Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Bagi sebagian masyarakat, jenis-jenis makanan yang biasa dikonsumsi sejak


masa kanak-kanak akan berlanjut menjadi makanan kesukaan pada saat dewasa.
Sebagian besar masyarakat bersifat ”menyukai  apa yang mereka makan” daripada
“makan apa yang mereka suka”. Mereka mempunyai kesetiaan dan kepekaan
terhadap susunan hidangan makanan tradisionalnya dan peka apabila ada kritik
tentang makanan mereka. Hal yang berlaku umum dalam setiap kelompok sosial
adalah adanya pembatasan-pembatasan tertentu terhadap bahan pangan yang tersedia
dalam lingkungan alamnya. Artinya, ada bahan pangan yang potensial namun tidak
dikonsumsi karena dianggap sebagai “bukan makanan“. Sebaliknya apa yang
dianggap “makanan“ merupakan bagian penting dari kebudayaan suatu masyarakat,
dan diwariskan ke generasi berikutnya lewat proses sosialisasi.
Hal menarik dalam pemilihan makanan dari segi budaya adalah adanya konsep
tabu makanan. Tabu adalah tindakan untuk menghindari apa yang diyakini berbahaya
secara supranatural, sedangkan tabu makanan adalah tindakan untuk menghindari
makanan tertentu berdasarkan penjelasan sebab akibat yang bersifat supranatural.
Hal tersebut kadang susah dijelaskan secara rasional. Tabu makanan biasanya
dikelompokkan berdasarkan tahapan kehidupan. Masing-masing berbeda jenis
maupun makna spiritual yang tersembunyi di dalamnya. Selain itu, masing-masing
daerah mempunyai tabu yang berbeda untuk diterapkan pada masyarakatnya,
walaupun terkadang dengan semakin moderen masyarakat, tabu tersebut banyak
yang sudah  dilupakan dan dilanggar oleh penganutnya. Pada makalah ini akan
dibahas mengenai makanan tabu di daerah Sulawesi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Tabu adalah tindakan untuk menghindari apa yang diyakini berbahaya secara
supranatural, sedangkan tabu makanan adalah tindakan untuk menghindari makanan
tertentu berdasarkan penjelasan sebab akibat yang bersifat supranatural. Hal tersebut
kadang susah dijelaskan secara rasional. Atau dapat dikatakan pula bahwa tabu
makanan adalah suatu larangan dalam mengonsumsi makanan tertentu karena ada
beberapa ancaman atau hukuman bagi orang yang mengonsumsinya. Dalam ancaman
ini, terdapat kekuatan supranatural dan mistik yang akan menhukum mereka yang
melanggar aturan ini atau tabu.
Tabu makanan di Indonesia masih menjadi masalah karena masih banyak
makanan yang seharusnya dikonsumsi tapi masih ditabukan. Akibat tabu makanan
tersebut, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-anak tidak berani mengonsumsi
makanan tertentu sehingga dapat mengurangi asupan makanan yang pada akhirnya
akan menurunkan status gizi mereka.
Pada masyarakat di daerah Sulawesi terdapat banyak hal tabu yang hingga kini
masih banyak diyakini oleh para masyarakat. Berikut ini adalah beberapa hal tabu
yang berasal dari beberapa daerah di Sulawesi.
1. Daerah Bugis (Sulawesi Selatan)
a. Sebagian orang Bugis tidak diperbolehkan untuk memakan ikan Bungo,
karena para tetua mempercayai apabila mendekati ikan itu (menangkap),
maka buaya akan menyerang, sehingga jangankan memakan mendekati pun
tidak boleh.
b. Sebagian orang Bugis tidak diperbolehkan untuk memakan ikan hiu bagi ibu
menyusui hal itu berkaitan dengan legenda yang terjadi di daerah Sulawesi
Selatan, khususnya pada suku Bugis. Dahulu saat sedang mencari ikan di
laut terjadi badai yang dahsyat, dan mereka selamat karena ditolong oleh
ikan hiu sehingga terjadi perjanjian tidak boleh lagi makan ikan hiu untuk

