Oleh :
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................1
1. Pancing Ulur..............................................................................................1
1.1 Pengertian..........................................................................................1
1.2 Bagian dan Fungsi..............................................................................2
1.3 Metode Pengoperasian.......................................................................4
1.4 Alat Bantu...........................................................................................6
1.5 Hasil Tangkapan.................................................................................8
2. Purse Seine.............................................................................................10
2.1 Pengertian........................................................................................10
2.2 Bagian dan Fungsi............................................................................11
2.3 Metode Pengoperasian.....................................................................15
2.4 Alat Bantu.........................................................................................17
2.4 Hasil Tangkapan...............................................................................19
3. Rumpon...................................................................................................22
3.1 Pengertian........................................................................................22
3.2 Bagian dan Fungsi............................................................................24
3.3 Target Sasaran.................................................................................26
4. Lampu Celup Bawah Air..........................................................................29
4.1 Pengertian........................................................................................29
4.2 Bagian dan Fungsi............................................................................30
4.3 Target Sasaran.................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
LAMPIRAN...................................,.......................................................................35
ASISTEN ZONE...................................................................................................37
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 14. Ikan Layang (Decapterus sp) (Google image, 2019) .....................25
iii
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pancing Ulur
1.1 Pengertian
Menurut Kurnia, et al. (2015), pancing ulur merupakan alat tangkap yang
memiliki kontruksi yang sederhana dan memiliki berbagai jenis ukuran mata pancing
pengoperasian alat tangkap. Mata pancing merupakan bagian yang sangat vital
dalam proses penangkapan ikan pada alat pancing. Mata pancing yang mempunyai
pancing ulur tidak banyak mengalami kemajuan yang berarti dibandingkan dengan
alat tangkap lainnya. Di sisi lain dalam rangka peningkatan produksi hasil
usaha pengembangan itu dilakukan dengan modifikasi alat tangkap ikan yang sudah
ada.
Menurut Susanto, et al. (2015), pancing ulur merupakan alat tangkap yang
1
(PPN) Prigi. Penggunaan metode penangkapan pancing ulur di Pelabuhan
Penggunaan alat tangkap pancing ulur sangat dipenggaruhi oleh adanya umpan.
Jenis-jenis umpan dalam penggunaan pancing sangat beragam dari umpan asli
(alami), umpan buatan dan umpan tiruan. Umpan memiliki peranan penting untuk
menggunakan indra penciuman dan indra penglihatanya. Pada ikan predator (buas),
berdasarkan stimuli asam amino. Indra penglihatan ikan dipenggaruhi oleh tingkah
laku ikan tersebut, yaitu ada yang tertarik pada cahaya dan ada yang menjauhi
cahaya.
Pancing Ulur atau Hand line ini merupakan salah satu alat penangkap ikan
Pancing Ulur dapat ditemui hampir diseluruh Indonesia digunakan oleh para
nelayan. Pancing Ulur yang dalam bahasa asingnya adalah Hand line merupakan
jenis alat tangkap pancing sederhana. Alat tangkap ini umum digunakan oleh
nelayan Indonesia untuk menangkap ikan tuna. Pancing Ulur termasuk alat
penangkap ikan yang aktif, dan juga ramah lingkungan. Pengoperasian alat relatif
Pancing ulur (hand line) dengan jumlah 356 unit dari keseluruhan alat
tangkap yang beroperasi sejumlah 861 unit merupakan alat tangkap dominan yang
2
terdapat di PPN Palabuhanratu. Pancing ulur yang digunakan di PPN Palabuhanratu
digunakan dalam menangkap ikan layur, hal tersebut dikarenakan hasil tangkapan
menggunakan pancing ulur kualitasnya lebih terjaga dan cukup selektif terhadap
hasil tangkapan. Dari semua kelompok alat tangkap pancing, pancing ulur
merupakan pancing yang sangat sederhana. Pancing ulur hanya terdiri dari tali
pancing, mata pancing, penggulung, swivel dan umpan yang digunakan pada saat
Menurut Karyanto, et al. (2014), Salah satu alat tangkap tradisional yang
sebagian besar dipakai oleh nelayan Indonesia adalah pancing ulur (hand line).
Pancing ulur terdiri atas beberapa komponen, yaitu gulungan tali, tali pancing, mata
penangkapan tuna hand line sangat dipengaruhi oleh teknik pengoperasian dari
Pada dasarnya pancing ulur terdiri dari dua komponen utama yaitu tali (line)
dan mata pancing (hook). Tali pancing biasanya terbuat dari benang katun, nilon,
polietilen dan plastik . Sedangkan mata pancing dibuat dari kawat baja, kuningan
atau bahan lain yang tahan karat. Bagian-bagian pancing ulur secara keseluruhan
meliputi, bagian yaitu penggulung tali pancing, tali penarik, killi-killi, tali alas, pancing,
dan pemberat. Penggulung tali pancing ulur yang digunakan berbentuk bundar yang
terbuat dari plastik dan kayu. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan proses
pengoperasian alat tangkap agar tali tidak kusut dan dapat digulung setelah operasi
penangkapan selesai. Kili-kili merupakan bagian dari pancing ulur yang berguna
untuk mencegah agar tali penarik dan tali alas tidak terpintal atau kusut saat proses
pengoperasian alat tangkap atau mengurangi gaya puntir. Tali alas yang digunakan
3
mempunyai ukuran yang lebih kecil dari pada ukuran tali penarik. Penggunaan tali
yang berukuran lebih kecil ini bertujuan agar tali tersebut tidak kentara saat berada
di dalam air. Ukuran mata pancing bervariasi disesuaikan dengan besar kecilnya
ikan yang akan ditangkap. Pemberat pada pancing ulur berfungsi sebagai gaya
ulur meliputi beberapa tahap yang harus dilakukan meliputi: 1.Tahap persiapan.
