Anda di halaman 1dari 194

• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

BAHAN BACAAN

MODUL PELATIHAN

- BMT BASIC TRAINING -

PUSAT INKUBASI BISNIS USAHA KECIL - PINBUK


1

2016
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Atas nama-Mu ya Allah aku melaksanakan tugas mulia ini


mengembangkan ekonomi islam, terimalah dia sebagai ibadahku pada-
Mu; Untuk itu kumohon Engkau karuniakan kami Kemampuan
menyerap sedikit saja sifat-Mu Yang Maha Rahmaan, kemampuan
membawa rahmat pada sekalian alam; dan sifat-Mu Yang Maha
Rahiem, kemampuan mengkonsolidasikan, mengorganisir, dan membangun
jaringan ukhuwwah seluruh potensi kaum Muslimin;
2
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Kepada Beliau

Ya Tuhan lapangkanlah dadaku, Mudahkanlah


bagiku urusanku dan bebaskanlah kekekuan
lidahku agar mereka memahami perkataanku.
Ya Tuhan tambahkanlah ilmu bagiku
Qs. Thaahaa 25-28: 114

kepada orang yang telah membuka


pintu cakrawala untuk berpikir rasional
kepada beliau yang tak kala duduk disampingnya,
aku merasakan kedamaian dan ketentraman.
kepada beliau yang telah
menunjuki jalan kebenaran dan keislaman
kepada beliau yang telah
mengajariku bagaimana bergaul dengan orang lain
kepada beliau yang selalu
mengambil pendapat dengan jalan musyawarah
kepada beliau yang telah memperbaiki tarbiyahku
kepada orang tuaku yang berakhlak mulia
kepada beliau yang selalu
mengajak dan membangunkanku untuk sekedar
berdialog
dan berkeluh kesah dengan
sang pencipta alam raya disepertiga malam
kupersembahkan karya ini,
seraya memohon kepada Allah ta ala
agar aku memperoleh ajakan ditengah malam,
juga ajakan menjadi simpanan amal
pada hari perpisahan nanti. semoga !!!
3
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Daftar Isi

Kepada Beliau…

Daftar Isi…

Modul -1 Pengantar Proses Pelatihan

Modul-2 Ke-BMT-an
Modul-2.1 Pengantar Ekonomi Islam
Modul- 2.2 Konsep Dasar Keuangan Mikro
Modul-2.3 Elaborasi UU Keuangan Mikro
Modul-2.4 BMT Sebagai Sebuah Sistem
Modul-2.5 Pola Legalitas
Modul-2.6 Struktur Organisasi BMT
Modul-2.7 Langkah & Proses Pendirian
Modul-2.8 Pinbuk Sebagai LPSM/LPKM

Modul-3 : Prinisp Pouk dan Akad BMT


Modul-3.1 Pengantar Fiqih dalam Ekonomi Islam
Modul-3.2 Prinsip Syari’ah Produk BMT
Modul-3.3 Prinsip Hitungan Bagi Hasil Simpanan
Modul-3.4 Prinisp Hitungan Bagi Hasil Pembiayaan
Modul-3.5 Prosedur Administarsi Simpanan dan Pembiayaan
4
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1 PENGANTAR

PROSES PELATIHAN
Pengantar...
Sejarah pendidikan di negara-negara yang pernah mengalami masa penjajahan
menunjukkan bahwa di negara-negara tersebut terjadi proses akulturasi
kebudayaan yang tercermin dalam pola tingkah laku serta adat istiadat yang
mengemuka. Hal ini tersurat menjadi benang merah yang lahir dari penindasan,
pengekangan, keterbelakangan dan pembiusan pendapat.

Kondisi di atas berimbas pada konsep pendidikan yang tercipta di negara-negara


tersebut. Konsep itu dikenal dengan Banking Concept of Education (Konsep
Bank Pendidikan). Dalam hal ini, pelajar diberi ilmu pengetahuan sebanyak
mungkin dengan harapan akan memperoleh hasil yang berlipat ganda. Peserta
didik adalah obyek investasi dan deposito yang potensial sedangkan yang
menjadi investornya adalah para guru yang mewakili lembaga masyarakat yang
berkuasa.

Konsep bank pendidikan menganalogikan anak didik sebagai wadah kosong yang
akan diisi sebagai sarana penanaman modal dengan demikian guru menjadi
sumber segala-galanya dan murid menjadi obyek. Dengan kondisi seperti itu, pada
akhirnya pendidikan bersifat naratif dimana guru memberi informasi yang harus
ditelan bulat-bulat, diingat dan dihafal

Perkembangan pendidikan seperti di atas dikenal dengan Konsep Pendidikan atau


Metodologi Pedagogi. Sebuah istilah bahasa latin yang berasal dari kata Paid
yang berarti anak-anak dan Agogos yang berarti membimbing atau
memimpin. Dalam kerangka teori ini maka berlaku guru adalah pusat segala-
galanya, guru adalah prototipe manusia ideal yang harus diturut, ditiru dan
diteladani dalam segala hal. Guru adalah Subyek sedangkan Murid adalah
Obyek. Dengan demikian maka proses belajar dan komunikasi hanya
berlangsung satu arah.

Konsep Pedagogi berlangsung pula di sistem pendidikan Indonesia, begitu juga


dengan sistem pelatihannya sehingga menempatkan Pemateri sebagai sumber
segala ilmu dan Peserta di anggap sebagai Tong Kosong (konsep tabula
rasa dari John Locke) yang harus diisi. Dengan demikian pelaksanaan pelatihan
pada umumnya berjalan satu arah, membosankan, dan tidak lebih dari penitipan
deposito ilmu.

Suatu pelatihan akan berjalan dengan baik bila didukung oleh semua unsur yang
terlibat dalam operasional pelatihan, unsur yang dimaksud adalah:

1. Trainer/Fasilitator
2. Peserta Pelatihan
3. Lingkungan
5
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Semua unsur yang terlibat tersebut harus memahami sistem dan metodologi yang
digunakan dalam pelatihan. Di samping itu ada juga yang harus mendapat
perhatian demi kelancaran proses pelatihan yaitu terciptanya suasana yang
mendukung diantara setiap unsur yang terlibat.

Suasana pelatihan yang dinamis dan tidak membosankan tentunya akan sangat
berpengaruh positif pada proses pembelajaran dalam pelatihan khususnya
pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh peserta pelatihan yang telah dewasa. Untuk
itulah maka dalam pelaksanaan pelatihan kali ini metodologi yang akan kita
gunakan adalah metodologi pendidikan/pelatihan orang dewasa atau lebih dikenal
dengan POD atau konsep Andragogi.

Andragogi...
Andragogi adalah salah satu metodologi yang digunakan dalam suatu proses
pelatihan/pendidikan. Seperti halnya pedagogi, kata Andragogi diambil dari
bahasa bahasa latin yaitu Andro artinya dewasa dan gogi atau agogos artinya
membimbing atau memimpin. Jadi andragogi secara harfiah adalah cara
membimbing orang dewasa.

Konsep dewasa yang dimaksud adalah seseorang yang sudah bisa membedakan
dan memilih yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan syari’ah baik bagi
dirinya maupun bagi orang lain serta lingkungannnya.

Perbedaan dewasa dan anak-anak mempunyai 4 karakter pembeda, yaitu:

1. Orientasi Waktu
Orang dewasa mempunyai keterbatasan waktu dan permasalahan yang
harus secepatnya dibahas. Permasalahan waktu itu meliputi dimana kita
sekarang, dan arah mana yang akan kita tuju. Orang dewasa belajar
berdasarkan kebutuhan hari ini dan penyelesaian terhadap permasalahan yang
timbul.

2. Kesiapan Belajar
Kesiapan belajar orang dewasa bersangkutan dengan kebutuhan dan
hubungannya dengan peran dan fungsinya setiap hari untuk selalu lebih baik
terhadap sesuatu hal yang dibuat dan tanggung jawabnya.

3. Pengalaman
Orang dewasa senantiasa mempunyai pengalaman, baik pengalaman kerja,
pengalaman hidup maupun pengalaman-pengalaman lainnya. Sehingga
untuk menjembatani dan membuat konklusi dari pengalaman setiap orang
dalam proses pembelajaran diperlukan komunikasi dua arah dan peran aktif
peserta yang berdasarkan pengalaman.

4. Persepsi Diri
Hubungan peserta dengan fasilitator merupakan hubungan timbal balik yang
saling membantu dan tidak ada pemaksaan kehendak atas teori,
pandangan dan kemampuan
6
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

PERSEPSI DIRI

KONSEP POKOK
PERBEDAAN
KESIAPAN ORANG DEWASA ORIENTASI
BELAJAR DAN ANAK ANAK WAKTU

PENGALAMAN

Asumsi-Asumsi Pembeda Antara Orang Dewasa & Anak-Anak ...


Selain 4 kriteria pembeda tersebut ada asumsi-asumsi yang biasa digunakan
terhadap orang dewasa berdasarkan pada kecenderungan yang biasa dilakukan
oleh orang dewasa. Asumsi-asumsi tersebut adalah:

1. Pengalaman hidup dan pengalaman kerja


2. Lebih senang menemukan sesuatunya sendiri
3. Lebih senang menerima saran dari teman sejawat daripada digurui
4. Menyenangi hal-hal yang bersifat praktis
5. Senang memperoleh umpan balik
6. Lebih tertarik untuk belajar jika diberi dorongan dan dukungan
7. Senang belajar dengan kondisi bebas konflik dan frustasi
8. Senang jika diperlakukan ikhlas, adil dan masuk akal

Pelatihan dengan metodologi andaragogi/proses pendidikan orang dewasa (POD)


harus didukung dengan suasana yang mendukung terhadap lancarnya proses
pelatihan. Suasana yang tercipta harus mencerminkan dan didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan orang dewasa sebagai komunitas, oleh karena itu
maka menjadi tanggung jawab bersama antara semua unsur yang terlibat dalam
proses pelatihan.

Adapun suasana yang harus terbangun itu adalah:

1. Kumpulan manusia aktif


2. Saling menghormati
3. Saling menghargai
4. Saling percaya
5. Penemuan
6. Keterbukaan
7. Mengakui kekhasan pribadi
8. Membenarkan perbedaan
9. Mengakui kesalahan
7
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

10. Membolehkan keraguan


11. Evaluasi bersama
12. Berfikir positif

Pengalaman Berstruktur...
Implementasi konsep di atas, dengan pertimbangan bahwa semua peserta
pelatihan sudah mempunyai pengalaman baik pengalaman hidup maupun
pengalaman kerja dan pengalaman belajar, dituangkan dalam suatu proses yang
disebut dengan pengalaman berstruktur, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Pengalaman
2. Pengungkapan
3. Penganalisaan
4. Penyimpulan
5. Penerapan

Pengalaman

Penerapan Pengungkapan

Penyimpulan Penganalisisan

Pengalaman berstruktur dirancang untuk memusatkan pada perilaku


perorangan, umpan balik yang konstruktif, pengolahan dan integrasi psikologi,
serta pengalaman yang beraneka ragam dan tidak tetap. Pengalaman berstruktur
dapat dengan mudah disesuaikan berdasarkan kebutuhan khusus suatu kelompok
dengan tujuan rancangan tertentu atau keterampilan tertentu yang didukung oleh
fasilitator yang pada dasarnya adalah seorang penemu...Dalam proses ini
diharapkan ada pengalaman terstruktur yang didapatkan dari suatu sumber
tertentu, kemudian pada saatnya akan diterapkan dengan penyesuaian waktu
dan suasana.

Proses di atas harus diterapkan dalam setiap pengambilan kesimpulan dan


kesepakatan belajar pada pelaksanaan pelatihan. Aplikasinya bisa pada materi
pelatihan, pandangan-pandangan, opini dan lain-lain.

Prinsip Pelatihan...
Pelatihan yang menyenangkan merupakan kondisi yang diharapkan muncul dalam
pelaksanaan proses pelatihan atau pendidikan sehingga harus ada prinsip yang
dilaksanakan agar pelatihan terasa menyenangkan, yaitu:

1. Spontanitas
8
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Keterlibatan peserta dalam pelatihan dengan menggunakan Andragogi


merupakan hal yang sangat penting. Spontanitas peserta dalam
mengapresiasi pengalaman atau kejadian yang berlangsung selama proses
pelatihan merupakan kunci keberhasilan dalam etiap proses pelatihan
Andragogi.

2. Persamaan
Persamaan yang dimaksud adalah persamaan terhadap hak dan kedudukan
masing-masing warga belajar artinya tidak ada perbedaan antara peserta
dengan peserta maupun peserta dengan fasilitator. Kedudukannya sama,
sebagai sumber belajar dan keduanya sama-sama belajar.

Dengan demikian, adanya persamaan diharapkan dapat memunculkan


keterbukaan yang berhubungan dengan pendapat warga belajar dalam
menyikapi setiap permasalahan yang terjadi, sehingga dengan adanya
masa ini diharapkan tidak ada jarak baik peserta dengan peserta maupun
peserta dengan fasilitator

3. Peran serta
Peran serta peserta dalam setiap pelatihan andragogi adalah keterlibatan
seluruh peserta dalam proses pelatihan, artinya pelatihan andragogi
tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada peran serta dan keterlibatan
warga belajar dalam setiap proses pelatihan yang berlangsung.

aku yang lemah tanpamu


aku yang rentan karena
cinta yang tlah hilang darimu
yang mampu menyanjungku

slama mata terbuka


sampai jantung tak berdetak
selama itu pun aku mampu
untuk mengenangmu
darimu kutemukan hidupku
bagiku kaulah cinta sejati

bila yang tertulis untuku


adalah yang terbaik untukmu
kan kujadikan kau kenangan
yang terindah dalam hidupku

namun tak kan mudah bagiku


meninggalkan jejak hidupmu
yang telah terukir abadi
sebagai kenangan yang terindah
9
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua.1
Pengantar Ekonomi Islam

A. Islam Sebagai Agama Yang Komprehensif & Universal

Esensi yang mendasar dari ekonomi Islam adalah bahwa seluruh asset dan sumberdaya
yang dipergunakan dalam seluruh aktivitas ekonomi sebenarnya milik Allah semata, bukan
kepunyaan kita. Allah memberikan kepercayaan kepada manusia untuk mengelola alam
dan segala isinya sesuai dengan kehendaknya.

Oleh karena itu jika seorang muslim menjalankan aktivitas ekonomi dengan kerangka
sebagai hamba dan khalifah Allah sesungguhnya akan mendapatkan keuntungan di dunia
dan di akhirat.

Maka secara prinsip, ekonomi Islam mengatur ketentuan bahwa:

a) Kekayaan adalah amanah dari Allah dan tidak dapat memiliki secara mutlak. Artinya:

o Dalam ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya dipandang sebagai


pemberian atau titipan ALLAH SWT kepada manusia. Manusia harus
memanfaatkannya seefisien dan seoptimal mungkin dalam produksi guna
memnuhi kesejahteraan secara bersama di dunia, yaitu untuk diri sendiri dan
orang lain. Namun yang terpenting adalah bahwa kegiatan tersebut akan
dipertanggung-jawabkan di akhirat kelak.

o Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu,


termasuk kepemilikan alat produksi dan faktor produksi. Pertama, kepemilikan
individu dibatasi oleh kepentingan masyarakat. Kedua, Islam menolak setiap
pendapatan yang diperoleh secara tidak sah, apalagi usaha yang menghancurkan
masyarakat.

b) Manusia diberi kebebasan untuk bermuamalah selama tidak melanggar ketentuan


syariah

o Seorang muslim harus takut kepada ALLAH SWT dan hari akhirat, seperti
yang diuraikan dalam Al Qur’an berikut ini: “Dan takutlah kamu pada hari sewaktu
kamu dikembalikan kepada ALLAH, kemudian masing-masing diberikan balasan
dengan sempurna usahanya. Dan mereka tidak teraniaya …” (QS 2:281). Oleh
karena itu Islam mencela keuntungan yang berlebihan, perdagangan yang tidak
jujur, perlakuan yang tidak adil dan semua bentuk diskriminasi dan penindasan.

c) Manusia sebagai hamba Allah juga berperan sebagai khalifah Allah yang berkewajiban
memakmurkan bumi

o Pemilikan kekayaan pribadi harus berperan sebagai kapital produktif


yang akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Al Qur’an mengungkapkan bahwa “Apa yang diberikan
ALLAH SWT kepada Rasul-NYA sebagai harta rampasan dari penduduk negeri-
negeri itu, adalah untuk ALLAH, untuk Rasul, kaum keraat, anak-anak yatim,
10

orang-orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu …” (QS 57:7). Oleh
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

karena itu, sistem ekonomi Islam menolak terjadinya ekumuasi kekayaan yang
dikuasai oleh beberapa orang saja. Konsep ini berlawanan dengan sistemekonomi
kapitalis, dimana kepemilikan industri didominasi oleh monopoli dan oligopoli, tidak
terkecuali industri yang merupakan kepentingan umum.

d) Pelarangan memakan harta secara batil, kecuali dengan perniagaan secara suka sama
suka

o Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama. Seorang


muslim, apakah ia sebagai pembeli, penjual, penerima upah, pembuat keuntungan
dsb, harus berpegang teguh pada tuntunan ALLAH SWT dalam Al Qur’an: “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan
jalan batil, kecuali dengan perdagangan yang dilakukan dengan suka sama suka
di antara kamu …” (QS 4:29)

e) Penghapusan terhadap transaksi yang diliputi masyir (judi), gharar (ketidakjelasan),


risywah (sogok) dan riba (bunga)

o Islam melarang bunga (riba) atas berbagai bentuk pinjaman, apakah pinjaman
itu berasal dari teman, perusahaan perorangan, pemerintah ataupun institusi
lainnya. Al Quran secara bertahap namun jelas dan tegas memperingatkan kita
tentang riba. Hal ini dapat dilihat dari pembahasan tentang riba.

o Islam bukanlah satu-satunya agama yang melarang pembayaran bunga


(riba). Banyak pemikir zaman dahulu yang berpendapat bahwa pembayaran
bunga adalah tidak adil. Bahkan meminjamkan uang dengan bungan dilarang pada
zaman Yunani kuno. Aristoteles adalh orang yang amat menentang dan melarang
bunga, sedangkan Plato juga mengkutuk dipraktekkannya bunga.

f) Penolakan terhadap monopoli

o Seorang muslim yang kekayaannya melebihi tingkat tertentu (nisab),


diwajibkan membayar zakat. Zakat merupakan alat distribusi sebagian
kekayaan orang kaya (sebagai sanksi penguasaan harta tersebut) yang ditujukan
untuk orang miskin dan orang-orang yang lebih membutuhkan. Menurut pendapat
para alim ulama, zakat dikenakan 2,5% untuk semua kekayaan yang tidak
produktif (Idle Assets), termasuk di dalamnya adalah uang kas, deposito, emas,
perak dan permata, pendapatan bersih dari transaksi. 10% dari pendapatan bersih
investasi.

o Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya


direncanakan untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari sunnah
Rasulullah yang menyatakan bahwa “Masyarakat punya hak yang sama atas air,
padang rumput dan api” (Al Hadits). Sunnah Rasulullah tersebut menghendaki
semua industri ekstraktif yang ada hubungannya dengan produksi air, bahan
tambang, bahkan bahan makanan harus dikelola oleh negara. Demikian juga
berbagai macam bahan bakar untuk keperluan dalam negeri dan industri tidak
boleh dikuasai oleh individu.

Ekonomi syariah dengan demikian tidak lepas dari konsepsi Islam sebagai agama yang
lengkap dan universal serta Islam sebagai suatu sistem hidup (way of life).

• Islam sebagai agama yang lengkap dan universal


Dewasa ini masih ada anggapan bahwa Islam menghambat kemajuan. Beberapa
11

kalangan mencurigai Islam sebagai faktor penghambat pembangunan (an obstacle to


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

economic growth). Pandangan ini berasal dari pemikir barat. Meskipun demikian, tidak
sedikit intelektual muslim yang juga menyakininya.

Kesimpulan yang tergesa-gesa ini hampir dapat dipastikan timbul karena


kesalahpahaman terhadap Islam. Seolah-olah Islam merupakan agama yang berkaitan
dengan masalah ritual, bukan suatu sistem yang komprehensif dan mencakup seluruh
aspek kehidupan, termasuk masalah pembangunan ekonomi serta industri perbankan
sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian.

Ada juga paham yang dikenal sebagai sekularisme, di mana agama adalah terpisah
dari urusan kehidupan dunia (fashlud dien ‘anil hayah). Dipahaminya Islam hanya
mengatur masalah ibadah saja, sedang masalah ekonomi, sosial, hukum dan politik
tergantung manusia bebas berbuat dan membuat sistematika. Dari sinilah sebenarnya
muara dari “Al-Islaamu mahjuubun bil Muslimiin” (Kebaikan Islam tertutupi oleh
perilaku dan pandangan orang-orang Islam)

• Islam sebagai suatu sistem hidup (WAY OF LIFE)


Manusia sebagai khalifah di muka bumi. Islam memandang bahwa bumi dengan segala
isinya merupakan amanah Allah kepada sang khalifah agar dipergunakan sebaik-
baiknya bagi kesejahteraan bersama.

Untuk mencapai tujuan suci ini, Allah memberikan petunjuk melalui para rasul-Nya.
Bentuk tersebut melalui segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik Aqidah, Akhlak,
Syariah, maupun Dakwah.

Dua komponen pertama ‘aqidah dan akhlak, bersifat konstan. Keduanya tidak
mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Adapun
syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban umat,
yang berbeda-beda sesuai dengan masa rasul masing-masing. Hal ini diungkapkan
dalam Al-Qur’an.

“…Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang
terang…” (Al-Ma’idah:48)

Juga oleh Rasulullah dalam suatu hadist,


“Para Rasul tak ubahnya bagaikan saudara sebapak, ibunya (syariahnya) berbeda-
beda sedangkan Dinnya (tauhidnya) satu.” (HR Bukhori, Abu Dawud dan Ahmad)

Oleh karena itu syariah Islam sebagai suatu syariah yang dibawa oleh rasul terakhir,
mempunyai keunikan tersendiri. Syariah ini bukan saja menyeluruh atau
komperehensif, tetapi juga universal. Karakter istimewa ini diperlukan sebab tidak
akan ada syariah lain yang datang menyempurnakannya.

Komprehensif berarti syariah Islam merangkup seluruh aspek kehidupan, baik ritual
(ibadah) maupun sosial (muamalah). Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaaatan
keharmonisan hubungan manusia dengan khaliqnya. Ibadah juga sarana untuk
meningkatkan secara kontinyu tugas manusia sebagai khalifah-Nya dimuka bumi ini.
Adapun muamalah diturunkan untuk menjadi rules of the game atau aturan main
manusia dalam kehidupan sosial. Kelengkapan system muamalah yang disampaikan
Rasulullah saw, terangkum dalam skema pada halaman berikut.

Universal bermakna bahwa syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan
tempat sampai hari akhir nanti. Universalitas ini tampak jelas terutama pada bidang
muamalah. Selain mempunyai cakupan luas dan fleksibel, muamalah tidak membeda-
12

bedakan muslim dan non muslim. Kenyataan ini tersirat dalam suatu ungkapan yang
diriwayatkan oleh Sayyidina Ali,
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

“Dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka
adalah hak kita.”

Sifat muamalah ini dimungkinkan karena Islam mengenal hal yang diistilahkan
sebagai taswabit wa mutaghhayyirat (principles and variables). Dalam sektor
ekonomi, misalnya, yang merupakan prinsip adalah larangan riba, sistem bagi hasil,
pembagian keuntungan, pengenaan zakat, dll. Adapun contoh variable adalah
instrumen-instrumen untuk melaksanaklan prinsip-prinsip tersebut. Di antaranya
adalah aplikasi prinsip jual beli dalam modal kerja, penerapan azas mudharabah dalam
investasi atau penerapan bai’ as salam dalam pembangunan suatu proyek. Tugas
cendekiawan muslim sepanjang zaman adalah mengembangkan teknik penrapan
prinsip-prinsip tersebut dalam variable-variabel yang sesuai dengan situasi dan kondisi
pada setiap masa.

B. PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Perkembangan Ilmu ekonomi dilihat dari sejarahnya tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan budaya dan sosial masyarakat, yang nantinya baik secara lansung maupun
tidak akan berpangaruh pula terhadap perkembangan sistem perekonomian, karena baik
sistem sosial ataupun budaya serta perekonomian tetap menempatkan manusia sebagai
pelaku atau subjek didalamnya.

Sebagai mana diketahui Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang kebutuhan
manusia, yang dalam memenuhi kebutuhannya manusia tidak bisa diepaskan dari
perubahan sistem budaya dan sosial, yang menurut R.L Helbroner dalam bukunya “ The
Making Of Ekonomic Society“ menyatakan bahwa perkembangan pemenuhan-
pemenuhan kebutuhan manusia didasarkan pada tiga macam sistem atau Type Of System
yaitu, Tradisi, Komando dan pasar.

Pemenuhan kebutuhan manusia sudah menjadi fitrah bahwa kebutuhan manusia tidak tak
terbatas sedangkan alat pemenuhan kebutuhan sangat terbatas wujud dari pemenuhan
kebutuhan ini pada dasarnya bisa dicapai dengan tiga macam sistem diatas.

Adaya kenyataan yang bertolak belakang ini kemudian menimbulkan berbagai pemikiran-
pemikiran yang kelak pemikiran ini akan menjadi salah satu dari sekian teori yang
dikembangkan dan kemudian diberinama “ Ilmu Ekonomi “. Dari konsep ini kemudian
lahirlah aliran dan mazhab dari mulai Thomas Aquinas – yang masih kental dengan
ekonomi Gereja , Plato, Konsep Merkantilinya Thomas Mun, Konsep Ekonomi dari Leissez
Preire hingga Adam Smith dengan The National Welth dan Thomas Ricardo. Kemudian
para kaum sosialis dengan konsep Ekonomi Sosialis yang diantaranya adalah Robert Own
dan Karl Marx. Terakhir konsep yang agak berbeda diutarakan oleh John Maynard
Keynes dengan Konsep Ekonomi Kesejahteraan.

1. Perbedaan Ekonomi Islam & Ekonomi Konvensional...

Sebagai mana telah dibahas diatas bahwa yang menjadi faktor ekonomi adalah pada
sisi manusia, terutama tentang kebutuhan dan proses pemenuhan terhadap
kebutuhan manusia tersebut, sehingga salah saru titik pembeda tersebut dapat kita
lihat dari faktor manusia dalam memenuhi kebutuhannya tersebut

Dalam sistem ekonomi konvensiomal proses pemenuhan kebutuhan dilakukan


dengan pendekatan suplai dan demand. Disamping itu untuk beberapa mazhab seperi
libelarisme “ yang paling dipentingkan oleh mereka adalah bagaimana membuat dan
menguasai sumber daya tanpa mempedulikan akibat yang terjadi yang terbenting
13

adalah pada kebutuhan peseorangan karena menurut mazhab ini kepentingan


perseorang sangat diperhatikan, sehingga pada mazhab ini hak-hak orang lain sangat
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

tidak diperhatikan yang terpenting bagi penganut konsep ini adalah keuntungan
sebesar- sebasarnya kadang mengabaikan etika dan moral, sehingga “ ekonomi adalah
ekonomi—dan tidak ada hubungannya dengan ” gereja/ agama “.

Faktor yang lain adalah pada aspek penerapan “bunga” yang menjadi instrumen
utama dalam operasional pemenuhan kebutuhan manusia, meskipun pada aawal-awal
perkembangan ekonomi seperti Plato--- dan Thomas Aquinas yang masih lekat dan
dekat dengan atau tidak memisahkan antara ajaran “ Gereja “ masih melarang
pemberlakuan bunga pada proses ekonomi.

Pada Mazhab lain pendukung kesejahteraan seperti “ Keynes” dalam upaya


pemenuhan keutuhan masih mempertimbangan etika dan moral atau akibat yang
ditimbulkan terutama yang berhubungan dengan tingkat kesejahteran manusia. Jadi
pada intinya tidak ada krangka nilai yang memberikan karangka nilai sehingga faktor
“ keumuman “ yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Perbedaanyan dengan ekonomi islam dalam proses pemenuhan kebutuhan Manusia


disamping faktor Suplai dan Demand juga sangat dipengaruhi oleh peraturan dan
prinsip serta krangka nilai yang bersumber dari Al-qur’an dan Hadist, sehingga
dalam proses pemenuhannya disamping berpikir keuntungan secara ekonomi juga
memperhatikan faktor faktor tententu boleh dan tidak. Berikut ini ada bebepa prinsip
ekonomi isalam diantarnya adalah : Keadilan, Pengharaman riba, Mengutamakan jual
beli, Tolong melolong, unsur prestatif. Prinsip-prinisp inilah yang dijadikan pegangan
dan krangka nilai dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Disamping itu
dalam konsep Ekonomi Islam tidak dikenal yang namanya komponen “ Bunga” yang
terdapat hanya sistem bagi hasil.

Untuk memudahkan perbedaan dapat digambarkan sebagai berikut :

14
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

2. Ciri & Prinsip Ekonomi Islam

Ciri-ciri Ekonomi Islam

Ciri Ekonomi Islam daat dijelaskan melalui beberapa konsep tentang alam yang
diciptaan Allaw SWT dan kebebasan bagi manusia untuk memilikinya,
memanfaatkannya berdasarkan penjelansan sebagai berikut :

1. Harta Adalah Milik Allah.


Allah menciptakan alam jagat raya dan seisinya. Untuk itu milik Allah segala yang ada
dialam raya ini. ( Q.s. 57 : 1,2,3 : 2: 29).

2. Alam Semesta Sebagai Amanat Bagi Manusia


Alam Raya dan seisnya dalah milik Allah, diciptakan untuk dapat dimanfaatkan oleh
manusia. ( Q.s. 2: 29: 28: 77: 54: 25 : 11 : 6 ). Jadi manusia diberi keempatan oleh
Allah SWT untuk memiliki harta sebayak-banyaknya, tapi perlu diingat bahwa
kepemilikan harta ersebut sifatnya sementara, agar manusia yang memiliki harta
tersebut lebih dekat keada Allah dan dapat berbuat amal sebayak-bayaknya selama
hidup. Jadi islam sangat mengakui hak individu.

3. Di alam harta yang dimiliki Ada Sebagian milik Orang lain.


Kalau seorang manusia daat memiliki harta sebayak-bayaknya, karena ia dapat beerja
keras dan mendapatkan berkah dari Allah SWT, maka dalam harta yang dimiliki
terdapat bagian atau harta orang lain. Hal ini karena dalam setiap upaya kerja yang
kita lakukan ada kontribusi. Kekuatan orang lain yang sah kita manfaatkan untuk
mendapatkan harta yang kita miliki. Untuk itu sebagian hata harus dkeluarkan sebagai
sedekah/zakat dalam rangka membersihkan dan pemerataan kekayaan ( Qs. 92 : 18).

4. Menafkahkan harta di Jalan Allah.


Harta yang kita miliki hasil kerja keras kita hendaknya dimanfatkan hanya dijalan
Allah. Kita berharap Allah akan meridhai dan memberkati segala harta yang kita miliki
tersebut (Qs. 57 : 24: 33 2: 267)

5. Allah Melipatgandakan 700 Jali.


Dalam islam bagi seseorang yang tidak mendapatkan harta kemudian akan
dimanfaatkan , maka perlu memperhatkan ayat ini ( Qs. 2: 261) :

a. Allah menyuruh kita untuk memilih usaha yang mempunyai prospek yang
tinggi.
b. Allah akan melipat gandakan harta yang diberikan dengan ikhlas dijalan
Allah.

3. Prinsip-prinsip Muammalah dalam Islam

Dalam menjalankan ekonomi islam apapun bentuknya maka hendaknya segala praktek
ekomomi islam tersebut harus mendasarkan pada ketentuan-ketentuan dibawah ini :

1. LARANGAN RIBA

Riba dalam Islam haram hukumnya, dengan dasar sebagai berikut

a. Q.S AI-Baqarah (2) : 275 - 279, yang artinya :

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan


15

seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan penyakit


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

gila Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Qrang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dan Tuhanya, lalu terus berhenti (dari mengabil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya terserah kepada Allah. Orang yang mengutangi
(mengambil riba}, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka
kekal didalamnya. "

"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak


menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa".

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengajarkan amal saleh,


mendirikan sholat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati".

"Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman".

"Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat
(dan pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kami tidak
menganiaya dan (tidak) pula dianiaya".

b. Q.S. Ali Imran (3) : 130, yang artinya:


"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapatkan keberuntungan."

c. Q.S. Ar-Ruum (30) : 39,


"Dan suatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia menambah pada
harta, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,
maka {yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya)".

2. MENGUTAMAKAN PERDAGANGAN DAN JUAL BELI

Perhatikan:

1. Q.S. AI-Baqarah (2) : 275, yang menyatakan


"Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba".

2) Q.S. An-Nisaa’ (4) : 29, yang menyatakan


"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jangan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. "

3) Perhatikan juga Q.S. Al-Fathir (35) : 29 – 30; Q.S. Ash-Shof (61) :


10-11; dan Q.S. At-Taubah (9): 111

4) Haditst riwayat Al-Bazzar;


"Bahwa Nabi SAW pernah ditanya : Mata Pencarian apakah yang paling
16

baik? Sedang bekerja dengan tanganya sendiri dan setiap jual beli yang
mulus dan bersih"
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

5) Hadits Riwayat Tirmidzi dan Hakim.


"Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama-sama para nabi, orang-
orang yang terpercaya {benar} dan para syuhada".

6) Hadits riwayat Bukhari:


"Allah mengasihi orang yang longgar/tolong apabila menjual, dan apabila
membeli dan menagih hutang".

2. KEADILAN

a. Q.S. An-Nisa (4) : 1 4 5 , yang artinya:


"Sesungguhnya munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah
dan neraka. Dan kamu sekalian tidak akan mendapat seorang penolong
pun bagi mereka".

b. Q.S. Huud ( 1 1 ) : 84-87, yang artinya


"Dan kepada penduduk Madyan (kami utus) saudara mereka Syu'aib. ia
Berkata' "Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak Tuhan bagimu selain
Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku
melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku
khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)"

Dan Syua'ib berkata :"Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan


dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia dengan hak-hak
mereka dan jangantah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan
membuat kerusakan".

Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-
orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga dirimu".
Mereka berkata: "Hai Syua'ib apakah sholat-mu menyuruh kamu agar
kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau
melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta
kami. Sesungguhnya kamu seorang yang sangat penyantun lagi
berakal".

c. Q.S. An-Nahl (16) : 90, yang artinya:


"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kapada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan yang keji
kemungkaran dan permusuhan, Dia memberi pengajaran kepadamu aqar
kamu dapat mengambil pelajaran”.

d. Juga perhatikan Q.S. Al Israa (17) : 16-35; An-Nisa (4): 160-161; Q.S.
Al An’am (6):152.

3. KEBERSAMAAN DAN TOLONG MENOLONG

a. Q.S AL Maidah (8): 2, yang artinya.


"Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa,
dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran "

b. Perhatikan pula Q.S. At Tahrim(66): 4-6.

c. Hadits yang sudah sangat terkenal di kalangan ummat :


"Orang Islam adalah saudara orang Islam lainnya, tidak patut ia
17

menganiaya dan menghinanya. barang siapa menolong kebutuhan


saudaranya, Allah senantiasa menolong kebutuhannya. Dan barang siapa
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

membukakan suatu kesusahan dan seorang muslim, Allah akan


membukakan satu, dan kesusahan-kesusahan kelak di hari kiamat"

4. SALING MENDORONG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

a. Q S. An-Najm (53): 3 9 -4 1 , yang artinya:


"dan bahwasanya seorang manusia itu tidak akan mernperoleh selain apa
yang telah diusahakannya "

“Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya.”

"Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling


sempurna

b. Q.S. Al-Mulk (67): 1 5 , yang artinya1


"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di atas
segala penjurunya dan makanlah sebagian dan rezeki-Nya Dari hanya
kepada-Nyalah kamu (kembali setelah)

c. Q S. Al-Qashash (28): 77, yang artinya:


"Carilah apa saja yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu me!upakan kcbahagiaanmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kopada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak rnenyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. "

d . Perhatikan pula Q.S. Al Ashr(103): 1-3, Al Araaf (7): 10; Al-Jumu'ah


(62): 10; dan An-Nisa(4): 32; Al Baqarah (2): 2 1 2 .

e. Hadits riwayat Thabrani yang artinya:


"Bila kalian telah selesai shalat subuh, janganlah kalian tidur, lalu mencari rizki
kalian."

f. Hadits riwayat Thabrani yang artinya


"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kalian berusaha, maka hendaklah
kalian berusaha "

g. Hadits riwayat Abu Daud dalam doanya Nabi memohon perlindungan agar
dijauhkan dari lemah dan malas :
"Wa a'uudzu bika minal 'ajzi wal kasal; dan aku berlindung kepada-Mu Ya
Allah, dari (sifat) lemah dan malas.
18
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua.2
RIBA DAN PERMASALAHANNYA
`
1. Pelarangan Riba

Di dalam Al Quran su ra t At-Baqarah ayat 275 s/d 279, dengan tegas dan
gamblang Allah menyebutkan pelarangan riba. Demikian pula larangan riba
disebutkan kembali oleh Allah SWT dalam Al Quran surat Al imran ayat 130, dalam
surat An-Nisa ayat 161, dan dalam surat Ar-Rum ayat 39. Dengan berbagai cara
pengungkapan Allah SWT dengan jelas dan tegas melarang riba Pelarang riba juga
dipertegas dalam beberapa hadits Nabi SAW antara lain 1

a. Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Jabir bin Abdullah : "Telah berkata
Rasulullah SAW "Allah melaknat orang yang makan riba, yang mewakili
berbuat riba, dan saksinya, dan penulisnya",

b. Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah berbunyi:
"Jauhilah 7 hal pokok Sahabat bertanya, "Apakah Itu ya Rasulullah?" Syirik
terhadap Allah, sihir, membunuh seseorang yang diharamkan Allah kecuali
dengan haq, makan riba. makan harta untuk yatim, menyambung puasa
yang diharamkan oleh Allah SWT, menuduh wanita muslim bercinta",

c. Hadits yang diriwayatkan oleh Daruqutni dari Abdullah bin Hanzalah "Satu
dirham dan hasil riba lebih besar dosanya di sisi Allah SWT dari pada 30 kaii
berzina dengan sengaja berbuat salah".

d. Hadits riwayat Ahmad dan Bukhari dari Abi Said Al-Khudri: Bersabda
Rasulullah SAW: "Jual beli emas dengan emas. perak dengan perak,
kebajikan dengan kebajikan. garam dengan garam, atau sesuatu dengan
sesuatu yang sejenis, barang siapa menambahkan atau mengurangi maka
sesungguhnya adalah riba. Yang mengambil dan memberi adalah sama",

e. Hadits Riwayat Ahmad dari Abu Hurairah telah bersabda Rasulullah SAW;
"Suatu saat akan datang masa dimana manusia memakan riba", lalu
sahabat bertanya, "Semua manusiakah ya Rasulullah?”, Nabi
menjawab,”Orang yang tidak memakan riba, debunya sampai kepadanya".

f. Hadits Riwayat Muslim dan Umar bin Al Ahwash mengatakan: "Saya


mendengar bapak saya meriwayatkan", katanya. "Saya mendengar
Rasulultah SAW berpidato pada haji wada'": "Wahai manusia sesungguhnya
darah kamu, harta kamu, dan kehormatan kamu haram atas kamu seperti
haramnya harta kamu ini dikota kamu ini Ketahuilah bahwa setiap riba dan
ri b a jahiliyah dilarang bagi kamu. Kamu hanya berhak atas modal kamu.
Kamu tidak bo!eh menganiaya dan tidak boleh dianiaya".

Demikianlah beberapa hadits tentang pelarangan riba, disamping masih


banyak hadits-hadits lain yang berbicara tentang pelarangan riba. Berdasarkan
uraian dari Al Qur'an dan Hadits di atas beberapa ahli merumuskan
riba sebagai berikut:

1. Riba menurut arti harfiah adalah: lebih, bertambah, mengembang, atau membesar.
19

2. Riba menurut istilah Syara' :


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Tambahan dalam pembayaran ulang sebagai imbalan jangka waktu yang


terpakai selama utang belum terbayar.

Semua pinjaman bersyarat terlebih dahulu dalam menetapkan


keuntungan transaksi dengan imbalan tertentu yang tidak diketahui
kesamaan takaran maupun ukurannya, waktu dilakukan transaksi atau
dengan penundaan waktu penyerahan kedua barang yang ditukarkan atau
salah satunya (Imam Syafi'i)

2. Macam-Macam Riba

Riba tidak hanya satu macam tetapi bermacam-macam sesuai dengan sifat dan
tujuan transaksinya. Umumnya terjadi karena adanya tambahan dalam
penukaran, diharamkannya riba yang terjadi pada tambahan tanpa imbalan
karena umumnya tambahan tersebut bersifat zalim, tidak adil, dan
penganiayaan. Sesuai dengan sifat dan tujuan transaksi para ahli membagi riba
dengan empat macam:

1. Riba Al-Fadhli, yaitu menukarkan dua benda/barang yang sejenis dengan


nilai tidak sama atau dengan takaran yang berbeda.
2. Riba Al-Qardhi, yaitu meminjam dengan syarat ada keuntungan bagi
yang memberi pinjaman.
3. Riba An-Nasaa'i, yaitu menukarkan dua jenis benda jika terlambat maka
kelebihannya atau kelebihan yang diambil waktu jatuh tempo oleh orang
yang memberi pinjaman sebagai imbalan.
4. Riba Al-Jahiliyah, yaitu hutang dibayar lebih dari pokoknya dikarenakan
si peminjam tidak mampu membayar hutangnya di saat waktu yang telah
ditetapkan.

Riba Al-Qardh dan Al-Jahiliyah dapat dikategorikan sebagai riba hutang piutang,
sedangkan riba Al-Fadhl dan An-Nasaa’i/An-Nasii’ah sebagai riba jual beli.

3. Larangan Riba Sebelum Islam

a. Masa Yunani Kuno


Bangsa Yunani Kuno mempunyai peradaban tinggi, peminjaman uang
dengan memungut bunga dilarang keras ini tergambar pada beberapa
pernyataan ahli filsafat di masa itu.

Plato (427-347 SM) mengecam sistem bunga berdasarkan dua alasan:

§ Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam


masyarakat.
§ Bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengekploitasi golongan
miskin.

Aristoteles (384-322 SM) juga sangat membenci pembungaan uang:


§ "Bunga uang tidaklah adil"
§ "Uang itu seperti ayam betina yang tidak bertelur"
"Meminjamkan uang dengan bunga adalah sesuatu yang
rendah, hina”

b. Masa Romawi
Kerajaan Romawi melarang setiap jenis pemungutan bunga atas uang
20

dengan mengadakan peraturan-peraturan keras guna membatasi besarnya


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

suku bunga melalui undang-undang. Kerajaan Romawi adalah kerajaan


pertama yang menerapkan peraturan guna melindungi para peminjam .

c. Menurut Agama Yahudi


Baik dalam Old Testament (Kitab Perjanjian Lama) maupun Undang Undang
Talmud yang dipakai orang Yahudi, secara tegas melarang praktek bunga.

Kitab Exodus (Keluaran) Pasal 22 ayat 25 menyatakan :


“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umatKu, orang
yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih
utang terhadap dia : Janganlah engkau bebankan bunga uang terhadapnya”
.
Kitab Deuteronomy (Ulangan) pasal 23 pasal 19 menyatakan bahwa,
"Janganlah engkau membungakan uang terhadap saudaramu baik uang
maupun bahan makanan atau apapun yang dapat dibungakan"

Kitab Levicitus (Imamat) pasal 25 ayat 36-37 menyatakan :


"Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan
engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup di
antaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta
bunga, juga makananmu janganlah engkau berikan dengan meminta riba".

Namun orang Yahudi berpendapat bahwa riba itu hanyalah terlarang kalau
dilakukan di kalangan sesama Yahudi, dan tidak dilaranq dilakukan terhadap
kaum yang bukan Yahudi. Mereka mengharamkan riba sesama mereka tetapi
menghalalkannya kalau pada pihak yang lain. Dan ini yang menyebabkan
bangsa Yahudi terkenal memakan riba dari pihak selain kaumnya. Berkaitan
dengan kezhaliman kaum Yahudi ini, Allah dalam AL Quran surat An-nisa 160-
161 tegas-tegas mengatakan bahwa perbuatan kaum yahudi adalah riba yaitu
memakan harta orang lain dengan jalan BATHIL, dan Allah akan menyiksa
mereka dengan siksaan yang pedih.

d. Menurut Agama Nasrani

Dalam perjanjian baru di dalam Injil Lukas ayat 34 disebutkan: "Jikalau


kamu menghutangi kepada orang yang kamu harapkan imbalannya maka di
mana sebenamya kehormatan kamu. Akan tetapi berbuatlah kebaikan dan
berikanlah pinjaman dengan tidak mengharapkan kembalinya karena pahala
kamu akan sangat banyak".

Ketetapan diatas dan beberapa lainnya menunjukkan pengharaman riba juga


terdapat dalam agama Nasrani. Pengambilan bunga uang dilarang gereja
sampai pada abad ke-13 masehi. Pada akhir abad ke-13 timbul beberapa
faktor yang menghancurkan pengaruh gereja yang dianggap masih sangat
kolot dan bertambah meluasnya pengaruh aliran baru, maka peminjaman
dengan dipungut bunga mulai diterima masyarakat.

Para pedagang berusaha menghilangkan pengaruh gereja untuk


menghalalkan beberapa keuntungan yang dilarang pihak gereja. Mereka
sangat terpengaruh oleh sistem Yahudi. Dari pihak gereja sendiri
pengharaman riba makin lama makin kabur Ada beberapa tokoh gereja
beranggapan bahwa keuntungan yang diberikan sebagai imbalan admnistrasi
dan kelangsungan organisasi dibenarkan karena bukan keuntungan dari
hutang. Tetapi sikap pengharaman riba secara mutlak dalam agama Nasrani
dengan gigih ditegaskan oleh Martin Luther, tokoh gerakan Protestan. la
mengatakan keuntungan semacam itu baik sedikit maupun banyak, jika
21

harganya lebih mahal dari harga tunai tetap riba.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Semua itu menunjukkan dengan jelas bahwa agama Nasrani mengharamkan


riba. Biarpun martin Luther sangat keras sikapnya terhadap riba, riba telah
meluas dan membudaya di Eropa dan tersebar ke seluruh dunia.

Faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:


1. Kalangan Nasrani beranggapan agama itu terbatas di gereja saja, dan
urusan materi diatur oleh undang-undang kehidupan (kemasyarakatan)
sedangkan jiwa mereka dikuasai oleh semangat kebendaan.
2. Mereka beranggapan keuntungan sedikit merupakan upah administrasi
dan organisasi. Dan keuntungan tersebut untuk membelanjai tokoh-
tokoh agama dan kaum agama pada umumnya
3. Anggapan para ekonom bahwa keuntungan yang sedikit Tidak menyalahi
tuntunan akhlak dan tidak menyebabkan semangat kerakusan serta
memperkuat permodalan dan produksi.

Dari keterangan-keterangan di atas jelas bahwa riba telah dilarang dalam


peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu, Sejak zaman Yunani Kuno,
agama Yahudi, agama Nasrani. Tetapi keserakahan. kezhaliman, kebatilan
manusia membuat mereka mencari alasan-alasan untuk menghalalkan riba.
Riba mereka lakukan dengan mengatasnamakan perdagangan Mereka tidak
menghiraukan hati nurani. akal sehat dan kebenaran.

Di masa jahiliyah di mana jazirah Arab terlelak di jalur perdagangan antara


Eropa dan Afrika, dan antara India dengan Cina, membuat bangsa Arab
sangat maju di bidang perdagangan. Dalam rangka menunjang arus
perdagangan yang begitu pesat mereka membutuhkan sistem pembiayaan
yang memadai guna menunjang kegiatan perdagangan. Pada jaman jahiliyah
di tanah Arab praktek riba menjadi bagian hidup mereka. Unsur bunga
merupakan bagian sistem transaksi yang tidak dapat dipisahkan. Riba yang
terkenal di zaman jahliyah ialah riba nasi'ah dan riba fadhal. Riba nasi'ah
adalah tambahan yang terjadi dalam hutang-piutang berjangka waktu,
sebagai imbalan dalam jangka waktu tersebut. Sedangkan riba fadhal ialah
seseorang menjual sesuatu dengan sesuatu yang sama materinya telapi
berbeda jumlahnya. Umumnya beberapa ayat yang diturunkan oleh Allah
SWT dalam AI-Quran untuk menghilangkan kedua jenis riba ini.

4. Empat Tahapan larangan Riba

Sudah jelas diketahui bahwa Islam melarang riba dan memasukannya dalam
dosa besar. tetapi Allah SWT yang maha bijaksana menempuh metode bertahap
tidak sekaligus dalam melarang riba. Metode ini ditempuh agar tidak
mengagetkan mereka yang telah biasa melakukan riba dengan maksud
membimbing manusia secara mudah dan lemah lembut untuk mengalihkan
kebiasaan mereka yang sudah berakar, mendarah daging dalam kehidupan
perekonomian jahiliyah. Ayat yang diturunkan pertama dilakukan secara
temporer yang pada akhirnya ditetapkan secara permanen dan tuntas melalui 4
tahapan :

• Tahap Pertama
Dalam surat Ar-Rum ayat 39 Allah menyatakan secara nasehat bahwa Allah
tidak menyenangi orang yang melakukan riba. Dan untuk mendapatkan
hidayah Allah ialah dengan menjauhkan riba. Disini Allah menolak anggapan
bahwa pinjaman riba yang mereka anggap untuk menolong manusia
merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Berbeda dengan harta
yang dikeluarkan untuk zakat, Allah akan memberikan barakah-Nya dan
melipatgandakan pahala-Nya. Pada ayat di atas tidaklah menyatakan
22

larangan dengan belum mengharamkannya.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Tahap Kedua
Pada tahap kedua, Allah menurunkan surat An-Nisa ayat 1 6 0 - 1 6 1 . Riba
digambarkan sebagai sesuatu pekerjaan yang zalim dan batil. Dalam ayat ini
Allah menceritakan balasan siksa bagi kaum Yahudi yang melakukannya.
Ayat ini juga menggambarkan Allah lebih tegas lagi tentang riba melalui
riwayat orang Yahudi walaupun tidak terus terang menyatakan laranqan
bagi orang islam. Tapi ayat ini membangkitkan perhatian dan kesiapan
untuk pelarangan riba. Ayat ini menegaskan bahwa pelarangan riba sudah
pernah terdapat dalam kaum Yahudi. lni memberi isyarat bahwa akan turun
ayat berikutnya yang akan menyatakan pengharaman riba bagi kaum
Muslimin.

• Tahap Ketiga
Dalam surat Ali Imran ayat 130, Allah tidak mengharamkan riba secara
tuntas, tetapi melarang dalam bentuk berlipat ganda. Hal ini menggambar
kebijaksanaan Allah yang melarang sesuatu yang telah mengakar
masyarakat sejak zaman jahiliyah dahulu, sedikit demi sedikit, sehingga
perasaan mereka yang telah biasa melakukan riba siap menerimanya.

• Tahap Keempat
Surat Al-Baqarah ayat 275-279 dengan cara tegas. jelas, pasti, dan tuntas
Allah mengharamkan riba secara mutlak dalam berbagai bentuknya, dan
tidak dibedakan besar kecilnya

5. Sedikit atau Banyak Sama Hukumnya

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan. Al Imran (3) : 130

Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang
kafir. .Al Imran (3) : 131

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul supaya kamu diberi rahmat. Al Imran (3) :
132

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Rabbmu dan kepada syurga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.
Al Imran (3) : 133

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun


sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan Al Imran (3) :
134

Dalam upaya memutihkan bunga, dewasa ini banyak orang yang mengatakan
bahwa riba yang diharamkan adalah yang ad'afan mudha'afah sedangkan riba
yang sedikit (8% atau 10%) tidak termasuk dalam larangan ini.

Pengertian ad'afan mudha'afah adalah suatu keterangan dari suatu kejadian,


bukan suatu syarat yang berkaitan dengan hukum. Bagi mereka yang
memiliki rasa indah terhadap bahasa Arab tentu sudah maklum apalagi bagi yang
memahami sistemnya.

Sesungguhnya uraian seperti itu untuk riba ad'afan mudha'afah dan dibawakan
23

untuk menguraikan suatu fakta yang sekaligus mengungkapkan kekejiannya.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Disamping itu pengertian besar kecilnya bunga sangat relatif. Berapa ukuran yang
bisa dipakai sebagai standar besar kecilnya bunga ? Menurut Dr. Muhammmad
Abdullah Darraz Rahimahullah, arti lafazh ayat 130 dari surat Ali Imran tersebut,
secara lahiriah yang dimaksud dengan "adh'af" itu bisa mencapai 600%. Karena
kata "adh'af" adalah bentuk jamak (dalam bahasa Arab, jamak itu sedikitnya 3).

Nash yang tertera dalam surat Al Baqarah menyatakan dengan tegas bahwa asal
muasal sistem riba mutlak haram hukumnya, tanpa batas dan ikatan apapun. Allah
Swt dengan tegas memperingatkan:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Surat Al Baqarah
(2) : 278

Mahasuci Allah yang telah menjadikan sunnah pengharaman dalam Islam itu untuk
melarang hal-hal yang dikhawatirkan orang akan terjerumus lebih dalam lagi.
Islam juga menutup rapat semua pintu yang ada kemungkinannya dapat dimasuki
oleh hembusan yang bersifat merusak. (Lihat: larang berzinah, minuman keras
dan judi).

Setelah dikeluarkan larangan makan riba dan peringatan keras dari siksa api
neraka (yang disediakan untuk orang kafir), juga dilancarkan seruan agar
bertaqwa kepada Allah dan mengharapkan rahmat dan kemenangan. Dalam ayat-
ayat di atas dijelaskan mengenai orang yang bertaqwa yaitu "orang yang
menafkahkan hartanya baik ketika senang maupun susah. Mereka adalah
sekelompok orang yang berdiri berhadapan dengan orang yang memakan riba
berlipat-lipat ganda. Sifat-sifat lain dari orang bertaqwa itu adalah :

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau


menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah ? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya, sedangkan mereka mengetahui. Al
Imran (3) : 135.

6 Mengapa Riba Dilarang?

a. Allah Yang Maha Kuasa dan Bijaksana tidak mungkin mengharamkan sesuatu
yang baik dan bermanfaat bagi manusia, tetapi hanya mengharamkan apa
yang membawa mudharat bagi manusia, baik secara individu maupun
masyarakat.

b. Cara riba merupakan jalan usaha yang tidak sehat karena keuntungan yang
diperolah si pemilik modal bukan merupakan hasil pekerjaan atau jerih
payahnya. Keuntungan yang didapat dengan mengeksploitir orang lain yang
pada dasarnya lebih Iemah dan padanya Praktek semacam ini merugikan
pengusaha kecil dan kecil bawah dan sebaliknya menambah kekayaan bagi
orang-orang kaya dan orang-orang kuat tanpa menanggung resiko apapun.

Harta tidak melahirkan harta, uang tidak menelorkan uang. Harta baru dapal
berkembang dengan cara kerja dan jerih payah untuk kedua belah pihak dan
kemaslahatan masyarakat. sehingga merealisasikan kehidupan bersama
yang adil antara harta dan kerja.

c. Riba dapat menyebabkan krisis akhlak dan rohani. Orang yang mempunyai
modal (besar) berkeinginan menambah harta kekayaannya dengan cara apa
24

saja. Hal ini meninggalkan sifat tamak dan egois tanpa memperdulikan
lingkungan masyarakat sekelilingnya, dan mempertinggi jurang pemisah
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

antara si kaya dan si miskin yang pada akhirnya bisa menimbulkan rasa asosial
Setiap kelompok mementingkan golongannya sendiri, cenderung, kepada
perpecahan, saling menjatuhkan, dan akan saling bentrok satu sama lain.

d. Riba bisa menyebabkan manusia enggan bekerja, hanya hidup dari


mengambil harta manusia dengan jalan batil tidak mengacuhkan kebaikan
dan keburukan, yang penting harta bertambah, tidak ada rasa sayang
kepada Si miskin. Hal ini sangat bertentangan dengan Islam yang
mengutamakan kerja keras dan rasa kasih sayang kepada fakir miskin.

e. Riba dapat menyebabkan kehancuran dan Kepapaan, banyak orang yang


kehilangan harta benda dan akhirnya menjadi fakir miskin Sebaliknya pihak
yang mempunyai modal, bisa memiliki harta orang lain dengan hanya
mengeluarkan modal yang sedikit.

f. Banyak pakar ekonomi yang berkeyakinan bahwa krisis ekonomi dewasa ini
disebabkan oleh sistem riba. Sistem riba banyak menimbulkan bencana di
beberapa negara dan bangsa. Di Indonesia sendiri Keberhasilan pembangunan
ternyata juga menimbulkan kesenjangan ekonomi yang dapat menimbulkan
kerawanan sosial. Perbankan dengan sistem bunga mempunyai peranan
yang besar dalam menciptakan konglomerasi dan sekaligus kesenjangan
ekonomi.

Perbankan dengan sistem bunga dikenal sangat berhasil dalam


mcnghimpun tabungan masyarakat dengan bunga yang menarik. Berkat
rayuan-rayuan dan janji-janji keuntungan yang besar maka masyarakat
berduyun-duyun menabung di bank. Pada prakteknya bagi masyarakat
lapisan bawah lebih mudah menabung daripada meminjam. Mengapa
demikian? Kalau menabung batasan jumlah yang bisa ditabung tidak terlalu
besar dan bisa dilakukan o!eh mereka. Dan ini adalah kiat bank' untuk menarik
dana dari masyarakat yang umumnya terdiri dan masyarakat lapisan
menengah dan masyarakal lapisan bawah Kemudian siapa yang bisa
meminjam? Yang mampu meminjam ialah mereka yang mempunyai usaha
besar karena bank membatasi jumlah pinjaman minimum yang jumlahnya
cukup besar dan bervariasi menurut masing masing bank, dan
memprioritaskan kepada peminjam yang jumlah pinjamannya lebih besar
karena keuntungan bank akan lebih besar dan biaya operasionalnya lebih
Kecil. Di samping itu tidak semuya orang mampu membayar tingkat bunga
pinjaman yang berlaku.

