Anda di halaman 1dari 47

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Media berasal dari bahasa Latin medius yang
secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara (‫ )و َس ائِل‬atau pengantar
pesan dari pengirim kepada pada penerima pesan 1. Pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual dan verbal. Dalam sebuah hadist berikut menunjukkan
pentingnya media.

ُّ ‫ص ا ِر‬ ِ ِ ٍ
‫ي قَ َال‬ َ ْ‫َح َّدثَنَا احْلَ َس ُن بْ ُن حُمَ َّمد قَ َال َح َّد َثنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن َعْب د اللَّه اأْل َن‬
‫س َع ْن‬ ٍ َ‫َح َّدثَيِن أَيِب َعْب ُد اللَّ ِه بْ ُن الْ ُمَثىَّن َع ْن مُثَ َام ةَ بْ ِن َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن أَن‬
‫اب َر ِض َي اللَّهُ َعْن هُ َك ا َن إِذَا قَ َحطُ وا‬ ِ َّ‫َن عُم ر بْن اخْلَط‬ ٍِ ِ َ‫أَن‬
َ َ َ َّ ‫س بْ ِن َمال ك أ‬
‫ك‬َ ‫ب َف َق َال اللَّ ُه َّم إِنَّا ُكنَّا َنَت َو َّس ُل إِلَْي‬ِ ِ‫اس بْ ِن َعْب ِد الْمطَّل‬ ِ َّ‫استَ ْس َقى بِالْ َعب‬
ْ
ُ
)‫اس ِقنَا قَ َال َفيُ ْس َق ْو َن‬ ْ َ‫ك بِ َع ِّم نَبِِّينَ ا ف‬
ِ
َ ‫بِنَبِِّينَ ا َفتَ ْس قينَا َوإِنَّا َنَت َو َّس ُل إِلَْي‬
)٩٥٤ ‫صحيح البخاري‬
Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin
Muhammad berkata: telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin 'Abdullah Al Anshari berkata: telah
menceritakan kepadaku bapakku 'Abdullah bin Al
Mutsanna dari Tsumamah bin 'Abdullah bin Anas dari

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,( Jakarta:Rajawali Pers,


1

2017), Hlm.3
2

Anas bin Malik bahwa Umar bin Al Khaththab


radliyallahu 'anhu ketika kaum muslimin tertimpa
musibah, ia meminta hujan dengan berwasilah kepada
'Abbas bin 'Abdul Muththalib seraya berdo'a: "Ya
Allah, kami meminta hujan kepada-Mu dengan
perantaraan Nabi kami, kemudian Engkau menurunkan
hujan kepada kami. Maka sekarang kami memohon
kepada-Mu dengan perantaraan paman Nabi kami,
maka turunkanlah hujan untuk kami." Anas berkata:
"Mereka pun kemudian mendapatkan hujan." (Shohih
Bukhori:905).

Dalam hadist berikut menunjukkan dengan media yang


tepat maka maksud dan tujuan seseorang akan tersampaikan
dengan baik.
Media audio visual juga sering dikaitkan dengan teknologi
audio visual yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan
visual2.Media audiovisual untuk pengajaran adalah bahan yang
mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau
piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar
mengajar.3
Belajar dapat dilakukan di sembarang tempat,
kondisi, dan waktu. cepatnya informasi lewat radio,televisi,
2
Joni Purwono ,”Jurnal Teknologi Pendidikan dan
Pembelajaran”, Penggunaan Media Audio-Visual pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Pacitan, April, 2014 hlm.130
3
Muhammad Ridwan, Perbandingan Penggunaan Media
Pembelajaran Visual dan Media Pembelajaran Audio Visual
Terhadap Peningkatan Kemampuan Smash dalam Permainan Sepak
Takraw MTsn Pangkep, Universitas Negeri Makassar, hlm.5
3

film, wisatawan, surat kabar, majalah, dapat mempermudah


belajar.4 Dengan pernayataan tersebut tentu media
pembelajaran berbasis audio visual akan mempermudah
penyampaian pesan.
Hasil belajar merupakan sebuah tindakan evaluasi
yang dapat mengungkap aspek proses berpikir (cognitive
domain) juga dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu
aspek nilai atau sikap (affective domain) dan aspek
keterampilan (psychomotor domain) yang melekat pada diri
setiap individu peserta didik.5 Dengan hasil belajar dapat
terungkap pencapaian siswa setelah melalui proses
pembelajaran.
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran
yang mengharuskan pesrta didik untuk berimajinasi dengan
peristiwa-peristiwa yang tertuang dalam materi, maka jika
mata pelajaran ini diterangkan hanya dengan metode ceramah
tanpa adanya media yang mendukung maka siswa akan bosan
yang kemudin berakibat pada tidak tersampaikannya materi
dengan baik dan sulit bagi peserta didik untuk memahami
materi.
Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Nurul
Ulum Banjarjo yang terletak di Jalan Raya Surabaya no. 27
desa Banjarjo RT.01 RW. 04 Kecamatan Padangan Kabupaten
Bojonegoro. Yang mana MI Nurul Ulum Banjarjo ini telah
berdiri sejak 02 September 1947 didirikan oleh KH. Achmad

4
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,
(Jakarta:Rineka Cipta 2013), hlm. 185
5
Budi Tri Siswanto, “Jurnal Pendidikan Vokasi”, Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran
Praktik Kelistrikan Otomotif SMK di Kota Yogyakarta, Yogyakarta,
Februari, 2016 hlm.114
4

Bishri, MI Nurul Ulum memiliki siswa yang berjumlah 176


siswa, 16 Guru dan 3 tenaga kependidikan.
Menurut penuturan para pengajar Sejarah
Kebudayaan Kelas V di MI Nurul Ulum Banjarjo, bahwasanya
masih banyak Peserta didik yang sulit untuk memahami
beberapa materi sehingga mengakibatkan buruknya hasil
belajar siswa di saat ulangan. Juga kurangnya pembelajaran
yang bervariasi tentunya sulit bagi siswa untuk termotivasi.
Berangkat dari penuturan pengajar tersebut peneliti ingin
membuat suatu trobosan dalam pembelajaran yaitu
pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual,
nantinya peneliti ingin mengetahui apakah media ini efektif
dalam pembelajaran. Maka dari itu sesuai ulasan di atas
peneliti ingin membuat penelitian dengan judul:
“EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN
ISLAM KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYYAH
NURUL ULUM BANJARJO KECAMATAN PADANGAN
KABUPATEN BOJONEGORO”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah penelitian yang muncul diatas, yaitu


belum diketahui apakah penggunaan strategi guided teaching
dapat mempengaruhi hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam,
maka dapat dikenali variabel variabel penelitian sebagai
berikut:
a. Penggunaan media audio visual. Variabel ini
diberlakukan sebagai variabel bebas ( independent variabel )
yaitu Variabel yang menjadi penyebab dari suatu masalah.
Kemudian diberi simbol X
5

b. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah


Kebudayaan Islam. Variabel ini diberlakukan sebagai variabel
terikat (Dependent Variabel ) yaitu Variabel yang terikat oleh
variabel lainnya. Kemudian diberi simbol huruf Y

C. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi perluasan objek dalam suatu


permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI Nurul
Ulum Banjarjo.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran sejarah kebudayaan islam di MI Nurul
Ulum?
2. Bagaimanakah hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam
pada peserta didik kelas V MI Nurul Ulum
menggunakan media pembelajaran audio visual?
3. Bagaimanakah efektivitas penggunaan media
pembelajaran audio visual terhadap hasil belajar
Sejarah Kebudayaan Islam pada peserta didik kelas V
MI Nurul Ulum?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


I. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan
penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran sejarah kebudayaan islam di MI
Nurul Ulum.
6

2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan hasil


belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada peserta
didik kelas V MI Nurul Ulum menggunakan
media pembelajaran audio visual.
3. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan
efektivitas penggunaan media pembelajaran
audio visual terhadap hasil belajar Sejarah
Kebudayaan Islam pada peserta didik kelas V MI
Nurul Ulum.

II. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritik
1. Penelitian ini dapat berguna dalam
pengembangan, pembangunan dan
peningkatan khazanah ilmiah dalam upaya
meningkatkan hasil belajar peserta di MI
Nurul Ulum Banjarjo
2. Penelitian ini dapat memperkaya dan
memperdalam wawasan dalam
meningkatkan hasil belajar bagi peserta
didik di MI Nurul Ulum Banjarjo
b. Manfaat sosial praktis
1. Bagi Lembaga dan Guru
Sebagai masukan bagi para guru di
MI Nurul Ulum Banjarjo untuk melakukan
peningkatan hasil belajar peserta didik.
2. Bagi Peserta didik
Sebagai masukan bagi peserta didik di
MI Nurul Ulum agar meningkatkan hasil
belajar Sejarah Kebudayaan Islam
7

F. Sistematika
Untuk dapat memberikan gambaran mengenai
penelitian ini dapat disusun sistematika sebagai berikut :
Bab I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, diuraikan tentang latar belakang masalah,
Identifikasi Variabel dan Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian dan signifikasi penelitian, dan sistematika
pembahasan

Bab II : KAJIAN TEORI


Dalam bab ini berisikan kajian teori, meliputi tinjauan
tentang tinjauan media audio visual, tinjauan tentang hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam , tinjauan tentang hubungan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan
menggunakan media Audio Visual, penelitian yang
relevan, kerangka berfikir dan hipotesis

Bab III : METODE PENELITIAN


Dalam bab ini berisikan tujuan penelitian, waktu dan
tempat penelitian, variabel penelitian, jenis Data, Sumber
Data, Populasi, sample , teknik pengambilan sampel dan
Teknik Analisis data

Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum MI Nurul
Ulum Banjarjo, Visi dan Misi, stuktur organisasi, keadaan
sarana prasarana, keadaan guru, karyawan dan siswa serta
penyajian analisis data.

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN


8

Penutup yang berisi tentang kesimpulan dari pokok-pokok


permasalahan dan saran-saran yang berhubungan dengan
penelitian.
9

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Media Audio Visual

1. Pengertian media audio-visual

Menurut Wina Sanjaya dalam Joni Purwono


“Media audio- visual adalah media yang mempunyai
unsur suara dan unsur gambar yang bisa dilihat,
misalnya rekaman video, slide, suara, dan sebagainya”. 6
Dalam prakteknya, umumnya media audio visual
divisualisasikan dengan alat bantu seperti laptop atau
komputer, LCD proyektor dan pengeras suara.
Febliza dan Afdal menyatakan bahwa media
audio visual adalah sebuah cara pembelajaran dengan
menggunakan media yang mengandung unsur suara dan
gambar, dimana dalam proses penyerapan materi
melibatkan indra penglihatan dan indra pendengaran.
Dengan pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa media audio visual adalah sebuah media yang
dapat menyajikan suara dan gambar dalam proses
pembelajaran sehingga dalam penyerapan materi
melibatkan indera penglihatan dan pendengaran.
Azhar Arsyad menjelaskan bahwa Dengan
belajar menggunakan indera ganda (pandang dan

6
Joni Purwono, “Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran
Vol.2,No.2”, Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Pacitan,April, 2014, hlm. 130
10

dengar) memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa


akan belajarsiswa akan belajar lebih banyak dari pada
jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus
pandang atau hanya stimulus dengar. Para ahli
memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu.
Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera
pandang dan indera dengar sangat menonjol
perbedaanya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang
diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5%
diproleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan
indera lainnya.
Sementara itu, Dale dalam Zainul Aqib
memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar
melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera
dengar sekitar 13% dan melalui indera lainnya sekitar
12%7. Sedangkan menurut Peoples, (1988) seluruh
pengetahuan yang kita peroleh didapatkan dari 75%
melihat, 13% mendengar dan 12% dari mengecap
mencium dan meraba8.
Bahkan Nabi pun mengajarkan sholat kepada
umatnya dengan cara melihat langsung atau
memberikan contoh langsung agar dapat dilihat
sebagaimana hadist berikut.
‫ُص لِي (رواه البخ ارى‬
َ ‫ص لُّوا َك َم ا َرأَيتُ ُميِن أ‬
َ
)‫مسلم‬

7
Ibid hlm. 12-13
8
Zainul Aqib, Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif),(Bandung:Yrama Widya), 2019, hlm. 48
11

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku


shalat.” (HR. Al-Bukhari Muslim)9
Didalam Al-qur’an konsep media audio dan
media visual ini di jelas kan dalam Surat Al-Isra’ ayat
14 dan Al- Baqoroh ayat 31 sebaagai berikut :

ِ
‫ك‬ َ ‫ا ْق َرأْ كِتَابَ ۗكَ َك ٰفى بَِن ْف ِس‬
َ ‫ك الَْي ْو َم َعلَْي‬
١٤‫َح ِسْيبً ۗا‬

"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu


ini sebagai penghisab terhadapmu".
Dalam ayat tersebut media audio diisyaratkan dengan
kata “bacalah” yang mana dengan membaca kemudian
dapat menimbulkan suara.
Selanjutnya pada surat Al-Baqoroh ayat 31
dijelaskan mengenai media visual.
‫ض ُه ْم َعلَى‬ َ ‫َو َعلَّ َم اٰ َد َم ااْل َمْسَاۤءَ ُكلَّ َه ا مُثَّ َعَر‬
‫ ُؤاَل ۤ ِء اِ ْن ُكْنتُ ْم‬Qٓ‫الْ َم ٰلۤ ِٕى َك ِة َف َق َال اَ بُِۢٔٔـ ْنُْويِن ْ بِاَمْسَاِۤء ٰه‬
٣١ َ ‫ص ِدقِنْي‬ ٰ

“Dan dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama


(benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda
itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!".

