengan 5,0 x 108 spora per pembawa
- 1637 -

indikator biologik VPHP harus diperiksa secara cermat biologik tidak mencapai standar kinerja yang telah
untuk memastikan bahwa, setelah pemaparan VPHP, ditetapkan. Sertifikat kinerja sebaiknya diperoleh dan
hidrogen peroksida tidak tersisa pada bahan kemasan, masing-masing lot indikator dan pengguna sebaiknya
Yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba selama melakukan audit terhadap fasilitas pabrik dan kinerja
tahap pemulihan. Nilai D mikroba akan dipengaruhi oleh prosedur secara rutin. Jilca tidak diperoleh sertifikat dan
adanya efek laju inaktivasi relatif daribahan pengemas audit belum dilalcukan atau jika indikator biologik
indikator biologik dan adanya potensi sisa VPHP. Jika digunakan diluar yang dinyatakan dalam etiket dan
digunakan indikator biologik (pembawa terinokulasi) pabrik, verifikasi dan dokumentasi kinerja pada kondisi
tanpa kemasan primer, perlu diperhatikan teknik aseptik penggunaan hams tersedia.
Yang benar. Pada saat penerimaan awal indikator biologik dan
pemasok komersil, pengguna sebaiknya memverifikasi
EVALUASI KINERJA kemumian dan morfologi mikroba indikator biologik
Yang dibeli. Venifikasi yang diperlukan minimal sampai
Tanggung Jawab Produsen kebenaran genus dan juga sebaiknya dilakukan
perhitungan jumlah mikroba untuk menentukan rata-rata
Karakteristik kinerja dari indikator biologik yang tiap unit indikator biologik. Pernyataan pabrik yang
diberikan pada pengguna merupakan tanggung jawab berkaitan dengan rentang nilai D, kondisi penyimpanan,
produsen. Produsen hendaknya menyediakan sertifikat waktu kedaluwarsa dan stabilitas indikator biologik
analisis untuk setiap lot indikator biologik yang sebaiknya diperhatikan dan dicatat. Pengguna dapat
membuktikan keabsahan pemyataan kinerja indikator mempertimbangkan untuk melakukan penilaian nilai D
biologik yang tertulis pada etiket kemasan atau sebelum menerima lot tertentu. Laboratorium yang
dimasukkan dalam kemasan. Produsen hendaknya mempunyai kemampuan melakukan pengujian kinerja
menjelaskan proses sterilisasi indikator biologik yang nilai D dapat melakukan penentuan nilai D menggunakan
akan digunakan untuk evaluasi. Karakterisasi dari setiap satu dari tiga metode yang tertera pada Penetapan Mai D
jenis indikator biologik yang menjadi dasar untuk dalam Uji Kinerja Resistensi Indikator Biologik <65> dan
pernyataan pada etiket, harus dilakukan oleh produsen pada monografi yang sesuai untuk indikator biologik
menggunakan alat khusus dan terstandar pada kondisi khusus. Jika dilakukan penyimpanan dalam jangka waktu
Yang ditetapkan secara tepat. 'Produsen juga hendaknya lama perlu dilakukan verifikasi nilai D dan sistem
memberikan informasi mengenai nilai D, metode perhitungan stabilitas indikator biologik yang digunakan.
penentuan nilai D, jumlah mikroba dan stabilitas Pada keadaan dimana spora dipelihana lebih dari 12
ketahanan indikator biologik sebelum waktu kedaluwarsa bulan di bawah kondisi penyimpanan yang
Yang tertera path etiket. Kondisi penyimpanan yang terdokumentasi, hams dilakukan analisis jumlah dan
optimum hendaknya ditetapkan oleh produsen, termasuk resistensi spora, kecuali jika kinerja panenan induk ash
suhu, kelembaban relatif dan persyaratan lainnya untuk telah tervalidasi untuk penyimpanan yang lebih lama.
penyimpanan terkendali. Data yang diperoleh dan Hasil uji angka spora dan resistensi sebaiknya berada
berbagai uji kinerja yang diperlukan hendaknya ditulis dalam rentang keberterimaan yang ditetapkan selama
dalam sisipan kemasan atau pada etiket kemasan penerimaan awal dari lot panenan spora.
indikator biologik. Produsen hendaknya memberikan
petunjuk penggunaan, termasuk media dan kondisi yang Produk Nonkomersil Pengguna dapat memilih untuk
digunakan untuk pemulihan mikroba setelah terpapar memperbanyak mikroba dalam pengembangan indikator
proses sterilisasi. Cara pemusnahan harus disediakan oleh biologik buatan sendiri untuk pengembangan atau
produsen indikator biologik tersebut. validasi proses stenilisasi. Jika pengguna membuat
indikator biologik, persyaratan kinenja indikator biologik
Tanggung Jawab Pengguna harus dipenuhi. Jika sistern indikator biologik digunakan
untuk pengembangan proses sterilisasi bum atau validasi
proses yang sudah ada, kriteria kineija yang sama seperti
Produk Komersil Jika indikator biologik dibeli dan dijelaskan untuk pabnik komersil indikator biologik hams
sumber komersil, kesesuaiannya untuk penggunaan pada
dipenuhi.
proses sterilisasi spesifik sebaiknya ditetapkan melalui
pengkajian pengembangan proses sterilisasi kecuali jika
PERSIAPAN PANENAN SPORA
telah tersedia data untuk penggunaan pada proses
sterilisasi. Pengguna sebaiknya menetapkan sendiri
kniteria kebertenimaan untuk lot indikator biologik dan Umumnya indikator biologik menggunakan spora
mempertimbangkan penolakan apabila suatu lot indikator mikroba, oleh karena itu rekaman yang akurat tentang
identifikasi panenan spora hams didokumentasikan oleh
pabrik indikator biologik komersil dan nonkomersil.
1 Rekaman mi sebaiknya mencakup rekaman yang
Tertera pada Peralatan dalam Uji Kinerja Resistensi Indikator berkaitan dengan sumber awal kultun, identifikasi,
Biologik <65>. Peralatan mi telah dirancang untuk
membenikan kondisi fisik yang konsisten dan dapat ketertelusuran pada panenan spora induk, frekuensi
diaplikasikan terhadap karaktenisasi indikatorbiologik. Harus subkultur, media yang digunakan untuk sporulasi,
dinyatakan karakteristik kineija yang diperlukan. perubahan penyiapan media, pengamatan kontaminasi
- 1638-

panenan dan data sebelum dan sesudah pemanasan proses yang berbeda dapat diterapkan dalam menjamin
ekstrim. Rekaman pemakaian panen spora dan resistensi inaktifasi mikroba terhadap 10 6 SAL. Fase kualifikasi
terhadap sterilisasi (yaitu nilai D dan nilai z jika kinerja produk hendaknya mengidentifikasi paramater
memungkinkan) sebaiknya juga didokumentasikan. proses yang penting untuk inaktifasi mikroba pada bagian
yang paling sulit untuk disterilkan. Jika parameter proses
Peralatan yang penting mi telah ditetapkan, selama sterilisasi pada
proses validasi produk, sebaiknya dioperasikan pada
Peralatan yang digunakan untuk evaluasi resistensi kondisi kurang dari kondisi yang dinyatakan pada
sterilisasi panenan spora harus konsisten dengan standar spesifikasi proses sterilisasi. Kelangsungan hidup
yang ada yang berhubungan dengan evaluasi kinerja indikator biologik didasarkan pada resistensi dan
sistem indikator biologik. populasi. Sehingga, 106 populasi indikator biologik tidak
Peralatan untuk penetapan nilai D mikroba yang selalu dipersyaratkan untuk menghasilkan 106 SAL.
terpapar VPHP sebaiknya dapat mengendalikan secara Penggunaan indikator biologik yang semestinya adalah
ketat parameter operasional lain dari yang tertera pada Uji menggunakannya untuk mengkonfinmasi bahwa hasil
Kinerja Resistensi Indikator Biologik <65>. Perlu parameter proses yang dikembangkan berada dalam SAL
diperhatikan jaminan kemampuan menghasilkan kadar yang diinginkan. Pada stenilisasi basah, indikator biologik
VPHP secara konsisten, diberikan dalam waktu yang digunakan untuk membuktikan bahwa kematian yang
terbatas, dan dipertahankan dalam rentang kadar tertentu terukur secara fisik dapat diverifikasi secara biologi.
atau rentang tekanan VPHP untuk rnenetapkan Indikator biologik dengan nilai D yang sebenamya dan
penambahan waktu yang diperlukan. Indikator biologik populasi yang sebenarnya kurang dari 106 cukup untuk
yang dimasukkan dalam kadar yang tetap pada kondisi validasi beberapa proses stenilisasi dan dekontaminasi.
VPHP sebaiknya melalui suatu sistem yang Penting bahwa pengguna dapat menetapkan pemilihan
memungkinkan pemasukan dan pelepasan unit kerja indikator biologik secara ilmiah.
secara cepat dari ruangan. Rancangan ruang uji sebaiknya
memungkinkan pencapaian kadar dan tekanan VPHP
yang tetap, atau penggunaan jumlah tertentu volume PENCUCIAN PERALATAN KACA <1331>
VPHP yang mengalir pada tekanan dan suhu yang
ditetapkan. Saat ini, peralatan pengukur kadar VPHP Keberhasilan dalam melakukan pengujian dan
tidak digunakan secara luas. Oleh karena itu, kondisi penetapan kadar dalam farmakope tergantung sepenuhnya
pemaparan penlu didasarkan pada tekanan VPHP tetap pada kebersihan peralatan kaca yang digunakan. Sebagai
atau hasil laju alir dari berat awal hidrogen peroksida contoh, akurasi penetapan kadar heparin natrium,
yang telah diketahui, ditambahkan ke dalam ruangan aktivitas vitamin B 1 2, uji pirogen dan karbon organik
dalam waktu tertentu. Berdasarkan informasi mi, volume total, terutama tergantung pada kebersihan peralatan kaca.
tertentu ruangan yang telah diketahui, perhitungan Pada masa lalu salah satu cara yang paling efektif
perkiraan kadar VPHP dapat dilakukan. Jika keseluruhan untuk membersihkan peralatan kaca adalah dengan asam
kondisi dipertahankan secara tetap selama penilaian nitrat panas. Metode konvensional lain untuk
masing-masing nilai D yang digunakan, perbandingan membersihkan bahan organik yang tidak memerlukan
resistensi relatif antara lot indikator biologik yang panas adalah menggunakan campuran asam sulfat-asam
berbeda dapat ditentukan. kromat. Penggunaan pencuci asam kromat tidak
dianjurkan karena sifat bahan yang berbahaya dan
PENGGUNAAN DALAM PROSES VALIDASI beracun.
Beberapa alternatif yang Iebih aman, termasuk
Tanpa memperhatikan cara sterilisasi, jumlah populasi penggunaan bahan pencuci, seperti trinatrium fosfat dan
mikroba awal, resistensinya terhadap sterilisasi dan detergen sintetik, telah terbukti sangat berguna, tetapi
tempat inokulasi pada atau di dalam produk dapat memerlukan pembilasan yang Iebih lama. Mungkin lebih
mempengaruhi kecepatan inaktifasi indikator biologik. mudah untuk membilas menggunakan asam nitrat encer
Pada produk yang mengandung mikroba tantang, atau asam sulfat sebelum pembilasan dengan air. Sistem
beberapa posisi dari produk sebaiknya diinokulasi dengan mi akan menghilangkan residu bahan yang bersifat basa.
indikator biologik. Sebagai contoh, jika sebuah wadah Untuk alat kaca yang digunakan pada pengukuran
dengan sistem tertutup distenilisasi, larutan produk dan optik, perlu penanganan khusus untuk pembersihan
penutupnya dapat ditantang untuk menjamin sterilisasi wadah, penggunaan asam kromat maupun larutan alkali
sebanding dengan 106 (probabilitas unit nonsteril satu pekat hendaknya dihindari,
dalam satu juta) tingkat jaminan sterilisasi (Sterilization Pembersihan bahan organik yang efektif sangat penting
Assurance Level, SAL) akan diperoleh pada larutan dan pada pengujian air untuk penggunaan farmasi dalam
juga pada penutup. hubungannya dengan pengujian Karbon Organik Total
Sebelumnya perlu dilakukan pengkajian laboratorium <875>. Telah terbukti bahwa detergen sintetik dengan
apakah komponen produk lebih sulit untuk disterilisasi kalium hidroksida sebagai komponen utama
daripada sediaannya. Tergantung pada lokasi komponen meninggalkan paling sedikit residu bahan organik.
produk yang paling sulit untuk disterilisasi, parameter Pemanasan dalam cawan pemijar memberikan hasil yang
- 1639 -

sebanding dan merupakan prosedur yang ringkas, tetapi fxtP t dA


memerlukan peralatan khusus. x= .t
Y,
Pada semua kasus, sangat penting untuk memverifikasi
prosedur pembersihan yang sesuai untuk uji dan
penetapan kadar yang dilakukan. Hal mi dapat dilakukan y= çf,Y2Pd2
melalui penggunaan blangko, penjelasan ilmiah, data
residu bahan pembersih dari produsen, atau kontrol
lainnya. Terutama, penanganan khusus diperlukan untuk f2zAPd2
pembersihan wadah yang digunakan untuk pengukuran
z= ç Yt
secara optik: hindari penggunaan alkali pekat dan tidak
diajurkan penggunaan larutan asam kromat. Perlu y= fy 2 Pda ; P adalah daya spektral pencahayaan,
dicantumkan pernyataan dalam protokol pencucian yang dan fa adalah reflektans spektral (Pa) atau transmitans
menjelaskan bagaimana menilai pencucian yang baik. spektral (ri) dari bahan.

UL
PENGUKURAN WARNA DENGAN
2
INSTRUMEN <1341>
Wama yang diamati dari suatu benda tergantung pada
energi spektral iluminasi, sifat menyerap benda dan 150

kepekaan visual pengamat terhadap rentang cahaya


tampak seperti tertera pada Warna dan Akromisitas
<1291>. Penting untuk diperhatikan bahwa metode
pengukuran warna dengan instrumen yang digunakan
100
secara luas harus memperhitungkan juga faktor-faktor
tersebut di atas.
a,
Pengukuran warna dengan instrumen memberikan data
yang lebih obyektif daripada pengamatan subyektif oleh
beberapa orang. Dengan pemeliharaan dan kalibrasi
50
instrumen yang memadai, metode mi membenikan
pengukuran warna dan perbedaan warna yang tepat dan
akurat yang tidak berubah dengan perbedaan waktu
pengukuran. Dasar pengukuran warna dengan instrumen
adalah bahwa mata manusia telah dibuktikan untuk ri
400 SO( 600 700
mendeteksi warna melalui tiga reseptor. Karena itu semua
warna dapat dibagi ke dalam campuran tiga stimuli Panjang gelombai%, urn
cahaya yang dapat dipilih dan sesuai untuk merangsang Koefisien Distribusi dari 400 urn sampai 700 xm
ketiga reseptor dalam mata. Walaupun tidak ada satu
perangkatpun sumber cahaya yang dapat digunakan untuk Begitu nilai tnistimulus warna telab ditetapkan, nilai itu
menyepadankan semua warna (misal untuk setiap tiga dapat digunakan untuk menghitung koordinat warna
cahaya yang dipilih, beberapa wama memerlukan suatu dalam nuang warna tiga dimensi yang ideal sebagai ruang
jumlah negatif dari satu atau lebih cahaya), tiga stimuli warna yang seragam secara visual. Banyak persaman
yang dapat berubah telah ditetapkan, sehingga warna telah dikembangkan dalam usaha menentukan
memungkinkan untuk menetapkan semua warna yang ruang warna. Persamaan yang dituliskan dalam bagian im
sebenarnya. Melalui percobaan perbandingan warna yang merupakan kesepakatan antara kesederhanaan
luas dengan pengamat manusia yang mempunyai perhitungan dengan yang ideal.
penglihatan wama normal, telah diukur koefisien Koordinat wama dalam ruang warna yang seragam
distribusi untuk tiap panjang gelombang daerah cahaya secara visual dapat digunakan untuk menghitung deviasi
tampak (400 - 700 nm) yang memberikan jumlah relatif warna dari titik pembanding wama yang dipilih. Jika
stimulasi pada tiap reseptor yang disebabkan oleh cahaya metode pengukuran warna dengan instrumen digunakan
dari panjang gelonbang bersangkutan. Koefesien untuk menetapkan hasil suatu pengujian. yang
distribusi mi, (i5170 dapat dilihat pada Gambar. memenlukan pembandingan warna antara sediaan uji dan
Demikian juga untuk setiap warna, jumlah rangsangan larutan pembanding atau baku, parameter yang
pada tiap reseptor di mata dinyatakan oleh pasangan Nilai dibandingkan adalah perbedaan antara wama blangko dan
Tristimulus (X, Y, Z) untuk warna tersebut. warna sediaan uji atau baku dalam ruang wama yang
Hubungan antara koefisien distnibusi (lihat Gambar) seragam secara visual.
dan nilai tristimulus diberikan dalam persamaan berikut:
-1640-

Prosedur Bahan Refleksi Untuk bahan refleksi jumlah X, Y dan


Z adalah
Pertimbangan yang dibahas dalam Spektrofotometri
dan Hamburan Cahaya <1191> dapat ditetapkan juga 1=
0 PA 4 P1 AA
pada pengukuran warna dengan instrumen. Dalam
metode spektrofotometri, nilai reflaktans atau nilai
transmitans diperoleh pada panjang gelombang yang
berbeda sepanjang spektrum cahaya tampak,
menggunakan suatu lebar pita 10 nm atau kurang. Nilai- y=
nilai mi kemudian digunakan faktor pembobotan. Pada
metode kolorimetri, pembobotan diperoleh melalui
penggunaan filter. 770 pX f;L P;L AA
Pada pengukuran reflaktans spektral zat padat tidak z=
tembus cahaya, sudut pengamatan dipisahkan dari sudut
pencáhayaan sedemikian rupa, sehingga hanya cahaya
terefleksi secara difusi yang dipancarkan dari bahan uji = >.j jA PA &A ; Px adalah reflaktans spektral
memasuki reseptor. Refleksi yang lain dan penyimpangan bahan, i Pj j ;L 4,, dan i;t 4 adalah nilai yang diketahui
cahaya tidak diukur. dari tiap sumber baku, dan dinyatakan dalam nm.
Untuk pengukuran transmitans spektral cairan jemih,
cairan disinari dalam batas 5 derajat dari normal terhadap Bahan Transmisi Untuk bahan transmisi, jumlah X, Y
permukaannya, dan energi transmisi yang diukur adalah dan Z dihitung dengan cara diatas, r, (transmitans
dalam batas 5 derajat dari normal. Warna cairan berubah spektral) sebagai pengganti untuk Px.
dengan ketebalan lapisan yang diukur. Kecuali
dinyatakan lain harus digunakan ketebalan lapisan 1 cm. METODE KOLOMETRI
Metode mi tidak dapat digunakan untuk cairan keruh
atau zat padat tembus cahaya. Atur kolorimeter yang sesuai untuk memperoleh nilai
yang setara nilai tristimulus X, Y dan Z. Ketepatan dapat
KALIBRASI ditunjukkan dalam memperoleh hasil dari filter
kolorimeter sepadan dengan nilai tristimulus lempeng
Untuk tujuan kalibrasi salah satu dari bahan wama jenuh yang kuat dan membandingkan nilai tersebut
pembanding berikut dapat digunakan, sebagaimana dengan hasil perhitungan dari pengukuran spektral pada
dibutuhkan pada geometni instrumen. Untuk pengukuran spektrofotometer.
transmitans, air mumi dapat digunakan sebagai baku
putih dan ditetapkan transmitans 1,000 pada semua Interpretasi
panjang gelombang. Kemudian nilai trimulus X, Y dan Z KOORDINAT WARNA
untuk C sumber CIE masing-masing 98,0; 100,0; dan
118,1. Untuk pengukuran reflaktans dapat digunakan Koordinat warna, L*, a* dan b* didefinisikan sebagai
lempeng porselen yang tidak tembus cahaya, yang dasar berikut:
kalibrasinya adalah reflektor difusi sempurna dan L* = 116 )' —16
karakteristik reflektansnya telah ditetapkan untuk = 500 [X/X&''3 — ( Y/Y o)"3J
geometri instrumen yang dapat digunakan. Bila geometni b* = 200 [(1'/l'o) - (Z/Z&''3]
yang ditunjukkan bahan uji mengganggu penggunaan
lempeng tersebut, dapat digunakan barium sulfat yang Xo, l'o dan Zo adalah nilai tnistimulus dari baku tidak
ditekan dengan kualitas baku reflaktans putih. berwarna atau putih dan Y/Y 0 > 0,01. Umumnya nilai
Setelah kalibrasi dengan bahan tersebut di atas, tersebut setara dengan nilai tristimulus dari pencahayaan
sebaiknya bila mungkin ukur bahan pembanding yang baku dengan 1'0 dibuat setara 100,0. Dalam hal mi Xo -
warnanya sedapat mungkin mendekati warna contoh. 98,0 danZ— 118, 1.
Bila contoh bahan uji tidak sesuai untuk digunakan
sebagai baku jangka panjang, dapat digunakan keping
PERBEDAAN WARNA
warna yang seragam secara visual dalam bagian yang
kecil. Penggunaan baku pembanding seperti mi
Jumlah Perbedaan warna zlE adalah:
dianjurkan untuk memantau kinerja alat sekalipun untuk
penetapan warna absolut. = [(4L*)2 + (,.la *)2 + (Llb*) 2]I12
METODE SPEKTROFOTOMETRI .L*, zla* dan .th* adalah perbedaan dalam koordinat
Tetapkan reflaktans atau transmitans dari 380 - 770 nm warna dari bahan yang akan dibandingkan. Walaupun
dengan interval 10 nm. Nyatakan hasil dalam presentase, perbandingan yang dipercaya dapat dibuat antara warna
dengan maksimum 100,0. Hitung nilai tristimulus X, Y yang serupa yang diukur bersamaan, hasil yang diperoleh
dengan instrumen berbeda atau dalam kondisi operasional
dan Z sebagai benikut.
- 1641 -

yang berbeda hams dibandingkan secara hati-hati. Jika kuas atau yang setara untuk membersihkan pan
diperlukan untuk membandingkan data yang diperoleh timbangan dari bahan yang tertinggal pada penimbangan
dari instrumen yang berbeda atau yang dicatat pada waktu sebelumnya. [Catatan Setiap personil harus
yang berbeda atau kondisi lain yang berbeda, akan sangat membersihkan remah, meinbuang bahan yang tumpah
membantu untuk memperoleh data secara bersamaan. atau kertas dan memindahkan barang-barang yang
Perbandingan hasil pembacaan pada bahan pembanding digunakan untuk pengukuran.] Apabila suatu timbangan
membantu untuk identifikasi perbedaan yang diakibatkan dipindahkan hams diikuti dengan penyesuaian suhu
oleh instrumen. lingkungan baru dan dikalibrasi ulang.

Kalibrasi
PENLMBANGAN PADA TIMBANGAN ANALITIK
<1342> Jika perlu, nyalakan tombol power dan biarkan
timbangan untuk disetimbangkan sekurang-kurangnya
Penimbangan adalah tahap yang sering dilakukan pada 1 jam sebelum proses kalibrasi. (Timbangan mikro
prosedur analitik dan timbangan adalah perlengkapan mungkin membutuhkan 24 jam untuk mencapai
penting laboratorium analisis. Namun, penimbangan kesetimbangan). Jika timbangan mati dan hidup kembali,
adalah sumber kesalahan umum yang sulit dideteksi pada timbangan jenis tertentu akan menampilkan pesan yang
hasil akhir analisis. Bab mi berlaku untuk timbangan mengindikasikan bahwa timbangan harus dikalibrasi
elektronik; oleh karena itu, bagian tertentu bab mi tidak sebelum penimbangan. Jika operator menyentuh bar
sesuai untuk jenis timbangan lain. Prosedur penimbangan timbangan, pesan akan hilang dan timbangan akan
terdiri dari tiga langkah dasar yaitu: persiapan, menunjukkan nilai 0, akan tetapi timbangan tidak akan
pemeriksaan timbangan, dan penimbangan bahan. membenikan penimbangan yang benar sampai timbangan
dikalibrasi. Timbangan analitik elektronik memiliki
PERSIAPAN sistem kalibrasi internal berdasarkan beban. Kalibrasi
dilakukan pada suhu ruang.
Langkah awal adalah mengumpulkan peralatan yang
sesuai seperti wadah untuk penimbangan, wadah untuk Ketidakpastian timbangan
bahan setelah ditimbang, pinset, pipet, spatula dengan
ukuran yang sesuai, dan sebagainya. Gunakan ukuran PENGURANGAN PENYIMPANGAN
wadah yang tidak melampaui kapasitas beban timbangan. Penyimpangan adalah salah satu kesalahan yang sering
Pastikan wadah yang digunakan untuk menimbang bahan, terjadi, dan juga salah satu yang paling mudah untuk
bersih dan kering. Kumpulkan bahan kimia berupa dikurangi atau dihilangkan. Penyimpangan timbangan
pereaksi atau larutan yang dibutuhkan. dapat terjadi tanpa operator menyadari masalahnya.
Perlu disiapkan juga bahan yang akan ditimbang. Lakukan pemeniksaan terhadap sampel, timbangan dan
Bahan mungkin perlu digerus dan dikeringkan. Beberapa lingkungan laboratonium untuk menelusuri dan
bahan perlu dipanaskan atau disimpan di lemari menetapkan penyebab kesalahan dan menghilangkannya:
pendingin. Bahan perlu disesuaikan dengan suhu ruang 1. Pintu timbangan dibuka.
penimbangan sebelum ditimbang. Untuk menghindari 2. Suhu timbangan dan bahan yang ditimbang tidak sama.
kondensasi kelembaban, bahan yang didinginkan hams 3. Pengurangan sampel atau penambahan bobot.
disesuaikan dengan suhu ruang sebelum wadah dibuka. 4. Timbangan baru saja dipindahkan tapi belum
disesuaikan dengan lingkungan baru dan dikalibrasi
PEMERIKSAAN TIMBANGAN ulang.
5. Aliran udara yang ada di laboratonium.
Langkah selanjutnya yang penting untuk diingat yaitu 6. Suhu dalam laboratorium berubah-ubah.
timbangan diperiksa setiap sebelum penimbangan, karena 7. Timbangan tidak ditempatkan pada tempat yang rata
kesalahan mudah terjadi yang menyebabkan kesalahan sesuai penyipat datar ("water-pass").
pada data analitik. Pengguna timbangan seharusnya 8. Kegiatan laboratonium yang menimbulkan getaran.
mengecek lingkungan timbangan, kalibrasi, dan 9. Gangguan mekanis yang terjadi selama penimbangan.
ketidakpastian timbangan. Jangan menganggap bahwa
timbangan ditinggalkan kondisi benar oleh pengguna GANGGUAN MEKANIS
sebelumnya.
Gangguan pada timbangan disebabkan oleh
Lingkungan timbangan peregangan pegas yang benlebihan dan terutama karena
memuat terlalu banyak atau penetesan sesuatu secara
Timbangan ditempatkan pada tempat yang sesuai tidak sengaja diatas pan timbangan. Timbangan mikro
dengan getaran dan aliran udara yang rendah. Timbangan sangat sensitif terhadap beban yang banyak dan
hams memiliki pasokan listrik yang stabil. Timbangan goncangan. Saat menggunakan timbangan mikro, atur
dan sekitar area kerja hams dijaga rapi dan tertib. Cara tuas ke posisi istinahat saat penambahan atau pemindahan
yang baik bila akan melakukan penimbangan, gunakan bahan; putar tuas ke posisi menimbang untuk
menunjukkan berat. Untuk bebenapa kasus penyimpangan
-1642-

karena gangguan, dapat dihilangkan dengan membiarkan nilai seharusnya stabil. Penimbangan periodik anak
timbangan tanpa penimbangan cukup lama untuk kembali timbangan baku akan menentukan apakah papan (atau
pulih. Jika peregangan pegas berlebihan, diperlukan tepi pisau pada timbangan mekanik) pada alat dalam
pemeriksaan timbangan yang lebih teliti. Dalam kasus kondisi baik. Pemeriksaan penyimpangan pada posisi
perbaikan kekuatan elektronik timbangan, pegas akan yang paling sensitif akan menunjukkan kelainan: vaniasi
diganti dengan bahan lentur dan massa "creep" lebih berat yang diamati tidak melebihi ±0,2 mg. Contoh
tahan terhadap gangguan. dengan berat 20 gram jika nilai rerata yang terbaca
19,9984 toleransi dari 19,9982 sampai dengan
PROSEDUR JAMINAN MUTU UNTUK 19,9986 gram. Oleh karena itu, harus di lakukan beberapa
PENGUKURAN GANGGUAN TIMBANGAN pembacaan sebelum menetapkan toleransi. [Catatan Anak
timbangan baku tidak per/u akurasi tinggi tapi yang
Dalam waktu yang lama, gangguan timbangan dan penting bahwa massa stabil. Sebagai tambahan, toleransi
perubahan lain dan hari ke hari diperiksa dengan tidak berhubungan dengan nilai 0,1%, seperti tertera
menimbang anak timbangan baku secara periodik: pada Timbangan dan Anak Timbangan <41> untuk
pemeriksaan mi hendaknya dilakukan setelah timbangan penimbangan bahan secara akurat. Toleransi bertujuan
dikalibrasi pada suhu laboratorium. Pemeriksaan mi untuk menyatakan kemungkinan gangguan atau
sebaiknya dilakukan sebelum penimbangan pertama pada kesalahan kalibrasi; toleransi mi dengan mudah dicapai
hari tersebut atau setelah kejadian yang mungkin ole/i timbangan elektronik modern.]
menganggu kalibrasi timbangan (kegagalan daya,
perpindahan timbangan ke lokasi baru, dil). Anak Timbangan mikro Lakukan seperti pada Timbangan
timbangan baku berbentuk sesuatu dengan massa yang analitik, tetapi gunakan anak timbangan baku yang sesuai
tetap dan stabil dan tidak melebihi batas beban untuk timbangan khusus. Contoh, anak timbangan baku
timbangan. Bobot yang setimbang membuat anak 100 mg dapat dipilih untuk timbangan yang batas beban
timbangan baku dapat diandalkan. Tiap timbangan 150 mg atau anak timbangan baku 10 mg dapat
seharusnya dilengkapi dengan anak timbangan baku yang digunakan untuk timbangan ultramikno dengan batas
disimpan pada wadah yang terlindung dekat timbangan. beban 15 mg (operator hams tahu kapasitas maksimum
Prosedur dibawah mi untuk mengurangi kesalahan timbangan untuk memilih anak timbangan baku yang
timbangan dan kemungkinan kesalahan pembacaan benar). Timbangan menunjukkan bobot dalam mg, catat
karena penyimpangan: bobot segena pada saat pembacaan stabil untuk beberapa
1. Pastikan daya listrik pada timbangan hidup dan posisi detik. Variasi penimbangan seharusnya dengan rentang
penyipat datar berada di tengah indikator. yang sepadan dengan spesifikasi yang diberikan oleh
2. Lakukan kalibrasi timbangan analitik atau timbangan pabnik tetapi tidak lebih dari 0,1% jumlah jenis bahan
mikro. [Catatan Beberapa timbangan memiliki tuas yang ditimbang. Contoh, jika 10 mg sampel secara rutin
kalibrasi yang akan kembali pada posisi penimbangan ditimbang, variasi pada penimbangan anak timbangan
asal. Jangan bergantungpada kalibrasi sebelumnya.J baku tidak melebihi 0,01 mg.
3. Setiap hari Orang pertama yang menggunakan
timbangan hendaknya menimbang anak timbangan PENIMBANGAN BAHAN
baku dan mencatatnya dalam "logbook" untuk
perbandingan dengan pembacaan sebelumnya. Jika Langkah terakhin ini, pemilihan angka desimal
diketahui penyimpangan lebih besar dari ketentuan diperlukan untuk pnosedur analitik. Kebanyakan analisis
maka harus dilaporkan untuk diperbaiki. [Catatan farmasi menggunakan sejumlah kecil bahan, yang
Anak timbangan ba/cu cenderung untuk bertambah memerlukan pembacaan timbangan hingga lima desimal
bobot selama penyimpanan disebabkan kesalahan untuk mencapai akurasi yang diperlukan. Pembacaan
penanganan dan paparan kontaminan di lingkungan. penimbangan dengan empat desimal lebih disukai untuk
Anak timbangan mi dapat dibersihkan dengan penimbangan mendekati jumlah dalam gram. Jangan
menyeka menggunakan kain yang dibasahi sedikit membiarkan bahan tersisa pada timbangan untuk waktu
pelarut yang tepat seperti dietil eter.] yang lama karena dapat terjadi penubahan disebabkan
oleh intenaksi dengan air atau karbon dioksida di udara.
Timbangan analitik Pilih massa anak timbangan baku
yang sesuai untuk memeriksa timbangan analitik. Jika Batas beban
mungkin atur timbangan untuk membaca sampai lima
desimal. Ikuti petunjuk dari pabrik. Ambil anak Pilih timbangan yang tepat untuk jumlah dan akurasi
timbangan baku dengan pinset, tempatkan hati-hati pada yang dibutuhkan. Tiap timbangan memiliki batas beban
pan timbangan dan timbang. [Catatan Jangan yang seharusnya tidak dilampaui. Tiap pabnik timbangan
menjatuhkan anak timbangan ba/cu pada pan timbangan menyediakan kondisi maksimum beban, dan batas
karena dapat menyebabkan kerusakan timbangan.] tensebut bervaniasi tergantung jenis timbangan. Operator
Tempatkan beban pada tengah pan untuk menghilangkan harus mengetahui batas tersebut sehingga timbangan
perbedaan sudut penimbangan. Akurasi bobot tidak tidak rusak. [Catatan Timbangan elektronik bekerja
penting: fakton yang menjadi penhatian adalah apakah dengan prinsip "load cell" yang menghasilkan keluaran
terjadi penyimpangan. Jika penyimpangan tidak terjadi
- 1643 -

elektrik sebanding dengan pergerakan "strain gauge" jumlah bobot wadah dan bahan yang tidak terpindahkan,
dan linierpada rentangnya.] kurangkan terhadap jumlah total bobot bahan dan wadah
untuk menentukan bobot bahan yang dipindahkan.
Wadah
METODE 3
Wadah yang tepat untuk bahan yang ditimbang harus
dipilih. Bobot wadah ditambah bobot yang diukur tidak Metode mi menjelaskan pemindahan kuantitatif. Bahan
boleh melebihi beban maksimum timbangan; ukuran dan yang ditimbang ditambahkan pada wadah yang telah
bentuk wadab seharusnya sesuai dengan ruang dan pan ditara, jumlah ditentukan oleh selisih diantaranya dan
timbangan tanpa mengganggu kegiatan penimbangan. kemudian seluruh bahan dipindahkan secara kuantitatif
Hal yang penting adalah wadah dalam keadaan bersih dan (contoh menggunakan pelarut) ke wadah akhir.
kering. Wadah yang umum adalah botol timbang, corong
timbang, labu, dan kertas timbang. Wadah yang benar PROSEDUR KEAMANAN PENANGANAN BABAN
tergantung pada jumlah dan tipe bahan yang akan
ditimbang (cairan, padatan atau serbuk). Bejana dengan Operator harus mengetahui tindakan pencegahan
massa yang rendah sebaiknya dipilih saat menimbang seperti dijelaskan dalam lembar keselamatan kerja bahan
sejumlah kecil bahan. Disarankan menggunakan sarung sebelum penimbangan. Bahan berbahaya harus ditangani
tangan, pinset, atau alat jenis lain saat menangani wadah dalam wadah tertutup yang memiliki filtrasi udara yang
karena minyak dari tangan dapat menambah bobot. tepat. Banyak bahan mungkin sangat toksik,
Corong timbang merupakan wadah yang paling menyebabkan alergi dan mungkin berupa cairan atau
memuaskan, karena dapat berfungsi sebagai cawan partikel halus. Masker yang menutupi hidung dan mulut
timbang dan sebagai corong pemindah, sehingga seharusnya digunakan untuk mencegah inhalasi serbuk
memudahkan pemindahan ke dalam labu tentukur. kimia. Sarung tangan seharusnya digunakan untuk
Corong timbang tersedia dalam berbagai ukuran: pilihlah mencegah kontak dengan kulit. [Catatan Penggunaan
ukuran yang sesuai untuk penimbangan. sarung tangan adalah praktek yang baik uniuk penanganan
Kertas timbang dapat digunakan untuk zat padat. berbagai bahan kimia. Jika sarung tangan diperlukan untuk
Wadah kertas harus ditangani dengan hati-hati untuk menangani wadah selama penimbangan, operator
menghindari tumpahan. seharusnya menggunakan sarung tangan, tidak hanya untuk
perlindungan diri tapi juga untuk mencegah penimbunan
Penimbangan dengan Perbedaan lembab dan minyak pada wadah.] Selama penimbangan
operator mungkin terpapar bahan murni dengan
Penimbangan biasanya dilakukan dengan perbedaan. konsentrasi tinggi; oleh karena itu setiap saat operator
7

Metode berikut dapat digunakan untuk hasil analitik yang harus berhati-hati mempertimbangkan kemungkinan
baik: tersebut.
Penimbangan dilakukan pada banyak jenis bahan yang
METODE I berbeda, seperti padatan yang besar, serbuk halus dan
cairan (kental atau tidak kental, mudah menguap atau
Tara wadah kosong seperti berikut. Tempatkan wadah tidak mudah menguap). Tiap jenis bahan memerlukan
pada timbangan di tengah pan, dan tekan tombol tara penanganan khusus.
pada timbangan. Operasi mi secara elektrik mengatur
sinyal dan "strain gauge" ke 0 sehingga bobot wadah Penimbangan Padatan
tidak ikut ditimbang. Tambahkan bahan yang ditimbang
ke dalam wadah dan catat bobot. Pindahkan bahan yang Padatan dibagi dalam 2 bentuk yaitu potongan besar
sudah ditimbang ke dalam wadah akhir kemudian dengan atau tanpa serbuk pada permukaan dan serbuk
timbang kembali wadah asli dengan menempatkan wadah halus atau hablur kecil. Jika menimbang potongan besar
ke posisi sama pada pan. [Catatan Jangan mengubah dengan serbuk pada permukan, sekurang-kurangnya satu
pengaturan tara timbangan antara dua penimbangan.] kertas timbang ditempatkan di pan timbangan untuk
Bobot kedua mewakili bahan yang tidak terpindahkan menjaga dari kenusakan. Potongan besar yang tidak
dan dikurangkan terhadap jumlah bobot bahan yang reaktif dengan permukaan tanpa serbuk dapat
ditimbang untuk menentukan bobot bahan yang ditempatkan langsung pada pan (misal tablet salut).
dipindahkan. [Catatan Potongan padatan harus ditangani dengan
pinset, tidak boleh dengan tangan.]
METODE 2
MUATAN STATIS
Jika wadah kosong tidak ditara, tambahkan bahan yang
ditimbang ke dalam wadah dan tempatkan wadah pada Serbuk halus memiliki kecendurungan menimbulkan
timbangan di tengah pan. Catat bobot dan pindahkan muatan statis yang menyebabkan partikel berterbangan.
bahan yang ditimbang ke dalam wadah akhin. Keinudian Muatan statis hams dihilangkan sebelum penimbangan.
timbang kembali wadah awal dengan mengembalikan Gunakan alat antistatis untuk meminimalkan masalah mi.
pada posisi sama pada pan. Bobot kedua menunjukkan [Catatan Beberapa alat mungkin menggunakan komponen
-1644-

piezoelectric' atau sejumlah k.ecil elemen radioakqf(sejenis Penimbangan Bahan Korosif


polonium) untuk menghasilkan aliran ion yang
menghilangkan muatan stalls serbuk yang ditimbang.] Banyak bahan kimia seperti garam, bersifat korosif,
Muatan statis bergantung pada kelembaban relatif dan jenis bahan mi tidak boleh tumpah pada pan
laboratorium yang bergantung pada kondisi lingkungan. timbangan atau masuk pada alat penimbangan. Penting
Dalam kondisi tertentu muatan statis diakibatkan oleh untuk lebih berhati-hati saat menimbang bahan jenis mi.
pakaian yang digunakan operator, muatan statis mi
menyebabkan kesalahan besar pada saat penimbangan. KESIMPULAN

PROSEDUR PENIMBANGAN Dengan mengikuti prosedur diatas secara hati-hati,


personil laboratorium akan menghilangkan banyak
Tempatkan wadah pada pan timbangan, tutup pintu kesalahan yang mungkin terjadi dalam prosedur
timbangan dan lakukan penimbangan seperti tertera pada penimbangan. Meskipun demikian, penting setiap
Penimbangan dengan Perbedaan dengan tambahan timbangan dipelihara dan dikalibrasi secara teratur oleh
sebagai berikut. Tambahkan bahan yang telah personil terlatih dari pihak internal maupun eksternal.
diserbukkan menggunakan spatula sampai jumlah yang Timbangan harus diuji menggunakan timbangan yang
diinginkan secara hati-hati. Hindari tumpahan. Tutup tertelusur ke standar nasional maupun internasional.
pintu timbangan dan catat bobot segera saat timbangan Perbaikan timbangan harus dilakukan oleh personil yang
menunjukkan pembacaan yang stabil. kompeten.

TUMPAHAN
PERTIMBANGAN TENTANG STABIL1TAS DALAM
Jika padatan tumpah, pindahkan wadah dan bersihkan PEMBERIAN OBAT <1351>
bahan yang tumpah dari timbangan. Bahan yang tumpah
harus dibuang dengan tepat dan tidak boleh disingkirkan [Catatan Uraian dalam bab mi ditujukan hanya untuk
ke meja timbangan sehingga operator lain mungkin mnformasi umum, tidak dimaksudkan untuk memodfIkosi
kontak dengan bahan tersebut. Kemudian dapat memulai atau menggantikan persyaratan khusus yang tertera pada
proses menimbang atau menimbang kembali sisa bahan. Farmakope mi.]
[Catatan Jangan pernah mengembalikan kelebihan Aspek stabilitas produk obat yang merupakan
bahan ke wadah awal. Kelebihan ba/ian harus dibuang perhatian utama bagi Apoteker dalam pemberian obat
dengan cara yang tepat.] akan dibicarakan di sini.
Apoteker sebaiknya menghindari bahan dan kondisi
Penimbangan Cairan yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu fisik atau
peruraian sediaan obat secara kimia. Stabilitas dan efek
Caftan mungkin mudah menguap atau tidak mudah klinik sediaan obat dapat dipertahankan dengan
menguap dan kental atau tidak kental. Setiap jenis meniadakan perubahan atau menghmndari cara pembuatan
membutuhkan perhatian khusus. yang tidak tepat. Apoteker sebaiknya menetapkan dan
mempertahankan kondisi yang dapat memastikan
PROSEDUR PENIMBANGAN kestabilan obat guna membantu mencegah kegagalan
terapi dan respons yang merugikan.
Lakukan penimbangan seperti tertera pada Penimbangan Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu
dengan perbedaan dengan tambahan sebagai berikut: produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan
Cairan sebaiknya selalu ditimbang pada wadah yang sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, yaitu
dapat ditutup sehingga tidak ada bahan yang hilang. "shelf life" nya, sifat dan karakterisitiknya sama dengan
Langkah terbaik apabila cairan ditambahkan pada wadah yang dimilikinya pada saat produk dibuat. Lima jenis
di luar timbangan karena adanya kemungkinan tumpah. stabilitas yang umum dikenal, dapat dilihat pada tabel.
[Catatan Cairan yang tumpah pada a/at penimbangan
dapat menyebabkan kerusakan serius terhadap Kriteria untuk Tinkat Penerimaan Stabilitas
timbangan dan tumpahan cairan susah dihilangkan.] Jenis stabilitas Kondisi yang dipertahankan
Cairan yang tidak kental dapat ditangani dengan pipet sepanjang periode penyimpanan
kapiler Pasteur yang dilengkapi dengan balon karet dan penggunaan obat
seperti pipet tetes. Sejumlah kecil cairan kental dapat Kimia Tiap zat aktif mempertahankan
ditangani dengan menyentuhkan pengaduk pada keutuhan kimia dan potensi yang
perniukaan cairan dan dengan hati-hati menyentuhkan tertera pada etiket dalam batas
pengaduk ke sisi wadah yang akan mengalirkan bahan ke yang ditetapkan.
wadah lain. Fisika Mempertahankan sifat fisika awal,
termasuk pemerian, kesesuaian,
keseragaman, disolusi dan
kemampuan untuk disuspensikan.
- 1645 -

Mikrobiologi Sterilitas atau resistensi terhadap Dekarboksilasi 13-keto dapat terjadi path beberapa
pertumbuhan mikroba antibiotik padat yang mempunyai gugus karbonil pada
dipertahankan sesuai dengan -karbon dari asam karboksilat atau anion karboksilat.
persyaratan yang dinyatakan. Zat Dekarboksilasi semacam mi terjadi pada antibiotik:
antimikroba yang ada natrium karbenisilin, asam bebas karbenisilin, natrium
mempertahankan efektivitas dalam tikarsilin dan asam bebas tikarsilin.
batas yang ditetapkan.
Terapi Efek terapi tidak berubah. Dehidrasi Dehidrasi tetrasiklin yang dikatalisasi
Toksikologi Tidak terjadi peningkatan toksisitas dengan asam membentuk epianhidrotetrasildin, suatu
yang bermakna. produk yang kekurangan aktivitas antibakteri dan
menyebabkan toksisitas.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Stabilitas Produk Oksidasi Struktur molekul yang mudah teroksidasi
adalah yang mempunyai gugus hidroksil yang terikat
Tiap bahan di dalam suatu bentuk sediaan, baik yang langsung pada cincin aromatik (contolmya turunan fenol
berkhasiat terapi aktif atau inaktif dapat mempengaruhi seperti katekolamin dan morfin), diena terkonjugasi
stabilitas. Faktor lingkungan utama yang dapat (seperti vitamin A dan asam lemak bebas tak jenuh),
menurunkan stabilitas seperti paparan terhadap suhu yang cincin aromatik heterosiklik, turunan nitroso dan nitrit,
merugikan, cahaya, oksigen, karbon dioksida dan serta aldehid (contohnya perasa). Hasil oksidasi biasanya
kelembaban. Demikian juga faktor utama bentuk sediaan kekurangan aktivitas terapi. Contoh identifikasi terjadinya
yang mempengaruhi stabilitas obat seperti ukuran partikel oksidasi secara visual adalah perubahan warna epinefrmn
(terutama dalam emulsi dan suspensi), pH, komposisi dari tidak berwarna menjadi kekuningan yang mungkin
sistem pelarut (misalnya persentase air dan kepolaran), tidak terlihat pada beberapa pengenceran atau dengan
kesesuaian antara anion dan kation, kekuatan ion larutan, beberapa mata.
wadah utama, adanya bahan tambahan kimia spesifik, Oksidasi dikatalisasi dengan nilai pH yang lebih tinggi
ikatan molekular, difusi obat dan adanya bahan pengisi. dari nilai pH optimum, ion logam berat polivalen
Dalam sediaan obat, reaksi-reaksi berikut biasanya (contohnya besi dan tembaga) dan paparan terhadap
menyebabkan berkurangnya kandungan zat aktif dan oksigen dan cahaya UV. Dua tenakhir penyebab oksidasi
perubahan mi biasanya tidak tampak secara visual. membenarkan penggunaan zat kimia antioksidan, gas
nitrogen yang dialirkan pada saat pengisian ampul dan
Hidrolisis Ester dan 3-1aktain adalah ikatan kimia yang vial atau wadah /pengemas yang tidak tembus cahaya dan
dapat terhidrolisis dengan adanya air. Sebagai contoh, gelas bening coklat atau wadah plastik.
ester asetil dalam aspirin terhidrolisis menjadi asam asetat
dan asam salisilat pada kondisi lembab, tetapi pada Dekomposisi fotokimia Paparan cahaya UV dapat
kondisi lingkungan kering hidrolisis mi dapat diabaikan. menyebabkan oksidasi (fotooksidasi) dan fotolisis path
Kecepatan hidrolisis aspirin meningkat dengan ikatan kovalen. Nifedipin, nitroprussida, riboflavin dan
meningkatnya tekanan uap air di lingkungan. fenotiazin sangat labil terhadap fotooksidasi. Path
Ikatan amida juga terhidrolisis, walaupun pada senyawa yang rentan, energi fotokimia menghasilkan
umunmya lebih lambat dibanding ester. Sebagai contoh, radikal bebas antara yang dapat mengekalkan reaksi
prokain (suatu ester) akan terhidrolisis jika disterilkan berantai.
dalam autokiaf, tetapi prokainamida tidak. Ikatan amida
atau peptida dalam berbagai senyawa peptida dan protein Kekuatan ion Efek konsentrasi total dari elektrolit
bervariasi dalam kelabilan untuk terhidrolisis. terlarut terhadap kecepatan reaksi hidnolisis berasal dari
Ikatan laktam dan azometin (atau imin) dalam pengaruh kekuatan ion pada daya tank antar ion. Pada
benzodiazepin juga labil terhadap hidrolisis. Pemicu atau umumnya kecepatan hidrolisis yang konstan merupakan
katalis proses hidrolisis yang utama adalah pH dan zat perbandingan kekuatan ion dengan ion yang berlawanan
kimia tertentu (misalnya dekstrosa dan tembaga pada muatan (contohnya, kation obat dan anion pengisi) dan
hidrolisis ampisilin). secana langsung sebanding dengan kekuatan ion. Reaksi
yang menghasilkan ion yang bermuatan berlawanan
Epimerisasi Golongan tetrasiklin paling mudah dengan obat aslinya karena peningkatan kekuatan ion,
mengalami epimerisasi. Reaksi mi terjadi dengan cepat dapat meningkatkan kecepatan hidrolisis. Kekuatan ion
jika obat terlanut diberi suasana pH lebih dari 3 dan garam organik yang tinggi dapat juga mengurangi
menghasilkan penyusunan ulang sterik pada golongan kelarutan bebenapa obat lainnya.
dimetilamino. Epitetrasiklin adalah epimer tetrasiklin,
hanya sedikit atau tidak mempunyai aktivitas antibakteri. Efek pH Degradasi banyak obat dalain lanutan
meningkat atau menurun secara eksponensial ketika pH
Dekarboksilasi Beberapa asam karboksilat yang lanut menurun atau meningkat melampaui rentang nilai pH
seperti asam p-aminosalisilat, kehilangan karbondioksida spesifik. Tingkat pH yang tidak tepat dengan terkena
dari gugus karboksilnya jika dipanaskan. Reaksi mi kenaikan suhu merupakan faktor yang banyak
mengurangi kekuatan farmakologi. menyebabkan obat kehilangan efek klinik yang
-1646-

bermakna, disebabkan oleh reaksi hidrolisis dan oksidasi. keadaan suhu lemani pendingin.
Sebagai contoh, larutan atau suspensi obat, mungkin Apoteker hams waspada bahwa suhu dingin yang tidak
stabil selama beberapa han, minggu, bahkan tahun dalam tepat dapat menimbulkan kerusakan. Sebagai contoh,
bentuk formulasi aslinya, tetapi jika dicampur dengan lemani pendingin dapat menyebabkan viskositas yang
cairan lain yang mengubah pH, akan terdegradasi dalam ekstrim pada beberapa obat cair dan menyebabkan super
beberapa menit atau han. Dengan perubahan pH saturasi pada yang lain. Pembekuan dapat memecah atau
walaupun hanya 1 unit (misalnya dari 4 inenjadi 3 atau menyebabkan peningkatan ukuran tetesan suatu emulsi;
dari 8 menjadi 9) dapat menurunkan stabilitas obat juga dapat mendenaturasi protein; dan dalam kasus yang
dengan faktor 10 atau lebih. jarang terjadi dapat menyebabkan terbentuknya keadaan
Suatu sistem dapar pH, biasanya asam atau basa polimorfis yang kurang lanut pada beberapa obat.
lemah dan garamnya, merupakan bahan pengisi yang
biasa digunakan dalam sediaan cairan untuk Penelitian Stabifitas dalam Pembuatan Obat
mempertahankan pH pada suatu rentang yang akan
meminimalkan kecepatan degradasi obat. pH larutan obat Cakupan dan rancangan penelitian stabilitas benvariasi
dapat juga diatur atau didapar untuk mencapai kelarutan tergantung pada produk dan pabnik yang bersangkutan.
obat. Sebagai contoh, pH yang berkaitan dengan pKa Umumnya formulator suatu produk pentama-tama
akan mengontrol fraksi terionisasi yang biasanya lebih menentukan pengaruh suhu, cahaya, udara, pH,
lanit dan jenis non ionik yang kurang larut dari suatu kelembaban, sesepora logam dan bahan pengisi atau
senyawa organik yang bersifat elektrolit lemah. pelanut yang biasa digunakan pada zat aktif. Dan
Penganuh pH pada stabilitas fisik sistem dua fase, infonmasi ini, satu atau lebih formula suatu sediaan
terutarna emulsi, juga penting. Sebagai contoh, emulsi dibuat, dikemas dalam wadah yang sesuai dan disimpan
lemak intravena yang stabil dengan adanya pH asam. dalam berbagai kondisi lingkungan yang berbeda, baik
normal maupun tidak. Pada interval waktu tertentu,
Kompatibilitas (ketercampuran) antar ion (Ion- produk contoh ditetapkan potensinya menggunakan
1011N)
Kompatibilitas atau kelarutan ion-ion berlawanan metode yang menunjukkan stabilitas, mengamati
muatan terutama tergantung pada jumlah muatan per ion perubahan fisik jika memungkinkan, diuji stenilitas dan
dan ukuran molekul ion. Pada umumnya ion polivalen atau resistensi terhadap pentumbuhan mikroba serta
yang berlawanan muatan akan menjadi lebih tidak toksisitas dan ketersediaan hayati. Penelitian sepenti mi
tercampur. Jadi suatu ketidaktercampuran lebih mudah digabung dengan hasil uji klinik dan toksikologi,
terjadi pada penambahan ion yang banyak dengan muatan memungkinkan pabrik untuk memilih formulasi dan
yang benlawanan dengan obat. wadah yang optimum serta menetapkan kondisi
penyimpanan yang dianjurkan dan tanggal kedaluwarsa
Kestabilan keadaan padat Reaksi-reaksi relatif untuk tiap bentuk sediaan dalam kemasannya.
lambat pada keadaan padat. Jadi, stabilitas obat pada
keadaan padat jarang diperhatikan pada pembuatan obat. Tanggung Jawab Apoteker
Kecepatan degradasi zat padat kening biasanya
ditunjukkan dengan kurva kinetik ordo I atau kurva Apoteker membantu menjamin bahwa obat di bawah
sigmoid. Oleh karena itu, obat-obat padat dengan suhu pengawasannya memenuhi kniteria stabilitas yang dapat
lebur lebih rendah sebaiknya tidak dikombinasi dengan ditenima dengan: (1) Menyerahkan lebih dahulu obat
senyawa kimia lain yang dapat membentuk campuran yang paling lama disimpan dan memperhatikan waktu
eutektik. kedaluwarsa obat; (2) Menyimpan obat pada kondisi
Pada keadaan lembab, dekomposisi obat padat dapat lingkungan seperti tentera pada masing-masing monografi
mengubah kinetik kimia orde 0 karena kecepatan dan atau pada etiket; (3) Mengamati produk terhadap
dikontrol oleh fraksi obat yang relatif kecil yang ada terjadinya ketidakstabilan; (4) Membuat dan membeni
dalam suatu larutan jenuh, berada path permukaan etiket dengan benan pada produk yang dikemas kembali,
produk ruahan obat padat (biasanya tidak kelihatan). diencerkan atau dicampur dengan produk lain; (5)
Membenikan obat dalam wadah yang sesuai dengan tutup
Suhu Pada umumnya kecepatan reaksi kimia akan yang sesuai; (6) memberikan informasi dan pengetahuan
meningkat secara eksponensial pada setiap kenaikan suhu pada pasien tentang cara penyimpanan dan pemakaian
10°. Hubungan mi dapat diamati pada hampir semua obat yang benar termasuk pengaturan resep yang sudah
reaksi hidrolisis obat dan beberapa reaksi oksidasi obat. lama.
Faktor aktual dari peningkatan kecepatan tergantung pada
energi aktivasi dari reaksi tertentu. Energi aktivasi adalah Perputaran persediaan dan pengamatan tanggal
suatu fungsi dari ikatan reaktif spesifik dan formulasi kedaluwarsa Perputaran persediaan yang benar
obat (misalnya pelarut, pH, bahan tambahan). Sebagai diperlukan untuk meyakinkan pembenian obat yang
contoh, obat dapat terhidrolisis jika mengalami sesuai. Obat yang jarang dibenikan hanus dimonitor
peningkatan suhu 20°, seperti dari dingin menjadi suhu dengan ketat sehingga obat yang telah disimpan lama
ruang yang terkontrol (Lihat Persyaratan dan Ketentuan perlu mendapat perhatian khusus, terutama berkaitan
Umum). "Shelf life" obat pada suhu ruang terkontrol dengan tanggal kedaluwansa. Pabnik dapat menjamin
menurun ¼ sampai 1/25 dan "shelf life" nya pada mutu obat hanya sampai pada tanggal kedaluwansa yang
- 1647-

ditentukan bila obat disimpan dalam wadah asli pada


kondisi penyimpanan yang dianjurkan. SEDIAAN PADAT Banyak sediaan padat dibuat
untuk disimpan pada kondisi kelembaban rendah.
Penyimpanan pada kondisi lingkungan yang di- Sediaan seperti mi memerlukan perlindungan terhadap
anjurkan Umumnya kondisi penyimpanan yang air dari lingkungannya, karena itu hams disimpan dalam
dianjurkan tertera pada etiket, yang hams diikuti dengan wadah tertutup rapat seperti tertera pada Wadah dalam
saksama. Termasuk rentang suhu atau kondisi tempat Ketentuan Umum atau dalarn wadah yang disediakan
penyimpanan tertentu (misalnya lemari pendingin atau oleh pabrik. Timbulnya kabut atau tetesan cairan atau
suhu ruang dengan suhu terkendali) seperti tertera pada penggumpalan produk di dalam wadah menunjukkan
Ketentuan Umum. Instruksi tambahan seperti cara kondisi yang tidak benar. Adanya zat pengering di
melindungi produk dari cahaya juga hams diikuti dengan dalam wadah dari pabrik menandakan perlunya
saksama. Bila suatu produk hams terlindung dari cahaya perhatian khusus dalam pemberian obat. Beberapa hasil
dan ditempatkan dalam wadah yang jemih dan tembus urai, misalnya asam salisilat dari aspirin dapat
cahaya dengan penutup bagian luar buram, penutup menyublim dan membentuk hablur pada bagian luar
tersebut tidak boleh dibuka atau dibuang hingga semua sediaan atau pada dinding wadah.
isinya digunakan. Jika tidak ada instruksi khusus, produk Kapsul gelatin keras dan lunak Oleh karena
hams disimpan dalam suhu ruang yang terkendali formulasi kapsul diisikan ke dalam cangkang kapsul
seperti tertera pada Suhu Penyimpanan dalam Ketentuan gelatin, perubahan besar dalam penampilan fisik atau
Umum. Produk harus disimpan jauh dari lokasi yang konsistensi, termasuk pengerasan atau pelunakan
dapat menimbulkan panas, dingin berlebih atau cangkang merupakan tanda utama dari ketidakstabilan.
bervariasi, atau cahaya yang kuat, seperti dekat dengan Bukti adanya pelepasan gas seperti menggelembungnya
pipa pemanas atau cahaya fluoresens. petutup kertas adalah tanda lain dari ketidakstabilan.
Tablet tidak bersalut Ketidakstabilan fisik pada tablet
Mengamati produk terhadap terjadinya tidak bersalut ditunjukkan oleh serbuk berlebih dan atau
ketidakstabilan Hilangnya potensi biasanya disebabkan kepingan tablet (yaitu kerusakan oleh rapuhnya) tablet
oleh perubahan kimia; reaksi yang paling umum adalah pada dasar wadah (berasal dari tablet yang terkelupas,
hidrolisis, oksidasi-reduksi dan fotohisis. Perubahan pecah atau hancur); retak atau sumbing pada permukaan
kimia juga dapat terjadi melalui interaksi antara bahan- tablet, mengembang, berbintik-bintik, berubah wama,
bahan dalam suatu produk atau jarang antara produk tablet saling berlekatan atau timbulnya hablur yang
dengan wadah. Hilangnya potensi zat aktif dapat bukan bagian dari tablet pada dinding wadah atau pada
diakibatkan oleh difusi obat ke dalam atau tablet.
kombinasinya dengan, permukaan sistem penutupan Tablet bersalut Ketidakstabilan fisik pada tablet
wadah. Bertambahnya potensi umumnya disebabkan bersalut ditunjukkan oleh retak, berbintik-bintik atau
oleh penguapan pelarut atau perembesan bahan-bahan kusamnya penyalut dan menggumpalnya tablet.
dari sistem penutupan wadah. Serbuk kering dan granul Serbuk kering dan granul
Potensi kimia zat aktif harus tetap berada dalam batas yang tidak ditujukan untuk dikonstitusikan dalam
yang tertera dalam monografi. Potensi ditetapkan bentuk cair, di dalam wadah aslinya dapat membentuk
menggunakan prosedur penetapan kadar yang dapat massa yang keras atau berubah warna dan dapat
membedakan molekul utuh dan hasil urainya. Data mengalcibatkan sediaan tidak dapat diterima.
stabihitas kimia harus disedialcan oleh pabrik. Walaupun Serbuk dan granul yang dimaksudkan untuk
degradasi kimia umumnya tidak dapat dideteksi oleh dikonstitusikan dalam Larutan atau Suspensi Serbuk
Apoteker, degradasi kimia berlebihan kadang-kadang kering atau granul yang ditujukan untuk dikonstitusikan
disertai dengan perubahan fisika yang dapat diamati. dalam larutan atau suspensi memerlukan perhatian
Selain itu, beberapa perubahan fisika tidak hams khusus. Umumnya bentuk seperti mi adalah antibiotik
berkaitan dengan potensi kimia, seperti perubahan atau vitamin yang sangat peka terhadap lembab. Karena
wama dan bau atau terbentuknya endapan atau selalu diberikan dalam wadah aslinya, umumnya tidak
timbulnya kekeruhan larutan, dapat merupakan petunjuk terkontaminasi oleh lembab. Tetapi timbulnya
bagi Apoteker terhadap kemungkinan masalah stabilitas. penggumpalan yang tidak umum memerlulcan evaluasi
Hams diasumsikan bahwa produk yang mengalami hati-hati, dan timbulnya kabut atau tetesan caftan dalam
perubahan fisik yang tidak tertera pada etiket mungkin wadah membuat sediaan tidak baik untuk digunakan.
juga mengalami perubahan kiniia, dan produk seperti itu Adanya bau tidak enak juga merupakan petunjuk
jangan diserahkan. Pertumbuhan mikroba yang ketidakstabilan.
berlebihan dan atau kontaminasi juga dapat terjadi Tablet efervesen, granul dan serbuk Produk efervesen
seperti halnya perubahan fisik. Perubahan besar dalam sangat peka terhadap lembab. Pembengkakan massa atau
karakteristik fisik seperti warna atau bau adalah tanda bertambalinya tekanan gas yang merupakan tanda khas
ketidakstabilan setiap produk apapun. Tanda fisik lain dari ketidakstabilan, menunjukkan bahwa kerja beberapa
yang urnum dari kerusakan sediaan diuraikan di bawah efervesen telah terjadi lebih cepat.
mi.
SEDIAAN CAIR Yang menjadi perhatian utama
berkaitan dengan bentuk sediaan cair adalah
- 1648 -

homogenitas dan bebas dari kontaminasi dan disimpan dalam lemari pendingin (seperti tertera pada
pertumbuhan mikroba berlebih. Ketidakstabilan dapat Suhu Penyimpanan dalam Ketentuan Umum).
ditunjukkan oleh kekeruhan atau endapan dalam larutan,
pecahnya emulsi, gumpalan dalam suspensi yang tidak Perlakuan yang benar dari produk yang
dapat disuspensikan kembali atau perubahan mendapatkan penanganan tambahan Dalam
organoleptik. Pertumbuhan mikroba dapat disertai pengemasan kembali, pengenceran atau pencampuran
dengan perubahan warna, kekeruhan atau pembentukan suatu produk dengan produk yang lain, Apoteker harus
gas. dapat bertanggungjawab untuk kestabilan produk mi.
Larutan, elikrir dan sirup Endapan dan adanya
mikroba atau pembentukan gas kimia merupakan dua PENGEMASAN KEMBALI Pada umumnya, penge-
tanda utama ketidakstabilan. masan kembali tidak dianjurkan. Tetapi jika pengemasan
Emulsi Pecahnya emulsi, yaitu terpisahnya fase kembali diperlukan, pabrik sebaiknya dihubungi
minyak yang tidak mudah terdispersi, merupakan tanda berkaitan dengan masalah-masalah yang mungkin terjadi.
karakteristik ketidakstabilan, tetapi jangan keliru dengan Dalam membuat obat menurut resep dokter, penting
pembentukan krim yang merupakan pemisahan dari fase untuk menggunakan wadah yang sesuai. Kondisi
minyak yang mudah didispersikah kembali dan penyimpanan yang tepat dan jika memungkinkan tanggal
merupakan peristiwa yang umum pada emulsi yang kedaluwarsa sebaiknya tertera pada etiket wadah. Wadah
stabil. kemasan tunggal memerlukan perhatian, pertimbangan
Suspensi Gumpalan fase padat yang tidak dapat dan pengawasan ketat mengenai pedoman berikut mi:
disuspensikan kembali dengan pengocokan biasa adalah (1) Gunakan bahan pengemas yang sesuai; (2) Jika data
petunjuk utama ketidakstabilan dalam suspensi. Stabilitas pada kemasan baru tidak ada, kemas kembali
Timbulnya partikel yang cukup besar dapat diartikan pada waktu tertentu hanya untuk persediaan secukupnya
telah terjadi pembentukan hablur yang berlebih. untuk waktu yang terbatas; (3) Cantumkan pada etiket
Tingtur dan ekstrak cair Tingtur, ekstrak cair dan dosis tunggal, nomor bets dan tanggal kedaluwarsa yang
sediaan sejenis umumnya berwarna gelap karena pekat sesuai; (4) Bila produk steril dikemas kembali dari vial
dan harus diperiksa dengan cermat terhadap timbulnya dosis ganda ke dalam alat suntik dosis tunggal
endapan. (disposibel), sisanya hams dibuang jika tidak digunakan
Cairan steril Mempertahankan sterilitas cairan steril dalam 24 jam, kecuali jika terdapat data yang menunjang
adalah sangat penting. Timbulnya kontaminasi mikroba untuk penyimpanan lebih lama; (5) Jika sejumlah produk
dalam cairan steril umumnya tidak dapat dideteksi secara dikemas terlebih dahulu untuk penggunaan segera,
visual, tetapi setiap perubahan warna, kekeruhan, selaput simpan catatan pengemasan kembali yang menunjukkan
pada permukaan, bahan partikulat atau flokulan atau nama pabrik, nomor bets, tanggal dan identitas orang
pembentukan gas yang samar merupakan alasan yang yang bertanggung jawab terhadap pengemasan kembali
cukup untuk mencurigai adanya kontaminasi. Kejemihan dan pemeniksaan kembali; (6) Jika diperlukan penutupan
larutan steril yang ditujukan untuk penggunaan optalmik yang aman, gunakan sistem penutup wadah yang
atau parenteral adalah hal yang sangat penting. dipastikan dapat memenuhi aturan baku yang resmi untuk
Kerusakan segel yang utuh pada produk harus dicurigai. penyimpanan.

