Kti Yona Fiks
Kti Yona Fiks
WA YONA RUMBIA
NIM : P07120117104
Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Program Studi Keperawatan Ambon
Politeknik Kesehatan
Maluku
WA YONA RUMBIA
NIM : P07120117104
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
Proposal yang berjudul “Literatur Review Penerapan Teknik Menyusui Pada Ibu
Post Seksio sesarea Di Ruangan Nifas Dr. M. Haulussy Ambon”. Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmia ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa
Keperawatan Ambon.
v
3. Seluruh dosen pada Jurusan Keperawatan Ambon, yang telah memberikan
4. Kepada kedua orang tuaku, dan keempat kakak dan adikku (Erlin, Hasi,
Saprin dan Tasya) atas doa, dana dan motivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah
ini selesai.
5. Kepada para sahabatku Kelas III B dan terkhusus (Ria, Nurbi, Suharni, Tanti
dan Sri) atas dukungan serta motivasi yang diberikannya sehingga Karya
Penulis menyadari bahwa penulis Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu kritik dan saran yang bersifat
Ilmiah ini. Semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan Rahmat-Nya
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B Rumusan Masalah
C. Tujuan Studi Kasus
D. Manfaat Studi Kasus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan post secsio caesarea
1. Pengkajia
2. Diagnosakeperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan atau implementas
5. Evaluasi
B. Konsep Teknik Menyusui pada ibu post secsio caesaria
1. Pengertian
2. Fungsi
3. Faktor- fakor yang Mempengaruhi Pemberian ASI
4. Cara Menyusui Yag Benar
5. Posisi dalam menyusui pada ibu secsio caesarea
6. Lamadan frekuensi menyusu
BAB III METODE STUDI LITERATUR
1. Desain Penelitian
2. Variabel Penelitian
3. Pencarian Literatur
4. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas
5. Teknik Dalam Melakukan Review
6. Lokasi danWaktu Studi Kasus
BAB IV
A. Hasil
B. Pembahasan
1. Compare
2. Criticize
3. Contrast
4. Synthesize
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cara alami untuk memberikan nutrisi kepada bayi sesuai kebutuhan, sehingga
kehidupan. Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik bagi bayi karena
mengandung unsur energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan
pemberian ASI eksklusif, salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI
yang tidak lancar. Hal ini akan menjadi faktor penyebab rendahnya cakupan
pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir (Wulandari dan Handayani,
2011).
dengan makanan atau minuman lain, setelah bayi berumur lebih dari 6 bulan
(WHO, 2016), cakupan ASI eksklusif di seluruh dunia hanya sekitar 36%
juta orang /100.000 bayi lahir hidup, yang 60% diantaranya biasa dicegah
1
2
negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia, rumah sakit
pemerintah rata- rata 11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari
Provinsi NTB sebesar 20,3% dan tertinggi di Provinsi Babel sebesar 56,7%
dari ibu post partum yang ingin segera menyusui anaknya. Hanya 38,0% yang
melakukan Inisiasi menyusi dini (IMD) kurang dari 1 jam setelah persalinan
ASI pada ibu setelah melahirkan, namun pemberian ASI di jam pertama
kelahiran tidak dapat di lakukan oleh ibu yang memiliki masalah pada
persalinanya, misalnya untuk ibu Seksio sesarea (Eko, 2011). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Warsini (2015), terdapat hubungan yang signifikan antara
kemungkinan 2,53 kali lebih besar untuk bisa berhasil dibandingkan dengan
memiliki kemungkinan 2,53 kali lebih besar untuk bisa berhasil dibandingkan
Data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah
seksio sesarea dalam tiga tahun terakhir dapat terlihat pada tabal 1 sebagai
berikut ini:
Tabel 1
Jumlah Angka Kejadian Post Seksio Sesarea Di Ruangan Nifas RSUD Dr. M.
Haulussy Ambon Tahun 2017 - 2019.
Partus Sc
No Tahun Jumlah Partus
N %
1. 2017 1596 645 40 %
2. 2018 1703 895 53 %
3. 2019 1855 1036 56 %
Sumber: Rekam Medis RSUD.Dr.M.Haulussy Ambon, 2017-2019
dr.M. Haulussy Ambon periode tiga tahun terahir angka kejadian seksio
sesarea mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi ibu post seksio
sesarea yang sulit beradaptasi karena nyeri pada luka operasi mengakibatkan
menyusui.
4
Tabel: 2
Sumber: buku Rekam medis Ruang Nifas RSUD Dr. M Haulussy Ambon,
Tahun 2017-2019.
menyusui di Ruang Nifas RSUD Dr. M Haulussy Ambon dari tahun 2017
sampai tahun 2019, pemberian ASI Ekslusif meningkat dari 51% hingga
74%. Sebaliknya, jumlah ASI Ekslusif yang tidak terpenuhi dari tahun 2017-
mengalami perubahan fisiologis pada masa nifas terutama involusi dan laktasi
juga ibu mengalami rasa nyeri di sekitar luka sayatan operasi, kondisi ini
membuat ibu takut untuk bergerak. Selain itu ibu yang mengalami operasi
seksio sesarea tidak mungkin dapat menyusui bayinya segera karena ibu
5
belum sadar akibat efek anestesi. Efek anestesi juga dapat mempengaruhi
kondisi fisik bayi yang lemah dan malas menyusui sehingga tidak ada
rangsangan hisap pada payudara ibu yang berdampak pada proses laktasi akan
kebanyakan ibu yang menjalani seksio sesarea atas indikasi medis. Sementara
menyusui pada ibu post seksio sesarea. di RSUD. Dr. M. Haulussy tidak
meneliti tentang “Literatur Reveiw Penerapan Teknik menyusui pada ibu post
seksio sesarea”.
B. Rumusan Masalah
bayinya
1. Masyarakat
3. Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
Data yang dikaji ada empat macam, yaitu: 1) data dasar; 2) data fokus;
tentang status kesehatan klien. Data dasar ini meliputi : data umum,
pemeriksaan.
Data ini yang nantinya mendapat porsi lebih banyak dan menjadi dasar
7
8
Sedangkan untuk bayi atau klien yang tidak sadar, banyak menekankan
dari klien maupun tak langsung melalui orang lain yang mengetahui
observasi dan pemeriksaan pada klien. Data objektif harus dapat diukur
Sumber data ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder
Sumber data primer adalah klien. Sebagai sumber data primer, bila klien
pendengaran, klien masih bayi atau karena beberapa sebab klien tidak
adalah selain klien, seperti keluarga, orang terdekat, teman, dan orang lain
yang tahu tentang status kesehatan klien. Selain itu tenaga kesehatan yang
9
lain seperti dokter, ahli gizi, ahli fisioterapi, laboratorium, radiologi juga
mungkin dapat ditemukan pada klien post seksio sesarea adalah 1) data
menikah, sudah berapa lama ibu menikah, dan kemungkinan dengan risiko
yang terjadi. c) keluhan utama: untuk mengetahui apa yang dirasakan ibu
emosional ibu saat ini. j) data sosial budaya : untuk mengetahui tentang
keadaan umum ibu, seperti kesadaran, postur tubuh, cara berjalan, raut
wajah, dan tanda-tanda vitalnya, seperti tensi, nadi, respirasi serta suhu.
Nursalam (2009), data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien
data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk
keperawatan klien
data dengan menggunakan klien atau keluarga, profesi atau tim kesehatan
6. Diagnosa keperawatan
respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual maupun
lima (5) adalah sebagai berikut : a) diagnosa keperawatan aktual adalah yang
menjelaskan masalah yang nyata terjadi saat ini, harus ada unsur PES;
masalah dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama,
pernyataan tentang masalah yang diduga akan terjadi, masih memerlukan data
tambahan untuk memastikan adanya gejala atau tanda utama (aktual), atau
kelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko atau resiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu, dan
dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih
7. Perencanaan
istirahat tidur, aktifitas dan mobilitas, seks, dan lain-lain; 2) rasa aman
dan nyaman; 3) cinta dan kasih sayang; 4) harga diri; 5) aktualisasi diri.
kerja yang dapat diukur, tulis sebelum kata kerja kata “mampu”; H :
hasil : respon fisiologis dan gaya hidup yang diharapkan dari klien
ktiteria hasil.
2) SPK (S: subjek; P; predikat atau perilaku yang diinginkan setelah klien
membantu klien dalam mencapai tujuan dan kriteria hasil. Ada empat tipe
Walid, 2012).
16
sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru (Rohmah dan
Walid, 2012).
karena perawat harus berkomunikasi dengan jelas kepada klien, keluarga dan
perawatan luka, pemberian suntikan, dan lain- lain. Selain itu juga perawat
9. Evaluasi
keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dibuat pada tahapan perencanaan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk :
macam evaluasi yaitu evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif).
sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai. Evaluasi hasil (sumatif) yaitu
yaitu “S” adalah data subjektif, dimana perawat menuliskan keluhan klien
data objektif, yaitu data yang didasarkan pada hasil pengukuran atau observasi
19
perawat secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah
data subjektif dan data objektif. Merupakan suatu masalah atau diagnosis
keperawatan yang masih terjadi, atau juga dapat dituliskan masalah atau
diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang
telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan data objektif; “P” adalah
1. Pengertian
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004).
20
2. Fungsi
terjadi gumoh.
b) badan bayi menempel pada perut ibu; c) mulut bayi terbuka lebar;
d) dagu bayi menempel pada payudara ibu; e) sebagian areola masuk kedalam
mulut bayi, areola bawah lebih banyak masuk; f) bayi tampak menghisap
dengan ritme yang perlaha-lahan; g) putting susu tidak tersa nyeri; h) telinga
dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus; i) kepala bayi agak menengadah
(Yulianti, 2009).
wanita dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi wanita dalam hal
b. Faktor Psikologis
2) Tekanan batin. Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat
Alasan yang cukup sering bagi ibu untuk menyusui adalah karena
ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Tetapi sebenarnya jarang sekali ada
pemanfaatannya.
22
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau
malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila
memulangkan bayinya.
laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir.
Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak semua dapat
sesarea).
a. Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi antara lain : 1) ibu duduk atau berbaring
dengan santai. 2) pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar
kepala. 3) rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah
seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan
lengan bayi. 6) jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara
1) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang
payudara).
lidah ke bawah.
5) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan
bayi.
memerah sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak
10) Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung
bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak
perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara
11) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus
bayi.
a. Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-
memegang bola football dengan kepala bayi berada pada tangan anda.
Posisi tubuh ibu miring ke satu sisi dengan bayi menghadap ibu
menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain (BAK,
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong (Purwanti, 2004).
A. Desain penelitian
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan studi literatur
reviuw pada jurnal penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan
dengan penerapan prosedur teknik menyusui pada ibu post seksio sesaria
B. Variabel Penelitian
C. Pencarian Literature
menyusun karya tulis ilmiah, literature yang digunakan adalah; studi deskriptif
praktik menyusui pada ibu post seksio sesaria setelah dilakukan pendidikan
pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu post
sectio caesaria primipara dan Gambaran pemberian Asi pada bayi dengan Ibu Post
Seleksi studi ini berupa pencarian artikel yang didapatkan terdapat abstrak
29
30
1. Compare
Merangkum dan mengkritis kesamaan artikel dan disajikan dalam artikel baru
2. Criticize
Melakukan kritik artikel yang disampaikan dalam opini setuju atau tidak
3. Contras
4. Syntesis
analisis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dalam penelitian ini penulis menganalisa mengguanakan metode PICOT
di mana P = problem/ pasien/ populasi, I/E = implementasi/intervensi/eksposure,
C = control/ intervensi pembanding, O = hasil dan T = Time.