Maka penyaluran dana hanya abagi mereka yang mampu membayar bunga
simpanan saja yang mempunyai akses ke bank yang umumnya para nasabah
utama mereka adalah para pengusaha besar/ konglomerat. Seperti
diketahui bahwa secara teori perbankan, biaya operasional perbankan
dibebankan kepada penyaluran dana, dan ini artinya biaya operasional Bank
gaji pegawai, sewa gedung, listrik, telepon, promosi, hadiah-hadiah dll),
dibebankan kepada peminjam dana Ini artinya peminjam danalah yang
sebenarnya yang menanggung biaya operasional bank. Apakah sampai di sini
sudah selesai? Tenyata tidak, bunga adalah konsep biaya maka beban bunga
pinjaman yang sudah tinggi itu oleh peminjam dana, sebanyak mungkin akan
digeserkan kepada penanggung akhir. Siapakah mereka ? Mereka adalah
rakyat (kecil) sebagai penanggung akhir. Bagaimana caranya? Apabila
peminjam dana adalah pedagang maka beban bunga itu digesernya kepada
harga barang yang dijual. Sedangkan apabila peminjam dana adalah seorang
produsen maka beban harga itu digesernya kepada harga barang/jasa yang
diproduksi Akibatnya, pihak-pihak yang selalu diuntungkan ialah pedagang,
25

pengusaha, bank, dan penyimpan dana di atas, pihak lain yang selalu
dirugikan yaitu rakyat kecil sebagai penanggung beban biaya terakhir Maka
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

yang didapat oleh rakyat kecil adalah mereka hanya mempunyai akses ke
bank pada tigkat menabung yang relatif kecil yang berarti keuntungan yang
mereka dapat pun lebih kecil, tetapi rakyat kecil yang besar jumlahnya
membuat bank lebih banyak menghimpun dana dari mereka dengan janji dan
iming-iming hadiah. Kalau hal ini berlangsung secara terus-menerus. maka
akan terjadi pemindahan kekayaan dari rakyat kecil kepada yang
kaya/konglomerat, baik melalui simpanan mereka di bank secara langsung,
maupun sebagai penanggung beban biaya terakhir Khusus mengenai
tabungan di bank oleh r a k y a t kecil, bukan ini berarti tanpa mereka sadari
membantu permasalan bagi pengusaha (besar) yang kadang-kadang
bermasalah Kalau hal tersebut di atas terus berlangsung dalam jangka
panjang, akan terjadi jurang pemisah yang semakin jauh dan dalam antara
yang kaya dengan yang miskin. Dan inilah yang disebut bisa menimbulkan
bencana oleh banyak pakar ekonomi.

g. Di samping hal di atas, riba juga dapat menimbulkan kejahatan-kejahatan


moral dan spiritual, diantaranya:
• Egois,
• Bakhil,
• Berwawasam sempit,
• Berhati batu,
• Sikap yang tidak mengenal belas kasihan,
• Mendorong sikap tamak, dan
• Menebarkan sikap cemburu,

Kesemuanya akan menimbulkan kesengsaraan di kalangan masyarakat.

Imam Razi menjelaskan mengapa riba dilarang, beberapa diantaranya


dirangkum di bawah ini:
• merampas kekayaan orang lain,
• merusak nilai moral,
• yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin miskin,

7. Hubungan Bunga dengan Riba

Dilarangnya riba dengan sangat tegas dan keras dalam ajaran Islam telah
membawa banyak pertanyaan tentang bagaimana kedudukan bunga bank yang
berlaku sekarang ini ? Sehingga tidak mengherankan kemudian muncul berbagai
pendapat yang cukup beragam di kalangan para fuqaha maupun masyarakat
umum yang mencoba memberikan fatwanya. Secara umum pendapat tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu pendapat pertama yang
dengan tegas menyatakan bahwa bunga bank sama dengan riba sehingga
hukumnya haram. Pendapat kedua yang menyatakan bahwa bunga bank tidak
sama dengan riba sehingga hukumnya halal dengan berbagai argumennya.
Sedangkan pendapat ketiga mengambil jalan tengah dengan mengatakan bahwa
selama bunga tersebut rendah dan tidak memberatkan salah satu pihak maka
hukumnya halal dan apabila bunga tersebut sudah tinggi dan sangat memberatkan
maka hukumnya haram.

Analisis yang jernih dan objektif terhadap berbagai nash dari Al-Qur'an dan Sunnah
serta mekanisme kerja bank dan sistem bunganya, sebenarnya akan
mengantarkan kita kepada suatu pemahaman yang jelas untuk dapat menarik
kesimpulan tentang kedudukan bunga bank dalam syariat Islam. Mempelajari
berbagai bentuk riba yang telah dilarang oleh Allah SWT. dan Rasul-Nya pada masa
lalu ternyata memiliki esensi yang sama (walau dengan bentuk berbeda) dengan
26

sistem bunga yang sedang berjalan pada masa kini diberbagai lembaga yang
disebut bank. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bunga bank sama
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

dengan riba dan itu sangat dilarang dalam Islam. Besar atau kecil, yang haram
tetaplah haram.

Akibat yang ditimbulkan oleh sistem bunga pada saat ini sepertinya tidak terlalu
jauh berbeda dengan akibat yang ditimbulkan oleh sistem riba di jaman dulu,
bahkan pada sisi-sisi tertentu ternyata jauh lebih menghancurkan sendi-sendi
kemanusiaan suatu bangsa. Ambil contoh eksploitasi negara-negara sedang
berkembang oleh negera-negara maju melalui pinjaman modal dengan
menggunakan sistem bunga. Akibatnya, pembangunan yang dilakukan dengan
susah payah, hasilnya hanya dinikmati oleh negara-negara maju melalui
pembayaran bunga pinjaman yang sudah sangat membengkak. Inilah suatu
kezaliman yang sangat zalim.

Seperti dibahas diatas riba artinya ziadah atau kelebihan/penambahan atau


surplus dari segi ekonomi atau surplus pendapatan yang diterima pemberi
pinjaman dari peminjam dari jumlah pinjaman pokok sebagai imbalan karena
menanguhkan atau berpisahnya modal selama priode tertentu. Ungkapan
pengertian tentang riba diatas sebagamana dengan apa yang diungkapkan Ibn
Hajar’ Askalani, . Allama Mahmud al-hassan, Shah Wali Ullah, Abu Bakr Ibnu Arabi,
Qotada, Mujahid, Abu bakar Jayas, Imam Razi.

Riba itu diterimakan apabila seseorang meminjamkan modalnya kepada orang


lain dengen persyaratan tertentu yaitu setelah priode tertentu pemberi pinjaman
akan mengenakan sejumlah uang tertentu sebagai tambahan atas modalnya.
Sejumlah penambahan inilah yang disebut riba ( bunga) yang dianggap sebagai
imbalan barang tetapi disebabkan oleh masa ( peridode) semasa pinjaman modal
tersebut belum dikembalikan.

Pada dasarnya riba adalah pembayaran yang dikenakan terhadap pinjaman


pokok sebagai imbalan terhadap masa pinjaman itu berlaku dimana modal
pinjaman itu dipergunakan. Pada dasarnya Riba mengandung tiga unsur, yaitu
kwlebihan yang ditambahkan pada poko pinjaman, besarya penambahan menurut
jangka waktu, dan jumlah penambahan berdasarkan persyaratan yang telah
disepakati. Semua transaksi yang mengandung ketiga unsur tersebut termasuk
riba.

Berdasarkan penjelasan dan pengertian beberapa ulama tentang tentang riba


kemudian Imam A Razi memberikan argumen dan pengertian tentang unsur-unsur
riba yaitu :

1. Diambil dari pokok.


2. Berhubungan dengan waktu.
3. Melanggar unsur kepastian.
4. Perbuatan dzalim.

Kemudian A Razi berpedapat jika setiap transaksi mengandung salah satu saja
unsur diatas maka transaksi tersebut dapat dikelompokan dalam transaksi riba.

Bunga, Interest , dan Usury

Pengetian interest dan usury atau bunnga secara bahasa adalah sejumlah
uang yang dikenakan atau dibayarkan atas penggunaan uang. Sedangkan usury
adalah pekerjaan meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi :

Beberapa literarur memberikan definisi tentang bunga/ interest sebagai berikut :


27

Compensation for the use of money which is due ( Samuel king, the legal of
encyclopedia) for home and business , 1960 page 246).
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Money paid for the use of money lent ( the principal), or for forbearance of a
debt, according to fixed ratio ( rate per cent) ( Oxford English Dictionary. 2 nd
Edition. 1989 page 109).

Adapun usury didefiniskan sebagai berikut :

An excess over the legal rate chaned the borrower for the use of money (
Samuel king, the legal of encyclopedia) for home and business , 1960 page
365).

The fact of practice of lending money at interest : especially inlater use , the
practice of charging, taking or contracting to receive, excessive or illegal rate of
interest for money of loan. ( Oxford English Dictionary. 2 nd Edition. 1989 page
365).

Premium or interest on money ( or goods) or received on loan ; gain madr by


lending money ( Oxford English Dictionary. 2 nd Edition. 1989 page 109).

Beberapa pendapat tentang usury :

The userer is who expects to receive more than the has given, what ever of
money, or of corn, or of wine, or of oil, or of anything else ( St. Ambose 339 -
397).

“ Where more is asked than is given “ ( Canon of Nynweger).

Usury is gain immeditiatly arising as an obligation for a loan of mutuum …. If


gain does not arise from a mutuum but from purchase an sale, however unjust,
it is not usury ; and likewise if it is not paid as on obligation due but from good
will, gratitude, or fiend ship, it is not usury. --- Acrdinak de lugo ( 1593-1623).

Beberapa Pandangan Tentang Bunga

Dari berbagai pandangan para ekonom sepanjang masa, permasalahan bunga


dapat dikalisfikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu

A. Teori bunga murni (Pure Theory of Interest) yang terdiri dari

1. Clasical theory of interest


Tokoh yang terkenal penganut teori ini adalah adam Smith dan Ricardo
yang berpendapat bahwa bunga merupakan komponen asli yang
dibayarkan oleh peminjam (borrower) kepeda pemberi pinjaman (lender)
sebagai balas jasa atas keuntungan yang diperoleh dari uang pinjaman
tersebut. Jika uang dimanfaatkan (untuk usaha) dapat menghasilkan,
maka demikian pula dengan jik adigunakan untuk pinjaman. Kedua
ekononom ini ercaya bahwa terjadinya akumlasi kapital akibatkadanya
pengehmata, penghematan tidak akan terlaksana tanpa mengharapkan
imbalan atau pengirbanan, karena itulah maka buinga adalah sebagai
kompensasi atau balas jasa atas pengorbanan. Karena itulah bunga ada
sebagai kompensasi atas balas jasa atas pengeorbanan sipenabung serta
sebagai perangsang untuk orang yang mau menabung.

2. Abstinence Theory of interest.


Tokoh pengggas teori ini adalh N.M. Senior dan Marshal. Senior
berpendapat bahwa bunga adalah ahra yang dibayarkam sebagai tindakan
28

“tahan nafsu“. Tindakan ini difedisikan sebagai orang yang absen dari dari
kegiatan produktif atau keinginan yang direncanakan akan mendapatkan
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

hasil. Pengorbanan tahan nafsu berbeda menurut tingkat pendapatan


penabung. Marsah menganti „tahan nafsu dengan Menunggu menurutnya
tingat sku bungan direntukan oleh interaksi antara kurva penawaran dan
permintaan tabungan. Dari sisi penawaran tingkat suku bungna
merupakan merupakan balas jasa atas pengorbanan tabungan atau
menunggu.

3. Productivity Theory of Interest.


Dalam teori ini menyebutkan bahwa produktivitas sebagai suatu proverty
yang terkandung dalam kapital dan produktivitas kapital tersbut
dipengaruhi bunga. Menurut Bohm-bawerk nilai kapital yang dikonsumsi
dalam produksi akan menimbulkan adanya nilai tambah.

4. Austrian Theory of Interest


Bohm-bawerk juga pengembang teori ini juga berpandangan bahwa orang
merasa senang dengan barang yang ada sekarang dari pada barang yang
akan diperoleh pada masa yang akan datang. Hal ini karena produktivitas
marjinal dari barang sekarang lebih besar dibanding produktivitas
marginal barang untuk masa yang akan datang ( time preferece theory).

B. Terori bunga moneter (Monetary Theory of Interest) yang terdiri dari:

1. Loanable Fund Theory of Interest


Tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan
dana yang bisa dipinjamkan (kredit), sedangkan teori bunga preferen (
preferen theri of interest ) berpendapat bahwa tingkat suku bunga
ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang.

2. Keynesian Theory of Interest


Bunga bukan sebagai harga atau imbalan balas jasa atau pengeluaran
melainkan merupakan pembayaran untuk pinjaman uang. Ini merupakan
balas jasa untuk tidak menahan uang (no hoarding) atau balas jasa
partisipasi uang( hoarding) dalam bentuk likuid selama jangka waktu
tertentu. Dengan kata lain merupakan balas jasa untuk keduanya yaitu
untuk tidak membelanjakan dan untuk tidak menyimpan dalam bentuk
tunai. Alasan pembayran bunga menurut teiri ini bunga moneter adalah
berupa tindakan opportunity untk memperoleh keuntungan dari
meminjamkan uang. Keynes menyebutnya motif spekualsi dari permintaan
permintaan akan uang (liquid preference). Motif ini didefinisikan sebagai
uasah untuk menjamin keuntungan pada masa yang akan datang.

Dari pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa interest dan usury merupakan
dua konsep satu jiwa yaitu keuntungan yang diharapkan oleh pemberi pinjaman
atas premi pinjaman barang atau uang (mutuum), yang sebenarnya barang
tersebut kalau tidak ada unsur “tenaga kerja” tidak akan menghasilkan apa-apa
baik biaya maupun resiko, bahkan Delugo dengan gamblang menjelaskan bahwa
usury muncul karena pinjaman bukan karena jual beli.

Konsep interest mulai dikenal pada jaman pertengahan latin yang berasal dari kata
interese yang berarti pampasan karena kerugian atau bayaran pampasan. Dalam
undang-undang romawi, interest atau dalam bahasa latin disebut id quod interest
berarti pampasan yang diberikan akibat kerusakan yang ditanggung sipemberi
utang akibat kegagalan peminjam untuk mengembalikan pinjaman pada saat yang
telah ditentukan.
29

Adapun usury berasal dari bahasa latin yaitu usura atau usuria yang berarti
bayaran atas pinjaman, dalam bahasa yunani usuri disebut juga tokos yang berarti
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

mengeluarkan atau mengasilkan. Dalam kontek pinjaman usury berarti bunga


yang harus dibayar baik berupa barang maupun uang. Tapi karena kebanyakan
pinjaman dalam bentuk uang, maka usury berarti bayaran yang dikenakan akibat
peminjaman uang.

Sedangkan Bunga dalam istilah lain sering disebut rate/nterest atau renten dalam
bahasa Belanda, dapat didefinsikan sebagai penentuan besarnya kelebihan dari
pinjaman modal yang diterima oleh pemberi pinjaman dengan persyaratan
periode waktu tertentu. Bunga mengandung ketiga unsur sebagai berikut :

a. Kelebihan atau surplus yang melebihi dari modal yang dipinjamkan.


b. Ketentuan bersarnya surplus tergantung periode waktu.
c. Persetujuan terhadap syarat-syarat pembayaran kelebihan telah ditentukan.

Atau kalau kita menyimak pengertian bunga diatas baik bunga yang diberlakukan
dalam perdagangan keuangan maupun bunga perbankkan, akan masuk menjadi
unsur pada pertambahan tingkat investasi dan biasanya mengunakan rumus :

Bunga Sederhana :

Bunga sederhana merupakan bunga yang dibayarkan ( dihasilkan) hanya dari


jumlah orisinil atau pokok yang dipinjam( Dipinjamkan). Jumlah uang dari bunga
sederhana merupakan fungsi dari tiga variable : Jumlah pokok pinjaman, tingkat
bunga perperiode waktu, dan jangka waktu pinjaman.

Formula untuk menghitung bunga sederhana adalah :

SI = Po ( i ) ( n )

SI = Bunga Sederhana
Po = Pokok Pinjaman
I = Tingkat Bunga Perperiode waktu
n = Jangka waktu

Bunga Majemuk :

Bunga Majemuk bunga yang dibayarkan terhadap bunga yang dihasilkan


sebelumnya serta pokok pinjaman, Terminilogi manajemuk sendiri menunjukan
bahwa bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman (investasi) ditambahkan
terhadap pinjaman (investasi) pokok secara berkala. Hasilnya, bunga yang
diashilkan dari bunga dan juga pinjaman awal. Bunga atas bunga, atau
pengandaan inilah yang merupakan efek yang menghasilkan perbedaan draatis
antara bunga sederhana dan bunga majemuk.

Secara umum nilai tabungan di kahir periode n ( FVn) yaitu nilai masa depan (
mejemuk) dari devisito pada akhir periode N adalah :

FVn= Po (1+ i)n

FVn = Nilai investasi masa datang (Investasi)


Po = Pinjaman Awal/Tabungan Awal
30

i = Rate (tingkat suku bunga)


n = Time (satuan waktu )
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Artinya investasi itu adalah pertambahan modal yang dihitung pokok modal yang
dikalikan dengan tingkat suku bunga yang berlaku dan akan bertambah seiring
dengan bertambahnya waktu.

Disamping bunga pada tingkat yang wajar atau sering disebut dengan
rate/interest juga dikenal istilah lain dengan nama usury atau tingkat suku
bunga yang tinggi atau berlebihan hampir semua ilmuan barat sepakat bahwa
usury dilarang.

Dari pengertian diatas mengenai pengertian riba dan bunga maka dapat
disimpulkan bahwa bunga sama dengan riba, atau bunga merupakan
salah satu bagian dari riba, dan bunga adalah nama lain dari riba karena
unsur-unsur yang terdapat dalam riba hampir semua terdapat dalam usur bunga.
Apalagi kalau melihat akibat yang ditimbulkan oleh riba sama dengan bunga.

Intisari semua perbincangan diatas mengenai bunga dapat diringkas dengan


kalimat : suatu kelebihan diatas modal pinjaman baik dalam bentuk
tunai, emas atau perak maupun bahan pangan atau pengunaan barang
lainnya dengan mengabaikan kondisi perekonomian adalah riba oleh
karenanya haram. Dengan demikian segala bentuk transaksi, baik itu berbentuk
uang atau barter dimana melibatkan unsur riba didalam perekonomian islam
dilarang.

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaithan lantaran (tekanan) penyakit gila...."
Qs. al-Baqarah: 275.

Bank konvensional, saat ini adalah suatu bagian sistem keuangan dunia bersama
dengan asuransi, reksa dana, pegadaian, maupun bursa saham dan bursa valas.
Semua sistem keuangan ini nyaris tidak ada satu pun mendekati sistem keuangan
Islami. Bank Syariah dan Asuransi Takaful memang saat ini berupaya menyaingi
sistem keuangan lainnya, namun karena di depan mereka adalah sistem ekonomi
dunia dengan konsep Yahudi, maka sistem keuangan Islam itu hampir tidak dapat
berbuat apa-apa.

Lembaga keuangan saat ini seperti bursa saham, bursa valas, reksa dana dan
terutama bank, umumnya hidup dari belitan riba. Mereka makan bunga dan berjudi
dengan mata uang. Sektor valuta asing (valas) misalnya, telah mematikan ratusan
perusahaan akibat kalah berjudi dalam permainan mata uang. Pada perbankan
juga demikian, hidup orang tidak lepas dari bunga dan bunga. Kredit mobil
menggunakan bunga, kerdir rumah dengan bunga dan belanja sehari-hari
menggunakan kartu kredit pun menggunakan hitungan bunga. Semakin utang
tidak dibayar, maka semakin tinggilah bunganya. Sehingga bisa jadi antara pokok
dengan utang bunga lebih besar bunganya. Kehidupan riba saat ini mau-tidak
mau telah menghampiri dan bahkan melingkupi sebagian besar manusia di dunia.

Kita bertanya sekarang, kalau sudah demikian siapa harus dipersalahkan.


Sistemnya-kah atau manusianya? Riba, merupakan bentuk penyelenggaraan
sistem keuangan yang secara tegas ditentang oleh Allah dan rasul-Nya. Dalam
haditsnya bahkan Nabi Muhammad SAW mengidentikkan orang yang makan riba
sebagai orang gila. Dan hukuman bagi si pemakan uang (harta) riba itu sama
dengan hukuman orang yang kawin dengan ibunya sendiri. Naudzubillahi min
dzalik. Perbuatan riba itu sangat banyak. Dalam beberapa bulan terakhir ini
misalnya, kita menyaksikan orang ramai-ramai membeli dollar saat harganya
rendah terhadap rupiah, dan lalu menjualnya bila dollar sedang tinggi. Dari
31

penjualan itu mereka untung, dan keuntungannya itu adalah riba. Dan bahkan
dengan tingginya suku bunga perbankan saat ini orang beramai-ramai menyimpan
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

uang di bank sehingga sudah pasti, menyimpan karena bunga itu adalah riba.
Sebagai Muslim, tentu kita berupaya menghindarkan diri dari riba.

Namun harus diakui bahwa riba itu sudah melingkupi banyak manusia. Bukan saja
sistem ini yang melingkupi dunia, tetapi juga hati nurani manusia telah buta akibat
riba. Banyak perusahaan kini mati akibat orang takut berdagang dan lebih senang
menyimpan uang di bank, padahal Allah menghalalkan jual-beli dan
mengharamkan riba.

8. Fatwa Tentang Bunga dan Riba

Sesuai dengan apa yang diterangkan oleh Al-qur’an dikalangan ulama semua
sepakat tentang pengharaman riba, yang kemudian jadi fokus per-hatian adalah
tentang bunga, dalah masalah ini masih timbul khilafiah antara yang membolehkan
dan mengharamkan, berikut dibawah ini fatwa & pendapat baik dari perorangan
maupun lembaga tantang bunga dan riba :

1. Majelis Tarjih Muhamadiyah

Majelis tarjih telah mengmabil keputusan mengenai hukum ekonomi/


keluraga diluar zakat, meliputi masalah perbankan ( 1968 dan 1972)
keuangan secara umum (1976) dan koperasi simpan pinjam (1989), dan
puncaknya pada bulan Juni 2006 PP Muhammadiyah telah menyatakan
bunga bank haram. Ketetapan tersebut ditegaskan dalam Fatwa Majelis
Tarjih Muhammadiyah No. 8 Tahun 2006

2. Lajnah Bahsul Masa’il Nahdatul Ulama

Mengenai dan pembungaan uang , lajnah memutuskan masalah tersebut


melalui beberapa kali sidang, yang menghasilkan tiga pendapat ulama
sehubungan dengan masalah ini :

a. Haram, sebab termasuk utang yang dipungut rente.


b. Halal, tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat yang berlaku
tidak saja dijadikan syarat.
c. Syubhat( tidak tentu halal dan haram), sebab para ahli hukum berselisih
tentangnya.

Meskipun demikian, lajnah memutukan bahwa pilihan yang lebih berhat-hati


ialah pendapat yang pertama, menyebut bunga bank adalah haram.

3. Sidang Organisasi Konfrensi Islam (OKI)

Semua peserta sidang OKI kedua yang berlangsung di Karachi, Pakistan ,


Desember 1997, telah menyepati dua hal utama , yaiyu sebagai berikut :

a. Praktik bank dengan sistem bunga adalah tidak sesui dengan syar’iah
islam.
b. Perlu segera didirikan bank-bank alternatif yang menjalankan
opersionalnya sesuai dengan prinsip syaroah.

Hasil pendapat inilah yang melatar belakangi didirikanya Bank Pembangunan


Islam Atau Islamic Development Bank ( IDB).

4. Mufti Negara Mesir


32
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Keptutusan Mufti Negara Mesir terhadap hukum bunga bank senantiasa tetap
dan konsosten. Tercatat sekurang-kurangnya sejak tahun 1900 hingga tahun
1989, Mufti negara Republik arab mesir memutuskan bahwa bunga bank
termasuk salahs atu bentuk riba yang diharamkan.

5. Konsul Kajian Ulama Dunia

Ulama-ulama besar dunia yang terhimpun dalam Konsul kajian Islam Dunia (
KKID) telah memutuskan hukum yang tegas terhadap bunga bank, Dalam
Konfrensi II KKID yang diselengaran di Al Azhar Kairi Mesir pada bulan
Muharram 1385/ mei 1965, ditetapkan bahwa tidak ada sedikitpun keraguan
atas keharaman praktik pembungaan uang seperti yang dilakukan oleh bank-
bank konvensional.

Diantar ulamaulama besar yang hadir pada saat itu adalah Syekh Al Azhar
Prof. Abu Zahra, Prof. Abdullad Draz, Prof. Dr. Mustafa Ahmad Zarqa, Dr,
Yusuf al- Qaradhawi, dan tiga ratus ulama besar lainnya.

6. Fatwa Lembaga Lain

Snada dengan ketetapan dan fatwa dari lembaga islm lainnya di dunia,
bebarapa lembaga berikut juga menyatakan bahwa bunga bank adalah
salah satu bentuk riba yang diharamkan, lembaga tersebut adalah :

a. Akademi fiqih Liga Muslim dunia.


b. Pimpinan Pusat Dakwah, Penyuluhan, Kajian Islam, dan fatwa, kerajaan
Saudi Arabia.

7. A. Hassan

Tahun 1934, A. Hasan pernah berpendapat membolehkan pengunaan bunga,


dengan alasan darurat, karena pada tahun tersebut tidak ada satupun
lembaga keuangan yang berdasarkan sya’riha, maka dengan alasan tersebut
A. Hasan membolehkan pengunaan bunga. Tapi jiak ada laternatif lain yang
sesuai syariah maka sistem bunga hendaknya ditinggalkan.

8. Muhammad Hata

Muhamad Hatta berpendapat tentang bunga, bahwa bung bleh diperlakukan


untuk yang sifatnya produktif, dan tidak boleh dilakukan untuk tujuan
konsumtif.

9. Dewan Fatwa MUI

Pada tanggal 13 s.d. 16 Desember 2003 dewan fatwa MUI mengadakan rapat
untuk mengsikapi perkembangan dan permasalah umat kekinian salah satu
yang menjadi kajian adalah masalah hukumnya bunga, dan pertemuan itu
menghasilkan keputusan bahwa bunga adalah haram karena bunga termasuk
jenis riba. Pengharaman bunga ini tidak multak bagi seluruh indonesia, ini
tergantung kepada ada atau tidaknya lembaga keuangan syariah di wialayah
tersebut, kalau lembaganya ada dan banyak maka itu mutlak haram, tapi
andaikata suatu wilayah masih sedikit dan tidak terjangkau oleh LKS dengan
masalah darurat maka bunga masih dibolehkan. Keputusan ini kemudian
dituangkan dalam keputusan Fatwa MUI No. 1 Tahun 2004.
33

9. Pilihan Alternatif Menurut Islam ….


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Solusi yang ditawarkan oleh Al qur’an terhadap permasalahan riba dan


bungan dapat digambarkan dengan ayat-ayat al qur’an dibawah ini :
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu. (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya. Surat Al Baqarah (2) : 275

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa Surat Al
Baqarah (2) : 276.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Surat Al
Baqarah (2) : 278

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan
tidak (pula) dianiaya. Surat Al Baqarah (2) : 279.

Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai
dia berlapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang) itu lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui. Surat Al Baqarah (2) : 280.

Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu
kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi
balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya. Surat Al Baqarah (2) : 281

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya). Surat Ar Ruum (30) : 39

Setelah kalimat terakhir dari ayat 279 surat Al Baqarah di atas turun, Rasulullah
memerintahkan kepada wali Mekkah untuk memerangi kabilah bani Al
Mughirah bila mereka tidak segera menghentikan praktek ribanya. Rasulullah
pun memerintahkan agar segera menghapus riba dari pundak para peminjam
yang selama ini menanggung beban bunga yang sangat besar. Rasulullah
bersabda:

"Semua bentuk riba jahiliyyah terletak di bawah telapak kakiku ini, dan yang
pertama aku hinakan adalah ribanya Al Abbas"

Tidak ada peringatan keras yang diancamkan dalam bentuk perkataan dan
artinya seperti terhadap pelaku riba di dalam ayat-ayat di atas dan pada ayat-
ayat lainnya. Kita semua harus menyadari hakikat ini dengan sebenarnya dan
meyakini maklumat perang dari Allah dan rasul-Nya kepada masyarakat pelaku
34

sistem riba. Orang-orang yang memakan riba bukan hanya mereka yang
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

memakan bunga uang riba saja tetapi semua masyarakat yang bergelimang
dalam sistem tersebut.

Jabir bin Abdullah Ra. berkata :

"Rasulullah Saw melaknat pemakan riba dan yang memberi makan riba, juga
saksi dan penulisnya". HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Attirmidzi

Ini terjadi dalam praktek riba individual. Sedangkan dalam masyarakat yang
ditegakkan seluruhnya di atas sistem riba maka seluruh masyarakat itu
dilaknat dan diancam dengan maklumat perang dari Allah dan rasul-Nya.
Mereka terkutuk dari rahmat-Nya tanpa diragukan lagi.

Sistem riba adalah sistem yang buruk dari segi ekonomi secara murni. Banyak
pakar ekonomi dan politik berkeyakinan bahwa krisis ekonomi dewasa ini
sebagian besar diakibatkan oleh bunga sistem riba. Ekonomi dunia tidak akan
membaik jika suku bunga tidak diturunkan sampai titik nol. Diantara ahli
ekonomi yang menyerang sistem riba ini adalah Dr. Schat (Direktur Bank
Sentral Jerman dimasa pemerintahan Nazi). Menurut pendapatnya, dengan
menggunakan ilmu hitung (yang tidak berkesudahan) ternyata semua harta
kekayaan yang ada di muka bumi ini cepat atau lambat akan mengalir ke
kantong segelintir para lintah darat. Ini disebabkan karena pemberi pinjaman
dengan riba akan selalu memperoleh keuntungan dalam semua kegiatannya.
Sedangkan orang yang meminjam bisa untung juga bisa rugi. Dari sinilah
semua harta kekayaan akan mengalir ke kantong orang yang selalu untung.
Kondisi ini telah dialami oleh banyak (hampir seluruh) negara sedang
berkembang yang semakin hari semakin sulit untuk dapat melunasi hutang
luar negerinya, bahkan hanya sekedar membayar bunganya saja. Sehingga
hutang mereka semakin membengkak.

Bagi orang yang mengamati hukum Islam dengan cermat dan akan
mengetahui dan yakin bahwa Allah tidak mungkin mengharamkan yang baik
dan bermanfaat kepada manusia.

"...... Allah menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka
dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang
baikdan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari
mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka .... Al
A'raf (7) : 157

Setelah Allah menyampaikan kekejian riba dan ancaman terhadap pelakunya,


kemudian dibentangkan-Nya undang-undang shodaqah yang dihiasi dengan
kemurahan, kesucian, pembersihan dan perwujudan sikap tolong menolong
dan gotong royong. Allah mengutarakan dasar-dasar dari sistem
kemasyarakatan dan sistem ekonomi yang diinginkan-Nya.
Berikut adalah solusi yang dirawarkkan alqur’an terhadap permasalahan riba
yang secara garis besar dikelompokan dalam tiga kelompok yang terdiri dari :

• Compulsary ( Keharusan)

Compulsary atau mandarory adalah suatu keharusan yang relah ditetapkan


dalam al qur’an, dalam kontek ini Allah telah mengharamkan riba dan
sebagai gantinya Allah menetapkan Zakat, seperti diatur dalam Surat
ArRuum (30) : 39 yang artinya :

Dan sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
35

manusia, maka riba itu tidak akan me-nambah pada sisi Allah. Dan apa
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang
melipatgandakan (pahalanya). Surat ArRuum (30) : 39

Inilah cara yang terjamin untuk melipatgandakan harta yakni memberi tanpa
mengharap imbalan, tanpa menunggu balasan dari orang lain, tapi yang
diharap hanya keridhaan Allah Swt.

Sesungguhnya zakat merupakan kaidah masyarakat gotong royong dan


tolong menolong yang didambakan. Dikalangan umat Islam sendiri masih
banyak yang bingung dengan sistem zakat sehingga banyak yang menggap
bahwa zakat hanya merupakan suatu kebaikan pribadi dan tidak bisa
dijadikan landasan sistem modern. Padahal zakat semestinya dipungut oleh
pemerintah sebagai kewajiban yang harus ditunaikan oleh warganya. (Baca
: tentang perintah Abu Bakar Ra. - khalifah kedua - untuk memerangi
masyarakat yang tidak mau membayar zakat). Uang zakat ini digunakan
untuk mendukung orang-orang yang kebetulan kekurangan sarana
khusunya dari jamaah kaum muslimin sehingga setiap orang merasa
terjamin kehidupannya dalam segala hal. Orang yang tidak berdaya
melunasi hutangnya.

Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh
sampai dia berlapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua
hutang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Surat AlBaqarah (2)
: 280.

Dalam nash lain dijelaskan dijelaskan bahwa orang yang tertimpa kesukaran
karena tidak sanggup melunasi hutangnya maka dia diberi keringan untuk
menutup hutangnya itu dari uang zakat kaum muslimin.

Sesungguhnya shadaqah (zakat) itu hanyalah untuk orang yang fakir, orang
miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang,.. At Taubah (9) : 60

• Voluntary (Kerelaan)

Voluntary atau kerelaan atau bukan paksanaan, dalam konsep ini Allah
memberi solusi dengan basis yang bersumber dari kerelaan manusia untuk
melakukannya, solusi yang dimaksud adalah dengan mmenyuburkan
sedengan seperti yang telah diatur dalam Al qur’an : QS. AlBaqarah (2): 276,
yang artinya sebagai berikut :
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Surat AlBaqarah (2): 276

Shadaqah merupakan kerelaan memberikan harta benda tanpa


mengharapkan imbalan dan balasan. Sedangkan riba, menuntut kembalinya
uang pinjaman berikut bunganya yang diharamkan, yang dipetik dari jerih
payah orang yang meminjamnya atau dari darah dagingnya. Disamping
shodaqah yang sifatnya sukarela dan tanpa batas, Allah pun telah
menjadikan zakat sebagai kewajiban dari harta dalam batas-batas tertentu.

Kepada hamba-Nya, Allah pun mensyarakatkan untuk bekerja keras dalam


mengembangkan harta dengan cara yang tidak merugikan orang lain.
Peredaran harta diupayakan oleh banyak tangan pada berbagai bidang yang
seluas-luasnya.
36

Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja
diantara kamu. Surat Al Hasyr : 7
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Commercial (Bisnis)

Solusi terakhir yang ditawarkan al qur’an untuk permasalahan riba dan


bunga adalah melalui perniagaan atau bisnis.

Solusi bisnis ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

o Mendirikan Bank Islam/ Bank Syari’ah/BPRS

Istilah Bank Islam sebenarnya tidak dikenal dalam literatur Islam. Walaupun
demikian, bukan berarti dalam syariat Islam tidak dikenal pengelolaan uang
secara baik dan benar. Bahkan Islam telah menggariskan dasar-dasar
sistem/manejemen keuangan (perekonomian secara umum) dengan begitu
menakjubkan sebagaimana tersurat dan tersirat dalam Al-Qur'an Al-Karim.
Islam mengenal pula sistem pengelolaan uang yang mirip dengan kerja
bank. Terdapat dua institusi dalam Islam yang berfungsi mengelola uang
yaitu Baitul Maal (BM) dan Baitut Tamwil (BT).

Ketiadaan istilah bank dalam literatur Islam bukan berarti Islam tertutup
terhadap institusi bank. Islam begitu terbuka dan akomodatif terhadap hal-
hal yang baru sejauh tidak bertentangan dengan syariat yang telah
ditentukan. Masalah yang timbul dalam mempraktekan cara kerja bank
terjadi karena cara kerja bank-bank "konvensional" saat ini bertumpu pada
sistem bunga yang sudah jelas sangat dilarang dalam Islam. Oleh karena itu
untuk mempraktekan sistem bank diperlukan perubahan yang sangat
mendasar terhadap mekanisme dan sistem kerja bank. Alternatif yang
disodorkan oleh Islam adalah dibentuknya institusi lain yang dikenal dengan
istilah Bank Islam.

Bank Islam sebenarnya memiliki fungsi dan mekanisme kerja yang tidan jauh
dengan fungsi dan mekanisme Baitut Tamwil. Sehingga dasar-dasar kerja
Bank Islam diambil institusi tersebut yang sudah dikenal dalam literatur
Islam sekitar 15 abad yang lampau.

Pada awalnya bank merupakan institusi yang memiliki berbagai peran positif
yang sangat baik. Peran positif tersebut antara lain bahwa bank merupakan
tempat berinteraksinya pihak pemilik modal, pengguna dan pengelola
modal. Interaksi ini menimbul terjadinya proses aktif perputaran kekayaan
(uang) antara pihak yang membutuhkan dengan pihak yang punya modal.
Dengan demikian bank memiliki fungsi untuk menebarkan keadilan dan
pemerataan kekayaan. Disamping itu bank berperan juga dalam
memperlancar laju perekonomian.

Kenyataannya sekarang telah terjadi pergerseran peran positif bank dan


bahkan berbalik sehingga menghancurkan sendi-sendi kehidupan. Bahwa
bank yang pada mulanya memiliki peran pemerataan dan keadilan, kini telah
menjadikan perputaraan uang terjadi hanya dikalangan segelitir pemilik
modal saja. Dimana pemilik modal akan senantiasa mendapatkan
keuntungan dari modalnya yang dipinjamkan dengan keuntungan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu kepada yang membutuhkan. Sedangkan pihak
yang meminjam suatu saat bisa untung saat yang lainnya bisa rugi. Hal inilah
yang telah merusak sendi kehidupan, di satu pihak (pemilik modal)
senantiasa untung, dipihak lain (peminjam) mungkin sedang mengalami
kerugia. Pada kondisi ini pihak pemberi pinjaman tidak mau tahu dan tidak
mau peduli apakah pihak peminjam untung ataukah sedang bangkrut, yang
37

penting dia memperoleh keuntungan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Kondisi ini telah membawa manusia kepada suatu eksploitasi terhadap


manusia lainnya dengan cara yang sangat tidak manusiawi.

Terjadi pergerseran peran positif dan tumbuhnya peran negatif bank telah
menimbulkan sikap tamak, egeois dan hilangnya rasa kemanusiaan
seseorang. Hal ini terjadi karena sistem dan mekanisme kerja bank
bertumpu pada sistem bunga (riba) dimana setiap keuntungan dan setiap
transaksi telah ditetapkan terlebih dahulu. Sistem riba (bunga) pada
akhirnya bersifat menindas (zalim) dan pemerasan. Sitem ini juga telah
secara langsung atau tidak langsung, cepat atau lambat telah memindahkan
kekayaan dari si miskin kepada si kaya, suatu hal yang sangat ironis. Akibat
negatif lainnya adalah timbulnya suatu kelas manusia yang menganggur
namun memperoleh pendapatan dari penumpukkan kekayaannya.

Mengamati kondisi ini maka diperlukan alternatif lain sistem dan mekanisme
kerja bank yang yang bertumpu pada keadilan, pemerataan, dan sifat-sifat
kemanusiaan lainnya. Dr. Syafruddin Alwi (Lektor Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indoneisa) mengatakan, "Harus ada alternatif lain yang
mampu membuat bank menjalankan perannya bagi kesejahteraan ummat.
Dan alternatif itu adalah Islam. Sistem ekonomi Islam penuh dengan pranata
dan perangkat yang dilandasi oleh keadilan. Itulah sebabnya Allah
mengharamkan riba (bunga) dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah : 275. Dalam
transaksi ribawi yang ada hanyalah resiko satu pihak. Hanya pihak peminjam
yang menanggung resiko, sementara pemilik modal selalu mendapat
keuntungan. Ini adalah kezaliman total".

Pembentukan bank Islam adalah anternatif yang tidak dapat ditawar-tawar


lagi untuk meningkatkan kesejahteraan ummat dan menjauhkan sejauh-
jauhnya dari jeratan bunga. Bank Islam bukan semata-mata bank tanpa
bunga sebagaimana persepsi dari banyak kalangan masyarakat. Menurut
Dr. Subardjo Joyosumarto (Universitas Trisakti), "Bank Islam memiliki ciri
dan karakternya sendiri yang berbeda dengan bank-bank konvensional.
Esensi bank Islam tidak hanya dari tiadanya sistem bunga, tetapi didalamnya
terdapat sistem yang mampu membawa manusia mendapatkan kebahagian
lahir dan batin".

Karakter dan ciri-ciri utama bank Islam antara lain :

Bank Islam Memiliki dimensi keadilan dan pemerataan melalui sistem bagi
hasil. Dengan sistem bagi hasil ini antara pemilik modal (bank) dan
peminjam terjadi kerjasama dimana keuntungan yang diperoleh akan
dinikmati bersama dan kerugian yang diderita dipikul bersama-sama pula.
Hal ini sangat berbeda dengan bank konvensional dimana kerugian hanya
ditanggung oleh satu pihak, yaitu peminjam modal. Disamping itu melalui
bank Islam akan terjadinya pemerataan kekayaan karena sistem bagi hasil
ini.

Bank-bank Islam memberlakukan bahwa kekayaan yang dimiliki peminjam


menjadi jaminan atas pinjamannya. Apabila terjadi kerugian pada proyek
yang didanai, maka kekayaan peminjam modal akan disita menjadi hak milik
pemodal (bank). Sementara Bank Islam memberlakukan bahwa kelayakan
proyek yang akan didanai itu menjadi jaminannya. Sehingga keuntungan
dan kerugian ditanggung bersama. Disamping itu dengan tidak berlakunya
sistem jaminan ini, maka setiap orang memiliki kesempatan untuk
memperoleh pinjaman modal selama proposal proyek yang akan didanainya
memiliki kelayakan yang dapat diandalkan. Pada sistem bank konvensional,
38

hanya kalangan tertentu yang memiliki jaminan (notabene orang mampu)


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

yang akan dapat memperoleh pinjaman. Sementara mereka yang berada di


bawah garis kemiskinan tidak akan pernah sekalipun mengecapnya.

Mekanisme kerja dimana semua resiko yang terjadi ditanggung bersama


menjadikan tumbuhnya sikap kebersaman antara pihak pemberi pinjaman
(bank) dengan pihak peminjam. Hal ini yang akan membawa kepada
terbinanya jalinan ukhuwwah Islamiyyah yang sangat didambakan.

Ketiadaannya sistem bunga, menjadikan bank Islam bersifat


mandiri sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh berbagai gejolak
resesi ekonomi, peningkatan laju inflasi dan lainnya.

Tumbuhnya persaingan sehat antar berbagai bank Islam dengan


menggunakan sistem bagi hasil dalam mendanai berbagai proyek para
nasabahnya. Sementara itu pada bank-bank konvensioanal, hanya bank-
bank dengan modal kuat yang akan terus berkembang karena dapat
memberikan pinjaman dengan bunga rendah.

Penerapan sistem bebas bunga di Bank Islam telah menimbulkan adanya


kehawatiran sebagian kalangan masyarakat. Diantaranya kemungkinan
berkurangnya minat penabung di Bank Islam. Kehawatiran ini sebenarnya
kurang beralasan karena dengan sistem bagi hasil, para penabung akan
tetap memperoleh imbalan dari sebagian keuntungan yang diperoleh bank
sesuai dengan persentase jumlah tabungan. Bahkan bisa terjadi jumlah
imbalan yang diperoleh penabung mungkin jauh lebih besar bila
dibandingkan menabung di bank konvensional yang telah mematok terlebih
dahulu besar bunganya.

Disamping itu, menerut Keynes, seorang ekonom terkenal dari Inggris,


mengatakan bahwa, "Menabung merupakan fungsi pendapatan dan
menerima bunga hanyalah merupakan alasan kecil untuk menabung. Hal
yang sama bisa dianalisa dari hasil survey majalah Info Bank (April 1990)
yang menyebutkan bahwa, "Sembilan puluh persen (90%) motivasi para
penabung adalah untuk keamanan sedangkan yang mengharap memperoleh
bunga hanyalah sepuluh persen (10%).

Selain itu, kenyataan dilapangan telah menunjukkan bahwa terjadi laju


pertumbuhan yang sangat pesat pada berbagai Bank Islam yang telah
beroperasi, diantaranya bank Islam di Swis, Filipina, Bangladesh, Mesir,
Sudan, Pakistan, Malaysia termasuk juga pertumbuhan Bank Muamalat
Indonesia.

Karnaen Perwataatmadja (Direktur Islamic Development Bank bagian


Asia Tenggara), mengomentari hal ini dengan mengatakan, "Pengalaman
negara-negara yang dimana beroperasi bank Islam belum pernah terjadi
kerugian. Malaysia contohnya. Sejak pertama kali didirikan tahun 1987
hingga kini berkembang dengan pesatnya", Pertumbuhan bank-bank Islam
di negara-negara tersebut sungguh di luar dugaan sebagian dari para
pengamat ekonomi dan masyarakat umum.

Mengomentari realita ini, I Nyoman Moena (Perbanas) mengatakan, "Dalam


jangka waktu sepuluh tahun, hanya bank-bank tanpa bunga yang dapat
diterima di masyarakat. Bank bunga akan semakin dipersulit oleh kenaikan
suku bunga yang tidak terkendali. Suku bunga yang tinggi membuat mesin
ekonomi menjadi panas sehingga mengurangi denyut dan gairah kerja.
Bank-bank bunga juga membuat inflasi sehingga alternatif bank tanpa
39

bunga akan semakin diterima secara luas".


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Disamping hal tersebut diatas yang yang paling membedakan antara Bank
konvensional dengan bank islam adalah pada bank konvensional
memberlakuakn bunga sebagai intrumen utama sdangkan pada bank islam
tidak mengunakan bunga bunga karena berdasarkan uraian diatas bunga
termsuk riba, maka yang dijadikan intrumen uatma adalah prinsip bagi hasil.

o Mendirikan KJKS-KSPPS BMT

Berbeda dengan bank islam yang hanya beroperasi pada sisi tamwil saja
KJKS BMT beroperasi pada dua sisi sistem yaitu sisi bisnis melalui baitul
tamwil dan sisi sosial melalui baitul maal.

Baitul Maal dan baitut Tamwil memiliki fungsi yang berbeda. Namun
demikian keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi sehingga
keduanya sering digabungkan menjadi Baitut Maal wa Tamwil (BMT). Baitul
Maal bekerja atas prinsip sosial dimana sumber dana terkumpul berasal dari
infaq, shodaqah dan zakat yang diberikan oleh masyarakat. Sedangkan
Baitul Tamwil merupakan institusi yang lebih bersifat komersial sehingga
dana yang terkumpul merupakan dana yang harus disalurkan secara
produktif. Disamping itu, Baitut Tamwil dapat memperoleh sumber dana dari
dana sosial yang dikumpulkan oleh Baitul Maal. Sebagian keuntungan yang
diperoleh Baitut Tamwil yang berasal dari dana sosial akan disalurukan
kembali ke Baitul Maal untuk menambah cadangan dana sosial.

40
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua.3

KONSEP DASAR KEUANGAN MIKRO


(Micro Finance)

Pengertian
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan dan pembiayaan yang
didirikan dan dimiliki bersama oleh warga masyarakat untuk memecahkan
masalah/kendala permodalan dan kebutuhan dana yang dihadapi para anggotanya.

Tujuan
Tujuan Umum :
Memacu pertumbuhan dan perkembangan usaha ekonomi anggota dan masyarakat
sekitar.

Tujuan Khusus :
1. Mengenalkan lebih dekat dan membiasakan anggota dan/atau masyarakat
kepada budaya menabung dan berlaku produktif.

2. Memecahkan bersama kebutuhan modal yang dihadapi masyarakat, selaku


pengusaha mikro/kecil sebagai bagian dari pelaku ekonomi negeri ini.

3. Membantu memecahkan kebutuhan dana mendesak yang seringkali dihadapi


warga, sehingga dapat menghindarkan mereka dari rentenir yang menjerat
dengan bunga tinggi.

4. Mengembangkan lembaga keuangan masyarakat akar rumput yang dikuasai dan


dikelola oleh masyarakat sendiri secara sehat dan berkelanjutan.

Alasan Penting / Nilai Strategis Keuangan Mikro


1. Penanggulangan kemiskinan harus dilakukan dengan cara berkelanjutan.
2. Proporsi terbesar orang miskin (92,7%) adalah pengusaha mikro (economically
active poor)
3. Kebutuhan terbesar pengusaha mikro adalah akses pada pelayanan keuangan.
4. Bank tidak mungkin mampu langsung mencapai usaha mikro kecuali melalui
LKM.
5. Di Indonesia, keuangan mikro sudah mempunyai sejarah panjang.
6. Rakyat sebenarnya memiliki potensi untuk mengembangkan lembaga keuangan
mikro (potensi simpanan dan pinjaman).

Prinsip Umum LKM


41
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1. Modal LKM haruslah bersumber dari anggotanya sendiri, yang dihimpun dari
Setoran Pokok & simpanan wajib (dapat di tambahkan “Sertifikat Modal Koperasi
” sebagai penguat modal, semacam saham di PT./Bank). Selain itu LKM dapat
membuka berbagai jenis tabungan (simpanan sukarela).

2. Layanan kredit/pinjaman/Pembiayaan hanya diberikan kepada anggota LKM saja,


tidak boleh kepada bukan anggota.

3. Jaminan barang boleh diterapkan, namun pertimbangan yang terbaik tetap atas
watak/karakter peminjam sendiri.

Permasalahan di Seputar LKM

1. Banyak orang mendaftar menjadi anggota LKM dengan tujuan “hanya” untuk
mendapatkan pinjaman, tetapi tidak disertai kesadaran bahwa dana yang
digunakan LKM untuk memberikan pinjaman atau Pembiayaan sebenarnya
bersumber dari simpanan atau tabungan mereka sendiri. Karenanya yang perlu
digalakkan adalah semangat, perilaku hemat, dan kegiatan menabung/
menyimpan.

2. Banyak anggota yang datang ke LKM hanya untuk meminjam, tetapi jika ada
kelebihan uang, mereka menabung di bank. Untuk itu, perlu dikembangkan rasa
memiliki yang loyal / setia pada LKM-nya.

3. Banyak anggota yang setelah mendapatkan pinjaman tidak mematuhi


kewajibannya untuk mencicil secara teratur. Mereka berpikiran pinjaman atau
pembiayaan yang mereka dapatkan dari LKM seperti mendapat pemberian.
Kesalahan persepsi seperti ini perlu dibetulkan, dengan memupuk dan
mengembangkan sifat sidiq dan amanah.

4. Banyak orang mendirikan LKM karena berharap akan mendapatkan fasilitas


kredit murah dari pemerintah. Manakala kredit tersebut tidak berhasil didapatkan
maka LKM tersebut bubar dengan sendirinya. Karenanya, LKM harus benar-benar
diyakini dibentuk dan dikembangkan atas kekuatan masyarakat itu sendiri.

5. Banyak “LKM” yang sebagian besar modalnya tidak bersumber dari anggotanya,
tetapi dari pihak luar yang memberikan beban bunga kepada “LKM” yang
kemudian menyalurkannya kepada anggota dengan bunga yang tinggi.
Akibatnya, fasilitas kredit dari LKM menjadi tidak menarik dan memberatkan
anggotanya.

Perubahan Sikap yang diperlukan untuk Membangun LKM


1. Sikap mental meminta kepada sikap memberi. Perlunya penumbuhan budaya
menabung di LKM dengan motiv untuk membantu anggota yang lain.

2. Cara berfikir jangka pendek menjadi cara berfikir jangka panjang. Perlunya
kesadaran bahwa LKM perlu waktu untuk berfungsi secara efektif,
keberhasilannya tergantung kepada kesabaran, ketekunan dan dukungan penuh
semua anggota, tidak berfikiran begitu LKM berdiri harus langsung melayani
kebutuhan semua anggota.

3. Cara berfikir tidak kritis menjadi cara berfikir kritis. Perlunya masukan dari semua
anggota berupa usulan, saran dan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan
peningkatan pelayanan & pengelolaan LKM.
42
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

4. Cara berfikir tidak rasional menjadi cara berfikir rasional. Perlunya perencanaan
yang matang dan sistem kerja yang tepat guna.

5. Cara berfikir feodal menjadi cara berfikir syura demokratis. Misalnya dalam rapat
jangan hanya didominasi orang tertentu saja. Pemilihan pengurus bukan hanya
karena tokoh masyarakat, tapi karena ‘pengetahuan’, ‘kemampuan’, dan ‘waktu’-
nya.

6. Cara berfikir berorientasi fisik material menjadi cara berfikir berorientasi pada
pemberdayaan kelembagaan.

Dimensi Nasional Keuangan Mikro


• Masyarakat Indonesia sejak lama mengembangkan keuangan mikro, seperti :
arisan, lumbung pitih nagari, lumbung desa, jimpitan, dsb.
• Pemerintah melalui berbagai program dan proyek telah mengadopsi konsep
keuangan mikro, seperti : IDT, PPK, P4K, Takesra – Kukesra, P2KP, UED-SP,
KUBE, PEMP, MAP, PEMP, LPT INDAK, P2KER, LEPMM, dan sebagainya.
• Berbagai lembaga keuangan berbentuk bank terlibat dalam pengembangan
keuangan mikro: BRI Unit, BPR, Bukopin, BPR dan BPRS
• Berbagai lembaga keuangan non bank secara riil juga memberikan pelayanan
keuangan mikro, seperti : BMT, LPD, TPSD, BKD, LSM, Credit Union, KSP, BTM,
SUA, UMMI, dsb.
• Pendekatan keuangan mikro lintas pelaku: Program Hubungan Bank dengan KSM
(PHBK).
• Forum stakeholder keuangan mikro, seperti : Gerakan Bersama Pengembangan
Keuangan Mikro (GEMA PKM), Forum Komunikasi LKM Syariah, Perhimpunan
Lembaga Keuangan Mikro Indonesia (PLKMI), dsb.

Dimensi Internasional Keuangan Mikro


• Social Development Summit (Copenhagen, 1996)
• Micro credit Summit (Washington, 1997)
• International Leader Forum on Development Finance (Washington – 1997,
Maracas – 1998, Hyderabad – 1999, Johannesburg – 2000, Nairobi – 2001,
Beijing – 2002).
• Asia Pacific Banking With The Poor Network (Brisbane – 1997, Singapore –
1998, Bangkok – 1999)
• Inasia (Dacca – 2000, Katmandu – 2001, Bangkok – 2002).
• Asia Pacific Development Center APDC (Kuala Lumpur – 1996, Washington –
1997, Bangkok – 2002).
• World Bank : Distance Learning on Microfinance, melibatkan Indonesia, Japan,
China, Vietnam, Singapore, US (2001).

Jenis/Bentuk LKM dan Lembaga Pengembang Keuangan Mikro

P2KP
Last Credit PPK
CERD

Miicro Finance
BMT
Let Saving Koperasi
43

Ued SP
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Bentuk LKM yang saat ini berkembang diantaranya adalah Baitul Maal wat Tamwil
(BMT), Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM), Baitul Qiradl, Sahabat Usaha Alisa
(SUA), Ukhuwah Muamalat Masyarakat Indonesia (UMMI), Syirkah Muawanah,
Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren), Koperasi Syariah (Kopsyah), dan BPR/BPRS.
Sedang penamaannya dapat diberikan oleh masing-masing lembaga.

Pengembangan LKM merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat setempat


terutama melalui Dewan Pengurus dengan mengarahkan, memotivasi, memantau,
mengawasi, dan membina pengelola manajemen LKM setempat, dibantu dan
dikoordinasikan oleh Lembaga Pengembangan Keuangan Mikro (LPKM), seperti
PINBUK, Dompet Dhuafa Republika, Alisa Khadijah, PALUMA, PPUKM, LPNU, BMM,
Yayasan PERAMU, dsb.

Assosiasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM)


Idealnya setelah tumbuh beberapa LKM di masyarakat dalam strata Primer Koperasi,
maka berikutnya perlu dipikirkan adanya Koperasi Sekunder, disamping juga perlu
membuat Assosiasi LKM di tingkat Wilayah (Propinsi) ataupun Daerah
(Kabupaten/Kota). Selanjutnya Assosiasi dapat berkoordinasi dengan Dinas Koperasi
setempat dengan mengajak LKM lain untuk membentuk PLKMI (Perhimpunan
Lembaga Keuangan Mikro Indonesia), lembaga strategis setelah LKM diundang-
undangkan nantinya. PLKMI adalah lembaga yang direkomendasikan dalam
Lokakarya Nasional LKM yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran Bandung,
Bank Indonesia, Departemen Koperasi, Asia Development Bank, dan Asia Foundation
di Gedung PKBI Jakarta, akhir tahun 2001 lalu.

ditepi badai kegalauan rindu


tak bertepi
disela selaksa kegundahan
nurani
ditaman kesunyian yang bisu
dan disaat diri terjaga
kau getarkan nurani
dalam semburat rasa
yang bertajuk kepayang...
44
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua.4

ELABORASI….
UU NO. 1 TAHUN 2013 TENTANG KEUANGAN MIKRO

Pengantar ….
Perkembangan perbankan di Indonesia sangatlah pesat apa lagi semenjak
diberlakukannya serangkaian peraturan yang menjamin keleluasaan dan kemudahan
mendirikan jasa perbankan dengan dikeluarkannya paket oktober 1988 atau “pakto
88“, walaupun krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak tahun 1998 sampai
sekarang dan berakibat pada banyaknya lembaga perbankkan yang gulung tikar.