SEMISOLIDA (KRTM, SALEP DAN PENGENCERAN ATAU PENCAMPURAN Jika


SUPOSITORIA) Untuk krim, salep dan supositonia, suatu produk diencerkan atau jika dua produk dicampur,
petunjuk utama ketidakstabilan yang sering ditemukan Apoteker sebaiknya mematuhi prosedur profesional dan
adalah perubahan warna atau perubahan dalam ilmiah. Sebagai contoh: tingtur seperti belladon dan
konsistensi atau bau. tingtur digitalis mengandung etanol kadar tinggi untuk
Krim Berbeda dengan salep, krim biasanya adalah melarutkan zat aktifhya, dapat membentuk endapan jika
emulsi yang mengandung air dan minyak. Petunjuk diencerkan atau dicampur dengan sistem yang
ketidakstabilan dalam krim adalah pecahnya emulsi, mengandung air. Literatur teknis yang berkaitan dan
pembentukan hablur, penciutan karena penguapan air pengetiketan sebaiknya didiskusikan secara rutin, dan
dan kontaminasi mikroba yang besar. sebaiknya menggunakan literatur mutakhir karena
Salep Tanda umum dari ketidakstabilan dalam salep sewaktu-waktu formula dapat diganti oleh pabrik. Jika
adalah perubahan dalam konsistensi dan pemisahan kombinasi khusus digunakan secara umum, dianjurkan
sejumlah besar cairan dan pembentukan granul atau untuk konsultasi dengan pabnik. Karena stabilitas kimia
butiran kecil. campuran yang dibuat segar tidak diketahui, penggunaan
Suppositoria Pelunakan benlebihan adalah petunjuk kombinasi seperti mi tidak dianjurkan; jika campuran
utama ketidakstabilan suppositoria, walaupun beberapa tersebut mempunyai masalah inkompatibilitas, Apoteker
suppositoria dapat mengening dan mengeras atau hams bertanggung jawab. Sediaan antibiotik oral yang
mengerut. Adanya bercak minyak pada bahan pengemas dibuat dari serbuk menjadi bentuk cairan tidak boleh
merupakan peningatan bagi Apoteker untuk memeriksa dicampur dengan produk lainnya.
masing-masing suppositoria lebih ketat dengan membuka Kombinasi produk parenteral memenlukan
setiap pengemas bila dipenlukan. Sebagai aturan umum penanganan khusus, terutama untuk larutan intravena,
(walaupun ada pengecualian), suppositoria hams karena cara pembeniannya. Tempat pembuatan
- 1649-

memerlukan perhatian besar, teknik aseptik, kontrol kualitas organisme yang digunakan dalam uji
pertimbangan dan ketekunan. Karena masalah yang fertilitas dan selektivitas media.
mungkin tidak terlihat ted adi berkaitan dengan sterilitas Air adalah pelarut umum untuk media mikrobiologi.
dan stabilitas kimia, semua sediaan parenteral sebaiknya Air murni sering digunakan, untuk persiapan media,
digunakan dalam waktu 24 jam kecuali terdapat data yang tetapi dalam kasus tertentu mungkin cukup menggunakan
dapat menunjang penyimpanan yang lebih lama. air deionisasi atau air destilasi. Volume air yang
digunakan hendaknya dicatat.
Informasi dan pengetahuan pada pasien Sebagai Persiapan media yang konsisten memerlukan
langkah akhir dalam memenuhi tanggung jawab terhadap penimbangan yang akurat dari media kering atau unsur
kestabilan obat yang diberikan, Apoteker berkewajiban utama media. Untuk ramuan media hendaknya digunakan
memberi informasi kepada pasien mengenai kondisi timbangan yang dikalibrasi dengan rentang penimbangan
penyimpanan yang benar (Contoh: dalam tempat yang berat yang sesuai. Hendaknya digunakan wadah
dingin dan kering, bukan dalam kamar mandi), baik untuk penimbangan dan peralatan yang bersih (contoh spatula)
obat dengan resep atau tanpa resep dokter dan untuk mencegah bahan asing yang mungkin mengubah
memberikan perkiraan waktu kapan obat hams dibuang. komposisi akhir media dari ramuan awal. Berat
Jika terdapat tanggal kedaluwarsa, Apoteker harus komponen hendaknya dicatat.
menekankan path pasien bahwa tanggal mi hanya berlaku Media kering hendaknya dilarutkan dalam air sebelum
jika disimpan dengan cara yang benar. Pasien dianjurkan dibagikan dan stenilisasi. Jika pemanasan dibutuhkan
untuk membersihkan lemari penyimpanan obatnya secara untuk membantu rnelarutkan media, hendaknya
berkala. diperhatikan untuk tidak terlalu panas pada semua media
kultur, pemanasan tidak terlalu lama atau terlalu singkat
untuk media yang sensitif terhadap panas. Penlengkapan
PRAKTEK LABORATORIUM yang digunakan untuk persiapan media hendaknya sesuai
MIKROBIOLOGI YANG BAlK <1352> dan memungkinkan untuk pengontrolan panas,
pengocokan yang konstan dan pencampuran media.
PENDAHULUAN Penghitaman wama media (Reaksi tipe Milliard atau
pencokelatan non enzimatik) menunjukkan indikasi
Praktek laboratorium yang baik pada laboratorium umum pemanasan yang berlebih bila diperlukan
mikrobiologi terdiri dari aktivitas yang bergantung pada penambahan suplemen ke dalam media, maka setelah
beberapa prinsip yaitu teknik aseptik, kontrol media, penambahan suplemen hendaknya dilakukan
kontrol galur uji, kontrol peralatan, pencatatan dan pencampunan yang memadai:
evaluasi data yang teratur dan pelatihan staf laboratorium. Persiapan media dalam alat gelas yang kurang dapat
Karena variabilitas data mikrobiologi, reliabilitas dan menyebabkan masuknya zat penghambat ke dalam media.
reprodusibilitas bergantung pada penggunaan metode Zat penghambat dapat berasal dari residu deterjen saat
yang diterima dan kepatuhan terhadap praktek alat gelas dibersihkan atau dari bahan yang digunakan
laboratorium yang baik. dalam alat gelas tersebut sebelumnya. Pastikan bahwa
proses pembersihan alat gelas telah menghilangkan
PERSIAPAN DAN KONTROL KUALITAS MEDIA pengotor dan bahan asing dan kemudian deterjen yang
digunakan dibilas dengan air destilasi Lihat Pencucian
Persiapan Media Peralatan Kaca sebagai petunjuk tambahan.
Sterilisasi media hendaknya dilakukan dengan
Media kultur adalah dasar untuk sebagian besar uji parameter yang disediakan oleh produsen atau divalidasi
mikrobiologi. Oleh karena itu, pemeliharaan kualitas media oleh pengguna. Media siap-pakai komersial hendaknya
merupakan faktor penting untuk keberhasilan laboratorium menyediakan dokumentasi metode sterilisasi yang
mikrobiologi. Persiapan media, penyimpanan yang benar, digunakan. Idealnya produsen menyediakan Jaminan
dan uji kontrol kualitas dapat menjamin konsistensi Tingkat Sterilitas (JTS) dani media, terhadap indikator
persediaan dari media berkualitas tinggi. biologi yang diakui. Penggunaan otoklaf dengan
Hal mi penting untuk pemilihan media yang benar atau pemanasan basah merupakan teknik stenilisasi yang lebih
komponen dalam pembuatan media, berdasarkan pada dipilih, kecuali misal jika diperlukan pendidihan, untuk
sumber atau referensi yang dapat diterima untuk formula. menghindari kerusakan komponen media yang tidak
Formula dan petunjuk persiapan media dari produsen, tahan panas. Sterilisasi dengan penyaningan mungkin juga
secara rutin menyertai media kening dan media siap lebih sesuai untuk beberapa formula.
pakai. Karena perbedaan jenis media mungkin terdapat Efek metode sterilisasi dan kondisi media hendaknya
perbedaan persyaratan persiapan (misal pemanasan, zat divalidasi dengan uji sterilitas dan uji fertilitas media.
tambahan, dan pengukuran pH), petunjuk mi penting Sebagai tambahan, jika stenilisasi dengan panas basah,
diikuti untuk menjamin persiapan kualitas media yang kinerja otoklaf hendaknya divalidasi untuk menjamin
dapat diterima. Sertifikat analisis yang menerangkan ketepatan distnibusi panas untuk beban atau volume yang
batas tanggal kedaluarsa dan merekomendasikan kondisi dipilih. Secara khusus produsen merekomendasikan
penyimpanan, menyertai media siap pakai seperti halnya penggunaan kinerja otokiaf pada suhu 121°C selama
15 menit menggunakan otoklaf yang tervalidasi . Kondisi
- 1650-

ini diterapkan untuk waktu dan suhu media. Selama pembekuan dapat merusak struktur gel. Lindungi
susunan beban dalam otokiaf akan mempengaruhi penyimpanan media dari paparan cahaya dan suhu yang
kecepatan pemanasan, maka diperlukan kinerja yang berlebihan. Sebelum disimpan lama, lempeng agar
lebih lama untuk beban yang lebih besar. hendaknya ditempatkan dalam bungkusan atau wadah
Meskipun demikian waktu untuk sterilisasi akan yang dapat mencegah menurunnya kelembaban.
tergantung pada volume media dan beban otoklaf. Kinerja Pelelehan kembali media padat dari wadah ash hanya
sterilisasi otokiaf yang lambat untuk meningkatkan suhu boleh dilakukan sekahi untuk menghindari penurunan
mungkin akan menghasilkan pemanasan yang berlebih kualitas media akibat pemanasan berlebihan atau mudah
untuk media. Oleh karena itu validasi kinerja sterilisasi terkontaminasi. Pelelehan media direkomendasikan
harus diperhatikan untuk memberi iTS minimal yang dilakukan dalam penangas air atau aliran uap air.
dipersyaratkan, keseimbangan kebutuhan media steril Penggunaan oven "microwave" dan lempeng pemanas
terhadap kecenderungan media mengalami degradasi di adalah umum, tapi hendaknya berhati-hati untuk
bawah kondisi pemanasan yang berlebihan. Penyimpanan menghindari kerusakan media karena terlalu panas dan
media dalam otokiaf setelah siklus pencairan lengkap untuk menghindari kemungkinan melukai personil
tidak direkomendasikan setelah pendinginan, karena akan laboratorium akibat pecahan gelas dan terbakar. Media
merusak media. Pemanasan atau kondisi sterilisasi yang agar cair dapat disimpan dalam penangas air yang
tidak cukup akan menghasilkan perbedaan perubahan termonitor pada suhu 450 - 50 °C tidak lebih dari 8 jam.
warna, kurang jernih, perubahan kepadatan atau Hendaknya diperhatikan, saat menuangkan media dan
penyimpangan dari pH rentang yang direkomendasikan wadah yang terendam dalam tangas air, untuk mencegah
oleh produsen. tetesan air ke dalam media steril. Dianjurkan
pH tiap bets media hendaknya di konfirmasi setelah mengeringkan bagian luar wadah sebelum menuangkan
didinginkan pada suhu ruangan (25 0) dengan mengambil media.
sebagian sampel secara aseptik untuk pengujian. "Probe" Pembuangan media kultur yang digunakan (misal
pH yang datar direkomendasikan untuk permukaan agar media kedaluarsa) hendaknya mengikuti prosedur
dan 'probe" yang dicelup direkomendasikan untuk keselamatan biohazard setempat.
cairan, pH media hendaknya dalam kisaran ±0,2 dan
nilai yang ditunjukkan oleh produsen, kecuali rentang Uji Kontrol Kualitas
yang lebar dapat diterima oleh metode validasi.
Media yang telah disiapkan hendaknya diperiksa Sementara media pertumbuhan dapat dipersiapkan di
dengan mengamati lempeng dan tabung media terhadap: laboratorium dari masing-masing komponennya, banyak
• Keretakan wadah atau tutup laboratorium, untuk kemudahan penggunaan,
• Pengisian wadah yang tidak mencukupi menggunakan media kering atau media jadi dalam bentuk
• Dehidrasi yang mengakibatkan retak atau cekungan lempeng atau wadah dari gelas. Produsen media berusaha
pada permukaan media padat menstandardisasi bahan baku dari sumber biologi, tapi
• Hemolisis terus menangani dengan konstan perbedaan yang tidak
• Penghitaman yang berlebihan atau perubahan warna dapat dihindari terhadap bahan baku yang berasal dan
• Pembentukan kristal dan kemungkinan pembekuan sumber alam, oleh karena itu variabilitas media dari lot
• Gelembung dengan jumlah yang berlebihan ke lot, hams dipertimbangkan. Kinerja media yang
disiapkan laboratorium atau oleh produsen sangat
• Kontaminasi mikroba
bergantung pada persiapannya. Media yang disiapkan
• Status indikator redoks (jika diperlukan) secara tidak sesuai, dapat menyebabkan kondisi
• Pemeriksaan dan pencatatan nomor bets dan tanggal pentumbuhan atau rekoveri mikroba yang tidak
kedaluarsa. memuaskan dan hasil yang tidak sesuai kenyataan.
• Sterilitas media Uji kontrol kualitas hams dilakukan pada semua media
yang disiapkan. Uji dilakukan secara teratur, untuk media
Penyimpanan Media yang dibuat sendiri adalah pH, uji fertilitas dan uji
stabilitas secara periodik untuk menetapkan tanggal
Perlu diperhitungkan dengan bijaksana bagaimana kedaluarsa.
produsen atau suplier memindahkan dan menyimpan Bila media mikrobiologi buatan sendiri sudah
media sebelum didistribusi sampai ke pengguna akhir. dipersiapkan dan disterilkan dengan baik menggunakan
Produsen media hendaknya menggunakan kondisi metode tervalidasi, uji fertilitas mungkin dibatasi untuk
transportasi dan penyimpanan yang dapat meminimalkan tiap lot media kering benikutnya, kecuali jika
penurunan kelembaban, kontrol suhu, dan menyediakan diinstruksikan lain oleh metode kompendial yang relevan
perlindungan mekanik hingga persiapan media. relevan. Jika persiapan media tidak divalidasi, maka
Media hendaknya diberi label dengan bets atau nomer setiap bets media hams dilakukan uji fertihitas. Mikroba
lot, persiapan, dan tanggal kedaluarsa dan identifikasi uji mungkin dapat dipilih dari bab uji kompendial yang
media. Media hendaknya disimpan sesuai instruksi tepat berdasarkan rekomendasi produsen media khusus
produsen. Media buatan sendiri hendaknya disimpan di atau mungkin termasuk isolat mikroba yang mewakili
bawah kondisi yang tervalidasi. Jangan menyimpan lingkungan.
media agar pada atau suhu di bawah 00 karena
- 1651 -

Tanggal kedaluarsa pada media hendaknya mendukung DNA, sekuensing gen 1 6S rRNA, atau analisis PCR
uji fertilitas menunjukkan bahwa kinerja media masih menggunakan probe tervalidasi yang sesuai).
memenuhi kriteria penerimaaP sampai dengan tanggal Persiapan dan resusitasi biakan seharusnya mengikuti
kedaluarsa. Panjangnya waktu paruh dari bets media akan petunjuk pemasok atau metode yang dibuat dan telah
bergantung pada stabilitas komposisi dan formulasi di divalidasi. Teknik Lot Benih direkomendasikan untuk
bawah kondisi khusus yang ditetapkan misalnya jenis penyimpanan biakan persediaan. Sampel asli dari koleksi
wadah dan penutupan. biakan nasional ditumbuhkan kembali pada media yang
Ketika bets media tidak memenuhi persyaratan uji sesuai. Biakan persediaan dani pemindahan atau pasase
fertilitas, hendaknya mulai diinvestigasi untuk pertama disuspensikan dalam media 'cryoprotective',
mengidentifikasi penyebabnya. Investigasi termasuk kemudian dialikuot ke dalam vial-vial, dan dibekukan
rencana tindakan perbaikan untuk mencegah masalah pada -30° atau lebih rendah sampai digunakan. Jika di
terulang kembali. Setiap lot yang tidak sesuai hendaknya simpan pada suhu 700 atau dalam bentuk beku kering,
tidak digunakan jika penyebab pengalihan atau resolusi galur mikroba mungkin dapat disimpan pada waktu yang
perbaikan relatif menunjang tidak adanya pertumbuhan, tidak terbatas. Persediaan beku mi kemudian dapat
tidak dapat ditentukan. digunakan untuk inokulasi bulanan atau mingguan dan
Beberapa pereaksi yang digunakan untuk tujuan pembuatan biakan kerja ("working culture"). Sekali
diagnostik dapat untuk membantu mendukung biakan persediaan beku dibuka, suspensi sel yang tidak
identifikasi mikroba, misalnya pewarna Gram dan digunakan setelah pembiakan suspensi kerja, jangan
pereaksi uji oksidase. Pereaksi tersebut mungkin dibekukan kembahi. Bagian yang tidak terpakai hams
memiliki sifat yang dapat diuji dengan pengendalian dibuang untuk meminimalkan resiko penurunan
kualitas mirip dengan media mikrobiologi. Pilih viabilitas dan kontaminasi persediaan.
mikroorganisme baku dengan kontrol kualitas yang Jumlah pemindahan biakan kerja kontrol hams diikuti
benar, mengikuti petunjuk produsen dan lakukan uji untuk mencegah subkultur yang berlebihan yang dapat
pendahuluan terhadap uji diagnostik untuk sampel yang meningkatkan resiko perubahan fenotip biakan. Satu
tidak diketahui. "pasase" didefinisikan sebagai pemindahan mikroba dan
Hendaknya ada perhatian khusus pada media yang biakan hidup ke media segar dengan pertumbuhan
digunakan dalam studi monitoring lingkungan. Media mikroorganisme. Setiap bentuk subkultur dianggap
yang digunakan untuk monitoring lingkungan area kritis sebagai satu pasase/pemindahan.
hendaknya dibungkus secara rangkap dan kemudian
disterilisasi. Jika sterilisasi akhir tidak dilakukan, maka PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM
media harus di pre-inkubasi dan 100 % diperiksa sebelum
digunakan dalam area kritis. Hal mi akan mencegah Sebagian besar peralatan laboratorium (seperti
kontaminasi dari luar yang dibawa ke dalam lingkungan inkubaton, tangas air dan otokiaf) menjadi pokok praktek
yang terkendali dan akan mencegah hasil positif palsu. validasi baku untuk kualifikasi alat, kualifikasi
Penambahan ketebalan agar untuk lempeng kontak operasional dan kualifikasi kinerja. Biasanya dipenlukan
permukaan hendaknya diverifikasi. tambahan kalibrasi secara periodik (umumnya setiap
tahun). Peralatan baru yang knitikal untuk pengoperasian
PEMELIHARAAN BIAKAN MIKROBIOLOGI laboratonium, hendaknya dikualifikasi menurut protokol
yang disetujui oleh unit jaminan mutu.
Spesimen biologi dapat menjadi standar yang paling Alat (pH meter dan spektnofotometer) yang digunakan
sulit untuk ditangani karena kelangsungan hidup dan di laboratorium mikrobiologi hendaknya di kalibrasi
karakteristiknya bergantung pada penanganan dan dengan jadwal teratur dan diuji untuk venifikasi kinerja
penyimpanan yang sesuai. Standardisasi penanganan dan secara rutin. Frekuensi kalibrasi dan venifikasi kinerja
penyimpanan kultur oleh laboratorium pengguna hams akan bervariasi bergantung pada tipe alat dan pentingnya
dilakukan untuk meminimalkan peluang kontaminasi atau peralatan untuk kelangsungan data di laboratonium.
perubahan karakteristik pertumbuhan. Perlakuan yang
hati-hati dan konsisten pada biakan persediaan ("stock LAY- OUT DAN PENGOPERASIAN
culture") adalah faktor kritis penting untuk konsistensi LABORATORITJM
hasil uji mikrobiologi. Biakan untuk pengujian
kompendial hendaknya berasal dari koleksi biakan "Lay-out" dan nancangan laboratorium hendaknya
nasional. Biakan dapat diperoleh dalam bentuk beku, disesuaikan dengan persyaratan praktek mikrobiologi
beku kering, agar miring, atau bentuk siap-pakai. yang baik dan keamanan laboratonium. Hal penting
Konfirmasi kemumian dan identitas biakan hendaknya bahwa kontaminasi silang terhadap biakan miknoba
sudah dilakukan sebelum digunakan dalam pengujian sedapat mungkin diminimalkan dan juga penting bahwa
kontrol kualitas. Kultur siap-pakai mungkin memerlukan sampel mikrobiologi di tangani dalam suatu lingkungan
konfirmasi kemurnian, identitas dan konsentrasi yang membuat pencemaran sangat tidak dimungkinkan.
inokulum. Konfirmasi identitas galur mikroba yang biasa Secara umum labonatorium hendaknya dibagi menjadi
digunakan di laboratorium, hendaknya dilakukan pada area bersih atau aseptik dan area biakan hidup. Area atau
tingkat analisis genotip (sebagai contoh "fingerprint' lingkungan dimana sampel produk steril ditangani dan
diinkubasi hendaknya dijaga benar-benar bebas dan
-1652-

biakan hidup. Jika pemisahan area hidup dan bersih tidak juga sesuai untuk hal-hal kritis, dalam pengujian
dapat dicapai, maka hendaknya ada penghalang lain dan mikrobiologi yang steril. Isolator telah terbukti memiliki
dilakukan praktek aseptik untuk mengurangi tingkat pencemaran Iingkungan lebih rendah dari pada
kemungkinan kontaminasi secara tidak sengaja. ruangan bersih, dan umumnya lebih sedikit menimbulkan
Penghalang tersebut termasuk pakaian pelindung, hasil positif palsu. Validasi isolator secara tepat
sanitasi, dan prosedur disinfeksi dan penggunaan merupakan hal penting untuk menjamin baik integritas
"Biological Safety Cabinet" (B SC) yang dirancang hanya lingkungan maupun mencegah kemungkinan hasil negatif
untuk pekerjaan bersih dan aseptik. Prosedur untuk palsu sebagai akibat dan disinfeksi secara kimia terhadap
penanganan tumpahan dan kecelakaan dengan biakan bahan-bahan yang digunakan dalam isolator.
hidup harus tersedia, dan semua tenaga teknis yang
relevan hendaknya dilatih mengenai metode mi. PELATIHAN PERSONIL
Beberapa sampel yang menunjukkan adanya
pertumbuhan mikroba selanjutnya memerlukan analisis Setiap personil yang terlibat dalam pengujian produk
laboratorium untuk mengidentifikasi kontaminasi. Bila fanmasi hendaknya memiliki pendidikan, pelatihan, dan
dideteksi ada pertumbuhan, maka sampel harus segera pengalaman untuk dapat melakukan pekerjaannya.
diambil dari area bersih di laboratorium ke area biakan Tuntutan uji mikrobiologi membutuhkan latar belakang
hidup tanpa penundaan. Subkultur, pewarnaan, pendidikan staf, penyelia, dan manajer di bidang
identifikasi mikroba, atau investigasi operasional lain mikrobiologi atau yang berhubungan dengan ilmu
hams dilakukan di area biakan hidup dari laboratorium. biologi. Mereka hendaknya mampu bertanggungjawab,
Jika mungkin tiap sampel yang mengandung dan memelihara keterampilan serta pengalaman mereka.
pertumbuhan koloni, hendaknya tidak dibuka pada area Prosedur pengoperasian dengan sistem koheren
bersih laboratorium. Pemisahan secara hati-hati terhadap dibutuhkan untuk menjalankan laboratorium
sampel dan bahan-bahan terkontaminasi akan mengurangi mikrobiologi. Prosedur mi dapat membantu dua tujuan
hasil positifpalsu. dalam program pelatihan. Pertama adalah adanya
Staf yang ikut serta dalam aktifitas penanganan sampel Prosedur Operasional Baku (POB) yang menggambarkan
hendaknya tidak masuk atau bekerja di area penanganan metodologi yang hams diikuti seorang mikrobiologis
biakan hidup di laboratorium, kecuali dengan tindakan untuk mendapatkan hasil akurat dan reprodusibel
pencegahan, termasuk memakai baju pelindung, sarung sehingga dapat dijadikan dasar pelatihan. Kedua, dengan
tangan dan melakukan sanitasi tangan pada waktu keluar. mengetahui jejak prosedur yang menunjukkan kemahiran
Idealnya staf yang bertugas pada kegiatan sampling, mikrobiologis, nomer atau judul prosedur dapat
terutama yang menunjang proses aseptik, hendaknya membantu mengidentifikasi pelatihan spesifik apa yang
tidak bekerja di sekitar area biakan hidup di laboratorium. telah diterima mikrobiologis untuk fungsi pekerjaannya.
Juga seluruh sampel mikrobiologi hendaknya ditangani Program pelatihan hendaknya ditetapkan bagi setiap
menggunakan teknik aseptik, termasuk dalam menunjang anggota staf laboratorium secara spesifik untuk fungsi
produk tidak steril. Jika memungkinkan semua sampel pekenjaannya. Mereka hendaknya tidak melakukan uji
mikrobiologi hendaknya ditangani di bawah kondisi mikrobiologi secara bebas sebelum dinyatakan memiliki
aseptik penuh dalam area sampling khusus. kualifikasi untuk menjalankan uji tersebut. Catatan dan
Penting untuk dipertimbangkan bahwa selalu ada pendokumentasian pelatihan mikrobiologis hendaknya
kemungkinan kontaminasi mikroba pada sampel yang dimutakhirkan dalam revisi POB khusus.
menyebabkan hasil positif palsu, kecuali tindakan Penilaian kinerja secara berkala adalah modal yang
pencegahan secara aseptik dilakukan dengan hati-hati. baik dalam kualitas data. Uji kinerja mi hams dapat
Fasilitas hams dirancang sehingga bahan baku dan memberikan bukti kompetensi dalam kegiatan intl
sampling zat tambahan dapat dilakukan dalam kondisi laboratorium mikrobiologi seperti kebensihan, pembuatan
terkontrol termasuk tepat "gowning" dan pensterilan lempeng, teknik aseptik, dokumentasi, dan Iainya seperti
peralatan sampling yang tepat. Tidak selalu yang disarankan oleh fungsi dari pekerjaan
memungkinkan menunjukkan sistem sampling seperti mikrobiologis.
sistem air, sepenuhnya di bawah kondisi aseptik, Mikrobiologis dengan tanggung jawab pengawasan
bagaimanapun jika sampel diambil tidak secara aseptik, atau manajerial hams memiliki pendidikan yang sesuai
reabilitasnya hams dikompromikan. dan pelatihan "in-house" dalam keterampilan
Metode sampling untuk lingkungan hendaknya pengawasan, keamanan laboratonium, penjadwalan,
mempunyai penanganan aseptik minimal untuk peralatan investigasi laboratonium, teknik penulisan laporan, POB
sampling dalam keadaan isi maupun kosong. Bila yang relevan, dan aspek penting lain dari pengelolaan
memungkinkan peralatan sampling disertai media laboratonium seperti yang disanankan dalam peran mereka
rekoveri mikrobiologi pada lingkungan yang menjadi untuk menjalankan fungsi laboratorium.
sampel.
Semua pengujian di laboratorium yang menggunakan DOKUMENTASI
prosedur pengujian kritikal, seperti uji sterilitas bentuk
sediaan akhir, produk ruahan, kultur benih atau biakan sel Dokumentasi hams cukup menggambarkan bahwa uji
yang digunakan dalam produksi biologi, hendaknya dilakukan di laboratonium dan dengan metode terkendali.
dilakukan di bawah kondisi terkendali. Teknologi isolator
- 1653 -

Hal mi mencakup, namun tidak terbatas pada INTERPRETASI HASIL PENGUJIAN


dokumentasi berikut:
Hasil pengujian mikrobiologi analitik dapat sulit
• Pelatihan mikrobiologi dan verifikasi keahlian. diinterpretasikan untuk beberapa alasan penting
• Validasi peralatan, kalibrasi, dan perawatan. (I) Mikroba ada dimana-mana di alam dan umumnya
• Kinerja peralatan selama pengujian (contoh catatan pencemar lingkungan, terutama organisme yang
bagan 24 jam / 7 han) berhubungan dengan manusia mendominasi berbagai
• Penyiapan media, pemeriksaan sterilitas dan uji jenis analisis mikrobiologi; (2) Analis berpotensi untuk
fertilitas dan selektivitas. mengkontaminasi selama penanganan sampel atau proses
• Inventarisasi dan pengujian kontrol media di laboratorium; (3) Mikroba tidak mungkin tersebar
• Komponen penting dari pengujian yang dilakukan merata dalam sampel atau hingkungan dan (4) Pengujian
dalam prosedur khusus. mikrobiologi menjadi sasaran hasil yang sangat
• Data dan verifikasi perhitungan. bervariasi. Oleh karena itu perbedaan kecil dari hasil
yang diinginkan mungkin tidak akan bermakna.
• Laporan yang diperiksa oleh unit jaminan mutu atau
Karena karektenistik analisis mikrobiologi tersebut,
manager yang bertanggungjawab.
studi laboratorium hams dilakukan dengan hati-hati untuk
• Investigasi data yang menyimpang (jika diperlukan). menghindari kontaminasi dari luan seperti diskusi
sebelumnya pada bab mi. Sama pentingnya, hasil hams
PEMELIHARAAN CATATAN LABORATOPJUM
diinterpretasikan dari pertimbangan perspektif
mikrobiologi yang luas, tidak hanya dugaan kontaminan
Pencatatan data dan studi yang tepat sangat penting alami, tetapi kemungkinan adalah organisme yang
bagi keberhasilan laboratorium mikrobiologi. Prinsip
bertahan hidup dalam komposisi produk farmasi, zat
utama adalah bahwa pengujian harus dilakukan seperti
tambahan atau hingkungan pengujian. Sebagai tambahan,
yang tertulis dalam POB, POB hendaknya ditulis untuk
karakteristik pertumbuhan mikroba hendaknya
mencerminkan bagaimana pengujian dilakukan yang
dipertimbangkan (khususnya untuk pertanyaan tentang
sebenarnya dan buku catatan laboratorium hanis memuat pertumbuhan jamunJIlamentous dalam media cair).
catatan semua hal penting secara rinci yang diperlukan
Ketika hasil yang diamati tidak sesuai dengan
untuk memastikan integritas data. Laporan tertulis
monografi kompendial, atau target kuantitatif yang
laboratorium minimal mencakup hal berikut:
diinginkan, maka diperlukan investigasi untuk
menemukannya. Ada dua alasan jelas untukpengamatan
• tanggal kontaminasi mikroba yang tidak memenuhi target atau
• bahan yang diuji persyaratan : 1). Mungkin ada kesalahan laboratorium
• namapenguji atau kondisi lingkungan laboratorium yang
• nomor prosedur mengakibatkan hasil yang tidak valid, atau produk
• dokumen hasil uji mengandung kontaminasi atau jenis kontaminan spesifik
• penyimpangan (jika ada) di luan tingkat atau batas yang ditetapkan atau terbatas.
• parameter terdokumen (peralatan, mikroba biakan Dalam kasus mi, manajemen laboratorium dan pada
persediaan dan media yang digunakan) kebanyakan kasus, manajemen umum hams segera
• tandatangan manajemen / pemeriksa kedua dibenitahu.
Evaluasi secara lengkap dan komprehensif tentang
Setiap bagian kritikal dari peralatan, harus dicatat di situasi di sekitar hasil, hendaknya dilakukan. Semua
dalam laporan tertulis dan semua peralatan hams kondisi mikrobiologi atau faktor yang dapat
dikalibrasi dengan jadwal terdokumentasi dalam POB dan mempengaruhi kondisi yang diamati hams benar-benar
catatan pemeliharaan. Bila diperlukan hendaknya tersedia dipertimbangkan, termasuk besarnya penyimpangan
"logbook" atau formulir yang mendukung buku catatan dibandingkan dengan batas atau tingkat yang telah
laboratorium. Suhu peralatan (penangas air, inkubator, ditetapkan. Hal mi sangat penting untuk diketahui apakah
otokiaf) hams dicatat dan mampu telusur. temuan bermakna secara statistik mengingat variabilitas
Pengaturan POB dan revisi hendaknya dicatat secara pengujian.
jelas dalam laporan tertulis Perubahan dalam data harus Lingkungan laboratorium, kondisi perhindungan di
dicoret dengan ganis tunggal dan diparaf. Data ash tidak tempat sampling, riwayat temuan mengenai bahan yang
boleh dihapus atau ditutupi. diuji, dan sifat ahami bahan, terutama yang berkaitan
Hasil pengujian termasuk angka lempeng ash, dengan kelangsungan hidup atau proliferasi mikroba yang
seharusnya memungkinkan digunakan pemeriksa untuk berhubungan dengan materi, hendaknya dipertimbangkan
menghitung kembali perolehan hasil uji akhir. Metode dalam investigasi. Sebagai tambahan, wawancara dengan
untuk analisis data hams disebutkan ninci dalam POB. analis laboratorium mungkin dapat memberikan
Semua catatan laboratorium hams diarsipkan dan informasi sehubungan dengan pelaksanaan pengujian
dilindungi terhadap risiko bencana. Catatan penyimpanan yang sebenannya akan berguna daham menentukan
yang formal dan program pengambilannya hams berada realibilitas hasil dan tindakan program pelatihan yang
pada tempatnya. tepat. Jika kegiatan laboratorium teridentifikasi sebagai
penyebab hasil uji tidak sesuai, maka hams dilakukan
-1654-

rencana tindakan perbaikan untuk menyelesaikan diinvestigasi dan hams dilakukan usaha untuk
masalah. Setelah persetujuan dan pelaksanaan rencana mengurangi vaniabilitas, bila memungkinkan. Dua
tindakan perbaikan, situasi hendaknya dipantau secara penyebab yang paling mungkin adalah formulasi (contoh:
hati-hati dan ditentukan tindakan perbaikan yang zat aktif, zat tambahan, atau proses pembuatan) dan
memadai. peralatan yang berhubungan dengan prosedur uji (contoh:
Jika basil pengujian tidak valid berdasarkan pada pengerucutan ("coning"), tablet melekat pada dinding
temuan kesalahan yang timbul, tindakan perbaikan hanis labu disolusi atau kawat keranjang). Pengamatan visual
didokumentasikan. Laboratorium juga hendaknya telah sering berguna untuk memahami sumber vaniabilitas dan
mempunyai prosedur untuk uji konfirmasi (uji ulang) dan apakah uji disolusi itu sendiri berkontnibusi terhadap
jika perlu, sampling kembali apabila peraturan khusus vaniabilitas. Hasil yang menyimpang dapat terjadi, setiap
dari regulator atau panduan kompendial tidak mengatur kali kandungan sediaan tidak bebas terdispersi di seluruh
pelaksanaan uji investigasi. labu secara seragam. Tergantung pada masalahnya,
biasanya dilakukan perbaikan termasuk mengganti tipe
alat, kecepatan pengadukan atau awaudara; pertimbangan
PROSEDUR DISOLUSI : PENGEMBANGAN danlatau pemeniksaan tipe singker; dan perubahan
DAN VALIDASI <1353> komposisi media. Modifikasi alat mungkin juga berguna
dengan alasan yang tepat dan divalidasi.
UMUM Banyak penyebab variabilitas dapat ditemukan dalam
formulasi dan proses pembuatan. Sebagai contoh,
Prosedur disolusi memerlukan suatu alat, media keseragaman sediaan yang buruk, ketidakkonsistenan
disolusi dan kondisi uji yang memberikan metode proses, reaksi yang terjadi pada kecepatan yang berbeda
diskriminatif (mampu membedakan), sesuai ketegaran selama disolusi, interaksi zat tambahan atau
dan keberulangannya untuk dilakukan penetapan dari han interferensi/gangguan, salut film, penuaan cangkang
ke han dan mampu dilakukan antar laboratorium. kapsul, dan pengerasan atau pelunakan bentuk sediaan
Kniteria penerimaan hams dapat mewakili beberapa pada stabilitas dapat menjadi sumber vaniabilitas dan
bets dengan komposisi nominal yang sama dan proses interferensi. Selama pengujian rutin produk, variabilitas
pembuatannya, termasuk bets yang digunakan dalam diluan rentang yang diharapkan hams diinvestigasi dan
penelitian dan mewakili kinerja dalam studi stabilitas. sudut analisis, formulasi dan proses pembuatan.
Prosedur hams mampu membedakan dengan tepat
perubahan bermakna dalam komposisi atau proses MEDIA
pembuatan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja
in-vivo. Mungkin juga prosedur menunjukkan perbedaan Data fisika dan kimia untuk bahan obat dan sediaan
antar bets ketika tidak ada perbedaan bermakna yang penlu ditentukan sebelum memilih media disolusi. Dua
diamati dalam in vivo. Situasi mi memerlukan evaluasi kunci sifat obat adalah kelarutan dan tingkat stabilitas
saksama apakah prosedur terlalu sensitif atau memang larutan obat sebagai fungsi dari nilai pH. Ketika memilih
mampu membedakan dengan tepat. Menilai hasil dan komposisi media, pengamh dapar, nilai pH, dan surfaktan
beberapa bets yang memperlihatkan variabilitas khas pada kelamtan dan stabilitas obat penlu dievaluasi. Sifat
dalam parameter komposisi dan pembuatan, dapat utama dan sediaan yang mempengamhi disolusi,
membantu dalam evaluasi mi. Kadang-kadang merupakan termasuk mekanisme pelepasan (segera, tunda, atau
hal yang berharga, untuk secara sengaja membuat variasi modifikasi) dan kecepatan disintegrasi yang dipengaruhi
parameter pembuatan, seperti lubrikasi, waktu oleh kekerasan, friabilitas/kerapuhan, adanya bahan
pencampuran, gaya tekan, atau parameter pengeringan, peningkat kelarutan, dan adanya zat tanibahan lainnya.
untuk lebih lanjut mencirikan kemampuan pembedaan Pada umumnya, ketika mengembangkan prosedur
dari prosedur. disolusi, tujuan utama adalah memperoleh kondisi
Dengan mempertimbangkan stabilitas, uji disolusi tenggelam ("sink condition') yang didefinisikan sebagai
hams menunjukkan perubahan yang sesuai terhadap volume media minimal tiga kali yang diperlukan untuk
sediaan obat dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh membentuk suatu larutan jenuh bahan obat. Pada saat
suhu, kelembaban, fotosensitivitas dan tekanan lainnya. kondisi tenggelam sudah terbentuk, hasil disolusi akan
Suatu uji yang dirancang dengan baik, hams mencenminkan sifat bentuk sediaan. Suatu media yang
memberikan data yang tidak terlalu bervariasi dan tidak gagal membentuk kondisi tenggelam, mungkin dapat
dikaitkan dengan masalah stabilitas yang bermakna dan diterima jika tenbukti lebih mampu menunjukkan
larutan analitik. Variabilitas yang tinggi dari hasil uji, pembedaan atau membenikan alasan lain yang tepat.
menyebabkan sukar untuk melakukan identifikasi Menggunakan campuran pelarut organik-pelanut benain
kecenderungan atau efek dari perubahan formulasi. Hasil sebagai media disolusi tidak dianjunkan; akan tetapi
disolusi dapat sangat bervariasi jika simpangan baku media jenis mi dapat diterima dengan alasan yang tepat.
relatif (SBR) lebih besar dan 20% pada titik waktu tidak Air mumi sering digunakan sebagai media disolusi,
lebih dari 10 menit atau kurang dan (SBR) lebih besar tetapi tidak ideal karena beberapa alasan. Pertama,
10% pada titik waktu selanjutnya. Namun, kebanyakan kualitas air dapat beragam tengantung pada sumber air,
hasil disolusi menunjukkan variabilitas yang kurang dan dan nilai pH air yang tidak dapat dikendalikan. Kedua,
nilai tersebut diatas. Sumber vaniabilitas hams nilai pH dapat beragam dari hani ke hari dan dapat juga
- 1655 -

berubah selama pengujian, tergantung zat aktif dan zat pada catatan kaki pada Prosedur seperti tertera dalam Uji
tambahan. Terlepas dari keterbatasan mi, air tidak mahal, Disolusi <1231>. Langkah-langkah tersebut antara lain
siap tersedia, mudah dibuang, secara ekologi dapat pemanasan media, penyaringan, dan menarik vakum
diterima, dan sesuai untuk produk dengan kecepatan unthk waktu singkat. Metode awaudara lainnya, tersedia
pelepasan yang tidak tergantung pada nilai pH media. dan secara rutin digunakan di industni. Media yang
Karakteristik disolusi dari formulasi oral hams mengandung surfaktan biasanya tidak diawaudarakan
dievaluasi dalam rentang pH fisiologis 1,2 - 6,8 (1,2 - 7,5 karena hasil proses awaudara membenikan reaksi
untuk formulasi sediaan lepas modifikasi). Selama penyabunan yang berlebihan. Untuk menentukan apakah
pengembangan metode, mengukur pH sebelum dan diperlukan awaudara terhadap media, hasil dari sampel
sesudah pengujian dapat berguna untuk mengetahui disolusi dengan dan tanpa dilakukan awaudara terhadap
apakah pH berubah selama pengujian. Pemilihan kondisi media, hams dibandingkan.
metode yang paling tepat untuk pengujian rutin
berdasarkan pada kapabilitas pembeda, ketegaran Enzim
("ruggeness"), stabilitas analit dalam media uji dan
relevansi terhadap kinerja "in vivo ", jika memungkinkan. Penggunaan enzim pada media disolusi diperbolehkan
Jenis media untuk disolusi dapat termasuk berikut sesuai yang tertena pada Uji Disolusi <1231> ketika
(tidak terdaftar berdasarkan rekomendasi): asam klorida disolusi gagal sebagai akibat dati "cross-linking" (silang
encer, dapar dalam rentang pH fisiologis 1,2 - 7,5; cairan antara) dengan kapsul gelatin dan produk salut gelatin.
lambung buatan atau cairan usus buatan (dengan atau
tanpa enzim) air dan surfaktan (dengan atau tanpa asam Korelasi in vitro - in vivo
atau dapar) seperti polisorbat 80, natrium lauril sulfat dan
garam empedu. Media biorelevan adalah media yang memiliki
Molaritas dapar dan asam yang digunakan dapat beberapa korelasi terhadap kinerja sediaan secara in
mempengaruhi efek melarutkan dan faktor mi mungkin vivo. Pemilihan suatu media biorelevan berdasarkan pada
dapat dievaluasi. (1) suatu pendekatan mekanik yang mempertimbangkan
Untuk senyawa dengan kelarutan tinggi dan tempat absorpsi, jika diketahui, dan (2) apakah "rate-
permeabilitas tinggi, pemilihan media dan alat dapat limiting step" dani absorpsi adalah disolusi atau
berpengaruh. perineabilitas senyawa. Dalam beberapa kasus, media
Untuk senyawa yang sangat buruk kelarutannya, bionelevan akan benbeda dari kondisi uji yang dipilih
larutan air mengandung persentase suatu surfaktan untuk pengujian yang ditetapkan dan juga titik waktu
(contoh: natrium launil sulfat, polisorbat, yang berbeda. Jika senyawa melarut cepat di lambung
laurildimetilamin oksida) dapat digunakan untuk dan permeabilitas tinggi, maka waktu pengosongan
menambah kelarutan obat. Kebutuhan surfaktan dan lambung mungkin merupakan "rate-limiting step" dan
konsentrasi yang digunakan dapat dibenarkan dengan absorpsi. Dalam hal mi, uji disolusi seharusnya
menunjukkan profil pada beberapa konsentrasi yang menunjukkan bahwa obat dilepaskan dengan cepat pada
berbeda. Surfaktan dapat digunakan sebagai bahan kondisi lambung (asam). Disamping itu, jika disolusi
pembasah atau untuk melarutkan bahan obat. terjadi terutama pada saluran pencernaan (contoh: untuk
yang larut buruk, asam lemah), rentang pH lebih tinggi
Volume (contoh: cairan usus buatan dengan pH 6,8) mungkin
lebih sesuai. Pada kondisi makan dan berpuasa mungkin
Umumnya, untuk pengaduk keranjang dan dayung, juga memiliki efek benmakna terhadap absorpsi atau
volume media disolusi adalah 500 - 1000 ml. Volume kelarutan senyawa. Komposisi media untuk kondisi
yang paling umum adalah 900 ml. Volume dapat makan dan berpuasa dapat ditemukan pada literatur.
dinaikkan menjadi antara 2000 dan 4000 ml, Media mi menggambarkan perubahan pH, konsentrasi
menggunakan labu yang lebih besar dan tergantung pada empedu dan osmolanitas setelah makan. Oleh karena itu
konsentrasi dan kondisi tenggelam dari obat; diharapkan terdapat penbedaan komposisi dan media kompendial.
ada alasan untuk prosedur mi. Media tersebut terutama digunakan untuk menetapkan
konelasi "in vitro-in vivo" selama pengembangan
Awaudara formulasi dan untuk menilai efek potensial terhadap
makanan dan tidak direncanakan untuk tujuan kontrol
Peran awaudara pada media hanis ditentukan, karena kualitas. Untuk tujuan kontrol kualitas, penggantian
gelembung udara dapat mengganggu hasil uji, sebagai surfaktan dari alam (komponen empedu) dengan
suatu penghalang untuk tenjadi disolusi jika ada pada surfaktan buatan yang tepat, dipenbolehkan dan
sediaan atau pada kawat keranjang. Selanjutnya, dianjurkan karena mahalnya biaya bahan dari alam dan
gelembung udara dapat menyebabkan partikel melekat persiapan intensif dani media biorelevan.
pada alat dan dinding labu. Disaniping itu, gelembung
pada sediaan mungkin dapat meningkatkan daya apung,
mengakibatkan meningkatnya laju disolusi atau
menurunnya daerah permukaan yang tersedia sehingga
menurunnya laju disolusi. Metode awaudara digambarkan
- 1656 -

ALAT/PENGADUK profil disolusi suatu sediaan. Ketika prosedur diganti,


singker hams diduplikasi/ditiru sedekat mungkin dalam
Alat fasilitas berikutnya. Terdapat beberapa tipe singker yang
tersedia di perdagangan. Metode untuk membuat sendiri
Pemilihan alat berdasarkan pada pengetahuan singker menggunakan tangan, singker yang mirip dengan
rancangan formulasi dan praktek aspek kinerja bentuk 'beberapa putaran berbentuk spiral dari kawat' seperti
sediaan pada sistem uji "in vitro ". Untuk 'bentuk sediaan yang diuraikan pada Alat tipe 2 (Alat Dayung) dalam Uji
padat oral, alat tipe 1 dan tipe 2 yang paling sering Disolusi <1231> digambarkan berikut mi.
digunakan.
Ketika alat tipe 1 atau tipe 2 tidak sesuai, alat lain Bahan Gunakan kawat baja tahan karat 316 atau bahan
mungkin dapat digunakan. Alat tipe 3 ("Reciprocating iner lain, biasanya 0,032 inchi/20 gauge; dan silinder
Cylinder ') sudah digunakan untuk bentuk sediaan "bead- dengan diameter yang sesuai (antara lain gabus). Ukuran
type modified-release". Alat tipe 4 ("Flow-Through dapat dilihat pada tabel di bawah mi.
Cell') dapat memberikan keuntungan untuk bentuk
sediaan lepas-modifikasi yang mengandung bahan aktif Tipe cangkang Panjang Ukuran Nomor
dengan kelanitan terbatas. Disamping itu, alat tipe 3 atau kapsul kabel diameter (cm) gabus
tipe 4 memiliki kegunaan untuk kapsul gelatin lunak,
"bead product", supositoria atau obat dengan kelarutan #0, memanjang 12 0,8 4
rendah. Alat tipe 5 (Paddle over Disk) dan alat tipe 6 #1dan#2 10 0,7 3
(Rotating Cylinder) digunakan untuk evaluasi dan uji dan #3dan#4 8 0,55 2
bentuk sediaan transdermal. Alat tipe 7 (Reciprocating
Holder) digunalcan untuk bentuk sediaan oral non Prosedur Potong kawat dengan panjang tertentu,
disintegrasi lepas-modifikasi, seperti pada untuk bentuk gulung mengelilingi silinder dengan ukuran yang sesuai,
sediaan transdermal. dan gunakan tang kecil untuk memelintirkan pada ujung
Beberapa perubahan dapat dibuat pada alat; contoh: kawat. Perhatikan ketika digunakan, karena ujung kawat
ukuran mesh suatu keranjang dengan ukuran selain mungkin kasar dan perlu dihaluskan.
40 mesh (antara lain 10, 20, 80 mesh) dapat digunakan Jika singker dibuat sendiri (menggunakan tangan),
ketika kebutuhan tersebut jelas didokumentasikan oleh bahan singker dan penyusunan petunjuk prosedur hams
data pendukung. Jika teredia berbagai ukuran mesh yang didokumentasikan; jika menggunakan singker yang
dipersyaratkan Fl, bahan keranjang dengan dimensi dibeli, nomor tipe hams dicatat.
metrik terdekat harus digunakan. Perlu diperhatikan
bahwa keranjang harus seragam dan memenuhi Pengadukan
persyaratan dimensi, seperti tertera pada Uji Disolusi
<1231>. Jika permukaan keranjang menjadi tersumbat Untuk formulasi kapsul atau tablet lepas segera, alat
selama disolusi formulasi kapsul atau tablet, dianjurkan tipe 1 (keranjang) pada 100 rpm atau alat tipe 2 (dayung)
untuk menukar dengan metode pengaduk dayung. pada 50 atau 75 rpm paling banyak digunakan. Kecepatan
Volume dapat ditingkatkan dari 900 - 1000 ml dengan pengadukan dan alat lain dapat diterima dengan
menggunakan labu 2000 - 4000 ml untuk membantu pembenaran yang tepat.
membentuk kondisi tenggelam path obat dengan Kecepatan di luar rentang 25 - 150 rpm biasanya tidak
kelarutan rendah. tepat karena ketidakkonsistensian hidrodinamik di bawah
Suatu alat nonkompendial memiliki beberapa kegunaan 25 rpm dan karena turbulensi di atas 150 rpm. Kecepatan
dengan pembenaran yang tepat, kualifikasi dan pengadukan antara 25 dan 50 rpm umumnya dapat
pendokumentasian yang lebih unggul di atas alat standar. diterima untuk suspensi. Untuk bentuk sediaan yang,
Contoh, suatu alat volume kecil dengan pengaduk dayung menunjukkan pengerucutan (coning-mounding) dengan
dan keranjang berukuran kecil (mini), dapat menggunakan pengaduk dayung pada 50 rpm,
dipertimbangkan untuk produk dengan kekuatan dosis pengerucutan (coning) dapat dilcurangi dengan
rendah. Botol berputar atau tabung statik (tabung meningkatkan kecepatan dayung sampai 75 rpm,
stasioner berjaket tertutup dengan jaket air dan dilengkapi kemudian mengurangi bagian-bagian kecil yang terlepas
dengan suatu pengaduk magnetik) juga memiliki dan memperbaiki data. Dengan pembenaran, 100 rpm
kegunaan untuk mikrosfer dan implan, labu yang tinggi mungkin dapat digunakan, terutama untuk sediaan lepas
untuk menghilangkan pengerucutan (coning) dan lambat. Penurunan atau peningkatan kecepatan
modifikasi alat tipe 4 untuk bentuk sediaan khusus perputaran alat dapat dibenarkan jika profil yang lebih
torinasuk serbuk dan "stents ". baik dalam menggambarkan kinerja "in vivo" danlatau
hasil metode menghasilkan pembedaan yang lebih baik
Singker tanpa mempengaruhi keberulangan metode.
Pemilihan pengadukan dan parameter lain untuk bentuk
Ketika singker digunakan, deskripsi singker harus sediaan lepas-modifikasi mirip dengan sediaan lepas
diuraikan pada prosedur tertulis. Hal mi berguna untuk segera. Parameter tersebut hams sesuai dengan
mengevaluasi perbedaan singker, mengenali bahwa persyaratan dan spesifikasi yang tertera pada Uji Disolusi
singker dapat berpengaruh secara bermakna terhadap <1231> ketika alat telah dikalibrasi dengan tepat.
- 1657 -

Pengamatan
RANCANGAN PENGUJIAN
Pengamatan visual, pencatatan disolusi dan disintegrasi
Titik Waktu produk sangat berguna karena pola disolusi dan
disintegrasi dapat menjadi indikasi dari vaniabel dalam
Untuk bentuk sediaan lepas segera, lamanya prosedur fonmulasi atau proses produksi. Untuk melakukan
biasanya 30 - 60 menit. Umumnya spesifikasi satu titik pengamatan visual, sangat penting adanya pencahayaan
waktu, cukup untuk persyaratan Farmakope. Konsep pada yang tepat pada isi labu (dengan pertimbangan ada
industri dan regulasi untuk kinerja dan kesesuaian produk tidaknya fotodegradasi) dan visibilitas dari tangas.
mungkin memerlukan titik waktu tambahan yang juga Mendokumentasikan pengamatan dengan menggambar
mungkin diperlukan untuk pendafiaran atau persetujuan sketsa dan mengambil foto atau video dapat menjadi
produk. Sejumlah titik waktu yang memadai, harus pelajaran dan berguna untuk personil yang tidak dapat
dipilih untuk cukup membedakan fase naik dan fase plato mengamati saat dilakukan uji disolusi. Pengamatan
dari kurva disolusi. Menurut sistem klasifikasi terutama berguna selama pengembangan metode dan
biofarmasi, obat sangat larut dan sangat permiabel optimasi formulasi. Berikut contoh pengamatan khas,
diformulasi untuk produk yang melarut dengan cepat, namun tidak terbatas pada di bawah mi:
tidak perlu menggunakan perbandingan profil jika produk 1. Tidak meratanya distribusi partikel pada labu. Hal mi
obat dapat menunjukkan pelepasan zat aktif obat tidak dapat terjadi saat partikel melekat pada sisi labu,
kurang dan 85% selama 15 menit. Untuk jenis produk mi, ketika ada pengerucutan (coning-mounding) secara
uji satu titik sudah cukup memadai. Bagaimanapun juga, langsung pada alat, saat partikel mengambang pada
kebanyakan produk tidak termasuk dalam kategori mi. permukaan media, saat tablet salut selaput menempel
Profil disolusi untuk produk lepas segera, biasanya pada labu, dan/atau saat terbentuk "mounds" di
menunjukkan suatu peningkatan bertahap mencapai 85% tengah-tengah.
sampai 100% pada lebih kurang 30 -45 menit. Kemudian 2. Gelembung udara dalam labu atau pada alat atau pada
titik waktu disolusi dalam rentang 15, 20, 30, 45 dan sediaan. Kilau pada alat juga menupakan tanda
60 menit biasanya untuk kebanyakan produk lepas segera. adanya gelembung udara. Pengamatan mi, biasanya
Untuk produk yang melarut dengan cepat, termasuk akan dilakukan ketika menilai kebutuhan untuk
suspensi, informasi yang berguna mungkin diperoleh dan awaudara media.
titik-titik waktu sebelumnya, misalnya 5 - 10 menit. 3. Berputarnya sediaan atau sediaan terbentur pengaduk
Untuk produk yang melarut lebih lambat, titik waktu dayung.
lebih dari 60 menit dapat digunakan. Titik-titik waktu uji 4. Adhesi partikel terhadap pengaduk dayung atau
disolusi untuk uji pada kompendia, biasanya ditetapkan bagian dalam dari keranjang, yang mungkin dapat
berdasarkan suatu evaluasi data profil disolusi. diainati pada pergerakan pengadukan pada akhir
Titik waktu tak terbatas dapat berguna selama proses disolusi.
pengembangan penelitian. Untuk memperoleh waktu tak 5. "Pellicles" atau formasi yang analog seperti kantong
terbatas, kecepatan pengaduk dayung atau keranjang transparan atau karet, mengembangnya massa
ditingkatkan pada akhir uji untuk periode berikutnya disekitar isi kapsul.
(biasanya 15 - 60 menit), setelah dilakukan uji dengan 6. Adanya partikel besar atau potongan sediaan yang
tambahan titik waktu. Meskipun tidak ada persyaratan mengambang.
untuk disolusi 100% pada profil disolusi, waktu tak 7. Pengamatan kecepatan disintegrasi (contoh,
terbatas dapat memberikan data yang dapat menambah persentase penurunan unit dosis dalam jangka waktu
keseragaman data dan memberikan informasi berguna tertentu)
tentang karakteristik formulasi selama awal 8. Disintegrasi kompleks dari penyalutan yang
pengembangan atau tentang ketidaktepatan metode. dimodifikasi atau produk salut entenik. Contoh
Untuk bentuk sediaan lepas lambat, minimal tiga titik terbuka sebagian dan membelah terpisah (seperti kulit
waktu uji yang dipilih untuk mengkarakterisasi profil kerang) atau terbukanya cangkang secara tidak
pelepasan obat secara "in vitro" untuk memenuhi sempuma disertai dengan pelepasan gelembung udara
persyaratan farmakope. Penambahan titik waktu mungkin dan zat tambahan.
diperlukan untuk tujuan perizinan obat. Pada titik waktu
awal, biasanya 1 - 2 jam, dipilih untuk menunjukkan Sampling
adanya kemungkinan kecil dosis terbuang. Pada titik
waktu menengah, dipilih untuk menunjukkan profil Manual Sampling secara manual menggunakan siring
pelepasan bentuk sediaan secara "in vitro", dan pada titik dari plastik atau kaca, suatu kanula dari baja tahan karat
waktu akhir, pada dasarnya menunjukkan pelepasan obat yang biasanya melengkung untuk memungkinkan
secara keseluruhan. Titik-titik waktu uji dan spesifikasi sampling pada labu, suatu penyaning dan/atau suatu
biasanya ditetapkan berdasarkan pada evaluasi data profil pemegang penyaring. Posisi sampling hanus disesuaikan
pelepasan obat. Untuk produk yang mengandung lebih dengan spesifikasi yang tertera pada Uji Disolusi <1231>
dari satu bahan aktif, pelepasan obat ditentukan untuk
masing-masing bahan aktif. Autosampling Sampling secara otomatis
(aulosampling) adalah altennatif lain sampling secana
-1658-

manual yang berguna khususnya jika uji dilakukan pada 1 jam). Untuk larutan baku, bandingkan hasil larutan
beberapa titik waktu. Tetapi karena aturan pada yang disaring (setelah membuang volume awal yang
laboratorium dalam menjalankan uji disolusi sesuai) terhadap larutan yang tidak disaring. Untuk
menggunakan sampling manual, maka "autosampling" larutan sampel, bandingkan hasil larutan yang disaning
memerlukan validasi terhadap sampling manual. (setelah membuang volume awal yang tepat) terhadap
Ada banyak merk "autosamplers ", termasuk sistem larutan yang disentrifus tanpa disaning.
semiotomatis dan otomatis penuh. Pemeriksaan kinerja
yang dilakukan secara rutin, pembersihan dan perawatan
seperti yang diuraikan pada prosedur operasional baku
atau dokumen metrologi merupakan hal-hal yang berguna Sentrifugasi
untuk pemakaian yang dapat dipercaya dari alat mi.
Beberapa alat dilengkapi dengan sampling melalui Sentrifugasi sampel tidak dipilih karena disolusi dapat
keranjang atau batang pengaduk dayung. Validasi yang berlanjut dan karena mungkin ada gradien konsentrasi
tepat (antara lain menunjukkan kesetaraan terhadap hasil pada beningan. Pengecualian untuk senyawa yang
dengan prosedur sampling yang biasa dilakukan) mengadsorbsi pada semua penyaring yang umum
mungkin diperlukan. digunakan.
Gangguan hidrodinamika labu oleh alat pengambil
sampel hams dipertimbangkan dan dilakukan validasi Penetapan Kadar
yang memadai untuk memastikan bahwa alat tidak
menyebabkan perubahan yang bermakna terhadap laju Penetapan kadar yang biasa dilakukan untuk sampel
disolusi. disolusi adalah penetapan secara spektrofotometri atau
Perbandingan prosedur manual dan otomatis harus Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Metode
dilakukan untuk mengevaluasi pergantian prosedur. Hal analisis yang lebih disukai adalah penetapan secara
mi dapat dicapai dengan membandingkan data dari dua spektrofotometni karena hasil dapat diperoleh lebih cepat,
prosedur sampling secara terpisah atau dalam beberapa analisis lebih sederhana, dan pelarut yang digunakan
kasus, sampling dengan ke dua cara tersebut dilakukan lebih sedikit. Metode KCKT digunakan jika ada
pada labu yang sama. Hasil hams konsisten dengan gangguan yang bermakna dari zat tambahan atau diantara
persyaratan untuk presisi antara (diuraikan pada bagian obat pada formulasi untuk memperbaiki sensitivitas
Validasi) jika prosedur diganti. analitik dan/atau ketika analisis dapat diotomatisasi. Hal
Aspek lain dari validasi proses otomatisasi, dapat mi mungkin berguna dalam memperoleh data untuk obat
mencakup sisa-sisa residu obat, pengaruh alat (sampling dengan penetapan kadar yang mengindikasikan stabilitas
secara simultan yang disebutkan diatas tidak sesuai (misalnya kromatogram KCKT) dalam media terpilih,
dengan kasus ii), adsorpsi obat, dan siklus pembersihan bahkan jika penetapan kadar didasankan pada metode
danlatau pembilasan. spektrofotometri.

Penyaring Vaildasi

Penyaningan sampel disolusi biasanya diperlukan untuk Topik validasi yang diuraikan pada bagian mi adalah
mencegah partikel obat yang tidak melarut, masuk ke khas tetapi tidak semua inklusif. Elemen validasi dapat
dalam sampel analitik dan kemudian melarut. beragam, tergantung pada fase pengembangan atau
Penyaringan juga menghilangkan zat tambahan tidak larut kegunaan yang dimaksudkan untuk data. Knitenia
yang mungkin menyebabkan latan belakang tinggi atau penenimaan dinyatakan hanya sebagai pedoman dan
kekeruhan. Pembasahan awal dengan media terhadap dapat berbeda untuk beberapa produk. Perusahaan
penyaning mungkin diperlukan. seharusnya mendokumentasikan kriteria penenimaan
Penyaning dapat sejalan atau pada akhir alat pengambil untuk produknya dalam prosedur operasional baku.
sampel atau keduanya. Porositas penyaning dapat berkisar Pertimbangan lain mungkin penting untuk bentuk sediaan
antara 0,45 - 70 Am. Jenis penyaning yang biasa khusus. Tingkat validasi tergantung pada fase
digunakan adalah "depth ", cakram, dan 'flow-through ". pengembangan produk. Validasi lengkap dilaksanakan
Jika gangguan zat tambahan tinggi, atau filtrat tampak pada waktu dilakukan studi klinik fase III. Studi validasi
berkabut, atau jika penyaning tersumbat, hams dievaluasi hams menunjukkan vaniasi yang berhubungan dengan
alternatifjenis penyaring atau porositas penyaning. profil titik waktu yang berbeda. Untuk produk yang
Adsorpsi obat pada penyaning perlu dievaluasi. Jika mengandung lebih dari satu bahan aktif obat, metode
adsorpsi obat terjadi, jumlah filtrat awal yang dibuang, disolusi hams divalidasi untuk masing-masing bahan
mungkin perlu ditambah. Jika hasil masih tidak sesuai, aktif.
dapat dicani suatu bahan penyaring alternatif.
Validasi penyaning dapat dicapai dengan pembuatan Spesifisitas/Gangguan Plasebo
larutan baku yang sesuai atau larutan sanipel terdisolusi
sempurna (antara lain, dibuat sebagai suatu sampel yang Sangat penting untuk menunjukkan bahwa hasil tidak
khas dalam suatu labu atau sampel dimasukkan ke dalam semestinya dipengaruhi oleh komponen plasebo, zat aktif
gelas piala dan diaduk dengan pengaduk magnetik selama obat lain, atau degnadasinya.
- 1659 -

Plasebo terdiri dari semua zat tambahan dan penyalut


(juga termasuk zat warna, singker, dan cangkang kapsul Akurasi / Perolehan kemball
yang sesuai) tanpa bahan aktif. Gangguan plasebo dapat
ditetapkan dengan menimbang sampel campuran plasebo Akurasi/perolehan kembali ditetapkan dengan membuat
dan melarutkan atau mendispersikan ke dalam media berbagai sampel yang mengandung obat dan kandungan
disolusi pada konsentrasi yang diketahui selama uji. lain yang ada dalam bentuk sediaan (antara lain zat
Diharapkan uji mi dilakukan pada suhu 37°, bandingkan tambahan, bahan penyalut, cangkang kapsul) pada
dengan baku 100% dengan rumus: rentang kadar di bawah kadar terendah yang diharapkan
hingga di atas kadar tertinggi selama pelepasan.
Pada obat dengan kelarutan rendah, akurasilperolehan
1 kembali sebaiknya dilakulcan dengan membuat larutan
(A ) L persediaan, dengan melarutkan bahan obat dalam sedikit
pelarut organik (tidak lebih dan 5%) dan mengencerkan
C adalah kadan baku dalam mg per ml; Ap dan A s berturut- dengan media disolusi sampai kadar akhir. Sejumlah
turut adalah serapan plasebo dan baku; V adalah volume larutan persediaan yang setana dengan jumlah zat aktif
media dalam ml; dan L adalah jumlah bahan aktif dalam yang tertera pada etiket dapat ditambahkan ke dalam labu
mg yang tertera pada etiket. Gangguan tidak lebih dan menggantikan serbuk obat. Dengan cara yang saina,
2%. untuk obat dengan kekuatan sangat rendah, lebih baik
Catatan Untuk produk lepas-lambat, plasebo dan membuat larutan persediaan danipada menimbang
bentuk sediaan akhir mungldn lebih tepat digunakan dan sejumlah sangat kecil bahan obat. Umumnya, perolehan
pada campuran, karena formulasi plasebo mi akan kembali antara 95 dan 105% dari jumlah yang
melepaskan beragam zat tambahan yang lebih ditambahkan. Melakukan penggolongan matriks berbagai
menunjukan produk daripada campuran sederhana dan kadar dapat berguna pada tahap mi.
zat tambahan. Pada kasus mi, akan tepat jika Kasus khusus untuk validasi adalah prosedur Tahap
mengevaluasi gangguan potensial pada beberapa titik Asam yang diuraikan pada Sediaan Lepas Tunda dalam
sampling dalam projIlpelepasan.] Uji Disolusi <1231>. Batas tidak lebih dan 10% hams
Jika gangguan plasebo lebih dan 2%, maka modifikasi divalidasi. Jika senyawa terurai dalam asam, percobaan
metode seperti: (1) pemilihan panjang gelombang lain; validasi hams berdasarkan pada kenyataan mi.
(2) pengurangan ganis dasar menggunakan panjang
gelombang yang lebih panjang; atau (3) menggunakan Presisi
KCKT, mungkin diperlukan untuk mencegah gangguan.
Jika ada zat aktif obat lain atau degradasinya yang Keberulangan Keberulangan ditetapkan melalui
bermakna, perlu ditunjukkan bahwa hal tersebut tidak pengukuran berulang larutan baku danlatau lanutan uji.
mempengaruhi hasil secara bermakna. Prosedur untuk Keberulangan dapat diukur dengan perhitungan (SBR)
melakukan hal mi adalah mengukur matrik dengan atau dari beberapa kali penyuntikan atau pembacaan
tanpa zat aktif obat lain atau degradasinya: gangguan spektrofotometni untuk masing-masing laruan baku atau
tidak lebih dan 2%. dani akurasi atau lineanitas data.