Nama
Instrume
Jurnal, Hasil
N Judul Tujuan Jenis n Waktu
Penulis Penelitia
o Artikel Penelitian Penelitian Penelitia penelitian
, n
n
Tahun
1. Ratna studi Mendeskrip Penelitian lembar Menunjuk Penelitian
Yuliati, deskripti sikan deskriptif observasi. an bahwa ini tidak
Sri f praktik praktik dengan Analisis karakterist mencantu
Rejeki, menyusu menyusui pendekatan data ik mkan
Nikmat i pada pada ibu survei. mengguna responden tanggal
ul ibu post post SC Sampel kan berdasark dari
Khayati seksio setelah penelitian analisis an usia penelitian
2018 sesaria dilakukan sebanyak univariat rata-rata
setelah pendidikan 33 responden
dilakuka kesehatan responden adalah
n melalui dengan 29,67
pendidik metode mengguna tahun
an demonstrasi kan teknik dengan
kesehata dan video purposive standar
n dengan berbasis sampling deviasi
metode android di 5,840,
demostra RSI Kendal usia
si dan termuda
video 20 tahun
berbasis dan usia
android tertua 45
tahun,
berpendid
ikan
sebagian
besar
Sarjana,
yaitu
sebanyak
13 orang
(39,4%),
31
32
bekerja
sebagai
Ibu
Rumah
Tangga,
yaitu
sebanyak
16 orang
(48,5%)
dan
sebagian
besar
responden
melahirka
n anak
yang
pertama
dan
kedua,
masing-
masing
sebanyak
13 orang
(39,4%).
Praktik
menyusui
setelah
diberikan
pendidika
n
kesehatan
dengan
metode
demonstra
si dan
video
berbasis
android
sebagian
besar
tepat yaitu
semua
langkah
praktik
menyusui
dilakukan
33
sebanyak
28 orang
(84,8%)
2. Tri Hubunga Mengetahui Mengguan Studi Pengetahu Waktu
Susilow n hubungan akan korelasion an dan penelitian
ati, pengetah antara metode al dengan sikap pada
2010 uan dan pengetahuan deskriptif pendekata tentang tanggal 20
sikap dan sikap n cross cara Agustus
tentang tentang cara sectional menyusui 2009
cara menyusui dan baik sampai
menyusu dengan observasi secara dengan 30
i dengan praktek individu Oktober
praktek menyusui maupun 2009, jadi
menyusu ibu post secara penelitian
i ibu sectio bersama- ini
post caesaria sama dilakukan
sectio primipara berhubun selama 10
caesaria di Rumah gan secara minggu
primipar Sakit Ibu signifikan
a, dan Anak dengan
RESTU praktek
IBU Sragen menyusui
ibu post
sectio
caesaria
primipara
di Rumah
Sakit Ibu
Dan Anak
RESTU
IBU
Sragen.
Hal ini
bisa
ditunujuk
kan dalam
hasil uji t
nila p =
0,026
pada
variabel
pengetahu
an dan p=
0,020
pada
variabel
34
sikap dan
hasil uji F
memperol
eh nilai
Fhitung
(24,917)
lebih
besara
dari
Ftabel
(9,72)
dengan
tingkat
signifikasi
0,000.
3. Clara Gambara Untuk Deskriptif Sampel Penelitian Penelitian
Dindy, n mengetahui kuantitatif menunjuk ini
2016 pemberia gambaran an 73,8 % dilakukan
n Asi pemberian bayi tidak pada
pada Asi dan bayi melakuka tanggal 11
bayi dengan ibu n IMD, April
dengan post seksio 32,2,% sampai 25
Ibu Post sesaria ibu April, jadi
Sesaria pertama penelitian
di RSU kali ini
Kabupat menyusui dilakukan
en pada <3 selama 2
Tangera jam minggu
ng dan setelah
RS persalinan
Swasta , 84,6%
di Depok mengangg
ap bahwa
nyeri
operasi
tidak
menggang
gu dalam
proses
menyusui,
50,8%
mengatak
an
pengeluar
an ASI
lebih
35
banyak
terjadi
pada hari
pertama,
95,4 %
obat bius
yang
dipakai
oleh ibu
adalah
bius
spinal,
98,5 bayi
lebih
banyak
lahir
dalam
kondisi
baik, 91,3
ibu
mengatak
an rawat
gabung
lebih
banyak
memberik
an efek
menyusui
dibanding
kan
dengan
yang tidak
36
1. Compare
2. Criticize
menyusui pada ibu post seksio sesaria setelah dilakukan pendidikan kesehatan
rata-rata responden adalah 29,67 tahun dengan standar deviasi 5,840, usia
metode demonstrasi dan video berbasis android sebagian besar tepat yaitu
menyusui dengan praktek menyusui ibu post sectio caesaria primipara dengan
hasil penelitian Pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui baik secara
praktek menyusui ibu post sectio caesaria primipara di Rumah Sakit Ibu Dan
Anak RESTU IBU Sragen. Hal ini bisa ditunujukkan dalam hasil uji t nila p =
0,026 pada variabel pengetahuan dan p= 0,020 pada variabel sikap dan hasil
uji F memperoleh nilai Fhitung (24,917) lebih besara dari Ftabel (9,72)
Judul penelitian gambaran pemberian Asi pada bayi dengan Ibu Post
pertama kali menyusui pada <3 jam setelah persalinan, 84,6% menganggap
mengatakan pengeluaran ASI lebih banyak terjadi pada hari pertama, 95,4 %
obat bius yang dipakai oleh ibu adalah bius spinal, 98,5 bayi lebih banyak
38
lahir dalam kondisi baik, 91,3 ibu mengatakan rawat gabung lebih banyak
3. Contrast
4. Synthesize
Tahap Pada jurnal ini tidak Pada jurnal ini tidak Pada jurnal ini
prainteraksi dijelaskan alat dan dijelaskan alat dan tidak dijelaskan
bahan yang bahan yang digunakan alat dan bahan
digunakan yang digunakan
Orientasi Pada jurnal ini tidak Pada jurnal ini tidak Pada jurnal ini
dijelaskan tahap dijelaskan tahap tidak dijelaskan
orientasi orientasi tahap orientasi
B. Pembahasan
dalam memiliki judul artikel dan tujuan penelitian yang hampir sama tetapi
tujuan penelitian yang berbeda, sedangkan menurut Tri Susilowati (2010) dan
menurut Clara Dindy (2016) memiliki tujuan penelitian yang hampir sama. Akan
tetapi dari jenis penelitian dari ketiga artikel diatas sama yaitu menggunakan jenis
penelitian deskriptif, sedangkan instrument dan hasil penelitian dari ketiga artikel
di atas berbeda.
Menurut Ratna Yuliati, Sri Rejeki, Nikmatul Khayati (2018) dari hasil
rata responden adalah 29,67 tahun dengan standar deviasi 5,840, usia termuda 20
40
tahun dan usia tertua 45 tahun, berpendidikan sebagian besar Sarjana, yaitu
sebanyak 13 orang (39,4%), bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, yaitu sebanyak
16 orang (48,5%) dan sebagian besar responden melahirkan anak yang pertama
android sebagian besar tepat yaitu semua langkah praktik menyusui dilakukan
bahwa Pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui baik secara individu
menyusui ibu post sectio caesaria primipara di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
RESTU IBU Sragen. Hal ini bisa ditunujukkan dalam hasil uji t nila p = 0,026
pada variabel pengetahuan dan p= 0,020 pada variabel sikap dan hasil uji F
memperoleh nilai Fhitung (24,917) lebih besara dari Ftabel (9,72) dengan tingkat
signifikasi 0,000.
menunjukan 73,8 % bayi tidak melakukan IMD, 32,2,% ibu pertama kali
menyusui pada <3 jam setelah persalinan, 84,6% menganggap bahwa nyeri
pengeluaran ASI lebih banyak terjadi pada hari pertama, 95,4 % obat bius yang
dipakai oleh ibu adalah bius spinal, 98,5 bayi lebih banyak lahir dalam kondisi
41
baik, 91,3 ibu mengatakan rawat gabung lebih banyak memberikan efek
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari ketiga hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada ibu post
penelitian pasien post seksio sesaria sebagian besar tidak mengetahui teknik
menyusui yang baik dan benar sehingga pihak rumah sakit harus memberikan
penjelasan terkait teknik menyusui karena ASI mempunyai peran vital dan sangat
B. Saran
baik dan benar pada ibu post seksio sesaria agar memberikan pelayanan yang
2. Bagi perawat
Dalam memberikan perawatan pada ibu post seksio sesaria untuk memberikan
2. Bagi peneliti
43
peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
44
45
A. Persiapan alat
Catatan perawatan
No
ibu dan bayi
B. Tahap pre-interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
2. Cuci tangan
C. Tahap orientasi
3. Berikan salam, panggil nama klien
Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
D. Tahap kerja
5. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Pastikan privasi klien terjaga
6. Anjurkan klien untuk mengendong bayinya kemudian duduk
bersandar dengan kaki tertopang (tidak menggantung)
7. Anjurkan klien untuk membuka payudaranya
8. Posisikan bayi sejajar dengan payudara (kepala dan badan bayi
bersentuhan dengan badan klien)
9. Tekan perlahan dagu bayi dan arahkan ke puting susu klien hingga
klien mencari puting susu
10. Masukkan seluruh puting susu hingga areola mamae ke mulut bayi (di
atas lidah)
11. Gunakan ibu jari untuk menekan bagian atas payudara, sedangkan jari
lainnya menopang payudara bagian bawah
12. Pertahankan kontak mata selama proses menyusui
13. Masukkan jari kelingking ke salah satu mulut bayi apabila akan
menghentikan pemberian ASI
14. Keringkan payudara ibu dengan menggunakan handuk dan rapikan
kembali pakaian ibu
15. Sendawakan bayi (bayi diposisikan pronasi lalu ditepuk-tepuk
perlahan bagian punggungnya)
repository.unimus.ac.id
17. Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
18. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
19. Bereskan alat-alat
20 Cuci tangan
F. Dokumentasi
21. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
repository.unimus.ac.id
STUDI DESKRIPTIF PRAKTIK MENYUSUI PADA IBU POST SC SETELAH
DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI
DAN VIDEO BERBASIS ANDROID
Manuscript
Oleh :
Ratna Yuliati
NIM : G2A216103
repository.unimus.ac.id
PER NYATAAN PERSETUJUAN
Pembimbing I
Pembimbing I
repository.unimus.ac.id
STUDI DESKRIPTIF PRAKTIK MENYUSUI PADA IBU POST SC SETELAH DILAKUKAN
PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI
DAN VIDEO BERBASIS ANDROID
ABSTRAK
1 2 3
Ratna Yuliati , Sri Rejeki Nikmatul Khayati
1)
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FikkesUNIMUS, ratnayudha0410@gmail.com
2)
Dosen Keperawatan Fikkes UNIMUS, ii_rejeki@yahoo.com
3)
Dosen Keperawatan Fikkes UNIMUS, nikmatul khayati2@gmail.com
Latar belakang : Pencapaian pemberian ASI Eksklusif di tahun 2016 belum maksimal yaitu 54,0% dari 80%
angka harapan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain karena kurangnya pemahaman ibu
tentang praktik menyusui yang benar. Tujuan penelitian : Mendeskripsikan praktik menyusui pada ibu post
SC setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui metode demonstrasi dan video berbasis android di RSI
Kendal. Jenis penelitian : Penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Sampel penelitian sebanyak 33
responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian : Menunjukan bahwa
karakteristik responden berdasarkan usia rata-rata responden adalah 29,67 tahun dengan standar deviasi
5,840, usia termuda 20 tahun dan usia tertua 45 tahun, berpendidikan sebagian besar Sarjana, yaitu
sebanyak 13 orang (39,4%), bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, yaitu sebanyak 16 orang (48,5%) dan
sebagian besar responden melahirkan anak yang pertama dan kedua, masing-masing sebanyak 13 orang
(39,4%). Praktik menyusui setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi dan video
berbasis android sebagian besar tepat yaitu semua langkah praktik menyusui dilakukan sebanyak 28 orang
(84,8%). Kesimpulan : Pendidikan responden mendukung pembelajaran dengan menggunakan
perkembangan teknologi. Kemampuan finansial juga mencukupi penggunaan video android. Pembelajaran
dengan melihat, mendengar dan mempraktikkan sendiri membuat Responden lebih banyak menyerap
materi dan mengingat kembali sebanyak 90% materi yang diberikan. Saran : Diharapkan perawat berkreatif
dalam memberikan asuhan keperawatan berbasis teknologi melalui pendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi dan video berbasis android terhadap cara teknik menyusui yang benar kepada ibu hamil dan
postpatum.
