Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI KIBERNETIK
Mata Kuliah:

BELAJAR MOTORIK LANJUTAN

Disusun Oleh:

RIVKY SALMAN FIRDAUS 19087137


Muhammad Farhan 19087288
Febrisa Fitri 15087080

Dosen Pembina:

Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

JURUSAN KEPELATIHAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur penulis sampaikan ke-hadirat Allah SWT atas
terselesaikannya makalah ini. Dan tak lupa pula ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada setiap orang yang telah membantu baik dari segi waktu, tenaga maupun
doa,khususnya pada orang tua serta keluarga yang selalu memberikan support kepada
penulis.
Dalam makalah ini penulis menjelaskan tentang teori kibernetik. Semoga Makalah ini
dapat membawa kebaikan bagi penulis khususnya maupun bagi yang membaca secara
umumnya.

Dalam pembuatan makalah ini, Penulis sadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu Penulis mohon maaf karena
Penulis masih dalam tahap belajar.

Bengkulu, Oktober 2020


Penulis

Rivky Salman Firdaus


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 4

1.2 Rumus Masalah.................................................................................. ............ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Kibernetik............................................................................................. 5

2.2 Konsep Dasar Teori Kibernetik ...................................................................... 7

2.3 Penjelasan Teori Kibernetik Dan Contoh Pnerapan....................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 12

3.2 saran................................................................................................ 12

Daftar Pustaka........................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN

ii
1.1 Latar Belakang

Teori Kybernetik ini adalah teori belajar motorik yang dikembangkan melalui teori
pengolahan informasi dan komunikasi. Di dalam teori ini prinsip-prinsip teori informasi dan
komunikasi menganalisa proses belajar motorik, baik perhatian dari stimulus, persepsi yang
berhubungan dengan ingatan/pengalaman dan kemudian proses pengambilan keputusan.
Ada 5 komponen informasi atau stimulus yang dapat mempengaruhi respon, yaitu :
 OPTIK (indra penglihatan)
 AKUSTIK (indra pendengaran)
 TAKTIL (indra peraba/kulit)
 KINESTETIK (organ otot dan syaraf)
 VESTIBULAR (alat keseimbangan/ statico dinamisator)
Dari kelima komponen ini besar pengaruhnya terhadap  aksi motorik atau respon yang
akan dihasilkan, baikkah aksi yang dihasilkan atau tidak sesuai harapan.

1.2 Rumus Masalah

1. Teori kibernetik
2. Konsep Dasar Teori Kibernetik
3. Penjelasan Teori Kibernetik,Dan Contoh Penerrapan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Teori Kibernetik
Teori Kybernetik ini adalah teori belajar motorik yang dikembangkan melalui teori
pengolahan informasi dan komunikasi. Di dalam teori ini prinsip-prinsip teori informasi dan
komunikasi menganalisa proses belajar motorik, baik perhatian dari stimulus, persepsi yang
berhubungan dengan ingatan/pengalaman dan kemudian proses pengambilan keputusan.
Ada 5 komponen informasi atau stimulus yang dapat mempengaruhi respon, yaitu :

 OPTIK (indra penglihatan)


 AKUSTIK (indra pendengaran)
 TAKTIL (indra peraba/kulit)
 KINESTETIK (organ otot dan syaraf)
 VESTIBULAR (alat keseimbangan/ statico dinamisator)
Dari kelima komponen ini besar pengaruhnya terhadap  aksi motorik atau respon yang
akan dihasilkan, baikkah aksi yang dihasilkan atau tidak sesuai harapan.
“GAMBAR SKEMA TEORI KYBERNETIK”

“Penjelasan skema teori kybernetik”


            Stimulus yang di artikan sebagai informasi, merupakan input bagi sistem pemerosesan
informasi. Informasi tersebut akan di terima oleh alat-alat indra berupa: optik,
akustik,taktil,kinestetik dan vestibular. Yang dimaksud dengan stimulus informasi adalah 
penjelasan tentang tugas-tugas gerakan yang akan dilakukan, antara lain meliputi : bentuk
gerakan yang dilakukan, bagaimana melakukannya, faktor-faktor apa yang harus dilakukan
dan bermacam-macam. Informasi ini dapat di sajikan melalui bahasa verbal maupun non
verbal, seperti filem-filem dan gambar-gambar. Setelah informasi tersebut diterima oleh alat
reseptor, Informasi tersebut  di teruskan ke “SSS” Susunan Syaraf Sentral untuk diolah dan di
analisa, di “SSS” stimulus informasi akan diolah dan dianalisa melalui beberapa tahap;
        Pertama            ; MEKANISME PERSEPSI
        Kedua              ; MEKANISME PENGELOLAAN INFORMASI
        Ketiga              ; MEKANISME PENGHASIL RESPON

