Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH BAHASA SARKASME DI MEDIA SOSIAL TERHADAP KARAKTER

REMAJA

Diusulkan oleh :

1. Andhika Rifqi Putra Pratama (05)


2. Faricha Aulia (13)
3. Larasati Bias Sekar Setyowati Sumitro (17)
4. Muhammad Adam Ibrahim (21)
5. Nurrizqika Arina Salsabila (23)
6. Sandrella Iwaninda Sasmita (28)
Lembar Pengesahan
Karya imliah yang berjudul “PENGARUH BAHASA SARKASME DI MEDIA SOSIAL
TERHADAP KARAKTER REMAJA”ini diajukan sebagai tugas dalam kurikulum Bahasa
Indoesia tahun pelajaran 2019/2020 SMA Negeri 01 Lawang dan dinyatakan telah mendapat
persetujuan sebagai karya tulis ilmiah.

Ketua kelompok

Nama : Andhika Rifqi Putra Pratama

NIS : 17520

Anggota

1. Nama : Faricha Aulia

NIS : 17643

2. Nama : Larasati Bias Sekar Setyowati Sumitro

NIS : 17705

3. Nama : Muhammad Adam Ibrahim

NIS :17738

4. Nama : Nurrizqika Arina Salsabila

NIS :17784

5. Nama : Sandrella Iwaninda Sasmita

NIS :17856

05, April 2020

Menyetujui,

Guru Pembimbing
ABSTRAKSI

Bahasa memiliki peran penting dalam ruang lingkup komunikasi karena bahasa
mengandung pesan yang mendukung terciptanya proses komunikasi. Namun, dalam
penerapannya masih banyak dijumpai penggunaan bahasa sarkasme terutama di media
sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan penggunaan
bahasa sarkasme di media sosial. Apa yang diujarkan ataupun ditulis merupakan cermin
karakter bangsa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Di mana
datadatanya berupa kata-kata, frasa atau kalimat yang menggambarkan penggunaan
bahasa sarkasme. Data-data diperoleh melalui penggumpulan dokumen simakan atau
catatan yang ada di media sosial
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................2
ABSTRAKSI...............................................................................................................................3
DAFTAR ISI...............................................................................................................................4
BAB I...........................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.......................................................................................................................6
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................6
1.2. Tujuan...............................................................................................................................7
1.3. Ruang Lingkup.................................................................................................................7
1.4. Rumusan Masalah.............................................................................................................7
BAB II.........................................................................................................................................8
PEMBAHASAN..........................................................................................................................8
2.1. Pengertian.........................................................................................................................8
2.1.1. Pengertian Bahasa......................................................................................................8
2.1.2. Pengertian Sarkasme..................................................................................................8
2.1.3. Pengertian Media Sosial............................................................................................8
2.1.4. Pengertian Karakter...................................................................................................8
2.1.5. Pengertian Remaja.....................................................................................................9
2.2. Sebab-Sebab Terjadinya Remaja Menggunakan Bahasa Sarkasme di Media Sosial.......9
2.2.1. Meniru Lingkungan...................................................................................................9
2.2.2. Pelampiasan Emosi....................................................................................................9
2.2.3. Respon Orang Lain....................................................................................................9
2.2.4. Ingin Mendapatkan Perhatian....................................................................................9
2.3. Pengaruh Penggunaan Kata Sarkasme Terhadap Perilaku Remaja................................10
2.3.1. Hilangnya Sikap Sopan Santun...............................................................................10
2.3.2. Menimbulkan Perselisihan Dan Emosi....................................................................10
2.3.3. Hilangnya Bahasa Daerah........................................................................................10
2.3.4. Mengubah Gaya Kehidupan Remaja.......................................................................10
2.4. Langkah Untuk Mengurangi Penggunaan Bahasa Sarkasme Di Media Sosial..............10
2.4.1. Mengganti Bahasa Sarkasme Dengan Bahasa Gaul................................................10
2.4.2. Mengajarkan Sopan Santun Dalam Berbicara.........................................................11
2.4.3. Menempatkan Pada Lingkungan Yang Baik...........................................................11
2.4.4. Menghindari Konten Berbau Sarkasme Di Media Sosial........................................11
BAB III......................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2. Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
LAMPIRAN..............................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Kegiatanberbahasatelahmengakardalamkehidupanmanusia,
karenafungsinyasebagaialatkomunikasi.Bahasamerupakan alat yang paling
banyakdigunakanuntukberkomunikasidalamkehidupanmanusia.Denganadanyabahasaman
usiamampumenggunakanhatidanpikiranuntukmengaturtalipersaudaraandengan yang
lainnyasertadapatmeningkatakan rasa pedulisatusamalain.