ABSTRACT
Background: The exclusive breastfeeding practice in 2016 didn’t meet the maximal achievement which was
54.0% from 80% expected rate. It was influenced by some factors including the lack of knowledge on mother
about the proper breastfeeding practice. Objective: Describing breastfeeding practice on post SC mothers
after the health education given by demonstration and android based video methods in RSI Kendal. Research
repository.unimus.ac.id
Method: It was a descriptive research with survey design which employed 33 respondents taken as sample
by purposive sampling technique. Research result: Respondents’ characteristic based on the average age of
the respondents was 29.67 years old with deviation standard 5.840, the youngest respondent was 20 years
old and the oldest was 45. Most of them were bachelor degree qualified with 13 respondents (39.4%),
housewives were 16 respondents (48.5%), on first and second child were each 13 respondents (39.4%). The
breastfeeding practice after the health educationgiven by demonstration and android based video methods
was generally effective with 28 respondents (84.8%) went through the correct breastfeeding steps.
Conclusion: Respondents’ education enabled theuse oflatest technology. Financial ability also enabled the
respondents to afford android video. Learning process which involved watching, listening, and self-practicing
enabled the respondents to better comprehend and memorize 90% of the given material. Suggestion: The
nurses are expected to be more creative in delivering technology based nursing care through given by
demonstration and android based video methods for pregnant and postpartum mothers.
PENDAHULUAN
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari
payudara ibu. Bayi menggunakan reflek menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Air
Susu Ibu (ASI) merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik
fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan faktor
pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI
membantu melindungi bayi terhadap penyakit, selain itu terdapat hubungan penting antara
menyusui dengan penjarangan kehamilan (KB). Keunggulan ASI tersebut perlu ditunjang dengan
cara pemberian ASI yang benar, antara lain pemberian ASI segera setelah lahir atau IMD (30 menit
pertama bayi harus sudah disusukan) kemudian pemberian ASI saja sampai bayi umur 6 bulan (ASI
eksklusif), selanjutnya pemberian ASI sampai 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping
ASI yang benar. Sehingga diperlukan usaha-usaha atau pengelolaan yang benar, agar setiap ibu
dapat menyusui sendiri bayinya (Purwanti, 2004 dalam Angsuko, 2011). Menurut WHO (2009)
terdapat 35,6% ibu gagal menyusui bayinya dan 20% diantaranya adalah ibu-ibu di Negara
berkembang, sementara itu berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010
dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI ekslusif kepada bayinya adalah kurangnya
pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering menderita putting lecet dan
retak. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka pemberian ASI eksklusif pada bayi
berumur 0-6 bulan “hanya” mencapai angka 30,2%. Berdasarkan data cakupan pemberian ASI
eksklusif yang diperoleh dari Pofil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012,
cakupan ASI eksklusif hanya 25,6%, (Dinkes Jateng, 2012). Data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK)
Semarang tahun 2012 cakupan ASI Eksklusif di Kota Semarang yaitu 64,01% terjadi peningkatan
sebesar 18,92 % apabila di bandingkan pada tahun 2011 sebesar 45,09 %. Hal ini disebabkan
karena adanya komitmen petugas kesehatan untuk membantu ibu yang mengalami kesulitan
dalam menyusui (Dinkes Semarang, 2012). Meskipun sebagian besar orang tua telah menyadari
pentingnya memberikan ASI kepada bayinya, tetapi berbagai kendala masih ditemukan di
repository.unimus.ac.id
masyarakat. Salah satunya adalah ketidakberhasilan ibu menyusui anaknya sampai usia 6 bulan.
Alasannya adalah ibu belum memahami sepenuhnya cara menyusui yang benar termasuk teknik
dan cara memperoleh ASI (Roesli, 2012). Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan
karena timbulnya beberapa masalah pada ibu dan bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham
bagaimana teknik menyusui yang benar dapat menjadi masalah dalam menyusui. Adapun masalah
dalam menyusui adalah putting susu lecet, payudara bengkak, abses payudara (mastitis)
(Sulystyawati, 2009). Ada berbagai macam posisi menyusui yaitu berdiri, rebahan, duduk,
Madonna (menggendong), menggendong menyilang, football (mengepit) dan berbaring miring.
Apapun teknik persalinannya, ibu dapat menyusui bayi sesegera mungkin. Begitu pula jika ibu
melahirkan bayi kembar. Petugas kesehatan dapat membantu ibu nifas dalam mengambil posisi
yang tepat untuk menyusui agar tidak menimbulkan masalah. Namun sering kali ibuibu kurang
mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang teknik menyusui yang benar
(Maryunani, 2009). Seorang dokter dan tenaga kesehatan yang menggeluti bidang laktasi,
seharusnya mengetahui bahwa menyusui itu merupakan suatu proses alamiah namun untuk
mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik menyusui yang benar.
Sehingga pada suatu saat nanti dapat disampaikan pada ibu yang membutuhkan bimbingan laktasi
(Soetjiningsih, 1997 dalam Roesli, 2012). Hasil studi pendahuluan di Ruang Roudhoh sejak bulan
Juli hingga Agustus 2017, didapatkan lima ibu post sectio caesarea menyusui tiga ibu mengalami
kesulitan saat awal menyusui, hal tersebut terjadi karena kurangnya informasi tentang teknik
menyusui yang benar dimana berakibat sebagian ibu gagal dalam memberikan ASI secara eksklusif.
Sehingga peneliti ingin memberikan pelayanan kesehatan atau pendidikan kesehatan kepada ibu
dengan post sectio caesarea. Peneltian bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik menyusui
ibu post SC setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi dan video
berbasis android
METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan survei.Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu post sectio caesarea yang telah melahirkan bayi hidup dalam 1
bulan terakhir sebanyak jumlah 49 pasien. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu post sectio
caesarea yang telah melahirkan bayi hidup dalam 1 bulan terakhir sebanyak 33 responden. Teknik
sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling. Alat pengumpulan data
dalam penelitian ini yaitu lembar observasi. Analisis data menggunakan analisis univariat.
repository.unimus.ac.id
Karakteristik Min Maks Mean SD
Usia 20 45 29,67 5,840
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 1 menunjukkan bahwa usia responden termuda 20 tahun danusiatertua 45 tahun, ratarata
usia responden adalah 29,67 tahun dengan standar deviasi 5,840.
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan,
Pekerjaan, Paritas di Ruang Roudhoh RSI Kendal, bulan Januari 2018 (n=33)
Karakterisitk Responden N %
Pendidikan Terakhir
SMA/Sederajat 9 27,3
Diploma 11 33,3
Sarjana 13 39,4
Pekerjaan
Swasta 7 21,2
PNS 10 30,3
IRT 16 48,5
Paritas
Anak Pertama 13 39,4
Anak Kedua 13 39,4
Anak ketiga 6 18,2
Anak Keempat 1 3,0
Jumlah 33 100,0
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 2.menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan Sarjana, yaitu sebanyak
13 responden (39,4%), bekerja sebagai Ibu rumah Tangga, yaitu sebanyak 16 responden
(48,5%), melahirkan anak yang pertama dan kedua, masing-masing sebanyak 13 responden
(39,4%).
repository.unimus.ac.id
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 3. menunjukkan bahwa responden setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi dan video berbasis android praktik menyusui sebagian besar tepat yaitu semua
langkah praktik menyusui dilakukan sebanyak 28 responden (84,8%) dan tidak tepat atau terdapat
beberapa langkah praktik menyusui yang tidak dapat dilakukan yaitu sebanyak 5 responden
(15,2%)
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Usia
Karakteristik berdasarkan usia responden termuda 20 tahun dan usia tertua 45 tahun dengan rata-
rata usia responden adalah 29,67 tahun. Menurut Notoatmodjo (2008), usia mampu
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada usia tertentu atau menjelang usia
lanjut kemampuan mengingat atau penerimaan suatu pengetahuan akan berkurang
(Notoatmodjo, 2008). Pengaruh usia dalam penerimaan informasi adalah semakin matang usia
seseorang akan mempengaruhi cara berfikir. Semakin matang usia seseorang,semakin bijaksana
dalam berfikir dan semakin banyak pengalaman yang ditemui untuk mendapatkan pengetahuan
(Irmayanti, 2007). Dengan bertambahnya pengetahuan maka akan mempengaruhi perilaku
seseorang menjadi lebih baik.
Pendidikan
Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu faktor pendidikan. Karakteristik
berdasarkan pendidikan, sebagianbesar responden berpendidikan Sarjana, yaitusebanyak 13
responden (39,4%), sementara responden berpendidikan SMA/Sederajat sebanyak 9 responden
(27,3%) dan berpendidikan Diploma sebanyak 11 responden (33,3%). Tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dan pengetahuan yang dimilikinya
repository.unimus.ac.id
(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007). Keberhasilan suatu penyuluhan dipengaruhi oleh faktor
pendidikan. Faktor pendidikan seseorang akan mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi yang diberikan. Sesuai teori yang dikemukakan oleh Septalia (2010), yang menyatakan
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang menerima informasi
yang didapatnya. Semakin banyak informasi yang didapat maka pengetahuan responden semakin
baik sehingga akan terwujud perilaku yang lebih baik khususnya perilaku tentang cara menyusui
bayi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syamsianah, Mufnaetty, &Mahardikha (2010),
menunjukkan bahwa apabila pendidikan seseorang relatif rendah, maka pengetahuannya tentang
pemberian ASI juga akan rendah sedangkan seseorang yang pendidikannya lebih tinggi
pengetahuannya tentang pemberian ASI akan lebih baik. Namun untuk pengetahuan yang lebih
spesifik seperti dalam penelitian ini yaitu pengetahuan tentang cara menyusui perlu diperhatikan
kembali, karena dalam pendidikan formal yang didapat seseorang belum tentu terdapat informasi
tentang ini.
Pekerjaan
Karakteristik yang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang selanjutnya yaitu pekerjaan.
Hasil dari penelitian, sebagianbesar responden bekerja sebagai Ibu rumah Tangga, yaitusebanyak
16 responden (48,5%), sementara bekerja swasta sebanyak 7 responden (21,2%) dan PNS
sebanyak 10 responden (30,3%). Seseorang yang bekerja di luar rumah cenderung memiliki akses
yang baik terhadap informasi dibandingkan seseorang yang sehari-hari berada di rumah. Namun,
seseorang yang memiliki bekerja di luar rumah belum tentu memiliki pengetahuan yang baik
tentangcara menyusui hal ini tergantung kepada jenis dan sumber informasi terkait cara menyusui
yang diperoleh (Notoadmodjo, 2008).Penelitian yang dilakukan olehLudha & Maulida (2014), ibu
yang tidak bekerja cenderung lebih sulit memperoleh informasi tentang ASI Ekslusif. Namun tidak
untuk ketersediaan waktu yang merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dari
penyuluhan, karena mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sehingga ketersediaan waktu
responden berdampak pada tingkat kehadiran dalam acara penyuluhan cara menyusui.