Nelayan pancing ulur yang terdiri dari 3 orang mempersiapkan perlengkapan sebelum
berangkat menuju fishing ground meliputi persiapan alat tangkap, pembelian umpan,
bahan bakar, es, makanan serta pemeriksaan kesiapan perahu. 2. Penentuan fishing
ground. Dalam menentukan lokasi daerah penangkapan ikan layur nelayan setempat
nelayan yang telah tiba terlebih dahulu di fishing ground. 3. Setting dan Immersing.
Setelah tiba di lokasi fishing ground alat tangkap pancing ulur siap dioperasikan.
Terlebih dahulu mempersiapkan umpan dengan cara memfillet tubuh ikan, kemudian
4
jangkar perahu diturunkan agar perahu tidak bergerak, pemberat batu pada pancing
diturunkan kemudian turunkan satu persatu kail yang sudah diikatkan dengan umpan.
Lama perendaman biasanya sekitar 15-30 menit tergantung banyak tidaknya ikan
yang ada pada perairan tersebut. 4. Hauling. Setelah direndam beberapa saat dan
terasa banyak umpan yang telah dimakan ikan, nelayan menarik pancing ke atas
perahu. Nelayan dapat merasakan bahwa umpan telah dimakan dengan cara
menggunakan pancing bira-bira (hand line). Ikan umpan seperti tongkol, cakalang
dan tuna kecil yang sudah ditangkap kemudian disayat tipis/dipotong-potong kecil
dan salah satu sayatan dikaitkan pada mata pancing hingga mata pancing tidak
ditambahkan dan ditaruh di atas batu kemudian diikat bersamaan dengan umpan
yang sudah dikaitkan pada mata pancing. Ikatan menggunakan simpul hidup agar
mudah terlepas ketika ditarik. Tali cisabu ditusukkan pada kantong minyak cumi,
kemudian batu yang sudah diikat dengan mata pancing diturunkan perlahan ke laut
pelagis untuk Pancing Ulur yang dioperasikan disekitar permukaan dan
dilapisan kedalaman tertentu suatu perairan serta ikan demersal (dasar) untuk
Pancing Ulur yang dioperasikan di dasar perairan. Pancing Ulur dioperasikan secara
5
sederhana dengan cara mengulur tali pancing sampai kedalaman perairan ditempat
operasinya dan sambil diangkat dan diturunkan dengan tangan. Mata pancing yang
digunakan adalah nomor 5 – 8 disesuaikan dengan target ikan yang ditangkap. Tali
diulur dengan kedalaman tertentu mulai 30 – 200m, tali nylon yang digunakan nomor
50, 90, 100, 150 tergantung kedalaman. Mata pancing dibiarkan bergerak mengikuti
gerakkan ikan hidup, apabila umpan dimakan maka selanutnya tali nylon ditarik. Tali
nylon dusahakan tidak mengendur agar ikan yang telah memakan umpan tidak
lepas kembali dan hasil tangkapan dimasukan ke palka. Jenis ikan yang sering
tertangkap dengan pancing ulur memiliki ukuran ikan yang tidak seragam seperti :
tongkol, cakalang, kembung, layang, bawal, kakap, dan lain sebagainya. Namun
kerap sekali ikan yang berukuran besar juga tertangkap seperti hiu, tuna, marlin dan
lain sebagainya.
Menurut Hikmah, et al. (2016), rumpon adalah salah satu teknologi yang
Tujuannya yaitu untuk memudahkan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang
sesuai, karena posisi daerah penangkapan telah diketahui sejak dini. Pancing ulur
merupakan jenis pancing yang dioperasikan di sekitar rumpon. Jenisnya yaitu terdiri
dari 2 macam, yaitu jenis pancing yang menggunakan umpan dan tidak
sedangkan pancing yang tidak menggunakan umpan dikenal dengan istilah rinta’.
Kedua jenis pancing tersebut dalam proses pengoperasian pada prinsipnya sama,
yaitu dengan menarik ulur pancing hingga mendapat ikan. Pada pengoperasian
6
pancing ulur dengan istilah rinta’ di lokasi penelitian, bertujuan untuk mencari umpan
untuk pengoperasian alat tangkap pancing rawai tenggiri dengan ukuran hasil
Menurut Prayitno, et al. (2017), rumpon adalah alat bantu pengumpul ikan
yang menggunakan berbagai bentuk dan jenis pengikat/atraktor dari benda padat,
sebagai alat bantu pengumpul ikan dalam kegiatan penangkapan ikan telah terbukti
Penggunaan rumpon mampu meningkatkan produksi menjadi 1.560 ton. Pada tahun
2005 dan terus meningkat pada tahun tahun berikutnya hingga mencapai 7.823 ton
adalah rumpon, umpan dan GPS. Rumpon аdаlаh alat bantu pengumpul ikan уаng
berupa benda atau struktur buatan уаng dirancang menyerupai pepohonan dan
laut. Umpan pada hand line dараt berupa umpan alami maupun buatan. Umpan
alami lebih sering digunakan agar ikan lebih tertarik, namun penggunaan umpan
disesuaikan dengan jenis sasaran tangkap. Jenis umpan yang digunakan umumnya
adalah ikan, udang, cumi-cumi dan terkadang kerang. Alat bantu hand line
7
selanjutnya аdаlаh GPS, уаіtu ѕеbаgаі penentu arah untuk mengetahui keberadaan
ikan.
potensial dan strategis bagi perikanan tangkap hal ini didukung dengan hasil
8
tergolong dalam ikan yang bernilai ekonomis tinggi sebagai contoh: ikan layur
(Trichiurus sp), ikan tuna (Thunnus sp), ikan tongkol (Euthynnus sp), ikan kakap
(Lutjanus sp), ikan tenggiri (Scomberromo sp) dan berbagai jenis ikan lainnya.