9
https://darussalaf.or.id/sifat-shalat-nabi-bagian-2/
12

Dari ayat diatas Allah mengajarkan kepada nabi Adam


A.S. nama-nama benda seluruhnya yang ada dibumi,
kemudian Allah memerintahkankepada malaikat untuk
menyebutkannya, yang sebenarnya belum diketahui
oleh para malaikat. Benda-benda yang disebutkan oleh
nabi Adam AS. Diperintahkan oleh Allah SWT.
Tentunya telah diberikan gambaran bentuknya oleh
Allah SWT.10
Untuk gambaran lebih jelasnya dalam sebuah hadist
Sunan Abu Daud No.4235 memberikan sebuah konsep
pengajaran dengan media audio visual.

‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ُ ‫ك قَ َال قَ َال رس‬ ٍ ِ‫س ب ِن مال‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ ْ ِ َ‫َع ْن أَن‬
‫اس خَي ْ ُم ُش و َن‬ ٍ َ‫ت بَِق ْوٍم هَلُ ْم أَظْ َف ٌار ِم ْن حُن‬ ُ ‫ِج يِب َم َر ْر‬ َ ‫لَ َّما عُ ر‬
‫يل قَ َال َه ُؤاَل ِء‬ ِ ِ ِ
ُ ‫ت َم ْن َه ُؤاَل ء يَا جرْب‬ ُ ‫ور ُه ْم َف ُق ْل‬
َ ‫ص ُد‬ُ ‫وه ُه ْم َو‬
َ ‫ُو ُج‬
‫اض ِه ْم قَ َال أَبُو َد ُاود‬ ِ ‫َّاس وي َقعو َن يِف أ َْعر‬ ِ َّ
َ ُ َ َ ِ ‫وم الن‬ َ ُ‫ين يَأْ ُكلُو َن حُل‬
َ ‫الذ‬
ِ ِ ِ ‫ح َّدثَنَاه حَي بن عثْم ا َن عن ب ِقيَّةَ لَي‬
‫يس ى‬ َ ‫س َح َّدثَنَا ع‬ ٌ َ‫س فيه أَن‬َ ْ َ ْ َ َ ُ ُ ْ ‫ْىَي‬ َ
‫الس ْيلَ ِحييِن ُّ َع ْن أَيِب الْ ُمغِ َري ِة َك َم ا قَ َال ابْ ُن‬ َّ ‫يس ى‬ ِ
َ ‫بْ ُن أَيِب ع‬
.‫صفَّى‬
َ ‫الْ ُم‬
Anas bin Malik ia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku dinaikkan ke
lagit (dimi'rajkan), aku melewati suatu kaum yang kuku
mereka terbuat dari tembaga, kuku itu mereka gunakan
10
M. Ramli, op. cit., hlm. 139
13

untuk mencakar muka dan dada mereka. Aku lalu


bertanya, "Wahai Jibril, siapa mereka itu?" Jibril
menjawab, "Mereka itu adalah orang-orang yang
memakan daging manusia (ghibah) dan merusak
kehormatan mereka." Abu Dawud berkata, " Yahya bin
Utsman menceritakannya kepada kami dari Baqiyyah,
tetapi tidak disebutkan di dalamnya nama Anas. Telah
menceritakan kepada kami Isa bin Abu Isa As Sailahini
dari Al Mughirah sebagaimana yang dikatakan oleh
Ibnul Mushaffa.11

Dari hadist diatas terjadi sebuah simulasi penggunaan


media audio visual yakni ketika nabi dimi’rajkan nabi
melewati orang dengan kuku yang panjang dan
mencakar mukanya pernyataan ini menunjukkan bahwa
nabi melihat langsung kejadian tersebut dan dapat
diartikan terjadinya penggunaan media visual, lalu nabi
bertanya kepada malaikat jibril dan kemudian
menjelaskan bahwa itu adalah siksa akibat ghibah, maka
perkataan jibril tersebut dapat diartikan media audio.
Dengan begitudapat disimpulkan bahwa pengajaran
yang terkandung dalam hadist tersebut merupakan
penyampaian dengan konsep audio-visual.

2. Jenis-jenis media audio-visual

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain


dalam Najmi Yusuf media audio visual adalah media
yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,

11
https://shareoneayat.com/hadits-abudaud-4235
14

karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan


kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam: (a) Audio Visual
Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slides), film
rangkai suara, cetak suara; dan (b) Audio Visual Gerak,
yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video
cassette.12
Jenis-jenis media audio visual menurut Syaiful
Bahri Djamarah dalam Najmi Yusuf dibagi menjadi 2
yaitu :13
a. Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan
suara dan gambar seperti bingkai suara (sound
slide)

Sumber :
https://sukabelajardongah.blogs
pot.com

12
Najmi yusuf, M. Yusuf Ahmad dan Febri Harianto, “Jurnal
Al-hikmah Vol. 1 No.2”, Hubungan Penggunaan Media
Pembelajaran Audio Visual dengan Minat Peserta Didik pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bangkinang
Kota, Oktober, 2017. Hlm.165

13
Ibid., hlm. 31
15

b. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat


menampilkan unsur suara dan gambar
bergerak seperti film dan video.

Sumber : Arsip Pribadi

Sedangkan dari sumber lain pembagian bentuk


media audio-visual dibagi 2 yaitu media audio
visual murni dan audio-visual tidak murni :14

1. Audio visual murni


a. Film bersuara
Film bersuara yang memiliki
macam-macam jenis yang digunakan
dalam bentuk hiburan seperti film
komersial yang diputar di bioskop-
bioskop. Film bersuara ini bisa juga
dimaksud dengan media alat untuk
dibahas sebagai alat pelajar.

Sumber : https://www.genmuda.com
b. Video
14
https://garudacyber.co.id/artikel/1276-macam-macam-media-
audio-visual
16

Video yang memiliki media


audio visual yang memperlihatkan
bentuk dari gerak , yang mana
semakin lama dan semakin populer
yang ada di dalam masyarakat.
Amanat yang bisa disampaikan
dengan baik dan bisa bersifat murni
untuk dipikirkan.
c. Televisi
Bentuk film dan video , televisi
yang mana audio bisa memberikan
amanat yang bisa belajar secara
audio visual yang disertai unsur
gerak.

Sumber : https://www.bernas.id/
2. Audio visual tidak murni
Audio visual yang tidak
murni adalah media yang memiliki
suara dan gambar yang berawal dari
sumber yang berbeda. Audio visual
tidal murni juga bisa disebut dengan
audio yang diam dalam bentuk suara
yaitu media yang bisa memberikan
suara dan gambar diam seperti sound
slide yang bingkai nya lengkap.
Gabungan slide (film bingkai) yang
mana tipe audio visual yang memiliki
17

jenis audio yang jenis system


multimedia yang bisa di produksi
dengan mudah.
3. kelebihan dan kekurangan media audio visual
Media audio visual juga tidak lepas dari
kelebihan dan kekurangan diantaranya sebagai
berikut :15
1. Kelebihan media audio visual
a. Tidak membosankan
b. Hasilnya lebih mudah dipahami
c. Informasi yang diterima lebih jelas dan
cepat dimengerti
2. Kekurangan media audio visual
a. Terkadang suaranya tidak jelas
b. Pelaksanaannya butuh waktu yang
cukup lama
c. Biaya relative lebih mahal
4. Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran
audio-visual
Dalam penelitian kali ini kita akan
menggunakan media audio visual berjenis video,
yang mana video dapat lebih mudah kita cari di
dalam platform tertentu.
Adapun langkah penggunaannnya dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut :

15
Hasmiana Hasan, “Jurnal Pesona Vol. 3, No. 4”, Penggunaan
Media Audio Visual terhadap Ketuntasanbelajar IPS Materi
Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi
pada Siswa Kelas IV SD Negeri 20 Banda Aceh, Oktober, 2016,
hlm. 26
18

1. Mempersiapkan diri
Guru merencanakan dan menyiapkan diri
sebelum penyajian materi, dalam tahap ini guru
menyiapkan video yang sesuai dengan materi pokok yang
akan dibahas serta menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan
untuk pembelajaran seperti Laptop, LCD Proyektor dan
Sound.
2. Membangkitkan kesiapan siswa
Siswa dituntun agar memiliki kesiapan untuk
mendengar dan memperhatikan, misalnya dengan cara
memberikan komentar aawal dan pertanyaan-pertanyaan
atau dengan cara lain yang lebih bervariatif
3. Mendengarkan dan memperhatikan materi video
Guru mendorong siswa untuk fokus mendengar
dan memperhatikan materi
4. Diskusi
Setelah mendengar dan memperhatikan video,
diskusi dimulai secara informal dengan mengajukan
pertanyaan yang bersifat umum.
5. Menindak lanjuti program
Pada umumnya diskusi dan evaluasi setelah
menonton video mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Namun, diharapkan siswa akan termotivasi untuk
mempelajari lebih banyak tentang pelajaran itu dengan
melakukan bacaan di perpustakaan, membaca buku teks
dan lain-lain.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar
Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mujiono
belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil
belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang
19

memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.


Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i)
stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii)
proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar.16
Hasil belajar terdiri dari informasi verbal,
keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap,
dan siasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut
merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa
tersebut berupa :17
1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang
berfungsi untuk berhubungan dengan
lingkungan hidup serta mempresentasikan
konsep dan lambang.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan
menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri
4. Keterampilan motorik adalah kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau
menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap
obyek tersebut.

2. Dasar Hasil Belajar

16
Dimyati dan Mudjiono, op. cit., hlm. 10
17
Ibid., hlm.11-12
20

Pandangan seseorang guru terhadap


pengertian belajar akan mempengaruhi tindakannya
dalam membimbing siswa untuk belajar. Berbicara
pengertian belajar telah banyak konsep yang
dirumuskan oleh para ahli yang berhubungan denga
teori belajar.
Teori belajar behaviorisme (tingkah laku)
menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku. Seseorang telah dianggap telah belajar
sesuatu bila ia mampu menunjukkan tingkah laku.
Menurut teori ini, yang terpenting adalah
masukan/input yang berupa masukan dan
keluaran/output yang berupa respon. Sedangkan apa
yang terjadi di antara stimulus dan respon itu
dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa di
amati. Selanjutnya, teori belajar kognitivisme
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan persepsi
dan pemahaman (Uno, dkk.,). Untuk teori belajar
konstruktivisme dan teori belajar modern tidak
diraikan dalam tulisan demi menghindari kebingunan
dalam penafsiran pempaca.
Merujuk pada teori-teori belajar di atas,
Burton (dalam Usman dan Setiawati) mengemukakan
hal senada dengan teori behaviorisme di mana belajar
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada
diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dengan individu dan individu dengan lingkungannya
sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Kemudian Witherington (dalam
Usman dan Setiawati) menyatakan bahwa “Belajar
adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
21

yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari


reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan
kepribadian atau suatu pengertian”. Selanjutnya,
Gagne (dalam Slameto) memberikan dua definisi
belajar, yakni: (1) belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; dan (2)
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat
dipahamai bahwa pada dasarnya belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang berlangsung
dalam jangka waktu tertentu melalui memberian
pengetahuan, latihan maupun pengalaman. Belajar
dengan pengalaman akan membawa pada perubahan
diri dan cara merespon lingkungan.18

3. Tujuan dan Fungsi Hasil Belajar


a. Tujuan Hasil Belajar
Pelaksanaan penilaian hasil belajar pada proses
belajar mengajarbertujuan untuk:
1. mengetahui kemajuan belajar siswa, baik
sebagai individu maupun anggota
kelompok/kelas setelah ia mengikuti
pendidikan dan pembelajaran dalam jangka
waktu yang telah ditentukan.
2. mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi
berbagai komponen pembelajaran yang
dipergunakan guru dalam jangka waktu
tertentu. Komponen pembelajaran itu
18
https://www.asikbelajar.com/konsep-hasil-belajar
22

misalnya menyangkut perumusan materi


pembelajaran, pemilihan metode
pembelajaran, media, sumber belajar, dan
rancangan sistem penilaian yang dipilih.
3. menentukan tindak lanjut pembelajaran bagi
siswa, dan
4. membantu siswa untuk memilih sekolah,
pekerjaan, dan jabatan yang sesuai dengan
bakat, minat, perhatian, dan kemampuannya.
Dari tujuan tersebut, menunjukkan bahwa
penilaian hasil belajar pada dasarnya tidak hanya
sekedar mengevaluasi siswa, tetapi juga seluruh
komponen proses pembelajaran, seperti guru,
Tujuan belajar pada materi ini diharapkan :

