Anda di halaman 1dari 41

USULAN PENYUSUNAN BUKU AJAR

GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL

Nama : Dr. dr. Jeanette I. Ch. Manoppo, SpA(K)


Institusi : Universitas Sam Ratulangi Manado
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Pendidikan Dokter

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Buku ajar : Gangguan Sistem Gastrointestinal


Nama Dosen Penyusun : Dr. dr. Jeanette I. Ch. Manoppo, SpA(K)

Manado, 28 Maret 2019


Mengetahui dan Menyetujui:
Dekan, Penyusun,

Dr. dr. Billy Kepel, M.Med, Sc. Dr. dr. Jeanette I. Ch. Manoppo, SpA(K)
NIP 196606181996011001 NIP. 196901262006042001

Mengesahkan,
Ketua LP3

Dr. Ir. Max Revolta John Runtuwene, M.Si


NIP. 196503301989031003

2
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Dr. dr. Jeanette I. Ch. Manoppo, SpA(K)
NIP : 196901262006042001
Program Studi/Fakultas : Pendidikan Dokter/ Fakultas Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa Buku Ajar Gangguan Sistem Gastrointestinal
1. Telah dievaluasi secara teknis oleh Tim Pendamping LP3;
2. Segala rujukan telah ditulis menurut kebiasaan ilmiah;
3. Sudah di-upload pada website Unsrat
4. Substansi Buku ajar menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh penulis.

Manado, 28 Maret 2019


Penulis,

Dr. dr. Jeanette I. Ch. Manoppo, SpA(K)

3
PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga Buku
Ajar Gangguan Sistem Gastrointestinal dapat tersusun. Buku ini merupakan Buku untuk
pendidikan kedokteran Kurikulum Tahun 2019.

Dengan adanya buku ajar ini sebagai media instruksisional diharapkan akan meningkatkan
kualitas pelaksanaan proses pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter. Mahasiswa
diberikan kesempatan untuk memperoleh materi pembelajaran dengan mudah; pengajar dan
dapat berkomunikasi dan berdiskusi dengan dosen maupun rekan pelajar diluar jam tatap
muka terjadwal.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua Tim Buku Ajar Gangguan Sistem Gastrointestinal
yang telah membantu menyusun Buku ajar ini sehingga penyusunan Buku Ajar Gangguan
Sistem Gastrointestinal dapat terselesaikan.

Terima kasih juga kami ucapkan narasumber yang memberikan materi kuliah dan kepada
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan Buku ajar ini sehingga dapat selesai .

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan yang dapat ditemukan dalam Buku ajar ini.
Untuk itu kami sangat terbuka dan menerima saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak.

Semoga Buku ajar ini dapat memberi panduan untuk tutor, pakar, mahasiswa dan semua
pihak yang terlibat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar Buku ajar Gangguan
Sistem Gastrointestinal.

Manado, Maret 2019


Tim Penyusun Buku ajar

4
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .............................................................................................................................. 2


Halaman Pernyataan ............................................................................................................................... 3
Prakata .................................................................................................................................................... 4
Daftar Isi ................................................................................................................................................. 5
Rancangan Pembelajaran ........................................................................................................................ 6
Rancangan Tugas .................................................................................................................................. 14
Garis Besar Materi Pembelajaran ......................................................................................................... 17
Lampiran ............................................................................................................................................... 19
Contoh BAB........................................................................................................................... 24

5
RANCANGAN PEMBELAJARAN

Buku ajar Gangguan Sistem Gastrointestinal Semester : 04 (empat) Kode: Kur.2016-GG314 sks : 2
:
Program Studi : Pendidikan Dokter Dosen :
Dr. dr. Jeanette I.Ch. Manoppo, Sp.A(K)

CAPAIAN PEMBELAJARAN:

a. Menganalisis gangguan di gastrointestinal melalui pemahaman mekanisme normal dan perubahan-perubahan yang terjadi di tingkat
molekular maupun selular.
b. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, , dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran
Komunitas yang berhubungan dengan promosi kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat yang berkaitan dengan gangguan di
gastrointestinal
c. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan / Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan prevensi masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
d. Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang yang rasional untuk menegakkan diagnosis gangguan di gastrointestinal.
e. Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan penatalaksanaan gannguan di hati, empedu, dan pankreas berdasarkan etiologi,
patogenesis, dan patofisiologi.
f. Menentukan prognosis penyakit akibat gangguan di gastrointestinal melalui pemahaman prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu
Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan / Kedokteran Komunitas

6
Matriks Pembelajaran :
Deskripsi Tugas Luaran Bob Refere
Waktu
Kemampuan akhir Bahan Kajian/Materi Bentuk Kriteria Penilaian ot nsi
Hari Belajar
yang diharapkan Pembelajaran Pembelajaran (Indikator) Nilai
(Menit)
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Penejelasan umum Penjelasan & Tanya 50 - Kesepakatan
tentang pelaksanaan jawab dosen &
perkuliahan (Buku Buku ajar mahasiswa
telah diajarkan)
Menjelaskan letak Anatomi Kuliah interaktif 100 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 1,2,3
gastrointestinal, gastrointestinal (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
fiksasi dan hubungan presentasi/naskah terkait; ujian akhir
dengan alat-alat lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
sekitarnya unngah di situs mahasiswa bertanya;
Menjelaskan pasokan pembelajaran) menjawab pertanyaan 2.5
darah, aliran darah, mahasiswa.
aliran limfatik,
persarafan pada
saluran
gastrointestinal
Menjelaskan Histologi Kuliah interaktif 100 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 2.5 4
histopologi gastrointestinal (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
gastrointestinal presentasi/naskah terkait; ujian akhir
lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
unngah di situs mahasiswa bertanya;
pembelajaran) menjawab pertanyaan
mahasiswa.