Menurut Karyanto, et al. (2014), hasil analisis jumlah tangkapan tuna hand
line menunjukan bahwa t hitung = 0,932< t tabel 0,05;5 = 2,571; sehingga menolak
H1 dan menerima H0. Hal ini menjelasan bahwa penggunaan umpan alami
berpemberat batu dan tinta cumi (ulami ratumi) tidak berbeda nyata hasil
Selanjutnya analisis berat tangkapan tuna hand line juga menunjukan bahwa t hitung
= 0,965< t tabel 0,05;5 = 2,571; sehingga menolak H1 dan menerima H0. Hal ini
menjelasan bahwa penggunaan umpan alami berpemberat batu dan tinta cumi
umpan alami kantong hambur (ulami kambur). Hasil tangkapan tuna menggunakan
umpan alami berpemberat batu dan tinta cumi (ulami ratumi) menunjukkan hasil
yang sama dengan menggunakan umpan alami kantong hambur (ulami kambur).
Hasil tangkapan pancing ulur sangat beragam. Hasil tangkapan ikan yang
sering tertangkap dengan pancing ulur memiliki ukuran dan jenis yang tidak
seragam. Jenis ikan yang paling banyak tertangkap oleh pancing ulur adalah
9
bawal (Pampus chinensis), dan lain sebagainya. Seringkali ikan yang berukuran
besar juga tertangkap seperti hiu (Carcharhinus longimanus) , tuna (Thunnus sp),
marlin dan lain sebagainya. Hasil tangkapan ikan demersal diperairan Indonesia
(Leiognatus spp), manyung (Arius spp), kurisi (Nemipterus spp), kuniran (Upeneus
spp), tiga waja (Epinephelus spp), bawal (Pampus chinensis) dan lain-lain. Hasil
tangkapan ini juga dipengaruhi alat bantu penangkapan seperti rumpon serta jenis
Gambar 4. Ikan tuna ekor kuning (Thunnus albacares) (Google image, 2019)
10
2. Purse Seine
2.1 Pengertian
Pukat Cincin (Purse Seine) merupakan alat tangkap ikan yang tergolong
dan mengurung ikan pelagis yang bergerombol dan bergerak cepat dalam jumlah
besar, atau melalui alat pengumpul ikan (rumpon atau lampu) yang dapat digunakan
yang bersifat multi species, yaitu menangkap lebih dari satu jenis ikan. Dalam
banyak kasus sering ditemukan ukuran mesh size alat tangkap purse seine yang
sangat kecil, hal ini dapat berpengaruh terhadap hasil tangkapan yang didapatkan.
Hal yang mungkin saja akan di pengaruhi adalah ukuran ikan dan komposisi jenis
11
Keanekaragaman hasil tangkapan yang tinggi dikhawatirkan dapat mengancam
Pukat cincin atau Purse Seine adalah alat penangkapan ikan berbentuk
empat persegi panjang (tipe selendang) atau gabungan antara bentuk empat persegi
panjang yang terletak di tengah dengan bentuk trapesium yang terletak disisi-sisinya
(tipe gunungan). Pembentukan kantong (bunt) dapat di bagian ujung jaring atau di
tengah jaring. Bagian atas jaring dipasang pelampung dan bagian bawahnya
dipasang pemberat, serta sejumlah cincin penjepit (Purse ring) yang terbuat dari
kuningan atau besi. Ukuran benang dan mata jaring tiap-tiap bagian biasanya tidak
sama. Besar mata jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Alat
ini dikelan dengan Purse Seine karena pada jaring bagian bawah dipasangi cincin
Mini Purse Seine didesain supaya dapat dibuat menjadi alat tangkap ikan
sehingga mampu menangkap ikan dalam jumlah besar yang membentuk kelompok /
gerombolan (schooling). Secara umum, material penyusun mini Purse Seine pada
umumnya terdiri dari kantong (bag) memiliki panjang sekitar 50 m dengan lebar 40
m. Ukuran mesh size 1 inch atau sekitar 2,54 cm. Berfungsi untuk tempat ikan
terkumpul. Badan jaring memiliki panjang kurang lebih 80 m pada setiap sisi
kantong, untuk lebar adalah 40 m pada sisi kantong dan semakin pendek kearah
sayap sampai sekitar 35 m. Mesh size antar 1 sampai dengan 1,5 inch. Berfungsi
untuk menggiring ikan ke arah kantong. Sayap mempunyai ukuran panjang sekitar
12
badan dan semakin pendek ke bagian tepi hingga kurang lebih 28 m. Mesh size
sekitar 1,5 inch. sayap ini berfungsi untuk menggiring ikan kearah badan jaring.