1. dapat menjelaskan tujuan penilaian hasil


belajar.
2. dapat menyebutkan fungsi penilaian hasil
belajar metode, dan media pembelajaran. 19

b. Fungsi Hasil Belajar


Hasil belajar berfungsi sebagai berikut:
a. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya
tujuan pembelajaran. Dengan fungsi ini maka
penilaian harus mengacu pada
rumusanrumusan tujuan pembelajaran
sebagai penjabaran dari kompetensi mata
pelajaran.
19
https://makalahpendidikan-
sudirman.blogspot.com/2012/07/tujuan-dan-fungsi-penilaian-
hasil.html
23

b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-


mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan
dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau
pengalaman belajar siswa, strategi
pembelajaran yang digunakan guru, media
pembelajaran, dll.

c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan


belajar siswa kepada para orang tuanya.
Dalam laporan tersebut dikemukakan
kemampuan dan kecakapan pelajar siswa
dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran dalam bentuk nilai-nilai prestasi
yang dicapainya.20
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Baik atau buruknya hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor yang
dapat memengaruhi keberhasilan belajar dan prestasi
belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu
internal dan eksternal.21
a) Faktor Internal Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat
jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
20
https://makalahpendidikan-
sudirman.blogspot.com/2012/07/tujuan-dan-fungsi-penilaian-
hasil.html
21
Noor Komari Pratiwi, “Jurnal Pujangga Vol.1 No.2”,
Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, dan Minat
Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa
SMK Kesehatan di Kota Tangerang, Universitas Indraprasta PGRI,
Desember 2015, hlm. 82-83
24

1. Aspek fisiologis (jasmaniah) baik yang bersifat


bawaan maupun yang diperoleh, kesehatan jasmani
sangatlah besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar.
2. Aspek psikologis baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh seperti minat, bakat, intelegensi,
motivasi, dan kemampuan kognitif seperti
kemampuan persepsi, ingatan berpikir, dan
kemampuan dasar bahan pengetahuan yang
dimilikinya.
b) Faktor Eksternal Faktor-faktor yang berasal dari luar diri
atau eksternal siswa yang bersangkutan juga digolongkan
ke dalam dua bagian, yaitu faktor sosial dan faktor
nonsosial.
1. Faktor Sosial Kehidupan manusia dengan lainnya
saling membutuhkan dan di antara mereka tidak bisa
hidup tanpa ada manusia lain yang membantu.
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap pendidikan anak. Pengaruh itu dapat berupa
cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota
keluarga, dan suasana rumah tangga. Faktor sosial
lain yang memengaruhi prestasi belajar adalah seperti
guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas
dapat memengaruhi semangat belajar seorang siswa.
2. Faktor Nonsosial Yang termasuk ke dalam faktor
nonsosial adalah sarana dan prasarana belajar, seperti
keadaan suhu udara, waktu belajar, alat-alat yang
digunakan untuk belajar dapat pula memengaruhi
prestasi belajar.
C. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
25

Sebelum mengetahui tentang pengertian


Sejarah Kebudayaan Islam, terlebih dahulu kita
ketahui tentang pengertian kata sejarah itu sendiri.
secara etimologi kata sejarah berasal dari bahasa
Arab yaitu “Syajarah” yang berarti “pohon”, Bisa
dibayangkan biasanya pohon itu tumbuh menjulang
tinggikeangkasa memiliki akar yang kokoh dan kuat,
terdapat ranting, cabang, dan daun. Itu bisa diartikan
bahwa sejarah itu memiliki masa, berkembang
sesuai zaman. Yang paling penting adalah sejarah
ibarat akar, dimana ada asal-usul pohon bisa hidup.
Contoh adalah sejarah tentang kehidupan dengan
asal-usul.22
Sedangkan kebudayaan berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.23
Selanjutnya Pengertian kebudayaan
menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi
manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat
dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan
hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan
22
Eni Riffriyanti, “Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan
Islam”, Variasi Metode Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) di Mts Miftahul Ulum Weding Bonang Demak, Agustus,
2019, hlm. 3
23
https://www.google.com/search?
q=dalil+mempelajari+tarikh&rlz=1C1CHBD_idID892ID892&oq=d
alil+mempelajari+tarikh&aqs=chrome..69i57.7756j0j4&sourceid=ch
rome&ie=UTF-8
26

dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya


guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
pada lahirnya bersifat tertib dan damai.24
Dengan pengertian diatas maka Sejarah
kebudayaan islam ialah kisah masa lampau
manusia baik mengenai hasil pikiran,
totalitas pikir maupun karya orang yang hidup dan
bernaung di bawah panji-panji Islam yang
didasarkan kepada pemahaman orang-orang Islam.
b. Tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Didalam Al-qur’an banyak sekali firman Allah
yang menerangkan tentang peristiwa di masa
lampau, kisah-kisah tersebut sengaja disampaikan
oleh Allah agar manusia bisa mendapatkan pelajaran
dan hikmah dalam cerita tersebut. Allah SWT.
Berfirman :

‫ب َم ا َك ا َن َح ِد ْيثًا يُّ ْفَت ٰرى‬


ِ ۗ ‫ص ِه ْم ِعْب َرةٌ اِّل ُوىِل ااْل َلْبَ ا‬
ِ ‫لََق ْد َك ا َن يِف قَص‬
َ ْ
ٍ ِ ‫و ٰل ِكن تَص ِديق الَّذي ب ي َدي ِه و َت ْف‬
ِ
ً‫ص ْي َل ُك ِّل َش ْيء َّو ُه ًدى َّو َرمْح َ ة‬ َ ْ َ َ ‫َ ْ ْ ْ َ ْ َنْي‬
١١١ ‫لَِّق ْوٍم يُّ ْؤ ِمُن ْو َن‬
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al
Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman (Q.S Yusuf (12) : 111)

Sedangkan Tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam


dalam pembelajaran di lingkungan sekolah adalah:
24
Ibid.
27

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya


mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma
Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam
rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari
masa lampau, masa kini, dan masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta
sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan
ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti
peradaban umat Islam di masa lampau.
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah
(Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.25
D. Tercapainya Hasil belajar Yang Optimal

Tuan Pendidikan yang ingin dicapai dapat


dikatagorikan menjadi tiga bidang, yaitu bidang kognitif (
penguasaan intelektual ), bidang afektif ( berhubungan
dengan sikap dan nilai), Serta bidang psikomotorik
( kemampuan/ketrampilan).

Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiga


bidang tersebut harus tampak sebagai hasil belajar siswa

25
https://www.academia.edu/13727185/Jurnal_Penilaian_pembel
ajaran
28

di sekolah. Oleh sebab itu, ketiganya harus dipandang


sebagai hasil prestasi siswa dari proses belajar. Dengan
demikian, seorang guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan siswa dalam proses belajarnya agar dapat
mencapai tiga aspek tersebut.