Linearitas dan Rentang Presisi Antara (Intermediate precision) Presisi antara


dapat dievaluasi untuk menetapkan pengaruh presisi
Lineanitas dan rentang ditetapkan dengan membuat prosedur analitik secara acak. Evaluasi mi dilakukan
larutan obat, pada rentang kadar di bawah kadar terendah setelah pengembangan produk obat. Dengan presisi dapat
yang diharapkan hingga di atas kadar tertinggi selama menjelaskan rentang kekuatan produk. Vaniasi yang
pelepasan. Hal mi dapat dilakukan bersamaan dengan diteliti adalah han, analis dan peralatan. Penggunaan
penetapan akurasi/perolehan kembali. Skema dapat rancangan matrik percobaan mendukung evaluasi presisi
diubah jika berbeda ukuran 'flow-cell" atau volume antara. Jika memungkinkan, presisi antara dapat
penyuntikan yang digunakan. dievaluasi menggunakan lot produk obat yang memiliki
Jika memungkinkan, larutan dibuat dari satu larutan kanaktenistik baik dan keseragaman kandungan yang baik.
persediaan yang umum. Untuk kadar tertinggi, penetapan Bila produk berkanaktenistik baik tersebut tidak tersedia,
tidak boleh melebihi batas linieritas alat. plasebo dan bahan aktif dapat digunakan untuk
Pelanut organik dapat digunakan untuk meningkatkan mengidentifikasi presisi antara.
kelarutan obat pada pembuatan larutan baku; akan tetapi Profil disolusi pada sampel yang sama dapat dilalcukan,
tidak lebih dan 5% (v/v) pelarut organik dalam larutan setidaknya pada dua analis yang berbeda, tiap analis
akhir yang seharusnya digunakan, kecuali dilakukan membuat lanutan baku dan media. Analis menggunakan
validasi. tangas disolusi, spektrofotometer atau alat KCKT
Linearitas dapat dihitung menggunakan program (tennasuk kolom) dan autosampler yang berbeda dan
"least-squares regression" yang sesuai. Koefisien analis melakukan uji pada hari yang berbeda. Prosedur mi
korelasi kuadrat (r2 ? 0,98) menunjukkan linearitas, mungkin tidak perlu dilakukan untuk tiap kekuatan;
kemiringan hams tidak berbeda secana bermakna dani nol. sebagai gantinya, kekuatan tinggi dan rendah dapat
diterima.
-1660-

Kriteria penerimaan adalah perbedaan pada nilai rata- Selama analisis, biasanya larutan baku dibuat dan
rata antara hasil disolusi pada dua kondisi menggunakan dianalisis hanya pada satu kadar, yaitu pada 100% (atau
kekuatan yang sama, tidak lebih 10% absolut pada titik nilai Q yang dipilih) dari kekuatan dosis. Selama profit
waktu kurang dan 85% terlarut dan tidak lebih 5% untuk analisis, kadar lain dapat digunakan. Larutan blangko,
titik waktu diatas 85%. Kniteria penerimaan untuk produk baku, dan uji dapat dianalisis dalam serangkaian yang
spesifik, serta batas dan uji statistik lain dapat digunakan. menghubungkan larutan uji dengan baku dan blangko,
terutama pada awal dan akhir analisis.
Ketegaran (Robustness) Dalam kebanyakan kasus, serapan rata-rata blangko
media disolusi tidak lebih dan 1% terhadap baku. Nilai
Evaluasi ketegaran untuk menilai efek yang dibuat yang lebih tinggi dan 1% hams dievaluasi berdasarkan
kecil secana disengaja dengan mengubah kondisi disolusi, kasus per kasus. (SBR) untuk analisis ultra violet
dilakukan selanjutnya pada saat pengembangan produk biasanya tidak lebih dan 2%.
obat. Jumlah replikasi (3 atau 6) tergantung pada presisi Absorptivitas dihitung dengan membagi serapan rata-
antara. rata baku dengan kadar, dalam mg per ml, dibagi dengan
Parameter dapat diubah, tergantung pada prosedur panjang 'flow cell' dalam cm. Setelah semua data cukup
disolusi dan tipe analisis. Parameter tersebut termasuk terkumpul, dapat ditetapkan rentang absorptivitas yang
komposisi media (antara lain kadar dapan atau surfaktan), dapat diterima untuk analit (menggunakan 'flow cell"
pH, volume, kecepatan pengadukan dan suhu. Untuk yang sesuai). Nilai mi dapat digunakan untuk mengatasi
analisis KCKT, parameter tersebut termasuk komposisi penyimpangan data.
fase gerak (persentase larutan organik, kadar dapar, pH), Serat optik sebagai sampel dan metode penetapan,
laju alir, panjang gelombang, suhu kolom dan berbagai dengan validasi yang tepat dapat menjadi sebuah pilihan.
kolom dengan tipe yang sama. Untuk aiialisis secara Pemeniksaan spektrum ultra violet dari larutan obat
spektrofotometri, panjang gelombang dapat diubah. mungkin berguna untuk memilih panjang gelombang
optimum.
Stabilitas Larutan Baku dan Larutan Uji
KCKT
Larutan baku disimpan pada kondisi yang terjamin
stabilitasnya. Stabilitas baku dianalisis pada periode Untuk analisis KCKT, dapat dipeniksa kesesuaian
waktu yang ditentukan, menggunakan larutan baku yang antara media disolusi dan fase gerak, terutama jika
dibuat baru, pada tiap interval waktu sebagai diperlukan injektor volume besan (lebih dari 100lit).
pembanding. Rentang yang dapat diterima untuk Sampel biasanya dianalisis dengan KCKT menggunakan
stabilitas larutan baku adalah antara 98% dan 102%. sebuah detektor spektrofotometrik dan penyuntik
Larutan uji disimpan pada suhu ruang, dianalisis pada otomatis ("auto-injector"). Penyuntikan tunggal dari tiap
periode waktu yang ditentukan, menggunakan respons labu, pada titik waktu dengan baku suatu sistem
larutan uji asli sebagai pembanding. Rentang yang dapat merupakan desain yang umum. Uji kesesuaian sistem
diterima untuk stabilitas larutan uji antara 98% dan 102% mencakup sekurang-kurangnya waktu retensi dan
dibandingkan dengan anahisis awal dari larutan uji. Jika ketepatan volume penyuntikan. Umumnya, pada analisis
larutan tidak stabil, hal yang dapat dipertimbangkan KCKT (SBR) tidak lebih dan 2% pada lima atau enam
adalah suhu (lemari pendingin mungkin diperlukan), kali penyuntikan larutan baku. Tingkat baku biasanya
tenlindung cahaya, dan wadah bahan (plastik atau kaca). pada 100% terhadap jumlah yang tertera pada etiket,
Pada prosedur perlu dinyatakan bahwa baku dan uji terutama untuk analisis "single-point ".
dianalisis dalam periode waktu dimana larutan tersebut Pembuatan sampel plasebo untuk analisis KCKT
stabil. dilakukan dengan cana yang sama seperti pada analisis
secana spektrofotometri. 'Pemeriksaan kromatognam untuk
Analisis secara Spektrofotometri puncak yang tereluasi pada waktu retensi yang sama
seperti obat. Jika ada puncak lain, suntikkan larutan baku,
Larutan uji dapat secara otomatis diukun pada dan bandingkan waktu retensinya. Jika waktu retensi
spektrofotometer menggunakan pengisap otomatis terlalu dekat, tambahkan obat pada larutan plasebo.
(autosipper) dan 'flow cell". Pemeniksaan kinerja yang Knomatognam dapat juga diperoleh dari waktu tambahan
dilakukan secara rutin, pembersihan dan perawatan menggunakan blangko (media disolusi), baku, dan lanutan
seperti yang diuraikan pada prosedur operasional baku uji untuk mengidentifikasi bahan tereluasi terakhir yang
atau dokumen metrologi merupakan hal-hal yang berguna mungkin mengganggu analisis benikutnya.
untuk pemakaian yang dapat dipercaya dari alat mi. Dokumentasi vahidasi termasuk kromatogram atau
Biasanya digunakan set dengan panjang pada rentang dan spektra blangko media disolusi, larutan plasebo yang
0,02 - 1 cm. Posisi set dan gelembung udara dapat disaning, larutan baku, dan sampel disolusi yang disaning.
menjadi sumber kesalahan. Set dengan panjang lebih Tidak adanya puncak pengganggu dalam kromatognam
kecil digunakan untuk mencegah pengenceran larutan uji; plasebo atau kurangnya serapan plasebo pada panjang
bagaimanapun juga, linearitas yang dapat diterima dan gelombang analitik, menunjukkan spesivisitas.
kesalahan baku penlu ditunjukkan.
- 1661 -

Kriteria Penerimaan 5. Lengkapkan protokol lengkap, dan


dokumentasikan langkah diatas mulai nomor 1 hingga
Kriteria penerimaan untuk jumlah zat aktif terlarut, nomor 4.
dinyatakan sebagai persentase jumlah yang tertera pada Prinsip dan pelaksanaan program validasi proses
etiket (Q), dalam rentang 75% - 80% terlarut. Nilai Q prosedur proses aseptik adalah sama seperti validasi
yang lebih dan 80% tidak umum digunakan, karena proses sterilisasi. Pada proses aseptik, komponen dan
perkiraan kebutuhan dibuat untuk rentang penetapan bentuk sediaan akhir disterilkan secara terpisah dan
kadar dan keseragaman kandungan. Kriteria penerimaan produk akhir dicampur secara aseptik.
termasuk waktu uji yang biasa ditetapkan berdasarkan Validasi yang sesuai pada proses sterilasi atau pada
evaluasi data profil disolusi. Kriteria penerimaan harus proses aseptik memerlukan tingkat pengetahuan yang
konsisten dengan data terdahulu, dan suatu harapan tinggi pada bidang teknologi sterilisasi dan ruang bersih.
bahwa bets yang dapat diterima (antara lain tidak ada Agar dapat memenuhi batasan parameter sterilisasi yang
perbedaan yang bermakna dalam kinerja in-vivo, berlaku dan dapat diterima serta dapat dicapai, perlu
komposisi, atau prosedur produksi) akan menghasilkan menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
kesesuaian dengan kriteria penerimaan. untuk pengendalian parameter kritis seperti suhu dan
waktu, kelembaban, kadar gas penstenil, atau radiasi
yang diserap. Aspek yang penting dalam program validasi
STERILISASI DAN JAMINAN STERILITAS dalam berbagai prosedur sterilisasi meliputi penggunaan
PADA SUATU SEDIAAN <1371> indikator biologik seperti tertera pada Indikator Biologik
untuk Sterilisasi <1321>. Proses yang telah divalidasi dan
Informasi pada bagian mi merupakan pandangan disertifikasi hams divalidasi ulang secara berkala, tetapi
umum tentang konsep dan prinsip termasuk dalam program validasi ulang tidak penlu seluas program awal.
pengendalian mutu bahan yang harus steril. Tiap Program validasi khusus, seperti diuraikan di bawah
perubahan atau variasi prosedur uji sterilitas yang tertera mi, dirancang untuk otokiaf, tetapi prinsipnya dapat
pada Uji Sterilisitas <71> hams divalidasi dalam seluruh berlaku untuk prosedur sterilisasi lainnya yang akan
program jaminan sterilitas, dan tidak ditujukan untuk cara dibahas pada bagian informasi mi. Program meliputi
alternatif dari yang tertera pada bab Uji Sterilisitas <71>. beberapa tahap, yaitu:
Dengan definisi hakiki sterilitas dapat diartikan bahwa Tahapan kua1fikasi instalasi Tahap mi ditujukan untuk
suatu contoh hanya dapat diartikan steril jika contoh menjaga agar alat kendali dan alat lainnya dirancang dan
tersebut seutuhnya bebas dari mikroba viabel pada benda dikalibrasi dengan tepat. Dokumentasi hams disimpan
tersebut. Bagaimanapun juga, definisi mutlak mi tidak dalam berkas, yang menunjukkan kualitas peralatan dani
dapat secara umum diterapkan pada seluruh bets bahan hal-hal yang dibutuhkan, seperti uap air, air, dan udara.
kompedia akhir, karena keterbatasan pengujian. Sterilitas Tahap kua1/Ikasi operasional Tahap mi ditujukan
mutlak tidak dapat ditunjukkan tanpa merusak tiap bahan untuk memastikan fungsi bejana kosong dalam parameter
akhir. Sterilisitas suatu bets yang dianggap steril diartikan suhu pada semua lokasi ruang utama yang tertera dalam
sebagai suatu kemungkinan, sehingga dapat protokol. Biasanya diperlukan uniuk membuat rekaman
dikesampingkan adanya satuan atau contoh yang tentang profil peningkatan panas, yaitu suhu simultan di
mungkin tercemar. Keadaan jaminan sterlitas tersebut dalam ruang otokiaf yang dilengkapi dengan sensor suhu
diatas hanya dapat dicapai dengan melakukan siklus ganda. Rentang suhu khas dalam bejana kosong yang
sterilisasi yang memadai dan diikuti oleh proses aseptik dapat diterima adalah lebih kurang 1 0, jika suhu dalam
jika ada, mengikuti cara produksi yang baik yang berlaku, bejana tidak kurang dari 12 1°.
dan tidak hanya mengandalkan uji sterilisitas. Prinsip Tahap konfirmasi Tahap mi dalam program validasi
dasar untuk validasi dan sertifikasi suatu proses sterilisasi merupakan sterilisasi dari bahan. Penetapan mi
dijabarkan sebagai berikut: memerlukan penggunaan alat sensor suhu yang
1. Pastikan bahwa peralatan yang digunakan mampu dimasukkan ke dalam contoh bahan, dan juga ke dalam
berfungsi dan memenuhi parameter yang dipersyaratkan. contoh yang sebelumnya sudah dicemani mikroba uji
2. Tunjukkan bahwa peralatan pengendali kritis dan dengan kadar yang sesuai, atau indikator biologik terpisah
instrumentasi mainpu berfungsi sesuai dengan parameter dalam konfigurasi otokiaf yang terisi penuh dan siap
yang seharusnya bagi peralatan bersangkutan. operasional. Efektivitas penyebaran atau penetrasi panas
3. Lakukan sikius replikasi yang mewakili rentang ke dalam bahan aktual dan waktu pemaparan merupakan
operasional yang dipersyaratkan bagi peralatan dua faktor utama yang menentukan daya mematikan
bersangkutan dan gunakan produk sebenarnya atau dalam proses sterilisasi.
simulasi. Tunjukkan bahwa proses telah dilaksanakan Tahap akhir Tahap akhir program validasi memerlukan
sesuai batasan protokol yang ditetapkan, dan akhirnya dokumentasi data penunjang yang dikembangkan untuk
kemungkinan mikroba yang masih hidup pada proses pelaksanaan program.
replikasi yang telah selesai tidak lebih besar dari batasan Secara umum dapat diterima bahwa bahan steril yang
yang ditetapkan. dapat disuntikkan atau alat tertentu yang hams steril, jika
4. Pantau proses yang divalidasi selama pekeijaan diproses dalam otokiaf, mencapai suatu probabilitas 10. 6
berjalan. Jika perlu, secara periodik peralatan dikalibrasi mikroba yang bertahan hidup, yaitu suatu jaminan yang
dan dan disertifikasi ulang. menyatakan bahwa terdapat kemungkinan kurang dan
- 1662 -

1 dalam 1 juta mikroba viabel dalam bahan atau sediaan yang disebut dengan pendekatan sikius berfraksi dapat
yang telah disterilkan. Terhadap bahan tahan panas, digunakan untuk menetapkan nilai D indikator biologik
sering dilakukan sterilisasi melebihi waktu kritis yang yang diinginkan untuk prosedur sterilisasi tertentu.
diperlukan untuk mencapai 10-6 mikroba yang bertahan Pendekatan siklus berfraksi dapat juga digunakan untuk
hidup (lewat musnah). Bagaimanapun juga, untuk bahan mengevaluasi resistensi dari beban mikroba. Sikius
yang rusak bila terpapar panas berlebihan, penerapan berfraksi dapat dikaji baik untuk pengurangan angka
pendekatan lewat musnah mi tidak tepat. Untuk hal mi, mikroba maupun untuk pencapaian fraksi negatif. Angka
pengembangan sikius sterilisasi sangat tergantung pada mi dapat digunakan untuk menetapkan letalitas proses
diketahuinya beban mikroba produk, berdasarkan atas pada kondisi produksi yang memenuhi syarat untuk
pengujian mencangkup jangka waktu yang sesuai menetapkan sikius sterilisasi yang sesuai. Indikator
terhadap sejumlah tertentu bets produk yang sebelum biologik yang sesuai seperti sediaan Bacillus
telah disterilkan. stearothermophilus dapat digunakan selama sterilisasi
Nilai D adalah adalah waktu (dalam menit) yang rutin. Tiap metode beban mikroba untuk jaminan sterilitas
diperlukan untuk mengurangi populasi mikroba sejumlah memerlukan pengamatan yang cukup terhadap resistensi
90% atau I log siklus (1/10 bagian yang hidup) pada suhu mikroba dari bahan untuk menemukan tiap perubahan,
tertentu. Jadi bila nilai D suatu indikator biologik, sebagai tambahan pada pengamatan berkala dan
umpamanya spora Bacillus stearothermophillus adalah ketetapan lainnya.
1,5 menit pada parameter proses total, misalnya pada
suhu 121°, jika perlakuan dilakukan selama 12 menit CARA STERILISASI
pada kondisi yang sama, maka dapat dinyatakan bahwa
masukan letal adalah 8 D. Efek penggunaan masukan mi Pada bab mi akan dikemukakan 5 cara sterilisasi akhir,
bagi produk tergantung pada bahan mikroba awal. termasuk cara pemisahan mikroba melalui penyaringan
Andaikata resistensi terhadap sterilisasi setara dengan dan pedoman untuk proses aseptik. Perkembangan
indikator biologik, jika beban mikroba produk teknologi modem menuntut adanya prosedur tambahan,
bersangkutan adalah 102, maka masukan letal seharga 2 D antara lain termasuk embus bentuk (pada suhu tinggi),
akan menghasilkan suatu beban mikroba sebesar 1 (10 0 bentuk panas basah selain dari uap jenuh dan iradiasi
teoritis), dan harga 6 D selanjutnya akan menghasilkan ultraviolet, serta pengisian berkesinambungan pada
probabilitas 10-6 mikroba hidup terhitung. (Pada kondisi proses aseptik. Pemilihan proses yang sesuai untuk suatu
yang sama, suatu masukan letal 12 D dapat digunakan bentuk sediaan atau komponen memerlukan pengetahuan
pada pendekatan lewat musnah khusus). Pada umumnya yang tinggi tentang teknik sterilisasi dan informasi yang
probabilitas mikroba hidup yang dicapai untuk bahan berkenaan dengan tiap efek dari proses pada bahan yang
pada sikius sterilisasi yang validasi tidak seluruhnya sedang disterilkan.
berhubungan dengan yang mungkin terjadi pada indikator
biologik. Jadi untuk penerapan validasi adalah penting STERILISASI UAP
bahwa resistensi indikator biologik lebih besar daripada
beban mikroba alami yang terdapat di dalam bahan yang Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh di
disterilkan. Untuk itu perlu dibuat suatu asumsi keadaan bawah tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut
terburuk dan menganggap beban mikroba seakan-akan otokiaf, dan mungkin merupakan suatu proses stenilisasi
resistensinya terhadap panas setara dengan indikator yang paling banyak digunakan (suatu siklus otoklaf yang
biologik, walaupun sulit diterima bahwa isolat beban ditetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi
mikroba khas yang paling resisten akan menunjukkan adalah selama 15 menit pada suhu 121° kecuali
suatu resistensi terhadap panas sebesar yang ditunjukkan dinyatakan lain). Prinsip dasar kerja alat adalah udara di
oleh spesies mi, sering kali digunakan sebagai indikator dalam bejana sterilisasi digantikan dengan uap jenuh, dan
biologik untuk sterilisasi uap. Pada contoh diatas, suatu hal mi dicapai dengan menggunakan alat pembuka atau
siklus 12 menit dapat dianggap cukup untuk sterilisasi penutup khusus. Untuk mengganti udara secara lebih
jika produk bersangkutan memiliki beban mikroba 10 2. efektif dari bejana sterilisasi dan dari bahan yang
Walaupun demikian, jika indikator pada awalnya distenilisasi, sikius stenilisasi dapat meliputi tahap
mengandung 106 mikroba, pada hakekatnya dapat evakuasi udara dan uap. Rancangan atau pemilihan suatu
diperkirakan suatu probabilitas 102 mikroba hidup; yaitu siklus untuk produk atau komponenen tertentu tergantung
1 dari 100 indikator biologik dapat menghasilkan hasil pada beberapa faktor, termasuk ketakstabilan panas bahan
positif. Situasi seperti mi dapat dihindari dengan memilih pengetahuan tentang penetrasi panas ke dalam bahan, dan
indikator biologik yang sesuai. Sebagai alternatif dapat faktor lain yang tercantum dalam program validasi. Selain
digunakan indikator yang mengandung mikroba dalan gambaran tentang parameter siklus stenilisasi dengan
jumlah yang tinggi, berdasarkan suatu pengurangan menggunakan suhu 121°, konsep F 0 dapat juga
bilangan yang dapat diterima pada penetapan awal. diterapkan, F 0 pada suhu tertentu selain suhu 121°, adalah
Nilai D untuk sediaan Bacillus stearothermophilus waktu (dalam menit) yang diperlukan untuk mendapatkan
yang ditetapkan atau diverifikasi untuk kondisi mi hams kesetaraan letalitas seperti pada suhu 121° untuk waktu
ditetapkan ulang jika suatu program validasi tertentu tertentu. Otoklaf modern umumnya bekerja dengan
diganti. Penetapan kurva yang hidup (seperti tertera pada sebuah sistem pengendali yang secara nyata lebih
Indikator Biologik untuk Sterilisasi <1321>), ataupun responsif danipada katup reduksi jenis lama yang selama
- 1663 -

mi digunakan. Agar jenis yang lama mi dapat mencapai inaktivasi yang dapat diterima, jumlah dari sisa
ketepatan dan tingkat pengendalian sikius yang endotoksin harus diukur. Informasi lebih lanjut mengenai
dibicarakan disini, mungkin perlu memperbaharui atau penetapan endotoksin, tertera pada Uji Endotoksin
memodifikasi alat pengendali dan instrumentasi alat Bakteri <201>.
tersebut. Modifikasi mi dapat dibenarkan hanya jika alat
sterilisasi dan mantel uap masih utuh demi keamanan STERILISASI GAS
penggunaa sekelanjutnan dan jika endapan yang dapat
mengganggu distribusi panas dapat dihilangkan Pilihan untuk menggunakan stenilisasi gas sebagai
alternatif dari sterilisasi termal sering dilakukan jika
STERILISASI PANAS KERING bahan yang akan disterilisasi tidak tahan terhadap suhu
panas pada proses sterilisasi uap atau panas kening. Bahan
Proses sterilisasi termal untuk bahan yang tertera di aktif yang umumnya digunakan pada stenilisasi gas
Farmakope dengan menggunakan panas kering biasanya adalah etilen oksida dengan kualitas mensterilkan yang
dilakukan dengan suatu proses bets di dalam suatu oven dapat diterima. Keburukan dari bahan aktif mi antara lain
yang dirancang khusus untuk tujuan itu. Oven modern sifatnya yang sangat mudah terbakar, walaupun sudah
dilengkapi dengan udara yang dipanaskan dan disaring, dicampur dengan gas inert yang sesuai; bersifat
didistribusikan secara merata ke seluruh bejana dengan mutagenik, dan kemungkinan adanya residu toksik di
cara sirkulasi atau radiasi menggunakan sistem semprotan dalam bahan yang distenilkan, terutama yang
dengan peralatan sensor, pemantau dan pengendali mengandung ion klorida. Proses sterilisasi pada
parameter kritis. Validasi sterilisasi panas kering umumnya berlangsung di dalam bejana bertekanan yang
dilakukan dengan cara yang sama seperti sterilisasi uap. dirancang sama seperti otokiaf, tetapi dengan tambahan
Unit yang digunakan untuk sterilisasi komponen seperti bagian khusus yang hanya terdapat pada alat sterilisasi
wadah untuk larutan intravena, harus dijaga agar dapat yang rnenggunakan gas. Fasilitas yang menggunakan
dihindari akumulasi partikel di dalam bejana sterilisasi. bahan sterilisasi seperti mi harus dirancang sedemikian
Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana rupa hingga mampu mengeluarkan gas sesudah proses
sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15°, jika alat stenilisasi, manipu untuk memantau mikroba yang masih
sterilisasi beroperasikan pada pada suhu lebih kurang hidup, dan mengurangi paparan gas yang sangat
2500. berbahaya terhadap petugas yang menangani alat
Sebagai tambahan pada proses bets tersebut diatas, tersebut.
suatu proses berkesinambungan sering digunakan untuk Kualifikasi proses sterilisasi menggunakan gas etilen
sterilisasi dan alat kaca sebagai suatu bagian dari sistem oksida dicapai sesuai dengan uraian sebelumnya.
pengisisan dan penutupan kedap secara aseptik yang Bagaimanapun juga program tersebut lebih luas
berkesinambungan dan terpadu. Distribusi panas dapat cakupannya daripada cara sterilisasi lainnya, karena
berupa sirkulasi atau disalurkan langsung dari suatu nyala selain suhu, tekanan positif atau hampa udara juga
terbuka. Sistem berkesinambungan biasanya memerhikan diperlukan pengendalian tetap terhadap kadar etilen
suhu yang lebih tinggi dari yang tertera di atas untuk oksida. Suatu ketentuan penting adalah menunjukkan
proses bets karena waktu menetapnya yang lebih singkat. bahwa semua parameter proses knitis dalam bejana
Bagaimanapun juga masukan suhu total selama melewati sterilisasi harus cukup selama berlangsungnya selunih
produk harus sama dengan yang dicapai sewaktu proses sikius. Karena parameter sterilisasi yang digunakan bagi
dalam bejana. Proses berkesinambungan biasanya bahan yang akan distenilkan merupakan vaniabel kritis,
memerlukan tahap pendinginan cepat sebelum sering dianjurkan untuk melakukan prakondisi muatan
berlangsung proses pengisiaan aseptik. Pada program sampai mencapai kadar kelembaban yang dipenlukan,
kualifikasi dan validasi, sehubungan dengan waktu mengurangi waktu yang diperlukan pada suhu yang
menetap singkat, perlu ditetapkan parameter untuk ditentukan, sebelum muatan dimasukkan ke dalam bejana
keseragaman suhu, terutama waktu menetap. stenilisasi etilen oksida. Proses validasi umumnya
Suatu probabilitas mikroba hidup sejumlah 1012 dilakukan menggunakan produk yang telah
dianggap dapat dicapai untuk bahan atau komponen tahan diinokulasikan dengan indikator biologik yang sesuai,
panas. Contoh suatu indikator biologik untuk validasi dan sepenti sediaan spora Bacillus subtilis, Untuk validasi,
pemantauan stenilisasi panas kering adalah sediaan spora spora dapat digunakan dalam bejana stenilisasi yang terisi
Bacillus subtilis. Karena panas kering sering digunakan penuh. dengan produk atau produk simulasinya.
untuk menjadikan alat kaca atau wadah bebas pirogen dan Pemantauan kelembaban dan kadar gas memenlukan
mikroba viabel; jika diperlukan, suatu uji tantang pirogen penggunaan alat yang cangih, dan hanya individu yang
harus merupakan suatu bagian integral pada program terdidik dan berpengalaman yang dapat mengkalibrasi,
validasi, umpamanya dengan menginokulasi satu atau menggunakan dan memeliharanya. Indikator biologik
lebih bahan dengan 1000 unit bakteri endotoksin Fl atau dapat juga digunakan pada pemantauan langkah-langkah
lebih. Pengujian menggunakan Limulus Lisat dapat secara nutin.
digunakan untuk menunjukkan bahwa bahan endotoksik Sepenti yang telah diuraikan di atas, indikaton biologik
sudàh diinaktivasi hingga tidak lebih dan 1/1000 dan dapat digunakan pada cara fraksi negatif untuk
jumlah awal (reduksi 3 log siklus). Agar pengujian menetapkan probabilitas tentinggi mikroba hidup untuk
dianggap absah, baik jumlah awal, maupun sesudah menancang suatu siklus stenilisasi etilen oksida
-1664-

menggunakan produk yang diinokulasi atau produk hams dibuat dan ditetapkan distribusi dosis serapan
simulasi yang diinokulasi. maksimum dan minimum menggunakan dosimeter kimia
Salah satu keterbatasan utama dari proses sterilisasi (Dosimeter mi umumnya merupakan plastik silinder,
etilen oksida adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut pipih atau segiempat berwarna yang menunjukkan
untuk berdifusi sampai ke daerah yang paling dalam dan intensifikasi warna berdasarkan langsung pada jumlah
produk yang disterilkan. Jadi rancangan kemasan dan energi radiasi yang di serap; alat mi hams dikalibrasi
cara pengisian bejana sterilisasi harus ditetapkan dengan saksama). Penetapan dosis serapan yang
sedemikian rupa hingga terdapat resistensi minimal diperlukan dilakukan berdasarkan biakan murni mikroba
terhadap difusi gas. resisten dan menggunakan produk yang telah diinokulasi,
misalnya spora dari Bacillus pumilus sebagai indikator
STERILISASI DENGAN RADIASI ION biologik. Sikius eksperimen berfraksi memberikan data
yang dapat digunakan untuk menetapkan nilai D 10 dan
Perkembangan yang pesat alat kesehatan yang tidak indikator biologik. Informasi mi dapat diterapkan untuk
tahan terhadap sterilisasi panas dan kekhawatiran tentang ekstrapolasi jumlah radiasi yang diserap untuk
keamanan etilen oksida mengakibatkan peningkatan menetapkan suatu probabilitas yang sesuai tentang
penggunaan sterilisasi radiasi. Tetapi cara mi dapat mikroba yang masih bertahan hidup. Prosedur yang
digunakan pada bahan obat dan bentuk sediaan akhir. terbanu untuk sterilisasi radiasi gamma berdasarkan pada
Keunggulan sterilisasi iradiasi meliputi reaktivitas kimia dosis terhadap resistensi radiasi dari beban mikroba
rendah, residu rendah yang dapat diukur, dan kenyataan heterogen alami, dalam produk yang disterilkan. Prosedur
yang membuktikan bahwa variabel yang dikendalikan tersebut sedang dikembangkan, tetapi dapat merupakan
lebih sedikit. Kenyataanya sterilisasi radiasi adalah suatu penilaian yang lebih mewakili di bidang resistensi radiasi,
kekhususan dalam dasar pengendalian yang penting terutama jika terdapat jumlah mikroba yang signifikan
adalah dosis radiasi yang diserap, dan dapat diukur secara tahan radiasi. Rentang mi, mulai dari mikroba resisten
tepat. Oleh karena sifat khas tersebut, banyak prosedur baku, seperti Bacillus pumilus hingga pemaparan dosis
baru yang telah dikembangkan untuk menetapkan dosis sub-letal contoh produk jadi yang diambil dari proses
sterilisasi. Walaupun begitu, hal mi masih dalam produksi. Beberapa hipotesis tertentu adalah umum
peninjauan dan pertimbangan, terutama mengenai terhadap semua metode ini. Walau jumlah populasi yang
kegunaannya, paling tidak, untuk pengendalian tambahan terdapat di dalam suatu bahan mikroba umumnya terdiri
dan tindakan keamanan. Iradiasi hanya menimbulkan dari campunan mikroba yang memiliki sensitivitas yang
sedikit kenaikan suhu, tetapi dapat mempengaruhi berbeda terhadap radiasi, langkah memperlakukan bahan
kualitas danjenis plastik atau kaca tertentu. mi dengan suatu dosis yang lebih rendah dari jumlah
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu dosis sterilisasi letal akan menghilangkan fraksi mikroba
disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) yang kurang resisten. mi akan menghasilkan populasi
dan radiasi berkas elektron. Pada kedua jenis tersebut, residu yang relatif homogen sehubungan dengan
dosis radiasi yang dapat menghasilkan derajat jaminan resistensi radiasi, dan menghasilkan suatu hasil penetapan
stenilitas yang diperlukan hams ditetapkan sedemikian yang konsisten dan mempunyai keberulangan dan
rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan penetapan populasi yang tersisa. Jumlah pengujian
maksimum, sifat bahan yang disterilkan dapat di terima. laboratorium yang diperlukan tergantung pada prosedur
Untuk iradiasi gamma, validasi prosedur meliputi tertentu yang digunakan.
penetapan kesesuaian bahan, kesesuaian cara Satu dari cara tersebut memerlukan penghitungan
memasukkan produk dan penyelesaian penataan jumlah populasi mikroba dari contoh yang mewakili bets bahan
produk di dalam wadah sterilisasi (termasuk identifikasi yang diproduksi secara terpisah. Resistensi populasi
zona dosis minimum dan maksimum), penetapan mikroba tidak di tetapkan dan penentuan dosis didasarkan
pengaturan waktu, dan petunjuk pemberian dosis kepada arbitrasi resistensi radiasi baku yang ditetapkan
sterilisasi yang diperlukan. Untuk iradiasi berkas elekton, untuk populasi mikroba, dan dari data yang diterima dani
sebagai tambahan, perlu divalidasi pengendalian voltase, produsen dan pustaka. Perkiraan kemudian dibuat bahwa
anus listrik, kecepatan ban berjalan, dan dimensi distnibusi pilihan resistensi menunjukkan suatu tantangan
pengamat berkas elektron. yang lebih hebat danipada populasi mikroba alami di
Untuk sterilisasi radiasi gamma, hams dipilih dosis dalam produk yang akan disterilkan. Perkiraan mi,
sterilisasi yang efektif dan dapat ditoleransi tanpa bagaimanapun juga hams diverifikasi dengan percobaan.
menimbulkan kerusakan. Walaupun berdasarkan Setelah verifikasi, dosis stenilisasi radiasi yang sesuai
pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad ( Mrad ) radiasi dapat dilihat dalam suatu tabel.
yang diserap, tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dan Metoda lain, yang dibuat lebih rinci, tidak memerlukan
dapat diterima penggunakan dosis yang lebih rendah penghitungan populasi mikroba, tetapi menggunakan satu
untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan akhir, seni paparan dosis meningkat untuk mendapatkan suatu
Dalam hal lain mungkin diperlukan dosis yang lebih dosis yang ditetapkan sedemikian rupa hingga lebih
tinggi. Untuk validasi efikasi, terutama tingkat papanan kurang 1 dani 100 contoh yang diiradiasi pada dosis
yang rendah, penting untuk menetapkan besar (jumlah tersebut tidak stenil. mi bukanlah dosis sterilisasi
dan atau derajat) resistensi radiasi alami dari populasi tertinggi, tetapi sebagai dasar untuk menetapkan dosis
mikroba produk. Model pengisian produk yang khusus sterilisasi dengan ekstrapolasi dari dosis yang
menghasilkan 1 dari 100 contoh yang tidak steril, dengan tiap cm' permukaan membran pada tekanan tidak kurang
menggunakan faktor resisten yang sesuai dan dari 30 psi (2,0 bar). Membran penyaning semacam itu
mencerminkan populasi mikroba resisten yang tersisa. berukuran nominal 0,22 jim atau 0,2 jim, tergantung pada
Pengawasan berkala dilakukan untuk memeriksa bahwa cara pembuatan produsen. Pengukuran membran
temuan dapat terus dilanjutkan. penyaring dapat juga ditentukan untuk pereaksi atau
Prosedur yang lebih rinci, menierlukan Iebih banyak media yang hams disterilkan dengan cara penyaringan
percobaan dan meliputi isolasi biakan mikroba, termasuk (lihat perlakuan terhadap Isopropil Miristat pada Salep
satu percobaan setelah penetapan dosis substerilisasi dan Minyak yang Larut pada Isopropil Miristat yang
(yang menghasilkan I dari 100 contoh yang tidak steril), tertera pada Uji Sterilitas <71>). Membran penyaning
resistensi mikroba yang bertahan hidup digunakan untuk bakteri (juga dikenal sebagai membran penyaning
menetapkan dosis sterilisasi. Cara lain dibuat berdasarkan analitik), yang hanya mampu menahan mikroba
pada penetapan yang berbeda, dimulai dengan berukuran lebih besar, diberi etiket dengan nominal
peningkatan dosis substerilisasi yang menghasilkan tidak 0,45 jim. Tidak satupun cara pengukunan penyaning 0,45
lebih dan 50% contoh yang tidak steril. Setelah iradiasi j.im yang ditetapkan badan berwenang, dan pengukuran
jumlah secukupnya pada contoh mi, diperoleh beberapa tergantung kepada cana konvensional dari produsen;
isolat mikroba. Resistensi radiasi dari setiap prosedur penyaning 0,45 pm mampu menahan biakan tertentu,
ditetapkan. Dosis stenilisasi. kemudian dihitung seperti Serratia marcescens (ATCC 14756) atau
menggunakan penetapan resistensi dan dosis sterilisasi Pseudomonas diminuta. Tekanan uji yang digunakan
50% yang semula telah ditetapkan. Prosedur pengawasan beraneka ragam, mulai dari yang rendah (5 psi, 0,33
diperlukan untuk metode mi seperti untuk metode lain. banuntuk Serratia atau 0,5 psi, 0,34 ban untuk
Jika dosis radiasi minimum yang diperlukan telah Pseudomonas diminuta) hingga yang tinggi (50 psi,
ditetapkan dan pemberian dosis tersebut telah dipastikan 3,4 bar). Membran mi digunakan untuk uji stenilitas
(dengan dosimeter kimia atau fisika), pelepasan bahan (menunut Prosedur seperti tertera pada Uji Menggunakan
yang telah disterilkan dapat diperkuat dengan validasi Penyaringan Membran dalam Uji Sterilitas <71>), yang
menyeluruh jaminan sterilitas yang meliputi antara lain tidak memenlukan resistensi mikroba yang sempurna.
kepastian dosis yang digunakan, penggunaan indikator Kecil kemungkinan untuk melakukan pengujian contoh
biologik dan lainnya. yang tercemar hanya oleh mikroba ukuran kecil.
Membran penyaning berukuran nominal yang sangat kecil
STERILISASI DENGAN PENYARINGAN dapat di uji dengan biakan Acholeplasma laidlawii atau
galur lain Mycoplasma pada tekanan 7 psi (0,7 ban) dan
Stenilisasi larutan yang labil terhadap panas sering akan berukuran nominal 0,1 jim. Pengukuran nominal
dilakukan penyaringan menggunakan bahan yang dapat yang didasankan pada sifat retensi mikroba berbeda jika
menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandung dapat pengukuran dilakukan dengan cana lain, umpamanya
dipisahkan secara fisika. Perangkat penyaring umumnya dengan pengukuran retensi lingkaran lateks dengan
terdiri dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau berbagai diameter. Merupakan tanggung jawab pengguna
dirangkaikan pada wadah yang tidak permeabel. untuk memilih suatu penyaring dengan ukuran yang tepat
Efektivitas suatu penyaring media atau penyaring subtrat untuk tujuan tertentu, tergantung kepada sifat produk
tergantung pada ukuran pori bahan dan dapat tergatung yang akan disaring. Umumnya tidak layak untuk
pada daya adsorpsi bakteri pada atau di dalam matriks mengulang uji kapasitas penyaningan di tempat pengguna.
penyaring atau tergantung pada mekanisme penganyakan. Uji tentang mikroba lebih baik dilakukan path kondisi
Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa pengayakan produsen terhadap tiap bets membran penyaning yang
merupakan komponen yang lebih penting dan diproduksinya.
mekanisme. Penyaning yang melepas serat, terutama yang Pemakai hams menetapkan parameter penyaningan
mengandung asbes, harus dihindankan penggunaannya yang digunakan dalam pembuatan yang mempengaruhi
kecuali tidak ada penyaningan altematif lain yang efisiensi retensi mikroba secara bermakna. Beberapa hal
mungkin digunakan. Jika penyaring yang melepas serat penting lain yang penlu dipenhatikan pada validasi proses
memang diperlukan, merupakan keharusan, bahwa proses penyaningan, meliputi kemampuan kompatibilitas produk,
penyaringan meliputi adanya penyaning yang melepas penyerapan obat, pengawet dan atau zat tambahan
serat diletakkan pada arah hilir atau sesudah langkah lainnya, dan pengeluanan awal kandungan endoksin.
penyaringan awal. Karena efektivitas proses penyaningan juga
Ukuran penyaring Pengukuran porisitas membran dipengaruhi oleh beban mikroba larutan yang akan
penyaring dilakukan dengan pengukuran nominal yang disaning, penetapan kualitas larutan sebelum penyaningan
menggambarkan kemampuan membran penyaring untuk merupakan aspek penting validasi proses penyaningan
menahan mikroba dari galur tertentu dengan ukuran yang sebagai tambahan pada penetapan parameter lain dani
sesuai, bukan dengan penetapan suatu ukuran rata-rata prosedur penyaningan, seperti tekanan, laju alir dan.
pori dan pernyataan tentang distribusi ukuran. Membran karakteristik unit penyaning. Cara lain untuk mengunaikan
penyaring untuk sterilitas (yang digunakan untuk kemampuan penahanan penyaring adalah menggunakan
memisahkan sebagian besar kontaminan mikroba) adalah log nilai reduksi (LNR). Umpamanya, suatu penyaning
membran yang manipu menahan 100% biakan dari 107 berukuran 0,2 pm yang dapat menahan 107 miknoba galun
mikroba galur Pseudomonas diminuta (ATCC 19146)
- 1666 -

tertentu akan memiliki LNR tidak kurang dari 7, pada PROSES ASEPTIK
kondisi yang telah ditetapkan.
Proses sterilisasi larutan dengan cara penyaringan, Ada pendapat umum yang mengatakan bahwa
pada akhir-akhir mi telab menghasilkan tingkat kepuasan sterilisasi wadah akhir terisi sebagai suatu bentuk sediaan
yang baru, sebagian besar merupakan basil atau alat terkemas akhir adalah proses yang dipilih untuk
perkembangan clan kemajuan teknologi penyaring menjamin resiko terkecil kontaminasi mikroba dalam
membran. Kelompok media penyaring mi menjurus ke bets, terdapat suatu kelompok besar produk yang tidak
arah pengendalian pembakuan clan mutu yang lebih disterilisasi akhir, tetapi disiapkan melalui tahapan
efektif dan juga memberikan kesempatan yang lebih luas aseptik. Proses mi dirancang untuk mencegah masuknya
pada pengguna untuk memastikan karakteristik atau sifat mikroba hidup ke dalam komponen steril atau komponen
rakitan penyaring sebelum dan sesudah penggunaan. yang melewati proses antara yang mengakibatkan produk
kenyataan bahwa penyaring adalah lapisan tipis polimer setengah jadi atau produk ruahan atau komponennya
memberikan banyak keuntungan, tetapi juga memberikan bebas dani mikroba hidup. Bagian mi mengemukakan
beberapa kerugian jika dibandingkan dengan penyaring suatu kajian ulang tentang prinsip produk yang diproses
yang tebal seperti penyaring dari bahan porselen atau secara aseptik dengan resiko minimal terjadinya
kontaminasi miknoba di dalam bets produk jadi dan
bahan masir. Karena banyak dari permukaan membran
bentuk sediaan akhir.
adalah suatu ruangan yang kosong atau ruang terbuka,
Suatu produk yang dianggap diproses secara aseptik
maka penyaning yang cukup baik dirakit dan disterilisasi dapat saja terdiri dari komponen yang sebelumnya telah
akan memberikan suatu keuntungan berupa laju aliran disterilkan dengan salah satu proses yang telah diuraikan.
yang tinggi. Kerugian karena membran umumnya rapuh, Misalnya, produk setengah jadi, jika berupa cairan yang
sehingga penting untuk menetapkan bahwa rakitan sudah telah disaring, dapat disterilkan dengan cara penyaningan.
cukup baik dan membran tidak akan rusak atau pecah Komponen wadah akhir kosong dapat disterilkan dengan
selama perakitan, sterilisasi atau selama penggunaan. panas, panas kering digunakan untuk sterilisasi vial kaca,
Rakitan wadah dan penyaring yang digunakan pertama- clan otokiaf untuk penutup karet. Daerah kritis yang perlu
tama hams divalidasi terhadap kompatibilitas dan diperhatikan adalah lingkungan bennikroba tempat
integritas oleh pengguna. Jika terbuka kemungkinan komponen yang sebelumnya telah disterilkan
untuk mencampur rakitan dan membran penyaning yang terkontaminasi selama perakitan untuk memproduksi
diproduksi berbagai produsen, maka kompatibilitas dan bentuk sediaanjadi, clan selama pengisian secara aseptik.
rakitan gabungan mi hams lebih dahulu divalidasi. Persyaratan untuk fasilitas pengisian atau proses
Disamping itu, terdapat beberapa uji yang hams aseptik lainnya yang dirancang, divalidasi dan dipelihara
dilakukan oleh produsen penyaning membran yang pada dengan benar, terutama ditujukan pada (i) Lingkungan
umumnya tidak diulang lagi oleh pengguna, meliputi uji udara yang bebas mikroba viabel yang dirancang dengan
tentang mikrobiologik. Hasil uji terhadap tiap bets benar untuk memungkmnkan pemeliharaan yang efektif
membran penyaring yang diproduksi hams diperoleh dan dari unit alat pernasok udana (ii) Tersedianya tenaga
produsen, dan didokumentasikan oleh pengguna. pekerja terlatih, yang dilengkapi dan mengenakan
Penyaringan untuk tujuan stabilisasi umumnya pakaian kerja yang memadai. Lingkungan yang
dilaksanakan menggunakan rakitan yang memiliki diinginkan dapat dicapai melalui teknologi penyaringan
membran dengan porositas nominal Ukuran minimal udana tingkat tinggi yang pada saat itu mudah diperoleh,
poni-pori sebesar 0,2 pm atau kurang, berdasarkan pada dan yang berperan memasok udana berkualitas
pembanding yang telah divalidasi tidak kurang dan 10 ' mikrobiologi yang diperlukan. Fasilitas meliputi sistem
susensi Pseudomonas diminuta (ATCC No. 19146) per sawar primer (di dekat tempat bahan terpapar) dan
cm dari luas permukaan penyaring. Media membran sekunder (tempat proses aseptik berlangsung).
penyaring yang tersedia saat mi yaitu selulosa asetat, Untuk fasilitas proses aseptik atau lingkungan tempat
selulosa nitrat, fluorokarbonat, polimer akrilik, pengisian aseptik yang dirancang dengan baik, berikan
polikarbonat, poliester, polivinil kiorida, vinil, nilon, perhatian untuk bagian yang penting, seperti permukaan
politef, dan juga membran logam, dan mi dapat diperkuat yang tidak berponi dan licin, termasuk dinding clan langit-
atau ditunjang oleh bahan berserat internal. Rakitan langit hingga dapat secana berkala disanitasi; tempat ganti
penyaning membran hams diuji untuk integritas awal pakaian kerja dengan ruangan yang cukup memadai
sebelum digunakan, dengan ketentuan bahwa uji tersebut untuk pekerja dan untuk menyimpan pakaian streril;
tidak mengurangi validitas sistem uji, dan hams diuji pemisahan yang memadai antara ruangan persiapan bagi
sesudah proses penyaning selesai, untuk menunjukkan pekerja dan ruangan proses aseptik akhir, jika perlu
tersedia perlengkapan tertentu seperti ruang tertutup
bahwa rakitan penyaring mempertahankan integritas
kedap udara dan atau penyemprotan udara; perbedaan
sepanjang prosedur penyaring berlangsung. Uji
tekanan yang sesuai antar ruangan, tekanan yang paling
penggunaan khusus adalah uji titik gelembung, uji aliran positif adalah di ruangan atau lingkungan proses aseptik;
udara difusif, uji penahanan tekanan, dan uji aliran ke
penggunaan ruang bersih (satu arah) di tempat yang
depan. Selama uji hams dikaitkan dengan retensi paling dekat dengan produk atau komponen yang terpapar
mikroba. dan aliran udara tersaning ke tempat tersebut, dengan
frekuensi pergantian udara yang cukup; kelembaban yang
sesuai dan pengendalian suhu lingkungan; clan suatu
program sanitasi yang terdokumentasi. Pelatihan yang
- 1667 -

sesuai bagi pekerja dalam teknik higiene dan cara penanganan contoh, tetapi jumlah satuan dan/atau waktu
berpakaian harus ditekankan sedemikian rupa hingga inkubasi yang dipilih dapat berbeda. Jumlah contoh yang
kakaian kerja, sarung tangan, dan penutup tubuh lainnya dipilih hams sebanding dengan tujuan yang diinginkan,
terutama harus dapat menutupi secara sempurna umpamanya sehubungan dengan jumlah yang
permukaan kulit yang terpapar. dikemukakan lebih atau kurang disesuaikan dengan uji
Sertifikasi dan validasi proses aseptik dan fasilitas sterilitas dalam konteks dari semua perlakuan untuk
dapat dicapai dengan penentuan efisiensi sistem jaminan sterilitas pada produsen. Juga, perpanjangan
penyaringan, dengan menggunakan prosedur pemantauan waktu inkubasi dapat membuat pengujian menjadi lebih
lingkungan secara mikrobiologi, dan membuat media sensitif untuk mikroba yang lambat tumbuh. Dalam uji
biakan steril sebagai produk simulasi. sterilitas media, mikroba lambat tumbuh tersebut,
Pemantauan fasilitas aseptik harus meliputi terutama jika diisolasi dari beban mikroba dari produk,
pemeriksaan penyaringan udara lingkungan secara hams disertakan dengan uji pewamaan lain. Hasil uji
berkala sebagaimana juga pemantauan berkala terhadap sterilitas yang negatif atau yang memuaskan, hanya
partikulat dan mikroba lingkungan, dan dapat meliputi berguna sebagai penunjang lanjutan bagi kenyataan yang
proses pembuatan media biakan steril secara berkala. berhubungan dengan kualitas dari bets; jika semua
rekaman produksi dalam keadaan yang teratur yang
Uji Sterilitas dari Bets berhubungan erat dengan bets yang ada, maka proses
stenilisasi atau aseptik jelas efektif. Bagaimanapun, hasil
Harus diakui bahwa uji sterilitas penentu mungkin uji yang tidak memuaskan, dalam pengendalian kualitas
tidak dapat mendeteksi kontaminasi mikroba jika terdapat produksi, menunjukkan suatu pertanda diperlukannya
dalam presentase kecil dari bahan jadi dalam bets, karena langkah selanjutnya (seperti tertera pada Kinerja,
jumlah satuan tertentu yang diambil memberikan Pengamatan dan Penafsiran Hasil).
keterbatasan statistik yang signifikan pada penggunaan
hasil pengujian. Bagaimanapun juga kenyataan DEF1NISI BETS DAN SELEKSI CONTOH UNTUK
keterbatasan mi hams dapat diterima karena pengetahuan UJI STERILITAS
sekarang mi tidak memberikan altematif yang tidak
merusak untuk menetapkan kualitas mikrobiologi dan Bahan dapat disterilisasi akhir baik di dalam suatu
tiap bahan jadi dalam bets, dan merupakan pilihan yang bejana maupun melalui suatu proses berkesinambungan.
tidak layak untuk meningkatkan jumlah contoh secara Pada proses dalam bejana sejumlah bahan disterilisasi
signifikan. secara bersamaan pada kondisi terkendali, misalnya,
Tujuan utama dalam menunjang tuntutan bahwa suatu dalam suatu otoklaf, sehingga untuk tujuan uji stenilitas,
bets bahan jadi yang hams steril memenuhi spesifikasi bets tersebut dianggap sebagai isi dari suatu bejana
yang terdini dan dokumentasi produksi aktual dan tunggal. Pada proses berkesinambungan, bahan
rekaman sterilisasi suatu bets, dan rekaman validasi disterilkan secara tersendiri dan berunutan, misalnya,
sebagai tambahan yang menyatakan bahwa proses dengan membenikan radiasi berkas elektron, sehingga
sterilisasi memiliki kemampuan untuk menginaktifkan bets dianggap tidak lebih besan dari jumlah keseluruhan
secara total beban mikroba yang terdapat pada produk contoh serupa seperti ditunjukkan pada stenilisasi yang
jadi atau suatu tantangan yang lebih resisten. Selanjutnya, seragam selama jangka waktu tidak lebih dari 24 jam.
hams ditunjukkan bahwa tiap langkah proses yang Pada pengisian secana aseptik, istilah pelaksanaan
melibatkan produk terpapar sesudah proses sterilisasi pengisian dimaksudkan suatu kelompok wadah akhir,
hams dilakukan secara aseptik untuk mencegah dalam segala hal adalah identik, yang telah diisi secara
kontaminasi. Jika data berasal dan pengkajian validasi aseptik dengan produk yang sama dari bahan setengah
proses jaminan sterilitas produsen dan dari data jadi dalam peniode waktu tidak lebih dari 24 jam
pengendalian dalam proses yang telah dinyatakan dapat berurutan tanpa berhenti atau penggantian yang dapat
memberikan jaminan yang lebih menyakinkan bahwa bets mempengaruhi integnitas rakitan pengisian. Contoh yang
tersebut memenuhi kemungkinan yang kecil untuk diuji hams dapat mewakili tiap rakitan pengisian dan
mengadung unit terkontaminasi yang dikehendaki hams diseleksi pada selang waktu yang sesuai secara
(bandingkan dengan hasil uji sterilitas dari satuan akhir menyeluruh pada semua pelaksanaan pengisian. Jika
yamg diambil dari bets bersangkutan), maka tiap prosedur lebih dari tiga mesin pengisi, setiap mesin memiliki
uji sterilitas yang diadopsi mungkin minimal, atau tidak tempat pengisian tunggal atau ganda, digunakan untuk
diperlukan secara rutin. Bagaimanapun, anggapan bahwa pengisian bets tunggal, minimum 20 wadah tenisi (tidak
semua kriteria produksi yang tersebut di atas dipenuhi, kurang dari 10 per media), hams diuji untuk tiap mesin
masih diperlukan uji sterilitas terhadap contoh dari bets pengisi, tetapi yang diperlukan umumnya jumlah total
bahan jadi. Uji sterilitas tersebut umumnya dilakukan tidak penlu melebihi 100 wadah.
segera setelah bets tersebut diproduksi sebagai suatu uji Untuk bets kecil, dalam hal pengisian aseptik atau
pengendalian kualitas produk akhir. sterilisasi akhin, jika jumlah wadah akhir dalam bets
Uji sterilitas yang dilakukan dengan cara mi dalam antara 20 dan 200, umumnya lebih kunang 10% dan
rangka pengendalian produksi tidak boleh disalahartikan wadah hams diuji. Jika jumlah akhir dalam bets adalah 20
dengan yang tertera pada Uji Sterilitas <71>. Cara yang atau kurang, tidak kurang dari dua wadah akhir hams
rinci bisa saja sama, seperti pada media, inokula dan diuji.
-1668-

sebagai petunjuk tidak adanya kontaminasi intrinsik dan


Kinerja, Pengamatan dan Penafsiran Hasil bets bersangkutan.
Jika terdapat pertumbuhan mikroba, lanjutkan pada
Fasilitas untuk uji sterilitas harus diusahakan Tahap kedua.
sedemikian rupa hingga tidak memberikan mikroba Tahap kedua Jika terjadi pertumbuhan mikroba,
tantang yang lebih besar dari bahan yang diuji jika lakukan uji Tahap kedua (kecuali jika uji Tahap pertama
dibandingkan oleh seorang yang memiliki keahlian tinggi dinyatakan tidak absah). Bukti yang menyatakan bahwa
dibidang teknik aseptik. Rekaman kinerja uji dari penguji uji Tahap pertama tidak absah hingga mengulanginya
mi harus didokumentasi. sebagai suatu uji Tahap pertama dapat diperoleh dan
Penanganan aseptik ekstensif yang diperlukan untuk pengkajian catatan uji lingkungan dan catatan yang
pelaksanaan uji sterilitas dapat menghasilkan probabilitas relevan. Penemuan pertumbuhan mikroba pada kontrol
kontaminasi yang tidak berkaitan dengan produk yang negatif tidak perlu dipertimbangkan sebagai dasan satu-
dinyatakan dengan iO, suatu tingkat yang sama dengan satunya untuk menyatakan uji Tahap pertama tidak
efisiensi pelaksanaan aseptik secara menyeluruh dan absah. Jika melakukan uji Tahap kedua, terutama jika
dapat dibandingkan dengan probabilitas mikroba hidup tengantung dani hasil uji untuk pelepasan bets, mulai dan
dan bahan yang diproses secara aseptik. Tingkat dokumentasikan suatu kajian menyeluruh dari semua
probabilitas mi secara signifikan lebih besar dari yang nekaman produksi dan pengawasan yang benlaku secara
wnum berlaku bagi proses stenilisasi akhir, yaitu. 1 dalam bensamaan. Pada pengkajian mi penlu dibenikan perhatian
sejuta atau lO probabilitas mikroba hidup. Sebaiknya, kepada hal benikut:
bahan jadi yang diketahui steril hams secara berkala (1)Pemeniksaan rekaman pemantauan siklus stenilisasi
diperlakukan sebagai kontrol negatif, sebagai alat kendali yang divalidasi yang diterapkan pada produk.
prosedur uji yang dapat dipercaya. Sebaiknya teknisi (2)Riwayat uji sterilitas yang berhubungan dengan
yang melaksanakan pengijian hams tidak mengetahi produk tertentu, baik untuk contoh jadi dan masih dalam
bahwa mereka melakukan uji kontrol negatif. Dari uji mi proses maupun nekaman sterilisasi alat penunjang, wadah,
diinginkan suatu basil positif palsu secara berkala tidak penutup dan komponen stenil, jika ada.
melebihi 2%. (3)Data pengawasan lingkungan, termasuk yang
Untuk bahan yang diproses secara aseptik, fakta mi dipenoleh dani pengisian media, lempeng yang terpapar,
mendukung penggunaan secara rutin uji yang tertera pada data penyaringan, tiap rekaman sanitasi dan data
Uji Sterilitas <71> atau yang lebih ninci. Dokumentasi pemantauan miknoba dari pekerja, pakaian kerja, sarung
produksi dan validasi harus lengkap dan dapat diterima. tangan dan cara berpakaian.
Bagaimanapun juga untuk produk yang mengalami Jika tidak berhasil menelusuni dan pengkajian tersebut
sterilisasi akhir secara efektif, probabilitas mikroba hidup di atas, maka gambaran miknoba produk yang berlaku
lebih rendah dapat menuntun penggunaan uji yang kurang hams diperiksa menggunakan gambanan niwayat adanya
ekstensif daripada prosedur yang ditetapkan pada Uji kemungkinan perubahan. Rekaman hams dipeniksa secara
Sterilitas <71>, atau bahkan dapat menghindani bensamaan untuk tiap perubahan dalam sumber
keharusan untuk melaksanakan salah satunya. Tambahan komponen produk danlatau prosedur proses yang sedang
jaminan stenilitas dari stenilisasi akhir yang dapat berlangsung yang mungkin ikut berperan. Tergantung
dipercaya tergantung pada proses sterilisasi yang kepada temuan, dan dalam hal yang ekstnim, penlu
divalidasi dan didokumentasi secara baik. Uji sterilisasi diberikan pertimbangan untuk nevalidasi selunuh proses
sendini tidak dapat diganti. pembuatan. Pada Tahap kedua tidak mungkin untuk
menentukan jumlah tertentu contoh yang diuji. Biasanya
Penafsiran basil uji pengawasan mutu Tanggung adalah mengambil jumlah contoh sebanyak dua kali dani
jawab menyeluruh untuk melakukan satuan uji dan Tahap pertama pada uji stenilitas, atau jumlah lain yang
penafsiran basil uji berkaitan dengan ditenima atau layak. Volume minimum yang diuji dari tiap contoh,
ditolaknya suatu bets harus berada di tangan petugas yang media dan masa inkubasi sama seperti tertera pada Tahap
telah mendapat latihan formal yang sesuai di bidang pertama.
mikrobiologi clan memiliki pengetahuan di bidang Jika tidak terdapat pertumbuhan pada Tahap kedua,
sterilisasi industni, proses aseptik dan konsep statistik dan dokumen pengkajian dari rekaman yang sesuai dan
pengambilan contoh. Petugas seperti mi hams juga pemeniksaan produk yang bersangkutan tidak menunjang
menguasai masalah program pengawasan lingkungan kemungkinan kontaminasi intninsik, bets dapat
dalam fasilitas uji untuk menjamin agar kualitas dinyatakan memenuhi persyanatan Uji sterilitas <71>.
mikrobiologi udara dan permukaan kerja kritis dapat Jika tendapat pertumbuhan, bets bersangkutan tidak
diterima secara konsisten. memenuhi persyaratan uji. Seperti yang dinyatakan pada
Uji stenilitas pengawasan mutu (baik yang sesuai uji Tahap pertama, uji Tahap kedua dapat dinyatakan
dengan uji penentu yang resmi maupun uji yang tidak absah dengan bukti yang cukup, dan jika tenjadi,
dimodifikasi) dapat dilakukan dengan dua tahap terpisah ulangi seperti Tahap kedua.
sedemikian rupa hingga meniadakan hasil positif palsu.
Tahap pertama Dengan mengabaikan rencana
pengambilan contoh yang digunakan, jika tidak terbukti
adanya pertumbuhan mikroba, basil uji dapat digunakan
-1669-

VALIDASI PROSEDUR DALAM Karakteristik kinerja analisis yang dimaksud akan


FARMAKOPE <1381> diuraikan pada bab berikut.

