Anda di halaman 1dari 10

TUGAS HEMATOLOGI DASAR

Review Jurnal Leukosit


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hematologi Dasar
Dosen Pengampu : Ririh Jatmi W, SST., M.Si

Disusun Oleh Kelompok 3

Anis Isnaini Solikhah (P1337434119015)


Dewi Atiqoh Ningrum (P1337434119031)
Rezky Arya Prasetyoko (P1337434119033)
Rahmadia Ganissa Ardiningrum (P1337434119043)
Nur Aisya Putri (P1337434119048)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
Jl. Wolter Monginsidi No.155 Pedurungan Tengah, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Jawa
Tengah, Kode Pos 50192
1). DASAR TEORI
Sel darah putih (Leukosit) merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh
yang fungsinya untuk melawan mikroorganisme penyebab infeksi, sel tumor, dan zat-zat
asing yang berbahaya. Fungsi utama leukosit adalah sistem pertahanan imun tubuh untuk
menahan atau menyingirkan benda asing yang berpotensi merugikan. Terdapat beberapa
jenis leukosit yaitu Basofil, Eosinofil, Neutrofil Segmen, Neutrofil Batang, Limfosit dan
Monosit.

a). Basofil

Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya. Granla pada
basofil mengandung heparin (antikoagulan), histamine, dan substansi anafilaksis.
Basofil berperan dalam reaksi hipersensitivitas yang berhubungan dengan
imunoglobulinE (IgE) (Kiswari R, 2014).

b). Eosinofil

Fungsi utama eosinofil adalah pertahanan melawan parasit, respon alergi


dalam mengeluarkan fibrin yang terbentuk selama peradangan. Peningkatan jumlah
eosinofil biasa disebabkan karena sesudah penyinaran (paparan radiasi), dan penyakit
kulit (Kiswari R, 2014).

c). Monosit

Fungsi utama monosit adalah memproses dan mempersentasikan antigen.


d). Neutrofil

Fungsi utama neutrofil adalah pertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri serta
berperang penting dalam proses peradangan .

e). Limfosit

Fungsi utama limfosit untuk mengenali dan menghilangkan ancaman bagi


tubuh. Terdapat dua jenis limfosit, limfosit B dan limfosit T . Limfosit B
menghasilkan antibodi, yang beredar dalam darah dan bertanggung jawab dalam
imunitas humoral, atau yang diperantarai oleh antibodi. Suatu antibodi berikatan
dengan benda asing spesifik, misalnya bakteri (yang memicu produksi antibodi), dan
menandainya untuk dihancurkan sel. Limfosit T tidak memproduksi antibodi, sel ini
secara langsung menghancurkan sel sasaran spesifiknya dengan mengeluarkan
beragam zat kimia yang melubangi sel korban, suatu proses yang dinamai imunitas
seluler. Sel sasaran sel T mencakup sel tubuh yang dimasuki oleh virus dan sel
kanker.
Struktur sel darah putih ( Leukosit ) yaitu bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat
bergerak dengan perantaraan kaki palsu ( pseudopodia ), pembentukkannya berada di
sumsum tulang, tidak memiliki warna/ bening, mempunyai macam-macam inti sel sehingga
dapat dibedakan menurut inti selnya. Dibagi menjadi dua yaitu granulosit ( limfosit T dan B
dan monosit ) dan agranulosit ( eosinofil, basofil dan neutrofil ).

a. Agranulosit
1. Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:1
Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dankelenjar
limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalamsitoplasmanya tidak
terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira-kira 20%-15% dan
fungsinya membunuh dan memakan bakteri yangmasuk ke dalam jarigan
tubuh.
2. Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari
limfosit,fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah
mikroskopterlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu
mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, war
nanyalembayung muda.
b. Granulosit
1. Neutrofil Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel
yangkadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak
bintik- bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
2. Eusinofil Ukuran dan bentuknya esame sama dengan neutrofil tetapi granula
dansitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
3. Basofil Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya
teratur, didalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar.

Metabolisme Leukosit

Molekul ATP dihasilkan melalui jalur OXPHOS di mitokondria tetapi juga melalui
glikolisis aerobik. Penggunaan glikolisis yang lebih disukai daripada OXPHOS untuk
produksi ATP memungkinkan sel untuk menghasilkan ATP pada tingkat yang lebih cepat.
Karena fakta bahwa hasil energetik per molekul glukosa jauh lebih rendah untuk glikolisis
aerobik (4 mol ATP / glukosa mol) daripada OXPHOS (36 mol ATP / glukosa mol),
glukosemetabolisme tampaknya merupakan jalur metabolisme yang tidak efisien. Namun,
ketika glukosa berlimpah, laju fluks glikolitik menjamin ketersediaan molekul ATP yang
cepat. Dalam konteks ini, sejumlah besar penelitian telah melaporkan interaksi sitoskeleton
dengan berbagai enzim metabolik, dan khususnya yang terlibat dalam jalur glikolitik.
Interaksi dengan protein sitoskeletal telah diamati untuk kinase glikolitik, heksokinase,
fosfofruktokinase (PFK), dan piruvat kinase (PK) serta aldolase. Yang penting, interaksi ini
dapat mengubah aktivitas enzim. Mengikat aktin berfilamen dikenal untuk mengaktifkan
PFK.