Adapun uraian tiga aspek tersebut adalah


sebagai berikut:

a. Kognitif ( Pengetahuan )

Kognitif selalu diidentikan para pendidik


dengan pengetahuan. Akan tetapi dalam
pembagiannya sebenarnya lebih luas dari apa yang
kita anggap selama ini.

Dalam pengertian umum, keterangan


mengenai kognitif khususnya dalam tinjauan
psikologis mempunyai lapangan atau bagian-bagian
yang sangat luas, dimana secara urut adalah sebagai
berikut:

1) Pengetuhuan ( knowledge )
2) pemahaman ( comprehension )
3) Penerapan (Aplication )
4) Analisa ( Analisys )
5) Sintesa ( Sinthesys )
6) Evaluasi ( Evaluation ).26

Dengan mengetahui 6 kecakapan aspek


kognitif diatas, maka akan diuraikan satu persatu
aspek Kognitif sebagai berikut:
26
Chiolijah Hasan, Op. Cit, hlm. 130
29

1) Pengetahuan, yaitu berhubungan dengan kemampuan


yakni mengingat kepada bahan yang telah dipelajari
sebelumnya
2) Pemahaman, yaitu kemampuan memahami arti suatu
bahan pelajaran, seperti mengingat, menafsirkan,
meringkas dan menjelaskan seatu pengertian.
3) Penerapan, yaitu kemampuan menerapkan atau
menjabarkan suatu kedalam situasi baru atau
kongkrit, seperti menerapkan dalil, metode,konsep.
4) Analisis, adalah kemampuan menguraikan dan
menjabarkan suatu kedalam komponen atau bagian
bagian sehingga susunannya mudah dimengerti.
5) Sintesis, yaitu kemampuan menunjukan atau
menghimpun bagian kedalam keseluruhan. Jadi
kemampuan ini adalah semacam merumuskan suatu
pola atau struktur baru berdasarkan kepada berbagi
informasi atau kata.
6) Evaluasi adalah kemampuan membuat penilaian
terhadap suatu berdasarkan kepada maksud kriteria
tertentu27

Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan


bahwa ranah aspek kognitif adalah suatu proses
seorang guru untuk merubah pribadi siswa dalam
menghadapi masalah sesuai dengan bidang ilmu
yang dipelajari.

b. Affective ( sikap )
27
Muhammad Ali, Pengembangan di Sekolah, ( Bandung :
Sinar Baru Algelisindo, 2014), hlm 79
30

Adapun yang termasuk ranah kognitif dapat dilihat


dalam lima aspek, antara lain :
1) Penerimaan ( Receiving )
2) Partisipasi ( Responding )
3) Penilaian/ penentuan sikap ( Valuing )
4) Organisasi (Organixation )
5) Pembentukan Pola hidup ( Characterization by a
Value or Complex)28
Dalam buku lain juga disebutkan sebagian- bagian
aspek afektif, yaitu :

1) Menyimak, yaitu meliputi taraf sadar memperhatikan


kesedihan menerima secara selektif/ terkontrol.
2) Merespon, yaitu memperoleh sikap responsif
bersedia merespon atas pilihanya sendiri tanpa
merasa puas dalam merespon.
3) Menghargai, yaitu hal ini mencakup menerima nilai,
mendambakan nilai, dan organisasi sistem nilai.
4) Mewatak, yaitu memberlakukan secara umum
seperangkat nila, menjunjung tinggi, dan perjuangan
nilai.29
c. Pssikomotorik ( keterampilan )

Psikomotorik adalah kemampuan yang


menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik. Jadi
tekanan kegiatan otot dan kegiatan fisik. Jadi tekanan
kemampuan yang menyangkut penguasaan tubuh
dan gerak. Penguasaan ini meliputi gerakan anggota

28
Cholijah hasan, op.cit, hlm 132
29
Mustaqim, psikolog pendidikan, ( semarang : Pustaka
belajar offset,2014), hlm 38
31

tubuh yang memerlukan koordinasi syaraf otot yang


sederhana dan bersifat kasar menuju gerakan yang
menurut koordinasi syarat otot yang lebih kompleks
dan bersifat lancar

Untuk melihat lebih lanjut dimana


pembagian psikomotorik ini, maka dapat dilihat
melalui klasifikasi berikut :

1) Presepsi (Perseption )
2) Kesiapan ( set )
3) Gerakan terbimbing ( Guided Response )
4) Gerakan yang biasa (Mechanical Response )
5) Gerakan yang kompleks ( Complek Response)
6) Penyesuaian gerak ( Adjusment )
7) Kreativitas ( Creativity)30

Pada akhirnya dapat dilihat bahwa ranah


psikomotorik dalam pengajaran adalah lebih
mengorientasikan pada proses tingkah laku atau
pelaksanaan dimana sebagai fungsinya adalah untuk
meneruskan nilai yang didapat lewat kognitif dan
diinternalisasikan lewat afektif sehingga
mengorganisasikan dan diaplikasikan dalam bentuk
nyata oleh psikomotorik ini.

Sebagian tujuan yang hendak dicapai, ketiga bidang


tersebut harus tampak sebagai hasil belajar siswa di
sekolah. Oleh sebab itu, ketiganya harus dipandang
sebagai hasil prestasi siswa dari proses
pembelajaran. Dengan demikian, seorang guru harus
30
Cholijah Hasan, Op. Cit, hlm. 135
32

dapat membimbing dan mengarahkan siswa dalam


proses belajarnya agar dapat mencapai tiga aspek
tersebut.

E. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diperoleh data


sebagai berikut:

1. Berdasarkan Penelitian dari Mardhiyah yang berjudul


“EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
VISUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA SISWA
KELAS VII MTs NEGERI GAJAH DEMAK TAHUN
AJARAN 2016/2017” dari Skripsi Universitas Islam
Negeri Wali Songo Semarang Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa: (1) kualitas variabel motivasi belajar Sejarah
Kebudayaan Islam pada kelas eksperimen yaitu kelas
yang di ajar dengan menggunakan media audio visua
berada dalam kategori “cukup” dengan rata-rata yang
diperoleh yaitu 66 yang terletak pada interval 62– 69.
(2) Sedangkan kualitas variabel motivasi belajar
sejarah kebudayaan Islam pada kelas kontrol, berada
di dalam kategori “cukup” dengan rata-rata 61 yang
terletak pada interval 57 – 65. (3) Hasil analisis uji
hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa untuk
hipotesis perbedaan rata-rata diperoleh nilai sig. =
0,645, karena nilai sig. = 0,645 = 0,05, maka H 0
diterima, artinya kedua varians rata-rata motivasi
belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas eksperimen
dan kontrol adalah identik. Karena identiknya varians
rata-rata motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas
kontrol, maka untuk membandingkan rata-rata antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan t-
33