Prosedur pengujian yang digunakan untuk menilai tingkat Validasi Validasi suatu prosedur analisis adalah proses
mutu bahan dan sediaan farmasi yang terdapat dalam yang ditetapkan melalui kajian laboratorium bahwa
farmakope memerlukan berbagai persyaratan. karakteristik kinerja prosedur tersebut telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Jenis
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini karakteristik kinerja analitik yang diuraikan dalain
mempersyaratkan metode yang digunakan untuk menilai dokumen mi dapat dilihat dalam Tabel I. Karena
kesesuaian mutu bahan dan sediaan farniasi terhadap pandangan dan pengertian akan terminologi sering
spesifikasi yang telah ditetapkan harus telah dibuktikan berbeda, maka masing-masing karakteristik kinerja
akurasi dan reliabilitasnya. analitik akan diuraikan dan didefinisikan secara khusus
dalam bab berikutnya.
Pengguna metode-metode analitik yang tertera dalam
farmakope tidak dipersyaratkan untuk memvalidasi Tabel 1
akurasi dan reliabilitas tetapi cukup memverifikasi Karakteristik kinerja analitik yang digunakan
kesesuaiannya pada kondisi nyatapenggunaannya. dalam validasi metode
Sesuai dengan status legal farmakope, maka prosedur
baru yang akan diajukan untuk adopsi atau revisi Akurasi
prosedur yang sudah ada harus didukung oleh data Presisi
laboratorium yang memadai. Spesifisitas
Batas Deteksi
PENYERAHAN XE PANITIA FARMAKOPE Batas Kuantitasi
Linearitas
Penyerahan prosedur analisis baru atau yang direvisi Rentang
kepada Panitia Fannakope harus disertai dengan Ketegaran
informasi yang cukup untuk dapat dievaluasi. Secara
umum, evaluasi meliputi penilaian kejelasan dan
kelengkapan uraian prosedur analisis, penetapan Revalidasi Revalidasi perlu dilakukan dalam kasus
kebutuhan akan prosedur, dan bukti terdokumentasi berikut: penyerahan prosedur analisis yang direvisi
terhadap validasi yang telah dilakukan. Informasi dapat kepada Panitia Farmakope, atau penggunaan suatu
beragam, tergantung pada jenis metode yang digunakan. prosedur umum yang telah ditetapkan pada produk baru
Namun pada umumnya informasi mencakup hal-hal atau bahan baku baru.
berikut: Menurut dokumen "International Conference on
Harmonization" (ICH) revalidasi perlu dilalcukan jika
terjadi : perubahan dalam sintesis senyawa obat,
Dasar pemikiran Bagian mi harus mencantumkan
perubahan dalam komposisi sediaan fanmasi, dan
kebutuhan prosedur dan uraian kemampuan prosedur
perubahan dalam prosedur analisis.
khusus yang diusulkan dan alasan pemilihan prosedur mi
dibandingkan prosedur lain. Untuk prosedur yang direvisi
harus disertai dengan perbandingan yang menunjukkan Karakteristik Analitik
kelemahan prosedur yang masih berlaku dan keunggulan
yang dimiliki oleh prosedur yang diusulkan. AKURASI suatu prosedur analisis adalab tingkat
kedekatan antana hasil pengujian dengan prosedur yang
sedang divalidasi terhadap nilai yang benar. Akurasi
Prosedur analisis yang diusulkan Pada bagian mi, prosedur analisis hams ditetapkan ineliputi rentang nilai
prosedur analisis hams diuraikan secara lengkap dan rind
benar tersebut.
sehingga personal terlatih mampu melakukan replikasi
Penetapan Dalam kasus pengujian senyawa obat,
pengujian yang sama. Uraian prosedur hams meliputi
akurasi ditetapkan dengan penerapan prosedur analisis
semua parameter operasional yang penting dan instruksi tersebut pada analit yang diketahui kemurniannya
khusus seperti penyiapan pereaksi, pelaksanaan uji
(misalnya balm pembanding) atau dengan
kesesuaian sistem, uraian blangko yang digunakan,
pembandingan hasil analisis dengan prosedur lain yang
peringatan, dan formula yang jelas untuk perhitungan
telah ditetapkan akurasinya.
hasil pengujian.
Dalam kasus pengujian senyawa obat dalarn produk
formulasi, akurasi dapat ditetapkan dengan penerapan
Unsur data Bagian mi hams berisi dokumen yang prosedun tersebut pada canipuran sintetik komponen
lengkap dan menyeluruh dari kajian validasi prosedur sediaan fanmasi yang ke dalamnya telah ditambahkan
analisis. Termasuk didalamnya rangkuman data sejumlah analit dalam suatu rentang kadar tertentu. Jika
pengujian dan perhitungan yang mendukung setiap hat tersebut tidak dimungkinkan untuk memperoleh
karakteristik kinerja analisis yang digunakan. semua komponen sediaan fanmasi tersebut, maka akurasi
ditetapkan dengan menetapkan kadar analit yang
-1670-

ditambahkan dan diketahui jumlahnya ke dalam sediaan mulai dari penyiapan sampel hingga diperoleh hasil akhir
farmasi atau membandingkan hasil penetapan dengan pengujian.
suatu prosedur yang telah diketahui akurasinya. Dokumen ICH merekomendasikan bahwa repetabilitas
Dalam hal analisis kuantitatif cemaran, akurasi ditetapkan ditentukan dengan menggunakan minimal 9 penetapan
terhadap sampel (senyawa obat atau sediaan farmasi) meliputi suatu rentang konsentrasi khusus untuk prosedur
yang telah ditambahkan sejumlah tertentu cemaran. Jika (misalnya 3 konsentrasi dan 3 replikasi untuk masing-
cemaran atau produk degradasi tidak mungkin diperoleh, masing konsentrasi, atau minimal 6 penetapan pada
maka akurasi ditetapkan dengan membandingkan hasil konsentrasi uji 100%)
analisis terhadap hasil pengujian prosedur lain yang telah
diakui. Jika tidak ada informasi lain, dimungkinkan untuk SPESIFISITAS Dokumen ICH mendefinisikan
menghitung jumlah cemaran berdasarkan perbandingan spesifisitas sebagai kemampuan menguji secara tepat
respons dengan respons senyawa obat. Rasio antara suatu analit dengan adanya komponen lain dan
respons sejumlah sama cemaran dengan senyawa obat diperkirakan ada sebagai cemaran, hasil degradasi, dan
(faktor respons relatif) dapat digunakan jika telah matniks sampel. Ketiadaan spesifisitas dari prosedur
diketahui. analisis dapat diatasi dengan penggunaan prosedur
Akurasi dihitung sebagai persentase perolehan kembali analitik pendukung. [Catatan Beberapa organisasi
dari penetapan sejumlah analit yang ditambahkan dan internasional menggunakan istilah selektivitas untuk
diketahui jumlahnya kedalam sampel, atau sebagai selisih menggantikan spesflsitas.] Untuk menjelaskan definisi di
antara hasil rata-rata dengan hasil benar yang diterima atas dapat digunakan implikasi benikut:
bersama dengan batas kepercayaannya. Uji identtIkasi Prosedur hanus menjamin identitas
Dokumen ICH merekomendasikan bahwa akurasi analit.
ditetapkan dengan menggunakan minimal 9 penetapan Uji kemurnian Prosedur harus menjamin dalam
meliputi 3 tingkat konsentrasi berbeda yang telah penetapan akurat kandungan cemaran dalam analit
ditetapkan (misalnya 3 konsentrasi dan 3 replikasi untuk (seperti senyawa sejenis, batas logam berat, cemaran
masing-masing konsentrasi). organik mudah menguap).
Penilaian akurasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, Penetapan kadar Prosedur harus menjamin dan
termasuk menilai persen perolehan kembali dari berbagai membenikan pernyataan akurat pada kadar atau potensi
rentang pengujian, atau menilai linearitas hubungan analit dalam sampel.
antara konsentrasi yang dihitung terhadap konsentrasi
sebenarnya. Arah ganis lurus hubungan tersebut harus Penetapan Dalam kasus analisis kualitatif (uji
sekitar 1,0 atau mendekati 1,0. Dalam kasus lain, interval identifikasi) maka prosedur harus menunjukkan
kedekatan harus ditetapkan terlebih dahulu dalam kemampuan untuk memilih antara senyawa-senyawa
protokol validasi. Kniteria penerimaan akurasi sangat yang berkaitan erat dengan strukturnya. mi dapat
tergantung kepada jenis pengujian dan keragaman serta dikonfirmasi dengan memperoleh hasil positif dan
sediaan yang diuji. sampel yang mengandung analit dibandingkan dengan
hasil negatif dari sampel yang tidak mengandung analit,
PRESISI prosedur analisis adalah tingkat kedekatan dan dikonfirmasi bahwa hasil positif tersebut tidak
diantara hasil uji individu bila prosedur diterapkan diperoleh dari bahan-bahan yang berstruktur sama atau
berulangkali terhadap sampling ganda atau sampel yang berdekatan dengan analit.
homogen. Presisi biasanya dinyatakan sebagai simpangan Dalam kasus prosedun untuk cemanan, spesifisitas
baku atau simpangan baku relatif (koefisien vaniasi) dan dilakukan dengan menetapkan sejumlah tertentu cemanan
satu seri pengukuran. Presisi merupakan ukuran tingkat yang ditambahkan pada senyawa obat atau sediaan
reprodusibilitas atau repetabilitas prosedur analisis dalam farmasi, dan hasilnya menunjukkan cemanan tersebut
kondisi kerja normal. Dalam kaitan mi reprodusibilitas ditetapkan dengan akurasi dan presisi yang memadai.
mengacu pada penggunaan prosedur analisis di beberapa Dalam kasus penetapan kadan, spesifisitas dapat
laboratoriuru yang berbeda. Presisi antara (dikenal juga ditunjukkan dengan tidak adanya pengaruh cemaran atau
sebagai "ruggedness"), menyatakan keragaman dalam eksipien pada prosedur. Pada prakteknya, hal mi dapat
laboratorium yang dilakukan pada hari yang berbeda atau dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah cemaran
oleh analis yang berbeda atau peralatan yang berbeda di atau eksipien pada senyawa obat atau sediaan dan hasil
laboratorium yang sama. Repetabilitas mengacu pada penetapan kadan tidak dipengaruhi oleb adanya bahan-
penggunaan prosedur analisis dalam laboratorium yang bahan dani luar tersebut.
sama dalam periode waktu yang singkat oleh analis yang Jika baku cemaran atau hasil unai tidak tersedia, maka
sama dengan peralatan yang sama. spesifisitas ditunjukkan dengan membandingkan hasil
Penetapan Presisi prosedur analisis ditetapkan dengan analisis sampel yang mengandung cemanan atau hasil
menentukan kadar sejumlah memadai dari larutan sampel unai tenhadap hasil prosedur lain yang sudah divalidasi.
homogen beberapa kali, sehingga hasil pengujian dapat Pembandingan hasil analisis meliputi juga sampel yang
dihitung secara statistik perkiraan yang sah dan disimpan pada kondisi perlakuan yang relevan (misalnya
simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien penganuh cahaya, panas, lembab, hidrolisis asam/basa,
variasi). Penetapan kadar dalam kaitan mi adalah analisis dan oksidasi). Dalam kasus uji kemunnian kromatografi,
bebas terhadap sampel yang dilakukan secara lengkap maka pnofil cemaran hams dibandingkan.
- 1671 -

Dokumen 1CH menyatakan jika digunakan prose&r Untuk prosedur instrumental, pendekatan yang sama
kromatografi, maka kromatogram harus disertakan untuk dapat digunakan seperti pada prosedur non-instrumental.
menunjukkan derajat selektivitasnya, dan puncak harus Dalam kasus prosedur yang diserahkan untuk
diberi tanda. Uji kemurnian puncak (dengan "Diode dipertimbangkan sebagai prosedur resmi, tidak perlu
Array" atau Spektrometri Massa) dapat digunakan untuk menentukan batas kuantitasi. Biasanya batas kuantitasi
menunjukkan bahwa puncak kromatogram analit tidak ditetapkan dengan menganalisis sampel dengan
mengandung komponen lain konsentrasi analit di atas atau di bawah aras
kuantitasinya.
BATAS DETEKSI adalah karakteristik uji batas. mi Dalam kasus prosedur analisis instrumental yang
merupakan konsentrasi terendah analit dalam sampel menunjukkan adanya gangguan latar belakang, dokumen
yang dapat dideteksi, tetapi tidak perlu kuantitatif dalam ICH menguraikan pendekatan umum dengan
kondisi percobaan yang ditentukan. Uji batas semata- membandingkan hasil pengukuran "signal" dari sampel
main menunjang bahwa konsentrasi analit di bawah atau yang mengandung analit kadar rendah dengan hasil
di atas aras tertentu. Batas deteksi umumnya dinyatakan pengukuran "signal" sampel blangko. Konsentrasi
sebagai konsentrasi analit (misalnya persen, bpj, bpm) minimum analit dapat ditentukan pada perbandingan
dalam sampel. "signal to noise" 10:1. Pendekatan lain tergantung pada
penentuan arah ganis kurva kalibrasi dan standar deviasi
Penetapan Untuk prosedur non-instrumental, batas dari respons. Selanjutnya batas kuantitasi divalidasi
deteksi umumnya ditetapkan dengan analisis sampel yang dengan analisis terhadap sejumlah sampel yang
mengandung analit dalam kadar yang diketahui dan mengandung analit mendekati atau dipensiapkan
menentukan kadar analit terendah yang dapat dideteksi mengandung analit pada batas kuantitasinya.
dengan baik.
Untuk prosedur instrumental, pendekatan yang sama LINEARITAS DAN RENTANG
dapat digunakan dengan prosedur non-instrumental.
Dalam kasus prosedur yang diserahkan untuk Linearitas adalah kemampuannya untuk menunjukkan
dipertimbangkan sebagai prosedur farmakope resmi, basil uji yang secara langsung atau dengan melalui
semuanya tidak pernah ditentukan batas deteksinya secara transformasi matematik yang tepat proporsional terhadap
tepat. Batas deteksi cukup ditimjukkan rendab dengan konsentrasi analit dalam sampel dalam rentang yang
analisis sampel yang mengandung kadar analit di atas dibenikan. Dalam kaitan mi lineanitas mengacu path
atau di bawah batas deteksi yang dipersyaratkan. hubungan linear antara konsentrasi dan hasil pengukuran
Dalam kasus prosedur analisis instrumental yang pengujian. Dalam beberapa kasus, untuk mencapai
menujukkan adanya gangguan latar belakang, dokumen lineanitas, konsentrasi atau hasil pengukuran dapat
ICH menguraikan pendekatan umum dengan ditransformasi dalam bentuldogaritma, akar kuadrat,
membandingkan basil pengukuran "signal" dari sampel resiprokal, atau bentuk transformasi lainnya. Jika
dengan konsentrasi analit rendah yang diketahui dengan linearitas tidak dicapai, maka hubungan non-linear dapat
"signal" sampel blangko. Konsentrasi minimum analit digunakan.
yang masih dapat dideteksi dapat ditentukan pada
perbandingan "signal to noise" 2:1 atau 3:1. Pendekatan Rentang adalah interval antara batas tertinggi dan batas
lain tergantung pada penetapan arah garis kurva kalibrasi terendah dari kadar analit yang telah dibuktikan, dapat
dan standar deviasi respons. Selanjutnya batas deteksi ditentukan dengan presisi, akurasi dan linearitas yang
dapat divalidasi dengan menganalisis sejumlah sampel sesuai menggunakan prosedur analisis yang ditetapkan.
yang diketahui kadarnya mendekati atau dipersiapkan Rentang uinumnya dinyatakan dalam satuan yang sama
pada batas deteksinya. dengan hasil uji (misalnya persen, bpj, bpm) yang
diperoleh dengan prosedur analisis mi.
BATAS KUANTITASI adalah karaktenistik penetapan
kuantitatif pada aras rendah dari senyawa dalam matniks Penetapan Linearitas dapat ditentukan sepanjang rentang
sampel, seperti cemaran dalam senyawa obat ruahan dan prosedur analisis. Awalnya linearitas digambarkan secara
hasil degradasi dalam sediaan farmasi akhir. Batas visual antara "signal" sebagai fungsi dari konsentrasi
kuantitasi adalah konsentrasi terendah dari analit dalam analit. Jika terlihat ada hubungan yang linear, hasil uji
sampel yang ditetapkan dengan akurasi dan presisi yang dapat ditentukan dengan metode statistik yang memadai
dapat ditenima dalam kondisi percobaan yang telah (misalnya dengan perhitungan garis regresi kuadrat
ditetapkan. Batas kuantitasi dinyatakan sebagai terkecil). Data dari garis regnesi dapat membantu untuk
konsentrasi analit (misalnya persen,bpj, bpm) dalam menunjukan perkiraan derajat lineanitas, seperti koefisien
sampel. korelasi, perpotongan sumbu y, arab ganis regresi dan
Penetapan Untuk metode non-instrumental, batas jumlab kuadrat residu garis regnesi yang dapat diterima.
kuantitasi umumnya ditetapkan dengan melakukan Rentang pnosedur divalidasi dengan membuktikan bahwa
analisis sampel yang mengandung analit dalam jumlah prosedur analisis membenikan presisi, akunasi dan
yang diketahui dan menetapkan kadar terendah analit linearitas yang dapat ditenima ketika diterapkan pada
yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang sampel yang mengandung anal it pada konsentrasi ekstrim
dapat ditenima. yang berada pada rentang.
- 1672 -

ICH merekomendasikan bahwa linearitas ditetapkan Uji Kesesuaian Sistem berdasarkan pada konsep bahwa
dengan menggunakan minimal 5 konsentrasi yang peralatan, elektronik, kerja analitik dan sampel
digunakan secara normal. Dan juga direkomendasikan merupakan satu sistem yang terpadu yang harus
rentang minimum yang digunakan sebagai berikut: dievaluasi. Parameter kesesuaian sistem yang harus
Penetapan kadar senyawa obat (atau sediaan farmasi ditetapkan tergantung pada jenis prosedur yang akan
akhir): dan 80% hingga 120% dari konsentrasi uji. dievaluasi. Kesesuaian sistem sangat penting dalam hal
Penetapan cemaran: dan 50% hingga 120% dan prosedur kromatografi. Penyerahan pada Panitia
kriteria penerimaan. Farmakope hendaknya dilengkapi dengan persyaratan
Untuk Keseragaman kandungan: minimal 70% hingga kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
130% dari konsentrasi uji (sangat tergantung pada sifat <931>.
alami bentuk sediaan).
Untuk Uji Disolusi: ±20% dari rentang spesifik Unsur Data yang Diperlukan untuk Validasi
(misalnya pada sediaan pelepasan terkendali, setelah
1 jam 20%, dan setelah 24 jam lebih dan 90%, maka Persyaratan pengujian farmakope beragam, mulai dan
rentangnya dan 0% - 110% dari konsentrasi yang penetapan analisis tingkat kepastian tinggi sampai
dinyatakan pada etiket). evaluasi terhadap karakteristik. Setiap prosedur analisis
yang berbeda memerlukan skema validasi yang berbeda.
Ketegaran adalah ukuran kemampuan prosedur untuk Bagian mi hanya mencakup kategori pengujian secana
tetap bertahan dan tidak terpengaruh oleh keragaman umum yang memsyanatkan data validasi. Kategoni-
kecil yang disengaja pada parameter prosedur yang kategori tersebut adalah sebagai berikut:
terdapat dalam dokumen. Ketegaran dapat ditentukan
pada waktu pengembangan prosedur analisis. Kategori I Prosedur analisis untuk penetapan kadar
komponen utarna dalam bahan baku obat atau bahan aktif
Kesesuaian Sistem (tenmasuk pengawet) dalam sediaan obat jadi.
Jika pengukuran dapat dipengaruhi oleh keragaman
kondisi analisis, maka perlu adanya pengawasan yang Kategori II Prosedur analisis untuk penetapan cemaran
memadai atau pemyataan peringatan yang tertulis dalam dalam bahan baku obat atau senyawa hasil degradasi
prosedur. Salah satu konsekuensi dari pengujian dalam sediaan obat jadi. Prosedur mi terdini dan
ketegaran adalah parameter kesesuaian sistem yang perlu penetapan kuantitatifdan uji batas.
ditetapkan untuk menjamin validitas prosedur agar tetap
bertahan selama digunakan. Keragaman yang umum Kategori ffi Prosedur analisis untuk penetapan karaktenistik
adalah stabilitas larutan analisis, perbedaan peralatan, dan kinerja sediaan (misalnya disolusi, pelepasan obat).
perbedaan analis. Dalam hal kromatografi cair,
keragaman yang umum adalah pH fase gerak, komposisi Kategori IV Prosedur analisis untuk identifikasi.
fase geraic, perbedaan lot kolom atau pemasok kolom,
suhu dan laju alir fase gerak. Dalam hal kromatografi gas, Untuk setiap kategoni diperlukan informasi analitik yang
variasi yang umum adalah perbedaan lot kolom atau benbeda. Tabel 2 mencantumkan unsur data yang
pemasok kolom, suhu dan laju alir fase gerak. dipenlukan untuk setiap kategoni.

Tabel 2 Unsur data yang dibutuhkan untuk validasi prosedur analisis

Kategori II
Karakteristik kinerja analitik Kategori I Kuantitatif Uji batas Kategori III Kategori IV

kurasi Ya Ya * * Tidak
resisi Ya Ya Tidak Ya Tidak
pesifisitas Ya Ya Ya * Ya
Batas Deteksi Tidak Tidak Ya * Tidak
Batas Kuantitasi Tidak Ya Tidak * Tidak
ineanitas Ya Ya Tidak * Tidak
tentang Ya Ya * * Tidak
Catatan:
* Mungkin dipersyaratkan tergantung pada sifat khusus dari uji
- 1673 -

Prosedur umum yang sudah pasti (seperti penetapan pada bab Validasi Prosedur dalam Farmakope <1381>.
kadar air secara titrimetri, penetapan endotoksin bakteri) Untuk menghasilkan kesesuaian, data yang relevan lebih
hams diverifikasi untuk memastikan kesesuaian baik daripada pengulangan proses validasi.
penggunaan, seperti akurasinya (dan tidak ada pengaruh Pengguna prosedur analisis farmakope tidak perlu
lain) jika digunakan untuk sediaan atau bahan baku baru. melakukan validasi prosedur untuk pertama kali
Validitas suatu prosedur analisis hanya dapat dibuktikan digunakan di laboratorium, tetapi hams ada bukti
melalui kajian laboratorium. Oleh karena itu kelengkapan terdokumentasi yang sesuai pada kondisi nyata yang
dokumentasi dari setiap pengujian merupakan suatu digunakan.
persyaratan dasar dalam menentukan kesesuaian prosedur Verifikasi prosedur mikrobiologi tidak termasuk dalam
itu dengan tujuan penggunaannya. Prosedur dalam bab mi, karena telah tercantum dalam Uji Efektivitas
farmakope hams menunjukkan hasil yang sesuai dalam Pengawet Antimikroba <61>, Uji Batas Mikroba <51>,
kondisi nyata, oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi. dan Uji Sterilitas <71>.

PROSES VERIFIKASI
VERIFIKASI PROSEDUR DALAM
FARMAKOPE <1382> Pengguna hams sudah mempunyai pengalaman,
pengetahuan dan pelatihan yang cukup untuk dapat
memahami dan melakukan prosedur analisis seperti yang
Bab mi bertujuan memberikan informasi mengenai
verifikasi prosedur dalam farmakope yang dilakukan tertulis. Verifikasi yang dilakukan oleh pengguna akan
memberikan keyakinan bahwa prosedur farmakope telah
pertama kali untuk memperoleh hasil yang dapat diterima
sesuai dengan tujuannya.
dengan menggunakan penguji, peralatan dan pereaksi
yang tersedia. Bab mi bukan untuk aplikasi retroaktif Jika verifikasi prosedur farmakope tidak berhasil dan
prosedur laboratorium yang sudah ada. Bab Validasi tidak ada pemecahan masalah ini, dapat disimpulkan
Prosedur dalam Farmakope <1381> memberikan bahwa prosedur yang digunakan tidak sesuai dengan
informasi umum karakteristik yang hams sampel yang sedang diuji di laboratorium tersebut.
dipertimbangkan untuk kategori uji yang beragam dan Selanjutnya perlu dilakukan pengembangan dan validasi
dokumentasi sebaiknya mengikuti prosedur analisis yang prosedur alternatif mengikuti ketentuan umum. Prosedur
alternatif
ada dalam farmakope. Verifikasi meliputi penilaian
terhadap karakteristik yang dipilih seperti yang diuraikan
dapat dikirimkan ke Panitia Farmakope bila disertai data sangat berbeda dan secara langsung dapat menipengaruhi
yang sesuai, untuk mendukung usulan penambahan atau prosedur atau menyebabkan pembentukan cemaran yang
penggantian prosedur yang sedang berlaku. prosedumya tidak tercantum dalam farmakope.
Disamping itu, sediaan yang mengandung zat tambahan,
Persyaratan verifikasi hendaknya didasarkan pada antioksidan, dapar atau cemaran dari wadah dapat
penilaian kompleksitas, baik pada prosedur maupun mempengaruhi prosedur farmakope. Dalam hal mi,
bahan pada saat prosedur diterapkan. Walaupun pengujian spesifisitas yang lebih sempuma mungkin
revalidasi prosedur farmakope secara lengkap tidak diperlukan untuk membuktikan kesesuaian prosedur
dipersyaratkan untuk memverifikasi metode yang sesuai terhadap bahan baku atau sediaan tertentu. Karakteristik
dalam kondisi penggunaan, beberapa karakteristik pada analitik lainnya seperti batas deteksi atau batas kuantitasi
Tabel 2 bab Validasi Prosedur dalam Farmakope <1381> dan presisi untuk prosedur cemaran dapat digunakan
dapat digunakan untuk proses verifikasi. Hanya beberapa untuk menunjukkan kesesuaian prosedur farmakope
karakteristik yang digunakan untuk memverifikasi dengan kondisi sebenarnya.
prosedur yang perlu dievaluasi. Tingkat kesulitan proses Venifikasi tidak dipersyaratkan untuk prosedur pengujian
verifikasi tergantung pada tingkat kemahiran dan farmakope baku yang dilakukan rutin kecuali ada indikasi
pengalaman pengguna, jenis prosedur dan alat yang bahwa prosedur farmakope tersebut tidak sesuai dengan
digunakan, tahapan prosedur spesifik, dan sampel yang bahan yang diuji. Contoh prosedur farmakope baku antara
diuji. lain: susut pengeringan, sisa pemijaran, beberapa
Sebagai contoh, pengujian spesifisitas merupakan prosedur kimia seperti bilangan asarn, dan metode
karakteristik kunci dalam melakukan verifikasi bahwa instrumen sederhana misalnya pengukuran pH. Akan
suatu prosedur farmakope dapat digunakan dalam tetapi penggunaan prosedur yang sudah rutin digunakan
penetapan kadar bahan obat dan sediaannya. Misalnya, pada pengujian bahan untuk pertama kali, perlu
spesifisitas yang dapat diterima untuk suatu metode dilakukan venifikasi jika penanganan atau penyiapan
kromatografi dapat diverifikasi sesuai persyaratan larutannya berbeda.
resolusi dalam kesesuaian sistem (apabila dicantumkan
dalam prosedur). Akan tetapi bahan baku obat dan
pemasok yang berbeda mungkin akan mempunyai profil
cemaran berbeda yang tidak tercantum dalam prosedur
farmakope. Demikian juga bahan baku zat tambahan
dalam suatu sediaan dari pabrik yang berbeda dapat
PEREAKSI, INDIKATOR
DAN LARUTAN
- 1677 -

PEREAKSI, INDIKATOR DAN LARUTAN Larutan Kolorimefrik disingkat LK adalah larutan


yang digunakan dalam pembuatan baku kolonimetri
sebagai pembanding.
Bagian mi membicarakan pereaksi dan larutan yang
dibutuhkan untuk uji dan penetapan kadar dalam
Larutan Pereaksi disingkat LP adalah larutan dan
Farmakope. pereaksi dalam pelarut dan kadar tertentu yang sesuai
Seperti dinyatakan dalam Ketentuan Umum, daftar
untuk penggunaan tertentu.
pereaksi, indikator dan larutan dalam Farmakope tidak
termasuk zat yang mempunyai kegunaan terapi; jadi
Larutan Volumetrik disingkat LV adalah larutan
dalam Farmakope dinyatakan dengan pereaksi atau mutu
suatu pereaksi dengan kadar diketahui dan dibakukan
pereaksi.
untuk digunakan terutama pada penetapan kuantitatif.
Pereaksi, indikator dan larutan, pada umumnya
Kadar biasanya dinyatakan dalam normalitas.
dengan spesifikasi sesuai dengan penggunaannya.
Kecuali zat yang dinyatakan dengan murni pereaksi;
Air Jika dalam uji untuk pereaksi atau dalam petunjuk
digunakan zat dengan mutu pereaksi yang tersedia dalam
perdagangan. Kadang-kadang kata "untuk pengujian" pembuatan larutan uji dan sebagainya digunakan air
dicantumkan di belakang kata pereaksi, hal mi tanpa kualifikasi khusus selalu menggunakan Air Murni
menyatakan mutu yang sesuai untuk suatu pengujian. seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia V.
Daftar mi juga mencakup pereaksi yang dibutuhkan Air bebas karbondioksida adalah air murni yang telah
untuk menetapkan kualitas pereaksi lain. Untuk pereaksi dididihkan kuat-kuat selama 5 menit atau lebih dan
yang tidak tercantum dalam daftar, spesifikasi tercantum didiainkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap
dalam Baku Pembanding.
karbon dioksida dari udara. Air awaudara adalah air
Untuk pengujian dan penetapan dalam Farmakope murni yang sudah dikurangi udara terlarut dengan cara
tidak perlu mutu analisa (pro analisa), cukup merujuk yang sesuai seperti dididihkan kuat-kuat selama 5 menit
pada monografi yang tercantum dalam Farmakope. clan didinginkan atau dengan menggunakan penggetar
Dalam hal mi hams diartikan bahwa spesifikasi tersebut ultrasonik.
adalah persyaratan minimum dan zat dengan spesifikasi
yang lebih murni dapat digunakan. Pelarut kromatografi dan gas pembawa Cara
Nama pereaksi jika tidak tercantum dalam monografi kromatografl dalam Farmakope mensyaratkan
merujuk pada daftar pereaksi mi. penggunaan pelarut atau gas yang sudah dimumikan
Pereaksi dan larutan hams disimpan dalam wadah secara khusus sesuai dengan penggunaanya. Dengan
kaca atau bahan yang sesuai dan tertutup rapat. Petunjuk tujuan (a) untuk menghilangkan cemaran yang mungkin
untuk penyimpanan dalam wadah tidak tembus cahaya mengganggu cara pengujian, atau (b) untuk
hams diperhatikan. memperpanjang umur kolom dengan mengurangi
Penutup wadah yang kontak dengan zat yang dapat terbentuknya cemaran pada kolom. Jika disebut cairan
merusak atau menembus permukaannya hams diberi atau gas untuk kromatografi hams digunakan cairan atau
lapisan film tipis atau pelicin, kecuali dilarang dalam gas yang sesuai. Pelarut atau gas yang sesuai untuk
spesifikasi. Jika suatu merek atau sumber dari suatu zat kromatografi cair kinerja tinggi atau kromatografi
atau bagian dari alat atau nama dan alamat pabrik lainnya tersedia sebagai produk khusus dari suatu
dinyatakan (biasanya dalam catatan kaki) hal mi hanya produsen, walaupun tidak ada jaminan bahwa produk
sebagai informasi untuk memudahkan, tidak mengikat. yang sama dari produsen lain sesuai dengan prosedur
Fotometri nyala dan serapan atom memerlukan yang diberikan. Spesifikasi pereaksi untuk penggunaan
beberapa larutan baku ion logam. Pada masing-masing analisis pada umumnya untuk pelarut dan gas tidak
monografi biasanya dilengkapi dengan cara pembuatan untuk penggunaan pada kromatografi, untuk mi perlu
larutan mi, dapat juga digunakan larutan baku dan ion dilakukan pemurnian secara khusus.
yang sesuai yang ada dalam perdagangan. Hams
dilakukan konfirmasi bahwa larutan tersebut sesuai PEREAKS!
dengan data yang diberikan.
Untuk keperluan dari spesifikasi berikut, gunakan
Pereaksi disingkat P adalah suatu zat yang digunakan definisi:
sebagai pereaksi atau sebagai unsur pokok dari larutan. Blangko mengandung pereaksi dengan kuantitas dan
perlakuan yang sama seperti zat uji.
Indikator adalah pereaksi yang digunakan untuk Kontrol adalah blangko yang ditambahi zat uji dengan
menyatakan titik akhir suatu reaksi kimia, untuk jumlah tertentu atau larutan pembanding khusus yang
mengukur kadar ion hidrogen (pH) atau untuk dibuat seperti tertera pada pengujian tertentu.
menyatakan bahwa perubahan pH sudah terjadi. mi Angka yang tertulis setelah simbol atau rumus kimia
terdapat dalam daftar indikator dan kertas uji. menyatakan bobot atom atau bobot molekul.
Pembanding wania dan kekeruhan dibuat dalam tabung
Larutan Dapar Seperti tertera pada Larutan Dapar pembanding warna yang sebanding atau sedekat
mungkin dalam hal diameter dalam dan hal-hal lain yang
penn, seperti dinyatakan dalam Spektrofotometri dan
- 1678-

Hamburan Cahaya <1191>. Tabung mi biasa disebut bawah dengan diameter 5 mm (panjang 4 cm). Bagian
tabung Nessler. pipa yang kecil sedikit tampak di bawah sumbat karet.
Dalam melakukan pembandingan visual kekeruhan Letakkan pasir yang telah dicuci atau kapas yang telah
cairan, atasi pengaruh perbedaan warna, jika perlu, dimurnikan, pada bagian atas pipa lebih kurang 3 cm
dengan melihat kekeruhan melalui kolorn air, yang dari puncak pipa. Basahi kapas atau pasir dengan dengan
kedalamannya ditentukan oleh volume tertentu seperti timbal asetat LP dan besihkan larutan yang melekat pada
yang dinyatakan pada spesifikasi masing-masing dinding pipa. Pada lubang atas pipa mi masukkan pipa
pereaksi. Masukkan air ke dalam tabung pembanding kaca kedua sepanjang 12 cm dengan diameter dalam
warna dan letakkan satu tabung di atas tabung kontrol 2,5 mm sampai 3 mm dengan memakai sumbat karet
clan yang lain di bawah tabung larutan uji. yang berlubang. Sebelum melakukan pengujian,
Jika dikatakan "sisihkan filtrat", dan tidak dinyatakan letakkan kerfas raksa (II) bromida P seperti tertera pada
lain, berarti hasil pencucian residu tidak ditambahkan ke Indikator dan Kertas Indikator dalam tabung ini, tahan
dalani filtrat. kertas mi pada posisi lebih kurang dari 2 cm di atas
Pada pengujian kalsium, magnesium dan endapan sumbat karet. Bersihkan dan keringkan pipa setiap
R203 pemyataan R2 03 dimaksudkan untuk menyatakan
, setelah dipakai.
sisa pemijaran dari endapan senyawa setelah LARUTAN BAKU ARSEN Gunakan Larutan baku
penambahan amonium hidroksida, seperti pada Fe2 03 seperti tertera pada Uji Batas Arsen <321>.
dan Al2 03 , LARUTAN UJI Tambalikan 1 ml asam sulfat P ke
dalam 5 ml lanutan zat (1 dalam 25) kecuali dinyatakan
UJI PEREAKSI lain pada masing-masing spesifikasi pereaksi. Abaikan
penambahan mi jika menetapkan asam anorganik.
Metode pengujian umum berikut untuk menguji Kecuali dinyatakan khusus, tambahkan 10 ml asam
pereaksi dalam menetapkan apakah sesuai dengan suijIt P. Uapkan cairan pada gelas piala kecil di atas
spesifikasi dari pereaksi dan akan digunakan, kecuali tangas uap sampai bebas dani asam sulfit, dan hingga
dinyatakan lain dalam spesifikasi. volumen 2 ml. Encerkan dengan 5 ml air untuk
memperoleh Larutan uji, zat dengan perlakuan khusus
Jarak Destilasi atau Jarak Didih Pereaksi pada spesifikasi masing-masing dapat langsung
digunakan sebagai Larutan uji.
Gunakan prosedur berikut untuk menetapkan jarak [Catatan Larutan yang dibuat dengan melarutkan
destilasi atau jarak didih pereaksi, kecuali dinyatakan dalam asam encer tidak termasuk dalam perlakuan
lain dalam spesifikasi masing-masing. khusus.]
ALAT Gunakan alat seperti pada Penetapan Jarak BERCAK BAKU Masukkan ke dalam tabu generator
Destilasi <101 I> Metode I kecuali tabu destilasi 250 ml 5 ml kalium iodida LP, 2 ml Larutan baku arsen, 5 ml
berleher pendek yang dihubungkan dengan pendingin timah(II) kiorida asam LP dan 28 ml air. Tambahkan
menggunakan tabung penghubung bercabang tiga 1,5 g granul zink P (serbuk nomor 20) segera tutup
dengan penyambung yang diasah. dengan sumbat karet yang sudah dilengkapi pipa.
PROSEDUR Letakkan tabu destilasi dengan posisi Celupkan tabu generator ke dalam air pada suhu 250
tegak di atas papan abses berlubang dan hubungkan selama pengujian untuk menimbulkan reaksi sehingga
dengan pendingin. bercak yang terbentuk jelas clan dapat digunakan untuk
Ukur 100 ml cairan yang akan diuji dengan gelas membandingkan intensitas warna. Setelah pengeluaran
ukur, masukkan ke dalam tabu, tambahkan batu didih. hidrogen berlangsung selama 1 jam, angkat kertas
Gunakan gelas ukur untuk menampung destilat, raksa(II) bromida untuk dibandingkan. Bercak mi
masukkan termometer, panaskan hingga laju destilasi menunjukkan 2 .ig arsen.
antara 3 ml dan 5 ml per menit. Jika perlu lakukan PROSEDUR Pipet ke dálam tabu generator 5 ml
percobaan pendahuluan untuk menentukan pemanasan kalium iodida LP dan 5 ml Larutan uji dan tambahkan
yang sesuai. Baca termometer, jika telah terjadi 20 5 ml timah(II) kiorida asam LP. Pasang alat diamkan
tetesan kemudian pada 5 ml, 10 ml, 40 ml, 50 ml, 60 ml, pada suhu ruang selama 10 menit kemudian tambahkan
90 ml, dan 95 ml. Lanjutkan destilasi sampai kering. 25 ml air dan 1,5 g granul zink P dan lakukan pengujian
Jarak destilasi atau jarak didih berturut-turut adalah seperti pada bercak-bercak. Angkat kertas raksa(II)
interval antara suhu-suhu jika hasil destilasi 1 ml dan 95 ml. bromida P dan bandingkan bercak-bercak dengan
Bercak baku. Bercak yang dihasilkan oleh Larutan uji
Arsen dalam Pereaksi tidak lebih besar atau lebih intensif menunjukkan tidak
lebih dari 10 bpj arsen dari zat uji. Karena sinar, panas
Untuk pengujian mi dipilih pereaksi dengan dan kelembaban cepat memucatkan bercak, masukkan
kandungan arsen rendah, sehingga pengujian blangko kertas ke dalam tabung yang bersih dan kening, segera
tidak menimbulkan Bercak atau tidak teramati. bandingkan bercak.
ALAT Siapkan botol bermulut lebar 60 ml, pasang ZAT KIMIA PENGGANGGU Antimon, jika ada
sumbat karet berlubang. Melalui lubang sumbat karet dalam zat uji akan memberikan warna abu-abu. SuijIt,
masukkan pipa dengan panjang total 12 cm dan bagian suljlda, tiosulfat, dan senyawa lain yang dapat
atas dengan diameter 1 cm (panjang 8 cm), bagian membebaskan hidrogen sulfida atau sulfur dioksida
-1679-

dengan asam nitrat dan kemudian direduksi dengan Kesesuaian pada penetapan tergantung pada
sulfur dioksida seperti tertera pada Larutan uji sebelum kelengkapan peralatan yang digunakan dan ketersediaan
dimasuickan ke dalam alat. Beberapa senyawa sulfur instrumen yang selektif. Fotometer nyala yang
maupun fosfin menimbulkan warna kuning terang pada digunakan adalah yang mempunyai tabung No yang
kertas indikator. Jika ada senyawa sulfur, pasir atau sensitif terhadap merah, tabung No pelipat ganda,
kapas yang dibasahi dengan timbal asetat akan berwarna monokromator dan celah yang dapat diatur, tombol
gelap. Bila hal mi terjadi ulangi pengujian mulai dan selektor dan pengatur kepekaan. Fotometer tipe lain
pembuatan larutan uji, pada larutan yang akan diuji dapat digunakan, jika dapat menetapkan secara tepat
harus benar-benar bebas asam sulfit. Dalam pengujian jumlah cemaran yang dibolehkan.
hipofosfit, perhatikan oksidasi harus sempurna, jika Prosedur fotometri nyala tergantung pada penggunaan
tidak uap fosfm dapat menimbulkan bercak kuning yang baku semiintemal, jadi mémerlukan Larutan uji dan
dapat mengganggu warna kuning jingga dari arsin. Larutan kontrol. Untuk Larutan uji sejumlah berat
Bercak yang dihasilkan oleh fosfin dapat dibedakan dan tertentu dilanutkan dalam volume tertentu. Untuk
bercak arsin dengan melembabkan kertas dengan Larutan kontrol, larutkan sejumlah yang sama zat uji,
ammonium hidroksida 6 N. Wama dari arsin menjadi tambahkan cemaran yang diduga sejumlah batas yang
gelap sedangkan warna dari fosfin tidak berubah. dibolebkan lalu encerkan sampai volume yang sama
dengan Larutan uji. Atur fotometer nyala hingga
Klorida dalam Pereaksi pembacaan emisi Larutan kontrol mendekati 100% pada
panjang gelombang cemaran. Dengan tidak merubah
LARUTAN BAKU KLOPJDA Larutkan 165,0 mg alat, ukur emisi Larutan u pada panjang gelombang
natrium klorida P kering dalam air hingga 1000,0 ml. yang sama dan panjang gelombang latan belakang.
Larutan mi mengandung setara dengan 0,10 mg kior (Cl) Pembacaan pada panjang gelombang latan belakang
per ml. digunakan untuk koreksi emisi Larutan uji dari emisi
PROSEDUR Jika alkalis, netrailcan larutan yang akan yang disebabkan oleh pelarut dan zat uji. Zat uji
diuji dalam 25 ml air, atau larutan yang dibuat seperti mengandung cemaran kurang dari yang diperbolehkan
tertera pada pengujian, dengan asam nitrat P, jika perbedaan antara latar belakang dan jumlah emisi
menggunakan indikator kertas lakmus, kemudian Larutan uji lebih kecil daripada perbedaan antana emisi
tambahkan lagi 3 ml asam nitrat P. Jika perlu, saring Larutan kontrol dan Larutan uji pada panjang
lanitan melalui kertas saning yang telah dicuci dengan air gelombang yang ditetapkan untuk semua cemaran.
sampai bebas kiorida, dan tambahkan 1 ml perak nitrat
LP. Campurkan, diamkan selama 5 menit lindungi dan Kalsium dalam Pereaksi
cahaya matahari langsung. Jika teijadi kekeruhan,
bandingkan dengan kekeruhan yang dihasilkan Larutan LARUTAN BAKU KALSIUM Larutkan 250 mg
baku kiorida yang mengandung klorida (Cl) sebanyak kalsium karbonat P dalam campuran 20 ml air dan 5 ml
batas yang dibolehkan. Samakan volume larutan asam klorida encer P, setelah larut sempurna, encerkan
sebelum penambahan perak nitrat LP dan bandingkan dengan air hingga 1000 ml. Larutan mi mengandung
kekeruhan. kalsium 0,10 mg per ml.
Pada Pengujian garam barium, netralkan larutan PROSEDUR Gunakan Larutan uji dan Larutan
dengan asam nitrat P dan tambahkan 3 tetes lagi asam kontrol yang dibuat dengan cara sepenti tertera pada
nitrat P. Lakukan pengujian seperti di atas. masing-masing prosedur pengujian. Atur lebar celah
Pada Pengujian larutan garam yang berwarna, pada fotometer nyala pada 0,03 mm dan selektor pada
larutkan 2 g pereaksi dalam 25 ml air dan tambabkan 0,1. Atur alat hingga membenikan emisi maksimum
3 ml asam nitrat P. Jika perlu saring larutan melalui dengan Larutan kontrol pada 422,7 nm garis kalsium
kertas saning yang telah dicuci dengan air. Filtrat dibagi dan rekam tnansmitans. Tanpa merubah pengaturan
dua sama banyak. Pada bagian pertama tambahkan 1 ml alat, ukur transmitans dari emisi Larutan uji. Atur
perak nitrat LP, diamkan selama 10 menit, jika monoknomator hingga panjang gelombang yang
terbentuk kekeruhan, saring melalui kertas saring yang dinyatakan dalam masing-masing prosedur dan rekam
telah dicuci, gunakan filtrat sebagai blangko. Pada tnansmitans latan belakang dari emjsi latar belakang
bagian lain tambahkan 1 ml perak nitrat LP diamkan Larutan uji. Penbedaan antara transmitans Larutan uji
selama 5 menit lindungi dari cahaya matahari langsung. pada 422,7 nm dan panjang gelombang latar belakang
Bandingkan kekeruhan dengan kekeruhan blangko yang tidak lebih besar dari perbedaan antara transmitans
ditambah sejumlah volume Larutan baku klorida setara Larutan uji dan Larutan kontrol pada 422,7 run.
dengan jumlah klorida yang dipersyaratkan dalam
pengujian, samakan volume kedua lanutan. Kalium dalam Pereaksi

Fotometri Nyala Untuk Pengujian Pereaksi LARUTAN BAKU KALIUM Larutkan 191 mg
kalium klorida P dalam beberapa ml air dan encerkan
Fotometni nyala digunakan untuk menetapkan hingga 1000 ml. Encerkan sebagian dari larutan mi
sesepora kalsium, kalium, natnium dan stronsium yang dengan air dalam penbandingan I sampai 10 hingga
dinyatakan dalam spesifikasi bebenapa pereaksi. kadan 0,01 mg kalium (K) per ml.
-1680-

PROSEDUR Gunakan Larutan uji dan Larutan transmitans dari Larutan uji pada 460,7 nm dan pada
kontrol yang dibuat dengan cara seperti tertera pada panjang gelombang latar belakang, tidak lebih besar dan
masing-masing prosedur pengujian. [Catatan Jika perbedaan antara transmitans Larutan uji dan Larutan
menguji garam kalsium gunakan pembakar oksi kontrol pada 460,7 mu.
hidrogen.]
Atur lebar celah fotometer nyala yang dilengkapi Logam Berat dalam Pereaksi
dengan detektor yang peka terhadap merah pada 0,1 mm
kecuali dinyatakan lain, atur selektor pada 0,1. Atur alat LARUTAN BAKU TIMBAL Gunakan Larutan baku
hingga memberikan emisi maksimum dengan Larutan timbal seperti tertera pada Uji Batas Logam Berat
kontrol pada panjang gelombang 766,5 nm garis kalium <371>. Tiap ml larutan mengandung setara dengan 0,01
dan rekain tansmitans. Tanpa mengubah alat, rekam mgPb.
transmitans dari emisi Larutan uji pada 766,5 nm. Atur PROSEDUR Kecuali dinyatakan lain, pengujian
monokromator pada 750 nm dan rekam transmitans logam berat adalah sebagai benikut:
latar belakang untuk emisi latar belakang dari Laruan a. Jika batas logam berat 5 bpj, larutkan 6,0 g zat
uji: perbedaan antara transmitans Larutan uji pada dalam air hingga 42 ml.
766,5 nm dan 750 nm tidak lebih besar daripada b. Jika batas logam berat 10 bpj atau lebih atau
perbedaan antara transmitans Larutan uji don Larutan dalam hal kelarutannya terbatas, larutkan 4 g dalam air
kontrol pada 766,5 nm. hingga 40 ml, jika perlu hangatkan untuk membantu
kelarutan.
Natrium dalam Pereaksi Untuk kontrol, masukkan 7 ml Larutan ke dalam
tabung pembanding warna dan tambahkan sejumlah
LARUTAN BAKU NATRIUM Larutkan 254 mg volume Larutan baku timbal setara dengan jumlah
natrium klorida P dalam beberapa ml air dan encerkan timbal yang dipersyaratkan dalam 4 g pereaksi.
hingga 1000 ml. Encerkan sebagian dari larutan mi Encerkan dengan air hingga 35 ml dan tambahkan asam
dengan air dalam perbandingan 1 sampai 10 hingga asetat encer P atau amonia LP, hingga pH lebih kurang
kadar 0,01 mg natrium (Na) per ml. 3,5 tetapkan secara potensiometrik, kemudian encerkan
PROSEDUR Gunakan Larutan uji dan Larutan dengan air hingga 40 ml dan campurkan. Pindahkan
kontrol yang dibuat dengan cara seperti tertera pada 35 ml sisa Larutan ke dalam tabung pembanding wama
masing-masing prosedur pengujian. yang sepadan dengan tabung yang digunakan untuk
Atur lebar celah fotometer nyala pada 0,01 mm dan kontrol dan tambahkan asam asetat encer P atau
atur selektor pada 0,1. Atur alat hingga memberikan amonia LP hingga pH lebih kurang 3,5, tentukan secara
emisi maksimum dengan Larutan kontrol pada panjang potensiometrik dan encerkan hingga 40 ml. Pada tiap
gelombang 589 rim garis natnium dan rekam transmitans. tabung tambahkan 10 ml hidrogen sulfida LP,
Tanpa mengubah alat, rekam transmitans untuk emisi bandingkan warna dengan melihat darm atas pada dasar
dari Larutan uji pada 589 run. Atur monokromator pada putih. Wama dani Larutan uji tidak lebih gelap danipada
580 nm clan rekam transmitans latar belakang untuk Larutan kontrol.
emisi latar belakang dari Larutan uji: perbedaan antara Jmka lanutan pereaksi dibuat dengan cara b, gunakan
transmitans dari Larutan uji pada 589 nm dan 580 nm 10 ml untuk kontrol dan tambahkan sejumlah volume
tidak lebih besar dari perbedaan antara transmitans Larutan baku timbal yang setara dengan jumlah yang
Larutan uji dan Larutan kontrol pada 589 nm. dipersyaratkan untuk 2 g pereaksi. Encerkan 30 ml sisa
Larutan b dengan air hingga 35 ml, dan lanjutkan seperti
Stronsium dalam Pereaksi di atas mulai dengan "tambahkan asam asetat encer P
atau amonia LP" pada kalimat kedua.
LARUTAN BAKU STRONSIUM Larutkan 242 mg Jika pereaksi yang diuji untuk logam berat merupakan
stronsium nitrat P dalam beberapa ml air dan encerkan garam dani asam organik alifatik, ganti asam asetat
hingga 1000 ml. Encerkan sebagian dari larutan mi dengan asam kiorida 1 N pada pengerjaan selanjutnya.
dengan air dalam perbandingan I sampai 10 hingga
kadar 0,01 mg stronsium (Sr) per ml. Zat Tak Larut dalam Pereaksi
PROSEDUR Gunakan Larutan uji dan Larutan
kontrol yang dibuat dengan cara seperti tertera pada Lanutkan pereaksi yang akan diuji dalam 100 ml air,
masing-masing prosedur pengujian. panaskan hingga mendidih, kecuali dinyatakan lain,
Atur lebar celah fotometer nyala pada 0,03 mm dan dalam gelas piala bertutup dan hangatkan di atas tangas
atur selektor pada 0,1. Atur alat hingga memberikan uap selama 1 .jam. Saning larutan panas melalui
emisi maksimum dengan Larutan kontrol pada 460,7 nm penyaning asbes yang telah ditara atau melalui penyaning
ganis stronsium dan rekam transmitans. Tanpa mengubah kaca masir dengan pori halus yang telah ditara. Cuci
alat, rekam transmitans untuk emisi Larutan uji pada gelas piala dan penyaring dengan air panas sampai
460,7 mn. Atur monokromator pada panjang gelombang bersih, keringkan pada suhu 105°, dinginkan dalam
seperti dinyatakan pada masing-masing prosedur desikator, dan timbang.
pengujian dan rekam transmitans latar belakang untuk
emisi latar belakang Larutan uji : perbedaan antara
- 1681 -

Susut Pengeringan untuk Pereaksi kontrol yang mengandung N yang ditambahkan (sebagai
amonium klorida) seperti tertera pada masing-masing
Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan prosedur pengujian.
SusutPengeringan <1121>.
Fosfat dalam Pereaksi
Nitrat dalam Pereaksi
LARUTAN BAKU FOSFAT Larutkan 143,3 mg
LARUTAN BAKU NITRAT Larutkan 163 mg kalium kaliumfosfat monobasa P yang telah dikeringkan, dalam
nitrat P dalam 100 ml air, encerkan 10 ml larutan mi air hingga 1000,0 mt. Larutan mi mengandung setara
hingga 1000 ml, diperoleh larutan yang mengandung dengan 0,10 mg fosfat (PO 4 per mt.
)

setara dengan 0,01 mg NO3 per mt. PEREAKSI FOSFAT A Larutkan 5 g amonium
LARUTAN BRUSIN SULFAT Larutkan 600 mg molibdat P dalam asam sulfat 1 N hingga 100 mt.
brusin sulfat P dalam 600 ml larutan asam sulfat P PEREAKSI FOSFAT B Larutkan 200 mg p-metil
(2 dalam 3) bebas nitrat yang sebelumnya sudah aminofenol sulfat P dalam 100 ml air dan tambahkan
didinginkan sampai suhu ruang, dan encerkan dengan 20 g natrium bisuifIt P. Simpan larutan mi dalam botol
asam sulfat P hingga 1000 mt. [Catatan Buat asatn bertutup rapat dan terisi penuh, gunakan dalam waktu
sulfat bebas nitrat dengan cara menambahkan 4 bagian satu bulan.
asam sulfat P. ke dalam 1 bagian air, panaskan larutan PROSEDUR [Catatan Pengujian rat uji dan konfrol
untuk mengeluarkan uap sulfur trioksida dan dinginkan. dilakukan dalam tabung pembanding warna yang
Ulangi pengenceran dan pemanasan tiga at au empat sepadan.] Larutkan sejumlah pereaksi seperti yang
kali.] dinyatakan pada pengujian pereaksi atau residu yang
LARUTAN UJI Pada sejumlah zat seperti dinyatakan diperoleh dari perlakuan sebelumnya dalam 20 ml air,
pada masing-masing spesifikasi pereaksi, tambahkan air jika perlu dengan menghangatkan, tambahkan 2,5 ml
sejumlah tertentu dan tambahkan Larutan brusin sulfat larutan asam sulfat P (1 dalam 7) dan encerkan dengan
hingga 50 ml. air hingga 25 mt. (Dapat juga pereaksi atau residu
LARUTAN KONTROL Pada sejumlah volume dilarutkan dalam 25 ml asam sulfat yang normalitasnya
Larutan baku nitrat yang setara dengan berat nitrat lebih kurang 0,5 N). Kemudian tambahkan masing-
(NO3) seperti dinyatakan dalam masing-masing masing 1 ml Pereakri fosfat A dan B, campurkan,
spesifikasi pereaksi, tambahkan sejumlah berat zat uji diamkan pada suhu ruang selama 2 jam. Bandingkan
seperti yang dinyatakan dalam masing-masing warna biru yang terjadi dengan wama biru dari kontrol
spesifikasi pereaksi, kemudian tambahkan Larutan yang dikerjakan dengan perlakuan yang sama dan
brusin sulfat hingga 50 mt. sejumlah volume Larutan baku fosfat yang setara
LARUTAN BLANGKO Gunakan 50 ml Larutan dengan jumlah fosfat (PO 4) seperti tertera pada
brusin sulfat. spesifikasi pereaksi.
PROSEDUR Panaskan Larutan uji, Larutan kontrol
dan Larutan blangko dalam tangas air mendidih selama Sisa Pemijaran dalam Pereaksi
10 menit, dinginkan segera dalam tangas es hingga suhu
ruang. Atur spektrofotometer hingga Larutan blangko PROSEDUR Kecuali dinyatakan lain, lakukan
memberikan serapan 0 pada panjang gelombang 410 nm. penetapan sisa pemijaran sebagai berikut: Timbang
Ukur serapan Larutan uji, rekam hasil, kemudian atur saksama 1 g sampai 2 g zat dalam cawan yang sesuai
alat hingga memberikan serapan 0 untuk Larutan uji. yang sebelumnya sudah dipijarkan, didinginkan dan
Tetapkan serapan Larutan kontrol: pembacaan serapan ditimbang. Pijarkan perlahan-lahan dengan api kecil
Larutan uji tidak lebih dari Larutan kontrol. kemudian dengan api lebih besar, jika sampai
mengarang sempuma adalah zat organik atau jika
Senyawa Nitrogen dalam Pereaksi sampai menguap sempurna adalah zat anorganik. Jika
dinyatakan hams menggunakan asam sulfat, dinginkan
PROSEDUR Kecuali dinyatakan lain, uji senyawa cawan, tambalikan sejumlah asam yang telah ditentukan,
nitrogen adalah sebagai berikut: Larutkan sejumlah pijarkan perlahan-lahan hingga uap asam habis.
tertentu zat dalam 60 ml air bebas amonia P dalam tabu Kemudian pijarkan cawan pada suhu 800°±25 °,
Kjeldahl yang dihubungkan dengan pendingin, yang dinginkan dalam desikator, dan timbang. Jika tidak hams
ujungnya dicelupkan di bawah permukaan 10 ml asam menggunakan asam sulfat, cawan tidak perlu
klorida 0,1 N. Tambahkan 10 ml larutan natrium didinginkan, tetapi langsung dipijarkan pada suhu
hidroksida P (1 dalam 10) yang baru di didihkan dan 800°±25°, jika pengarangan atau penguapan sudah
500 mg kawat aluminium dalam potongan kecil-kecil, ke selesai. Lanjutkan pemijaran sampai bobot tetap, kecuali
dalam tabu Kjeldahl, diamkan selama 1 jam, cegah dinyatakan lain.
kehilangan amonium hidroksida. Destilasi sebanyak Lakukan pemijaran dalam lemani asam dengan
35 ml, dan encerkan destilat dengan 50 mt. Tambahkan ventilasi yang baik, tetapi lindungi dari aliran udara dan
2 ml larutan natrium hidroksida P yang barn dididihkan lakukan pada suhu serendah mungkin untuk pembakaran
(1 dalam 10), tambahkan 2 ml raksa(II) kalium iodida karbon sempurna. Pemijaran dapat juga dilakukan
alkalis LP: warna yang terjadi tidak lebih gelap dan dengan tanun, dan pemijaran akhir pada suhu 800°±25°.
- 1682-

Sulfat dalam Pereaksi Air bebas amonia P Gunakan Air kemurnian tinggi.

LARUTAN BAKU SULFAT Larutkan 181,4 mg Air bebas amonia dan karbondioksida P Air bebas
kalium sulfat P kering hingga 1000 ml. Larutan mi karbondioksida P yang memenuhi syarat air bebas
mengandung setara dengan 0,10 mg sulfat (SO4) per ml. amonia P.
PROSEDUR Metode I Jika perlu netralkan larutan
sejumlah pereaksi atau residu seperti dinyatakan pada Air bebas karbon dioksida P Air bebas karbon
pengujian dalam 25 ml air; atau larutan yang dibuat dioksida P adalah adalah Air Murni yang telah didihkan
seperti yang dinyatakan pada pengujian dalam 25 ml air; kuat-kuat selama 5 menit atau lebih dan didiamkan
atau larutan yang dibuat seperti yang dinyatakan pada sampai dingin, seth tidak boleh menyerap karbon
pengujian, dengan asam kiorida P atau dengan dioksida dari udara.
amonia LP, gunakan indikator kertas lakmus dan
tambahkan 1 ml asam kiorida I N. Jika perlu saring Air bermorfin LP Kocok morfin anhidrat P dengan air
larutan dengan kertas saring yang sebelumnya telah kioroform LP dan biarkan tidak kurang dari 7 hari pada
dicuci dengan air dan tambahkan 2 ml barium kiorida suhu ruang, kocok sesekali, hingga diperolah larutan
LP. Diarukan selama 10 menit. Jika ada kekeruhan, jenuh alkaloid. Saning morfin yang tidak larut segera
bandingkan dengan kekeruhan yang terjadi pada kontrol sebelum digunakan.
yang mengandung jumlah dan pereaksi yang sama
dengan yang digunakan pada pengujian dan jumlah Air brom LP Larutan jenuh brom, dibuat dengan
Larutan baku sulfat yang mengandung sulfat (SO 4) mengocok 2 - 3 ml brom P dengan 100 ml air dalam
setara dengan yang diperbolehkan. Samakan volume botol bertutup kaca, tutup hams diberi pelicin. Simpan
kedua larutan sebelum penambahan barium kiorida LP. dalam tempat dingin, terlindung dari cahaya.
Metode II Panaskan larutan yang dibuat sesuai dengan
masing-masing prosedur pengujian, atau filtrat yang Air kemurnian tinggi P Air yang mempunyai
diperolah dari prosedur pengujian hingga mendidih dan konduktivitas tidak lebih dari 0,15 jiS per cm.
tambahkan 56 ml barium kiorida LP. Ekstraksi larutan
di atas tangas uap selama 2 jam dan diamkan satu Air kloroform LP Kocok 2,5 ml Idoroform P dengan
nialam. Jika terbentuk endapan, saring larutan melalui 900 ml air sampai larut dan encerkan dengan air hingga
kertas saring, cuci endapan dengan air panas dan 1000 ml.
pindahkan kertas saring yang berisi endapan ke dalam
cawan yang telah ditara. Arangkan kertas tanpa terbakar Air suling P Air murni yang diperoleh dengan
dan pijarkan cawan berikut isinya sampai bobot tetap. penyulingan.
Lakukan penetapan blangko seperti penetapan zat uji.
Kurangi sisa pijar zat uji dengan sisa pijar blangko, Air untuk injeksi P Gunakan Air untuk injeksi seperti
selisihnya merupakan kandungan sulfat dalam pereaksi. tertera pada monografi Farrnakope Indonesia V.

Akrilamida P C3H5NO; BM 71,08; [79-06-1]; murni


PEREAKSI DAN LARUTAN PEREAKS! pereaksi
Suhu lebur Lebih kurang 84 0
.

Adenin sulfat P (C5H5N5 .H2SO4.2H20; BM 404,36.


)2

Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih. Setelah Albumin, larutan P Encerkan albumin dengan Injeksi
pengeringan pada suhu 110°, melebur pada suhu lebih natrium klorida secukupnya hingga kadar protein 0,1 %
kurang 200° disertai peruraian. dan atur pH antana 3,5 dan 4,5 dengan penambahan
Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang 160 ml air; asam asetat gkisial P.
sedildt larut dalam etanol. Larut dalam larutan natrium
hidroksida. Tidak mengendap dengan larutan iodum LP Albumin sapi P Gunakan Albumin plasma sapi P.
atau raksa(II) kalium LP, tetapi terbentuk endapan
dengan trinitrofenol LP. Albumin plasma sapi P, kering Albumin sapi P, BM
Sisa Pem?jaran Dapat diabáikan; lakukan penetapan 66,0; [9048-46-8]. Gunakan kualitas yang sesuai.
seperti tertera pada Uji Pereaksi, menggunakan 100 mg Pemerian serbuk hampir tidak berwarna hingga
zat. kuning pucat.
Air Lakukan pengeringan pada suhu 105 0 sampai Kemurnian tidak kurang dan 95%.
bobot tetap: kehilangan bobot tidak kurang dari 10,0 %. Kelarutan 40 mg dalam 1 ml air.
Penyimpanan pada suhu 2°-8°.
Agar P Gunakan Agar seperti tertera pada monografi
Fanmakope Indonesia V. Untuk keperluan mikrobiologi; Albumin serum P Gunakan Albumin plasma sapi P.
lakukan pengeringan hingga kadan air tidak lebih dari 20 %.
Alfanaftol P Gunakan 1-nafiol P.
Air amonia P Gunakan Amonium hidroksida P.
- 1683 -

Alkohol P Gunakan Etanol P seperti tertera pada sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg, zat yang
monografi Farmakope Indonesia V. terjerap per g contoh dengan rumus:

Alumina P Gunakan aluminium oksida tercuci asam P.


1211-s
[ A
Alumina anhidrat P Aluminium oksida; Aluminium
yang khusus digunakan dalam analisis kromatograjI w
[1344-28-1].
Pemerian Putih atau serbuk putih; ukuran 80 sampai AA dan AB berturut-turut adalah serapan Larutan A dan
200 mesh; tidak lembut; mengembang atau rusak dalam Larutan B; W adalah bobot dalamg, zat yang digunakan.
air. Tidak tercuci dengan asam. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Wadah dan Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Aluminium sulfat P Al2(SO4 )3 .16H20; BM 630,4;
Aluminium P Al; BM 26,98; [7429-90-5]; mumi [10043-01-3]; murni pereaksi.
pereaksi.
Arsen Masukkan 750 mg zat dalam botol bermulut Amil Alkohol P Isomil alkohol P; Isopentil alkohol P;
besar (lihat Arsen dalam Pereaksi pada Uji Pereaksi). C5H 11OH; BM 88,15; [598-75-4]; murni pereaksi.
Tambahkan 10 ml air dan 10 ml larutan natrium
hidroksida P (3 dalam 10), dan biarkan terjadi reaksi Amilum larut P Gunakan kanji larut P.
selama 30 menit: terbentuk bercak yang hampir tidak
kelihatan pada kertas raksa(II) bromida P. 4-Aminoantipirin P 4-Aminofenazon P; C 11H13N30;
BM 203,254; [83-07-8]
Aluminium hidroksida gel P Al(OH)3 + aquadest; Pemerian Serbuk hablur warna kuning muda; 500 mg
[21645-51-2]; murni pereaksi. zat larut sempurna dalam 30 ml air dan memberikan
larutan jernih.
Aluminium kiorida P Aluminium kiorida heksahidrat; Jarak lebur <1021> Antara108° dan 110°.
A1C13.6H20; BM 241,4; [7784-13-6]; murni pereaksi,
mengandung tidak kurang dari 98,0%. 4-Aminofenazon P Gunakan 4-aminoantipirin P.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
tertutup rapat. Aminofenazon LP Larutan 4-aminofenazon P 0,1 %
dalam dapar boratpH 9, 0.
Aluminium oksida tercuci asam P [1344-28-1];
(Alumina yang dibuat khusus untuk digunakan dalam p-Aminofenol P; C6H7NO; BM 109,13; [123-30-8]
analisis kromatografi). Pemerian Serbuk hablur halus, kekuningan.
Pemerian Butir halus atau serbuk, putih atau praktis Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam etanol.
putih; sangat higroskopis. Jarak lebur <1021> Antara187° dan 189°.
pH campuran 5 g zat dalam 150 ml air bebas amonia
dan karbon dioksida P, setelah didiamkan 10 menit pH C3H 10C1NO; BM
2-Amino-5-klorobenzofenon P
antara 3,5 dan 4,5. 231,68; [719-59-5]; gunakan 2-Amino-5-
Sisa pemaran Tidak lebih dan 5%; lakukan klorobenzofenon BPFI.
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih
kurang 1 g zat, pijarkan dalam tanur pada suhu 800° Amonia LP Encerkan 350 ml amonium hidroksida P
hingga 825° sampai bobot tetap. dengan air hingga 1000 ml. Larutan mengandung antara
Silika Campur 500 mg zat dengan 10 g kalium 9,5 % dan 10,5 % NH 3 .

bisulfit F, dalam krus platina pijarkan selama 1 jam,


dinginkan dan larutkan dalam air panas: hampir tidak Amonium asetat P NH4C2H302 ; BM 77,08; [631-61-8];
ada sisa yang tidak larut dalam air. murni pereaksi.
Kesesuaian dalam kromatografi jerapan Tidak kurang
0,3 mg o-nitroanilin dijerap untuk setiap g aluminium Amonium asetat LP Larutkan 10 g amonium asetat P
oksida. Lanitkan 50 mg o-nitroanilina P dalam benzen P dalam air hingga 100 ml.
hingga 50,0 ml. Encerkan 10 ml larutan dengan
benzen P hingga 100,0 ml (Larutan A). Timbang secara Amonium besi(III) sulfat LP Gunakan besi(JII)
cepat iebih kurang 2 g (±0,005) zat dalam botol timbang amonium sulfat LP.
bersumbat kaca dan masukkan dengan cepat ke dalam
tabung reaksi bersumbat kaca yang kering. Tainbahkan Amonium bikarbonat P Amonium hidrogen karbonat;
20,0 ml Larutan A, tutup, kocok kuat selama 3 menit dan NH4HCO3; BM 79,06; [1066-33-7]; mumi pereaksi.
diamkan. Pipet 10 ml beningan, ke dalam labu tentukur Tidak kurang dari 99,0%.
100-mi, encerkan dengan benzen P sampai tanda
(Larutan B), Ukur serapan Larutan A dan Larutan B Amonium dihidrogen fosfat P Gunakan amonium
pada panjang gelombang 395 nm terhadap benzen P fosfat monobasa P.
-1684-

Amonium etanol LP Larutan dari gas amoniak dalani Amonium molibdat, pereaksi Campur dengan urutan
etanol P. Mengandung NH3 antara 9% dan 11%. sebagai berikut: I bagian volume larutan amonium
,Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, berbau molibdat P 2,5 %, 1 bagian volume larutan asam
amoniak. askorbat P 10 % dan 1 bagian volume asam sulfat 3 M;
Bobotfenis Lebih kurang 0,80. tambahkan 2 bagian volume air. Pereaksi amonium
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tahan alkali, molibdat hanya dapat digunakan dalam 1 han.
simpan di tempat dingin.
Amonium nitrat P NHNO3; BM 80,04; [6484-52-2];
Amonium format P Garam amonium asam format; murni pereaksi.
CH5NO2; BM 63,06; [540-69-2]; murni pereaksi.
Amonium oksalat P (NH4)2 C204.H20; BM 142,11;
Amonium fosfat P Gunakan amoniumfosfat dibasa P. [6009-70-7]; murni pereaksi.

Anionium fosfat dibasa P Diamonium hidrogenfosfat Amonium oksalat LP Larutkan 3,5 g amonium oksalat
F; Amonium fosfat F; (NH4 HPO4; BM 132,06; [7783-
)2 P dalam air hingga 100 ml.
28-0]; murni pereaksi.
Amonium persulfat P Amonium peroksidisulfat;
Amonium fosfat monobasa P Amonium dihidrogen (NH4)2S208; BM 228,20; [7727-54-0]; murni pereaksi.
fosfat F; NH4H2PO 4; BM 115,03; [7722-76-1]; murni
pereaksi. Amonium Reineckat P Garam Reinecke; Amonium
tetrasianatodiaminoktromat(III) monohidrat; NIH4[Cr
Amonium hidrogen karbonat Gunakan amonium (NH3)2, (SCN)41.H20; BM 354,44; [13573-16-5].
bikarbonat P. Pemerian Hablur merah tua atau serbuk hablur warna
merah.
Amonium hidroksida P; Air Amonia P, Larutan N113 Kelarutan Larut dalam air dingin, mudah larut dalam
25 % b/b; [1336-21-6]; murni pereaksi. air panas. Dalam larutan perlahan-lahan terurai.
Kepekaan Larutkan 50 mg zat dalam 10 ml air.
Amonium karbonat P Garam Hartshorn [506-87-6]; Tambahkan 0,2 ml larutan mi ke dalam 1 ml larutan
murni pereaksi. 10 mg kolin kiorida P dalam 20 ml air, dan kocok
perlahan-lahan: terbentuk endapan yang nyata dalam
Amonium karbonat LP Larutkan 20 g amonium waktu 5 detik sampai 10 detik.
karbonat P dan 20 ml amonia LP dalam air hingga 100 ml.
Amonium sitrat LP Larutkan disertai pendinginan,
Amonium kiorida P NH4CI; BM 53,49; [12125-02-9]; 500 g asam sitrat P dalam campuran 200 ml air dan
murni pereaksi. 200 ml amonium hidroksida P. Saring dan encerkan
dengan air hingga 1000 ml.
Amonium metavanadat P NH4VO3 ; BM 116,98;
[7803-55-6]; mumi pereaksi. Amonium sitrat dibasa P (NH4)2HC6HSO7; BM 226,18;
Pemerian Serbuk hablur putih. [3012-65-5]; murni pereaksi.
Kelarutan Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air
panas dan dalam amonium hidroksida encer. Amonium sulfamat P NH40SO2NH2; BM 114,13;
[7773-06-0]; murni pereaksi.
Amonium molibdat P (NH4 Mo7024.4H20; BM
)6

1235,86; [12054-85-2]; mumi pereaksi. Amonium sulfat P (NH4 SO4; BM 132,14; [7783-20-2];
)2

murni pereaksi.
Amonium molibdat LP Larutkan 6,5 g asam molibdat P
yang diserbuk halus dalam campuran 14 ml air dan Amonium sulfida LP Jenuhkan sejumlah amonia LP
14,5 ml amonium hidroksida P. Dinginkan larutan, dengan hidrogen sulfida P dengan cara mengalirkan gas
tambahkan perlahan-lahan sambil diaduk ke dalam hidrogen sulfida P dalam larutan amonia LP selama
campuran 32 ml asarn nitrat Pdan 40 ml air yang sudah 1 menit. Larutan hams dibuat segar. Larutan mi tidak
dingin. Biarkan selama 48 jam, dan saring melalui menjadi keruh dengan penambahan magnesium sulfat LP
penyaring kaca masir dengan porositas halus. Larutan mi atau kalsium kiorida LP yang menunjukkan tidak adanya
rusak pada penyimpanan dan tidak boleh digunakan jika karbonat. Larutan mi tidak boleh digunakan jika terdapat
pada penambahan 2 ml natrium fosfat dibasa LP ke endapan sulfur.
dalam 5 ml larutan tidak segera terbentuk endapan Sisapem/aran Tidak lebih dari 0,05%.
kuning ataupun setelah dihangatkan.
Wadah dan penyimpanan Simpan larutan di tempat Amonium liosianat P NH4SCN; BM 76,12; [1762-95-4];
gelap. Jika selama penyimpanan terbentuk endapan, murni pereaksi.
gunakan beningan.
- 1685 -

Amoniuin tiosianat LP Larutkan 8 g amonium tiosianat Anisol P CH30C6H5, BM 108,14; [100-66-3].


