KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
Jl. Wolter Monginsidi No.155 Pedurungan Tengah, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Jawa
Tengah, Kode Pos 50192
1). DASAR TEORI
Sel darah putih (Leukosit) merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh
yang fungsinya untuk melawan mikroorganisme penyebab infeksi, sel tumor, dan zat-zat
asing yang berbahaya. Fungsi utama leukosit adalah sistem pertahanan imun tubuh untuk
menahan atau menyingirkan benda asing yang berpotensi merugikan. Terdapat beberapa
jenis leukosit yaitu Basofil, Eosinofil, Neutrofil Segmen, Neutrofil Batang, Limfosit dan
Monosit.
a). Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya. Granla pada
basofil mengandung heparin (antikoagulan), histamine, dan substansi anafilaksis.
Basofil berperan dalam reaksi hipersensitivitas yang berhubungan dengan
imunoglobulinE (IgE) (Kiswari R, 2014).
b). Eosinofil
c). Monosit
Fungsi utama neutrofil adalah pertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri serta
berperang penting dalam proses peradangan .
e). Limfosit
a. Agranulosit
1. Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:1
Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dankelenjar
limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalamsitoplasmanya tidak
terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira-kira 20%-15% dan
fungsinya membunuh dan memakan bakteri yangmasuk ke dalam jarigan
tubuh.
2. Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari
limfosit,fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah
mikroskopterlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu
mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, war
nanyalembayung muda.
b. Granulosit
1. Neutrofil Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel
yangkadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak
bintik- bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
2. Eusinofil Ukuran dan bentuknya esame sama dengan neutrofil tetapi granula
dansitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
3. Basofil Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya
teratur, didalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar.
Metabolisme Leukosit
Molekul ATP dihasilkan melalui jalur OXPHOS di mitokondria tetapi juga melalui
glikolisis aerobik. Penggunaan glikolisis yang lebih disukai daripada OXPHOS untuk
produksi ATP memungkinkan sel untuk menghasilkan ATP pada tingkat yang lebih cepat.
Karena fakta bahwa hasil energetik per molekul glukosa jauh lebih rendah untuk glikolisis
aerobik (4 mol ATP / glukosa mol) daripada OXPHOS (36 mol ATP / glukosa mol),
glukosemetabolisme tampaknya merupakan jalur metabolisme yang tidak efisien. Namun,
ketika glukosa berlimpah, laju fluks glikolitik menjamin ketersediaan molekul ATP yang
cepat. Dalam konteks ini, sejumlah besar penelitian telah melaporkan interaksi sitoskeleton
dengan berbagai enzim metabolik, dan khususnya yang terlibat dalam jalur glikolitik.
Interaksi dengan protein sitoskeletal telah diamati untuk kinase glikolitik, heksokinase,
fosfofruktokinase (PFK), dan piruvat kinase (PK) serta aldolase. Yang penting, interaksi ini
dapat mengubah aktivitas enzim. Mengikat aktin berfilamen dikenal untuk mengaktifkan
PFK.
GAMBAR 1 : Model terintegrasi dari metabolisme sel dan motilitas. Stimulus migrasi (1)
mengaktifkan kaskade pensinyalan intraseluler, seperti jalur Pi3K / Akt (2) dan mTOR (3).