Baru-baru ini, telah ditunjukkan bahwa pensinyalan insulin meningkatkan hubungan


PFK dengan filamen aktin dan disarankan bahwa hubungan ini berperan dalam stimulasi
glikolisis oleh insulin. Dalam sel yang kekurangan serum, GAPDH sitoplasma terkolokalisasi
dengan serabut stres aktin sedangkan dengan adanya serum, enzim ini didistribusikan secara
homogen. Sel inkuiri, aldolase ditemukan di sepanjang serat stres sedangkan sel inmotile
berada di belakang kerutan di tepi depan sel. Dengan adanya fruktosa-1,6-bifosfat, campuran
G-aktin-aldolase berpolimerisasi menjadi viskositas yang lebih tinggi dan membentuk
filamen yang lebih kaku daripada aktin murni dengan konsentrasi yang sama sementara
dalam sel yang permeabilisasi dengan adanya fruktosa-1,6-bifosfat , Aldolase berpindah dari
asosiasi dengan serat aktin ke asosiasi dengan filamen perantara. Meskipun belum divalidasi
dalam leukosit, model lama adaptasi metabolik untuk renovasi sitoskeleton baru-baru ini
diusulkan dalam konteks vaskulogenesis: De Bock dan rekan menunjukkan bahwa penggerak
glikolisis, 6-fosfofrukto-2-kinase / fruktosa-2,6biphosfatase 3 (PFKFB3) mengatur tidak
hanya sintesis ATP dalam sel endotel, tetapi juga mengendalikan remodeling sitoskeleton
aktin melalui pembentukan filopodia dan lamellipodia, struktur seluler utama yang terlibat
dalam migrasi sel. Studi pencitraan menunjukkan bahwa ekspresi PFKFB3 diperkaya di
ujung depan ECs selama periode glikolisis aktif di mana konsentrasi tertinggi aktin
terpolimerisasi (F-aktin) akan hadir.

Selain PFKFB3, enzim glikolitik lainnya seperti PK M2 juga terlokalisasi di ruffles


membran dekat tepi terdepan ECs. Oleh karena itu, pemanfaatan glikolisis yang istimewa
untuk produksi ATP mungkin mencerminkan adaptasi metabolik ke proses yang cepat dan
dinamis– - pemodelan ulang aktin - terjadi secara bersamaan di berbagai bagian sel.
Sementara OXPHOS terbatas pada mitokondria, glikolisis aerobik terjadi di sitoplasma,
sehingga menyediakan sumber molekul ATP yang efisien dan cepat di dekat polimerisasi
aktin. Model adaptasi metabolik terhadap rangsangan migrasi pada leukosit ditunjukkan pada
Gambar 1. Seperti yang akan kita bahas nanti, glikolisis aerobik tampaknya menjadi jalur
metabolisme utama yang digunakan oleh leukosit untuk menghasilkan molekul ATP yang
cukup untuk mendukung migrasi.

GAMBAR 1 : Model terintegrasi dari metabolisme sel dan motilitas. Stimulus migrasi (1)
mengaktifkan kaskade pensinyalan intraseluler, seperti jalur Pi3K / Akt (2) dan mTOR (3).
Pada gilirannya, ini mengaktifkan transkripsi (4), modifikasi aktivasi postranslational (5),
atau aktivasi langsung dari enzim glikolitik (Enzim X; i, tidak aktif) yang terlokalisasi pada
sitoskeleton (6). Di sini, mereka mempromosikan glikolisis (8) dan produksi lokal molekul
ATP yang diperlukan untuk polimerisasi aktin (9) yang mengarah ke polarisasi sel, motilitas,
dan invasi. Peran potensial untuk mitokondria OXPHOS dalam mempromosikan migrasi sel
T dengan menyediakan ATP di uropod (10). Dalam konteks ini, mikrotubulus yang
bergantung pada GTP dapat berkontribusi untuk mengarahkan mitokondria dalam
kompartemen yang berbeda (10)

Pmx jumlah

2). PROSEDUR

a. Pra Analitik
a) Persiapan Alat dan Bahan

Alat

 Spuit 3 cc
 Kapas alcohol
 Pipet leukosit
 Kamar hitung Improved Neubauer
 Deck glass
 Objek glass
 Pipet tetes
 Mikroskop
 Bak pewarnaan

Bahan

 Larutan EDTA 10%  Methanol absolut


 Larutan turk  Minyak imersi
 Larutan giemsa  Aquades

b) Persiapan Sampel (Pengambilan Darah Vena)