Saat stimulus informasi diterima di mekanisme persepsi, stimulus informasi akan diolah
informasi, sss dan di analisa sehingga akan memberi suatu makna dari stimulus informasi
yang diterima serta akan menarik pengertian terhadap stimulus informasi yang diterima.
Setelah itu  makna dan pengertian stimulus informasi diterima oleh mekanisme pengelolaan
akan menganalisa stimulus informasi tersebut sehingga timbul  alternatif respon,  alternatif
respon ini akan di transfer ke mekanisme penghasil respon, disini stimulus informasi  akan 
diolah serta dianalisa sehingga akan menghasilkan suatu keputusan (pengambilan keputusan)
serta akan menyusun program gerakan.

            Setelah stimulus informasi melewati sss maka akan dilanjutkan dengan proses
emosional,  proses emosional juga menentukan aksi gerakan, apakah gerakannya benar atau
salah. Karena, proses emosional salah satu unsur psikis yang sangat mempengaruhi kelakuan
dan gerak. Contoh :
            “misal pada pemain sepak bola, faktor psikologinya tidak normal atau terlalu banyak
beban/pikiran saat bermain maka secara fisiologis gerakan motoriknya tidak bisa
direalisaikan dengan benar, ini disebabkan psikologinya kena karena terlalu banyak beban
yang di berikan/pikiran yang tidak stabil sehingga ini akan mempengaruhi fungsi
fisiologisnya dan gerakan motoriknya. sebaliknya apabila emosionalnya stabil terkontrol
maka secara tidak langsung fungsi fisiologisnya akan berfungsi dengan semestinya dan
gerakan motoriknya akan terkontrol sehingga bergerak menurut stimulus informasi yang
diterima”

secara tidak langsung pada proses alat gerak, akan terjadi implus tenaga pada aksi
motorik. dan menghasilkan aksi motorik yang di harapkan (respon) output. tetapi apabila
output respon yang dihasilkan tidak sesuai harapan kemungkinan besar terjadi kesalahan pada
sss saat menganalisa dan mengelola informasi.
Dalam proses analisa ini, maka pengalaman-pengalaman masa lalu(ingatan aksi
motorik) turut berperan aktif.terutama sebagai bahan banding dalam menentukan respon yang
akan di tampilkan. Analisa dan pengolahan informasi, menghasilkan alternatif respon setelah
itu individu yang bersangkutan sampai pada tahap pengambilan keputusan tentang respon 
yang akan ditampilkan.
Di dalam suatu pelaksanaan akan selalu memberikan umpan balik (feedback) terhadap
individu. Feedback ada 2 macam :
1. Feedback Luar, umpan balik yang datang dari luar. (optik, akustik, taktil), contoh :
perubahan posisi suatu objek lain, pemakaian ruangan,orientasi ruangan dan
semacamnya, ini adalah umpan balik dari informasi OPTIK (mata). Dan informasi
yang berhubungan dengan suara atau bunyi-bunyian. Misalnya suara pelatih, ini
adalah umpan balik dari informasi AKUSTIK (telinga). Sedangkan informasi yang
berhubungan dengan perasaan yang dirasakan oleh kulit, misal dingin, panas, keras
dan lunak, ini adalah umpan balik dari informasi TAKTIL (kulit).
2. Feedback Dalam, umpan balik yang datang dari dalam. (kinestetik dan vestibular).
contoh : informasi yang berhubungan dengan sistem organ tubuh atau syaraf, ini
adalah umpan balik dari informasi kinestetik. informasi yang berhubungan dengan
keseimbangan tubuh, ini adalah umpan balik dari informasi vestibular.

2.2 Konsep Dasar Teori Kibernetik


Hasil telusuran literatur yang berkaitan dengan teori kibernetik,dapat di temukan
beberapa konsep dasar.