Akan tetapi meskipun demikian masih banyak perbankan yang masih menjalankan
operasinya dan berhasil mengumpulkan tabungan masyarakat, tapi ironis sekali
meskipun perbankan banyak mengambil dana masyarakat sangat banyak tapi
penyaluran melalui kredit kepada masyatakat kecil sangatlah sedikit, gambaran jelas
dapat dilihat pada pembandingan pengumpulan simpaan oleh BRI unit dalam bentuk
Simpedes sampai maret 2000 itu mencapai 17,4 triliyun sedangkan untuk pemberian
pinjaman dalam bentuk Kupedes ternyata hanya 6 triliyun untuk tahun yang sama, hal
ini terjadi karena syarat untuk menabung sangatlah mudah dan minimal tabungan
relatif kecil, sedangkan untuk pemberian kredit dengan persyaratan berbelit dan ada
pembatasan minimum pemberian kredit sehingga yang banyak mendapatkan fasilitas
kredit perbankkan adalah mereka yang mampu memenuhi persyaratan perbankkan
terutama yang mampu memenuhi jaminan kredit.

Fakta yang lain menunjukan bahwa industri kecil di Indonesia mencapai 90,36 % dari
jumlah ini hanya sedikit saja yang mampu ditangani oleh bank, dan pemenuhan modal
meraka ( yang melakukan pinjaman 70,35 %) mendapatkan pinjaman dari sumber lain
termasuk rentenir dan perorangan lainnya dengan bunga yang cukup tinggi, disamping
itu terdapat pula yang berhubungan dengan LKM ( lembaga keuangan mikro).

Dari pemaparan diatas nampaklah telah terjadi diskriminasi dan marjinaliasi terhadap
golongan pengusaha ekonomi kecil dan mikro yang tettunya dalam pelaksanaan
usahanya banyak kendala yang meraka hadapi salah satu diantanya adalah
ketersediaan dan akses terhadap modal dengan syarat yang mudah dipenuhi oleh
mereka. Menghadapi situasi tersebut, kiranya jelas dibutuhkan sistem keuangan
alternatif yang dapat melayani kebutuhan mereka, sistem keuangan tersebut
sebenarnya sudah ada dan berkembang dimasyarakat tetapi selama ini posisinya
berada diluar mainstream, sistem keuangan tersebut adalah keuangan mikro.

Data lain menunjukan bahwa jumlah LKM di Indonesia ada 53. 644 buah yang dapat
dikelompokan dalam 3 kelompok besar, pertama LKM yang perbankan yang mengacu
dan diatur oleh UU Perbankan no. 10 tahun 1998 LKM ini dikenal dengan BRI Unit,
BPR/S serta BKD, Kedua adalah LKM Koperasi mengacu dan Tunduk pada UU. No. 17
tahun 2012 dan ketiga adalah LKM bukan bank dan bukan koperasi yang sampai
sekarang belum ada perundang-undangan yang mengaturnya.

Sektor keuangan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan
penting dalam mendorong peningkatan perekonomian nasional dan ekonomi
masyarakat. Perkembangan dan kemajuan pada sektor keuangan, baik bank maupun
lembaga keuangan bukan bank perlu dipertahankan. Dalam aspek kelembagaan,
45

organisasi, regulasi (kebijakan), dan sumber daya manusia (SDM) perlu adanya
peningkatan dan perbaikan, khususnya pada lembaga keuangan bukan bank.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Di Indonesia banyak berkembang lembaga keuangan bukan bank yang melakukan


kegiatan usaha bidang keuangan yang banyak membantu kepada masyarakat.
Lembaga-lembaga tersebut perlu dikembangkan terutama secara kelembagaan dan
legalitasnya karena telah banyak membantu peningkatan perekonomian masyarakat,
khususnya masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah.

Perkembangan dalam masyarakat saat ini, lembaga keuangan yang menyediakan dana
atau modal bagi usaha skala mikro dan usaha skala kecil sangatlah penting dan urgent.
Lembaga keuangan skala mikro ini memang hanya difokuskan kepada usaha-usaha
masyarakat yang bersifat mikro. Lembaga keuangan berskala mikro ini dikenal dengan
sebutan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Pasal 33
ayat (1) menegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan. Selanjutnya Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 menyatakan bahwa
perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.

LKM pada dasarnya dibentuk berdasarkan semangat yang terdapat dalam Pasal 27
ayat (2) serta Pasal 33 ayat (1) dan ayat (4) UUD 1945. Keberadaan LKM pada
prinsipnya sebagai lembaga keuangan yang menyediakan jasa Simpanan dan
Pembiayaan skala mikro, kepada masyarakat, memperluas lapangan kerja, dan dapat
berperan sebagai instrumen pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan
rendah.

Berdasarkan hal tersebut, untuk memenuhi kebutuhan layanan keuangan terhadap


masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah, perlu disusun suatu undang-
undang tentang lembaga keuangan mikro untuk memberikan landasan hukum dan
kepastian hukum terhadap kegiatan lembaga keuangan mikro.

Penyusunan Undang-Undang ini bertujuan:

1. mempermudah akses masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah untuk


memperoleh Pinjaman/Pembiayaan mikro;
2. memberdayakan ekonomi dan produktivitas masyarakat miskin dan/atau
berpenghasilan rendah; dan
3. meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat miskin dan/atau
berpenghasilan rendah.

Undang-Undang ini memuat substansi pokok mengenai ketentuan lingkup LKM, konsep
Simpanan dan Pinjaman/Pembiayaan dalam definisi LKM, asas dan tujuan. Undang-
Undang ini juga mengatur kelembagaan, baik yang mengenai pendirian, bentuk
hukum, permodalan, maupun kepemilikan. Bentuk badan hukum LKM menurut
Undang-Undang ini adalah Koperasi dan Perseroan Terbatas. LKM yang berbentuk
badan hukum Perseroan Terbatas, kepemilikan sahamnya mayoritas dimiliki oleh
Pemerintah Daerah atau Badan Usaha Milik Desa/Kelurahan.

Selain itu, Undang-Undang ini mengatur juga mengenai kegiatan usaha LKM meliputi
jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui Pinjaman atau
Pembiayaan dalam skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan
Simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha, serta cakupan
wilayah usaha suatu LKM yang berada dalam satu wilayah desa/kelurahan, kecamatan,
atau kabupaten/kota sesuai dengan perizinannya (multi-licensing). Untuk memberikan
46

kepercayaan kepada para penyimpan, dapat dibentuk lembaga penjamin simpanan


LKM yang didirikan oleh pemerintah kabupaten/kota dan/atau
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

LKM. Dalam hal diperlukan, Pemerintah dapat pula ikut mendirikan lembaga penjamin
simpanan LKM bersama Pemerintah Daerah dan LKM.
Undang-Undang ini mengatur pula ketentuan mengenai tukarmenukar informasi antar-
LKM. Undang-Undang ini juga mengatur mengenai penggabungan, peleburan, dan
pembubaran. Di dalam Undang-Undang ini, perlindungan kepada pengguna jasa LKM,
pembinaan dan pengawasan LKM, diserahkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, dengan
didelegasikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan. Agar implementasi Undang-Undang ini dapat
terlaksana dengan baik, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, termasuk
Pemerintah Daerah, kementerian yang membidangi urusan perkoperasian, dan
kementerian yang membidangi fiskal, perlu bekerja sama untuk melakukan sosialisasi
Undang-Undang ini.

Undang-Undang ini mulai berlaku 2 (dua) tahun sejak diundangkan. Jangka waktu 2
(dua) tahun tersebut dimaksudkan antara lain untuk menyiapkan infrastruktur yang
diperlukan seperti sumber daya manusia Otoritas Jasa Keuangan selaku pembina dan
pengawas LKM dan sumber daya manusia Pemerintah Daerah selaku pihak yang
menerima pendelegasian wewenang pembinaan dan pengawasan LKM, peraturan
pelaksanaan Undang-Undang ini dan pedoman teknis pembinaan, pengawasan LKM,
dan teknologi informasi.

Selanjutnya, LKM yang belum berbadan hukum tetap dapat beroperasi sampai dengan
1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini berlaku dan wajib memperoleh izin usaha dari
Otoritas Jasa Keuangan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini
berlaku.

Pengertian…..

Pengertian ini diatur bab 1 Ketentuan umum pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa LKM
atau lembaga keuangan mikro adalah adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan
untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik
melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan
masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi
pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

LKM dalam operasionalnya dapat dijalankan secara konvensional atau dengan prinsip
syari’ah, Setiap LKM hanya boleh menjalankan satu prinsip saja konvensional atau
syari’ah.

Azas Fungsi dan Tujuan :

LKM dalam menjalakan operasionalnya hendaknya berdasarkan asas sebagai berikut


:

a. Keadilan
Adalah memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat, terutama
masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah untuk mendapatkan
pelayanan dari LKM.
b. Kebersamaan
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk kepentingan
bersama.

c. Kemandirian
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa banyak tergantung kepada pihak lain,
47

baik dari aspek sumber daya manusia maupun permodalan.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

d. Kemudahan
Adalah bahwa prosedur pembiayaan dan penyimpanan dana dalam LKM dibuat
sesederhana mungkin.
e. Keterbukaan
Adalah suatu kegiatan usaha yang proses pengelolaannya dapat diketahui oleh
masyarakat.
f. Pemerataan
Adalah pemberian Pinjaman atau Pembiayaan yang menjangkau seluruh
masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah.
g. Keberlanjutan
Adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan
yang tidak dibatasi oleh waktu tertentu.
h. Kedayagunaan dan kehasilgunaan
Adalah suatu kegiatan pemberdayaan sekaligus mendayagunakan usaha dan
layanan keuangan mikro untuk masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan
rendah.

LKM bertujuan untuk:

a. meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat;


b. membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas
masyarakat; dan
b. membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama
masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah.

Pendirian, Kepemilikan, & Perizinan


Pendirian LKM paling sedikit harus memenuhi persyaratan:

a. Bentuk badan hukum

Bentuk badan hukum untuk LKM menurut adalah :

1. Koperasi
Kalau LKM yang bersangkutan memilih badan hukum koperasi maka LKM
tersebut tunduk pada ketentuan dan aturan yang dimuat dalam UU Koperasi No.
17 tahun 2012 berikut dengan peraturan pelaksanaannya.

2. Perseroan Terbatas.
• Untuk LKM yang memilih Perseroan Terbatas sebagai badan hukum maka
sahamnya paling sedikit 60% (enam puluh persen) dimiliki oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota atau badan usaha milik desa/kelurahan.
• Sisa kepemilikan saham Perseroan Terbatas tersebut diatas dapat dimiliki
oleh:
o warga negara Indonesia; dan/atau
o koperasi.
• Kepemilikan setiap warga negara Indonesia atas saham Perseroan Terbatas
tersebut paling banyak sebesar 20% (dua puluh persen).

LKM dilarang dimiliki, baik langsung maupun tidak langsung, oleh warga negara
asing dan/atau badan usaha yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh warga
negara asing atau badan usaha asing.

Oleh Karena itu LKM hanya dapat dimiliki oleh :


48

1. Warga negara Indonesia;


2. Badan Usaha Milik Desa/Kelurahan;
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

3. Pemerintah Daerah; dan/atau


4. Koperasi.

b. Permodalan

1. Sumber permodalan LKM disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan sesuai dengan badan hukumnya.
2. Ketentuan mengenai besaran modal LKM diatur dalam peraturan Otoritas Jasa
Keuangan.

c. Mendapat izin usaha yang tata caranya sebagai berikut :

1. Sebelum menjalankan kegiatan usaha, LKM harus memiliki izin usaha dari
Otoritas Jasa Keuangan.
2. Untuk memperoleh izin usaha LKM harus memenuhi persyaratan paling sedikit
mengenai:

o Susunan organisasi dan kepengurusan;


o Permodalan;
o Kepemilikan; dan
o Kelayakan rencana kerja.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Permodalan, Kepemilikan LKM, dan tata cara
perizinan usaha akan diatur lebih lanjut berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.

Kegiatan Usaha & Cakupan Wilayah Usaha


Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan


masyarakat melalui :

1. Pinjaman atau Pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan
masyarakat,
2. Pengelolaan Simpanan,
3. Pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha.

Ketentuan mengenai suku bunga Pinjaman atau imbal hasil Pembiayaan diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

LKM dalam menjalankan usahanya dapat dilaksankan secara konvensional atau


berdasarkan prinsip syariah

Untuk kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib dilaksanakan sesuai dengan
fatwa syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia,
dan wajib membentuk dewan pengawas syariah, yang bertugas
memberikan nasihat dan saran kepada direksi atau pengurus serta mengawasi
kegiatan LKM agar sesuai dengan prinsip syariah.

Usaha Yang dilalang dilakukan oleh LKM

1. Menerima Simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
3. Melakukan usaha perasuransian sebagai penanggung;
49

4. Bertindak sebagai penjamin;


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

5. Memberi pinjaman atau pembiayaan kepada LKM lain, kecuali dalam rangka
mengatasi kesulitan likuiditas bagi LKM lain dalam wilayah kabupaten/kota yang
sama; dan
6. Melakukan usaha di luar kegiatan usaha pemberian pembiayaan, pengelolaan
simpanan dan jasa konsultansi usaha.

Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan usaha LKM sebagaimana akan dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

Cakupan Wilayah Usaha

1. Cakupan wilayah usaha suatu LKM berada dalam satu wilayah desa/kelurahan,
kecamatan, atau kabupaten/kota.
2. Luas cakupan wilayah usaha disesuaikan dengan skala usaha LKM yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

Dalam hal terjadi pemekaran wilayah:

1. Pinjaman atau Pembiayaan yang telah disalurkan LKM di luar wilayah usahanya
tetap dapat dilanjutkan sampai dengan jangka waktu Pinjaman atau Pembiayaan
berakhir; dan
2. Simpanan yang telah diterima LKM dari Penyimpan di luar wilayah usahanya tetap
dapat dilanjutkan sampai dengan penutupan Simpanan.

LKM yang tempat kedudukan dan cakupan wilayah usahanya mengalami perubahan
sebagai akibat dari pemekaran wilayah harus memberitahukan kepada Otoritas Jasa
Keuangan.

Penjaminan Simpanan

1. Untuk menjamin Simpanan masyarakat pada LKM, Pemerintah Daerah dan/atau


LKM dapat membentuk lembaga penjamin simpanan LKM.
2. Dalam hal diperlukan, Pemerintah bersama Pemerintah Daerah dan LKM dapat
mendirikan lembaga penjamin simpanan LKM.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga penjamin simpanan untuk LKM akan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Informasi…
Pengurus LKM dapat melakukan tukar-menukar informasi dan data mengenai penerima
Pinjaman atau Pembiayaan dengan LKM lain.

1. Anggota dewan komisaris atau pengawas, direksi atau pengurus, pegawai, dan
pihak terafiliasi LKM wajib merahasiakan informasi Penyimpan dan Simpanan.

2. Kewajiban merahasiakan informasi tidak berlaku dalam hal informasi Penyimpan


dan Simpanan untuk:
a. kepentingan perpajakan;
b. kepentingan peradilan dalam perkara pidana;
c. kepentingan peradilan dalam perkara perdata; atau
d. hal lain yang ditetapkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

4. Anggota direksi atau pengurus, dan pegawai LKM wajib memberikan informasi
Penyimpan dan Simpanan untuk kepentingan sebagaimana dimaksud diatas
50

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara untuk memperoleh informasi


sebagaimana dimaksud pada ayat
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Penggabungan, Peleburan, & Pembubaran


LKM dapat melakukan penggabungan atau peleburan dengan 1 (satu) atau lebih LKM
lainnya dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan, Ketentuan lebih lanjut mengenai
penggabungan atau peleburan LKM akan diatur dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan.

Dalam hal LKM mengalami kesulitan likuiditas dan solvabilitas yang membahayakan
keberlangsungan usahanya, maka Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan tindakan
agar :

a. pemegang saham atau anggota koperasi menambah modal;


b. pemegang saham mengganti dewan komisaris atau pengawas dan/atau direksi atau
pengurus LKM;
c. LKM menghapusbukukan Pinjaman atau Pembiayaan yang macet dan
memperhitungkan kerugian LKM dengan modalnya;
d. LKM melakukan penggabungan atau peleburan dengan LKM lain;
e. kepemilikan LKM dialihkan kepada pihak lain yang bersedia mengambil alih seluruh
kewajiban;
f. LKM menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan LKM kepada pihak
lain; atau
g. LKM menjual sebagian atau seluruh harta dan/atau kewajiban LKM kepada LKM
atau pihak lain.

Dalam hal tindakan sebagaibana dibahas diats belum cukup untuk mengatasi
kesulitan likuiditas dan solvabilitas LKM, Maka Otoritas Jasa Keuangan mencabut izin
usaha LKM dan memerintahkan direksi atau pengurus LKM untuk segera
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham, Atau Rapat Anggota guna
membubarkan badan hukum LKM dan membentuk tim likuidasi. Ketentuan lebih lanjut
mengenai pembubaran LKM akan diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

Perlindungan Pengguna Jasa LKM


Untuk kepentingan pengguna jasa, LKM harus menyediakan informasi terbuka kepada
masyarakat paling sedikit mengenai:

1. wewenang dan tanggung jawab pengurus LKM;


2. ketentuan dan persyaratan yang perlu diketahui oleh Penyimpan dan Peminjam;
dan
3. kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi LKM dengan
pihak lain.

Untuk perlindungan Penyimpan dan masyarakat, Otoritas Jasa Keuangan berwenang


melakukan tindakan pencegahan kerugian Penyimpan dan masyarakat yang meliputi:

1. memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik dan


kegiatan usaha LKM;
2. meminta LKM untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut
berpotensi merugikan masyarakat; dan
3. tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan Undang-Undang ini.

Otoritas Jasa Keuangan melakukan pelayanan pengaduan Penyimpan yang meliputi:


1. menyiapkan perangkat untuk pelayanan pengaduan Penyimpan yang dirugikan
oleh LKM;
51

2. membuat mekanisme pengaduan Penyimpan yang dirugikan oleh LKM;dan


3. memfasilitasi penyelesaian pengaduan Penyimpan yang dirugikan oleh LKM.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Transformasi Lkm

LKM wajib bertransformasi menjadi bank jika:

1. LKM melakukan kegiatan usaha melebihi 1 (satu) wilayah kabupaten/kota tempat


kedudukan LKM; atau
2. LKM telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan.

Pembinaan, Pengaturan, & Pengawasan


Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan LKM dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Dalam melakukan pembinaan, Otoritas Jasa Keuangan melakukan koordinasi dengan
kementerian yang menyelenggarakan urusan koperasi dan Kementerian Dalam Negeri.
Pembinaan dan pengawasan dapat didelegasikan kepada pemerintah kabupaten/kota.

Dalam hal pemerintah kabupaten/kota belum siap, Otoritas Jasa Keuangan dapat
mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada pihak lain yang ditunjuk.
Ketentuan mengenai hal yang berkaitan dengan pembinaan dan pengawasan yang
didelegasikan kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak lain yang ditunjuk
akan diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

LKM wajib melakukan dan memelihara pencatatan dan/atau pembukuan keuangan


sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku, Dalam melakukan dan
memelihara pencatatan dan/atau pembukuan, direksi atau pengurus LKM
dilarang:

1. Membuat pencatatan palsu dalam pembukuan dan/atau laporan keuangan tanpa


didukung dengan dokumen yang sah;
2. Menghilangkan atau tidak memasukkan informasi yang benar dalam laporan
kegiatan usaha, laporan keuangan, atau rekening LKM; dan
3. Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau menghilangkan
suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan keuangan, maupun dalam
dokumen atau laporan kegiatan usaha.

LKM wajib menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan:

1. Laporan keuangan setiap 4 (empat) bulan; dan/atau


2. Laporan lain yang ditetapkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

LKM wajib mengumumkan laporan keuangan dalam rangka menerapkan prinsip


keterbukaan. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan
melakukan pemeriksaan terhadap LKM. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan LKM akan diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan.

Sanksi….

Sanksi Administratif

Sanksi Administratif diberikan apabila LKM dan Stake holdernya melakukan


pelanggaran dalam :
52

1. Pemilikan LKM oleh Warganegara Asing


2. Pemilikan LKM diluar WNI, BUMD/K, Pemda , dan Koperasi.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

3. Melakukan kegiatan usaha di luar pembarian pemboayaan, pengelolaan simpanan


dan Konsultansi Usaha
4. Melakukan Kegiatan yang dilarang
5. Melakukan usaha diluar wilayah kerja
6. Perlindungan Penguna Jasa LKM
7. Tidak melakukan transformasi
8. Tidak melakukan pencacatan dan pmemeliharan pencatatan atau pembukuan LKM
9. Tidak menyampaikan laporan keuangan dan laporan lainnya yang ditetapkan oleh
OJK.

Sanksi Administratif bisa berupa:

1. Denda uang;
2. Peringatan tertulis;
3. Pembekuan kegiatan usaha;
4. Pemberhentian direksi atau pengurus LKM dan selanjutnya menunjuk dan
mengangkat pengganti sementara sampai Rapat Umum Pemegang Saham atau
Rapat Anggota Koperasi mengangkat pengganti yang tetap dengan persetujuan
Otoritas Jasa Keuangan; atau
5. Pencabutan izin usaha.

Ketentuan Pidana

1. Setiap orang yang menjalankan usaha LKM tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 3 (tiga) tahun serta pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Dalam hal kegiatan tersebut dilakukan oleh badan hukum yang berbentuk perseroan
terbatas atau koperasi, maka penuntutan terhadap badan-badan dimaksud dilakukan
baik terhadap mereka yang memberiperintah melakukan perbuatan itu atau yang
bertindak sebagai pimpinan dalam perbuatan itu atau terhadap keduaduanya.

2. Setiap orang yang dengan sengaja memaksa LKM untuk memberikan informasi
Penyimpan dan Simpanan di luar kepentingan perpajakan, kepentingan peradilan
dalam perkara pidana, kepentingan peradilan dalam perkara perdata, atau hal lain
yang didtetapkan oleh OJK, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun serta pidana denda paling sedikit
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

Anggota dewan komisaris atau pengawas, direksi atau pengurus, pegawai, dan pihak
terafiliasi LKM yang dengan sengaja memberikan informasi yang wajib dirahasiakan di
luar kepentingan perpajakan, kepentingan peradilan dalam perkara pidana,
kepentingan peradilan dalam perkara perdata, atau hal lain yang didtetapkan oleh OJK,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga)
tahun serta pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

3. Anggota direksi atau pengurus, atau pegawai LKM yang dengan sengaja tidak
memberikan informasi yang wajib seprti untuk kepentingan perpajakan, kepentingan
peradilan dalam perkara pidana, kepentingan peradilan dalam perkara perdata, atau
hal lain yang didtetapkan oleh OJK, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun serta pidana denda paling sedikit Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
53

4. Setiap direksi atau pengurus LKM yang:


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

a. membuat pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan keuangan dan/atau


tanpa didukung dengan dokumen yang sah;
b. menghilangkan atau tidak memasukkan informasi yang benar dalam laporan
kegiatan usaha, laporan keuangan, atau rekening LKM; dan
c. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, dan/atau
menghilangkan suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan
keuangan, dan dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha.
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga)
tahun serta pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

5. Anggota dewan komisaris atau pengawas, direksi atau pengurus, dan/atau pegawai
LKM yang dengan sengaja:

a. meminta atau menerima suatu imbalan, baik berupa uang maupun barang untuk
keuntungan pribadi atau keluarganya:
• dalam rangka orang lain mendapatkan uang muka atau fasilitas Pinjaman atau
Pembiayaan dari LKM;
• dalam rangka memberikan persetujuan bagi orang lain untuk melaksanakan
penarikan dana yang melebihi batas Pinjaman atau Pembiayaan pada LKM;

b. tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan


LKM terhadap ketentuan dalam Undang-Undang ini dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi LKM

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3
(tiga) tahun serta pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

6. Pemegang saham atau pemilik LKM yang dengan sengaja menyuruh dewan komisaris
atau pengawas, direksi atau pengurus, anggota koperasi, atau pegawai LKM untuk
melakukan atau tidak melakukan tindakan yang mengakibatkan LKM tidak
melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikanketaatan LKM
terhadap ketentuan dalam undang-undang ini dan ketentuanperundang-undangan
lainnya yang berlaku bagi LKM, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun serta pidana denda paling sedikit
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

satu satu bintang melejit


tinggalkan bulan bugil kesunyian
terbaring diatas kanvas
hitam langit
seribu duka curah dari wajah
murungnya seraya
mendesah
54

aku rindu cahaya


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Tiga.5

BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)


SEBUAH SISTEM LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARI’AH

Pengantar
BMT … itulah kata tersebut, kata yang senantiasa dikuti dengan kata syari’ah yang
selalu berkibar dengan bendera hijau. BMT terlahir di tengah gegap gempitanya
semangat menjalankan syari’at islam secara kaffah, yang terus menaik seriring
berpalingnya angin politik, yang terus tumbuh dibelantara riba yang semakin sulit
untuk ditembus dan terus meracuni generasi islam dulu kini atau mungkin nanti kita
akan tenggelam dalam lautan riba… padahal riba adalah dosa tingkat ketiga setelah
syirik dan membunuh yang tidak diridhoi Allah…

Yang sering kita dengar BMT itu adalah mahluk yang bergerak di habitat keuangan
dan dibelantara ekonomi kelas bawah, yang menyediakan pinjaman untuk para
pengusaha kecil dan mikro tapi tidak mengunakan bunga sebagai instrumenya, yang
dipakai oleh BMT itu adalah sistem bagi hasil yang disandarkan pada ketentuan dan
nilai-nilai syari’ah islam.

Yang jadi permasalah adalah kadang kita dibingungkan oleh pendapat yang
mengatakan apakah BMT itu sebuah lembaga atau sebuah system. Itulah perdebatan
yang kadang muncul diantara para pengamat atau praktisi BMT.

Sebenarnya BMT itu bukan sebuah lembaga lanyaknya seperti koperasi atau PT, tapi
BMT itu merupakan suatu sistem layaknya seperti sistem perbankan, artinya sebagai
sebuah sistem BMT mempunyai fungsi dan ketentuan yang beda dengan sistem
lainnya yang sama-sama bergerak di bidang keuangan. BMT didukung oleh dua sub
sistem utama layaknya seperi dua sisi mata uang yaitu Baitul Maal (BM) yang
bervisi sosial dan Baitul Tamwil ( BT) yang bervisi i bisnis di pihak lain, kedua sub
sistem ini dalam operasionalnya mempunyai fungsi masing-masing dan dalam
operasional kedua mempunyai fungsi dan sifat yang berbeda, tapi keduanya tidak
dapat dihilangkan karena keduanya merupakan salah satau unsur terpenting, jika salah
satu tidak berjalan maka sistem itu menjadi sistem yang pincang, bahkan dalam
pelaksanaanya bisa disamakan dengan sistem yang laiin.

Misalnya sebuah BMT yang dijalankan pada suatu kesempatan di suatu tempat akan
tetapi salah satu unsur sistemnya tidak dijalankan misalnya yang berjalan hanya BM
saja atau hanya BT saja, hal demikian tidak bisa dikatakan itu menggunakan sistem
BMT, lebih baik sebut saja BM atau BT sesuai dengan yang dijalankannya. Akan tetapi
sebuah lembaga lain yang dalam hal namanya tidak menggunakan BMT tapi intinya
didalamnya dan dalam praktek sehari-hari menggunakan dua konsep atau dua entiti
yang terdapat dalam BMT maka itulah yang disebut BMT.

Karena BMT merupakan sebuah sistem, maka pada hakekatnya bank islam pun, BPR
syariah pun bisa menggunakan sistem ini asal didalamnya ada fungsi unsur dan
syaratnya seperti BMT, maka hal itu dapat digolongkan sebagai sebuah BMT.
55

Sebagai sebuah sistem pula BMT dapat memlih badan hukum yang disesuaikan
dengan karakter BMT itu sendiri sesuai dengan ketentuan tentang badan hukum yang
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

berlaku di Indonesia dan menurut tata hukum di Indonesia apakah itu merupakan PT
milik bersama atau Koperasi. Tentunya dengan penyesuaian-penyesuaian dengan ciri-
ciri BMT.

Secara Singkat BMT sebagai Sebuah Sistem Dapat digambarkan sebagai


berikut :

Sebagai sebuah system keuangan BMT juga merupakan lembaga intermediasi


keuangan dimana sebagai lembaga intermediasi keuangan mempunyai fungsi utama
sebagai fasilitator untuk mempertemukan pihak yang surplus dana dan dilain pihak
yang defisit dana.

Sebagai lembaga intermediasi keuangan dalam operasionalnya terdapat dua jenis


pendekatan. Pertama model pendekatan bank dimana, hubungan bank dengan
nasabahnya hanya sebagai pemberian pembiayaan dengan pendekatan dan
persyatan bankable yang dikenal dengan Five C Concep dan dengan mengenakan
system bank maka sebuah bank tidak mempunyai kewajiban dalam melakukan
pembinaan terhadap nasabah, yang yang berhubungan dengan bank biasanya
adalah lembaga-lembaga atau perorangan yang telah mampu memenuhi sayarat dan
ketentuan perbankan. Kedua adalah dengan pendekatan konsep Ventura dimana
fungsi utama lembaga keuangan yang menggunakan konsep ini adalah melakukan
pemberian pembiayaan kepada nasabahnya dengan pendekatan pembinaan, tujuan
pembinaan adalah agar nasabah mempunyai kemampuan dalam memenuhi kriteria
dan syarat perbankan atau bankable, sehingga setelah memenuhi syarat dan
56

standar perbankan diharapkan nasabah dapat berhubungan dengan bank.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dalam operasionalnya BMT hendaknya lebih menggunakan pendekatan ventura dari


pada bank sehingga fungsi pembinaan yang melekat pada lembaga ini menjadi ciri
opesional BMT, karena pangsa pasar utama BMT adalah usaha kecil dan mikro yang
tentunya dengan segala kesederhanaanya masih memerlukan pembinaan terutama
dalam hal berhubungan dengan lembaga-lembaga keuangan, tentunya dengan tidak
menafikan prinsip kehati-hatian dalam pemberian pembiayaan kepada mitra BMT.

Pengertian BMT
Pengertian KSPPS :

Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah selanjutnya disebut KSPPS adalah
koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpanan, pinjaman dan pembiayaan
sesuai prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq/sedekah, dan wakaf.

Pengertian BMT :

BMT adalah Baitul Maal wat Tamwil yaitu sistem intermediasi keuangan di tingkat
mikro yang didalamnya terdapat Baitul Maal dan Baitul Tamwil yang dalam
operasionalnya dijalankan dengan menerapkan prinsip-prinsip syari‘ah.

Pengertian KSPPS-BMT

KSPPS-BMT adalah Koperasi koperarasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah


Baitul Maal wat Tamwil yaitu sistem intermediasi keuangan di tingkat mikro yang
berbadan hukum koperasi yang didalamnya terdapat Baitul Maal dan Baitul Tamwil
yang dalam operasionalnya dijalankan dengan menerapkan prinsip-prinsip syari‘ah.

Dari pengertian KSPPS-BMT diatas diatas terdapat enam unsur yaitu :

1. Sistem Intermediasi keuangan

Intermediasi atau disebut perantara, dimana dalam kontek ini KSPPS-BMT


berfungsi sebagai perantara atau penghubung antara orang yang mempunyai
surplus dana (dana berlebih) orang yang defisit dana (membutuhkan dana) dan
sebagai perantara maka KSPPS-BMT mempunyai tiga fungsi yaitu menghimpun
dana dalam bentuk tabungan dan simpanan, mengadministrasikan dana dan
menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan dan piutang, dari proses inilah
kemudian KSPPS-BMT menerima dan membagikan bagi hasil dari dan untuk
anggotanya atau pihak lain yang menyimpan atau menabung pada KSPPS-BMT
atau UJKS-BMT.

2. Tingkat Mikro

Tingkat mikro memiliki pengertian bahwa KSPPS-BMT harus beroperasi pada


tingkat mikro ini artinya yang menjadi nasabah untuk pembiayaan KSPPS-BMT
adalah mereka yang membutuhkan pembiayaan di bawah kecil yang pada
kenyataannya tidak bisa di jangkau oleh sistem perbankan, maka dalam konteks
ini KSPPS-BMT harus mengutamakan kelompok usaha yang layak tapi tidak
bankable maka ketika KSPPS-BMT beroperasi diwilayah ini menjadi mutlak
perlunya proses pendampingan yang dilakukan oleh KSPPS-BMT untuk
anggotanya, jadi kalau dilihat dari sistem operasinya maka KSPPS-BMT tidak
dapat disamakan dengan sistem bank (perbankan) tetapi lebih menyerupai
ventura dimana fungsi pendampingan dan pembinaan terhadap nasabahnya
menjadi hal yang mutlak untuk dilaksanakan oleh KSPPS-BMT.
57

3. Berbadan Hukum Koperasi


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

KSPPS-BMT dalam operasinya menggunakan badan hukum koperasi, oleh


karenanya maka KSPPS-BMT harus menjalankan prinsip-prinsip koperasi dan
segala peraturan yang mengatur tentang perkoperasian.

4. Baitul Tamwil

Baitut Tamwil (Bait = Rumah, at-Tamwil = Pengembangan Harta) melakukan


kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonominya. Pada sisi ini BMT merupakan institusi bisnis yang harus
menjalankan usahanya demi mencapai keuntungan, dan harus menggunakan
manajemen modern yang profesional.

Ciri-ciri operasional Baitut Tamwil :

• Visi dan misi pengelolaan dana adalah menggunakan prinsip-prinsip ekonomi.


• Profit oriented (Berorientasi pada Keuntungan)
• Dijalankan sesuai dengan prinsip Islam
• Memiliki fungsi sebagai mediator antara pemilik kelebihan dana dan pihak yang
memerlukan dana.

5. Baitul Maal

Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal = Harta) menggalang Titipan dana Zakat, Infaq,
Shadaqah, wakaf dan dana social lainnya yang tidak bertentangan dengan
syari’ah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya. Pada sisi ini BMT merupakan institusi sosial jadi BMT memerankan
dirinya untuk membantu kesulitan anggotanya yang mempunyai masalah sosial
dan harus mampu meningkatkan kualitas anggotanya dan keluar dari masalah
sosial yang dihadapinya dengan mengoptimalkan dana zakat, infaq, shadaqah,
wakaf (ziswaf), Iuran Kesetiakawanan Sosial, Sumbangan/Hibah dan lainnya.

Dana-dana sosial yang berhasil dihimpun disalurkan kepada pihak yang berhak
menerimanya dengan ketentuan sebagai berikut :

• Visi dan misi pengelolaan dana adalah sosial.


• Non-profit (nirlaba).
• Memiliki fungsi sebagai mediator antara pemberi dana sosial / zakat (Muzakki)
dan penerima dana sosial / zakat (Mustahik).
• Tidak diperbolehkan mengambil profit apapun dalam operasionalnya.
• Biaya operasi mengambil hak sebagai Amilin maksimal sebesar 12,5 % dari
dana sosial yang diterima.

6. Prinsip Syari’ah

KSPPS-BMT dalam segala aspek operasional harus tunduk dan tidak boleh keluar
dari tatanan syari‘ah maka dalam konteks ini menjadi suatu kewajiban bagi para
pengurus dan pengelola KSPPS-BMT mengetahui dan memahami ekonomi
syari‘ah dan fiqih muamalah dan setidaknya dalam setiap KSPPS-BMT wajib
adanya dewan pengawas syari‘ah yang berfungsi sebagai pengawas dan
pengendali operasi KSPPS-BMT agar tidak keluar dan melakukan peyimpangan
dari konsep syari‘ah. Aturan utama yang menjadi bingkai syari‘ah terdapat dalam
Al Qur‘an dan hadist yang diantaranya memberikan pembeda antara ekonomi
syari‘ah dengan ekonomi konvensional yaitu : Pengharaman riba, Penghalalan
58

jualbeli, Keadilan, Prstetatif dan Tolong melolong, atau kalau menurut konsep
yang terdapat dalam UU Perbankan Syari‘ah yang membedakan syari‘ah dan
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

tidaknya suatu proses ekonomi adalah ada pada kata Magrrib ( Maisir-untung-
untungan/judi-, Ghoror- sesuatu yang tidak jelas/penipuan-, Riswah/suap, dan
riba/bunga).

Jadi itulah unsur-unsur yang terdapat dalam BMT sebagai sebuah sistem, unsur-
unsur tersebut juga bisa berupakan prinsip dan kriteria pembeda antara sistem BMT
dengan sistem dan lembaga keuangan lainnya, artinya sebuah sistem kalau tidak
menjalankan unsur-unsur diatas meskipun namanya BMT tidak dapat dikatakan
sebagai BMT, tetapi meskipun namanya bukan BMT akan tetapi dalam praktek
operasionalnya mejalankan unsur-unsur diatas itulah yang dinamakan BMT.

Tujuan
BMT bertujuan meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Sifat
BMT merupakan usaha bisnis yang bersifat mandiri, ditumbuhkembangkan dengan
swadaya dan dikelola secara profesional, serta berorientasi untuk kesejahteraan
anggota dan masyarakat lingkungannya.

Visi
Visi BMT adalah menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan kuat, yang
kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu berperan
menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya
dan ummat manusia pada umumnya.

Misi
Misi BMT adalah mewujudkan gerakan pembebasan anggota & masyarakat dari
belenggu rentenir, jerat kemiskinan & ekonomi ribawi, gerakan pemberdayaan
meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil dan kelembagaannya menuju
tatanan perekonomian yang makmur dan maju dan gerakan keadilan membangun
struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran – berkemajuan, serta makmur
– maju berkeadilan berlandaskan syari’ah dan ridha Allah SWT.

Fungsi BMT
Dalam rangka pencapaian tujuan BMT berfungsi :

1) Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir, mendorong dan mengembangkan


potensi serta kemampuan ekonomi anggota, kelompok usaha anggota muamalat
(Pokusma) daerah kerjanya.

2) Mempertinggi kualitas SDM anggota dan Pokusma menjadi lebih profesional &
islami sehingga semakin utuh dan tangguh menghadapi tantangan global ;

3) Menggalang dan mengorganisir potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan


kesejahteraan anggota ;

Prinsip-prinsip Utama
BMT melaksanakan kegiatan dan fungsinya berdasarkan prinsip utama sebagai
berikut :
59
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1) Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dengan mengimplementasikan prinsip-


prinsip syariah dan muamalah Islam ke dalam kehidupan nyata;
2) Keterpaduan (kaaffah) dimana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan
menggerakkan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil dan
berakhlak mulia;
3) Kekeluargaan/koperatif;
4) Kebersamaan;
5) Kemandirian;
6) Profesionalisme; dan
7) Istiqomah : konsisten, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa pernah
putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju ke tahap berikutnya; dan hanya
kepada Allah kita berharap.

Prinsip Muamalah
Prinsip Muamalah Islam dalam bidang ekonomi menjiwai dan memotivasi kegiatan,
misalnya :

1) Dalam melakukan segala kegiatan ekonomi;


2) Dalam bagi hasil keuntungan baik dalam kegiatan usaha maupun dalam kegiatan
intern lembaga BMT;
3) Dalam pembagian sisa hasil usaha dan balas jasa didasarkan atas keterlibatan
anggota dalam memajukan BMT;
4) Dalam mengembangkan sistem dan jaringan kerja, kelembagaan dan
manajeman BMT.

Ciri Utama BMT


Ciri-ciri utama BMT adalah;

1) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi


paling banyak untuk anggota dan lingkungannya.
2) Bukan lembaga sosial tetapi dimanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan
zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf bagi kesejahteraan orang banyak.
3) Ditumbuhkan dari bawah berdasarkan peran serta masyarakat dan sekitarnya.
4) Milik bersama masyarakat kecil bawah (mikro) dan kecil dari lingkungan BMT itu
sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu.

Ciri Khas BMT


BMT adalah lembaga milik dan dibawah kendali masyarakat setempat sehingga
keuntungan yang diperolehnya adalah juga akan menjadi milik dan hak masyarakat
setempat itu; disamping itu maju mundurnya BMT ini akan sangat ditentukan oleh
masyarakat setempat itu sendiri.

Selain itu, BMT memiliki ciri-ciri khas sebagai berikut:

1) Staf dan karyawan BMT bertindak aktif, pro-aktif, dinamis tidak menunggu tetapi
menjemput calon anggota penyimpan/peminjam, baik anggota yang dihimbau
untuk menempatkan dana simpanan maupun untuk pembiayaan usaha. Istilah
populernya adalah: menjemput bola, tidak menunggu.

2) Kantor dibuka dalam waktu tertentu dan ditunggui oleh jumlah staf yang
terbatas, karena sebagian besar staf harus bergerak di lapangan untuk
mendapatkan simpanan, mendapatkan anggota yang melaksanakan pembiayaan
60

usaha dan memonitor serta mensupervisi usaha anggota baik calon penyimpan
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

maupun anggota peminjam (pembiayaan usaha). Namun, pembicaraan


mengenai bisnis dan transaksi BMT dapat dalakukan di luar kantor.

3) BMT mengadakan pengajian rutin secara berkala yang waktu dan tempatnya
(biasanya di madrasah, masjid atau mushalla) ditentukan sesuai dengan kegiatan
nasabah atau anggota BMT. Setelah pengajian ilmu-ilmu agama biasanya
dilanjutkan dengan “balam” (bagi-bagi pengalaman) pembicangan bisnis dari
para anggota pengelola usaha kecil.

4) Manajemen BMT adalah profesional dan Islami:

a. administrasi keuangan, pembukuan dan prosedur ditata dan dilaksanakan


dengan sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia yang
disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariah. Untuk BMT yang telah mampu
(memiliki aset lk Rp. 100 juta) disarankan untuk menggunakan sistem
akuntansi BMT dengan komputerisasi yang terstandar seperti milik PT Ussi
Prima, untuk lebih memudahkan dalam membuat laporan harian, bulanan
dan tahunan, Neraca maupun Rugi/Laba, catatan per anggota, mencetak
simpanan anggota, memantau sisa angsuran pinjaman modal kerja anggota,
menghitung bagi hasil dengan anggota penyimpan dan anggota peminjam,
arsip surat menyurat, menghitung tingkat kesehatan BMT, dan berbagai
proses administrasi lainnya.

b aktif, menjemput bola, beranjangsana, berprakarsa, proaktif, menemukan


masalah, menganalisa masalah dengan tajam, dan menyelesaikan masalah
dengan bijak, bijaksana, yang “memenangkan semua pihak”.

c berpikir, bersikap dan berperilaku ahsanu amala : service excellence.

61
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Tiga.6

PERMODALAN BMT
Modal Awal BMT
BMT dapat didirikan dengan modal awal Rp. 150.000.000,- ( Seratus Lima Puluh Juta
rupiah) atau lebih, terutama di daerah perkotaan namun, jika terdapat kesulitan dalam
mengumpulkan dana awal, dapat dimulai dengan modal Rp. 100.000.000,- (Seratus
juta rupiah) tetapi perlu segera ditingkatkan untuk mencukupi sampai dengan Rp.
150.000.000,- Di daerah perdesaan, BMT dapat didirikan dengan modal awal Rp.
100.000.000,- atau paling sedikit Rp. 75.000.000,- namun dalam waktu 6 bulan
diangsur sehingga sudah dapat mencapai Rp. 100.000.000,- Untuk daerah perdesaan
perkembangan BMT akan dilaksanakan secara bertahap dengan modal yang juga
bertahap besarnya, dimulai dengan mengembangkan BMT Unit yang akan dibicarakan
lebih rinci di belakang ini. Tapi secara ekonomis permodalan BMT baru dapat berjalan
dengan tingkat pendapatan layak bagi pengelolanya yang berjumlah tiga orang adalah
sebesar 300 juta, dengan perhitungan 80% tersalur lewat pembiayaan dan sisanya
dinvestasikan dalam bentuk inveatasi kantor untuk kelancaran opesaional BMT.

Darimana diperoleh modal awal BMT ?


Agar BMT bisa dijalankan dengan segera maka modal awal dapat berasal dari satu
atau beberapa tokoh setempat. Namun, sejak awal sudah dipastikan bahwa anggota
Pendiri BMT mininal terdiri dari 20 orang. Modal awal ini (dinamakan Sertifikat Modal
Koperasi ) yang berasal dari urunan 20 orang para pendiri yang diidentifikasi, diajak,
dan digalang untuk bersedia menjadi pendiri dan urunan modal awal BMT ini. Dari segi
materi Sertifikat Modal Koperasi para pendiri ini, mendapat prioritas atau penghargaan
yang lebih dari Sisa Hasil Usaha (SHU), selain juga mendapatkan porsi SHU lainnya
sesuai dengan keterlibatannya dalam usaha-usaha BMT. Dari segi non-materi, para
pendiri BMT akan tercatat sepanjang masa dalam masyarakat di kampung
halamannya, dan lebih mulia lagi pasti akan dicatat oleh para Malaikat sebagai pemula
dalam berbuat baik (“muhsinin”), yang akan diberikan ganjaran pahala berlipat ganda
oleh Allah swt baik di dunia ini maupun di akhirat nanti, karena modal awal ini
dimanfaatkan untuk maksud yang mulia memenuhi perintah Allah swt (antara lain Q.s.
al Maa-uun, Q.s. al Balad, dll).

Berapa jumlah anggota Pendiri BMT ?


Jumlah batasan 20 anggota/tokoh masyarakat setempat mendukung kegiatan
ekonomi masyarakat kecil bawah (mikro) dan kecil. Anggota Pendiri merupakan
anggota inti yang akan sangat bertanggung jawab pada maju mundurnya BMT
karena memiliki andil dalam membentuknya dan rasa memilikinya yang tinggi. Di lain
pihak, diperlukan pula suatu jumlah yang layak, tidak terlalu sedikit/perorangan
karena sifatnya kooperatif dan menghindarkan dari kemungkinan penyalahgunaan
lembaga untuk tujuan pribadi, dan juga tidak terlalu besar sehingga memudahkan
dalam pengambilan keputusan.

Bagaimana Mendapatkan Modal Pendiri BMT ?


62
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Modal Pendiri BMT adalah modal yang disetor oleh para pendiri yang berasal dari
jamaah masyarakat setempat (jamaah masjid, pesantren, kecamatan, kelurahan,
desa miskin, dsb) baik secara tunai maupun secara angsuran. Jika dilakukan secara
angsuran sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, paling lama dalam 12 bulan, dan
dilakukan dengan pernyataan mau melunasi dari bulan ke bulan di atas kertas
bermaterai

CARA KERJA PERPUTARAN DANA BMT

PENGGALANGAN OPERASIONAL PENYALURAN


DANA BMT DANA

Pembiayaan Total Bg
Hasil
MODAL DASAR :
Mudhorobah
• Sertifikat Modal Kop. BAGI
• Setoran Pokok S H U S HASIL
• Modal Penyertaan DIBAGIKAN H Pemby. Brsama Bagi
U Hasil
Musyarokah

SIMP. SUKARELA Bagi Kepemilikan Barang


Hasil bayar Jatuh Tempo &
• Simp. Hari Tua Angsuran
• Simp.. kurban (Murabahah)
• Simp. Pertanian
• Simp. Pendidikan MARGIN
Kepemilikan Barang
Anak/SI DIA
BAGI sistem inden ( Salam &
• Simp. Perumahan/
HASIL Istisnha)
SIMPERUM
• Simp. Hari Raya
• Simp. Wisata Warga,
dsb. Sewa (Ijarah), Hiwalah,
• Simp. Berjangka/SI SEWA & Kafalah, Wakalah dan
JAKA (1, 3, 6, 12 FEE/Ujrah Rahn
bulan)

SIMP. SUKARELA Pinjaman Kebajikan


TI TIPAN BONUS INFAQ
Qordhul Hasan

• Simp.Titipan
-Biaya Akumulasi
OPERASIONAL PENDAPATAN

Perguliran dana BMT terlihat dari diatas. Dana BMT pertama-tama diharapkan
diperoleh dari para pendiri, berbentuk sertifikat modal Koperasi. Sebagai Anggota
Biasa, para pendiri juga membayar Setoran Pokok, dan jika ada kemudahan Simpanan/
tabungan biasa. Dari Sertifikat Modal Koperasi yang berasal dari modal para pendiri
ini dilakukan investasi untuk membiayai pelatihan pengelola, mempersiapkan kantor
dengan peralatannya, serta perangkat administrasi. Selama belum menghasilkan yang
memadai, tentu saja modal perlu juga untuk menalangi pengeluaran biaya sehari-hari
yang diperhitungkan secara bulanan, biasa disebut sebagai biaya “operasional” BMT.
Selain modal dari para pendiri, modal dapat juga berasal dari lembaga-lembaga
kemasyarakatan (ummat) seperti Yayasan, Kas Masjid, BAZ, LAZ, salam bentuk modal
penyertaan. Modal dari lembaga ini dapat juga diperoleh dalam jumlah besar, namun
kita sangat mengharapkan justru andil dari yang merasa sebagai pemula, pemrakarsa,
dan pendiri BMT itu. Sehingga jika kemudian hari terjadi sesuatu yang kurang baik
mengenai BMT ini, para pendiri itulah yang terlebih dahulu mengambil prakarsa untuk
membenahinya. Mereka diharapkan memiliki perasaan lebih memiliki pada BMT. Begitu
63

pula dengan titipan ZIS, yang jika diizinkan oleh penitipnya, misalnya BAZIS, dapat
juga digunakan sebagai modal awal. Namun, sekali lagi, urunan modal para pendiri itu
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

sangat kita pentingkan. Dan adalah suatu keharusan, yang nantinya akan berakibat
pada penilaian kesehatan BMT itu.

Anggota BMT juga menyimpan Setoran Pokok dan simpanan atau tabungan lainnya,
yang untuk semuanya itu, akan mendapat Bagi Hasil dari keuntungan BMT. Bagaimana
caranya BMT mampu membayar Bagi Hasil kepada anggota, khususnya anggota yang
menyimpan simpanan dan tabungan ? Karena, BMT seharusnyalah memiliki
pemasukan keuntungan dari hasil usaha pembiayaan berbentuk modal kerja yang
diberikan pada anggota, kelompok usaha anggota (Pokusma) seperti Pokusma MPMK:
Memantapkan Program Menghapus Kemiskinan, Pokusma komoditas unggulan,
ataupun Pokusma usaha sejenis lainnya seperti Pokusma industri rumah tangga,
pedagang ikan, buah, pedagang asongan, dlsb. Karena itulah, Pengelola BMT harus
“menjemput bola”.

Dalam membina anggota pemanfaat dana BMT agar mereka beruntung cukup besar,
dan karenanya BMT juga akan memperoleh untung yang cukup besar pula. Dari
keuntungan itulah BMT dapat menanggung biaya operasional dalam bentuk gaji
pengelola dan karyawan BMT lainnya, biaya listrik, telepon, air, peralatan komputer,
biaya operasional lainnya, dan yang lebih penting, dari keuntungan itu pula BMT harus
mampu membayar Bagi Hasil yang memadai dan memuaskan bagi para anggota
penyimpan simpanan dan tabungan biasa.
Dalam “menjemput bola” itu, pengelola BMT harus mampu menjelaskan dengan
menarik minat kepada anggota atau calon anggota untuk menyimpan tabungan san
simpanan biasa dalam jumlah besar katakanlah Rp. 100.000,00, Rp. 500.000,00 Rp.
1.000.000.00 sd Rp. 10.000.000,00 atau lebih, dengan menunjukkan kemungkinan-
kemungkinan pembiayaan/pinjaman untuk kegiatan usaha pengusaha kecil yang
menguntungkan itu, kelayakannya, tingkat keuntungannya, dan juga dengan alasan
jika menyimpan di BMT, insya Allah, dana beliau itu akan aman, bermanfaat untuk
masyarakat banyak, orang miskin dan fakir, dan lebih dari itu menguntungkan dengan
mendapat Bagi Hasil, yang insya Allah akan sama besarnya dengan jumlah yang
dibayarkan oleh lembaga-lembaga keuangan konvensional lainnya (dengan sistem
bunga), selain simpanan di BMT ini akan bebas dari unsur riba. Aman dan
menguntungkan di dunia dan di akhirat kelak jika kita kembali pada-Nya. Dan BMT
harus mampu membuktikan hal itu.

diantara kesunyian
dan garisan langit
dilintas garis kesetiaan
kepastian dilekatkan
pada dua titian beda
antara kesederhanaan
bersikap
dan kemewahan berselera...
64
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua.7

USAHA BMT
Jenis-jenis Usaha BMT
Keuangan:

A. Menghimpun Simpanan

1. Simpanan Menurut Undang-Undang Koperasi adalah sejumlah uang yang


disimpan oleh Anggota kepada Koperasi Simpan Pinjam, dengan memperoleh jasa
dari Koperasi Simpan Pinjam sesuai perjanjian.

Sedangkan Menurut UU LKM : Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh


masyarakat kepada BMT dalam bentuk tabungan dan/atau deposito berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana.

Menurut UU No. 21 Tahuan 2008 Tentang perbankan Syariah : Simpanan adalah


dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS
berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.

2. Jenis simpanan yang dapat dihimpun oleh BMT hanya dari anggota, berupa
simpanan biasa dan simpanan berjangka (Deposito) dengan akan mudharabah
atau wadiah serta akad lainnya yang tidak bertentanngan dengan syariah.

Berikut dibawah ini adalah contoh produk simpanan yang dapat dikembangkan
oleh BMT :

Dengan akad Mudharabah (bagi hasil), misalnya sebagai berikut :

a. Simpanan BIASA
b. Simpanan PENDIDIKAN
c. Simpanan HAJI
d. Simpanan UMRAH
e. Simpanan QURBAN
f. Simpanan IDUL FITRI
g. Simpanan WALIMAH
h. Simpanan AQIQAH
i. Simpanan PERUMAHAN (Pembangunan dan Perbaikan).
j. Simpanan KUNJUNGAN WISATA, dsb.
k. Simpanan Mudharabah BERJANGKA (semacam deposito: 1, 3, 6, 12 bulan)

Dengan akad Wadi’ah (titipan/tidak berbagi hasil), diantaranya :

a. Simpanan Yad Al-AMANAH, titipan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah untuk
disampaikan kepada yang berhak/mustahik.
b. Simpanan Yad Al-DHAMANAH, semacam giro di Bank, sewaktu-waktu dapat
diambil kembali oleh penyimpan.
65

B. Memberikan Pembiayaan
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1. Pinjaman Menurut UU no. 17 Tahun 2012 Tentang Koperasi adalah penyediaan


uang oleh Koperasi Simpan Pinjam kepada Anggota sebagai peminjam
berdasarkan perjanjian, yang mewajibkan peminjam untuk melunasi dalam
jangka waktu tertentu dan membayar jasa.

Sedangkan Menurut UU LKM Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh LKM


kepada masyarakat yang harus dikembalikan sesuai dengan yang
diperjanjikan dengan prinsip syariah.

Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah adalah :


Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan
itu berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;


b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik;
c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’;
d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS


dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas
dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil

2. Pembiayaan yang dilakukan oleh KSPPS-BMT hanya diberikan kepada


anggota BMT.

3. Pembiayaan yang diberikan dapat dilakkukan dengan prinsip Kerjasama, Jual


beli, sewa menyewa, sewa beli.

4. Adapun contoh bentuk Kegiatan Pembiayaan/Kredit Usaha Kecil Bawah


(mikro) dan Kecil antara lain berbentuk:

a. Pembiayaan MUDHARABAH (Pembiayaan Total - Bagi Hasil)


b. Pembiayaan MUSYARAKAH (Pembiayaan Bersama - Bagi Hasil)
c. Pembiayaan MURABAHAH (Pemilikan Barang Bayar Cicil atauJatuh
Tempo)
d. Pembiayaan IJARAH ( Sewa Menyewa)
e. Pembiayaan IMBT ( Sewa Beli)
f. Pembiayaan QARD ( Pinjaman)
g. Pembiayaan AL-QARDHUL HASAN (Pinjaman Kebajikan)

C. Menempatkan Dana Pada Lembaga Skunder

KSPPS BMT Dilalarang memberikan pembiayaan atau menempatkan dana pada


sesama KSPPS-BMT, yang dibolehkan adalah BMT menempatkan dananya pada
lemaga sekunder dimana yang BMT yang bersangkutan menjadi anggotanya.

D. Melayani Jasa-Jasa Keuangan

Selain melakukan simpana dan pembiayaan BMT juga dapat melakukan usaha
lainnya berupa penyediaan jasa di bidang Keuangan, Yang dimaksud jasa
Keuangan adalah pelayanan BMT terhadap nasabah dengan tidak menggunakan
66
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

modal tunai. Untuk pelayanan ini bank menerima imbalan fee atau ujrah dari
nasabah.

Untuk usaha dibidang jasa keuangan ini bmt dapat mengunakan akad-akad
sebagai berikut :

a. Wakalah (Perwakilan)
b. Kafalah (Penjaminan)
c. Hawalah (Pengalihan Piutang)
d. Sarf (Pertukaran mata uang)
e. Rahn (Gadai)
f. Jo’alah ( Pelayanan Special)
g. Kegiatan penting lain yang sangat besar potensinya adalah titipan ZIS. Situasi
saat ini kita menggambarkan kegiatan ini dengan istilah yang ringan,
“titipan”. Namun, jika masalah-masalah kelembagaan dan keagamaan dapat
diselesaikan secara melembaga dalam waktu dekat, maka titipan ZIS akan
merupakan potensi yang sangat luar biasa. BMT, yang juga dapat berperan
untuk mengefektifkan program pengentasan kemiskinan akan sangat
strategis dalam memanfaatkan dana ZIS untuk usaha-usaha (zakat)
produktif. Sehingga di suatu waktu, satu keluarga yang tadinya “penerima
zakat” (mustahiq) dapat berperan sebagai “pembayar zakat” (muzakki). Dan
BMT akan semakin canggih dalam memerankan dirinya untuk mengumpulkan
(andaikata hak itu diberikan) dan memanfaatkan dana ZIS untuk usaha-usaha
produktif.