2
anak cucunya. Pada ibu menyusui, makan ikan hiu dipercaya akan
menyebabkan anak menderita penyakit kulit.
c. Pada masyarakat Wajo ada satu kawasan yg masyarakatnya tidak boleh
makan Ikan Putih Tawar (Bale Bungo). Hal ini berawal dari riwayat asal-
usul cerita masyarakat Sumpa Bakae yang tidak boleh makan Bale
Bungo, cerita tersebut bermula dari tokoh tetua masyarakat Sumpa Bakae yg
disebut dengan nama Petta Puang Galung beliau inilah yg membuat
perjanjian dengan Datu Bale Bungo dan kehadiran sosok Putri Wae
Taddampali. Sehingga para keturunan dari Petta Puang galung yang
sebagian besar berdiam di Sumpa bakae dianggap tabu untuk memakan
ikan  Puith tawar ( Bale Bungo), dengan alasan tidak tega untuk
memakannya dan mewajibkan pada semua keturunannya.

2. Daerah Jeneponto (Sulawesi Selatan)


a. Jeneponto sangat khas dengan makanan tradisional Coto Kuda dan
Gantala Jarang (Jarang : Kuda). Masyarakat Jeneponto meyakini bahwa
dengan makan daging “Jarang” akan memiliki stamina kuat dan pada
dagingnya terdapat banyak zat-zat anti tetanus walaupun belum
dibuktikan secara medis.
b. Bagi ibu hamil dilarang minum es karena masyarakat Jeneponto meyakini
bahwa ibu hamil yang minum es nanti bayinya influenza dan bayinya
akan besar sehingga menyulitkan proses persalinan.
c. Ibu hamil dilarang makan jantung pisang karena mereka meyakini dapat
menyebabkan badan sakit, takut anaknya hangus, takut ari-arinya
mengumpul seperti jantung pisang, kalau lahir anaknya akan sakit, dan
bayi sulit keluar saat melahirkan.
d. Ibu hamil di Jeneponto juga tidak boleh makan Lombok karena bayinya
merasa pedas, bayinya akan kepanasan, anaknya mudah sakit, sakit mata
dan sariawan parah.

3
e. Di Jeneponto ibu hamil dilarang makan papaya karena anaknya nanti
akan susah keluar, anak dalam perut bisa sakit, sakit waktu melahirkan,
sakit pada bua-bua (perut), dan ibunya akan merasakan sakit sampai
melahirkan.
f. Dilarang memakan pisang dempet karena mereka percaya bahwa dengan
memakan pisang dempet maka anaknya nanti akan mengalami kembar
siam (kembar menempel seperti pisang dempet).
g. Cabe rawit merupakan makanan yang mempunyai alasan tabu paling
banyak, mereka percaya bahwa ibu menyusui yang memakan cabe rawit
anaknya akan mencret, pedasnya menular ke anak dan pantatnya akan
menjadi merah.
h. Ayam dan udang dianggap tabu nagi ibu menyusui di Jeneponto karena
ayam dianggap dapat menyebabkan badan anak yang disusui akan busuk
dan udang diyakini dapat menyebabkan anak yang disusui akan kena sakit
cacar padahal ayam dan udang merupakan sumber protein yang baik bagi
ibu yang sedang dalam tahap menysui.
i. Ibu menyusui tidak boleh memakan ikan karena mereka yakin bahwa ikan
dapat menyebabkan ASI menjadi bau amis.
j. Bagi perempuan dewasa di Jeneponto dilarang mengonsumsi mangga dan
mangga muda sebab dapat menyebabkan bau badan dan haid tidak
berhenti.
k. Terdapat beberapa jenis ikan yang dilarang dikonsumsi perempuan
dewasa di Jeneponto, yaitu ikan balle-balle, ikan balana, ikan hiu dan ikan
ciko (ikan merah kecil) karena merupakan sumpah nenek moyang untuk
tidak memakan ikan tersebut karena mereka pernah ditolong oleh ikan
tersebut. Jika ada yang memakan maka akan menderita penyakit kulit.
l. Makanan tabu bagi laki-laki dewasa di Jeneponto adalah kelor karena
dianggap bisa menyebabkan badan pegal-pegal sehingga bisa
menurunkan stamina.

