Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVASKULAR DAN PULMONALIS

Dosen Pembimbing : Ns. Chrisyen Damanik, S.Kep. M.Kep

Tugas Kelompok :

NAMA

1. ADOLFINA PATIUNG
2. HAJI SYARIFUDIN
3. EKA FITRI
4. NARSIH PANTIA

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA

SAMARINDA TAHUN 2019


PEMBAHASAN PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVASKULER

A. Anatomi Fisiologi Jantung

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Serabut otot jantung
bercabang-cabang dengan beranastomosis secara erat. Jantung mempunyai emapt ruang
yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel) dan terlatak
didalam rongga dada sebelah kiri diatas diafragma. Secara anatomis ukuran jantung
sangatlah variatif. Ukuran jantung manusia menedekati ukuran kepalan tangannya atau
dengan ukuran panjang kira-kira 5” (12cm) dan lebar sekitar 3,5 (9 cm).

Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum


diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak
dibagian bawah sternal notch,1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline
sternum, 2/3nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung
diinterkostal ke-5 atau tepatnya dibawah puting susu sebelah kiri.

1. Lapisan Pembungkus Jantung

a. Perikardium(Epikardium)
Epi berarti “diatas”, cardia “jantung”, yang mana begian ini adalah suatu membran
tipis dibagian luar yang membungkus jantung. Terdiri dari 2 lapisan yaitu
pericardium fibrosom(visceral) dan pericardium serosum (parietal).

b.Miokardium

Myo berarti “otot” merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat0serat otot tersusun secaraspiral
dan melingkar jantung. Lapisan otot ini yang akan menerima darah arteri koroner.

c. Endokardium

Endo berarti “ di dalam” adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epital
untuk yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi peredaran darah.

2. Katup Jantung

Katup jantung terdiri dari 4 bagian :

a. Katup Trikuspidalis

Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila ketup ini
terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.
Katup trikuspidalis berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium
kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel.

b. Katup Pulmonal

Setelah katup trikuspidalis tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan
kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3
daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah dari ventrikel kanan
menuju arteri pulmonalis.

c. Katup Bikuspid (Bikuspidalis)

Katup bikuspis atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium menuju
ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Katup bikuspid dari dua daun katup.

d. Katup Aorta

Katup Aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini
akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.
3. Atrium

Berikut fungsi dari masing-masing atrium jantung tersebut yaitu :

a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung (reservior) darah yang oksigen dari
seluruh tubuh.

b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah mengalir keventrikel kiri den selanjutnya keseluruh
tubuh melalui aorta.

4. Ventrikel

1. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan keparu-paru
memalui arteri pulmonalis.

2. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh
melalui aorta.

B. Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler

a. Inspeksi

Metode Normal Tidak Normal


a. Vena Leher Nilai normal J.V.P Distensi/pembesaran vena.
(Vena Jogolaris (jugolaris vena pressur): Melebihi minus 2 bila
eksternal 5-2 cm. dibawah bidang horizontal,
internal) atau plus.
b. Bentuk dada AP lateral 2:1 simetris  Bulging precordial
(daerah prekordial yang
lebih menonjol dari
dinding thorax yang lain)
 Pembesaran ventrikel
c. Ictus cordis Berada diICS 5 linea mid kanan atau aneurisma
clavikularis selebar 1 cm. pangkal aorta.
 Pada pembesaran
jantung terlihat sampai
dilines axillaries anterior
 Bergeser membesar
kekiri → Hipertensi yang
lama