P dalam air hingga 100 ml. Pemerian Caftan tidak berwarna.
Indeks bias <1001> 1,5160; lakukan penetapan pada
Amonium vanadat P Amonium metavanadat F; suhu 20°.
NH4V0 3; BM 116,98; [7803-55-6]. Mengandung tidak Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas seperti
kurang dari 98 % Nil4V03 . tertera pada Krornatografi <931>. Suntikkan sejumlah
Pemerian Serbuk hablur, putih. zat yang sesuai (lebih kurang 0,5 tl) ke dalam
Kelarutan Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi
panas dan dalam amonium hidroksida encer. nyala:dan kolom kapiler 30 m, dilapisi dengan fase diam
Kelarutan dalam amonium hidroksida Larutkan 1 g G3. Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-
zat dalam campuran 3 ml amoniurn hidroksida P dan masing pada suhu 1400 dan 3000, atur suhu kolom pada
50 ml air hangat: larutan jernih dan tidak berwarna. 70° dan naikkan dengan kecepatan 10 ° per menit hingga
Karbonat Pada 500 mg zat tambahkan I ml air dan 170°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa. Luas
2 ml asam kiorida encer P: tidak terbentuk gelembung puncak anisol tidak kurang dan 99% dari jumlah luas
gas. puncak.
Kiorida Tidak lebih dari 0,2 %. Larutkan 250 mg zat
dalam 40 ml air panas, tambahkan 2 ml asam nitrat P, Antimon(III) klorida P antimon kiorida F; SbC13; BM
dan biarkan selama 1 jam. Saring, ke dalam filtrat 228,12; [10025-91-9]; murni pereaksi.
tambahkan 0,5 ml perak nitrat LP: larutan tidak lebih
keruh dari blangko yang mengandung 0,5 mg kionida. Antimon(III) kiorida LP Larutkan 20 g antirnon (III)
Sulfat Larutkan 500 mg zat dalam 50 ml air panas, kiorida P dalani kloroform P hingga 100 ml, saning jika
tambahkan 2 ml asam kiorida encer P dan 1,5 g perlu.
hidroksilarnin hidrokiorida P. Panaskan pada suhu 60°
selama 3 menit, saning, dinginkan dan ke dalam filtrat Antimon triklorida P Gunakan antirnon (III) klorida P.
tambabkan 2 ml barium kiorida LP: tidak terbentuk
kekeruhan atau endapan dalam waktu 30 menit. Antron P C 1 4H 10 0; BM 194,23; [90-44-8]; murni
Penetapan kadarTimbang saksama lebih kunang 500 mg pereaksi.
zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
30 ml air dan 2 ml larutan warn sulfat P (1 dalam 4), Antron LP Lanutkan dengan cepat 35 mg antron P
goyang hingga larut, dan alirkan gas belerang dioksida P ke dalam campunan panas 35 ml air dan 65 ml warn sulfat P.
dalam larutan hingga reduksi sempuma dan larutan Dinginkan segera di dalam tangas es hingga suhu ruang,
berwama biru terang. Didihkan perlahan-lahan sambil saning melalui wol kaca. Biankan larutan path suhu
dialirkan kanbondioksida ke dalam larutan untuk ruang selama 30 menit sebelum digunakan. Larutan mi
menghilangkan kelebihan belerang dioksida P, dinginkan, hams digunakan dalam waktu 12 jam.
dan titrasi dengan kalium permanganat 0,1 NLV.
Aprotinin P [9087-70-1] Mengandung 10 - 20 satuan
Tiap ml kalium permanganat 0,1 N inhibitor tripsin per mg.
setara dengan 11,7mg NH4 V03
L-Arabinosa P C5H 100; BM 150,1; [87-72-9]; murni
Anhidrat asetat P (CH3CO)20; BM 102,09; [108-24-7]; pereaksi
murni pereaksi. Pernerian Serbuk hablur, putih.
Rotasijenis Antana +103 0 sampai +105° (larutan 5%
Anhidrida asetat-dioksan LP Tambahkan 1 ml dalam air yang mengandung lebih kurang 0,05 % NH 3).
anhidrat asetat Ppada 50 ml dioksan P.
Arakhidik alkohol P Eikosan-1-ol; arakhidil alkohol
Anhidrida ftalat P C8 11403; BM 148,12; [85-44-9]; C20H420; BM 289,6; [629-96-9]; murni pereaksi.
mumi pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 95 % C20H420.
Fernerian Padatan berlemak atau hablur, tidak
Anhidrida perosmat P Gunakan osmium tetroksida P. berwanna.

Anifin P C6H5NH2; BM 93,13; [62-53-3]; murni Arang aktlf P Karbon aktf F; karbon dekolorisasi F;
pereaksi. Gunakan Arang jerap seperti tertera path monografi
Farmakope Indonesia V.
Anisaldehida P 4-Metoksibenzaldehida F; C 8H802; BM
136,15; [123-11-5]. Argon P Ar; BM 39,95; murni pereaksi. Mengandung
Pernerian Cairan jernih tidak berwama. tidak kurang dari 99,995 % v/v An.
Suhu didih Lebih kurang 248°.
Bobot per ml <991> Lebih kunang 1,119— 1,123. Arsen trioksida P As203; BM 197,84; [1327-53-3];
Indeks refraksi Antara 1,5725 - 1,5370. murni pereaksi.
-1686-

Asam adipat P Asam heksandioik; asam 1,4 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
butenadikarboksilat; C6H1004; BM 146,14. [124-04-9]; 300 mg zat yang sebelumnya telah dikeringkan pada
Mengandung tidak kurang dari 98 % C6H1004. suhu 105° selama 2 jam. Masukkan ke dalam gelas piala.
.Pemerian Serbuk hablur tidak berwarna sampai putih. Tambahkan 5 ml asam kiorida P dan 5 ml air, aduk
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam sampai larut. Dinginkan dalam tangas es hingga suhu
sikloheksana; larut dalam etanol, dalam metanol dan lebih kurang 5°, tambahkan Iebih kurang 25 g pecahan es
dalam aseton; praktis tidak larut dalam benzen dan ke dalam tangas es. Titrasi perlahan-lahan dengan
dalain eter minyak tanah. natrium nitrit 0,1 MLVhinggajika larutan yang dititrasi
Jarak lebur <1021> Antara 151° dan 155°, jarak awal digoreskan pada kertas amilum P terjadi warna biru.
dan akhir melebur tidak lebih dari 2 0
. Lanjutkan titrasi hingga warna biru menetap jika
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang dibiarkan selama 1 menit.
300 mg zat, larutkan dalam 50 ml etanol F, tambahkan
25 ml air, campur dan titrasi dengan natrium hidroksida Pap ml natrium nitrit 0,1 M
0,5 NLV hingga pH 9,5. Lakukan penetapan blangko. setara dengan 13,71 mg C7H7NO2

Tiap ml natrium hidroksida 0,5 N Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
setara dengan 36,54 mg C61-11004 rapat, tidak tembus cahaya.

Asam aminoasetat P Glisin; NH2CH2COOH; BM Asam 4-amino-3-hidroksi-1-naftalensulfonat P


75,07. [56-40-6]; Mengandung tidak kurang dari 98,5 % C10H9NO4S; BM 239,25; [116-63-2]; murni pereaksi.
C2H5NO2. Pemerian Serbuk, berwarna ungu.
Pemerian Serbuk hablur, putih.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; sukar larut Asam-p-aminohipurat P Asam aminohipurat; N-(4-
dalam etanol. Aminobenzoil)glisin; C9H10N203 BM 194,2; [61-78-91;
;

Kandungan nitrogen Antara 18,4 dan 18,8 % N; murni pereaksi.


lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih.
dengan metode Kjeldahl, menggunakan zat uji yang Suhu lebur Lebih kurang 200°.
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2
jam. Asam aminohipurat LP Lanitkan 3 g asamfialat P dan.
Zat tak larut Tidak lebih dari I mg (0,01%); lakukan 300 mg asam p-aminoh4rnrat P dalam sejumlah etanol P
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, hingga 100 ml.
menggunakan 10 g zat.
Sisa pemjjaran Tidak lebih dari 0,05 %; lakukan Asam 1,2,4-aminonaftolsulfonat P C 10H9N045; BM
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi. 239,25
Kiorida Tidak lebih dari 100 tg Cl (0,01%); lakukan Pemerian Serbuk, putih sampai merah muda
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi kecokelatan lemah.
menggunakan 1 g zat. Kelarutan Agak sukar larut dalam air.
Sulfat Tidak lebih dari 100 99 SO4 (50 bpj); lakukan Kepekaan Larutkan 100 mg zat dalam 50 ml larutan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi Metode I, segar natrium bisulfit P (1 dalam 5), jika perlu
menggunakan 2 g zat. hangatkan sampai larut, saring. Tambahkan 1 ml filtrat
Logam berat Lebih kurang 10 bpj; lakukan penetapan ke dalam larutan yang dibuat dengan menambahkan 2 ml
menggunakan 5 ml asam kiorida 1 N untuk larutan asam sulfat P (1 dalam 6), dan 1 ml Pereaksi
mengasamkan larutan uji. Lakukan penetapan seperti Fosfat A yang tentera pada Uji Pereaksi ke dalam 20 ml
tertera pada Uji Pereaksi enceran Larutan bake fOsfat (1 dalam 100) yang tentera
Besi <331> Tidak lebih dari 0,01 mg Fe (10 bpj); pada Uji Pereaksi; terjadi warna biru dalam waktu
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat yang dilarutkan 5 menit.
dalam 47 ml air yang mengandung 3 ml asam kiorida P. Kelarutan dalam larutan natrium karbonat Larutkan
100 mg zat dalam 3 ml natrium karbonat LP dan
Asam p-aminobenzoat P H2NC6COOH; BM 137,14. tambahkan 17 ml air; hampir semua larut.
[150-13-0]; Mengandung tidak kurang dari 98,5 % Sisa pemjaran Tidak lebih dari 0,5%; pada 1 g zat
H2NC6H4-COOH - tambahkan 0,5 ml asam sulfat P dan pijarkan pada suhu
Pemerian Putih atau sedikit kuning; hablur tidak 800±25° hingga bobot tetap: bobot nesidu tidak lebih
berbau atau serbuk hablur, menjadi tidak berwarna jika dari 5 mg.
terpapan udara atau cahaya Sulfat tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetapan
Kelarutan 1 g larut dalam 170 ml air, dalam 9 ml air seperti tertera pada Uji Pereaksi Metode I. Panaskan 500
panas, dalam 8 ml etanol, dan dalam 50 ml eter; mudah mg zat dengan campunan 25 ml air dan 2 tetes asam
larut dalam lanutan natrium hidroksida dan dalam larutan kiorida P pada tangas uap selama 10 menit. Dinginkan,
karbonat; larut dalam gliserin; agak sukan larut dalam encenkan dengan air hingga 200 ml dan saning: 20 ml
asam klorida encer; sukar larut dalam kloroform. filtrat tidak boleh mengandung lebih dan 0,25 mg ion
sulfat.
- 1687-

Asam aminonaftolsulfonat LP Timbang saksama 5 g Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah land dalam
natrium sulfit P; 94,3 g natriurn bisulfit P dan 700 mg kloroform dan dalam etil asetat.
asarn 1,2,4 aminonafiolsulfonat P, cainpur. Buat asani Indeks bias <1001> Lebih kurang 1,443.
aminonafiolsulfonat LP segar path hari penggunaan Bobotjenis <981> Lebih kurang 0,997.
dengan melarutkan 1,5 g campuran kering dalam 10 ml Kelarutan dalam pelarut Larutkan 1 bagian volume
air. dalam 9 bagian volume etil asetat P, menghasilkan
lanutan jernih.
Asam 3-aminosailsilat P; C 7 H7NO3; BM 153,14; [570- Warna Larutan Dalam lanutan kioroform P
23-0]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dan (1 dalam 100) membenikan daya serap tidak lebih dan
97% C7F17NO3 ; 0,03 pada panjang gelombang 420 nm.
Pemerian Serbuk berwarna abu-abu cokelat. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250
mg zat, larutkan dalam 50 ml dimetilformamida P,
Asam asetat P Asam asetat 6 N; Gunakan Asam Asetat tambahkan 3 tetes larutan biru tirnol P (1 dalani 100)
seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia V dalam dimetilformarnida P dan titrasi dengan natrium
atau dengan mengencerkan asarn asetat glasial P meto/csida 0,1 N LV hingga wama biru. Lakukan
hingga diperoleh kadar akhir asam asetat antara 36,0% - penetapan blangko.
37,0%.
Rap ml natrium metoksida 0,1 N
Asam asetat encer P Asarn asetat 1 N; Encerkan 60,0 ml setara dengan 32,24 Mg (C8H17)2.HPO4 .

asam asetat glasial P dengan air hingga 1000 ml.


Sisa penguapan Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Asam borat P H3B03; BM 61,83; [10043-35-3]; murni
penetapan dengan menguapkan 50 ml zat di atas tangas pereaksi.
uap, dan keringkan residu pada suhu 1050 selama 2 jam:
bobot residu tidak lebih dari 1 mg. Asam borat LP Larutkan 5 g asam borat P dalam
Kiorida Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan campuran 20 ml air dan 20 ml etanol mutlak P, encerkan
seperti tertera pad Uji Pereaksi, menggunakan 5 ml zat. dengan etanol mutlak P sampai 250 ml.
Sulfat Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi Metode I, menggunakan Asam bromida P HBn; BM 80,91; [10035-10-6]; mumi
10 ml zat. pereaksi.
Logam berat Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan penetapan
seperti tertera path Uji pereaksi, menggunakan 20 ml zat: Asam diazobenzensulfonat LP Ke dalam gelas piala
uapkan di atas tangas uap hingga kering. Tambahkan 2 ml benisi 1,57 g asam sulfanilat P, yang telah dikeringkan
warn asetat encer P path sisa, encerkan dengan air hingga pada suhu 105° selama 3 jam, tambahkan 80 ml air dan
25 nil dan tambahkan 10 ml warn sulfida LP: wama cokelat 10 ml warn klorida encer P, hangatkan pada tangas uap
yang teijadi tidak lebih ma dari larutan pembanding yang hingga larut. Dinginkan hingga suhu 15° (sebagian asam
mengandung 0,04 mg timbal dan 2 ml asam wetat encer P. sulfanilat akan memisah tetapi akan lanut kemudian) dan
dengan hati-hati tambahkan 6,5 ml larutan natrium nitrit P
Asam asetat glasial P C113COOH; BM 60,05; [64-19-7]; (1 dalam 10) sambil tenus diaduk, kemudian encerkan
murni pereaksi. dengan air hingga 100 ml.

Asam N-asetilneuraminat P Asam 0-sialat C, 11-1 19N09 ; Asam 3,5-dinitrobenzoat P C7H4N206; BM 212,1;
BM 309,3; [13148-6]. murni pereaksi.
Titik didih Lebih kurang 1860 dengan peruraian. Pemerian Hablun hampir tidak berwarna.
Rotasi jenis Lebih kurang —36° (larutan 1% dalam Suhu lebur Lebih kurang 206°.
air).
Asam edetat P C10H16N208. BM 292,24; [60-00-4].
Asam askorbat P L-Asarn askorbat P; C6H806; BM Mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih
176,1; [50-81-7]; mumi pereaksi. dari 100,5% C 10H16N208
Pemerian serbuk hablur putih. Pemerian Serbuk hablur, putih. Melebun pada suhu
Rotasijenis Lebih kurang +220 (larutan 2% dalam air). lebih dari 220° disentai perunaian.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
Asam benzoat P C6H5COOII; BM 122,12; [65-85-0]; larutan alkali hidroksida.
mumi pereaksi. Baku pembanding Asam Edetat BPFI; tidak boleh
dikeningkan sebelum digunakan.
Asam bis (2-efflheksil)fosfat P Bis—(2-etilheksil) fosfat; Identflkasi Spektrum serapan inframenah zat yang
[CH3(CH2 CH(C2H5)CH2 .HPO4; BM 322,42; [298-
)3 ]2 didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
07-7]. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Mengandung tidak kurang dan 95% dan tidak lebih dan sepenti pada Asam Edetat BPFI.
105 % (C8H17)2.HPO4 . Sisapemjaran <301> Tidak lebih dari 0,2 %.
Pemerian Cairan kental, kuning muda.
- 1688 -

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 naflol P dan lanjutkan titrasi dengan Larutan uji hingga
bpj. berwarna biru. Hitung jumlah dalam g, C 10H16N208,
Asam nitriloasetat Tidak iebih dari 0,3 %; lakukan dengan rumus:
penetapan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. 292.24 (0,1w
Fase geraic, Larutan tembaga (II) nitrat, Larutan baiw 100,09I v
persediaan dan Sistem kromatografi. Lakukan seperti
tertera pada uji Asam nitriloasetat dalam Dinatrium Edetat
pada monografi Farmakope Indonesia V. 292,24 dan 100,09 berturut-turut adalah bobot molekul
Larutan ba/cu Masukkan 1,0 g zat ke dalam labu dari asam edetat dan kalsium karbonat; W adalah bobot
tentukur 100-ml, tambahkan 300 jtI Larutan ba/cu kaisium karbonat dalam mg; V adalah volume Larutan
persediaan, encerkan dengan Larutan tembaga(II) nitrat uji yang digunakan dalam ml.
sampai tanda, jika perlu sonikasi sampai larut.
Larutan uji Masukkan 1,0 g zat ke dalam iabu Asam (etilendinitrio) tetraasetat P Gunakan asam
tentukur 100-ml, encerkan dengan Larutan tembaga(II) edetat P.
nitrat sampai tanda, jika perlu sonikasi sampai iarut.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera Asam 2-etilheksanoat P C8H0 2; BM 144,2; [149-57-5].
pada Asam nitriloasetat dalam Dinatrium Edetat: Pemerian Cairan j emih.
respons puncak asam nitriloasetat daiam Larutan uji Rotasi optik Lebih kurang 0,9 1.
tidak melebihi perbedaan antara respons puncak asam Indeks bias Lebih kurang 1,425.
nitriloasetat dari Larutan ba/cudan Larutan uji. Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
Besi Tidak iebih dari 50 bpj. Arangkan 3,0 g zat Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
dengan sempurna, panaskan dalam oven pada suhu 500° <931>. Suntikkan 1 tl larutan yang dibuat sebagai
hingga sebagian besar karbon hiiang. Dinginkan, berikut: Suspensikan 200 mg asam 2-etilheksanoal P
tambahkan 0,15 ml asam nhtrat P dan panaskan pada dalam 5 ml air, tambahkan 3 ml asam kiorida encer P
suhu 5000 hingga semua karbon hilang. Larutkan residu clan 5 ml heksan P, kocok selama 1 menit, biarkan
dalam 2 ml campuran volume sama asam klorida P dan memisah dan gunakan lapisan atas. Lakukan
air, ekstraksi dalam cawan bertutup pada tangas uap kromatografi seperti tertera pada uji Asam 2-
selama 10 menit, angkat tutup dan uapkan sampai etilheksanoat dan puncak berikutnya dani pelarut tidak
kering. Larutkan sisa dalam 1 ml asam asetat I N dan 20 lebih besar dari 2,5 % dari luas puncak utama.
ml air panas, ekstraksi selama 5 menit di atas tangas uap,
dinginkan dan encerkan dengan air hingga 30 ml. Pada Asam fenoidisolfonat LP Cairan jernih yang dapat
2,0 ml iarutan mi tambahkan 2 ml asain kiorida P dan berubah menjadi cokelat pucat pada penyimpanan.
encerkan dengan air hingga 50 ml, tambahkan lebih Dibuat dengan memanaskan 3 g fenol P dengan 20 ml
kurang 50 mg amonium persulfat P dan 3 ml larutan asam sulfat P di atas tangas air selama 6 jam atau dapat
amonium tiosianat P (3 dalam 10), campur dan dengan mengencerkan larutan yang terdapat dalam
masukkan dalam tabung pembanding warna, Lakukan perdagangan dengan asam sulfat P hingga kadar fenol
penetapan dengan cara yang sama terhadap 2,0 ml 15% b/v. Memenuhi uji sebagai berikut:
larutan besi(III) amonium sulfat P yang dibuat dengan Sensit/1tas terhadap nitrat Uapkan larutan
melarutkan 43,2 mg besi(III) amonium sulfat P dalam mengandung 0,1 mg kalium nitrat P hingga kering pada
10 ml asam sulfat 2 N dan encerkan dengan air hingga cawan porselein di atas tangas air. Pada residu yang
1000 ml, tiap ml setara dengan 5 jtg besi. Warna larutan telah dingin tambahkan 1 ml pereaksi clan diamkan
uji tidak Iebih intensifdari larutan baku besi. selama 10 menit. Tambali 10 ml air, dinginkan, tambah
Penetapan kadar 10 ml amonium hidroksida 5 Mdan encerkan dengan air
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,4 g hingga 25 ml: teijadi warna kuning yang nyata jika
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dibandingkan dengan larutan tanpa kalium nitrat dengan
dalam 11 ml natrium hidrokida I N, encerkan dengan perlakuan sama.
air sampai tanda, jika perlu dinginkan.
Prosedur Timbang saksama 200 mg kalsium Asam flourida P HF; BM 20,01; [7664-39-3]; murni
karbonat P yang telah dikeringkan pada suhu 300° pereaksi.
selama 3 jam, dinginkan dalam desikator selama 2 jam
dan masukkan ke dalam gelas piala 400 ml. Tambahkan Asam folat P Gunakan Asam Folat seperti tertera pada
10 ml air, goyang hingga massa menjadi bubur dan tutup monografi Farmakope Indonesia V.
dengan kaca anloji, tambahkan 2 ml asam kiorida 3 N
dari pipet, goyang sampai larut. Cuci pinggir gelas piala, Asam format P HCOOH; BM 46,03; [64-18-6]; murni
bagian luar permukaan pipet dan kaca arloji dengan air, pereaksi. Mengandung tidak kunang clan 88% HCOOH.
encerkan dengan air hingga lebih kurang 100 ml. Sambil
diaduk dengan pengaduk magnetik, tambahkan lebih Asam format 96% P Asam format anhidrat P;
kurang 3 ml Larutan uji dari buret 50 ml. Tambahkan 10 HCOOH; BM 46,03; murni pereaksi.
ml natrium hidroksida I N dan 300 mg biru hidroksi
-1689-

Asam format anhidrat P Gunakan asam format 96% P Asam kalkonkarboksilat P Asam 2-nafialen
karboksilat;3-Hidroksi-4-[(2-hidroksi-4-SUlfO-1-
Asam fosfat P Asam ortofosfat P; H3PO4; BM 98,00; naftalen)azo] asam kalkon-3-karboksilat; Kai merah;
[7664-38-2]; murni pereaksi. C211114N2 07S; BM 438,42; mumi pereaksi.

Asam fosfomolibdat P lebih kurang 20Mo03P2 0 5 Asam kalkonkarboksilat campur P Campur 1 bagian
51112 0; BM 3939,48; [11104-88-4]; murni pereaksi. asam kalkonkarboksilat P dan 99 bagian natrium kiorida
P. Lakukan penetapan sebagai berikut:
Asam fosfomolibdat LP Larutkan 20 g asam Kepekaan terhadap kalsium Larutkan 50 mg zat
fosfomolibdat P dalam etanol P hingga 100 mi. Saring, dalam campuran 2 ml natrium hidroksida 10 N dan 100
gunakan hanya filtrat jernih. ml air: teijadi warna biru. Tambahkan 1 ml larutan
magnesium sulfat P 1 % dan 0,1 ml lanitan kalsium
Asam ftalat P C811604; BM 166,13. [88-99-3); murni kiorida P0,15 %: terjadi warna ungu. Tambahkan 0,1 ml
pereaksi. dinatrium edetat 0,01 MLV: terjadi warna biru munni.

Asam heptansulfonat P C7111603S; BM 180,26; murni Asam di-lO-kamfersulfonat P C 10H 16 04S; BM 232,30;
pereaksi. [35963-20-3].
Pemerian Serbuk atau hablur putih atau hampir putih.
Asam p-hidroksibenzoat P C711603; BM 138,12; [99- Inaktif optik.
96-7]; Mengandung tidak kurang dari 97 % C 711603 . Suhu lebur <1021> Terurai pada lebih kurang 1990.
Pemerian Hablur putih.
Jarak lebur <1021> 2160 dengan rentang 20. Asam kiorida P HC1; BM 36,46; [7647-01-0]; mumi
Penetapan kadar Timbang saksaina lebih kurang 700 pereaksi.
mg masukkan ke dalain wadah yang sesuai, dan
dilarutkan dalam 50 ml aseton P. Tambahkan 100 ml air, Asam kiorida encer P 10%; Buat campuran 226 ml
campur, dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N LV, asam kiorida P dengan air secukupnya hingga 1000 mi.
tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan
penetapan blangko. Asam kiorida-etanol LP Encerkan 85 kali ml asam
kiorida P dengan etanol P hingga 1000 mi. Untuk
Tiap ml nafrium hidrok.sida 0,5 N memperoleh larutan x N.
setara dengan 69,06mg C7H603
Asam kiorida-metanol LP Encerkan 85 kali x ml asam
Asam hipofosfit P, 50 % HPH20 2; BM 66,00; [6303- kiorida P dengan metanol P hingga 1000 mi. Untuk
21-5]. Mengandung tidak kurang dan 48% HPH 2 02 memperoleh larutan x N.
Pemerian Cairan tidak berwarna hingga kuning pucat.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan Asam kiorida bertimah P Gunakan asam kiorida
etanol. bertimab dengan kadar arsen yang rendah atau buat
Penetapan kadar Ukur saksama lebih kurang 4 ml, dengan penambahan 1 ml timah(II) kiorida LP pada 100
encerkan dengan 25 ml air, tambabkan merah metil LP ml asam klorida P.
dan titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV.
Asam kioroasetat P C2H3CIO; BM 94,5 0; [79-11-8].
Tiap ml natrium hidroksdia 1 N Pemerian Hablur mudah melebur, tidak berwarna.
setara dengan 66,00 mg HPH202 Suhu lebur <1021> Lebih kurang 62 0 .

Kiorida Tambahkan 0,2 ml pada campuran 10 ml Asam kloroplatinat P Asam kloroplatinat heksahidrat;
perak nitrat LP dan 5 ml asam nitrat P dan panaskan 11 2PtC16.61120; BM 517,90; [18497-13-7]; murni
hingga tidak lagi terbentuk uap cokelat: tidak terjadi pereaksi.
residu putih yang tidak larut.
Fosfat Encerkan 1 ml dengan air hingga 50 ml; buat Asam kolat P C241-14005; BM 408,58. Mengandung tidak
agak alkali dangan amonia LP, saring jika terbentuk kurang dan 98% C 24114005 .
endapan dan tambahkan pada filtrat 5 ml magnesia Pemerian Serbuk hablur, lempengan tidak berwarna
campur LP: tidak lebih dari sedikit endapan terbentuk atau putih.
dalam 5 menit. Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
asam asetat glasial; larut dalam etanol dan dalam aseton.
Asam iodat P H103 ; BM 175,91; [7782-68-5]; mumi Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
pereaksi. 400 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 ml, tambahkan 20 ml air dan 40 ml etanol P, tutup
Asam iodida P HI; BM 127,91; [10034-85-2]; murni dengan kaca arloji, dan panaskan hati-hati di atas tangas
pereaksi. Mengandung tidak kurang 47,0% HI. uap sampai larut sempurna. Dinginkan, tambahkan
5 tetesfenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidroksida
- 1690-

0,1 N LV hingga warna merah muda stabil selama Asam nitrat encer P (10% HNO3); [7697-37-2].
15 detik. Lakukan penetapan blangko. Encerkan 105 ml asam nitrat P dengan air hingga
1000 ml.
Tiap ml natrium hidroksida
setara dengan 40,86 mg C24H4005 Asam nitrilotriasetat P N(CH2COOH)3 ; BM 191,14;
[139-13-9]; murni pereaksi.
Suhu lebur <1021> Antara 1970 dan 202°.
Rotasijenis <1081> Tidak kurang dan 370, lakukan Asam oksalat P H2C204.21-120; BM 126,07; [6153-56-
penetapan menggunakan larutan dalam etanol P (2 6]; murni pereaksi.
dalam 100).
Susul pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5 %; Asam oksalat LP Larutkan 6,3 g asam oksalat P dalam
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 140° air hingga 100 ml.
selama 4 jam.
Sisa pemaran Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan Asam ortofosfat P Gunakan asamfosfat P.
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Asam osmat P Gunakan osmium tetroksida P.
Asam kromotropat P Asam 4,5-dihidroksi-2, 7-
naftaleindisulfonat; C10H808S2.2H20; BM 356,33; [148- Asam pentanoat P Gunakan asam valerat P.
25-4]; murni pereaksi.
Asam perklorat P Asam perklorat P 70%; HCI04; BM
Asam kromotropat LP Larutkan 50 mg asam 100,46; [7601-90-3]. Mengandung HCI0 4 antara 70,0%
kromatropat P atau garam natriumnya dalam 100 ml dan 73,0% (12 N); murni pereaksi.
asam sulfat P 25 % yang dapat dibuat dengan Pemerian Cairan bersifat korosif.
menambahkan 75 ml asam sulfat P ke dalam 33,3 ml air Bobotjenis Lebih kurang 1,7.
dengan hati-hati.
Asam perkiorat P, 60% HC104; BM 100,46.
Asam laktat P Gunakan Asam Laktat seperti tertera Mengandung HC104 antara 60,0% - 62,0%.
path monografi Farmakope Indonesia V.
Asam pikrat P 2,4, 6-Trinitrofenol; Trinitrofenol;
Asam metafosfat P HP03 ; BM 79,98; [37267-86-0]; C6H2(OH)(NO2)3-1,2,4,6; BM 229,10; [88-89-1]; murni
munni pereaksi. pereaksi.

Asam metafosfat-asetat LP Larutkan 15 g asam Asam pikrat LP Gunakan trinitrofenol LP.


metafosfat P dalani 40 ml asam asetat glasial P dan
encerkan dengan air hingga 500 ml. Simpan di tempat Asam pikrolonat P 3 Metil-4-nitro-1-(p-nitrofenil)-5-
dingin, gunakan dalam 2 hail. pirazolona; C10H8N405; BM 264,19; [550-74-3]; murni
pereaksi.
Asam metanosulfonat P CH40 3S; BM 96,11; [75-75-2]; Pemerian Serbuk hablur kuning atau kuning
mumi pereaksi. kecokelatan.
Suhu lebur <1021> Antara 115'-117'.
Asam a-metoksifenilasetat P Asam metoksifenil- Sisa pem/aran Dapat diabaikan, gunakan 200 mg zat.
asetat P; C9H1003; BM 166,2; [7021-09-2]; murni Lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
pereaksi. Kepekaan Larutkan 25 mg zat dalam 10 ml air hangat
yang mengandung 0,1 ml asam asetat glasial P. Pada
Asam a-metoksifenilasetat LP Larutkan 2,7 g asam 1 ml larutan mi ditainbahkan 1 ml larutan kalsium
a-metoksfenilasetat P dalam 6 ml tetrametilamonium kiorida P 0,04 % yang sebelumnya telah dipanaskan
hidroksida LP dan tambahkan 20 ml etanol mutlak P. hingga suhu 60°: terbentuk endapan dalam waktu
Simpan dalam wadah polietilen. 5 menit.

Asam molibdat P Asam molibdat 85 %; [7782-91-4]; Asam salisilat P Gunakan Asam Salisilat seperti tertera
murni pereaksi. pada monografi Farmakope Indonesia V.

Asam nitrat P HNO3; BM 63,01; [7697-37-2]; murni Asam selenit P H2SeO3 ; BM 128,97; [7783-00-8].
pereaksi. Mengandung tidak kurang dari 93 % H 2SeO3 .
Pemerian Hablur tidak berwarna atau putih,
Asam nitrat berasap P Asam nitrat 90%; HNO3; BM mengembang dalam udara kering dan higroskopik dalam
63,01; [7697-37-2]; gunakan kualitas asam nitrat 90%. udara lembab.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.
Penetapan kadar Timbang saksania lebih kurang
100 mg zat, masukkan ke dalam labu bersumbat kaca,
- 1691 -

dan larutkan dalam 50 ml air. Tambahkan 10,0 ml Asam sitrat P Gunakan Asam Sitrat Monohidrat seperti
larutan kalium iodida P (3 dalam 10) dan 5 ml asam tertera pada monografi Farmakope Indonesia V.
kiorida P, campur, tutup labu dan biarkan selama
10 menit. Encerkan dengan 50 ml air, tambahkan 3 ml Asam sitrat anhidrat P C611807; BM 192,12; [77-92-9];
kanji LP, dan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N L murni pereaksi.
hingga warna tidak lagi berubah; kemudian titrasi
dengan iodium 0,1 N LV hingga wama biru. Kurangi Asam sulfamat P HS03NH2: BM 97,09; [5329-14-6];
volume larutan iodium 0,1 N dari volume natrium murni pereaksi.
tiosulfat 0,1 N untuk memperoleh volume natrium
tiosulfat 0,1 N setara dengan asam selenit. Asam sulfanilat P p-NH2C6H4SO3H.H20; BM 191,21;
[121-57-3]; murni pereaksi.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan 3,225 mg H2SeO3 Asam sulfat P H2SO4; BM 98,08; [7664-93-9]; murni
pereaksi. Mengandung 98 % H2SO4-
Zat talc larut Larutkan 1 g dalam 5 ml air: larut
sempurna dan jernih. Asam sulfat LP Tambahkan sejumlah asam sulfa! P
Sisa pemaran Tidak lebih dari 1,0 mg (0,01%); yang telah diketahui kadamya ke dalam air secukupnya
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, agar kadar akhir H2SO4 antara 94,5 % -95,5 %.
menggunakan 10 g zat. [Catalan Karena kadar asam dapat berubah jika
Selenat dan sulfa! Larutkan 500 mg dalam 10 ml air dibiarkan atau jika sering digunakan, kadar harus
dan tambahkan 0,1 ml asam klorida P dan 1 ml barium seringkali ditetapkan, dan jika kadar larutan lebih dan
klorida LP: tidak terjadi kekeruhan atau tidak terbentuk 95,5 % atau kurang dari 94,5 % harus dibuang.]
endapan selama 10 menit.
Asam sulfat berasap P H2SO4 bebas S03; [8014-95-7].
Asam silikat P Si02.xH20 (anhidrat); BM 60,08; Kandungan nominal 15%, 20% atau 30% bebas S0 3;
[1343-98-2]. murni pereaksi (mengandung antara 15,0% - 18,0 %,
Pemerian Serbuk putih, amorfi antara 20,0 % - 23,0 % atau antara 30,0 % - 33,03%
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam asam, larut bebas S03).
dalam larutan alkali kuat panas.
Sisa pemaran Tidak kurang dari 80,0 %; lakukan Asam sulfat bebas nitrogen P H2SO4; BM 98,08;
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi. [7664-93-9]; murni pereaksi.
Zat talc menguap dengan asam flourida Tidak lebih
dari 0,2 %; panaskan 500 mg dengan 1 ml asam sulfa! P Asam sulfat encer P (10%) Tambahkan secara hati-hati
dan 10 ml asam flourida P dalam knis platina hingga 57 ml asam sulfa! P ke dalam lebih kurang 100 ml air,
kering, dan pijarkan sampai bobot tetap: bobot residu dinginkan hingga suhu ruang dan encerkan dengan air
tidak lebih dari 1,0 mg. hingga 1000 ml.
Kiorida Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi, menggunakan 1 g zat. Asam sulfat etanol LP Larutan yang dibuat dengan cara
Sulfa! Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan menambahkan hati-hati 54 kali x ml asam sulfat P
seperti tertera pada Uji Pereaksi dengan mendidihkan 2 kepada volume sama etanol P 96% dan encerkan dengan
g zat dengan 20 ml larutan asam klorida P (1 dalam 40), etanol P 96% hingga 1000 ml, hingga diperoleh larutan
saring, netralkan filtrat dengan amonia LP, dan encerkan dengan kadan x M.
dengan air hingga 20,0 ml. 10,0 ml larutan menunjukkan Jika diperlukan asam sulfat etanol dalam persen,
tidak lebih dari 0,1 mg SO 4. dianjurkan menggunakan asam sulfat diencerkan dengan
Logam berat Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan etanol P 96% hingga dihasilkan persentase v/v asam
penetapan seperti tertera pada Uji Pereak.si dengan sulfat yang dipenlukan.
mendidihkan 2,5 g dengan 50 ml lanitan asam klorida P
(1 dalam 10) selama 5 menit, saring selagi panas, dan Asam sulfat-formaldehida LP Campurkan 2 ml
uapkan filtrat di atas tangas uap sampai kering. Ambil formaldehida LP dengan 100 ml asam sulfa! P (96%).
residu, masukkan dalam 20 ml larutan asam kiorida P
(1 dalam 500), ekstraksi selama 5 menit, dinginkan, Asam sulfida P Gunakan hidrogen sulfida P.
tambahkan air hingga 100 ml, dan saring. Pada 40 ml
filtrat tambahkan 10 ml hidrogen sulfida LP: wama yang Asam sulfit P H2S03; BM 82,08; [7782-99-2]; mumi
dihasilkan tidak lebih gelap dari yang diperoleh dengan pereaksi. Larutan belerang dioksida P dalam air.
menambahkan 10 ml hidrogen sulfida LP pada
pembanding yang mengandung 0,03 mg Pb. Asam sulfosalisilat P C6H3(COOH)(OH)(SO3H)-
Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj; pada 20 ml filtrat 1,2,5.2H20; BM 254,22; [97-05-2]; mumi pereaksi.
yang diperoleh dari uji Logam berat tambahkan 1 ml
asam kiorida P, dan encerkan dengan air hingga 47 ml: Asam tanat P Tanin P [1401-55-41; murni pereaksi.
larutan menunjukkan tidak lebih dari 0,015 mg Fe.
- 1692 -

Asam tanat LP Larutkan 1 g asam tanat P dalam 1 ml Pemerian Caftan tidak berwarna.
etanol P, dan encerkan dengan air hingga 10 ml. Larutan Kelarutan Bercampur dengan air dan dengan etanol.
dibuat segar.
Asetat aldehida P Gunakan asetaldehida P.
Asam tartrat P H2C4H406; BM 150,09; mumi pereaksi.
Asetilaseton P 2,4-Pentanadion F, Diasetilmetan F;
Asam tioglikolat P HSCH2COOH; BM 92,12; [68-11-1]. C511802; BM 100,12; [123-54-6]; Mengandung tidak
Pemerian Caftan tidak berwarna atau hampir tidak kurang dari 98 % C 5H802.

berwarna; bau tidak enak yang kuat. Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna hingga
Kelarutan Dapat bercampur dengan air; larut dalam kuning lemah, mudah terbakar.
etanol. Kelarutan Larut dalam air, bercampur dengan etanol,
Kepekaan Campur 1 ml dengan 2 ml amonium dengan kloroform, dengan aseton, dengan eter dan
hidrolcsida F, encerkan dengan air hingga 20 ml. dengan asam asetat glasial.
Tambahkan 1 ml larutan mi ke dalam campuran 20 ml Indeks bias <1001> Antara 1,4505 - 1,4525; lakukan
air dan 0,1 ml enceran besi(III) kiorida LP (1 dalam 100) penetapan pada suhu 20°.
dan tambahkan 5 ml amonia LP: teijadi warna merah Penetapan kadar Lakukan KromatograJl gas seperti
muda terang. tertera pada Kromatograft <931>. Suntikkan ke dalam
kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi
Asam p-toluat P CH3C6H4COOH; BM 136,15; [99-94- nyala dan kolom baja tahan karat 3 mm x 1,83 m berisi
5]. Mengandung tidak kurang dari 98 % bahan pengisi 10 % fase diam G pada partikel penunjang
CH3C6H4COOH. SJA. Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-
Pemerian Serbuk hablur, putih. masing pada 250° dan 310'. Atur suhu kolom dari 50 0
Kelarutan Agak sukar larut dalam air panas, sangat hingga 220° dengan kenaikan kecepatan 8° per menit.
mudah larut dalam etanol dan dalam eter. Gunakan helium sebagai gas pembawa.
Jarakiebur 181 ±2°.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 650 Asetilaseton LP Pada 100 ml larutan natrium karbonat
mg zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, larutkan anhidrat P 13,3 %, tambahkan 4 ml asetilaseton P dan
dalam 125 ml etanol F, tambahkan 25 ml air dan kocok. kocok sampai larut. Larutan dibuat segar sebelum
Titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N LV, tetapkan digunakan.
titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan
blangko. Asetil klorida P CH3COC1; BM 78,50; [75-36-5]; murni
pereaksi.
Tiap ml natrium hidroksdia 0,5 N Pemerian Cairan jernih tidak berwarna; bau kuat
setara dengan 68,07 mg C5F1802 menusuk; terurai dalam air dan etanol.
Kelarutan Bercampur dengan benzen dan dengan
Asam p-toluensulfonat P CH3C6H4SO3H.H20; BM kioroform.
190,22; [6192-52-2]; murni pereaksi. Bobotjenis <981> Lebih kurang 1,1 g.

Asam p-toluensulfonat LP Larutkan 2 g asam p- N-Asetil-L-tirosin etil ester P C 13H17N04; BM 251,28;


toluensulfonat P dalam 10 ml campuran 7 bagian aseton lakukan penetapan kesesuaian bahan seperti tertera pada
P dan 3 bagian air. Penetapan kadar dalam Kimotripsin.
Asam trikloroasetat P CCI3COOH; BM 163,39; [76- Aseton P CH3COCH3; BM 58,08; [67-64-1]; murni
03-9]; murni pereaksi. pereaksi.

Asam valerat P asam pentanoat P; C5111002; BM Asetonitril P Metil sianida F; CH3CN; BM 41,05; [75-
102,13; [109-52-4]. Mengandung tidak kurang dan 05-8]; mumi pereaksi.
99,0% C5H1002 .

Pemerian Cairan tidak berwarna. Asetonitril fosfat LP [Catatan Komposisi mi sangat


Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang kritis, prosedur harus diikuti dengan tepat.] Tambahkan
500 mg zat, masukkan dalam wadah yang sesuai, 69,99 g natrium fosfat monobasa 0,1 M yang sudah
tambahkan 30 ml air, campur. Tambah 40 ml air, diatur pada pH 2,0 dengan asam ortofosfat P pada 23,96
campur. Tambah fenolfialein LP dan titrasi dengan g asetonitril LC P.
natrium hidroksida 0,1 NL V.
Asetonitril LC P Asetonitnil yang digunakan untuk
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N kromatografi cair mengandung tidak kurang dari 99,8%
setara dengan 10,21 mg CJ-I1002 CAN, dan memenuhi syarat transmitans tidak kurang
dan 98% pada 240 urn, gunakan air path sel
Asetaldehida P Etanal P, asetat aldehida F;CH3CHO; pembanding.
BM 44,05; [75-07-0]; murni pereaksi.
- 1693 -

Atropin sulfat P C34H46N2061-12SO4.1120; BM 694,84; penyerapan uap air; gunakan 3 g zat (lebih kurang
[5908-99-6]. 2,1 ml) masukkan ke dalam labu yang sesuai dan
Pemerian Serbuk hablur, hablur tidak berwarna atau tambahkan 20 mlpiridina anhidrat P.
putih. Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 25 bpj; lakukan
Suhu lebur <1021> Lebih kurang 195°. penetapan sebagai berikut; Masukkan 300 g zat (lebih
kurang 209 ml) ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang
Azo violet P Gunakan Lembayung azo P seperti tertera telah ditara. Biarkan caftan menguap dengan sendirinya
pada In dikator dan Kertas Indikator. di dalam lemani asam. Apabila penguapan telah selesai,
alirkan udara kering yang telah disaning ke dalam labu
Barbital natrium P Barbiton natrium P; Natrium 5,5- sampai bau belerang dioksida hilang, timbang labu.
dietil-barbiturat; C8H1 1N2NaO3; BM 206,2; [144-02-5]; Tidak lebih dari 7,5 mg.
murni pereaksi. Asam sulfat Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan sebagai benikut; Ke dalam labu yang
Barbiton natrium P Gunakan barbital natrium P. mengandung sisa yang diperoleh pada uji Sisa yang
tidak menguap, tambahkan 25 ml air, yang sebelumnya
Barium hidroksida P Ba(OH)2.8H20; BM 315,46; telah dinetralkan terhadap merah met!! LP. Goyang labu
[12230-71-6]; murni pereaksi. dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,10 N: diperlukan
tidak lebih dari 1,3 ml.
Barium hidroksida LP Lanitan jenuh barium Penetapan kadar Kumpulkan 100,0 ml gas belerang
hidroksida P dalam air yang baru dididihkan. Larutan dioksida di atas raksa, dan catat suhu contoh dan tekanan
dibuat segar. di atasnya. Tambahkan secara perlahan-lahan 50,0 ml
natrium hidroksida 0,1 N ke dalani ruang udara di atas
Barium karbonat P BaCO 3; BM 197,3; murni pereaksi. raksa dan serapkan contoh ke dalam larutan dengan cana
mengocok. Apabila penyerapan telah sempurna,
Barium kiorida P BaCl2.2H20; BM 244,26; [10326-27- pindahkan larutan ke dalam labu Erlenmayer 250 ml dan
9]; murni pereaksi. tambahkan 3 ml kanji LP dan titrasi dengan iodum
0,1 N LV sampai larutan berwarna biru pucat.
Barium kiorida LP Larutkan 12 g barium klorida P
dalam air hingga 100 ml. Tiap ml iodum 0,1 N
setara dengan 1,094 ml 502 pada suhu 0 °dan
Barium nitrat P Ba(NO3)2 ; BM 261,34; [10022-31-8]; tekanan 760 mm Hg
murni pereaksi.
Wadah dan penyimpanan Dalam tabung silinder.
Barium nitrat LP Larutkan 6,5 g barium nitrat P dalam
air hingga 100 ml. Benzaldehida P C71160; BM 106,12; [100-52-7].
Mengandung tidak kurang dari 98 % C7H60.
Barium sulfat P BaSO4 ; BM 23 3,4; murni pereaksi. Pemerian Cairan tidak berwarna, menyerupai minyak
amandel; membiaskan cahaya dengan kuat.
Belerang P Gunakan Belerang Endap seperti tertera Kelarutan Larut dalam air; bercampur dengan etanol,
pada monografi Farmakope Indonesia V. dengan eter, dengan minyak menguap dan dengan
minyak lemak.
Belerang dioksida P SO2; BM 64,06; [7446-09-5]. Bobotjenis <981> Antana 1,041 dan 1,046.
Mengandung tidak kurang dari 97,0 % volume SO 2. Indeks bias <1001> Antara 1,5540 dan 1,5465;
Pemerian Berupa gas, tidak berwama; tidak mudah lakukan penetapan pada suhu 20 1 .

terbakar; berbau gas seperti belerang terbakar. Path Asam hidrosianat Kocok 0,5 ml dengan 5 ml air,
tekanan tinggi terkondensasi berupa cairan tidak tarnbabkan 0,5 ml natrium hidroksida LP dan 0,1 ml
berwama dan mendidih pada suhu 10, dengan bobot besi(II) su!fat LP dan hangatkan hati-hati. Tambahkan
jenis 1,5. asam kiorida P sedikit benlebih: tidak terjadi warna biru
Kelarutan Pada suhu 20° dan tekanan normal, lebih kehijauan atau terbentuk endapan biru dalam waktu 15
kurang 36 bagian larut dalam 1 bagian air dan 114 menit.
bagian larut dalam 1 bagian etanol. Larut dalam eter dan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 ml
dalam kloroform. dalam botol timbang bersumbat kaca yang telah ditara.
[Catatan Belerang dioksida beracun, banyak digunakan Longgarkan sumbat, pindahkan botol timbang dan isinya
dalam bidang farmasi dalam bentuk gas dan yang ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml berisi 25 ml larutan
tertulis di bawah mi dimaksudkan untuk kegunaan hidroksi!amina hidro/dorida yang dibuat dengan
tersebut. Tetapi oleh karena selalu dikemas di bawah melanutkan 34,7 g hidroksi!amina hidroklorida P dalam
tekanan, maka spesflkasi berikut mi ditujukan untuk 160 ml air, tambahkan etanol P hingga 1000 ml,
pengujian zat dalam bentuk cairan.] netralkan dengan penambahan natrium hidroksida LP
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0 %; lakukan dan indikator biru bromfeno! LP. Bilas bagian dalam
penetapan dnegan hati-hati untuk menghindari labu dengan 50 ml pereaksi mi. Diamkan 10 menit,
-1694-

tambahkan 1 ml biru bromofenol LP, dan titrasi asain Kelarutan Tidak larut dalam air, larut dalam asam
kiorida yang dibebaskan dengan nafrium hidroksida encer. Jika terpapar di udara dan iembab akan
1 N L V. Lakukan penetapan blangko. teroksidasi.
Zat tak larut dalam asam sulfat Tidak lebih dan
Tiap ml natrium hidroksida 1 N 0,5 %. Pada 1 g zat tanibahkan 25 ml asam sulfat encer
setara dengan 106,1 mg C7H60 P dan hangatkan di atas tangas uap hingga gas yang
terbentuk hilang, sating. Kumpulkan residu yang tak
Beuzalkonium klorida P Gunakan Benzalkonium Kiorida larut pada saningan, cuci dengan asam sulfat P 2%,
seperti tertera monografi Farmakope Indonesia V. kemudian dengan air, keringkan pada 105° dan timbang.
Nitrogen Tidak lebih dari 30 bpj. Ke dalam labu
Benzen P C6116; BM 78,11; [71-43-2]; mumi pereaksi. destilasi berisi 2 ml asam sulfat P dan 30 ml air
tambahkan sejumlah 1,5 g zat, dinginkan dan tambahkan
Benzen 1,3-diol P Gunakan resorsinol P. 20 ml air dan 50 ml larutan natrium hidroksida P
(4 dalam 10). Destilasi perlahan-lahan lebih kurang 40
Benzensulfonil kiorida P C6H5 S0 20; BM 176,62; ml ke dalam 5 ml air yang mengandung 1 tetes asam
[98-09-9]. klorida encer P. Pada destilat tambahkan 2 ml natrium
Pemerian Cairan seperti minyak, tidak berwarna. hidroksida LP dan 2 ml rak.sa(II) kalium iodida alkalis
Membeku pada suhu 0°. LP: warna yang terjadi tidak lebih gelap dari lanitan
Kelarutan Tidak larut dalam air dingin; larut dalam yang diperoleh dari 0,12 mg amonium klorida P
etanol dan dalam eter. (0,03 mg N) dan 500 mg zat uji yang diperlakukan sama
Jarak lebur <1 02 1 > Antara140 dan 170. dengan cara diatas.
Jarak didih Antara 2510 dan 25 2"; lakukan penetapan SulfIda Ke dalam labu 150 ml yang berisi 1 g zat
seperti tertera pada Uji Pereaksi. tambahkan 20 ml asam sulfat encer P: gas yang
terbentuk tidak membuat kertas timbal(II) as etat P
Benzil benzoat P C6H5CO2.CH2.C6H5; BM 212,3 menjadi hitam dalam 2 menit.
Pemerian Cairan seperti minyak. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Suhu lebur <1021> Lebih kurang 20°. 200 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
Bobot per ml <991> Lebih kurang 1,12 g. 300 ml, tambahkan 50 ml asam sulfat encer P dan tutup
dengan penutup berkatup yang dibuat dengan
Benziltrimetilamonium klorida P memasukkan pipa kaca yang dihubungkan dengan
C6H5CH2N(CH3 C1; BM 185,69; [56-93-9]. Tersedia
)3
sepotong kecil pipa karet dengan celah pada sisinya dan
sebagai larutan 60%, mengandung 59,5% sampai 60,5%. sebuah pengaduk kaca yang dimasukkan dalam ujung
Pemerian Larutan, jernih, tidak berwarna, atau tidak lainya, yang dirancang agar gas dapat dibebaskan tetapi
lebih dari kuning lemah. udara tidak dapat masuk ke dalamnya. Panaskan di atas
Penetapan kadar Pipet 2 ml ke dalam labu tentukur tangas uap hingga besi lanit. Dinginkan larutan,
50-ml, tambahkan air sampai tanda. Pipet 20 ml larutan encerkan dengan 50 ml air bebas karbon dioksida,
ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml, tambahkan lebih tambahkan 2 tetes ortofenantrolin LP dan titrasi dengan
kurang 30 ml air, kemudian 0,25 ml diklorofluoresein serium(IV) sulfat 0,1 N L hingga warna merah berubah
LP dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV. menjadi biru lemah.

Tiap mlperak nitrat 0,1 N Tiap ml serium(IV) sulfat 0,1 N


setara dengan 18,57mg C61-15.CH2N(CH3 C1)3
setara dengan 5,585 mg besi

Benzofenon P (C6H5 C0; BM 182,22; [119-61-9].


)2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Pemerian Serbuk hablur putih.
Jarakiebur <1021> Antara 47 0 dan 49°. Besi(III) amonium sitrat P Mengandung Fe antara
16,5% dan 18,5%.
Benzoil klorida P C6H5COCI; BM 140,57; [98-88-4]; Pemerian Sisik tipis tembus cahaya atau butiran
murni pereaksi. berwama merah atau serbuk kuning kecokelatan;
meleleh dan terurai oleh cahaya.
Benzoil peroksida P C 14111004; BM 242,2. Kelarutan Sangat mudab larut dalam air; tidak larut
Pemerian Granul putih atau hampir putih; setelah dalam etanol.
dikeringkan suhu lebur lebih kurang 104°. Untuk Besi sitrat Larutkan 250 mg zat dalam 25 ml air
keamanan benzoil peroksida disimpan di tempat lembab tambahkan 1 ml kalium heksasianoferat(II) LP: tidak
dengan lebih kurang 23% b/b air. terbentuk endapan biru.
Tartrat Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air; tambahkan
Besi tereduksi P Fe; BM 55,847. Mengandung tidak 1 ml kalium hidroksida LP, didihkan untuk
kurang dari 93 % Fe. mengendapkan besi (III) hidroksida, jika perlu
Pemerian Serbuk halus abu-abu. tambahkan lagi kalium hidroksida LP, untuk
mengendapkan semua besi, sating dan filtrat dibuat
- 1695 -

sedikit asam dengan asam asetat glasial P. Tainbahkan Pemerian Hablur atau serbuk hablur, tidak berwarna
2 nil asam asetat glasial P, dan biarkan selama 24 jam: sampai putih.
tidak terbentuk endapan berupa hablur putih. Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalarn etanol
Timbal <401> Tidak lebih dari 20 bpj. Larutkan 1,0 g dan dalam eter.
zat dalam 30 ml air, tainbahkan 5 ml larutan asam nitrat Jarak lebur <1021> Antara 68° dan 72°.
P (1 dalam 21), didihkan perlahan-lahan selama 5 menit: Titik didih Lebih kurang 254°.
20 ml larutan menunjukkan tidak lebih dari 0,008 mg
Pb. 2,21-Bipiridina P a,a'-Dipiridil F; C10H8N2; BM
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang I g 156,18; [366-18-7].
zat, larutkan dalam 25 ml air dalam labu bersumbat Pemerian Serbuk hablur, putih atau merah muda.
kaca, tambahkan 5 ml asam klorida P dan 4 g kalium Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.
iodida P, sumbat labu, dan biarkan dalam gelap selaina Suhu lebur <1021> Lebih kurang 69°.
15 menit. Tambahkan 100 ml air, dan titrasi iodum Titik didih Lebih kurang 272°.
bebas dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV dengan Kepekaan
penambahan 3 ml kanji LP pada saat mendekati titik Larutan A Larutkan 350 mg besi(II) amonium sulfat P
akhir titrasi. Lakukan penetapan blangko. dalam 50 ml air yang mengandung 1 ml asam sulfat F,
dan tarnbahkan 500 mg hidrazin sulfat P, tarnbahkan air
Tiap ml nafrium tiosulfat 0,1 N hingga 500 ml. Encerkan larutan mi dengan air dengan
setara dengan 5,585 mg Fe perbandingan 1 dalam 100 ml.
Larutan B Larutkan 8,3 g natrium asetat P dan 12 ml
Besi(II) amonium sulfat P Fe(NH4 (SO4 .6H20; BM
)2 )2
asam asetat glasial P dalam air hingga 100 ml.
392,14; [7783-85-9]; murni pereaksi. Tambahkan 1 ml larutan (1 dalam 1000) ke dalarn
Simpan terlindung dari cahaya. campuran 10 ml air, 1 ml Larutan A dan 1 ml Larutan B:
segera terjadi warna merah muda.
Besi(III) amonium sulfat P FeNH4(SO4 . 12H20; BM
)2
Kelarutan 100 mg zat larut sempurna dalarn 10 ml air.
482,19; [7783-83-7]; murni pereaksi. Sisa pemaran Tidak lebih dari 0,2%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Besi(III) amonium sulfat LP Larutkan 8 g besi(III)
amonium sulfat P dalam air hingga 100 ml. Biru asam 90 P Cl 42655; Biru berlin koomasi G;
C47H48N3NaO7S2; BM 854.
Besi(III) klorida P Feri kiorida P; FeC136H20; BM Pemerian Serbuk cokelat tua dengan lembayung
270,29; [10025-77-1]; mumi pereaksi. kemilau; beberapa pantikel mempunyai kilat logarn.
Ident?flkasi Serapan jenis A(1%, 1 cm) dan larutan
Besi(III) kiorida LP Larutkan 9 g besi(III) klorida P 0,001% dalarn larutan DaparfosfatpH 7,0 pada 577 run:
dalam air hingga 100 ml. tidak kurang dari 500.
Besi(III) klorida heksahidrat P Gunakan Besi(III) Biru bromofenol P Gunakan Biru bromofenol P seperti
klorida P. tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
Besi(HI) nitrat P Fe(NO3 .9H20; BM 404,0; [10421-
)3
Biru bromofenol LP Larutkan 100 mg biru bromofenol
48-4]; murni pereaksi. P dalam 100 ml etanol encer P, saning jika perlu.
Besi(llI) nitrat LP Larutan besi (III) nitrat P 0,1% Biru bromokresol P Gunakan Biru bromokresol P
dalam asam nitrat 0,1%. seperti tentera pada Indikator dan Kertas Indikator.
Besi(II) sulfat P FeSO4.7H20; BM 278,01; [ 7782-63- Biru bromokresol LP Gunakan Hi/au bromokresol LP.
0]; murni pereaksi.
Biru bromotimol P Gunakan Biru bromotimol P seperti
Besi(1I) sulfat LP Larutkan 8 g hablur jernih besi(I1) tertera pada Indikator dan Kertas In di kator dalam
sulfat P dalam lebih kurang 100 ml air yang baru Pereaksi, Indikator dan Larutan.
dididihkan dan didinginkan. Larutan dibuat segar.
Biru bromotimol LP Larutkan 100 mg biru bromotimol
Betametason P Gunakan Betametason seperti tertera P dalam 100 ml etanol encer P, saring jika penlu.
pada monografi Farmakope Indonesia V.
Biru dekstran 2000 P Dibuat dari dekstran yang
Betanaftol P Gunakan 2-naflol P. mempunyai bobot molekul rata-rata lebih kurang 2 x
106 dengan penambahan kromofor polisiklik yang
Betanaftol LP Gunakan 2-naftol LP. membenikan wama biru. Tingkat substitusinya adalah
0,017. Dekstran beku-kering larut mudah dan sempurna
Bifenil P C12H10 ; BM 154,21; [92-52-4].
- 1696-

dalarn larutan natrium kiorida P 0,9%. Memenuhi uji Prosedur Pipet 10 ml, 15 ml dan 20 ml Larutan
serapan cahaya sebagai berikut: larutan 0,1% b/v dalam baku masing-masing ke dalam labu Erlenmeyer bertutup
dapar fosfat pH 7 menunjukkan serapan maksimum kaca 50 ml. Tambalikan 10 ml dan 5 ml etanol P
pada panjang gelombang 280 nm. berturut-turut pada labu Erlenmeyer berisi 10 ml dan 15
ml Larutan baku. Goyang sampai bercampur. Pada
Biru hidroksi naftol LP Gunakan Gerusan biru masing-masing labu dan labu keempat yang berisi 20 ml
hidroksi naftol P seperti tertera pada Indikator dan etanol F, tambahkan 2,0 ml larutan yang dibuat dengan
Kertas Indikator. cara melarutkan 50 mg biru tetrazolium P dalam 10 ml
etanol F, campur. Kemudian tambahkan 2,0 ml larutan
Biru metilena P C16H18C1N3S.3H20; BM 373,90; yang dibuat dengan mengencerkan I ml
[61-73-4]. Mengandung tidak kurang dan 85%. tetra,netilamonium hidroksida LP dengan etanol P
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, wama hijau hingga 10 ml. Campur dan diamkan di tempat gelap
gelap, mengkilat seperti perunggu. selama 90 menit dan tetapkan serapan ketiga Larutan
Kelarutan Satu gram zat larut dalam 25 ml air dan baku pada panjang gelombang 525 nm dengan
lebih kurang 65 ml etanol. Larut dalam kloroform. menggunakan blangko larutan pada labu keempat. Buat
kurva kalibrasi dengan serapan pada sumbu Y dan kadar
Biru metilena LP Larutkan 125 mg biru metilen P hidrokortison pada sumbu X: serapan masing-masing
dalam 100 ml etanol F, encerkan dengan etanol P larutan sebanding dengan kadar dan serapan larutan
hingga 250 ml. yang mengandung 200 .tg hidrokortison tidak kurang
dariO,50.
Biru metiltimol P [3H-2, 1-Benzosatiol-3-ilidinbis(6-
hidroksi-5-isopropil-2-metil-m-fenilin)metilennitrilo] Biru tetrazolium LP Larutkan 500 mg biru tetrazolium
tetra- asam as etat SS-garam tetranatrium dioksida; P dalam etanoiP hingga 100 ml.
C37H40N2Na4O 13 S; BM 845; [1945-77-3]; murni
pereaksi. Biru tetrazolium alkalis LP Segera sebelum
Peru bahan warna Dengan kalsium dalam larutan digunakan, campur 1 bagian larutan biru tetrazolium P
alkali memberikan warna biru, dengan dinatrium edetat 0,2% dalam metanol P dengan 3 bagian larutan natrium
berlebih larutan berwarna kelabu. hidroksida P 12% dalam metanol P.

Biru metiltimol P, Campuran Campuran yang ter-diri Biru timol P Gunakan Biru timol P seperti tertera pada
dan 1 bagian biru metiltimol P dan 100 bagian kalium Indikator dan Kertas Indikator.
nitratP.
Biru timol LP (A) Larutkan 100 mg biru timol P dalam
Biru oraset B P Gunakan Biru oraset B P seperti tertera 2,15 ml natrium hidroksida 0,1 M dan 20 ml etanol P
pada Indikator dan Kertas Indikator. 96%. Setelah larut sempurna, tambahkan air hingga
100 ml. Lakukan uji kepekaan sebagai berikut: Campur
Biru oraset B LP Larutan Biru oraset B P dalam asam 0,1 ml dan 100 ml air bebas karbondioksida P yang
asetat glasial P (1 dalam 200). telah ditambah 0,2 ml natrium hidroksida 0,02 M LV:
larutan berwarna biru. Untuk mengubah wama larutan
Biru tetrazolium P (3,3 '-(3,3 '-Dimetoksi[], 1 '-bfenilJ- menjadi kuning, diperlukan asam klorida 0,02 M LV,
4,4 '-diii) bis[2,5-dfenil-2H-tetrazo1iumJ dikiorida); tidak lebih dari 0,1 ml.
C401432C12N802; BM 727,64; [187 1-22-3]
Pemerian Hablur kuning jeruk. Biru timol LP Larutkan 100 mg biru timol P dalam
Kelarutan Sukan larut dalam air; mudah larut dalam 100 ml etanol P, saningjika perlu.
kloroform dan dalam metanol; tidak larut dalam aseton
dan dalam eter. Biru toluidina P (C 15H16C1N3S)2.ZnCl2; BM 747,95;
Kelarutan dalam metanol Larutkan 1 g zat dalam [6586-04-5].
100 ml metanol P: jernih.
Warna Ukur serapan larutan 1 g zat dalam 100 ml Biru toluidina LP Larutkan 15 mg biru toluidina P
metanol P pada panjang gelombang 525 nm, gunakan air dalam I ml etanol F dan encerkan dengan air hingga
sebagai blangko: serapan tidak lebih dari 0,20. 100 ml.
Daya serap molar <1191> Daya scrap molar dalam
metanol P pada panjang gelombang 525 nm tidak kurang Bismut oksinitrat P Gunakan bismut subnitrat P.
dari 50.000.
Uji kesesuaian Bismut subnitrat P Bismut(III) nitral basa;
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Bi50(OH)9(NO3 ; BM 1461,99; [1304-85-4]
)4

Hidrokortison BPFJ yang sebelumnya dikeringkan pada Mengandung tidak kurang dari 79,0% Bi 203. Gunakan
suhu 105° selama 3 jam, larutkan dalam etanol P hingga Bismut subnitrat seperti tertera pada monografi
kadar 10 ig per ml. Farmakope Indonesia V.
- 1697 -

Bis(trimetilsffil)asetamida P (N, 0-B is (trimetilsilil)- Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
asetamida-BSA); CH3CON[Si(CH3)3]2; BM 203,43; dan dalam eter.
[10416-59-8]. Mengandung tidak kurang dan 90% Jarak lebur <1021> Antara 60° dan 65 1, dengan
C113CON [Si(CH3)3]2. rentang 2°.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. Segera Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
terhidrolisis jika terpapar udara lembab. Lakukan 650 mg zat, masukkan dalam wadah yang sesuai, dan
penanganan di bawah gas nitrogen dan simpan di tempat larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial LP.
sejuk. Tambabkan kristal violet LP, dan titrasi dengan asam
Indeks bias <1001> Antara 1,4150 dan 1,4170; perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
lakukan penetapan pada suhu 20°.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Tiap ml asam perkiorat 0, IN
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi setara dengan 17,20 mg C61-4BrN
<931>. Suntikkan sejumlah zat ke dalam kromatograf
yang dilengkapi dengan detektor penghantar panas dan p-Bromoanllin LP Tambahkan 8 g p-bromoanilin P ke
kolom baja tahan karat 3 mm x1,83 m berisi bahan dalam campuran 380 ml asam asetat glasial P jenuh
pengisi 5% fase diam GI dengan partikel penyangga tiourea F, 10 ml larutan natrium klorida P (1 dalam 5),
SJA. Pertahankan suhu injektor pada 160°. Atur suhu 5 ml larutan asam oksalat P (1 dalam 20), dan 5 ml
kolom dan 90° hingga 160° dengan kecepatan kenaikan larutan natriumfosfat dibasa P (1 dalam 10) dalani botol
suhu 4° per menit. Gunakan helium P sebagai gas kaca aktinik rendah. Campur dan biarkan semalam,
pembawa. Dengan kondisi mi akan diperoleh waktu sebelum digunakan. Lindungi dari cahaya dan gunakan
retensi lebih kurang 15 menit. sebelum 7 han.

Bis(trimefflsilil)trifluoroasetamida P BSTFA Brusin sulfat P (C23H26N204 .H2SO4.7H20; BM


)2

CF3CON[Si(CH3)3]2; BM 257,40; [25561-30-2]. 1013,11; [5787-00-8]; murni pereaksi.