Paritas
Karakteristik selanjutnya yaitu status paritas. Status paritas yang peneliti maksud di sini adalah
kehamilan/anak keberapa yang responden alami saat diberikan intervensi. Hasil penelitian
didapatkan bahwa sebagianbesar responden melahirkan anak pertama dan anak kedua, masing-
masing sebanyak 13 responden (39,4%), sementara anak ketiga sebanyak 6 responden (18,2%) dan
anak keempat sebanyak 1 responden (3%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Handayani
(2009), menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menyusui dengan jumlah persalinan 2-4 kali
(27.5% atau 14 responden) memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI Ekslusif, sedangkan
sebagian kecil yang berpengetahuan baik berada pada kategori paritas dengan jumlah melahirkan
1 kali (16.7% atau 6 responden). Hal ini dikarenakan ibu yang pertama kali menyusui pengetahuan
terhadap pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif belum pengalaman dibandingkan
dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak sebelumnya (Perinasia, 2008).
repository.unimus.ac.id
Praktik menyusui setelah diberikan pendidikan kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikanpendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi dan video berbasis android, keterampilan menyusui adalah tepat sebanyak 28
responden (84,8%) dan tidak tepat sebanyak 5 responden (15,2%). Praktik menyusui yang tidak
tepat sebanyak 5 responden (15,2%), 3 responden (9,1%) diantaranya saat melakukan praktik
menyusui perut bayi tidak menempel pada perut ibu. Hal ini karena ibu tidak mengetahui jika ada
keharusan perut bayi menempel pada perut ibu. Hal ini dapat juga disebabkan karena menurut
responden pada video dan demontrasi tidak dijelaskan rinci dan tidak tampak jelas perut bayi
menempel pada perut ibu. Sementara sebanyak 2 responden (6,1%) ibu saat praktik menyusui
tidak memastikan bayi membuka mulut dengan lebar dan tidak merapatkan mulut bayi ke
payudara. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan ibu untuk memastikan bayi membuka mulut
dengan lebar dan merapatkan mulut bayi ke payudara. Ibu tidak melakukan hal ini karena ibu
beranggapan bahwa bayi akan membuka mulut dengan sendirinya.Berdasarkan pendapat
responden, penyuluhan kesehatan yang diberikan hanya menggunakan metode demontrasi dan
video sering kali tidak jelas dan menimbulkan persepsi yang berbeda, jika tidak disertai pemberian
penjelasan tambahan dan seringkali mudah lupa terhadap apa yang sudah di jelaskan. Teori Dale,
dalam Nursalam (2008), yang menyatakan bahwa dengan membaca atau mendengar seseorang
akan dapat mengingat 10% dari yang dibaca atau didengarnya seperti dalam bentuk leaflet, slide,
booklet, dan sejenisnya, mendengar (tape atau pembicaraan orang lain), maka ia akan mengingat
20% dari apa yang didengarnya; melihat (bagan, foto, dan grafik), maka ia akan mengingat 30%
dari apa yang dilihatnya; mendengar dan melihat (melihat demonstrasi, film, dan video), maka ia
akan mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihatnya; mengucapkan sendiri kata-katanya
(media wayang, script, dan drama), maka ia akan mengingat 70% dari apa yang diucapkannya; dan
mengucapkan sambil mengerjakan sendiri suatu materi pendidikan kesehatan (biasanya
menggunakan media yang mirip dengan objek yang sebenarnya dan melalui pengalaman yang
nyata), maka ia akan mengingat 90% dari materi tersebut. Informasi tentang cara-cara menyusui
yang baik dan benar, pemberian ASI Eksklusif belum menjangkau sebagian besar ibu-ibu (Depkes
RI, 2008). Saat memberikan pendidikan kesehatan, peneliti menggunakan metode demonstrasi
dan video berbasis android sebagai media pembelajaran. Sesuai dengan penelitian yang
mengatakan pemilihan audiovisual sebagai media penyuluhan kesehatan dapat diterima dengan
baik oleh responden karena menawarkan penyuluhan yang lebih menarik dan tidak monoton.
Penyuluhan dengan audiovisual menampilkan gerak, gambar dan suara sedangkan penyuluhan
dengan media cetak menampilkan tulisan dan suara penyuluh secara langsung yang membuat
terkesan formal (Kapti, 2013). Pada saat pelaksanaan penelitian, karena media ini terbilang baru
dan tidak ada di kelas ibu hamil, maka sebagian besar responden mempunyai keingintahuan besar
terhadap isi video dan melihat video sampai selesai dengan serius.Panca indera yang banyak
menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata (kurang lebih 75% sampai 87%), sedangkan 13%
sampai 25%, pengetahuan manusia diperoleh dan disalurkan melalui panca indera yang lain
(Maulana, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa alat peraga yang dimaksudkan mengerahkan indra
sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga memudahkan pemahaman yang mungkin
repository.unimus.ac.id
memperngaruhi responden sehingga memiliki pengetahuan yang baik. Hal ini sesuai dengan
penelitian Andriyani (2010), yang menyatakan bahwa pemberian demonstrasi perawatan
payudara berpengaruh terhadap kelancaran ASI. Metode demonstrasi sangatlah berpengaruh
terhadap daya serap dan minat seseorang dalam belajar. Dikarenakan metode ini mempunyai
banyak kelebihan dalam pembelajaran, diantaranya membuat pelajaran menjadi lebih serta
menghindari verbalisme, memudahkan seseorang memahami bahan pelajaran, proses pengajaran
akan lebih menarik, merangsang seseorang untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya
sendiri. Penggunaan alat peraga (phantom) dapat mengoptimalkan kualitas pengetahuan
responden. Efektifitas penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan
sebagaimana disimpulkan dalam penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu. Penelitian yang
dilakukan oleh Saputri (2014). tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode ceramah
dan audio terhadap pengetahuan kader tentang sadari di Kecamatan Baki Sukoharjo. Hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode
ceramah dan audio visual tentang cara menyusui sebagian besar pengetahuan kader tentang
sadari baik. Pendapat peneliti, pengetahuan ibu setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan
metode demonstrasi dan video berbasis android sebagian besar baik terjadi disebabkan karena
mayoritas ibu post sectio caesarea sudah memahami dan mengerti tentang cara menyusui yang
benar setelah diberikan pendidikan kesehatan.
Saran
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi kesehatan RSI Kendal,
khususnya perawat sebagai inovasi dalam memberikan asuhan keperawatan berbasis teknologi
melalui pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi dan video berbasis android terhadap
cara tehnik menyusui yang benar kepada ibu hamil dan postpatum. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi sebagai informasi mengenai peran perawat
sebagai educator untuk kemudian hari dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dan kompleks
repository.unimus.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, H. (2010). Perbedaan Metode Ceramah Dengan Demonstrasi Terhadap Sikap dan
Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di RSU Anwar Medika Sidoarjo.
Sidoarjo.
Angsuko, D.V. (2011). Hubungan tentang Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui dengan
Perilaku Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan di Bidan Yuda. Klaten : Program DIV Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2008). Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi
Kesehatan. Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2012). Profil Kesehatan Jawa Tengah
Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2012). Profil Kesehatan Semarang 2011. Semarang: DKK
Semarang
Handayani, D. S. (2009). Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pemberian ASI Ekslusif
Berdasarkan Karakteristik Ibu Di Puskesmas Sukawarna Kota Bandung. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran
Ludha, N., & Maulida, I. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Status Pekerjaan Ibu
Menyusui Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Pesantunan. Tegal: Politeknik
Harapan Bersama.
Notoatmodjo, S. (2008). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Perinasia. (2008). Manajemen Laktasi: Menuju Persalinan Aman dan Bayi Lahir Sehat. Jakarta :
Gramedia Pustaka
repository.unimus.ac.id
Roesli, Utami. (2009). Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Pustakan Bunda
Saputri, Y.F.E. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah dan Audio Visual
Terhadap Pengetahuan Kader Tentang Cara Menyusui Di Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dan Pengetahuan Ibu Tentang Asi Dengan Lama Pemberian Asi Eksklusif Pada Balita Usia 6
– 24 Bulan Di Desa Kebonagung Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa
Timur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, (2007). Ilmu & Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial
Bhakti Utama.
Wadud, Mursyida A. (2013) Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus Imminens
di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RS Muhammadiyah Palembang. Palembang : Poltekkes
Kemenkes Palembang,
WHO(2009).Global and Strategy for Infant and Young Child Feeding. October 2009.
repository.unimus.ac.id
MENYUSUI DENGAN PRAKTEK MENYUSUI IBU POST SECTIO
CAESARIA PRIMIPARA
( DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “RESTU IBU” SRAGEN)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Derajat Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
Tri Susilowati
S 540908036
repository.unimus.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Disusun oleh :
Tri Susilowati
S 540908036
repository.unimus.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN TESISHUBUNGAN PENGETAHUAN
DAN SIKAP TENTANG CARA
MENYUSUI DENGAN PRAKTEK MENYUSUI IBU POST SECTIO
CAESARIA PRIMIPARA
( DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ”RESTU IBU” SRAGEN)
Disusun oleh :
Tri Susilowati
S 540908036
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada
Tanggal:
Mengetahui,
Direktur Program Pasca Sarjana UNS Ketua Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Drs. Suranto, MSc, PhD Prof. Dr. Didik Tamtomo, MM, Mkes, PAk NIP 19570820
198503 1004 NIP. 19480313 1976101 1001
PERNYATAAN
repository.unimus.ac.id
Nama : Tri Susilowati
NIM : S 540908036
Tri Susilowati
MOTTO
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar–benar dalam kerugian , Kecuali orang-
orang yang beriman dan beramal saleh, Dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran Dan nasehat menasehati supaya menepati kesabaran”. (QS. AL Ashr) “Dibalik
semua peristiwa yang menimpa pasti kita dapat mengambil hikmahnya”. “Awal yang
repository.unimus.ac.id
kurang bagus belum tentu mengisyaratkan sebuah kegagalan”. “Kesempatan baik belum
tentu akan datang dua kali”. “Orang suskes akan selalu mencoba sesuatu yang baru yang
bernilai positif”.
KATA PENGANTAR
dengan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Cara Menyusui Dengan Praktek Menyusui bu
repository.unimus.ac.id
Post Sectio Caesaria Primipara” di Rumah Sakit Ibu dan Anak RESTU IBU Sragen”, sebagai
salah satu persyaratan untuk meraih gelar Master Kesehatan di Program Magister
Maret Surakarta
1. Prof. Drs. Suranto, MSc, PhD, selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret.
2. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, MM, M.Kes, PAK, selaku Ketua Program Studi Magister
3. Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, Sp. PA selaku pembimbing satu yang telah memberikan
saran dan koreksi atas judul dan isi sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
saran dan koreksi khususnya dalam teknis penulisan sehingga tesis ini dapat
5. Para Staf Pengajar Program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
6. dr. Rusbandi SpOG dan dr sigit Selaku pemilik dan direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
7. Rekan – rekan Bidan Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Sragen yang telah
8. Rekan – rekan seangkatan yang telah memberikan motivasi dan saran untuk
repository.unimus.ac.id
9. Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran punyusunan tesis yang tidak
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun untuk
meningkatkan kesempurnaan tesis ini sangat kami harapkan. Dan semoga tesis ini bisa
bermanfaat.