Bahasamemilikiperan yang
sangatpentingdalamruanglingkupkomunkasikarenabahasamengandungpesan yang
mendukungterciptanya proses komunikasi. Dalampenggunaannyasebagai media
komunikasi, bahasamengalamiperkembangan yang
sangatkompleksdanbergantungpadakondisi sosial budayalingkungansekitar. Bahasa yang
berlakudipengaruhiolehsistemnilai yang berlakudalamlingkungan masyarakat yang
membentukkarakteristikatauidentitaspenggunaanbahasasuatukelompokmasyarakattertentu
.

Sebelummelakukankegiatanberbahasamanusiaperlu mempertimbangkan kata, kalimat,


dankesantunan.Berbagaiwujudkomunikasiantarmanusia yang
mencerminkankarakterdaridirimanusiaitu.Untukitusangatdiperlukankehati-
hatiandalamberbahasa agar tidaktejadikesalahpahaman yang disebabkanolehcaraberbicara
yang dianggaptidaksopanbahkanmengandungmakian(sarkasme).

Sarkastikdiartikansebagaisifatdarisesuatu yang tajamseperti melukai,


menyakitihatilawanbicara. Hal tersebut sering diidentikkan dengan sifat yang kejam
melalui kata-kata maupun tindakan. Sarkastik merupakan bentuk mengekspresikan dalam
bentuk sarkasme, ditandai dengan atau sifat sarkasme diberikan kepada penggunaan
sarkasme pahit menyindir, mencemooh parah, dan mengejek. Dalam penggunaan dewasa
ini lebih dikenal dengan kata sarcasm atau dalam bahasa Indonesia sarkasme. Sarkasme
merupakan jenis gaya bahasa yang mengandung celaan bahkan bisa menjadi hinaan yang
kurang enak didengar oleh lawan tutur.

Umumnya sarkasme digunakan untuk mengejek atau menghina lawan bicara. Penggunaan
bahasa sarkasme ini umumnya dapat menyakiti hati pendengar, sehingga bahasa sarkasme
umumnya dianggap kurang santun. Ketika seorang berkomunikasi menggunakan bahasa
sarkasme, maka akan ada yang menjadi pelaku dan korban. Pelaku akan merasakan nilai
estetika dan kepuasan dari penggunaan sarkasme. Di sisi lain, penderita akan menilai
betapa rendahnya nilai etika dari penggunaan sarkasme. Namun,itulah yang menjadikan
sarkasme sebagai suatu gaya bahasa yang paling kaya dan dapat berpengaruh pada segala
aspek kehidupan manusia.

Perkembangan dan kemajuan zaman tidak terlepas dari perkembangan sarana komunikasi
yang semakin canggih. Media sosial adalah sebuah media online yang memudahkan
setiap orang untuk berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan sebuah isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, dan forum. Media sosial merupakan sarana komunikasi untuk
memperluas pertemanan dan pergaulan dalam lingkup global yang terhubung melalui
internet. Tercakup di dalamnya yaitu media sosial berupa Twitter, Facebook, Instagram.
Media sosial menggunakan bahasa sebagai media utama untuk saling berinteraksi.
Jejaring sosial (Facebook, Instagram, Twitter) merupakan media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat dunia. Media sosial telah menjadi salah satu bagian dari gaya
hidup masyarakat saat ini yang tidak terlepaskan. Di sisi lain, media sosial menjadi salah
satu sarana komunikasi yang semakin memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat
Indonesia dengan berbagai fungsi, seperti bersosialisasi, mendapatkan berita, berdiskusi,
sampai berdagang bahkan tidak jarang kita temukan banyaknya tulisan yang saling
menyindir, mengolok, dan mempermalukan satu sama lain.