4
m. Orang sakit dilarang memakan pisang ambon di pagi hari karena mereka
meyakini bahwa jika orang sakit makan pisang ambon di pagi hari maka
akan menyebabkan sakit perut.

3. Daerah Nomala (Sulawei Tengah)


Dalam upacara adat nolama di Sulawesi Tengah, ada pantangan bagi ibu
hamil yaitu pantang makan ikan cumi-cumi karena dapat melahirkan bayi
dalam bentuk cumi-cumi.

4. Daerah Polewali Mandar (Sulawesi Barat)


a. Bagi ibu hamil dilarang makan daun kelor, jika makan dapat
menyebabkan proses kelahiran sakit berhubungan dengan kepercayaan
daun kelor yang dikonsumsi sangat terganggu tangkai-tangkai kecilnya.
Ketika melahirkan memang normal jika merasa sakit. Rasa sakit itu
disebabkan oleh kontraksi rahim dan peregangan mulut rahim,
peregangan dasar panggul, dan pelepasan plasenta. Jadi tidak ada kaitan
antara makan daun kelor dengan nyeri saat melahirkan. Mitos tersebut
justru merugikan ibu hamil. Sebab daun kelor merupakan salah satu
sayuran yang kaya kandungan gizi. Kandungan vitamin A daun kelor
setara 4 kali kandungan vitamin A pada wortel, 7 kali kandungan vitamin
C pada jeruk, 4 kali kandungan mineral calcium dari susu, dan 9 kali
kandungan protein dari yoghurt.
b. Ibu hamil tidak boleh minum es karena bayinya akan besar, sehingga ibu
akan mengalami kesulitan dalam melahirkan. Tentunya  mitos ini sangat
menggangu seorang ibu hamil memperoleh kesegaran dalam
mengkonsumsi air  minum.
c. Pada kehamilan trimester pertama dilarang memberikan pisang kepada
orang lain karena anak bisa cacat, masyarakat mencoba 
menghubungkannya dengan anak yang lahir dengan cacat bibir sumbing,

5
kepercayaan ini  karena diasumsikan saat memberikaan pisang seorang
ibu harus melepas pisang dari “sisirnya” sehingga pisang tersebut  tidak
lengkap lagi satu sisirnya atau terlihat ada yang copot.
d. Dilarang makan kepiting dan udang bagi ibu hamil karena pada saat
melahirkan anak akan susah keluar, karena  biasanya jari kepiting
mencengkram secara kuat sedang udang berjalan mundur, sehingga kalau
melahirkan anak susah keluar (mau keluar tapi kembali lagi ke dalam).
e. Dilarang makan pepaya dan nangka karena kedua buah ini tidak punya
pantat sehingga anak bisa lahir tampa dubur. Padahal bila dilihat dari segi
gizi, tentu hal ini sangat tidak benar mengingat banyaknya kandungan gizi
pada kedua buah-buahan ini.
f. Dilarang makan jantung pisang karena pertumbuhan anak bisa seperti
jantung pisang, awal mekar tetapi setelah itu akan lepas satu persatu
hingga akhirnya menjadi kecil.
g. Mie instan di anggap sebagi sayur mie, sebagian masyarakat  percaya
bahwa makanan yang mengandung kua (air masakan) adalah sayur. Bisa
dibayangkan konsumsi sayuran yang mengandung vitamin, mineral dan
juga serat harus tergantikan dengan mie yang notabenenya unsur
pokoknya hanya mengandung karbohidrat.
h. Air yang tidak di masak lebih enak rasanya dibanding air masak, sehingga
beberapa orang lebih suka minum air mentah. Sebagian masyarakat
memang telah bisa melihat secara organoleptik tentang air yang bersih
yaitu tidak berbau, berwarna dan tidak berasa serta berasa segar) namun
ketika lingkungan yang kotor dan sumber-sumber air mulai tercemar, cara
ini tidak mempan lagi, sehingga tidak mengherankan timbulnya kasus
KLB Diare dan penyakit lainnya yang bersumber air.
i. Mitos makan ikan bisa menyebabkan cacingan. Timbulnya kepercayaan
ini karena  hampir sekitar 60% anak-anak di Polewali Mandar menderita 
Cacingan dan kemudian dihubungkan dengan ikan hasil tangkapan dari