2 Menganalisis Skenario - 1 Diskusi tutorial I 100 - Mahasiswa Lembar Kerja - Keaktifan dalam 10 1-11
gannguan di problem-based mendiskusikan/menga Mahasiswa diskusi dll
gastrointestinal learning (PBL) nalisis permasalahan di termasuk daftar kelompok
melalui pemahaman skenario 1 dengan tujuan - Kualitas
mekanisme normal metode seven jump pembelajaran ringkasan hasil
dan perubahan- (langkah 1-5): yang disepakati kajian

7
perubahan yang 1) Menjelaskan istilah & kelompok perorangan
terjadi di tingkat konsep yang belum
molekular maupun dimengerti.
selular. (skenario 1) 2) Identifikasi masalah
3) Analisis dan membuat
hipotesis
4) Menyusun daftar
penjelasan/peta
konsep
5) Menetapkan tujuan
pembelajaran
- Mahasiswa membuat
Lembar Kerja

Menjelaskan dasar Biokimia Kuliah interaktif 100 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 5 11
biokimia gastrointestinal (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
gastrointestinal. presentasi/naskah terkait; ujian akhir
lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
unngah di situs mahasiswa bertanya;
pembelajaran) menjawab pertanyaan
mahasiswa.

3 Menjelaskan Fisiologi dan Kuliah interaktif 100 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 5 5, 6, 7
fisiologi Patofisiologi (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
gastrointestinal dan gastrointestinal presentasi/naskah terkait; ujian akhir
patofisiologi lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
gangguannya unngah di situs mahasiswa bertanya;
pembelajaran) menjawab pertanyaan
mahasiswa.

Menjelaskan tentang Parasit Penyebab Kuliah interaktif 50 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 2.5 12
morfologi dan siklus Gannguan di (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
hidup parasit gastrointestinal presentasi/naskah terkait; ujian akhir
penyebab terjadinya lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
kelaianan unngah di situs mahasiswa bertanya;
gastrointestinal pembelajaran) menjawab pertanyaan
mahasiswa.

8
4 Menjelaskan tentang Virus dan Bakteri Kuliah interaktif 50 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 2.5 13
virus dan bakteri Penyebab Infeksi (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
penyebab infeksi gastrointestinal presentasi/naskah terkait; ujian akhir
gastrointestinal lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
unngah di situs mahasiswa bertanya;
pembelajaran) menjawab pertanyaan
mahasiswa.

Mampu menjelaskan Skenario – 1 (lanjutan) Diskusi tutorial II 100 - Mahasiswa Laporan - Keaktifan dalam 10 1-13,
prinsip ilmu problem-based menjelaskan hasil kelompok diskusi dll
biomedik, ilmu learning (PBL) belajar mandiri kelompok
humaniora, ilmu (langkah 6) - Kualitas laporan
klinik, dan ilmu berdasarkan tujuan diskusi tutorial 2
kesehatan pembelajaran yang
masyarakat sudah disepakati pada
mengenai gannguan diskusi 1 (langkah 7)
di gastrointestinal - Mahasiswa membuat
(skenario 2) laporan diskusi
tutorial 2

5 Menjelaskan patologi Patologi anatomi Kuliah interaktif 100 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 5 8
anatomi penyakit penyakit (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
gastrointestinal gastrointestinal. presentasi/naskah terkait; ujian akhir
lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
unngah di situs mahasiswa bertanya;
pembelajaran) menjawab pertanyaan
mahasiswa.

Tes Formatif dan Ujian tertulis 50 - Mahasiswa menjawab Ukuran kualitas Hasil tes formatif
feedback pertanyaan seputar sementara
materi yang telah penguasaan
dipelajari materi
- Dosen memberikan
feedback
6 Dapat Pemeriksaan Kuliah interaktif 50 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 5 14
menginterpretasi Laboratorim Klinik (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
hasil laboratorium untuk Kelainan presentasi/naskah terkait; ujian akhir
gastrointestinal lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar

9
atas gangguan unngah di situs mahasiswa bertanya;
produksi dan aliran pembelajaran) menjawab pertanyaan
gastrointestinal mahasiswa.

Dapat mengerti
beberapa
laboratorium lainya
atas
penyakit/gangguan
gastrointestinal
misalnya pada
penyakit IBS, Diare.
Dapat mengerti dan
menginterpretasikan
beberapa uji
serologik seromarker
pemeriksaan
kelainan
gastrointestinal
Farmakologi Obat- Kuliah interaktif 50 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 5 9,10
Mampu menjelaskan
obatan yang (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
indikasi pemberian digunakkan pada presentasi/naskah terkait; ujian akhir
obat, cara kerja obat, kelainan lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
waktu paruh, dosis, gastrointestinal unngah di situs mahasiswa bertanya;
serta penerapannya pembelajaran) menjawab pertanyaan
pada keadaan klinik. mahasiswa.

7 Menganalisis Skenario – 2 Diskusi tutorial III 100 - Mahasiswa Lembar Kerja - Keaktifan dalam 10 1-14,
gannguan di problem-based mendiskusikan/menga Mahasiswa diskusi dll
gastrointestinal learning (PBL) nalisis permasalahan di termasuk daftar kelompok
melalui pemahaman skenario 1 dengan tujuan - Kualitas
mekanisme normal metode seven jump pembelajaran ringkasan hasil
dan perubahan- (langkah 1-5): yang disepakati kajian
perubahan yang 1) Menjelaskan kelompok perorangan
terjadi di tingkat istilah & konsep
molekular maupun yang belum
selular. (skenario 1) dimengerti.

