Anda di halaman 1dari 9

WIRA AHMAD JABBAR SH MH LAW FIRM

FOR JUSTICE AND FAIRNESS


RUKO ALAM SUTERA BSD, TANGERANG SELATAN

EKSEPSI DAN JAWABAN


Dalam Perkara No. 001/B/PDT/12/2016/PN TANGERANG
Di Pengadilan Negeri Tangerang

Antara

Agung sebagai PENGGUGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI

Melawan

Bambang Kusuma sebagai TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI

Tangerang, 5 Desember 2016


Tangerang, 05 Desember 2016
Kepada Yang Terhormat
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Perdata No. 001/B/PDT/12/2016
Pada Pengadilan Negeri Tangerang
Di
Tempat
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan hormat,

Yang bertandatangan dibawah ini:


1. Wira Ahmad Jabbar,S.H.,M.H.
2. Roni Sanjaya,S.H.
3. Udin Samsudin,S.H.
4. Otomosi Daeli,S.H.
5. Krisna Sunu Pratama,S.H.
6. Juliana Nasution,S.H.
7. Nuraini,SH.
8. Yuli Anti Sari,SH.
9. Rianto Hutabarat,SH.
10. Rina Oktavia,SH.
11. Sepredi,SH.
12. Michael Hasudungan,SH.

Kesemuanya Advokat pada Kantor Advokat (Law Firm) Wira Ahmad Jabbar &
Partners, berkantor di Ruko Alam Sutera BSD, Tangerang Selatan, dalam hal
ini bertindak untuk dan atas nama TERGUGAT Bambang Kusuma
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 1 Desember 2016
(terlampir),dengan ini mengajukan EKSEPSI/KEBERATAAN dan JAWABAN atas
Surat Gugatan yang diajukan oleh Agung pada tanggal 25 November 2016,
di Pengadilan Negeri Tangerang, sebagaimana terdaftar dalam Register
Perkara Perdata Nomor: No. 001/B/PDT/12/2016/PN TANGERANG

DALAM KONPENSI

 DALAM EKSEPSI:

1. Gugatan Penggugat Bahwa pada prinsipnya, TERGUGAT menolak secara


tegas dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh PENGGUGAT, kecuali dalil-dalil
yang secara tegas diakui kebenarannya oleh TERGUGAT.

2. Gugatan PENGGUGAT tidak jelas dan kabur (Obscure Libel).

Bahwa gugatan PENGGUGAT a quo adalah kabur dan tidak jelas (obsure
libel). Kekaburan dan ketidakjelasan tersebut kami kemukakan
berdasarkan alasan-alasan hukum sebagai berikut:

2.1. Posita dalam surat gugatan PENGGUGAT mengatakan bahwa


“TERGUGAT telah melakukan perbuatan wanprestasi kepada
penggugat dan perkara ini akan diadili di Pengadilan Negeri Jakarta”.
Padahal Jelas didalam perjanjian tertulis jika ada perselisihan maka
akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tangerang sebagai kompetensi
relatif. Bahwa dengan mengemukakan dalil tersebut mengakibatkan
gugatan penggugat menjadi kabur dan tidak jelas.

2.2. Bahwa dalam surat gugatan PENGGUGAT juga menyatakan


bahwa TERGUGAT telah melakukan perbuatan wanprestasi karena
tidak memberikan kunci rumah terhadap perjanjian sewa menyewa,
yang menjadi kabur dan tidak jelas disini adalah rumah Tergugat yang
mana yang dimaksud oleh PENGGUGAT. PENGGUGAT tidak
menjelaskan secara rinci alamat yang menjadi objek dalam surat
gugatan tersebut mengakibatkan gugatan kabur dan tidak jelas.
3. Gugatan PENGGUGAT tidak pada tempatnya

Bahwa gugatan PENGGUGAT a quo adalah tidak pada tempatnya


diajukan, sehingga menyebabkan kecacatan formil dalam gugatan a quo,
kecacatan tersebut kami kemukakan berdasarkan alasan hukum sebagai
berikut:

3.1. Posita dalam surat gugatan PENGGUGAT mengatakan bahwa


TERGUGAT telah melakukan pelanggaran pasal 378 KUHP, yang mana
hal itu diajukan tidak pada tempatnya diajukan oleh PENGGUGAT,
karena mengenai penggabungan perkara perdata dan pidana, diatur
dalam pasal 98 ayat (1) KUHAP menyatakan :