Maka dari itu, penulis akan membahas mengenai penggunaan bahasa sarkasme di media
sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitteryang berpengaruh pada karakteristik
remaja. Penelitian ini berupaya mendeskripsikan makna sarkasme bagi penggunanya,
serta dampak penggunaan ungkapan sarkasme dalam bahasa pergaulan. Ungkapan
sarkasme digunakan sebagai bentuk kedekatan emosional antar teman dan menjadi bentuk
ekspresi yang tidak berpretensi menghinakan. Dalam bahasa pergaulan, beberapa anak
muda terbiasa menggunakan ungkapan sarkasme ketika berbicara dengan teman sebaya
sebagai bentuk kedekatan hubungan dan seolah-olah menjadi gaya bahasa.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui dampak penggunaan bahasa sarkasme terhadap perilaku remaja.
2. Mengetahui penyebab penggunaan bahasa sarkasme
3. Mencari solusi dari penggunaan bahasa sarkasme yang berpengaruh terhadap perilaku
remaja

1.3. Ruang Lingkup


Karena keterbatasan waktu, pengetahuan, literatur, dan keterbatasan pemahaman
makapenulis hanya membahas tentang pengaruh bahasa sarkasme di media sosial

1.4. Rumusan Masalah


1.4.1. Apa pengertian bahasa, sarkasme, media sosial, karakter, dan remaja?
1.4.2. Apa yang menyebabkan remaja menggunakan bahasa sarkasme di media sosial?
1.4.3. Bagaimana pengaruh penggunaan kata sarkasme di media sosial terhadap perilaku
remaja
1.4.4. Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahasa sarkasme di
media sosial?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1.Pengertian

2.1.1. Pengertian Bahasa


1. Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari baik
bahasa lisan maupun bahasa tulis (Felicia, 2001:1, Senin, 9 15:03).
2. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk berkerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri (KBBI).
3. Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lainnya (Wikipedia, Senin, 9 15:09).

2.1.2. Pengertian Sarkasme


1. Sarkasme adalah kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain (KBBI).
2. Sarkasme adalah suatu acuan yang mengandung kepahitan dan celaan yang
getir (Buku Diksi dan Gaya Bahasa, 143).
3. Sarkasme adalah sebuah ungkapan yang bermaksud menghina orang lain secara
tidak langsung dengan pembubuhan majas, majas yang dominan digunakan di
sini adalah ironi. (www.farisnoteindo.blogspot.com, Senin, 9 15:38)

2.1.3. Pengertian Media Sosial


1. Media sosial adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi
satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan
gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual. (McGraw Hill
Dictionary, Senin, 15:43)
2. Media sosial adalah laman atau aplikasi yang memungkinkan pengguna dapat
membuat dan berbagi isi atau terlibat dalam jaringan sosial. (KBBI)
3. Media sosial adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial,
wiki, forum, dan dunia virtual. (Wikipedia, Kamis, 12 12:21)

2.1.4. Pengertian Karakter


1. Karakter atau watak adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran,
perilaku, budi pekerti, tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup
lainnya. (Wikipedia, Kamis, 12 12:26)
2. Karakter adalah sifat-sifat, akhlak/budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain (KBBI)
3. Karakter adalah sifat yang tertanam di dalam sifat dan jiwa seseorang. (Imam
Ghazali, Kamis, 12 12:30)

2.1.5. Pengertian Remaja


1. Remaja adalah watu manusia berumur belasan tahun. (Wikipedia, Kamis, 12
12:35)
2. Remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa (Sri
Rumini dan Siti Sundari, Kamis, 12 12:37)
3. Remaja adalah suatu masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali
mennjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat dia mencapai
kematangan seksual. (WHO, Kamis, 12 12:41)

2.2. Sebab-Sebab Terjadinya Remaja Menggunakan Bahasa Sarkasme di Media Sosial

2.2.1. Meniru Lingkungan


Sebagian orang pasti berpikir bahwa tidak ada yang mengajarkan seseorang untuk
berkata sarkas. Seseorang dapat tumbuh dari lingkungan dimana dia berasal.
Lingkungan itu bisa berpengaruh terhadap karakter, perilaku, maupun perkataan
seseorang. Lingkup pergaulan yang luas, juga akan menambah perbendaharaan
kosakata. Saat melihat orang berkata sarkas, seseorang dapat saja menyerap hal
tersebut dengan cepat.