10
2) Identifikasi masalah
3) Analisis dan membuat
hipotesis
4) Menyusun daftar
penjelasan/peta
konsep
5) Menetapkan tujuan
pembelajaran
- Mahasiswa membuat
Lembar Kerja

Menjelaskan tentang Penyakit Kuliah interaktif 100 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 5 15
gastrointestinal pada gastrointestinal (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
anak dan dapat presentasi/naskah terkait; ujian akhir
lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
melakukan
unngah di situs mahasiswa bertanya;
perencanaan pembelajaran) menjawab pertanyaan
pengelolaan kelainan Dibuka ruang mahasiswa.
gastrointestinal pada chatting Tanya
anak jawab di situs
pembelajaran
8 Menjelaskan tentang Penyakit Kuliah interaktif 100 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 5 16
kelainan gastroinestinal (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
gastrointestinal pada presentasi/naskah terkait; ujian akhir
lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
dewasa dan dapat
unngah di situs mahasiswa bertanya;
melakukan pembelajaran) menjawab pertanyaan
perencanaan Dibuka ruang mahasiswa.
pengelolaan kelainan chatting Tanya
gastrointestinal pada jawab di situs
dewasa pembelajaran

Nutrisi pada kelainan Kuliah interaktif 50 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 2.5 17
gastrointestinal (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
presentasi/naskah terkait; ujian akhir
lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
unngah di situs mahasiswa bertanya;
pembelajaran) menjawab pertanyaan

11
mahasiswa.

9 Mampu menjelaskan Skenario – 2 (lanjutan) Diskusi tutorial IV 100 - Mahasiswa Laporan - Keaktifan dalam 10 1-17,
prinsip ilmu problem-based menjelaskan hasil kelompok diskusi dll
biomedik, ilmu learning (PBL) belajar mandiri kelompok
humaniora, ilmu (langkah 6) - Kualitas laporan
klinik, dan ilmu berdasarkan tujuan diskusi tutorial 2
kesehatan pembelajaran yang
masyarakat sudah disepakati pada
mengenai gannguan diskusi 1 (langkah 7)
di gastrointestinal - Mahasiswa membuat
(skenario 2) laporan diskusi
tutorial 2

Penanganan Bedah Kuliah interaktif 50 Dosen memberikan kuliah - Pengetahuan Uijan akhir Buku 2.5 18
pada Kelainan (slide pengantar topik-topik yang yang diuji di ajar
gastrointestinal presentasi/naskah terkait; ujian akhir
lengkap telah di memberi kesempatan; Buku ajar
unngah di situs mahasiswa bertanya;
pembelajaran) menjawab pertanyaan
mahasiswa.

10 PLENO Presentasi 100 Mahasiswa melaporkan Laporan akhir - Penilaian 10


kelompok dan hasil analisis dan kelompok laporan akhir
diskusi sintesis kelompok kelompok
&kemampuan
presentasi dan
diskusi

12
Referensi:

1. Moore. Clinical Oriented Anatomy. 2007


2. Snell. Clinical Anatomy. 2007
3. Atlas Anatomi (Sobota/Spalyheholdz)
4. Gartner LP, Hiatt JC. Color Textbook of Histology 3rd edition. Saunders Elsevier. 2007
5. Guyton. Fisiologi Manusia 4 th ed.. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995. p.585-98.
6. Rubin E, Farber JL. Pathology. Philadelphia: JB Lippincot Co; 1998. p.722-37.
7. Goodman & Gillman, Farmacological basis of therapeutic 11th ed. 2006
8. Derpatemen Farmakologi dan Terapeutik. Farmakologi dan Terapi UI Ed. 5. Badan Penerbit FKUI. 2010
9. Murray. RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper edisi 27. EGC. 2009
10. Sutanto I, Ismid S, Syarifudin P, Sungkar S.. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Ed. 4. Departemen Parasitologi FKUI. 2011.
11. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran Ed. 23. ECG. 2008
12. Priyana A. Patologi Klinik: Untuk Kurikulum Pendidikan Dokter Berbasis Kompetensi. Penerbit Universitas Trisakti. 2014
13. Behrman., Kliegman. & Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak( edisi: 15, vol 2). Jakarta : EGC. 2000
14. Harrison: Prinsip-prinsip Imu Penyakit Dalam.Brauwald I, Martin W, Kasper F. EGC. 2000.
15. Katz DL. Nutrition in Clinical Practice 2nd ed. Philadelphia. Lippincott Wiliams and Wilkins. 2008.
16. R. Sjamsuhidayat, Wim De Jong. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Smeltzer,
Suzanne C, Bare, Brenda G. 2004

13
RANCANGAN TUGAS

Nama Mata Kuliah : Gangguan Sistem Sks : 2 (2-0)


Gastrointestinal Kode mata kuliah Kur.2016-GG-314
Program Studi : Pendidikan Dokter Pertemuan ke : 4& 9(Hari ke-2 dan ke-4)
Fakultas : Kedokteran

A. TUJUAN TUGAS:
Menganalisis gannguan di gastrointestinal melalui pemahaman mekanisme normal dan perubahan-perubahan yang terjadi di tingkat molekular maupun selular .
B. URAIAN TUGAS:
1. Obyek Garapan: Membahas Skenario 1
SKENARIO - 1
Seorang ibu membawa anaknya, bayi laki-laki, usia 4 bulan, dengan keluhan diare sejak 2 hari SMRS disertai dengan tinja yang berwarna dempul, BAK
berwarna kuning kecoklatan, konsistensi cair, ½ gelas air kemasan, frekuensi 6 x/hari.
Pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak sakit, Nadi 150x/menit, Respirasi:46x/m Suhu badan: 36,9oC, Kepala: mata cekung, air mata (+), mukosa bibir
kering, turgor kulit kembali cepat, ubun-ubun cekung. Thorax: dalam batas normal, Abdomen: Cembung, lemas, bising usus normal, Hepar: normal.
normal. Ekstremitas normal.
Laboratorium: Hb: 10,4 gr/dl, Lukosit 5.700/mm3, Ht: 31,5%, Thrombosit: 498.000/mm3. Natrium 135 mEq/L, Kalium 3,8 mEq/L, Chlorida 97 mEq/L
2. Batasan yang harus dikerjakan:
Apa diagnosa kerja kasus ini ?
1 Diferensial Diagnnosis kasus ini ?
2 Penyebab terjadinya kasus ini ?
3. Patogenesa terjadinya infeksi pada kasus ini ?
4. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menunjang diagnosis ?
5. Penatalaksanaan kasus ini ?
7. Pengaturan nutrisi pada kasus ini ?
8. Edukasi pada kasus ini ?
3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan): Tutorial PBL dengan 7 langkah (seven jump)
- Menjelaskan istilah & konsep yang belum dimengerti.
- Identifikasi masalah pada skenario dan membuat pertanyaan
- Analisis masalah dengan menjawab pertanyaan dan membuat hipotesis
- Menyusun daftar penjelasan/peta konsep
- Menetapkan tujuan pembelajaran