“ jika suatu perbuatan yang menjadi dasar dakwaan di dalam suatu


pemeriksaan perkara pidana oleh pengadilan Negeri menimbulkan
kerugian bagi orang lain, maka hakim ketua sidang atas permintaan
orang itu dapat menetapkan untuk menggabungkan perkara gugatan
ganti kerugian Kepada perkara pidana itu “

dimana yang menjadi dasar adalah perkara pidana, dan bukanlah


sebaliknya, Bahwa dengan mengemukakan dalil tersebut
mengakibatkan gugatan penggugat menjadi cacat formil.

4. PENGGUGAT tidak berhak menggugat apabila PENGGUGAT tidak


melaksanakan kewajiban sesuai yang diperjanjikan (non adimpleti
contractus).

Bahwa PENGGUGAT telah sepakat dengan TERGUGAT untuk melakukan


perjanjian sewa meyewa rumah dalam jangka waktu satu Tahun ( 12
Bulan ) dengan uang sewa sebesar Rp 50.000.000/Tahun. Tetapi
senyatanya PENGGUGAT tidak melaksanakan perjanjian, dengan
dimintanya kembali uang sewa tersebut sebelum terpenuhinya waktu
perjanjian sehingga PENGGUGAT tidak berhak mengajukan gugatan
sebelum PENGGUGAT menyelesaikan kewajibannya telebih dahulu.

 DALAM POKOK PERKARA

TERGUGAT mohon agar hal-hal yang telah diuraikan dalam EKSEPSI di atas
dianggap merupakan bagian yang tidak terpisahkan DALAM POKOK PERKARA
ini.

Bahwa pada prinsipnya, TERGUGAT menolak secara tegas seluruh dalil-dalil


gugatan yang ddiajukan oleh PENGGUGAT, kecuali dalil-dalil yang secara
tegas diakui kebenarannya oleh TERGUGAT.

1. Bahwa TERGUGAT menolak posita butir (7) yang menyatakan bahwa


TERGUGAT belum menyerahkan kunci rumah kepada Agung selaku
PENGGUGAT, senyatanya kunci telah diserahkan sebelumnya, namun
PENGGUGAT menolak menerima karena PENGGUGAT menganggap plafon
rumah dalam keadaan rusak, sehingga meminta TERGUGAT memperbaiki
hingga dalam keadaan yang dinilai PENGGUGAT baik dan layak dihuni,
dan PENGGUGAT sepakat jika TERGUGAT menggunakan uang sewa yang
telah dibayarkan PENGGUGAT untuk memperbaikinya, dan hal ini dapat
dibuktikan nantinya dengan saksi yang akan dihadirkan TERGUGAT.
Bagaimana mungkin TERGUGAT hendak mengembalikan uang
pembayaran dari perjanjian tersebut sedangkan PENGGUGAT sendiri
memberikan izin untuk digunakannya uang dalam perjanjian tersebut.

2. Bahwa TERGUGAT menolak posita butir (8) tentang adanya pengiriman


surat somasi oleh PENGGUGAT yang dilakukan oleh PENGUGAT sendiri dan
atau oleh Kuasanya, karena senyatanya sampai dibuatnya surat eksepsi
dan Jawaban ini tertanggal 5 Desember 2016, kami selaku kuasa dan oleh
atau TERGUGAT belum menerima apa yang disebut surat somasi yang
dinyatakan oleh PENGGUGAT.

3. Bahwa TERGUGAT menolak posita butir (12) tentang perbuatan


wanprestasi dan permintaan ganti rugi yang dinyatakan PENGGUGAT,
karena sehubungan dengan Jawaban TERGUGAT pada posita butir (8)
tentang tidak adanya surat somasi yang dimaksud oleh PENGGUGAT,
maka TERGUGAT tidak dapat dinyatakan wanprestasi terhadap perjanjian
sewa menyewa yang dibuat oleh pihak PENGGUGAT dan TERGUGAT,
dikarenakan suatu perbuatan dinyatakan sebagai wanprestasi jika sudah
diterimanya surat somasi sebagai unsur deklaratif dan konstitutif sebagai
dasar seseorang melakukan perbuatan wanprestasi, hal ini diatur dalam
pasal 1238 Kitab Undang-undang Hukum Perdata menyatakan :

“ Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan


Sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya
sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang harus dianggap lalai
dengan lewatnya waktu yang ditentukan.”