Pelampung berjumlah sekitar 1 200 buah, diameter sekitar 150 mm dan dengan
berfungsi untuk memberi daya apung. Tali temali pada alat tangkap pmini Purse
Seine adalah tali pelampung (float Line) memiliki panjang sekitar 360 m dengan
dengan tali ris atas. Tali Ris Atas terbuat oleh PE dengan panjang sekitar 360 m dan
Pemberat terbuat dari PE dengan panjang 360 m dan berdiameter 10 mm, berfungsi
untuk menghubungkan pemberat dengan tali ris bawah. Tali cincin terbuat dari PE
menggantung cincin pada tali ris bawah. Tali kolor memiliki panjang sekitar 400 m
erbahan dasar PE, berfungsi untuk mrngumpulkan cincin atau jarring bagian bawah
pada saat operasi. Cincin Berbentuk oval dengan diameter 110 mm dan berjumlah
kurang lebih 80 buah. Berbahan dasar Timah dengan berat kurang lebih 1 kilo per
cicin. Berfungsi sebagai lewatnya tali kerut dan juga sebagai pemberat. Pemberat
(singker) memiliki diameter sekitar 9,5 mm, dengan panjang 5,5 cm, berat 400 gr per
ditujukan untuk menangkap ikanikan pelagis yang menghuni permukaan dan lapisan
tengah perairan. Nelayan setempat menyebut alat tangkap ini dengan sebutan jaring
”bobo”. Purse Seine yang digunakan berukuran panjang antara 225–345 m dengan
kedalaman atau tinggi antara 35.5-50 m. Purse Seine terdiri dari 3 bagian utama
yaitu kantong, badan dan sayap yang terbuat dari bahan PA multifilament. Kantong
13
terletak dibagian tengah dengan ukuran mata jaring bervariasi antara ¾”, 1" dan
1¼”. Badan terletak di bagian kiri dan kanan kantong dengan ukuran mata jaring 1",
1 ¼” dan 1½”. Sayap terletak dibagian terluar kiri dan kanan dengan mata jaring 1½”
dan 1¾”. Pepetan yang berfungsi sebagai pengaman saat jaring mengalami
tekanan, terletak di sisi terluar dari setiap bagian Purse Seine. Pelampung yang
digunakan juga bervariasi yakni, jenis pelampung Y-15, Y-12 dan MATRIX-18,
dipasang pada tali pelampung dengan jarak tertentu. Pemberat terbuat dari bahan
timah dan dipasang pada tali pemberat dengan jarak tertentu, selain itu cincin
sebagai tempat lewatnya tali kolor juga terbuat dari bahan timah dan bersama-sama
dengan pemberat berfungsi memberi gaya tenggelam pada jaring. Tali temali
digunakan pada bagian tali pelampung, tali pemberat, tali ris atas dan bawah, serta
tali kolor yang semua material pembentuknya ialah polyethylene (PE) dengan
kantong), selvedge, tali ris atas, tali pelampung, pelampung, tali ris bawah,
pemberat, tali ring, ring/cincin dan tali kolor. Selvedge merupakan jaring penguat
yang dipasang untuk melindungi bagian tepi dari jaring utama agar jaring tidak
mudah robek pada saat dioperasikan untuk penangkapan ikan. Tali ris atas terdiri
dari 2 buah tali antara lain : tali pelampung (float line) dan tali pengapit pelampung
(float side line). Dilengkapi dengan pelampung sebagai daya apung. Tali ris bawah
terdiri dari 2 buah tali antara lain tali pemberat dan tali pengapit pemberat serta tali
ris atas terbuat dari bahan PE dengan diameter 10-30 mm. Dilengkapi dengan
pemberan sebagai daya berat. Tali ring ialah tali penghubung antara tali ris bawah
dengan ring atau cincin. Tali ring terbuat dari bahan PE berukuran 12 mm.
Sedangkan ring terbuat dari kuningan atau monel dan diikatkan pada tali ring. Setiap
14
ring dilewati oleh tali kerut untuk mengerutkan bagian bawah jaring pada saat alat
tangkap dioperasikan.Tali kolor berfungsi untuk menutup bagian bawah jaring pada
saat alat tangkap dioperasikan. Caranya adalah dengan menarik tali kerut sehingga
mesin motor sebagai penggerak kapal dan mesin diesel sebagai tenaga
terlebih dahulu dan diikuti secara bersamaan pada bagian bawah, kantong
dan atas alat tangkap hingga kembali pelampung tanda awal ketika pertama
kali diturunkan.
15
4. Penarikan jaring (hauling) dilakukan jika kedua ujung jaring telah bertemu
ikan.
Metode pengoperasian kapal Purse Seine yaitu dengan two boat system.
Pengoperasian menggunakan metode two boat system ini berdasar pada ikan
membutuhkan kapal yang dapat melingkari gerombolan ikan dengan cepat. Kedua
kapal memiliki ukuran sama yaitu panjang (LOA), lebar (B) dan dalam (D) secara
berurutan yaitu, 19,40 m, 5,2 m dan 1,8 m akan tetapi memiliki palka ikan yang
dapat menampung ikan dalam jumlah yang berbeda. Kapal 1 yang berfungsi
sebagai tempat menarik jaring memiliki palka yang dapat menampung ikan
sebanyak 30 ton, dan kapal 2 sebagai penampung ikan memiliki palka yang dapat
menampung ikan sebanyak 40 ton. Proses pengoperasian alat tangkap Purse Seine
dimulai dengan mencari lokasi fishing ground ikan, dilanjutkan dengan penurunan
jaring dan kapal akan melingkari schooling ikan. Setelah jaring melingkar sempurna
maka akan dilanjutkan menarik tali kerut, kemudian penarikan jaring, pelampung dan
Pukat cincin memiliki prinsip kerja melingkarkan jaring pada gerombolan ikan
pemasangan pada bagian belakang kapal. Lalu tali lainnya dibawa dengan bantuan
kapal lain yang biasanya lebih kecil melingkari gerombolan ikan. Setelah alat
tangkap sudah diturunkan dengan baik kapal dijalankan cepat dеngаn tujuan supaya
gerombolan ikan ѕеgеrа terkepung. Sеtеlаh selesai mulailah Purse Seine ditarik
16
ikan dеngаn jaring bertujuan supaya ikan-ikan jangan sampai dараt melarikan dіrі
dalam arah horisontal. Sedang menarik purse line аdаlаh untuk mencegah ikan-ikan
supaya ikan-ikan jangan dараt melarikan dіrі kе bawah. Antаrа dua tepi jaring ѕеrіng
tіdаk dараt tertutup rapat, sehingga mеmungkіnkаn menjadi tempat ikan untuk
permukaan air dan lаіn sebagainya. Alat tangkap Purse Seine dі tarik menggunakan
power block atau menggunakan manual dеngаn tangan. Sеtеlаh Purse Seine
selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan уаng
alat bantu penangkapan. Alat bantu penangkapan yang digunakan pada unit kapal
Purse Seine yaitu gardan dan lampu. Alat bantu gardan yang digunakan yaitu
berasal dari gardan truk yang sudah tidak terpakai, kemudian dimodifikasi sehingga
berfungsi sebagai alat untuk menarik tali kerut jaring Purse Seine. Alat bantu gardan
didukung oleh mesin bermerek Yanmar TF300 dengan kekuatan 24 PK. Lampu
yang terdapat pada unit penangkapan alat tangkap Purse Seine ‘Gardan’ berjumlah
10 unit. Jenis lampu tersebut yaitu lampu mercury 500 Watt dan lampu Cobra 1.500
Watt. Dalam satu unit Purse Seine ‘Gardan’ terdapat 4 unit lampu sorot jenis Cobra,
8 unit lampu jenis mercury dan lampu Bohlam. Setiap lampu memiliki fungsi
17
1. Lampu Cobra berfungsi sebagai lampu pencari ikan dan untuk
kapal.