test. Diperoleh hasil thitung = 2,034 > ttabel=1,68 hal ini


berarti H0 ditolak, artinya rata-rata motivasi belajar
kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata motivasi
belajar kelas kontrol. Dan H1 diterima, hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara rata-rata motivasi belajar Sejarah Kebudayaan
Islam pada peserta didik kelas eksperimen dan rata-
rata motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada
peserta didik kelas kontrol. Artinya bahwa media
pembelajaran audio visual lebih efktif untuk
meningkatkan motivasi belajar Sejarah Kebudayaan
Islam pada kelas VIII MTs Negeri Gajah Demak
tahun ajaran 2016/201731
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitri
Hidayati dengan judul “EFEKTIVITAS
PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL
TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN
SIDOARJO” dari Skripsi Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Tahun 2018, Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwaHasil penelitian menunjukkan
bahwa, : uji hipotesis menggunakan perhitungan uji-t.
Berdasarkan taraf signifikan 1% dan 5% dengan N =
37 diperoleh thitung 15,41 sedangkan taraf signifikan
1%=2,68 atau 5% 1,68 diketahui thitung lebih besar dari
ttabel yaitu 2,68<15,41, 38>1,68 Maka H0 ditolak dan
Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan audiovisual pada mata pelajaran fiqih
31
Mardhiyah, “Efektifitas Penggunaan Media Audio Visual
Terhadap Motivasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Pada Siswa
Kelas VII MTs Negeri Gajah Demak Tahun Ajaran 2016/2017”,
Skripsi UIN Wali Songo Semarang, (Semarang:2017)
34

efektif dalam meningkatkan keberhasilan belajar


siswa.32

F. Kerangka Beripikir
Berdasarkan uraian diatas, didapati bahwa
pemilihan media audio visual adalah sebuah media yang
memiliki elemen gambar dan suara, yang mana dengan
mendemonstrasikan materi Sejarah Kebudayaan Islam
melalui media audio visual dapat memberikan gambaran
peristiwa dengan jelas mengenai materi. Sedangkan
keberhasilan belajar mengajar pendidikan agama islam
adalah suatu hasil yang diperoleh dari proses belajar
mengajar, dimana hasil yang diperoleh tersebut
memenuhi target yang telah diharapkan (optimal)
dibidang pendidikan agama islam. Berangkat dari sinilah
dapat diuraikan bahwasannya pemilihan media audio
visual mempunyai indikator sumber dan bahan harus dan
keberhasilan belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam mempunyai indikator kognitif, afektif dan
psikomotorik. Sedangkan untuk mengetahui pengaruhnya
dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Diagram Indikator

Pemilihan media Prestasi belajar siswa


Pemilihan media Prestasi belajar siswa
audio visual Koognitif
audio visual Koognitif
Sumber kurikulum Afektif
Sumber kurikulum Afektif
Konten (isi) media psikomotorik
Konten (isi) media psikomotorik
audiio visual
32 audiio visual
Hidayati, Fitri,“Efektivitas Penggunaan Media Audiovisual
Terhadap Keberhasilan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih
di MAN Sidoarjo”, Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya,
(Surabaya:2018)
35
36

G. Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian berbentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data33. Berdasarkan deskripsi teori
dan kerangka berpikir diatas, maka diajukan rumusan
hipotesis dalam penelitian ini :

1. Hipotesis kerja (Ha) yang menytakan adanya


hubungan antara variabel X dan variabel Y yaitu :
a) Penggunan media audio visual dalam
pembelajaran di MI Nurul Ulum Banjarjo
Kecamatan Padangan cukup baik. (> 56%).
b) Hasil belajar dalam mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam menggunakan media audio
visual di MI Nurul Ulum Banjarjo Kecamatan
Padangan cukup baik (>56%).
c) Penggunaan media audio visual efektif dalam
meningkatkan hasil belajar sejarah kebudayaaan
islam.
2. Hipotesis Nihil (H0) yang menyatakan tidak ada
hubungan dalam dua variabel yaitu:
a) Penggunan media audio visual dalam
pembelajaran di MI Nurul Ulum Banjarjo
Kecamatan Padangan kurang baik. (<56%).

33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2014), hlm. 96
37

b) Hasil belajar dalam mata pelajaran Sejarah


Kebudayaan Islam menggunakan media audio
visual di MI Nurul Ulum Banjarjo Kecamatan
Padangan kurang baik (<56%).
c) Penggunaan media audio visual tidak efektif
dalam meningkatkan hasil belajar sejarah
kebudayaaan islam.
38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif
dengan metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. 34
Desain eksperimen yang digunakan adalah pre-
experimental design dengan desain intact-group
comparison.
Variabel dalam penelitian ini ada dua macam, yakni
variable independen dan variable dependen, variable
independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variable dependen (trikat). Sedangkan Variabel dependen
(terikat) adalah variable yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variable bebas. 35 Pada
penelitian ini variable independennya adalah pembelajaran
dengan menggunakan media audio-visual sedangkan
variable dpendennya adalah hasil belajar.
Pada penelitian ini terdapat kelompok eksperimen
yakni kelompok yang diberi perlakuan khusus yakni
pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual
dan kelompok kontrol yakni kelompok yang tidak
mendapat perlakuan khusus. Kemudian di akhir hasil
belajar diukur dengan posttest. Secara sederhana desain

34
Ibid, hlm. 107
35
Ibid hlm.61
39

penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai


berikut :

X O1
O2

Keterangan :
O1 = hasil belajar kelompok eksperimen
O2 = hasil belajar kelompok kontrol
X = Perlakuan (penggunaan media audio
visual dalam pembelajaran pada kelompok
eksperimen).
B. Waktu dan tempat penelitian
a. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada 21
September 2020 sampai 14 Oktober 2020
b. Tenpat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah
Ibtidaiyyah Nurul Ulum yang beralamat di Jalan
Raya Surabaya No. 27 Desa Banjarjo Kecamatan
Padangan Kabupaten Bojonegoro.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan.36 Populasi dalam penelitian ini berjumlah 33
siswa pada kelas 5 MI Nurul Ulum Banjarjo yang

36
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan(Jakarta:rineka
cipta), 2014 hlm. 118
40

terdiri dari 2 kelas.berikut merupakan data jumlah


siswa keseluruhan di MI Nurul Ulum Banjarjo
Kecamatan Padangan

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


1. I 11 12 23
2. II 10 11 21
3. III 19 6 25
4. IV 13 12 25
5. VA 7 10 17
6. VB 5 11 16
7. VIA 6 12 18
8. VIB 8 10 18
Jumlah 79 84 163
Total

b. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini ialah sampling jenuh, yakni penentuan
sampel dengan menggunakan semua populasi yakni
seluruh kelas 5. Sampel dalam penelitian ini
mengambil 2 kelas atau semua kelas yang ada di kelas
5, dengan perincian sebagai berikut :