1) manusia bukanlah makhluk yang pasif dalam menentukan suatu respon dari stimulus
yang datang. manusia adalah penentu dan pengendali dari respon-respon yang
ditampilkan. konsep ini dipertegas dari pengertian kata kibernetik itu sendiri. Kata
kibernetik berasal dari bahasa laten “cybernetes” yang artinya: nakhoda kapal.
maksudnya adalah manusia merupakan penentu dan pengendali proses dan arah
tingkah laku yang ditampilkan (perilaku gerak). (singer. rn. 1986:108)

2) manusia, merupakan suatu system penerimaan, pengeolahan, pengaturan dan


pengendalian informasi (bandingkan, rieder, h, 1985:34-43)

3) teori kibernetik, menerangkan tingkah laku dan aksi-aksi motorik manusia sebagai
suatu model interne yang dinamis, dimana tingkah laku tergantung pada flexibilitas
dan adaptasi reaksi. dalam hal ini otak manusia menempati hirarki tertinggi sebagai
pengatur dan pengendali segala aktivitas organismus dalam pelaksanaan aksi-aksi
motorik. (singer, rn, 1986 : 110)
4) pengaturan dan pengendalian aksi-aksi motorik dimungkinkan, karena adanya sistem
informasi umpan balik secara berkelanjutan, terutama umpan balik proprioseptif yaitu
umpan balik yang datang dari organ reseptor, seperti kinestetik otot dan tendon, yang
langsung memberikan informasi kepusat susunan syaraf. (bandingkan singer, rn.
1985, mennel, 1976 : dan baunmann,1984:129).
5) teori kibernetik, memandang manusia sebagai suatu sistem informasi. artinya dalam
menampilkan suatu respon, manusia aktif dalam menerima dan mengolah informasi
secara interne, yaitu pengolahan informasi secara berfikir. hal ini dimungkinkan,
karena manusia memiliki sistem informasi itu sendiri, yaitu alat-alat reseptor dan
sistem persyarafan.

6) teori kibernetik, memandang manusia tidak hanya sebagai organismus yang aktif
dalam menerima dan mengolah informasi, melainkan juga mampu melakukan
reproduksi dari ingatan-ingatan dan pengalaman–pengalaman yang telah dimilikinya,
serta mampu melakukan koreksi-koreksi terhadap aksi-aksi motorik yang
dilakukannya. (bandingkan meinel, 1976:65, singer, r.n, 1985:127, baumann,
1984:129).

7) adanya kemampuan manusia untuk memproduksi kembali ingatan dan pengalaman,


dimungkinkan karena manusia memiliki suatu konstalasi penyimpanan ingatan dan
pengalaman yang pada suatu saat siap diaktifkan kembali adams, dalam singer, r.n,
1985 : 113, mengemukakan bahwa : dari aksi-aksi motorik yang telah dilaksanakan,
diduga meninggalkan jejak atau bekas yang disimpan pada salah satu konstalasi
ingatan diotak, yang pada suatu waktu bisa diaktifkan atau direproduksi kembali.
aspek yang demikian, disebut dengan ingatan motorik yang juga berfungsi sebagai
bahan banding bagi individu untuk memodefikasi aksi-aksi motorik berikutnya.

8) teori kibernetik yang dibangun melalui pengembangan prinsip-prinsip teori


pemerosesan informasi dan komunikasi, dapat digambarkan melalui skema sederhana
dibawah ini.

Secara umum skema diatas dijelaskan sebagai berikut. Stimulus yang diartikan sebagai
informasi, merupakan input bagi sistem pemerosesan informasi. Informasi tersebut diterima
oleh alat-alat indera (mata, telinga, kulit otot, dan alat keseimbangan yang ada pada bagian
dalam telinga). Dalam belajar gerak, yang dimaksudkan dengan informasi adalah penjelasan-
penjelasan tentang tugas-tugas gerakan yang dilakukan, bagaimana melakukannya, faktor-
faktor apa yang harus diperhatikan, dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan melalui
bahasa verbal maupun non verbal, seperti film-film dan gambargambar.

Setelah imformasi diterima oleh alat receptor, informasi tersebut diteruskan ke pusat
susunan syaraf. Pada konstalasi ini, terjadi proses pengolahan informasi meliputi : pemberian
arti atau makna, pengambilan pengertian terhadap informasi tersebut, menemukan alternatif
respon dan pengambilan keputusan tentang respon atau aksi-aksi motorik yang akan
ditampilkan. Dalam proses analisis ini, maka pengalaman-pengalaman masa lalu (ingatan
aksi-aksi motorik) turut berperan aktif, terutama sebagai bahan banding atau pertimbangan
dalam menentukan respon yang akan ditampilkan. Analisis dan pengolahan informasi,
menghasilkan alternatif respon. Setelah itu individu tersebut sampai pada tahap pengambilan
keputusan tentang respon yang akan ditampilkan.
2.3 Penjelasan Teori Kibernetik,Dan Contoh Penerrapan
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan
dengan teori-teori yang sudah dibahas sebelumnya. Menurut teori ini, belajar adalah
pengolahan informasi. Proses belajar memang penting dalam teori ini, namun yang lebih
penting adalah system informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Asumsi lain
adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang
cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.

Implementasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran telah dikembangkan oleh


beberapa tokoh dengan beberapa teori, diantaranya:

1. Teori pemrosesan informasi


Pada teori ini, komponen pemrosesan informasi dibagi menjadi tiga berdasarkan
perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Ketiga komponen
itu adalah:
a. Sensory Receptor (SR)
SR merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.
b. Working Memory (WM)
WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu.
Karakteristik WM adalah :
1) Memiliki kapasitas yang terbatas, kurang dari 7 slot. Informasi yang didapat
hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa adanya upaya
pengulangan (rehearsal).
2) Informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya baik
dalam bentuk verbal, visua, ataupun semantic, yang dipengaruhi oleh peran proses
kontrol dan seseorang dapat dengan sadar mengendalikannya.
c. Long Term Memory (LTM)
LTM diasumsikan :
1) Berisi semua pengetahuan yang telah dimilki oleh individu
2) Mempunyai kapasitas tidak terbatas
3) Sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau
hilang. Persoalan “lupa” hanya disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan
memunculkan kembali informasi yang diperlukan. Asumsi yang mendasari teori
pemrosesan informasi ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk
hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-
kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu
keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan
proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.

Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi;
(2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7)
perlakuan dan (8) umpan balik.

2. Teori belajar menurut Landa


Dalam teori ini Landa membedakan ada dua macam proses berpikir, yaitu:
a. Proses berpikir algoritmik
Yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus,
menuju ke satu target tujuan tertentu.
b. Proses berpikir heuristik
Yaitu cara berpikir devergen yang menuju ke beberapa target tujuan sekaligus.
Menurut Landa proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang
hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui cirri-cirinya. Materi
pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, sedangkan
materi pelajaran lainnya akanlebih tepat bila disajikan dalam bentuk “terbuka” dan
memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir.

3. Teori belajar menurut Pask dan Scott


Menurut Pask dan Scott ada dua macam cara berpikir, yaitu:
a. Cara berpikir serialis
Cara berpikir ini hampir sama dengan cara berpikir algoritmik. Yaitu berpikir
menggunakan cara setahap demi setahap atau linier.
b. Cara berpikir menyeluruh atau wholist
Cara berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap
sebuah sistem informasi atau mempelajari sesuatu dari yang paling umum menuju ke
hal yang lebih khusus.
Teori belajar pengolahan informasi termasuk teori kognitif yang mengemukakan bahwa
belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan merupakan
perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori kerja manusia
mempunyai kapasitas yang terbatas. Menurut Gagne, untuk mengurangi muatan
memori kerja tersebut dapat diatur sesuai dengan:
a. Kapabilitas belajar
b. Peristiwa pembelajaran
c. Pengorganisasian atau urutan pembelajaran
Tahap sebernetik sebagai teori belajar sering kali dikritik karena lebih menekankan
pada sistem informasi yang akan dipelajari, sementara itu bagaimana proses belajar
berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh sistem informasi yang
dipelajari. Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi, pemikir, dan
pencipta. Berdasarkan itu, maka diasumsikan bahwa manusia merupakan makhluk yang
mampu mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi.

BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulaan

Teori Kybernetik ini adalah teori belajar motorik yang dikembangkan melalui teori
pengolahan informasi dan komunikasi. Di dalam teori ini prinsip-prinsip teori informasi dan
komunikasi menganalisa proses belajar motorik, baik perhatian dari stimulus, persepsi yang
berhubungan dengan ingatan/pengalaman dan kemudian proses pengambilan keputusan.
Ada 5 komponen informasi atau stimulus yang dapat mempengaruhi respon, yaitu :

 OPTIK (indra penglihatan)


 AKUSTIK (indra pendengaran)
 TAKTIL (indra peraba/kulit)
 KINESTETIK (organ otot dan syaraf)
 VESTIBULAR (alat keseimbangan/ statico dinamisator)
Dari kelima komponen ini besar pengaruhnya terhadap  aksi motorik atau respon yang
akan dihasilkan, baikkah aksi yang dihasilkan atau tidak sesuai harapan.

3.2 Saran

Hendaknya kita sebagai calon pendidik lebih banyak menganalisa teori-teori belajar
yang baru dan menerapkannya dalam proses pembelajaran seiring dengan perkembangan
informasi dan teknologi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

http://irpan91.blogspot.com/2010/12/belajar-motorik-lanjutan-teori.html
http://yayasanpendidikanalfirdaus.blogspot.com/2012/03/makalah-teori-sibernetik.html

Anda mungkin juga menyukai