Purse Seine sudah menggunakan alat bantu seperti GPS dan fish finder, sehingga
dilihat dari penggunaan fish finder. Faktor daya lampu berpengaruh terhadap hasil
lampu dalam pengoperasian pukat cincin maka hasil tangkapan juga akan
meningkat dengan tingkat optimum jumlah lampu. Lampu dipergunakan sebagai alat
Alat Bantu Purse Seine dioperasikan pada siang dan malam hari. Alat
tangkap іnі menggunakan rumpon ѕеbаgаі alat bantu уаng berguna untuk
mengumpulkan kawanan ikan di siang hari. Alat bantu cahaya dibutuhkan pada
pengoperasian malam hari. Cahaya уаng digunakan іnі bertujuan untuk menarik dan
area. Selain Penggunaan lampu, alat batu Purse Seine lainnya adalah : Rumpon,
18
Gambar 7. Gardan Purse Seine (Google Image, 2019)
19
Gambar 10. Lampu Cobra (Google Image, 2019)
konstruksi alat tangkap Purse Seine ‘Gardan’ di PPP Muncar Banyuwangi, target
utama tangkapan yaitu ikan yang berukuran kecil yaitu berkisar 10-30 cm, hal
tersebut dikarenakan target penjualan yaitu kepada industri pengolahan ikan kaleng
(sarden). Jenis - jenis ikan diantaranya yaitu Lemuru (Sardinella longiceps), Tongkol
sampai Desember didominasi oleh hasil tangkapan Ikan Lemuru dan Layang,
sedangkan pada bulan Januri sampai dengan bulan Maret didominasi oleh hasil
tangkapan Ikan Layur dan Layang. Walaupun hasil tangkapan yang dihasilkan
beragam, Perairan Selat Bali didominasi oleh hasil tangkapan Ikan Lemuru. Maka
dari itu target utama tangkapan nelayan Purse Seine yaitu Ikan Lemuru.
penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Purse Seine. Hasil tangkapan
20
yang didaratkan di PPN Pekalongan masih layak dikonsumsi, namun kualitasnya
kurang baik. Hal ini disebabkan operasi penangkapan kapal Purse Seine umumnya
cukup lama, yaitu sekitar 60-90 hari. Ikan yang didaratkan di PPN Pekalongan pada
umumnya adalah jenis ikan pelagis yang ditangkap dengan menggunakan Purse
Seine, seperti ikan Kembung (Rastrelliger sp.), Tongkol (Euthynnus sp.), Layang
(Decapterus russelli), Tembang (Sardinella fimbriata), dan Selar (Caranx sp.). Hasil
permukaan sehingga hasil tangkapannya ikan – ikan pelagis. Antara lain: ikan
selar kuning, parang-parang, layang, senuk, tongkol, cucut, tenggiri papan dan
kenyar. Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak
laut Jawa sampai selat Malaka dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari
Hasil tangkapan dari alat tangkap Purse Seine diantaranya, ikan selar
(Megalaspis cordyla) dan cumi-cumi (Loligo sp), salam (Elagatis bipinnulata), ikan
kuwe (Caranx sexfasciatus). Ikan yang tertangkap rata-rata adalah ikan-ikan pelagis.
Karena, daerah penangkapannya juga pada bagian atas perairan atau permukaan.
Hasil tangkapan dari alat tangkap pukat cincin juga dipengaruhi oleh musim, daerah
penangkapan, derta alat bantu yang digunakan. Hasil tangkapan dari alat tangkapa
21
Gambar 11. Ikan Lemuru (Sardinella longiceps) (Google Image, 2019)
22
Gambar 14. Ikan Layang (Decapterus sp) (Google Image, 2019)
3. Rumpon
3.1 Pengertian
ikan dengan alat tangkap yang sesuai, karena posisi daerah penangkapan telah
badan rumpon, dan dua macam pemberat yang terpasang pada bagian dasar
perairan. Sedangkan konstruksi rumpon pada penelitian ini memiliki beberapa jenis
material diantaranya pelampung, badan rumpon (tali utama dan atraktor terbuat dari
memiliki konstruksi satu pelampung, satu badan rumpon, dengan jenis material yaitu
pelampung, badan rumpon (tali utama polyethylene dan atraktor dari daun kelapa),
dan pemberat menggunakan batu. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk
23
menentukan sebaran posisi rumpon berdasarkan alat tangkap yang digunakan serta
mengidentifikasi jenis alat tangkap yang menggunakan rumpon serta komposisi jenis
ikan yang tertangkap dalam hal ini akan lebih selektif (Hikmah, et al., 2016).
