Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Disusun oleh:
Citra Fatima Marsidi
19101105020
Farmasi A

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

1
2020
PERCOBAAN I
ANALISIS KATION

A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat menganalisis secara kualitatif unsur-unsur golongan I (Ag+,
Hg+, dan Pb) dan golongan II (, Bi3+, Cu2+, As).

B. Dasar Teori
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklarifikasikan dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakaireagensia golongan secara sistematik, dapat ditetapkan ada tidaknya golongan-
golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan
lebihlanjut. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umumadalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium
karbonat.Klasifikasi ini didasarkan pada apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensiaini dengan membentuk endapan atau tidak (Vogel, 1990).
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dilarutkan kemudian ditambahkan
pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation sebagai
garamyang sukar larut atau hidroksinya. Pereaksi haruslah sedemikian rupa sehingga
pengendapan kation golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya
dapatdengan mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis (Vogel, 1990).
Menurut Vogel (1990), kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-
golongan ini adalah sebagai berikut:
1. Golongan I: kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-
ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I), dan perak.
2. Golongan II: kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-
ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium,
arsenik(III),arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah (III) (IV).
3. Golongan III: kation golongan ini tidak bereaksi dengan HCl encer, ataupun
denganH2S dalam suasana asam mineral encer. Kation-kation golongan ini adalah
kobalt(II),nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan mangan(II).

2
4. Golongan IV: kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan
III. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium dan barium.
5. Golongan V: kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-
reagensia golongan I, II, III dan IV, merupakan golongan kation yang terakhir, yang
meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium dan hidrogen.
Adapun senyawa-senyawa yang digunakan sebagai bahan atau zat kimia dalam
analisis kation golongan I dan II, Menurut Farmakope Indonesia edisi III (1979):
 Basimuth subnitrat (BiNO3) memiliki pemerian yaitu serbuk hablur renik: putih, tidak
berbau, tidak berasa berat. Basimuth subnitrat larut dalam air dan dalam pelarut
organik, larut sempurna dalam asam klorida p dan dalam asam nitrat p.
 Asam klorida (HCl) memiliki pemerian yaitu cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang. Asam klorida
larut daalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam air.
 Perak nitrat (AgNO3) memiliki pemerian yaitu cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau. Perak nitrat larut dalam etanol dan gliser.
 Senyawa natrium hidroksida (NaOH) memiliki pemerian yaitu Bentuk batang, butiran,
massa hablur atau keping, kering keras, rapun dan menunjukkan susunan hablur:
putih, mudah meleleh basah, sangat alkalif dan korolif, segera menyerap karbon
dioksida. Senyawa ini sangat mudah larut dalam air, etanol (95%) p.
 Kalium iodida (KI) memiliki pemerian yaitu hablur, heksa hidral, transparan atau tidak
berwarna, opak dan putih, atau serbuk putih, higroskopik. Senyawa ini sangat mudah
larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih ; larut dalam etanol (95%) p :
mudah larut dalam gliserol p.
 Amonia (NH3) memiliki pemerian yaitu cairan, jernih, tidak berwarna, berbau khas,
menusuk kuat, dan bobot jenis kurang dari 0,90. Senyawa ini mudah larut dalam air.
 Kalium kromat (K2CrO4) memiliki pemerian massa hablur kuning. Senyawa ini sangat
mudah larut dalam air jernih.
 Natrium karbonat (Na2CO3) memiliki pemerian cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang, diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang. Larutan yang
sangat encer masih bereaksi dengan asam kuat terhadap kertas lakmus.
 Natrium hidrogen fosfat (Na2HPO4) memiliki pemerian kristal putih, tidak berwarna,
larutannya alkali, tidak berbau, efforensi, kristal transparan. Larut dalam 1 g dalam 4
ml air. 1 g dalam 5 ml air, praktis. Larut dalam alkohol

3
 Hidrogen sulfida (H2S) memiliki pemerian gas tidak berwarna, beracun, bau khas
tidak enak.

C. Cara Kerja
 Golongan kation pertama
Analisis ion Ag+, Hg+ dan Pb2+
1. Tuangkan larutan HCl ke dalam larutan pada masing-masing tabung yang berisi
AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2. Amati yang terjadi. Kemudian tambahkan NH3 catat
yang terjadi dan selanjutnya tambahkan air panas kemudian amati.
2. Tuangkan sedikit larutan NaOH ke dalam larutan AgNO3, PbCl 2 dan Hg2Cl2
kemudian selidiki endapannya seperti pada percobaan nomor 1. Dan tambahkan
lagi NaOH berlebih, amati.
3. Tuangkan sedikit larutan KI ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2 kemudian
selidiki endapannya seperti pada percobaan nomor 1. Dan tambahkan lagi KI
berlebih, amati.
4. Tuangkan sedikit larutan K2CrO4 ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian selidiki endapannya seperti pada percobaan nomor 1. Dan tambahkan
lagi NH3, amati.
5. Tuangkan sedikit larutan KCN ke dalam larutan AgNO3, PbCl 2 dan Hg2Cl2
kemudian selidiki endapannya seperti pada percobaan nomor 1. Dan tambahkan
lagi KCN berlebih, amati.
6. Tuangkan sedikit larutan Na2CO3 ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian selidiki endapannya seperti pada percobaan nomor 1. Kemudian
didihkan, amati.
7. Tuangkan sedikit larutan Na2HPO4 ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian selidiki endapannya seperti pada percobaan nomor 1. (reaksi spesifik)