DALAM REKONPENSI

1. Bahwa didalam gugatan REKONPENSSI ini, TERGUGAT dalam konpensi


mohon disebut PENGGUGAT REKONPENSI, sedangkan PENGGUGAT dalam
konpensi mohon disebut sebagai TERGUGAT REKONPENSI

2. Bahwa pada tanggal 5 Desember 2016, TERGUGAT REKONPENSI melalui


Pengadilan Negeri TANGERANG.

3. Bahwa adapun alasan TERGUGAT REKONPENSI mengajukan gugatan


kepada PENGGUGAT sebagaimana tersebut Posita Surat Gugatan
TERGUGAT REKONPENSI butir 7, 8, 12 jelas-jelas telah merugikan
PENGUGAT REKONPENSI dengan menuduh PENGGUGAT REKONPENSI
wanprestasi atau tidak melaksanakan kewajibannya dengan tidak
memberikan kunci rumah sesuai dalam perjanjian tanpa ada bukti yang
jelas.

4. Bahwa tuduhan TERGUGAT REKONPENSI dalam surat gugatannya tersebut


jelas-jelas merupakan bentuk perbuatan melawan hukum dan telah
merugikan PENGUGAT REKONPENSI.

5. Bahwa akibat perbuatan melawan hokum yang dilakukan TERGUGAT


REKONPENSI tersebut, PENGGUGAT REKONPENSI mengalami kerugian
materiil maupun kerugian immaterial.

a. Kerugian MATERIIL berupa biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam


rangka mengurus perkara ini, yaitu sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta
rupiah)

b. Kerugian IMATERIIL yang jumlahnya tidak dapat dinilai dengan uang,


akan tetapi PENGUGAT REKONPENSI menggangap layak dan memadai
TERGUGAT REKONPENSI dihukum untuk membayar ganti rugi dalam
hal ini sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

6. bahwa akibat yang diderita oleh PENGGUGAT REKONPENSI adalah


RUSAKNYA REPUTASI PENGGUGAT REKONPENSI sebagai Walikota yang
menyelenggarakan fungsi pemerintahan dengan baik menjadi buruk
dipandangan masyarakat dan perusahaan-perusahaan tidak mau lagi
melakukan kerjasama dengan PENGUGAT REKONPENSI.

7. Bahwa oleh karena perbuatan melawan hukum TERGUGAT REKONPENSI


telah mencemarkan nama baik, maka layak apabila TERGUGAT
REKONPENSI dihukum untuk meminta maaf secara tertulis kepada
PENGGUGAT REKONPENSI melalui media cetak.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, mohon Majelis Hakim Pemeriksa


Perkara a quo berkenan menjatuhkan Putusan sebagai berikut :

DALAM KONPENSI
 DALAM EKSEPSI

Menerima eksepsi TERGUGAT KONPENSI untuk seluruhnya

 DALAM POKOK PERKARA

Menolak gugatan PENGGUGAT KONPENSI seluruhnya.

DALAM REKONPENSI

1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT REKONPENSI seluruhnya.

2. Menyatakan TERGUGAT REKONPENSI telah melakukan perbuatan


melawan hukum.

3. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI membayar ganti rugi materil dan


immaterial total sebesar Rp.7.000.000,- (tujuh juta rupiah)

4. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk meminta maaf secara tertulis


melalui media cetak kepada PENGGUGAT REKONPENSI.

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

Menghukum PENGGUGAT KONPENSI/TERGUGAT REKONPENSI membayar


biaya perkara.

SUBSIDER

Mohon Putusan yang seadil-adilnya. (Ex Aequo et Bono)

Hormat Kami,

Law Firm Wira Ahmad Jabbar dan Partners


WIRA AHMAD JABBAR, SH, MH.

RONI SANJAYA, SH.

UDIN SAMSUDIN, SH.

KRISNA SUNU PRATAMA, SH.

JULIANA NASUTION, SH.

MICHAEL HASUDUNGAN, SH.

RIANTO HUTABARAT, SH.

YULI ANTI SARI, SH.

NURAINI, SH.

SEPREDI, SH.

OTOMOSI DAELI, SH.

RINA OKTAVIA, SH.

Anda mungkin juga menyukai