alat bantu untuk mengumpulkan ikan dengan menggunakan berbagai jenis atraktor
dari benda padat yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul. Teknologi
rumpon saat ini sudah semakin banyak dikembangkan, salah satunya ialah rumpon
portable. Rumpon portable merupakan rumpon yang tidak diletakkan secara tetap di
perairan, tetapi diletakkan pada saat akan melakukan kegiatan penangkapan ikan di
daerah penangkapan ikan tersebut. Ketika tidak digunakan, rumpon tersebut dapat
dibawa atau dipindahkan ke daerah lain atau disimpan hingga dilakukan operasi
dipasang di laut untuk menarik ikan berkumpul di dekatnya sebelum ditangkap oleh
nelayan. Rumpon ѕеbаgаі alat bantu untuk menangkap ikan уаng dipasang dі laut,
baik laut dangkal maupun laut dalam dараt meningkatkan hasil tangkapan.
rumpon maka kegiatan operasi penangkapan ikan аkаn menjadi lebih efektif dan
efisien. Rumpon juga memiliki atraktor berupa rumbai-rumbai yang dapat menarik
perhatian ikan, serta adanya rumpon sebagai tempat berlindung, memijah dan
24
3.2 Bagian dan Fungsi
jauh beda dengan rumpon tradisional dalam hal ini pelampung, tali utama, atraktor
yang masih menggunakan daun kelapa serta batu yang dimanfaatkan sebagai
pemberat. Material yang digunakan dalam pembuatan rumpon adalah material yang
utama dan atraktor. Dari tahun ke tahun bentuk rumpon mengalami perubahan,
pada awalnya pelampung rumpon terdiri dari rangkaian bambu seperti rakit dan
pelampung yang memiliki bentuk dan modifikasi sendiri. Seperti penggunaan drum
dapat mengapung di air, tahan gempuran ombak, arus dan angin. Bahan yang
cm, dengan model silinder. B) Tali Utama, merupakan penghubung pemberat dan
ikan. Sehingga rumpon ini dapat diartikan tempat berkumpulnya ikan di laut untuk
25
perhatian ikan agar berkumpul di suatu tempat yang selanjutnya diadakan
utama, attraktor, dan pemberat. Pada konstruksi, pelampung terletak di bagian atas.
sehingga mampu menahan gelombang dan arus. Pelampung juga dapat digunakan
kedalaman perairan, nelayan menggunakan peta laut sebagai acuan. Atraktor pada
rumpon laut dalam terbuat dari daun kelapa, tali Polyethilene merek DN, serta tali
rafia. Atraktor ini berfungsi sebagai penarik perhatian ikan. Bahan yang diperlukan
untuk membuat pemberat rumpon laut dalam terdiri dari semen, pasir, batu kecil
(koral) serta ban hill. Peranan pemberat pada konstruksi rumpon laut dalam adalah
agar menjadikan posisi rumpon tidak berubah atau bergeser apabila terkena
dorongan arus atau gelombang laut, sehingga berat dari pemberat minimal dua kali
26
3.3 Target Sasaran
hasil tangkapannya adalah Udang (46,62 kg) dengan presentasenya 50%, Belanak
(40,82 kg) dengan presentasenya 44%, Kepiting bakau (4,5 kg) dengan
rumpon di Morodemak, hal ini dikarenakan daerah fishing ground Bagan tancap
berada dekat dengan ekosistem mangrove. Bahwa udang putih termasuk golongan
udang penaeid. Maka sifatnya antara lain bersifat nokturnal artinya aktif mencari
makan pada malam hari atau apabila intensitas cahaya berkurang. Sedangkan pada
siang hari yang cerah lebih banyak pasif, diam pada rumpon yang terdapat dalam
perairan atau membenamkan diri dalam lumpur di dalam tambak. Ikan belanak
diagram tabel diatas bahwa ikan belanak banyak tertangkap pada Bagan tancap
yang menggunakan rumpon, hal ini dikarenakan terdapat makanan ikan belanak
ikan sehingga terjadi rantai makanan. Ikan belanak sebenarnya termasuk jenis ikan
laut (daerah pantai), namun sering juga tertangkap di daerah air payau dan kadang
sampai ke daerah aliran sungai. Hidupnya lebih banyak di dasar (demersal) perairan
yang berlumpur. Jenis makanannya fitoplankton (diatom) dan detritus pada sedimen
dasar.
27
Menurut Hartaty dan Setyadji (2016), tongkol krai di perairan Sibolga dan
lainnya. Kisaran panjang antara 26-41 cmFL di perairan Selandia Baru. Pada Selat
Taiwan mendapatkan kisaran panjang antara 25-40 cmFL. Pada Utara Andhra
Pradesh, India mendapatkan kisaran panjang antara 30-46 cmFL. Kisaran panjang
yang luas juga ditemukan di India dengan kisaran panjang antara 18-56 cmFL dan
didominasi oleh ukuran antara 25- 40 cm. Kisaran tongkol krai pada bulan Pebruari
dan April antara 21-40 cmFL di sepanjang perairan Barat Sumatera. Berkaitan
dengan hal tersebut, luasnya kisaran panjang tongkol krai yang tertangkap di
perairan Sibolga diduga diakibatkan karena adanya perbedaan jenis alat tangkap
dan teknik penangkapan. Penggunaan rumpon oleh armada pukat cincin di Sibolga
diduga menjadi faktor yang paling mempengaruhi, karena dilihat dari fungsi rumpon
itu sendiri yaitu sebagai alat bantu penangkapan yang berfungsi untuk memikat ikan
agar berkumpul dalam suatu catchable area dan merupakan tempat berkumpulnya
plankton dan ikan-ikan kecil lainnya, sehingga mengundang ikan-ikan yang lebih
lain (bahasa lokal uro-uro), ikan putih (Caranax sp), ikan rambai (Caranax
malabaricus), ikan layang (Decapterus russeli). alat bantu rumpon sangat efektiv
dalam membantu alat tangkap mendapatkan hasit dengan jumlah yang lebih
28
banyak. Karena ikan sangat tertarik dengan keberadaan rumpon juga didukung oleh
4.1 Pengertian
Menurut Brown ,et al. (2013), Lacuba adalah alat pemanggil ikan yang
berupa lampu tahan air yang diperuntukan bagi para nelayan penghobi mancing di
cara dicelupkan ke dalam air Selain faktor kekuatan cahaya faktor warna cahaya
29
diyakiniakan mempengaruhi respon ikan mengingat kemampuan visual tiap jenis
Menurut Setiawan ,et al. (2015) , Lacuba sadalah alat yang berfungsi untuk
penerangan dalam proses penangkapan ikan dan sebagai penarik perhatian ikan
menjaringnya dan nelayan dapat meningkatkan hasil tangkapannya dua kali lipat.
Namun lacuba tidak bisa digunakan oleh semua nelayan karena harus berdasarkan
karakteristik wilayah tangkapan dan harganya pun cukup mahal bagi nelayan kecil.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dibuat seperangkat lampu celup bawah air
(Lacuba) dengan menggunakan lampu LED yang akan menghemat listrik dan dapat
Lacuba (Lampu Celup Bawah Air) merupakan lampu yang dipakai dalam air
untuk menarik perhatian ikan, alat pemanggil ikan, pemikat ikan, dan pengumpul
ikan untuk bantu nelayan dalam meningkatkan jumlah hasil penangkapan ikan di
laut. . Ikan tertarik pada cahaya melalui penglihatan (mata) dan rangsangan melalui
otak (pineal region pada otak). Peristiwa ikan tertarik pada cahaya disebut fototaksis
positif. Penggunaan lampu celup bawah air biasanya digunakan pada saat malam
hari. Lacuba, didesain secara khusus dalam satu wadah plastik dan telah teruji
tahan hingga kedalaman 20 meter. Lacuba dipasang pada Perahu, Bagan Tancap
maupun Bagan Apung dan dicelupkan kedalam air dengan penambahan beberapa
30
Lacuba tersusun dari LED dengan jumlah yang bervariasi. Terdapat lima
warna lacuba, yaitu merah, hijau, putih, biru dan kuning. Lacuba dengan jumlah 8
LED duhubungkan dengan aki merk GS Astra. Alat yang dibutuhkan adalah gergaji,
spidol, solder, bor listrik dan bagan apung. Bagian tersebut digunakan sebagai
rangka untuk pelindung lampu. Bahan yang digunakan berupa lampu LED super
bright blue 5 mm, pipa PVC, accu power, plastik, resistor, kabel listrik dan lain-lain
dihubungkan dengan resistor yang berfungsi untuk menahan agar arus stabil.
Resistor dihubungkan dengan kabel yang terhubung dengan power supply. Lacuba
terbuat dari LED agar dapat menghemat daya yang digunakan. LED ditutup dengan
Bagian-bagian dari lampu celup bawah air diantaranya, LED yang jumlahnya
dihubungkan dengan ACU kapal dan resistor agar tegangan lampu stabil dan
mengurangi konslet akibat air. Terdapat juga bagan apung agar lampu yang
melindungi lampu. Lampu yang biasa digunakan berupa lampu LED super bright
blue 5 mm.
31
Gambar 18. Konstruksi Lacuba (Google image, 2019)
Jenis ikan yang tertangkap dapat digolongkan menjadi tiga yaitu ikan pelagis,
demersal dan reef associated. Total hasil tangkapan selama percobaan lacuba
adalah 591 kg. Ikan yang dominan tertangkap adalah ikan teri, ikan selar, ikan
peperek, cumi-cumi dan lain-lain. Selama pelaksanaan uji coba, terdapat 23 jenis
ikan yang tertangkap. Hasil tangkapan lampu celup bawah air secara keseluruhan
lebih banyak jika dibandingkan dengan penggunaan lampu petromax hal ini
Ikan yang tertangkap selama penelitian umumnya adalah ikan pelagis. Hasil
tangkapan terbanyak dengan lampu biru yaitu 352,25 kg. Pada lacuba biru, jenis
ikan yang tertangkap terbanyak adalah ikan rinyau (41,66%) dan terendah pada
sotong (7,69%). Sedikitnya jenis ikan dikarenakan pada saat penelitian sedang
dalam musim peralihan. Jenis ikan yang tertangkap pada waktu sebelum malam
32
Target sasaran tangakapn ikan sebenarnya menyesuaikan terhadap alat
tangkap yang digunakan. Beberapa ikan demersal yang tertangkap dengan bantuan
kuniran dan pelagis kecil seperti teri, selar, kembung dan tembang dalam jumlah
yang cukup banyak. Jenis ikan yang paling banyak didapatkan adalah ikan pepetek.
Jenis ikan ini merupakan ikan demersal bersifat bergerombol untuk mencari makan
berupa jenis organisme yang berfototaksis positif pada lingkungan yang melimpah
makanan.Ikan pepetek ini, termasuk ikan predator yang mencari makanan mengikuti
arah cahaya. Maka dari itu ikan ini banyak tertangkap dengan alat bantu Lacuba.
Selain ikan-ikan demersal dan pelagis, Lacuba juga dapat menangkap ikan-ikan di
33
DAFTAR PUSTAKA
Brown, A., Isnaniah dan S. Domitta. 2013. Perbandingan hasil tangkapan kelong
menggunakan lampu celup bawah air dan petromaks di Perairan Desa Kote
Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga Propinsi Kepulauan Riau. Jurnal
Akuatika. 4(2):149 – 158.
Fuad., Sukandar dan A. Jauhari. 2016. Pengembangan lampu bawah air sebagai
alat bantu pada bagan tancap di Desa Tambak Lekok Kecamatan Lekok
Pasuruan. Jurnal Kelautan. 9(1):7 – 11.
