Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan Praktikum Pengambilan Darah Vena

Oleh Dara Malahayati, 0806456985


Keperawatan Dewasa VII, Kelas A

A. Pengertian tindakan
Pengambilan darah vena merupakan bagian dari prosedur pengambilan sampel
darah yang digunakan untuk berbagai pemeriksaan antara lain: ALT (alanin
aminotransferase) atau SGPT (serum glutamic piruvic transaminase), bilirubin,
glukosa, hemoglobin darah, komponen darah lain, dan lain-lain. (Hidayat, A.A
2005)
B. Tujuan tindakan
Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan klinik.
C. Indikasi, kontraindikasi, dan komplikasi dari tindakan
1. Indikasi
a. Pemeriksaan komponen darah
b. Pemeriksaan nilai glukosa darah
2. Kontraindikasi
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
a. Lengan pada sisi mastectomy
b. Daerah edema
c. Hematoma
d. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
e. Daerah bekas luka
f. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
g. Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar zat tertentu.
3. Komplikasi
a. Flebitis
Peradangan vena yang disebabkan oleh iritasi kimiawi maupun mekanik.
Tanda dan gejalanya antara lain: nyeri, peningkatan temperature kulit
diatas vena, kadang timbul kemerahan pada tempat insersi. Perawatan
yang dapat dilakukan dengan menghentikan infus, lalu pasang pada
daerah lain, kompres lembab hangat pada bagian yang terinflamasi.
Flebitis dapat menagrah pada pembekuan darah (tromboflebitis)
b. Hematoma
Terjadi akibat kebocoran darah jaringan sekitar tempat penusukan. Tanda
dan gejalanya antara lain, ekimosis, pembengkakan dan terdapat darah
pada daerah penusukan. Perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan
melepas jarum kateter, berikan tekanan dengan kasa steril, berikan
kantong es selama 24 jam setelah itu kompres hangat untuk
mengembalikan absorpsi darah.
D. Alat dan bahan yang diperlukan
1. kapas alkohol-diaspossible
2. syringe/vacutainer 10 cc
3. Tabung reaksi pyrex 10 cc
4. kapas steril
5. plester
E. Anatomi daerah untuk melakukan tindakan
Lokasi pengambilan darah vena (venipuncture)
1. Vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena
ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada
pasokan saraf besar.
2. Vena chepalica
3. Vena basilica. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan
hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf
median.
4. Vena di daerah pergelangan tangan.

F. Aspek keamanan dan keselamatan yang harus diperhatikan


Teknik sterilisasi saat memasukan jarum ke pembuluh darah vena. Gunakan
sarung tangan steril dalam melakukan tindakan. Guna melindungi terjadinya
kontaminasi antar perawat dan klien.
G. Prosedur tindakan
1. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
senyaman mungkin.
2. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
3. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
4. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan
aktifitas.
5. Minta pasien mengepalkan tangan.
6. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
7. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis
dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari
arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah
lengan.
8. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
9. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam
semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
10. Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien
membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali
jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
a. Pindahkan darah dari disposibel syringe ke wadah berisi anti
koagulan yang disediakan, kemudian digoyang secara perlahan agar
bercampur.
b. Jika spesimen ingin tetap dalam spuit, setelah darah dihisap
kemudian dengan spuit yang sama dihisap pengawet/anti koagulan.
11. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.
H. Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi perawat
1. Perawat pelu menjaga prinsip sterilitas prosedur.
2. Perawat harus memperhatikan pemasangan turniket (tali pembendung).
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi dan melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat
menyebabkan hematoma
3. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga
mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah
merah.
4. Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
5. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel
akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan
pada pasien ketika dilakukan penusukan.

I. Hal-hal yang perlu didokumentasikan


1. Tanggal, jam, nama lengkap pasien, jam pengambilan darah
2. Posisi atau letak pengambilan darah
3. Ukuran jarum/ spuit
4. Jumlah darah yang diambil dan keperluannya
5. Respon klien
6. Tanda tangan dan nama terang perawat yang memeberikan tindakan.

Daftar Pustaka
Murwani, A. (2008). Ketrampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Yogyakarta:
Fitramaya
Potter, P., and Perry, A. (2006). Fundamental of Nursing: concepts and practice.
Jakarta:EGC
Anonym. Pengambilan darah.
http://www.scribd.com/doc/17089618/PENGAMBILAN-SAMPEL

Anda mungkin juga menyukai