2.2.2. Pelampiasan Emosi


Sifat remaja yang labil (transisi dari anak-anak menjadi dewasa) membuat
seseorang remaja cenderung emosional. Ia akan mengutamakan emosi dalam segala
aspek kehidupannya. Ketika emosinya tersulut, seorang remaja akan sulit
mengontrol emosinya sehingga ia akan melampiaskan emosi tersebut dengan
menggunakan sarkasme secara terang-terangan kepada siapapun yang menyulut
emosinya.

2.2.3. Respon Orang Lain


Dalam pergaulan remaja, ketika ia mendapati seseorang yang ia tidak sukai atau
tidak sependapat dengannya. Seorang remaja lebih gemar menyampaikan
kebohongan kepada seseorang yang ia tidak sukai. Seorang remaja akan
menggunakan bahasa sarkasme secara terang-terangan baik dengan bertujuan untuk
menghina secara sinis, ataupun karena ia takut dan tidak sanggup menghadapi
situasi dengan kejujuran.

2.2.4. Ingin Mendapatkan Perhatian


Masa remaja adalah masa menunjukkan eksistensi diri untuk mendapat pengakuan
atau agar dianggap keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Salah satu
perbuatan yang biasanya dilakukan adalah menggunakan bahasa sarkasme. Dengan
menggunakan bahasa sarkasme tersebut, maka remaja akan mendapat perhatian dari
orang disekitarnya dan secara tidak langsung akan mendapat jati dirinya.

2.3. Pengaruh Penggunaan Kata Sarkasme Terhadap Perilaku Remaja

2.3.1. Hilangnya Sikap Sopan Santun


Kesantunan berbahasa merupakan suatu hal yang harus dipatuhi oleh semua orang.
Penggunaan prinsip kesantunan dalam berkomunaksi perlu dilakukan oleh
seseorang dengan harapan agar makna yang disampaikan dapat diterima dengan
baik dan tidak melukai perasaan orang lain. Remaja yang menggunakan bahasa
sarkasme dalam kesehariannya dapat melukai perasaan lawan bicaranya karena
dianggap tidak sopan.

2.3.2. Menimbulkan Perselisihan Dan Emosi


Penggunaan kaidah kebahasaan yang menyimpang dari prinsip kesantunan dapat
dikatakan sebagai bentuk merendahkan orang lain atau tidak menghargai orang lain.
Hal tersebut disebabkan karena seseorang sengaja menuduh lawan tutur, tidak
memberikan rasa simpati, protektif terhadap pendapat orang lain, kritik dengan
kata-kata kasar, dan mengejek.Beberapa faktor tersebut memungkinkan orang lain
terpancing emosinya dan menyebabkan konflik.

2.3.3. Hilangnya Bahasa Daerah


Penggunaan bahasa sarkasme sekarang ini dianggap sebagai hal yang keren dan
membuat penggunanya merasa lebih tinggi derajatnya. Hal tersebut membuat
bahasa daerah dilupakan dan tidak lagi digunakan dalam keseharian karena telah
tergantikan oleh bahasa sarkasme tersebut. Para pengguna kata sarkasme akan lupa
dengan bahasa daerahnya yang sudah dikenal sejak lahir dan menjadikan seseorang
tidak cinta dengan daerahnya.

2.3.4. Mengubah Gaya Kehidupan Remaja


Penggunaan bahasa yang keras dan kasar secara sering akan berpengaruh kedalam
jiwa dan karakter remaja. Gaya berbahasa yang kasar sudah memadu dengan gaya
kehidupan yang keras pada aktivitas di lingkungannya. Kekerasan bahasa pada
remaja itu juga berasal dari kebiasaan di lingkungan sekitarnya. Di lingkungan yang
keras remaja belum menemukan jati diri akan meniru tingkah laku yang ada
disekitarnya.