 Golongan kation kedua


Analisis ion Bi3+
1. Tuangkan larutan NaOH ke dalam larutan Bi(NO3)3, mula-mula dingin kemudian
dipanaskan.
2. Tuangkan larutan Na2HPO4 ke dalam larutan Bi(NO3)3. Selidiki endapannya
dengan asam nitrat encer.

4
3. Alirikan gas H2S (gas atau larutan air jenuh) ke dalam larutan Bi(NO 3)3, sampai
terbentuk endapan.
4. Tuangkan larutan KI ke dalam larutan Bi(NO3)3. Kemudian tambahkan KI secara
berlebihan.

Analisis ion Cu2+


1. Tuangkan larutan NaOH ke dalam larutan CuSO4 amati kemudian panaskan.
2. Tuangkan sedikit larutan KI ke dalam larutan CuSO4, kemudian amati, selanjutnya
tambahkan Na2S2O3 amati.
3. Tambahkan setetes demi setetes larutan ammonia ke dalam larutan CuSO4 sambil
diamati.
4. Tuangkan larutan KSCN ke dalam larutan CuSO4 kemudian amati.
5. Ambil sebuah paku bersih atau benda lain yang bengandung besi kemudian celupkan
dalam larutan CuSO4 amati yang terjadi.

Analisis ion arsenat (ASO4)


1. Tuangkan sedikit larutan AgNO3 ke dalam larutan arsenat (Na2HAsO4), kemudian
selidiki apa yang terjadi, lalu tambahkan asam klorida atau ammonia dan amati.
2. Tuangkan larutan CuSO4 ke dalam larutan arsenat, maka akan terjadi cupri arsenat
yang berwarna hijau, jika alkalinya banyak akan terjadi warna biru muda.
3. Tuangkan larutan magnesium sulfat ke dalam larutan arsenat yang mengandung
NH4OH dan NH4Cl. Selidiki apa yang terjadi.
4. Aliri gas H2S ke dalam larutan arsenat dalam suasana HCl 0,3 M dan pekat.

5
D. Hasil
Go
Perlakuan Pengamatan
l
I Ion Ag+
 Larutan HCl dituangkan ke dalam Terbentuk endapan putih yaitu perak
larutan AgNO3 klorida
Ion Pb2+
 Larutan HCl dituangkan ke dalam Terbentuk endapan putih dalam
larutan PbCl2 larutan yang dingin dan tak terlalu
Ion Hg+ encer
 Larutan HCl dituangkan ke dalam
larutan Hg2Cl2 Larutan berwarna putih keruh

 Endapan ditambahkan NH3


Larutan agak bening kecoklatan

Ion Ag+
 Larutan NaOH dituangkan ke Menghasilkan endapan perak oksida
dalam larutan AgNO3 (Ag2O), berwarna putih keruh agak
 Ditambahkan NH3 coklat
Ion Pb2+ Ag2O larut dalam NH3
 Larutan NaOH dituangkan ke
dalam larutan PbCl2 Menghasilkan endapan putih timbel

 Larutan kemudian ditambah basa hidroksida Pb(OH)2


berlebih Menghasilkan endapan yang larut
dalam reagen berlebihan dan

Ion Hg+ terbentuk ion tetra-hidrokso-plumbat

 Larutan NaOH dituangkan ke (II)


dalam larutan Hg2Cl2
Terbentuk endapan hitam, yaitu
Merkurium (I) Oksida Hg2O
Ion Ag+
6
 Larutan NH3 dituangkan ke dalam Terbentuk endapan coklat perak
larutan AgNO3 oksida.

 Kemudian ditambahkan NH3 Ag2O dapat larut dalam reagensia


berlebih berlebihan dan terbentuk ion diamino
argentat
Ion Pb2+
 Larutan NH3 dituangkan ke dalam Menghasilkan endapan berwarna
larutan PbCl2 putih
Ion Hg+
 Larutan NH3 dituangkan ke dalam
larutan Hg2Cl2 Menghasilkan endapan berwarna
hitam
Ion Ag+
 Larutan K2CrO4 dituangkan ke Menghasilkan endapan berwarna
dalam larutan AgNO3 merah
 Kemudian ditambahkan NH3
Menghasilkan endapan yang larut
Ion Pb2+ dalam reagen berlebihan
 Larutan K2CrO4 dituangkan ke
dalam larutan PbCl2 Menghasilkan endapan berwarna

 Kemudian ditambahkan NH3 kuning

Ion Hg+
 Larutan K2CrO4 dituangkan ke Tidak terjadi perubahan pada larutan
dalam larutan Hg2Cl2.
Menghasilkan endapan berwarna
 Kemudian ditambahkan NH3
merah

Menghasilkan larutan berwarna hitam


II Ion Bi3+
 Larutan NaOH dituangkan ke Menghasilkan endapan putih.
dalam larutan Bi(NO3)3.
Dipanaskan. Endapan menjadi kuning.
 Larutan Na2HPO4 dituangkan ke Menghasilkan larutan putih, dan larut
dalam larutan Bi(NO3)3. dalam asam nitrat encer.

7
Kemudian endapannya diselidiki
dengan asam nitrat encer.
 Gas H2S (gas atau larutan air Menghasilkan endapan coklat.
jenuh) dialirkan ke dalam larutan
Bi(NO3)3 Terbentuk endapan hitam.
 Larutan KI ditambahkan ke
dalam larutan Bi(NO3)3 Endapan larut terbentuk filtrat jingga.
Larutan KI ditambahkan secara
berlebihan.
Ion Cu2+ Menghasilkan larutan biru muda.
1. Larutan NaOH ditambahkan ke
dalam larutan CuSO4 Menjadi hitam.
Dipanaskan. Menjadi endapan putih filtrat kuning
2. Larutan KI dituangkan ke dalam kecoklatan.
larutan CuSO4. Terbentuk endapan biru muda.
3. Setetes demi setetes larutan
Amonia ditambahkan ke dalam
larutan CuSO4. Terbentuk endapan hitam.
4. Larutan KSCN ditambahkan ke
dalam larutan CuSO4. Terbentuk endapan biru.
5. Larutan NH4OH ditambahkan ke
dalam larutan CuSO4. Endapan larut berubah menjadi
Ditambah NH4OH berlebih. larutan biru tua.
Membentuk endapan tembaga
6. Paku bersih dicelupkan ke dalam berwarna merah (paku menjadi
larutan CuSO4. berkarat).

8
E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang analisis kation. Analisis kation ini
dilakukan untuk mengidentifikasi kation golongan I dan golongan II dengan dilakukan uji
yang lebih spesifik. Uji kation ini menggunakan sampel yang akan diujikan. Pada golongan I
ion-ion yang akan diuji, yaitu ion Ag+, Pb2+, Hg+ dan pada golongan II ion-ion yang akan
diuji, yaitu Bi3+ dan Cu2+. Pada kation golongan I, menggunakan pereaksi kimia HCL,
K2CrO4, NH3 dan NaOH dan sampel yang digunakan adalah AgNO 3, PbCl2, Hg2Cl2. Diketahui
bahwa kation golongan I tidak larut dalam senyawa asam, sehingga terjadi endapan berwarna
putih saat pereaksi HCL ditambahkan. Selanjutnya, unsur kation pada sampel AgNO 3, PbCl2,
Hg2Cl2 ditambahkan dengan reagen K2CrO4. Terjadi berbagai macam perubahan endapan
warna pada larutan ini dikarenakan pereaksinya yang spesifik. Seperti pada AgNO 3 endapan
yang terbentuk adalah perak kromat dan warna larutan menjadi merah darah, pada PbCl 2
terbentuk endapan kuning timbel kromat, dan pada Hg 2Cl2 terbentuk endapan kristalin merah
merkurium (I) kromat. Pada pereaksi NaOH yang ditambahkan pada AgNO3 menghasilkan
larutan berwarna putih keruh agak coklat karena endapan perak oksida belum semuanya
mengendap. Endapan yang terbentuk adalah perak oksida (Ag2O). Endapan kemudian larut
dalam NH3. Pada PbCl2 endapan yang terbentuk adalah timbel hidroksida Pb(OH)2, endapan
yang sebelumnya bening kemudian menjadi keruh, basa berlebih yang selanjutnya
ditambahkan kemudian melarutkan lapisan sehingga pada bagian atas larutan menjadi bening,
dan pada bagian bawah terdapat endapan putih. Warna larutan pada bagian atas yang
berwarna bening menunjukkan bahwa endapan dapat larut walaupun masih ada endapan
dibawah, dan terbentuk ion kompleks [Pb(OH)4]2-. Pada Hg2Cl2 hanya terbentuk endapan
berwarna hitam. Pada pereaksi NH3, saat AgNO3 yang direaksikan dengan NH3 terlihat
endapan menjadi larut dikarenakan reagennya berlebih dan terjadi kesetimbangan dalam
reaksi. Sedangkan pada sampel PbCl2 hanya menghasilkan endapan berwarna putih, dan pada
Hg2Cl2 menghasilkan endapan berwarna hitam.

9
F. Kesimpulan
Kation golongan I tidak larut dalam senyawa asam sehingga didapati endapan pada
setiap sampel yang ditambahkan reagen HCL. Sedangkan pada reagen K2CrO4, NH3 dan
NaOH terjadi berbagai macam perubahan pada larutan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Edisi III. Jakarta: Depkes RI


Vogel. 1990. Buku Tes Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Jilid I dan II.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka

11

Anda mungkin juga menyukai