14
- Mencari informasi lebih lanjut (belajar mandiri)
- Melaporkan & menyatukan informasi dan evaluasi terhadap masalah awal.
4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Laporan hasil diskusi kelompok dan hasil belajar mandiri yang merupakan hasil pembahasan tujuan pemebelajaran yang sudah
disepakati kelompok
C. KRITERIA PENILAIAN (20%):
- Keaktifan dan perilaku dalam diskusi kelompok
- Kualitas laporan diskusi & belajar mandiri perorangan

15
Lembar Penilaian Tutorial

Hari/Tanggal : Tutor :
Kelompok : Buku ajar :

Peran Serta Perilaku


No Nama/NRI Total
Sharing Argumen Aktifitas Kehadiran Sopan Santun
1.
2.
dst

Panduan Penilaian
Peran serta (maksimal bobot 6)
- Kriteria keberhasilan: ikut serta dengan aktif dalam menganalisis dan menjelaskan
Peran Score 2 Score 1 Score 0
serta
Sharing Membagi informasi/pendapat yang Membagi informasi/pendapat yang tidak Tidak membagi informasi sama sekali
sesuai topik sesuai dengan topik
Argumen Menyampaikan argument dan Menyampaikan argument dan pengetahuan Tidak menyampaikan argument
pengetahuan yang logis berdasarkan tidak berdasarkan literatur yang akurat
literatur akurat
Aktifitas Aktif dalam diskusi tanpa dorongan Aktif dalam diskusi dengan dorongan Sama sekali tidak aktif walaupun ada
fasilitator fasilitator dorongan dari fasilitator
Perilaku (maksimal bobot 4) :
Kriteria keberhasilan: hadir tepat waktu dan berperilaku sopan dalam kegiatan menganalisis data dan melaporkan hasil belajar dalam diskusi kelompok.
Perilaku Score 2 Score 1 Score 0
Kehadiran Tidak terlambat Terlambat > 15 menit Tidak hadir
Sopan santun Tingkah laku yang sopan Tingkah laku yang tidak sopan seperti keluar masuk Keluar ruangan dan tidak kembali lagi ke
ruangan diskusi tanpa ijin, mengeluarkan kata-kata ruangan sampai jam diskusi selesai
yang kurang sopan selama diskusi

16
GARIS BESAR MATERI PEMBELAJARAN

Hari Pertemuan Materi Pembelajaran Garis Besar Materi Pembelajaran


I 1 Penjelasan Umum Pertemuan membahas capaian pembelajaran, metode dan strategi dalam pembelajaran,
Pelaksanaan Perkuliahan evaluasi, serta tugas-tugas yang akan dicapai selama pembelajaran
2,3 Anatomi & Histologi - struktur anatomi gastrointestinal
gastrointestinal - anatomi pembuluh darah gastrointestinal
- struktur histolologi jaringan gastrointestinal
II 4 Skenario 1 Identifikasi pengetahuan yang berkaitan dengan skenario
5,6 Biokimia gastrointestinal - Metabolisme Laktosa
- Biokimia
III 7 Fisiologi dan Patofisiologi - Proses pembentukan, penggunaan laktosa
gastrointestinal - Fungsi gastrointestinal

8 Parasit dan Penyebab - Mikroorganisme dan Parasit Penyebab Diare


Gangguan di gastrointestinal
IV 9 Skenario 1 (lanjutan) Diskusi tujuan pembelajaran yang dicari lewat belajar mandiri
10 Mikroorganisme Penyebab - Virus Penyebab Infeksi gastrointestinal.
Gangguan di gastrointestinal - Bakteri Penyebab Infeksi gastrointestinal.
V 11 Patologi anatomi penyakit - Patologi anatomi penyakit gaster
gastrointestinal. - Patologi anatomi penyakit intestinal
VI 12 Pemeriksaan Laboratorim - Interpretasi hasil laboratorium atas gangguan produksi dan aliran gastrointestinal
Klinik untuk Kelainan - uji laboratorium lainya atas penyakit/gangguan gastrointestinal misalnya pada
gastrointestinal penyakit IBS dan kelainan pada intestinal
- uji serologik seromarker pemeriksaan kelainan gastrointestinal
13 Farmakologi Obat-obatan
Indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada
yang digunakkan pada
kelainan gastrointestinal keadaan klinik.
VII 14 Skenario 2 Identifikasi pengetahuan yang berkaitan dengan skenario
15 Penyakit gastrointestinal Kelainan gastrointestinal pada anak
pada Anak Perencanaan pengelolaan kelainan gastrointestinal pada anak

17
VIII 16 Penyakit gastrointestinal penyakit gannguan gastrointestinal lainnya:
pada Dewasa - Kolitis
- Crohn’s disease
- dll
17 Nutrisi pada kelainan Nutrisi pada kelainan gastrointestinal
gastrointestinal
IX 18 Skenario 2 (lanjutan) Mendiskusikan tujuan pemebelajaran kelompok
19 Ilmu Bedah yg berkaitan Penanganan Bedah pada Kelainan gastrointestinal
dengan penyakit
gastrointestinal
X 20 Pleno Materi presentasi kelompok sesuai dengan tujuan pembelajaran kelompok

18
LAMPIRAN

1) Rancangan pembelajaran matakuliah terkait selama satu semesterTim Pengusul


2) Tim Teknis dan CV Penyusun Utama
Tim teknis terdiri dari penyusun utama dan tim pendukung sebagai berikut:
No. Nama Posisi dalam Tim Tugas
1. Dr. dr. Jeanette Irene Ketua Bertanggung jawab atas buku ajar
Christiene Manoppo,
SpA(K)
2.
Dst.

3) Biodata Ketua dan Anggota Tim:


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Dr. dr. Jeanette Irene Christiene
Manoppo, SpA(K)
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lektor
4. NIP 196901262006042001
5. NIDN
6. Tempat dan Tanggal Lahir Makasar, 26 Januari 1969
7. E-mail j.manoppo@yahoo.com
8. Nomor Telepon/HP 085214422003
9. Alamat Kantor Jl. Raya Tanawangko RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou, Manado
10. Nomor Telepon/FaSaroyo
11. Lulusan yang Telah
Dihasilkan
12. Mata Kuliah yang Diampu Gastroentero-hepatologi

19
B. Riwayat Pendidikan
2.1. Program: S1 S2 S3
2.2. Nama PT FK UKI FK UNSRAT FK UNHAS
2.3. Bidang Ilmu Kedokteran Kedokteran Konsultan
spesialis Gastroentero-
hepatologi
2.4. Tahun Masuk 2001
2.5. Tahun Lulus 1998 2006
2.6. Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
2.7. Nama
Pembimbing/
Promotor

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (bisa anggota)


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml (Juta
Sumber
Rp)
1. 2016 Gambaran elektrolit serum pada anak
dengan diare akut
2.. 2016 Hubungan Rasio Neutrofil Limfosit
pada anak penderita diare akut tanpa
dehidrasi dan dengan dehidrasi di
RSUP Prof. R.D Kandou Manado

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir (bisa anggota)


No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1.
Dst.

20
E. Publikasi Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir (bisa anggota)
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomo
r/Tahun
1. The role of Lactobacillus Reuteri Korea Jurnal of 2019
DSM 17938 for the absoroption Pediatrics
of iron preparations in children
with iron deficiency anemia
2.. Hubungan mikroalbuminuria Sari Pediatri 2018. 20(1): 7-
dan tekanan darah pada anak 10
dengan riwayat berat lahir
rendah Kecil masa kehamilan
3. Pengaruh Pemberian gentamisin 2018. Vol. 19
intravena terhadap kadar Kidney Sari pediatri No. 6
injury Molecule-1 Urin pada
neonatus cukup bulan sesuai
masa kehamilan

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1. PGHNAI 2018 Januari
2018, Aceh
2. Kongres Nasional VII Maret
Perhimpunan 2017,
GastroHepatologi dan Manado
Nutrisi Anak Indonesia
3. PGHNAI 2017 April 2017,
Manado
4. PIT VII November
2015,
Surabaya
5. Digestive Course April 2014,

21
Deteksi Saluran Cerna Manado
Fungsional

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit
Halaman
1. Gangguan Saluran Cerna 2016 33 Badan Penerbit Ikatan
Fungsional Dokter Anak Indonesia
2. Sakit perut : Fungsional 2017 252-269 PGHNAI 2017
atau Organik

H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir


No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir


No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tahun Tempat Respon
Lainnya yang telah Diterapkan Penerapan Masyarakat

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Manado, …………. 2019
Ketua Tim Pengusul,
(……………………………….)

22
4) Rencana Penganggaran

Tabel Pembiayaan:

VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH


SATUAN (Rp)
(Rp)
Pengurusan HAKI 1 pcs 500.000 500.000
Pengurusan ISBN 1 pcs 300.000 300.000
Pencetakan 100 pcs 85.000 8.500.000
Pengiriman 1 paket 700.000 700.000
Honor penulis 10 orang 500.000 5.000.000

23
DIARE AKUT
Definisi

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja mejadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3 – 4 kali
per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal
tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk
bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi
cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang – kadang pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,
tetapi konsistensinya cair, keadaan ini sudah dapat disebut diare.

Epidemiologi

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian
dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan
sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan
di Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding
pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.

Cara Penularan dan Faktor Risiko

Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal – oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau
kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat. ( melalui 4 F
= finger, flies, fluid, field).

24
Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain : tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4 – 6 bulan pertama
kehidupan bayi, tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan (MCK), kebersihan
lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal-
hal tersebut, beberapa faktor pada penderita dapat meningkatkan kecenderungan untuk dijangkiti diare antara lain : gizi buruk, imunodefisiensi,
berkurangnya keasaman lambung, menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik.

1. Faktor umur

Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insidensi tertinggi terjadi pada kelompok umur 6 – 11 bulan pada saat
diberikan makanan pendamping ASI. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibodi ibu, kurangnya

kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau
binatang pada saat bayi mulai merangkak. Kebanyakan enteropatogen merangsang paling tidak sebagian kekebalan melawan infeksi atau
penyakit yang berulang, yang membantu menjelaskan menurunnya insiden penyakit pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa.

2. Infeksi asimtomatik

Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi asimtomatik ini meningkat setelah umur 2 tahun dikarenakan pembentukan
imunitas aktif. Pada infeksi asimtomatik yang mungkin berlangsung beberapa hari atau minggu, tinja penderita mengandung virus, bakteri
atau kista protozoa yang infeksius. Orang dengan infeksi asimtomatik berperan penting dalam penyebaran banyak enteropatogen terutama
bila mereka tidak menyadari adanya infeksi, tidak menjaga kebersihan dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

3. Faktor musim

Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Didaerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim
panas, sedangkan diare karena virus terutama rotavirus puncaknya terjadi pada musim dingin. Didaerah tropik (termasuk Indonesia), diare
yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan peningkatan sepanjang musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri
cenderung meningkat pada musim hujan.

25
4. Epidemi dan pandemi

Vibrio cholera 0.1 dan Shigella dysentriae 1 dapat menyebabkan epidemi dan pandemi yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan dan
kematian pada semua golongan usia. Sejak tahun 1961, kolera yang disebabkan oleh V. Cholera 0.1 biotipe Eltor telah menyebar ke negara-
negara di Afrika, Amerika Latin, Asia, Timur Tengah dan di beberapa daerah di Amerika Utara dan Eropa. Dalam kurun waktu yang sama
Shigella dysentriae tipe 1 menjadi penyebab wabah yang besar di Amerika Tengah dan terakhir di Afrika Tengah dan Asia Selatan. Pada
akhir tahun 1992, di kenal strain baru Vibrio cholera 0139 yang menyebabkan epidemi di Asia dan lebih dari 11 negara mengalami wabah.

Etiologi

Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi. Penyebab
infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri dan parasit. Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non
inflammatory dan inflammatory.

Enteropatogen menimbulkan non inflammatory diare melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan villi oleh virus,
perlekatan oleh parasit, perlekatan dan / atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya inflammatory diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang
menginvasi usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin.

Beberapa penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia adalah sebagai berikut:

Golongan Bakteri :

1. Aeromonas 


2. Bacillus cereus 


3. Campylobacter jejuni 


26
4. Clostridium perfringens 


5. Clostridium defficile 


6. Escherichia coli 


7. Plesiomonas shigeloides

8. Salmonella

9. Shigella

10. Staphylococcus aureus

11. Vibrio cholera

12. Vibrio parahaemolyticus

13. Yersinia enterocolitica

Golongan Virus :

1. Astrovirus 


2. Calcivirus (Norovirus, Sapovirus) 


3. Enteric adenovirus 


27
4. Coronavirus

5. Rotavirus

6. Norwalk virus

7. Herpes simplex virus

8. Cytomegalovirus

Golongan Parasit :

1. Balantidium coli 


2. Blastocystis homonis 


3. Cryptosporidium parvum 


4. Entamoeba histolytica

5. Giardia lamblia

6. Isospora belli

7. Strongyloides stercoralis

8. Trichuris trichiura

28
Di negara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak-anak yaitu:

Rotavirus, Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium.

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang menyebabkan diare pada manusia secara selektif menginfeksi dan
menghancurkan sel-sel ujung-ujung villus pada usus halus. Biopsi usus halus menunjukkan berbagai tingkat penumpulan villus dan infiltrasi sel
bundar pada lamina propria. Perubahan-perubahan patologis yang diamati tidak berkorelasi dengan keparahan gejala-gejala klinis dan biasanya
sembuh sebelum penyembuhan diare. Mukosa lambung tidak terkena walaupun biasanya digunakan istilah “gastroenteritis”, walaupun
pengosongan lambung tertunda telah didokumentasi selama infeksi virus Norwalk.

Virus akan menginfeksi lapisan epithelium di usus halus dan menyerang villus di usus halus. Hal ini menyebabkan fungsi absorbsi usus halus
terganggu. Sel-sel epitel usus halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yang belum matang sehingga fungsinya belum
baik. Villus mengalami atrofi dan tidak dapat mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, cairan dan makanan yang tidak
terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak
terserap terdorong keluar usus melalui anus, menimbulkan diare osmotik dari penyerapan air dan nutrien yang tidak sempurna.

Pada usus halus, enterosit villus sebelah atas adalah sel-sel yang terdiferensiasi, yang mempunyai fungsi pencernaan seperti hidrolisis
disakharida dan fungsi penyerapan seperti transport air dan elektrolit melalui pengangkut bersama (kotransporter) glukosa dan asam amino.
Enterosit kripta merupakan sel yang tidak terdiferensiasi, yang tidak mempunyai enzim hidrofilik tepi bersilia dan merupakan pensekresi
(sekretor) air dan elektrolit. Dengan demikian infeksi virus selektif sel-sel ujung villus usus menyebabkan (1) ketidakseimbangan rasio
penyerapan cairan usus terhadap sekresi, dan (2) malabsorbsi karbohidrat kompleks, terutama laktosa.

Pada hospes normal, infeksi ekstra-intestinal sangat jarang, walaupun penderita terganggu imun dapat mengalami keterlibatan hati dan ginjal.
Kenaikan kerentanan bayi (dibanding dengan anak yang lebih tua dan orang dewasa) sampai morbiditas berat dan mortalitas gastroenteritis virus
dapat berkaitan dengan sejumlah faktor termasuk penurunan fungsi cadangan usus, tidak ada imunitas spesifik, dan penurunan mekanisme
pertahanan hospes nonspesifik seperti asam lambung dan mukus. Enteritis virus sangat memperbesar permeabilitas usus terhadap makromolekul
lumen dan telah dirumuskan menaikkan risiko alergi makanan.

29
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP,cGMP,
dan Ca dependen. Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh virus, tetapi
prinsipnya hampir sama. Bedanya bakteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin
shigella juga dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat menyebabkan adanya
darah dalam tinja yang disebut disentri.

Disamping itu penyebab diare non infeksi yang dapat menimbulkan diare pada anak antara lain :

Kesulitan makan

Defek Anatomis

- Malrotasi

- Penyakit Hirchsprung 


- Short Bowel Syndrome 


- Atrofi mikrovilli 


- Stricture

Malabsorpsi 


- Defisiensi disakaridase 


- Malabsorpsi glukosa – galaktosa 


- Cystic fibrosis 


30
- Cholestosis 


- Penyakit Celiac

Endokrinopati 


- Thyrotoksikosis 


- Penyakit Addison 


- Sindroma Adrenogenital

Keracunan makanan 


- Logam Berat

- Mushrooms

Neoplasma

- Neuroblastoma 


- Phaeochromocytoma 


- Sindroma Zollinger Ellison

Lain -lain : 


- Infeksi non gastrointestinal 


31
- Alergi susu sapi 


- Penyakit Crohn 


- Defisiensi imun 


- Colitis ulserosa 


- Gangguan motilitas usus 


- Pellagra 


Mekanisme Diare

Secara umum diare disebabkan 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbsi atau sekresi.

Terdapat beberapa pembagian diare:

1. Pembagian diare menurut etiologi


2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan
a. Absorbsi
b. Gangguan sekresi
3. Pembagian diare menurut lamanya diare
a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi

Manifestasi Klinis

32
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya bila terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi
neurologik. Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada
penyebabnya.

Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit
ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan
hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian
bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik
(hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang atau dehidrasi
berat.

Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Panas badan umum terjadi pada penderita dengan
inflammatory diare.. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus yang terjadi pada perut bagian bawah serta rektum menunjukkan terkenanya
usus besar.

Mual dan muntah adalah simptom yang non spesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran
cerna bagian atas seperti: enterik virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin, Giardia, dan Cryptosporidium.

Muntah juga sering terjadi pada non inflammatory diare. Biasanya penderita tidak panas atau hanya subfebris, nyeri perut periumbilikal tidak
berat, watery diare, menunjukkan bahwa saluran cerna bagian atas yang terkena. Oleh karena pasien immunocompromise memerlukan perhatian
khusus, informasi tentang adanya imunodefisiensi atau penyakit kronis sangat penting.

Diagnosis

1. Anamnesis

Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut: lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada / tidak lendir dan
darah. Bila disertai muntah: volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6 – 8 jam terakhir. Makanan

33
dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai seperti: batuk, pilek, otitis media, campak.

Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare: memberi oralit, membawa berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit dan obat-obatan
yang diberikan serta riwayat imunisasinya.

2. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu
dicari tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya : ubun- ubun besar cekung
atau tidak, mata : cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.

Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi.
Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.

34
3. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperlukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya
penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat. Contoh : pemeriksaan
darah lengkap, kultur urine dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih.

35
Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare akut :

Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.

Urine : urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap antibiotika.

Tinja :

Pemeriksaan makroskopik:

Pemeriksaan makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua penderita dengan diare meskipun pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan. Tinja
yang watery dan tanpa mukus atau darah biasanya disebabkan oleh enterotoksin virus, protozoa atau disebabkan oleh infeksi diluar saluran
gastrointestinal.

Tinja yang mengandung darah atau mukus bisa disebabkan infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin, bakteri enteroinvasif yang
menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus seperti : E. histolytica, B. coli dan T. trichiura. Apabila terdapat darah biasanya bercampur
dalam tinja kecuali pada infeksi dengan E. Histolytica darah sering terdapat pada permukaan tinja dan pada infeksi EHEC terdapat garis-garis
darah pada tinja. Tinja yang berbau busuk didapatkan pada infeksi dengan Salmonella, Giardia, Cryptosporidium dan Strongyloides.

Pemeriksaan mikroskopik:

Pemeriksaan mikroskopik untuk mencari adanya lekosit dapat memberikan informasi tentang penyebab diare, letak anatomis serta adanya proses
peradangan mukosa. Lekosit dalam tinja diproduksi sebagai respon terhadap bakteri yang menyerang mukosa kolon. Lekosit yang positif pada
pemeriksaan tinja menunjukkan adanya kuman invasif atau kuman yang memproduksi sitotoksin seperti Shigella, Salmonella, C. jejuni, EIEC,
C. difficile, Y. enterocolitica, V. parahaemolyticus dan kemungkinan Aeromonas atau P. shigelloides. Lekosit yang ditemukan pada umumnya
adalah lekosit PMN, kecuali pada S. typhii lekosit mononuklear. Tidak semua penderita kolitis terdapat lekosit pada tinjanya, pasien yang
terinfeksi dengan E. histolytica pada umumnya lekosit pada tinja minimal. Parasit yang menyebabkan diare pada umumnya tidak memproduksi
lekosit dalam jumlah banyak. Normalnya tidak diperlukan pemeriksaan untuk mencari telur atau parasit kecuali terdapat riwayat baru saja

36
bepergian kedaerah resiko tinggi, kultur tinja negatif untuk enteropatogen, diare lebih dari 1 minggu atau pada pasien immunocompromised.
Pasien yang dicurigai menderita diare yang disebabkan giardiasis, cryptosporidiosis, isosporiasis dan strongyloidiasis dimana pemeriksaan tinja
negatif, aspirasi atau biopsi duodenum atau yeyunum bagian atas mungkin diperlukan. Karena organisme ini hidup di saluran cerna bagian atas,
prosedur ini lebih tepat daripada pemeriksaan spesimen tinja. Biopsi duodenum adalah metoda yang spesifik dan sensitif untuk diagnosis
giardiasis, strongylodiasis dan protozoa yang membentuk spora. E. hystolitica dapat didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopik tinja segar.
Trophozoit biasanya ditemukan pada tinja cair sedangkan kista ditemukan pada tinja yang berbentuk. Tehnik konsentrasi dapat membantu untuk
menemukan kista amuba. Pemeriksaan serial mungkin diperlukan oleh karena ekskresi kista sering terjadi intermiten. Sejumlah tes serologis
amubiasis untuk mendeteksi tipe dan konsentrasi antibodi juga tersedia. Serologis test untuk amuba hampir selalu positif pada disentri amuba
akut dan amubiasis hati.

Kultur tinja harus segera dilakukan bila dicurigai terdapat Hemolytic Uremic Syndrome, diare dengan tinja berdarah, bila terdapat lekosit pada
tinja, KLB diare dan pada penderita immunocompromised.

Oleh karena bakteri tertentu seperti : Y. enterocolitica, V. cholerae, V. Parahaemolyticus, Aeromonas, C. difficile, E. coli 0157: H7 dan
Camphylobacter membutuhkan prosedur laboratorium khusus untuk identifikasinya, perlu diberi catatan pada label apabila ada salah satu
dicurigai sebagai penyebab diare yang terjadi. Deteksi toksin C. difficile sangat berguna untuk diagnosis antimikrobial kolitis.
Proctosigmoidoscopy mungkin membantu dalam menegakkan diagnosis pada penderita dengan simptom kolitis berat atau penyebab
inflammatory enteritis syndrome tidak jelas setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium pendahuluan.

Terapi

Departemen Kesehatan mulai melakukan sosialisasi Panduan Tata Laksana Pengobatan Diare pada balita yang baru didukung oleh Ikatan Dokter
Anak Indonesia, dengan merujuk pada panduan WHO. Tata laksana ini sudah mulai diterapkan di rumah sakit-rumah sakit. Rehidrasi bukan
satu-satunya strategi dalam penatalaksanaan diare. Memperbaiki kondisi usus dan menghentikan diare juga menjadi cara untuk mengobati
pasien. Untuk itu, Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang diderita anak balita baik
yang dirawat di rumah maupun sedang dirawat di rumah sakit, yaitu:

37
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru 


2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut 


3. ASI dan makanan tetap diteruskan 


4. Antibiotik selektif 


5. Nasihat kepada orang tua 


A. Pengobatan diare tanpa dehidrasi TRO (Terapi Rehidrasi Oral)

Penderita diare tanpa dehidrasi harus segera diberi cairan rumah tangga untuk mencegah dehidrasi, seperti: air tajin, larutan gula garam,
kuah sayur-sayuran dan sebagainya. Pengobatan dapat dilakukan di rumah oleh keluarga penderita. Jumlah cairan yang diberikan adalah 10
ml/kgBB atau untuk anak usia < 1 tahun adalah 50 – 100 ml, 1 – 5 tahun adalah 100 – 200 ml, 5 – 12 tahun adalah 200 – 300 ml dan dewasa
adalah 300 – 400 ml setiap BAB.

Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan
botol tidak boleh dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari cangkir atau gelas dengan tegukan yang sering. Bila terjadi
muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap 2 – 3 menit. Pemberian cairan ini
dilanjutkan sampai dengan diare berhenti. Selain cairan rumah tangga ASI dan makanan yang biasa dimakan tetap harus diberikan. Makanan
diberikan sedikit-sedikit tetapi sering (lebih kurang 6 kali sehari) serta rendah serat. Buah-buahan diberikan terutama pisang. Makanan yang
merangsang (pedas, asam, terlalu banyak lemak) jangan diberikan dulu karena dapat menyebabkan diare bertambah berat. Bila dengan cara
pengobatan ini diare tetap berlangsung atau bertambah hebat dan keadaan anak bertambah berat serta jatuh dalam keadaan dehidrasi ringan-
sedang, obati dengan cara pengobatan dehidrasi ringan – sedang.

38
B. Pengobatan diare dehidrasi ringan – sedang : TRO (Terapi Rehidrasi Oral)
Penderita diare dengan dehidrasi ringan–sedang harus dirawat di sarana kesehatan dan segera diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit.
Jumlah oralit yang diberikan 3 jam pertama 75 cc/kgBB. Bila berat badannya tidak diketahui, meskipun cara ini kurang tepat, perkiraan
kekurangan cairan dapat ditentukan dengan menggunakan umur penderita, yaitu : untuk umur < 1 tahun adalah 300 ml, 1 – 5 tahun adalah
600 ml, > 5 tahun adalah 1200 ml dan dewasa adalah 2400 ml. Sebaliknya bila dengan volume diatas kelopak mata menjadi bengkak,
pemberian oralit harus dihentikan sementara dan diberikan minum air putih atau air tawar. Bila oedem kelopak mata sudah hilang dapat

39
diberikan lagi. 
Apabila oleh karena sesuatu hal pemberian oralit tidak dapat diberikan secara per-oral, oralit dapat diberikan melalui
nasogastrik dengan volume yang sama dengan kecepatan 20 ml/kgBB/jam. Setelah 3 jam keadaan penderita dievaluasi, apakah membaik,
tetap atau memburuk. Bila keadaan penderita membaik dan dehidrasi teratasi pengobatan dapat dilanjutkan dirumah dengan memberikan
oralit dan makanan dengan cara seperti pada pengobatan diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk dan penderita jatuh dalam keadaan dehidrasi
berat, penderita tetap dirawat di sarana kesehatan dan pengobatan yang terbaik adalah pemberian cairan parenteral.

C. Pengobatan diare dehidrasi berat TRP (Terapi Rehidrasi Parenteral)

Penderita diare dehidrasi berat harus dirawat di puskesmas atau Rumah Sakit. Pengobatan yang terbaik adalah dengan terapi rehidrasi
parenteral. Pasien yang masih dapat minum meskipun hanya sedikit harus diberi oralit sampai cairan infus terpasang. Disamping itu, semua
anak harus diberi oralit selama pemberian cairan intravena ( 5 ml/kgBB/jam), apabila dapat minum dengan baik, biasanya dalam 3 – 4 jam

40
(untuk bayi) atau 1 – 2 jam (untuk anak yang lebih besar). Pemberian tersebut dilakukan untuk memberi tambahan basa dan kalium yang
mungkin tidak dapat disuplai dengan cukup dengan pemberian cairan intravena. Untuk rehidrasi parenteral digunakan cairan Ringer Laktat
dengan dosis 100 ml/kgBB. Cara pemberiannya untuk < 1 tahun 1 jam pertama 30 cc/kgBB, diLanjutkan 5 jam berikutnya 70 cc/kgBB.
Diatas 1 tahun 1⁄2 jam pertama 30 cc/kgBB dilanjutkan 2 1⁄2 jam berikutnya 70 cc/kgBB.

Lakukan evaluasi tiap jam. Bila hidrasi tidak membaik, tetesan I.V. dapat dipercepat. Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih
besar, lakukan evaluasi, pilih pengobatan selanjutnya yang sesuai yaitu : pengobatan diare dengan dehidrasi ringan sedang atau pengobatan
diare tanpa dehidrasi.

41

Anda mungkin juga menyukai