Non Keuangan
BMT Tidak dibolehkan melakukan kegiatan usaha di luar kekgiatan keuangan salah
satu yang di bolehkan adalah pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha,
hal ini dilakukan sebagai upaya bagai BMT untuk memberikan jasaya layanan
kepada nasabahnyanya dalam rangka mengembangkan usahanya dihapkan
dengan adanya kayana ini anggota semakin berkembang usahanya dan akan
lancer dalam pengembalian pembiayaannya.

Usaha Yang dilalang dilakukan oleh BMT :


1. Menghimpun dana dari Non anggota
2. Menyalurkan pembiaan kepana non anggota
3. Melakukan investasi usaha pada sektor riil.
4. Menerima Simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;
5. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
6. Melakukan usaha perasuransian sebagai penanggung;
7. Bertindak sebagai penjamin;
8. Memberi pinjaman atau pembiayaan kepada BMT lain, kecuali dalam rangka
mengatasi kesulitan likuiditas bagi BMT lain dalam wilayah kabupaten/kota yang
sama; dan
9. Melakukan usaha di luar kegiatan usaha pemberian pembiayaan, pengelolaan
simpanan dan jasa konsultansi usaha.

Jaminan Pada Pembiayaan Usaha


1. Untuk usaha mikro dengan pinjaman atau pembiayaan usaha kecil misalnya
sebesar Rp. 50.000,00 s.d. Rp. 250.000,00 menggunakan analisa kelayakan usaha
oleh pengelola BMT dan jaminan tokoh/pemuka setempat, atau tanggung renteng
dari anggota kelompok.
67
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

2. Untuk besaran Pembiayaan yang lebih besar dari itu Syariah membenarkan
mempersyaratkan jaminan (Q.s. Al-Baqarah: 283), namun analisa kelayakan usaha
harus menjadi pola kerja BMT yang melembaga.

Mengapa BMT Dioperasikan Dengan Sistem Syariah ?


Dasar-dasar pengelola BMT dengan sistem syari’ah.

1. Tidak menggunakan bunga.

Untuk mereka yang menganggap bunga adalah riba, mereka mengikuti ajaran al-
Qur’an,

Firman Allah sbb:

“Wahai orang yang beriman bertaqwalah kamu pada Allah swt dan tinggalkanlah
sisa-sisa dari pada riba itu, jika benar kamu beriman. Maka jika mereka tidak
mau berhenti (daripada riba itu), maka beritahukanlah kepada mereka bahwa
Allah swt., dan Rasulnya akan memerangi mereka”. (QS. al-Baqarah; 278-279);

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapatan) jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan menghalalkan riba … Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam
kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”, (QS. al-Baqarah 275-276);

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba yang


menambah-nambah itu, dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan” (QS. ali’Imran; 130);

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya) “(QS.ar Ruum;30);

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
saling meridhakan diantara kamu” (QS.an-Nisa; 29). Perniagaan atau bisnis
disebut dalam banyak ayat; tijarah; QS. 2;282; 4;29; 9;24;
24;37;35;29;61;10;62;11;2;16; dan jual beli ; al bai’u dalam QS. 2;254;
2;275;14;31;24;37;62;9;9;111. Dalam do’a thowaf kita memohon pada Allah
Yang Maha Kaya; tijaaratan lan tabuura; bisnis yang hendaknya tidak akan
merugi (QS. 35; 29).

a. Syariah menggunakan berbagai produk bisnis/perniagan berlandaskan bagi


hasil dan jual beli yang akan dibicarakan secara detail dalam
training/pelatihan; Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, al Qardhul Hasan,
dll.
b. Prinsip bagi hasil pada dasarnya adalah penentuan proporsi berbagi untung
pada saat akad dilakukan. Kejadian atau pelaksanaan untung yang akan dibagi
terjadinya pada saat untung itu telah ada dan telah kelihatan menurut proporsi
yang telah disepakati.
68

c. Prinsip jual beli dapat dilakukan dengan membayar tangguh yaitu pada saat
benda yang diperjual belikan itu telah dimanfaatkan dan telah menghasilkan
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

nilai uang untuk membayar sesuai jadual atas kesepakatan dan atas analisa
usaha yang dilakukan.

Tempat Usaha

Alamat atau kantor usaha BMT sebaiknya adalah pada tempat di lingkungan kegiatan-
kegiatan ekonomi para anggotanya, baik anggota penyimpan maupun anggota
pengembangan usaha atau penggunaan dana. Biasanya dekat pasar, dekat kegiatan
produksi dan perdagangan. Namun, banyak juga BMT menggunakan Masjid sebagai
kantor dan alamatnya. Hal itu akan membantu karena pengajian rutin antar anggota
pendiri, penyimpan dan nasabah pembiyanaan dilakukan di Masjid. Patut dicatat,
walaupun BMT menggunakan Masjid sebagai alamat atau kantor tetapi karena cara
kerja pengelolanya “menjemput bola”, kegiatan mereka banyak mengejar usaha di
tempat kegiatan para anggota/pelanggan baik dari segi simpanan maupun dari segi
Pembiayaan. Lokasi operasi BMT banyak juga ditempatkan di pasar atau di daerah
kegiatan-kegiatan ekonomi anggota yang menonjol.

Dimana Sebaiknya Lokasi Kantor BMT ?

1) Lokasi yang strategis, berdekatan dengan pusat perdagangan, usaha-usaha


industri kecil dan rumah tangga, lain-lain usaha ekonomi yang ada atau yang
sengaja dikembangkan untuk ‘menggerakan ekonomi masyarakat ’.
2) Di sekitar atau berdekatan dengan Masjid atau mushalla karena BMT mengadakan
pengajian rutin dan pertemuan bisnis.
3) Pada prinsipnya Pengelola BMT “menjemput bola”, aktif, proaktif, tidak menunggu;
lebih banyak beranjangsana. Sehingga banyak juga kantor BMT menggunakan
ruangan Masjid yang khusus untuk kegiatan itu.

Mitra Usaha BMT.

1) Masjid, Imam Masjid, Imaratul Masjid;


2) Tokoh setempat, pemuka masyarakat terutama dalam menjamin pengusaha kecil
setempat.
3) Majlis Ta’lim, pengajian rutin dilakukan berkala (misalnya satu sampai dua kali
salam satu minggu) terserah waktu yang paling sesuai dengan para anggota;
penabung, peminjam dengan materi aqidah, akhlaq, muamalah. Dalam materi
muamalah dibicarakan masalah-masalah konkrit kegiatan usaha para anggota.
Pengajian juga mencek kehadiran para anggota dan komitmennya pada
kebersamaan.
4) Pesantren
5) BUMN yang melayani daerah itu
6) Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya.
7) Perusahaan Swasta
8) BAZ & LAZ
9) Perangkat Desa/Kecamatan/Pemda Kabupaten/Kota, Bappeda Kabupaten/Kota,
Bagian Keuangan Daerah Pemda, dll.

Kunci Sukses

1. Pemilihan calon pengelola dan karyawan. Sebaiknya melalui seleksi & jauh dari
nepotisme, mereka yang baik; ‘aqidah lurus, komitmen pada pengembangan
69

ekonomi umat, amanah, jujur, proaktif beranjangsana, berprakarsa, dan istiqomah.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

2. Pelatihan yang sempurna dengan modul pelatihan yang disiapkan PINBUK ; 12


s.d. 14 hari untuk tahap pertama; jika mungkin ditambah dengan magang dalam
waktu yang memadai. Untuk daerah perdesaan lama pelatihan diharapkan dapat
dilakukan dalam 3 minggu, dengan magang pada BMT yang telah beroperasi dan
sehat selam 3 - 4 minggu.
3. Lokasi usaha strategis, layak dan tepat dengan potensi pengembangan usaha
ekonomi.
4. Aktif dan berperannya para pendiri, pemilik modal awal dan para anggota
seluruhnya yang diwakili oleh cukup 3 orang pengurus agar organisasi menjadi
ramping, tapi efektif; setiap hari aktif mensupervisi (paraf) pada Arus Kas Harian.
Setiap minggu ada rapat manajemen dengan pengurus.
5. Berlangsung fungsi pengarahan & pengawasan Pengurus (mewakili pemilik
modal) kepada Manajemen secara teratur, termasuk adanya counter sign Pengurus
(Ketua atau Bendahara) bersama Manajer BMT pada Rekening Bank dimana dana
BMT disimpan (untuk pengamanan)
6. Mencakup beberapa desa-desa miskin dengan mempertimbangkan kelayakan
potensi bisnisnya.
7. Bila belum ada Perwakilan PINBUK di Kabupaten/Kota setempat, dengan diprakarsai
oleh BMT-BMT yang ada dapat berkoordinasi dengan ICMI dan melibatkan ISEI, IAI,
MUI, MDI, BKPRMI, BAZIS, IPHI, Penyuluhan Agama Islam, Da’i Muda, dan Organisasi
– organisasi Kemasyarakatan Umat Islam lainnya menghubungi PINBUK Pusat di Gd.
ICMI Center Lt. 4, Jl. Warung Jati Timur No. 1 Jakarta Selatan 12740 Telp. 021–
79180980, 79192310 Facs. 021–79192310 Email : pinbukpusat@yahoo.com atau
menghubungi pinbuk propinsi dan kabupaten kota masing-masing

70
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua.8

POLA LEGALITAS UNTUK BMT…


Pengantar…
Dilihat dari segi yuridis pendirian BMT, sebenarnya mudah semudah mendirikan kios
rokok, BMT merupakan bentuk kerjasama usaha yang dalam opesionalnya
diperlukan wadah. Wadah yang dimaksud adalah sebuah lembaga yang merupakan
badan hukum.

Ketika suatu BMT kemudian memilih suatu badan hukum yang dipilih berdasarkan
kebututuhan, maka dalam hal ini terdapat konsekwensi-konsekwensi yang harus
dipenuhi sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku. Pemilihan badan
hukum itu dilakukan sebagai upaya pengelola BMT untuk memperoleh izin
operasional dan izin prinsip pengelolaan BMT, dan sebagai wujud untuk membangun
kepercayaan dari calon nasabah dan calon investor, dan pemilihan badan hukum
juga untuk menjadikan lembaga sebagai subjek hukum yang berhak melakukan
kegiatan-kegiatan yang membawa akibat hukum.

Pemilihan bentuk badan hukum bisa mengacu pada dua undang-undang yaitu
undang-undang tentang lembaga keuangan mikro ( UU LKM) dan Undang-undang
No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Menurut UU LKM Pilihan badan Hukum
bisa memilih Perusahaan Terbatas ( PT ) dan Koperasi. Sedangkan menurut UU
Koperasi Badan Hukumnya adalah Koperasi.

Berikut adalah penjelan pilihan badan hukum yang bisa di pilih oleh BMT.

Badan Hukum Koperasi


Salah satu pilihan Bentuk badan hukum yang dapat dipilih adalah badan hukum
koperasi, dengan pertimbangan BMT dapat didirikan dan dikembangkan dengan
suatu proses legalitas hukum yang bertahap; pertama dapat dimulai sebagai Pra
Koperasi, dan jika telah siap dengan persyaratan maka dapat memilih badan Hukum
Koperasi ;

Dasar hukum yang digunakan adalah UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,
yang didalamnya mengatur tentang :

Koperasi didefinisikan sebagai:

“Badan usaha yang beranggotakan orang seorang, atau Badan Hukum Koperasi,
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan”.

Meskipun secara langsung watak sosial dalam pengertian tersebut tidak disebutkan,
namun dalam penjelasan umumnya menyatakan ” .....Dengan demikian Koperasi
akan merupakan organisasi ekonomi yang baik, demokratis, otonom, partisipatif dan
berwatak sosial.......”
71
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dari pengertian yang terdapat dalam pasal 1 ayat 1 UU No. 25 tahun 1992 berikut
penjelasannya, dapat disimpulkan bahwa koperasi yang berlaku di Indonesia harus
merupakan:

a) Badan Usaha
Sebagai badan usaha koperasi harus dikelola dengan manajemen modern layaknya
organisasi ekonomi modern yang menggunakan motif-motif ekonomi. Tetapi
disamping itu dalam pennerapannya hendak pula memperhatikan watak sosial,
bukan berarti kedermawanan tetapi lebih menerangkan pada kedudukan anggota
dalam organisasi sebagai tujuan akhir untuk mensejahterakan anggota bukan
sekedar mencari keuntungan belaka tetapi tetap memperhatikan cara kerja Koperasi
yang demokratis, kesamaan derajat, kebebasan untuk keluar masuk keanggotaan,
persaudaraan dan kesatuan (Fraternity and Unity), pembagian sisa hasil usaha
kepada anggota secara proporsional dengan transaksi serta tolong menolong diri
sendiri (Self Help).

b) Kumpulan orang bukan kumpulan modal


Koperasi lebih mementingkan kepentingan orang/anggotanya. Hak suara bukan
ditentukan oleh seberapa besar saham atau simpananya di dalam Koperasi tetapi
lebih menekankan pada prinsip One Man One Vote.

c) Azas Kekeluargaan
Azas kekeluargaan disini menunjuk pada adanya rasa persaudaraan dan kesatuan
diantara para anggota (Fraternity and Unity).

d) Prinsip Koperasi
Gerakan ekonomi koperasi Indonesia harus tunduk pada prinsip-prinsip sebagai
berikut: Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, Pengelolaan dilakukan secara
demokratis, Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas
terhadap modal, kemandirian, pendidikan dan kerjasama antar Koperasi.

e) Gerakan Ekonomi Kerakyatan


Sebagai gerakan ekonomi rakyat koperasi harus merupakan badan usaha yang
diselenggarakan secara menyeluruh berdasarkan, dari, oleh dan untuk rakyat.
Sehingga rakyat secara partisipatif menggerakkan badan usaha ini. Selain itu
koperasi harus memiliki rasa dan tanggung jawab keberpihakan kepada rakyat,
dimana rakyat adalah subyek bukan obyek dengan tujuan akhir untuk meningkatkan
bargaining position yang pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran rakyat.

Berdasarkan pengertian tentang koperasi di atas maka nampaklah bahwa Koperasi


di Indonesia merupakan “Suatu sistem ekonomi yang berbeda dengan sistem lainnya
dengan ciri-ciri sebagai berikut merupakan badan usaha yang berwatak sosial,
merupakan kumpulan orang bukan kumpulan modal, berazaskan kekeluargaan,
dalam operasinya menjalankan prinsip koperasi dan merupakan gerakan ekonomi
rakyat”.

1) Ciri Koperasi Indonesia

Dari pengeritian koperasi diatas, maka koperasi indonesia memiliki ciri-ciri sebagai
berkut :

• Kumpulan orang bukan merupakan kumpulan modal. Koperasi lebih


mementingkan kepentingan orang/anggotanya. Hak suara bukan ditentukan oleh
seberapa besar saham atau simpananya di dalam Koperasi tetapi lebih
menekankan pada prinsip one man one vote
72

• Bekerjasama, bergotong royong berdasarkan hak dan kewajiban serta persamaan


derajat
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Membantu usaha-usaha sosial dalam masyarakat. Koperasi juga aktif berperan


dalam usaha-usaha sosial, misalnya memberii sumbangan-sumbangan untuk
pembagunan pedesaan yang sifatnya untuk kepentingan masyarakat desa.
• Meningkatkan taraf hidup dan kecerdasan warga masyarakat. Dengan adanya
hubungan antar anggota masyarakat dalam koperasi akan menjadi salaing tukar
menukar pengaa,an antar meraka, baik dalam hal pembicaraan sehari-hari, disusi
kelompok maupaun dlam rapat anggota jelas hal ini akand apat mengembangkan
cara berfikir anggota koperasi dan kecerdasan mereka.

2) Landasan Asas dan tujuan koperasi


Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar
atas asas kekeluargaan.

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan


masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3) Fungsi dan Peran dan peran Koperasi

Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada


khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya;

Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat;

Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan


perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya;

Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang


merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

4) Prinsip Koperasi

Prinsip Koperasi merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut Koperasi
mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berwatak sosial.

Prinsip Koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja Koperasi sebagai badan usaha
dan merupakan ciri khas dan jati diri koperasi yang membedakannya dari badan
usaha lain, Prinsip Koperasi sebagai berikut:

a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;


Mengandung makna bahwa menjadi anggota Koperasi tidak boleh dipaksakan oleh
siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota
dapat mengundurkan diri dari Koperasinya sesuai dengan syarat yang ditentukan
dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam
keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.

b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis;


Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas
kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang memegang dan
73

melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota;
Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata-mata
berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam Koperasi tetapi juga berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadap Koperasi. Ketentuan yang demikian ini
merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan

d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;


Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan
bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap
modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan
semata-mata alas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas
adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar.

e) Kemandirian.
Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan
bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap
modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan
semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas
adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar.

Disamping kelima prinsip diatas untuk pengembangan dirinya koperasi juga


melaksanakan dua prinsip Koperasi yang lain yaitu pendidikan perkoperasian dan
kerja sama antar koperasi.

Penyelenggaraan pendidikan perkoperasian dan kerja sama antar koperasi


merupakan prinsip koperasi yang penting dalam meningkatkan kemampuan,
memperluas wawasan anggota, dan memperkuat solidaritas dalam mewujudkan
tujuan koperasi. Kerja sama dimaksud dapat dilakukan antar koperasi di tingkat lokal,
regional, nasional, dan internasional.

6) Keanggotaan
Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Sebagai
pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan
koperasi. Sekalipun demikian, sepanjang tidak merugikan kepentingannya, Koperasi
dapat pula memberikan pelayanan kepada bukan anggota sesuai dengan sifat
kegiatan usahanya, dengan maksud untuk menarik yang bukan anggota menjadi
anggota Koperasi. Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota.

Yang dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang
mampu melakukan tindakan hukum atau Koperasi yang memenuhi persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Yang dapat menjadi anggota
Koperasi Primer adalah orang-seorang yang telah mampu melakukan tindakan
hukum dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh koperasi yang
bersangkutan. Hal ini dimaksudkan sebagai konsekuensi koperasi sebagai badan
hukum. Namun demikian khusus bagi pelajar, siswa dan/atau yang dipersamakan
dan dianggap belum mampu melakukan tindakan hukum dapat membentuk
Koperasi, tetapi koperasi tersebut tidak disahkan sebagai badan hukum dan
statusnya hanya Koperasi tercatat.

Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban
keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Dalam hal terdapat orang yang
ingin mendapat pelayanan dan menjadi anggota Koperasi, namun tidak ksepenuhnya
dapat memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar,
mereka dapat diterima sebagai anggota luar biasa. Ketentuan ini memberi peluang
74

bagi penduduk Indonesia bukan warga negara dapat menjadi anggota luar biasa dari
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

suatu Koperasi sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan


yang berlaku.

Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam


lingkup usaha koperasi. Keanggotaan koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah
syarat sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dipenuhi. Keanggotaan Koperasi
tidak dapat dipindahtangankan. Keanggotaan Koperasi pada dasarnya tidak dapat
dipindahtangankan karena persyaratan untuk menjadi anggota koperasi adalah
kepentingan ekonomi yang melekat pada anggota yang bersangkutan. Dalam hal
anggota koperasi meninggal dunia, keanggotaannya dapat diteruskan oleh ahli waris
yang memenuhi syarat dalam Anggaran Dasar. Hal ini dimaksudkan untuk
memelihara kepentingan ahli waris dan mempermudah proses mereka untuk
menjadi anggota. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama
terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar.

Sebagai konsekuensi seseorang menjadi anggota koperasi, maka anggota


mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu mematuhi ketentuan yang ada
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah
disepakati dalam rapat anggota. Mengingat anggota adalah pemilik dan pengguna
jasa sangat berkepentingan dalam usaha yang dijalankan oleh Koperasi, maka
partisipasi anggota berarti pula untuk mengembangkan usaha Koperasi. Hal itu
sejalan pula dengan hak anggota untuk memanfaatkan dan mendapat pelayanan
dari Koperasinya. Anggota merupakan faktor penentu dalam kehidupan Koperasi,
oleh karena itu penting bagi anggota untuk mengembangkan dan memelihara
kebersamaan.

Oleh karena itu setiap anggota mempunyai kewajiban:

a) Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang
telah disepakati dalam rapat anggota;
b) Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi;
c) Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas
kekeluargaan.

Setiap anggota mempunyai hak:

a) Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota;


b) Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas;
c) Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar;
d) Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus diluar rapat anggota baik
diminta maupun tidak diminta;
e) Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara
sesama anggota;
f) Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan.

7) Permodalan
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Yang dimaksud
dengan modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal
ekuiti, Modal sendiri dapat berasal dari:

a. Simpanan pokok;
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan
oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok
tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
75

b. Simpanan wajib;
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib
dibayar oleh anggota kepada Koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.
Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota.

c. Dana cadangan;
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup
kerugian Koperasi bila diperlukan.

d. Hibah.
Hibang adalah pemberian tanpa syarat kepada koperasi, sumber hibag dapat
berasal darii anggota atau non anggoota.

e. Modal Pinjaman
Untuk pengembangan usahanya Koperasi dapat menggunakan modal pinjaman
dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya. Modal pinjaman
dapat berasal dari:

• Anggota; pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota yang
memenuhi syarat.
• Koperasi lainnya dan/atau anggotanya; pinjaman dari koperasi lainnya dan/atau
anggotanya didasari dengan perjanjian kerja sama antarkoperasi.
• Bank dan lembaga keuangan lainnya; pinjaman dari bank dan lembaga keuangan
lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
• Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
• Sumber lain yang sah. Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota
yang dilakukan tidak melalui penawaran secara umum.

Selain modal diatas, Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang
berasal dari modal penyertaan. Pemupukan modal dari modal penyertaan, baik
yang bersumber dari Pemerintah maupun dari masyarakat dilaksanakan dalam
rangka memperkuat kegiatan usaha Koperasi terutama yang berbentuk investasi.
Dasar hukum tentang penyertaan modal koperasi datur dalam Pemilik modal
penyertaan dalam koperasi ikut menanggung resiko. Pemilik modal penyertaan
tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota dan dalam menentukan
kebijaksanaan Koperasi secara keseluruhan. Namun demikian, pemilik modal
penyertaan dapat diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha
investasi yang didukung oleh modal penyertaannya sesuai dengan perjanjian.
Ketentuan mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah No 33 tahun 1998 Tentang Modal
Penyertaan Pada Koperasi.

Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah

• Pengertian
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah selanjutnya disebut KSPPS adalah
koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpanan, pinjaman dan pembiayaan sesuai
prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq/sedekah, dan wakaf.

Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi selanjutnya disebut USPPS
Koperasi adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha meliputi simpanan,
76
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

pinjaman dan pembiayaan sesuai prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq
/sedekah, dan wakaf sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.

Usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah hanya dapat dilaksanakan oleh:
KSPPS dan USPPS Koperasi, sedangkan bentuknya bisa berbentuk KSPPS Primer dan
KSPPS Sekunder.

Unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah hanya dapat dibentuk oleh koperasi primer
dan koperasi sekunder. Usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah koperasi wajib
memiliki visi, misi dan tujuan yang diarahkan untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan
ekonomi anggota sehingga tumbuh menjadi kuat, sehat, mandiri dan tangguh.

Pendirian KSPPS dan USPPS


KSPPS

• Pendirian KSPPS dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan


dengan memperhatikan kelayakan usaha serta manfaat bagi anggotanya.
• Pengesahan akta pendirian KSPPS diberikan dengan menerbitkan 2 (dua) dokumen
yaitu dokumen pengesahan badan hukum dan dokumen ijin usaha simpan pinjam
dan pembiayaan syariah.
• KSPPS sekunder didirikan oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) badan hukum KSPPS.

USPPS

• Pembentukan USPPS Koperasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-


undangan dengan memperhatikan kelayakan usaha serta manfaat bagi anggotanya.
• USPPS tidak boleh dibentuk oleh KSP.
• Koperasi yang sudah membentuk USPPS dilarang membentuk USP.
• Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah wajib
mengajukan permohonan ijin usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah.
• USPPS Koperasi yang memiliki modal tetap lebih kecil dari Rp 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah) didaftar pada buku registrasi koperasi dan selambat-lambatnya 1
(satu) tahun sudah mengajukan permohonan ijin usaha.
• USPPS Koperasi wajib dikelola secara terpisah dengan unit usaha lainnya.
• USPPS Koperasi yang telah mencapai aset sebesar sekurang-kurangnya Rp.
5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dapat memisahkan menjadi KSPPS.

Pembukaan Jaringan Pelayanan


• Untuk mendekatkan jarak pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
anggota, baik pelayanan jasa simpanan maupun pemberian pinjaman dan
pembiayaan syariah, KSPPS dan USPPS Koperasi melalui koperasinya dapat
membuka jaringan pelayanan berupa Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan
Kantor Kas.
• Pembukaan Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah koperasi dapat dilaksanakan setelah KSPPS dan USPPS Koperasi
yang bersangkutan melaksanakaan kegiatan simpan pinjam dan pembiayaan syariah
paling sedikit 2 (dua) tahun dan mempunyai anggota paling sedikit 20 (dua puluh)
orang di daerah yang akan dibuka jaringan pelayanannya.
• Pembukaan kantor kas setelah KSPPS dan USPPS Koperasi yang bersangkutan
77

melaksanakaan kegiatan simpan pinjam dan pembiayaan syariah paling sedikit 6


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

(enam) bulan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah mulai beroperasi
dengan jumlah anggota paling sedikit 20 (dua puluh) orang.

Persyaratan Pembukaan Jaringan Pelayanan


• Persyaratan pembukaan kantor cabang dan kantor cabang pembantu sebagai
berikut:
o alamat kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang akan dibuka;
o foto copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
o modal kerjauntuk Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu;
o foto copy hasil penilaian kesehatan dengan predikat kesehatan paling
sedikitcukup sehat;
o daftar sarana kerja beserta kondisi fisiknya;
o neraca dan perhitungan hasil usaha koperasi yang bersangkutan dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
o rencana kerja Kantor Cabang paling sedikit setahun;
o daftar nama dan riwayat hidup calon pimpinan dan daftar nama calon karyawan
Kantor Cabang;
o calon kepala cabang wajib memiliki sertifikat standar kompetensi.
• Persyaratan pembukaan kantor kas sebagai berikut:
§ memiliki kantor cabang dan kantor cabang pembantu;
§ nama calon kepala kantor kas.

Permodalan
• Modal usaha awal pada setiap pendirian KSPPS Primer dan KSPPS Sekunder
dihimpun dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggotanya dan dapat ditambah
dengan hibah.
• Modal usaha awal KSPPS Primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dalam bentuk
deposito pada Bank Syariah dengan rincian sebagai berikut:
o modal usaha KSPPS Primer dengan wilayah keanggotaan dalam daerah
Kabupaten/Kotaditetapkan sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah);
o modal usaha KSPPS Primer dengan wilayah keanggotaan lintas daerah
Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsiditetapkan sebesar Rp
75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah).
o modal usaha KSPPS Primer dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Provinsi
ditetapkan sebesar Rp 375.000.000,- (tiga ratus tujuh puluh lima juta rupiah).
• modal usaha awal KSPPS Sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
bentuk deposito pada Bank Syariah dengan rincian sebagai berikut :
o modal usaha KSPPS Sekunder dengan wilayah keanggotaan dalam daerah
Kabupaten/Kota ditetapkan sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah);
o modal usaha KSPPS Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerah
Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi ditetapkan sebesar Rp
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah);
o modal usaha KSPPS Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Provinsi
ditetapkan sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
• Setiap pembentukan USPPS Koperasi Primer atau USPPS Koperasi Sekunder, wajib
menyediakan modal tetap yang dipisahkan dari aset koperasi, dalam bentuk deposito
pada bank syariah yang ditetapkan sebagai berikut :
78

o modal awal pembentukan USPPS Koperasi Primer sebesar Rp. 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah).
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

o modal awal pembentukan USPPS Koperasi Sekunder sebesar Rp. 50.000.000,-


(lima puluh juta rupiah).
• Ketentuan tentang permodalan dan pengembangannya diatur tersendiri dalam
Peraturan Deputi Bidang pembiayaan.

Kegiatan Usaha
• Kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah meliputi :
o menghimpun simpanan dari anggota yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah atau mudharabah;
o menyalurkan pinjaman dan pembiayaan syariah kepada anggota, calon
anggota dan koperasi lain dan atau anggotanya dalam bentuk pinjaman
berdasarkan akad qarddan pembiayaan dengan akad murabahah, salam,
istishna, mudharabah, musyarakah, ijarah, ijarah muntahiya bittamlik, wakalah,
kafalah dan hiwalah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan syariah;
o mengelola keseimbangan sumber dana dan penyaluran pinjaman dan
pembiayaan syariah.
• Dalam pemberian pinjaman dan pembiayaan harus menggunakan dana yang berasal
dari pendanaan dengan prinsip syariah.
• Calon anggota koperasi dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan wajib
menjadi anggota koperasi.
§ Kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah dengan koperasi lain
dilakukan melalui kemitraan yang dituangkan dalam perjanjian tertulis dengan akad
sesuai prinsip syariah.
§ Kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah dilaksanakan berdasarkan
prinsip syariah dengan tata kelola yang baik, menerapkan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko, serta mematuhi peraturan yang terkait dengan pengelolaan
usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah.
§ Usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariahdengan predikat penilaian kesehatan
“Dalam Pengawasan Khusus” dihentikan sementara kegiatan usahanya sampai dapat
memperbaiki struktur keuangannya.
§ KSPPS dan USPPS Koperasi dilarang melakukan kegiatan usaha pada sektor riil
secara langsung.
§ KSPPS sekunder dan Koperasi sekunder yang memiliki unit simpan pinjam
pembiayaan syariah dilarang memberikan pinjaman dan pembiayaan kepada
perorangan.
§ Koperasi wajib memiliki sistem informasi pelayanan anggota sebagai alat
pengendalian dan pengambilan keputusan.
§ Pengelola wajib merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan simpanan,
tabungan masing-masing penyimpan serta pinjaman dan pembiayaan syariah yang
disalurkannya, kecuali dalam hal yang diperlukan untuk kepentingan proses
pengawasan, peradilan dan perpajakan.
§ Pengurus dan Pengelola wajib memberikan kesempatan dan memberikan bantuan
kepada Pejabat yang berwenang untuk memeriksa buku, dokumen dan berkas-
berkas yang ada padanya dalam rangka memperoleh kebenaran dan segala
keterangan serta penjelasan yang dilaporkan oleh KSPPS dan USPPS Koperasi.
§ Koperasi wajib memasang papan nama pada kantor pusat dan kantor jaringan
usaha.
79

• Produk KSPPS dan USPPS


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Simpanan
• Kegiatan menghimpun dana sebagaimana dalam bentuk simpanan.
• Pemberian nama produk simpanan koperasi merupakan wewenang pengurus setelah
mendapat pertimbangan Dewan Pengawas Syariah.
• Simpanan diberikan bagi hasil dan imbal jasa atau bonus yang besarnya ditetapkan
oleh pengurus.
• Perhitungan bagi hasil untuk simpanan yang menggunakan akad Mudharabah
berasal dari pendapatan operasional utama KSPPS atau USPPS koperasi .
• Perhitungan imbal jasa atau bonus yang bersifat sukarela untuk simpanan yang
menggunakan akad wadiah didasarkan kepada kebijakan operasional KSPPS atau
USPPS koperasi.
• KSPPS dan USPPS Koperasi wajib menjamin keamanan simpanan dan tabungan
anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.

Pinjaman dan Pembiayaan Syariah

• Pelaksanaan pemberian pinjaman dan pembiayaan syariah oleh KSPPS dan USPPS
Koperasi wajib memperhatikan prinsip pemberian pinjaman yang sehat.
• Besarnya marjin dan nisbah bagi hasil serta besarnya imbal jasa atau bonus
ditetapkan dalam rapat anggota.
• Pemberian pinjaman dan pembiayaan syariah diutamakan untuk memenuhi
kebutuhan anggota.
• Pada transaksi akad musyarakah, KSPPS/USPPS Koperasi wajib melakukan
pembinaan kepada anggota untuk memisahkan antara harta pribadi dengan harta
yang digunakan untuk usaha.
• Dalam hal terdapat kelebihan dana setelah melaksanakan kegiatan pemberian
pinjaman dan pembiayaan syariah kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan
anggotanya, maka KSPPS dan USPPS Koperasi sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam anggaran dasarnya, dapat menempatkan kelebihan dana tersebut dalam
bentuk:
o Simpanan pada KSPPS sekundernya;
o Giro, tabungan pada bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya;
o Mengembangkan dana melalui sarana investasi lainnya meliputi pembelian saham,
obligasi, reksadana, surat perbendaharaan Negara dan investasi di sektor keuangan
berdasarkan prinsip syariah dengan persetujuan rapat anggota.

Kegiatan Maal

• KSPPS atau USPPS koperasi menyelenggarakan kegiatan maal dalam rangka


pemberdayaan anggota dan masyarakat dibidang sosial dan ekonomi.
• Kegiatan Maal dilakukan melalui penghimpunan dan pengelolaan dana zakat, infaq,
shadaqah, wakaf, dan dana sosial lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan prinsip syariah.
• Kegiatan Maal wajib dilaporkan dalam laporan sumber dan penggunaan dana zakat,
infaq, shadaqah, wakaf, dan dana sosial lainnya,terpisah dari laporan keuangan
kegiatan usaha koperasi.

Perseroan Terbatas.

a. Ketentuan Umum
80
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Untuk LKM yang memilih Perseroan Terbatas sebagai badan hukum maka
sahamnya paling sedikit 60% (enam puluh persen) dimiliki oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota atau badan usaha milik desa/kelurahan.
• Sisa kepemilikan saham Perseroan Terbatas tersebut diatas dapat dimiliki oleh:
o warga negara Indonesia; dan/atau
o koperasi.
• Kepemilikan setiap warga negara Indonesia atas saham Perseroan Terbatas
tersebut paling banyak sebesar 20% (dua puluh persen).

LKM dilarang dimiliki, baik langsung maupun tidak langsung, oleh warga negara
asing dan/atau badan usaha yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh warga
negara asing atau badan usaha asing.

Oleh Karena itu LKM hanya dapat dimiliki oleh :

• Warga negara Indonesia;


• Badan Usaha Milik Desa/Kelurahan;
• Pemerintah Daerah; dan/atau
• Koperasi.

b. Permodalan

• Sumber permodalan LKM disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan sesuai dengan badan hukumnya.
• Ketentuan mengenai besaran modal LKM diatur dalam peraturan Otoritas Jasa
Keuangan.

c. Mendapat izin usaha yang tata caranya sebagai berikut :

• Sebelum menjalankan kegiatan usaha, LKM harus memiliki izin usaha dari
Otoritas Jasa Keuangan.
• Untuk memperoleh izin usaha LKM harus memenuhi persyaratan paling sedikit
mengenai:

o Susunan organisasi dan kepengurusan;


o Permodalan;
o Kepemilikan; dan
o Kelayakan rencana kerja.
81
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua.9

STRUKTUR ORGANISASI BMT


Pengantar….

Untuk memudahkan prosedur kerja dan pembagian tugas dalam mencapai tujuan
sebuah organisasi atau perusahaan, maka dibentuklah struktur organisasi yang
biasanya disesuaikan dengan kebutuhan kerja.

Dalam merumuskan dan merancang sebuah struktur organisasi beberapa


pertimbangan yang biasanya harus diperhatikan adalah bentuk sifat dan tujuan
organisasi, pengambilan keputusan, fungsi kerja, kualifikasi dan kompetensi
personel yang akan mengisi struktur tersebut, biaya, pelimpahan kerja dan
kewenangan, dll. Untuk sebuah perusahaan dalam skala yang lebih besar maka
perumusan dan pengembangan

Sehubungan dengan beberapa jenis badan hukum yang bisa menjadi pilihan
dalam menyusun dan merumuskan struktur organisasi BMT, dimana setiap badan
hukum memiliki kekhasan dan peristilahan tersendiri, akan tetapi yang akan
menjadi focus dalam modul ini adalah pembahasan pada aspek atau struktur
pengelola bukan pada pengurus atau dewan direksi.

Pengelola biasanya diangkat berdasarkan SK ( surat keputusan ) pengurus atau


dewan direksi dan biasanya untuk level manager ke bawah.

Struktur Organisasi Pengelola


Struktur organisasi diwawah ini adalah struktur organisasi yang disusun
berdasarkan kebutuhan dan fungsi kerja BMT untuk BMT pada awal-awal operasi
menggunakan badan hukum koperasi. Perbedaan yang mungkin muncul adalah
pada aspek peristilahan saja itupun pada level pengurus keatas atau pada dewan
direksi akan tetapi dalam fungsi kerja pada dasarnya sama saja. Dalam praktek
pelaksanannya ketika perusahaan masih kecil biasanya para pengurus ataupun
direksi merangkap sebagai pengelola.

Peristilahan yang dipakai untuk koperasi forum tertinggi adalah rapat anggota
tahunan ( RAT) persamaan untuk PT adalah rapat pemegang saham dan untuk
yayasan biasanya rapat dewan pembina. Sedangkan untuk pengurus adalah
peristilahan di Koperasi dan yayasan untuk PT biasanya disebut dewan direksi.

Struktur organisasi dari pengelola adalah dari manajer keatas meskipun


parusahaan itu perorangan bukan merupakan badan hukum

Contoh struktur organisasi dengan mengunakan badan hukum koperasi


82
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

RAT

DEWAN PENGAWAS SYARIAH PENGURUS PENGAWAS

MANAJER UMUM
PENGELOLA
Kasir

MANAJER MANAJER MANAJER


PEMBIAYAAN PENGGALANGAN DANA ADMINKEU

J ob Discription ( Uraian Tugas )

Mengacu pada sruktur organisasi BMT diatas, maka pada masing-masing tingkatan
diberikan uraian tugas sebagai fungsi masing-masing tingkatan dengan ciri sebagai
sebuah organisasi :

I. PENGURUS

A. RAT

RAT atau rapat anggota tahunan adalah forum tertinggi dalam organisasi
koperasi yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus
maupun pengawas oleh UU ini atau anggaran dasar. Adapun kewenangan
pembina adalah :

• Keputusan mengenai perubahan AD


• Pengangkatan dan pemberhentian Anggota Pengurus dan Pengawas.
• Penetapan kebijakan umum koperasi
• Pengesahan program kerja kperasi, dan
• Penetapan keputusan mengenai penggabungan dan pembubaran Koperasi.

B. Dewan Pengawas Syariah :

Mewakili RAT dalam melakukan pengawasan di bidang syaeiah kepada pengurus


dan seluruh manajemen serta memberikan nasihat dan pertimbangan tentang
produk dan bentuk opersional lainnya supaya tidah bertentangan sengan prinsip-
prinsip syariah :
83

Tugas
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1. Melakukan pengawasan terhadap kerja pengurus dan pengelola dengan


berpedoman kepada Al Qur’an, hadist dan ketentuan fatwa yang dimuat oleh
DSN MUI.
2. Memberikan nasehat kepada pengurus dan pengelola BMT dalam rangka
operasional BMT.
3. Melakukan kajian dan memberikan fatwa tentang produk dan operasional BMT
yang berpedoman kepada al qrur’an, Hadist dan Fatwa DSN-MUI.

C. Pengawas

Mewakili RAT dalam melakukan pengawasan terhadap kerja pengurus serta


memberikan nasihat baik diminta ataupun tidak kepada pengurus demi
kemajuan Organisasi BMT.

Tugas
1. Melakukan pengawasan terhadap kerja pengurus dengan pegangan pada
kebijakan umum dari RAT
2. Memberikan masukan dan nasehat kepada pengurus dalam rangka
operasional BMT.

D. Pengurus

Kewenangan :
Menerima mandat dari RAT, pengurus berwenang untuk memastikan jalan
tidaknya BMT dan membuat kebijakan umum serta mekukan pengawasan
pelaksanaan kegiatan BMT sehingga semuanya diharapkan pada pelaksanaanya
akan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Tugas-tugas :
1. Merumuskan dan menyusun kebijakan umum BMT
2. Merumuskan kebijakam operional yang merupakan penjabaran dari
kebijakam umum yang telah ditetpak oleh RAT
3. Melakukan pengawas kegiatan dalam bentuk
a) Melakukan pengawasan terhadap tugas manajer
b) Persetujuan pembiayaan untuk suatu jumlah tertentu
c) Memberikan rekomendasi prosuk-produk yang akan ditawarkan kepada
anggota supaya sesuai dengan etika norma yang disepakati.

II. PENGELOLA

A. Manajer Umum

• Bertanggung jawab atas perencanaan, koordinasi dan pengarahan dari


semua aktivitas operasi BMT guna mencapai sasaran dan tujuan yang sudah
ditetapkan.
• Bertanggung jawab menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan
produk, pemasaran dan penerapan dari sistem manajemen, administrasi
kepegawaian, keuangan dan akuntabilitas keuangan pada pengurus.
• Bertanggung jawab untuk operasi yang menguntungkan dalam rangka
kebijaksanaan, sasaran-sasaran dan anggaran-anggaran yang dibuat
bersama staff manajemen.

Tugas Utama dan Wewenang :


84

1. Membuat dan menerapkan rencana-rencana dan sasaran-sasaran dari


bawahan langsung.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

2. Membuat rencana kerja secara periodik, yang meliputi


a) Rencana pemasaran
b) Rencana pembiayaan
c) Rencana biaya operasi
d) Rencana keuangan

3. Merencanakan dan memantau aktivitas pembiayaan dan penggalangan dana


• Menyetujui sasaran pemasaran jangka panjang dan pendek.
• Mengevaluasi pelaksanaan terhadap sasaran usaha dan melakukan
perbaikan bila perlu.
• Mengikuti syarat-syarat pembiayaan secara keseluruhan dan ikut serta
dalam pembiayaan dan penggalan dana yang penting bila perlu.
4. Merencanakan dan memantau aktivitas pembiayaan dan penggalangan dana
5. Merencanakan dan memantau sistem aplikasi dari pesanan pelanggan untuk
memastikan terpenuhinya kualitas layanan.
• Mengikuti sistem aplikasi permintaan langganan dan menentukan serta
memperoleh penerapan yang cocok.
• Berkoordinasi dengan para manajer guna pengembangan sistem dalam
rangka pembuatan proyek yang memungkinkan sistem informasi dan
transportasi pengiriman yang baku.
6. Memimpin rapat manajemen guna menyediakan media komunikasi,
koordiansi dan pengambilan keputusan teknis dari sasaran-sasaran dan
target yang sudah ditetapkan.
7. Menyediakan jalur komunikasi dan koordinasi yang jelas antara para manajer
dan rekan sekerjanya secara fungsional di wilayah area pemasaran sebagai
pusat koordinasi pembiayaan dan penggalangan dana, pengembangan
sistem pemasaran dan promosi bagi yang berprestasi.
8. Memberikan persetujuan akhir atas struktur organisasi dan pengisian
stafnya, remunerasi, dengar pendapat, pemberhentian, kenaikan pangkat di
semua bagian yang dibawahinya.
9. Mengarahkan persiapan dan menyetujui anggaran biaya dan operasional
pemasaran BMT.
10. Membuat laporan secara periodik kepada badan pengawas/ dewan pendiri,
berupa :

(a) Laporan pembiayaan baru


(b) Laporan perkembangan pembiayaan
(c) Laporan dana
(d) Laporan keuangan

Hubungan Kerja Utama


(tidak termasuk hubungan yang berkaitan dengan koordinasi langsung)
1. Bekerjasama dengan pihak ketiga untuk memperoleh informasi dan data
tentang produk-produk baru, sistem-sistem pelatihan dan pengembangan
sistem Informasi.
2. Bekerjasama dengan bagian pembiayaan dan penggalangan dana untuk
menyediakan ide-ide pengembangan pemasaran dan pengaturan wilayah
pemasaran.
3. Bekerjasama dengan Administrasi dan keuangan untuk penganggaran biaya
pemasaran (pameran, seminar, presentasi dll).
4. Bekerjasama dengan Administrasi dan keuangan untuk membuat target-
85

target financial BMT.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

5. Bekerjasama dengan bagian pembiayaan dan penggalangan dana untuk


memperoleh koordinasi pemasaran produk.

B. Bagian Keuangan dan ADM

Kewenangan :

Menangani Administrasi dan keuangan, menyusun dan melaporkan laporan


keuangan

Tugas-tugas :
• Mengerjakan Jurnal Buku Besar
• Menyusun Neraca dan Rugi Laba secara priodik
• Melakukan pengalokasian pendayagunaan dana
• Membantu manajer dalam hal pembuatan dan perumusan Arus Kas dan
Budgeting.

C. Bagian Prmbiayaan

a. Kewenangan
Melakukan kegiatan pelayanan kepada peminjam serta melakukan pembinaan
agar pembiayaan yang diberikan tidak macet

b. Tugas-tugas
(1) Menyusun rencana pembiayaan
(2) Menerima analisa pembiayaan
(3) Melakukan analisa pembiayaan
(4) Mengajukan pembiayaan kepada komite
(5) Melakukan administrasi pembiayaan
(6) Melakukan pembinaan nasabah/anggota
(7) Membuat laporan perkembangan pembiayaan

D. Penggalangan Dana

a. Kewenangan
Melakukan kengiatan pengerahan tabungan anggota/masyarakat sebagai
pembangkait modal LKMS

b. Tugas-tugas
(1) Menyusun rencana pengerahan tabungan
(2) Merencanakan produk-produk tabungan
(3) Melakukan analisa data tabungan
(4) Melakukan pembinaan nasabah/anggota
(5) Membuat laporan perkembangan tabungan

E. Kasir

Kewenangan :
Bartugas sebagai penerima dan juru bayar

Tugas-tugas :
§ Menerima/menghitung uang dan membuat bukti penerimaan
• Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah manajer
• Melayani dan membayar pengambilan tabungan
• Membuat buku kas harian
86
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Setiap akhir jam kerja menghitung uang yang ada dan meminta
pemerikasaan dari manajer

III. KUALIFIKASI SDM

1. Pengurus
Pengurus terdiri dari 3- 5 orang , dengan struktur satu orang ketua, satu
sekretaris, satu bendahara dan sisanya anggota. Kualifikasinya adalah
orang yang mempunyai pengetahuan dan mengerti tentang seluk beluk
pengelolaan BMT . Pengurus adalah wakil dari RAT yang dipilih dan
diangkat oleh RAT .

2. Dewan Pengawa Syariah


Anggota Dewan pengawas syaraiah diangkat oleh RAT dengan tugas
utama melakukan pengawasan, melakukan kajian dan memberikan
masukan dan fatwa tentang operasional MT kepada pengurus dan
pemgelola BMT.

3. Pengawas
Pengawas adalah orang yang diangkat oleh RAT dengan tugas utama
untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasehat baik diminta
ataun tidak kepada pengurus. Maka untuk orang yang duduk di pengawas
ini adalah orang yang mempunuai sifat amanah, serta mempunyai
pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan BMT terutama
berhubungan dengan aspek akuntansi--- Audit, serta praktek muamalah.

III. KUALIFIKASI PENGELOLA

Untuk menempati posisi dalam struktur tersebut, diperlukan personil yang


berkualifikasi memadai atau memiliki kompetensi yang sesuai baik dari aspek
pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

A. Manajer Umum

• Amanah & Jujur


• Mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap kepemimpinan
• Memiliki kemampuan managerial
• Mempunyai Visi bisnis
• Inovatif dan kreatif.
• Mampu menjalin hubungan dengan lembaga lain.
• Mampu bekerjasama dalam tim.

B. Bagian Keuangan dan ADM

• Amanah dan Jujur


• Berlatar belakang keuangan/akuntansi atau memiliki kecenderungan atau
mempunyai pengalaman di bidang akuntansi dan manajemen keuangan.
• Cermat dan Teliti.
• Memiliki jiwa terbuka
• Mampu bekerjasama dalam TIM.

C. Bagian Pembiayaan

• Amanah dan Jujur


• Kreatif dan inovatif
87

• Berlatar belakang atau memiliki kecenderungan atau mempunyai


pengalaman di bidang merketing
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Cermat dan teliti.


• Mempunyai sikap terbuka
• Mampu bekerjasama dalam TIM.
• Kemampuan dalam perancanaan program
• Kemampuan melakukan analilis usaha
• Mengerti prinisp-prinsip pengembangan usaha

D. Bagian Penggalangan Dana


• Amanah dan Jujur
• Kreatif dan inovatif
• Supel dalam bergaul
• Mempunyai sikap terbuka
• Berlatar belakang atau memiliki kecenderungan atau mempunyai
pengalaman di bidang merketing
• Mampu bekerjasama dalam TIM.
• Kemampuan dalam perancanaan program
• Kemampuan melakukan analilis usaha
• Mengerti prinisp-prinsip pengembangan usaha

E. Kasir
• Amanah dan jujur
• Senang dengan pekerjaan rutin
• Teliti dan cermat
• Disiplin
• Mampu menghitung dengan cepat dan cermat

Catatan : Bila pada saat awal pendirian pengelolanya terdiri dari tiga orang,
maka sangat disarankan sebagai berikut :
1. Manajer umum dapat dirangkap dengan manajer Pemasaran
2. Fungsi kasir dapat dipegang oleh Pemasaran
3. Fungsi pembukuan tidak boleh melaksanakan fungsi kasir.

Pengembangan Struktur Organisasi…


Struktur organisasi yang diatas adalah struktur organisasi yang dikembangkan dan
dibentuk berdasarkan kebutuhan pada waktu BMT didirikan. Struktur tersebut akan
berkembang seiring dengan waktu, kebutuhan kerja dan lingkup organisasi itu.
Perkembangan struktur tersebut tentunya dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan organisasi yang dimasud.

Dalam rangka pengembangan struktur organisasi tersebut, berikut dibawah ini adalah
contoh perkembangan struktur organisasi yang kami ambil dari sebuah BMT yang
telah berkembang, struktur ini bukan suatu standar yang harus dipunyai oleh sebuah
BMT akan tetapi struktur ini dirangcang dengan mempertimbangkan fungsi kerja dan
penanganan pengelolaan organisasi agar lebih terkendali.

semerbak harap
yang bertebaran dibelantara rasa
ketika kesan pertama
mampu memberi arah
pada sebuah keputusan.
88
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua. 10

Anggaran Dasar /Anggaran Rumah BMT

Pendahuluan..
BMT Sebagai sebuah organisasi koperasi dalam menjalakan seluruh aktivitasnya
tentunya memiliki aturan sebagai pedoman dasar dan rel dalam mencapai
tujuannya, pedoman itu merupakan kesepatakan bersama dengan tujuan untuk
mengatur jalannya organisasi yang sifatnya mengikat kedalam dan harus di tatati
oleh seluruh komponen dalam organisisai itu, pedoman dasar itu dalam sebuah
organisasi disebut dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga berlaku sebagai dokumen


persetujuan/ kontrak/pejanjian antara para pendiri. Dengan demikian, karena
suatu perjanjian wajib ditaati dan berlaku sebagai undang-undang yang mengikat
para pembuatnya. Kekuatan pengikat dari suatu Anggaran Dasar dan Anggaran
rumah tangga koperasi yang dibuat oleh para pendiri mempunyai kekuatan
mengikat sebagai derivatif dari hukum perikatan.

Angaran dasar dalam koperasi merupakan ketentuan yang diatur dalam uu no. 17
tahun 2012 tentang perkoperasian diatur dalam pasal 10 Ayat 1 menyatakan
bahwa “Akta Pendirian Koperasi memuat Anggaran Dasar dan keterangan yang
berkaitan dengan pendirian Koperasi.. “ Selanjutnya dalam ayat 2 nya dikatakan
Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat sekurang-kurangnya:
a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, dan pekerjaan pendiri
perseorangan atau nama, tempat kedudukan, dan alamat lengkap, serta
nomor dan tanggal pengesahan badan hukum Koperasi pendiri bagi Koperasi
Sekunder; dan
b. Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, dan
pekerjaan Pengawas dan Pengurus yang pertama kali diangkat.:

Selanjutnya dalam pasal 16 ayat 1, menyatakan : “ Anggaran Dasar sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) memuat sekurang-kurangnya:

a. nama dan tempat kedudukan;


b. wilayah keanggotaan;
c. tujuan, kegiatan usaha, dan jenis Koperasi;
d. jangka waktu berdirinya Koperasi;
e. ketentuan mengenai modal Koperasi;
f. tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas dan
Pengurus;
g. hak dan kewajiban Anggota, Pengawas, dan Pengurus;
h. ketentuan mengenai syarat keanggotaan;
i. ketentuan mengenai Rapat Anggota;
j. ketentuan mengenai penggunaan Selisih Hasil Usaha;
k. ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
l. ketentuan mengenai pembubaran;
m. ketentuan mengenai sanksi; dan
n. ketentuan mengenai tanggungan Anggota.

Untuk pengaturan yang lebih operasional lagi tentang angaran dasar koperasiini
89

pemerintah melalui departemen koperasi dan UKM menerbitkan Permen No.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

01/Per/M.KUKM/I/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan


Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, yang dalam pasal 20-nya
menyatakan bahwa Setiap anggota mempunyai kewajiban mematuhi anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam
rapat anggota. Kemudian dalam pasal 8 Permen yang sama menegaskan hal-
hal yang perlu dumuat dalam angaran dasari seperti yang diatur dalam pasal 10
uu no. 17 tahun 2012.

Permen No. 01/Per/M.KUKM/I/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,


Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi dikeluarkan
untuk menyempurnakan Keputusan Menneg Koperasi dan UKM No. 104.1 tahun
2001 itu berkaitan dengan keterlibatan notaris pembuat akta koperasi. Menurut
Pasal 14 Ayat 1 , Perubahan anggaran dasar koperasi dilakukan berdasarkan
keputusan rapat anggota perubahan anggaran dasar koperasi sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar koperasi yang bersangkutan, dan
wajib dituangkan dalam berita acara rapat anggota perubahan anggaran dasar
yang dibuat dan ditandatangani oleh Notaris, apabila rapat perubahan anggaran
dasar dihadiri oleh notaris Perubahan Anggaran Dasar Koperasi harus dilakukan
berdasarkan keputusan Rapat Anggota yang diadakan untuk itu, dan wajib
membuat Berita Acara Rapat Anggota Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Terhadap perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut penggabungan,


pembagian, dan perubahan bidang usaha koperasi dimintakan pengesahan kepada
pemerintah, dengan mengajukan secara tertulis oleh pengurus kepada Kepala
Kantor Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah bagi Koperasi Primer
dan Sekunder berskala daerah atau kepada Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah bagi Koperasi Sekunder berskala nasional. Dalam melakukan perubahan
suatu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga terdapat dua cara; yaitu :

• Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebelum koperasi


berstatus Badan Hukum : Perubahan terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangganya dapat dilakukan oleh para pendiri koperasi. Para pendiri
masih mempunyai hak untuk secara bersama-samamengubah isi kesepakatan
yang mereka buat dalam rangka mendirikan koperasi.

• Perubahaan Anggaran Dasar setelah koperasi berstatus Badan Hukum : Apabila


perubahan Anggaran Dasar tersebut tidak menyangkut pasal-pasal yang
mendasar, maka tidak perlu mengajukan permintaan pengesahan dari otoritas
yang berwenang; cukup dibuat dalam akta otentik saja.

Menurut Pasal 12 Permen No. 01/Per/M.KUKM/I/2006 tentang Petunjuk


Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran
Dasar Koperasi :

o Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh Rapat Anggota.


o Terhadap perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut penggabungan,
pembagian, dan perubahan bidang usaha Koperasi dimintakan pengesahan
kepada Pemerintah.

Pedoman Penyusunan
Pasal 10 Ayat 1 UU No, 17 tahun 2012 menyatakan bahwa “Akta Pendirian Koperasi
memuat Anggaran Dasar dan keterangan yang berkaitan dengan pendirian
Koperasi”. Sedangkan pasal 6 PP No. 4 Tentang persyaratan dan tata cara
pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar koperasi menyatakan
“Menteri memberikan pengesahan terhadap akta pendirian koperasi, apa bila sudah
90

diadakan penelitian Anggaran Dasar Koperasi : (a) Tidak bertentangan dengan UU


No. 17 tahun 2012 tentang perkoperasian, (b) Tidak bertentangan dengan
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

kepentingan umum dan kesusilaan”. Dari ketentuan ini data disimpulkan bahwa
anggaran dasar mempunyai kedudukan yang sangat menentukan dalam pendirian
koperasi, khususnya koperasi yang mendapat pengakuan/pengesahan dari
pemerintah.

AD yang sudah disahkan tersebut, selanjutnya menjadi pedoman dan pegangan


utama untuk menyusun peraturan-peraturan koperasi bersangkutan. Peraturan
tersebut dapat bersifat internal, misalnya peraturan yang mengatur manajemen,
seperti hubungan pengurus dan anggota, hubungan pengurus dan pengalola dan
sebagainya. Disamping itu dapat pula bersifat external, misalnya dalam bentuk
perjanjian/perikatan dengan pihak ketiga, seperti perjanjian kredit, kerjasama
usaha, kerajsama manajemea dll.

Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 19 UU No. 17 tahun 2012, yang berwenang


menatapkan AD Koperasi adalah Rapat Anggota. Dengan demikian, anggota melalui
forum tertinggi organsisasi koperasi, menentukan isi, bobot dan kualitas AD ini.
Karena itu, anggota harus memahami benar segala sesuatu mengenai
perkoperasian, termasuk hak dan kewajiban menurut UU No. 17 tahun 2012,
sehingga perumusan AD/ART data dilaksanakan dengan baik dan benar. Untuk
memudahkan perumusan AD koperasi, baik bagi koperasi yang akan berdiri maupun
koperasi yang akan mengadakan perubagan AD.