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


1 VA 7 10 17
2 VB 5 11 16
Total 12 21 33
jumla
h

D. Teknik pengumpulan data


a. Observasi
41

Observasi adalah kegiatan pengamatan


(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar
observasi yang digunakan yaitu lembar observasi
pada guru yang bertujuan untuk melihat
keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru
selama proses pembelajaran berlangsung yang telah
disusun sesuai RPP.
b. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan
(stimuli)yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapat jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor atau angka. 37
Dalam penelitian ini peserta didik akan diberikan tes
pada akhir pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini
adalah data pendukung berupa foto-foto kegiatan
pembelajaran dan data-data lain yang berkaitan
dengan penelitian.
d. Angket atau kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan atau pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui.
Dengan menggunakan metode angket
alat pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan dengan menyebarkan daftar pertanyaan
setiap responden. Peneliti menghimpun data yang
37
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Rineka
Cipta), 2014 hlm. 170
42

cocok dengan tujuan memiliki data yang validitasnya


tinggi.
Dalam menyusun daftrar pertanyaan
angket dapat dibedakan menjadi empat yaiutu:
1) Pertanyaan penutup
Yaitu pertanyaan yang
memungkinkan jawabanya sudah diterima
terlebih dahulu dan responden tidak di beri
kesempatan memberikan jawaban lain
2) Pertanyaan terbuka
Yaitu pertanyaan yang
memungkinkan jawabanya tidak ditentukan
terlebih dahulu dan responden jawaban bebas
memberikan jawaban
3) Kombonasi tertutup dan terbuka
Yaitu pertanyaan yang jawaban
nya sudah tertentukan tetapi kemudian disusul
dengan pertanyaan yang terbuka
4) Pertanyaan semi terbuka
Yaitu pertanyaan yang
jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode angket
dengan bentuk pertanyaan pertanyaan tertutup, jadi sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data para siswa,
yang dijadikan sampel mengenai identitasnya, pengaruh
pembelajaran menggunakan media audio visual terhadap
keberhasilan belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) .
43

E. Instrumen penelitian
a. Lembar observasi yaitu kegiatan pengamatan untuk
mengetahui keterlaksanaan pembelajaran yang
dilakukanguru selama proses belajar.
b. Soal pilihan ganda yaitu untuk mengukur kemampuan
berpikir kreatif siswa yang telah disesuaikan dengan
indikator berpikir kreatif yakni kelancaran,
keluwesan, orisinil, evaluatif, dan elaboratif. Tes ini
diberikan sebagai hasil tes akhir pembelajaran.
c. Angket penggunan meia audio visual dalam
pembelajaran
F. Teknik Analisis data
1. Teknik Analisis Kualitatif
Tehnik ini peneliti gunakan untuk menjawab
tujuan penelitian yang pertama dan kedua yaitu
untuk mengetahui dan mendiskripsi bagaimanakah
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan islam di MI Nurul Ulum
Banjarjo Kecamatan Padangan Kabupaten
Bojonegoro, maka penulis menggunakan tehnik
analisa data dengan rumus :
F
P= x 100 %
N
Keterangan :

P = Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari


Prosentasenya

N = Number of cases
44

Setelah menjadi prosentase lalu ditafsirkam


dengan kalimat yang bersifat kualitatif, yaitu:

(76% - 100%) :baik

(56% - 75% ) : Cukup

(40% - 55% ) : Kurang baik

( kurag dari 40% ) : tidak baik

2. Teknik Analisis Kuantitaif


1. Pra penelitian
a. Validitas Soal
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.38 Dalam penelitian ini akan digunakan rumus
product moment sebagai validitas soal.

r ∑ xy ¿
xy=¿
√ ¿¿¿

Keterangan :
r xy=¿¿ koofesien korelasi antara variabel X dan
variabel Y, dua variable yang dikorelasikan (x = X-X̅
dan y = Y-Y̅).
∑ xy = jumlah perkalian x dan y
x2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari x
38
Sugiyono, op. cit., hlm.173
45

b. Realibilitas
Instrument yang reliabel adalah instrument yang
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. 39 Dalam
penelitian ini uji realibilitas akan menggunakan SPSS
2.1.0 for windows dengan menggunakan rumus alpha
sebagai berikut :

r n
11=( )¿ ¿
( n−1)

Keterangan:
r11 = reliabilitas soal yang dicari
∑ σ 21 =jumlah varians skor tiap-tiap item
2
σ = varians soal
1

2. Tahap Penelitian

a. Uji Normalitas
Pada tahap ini peneliti menggunakan alat bantu
SPSS 21.0 for windows dengan rumus Chi kuadrat
sebagai berikut :

k
χ ²=∑ ¿
i=1

Keterangan :
χ² = harga chi kuadrat
39
Ibid.
46

Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyaknya kelas interval
Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil atau
sama dengan harga chi kuadrat table (Xh2≤Xt2) maka
distribusi di anggap normal, dan bila lebih besar
maka dinyatakan tidak normal.40

b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh homogeny atau tidak. Uji
homogenitas disebut juga dengan uji kesamaan varian.
Untuk mengetahui homogenitas dapat digunakan uji
kesamaan dua varians sebagai berikut :41

F Varians terbesar
hitung=
Variansterkecil

Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah :


H0 : σ 12=σ 22 (Variannya homogen)
H1 : σ 12 ≠ σ 22 (Variannya tidak homogen)

Keterangan :
σ1 = varians nilai kelas eksperimen
σ2 = varians nilai kelas eksperimen
kriteria pengujian H0 diterima jika Fhitung < F(1/2. a)

40
Ibid., hlm.234
41
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2016), hlm.
250.
47

c. Uji Hipotesis
Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya
membandingkan sebelum dan sesudah treatment atau
perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sample
related. Dalam penelitian ini menggunakan rumus
separated varian yaitu :42

X 1−X 2
t=
S21 S22

Keterangan :
√ +
n1 n2

t : nilai t hitung
X1 : Rata-rata nilai kelompok kesatu
X2 : Rata-rata nilai kelompok kedua
2
S1 : Varians Kelompok kesatu
2
S2 : Varians Kelompok kedua

n1 : Banyak subjek kelompok kesatu


n2 : Banyak subjek kelompok kedua

42
Sugiyono, op. cit., hlm.273

Anda mungkin juga menyukai