Ghufron, M. Z., I. Triarso dan Kunarso. 2019. Analisis hubungan suhu permukaan
laut dan klorofil-a Citra Satelit Suomi NPP VIIRS terhadap hasil tangkapan
Purse Seine di PPN Pengambengan Bali. Journal of Fisheries Science and
Technology. 14(2):128 – 135.
Google Image. 2019. www.google.image.com. Diakses pada 10 April 2019.
Hartaty, H. dan B. Setyadji. 2016. Parameter populasi ikan Tongkol Krai (Auxis
thazard) di Perairan Sibolga dan sekitarnya. Bawal. 8(3): 183-190.
Hikmah, N., M. Kurnia dan F. Amir. 2016. Pemanfaatan teknologi alat bantu rumpon
untuk penangkapan ikan di Perairan Kabupaten Jeneponto. Jurnal IPTEKS
PSP. 3(6):455 – 468.
Imanda, S. N., I. Setiyanto dan T. D. Hapsari. 2016. Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil tangkapan kapal mini Purse Seine di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pekalongan. Journal of Fisheries Resources Utilization
Management and Technology. 5(1):145 – 153.
Jayanto, B. B., Asriyanto, A. Rosyid dan H. Boesono. 2014. Pengaruh atraktor
rumpon terhadap hasil tangkapan alat tangkap bagan di Perairan Demak.
Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 26(2):119 – 133.
Johannes, S., S. H. Wisudo dan T. W. Nurani. 2015. Analisis faktor produksi dan
kelayakan usaha perikanan Purse Seine di Kecamatan Salahutu Kabupaten
Maluku Tengah. Jurnal Aplikasi Manajemen. 13(2):335 – 343.
Karyanto, Emil Reppie, Johnny Budiman. 2014. Perbandingan Hasil Tangkapan
Tuna Hand Line Dengan Teknik Pengoperasian Yang Berbeda Di Laut
Maluku. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Perikanan Tangkap . 1(6) : 221 – 226.
Kurnia, Muhammad, Sudirman, Muhammad Yusuf. 2015. Pengaruh Perbedaan
Ukuran Mata Pancing Terhadap Hasil Tangkapan Pancing Ulur Di Perairan
Pulau Sabutung Pangkep. Marine Fisheries. 6(1) : 87 – 95.
Nugraha, A., B. A. Wibowo dan Asriyanto. 2014. Analisis finansial usaha perikanan
tangkap mini Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Pantai Tasik Agung
Kabupaten Rembang. Journal of Fisheries Resources Utilization
Management and Technology. 3(4):56 – 65.
Pratama, M. A. D., T. D. Hapsari dan I. Triarso. 2016. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil produksi unit penangkapan Purse Seine di fishing base
PPP Muncar Banyuwangi Jawa timur. Jurnal Saintek Perikanan. 11(2):120 –
128.
Prayitno, Muhammad RE, et al. 2017. Produktivitas Alat Tangkap Yang Dioperasikan
Di Sekitar Rumpon Laut Dalam. Marine Fisheries. 8(1) : 101 – 112.
34
Setiawan, F., S. R. Sulistiyanti dan A. Sadnowo. 2015. Analisis pengaruh medium
perambatan terhadap intensitas cahaya LACUBA (Lampu Celup Bawah Air).
Jurnal Rekayasa dan Teknlogo Elektro. 9(1): 21-29.
Setyasmoko,T.B., A. D. P. Fitri dan S. D. Gautama. 2016. Kesesuaian teknis rasio
gaya apung (Buoyance Force) dan gaya tenggelam (Sinking Force) pada
Purse Seine tipe waring di TPI Sendang Sikucing, Kabupaten Kendal.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology.
5(1): 118-127.
Sudrajat, S. M. N. I., A. Rosyid dan A. N. Bambang. 2014. analisis teknis dan
finansial usaha penangkapan ikan layur dengan alat tangkap pancing ulur di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi. Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 3(3):141 –
149.
Susanto, Mudhofar, Pramonowibowo, Dian Ayunita NN Dewi. 2015. Analisa
Perbedaan Umpan Dan Waktu Pengoperasian Pancing Ulur Terhadap
Hasil Tangkapan Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Di Perairan
Prigi Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Journal of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology. 4(4) : 78 – 85.
Taufiq., W. Mawardi, M. S. Baskoro dan Zulkarnain. 2015. Rekayasa lampu led
celup untuk perikanan bagan apung di Perairan Patek Kabupaten Aceh Jaya
Propinsi Aceh. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. 6(1):51 – 67.
Yusfiandayani, R., D. R. Amelia dan M. Riyanto. 2017. Produktivitas rumpon
portable menggunakan pancing ulur di perairan Jepara. Jurnal Teknologi
Perikanan dan Kelautan. 8(2): 179-186.
35
LAMPIRAN
Pada praktikum lapang MPI dilakukan Kapal yang dinaiki praktikan pada
di Pelabuhan Perikanan Nusantara praktikum MPI merupakan kapal Karya
Prigi, Trenggalek, Jawa Timur. Maju.
36
Praktikan mulai menanyakan hal – hal Pemilik kapal menjelaskan dana yang
yang diperlukan untuk pengisian data dibutuhkan satu kali trip hingga
laporan. pendapatan mereka kepada praktikan.
37
ASISTEN ZONE
terhadap praktikan.
Muhammad Ilham R.
Arif Rifaldi
38
No. Nama Asisten Kritik dan Saran
baik.
Ridho Novianto Putro
lebih baik.
Heru Hermanto
39
No. Nama Asisten Kritik dan Saran
tegas.
Warzukni Fahma
40
No. Nama Asisten Kritik dan Saran
Atika Mahartini
Asisten baik, memberikan materi
kinerjanya.
Syafril Mayu Dinata
41
No. Nama Asisten Kritik dan Saran
lebih baik
Arifan Diaz Pradina
M. Ilham Nadzir
42
No. Nama Asisten Kritik dan Saran
43