Mengandung tidak kurang dan 98%
CF3CON[Si(CH3)3]2. 1-Butanol P Gunakan butil alkohol P.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. Segera
terhidrolisis jika terpapar udara lembab. Simpan di 2-Butanol P Gunakan butil alkohol sekunder P.
tempat sejuk.
Indeics bias <1001> Antara 1,3820 dan 1,3860; Butan-2-on P Etil metil keton, Metil etil keton P;
lakukan penetapan pada suhu 20°. CH3COC2H5; BM 72,11; [78-93-3]; mumi pereaksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi Butil alkohol P 1-butanol P; Butil alkohol normal P;
<931>. Suntikkan zat ke dalam kromatograf yang CH3(CH2)2CH20H; BM 74,12; [71-36-3]; murni
dilengkapi dengan detektor penghantar panas dan kolom pereaksi.
baja tahan karat 3 mm x 1,83 m berisi bahan pengisi 5%
fase diam G1 dengan partikel penyangga SIA. Butil alkohol normal P Gunakan butil alkohol P.
Pertahankan suhu injektor pada 170°. Atur suhu kolom
dan 70° hingga 140° dengan kecepatan kenaikan suhu 4° Butil alkohol sekunder P 2-Butanol P;
per menit. Gunakan helium P sebagai gas pembawa. CH3CH2CH(OH)CH3; BM 74,12; [78-92-2]; Gunakan
Dengan kondisi mi akan diperoleh waktu retensi zat isobutil alkohol P; murni pereaksi.
lebih kurang 15 menit.
Butil alkohol tersier P Butanol tersier P, (CH3)3COH;
Brom P Br2; BM 159,8 BM 74,12; [75-65-0]; murni pereaksi.
Pemerian Cairan merah tua, berat dan berasap, sangat
korosif terhadap kulit. n-Butilamin P CH3CH2CH2CH2NH2; BM 73,14; [109-
Bobot per ml Lebih kurang 3,1 g. 73-9].
Pembuatan larutan brom 0,05 M; larutkan 3 g kalium Pemerian Cairan tidak berwarna hingga kuning pucat;
bromat P dalam sejumlah tertentu air hingga 1000 ml. mudah terbakar.
Larutan encer harus dibuat dengan menggunakan Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
sejumlah tertentu pereaksi dengan perbandingan yang dan dengan eter.
sesuai atau dengan pengenceran yang tepat. Bobotjenis Lebih kurang 0,740.
Jarak destilasi <1011> Metode I Tidak kurang dan
Brom LP Larutkan 30 g brom P dan 30 g kalium 95% terdestilasi antara 76° dan 78°.
bromida P dalam sejumlah air hingga 100 ml. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
penetapan dengan cara Titrimetri.
p-Bromoanilin P C6H6BrN; BM 172,02; [106-40-1]. Klorida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan
Mengandung tidak kurang dan 98% C 6H6BrN. sepenti tertera pada Uji Pereaksi, menggunakan 1 g zat
Pemerian Hablur putih hingga putih kotor. (1,5 MI).
- 1698-

Cemaran asam Pada 50 ml tambahkan 5 tetes larutan atur pH hingga 2,45 dengan penambahan asam kiorida
jenuh azo violet P dalam benzen F, titrasi cepat dengan 1 N atau natrium asetat I N.
natrium metoksida 0,1 N L hingga terjadi warna biru
tua. Gunakan nitrogen agar tidak menyerap karbon Dapar asetat pH 3,5 LP Larutkan 25 g amonium asetat
dioksida dari udara: diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml P dalam 25 ml air, tarnbahkan 38 ml asam kiorida 7 N.
natrium metoksida 0,1 N untuk netralisasi. Atur pH hingga 3,5 dengan penambahan asam kiorida
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 2 N atau amonium hidroksida 5 N dan encerkan dengan
air hingga 100 ml.
Butil asetat normal P CH3COO(CH2 CH2; BM )3

116,16; [123-86-4]; murni pereaksi. Dapar asetat pH 3,7 Larutkan 10 g natrium asetat
anhidrat P dalam 300 ml air. Atur pH hingga 3,7 dengan
Butil-eter P n-Dibutil Eter P, C81-1 180; BM 130,23; penambahan asam asetat glasial P atau natrium asetat
[142-96-1]; murni pereaksi. anhidrat P sebelum digunakan.

Butil hidroksianisoi P Gunakan Butil hidroksianisol Dapar asetat pH 4,4 Larutkan 136 g natrium asetat P
seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia V. dan 77 g amonium asetat P dalam air, encerkan dengan
air hingga 1000 ml. Tambahkan 250 ml asam asetat
Butil hidroksitoluen P Gunakan Butil hidroksi-toluen glasial P dan campur.
seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia V.
Dapar asetat pH 4,6 Larutkan 5,4 g natrium asetat P
n-Butil kiorida P 1-Kiorobutana P; C41-190; BM 92,57; dalam 50 ml air, atur pH hingga 4,6 dengan penambahan
[109-69-3]; gunakan pelarut mutu KCKT. asam asetat glasialP dan campur.
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak
berwarna [Peringatan Sangat mudah terbakar] Dapar barbital pH 8,6 Pada 129 ml asam kiorida 0,1 N,
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; bercampur tambahkan barbital natrium 0,1 Mhingga 1000 ml.
dengan etanol dan eter.
Dapar borat pH 8,0 Pada 50 ml larutan yang
Cairan lambung buatan LP Larutkan 2,0 g natrium mengandung 618,9 mg asam borat P dan 745,6 mg
kiorida P dan 3,2 gpepsin P dalam 7,0 ml asam kiorida kalium klorida F, tambahkan 3,97 ml natrium hidroksida
P dan air hingga 1000 ml. pH larutan lebih kurang 1,2. 0,2 NLVdan encerkan dengan air hingga 200 ml.

Cairan usus buatan LP Larutkan 6,8 g kalium fosfat Dapar borat pH 9,0 Pada 50 ml larutan yang
monobasa P dalam 250 ml air, campur dan tambahkan mengandung 618,9 mg asam borat F dan 745,6 mg
77 ml natrium hidroksida 0,2 N dan 500 ml air. kalium kiorida P tambahkan 21,30 ml natriurn
Tambahkan 10,0 g pankreatin F, campur dan atur pH hidroksida 0,2 N L V dan encerkan dengan air hingga 200
hingga 6,810,1 dengan penambahan natrium hidroksida MI.
0,2 N atau asam kiorida 0,2 N. Encerkan dengan air
hingga 1000 ml. Dapar dietanolamin pH 10,0 Larutkan 96,4 g
dietanolamin P dalam air hingga 400 ml. Tambahkan
Dapar amonia pH 10,0 Larutkan 5,4 g amonium 0,5 ml larutan magnesium kiorida P 18,6%, atur pH
kiorida P dalam 70 ml amonium hidroksida 5 M, dan hingga 10,0 dengan penambahan asam klorida 1 N dan
encerkan dengan air hingga 100 ml. encerkan dengan air hingga 500 ml.

Dapar amonia pH 10,9 Larutkan 6,75 g amonium Dapar fosfat pH 6,4 Campurkan 50 ml kalium fosfat
kiorida P dalam amonium hidroksida P hingga 100 ml. monobasa 0,2 M dengan 12,60 ml natrium hidroksida
0,2 N L V, dan encerkan dengan air hingga 200 ml.
Dapar amonia-amonium kiorida pH 10,7 LP Larutkan
67,5 g amonium kiorida P dalam air, tambahkan 570 ml Dapar fosfat pH 7,6 Campurkan 50 ml kalium fosfat
amonium hidroksida F, dan encerkan dengan air hingga monobasa 0,2 M dengan 42,80 ml natrium hidroksida
1000 ml. 0,2 N LV dan encerkan dengan air hingga 200 ml.

Dapar asam asetat-amonium asetat LP Larutkan 77,1 Dapar fosfat campuran pH 4,0 Larutkan 5,04 g
g amonium asetat P dalam air, tambahkan 57 ml asam natrium fosfat dibasa dodekahidrat P dan 3,01 g kaliurn
asetat glasial P dan encerkan dengan air hingga 1000 fosfat monobasa P dalam air secukupnya hingga 1000
MI. ml dan atur pH hingga 4,0 dengan penambahan warn
asetat glasial P.
Dapar asetat pH 2,45 LP Campur 200 ml asarn klorida
1 N dengan 200 ml natrium asetat I N dan encerkan Dapar fosfat campuran pH 7,0 mengandung azida Ke
dengan air hingga 1000 ml. Segera sebelum digunakan dalam 1000 ml larutan yang mengandung natrium fosfat
dibasa dodekahidrat P 1,8% dan natrium klorida P
- 1699-

2,3%, tambahkan larutan natrium fosfat monobasa 3,31-Diaminobenzidina hidrokiorida P (NH2)2C6H3


dihidrat P 0,78% dan larutan natrium kiorida P 2,3% C6H3(NH2)2.4HC1; BM 360,11; [7411-49-6]
secukupnya (lebih kurang 280 ml) hingga pH 7,0. Pemerian Hablur bentuk jarum, putih sampai cokelat
Larutkan sejumlah natrium azida P hingga kadar 0,02%. kekuningan (kadang-kadang ungu).
Kelarutan Larut dalam air. Stabil dalam pelarut
Dapar fosfat campuran 0,1 M pH 8,0 Larutkan 136,1 g organik tetapi tidak stabil dalam pelarut air pada suhu
kalium dihidrogenfosfat P dalam air dan atur pH hingga ruang.
8,0 dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N, Zat tak larut Tidak lebih dari I mg (0,05%); lakukan
encerkan dengan air hingga 1000 ml. penetapan dengan melarutkan 2 g zat dalam 100 ml air
tanpa pemanasan dan segera saring.
Dapar fosfat-sitrat pH 7,2 Campur 87,0 ml larutan Sisa pemjaran Tidak lebih dari 1 mg (0,05%);
dinatrium hidrogen fosfat P 7,15 % dengan 13,0 ml lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
larutan asam sitratP 2,1%. menggunakan 2 g zat.
Uji kesesuaian untuk penetapan selenium Larutkan
Dapar fosfat-sitrat pH 7,6 Larutkan 67,1 g dinatrium 1,633 g asam selenit P (H2SeO3) dalam air hingga 1000
hidrogen ortofosfat P dan 1,33 g asam sitrat P dalam air ml. Encerkan 10 ml larutan mi dengan air hingga 1000
hingga 100 ml. ml, hingga diperoleh larutan yang mengandung 0,010
mg per ml Se. Masukkan 1 ml larutan ke dalam gelas
Dapar glisin Campur 42 g natrium bikarbonat P dengan piala 100 ml, tambahkan 2 ml larutan asam format P
180 ml air dan tambahkan larutan yang mengandung (1 dalam 7) dan encerkan dengan air hingga 50 ml.
37,5 g glisin P dan 15 ml amonium hidroksida P dalam Tambahkan 2 ml larutan 3,3 '-diamino-benzidina
180 ml air. Encerkan dengan air hingga 500 ml dan hidrokiorida P (1 dalam 200) dan diamkan selama 30 -
kocok hingga larut sempurna. 50 menit. Atur pH antara 6 dan 7 dengan amonium
hidroksida 6 N. Masukkan ke dalam corong pisah
Dapar imidazol pH 6,5 Larutkan 6,81 g imidazol F, 125 ml, tambahkan 10,0 ml toluen P, dan kocok kuat
1,23 g magnesium sulfat P dan 0,73 g kalsium sulfat P selama 30 menit: terjadi warna kuning terang dalam
dalam 752 ml asam klorida 0,1 M encerkan dengan air lapisan toluen. Blangko mengandung diaminobenzidina
hingga 1000 ml. hidrokiorida tanpa baku selenium, diperlakukan dengan
cara yang sama: tidak terjadi warna dalam lapisan
Dapar imidazol pH 7,3 Larutkan 3,4 g imidazol P dan toluen.
5,8 g natrium kiorida P dalam air, tainbahkan 18,6 ml Wadah dan penyimpanan Simpan larutan air dalam
as am kiorida I M encerkan dengan air hingga 1000 ml. lemari pendingin.
Atur pH jika perlu. -
2,3-Diaminonaftalena P C 10H 10N2; BM 158,20; [771-
Dapar tris-glisin pH 8,3 Encerkan 6 g tris 97-11; mumi pereaksi.
(hidroksimetil)metilamina P dan 28,8 g glisin P dalam
air hingga 1000 ml. Encerkan I bagian volume larutan Diamonium hidrogen fosfat P Gunakan amonium
dengan 10 bagian volume air segera sebelum digunakan. fosfat dibasa P.

Dapar tris-klorida pH 7,5 Larutkan 7,27 g tris o-Dianisidina dihidroklorida P C14H16N202.2HC1; BM


(hidroksimetil)metilamina P dan 4,97 g natrium kiorida 317,21. Mengandung tidak kurang dan 98%
P dalam 950 ml air. Atur pH hingga 7,5 dengan C14H16N202.2HC1.
penambahan asam klorida 2 M, encerkan dengan air Pemerian Hablur kuning pucat.
hingga 1000 ml. Kelarutan Larut dalam air. Larutan 500 mg dalam
25 ml air: larut sempuma dan jernih.
Dapar untuk contoh Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Tris (hidroksimetil)metilamina P 1,5 g 800 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan
Asam kiorida 1 M 12 ml dalam 100 ml air dan tambahkan 50 ml etanol P. Jika
Urea 96g sudah terlarut sempurna titrasi dengan nafrium
Air secukupnya hingga 200 ml hidroksida 0,5 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
Dekstran biru 2000 P Gunakan Biru dekstran 2000 P.
Pap ml natrium hidroksida 0,5 N
Dekstrosa P Gunakan D-glukosa P. setara dengan 158,6 mg C14H1 N2 02.2HCl

Dekstrosa anhidrat P D-Glukosa anhidrat; C6111205 ; 2,6-Dibromokuinon-kiorimida P 2, 6-Dibromo-N-


BM 180,16; murni pereaksi. kloro-p-benzakuinon imina; Pereaksi DBQ;
O:C6H2Br2:NCI; BM 299,35; [537-45-1].
Deniges, pereaksi Gunakan Raksa(II) sulfat LP. Pemerian Serbuk hablur kuning.
-1700-

Kelarutan Tidak larut dalam air; lanit dalam etanol N,N-Dietilanilina P C6H5N(C2H5)2; BM 149,23; [91-66-7].
dan dalam larutan alkali hidroksida encer. Pemerian Cairan kuning muda sampai merah tua.
Jarak lebur <1021> Aritara 82° dan 84°. Indeks bias <1001> Antara 1,5405 dan 1,5425;
Kelaru fan dalam etanol Larutan 100 mg zat dalam lakukan penetapan path suhu 20°.
10 ml etanol F: tidak Iebih keruh dari kekeruhan lemah. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Sisa pem/aran Tidak lebih dari 1 mg (0,2%);' lakukan Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
pemijaran seperti tertera pada Uji Pereaksi, <931>. Suntikkan sejumlah zat uji (Iebih kurang 0,2 i.tl)
menggunakan 500 mg zat dengan 0,5 ml asam sulfat P. ke dalam kromatograf dilengkapi dengan detektor
Kepekaan Ke dalam 10 ml larutan dalam air yang ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 3 mm x 1,8 m
mengandung 0,01 mg fenol P tambahkan 0,3 ml dapar berisi bahan pengisi 20% fase diam G16 dengan partikel
natrium borat (dibuat dengan melarutkan 2,84 g hablur penyangga S1A. Gunakan helium P sebagai gas
natrium borat P dalam 90 ml air hangat, tambahkan pembawa, laju alir lebih kurang 40 ml per menit.
8,2 ml natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan air Pentahankan suhu injektor, detektor dan kolom masing-
hingga 100 ml) dan 0,1 ml larutan 10 mg zat dalam masing pada 250°, 310° dan 140°. dan naikkan suhu
20 ml etanol P: tenjadi warna biru terang dalam waktu kolom 6° per menit hingga 200°. Luas puncak N,N-
10 menit. dietilanilina dengan waktu retensi lebih kurang 4,9 menit
tidak kunang dan 99% dari luas total puncak.
n-Dibutil eter P Butil eter; C 8H180; BM 130,23; [142-
96-1]; murni pereaksi. Dietil eter P Gunakan etil eter P.

Dibutil ftalat P C 16H2204; BM 278,34; [84-74-2]; Dietil eter anhidrat P Gunakan etil efer anhidrat P.
Mengandung tidak kurang dan 98% C 1 6H22 04 .
Pemerian Cainan jernih tidak berwarna. Difenilamina P (C6H5)2NH; BM 169,23; [122-39-4];
Indeks bias <1001> Antaia 1,491 dan 1,493; lakukan mumi pereaksi.
penetapan pada suhu 20 0.

Kandungan asam Tidak lebih dari 0,02%. Timbang Difenilamin LP Larutkan 1,0 g dfenilamina P dalam
saksama lebih kurang 10 g zat dan lanutkan dalam 100 100 ml asam sulfat P. Larutan hams tidak berwarna.
ml cainpuran etanol P-eter P (1:1). Tambahkan
fenolfialein LP dan titrasi segera dengan kalium Difenil eter P Fend eter P; (C6H5 )2 0; BM 170,21; [101-
hidroksida-etanol 0,05 N V. 84-8].
Pemerian Cairan tidak berwanna.
Tiap ml kalium hidroksida-etanol 0,05 N Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam asam
setara dengan 4,15 mg asamfialat asetat glasial dan dalam sebagian besan pelarut organik.
Jarak lebur <1021> Antara 26° dan 28°.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g Titik didih Lebih kurang 259 0.

zat dalam labu yang sesuai, tambahkan 25,0 ml natrium


hidroksida 1 N dan 30 ml isopropanol P. campur. Difenilkarbazida P 1, 5-Dfenilkarbohidrazida;
Digesti canipuran pada suhu mendekati mendidih selama (C6H5NHNH)2C0; BM 242,28; [140-22-7]; murni
30 menit, kemudian dinginkan dalam tangas air hingga pereaksi.
suhu ruang. Tambahkan fenolfialein LP dan titrasi
dengan asam sulfat 1 N LV hingga warna merah muda Difenilkarbazida LP Larutkan 0,2 g dfenilkarbazida P
hilang. Lakukan penetapan blangko. dalam 10 ml asam asetat glasial P dan encerkan dengan
etanol mutlak P hingga 100 ml.
Tiap ml asam sulfat 1 N
setara dengan 139,2 mg C16 -12204 Difenilkarbazon P Senyawa dgfenilkarbazon dengan s-
dfenilkarbazida (1:1); C6H5NHNHCON:NC6H5 .
Dietanolamina P C4H11NO2; BM 105,1; [111-42-2] C6H5NHNHCONI{NHC6H5; BM 482,54; [538-62-5];
murni pereaksi. murni pereaksi.
Pemerian Cairan kental tidak berwarna atau sedikit
kuning atau hablun yang mudah meleleh atau larut, suhu Difenilkarbazon LP Larutkan 1,0 g hablur dfenil-
lebur lebih kurang 28 1
. karbazon P dalam 75 ml efanol P, kemudian tambahkan
Bobot per ml Lebih kunang 1,09. etanol P hingga 100 ml.
pH<1071>pHlarutan5%antara 10,0dan 11,5. Wadah dan Penyimpanan Dalam botol berwarna
cokelat.
Dietilamina P (C2 H5)2NR; BM 73,14; [109-89-7].
Mengandung tidak kurang dari 99,0% (C 2H5 )2NH; mumi Digesti pankreatin kasein P Tripton F; suatu pepton
pereaksi. bakteniologi.
Pemerian Cairan tidak benwarna; mudah terbakar; Pemerian Serbuk kuning keabu-abuan, bau khas,
alkali kuat. Dapat mengirifasi kulit dan selaput mukosa. tetapi tidak busuk.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
- 1701 -

Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dajam 24 jam, inkubasi selama 48 jam; tidak terjadi asam atau
etanol dan eter. hanya sesepora dan tidak terbentuk gas selama inkubasi.
Kasein yang digunakan untuk digesti hanis memenuhi Pembentukan indol Inokulasikan 5 ml media
spesifikasi berikut: (b) dengan Escherichla coli, inkubasi selama 24 jam dan
SisapemUaran Tidak lebih dari 2,5%. tambahkan lebih kurang 0,5 ml p-
Susutpengeringan Tidak lebih dan 8%. dimetilarninobenzaldehida LP terjadi warna merah muda
Asam bebas (sebagai asarn laktat) Tidak lebih dan atau merah terang yang larut dalam kioroform P.
0,25%. Pembentukan asetilmetilkarbinol Inokulasilcan 5 ml
Lemak Tidak lebih dari 0,5%. media (c) dengan Aerobacter aerogenes inkubasikan
Gula mereduksi Tidak lebih dari sesepora selama 24 jam. Lakukan penetapan dengan
Kehalusan Semua dapat melawati ayakan 20 mesh menambahkan larutan natrium hidrokgida P (1 dalam
DerajatperuraianLarutkan 1 g zat dalam 10 ml air. 10) ke dalam biakan dengan volume sania, kocok,
a) Tuangkan 1 ml larutan hasil urai dengan 0,5 ml biarkan pada suhu ruang sel.ama beberapa jam: te*jadi
larutan yang terdiri dari 1 ml asam a.setat glasial P warna merah muda menunjukkan adanya asetil
dalam 10 ml etanol encer F: tidak terbentuk cincin atau metilkarbinol.
endapan pada bidang batas dan bila dikocok tidak terjadi Pembentukan hidrogen sulfida Inokulasikan 5 ml
kekeruhan (mi menunjukkan ticlak ada kasein yang tidak media (d) dengan Salmonella typhosa. Letakkan kertas
terurai). timbal asetat P antara sumbat kapas dan mulut tabung
b) Campur 1 ml larutan hasil urai dengan 4 ml lanitan hingga tergantung dengan ujung lebih kunang 5 cm dan
jenuh zink sulfat F: terbentuk sedikit endapan permukaan biakan. Inkubasikan selama 24 jam: bagian
(menunjukkan adanya proteose). Saring dan anibil filtrat. bawab dati kertas timbal asetat terjadi warna hitam
c) Pada 1 ml filtrat dari uji terdaliulu tambahkan 3 ml kecokelatan (timbal sulfida).
air dan 1 tetes air brom LP: terjadi warna merah ungu, Zat penunjang pertumbuhan Media pada penetapan di
menyatakan adanya triptofan. atas menunjang pertumbuhan Escherichia co/i,
Kandungan nitrogen Tidak kurang dari 10,0%; Aerobacter aerogenes dan Salmonella typhosa. Pada
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, media (e) inokulasikan secara tusukan dengan Bruce/la
dengan cara Kjeldahl, menggunakan zat yang telah abortus, setelab diinkubasi selama 48 jam menunjukkan
dikeringkan pada suhu 105° sampai bobot tetap. pertumbuhan yang baik path sepanjang penusukkan.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; Pada media miring (e) inokulasikan Escherichla co/i,
lakukan pengeringan pada suhu 100° sampai bobot tetap. Aerobacter aerogenes, Salmonella typhosa,
Sisa pemyaran <301> Tidak lebih dan 15%; lakukan Pseudomonas aeroginosa, Staphylococcus aureus dan
penetapan menggunakan 500 mg zat dan 1 ml asam Staphylococcus albus, menunjukkan pertumbuhan yang
sulfat P. khas setelah inkubasi selama 24 jam. Pada media (e)
Nitrit Pada 5 ml larutan digesti (1 dalam 50) tambahkan danah biri-biri atau darah kelinci 5%, setelah
tambahkan 0,5 ml sulfanil-a-naflulamina LP campurkan, diinokulasi tuangkan ke dalam cawan Petri akan
dan diamkan selama 15 menit: tidak tenjadi warna merah menunjukkan bidang alfa atau beta di sekeliling koloni
muda atau merah. Pneumococcus dan Streptococcus beta hemolitik (grup
Kandungan mikroba Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air. serologi A dan B), dapat dilihat setelah inkubasi selama
Ratakan 0,01 ml pada lempeng kaca 1 cm 2 Wamai . 24 jam dan lebih nyata setelah 48 jam. Media (e)
dengan pewarna Gram. Amati di bawah mikroskop ditambah dengan 10% danah dan dipanaskan hingga
dengan lensa minyak imersi. Tidak lebih dari 50 suhu 80° hingga 900 sampai darah berubah warna
mikroorganisme jumlah atau kelompok tampak pada 10 menjadi cokelat akan menunjukkan pertumbuhan
pengamatan berturut-turut. gonococcus dalam waktu 48 jam, bila diinkubasi dalam
Uji bakteriologi Larutan hasil uji memenuhi uji bahan udara yang mengandung 10% kanbon dioksida.
nutrisi bakteri berikut.
Buat media dengan komposisi sebagai berikut: Digesti papaik tepung kedelai P Zat nutnisi mudali
(a) larutan basil unai 2% dalam air larut yang diperoleh dari reaksi enzim papain path
(b) larutan hasil urai 0,1% dalam air tepung kedelai yang dimurnikan dan dipekatkan.
(c) larutan hasil urai 1%, natrium kiorida P 0,5%, Memenuhi spesifikasi yang tertera path Digesti
dekstrosa P 0,5% dalam air pankreatik kasein F; kecuali yang berhubungan dengan
(d) lanutan hasil urai 1% dalam air kandungan nitrogen dan menunjuickan sejumlah gula
(e) larutan basil urai 2%, natrium kiorida P 0,5% agar mereduksi. Mengandung karbohidrat yang dapat
P 1,5% dalam air. difermentasi dan menunjukkan reaksi positif indol,
Atur semua media hingga pH 7,2 sampai 7,4. asetilmetilkarbinol dan sulfida pada inokulasi dan
Bebas dari karbohidrat yang dapat dfermentas1 Pada inkubasi dengan organisme yang ditentukan.
media (a) tambahkanfenolftalein LP secukupnya sampai Kandungan nitrogen Tidak kurang dari 8,5%; lakukan
warna cukup jelas, masukkan ke dalam tabung penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, dengan
fermentasi Durham dan masuk.kan ke dalam otokiaf. metode Kjeldahl terhadap zat yang telah dikeringkan
Inokulasi dengan biakan Escherichia coli, berumur pada suhu 1050 sampai bobot tetap.
- 1702-

Digesti peptik jaringan hewan P Suatu pepton terbentuknya asetil-metil-karbinol oleh Aerobacter
bakteriologi. aerogenes; Escherichia colt memberikan reaksi negatif.
Pemerian Serbuk, cokelat; bau khas, tetapi tidak Pembentukan hidrogen sulfida Inokulasikan
busuk. Salmonella typhosa ke dalam media (d), letakkan kertas
Kelarutan Larut dalam air, tidak larut dalam etanol timbal asetat P pada sumbat kapas, pada mulut tabung
dan dalam eter. Larutan (2 dalam 100) yang telah tergantung lebih kurang 5 cm di atas media. Inkubasi
diotokiaf: jernih dan bereaksi netral atau hampir netral. selama 24 jam. Bagian bawah kertas timbal asetat
Derajat peruraian Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air berwarna hitam kecokelatan (timbal sulfida).
gunakan untuk penetapan berikut:
(a) Tambahkan 0,5 ml larutan campuran asam asetat Dllsopropil eter P Isopropil eter P; [(CH3 CH]20; BM
)2

glasial P-etanol encer P (1 dalam 10) ke atas 1 ml 102,18; [108-20-31.


larutan hasil urai: tidak terbentuk cincin atau endapan Pemerian Cairan tidak berwama, mudah mengalir.
pada batas kedua larutan, setelah dikocok tidak terbentuk Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur
kekeruhan, menunjukkan semua protein telah terurai. dengan etanol dan dengan eter. Sangat mudah terbakar.
(b) Campuran 1 ml larutan hasil urai dengan 4 ml [Catatan Tidak boleh digunakan jika dekat api. Tidak
larutan jenuh zink sulfat P: terbentuk sedikit endapan bole/i divapkan hingga mendekati kering, karena
menunjukkan adanya sejumlah proteose. Saring filtrat. cenderung terbentukperoksida yang mudah meledak.]
(c) Pada 1 ml filtrat di atas tambai.ikan 1 tetes brom Bobotjenis <981> Antara 0,716 dan 0,720.
LP: warna kuning terang berubah menjadi merah Jarak destilasi <1011> Metode II Tidak kurang dan
cokelat, menunjukkan adanya triptofan. 95% terdestilasi pada suhu 65° dan 700.
Kandungan nitrogen, Susut pengeringan, Sisa pe- Peroksida Ke dalam gelas ukur bersumbat kaca yang
mijaran dan Nitrit Lakukan penetapan seperti tertera telah dicuci, dan dibilas dengan sejumlah zat, masukkan
pada Digesti pankreatik kasein P. 10 ml zat, tambahkan 1 ml larutan segar kalium iodida P
Kandungan mikroba Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air. (1 dalain 10). Kocok dan diamkan selama 1 menit: tidak
Ratakan 0,01 ml pada 1 cm kaca objek. Wamai dengan terjadi warna kuning pada kedua lapisan (lebih kurang
pewarna Gram, amati dengan lensa minyak imersi: tidak 0,001% sebagai H202).
lebih dari 50 mikroba atau kelompok pada 10 Sisa penguapan [Catatan Jika ada peroksida, jangan
pengamatan berturut-turut. dilakukan prosedur mi] Tidak lebih dari I mg (0,01%),
Uji bakteriologi Memenuhi uji nutrisi bakteri: Siapkan lakukan penetapan dengan menguapkan 14 ml (10 g) zat
media dengan komposisi sebagai berikut: dalam cawan dangkal yang telah ditara dan dikeringkan
(a) 2% hasil urai dan merah fenol LP secukupnya pada suhu 105° selama 1 jam.
untuk memberi warna dalam air. Keasaman Tambahkan 2 tetes biru bromotimol LP ke
(b) 0,1% hasil urai dalam air, dalam 10 ml air dalam labu Erlenmeyer 50 ml bersumbat
(c) 0,1% hasil urai dan 0,5% dekstrosa P dalam air kaca, dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,010 N L
(d) 1% hasil urai dalam air. sampai tepat berwarna biru setelah dikocok kuat.
Atur semua media hingga pH akhir 7,2 - 7,4. Tambahkan 5 ml zat dan titrasi dengan natrium
Masukkan 5 ml larutan (a) ke dalam tabung fermentasi hidroksida 0,010 N LV: diperlukan tidak lebih dan
Durham dan masing-masing 5 ml larutan (b), (c) dan (d) 0,30 ml untuk mengembalikan warna biru (0,005%
ke dalam tabung reaksi. biasa. Masukkan ke dalam sebagai CH3COOH). [Catatan Untuk penetapan secara
otokiaf path suhu 121 0 selama 15 menit. Setelah spektrofotometri gunakan isopropil eter yang memenuhi
dibiarkan 24 jam terbentuk asam oleh Escherichia coli persyaratan sebagai bert/cut]:
tetapi tidak oleh Streptococcus liquefaciens. Serapan Serapan pada 255 nm tidak lebih dari 0,2;
Karbohidrat terfermentasi Inokulasi larutan media (a) gunakan air sebagai blangko dan kuvet kuarsa 10 mm.
dengan Escherichia coli dan dengan Streptococcus
liquefaciens: selama inkubasi 24 jam terbentuk asam Dikalium fosfat P Gunakan kaliumfosfat dibasa P.
oleh Escherichia coli tetapi tidak oleh Streptococcus
liquefaciens. Dikalium hidrogen fosfat P Gunakan kalium fosfat
Pembentukan indol Inokulasi Aerobacter aerogenes dibasa P.
dan Escherichia coli dalam media (b) inkubasi selama
24 jam. Tambahkan lebih kurang 0,5 ml p-dimetil- o-Diklorobenzen P C6H4C12; BM 147,00; [95-50-1].
aminobenzaldehida LP, terjadi warna merah muda atau Mengandung tidak kurang dan 98% C611402 .

merah yang larut dalam kloroform P menunjukkan Pemerian Cairan jernih, berwarna cokelat muda
terbentuknya indol Eseherichia coli; Aerobacter kekuningan dan bau anomatik. Mendidih pada suhu lebih
aerogenes memberikan reaksi negatif. kurang 180°.
Pembentukan asetilmetilkarbinol Inokulasikan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat
Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes ke dalam bercampur dengan etanol dan dengan eter.
media (c) inkubasi selama 24 jam. Tambahkan ke dalam Bobotjenis <981> Antara 1,299 dan 1,301.
kultur larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10) volume Indeks bias <1001> Antara 1,548 dan 1,550 pada suhu
sama, kocok, biarkan pada suhu ruang selama beberapa 25°.
jam: terjadi warna merah muda menunjukkan
- 1703 -

Sisa penguapan Tidak lebih dari 50 mg (0,005%); SisapemUaran <301> Tidak lebih dari 1 mg (0,2%);
lakukan penetapan dengan menguapkan 80 ml zat pada lakukan penetapan dengan memijarkan 500 mg zat
tangas uap dan keringkan pada 105° selama 1 jam. dengan 0,5 ml asam sulfat P.
Keasaman Tambahkan fenolfialein LP pada 25 ml Kepekaan memenuhi syarat uji kepekaan yang tertera
metanol P, dan titrasi dengan kalium hidroksida-etanol pada 2, 6-dibromokuinon-klorimida P.
0,02 N LV sampai warna merah muda tetap selama
15 detik. Pipet 25 ml zat ke dalam larutan, campur, Dikiorometana P Gunakan metilen kiorida P.
hindari kontak dengan udara dan titrasi dengan kalium
hidroksida-etanol 0,02 N LV: diperlukan tidak lebih dan Dikiorotetra fluoroetana P Gunakan Dikiorotetra
2,2 ml untuk mengembalikan wanna merah muda (lebih fluoroetana seperti tertera pada monografi Fammakope
kurang 0,005%). Indonesia V.
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas-cair
seperti tertera pada Kromatografi <931>, menggunakan p-Dimetilaminobenzaldehida P (CH3 NC6H4CHO;
)2

peralatan dan kondisi yang sesuai. BM 149,19; [100-10-7]; murni pereaksi.

1,2-Dikioroetana P Gunakan etilen dikiorida P p-Dimetilaminobenzaldehida LP Lanutkan 125 mg p-


dimetilaminobenzaldehida P dalam campunan dingin 65
Dikiorofluoresein P C20H10C1205; BM 401,20; [76-54-0]. ml asam sulfat P dan 35 ml air, tambalikan 0,05 ml
[Catatan SpesfIkasi mi berlaku untuk isomer 4,5 dan besi (III) kiorida LP. Gunakan dalam 7 han.
2,7 dari dikiorofluoresein yang sesuai untuk pembuatan
dikiorofluoresein LP.] p-Dimetilaminosinamaldehida P (CH3)2NC6H4 CH:
Pemerian Serbuk hablur, jingga pucat. CHCHO; BM 175,23,
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam Pemerian Serbuk, kuning jingga
etanol dan dalam larutan alkali hidroksida. Kelarutan Larut dalam aseton, dalam alkohol dan
Sisa pemUaran Tidak lebih dari 1 mg (0,5%); lakukan dalam benzen.
pemijaran seperti tertera pada Uji Pereaksi, Jarak lebur <1021> Antara132° dan 136°.
menggunakan 200 mg zat dengan 5 tetes asam sulfat P.
Kepekaan Larutkan 100 mg zat dalam 60 ml etanol P, N,N Dimetilanifina P C6 H5N(CH3); BM 121,18; [121-
tambahkan 2,5 ml natrium hidroksida 0, IN dan encerkan 69-7].
dengan air hingga 100 ml. Tambahkan 1 ml larutan mi Pemerian Caftan kuning muda. Caftan jernih, tidak
path larutan kalium iodida yang dibuat dengan berwama bila baru didestilasi, tetapi kemudian menjadi
melarutkan 100 mg kalium iodida P yang ditimbang kemerahan atau cokelat kemerahan.
saksama dan telah dikeringkan pada suhu 105 0 sampai Kelarutan Tidak larut dalam air; lanut dalam etanol,
bobot tetap, dalam 50 ml aim yang mengandung 1 ml dalam kloroform, dalam eter, dan dalam asam mineral
asam asetat glasial P. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N encer.
LV hingga warna endapan berubah dari jingga kuning Bobotjenis <981> Lebih kurang 0,960.
pucat menjadi merah muda. Selisih antara volume perak Suhu beku <1101> Lebih kurang 2°.
nitrat 0,1 N LV yang diperlukan dan volume yang Indeks bias <1001> Antara 1,5571 dan 1,5591;
dihitung tidak lebih besar dari 0,10 ml, volume yang lakukan penetapan pada suhu 20 0
.

dihitung berdasankan pada kandungan kalium iodida Jarak didih Destilasi 100 ml zat: penbedaan antana
dalam zat yang telah dikeringkan seperti ditetapkan suhu dan waktu terdestilasi 1 ml dan 95 ml, tidak lebih
menurut Penetapan kadar yang tertera pada Kalium dari 2,5°. Suhu didih pada tekanan 760 mmHg 194,2°;
lodida dalam Farmakope Indonesia V. lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Hidrokarbon Larutkan 5 ml zat dalam campuran
Diklorofluoresein LP Larutkan 100 mg dikioro- 10 ml asam kiorida P dan 15 ml air: terjadi larutan
fluoresein P dalam 60 ml etanol P, tambahkan 2,5 ml jernih dan tetap jernih pada pendinginan sampai lebih
natrium hidrok.sida 0,1 N, campur, dan encerkan dengan kurang 100.

air hingga 100 ml. Anilina atau monometilanilina Masukkan 5 ml zat ke


dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca, tambahkan 5 ml
Dikiorokuinonkloroimina P Gunakan 2, 6-dikioro- larutan anhidrida asetat P dalam benzen P (1 dalam 10),
kuinon-kiorimida P. campur dan diamkan selama 30 menit. Tambalikan 30,0
ml natrium hidroksida 0,5 N LV, kocok dan tambahkan
2,6-Dikiorokuinon-k1orimida P 2, 6-Dikloro-N-kloro-p- fenolfialein LP, titrasi dengan asam klorida 0,5 N LV:
benzakuinon imina; O:C6H2C12:NCI; BM 210,44. memerlukan tidak lebih dani 0,30 ml natrium hidroksida
Pemerian Serbuk hablun, kuning pucat. 0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Kelarutan Tidak lanut dalam air; larut dalam etanol Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cana
dan dalam larutan alkali hidnoksida encer. Kromatografi gas seperti tertera pada KromatografI
Kelarutan dalam etanol Larutan 100 mg zat dalam <931>. Suntikkan sejumlah zat (lebih kurang 0,2 pi) ke
10 ml etanol P: larut sempunna dan jernih. dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor
Jarak lebur <1021> Antana 65° dan 67°. ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 1,8 m x 3 mm
-1704-

berisi bahan pengisi 20% fase diam G16 dengan partikel Dinatrium etilendiamlnatetraasetat P Garam nafrium
penyangga SlA. Gunakan helium P sebagai gas asam (etilendinitrilo)tetraasetat dihidrat; Dinatrium
pembawa, laju alir lebih kurang 40 il per menit. edetat, C10H14N208Na2.2H20; BM 372,24; murni
Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing pereaksi.
pada 2500 dan 310°. Atur suhu awal kolom 50° dan
naikkan 100 per menit hingga 200°. Luas puncak Dinatrium etilendiaminatefraasetat LP (Dinatrium
N,N-dimetilanilina dengan waktu retensi lebih kurang edetat LP) Larutkan 1 g dinatrium etilendiaminatet-
11,5 menit tidak kurang dan 99% dari luas total puncak. raasetat P dalam 950 ml air, tambahkan 50 ml etanol P,
dan campur.
N,N-Dimetllasetamida P C41-19NO; BM 87,12;
[127-19-5]. Gunakan pereaksi mutu KCKT atau Dinatrium fosfat P Gunakan natriumfosfat dibasa P.
spektrofotometri.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. Dinatrium hidrogen fosfat P Gunakan natrium fosfat
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan dibasa P.
beberapa pelarut organik.
Dinatrium hidrogen sitrat P C6H6Na2O7 . 11/21120; BM
Dimetilformamida P NW-Dimetilformamida; 263,1; [144-33-2]; mumi pereaksi.
HCON(CH3)2; BM 73,09; [68-12-2]; murni pereaksi.
2,4-Dinitrofenilhidrazin P 2,4-C6H3(NO2)2NHNH2;
Dimetilglioksima P; C4118N202; BM 116,1; [95-45-4]; BM 198,14; [119-26-6]; mengandung tidak kurang dan
murni pereaksi. 97%, gunakan pereaksi yang sesuai.
Pemerian Serbuk hablur putih atau serbuk tidak Pemerian Hablur merah jingga; jika dilihat di bawah
berwarna. mikroskop tenlihat sebagai bentuk jarum warna kuning
Suhu lebur Lebih kurang 240° dengan peruraian. jeruk.
Sisa pemaran Tidak lebih dari 0,05%. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut
dalam etanol; agak sukar larut dalam asam organik
N,N-Dimetiloktilamina P C10H23N; BM 157,30; [7378- encer.
99-6].
Pemerian Cairan tidak berwarna. 2,4-Dinitroflurobenzen P 1-Fluoro-2,4-dinitroben-zena
Indeks bias <1001> 1,4243; lakukan penetapan pada P,' C6H3 FN204; BM 186,10; [70-34-8]; gunakan mutu
suhu 20°. pereaksi yang sesuai.
Pemerian Padatan kuning muda.
Dimetil sulfoksida P Gunakan metil sulfoksida P.
Dioksan P Dietilen dioksida, 1, 4-dioksan P; C4H802;
1,2-Dlmetoksietana P C4H1002; BM 90,12; [110-71-4]. BM 88,11; [123-91-1];murnipereaksi.
Pemerian Cairan jernih tidak berwama, bau eter
sangat tajam. Dioktil natrium sulfosukslnat P C 20H37NaO7S; BM
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan 444,6; [577-11-7]; mumi pereaksi. Mengandung lebih
etanol; larut dalam pelarut hidrokarbon. Dapat kurang 90% C 20H37NaO 7S.
membentuk peroksida. Pemerian Serpihan seperti malam, putih
Jarak didih Tidak kurang dan 95% terdestilasi pada
suhu antara 83° dan 86°; lakukan penetapan seperti a-a'-Dipiridil P Gunakan 2,2 '-bipiridina P.
tertera path Uji Pereaksi.
Indeks bias <1001> Antara 1,379 dan 1,381; lakukan Dipikrilamina P Gunakan heksanitrodfenilamina P.
penetapan pada suhu 20°.
Keasaman Pada 20 ml tambabkan biru bromofenol LP Disiandiamida P H2NC(N11)NHCN; BM 84,08; mumi
dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,020 N LV: pereaksi.
diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml (lebih kurang 0,015% Pemerian Serbuk hablur putih.
sebagai CH3COOH). Suhu lebur Lebih kunang 2110 .
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2%.
5,5-Ditiobis (asam 2-nitrobenzoat) P 3-karboksi-4-
N,N Dimetiloktllamin P C10H23N; BM 157,30; [7378- nitrofenil disulfida; Pereaksi Ellman; C4H8N208S2; BM
99-6]. 396,35; [69-78-3].
Pemerian Cairan tidak berwarna. Pemerian Sebuk kuning
Indeks bias <1001> 1,4243; lakukan penetapan pada Titik leleh Lebih kurang 242°
20°. Kelarutan Agak sukar larut dalam etanol.

Dinatrium edetat P Gunakan dinatrium Ditizon P Dfeniliiokarbazon, Asamfenilazotioformat 2-


etilendiaminatetraasetat P. fenilhidrazida; C6H5N:NCSNHNHC6H5; BM 256,32;
[60-10-6]; murni pereaksi.
- 1705 -

Ditizon LP (A) Buat larutan segar ditizon P 0,05% bawah permukaan 50,0 ml warn sulfat 0,1 NLVdi dalam
dalam kioroform P. labu penampung. Destilasi campuran hingga diperoleh
lebih kurang 100 ml destilat yang ditampung dalam larutan
Ditizon LP Larutkan 25,6 mg ditizon P dalam 100 ml asam. Tambahkan merah metil LP dan titrasi kelebihan
etanol P. Simpan di tempat dingin dan gunakan dalam 2 asam dengan natriurn hidroksida 0,1 NL V.
bulan.
Tiap ml warn sulfat 0,1 N
Dodesil natrium sulfonat P Natrium 1-dodekanasufonat; setara dengan 1,401 mgN
Garam natrium Asam 1-dodekanasulfonat; C 12H25SO3Na;
BM 272,38; [2386.53-0]; gunakan mutu pereaksi yang Penetapan kadar nitrogen sebagai amoniaMasukkan
sesuai. 100 ml Larutan uji ke dalam labu Kjeldahl 500 ml,
Pemerian Padatan, serbuk putih. tambahkan 5 g barium karbonat P dan 100 ml air,
Kelarutan Satu gram zat larut dalam 50 ml air hangat sambungkan labu pada pendingin hingga ujung pipa
menghasilkan larutan jemih, tidak berwarna. tempat destilat menetes terbenam di bawah larutan 50,0
ml asam sulfat 0,1 N LV di dalam labu penampung.
Dokusat natrium P Gunakan Dioktil natrium Destilasi campuran hingga diperoleh lebih kurang 100
sulfosuksinat P. ml destilat yang ditainpung dalam larutan asam,
tambahkan merah metil LP, dan titrasi kelebihan asam
Domifen bromida P C22HBrN; BM 414,5; [538-71-6]; dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.
gunakan mutu pereaksi yang sesuai.
Tiap ml asam sulfat 0,1 N
n-Dotriakontana P C321166; BM 450,9; gunakan mutu setara dengan 1,703 mg NH3
peraksi yang sesuai.
Pemerian Lempeng, putih. Jumlah amonium hidroksida tidak lebih dari 0,35% dan
Jarak lebur <1021>Lebih kurang 690. padatan jumlah dalam Larutan uji yang digunakan.
Padatan jumlah Tidak kurang dan 75%; ratakan
Dragendorff LP Campur 850 mg bismut subnitrat P 10 ml Larutan uji di atas pasir atau asbes bersih dan
dengan 40 ml air dan 10 ml asam asetat glasial P kering, yang telah ditara dalam cawan porselen, dan
(Larutan A). Larutkan 8 g kalium iodida P dalam 20 ml keringkan pada suhu 1050 selama 16 jam. Residu tidak
air (Larutan B). Campur volume sama Larutan A dan kurang dari 750 mg.
Larutan B sebagai larutan persediaan yang dapat Sisa pemUaran <301> Tidak lebih dan 30% dan
disimpan selama beberapa bulan dalam botol cokelat. padatan jumlah. Pijarkan residu yang diperoleh dari uji
Campur 10 ml larutan persediaan dengan 20 ml asarn Padatanjumlah.
asetat glasial P, encerkan dengan air hingga 100 ml. Kiorida terhitung sebagai natrium kiorida Larutkan
abu yang diperoleh dan uji Sisa pemijaran dalam lebih
Ekstrak daging sapi P Kaldu daging sapi konsentrat kurang 50 ml air dan masukkan secara hati-hati ke dalam
diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa labu tentukur lOO-ml. Tambahkan beberapa tetes asam
lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan nitrat P dan 10,0 ml perak nitrat 0,1 N LV. Tambahkan
kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai air sampai tanda, kocok. Saning ke dalam labu kening
terbentuk residu kental berbentuk pasta. Masa berbentuk melalui penyaning kering, buang 10 ml filtrat pertama.
pasta, berwarna cokelat kekuningan sampai cokelat tua, Pada 50,0 ml filtrat berikutnya, tambahkan 1 ml besi (III)
bau dan rasa seperti daging, sedikit asam. Simpan dalam amoniurn sulfat LP dan titrasi dengan amonium tiosianat
wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat. 0,1 N LV.
Larutan uji Larutkan 25 g zat dalam air hingga 250
ml. Diperoleh larutan yang jernih dan bebas endapan. Tiap miperak nitrat 0,1 N
Penetapan kadar nitrogen dari zat larut dalam etanol setara dengan 5,844 mg NaCI
Tidak kurang dari 60 mg; lakukan penetápan sebagai
berikut: masukkan sejumlah filtrat etanol, dan hasil Bobot klorida yang terhitung sebagai natrium kiorida,
pencucian dari uji Zat tak larut dalam etanol, setara jika dikalikan 2, tidak lebih dan 6% dari padatanjumlah.
dengan 1 g zat padat larut dalam etanol, ke dalam labu Zat tak larut dalam etanol Pipet 25 ml Larutan uji ke
Kjeldahl 500 ml. Tambahkan lebih kurang 10 g serbuk dalam labu Erlenmeyer 100 ml, tambahkan 50 ml etanol
kalium sulfat P dan 20 ml asam sulfat P. Panaskan F, kocok kuat. Kumpulkan endapan dalam penyaring
campuran pada suhu rendah hingga busa berkurang, seimbang, cuci tiga kali, tiap kali dengan campuran
kemudian naikkan suhu dan didihkan sampai campuran 2 volume etanol P dan 1 volume air, keringkan pada
menjadi kuning pucat atau hampir tidak berwarna. suhu 1050 selama 2 jam. Bobot endapan, menunjukkan
Dinginkan labu, tambahkan lebih kurang 250 ml air dan zat padat tidak larut dalam etanol: tidak lebih darn 10%
tambahkan hati-hati larutan natrium hidroksida P dari padatan jumlah dari Larutan uji yang digunakan.
(3 dalam 10) sampai bersifat basa, kemudian tambahkan Nitrat Didihkan 10 ml Larutan uji selama 1 menit
lagi 5 ml. Sambungkan segera labu dengan pendingin dengan 1,5 g arang aktf P, tambahkan air untuk
hingga ujung pipa tempat destilat menetes terbenam di mengganti bagian air yang menguap, saring. Tambahkan
- 1706-

1 tetes filtrat pada 3 tetes larutan dfenilamina P Eriokrom sianin R P C23H15Na3O9S; BM 536,40;
(1 dalam 100) dalam asam sulfat P: tidak teiadi wama [3564-18-9]
biru. Pemerian Serbuk merah cokelat
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
Ekstrak ragi P Turunan sel ragi (Saccharomyces) etanol.
seperti pepton, yang larut dalam air, dibuat dalam Daya larut 200 mg zat dalam 100 ml air membentuk
kondisi optimum, dijernihkan dan dikeringkan hingga larutan jernih dan bebas dari zat yang tidak larut selama
diperoleh serbuk kuning kemerahan sampai cokelat: bau 30 menit.
khas tetapi tidak berbau busuk. Larutan dalam air, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 2%;
bereaksi agak asam, dan berwarna kuning sampai lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika
cokelat. Tidak mengandung karbohidrat yang gel P sampai bobot tetap.
ditambahkan: I g ekstrak ragi setara dengan tidak kurang Sisa pem&aran <301> Antara 42,0% dan 44,0% bobot
dari 7,5 g ragi. kering (hasil teoritis ±42,9% Na2 SO 4 ); lakukan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 5%; penetapan menggunakan 500 mg zat dengan
lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap. penambahan 1 ml asam sulfat P dan 2 ml asam nitrat P.
Sisa pemUaran Tidak lebih dan 15%; lakukan Kepekaan Tambahkan 2 ml larutan (1 dalam 1000)
penetapan menggunakan 500 mg zat dengan 1 ml asam pada I ml larutan alumunium sulfat P (1 dalam 10.000),
sulfat P. panaskan pada suhu 37°±3° selama 5 menit, dinginkan,
Protein terkoagulasi Didihkan filtrat larutan dalam air dan tambalilcan 1 ml natriuin asetat LP: akan terbentuk
(1 dalam 20) yang telah disaring: tidak terbentuk warna merah tua hingga ungu-merah dalam waktu tidak
endapan. lebih dari 5 menit.
Klorida Tidak lebih dan 5% Cl, dihitung sebagai
natrium kiorida; lakukan penetapan seperti tertera pada Eriokrom sianin R LP Larutkan 750 mg eriokrom
Uji Pereaksi. sianin R P dalam 200 ml air, tambahkan 25 g natrium
Kandungan nitrogen Antara 7,2% dan 9,5% N; kiorida P, 25 g amoniu,n nitrat P, dan 2 ml asam nitrat
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, P, dan encerkan dengan air hingga 1000 ml.
dengan metode Kjeldahl menggunakan zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105 ° sampai bobot tetap. Etanal P Gunakan asetaldehida P.
Kandungan mikroba Memenuhi syarat uji kandungan
mikroba seperti tertera pada Digesti pankreatik kasein P. Etanol P Alkohol P; Etil alkohol P; C2 1-1501-1; BM
46,07; [64-17-5]. Gunalcan Etanol seperti tertera pada
Emas klorida P Asam kloraurat; HAuCI4.3H20; BM monografi Farmakope Indonesia V.
393,83; [16903-35-8]; mumi pereaksi.
Etanol 70% P, 80% P, 90% P Campur etanol P dan
Emas kiorida LP Larutkan 1 g emas klorida P dalam 35 air dengan perbandingan seperti Tabel berikut:
ml air. pengukuran dilakukan pada suhu 25°.

Enzim basa fosfatase P; murni pereaksi. Persen Bobot Perbandingan Jumlah ml


volume jenis relatif etanol 94,9%
Eosin Y P Eosin kekuningan Y; Natrium Tetrabromo C2H5OH pada Etanol Air (ml) yang
Fluorosein; C20H6Br4Na2O5; BM 691,85; [17372-87-1] pada suhu suliu P (ml) dibutuhkan
Pemerian Serbuk atau lempengan merah sampai 15,56° 250 per 100 ml
merah kecokelatan. 70 0,884 38,6 15 73,7
Kelarutan Larut dalam air; agak sukar larut dalam 80 0,857 45,5 9,5 84,3
etanol. 90 0,827 51 3 94,8
Sfat warna Larutan (1 dalam 500) benwarna
kekuningan sampai merah keunguan dengan fluoresensi Etanol absolut P Gunakan etanol mutlak P.
kehijauan. Larutan (1 dalam 12.0000) dalam etanol P
berwama merah muda sampai merah keunguan dengan Etanol bebas aldehida P Larutkan 2,5 g timbal(II)
fluoresensi kuning kehijauan. Penambahan asam mineral asetat P dalam 5 ml air, tambahkan pada 1000 ml etanol
pada larutan (1 dalam 100) membentuk endapan jingga P dalam botol bersumbat kaca, dan campur. Larutkan 5
sampai jingga kemerahan dari tetrabromofluoresein. g kalium hidroksida P dalam 25 ml etanol P hangat,
Pada penambahan 2 ml larutan jenuh natrium hidroksida dinginkan, dan tambahkan perlahan-lahan sambil diaduk
P pada 10 ml larutan (1 dalam 100) terbentuk endapan ke dalam lanutan timbal(II) asetat P dalam etanol
merah. tersebut. Setelah 1 jam kocok kuat, biarkan semalam,
enaptuangkan beningan dan destilasi untuk mendapatkan
Eosin Y LP Indikator adsorpsi Lanutkan 50 mg eosin Y etanol bebas aldehida.
P dalam 10 ml air.
Etanol dehidrat P Gunakan etanol mutlak P.
-1707-

Etanol encer P Etanol encer adalah campuran etanol P Etil asetat P CH3COOC2H5; BM 88,11; [141-78-6];
dalam air. Mengandung tidak kurang dari 41,0% dan murni pereaksi.
tidak lebih dari 42,0% b/b setara dengan tidak kurang
dari 48,4% dan tidak lebih dari 49,5% v/v C21150H pada Etil benzoat P C9111002; BM 150,17; [93-89-0].
suhu 15,560. Etanol encer dibuat dengan mencampur 500 Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. Berbau
ml etanol P dan 500 ml Air Murni yang diukur secara aromatis.
terpisah dan campuran diukur pada suhu 25°, volume Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat
campuran lebih kurang 970 ml. bercampur dengan etanol, dengan kloroform, dan dengan
Bobotjenis <981> Antara 0,935 dan 0,937 pada suhu eter.
15,56°; antara 41,0% dan 42% b/b atau antara 48,4% dan Indeks bias <1001> Antara 1,5048 dan 1,5058;
49,5% v/v C 2115011. lakukan penetapan pada suhu 20°.
Uji lain Memenuhi uji lain yang tertera dalam Etanol; Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan
lakukan penyesuaian berdasarkan perbedaan kadar cara Kromatografl gas seperti tertera pada Kromatografi
C2H5OH. <931>. Suntikkan zat secukupnya ke dalam kromatograf
yang dilengkapi dengan kolom baja tahan karat 3 mm x
Etanol mutlak P Etanol absolut; Etil alkohol absolut; 2,4 m berisi bahan pengisi 20% fase diam G1 6 dengan
Etanol dehidrat; C2 H5OH, BM 46,07; murni pereaksi. partikel penyangga S1A. Gunakan helium P sebagai gas
Mengandung C2115011 tidak kurang dari 99,5% b/b atau pembawa. Pertahankan suhu injektor, kolom dan
99,7% v/v. detektor masing-masing pada 180°, 195° dan 250°. Luas
Pemerian Cairan tidak berwarna, higroskopis, bau puncak etil benzoat tidak kurang dan 98% dari jumlah
khas. luas puncak.
Suhu didih Lebih kurang 78°.
Bobot per ml Lebih kurang 790 mg. Etil eter P Died! eter P; eter P; (C2 H5)20; BM 74,12;
mumi pereaksi.
Etanol netral P Pada sejumlah etanol P tambahkan
2 atau 3 tetes fenolfialein LP dan natrium hidroksida Etil eter anhidrat P Dietil eter anhidrat P; Eter mutlak F;
0,02 N atau 0,1 N secukupnya hingga terjadi wama (C2H5)20; BM 74,12;[60-29-7]; mumi pereaksi.
merah muda pucat. Buat etanol netral P segera sebelum
digunakan. Etil metil keton P Gunakan butan-2-on P

Eter P Gunakan etil eter P. Etilen oksida P Okriran; C21140; BM 44,05; [75-21-8];
murni pereaksi.
Eter bebas peroksida P Kocok 1000 ml eter P dengan Pemerian Gas tidak berwarna, titik cair lebih kunang
20 ml larutan besi(II) sulfat P dalam air (30 g dalam 12°.
55 ml) dan 3 ml asam sulfat P, hingga tidak terbentuk
warna biru bila sejumlah kecil zat dikocok dengan Etilen oksida dalam metilen klorida P (50 mg per ml);
larutan kalium iodida P 2% dan 0,1 ml kanji LP. gunakan mutu pereaksi yang sesuai.

Eter minyak tanah P Petroleum eter F; murni pereaksi. Effi sianoasetat P CNCH2COOC2H5; BM 113,11;
Pemerian Cairan tidak berwarna, mudah menguap, [105-56-6].
sangat mudah terbakar, diperoleh dari minyak tanah, Pemerian Cairan tidak berwarna sampai kuning pucat,
terdiri dari campuran hidrokarbon parafin rendah, seperti bau enak. Pada tekanan atmosfer, mendidih antara 205°
fraksi berikut: dan 209° disertai peruraian. Pada tekanan 10 mmHg
terdestilasi pada suhu lebih kurang 90°.
Jarak didih Bobot per ml Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampun
30° sampai 40° Lebih kurang 0,63 g dengan etanol dan eter.
40° sampai 60° Lebih kurang 0,64 g Bobotjenis <981> Antara 1,057 dan 1,062; lakukan
50° sampai 70° Lebih kurang 0,66 g penetapan pada suhu 20°.
60° sampai 80° Lebih kurang 0,67 g Keasaman Larutkan 2 ml zat dalam 25 ml etanol
80° sampai 100° Lebih kurang 0,70 g netral P, tambahkan fenolfialein LP dan titrasi dengan
100° sampai 120° Lebih kurang 0,72 g natrium hidroksida 0,10 N LV: diperlukan tidak lebih
1200 sampai 160° Lebih kurang 0,75 g dari 1,5 ml natrium hidroksida 0,10 N untuk terjadi
warna merah muda.
Eter mutlak P Etil eter anhidrat P; Eter absolut; Dietil
eter anhidrat; (C2H5)20; BM 74,12; mumi pereaksi. Etilena dildorida P 1,2-Dikloroetana P; C2H4C12; BM
98,96; [107-06-2]; murni pereaksi.
Etil alkohol P Gunakan Etanol seperti tertera pada
monografi Farmakope Indonesia V. Etilendiamina P 1,2-Diaminoetan; C2H8N2; BM 60,10;
[107-15-3]. Mengandung tidak kurang dan 99% C2H 8N2.
Etil alkohol absolut P Gunakan etanol mutlak P.
-1708 -

[Perhatian Hati-hati dalam penggunaan LV, tetapkan titik akhir secara potensiometni. Lakukan
etilendiamina karena dapat menyebabkan rasa terbakar penetapan blangko.
pada Wit dan uapnya dapat mengiritasi. Catatan
Etilendiamina bersfat alkali kuat, sangat mudah Tiap mlperak nitrat 0,1 N
menyerap karbon dioksida udara membentuk karbonat setara dengan 29,92 mg C12H141N
yang tidak mudah menguap. Lindungi etilendiamina
terhadap paparan udara.] Etilparaben P Gunakan Etilparaben seperti tertera pada
Pemerian Cairan jernih, tidak berwama atau agak monografi Farmakope Indonesia V.
kuning; bau seperti amoniak; bereaksi alkali kuat.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan Faktor Xa (Faktor X teraktivasi) untuk uji
etanol. Antifaktor Xa P Faktor Xa adalah enzim proteolitik
Identflkasi Tambahkan 3 tetes larutan zat (1 dalam 6) yang diperoleh dari plasma sapi, untuk memecah
pa1a 2 ml larutan tembaga(IJ) sulfat P (1 dalam 100), protrombin menjadi thrombin. Faktor Xa adalah suatu
kocok: terjadi warna biru keunguan. glikoprotein dengan bobot molekul 40.000. Satu unit
Pen etapan kadar Pipet 1 ml zat ke dalam labu faktor Xa adalah jumlah Faktor X teraktivasi (55,000 Da
Erlenmeyer bersumbat kaca berisi Iebih kurang 25 ml air waktu nonaktif) yang terkandung dalam 1 ml plasma
yang telah ditara, encerkan dengan air hingga lebih normal. Dengan elektroforesis-gel seperti tertera path
kurang 75 ml, tambahkan indikator campuran hau Elektroforesis <831>, protein utama penyusun tidak
bromokresol LP dan merah metil LP (5 dalam 6). Titrasi kurang dan 90% dari zona protein total. Di dalam Faktor
dengan asam klorlda I N LV. Lakukan penetapan Xa untuk uji Anti-faktor Xa, enzim diaktifkan oleh bisa
blangko. ular Russel, kemudian zat pengaktivasi dihilangkan
dengan cara kromatografi. Sediaan distabilkan dengan
Tiap ml asam kiorida 1 N albumin sapi dan dibekukeringkan. Aktivitas spesifik
setara dengan 30,05 mg C2H81V2 Faktor Xa untuk uji Anti-Faktor Xa sesuai dengan tidak
kurang dari 40 unit Faktor Xa Fl per mg protein, jika
Ittilen glikol P HOCH2CH20H; BM 62,07; [107-21-1]. diuji dengan cara berikut: Campur 0,1 ml larutan jenuh
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, agak kental, sefalin yang berasal dan tromboplastin otak kelinci
higroskopis; praktis tidak berbau. (setara dengan tromboplastin dari lebih kurang 20 mg
Kelarutan Praktis tidak larut dalam benzen, sedikit serbuk aseton otak kelinci per ml) dalam plasma sapi
larut dalam eter; dapat bercampur dengan air dan etanol. dan 0,1 ml kalsium kiorida 0,025 M, segera tambahkan
Boboijenis Lebih kurang 1, 11. 0,1 ml larutan Faktor Xa yang sesuai dengan kadar
Jarak didih Antara 1941 dan 2001 lakukan penetapan
; 0,01 mg protein spesifik per ml dan simpan pada suhu
seperti tertera pada Uji Perealcsi, 37°: terjadi penjendalan dalain 15 detik. Faktor Xa untuk
Sisa pemjaran <301> Tidak lebih dari 5,5 mg uji Anti-faktor Xa di dalam larutan yang mengandung
(0,005%). Uapkan 100 ml (I 10 g) zat di dalain cawan 0,4 unit Faktor Xa Fl per ml dalam dapar pH 8,4 seperti
penguap yang telah ditara di atas nyala api hingga uap tertera pada monografi Heparin Natrium memenuhi uji
terus terbakar setelah api dimatikan. Biarkan uap bebas thrombin: tidak terjadi penjendalan dan kelebihan
terbakar hingga zat habis. Pijarkan path suhu 800±251 fibrinogen murni dalam waktu 24 jam jika disimpan
selama 1 jam, dinginkan clan timbang. pada suhu 20° tanpa ion kalsium.
Keasaman Tidak lebih dari 0,01% sebagai
C1-I3COOH. Tambahkan 0,2 ml merah fenol LP pada Fast blue B, garam P Garam biru B tahan cuci P;
50 ml air dan titrasi dengan natrium hidrokida 0,1 NLV Garam biru tidak luntur; C1 4H 12N402.ZnCl4; BM
sampai titik akhir berwarna merah. Tambahkan 50 ml 475,47; [91-91-8].
(55 g) zat dan titrasi dengan natrium hidroksida Pemerian Serbuk hijau.
0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 1 ml untuk Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
terjadinya kembali warna merah. lakukan pengeningan dalam hampa udara pada suhu 110°
Kiorida Tidak lebih dan 0,025 mg klorida (5 bpj); selama 1 jam.
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, Serapan Larutkan 50 mg zat dalam 100 ml air. Dalam
menggunakan 4,5 ml (5 g) zat. wadah lain larutkan 100 mg 2-nafiol P dalam 100 ml 2-
Air <1031> MetodelTidak lebih dari 0,20%. metoksietanol P. Pipet 5 ml larutan uji dan 10 ml larutan
2-nafiol P ke dalain labu tentukur 100-mi, dan encerkan
1-Etilkuinaldinium iodida P C12H 4IN; BM 299,15; dengan aseton P sampai tanda. Buat blangko, pipet 5 ml
[606-55-3]. Mengandung tidak kurang dari 97,0% air dan 10 ml larutan 2-naftol P ke dalam labu tentukur
C12H141N. 100-ml lain dan encerkan dengan aseton P sampai tanda.
Pemerian Padatan, berwarna hijau kuning. Ukur serapan lanutan pada panjang gelombang serapan
Kelarutan Agak sukar larut dalam air. maksimum 545 run: serapan tidak kurang dari 0,80.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 290
mg zat, larutkan dalam 100 ml air, dan tambahkan 10 ml Fast blue BB, garam P (C 17 H 18 C1N3 03)2 .ZnCl2; BM
asam asetat glasial P. Titrasi dengan perak nitrat 0 I N 831,89; [15710-69-7].
Pemerian Serbuk kuning.
-1709-

Jarak lebur Lebih kurang 1620 dengan peruraian. Fenilmerkuri nitrat P Gunakan Fenilraksa(II) nitrat
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air. seperti tertera pada monografi Farmakope Indonesia V.
Kiorida Tidak kurang dan 15% kiorida. Timbang
saksama lebih kurang 80 mg zat, masukkan ke dalam Fenoksibenzamlna hldroklorida P [N-(2-k1oro-eti1)-N-
gelas piala yang sesuai. Tambah 25 ml aseton P, 25 ml (1-metil-2-fenoksietil) benzilamina hidrokiorida];
air dan 500 mg natrium nitrat P. Aduk hingga larut. C18H22C1N0.HC1; BM 340,29; [63-92-3]
Titrasi dengan perak nitrat 0,01 N LV, tetapkan titik Pemerian Serbuk hablur putih.
akhir secara potensiometri. Lakukan penetapan blangko. Suhu lebur <1021> Antara 137° dan 140°.
Serapan jenis Larutkan masing-masing 500 mg dalani
Fehling, Larutan Gunakan tembaga(II) tartrat alkali LP. 10 ml air. Serapan jenis dalam kioroform P pada rentang
panjang gelombang 272 nm sampai 290 nm adalah 178.
1,10-Fenantrolin P Ortofenantrolin; C12H8N2.H20; BM
198,22; [5144-89-8]; murni pereaksi. Fenol P [108-95-2]; murni pereaksi.