Tujuan Penyusunan
• Menunjukan adanya tata kehidupan koperasi secara teratur dan jelas, yang
merupakan bentuk kesepakatan para anggota koperasi, dan kedudukannya jelas
secara hukum, karena keberadannya diatur dalam UU no. 17 tahun 2012.

• Menjadi peraturan bagai perangkat organisasi dan pengelola koperasi dalam


pelaksanaan kegiatan organisasi, manajemen, usaha serta keuangan sesuai
dengan kepentingan ekonomi para anggotanya.

• Mewujudkan ketertiban dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, manajemen,


usaha dan keuangan, baik oleh anggota, pengurus, pengawas dan pengelola
koperasi.

• Menjadi dasar penyusunan peraturan dan ketentuan-ketantuan lainnya yang


diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.

Ruang Lingkup Dan Isi Anggaran Dasar Koperasi

Anggaran Dasar memuat ketentuan-ketentuan pokok yang merupakan dasar


bagi tata kehidupan Koperasi, sehingga didalamnya dimuat hal-hal yang harus
disusun secara ringkas, singkat, jelas dan mudah dimengerti oleh siapapun;

1. Ketentuan pokok yang dimuat dalam Anggaran Dasar meliputi:

a. struktur organisasi;
b. kegiatan usaha;
c. modal dan keuangan;
d. manajemen.

2. Pengaturan organisasi sebagaimana dimaksud angka 2 huruf a adalah


mengenai:
91

a. nama dan tempat kedudukan;


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

b. maksud dan tujuan;


c. landasan dan azas;
d. keanggotaan;
e. perangkat organisasi;
f. rapat-rapat termasuk rapat anggota;
g. jangka waktu berdirinya;
h. daftar nama pendiri;
i. sanksi.

3. Pengaturan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud angka 2 huruf b, adalah


mengenai:

a. kegiatan usaha yang dijalankan Koperasi ;


b. pendapatan Koperasi, Selisish Hasil Usaha (SHU) dan pembagiannya;
c. tanggungan;
d. tahun buku Koperasi .

4. Pengaturan modal dan keuangan sebagaimana dimaksud angka 2 huruf c,


adalah mengenai :

a. modal sendiri;
b. modal pinjaman;
c. modal penyertaan.

5. Pengaturan manajemen sebagaimana dimaksud angka 2 huruf d, adalah


mengenai:

a. wewenang, hak, tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari


b. perangkat organisasi dan pengelola Koperasi ;
c. hubungan kerja antar perangkat organisasi dan antara perangkat
organisasi dengan Pengelola Usaha Koperasi ;
d. laporan keuangan dan neraca.

Cara Penyusunan
• AD/ART koperasi oleh mereka yang akan mendirikan koperasi, atau yang ditunjuk
oleh anggotanya untuk mengubah AD/ART yang sudah disepakati sebelumnya.

• AD/ART di bahas dan diputuskan dalam rapat pembentukan Koperasi; pada saat
pendirian ( bagi koperasi yang baru berdiri) atau pada rapat pengesahan
perubahan AD/ART ( bagi koperasi yang sudah berdiri).

• Dalam penyusunan AD/ART koperasi, hal-hal berikut harus diperhatikan :

§ Isi atau materi yang dituangkan dalam AD/ART harus sesuai dengan tujuan
dan kepentingan ekonomi anggota yang bersangkutan.
§ Setiap ketentuan yang dituangkan dalam AD/ART harus dapat dimengerti
dan dilaksanakan oleh para naggotanya, pengurus dan pengawas serta
pengelola koperasi.
§ Mereka yang hadir dalam rapat pembentukan koperasi menyusun,
menyepakati dan menyetujui isi atau materi yang dituangkan dalam
anggaran dasar koperasi dan selanjutnya disahkan oleh rapat pembentukan
koperasi atau rapat pengesahan perubahan AD/ART koperasi. Apabila
dipandang perlu Rapat pembentukan koperasi sekaligus dapat menyusun
menyepakati dan menyetujui isi ART.
92

§ Penyusunan Anggarab dsar dapat dikuasakan kepada beberapa orang


pendiri yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Rapat Pembentukan Koperasi,
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Selanjutnya yang bersangkutan diberi kuasa menandatangani Anggaran


Dasar, mengusrua serat mengesahkan sampai memperoleh pengsahan Akta
Pendirian koperasi sebagai badan hukum.

Materi Muatan Anggaran Dasar


Materi muatan dalam Anggaran Dasar Koperasi sekurang-kurangnya meliputi :

a. Daftar nama pendiri;


b. Nama dan tempat kedudukan;
c. Landasan dan asas;
d. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
e. Ketentuan mengenai keanggotaan;
f. Ketentuan mengenai rapat anggota;
g. Ketentuan mengenai pengurus;
h. Ketentuan mengenai pengawas;
i. Ketentuan mengenai pengelola;
j. Ketentuan mengenai permodalan;
k. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya Koperasi ;
l. Ketentuan mengenai Sisa Hasil Usaha;
m. Ketentuan mengenai sanksi;
n. Ketentuan mengenai pembagian, penggabungan, peleburan dan
pembubaran;
o. Ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
p. Ketentuan mengenai Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus.

93
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua.11

Langkah & Proses Pendirian BMT

Landasan Untuk Memilih Calon-Calon Pendiri BMT


Yaitu setia kawan kelompok (solidaritas kelompok) dilandasi oleh niat beribadah
dan persaudaraan islamiyah (“ukhuwwah islamiyah”), kebersamaan, semangat
untuk membela kepentingan bersama dari masyarakat kecil bawah (mikro) dan
setempat.

Tahapan Pendirian BMT


Sebagaimana terlihat pada gambar tersebut tahap-tahap pendirian BMT adalah
sebagai berikut :

Perlu ada pemrakarsa, motivator yang telah mengetahui tentang BMT.


Pengetahuan tentang BMT ini perlu lebih diperdalam lagi dengan lebih meneliti
dan mendalam isi buku ini, atau mengikuti latihan motivator yang dilakukan oleh
PINBUK, ICMI, BAZIS atau Ormas-ormas lainnya. Pemrakarsa mencoba
memperluas jaringan para sahabat dengan menjelaskan tentang BMT dan
peranannya dalam mengangkat harkat dan martabat saudara-saudara kita semua,
rakyat seluruhnya. Jika dukungan sudah cukup ada, maka perlu berkonsultasi
dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat yang berpengaruh baik yang formal
maupun yang informal.

Di antara pemrakarsa membentuk Panitia Penyiapan Pendirian BMT (P3B) di


lokasi itu; jamah masjid, pesantren, desa miskin, kelurahan, kecamatan, atau
lainnya. Jika dalam satu kecamatan terdapat beberapa P3B, maka P3B Kecamatan
menjadi koordinator P3B-P3B yang ada itu.

P3B mencari modal awal atau modal perangsang sebesar Rp. 50 atau s.d.
100 juta agar BMT memulai operasi dengan syarat modal itu. Modal awal ini
dapat berasal dari perorangan, lembaga, yayasan, BAZIS, Pemda atau sumber
lainnya.

Atau bisa langsung mencari modal-modal pendiri (Sertifikat Modal Koperasi


semacam Saham) dari sekitar 20-44 orang di kawasan itu untuk mendapatkan
dana urunan mencapai jumlah Rp. 100 juta atau minimal Rp. 50 juta. Masing-
masing perlu membuat komitmen (janji) nya tentang peran serta masing-masing
(Lampiran 1).

Jika calon pemodal-pemodal pendiri telah ada maka dipilih Pengurus yang
ramping (3 orang maksimal 5 orang) yang akan mewakili Pendiri dalam
mengarahkan kebijakan BMT. Pengurus mewakili para pemilik modal BMT.

P3B atau Pengurus jika telah ada mencari dan memilih calon pengelola BMT.

Mempersiapkan legalitas hukum untuk usaha sebagai :

a. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Syariah dengan menghubungi Kepala


94

Kantor/Dinas/Badan Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil di Ibukota


Kabupaten/Kota Saudara, menyatakan maksud mendirikan koperasi, meminta
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

formulir-formulir yang diperlukan, dan membicarakan rencana rapat anggota


pembentukan koperasi dimaksud. Jangan segan dan ragu-ragu untuk datang
menghadap Kepala Kantor Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, atau staf
yang bertanggungjawab untuk itu, tugas mereka adalah untuk melayani
kepentingan-kepentingan seperti ini.

b. Kalau Pilihannya badan Hukumnya Perusahaan terbatas maka dipersilakan


menghubungu OJK atau lembga yang diberi kewanangan untuk mengurus
badan hukum dan perijinan LKM berbadan hukum PT.

Melatih calon pengelola dan sebaiknya juga diikuti oleh setidaknya satu orang
pengurus dengan menghubungi Kantor Perwakilan PINBUK terdekat, Konfirmasi
ke PINBUK daerah atau langsung ke Pinbuk Pusat.

Melaksanakan persiapan-persiapan sarana kantor dan form/berkas


administrasi yang diperlukan.

Menjalankan bisnis operasi BMT.

Pengelola BMT
1. Syarat untuk menjadi Pengelola BMT

Pengelola BMT adalah mereka yang bekerja penuh (sepenuh waktu dan hati)
untuk BMT. Syarat-syaratnya adalah;

1) memiliki landasan iman dan sikap keikhlasan, mampu bekerjasama dalam


suatu pekerjaan khususnya dalam menumbuh kembangkan BMT;
2) memiliki semangat dan komitmen yang kuat membela kaum dhuafa, orang
yang lemah, yang diniatkannya sebagai ibadah;
3) amanah, jujur dan berpotensi bekerja secara profesional;
4) minimum berpendidikan D3 sebaiknya S1 (kecuali untuk daerah perdesaan
yaitu untuk BMT Desa, persyaratan ini diturunkan, lihat Bab BMT Desa);
5) berasal dari daerah sekitar BMT itu dan bersedia untuk bertempat tinggal di
sekitar BMT itu.

2. Jumlah Pengelola BMT

Pada tahap awal diperlukan paling sedikit tiga orang pengelola BMT yang masing-
masing bertanggungjawab untuk mewujudkan kerjasama manajemen yang rapih
dan terpadu dengan pembagian tanggung jawab antara lain:
a. mengerahkan dan memobilisasi dana simpanan anggota, Pokusma, para
jamaah dan masyarakat sekelilingnya.
b. Pembiayaan kegiatan usaha-usaha anggota, Pokusma dan pembinaan pada
keberhasilan usaha-usaha anggota dimaksud, dan
c. Pembukuan, penataan administrasi, kelembagaan dan sumber daya manusia.

Seorang daripadanya, bertindak sebagai pemimpin pengelola atau Pengelola


Umum. Semuanya bertanggungjawab pada keberhasilan pemasaran, baik dalam
menggerakkan simpanan maupun untuk Pembiayaan kegiatan-kegiatan usaha
anggota. Kerjasama dan bantu-membantu dari semua pengelola sangat
diperlukan, namun batas-batas tanggungjawab masing-masing perlu sangat jelas.

Penyiapan Pendirian BMT.


95

1. Mempersiapkan Panitia Penyiapan Pendirian BMT (P3B)


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Di Kecamatan :
Pemrakarsa/Pengambilan inisiatif: Tokoh-tokoh masyarakat, alim ulama, atau
tokoh masyarakat lainnya bekerjasama dengan Bapak Camat dan Pimpinan
Kecamatan.

Struktur : Ramping
Penasehat :Tokoh-tokoh termuka dan tokoh-tokoh masyarakat paling
berpengaruh.
Panitia : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris merangkap Bendahara.

Di Bagian Kawasan Kota, Lingkungan Jamaah Masjid, Pesantren,


Lingkungan Pasar, Kawasan Kegiatan Ekonomi tertentu.

Pemrakarsa/Pengambil inisiatif: Tokoh-tokoh/masyarakat dan aghniya dari


berbagai organisasi ICMI/MUI/DMI/BAZIS/IPHI/Penyuluh Agama Islam/Da’i Muda,
BKPRMI, Pemuda Muhammadiyah / Nasiyatul Aisyiyah, Pemuda Anshor / Fatayat
NU, Aktifis Masjid, Guru, Praktisi Usaha, atau tokoh/aghnia lainnya setempat
bekerjasama dengan Bapak Lurah/Kepala Desa.

Stuktur : Ramping
Penasehat : Tokoh-tokoh termuka dan tokoh-tokoh masyarakat paling
berpengaruh.
Panitia : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris merangkap Bendahara.

2. Ciri-ciri Anggota Panitia

Penasehat : Pengaruhnya, menurut urutan “nama, ilmu, dana dan waktu”


Panitia : Aktif, mau bekerja, memiliki dasar kemampuan menghubungi
berbagai pihak, memiliki dasar kemampuan mencari dukungan,
diterima oleh masyarakat banyak; mengikuti urutan: “waktu,
ilmu / akal, nama dan dana”.

Khusus untuk Bendahara perlu ditunjuk tokoh yang benar-benar mendapat


kepercayaan masyarakat, belum pernah tercatat pengalaman hal-hal yang
tercela.

3. Tugas Panitia

a. Permodalan :

• Mencari dukungan modal awal sebesar kurang lebih RP. 150 juta (atau lebih
untuk daerah perkotaan dan Rp. 100 juta atau lebih untuk daerah
perdesaan) yang dapat berasal dari: BAZIS, Yayasan tertentu, aghniya
tertentu di dalam Kecamatan itu, atau aghnia berasal dari Kecamatan itu
tetap sekarang berdomisili di luar, Pemerintah Daerah atau lainnya. Paling
ideal, dan paling baik jika modal awal ini (dinamakan Sertifikat Modal
Koperasi ) berasal dari urunan 20 – 44 orang para pendiri yang dicoba
identifikasi, diajak, dan digalang untuk bersedia menjadi pendiri dan
mengurun urunan modal awal BMT ini. Dari segi materi, penyertaan modal
para para pendiri ini, mendapat prioritas atau penghargaan yang lebih dari
Sisa Hasil Usaha (HSU), selain juga mendapatkan porsi SHU lainnya sesuai
dengan keterlibatannya dalam usaha-usaha BMT. Dari segi non-materi, para
pendiri BMT akan tercatat sepanjang masa, dan mulia lagi pasti akan dicatat
oleh para Malaikat sebagai pemula dalam berbuat baik (“muhsinin”), yang
96

akan diberikan ganjaran pahala berlipat ganda oleh Allah SWT baik di dunia
ini maupun di akhirat nanti, karena modal awal ini dimanfaatkan untuk
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

maksud yang mulia memenuhi perintah Allah SWT (antara lain Q.s. Al Maa-
‘uun, Q.s. Al Balad, dll).
• Menjelang modal awal tersedia (telah ada gambarannya) dilakukan
persiapan pemilihan/seleksi Calon Pengelola untuk dilatih.
• Mempersiapkan sarana dan persiapan-persiapan untuk kemudiannya dapat
beroperasi.
• Sebelum beroperasi harus; menghubungi Kepala Kantor Departemen
Koperasi dan Pengembangan Pengusaha Kecil setempat jika para calon
pendiri (minimum 20 anggota) menginginkan badan hukum BMT ini
koperasi, dan kalau berbadan hukum PT menghubungi OJK.
• Dalam operasi awal ini dilakukan pemupukan modal selanjutnya dari
anggota pendiri dan anggota lainnya dalam bentuk sertifikat modal
koperasi.
• Mendata dan mendaftarkan potensi pemodal pendiri sampai dengan 20 –
44 orang, sedikitnya 20 orang.
• Mengadakan silaturrahmi dengan membagi kerja antar anggota Panitia dan
Penasehat (kalu perlu) mengajak beliau-beliau menjadi anggota pendiri.
• Bersepakat menjadi pemodal pendiri dengan masing-masing misalnya Rp.
500.000,- diangsur tiap awal bulan Rp. 100.000,- atau Rp. 50.000,- selama
5 atau 10 kali angsuran; atau diangsur dalam dua kali panen masing-
masing Rp. 250.000,- atau sesuai jadual lainnya yang disepakati (Lampiran
1).
• Angsuran ini ditagih tiap awal bulan oleh Pengelola BMT.

b. Menyiapkan Sumber Daya Manusia : Pengelola BMT


• Penting sekali memilih pengelola yang tersedia di sekitar lokasi yang
tersedia di sekitar lokasi yang:
ð memiliki motivasi ibadah yang kuat, ikhlas, sabar, dan
istiqomah.(bukan karena nepostisme)
ð Sedikitnya lulusan D3, kalau dapat S1 dari segala jurusan.
ð Memiliki sikap dan perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat
sekitar itu.
ð Mampu bekerja purna waktu (sepenuh waktu dan hati), tidak boleh
merangkap dengan pekerjaan apapun di luar BMT.
ð Diseleksi dengan teliti, disepakati bersama tanpa menonjolkan
kepentingan salah satu pihak. Dasarnya obyektif saja. Tidak
nepotisme.

c. Melaporkan ke Panitia Penyiapan Pendirian dan Pengembangan


BMT dan PINBUK (P4BP) Kabupaten/Kota untuk dipersiapkan latihan
secara bersama-sama dengan calon pengelola dari Kecamatan atau daerah
lainnya. Jika organisasi itu belum ada di Kabupaten/Kota sahabat dapat
menghubungi langsung menghubungi ke PINBUK Propinsi atau ke Kantor
PINBUK Pusat, Gd. ICMI Center Lt. 4, Jl. Warung Jati Timur No. 1
Jakarta Selatan 12740 Telp. 021 – 79180980, 79192310 Facs. 021 –
79192310 Email : pinbukpusat @yahoo.com atau dapat mengubungi
pinbuk propinsi atau kabupaten kota di kabupaten kota masing-masing.

Batas Waktu Kerja Bagi panitia


Agar persiapan-persiapan dilakukan sebaik mungkin perlu disepakati adanya jadual
kerja P3B, misalnya:

1). Panitia Persiapan telah terbentuk satu minggu setelah sosialisasi ini.
2) Jadual Kerja Panitia selanjutnya, misalnya:
97

a. Dua minggu setelah pertemuan telah selesai mempersiapkan modal awal.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

b. Tiga minggu setelah pertemuan telah selesai mempersiapkan calon


pengelola.
c. Empat minggu setelah pertemuan telah melaporkan ke P3BP, atau PINBUK
Kabupaten/Kota atau langsung kie Pinbuk Pusat bahwa calon pengelola
telah siap untuk dilatih.
d. Pelatihan Pengelola yang harus dilatih dengan modul pelatihan dari PINBUK.
e. Dalam 4 minggu setelah pertemuan mempersiapkan lokasi operasi dan
peralatan kantor BMT.
f. Mengajukan surat permohonan surat keitraan kepada PINBUK dan
mengajukan badan hukum koperasi pada Kantor Departemen Koperasi dan
PPK setempat.
g. Mempersiapkan calon pendiri dengan janji (komiment) kesediaan urun modal
dalam waktu-waktu yang disepakati.
h. Dan seterusnya.

Pemantauan Kerja Panitia Persiapan Pendirian (P3B) ini


Sebaiknya (dan seharusnya) di tiap ibukota Kabupaten/Kota ada pula Panitia
Penyiapan Pendirian dan Pengembangan BMT dan PINBUK (P4B Kabupaten/Kota)
yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dan aghnia, termasuk dari ICMI, MUI, Dewan
Masjid Indonesia, IPHI, Penyuluh Agama Islam, Da’i Muda, Badan Koordinasi Pemuda
dan Remaja Islam (BKPRMI), BAZIS dan lain-lainnya. Panitia inilah yang memantau
dan mendorong kerjanya Panitia-panitia lokal itu sekaligus memfasilitasi untuk
pelatihan-pelatihan Pengelola BMT. P4BP di Kabupaten/Kota ini akan menjadi
embrionya pembentukan PINBUK, Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil Kabupaten/Kota
itu.

PINBUK Propinsi akan memantau lajunya persiapan P3BP Kabupaten/Kota atau


PINBUK Kabupaten/Kota dengan segala kegiatan pembinaan dan pengawasan BMT-
BMT di daerah itu masing-masing.

Langkah-langkah Rinci Penyiapan Pendirian BMT


1. Tahap-tahap penyiapan pendirian BMT

a. Perlu ada pengambil prakarsa/inisiatif. Para sahabatlah yang harus menjadi


pengambil inisitif pertama untuk menggulirkan ide pendirian BMT ini di
setempat atau di sekitar daerah/lokasi para sahabat. Para sahabat seharusnya
membaca buku ini dengan baik, jika dapat lebih teliti dan lebih memahami isi
dan falsafah (tujuan, misi, visi dll) yang berada di belakangnya.
b. Para sahabat memperkenalkan ide ini pada sahabat-sahabat lainnya. Untuk
kemudiannya diharapakan mendapat dukungan yang lebih luas sebaiknya para
sahabat lain itu memiliki potensi menggerakan para sahabat-sahabat yang lain
pula.
c. Setelah para sahabat mendapat rekan kerja satu atau dua orang maka cobalah
membuat daftar para sahabat yang berpotensi untuk berperan serta biasanya
pengurus atau aktifis-aktifis dari lembaga-lembaga masyarakat seperti ICMI,
MUI, Dewan Masjid Indonesia, IPHI, Penuluh Agama Islam, Da’i Muda, Badan
Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), organisasi-
organsasi masyarakat Islam, Karang Taruna, Yayasan dan LSM setempat, dan
yang lebih penting adalah juga para aghnia atau hartawan setempat.
d. Setelah ide ini berkembang menjadi 4 – 5 aktivis atau pengambil inisiatif maka
carilah dukungan yang lebih besat misalnya dari Imam Masjid, tokoh
masyarakat atau Ulama yang paling disegani di sekitar wilayah itu, dan dari
pejabat yang dituakan seperti Pak Guru, Pak Camat atau Pak Lurah. Mintalah
waktu untuk beranjangsana, kunjungilah secara bersama-sama untuk
menyakinkan beliau-beliau itu pada tujuan, misi, visi, cara kerja dan ide
98

pendirian BMT ini.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

e. Dengan restu dari tokoh paling berpangaruh itu, maka undanglah para sahabat
yang telah didaftarkan tadi 5 – 10 orang untuk mendiskusikan lebih lanjut
mengenai BMT ini dan kegiatan tindak lanjutnya. Sasaran pertemuan ini adalah
membentuk sebuah Tim atau Panitia Penyiapan Pendirian BMT (P3B) yang
ramping saja, misalnya 5 orang yang benar-benar punya waktu, bersemangat,
paling aktip, berprakarsa, dan bersedia serta mau bekerja mengelindingkan
kegiatan selanjutnya.
f. Pengurus dapat terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua, Sekretaris dan Wakil
Sekretaris, dan Bendahara. Perlu sekali memilih Bendahara seorang tokoh yang
benar-benar dipercayai oleh masyarakat, belum pernah tercatat pengalaman
tercela untuk kepentingan umum sehingga orang tidak ragu-ragu menyerahkan
(sementara) dana untuk modal BMT ini. Jika diperlukan dapat menunjukan dan
meminta kesediaan Penasehat Tim yang terdiri dari tokoh-tokoh paling
berpengaruh dalam masyarakat itu.

g. Pengurus (P3B) bekerja dengan pedoman pokok sebagai berikut :

g.1. jika di daerah itu ada Bank sebaiknya P3B membuka Rekening Bank atau
Simpanan Bank yang ditandatangani oleh Bendahara dan Ketua, yang
hanya bisa dicairkan bila ditandatangani bersama: ada dua tandatangan
itu.
g.2. berusaha mendapatkan modal awal Rp. 50 s.d. Rp. 100 juta, dan segera
menyimpan di Rekening Bank tersebut, berapapun adanya.
g.3. mencari calon-calon pendiri pemodal BMT berkisar 20 – 44 orang dengan
target mengumpulkan modal pendiri sekitar Rp. 150 juta rupiah untuk
wilayah perkotaan, Rp. 100 juta untuk wilayah perdesaan lebih banyak
lebih baik.
g.4. membuat pertemuan atau mendatangi calon-calon pendiri ini untuk
memintakan komitmen tertulis mereka dengan janji angsuran modal
awal itu.
Gunakan Form Lampiran 1.
g.5. jika jumlah calon pendiri dan jumlah komitment dana telah memadai,
segera mencari calon pengelola, yaitu lulusan S1 atau D3 yang selain
berkemampuan intelektual memadai, juga kuat landasan iman dan
akhlaknya, jujur, amanah dan aktif, dinamis, ikhlas, sabar, istiqomah,
dan berprakarsa, memiliki potensi untuk bekerjasama, mampu bekerja
purna waktu (sepenuh waktu dan hati). Yang bertempat tinggal di sekitar
lokasi itu akan lebih baik. Tenaga ini dimagangkan atau dilatih menjadi
tenaga pengelola profesional BMT. Tenaga ini perlu dipilih dan disetujui
oleh para Pengurus dan tunduk pada kebijaksanaan/kekuasaan
Pengurus.
g.6. untuk pelatihan tenaga pengelola segera menghubungi PINBUK
setempat atau langsung ke Pinbuk Pusat.
g.7. mempersiapkan legalitas hukum untuk beroperasi yang bisa
berbentuk dua hal :
Pertama, Berbentuk PT dengan inin Opersional dari OJK.
Kedua, Badan Hukum Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Syariah

Secara sederhana proses dan langkah pendirian BMT dapat digambarkan sebagai
99

berikut
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Sertifikat Modal
Koperasi

Koperasi
Simpan Pinjam
Syariah atau

100
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dua.12

PINBUK SEBAGAI LEMBAGA PEMBINA BMT


Apa itu PINBUK ?
PINBUK adalah Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil, Badan Pekerja dan dibentuk oleh
Yayasan Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (YINBUK).

YINBUK adalah LPSM, Lembaga Pengembang Swadaya Masyarakat yang dibentuk oleh
Ketua Umum MUI, Ketua Umum ICMI, dan Dirut BMI (Bank Muamalat Indonesia) dengan
akta notaris Ibu Leila Yudoparipurno, SH no. 05 tanggal 13 Maret 1995

Mengapa Diperlukan Adanya PINBUK ?

a. Supervisi dan pembinaan teknis, administrasi, pembukuan dan akses finansial


BMT-BMT yang terbentuk.
b. Pengembangan Sumber Daya Manusia, inkubasi bisnis pengusaha baru dan
penyuburan pengusaha yang ada.
c. Pengembangan teknologi maju untuk para anggota BMT sehingga meningkat
nilai tambahnya.
d. Penyuluhan dan pelatihan.
e. Penyediaan perangkat lunak seperti sistem akuntansi komputerisasi BMT :
“Hasna Amala”.
f. Promosi, pemasaran hasil dan mengembangkan jaringan perdagangan usaha
kecil.
g. Memfasilitasi alat-alat yang tak mampu dimiliki oleh pengusaha kecil secara
perorangan seperti fax, alat-alat promosi dan lain-lainnya yang dapat mendukung
usaha pengusaha kecil.

Tujuan dan Strategi Pencapaian Tujuan PINBUK


1. Tujuan Pendirian PINBUK
a. Mendukung tujuan nasional dalam pembangunan sumber daya rakyat
banyak sesuai dengan cita-cita Sumpah Pemuda, Proklamasi
Kemerdekaan, dan GBHN Republik Indonesia.
b. Tumbuh dan berkembangnya sumber daya manusia dan sumber daya
ekonomi rakyat kecil, pengusaha kecil bawah (mikro), pengusaha kecil
dan menengah dan lembaga-lembaga pendukung pengembangannya.
c. Terwujudnya penguasaan dan pengelolaan sumber daya yang adil,
merata dan berkelanjutan dalam suasana damai, maju, pesat dan
dinamis.
d. Meletakkan landasan-landasan yang cukup kuat bagi pertumbuhan
pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Sasaran
Sasaran utama dari Yayasan PINBUK dapat dibagi dalam dua kategori :
101

a. Sasaran berdasarkan besaran usaha meliputi :


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

♦ Usaha Kecil bawah (mikro) atau Usaha Mikro yaitu usaha dengan
besaran omset lebih kecil dari Rp. 50 juta pertahun, tanpa
mengenyampingkan.
♦ Usaha Kecil yaitu usaha dengan omset antara Rp. 50 juta sampai
dengan Rp. 500 juta pertahun.

b. Sasaran berdasarkan jenis usaha yaitu :


♦ Pengembangan usaha di bidang keuangan, simpan pinjam dan
♦ Pengembangan usaha sektor riil.

2. Strategi Pencapaian Tujuan


Pencapaian tujuan dilaksanakan dengan prisip-prinsip pendekatan sebagai
berikut :
a. “Fungsionalisasi”,
b. “Integrasi”,
c. “Institusionalisasi”,
d. “Kekeluargaan dan Kebersamaan”
e. “Pengembangan Sumber Daya Manusia”,
f. “Barisan Semut”,

Pola Dasar Program PINBUK


Pola pertama, “Menetaskan” atau mengembangkan BMT sebagai lembaga strategis
pengembangan ekonomi masyarakat lapisan bawah melalui :
a. Penggalangan kesamaan persepsi di kalangan lembaga-lembaga masyarakat,
pengusaha, LPSM, dan pemerintah tentang pola pengembangan usaha kecil
bawah (mikro).
b. Mendorong pendirian dan pengembangan BMT di akar rumput di seluruh pelosok
tanah air melalui jamaah masjid, pesantren, masyarakat Desa-Desa miskin dan
lain-lain.
c. Pengembangan sumber daya manusia untuk penunjang dan pengembangan
BMT.
d. Pembinaan dan pengawasan secara terarah sehingga BMT berkembang menjadi
lembaga yang sehat.

Pola kedua, “Menetaskan” pengusaha-pengusaha kecil bawah (mikro) dan


mengembangkan Usaha Kecil bawah (mikro).

Pola ketiga, Pengembangan sistem pemasaran, teknologi produksi dan sistem


manajemen untuk menunjang Usaha Kecil bawah (mikro), Kecil dan Menengah.
102
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Tiga.1

PENGANTAR FIQIH DALAM EKONOMI ISLAM


PENDAHULUAN

Fiqih adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syariat, mengenai perilaku manusia


dalam kehidupannya yang diperoleh dari dalil-dalil Islam secara rinci. Ruang lingkup fiqih
adalah pada hukum-hukum Islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah
atau larangan, seperti: wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah (boleh). Hukum-hukum
fiqih terdiri dari hukum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan
hubungan vertikal antara manusia dengan Allah, dan urusan muamalah dalam kaitannya
dengan hubungan horizontal antara manusia dengan manusia lainnya.

Pengertian fiqih berbeda dengan pengertian syariah. Syariah adalah agama atau hukum-
hukum yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk mengatur kehidupan
manusia. Perbedaan yang paling mendasar antara fiqih dan syariah adalah syariah itu
berupa wahyu ilahy, sedangkan fiqih merupakan hasil ijtihad (tafsiran) manusia yang
ditafsirkan dari wahyu ilahy, berdasarkan pemahamannya tentang dimensi praktis dalam
syariah.

Ruang lingkup fiqih mencakup segala aspek kehidupan manusia, seperti sosial, ekonomi,
politik, hukum, dan sebagainya. Aspek ekonomi dalam kajian fiqih sering disebut dalam
bahasa arab, dengan istilah iqtishady. Iqtishady (ekonomi) adalah suatu cara bagaimana
individu-individu dan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membuat
pilihan di antara berbagai alternatif pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang
tersedia, sehingga kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat dipenuhi oleh manusia
dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.

Fiqih ekonomi (fiqih iqtishady) dalam Islam, mencakup tentang aturan-aturan atau rambu-
rambu yang diperoleh dari hasil ijtihad manusia yang didasarkan pada wahyu Ilahi (Al-
Qur’an dan Al-Hadist), berkenaan dengan bagaimana manusia (individu-individu dan
masyarakat) dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, dengan membuat pilihan-pilihan
dalam menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia. Kajian fiqih ekonomi terfokus
pada bidang-bidang yang ada dalam ilmu ekonomi, yaitu peraturan mengenai hak milik
individu, teori produksi, teori konsumsi, dan berbagai prinsip-prinsip ekonomi yang ada di
dalamnya, seperti prinsip keadilan, prinsip ihsan (berbuat kebaikan), prinsip mas’uliyah
(pertanggungjawaban), prinsip kifayah (kecukupan), prinsip wasathiyah (keseimbangan),
prinsip waqi’iyah (realistis), prinsip kejujuran, dan sebagainya.

SUMBER-SUMBER FIQIH

Fiqih Islam secara umum berasal dari dua sumber utama, yaitu dalil naqly berupa Al-Qur’an
dan Al-Hadist, dan dalil aqly berupa akal (ijtihad). Penetapan sumber fiqih Islam ke dalam
tiga sumber, yaitu Al-Qur’an, Al-Hadist, dan akal (ijtihad) didasarkan pada hadist Rasulullah
yang diriwayatkan oleh Mua’dz bin Jabal, yaitu:

Diriwayatkan oleh Mua’dz bin Jabal, bahwa ketika ia mendapat mandat dari Rasulullah
sebagai duta ke Yaman, Rasulullah berkata kepadanya: “Bagaimana anda akan
memutuskan suatu hukum apabila diharapkan kepada anda suatu perkara?” Mua’dz
menjawab: “Saya akan berpedoman kepada kitab Allah Al-Qur’an”. Nabi bertanya:
103

“Bagaimana kalau anda tidak menemukannya di dalam Al-Qur’an?”. Mua’dz menjawab:


“Saya akan berpedoman kepada Sunnah (Al-Hadist)”. Nabi bertanya lagi: “Bagaimana
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

kalau anda tidak menemukannya?”. Dan Muadz menjawab: “Saya akan berijtihad dengan
akal pikiran saya”.

Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
bahasa arab yang memiliki tujuan kebaikan dan perbaikan manusia, yang berlaku di dunia
dan akherat. Al-Qur’an merupakan referensi utama umat Islam, termasuk di dalamnya
masalah hukum dan perundang-undangan. Sebagai sumber hukum yang utama dan
pertama, Al-Qur’an mesti dinomorsatukan oleh umat Islam dalam menemukan dan menarik
hukum suatu perkara dalam kehidupan. Ayat-ayat Al-Qur’an mesti didahulukan dalam
menjawab permasalahan-permasalahan yang muncul ke permukaan, karena dari segi
lafazh dan maknanya bersifat qath’iyyu al wuruud, yaitu tidak diragukan lagi keasliannya.
Umat Islam dilarang mengambil hukum dan jawaban atas problematika dari luar Al-Qur’an
selama hukum dan jawaban tersebut dapat ditemukan dalam nash-nash Al-Qur’an.

Al-Hadist.

Al-Hadist adalah segala yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun ketetapan. Al-Hadist merupakan sumber fiqih ke dua setelah Al-Qur’an
yang berlaku dan mengikat bagi umat Islam. Hal ini dipertegas Al-Qur’an dalam Surat Al-
Hasyr ayat 7, yaitu:

“Dan apa yang berasal dari Rasulullah maka ambillah, dan apa yang dilarang maka
tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah pedih siksanya”.

Fungsi Al-Hadist dalam sistematika hukum Islam ada tiga, yaitu: 1) Memperkuat apa yang
telah ditetapkan dalam Al-Qur’an, 2) Sebagai penjelas Al-Qur’an, yaitu merinci ayat-ayat
Al-Qur’an yang global, membatasi ayat-ayat yang mutlak, dan mengkhususkan ayat-ayat
Al-Qur’an yang bersifat umum dalam aplikasinya, 3) Menetapkan hukum yang belum diatur
di dalam Al-Qur’an.

Ijma’ dan Qiyas.

Ijma’ adalah kesepakatan mujtahid terhadap suatu hukum syar’i dalam suatu masa setelah
wafatnya Rasulullah SAW. Suatu hukum syar’i agar bisa dikatakan sebagai ijma’, maka
penetapan kesepakatan tersebut harus dilakukan oleh semua mujtahid, walau ada
pendapat lain yang menyatakan bahwa ijma’ bisa dibentuk hanya dengan kesepakatan
mayoritas mujtahid saja. Sedangkan qiyas adalah kiat untuk menetapkan hukum pada
kasus baru yang tidak terdapat dalam nash (Al-Qur’an maupun Al-Hadist), dengan cara
menyamakan pada kasus baru yang sudah terdapat dalam nash, dikarenakan oleh
persamaan illat (kausa) hukum. Secara teknis penggunaan metode qiyas dimulai dengan
identifikasi illat hukum yang terdapat dalam nash, dilanjutkan dengan memastikan apakah
illat tersebut juga dimiliki oleh hukum baru yang tidak tersebut dalam nash, baru diambil
kesimpulan bahwa kedua kasus itu sama illat, dan dengan kesamaan illat itu disimpulkan
kesamaan hukum.

FIQIH MAQASHID SYARIAH

Maqashid syariah adalah tujuan-tujuan syariat dan rahasia-rahasia yang dimaksudkan oleh
Allah dalam setiap hukum dari keseluruhan hukumNya. Inti dari tujuan syariah adalah
“maslahah” atau manfaat. Keseluruhan produk hukum Islam adalah untuk kemaslahatan
dan manfaat bagi manusia. Kemaslahatan manusia ini oleh Imam Ghozali dirinci dalam
lima aspek kehidupan yang menjadi aspek pokok tujuan syariat. Ke lima aspek tersebut
adalah: 1) terpeliharanya agama, 2) terpeliharanya jiwa, 3) terpeliharanya akal, 4)
terpeliharanya keturunan, dan 5) terpeliharanya harta atau modal.
104

Dalam memelihara lima aspek pokok tujuan syariat di atas, ada dua metode yang
digunakan, yaitu pemeliharaan secara preventif, dan pemeliharaan secara pro aktif.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Metode preventif berarti melestarikan dan memelihara lima aspek tersebut dengan
melarang perbuatan-perbuatan yang berakibat bagi kerusakan lima aspek tersebut, atau
dengan memberikan hukuman berupa sanksi bagi yang melanggar. Contoh dalam
pemeliharaan preventif ini adalah: sanksi bagi yang meninggalkan sholat (pemeliharaan
agama), larangan membunuh (pemeliharaan jiwa), larangan minum-minuman yang
memabukkan (pemeliharaan akal), larangan zina (pemeliharaan keturunan), larangan
makan harta orang lain secara bathil (pemeliharaan harta). Sedangkan metode pro aktif
dilakukan dengan cara memberikan perintah untuk mengerjakan amalan demi
terpeliharanya ke lima aspek pokok tujuan syariat. Contoh dalam pemeliharaan pro aktif
ini adalah: perintah sholat (pemeliharaan agama), perintah mengkonsumsi makanan yang
halal dan baik (pemeliharaan jiwa), perintah belajar (pemeliharaan akal), perintah nikah
(pemeliharaan keturunan), dan perintah bekerja (pemeliharaan harta).

Tujuan-tujuan syariah dalam ekonomi juga diatur dalam kaitannya dengan maqashid
syariah. Sebagaimana aspek-aspek lain dalam kehidupan masyarakat, dalam hukum-
hukum Islam yang mengatur perekonomian juga memiliki tujuan dan hikmah. Tujuan dan
hikmah dalam sistem ekonomi adalah: 1) Perputaran atau sirkulasi (al tadaawul), 2) Jelas
atau legal (al wudluuh), 3) Keadilan dalam harta (al adl fil al amwaal), 4) Terpeliharanya
harta dengan menghindarkan dari kedzoliman.

Dalam tujuan sirkulasi, hendaknya harta atau modal yang dimiliki seseorang mengalami
perputaran di tengah masyarakat dengan jalan infaq (belanja), baik infaq konsumsi,
produksi, investasi maupun donasi. Tujuan jelas dan legal, ditujukan agar harta atau faktor
produksi yang dimiliki oleh seseorang itu terhindar dari peluang adanya pertikaian dan
perselisihan, sehingga harta tersebut mesti jelas statusnya dan legal kepemilikannya.
Tujuan keadilan dalam harta adalah agar manusia menginfakkan harta tersebut melalui
konsumsi, produksi investasi maupun donasi, dan menghindarkan diri dari perbuatan
berlebihan atau infaq yang diharamkan oleh agama. Tujuan terpeliharanya harta dengan
menghindarkan dari kedzaliman adalah melarang orang lain mengambil atau berbuat
dzalim atas harta seseorang yang berakibat terjadinya kerusakan atau hilangnya harta itu.

KAIDAH FIQIH DALAM TRANSAKSI EKONOMI.

Kegiatan ekonomi merupakan salah satu dari aspek muamalah dari sistem Islam, sehingga
kaidah fiqih yang digunakan dalam mengidentifikasi transaksi-transaksi ekonomi juga
menggunakan kaidah fiqih muamalah. Kaidah fiqih muamalah adalah “al ashlu fil
mua’malati al ibahah hatta yadullu ad daliilu ala tahrimiha” (hukum asal dalam urusan
muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya). Ini berarti bahwa
semua hal yang berhubungan dengan muamalah yang tidak ada ketentuan baik larangan
maupun anjuran yang ada di dalam dalil Islam (Al-Qur’an maupun Al-Hadist), maka hal
tersebut adalah diperbolehkan dalam Islam.

Kaidah fiqih dalam muamalah di atas memberikan arti bahwa dalam kegiatan muamalah
yang notabene urusan ke-dunia-an, manusia diberikan kebebasan sebebas-bebasnya
untuk melakukan apa saja yang bisa memberikan manfaat kepada dirinya sendiri,
sesamanya dan lingkungannya, selama hal tersebut tidak ada ketentuan yang
melarangnya. Kaidah ini didasarkan pada Hadist Rasulullah yang berbunyi: “antum a’alamu
bi ‘umurid dunyakum” (kamu lebih tahu atas urusan duniamu). Bahwa dalam urusan
kehidupan dunia yang penuh dengan perubahan atas ruang dan waktu, Islam memberikan
kebebasan mutlak kepada manusia untuk menentukan jalan hidupnya, tanpa memberikan
aturan-aturan kaku yang bersifat dogmatis. Hal ini memberikan dampak bahwa Islam
menjunjung tinggi asas kreativitas pada umatnya untuk bisa mengembangkan potensinya
dalam mengelola kehidupan ini, khususnya berkenaan dengan fungsi manusia sebagai
khalifatul-Llah fil ‘ardlh (wakil Allah di bumi).
105

Efek yang timbul dari kaidah fiqih muamalah di atas adalah adanya ruang lingkup yang
sangat luas dalam penetapan hukum-hukum muamalah, termasuk juga hukum ekonomi.
Ini berarti suatu transaksi baru yang muncul dalam fenomena kontemporer yang dalam
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

sejarah Islam belum ada/dikenal, maka transaksi tersebut “dianggap” diperbolehkan,


selama transaksi tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip yang dilarang dalam Islam.
Sedangkan transaksi-transaksi yang dilarang dalam Islam adalah transaksi yang
disebabkan oleh faktor: 1) haram zatnya (objek transaksinya), 2) haram selain zatnya (cara
bertransaksi-nya), 3) tidak sah/lengkap akadnya.

Haram Zatnya (Objek Transaksinya).

Dalam Islam, terdapat aturan yang jelas dan tegas mengenai obyek transaksi yang
diharamkan, seperti minuman keras, daging babi, dan sebagainya. Oleh karena itu
melakukan transaksi yang berhubungan dengan obyek yang diharamkan tersebut juga
diharamkan. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih: “ma haruma fi’luhu haruma tholabuhu”
(setiap apa yang diharamkan atas obyeknya, maka diharamkan pula atas usaha dalam
mendapatkannya). Kaidah ini juga memberikan dampak bahwa setiap obyek haram yang
didapatkan dengan cara yang baik/halal, maka tidak akan merubah obyek haram tersebut
menjadi halal.

Haram Selain Zatnya (Cara Bertransaksi-nya).

Ada beberapa transaksi yang dilarang dalam Islam yang disebabkan oleh cara bertransaksi-
nya yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah, yaitu: tadlis (penipuan), ikhtikar
(rekayasa pasar dalam supply), bai’ najasy (rekayasa pasar dalam demand), taghrir
(ketidakpastian), dan riba (tambahan).

Tadlis. Tadlis adalah sebuah situasi di mana salah satu dari pihak yang bertransaksi
berusaha untuk menyembunyikan informasi dari pihak yang lain (unknown to one party)
dengan maksud untuk menipu pihak tersebut atas ketidaktahuan atas informasi tersebut.
Hal ini jelas-jelas dilarang dalam Islam, karena melanggar prinsip “an taraddin minkum”
(sama-sama ridlo). Informasi yang disembunyikan tersebut bisa berbentuk kuantitas
(quantity), kualitas (quality), harga (price), ataupun waktu penyerahan (time of delivery)
atas objek yang ditransaksikan.

Ikhtikar. Ikhtikar adalah sebuah situasi di mana produsen/penjual mengambil keuntungan


di atas keuntungan normal dengan cara mengurangi supply (penawaran) agar harga
produk yang dijualnya naik. Ikhtikar ini biasanya dilakukan dengan membuat entry barrier
(hambatan masuk pasar), yakni menghambat produsen/penjual lain masuk ke pasar agar
ia menjadi pemain tunggal di pasar (monopoli), kemudian mengupayakan adanya
kelangkaan barang dengan cara menimbun stock (persediaan), sehingga terjadi kenaikan
harga yang cukup tajam di pasar. Ketika harga telah naik, produsen tersebut akan menjual
barang tersebut dengan mengambil keuntungan yang melimpah.

Bai’ Najasy. Bai’ Najasy adalah sebuah situasi di mana konsumen/pembeli menciptakan
demand (permintaan) palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk
sehingga harga jual produk itu akan naik. Hal ini biasanya terjadi dalam bursa saham
(praktek goreng-menggoreng saham). Cara yang bisa ditempuh bermacam-macam, seperti
menyebarkan isu, melakukan order pembelian, dan sebagainya. Ketika harga telah naik
maka yang bersangkutan akan melakukan aksi ambil untung dengan melepas kembali
barang yang sudah dibeli, sehingga akan mendapatkan keuntungan yang besar.

Taghrir. Taghrir adalah situasi di mana terjadi incomplete information karena adanya
ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Taghrir terjadi bila pihak yang
bertransaksi merubah sesuatu yang seharusnya bersifat pasti menjadi tidak pasti. Dalam
hal ini ada beberapa hal yang bersifat tidak pasti, yaitu kuantitas (quantity), kualitas
(quality), harga (price), ataupun waktu penyerahan (time of delivery) atas objek yang
ditransaksikan.
106

Riba. Riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis, baik transaksi hutang
piutang maupun jual beli. Riba dalam hutang piutang dimaksudkan untuk meminta
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

kelebihan tertentu atas utang yang dipinjamkan pada saat awal transaksi (riba qard), atau
memberikan tambahan pembayaran atas utang yang tidak bisa dikembalikan pada waktu
jatuh tempo (riba jahiliyah). Riba dalam jual beli dikenakan atas pertukaran dua barang
sejenis dengan timbangan/takaran yang berbeda (riba fadl), atau memberikan tambahan
atas barang yang diserahkan kemudian (riba nasiah).

Tidak Sah/Lengkap Akadnya.

Setiap transaksi yang tidak sah/lengkap akadnya, maka transaksi itu dilarang dalam Islam.
Ketidaksah/lengkapan suatu transaksi bisa disebabkan oleh: rukun (terdiri dari pelaku,
objek, dan ijab kabul) dan syaratnya tidak terpenuhi, terjadi ta’alluq (dua akad yang saling
berkaitan), atau terjadi two in one (dua akad sekaligus). Ta’alluq terjadi bila kita
dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan, di mana berlakunya akad pertama
tergantung pada akad kedua. Two in one terjadi bila suatu transaksi diwadahi oleh dua
akad sekaligus sehingga terjadi ketidakpastian (grarar) akad mana yang harus digunakan.

TEORI AKAD DALAM FIQIH EKONOMI ISLAM

Akad adalah pertalian ijab (yang diucapkan salah satu pihak yang mengadakan kontrak)
dengan qabul (yang diucapkan pihak lain) yang menimbulkan pengaruh pada obyek
kontrak. Pertalian ijab dan qabul ini mengikat kedua belah pihak yang saling bersepakat,
yaitu masing-masing pihak dalam akad terikat untuk melaksanakan kewajiban mereka
masing-masing sesuai dengan kesepakatan. Di dalam akad, terms and condition-nya sudah
ditetapkan secara rinci dan spesifik, sehingga bila salah satu atau kedua pihak yang terikat
dalam akad tersebut melakukan wanprestasi (tidak dapat memenuhi kebutuhannya), maka
ia/mereka akan menerima sanksi seperti dalam kesepakatan dalam akad.

Di dalam fiqih muamalah, konsep akad dibedakan dengan konsep wa’ad (janji). Wa’ad
adalah janji antara satu pihak kepada pihak lainnya, yang mengikat satu pihak saja, yaitu
pihak yang memberi janji berkewajiban untuk melaksanakan kewajibannya, sedangkan
pihak yang diberi janji tidak memikul kewajiban apa-apa terhadap pihak lainnya. Dalam
wa’ad, terms and condition-nya belum ditetapkan secara rinci dan spesifik, sehingga pihak
yang melakukan wanprestasi (tidak memenuhi janjinya), hanya akan menerima sanksi
moral saja tanpa ada sanksi hukum.

Akad dalam fiqih muamalah dibagi ke dalam dua bagian, yaitu akad tabarru’ dan akad
tijarah. Akad tabarru’ adalah segala macam perjanjian yang menyangkut transaksi yang
tidak mengejar keuntungan (non profit transaction). Akad tabarru’ dilakukan dengan tujuan
tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan, sehingga pihak yang berbuat kebaikan
tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak lainnya. Imbalan dari
akad tabarru’ adalah dari Allah, bukan dari manusia. Namun demikian, pihak yang berbuat
kebaikan tersebut boleh meminta kepada rekan transaksi-nya untuk sekedar menutupi
biaya yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad, tanpa mengambil laba dari
tabarru’ tersebut. Contoh dari akad tabarru’ adalah qard, wadi’ah, wakalah, rahn, hibah,
dan sebagainya.

Akad tijarah adalah segala macam perjanjian yang menyangkut transaksi yang mengejar
keuntungan (profit orientation). Akad ini dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan,
karena itu bersifat komersiil. Hal ini didasarkan atas kaidah bisnis bahwa “business is an
activity for a profit” (bisnis adalah suatu aktivitas untuk memperoleh keuntungan). Contoh
dari akad tijarah adalah akad-akad bagi hasil berupa mudharabah, musyarakah, dan
sebagainya, akad-akad jual beli berupa murabahah, salam, dan sebagainya, dan akad-
akad sewa menyewa berupa ijarah, ijarah muntahia bi at tamlik, dan sebagainya.

Kaidah fiqih yang berkaitan dengan konsep akad antara tabarru’ dan tijarah ada dua, yaitu:
107

1). Akad tabarru’ tidak boleh dirubah menjadi akad tijarah, dan 2). Akad tijarah boleh
dirubah menjadi akad tabarru’. Akad tabarru’ tidak boleh dirubah menjadi akad tijarah
memberi arti bahwa dalam setiap transaksi yang asalnya bermaksud untuk tidak
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

mendapatkan keuntungan, kemudian setelah terjadinya akad ternyata pihak yang terkait
di dalamnya mengharapkan keuntungan dari transaksi tersebut, maka transaksi itu
dilarang. Hal ini didasarkan atas kaidah prinsip: “kullu qardhin jarra manfa’ah fahuwa riba”
(setiap qard yang mengambil manfaat adalah riba). Menggabungkan tabarru’ dengan
manfa’ah adalah kedzaliman karena melakukan suatu akad berlainan dengan definisi
akadnya, sehingga transaksi tersebut akan menimbulkan adanya riba nasi’ah. Hal ini juga
melanggar prinsip “la tadzlimuna wa la tudzlamun” (jangan mendzolimi dan jangan sampai
didzolimi).

Akad tijarah boleh dirubah menjadi akad tabarru’ memberi arti bahwa dalam setiap
transaksi yang asalnya bertujuan mendapatkan keuntungan, kemudian setelah terjadinya
akad pihak yang terkait di dalamnya meringankan/memudahkan pihak yang lain dengan
menjadikan akad tersebut menjadi akad tabarru’ (tanpa ada tambahan keuntungan), maka
transaksi itu dibolehkan, bahkan dalam situasi tertentu hal itu dianjurkan. Misalnya, terjadi
suatu akad jual beli antara si A dan si B, di mana si A menjual barang X kepada si B dengan
harga Rp. Y secara tangguh (dibayar pada suatu waktu yang ditentukan). Setelah
terjadinya akad, pada saat jatuh tempo (maturity time) ternyata si B tidak dapat membayar
hutang karena mengalami kesulitan ekonomi. Maka dalam kaidah fiqih, si A dibolehkan
atau bahkan dianjurkan memberikan keringanan/kemudahan bagi si B untuk memberikan
waktu tambahan dalam pembayaran hutangnya, atau kalau keadaan si A memang benar-
benar tidak dapat membayar, si B diharapkan untuk memberikan keringanan berupa
pembebasan hutang tersebut.

108
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Tiga.2

KONSEP SYARI’AH PRODUK BMT


“Seseorang pada hari akhir nanti pasti akan ditanya empat hal:
usianya untuk apa dihabiskan,
jasmaninya untuk apa dipergunakan,
hartanya dari mana didapatkan dan untuk apa dipergunakan,
serta ilmunya untuk apa dipergunakan”
(H.R. Abu Dhawud)

Pengantar …

Seperti telah dijelaskan dalam modul 7.1 bahwasannya islam merupakan agama
yang konprehensif yang mengatur kehidupan dalam bentuk ritual (ibadah)
mapupun kegiatan sosial (muamalah) yang bersifat universal. Sebagai sistem
universal dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat. Ketetuan muamalah
yang menjadi aturan ( rule of game) dalam menata kehidupan manusia tentunya
juga bersifat universal.

Beberapa konsep dan prinsip syariah yang diterapkan pada bidang ekonomi
khususnya lembaga keuangan tentunya harus mengacu dan sesuai dengan
aturan yanga telah digariskan dalam muamalah. Sehingga penerapan muamalah
memiliki sifat eternal, dimana dengan sifat ini dimungkinkan adanya sistem yang
dinamakan “thawabit wa mutagoyyirat” ( prinsip dan variable) dalam islam. Prinsip
dan konsep syariah ini menjadi landasan hukum ( syari’ah) dalam proses
operasional pengelolaan lembaga keuangan termasuk didalamnya BMT (baitul maal
wat tamwil).

Sebagai contoh ketentuan-ketantuan dasar dalam ekonomi seperti larangan riba,


adanya prinsip bagi hasil, prinsip pengembalian keuntungan, pengenaan zakat dll.
Variable merupakan instrument-instrument untuk melaksanakan prinsip-prinsip
dasar seperti mudharabah, murabahah, Murabahah Cicicl dan sebagainya. Dari
prinsip dasar serta varibabel ini lah yang kemudian dapat dijadikan sebagai dasar
atau landasan syariah dalam penyusunan dan pengembangan produk lembangan
keuangan syariah ( LKS) pada umumnya dan khusunya BMT.

Penggunaan prinsip dalam konsep syariah ini dilakukan untuk memudahkan


pengolongan yang nantinya akan memudahkan dalam proses penghitungan karena
penggolongan ini dilakukan berdasarkan proses pengambilan keuntungan/ biaya
yang timbul akibat dilaksanakan akad tersebut, yang dimaksud dengan prinsip
disini adalah konsep atau syarat-syarat yang mendasari pemberlakuan suatu akad,
berdasarkan kesamaan konsep dan syarat ini maka dilakukan penggolongan contoh
prinisp titipan, prinsip jual beli, prinsip bagi hasil dll.

Sedangkan yang dimaksun dengan akad adalah kontrak yang berisi ketentuan
dan syarat yang harus dipenuhi dan mendasasari hubungan atau transaksi
ekonomi antara para pihak yang terlibat dalam satu sistem termasuk didalamnya
sistem ekonomi. Untuk memudahkan dalam penggolongan prinsip dan akad serta
kemungkinan penerapannya dalam bentuk produk berikut dibawah ini, telah
109

dirumuskan dalam bentuk skema tentang prinsip produk dan kemungkinan


penerapan prinsip dan akad tersebut dalam pengelolaan lembaga keuangan yang
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

berbasis syariah termasuk dapat diterapkan dalam perumusan dan pengembangan


produk di BMT.

Prinsip Akad Produk Keterangan

Wadiah (Titipan) Wadiah Current Account Al wadiah penggunaanyan


Dhamanah ( Giro) dapat ikombinasikan
Wadiah Al Saving Account dengan mudharabah untuk
Amanah (Tabungan/ investasi, dan dengan
simpanan) wakala untuk pembukaan
L/C, dengan al kafalah atau
garansi
Kerjasama Mudharabah Investement Deposito dapat
(Syirkah) Account dipergunakan untuk general
Saving Account investment melalui pool of
Project financing fund
Musyarakah Project financing
Letter Of Credit
Al Muza’raah Planation Project
Al Musaqot Financing
Jual beli / Bai Al Murabahah Pengadaaan
Pengambilan Bai At Takjiri barang dengan
keuntungan Bai As Salam Jual beli
Bai Al Istinha Tanggung atau
Bai A Sharf Cicil
Sewa Ijarah Leasing
Mutanaqisoh Hire Purchase
Decresing
Participation
Fee Al Kafalah Guarantee
Al Hiwalah Debts Tranfer
Al Joa’lah Special Service
Al Wakalah Letter Of Credit
Ar Rahn Gadai
Administrasi Al Qord Hasan Benevolent Loan Biaya administrasi hanya
dapat diambil untuk factor-
faktor penunjang terjadinya
kontrak seperti biaya
Notaris, materai, peninjauan
proyek dan dinyatakan
dalam nominal.

Dalam beberapa literatur ada juga yang mengelompokan prinsip ini menjadi empat
kelompok besar yaitu simpanan, pinjaman, jual beli dan pembiayaan ( biasanya dipakai
dalam operasional BMT ), menurut pendapat ini pembiayaan yang kemudian dipecah
menjadi tiga yang disesuaikan dengan peruntukan dan sifat aliran dana kepada pihak ke-
3.