6
laut biasanya didarat ditempatkan pada tempat yang jorok dan identik
dengan tempat-tempat hidup cacing.
j. Bila ibu menyusuai habis bepergian jauh dan mau menyusui bayinya,
ibunya harus membuang ASI nya terlebih dahulu sampa habis karena
dianggap telah basi, baru kemudian menyusui  bayinya, permasalahan
terbesar adalah ibu telah menyia-yiakan kesempatan bayi dan ASI yang
ada pada saat tersebut sementara bayi  ingin segera menyusui.
k. Bila ibu menyusui menjadi hamil lagi saat dia masih menyusui  bayinya,
maka ia harus menghentikan pemberian ASI karena kalau lanjut katanya
akan mempengaruhi perkembangan janin, bukan anggapan itu saja tetapi
juga ASI yang ada telah mengandung darah.
l. Dilarang makan kelapa muda karena bayi  juga akan mati muda dan
dilarang makan ubi kayu karena air susunya bisa menyebabkan keracunan
bagi bayi.
Tabu makanan banyak yang berhubungan dengan sumber hewani, seperti daging
dan ikan. Menurut Reddy (1990), tabu makanan berkaitan dengan konsep ”panas-
dingin” yang dapat memengaruhi keseimbangan unsur-unsur dalam tubuh manusia,
tanah, udara, api dan air. Apabila unsur-unsur di dalam tubuh terlalu panas atau 
terlau dingin, maka akan menimbulkan penyakit. Daging dan ikan tabu dimakan
karena mengandung unsur panas, sehingga apabila dimakan dipercaya dapat
menimbulkan penyakit.

7
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Tabu makanan di Indonesia masih menjadi masalah karena masih banyak
makanan yang seharusnya dikonsumsi tapi masih ditabukan. Akibat tabu makanan
tersebut, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-anak tidak berani mengonsumsi
makanan tertentu sehingga dapat mengurangi asupan makanan yang pada akhirnya akan
menurunkan status gizi mereka.
Tabu makanan banyak yang berhubungan dengan sumber hewani, seperti daging
dan ikan. Menurut Reddy (1990), tabu makanan berkaitan dengan konsep ”panas-
dingin” yang dapat memengaruhi keseimbangan unsur-unsur dalam tubuh manusia,
tanah, udara, api dan air. Apabila unsur-unsur di dalam tubuh terlalu panas atau  terlau
dingin, maka akan menimbulkan penyakit. Daging dan ikan tabu dimakan karena
mengandung unsur panas, sehingga apabila dimakan dipercaya dapat menimbulkan
penyakit.
Tabu makanan tersebut akan dipatuhi atau tidak, tergantung dari kekuatan
budaya setempat, keyakinan yang dianut serta budaya luar yang mempengaruhinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Http://www.repository.ipb.ac.id
Http://arali2008.wordpress.com
Http://siwisan.wordpress.com
Http://artikelgizikesehatan.blogspot.com
Http://www.medicalera.com
Http://www.rappang.com

Anda mungkin juga menyukai