ABSTRAK
Tri Susilowati. NIM. S 540908036. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Cara
Menyusui Dengan Praktek Menyusui Ibu Post Sectio Caesaria Primipara di Rumah Sakit
Ibu Dan Anak RESTU IBU Sragen. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 2010.
repository.unimus.ac.id
Untuk itu perlu metode latihan tentang cara menyusui yang benar pada ibu post sectio
caesaria primipara
Tujuan : Penelitian ini mempunyai tujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
sikap tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu post sectio caesaria primipara
di Rumah Sakit Ibu dan Anak RESTU IBU Sragen.
Metode : Jenis penelitian ini deskriptif dengan studi korelasional dengan pendekatan
cross sectional dan observasi. Jumlah sampel adalah 45 responden ibu post partum
primipara di Rumah Sakit Ibu dan Anak RESTU IBU Sragen pada 20 Agustus 2009 sampai
dengan 30 Oktober 2009. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling.
Hasil : Pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui baik secara individu maupun secara
bersama-sama berhubungan secara signifikan dengan praktek menyusui ibu post sectio
caesaria primipara di Rumah Sakit Ibu Dan Anak RESTU IBU Sragen. Hal ini bisa
ditunujukkan dalam hasil uji t nila p = 0,026 pada variabel pengetahuan dan p= 0,020
pada variabel sikap dan hasil uji F memperoleh nilai Fhitung (24,917) lebih besara dari Ftabel
(9,72) dengan tingkat signifikasi 0,000.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisa statistik tersebut, disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui dengan
praktek menyusui ibu post sectio caesaria primipara baik secara individu maupun
bersama- sama.
ABSTRACT
Tri Susilowati. NIM. S 540908036. The Correlation Between Knowledge and Attitude About
the way of breastfeeding with the Practice of Post Sectio Caesaria Primipara
Breastfeeding Mother in RESTU IBU Mother and Child Hospital Sragen.The Post Graduate
Program of Sebelas Maret University Surakarta. 2010.
repository.unimus.ac.id
primipara breastfeeding mother in RESTU IBU Mother and child hospital Sragen. The
Method : This research is descriptive with correlation study by using cross sectional and
observation. This research involves 45 respondents of post sectio caesaria primipara
breastfeeding mother in RESTU IBU Mother and child hospital Sragen on Agust, 20 2009
until October, 30 2009. The data analysis is done with computerization os SPSS Version
15. By using Pearson Corelation program to know the ralationship between two variables.
The Result : The knowledge and attitude about the way of breastfeeding, together they
are correlated significantly with the practice of post sectio caesaria primipara breastfeeding
mother in RESTU IBU Mother and child hospital Sragen. From the result of F-test, it gains
Faccount from the correlation between variable of knowledge and breastfeeding practice as
0,534 with the level of signification 0,892, the value of F account from the correlation
between variable of attitude and breastfeeding practice as 4,860 with the level of
signification0,000 the value of Faccount from the correlation between variable of attitude and
knowledge as 1,825 with the level of signification 0,081
Conclusion : From the result of statistic analysis, it can be conclude that there is a
significant and strong correlation between the knowledge of breastfeeding way and the
practice of post sectio caesaria primipara breastfeeding mother.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJIAN TESIS............................................ iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
G. Keaslian Penelitian............................................................................ 7
repository.unimus.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 8
1. Pengetahuan ............................................................................... 8
2. Sikap............................................................................................ 13
3. Cara Menyusui Yang Benar........................................................ . 17
4. Praktek Menyusui. ...................................................................... 21
5. Ibu Post Sectio Caesaria Primipara............................................. 23
B. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 23
23
C. Hipotesis ...........................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
43
B. Pembahasan ......................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 50
B. Implikasi............................................................................................ 50
C. Saran ................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52
DAFTAR TABEL
repository.unimus.ac.id
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur............................................ 38
DAFTAR GAMBAR
repository.unimus.ac.id
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melahirkan generasi yang
cerdas, namun demi pembangunan generasi yang sehat dan cerdas peran dan
tanggung jawab haruslah dilaksanakan oleh seluruh komponen masyarakat baik dari
kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat jelata. Anak yang sehat harus
dipersiapkan sejak dalam kandungan dan saat persalinan hingga masa tumbuh
Landasan utama dalam upaya mencapai pertumbuhan anak yang optimal agar
diperoleh anak yang sehat adalah makanan. Makanan merupakan unsur terpenting
bagi anak, karena tidak hanya menentukan kesehatan pada masa sekarang tetapi juga
terhadap keseluruhan kehidupan anak. Anak sebagai tunas bangsa dan diharapkan
menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas memerlukan makanan yang
Pada masa enam bulan pertama otak tumbuh dengan pesat oleh karena itu kualitas
makanan bayi sangat menentukan tumbuh kembang anak agar menjadi SDM yang
repository.unimus.ac.id
Untuk itu para ibu diharapkan untuk memberikan ASI pada bayinya sebagai
makanan utama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi
baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan
Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk
menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan
menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat
kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat
(Purwanti, 2004).
Tahun 2007 lalu, Badan Kesehatan Dunia WHO dan Unicef mengatakan,
bahwa jumlah ibu menyusui di banyak Negara di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik
pengetahuan ibu bahwa ASI yang keluar pertama kali berbau, rusak dan kotor
sehingga pada hari-hari pertama itu para ibu memberi makan bayinya dengan teh
ibu sehingga mempengaruhi kesadaran ibu dalam menyusui, yang berakibat ibu
kurang terampil dalam menyusui bayi, terutama pada ibu post sectio caesaria
primipara (wanita yang pertama kali melahirkan bayi hidup dengan melalui insisi pada
bagian perut) (Mochtar, 1998). Karena kemampuan atau ketrampilan ibu dalam
menyusui tidak muncul secara reflek tetapi melalui informasi dan latihan tentang cara
(Soetjiningsih, 1997).
repository.unimus.ac.id
Diperlukan pengetahuan tentang cara menyusui yang benar disesuaikan
dengan mobilisasi ibu post sectio caesaria primipara. Melalui cara tersebut diharapkan
mereka dapat mengambil sikap menerapkan pemberian ASI dan memahami bahwa
ASI meningkatkan daya tahan tubuh dan kecerdasan bayi, dalam upaya pencapaian
menilai kegunaan ASI dan praktek menyusui yang benar merupakan dasar ibu post
sectio caesaria primipara untuk mengambil sikap melaksanakan atau memberikan ASI
pada bayinya. Karena dengan mobilisasi ibu post sectio caesaria dan belum
berpengalaman dalam menyusui serta baru pertama kali melahirkan dan mempunyai
anak maka pengalaman dalam memberikan ASI dapat diperoleh melalui pendidikan
Dalam upaya meningkatkan penggunaan ASI, Rumah Sakit Ibu dan Anak
RESTU IBU menerapkan program Rooming In (rawat gabung), dimana ibu dan bayi
dalam satu ruang. Ada dua alternatif dalam pelaksanaan rawat gabung, yaitu ibu dan
bayi memiliki ranjang terpisah, atau keduanya bersama dalam satu ranjang
saat menyusui bayinya terutama pada ibu post sectio caesaria yang . Selain itu juga
kepada ibu sectio caesaria terutama primipara (Soetjiningsih, 1997). Sudah banyak ibu
yang menyusui tapi belum benar karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
repository.unimus.ac.id
(Soetjiningsih, 1997). Di Rumah Sakit Ibu dan Anak RESTU IBU Sragen pada tahun
2008 terdapat 410 persalinan primipara yang meliputi persalinan pervaginam dan
sectio caesaria, dari beberapa orang ibu sectio caesaria primipara dalam praktek
menyusui, ibu tidak terlihat membersihkan puting sebelum dan sesudah menyusui.
Dari observasi tersebut ibu yang bersangkutan di wawancara tentang cara menyusui
hasilnya ibu tersebut tidak tahu cara menyusui yang benar karena belum
Rooming In tersebut, serta supaya pemberian ASI lebih efektif, peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui dengan praktek
menyusui ibu sectio caesaria primipara di Rumah Sakit Ibu dan Anak RESTU
IBU Sragen.
B. Identifikasi Masalah
caesaria primipara tentang cara menyusui dengan praktek menyusui dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan, kecemasan ibu dalam menghadapi luka post sectio
caesaria, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap kesehatan, sistim nilai yang
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian di atas yang diajukan dalam penelitian ini dibatasi masalahnya
yaitu hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang cara menyusui dengan praktek
repository.unimus.ac.id
Anak RESTU IBU Sragen .
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
antara sikap tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu post sectio
caesaria primipara .
repository.unimus.ac.id
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu post sectio caesaria
primipara
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Bidan
Sebagai masukan dalam memberikan Asuhan Kebidanan bagi ibu post sectio
c. Bagi Institusi
nifas.
d. Bagi Peneliti
primipara.
G. Keaslian Penelitian
repository.unimus.ac.id
Penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang cara
menyusui dengan praktek menyusui ibu post sectio caesaria primipara sejauh
sekarang. Seperti penelitian yang dilakukan Ernawati (2002), dengan judul Pengaruh
Tingkat Pendidikan dan Usia Pada Ibu post sectio caesaria primipara tentang Cara
Menyusui dengan Praktek Menyusui di Rumah Sakit Rumani Semarang, dengan hasil
bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan dan usia pada ibu post sectio caesaria
tentang cara menyusui dengan praktek menyusui Ibu Post Partum Primpara di RSU
pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu Post
Partum Primpara.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2002) dan Prastyaningsih (2007),
dengan penelitian sekarang, terletak pada responden yang diteliti yaitu ibu post
sectio caesaria primipara, tempat dan waktu penelitian serta jumlah sampel yang
diteliti.
repository.unimus.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
repository.unimus.ac.id
1997).
b. Tingkatan Pengetahuan
1) Tahu
sebab itu tahu merupakan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
2) Memahami
salah.
3) Aplikasi
repository.unimus.ac.id
sebagai aplikasi penggunaan hukum-hukum, metode-metode dan lainnya
4) Analisa
ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat
5) Sintesa
baru. Dengan kata lain sintesa adalah suatu kemampuan untuk menyusun
6) Evaluasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan – tingkatan
repository.unimus.ac.id
c. Pengetahuan Tentang Cara Menyusui
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang. Perilaku yang terbentuk didasari oleh pengetahuan akan bersifat
Pengetahuan yang penting pada ibu post sectio caesaria primipara adalah cara menyusui
yang benar karena ASI merupakan makanan penting bagi bayi, yaitu mencakup:
1) Tahu
Dalam hal ini ibu post sectio caesaria primipara mampu mengingat materi
cara menyusui.
2) Memahami
3) Aplikasi
4) Analisa
Ibu post sectio caesaria primipara dapat menjabarkan cara menyusui yang
benar dan mampu membedakan praktek menyusui yang salah dan yang
5) Sintesa
repository.unimus.ac.id
Ibu post partum dapat menyusun urutan cara menyusui dan dapat
sebelum menyusui kedua tangan ibu dibersihkan dengan tissue atau kain
bersih sebagai pengganti karena tidak bisa meninggalkan bayi untuk cuci
6) Evaluasi
dengan melihat bayi tidak tersedak waktu menyusu dan setelah menyusu
repository.unimus.ac.id
f) Sebelum ditidurkan bayi harus disendawakan dulu supaya udara
2. Sikap
a. Definisi Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau obyek (Notoatmojo, 2003). Sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung (favorable)
maupun perasaan tak mendukung (unfavorable) pada obyek tersebut (Azwar, 1997). Sikap
sebagai keteraturan tertentu dalam hal kognitif dan konatif seseorang terhadap suatu
aspek di lingkungan sekitarnya. Sikap dikatakan sebagai respon evaluatif dan merupakan
bentuk reaksi timbulnya sikap didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang
memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik atau buruk, positif
(Notoatmojo, 1997)
Proses
Stimulasi Stimulus Reaksi
Rangsang
Tingkah Laku
( Terbuka )
Sikap
( Tertutup )
repository.unimus.ac.id
Gambar 1: hubungan stimulasi dan sikap
Struktur sikap terdiri dari 3 (tiga) komponen yang saling berinteraksi yaitu
komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Komponen kognitif meliputi
kepercayaan orang mengenai yang berlaku dan yang benar dari obyek sikap, komponen
afektif merupakan emosional subyektif seseorang terhadap suatu sikap dan komponen
konatif meliputi kecenderungan perilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan
proses sebagaimana digambarkan Rogers (1974) cit. Notoatmodjo (2003) sebagai berikut
2) Tertarik : setelah itu timbul rasa tertarik terhadap suatu objek itu.
berbeda.
repository.unimus.ac.id
a) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap pemberian
ASI.
menyusui.