 Dilakukan desinfeksi pada bagian yang akan ditusuk dengan kapas
alkohol 70%
 Memasang ikatan pembendung pada lengan atas dan pasien diminta
untuk mengepal dan membuka tangannya berkali-kali
 Menegangkan kulit di atas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya
vena tidak bergerak
 Menusuk kulit dengan jarum dan semprit dengan tangan kanan sampai
ujung jarum masuk dalam lumen vena
 Melepaskan pembendung dan perlahan-lahan menarik pengisap
semprit sampai didapatkan 1 ml darah
 Menaruh kapas diatas jarum
 Mencabut semprit dan jarum
 Meminta kepada pasien supaya tempat tusukan ditekan selama
beberapa menit dengan kapas tadi
 Mengankat jarum dari semprit dan darah dialirkan kedalam tabung
yang berisi 10 µl EDTA 10%

b. Analitik
Hitung jumlah leukosit metode manual
a) Pengisian pipet thoma leukosit
 Hisap darah dengan pipet thoma sampai garis tanda 0,5 tepat
 Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
 Memasukkan ujung pipet didalam larutan turk sambil menahan darah
pada garis tanda tadi
 Pipet dipegang dengan sudut 450 dan larutan turk diisap perlahan-
lahan sampai garis tanda 11
 Mengangkat pipet dari cairan, ditutup ujung pipet dengan ujung jari
lalu melepaskan karet pengisap
 Mengocok pipet selama 15- 30 detik.
b) Pengisian kamar hitung Improved Neubauer
 Meletakkan kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar di atas meja
 Mengocok pipet yang tadi selama 3 menit terus menerus
 Membuang semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3
atau 4 tetes) dan segera disentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30⁰
pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup.
 Membiarkan kamar hitung terisi cairan perlahan-lahan dengan daya
kapilaritasnya sendiri
 Membiarkan kamar hitung 2 atau 3 menit supaya leukosit-leukosit
dapat mengendap.
c) Menghitung jumlah sel
 Memakai lensa objektif kecil, yaitu dengan pembesaran 10X, lensa
kondensor diturunkan dan diafragma dikecilkan
 Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan di bawah objektif
dan fokus mikroskop diarahkan kepada garis-garis bagi itu
 Dengan sendirinya leukosit leukosit jelas terlihat
 Menghitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar
pada sudut-sudut seluruh permukaan yang dibagi. Menghitung dimulai
dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari
kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke
kanan
 Cara seperti ini dilakukan pada keempat bidang besar.
d) Perhitungan
Pengenceran dalam pipet yaitu 20 kali. Jumlah semua sel yang dihitung dalam
keempat bidang itu dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 µl.
Angka itu dikalikan dengan 10 (untuk tinggi) dan 20 (untuk pengenceran)
untuk mendapat jumlah leukosit dalam 1 µl darah. Atau Jumlah sel yang
dihitung X 50 = jumlah leukosit per µl darah

3). RINGKASAN

4). LATIHAN SOAL

Leukosit

1. Jenis leukosit yang berfungsi sebagai pertahanan melawan parasit, respon alergi
dalam mengeluarkan fibrin yang terbentuk selama peradangan adalah...
a. Basofil
b. Eosinofil
c. Neutrofil Segmen
d. Neutrofil Batang
e. Limfosit dan Monosit.
2. Sel yang menghasilkan antibodi adalah …
a. Limfosit T
b. Limfosit B
c. Basofil
d. Neutrofil
e. Monosit

3. Jumlah Leukosit yang paling sedikit dalam tubuh adalah …


a. Neutrofil
b. Monosit
c. Basofil
d. Limfosit
e. Eosinofil
4. Sel yang memproses dan mempresentasikan antigen adalah ….
a. Basofil
b. Limfosit
c. Monosit
d. Eosinofil
e. Nutrofil
5. Pertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri serta berperang penting dalam proses
peradangan,merupakan fungsi dari…
a. Limfosit T
b. Limfosit B
c. Basofil
d. Neutrofil
e. Monosit

5). DAFTAR PUSTAKA

Bakhri ,Syamsul. 2018. “Analisis Jumlah Leukosit Dan Jenis Leukosit Pada Individu Yang
Tidur Dengan Lampu Menyala Dan Yang Dipadamkan” dalam Jurnal Media Analis
Kesehatan, Vol. 1, Edisi 1 (hlm. 85-86)
Suciyani, dkk.2017. “Analisis Kuantitas Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Petugas Radiologi
Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (Bbkpm) Makassar”. (hlm. 62-63)
Santosa ,Budi. 2010.”Differential Counting Berdasarkan Zona Baca Atas Dan Bawah Pada
Preparat Darah Apus” dalam Jurnal unimus.ac.id (hlm. 58)
Jangani, maryam. 2018.“Metabolic regulation of leukocyte motility and migration”. In
William Harvey Research Institute, Queen Mary University of London, London, UK.
(hlm. 2-3)

Anda mungkin juga menyukai