Dalam praktek opersional BMT seluruh prinsip dan akad diatas dirumuskan dan
dikembangkan dalam sebuah produk yang secara garis besar dapat digolongkan dalam
110

dua kelompok besar yaitu simpanan dan pembiayaan.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Konsep Syari’ah & Penjenisan Produk Simpanan


Pengertian Simpanan
• Menurut PP No. 9 tahun 1995, tentang pelaksanaan kegiatan Koperasi Simpan
Pinjam oleh Koperasi, bahwa yang dimaksud dengan Simpanan adalah:
Dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota koperasi-koperasi lain
dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan dan simpanan
koperasi berjangka.

• Menurut peristilahan lazim di BMT;


Yang dimaksud dengan Simpanan adalah Dana yang dipercayakan oleh
anggota, calon anggota BMT lain dan atau anggotanya kepada BMT dalam
bentuk simpanan bersyarat, simpanan sukarela dan sukarela berjangka
dengan akad yang telah disepakati kedua belah pihak dan pihak penyimpan
akan mendapatkan profit yang dihitung dari keuntungan BMT.

Manfaat Simpanan

• Bagi BMT simpanan dapat meningkatkan permodalan BMT, sumber dana


dalam penyaluran pembiayaan, dapat digunakan sebagai jaminan.
• Bagi anggota/nasabah dapat membentuk sikap hemat, menanamkan rasa
percaya diri, memperoleh bagi hasil, secara tidak langsung mendidik anggota
BMT dalam pengaturan ekonomi rumah tangga dan meningkatkan
kesejahteraan serta pendapatan penyimpan.

Jenis Simpanan dalam BMT

Umumnya jenis simpanan di BMT dapat digolongkan menjadi beberapa golongan,


yaitu :

1. Simpanan Bersyarat

1.1 Simpanan Bersyarat Keanggotaan

a. Sertifikat Modal Koperasi

• Sertifikat Modal Koperasi adalah bukti penyertaan Anggota


Koperasi dalam modal Koperasi
• Setiap Anggota Koperasi disarankan membeli Sertifikat
Modal Koperasi yang jumlah minimumnya ditetapkan dalam
Anggaran Dasar.
• Koperasi harus menerbitkan Sertifikat Modal Koperasi dengan
nilai nominal per lembar yang besaranya ditentaunagan dalam
anggaran danadar atau ketentuan RAT.
• Kepada setiap Anggota diberikan bukti penyetoran atas
Sertifikat Modal Koperasi yang telah disetornya.
• Sertifikat Modal Koperasi nantinya akan dijadikan modal
111

awal ataupun modal opersional lainnya dalam pelaksanaan


operasional BMT.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Penyetoran atas Sertifikat Modal Koperasi dapat dilakukan


dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk lainnya yang dapat
dinilai dengan uang.
• Dalam hal penyetoran atas Sertifikat Modal Koperasi dalam
bentuk lainnya dilakukan penilaian untuk memperoleh nilai
pasar wajar.
• Koperasi wajib memelihara daftar pemegang Sertifikat Modal
Koperasi dan daftar pemegang Modal Penyertaan yang
sekurang-kurangnya memuat:
o nama dan alamat pemegang Sertifikat Modal Koperasi dan
pemegang Modal Penyertaan;
o jumlah lembar, nomor, dan tanggal perolehan Sertifikat
Modal Koperasi dan Modal Penyertaan;
o jumlah dan nilai Sertifikat Modal Koperasi dan nilai Modal
Penyertaan; dan
o perubahan kepemilikan Sertifikat Modal Koperasi.

b. Setoran Pokok
• Setoran Pokok dibayarkan oleh Anggota pada saat yang
bersangkutan mengajukan permohonan sebagai Anggota dan
tidak dapat dikembalikan.
• Setoran Pokok harus telah disetor penuh dengan bukti
penyetoran yang sah.
• Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara penetapan
Setoran Pokok pada suatu Koperasi diatur dalam Anggaran
Dasar.
• Besarnya simpanan sama untuk setiap anggota, cara
pembayaran dapat dibayar sekaligus atau diangsur. Selama
yang bersangkutan menjadi anggota BMT maka Setoran Pokok
tidak dapat diambil.

1.2 Simpanan Bersyarat Pembiayaan

• Simpanan wajib pembiayaan (SWP) merupakan simpanan bersyarat


yang diwajibkan BMT kepada anggota / mitra yang melakukan
pembiayaan.
• Besarnya ditentukan oleh kebijakan Manajemen BMT , lazimnya 10 %
dari pokok pembiayaan
• SWP yang disetorkan kepada BMT tidak dapat diambil dan baru bisa
diambil apabila anggota / mitra telah lunas membayar angsuran
pembiayaan.
• Cara pembayaran dilakukan secara bersamaan pada waktu
membayarkan angsuran pokok dan profit.
• SWP /CR (cadangan resiko) dapat dijadikan sebagai jaminan atau
agunan bagi anggota yang telah melakukan pembiayaan dengan
tujuan dapat mengurangi resiko kalau mitra / anggota cedera janji.
SWP tidak akan mendapatkan bagi hasil simpanan dari BMT.
• Pendapatan yang didapat dari SWP yang disalurkan kepada
pembiayaan antara mitra dengan BMT.
• SWP dapat menggunakan akad simpanan yang bersifat titipan atau
wadi’ah yad dhamanah.

2. Simpanan Sukarela

2.1 Simpanan Biasa


Adalah jenis pembiayaan yang diadakan oleh BMT yang penyetorannya
112


dapat secara berangsur-angsur yang besarnya ditetapkan berdasarkan
kebijakan manajemen BMT dan dapat diambil sewaktu-waktu.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Penyetoran dan pengambilan simpanan dapat dilakukan pada jam


kantor buka .
• Setiap pengmbilan tidak dibatasi besarnya hanya harus disisakan saldo
minimal yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen
BMT.
• Penyetoran dapat dilakukan oleh siapapaun. Sedangkan pengambilan
dapat dilakukan oleh pemilik rekening simpanan atau yang diberi
kuasa oleh pemilik rekening simpanan untukmengambil simpanannnya
pada BMT.
• BMT akan memberikan prestasi / imbalan kepada mitra /anggota yang
besarnya ditentukan bedasarkan nisbah bagi hasil yang telah
disepakati dan disesuaikan dengan jenis akad simpanan.
• Penghitungan bagi hasil simpanan akan ditentukan dari laba kotor BMT
yang bersumber dari pendapatan bagi hasil pembiayaan, Margin
pembiayaan dan sektor riil BMT , dan didasarkan pada saldo harian
setiap penyimpan serta dihitung dan dibukukan pada setiap akhir
bulan.
• Jenis produk disesuaikan dengan keunggulan BMT dan segmentasi
pasar dan kekuatan pasar.
• Akad yang digunakan untuk jenis simpanan ini adalah akad
mudharabah atau akad wadi’ah yad dhamanah lazimnya
menggunakan akad mudharabah.

2.2 Simpanan berjangka ( Deposito)

• Simpanan berjangka adalah produk simpanan dari anggota / calon


anggota untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan
dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu berakhir.
• Besarnya simpanan tidak dibatasi tapi ada pembatasan untuk simpanan
minimal yang ditentukan oleh kebijakan manajemen BMT yang
didasarkan pada pertimbangan kemampuan pasar.
• Penyimpan simpanan sukarela berjangka akan mendapatkan imbalan
yang dihitung dari pendapatan BMT yang ditentukan berdasarkan
kesepakatan nisbah antara BMT penyimpanan dan besarnya nisbah bagi
hasil.

3. Simpanan untuk tujuan khusus


Simpanan untuk tun khusus adalah prosuk-produk simpanan yang dirancang
dan diadakan dengan tujuan tertentu contoh misalnya untuk pengembangan
program penghimpunan ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqoh), Simpanan
pembayaran listrik dan telpon dll, untuk program ini biasanya menggunakan
akad wadi’ah yaitu simpanan berupa titipan yang dilakukan oleh nasabah
kepada BMT.

Jenis-Jenis Akad Dalam Simpanan BMT


1. AKAD TITIPAN (AL WADI'AH)

a. Pengertian Titipan (AI-Wadi'ah)

Wadi'ah berasal dan akar kata wada'a yang berarti meninggalkan atau titip.
Sesuatu yang dititipi itu bisa harta, barang, uang maupun pesan atau
amanah
113

Dalam simpanan ini Al Wadi'ah diartikan sebagai titipan (simpanan) dari


pihak yang memiliki barang berharga kepada pihak yang menyimpan (yang
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

dititipi) yang harus dijaga dan dikembalikan ketika pihak yang memiliki
barang menghendaki.

b. Dasar hukum

AI-Qur'an :
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanah
(titipan) kepada yang berhak menerimanya." (QS. An Nisa (4) : 58)

“Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, dipercayai itu


menunaikan amanatnya dan hendaklah dia bertaqwa kepada Tuhannya."
(Q.S. Al Baqarah (2) ayat 283)

Al-Hadits:
'Tunaikanlah amanah (titipan) kepada yang berhak menerimanya dan
jangan membalas khianat terhadap orang yang telah mengkhianatimu."
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

c. Jenis barang-barang titipan:


• Harta benda
• Uang
• Dokumen
• Barang berharga lain

d. Syarat bagi pihak yang dititipi


• Dapat dipercaya untuk mengembalikan titipan secara utuh (amanah)
• Dapat menjamin keamanan dan pengembalian barang yang dititipkan

e. Rukun Wadiah
• Adanya barang yang diamanahkan
• Adanya yang memberi amanah dan menerima amanah
• ljab qabul

f. Jenis Al Wadi'ah adalah:

1.a. Wadi'ah yad AL - AMANAH

Titipan yang bersifat Wadi'ah Amanah adalah titipan murni dengan


pengertian:

• Pihak yang dititipi tidak diperbolehkan memanfaatkan barang yang


dititipkan.
• Pada saat titipan dikembalikan, barang yang dititipkan berada dalam
kondisi yang sama seperti saat dititipkan.
• Jika barang yang dititipkan mengalami kerusakan selama masa
penitipan maka pihak yang menerima titipan tidak dibebani tanggung
jawab, kecuali adanya unsur kecerobahan dan kelalaian penerima
amanah.
• Sebagai imbalan atas tanggung jawab pemeliharaan titipan, pihak
yang menerima titipan dapat meminta biaya penitipan.

Dalam BMT, akad titipan ini dapat diterapkan dalam simpanan


pembiayaan.

1.b. Wadi'ah yad ADH - DHAMANAH


114
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dhamanah berarti Penanggung atau beban. Wadi'ah Ad Dhamanah


adalah akad titipan yang mengandung pengertian sebagai benkut:

• Penerima titipan diperbolehkan memanfaatkan dan berhak


mendapatkan keuntungan dari titipan.
• Penerima titipan bertanggungjawab atas titipan, bila terjadi kerusakan
atau kehilangan.
• Keuntungan yang diperoleh pihak yang menerima titipan dapat
diberikan sebagian kepada pihak yang menitipkan (sebagai bonus),
dengan syarat tidak diperjanjikan sebelumnya.

Dalam BMT akad ini dapat digunakan untuk produk simpanan wadiah
juga simpanan berjangka seperti produk simpanan wadiah haji atau
simpanan berjangka haji

2. PRINSIP SYIRKAH (Berserikat atau Kerjasama)

Pengertian akad berserikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana
masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk; harta,
manajemen dan waktu) dengan perjanjian pembagian keuntungan yang
disepakati. Akad syirkah dibedakan atas:

• Al Musyarakah
• A Mudharabah

Dalam produk simpanan di BMT yang banyak dan sering diterapkan adalah
akad Mudharabah.

Al Mudharabah (Al Qiradh)

i. Pengertian:
Mudharabah berasal dari kata dharaba yang berarti mendorong,
memindahkan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. atau
dharb yang berarti perjalanan

Pemilik dana (penyimpan) disebut Shahibul Maal


Penerima Dana (penerima simpanan) disebut Mudharib

Al Mudharabah adalah suatu akad kerjasama untuk melaksanakan


suatu usaha antara dua pihak. yaitu pihak penyedia modal/dana
(shahib al mal) dan pihak yang mengelola usaha (mudhorib) dimana
keuntungan usaha akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati.

ii. Dasar Hukum:

Al Qur’an :

“ ... dan sebagain dari mereka orang-orang yang berjalan dimuka


bumi mencari sebagaian karunia Allah SWT....“ ( Qs Al Muzamil – 73 :
20)

Mudharib sebagai entrepreneur adalah sebagain dari orang nyang


melakukan ( dharb) perjalanan untuk mencarai karunia Allah SWT dari
keuntungan investasinya. Ditempat lain Al Qur’an kita masih memiliki
ayat-ayat yang senada misalnya:
115
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

“ Apa bila telah ditunaikan sholat maka bertebaranlah kamu di muka


bumi dan carilah akrunia Allah SWT… “ ( Qs. Al Jumu’ah – 62: 10 ).

Tidak ada dosa ( halangan) bagimu untuk mencari karunia dari


Tuhanmu….. ( Qs. Al Baqarah – 2:198).

Hadist

“ Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasannya Sayidina Abbas jikalau


memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah, ia
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan,
menuruni lembah yang berbahanya, atau membeli ternak yang
berparu-paru basah, jika menyalahi peraturan maka yang
bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikan
syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan diapun
memperkenankannya ( Hadist dikutip oleh Imam Alfasi dalam Majma
Azzawaid ).

Hal lain yang senada diriwayatkan oleh Iman Darul Qutny dari perawi
perawi yang dapat dipercaya.

Dari suaib r.a. Bahwa Rasulallah SAW bersabda : Tiga perkara yang
didalamnya terdapat keberkatan (1) Menjual pembayaran secara kredit
(2) Muqaradhah ( nama laian dari mudharabah), (3) mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual (
HR. Ibnu Majah).

Ijma

Imam Zailai dalam kitabnya nasbu ar-rayah (14/3) telah menyatakan


bahwa para sahabat telah berkonsensus akan legitimasi pengelolaan
harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini senada
dengan spirit hadist yang dikutip oleh Abu Upaid dalam kitab Al-
Amwal.

Rasulullah SAW telah berkotbah di depan kaumnya seraya berkata


wahai para wali yatim, bergegaslah untuk menginvestasikan harta
amanah yang ada ditanganmu janganlah didiamkan sehingga
termakan zakat.

Indikasi dari hadist ini apa bila menginveastasikan harta yatim secara
mudharabah sudah dianjurkan, apalagi mudharabah dalam harta
sendiri. Adapaun pengertian zakat disini adalah seandainya harta
tersebut diinvestasikan, maka xakatnya akan diambil dari return on
innvesment bukan dari modal. Dengan demikian harta amanat
tersebut senantiasa akan berkembang bukan berkurang.

Konsensus lain diungkapkan oleh Imam Malik di dalam kitab Al


Muwaththa ,

“ Bahwa Abdullah dan Ubaidullah, putra-putra Umar bin Khatab turut


dalam pasukan perang ke Irak. Setelah tugas selesai mereka menemui
Gubernur Basrah, Abu Musa Al Asyari. Keduanya diterima dengan ramah
dan sambutan hangat oleh tuan rumah seraya berkata, "Seandainya aku
dapat melakukan sesuatu untuk kepentinganmu berdua niscaya akan aku
116

lakukan”. Abu Musa berhenti sejenak kemudian menyambung


pembicaraan, "Oh ya, ini ada harta negara, saya hendak mengirimkannya
ke Amirul Mu'minin di Madinah, saya akan meminjamkannya kepada kalian
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

dan dengan harta ini kalian berdua dapat membeli barang-barang di Irak
dan menjualnya di Madinah. Adapun keuntungan untuk kalian setelah
kalian mengembalikan modal awal ke Amirul Mu'minin". Abu Musapun
menulis surat ke Umar bin Khatab agar mengambil uang negara yang
dititipkan melalui kedua putranya tersebut. Sesampainya di Madinah dan
mendapatkan keuntungan dari dana titipan tersebut Abdullah dan
Ubaidullah menghadap ke Amirul Mu'minin dengan maksud
mengembalikan uang negara tersebut. Tetapi Umar terlebih dahulu
bertanya, Apakah semua tentara mendapat pinjaman?" Keduanya
menjawab, "Tidak!" Umar menanggapi dengan geram, "Karena kalian
putra khalifah maka kalian mendapat pinjaman, kembalikan modal dan
seluruh keuntungannya!" Mendengar bentakan ini Abdullah diam tersipu
sedangkan Ubaidillah berkata,"Wahai Amirul Mu'minin keuntungan itu
adalah milik kami sebab jikalau harta negara itu hilang atau rusak kamilah
yang akan menanggungnya. Umar kembali berkata,"Kembalikan modal
dan seluruh keuntungannya!"Abdullah masih terdiam, tetapi Ubaidillah
tetap berusa membujuk, berkatalah salah seorang shahabat yang sedang
berada di majlis Umar, "Wahai Amirul Mu'minin mengapa tidak kau jadikan
mudharabah saja? Umarpun menyetujui, maka diambilnya seluruh modal
dan setengah keuntungan sedang Abdullah dan Ubaidillah mendapat
setengah keuntungan yang tersisa.

Konsensus terjadi karena tak seorangpun tokoh sahabat tersebut atau


tempat lain yang menyalahkan kebijaksanaan Umar ini.

Qiyas/Analogi

Berkata DR. Azzuhaily dalam Al Fiqhu Al Islami wa adillatuhu :


Mudharabah dapat dianalogikan dengan al Musaqat ( perkongsian
antara pemilik dan pengelola tanah pertanian dengan imbalan
pembagian hasil panen) karena kebutuhan manusia terhadapnya,
dimana sebagian mereka memiliki dana tetapa tidak mempunyai cukup
keahlian untuk mengolahnya, manakala sebagian lain memiliki keahlian
yang tinggi dalam usaha tapi tidak mempunyai dana yang cukup untuk
menopangnya, bentuk usaha ini akan menjembatani antara labour dan
capital, dengan demikian akan terpenuhilah keuituhan-kebutuhan
manusia sesuai dengan kehendak Allah SWT ketika menunaikan
syari’atnya.

iii. Syarat Mudharabah

1. Modal
• Dinyatakan dalam nilai nominal yang jelas
• Dibayar secara tunai bukan piutang
• Langsung diserahkan kepada Mudharib (pengelola) untuk segera
memulai usaha

2. Pembagian bagi hasil


• Nisbah bagi hasil harus disepakati diawal perjanjian
• Pembagian keuntungan dapat dilakukan setelah Mudhorib
mengembalikan seluruh atau sebagian modal kepada pemilik
modal (Shahibul Maal)

3. Resiko Usaha
• Bila terjadi kerugian maka seluruh kerugian akan ditanggung
117

oleh shohibul maal dan mudhorib tidak mendapatkan


keuntungan atas usaha yang dilakukannya
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Untuk memperkecil resiko terjadinya kerugian, shahibul maal


dapat memberikan persyaratan kepada mudhorib dalam
menjalankan usahanya dan disepakati bersama
• Jika belum diyakini BMT akan untung sebaiknya tidak perlu
membuka simpanan mudaharabah ini.

Mengacu kepada syarat terakhir pembagian keuntungan, dana


mudharabah pada hakekat pelaksanaanya hampir mempunyai dana
pembiayaan dari pihak pemberi dana ( shahibul maal). Hal ini
mampak demikian karena, seperti yang dikatakan oleh Al mundy al
Hanafy dalam bukunya Al Ikthiyar lit’lil Al Mukhtar, mudharib pada
hakekatnya memegang 4 jabatan fungsionaris.

1. Mudharib, Yang melakukan dharib, perjalanan dan pengelolaan


usaha, dan dharib ini merupakan saham penyertaan dari padanya.
2. Wakil, Manakala berusaha atas nama perkongsian yang dibiayai
oleh shahib al amal. Hal ini akan nampak jeals sekali terutama
dalam Mudharabah Al Muqayyadah ( mudharabah terbatas).
3. Syarik, Partner penyerta, karena dia berhak untuk menyertai
sahibul maal dalam keuntungan usaha.
4. Pemegang Amanah, yaitu dana mudharabah dari sahib al ma,
dimana dituntut untuk menjaganya dan mengusahakannya dalam
investasi sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama,
termasuk mengembalikannya manakala usaha telah usai.

vi. Rukun Mudharabah

Yang termasuk rukun mudharabah adalah :


1. Pemilik Modal ( Shahibul maal)
2. Pemilik usaha ( Mudhorib)
3. Proyek/usaha ( amal)
4. Mosal (ra’sul Maal)
5. Ijab qobul ( sighat).
6. Nisbah bagi hasil.

vii. Jenis Mudharabah

1. Mudharabah Muthalaq
• Salah satu jenis mudharabah, dimana mudhorib diberikan hak
yang tidak terbatas untuk melakukan investasi oleh sahibul
maal.
• Unresticted fund

2. Mudharabah Muqayyadah
• Salah satu jenis mudharabah, dimana mudhorib dibatasi
haknya oleh sahibul maal untuk melakukan investasi oleh
sahibul maal.
• Resticted fund

Simpanan dengan akad Mudharabah Mutlaqah berarti pihak pengelola


(BMT / Mudharib) diberi kuasa penuh untuk menjalankan usahanya
tanpa batasan yang terikat dengan waktu, tempat, jenis usaha dan
anggota. Disamping itu akan mudharabah ini juga dapat digunakan
sebagai landasan syariah bagi pembuatan dan pengebangan prosuk
pembiyaan. Dalam produk pembiayaan maka BMT berfungsi sebagai
118

shaibul al maal dan peminjam sebagai mudhorib.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Skema Akad Simpanan Dalam BMT



Akad Wadiah Amanah


Prinsip Titipan


Akad Wadiah Dhamanah



Prinsip Kerjasama Akad Mudharabah


Dalam pelaksanaan produk tabungan/ simpanan di BMT maka, berdasarkan Fatwa
Dewan Syari’ah Nasional (DSN) tentang tabungan/simpanan harus mengikuti
aturan sebagai barikut :

1. Menggunakan Akad Mudharabah


• Dalam transskai ini nasabah bertindak sebagai pemilik dana ( shaibul
maal) dan BMT sebagai mudharib atau pengelola dana.
• Dalam kapsitasnya sebagai mudhorib , BMT dapat ,elakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinisp syari’ah dan
mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak
ketiga.
• Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk uang tunai
bukan piutang.
• Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
dituangkan dalam pembukuan rekening.
• BMT sebagai mudhorib menutup biaya opeasional simapanan/tabungan
dengan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
• BMT tidak diperkenankan menguragi nisbah keuntungan tanpa
persetujuan yang bersangkutan.
2. Mengunakan Akad Wadi’ah
• Bersifat simpanan
• Simpanan biasa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan
kesepakatan
• Tidak ada imbalan yang disyarakan kecuali bentuk pemberian (‘athaya)
yang bersifat sukarela dari pihak BMT.

Dari uraian di atas terlihat bahwa masing-masing akad simpanan tersebut


memiliki karakteristik tertentu. Hal ini dapat dilihat pada matrik di bawah ini:

MATRIK KARAKTERISTIK AKAD SIMPANAN


AKAD SIMPANAN
KARAKTERISTIK WADI’AH WADI’AH
MUDHARABAH
AMANAH DHOMANAH
• Jangka waktu Sesuai Setiap saat Sesuai perjanjian
pengembalian perjanjian
• Pemanfaatan oleh Dibolehkan Tidak boleh Dibolehkan dengan
penerima simpanan persetujuan
• Keuntungan Bagi Hasil Tidak ada Bonus
• Prinsip syariah Berserikat Titipan murni Titipan
Penanggung Resiko Penyimpan Penyimpan Penerima Simpanan
119


• Jenis barang Uang Uang dan Uang dan barang
barang
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Untuk pembuatan dan pengembangan produk nama produk simpanan harus di


sesuaikan dengan kebutuhan pangsa pasar yang menjadi sasaran produk yang
tentunya tetap berlandasan pada prinsip dan akad seperti yang telah dijelaskan
diatas.

Berikut dibawah ini adalah contoh-contoh produk simpanan yang bisa dibuat dan
dipasarkan yang disesuiakan dengan kebiasaan dan perubahan pada masyarakah
sesuai dengan pangsa pasar yang menjadi target BMT dalam melaksanakan
strategi penggalangan dana.

Adapun produk tersebuat adalah :

a. Sijari ( Simpanan Pelakar islam)


b. Sikeris ( simpanan Keluarga islam)
c. Simpanan HAJI
d. Simpanan UMRAH
e. Simpanan QURBAN
f. Sidoel (Simpanan IDUL FITRI )
g. Simpanan WALIMAH
h. Simpanan AQIQAH
i. Simpanan PERUMAHAN (Pembangunan dan Perbaikan).
j. Simpanan KUNJUNGAN WISATA, dsb.
k. Simpanan Mudharabah BERJANGKA (semacam deposito: 1, 3, 6, 12 bulan)

Dengan akad Wadi’ah (titipan/tidak berbagi hasil), diantaranya :

a. Simpanan Yad Al-AMANAH, titipan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah untuk
disampaikan kepada yang berhak/mustahik.
b. Simpanan Yad Al-DHAMANAH, semacam giro di Bank, sewaktu-waktu dapat
diambil kembali oleh penyimpan.

pada-Mu
kutitipkan secuil asa
kau berikan selaksa bahagia

pada-Mu
120

kuharapkan setetes embun cinta


Kau limpahkan samudra cinta
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Konsep Syari’ah & Penjenisan Produk Pembiayaan

Pengantar …

Penyaluran dana dalam istilah perekonomian disebut kredit atau pembiayaan,


sedangkan dalam koperasi disebut dengan pinjaman. Pembiayaan merupakan
kegiatan BMT yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup BMT,
karena dari sinilah sebenarnya BMT akan mendapatkan keuntungan yang nantinya
akan dipakai untuk pemenuhan biaya operasional BMT. Oleh karena itu pembiayaan
harus dikelola dengan baik dan profesional. Dana untuk pembiayaan berasal dari
simpanan dan modal yang harus dan sebaiknya disalurkan untuk usaha produktif
dengan memperhatikan kaidah aman, lancar dan menghasilkan serta prinsip kehati-
hatian.

Pengertian Pembiayaan
Dalam UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pengertian pembiayaan
adalah :

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;


b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bittamlik;
c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’;
d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah,
tanpa imbalan, atau bagi hasil.

Dalam PP No. 9 tahun 1995 UU No. 25 tahun 1992 tentang pelaksanaan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi, pengertian Pinjaman adalah :

Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Koperasi dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu disertai dengan sejumlah imbalan.

Sedangkan dalam BMT pengertian Pembiayaan sebenarnya belum ada yang baku,
hanya sebagai patokan dapat dijelaskan bahwa pengertian pembiayaan :

Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam atau jual beli antara BMT dengan
121

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu yang dapat disertai dengan pembagian hasil keuntungan,
Margin , infaq atau imbalan yang apat dipersamakan dengan itu.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

dari pengertian diatas dapat dilihat adanya unsur-unsur dalam pembiayaan :

1. Unsur Kepercayaan
2. unsur Waktu
3. Unsur Resiko
4. Unsur Penyerahan
5. Unsur Akad

Manfaat Pembiayaan

• Manfaat Pembiayaan adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah


tangga anggota sebagai bekal beribadah kepada Allah SWT, sehingga
mampu meningkatkan ketaqwaan dan amal shalih dalam kehidupan sehari-
hari.

• Disamping itu manfaat bagi BMT adalah merupakan sumber pembentukan


kekayaan BMT dan dapat meminjam kelangsungan kegiatan BMT.

• Sasaran Pembiyaan diarahkan kepada semua sektor ekonomi yang menjadi


garapan sektor informal bagi pengusaha kecil dan kecil bawah.

Jenis-jenis akad dalam Pembiayaan


Dalam produk simpanan maupun pembiayaan di BMT, transaksi yang dilakukan
harus sesuai dengan prinsip dan akad syari’ah yang melandasinya.

Dalam pembiayaan di BMT, dikenal beberapa prinsip pembiayaan diantaranya


PrinsipKerjasama, Prinsip Jual Beli, Prinsip kebajikan ( administrtif), Prinsip Fee,
dan Prinsip Sewa.

Pada prakteknya prinsip yang sering digunakan dalam BMT hanya terbatas pada
kerjasama, jual beli dan kebajikan. Pembiayaan dalam akad berserikat yaitu
Pembiayaan Mudharabah, dan Musyarakah. Pembiayaan dengan akad jual beli
yaitu Pembiayaan Bai’ Bitsaman ‘Ajil, bai salam, bai al istishna dan Murabahah.
Pembiayaan menggunakan prinisp kebajikan yaitu Qardhul Hasan. Yang
menggunakan prisip sewa adalah akad ijarah, bai altakjiri, sedangkan prinsip fee
diantaranya adalah kafalah, hawalah, wakalah dan jo’alah. Untuk memudahkan
pembagiaan dapat dilihat pada skema di bawah.
122
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Skema Akad Pembiayaan BMT

Margin

1. PRINSIP KERJASAMA (SYIRKAH)

1.1 AL MUSYARAKAH

Musyarakah adalah suatu perkongsian antara dua belah pihak atau lebih dalam
suatu perusahaan atau proyek dimana masing-masing pihak berhak atas segala
keuntungan dan bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai
dengan penyertaannya masing-masing.

• Dasar Hukum

Investasi berdasarkan konsep Musyarakah diatur berdasarkan Al-Qur’an,


Hadist dan Konsensus (Ijma’) ulama. Mari kita pelajari dasar hukum tersebut
123

:
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

“Jikalau Saudara-saudara itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu


dalam yang sepertiga itu” (QS An Nisa ayat 12)

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berkongsi itu


sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian lain kecuali orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh” (QS Shad ayat 24)

Selain ayat Al-Qur’an penyelenggaraan musyarakah didukung oleh Hadist


Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW telah
bersabda “Allah SWT telah berkata : Saya menyertai dua pihak yang sedang
berkongsi selama salah satu dari keduanya tidak mengkhianati yang lain,
seandainya berkhianat maka Saya keluar dari pernyataan tersebut.” ( HR
Abu Daud).

Rakmat Allah SWT tercurahkan atas dua pihak yang sedang berkongsi
selama meraka tidak melakukan penghianatan, manakala berkhianat maka
bisnisnya akan tercela dan keberkatanpun akan sirna darinya. ( HR Abu
Daud, Baihaqi dan Al Hakam).

• Jenis Al Musyarakah

Secara garis besar Musyarakah dibedakan atas :

1. Syarikah amlak
2. Syarikah uqud

1. Syarikah Amlak
Syarikah amlak berarti eksistensi suatu perkongsian tidak memerlukan suatu
kontrak tetapi terjadi dengan sendirinya.

Bentuk syarikah amlak dibedakan atas :

a. Amlak Jabr
Adalah terjadi suatu perjanjian perkongsian secara otomatis dan paksa
otomatis (tidak ada alternatif untuk menolaknya) yang berarti tidak
memerlukan kontrak untuk pembentukannya. Hal ini terjadi dalam
proses waris mewaris seperti dua orang bersaudara atau lebih menerima
warisan dari orang tua mereka.

b. Amlak ikhtiar
Terjadinya suatu perkongsian secara otomatis tetapi bebas yang berarti
adanya pilihan untuk menolak atau menerima. Contohnya dalam
perkongsian penerimaan warisan dari orang lain/pihak ketiga

Berdasarkan pengertian syarikah amlak yang diuraikan diatas berarti


bentuk ini lebih banyak berhubungan dengan hubungan muammalat
yang berkaitan dengan hukum waris. Untuk kepentingan
penyelenggaraan perekonomian bentuk akad syarikah antara lain adalah
syarikah uqud.

2. Syarikah Uqud
Syarikah uqud berarti perjanjian perkongsian yang terbentuk karena adanya
suatu kontrak yang disepakati bersama. Bentuk syarikah ini dapat
diobedakan atas :
124

a. Inan
Syarikah inan sebagai bentuk perjanjian perkongsian yang dikenal juga
dengan limitted company, mempunyai kriteria sebagai berikut :
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Besarnya penyertaan modal untuk setiap pihak yang melakukan


perkongsian tidak harus identik
• Masing-masing pihak yang mempunyai hak penuh untuk aktif
langsung dalam pengelolaan usaha, tetapi dapat juga menggugurkan
haknya tersebut.
• Pembagian keutungan dapat berdasarkan porsi (presentase) jumlah
modal yang terlibat dalam usaha atau dapat pula atas dasar
negosiasi (kesepakatan) antara pemilik modal. Halo ini tidak
bertentangan dengan syariah Islam karena ada kemungkinan
tambahan beban pekerjaan atau resiko yang dihadapi.
• Untuk beban kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan
besarnya penyertaan modal masing-masing.

Ditinjau dari karakter dan ketentuan pelaksanaan yang mempunyai


ruang lingkup dan syarat yang fleksibel, syarikah inan merupakan bentuk
kerjasama bisnis Yng banyak diterapkan.

Beberapa bentuk usaha yang menggunakan konsep syrkah inan adalah :

• Perseroan terbatas (limitted company) baik dalam bentuk usaha


bank, koperasi dan leasing
• Bentuk usaha patungan (joint venture)
• Penyertaan saham atau modal(equity participation)
• Pembiayaan proyek khusus (special investment), hal ini dapat
dilakukan antara lembaga keuangan dengan nasabah

Bentuk kerjasama ini dalam dunia perbankan dapat juga dalam bentuk
penyaluran kredit dimana bank secara sindikasi memberikan fasilitas
kredit. Dalam bentuk kredit tidak langsung dapat juga dalam bentuk
kredit tidak langsung seperti letter of credit.

b. Mufawadah
Perjanjian dalam bentuk mufawadah sedikit berbeda dengan syarikah
inan, dimana syarikah mufawadah mengharuskan :
• Adanya keidentikan dalam penyertaan modal dari setiap anggota
• Setiap anggota menjadi wakil dan kafil (guarantor) bagi partner
liannya. Untuk itu keaktifan semua anggota dalam pengelolaan
usaha menjadi suatu keharusan.
• Pembagian keuntungan dan penanggungan beban kerugian harus
berdasarkan atas besarnya modal masing-masing

Syarikah muwafadah mempunyai persyaratan yang lebih ketat


dibandingkan dengan syarikah inan, sehingga penerapannya dalam
bentuk usahayang diuraikan diatas mengharuskan semua pihak yang
menyertakan modal aktif secara langsung dalam pengelolaan dan
penyertaan dana dalam perbandingan yang sama.

c. Wujuh
Syarikah wujuh berbeda dengan bentuk syarikah yang sudah dijelaskan
diatas, karena pada syarikah wujuh pihak yang melaksanakan perjanjian
kerjasama tidak melibatkan unsur modal dalam bentuk dana hanya
mengandalkan wujuh (wibawa dan nama baik). Besarnya pembagian
keuntungan dan penanggungan kerugian dilakukan saecar negosiasi
diantara para anggota ysang melakukan kesepakatan.
Berdasarkan pengertian diatas syarikah wujuh dapat diterapkan dalam :
125

1. Pemberian kredit untuk suatu kelompok usaha yang membentuk


suatu perkongsian dan mendapat kepercayaan dari bank untuk suatu
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

proyek tertentu. Dalam kredit ini debitur tidak menyediakan kolateral


apapun kecuali wibawa dan nama baik (personal guarantee)
2. Penerapan prinsip ini dalam dunia perdaganagan dapat kita temukan
pada pedagang yang membeli secara kredit pada penyalur (hanya
dengan jaminan nama baik) sedangkan dalam penjualan secara
retail secara tunai.

d. Abdan
Syarikah abdan sering juga disebut (syarikah A’mal adalah bentuk
kerjasama perkongsian anatar dua orang atau lebih yang mempunyai
jenis usaha yang sama atau saling berkaitan untuk mneima pesanan dari
pihak ketiga. Keuntungan dari pengerjaan pesananntersebut dibagi
berdasarkan negosiasi.

Bentuk perkongsian ini dapat kita temui dalam contoh usaha berikut ini :
• Beberapa penjahit bergabung untuk usaha bersama membuka toko
yang menerima pesanan jahitan dan mengerjakan pesanan secara
bersama
• Perkongsian antara arsitek, penata taman dan tukang bangunan
dalam suatu kontrak pengerjaan pembangunan rumah

• Rukun Musyarakah

1. Para pihak yang bersyarikat


2. Porsi kerjasama
3. Proyek/usaha(masyru’)
4. Ijab qabul (sighat)
5. Nisbah bagi hasil

Akad Mudharabah

Mudarabah adalah suatu perkongsian antara dua pihak dimana pihak


pertama ( shahibul mal) menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib)
beertannggung jawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan dibagian
berdasarkan rasio laba yang telah ditetapkan dan disepakati secara advace,
manakala rugi maka shaibul mal akan kehilangan sebagaian dari kerjas
keras dan managerial skill selama proyek.

Dasar hukum
Uraian tentang dasar hukum telah dibahas pada akad mudharabah bagian
simpanan hal 9-11.

Akad Muzara’ah

Pengertian

Secara Terminologi
Memberikan lahan pertanian kepada sipenggarap untuk ditanampi dan
dipelihara dengan imbalan bagian tertentu ( prosesntase) dario hasil panen.

Muzara’ah Vs Mukharabah
Muzara’ah : Benih dari pemilik lahan
Mukharabah : Benih dari sipenggarap
Dasar Hukum
126

Hadist
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW, pernah memberikan


tanah khaibar kepada penduduknya ( waktu ia masih yahudi) untuk
menggarap dengan imbalan pe,bagian buah-buahan dan tanaman dari
padanya ( HR Bukhari-Muslim).

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Jabir bahwasannya manakala ia berkata


bahwa kaum Arab senantiasa mengolah tanahnya secara muzara’ah dengan
ratio bagi hasil 1/3 : 2/3, ¼ : ¾ , ½ : ½ . maka Rasulullah SAW pun
hendaklah menanaminta atau menyerahkannya untuk digarap, barang siapa
tidak melakukan salahs atu dari keduanya tahanlah tanahnyaa.

Ijma
Berkata Bukhari : Telah berkata Abu Jafar tida ada stu rumah pun di
Medinah kecuali penghuninya mengolah tanah secara muzara’ah dengan
pembagan hasil 1/3 dan ¼ . Hal ini telah dilakukan oleh Syaidina Ali, Saad
bin Waqas. Ibnu Mas’ud, Umar bin Abdul Azis, Wasim, Urwah, keluarga Abu
Bakr dan kelurga Ali.

Syarat dan Rukun Muzara’ah


Abu Yusuf dan Muhamad ( sahabat Abu Hanifah) berpendapat bahwa dalam
proses muzara’ah memiliki beberapa syarat diantaranya adalah :

a. Aqid
b. Tanaman ( benih)
c. Tanah garapan
d. Tanaman yang dihasilkan
e. Tujuan Akad
f. Alat bercocok tanam
g. Waktu

Penjelasan
Dalam konteks ini Lembaga Keuangan Islam termasuk BMT dapat
memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidang
pertanian atas dasar prinsip bagi hasil dari panen.

Akad Musyaqah

Pengertian

Secara Etimologi
Adalah salah satu bentuk penyiraman, Orang madinah menyebutnya dengan
mu’amalah. Akan tetapi lebih dikenal dengan musyaqah.

Secara Terminologi
Adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzara’at dimana sipengagrap
hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai
imbalan maka si penggarap berhak mendapat atas ratio tertentu dari hasil
panen.

Dasar Hukum

Hadist
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW pernah memberikan tanah dan
tanaman kurma di Khaibar kepada Yahudi untuk dipelihara, dengan
menggunakan peralatan dan dana sebagai imbalan mereka memperoleh
127

prosentase tertentu dari hasil panen.

Ijma
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Telah berkata Abu Jafar Muhammad bin Ali Bin Husain bil Ali bin Abu Thalib
r.a. Bahwa Rasulullah SAW telah menjadikan penduduk khaibar sebagai
penggarap dan pemeliharaan atas dasar bagi hasil, hal ini dilanjutkan oleh
Abu Bakar, Umar dan Ali sampai keluarga mereka sampai hari ini dengan
ratio 1/3 dan ¼. Semua ini telah dilakukan oleh Khulafa Ar Rasyidin pada
zaman pemerintahannya. Ini berarti suatu ijma atau konsesnsus dari umat.

Syarat Musyaqah
a. Ahli dalah akad
b. Menjelaskan bagian pengagrap
c. Membebaskan pemilih dari tanaman
d. Hasil dari tanaman dibagi antara dua orang yang melakukan akad.
e. Sampai batas akhir.

Rukun Musyaqah

a. Dua orang yang melakukan akad


b. Objek Musyaqah
c. Buah ( hasil tanaman)
d. Pekerjaan
e. Ijab kabul ( Shigat).

Penerapan Prinsip Kerjasama Dalam Produk BMT


1. Pembiayaan MUDHARABAH (MDA)

Sebagaimana telah dijelaskan tentang akad mudharabah dalam simpanan.


Pengertian tersebut juga berlaku dalam pembiayaan, hanya saja dalam hal
ini BMT berperan sebagai shahibul maal dan anggota sebagai mudharib.

• Pengertian :
Pembiayaan bagi hasil dimana BMT sebagai pemilik dana dan anggota atau
mitra penerima pembiayaan bertindak sebagai pengelola atau yang
melakukan kegiatan usaha.

Pembiayaan Mudharabah ini bersifat “trusty financing (kepercayaan penuh)


dimana BMT memberi kepercayaan penuh kepada pengelola untuk
menjalankan usaha berdasarkan modal yang diberikan oleh BMT, BMT tidak
ikut campur dalam pengelolaan.

Antara BMT dan Mitra akan melakukan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan
nisbah dari pendapatan kotor yang ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara kedua belah pihak. Dengan prinsip bagian terbesar adalah bagian
mudharib.

Apa bila terjadi kerugian, maka kerugian dalam bentuk uang akan
ditanggung oleh BMT, sedangkan anggota atau mitra kerja akan
menanggung kerugian dalam bentuk kehilangan usaha, nama baik dan
waktu.

• Penggunaan Pembiayaan
Penggunaan Pembiayaan dengan menggunakan akad ini, adalah untuk
keperluan produktif dengan tujuan modal kerja, seperti petani membutuhkan
bibit, pedagang membutuhkan barang dagangan, atau bahan baku.
128
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Skema Pembiayaan
Akad Mudharabah
BMT
ANGGOTA

Ketrampilan
Usaha,
Pengembalian Dana Porsi
Manajemen
Pokok + Porsi Keuntungan
dan Waktu
Keuntungan

USAHA
2. Pembiayaan MUSYARAKAH (MSA)

• Pengertian
Adalah Pembiayaan modal kerja atau investasi yang mana BMT bertindak
sebagai pemberi modal usaha keseluruhan, pihak BMT dapat diikut sertakan
dalam proses manajemen (pengelolaan)

Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian sesuai dengan proporsinya


dalam bentuk nisbah yang dihitung dari laba bersih. Apabila pengelolaan
usaha mengalami kerugian, masing-masing pihak menanggung kerugian
sesuai dengan kesapakatan perjanjian. Biasanya pengembalian dan
penghitungan keuntungan dilakukan setelah akhir waktu yang telah
ditentukan, dan akan ditinjau kembali sebagai bahan pertimbangan untuk
melanjutkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan.

• Penggunaan Pembiayaan
Penggunaan Pembiayaan dengan menggunakan akad ini, adalah untuk
keperluan produktif dengan tujuan modal kerja. Dengan syarat utama
adanya keikut sertaan pihak pemeri dana dalam proses pengelolaan.

• Skema Pembiayaan

Akad Musyarakah
BMT
ANGGOTA

Dana Dana
Ketrampilan Ketrampilan
Pengembalian Usaha, Usaha, Porsi
Pokok + Porsi Manajemen dan Manajemen Keuntungan
Keuntungan Waktu dan Waktu

USAHA

2. PRINSIP JUAL BELI


129

• Pengertian
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Proses Pemindahan Hak milik barang atau asset lainnya dengan memperguna-
kan uang sebagai medium.

• Dasar Hukum

Al Quran:

Hai orang-orang yang beriman janganlah makan harta sesamanmu dengan jalan
yang btahil, kecuali dengan jalan pergiagaan yang berlaku dengan sukasama suka
diantaramu.
(Qs. An Nissa 4:29)

"...Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba..."


Surat Al Baqarah 2 : 275

Al Hadits:
Dari Rafi' bin Khudaij, bahwa dikatakan, "Wahai Rasulullah, pekerjaan apakah yang
paling baik?" Rasulullah menjawab, "Pekerjaan orang dengan tangannya sendiri
(hasil karya sendiri) dan semua jual beli yang mabrur".
(Riwayat Ahmad dan Al Bazzar serta Ath Thabari, dari Ibnu Umar dengan sanad
perawi-perawi yang tsiqat).

Dari Said al Hudri bahwa Rassulullah SAW bersabda sesungguhnya jual beli itu
harus dialkukan dengan suka sama suka ( HR Baihaqi, Ibu Majah, dan Shahih
Menurut Ibnu Hibah).

Pedagang yang jujur dan benar berada disyurga bersama para Nabi, Sadiqin dan
Suhada ( Tarmidzi berjata hadist ini hasan).

Ijma Ulama:
Umat islam berkonsesnsus dalam keabsahan jual beli, karena manusia sebagai
anggota masyarakat selalu embtuhkan apa yang diahsilkan dan dimiliki oleh orang
lain. Oleh katrena itu jual beli adalah salah satu jalan untuk mendapatkannya secara
sah. Dengan demikian maka mudahlah bagi setiap individu untuk memenuhi
kebutuhannya.

• Rukun Jual Beli

Jual beli dianggap sah setelah memenuhi persyaratan dan rukun jual beli. Rukun
(persyaratan yang harus dipenuhi agar menjadi sah) dalam jual beli adalah :
1. Penjual
2. Pembeli
3. Barang yang dijual
4. Harga
5. Ijab Qabul (perjanjian/persetujuan)

Hukum Islam memberikan persyaratan bagi penjual/pembeli untuk dapat


melakukan jual beli. Persyaratan tersebut adalah :

a) Sempurna akal dan fikiran, cukup umur dan cakap (mengerti hukum)
b) Tidak terpaksa melakukan jual beli
c) Tidak dilarang melakukan transaksi muamalat

Untuk menjamin bahwa jual beli dilakukan tanpa paksaan maka perlu dituangkan
dalam bentuk perjanjian (ijab qabul) yang menunjukkan kerelaan kedua belah
130

pihak dalam pelaksanaan akad tersebut termasuk menerima segala implikasinya.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Syarat Barang

Barang yang diperjualbelikan juga harus memenuhi persyaratan untuk mencegah


adanya penipuan dan hal lain yang dapat merugikan penjual/pembeli. Syarat
untuk barang yang dijual adalah sebagai berikut :

a. Barang yang hendak dijual harus ada pada waktu dilakukan akad walaupun
secara fisik tidak dihadirkan sewaktu akad (kecuali dalam bai as salam)
b. Penjual mempunyai wewenang (kuasa) untuk menyerahkan barang tersebut
kepada pembeli
c. Barang tersebut terdiri dari barang yang bernilai
d. Barang tersebut adalah jenis dan diketaui pihak pembeli pada waktu akad
sebelumnya

• Syarat Harga

Harga barang yang disepakati dalam jual beli haruslah memenuhi persyaratan
sebagai berikut :

a. Harga barang yang dijual dijelaskan pada waktu akad


b. Jenis mata uang yang digunakan harus jelas
c. Pembayaran barang yang dijual boleh ditangguhkan dengan syarat
- Jelas jangka waktu dan cara pembayarannya
- Jangka waktu efektif dihitung mulai tanggal penyerahan barang yang
dijual
- Jangka waktu tidak boleh berdasarkan pada musim yang tidak tetap
d. Penjual berhak menentukan harga

Serah terima tidak memenuhi syarat dalam jual beli, akan tetapi belum sempurna
transaksi jual beli jika belum dilaksanakan serah terima antara penjual dan
pembeli. Setelah serah terima dilaksanakan dan pembeli sudah memeriksa
bahwa barang tersebut tidak dalam keadaan cacat maka penjual memberikan ijin
kepada pembeli untuk membawa barang tersebut.

• Jenis Jual Beli


Bebrapa bentuk perjanjian jual beli yang berkaitan dengan produk pembiayaan
dapat dikelompokkan berikut ini:
1. Perbandingan harga jual dan harga beli

Berdasarkan perbandingan harga jual dengan harga beli dibedakan atas:

a. Al Musawamah
Merupakan jual beli yang biasa dilakukan, dimana penjual
memasang/menetapkan harga tanpa memberitahu berapa margin
keuntungan yang dibebankan kepada pembeli.

b. Al Tauliah
Yaitu menjual dengan harga beli tanpa mengambil keuntungan sedikitpun
seolah-olah sipenjual menjadikan pembeli sebagai walinya (tauliah) atas
suatu barang atau asset.

c. Al Murabahah
Ibnu Qudamah dalam bukunya mughni mendefisikan Murabahah adalah
menjual dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan yang
131

telah disepakati.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Defisisi senada diberikan oleh Imam Ksani ( hanafi) dalam Bada’at Shanai
dan Ibnu Rushd dari Mazhab Maliki dalam Bidayatul Mujtahid.
Keterangan :

• Murabahan memegang kedudukan kunci nomor 2 setelah bagi hasil


dalam lembaga keuangan syari’ah yang dapat diterapkan dalam
Pembiayaan pengadaan barang dan Pembiayaan pengeluaran LC.
• Murabahah akan sangat berguna sekali jika seseorang yang
membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana pada
saat itu ia ia kekurangan likuiditas. Ia meminta pada BMT agar
membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada
saat diterima. Harga jual pada saat pemesanan adalah harga perolehan
plus margin keuntungan.
• Dalam pelaksanaan murabahah BMT atau lembag keuangan lainnya
harus membeli barang terlebih dahulu kemudian setelah baras secara
fiqih menjadi milik BMT, BMT dapat melaksanakan akad muarabahah
untuk menjual barang tersebut.
• Untuk menjaga hal-hal yang tak dinginkan kedua belah pihak harus
mematuhi ketentuan-ketenuan yang telah disepakati bersama.

BMT harus mengadakan barang yang bebar-benar memenuhi pesanan


nasabah baik, jenis, kualitas atupun sifatsifat lainnya.

Pemesan : apabila barang telah memenuhi ketentuan-ketentuan dan ia


menolak untuk menebusnya maka BMT berhak untuk menuntutnya secara
hukum, hak ini merupakan konsesnsus para juri muslim karena pesanan
telah dianalogikan dengan dhimmah (hutang) yang harus ditunaikan.

Akad Murabahah pada produk di BMT

Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan dengan sistem jual beli,


dimana BMT dapat membantu anggotanya dengan membiayai pembelian
barang yang dibutuhkan modal usaha anggota tersebut. Harga jual
kepada anggota adalah sebesar harga beli (pokok) barang ditambah
marjin keuntungan yang disepakati sebelumnya antara BMT /BMT dengan
anggotanya.

Penggunaan pembiayaan ini digunakan untuk usaha produktif yaitu untuk


keperluan modal kerja dan pembelian sarana usaha. Prioritas penggunaan
pembiayaan adalah untuk sektor perdagangan, pertanian, home industri
(industri) dan jasa. Jaminan utama dari pembiayaan ini adalah barang
yang dibiayai. Jika dirasa perlu BMT dapat meminta jaminan tambahan.
Jenis dan nilai jaminan akan ditentukan oleh BMT pada saat menyetujui
permohonan pembiayaan, misalnya surat tanah atau BPKB Kendaraan
Bermotor.

Murabahah sangat tepat untuk membantu pengadaan kebutuhan barang


yang cukup mendesak tetapi kekurangan dana. Untuk menjaga hal-hal
yang tidak diinginkan kedua belah pihak harus mematuhi ketentuan-
ketentuan yang telah disepakati bersama yaitu :

Penyedia dana : Harus menyediakan barang yangmemenuhi


(penjual) spesifikasi pesanan pembeli baik jenis,
132

kualitas, kuantitas ataupun sifat yang lain.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Pemesan : Jika penjual telah memenuhi pesanan,


pembeli harus menebusnya, tetapi jika
pembeli menolak maka berhak dituntut
secara hukum. Hal ini merupakan konsensus
para ulama muslim karena pesanan
dianalogikan dengan dhimmah (hutang)
yang harus ditunaikan.

Skema Pembiayaan Murabahah

Beli Tunai
BMT SUPLAIER

Bayar
Tangguh Jual
Kirim Barang

ANGGOTA

Penjelasan Skema Pembiayaan

• BMT menunjuk anggotanya sebagi pihak yang mewakili pembelian


barang yang dimaksud atas BMT, dan BMT membayar senilai harga
beli barang. Pembayaran harga beli hanya sah bila dilengkapi dengan
bukti pembayaran seperti kwitansi, tagihan atau dokumen-dukumen
sejenis.
• Selanjutnya BMT menjual barang tersebut kepada anggotanya dengan
harga yang telah disepakati bersama, yaitu harga beli ditambah
sejumlah marjin.
• Anggota BMT melakukan pembayaran dengan cara mengangsur
selama jangka waktu yang telah disepakati bersama antara BMT
dengan pemimjam (anggota BMT).
• Untuk memudahkan penerapan pembiayaan murabahah di BMT,
penetapan harga jual di BMT kepada anggota dapat dapat disesuaikan
dengan tabel anggsuran Murabahah.
• Setoran pembiayaan, terdiri: 1) Angsuran Pokok dan margin, 2)
Simpanan pembiayaan.

d. Al Muwadhaah
Al Muwadhaah adalah menjual dengan harga lebih rendah dari harga beli
atau denagan kata lain merupakan kembalikan dari Al Murabahah.

Al Muwadhaah biasa dilakukan ketika penjual benar-benar membutuhkan


likuiditas (uang tunai) atau pada saat resesi ekonomi

Prinsip Muwadhaah (pengurangan harga) dapat dilakukan jika diberikan


discount dalam penagihan pembiayaan belum jatuh tempo (maturity
time)
133

Dasar hukum
Hadits riwayat Ibn Abaas
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Ketika Rasulullah SAW memerintahkan pengusiran orang-orang Yahudi


bani Nadhir dari Khaibar (akibat penghianatan mereka_ ada diantara
mereka yang datang mengadu kepada Rasulullah seraya berkata : “ Wahai
Nabi Allah engkau menyuruh kami keluar dari daerah ini sefangkan kami
masih memiliki kredit di tangan nasabah-nasabah kami yang belum jatuh
tempo” Rasulullah lantas memerintahkan supaya memberi rabat
(discount) untuk menerima pembayaran sebelum waktunya.

2. Berdasarkan Jenis Barang Pengganti

a. Al Muqayadah
Bentuk jual beli ini merupakan bentuk dasar transaksi dimana barang
ditukar dengan barang yang dikenal dengan istilah barter.

b. Al Mutlaq
Bai Al Mutlaq merupakan jual beli yang biasa kita kenal, yakni barang
ditukar dengan uang.

c. Ash Sharf

• Pengertian :

Jenis jual beli ini adalah yang dikenal dengan “money exchange” atau
jual beli valuta asing dimana terjadi pertukaran uang dengan uang.

Sebagai lembaga keuangan Islam dapat menerapkan prinsip Ash Sharf


untuk semua jenis foreign exchange dealing, jika memenuhi beberapa
ketentuan syariah.

• Dasar hukum

Dari Abu Said al Hudri bahwa Rasulullah berkata: “Janganlah kamu


menukar emas dengan emas kecuali sama dan identik, janganlah
melebihkan satu dengan yang lain, janganlah menukar mata uang yang
sejenis kecuali sama dan identik, jangan melebihkan satu dengan yang
lainnya dan jangan pula menukarnya satu dengansecara tunai dan lain
secara kredit.”

Dari Ubadah bin Tsamit bahwa Rasulullah bersabda, “Emas harus ditukar
dengan emas, perak dengan perak, jelai dengan jelai, gandum dengan
gandum, korma dengan korma, garam dengan garam dalam takaran yang
sama dan tunai, apabila jenisnya berbeda maka tukarkanlah sesuka anda
asalkan dilakukan secara tunai” (HR. Jamaah kecuali Imam Bukhari).

Dengan merajuk kepada hadis tersebut sebagai dasar hukum jual beli
valuta asing harus dilakukan :

1. Tunai
2. Serah terima harus dilakukan dalam bentuk kontrak yang jelas.
3. Jika suatu mata uang ditukar dengan satu mata uang yang sama
(rupiah dengan rupiah) aka harus dalam jumlah yang sama dan
secara tuni.
4. Seandainya ditukar dengan mata uang yang lain (rupiah dengan
134

doalr) maka dapat dilakukan dalam jumlah yang berbeda asal secara
tunai.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Rukun

1. Penjual ( bai)
2. Pembeli ( Musytari’)
3. Mata uang yang diperjual belikan (sharf)
4. Nilai tukar (Si’rus sharf)
5. Ijab qabul ( sshigat)

• Skema Akad Sharf

2.a Penyerahan Valuta Tuinai

Penjual 1. Akad Sharf Pembeli


( Ba’i) ( musytari’)

2.b Penyerahan Valuta Tuinai

4. Waktu penyerahan barang/dana

Waktu merupakan unsur penting yang menentukan dalam nilai jual. Berapa
jenis jual beli yang berdasarkan waktu penyerahan barang/dana adalah
sebagai bukti.

a. Murabahah

• Pengertian
Pengertian dari jual beli adalah proses pemindahan hak milik/barang atau
asset dengan mempergunakan uang sebagai medium. Hukum jual beli
merupakan akad yang penting dalam ekonomi Islam.

Murabahah merupakan jual beli dengan harga pokok ditambah dengan


margin keuntungan yang telah disepakati bersama antara penjual dan
pembeli. Pembayaran dilakukan secara harga tangguh dan angsuran.
Adanya unsur penangguhan waktu menyebabkan perlunya jaminan
pembayaran, dari pandangan Islam tidak ada halangan untuk meminta
jaminan/kolateral. Pada konsep ini dapat menggunakan surat-surat
transaksi sebagai jaminan sampai lunasnya pembayaran.