2.4. Langkah Untuk Mengurangi Penggunaan Bahasa Sarkasme Di Media Sosial

2.4.1. Mengajarkan Sopan Santun Dalam Berbicara


Didikan orang tua sangat berpengaruh besar dalam perkembangan anak, mulai dari
perkembangan berpikir hingga tingkah lakunya. Jika orang tua mengajarkan atau
mencontohkan kepada anaknya keburukan maka anak juga akan meniru tingkah
laku orang tua tersebut. Tetapi jika orang tua memberikan contoh yang baik maka
anaknya tersebut akan baik juga kelakuannya. Jadi orang tua dalam berbicaranya
juga harus memberikan contoh yang baik terhadap anaknya agar ditiru dan menjadi
hal yang baik bagi anaknya.

2.4.2. Menghindari Konten Berbau Sarkasme Di Media Sosial


Media sosial sangat membantu kebutuhan manusia pada masa ini. Banyak sekali
konten-konten yang mendidik tetai ada juga konten yang tidak mendidik. Konten
yang tidak mendidik inilah yang dapat memicu perubahan karakter pada remaja
yang sedang mencari jati diri. Seorang remaja dapat menggunakan internet dengan
baik yaitu dengan mencari konten-konten yang mendidik dan menghindari dari
konten yang tidak baik.

2.4.3. Yakinkan Diri Sendiri Bahwa Berbahasa Sarkasme Adalah Hal Buruk
Berbahasa sarkasme punya beberapa tujuan atau fungsi yaitu mengekspresikan
amarah, memberi penekanan pada sebuah hal, atau sebagai lelucon. Tapi apapun
alasan dan tujuannya, Berbahasa Sarkasme tetap merupakan kebiasaan buruk,
karena bisa membuatmu terlihat bodoh atau tidak terdidik, mengintimidasi,
menyinggung orang lain, dan membuat orang lain tidak menghargaimu.

2.4.4. Bimbing dan Arahkan


Bila tetap mengatakan kata kotor dan kasar meskipun telah diingatkan, maka jangan
menyerah. Hanya perlu membimbing dan mengarahkannya terus menerus. Hargai
perasaannya, dengarkanlah jika ia senang curhat. Usahakan tidak saling
menyalahkan namun mecari solusi bersama-sama. Hal tersebut dapat melatih untuk
memiliki ketrampilan problem solving yang baik.
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bahasa sarkasme adalah bahasa yang mengandung celaan dan kepahitan untuk menyakiti
lawan bicara. Bahasa sarkasme biasanya digunakan saat emosi seseorang tidak stabil atau
hanya untuk bercanda. Hal itu dapat menimbulkan perselisihan dan perpecahan antar
individu karena kesalahpahaman dalam menggunakan bahasa sarkasme.

Faktor lingkungan, emosi, dan respon orang lain berpengaruh terhadap remaja yang
menggunakan bahasa sarkasme. Lingkungan yang baik akan berdampak pada karakter
remaja yang baik begitu juga sebaliknya. Emosi yang tidak stabil akan mempengaruhi
perilakunya kesehariaannya dengan berbahasa yang sarkas. Dari respon orang lain yang
tidak sependapat dengan seorang remaja maka dapat memicu keluarnya kata-kata yang
sarkas.

3.2. Saran
Seorang remaja yang sedang mencari jati diri sering berubah ubah karakternya. Maka dari
itu perlunya bimbingan dari orang tua untuk menuntunnya agar menjadi karakter yang
baik. Maka dari itu mendidiknya harus dengan cara yang baik dan menempatkannya di
lingkungan yang sesuai. Apabila seorang anak sudah memasuki masa remaja tetap harus
dibimbing dengan memberinya konten-konten di media sosial yang mendidik.
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Astrid S. Komunikasi Kontemporer, Bandung:Binacipta, 1982

Ali, Lukman, ed. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia Indonesia
Baru, Jakarta: Gunung Agung, 1967

Poerwadarminta,W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai