Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN KEPANITERAAN PERADILAN AGAMA

Pokok Bahasan :
1. Pengertian Organisasi, Manajemen, Administrasi dan unsur-unsurnya
2. Susunan dan kewenangan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama
3. Susunan Organisasi Kepaniteraan PA
4. Aparat Pendukung Pengadilan Agama
5. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Pengadilan Agama
6. Tugas dan kewenangan pejabat Kepaniteraan Pengadilan Agama
7. Pola Prosedur Penyelenggaraan Administrasi Penerimaan perkara tingkat
pertama, banding, kasasi dan peninjauan kembali
8. Pola tentang Registrasi perkara
9. Pola tentang Keuangan perkara
10. Pola tentang laporan perkara
11. Pola tentang kearsipan perkara
12. Tata laksana persiapan persidangan, persidangan dan penyelesaian putusan
13. Tata laksana pelayanan non perkara ( kesekretariatan, rukyat/hisab, fatwa dan
sumpah jabatan).

Referensi :
1. Wildan Suyuti : Panitera Pengadilan
2. Umar Said : Manajemen dan Pengendalian Administrasi PA
3. Mahkamah Agung : Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi PA
4. Mahkamah Agung : Pedoman Teknis Administrasi dan Teknik Peradilan Agama
5. Musthofa : Kepaniteraan Peradilan Agama
6. UUPA : No.7 tahun 1989, No. 3 tahun 2006, No. 50 tahun 2009.
2

1. Pengertian Organisasi :
Peradilan Agama termasuk salah satu bentuk Organisasi.
a. Pengertian Organisasi : Sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur
dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan.

b. Unsur-unsur Organisasi :

1). kumpulan sekelompok orang


2). mengikatkan diri untuk bekerjasama
3). menetapkan Struktur
4). melakukan koordinasi
5). tujuan yang disepakati bersama

c. Bentuk Organisasi :
1). Organisasi Tradisional :
a). kepemimpinan Kharismatik
b). manajemen Sentral
c). tidak ada pembagian tugas
d). tidak ada program yang disepakati
e). penentu kebijakan pada satu orang
2). Organisasi Modern :
a). kepemimpinanKolektif/demokratif profesional
b). Manajemen Desentral
c). ada program yang disepakti bersama
d). ada pembagian tugas yang jelas
e). penentuan kebijakan disepakati /transparan.

Sumberdaya Organisasi :
► Sumberdaya Manusia (Human Resources);
► Sumberdaya Alam (Natural Resources);
► Sumberdaya Dana (Financial Resources);
► Sumberdaya Informasi (Informational Resources).

Organisasi yang baik, pelasaksanaannya menggunakan manajemen dan administrasi yang


baik pula.
3

2. Pengertian Manajemen :
Manajemen adalah menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.
Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan secara bersama-sama untuk
mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,
pengornisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumberdaya organisasi
lainnya.

Managemen Kepaniteraan : “Suatu proses yang dilakukan secara bersama-sama oleh


kesekretariatan untuk mewujudkan tujuan Lembaga Peradilan Agama, yaitu menerima,
memeriksa, mengadili dan melaksanakan putusan secara cepat dan tepat/benar”.

a. Tujuan Manajemen : Melaksanakan suatu perkerjaan secara efektif (rapi dan


baik) dan efisien (hasil yang maksimal
b. Unsur-unsur Manajemen :
1). Perencanaan ( Perencanaan Planning ) : Proses yang menyangkut upaya yang
dilakukan dimasa yang akan datang dan menentukan strategi dan taktik
yang tepat untuk mewujudkan tujuan organisasi.
2). Pengorganisasian (Organizing) : Proses yang menyangkut pengaturan struktur
organisasi secara efektif dan efesien.
3). Pengarahan (Directing ) : Proses yang menyangkut pelaksanaan program
agar berajalan dengan baik serta proses motivasi semua pihah menjalankan
tanggungjawab dengan produktifitas yang tinggi.
4). Pengendalian dan pengawasan (Controlling) : Proses yang menyangkut
tindakan- tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian
kegiatan berjalan sesuai dengan target.

Kegiatan-kegiatan Manajemen :
►Kegiatan Perencanaan :
● Menetapkan tujuan dan target
● Merumuskan strategi dan taktik
● Menentukan sumberdaya yang diperlukan
● Menetapkan standar/indikator keberhasilan.

►Kegiatan Pengorganisasian :
● Mengalokasikan sumberdaya dan menetapkan tugas ( Job Discription )
● Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
Tanggungjawab
● Perekrutan, pelatihan dan pengembangan SDM
● Penempatan SDM pada posisi yang paling tepat ( the right man on the right place )

►Kegiatan Pengimplementasian :
● Kepemimpinan, pembimbingan dan pemberian motivasi agar dapat bekerja secara
efektif dan efesien.
● Memberikan tugas dan penjelasan mengenai pekerjaan.
● Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4

► Kegiatan Pengawasan :
●Mengevaluasi keberhasilan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
● Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan.
● Melakukan berbagai solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan.

Kegiatan manajemen di pimpin oleh seorang Manajer, yaitu seorang yang bertugas
memastikan bahwa keseluruhan tujuan organisasi dapat diwujudkan.

Keahlian Manajer ( Managerial Skills ) :


► Keahlian Teknis ( technical skills ), keahlian yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan terntentu.
► Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat ( human relation skills ).
► Keahlian Konseptual ( conceptual skills ), kemampuan berfikir, menganalisis dan
memprediksi.
► Keahlian dalam mengambil keputusan ( decision making skills ), keahlian
mengidentifikasi masalah dan mengambil alternatif.
►Keahlian dalam mengelola waktu ( time management skills ).

3. Pengertian Administrasi :
a. Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan
kebijaksanaan untuk mencapau tujuan. Atau, selueuh proses kerjasama antara dua
orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarama prasana
tertentu secara berdaya guna dan berhasil guan.

c. Unsur-unsur Administrasi :
1). Pengorganisasian 6). Perbekalan
2). Manajemen 7). Tata Usaha
3). Tata Hubungan 8). Perwakilan.
4). Kepegawaian
5). Keuangan

d. Rangakaian Kegiatan Administrasi (Ketata Usahaan) :


1. Mengimpun 4. Menggandakan
2. Mencatat 5. Mengirim
3. Mengolah 6. Menyimpan

e. Peranan Administrasi ( Ketata Usahaan ) :


●Melayani pelaksanaan pekerjaan operatif
●Menyediakan keterangan/informasi bagi pimpinan
●Membantu kelancaran perkembangan organisasi.
5

II. Susunan Organisasi Pengadilan Agama

MA Mengawasi Peradilan di bawahnya 1. Teknis Peradilan


2. Administrasi Peradilan
3. Tingkah laku Hakim
4. Tingkah laku Pejabat Panitera

Aparat Pelaku Peradilan Agama 1. Hakim


2. Panitera
3. Panitera Pengganti
4. Juru Sita

Susunan Organisasi Peradilan Agama 1. Pimpinan Pengadilan


2. Hakim
3. Panitera
4. Sekretaris
5. Juru Sita

Susunan Organisasi Peradilan Agama

Ketua
Wakil Ketua

Hakim
6

Panitera Sekretaris
Wk.Pantr Wk.Sekret

-Pan.Pggnt
-Juru Sita

Sub/Urusan Sub/Urusan Sub/Urusan Sub/Urusan


Kep.Permh Kep.Ggtn Keuangan Umum

Sub/Urusan Sub/Urusan
Kep.Hkm Kepgwn

Susunan Organisasi Pengadilan Tinggi Agama

Ketua
Wakil Ketua

Hakim Tinggi

Panitera Sekretaris
Wakil Panitera Wakil Sekretaris

Panitera
Pengganti

Sub.K.Banding Sub.K.Hukum Subag Kepeg. Subag Keuangan Subag Umum

---------------------- Garis Koordinasi ( kerjasama )


7

______________ Garis Komando ( perintah dan pertanggungjawaban langsung )

►Pelaksanaan administrasi teknis peradilan ( yudisial ) dipimpin oleh seorang


Panitera dan dibantu oleh seorang Wakil Panitera, Panitera Muda, Panitera
Pengganti dan Juru Sita/Juru Sita Pengganti .
►Pelaksanaan administrasi umum dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh
seorang Wakil Sekretaris dan Kepala Subag/Urusan.
 Jabatan digolongkan kepada dua : Fungsional dan Struktural.

III. Pembentukan dan Klasifikasi PA


 PA dibentuk berdasarkan keputusan Presiden selaku Kepala Negara
 PTA dibentuk berdasarkan Undang-undang
 PA diklasifikasikan menjadi IA, IB, IIA dan IIB sesuai dengan :
 Wilayah Penduduk
 Jumlah perkara
 Bobot perkara
 Dll.
 Klasifikasi PA berpengaruh terhadap susunan organisasi

IV.Pengangkatan, larangan dan Pemberhentian Pejabat PA/PTA

A. Pengangkatan Pejabat PA/PTA


 Hakim pengadilan diangkat oleh Presiden selaku Kepala Negara
atas usul Ketua MA
 Ketua dan Wakil Ketua PA/PTA diangkat oleh Ketua MA
 Panitera, wakil panitera, panitera muda dan panitera pengganti
diangkat oleh MA
 Juru sita PA diangkat oleh Ketua MA atas usul ketua PA yang
bersangkutan
 Juru Sita Pengganti diangkat oleh ketua PA yang bersangkutan
 Sebelum memangku jabatannya yang bersangkutan mengucapkan
sumpah
 Sekretaris dan wakil Sekretaris PA/PTA diangkat oleh ketua MA
 Untuk dapat diangkat menjadi penjabat harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan sbb.

Jabatan Syarat-syarat
1. Hakim PA a.    warga negara Indonesia;
b.    beragama Islam;
8

c.    bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


d.    setia kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
e.    sarjana syari'ah, sarjana hukum Islam atau
sarjana hukum yang menguasai hukum
Islam;
f.     Sehat jasmani dan rohani;
g.    berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan
tidak tercela, dan;
h. berusia paling rendah 25 (dua puluh
lima) tahun dan paling tinggi 40 (empat
puluh) tahun; dan
i.      tidak pernah dijatuhi pidana penjara
karena melakukan kejahatan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
(1). Pengangkatan hakim pengadilan agama
dilakukan melalui proses seleksi yang
transparan, akuntabel, dan partisipatif.
(2).     Proses seleksi pengangkatan hakim
pengadilan agama dilakukan bersama oleh
Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial.

Hakim PTA a. memenuhi syarat pengangkatan hakim


PA sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, huruf c, huruf d,hrurf e,  huruf
g, dan huruf h;
b. berumur paling rendah 40 (empat
c. puluh) tahun;
d. berpengalaman paling singkat 5
(lima) tahun sebagai ketua, wakil ketua,
pengadilan agama, atau 15 (lima belas)
tahun sebagai hakim pengadilan agama;
e. lulus eksaminasi yang dilakukan
oleh Mahkamah Agung; dan
f.  tidak pernah dijatuhi sanksi
pemberhentian sementara akibat
melakukan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim.
9

2. Ketua atau wakil ketua PA Untuk dapat diangkat menjadi ketua atau


wakil ketua pengadilan agama, hakim
harus berpengalaman paling singkat 7 (tujuh)
tahun sebagai hakim pengadilan agama.

3. Ketua PTA Untuk dapat diangkat menjadi ketua


pengadilan tinggi agama harus berpengalaman
paling singkat 5 (lima) tahun sebagai hakim
pengadilan tinggi agama atau 3 (tiga) tahun bagi
hakim pengadilan tinggi agama yang pernah
menjabat ketua pengadilan agama.

4. Wakil Ketua PTA  Untuk dapat diangkat menjadi wakil


ketua pengadilan tinggi agama harus
berpengalaman paling singkat 4 (empat) tahun
sebagai hakim pengadilan tinggi agama atau 2
(dua) tahun bagi hakim pengadilan tinggi agama
yang pernah menjabat ketua pengadilan agama.

5. Panitera PA a. Warga Negara Indonesia


b. Beragama Islam
c. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
d. Setia pada Pancasila dan UU’45
e. Berijazah Sarjana Syari’ah dan/atau
Sarjana Hukum yang menguasai hukum
Islam
f. Sehat jasamani dan rohani.
g. Berpengalaman paling singkat 3 tahun
sebagai wakil panitera, 5 tahun sebagai
panitera muda atau menjabat wakil
panitera PTA.

6. Wakil Panitera PA a. Sama dengan syarat panitera huruf


a,b,c,d,e dan f
b. Berpengalaman paling singkat 3 tahun
sebagai panitera muda atau 4 tahun
sebagai panitera pengganti PA.

7. Panitera Muda PA a. Sama dengan syarat panitera huruf


a,b,c,d,e dan f.
b. Berpengalaman paling singkat 2 tahun
sebagai panitera pengganti PA

8. Panitera Pengganti PA a. Sama dengan syarat panitera huruf


a,b,c,d,e dan f.
10

b. Berpengalaman paling singkat 2 tahun


sebagai pegawai negeri PA.

9. Juru Sita a. Sama dengan syarat panitera huruf a,b,c,d,


dan f.
b. Berijazah paling rendah SMU atau yang
sederajat
c. Berpengalaman paling singkat 3 tahun
sebagai juru sita pengganti

10. Juru Sita Pengganti a. Sama dengan syarat Juru Sita huruf a dan
b.
b. Berpengalaman paling singkat 3 tahun
sebagai pegawai negeri PA.

11. Panitera PTA a. Sama dengan syarat panitera PA huruf


a,b,c,d,e dan f.
b. Berpengalaman paling singkat 3 tahun
sebagai wakil panitera, 5 tahun sebagai
panitera muda atau 3 tahun sebagai
panitera PA.

12. Wakil Panitera PTA a. Sama dengan syarat panitera PA huruf


a,b,c,d,e dan f.
b. Berpengalaman paling singkat 2 tahun
sebagai panitera muda, 5 tahun sebagai
panitera pengganti PTA, atau 3 tahun
sebagai wakil panitera PA atau menjabat
sebagai panitera PA.

13. Panitera Muda PTA a. Sama dengan syarat panitera PA huruf


a,b,c,d,e dan f.
b. Berpengalaman paling singkat 2 tahu
sebagai panitera pengganti PTA, 3 tahun
sebagai panitera muda, 5 tahun sebagai
panitera pengganti PA atau menjabat
sebagai wakil panitera PA.

14. Panitera Pengganti PTA a. Sama dengan syarat panitera PA huruf


a,b,c,d,e dan f.
b. Berpengalaman paling singkat 3 tahun
sebagai panitera pengganti PA, atau 8
tahun sebagai pegawai negeri PTA.

Sekretaris/ wakil sekretaris a. Warga Negara Indonesia


PA/PTA b. Beragama Islam
11

c. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


d. Setia pada Pancasila dan UUD ‘45
e. Berijazah sarjana syari’ah atau sarjana
hukum yang menguasai hukum Islam.
f. Berpengalaman dibidang administrasi
peradilan, dan
g. Sehat jasmani dan rohani.

B. Larangan bagi pejabat PA/PTA

Kecuali ditentukan lain oleh atau berdasar undang-undang :


1. Hakim tidak boleh merangkap menjadi :
a. Pelaksana putusan pengadilan;
b. Wali, pengampu, dan pejabat yang berkaitan dengan suatu perkara yang
periksa olehnya, atau pengusaha.
c. Merangkap menjadi advokat.
d. Jabatan lain yang tidak boleh dirangkap oleh hakim yang diatur dengan
peraturan pemerintah.
2. Panitera tidak boleh merangkap menjadi :
a. Wali, pengampu dan pejabat yang berkaitan dengan perkara yang di dalamnya ia
bertidak sebagai panitera.
b. Merangkap menjadi advokat.
c. Jabatan lain yang tidak poleh dirangkap oleh apnitera yang diatur dengan peraturan
pemerintah.

C. Pemberhentian Pejabat PA/PTA

 Hakim pengadilan diberhentikan oleh Presiden atas usul ketua MA


12

 Ketua dan wakil ketua pengadilan diberhentikan oleh ketua MA


 Panitera, wakil penitera, panitera muda dan penitera pengganti
diberhentikan oleh MA
 Juru Sita diberhentikan oleh ketua MA atas usul ketua pengadilan yang
bersangkutan
 Jurus Sita pengganti diberhentikan oleh ketua pengadilan yang
bersangkutan.
 Pemberhentian dapat dilakukan dengan hormat dan tidak dengan
hormat
 Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan diberhentikan dengan    hormat
dari jabatannya karena:
a.  atas permintaan sendiri secara tertulis;
b.  sakit jasmani atau rohani secara terus-menerus;
c.  telah berumur 65 (enam puluh lima) tahun bagi ketua, wakil   ketua,
dan hakim pengadilan agama, dan 67 (enam puluh tujuh) tahun
bagi ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan tinggi agama; atau
d.  ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugasnya.
 Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan yang meninggal dunia dengan
sendirinya diberhentikan dengan hormat dari jabatannya oleh Presiden.
 Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan diberhentikan tidak dengan
hormat dari jabatannya dengan alasan:
a.    dipidana penjara karena melakukan kejahatan berdasarkan   putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
b.    melakukan perbuatan tercela;
c.    melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaannya  terus-
menerus selama 3 (tiga) bulan;
d.    melanggar sumpah atau janji jabatan;
e.    melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17; dan/atau
f.     melanggar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.

 Ketua, wakil ketua dan hakim sebelum diberhentikan tidak dengan


hormat dapat diberhentikan sementara dari jabatannya oleh ketua MA dan
berlaku selama 6 bulan.
 Seorang hakim yang diberhentikan dari jabatannya dengan sendirinya
diberhentikan dari pegawai negeri.

V. Tugas-tugas pejabat kepaniteraan.


Tugas umum panitrera adalah memberikan pelayanan teknis dibidang
administrasi perkara dan adminstrasi peradilan . Sesuai dengan kedudukan dan
fungsinya secara garis besar diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) :
1. Pelaksana administrasi perkara;
2. Membantu hakim dalam persidangan;
3. Pelaksana putusan/penetapan pengadilan dan tugas-tugas kejuruusitaan.

 Panitera pengadilan bertugas menyelenggarakan administrasi perkara dan


mengatur tugas wakil panitera, panitera muda, dan penitera pengganti.
13

 Panitera, Wakil Panitera, Dan Panitera Pengganti bertugas membantu Hakim


dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang pengadilan.
 Panitera bertugas melaksanakan penetapan atau putusan pengadilan.
 Panitera wajib membuat daftar semua perkara yang diterima di Kepaniteraan
dengan diberi nomor urut.
 Panitera membuat salinan atau turunan penetapan atau putusan pengadilan
menurut peraturan yang berlaku
 Panitera bertanggungjawab atas pengurusan berkas perkara, penetapan atau
putusan, dokumen, barang bukti,surat-surat berharga, dan suarat-surat lainnya
yang disimpan di kepaniteraan.

Tugas-tugas kepaniteraan PA dapat dijelaskan sbb. :

1. Kepaniteraan PA
No. Jabatan Uraian Tugas
Panitera 1. Menyelenggarakan administrasi perkara dan
mengatur tugas-tuga wakil panitera, panitera
muda dan penitera pengganti.
2. Membantu hakim dengan menghadiri dan
mencatat jalannya sidang.
3. Menyusun Berita Acara persidangan
4. Melaksanakan penetapan dan putusan
pengadilan
5. Membuat semua daftar perkara yang diterima
di kepaniteraan.
6. Membuat salinan atau turunan penetapan atau
putusan pengadilan
7. Bertanggungjawab atas pengurusan
penyimpanan semua berkas perkara dan surat-
surat berharga.
8. Membuat akta-akta perkara Banding, Kasasi
dan Peninjauan Kembali.
9. Melegalisir surat-surat bukti dalam
persidangan
10. Pemungutan biaya pengadilan dan
menyetorkannya ke Kas Negara
11. Mengirim berkas-berkas perkara Banding,
Kasasi dan Peninjauan Kembali.
12. Melaksanakan, melaporkan dan
mempertanggung jawabakan perintah eksekusi
13. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan
pelelangan.
14. Menerima uang titipan pihak ketiga.
15. Melaporkan semua kegiatannya kepada Ketua
Pengadilan Agama.
14

Wakil Panitera 1. Membantu Hakim dengan mengikuti dan


mencatat jalannya sidang pengadilan
2. Membantu Panitera secata langsung membina
dan mengawasi pelaksanaan tugas administrasi
perkara.
3. Melaksanakan tugas Panitera apabila
berhalangan
4. Melaksanakan tugas lain yang didelegasikan
kepadanya.

Panitera Muda 1. Membantu Hakim dengan mengikuti dan


Gugatan mencatat jalannya sidang pengadilan.
2. Melaksanakan administrasi perkara,
mempersiapkan persidangan perkara, dan
menyimpan berkas perkara yang masing
berjalan.
3. Memberi nomor register perkara gugatan.
4. Mencatan setiap perkara yang diterima.
5. Menyerahkan salinan putusan kepada pihak
yang berperkara.
6. Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan
Banding,Kasasi dan PK.
7. Menyerahkan arsip berkas perkara kepada
Panitera Muda Hukum.

Panitera Muda - Melaksanakan tugas sebagaimana Paniotera


Permohonan Muda Gugatan dalam perkara permohonan.

Panitera Muda 1. Membantu Hakim dengan mengikuti dan


Hukum mencatat jalannya sidang pengadilan.
2. Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data ,
menyiapkan statistik perkara, menyusun
laporan perkara, menyimpan arsip berkas
perkara.
3. Melakukan pengurusan administrasi
pembinaan hukum agama.
4. Melaksanakan tugas lain ayang didelegasikan.

Panitera Pengganti 1. Membantu Hakim dengan mengikuti dan


mencatat jalannya sidang pengadilan.
2. Membantu Hakim dalam hal : Membuat
penetapan hari sidang, penetapan sita jaminan,
berita acara persidangan, penetapan-penetapan
lainnya dan mengetik putusan/penetapan
sidang.
15

3. Melaporkan kepada PanMud gugatan/


permohonan (Meja II) untuk dicatat dalan
register tentang : adanya penundaan sidang
serta alasan-alasannya, amar putusan sidang
dan biaya yang harus diselesaikan.
4. Menyerahkan berkas perkara kepada Pan Mud
Gugatan/permohonan (Meja III) apabila telah
selesasi diminutasi.
Juru Sita/Juru Sita
Pengganti 1. Melaksanakan semua perintah yang diberikan
oleh Ketua Pengadilan, Ketua Sidang dan
Panitera.
2. Menyampaikan pengumunan, panggilan sidang
, pemberitahuaan putusan dan teguran.
3. Melakukan penyitaan atas perintah Ketua PA.
4. Membuat berita acara penyitaan dan
menyerahkannya kepada yang berkepentingan.

PROSEDUR PENYELENGGARAAN
ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA

I. Penerimaan Perkara di Pengadilan Agama :


A. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama
1. Petugas Meja I menerima gugatan , permohonan verzet, permohonan
banding, permohonan kasasi, permohonan peninjauan kembali, \
permohonan eksekusi dan perlawanan pihak ketiga ( derden verzet ).
2. Dalam pendaftaran perkara, dokumen yang perlu diserahkan kepada
petugas Meja I adalah :
a. Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan kepada Ketua
PA yang berwenang.
b. Surat kuasa khusus bila penggugat/pemohon menguasakan kepada
pihak lain.
c. Fotokopi kartu anggota advokat bagi yang menggunakan jasa
advokat.
d. Bagi kuasa insidentil, harus ada surat keterangan tentang hubungan
keluarga dari KepalaDesa/Lurah dan/atau surat izin khusus dari
atasan bagi PNS dan anggota TNI/POLRI.
e. Salinan putusan (untuk permohonan eksekusi).
f. Salinan surat-surat yang dibuat di luar negeri harus disahkan oleh
Kedutaan/perwakilan Indonesia di negara tersebut dan harus
16

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah yang


disumpah.
3. Surat gugatan/permohonan diserhakan kepada petugas Meja I
sebanyak jumlah pihak, ditambah 3 (tiga) rangkap termasuk asli
4. Petugas Meja I menerima dan memeriksa kelengkapan berkas dengan
menggunakan daftar periksa (check list).
5.Petugas Meja I menaksir panjar biaya perkara atas dasar SK Ketua
PA.
6. Perincian panjar biaya perkara tersebut harus ditempel pada papan
pengumuman PA.
7. Dalam penaksiran panjar biaya perkara perlu dipertimbangkan :
1). Jumlah pihak-pihak yang berperkara.
2). Jarak tempat tinggal dan kondisi daerah para pihak.
8. Setelah menkasir panjar biaya perkara, petugas Meja I membuat
Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap 3 (tiga):
1). Lembar pertama untuk Penggugat/Pemohon.
2). Lembar kedua untuk Lampiran Berkas perkara.
3). Lembar ketiga untuk Pemegang Kas.
9. Petugas Meja I mengembalikan berkas kepada Penggugat/Pemohon
untuk diteruskan kepada Pemegang Kas.
10.Penggugat/Pemohon membayar uang panjar biaya perkara yang
tercantum dalam SKUM ke Kasir/Bank.

11.Pemegang Kas menerima bukti setor ke Bank dari penggugat/


Pemohon dan membukukannya dalam buku jurnal keuangan perkara.

12. Pemegang Kas membubuhkan cap tanda lunas dan memebri nomor
pada SKUM.
13. Nomor halaman Buku Jurnal adalah nomor urut perkara yang
kemudian dicantumkan dalam SKUM dan lelmbar pertama surat
gugatan/permohonan.
14. Pemegang Kas menyerahkan berkas perkara kepada Penggugat/
Pemohon agar didaftarkan kepada petusa Meja II.
15. Petugas Meja II mencatat perkara tersebut dalam Buku Register
Induk gugatan/permohonan sesuai dengan nomor perkara yang
tercantum pada SKUM.
16. Petugas Meja II menyerahkan satu rangkap surat gugatan/permohonan
yang telah terdaftar berikut SKUM rangkap pertama kepada
Penggugat/Pemohon.
17. Petuagas Meja II memasukakan berkas suarat gugatan/permohonan
tersebut dalam map berkas perkara dan menyerahkannya kepada Ketua
PA melalui Panitera.
B. Pendaftaran Permohonan Banding
1. Permohonan banding didaftarkan kepada petugas Meja I.
2. Permohonan banding dapat diajukan dalam waktu 14 hari setalh putusan
diucapkan atau setelah diberitahukan dalam hal putusan tersebut
17

diucapkan di luar hadir.Bila melampaui batas tersebut tetap dapat


diterima dan dicatat, kemudian Panitera membuat surat keterangan
bahwa permohonan banding telah lampau waktu.
3. Petugas Meja I menentukan besarnya panjar biaya banding yang
dituangkan dalam SKUM, yang terdiri dari :
a. Biaya banding yang dikirim ke PTA.
b. Ongkos pengiriman biaya banding melalui Bank/Kantor Pos.
c. Biaya fotokopi/penggandaan dan pemberkasan.
d. Ongkos pengiriman berkas perkara banding.
e. Ongkos jalan petugas pengiriman.
f. Biaya-biaya pemberitahuan, yang berupa :
1). biaya pemberitahuan akta banding.
2). biaya pemberitahuan memori banding.
3). biaya pemberitahuan kontra memori banding.
4). Biaya pemberitahuan memeriksa berkas (inzage) bagi pembanding
5). Biaya pemberitahuan memeriksa berkas (inzage) bagi terbanding
6). Biaya pemeberitahuan amar putusan bagi pembanding.
7). Biaya pemberitahuan amar putusan bagi terbanding.
4. Berkas perkara banding yang telah lengkap dibuatkan SKUM dalam
rangkap tiga :
a. Lembar pertama untuk pemohon banding
b. Lembar kedua untuk pemegang Kas
c. Lembar ketiga dilampirkan dalam berkas permohonan banding.
5. Petugas Meja I menyerahkan berkas permohonan banding yang dilengkapi
dengan SKUM kepada pihak yang bersangkutan untuk membayar uang
panjar yang tercantum dalam SKUM kepada Penegang Kas.
6. Pemegang Kas setelah menerima uang panjar biaya perkara banding
harus menandatangani dan membubuhkan cap lunas pada SKUM.
7. Pemegang Kas kemudian membukukan uang panjar biaya perkara
banding yang tercantum pada SKUM dalam Buku Jurnal Keuangan
Perkara Banding.
8. Pernyataan banding dapat diterima apabila panjar biaya perkara banding
yang telah ditentukan dalam SKUM telah dibayar lunas.
9. Setelah dibayar lunas, Panitera membuat akta pernyataan banding dan
memcatat permohonan banding tersebut dalam Buku Register Induk
Perkara Gugatan dan Buku Register permohonan banding.
12. Permohonan banding dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja harus telah
diberitahukan kepada pihak lawan.
13. Tanggal penerimaan memori banding dan kontra memori banding garus
dicatat dalam Buku Register perkara dan Buku Register permohonan
banding, kemudian salinnannya disampaikan kepada masing-masing
14.Sebelum berkas perkara dikrim ke PTA harus diberikan kesempatan
kepada kedua belah pihak untuk memeriksa berkas perkara (inzage) dan
hal itu dituangkan dalam akta.
15. Dalam waktu 30 hari sejak permohonan banding diajukan, berkas perkara
banding berupa bundel A dan bundel B harus sudah dikirim ke PTA.
18

16. Biaya perkara banding untuk PTA harus dikirim melalui Bank/Kantor Pos
dan tanda bukti pengiriman uang harus dikirim bersamaan dengan berkas
yang bersangkutan.
17. Ketua PA harus membaca putusan banding dengan cermat dan teliti
sebelum menyampaikan kepada para pihak.
18. Fotokopi Relas pemberitahuan amar putusan banding dikirimkan kepada
PTA.
19. Mengirim berkas permohonan banding kepada Pengadilan Tinggi yang
terdiri dari Bundel A dan Bundel B :

a. Bundel A merupakan himpunan surat-surat yang diawali dengan surat


gugatan dan semua kegiatan proses persidangan/pemeriksaan perkara PA,
yang terdiri :
1). Surat gugatan/permohonan
2). Penetapan Majelis Hakim
3). Penetapan Hari sidang
4). Relaas-relaas panggilan
5). Berita acara sidang (jawaban/replik/duplik)
6). Surat Kuasa (bila ada)
7). Penetapan sita ( bila ada )
8). Berita Acara sita
9). Lampira-lampiran surat yang diajukan oleh kedua belah pihak
(bila ada)
10). Surat-surat bukti pengugat (bila ada)
11. Surat-surat bukti tergugat (bila ada)
12. Tanggapan bukti-bukti tergugat dari penggugat (bila ada)
13. Tanggapan bukti-bukti penggugat dari tergugat (bila ada)
14. Surat-surat lain.
b. Bundel B yang berkaitan dengan permohonan banding yang akan diarsip
oleh PTA, yang terdiri :
1). Surat permohonan pernyataan banding
2). Salinan putusan PA
3). Akta Banding
4). Akta pemberitahuan banding
5) .Pemberitahuian penyerahan kontra memori banding
6). Pemberitahuan member kesempatan pihak-pihak untuk melihat,
membaca, dan memeriksa berkas (inzage).
7). Surat kuasa khusus (bila ada).
8). Tanda bukti pengiriman biaya perkara banding.

C. Pendaftaran Perkara Kasasi


1. Permohonan Kasasi didaftarkan kepada petugas Meja I.
2. Permohgonan Kasasi dapat diajukan dalam waktu 14 hari setelah putusan
diucapkan atau setelah pemberitahuan amar putusan.
3. Petugas Meja I menentukan besarnya panjar biaya kasasi yang dituangkan
dalam SKUM, yang terdiri dari :
19

a. Biaya perkara kasasi yang dikirim ke MA


b. Ongkos peniriman biaya perkara kasasi.
c. Biaya pemberitahuan akta kasasi.
d. Biaya pemberitahuan memori kasasi.
e. Biaya pemberitahuan kontra memori kasasi.
f. Biaya pemberitahuan memeriksa berkas (inzage) bagi pemohon Kasasi.
g. Biaya pemberitahuan memeriksa berkas bagi termohon Kasasi.
h. Biaya fotokopi/penggandaan dan pemberkasan.
i. Ongkos pengiriman berkas perkara Kasasi.
j. Ongkos jalan petugas pengiriman.
k. Biaya pemberitahuan amar putusan kasasi kepada pemohon kasasi.
l. Biaya pemberitahuan amar putusan kasasi kepada termohon kasasi.
4. Berkas permohonan kasasi yang telah lengkap dibuatkan SKUM dalam
rangkap tiga :
a. Lembar pertama untuk pemohon kasasi
b. Lembar kedua untuk pemegang Kas
c. Lembar ketiga dilampirkan dalam berkas permohonan kasasi.
5. Petugas Meja I menyerahkan berkas permohonan kasasi yang dilengkapi
dengan SKUM kepada pihak yang bersangkutan agar membayar uang
panjar biaya perkara kasasi yang tercantum dalam SKUM kepada petugas
Kas.
6. Pemegang Kas setelah menerima pembayaran panjar biaya perkara kasasi
harus menandatangani dan membubuhkan cap lunas pada SKUM.
7. Pemegang Kas membukukan uang panjar biaya kasasi yang tercantum
dalam SKUM pada buku jurnal keuangan perkara kasasi.
8. Pada hari itu juga, Panitera membuat akta permohonan kasasi yang
lampirkan pada berkas perkara dan mencatat permohonan kasasi tersebut
dalam Buku Register Induk Perkara dan Buku Register Permohonan Kasasi.
9. Permohonan kasasi yanh terdaftar, dalam waktu 7 hari harus telah
diberitahukan kepada pihak lawan.
10. Memori kasasi, selambat-lambatnya 14 hari sesuadah permohonan kasasi
terdaftar, harus sudah diterima pada kepaniteraan PA.
11. Panitera memberikan tandaterima atas penerimaan memori kasasi dan dalam
waktu selambat-lambatnya 7 hari salinan memori kasasi harus diberitahukan
kepada pihak lawan.
12. Kontra memori kasasi selambat-lambatnya 14 hari setelah diberitahukannya
memori kasasi, harus sudah disampaikan kepada kepaniteraan PA untuk
diberitahukan kepada pihah lawan.
13. Dalam waktu 7 hari setelah menerima kontra memori kasasi, PA
memberitahukan kepada pihak yang berperkara untuk memeriksa berkas
perkara (inzage) dengan diberitahukan Relas pemberitahuan, dan dalam
waktu selambat-lambatnya 7 hari sejak diterimanya pemberitahuan dapat
memeriksa berkas perkara dengan dibuatkan akta pemeriksaan berkas
(inzage).
14. Dalam waktu 60 hari sejak permohonan kasasi diajukan, berkas permohonan
kasasi berupa bundel A dan bundel B harus dikirim ke MA.
20

15. Apabila syarat formal tidak dipenuhi oleh pemohon kasasi, berkas perkaranya
tidak dikirimkan ke MA.
16. Panitera PA membuat surat keterangan bahwa permohonan kasasi tersebut
tidak memenuhi syarat formal dan Ketua PA setelah meneliti kebenarannya
membuat penetapan yang menyetakan bahwa permohonan kasasi tersebut
tidak diterima.
17. Salinan penetapan Ketua PA tersebut diberitahukan kepada para pihak sesuai
ketentuan yang berlaku.
18. Dengan penetapan tersebut, maka putusan yang dimohonkan kasasi menjadi
berkekuatan hukum tetap dan terhadap penetapan ini tidak dapat dilakukan
upaya hukum.
19, Petugas kepaniteraan mencatat kode “TMS”(tidak memenuhi syarat formal)
dalam kolom keterangan pada Buku Induk Register Perkara.
20. Ketua PA melaporkannya dengan dilampiri penetapan tersebut kepada MA.
21. Ketua PA harus membaca putusan Kasasi dengan cermat dan teliti sebelum
menyampaikan kepada para pihak.
22. Foto kopi Relas pemberitahuan amar putusan kasasi dikirim ke MA.
23. Mengirim berkas perkara kasasi kepada Mahkamah Agung yang terdiri dari
Bundel A dan Bundel B :
a. Bundel A adalah sama dengan bundel A pada berkas banding.
b. Bundel B, terdiri dari :
1). Permohonan pernyataan kasasi
2).Relaas-relaas pemberitahuan amar putusan banding kepada kedua belah
pihak.
3). Akta permohonan kasasi
4). Surat Kuasa dari pemohon kasasi (bila ada)
5). Relaas pemberitahuan akta permohonan kasasi dari kepada pihak lawan
6). Memori kasasi
7). Tanda Terima memori kasasi
8). Surat keterangan Panitera bila pemohon kasasi tidak mnyerahkan
Memori kasasi
9). Relaas pemberitahuan memori kasasi kepada pihak lawan
10). Kontra memori kasasi
11). Relaas pemberitahuan kontra memori kasasi kepada pihak lawan
12). Relaas pemberitahuan kepada pihak-pihak untuk melihat, membaca,
dan memeriksa berkas perkara (inzage).
13). Salinan putusan PA dan PTA
14). Tanda bukti pengiriman biaya kasasi melalui Bank/Kantor Pos.
15). Surat-surat lain ( bila ada).

D. Pendaftaran Permohonan Peninjauan Kembali (PK)


1. Permohonan PK didaftarkan kepada petugas Meja I.
2. Permohonan PK diajukan dalam waktu 180 hari setelah putusan mempunyai
kekuatan hukum tetap atau sejak ditemukannya bukti baru (novum).
3. Petugas Meja I menentukan besarnya panjar biaya PK yang dituangkan
21

dalam SKUM, yang meliputi :


a. Biaya perkara PK yang dikirimkan ke MA,
b. Ongkos pengiriman biaya perkara PK,
c. Biaya pemmberitahuan pernyataan dan alasan PK,
d. Biaya pemberitahuan jawaban atas permohonan dan alasan PK,
e. Biaya fotokopi penggandaan dan pemberkasan
f. Ongkos pengiriman berkas perkara PK,
g. Ongkos jalan petugas pengiriman. h). Biaya pemberrtahuan amar putusan
PK kepada Termohon dan Termohon PK.
4. Berkas perkara yang telah lengkap dibuatkan SKUM dalam rangkap tiga,
masing-masing:
a. Lembar pertama untuk pemohon
b. Lembar kedua untuk Pemegang Kas,
c. Lembar ketiga dilampirkan dalam berkas permohonan PK.
5. Pertugas Meja I mengembalikan berkas permohonan PK yang dilengkapi
dengan SKUM kepada yang bersangkutan agar membayar biaya yang
tercantum dalam SKUM kepada Pemegang Kas.
6. Pemegang Kas menandatangani dan membubuhkan cap lunas pada SKUM
setelah menerima pembayaran biaya tersebut.
7. Apabila panjar biaya perkara telah dibayar, PA membuat akta permohonan
PK yang dilampirkan pada berkas perkara dan memcatatnya dalam Buku
Register Induk Perkara dan Buku Register PK.
8.Selambat-lambatnya 14 hari, Panitera memmberitahukan permohonan PK
Kepada pihak lawan dengan memberikan salinan permohonan PK
beserta alasan-alasannya.
9.Selambat-lambatnya 30 hari sejak alasan peninjauan PK diterima, jawaban
atas alasan PK harus sudah diserahkan di PA untuk disampaikan kepada
pihak lawan.
10. Jawaban atas permohonan dan alasan PK yang diterima di kepaniteraan PA
harus dibubuhi hari dan tanggal penerimaan yang dinyatakan di atas surat
jawaban tersebut.
11. Dalam waktu 30 hari setelah menerima jawaban tersebut, berkas permohonan
PK berupa bundel A dan bundel B harus dikirim ke MA.
12. Ketua PA harus membaca putusan PK dengan cermat dan teliti sebelum
13. Foto kopi Relas pemberitahuan amar putusan PK supaya dikirim ke MA.
14. Mengirim berkas permohonan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah
Agung, yang terdiri dari Bundel B:
Bundel B terdiri dari :
Permohonan pernyataan PK
a. Relaas pemberitahuan amar putusan banding atau kasasi kepada
pemohon PK
b. Akta permohonan PK
c. Surat permohonan PK dilampiri surat bukti
d. Tanda terima surat permohonan PK
e. Surat Kuasa khusus ( bila ada)
22

f. Surat pemberitahuan dan penyerahan salinanpermohonan PK kepada


pihak lawan
g. Jawaban surat permohonan PK
h. Surat pemberitahuan dan penyerahan salinan jawaban atas permohonan
PK
i. Salinan putusan PA
j. Salinana putusan PTA
k. Salinan putusan kasasi
l. Tanda bukti pengiriman biaya permohonan PK dari Bank/Kantor Pos
m. Surat-surat lain.

E. Persiapan persidangan
1. Penetapan Majelis Hakim.
a. Dalam waktu 3 hari kerja setelah proses registrasi, petugas Meja II
menyampaikan berkas gugatan/permohonan kepada wakil Panitera
untuk disampaikan kepadaKetua PA melalui Panitera dengan dilampiri
formulir Penetapan Majelis Hakim (PMH).
b. Ketua PA dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari kerja menetapkan
Majelis Hakim.
c. Penetapan Hakim Majelis dicatat oleh petugas Meja II dalam Buku
Register Induk Perkara.
2. Penunjukkan Panitera Pengganti.
a. Panitera menunjuk Panitera Pengganti untuk membantu Majelis Hakim dalam
menangani perkara.
b.Panitera pengganti membantu Majelis Hakim dalam persidangan.
c. Penunjukkan Panitera Pengganti dicatat oleh petugas Meja II dalam Buku
Register Induk Perkara.

F. Penetapan Hari Sidang


1. Perkara yang sudah ditetapkan Majelis Hakimnya segra diserahkan kepada
Ketua Majelis Hakim dengan dilengkapi formulir Penetapan Hari Sidang
(PHS).
2.Ketua Majelis Hakim setelah mempelajari berkas dalam waktu 7 hari kerja
harus sudah menetapkan hari sidang melalui musyawarah angota Majelis
Hakim, dan pemeriksaan perkara dilakukan selambat-lambatnya 30 hari
sejak sejak tanggal surat gugatan didaftarkan. Dalam menetapkan hari
sidang, hakim harus memperhatikan jarak tempat tinggal para pihak yang
berperkara dengan tempat persidanga ( PA).
3.Daftar perkara yang akan disidangkan harus sudah ditulis oleh Panitera
Pengganti pada papan pengumuman PA sebelum persidangan dimulai sesuai
nomor urut perkara.
4.Panitera Pengganti harus melaporkan sidang pertama, penundaan sidang
beserta alasannya kepada petugas Meja II.
5. Petugas Meja II harus mencatat laporan Panitera Pengganti tersebut dalam
Buku Register Perkara.
23

G. Pemanggilan Para Pihak.


1). Pemanggilan sidang dilakukan oleh Jurusita/Jurusita Pengganti kepada para
pihak atau kuasanya di tempat tinggalnya.
2). Apabila para pihak tidak dapat ditemui ditempat tinggalnya , maka surat
panggilan diserahkan kepada Lurah/kepala Desa dengan mencatat nama penerima
dan ditandatangani oleh penerima, untuk diteruskan kepada yang bersangkutan.
3). Tenggang waktu antara panggilan dengan hari sidang paling sedikit 3 hari kerja.
4). Surat panggilan kepada tergugat untuk sidang pertama harus dilampiri surat
Gugatan dan Jurusita harus memberitahukan bahwa ia boleh mengajukan jawaban
tertulis yang diajukan dalam sidang dan ditulis dalam Relaas panggilan.
5). Apabila tempat kediaman orang yang dipanggil tidak diketahui atau tidak
mempunyai tempat kediaman yang jelas di Indonesia, maka pemanggilannya
dapat dilaksanakan dengan memperhatikan :
a).Apabila dalam bidang perkawinan:
(1). Pemanggilan dilaksanakan melalui media massa yang ditetapkan oleh
Ketua PA sebanyak 2 kali dengan tenggang waktu 1 bulan antara
pengumuman panggilan pertama dan kedua, dan tenggang waktu minimal 3
bulan antara pengumuman panggilan kedua dengan hari sidang.
(2). Apabila dalam persidangan tergugat tidak hadir, maka gugatan diterima
tanpa hadirnya tergugat, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak
beralasan.
(3). Apabila dalam persidangan pertama perkara belum putus maka dalam
persidangan berikutnya tergugat/termohon tidak perlu dipanggil lagi.
(4). Apabila sebelum hari persidangan yang telah ditetapkan tergugat/termohon
hadir dan/atau diketahui tempat tinggalnya maka penggugat/pemohon harus
memperbaiki surat gugatan/permohonan sesuai dengan tempat tinggal
termohon/tergugat dan selanjutnya panggilan disampaikan ke tempat
tinggalnya.
b). Dalam perkara yang berkenaan dengan harta kekayaan:
(1). Pemanggilan dilakukan melalui Bupati/Walikota dalam walayah yurisdiksi
PA.
(2). Surat panggilan ditempelkan pada papan pengumuman Bupati/Walikota dan
papan pengumuman PA. Dalam hal yang dipanggil meninggal dunia, maka
panggilan disampaikan kepada ahli warisnya. Jika ahli warisnya tidak
dikenal atau tidak diketahui tempat tinggalnya, maka panggilan
dilaksanakan melalui Lurah/Kepala Desa.
(3). Pemanggilan terhadap tergugat/termohon yang berada di luar negeri harus
dikirim melalui Departemen Luar Negeri cq. Dirjen Protokol dan Konsuler
Departemen Luar Negeri dengan tembusan disampaikan kepada Kedutaan
Besar Indonesia di Negara yang bersangkutan. Surat panggilan tersebut
sekaligus sebagai Relaas panggilan.
7). Tenggang waktu antara panggilan dengan hari sidang sekurang-kuragnya 6
bulan sejak permohonan panggilan dikirimkan.

H. Pelaksanaan Persidangan
a. Ketentuan umum.
24

1). Perkara harus diperiksa dan diputus selambat-lambatnya dalam waktu 6 bulan
sejak perkara didaftarkan. Jika dalam waktu tersebut belum putus, ketua Majelis
Hakim harus melaporkan kepada Ketua MA melalui Ketua PA dengan
menyebutkan alasannya.
2). Sidang dimulai pukul 09.00, kecuali ada ketentuan lain dan harus diumumkan
terlebih dahulu.Dan sidang pengadilan harus dilakukan ditempat sidang.
3). Ketua Majelis Hakim bertanggunjawab atas ketertiban dan kelancaran jalannya
persidangan
b. Berita Acara Persidangan
1). Ketua Majelis Hakim bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran berita
cara persidangan dan menandatanganinya sebelum sidang berikutnya.
2). Nomor halaman berita acara sidang harus dibuat secara bersambung dari sidang
pertama sampai sidang terakhir.
3). Pada waktu musyawarah Majelis Hakim semua berita acara harus sudah selesai
diketik dan ditandatangani sehingga dapat dipakai sebagai bahan musyawarah
oleh Majelis Hakim.
c. Putusan
1). Putusan sedapat mungkin diambil berdasarkan hasil musyawarah Majelis Hakim
dengan suara bulat.
2). Pada waktu diucapkan, putusan harus usdah siap dan segera diserahkan kepada
Panitera pengganti untuk diselesaikan lebih lanjut.
3). Jika penggugat/pemohon atau tergugat/termohon tidak hadir dalam sidang
pembacaan putusan, maka Panitera/Jurusita Pengganti harus memberitahukan isi
putusan kepada para pihak yang tidak hadir. Dan bila alamatnya tidak diketahui,
maka pemberitahuan dilakukan lewat Pemda tk.II setempat.
d. Minutasi Berkas Perkara.
1). Ketua Majelis hakim bertanggungjawab atas ketepatan batas waktu minutasi
perkara.
2). Selambat-lambatnya 1 bulan sejak putusan diucapkan berkas harus sudah
diminutasi.
3). Berkas perkara yang telah diminutasi, dijahid dan disegel dengan kertas yang
dibubuhi stempel PA sebagai pengaman.
e. Penyampaian Salinan Putusan
1). Petugas Meja III mengirimkan pemberitahuan tentang telah terjadinya
perceraian yang telah diputus oleh PA kepada Pegawai Pencatat
Nikah(PPN)/Kantor Ursan Agama (KUA) dimana perkawinan dicatat, dan di
tempat para pihak berdomisili.
2). Petugas Meja III juga bertugas menerima dan memberikan tanda terima :
a). Memori Banding
b). Kontra Memori Banding
c). Memori Kasasi
d). Kontra memori Kasasi
e). Jawaban/tanggapan atas alasan PK.
3). Petugas Meja III menyiapkan dan menyerahkan salinan putusan pengadilan
kepada para pihak apabila diminta.
25

I. Pola Register Perkara.


Pengertian dan fungsi :
Registrasi perkara artinya buku daftar yang memuat secara lengkap dan terinci
mengenai perkara yang diterima oleh Pengadilan Agama sejak perkara didaftarkan
sampai dengan diputus serta pelaksanaan putusan.
Registrasi perkara berfungsi ;
1) Sebagai sumber informasi data perkara.
2) Gambaran tentang kegiatan Hakim dan Panitera.
3) Gambaran tentang formasi Hakim dan Panitera.
4) Buku monitor terhadap penyimpanan dan keamanan berkas perkara.
Buku Registrasi terdiri dari :
1) Registrasi Induk Perkara Gugatan.
2) Registrasi Induk Perkara Permohonan
3) Registrasi Permohonan Banding.
4) Registrasi Permohonan Kasasi.
5) Registrasi Permohonan Peninjauan Kembali.
6) Registrasi Surat Kuasa Khusus.
7) Registrasi Penyitaan Barang bergerak.
8) Registrasi Penyitaan Barang tidak Bergerak
9) Registrasi Eksekusi.
10) Registrasi Akta Cerai, dan
11) Registrasi Permohonan Penetapan Pembagian Harta Peninggalan di Luar
Sengketa.

Pengisian Buku Register :


1). Pengisian daftar perkara dalam buku register harus dilakukan dengan tertib
dan cermat
2). Diisi dengan tulisan yang baik dan menghindari menggunakan tinta yang
berbeda
3). Tidak mengguanakan re-Type (type-ex) untuk tulisan yang salah tetapi
dengan cara renvoi
4). Buku Register diberi nomor halaman urut dan yang terakhir ditanda tangani
oleh Ketua Pengadilan, sedang yang lain diparaf.
5). Banyaknya halaman dinyatakan pada halaman awal dan ditanda tangani oleh
Ketua Pengadilan.
6). Buku Induk Perkara memuat seluruh data perkara dalam tingkat pertama,
banding, kasasi, peninjauan kembali, dan eksekusi.
7). Buku Register harus diganti setiap tahun dan tidak boleh digabung dengan
tahun sebelumnya
8). Buku Induk Perkara Gugatan dan Permohonan ditutup setiap bulan. Nomor
urut setiap bulan dimulai dari nomor l, sedang nomor perkara berlanjt untuk satu
tahun.
9). Penutupan Buku Register setiap akhir bulan, ditanda tangani oleh petugas
register, dengan perincian :
a). Sisa bulana lalu : ...................perkara
26

b). Masuk Bulan ini : .................. perkara


c). Putus bulan ini : ................. perkara
d). Sisa bulan ini : .................. perkara
10). Penutupan Buku Register pada setiap akhir tahun, ditanda tangani oleh
Panitera dan Ketua Pangadilan Agama, dengan rincian :
a). Sisa tahun lalu : ................... perkara
b). Masuk tahun ini : ................... perkara
c). Putus tahu ini : ................... perkara
d). Sisa tahun ini : ................... perkara
11). Buku Register Permohonan Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali
ditutup setiap akhir tahun, dengan rincian :
a). Sisa tahun lalu : .................... perkara
b). Masuk tahun ini : ................... perkara
c). Putus tahu ini : ................... perkara
d). Sisa akhir tahun : ................... perkara
(l) Sudah dikirim : .................. perkara
(2) Belum dikirim : .................. perkara

J. Pola keuangan perkara


Pengertian :
Setiap perkara yang masuk ke Pangadilan dikenakan biaya perkara sesuai
dengan peraturan yang berlaku, kecuali perkara prodeo.
Biaya perkara digolongkan menjadi dua : biaya kepaniteraan yang besarnya
ditetapkan oleh Mahkamah Agung dan harus disetur ke Kas Negara, dan biaya
proses yang besarnya ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Agama.

Pencatatan Biaya perkara :


Setiap penerimaan dan pengeluaran uang harus dicatat dan dibukukan dalam
buku register :

1). Pemegang Kas melakukan tugas-tugas administrasi biaya perkara.


2). Biaya administrasi untuk perkara gugatan/permohonan dikeluarkan pada saat
telah diterimanya panjar biaya perkara.
3). Biaya materai dan redaksi dikeluarkan pada saat perkara diputus.
4). Seminggu sekali Pemegang Kas menyerahkan uang kepaniteraan kepada
benadaharawan penerima untuk disetorkan ke Kas Negara. Setiap penyerahan,
besarnya uang dicatat dalam Buku Penerimaan uang kepaniteraan dengan
dibubuhi tanggal dan tandatangan serta nama Bendaharawan Penerima.
5). Pengeluaran uang biaya penyelenggaraan peradilan (untuk ongkos-ongkos
panggilan, pemberitahuan, pelaksanaan sita, pemeriksaan setempat, sumpah,
penerjemah, dan eksekusi) harus dicatat dengan tertib dalam masing-masing
buku jurnal sesuai dengan keperluan yang nyata.
6). Pemegang Kas mencatat penerimaan dan pengeluaran uang setiap hari dalam
Buku jurnal yang bersangkutan dan mencatat dalam buku kas bantu yang dibuat
rangkap dua, lembar pertama disimpan oleh Pemegang Kas dan lembar kedua
diserahkan kepada penitera sebagai laporan.
27

7). Buku Keuangan Perkara terdiri dari :


a). Buku Jurnal Perkara Gugatan
b). Buku Jurnal Perkara Permohonan
c). Buku Jurnal Pemohonan Banding
d). Buku Jurnal Permohonan Kasasi
e). Buku Jurnal Permohonan PK
f). Buku Jurnal Permohonan Eksekusi
g). Buku Induk Keuangan Perkara
h). Buku Induk Biaya Eksekusi
i). Buku Penerimaan Uang Kepaniteraan
j). Buku Jurnal Biaya Penyitaan
k). Buku Keuangan Konsinyasi.

8). Buku Jurnal Keuangan Perkara digunakan untuk mencatat penerimaan dan
pengeluaran biaya untuk setiap perkara :
a). Untuk perkara tingkat pertama dimulai dengan penerimaan dan ditutup pada
tanggal perkara diputus.
b). Untuk perkara banding, kasasi dan PK dimulai dengan penerimaan panjar dan
ditutup pada tanggal pemeberitahuan putusan pada tingkat masing-masing
kepada para pihak.
c). Untuk permohonan eksekusi dimulai dengan penerimaan panjar dan ditutup
pada tanggal selesai pelaksanaan eksekusi.
9). Buku Jurnal diberi nomor halaman, halamn pertama dan terakhir ditandatangani
Ketua Pengadilan Agama dan halaman lainnya diparaf.
10). Banyaknya halaman pada setiap buku jurnal dinyatakan oleh Ketua Pengadilan
Agama pada halaman awal dan ditandatangani oleh Ketua PA.
11). Buku Induk Keuangan Perkara digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan
penerimaan dan pengeluaran dari seluruh perkara ( kecuali biaya eksekusi dicatat dalam
buku jurnal eksekusi).
12). Penutupan buku register keuangan dilakukan oleh Panitera dan diketahui oleh
Ketua PA.
13). Bila terjadi selisih antara buku register dengan Kas , maka harus dijelaskan
alasnya.
14). Ketua PA sebelum menandatangani buku register harus meneliti kebenaran
keadaan buku register dengan Kas atau di Bank.
15). Ketua PA setiap saat dapat memerintahkan kepada Panitera untuk menutup
buku register dan meniliti kebenarannya dengan Kas/Bank.
16). Buku Jurnal dan Buku Induk Keuangan setiap tahun harus diganti.

K. Pola Laporan Perkara


Pengertian : Laporan adalah pemberitahuan secara tertulis tentang keadaan perkara,
keuangan dan kegiatan hakim PA.
Laporan berfunsi sebagai :
1).. Alat Pantau segala tingkah laku dan perbuatan hakim dan pejabat kepaniteraan
oleh MA dan PTA.
2). Bahan untuk meneliti kebenaran dan evaluasi yang dibutuhkan oleh PA dan PTA.
28

3). Bahan bagi MA untuk mengevaluasi hasil pengawasan PTA, bahan bagi PTA
untuk mengetahu evaluasi hasil pengawasan PA.
4). Bahan untuk mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh PA.
Macam-macam laporan :
Laporan PA terdiri dari :
a). Laporan keadaan perkara
b). Laporan perkara yang dimohonkan banding
c). Laporan perkara yang dimohonkan kasasi
d). Laporang yang dimohonkan kasasi
e). Laporanperkara yang dimohonkan eksekusi
f). Laporan kegiatan hakim
g). Laporan Keuangan perkara
h). Laporan jenis perkara
5). Asli laporan dikirim kepada Ketua PTA, sedang lembar rangkap dikirim kepada MA
6). Laporang keadaan perkara, laporan keadaan perkara, laporan keuangan dan laporan
jenis perkara dibuat setiap akhir bulan.
7). Laporan keadaan perkara yang dimohonkan banding, kasasi, PK, eksekusi dibuat
setiap 4 bulan, April, Agustus dan Desember.
8). Laporan kegiatan hakim dibaut setiap 6 bulan, dan laporak keuangan dibuat setiap
bulan.\

L. Pola Kearsipan Perkara :


Pengertian : Arsip perkara adalah Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh PA.
Arsip berfunsi sebagai pusat ingatan dan dapat dijadikan sebagai bahan dalam
rangka pembinaan hukum nasional. Arsip mempunyai nilai administrasi, nilsi hukum,
nilai keuangan, nilai penelitian, dan niali dokumentasi.
1).Jenis arsip berkas perkara dibedakan menjadi dua:
a). Arsip aktif (perkara yang masih berjalan), yaitu berkas perkara yang telah diputus
dan diminutasi tetapi masih dalam proses kasasi atau PK sehingga masih memerlukan
penyelesaian akhir.
b). Arsip pasif, yaitu berkas perkara yang putuannya telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dan tidak memerlukan penyelesaian akhir.
2). Setelah berkas perkara diminutasi, maka petugas meja III menyimpan berkas
perkara untuk keperluan arsip.
3). Berkas perkara yang masih aktif dikelola oleh Panitera Muda Banding/petugas yang
bertanggung jawab untuk itu, sedangkan arsip berkas perkara pasif dipindahkan
pengelolaannya pada Panitera Muda Hukum.
4). Penataan berkas perkara dan arsip berkas perkara dilakukan dalan 3 tahap :
a). Pendataan dan pemisahan berkas perkara aktif dan tidak aktif
b)Membuat daftar isi pada box, mamasukkan berkas perkara dalam box, dan
membuat daftar ibi Rak/Almari
c). Memisahkan berkas yang sudah mencapai masa penghapusan ( 30 tahun) dan
berkas perkara yang memiliki nilai sejarah untuk tetap disimpan.

II. Peneimaan Perkara di PTA


a). Pendaftaran Perkara Banding
29

a.Penerimaan Berkas Perkara


1). Berkas perkara banding yang dikirim oleh PA diterima oleh Petugas Meja I,
dan mengecek kelengkapannya.
2). Berkas yang sudah lengkap diserahkan kepada petugas Meja II untuk dicatat
dalam Buku Register Perkara Banding.
3) Berkas perkara yang diterima berupa Bundel A asli dan Bundel B dari
PA( sesuai dengan penerimaan perkara banding di PA)

b. Keuangan Perkara
1). Buku keuangan perkara terdiri dari :
a). Buku Jurnak Keuangan Perkara
b). Buku Induk Keuangan Perkara
c). Buku Penerimaan Uang Hak-hak Kepaniteraan.
2). Buku keuangan harus diberi nomor ( sama dengan PA )
3). Pencatatan keuangan( pembukaan dan penutupan) sama dengan buku
keuangan PA.

c.Registrasi Perkara
1. Registrasi perkara baru dapat dilakukan setelah biaya perkara diterima oleh
Pemegang Kas dan dicatat dalam Buku Jurnal.
2. Petugas Meja II mencatat perkara dalam buku register perkara banding sesuai
dengan urutan nomor dan tanggal penerimaan.
3. Penulisan buku register dari awal sampai dengan akhir ( penutupan) sama
dengan Buku register PA.

c. Persiapan Persidangan

1. Berkas yang telah diregister dilengkapi formulir Penetapan Majelis Hakim


untuk diserahkan kepada Ketua PTA melalui wakil Panitera dan Panitera.
2. Ketua PTA membuat Penetapan Majelis Hakim
3. Panitera membuat penunjukan Panitera Pengganti untuk membantu sidang
4. Petgas Meja II mencatat susunan Majeleis Hakim dan Panitera Pengganti serta
menyerahkan berkas perkara kepada Majelis Hakim.
5. Setelah perkara diputus, Meja mengirim kembali berkas bundel A asli beserta
putusan PTA kepada PA.

d. Laporan Perkara
1. PTA membuat laporan tentang keadaan perkara dan keuangan setiap bulan,
serta laporan kegiatan hakim setiap 6 bulan.
2. Laporan PTA meliputi :
a. Laporan keadaan perkara
b. Laporan Kegiatan Hakim
c. Laporan Keuangan perkara.
3. PTA membuat evaluasi atas laporang bulanan, keadaan perkara dari seluruh
PA diwilayahnya.
30

4. Setiap akhir tahun PTA membuat rekapitulasi atas laporan seluruh PA


diwilayah nya serta mengirikan kepada MA.
e. Kearsipan berkas perkara Banding
1. Setelah salinan putusan dan Bundel A dikirim ke PA, maka bundel B dan asli
putusan diserahkan kepada petugas Meja III untuk di arsip.
2. Arsip dibedakan menjadi 2, yaitu arsip aktif dan arsip pasif. Berkas perkara aktif
diserahkan kepada Panitera Muda Banding, sedangkan berkas perkara pasif
diserahkan kepada Panitera Muda Hukum.
3. Penataan dan pembenahan arsip dilakukan dalam 3 tahap, seperti pada PA.

Anda mungkin juga menyukai