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Misalnya, ibu post sectio
Pengetahuan ini akan membawa ibu post sectio caesaria primipara untuk
berpikir dan berusaha supaya dalam memberikan ASInya dengan baik dan
benar supaya bayi cukup ASI , berat badan meningkat dan sehat. Dalam
berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu post
2003).
sehingga muncul kesadaran ibu untuk memberikan ASI pada bayi. 2) Timbul
repository.unimus.ac.id
Ibu post sectio caesaria primipara mulai timbul rasa tertarik ingin
3) Menilai keuntungan menyusui bagi ibu dan bayi Karena tertarik dengan
cara menyusui yang benar maka ibu post sectio caesaria primipara menilai
menyusui.
menyusui serta beradaptasi dalam situasi menyusui yaitu ibu duduk dan
(www.tabloid-nakita.com).
repository.unimus.ac.id
3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik
4) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi
terlatak pada lengkung siku ibu (kapala tidak boleh menengadah, dan
5) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu , dan yang satu
didepan.
9) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang
10) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulit (rooting reflek) dengan
cara :
13) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
bayi.
14) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulit bayi,
sehingga putting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan
repository.unimus.ac.id
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah
kalang payudara. Posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap
pada putting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak
15) Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi.
a. Tehnik Menyusui
menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan putting susu terasa nyeri, dan
masih banyak lagi msalah yang lain. Terlebih pada minggu pertama setelah
persalinan seorang, ibu lebih peka dalam emosi. Untuk itu seorang ibu butuh
dokter/tenaga kesehatan.
repository.unimus.ac.id
benar. Sehingga pada suatu saat nanti dapat disampaikan pada ibu yang
b. Posisi Menyusui
dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan
dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara
kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas
dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
repository.unimus.ac.id
9) Kepala tidak menengadah.
bayi menangis bukan kerena sebab lain (kencing dan sebagainya) atau ibu
sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur,
dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui
yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
ASI tanpa jadwal, sesui kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang
mungkin timbul. Menyusui dimalam hari akan sangat berguna bagi ibu yang
bekerja, karena dengan disusukan pada malam hari akan memacu produksi
diusahakan sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI tetap baik.
repository.unimus.ac.id
4. Praktek Menyusui
antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu post sectio caesaria primipara yang
suport dari suami dan dari tenaga kesehatan atau bidan dengan memberikan
kebenaran tersebut.
b. Praktek menyusui
repository.unimus.ac.id
Praktek menyusui adalah respon ibu post sectio caesaria primipara terhadap
praktek menyusui.
1) Persepsi
2) Respon Terpimpin
Ibu post sectio caesaria primipara dapat menyusui bayinya sesuai dengan
3) Mekanisme
Ibu post sectio caesaria primipara sudah biasa menyusi bayinya dengan
4) Adaptasi
Ibu post sectio caesaria primipara adalah seorang wanita yang telah
melahirkan bayi hidup untuk yang pertama kali dengan cara dilakukan insisi pada
repository.unimus.ac.id
B. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2
Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang cara menyusui
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap tentang cara menyusui dengan
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap tentang cara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel
repository.unimus.ac.id
dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyajikan apa
adanya. Masalah-masalah yang diamati dan diselidiki memiliki metode yang mengarah
pada studi korelasional yaitu suatu desain yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara variabel. Alasan penggunaan desain ini karena pada penelitian ini,
peneliti mencoba untuk mencari hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang
cara menyusui (variabel bebas) dengan praktek menyusui (variabel terikat) melalui
mengingat hanya satu kali saja (sesaat) untuk mengetahui data kejadian berdasarkan
data yang dikumpulkan dari individu dan sepanjang ada hubungan dengan masalah
yang diteliti. Alasan digunakan pendekatan ini karena pengukuran pengetahuan dan
Penelitian yang dilakukan mengambil lokasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak RESTU IBU
repository.unimus.ac.id
merupakan penelitian populasi studi atau penelitiannya yang disebut studi
populasi atau studi sensus (Arikunto, 1998 : 115). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu post sectio caesaria Primipara di Rumah Sakit Ibu dan
Primipara.
2. Sampel
keseluruhan populasi (Arikunto, 1998: 119). Besar sampel dalam penelitian ini
definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus.
Definisi ini akan memberikan batasan atau ciri suatu variabel dengan merinci hal-hal
yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut. Jadi dalam
devinisi ini dirinci ciri-ciri yang akan diteliti dan bagaimana mengamatinya.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang atau
tentang cara menyusui yang benar adalah Perlekatan, menelan dan posisi
menyusui yang benar karena Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan penting bagi
repository.unimus.ac.id
bayi. Dan diukur berdasarkan indikator penegtahuan tentang : 1) perlekatan; 2)
Sedangkan sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap stimulus atau obyek, Sikap tentang cara menyusui adalah kesadaran ibu
post sectio caesaria Primipara dimana ibu post sectio caesaria Primipara mampu
memberikan ASI pada bayi. Dan diukur berdasarkan indikator sikap ibu terhadap:
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah praktek menysusui yaitu praktek
menyusui ibu post sectio caesaria Primipara yang dirawat di Rumah Sakit Ibu dan
Anak RESTU IBU Sragen. Praktek menyusui adalah respon ibu post sectio caesaria
E. Instrumen Penelitian
repository.unimus.ac.id
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999 : 135). Kuesioner terdiri dari data identitas ibu
berupa essay, data ini merupakan data umum dari responden dimana tidak dinilai dan
diukur. Dalam bentuk pertanyaan tertutup, artinya dalam kuesioner ini sudah
ditentukan seperangkat pilihan yang tepat (Cooper & Emory, 1999 : 321), dari data
Instrumen yang digunakan Skala likert, Skala likert adalah skala pengukuran
yang digunakan untuk mengukur skala sikap, pendapat dan persepsi seseorang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 1999 : 136). Pengukuran hasil untuk pertanyaan
sikap tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu post sectio caesaria
Primipara dilakukan dengan format jawaban tipe Likert yang menggunakan skala
jawaban empat tingkat yang terdiri dari sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju,
sangat setuju. Sementara itu yang digunakan untuk praktek menyusui adalah
observasi dengan sepuluh cara menyusui yang benar dengan ketentuan terdiri dari
tidak pernah, pernah, sering, sering sekali. Untuk setiap pertanyaan pengetahuan dan
sikap tentang cara menyusui, praktek menyusui ibu post sectio caesaria Primipara
repository.unimus.ac.id
Jawaban tidak setuju diberi bobot :2
maka harus dilakukan uji coba kepada kepada populasi yang bukan merupakan
reliabilitasnya.
1. Uji Validitas
tersebut mampu mengukur apa yang diukur (Nur Indriantoro & Bambang
diperoleh pada setiap item dengn skor total dari masing-masing atribut, dengan
menggunakan SPSS 15.00 Untuk menguji validitas data diperoleh print out dimana
besarnya perolehan Pearson Correlation (r hitung) > r tabel, apabila koefisien korelasi
yang diperoleh tidak signifikan pada level signifikan 0,01 atau 0,05 berarti data
Dari Uji coba kuesioner yang disebarkan setelah dilakukan uji validitas
repository.unimus.ac.id
Sebuah item pertanyaan dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel pada taraf
variabel Pengetahuan, Sikap dan Praktek dapat dinyatakan valid karena nilai r
hitung > r tabel. Untuk itu semua pertanyaan dapat digunakan sebagai instrumen
penelitian.
2. Uji Reliabilitas
mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Ukuran
Keterangan :
R = reliabilitas instrumen
= varians total
Dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih besar (>) dari 0,60
repository.unimus.ac.id
Dari Uji coba kuesioner yang telah disebarkan setelah dilakukan uji
reabilitas dengan mengunakan program SPSS 15.0 seperti tertera dalam lampiran
2.
dinyatakan reliabel jika dinilai Cronbach Alpha lebih besarb dari 0,6. Hasil
hitungan uji coba kuesioner dapat dilihat bahwa semua item pertanyaan
mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Berarti item pertanyaan
F. Sumber Data
1. Data Primer
pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu post
2. Data Sekunder
dependent dengan satu atau lebih variabel independent. Regresi berganda digunakan
untuk melihat hubungan atau pengaruh pengetahuan dan sikap tentang cara
repository.unimus.ac.id
menyusui dengan praktek menyusui ibu post section caesaria primipara. Model
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y= Praktek a=
konstanta b1=
koefisien X1
b2= koefisien
X2
X1= pengetahuan
X2= sikap
beberapa uji :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Uji normalitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov – Smirnov ( K- S). Kriteria ujinya
adalah bila nilai Sig > 0.05, maka Ho diterima yang berarti data residual
Ghozali, 2001)
repository.unimus.ac.id
b) Uji Linearitas
digunakan benar atau salah. Uji Linearitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Uji Durbin Watson. Kriteria ujinya adalah nilai uji statistik Durbin
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Hal ini dapat dilihat dari
variance inflation faktor (VIF), Jika nilai VIF kurang dari 10 maka dikatakan
multikolinieritas.
2. Uji t
Uji t digunaan untuk menguji apakah pertanyaan hipotesis benar. Uji t pada
perhitungannya lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, atau Sig t ≤ 0,05 maka Ho
3. Uji F
secara – bersama – sama terhadap variabel terikat. Kriteria ujinya adalah bila
repository.unimus.ac.id
nilai F hutung > F tabel atau Sig.F ≤ 0,05, maka Ho ditolak artinya variabel
a. Sumbangan Efektif
Pengetahuan; SE(x1)% = β x1 X rxy1 X 100%
SE(x1)%
Pengetahuan; SR(x1)% =
R2
SE(x2)%
Sikap; SR(x2)% =
R2
repository.unimus.ac.id
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Sragen memberikan pelayanan
laboratorium diagnostik, serta rawat inap ibu, bayi dan anak. Penelitian
Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Sragen dilakukan di Rumah Sakit
repository.unimus.ac.id
Ibu dan Anak Restu Ibu Sragen Sragen.Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu
nirwana kencana untuk kelas 1, bangsal nirwana puri kelas 2 dan cakra surya
kelas 3. Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Sragen mempunyai tujuan
Sejarah Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Sragen pada tahun
1993 sampai dengan 1997 dr. Rusbandi SpoG mendirikan rawat jalan dengan
ijin Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen yang diawasi langsung oleh dr.
Rusbandi SpoG yang bertempat di Jl. Raya Km Nglorog sragen. Pada tahun
kesehatan kota sragen sehingga pada tahun 1998 sampai dengan 2005 masih
berbentuk rumah bersalin dengan alamat yang sama, dengan melihat jumlah
Di tahun 2006 telah mendapatkan ijin yaitu ijin uji coba dari Gubernur
Jateng, Turun SK. No. 8908/2284/2. Kemudian mendapatkan ijin dari Menteri
Kesehatan dengan SK No. YM 02. 04. 2. 2. 876 tertanggal Okt. 2006 berlaku
untuk 5 th, serta menunjuk dr. Sigit Indarto sebagai Direktur Rumah Sakit Ibu
dan Anak RESTU IBU untuk mengelola dan mengeksiskan Rumah Sakit Ibu
dan Anak RESTU IBU Sragen. Pada tgl 27 -3 - 2006 pindah ke Jl. Raya Km
repository.unimus.ac.id
Gambaran Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Sragen mempunyai
misi dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Sragen. Menjadikan amal usaha
islamiyah amar ma’ruf nahi munkar dan menjadikan amal usaha di bidang
jamaah.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Ibu Sragen dalam memberikan
15 box bayi dengan jumlah karyawan 102 orang yang meliputi dokter
spesialis, dokter umum, perawat, bidan, ahli gizi, fisioterapi, administrasi dan
petugas lainnya.
Oktober 2009, selama masa penelitian jumlah pasien yang dirawat adalah 80
orang, besar sampel ditetapkan dengan kuota sampling yaitu 45 orang ibu
Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang meliputi tiga
menyusui ibu post sectio caesaria primipara dan praktek menyusui ibu post
repository.unimus.ac.id
ibu post sectio caesaria primipara. Dari populasi yang ada dijadikan sampel
Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yang meliputi tiga
unsur, yaitu pengetahuan tentang cara menyusui ibu post sectio caesaria
primipara, sikap tentang cara menyusui ibu post sectio caesaria primipara,
dan praktek menyusui pada ibu post sectio caesaria primipara, selanjutnya
yaitu editing, coding, tabulating. Sebelum dibahas secara rinci hasil penelitian,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
berikut :
Tabel 4.1
(28,89%).
Tabel 4.2
repository.unimus.ac.id
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
orang (17,8%); kemudian responden yang memiliki tingkat SMP sebanyak 7 orang
(11,1%).
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah responden Prosentase
Ibu Rumah Tangga 29 64.4%
Swasta 7 15.6%
Wiraswasta 5 11.1%
PNS 4 8.9%
Jumlah 45 100%
Sumber : Data Primer
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 29 (64,5%); bekerja di swasta sebanyak
Tabel 4.4
repository.unimus.ac.id
Distribusi responden berdasarkan penghasilan per-bulan
600.000,- ada 3 orang (6,7%); sedangakan yang berpenghasilan Rp. 300.000,- dan
2. Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Praktek Menyusui Ibu post sectio caesaria
primipara
Tabel 4.5
repository.unimus.ac.id
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan Ibu post sectio caesari primipara
30(66,7%) dan kurang sebesar 7(15,6%), Praktik pada katagori cukup sebesar
(p=0,060).
2) Uji Linieritas
bahwa tidak ada korelasi antar sisaan/eror atau asumsi terpenuhi bahwa
fungsi linier yaitu nilai statistik Durbin Watson (1,617) terletak diantara
DU (2,543).
3) Uji Multikolinieritas
Hasi Uji multikolinieritas menunjukkan bahwa tidak ada satu pun variabel
bebas yang memiliki nilai VIF (variance inflation factor) lebih dari 10. Jadi
tidak ada masalah multikolinieritas atau tidak ada korelasi antar variabel
repository.unimus.ac.id
b. Uji t
sig <0,05 atau t hitung > t tabel (1,682) sehingga masing – masing variabel
variabel terikat (praktik). Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan
hubungan yang signifikan antara sikap dengan praktik pada nilai p= 0,020.
c. Uji F
(9,72) atau nilai sig < 0,05. Hal ini berarti semua variabel bebas (pengetahuan
dan sikap) secara bersama – sama mempunyai hubungan atau pengaruh yang
repository.unimus.ac.id
1 ,737(a) ,543 ,521 2,340 1,617
Sumber: Hasil Pengolahan Data
e. Sumbangan Prediktor
a) Pengetahuan(x1)
b) Sikap(x2)
a) Pengetahuan( x1 )
SE(x1)% 26,37%
SR(x1)% = = = 48,56%
R2 54,3%
b) Sikap(x2)
SE(x2)% 27,93%
SR(x2)% = = = 51,44%
R2 54,3%
repository.unimus.ac.id
Besarnya sumbangan relative total adalah 48,56%+ 51,44%= 100%
f. Persamaan Regresi
pengetahuan, X2 = sikap.
B. Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan tentang Cara Menyusui dengan Praktek
koefisien korelasi 0,000. Oleh karena probabilitas jauh dibawah 0,05 maka
korelasi antara pengetahuan dengan praktik sangat nyata. Pada hasil uji t
menunjukkan bahwa nilai sig atau significance adalah 0,026(<0,05) atau t hitung
(2,308) > t tabel (1,682) maka Ho ditolak. Hal ini berarti koefisien regresi signifikan
nyata terhadap praktik menyusu ibu post sectio caesaria primipara i . Hal ini
terlihat dari deskripsi data bahwa katagori cukup baik pada variabel pengetahuan
dapat diartikan bahwa semakin baik pengetahuan ibu post sectio caesaria
primipara tentang cara menyusui, maka akan semakin benar juga dalam praktek
menyusui.
baik bila ibu post sectio caesaria primipara tahu, memahami dan mampu
repository.unimus.ac.id
pengetahuan ibu post sectio caesaria primipara dikatakan kurang baik bila
dibawah nilai mean. Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2003) masih berada
sakit. Hal ini diperkuat oleh dalam Notoatmodjo (2003); menyebutkan bahwa
faktor diri sendiri (pengetahuan tentang cara menyusui dan kesadaran serta tekad
untuk hidup sehat), faktor keluarga (latihan dan dukungan), masyarakat dan
diperlukan pengetahuan yang cukup oleh ibu post sectio caesaria primipara.
mengenai obyek tertentu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Dan hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan pengetahuan ibu post partum
repository.unimus.ac.id
2. Hubungan Sikap tentang Cara Menyusui dengan Praktek Menyusui Ibu
Hasil uji analisis data menunjukkan bahwa besar hubungan antara variabel
sikap dengan praktik adalah 0,696 dengan tingkat signifikansi koefisien korelasi 0,000.
Oleh karena probabilitas jauh dibawah 0,05 maka korelasi antara sikap dengan praktik
sangat nyata. Pada hasil uji t menunjukkan bahwa nilai sig atau significance adalah
0,020(<0,05) atau t hitung (2,428) > t tabel (1,682) maka Ho ditolak. Hal ini berarti
koefisien regresi signifikan atau variabel sikap benar – benar berhubungan atau
berpengaruh secara nyata terhadap praktik menyusu ibu post sectio caesaria primipara.
Hal ini juga bisa dilihat dari deskripsi data bahwa katagori cukup baik pada variabel sikap
sebesar 30(66,7%) dan variabel praktik sebesar 28 (62,2%). Mar’at dalam Notoatmodjo
(2003); bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin baik sikap yang dimiliki.
Sikap juga dipengaruhi karena adanya faktor-faktor antara lain pengalaman pribadi yang
didapat dan melihat orang menyusui, membaca dan media cetak dan mendapat latihan
praktek menyusui dan orang lain. Karena pengalaman pribadi dan seorang ibu post sectio
penghayatan ibu post sectio caesaria primipara dalam menyusui. Penghayatan terhadap
pengalaman yang dialami ini akan dapat membentuk sikap positif terhadap suatu obyek,
proses sebagaimana digambarkan Rogers (1974) cit. Notoatmodjo (2003) sebagai berikut
repository.unimus.ac.id
2) Tertarik : setelah itu timbul rasa tertarik terhadap suatu objek itu.
berbeda.
bila ibu tersebut sadar, tertarik, menilai dan mencoba memutuskan untuk
menyusui.
praktik. Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil uji F yaitu nilai F hitung (24,917) > F
Tabel (9,72) atau nilai sig < 0,05. Hasil analisis dapat disajikan dengan persamaan
repository.unimus.ac.id
menunjukkan adanya hubungan yang searah, artinya jika pengetahuan meningkat
1 skor, maka praktik akan meningkat sebesar 0,350 skor. Koefisien variabel sikap
sebesar 0,143 dan juga bertanda positif. Hal ini berarti kenaikan 1 skor sikap
benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal
pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui dengan praktik menyusui ibu post
partum primipara.
terhadap pengetahuan tentang cara menyusui yang benar dalam bentuk tindakan
1997):
a) Persepsi
Seorang ibu post sectio caesaria primipara dapat melakukan tindakan untuk
menyusui bayinya.
b) Respon Terpimpin
Ibu post sectio caesaria primipara dapat menyusui bayinya sesuai dengan
repository.unimus.ac.id
c) Mekanisme
Ibu post sectio caesaria primipara sudah biasa menyusi bayinya dengan benar
d) Adaptasi
misalnya sebelum menyusui kedua tangan ibu dibersihkan dengan tissue atau
Hal ini terbukti bahwa Sumbangan Relatif (SR%) yang diberikan oleh
sehingga total sumbangan relatifnya adalah 100%. Sumbangan Efektif (SE%) yang
diberikan oleh variabel pengetahuan adalah sebesar 26,37% dan variabel sikap
repository.unimus.ac.id
BAB V
A. Kesimpulan
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang cara menyusui
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap tentang cara menyusui dengan
dan sikap tentang cara menyusui dengan praktek menyusui ibu post sectio
caesaria primipara.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
pengaruh positif bahwa ibu menyusui yang mempunyai pengetahuan dan sikap
tentang cara menyusui yang baik maka ibu tersebut akan melakukan praktek
praktek menyusui adalah respon ibu post sectio caesaria primipara terhadap
pengetahuan tentang cara menyusui yang benar dalam bentuk tindakan praktek
menyusui
repository.unimus.ac.id
2. Implikasi Praktis
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, penulis dalam rangka
Agar meningkatkan program penyuluhan tentang cara menyusui yang benar pada
2. Bagi Bidan
Dalam memberikan perawatan pada ibu post sectio caesaria atau menyusui untuk
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang dapat
repository.unimus.ac.id
Cronbach's
Alpha N of Items
,841 20
Skripsi
repository.unimus.ac.id
OLEH:
CLARA
DINDY
NIM: 1112104000021
1437 H/ 2016 M
repository.unimus.ac.id
repository.unimus.ac.id
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Gambaran Pemberian ASI pada Bayi dengan Ibu Post Sectio Caesarea Di RSU
Kabupaten Tangerang dan RS Swasta di Depok
ABSTRAK
Tingginya angkasectio caesareadan rendahnya praktek pemberian Air Susu
Ibu (ASI) pada ibu dengan persalinan operasi dapat menimbulkan berbagai
gangguan menyusui dan dapat memberikan efek negatif bagi bayi maupun bagi
ibu. Belum ada penelitian yang mengeksplor tentang pola menyusui.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian ASI pada bayi
dengan ibu post Sectio caesarea. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
65 orang pasien post sectio caesarea.Hasil penelitian menunjukan 73,8% bayi
tidak melakukan IMD, 32,2% ibu pertama kali menyusui pada < 3 jam setelah
persalinan, 84,6% menganggap bahwa nyeri operasi tidak mengganggu dalam
proses menyusui, 50,8% mengatakan pengeluaran ASI lebih banyak terjadi pada
hari pertama, 95,4% obat bius yang dipakai oleh ibu adalah bius spinal, 98,5%
bayi lebih banyak lahir dalam kondisi baik, 91,3% ibu mengatakan rawat gabung
lebih banyak memberikan efek menyusui dibandingkan dengan yang tidak. Saran
bagi rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya
dalam program Inisiasi Menyusui Dini dan semoga dapat menjadi pertimbangan
rumah sakit dalam membuat kebijakan rooming in bagi ibu dan bayi.
repository.unimus.ac.id
BAB I
PENDAHULUN
A. Latar Belakang
repository.unimus.ac.id
2
repository.unimus.ac.id
3
hal ini yang membuat pengeluaran ASI pada ibu sectio caesarea lebih lambat
dibandingkan ibu yang melahirkan normal (Syamsinar, 2013).