b. Palpasi

Metode Normal Tidak Normal


a. Apek/ictus Teraba dangan telapak  Getaran naik turun
cordis jari ke 2-3-4, seluas 1 cm dilinea sternalis kiri :
 Hipertensi ventrikel
kanan
 Righ ventricular
kanan
b. Pemeriksaan  Bandingkan frekuensi
palpasi lebih jantung dengan
baik dilakukan frekuensi nadi, bila ada
posisi perbedaan lebih cepat
berbaring pada frekuensi jantung
terlentang. dari nadi→Fibrilasi
Letakkan Atrium.
telapak tangan  Denyutan diantara ICS 1
diprecordium dan 2 kanan, di luar
tentukan letak pinggir sternum
denyut apeks dicurigai adanya
secara tepat, aneurisma bagian
dengan asenden arkus aorta,
meraba denyutan yang sama
memakai jari terjadi sebagai akibat
telunjuk insufisien aorta dan
pelebaran post stenotik
aorta. Keadaan ini juga
mengakibatkan
denyutan pada basis
jantung. Denyutan pada
insisura jugolaris adanya
arteriosclerosis aorta.
Hipertropi Ventrikel Kiri:
karena stenosis aorta
atau hipertensi sistemik
maka denyut apeks
ventrikel kiri kuat, juga
pada insufi siensi aorta
dan insufiensi mitral.
Denyut apeks pada
insufisiensi mitral lebih
singkat dibandingkan
dengan insufisiensi
aorta.
 Thrill (getaran) yang
dapat diraba bila
pengaliran darah
turbulen dalam
pembuluh darah akan
menimbulkan getaran,
yaitu geteran ictus
kordis yang kuat/bising
jantung keras (mur-mur)
pada auskultasi derajad
5/6.
 Friction Rub “ Perikardial
yang ditimbulkan oleh
perikardium viceralis dan
pericardium parietalis
yang menjadi kasar dan
saling bergesekan satu
sama lain, yang terjadi
bersamaan waktunya
dengan denyut jantung.
Pada efusi pericardium
frection rub sering
 menghilang.

c. Perkusi

Metode Normal Tidak Normal


a. Meletakkan jari Batas jantung kanan→2 jari  Efusi Perikardial, jika terjadi
tengah tangan kiri dari batas paru hati mid efusi cukup banyak dalam
sebagai clavikula kanan lakukan kantong pericardium
plesimeter perkusi kearah sternum keredupan jantung akan
(landasan) rapat- sampai terdengar sonor bertambah dalam semua arah
rapat pada keredup (pada mid sternum dan mengambil bentung
dinding dada. dengan sternum kanan). pembesaran umum seperti
Batas kiri→batas paru kiri bola.
garis axillaries anterior kiri  Keredupan Retrosternal yang
coste 8,2 jari diatasnya meningkat akan dapat timbul
perkusi kearah akibat tumor dalam
sternum→sonor keredup. mediastinum anterior, atau
Batas atas→dari atas pelebaran aorta pada
kebawah pada garis para aneurisma aorta.
sternum→pinggang jantung
pada sela coste 3 kiri.

b. Menentukan
ukuran/ batas-
batas jantung
karena daerah Mulailah melakukan perkusi
jantung terdengar dari luar garis aksilaris
pekak. Pekak anterior, lakukan perkusi
bertembah kekiri kearah sternum, oleh karena
agak kebawah bila bagi telinga lebih mudah
pembesaran dapat menangkap
ventrikel kiri. perubahan suara dari
Pembesaran resonan keredupan
ventrikel kanan dibandingkan sebaliknya.
kurang dapat
ditentukan karena
lebih kearah
antero posterior.

d. Auskultasi

Metode Normal Tidak Normal


a. Harus dilakukan pada Normal spilthing katup  Bila tetap terdengar
5 area auskultasi P. ventrikel kanan sedikit saat inspirasi dan
utama, dengan lebih lama dari pada ekspirasi → tanda
menggunakan katup A. Ventrikel kiri. spesifik untuk ASD
stetoskop bagian Terdapat pada anak dan atau stenosis katup
diafragma yaitu : remaja. P.
katup aorta, (Penyempitan/tidak
pulmonalis, bisa membuka
trikuspidalis, apical, sempurna).
epigastrik.
b. B.J Normal adalah :
 Tentukan waktu
bunyi jantung Bunyi jantung  Bila tetap terdengar
dengan denyut 3/splithing→ normal saat inspirasi dan
karotis. terdengar 0,015-0,017 ekspirasi→tanda
datik setelah BJ 2. spesifik untuk ASD
atau stenosis katup
P.
(Penyempitan/tidak
bisa membuka
sempurna).
Bunyi jantung 1 tunggal  Bunyi jantung
dan BJ 2 tunggal. 3→didaerahmitral
(M) sesudah BJ 2,
tidak melewati
seluruh fase
diastolik, nada
rendah, lebih jelas
dengan sisi bel
stetoskop
 Dengarkan (Sungkup).
seluruh  Irama pacu
peerikardium, Bunyi jantung kuda/gallop
pindahkan 4→(Atrualgallop) kadang rhythm→pada
sedikit demi terdengar pada dewasa payah jantung/
sedikit. muda 0,08 detik sebelum decomp
 Perhatikan BJ 1. kiri(edema,dyspnes)
daerah katup, (gallop terjadi
basis, karotis, karena : beban
axila. ventrikel bertambah
 Splithing fisiologi dan seperti suara
dibasis kuda lari.
 BJ 3 bisa terjadi
pada overload
pemberian cairan
infuse.
 BJ 3 diawal
diastole→lub dub-
ee, bila terdengar
saat mendekati
akhir diastole
sebelum BJ 1
→dee-lub-
dub→dapat
serbagai tanda
adanya Hipertensi.
 Bising jantung
(cardiac mur-mur)
 Suara
tambahan yang
terjadi karena
ada daerah
yang lolos
ketika
dipompa.
 Kerena getaran
jantung atau
pembuluh
darah besar
akibat aliran
yang
menyempit/alir
an balik yang
normal.
 Tergantung
kepekatan,
perbedaan
tekanan, sempi
salura.
PEMBAHASAN PEMRIKSAAN FISIK PARU