1,10-Fenantrolin hidroklorda P o-Fenanfrolin Fenol murni P Gunakan fenol P yang dimumikan


monohidrokiorida monohidrat; C12H8N2.HC1.1120; BM dengan cana sebagai berikut: Refluks sejumlah tententu
234,69; gunakan mutu pereaksi yang sesuai. zat dalam alat refluks gelas. Lelehkan fenol dan refluks
selama 20 menit dengan mengalinkan nitrogen P ke
Fend eter P Gunakan dfenil eter P. dalam fenol yang meleleh. Hentikan aliran nitrogen, dan
lakukan destilasi lagi dengan perbandingan refluks 10:1.
3-Fenilfenol P m-Fenilfenol P; C6H5C6H40H; BM Hangatkan 3 g fenol yang telah didestilasi dengan 10 ml
170,21; [580-51-8]. asam sulfat P, path suhu 95°C selama 10 menit: wama
Pemerian Serbuk kristal putih atau hampir putih. campuran tidak lebih tua dari wama asam dengan
Jarak lebur <1021> Antara 760 dan 790 volume yang sama.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada KromatograJI Fenol cair P Gunakan Fenol Cair yang tertera path
<931>. Suntikkan larutan zat secukupnya ke dalam monografi Farmakope Indonesia V.
kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi
nyala dan kolom kapiler 30 m x 0,25 mm berisi bahan Fenoiftalein P Gunakan Fenolfialein P sepenti tertera
pengisi fase diam Gi. Gunakan helium P sebagai gas pada Indikator dan Kertas Indikator.
pembawa. Pertahankan suhu injektor dan detektor
masing-masing pada 250° dan 310°. Pertahankan suhu Fenoiftalein LP Larutkan 1 gfenolftalein P 0,1% dalam
kolom pada 1500 dan naikkan suhu 15 0 per menit hingga 100 etanol P.
250°. Luas puncak fenilfenol tidak kurang dan 98% dan
jumlah luas puncak. Fenoiftalein encer LP Lanutkan 1 gfenolflalein P 0,1%
dalam etanol 80% P. Lakukan uji kepekaan sebagai
m-Fenilfenol P Gunakan 3-Fenilfenol P. berikut: Campur 0,1 ml larutan dan 100 ml air bebas
karbon dioksida F: larutan tidak berwama. Untuk
Fenilhidrazin hidroklorida P; C6H5NHNH2.HC1; BM mengubah warna larutan menjadi merah muda:
144,60; [59-88-1]. diperlukan natrium hidroksida 0,02 M tidak lebih dan
Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih. 0,2 ml.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.
Daya larut Larutkan masing-masing 500 mg zat Fenol sulfonftalein LP Gunakan merahfenol LP seperti
dalam 10 ml air dan dalam 10 ml etanol P, tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
menghasilkan larutan jemih yang larut sempuma atau
hampir sempurna. Feri klorida P Gunakan besi (III) kiorida heksahidrat P,;
Jarak lebur <1021> Antara 242° dan 246° dengan FeC13..6H20; BM 270,29; [10025-77-1].
sedikit menjadi gelap.
Sisa pemUaran Tidak lebih dari 1 mg (0,1 %); lakukan Feroin suifat LP Kompleks Tris (1,1 0-fenantrolin)-
pemijaran seperti tertera path Uji Pereaksi, besi(II) sulfat yang dibuat dengan cara sebagai benikut:
menggunakan 1 g zat dengan 0,5 ml asam sulfat P. Lanutkan 700 mg besi(II) sulfat P dalam lebih kurang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 70 ml air dan tambahkan 1,5 g 1,10-fenantrolin P dan air
terlindung dari cahaya. hingga 100 ml.
Daya kepekaan terhadap serium(JV) Tambahkan
Fenilhidrazin-asam sulfat LP Larutkan 65 mg 0,1 ml larutan dan 0,15 ml larutan osmium tetraok.sida P
fenilhidrazin hidrokiorida P dalam 100 ml campunan 1% pada 50 ml asam sulfat 2 N. Tambahkan 0,1 ml
volume sama asam sulfat P dan air yang sudah amonium serium(I) nhtrat 0,1 M Warna berubah dan
didinginkan. merah menjadi biru muda.
-1710-

Floroglusinol P Benzen 1,3,5-triol; C61-1603.21-120; BM bagian pertama destilat yang mengandung air, dan
162,1; [6099-90-7]; mumi pereaksi. kumpulkan fraksi dengan titik didih lebih kurang 115°
Pemerian Hablur putih atau' krem pucat. pada tekanan 25 mmHg atau pada suhu 101° dan
Suhu lebur Lebih kurang 223°. tekanan 12 mmHg.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Fluoksimesteron P Gunakan Fluoksimesteron seperti terlindung dari cahaya.
tertera pada monografi Farmakope Indonesia V.
Fosfor pentoksida P Anhidrida fosfat P; P205 ; BM
Fluoreskamina P C17H1004; BM 278,26; [38183-12-911. 141,94; [1314-56-3]; murnipereaksi.
Mengandwg tidak kurang dan 99% C 17H1004.
Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih. o-Ftalaldehida P Ftalat dikarbokaldehida;
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut C6H4(CHO)2; BM 134,13; [643-79-8]; murni pereaksi.
dalam metilena kiorida; larut dalam etanol dan sukar
larut dalam idoroform. Ftalat dikarbokaldehida P Gunakan o-Ftalaldehida P.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeningan pada suhu 105° selama 4 jam. Fukhsin basa P Gunakan Magenta basa P.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
600 mg zat, larutkan dalam 75 ml di,netilformamida P Fukhsin-asam sulfit LP Larutkan 200 mg fukhsin basa
dan titrasi dengan litium metoksida 0,1 N LV hingga P dalam 120 ml air panas dan biarkan dingin.
berwarna biru, menggunakan larutan biru timol P 1% Tambahkan larutan 2 g natrium suIfit anhidrat P dalam
dalam dimetilformamida P sebagai indikator. Lakukan 20 ml air, kemudian tambahkan 2 ml asam kiorida P.
penetapan blangko. Encerkan dengan air hingga 200 ml, biarkan selama
paling sedikit 1 jam. Larutan dibuat segar.
Tiap ml litium metoksida 0,1 N
setara dengan 27,83 mg C17H1004 Furfural P 2-Furankarboksilaldehid; 2-furaldehid;
C4H30CHO; BM 96,08; [98-01-1].
1-Fluoro-2,4 dinitrobenzen P C6H3FN204; BM 186,1; Pemerian Cainan hasil destilasi jernih, tidak benwarna,
[70-34-8]; murni pereaksi. tetapi segera menjadi cokelat kemenahan.
Pemerian Hablur, gumpalan atau cairan, kuning Kelarutan Larut dalam air; dapat bercampur dengan
pucat, melepuhkan kulit, uap dapat merangsang etanol.
keluarnya air mata. Jarak destilasi Tidak kunang dan 95% terdestilasi
Suhu lebur Lebih kurang 29 0 . antara 159° dan 162°; lakukan penetapan sepenti tertena
Bobot per ml Lebih kurang 1,48 g. pada U]! Pereaksi.
Indeks bias Lebih kurang 1,569. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tentutup napat,
tidak tembus cahaya. Harus didestilasi sebelum
Folin-Ciocalteu fenol LP Ke dalam labu 1500 ml, digunakan.
masukkan 100 g natrium tungstat P, 25 g natrium
molibdat P, 700 ml air, 50 ml asamfosfat P, dan 100 ml Galaktosa P D-Galaktosa ; C61-11206; BM 180,2; [59-
asam kiorida P. Refluks campuran dengan hati-hati 23-4].
selama lebih kurang 10 jam, kemudian tambahkan 150 g Pemerian Serbuk hablur berwanna putih.
litium sulfat P. 50 ml air, dan beberapa tetes brom P, Suhu lebur Lebih kurang 164°.
didihkan campuran, tanpa kondensor, selama lebih Rotasi jenis [a]20D Lebih kurarig + 80° (10% b/v
kurang 15 menit, atau hingga kelebihan brom hilang. dalam air mengandung 0,05% NH3)-
Dinginkan, dan encerkan dengan air hingga 1000 ml,
dan saring: filtrat tidak memberikan warna kehijauan. Garam natrium asam 1-pentasulfonat P Gunakan
Sebelum digunakan encerkan 1 bagian filtnat dengan natrium 1-pentanasulfonat P.
I bagian air.
Garam natrium asam kromotropat P Dinatrium 4,5-
Formaldehida LP Gunakan larutanformaldehida P dihidroksinafialena-2,7-disulfonat; C10H6Na2O8S2.2H20;
BM 400,3; [5808-22-0]; mumi pereaksi.
Formamida P HCONH2; BM 45,04; [75-12-7]; munni Pemerian Serbuk, berwarna cokelat muda.
pereaksi.
Sediaan untukpenetapan kadar digitoksin Formamida Garam biru B tahan cuci P Gunakan Fast blue B,
untuk penetapan kadar digitoksin harus bebas amonia. garam P.
Perlakukan fonmamida sebagai berikut: kocok sejumlah
formamida dengan kalium karbonat anhidrat P sejumlah Garam empedu P Ganam empedu adalah empedu sapi
lebih kunang 10% dari bobot formamida, selama pekat, dengan kandungan utama natrium desoksikolat,
15 menit, dan saning. Destilasi filtrat dalam alat destilasi yang ditetapkan sebagai asain kolat. Mengandung tidak
yang semuanya tenbuat dan kaca, di dalam hampa udana kurang dan 45% asam kolat.
pada tekanan lebih kurang 25 mmHg atau kunang. Buang
- 1711 -

Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; larutan Glioksal-bis(-2-hidroksianil) P Bis(-2-hidrok.sfenil-
berbusa kuat jika dikocok. imino)etana; C14H 12N202; BM 240,3; murni pereaksi.
Zat tak larut Tidak lebih dari 0,1%; lakukan Suhu lebur Lebih kurang 2000.
penetapan sebagai berikut: Larutkan 5 g zat dalam
100 ml etanol P (84 dalam 100), jika perlu hangatkan Gliserol P Gliserin P; Propana-1,2,3-triol; •C3H803;
untuk membantu pelarutan. Saring dalam waktu 15 BM 92,10; [56-81-5]; murni pereaksi.
menit melalui penyaring yang telah ditara, cuci beberapa Pemerian Cairan kental tidak berwarna.
kali, tiap kali dengan sejumlah kecil etanol P (84 dalam Bobot per ml Lebih kurang 1,26 g.
100) hingga cucian terakhir tak berwarna atau praktis
tidak berwarna. Kemudian keringkan residu pada suhu Glisin P Gunakan Glisin seperti tertera pada monografi
1050 selama 1 jam dan timbang. Farmakope Indonesia V.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg D-Glukosa P Dektrosa P, C611 1206; BM 180,2; murni
asam kolat P, larutkan dalam larutan asam asetat P pereaksi.
(6 dalam 10) hingga 100 ml. Simpan dalam lemari Pemerian Serbuk hablur atau granul, putih.
pendingin. Kelarutan Larut dalam air, agak sukar larut dalam
Larutan uji Timbang saksania lebih kurang 1 g zat, etanol.
Iarutkan dalam 50 ml larutan asam asetat P, (6 dalam Rotasi jenis Lebih kurang +52,5° (10% dalam air
10) saring larutan jika perlu, masukkan ke dalam labu yang mengandung ammonium hidroksida Iebih kurang
tentukur 100 ml. Cuci wadah dan penyaring beberapa 0,2%).
kali dengan sejumlah kecil larutan asam asetat P
(6 dalam 10) sampai tanda. Pipet 10 ml lanitan mi, Granul Zink P Gunakan zink, granul P.
encerkan dengan larutan asam asetat P (6 dalam 10)
hingga 100 ml. Guanin hidrokiorida P C5 H5N5 0.HCI.H2 0;
Prosedur Pipet masing-masing 1 ml Larutan baku BM 205,60; [635-39-2].
dan Larutan uji, masukkan secara terpisah ke dalam Pemerian Serbuk hablur, putih. Melebur di atas 2500
2 tabung reaksi sepadan. Ke dalam tiap tabung disertai peruraian.
tambahkan 1,0 ml larutan segar furfural P (1 dalam Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam etanol;
100), segera letakkan dalam tangas es selama 5 menit, larut dalam air yang diasamkan dan dalam natrium
tambahkan ke dalam masing-masing tabung 13,0 ml hidroksida LP. Larutan mi tidak mengendap dengan
asam sulfat encer yang dibuat dengan mencampur secara iodum LP atau kalium raksa(II) iodida LP, tetapi
hati-hati 50 ml asam sulfat P dengan 65 ml air. Letakkan membentuk endapan dengan trinitrofenol LP.
tabung ke dalam tangas air pada suhu 700 selama 10 Sisa pemaran Dapat diabaikan; lakukan penetapan
menit. Segera pindahkan ke dalam tangas air selama 2 seperti tertera pada Uji Pereaksi, menggunakan 100 mg
menit, dan ukur serapan Larutan ba/cu dan Larutan uji zat.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%;
kurang 670 nm. 1-litung jumlah dalam mg asarn kolat lakukan pengeringan pada suhu 1050 sampai bobot tetap.
(C24H40 05), dalam garam empedu yang digunakan
dengan rumus: Heksadesil heksadekanoat P Heksadesil palmitat; setil
palmitat; C32H6402; BM 480,85; [540-10-3]; Gunakan
mutu yang sesuai.
500
A
AU Heksametildisilazana P C6H 19NSi2; BM 161,39; [999-
97-3]; Mengandung tidak kurang dan 95% C6H19NSi2 .
A u dan A s berturut turut adalah serapan Larutan uji dan Pemerian Cairan jernih, tidak berwama; berbau khas.
Larutan baku. Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,0025%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih
Garam fast blue B P Gunakan "Fast blue" B, garam P kurang 200 g zat dalam cawan yang telah ditara, uapkan
di atas tangas uap sampai kering. Keringkan residu pada
Garam nitroso R P Gunakan Nilyoso R, garam P. suhu 105° selama 1 jam, dinginkan dan timbang.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Gelatin LP Larutkan 340 g prekursor gelatin yang telah Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
diperlakukan dengan asam (Tipe A) dalam air hingga <931>. Suntikkan zat secukupnya ke dalam kromatograf
100 ml. Panaskan larutan dalam otokiaf pada suhu 1150 yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan
selama 30 menit setelah mencapai 1150. Dinginkan dan kolom kaca 2 mm x 1,8 m, berisi fase diam G3 dengan
tambahkan 10 gfenol P dalam 1000 ml air. partikel penyangga SI. Gunakan helium P sebagai gas
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap, tidak pembawa dengan laju alir 40 ml per menit. Pertahankan
tembus cahaya. Hams didestilasi sebelum digunakan. suhu injektor dan detektor masing-masing pada 100° dan
310°. Suhu kolom dimulai pada suhu 35° selama
-1712-

5 menit, kemudian naikkan suhu dengan kecepatan 8 0 Air <1031> MetodelTidak lebih dan 16%.
per menit hingga 2000.
Heksilamina P 1-Aminoheksan; C6H15N; BM 101,19;
Heksamin P Helcsametilentetramina; C6H12N4 ; BM [111-26-2]; murni pereaksi.
140,2; [100-97-0]; mumi pereaksi. Pemerian Cairan tidak berwarna.
Suhu didih Antara 127°dan 131°.
n-Heksana P; C6H14; BM 86,18; [110-54-3]; (Untuk Bobot per ml Lebih kurang 0,766 g.
digunakan dalam spektrofotometri) gunakan heksan P. Indeks bias Lebih kurang 1,418.

Heksana P (Mutu sesuai untuk spektrofotometri Helium P He; BM 4,003; [7440-59-7]. Mengandung
ultraviolet); biasanya merupakan campuran dan tidak kurang dan 99,995% volume He.
beberapa isomer heksana (C 6H14), terutama n-heksana
dan metilsiklopentana (C6H12); mumi pereaksi. n-Heptan P Gunakan n-Heptan untuk kromatografi P.

Heksana pelarut P Petroleum benzin; Petroleum eter F, n-Heptan untuk kromatografi P C7H 16 ; BM 100,21;
Ligroin; [8032-32-4] [142-82-5].
Pemerian Cairan jernih, mudah menguap, berbau Pemenian Cairan jernih, tidak berwarna, mudah
seperti eter lemah atau bau seperti petroleum. menguap, mudah terbakan; bau khas. Terutama terdiri
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam dari C7H16. Gunakan mutu knomatografi atau KCKT
etanol mutlak; dapat bercampur dengan eter, dengan dengan kadar tidak kurang dan 99%.
kloroform, dengan benzen dan dengan sebagian besar Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
minyak lemak dan minyak atsiri. [Perhatian Cairan etanol mutiak; bercampur dengan eter, dengan
sangat mudah terbakar. Jauhkan dari nyala api dan kloroform, dengan benzen dan dengan sebagian besar
simpan di temvat sejuk, dalam wadah tertutup rapat.] minyak lemak dan minyak atsini.
Penampilan dan warna Campur baik-baik isi dalam [Catatan n-Heptan dapat dimurnikan dengan
wadah ash, kemudian tuangkan 100 ml ke dalam tabung melewatkannya melalui kolom silika gel dengan
pembanding warna 100 ml dan bandingkan dengan baku, perbandingan lebih kurang 25 g gel untuk tiap 100 ml n-
di dalam tabung serupa yang berisi 2 ml platinum kobalt heptan yang digunakan, kemudian destilasifraksi.]
LP: kedua cairan mempunyai kejernihan yang sama dan Jarak didih Antara 94,51' dan 99,0°; lakukan
bebas dari bahan yang tersuspensi atau endapan dan jika penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
dilihat dengan cahaya tembus, wama zat uji tidak lebih Kemurnian spektrum Ukur serapan pada 250 run,
dari gelap dari baku. gunakan air sebagai blangko: serapan tidak lebih dan
Bau Berbau tidak mengganggu atau seperti merkaptan 0,10.
atau tiofena. Sisa penguapan Memenuhi syarat uji Sisa penguapan
Jarak destilasi Tidak kurang dari 100% terdestilasi yang tertera pada Heksan pelarul P.
pada suhu antara 30° dan 60°; lakukan penetapan seperti
tertera pada Uji Pereaksi, dengan mendestilasi sejumlah Hidrazin hidrat P, 85% dalam air (NH2 .H20; BM
)2

100 ml, tidak ada yang terdestilasi pada suhu 300. 50,06; [7803-57-8]; Mengandung tidak kurang dan 83%
Sisa penguapan Tidak lebih dari 0,001%. Uapkan (NH2 ,H20.
)2

150 ml (100 g) zat pada tangas uap, dan keringkan pada Pemenian Cairan tidak berwama.
suhu 1051 selama 30 menit: bobot residu tidak lebih dan Penetapan kadar Timbang saksama 600 mg zat,
1mg. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
Keasaman Kocok 10 ml zat dengan 5 ml air selama dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml ke dalam gehas
2 menit, dan biarkan memisah menjadi 2 lapisan: lapisan piala yang sesuai, tambàhkan 1,0 g natrium bikarbonat P
air tidak mengubah lakmus biru menjadi merah dalam dan 50,0 ml iodum 0,1 N LV. Titrasi kelebihan iodum
waktu 15 detik. dengan natnium tiosulfat 0,1 N LV menggunakan
Minyak berat dan lemak Tuangkan secara bertahap indikator kanji LP. Lakukan penetapan blangko.
10 ml zat ke bagian tengah dari kertas saring bersih:
tidak ada bau tidak enak dan tidak ada kelihatan bercak Tiapmliodum 0,1N
lemak pada kertas setelah didiamkan selama 30 menit. setara dengan 12,52 mg (NH2 .H20
)2

Heksanitrodifenilamina P Dipiknilamina F; Hidrazin suifat P (NH2)2.H2SO4; BM 130,12; [10034-


C12H5N7012; BM 439,21; [13 1-73-7]. 93-2]; mumi pereaksi. [Perhatian Hati-hati dalam
Pemerian Serbuk atau prisma kuning emas, mudah penggunaan karena diduga karsinogen.]
meledak; umumnya mengandung tidak kurang 15% air
untuk menghindari bahaya meledak. Hidrogen peroksida P, 30% H202; BM 34,01; [7722-
Kelarutan Tidak lanut dalam air, dalam etanol, dalam 84-1]; murni peneaksi. Tidak stabil, kadan antana 29,0%
aseton dan dalam eter; lanut dalam asam asetat glasial dan 32%, tanpa penambahan penstabil.
dan dalam larutan alkali.
-1713-

Hidrogen peroksida LP Gunakan Larutan Topikal Tiap ml serium(IV) sulfat 0,1 N


Hidrogen Peroksida seperti tertera pada monografi setara dengan 5,506 mg C6H4(OH)2
Farmakope Indonesia V.
Hijau berlian P Gunakan hi/au berlian P seperti tertera
Hidrogen sulfida P Asam sulfida P; H2S; BM 34,08; pada Indikator dan Kertas Indikator.
[7783-06-4].
Pemerian Gas tidak berwarna, bau khas, beracun, Hijau bromokresol P Gunakan hUau bromokresol P
lebih berat dari udara. Dibuat dengan mencampur seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
besi(II) sulfida dengan asam sulfat encer atau asam
kiorida encer. Jenis sulfida lain, yang dapat Hijau bromokresol LP Larutkan 50 mg hijau
menghasilkan hidrogen sulfida dengan asam encer, dapat bromokresol P dalam 100 ml efanol P, saring jika perlu.
digunakan. Dapat juga berupa gas mampat dalam
tabung. Hijau malakit P Gunakan hi/au berlian P seperti tertera
Kelarutan Larut dalam air. pada Indikator dan Kertas Indikator.

Hidrogen sulfida LP Larutan jenuh hidrogen sulfida, Hijau malakit LP Larutkan 1 g hi/au malakit oksalat P
yang dibuat dengan mengalirkan H 2S ke dalam air dalam 100 ml asam asetat glasial P.
dingin. Simpan dalam botol berwarna gelap, isi hampir
penuh. Larutan tidak boleh digunakan lagi jika tidak Hijau malakit oksalat P Gunakan hfau malakit oksalat
berbau H2S kuat, dan tidak segera membentuk endapan P seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
sulfur jika ditambahkan kepada besi(III) klorida LP
volume sama. Simpan di tempat gelap dan dingin. Hijau metil P CI 42585; C28H33C12N3; BM 458,5;
[7114-03-6]; murni pereaksi.
4-Hidroksibifenil P bifenil-4-ol; 4-Fenilfenol; Pemerian Serbuk hijau.
C6H5.C6H4.OH; BM 170,2; [92-69-3]; murni pereaksi.
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur Hipoksantin P 6-Hidroksipurin; C5H4N40; BM 136,11;
putih. [68-94-0]; murni pereaksi.
Suhu lebur <1021> Lebih kurang 166°. Pemerian Serbuk putih atau putih kekuningan.
Kelarutan Larut dalam natrium hidroksida 1 N.
Hidroksilamin hidrokiorida P NH20H.HC1; BM
69,49 ;[5470-1 1-1]; mumi pereaksi. Hitam eriokrom I P Gunakan hitam eriokrom T P
seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
Hidroksilamin hidrokiorida LP Larutkan 3,5 g
hidroksilamin hidrokiorida P dalam 95 ml etanol P Hitam eriokrom T LP Larutkan 200 mg hitam
60%, dan tambahkan 0,5 ml larutan biru bromfenol P eriokrom T P dan 2 g hidroksilamin hidrokiorida P
(1 dalam 1000) dan kalium hidroksida etanol 0,5 N dalam metanol P hingga 50 mi.
hingga larutan berwarna kehijauan. Kemudian
tambahkan etanol P 60% hingga 100 ml. Hitam mordant 11 P Gunakan hitam eriokrom T P
seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
Hidroksitoluen terbutilasi P 2, 6-Di-tersier-butil-p-
kresol; butil hidroksi toluen; C 1511240 BM 220,4; [128- Hitam mordant campur P Campurkan 1 bagian hitam
3 7-0]; murni pereaksi. mordant 11 P dengan 99 bagian natrium kiorida P.
Pemerian Hablur tidak berwarna atau putih.
Suhu lebur <1101> Lebih kurang 70°. Hitam naftalen 12 13 P Hitam amido 10 B; Cl 20470;
C22H14N4Na2O9S2; BM 588,5; [1064-48-8].
Hidrokuinon P C6H4(OH)2; BM 110,11; [123-31-9]. Pemerian Cokelat tua.
Mengandung tidak kurang dan 99% C 6H4(OH)2 .
Kelarutan Larut dalam air.
Pemerian Hablur jarum halus, tidak berwarna atau
putih. Warna menjadi gelap jika terpapar udara dan Hitam naftalen LP Larutan Hitam nafialen 12 B P
cahaya. 1,0% dalam asam asetat 1 M.
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam
eter. Holmium oksida P; H0 203 ; BM 377,9; [12055-62-8];
Jarak lebur <1021> Antara 172° dan 174°. mumi pereaksi.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250 Pemerian Serbuk kekuningan.
mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml,
larutkan dalam campuran 100 ml air dan 10 ml asam Holmium Perklorat LP Lanutan holmium oksida P 5%
sulfat 0,1 N, tambahkan 3 tetes larutan dfenilamin P dalam asam perkiorat 1,4 M
dalam asam sulfat P (1 dalani 100) dan titrasi dengan
serium(IV) sulfat 0,1 N LV hingga larutan berwarna
merah-ungu.
-1714-

Homatropin hidrobromida P Gunakan Homatropin lodum monokiorida P ICI; BM 162,36; [7790-99-0];


hidrobromida seperti tertera pada monografi Farmakope murni pereaksi.
Indonesia V.
Isi kolom untuk kromatografi cair kinerja tinggi
Imidazol P C3H4N2 ; BM 68,08; [228-32-4] Hablur Seperti tertera pada Kromatografi <931>.
putih hingga kuning muda. Larut dalam air; murni
pereaksi. Isi kolom untuk kromatografi gas P Seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Iminostilben P CIA IN; BM 193,25; [256-96-2]
Pemerian Serbuk, jingga kuning. Isoamil alkohol P Gunakan amil alkohol P.
Kelarutan Agak sukar larut dalam etil asetat.
Jarak lebur <1 02 1>Antara 197° dan 201°, Isobutil alkohol P 2-Metil-1-propanol P;
(CH3 CHCH20H; BM 74,12; [78-83-1]; murni
)2

Indigo karmin P Natrium indigotindisulfonat P; biru pereaksi.


asam 74; CI 73015; C 16H8N2Na2O8S2; BM 466,4; [860-
22-0]; mumi pereaksi. Isoniazid P Gunakan Isoniazid seperti tertera path
Pemerian Serbuk berwarna biru tua atau granul monografi Farmakope Indonesia V.
dengan kilat tembaga.
Isooktana P Gunakan 2,2, 4-trimetil-pentana P.
Indigo karmin LP Natrium Indigotindisulfonat LP
Larutkan sejumlah natrium indigotindisulfonat P setara Isopentil alkohol P Gunakan amil alkohol P.
dengan 180 mg C 16H8N2Na2O8S2, dalam air hingga 100
ml. Gunakan sebelum 60 han. Isopropanol P Gunakan isopropil alkohol P.

Indofenol-asetat LP Ke dalam 60 ml Larutan baku Isopropil alkohol P 2-Propanol F; (CH3 CHOH; BM


)2

dikiorofenol-indofenol seperti tertera pada Larutan 60,10; [67-63-0]; murni pereaksi.


volume frik, tambahkan air hingga 250 ml. Tambahkan
sejumlah volume sama larutan natrium asetat yang Isopropanol dehidrat P Isopropanol mutlak P, [67-63-
dibuat segar dengan melarutkan 13,66 g natrium asetat 0]. Gunakan isopropanol yang terlebih dahulu telah
anhidrat P dalam air hingga 500 ml dan atur pH hingga dikeringkan dengan cara pengocokan menggunakan
7 dengan asam asetat 0,5 N. Simpan dalam lemani penjerap air berukuran molekul yang sesuai, saring.
pendingin dan gunakan dalam 2 minggu.
Isopropilamin P 2-Aminopropan; C3H7N}{2; BM 59,11.
Injeksi natrium kiorida P Gunakan Injeksi natrium Mengandung tidak kunang dan 98% C 3H7NH2.
kiorida seperti tertera pada monografi Farmakope Pemerian Cairan jemih, tidak berwarna, cairan mudah
Indonesia V. terbakar; memiliki bau amoniak yang kuat.
Kelarutan Bercampur dengan air, dengan etanol dan
lodobromida LP Larutkan 20 g iodum monobromida P dengan eter.
dengan asam asetat glasial P hingga volume 1000 ml. Jarak destilasi Tidak kurang dan 95% terdestilasi
Simpan dalam wadah kaca, terlindung dari cahaya. antara suhu 31° dan 33 1 lakukan penetapan seperti
;

tertera pada Uji Pereaksi.


lodokiorida LP Larutkan 16,5 g iodum monokiorida P Indeks bias <1001> Antana 1,3743 dan 1,3753;
dalam 1000 ml asam asetat glasial P. lakukan penetapan pada suhu 20°.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
lodoplatinat LP Larutkan 300 mg platina(IV) kiorida P 200 mg zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai,
dalam 97 ml air. Segera sebelum digunakan, tambahkan tambahkan 50 ml air, dan campur. Titrasi dengan asam
3,5 ml kalium iodida LP, dan campur. kiorida 0,1 N LV, menggunakan indikator campuran
merah metil LP dan hyau bromokresol LP (1:5).
lodum P12; BM 253,81; [7553-56-2]; murni pereaksi.
Tiap ml asam klorida 0,1 N
lodum LP Gunakan lodum 0,1 N L seperti tertera pada setara dengan 59,11 mg C3H7NH2
Larutan Volumetrik,
Isopropil eter P Gunakan diisopropil eter P.
lodum bromida P Mr; BM 206,81; [7789-35-5] Hablur
berwanna hitam kebiruan atau hitam kecokelatan dengan Isopropil miristat P C 17H3402; BM 270,45; [110-27-0];
uap yang memedihkan mata. terdini dari ester isopropil alkohol dan asam lemak tak
jenuh berbobot molekul tinggi, terutama asam ministat,
lodum-kalium iodida LP Larutkan 500 mg iodum P mengandung tidak kurang dari 90,0% C 17H3402 .

dan 1,5 g kalium iodida P dalam 25 ml air. Baku pembanding Isopropil Miristat BPFI; tidak
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Isopropil
- 1715 -

Palmitat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum 20 menit, pisahkan lapisan atas (isopropil miristat), dan
digunakan. tetapkan pH lapisan air: pH tidak kurang dan 6,5.
IdentfIkasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji Isopropil miristat yang tidak memenuhi uji pH ekstrak
sesuai dengan waktu retensi puncak utama Larutan baku air dapat disiapkan untuk digunakan dalam uji sterilitas
pada Penetapan kadar. sebagai berikut: Gunakan kolom kaca 20 mm x 20 cm,
Bobotjenis <981> Antara 0,846 dan 0,854. masukkan alumina P yang telah diaktifkan dan
Bilangan asam <491> Tidak lebih dari 1. dimampatkan hingga tinggi 15 cm. Lewatkan 500 ml
Bilangan iodum <491> Tidak lebih dari 1. Isopropil miristat P melalui kolom, menggunakan
Bilanganpenyabunan <491> Antara 202 dan 212. sedikit tekanan positif untuk menjaga aliran, dan
Indeks bias <1001> Antara 1,432 dan 1,436; lakukan gunakan segera eluat yang dikumpulkan untuk uji
penetapan pada suhu 200. sterilitas.
Sisapem/aran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Jingga metil P Gunakan Jingga metil P seperti tertera
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi pada Indikator dan Kertas Indikator.
<931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama lebih Jingga xilenol P Gunakan Jingga xilenol P seperti
kurang 45 mg Isopropil Miristat BPFI dan 5 mg tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
Isopropil Palmitat BPFI, larutkan dalam 10,0 ml n-
hek.san P. Jingga xilenol LP Lanutkan 100 mg Jingga xilenol P
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 125 mg dalam 100 ml etanol P.
zat, larutkan dalam 25,0 ml n-heksan P.
Sistem kromatograJI Kromatograf gas dilengkapi Jingga xilenol campur P Gems 1 bagian Jingga xilenol
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 1,8 m x 4 mm P dengan 99 bagian kalium nitrat P.
berisi bahan pengisi 10% fase diam G8 dengan partikel Kepekaan Tambahkan 50 mg zat dalam campuran
penyangga SI 100 mesh hingga 120 mesh. Atur suhu 50 ml air, 1 ml asam asetat 2 N dan 0,05 ml timbal(II)
kolom dan 90° ke 210° dengan kecepatan 2 0 per menit nitrat 0,1 M Tambahkan heksamin P secukupnya untuk
dan setelah mencapai 210 0 pertahankan suhu selama mengubah wanna dari kuning menjadi lembayung, dan
8 menit. Pertahankan suhu detektor pada 280° dan suhu tambahkan 0,1 ml dinatrium edetat 0,1 M LV: warna
injektor pada 240°. Gunakan nitrogen P sebagai gas berubah kuning.
pembawa dengan laju alir 45 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam Kadmium P Cd; BM 112,4.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Pemerian Putih keperak-perakan, kilat logam.
pada Prosedur: waktu retensi relatif isopropil miristat Kelarutan Mudah lanut dalam asam nitrat dan asarn
dan isopropil palmitat berturut-turut adalah 1 dan 1,3; klorida panas.
resolusi, R, antara puncak isopropil miristat dan
isopropil palmitat tidak kurang dari 6,0; faktor ikutan Kadmium asetat P C4H6CdO4; BM 266,5; [543-90-8].
puncak isopropil palmitat tidak lebih dari 2,0 dan Pemerian Hablur tidak berwama, transparan hingga
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak tembus cahaya.
lebih dari 2,0%. Kelarutan Sangat larut dalam air, larut dalam etanol.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 5 il) Larutan kesesuaian Kadmium sulfat P 3CdSO4.8H20; BM 769,5; [7790-
sistem dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam 84-3]; murni pereaksi. Mengandung tidak kurang dan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung 99,0% 3CdSO4.8H20. [Perhatian Kadmium dan garam-
persentase C 17H3402, dalam zat dengan rumus: garamnya termasuk dalam dafiar senyawa
karsinogenik.]
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
100 A
putih.
B Kelarutan Larut dalam air.
Penetapan kadar Larutkan I g dalam 50 ml air,
A adalah respons puncak isopropil miristat; B adalah tambahkan 25 ml amonium hidroksida P, titrasi dengan
jumlah semua respons puncak kecuali puncak pelarut. dinatrium edetat 0,1 M, menggunalcan indikator
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup campuran biru metiltimol P hingga tidak berwarna.
kedap, tidak tembus cahaya.
Untuk penggunaan sebagai pelarut dalam prosedur Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M
uji sterilitas. Isopropil miristat P harus memenuhi setara dengan 25,65 mg 3CdSO4.8H20
spesfikasi tambahan berikut:
pH ekstrak air Masukkan 100 ml zat ke dalam botol Kalium antimonat P KSb03.3H20 BM 262,9; mumi
sentrifuga 250 ml, tambahkan 10 ml air yang disuling 2 pereaksi.
kali, tutup botol dengan sumbat yang sesuai, dan kocok
kuat selama 60 menit. Sentnifus pada 1800 rpm selama
-1716-

Kalium antimonat LP Larutkan 2g kalium antimonat P yang teijadi tidak boleh lebih tua dari pembanding yang
dalam 95 ml air panas. Dinginkan segera dan tambahkan mengandung 10 ml Larutan uji dan 0,02 mg Pb yang
larutan yang mengandung 2,5 g kalium hidroksida dalam ditambahkan.
50 ml air dan 1 ml natrium hidroksida 2 N. Diamkan Besi <331> Tidak lebih dari 20 bpj. Pada 5 ml
selama 24 jam, saring dan encerkan dengan air sampai Larutan uji tambahkan 2 ml asam kiorida P, dan
150 ml. encerkan dengan air hingga 47 ml: larutan tidak boleh
lebih tua dari 0,01 mg Fe.
Kalium asetat P KC211302; BM 98,14; [127-08-2];
murni pereaksi. Kalium bromat P KBr03; BM 167,00; [7758-01-2];
mumi pereaksi.
Kalium asetat LP Larutkan 10 g kalium asetat P
dengan air hingga 100 ml. Kalium bromida P KBr; BM 119,00; [7758-02-3];
mumi pereaksi.
Kalium besi(III) sianidá P K3Fe(CN)6; BM 329,24;
[13746-66-2]; murni pereaksi. Kalium bromida IR P Pereaksi spektroskopi.
Kalium bromida untuk spektroskopik hams memenuhi
Kalium bifosfat P Gunakan kaliumfosfat monobasa P. uji seperti tertera pada Spektrum Serapan Cahaya
Inframerah dalam Spektrofotometri dan Ham buran
Kalium bikromat P K2Cr2 07; BM 294,18; [7778-50-9]; Cahaya <1191>. Cakram dengan ketebalan 2 mm
mumi pereaksi. disiapkan dari bahan yang sebelumnya telah dikeringkan
pada suhu 250° selama 1 jam, mempunyai ganis datar
Kalium bikromat LP Larutkan 7,5 g kalium bikromat P yang rata di atas daerah 4000 cm' hingga 620 cm -1 :

dalam air hingga 100 ml. tidak menunjukkan serapan maksimum lebih dari 0,02 di
atas garis datar dengan pengecualian puncak air pada
Kalium bismut lodida LP Larutkan 12,5 mg asam 3440cm 1 dan 1630 cm".
tatrqt P dalam 25 ml air. Kemudian larutkan 1,06 g
bi,Nmut subnitrat P dalam campuran mi (Larutan A). Kalium dihidrogen fosfat P KH2PO 4; BM 136,09
Larutkan 20 g kalium iodida P dalam 25 ml air (Larutan B). [7778-77-0]; Gunakan kalium fosfat monobasa P; murni
Larutkan 100 g asam tartrat P dalam 450 ml air pereaksi.
(Larutan C). Tambahkan Larutan A, Larutan B ke dalam
Larutan C, campur. Kalium ferisianida P K3Fe(CN)6; BM 329,24 [13746-
66-2]; murni pereaksi.
Kalium bisulfat P KHSO4; BM 136,17 [7646-93-7].
Pemerian Butiran atau massa berwama putih; di udara Kalium ferosianida P K4Fe(CN)6.3H20; BM 422,39
menjadi lembab dan melebur. Jika dipijarkan menghasilkan [13943-58-3] Gunakan kalium heksasiano- ferat(II) P;
S03 dan H20; mula-mula berubah menjadi kalium murni pereaksi.
pirosulfat kemudian menjadi kalium sulfat
Keasaman Antara 34% dan 36%, dihitung sebagai Kalium fosfat dibasa P Dikalium hidrogen fosfat P;
H2SO4; lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang Dikalium fosfat P; K2HPO4; BM 174,18 [7758-11-4];
saksaina lebih kurang 4 g zat, larutkan dalam 50 ml air, murni pereaksi.
tambahkanfenolflalein LP dan titrasi dengan alkali 1 N.
Zat talc (aria dan endapan amonium hidroksidaTidak Kalium fosfat monobasa P Kalium bfosfat P, Kalium
lebih dari 0,01%; lakukan penetapan sebagai berikut: dihidrogen fosfat P; KH2PO4; BM 136,09 [7778-77-0];
larutkan 10 g zat dalam 100 ml air, tambahkan merah munni pereaksi.
,netil LP, buat sedikit alkalis dengan amonia LP,
didihkan selama 1 menit, lanjutican pemanasan di atas Kalium heksasianoferat(II) P Kalium ferosianida P;
tangas uap selama 1 jam. Saning melalui krus penyaning K4Fe(CN)6.3H20; BM 422,39; [13943-58-3]; murni
yang telah ditara, cuci dan keringkan pada suhu 105° perealcsi.
selama 2 jam: residu tidak boleh lebih dari 1 mg
(0,01%). Kalium heksasianoferat(II) LP Larutkan 1 g kalium
Logam berat Tidak Iebih dari 10 bpj, dihitung sebagai heksasianoferat(II) P dalam 10 ml air. Larutan dibuat
Pb. Lakukan penetapan seperti tertera pada Uf I Pereaksi segar.
menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai berikut:
Larutkan 6 g zat dalam 45 ml air, tambahkan 2 ml asam Kalium heksasianoferat(llI) P Kalium ferisianida P;
kiorida F, didihkan hati-hati selama 10 menit, dinginkan Kalium besi (III) sianida P; K3Fe(CN)6; BM 329,25;
dan encerkan dengan air hingga 60 ml. [13746-66-2]; munni pereaksi.
Pada 30 ml Larutan uji tambahkan fenolfialein LP dan
netralkan dengan amonia LP. Tambahkan 0,5 ml asam Kalium heksasianoferat(Ill) LP Larutkan 1 g kalium
asetat glasial P, encerkan dengan air hingga 40 ml, dan heksasianoferat(III) P dalam 10 ml air. Larutan dibuat
tambahkan 10 ml hidrogen suijida LP: warna cokelat segan.
- 1717-

Kalium hidroksida P KOH; BM 56,11; [1310-58-3]; selama 1 jam, mempunyai garis datar yang rata di atas
murni pereaksi. daerah 4000 cm 1 hingga 620 cm': tidak menunjukkan
serapan maksimum Iebih dari 0,02 di atas ganis datar
Kalium hidroksida LP Larutkan 6,5 Kalium hidrobida dengan pengecualiaan puncak air pada 3440 cnf 1 dan
P dalam air hingga 100 mi. 1630 cm".

Kalium hidroksida etanol P Gunakan Kalium Kalium kloroplatinat P K 2PtC16; BM 485,99.


hidroksida etanol 0,5 N seperti tertera pada Larutan Mengandung tidak kurang dan 40% K2PtC16.
Volumetrik. Pemerian Serbuk kuning, berat.
Kelarutan Larut dalam asam kionida dan dalam asam
Kalium iodat P K103 ; BM 214,00; [7758-05-6]; murni nitrat.
pereaksi. Penetepan kadar Timbang saksama lebih kurang
300 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, tainbahkan
Kalium iodida P KI; BM 166,00; [7681-11-0]; mumi 20 ml asam kiorida P dan jika perlu panaskan hingga
pereaksi. larut sempurna. Tambahkan serbuk zink P perlahan-
lahan sampai tidak ada lagi yang terlarut, kemudian
Kalium iodida LP Larutkan 16,5 g kalium iodida P tambahkan 2 ml asam kiorida P dan digesti di atas
dalam air hingga 100 mi. tangas uap selama 1 jam untuk mengkoagulasikan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus platina tereduksi. Tambahkan sedikit asam jika perlu
cahaya. hingga seluruh serbuk zink melarut. Saning melalui
kertas saring. Bilas gelas piala dengan asam kiorida
Kalium iodobismutat LP Gunakan Kalium bismut encer P sampai seluruh endapan pindah ke kertas saning.
iodida LP. Kemudian cuci dengan sedikit air. Pijar filtrat dalarn
cawan yang telah ditara pada suhu 800 ° ±25° sampai
Kalium iodobismutat asetat LP Larutkan 8 g kalium bobot tetap. Tiap mg residu setara dengan 1,0 mg
iodida P dalam 20 ml air dan masukkan larutan ke dalam platina.
campuran 0,85 g bismut subnitrat F, 40 ml air dan 10 ml
asam asetat glasial P. Kalium kromat P K2Cr04; BM 194,19; [7789-00-6];
murni pereaksi.
Kalium iodobismutat encer LP Larutkan 10 g asam
tarirat P dalam 50 ml air dan tambahkan 5 ml kalium Kalium kromat LP Larutkan 10 g kalium kromat P
iodobismutat LP. dalam air hingga 100 mi.

Kalium lodobismutat termodifikasi LP Kalium natrium tartrat P KNaC4H4 0 6.4H20; BM


Suspensikan 1,7 g bismut subnitrat P dan 20 g asam 282,22; [6381-59-5]; murni pereaksi.
tarirat P dalam 40 ml air. Tambahkan 40 ml larutan
kalium iodida P 40,0 %, aduk selama 1 jam dan saring. Kalium nitrat P KNO3 ; BM 101,10; [7757-79-1]; murni
Larutan dapat disimpan beberapa hari terlindung dan pereaksi.
cahaya. Segera sebelum digunakan, campur 5 ml larutan
persediaan dengan 15 ml air. Kalium nitrit P KNO2; BM 85,10; [7758-09-0]; munni
pereaksi.
Kalium iodoplatinat LP Larutkan 200 mg platina (IV)
kiorida P dalam 2 ml air, campur dengan 25 ml larutan Kalium permanganat P KMn04; BM 158,03; [7722-
kalium iodida P (1 dalam 25 ml), dan tambahkan air 64-7]; murni pereaksi.
hingga 50 mi.
Kalium permanganat LP Gunakan Kalium
Kalium karbonat P Gunakan kalium karbonat anhidrat P permanganat 0,1 N seperti tertera pada Larutan
Volumetrik.
Kalium karbonat anhidrat P K2CO3; BM 138,21;
[584-08-7]; mumi pereaksi. Kalium pirosulfat P [7790-62-7] Biasanya tersedia
sebagai campuran kalium pirosulfat (K2S207) clan
Kalium kiorat P KC103; BM 122,55 [3811-04-9]; kalium bisulfat (KHSO 4); murni pereaksi.
murni pereaksi.
Kalium raksa(II)-iodida LP Pereaksi Mayer. Lanutkan
Kalium klorida IR P Pereaksi spektroskopi Kalium 1,358 g rakra(II) kiorida P dalam 60 ml air. Larutkán
kiorida untuk spektroskopik harus memenuhi uji seperti 5 g kalium iodida P dalam 10 ml air. Campun kedua
tertera pada Spektrum Serapan Cahaya Inframerah larutan tersebut, dan encerkan dengan air hingga volume
dalam Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. 100 mi.
Cakram dengan ketebalan 2 mm disiapkan dari bahan
yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 250°
- 1718-

Kalium raksa(II)-iodida alkalis LP Pereaksi Ness/er kalsium dalam larutan basa. Jika tidak terdapat ion
Larutkan 143 g natrium hidroksida P dalam 700 ml air. logam, misalnya dengan adanya kelebihan dinatrium
Larutkan 50 g raksa(fl) iodida merah P dan 40 g kalium edetat, larutan berwarna biru.
iodida P dalam 200 ml air. Tuang larutan iodida
kedalam larutan hidroksida, encerkan dengan air hingga Kalkon campuran P Campur 1 bagian kalkon P dengan
volume 1000 ml. Biarkan memisah sempurna, dan 99 bagian natrium sulfat anhidrat P yang barn
gunakan beningan lapisan atas. dipijarkan. Memenuhi uji berikut:
Kepekaan terhadap kalsium Larutkan 200 mg zat
Kalium sianida P KCN; BM 65,12; [151-50-8]; murni dalam 5 ml air. Pada 1 ml larutan tambahkan 50 ml air,
pereaksi. 10 ml natrium hidroksida 1 N dan I ml larutan
magnesium sulfat P 1%: terjadi warna biru. Tambahkan
Kalium sianida LP Larutan kalium sianida P 10%. 0,1 ml larutan kalsium kiorida P 0,15%: terjadi warna
biru. Tambahkan 0,1 ml dinatrium edetat 0,01 M LV:
Kalium sianida PbT LP Larutkan 10 g kalium sianida terjadi warna biru murni.
P dalam 90 ml air, tambahkan 2 ml larutan hidrogen
peroksida P 6%, diamkan selama 24 jam, encerkan Kalsium asetat P Ca(C2H302)2.H20; BM 176,18
dengan air hingga 100 ml saring. [5743-26-0].
Pemerian Serbuk hablur dan granul, warna putih.
Kalium suffat P K2SO4; BM 174,26; [7778-80-5]; Kelarutan Larut dalam lebih kurang 3 bagian air,
murni pereaksi. sukar larut dalam etanol.

Kalium telurit P Kalium telurat(IV); K2Te03; BM Kalsium asetat anhidrat P Ca(C2H302)2; BM 158,2;
253,79; [7790-58-1]. Mengandung tidak kurang dan murni pereaksi.
98% K2Te03.
Pemerian Serbuk granul putih. Kalsium hidroksida P Ca(OH)2; BM 74,09 [1305-62-0];
Kelarutan Larut dalam air, larutan bersifat alkali. mumi pereaksi.
Klorida Lakukan seperti tertera pada Uji Pereabi: 1 g
kalium telurit tidak lebih dari 0,1 mg (0,01%). Kalsium hidroksida LP Gunakan Larutan Topikal
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Kalsium Hidroksida seperti tertera pada monografi
120 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, dan larutkan Farmakope Indonesia V.
dalam campuran 10 ml asam nitrat F, 10 ml asam sulfat
P dan 25 ml air. Panaskan hingga mendidih, lanjutkan Kalsium karbonat P CaCO3; BM 100,09 [471-34-1];
pemanasan sampai asap dari belerang trioksida habis murni pereaksi.
menguap. Dinginkan dan tambahkan hati-hati 100 ml
air, panaskan hingga mendidih, tambahkan 6 g natrium Kalsium kiorida P Kalsium kiorida dihidrat;
fluorida P, dan titrasi larutan panas dengan kalium CaC12.2H20; BM 147,01; [10035-04-8]; murni pereaksi.
permanganat 0,1 NL V.
Kalsium kiorida LP larutkan 7,5 g kalsium kiorida P
Tiap ml kalium permanganat 0,1 N dalam air hingga 100 ml.
setara dengan 12,69 mg K2TeO3
Kalsium klorida anhidrat P CaC12; BM 110,98
Kalium tembaga(II) tartrat LP Larutan Fehling; [10043-52-4]; murni pereaksi.
Tembaga(II) tartrat alkalis LP.
Larutan A Larutkan 34,64 g tembaga(II) sulfat P Kalsium pantotenat P Gunakan Kalsium Pantotenat
dalain campuran 0,5 ml asam sulfat P dan air seperti tentera pada monografi Farmakope Indonesia V.
secukupnya hingga 500 ml.
Larutan B Larutkan 173 g kalium natrium tartrat P Kalsium sulfat P CaSO4.2H20; BM 172,17; [7778-18-
dan 50 g natrium hidroksida P dalam air secukupnya 9]; murni pereaksi.
hingga 500 ml.
Campur volume sama Larutan A dan Larutan B Kalsium sulfat LP Larutan jenuh kalsium sulfat P
segera sebelum digunakan. Simpan dalam jumlah dalam air.
sedikit, dalam wadah yang tahan terhadap alkali.
Kanji P Gunakan kanji larut P.
Kalium tiosianat P KSCN; BM 97,18; [333-20-0];
murni pereaksi. Kanji LP Campur 0,2 g kanji larut P dengan 5 ml air
dan tambaiikan dengan pengadukan kontinyu sejumlah
Kalkon P Mordant black 17; CI nomor 15705; air hingga 100 ml. Didihkan selama beberapa menit,
C20H13N2NaO5S; BM 416,4; murni pereaksi. dinginkan dan gunakan hanya bagian larutan yang
Pemerian Serbuk hitam kecokelatan dengan kilau jemih. Larutan dibuat segar.
ungu. Memberikan warua merah keunguan dengan ion
-1719-

Kanji iodida, pasta LP Panaskan 100 ml air di dalam Sisa pem/aran Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
gelas piala 250 ml hingga mendidih, tambahkan larut-an penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi dengan
750 mg kalium iodida P dalam 5 ml air, kemudian memijarkan 2 g zat: bobot residu tidak lebih dari 20 mg.
tambahkan larutan 2 g zink kiorida P dalam 10 ml air: Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,1% atau
pada saat larutan mendidih, tambahkan sambil diaduk, 1 mg. Uapkan dan keringkan filtrat dari uji kebasaan
suspensi halus 5 g kanji lw-ut P dalam 30 ml air dingin. pada suhu 105°.
Lanjutkan hingga mendidih selama 2 menit, kemudian Kebasaan Kocok 1 g zat dengan 20 ml air selama
dinginkan. 10 menit, saning: filtrat tidak bereaksi alkalis terhadap
Wadah dan Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik kertas lakmus.
dan di tempat sejuk. Zat larut Tidak lebih dari 0,1%. Uapkan dan
Pasta kanji iodida LP hams menunjukkan goresan keringkan filtrat dari uji kebasaan pada suhu 105°.
biru yang nyata bila batang gelas yang dicelupkan ke Lemak Tidak lebih dari 0,5%. Larutkan 1 g zat dalam
dalam campuran 1 ml natrium nitrit 0, IM, 500 ml air campuran 10 ml air dan 5 ml ainonia etanol LP dan kocok
dan 10 ml asam kiorida P, digoreskan pada sapuan dua kali, tiap kali dengan 20 ml heksan pelarut P. Uapkan
pasta. heksan pada suhu rendah, keringkan pada suhu 80 °.
Kandungan nitrogen <571> Metode I Kadar N
Kanji larut P Amilum larut .P; Pati larut P (untuk antaral5,2% dan 16,0% dihitung terhadap zat anhidrat.
iodometri) [9005-84-9]; mumi pereaksi. Jika diperlukan kasein bebas vitamin, gunakan kasein
yang dibuat bebas dan vitamin larut lemak dengan
Kanji, lendir LP Gerus 500 mg kanji P atau kanji larut ekstraksi terus menerus dengan etanol panas selama
P dengan 5 ml air, tambahkan air hingga 100 ml sambil 48 jam disertai pengeringan dengan udara untuk
diaduk, didihkan selama beberapa menit dan saring. menghilangkan pelarut.

Kanji-kalium iodida LP Larutkan 500 mg kalium Katekol P o-Dihidroksi benzene; CA(OH)2; BM


iodida P dalam 100 ml kanji LP. Larutan dibuat segar. 110,11 [120-80-9]; gunakan pereaksi dengan kandungan
tidak kurang dan 99%.
Kaolin ringan P [1332-58-7] Aluminium silikat hidrat Pemerian Hablur putih, berubah wama karena
yang dimumikan, mengandung bahan pendispersi yang terpapar udara dan cahaya.
sesuai. Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol, dalam
benzen, dalam eter, dalam kloroform dan dalam piridin:
Kaolin, suspensi LP Suspensikan 500 mg kaolin ringan membentuk larutan jernih.
P dalam 100 ml larutan natrium klorida P 0,9%. Campur
segera sebelum digunakan. Kertas saring, kuantitatif Pada kertas raksa(II)
bromida untuk uji arsen, gunakan kertas saring Swedish
Karbomer P [9007-20-9] Karbomer adalah suatu 0 atau yang setara permukaan, mutu dan abunya.
polimer ikatan silang dari asam aknilat. Mengandung
56% sampai 68% gugus asam karboksilat (COOH) di Kieselgur P Murni pereaksi, dimurnikan dengan asam.
hitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu
80° selama 1 jam. Rata-rata bobot molekul relatif lebih KIor P C1 2; BM 70,9 [7782-50-5]. Gas kuning
kurang 3 x 106. kehijauan.

Karbon aktif P Gunakan arang aktf P. Klor LP Kiorin LP; Air kior Larutan jenuh klor P dalam
air. Simpan dalam wadah kecil tidak tembus cahaya
Karbon dekolorisasi P Gunakan arang aktf P. terisi penuh. Kior LP dapat rusak walaupun disimpan
terlindung dari cahaya dan udara. Simpan di tempat
Karbon dioksida P Gunakan Karbon Diok.sida seperti sejuk dan gelap. Larutan sebaiknya dibuat segar.
tertera pada monografi Farmakope Indonesia V.
Kloralhidrat P Gunakan kloralhidrat seperti tertera
Karbon disulfida P CS2; BM 76,13 [75-15-0]; mumi pada monografi Farmakope Indonesia V.
pereaksi.
Kioralhidrat LP Larutkan 50 g kloralhidrat P dalam
Karbon tetrakiorida P Cd 4; BM 153,82 [56-23-5]; campuran 15 ml air dan 10 ml gliserin P.
murni pereaksi.
Kloramin I P Natrium-p-toluensulfonkloramida;
Kasein P [9000-71-9] C7H7CINNaO2S.3H20; BM 281,69 [7080-50-4]; mumi
Pemerian Serbuk granul, putih atau sedikit kuning. pereaksi.
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam pelarut
netral lain; mudah larut dalam amonia dan dalam pelarut Klorheksidin asetat P Klorheksidin diasetat;
alkali hidroksida; biasanya terbentuk larutan keruh. C221-130 02N10.2C113CO21-1; BM 625,6; murni pereaksi.
Suhu lebur <1021> lebih kurang 154°.
-1720-

Morin LP Gunakan kior LP. Pemerian Hablur kecil, merah tua.

p-Kloroanilin P C6H6C1N; BM 127,57 [106-47-8]; Kobalt(II) uranil asetat LP Larutkan dengan


mutu pereaksi yang sesuai. menghangatkan 40 g uranil asetat P dalam campuran
30 g asam asetat glasial P dan air hingga 500 ml.
p-Kloroasetanilida P C81-18C1NO; BM 169,61. Dengan cara yang sama, buat larutan yang mengandung
Pemerian Kristal jarum atau kristal halus, putih atau 200 g kobalt(II) asetat P dalam campuran 30 g asam
kuning pucat. asetat glasial P dan air hingga 500 ml. Campur kedua
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, larutan saat masih hangat, dan dinginkan hingga 20°.
dalam benzen, dalam kioroform dan dalam eter. Pertahankan suhu pada 20° selama lebih kurang 2 jam
Daya larut 1 g zat dilarutkan dalam 30 ml etanol P untuk memisahkan garam yang berlebihan dari larutan,
membentuk larutan jernih. kemudian saring melalui penyaring kering.
Jarak lebur <1021> Antara 178° dan 181°.
Sisa pem/aran Tidak lebih dari 0,1%; lakukan seperti Kodein fosfat P Gunakan Kodein Fosfat seperti tertera
tertera pada Uji Pereaksi. pada monografi Farmakope Indonesia V.

Klorobenzen P C61-150; BM 112,56; [108-90-7]; murni Kolin klorida P HOCH2CH2N(CH3 )3 C1; BM 139,62;
pereaksi. [67-48-1]; Mengandung tidak kurang dari 99,5%
Pemerian Cairan jernih, tidak berwama; bau khas. C5H 14CINO.
Kelarutan Tidak larut dalam air, larut dalam etanol; Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih;
dalam benzen; dalam kioroform dan dalam eter. higroskopis.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air.
Klorobutanol P Gunakan Kiorobutanol seperti tertera SisapemUaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
pada monografi Farmakope Indonesia V. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
100 mg zat, yang telah dikeringkan pada 105° selama
1-Klorobutan P Gunakan n-butil klorida P. 2 jam, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan 20 ml
air dan 1 tetes larutan alu,nunium kiorida P (1 dalam 10)
p-Klorofenol P C61-15CIO; BM 128,6; [106-48-9]; murni dan campur. Tambahkan secara perlahan-lahan 20 ml
pereaksi. larutan segar natrium tetrafenilborat P (1 dalam 50)
Pemerian Hablur, tidak berwarna yang telah disaring, diamkan campuran selama 30 menit,
Titik lebur <1021> Lebih kurang 42°. kadang-kadang digoyang. Saning melalui penyaring kaca
masir porositas sedang dan cuci gelas piala dan endapan
Kloroform P CHC13 ; BM 119,38; [67-66-3]; murni 4 kali setiap kali dengan 10 ml air. Timbang endapan
pereaksi. yang telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam,
dan kalikan hasil dengan 0,3298, untuk memperoleh
Kloroform bebas etanol P Murni pereaksi yang tidak kesetaraan bobot C 51-1 14C1NO.
mengandung alkohol sebagai zat penstabil. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertututp
rapat.
Klorotrimetilsilan P C3H9CISi; BM 108,64
[75-77-4]. o-Kresol P C7H80; BM 108,10; [95-48-7]; murni
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai pereaksi.
kuning muda. Berasap di udara lembab. Pemerian Hablur padat, tidak berwarna
[Perhatian Kiorotrimetilsilan bereaksi kuat dengan air, Titik beku Tidak kurang dari 30,5°.
alkohol dan senyawa donor hidrogen lain.] Bobotjenis Lebih kurang 1,05.
Indeks bias <1001> Antara 1,3850 dan 1,3890; Indeks bias Antara 1,540 dan 1,550.
lakukan penetapan pada suhu 20°. Titik didih Lebih kurang 190°.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca tertutup Simpan terlindung dari cahaya, kelembaban dan oksigen.
rapat. Destilasi sebelum digunakan.

Kobalt(II) asetat P Co(C2H302)2 .4H20; BM 249,08; Kristal violet P Gunakan Kristal violet P seperti tertera
[71-48-7]; murni pereaksi. pada Indikator dan Kertas Indikator.

Kobalt(II) kiorida P Kobalt klorida P; CoCl2 .6H20; Kristal violet LP Larutkan 100 mg kristal violet P
BM 237,93; [7791-13-1]; murni pereaksi. dalam 10 ml asam asetat glasial P.

Kobalt(II) klorida LP Larutkan 2 g kobalt(JI) kiorida P Krom azurol S P CI 43825; C23H 13C12Na3O9S; BM 605;
dalam 1 ml asam kiorida P dan air hingga 100 ml. [1667-99-8]; murni pereaksi.
Pemerian Serbuk, hitam kecokelatan.
Kobalt(II) nitrat P Kobalt nitrat; Co(NO3 )2 .6H20; BM Kromium trioksida P Cr03 ; BM 99,99; [1333-82-0];
291,03; [10026-22-9]; murni pereaksi. mumi pereaksi.
- 1721 -

Pemerian Granul atau berbentuk jarum, merah tua Larutan baku besi (20 bpj Fe) Lanitkan sejumlah
kecokelatan, mudah meleleh. besi(III) amoniuin sulfat P setara dengan 0,863 g
Simpan dalam wadah kedap udara. FeNH4(SO4)2. 12H20 dalam 25 ml asam sulfat encer P
dan encerkan dengan air hingga 500,0 mi. Segera
Kuinalizarin P 1,2,5, 8-Tetrahidroksiantrakuinon; sebelum digunakan encerkan 1,0 ml larutan mi dengan
C 34H806; BM 272,2; [81-61-8]; CI 58500; murni air hingga 10,0 mi.
pereaksi.
Pemerian Serbuk, cokelat kemerahan. Larutan baku besi (10 bpj Fe) Larutkan sejumlah
besi(II) amonium sulfat P setara 7,022 g
Ku fling tiazol P Kuning titan P; CI "Direct yellow" 9; Fe(NH4)2(SO4)2.6H20 dalam 25 ml asam sulfat encer P
CI 19540; C28H19NNa2O6S4 BM695,74; [1829-00-1]. dan encerkan dengan air hingga 1000,0 mi. Segera
Pemerian Serbuk, cokelat kekuningan. sebelum digunakan encerkan 1,0 ml larutan mi dengan
air hingga 100,0 mi.
Ku fling titan P Gunakan Kuning tiazol P.
Larutan baku besi (2 bpj Fe) Encerkan 10,0 ml
Kuning titan LP Larutan kuning titan P 0,05%. Larutan ba/cu besi (20 bpj Fe) dengan air hingga
Kepekaan terhadap magnesium Lakukan pengujian 100,0 MI.
sebagai berikut: Tambahkan 0,1 ml zat pada campuran
10 ml air; 0,2 ml Larutan ba/cu magnesium (10 bpj Mg) Larutan baku magnesium (10 bpj Mg) Larutkan
dan 1,0 ml natrium hidroksida I N. Wama merah muda sejumlah magnesium sulfat P setara dengan 1,010 g
dapat dilihat dengan membandingkan terhadap larutan MgSO4.71120 dalam 100 ml air. Segera sebelum
zat yang dibuat dengan perlakuan sama tanpa Larutan digunakan encerkan 1,0 ml larutan mi dengan air hingga
baku magnesium. 10,0 MI.

Lakmus P Gunakan Lakmus P seperti tertera pada Larutan baku nitrat (100 bpj NO 3) Larutkan sejumlah
Indikator dan Kertas Indikator. kalium nitrat P setara dengan 0,815 g KNO3 dalam
500 ml air. Segera sebelum digunakan encerkan 1,0 ml
Lakmus LP [1393-92-6]; Digesti 25 g serbuk lakmus P larutan mi dengan air hingga 10,0 mi.
sebanyak tiga kali, tiap kali dengan 100 ml etanol P
mendidih masing-masing selama 1 jam. Saring, cuci Larutan baku perak (5 bpj Ag) Larutkan sejumlah
dengan etanol P dan buang filtrat etanol. Maserasi residu perak nitrat P setara dengan 0,790 g AgNO 3 dalani
dengan lebih kurang 25 ml air dingin selama 4 jam, 1000 ml air. Segera sebelum digunakan encerkan 1,0 ml
saring, dan buang filtrat. Digesti residu dengan 125 ml larutan mi dengan air hingga 100,0 mi.
air mendidih selama 1 jam, dinginkan dan saring.
Larutan baku raksa (5 bpj Hg) Encerkan 1,0 ml
Laktofenol P Larutkan 20 g fenol P dalam campuran larutan raksa(II) klorida P 0,0675% dengan air hingga
20 g asam laktat P, 40 g gliserol P dan 20 ml air. 100,0 MI.

Laktosa P C 121-1220 11 .H20; BM 360,31; [64-42-3]; Larutan baku tembaga (10 bpj Cu) Encerkan 1,0 ml
murni pereaksi. larutan tembaga(II) sulfat P 0,393% dengan air hingga
100,0 MI.
Lantanum klorida P LaC13.(6-7)H20; BM 245,26;
[10025-84-0]; tersedia dalam bentuk hidrat dengan Larutan baku timbal (20 bpj Pb) Encerkan 1,0 ml
jumlah molekul air 6 dan 7; murni pereaksi. larutan dari 250 ml larutan yang mengandung 800 mg
timbal(II) nitrat P dan 2 ml asam nitrat P dengan air
Lantanum nitrat P La(NO3)3.6H20; BM 433,0; mumi hingga 100,0 mi.
pereaksi.
Larutan baku timbal (10 bpj Pb) Encerkan 50,0 ml
Larutan amonia encer P Gunakan Amonia LP. Larutan ba/cu timbal (20 bpj Pb) dengan air hingga
100,0 mi.
Larutan baku arsen (10 bpj As) Larutkan 330 mg
arsen trioksida P dalam 5 ml natrium hidroksida 2 N Larutan baku timbal (1 bpj Pb) Encerkan 5,0 ml
dan encerkan dengan air hingga 250,0 mi. Segera Larutan ba/cu timbal (20 bpj Pb) dengan air hingga
sebelum digunakan, encerkan 10,0 ml larutan mi dengan 100,0 MI.
air hingga 1000,0 mi.

Larutan baku arsen (1 bpj As) Segera sebelum Larutan Fehling Gunakan kalium tembaga(I1) tartratLP.
digunakan encerkan 10,0 ml Larutan ba/cu arsen
(10 bpj) dengan air hingga 100,0 mi. Larutan natrium kiorida isotonik Gunakan salin LP.
- 1722-

Larutan timah(ll) kiorida AsT Pada timah(II) klorida LP, Magnesium klorida P 0,2 g
tambahkan asam kiorida P volume sama, panaskan dan Natrium bikarbonat P ............ 0,5 g
saring melalui kertas saring dengan kualitas yang baik. Dekstrosa P ........................ 0,5 g
Larutan memenuhi uji berikut: Air yang baru didestilasi dari labu
Pada 10 ml zat tambahkan 6 ml air dan 10 ml asam kaca-keras, secukupnya hingga 1000 ml
kiorida F, destilasi dan kumpulkan destilat sebanyak
16 ml. Pada destilat tambahkan 50 ml air, 0,1 ml larutan Buat segar setiap han. Kandungan zat (kecuali dekstrosa
zat, 5 ml kalium iodida 0,1 M dan 5 g zink aktjf P. dan natrium bikarbonat) dapat dibuat sebagai larutan
Gunakan alat dan prosedur seperti tertera pada Uji Batas persediaan dan diencerkan jika perlu.
Arsen <3,21>: warna yang dihasilkan pada kertas
raksa(II) bromida P tidak lebih intensif dibandingkan Magenta LP Larutkan 0,1 g magenta basa P dalam 3 ml
jika uji dilakukan dengan penambahan 1 ml Larutan metanol P, encerkan dengan air hingga 100 ml. Aduk
baku arsen (1 bpjAs). dan saring.

Lembayung azo P Gunakan Lembayung azo P seperti Magenta basa P Ungu basa 14; Fukhsin basa P;
tertera pada Indika for dan Kertas Indikator. Rosanilin hidrokiorida campuran, Campuran
C20H19N3 .HCI, (BM 337,9; CI 42510) dan pararosanilin
Lembayung metil LP Gunakan kristal violet P hidrokiorida, C 19H17N3.HCI, (BM 323,8; Cl 42500).
Pemerian Serbuk merah gelap atau hablur hijau
L-Lisin P Asam-2,6-diaminoheksanoat; C 6 H14N202; BM dengan kilat logam yang menunjukkan kemurniannya;
146,19; [56-87-1]. bila digunakan dalam pembuatan larutan magenta
Pemerian Hablurjarum atau lempeng heksagonal. dekolorisasi, larutan hampir tidak berwarna.
Kelarutan Larut dalam air; sangat sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam eter. Magenta dekolorisasi LP Larutkan 100 mg magenta
Rotasi jenis <1081> Antara +25,5° dan +26,0°; basa P dalam 60 ml air, tambahkan I g natrium suijit
lakukan penetapan menggunakan larutan zat 20 mg per anhidrat P yang dilarutkan dalam 10 ml air. Perlahan-
ml dalam asam kiorida P (1 dalam 2). lahan tambahkan 2 ml asam kiorida P, kocok secara
Kandungan nitrogen <581> Metode I Antara 18,88% terus menerus, encerkan dengan air hingga 100 ml.
dan 19,44% N, setara terhadap tidak kurang dari 98,5% Diamkan dalam keadaan terlindung cahaya selama tidak
C6H14N202 lakukan penetapan menggunakan zat yang
; kurang dari 12 jam. Kocok dengan arang aktf P
telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam. secukupnya (200 - 300 mg) untuk menghilangkan warna
dan segera saring. Jika larutan menjadi keruh, saring
Litium P Li; BA 6,94; murni pereaksi. sebelum digunakan. Jika pada penyimpanan larutan
Pemerian Logam lunak. Jika baru dipotong, menjadi ungu, hilangkan warna kembali dengan
permukaannya berwama abu-abu perak. Bereaksi kuat penambahan arang aktf P.
dengan air. Sebelum digunakan, minyak parafin yang Kepekaan terhadap formaldehida Tambahkan 1,0 ml
dioleskan pada logam litium hams dicuci dengan air dan 0,1 ml etanol bebas aldehida P, ke dalam 1,0 ml
toluen P. larutan. Tambahkan 0,2 ml larutan yang mengandung
formaldehida P 0,01%: terjadi wama merah muda dalam
Litium hidroksida P LiOH.H20; BM 41,96; [13 10-65- waktu 5 menit.
2]; mumi pereaksi. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
dari cahaya.
Litium klorida P LiCl; BM 42,39; [7447-41-8]; murni
pereaksi. Magnesia campur LP Larutkan 5,5 g magnesium
klorida P dan 7 g amonium klorida P dalam 65 ml air,
Litium metoksida benzen 0,1 N Gunakan Litium tambahkan 35 ml amonia LP, simpan campuran selama
metoksida benzen 0,1 N seperti tertera pada Larutan beberapa hari dalam wadah tertutup baik dan saring. Jika
Volume frik. larutan tidakjemih, saring sebelum digunakan.