Air Susu Ibu (ASI) ada yang sudah keluar pertama namun sebagian ibu
Sectio Cesarea tidak setuju untuk memberikannya pada hari pertama, meskipun
ibu mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI. Alasan ibu tidak melakukan
inisiasi hari pertama yaitu bayi yang belum dirawat gabung, ibu yang belum bisa
duduk atau mobilisasi dan ASI yang belum keluar (Dwi R, 2012). ASI yang tidak
segera diberikan akibat pengeluaran ASI yang lebih lambat akan meningkatkan
kemungkinan ibu menderita post partum blues dan membuat bayi diberikan susu
formula atau makanan pendamping ASI (MPASI) yang lain (Dewi, 2012). Hal ini
tidak baik bagi bayi karena tertundanya pemberian ASI selama 3 hari kehidupan
membuat bayi tidak mendapatkan salah satu kandungan ASI yaitu kolostrum yang
salah satu manfaatnya dapat membersihkan meconium dari usus bayi yang baru
lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang
akan dating, jika bayi tidak mendapatkan kolostrum maka bayi akan kehilangan
banyak manfaat dari kolostrum itu sendiri (Bahiyatun, 2009).
Pemberian MPASI sebelum usia 6 bulan akan meningkatkan kegagalan
dalam pemberian ASI ekslusif yang dapat mempengaruhi kesehatan serta tumbuh
kembangnya dimasa datang. (Bayu, 2013).
Salah satu RS swasta di Depok dan RSUD Kabupaten Tangerang yang
dipilih oleh peneliti merupakan rumah sakit yang mendukung untuk keberhasilan
pemberian
repository.unimus.ac.id
4
ASI bagi bayi, hal ini dibuktikan dengan kebijakan di rumah sakit untuk selalu
melakukan IMD pada bayi yang baru lahir jika kondisi ibu dan bayi
memungkinkan.
Data yang diperoleh dari rumah sakit tangerang didapatkan bahwa pada
tahun 2014 jumlah pasien yang melahirkan dengan operasi sebanyak 1.750 pasien
dari total 6161 kelahiran, hal ini berarti 28% kelahiran di rumah sakit tangerang
merupakan kelahiran dengan operasi. Ibu dan bayi akan berada dalam satu
ruangan dari hari pertama jika kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Sedangkan untuk di rumah sakit swasta di depok terdapat perbedaan kebijakan
berdasarkan ruangan kamar rawat inap, untuk pasien kelas satu diperbolehkan
untuk berada satu ruangan bersama bayinya sedangkan untuk pasien yang kelas
dua dan tiga tidak satu ruangan dengan bayinya. Bayi akan diantar dan disusui
oleh ibunya sesuai dengan jadwal yang diberlakukan oleh rumah sakit.
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui Bagaimana Gambaran
Pemberian ASI pada Bayi dengan Ibu Post Sectio Caesarea di RSU Kab
Tangerang dan salah satu RS swasta di Depok.
B. Rumusan Masalah
repository.unimus.ac.id
5
7. Bagaimana gambaran pemberian ASI pada ibu rawat gabung: waktu dan
cara pemberian?
repository.unimus.ac.id
6
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
repository.unimus.ac.id
7
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh peneliti lain baik
secara teoritis maupun metodologi mengenai penelitian terkait
pemberian ASI pada bayi dengan ibu Sectio caesarea.
4. Bagi Instansi Terkait
repository.unimus.ac.id
8
repository.unimus.ac.id
repository.unimus.ac.id
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
a. Populasi
39
repository.unimus.ac.id
40
b. Sampel
1. Kriteria inklusi
b) Jumlah sampel
repository.unimus.ac.id
41
a. Pengumpulan data
repository.unimus.ac.id
42
1. Validitas
repository.unimus.ac.id
43
repository.unimus.ac.id
44
4. Cleaning Data
repository.unimus.ac.id
45
repository.unimus.ac.id
46
repository.unimus.ac.id
47
paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress maupun kematian subjek
penelitian.
penelitian yang dilakukan oleh siapa saja, termasuk para peneliti kesehatan
hendaknya:
repository.unimus.ac.id
A. Gambaran Tempat Penelitian
1. Gambaran Umum
48
repository.unimus.ac.id
49
repository.unimus.ac.id
50
a. Jumlah kelahiran
Tabel 5.1
kab. Tangerang dan RS Swasta Depok lebih banyak terjadi pada ibu
Table 5.2
repository.unimus.ac.id
51
c. Pendidikan terakhir
Table 5.3
Tabel 5.3 menunjukan ada 1,5% ibu yang tidak sekolah dan
sebanyak 32,3%.
Tabel 5.4
Persalinan Frekuensi Presentase
n=65 (%)
Kali Pertama 45 69,2
Kali Kedua 19 29,2
Lebih dari dua kali 1 1,5
Total 65 100,0
repository.unimus.ac.id
52
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi alasan persalinan dengan operasi di RSU kab.
Tangerang dan RS Swasta Depok Tahun 2016
Alasan Frekuensi Presentase
n=65 (%)
Sungsang 10 15,4
Hipertensi gestasional 13 20,0
Bayi besar 9 13,8
Air ketuban habis 13 20,0
Anak sebelumnya lahir SC 9 13,8
Gagal induksi 3 4,6
Panggul sempit 5 7,7
Kelilit ari- ari 1 1,5
Plasenta previa 1 1,5
Hipermio 1 1,5
Total 65 100,0
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi inisiasi menyusui dini di RSU
kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Tahun 2016
IMD Frekuensi Presentase
n=65 (%)
Tidak melakukan 48 73,8
Melakukan 17 26,2
Total 65 100,0
repository.unimus.ac.id
53
g. Jenis Anastesi
Tabel 5.7
h. Kondisi bayi
Tabel 5.8
Distribusi
Kondisifrekuensi kondisi bayi dengan ibu sectio
Frekuensi caesarea di
Presentase
n=65 (%)
BBLR 1 1,5
Baik 64 98,5
Total 65 100,0
repository.unimus.ac.id
54
baik sebanyak 98,5% dan hanya 1,5% yang lahir dalam kondisi
Tabel 5.9
j. Pengeluaran ASI
Tabel 5.10
Pengeluaran ASI Frekuensi Presentase
n=65 (%)
Hari pertama 33 50,8
Hari kedua 19 29,2
Lebih dari hari kedua 13 20,0
Total 65 100,0
repository.unimus.ac.id
55
Tabel 5.10 menunjukan lebih banyak ibu ASI nya sudah keluar
di hari pertama sebanyak 50,8% dan hanya 20,0% yang ASI keluar
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Distribusi frekuensi skala nyeri luka operasi yang dirasakan di hari
kedua di RSU kab. Tangerang dan RS Swasta Depok
Skala nyeri Frekuensi Presentase
n=65 (%)
Ringan 12 18,5
Sedang 44 67,7
Berat 9 13,8
Total 65 100,0
repository.unimus.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
66
repository.unimus.ac.id
67
repository.unimus.ac.id
68
repository.unimus.ac.id
69
karena saat IMD suhu tubuh ibu akan menjaga bayi tetap hangat
dapat membantu melatih refleks menghisap bayi serta
mendekatkan hubungan antara ibu dan bayi (Ambarwati, 2008).
Waktu Pemberiaan ASI yang dilakukan setelah hari
kedua masih ditemukan walaupun hanya 10,8% yang
memberikan ASI nya lebih dari dua hari setelah persalinan,
namun hal ini dapat mempengaruhi kesehatan bayi, pasalnya
bayi yang disusui pada lebih dari hari kedua hanya akan
mendapatkan sedikit manfaat dari kolostrum karena kolostrum
hanya disekresi kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-
3 setelah persalinan dan komposisi dari kolostrum akan selalu
berubah dari hari kehari padahal kolostrum merupakan pencahar
ideal untuk membersihkan meconium dari usus bayi yang baru
lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi, serta
membantu dalam memberikan sistem imun bagi bayi, kolostrum
juga lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan
ASI yang matur, kadar karbohidrat dan lemak yang lebih rendah
dibanding ASI matur (Bahiyatun,2009).
repository.unimus.ac.id
70
repository.unimus.ac.id
71
repository.unimus.ac.id
72
sectio caesarea
repository.unimus.ac.id
73
repository.unimus.ac.id
74
repository.unimus.ac.id
75
Dari hasil yang didapat hanya ada 1,5% bayi yang lahir
dengan berat badan lahir rendah sisanya lahir dalam keadaan
baik sebanyak 98,5%. Semua bayi yang lahir dengan kondisi
berat badan lahir rendah mengalami penundaan dalam
pemberian ASI, sedangkan untuk bayi yang lahir baik sebanyak
32,8% menyusui kurang dari 3 jam setelah persalinan dan
67,2% menyusui lebih dari 3 jam setelah persalinan. Penelitian
yang sejalan dari Enih (2011) untuk bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram lebih banyak diberikan
makanan pendamping lain selain ASI. Ibu yang memiliki bayi
BBLR cenderung untuk tidak memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya. Ada beberapa alasan bayi tidak dapat diberikan ASI
salah satunya yaitu bayi dengan BBLR (berat badan lahir
rendah) di RSU Kabupaten Tangerang sendiri mempunyai
kebijakan untuk tidak melakukan IMD pada bayi BBLR karena
bayi BBLR dinilai terlalu lemah untuk menghisap langsung
payudara ibu sehingga dibutuhkan bantuan ketika akan
memberikan ASI (Gibney, 2008).
Bayi dengan kondisi asfiksia dan bayi dengan kelainan
anatomi yang tidak langsung bisa menyusu pada ibu segera
setalah persalinan karena harus segera mendapatkan
penanganan medis segera. Penelitian yang dilakukan oleh
Fadhilah (2015) persalinan dengan metode section caesarea
lebih meningkatkan resiko terjadinya asfiksia pada bayi
sebanyak 2 kali lipat dibandingkan dengan persalinan normal
yang menyebabkan perlunya tindakan
repository.unimus.ac.id
76
repository.unimus.ac.id
77
repository.unimus.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC, 2003.
repository.unimus.ac.id
analisis-asi- eksklusif.html
repository.unimus.ac.id
Desmawati.“Penentu Kecepatan Pengeluaran Air Susu Ibu Setelah
Sectio Caesarea.”Artikel Penelitian Fakultas Ilmu Kesehatan
UPN Veteran. 2013: h. 360-363.
Dwienda,Octa. dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi atau
Balita dan Anak PraSekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta:
Deepublish, 2014.
repository.unimus.ac.id
Nurdiansyah, Nia. Buku Pintar Ibu dan Bayi. Jakarta: Bukune, 2011.
Oxorn, Harry dan William R. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC, 2012.
repository.unimus.ac.id
Sumarah, Yani Widyastuti, Nining Wiyati. Perawatan Ibu Bersalincetakan keempat .
Yogyakarta:Fitramaya, 2009.
Suprijati.“Faktor-Faktor yang Menghambat Ibu dalam Pemberian ASI
Ekslusif di Wilayah Puskesmas Pembantu Bagi Kecamatan
Madiun Kabupaten Madiun.”Akademi kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo (2013).
Sutomo, Budi dan Dwi Yanti. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta:
Demedia Pustaka, 2010.
repository.unimus.ac.id