A. Anatomi Fisiologi Paru

Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari paruparu adalah
berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada

pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu bagian yaitu, paru kanan dan paru kiri.
Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus.

Setiap paruparu terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian, terdapat sekitar sepuluh unit
terkecil yang disebut bronchopulmonary segments. Paru-paru bagian kanan dan bagian

kiri dipisahkan oleh sebuah ruang yang disebut mediastinum (Evelyn, 2009).
Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis yang bernama pleura. Pleura

terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput tipis
yang langsung membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang

menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga yang disebut
cavum pleura.

Fungsi utama paru adalah sebagai alat pernapasan yaitu melakukan pertukaran
udara (ventilasi), yang bertujuan menghirup masuknya udara dari atmosfer kedalam paru-

paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara dari alveolar ke luar tubuh (ekspirasi).
B. Pengertian Pemeriksaan Fisik Paru
Pemeriksaan fisik paru adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk

melakukan pengkajian fisik pada pasien yang mengalami abnormalitas system


pernapasan yang meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

C. Tujuan Pemeriksaan Fisik Paru

Tujuan pemeriksaan fisik paru yaitu sebagai berikut:


1. Mengetahui bentuk, kesimetrisan,ekspansi, keadaan kulit dinding dada.

2. Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernapasan.


3. Mengetahui adanya nyeri tekan, masa,peradangan,taktil frektus.

4. Mengetahui keadaan paru, rongga pleura.


5. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain di sekitarnya.

6. Mengkaji aliran udara melalui batang trachea bronkial


7. Mengetahui adanya sumbatan aliran udara.

D. Indikasi pemeriksaan fisik paru

Pada pasien dengan gangguan system respiratory.

E. Kontraindikasi pemeriksaan fisik paru


Pada pasien yang luka bakar

F. PEMERIKSAAN FISIK PARU

1. Inspeksi
Dada dikaji tentang postur bentuk, kesimetrisan serta warna kulit, perbandingan
bentuk dada anterior, posterior, dan transversal pada bayi 1 : 1, dewasa 1 : 2 bentuk

abnormal pada kondisi tertentua.


a. Pigeon chest: bentuk dada seperti burung diameter transversal sempit, anterior

posterior, membesar atau lebar, tulang sternum menonjol kedepan.


b. b. Funnel chest : bentuk dada diameter sternum menyempit, anterior posterior

menyempit, transversal melebar.


c. c. Barrel chest : bentuk dada seperti tong, diameter anterior posterior transversal

memiliki perbandingan 1:1, juga amati kelainan tulang belakang seperti kifosis,
lordosis, dan scoliosis.

Pada pengkajian dada dengan inspeksi juga perhatikan:

a. Frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya bernapas.

b. Sifat bernapas : pernapasan perut atau dada

c. Adakah retraksi dada, jenis : retraksi ringan, sedang, dan berat

d. Ekspansi paru simetris ataukah tidak

e. Irama pernapasan : pernapasan cepat atau pernapasan dalam (pernapasan

kussmoul)

f. Pernapasan biot : pernapasan yang ritme maupun amplitudenya tidak teratur

diselingi periode apnea


g. Cheyne stokes : pernapasan dengan amplitude mula-mula kecil makin lama makin

besar kemudian mengecil lagi diselingi periode apnea.