Litium metoksida klorobenzen 0,1 N Gunakan Litium Magnesium kiorida P M90 2.61120; BM 203,30;
metoksida klorobenzen 0,1 N seperti tertera pada [7786-30-3]; murni pereaksi.
Larutan Volumetrik.
Magnesium nitrat P Mg(NO3 .6H20; BM 256,41;
)2

Litium sulfat P L004.1­120; BM 127,96; [10377-48-7]; [10377-60-3]; murni pereaksi.


murni pereaksi.
Magnesium oksida P MgO; BM 40,30; [1309-48-4];
Locke-ringer LP Larutan Locke ringer. murni pereaksi.
Natrium kiorida P................... 9,0 g
Kalium kiorida P .................... 0,42 g Magnesium perkiorat anhidrat P Mg(C104)2; BM
Kalsium kiorida P .................. 0,24 g 223,21; [10034-81-8]; murni pereaksi.
- 1723 -

Magnesium sutfat P MgSO4.71120; BM 246,48; Merah kresol P Gunakan Merah kresol P seperti tertera
[10034-99-8]; murni pereaksi. pada Indikator dan Kertas Indikator.

Magnesium sulfat LP Larutkan 12 g hablur magnesium Merah kresol LP Triturat 100 mg merah kresol P
sulfat P, yang tidak mengembang dalam air hingga 100 ml. dalam 'mortar dengan 26,2 ml natrium hidroksida 0,01 N
sampai larutan sempurna, kemudian encerkan larutan
Mangan dioksida P Gunakan Mangan(IV) oksida P. dengan air hingga 250 ml.

Mangan(IV) oksida P Mangan dioksida P; MnO; BM Merah kuinaldin P Gunakan Merah kuinaldin P seperti
86,94; [1313-13-9]; murni pereaksi. tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.

Mangan sulfat P Mangan sulfat monohidrat; Merah kuinaldin LP Larutkan 100 mg merah kuinaldin
MnSO4.H20; BM 169,01; murni pereaksi. P dalam 100 ml etanol P.

D-Manitol P Gunakan Manitol seperti tertera pada Merah metil P (Asam-2-[4-Dimetilaminofenilazo]


monografi Farmakope Indonesia V. benzoat; CI Acid Red 2); C 15H1 5N302, asam; BM 269,30;
[493-52-7]; C 15H14N302Na, garam natrium; BM 291,28
Mayer, pereaksi Gunakan Raksa(II) kalium iodida LP. [845-10-3]; murni pereaksi. Bentuk asam disarankan
untuk titrasi bebas air, terutama saat menggunakan
Merah fenol P Gunakan Merah fenol P seperti tertera pelarut aprotik. Garam natrium disarankan untuk titrasi
pada Indikator dan Kertas Indikator. dengan media air dan juga titrasi bebas air dengan
medium pelarut amfiprotik. Garam klorida disarankan
Merah fenol LP Fenosulfonflalein LP; larutkan 100 mg untuk titrasi dengan media air dan pelarut amfiprotik.
Fenosulfonflalein P dalam 100 ml etanol P, dan saring
jika perlu. Merah metil LP Larutkan 100 mg merah metil P dalam
100 ml etanol P, saringjikaperlu.
Merah kongo P C32HN6Na2O6S2; BM 696,67; [573-58-0].
Pemerian Serbuk merah tua atau cokelat kemerahan; Merah metil-biru metilen LP Tambahkan 10 ml merah
terurai oleh paparan uap asam. metil LP ke dalam 10 ml biru metilen LP, dan campur.
Kelarutan Sukar larut dalam etanol.
pH <1071> Antara 8 dan 9,5; lakukan penetapan Merah netral P Gunakan Merah netral P seperti tertera
dengan melarutkan 1 g zat dalam lebih kurang 30 ml air. pada Indikator dan Kertas Indikator.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam. Merah ruthenium P Ruthenium Oksiklorida, Amoniak P;
Sisa pemjaran <301> Bobot natrium sulfat antara Ru2(OH)2C14.7NH3.3H20; BM 551,23; [11103-72-3].
20,0% dan 24,0% dihitung terhadap zat yang telah Pemerian Serbuk, merah kecokelatan sampai ungu
dikeringkan. Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, gelap.
keringkan pada suhu 1050 selama 4 jam, masukkan ke Kelarutan Larut dalam air.
dalam cawan porselen. Pijarkan hingga menjadi abu,
dinginkan, tambahkan 2 ml asam sulfat P dan pijarkan Merah ruthenium LP Larutkan 10 g timbal(II) asetat P
perlahan hingga residu berwama putih. Dinginkan, dalam air, encerkan hingga 100 ml, dan tambahkan
tambahkan 0,5 ml asam sulfat P dan 1 ml asain nitrat P, 80 mg merah ruthenium P. Larutan berwarna merah
uapkan, dan pijarkan kembali hingga bobot tetap. anggur. [Catatan Jika perlu, tambahkan lagi merah
Kepekaan Pada 50 ml air bebas karbondioksida P ruthenium P hingga diperoleh warna merah anggur].
tambahkan 0,1 ml larutan zat (1 dalam 1000): warna
merah menjadi ungu dengan penambahan 0,05 ml asam Merkuri bromida P HgBr2; BM 360,40; [7789-47-1];
klorida 0,10 N dan warna kembali semula dmgan mumi pereaksi.
iamhohm0,05 mlnairhanhid'vks'ithO,ION
Merkuri iodida P Gunakan Raksa(II) iodida P
Merah kongo LP Larutkan 500 mg merah kongo P
dalam campuran 10 ml etanol P dan 90 ml air. Merkuri(II) tiosianat P Hg(SCN) 2; BM 316,76; [592-
85-8].
Merah kongo LP (A) Larutkan 100 mg merah kongo P Pemerian Serbuk hablur putih.
dalam 20 ml campuran etanol P dan air, encerkan Kelarutan Sangat sukar dalam air; sukar larut dalam
dengan air hingga 100 ml. Lakukan uji kepekaan sebagai etanol dan dalam eter; larut dalam larutan natrium
berikut: Campur 0,2 ml larutan, 100 ml air bebas kiorida.
karbondioksida P dan 0,3 ml asam kiorida 0, iN LV:
larutan berwarna biru. Untuk mengubah warna larutan Metalftalein P Gunakan Metaiftalein P seperti tertera
menjadi merah muda, diperlukan tidak lebih dari 0,3 ml pada Indikator dan Kertas Jndikator.
natrium hidroksida 0,1 NLV.
-1724-

Metanol P Metil alkohol P; CH30H; BM 32,04; [67-56- Metil sianida P Gunakan asetonitril P.
1]; mumi pereaksi.
Metil sulfoksida P [67-68-5]. Gunakan dimetil
Metanol anhidrat P Gunakan metanol P. sulfoksida P.

Metenamin P Gunakan Metenamin seperti tertera pada 4-Metoksibenzaldehida P Gunakan Anisaldehida P.


monografi Farmakope Indonesia V.
Metoksi etanol P Etilen glikol monometil eter; 2-
Metil alkohol P Gunakan metanol P. Metoksi etanol P; CH30CH2CH20H; BM 76,09; [109-
86-4]; murni pereaksi.
p-Metilaminofenol sulfat P
(p-CH3NHC6H40H)2.H2SO4; BM 344,38; [55-55-0]; 2-Metoksi etanol P Gunakan Metoksi etanol P.
murni pereaksi.
Millon LP Ke dalam 2 ml raksa P di dalam labu
3-Metilbutan-1-ol P Isoamil alkohol P, Erlenmeyer tambahkan 20 ml asam nitrat P. Kocok labu
(CH3 CH.CH2.CH20H; BM 88,2; murni pereaksi.
)2 di dalam lemari asam untuk memecah raksa menjadi
Suhu didih Lebih kurang 130°. butiran kecil. Setelah lebih kurang 10 menit tambahkan
Indeks bias <1001> Lebih kurang 1,406; lakukan 35 ml air, dan bila terbentuk endapan atau hablur,
penetapan pada suhu 20°. tambahkan secukupnya asam nitrat encer (1 dalam 5,
Bobot per ml <991> Lebih kurang 810 mg. dibuat dari asam nitrat P yang telah dipisahkan dan
oksidanya dengan melewatkan aliran udara, hingga tak
Metilen kiorida P Dikiorometan P; CH2Cl2; BM 84,93; berwarna) untuk melarutkan padatan yang terpisah.
[75-09-2]; murni pereaksi. Tambahkan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10)
tetes demi tetes, sambil terus diaduk, hingga endapan
N,N'-Metilenbisakrilamida P (CH2=CHCONH)2CH2 ; yang terbentuk seperti dadih sesudah penambahan setiap
BM 154,2; murni pereaksi. tetes tidak larut lagi, tetapi terdispersi membentuk
Pemerian Serbuk atau serbuk putih. suspensi. Tambalikan lagi 5 ml asam nitrat encer, dan
campur. Larutan dibuat segar.
Metil etil keton P CH3COC2H5 ; BM 72,11; [78-93-3];
murni pereaksi. Minyak mineral P Gunakan Minyak Mineral seperti
tertera pada monografi Farmakope Indonesia V.
Metil hijau-raksa iodida, kertas P Gunakan Kertas
metil hUau-raksa iodida P seperti tertera pada Indikator Minyak mineral ringan P adalah campuran
dan Kertas Indikator. hidrokarbon cair yang diperoleh dari minyak murni,
dapat mengandung zat penstabil yang sesuai.
Metil iodida P lodometan P; CH3I; BM 141,94; [74-88- Bobotjenis <981> Antara 0,818 dan 0,880.
4]. Mengandung tidak kurang 99% CH 3I. Kekentalan <1051> Mempunyai kekentalan kinematik
Pemerian Cairan transparan tidak berwarna, berat. yang tidak lebih dari 33,5 sentistoke pada suhu 400.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; dapat ber - Keasaman-kebasaan, Zat mudah terarangkan, Batas
campur dengan etanol, dengan eter, dan dengan heksana. senyawa polinuklir dan Parafin padat Memenuhi syarat
Jika terpapar cahaya warna berubah nienjadi cokelat seperti tertera pada Keasaman-kebasaan, Zat mudah
karena terbentuk iodum. terarangkan, Batas senyawa polinuklir dan Parafln
padat dalam Minyak Mineral.
Metil Isobutil keton P Gunakan 4-Metil-2-pentanon P.
Minyak nabati terhidrogenasi P Gunakan Minyak
Metil kioroform P 1,1, 1-Trikioroetan P; CH3CC13; BM nabati terhidrogenasi seperti tertera pada monografi
133,40; [71-55-6]; murni pereaksi. Farmakope Indonesia V.

Metilparaben P Gunakan Metilparaben seperti tertera Minyak zaitun P Gunakan Minyak Zaitun seperti tertera
pada monografi Farmakope Indonesia V. pada monografi Farmakope Indonesia V.

4-Metil-2-pentanon P Metil isobutil keton P; Monoetanolamina P 2-Aminoetanol; C 21-17NO; BM


(CH3 CHCH2COCH3; BM 100,16; [108-10-1]; murni
)2 6 1,08; inurni pereaksi.
pereaksi.
Morfin anhidrat P Tambahkan ammonia LP sedikit
2-Metil-2-propil-1,3-propandiol P C71-11602; BM berlebih pada lanutan morfin sulfat P dalam air, cuci
132,20; [78-26-2]. endapan morfin dengan air hingga bebas dari garam
Pemerian Hablur, putih; melebur pada suhu lebih amonium, keringkan pada suhu 1100.
kurang 58°.
- 1725 -

Morfin sulfat P Gunakan Morfin Sulfat seperti tertera Sisa pemUaran Tidak lebih dari 265 mg sainpai
pada monografi Farmakope Indonesia V. 280 mg (antara 26,5% dan 28%); lakukan pemijaran
seperti tertera pada Uji Pereaksi, menggunakan 1 g zat
Morfolin P Tetrahidro-1,4-ok.sazina; C41-19NO; BM kering dengan 3 ml asam sulfat P.
87,12; [1 10-91-8]; murni pereaksi.
1-Naftol PAlfanafloiP; C 10H70H; BM 144,17; [90-15-3].
Naftalen P C 10H8; BM 128,17; [91-20-3]. Mengandung Pemerian Hablur atau serbuk hablur, tidak berwarna
tidak kurang 98% C 10H8. atau agak merah muda.
Pemerian Lempeng monoklinik prismatik atau serbuk
putih. 1-Naftol LP Gunakan Pereaksi 1-Nafiol.

1,3-Naftalendiol P Naftoresorsinol P; C10H6(OH)2; BM 1-Naftol encer LP Larutkan 100 mg 1-nafiol P


160,17; [132-86-5]. dalam 3 ml natrium hidroksida P 15% dan encerkan
Pemerian Hablur atau serbuk, putih keabu-abuan dengan air hingga 100 ml.
hingga cokelat.
Kelarutan Mudah larut dalam metanol; agak sukar Naftol dikalium disulfonat P 2-Naftol-6, 8-dikalium
larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter. disulfonat; C10H6K207S2; BM 3 80,48; [842-18-2]; murni
Kelarutan dalam metanol Larutkan 500 mg zat dalam pereaksi.
50 ml metanol F: larut sempuma dan jernih.
Jarak lebur <1021> Antara 122° dan 127°. 2-Naftol P Betanaftol F; CrnH70H; BM 144,17; [135-19-3].
Pemerian Serpihan atau serbuk hablur, putih yang
2,7-Naftalendiol P 2, 7-Dihidroksinaflalen; C 1011802 ; berubah jika terpapar cahaya.
BM 160,17; [582-17-2]. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
Pemerian Hablur padat atau serbuk, hampir putih etanol, dalam eter, dalam kloroform dan dalam larutan
hingga kuning. alkali hidroksida.
Kelarutan Larut dalam aseton. Kelarutan dalam etanol Larutkan 1 g zat dalam 10 ml
Jarak lebur <1021> Antara 187 0 dan 191°. etanol F: larut sempurna dan tidak berwama.
Jarak lebur < 102 1 > Antara 121°dan 123°
1-Naftilamin hidrokiorida P C 10H7NH2.HC1; BM Sisa pemjaran Tidak lebih dari 0,05%; lakukan
179,65; [552-46-5]. penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur, putih, berubah jadi kebiruan Keasaman Larutkan 1 g dalam 50 ml air sambil
jika terpapar cahaya dan udara. sekali-sekali dikocok selama 15 menit dan saning: filtrat
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam netral terhadap lakmus P.
eter. 1-Naftol Didihkan 100 mg zat dengan 10 ml air
Larutan (1 dalam 100), asamkan dengan sedikit asam hingga larut, dinginkan dan saring. Tambahkan ke dalam
asetat P, tambahkan 5 tetes besi(II) kiorida LP menjadi filtrat, 0,3 ml natnium hidroksida 1 N dan 0,3 ml iodum
berwarna lembayung. Tambalikan asam asetat encer P 0,1 N: tidak terjadi warna lembayung.
(1 dalam 40), menjàdi tidak berwarna atau tidak lebih Zat tak larut dalam amonium hidroksida (naftalena
dari agak opalesen. dan sebagainya) Kocok 500 mg zat dengan 30 ml
Sisa pemUaran Dapat diabaikan; lakukan pemijaran amonia LP: 2-naftol larut sempurna dan warna larutan
seperti tertera pada Uji Pereaksi, menggunakan 200 mg tidak lebih tua dari kuning pucat.
zat dengan beberapa tetes asam sulfat P.
2-Naftol LP Betanaftol LP Larutkan I g 2-naftol P
N-(1-Naftil)efflendiamin dihidroklorida P dalam 100 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam
C 10147NH(CH2 NH2.2HC1; BM 259,17; [1465-25-4];
)2 100).
mumi pereaksi.
2-Naftol LP (A) Larutkan 5 g 2-naftol P yang
N-(I-Naftil)etilendiamin dihidroklorida LP Larutkan direknistalisasi segar, dalam 40 ml natnium hidroksida
100 mg N-(1-Naflul)etilendiamin dihidrokiorida P dalam 2 N dan tanibahkan air secukupnya hingga 100 ml.
100 ml campuran 7 bagian aseton P dan 3 bagian air. Larutan 2-naflol hams dibuat segar.

-Naftokuinon 4-natrium sulfonat P C 10H5NaO5S; BM 1-Naftolbenzein P Fend bis(4-hidroksi naftul)-metanol;


260,20. C27H2003; BM 392,5, Bila digunakan untuk titrasi media
Pemerian Serbuk hablur atau hablur, kuning hingga bukan air, warna berubah dari biru atau biru kehijauan
jingga kuning. (basa) menjadi jingga (netral) kemudian hijau tua
Kelarutan Larut dalam lebih kurang 10 bagian air; (asam).
tidak larut dalam etanol.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dan 2%; 1-Naftolbenzein LP Larutan 1-Naftolbenzein P 0,2%
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu dalam asam asetat glasial P. Memenuhi uji kepekaan
Iebih kurang 50°. sebagai berikut: Tambahkan 0,25 ml larutan ke dalam
-1726-

50 ml asarn asetat glasial P. Tidak lebih dari 0,05 ml Natrium asetat LP Larutkan 13,6 g natriurn asetat P
asam perkiorat 0,1 N LV yang diperh1kan untuk dalam air hingga 100 ml.
merubah wama larutan dari kuning kecokelatan menjadi
hijau. Natrium azida P NaN3 ; BM 65,01; [26628-22-8]; murni
pereaksi.
p-Naftolbenzein P C27H 1802; BM 374,43; [145-50-6]; Pernerian Serbuk putih.
murni pereaksi. Penetapan kadar [Peringatan Natriurn azida bersfat
Pernerian Serbuk merah cokelat. toksik. Asarn konjugat HN 3 lebih toksik dari hidrogen
sianida dan rnudah terbebas dari larutan netral dalarn
p-Naftolbenzein LP Larutkan 250 mg p-nafiolbenzein P air, Kontak NaH3 atau warn hidrazoat (RN3) dengan
dalam 100 ml warn asetat glasial P. logarn tertentu dapat rnenghasilkan gararn yang bersfat
rneledak. Lakukan dalarn ruang dengan lemani asarn,
Naftoresorsinol P 1,3-Dihidroresorsinol; C10H802; BM dan tangani zat dengan hati-hati.] Tidak kurang dan
160,17; [132-86-5]; murni pereaksi. 98,5%. Timbang saksaina lebih kunang 100 mg zat,
larutkan dalam 50 ml air, tambahkan 3 tetesfenolflalein
Natrium P Na; BA 22,98977; [7440-23-5]; murni LP. Jika perlu, atur pH hingga 7,0 dan tambahkan 35,0
pereaksi. ml warn perkiorat 0,1 N. Pipet sambil diaduk 2,5 ml
natniurn nitnit 1,0 M ke dalam larutan, dan aduk selama
Natrium amilum glikolat P Murni pereaksi. Memenuhi 15 detik. Titnasi cepat dengan natniurn hidroksida 0,1 N
uji berikut: hingga titik akhir. Titik akhir hams dicapai kurang dan
Kepekaan terhadap iodurn Larutkan 10 mg zat dalam 4 menit setelah penambahan asam perkiorat kanena HN 3
7 ml air dan tambahkan 0,2 ml iodurn 0,005 M LV: mudah menguap. Hitung pensentase azida dengan rumus:
terjadi wama biru terang.
[(N)(V)_(N5Xv5)j( 65, ol)(loo)
Natrium amonium fosfat P Gararn rnikrokosrnik',
NaNHPO4.41120; BM 209,07. 2C
Pernerian Hablur, tidak berwarna atau granul putih;
merekah di udara dan melepaskan amonia. N dan N berturut-turut adalah normalitas larutan asam
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam perkiorat dan natnium hidnoksida; V dan V berturut-
etanol. turut adalah volume dalam ml asam perklorat dan
Zat larut dan endapan arnoniurn hidroksida Tidak natrium hidnoksida yang digunakan; 65,01 adalah bobot
lebih dari 0,01%. Larutkan 10 g zat dalam 100 ml air molekul natrium azida; C adalah bobot dalam mg
dan tambahkan 10 ml arnonia LP dan panaskan di atas natnium azida.
tangas uap selama 1 jam. Jika terbentuk endapan, saring,
cuci dengan air dan pijarkan: bobot endapan tidak lebih Natrium bifenil P C 12H9Na; BM 176,19. Tersedia
dari 1 mg. sebagai larutan dalam 2-etoksietil eter atau 1,2-
Kiorida Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan dimetoksietan (dietilenglikol dieter).
seperti tertera pada Uji Pereaksi menggunakan 1 g zat. Aktivitas Tidak kunang dan 10%. Masukkan 20 ml
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj. Larutkan toluen P kening ke dalam labu titrasi dilengkapi dengan
3 g zat dalam 25 ml air, tambahkan 15 ml warn sulfat batang pengaduk magnetik dan sumbat benlubang untuk
1 N, kemudian tambahkan 10 ml hidrogen suijIda LP: menyisipkan ujung bunet. Tambahkan secara kuantitatif
dalam 1 menit terbentuk warna cokelat yang tidak lebih natriurn bfenil P secukupnya hingga tenjadi wanna binu
gelap dari pembanding yang mengandung 3 ml Larutan dalam campunan, dan titnasi dengan arnil alkohol P dani
baku timbal dan 0,5 ml warn sulfat I N. buret, hingga warna biru hilang. (Abaikan jumlah
Nitrat Tidak lebih dari 50 bpj. Larutkan 1 g zat dalam natrium bifenil dan amil alkohol yang digunakan dalam
10 ml air, tambahkan 0,1 ml indigo karrnin LP, penetralan ii). Timbang saksama buret bobot yang
kemudian tambahkan dengan pengadukan 10 ml asarn benisi arnil alkohol P. Pindahkan isi wadah yang benisi
sulfat P: terjadi warna biru tetap selama 10 menit. campunan larutan uji ke dalam labu titrasi, dan titnasi
Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan cepat dengan arnil alkohol P hingga wama biru hilang.
seperti tertera pada Uji Pereaksi Metode II, dengan Catat skala yang digunakan untuk menetapkan bobot
melarutkan 10 g zat dalam 100 ml air, dan tambahkan arnil alkohol P, dan hitung aktivitas, dalam mEq tiap
5 ml warn kiorida P, dan saning jika perlu. wadah, dengan rumus:

Natrium asetat P NaC2H3 0 2 .3H20; BM 136,08; [613 1- 11,25W


90-4]; mumi pereaksi.
W adalah bobot arnil alkohol P yang digunakan.
Natrium asetat anhidrat P NaC2113 0 2; BM 82,03; Kandungan iodurn Tambahkan 10 ml zat ke dalam
[127-09-3]; murni pereaksi. 5 ml toluen P dalam conong pisah 125 ml yang
dilengkapi dengan kran plastik inert dan kocok kuat
selama 2 menit. Ekstnaksi hati-hati sebanyak tiga kali,
- 1727 -

tiap kali menggunakan 10 ml asamfosfat P (1 dalam 3), Natrium Dietilditiokarbamat P


kumpulkan fase bawah dalam labu iodum 125 ml. (C2H5 NCS2Na.3H20; BM 225,31; [20624-25-3]; murni
)2

Tambahkan natrium hipoklorit LP, tetes demi tetes, ke pereaksi.


dalam campuran ekstrak hingga larutan berubah menjadi
cokelat, kemudian tambahkan berlebih 0,5 ml. Kocok Natrium dihidrogen fosfat P Gunakan natrium fosfat
sesekali selama 3 menit, tambahkan 5 ml larutan segar monobasa dihidrat P.
fenol P jenuh, campur, dan biarkan tepat 1 menit.
Tambahkan 1 g kalium iodida P, kocok selama 30 detik, Natrium ditionit P Gunakan natrium hidrosuijIt P.
tambahkan 3 ml kanji LP, dan titrasi dengan natrium
tiosulfat 0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml Natrium 2,6-diklorofenol-indofenol P
natirum tiosulfat 0,1 N LV. O:C5H2C12:NC6H4ONa dengan lebih kurang 2H20; BM
290,08 (anhidrat); [620-45-1]; murni pereaksi.
Natrium bikarbonat P NaHCO3; BM 84,01; [144-55-
81; murni pereaksi. Natrium dodesil sulfat P C 12H25SO4Na; BM 288,38;
[151-21-3]. Gunakan natrium lauril sulfat P.
Natrium bisulfit P [7631-90-5]; murni pereaksi. Pemerian serbuk hablur kuning muda.

Natrium bitartrat P NaHC4H4 0 16.H20; BM 190,08; Natrium fluorida P NaP; BM 41,99; [7681-49-4];
[526-94-3]. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan murni pereaksi.
tidak lebih dari 100,5% NaHC4H4 0 16.H20.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih. Natrium fosfat dibasa P Dinatriumfosfat P;
Kelarutan Larut dalam air dingin. Dinatrium hidrogen fosfat P; Natrium fosfat dibasa
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang heptahidrat P; Na2HPO4.7H20; BM 268,07; [7782-85-
500 mg zat, larutkan dalam 30 ml air, tambahkan 6]; murni pereaksi.
fenolfialein LP, dan titrasi dengan natrium hidroksida
0,1 N LV. Natrium fosfat dibasa LP Larutkan 12 g hablur jernih
natriumfosfat dibasa P dalam air hingga 100 ml.
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 19,01 mg NaHC4F14016.H20 Natrium fosfat dibasa anhidrat P Dinatrium hidrogen
fosfat anhidrat P (untuk larutan dapar); Na2HPO4; BM
Zat tak lana Tidak lebih dari 0,01%; lakukan 141,96; [7558-79-4]; murni pereaksi.
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
menggunakan 10 g zat. Natrium fosfat dibasa dodekahidrat P Dinatrium
Klorida Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan hidrogen fosfat dodekahidrat P; Na2HPO4.12H20; BM
seperti tertera pada Uji Pereaksi, menggunakan 1 g zat. 358,14; [10039-32-4]; munni pereaksi. Mengandung
Logam berat Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
penetapan sebagai berikut: larutkan 4 g zat dalam 25 ml Na2HPO4. 12H20.
air, tambahkan 2 tetes fenolftalein LP, dan kemudian
tambahkan amonia LP tetes demi tetes, hingga larutan Natrium fosfat monobasa P Natrium bfosfat P;
berwama agak merah muda. Tambahkan 4 ml asam Natrium dihidrogen fosfat P; Asam natrium fosfat P;
klorida I N, encerkan dengan air hingga 40 ml, dan Mononatrium ortofosfat P; NaH2PO4.H20; BM 137,99;
tambahkan 10 ml hidrogen sulfida LP: terbentuk wama [10049-21-5]; murni pereaksi.
cokelat yang tidak lebih gelap dari pembanding yang
mengandung 0,04 mg Pb. Natrium fosfat monobasa dihidrat P Natrium
Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan dihidrogen fosfat dihidrat F; Na}12PO4.2H20; BM
seperti tertera pada Uji Pereaksi Metode I, menggunakan 156,01; [13472-35-0]; mumi pereaksi. Mengandung
1 g zat. tidak kurang dari 99,0% NaH 2PO4.2H20.

Natrium bitartrat LP Larutkan 1 g natrium bitartrat P Natrium glikokolat P C26H42NNaO6; BM 487,60; [863-
dalam air hingga 10 ml. Larutan dibuat segar. 57-0].
Pemerian Senbuk, putih sampai cokelat; higroskopik.
Natrium borat P Boraks; Natrium tetraborat P; Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Na2B4 0 7.10H20; BM 381,37; [1330-43-4]; murni Rotasijenis <1081> Antara +28° dan +3 10, dihitung
pereaksi. terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu 100°
selama 2 jam; lakukan penetapan pada suhu 20°
Natrium bromida P NaBr; BM 102,89; [7647-15-6]; menggunakan larutan yang mengandung 10 mg per ml.
mumi pereaksi. Nitrogen <571> Metode I Antara 2,6% dan 3,2% N,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Natrium desoksikolat P Gunakan garam empedu P.
-1728-

Natrium 1-heksansulfonat P Garam natrium asam permanganat P (1 dalam 25), dan diamkan selama
1-heksansulfonat P; C 6H13NaO3S; BM 188,22; [2832-45- 2 menit. Kemudian pada tiap tabung tambahkan, dengan
3]; murni pereaksi. pencampuran 0,5 ml hidrogen peroksida LP: warna
permanganat rusak dalam 10 detik. Kocok tiap tabung
Natrium 1-heptanulfonat P Garam natrium asam 1- kuat-kuat hingga keiebihan oksigen dibuang. Jika
heptansulfonat P; C7H15Na03S; BM 202,25; [22767-50-6]; gelembung gas tertinggal pada dinding tabung setelah
murni pereaksi. buih berhenti, hilangkan gelembung dengan merebahkan
tabung sehingga larutan mengalir secara periahan dan
Natrium hidroksida P NaOH; BM 40,00; [1310-73-2]; ujung ke ujung. IJicur fluoresensi larutan menggunakan
murni pereaksi. fluorometer. Kemudian tambahkan dengan pencampuran
8,0 mg zat: riboflavin tereduksi sempurna tidak lebih
Natrium hidroksida LP Larutkan 4,0 g natrium dari 5 detik.
hidroksida P dalam air hingga 100 ml.
Natrium hipobromit LP Pada larutan 20 g natriurn
Natrium hidrosulfit P Natrium ditionit F; Na2S2 0 4; BM hidroksida P dalam 75 ml air tambahkan 5 ml brorn P.
174,10; [7775-38-1]. Mengandung tidak kurang dan Sesudah larut, encerkan dengan air hingga 100 ml.
88% Na2S204. Larutan dibuat segar.
Peinerian Serbuk hablur, putih atau putih keabuan.
Secara bertahap akan teroksidasi di udara, lebih cepat Natrium hipokiorit P, larutan NaOCI; BM 74,44;
jika di dalam larutan, menjadi bisuifit, larutan yang [7681-52-9]. Larutan natrium hipoklorit dalam air
diperoleh bereaksi asam. Dipengaruhi oleh cahaya. mengandung tidak kurang dari 5,25% NaOCl.
Kelaru tan Larut dalam air; sukar larut dalam etanol. [Perhatian Larutan mi bers?fat korosf dan dapat
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g melepaskan gas yang bersfat korosf dan toksik.
zat, larutkan dalam campuran 10 ml formaldehida LP Merupakan oksidator kuat yang menimbulkan reaksi
dan 10 ml air dalam labu tutup asah kecil, dan biarkan he bat dengan reduktor. Bersfat iritasi dan korosf
selama 30 menit dengan sering dikocok. Pindahkan terhadap Wit dan selaput lendir].
larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan Pemerian Cairan jemih, kuning sampai hijau
150 ml air dan 3 tetes jingga metil LP, kemudian kekuningan, bau klor, dipengaruhi oleh cahaya dan
tambahkan tetes demi tetes asarn sulfat I N hingga terurai secara bertahap. Simpan di tempat terlindung
bereaksi sedikit asam. Encerkan dengan air hingga cahaya, sebaiknya pada suhu di bawah 25 °.
250 ml. Pada 50,0 ml larutan tambahkan 2 tetes Penetapan kadar Masukkan lebih kurang 3 ml zat ke
fenolfialein LP dan tepatkan dengan penambahan dalam labu iodum bertutup asah yang telah ditara dan
natrium hidroksida 0,1 N hingga memberikan warna ditimbang saksama. Tambahkan 50 ml air, 2 g kaliurn
agak merah muda, kemudian titrasi dengan iodum 0,1 N iodida P dan 10 ml warn asetat P. Tutup labu dan
LV menggunakan 3 ml kanji LP sebagai indikator. biarkan di tempat gelap selama 10 menit. Angkat tutup,
Hilangkan warna biru larutan dengan 1 tetes natrium bilas dinding labu dengan sedikit air. Titrasi iodum yang
tiosulfat 0,1 N dan titrasi dengan natrium hidroksida dibebaskan dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
0,1 NLV hingga warna merah muda. tambahkan 3 ml kanji LP saat mendekati titik akhir
titrasi.
Tiap ml natriurn hidroksida 0,1 N
setara dengan 3,482 mg Na2S2 04 Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan3, 723 mg NaOC1
Sulfida Tambahkan larutan natrium hidroksida P
(1 dalam 10) pada timbal(II) asetat LP hingga endapan Jika diperlukan untuk menghitung persentase klor yang
larut. Tambahkan 5 tetes larutan ke dalam larutan I g zat ada, tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N setara dengan
dalam 10 ml air: tidak segera berwarna gelap. 3,545 mg klor (02).
Logam berat Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air, Kalsium Tidak lebih dari 10 bpj. Masukkanl0,0 g zat
tambabkan 10 ml warn kiorida P, dan uapkan di atas ke dalam gelas piala 150 ml, larutkan dalam 10 ml air,
tangas uap sampai kering. Larutkan residu dalam 20 ml tambahkan 5 ml warn kiorida P dan 2 g kalium iodida P.
air dan 0,5 ml asarn klorida encer P, saring, dan Panaskan campuran selama 5 menit, dinginkan dan
tambahkan pada filtrat 10 ml asam sulfIda LP: tidak tambahkan 2 ml hidrogen peroksida P 30%. Uapkan
terjadi warna gelap. Tambahkan amonia LP hingga hingga kering, dinginkan dan tambahkan 2 ml asarn
larutan alkali: dapat terjadi warna sedikit kehijauan, klorida P dan 2 ml hidrogen peroksida P 30%. Bilas
tetapi tidak terbentuk endapan gelap atau putih. dinding gelas piala dengan sedikit air, uapkan hingga
Kesesuaian untuk penetapan kadar Riboflavin Pada kering. Masukkan residu ke dalam 20 ml air, saring jika
masing-Inasing dari 2 tabung atau lebih tambahkan perlu. Tambalikan amonium hidroksida P pada filtrat,
10 ml air dan 1,0 ml larutan baku riboflavin yang sampai larutan tepat basa, tambahkan 4 tetes arnoniurn
mengandung 20 jig per ml, campurkan. Pada tiap tabung hdroksida P dan 5 ml arnonium oksalat LP: kekeruhan
tambahkan 1,0 ml warn wetat glasial F, campur, yang terjadi dalam waktu 15 menit tidak melebihi
tambahkan dengan pencampuran 0,5 ml larutan kalium
-1729-

blangko yang mengandung 0,1 mg kalsium yang TrayekpH Antara 4,2 dan 6,2. Perubahan warna: dan
ditarnbahkan. merab ke kuning.
Fosfat Tidak lebih dari 5 bpj. Masukkan 2 g zat ke
dalam gelas piala, tambahkan 5 ml asam kiorida P dan Natrium metabisuffit P Na2S205; BM 190,11;
2 g kalium iodida P. Panaskan larutan selama 5 menit, [768 1-57-4]; mumi pereaksi.
dinginkan. Tambahkan 2 ml hidrogen pero/cida P 30%
dan uapkan larutan sampai kering. Bilas dinding gelas Natrium molibdat P Na2M004.2H20; BM 24 1,95;
piala dengan sedikit air. Tambahkan 2 ml asam [763 1-95-0]; murni pereaksi.
klorida P dan 2 ml hidrogen peroksida P 30%. Uapkan
lagi sampai kering. Natrium nitrat P NaNO3; BM 84,99; [763 1-99-4];
murni pereaksi.
Natrium hlpokiorit 3,5% LP Gunakan natrium
hipokiorit LP. Natrlum nitrit P NaNO2; BM 69,00; [7632-00-0];
murni pereaksi.
Natrium indigotindisulfonat P Gunakan indigo kar,nin P.
Natrium nitrit LP Larutan natrium nitrit P 10% b/v
Natrium indigotindisulfonat LP Gunakan indigo yang dibuat segar.
karmin LP.
Natrium nitroferisianida P Natrium pentasiano
Natrium iodida P Na!; BM 149,9; [7681-82-5]; murni nitrosi6(erat(III)Na2Fe(NO)(CN) 5; BM 297,95; [13755-
pereaksi. 38-9]; murni pereaksi.

Natrium karbonat P Gunakan natrium karbonpt Natrium nitroferisianida LP Larutkan 1 g natrium


anhidrat P. nitroferisianida P dalam air hingga 20 mi. Larutan
dibuat segar.
Natrium karbonat LP Larutkan 10,6 g natrium
karbonat anhidratP dalam air hingga 100 mi. Natrium nitroprusida P Gunakan Natrium
nitroferisianida P
Natrium karbonat anhidrat P Na2 CO3; BM 105,99;
[479-19-8]; murni pereaksi. Natrium nitroprusida LP Gunakan Natrium
nitroferisianida LP
Natrium karbonat dekahidrat P Na2 CO 3. 10H20; BM
286,2; [6132-02-1]; murni pereaksi. Natrium oksalat P Na2C2 04; BM 134,00; [62.76-0];
Titik leleh Lebih dari 300°. murni pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur, putih.
Natrium karbonat monobidrat P Na2CO3.1-120; BM
124,00; [5968-11-6]; murni pereaksi. Natrium 1-oktanasulfonat P C8H 17Na03S; BM 216,27;
[5324-84-5]; mumi pereaksi.
Natrium kiorida P NaCl; BM 58,44; [7647-14-5];
murni pereaksi. Natrium oktil sulfat P C8H 1 7NaO4S; BM 232,3; [142.
31-4]. Gunakan mutu pereaksi untuk kromatografi.
Natrium kobaltinitrit P Na3Co(NO2 ; BM 403,94;
)6

[13600-98-1]; murni pereaksi. Natrium 1-pentansulfonat P C5H11Na03S.H20;


BM 192,21; [207605-40-1]; munni pereaksi.
Natrium kobaltinitrit LP Larutkan 10 mg natrium Mengandung tidak kurang dan 98% C 5H1 1Na03S .1120.
kobaltinitrit P dalam air hingga 50 ml, saningjika perlu.
p-Natrium periodat P Na3H2IO6; BM 293,89; mumi
Natrium kromotropat P Gunakan asam kromotropat P. pereaksi.

Natrium lauril sulfat P Natrium dodesil sulfat Natrium perkiorat P NaCI04.H20; BM 140,46; [7601-
P;C 12H25SO4Na; BM 288,38; [151-21-3]; 89-0]; murni pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur, kuning muda.
Natrium perkiorat LP Netralkan 50 ml asam perkiorat
Natrium merah metil P 2-[[4-(dimetilamino) 9 N dengan natrium hidrok.sida 5 N menggunakan kertas
feniljazoJbenzoat, garam natrium; 2-[4- lakmus dan encerkan dengan air hingga 300 mi.
(CH3)2NC 6!-J4N:N]C 6H4COONa; BM 291,28.
Pemerian Serbuk, cokelat jingga. Natrium pirofosfat P Na4P2 0 7; BM 265,90; [7722-88-5];
Kelarutan Mudah larut dalam air dingin, dan dalam murni pereaksi.
etanol.
-1730-

Natrium piruvat P CH3C00O2Na; BM 110,04; [113- seperti tertera pada Sulfat dalam Uji Pereaksi Metode I
24-6]. Mengandung tidak kurang dan 98% mulai dengan "Saring larutan". Zat uji menunjukkan
CH3C00O2Na. tidak lebih keruh dari kekeruhan yang dihasilkan
Pemerian Serbuk atau padatan hablur, putih. 0,15 mg sulfat.
Kelarutan Larut dalam air. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Kejernihan larutan Larutkan 1,5 g zat dalam 25 ml 180 mg zat, yang telah dikeringkan pada suhu 120°
air: larutan jernih dan larut sempurna. hingga bobot tetap, dan larutkan dalam 50 ml air dalam
Asam bebas Tidak lebih dan 1% sebagai C 31-1403 , labu bersumbat kaca. Tambahkan 3 g kalium iodida P
lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 10 g zat dan 5 ml asam kiorida P, tutup labu dan diamkan
dalam 150 ml air dan titrasi dengan natrium hidroksida 10 menit. Tambahkan 50 ml air; 50,0 ml natrium
0,5 N, tentukan titik akhir secara potensiometrik: tiosulfat 0,1 N L dan 3 ml kanji LP, titrasi segera
diperlukan tidak lebih dari 2,8 ml natrium hidroksida dengan iodum 0,1 N L hingga warna biru. Lakukan
0,5N, penetapan blangko. Perbedaan volume iodum 0,1 N L
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang yang diperlukan untuk blangko dan larutan zat
300 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan menunjukkan natrium selenit.
150 ml a.sam asetat glasial P dan kocok sampai larut.
Titrasi dengan asam perklorat 0.1 N LV, tentukan titik Tiap ml iodum 0,1 N
akhir secara potensiometrik, menggunakan elektrode setara dengan 4,323 mg Na2Se03
kaca dan elektrode kalomel yang telah dimodifikasi
dengan tetrametilamonium klorida 0,1 N dalam metanol P Natrium sianida P NaCN; BM 49,01; [1433-33-9];
sebagai elektrolit. Lakukan penetapan blangko. murni pereaksi.

Tiap ml asam perklorat 0,1 N Natrium sitrat P Gunakan Natrium Sitrat dihidrat P.
setara dengan 11,00 mg CH3C00O2Na
Natrium sitrat dihidrat P Asam 2-hidroksi-1,2,3-
Natrium salisilat P C7H5NaO3 BM 160,10 [54-21-7] propanetrikarboksilik, garam trinatrium, dihidrat;
Gunakan Natrium Salisilat seperti tertera pada Na3C6HS O 7.2H20; BM 294,10; [6132-04-3]; murni
monografi Farmakope Indonesia V dan tambahkan pereaksi.
dengan uji di bawah mi:
Nitrat Larutkan 100 mg zat dengan 5 ml air dalam Natrium sulfat P Garam Glauber; Na2 SO 4. 1 0H20; BM
tabung reaksi tambahkan 5 ml asam sulfat F: tidak boleh 322,20; [7727-73-3]; murni pereaksi.
terjadi warna merah kecokelatan di antara kedua lapisan
cairan. Natrium sulfat anhidrat P Na2 SO 4; BM 142,04; [7757-
82-6]; murni pereaksi. Untuk penetapan kadar alkaloid
Natrium selenit P Na2Se03 ; BM 172,94; [10102-18-8]. secara kromatografi gas-cair, harus memenuhi
Mengandung tidak kurang dan 98% dan tidak lebih dan persyaratan uji tambahan di bawah mi:
101% Na2Se03. Kesesuaian untuk penetapan kadar alkaloid Timbang
Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, biasanya saksama lebih kurang 10 mg atropin, masukkan ke
terhidrasi sebagian. dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam dengan etanol P sampai tanda. Pipet 3 ml larutan,
etanol. masukkan masing-masing ke dalam dua corong pisah
Kejernihan larutan Larutan 1 g zat dalam 10 ml air: 60 ml, dan tambahkan masing-masing 10 ml air, I ml
menunjukkan tidak lebih dari sedikit keruh. natrium hidroksida I N dan 10 ml kloroform P. Kocok
Karbonat Tidak lebih dari 0,03%. Ke dalam 500 mg kuat dan biarkan lapisan memisah. Saring fase organik
zat tambahkan 1 ml air dan 2 ml asam klorida encer F: dari satu corong pisah melalui kertas saring, yang telah
tidak tenjadi gelembung gas. dibasahi dengan 5 ml kioroform P, dipasang pada
Kiorida Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan corong, dan kumpulkan filtrat pada wadah yang sesuai.
seperti tertera pada Uji Pereaksi, menggunakan 500 mg Tambahkan 10 ml kloroform P ke corong pisah, kocok
zat. kuat dan saring lapisan organik melalui kertas saring
Nitrat Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan yang sama, kumpulkan filtrat dalam wadah yang sama.
seperti tertera pada Uji Pereaksi, menggunakan 200 mg Kumpulan filtrat mi disebut Larutan A. Saring fase
zat, lanutkan dalam 3 ml air. organik dari corong pisah kedua melalui 30 g natrium
Selenat dan Sulfat Tidak lebih dari 0,03% sebagai sulfat anhidrat P, yang ditahan dengan wol kaca dalam
sulfat. Masukkan 500 mg zat ke dalam cawan penguap, corong yang kecil, yang sebelumnya dibasahi dengan
tambahkan 20 mg natrium karbonat P dan 10 ml asam kioroform F, dan kumpulkan filtrat dalam wadah yang
klorida P. Uapkan perlahan-lahan larutan di atas tangas sesuai. Tambahkan 10 ml kloroform P ke dalam corong
nap, dalam lemani asam, hingga kening. Bilas dinding pisah, kocok kuat dan saning lapisan organik melalui
cawan penguap dengan 5 ml asam kiorida F, uapkan lagi natrium sulfat anhidrat F yang sama, kumpulkan filtrat
sampai kering. Larutkan residu dengan Campuran 15 ml ke dalam wadah yang sama. Kumpulan filtrat mi disebut
air panas dan 1 ml asam klorida F, lanjutkan proses Larutan B. Uapkan kedua larutan tersebut dalam hampa
- 1731 -

udara hingga volume lebih kurang I ml. Suntikkan Natrium tiosulfat P Na2S2 0 3.5H20; BM 248,19;
sejumlah volume Larutan A yang telah diukur saksama, [10102-17-7]; mumi pereaksi.
ke dalam kromatograf gas dan rekam tinggi puncak.
Ulangi penetapan sekali lagi dan dapatkan hasil rata-rata. Natrium tungstat P Na2W0 4.21-120; BM 329,85;
Dengan cara yang sama, tentukan tinggi puncak dan [10213-10-2]; murni pereaksi.
Larutan B dua kali dan didapat hasil rata-rata. Nilai rata-
rata yang dihasilkan Larutan B tidak menyimpang lebih Nessler, pereaksi Gunakan Raksa(II) kalium iodida
dari 5,0% dari hasil Larutan A. Kromatograf gas alkalis LP.
dilengkapi dengan kolom 1,2 m x 4 mm berisi bahan
pengisi 3% fase diam G3 pada penyangga SJA. Niasin P C6H5NO2; BM 123,11; [59-67-6]; murni
Pertahankan suhu kolom, injektor dan detektor berturut- pereaksi.
turut pada 2100, 225°, dan 240°. Gas pembawa helium P,
laju alir lebih kurang 60 ml per menit. Nikel(II) sulfat heptahidrat P NiSO4.71-120; BM 280,9;
[10101-98-1]; murni pereaksi.
Nátrium sulfat dekahidrat P Gunakan natrium sulfat P.
Ninhidrin P C911403 .1-120; BM 178,14; [485-47-2],
Natrium sulfida P Na2S.9H20; BM 240,18; [1313-844]; murni pereaksi
mumi pereaksi.
Ninhidrin LP Gunakan triketohidrinden hidrat LP.
Natrium sulfida LP Larutkan 1 g natrium sulfida P
dalam air hingga 10 ml. Larutan dibuat segar. o-Nitroanilin P NO2C6H4NH2; BM 138, 12; [88-74-4].
Pemerian Hablur, kuning jingga.
Natrium sulfit P Gunakan natrium suIfIt anhidrat P. Kelarutan Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air
panas; mudah larut dalam etanol dan dalam kloroform.
Natrium sulfit anhidrat P Na2 S0 3; BM 126,04; [7753- Dengan asam mineral membentuk garam yang larut
83-7]; mumi pereaksi. dalam air.
Jarakiebur <741> Antara 71° dan 72 0 .

Natrium tetraborat P Gunakan natrium borat P.


p-Nitroanffin P NO2C6H4NH2; BM 138,12; [100-01-6].
Natrium tetrafenilborat P NaB(C6H5)4 ; BM 342,22; Pemerian Serbuk hablur, kuning cerah.
[143-66-8]; murni pereaksi. Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam eter.
Natrium tioglikolat P HSCH2COONa; BM 114,10; Kelarutan dalam pelarut Larutkan secara terpisah 1 g
[367-51-1]. Mengandung tidak kurang dan 75% dalam 30 ml etanol P dan dalam 40 ml eter P: larutan
HSCH2COONa. jemih.
Pemerian Serbuk hablur, putih, bau khas lemah. Jarak lebur<741> Antara 146 ° dan 148°.
Higroskopik dan teroksidasi di udara, simpan dalam Sisa pem/aran Tidak lebih dari 0,2%.
wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Tidak boleh
digunakan jika warna menjadi kuning pucat atau gelap. p-Nitroanilin diazotasi LP Timbang 350 mg p-
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; sukar larut nitroanilin P masukkan dalam labu tentukur 50-ml,
dalam etanol. tambahkan 1,5 ml asam kiorida P, campur, encerkan
Kejernihan larutan Larutan 1 g zat dalam 10 ml air, dengan air sampai tanda. Diamkan, pipet 5 ml beningan,
jernih dan praktis larut sempuma. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, rendam dalam
Sulfida Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml air dalam tangas es dan tambahkan 1 ml asam kiorida P kemudian
labu kecil tambahkan 2 ml asam klorida P, kemudian sedikit demi sedikit 2 ml larutan natrium nitrit P
letakkan kertas saring yang dibasahi timbal(II) as etat (1 dalam 100), encerkan dengan air sampai tanda.
LP, di atas mulut labu dan panaskan sampai mendidih:
kertas timbal(II) asetat tidak menjadi gelap. Nitrobenzen P C6H5NO; BM 123,11; [98-95-3]; murni
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang pereaksi.
250 mg zat dan larutkan dalam 50 ml air bebas oksigen.
Tambahkan 5 ml asam kiorida encer P, didihkan selama p-Nitrobenzendiazonium tetrafluoroborat P
2 menit, dinginkan, titrasi dengan iodum 0,1 N LV, NO 2C6H4N2BF4 ; BM 236,92; [456-27-9]. Mengandung
tambahkan 3 ml kanji LP setelah mendekati titik akhir: tidak kurang dari 95,0% NO2C6H4N2BF4 .
Pemerian Hablur, kuning emas.
Tiap ml iodum 0,1 N Kelarutan Larut dalam asetonitril.
setara dengan 11,41 mg HSCH2COONa [Perhatian Sangat peka terhadap goncangan; simpan
di lemaripendingin].
Natrium tiogliserat P Gunakan natrium tioglikolat P Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
30 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml
kaca aktinik rendah. Larutkan dan encerkan dengan
- 1732-

asam kiorida 0,01 N sampai tanda. Gunakan alat kaca larutan gararn nitroso R P (1 dalam 500): segera terjadi
aktinik rendah, encerkan 2,0 ml lanitan dengan metanol P warna merah, warna tidak hilang saat larutan dididihkan
mutu spektrofotometri hingga 50,0 ml. Ukur serapan dengan I ml warn kiorida P selama I menit.
larutan pada lebih kurang 255 nm, gunakan metanol P
mutu spektrofotometri sebagai blangko. Hitung serapan 1-Nitroso-2-naftol P C10H7NO2; BM 173,17; [131-91-9].
jenis dengan cara membagi serapan dengan kadar dalam Mengandung tidak kurang dari 95,0% C10117NO2.
g per ml. Hitung nilai kadar zat dengan rumus: Pernerian Serbuk, cokelat sampai cokelat kekuningan.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol,
(IOOa dalani benzen, dalam eter, dalam karbontetraklorida dan
59,4) dalam asam asetat.
Jarak lebur <74 1 > Antara1090 dan 111°.
a adalah serapan jenis larutan. Sisa pern?/aran Tidak lebih dari 0,2%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
4-(p-Nitrobenzil)piridfn P C12H 10N202; BM 214,22; Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah lebih
[1083-48-3]. kurang 250 mg zat yang telah dikeringkan di atas silika
Pemerian Hablur, kuning gel sampai bobot tetap. Masukkan ke dalam labu
Kelarutan Larut dalam aseton. bersumbat kaca dan larutkan dalam 10 ml larutan
natriurn hidroksida P (1 dalam 10). Dinginkan larutan
5-Nitro-1,10-fenantrolin P C12HN3 0 2; BM 225,20; dalam tangas es, tambahkan larutan warn sulfaf P
[4199-88-6]. (1 dalam 6) hingga terbentuk sedikit endapan yang stabil
Pernerian Serbuk, putih, tidak berbau. dan larutan bereaksi asam lemah. Kemudian tambahkan
Kelarutan Larut dalam air. 3 g kaliurn iodida P, kocok sampai larut, tambahkan
Jarak lebur <741> Antara 198° dan 200 0 . 20 ml larutan warn sulfat P (1 dalam 6), segera sumbat
Kesesuaian sebagai indikator redoks Larutkan 25 mg labu dan diamkan dalam gelap selama 2 jam. Titrasi
zat dengan sedikit warn sulfat encer P, tambahkan iodum bebas dengan natriurn tiosulfat 0,1 N LV,
10 mg besi(IJ) sulfat P, encerkan dengan air hingga 100 tambahkan 3 ml kanji LP saat mendekati titik akhir.
ml: larutan berwarna merah gelap dan menunjukkan Lakukan penetapan blangko.
serapan maksimum pada panjang gelombang 510 nm.
Pada 1,0 ml larutan tambahkan 1,0 ml serium(IV) sulfat Tiap ml natriurn tiosulfat 0,1 N
0,01 M: warna merah hilang. setara dengan 8,66 mg C10H7NO2

Nitrofenantrolin LP Larutkan 150 mg 5-nitro-1,10- Nonan-5-on P Di-n-butil keton; C 91-1180; BM 142,2;


fenantrolin P dalam 15 ml larutan besi (II) sulfat P [502-56-7]; murni pereaksi
(1 dalam 140) yang dibuat segar. Bobot per ml Lebih kurang 830 mg.
Suhu didih Lebih kurang 188°.
4-Nitrofenil dinatrium ortofosfat P
C6H4NNa2O6P.6H20; BM 371,2; murni pereaksi. Oksigen P Gunakan Okrigen seperti tentera path
monografi Farmakope Indonesia V.
Nitrofenil fosfat LP Timbang 4,08 g 4-nitrofenil
dinatriurn ortofosfat P masukkan ke dalam labu tentukur Oktadesil silan P [18623-11-5] Pereaksi mi tenjadi "in
100-ml, tambahkan Dapar dietanolarnina pH 10,0 situ" dengan mereaksikan bahan penyangga kolom
sampai tanda. Simpan pada suhu 4° dan gunakan dalam dengan zat sililasi seperti oktadesil triklorosilan.
waktu 24 jam.
1-Oktanol P Alkohol C & Cap ryl Alkohol; n-Okril
Nitrogen P Gunakan Nitrogen seperti tertera pada alkohol P; CH3.(CH2 .OH; BM 130,23; [111-87-5];
)7

monografi Farmakope Indonesia V. mumi pereaksi.

Nitrogen bebas oksigen P Nitrogen P yang telah n-Oktanol P Gunakan 1-oktanolP.


dilewatkan melalui pirogalol basa LP.
n-Oktil alkohol P Gunakan oktan-1-olP.
Nitrometan P CH3NO 2; BM 61,04; [75-52-5].
Nitroso R, garam P Dinatriurn 1-nitroso-2-naflol-3,6- Oktosinol 9 P (p-tert-oktfenoksz)nonaetobietanol;
dinatriurn disulfonat; NOC10H40H(SO3Na)2; BM C34H62011 ; BM 646,85.
377,26; [525-05-3].
Pernerian Hablur atau serbuk hablur, kuning. Ortofenantrolin P Gunakan 1, 10-fenantrolin P.
Kelarutan 1 g zat larut dalam lebih kurang 40 ml air,
tidak larut dalam etanol. Ortofenantrolin LP Larutkan 150 mg ortofenantrolin P
Kepekaan Larutkan 500 mg natriurn asetat P; dalam dalam 10 ml larutan besi(II) sulfat P, yang dibuat dengan
larutan 0,4 mg kobalt kiorida P (0,1 mg kobalt) dalam melarutkan 700 mg hablur jemih besi('II) sulfat P dalam
5 ml air. Tambahkan 1 ml warn asetat encer P dan 1 ml
- 1733 -

100 ml air. Larutan besi(II) sulfat harus dibuat segar Pemerian Cairan jemih, tidak berwarna; mudah
sebelum melarutkan ortofenantrolin. terbakar,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik Kelarutan Sañgat sukar larut dalam air; bercampur
dengan etanol, dengan eter dan dengan banyak pelarut
Osmium tetroksida P Asam osmat P; Anhidrida per- organik lain.
osmat P; 0s04 ; BM 254,20; [20816-12-0]; murni Bobotjenis Lebih kurang 0,62.
pereaksi. Jarak didih Tidak kurang dan 95% terdestilasi antara
suhu 34° dan 36°.
Paladium, Katalis P Murni pereaksi.
2,4-Pentanadion P Gunakan asetil aseton P.
Paladium(II) kiorida P PdCl2; BM 177,33; [7647-10-1];
mumi pereaksi. Mengandung lebih kurang 59,0% Pd. Penyangga kromatografi gas Gunakan Penyangga
Pemerian Serbuk, merah kecokelatan; higroskopik. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kelarutan Larut dalam air, etanol, aseton dan asam
kiorida encer. Pepsin P [9001-75-6] Dengan aktivitas 1,0 unit hingga
Penetapan kadar Timbang seksama 80 mg zat, 1,17 unit Pepsin per mg. Pepsin dengan aktivitas yang
larutkan dalam 10 ml asam kiorida P. encerkan dengan lebih tinggi dapat diturunkan dengan penambahan pepsin
50 ml air, dan tambahkan 25 ml lárutan dimetilglioksim P dengan aktivitas lebih rendah atau dengan laktosa.
dalam etanol P (1 dalam 100). Biarkan selama 1 jam,
dan saring. Pastikan endapan terbentuk sempurna Pepton daging P Gunakan pepton kering P.
dengan larutan dimetilglioksim. Pijarkan endapan
dengan krus platinum yang telah ditara pada suhu 850 ° Pepton kering P Pepton daging P.
selama 2 jam, dinginkan dan timbang palladium. Pemerian Serbuk, kuning kemerahan hingga cokelat,
bau khas tetapi tidak busuk.
Parafin P Gunakan Parafin seperti tertera pada Kelarutan Larut dalam air, membentuk larutan cokelat
monografi Farmakope Indonesia V. kekuningan, bereaksi sedikit asam; tidak larut dalam
etanol dan dalam eter.
Parafin cair P Gunakan Parafin Cair seperti tertera Kandungan nitrogren Antara 14,2% dan 15,5% N;
pada monografi Farmakope Indonesia V. lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
dengan metode Kjeldahl, menggunakan zat yang telali
Paraformaldehida P (CH20)n; [30525-89-4]. dikeringkan pada suhu 105° sampai bobot tetap:
Mengandung tidak kurang dan 95% HCHO. menunjukkan tidak kurang dan 89% protein.
Pemerian Serbuk halus, putih, bau khas formaldehida. Sisa pem/aran Tidak lebih dari 5,0%; lakukan
Sisapem/aran Tidak lebih dari 0,1%. penetapan seperti tertera path Uji PereaIcsi
Kelarutan dalam ammonia Larutkan 5 g zat dalam menggunakan 500 mg zat dan 1 ml asam sulfat P.
50 ml larutan ammonium hidroksida LP: larutan praktis Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%;
jernih dan tidak berwarna. lakukan pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap.
Keasaman-kebasaan Kocok 1 g zat dengan 20 ml air Protein mudah terkoagulasi Panaskan sampai
selama 1 menit dan saring: larutan bereaksi netral mendidih larutan (1 dalam 20) yang telah disaning : tidak
terhadap lakmus P. terbentuk endapan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g Proteosa Campurkan 5 ml lanutan (1 dalam 10) yang
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang telah disaring, dengan 20 ml larutan zink sulfat (50 g
berisi 50,0 ml natrium hidroksida I N LV, aduk. Segera dalam 35 ml air) yang telah disaning: hanya sedikit
tambahkan hati-hati 50 ml hidrogen perok.sida LP yang terbentuk gumpalan.
sudah dinetralkan terhadap biru bromotimol LP melalui
corong kecil yang diletakkan pada leher labu. Setelah Perak ammonium nitrat LP Gunakan perak nitrat
reaksi mereda, bilas corong dan dinding labu dengan air, amoniakal LP.
diamkan selama 30 menit, tainbahkan biru bromotimol
LP, titrasi kelebihan alkali dengan asam sulfat 1 N LV. Perak dietilditiokarbamat P (C2H5)2NCS2Ag; BM
Lakukan penetapan blangko. 256,14; [1470-61-7]; mumi pereaksi.

Tiap ml natrium hidroksida 1 N Perak dietilditiokarbamat LP Larutkan lg perak


setara dengan 30,03 mg HCHO dietilditiokarbamat P dalam 200 ml piridina P yang barn
didestilasi.
Pati Jarut P Gunakan kanji larut P. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak tembus
cahaya. Gunakan sebelum 30 han.
Pelarut impregnasi Campuran 1 bagian formamida P
dan 9 bagian aseton P. Perak nitrat P AgNO3; BM 169,87; [7761.88-8]; murni
pereaksi.
Pentana P n-Pentana; C5H12; BM 72,15; [109-66-0].
- 1734-

Perak nitrat amoniakal LP Perak Arnoniurn Nitrat LP Wadah dan penyirnpanan Dalam wadah tertutup baik,
Larutkan 2,5 g perak nitrat P dalam 80 ml air, hindari dari uap amoniak atau zat-zat yang mudah
tambahkan tetes demi tetes ammonium hidroksida 6 M mengoksidasi.
sampai endapan larut dan encerkan dengan air hingga
100 ml. Pereaksi Deniges Gunakan raksa(II) sulfat LP.

Perak oksida P A920; BM 231,74; [20667-12-3]. Pereaksi Mayer Gunakan raksa(II) kaliurn iodida LP.
Mengandung tidak kurang dari 99,7% A9 20.
Pemerian Serbuk berat, hitam kecokelatan, tidak Pereaksi Nessler Ounakan raksa(II) kaliurn iodida
berbau. Terurai perlahan pada pemaparan cahaya dan alkalis LP.
menyerap karbon dioksida jika lembab.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut Petroleum eter P Gunakan eter rninyak tanah P.
dalam asam nitrat encer dan dalam ammonium
hidroksida; tidak larut dalam etanol. 1-(2-Piridilazo)-2-naftol P 1-(2-Piridilazo)-2-naftol P;
Susut pengeringan Tidak Iebih dari 0,25% bobot; C 15H11N30; BM 249,3; [85-85-8]. Mumi pereaksi.
lakukan pengeringan pada suhu 120° selama 3jam. Pemerian Hablur, merahjingga.
Nitrat Tidak lebih dari 0,002%. Pada 500 mg zat Jarak leburAntana 140° dan 142°.
tambahkan 30 mg natrium karbonat P dan 2 ml asarn Kepekaan Tambahkan 0,1 ml larutan 1-(2-Piridilazo)-
fenoldisulfonat LP, campur dan panaskan di atas tangan 2-naflol P dalam etanol P (1 dalam 1000) ke dalam
air selama 15 menit. Dinginkan, hati-hati tainbahkan campuran 10 ml air dan 1 ml dapan yang dibuat dengan
20 ml air, buat alkalis dengan ammonia LP, dan mencampunkan 80 ml asarn asetat 0,2 M dan 20 ml
encerkan dengan air hingga 30 ml: warna yang diperoleh larutan natriurn asetat P (8,2 dalam 100). Pada larutan
dari larutan zat tidak lebih gelap dari warna larutan mi tambahkan 1 ml campuran tembaga(II) sulfat LP dan
pembanding yang mengandung 0,01 mg NO 3 . 2 ml air, campur: terjadi perubahan warna dari kuning
Zat tak larut dalarn asam nitratTidak lebih dari 1 mg menjadi merah.
(0,02%). Larutkan 5 g zat dalam campuran 5 ml warn
nitrat P dan 10 ml air, encerkan dengan air hingga lebih Piridilazonaftol, PAN P; Gunakan 1-(2-Piridilazo)-2-
kurang 65 ml, dan saring residu yang tidak larut pada naflo1P.
krus penyaning yang telah ditara (gunakan filtrat untuk
uji Zat tak mengendap dengan warn kiorida). Cuci krus Piridiii P C51-15N; BM 79,10; [110-86-1]; murni
dengan air sampai cucian terakhir tidak menunjukkan pereaksi.
opalesensi dengan 1 tetes asarn kiorida P, dan keringkan
pada suhu 105° sampai bobot tetap. Piridin anhidrat P [110-86-1]; murni pereaksi.
Zat tak mengendap dengan warn kiorida Tidak lebih
dari 1,7 mg (0,05%). Encerkan filtrat yang diperoleh dan Piridoksal hidroklorida P C8H9NO3.HC1; BM 203,62;
uji Zat tak larut dalam warn nitrat dengan air hingga [65-22-5].
250 ml, panaskan hingga mendidih, dan tambahkan Pemerian Serbuk hablun atau hablur, putih hingga
secukupnya tetes demi tetes warn kiorida P untuk kekuningan,warna menjadi gelap jika terpapan udana
mengendapkan semua perak (lebih kurang 5 ml), hindari atau cahaya matahari.
penambahan yang berlebih. Dinginkan, encerkan dengan Kelarutan 1 g larut dalam lebih kurang 2 ml air dan
air hingga 300 ml, dan biarkan semalam. Saring, uapkan dalam lebib kurang 25 ml etanol; tidak larut dalam
200 ml filtrat dalam cawan porselen yang telah ditara aseton, dalam klonoform dan dalam eter. Larutan bersifat
sampai kering dan pijarkan. asam (pH±3).
Kebasaan Panaskan 2 g zat dengan 40 ml air di atas Jarak lebur <1021> Antara 171° dan 175° disertai
tangas uap selama 15 menit. Dinginkan dan encerkan peruraian.
dengan air hingga 50 ml. Saring, buang 10 ml filtrat Sisa pernjjaran Tidak lebih dan 0,1%; lakukan
pertama. Pada 25 ml filtrat berikutnya tambahkan 2 tetes penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
fenolfialein LP, dan titrasi dengan asarn klorida 0,02 N Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%
LV sampai wama merah muda hilang:diperlukan tidak lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
lebih dari 0,20 ml (0,016% NaOH). Kandungan nitrogen Antara 6,7% dan 7,1% N;
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
500 mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 120 ° dengan metode Kjehdahl menggunakan zat yang telah
selama 3 jam, larutkan dalam campuran 20 ml air dan 5 dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam.
ml warn nitrat P. Encerkan dengan 100 ml air, Kandungan kiorida Antana 17,2% dan 17,7%;
tambahkan 2 ml besi(III) ammonium sulfat LP, dan Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat yang telah
titrasi dengan ammonium tiosianat 0,1 N LV sampai dikeningkan pada suhu 105° selama 2 jam, larutkan
warna cokelat kemerahan yang tetap. dalam 50 ml air. Tambahkan 3 ml warn nitrat P dan
50,0 ml perak nitrat 0,1 N LV, kemudian tambahkan
Tiap ml ammonium tiosianat 0,1 N 5 ml nitrobenzen P, kocok selama lebih kurang 2 menit,
setara dengan 11,59 rngAg2O
- 1735 -

tambahkan besi(11I) ammonium sulfat LP, dan titrasi lebih rendah. Selama perlakuan gunakan peralatan yang
kelebihan perak nitrat dengan ammonium

Anda mungkin juga menyukai