Definisi Al-Kināyah
Ada dua hal yang membedakan antara al-kināyah dengan al-haqīah dan al-majāz;
yaitu:
1. Makna asli dalam kalimat yang mengandung al-kināyah tidak mesti sesuai dengan
kenyataan. Bisa saja seseorang berkata: علي كثير الرمادdengan makna kināyah-nya Ali
itu pemurah, sekalipun pada kenyataannya ia tidak memiliki abu (arang) banyak di
dapurnya.
2. Pada kalimat yang mengandung al-kināyah, tidak disyaratkan adanya Qarīnah yang
mencegah suatu lafaz dari makna aslinya, berbeda dengan al-majāz yang
mengharuskan adanya Qarīnah yang mencegah suatu lafazh dari makna aslinya.
b. Macam-macam al-Kināyah
1. Kināyah Shifah ( )كناية عن صفةyaitu kināyah yang disebutkan zatnya (makna hakiki)
tetapi yang dimaksudkan adalah sifat dari zat tersebut.
Contohnya: اد33ير الرم33زيد كث. Disebutkan makna hakikinya (banyak abu) tetapi yang
dimaksudkan adalah sifat dari zat tersebut yaitu dermawan (pemurah).
Contoh lain: ا33ص
َ دُبُّ على ال َع33َفالن يDisebutkan makna hakikinya (berjalan dengan
tongkat) tetapi yang dimaksudkan adalah sifat dari zat tersebut yaitu lanjut usia (tua
umurnya). Orang yang berjalan dengan memakai tongkat biasanya adalah orang yang
sudah tua atau pikun.
Contoh lain: عائشة نَئُوْ َمةُ الضُّ َحى. Disebutkan makna hakikinya (tidur pada waktu dhuha)
tetapi yang dimaksudkan adalah sifat dari zat tersebut (kaya). Seorang perempuan yang
tidur pada waktu dhuhā biasanya karena tidak ada pekerjaan yang dikerjakannya. Dia
mempunyai banyak pembantu dan pesuruh. Semua pekerjaan dikerjakan oleh
pembantunya. Orang yang tidur waktu dhuhā biasanya adalah orang yang
kehidupannya mapan dan kaya.
Contoh lain: فاطمة نَا ِع َمة ال َكفَّيْن. Disebutkan makna hakikinya (tangannya halus) tetapi
yang dimaksudkan adalah sifat dari zat tersebut (hidup mewah/kaya). Seorang
perempuan yang halus tangannya karena tidak ada pekerjaan yang membuat
tangannya berbekas. Dia mempunyai banyak pembantu dan pesuruh. Semua
pekerjaan dikerjakan oleh pembantunya. Orang yang halus tangannya biasanya adalah
orang yang kehidupannya mapan dan kaya.
2. Kināyah Maushūf ( )كناية عن موصوفyaitu kināyah yang disebutkan sifatnya (makna
hakiki), tetapi yang dimaksudkan adalah zat dari sifat tersebut.
Contohnya: هو حارس على َمالِه. Disebutkan makna hakikinya (menjaga harta bendanya),
tetapi yang dimaksudkan adalah zat dari sifat tersebut (bakhil/kikir).
Contoh lain: اض ٌّي ِ َهو فَتًى ِري. Disebutkan makna hakikinya (pemuda yang suka olah
raga), tetapi yang dimaksudkan adalah zat dari sifat tersebut (pemuda yang kuat dan
kekar).
Contoh lain: َع قَ ْلبِه3فَا لِي َمجْ َم3ص
َ أحمدsi Ahmad mengungkapkan kepadaku isi hatinya.
Disebutkan makna hakikinya (tempat berkumpulnya hati), tetapi yang dimaksudkan
adalah zat dari sifat tersebut yaitu isi hatinya.
3. Kināyah Nisbah (بة33 ) كناية عن نسyaitu kināyah yang disebutkan sifatnya dengan
ketentuan ia tidak disandarkan kepada zat/orang yang memiliki sifat tersebut tetapi
disandarkan kepada sesuatu yang berkaitan erat atau merupakan kemestian dari zat
tersebut.
Contohnya: جاعة بين أَ ْث َوابِه333الش. Disebutkan sifat جاعة333( الشkeberanian). Ia tidak
disandarkan kepada zat atau orang yang memiliki sifat tersebut tetapi disandarkan
kepada sesuatu yang berkaitan erat dengan orang tersebut yaitu pakaian.
Contoh lain: ُع ِظلَّه3َ ُد َي ْتب3ْال َمج. Disebutkan sifat ( المجدkemuliaan). Ia tidak disandarkan
kepada zat atau orang yang memiliki sifat tersebut tetapi disandarkan kepada sesuatu
yang berkaitan dengannya yaitu bayangannya.