2. Palpasi

Palpasi dada bertujuan mengkaji kulit pada dinding dada, adanya nyeri tekan,
masssa, kesimetrisan ekspansi paru dengan menggunakan telapak tangan atau jari 7

sehingga dapat merasakan getaran dinding dada dengan meminta pasien


mengucapkan tujuh puluh tujuh secara berulang –ulang . getaran yang diraskan

disebut : vocal fremetus.

Perabaan dilakukan diseluruh permukaan dada(kiri,kanan depan, belakang)

umumnya pemeriksaan ini bersifat membandingkan bagian mana yang lebih


bergetar atau kurang bergetar,adanya kondisi pendataan paru akan terasa lebih

bergetar, adanya kondisi pemadatan paru akan terasa lebih bergetar seperti
pnimonia,keganasan pada pleural effusion atau pneumathorak akan terasa kurang

bergetar.

3. Perkusi
Perkusi dinding thorak dengan cara mengetuk dengan jari tengah, tangan kanan

pada jari tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada dinding dada celah
interkostalis. Perkusi dindng thorak bertujuan untuk mengetahui batas jantung, paru,

serta suara jantung maupun paru.


Suara paru normal yang didapat dengan cara perkusi adalah resonan atau sonor,

seperti dug, dugm dug, redup atau kurang resonan suara perkusi terdengar bleg,
bleg, bleg. Pada kasus terjadnya konsolidasi paru seperti pneumonia, pekak atau

datar terdengar mengetuk paha sendiri seperti kasus adanya cairan rongga pleura,
perkusi hepar dan jantung .

Hiperesonan/tympani suara perkusi pada daerah berongga terdapat banyak


udara seperti lambung, pneumothorax dan coverna paru terdengar dang, dang, dang.

a. Batas paru hepar : di ICS 4 sampai ICS ke 6.


b. Batas atas kiri jantung ICS 2-3.

c. Batas atas kanan jantung :ICS 2 linea sternalis kanan.


d. Batas kiri bawah jantung line media clavicuralis ICS ke 5 kiri.

4. Auskultasi
Auskultasi paru adalah menedengarkan suara pada dinding thorax menggunakan

stetoskope karena sistematik dari atas ke bawah dan membandngkan kiri maupun
kanan suara yang didengar adalah :

a. Suara napas
1) Vesikuler : suara napas vesikuler terdengar di semua lapang paru yang normal,

bersifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspiasi.


2) Brancho vesikuler: tedrdengar di daerah percabangan bronchus dan trachea

sekitar sternum dari regio inter scapula maupun ICS 1: 2. Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi.

3) Brochial : terdengar di dzerah trachea dan suprasternal notch bersifat kasar,


nada tinggi, inspirasi lebih pendek, atau ekspirasi

b. Suara tambahan Pada pernapasan normal tidak ditemukan suara tambahan, jika
ditemukan suara tambahan indikasi ada kelainan,adapun suara tambahan adalah

1) Rales/Krakles Bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran halus
pernapasan mengembang dan tidak hilang, suruh pasien batuk, sering ditemui

pada pasien dengan peradangan paru seperti TBC maupun pneumonia.


2) Ronchi Bunyi dengan nada rendah, sangat kasar terdengar baik inspirasi

maupun ekspirasi akibat terkumpulnya secret dalam trachea atau bronchus


sering ditemui pada pasien oedema paru, bronchitis.

3) Wheezing Bunyi musical terdengar “ngii...” yang bisa ditemukan pada fase
ekspirasi maupun ekspirasi akibat udara terjebak pada celah yang sempit

seperti oedema pada brochus.


4) Fleural Friction Rub Suatu bunyi terdengar kering akibat gesekan pleura yang

meradang, bunyi ini biasanya terdengar pada akhir inspirasi atau awal ekspirasi,
suara seperti gosokan amplas.

5) Vocal resonansi Pemeriksaan mendengarkan dengan stethoscope secara


sistematik disemua lapang guru, membandingkan kanan dan kiri pasien

diminta mengucapkan tujuh puluh tujuh berulang-ulang.


a) Vokal resonan normal terdengar intensitas dan kualitas sama antara kanan

dan kiri.
b) Bronchophoni : terdengar jelas dan lebih keras dibandingkan sisi yang lain

umumnya akibat adanya konsolidasi.


c) Pectorilequy : suara terdengar jauh dan tidak jelas biasanya pada pasien

effusion atau atelektasis.


d) Egopony : suara terdengar bergema seperti hidungnya tersumbat.

Anda mungkin juga menyukai