Pada gilirannya, ini mengaktifkan transkripsi (4), modifikasi aktivasi postranslational (5),
atau aktivasi langsung dari enzim glikolitik (Enzim X; i, tidak aktif) yang terlokalisasi pada
sitoskeleton (6). Di sini, mereka mempromosikan glikolisis (8) dan produksi lokal molekul
ATP yang diperlukan untuk polimerisasi aktin (9) yang mengarah ke polarisasi sel, motilitas,
dan invasi. Peran potensial untuk mitokondria OXPHOS dalam mempromosikan migrasi sel
T dengan menyediakan ATP di uropod (10). Dalam konteks ini, mikrotubulus yang
bergantung pada GTP dapat berkontribusi untuk mengarahkan mitokondria dalam
kompartemen yang berbeda (10)
Pmx jumlah
2). PROSEDUR
a. Pra Analitik
a) Persiapan Alat dan Bahan
Alat
Spuit 3 cc
Kapas alcohol
Pipet leukosit
Kamar hitung Improved Neubauer
Deck glass
Objek glass
Pipet tetes
Mikroskop
Bak pewarnaan
Bahan
b. Analitik
Hitung jumlah leukosit metode manual
a) Pengisian pipet thoma leukosit
Hisap darah dengan pipet thoma sampai garis tanda 0,5 tepat
Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
Memasukkan ujung pipet didalam larutan turk sambil menahan darah
pada garis tanda tadi
Pipet dipegang dengan sudut 450 dan larutan turk diisap perlahan-
lahan sampai garis tanda 11
Mengangkat pipet dari cairan, ditutup ujung pipet dengan ujung jari
lalu melepaskan karet pengisap
Mengocok pipet selama 15- 30 detik.
b) Pengisian kamar hitung Improved Neubauer
Meletakkan kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar di atas meja
Mengocok pipet yang tadi selama 3 menit terus menerus
Membuang semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3
atau 4 tetes) dan segera disentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30⁰
pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup.
Membiarkan kamar hitung terisi cairan perlahan-lahan dengan daya
kapilaritasnya sendiri
Membiarkan kamar hitung 2 atau 3 menit supaya leukosit-leukosit
dapat mengendap.
c) Menghitung jumlah sel
Memakai lensa objektif kecil, yaitu dengan pembesaran 10X, lensa
kondensor diturunkan dan diafragma dikecilkan
Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan di bawah objektif
dan fokus mikroskop diarahkan kepada garis-garis bagi itu
Dengan sendirinya leukosit leukosit jelas terlihat
Menghitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar
pada sudut-sudut seluruh permukaan yang dibagi. Menghitung dimulai
dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari
kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke
kanan
Cara seperti ini dilakukan pada keempat bidang besar.
d) Perhitungan
Pengenceran dalam pipet yaitu 20 kali. Jumlah semua sel yang dihitung dalam
keempat bidang itu dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 µl.
Angka itu dikalikan dengan 10 (untuk tinggi) dan 20 (untuk pengenceran)
untuk mendapat jumlah leukosit dalam 1 µl darah. Atau Jumlah sel yang
dihitung X 50 = jumlah leukosit per µl darah
3). RINGKASAN
Leukosit
1. Jenis leukosit yang berfungsi sebagai pertahanan melawan parasit, respon alergi
dalam mengeluarkan fibrin yang terbentuk selama peradangan adalah...
a. Basofil
b. Eosinofil
c. Neutrofil Segmen
d. Neutrofil Batang
e. Limfosit dan Monosit.
2. Sel yang menghasilkan antibodi adalah …
a. Limfosit T
b. Limfosit B
c. Basofil
d. Neutrofil
e. Monosit
Bakhri ,Syamsul. 2018. “Analisis Jumlah Leukosit Dan Jenis Leukosit Pada Individu Yang
Tidur Dengan Lampu Menyala Dan Yang Dipadamkan” dalam Jurnal Media Analis
Kesehatan, Vol. 1, Edisi 1 (hlm. 85-86)
Suciyani, dkk.2017. “Analisis Kuantitas Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Petugas Radiologi
Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (Bbkpm) Makassar”. (hlm. 62-63)
Santosa ,Budi. 2010.”Differential Counting Berdasarkan Zona Baca Atas Dan Bawah Pada
Preparat Darah Apus” dalam Jurnal unimus.ac.id (hlm. 58)
Jangani, maryam. 2018.“Metabolic regulation of leukocyte motility and migration”. In
William Harvey Research Institute, Queen Mary University of London, London, UK.
(hlm. 2-3)