• Dasar Hukum

Al Qur’an

“Hai-hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta


sesukamu dengan jalam bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu”
(QS: An Nisa ayat 29)

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”


(QS : Al Baqarah ayat 275)
Hadist
135

Dari Suhaib r.a, Rasulullah bersabda bahwa “terdapat tiga perkara yang
di dalamnya ada keberkatan yaitu (1) menjual secara kredit, (2)
Muqaradah (nama lain dari mudharabah), (3) mencampur tepung dengan
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

gandum untuk kepentingan rumah dan bukan untuk dijual” (HR Ibnu
Majah dari Kitab Subulussalam)
Bentuk usaha ini dapat diterapkan dalam proses pengadaan barang.

b. Bai as Salam

• Pengertian
Jual beli as Salam atau disebut juga dengan salaf merupakan kebalikan
dari jual beli Bai’ Bitsaman ‘Ajil. Dalam jual beli Assalam pembayaran
dilakukan secara tunai pada waktu perjanjian (advance paymant), tetapi
penyerahan barang ditangguhkan sampai waktu yang telah disepakati.

• Dasar hukum

Al-Qur,an
“Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bertransaksi tidak secara
tunai untuk waktu yang tidak ditentukan hendaklah menuliskannya.”
Qs. Al Baqarah ayat 282.

“ Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,


dan janganlah tolong menolong dalam(mengerjakan) dosa dan
pelanggaran.
Qs. Al Maidah (5) : 2
Hadist
Hadist Riwayat Bukhari
Ibnu Abbas berkata, ketika Rasulullah datang ke Madinah, beliau
menyaksikan penduduknya melakukan jual beli tanaman untuk jangka
waktu 2-3 tahun secara assalam. Maka beliau bersabda, “Siapa yang
melakukan transaksi Assalam untuk tanaman maka lakukanlah dalam
takaran, timbangan dalam waktu yang jelas”.

Dari Said al Hudri bahwa Rassulullah SAW bersabda sesungguhnya jual


beli itu harus dialkukan dengan suka sama suka ( HR Baihaqi, Ibu Majah,
dan Shahih Menurut Ibnu Hibah).

Hadist riwayat Jama’ah


“ menunda nunda ( pembayaran) yang dilakukan oleh orang yang
mampu adalah suatu kedzaliman…

Hadist Riwayat Nasa’I, Abu Daud, Ibnu majah dan Ahmad


“ Menunda nunda ( pembayaran) yang dilakukan oleh orang yang
mampu menghalalkan diri dan pemberian sanksi kepadanya.”

Hadist riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf : “ perdamaian dapat dilakukan
diantara akum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang
halal dan menghalalkan yang haram; dan kaum muslimun terikat
dengan syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal
atau menghalalkan yang haram.

Ijma
Menurut Ibnul Munjir, ulama sepakat (ijma’) atas kebolehan jual beli
dengan cara salam. Disamping itu cara tersebut juga diperlukan oleh
masyarakat.

Dengan kaidah fiqih


136

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah bleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamakannya.”
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Rukun As Salam
1. Pembeli (Muslam)
2. Penjual ( muslam ilaih)
3. Harga ( ra’sul maal as-salam)
4. Barang ( muslah fihi)
5. Ijab qabul ( Shigat).

• Skema Pembiayaan As Salam

3. Penyerahan dikemudian hari

Penjual 1. Akad Bai As Salam Pembeli


(Muslam iliah) (Muslam)

2 Pembayaran dimuka

• Keterangan

1. Ketentuan Tentang Pembayaran


• Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa
uang, barang atau manfaat.
• Pembayaran harus dilalukan pada saat kontrak sepakati.
• Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.

2. Ketentuan Tentang Barang


• Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagi hutang
• Harus dapat dihealskan spesifikasinya
• Penyerahan dilakukan kemudian
• Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan
• Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya
• Tidak boleh menukar barang, kecuali barang sejenis seuai
dengan kesepakatan.

3. Ketentuan Salam Pararel


Dibolehkan melakukan salam pararel dengan syarat :
• Akad kedua terpisah dari akad pertama
• Akan kedua dilakuan setalah akad pertama sah.
4. Penyerahan Barang
• Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan
kualitas dan jumlah yang telah disepakati.
• Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih
tinggi, penjual tidak boleh meminta tambahan harga.
• Jika penual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih
reandah, dan pembeli rela menerimanya, maka ia tidak boleh
menuntuk pengurangan harga ( diskon).
• Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang
telah disepakati dengan syarat ; kualitas dan jumlah barang
sesuai sesusi dengan kesepakatan dan dia tidak boleh
menuntut tambahan harga.
• Jika sebau atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu
137

penyerahan , atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak


rela menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan :
a. Membatalkan kontrak dan meminta uang kembali.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

b. Menunggu sampai tersedia barang.

c. Bai al Istishna

• Pengertian
Al Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemasanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemasan ( pembeli, mstashni’) dan penjual ( pembuat,
shani’).

• Dasar hukum

Hadist riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf : “ perdamaian dapat dilakukan
diantara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang
halal dan menghalalkan yang haram; dan kaum muslimun terikat
dengan syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal
atau menghalalkan yang haram.

Malikiah, Syafiiyah dan hanafiyah mengqiaskan Bai Al Istishna dengan


bai salam karena dalam keduanya barang yang dipesan belum berada
ditangan penjual manakala kontrak ditanda tangani.

Hanafiah membuat legitimasi Al Itishna secara ikhtisan ( mengangap


baik dan perlu) karena kepentingan umat terhadapnya . hal ini
menurutnya telah dilakuakn sepanjang waktu dimana-mana dan tak
seorangpun menyanggahnya ini berarti ustau konsensus dari umat (
ijma)

Dengan kaidah fiqih


Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamakannya.”

• Rukun Istishna
1. Penjual / Penerima Pesanan (shani’)
2. Pembeli/Pemesanan (mustashni’)
3. Harga ( mashnu’)
4. Barang ( tsaman)
5. Ijab qabul ( Shigat).

• Skema Pembiayaan Al Istishna

3. Penyerahan mashnu’ dikemudian hari

Pembeli Akad+Kualifikasi Penjual


(mustashni’) Pesanan (shani’)

2. Pembayaran secara tangguh/dicicil

• Keterangan
138

1. Ketentuan Tentang Pembayaran


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa


uang, barang atau manfaat.
• Pembayaran harus dilalukan pada saat kontrak sepakati.
• Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.

2. Ketentuan Tentang Barang


• Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagi hutang
• Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
• Penyerahan dilakukan kemudian
• Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan
• Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya
• Salah hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan
kesepakatan, pemsan memiliki khiyar ( hak memilih) untuk
melanjutkan atau mebatalkan akad.

3. PRINSIP SEWA

IJARAH

• Pengertian
Ijarah adalah transaksi pertukaran hak guna atau manfaat atas barang atas jasa
dalam waktu tertentu melaui pembayaran upah/ sewa yang telah disepakati
bersama tanpa diikuti pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri.

• Dasar Hukum

Al Qur’an
“ Apakah meraka yang membagi-bagikan rakhmat Tuhanmu ? kami telah
menentukan antara merak penghidupan meraka dalam kehidupan, dan kami
telah eninggikan semebagian meraka atas sebagian yang alain beberapa derajat,
agar sebagian meraka dapatmempergunakan sebagaian yang alain. Dan
Rakhmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang meraka kumpulkan.
Qs. Az Zuhktuf (43) : 32

“ Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh yang lain, tidak dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah
kelapad Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Malihat apa yang meraka jkamu
kerjakan.
Qs. Al Baqarah (2) : 233

“ salah seorang dari meraka dari kedua wanita itu berkata. ‚ Hai ayahku !
ambilah ia sebagai orang yang bekerja ) pada kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang akmu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang
kuat lagi dipercaya.
Qs. Al Qashash (28) : 26

Hadist
Hadist riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda “ Berikan
upah pekerja sebelum keringatnya kering”

Hadist riwayat ‘Abd ar Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al Khudri, Nabi
SAW, bersabda : “ Barang siapa memperkerjakan pekerja, berikankah upahnya
139

Hadist riwayat Abu Daud dari Sa’ad Ibn Abi Waqqas, ia berkata “ Kami pernah
menyewakan tanah dengan ( bayaran) hasil pertaniannya, maka Rasulallah
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami


menyewakannya dengan emas dan perak.

Hadist riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf : “ perdamaian dapat dilakukan
diantara akum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal
dan menghalalkan yang haram; dan kaum muslimun terikat dengan syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.

Ijma
Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewa menyewa.

Dengan kaidah fiqih


1. Pada dasarnya, semua bentuk muamalah bleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamakannya.”
2. Menghindarkan mafsadat ( kerusakan/bahaya) harus didahulukan atas
mendatangkan kemaslahatan “

• Rukun dan Syarat

1. Pernyataan Ijab dan qabul


• Pihak-pihak yang berakad ( berkontrak) Penyewa (musta’jir) dan
Pemberi sewa (mu’ajjir).
• Objek kontrak (ma’jur) : Manfaat sewa ( manfaah) dan manfaat dari
penggunaan asset.
2. Manfaat dari penggunaan aset dalam ijarah adalah objek kontrak yang
harus dijamin, karena ia rukun yang harus dipenuhi sebagai ganti dari
sewa dan bukan aset itu seniri.
3. Harga sewa ( Ujrah)
4. Sighat ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang
berkontrak, baik secara verbal, maupun dalam bentuk lain yang
eqwivalent, dengan cara penawaran dari phak pemilik aset dan
penerimaan dinyatakan oleh penyewa.

Ketentuan Objek Ijarah

1. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/ jasa.


2. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.
3. Pemenuhan manfaat yang harus bersifat dibolehkan.
4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan
syari’ah
5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah ( ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan
sengketa.
6. Spesisikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, teramsuk jangka
waktunya, biaya juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
7. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan akan dibayar oleh nasabah kepada
BMT sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijarah
8. Pembayaran sewa dapat berbentuk jasa ( manfaatlain) dari jenis yang
sama dengan objek kontrak.
9. Kelenturan ( flexibilitas) dalam menentukan sewa dapat diwujudkan
dalam ukuran waktu, tempay dan jarak.

• Pembagian Ijarah
140

Secara global ijarah dapat dibagi dan dikembangkan menjadi 3 bentuk :


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1. Ijarah Mutlaqah
Ijarah Mutlaqah adalah proses sewa menyewa yang biasa kita temui dalam
kegiatan perekonomian sehar-hari, pengeritian ini identik dengan definisi
diatas.

Keterangan :
Para ahli fiqih muslim membagi ijarah mutlaqah menjadi 2 kelompok :
a. Menyewa untuk jangka waktu tertentu
b. Menyewa untuk suatu proyek tertentu.

Bentuk yang pertama banyak diterapkan dalam sewa-menyewwa


barang/asset sedang yang terakhir dipakai untuk menghire pekerja/ahli
untuk usaha-usaha tertentu.

Skema Ijarah Mutlaqah

4. Pengembalian barang pd akhir akad

Musta’jir AKAD IJARAH Mu’ajjir

2. Pembayaran Ujrah

3. Pengalihan Hak Guna Usaha

Transaksi Ijarah dengan objek manfaat barang.

2. Pembayaran Tunai

Musta’jir AKAD IJARAH Mu’ajjir

3. Pengalihan Hak Guna Tenaga

Transaksi Ijarah dengan objek manfaat tenaga jasa.

2. Bai At Takjiri/ Ijarah Munthahiyya Bitamliik (IMB)

Adalah suatu kontrak sewa yang diakhiri dengn penjualan. Dalam kontrak ini
pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian
padanya merupakan pembelian terhadap barang secara berangsur.

Keterangan :
141

Bai Ut Takjiri dapat dikombiasikan dengan bai al Murabahah untuk tujuan


Pengandaan barang atau pembiayaan impor.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Bentuk jaminan ini telah banyak dipakai oleh LKS di luar negeri dengan
sukses dalam bentuk ini LKS setelah membiayai pengimporan barang sesuai
dengan pesanan nasabah (secara murabahah) lamngsung menyewakannya
kepada nasabah untuk jangka waktu tertentu dan pada akhir pembayaran
semua nasabah memiliki asset tersebut.

4. Perpindahan Hak Milik

Musta’jir AKAD IJARAH Mu’ajjir

2. Pembayaran Ujrah

3. Pengalihan Hak Guna Barang

Transaksi IMB

3. Musyarakah Muntasaqisah

Musyarakah muntasaqisah atau descreasing participation adalah kombinasi


antara musyarakah dengan ijarah (perkongsian dengan sewa). Dalam kontrak
ini kedua belah pihak yang berkongsi menyertakan modalnya masing-masing
contoh (A) 20% dan (B) 80%, dengan modal 100% kedua membeli suatu
asset tertentu contoh rumag. Rumah tersebut kemudian disewakan ke pemilik
modal terkecil dalam hal ini (A) dengan harga sewa yang telah disepakati
bersama. Karena (A) bermaksud untuk memiliki rumah tersebut pada akhir
kontrak maka ia tidak mengambil bagian sewa miliknya, tetapi seluruhnya
diserahkan kepada (B) sebagai pertambahan prosentase modal miliknya.
Dengan demikian untuk kedua prosentase modal (A) akan bertambah dan ( B)
akan berkurang demikian seterusnya sehingga (A) memiliki 100% dari modal
perkongsian.

Keterangan :

• Dalam syariah ada halangan seorang anggota untuk menyewa barang


milik perkongsian.
• Sistem decreasing partisipation ini dapat diterapkan dalam kredit
kepemilikan rumah.
• Dalam penjelasan diatas (A) adalah calon nasabah pembeli rumah dan
20% adalah uang muka (B) adalah LKS dan 80% merupakan kredit
darinya.
• Musyarakah muntasaqisah dapat pula diterapkan dalam proses
refinancing.

4. PRINSIP PENGAMBILAN FEE

Akad-akad yang teramsuk dalam prinisp pengembilan Fee ini adalah sebagai berikut :

1. Kafalah
142

• Pengertian
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung ( kafill) kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung ( makfuul
‘anhu, ashill)

• Dasar Hukum
Al Qur’an

“ Penyeru-penyeru itu berseru :” kami kehilangan piala raja’ dan barang


siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (
seberat) beban unta dan aku menjamin terhadapnya.
Qs. Yusuf (12): 72

“ Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan


janganlah tolong menolong dalam(mengerjakan) dosa dan pelanggaran.
Qs. Al Maidah (5) : 2
Hadist
Hadist riwayat Bukhari : dari salaman bin Akwa :

“ Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW seorang lelaki untuk disalatkan,


Rasulullah SAW bertanya,“ Apakah ia mempunyai hutang ?“ Sahabat
menjawab “ tidak “ maka beliau mensalatkannya. Kemudian dihadapkan lagi
jenasah lain, Rasulullah pun bertanya ,“ Apakah ia mempunyai hutang ?“
Sahabat menjawab “Ya , Rasulullah berkata “ Sholatkanlah temanmu itu“ (
beliau sendiri tidak mensalatkannya). Lalu Abu Qotadah berkata “ saya
menjamin hutangnya ya Rasulullah.“ Maka Rasulullah pun mensalatkan
jenasah tersebut.

Hadist riwayat Muslim


Allah menolong hamba selama hamba menolong saudaranya

Hadist riwayat Tirmidji dari ‘Amr bin ‘Auf


“ Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram dan kaum
muslimin terikat dengan syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram.

Ijma
Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad kafalah.

Dengan kaidah fiqih


• Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamakannya.”
• Bahaya ( beban) berat harus dililangkan

• Syarat dan Akad

1. Ketentuan Umum Kafalah


1. Pernyataan ijab dan qabul oleh para pihak untuk menunjukan
kehendak meraka dalam mengadakan kontrak ( akad.
2. da;am akad kafalah, penjamian dapat menerima Imbalan ( Fee)
sepanjang tidak memberatkan.
3. Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan
secara sepihak.

2. Rukun dan Syarat


143

1. Pihak Penjamin ( kafiil)


• Baligh ( dewasa) dan berakal sehat)
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dan real


(ridha) dengan tanggungan kafalah trsebut.

2. Pihak yang berhutang (Ashiil, Makfuul’anhu)


• Sanggup menyerahkan tanggunggannya (piutang) kepada
penjamin.
• Dikenal oleh penjamin

3. Pihak orang yang berpiutang ( Makfuul Lahu)


• Diketahui identitasnya
• Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa
• Berakal sehat.

4. Objek Penjaminan ( Makful alaih)


• Merupakan tanggungan pihak/orang berupa benda, maupun
pekerjaan.
• Bisa dilaksanakan oleh penjamin
• Harus merupakan piutang mengikat (lazim) yang tidak mungkin
harus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan.
• Harus jelas nilai, jumlah dan spesifiaksinya
• Tidak bertentangan dengan syariah.

• Penjenisan Kafalah

1. Kafalah bi an Nafs
Kafalah dengan jaminan dari diri sipenjamin

Keterangan :
BMT sebagai Jucidical Personality dapat memberikan jaminan untuk
maksud-maksud tertentu.

2. Kafalah bi an Mal
Adalah jaminan pembayaran barang atau berupa hutang

Keterangan
Bentuk kafalah ini merupakan bentuk kafalah paling luas, untuk
memberikan jaminan kepada para nasabahnya dengan imbalan fee
tertentu.

3. Kafalah bit taslim


Jenis kalah ini biasa dilakukan untuk menjamin dikembalikannya barang
sewaan pada akhir masa kontrak.

Keterangan
Hal ini dapat dilakukan antara BMT dengan perusahaan leasing terkait
atas barang sewaan pada akhir masa kontrak.

4. Kafalah Al Munazah
Adalah jaminan mutlak yang tidak dibatasi oleh kurun waktu tertentu
atau dihubungkan dengan maksud-maksud tertentu.

5. Kafalah Al Mualaqah
Bentuk kafalah ini merupakan penyederhanaan dari kafalah Al Munjazah
dimana jaminan dibatasi oleh kurun waktu tertantu dan tujuan-tujuan
terentu.
144

Keterangan
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dalam dunia perbankan modern jaminan ini biasa disebut performance


bonds ( jaminan) pestasi

• Skema Kafalah

1. Akad Kafalah
KAAFIL MAKFUL

2. Pelaksanaan Akad

OBJEK PENJAMINAN
(MAKFUL ALAIH)

3. Al Wakalah

• Pengertian
Adalah pelipahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal
yang boleh diwakilkan.

• Dasar Hukum

Al Qur’an

.... Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi kekota dengan
membawa uang perakmu ini...
Qs. Al Kahfi : 19

Maka jikalau kamu kuatirkan ada persengketaan antara keduanya maka


kirimkanlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru
damai dari keluarga perempuan. Qs. Annisa (4) : 35

Jadikanlah aku bendaharawan negara (mesir) Sesungguhnya aku adalah


orang yang pandai menjaga lagi berpengalaman. Qs. Yusuf (12) :35

.... Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa
kepada Allah Tuhannya.... Q.s. Al baqarah (2) : 283

“ Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan


janganlah tolong menolong dalam(mengerjakan) dosa dan pelanggaran.
Qs. Al Maidah (5) : 2

Hadist
Hadist riwayat Bukhari Muslim
Dikabarkan Rasulullah SAW telah mengutus Assaah untuk mengumpulkan
zakat, Urwah bin Umayah untuk menjadi wakil dalam pernikahan beliau SAW
dengan Umu Habibah binti Abi Sofyan, Abu Rafei dalam menerima
pernikahan Maimunah Binti Haris, dan hakim bin Hajam dikala membeli
ternak Qurban.

Hadist Riwayat Nukhari dari Abu Hurairah


Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW untuk menagih hutangnya
145

kepada beliau dengan cara yang kasar, sehingga para sahabat berniat untuk
”menaganinya”. Beliau bersabda, Biarkan ia, sebab pemilik berhak untuk
berbicara : ’ lalu sabdanya ‚ berikanlah (bayarkanlah) kepada orang ini unta
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

umur setahun seperti untanya ( yang dihutang itu). Mereka menjawab.’


Kami tidak mendapatkan kecuali yang lebih dari itu. Rasulullah kemudain
bersabda: ‘ berikanlah kepadanya. Sesungguhnya orang yang paling baik
diantara kalian adalah orang yang paling baik dalam membayar.”

Hadist riwayat Tirmidji dari ‘Amr bin ‘Auf


“ Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram dan kaum
muslimin terikat dengan syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram.

Ijma
Konsensus umat islam membolehkan wakalah, bahkan memandangnya
sebagai sunnah, karena termasuk dalam ta’aun ( tolong-menolong) atas
dasar kebaikan dan taqwa, yang diperintahkan oleh Al qur’an dan hadist.

Dengan kaidah fiqih


Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamakannya.”

• Syarat dan Akad

1. Syarat-syarat muwakil ( yang mewakilkan)


a. Harus pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuatu yang
diwakilkan.
b. Orang mukhalaf atau anak mumayiz dalam batas-batas tertentu,
yakni dalam hal-hal yang bermanfaat baginya seperti mewakilkan
untuk menerima hibah, menerima sedekah dan sebagiainya,
2. Syarat wakil ( yang mewakili)
a. Cakap hukum
b. Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya
c. wakil adalah orang yang diberi amanat
3. Hal-hal yang diwakilkan
a. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili
b. Tidak bertentangan dengan syariat islam
c. Dapat diwakilkan menurut syariat islam.
4. Ibab qobul

• Penjenisan

1. Wakalah al Mutlaqah
Wakala Al Mutlaqah mewaklkan secara mutlaq tanpa batasan waktu atas
urusan tertentu.

2. Wakalah Al Muqayyadah
Dalam kontrak ini pihak pertama menunjuk pihak kedua sebagai
wakilnya yang bertindak atas namanya dalam urusan tertentu.

Keterangan
Bentuk perwakilan ini dapat dipergunakan untuk nasabah dalam proses
pengimporan barang (L/C) melalui bank, Dalam kasus ini LKS Meminta
nasabah menyimpan dana pembelian dalam bentuk deposi untuk
kemudian bank sebagai wakil mendatangkan asset sesuai dengan
kriteria yang dikehendaki nasabah. Untuk ini bank berhak menerima Fee.
146

3. Wakaah Al Aamah
Adalah bentuk wakalah yang lebih luas dari al Muqayyadah tapi lebih
sederhana dari al mutlaqah.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

• Skema Wakalah

1. Akad Wakalah
MUWAKILl WAKIL

2. Pelaksanaan Akad

URUSAN YANG DIWAKILKAN


(TAUKIL)

4. Hawalah

• Pengertian
Adalah akad pengalihan hutang dari satu pihak kepada pihak yang lain yang
wajib mananggung ( membayar)-nya.

• Dasar Hukum
Hadist
Hadist riwayat Bukhari muslim.
Dari Abu Hurairah r.a. bersabda Rasulullah SAW, menunda nunda
pembayaran bagi orang yang telah mampu adalah suatu kezaliman, apabila
salah seorang diantaramu diminta untuk dialihkan pembayaran hutangnya
kepada yang berkemampuan maka terimalah.

Hadist riwayat Tirmidji dari ‘Amr bin ‘Auf


“ Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram.

Ijma
Para ulama telah berkonsensus akan keabsahan hawalah karena ia
merupakan pemindahan hutang dan bukan barang.

Qiyas
Menurut metodologi hukum fiqih hawalah dapat dianalogikan dengan
kafalah.

Dengan kaidah fiqih


• Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamakannya.”
• Bahaya ( beban) berat harus dililangkan

Keterangan
c. Dapat dianggap sebagai nasabah
d. Dapat dianggap sebagai bank
e. Dapat dianggap sebagai mitra usaha nasabah.

Hutang A ke C adalah transaksi yang harus dilunasi akibat bisnis/


perdagangan diantara mereka. Hutang B ke A adalah deposit nasabah di
bank permintaan A, B dapat melakukan pemindah bukuan in favor of C.
147

Untuk usaha ini bank dapat mengenakan fee kepada nsabah.

• Syarat dan Akad


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1. Rukun hawalah adalah muhil, yakni orang yang berhutang dan sekaligus
berpiutang, muhal atau muthal yakni orang yang berpiutang kepada
muhil, muhal’ alaih yakni orang yang berhutang kepada muhil dan wajib
membayar hutangnya kepada muthal. Muhal bih, yakni hutang muhil
kepada muthal, dan shighat.
2. Pernyataan ijab qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukan kehendak meraka dalam mengadakan kontrak.
3. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespodensi, atau mengunkan
cara-cara komunikasi modern.
4. Hawalah dilaksanakan dengan persetujuan muhil. Muhal.muthal, dan
muhal’alaih.
5. Kedudukan dan kewajiban para pihak harus dinyatakan dalam aqad
secara tegas.
6. Jika transaksi hawalah telah dilakukan, pihak-pihak yang terlibat
hanyalah muthal, muhah’alaih dan hak penagihan kepada mullah ‘alaih.

• Penjenisan Hawalah
Berdasarkan jenis objeknya, hawalah terdiri dari :

a. Hawalah Ad-dain
Ialah hawalah dimana objeknya adalah hutang, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada skema dibawah ini.

1.b. Janji bayar tanggung

1. Transaksi
MUHIL MUHAL
3. Dana Talangan
2.Akad Hawalah
2. Penagihan
MUHAL ALAIH

b. Hawalah Al-haq
Ialah hawalah dimana objek nya adalah piutang atau hak penagihan ,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema dibawah ini.

1.a Berhutang
MUHIL MUHAL

1.b Berhutang

MUHAL ALAIH

Kondisi Awal Sebelum Akad Hawalah

2.a Hutang Lunas


MUHIL MUHAL
3.b Hutang Lunas
3. Berhutang
1.Akad Hawalah
MUHAL ALAIH
148

Kondisi Setelah Akad Hawalah


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

5. Joalah

• Pengertian
Joalah adalah suatu kontrak dimana pihak pertama menjanjikan imbalan
tertentu kepada pihak kedua atas pelaksanaan usaha atau tugas.

• Dasar Hukum

Al Qur’an
“ Penyeru-penyeru itu berseru :” kami kehilangan piala raja’ dan barang
siapa yangdapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (
seberat) beban unta dan aku menjamin terhadapnya.
Qs. Yusuf (12): 72
Keterangan
Prinsip jo’alah dapat diterapkan pada LKS untuk melayani pesanan-pesanan
tertentu dari nasabah dan mengambil fee atasnya. Produk ini dapat pula
dipergunakan sabagai satu langkah dalam strategi pemasaran terutama
untuk bonus, hadiah dan aneka sayembara.

6. Ar Rahn

• Pengertian
Adalah menahan salah satu harta milik sipeminjam sebagai jaminan atas
harta yang diterimanya.

Menurut Bank Indonesia Rahn adalah akad penyerahan barang/harta (


marhum) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan
sebagian atau seluruh hutang.

• Dasar Hukum

Al Qur’an
Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada
Allah Tuhannya....
Q.s. Al baqarah (2) : 283
Hadist
Hadist riwayat Buharai, ahmad Nasa’I dan Ibnu Majah
Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang yahudi
dan menjaminkan kepadanya baju besi.

Hadist riwayat Buhari, Ahmad Nasa’I dan Ibnu Majah


Dari Anas r.a berkata : “ Rasulullah mengadaikan baju besinya kepada
seorang yahudi di madinah dan mengambil darinya gandum untuk keluarga
beliau.

• Rukun Ar Rahn
1. Pihak yang mengadaikan ( raahin)
2. Pihak yang menerima gadai ( murtahin)
3. Objek yang digadaikan ( marhun)
4. Hutang ( marhun bih)
5. Ijab qabul ( sighat)

• Skema Ar Rahn
149
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

MARHUN BIH 2.
(HUTANG) Pemberi Hutang

MURTAHIN RAHIN
1. Akad Transaksi

MARHUN
3. Penyerahan Marhun (BARANG)

Akad Lain

• Alternatif Pelaksanaan Gadai

a. Katagori Gadai
Jenis barang yang dapat digadaikan hendaknya memenuhi syarat sebagai
berikut
• Merupakan benda bernilai menurut hukum syara’
• Sudah ada wajudnya ketika perjanjian terjadi
• Mungkin diserahkan seketika kepata murtahin.

b. Pemeliharan barang gadai


Para ulama berbeda pendapat tentang biaya pemeliharaan Syafiiyah dan
hanabilah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan gadai menjagi
tanggungan pengadai dengan alasan barang tersebut berasal dari penggadai
dan tetap merupakan miliknya. Sedangkan hanafiyah berpendapat biaya
keselamatan barang gadai menjadi tanggungan penerima gadai dalam
kedudukannya sebagai penerima amanat. Pepada penggadai hanya
dibebankan pembelanjaan barang gadai agar tidak berkurang kualitasnya.

Bedasarkan kedua pndaat diatas pada dasarnya biaya pemeliharaan barang


gadaian adalah hak bagi rahin dalam kedudukannya sebagai pemilik yang
sah. Namun apabila marhun ( barang gadaian) mernjadi kekuaras murtahin
dan murtahin dijinkan untuk memeliharan marhun, maka yang meanggung
biaya pemeliharaan marhun adalah murtahun,. Sedangkan untuk mengganti
biaya pemeliharaan tersebut, apablia murtahin dizinkan rahin, maka
murtahin dapat memnungut hasil marhun sesuai dengan biaya pemeliharaan
yang telah dikeluarkanya. Namun apabila rahin tidak mengizinkannya, maka
biaya pemeliharaan yang telah dikeluarkan oleh myrtahin menjagi utang
rahin kepada murtahin.
c. Perlakuan bunga dalam gadai
Dalam praktek sehari-hari pelaksanaan gadai karena dikuti dengan proses
pinjam meminjam dan pada proses itu dikenakan bunga pinjaman yang
sering disebut dengan bunga gadai. Dalam pelaksanaan proses gadai secara
syaraih penggunaan bunga tidak diperkenanan katrena bunga merupakan
riba.
150

d. Risiko dan kerusakan barang gadai


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Risiko dan kehilangan atau rusak barang gadaian menurut ulama Syaifi’yah
dan Hanabilah berpendapat bahwa murtahin ( penerima gadai) tidak
menanggung risiko apapun jika kerusakan atau hilangnya barang tersebut
tanpa kesengajaan. Sedangkan ulama Hanafi berpendapat, murtahin
menanggung resiko sebesar sebesar harga minimum, dihitung mulai waktu
diserahkannya barang kepada murtahin sama hari rusaknya atau hilangnya
barang.
e. Pemanfaatan barang gadai
Pada dasarnya barang gadai tidak dapat dimanfaatkan baik oleh pemilik
ataupun penerima gadai. Hal ini karena status barang sebagai jaminan
utang dan amanat penerimanya. Namun apa bila mendapat ijin dari masing-
masing pihak maka barang tersebut dapat dimanfaatkan, dan hasil dari
pemanfaatan itu adalah milik bersama, pemanfaatan ini bertujuan agar harta
tidak mubazir.

f. Pembayaran pelunasan gadai


Apabila sampai waktunya telah ditentukan, rahin belum bias membayar
kembali utangnya, maka rahin dapat dipaksa oleh marhun untuk menjual
barang gadaiannya. Kemudian hasilnya digunakan untuk melunasi utangnya.
Pelunasan hutang sebesar hutang rahin , dan apabila erdapat kelebihan
maka murtahin harus mengembalikan kepada rahin.
g. Prosedur pelelangan barang gadai
Jika terdapat persyaratan menjual barang gadai pada saat jatuh tempo, ini
dibolehkan dengan ketentuan :
• Murtahin harus terlebih dahulu mencari tahu keadaan rahin ( penyebab
belum melunasi utangnya).
• Dapat memperpanjang tenggang waktu pelaksanaan.
• Kalau murtahin benar-benar butuh uang dan rahin dan rahin belum
meluansi utangnya, maka murtahin boleh memindahkan barang gadai
kepada murtahin lain sejin rahin.
• Apabila ketentuan diatas terpenuhi maka murtahin bleh menjual barang
gadai dan kelebihanna uangnya harus dikembalian kepada rahin.

• Bentuk dan Pelaksanaan Akad Gadai

Mekanisme pelaksanaan akad gadai secara garis besar dapat djelaskan


sebagai berikut :
a. Katagori barang gadai
b. Ketentuan Bagi hasil
c. Prosedur penaksiran
d. Prosedur Pemberian Kredit
e. Prosedur pelunasan
f. Prosedur pelelangan

Sedangkan variasi bentuk akad yang dapat dilaksankan dalam gadai adalah
sebagai berikut :

1. Skema Rahn al Bai Muqayadah ( barter)


Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pembiayaan dengan
tujuan membeli suatu barang untuk keperluan investasi, karena akad ini
merupakan akad jual beli maka berlaku huhuk dan kenentuan syarat jual
beli, maka pihak BMT sebagai murtahin berhak menentukan Margin atas
harga barang yang dinginkan oleh nasabah.

Besarnya pembiyaan ditentukan dibawah harga barang sebagai marhun


151

setelah barang itu ditaksir oleh tim penaksir. BMT sebagai murtahin juga
akan mendapat fee atas gadai barang tersebut berdasarkan untuk biaya
pemeliharaan dan biaya administrasi.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Pemberlakuan hitungan sama dengan proses akad jual beli.

5. Margin

MARHUN BIH 2. Pencarian Barang


(HUTANG)

MURTAHIN 1. Akad Transaksi RAAHIN


2. Utang dan Jasa MARHUN


(BARANG)

AKAD LAIN 4. Pemanfaatan Marhun

DISTRIBUTOR

2. Skema Rahn al Mudharabah


Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pembiayaan dengan
tujuan pemberian modal kerja, karena akad ini merupakan akad kerjasama
maka berlaku huhum dan ketentuan syarat kerjasama (mudharabah),
maka pihak BMT sebagai murtahin berhak menentukan nisbah bagi hasil
yang disepakati dari keuntungan pembiaayaan mudharabah tersebut.

Besarnya pembiyaan ditentukan dibawah harga barang sebagai marhun


setelah barang itu ditaksir oleh tim penaksir. BMT sebagai murtahin juga
akan mendapat fee atas gadai barang tersebut berdasarkan untuk biaya
pemeliharaan dan biaya administrasi.

Pemberlakuan hitungan sama dengan proses mudharabah biasa.

1
Murtahin 2

Marhun Marhun Bih Usaha Hasil


3 4 Usaha

Rahin 5
7 6

Akad lain
152

Keterangan :
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1 = Y % Bagian Murtahin
2 = Aliran Modal
3 = Akad Rahn
4 = Hutang dan jasa
5 = Skill
6 = X % Bagian Rahin
7 = Barang

3. Skema Rahn al Qard


Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pinjaman, karena
akad ini merupakan pinjaman al Qard maka berlaku huhum dan kenentuan
syarat pinjaman ( al Qard), maka pihak BMT sebagai murtahin berhak
berhak menerima infaq yang besarnya tidak disyaratkan akan tetapi
berdasarkan keihlasan nasabah.

Besarnya pinjaman ditentukan dibawah harga barang sebagai marhun


setelah barang itu ditaksir oleh tim penaksir. BMT sebagai murtahin juga
akan mendapat fee atas gadai barang tersebut berdasarkan untuk biaya
pemeliharaan dan biaya administrasi.

4. Fee/ Infaq

Marhun Bih 3. Pencairan

1. Akad Rahn
Murtahin Rahin

2. Hutang & Jasa

Marhun

4. Skema Rahn al Ijarah

Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pembiayaan dengan


akan sewa, karena akad ini merupakan sewa maka berlaku huhum dan
kenentuan syarat sewa ( al Ijarah), maka pihak BMT sebagai murtahin
berhak berhak menerima keuntungan dari biaya sewa.

Besarnya pembiayaan ditentukan dibawah harga barang sebagai marhun


setelah barang itu ditaksir oleh tim penaksir. BMT sebagai murtahin juga
akan mendapat fee atas gadai barang tersebut berdasarkan untuk biaya
pemeliharaan dan biaya administrasi

5. PRINSIP KEBAJIKAN

Pembiayaan QORDHUL HASAN

• Pengertian
Qordhun = pinjaman, pemberian
153

Al-Hasan = baik,bajik
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Pembiayaan qordhul Hasan adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota


yang tidak mampu atau dalam kesusahan untuk membiayai usahanya yang
dinilai produktif dimana anggota tidak dituntut atas bagi hasil maupun margir
keuntungan, tetapi mengembalikan pokoknya saja sebesar dana yang
dipinjamkan.

Dana Qardhul Hasan ini dapat diambil dari dana ZIS maupun dana pihak ke tiga
yang siafatnya ZIS atau Qardhul Hasan pula, karena sanagat ditekankan dan
disarankan bagi anggoata untuk mengeluarakan infaq dan shadaqahnya.
Pengembalian dana Qurdhul Hasan ini bisa jatuh tempo ataupun dicicil sesui
dengan kesepakatan. Pembiayaan Qardhul Hasan biasa disebut dengan pinjaman
kebajikan,atau pinjaman satu banding satu.

• Dasar Hukum
Al Quran :
“Barang siapa yang memberikan pinjaman yang baik kepada Allah, makan Allah
akan melipatgandakan pembayarannya dengan berkali-kali lipat. Dan Allah
menyempitkan rizki sebagian orang dan melapangkan kepada kepada sebagian
yang lain. Dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.
Surat Al Baqarah (2): 245
Hadist
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW telah bersabda:
“Tidak seorang muslim meminjamkan 2 kali, kecuali sama baginya dengan
memberi sekali” (Hadits terdapat dalam shahih Ibnu Hibban)

Dari Ibnu Hurairah, Rasulullah s.a.w bersbda:


“Barang siapa yang telah melepaskan saudaranya yang muslim satu dari
kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah AWT. Akan melepaskan dari padanya satu
kesusahan di yaumil qiamah. Barang siapa telah mebantu saudaranya sulit/lemah
di dunia, maka Allah SWT akan membantunya didunia dan akhirat. Sesungguhnya
Allah AWT. Senatiasa membatu seorang hamba, selam hamba tersebut membantu
saudaranya". (HR : Muslim).

• Rukun Produk :
1. Peminjam (muqtaridh)
2. Pemberi pinjaman (muqridh)
3. Pinjaman (qord)
4. Ijab kabul (Shighah)

• Skema Al Qardul Hasan

QARD 2. Pemberian Utang

1. Akad
MUQRID MUQTARID

3. Pengembalian Qardh + Infaq

Dari uraian di atas terlihat bahwa masing-masing akad pembiayaan


tersebut memiliki karaktistik tertentu. Hal ini dapat dilihat pada matrik di bawah ini:
154

MATRIKS KARAKTERISTIK AKAD PEMBIAYAAN


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Pembiayaan
Mudhorobah Musyarakah Murabahah Qordul Hasan
Aspek
• Primsip syariah Bagi hasil Bagi hasil Margin Kebajikan
• Sumber Modal Uang tunai Uang tunai + harta Uang tunai Uang tunai
nilai dalam uang
• Pengelola/ Anggota Anggota + BMT Anggota Anggota
manajemen
• Pembagian % kesepakatan % kesepakatan Tidak Tidak ada atau
Keuntungan bonus
• Resiko BMT BMT + Anggota Anggota BMT
• Waktu • Sesuai perjanjian • Sesuai perjanjian • Sesuai perjanjian • Jangak
pengembalian • Jangka • Jangka pendek • Jangka pendek pendek
pendek/menengah /menengah/panjang /menengah/panjang
• Cara Angsur Angsur Angsur/Jatuh Tempo Angsuran/jatu
pengembalian h tempo
• Agunan Tdak disyaratkan Jika perlu Jika perlu Jika perlu

Namun demikian masih banyak bentuk akad dalam transaksi sistem ekonomi syariah.
Hal ini juga perlu kita ketahui sebagai wawasan dan ilmu pengetahuan, walaupun
BMT belum banyak diterapkan.

155
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

tiga.3

PRINSIP HITUNGAN BAGI HASIL SIMPANAN


“ Tuhan ku sesungguhnya aku berlindung kepada Mu
dalam hal bertanya kepada Mu
tentang apa yang diluar pengetahuanku
dan jika Engkau tidak mengampuni aku dan
tidak menatuhi belas kasihan kepadaku
niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi“
Qs. Huud(49) : 47

Pengantar …
Salah satu kewajiban yang harus diberikan oleh LKMS/BMT kepada nasabah
atau anggotanya adalah pemberian bagi hasil terhadap simpanan yang diterima
oleh LKMS/BMT. Untuk melaksanakan kewajiban tersebut diperlukan suatu
konsep tertentu yang kemudian dalam pemberian kewajiban tersebut yang
merupakan hak anggota supaya adil dan tidak bertentangan dengan konsep
syariah.

Konsep yang dipakai dalam proses pelaksanaan kewajiban ini adalah konsep bagi
hasil yang tentunya harus disesuaikan dengan akad yang digunakan dalam
setiap produk simpanan yang dikeluarkan oleh setiap LKMS/BMT.

Sebelum kita membahas secara detil langlah dan proses penghitungan bagi hasil
simpanan tersebut alangkah lebih baiknya kalau kita membahas prinsip yang
mendasari dan prinisp ini harus dilaksanakan sebagai upaya dalam pelaksanaan
konsep syari’ah yang mendasari pelaksanaan konsep bagi hasil simpanan
tersebut

Pengertian
1. Prinsip adalah sesuatu (hal) yang harus ada dalam proses pelaksanaan
kegiatan atau pekerjaan dan apabila kurang atau tidak ada akan mengurangi
nilai atau eksistensinya.
2. Bagi hasil adalah tata cara pembagian hasil usaha antara pemilik dana
(shohibul maal) dengan pengelola (mudharib) dalam kegiatan kerjasama
“syirkah”

Prinsip-Prinsip Bagi Hasil


Prinsip bagi hasil disini dimaksud adalah beberapa hal yang harus ada dan atau
dipenuhi seseorang melakukan kegiatan kerjasama dengan orang lain yang
menggunakan akad syirkah. Dan pengertian ini dimaksudkan agar semua pihak
yang melakukan kegiatan kerjasama dengan akad syirkah agar masing-masing
berusaha memenuhi prinsip-prinsip di bawah ini agar kerjasama tersebut
memenuhi harapan dan memuaskan kedua belah pihak dan diridloi oleh Allah
156

SWT.

Prinsip-prinsip tersebut adalah :


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1. Keadilan
2. Peningkatan prestasi
3. Kebersamaan dan tolong menolong
4. Keterbukaan
5. Tanggungjawab
6. Pemenuhan rukun dan syarat

Unsur-unsur Tiap Prinsip


Untuk memenuhi pengertian, maksud dan tujuan tiap-tiap prinsip tersebut perlu
dijabarkan lebih rinci agar tidak mengambang atau bahkan tidak jelas sehingga
mengurangi nilai, makna dan eksistensi kegiatan itu sendiri.

1. Keadilan
a. Adanya keseimbangan/kesetaraan antara pemilik modal di satu pihak
dengan ukuran sejumlah dana dan pengelola dan di pihak lain dengan
ukuran kemampuan mengelola yang ditunjukkan dengan kelayakan
usaha, prospek usaha atau proposal.
b. Adanya kesetaraan dimaksud adalah adanya sikap masing-masing pihak
dalam menghadapi usaha yang menjadi materi/tujuan kerjasama dalam
arti tidak ada yang merasa lebih berkuasa atau lebih berhak.
c. Adanya keseimbangan dalam pembagian hasil dalam pengertian bahwa
nisbah bagi hasil yang disepakati seimbang dengan kontribusi
dana/modal dan manajemen.

2. Peningkatan prestasi
a. Adanya masing-masing pihak senantiasa mengutamakan perhatiannya
dalam rangka peningkatan kinerja usaha, dimaksud adalah bahwa
masing-masing mendapatkan keuntungan (bagi hasil) yang layak kepada
peningkatan kinerja usaha sebagai proses awal.
b. Memperhatikan peningkatan kualitas sumberdaya merupakan langkah
selanjutnya.
c. Mengutamakan keuntungan melalui sebuah proses yang rasional dan
adil.

3. Kebersaman dan Tolong menolong


a. Menumbuhkan rasa saling memiliki, sebagai wujud adanya tolong
menolong.
b. Saling memperhatikan kelebihan dan kekurangan masing-masing saling
memberikan kontribusi sesuai dengan kelebihannya dan menyadari
kelemahan/kekurangan.
c. Saling memahami kesulitan dalam arti memahami keterbatasan
seseorang dalam menjaga kesulitan.

4. Keterbukaan
a. Adanya kejujuran dam kondisi perkembangan usaha
b. Adanya penerapan manajemen terbuka sehingga pihak pemilik dana
dapat melakukan koreksi seperlunya.
c. Adanya perencanaan yang diketahui kedua belah pihak dengan tujuan
agar dapat diketahui adanya kesinambungan antara rencana dan
realisasi.

5. Tangung Jawab
157

a. Adanya kemajuan masing-masing pihak menanggung resiko yang terjadi.


b. Pihak yang lainnya berusaha sekuat tenaga untuk memperkecil resiko
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

c. Tanggung jawab tersebut harus diikuti dengan pembina dan bimbingan


oleh pihak satunya.

6. Pemenuhan rukun dan Syarat


a. Terpenuhinya rukun dalam kerjasama (syirkah)
b. Terpenuhinya syarat untuk tiap rukun
c. Dua hal diatas mutlak diperlukan untuk memenuhi ketentuan syariah
yang menjadi dasar pemberlakuan ekonomi syariah.

Proses dan Langkah Perhitungan Bagi Hasil Simpanan


Seperti yang telah dibahas dalam modul 5.1 dalam operasional pengelolaan
LKMS bahwa dalam pelaksanaan simpanan sebuah LKMS dapat menggunakan
dua prinsip yaitu prinsip titipan dan prinsip kerjasama dengan menggunakan
akad wadiah dan akad mudharabah.

Proses penghitungan bagi hasil dalam prakteknya terdapat dua mekanisme yang
biasa digunakan yaitu :

1. Profit Sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan kepada hasil
net ( bersih) dari total pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
2. Revenue Sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarjan kepada total
pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Contoh :

Uraian Jumlah Mekanisme Bagi Hasil


Penjualan 100 Revenue Sharing
Harga Pokok Penjualan 65
Laba Kotor 35
Beban 25
Laba rugi bersih 10 Profit Sharing

Dalam aplikasi LKS pada umumnya dapat menggunakan sistem profit sharing
maupun revenue sharing tergantung pada kebijakan masing-masing lembaga.
Akan tetapi untuk memenuhi syarat keadilan maka penggunaan mekamisme ini
harus sama antara penerapan pada bagi hasil simpanan dan bagi hasil
pembiayaan terutama yang menggunakan praktek mudharabah. Pada
kebanyakan LKS di Indonesia mengunakan revenue sharing untuk
mendistrbusikan bagi hasilnya pada pemilik dana ( deposan).

Dengan menggunakan dua akad dan dua mekamisme tersebut diatas dan untuk
memudahkan dalam pengklasifikasian produk-produk simpanan yang terdapat
dalam BMT secara garis besar dapat digolongkan dalam 3 golongan yaitu :

1. Simpanan bersyarat keangotaan.


2. Simpanan Sukarela, dan
3. Simpanan untuk tujuan Khusus. /

Berikut dibawah ini akan kita bahas proses perhitungan bagi hasil simpanan
berdasarkan pengklasifikasian jenis produk diatas.
158
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Penghitungan Bagi Hasil Simpanan Bersyarat Keanggotaan

Proses penghitungan bagi hasil untuk simpanan bersyarat keanggotaan biasanya


mengunakan akad Wadiah, dimana besarnya porsi yang dibagikan kepada
penyimpan didasarkan pada kebijakan dan keputusan manajemen lembaga. Dan
biasanya porsi yang distribusikan berupa bonus yang diambil dari keuntungan
bersih (laba) lembaga tahun berjalan.

Sebelum kita menghitung bagi simpanan bersyarat keanggotaan, untuk


memudahkan kita harus mengetahui unsur-unsur dalam proses penghitungan
tersebut, adapun unsur-unsur tersebut adalah :

1. Ketentuan dan kebijakan pembagian keuntungan atau SHU lembaga yang


bersangkutan.
2. Perolehan SHU tahun berjalan
3. Total Saldo Rata-Rata Setoran Pokok
4. Total Sertifikat Modal Koperasi
5. Jumlah Setoran Pokok perorang
6. Jumlah Saldo Rata-Rata simpanan wajib perorang
7. Jumlah Sertifikat Modal Koperasi perorang.

Dalam menghitung bagi hasil untuk simpanan bersyarat keanggotaan bagi


hasilnya diambil dari keuntungan bersih lembaga yang biasanya keuntungan
bersih itu sudah dalam bentuk SHU atau laba, hal ini berbeda dengan proses
penghitungan simpanan sukarela yang pembagian hasilnya dari laba kotor.

Langkah dan Proses Penghitungan


Langkah dan proses penghitungan bagi hasil simpanan untuk simpanan bersyarat
keanggotaan sebagai berikut :

1. Cari ketentuan atau kebijakan tentang pembagian SHU (Laba bersih


lembaga), biasanya terdapat dalam anggaran dasar lembaga atau kebijakan
Rapat Anggota Tahunan ( RAT).

Misalnya, dalam sebuah anggaran dasar telah ditentukan masing-masing


pembagian SHU sebagai berikut:

a. Untuk investasi = 40 %.
b. Untuk dibagikan kepada anggota = 30 %
c. Untuk bagian Pengurus = 10 %
d. Untuk bagian pengelola = 10 %
e. Untuk peningkatan SDM BMT = 5%
f. Untuk pembangunan daerah sekitar = 5%

2. Cari juga total Sertifikat Modal Koperasi , simpanan wajb dan Setoran Pokok
pada kurun waktu yang akan kita hitung bagi hasilnya, bisa dapat dilihat
dari laporan keuangan lembaga terakhir.

Contoh, misalnya pada akhir tahun dari laporan keuangan per 31 Desember
BMT Shofwah diperoleh data sebagai berikut:

Perolehan SHU sebesar Rp. 6.174.000,00


159

Total Setoran Pokok Rp. 13.136.400,00


Total Sertifikat Modal Koperasi Rp. 13.089.400,00.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

3. Cari juga jumlah sisa hasil usaha sesuai dengan kurun waktu yang akan kita
hitung bagi hasilnya.

Contoh dari laporan keuangan terakhir per tgl 31 desember didapat data :

SHU Akhir Tahun Rp. 6.174.000,00

4. Data terakhir cari juga data jumlah simpanan masing-masing simpanan


bersyarat keanggotaan bagi anggota yang akan dihitung, data ini bisa
didapat dari kartu simpanan anggota masing-masing

Contoh:
Misalkan seorang anggota bernama Triana dengan No. Rek/anggota :
97.01.356, dengan rincian sebagai berikut :

Sertifikat Modal Koperasi Rp. 500.000,00


Setoran Pokok Rp. 15.000,00
Total Rp. 515.000,00

5. Dari data diatas, kita dapat menghitung berapa SHU yang diterima oleh
seorang anggota bernama Triana dengan No. Rek/anggota :
97.01.356, dengan rincian sebagai berikut :

Sertifikat Modal Koperasi Rp. 500.000,00 (A)


Setoran Pokok Rp. 15.000,00 (B)
Total Rp. 515.000,00 (C)

Total Sertifikat Modal Koperasi Rp. 13.089.400,00 (D)


Total Setoran Pokok Rp. 13.136.400,00 (E)
Total Simpanan Rp. 26.235.800,00 (F)
SHU Akhir Tahun Rp. 6.174.000,00 (G)

Untuk memudahkan proses penghitungan maka setiap data yang ada kita
berikan inisial masing-masing dengan huruf yang ada dalam kurung.

6. Langkah selanjutnya adalah penghitungan berapa bagian SHU yang akan


dibagikan kepada anggota. ( H )

Yang dibagikan kepada Anggota adalah 30 % :

30 % X Rp. 6.174.000,00 (G)


= Rp. 1.852.200 (H)

7. Menghitung Bagian Sertifikat Modal Koperasi ( I)

Dengan Rumus Sebagai berikut:

Total Sertifikat Modal Koperasi X SHU yang dibagikan


(SPK + Simpok + SimWa)
atau
= CXJ
D+E

= 13.089.400 X 1.825.200,00
160

13.089.400,00 + 13.136.400,00
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

= 13.089.400 X 1.825.200
26.235.800

= 924.087,95 (I)

Jadi bagian Sertifikat Modal Koperasi untuk Triana adalah :

= Jumlah Sertifikat Modal Koperasi Triana X Bagian SMK


Total Sertifikat Modal Koperasi

= AXI
D

= 500.000 X 924.087,95
13.089.400

= 35.299,10 …………….. (J)

8. Menghitung Bagian Setoran Pokok (K)

Dengan rumus sebagai berikut :

= Total Setoran Pokok X SHU dibagikan


(SPK + SimPok + SimWa)
= EXH
D+E

= 9.097.000 X 1.852.200
13.136.200 + 13.136.400

= 9.097.000 X 1.825.200
26.235.800

= 928.112.05 (K)

Jadi bagian Setoran Pokok untuk Triana adalah :

= Setoran Pokok Triana X Bagian Setoran Pokok


Total Setoran pokok

= BXK = 15.000 X 928.112.05


E 13.136.400

= 1058,87

Jadi Total Pendapatan Triana dari simpanan keanggotaan adalah:


Dari Sertifikat Modal Koperasi Rp. 35,299.10
Setoran Pokok Rp. 1,058.87
Total Rp. 36,357.97

Prinsip Penghitungan Bagi Hasil Simpanan Biasa


Sebelum kita memulai melakukan penghitungan bagi hasil simpanan, harus
diingat prinsip-prinsip dibawah ini :
161

1. Penghitungan bagi hasil ini menggunakan saldo rata-rata harian .


2. Penghitungan dilakukan setiap bulan pada akhir bulan.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

3. Bagi hasil yang diberikan akan dikreditkan pada buku simpanan milik
penyimpan
4. Penghitungan ini menggunakan prinsip bagi hasil dengan menggunakan akad
mudharabah.

Dalam perhitungan pembagian keuntungan akad mudharabah dengan bagi hasil


yang sudah disetujui bersama, sedangkan wadiah dengan bonus sesuai
kebijakan manajemen. Tata cara perhitungan hasil simpanan berasal dari
pendapatan BMT kepada anggotanya. Untuk menentukan besarnya bagi hasil
untuk tiap-tiap penyimpan harus diketahui unsur-unsurnya terlebih dahulu.

Unsur-unsur Perhitungan Bagi Hasil Simpanan :

1. Rata-rata saldo simpanan setiap anggota


2. Rata-rata saldo bulanan setiap produk simpanan
3. Rata-rata saldo bulanan seluruh simpanan dan modal (termasuk Sertifikat
Modal Koperasi , setoran pokok dan serta modal penyertaan).
4. Total pendapatan pembiayaan, dan distribusi pendapatan dari setiap produk
simpanan.
5. Pendapatan bagian anggota dan BMT untuk tiap produk simpanan sesuai
dengan nisbahnya.
6. Indeks hasil bagian nasabah untuk setiap jenis simpanan
7. Bagi hasil untuk setiap anggota penyimpan untuk setiap jenis produk
simpanan.

Tidak ada perbedaan khusus antara cara penghitungan untuk simpanan berjangka
ataupun biasa, yang membedakan keduanya hanya pada kesepakatan nisbah yang
ditentukan, biasanya nisbah untuk simpanan berjangka bagian untuk penyimpan
relatif lebih besar jika kita bandingkan dengan simpanan mudharabah biasa. Dan
proses penghitungan dilakukan secara bersamaan diantara keduanya dan
pencatatannya dilakukan berdasarkan besarnya nisbah yang akan dicatatkan
setiap bulannya.

Langkah-langkah Penghitungan
1. Penghitungan Saldo Rata-Rata Harian (SRRH) setiap penyimpan;

a. Menghitung SRRH simpanan Biasa

• SRRH = WXS
H -1
Keterangan :
W = Jangka waktu mengendapnya dana dalam hari
S = Jumlah saldo pada hari yang bersangkutan
H = Jumlah hari dalam bulan bersangkutan
1 = Konstanta untuk hari pertama penyimpan

Contoh :
Dari data yang terdapat dalam BMT Shofwah dapat dilihat sbb:

Triana
Jl. Tenjolaya no. 24 Garut

Tanggal sandi Debet Kredit Saldo Validasi


162

01-09-2003 01 100.000 100.000 Mhd


06-09-2003 01 300.000 400.000 Mhd
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

09-09-2003 02 200.000 200.000 Mhd


16-09-2003 01 300.000 500.000 Mhd
24-09-2003 01 100.000 600.000 Mhd

( (6-1) X 100.000)+ ((9-6) X 400.000)+ ( (16-9) X 200.000) + ( (24-16) X 500.000)+((30-24)X 600.000).


(30 – 1)

500000 + 1.200.000 + 1.400.000 + 4.000.000 + 3.600.000


29

= 10.700.000 = 368.965,52
29

b. Menghitung SRR Simpanan Berjangka


Untuk menghitung SRR simpanan berjangka sebenarnya juga menggunakan
rumus yang sama seperti menghitung SRR simpanan biasa, hanya karena untuk
simpanan berjangka saldonya relatif tidak mengalami perubahan sesuai dengan
akad waktu yang telah disepakati, Jadi biasanya untuk menghitung berapa SRR
nya bisa diketahui dari jumlah saldonya.

Proses penghitungan saldo rata-sata setiap bulan untuk lebih memudahkan dan
mencakup semua jenis simpanan bisa mengunakan model tabel penghitungan
saldo rata-rata dibawah ini :

Tgl.
Diisi dengan jenis simpnan ( produk) penyimpan dan pemodal
A B C D E F G H
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Jml
Saldo
Rt-rt

2. Menjumlahkan Seluruh SRR perorang


Langkah selanjutnya setelah SRR setiap jenis simpanan dijumlahkan berdasarkan
jenis simpanan atau berdasarkan kelompok nisbah bagi hasil yang sama. Kemudian
cari jumlah SRR keseluruhan produk.

Contoh:
Misalnya: BMT Shofwah mempunyai beberapa produk simpanan, diantaranya:

Sukarela Biasa :
a. Sijari (Simpanan Pelajar Islam ) Nisbah 80 : 20 Jumlah SRR (B)
b. Sikeris (Simpanan Keluarga Islam Nisbah 75 : 25 jumlah SRR (C)
163

Simpanan Sukarela Berjangka


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

a. Shofwah Invest
Satu Bulan Nisbah 75 : 25 Jumlah SRR (D)
Tiga Bulan Nisbah 73 : 27 Jumlah SRR (E)
Enam Bulan Nisbah 70 : 30 Jumlah SRR (F)
Satu Tahun Nisbah 68 : 32 Jumlah SRR (G)

b. Simpanan Walimah Nisbah 75 : 2 Jumlah SRR (H)


c. Simaq (Simpanan Mudharabah Aqiqah dan Qurban)
Nisbah 75 : 25 Jumlah SRR (I)
d. Sidul (Simpanan Idul Fitri)
Nisbah 75 : 25 Jumlah SRR (J)

Misalkan Jumlah seluruh Penyimpan di BMT shofwah adalah ---------------- (K)

3. Mencari dan Menentukan SRR Pemodal

Yang dimaksud dengan SRR Pemodal adalah modal BMT yang turut serta atau turut
digulirkan dalam proses pembiayaan yang dilakukan oleh BMT kepada mudhorib.

Untuk memperoleh informasi tentang berapa nilai jumlah SRR Pemodal tersebut kita
bisa mendapat informasi dari laporan keuangan, yang lazimnya unsur-unsur pemodal
itu adalah unsur-unsur modal BMT. Dalam pengambilan informasi tersebut hendaknya
berpatokan pada bulan atau periode yang sama dengan proses penghitungan bagi
hasil simpanan.

Karena dalam unsur-unsur modal dalam setiap BMT relatif tidak mengalami perubahan
dan untuk memudahkan penghitungan maka jumlah nominal yang terdapat dalam
laporan dianggap sebagai SRR Pemodal. Tapi apabila ingin lebih teliti maka setiap
perubahan kita masukan dan kita jumlahkan seperti kita menghitung SRR Penyimpan
terutama bagi simpanan Wajib dan BMT-BMT yang menerapkan ketentuan cicilan bagi
Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi .

Lazimnya dalam setiap BMT unsur-unsur modal BMT biasanya akan dapat dengan
mudah menemukan dengan melihat nomor-nomor perkiraan laporan keuangan yang
berkepala 3 (tiga). Adapun yang dapat digolongkan kedalam perkiraaan modal
tersebut adalah :

1. Sertifikat Modal Koperasi (SMK)


2. Setoran Pokok
3. Modal Penyertaan
4. Hibah / Donasi
5. Cadangan Modal
6. SHU belum dibagikan
7. SHU bulan lalu
8. SHU bulan berjalan

Misalkan setelah dijumlah total SRR Pemodal adalah ------------------ (L)

Perhatian !!!
Sekali lagi yang menjadi bahan pertimbangan dimasukkannya unsur modal dalam
SRR Pemodal adalah apabila unsur modal tersebut dipakai atau diikutsertakan pada
proses pembiayaan, apabila hanya satu unsur saja modal yang dilibatkan maka satu
unsur itulah yang dijadikan sebagai SRR Pemodal, dan bulan penentuan jumlahnya
harus dipakai bulan dimana laba kotor yang dibagikan.
164

4. Mencari dan menentukan Laba/Pendapatan Kotor


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Yang dibamdud dengan laba/pendapatan kotor adalah pendapatan BMT yang belum
dipotong leh biaya opesional BMT.

Laba kotor yang dimaksud adalah laba/ pendapatan yang diperoleh BMT dari
pendapatan operasional BMT, sepanjang pendapatan itu menggunakan dana yang
berasal dari simpanan anggota atau pinjaman pihak ketiga.

• Laba tersebut pada BMT berasal dari :


a. Pendapatan margin pembiayaan
b. Pendapatan bagi hasil pembiayaan
c. Sektor riil
Jumlah ………………………. (M)

5. Mencari dan menentukan nisbah bagi hasil simpanan

Penentuan besarnya nisbah bagi hasil simpanan ditentukan berdasarkan kebijakan


manajemen BMT masing-masing dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berkut :

a. Harga Pasar
b. Margin minimal
c. Keuntungan yang diharapkan
d. Tingkat keamanan penginvestasikan dana
e. Rata-rata ROI BMT dalam lending pembiayaan.

Contoh penentuan nisbah dapat kita lihat pada point 2 diatas. Tapi yang dijadikan
pijakan dasar bahwa nisbah terbesar adalah untuk mudhorib (pengelola) sedangkan
nisbah yang kecil untuk orang yang mempunyai dana (Shahibul Maal)

6. Proporsional pembagian antara penyimpan dan pemodal serta proporsional masing-


masing jenis simpanan

Maksud diadakannya proporsional adalah untuk menerapkan prinsip keadilan pada


penggunaan dana yang digunakan dalam turut mendukung pelaksanaan pembiayaan,
juga agar semuanya terbagi berdasarkan proposinya masing-masing.

a. Proposional antara penyimpan dan pemodal

a.1. Untuk penyimpan

K X M (N) Bagian Penyimpan


K+L

a.2. Untuk Pemodal

L X M (O) Bagian Pemodal


K+L
Keterangan :
L = Total SRR Pemodal
K = Total SRR Penyimpan
M = Laba kotor BMT
N = Porsi Penyimpan
165

O = Porsi untuk pemodal

b. Proposional masing-masing jenis simpanan


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

b.1. Untuk Sijari

B X N X NS (P) Bag. Sijari


K

BX N X NM (Q) Bag.Pemodal
K
Keterangan:
B = Jumlah SRR Sijari
P = Porsi Sijari
Q = Porsi Pemodal Sijari
K = Total SRR Penyimpan
N = Porsi bagian penyimpan
NS = Nisbah Penyimpan
NM = Nisbah Pemodal

7. Menghitung Bagian Masing-Masing Penyimpanan

Misalkan kita akan menghitung berapa bagian seorang penyimpan bernama Triana
dengan jumlah SRR adalah --------- (A)

a.1. Untuk Penyimpan Sijari

A X P (R) (R)
B

Jadi bagian untuk Triana dari Sijari adalah R Rupiah, sedangkan BMT akan mendapat
dua bagian dari bagian pemodal dan bagian setelah nisbah.

Untuk menghitung dengan konversi ke % (persen) untuk mencari indeks (standard)


yang dapat dijadikan patokan untuk mempermudah penghitungan. untuk
mendapatkan indeks ini dan memang index ini biasanya memiliki nilai yang sama
untuk setiap jenis simpanan yang mempunyai nisbah yang sama dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :

R X 100 % = S%
A

Selanjutnya untuk menghitung berapa bagian masing-masing simpanan Sijari adalah


hanya mengalikan Konversi/Indeks dengan SRR masing-masing. Misalkan kalau kita
akan menghitung berapa bagian penyimpan Sijari atas nama Triana dengan SRR (T)
maka,

bagian Triana = T X S % (U)

Proses Penghitungan Bagi Simpanan Dengan Menggunakan Tabel Distribusi


166
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Disamping menggunakan pendekatan dan langkah penghitungan diatas, untuk


lebih memudahkan proses penghitungan ada cara lain yaitu dengan penggunaan
pendekatan tabel distrubusi.

Berikut dibawah ini akan dibahas langkah perhitungan bagi hasil simpanan
dengan akad mudarabah yang menggunakan pendekatan tabel distribusi.

Contoh menurut catatan saldo rata-rata bulanan BMT Shofwah per bulan
Nopember 2012 sebagai berikut :

Sijari : Rp. 5,500,000.00


Sikeris : Rp. 3,500,000.00
Simaq : Rp. 2,000,000.00
Sidul : Rp. 2,000,000.00
Shofwah Invest : Rp. 1,000,000.00
Simpanan Walimah : Rp. 2,000,000.00
Dana Penyertaan : Rp. 3,000,000.00
Sertifikat Modal Koperasi : Rp. 2,000,000.00
Simpanan Pokok : Rp. 3,000,000.00
Simpanan Wajib : Rp. 2,000,000.00
Jumlah : Rp. 26,000,000.00

Dan catatan kartu simpanan mudharabah pak Irawan sebagai berikut :

Tanggal Kode Mutasi Saldo Validasi


01-11-2012 01 100.000 100.000
10-11-2012 01 75.000 175.000
15-11-2012 02 30.000 145.000
26-11-2012 01 15.000 160.000
30-11-2012 01 155.000 315.000

Pendapatan yang diperoleh dari pembiayaan bulan tersebut Rp. 2.000.000


Hitunglah bagi hasil simpanan Pak Irawan dengan data di bawah ini :

1. Hitung rata-rata saldo simpanan setiap anggota

Jangka waktu mengendapnya dana x saldo simpanan


Jumlah hari bulan bersangkutan – 1

Saldo rata-rata penyimpan “ Irawan ”

(10-1)x100.000+(15-10)x175.000+(26-15)x145.000+(30-26)x160.000+(30-30)x315.000
30-1

(9x100.000) + (5x175.000) + (11x145.000) + (4x160.000) + (0 x 315.000)


29

900.000 +875.000+1.595.000+640.000+0 = 138.275,86


29

2. Hitungan rata-rata saldo bulanan setiap produk simpanan


Dihitung dengan menggunakan : Tabel Perhitungan Saldo Rata-rata

Hasil tersebut dipindah pada Form 1 kolom C selanjutnya hasil tersebut dijumlah
167

untuk mengetahui total rata-rata saldo (CT)


Aktivitas kolom C.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

3. Hitung rata-rata saldo bulanan seluruh simpanan da modal (termasuk Sertifikat


Modal Koperasi , pokok dan wajib serta modal penyertaan)
Dalam contoh soal : Rp. 26.000.000,-

4. Hitung total pendapatan pembiayaan dan distribusi pendapatan setiap produk


simpanan.

5. Hitung total pendapatan dapat diketahui dari neraca bulanan. Dalam contoh soal :
Rp. 2.000.000,- dan dipindahkan pada kolom D Total (DT)

Hitung distribusi pendapatan setiap produk simpanan dengan rumus :


Dn = (Cn/Ct) x DT
(Aktivitas kolom D)

6. Hitung pendapatan bagian anggota dan BMT / BMT untuk tiap produk simpanan
sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah ditetapkan dengan rumus :
Untuk anggota : G = D x E
Untuk BMT : H = D x F
(Aktivitas kolom G & H)

7. Hitung indikasi hasil bagian nasabah untuk setiap jenis simpanan dengan rumus :
In = Gn/Cn (Aktivitas kolom I)

8. Hitung bagi hasil untuk setiap anggota penyimpan untuk setiap jenis produk
simpanan.
Pendapatan Bagi Hasil Anggota = Saldo Rata-rata Simpanan Anggota x Indikasi
Pendapatan

Perhitungan bagi hasil simpanan mudharabah untuk Ahmad adalah sebagai berikut :

Dari Form 1 kolom terakhir (inex hasil tabungan) diperoleh angka 0,0308
Maka Ahmad memperoleh bagi hasil sebesar :
Rp. 138.275,86 x 0.06154 = Rp. 8.509,28

nurani tak bisa bersandiwara


tentang segenggam cinta
dan kesetiaan..

meskipun rasa
tak bersanding sempurna
dan setangkup asa
terhimpit nyata

sekedar…
menghampiri titian angan
tentang harap mengungkap nyata
tak akan ada diserambi nurani
pemeran penggantimu
168
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

TABEL DISTRIBUSI PENDAPATAN


Rata-rata Saldo Nisbah Bagian/porsi Indikasi Hasil
No Produk Pendapatan
Bulanan Anggota BMT Anggota BMT/BMT ( Index)
A B C D E F G H I
1 Sijari 5,500,000.00 423,076.92 80% 20% 338,461.54 84,615.38 0.061538462
2 Sikeris 3,500,000.00 269,230.77 75% 25% 201,923.08 67,307.69 0.057692308
3 Simaq 2,000,000.00 153,846.15 75% 25% 115,384.62 38,461.54 0.057692308
4 Sidul 2,000,000.00 153,846.15 75% 25% 115,384.62 38,461.54 0.057692308
5 Shofwah Invest 1,000,000.00 76,923.08 68% 32% 52,307.69 24,615.38 0.052307692
6 Simpanan Walimah 2,000,000.00 153,846.15 75% 25% 115,384.62 38,461.54 0.057692308
7 Dana Penyertaan 3,000,000.00 230,769.23 230,769.23
8 Sertifikat Modal Koperasi 2,000,000.00 153,846.15 153,846.15
9 Setoran Pokok 5,000,000.00 384,615.38 384,615.38
Jumlah 26,000,000.00 2,000,000.00 938,846.15 1,061,153.85

Keterangan :
C : dari tabel perhitungan saldo rata-rata
DT : dari pos pendapatan pada laporan hasil usaha
D : dihitung dari rumus ---- D = (C/CT) x DT ( CT = Total Saldo rata-rata dan DT total laba Kotor)
E : Nisbah untuk anggota yang telah ditetapkan
F : Nisbah untuk BMT yang telah ditetapkan
G : Bagian (porsi) anggota ---- G = D x E
H : Bagian (porsi) BMT ---- H = D x F
I : Indikasi Hasil ( Index) ---- I = G/C

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Prinisp Perhitungan Simpanan Wadiah


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung bagi hasil dari produk simpanan yang
menggunakan akad wadiah adalah sebagai berikut :

1. Besarnya posrsi bagi hasil adalah berupa bonus yang ditentukan berdasarkan kebijakan
manajemen lembaga, tentunya dengan tetap memperhatikan prinsip keadilan dan harga
pasar.
2. Pembagian bagi hasil diambil dari laba kotor.
3. Proses penghitungan pada langkah dan prosedurnya tetap mengunakaan langkah dan proses
seperti mengunakan akad mudharabah tapi tidak terdapat nisbah.

Contoh :

Saldo rata-rata rekening wadiah untuk tuan Soedradjat di BMT adalah sebesar Rp. 1.000.000,00.
Sesuai dengan kebijakan manajemen maka untuk simpanan wadiah akan diberikan bonus
sebesar 20% dari keuntungan yang diperoleh penggunaan dana simpanan wadiah itu.

Diasumsikan total saldo rata-rata simpanan wadiah di BMT sebesar Rp. 15.000.000, sedangkan
keuntungan yang diperoleh Rp. 3.000.000,00 maka pada akhir bulan tuan soedradjat mendapat
bonus dari BMT sebesar :

Rp. 1.000.000 x Rp. 3.000.000 x 20% = Rp. 5.217,39


Rp. 15.000.000

kutertawan dalam harap


yang berbuah kegalauan
dan kegelisahan
tuk menjawab semua tanya

sejumput arti cinta yang kurasa...


apakah semua ini keinginan sendiri
atau kau merasakan juga
seperti yang ku damba..
170
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Tiga.4

PRINSIP HITUNGAN
BAGI HASIL PEMBIAYAAN
“ Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau tahu apa yang kami sembunyikan
dan apa yang kami nyatakan, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi
bagi Allah,baik dibumi maupun dilangit
Qs. Ibrahim (14): 38

Pengantar …
Seperti telah dijelaskan pada modul 3.1, bahwasannya dalam konsep syari’ah produk yang
dapat diterapkan dalam operasional LKS/BMT secara sederhana dibagi dalam prinsip, akad dan
produk yang masing-masing pada teknis opesionalnya terdapat perbedaan.

Secara singkat pembagian prinsip itu meliputi prinsip kerjasama, prinsip jual beli, prinsip sewa,
prinsip fee, dan prinsip kebajikan disamping akad yang dapat diterapkan dalam pembiayaan
diantaranya adalah mudharabah, musyarakah, murabahah, Bai Salam, Abi istishna, hiwalah,
wakalah, joalah dan qordul hasan.

Sedangkan untuk produk akan disesuaikan dengan kebijakan masing-masing lembaga yang
diarahkan pada kebijakan penentuan pangsa pasar lembaga dan kebijakan strategi
pemasarannya.

Untuk memudahkan pembahasan dalam modul ini prinsip bagi hasil pembiayaan akan dibagi
dalam lima bagian prinsip seperti telah dijelaskan diatas.

Prinsip Kerjasama…

Prisip ini merupakan sistem yang meliputi tata cara pembagian bagi hasil usaha antara pemilik
dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Pembagian hasil usaha ini dapat
terjadi antara BMT dengan mitranya. bentuk produk ini dapat menggunakan akad mudharabah
atau musyaakah.

a. Cara Penghitungan Bagi Hasil berdasarkan akad Mudharabah.


ada beberapa langkah dalam penentuan dan penghitungan nisbah bagi hasil pembiayaan
:

1. tentukan besarnya pembiayaan


dari contoh kasus diatas maka, kita akan mendapatkan data sbb:
modal awal tukang nasi adalah Rp. 100.000 - - - - - - - - - - (A)

2. Modal mitra sebelum pembiayaan


Jumlah Modal sebelum pembiayaan adalah Rp. 100.000 - - - - -( B )

3. Adanya keuntungan sebelum pembiayaan


Perkiraan keuntungan adalah Rp. 20.000 per sekali putar - - - - ( C )
171
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Tingkat keuntungan atau ROI adalah keuntungan dibagi modal atau sama dengan
(20.000/100.000) * 100 % = 20 % - - - - - - - ( D )

4. Adanya nisbah bagi hasil pembiayaan


Nisbah Bagi Hasil berdasarkan kesepakatan adalah 90 : 10

5. Perkiraan tingkat keuntungan setelah pembiayaan

Untuk mengetahui perkiraan tingkat keuntungan setelah pembiayaan, kita tinggal


mengalikan modal setelah pembiayaan dengan tingkat keuntunan atau ROI.

Kalau modal setelah pembiayaan (Modal Mitra + Pinjaman dari BMT)


( A + B ) = 100.000 + 100.000
= 200.000 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ( E )
Maka perkiraan tingkat keuntungan adalah modal setelah pembiayaan dikali = 200.000
X 20 % = 40.000 -- - - - - - - - - - - - - - -( F )

Untuk menentukan besarnya pembagian keuntungan atau laba dalam akad


mudharabah dapat ditentukan berdasarkan kebijakan yang beralaku di BMT, BMT bisa
menggunakan kebijakan dengan prinsip Profit Sharing ( laba bersih)yaitu pembangian
keuntungan dari laba bersih yaitu laba atau pendapatan setelah dipotong biaya
opeasional, atau menggunakan prinsip Reveue Sharing ( laba kotor) yaitu pembagian
keuntungan yang diabil dari laba kotor yaitu laba atau kentungan yang belum
dipotong biaya operasional.

Untuk mememenhi prinisp keaddilan karena pada industri kecil biata banyak biaya yang
kadang tidak dihitung maka untuk yang nasabah BMT yang kecil sebaiknya
menggunakan revenue saharing, kecuali kalau untuk erusahan besar yang meraka
sudah punya manajeman keuangan dan proses pencatatan yang bagus maka akan
mudah kalau kita menggunakan prinisip profit sharing.

Dalam penentuan profit sahri atau revenue sharing yang harus menjadi perhatian kita
adalah pada penentuan nisbah lazimnya nisabah akan lebih besar untuk sahahibul
maal ketika kita menggunakan profit sharing atau sebaliknya.

6. Proporsionalkan

a. Bagian Mitra

Modal Mitra Sebelum pembiayaan


= ------------------------------------------- X Perkiraan Keuntungan
Modal setelah pembiayaan

B
= ----------- X F
A+B

100.000
= ------------------------------- X 40.000
100.000 + 100.000
= 20.000 - - - - -- - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - ( G )

b. Bagian yang akan dinisbahkan

Pembiayaan dari BMT


172

= ------------------------------------------- X Perkiraan keuntungan


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Modal setelah pembiayaan

B
= ----------- X F
A+B

100.000
= ------------------------------- X 40.000
100.000 + 100.000

= 20.000 - - - - -- - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - ( H )

7. Kalikan dengan nisbah


Bagian BMT adalah (nisbah untuk BMT X H)
10 % X 20.000 = 2.000 - - - - ( I )
Bagian BMT adalah (nisbah untuk Mitra X H)
90 % X 20.000 = 18.000 - - - - ( J )
Jadi total bagian mitra adlaha (G + J) = 20.000 + 18.000 = 38.000

Penentuan besarnya cicilan tiap hari

Prinsip utama yang harus kita perhatikan adalah dalam penentuan angsuran
pembiayaan adalah, bahwa angsuran pembiayaan ditentukan dari keuntungan bersih
mitra setelah dikurangi biaya hidup dan beban-beban yang lain dengan harapan
angsuran pembiayaan yang diberikan kepada BMT tidak akan pernah mengganggu
pokok pembiayaan, yang seharusnya terus berputar.

Dari contoh kasus diatas :

Total pendapatan cecep sekali putar adalah Rp. 40.000.


Kebutuhan rumah tangga Rp. 10.000
Biaya Pendidikan Rp. 2.000
Biaya lainnya Rp. 5.000
Rp. 17.000

maka terdapat sisa sebesar Rp. 40.000 – 17.000 = 23.000

Disamping biaya hidup lain yang perlu kita perhatikan adalah unsur angsuran sbb :
1. Angsuran Pokok
2. Simpanan Wajib Pembiayaan (SWP)
3. Profit

idealnya setiap angsuran yang dibayarkan kepada BMT oleh mitra harus mengandung
ketiga unsur diatas. Cara penentuan besarnya masing-masing di sesuaikan dengan
kesepakatan bersama anatara BMT dengan mitranya, akan tetapi BMT harus
memperhatikan sisa keuntungan setelah dikurangi biaya hidup.

Contoh; kemampuan cecep membayar angsuran perhari berdasarkan kesepakatan


adalah:

Angsuran Pokok = Rp. 5.000


SWP = Rp. 3.000
Profit = Rp. 2.000
Total angsuran = Rp. 10.000
173
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

sedangkan untuk mengetahui berapa kali angsuran, kita dapatmengetahui dengan cara
membagi jumlah pembiayaan dengan jumlah angsuran pokok (100.000/5.000) = 20
kali angsuran.

a. Pembiayaan Musyarakah (capital sharing)

Adalah Pembiayaan modal kerja atau investasi yang mana BMT bertindak sebagai pemberi
modal usaha keseluruhan, pihak BMT dapat diikut sertakan dalam proses manajemen
(pengelolaan)

Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian sesuai dengan proporsinya dalam bentuk


nisbah yang dihitung dari laba bersih dengan biaya operasioanl dibebankan pada modal
bersama. Apabila pengelolaan usaha mengalami kerugian, masing-masing pihak
menanggung kerugian sesuai dengan kesapakatan perjanjian, yang disesakan denga
proporsi modal masing-masing.

Biasanya pengembalian dan penghitungan keuntungan dilakukan setelah akhir waktu yang
telah ditentukan, dan akan ditinjau kembali sebagai bahan pertimbangan untuk
melanjutkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan.

Cara penghitungan, penentuan nisbah kesemuanya hampir sama dengan ketentuan-


ketentuan yang dipakai dalam pembiayaan mudharabah.

Prinsip Jual Beli


Prinsip ini merupakan tata cara jual beli yang dalam pelaksanaannya, dimana BMT mengangkat
anggota sebagai agen yang diberi kuasa untuk melakukan pembelian barang atas nama BMT,
kemudian BMT bertindak sebagai penjualan barang dan menjual barang tersebut kepada
anggota/mitra dengan sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi BMT (margin/Margin ).
Akad yang dapat kita golongkan dalam prinsip ini adalah Murabahah dan Bai Salam.

Pendapatan BMT dari akad ini didapat dari Margin pembiayaan, besarnya Margin didapat dari
MM (margin minimal) + keuntungan yang diharapkan.

a. Pembiayaan Murabahah

Pengertian pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan dengan jual beli, dimana BMT
membantu anggotanya denngan membiayai pembelian barang yang dibutuhkan anggota
tersebut, dan anggota membayar ongkos pembelian tersebut dengan jalan dicicil /
diangsur.

Harga jual kepada Mitra/anggota adalah harga beli ditambah Margin yang dihitung dari
harga pokok yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Penggunaan Pembiayaan ini digunakan untuk pengadaan barang berupa investasi dan
pembelian sarana usaha juga untuk keperluan konsumtif.
Prioritas penggunaan adalah untuk investasi sektorperdagangan, pertanian, industri dan
jasa.

Penetapan harga jual

1. Dalam Penentuan harga jual yang pertama harus diketahui adalah penentuan Margin
(margin laba atau batas keuntungan).
174

2. Dalam Penentuan Margin pembiayaan


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Sesungguhnya tidak ada angka yang mutlak untuk menentukan tingkat margin jual beli
di BMT. Semuanya itu sangat tergantung pada situasi dan kondisi tertentu serta
kelaziman pasar. Di sini Pihak BMT dalam hal ini bagian Pembiayaan benar-benar
dituntut menguasai keadaan pasar, naik turunnya harga, mengetahui harga-harga
barang dan sebagainya. Demikian juga dengan kemampuan analisa harus cermat dan
tajam, sehingga dapat menetapkan margin yang adil, tidak memberatkan anggota tapi
BMT tatap mendapat untung yang wajar. Namun demikian ada beberapa komponen
yang dapat menjadi acuan/bahan analisa dalam menentukan besarkan mark-
up/keuntungan jual beli, seperti :

• Jenis barang yang akan dijual


Ada jenis barang tertentu yang mudah didapat dan cepat terpasarkan/terjual tapi
ada juga yang sulit didapat dan lambat terjual atau ada jenis barang yang mudah
didapat tapi lambat terjual dan ada juga yang sulit didapat tapi cepat terjual. Tentu
ini membutuhkan perlakuan yang bebeda sesuai dengan kekhususannya.

• Biaya Operasional BMT


Bobot/prosentase Biaya operasional terhadap asset/modal kerja perlu diketahui
sehingga BMT dapat menetapkan batas minimal margin atau titik impas
pendapatan.

Contoh :
Biaya Operasional BMT Shofwah pada bulan yang akan datang diperkirakan sebesar
Rp. 300.000,00 sedangkan asset BMT diproyeksikan akan mencapai Rp. 10 juta,
berapa batas margin minimal pada bulan yang akan datang ?

Jawab :
Prosentase margin minimal adalah sebesar :
300.000 x 100 % = 3 %
10 juta

• Biaya Penanggulangan Resiko


Alokasi dana yang dicadangkan untuk menutup pembiayaan yang tidak dapat
dilunasi (pembiayaan bermasalah/macet). BMT dapat menetapkan prosentasenya
sesuai dengan perkiraan yang dibutuhkan.

• Keuntungan yang Diharapkan


Persentase tertentu dari total pembiayaan yang diberikan dan dianggap wajar untuk
kelangsungan dan peningkatan usaha BMT.

• Lama Pembayaran
BMT perlu menetapkan batas maksimal pembayaran karena lamanya waktu
pembayaran akan memperlambat perputaran dana sehingga menyebabkan biaya
operasional menjadi tinggi dan akhirnya mempengaruhi besarnya margin.

Contoh Penentuan Margin

Pak Moeljadi adalah seorang tukang ojeg, pendapatan dia selama mengojeg sebesar Rp.
10.000 perhari. ia belum mempunyai motor sendiri, kemudian ia bermaksud untuk
mempunyai motor sendiri datang ke BMT untuk melakukan pembiayaan guna
mendapatkan motor seharga Rp. 1.000.000. Sedangkan BMT tersebut mempunyai asset
Rp . 20.000.000 Dan Total Biaya Operasional Adalah Rp. 750.000

1. Langkah pertama - - - - - Penetuan MM ( Margin Minimal )


175

MM = (Biops/TotalAsset) X 100 %
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

( 750.000/20.000.000) X 100 %
= 3,75 % - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ( A )

2. Langkah ke dua - - - - -

Penentuan keuntungan yang diharapkan.

Penentuan keuntungan yang diharapkan oleh BMT adalah harus didasarkan pada
pertimbangan Harga Pasar (lembaga perkreditan, tukang kredit dll), jenis barang
(kemungkinan barang rusak dan cara mendapatkannya) misalkan kalau kita mau
menghitung Tingkat keuntungan kita harus memperhatikan tingkat dealer memberikan
kredit motor berapa rata-rata bunganya perbulan. Setelah melakukan prtimbangan
misalkan ditentukan keuntungan yang diharapkan adalah 5 % perbulan - - ------------
-----------(B)

3. Langkah ketiga - - - - - Penentuan Margin (M).

M = MM + KD
= 3,75 + 5
= 8, 75 %

Keuntungan BMT = M X Harga Beli


= 8,75 % X 1.000.000
= 87,500/perbulan.

4. Langkah keempat - - - - - Penentuan Harga Jual

Harga Jual = Harga Beli + keuntungan BMT


= 1.000.000 + 87.500
= 1.087.500

Hj = Hb (1 + Kd)
Hj = Harga Jual
Kd = Keuntungan yang diharapkan
Hb = Harga beli

perhatian ! ! !
Untuk penentuan harga jual kita harus memperhatikan jangka waktu pembiayaan, yang pertama
ditanyakan adalah jangka waktunya dulu kemudian baru kita menghitung berapa harga jualnya,
bukan harganya baru tentukan waktunya, misalnya ; waktu waktu ditentukan selama 2 bulan
maka keuntungannya adalah 2 X 87.500 = 175.000, baik untuk bayar tunai atau cicil, baik unutk
satu bulan atau unutk dua bulan. sedangkan unutk lebih 2 bulan sebaiknya tidak dijual, kalau
kesepakatan sudah dua bulan maka maksimal dua bulan.

Sedangkan untuk setoran pembiayaan idealnya harus terdiri dari :

1. Angsuran Pokok Pembiayaan


2. Angsuran Margin
3. Simpanan Wajib Pembiayaan

b. Akad Bai Salam


176
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Prinsip perhitungan maupun caranya sama dengan akad murabahah hanya uang yang
dibayarkan terlebih dahulu, kemudian barangnya diambil nanti sesuai dengan kesepakatan
akad.

c. Akad Bai Al Istishna

Seperti telah dibahas pada modul 5.1 bahwa stinah adalah jual beli dalam bentuk pesanan
pembuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
natara pemsan dengan penjual.

Pada pratekknya akan ini menterupai bai salam hanya pada salam barangnya sudah ada
sedangkan pada istisna banrang harus dibuat dulu.

Untuk melakukan penghitungan bai istishna proses penghutungannya sama dengan proses
penghitungan jual beli lainnya hanya factor pembedaanya terletak pada penentuan jumlah
ongkos kerja pembuatan barang.

Adapaun langkah penghitungan adalah sebagai berikut :

1. Penentuan Harga bahan pokok/ bahan baku


Adalah seluruh jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku yang
dipakai untuk pembuatan barang sesuai dengan yang dipesan oleh pemesan. Jum
pengeluaran tersebut dinyatakan dalam sejumlah uang.

2. Penentuan jumlah biaya produksi


Adalah biaya-biaya yang muncul karena proses pembuatan barang pesanan baik
yang lansung maupuan yang tidak langsung misalnya biaya tenaga kerja, alat
pendukung perijinan biaya administrasi dll.

3. Penentuan Margin Minimal ( MM)


Penentuan MM minimal dilakukan untuk mengatahui tingkat berak event point biaya
yang telah dikeluarkan oleh BMT untuk melakukan pembuatan barang yang dipesan
berdasarkan pertimbangan cost of fund.

Penentuan MM pada akad ini sama dengan akad akad dengan prinisp jual beli yang
lainnya yaitu menggunakan rumus Total biaya opesional/ modal atau asset BMT dikali
100%.

Sehingga untuk mengetahui break event point adalah jumlah uang yang dikeluarkan
untuk pembelian bahan baku ditambah dengan biaya produksi dikali dengan MM,

4. Penentuan Margin

5. Penentuan harga jual.


Untuk penentuan-up dan harga jual penghitungnnya sama dengan proses
penghitungan Murabahah dan akad jualbeli lainnya.

Prinsip Sewa
Sewa adalah suatu yang dijanjikan dan dibayar penyewa sebagai pembayaran manfaat yang
dinikmatinya. Setiap sesuatu yang layak dianggap harga dalam jual beli dianggap layak pula
sebagai sewa dalam ijarah. Kebanyakan ulama mengatakan “ syarat yang berlaku untuk harga
pada jual beli berlaku juga untuk sewa.
177

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan sewa adalah sebagai berikut :
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

1. Membayar sewa dalam bentuk jasa


2. Kelenturan ( flexibility) dalam menentukan sewa
3. Hak sewa dan masanya
4. Karakterisasi syari’ah tentang pembayaran sewa dibayar dimuka.

Dalam ijarah sebua pembayaran adalah sewa yang dapat dipercepatnatau ditunda baik secara
keseluruhan atau sebagian ( jika ia merupakan bagian dari total sewa). Ia juga dapat dibayar
secara cicilan atau ditanggihkan sesudah pengambilan manfaat dari asset yang disewa.

Dalam perhitungan sewa ada beberapa langkah dibawah ini :

1. Spesifikasi barang yang akan disewa.


Layaknya jual beli penentuan spesifikasi barang harus sejelas dan sedetil mungkin ini
dilakukan untuk menghindari unsur ghoror dalam proses transaksi.

2. Harga beli LKS


Harga beli adalah harga barang sesuai yang dipesan uang didarai dari suplier atau
produsen barang, harga beli ini adalah harga barang sesuai dengan harga pasar yang
berlaku. Dan apabila ada discount atas harga barang maka harga barang adalah harga
setelah discount.

3. Jangka waktu
Jangka waktu sewa ini diperlukan untuk menentukan besarnya sewa perbulan dan jumlah
total biaya sewa.

4. Biaya sewa
Besernya biaya sewa di tentukan dari harga jual ditambah dengan keuntungan.

5. Hak jual pada akhir periode


Untuk akad ijarah yang diakhiri dengan proses penjualam tau akad ijarah Bai at Takjiri,
maka harus dirumuskan juga berdasarkan kesepakatan harga jual pada akhir periode.

6. Besarnya uang jaminan untuk menyewa


Jaminan pada akad ini bukan merupakansuatu keharusan akan tetapi untuk menlai
kesunggihan maka jamina ini memang diperlukan bentuk jaminan bias berupa uang dalam
bentu deposit atau barang yang yang dijadikan objek sewa sebagai jaminan.

Penetapan harga Sewa

1. Dalam Penentuan harga sewa yang pertama harus diketahui adalah penentuan
Margin (margin laba atau batas keuntungan).

2. Dalam Penentuan Margin untuk harga sewa


Sesungguhnya tidak ada angka yang mutlak untuk menentukan tingkat margin sewa di
BMT. Semuanya itu sangat tergantung pada situasi dan kondisi tertentu serta kelaziman
pasar. Di sini Pihak BMT dalam hal ini bagian Pembiayaan benar-benar dituntut menguasai
keadaan pasar, naik turunnya harga, mengetahui harga-harga barang dan sebagainya.
Demikian juga dengan kemampuan analisa harus cermat dan tajam, sehingga dapat
menetapkan margin yang adil, tidak memberatkan anggota tapi BMT tatap mendapat
untung yang wajar. Namun demikian ada beberapa komponen yang dapat menjadi
acuan/bahan analisa dalam menentukan besarkan mark-up/keuntungan jual beli, seperti
:

Contoh Penentuan Margin


178
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Pak Deden adalah seorang Sopir Angkot, pendapatan dia menjadi supir angkot sebesar
Rp. 150.000,00 perhari. Ia belum mempunyai mobil sendiri, kemudian ia bermaksud untuk
mempunyai mobil sendiri datang ke BMT untuk melakukan pembiayaan guna mendapatkan
mobil seharga Rp. 110.000.000,00 Sedangkan BMT tersebut mempunyai asset Rp .
1.500.000.000 Dan Total Biaya Operasional Adalah Rp. 7.500.000

1. Langkah pertama - - - - - Penetuan MM ( Margin Minimal )

MM = (Biops/TotalAsset) X 100 %
( 7.500.000/1.500.000.000) X 100 %
= 0.5 % - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ( A )

2. Langkah ke dua - - - - -

Penentuan keuntungan yang diharapkan.

Penentuan keuntungan yang diharapkan oleh BMT adalah harus didasarkan pada
pertimbangan Harga Pasar (lembaga perkreditan, tukang kredit dll), jenis barang (
kemungkinan barang rusak dan cara mendapatkannya) misalkan kalau kita mau
menghitung Tingkat keuntungan kita harus memperhatikan tingkat dealer memberikan
kredit motor berapa rata-rata bunganya perbulan. Setelah melakukan prtimbangan
misalkan ditentukan keuntungan yang diharapkan adalah 1 % perbulan - - ------------
----------(B)

3. Langkah ketiga - - - - - Penentuan Margin (M).

M = MM + KD
= 0.5 +1
=1.5 %

Keuntungan BMT = M X Harga Beli


= 1.5 X 110.000.000
= 1.650.000/perbulan.

4. Penentuan Waktu Sewa


Untuk penentuan waktu sewa hendaknya memperhatikan harga pasaran yang berlaku
pada perusahaan lain. Atau biasa juga dengan mengunakan penentuan umur
ekonomis suatu barang, misalnya untuk kendaraan bisanya dihitung selama 3 tahun
atau 36 bulan.

Contoh :
Keuntungan yang diharapkan per bulan adalah Rp. 1.560.000,00 maka untuk 36
bulan adalah

36 bln X 1.560.000,00 = 59.400.000,00

5. Langkah keempat - - - - - Penentuan Harga sewa

Untuk penentuan harga sewa ada dua pendekatan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

Harga sewa = HB-RV+ KD

HB = Harga beli
179

RV = Residual Value atau Nilai Sisa


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

KD = Keuntungan yang diharapkan

Untuk penerapannya rumus ini dapat menggunakan dua pendekatan yaitu :

a. Untuk akad ijarah yang diakhiri dengan hibah maupun akan sewa biasa maka
Residual Value atau nilai sisa itu sama dengan Nol.

Maka penentuan harga sewa per bulan adaah sebag berikut :

Harga sewa = 110.000.000,00 – 0 + 59.400.000,00


= 169.000.000,00 untuk 36 bln

Maka harga sewa per bulan adalah 169.400.000,00/36


= 4.705.555,56

b. Untuk akad ijarah yang diikiti dengan penjulan objek/ barang maka Residual
Value atau nilai sisa itu besarnya ditentukan berdasarkan faktor kelaziman dan
kebijakan manajemen BMT. Dan jumlah atau besarnya nilai sisa ini yang
kemudian dijadikan sebagai harga jula barang setalah habisnya masa sewa.

Contoh misalnya nilai sisa setelah tiga tahun berdasarkan kelaziman dan pasar,
manajemen BMT membuat kebijakan Nilai sisanya adalah Rp. 60.000.000,00

Maka harga sewa per bulan adalah :

Harga sewa = 110.000.000 – 60.000.000,00 + 59.400.000,00


= 109.400.00,00 untuk 36 bln

Maka harga sewa per bulan adalah


= 109.400.000,00 / 36
= 3.038.888,89.

Dalam pelaksanaan ijarah atau sewa biasa bias saja atau ijarah tanpa dikuti penjualan
atau hibah akan tetapi menggunakan sewa biasa maka berdasarkan kelaziman dan
kebijakan manajemn BMT harta diatas setelah pemotongan nilai sisa bisa dijadikan
harga sewa dan penjualan nilai sisa bisa dijual pada pihak lain, atau bisa saja kemudian
barang tersebut disewakan lagi.

Prinsip Fee
a. Ar Rahn
Seperti telah dijelaskan dalam modul 5.1 ar rahn adalah penyerahan barang atau harta
(marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank/BMT ( murtahin) sebagai jaminan sebagian
atau seluruh hutang.

Dalam pelaksanaanya akad rahn ini bisa pariatif tergantung pada kebijakan dan tujuan
pinjaman uang itu digunakan, secara garis besar bentuk ar rahn ini dalam pelaksanaannya
dapat dikelompokan dalam :

1. Skema Rahn al Bai Muqayadah ( barter)


Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pembiayaan dengan tujuan
membeli suatu barang untuk keperluan investasi, karena akad ini merupakan akad jual
beli maka berlaku huhuk dan kenentuan syarat jual beli, maka pihak BMT sebagai
murtahin berhak menentukan Margin atas harga barang yang dinginkan oleh
180

nasabah.
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Besarnya pembiyaan ditentukan dibawah harga barang sebagai marhun setelah


barang itu ditaksir oleh tim penaksir. BMT sebagai murtahin juga akan mendapat fee
atas gadai barang tersebut berdasarkan untuk biaya pemeliharaan dan biaya
administrasi.

Pemberlakuan hitungan sama dengan proses akad jual beli.

2. Skema Rahn al Mudharabah


Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pembiayaan dengan tujuan
pemberian modal kerja, karena akad ini merupakan akad kerjasama maka berlaku
huhum dan ketentuan syarat kerjasama (mudharabah), maka pihak BMT sebagai
murtahin berhak menentukan nisbah bagi hasil yang disepakati dari keuntungan
pembiaayaan mudharabah tersebut.

Besarnya pembiyaan ditentukan dibawah harga barang sebagai marhun setelah


barang itu ditaksir oleh tim penaksir. BMT sebagai murtahin juga akan mendapat fee
atas gadai barang tersebut berdasarkan untuk biaya pemeliharaan dan biaya
administrasi.

Pemberlakuan hitungan sama dengan proses mudharabah biasa.

3. Skema Rahn al Qard


Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pinjaman, karena akad ini
merupakan pinjaman al Qard maka berlaku huhum dan kenentuan syarat pinjaman (
al Qard), maka pihak BMT sebagai murtahin berhak berhak menerima infaq yang
besarnya tidak disyaratkan akan tetapi berdasarkan keihlasan nasabah.

Besarnya pinjaman ditentukan dibawah harga barang sebagai marhun setelah barang
itu ditaksir oleh tim penaksir. BMT sebagai murtahin juga akan mendapat fee atas
gadai barang tersebut berdasarkan untuk biaya pemeliharaan dan biaya administrasi.

4. Skema Rahn al Ijarah


Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan pembiayaan dengan akan sewa,
karena akad ini merupakan sewa maka berlaku huhum dan kenentuan syarat sewa (
al Ijarah), maka pihak BMT sebagai murtahin berhak berhak menerima keuntungan
dari biaya sewa.

Besarnya pembiayaan ditentukan dibawah harga barang sebagai marhun setelah


barang itu ditaksir oleh tim penaksir. BMT sebagai murtahin juga akan mendapat fee
atas gadai barang tersebut berdasarkan untuk biaya pemeliharaan dan biaya
administrasi.

Disamping itu pada akad gadai barang yang menjadi objek gadai (marhun) bisa diusahakan
dengan ini dari yang punya barang dan hasil dari proses dari pmanfaatkan barang gadai
itu jika mengahsilkan maka hasilnya menjadi milik kedua belah pihak yang dapat dibagi
bedasarkan kesepakatan.

Langkah Penghitungan :

1. Penentuan dan penaksiran barang yang akan digadikan


Barang yang akan dijadikan objek gadai harus barang yang memenuhi syarat sebagai
berikut :

a. merupakan benda yang bernilai menurut hukum syara


b. Sudah ada wujudnya ketika perjanjian terjadi
181

c. Mungkin diserahkan seketika kepada murtahin.


Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Sedangkan untuk proses penghtukan dan penaksiran suatu benda/ barang yang
dijadikan objek gadai ( marhun), kita bisa menggunakan konsep magin of safety,
dimana menurut konsep ini setian benda atau batang mempunia batas tertinggi nilai
penjualan menurut harga pasar. Contoh penentuan margin of safety terhadap suatu
barang dipengaruhi oleh :

• Kemudahan dan Kecepatan untuk menglikwidasi


• Lokasi/letak
• Umur/lamanya
• Kegunaan
• Kestabilan nilai/harga

2. Penentuan besarnya pembiayaan


Penentuan besarnya pembiayaan ditentukan berdasarkan kebijakan BMT, dan
penentuan ini hendaknya berdasarkan keamanan pembiayaan dan prinsip keadilan.
Kelaziman pemberian besarnya pembiayaan adalah 75% hari harga margin of safety.

3. Penentuan waktu pembiayaan


Penentuan waktu ini juga merupakan kebijakan lembaga dan diseuaikan berdasarkan
kesepakatan dengan nasabah.

4. Penentuan akad dan jenis pembiayaan


Penentuan akan dan jenis pembiayaan ini juga merupakan kebijakan lembaga dan
disesuaikan berdasarkan kesepakatan dengan nasabah, yang lazimnya pembiayaan
yang digunakan menggunakan akad muyaqodah, mudharabah, al Ijarah maupun al
Qard.

5. Penentuan besarnya fee


Penentuan besarnnya fee untuk BMT biasanya ditentukan dengan memperhatikan
factor-faktor dibawah ini :
1. Biaya Pemeliharaan
2. Biaya Administrasi
3. Biaya Resiko
4. Biaya Asuransi.

Disamping mendapatkan biaya fee untuk akad-akad tertentu maka BMT berhak pula
menerima, bagi hasil pembiayaan kalau akdanya mudharabah, markup pepembiayaan
kalau akadnya menggunakan ijarah dan muqayadah, sedangkan kalau menggunakan
qhard pendapatan BMT hanya dari fee saja ditambah dengn infaq berdasarkan
keiklsan nasabah.

6. Penentuan pemanfaatan barang gadai


Disamping pendapatan diatas BMT juga masih mempunyai pendapatan jika barang
yang dijadikan sebagai objek gadai itu kemudian diusahakan dan hasulnya dapat
dibagi menjadi milik bersama antara bmt dan nasabah.

b. Kafalah

Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung ( kafil) kepada pihak ketiga
dalam rangka memenuhi kewajiban yang ditanggung apabila pihak yang ditanggung cidera
janji atau wan pestasi.

Atau jika BMT menggunan akad ini BMT memberikan jaminan kepada kepada nasabah
sehubungan sehubungan dengan kontrak kerja antara nasabah dengan pihak ketiga.
182
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

Dalam pesional perbankan bentuk seperti ini dinamakan Bank Garansi dan bank disisni
berfungsi sebagai covering risk.

BMT yang meggunakan akad ini akan berhak menerima upah ( fee) dari hasil kontijensi
dan komitment, kalau perlu biaya resiko.

Yang termasuk bentuk Bank garansi adalah :

• Bind Bond
• Performance Bond
• Advance payment bond
• Retention bond/Maintimance
• Custom bond
• Shiping bond

c. Hawalah

Hawalah adalah pemindahan piutang nasabah ke BMT, nasabah meminta BMT untuk
membayarkan terklebih dahulu piutang yang timbul baik dari jualbeli maupun transaksi
lainnya yang halal.

Atas dasar pengalihan piutang ini maka BMT berhak menerima fee kepada nasabah sesuai
dengan harta yang disepakati, adapaun komponen fee itu minimal adalah biaya akad dan
biayaa administrasi. Besarnya fee ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen BMT yang
didasarkan atas harga psar dan sesuai dengan kesepakatan nasabah.

Fungsi hawalah ini tidak dapat dijual belikan atau mengunakan bentuk discount, terhadap
pinjaman.

d. Wakalah

Wakalah merupakan pelimpahan atau pendelegasian wewenang atau kuasa dari pihak
pertama kepada pihak kedua untuk melaksanakan sesuatu atas nama pihak pertama dan
untuk lepentingan dan tjawab sepenuhnya pihak pertama.

Untu pelaksanaan tugas pelipahan ini maka pihak pertama dapat menentukan besarnya
fee, bersarkan pertimbangan kelajiman dan keumumman, besarnya fee ini berdasarkan
kebijakan manajemen dengan memperhatikan harga pasar.

Dalam aplikasinya perbankan jenis wakala ini dalam dilaksanakan dalam bentuk :

1. Kliring
2. Inkaso
3. Tranfers
4. Commercial documentary collencuion
5. Finalcial documentary collection

Prinsip Kebajikan
Prinsip ini merupakan pembiayaan kebajikan, lebih bersfat sosial dan tidak profit oriented. Lebih
dirasakan sebagai pinjaman lunak bagi Usaha kecil dan Mikro yang benar-benar kekurangan
modal. Anggota tidak perlu membagi keuntungan kepada BMT, tetapi hanya membayar biaya
riil yang tidak dapat dihindari untuk terjadinya suatu kontrak, misalnya biaya administrasi
pembiayaan.
183
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

kalaupun diakhir ada pengembalian dan kelebihan yang tidak disyaratkan itu dilakukan harus
berdasarkan keridhoannya yang melakukan pembiayan dan BMT tidak berhak menentukan dan
mensyaratkannya. Kelebihan atau tambahan tersebut dapat kita golonkan kedalam infaq.

Sumber pembiayaan ini hanya satu sumber yang boleh dilakukan yaitu dari simpanan bersal
dari dana titipan yang bersumber dari ZIS atau harus merupakan kekayaan Baitul Maal BMT
tersebut.

Untuk jenis ini sebenarnya BMT harus siap kehilangan uang, yang diberikan lewat pembiayaan,
kembali modal pokok pembiayaan pun sudah merupakan keuntungan bagi BMT. Yang
termasuk dalam prinsip kebajikan ini adalah akad Qordul Hasan.

184
Page

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining
Empat.5

PROSEDURE PENDAFTARAAN ANGGOTA DAN PEMBUKAAN TABUNGAN

jdd KASIR/TELLER JURU BUKU/PEMBUKUAN MANAJER

• Periksa isian formulir


• Terima uang tanda
setoran dari nasabah • Periksa isian formulir
• Hitung dan cek • Catat dibuku induk • Menyetujui +
• Isi formulir paraf
dengen tulisannya • Siapkan buku
permohonan • Dikirim Ke juru
• Beri tanda tabungan dan kartu
• Siapkan Identitas tabungan buku
cap/keabsahan
• Foto 3x4 2 lb • Minta persetujuan
• Kirim formulir,
• Isi tanda setoran identitas, foto ke juru
• Siapkan uang dan buku
• Serahkan ke kasir

• Terima buku dan


• Catat dibuku kartu tabungan
tabungan • Serahkan buku dan
• Catat dikartu kartu tabungan ke
• Terima buku tabungan dan kasir
tabungan minta parap
nasabah
• Catat dibuku mutasi
harian kas • Terima tanda setoran
• Serahkan buku • Catat di buku uang
tabungan ke masuk
nasabah • Arsip tanda setoran
• Serahkan tanda
setoran lb 1 ke juru
buku
• Arsip ke kartu

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

PROSEDURE SETORAN TABUNGAN

NASABAH KASIR/TELLER JURU BUKU/PEMBUKUAN MANAJER

• Periksa isian tanda


setoran • Teliti isian tanda
• Terima dan hitunga uang setoran
• Isi tanda setoran • Catat dimutasi harian
• Siapkan uang dan • Catat dibuku uang
kas masuk
buku tabungan • Catat dikartuu tabungan
• Serahkan ke kasir • Arsip bukti tanda
+ minta paraf nasabah setoran
• Catat dibuku tabungan
• Arsip kartu tabungan
• Serahkan buku tabungan
ke nasabah
• Serahkan tanda setoran

• Terima buku
tabungan

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

PROSEDURE PENNARIKAN TABUNGAN

NASABAH KASIR/TELLER JURU BUKU/PEMBUKUAN MANAJER

• Teliti tanda
pengembalian • Menyetujui +
• Minta persetujuan paraf
• Isi tanda manajer • Dikirim ke juru
pengambilan buku
• Siapkan buku •
tabungan
• Serahkan ke kasir

• Periksa
kebenarannya
• Catat dibuku
tabungan
• Catat dikartu
• Terima uang tabungan dan
• Terima buku minta parap
tabungan nasabah
• Serahkan uang + • Terima tanda
Bukiu tabungan Pengambilan
ke nasabah • Catat dibuku uang
• Serahkan tanda keluar
pengambilan juru • Simpan tanda
buku pengambilan

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

PROSEDURE PENUTUPAN TABUNGAN

NASABAH KASIR/TELLER JURU BUKU/PEMBUKUAN MANAJER

• Periksa isian form 28


dan tanda • Menyetujui +
• Isi form 28 dan tanda pengambilan paraf
pengambilan • form 28 dan
• Serahkan isian form
• Siapkan Identitas 28 dan tanda tanda
• Buku tabungan pengambilan dan pengambilan
buku tabungan ke • Dikirim Ke juru
buku

• Periksa isian tanda


pengambilan
• Catat dibuku
tabungan
• Terima uang
• Catat buku tabungan
ke nasabah
• Bubuhkan tanda
silang”X” dan tulisan • Terima tanda
diTUTUP pengambilan
• Buku Tabungan • Catat dibuku uang
disimpan keluar
• Arsip kartu tabungan
• Serahkan uang ke
nasabah

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

PROSEDURE PEMBUKAAN SIMPANAN BERJANGKA

NASABAH KASIR/TELLER JURU BUKU/PEMBUKUAN MANAJER

• Periksa isian
• Isi formulir formulir • Periksa isian formulir • Menyetujui +
permohonan • Terima uang tanda • Siapkan sertifikat paraf
• Siapkan Identitas setoran dari simpanan • Dikirim Ke juru
• Isi tanda setoran nasabah • Minta persetujuan ke buku
• Siapkan uang dan • Hitung dan cek manajer •
• Serahkan ke kasir dengen tulisannya
• Beri tanda 4

• Catat dikartu
simpanan • Terima sertifikat
• Catat dibuku mutasi yang disahkan
harian kas • Serahkan sertifikat
• Terima • Serahkan sertifikat ke kasir
sertifikat ke nasabah lb 2
simpanan tanda setoran
berjangka • Serahkan tanda
• Terima tanda setoran
setoran lb 1 ke juru
• Catat dibuku uang
buku
masuk
• Arsip kartu
• Arsip tanda setoran
simpanan
berjangka

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

PROSEDURE PENCAIRAN SIMPANAN BERJANGKA

NASABAH KASIR/TELLER JURU BUKU/PEMBUKUAN MANAJER

• Periksa isian tanda


pengambilan & • Bubuhkan tanda
pengabsahan silang “X” dan tulisan
sertifikaty dan DICAIRKAN serta beri
identitas diri tanggal & paraf
• Isi tanda pengambilan
• Siapkan Identitas • Serahkan tanda • Tanda pengambilan
pengambilan dan kirim ke kasir
• Siapkan sertifikat
pencairan ke manajer

• Terima tanda
pengembalian &
sertifikat disilang
• Catat dikartu
simpanan berjangjka
• Terima buku • Catat dibuku mutasi
tabungan harian kas
• Serahkan uang ke
• Terima tanda
nasabah
pengembalian &
• Serahkan tanda
sertifikat lalu
pengambilandan
disimpanan
sertifikat ke juru buku
• Catat dibuku uang
• Arsip ke kartu
keluar
tabungan

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

PROSEDURE PERMOHONAN PEMBIAYAAN

NASABAH KASIR/TELLER JURU BUKU/PEMBUKUAN MANAJER

• Terima permohonan &


Identitas
• Isi form permohonan • Menganalisa permohonan
• fotocopy Identitas • Melakukan wawancara
• Serahkan ke manajer • Register permohonan
• Terima dokumen pembiayaan
• Tanda tangani
kolom persetujuan
pada permohonan
• Buatkan akad
• Terima kwitansi • Mintakan tanda
• Pemeriksaan tangan akad
Disetujui
• Terima buku keabsahan dokumen • Buatkan kartu • Serahkan dokumen ke
tabungan • Lakukan pembayaran pembiayaan juru buku
ke nasabah • Buatkan buku
• Serahkan buku angsuran
angsuran • Buatkan kwitansi
tanda terima
• Arsip ke kartu
• Serahkan ke kasir
pembiayaan

Ditolak
• Terima dokumen • Panggil nasabah
• Arsip dokumen • Jelaskan alasan
penolakan penolakan
• Serahkan dokumen ke
juru buku

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

PROSEDURE PEMBAYARAN ANGSURAN

NASABAH KASIR/TELLER JURU BUKU/PEMBUKUAN MANAJER

• Terima tanda setoran


• Buku angsuran
• Hitung uang
• Isi tanda pengambilan
• Cocokan uang
• Siapkan Identitas dengan tanda
• Siapkan sertifikat setoran • Terima tanda setoran
• Catat dibuku mutasi • Catat dibuku uang
harian masuk
• Catat dikartu • Arsipkan
pembiayaan
• Serahkan tanda
setoran ke juru buku
• Terima buku • Serahkan buku
angsuran angsuran ke nasabah
• Arsip kartu
pembiayaan

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


• Bahan Bacaan BMT BasicTraining

PROSEDURE PELUNASAN ANGSURAN

NASABAH KASIR/TELLER JURU BUKU/PEMBUKUAN MANAJER

• Terima instruksi pembayaran


tabungan
pembiayaaan/kwitansi, buku • Bubuhkan tanda silang
angs., kartu pembiayaan dan “X” dan tulisan
tanda setoran DICAIRKAN serta beri
• Siapkan uang simpanan tanggal & paraf
• Isi tanda pengambilan
berjangka • Tanda pengambilan
• Buku angsuran
• Serahkan uangdan buku kirim ke kasir
• Siapkan uang
angsuran ke nasabah yang
• Serahkan ke kasir
telah dicap LUNAS
• Serahkan kwitansi
pembayaran dan tanda
setoran ke juru buku
• Arsip ke kartu tabungan

• Terima tanda setoran


• buku angsuran
• Terima uang • Hitung uang
• Terima kartu • Cocokan uang dengan tanda
angsuran setoran
• Terima tanda
pembiayaan • Catat dibuku mutasi harian pengembalian &
• Catat dikartu pembiayaan sertifikat lalu
• Serahkan tanda aetoran, disimpanan
kartu pembiayaan, buku • catat dibuku uang
angsuran ke manajerl keluar

• Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( Pinbuk)


PUSAT INKUBASI BISNIS USAHA KECIL

Gedung ICMI Centre Lt. 4


Jl. Warung Jati Timur No.1 Kalibata
Pancoran Jakarta 12740
Telp : 021-7918980 Fax. 021-79192310
Email : pinbukpusat@yahoo.com
www.pinbuk.org

Anda mungkin juga menyukai